Download - Kewirausaan-Perencanaan Sapi Potong
BUSSINES PLANPETERNAKAN SAPI POTONG DI KABUPATEN BANYUMAS” D’M GUMARANG FARM ”
Disusun oleh:
1. YOCHIE ANGGIH B. D1E008123
2. ARIE NURDIANSYAH D1E008130
3. RACHMAT H. D1E008133
4. PUGUH ARIF W. D1E008143
5. AJI BADRUZZAMAN D1E008147
6. BENTAR M.W. D1E010001
7. AHMAD RIO S. D1E010002
8. YANS PANGERUNGAN D1E010003
9. RIZWAN NURDIANA D1E010004
Kelompok : 2
Kelas : A
DEPRTEMEN PENDIDIKAN NASIONALUNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS PETERNAKANPURWOKERTO
2012
I. PENDAHULUAN
Kabupaten Banyumas yang beribukota di Purwokerto, merupakan salah satu
dari 35 kabupaten di wilayah provinsi Jawa Tengah yang terletak diantara
108°39’17”-109°27’15” Bujur Timur dan 7°15’05” - 7°37’10” Lintang Selatan.
Wilayah Kabupaten Banyumas berbatasan dengan beberapa kabupaten. Sebelah
utara berbatasan dengan Kabupaten Tegal dan Kabupaten Pemalang; sebelah
timur dengan Kabupaten Purbalingga, Kabupaten Banjarnegara, dan Kabupaten
Kebumen; sebelah selatan dengan Kabupaten Cilacap; dan sebelah barat dengan
Kabupaten Cilacap dan Kabupaten Brebes.
Wilayah Banyumas memiliki luas 132.759 Ha, sekitar 4,08% dari luas
wilayah Provinsi Jawa Tengah. Lahan sawah di Kabupaten Banyumas luasnya
sekitar 32.881 Ha atau sekitar 24,77% dari wilayah Kabupaten Banyumas dan
sekitar 10.468 Ha merupakan sawah dengan pengairan teknis. Sisa tanah seluas
75,23% atau sekitar 99.878 Ha adalah lahan bukan sawah dengan 18.627 Ha atau
18,65% merupakan tanah untuk bangunan dan pekarangan/ halaman. Wilayah
Kabupaten Banyumas merupakan daerah dataran yang terbesar (45%) di bagian
tengah dan selatan serta membujur dari barat ke timur. Ketinggian wilayah
Kabupaten Banyumas sebagian besar berada pada kisaran 25-100 m dpl, yaitu
seluas 42.310,3 Ha dan 100-500 m dpl, yaitu seluas 40.385,3 Ha. Kabupaten
Banyumas mempunyai kemiringan yang terbagi dalam 4 ( empat ) kategori yaitu:
a. 0–2 meliputi areal seluas 43.876,9 Ha atau 33,05% (tengah dan selatan),
b. 2–15 meliputi areal seluas 21.294,5 Ha atau 16,04% (sekitar Gunung
Slamet),
c. 15–40 meliputi areal seluas 35.141,3 Ha atau seluas 26,47% (lereng Gunung
Slamet), dan
d. Lebih dari 45 meliputi areal seluas 32.446,3 Ha atau seluas 24,44% (Gunung
Slamet).
Kabupaten Banyumas mempunyai iklim tropis basah dengan rata-rata suhu
udara rata-rata 26,3C. Suhu minimum sekitar 24,4C dan suhu maksimum sekitar
30,9C selama tahun 2007 di Kabupaten Banyumas terjadi hujan rata-rata
pertahun sebanyak 109 hari dengan curah rata-rata 2.897 mm per tahun.
Kecamatan yang paling sering terjadi hujan di Kabupaten Banyumas
adalah Kecamatan Jatilawang dengan 109 hari hujan dan curah hujan pertahun
mencapai 3.210 mm selama tahun 2007. Sedangkan Kecamatan yang paling
sedikit terjadi curah hujan Kecamatan Sokaraja dengan 40 hari hujan dan curah
hujan mencapai 759 mm.
Penduduk kabupaten Banyumas pada akhir tahun 2003 tercatat sebesar
1.524.901 jiwa atau naik sebesar 15.534 jiwa. Dengan rata-rata laju pertumbuhan
penduduknya pertahun (2006-2007) sebesar 1,03 persen, yang berarti mengalami
percepatan pertumbuhan sebesar 0,28 persen dari kurun waktu sebelumnya (2004-
2005). Laju pertumbuhan menurun terlihat cukup berfariasi, tertinggi ada pada
Kecamatan Rawalo sebesar 8,78 persen dan yang terendah pada Kecamatan
Banyumas yakni sebesar 0,18 persen.
Rasio jenis kelaminnya pada akhir tahun 2007 sebesar 99,66; yang berarti
dari setiap 100 penduduk perempuan terdapat sekitar 99 penduduk laki-laki.
Jumlah rumah tangga pada akhir tahun 2007 sebesar 397.755 atau naik sebesar
8.810 rumah tangga (2,27 persen) dari tahun sebelumnya. Rata-rata jiwa perumah
tangga sekitar 4 jiwa. Dengan yang terendah pada Kecamatan Lumbir sekitar 3
jiwa dan yang tertinggi pada Kecamatan Purwokerto Utara sekitar 5 jiwa.
