Peserta kuliah wajib hadir dalam setiap sesi perkuliahan.
Ketidakhadiran dalam perkuliahan akan mengurangi nilai
akhir.
Jika tidak dapat hadir kuliah karena sakit atau alasan lainyang dapat dipertanggungjawabkan, harus menunjukkan
surat sakit atau surat dari orang tua/wali tentang
ketidakhadiran tersebut.
Mahasiswa akan mendapatkan materi kuliah tentang ke-
astronomi-an, ke-ilmu bumi-an, ke-senirupa-an, dan ke-
ilmu hayati-an; yang diberikan oleh dosen bidang ilmuterkait (AS, FITB, FSRD, dan SITH)
Aturan Perkuliahan
Angka akhir dihitung berdasarkan komponen-komponen
penilaian, yaitu: ujian tengan semester (UTS), ujian akhir (UAS),
kuis dan tugas.
Komposisi masing-masing komponen terhadap angka akhir
adalah: AA = 30% UTS + 30% UAS + 20 Tugas + 20% (Kuis + kehadiran)
Nilai akhir ditentukan berdasarkan angka akhir, yaitu:
A : AA ≥ 80,0
B : 60,0 ≤ AA ≤ 80,0
C : 50,0 ≤ AA ≤ 60,0
D : 40,0 ≤ AA ≤ 50,0
E : AA < 40,0
Penilaian
Ujian (UTS dan UAS) hanya dilaksanakan pada waktu yang
telah dijadwalkan
Kuis akan diberikan di akhir setiap sesi (Total 5 kuis: 1 AS, 1
FITB, 1 FSRD, 2 SITH )
Di akhir kuliah, akan ada tugas (dikerjakan berkelompok, per
kelompok 10 orang). Jenis dan informasi lain berkenaan
dengan tugas akan diberikan kemudian
Lain-lain
Perbedaan Sains (Science)
dengan
Seni (Art)
Fungsi Seni
(Function of Art)
Meniru Alam
Seni merupakan “alat” untuk “meniru”, menggambarkan keberadaan obyek alam dan
lingkungan sekitarnya (depicting real life event/object, mimesis)
“The Harvester”
(Julien Dupree – 1880)
“In the Pasture”
(Julien Dupree – 1883)
The arrival of HMS Beagle
Seni dan Agama
Seni merupakan “alat” untuk “menumbuhkan, memperkuat, mengekspresikan”
esensi keagamaan dan kepercayaan/keyakinan – expressing beliefs/faiths
Seni dan “Taste”
Seni merupakan “alat” untuk menunjukkan, menumbuhkan, mengarahkan cita rasa
(taste) manusia (exposing and directing taste)
Sculpture “Ship” (Finland)
Seni dan Fantasi/Imajinasi
Seni merupakan “alat” untuk menunjukkan, menyalurkan, mengeluarkan ide-ide
imajinatif dan/atau fantasi (exploring fantasy/imagination)
Crucifixion
(Salvador Dali, 1931)Spaceship Render
Seni dan Kesenangan (Hedonistik)
Seni merupakan “alat” untuk mengeksplorasi kesenangan dan ekspresi hidup
(exploring and enjoying life)
Karya Basoeki Abdullah
Seni dan Ekspresi
Seni merupakan “alat” untuk menunjukkan, menyalurkan emosi, dan
mengekspresikan diri (expressing self)
Franz Kline – Chief (1950)
Jackson Pollock - Fathom Five
Seni dan Kritik Sosial
Seni merupakan “alat” untuk menunjukkan, menyampaikan, dan mengekspresikan
kritik atas kondisi sosial dan/atau gejolak politik (delivering critics on social issues)
Karya Wang Guanxi Karya Tisna Sanjaya
Seni dan Lingkungan
Seni merupakan “alat” untuk mengugah, mendidik, mengekspresikan kondisi yang
berkaitan dengan lingkungan alam (expressing concerns on environment)
Sunaryo, TV Log, 1998
Seni dan Kebangsaan
Seni merupakan “alat” untuk mengugah, mengekspresikan nasionalisme dan
kesadaran berbangsa (expressing nationalism)
Penangkapan P Dipenogoro (R Saleh)
Seni bukan sekedar lamunan, seni
memiliki peran penting dalam
mengapresiasi tatanan sosial-budaya
dan menginspirasi masa depan
Gaya dalam
Seni
Naturalisme
Impresionisme
Ekspresionisme
Realisme
Dadaisme
Kubisme
Optical Art
Kinetic Art
Happening Art
Installation Art
Realisme
Aliran/gaya dalam seni yang ‘menggambarkan’ obyek alam dalam kehidupan
kontemporer secara akurat dan detail. Konsep realisme menolak idealisasi imajinatif
dan lebih mementingkan observasi akurat dari obyek.
