Download - KHASIAT AIR YANG DIDOAKAN DALAM PANDANGAN …
KHASIAT AIR YANG DIDOAKAN DALAM PANDANGAN
MASYARAKAT KEBAGUSAN LEBAK BANTEN
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Ushuluddin untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Agama (S.Ag)
Oleh:
Teti Eliza
NIM: 11140321000031
PRODI STUDI AGAMA-AGAMA
FAKULTAS USHULUDDIN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2019 M/ 1440 H
i
LEMBAR PERSETUJUAN
KHASIAT AIR YANG DIDOAKAN DALAM PANDANGAN
MASYARAKAT KEBAGUSAN LEBAK BANTEN
Diajukan Kepada Fakultas Ushuluddin untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Agama (S.Ag)
Oleh:
Teti Eliza
NIM: 11140321000031
Di Bawah Bimbingan:
Dr. Hamid Nasuhi, MA
NIP: 19630908 199001 1001
PRODI STUDI AGAMA-AGAMA
FAKULTAS USHULUDDIN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2019 M/ 1440 H
ii
LEMBAR PERNYATAAN
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Teti Eliza
Tempat, Tanggal Lahir : Bogor, 13 Maret 1996
NIM : 11140321000031
Jurusan/Prodi : Studi Agama-agama
Judul Skripsi : Khasiat Air Yang Telah Didoakan Dalam
Pandangan Masyarakat Kebagusan Lebak Banten
Dengan ini menyatakan bahwa:
1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli penulis yang diajukan untuk
memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Strata Satu (S1) di
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Semua sumber yang penulis gunakan dalam penulisan ini telah saya
cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya
atau merupakan hasil plagiasi dari karya orang lain, maka penulis bersedia
menerima sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 22 Februari 2019
TETI ELIZA
NIM. 11140321000031
iii
LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN MUNAQASYAH
Skripsi yang berjudul KHASIAT AIR YANG TELAH DIDOAKAN
DALAM PANDANGAN MASYARAKAT KEBAGUSAN LEBAK BANTEN
telah diujikan dalam sidang munaqasah Fakultas Ushuluddin UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta, pada tanggal 05 Maret 2019. Skripsi ini telah diterima
sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Agama (S. Ag) pada Program
Studi Agama-agama.
Jakarta, 05 Maret 2019
Sidang Munaqasah
Ketua Merangkap Anggota, Sekertaris Merangkap Anggota,
Dr. Media Zainul Bahri, MA. Dra. Halimah S.M.,M.A.
NIP: 197510 192003 1 21003 NIP: 195904131996032001
Anggota,
Penguji I, Penguji II,
Prof. Dr. Kautsar Azhari Noer.Zaenal Muttaqin, MA.
NIP: 19510304 198203 1 003 NIP: 19830526 01101 1 003
Pembimbing,
Dr. Hamid Nasuhi, MA.
NIP: 19630908 199001 1001
iv
ABSTRAK
Teti Eliza
Judul Skripsi: “Khasiat Air Yang Didoakan Dalam Pandangan Masyarakat
Kebagusan Lebak Banten.”
Penelitian ini membahas tentang tradisi kepercayaan masyarakat kampung
Kebagusan terhadap khasiat air yang telah didoakan. Tradisi ini bermediakan air
yang bersumber dari sumur Lancorok dan doa yang dibacakan ke dalam air
tersebut berasal dari ayat-ayat suci Al-Quran. Fokus penelitian ini adalah
mengenai bagaimana pandangan masyarakat Kebagusan terhadap khasiat air yang
telah didoakan, dan bagaimana Islam memandang adanya khasiat yang ada di
dalam air doa tersebut.
Dalam penelitian ini, metode yang digunakan adalah jenis penelitian
lapangan (field research) yang didukung oleh studi kepustakaan (library
research) dengan pendekatan kualitatif. Pendekatan yang digunakan dalam
melakukan penelitian adalah pendekatan antropologi. Teknik pengumpulan data
pada penelitian ini menggunakan teknik observasi, wawancara, dan dokumentasi.
Kemudian teknik analisis data yang digunakan penulis adalah teknik deskriptif.
Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa masyarakat Kebagusan percaya
dan meyakini akan adanya khasiat dan keberkahan dari air yang telah didoakan.
Masyarakat percaya bahwa Allah SWT memberikan kebarokahannya melalui air
yang dipercaya mampu merespon doa-doa yang diucapkan yang berasal dari ayat
suci Al-Quran sehingga memiliki suatu khasiat untuk menyembuhkan penyakit
medis maupun non medis, dan juga bermanfaat pula untuk kepentingan-
kepentingan lainnya di luar penyembuhan penyakit.
Kata Kunci: Tradisi, Air dan Kepercayaan
v
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr. Wb
Alhamdulillahirabbil „alamin puji syukur penulis panjatkan kehadirat
Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan nikmat-Nya, juga shalawat serta
salam selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW, sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini dengan judul “Khasiat Air Yang Didoakan Dalam
Pandangan Masyarakat Kebagusan Lebak Banten” yang dijadikan sebagai salah
satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana Agama (S.Ag). Dalam bidang Studi
Agama-agama, Fakultas Ushuludin, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta.
Penulis menyadari bahwa skripsi yang jauh dari sempurna ini tidak
akandapat selesai tanpa adanya dukungan dari banyak pihak baik secara
materilmaupun moril. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan
banyakterimakasih kepada pihak yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi
ini,terutama kepada yang terhormat:
1. Terkhusus penulis persembahkan skripsi ini untuk kedua orangtua penulis,
yaitu abah Asep Asmu‟i dan mamah Sepriani Roza terkasih dan tersayang
yang tidak henti-hentinya selalu memberikan doa, semangat, dan motivasi
untuk segala keberhasilan yang penulis capai sampai saat ini. Dan untuk
kedua adik penulis tercinta, yaitu Hansamu Gizuka dan Robbi Bachtra
Julian yang selalu memberikan semangat dan doanya kepada penulis agar
selalu diberikan kelancaran. Semoga Allah SWT senantiasa melindungi
dan menyayangi kalian semua di mana pun dan kapan pun, amin.
vi
2. Dr. Hamid Nasuhi, MA., selaku Dosen Pembimbing Skripsi dan selaku
Penasehat Akademik yang telah banyak meluangkan waktu dan tenaganya
serta kesabaran dalam memberikan arahan dan bimbingan kepada penulis
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
3. Bapak Prof. Dr. Kautsar Azhari Noer selaku penguji I dan Bapak Zaenal
Muttaqin, MA. selaku penguji II yang telah bersedia meluangkan waktu
untuk menguji skripsi yang telah disusun oleh penulis.
4. Bapak Dr. Media Zainul Bahri, MA., selaku Ketua Prodi Studi Agama-
Agama dan Ibu Dra. Halimah S.M., MA., selaku Sekretaris Prodi Studi
Agama-Agama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang selalu memberikan
pelayanan terbaik kepada mahasiswanya.
5. Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Prof. Dr. Dede Rosyada, MA atas
kesempatan belajar dan fasilitas yang diberikan pada FakultasUshuluddin
dan Filsafat.
6. Bapak Dekan Fakultas Ushuluddin dan Filsafat Prof. Dr. Masri
Mansoer,M.A, selaku Dekan Fakultas Ushuluddin UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
7. Prof. Dr. Ikhsan Tanggok, M.A, selaku Wadek I bidang
AdministrasiFakultas Ushuluddin. Dr. Bustamin, M.A, selaku Wadek II
bidangAdministrasi Umum. Dr. M. Suryadinata, M.A, selaku Wadek III
bidangKemahasiswaan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
8. Seluruh Dosen Fakultas Ushuluddin, para Staff Akademik
FakultasUshuluddin khusus dengan bang Jamil yang membantu dalam
vii
informasitentang skripsi, para Staff Perpustakaan Fakultas Ushuluddin dan
paraStaff Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
9. Seluruh keluarga besar yang selalu mendoakan penulis dan membantu
dalam segi apapun. Teruntuk alm. Mak Pon Rizal, Mak Tomi, Mama teh
Intang, teh Intang, bapak, bunda dan semuanya yang tidak bisa penulis
sebutkan satu per satu.
10. Teman- teman yang selalu ada dan mendukung dalam keadaan apapun dari
segi materi dan yang lainnya, selalu mendengarkan segala suka duka keluh
kesah penulis, terkhusus Annisa Ica dan Vita. Selanjutnya kepada Fitriani
Maulandini teman semasa kecil sampai saat ini yang terus memotivasi
penulis. Teh Iya, Cipa, Wilu dan Siti Uub yang selalu memberikan
semangat kepada penulis. Dan terakhir kepada Anita Devi juga Fadiah
Adlina teman penulis semasa SMA yang selalu saling menyemangati
dalam meraih sebuah cita-cita.
11. Teruntuk teman seperjuangan Studi Agama-agama angkatan 2014, kelas A
khususnya yang selalu memberikan semangat juga motivasi dalam
menyelesaikan Skripsi ini, menemani melewati perkuliahan dari awal
hingga akhir. Kepada Elva Nuzuliah, Qonita, Adiba, Tiara, Renaldo
Chaniago, Muhammad Wahyu, Zikri Sultoni, Ridwan Efendi, Muhammad
Samtoni, dan semua yang tidak bisa penulis sebutkan satu per satu.
Semoga kita semua dapat segera memperoleh gelar S. Ag yang sedang
diperjuangkan.
12. Teman KKN 143 yang juga tentunya sedang sama-sama berjuang dalam
mendapatkan gelarnya masing-masing.
viii
13. Kepada teman-teman sehimpun HMI dan HMB juga kepada kaka senior
yang sudah membantu memberi arahannya kepada penulis.
14. Kepada semua masyarakat kampung Kebagusan yang sudah membantu
penulis dalam melakukan penelitian.
15. Dan kepada semua orang yang penulis kenal maupun yang mengenal
penulis yang tidak bisa penulis sebutkan satu per satu, terima kasih atas
semua kebaikan, ilmu dan pengalaman yang telah diberikan. Berdasarkan
peran-peran beliau, semoga mendapatkan balasan dan limpahan rahmat
dari Allah SWT.
Begitu panjang proses yang harus dilalui dalam memperoleh
sebuah gelar sarjana (S.Ag). Akhirnya, penulis hanya bisa berdoa semoga
skripsi ini dapat bermanfaat dan penulis dapat mempertanggungjawabkan
semua ilmu dan gelar yang sudah di dapat selama menimba ilmu di
kampus kebanggaan.
ix
DAFTAR ISI
LEMBAR PERSETUJUAN .......................................................................... ....... i
LEMBAR PERNYATAAN ................................................................................. ii
LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN MUNAQASYAH ................... iii
ABSTRAK ............................................................................................................ iv
KATA PENGANTAR .......................................................................................... vi
DAFTAR ISI .......................................................................................................... x
BAB I ...................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN .................................................................................................. 1
A. Latar Belakang .................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................... 6
C. Tujuan Penelitian ................................................................................ 6
D. Manfaat Penelitian .............................................................................. 6
E. Tinjauan Pustaka ................................................................................ 7
F. Metodelogi Penelitian.......................................................................... 8
G. Sistematika Penulisan ....................................................................... 11
BAB II .................................................................................................................. 13
GAMBARAN UMUM PROFIL KAMPUNG KEBAGUSAN ........................ 13
A. Letak Geografis dan Aksesibilitas Kampung Kebagusan ............. 13
B. Sejarah Kampung Kebagusan ......................................................... 14
C. Kehidupan Masyarakat Kampung Kebagusan .............................. 14
a. Keadaan Penduduk ............................................................... 16
b. Keadaan Sosial ...................................................................... 17
c. Keadaan Pendidikan ............................................................. 19
d. Keadaan Ekonomi ................................................................. 20
x
e. Agama dan Kepercayaan ..................................................... 21
BAB III ................................................................................................................. 24
AIR YANG DIDOAKAN ................................................................................... 24
A. Asal-Usul Air Yang Didoakan ......................................................... 24
B. Profil Pendoa ..................................................................................... 29
C. Doa Yang Dibacakan ........................................................................ 34
D. Penggunaan Air Berkhasiat ............................................................. 40
1. Penggunaan Air untuk Menyembuhkan Penyakit ............ 40
2. Penggunaan Air untuk Kelancaraan Usaha dan Acara .... 41
3. Penggunaan Air untuk Masalah Pribadi ............................ 42
BAB IV ................................................................................................................. 46
PANDANGAN TERHADAP AIR BERKHASIAT ......................................... 46
A. Pandangan Masyarakat Terhadap Air Berkhasiat ....................... 46
B. Pandangan Islam Terhadap Air Berkhasiat .................................. 50
C. Analisis Makna Kepercayaan Masyarakat Terhadap Air
Berkhasiat .......................................................................................... 55
BAB V ................................................................................................................... 58
PENUTUP ............................................................................................................ 58
A. Kesimpulan ........................................................................................ 58
B. Saran .................................................................................................. 60
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 61
LAMPIRAN-LAMPIRAN ................................................................................. 66
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia merupakan salah satu negara di dunia yang paling majemuk
dipandang dari segi banyaknya agama, kepercayaan, tradisi, kesenian, kultur
dan etnis. Hildred Geertz menggambarkan keragaman kemajukan masyarakat
Indonesia bahwa terdapat lebih dari 300 kelompok etnis di Indonesia yang
mempunyai budayanya masing-masing, 250 jenis bahasa daerah yang dipakai,
dan hampir semua agama besar diwakili, selain agama asli yang banyak
jumlahnya.1
Indonesia juga sebuah negara yang dapat dikatakan jumlah penduduk
Muslim mayoritas dan terbanyak di dunia. Sebagai sebuah agama mayoritas,
Islam di Indonesia selalu mengalami akulturasi dalam perkembangannya,
demikian pula ketika bersentuhan dan berpadu dengan budaya lokal setempat
agar nilai-nilai ajaran Islam dapat diterima oleh masyarakat sekitar.2 Islam
muncul ditengah-tengah masyarakat melalui pertemuannya dengan budaya
lokal, yang mengartikannya bahwa Islam tampil tidak dengan muka Islam
seluruhnya melainkan ditambah dengan polesan budaya yang ada.3
1Puslitbang Kehidupan Keagamaan Badan Litbang dan Diklat Kementrian Agama RI,
Dinamika Sistem Kepercayaan Lokal di Indonesia (Jakarta: Badan Litbang dan Diklat Kementrian
Agama RI, 2012). h. 11 2 Eko Sulistyo Kusumo, “Bentuk Sinkretisme Islam-Jawa di Masjid Sunan
AmpelSurabaya”, dalam Jurnal Mozaik, Vol. 15, No. 01, h. 02. 3 Arief Aulia Rahman, “Akulturasi Islam dan Budaya Masyarakat Lereng Merapi
Yogyakarta: Sebuah Kajian Literatur, dalam Jurnal Indo-Islamika, Vol. 01. No. 02. h. 159.