Kesadaran masyarakat akan terpenuhinya gizi yang terus meningkat
dipengaruhi oleh meningkatnya pengetahuan, pendapatan dan penghasilan dari
masyarakat serta kesadaran untuk hidup sehat dengan tujuan meningkatkan
kualitas sumber daya manusia. Sub sektor peternakan merupakan salah satu
sumber yang mampu mememenuhi kebutuhan gizi masyarakat dengan berbagai
macam produk ternak yang salah satunya adalah daging, khususnya daging sapi.
Dari data statistik yang ada, ternyata kebutuhan gizi masyarakat di daerah
Banyumas dan sekitarnya belum terpenuhi. Hal tersebut disebabkan karena
ketidaksesuaian antara jumlah penduduk di kab. Banyumas dan sekitarnya dengan
produksi daging yang dihasilkan. Kekurangan kebutuhan gizi tersebut diatasi
dengan mendatangkan atau membeli daging dari daerah lain. Tetapi, upaya
tersebut tidak efisien karena akan memperbesar anggaran atau pengeluaran
daerah.
Efisiensi dalam pemenuhan kebutuhan gizi tersebut dapat ditingkatkan
apabila ada peran aktif dari masyarakat dalam hal ini melalui kegiatan usaha
peternakan sapi potong. Peningkatan usaha sapi potong dapat dilakukan dengan
melakukan manajemen pemeliharaan sapi potong yang baik sehingga
menghasilkan produk daging yang baik pula dari segi kualitas maupun
kuantitasnya.
Adanya produksi daging yang baik akan sangat bermanfaat bagi pemerintah
daerah dan masyarakat secara umum karena dengan produksi daging yang baik
akan mengurangi ketergantungan dengan daerah lain apalagi di era otonomi
daerah sekarang yang sangat mengandalkan potensi dari daerah masing-masing,
kemudian kebutuhan masyarakat akan gizi dalam hal ini daging dapat terpenuhi,
selain itu akan meningkatkan efisiensi biaya daerah dan dapat meningkatkan
pendapatan daerah.
Peningkatan usaha peternakan sapi potong tersebut tidak hanya
membutuhkan peran aktif masyarakat, tetapi diperlukan juga peran aktif dari
pemerintah daerah dan lembaga-lembaga yang terkait untuk memberikan fasilitas
dan ruang gerak bagi kegiatan usaha peternakan sapi potong. Selain itu, kegiatan
usaha peternakan sapi potong memerlukan manajemen yang baik dalam
pemeliharaan, ataupun pengelolaan. Berdasarkan hal tersebut, diperlukan adanya
perencanaan usaha dengan memperhatikan beberapa aspek yang mungkin
dihadapi sehingga diharapkan semua masalah yang timbul dapat diatasi dan
diselesaikan dengan baik.
II. PERMASALAHAN
Kabupaten Banyumas merupakan kabupaten yang cukup luas dengan luas
wilayah 132.759 Ha sekitar 4,08% dari luas wilayah Propinsi Jawa Tengah. Luas
wilayah ini tentunya jumlah penduduknya pun cukup banyak. Penduduk yang
banyak akan membutuhkan bahan pangan yang banyak pula, begitu pula
kebutuhan akan protein hewani asal ternak.
Usaha peternakan yang diusulkan merupakan usaha yang memiliki
perkembangan cukup lambat di daerah Banyumas. Persaingan dalam usaha
peternakan khususnya yang menghasilkan daging sapi belum terlalu ketat,
sehingga prospeknya cukup baik Masalah usaha yang ingin di selesaikan dalam
usaha Peternakan sapi potong di Kabupaten Banyumas adalah Menghasilkan
produk daging kepada masyarakat, mempertahankan kontinuitas produk daging
dan pemanfaatan limbah pertanian sebagai pakan sapi potong.
III. TUJUAN, SASARAN DAN MANFAAT
A. Tujuan
1. Memperoleh keuntungan usaha guna memaksimalkan return of investment
2. Menyediakan lapangan pekerjaan bagi masyarakat disekitar lokasi
3. Ikut membantu dalam meningkatkan hasil produksi peternakan
4. Menyediakan protein hewani asal ternak guna peningkatan gizi
masyarakat
B. Sasaran
1. Laba Perusahaan semakin meningkat setiap tahun
2. Pemenuhan kebutuhan daging sapi regional, nasional, dan ekspor nantinya
3. Peningkatan kesejahteraan masyarakat sekitar lokasi
C. Manfaat
1. Tercapainya laba perusahaan
2. Kesempatan kerja dan pendapatan masyarakat
3. Mengurangi penggunaan devisa negara
4. Tercukupinya kebutuhan protein hewani masyarakat
5. Kelestarian sumber daya alam
IV. IDENTIFIKASI
A. Faktor Produksi
Elemen Strengthens/ Kekuatan Weakness/ Kelemahan
Opportunities/ Peluang
Threats/ancaman
Input Daerah Baturaden
mempunyai lahan yang cukup luas dan kaya akan hijauan
Bibit sapi yang dipelihara termasuk jenis bibit unggul.
