KESALAHAN PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA DALAM
PENERBITAN JURNAL: REVIEW JURNAL AUTENTIK
Untuk Menenuhi Tugas Mata Kuliah “Bahasa Indonesia” yang dibina oleh Bapak Husamah,
S.Pd, M.Pd (Kuliah Semester Pendek, 2020)
Oleh:
Wiranti Mulyandari (NIM: 201810070311062)
Mahasiswa Program Studi Pendidikan Biologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,
Universitas Muhammadiyah Malang
PENDAHULUAN
Bahasa sebagai alat komunikasi baik secara lisan maupun tulisan yakni untuk
mengekspresikan suatu ide atau gagasan. Dalam mengekspresikan gagasan atau ide tentunya harus
menggunakan bahasa yang baik dan benar. Penyampaian ide atau gagasan dengan bahasa yang
baik dan benar akan memudahkan pembaca atau pendengar dalam memahaminya (Azis, 2018;
Damayanti, 2017; Mulasih & Wakhyudi, 2018). Menurut Ayudia dan Waluyo (2016) menyatakan
bahwa, menggunakan bahasa yang baik benar merupakan hal yang penting agar tujuan komunikasi
atau informasi dapat tercapai dengan mudah dan tepat. Artinya, dengan kesalahan penggunaan
bahasa tujuan komunikasi ataupun informasi tidak dapat tersampaikan dengan tepat sehingga,
dapat menimbulkan kesalapahaman antara penulis dan pembaca atau pendengar. Hal tersebutlah
salah satu alasan mengapa penggunaan bahasa yang baik dan benar diperlukan.
Bahasa Indonesia yang baik dan benar sesuai dengan kaidah merupakan keharusan dalam
menulis artikel. Artikel merupakan karya tulis yang ditinjau dari penggunaan yang bahasanya
termasuk ragam bahasa baku (Dinanti, Susetyo, & Utomo, 2019). Ragam bahasa baku artinya
bahasanya sesuai dengan aturan atau kaidah-kaidah yang telah ditentukan yakni dalam PUEBI
(Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia). Menurut (Nursyamsi, 2016) menyatakan bahwa,
pemakaian bahasa Indonesia yang baik dan benar ditentukan oleh ragam pemakaian sesuai dengan
situasi dan kondisi serta bidang kehidupan tertentu. Ragam bahasa menuntut ketaatan dalam
pemakaian kaidah-kaidah kebahasaan seperti ketepatan diksi, kesatuan paragraf, ketepatan
penulisan unsur serapan, dan kefektifan kalimat harus diperhatikan. Oleh sebab itu, aturan
penulisan artikel wajib menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar, sebab jika terjadi
kesalahan penggunaan bahasa Indonesia dalam penulisan artikel dapat mengganggu informasi
yang disampaikan kepada pembaca.
1
Kesalahan penggunaan bahasa Indonesia dalam penerbitan jurnal autentik perlu diperbaiki
dan untuk mengetahui kesalahan tersebut dalam penerbitan jurnal autentik perlu melakukan
review. Tujuan mereview jurnal autentik tersebut untuk memberikan masukan kepada penulis agar
tidak terjadi kesalahan berikutnya mengingat artikel tersebut, merupakan hal yang bisa dijadikan
referensi untuk penulis lainnya dan dapat memperkaya sumber pengetahuan dalam penggunaan
ejaan, diksi , paragraf, penulisan unsur serapan dan keefektifan kalimat bagi penulis lainnya.
METODE
Metode yang digunakan yaitu analisis literatur pada jurnal autentik. Data yang diperoleh
yaitu kesalahan-kesalahan penggunaan bahasa Indonesia dalam penerbitan jurnal autentik berupa
kesalahan diksi, kesalahan paragraf, kesalahan penulisan unsur serapan, kesalahan kefektifan
kalimat, kesalahan kata hubung, dan kesalahan penulisan kata berimbuhan. Sumber data yang
digunakan yaitu artikel pada Autentik: Jurnal Pengembangan Pendidikan Dasar dari sebuah
pencarian literatur pada website “Autentik: Jurnal Pengembangan Pendidikan Dasar STKIP PGRI
Sumenep” pada artikel Volume 4, Nomor 1 yang terbit pada tahun 2020.
Objek yang digunakan dalam analisis literatur adalah artikel-artikel pada Autentik: Jurnal
Pengembangan Pendidikan Dasar sebanyak 6 artikel pada volume 4, nomor 1 yang terbit pada
bulan Januari tahun 2020. Teknik pengumpulan data pada analisis literatur tersebut yaitu dengan
tiga tahapan. Pertama, membaca dengan saksama artikel-artikel yang akan direview dengan
membaca kritis serta berulang-ulang dengan melibatkan pengetahuan mengenai penggunaan
bahasa Indonesia yang baik dan benar sesuai dengan PUEBI (Pedoman Umum Ejaan Bahasa
Indonesia). Kedua, menandai setiap bagian-bagian teks dengan melakukan identifikasi kesalahan-
kesalahan penggunaaan bahasa Indonesia kesalahan diksi, kesalahan paragraf, kesalahan
penulisan unsur serapan, kesalahan kefektifan kalimat,kesalahan kata hubung, dan kesalahan
penulisan kata berimbuhan. Ketiga menjabarkan kesalahan penggunaaan bahasa Indonesia yang
ada sertai pembenarannya pada masing-masing artikel dari artikel 1 sampai artikel 6.