2
Clifford Greertz menyatakan, antropologi dalam hal ini dapat
menjabarkannya. Bagaimana memahami esensi dari agama itu sendiri dan
membaca hubungannya dengan budaya sekitar.4 Tanpa disadari agama, tradisi
dan budaya sebenarnya dapat dikatakan saling bersinggungan.
Mengingat Indonesia ialah negara yang terdiri dari 34 provinsi, yang
merupakan negara kepulauan dengan berbagai suku bangsa, memiliki
keragaman pola pikir, seni, agama, pengetahuan, bahasa serta tradisi budaya
lokal dengan karakteristik yang unik dan berbeda pastinya akan banyak ragam
budaya dari masing- masing daerah.5Seperti halnya di Jawa, Banten dapat
dikatakan sebuah provinsi yang masih kental dengan tradisi adat istiadatnya
sampai saat ini. Salah satunya di sebuah kampung yang bernama kampung
Kebagusan.
Kebagusan merupakan sebuah kampung yang terletak di perbatasan antara
Kabupaten Lebak dan Bogor Jawa Barat yang dimana di kampung tersebut
terdapat sebuah aliran sungai yang bernama sungai Cidurian. Lebak
merupakan kabupaten yang masuk dalam bagian wilayah dari Provinsi
Banten, yang terdiri dari 28 kecamatan, 340 desa dan 5 kelurahan.6.
Masyarakat kampung Kebagusan masih sangat berpegang pada budaya
dan tradisi nenek moyang atau para leluhur yang ada sejak dahulu. Berbicara
tentang budaya, menurut Koentjaraningrat budaya ialah daya dari budi berupa
cipta, karsa dan rasa. Budi diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan
akal manusia yang tercipta dari budi dan daya terhadap apa yang dipikirkan,
4Clifford Geertz, Kebudayaan dan Agama (Yogyakarta: Kansius, 1992), h. 02-03.
5 Widiastuti, “Analisis Swot Keberagaman Indonesia”,dalam Jurnal Ilmiah Widya, Vol.
01, No. 01, h. 08. 6 Profil Banten, https://bantenprov.go.id/read/kabupaten-lebak.html, diakses pada 05
Maret 2018.
3
dirasa dan direnungkan, kemudian diamalkan dalam bentuk suatu kekuatan
yang menghasilkan kehidupan. Malinowski dalam bukunya yang berjudul A
Scientific Theory of Culcure and Other Essays (1944) mengatakan bahwa
kebudayaan sebenarnya bermaksud memuaskan suatu rangkaian dari sejumlah
kebutuhan naluri makhluk manusia yang berhubungan dengan seluruh
kehidupannya.7
Kebudayaan itu sendiri ialah suatu hasil dari cipta, karsa dan rasa, berarti
yang mengolah atau yang mengerjakan sehingga mempengaruhi tingkat
pengetahuan, sistem ide atau gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia,
dalam kehidupan sehari-hari, yang sifatnya abstrak. Kemudian perwujudan
lain dari kebudayaan ialah benda-benda yang diciptakan oleh manusia sebagai
makhluk yang berbudaya, berupa perilaku dan benda-benda yang bersifat
nyata, yang semuanya ditujukan untuk membantu manusia dalam
melangsungkan kehidupan bermasyarakat.8
Sedangkan tradisi merupakan suatu kebiasaan yang diwariskan dari nenek
moyang terdahulu yang akan selalu ada dari masa ke masa, sebagai suatu
sistem nilai maupun ajaran yang akan terus menerus dilakukan dalam
kehidupan masyarakat berfungsi sebagai jembatan terhubungnya manusia
dengan Tuhan Yang Maha Esa.9
Budaya atau tradisi leluhur yang sampai saat ini masih berkembang dan
dipercaya oleh masyarakat kampung Kebagusan ialah keyakinan mereka
terhadap air yang telah didoakan oleh seorang sesepuh yang memiliki
7Koentjaraningrat, Sejarah Teori Antropologi I (Jakarta: Universitas Indonesia, 1987), h.
171. 8 Koentjaraningrat, Pengantar Ilmu Antropologi (Jakarta: Rineka Cipta, 1990), h. 181.
9Bakhtiar, Ritual Mandi Safar: Praktik dan Fungsi dalam Masyarakat, (Yogyakarta:
Pustaka Pelajar, 2015) h. 03
4
kemampuan khusus, yang akan membawa suatu khasiat dan keberkahan bagi
mereka. Keyakinan terhadap air ini sudah ada sejak zaman dahulu. Bukan
hanya masyarakat yang cara berpikirnya masih tradisional, masyarakat
modernpun dapat dikatakan masih percaya akan hal tersebut. Berbicara
tentang ini, Koentjaraningrat berpendapat bahwa adanya emosi keagamaan
berpengaruh terhadap suatu benda, suatu tindakan atau suatu gagasan yang
dianggap kramat dan menjadi suatu nilai kramat atau sacred value.10
Pada masa kini, tradisi ini mungkin dapat disebut atau masuk kedalam
kategori pengobatan alternatif yang jika diartikan, air ini diyakinidapat
menyembuhkan berbagai macam penyakit serta bermanfaat pula untuk
kepentingan yang samasakali tidak ada kaitannya dengan penyembuhan
penyakit (diluar penyakit), misalnya seperti masalah pribadi, kelancaran
dalamberwirausaha dan lain sebagainya.
Air masih menjadi suatu objek utama yang dijadikan sebuah media di
dalam tradisini ini, karena air merupakan suatu sumber kehidupan. Air
mempunyai kepentingan yang mendalam dalam Islam. Tidak ada kehidupan
tanpa air. Air adalah penting bukan saja kepada perwujudan umat manusia
bahkan juga hewani, tumbuh-tumbuhan dan makhluk-makhluk bernyawa
lainnya.11
Air dianggap sebagai satu rahmat dari Tuhan yang memberi dan
memanjangkan nyawa, serta mensucikan umat manusia dan muka bumi. Di
dalam Al-Quran, ciptaan yang paling berharga selepas manusia adalah air, dan
10
Anggota IKAPI DKI Jakarta, Kentjaraningrat dan Antropologi di Indonesia (Jakarta:
Yayasan Obor Indonesia, 1997. h. 257. 11
Nase Faruqui dkk, Pengurusan Air Dalam Islam (Malaysia: MDC Publishers Sdn Bhd,
2006), h.73.
5
dikatakan bahwa semua manusia bergantung kepada air untuk kehidupan dan
kesehatan. Keutamaan air memang sangat dirasakan oleh semua makhluk
Allah terutama manusia, seperti yang dijelaskan dalam Q.S. Al-Furqan : 48-
50:
“Dan kami turunkan dari langit air yang amat bersih, agar Kami
menghidupkan dengan air itu negeri (tanah) yang mati, dan agar Kami
memberi minum dengan air itu sebagian besar dari apa yang telah Kami
ciptakan, (berupa) binatang-binatang ternak dan manusia yang banyak.”
Begitu pula air bagi masyarakat Kebagusan, dipandang memiliki
keistimewaan tersendiri seperti dapat menyembuhkan penyakit. Tidak sedikit
masyarakat Kebagusan lebih memilih pengobatan dengan air untuk
menyembuhkan penyakitnya dibandingkan pergi ke dokter.
Menurut masyarakat Kebagusan, air yang telah didoakan oleh seseorang
yang dianggap mempunyai keahlian khusus dalam mendoakan air yang dapat
membawa sebuah khasiat dan keberkahan. Kepercayaan masyarakat terhadap
air yang telah diberi doa tersebut menunjukkan masih adanya faktor
kepercayaan yang begitu kuat terhadap hal-hal yang berada di luar batas
kemampuan manusia dan juga bersifat ghaib atau mistis yang membuat
masyarakat cenderung berfikir secara irasional.
Dari penjelasan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, dapat
disimpulkan bahwa masyarakat Kebagusan mempercayai adanya khasiat air
yang telah didoakan dan dalam hal ini agama tentunya mempunyai peranan
penting, bagaimana agama memandang tentang adanya khasiat dari air yang
telah didoakan dan keyakinan masyarakat terhadap khasiat yang ada di dalam
6
air doa tersebut, juga bagaimana pandangan atau pengalaman masyarakat
Kebagusan terhadap khasiat yang ada di dalam air doa tersebut.
Inilah yang menarik penulis untuk meneliti skripsi yang berjudul “Khasiat
Air yang Didoakan Dalam Pandangan Masyarakat Kebagusan Lebak Banten.”
B. Rumusan Masalah
Agar pokok permasalahan tidak meluas penulis perlu memberikan batasan
dan perumusan masalah yang akan dikaji. Adapun perumusan masalah dalam
penelitian ini ialah sebagai berikut:
a. Apa itu air yang didoakan?
b. Bagaimana pandangan Islam dan masyarakat Kebagusan terhadap
khasiat air yang didoakan?
C. Tujuan Penelitian
a. Menjelaskan tentang air yang didoakan.
b. Menjelaskan bagaimana pandangan Islam dan masyarakat Kebagusan
terhadap khasiat air yang didoakan.
D. Manfaat Penelitian
Sebuah Penelitian haruslah memberikan suatu manfaat baik secara teoristis
maupun secara praktis. Secara teoritis, hasil dari penelitian ini diharapkan
dapat memberikan tambahan keilmuan guna mengembangkan kajian
antropologi agama dan mengembangkan kajian studi agama-agama.
Secara praktis, skripsi ini diharapkan bermanfaat bagi masyarakat
khususnya masyarakat Kebagusan, untuk mengembangkan pandangan
mereka tentang khasiat air yang didoakan. Bagi penulis sendiri, penelitian ini
berguna untuk mendapatkan gelar sarjana agama.
7
E. Tinjauan Pustaka
Dalam sebuah penelitian, penulis haruslah bertanggung jawab atas apa
yang diteliti. Oleh karena itu, penulis mengkaji dan menelusuri berbagai
literatur ilmiah yang sekiranya relevan dengan skripsi ini.
Tesis yang ditulis oleh Andi Muflih mahasiswa pascasarjana UIN
Alauddin Makassar tahun 2013 dengan judul “Pengobatan Dalam Islam.”
Fokus penelitian dari tesis Andi Muflih ini ialah mendeskripsikan penafsiran
ulama berkaitan pengobatan menurut Islam dan mengkaji ayat-ayat yang
berkaitan dengan pengobatan dalam Al-Quran. Terdapat kesamaan dalam
penelitian Andi Muflih dengan penulis yaitu sama-sama meneliti tentang ayat
suci Al-Quran yang dijadikan sebagai doa dan diyakini dapat menyembuhkan
penyakit melalui sebuah media yaitu air. Kemudian perbedaannya ialah dalam
penelitian ini, penulis fokus pada khasiat air yang telah dibacakan ayat-ayat
suci Al-Quran dan menambahkan uraian tentang bagaimana pandangan atau
pengalaman masyarakat yang meyakini khasiat dari air doa tersebut.