Tenaga kerja relatif murah.
Pemanfaatan lahan hijauan kurang optimal.
Bibit sapi impor yang perlu adanya adaptasi lingkungan
Banyak investor yang tertarik.
Banyak tersedia pakan.
Lahan untuk usaha peternakan cukup luas.
Sarana dan prasarana transporta-si kurang memadai.
Proses Pengelolaan
reproduksi yang intensif
Pemenfaatan tenaga kerja efisien
Adanya laboratorium memproduksi straw sapi jenis simental.
Adanya penanganan pasca panen
Penanganan pasca panen kurang diperhatikan
Proses produksi berjalan dalam jangka waktu lama
Letak geografis cukup mendu-kung
Besar peluang penggunaan teknologi tepat guna
Penyakit pada ternak.
Perusaha-an sejenis
Out-put
Produk berupa daging yang berkualitas
Adanya hasil ikutan yang mendukung hasil utama
Daging merupakan bahan yang mudah rusak
Diversifikasi produk rendah
Kebutuhan masyara-kat akan produk asal ternak belum tercukupi.
Maraknya sapi impor yang lebih murah.
Outcome
Menyediakan potein hewani asal ternak
Produk mampu bersaing dipasaran
Rencana harga output masih da atas daging impor
Membuat produk yang lebih bervariasi
subtitusi bagi daging sapi
B. Faktor Manajemen
Elemen Strengthens/ Kekuatan
Weakness/ Kelemahan
Opportunities/Peluang
Threats/ Ancaman
Input .Adanya
spesifikasi perbidang.
Organisasi pembangunan proyek yang kompleks
Pembangunan proyek jangka panjang perlu pengorganisasian yang lebih mendetail
Mudahnya akses informasi mengenai teknik pemeliharaan terbaru.
Penyakit pada ternak khususnya yang zoonosis.
Cepatnya perkembangan teknologi
Proses Pola
pemeliharaan intensif dengan teknologi tepat guna.
Implementasi organisasi bisnis dan pembangunan yang spesifik
Sulitnya koordinasi antar bidang
Skala pemeliharaan besar mebuka peluang penerapan setiap teknologi terbaru lebih efisien
Keinginan tenaga terlatih untuk mendirikan usaha sendiri
Penyakit pada ternak khususnya yang zoonosis.
Output
Organisasi memunculkan orang orang yang berdedikasi tinggi
Pola manajemen terarah dan terencana
Program yang berkesi-nambungan dalam setiap bidang.
Besarnya usaha menyulit-kan pengawas-an teknis di lapangan
Banyaknya sumberdaya pengelola organisasi di sekitar perusahaan yang notabene dekat dengan institusi pendidikan
Persaingan yang tidak sehat dalam dunia usaha
Outcome Membuka lapangan pekerjaan sehingga menarik simpati konsumen
Alih informasi semakin mudah
Perdagangan global
C. Faktor Sumberdaya Manusia
Elemen Strengthens/ Kekuatan
Weakness/ Kelemahan
Opportunities/ Peluang
Threats/ Ancaman
Input Sumber Daya
Manusia yang cukup besar.
Setiap manajer bidang merupakan tenaga yang terlatih sesuai dengan bidangnya.
manajer merupakan fresh graduate
Rendahnya tingkat pendidikan pegawai kandang.
Mudahnya akses informasi mengenai teknik pemeliharaan terbaru.
Banyaknya SDM yang tersedia memungkinkan pemilihan pegawai secara selektif
Proses Adanya
peningkatan SDM melalui pelatihan–pelatihan
Karyawan kandang umumnya dari masyarakat sekitar yang sudah memiliki pengalaman beternak
Minimnya pengalam-an
Dekat dengan perguruan tinggi yang sering mengadakan seminar dan pelatihan dalam bidang peternakan
Kesenjang-an sosial memungkinkan kecurangan- kecurangan..
Output
Setelah melalui proses pelatihan diharapkan dapat menghasilkan sumberdaya yang mumpuni
Rendahnya Upah Minimum Regional (UMR) kabupaten/ kota
Provokasi pihak luar terhadap loyalitas karyawan
Outcome
Meningkatkan pengetahuan beternak
D. Faktor Finansial
Elemen Strengthens/ Kekuatan
Weakness/ Kelemahan
Opportunities/Peluang
Threats/ Ancaman
Input Modal yang
cukup, yang berasal dari modal bersama dalam bentuk saham
Ketersediaan lahan yang cukup luas dan murah.
Besarnya investasi yang dibutuhkan
Banyak investor yang tertarik
.