“We are all mad here”
Whistler Mother (James A McNeill)
Dada
Aliran/gaya dalam seni yang menolak konsep tradisional proses artistik, dikenal
sebagai kelompok anti kreasi estetis yang ‘muak’ atas nilai-nilai borjuis pasca PD I.
Kreasinya banyak menggunakan kolase, montase foto, konstruksi temuan obyek.
Compilation – Kandisnky
Impresionisme
Aliran/gaya dalam seni yang berupaya ‘merekam’ realitas visual secara obyektif dan
akurat pada obyek, yang dihasilkan oleh efek cahaya dan warna yang sifatnya
temporal. Seniman pengusung aliran impresionisme a.l. Claude Monet, P Auguste
Renoir, Camille Pissaro, Alfred Sisley, Berthe Morisot, dan Frederic Bazille.
Claude MonetPierre Auguste Renoir
Ekspresionisme
Aliran/gaya dalam seni yang berupaya mengungkap emosi dan respon subyektif
terhadap obyek dan/atau kejadian disekeliling; dengan cara distorsi, melebih-
lebihkan, primitivisme, serta aplikasi elemen rupa secara kuat, kasar, dan dinamis.
Claude Monet
Jackson PollockMark Rothko
Kubisme
Aliran/gaya dalam seni yang berupaya menolak pandangan tradisional akan kaidah–
kaidah perspektif, penggunaan model, serta pendekatan seni sebagai upaya meniru
alam. Kubisme lebih menekankan pada penggambaran obyek secara datar 2
dimensional yang di-fragmentasi. Seniman pengusung aliran kubisme a.l. Pablo
Picasso, Geoges Braque, dan Liubov Popova.
Liubov Popova (1913-4)
OpArt
Aliran/gaya dalam seni yang berupaya memvisualisasikan ilusi optik, melalui
manipulasi sistematik dan akurat terhadap bentuk dan warna sehingga dihasilkan
efek flicker yang dapat dipersepsi secara visual.
Bridget Riley (Metamorphosis, 1964) Victor Vasarelly (1967)
Seni Nusantara
Seni untuk Agama
Susunan Sesaji sebagai bagian kegiatan ritual (Bali)
Bangunan tradisional (Istana Pagaruyung – Sumbar)
Patung ukir kayu (Ubud – Bali)
Seni Vernakular
Pohon ‘ilmu’
Seni
Lukis
Patung
Keramik
Grafis
Mosaik
Kaca-patri
Furnitur
Kria
Puisi
Prosa
Pantun
Proses
‘Berkreasi’
Proses Kreasi
Seni
Kreasi Estetik
MIMESIS
EKSPRESIF
FORMALIS
INSTRUMENTALIS
Julianne Merrow-Smith, Still Life with Autumn Fruits
MIMESIS: Meniru realitas yang ada di alam
Affandi, Ibuku (1941)
Dunadi, Petah (1989)
MIMESIS
Emil Nolde, Dance Around the Golden Calf (1910)
Henri Matisse, Woman with a Hat (1905)
EKSPRESIF: Seni sebagai Ekspresi Emosi
Bagong Kusudiarjo, Penari (1991)
Affandi, Potret Diri dan Pipanya (1971)
EKSPRESIF
Pablo Picasso, les Demoiselles de Avignon – Cubism
Kasimir Malevich, Black Square and Red Square (1915) – Suprematism
FORMALIS: Seni sebagai Organisasi Elemen-elemen Rupa
Mark Rothko, Untitled (1949)
Mark Rothko, White Over Red (1957)
Mark Rothko, No 13 (1958)
FORMALIS
Barbara Kruger, We don’t Need Another Hero (1987) – Feminist Art
Astari Rasjid
INSTRUMENTALIS: Seni sebagai Alat Penyampai Pesan/Ideologi
Tisna Sanjaya, 32 Tahun Berpikir Dengan Dengkul (1999)
Arahmaiani, Stitching the Wound (2006 )
INSTRUMENTALIS: Seni sebagai Alat Penyampai Pesan
Contoh
Perjalanan Kreasi
Seniman
Peristiwa pemboman Guernica pada
tanggal 26 April 1937 menewaskan
sekitar 900 orang penduduk sipil tak
bersenjata. Serangkaian foto yang
mendokumentasikan perist iwa
tersebut muncul di berbagai surat
kabar di Paris, dimana pada saat itu
Picasso menetap. Dari dokumentasi
di surat kabar itulah Picasso
mengembangkan gagasannya.