Buku yang berjudul Ajaibnya Pengobatan Air yang Didoakan Metode
Islam Pencegah dan Penyebab Segala Penyakit yang ditulis oleh Lutfi Kirom
Az-Zumaro (2016). Dalam buku ini Lutfi Kirom menjelaskan bagaimana air
yang bisa menyembuhkan segala penyakit dengan perantara doa. Selanjutnya
buku yang berjudul Keajaiban Terapi Air Putih yang ditulis oleh Teguh
Susanto(2013). Dalam buku ini Teguh Susanto menjelaskan bagaimana
dahsyatnya khasiat air putih yang dapat dijadikan penyembuhan berbagai
penyakit baik yang bersifat fisik maupun mental. Perbedaan dengan yang akan
penulis teliti ialah dalam dua buku tersebut tidak merincikan lebih dalam
8
proses air yang bisa dijadikan sebagai metode dalam penyembuhan dan tidak
disertakan bagaimana pandangan masyarakat terhadap adanya khasiat dalam
air yang telah didoakan.
Dengan berbagai penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa belum ada
yang menulis dan meneliti skripsi penulis yang berjudul “Khasiat Air Yang
Didoakan Dalam Pandangan Masyarakat Kebagusan Lebak Banten”.
F. Metode Penelitian
Dalam melakukan penelitian, metode penelitian sangatlah penting. Dengan
adanya metode yang telah ditentukan maka akan memudahkan peneliti dalam
melakukan penelitian. Metode pada dasarnya memberi cara yang digunakan
untuk mencapai suatu tujuan dalam penelitian.12
1. Jenis Penelitian
Pada penelitian ini, penulis menggunakan metode kualitatif yaitu
deskriptif dengan mencari data dan informasi yang aktual dan terperinci secara
non-statistik. Metodelogi kualitatif ini sering disebut juga metode naturalistik
karena penelitiannya dilakukan pada kondisi yang alamiah (natural setting),
juga disebut sebagai metode etnographi karena metode ini lebih banyak
digunakan untuk penelitian di bidang antropologi budaya.13
Penelitian
kualitatif adalah deskriptif, yaitu data yang dikumpulkan lebih kepada kata-
kata atau gambar bukan angka-angka.
12
Hadari Nabawi, Metode Penelitian Bidang Sosial(Yogyakarta: Gadjah Mada University
Press, 1998), h. 61. 13
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D (Bandung: Alfabeta,
2016), h. 08.
9
Penelitian kualitatif deskriptif ini mencoba menganalisis data dengan
segala kekayaannya sedapat dan sedekat mungkin dengan bentuk rekaman dan
transkipnya.14
Sebagaimana menurut Bogdan dan Taylor dalam buku Andi Prastowo,
bahwa metodelogi kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan
data deskriptif kualitatif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang
dan perilaku yang diamati.15
2. Pendekatan Penelitian
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan
antropologis. Pendekatan antropologis digunakan guna memahami
kebudayaan-kebudayaan yang merupakan hasil dari produk manusia yang
berhubungan dengan agama.16
3. Sumber Data
Data yang diperoleh penulis dalam penelitian ini terdiri dari data primer
dan sekunder. Data primer adalah data lapangan yang diperolehdari hasil
wawancara dengan sumber pertama. Sedangkan data sekunder adalahsumber
data penelitian yang diperoleh melalui media perantara atau secara tidak
langsung yang berupa buku, catatan, bukti yang telah ada, atau arsip baik yang
dipublikasikan maupun yang tidak dipublikasikan secara umum.17
14
Emzir, Metodelogi Penelitian Kualitatif Analisis Data (Jakarta: Rajawali Pers, 2011),
h. 03. 15
Andi Prastowo, Metode Penelitian Kualitatif dalam Perspektif Rancangan Penelitian
(Jogjakarta: Ar- Ruzz Media, 2016), h. 22. 16
Media Zainul Bahri, Wajah Studi Agama-Agama Dari Era Teosofi Indonesia (1901-
1940) Hingga Masa Reformasi, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2015), h. 47. 17
Tim Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Pedoman Penelitian(Jakarta:
Lembaga Penelitian UIN Jakarta, 2009), h. 79.
10
4. Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan teknik triangulasi, yaitu teknik
pengumpulan data dengan cara gabungan atau simultan.18
Penulis
menggabungkan antara wawancara (interview), studi kepustakaan (library
research) dan penelitian lapangan (field research), yaitu akan dijelaskan
sebagai berikut:
a. Wawancara
Penulis akan melakukan wawancara mendalam (Indepth Interview)
dalam penelitian ini. Wawancara mendalam ini secara umum ialah proses
memperoleh keterangan dengan cara mengajukan pertanyaan-pertanyaan
secara langsung oleh pewawancara kepada responden.19
Responden dalam
penelitian ini ialah seorang pendoa yang diyakini masyarakat, kemudian
masyarakat di kampung Kebagusan juga akan menjadi responden guna
mendapatkan data yang valid.
b. Studi Kepustakaan
Dalam penelitian ini, penulis mengumpulkan data dari studi
kepustakaan. Penulis mencari data dari beberapa sumber yang menunjang
baik berupa buku, jurnal yang dipublikasikan untuk memperkaya teori
juga data-data untuk melengkapi referensi berhubungan dengan penelitian
ini.
18
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, h. 08. 19
Irwan Soehartono, Metode Penelitian Sosial (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,
2008), h. 67.
11
c. Penelitian Lapangan
Penelitian lapangan adalah upaya melakukan pengamatan suatu
keadaan, suasana, peristiwa, dan mencatat dokumen-dokumen yang
menjadi sumber data penelitian.20
Penulis terjun langsung ke lokasi yaitu
kampung Kebagusan tepatnya ke kediaman pendoa untuk mengamati
bagaimana proses pendoa mengambil air, mendoakan air sampai
mengobati dan memberikan air doa tersebut kepada peminta air.
G. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan ini terdiri dari lima bab. Agar penulisan tidak keluar
dari pembahasan yang telah dicantumkan, maka penulis akan memaparkannya
sebagai berikut:
Bab pertama: Pendahuluan. Dalam bab pendahuluan ini berisi satu bab
tersendiri yang terdiri dari beberapa sub-bab, yang meliputi latar belakang
masalah, perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, tinjauan pustaka,
metodologi penelitian dan sistematika penulisan.
Bab kedua: Dalam bab kedua ini penulis akan menjelaskan tentang
bagaimana sejarah berdirinya kampung Kebagusan, letak geografis serta
kondisi sosial dan ekonomi masyarakat kampung Kebagusan.
Bab ketiga: Di bab ketiga, penulis akan menguraikan tentang air yang
telah didoakan. Menjelaskan bagaimana asal-usul air, profil pendoa, dan doa-
doa yang dibacakan kedalam air tersebut.
Bab keempat: Dalam bab keempat, penulis akan menguraikan analisa dari
hasil skripsi ini secara menyuruh tentang pandangan sekaligus pengalaman
20
W. Lawrence Neuman, Metodelogi Penelitian Sosial: Pendekatan Kualitatif dan
Kuantitatif (Jakarta: PT. Indeks, 2013), h. 57.
12
masyarakat tentang air berkhasiat dan bagaimana Islam memandang adanya
khasiat terhadap air yang telah didoakan.
Bab kelima: Pada bab ini merupakan hasil akhir dari penelitian yang
berupa hasil analisis data, yang berisi uraian tentang ringkasan analisis dan
evaluasi data yang akan dijadikan kesimpulan dan rekomendasi bagi
penelitian-penelitian berikutnya.
13
BAB II
GAMBARAN UMUM PROFIL KAMPUNG KEBAGUSAN
A. Letak Geografis dan Aksebilitas Kampung Kebagusan
Kampung Kebagusan terletak di Desa Mayak, Kecamatan Curugbitung,
Kabupaten Lebak. Kampung Kebagusan, Desa Mayak, Kecamatan
Curugbitung merupakan kecamatan baru atau daerah pemekaran dari
Kecamatan Maja, Kabupaten Lebak, Provinsi Banten. Desa Mayak sendiri
dapat dikatakan desa yang kecil di antara desa lainnya. Desa Mayak hanya
memiliki tiga kampung yang terdiri dari 3 RW dan 11 RT, yaitu kampung
Gobang yang terdiri dari 1 RW dan 4 RT, kampung Mayak yang terdiri dari 1
RW dan 6 RT dan terakhir kampung Kebagusan terdiri dari 1 RT dan 1 RW
yang luas wilayahnya ± 75 Ha. Kampung Kebagusan secara administratif
merupakan kampung yang paling sedikit jumlah penduduknya di antara
kampung yang lain.21
Untuk menuju kampung Kebagusan bisa ditempuh dengan kendaraan
pribadi maupun kendaraan umum, baik roda dua maupun roda empat. Jarak
tempuh kampung Kebagusan dari ibu kota Provinsi jika dihitung dengan per
jamnya ± 80 Km yang berarti bisa menghabiskan waktu sekitar 3 jam jika di
tempuh dengan kendaraan pribadi. Hal ini disebabkan karena kampung
Kebagusan bisa dikatakan salah satu kampung terpencil yang ada di
Kabupaten Lebak.
21
Profil Desa Mayak, Kecamatan Curugbitung, Kabupaten Lebak, Banten Tahun 2016, h.
05.
14
Sementara dari Kabupaten Lebak menuju kampung Kebagusan menempuh
jarak ± 49 Km dan menghabiskan waktu sekitar ± 2 jam. Sedangkan butuh
waktu sekitar 15 menit dengan jarak tempuh ± 2 Km dari Balai Desa menuju
kampung Kebagusan.
Selanjutnya adalah kondisi umum Desa Mayak yang berkedudukan di
Kecamatan Curugbitung, Kabupaten Lebak. Desa Mayak secara geografis
berada antara ± 0,6º25,00,9 LS dan 26.54,3º BT yang memiliki luas wilayah ±
577 Ha. Ketinggian dari permukaan laut ± 83 M, sedangkan curah hujan rata-
rata 200 Mm pertahun. Berikut adalah batas wilayah Desa Mayak secara
administratif :22
a. Sebelah Utara : Kabupaten Bogor
b. Sebelah Barat : Desa Candi Kecamatan Curugbitung Kabupaten
Lebak
c. Sebelah Timur : Kabupaten Bogor
d. Sebelah Selatan : Desa Cilayang dan Desa Ciburuy Kecamatan
Curugbitung Kabupaten Lebak
B. Sejarah Kampung Kebagusan
Kampung Kebagusan merupakan kampung terpencil yang masuk dalam
wilayah Kecamatan Mayak Kabupaten Lebak. Masyarakat sekitar biasa
menyebut kampung ini dengan sebutan Kampung “Ka-bagusan” memang
terdapat sedikit perbedaan dalam pengucapan, namun dalam mengartiannya
tetap sama karena orang Sunda biasa menyebut “ke” menjadi “ka” seperti
contoh “bade kamana” yang berarti “bade kemana atau mau kemana”.
22
Profil Desa Mayak, Kecamatan Curugbitung, Kabupaten Lebak, Banten Tahun 2016, h.
08.
15
Menurut sesepuh Abah Mujani atau yang biasa disebut Abah Nani,
kampung Kebagusan sebenarnya sudah ada sejak zaman penjajahan Belanda.
Dahulu, kampung Kebagusan merupakan daerah tempat persembunyian para
pejuang kemerdekaan RI ketika Banten diserang. Saat itu, gejolak politik
antara Belanda sedang memanas kemudian para pejuang mencari tempat
persembunyian untuk bersembunyi dari penjajah Belanda dan mengatur
strategi untuk menjatuhkan Belanda. Mereka melarikan diri ke pedalaman di
wilayah Banten Selatan, tepatnya di wilayah yang sekarang masuk ke dalam
Kabupaten Lebak.23
Semula kampung ini bukanlah bernama kampung Kebagusan. Menurut
Abah Nani, kampung ini bernama “Situ Cidurian”, karena kampung tersebut
berada di dekat sungai Cidurian. Namun, dahulu ada sebuah cerita di mana,
setiap ada pencuri atau maling yang ingin melakukan kejahatan di kampung
tersebut maka dia tidak bisa melarikan diri dan keluar dari kampung tersebut.