HASIL DAN PEMBAHASAN
1. ARTIKEL 1
Berdasarkan hasil review pada artikel 1 yang berjudul “Pengaruh Model Inkuiri
Berbantuan Alat Peraga Edukatif Terhadap Literasi Spasial” dalam penerbitan jurnal yaitu
Autentik: Jurnal Pengembangan Pendidikan Dasar (Yustitia, 2020), terdapat beberapa kesalahan
pengguaan bahasa Indonesia yang dapat ditemukan, antara lain:
2
a. Kesalahan Diksi
Pada artikel 1 ditemukan sebanyak 1 kesalahan diksi yang tidak sesuai dengan ketentuan
pilihan kata yang tepat, dijelaskan dengan data sebagai berikut:
Data diperoleh melalui metode tes. Peneliti menggunakan lima soal
literasi spasial yang berbentuk uraian.
Pada data tersebut terlihat kesalahan diksi yakni kata “Peneliti” dimana kata “Peneliti”
tidak diperbolehkan dalam penulisan karya ilimiah seperti skrisi, tesis, dan karya tulis ilmiah
lainnya. Kata “Peneliti” bisa diganti kata sambung lainnya seperti kata “Dengan” tetapi, tetap
melihat keefektifan kalimat agar tidak terjadi miskomunikasi antara penulis dan pembaca. Jadi,
penulisan yang benar pada data tersebut seperti berikut:
Data diperoleh melalui metode tes dengan menggunakan lima soal
literasi spasial yang berbentuk uraian.
b. Kesalahan Paragraf
Pada artikel 1 ditemukan sebanyak 1 kesalahan paragraf sebagai berikut:
Sebelum dilakukan uji perbedaan dua rata-rata,
perlu dilakukan uji normalitas untuk mengetahui
apakah kedua populasi berasal dari data berdistribusi
normal atau tidak. Berikut hasil uji normalitas posttest
kelas eksperimen dan kelas kontrol.
Pada data tersebut terlihat kesalahan paragraf yang tidak termasuk pada ciri-ciri atau syarat
dari sebuah paragraf dimana dalam sebuah paragraf memuat kelengkapan yakni adanya kalimat
penjelas atau kalimat pengembang sebagai pendukung gagasan utama. Namun, paragraf tersebut
tidak menunjukkan kelengkapan dari sebuah paragraf dengan tidak adanya kalimat penjelas atau
kalimat pengembang sebagai pendukung gagasan utama. Jadi, alangkah baiknya dari sebuah
paragraph tersebut diberi beberapa kalimat penjelasan atau kalimat pengembangan lagi agar bisa
menunjang gagasan utamanya.
2. ARTIKEL 2
Berdasarkan hasil review pada artikel 2 yang berjudul “Respon Kebijakan Pemerintah
Desa Terhadap Peraturan Bupati Tentang Wajib Madrasah Diniyah”dalam penerbitan jurnal yaitu
Autentik: Jurnal Pengembangan Pendidikan Dasar (Kuswandi et al., 2020), terdapat beberapa
kesalahan pengguaan bahasa Indonesia yang dapat ditemukan, antara lain:
3
a. Kesalahan Penulisan Unsur Serapan
Pada artikel 2 ditemukan sebanyak 1 kesalahan penulisan unsur serapan, dimana penulisan
unsure serapan dalam bahasa asing diusahakan ejaanya diubah seperlunya sehingga bentuk bahasa
Indonesianya masih dapat dibandingkan dan dipahami dengan bentuk asalnya. Dijelaskan dengan
data sebagai berikut:
Sebagai contoh konkrit, sebagaimana yang terjadi
di desa Gapura Timur Kabupaten Sumenep, bahwa
peranan madrasah diniyah takmiliyah cukup besar......
Pada data tersebut terlihat kesalahan penulisan unsure serapan pada kata “Konkrit” yang
merupakan kata serapan bahasa Inggris yaitu concrete. Dalam bahasa Indonesia penulisannya dan
tulisannya diubah tetapi diubah seperlunya yang masih dapat dibandingkan dengan bentuk asalnya
yaitu “Konkret” berarti nyata benar-benar ada (berwujud, dapat dilihat, diraba, dsb.). Jadi,
penulisan yang benar pada data tersebut seperti berikut:
Sebagai contoh konkret, sebagaimana yang terjadi
di desa Gapura Timur Kabupaten Sumenep, bahwa
peranan madrasah diniyah takmiliyah cukup besar……
b. Kesalahan Keefektifan Kalimat
Pada artikel 2 ditemukan sebanyak 1 kesalahan keefektifan kalimat, dimana kalimat yang
efektif yakni kalimatnya jelas, menggunakan variasi struktur kalimat, menggunakan diksi yang
tepat, serta mengacu pada kehematan penggunaan kata. Dijelaskan dengan data sebagai berikut:
Madrasah diniyah hampir mayoritas diselenggarakan oleh
masyarakat dan dari dan untuk masyarakat pula,
atau dikatakan pendidikan berbasis masyarakat.