Warna lukisannya diilhami oleh foto
hitam-putih di surat kabar,
menyatakan sikap menentang
peperangan dan ketidakadilan yang
dilakukan terhadap orang-orang yang
tidak berdaya.
Eksplorasi Visual
Understanding
Pictures
BERKENALAN DENGAN RWD & NPM
• Gambar yang kita kenal sejak kelas 1 sekolah dasar
adalah gambar NPM (Natural - Perspektip –
Momenopname): foto, slide, film, TV, lukisan, dsb.
• Sebenarnya ada sistem menggambar yang lain yaitu
sistem RWD (Ruang – Waktu – Datar), yang
digunakan oleh gambar “Tradisi” (Prasejarah, Primitip,
tradisi, Anak)
• Mari kita berkenalan dengan RWD terlebih dahulu,
yang telah ada sejak prasejarah.
• Gambar RWD berdimensi waktu, jadi bisa bercerita, seperti film & TV; Tanpa bingkai (frame), dari kepala sampai kaki, tampak khas, digeser; ada yang diperbesar, ada yang diperkecil; bisa menggambar gerak; objek yang sama digambar lebih dari sekali; ada lapisan latar; ada insert, dissolve, mix; dsb.
• Sejumlah pakar menyebut bahwa gambar prasejarah yang RWD dengan Bahasa Rupanya merupakan cikal bakal film/tv
CIRI – CIRI RWD
RWD RIWAYATMU DULURWD RIWAYATMU DULU• Manusia Prasejarah sampai sekitar Renesansa, di seluruh
dunia, termasuk barat (kecuali Yunani), menggambar dengan
sistem RUANG WAKTU DATAR. Karena berdimensi waktu,
maka bisa bercerita– berkembanglah apa yang di sebut Bahasa
Rupa. Jadi gambar RWD untuk bercerita.
NPM DIMULAI DI YUNANI KUNO: 8 – 1 SMArtemesian Zeus, perunggu , abad 5 SM Pemuda Antikythena
perunggu , abad 4 SM
Venus Genetrix, abad 3 SM
Venus de Milo, Alexandros
Marmer, 130-90 SM.
MAHSABNATURALIS
Discobolus – Myron aslinya perunggu, abad 5 SM
PERKEMBANGAN NATURALIS JADI NPM PERKEMBANGAN NATURALIS JADI NPM
1687 Fisika Klasik Newton memisahkan waktu dari ruang. Seni rupa
Barat (lukisan & patung) jadi seni ruang. Ia mampu berikan ilusi
ruang (3 dimensi: panjang, lebar, tinggi), tapi kehilangan dimensi
waktu.
Perkembangan Fisika - lensa
, Kamera obscura,
photography
Senirupa Barat sejak
Renesan memakai sistem
menggambar NPM (Naturalis
– Perspektip – Moment
opname).
Abad XV – XVI, Leonardo da Vinci, Massacio, Albrecht Durer dengan
bantuan matematika menemukan teori Perspektip
CIRI –CIRI NPM• “DITEMBAK” DARI SATU ARAH, SATU JARAK, SATU WAKTU
• JADI GAMBAR MATI “STILL PICTURE” & PATUNG TAK BERGERAK
• MEMENANGKAN RUANG – KESAN 3 DIMENSI
• KEHILANGAN DIMENSI WAKTU
• SEPERTI DILIHAT MATA, “CEKLIK” SEPERTI MEMOTRET
MELALUI KOLONIALISME NPM BERGLOBALISASI
GAMBAR
TRADISI INDONESIA
TAK PERNAH NPM !
TAPI RWD !
Seni Einstein fisika
modern
FISIKA MODERN EINSTEINMemberikan bukti – Teori Kerelatifan Khusus (1905)
Bidang: 3 dimensi (panjang-lebar-WAKTU )
Objek: 4 dimensi
(panjang-lebar-tinggi-WAKTU )
Untuk Seni rupa:
“Waktu dan ruang tak dapat dipisahkan.
Tiap objek di alam memiliki ruang dan
waktunya sendiri sendiri yang tidak persis
sama satu dengan yang lain, Namun
objek objek tsb bisa menjadi bagian dari
tema yang sama”
Sistem menggambar RWD
(Ruang-Waktu Datar)
Teori Kerelatifan Einstein = Fisika modern dan memakai matematika tingkat tinggi, abstrak dan sulit
dimengerti.