Pengalihan dana ke usaha bidang lain
Proses Adanya tim auditor yang mengawasi kemungkinan penyelewengan secara finansial
Lamanya pengembalian modal membutuh-kan kesabaran pemegang saham
Institusi keuangan yang terdapat di wilayah Kabupaten Banyumas sangat banyak dari Bank Pemerintah, Bank Swasta, ataupun lembaga keuangan lain
Kemungkin-an investor mencabut sahamnya apabila manajemen jelek
Output
Keuntungan yang cukup menjanjikan setelah semua unit usaha berjalan
Besarnya usaha menyulitkan pengawasan keuangan
Penanaman modal bagi pengembangan unit usaha yang mendukung
Formula ekonomi yang salah
Outcome
Bunga modal bagi pemilik saham
E. Faktor Yuridis
Elemen Strengthens/ Weakness/ Opportunities/ Threats/
Kekuatan Kelemahan Peluang Ancaman
InputPerusahaan
mempunyai badan hukum yang kuat
Pelaku bisnis adalah warga negara Indonesia
Perlu penyediaan tanah dan air
Perlu lahan yang sesuai
Mendapat dukungan pemerintah kaerna untuk pemberdaya-an masyarakat sekitar (meningkat-kan taraf hidup petani peternak)
Mentalitas penegak hukum yang rendah
Pendirian perusahaan memerlukan banyak persyaratan.
ProsesPemimpin
perusahaan adalah seorang yang berpendidikan
Pembagian kerja jelas
Izin usaha berlakuk seterusnya selama melakukan usaha.
Perlu adanya pengelolaan lingkungan hidup
Perlu pembuatan prinsip yang sesuai dengan pemerintah
Tidak ada UU yang mengatur penyembelih-an ternak kecil
Usaha peternakan yang mengganggu masyarakat bisa dicabut izinnya.
Pendirian perusahaan peternakan perlu izin masyarakat sekitar.
Output
Adanya surat rekomendasi dari lingkungan sekitar, yaitu RT, RW, kelurahan, kecamatan, kabupaten dan propinsi.
Kurangnya pengalaman dari seorang pemimpin dalam hal perundangan usaha
Biaya untuk memperoleh izin usaha relatif murah
Mahalnya biaya AMDAL
Dinamika perundangan Indonesia yang terus berubah-ubah
Outcome
izin didukung pemerintah
Alih informasi semakin mudah
berlaku hukum usaha global
F. Faktor Pasar dan pemasaran
Elemen Strengthens/ Kekuatan
Weakness/ Kelemahan
Opportunities/ Peluang
Threats/ Ancaman
Input .Rencana
pemasaran yang meliputi hasil utama dan hasil ikutannya
Penggunaan sarana promosi pada media lokal
Rencana lokasi usaha tidak jauh dari lokasi pemasaran
Pasar yang telah dikuasai terencana 28.000 kg per minggu.
Segmentasi pasar kurang menjurus
Distribusi harus cepat agar kualitas daging tetap terjaga
Sulitnya promosi terhadap kalangan masyarakat menengah kebawah
Pasar kekurangan daging cukup besar
Adanya media massa di wilayah Kabupaten Banyumas
Sempitnya pasar dengan globalisasi
Proses Pola
pemasaran langsung memotong rantai distribusi.
Sudah dilakukan analisa data pasar
Memiliki pelanggan tetap berupa pedagang bakso
Sebagai pendatang baru mungkin target pasar yang akan di capai sulit
Apabila permintaan pasar melebihi target maka pemenuhan permintaan dalam waktu lama
Peningkatan pendapatan serta kesadaran masyarakat
pasar bebas
Out-put
Pendistribusian mudah pedagang besar banyak
produk luar daerah yang masuk
G. Faktor Ekonomi, sosial, dan Politik
Elemen Strengthens/ Kekuatan
Weakness/ Kelemahan
Opportunities/Peluang
Threats/ Ancaman
Input Tidak ada
larangan sosial tentang konsumsi daging sapi
Foramula ekonomi yang terencana dan terarah
Belum menguasai politik bisnis
Sosialisasi yang lamban
Kondisi perekonomi-an negara yang makin membaik
Gejolak politik
Tingkat inflasi
Proses Sejalan
dengan dinamika sosial
Permintaan tinggi
Belum memiliki status sosial
Iklim usaha yang menukung
Kurs rupiah dengan valuta asing
Output
Menurunkan rasio kesenjangan social
Outcome
peningkatan status sosial
H. Faktor Persaingan usaha
Elemen Strengthens/ Weakness/ Opportunities/ Threats/
Kekuatan Kelemahan Peluang Ancaman
Input Perusahaan peternakan terbesar di wilayah purwokerto
Perusahaan baru belum dikenal
Minimnya pesaing lokal
Tekanan dari pihak luar karena pendatang baru
Proses Promosi
secara intensif
Mentalitas terhadap tekanan yang tinggi
Banyak pesaing dari luar
Out-put
Kualitas produk tinggi
Kegiatan import daging sapi
Out-come
transfer teknologi
mendapat respon lingkungan sekitar
I. Faktor Lingkungan hidup
Elemen Strengthens/ Kekuatan
Weakness/ Kelemahan
Opportunities/Peluang
Threats/ Ancaman
Input .Lahan Masih
luas
adanya studi AMDAL
Jauh dari pemukiman
Kondisi lahan yang tidak rata
Dekat dengan sumber air
Biaya AMDAL cukup murah
Lahan bersaing dengan pembangunan
Proses Curah hujan tinggi memudah kontinuitas hijauan
Faktor iklim belum terpikirkan sempurna
Pencemaran lingkungan
Pengaruh iklim yang tidak stabil dewasa ini
Output
Tidak banyak menghasilkan limbah
Pencemaran lingkungan
Outcome
Adanya instalasi penanganan limbah sehingga 80-90% limbah di olah
Memberi dampak positif bagi lingkungan
V. V. STRATEGI UNTUK MENCAPAI TUJUAN
A. Strategi Utama
Strategi utama ini meliputi Rencana Teknis Produksi Usaha (RTPU) yang
akan dijalankan.