Pada data tersebut terlihat kesalahan keefektifan kalimat yakni tidak mengacu pada
penghematan penggunaan kata sehingga terkesan bertele-tele. Terdapat pengulangan kata “Dan
dari dan” yang terkesan kurang efektif. Jadi, alangkah baiknya memperhatikan kehematan
penggunaan kata, tetapi tidak mengurangi makna atau mengubah informasi. Penulisan yang benar
pada data tersebut seperti berikut:
Madrasah diniyah hampir mayoritas diselenggarakan
Oleh masyarakat, dan untuk masyarakat pula, atau
dikatakan pendidikan berbasis masyarakat.
4
c. Kesalahan Ejaan
Pada artikel 2 ditemukan sebanyak 4 kesalahan ejaan yaitu kesalahan penggunaan tanda
baca serta kesalahan pemakaian huruf abjad. Dijelaskan dengan data sebagai berikut:
Kesalahan Tanda Koma (.)
(a) Oleh karena itu maka ia mempunyai hak otonomi penuh.
(b) Hal ini karena peran kepala desa di zaman modern saat ini,
telah mengalami pergeseran. perubahan sosial, ekonomi
dan pergeseran kepemimpinan kepala desa yang tidak lagi
menjadi “bapak” bagi rakyatnya.
Pada data tersebut terlihat kesalahan ejaan pada tanda baca yaitu tidak diberi tanda baca
koma (,) pada pemenggalan kata (a) “Oleh karena itu”. Berdasarkan PUEBI (Pedoman Umum
Ejaan Bahasa Indonesia) tanda koma dipakai di belakang kata atau ungkapan penghubung
antarkalimat yang terdapat pada awal kalimat. Termasuk di dalamnya “Oleh karena itu”
sehingga, penulisan yang benar pada data tersebut seperti berikut :
(a) Oleh karena itu, maka ia mempunyai hak otonomi penuh.
Selain itu kesalahan tanda baca koma pada bagian (b) setelah kata “Pergeseran” dan
sebelum “Dan” diberi tanda koma (,) bukan tanda titik (.). Berdasarkan PUEBI (Pedoman
Umum Ejaan Bahasa Indonesia) tanda koma di pakai di antara unsure-unsur dalam suatu
pemerincian atau pembilangan seperti halnya pada data tersebut yang menunjukkan kalimat
rincian sehingga, penulisan yang benar pada data tersebut seperti berikut:
(b) Hal ini karena peran kepala desa di zaman modern
saat ini, telah mengalami pergeseran, perubahan sosial,
ekonomi, dan pergeseran kepemimpinan kepala desa
yang tidak lagi menjadi“bapak” bagi rakyatnya.
Kesalahan Huruf Abjad
(a) Sebagai contoh konkrit, sebagaimana yang terjadi
di desa Gapura Timur Kabupaten Sumenep, bahwa peranan
madrasah diniyah takmiliyah cukup besar……
(b) Selain itu, juga diuraikan dalam PMA No 13 Tahun 2014
sebagaimana disebutkan di atas, bahwa pendidikan diniyah
nonformal berbentuk: madrasah diniyah takmiliyah,
pendidikan al-Qur’an, majlis taklim atau pendidikan keagamaan
Islam lainnya (pasal 45 (1)).
5
Pada data tersebut terlihat kesalahan ejaan pada huruf abjad yaitu (a) “madrasah diniyah
takmiliyah” yang tidak ditulis dengan huruf abjad dan (b) “al-Qur’an” Berdasarkan PUEBI
(Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia) huruf abjad dipakai sebagai huruf pertama dalam
ungkapan yang berhubungan dengan nama Tuhan dan juga kitab suci sehingga, penulisan yang
benar pada data tersebut seperti berikut :
(a) Sebagai contoh konkrit, sebagaimana yang terjadi
di desa Gapura Timur Kabupaten Sumenep, bahwa peranan
Madrasah Diniyah Takmiliyah cukup besar……
(b) Selain itu, juga diuraikan dalam PMA No 13
Tahun 2014 sebagaimana disebutkan di atas, bahwa
pendidikan diniyah nonformal berbentuk:
madrasah diniyah takmiliyah, pendidikan Al-Qur’an,
majlis taklim atau pendidikan keagamaan Islam lainnya
(pasal 45 (1)).
3. ARTIKEL 3
Berdasarkan hasil review pada artikel 3 yang berjudul “Implementasi Nilai Religius
Melalui Budaya Sekolah: Studi Fenomenologi” dalam penerbitan jurnal yaitu Autentik: Jurnal
Pengembangan Pendidikan Dasar (Hardiansyah & Mas’odi, 2020), terdapat beberapa kesalahan
pengguaan bahasa Indonesia yang dapat ditemukan, antara lain:
a. Kesalahan Ejaan
Pada artikel 3 ditemukan beberapa ejaan yaitu kesalahan penggunaan tanda baca, huruf miring
serta kesalahan pemakaian huruf abjad. Dijelaskan dengan data sebagai berikut:
Kesalahan Tanda Koma (,)
(a) Melalui suatu kegiatan di sekolah seperti kegiatan
rutin, kegiatan spontan, keteladanan serta pengkondisian
merupakan suatu cara menanamkan pendidikan nilai religius
kepada peserta didik di lingkungan sekolah.