Sejak itulah kampung Situ Ciduran diganti oleh masyarakat sekitar menjadi
kampung Kebagusan karena keamanan kampungnya. Menurut Abah Nani,
kampung Kebagusan memang berbeda di antara kampung lainnya, dari letak
kampungnya yang terpencil yang dikelilingi aliran sungai Cidurian dan hutan
kayu karet. Kampung yang juga merupakan tanah kelahiran seorang pejuang
Banten sekaligus seorang kyai yang bernama Hasanudin yang juga menjabat
sebagai seorang Bupati Serang pertama sekitar tahun 1500 M, dan dikenal
dengan ilmu keagamaan dan silatnya yang hebat.24
23
Wawancara pribadi dengan sesepuh kampung Kebagusan abah Mujani, di kampung
Kebagusan, 04 Agustus 2018. 24
Wawancara dengan sesepuh kampung Kebagusan abah Deli, di kampung Kebagusan,
05 Agustus 2018.
16
Asal usul kampung Kebagusan sebenarnya memiliki versi yang berbeda-
beda jika dilihat berdasarkan latar belakang sejarahnya. Namun, setelah
penulis melakukan observasi lapangan, penulis tidak banyak mendapatkan
data yang lengkap terkait sejarah kampung Kebagusan karena sejarah itu
hanya para sesepuh-sesepuh yang mengetahuinya dan menceritakan hanya
dari mulut ke mulut, sehingga penulis hanya mendapatkan beberapa data lisan
yang cukup terbatas.
C. Kehidupan Masyarakat Kampung Kebagusan
Pembahasan mengenai kehidupan masyarakat kampung Kebagusan yang
memiliki penduduk ±457 jiwa itu penulis bagi kedalam lima bagian, yaitu:
Keadaan penduduk, keadaan sosial, bidang pendidikan, keadaan ekonomi,
agama dan kepercayaan.
a. Keadaan Penduduk
Berdasarkan sensus penduduk pada tahun 2016, penduduk Desa Mayak
berjumlah 2.571 jiwa, yang terdiri dari laki-laki yang berjumlah 1.329 dan
perempuan yang berjumlah 1.242 jiwa. Sedangkan jumlah penduduk kampung
Kebagusan ialah 457 jiwa, yang terdiri dari laki-laki yang berjumlah 224 dan
perempuan yang berjumlah 233 jiwa.25
Berikut data tersebut yang disajikan
dalam bentuk tabel:
25
Profil Desa Mayak, h. 11
17
Tabel 2.1 Jumlah Penduduk Desa Mayak dan Kampung Kebagusan
Berdasarkan Jenis Kelamin Tahun 2016
No
Nama Kampung
Jumlah Jiwa Berdasarkan Jenis Kelamin
Jumlah
Laki-laki Perempuan
1 Mayak 495 485 980
2 Gobang 610 524 1.134
3 Kabagusan 224 233 457
Jumlah 1.329 1.242 2.571
Sumber: Profil Desa Mayak Tahun 2016
b. Keadaan Sosial
Dalam kehidupan sehari-hari masyarakat kampung Kebagusan sangat
berpegang teguh akan adat istiadat yang berlaku. Masyarakat Kebagusan tidak
saling membeda-bedakan golongan atau kasta, yang tentunya semua
masyarakat dikampung ini memiliki hak yang sama. Saling menghargai,
menghormati, gorong royong dan saling menolong adalah ciri khas di
kampung tersebut.26
Masyarakat Kebagusan selalu bersikap ramah serta mengutamakan sopan
santun dalam segala hal. Sebagai contoh, masyarakat kampung Kebagusan
setiap bertatap muka baik sesama warga kampung ataupun tamu dari luar
kampung selalu mengucap salam, berjabat tangan atau mencium tangan orang
yang lebih tua baik dengan orang yang sudah dikenal maupun orang yang
tidak saling mengenal sebelumnya. Ini membuktikan bahwa masyarakat
Kebagusan sangat menjunjung tinggi rasa saling menghormati.
26
Wawancara dengan sesepuh kampung Kebagusan abah Deli, di kampung Kebagusan,
05 Agustus 2018.
18
Kehidupan tentram, tenang, rukun dan adanya saling gotong royong
adalah pola hidup masyarakat kampung Kebagusan. Interaksi sosial antar
masyarakat di kampung ini berjalan sangat baik, sungai Cidurian merupakan
salah satu faktornya.27
Sungai Cidurian merupakan sarana bertemunya
masyarakat Kebagusan, karena sungai ini memiliki peranan penting dalam
kelangsungan kehidupan sehari-hari mereka. Pada waktu pagi banyak warga
yang melakukan aktivitas disungai. Mulai dari anak-anak yang mandi untuk
bersiap pergi kesekolah, laki-laki yang akan melakukan aktivitas bertani dan
para ibu rumah tangga yang mulai dari mencuci pakaian, mencuci bahan
makanan, serta melakukan pekerjaan rumah tangga lainnya. Saat itulah
mereka saling berinteraksi. Tidak ada perbedaan sedikitpun antara yang tua
dan muda begitupun antara laki-laki dan perempuan. Mereka saling berbaur
satu dengan yang lain.
Di sisi lain, masyarakat Kebagusan sebenarnya masih membutuhkan
perhatian khusus dari pemerintah setempat akan kurangnya air bersih di
kampung tersebut. Sumber air yang didapat masyarakat Kebagusan hanya
berasal dari aliran sungai Cidurian.Sedangkan air bagi masyarakat kampung
Kebagusan merupakan sumber utama dalam kehidupan dan menjadi salah satu
kebutuhan pokok yang sangat penting guna berlangsungnya kehidupan sehari-
hari. Air di aliran sungai tersebut tidak hanya digunakan untuk mandi dan
mencuci saja, akan tetapi semua kegiatan sehari-hari mereka bersumber dari
27
Wawancara pribadi dengan sesepuh kampung Kebagusan abah Mujani, di kampung
Kebagusan, 04 Agustus 2018.
19
aliran sungai Cidurian, seperti mengambil air untuk dimasak, dan lain
sebagainya.28
c. Keadaan Pendidikan
Pendidikan di Desa Mayak Kecamatan Curugbitung khususnya
masyarakat kampung Kebagusan masih membutuhkan perhatian khusus dari
pemerintah. Pasalnya, mayoritas masyarakat di sanamasih menganggap bahwa
pendidikan bukanlah sesuatu hal yang perlu diutamakan. Kurangnya
kesadaran masyarakat akan pentingnya pendidikan menjadi salah satu faktor
utama, selain itu jarak yang harus ditempuh untuk pergi ke sekolah sekitar ±5
Km dengan kondisi jalan yang rusak penuh bebatuan dan kurangnya akses
kendaraan yang juga menjadi faktor lainnya.29
Pendidikan di Desa Mayak pada umunya dibagi menjadi dua bagian, yaitu
pendidikan formal dan non-formal. Pendidikan formal seperti TK, SD/MI,
SMP/MTS dan SMA/MA. Pendidikan formal sangatlah penting di zaman
modern saat ini untuk kelangsungan hidup agar tidak menjadi indvidu atau
masyarakat terbelakang. Berkaitan dengan hal di atas, akan disajikan pada
data tabel di bawah ini:
28
Wawancara pribadi dengan Sekertaris Desa Mayak Bapak Ahmad Yani, Kantor Kepala
Desa, 13 Agustus 2018. 29
Wawancara pribadi dengan Sekertaris Desa Mayak Bapak Ahmad Yani, Kantor Kepala
Desa, 13 Agustus 2018.
20
Tabel 2.2 Kelulusan Pendidikan Desa Mayak Tahun 2016
Berdasarkan dari data kualitatif di atas dapat disimpulkan bahwa
pendidikan di Desa Mayak memang perlu perhatian khusus dari pemerintah
maupun dari masyarakat Kebagusan sendiri. Data tabel tersebut menunjukkan
jelas bahwa masyarakat hanya memiliki pendidikan formal pada level dasar
sekitar 45%, pendidikan menengah SMP/Sederajat 40%, pendidikan
SMA/Sederajat 10%, dan sisanya Perguruan Tinggi hanya 5%.
d. Keadaan Ekonomi
Ciri khas dari masyarakat Desa Mayak ialah pertaniannya. Mayoritas
masyarakat Desa Mayak terutama masyarakat Kebagusan mengandalkan
sektor pertanian untuk menunjang kehidupannya sehari-hari. Perlu diketahui,
tanah yang ada di kampung Kebagusan merupakan tanah yang subur dan
memiliki perairan yang cukup. Hal ini diperkuat dengan adanya kepercayaan
masyarakat bahwa leluhur mereka dahulu hidup dengan bertani dan leluhur
yang telah meninggal tetap berpengaruh terhadap kesuburan tanah dan
kesejahteraan masyarakat yang ditinggalkan.30
Pertanian yang dihasilkan
berupa padi, mentimun sayur, pepaya California, dan kacang tanah.
30
Nina Lubis dkk, Sejarah Kabupaten Lebak, (Lebak: Pemerintah Kabupaten Lebak dan
Pusat Penelitian Kemasyarakatan dan Kebudayaan Lembaga Penelitian Universitas Padjajaran,
2006), h. 337.
No Sekolah Jumlah
1 Belum Sekolah 77
2 SD/Sederajat 167
3 SMP/Sederajat 137
4 SMA/Sederajat 91
5 Diploma/Sarjana 22
Jumlah 494
21
Sedangkan hasil dari perkebunannya berupa albasia. Selain bertani dan
berkebun, ada pula masyarakat Kebagusan yang bermata pencaharian lain,
yaitu: berdagang, menjadi buruh atau karyawan swasta di daerah lain, PNS,
supir angkutan umum dan lain sebagainya. Berikut data tersebut yang akan
disajikan dalam bentuk tabel di bawah ini:
Tabel 2.3 Macam-macam Pekerjaan Masyarakat Desa Mayak
No Jenis Pekerjaan Jumlah
1 Buruh Tani 209 Orang
2 Petani 405 Orang
3 Pedagang 23 Orang
4 Penjahit 4 Orang
5 PNS 9 Orang
6 Industri Kecil 32 Orang
7 Buruh Industri 241 Orang
8 Tukang Batu 15 Orang
9 Supir 15 Orang
10 Guru 7 Orang
Jumlah 960 Orang
Sumber: Profil Desa Mayak Tahun 2016
e. Agama dan Kepercayaan
Agama dan kepercayaan adalah suatu asas yang ada di dalam kehidupan
manusia. Agama mengikat manusia untuk dijadikan sebagai pedoman dalam
menjalani kehidupan dengan tujuan untuk mengatur kehidupannya menjadi
teratur dan selaras.
Masyarakat Desa Mayak mayoritas memeluk agama Islam, tidak
terkecuali masyarakat kampung Kebagusan. Kampung Kebagusan dikenal
sebagai kampung yang taat akan perintah dan larangan yang ada pada ajaran
agama Islam yang juga dijadikan pedoman dalam hidup
22
bermasyarakat.31
Semua kegiatan positif dijadikan kegiatan rutin di kampung
Kebagusan, sebagai contoh, adanya pengajian rutin ibu-ibu majelis yang
dilaksanakan setiap pagi pada hari Jumat dalam seminggu sekali, pengajian
rutin bapak-bapak yang dilaksanakan setiap malam Jumat di masjid.
Dari penelusuran penulis, didapati bahwa masyarakat Kebagusan juga
mengharmoniskan kehidupan beragama dan kepercayaannya dalam bingkai
ajaran Islam. Misalnya, dalam hal keberagaman sebagai muslim tradisionalis,
mereka memperingati Maulid Nabi Muhammad S.A.W (Muludan).32
Lalu,
dalam hal kepercayaan lokalnya, mereka masih melaksanakan tradisi haul
yang dibarengi dengan manaqib, upacara kelahiran, upacara pemotongan
rambut bayi yang baru lahir, upacara nujuh bulanan, upacara perkawinan dan
lain sebagainya.
Muludan adalah salah satu tradisi yang seringkali diselenggarakan oleh
masyarakat muslim-Sunda yang bertepatan dengan hari kelahiran Nabi
Muhammad S.A.W dan juga karena Nabi Muhammad S.A.W telah berjasa
membawa agama Islam. Diselenggarakannya muludan ini dengan cara
mengirimkan doa bersama-sama pada bulan Rabi‟ul awal berdasarkan
penanggalan hijriah yang dipimpin oleh sesepuh kampung. Acara ini juga
turut dihidangkan makanan-makanan khas daerah yang kemudian dibagikan
kepada warga setelah selesainya acara tersebut.33
31
Wawancara dengan sesepuh kampung Kebagusan Abah Deli, di kampung Kebagusan,
05 Agustus 2018. 32
Nina H Lubis, Banten Dalam Pergumulan Sejarah Sultan, Ulama, Jawara, (Jakarta:
Pustaka LP3ES Indonesia, 2003), h. 84. 33
Dadan Rusmana, Tradisi“Muludan”,
https://dadanrusmana.wordpress.com/2011/02/10/tradisi-muludan/ , Artikel diakses pada 16
Agustus 2018.