Strategi SO
Meningkatkan kualitas dan kuantitas produk asal ternak.
Memperluas area pemasaran produk.
Bekerja sama dengan investor asing untuk mengembangkan usaha peternakan.
Memperbesar skala usaha.
Memanfaatkan tenaga kerja yang ada agar lebih efektif dan efisien
Straregi WO
Mengembangkan produk asal ternak yang variatif.
Meyakinkan investor untuk menanam modal di sektor peternakan.
Memperbaiki manajemen penanganan pasca panen.
Memanfaatkan jerami sebagai pakan ternak..
Mengoptimalkan pemanfaatan lahan hijauan yang masih luas.
Strategi ST
Mengadakan pelatihan penanggulangan penyakit atau melalui program vaksinasi.
Mengadakan pelatihan penguasaan alat-alat atau metode pemeliharaan dengan teknologi tepat guna.
Memanfaatkan lahan yang subur untuk menanam hijauan yang berkualitas untuk pakan ternak.
Mengusahakan sarana transportasi sendiri dan pendirian lokasi dekat dengan jalan utama
Strategi WT
Memperbaiki manajemen pemeliharaan.
Menggunakan sarana produksi seefektif dan seefisien mungkin.
Meningkatkan pemanfaatan lahan hijauan.
Memperbaiki tingkat pengetahuan dan pemahaman peternak melalui program pelatihan dan penyuluhan
Diversifikasi produk
5.1. Jenis dan Jumlah Produksi
Usaha Pemeliharaan Sapi potong secara intensif dengan jumlah produksi
minimal daging 4.000 kg/hari.
5.2. Strategi pemeliharaan : pemeliharaan secara intensif
Sistem kandang = terbuka
Order perminggu = 28.000 kg
Bobot jual rata-rata perekor = 450 kg
Mortalitas = 0 %
Persentase karkas = 50 %
Rata – rata bobot karkas = 225 kg
Jumlah sapi yang dipelihara = 125 ekor
Lama pemeliharaan = 3 bulan
Jumlah kandang = 13 kandang
Luas kandang = 682,5 m2
5.2. Teknis pemeliharaan
a. Bangsa/Jenis Ternak
Jenis ternak yang dipelihara adalah sapi potong bangsa simental.
b. Manajemen Pemeliharaan
i. Pemberian pakan dilakukan 3 kali sehari yaitu pemberian konsentrat
dilakukan pukul 06.00, pemberian hijauan dilakukan pukul 08.00 dan
16.00. Sedang air minum diberikan secara ad libitum.
ii. Kekurangan hujauan pakan dipenuhi dengan pembuatan hijauan
awetan
iii. Sapi dibersihkan setiap semingggu sekali.
iv. Pembersihan kandang dilakukan setiap hari.
v. Feses ditampung dan dibuat kompos
c. Manajemen Produksi
i. Produksi diutamakan untuk memenuhi kebutuhan daging di
Kabupaten Banyumas sebanyak 28.000 kg/minggu.
ii. Pemotongan dilakukan untuk ternak jantan di RPH sendiri, dan
daging di pasarkan dalam bentuk karkas
B. Strategi Pendukung
1. Faktor Manajemen
Strategi SO
Penerapan teknik manajemen yang terbaru pada setiap bidang manajerial
Meningkatkan kemampuan manajerial pegawai
Straregi WO
Koordinasi seefektif mungkin per bidang agar mudah terjadi alih informasi
Pengawasan secara insidental dan menyeluruh
Strategi ST
vaksinasi dan pencegahan penyakit secara rutin dalam manajemen pemeliharaan
pembinaan loyalitas karyawan
Strategi WT
pengawasan rutin guna pencegahan penyakit dan menghindari kesalahan manajemen
meningkatkan koordinasi guna pembinaan loyalitas pegawai
2. Faktor Sumber Daya Manusia
Dengan Metode SWOT analisis yang telah dilakukan maka strategi
pendukung dari faktor sumber daya manusia yaitu :
Strategi SO
Memanfaatkan tenaga kerja yang ada agar lebih efektif dan efisien
Mengirim karyawan mengikuti pelatihan dan seminar peternakan
Merekrut pegawai kandang yang sudah berpengalaman
Strategi WO
Lebih selektif dalam menerima pegawai
Mengadakan pelatihan untuk setiap bidang kerja
Pembinaan rutin kepada seluruh pegawai kandang.
Strategi ST
Kesejahteraan karyawan dijamin dengan pemberian tunjangan tambahan.