(b) Pengujian keabsahan data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah ketekunan pengamatan,
triangulasi dan kecukupan referensial.
Pada data tersebut terlihat kesalahan ejaan pada tanda baca koma (,) yaitu tidak adanya
tanda baca koma (,) pada kata sebelum “Dan” dan “Serta”. Berdasarkan PUEBI (Pedoman
Umum Ejaan Bahasa Indonesia) pada tanda baca koma dipakai di antara unsure-unsur dalam
6
suatu pemerincian atau pembilangan sehingga sebelum kata “Dan” dan “Serta” harus terdapat
tanda koma karena kalimat tersebut termasuk rincian. Tidak hanya pada kalimat tersebut, tetapi
masih banyak kesalahan tandabaca koma yang ditemukan pada artikel 3 sehingga, penulisan
yang benar pada data tersebut seperti berikut:
(a) Melalui suatu kegiatan di sekolah seperti kegiatan
rutin, kegiatan spontan, keteladanan, serta pengkondisian
merupakan suatu cara menanamkan pendidikan nilai religius
kepada peserta didik di lingkungan sekolah.
(b) Pengujian keabsahan data yang digunakan dalam penelitian
ini adalah ketekunan pengamatan, Triangulasi, dan
kecukupan referensial.
Kesalahan Huruf Abjad
(a) Nilai religius meliputi nilai aqidah/ ketaatan
merupakan hubungan manusia dengan tuhan-Nya,
nilai syar’i merupakan hubungan manusia
dengan pribadinya……
(b) Menurut Madjid (2010) menjabarkan nilai Rabbaniyah
berupa: keimanan, ihsania, takwa, keikhlasan, ketawakalan,
rasa syukur dan Sabar. adapun nilai Kemanusiaan….
(c) Nilai Akhlak baik berupa kedisiplinan dan
keteladanan sudah menjadi prioritas utama
di SDN Baban 1 Sumenep.
Pada data tersebut terlihat kesalahan ejaan pada huruf abjad yaitu berdasarkan PUEBI
(Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia) huruf abjad dipakai sebagai huruf pertama dalam
ungkapan yang berhubungan dengan nama Tuhan dan juga kitab suci seperti pada (a) “tuhan-
Nya” dan huruf abjad dipakai pada kalimat awal seperti pada kata (b) “adapun” serta pada
bagian (c) tidak perlu ditulis huruf abjad mengingat huruf abjad dipakai pada kalimat awal,
sehingga, penulisan yang benar pada data tersebut seperti berikut :
(a) Nilai religius meliputi nilai aqidah/ ketaatan
merupakan hubungan manusia dengan Tuhan-Nya,
nilai syar’i merupakan hubungan manusia
dengan pribadinya……
(b) Menurut Madjid (2010) menjabarkan nilai Rabbaniyah
berupa: keimanan, ihsania, takwa, keikhlasan, ketawakalan,
7
rasa syukur dan Sabar. Adapun nilai Kemanusiaan….
(c) Nilai akhlak baik berupa kedisiplinan dan
keteladanan sudah menjadi prioritas utama
di SDN Baban 1 Sumenep.
Kesalahan Huruf Miring
Analisis data menggunakan content analysis model Miles
and Huberman (tahun).
Pada data tersebut terlihat kesalahan huruf miring, berdasarkan PUEBI (Pedoman Umum
Ejaan Bahasa Indonesia) huruf miring dipakai untuk menuliskan kata atau ungkapan dalam
bahasa daerah atau asing. Jadi, penulisan yang benar pada data tersebut seperti berikut:
Analisis data menggunakan content analysis model Miles
and Huberman (tahun).
b. Kesalahan Diksi
Pada artikel 1 ditemukan sebanyak 1 kesalahan diksi yang tidak sesuai dengan ketentuan
pilihan kata yang tepat, dijelaskan dengan data sebagai berikut:
Jadi, peneliti benar-benar melakukan penelitian
di lapangan dan mendapatkan data lapangan yang akan
diolah dalam laporan penelitian.
Pada data tersebut terlihat kesalahan diksi yakni kata “Peneliti” dimana kata “Peneliti”
tidak diperbolehkan dalam penulisan karya ilimiah seperti skrisi, tesis, dan karya tulis ilmiah
lainnya. Kata “Peneliti” bisa diganti kata sambung lainnya seperti kata “Dengan” tetapi, tetap
melihat keefektifan kalimat agar tidak terjadi miskomunikasi antara penulis dan pembaca. Jadi,
penulisan yang benar pada data tersebut seperti berikut:
Jadi, penelitian dilakukan di lapangan dan mendapatkan
data lapangan yang akan diolah dalam laporan penelitian.
c. Kesalahan Penulisan Unsur Serapan
Pada artikel 2 ditemukan sebanyak 1 kesalahan penulisan unsur serapan, dimana penulisan
unsure serapan dalam bahasa asing diusahakan ejaanya diubah seperlunya sehingga bentuk bahasa
Indonesianya masih dapat dibandingkan dan dipahami dengan bentuk asalnya. Dijelaskan dengan
data sebagai berikut:
8
hasil penelitian dengan proses yang dilakukan agar
penelitian ini obyektif dan disepakati banyak orang.