23
Sedangkan tradisi manaqib sendiri diselenggarakan dalam rangka
selametan, tasyakuran dan biasanya dibarengi dengan haulan Abuya Hasan,
seorang ulama juga pejuang kemerdekaan yang berasal dari kampung
Kebagusan. Diselenggarakannya tradisi ini bertujuan untuk mendapatkan
keberkahan dari pembacaan manaqib dan berkumpulnya masyarakat dalam
tradisi ini diharapkan dapat terus terjalin silahturahmi juga terciptanya
hubungan yang tentram dan rukun antar sesama.
24
BAB III
AIR YANG DIDOAKAN
A. Asal-Usul Air Yang Didoakan
Air merupakan unsur utama penyusun kehidupan bagi makhluk hidup,
khususnya manusia dalam melakukan aktivitas. Peradaban manusia
berkembang dan maju umumnya berada di wilayah yang mengikuti sumber
air, seperti halnya Mesopotamia yang disebut sebagai awal peradaban berada
di antara Sungai Tigris dan Euphrates. Tentunya air salah satu anugerah
terbesar yang diberikan oleh Allah SWT kepada mahluk-Nya, air merupakan
nikmat dan karunia yang luar biasa bagi umat manusia. Tidak ada makhluk
yang dapat bertahan hidup tanpa air. Dengan air, Allah SWT menegakkan
kehidupan dan memberikan rejeki bagi kita semua dan dengan air pula Allah
SWT menciptakan manusia sebagai salah satu unsur yang terdapat dalam
tubuh.34
Manfaat air bagi kelangsungan hidup manusia tidak hanya sekedar
memenuhi kebutuhan sehari-hari dalam melaksanakan aktivitas secara umum,
seperti minum, mandi, dan lainnya. Air ternyata mempunyai peran sangat
penting bagi proses kehidupan yang ada dan terjadi di dalam tubuh manusia.
Kandungan air pada tubuh manusia jumlahnya jauh lebih besar bila dibanding
dengan kandungan zat-zat yang lain. Kandungan air pada tubuh bayi bisa
mencapai 75%-80% yang kemudian seiring dengan pertumbuhan tubuhnya,
34
Sri Rijati Wardiani, dkk, “Akulturasi Budaya Terapi Air Sebagai Media Pengobatan
Oleh Jamaah di Pesantren Suryalaya Pagerageung Tasikmalaya”, dalam jurnal Aplikasi Ipteks untu
Masyarakat, Vol. 6, No. 1, h. 33.
25
kandungan air pada manusia dewasa berkurang hingga mencapai 60%-65%
untuk pria dan 50%-60% untuk wanita. Otak manusia juga terdiri dari 85%
kandungan air, sedangkan tulang terdiri dari 10%-15% kandungan air. Tanpa
adanya air, manusia tidak dapat hidup dan melakukan aktivitasnya.35
Semua
yang hidup tercipta dari air sebagaimana yang difirmankan Allah SWT dalam
Al-Quran Surah Al-Anbiyaa ayat 30 yang berbunyi:
ما وات والأ رض كا هتا رثقا ففتقنا ها وجعلنا من الما ء ين كفرواانذ السذ مننن اولم يرالذ ف ء كذ
Artinya: ”Dan apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui
bahwasanya langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang
padu, kemudian Kami pisahkan antara keduanya. Dan dari air Kami
jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka mengapakah mereka tiada juga
beriman?”36
Air merupakan salah satu karunia Allah SWT yang tak ternilai harganya.
Air adalah sumber kehidupan, materi kehidupan, padanya bergantunglah
berbagai mahluk hidup di muka bumi ini, manusia, binatang dan tumbuhan.
Sebagaimana Allah SWT menjelaskan dalam Al-Quran di antaranya Surat An-
Nahl (16:10-11) yang berbunyi:
“Dia-lah, Yang telah menurunkan air hujan dari langit untuk kamu,
sebahagiannya menjadi minuman dan sebahagiannya (menyuburkan)
tumbuh-tumbuhan, yang pada (tempat tumbuhnya) kamu
menggembalakan ternakmu. Dia menumbuhkan bagi kamu dengan air
35
Masaru Emoto, The True Power of Water; Hikmah Aid Dalam Olahjiwa, terj. Azam
Translator (Bandung: MQ Publishing, 2006), h. 17. 36
Al-Quran Terjemah As-Salaam, Departemen Agama RI, terj. Yayasan Penyelenggara
Penerjemah Al-Qur‟an (Depok: Al-Huda, 2015) h. 325.
26
hujan itu tanam-tanaman; zaitun, korma, anggur dan segala macam
buah-buahan. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar ada
tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang memikirkan.”37
Air memainkan peranan penting karena dinilai sebagai media transformasi
utama untuk menjaga keseimbangan tubuh. Air menggantikan cairan-cairan
tubuh yang terbuang dan memiliki peran vital dalam menjaga suhu panas
tubuh yang diperlukan oleh manusia setiap harinya. Kekurangan air dapat
membahayakan kesehatan tubuh karena menjadi penghambat proses
regenerasi sel dan penumpukan racun sisa metabolisme tubuh yang tidak
terbuang dengan baik, sehingga dapat menimbulkan berbagai keluhan, rasa
sakit dan sebagainya.38
Kesadaran manusia semakin meningkat akan pentingnya peran air dalam
kehidupannya kini. Telah banyak penelitian dilakukan oleh para ahli terkait
banyaknya manfaat yang terkandung di dalam air. Salah satu temuan yang
telah berkembang dan populer saat ini adalah air merupakan salah satu obat
terbaik untuk menyembuhkan berbagai penyakit. Air ternyata mampu
memberikan efek pengobatan terhadap berbagai jenis penyakit manusia.39
Air sebagai media untuk menyembuhkan penyakit pada dasarnya telah
berkembang sejak lama dan dengan beragam cara yang berbeda untuk setiap
suku, tradisi, tempat, wilayah atau negara, khususnya dalam dunia pengobatan
tradisional atau yang lebih dikenal dengan pengobatan alternatif.
37
Al-Quran Terjemah As-Salaam, Departemen Agama RI, terj. Yayasan Penyelenggara
Penerjemah Al-Quran (Depok: Al-Huda, 2015) h. 269 38
Pangoloan Soleman Ritonga, “Air Sebagai Sarana Peningkatan IMTAQ (Integrasi
Kimia dan Agama)”, dalam Jurnal Sosial Budaya, Vol. 8, No. 02, h. 268 39
F. Batmanghelidj, M.D., Air Untuk Menjaga Kesehatan & Menyembuhkan Penyakit,
(Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2007), h. 17.
27
Hal ini dapat dilihat dari fenomena seperti masyarakat di pelosok daerah
menggunakan air yang diberi doa, mantra atau sejenisnya untuk menangkal
berbagai penyakit fisik dan non fisik. Metode tersebut telah berlangsung
turun-temurun dan menjadi tradisi, yang sampai saat ini masih digunakan.40
Masyarakat Kebagusan khususnya masih sangat percaya akan khasiat dari
air yang telah didoakan oleh seseorang yang memiliki keahlian khusus. Ini
menjadi sebuah tradisi turun-temurun yang masih ada hingga kini. Tidak
sedikit masyarakat Kebagusan yang lebih memilih air doa untuk
menyembuhkan penyakit yang sedang dialaminya dibandingkan pergi ke
rumah sakit untuk menyembuhkan penyakitnya.
Hal ini terjadi tentu karena adanya beberapa faktor, selain karena tradisi
akan kepercayaan masyarakat terhadap khasiat air yang telah didoakan, faktor
lainnya adalah ekonomi juga akses yang sulit dijangkau masyarakat karena
rumah sakit di daerah tersebut masih sangat sedikit. Masyarakat Kebagusan
memilih pengobatan dengan air karena menurut mereka air doa ini dapat
menyembuhkan berbagai penyakit medis ataupun non medis. Selain itu, tidak
sedikit pula masyarakat yang datang meminta air yang telah didoakan untuk
mendapatkan keberkahan dari air tersebut, misalnya kemudahan dalam
berwirausaha, kelancaran dalam berjalannya sebuah acara, ketenangan dalam
menghadapi suatu masalah, dan lain sebagainya.41
40
Sri Rijati Wardiani, dkk, “Akulturasi Budaya Terapi Air Sebagai Media Pengobatan
Oleh Jamaah di Pesantren Suryalaya Pagerageung Tasikmalaya”, dalam jurnal Aplikasi Ipteks
untu Masyarakat, Vol. 6, No. 1, h. 34 41
Wawancara pribadi dengan sesepuh kampung Kebagusan Abah Mujani, di kampung
Kebagusan, 05 Agustus 2018.
28
Dalam tradisi kepercayaan ini, air merupakan media utama dalam proses
penyembuhan penyakit dan air tersebut dikombinasikan dengan doa. Pemberi
doa dalam hal ini ialah orang yang memiliki keahlian khusus. Air yang
digunakan adalah air yang bersumber dari sebuah sumur mata air yang
terletak di sekitar kampung Kebagusan, tepatnya di bagian belakang rumah
pendoa yang mendoakan air tersebut. Dahulu akses jalan untuk turun ke sumur
tersebut sangat sulit, karena jalan yang licin dilumuri tanah liat. Namun, kini
akses jalan turun menuju sumur tersebut sudah lebih mudah karena jalan yang
sudah dikeramik dan diberi bambu di pinggiran tangga yang berguna untuk
penahan agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan saat turun ke sumur
tersebut. Tidak banyak diketahui bagaimana asal mula sumur mata air ini
muncul, akan tetapi pendoa, karuhun dan juga masyarakat di kampung
tersebut meyakini bahwa air yang bersumber dari sumur tersebut akan
membawa dan memiliki banyak manfaat.42
Konon, sumur mata air ini bernama Sumur Lancorok. Tidak banyak
masyarakat mengetahui pasti bagaimana sejarah munculnya sumur tersebut.
Sumur Lancorok ini sudah ada sejak zaman dahulu kala yang memang
karuhun43
terdahulu percaya bahwa munculnya sumur tersebut akan membawa
suatu manfaat bagi masyarakat kampung Kebagusan. Diketahui air dalam
sumur tersebut tidak pernah kering walaupun sedang memasuki musim
kemarau. Air yang ada di sumur tersebut jernih dan tidak kotor. Air sumur
Lancorok tidak digunakan untuk kehidupan sehari-hari seperti mandi, mencuci
42
Wawancara pribadi dengan Bi Murni seorang pendoa yang mendoakan air di kampung
Kebagusan, 20 Oktober 2018. 43
Karuhun ialah panggilan untuk nenek moyang terdahulu dalam bahasa Sunda. Lihat
https://kbbi.kata.web.id/karuhun/ diakses pada tanggal 15 oktober 2018.
29
dan lain hal. Sumur tersebut memang diperuntukan dan dikhususkan sebagai
media pengobatan dan kepentingan-kepentingan tertentu.
Dalam praktiknya tidak sembarang orang yang dapat menggunakan air
sumur tersebut. Dalam menggunakan air sumur Lancorok ini haruslah melalui
izin dari pendoa yang memang paham mengenai penggunaan air di sumur
tersebut. Air di sumur Lancorok sudah dikenal dengan manfaatnya, jika
sembarang orang menggunakan air tesebut tanpa izin terlebih dahulu maka
akan sia-sia, dalam arti tidak akan mendapatkan manfaat sesuai yang
diharapkan. Sayangnya penulis tidak berkesempatan untuk mengabadikan
bagaimana kenampakan dari sumur tersebut karena terhalang izin dan
memang sumur tersebut tidak diperkenankan untuk diabadikan.
B. Profil Pendoa
Masyarakat Sunda, khususnya yang bermukim di pedalaman mengenal
sosok pananyaan. Pananyaan atau yang sering disebut sebagai orang pintar
ialah seseorang yang dipercaya oleh masyarakat dalam hal yang berkaitan di
luar nalar manusia.44
Dalam hal ini menurut Harsojo, di alam fikiran petani
Sunda pedesaan, misalnya, batas antara unsur Islam dan bukan Islam sudah
tidak disadari lagi. Unsur-unsur dari berbagai sumber itu sudah terintegrasikan
menjadi satu dalam sistem kepercayaan, dan telah ditanggapi oleh masyarakat
tersebut dengan suatu emosi yang sama.
Dalam hal ini, mayoritas masyarakat Sunda, meyakini adanya kausalitas
ganda dalam segala hal yaitu sebab yang terlihat dan sebab yang tidak terlihat.