Meningkatkan kepercayaan kepada karyawan dan pemberian imbalan tertentu kepada karyawan yang berdedikasi.
Strategi WT
Mempertahankan sumber daya yang telah ada
Pengawasan karyawan secara intensif
3. Faktor Finansial
Strategi SO
Analisis finansial yang lebih ditail sebagai dasar pengajuan dana terhadap investor
Memperbanyak investor
Strategi WO
Memaksimalkan modal yang sudah ada
Mengoptimalkan hasil sampingan berupa feses guna mempercepat pengembalian modal
Strategi ST
Menanamkan kepercayaan terhadap investor, dengan adanya tim audit yang relevan
Menembah investor dengan manajemen yang efisien.
Strategi WT
Menekan biaya produksi seefisien mungkin agar investor tetap menanamkan modalnya kepada perusahaan walaupun investasi cukup besar
4.Faktor yuridis
Strategi SO
Pemerintah memberikan dukungan penuh dalam pendirian usaha yang dilakukan, dan dalam skala usaha besar tenaga kerja mutlak diperlukan dan pemberdayaan masyarakat sekitar (masyarakat sekitar mendapat keuntungan).
Strategi WO
Pengkajian tentang prinsip-prinsip pemerintah perlu dilakukan sebelum pendirian usaha. Demikian juga survey dan pendekatan kepada masyarakat sekitar lokasi dilakukan untuk mendapatkan dukungan dan izin dari pemerintah dan masyarakat.
Strategi ST
Pengkajian tentang tata cara penggemukan perlu dilakukan dengan pemeliharaan ternak lainnya.
Strategi WT
Masyarakat sekitar diberdayakan untuk menyediakan hijauan sehingga tidak merugikan usaha yang didirikan terlebih dahulu melihat zoning yang telah
direncanakan pemerintah 5. Faktor Pasar Dan Pemasaran
Strategi SO
Proses produksi yang terus menerus meningkat guna pemenuhan pasar
Mengoptimalkan pasar yang dikuasai
Promosi secara gencar pada media lokal
Memperluas pasar
Menjalin kerjasama dengan pedagang bakso dan pedagang daging
Strategi WO
Memperjelas segmentasi pasar Produksi sejalan dengan promosi
Pendekatan ke kalangan masyarakat bawah
Strategi ST
Menjaga kestabilan produk Mempertahankan kualitas
Memanfatkan media yang ada untuk mendukung antisipasi pengaruh globalisasi
Strategi WT
Menanggulangi pengaruh globalisasi
Saluran distribusi langsung
6. Faktor Ekonomi, Sosial dan Politik
Strategi SO
Menambah volume usaha
Sosialisasi produk
Strategi WO
Mempelajari politik bisnis
Menumbuhkan keyakinan publik
Strategi ST
Menjaga kestabilan harga
Meningkatkan kekuatan ekonomi perusahaan
Strategi WT
Mempertahankan kelangsungan usaha
Prinsip sustainability
7. Faktor Persaingan Usaha
Strategi SO
Memperbesar perusahaan di wilayah yang sama
Mengusai parsaingan usaha lokal
Strategi WO
Antisipasi munculnya pesaing baru
Menjaga masuknya produk luar
Strategi ST
Menjalin kerjasama dengan perusahaan yang berhubungan
Strategi WT
Menanamkan keprcayaan publik
8. Faktor Lingkungan Hidup
Strategi SO
Studi AMDAL secara menyeluruh
Strategi WO
Mencegah erosi lahan
Strategi ST
Menciptakan kondisi yang nyaman bagi ternak
Penanganan limbah menjadi by product
Strategi WT
Mencegah cekaman lingkungan
Mencegah pencemaran
VI. USULAN : AKTIVITAS, INVESTASI, TARGET SPESIFIK DAN
INDIKATOR TARGET
A. Bidang Produksi
Aktifitas :
a. Menyediakan 125 ekor Bakalan BB : 325 – 350 kg untuk awal
pemeliharaan.
b. Pencapaian PBBH 1,2 Kg, persentase karkas 50 %
c. Lama pemeliharaan 3 bulan
Investasi :
Proyeksi kebutuhan (komoditas) ternak
a. Kandang = 682,5 m2
b. Lahan hijauan = 1,0378 Ha
c. Pakan hijauan = 1,013 ton/hari
d. Pakan konsentrat = 1,181 ton/hari
e. Kantor = 100 m2
f. Gudang = 250 m2
g. Silo = 50 m2
h. Mixer = 100 m2
i. Rumah penjaga = 25 m2
j. Penampungan limbah = 1.500 m2
k. RPH = 150 m2
l. Tempat Pengepakan = 100 m2
m. Garasi mobil = 100 m2
Lay out lokasi
Keterangan :
A : Mess
B : Kandang
C : Gudang
D : Kantor
E : RPH
F : Tempat pengepakan
G : Silo
H : Mixing konsentrat
I : Pos satpam
J : Tempat Limbah
G H
B
B B B
BB
JC
D
F
E
A I
Target spesifik :
Memenuhi kebutuhan daging sapi 28.000 kg per minggu.