Pada data tersebut terlihat kesalahan penulisan unsure serapan pada kata “Obyektif” yang
merupakan kata serapan bahasa Inggris yaitu Objective. Dalam bahasa Indonesia penulisannya dan
tulisannya diubah tetapi diubah seperlunya yang masih dapat dibandingkan dengan bentuk asalnya
yaitu “Objektif”. Jadi, penulisan yang benar pada data tersebut seperti berikut:
hasil penelitian dengan proses yang dilakukan agar
penelitian ini objektif dan disepakati banyak orang.
4. ARTIKEL 4
Berdasarkan hasil review pada artikel 3 yang berjudul “Penggunaan Metode Talking Ball
Meningkatkan Keterampilan Bercerita Pada Mata Pelajaran Bhasa Indonesia Di Sekolah Dasar”
dalam penerbitan jurnal yaitu Autentik: Jurnal Pengembangan Pendidikan Dasar (Ngumpriyatin,
2020), terdapat beberapa kesalahan pengguaan bahasa Indonesia yang dapat ditemukan, antara
lain:
a. Kesalahan Ejaan
Pada artikel 3 ditemukan beberapa ejaan yaitu kesalahan penggunaan tanda baca, huruf
miring serta kesalahan pemakaian huruf abjad. Dijelaskan dengan data sebagai berikut :
Kesalahan Tanda Koma (,)
interaksi aktif dengan lingkungan yang menghasilkan
perubahan-perubahan dalam pengetahuan, keterampilan
dan sikap”.
Pada data tersebut terlihat kesalahan ejaan pada tanda baca koma (,) yaitu tidak adanya
tanda baca koma (,) pada kata sebelum “Dan” Berdasarkan PUEBI (Pedoman Umum Ejaan
Bahasa Indonesia) pada tanda baca koma dipakai di antara unsure-unsur dalam suatu
pemerincian atau pembilangan sehingga sebelum kata “Dan” harus terdapat tanda koma karena
kalimat tersebut termasuk rincian. Tidak hanya pada kalimat tersebut, tetapi masih banyak
kesalahan tandabaca koma yang ditemukan pada artikel 4 sehingga, penulisan yang benar pada
data tersebut seperti berikut:
interaksi aktif dengan lingkungan yang menghasilkan
perubahan-perubahan dalam pengetahuan, keterampilan, dan sikap”.
9
Kesalahan Huruf Abjad
Sumenep pada tanggal 23 Februari 2018, mata pelajaran
Bahasa Indonesia materi mendengarkan dan bercerita,
Pada data tersebut terlihat kesalahan ejaan pada huruf abjad yaitu berdasarkan PUEBI
(Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia) huruf abjad dipakai sebagai huruf pertama nama
bangsa, bahasa dan suku bangsa dimana “Bahasa” tidak ditulis dengan huruf abjad sehingga,
penulisan yang benar pada data tersebut seperti berikut :
Sumenep pada tanggal 23 Februari 2018, mata pelajaran bahasa
Indonesia materi mendengarkan dan bercerita,
Kesalahan Huruf Miring
Test ini bertujuan untuk
mengetahui hasil belajar peserta didik…
Pada data tersebut terlihat kesalahan huruf miring, berdasarkan PUEBI (Pedoman Umum
Ejaan Bahasa Indonesia) huruf miring dipakai untuk menuliskan kata atau ungkapan dalam
bahasa daerah atau asing. Jadi, penulisan yang benar pada data tersebut seperti berikut :
Test ini bertujuan untuk mengetahui
hasil belajar peserta didik…
b. Kesalahan Diksi
Pada artikel 1 ditemukan sebanyak 1 kesalahan diksi yang tidak sesuai dengan ketentuan
pilihan kata yang tepat, dijelaskan dengan data sebagai berikut:
mata pelajaran Bahasa Indonesia materi mendengarkan dan
bercerita, peneliti menemui masalah terhadap kurangnya keberanian
peserta didik….
Pada data tersebut terlihat kesalahan diksi yakni kata “Peneliti” dimana kata “Peneliti”
tidak diperbolehkan dalam penulisan karya ilimiah seperti skrisi, tesis, dan karya tulis ilmiah
lainnya. Kata “Peneliti” bisa diganti kata sambung lainnya seperti kata “Dengan” tetapi, tetap
melihat keefektifan kalimat agar tidak terjadi miskomunikasi antara penulis dan pembaca. Jadi,
penulisan yang benar pada data tersebut seperti berikut :
10
mata pelajaran Bahasa Indonesia materi mendengarkan dan
Bercerita, sehingga ditemukan masalah terhadap kurangnya
keberanian peserta didik….