Tapi mudah dijelaskan dengan gambar tradisi. Kita pakai gambar anak usia 6 tahun dari Indonesia sebagai kasus .
Dinding Lorong 1, Baris Atas, panel 49, judul “Sayembara memanah”; Sastranya: 4 paragrap tersebar
di 3 halaman
Bisa juga dijelaskan dengan gambar tradisi. Kita pakai relief cerita candi Borobudur sebagai kasus .
GAMBAR TRADISI = CIKAL BAKALGambar “Tradisi” (prasejarah, primitip, tradisi, anak) yang RWD,
sudah ada insert, dissolve, mixed (lapisan latar), akrab dengan teori
Relativitas Einstein
Seakan sudah manfaatkan “sejumlah kamera”, ramalkan munculnya
teknologi TV abad ke 20
Gambar prasejarah = cikal bakal berbagai ilmu,
Gambar “Tradisi” bentuk lain dari matematika & fisika
GAMBAR TRADISI = MULTIDISIPLIN
Seni rupa, Film, Televisi bukan hanya ekspresi pribadi untuk bercerita
Untuk berceritapun sudah di-manfaatkan disiplin ilmu dan teknologi lain=kerja multidisiplin
Sudah sejak gambar prasejarah Yang RWD.
Berimajinasi yang terungkap jadi citra: magi, mite, trans (“Psikologi”)
Cat, kwas: (“Pengetahuan bahan”, “Kimia”, “Teknologi”)
Pemilihan bidang garca: di gua dalam hutan, tebing pantai, yang kramat: (“Geodesi” , “Grografi”, “Pengetahuan Lingkungan”)
ILMUILMU SENISENI
TEKNOLOGITEKNOLOGI
SENISENIDESAINDESAIN
FILMFILM
MULTIDISIPLIN = KERJASAMA
Apapun yang dihasilkan ilmu & teknologi sampainya pada manusia umumnya melalui rupa, perlu kerjasama “trio” Ilmu – Teknologi – Seni rupa
Seniman bukan semata melaksanakan order, karya tetap merupakan ekspresi pribadi, sebab masalah yang sama bila divisualisasikan seniman lain akan berbeda hasilnya – khas, ada warna pribadi senimannya.
Seni rupa, Desain, Film, TV suka tak suka memang harus multidisiplin, lebih multidisiplin daripada disiplin ilmu dan teknologi lainnya.
KOMBINASI RWD & NPM• Kombinasi RWD dan NPM sudah ada sejak prasejarah.• Bila bisa dikenali, itu segi naturalisnya:
- Naturalis bisa dikenali, seperti dilihat mata, - Naturalis tapi di stilasi, ada aneka tampak, sinar X, berkeliling, digeser, diperbesar yang penting, dsb.
• Lukisan PICASSO, saat permulaan kubisme• Kombinasi NPM & RWD• NPM: ada frame, sebagian gambar dilukis naturalis – seperti dilihat
mata (disederhanakan).
MEMBACA GAMBAR MEMBACA GAMBAR -- 11
RWD: wajah aneka tampak – tampak muka &
samping, boneka kuda tampak samping
DIBACANYA:
Anak perempuan ini memalingkan mukanya, dari melihat kedepan, menoleh kesamping mencium anak kecil yang
dipegang tangan kanan, tangan kiri memegang boneka kuda
• DENGAN BAHASA RUPA KITA BISA MEMBACA GAMBAR
Contoh borobudur & gambar anak yang RWD telah diberikan
• Dede Eri Supria pelukis kotemporer Indonesia• Kombinasi NPM & RWD• NPM: Ada sejumlah kolom, di tiap kolom = NPM• RWD: Semua kolom (lapisan latar) waktunya berbeda,
• DIBACANYA: Penabuh gendang menabuh gendangnya bertalu talu mengikuti irama lagu
MEMBACA GAMBAR MEMBACA GAMBAR --22
Manusia masa kini tak perlu sombong, perlu rendah hati
dan mau belajar dari masa lalu, bahkan sampai
prasejarah, masih banyak mutiara dan konsep yang
terpendam yang bisa diangkat untuk karya di hari ini
maupun hari esok.
Keampuhan “Trio” Ilmu – Teknologi – Seni perlu terus
dibina dan dikembangkan.
KESIMPULAN