Indikator target :
Terpenuhinya kebutuhan daging sapi 28.000 kg per minggu.
B. Bidang Manajemen
Aktifitas :
Aktifitas manajemen pemeliharaan secara intensif dengan teknologi tepat
guna dan susunan organisasi yang mendukung RTPU.
a. Struktur Organisasi Usaha
Investasi :
Kebutuhan Tenaga Kerja
a. Direktur : 1 orang
b. Manager : 5 orang
c. Staf : 12 orang
d. Pegawai kandang : 9 orang
e. Pegawai RPH : 3 orang
f. Pegawai pengepakan : 2 orang
g. Pegawai mixing : 2 orang
Direktur
ManajerProduksi
ManajerPemasaran
ManajerKeuangan
ManajerPersonalia
ManajerPromosi
4 staf 3 staf 2 staf 2 staf 1 staf
C. Bidang Sumber Daya Manusia
1. Sumber Tenaga Kerja:
a. Tenaga ahli dari sarjana, dan
b. masyarakat sekitar.
2. Balas jasa tenaga kerja : gaji, THR dan pesangon.
3. Suplai tenaga kerja terlatih maupun tidak terlatih.
Tenaga kerja terlatih dari dinas peternakan atau mendatangkan orang
dari perusahaan lain dan juga memberi pelatihan tenaga kerja. Penggunaan
tenaga kerja tidak terlatih untuk bagian palangan dapat berasal dari masyarkat
sekitar perusahaan.
D. Bidang Finansial
Biaya Investasi
a. Kandang : 682,5 m2 Rp. 68.250.000,00
b. Bangunan:
Gudang : 250 m2 Rp. 25.000.000,00
Kantor : 100 m2 Rp. 25.000.000,00
RPH Rp. 10.000.000,00
Pengepakan Rp. 20.000.000,00
Pos satpam Rp. 3.000.000.00
Garasi Rp. 5.000.000,00
Sumur Rp. 30.000.000,00
Penampungan feses Rp. 20.000.000,00
Mess Rp. 25.000.000,00
c. Peralatan:
Mesin Pemotong Rumput : 3 unit Rp. 36.000.000,00
Silo dan mixer Rp. 25.000.000,00
Biaya investasi kantor Rp. 50.000.000,00
Truck (2 unit) Rp. 200.000.000,00
Colt Bak (1Unit) Rp. 50.000.000,00
d. Tanah:
Sewa Lahan : 300 Ha Rp 161.250.000,00
e. Ternak : 125 x 325 x Rp.20.000Rp. 812.500.000,00
Jumlah Rp. 1. 566.000.000,00
E. Bidang Yuridis
Bidang yuridis yang akan dilakukan dan dibutuhkan yaitu:
a. Ijin Lokasi dan sertifikasi,
b. Studi AMDAL (Analisis Mengenai Dampak Lingkungan),
c. SUIP (Surat Izin Usaha Perdagangan), dan
d. HO
F. Bidang Pasar Dan Pemasaran
Aktifitas pasar yang akan dilakukan yaitu:
a. Kegiatan pemasaran,
b. Segmentasi pasar, dan
c. Promosi.
Investasi yang di butuhkan yaitu:
a. Sarana distribusi, dan
b. Sarana promosi.
G. Bidang Ekonomi, Sosial dan Politik
Aktifitas yang akan dilakukan yaitu:
a. Memaksimalkan keuntungan secara ekonomis,
b. Menanggulangi gejolak inflasi,
c. Menjalankan fungsi sosial, dan
d. Merencanakan politik usaha.
Investasi yang dibutuhkan yaitu Sumber Daya Manusia yang memadai.
H. Bidang Persaingan Usaha
Aktivitas yang akan dilakukan yaitu:
a. Memperbesar usaha,
b. Menanamkan kepercayaan publik, dan
c. Meningkatkan kualitas dan kuantitas produk.
Target yang ingin dicapai adalah memenangkan persaingan sedangkan
indikatornya pasar regional telah dikuasai sepenuhnya.
I. Bidang Lingkungan Hidup
Aktivitas yang akan dilakukan adalah:
a. Mengadakan studi AMDAL,
b. Mengadakan pengolahan limbah, dan
c. Mengurangi dampak lingkungan negatif.