c. Kesalahan Paragraf
Pada artikel 1 ditemukan sebanyak 1 kesalahan paragraf sebagai berikut:
Berdasarkan data tersebut diatas dapat diketahui bahwa
keterampilan bercerita peserta didik pada siklus I meningkat
Pada data tersebut terlihat kesalahan paragraf yang tidak termasuk pada ciri-ciri atau syarat
dari sebuah paragraf dimana dalam sebuah paragraf memuat kelengkapan yakni adanya kalimat
penjelas atau kalimat pengembang sebagai pendukung gagasan utama. Namun, paragraf tersebut
tidak menunjukkan kelengkapan dari sebuah paragraf dengan tidak adanya kalimat penjelas atau
kalimat pengembang sebagai pendukung gagasan utama. Jadi, alangkah baiknya dari sebuah
paragraph tersebut diberi beberapa kalimat penjelasan atau kalimat pengembangan lagi agar bisa
menunjang gagasan utamanya.
d. Kesalahan Penulisan Gabungan Kata
Pada artikel 4 ditemukan sebanyak 1 kesalahan paragraf sebagai berikut:
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pembelajaran
yang menitik beratkan pada metode Talking Ball sudah ada kemajuan.
Pada data tersebut terlihat kesalahan penulisan gabungan kata yakni bentuk kata yang
terikat atau bergabung menjadi satu yang memiliki makna. Gabungan kata yang terdiri dari menitik
dan beratkan tidak dapat berdiri sendiri. Jika, berdiri sendiri tidak memiliki makna maka, dari itu
kata tersebut ditulis gabung sehingga memiliki makna, Jadi, penulisan yang benar pada data
tersebut seperti berikut:
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pembelajaran
yang menitikberatkan pada metode Talking Ball sudah ada kemajuan.
5. ARTIKEL 5
Berdasarkan hasil review pada artikel 5 yang berjudul “Model Pembelajaran Pendidikan
Karakter Di MI Tarbiyatus Shibyan Jadung Dungkek Sumenep” dalam penerbitan jurnal yaitu
11
Autentik: Jurnal Pengembangan Pendidikan Dasar (Hidayat & Sukitman, 2020), terdapat beberapa
kesalahan pengguaan bahasa Indonesia yang dapat ditemukan, antara lain:
a. Kesalahan Ejaan
Pada artikel 3 ditemukan beberapa ejaan yaitu kesalahan penggunaan tanda baca, huruf
miring serta kesalahan pemakaian huruf abjad. Dijelaskan dengan data sebagai berikut:
Kesalahan Tanda Koma (,)
Pendidikan karakter merupakan salah satu topik pendidikan
yang saat ini menjadi sorotan pemerintah, guru, dosen dan
masyarakat.
Pada data tersebut terlihat kesalahan ejaan pada tanda baca koma (,) yaitu tidak adanya
tanda baca koma (,) pada kata sebelum “Dan” Berdasarkan PUEBI (Pedoman Umum Ejaan
Bahasa Indonesia) pada tanda baca koma dipakai di antara unsure-unsur dalam suatu
pemerincian atau pembilangan sehingga sebelum kata “Dan” harus terdapat tanda koma karena
kalimat tersebut termasuk rincian. Tidak hanya pada kalimat tersebut, tetapi masih banyak
kesalahan tandabaca koma yang ditemukan pada artikel 5 sehingga, penulisan yang benar pada
data tersebut seperti berikut:
Pendidikan karakter merupakan salah satu topik pendidikan
yang saat ini menjadi sorotan pemerintah, guru, dosen, dan
masyarakat.
Kesalahan Huruf Abjad
(a) Dalam proses pembelajaran berbasis karakter meniscayakan pola
pembinaan karakter secara komprehensif pada semua bidang
studi yang diajarkansia madrasah ibtidaiyah…..
(b) Kegiatan pembiasaan yang dilakukan antara lain baca Surat Yasin
tadarus al-Qur’an, apel pagi dan lain sebagainya.
Pada data tersebut terlihat kesalahan ejaan pada huruf abjad yaitu “madrasah diniyah
takmiliyah” yang tidak ditulis dengan huruf abjad dan “al-Qur’an”. Berdasarkan PUEBI
(Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia) huruf abjad dipakai sebagai huruf pertama dalam
ungkapan yang berhubungan dengan nama Tuhan dan juga kitab suci sehingga, penulisan yang
benar pada data tersebut seperti berikut:
(a) Dalam proses pembelajaran berbasis karakter meniscayakan pola
pembinaan karakter secara komprehensif pada semua bidang
12
studi yang diajarkansia Madrasah Ibtidaiyah…..
(b) Kegiatan pembiasaan yang dilakukan antara lain baca Surat Yasin
tadarus Al-Qur’an, apel pagi dan lain sebagainya.