Dalam mengatasi persoalan yang tidak terlihat, biasanya mereka bertanya
44
Asep N. Musadad, “Persinggungan Islam dan Tradisi Mistik Lokal: Studi Kasus
Penanyaan dan Ahli Hikmah di Masyarakat Tasikmalaya”, dalam jurnal Indonesian Journal of
Islamic Literature and Muslim Society, Vol. 1, No. 1, h. 51
30
kepada seorang pananyaan. Beberapa persoalan yang biasanya ditanyakan
adalah mulai dari pengobatan, urusan pekerjaan, bisnis, mengembalikan
barang yang hilang, dan lain sebagainya.45
Seorang pananyaanbiasanya memiliki beberapa keahlian diantara lain
paririmbon (horoskop Jawa), amalan (doa-doa khusus), elmu isim (ilmu
talismat atau rajah Arab), dan beberapa keahlian lainnya. Tidak semua
pananyaan memiliki seluruh keahlian ini, sebagian hanya pakar dalam
beberapa keahlian saja. Dua keahlian terakhir merupakan hasil dari kontak
dengan ajaran Islam yang sering disebut sebagai ahli hikmah. Kemunculan
istilah tersebut menunjukkan adanya fenomena asimilasi antara tradisi mistik
lokal dengan ajaran Islam.46
Masyarakat awam memahami secara sederhana hikmah sebagai kekuatan
supranatural yang dianggap islami dan ahli hikmah sendiri ialah orang yang
pandai dalam hal tersebut. Sebenarnya ahli hikmah dan ajengan47
hampir
sama namun tetap sebuah figur yang berbeda. Salah satu hal yang
membedakan keduanya adalah dari segi pendidikan. Istilah ajenganbiasanya
diperuntukan untuk seseorang yang merupakan lulusan dari sebuah pesantren
yang benar-benar menuntut ilmu agama dari dasar hingga tingkatan yang
cukup tinggi, sedangkan ahli hikmah ialah seseorang yang tidak harus berasal
dari lulusan pesantren.
45
Wawancara pribadi dengan sesepuh kampung Kebagusan Abah Mujani, di kampung
Kebagusan, 05 Agustus 2018. 46
Asep N. Musadad, “Persinggungan Islam dan Tradisi Mistik Lokal: Studi Kasus
Penanyaan dan Ahli Hikmah di Masyarakat Tasikmalaya”, dalam jurnal Indonesian Journal of
Islamic Literature and Muslim Society, Vol. 1, No. 1, h. 53 47
Ajengan ialah sebutan masyarakat Sunda untuk seorang ulama yang memiliki keahlian
khusus dalam hal spiritual. Lihat Samsul Munir Amin, Karomah Para Kiai, (Yogyakarta: Pustaka
Pesantren, 2008), h. 139.
31
Di kampung Kebagusan sendiri, terdapat seseorang ahli hikmahyang
dipercaya oleh masyarakat setempat memiliki keahlian khusus yaitu dapat
mendoakan air yang akan membawa sebuah khasiat dan keberkahan.
Masyarakat Kebagusan memanggilnya dengan panggilan Bi Murni. Tidak
sedikit masyarakat yang datang kepadanya baik dari masyarakat kampung
Kebagusan itu sendiri ataupun masyarakat diluar dari kampung tersebut
bahkan ada pula tamu yang datang jauh dari luar wilayah Banten. Masyarakat
yang datang kepada Bi Murni dengan berbagai keperluan yang berbeda-beda,
mulai dari ingin menyembuhkan penyakit baik medis maupun non medis atau
untuk kepentingan lainnya diluar konteks menyembuhan penyakit, seperti
ingin kelancaran dalam usaha, ingin dimudahkan jodohnya, ingin mendapat
kelancaran dalam menyelenggarakan sebuah acara, ingin menyelesaikan
sebuah masalah atau hanya ingin sekedar mendapatkan ketenangan secara
batiniah. Perlu diketahui pula Bi Murni tidak secara resmi membuka praktek
akan keahliannya tersebut. Tamu yang datang kepadanya tidak dipatok dengan
harga-harga tertentu. Karena memang dari Bi Murni sendiri tidak ada niatan
apapun selain bertujuan untuk membantu sesama.48
Bi Murni yang memiliki nama lengkap Murni Asih adalah seorang
perempuan paruh baya yang lahir pada 25 Juli 1980 dan kini usianya 38 tahun.
Ia seorang ibu rumah tangga yang memiliki empat orang anak. Bi Murni
merupakan warga asli kampung Kebagusan dan terlahir dari keluarga yang
dikenal sebagai tokoh agama di kampung tersebut. Orangtua Bi Murni
48
Wawancara pribadi dengan Bi Murni seorang pendoa yang mendoakan air di kampung
Kebagusan, 20 Oktober 2018.
32
memiliki enam orang anak dan Bi Murni adalah anak keenam dari enam
bersaudara. Sejak kecil orangtuanya selalu menanamkan ilmu agama kepada
anak-anaknya, menjadikan Al-Quran dan hadist sebagai pedoman dalam
menjalani kehidupan serta taat akan perintah dan larangan Allah SWT.
Berbicara tentang keahlian khusus yang dimiliki oleh Bi Murni, semata-
mata bukanlah tanpa sebab. Sejak dahulu Abah Puan, orangtua dari Bi Murni
memang sudah dikenal dengan keahliannya yaitu dapat mendoakan air yang
akan memberikan sebuah khasiat dan keberkahan dari doa yang dibacakan.
Oleh karena itu, keahlian khusus yang dimiliki oleh Bi Murni merupakan
keahlian yang diturunkan dari mendiang orangtuanya.49
Dari keenam anak yang dimiliki oleh Abah Puan hanya kepada Bi Murni
keahlian tersebut diturunkan. Ini terjadi karena menurut mendiang Abah Puan,
BiMurni secara fisik dan batin mampu untuk menerima dan mengamalkan
keahlian tersebut. Pada saat wawancara dengan penulis BiMurni mengatakan
bahwa, keahlian ini bukanlah suatu ilmu hitam atau ilmu syirik yang sengaja
dipelajari untuk menyekutukan Allah, melainkan keahlian ini semata-mata
adalah suatu kelebihan dan titipan yang Allah berikan kepadanya. Selain
faktor keturunan, Bi Murni juga memiliki ijazah50
dari seorang Kyai di
pesantren di mana tempat ia menimba ilmu agama. Bi Murni mengatakan
bahwasanya, untuk keahlian yang ia miliki haruslah sesuai dengan ajaran yang
49
Wawancara pribadi dengan Bi Murni seorang pendoa yang mendoakan air di kampung
Kebagusan, 20 Oktober 2018. 50
Menurut kamus bahasa Indonesia, ijazah diartikan sebagai izin yang diberikan oleh
seorang guru kepada muridnya untuk mengajarkan ilmu yang diperoleh murid dari gurunya. Ada
juga berpendapat pertanyaan pemberian ilmu atau wewenang dari seseorang guru kepada murid.
Definisi lain tentang ijazah adalah suatu tindakan berisyarat pemberian hak atau izin suatu amalan
dan ilmu spiritual dari seseorang Murid.
33
ada dalam Islam. Untuk mengamalkan dan mempergunakannya pun bukan
untuk hal yang tidak diridhoi Allah SWT.
Keahlian tersebut diturunkan oleh mendiang Abah Puan pada saat Bi
Murni beurusia sekitar 18 tahun. Saat itu ia belum mengerti betul akan
keahlian yang diturunkan kepadanya. Ketika Bi Murni memasuki umur 20
tahun, Abah Puan meninggal dunia. Mulai saat itu Bi Murni merasakan
sesuatu hal yang berbeda dalam dirinya. Awalnya ia seperti mendengar
bisikan sekaligus ajakan yang berasal dari alam sadarnya, keinginan yang kuat
untuk selalu tepat waktu dalam melaksanakan kewajiban umat muslim yaitu
salat lima waktu, diselingi dengan salat sunnah, melaksanakan salat
disepertiga malam, melaksanakan puasa, wirid dan memperbanyak zikir.51
Bi Murni memang dikenal salah satu anak dari Abah Puan yang kuat akan
ilmu agama dan ibadahnya, meski begitu ia menganggap dirinya adalah
masyarakat biasa dan tidak ingin dianggap atau disebut dengan sebutan yang
menandakan dirinya paham betul akan persoalan agama. Maka dari segi inilah
mendiang Abah Puan menurunkan keahlian tersebut, karena mengetahui
bahwa Bi Murni dapat mengamalkan dan menggunakan keahlian tersebut
dengan tujuan untuk membantu sesama.
Setelah meninggalnya mendiang Abah Puan, masyarakat tetap datang ke
rumah Bi Murni. Media yang digunakan Bi Murni sama dengan Abah Puan
yaitu hanya berupa air yang dibacakan doa-doa dari ayat suci Al-Quran. Bi
Murni mengatakan bahwa pada proses mendoakan air tersebut ia selalu
melakukannya setelah selesai melaksanakan salat lima waktu beserta salat
51
Wawancara pribadi dengan sesepuh kampung Kebagusan Abah Mujani, di kampung
Kebagusan, 05 Agustus 2018.
34
sunnah, lalu melaksanakan puasa.52
Setelah selesai melaksanakan sholatnya
disepertiga malam berikut wirid dan dzikir, disinilah waktunya Bi Murni
untuk mendoakan air tersebut. Biasanya, ia mengambil air dari sumur
Lancorok disiang hari menggunakan derigen lalu air tersebut dicampurkan
dengan air yang biasa dikonsumsi sehari-hari, kemudian air tersebut ditaruh ke
dalam kendi yang terbuat dari tanah liat dan diletakannya kendi tersebut
menghadap kiblat. Dalam proses mendoakan air, Bi Murni benar-benar
khusyuk, semata-mata berdoa, memohon dan meminta keberkahan dari Sang
Pencipta agar air yang dibacakan doa tersebut membawa khasiat bagi yang
menggunakannya.53
Dalam hal ini, masyarakat yang datang kepada Bi Murni tidak
diperkenankan untuk percaya kepadanya. Bagi Bi Murni posisinya sekarang
ialah hanya seorang perantara yang membantu mendoakan dengan harapan
Sang Maha Pencipta mendengar juga mengabulkan apa yang diharapkan dan
masyarakat yang datang kepadanya hanya bersyariat selebihnya Allah SWT
yang menghendaki segala sesuatunya.
C. Doa Yang Dibacakan
Doa menurut bahasa merupakan sebuah permohonan atau permintaan.
Menurut istilah doa adalah penyerahan diri kepada Allah SWT dalam
memohon segala yang diinginkan dan dihindari dari segala bentuk yang
dibenci. Doa berarti ibadah, dapat dikatakan berdoa merupakan ibadah paling
utama karena doa ialah inti ibadah.
52
Wawancara pribadi dengan Bi Murni seorang pendoa yang mendoakan air di kampung
Kebagusan, 20 Oktober 2018. 53
Wawancara pribadi dengan Bi Murni seorang pendoa yang mendoakan air di kampung
Kebagusan, 20 Oktober 2018.
35
Doa dapat merubah segalanya, doa dapat melembutkan qadha dan
mencegah datangnya bala bencana. Doa merupakan dzikir kepada Allah. Doa
lebih dalam artinya jika dibandingkan dengan dzikir atau hanya sekedar ingat
kenapa Allah SWT. Doa merupakan aktivitas wajib manusia kepada Allah
Sang Maha Pencipta yang seharusnya rutin dilaksanakan.54
Kehidupan tanpa doa adalah kehampaan dan kesia-siaan. Menyelaraskan
doa dan segala bentuknya adalah suatu proses mulia untuk menyadarkan
manusia akan tujan hidupnya. Semakin tinggi kesadaran manusia akan tujuan
hidupnya, maka semakin ia merasa selalu butuh akan cahaya dalam doa yang
dipanjatkannya. Begitu pula sebaliknya, semakin rendah kesadaran manusia
akan tujuan hidupnya, maka semakin jauh kesadaran manusia untuk berdoa
dan meminta kepada Allah SWT.55
Doa menurut At-Thiby dalam buku Doa-doa Mustajab Orang Tua untuk
Anaknya, berpendapat bahwa doa melahirkan kehinaan dan kerendahan dalam
keadaan tiada berdaya dan tiada berkekuatan yang kemudian menyatakan
hajat, keperluan dan ketundukan kepada Allah.56
Seperti yang telah dijelaskan
dalam Al-Quran Al-Baqarah (186) yang berbunyi:
“Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku,maka
(jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan
permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, maka
hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku, dan hendaklah
54
Ahmadi Isa, Doa-doa Pilihan, (Jakarta: Hikmah PT. Mizan Publika, 2006), h. 01. 55
Syamsudin Noor, Rahasia Doa-doa dalam Al-Quran, (Jakarta: Pustaka Al- Mawardi,
2009), h. 17 56
Aulia Fadhli, Doa-doa Mujarab Orang Tua untuk Anaknya, (Yogyakarta: Media
Pessindo, 2014), h. 21.