Hal yang diperlukan yaitu input faktor produksi dan perizinan
VII. FORMULA EKONOMI YANG DIGUNAKAN
Perhitungan selama 1 tahun
1. Biaya Investasi
a. Kandang : 682,5 m2 Rp. 68.250.000,00
b. Bangunan:
Gudang : 250 m2 Rp. 25.000.000,00
Kantor : 100 m2 Rp. 25.000.000,00
RPH Rp. 10.000.000,00
Pengepakan Rp. 20.000.000,00
Pos satpam Rp. 3.000.000.00
Garasi Rp. 5.000.000,00
Sumur Rp. 30.000.000,00
Penampungan feses Rp. 20.000.000,00
Mess Rp. 25.000.000,00
c. Peralatan:
Mesin Pemotong Rumput : 3 unit Rp. 36.000.000,00
Silo dan mixer Rp. 25.000.000,00
Biaya investasi kantor Rp. 50.000.000,00
Truck (2 unit) Rp. 200.000.000,00
Colt Bak (1Unit) Rp. 50.000.000,00
d. Ternak : 125 x 325 x Rp.20.000 Rp. 812.500.000,00
e. Investasi untuk perizinan usaha Rp 30.000.000,00
Jumlah Rp. 1. 437.750.000,00
2. Biaya Operasional
a. Biaya Tetap
1. Penyusutan perkandangan Rp 15.000.000,00
Penyusutan bangunan Rp. 10.000.000.,00
Penyusutan peralatan
Silo dan mixer Rp 9.000.000,00
Mesin pemotong rumput Rp. 15.000.000,00
Truck : 2unit Rp. 80.500.000,00
Colt Bak : 1 unit Rp. 25.000.000,00
4. Tanah
Sewa Lahan : 300 Ha Rp 70.000.000,00
5. Tenaga Kerja Rp 350.000.000,00
6. Perbaikan Rutin Rp. 8.000.000,00
7. PBB Rp. 5.000.000,00
Jumlah Rp. 686.500.000,00
b. Biaya Variabel
1. Pakan konsentrat Rp. 425.160.000,00
2. Biaya investasi kantor Rp. 60.000.000,00
3. Obat-obatan Rp 12.000.000,00
4. Bahan bakar Rp. 50.000.000,00
5. Listrik Rp. 30.000.000,00
6. Telepon Rp. 40.000.000,00
7. Pajak usaha Rp. 50.000.000,00
8. Lain-lain Rp. 10.000.000,00
Jumlah Rp. 677.160.000,00
Jumlah Biaya Operasional Rp. 1.363.660.000,00
3. Penerimaan
a. Penjualan produk utama
Karkas Rp. 1.406.250.000,00
b. Penjualan produk sampingan
Non Karkas Rp 125.000.000,00
Penjualan Kulit Rp. 250.000.000,00
Jumlah Rp. 1.781.250.000,00
Pendapatan
Pendapatan = Penerimaan - Biaya Operasional
= Rp. 1.781.250.000,00 - Rp 1.363.660.000,00
= Rp. 417.590.000,00
Kelayakan Usaha
Break even Point (BEP)
BEP harga Produksi = = = Rp. 48.485/kg
R/C (return cost ratio)
R/C = = = 1,31
Dengan R/C 1,31 berarti usaha ini layak untuk dilakukan Karena setiap
penambahan biaya Rp. 1,00 akan memperoleh penerimaan Rp. 1,31
Rentabilitas =
=
= 9,68%
Usaha ini efisien karena tingkat suku bunga bank dibawahnya
VIII. SUMBER YANG DIPERLUKAN
Sumber–sumber yang diperlukan untuk mendirikan perusahaan adalah
berupa sumber fisik dan non fisik yang nominalnya sudah terangkum dalam bab
terdahulu.
Sumber fisik berupa :
1. Bakalan
2. Lahan
3. Modal
4. Kandang dan Gudang.
5. Fasilitas perkantoran dan karyawan
6. Peralatan dan perlengkapan produksi
7. Tenaga kerja.
Sumber non fisik :
1. Kemampuan wirausaha
2. Mentalitas
3. Komitmen
4. Akhlak
IX. RENCANA PELAKSANAAN USAHA
1. Tahap implementasi
a. Tahap negoisasi
Negoisasi dilakukan selama 6 bulan untuk menegoisasi para investor dan
perbankan untuk memberikan bantuan dana. Selain itu juga dilakukan
negoisasi terhadap pemilik tanah untuk membebaskan tanahnya.
b. Realisasi kontrak
Setelah negoisasi berhasil, maka segera dilakukan realisasi kontrak dengan
para investor dan pihak perbankkan serta para pemilik tanah selama dua
minggu.
c. Desain kerja
Pasca kontrak terealisasi, maka dilakukan perancangan kerja yang bersifat
teknis (ternak, pakan, pemeliharaan) serta non teknisnya (lay out usaha).
d. Pelaksanaan pembangunan usaha
Meliputi pembangunan fisik (kantor dan kandang), lahan hijauan, jaringa
pasar, tenaga kerja, pakan yaitu selama dua bulan.
2. Tahap operasional
Kegiatan operasional pertama yaitu mendatangkan bakalan Kegiatan
operasioal meliputi pemberian pakan, kesehatan, pengolahan limbah. Tahap
operasional dilakukan setiap saat secara berkelanjutan.
3. Monitoring dan pengawasan
Monitoring dan pengawasan dilakukan terus menerus terhadap kinerja
perusahaan.
4. Tahap evaluasi
Evaluasi usaha untuk pertama kali dilakukan ketika perusahaan sudah
berjalan selama tiga tahun. Hal tersebut dimaksudkan agar perusahaan sudah
memiliki penghasilan baik. Selanjutnya evaluasi dilakukan setahun sekali.
5. Penyusunan laporan evaluasi usaha
Setelah melakukan evaluasi, dilakukan penyusunan laporan evaluasi,
sebagai dasar bagi investor, perbankkan dan investor yang akan menanamkan
modalnya.