6. ARTIKEL 6
Berdasarkan hasil review pada artikel 6 yang berjudul “Analisis Peran Pendidikan Moral
Untuk Mengurangi Aksi Bully Di Sekolah Dasar” dalam penerbitan jurnal yaitu Autentik : Jurnal
Pengembangan Pendidikan Dasar (Purnaningtias et al., 2020), terdapat beberapa kesalahan
pengguaan bahasa Indonesia yang dapat ditemukan, antara lain:
a. Kesalahan Penulisan Kata Berimbuhan
Pada artikel 4 ditemukan beberapa kesalahan penulisan kata depan, sebagai berikut:
Pada hakikatnya pendidikan merupakan hal yang sangat
di butuhkan dalam kehidupan manusia
Pada data tersebut terlihat kesalahan penulisan kata depan “di” dimana penulisan bahasa
terkadang tidak memperhatikan kata awalan. Berdasarkan PUEBI (Pedoman Umum Ejaan Bahasa
Indonesia) penulisan kata “di” tersebut seharusnya ditulis gabung atau serangkai karena kata
tersebut sebagai imbuhan bukan sebagai kata depan. Lain halnya dengan kata depan yang
menunjukkan kata tempat harus di gabung. Kata di butuhkan terbentuk dari imbuhan gabungan
di-…-kan + guna menjadi dibutuhkan sehingga, penulisan yang benar pada data tersebut seperti
berikut:
Pada hakikatnya pendidikan merupakan hal yang sangat
dibutuhkan dalam kehidupan manusia
b. Kesalahan Ejaan
Pada artikel 6 ditemukan sebanyak 1 kesalahan ejaan yaitu kesalahan penggunaan huruf
miring. Dijelaskan dengan data sebagai berikut:
Kesalahan Huruf Miring
Bullying dikatakan sebagai suatu tindakan negative
baik secara verbal
13
Pada data tersebut terlihat kesalahan huruf miring, berdasarkan PUEBI (Pedoman Umum
Ejaan Bahasa Indonesia) huruf miring dipakai untuk menuliskan kata atau ungkapan dalam bahasa
daerah atau asing. Jadi, penulisan yang benar pada data tersebut seperti berikut:
Bullying dikatakan sebagai suatu tindakan negative baik
secara verbal
c. Kesalahan Paragraf
Pada artikel 1 ditemukan sebanyak 1 kesalahan paragraf sebagai berikut:
Menurut Afin Murtie (2014:44-46)
bullying di sebabkan oleh beberapa hal :
(1) kecenderungan pelaku untuk melakukan
bullying; (2) kecenderungan korban untuk
dibully; (3) situasi yang memungkinkan
terjadinya bullying.
Pada data tersebut terlihat kesalahan paragraf yang tidak termasuk pada ciri-ciri atau syarat
dari sebuah paragraf dimana dalam sebuah paragraf memuat kelengkapan yakni adanya kalimat
penjelas atau kalimat pengembang sebagai pendukung gagasan utama. Namun, paragraf tersebut
tidak menunjukkan kelengkapan dari sebuah paragraf dengan tidak adanya kalimat penjelas atau
kalimat pengembang sebagai pendukung gagasan utama. Jadi, alangkah baiknya dari sebuah
paragraph tersebut diberi beberapa kalimat penjelasan atau kalimat pengembangan lagi agar bisa
menunjang gagasan utamanya.
Berdasarkan review dalam penerbitan jurnal yaitu Autentik: Jurnal Pengembangan
Pendidikan Dasar, terdapat beberapa kesalahan pengguaan Bahasa Indonesia yang dapat
ditemukan dari artikel 1 sampai artikel 6 terdiri dari pertama, kesalahan diksi. Dalam menulis
artikel diksi atau pemilihan kata yang tepat perlu diperhatikan karena dapat memudahkan pembaca
dalam menangkap informasi dengan tepat serta dapat menghindari miskomunikasi informasi
dalam sebuah artikel antara penulis dan pembaca. (Yahya, Andayani, & Saddhono, 2018)
menyatakan bahwa, terdapat beberapa syarat untuk mengetahui ketepatan diksi yaitu lazim, benar
artinya sesuai dengan kaidah serta tepat dalam mengungkapkan gagasan. Jadi, kesalahan diksi
yang ditemukan dalam jurnal autentik tidak memenuhi syarat berikut sehingga terjadi kesalahan
diksi
Kedua, kesalahan paragraf yakni beberapa artikel pada jurnal autentik terjadi kesalahan
paragraph karena tidak lengkap artinya tidak adanya kalimat kapenjelas atau kalimat pengembang
sebagai pendukung gagasan utama. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan bahwa, setiap paragraf
14
mengandung satu gagasan dasar dan sejumlah gagasan pengembang (Lidwina, 2013). Ketiga
kesalahan penulisan unsur serapan, dalam bahasa Indonesia penulisan dan tulisan pada unsur
serapan harus diubah tetapi diubah seperlunya. Artinya, kata tersebut seperti kata bahasa Inggris
dapat diubah menjadi bahasa Indonesia dengan catatan masih dapat dibandingkan dengan bentuk
asalnya (Prabawati, 2013). Selanjutnya terdapat kesalahan kefektifan kalimat, kesalahan kata
hubung, dan kesalahan penulisan kata berimbuhan.