36
mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu mendapat petunjuk
(berada dalam kebenaran).”
Selanjutnya, penulis telah membahas dalam sub-bab sebelumnya bahwa
selain air, doa yang dibacakan kedalam air tersebut merupakan hal penting
yang harus dilakukan. Doa-doa yang dibacakan berasal dari ayat-ayat suci Al-
Quran. Sebelum membacakan doa, pendoa selalu mengambil air wudhu dan
duduk diatas sajadah yang sudah dibentangkan, lalu meletakkan kendi yang
berisi air Sumur Lancorok yang sudah dicampur dengan air biasa tepat
dihadapannya.
Dalam mendoakan air, langkah-langkah yang dilakukan pendoa ialah
pertama-tama ia menghadiahi atau membacakan doa yang ditujukan kepada
Kanjeng Nabi Muhammad SAW, para sahabat, para wali dan
parakaruhun57
.Doa yang biasanya dibacakan terdiri dari surat Al-Fatihah,
surat Al-Baqarah selanjutnya pembacaan ayat kursi, surat Yasin dan diakhiri
dengan bacaan surat Al-Ikhlas, Al-Falaq dan An-Naas. Hal ini dilakukan
semata-mata untuk mendoakan para leluhur yang telah meninggal agar
dirahmati Yang Maha Kuasa dan berharap akan mendapatkan kebarokahan
kembali dari Allah SWT atas segala doa yang telah dipanjatkan. Setelah itu,
pendoa berdzikir sebanyak 100 kali. Dzikir ini terdiri dari kalimat tauhid,
Istigfar, sholawat, asmaul husna dan lain sebagainya. Lalu pendoa membaca
sholawat nariyah sebanyak 100 kali. Selanjutnya, barulah pendoa
membacakan doa yang berasal dari Al-Quran yaitu surat Al-Fatihah yang
dibacakan sebanyak 7 kali, yang kedua ialah surat Al-Ikhlas dibacakan
57
Karuhun ialah panggilan untuk nenek moyang terdahulu dalam Bahasa Sunda. Lihat
https://kbbi.kata.web.id/karuhun/ diakses paa tanggal 15 oktober 2018.
37
sebanyak tujuh kali, surat An-Naas sebanyak tujuh kali, surat Al-Falaq
sebanyak 7 kali, surat Al-Qadr yang dibacakan sebanyak 7 kali dan yang
terakhir adalah membaca ayat kursi sebanyak 7 kali. Menurut pendoa surat-
surat yang dibacakan memiliki keistimewaan sendiri ketika kita percaya dan
yakin akan setiap keajaiban dari makna ayat suci Al-Quran yang terkandung
dari masing-masing surat tersebut.
Selesai dengan membacakan doa-doa tersebut, pendoa mengakhiri dengan
memanjatkan doa atau harapan menggunakan Bahasa Sunda yang berbunyi:
“Bismillahirrohmanirrohim...Ya Allah Kanjeng Gusti nu Maha Agung,
anu maha kawasa sareng Kanjeng Nabi Muhammad SAW panutan abdi.
Abdi nyuhunkeun supados ditebihkeun tina sagala panyakit, dilapangkeun
dina sagala maksud, dipasihan rejeki anu ngalimpah sareng diridho‟i,
dipasihan kasalametan sareng kesehatan.”
Dalam penggalan doa atau harapan yang diucapkan diatas, baik pendoa
maupun masyarakat setempat memiliki kepercayaan bahwa doa yang
diucapkan dengan bahasa Sunda maka akan lebih sempurna dan Sang Maha
Pencipta akan mendengar dan mengabulkan doa atau harapan-harapan yang
dipanjatkan umatnya kepada-Nya.58
Dalam hal membacakan doa ke dalam air, sebenarnya siapa pun mampu
melakukan hal tersebut. Namun, yang membedakan air itu dapat membawa
suatu manfaat dari doa yang sudah dibacakan adalah orang yang membacakan
doa itu sendiri.
58
Asep N. Mursadad, “Al-Qur‟an dalam Okultisme Nusantara (Studi Atas Tansformasi
Ayat Al-Qur‟an dalam Mantera-mantera Lokal)”, dalam jurnal Religia, Vol. 20, No. 1. h. 14
38
Para tokoh muslim mengatakan bahwa di dalam Al-Quran sangat tegas
menyebutkan bahwa siapa saja yang berdoa akan dikabulkan doanya. Akan
tetapi terkadang dalam berdoa manusia dengan sifatnya yang tergesa-gesa,
sering kali mengharapkan doanya dikabulkan dengan segera, ber-isti‟jal
kepada Allah.59
Ibnu Qayyim Jauziah mengemukakan kritiknya akan hal ini,
menurutnya berdoa dengan sifat yang tergesa-gesa dan ingin dikabulkan
dengan segera merupakan cara berdoa yang sangat tidak baik dalam
kedudukan sebagai hamba Allah, karena keadaan semacam itu berarti
merongrong rencana Allah.60
Allah sangatlah dekat dengan manusia, hanya
saja kedekatan Allah pada manusia boleh jadi ketika memohon kepada- Nya
tidak terkabulkan segala doa yang dipanjatkan. Oleh karenanya, respon
permohonan seseorang itu tergantung pra syarat yang harus dimiliki oleh
pemohon.
Syarat yang pertama adalah merespon seruan Allah dan meyakini akan
diterimanya doa. Betapa banyak orang berdoa akan tetapi doanya tidak
terkabulkan, karena mereka tidak merespon seruan Allah atau tidak
melaksanakan tugasnya sebagai hamba. Jika diibaratkan, penuntutan hak dan
pelaksanaan kewajiban haruslah seimbang. Berdoalah dengan cara yang baik,
tidak tergesa-gesa dan hanya berdoa kepada Allah SWT. Seperti yang telah
dijelaskan dalam Al-Quran Surah Yunus (10:106), yang berbunyi :
59
Muhammad Hasbi Ash Shiddieqy, Pedoman Dzikir dan Doa, (Semarang: P.T. Pustaka
Rizki Putra, 2002), h. 28 60
Mursalim, “Doa Dalam Perspektif Al-Quran”, dalam jurnal Al-Ulum, Vol. 11, No. 1, h.
69
39
Artinya: “Dan jangan engkau menyembah sesuatu yang tidak memberi
manfaat dan tidak (pula) memberi bencana kepadamu selain Allah sebab
jika engkau lakukan (yang demikian) maka sesungguhnya engkau
termaksud orang-orang zalim.”61
Selain itu, keyakinan pendoa bahwa sesungguhnya doa yang sudah
dipanjatkan akan didengar dan diterima oleh Allah SWT, dan Dia akan
memberikan yang terbaik kepada si pendoa. Merendahkan diri dengan suara
lembut dan tidak berlebih-lebihan ialah suatu cara berdoa yang Allah sukai,
seperti yang sudah dijelaskan dalam Al-Quran Surah Al-„Araf (7: 55) yang
berbunyi:
ب ا لمعتدين ذه ل ي هذك ثض عا و خفية ا ا د عنا ر ب
Artinya: “Berdoalah kepada Tuhanmu dengan rendah hati dan suara yang
lembut. Sungguh, Dia tidak menyukai orang-orang yang melampaui
batas.”62
Ayat ini mencakup syarat dan adab berdoa kepada Allah yaitu khusyuk
dan ikhlas bermohon kepada-Nya dengan suara yangtidak keras, sehingga
tidak memekakkan telinga serta tidak perlubertele-tele, sehingga terasa dibuat-
buat. Terakhir ialah berdoalah dengan nama-nama Allah, seperti yang sudah
dituliskan dalam Al-Quran surah Al-„Isra (17:110), yang berbunyi:
61
Al-Quran Terjemah As-Salaam, Departemen Agama RI, terj. Yayasan Penyelenggara
Penerjemah Al-Quran (Depok: Al-Huda, 2015) h. 221 62
Al-Quran Terjemah As-Salaam, Departemen Agama RI, terj. Yayasan Penyelenggara
Penerjemah Al-Quran (Depok: Al-Huda, 2015) h. 158.
40
“Katakanlah (Muhammad), “Serulah Allah atau serulah Ar-Rahman.
Dengan nama yang mana saja kamu dapat menyeru, karena Dia
mempunyai nama-nama yang terbaik (Asma‟ul Husna) dan janganlah
engkau mengeraskan suaramu dalam shalat dan janganlah (pula)
merendahkannya dan usahakan jalan tengah di antara kedua itu.”63
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwasanya semua makhluk
Allah berdoa memanjatkan segala harapannya kepada Allah SWT. Akan tetapi
ada hal-hal yang memang perlu diperhatikan dalam memanjatkan doa agar
Allah mendengar dan mengabulkan apa yang diharapkan. Doa yang benar-
benar tulus dari hati yang bersih, tidak berlebih-lebihan, yakin akan keesaan-
Nya, mengerti akan hak penuntutan dan kewajiban yang dapat berjalan
seimbang merupakan salah satu doa dapat segera dikabulkan.
Dengan demikian, seseorang pendoa yang memiliki amalan sebelum
mendoakan air tersebut dan tahu akan adab dalam berdoa dapat dikatakan
memiliki suatu kelebihan dibandingkan orang biasa. Disisi lain adanya faktor
keahlian khusus yang dimiliki pendoa yang didapat dari garis keturunan dan
tidak terlepas dari ilmu yang didapat saat pesantren, membuat air yang
dibacakan doa tersebut seperti memiliki energi kuat dan mampu merespon doa
yang telah diucapkan.64
63
Al-Quran Terjemah As-Salaam, Departemen Agama RI, terj. Yayasan Penyelenggara
Penerjemah Al-Quran (Depok: Al-Huda, 2015) h. 294 64
Masaru Emoto, The True Power of Water; Hikmah Airdalam Olah Jiwa, terj. Azam
Translator (Bandung: MQ Publishing, 2006), h. 115
41
D. Penggunaan Air Berkhasiat
1. Penggunaan Air Doa untuk Menyembuhkan Penyakit
Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, bahwa air yang telah didoakan
ini memiliki khasiat sesuai kepentingan masing-masing individu. Dalam
praktiknya, tata cara utama yang memang diharuskan adalah dengan cara
meminum air doa tersebut. Namun, untuk beberapa kepentingan ada cara lain
selain meminum air doa tersebut. Misalnya untuk menyembuhkan penyakit
medis seperti demam, magh, herpes, keseleo dan lain-lain, selain meminum air
tersebut, seseorang yang meminta air juga harus mengusapkan air doa ke
ubun-ubun sebanyak 3 kali dan diusapkan kebagian anggota tubuh yang sakit
sebanyak tiga kali.65
Biasanya pengusapan ini dilakukan pertama kali oleh
pendoa, ia mengusapkan air doa tersebut sambil membaca Q.S As-Syura‟
(26:80), yang berbunyi:
ذا مر ضت فهن يشفي وا
Artinya: “ Dan apabila aku sakit, Dialah yang menyembuhkan aku.”66
2. Penggunaan Air Doa untuk Kelancaraan Usaha dan Acara
Selain bermanfaat untuk menyembuhkan penyakit, air doa ini juga
dipercaya masyarakat dapat memberikan sebuah manfaat berupa kelancaraan
dalam usaha dan kelancaraan dalam suksesnya suatu acara. Selain doa yang
disebutkan diatas, ada beberapa doa yang memang dibaca oleh pendoa dan
65
Wawancara pribadi dengan masyarakat ibu Sultonah di kampung Kebagusan, 17
November 2018. 66
Al-Quran Terjemah As-Salaam, Departemen Agama RI, terj. Yayasan Penyelenggara
Penerjemah Al-Quran (Depok: Al-Huda, 2015) h. 368.
42
dikhususkan dalam hal ini. Penggunaan air doa untuk kelancaran usaha dan
suksesnya suatu acara sebenarnya sama dengan yang lainnya yaitu dengan
cara peminta air meminum air doa tersebut dan yang membedakan adalah jika
air doa tersebut dihajatkan guna mendapatkan kelancaran dalam berusaha
maka air doa tersebut dipercikan ke barang yang akan dijual, sebelum
dipercikkan peminta air haruslah membaca basmallah sebanyak 3 kali lalu
mengucap hajat yang diinginkan semata-mata hanya kepada Allah SWT
sambil dipercikannya air doa tersebut ke barang yang akan dijual. Dengan izin
Sang Maha Pencipta, dengan mengucap syukur dan keyakinan usaha yang
dijalankan sesuai keinginan.67
Hal tersebut juga berlaku untuk peminta air yang memiliki hajat agar suatu
acara yang akan diselenggarakannya berjalan sesuai dengan harapan.