KESIMPULAN
Berdasarkan review dalam penerbitan jurnal yaitu Autentik: Jurnal Pengembangan
Pendidikan Dasar, terdapat beberapa kesalahan pengguaan Bahasa Indonesia pada volume 4,
nomor 1 yang terbit pada bulan Januari tahun 2020. Unsur-unsur kesalahan penggunaan bahasa
Indonesia yang dapat ditemukan antara lain kesalahan diksi, kesalahan paragraf, kesalahan
penulisan unsur serapan, kesalahan kefektifan kalimat, kesalahan kata hubung, dan kesalahan
penulisan kata berimbuhan. Pada unsur-unsur tersebut yang memiliki kesalahan penggunaan
bahasa Indonesia paling banyak pada artikel 2 dan 4, sedangkan artikel 1, memiliki sedikit
kesalahan penggunaan bahasa Indonesia yaitu hanya ditemukan unsur kesalahan diksi dan
kesalahan paragraf saja. Namun, berbeda dengan artikel lainya yang ditemukan kesalahan
penggunaan bahasa Indonesia lebih dari 2 unsur.
SARAN
Bagi pengelola jurnal atau penulis agar mereka dapat menggunakan bahasa Indonesia yang
baik sesuai dengan aturan yang sudah ditentukan pada PUEBI (Pedoman Umum Ejaan Bahasa
Indonesia) sehingga tidak terjadi kesalahan-kesalahan penulisan artikel berikutnya dalam
penggunaan Bahasa Indonesia. Penggunaan bahasa Indonesia yang benar akan memudahkan
penyampaian pesan dalam artikel kepada khalayak/pembaca, menghindari miskonsepsi, dan
menambah/memperkuat bobot ilmiah suatu jurnal.
DAFTAR PUSTAKA
Ayudia, E. S., & Waluyo, B. (2016). Analisis kesalahan penggunaan bahasa indonesia dalam
laporan hasil observasi pada siswa SMP. BASASTRA Jurnal Penelitian Bahasa, Sastra
Indonesia Dan Pengajarannya, 4(1), 34–49.
Azis, A. (2018). Implementasi gerakan literasi sekolah pada pembelajaran bahasa Indonesia di
sekolah dasar. Autentik : Jurnal Pengembangan Pendidikan Dasar, 2(1), 57–64.
Damayanti, R. (2017). Penggunaan bahasa alay pada bullying anak di media sosial. Autentik :
Jurnal Pengembangan Pendidikan Dasar, 1(2), 1–11.
Dinanti, N. F., Susetyo, S., & Utomo, P. (2019). Analisis kesalahan penggunaan bahasa
indonesia pada jurnal Ilmiah Pendidikan MIPA FKIP Universitas Bengkulu. Jurnal Ilmiah
Korpus, 3(2), 191–202.
15
Hardiansyah, F., & Mas’odi, M. (2020). Implementasi nilai religius melalui budaya sekolah:
Studi fenomenologi. Autentik: Jurnal Pengembangan Pendidikan Dasar, 4(1), 15–24.
Hidayat, H., & Sukitman, T. (2020). Model pembelajaran pendidikan karakter di mi tarbiyatus
shibyan jadung dungkek sumenep. Autentik : Jurnal Pengembangan Pendidikan Dasar,
4(1), 33–40.
Kuswandi, I., Wajdi, M. B. N., Faruq, U. Al, Zulhijra, Z., Khairudin, K., & Khoiriyah, K.
(2020). Respon kebijakan pemerintah desa terhadap peraturan bupati tentang wajib
madrasah diniyah. Autentik: Jurnal Pengembangan Pendidikan Dasar, 4(1), 7–14.
Lidwina, S. (2013). Penulisan paragraf dalam karya ilmiah mahasiswa. Jurnal STIE Semarang,
5(1), 38–47.
Mulasih, M., & Wakhyudi, Y. (2018). Deviasi kata dan perubahan makna bahasa pada sosial
media. Autentik : Jurnal Pengembangan Pendidikan Dasar, 2(2), 99–107.
Ngumpriyatin, N. (2020). Penggunaan metode talking ball untuk meningkatkan keterampilan
bercerita pada mata pelajaran bahasa Indonesia di sekolah dasar. Autentik: Jurnal
Pengembangan Pendidikan Dasar, 4(1), 25–32.
Nursyamsi, N. (2016). Kesalahan penulisan kata bahasa indonesia dalam jurnal ilmiah sains dan
teknologi. Multilingual, 15(2), 192–204.
Prabawati, N. (2013). Unsur serapan dalam Novel 5 cm karya Donny Dhirgantoro dan
implikasinya. Jurnal Kata (Bahasa, Sastra, Dan Pembelajarannya, 1(7), 1–13.
Purnaningtias, F., Aika, N., Fasihah, L., Farisi, M. S. Al, Sucipto, A., & Putri, Z. M. B. (2020).
Analisis peran pendidikan moral untuk mengurangi aksi bully di sekolah dasar. Autentik:
Jurnal Pengembangan Pendidikan Dasar, 4(1), 42–49.
Yahya, M., Andayani, A., & Saddhono, K. (2018). Hubungan penguasaan kosakata dengan
kesalahan diksi dalam kalimat bahasa Indonesia mahasiswa BIPA level akademik. Jurnal
Kredo, 1(2), 53–70.
Yustitia, V. (2020). Pengaruh model inkuiri berbantuan alat peraga edukatif terhadap literasi
spasial. Autentik : Jurnal Pengembangan Pendidikan Dasar, 4(1), 1–6.