Misalnya, seseorang yang akan menyelenggarakan acara khitanan biasanya
meminta air doa kepada pendoa lalu air doa tersebut wajib untuk diminum,
selanjutnya pendoa memberikan air doa yang di masukkan kedalam botol
untuk dibawa pulang. Setelah itu, air doa yang dimasukkan kedalam botol
tersebut dipercikan kesetiap sudut ruangan tempat dimana acara tersebut akan
diselenggarakan. Sebelum dipercikan, peminta air haruslah membaca
basmallah sebanyak 3 kali lalumengucap hajat yang diinginkan semata-mata
hanya kepada Allah SWT sambil dipercikkannya air doa tersebut kesetiap
sudut ruangan.68
67
Wawancara pribadi dengan masyarakat Dede Mukhtar di kampung Kebagusan, 18
November 2018 68
Wawancara pribadi dengan masyarakat ibu Een di kampung Kebagusan, 17 November
2018.
43
3. Penggunaan Air Doa untuk Masalah Pribadi
Di luar dari konteks penyembuhan penyakit, air doa ini juga dipercaya
oleh masyarakat kampung Kebagusan sebagai solusi atau jalan yang memang
sudah diatur Sang Pencipta setelah dirasa sudah menempuh banyak cara untuk
menyelesaikan suatu masalah yang sedang dialami namun tidak juga
terselesaikan. Dalam hal ini penulis mengambil contoh, ketika seseorang yang
memiliki masalah pribadi yang berhubungan dengan urusan rumah tangga,
seseorang yang ingin cepat mendapatkan jodoh, seseorang yang mendapat
gangguan gaib, anak yang menangis atau rewel, anak yang malas sekolah dan
masalah pribadi lainnya.
Penggunaan air doa untuk hal-hal tersebut yang pertama adalah tetap sama
yaitu dengan cara meminum air doa tersebut. Namun, yang membedakan
adalah untuk masalah-masalah yang dianggap butuh penangganan lebih selain
meminum air doa, peminta doa dengan permasalahan-permasalahannya seperti
di atas biasanya pendoa menyarankan untuk melakukan pemandian langsung
di sumur Lancorok. Sumur yang airnya dianggap memiliki manfaat dan
keberkahan.
Dalam wawancara penulis dengan pendoa juga tamu yang datang,
mengatakan sekaligus menekankan bahwasanya, pemandian ini bukanlah
suatu hal yang memiliki unsur mistik dan bertujuan untuk menyekutukan
Allah. Pemandian ini dilakukan semata-mata sebagai simbol pembersihan
44
segala sesuatu yang bersifat negatif yang ada di dalam tubuh hilang dengan
disiramkannya air sumur tersebut.69
Tidak ada ritual-ritual atau waktu tertentu untuk pemandian di sumur
Lancorok. Biasanya sebelum pemandian dilakukan tamu yang hendak mandi
di sumur tersebut dibalut kain dengan tujuan untuk menutupi tubuh tamu yang
hendak mandi di sumur tersebut, lalu pendoa yaitu Bi Murni menyiram air
sumur tersebut menggunakan gayung yang terbuat dari batok kelapa dan
bergagang kayu. Disiramkannya air sumur tersebut dari ujung kepala hingga
membasahi seluruh tubuh. Penyiraman ini dilakukan sebanyak 3 kali, sambil
menyiramkan air tesebut pendoa juga mengucap doa-doa tertentu di dalam
hatinya. Setelah itu, tamu tersebut menyiram tubuhnya sendiri sebanyak 4 kali
sambil mengucapkan hajat yang diinginkan tentunya kepada Allah SWT.
Bi Murni sebagai pendoa air tersebut mengatakan bahwa, doa-doa yang
dibacakan yang berasal dari ayat-ayat suci Al-Quran memiliki keistimewaan
tersendiri dan khasiat yang sangat luar biasa. Dan ini dipercayai karena
dengan bukti penyembuhan yang dirasakan setiap tamu yang datang untuk
berobat atau dengan kepentingan lainnya. Bagi mereka yang meyakini akan
khasiat ayat tersebut akan memperoleh penyembuhan fisik sesuai yang
diharapkan. Dan bagi yang meragukan dan segan-segan maka mendapatkan
penyembuhan yang jauh dari yang diinginkan.
Sesungguhnya Al-Quran mampu mendatangkan penyembuhan untuk
segala penyakit hati maupun fisik, tergantung oleh manusia itu sendiri.
Dengan keyakinanlah penyembuhan itu akan mudah diperoleh. Tanpa hal itu
69
Wawancara pribadi dengan Bi Murni seorang pendoa yang mendoakan air di kampung
Kebagusan, 20 Oktober 2018.
45
manusia akan mustahilmemperoleh apa yang diinginkan.70
Karena pada
dasarnya, tamu yang datang kepada Bi Murni ialah orang-orang yang ingin
menyareat kepada Allah melalui air dan keajaiban doa yang berasal dari ayat
suci Al-Quran.
Berbicara tentang syariat, secara etimologis kata syari‟ah berasal dari kata
syara‟a yang berarti jalan ke tempat keluarnya air minum. Kata syara‟a
dalam berbagai bentuknya diungkapkan sebanyak lima kali dalam Al-Quran
yaitu dalam Q.S. Al-Maidah (5:48), Q.S. Al-A‟raf (7:163), Q.S. Al-Syura
(42:13 dan 21). Kata syariat pada ayat-ayat tersebut mengandung arti jalan
yang lurus dan jelas menuju kebahagiaan hidup. Pengertian ini menurut para
ahli identik dengan pengertian agama (ad-din). Karena hanya agama yang
dapat membimbing manusia pada kebenaran yang hakiki untuk memperoleh
kemenangan dan kebahagiaan dunia akhirat.
Bila diperhatikan arti kata syariat secara bahasa memiliki makna yang
berkaitan dengan air, seperti yang dijelaskan oleh Amir Syaripudin dalam
buku Pengantar Studi Aswaja An-Nahdliyah, bahwa orang yang mematuhi
syariat, ia akan mengalir dan bersih jiwanya. Karena Allah menjadikan air
sebagai penyebab kehidupan lahiriah (fisik) sebagaimana Ia menjadikan
syariat sebagai penyebab kehidupan jiwa (batiniah) manusia.71
70
Wawancara pribadi dengan Bi Murni seorang pendoa yang mendoakan air di Kampung
Kebagusan, 20 Oktober 2018. 71
Muchotob Hamzah, dkk, Pengantar Studi Aswaja An-Nahdliyah, (Yogyakarta: LKIS,
2017), h. 77
46
BAB IV
PANDANGAN TERHADAP AIR BERKHASIAT
A. Pandangan Masyarakat Terhadap Air Berkhasiat
Seperti yang telah dijelaskan, bahwa masyarakat kampung Kebagusan
seluruhnya menganut agama Islam kegiatan sehari-harinya selalu mengacu
pada nilai ajaran Islam yaitu Al-Quran dan Hadist. Masyarakat kampung
Kebagusan juga masih kental dengan tradisi-tradisi warisan dari nenek
moyang yang dianggap tradisi tersebut harus dijaga dan dilestarikan.
Meskipun zaman sudah semakin berkembang, namun masyarakat tetap
mempertahankan budaya-budaya yang ada di kampung tersebut. Adapun
beberapa tradisi yang ada di kampung Kebagusan ini, diantaranya: Muludan,
upacara kelahiran, tujuh bulanan, haul yang dibarengi dengan manaqib, dan
tradisi kepercayaan masyarakat terhadap khasiat air yang telah didoakan.72
Berbicara mengenai banyaknya manfaat air bagi manusia rasanya mungkin
tidak akan pernah ada habisnya. Kesadaran masyarakat khususnya masyarakat
kampung Kebagusan yang juga memiliki tradisi akan kepercayaan terhadap
khasiat air yang didoakan yang juga sudah ada sejak zaman nenek moyang
terdahulu membuat tradisi kepercayaan ini masih ada hingga saat ini. Khasiat
yang memang tidak hanya untuk menyembuhkan penyakit tetapi juga
bermanfaat untuk kepentingan-kepentingan lainnya membuat masyarakat terus
menerus memegang tradisi tersebut. Dalam bab ini penulis akan membahas
bagaimana pandangan masyarakat terkait khasiat air yang didoakan.
72
Wawancara dengan sesepuh kampung Kebagusan Abah Deli, di kampung Kebagusan,
05 Agustus 2018.
47
Abah Mujani atau yang akrab disapa Abah Nani, sebagai tokoh agama di
kampung Kebagusan mengatakan bahwa, tradisi kepercayaan masyarakat
terhadap khasiat air yang didoakan memang sudah ada sejak dahulu. Karuhun-
karuhun terdahulu percaya bahwa air yang merupakan kebutuhan dari semua
makhuk hidup dan doa yang merupakan penyambung antara manusia dengan
Tuhan yang jika dikombinasikan akan menjadi suatu kesatuan yang sempurna
dan membawa suatu manfaat bagi yang mempercayainya73
. Kepercayaan
tersebut semata-mata bukanlah percaya kepada air atau percaya selain kepada
Allah yang Maha Kuasa, akan tetapi percaya bahwasanya Allah akan
memberikan keberkahannya ke dalam air tersebut melalui doa-doa yang
dibacakan.
Abah Deli yang juga tokoh agama di kampung tersebut mengemukakan
pendapat yang sama. Menurutnya, dari zaman Kanjeng Nabi Muhammad
SAW pun sudah menggunakan air dan doa sebagai media dalam segi
pengobatan maupun hal-hal lainnya. Menurut Abah Deli, kepercayaan yang
sudah menjadi tradisi ini memang harus diperkenalkan dan dilestarikan
kepada generasi-generasi selanjutnya. Mengingat adanya barokah yang
dirasakan banyak masyarakat dari khasiat air yang didoakan tersebut.74
Sebenarnya dalam menjalani kehidupan beragama yang terpenting ialah
manusia itu sendiri dapat memahami segala inti dari ajaran yang ada di dalam
agama yang dianutnya. Islam tidak mempersulit umatnya, ketika sudah sampai
di mana merasa bahwa usaha yang dijalani tidak membuahkan hasil maka
73
Wawancara pribadi dengan sesepuh kampung Kebagusan Abah Mujani, di kampung
Kebagusan, 05 Agustus 2018. 74
Wawancara dengan sesepuh kampung Kebagusan Abah Deli, di kampung Kebagusan,
05 Agustus 2018.
48
tidak ada salahnya untuk menyareat melalui air yang didoakan, dalam arti
manusia mencoba jalan alternatif yang pada intinya tetap berserah diri atas
keputusan Sang Maha Pencipta.75
Sedangkan menurut pendapat masyarakat biasa di kampung Kebagusan,
Muhammad Arifudin, ia mengatakan setuju bahwa tradisi kepercayaan ini
tetap terus ada. Karena ia memiliki pengalaman tersendiri dengan air doa
tersebut. Dulu adiknya mengidap sakit herpes, ia sudah mencoba pergi ke
dokter untuk menyembuhkan penyakit tersebut. Dalam penyembuhannya,
dokter memberi salep yang dioleskan ke bagian tubuh yang terkena herpes,
sudah hampir seminggu tidak mengalami perubahan apapun, namun herpes
yang ada di bagian tubuh adiknya semakin membesar. Setelah itu ia mencoba
untuk berobat dengan air doa, dengan rasa syukur dalam 3 hari setelah
penggunaan air doa tersebut sakit herpes yang diderita adiknya mengalami
kesembuhan secara perlahan.76
Dari sejak itulah Muhammad Arifin benar-benar percaya akan
kesembuhan yang Allah janjikan melalui air doa tersebut. Menurutnya, ketika
manusia sudah merasa cukup keras dalam berusaha untuk mencapai sesuatu
yang diinginkan, terkadang manusia itu sendiri lupa untuk berserah diri
kepada Sang Maha pencipta, karena pada hakekatnya Allah SWT lah yang
memutuskan segala sesuatu yang ada di alam semesta. Dari tradisi ini ia dapat
mengambil pelajaran bahwa sekuat apapun usaha yang manusia lakukan jika
tidak ada keikhlasan, jalan dari Sang Maha Pencipta juga tidak adanya sikap
75
Wawancara dengan sesepuh kampung Kebagusan Abah Deli, di kampung Kebagusan,
05 Agustus 2018. 76
Wawancara pribadi dengan Muhammad Arifin masyarakat kampung Kebagusan, 18
November 2018
49
berserah diri kepada Allah SWT maka semua usaha yang dilakukan akan sia-
sia.77
Dede Mukhtar seorang pedagang yang berasal dari Jakarta mengatakan
bahwa, keberkahan yang ada di dalam air doa tersebut benar adanya. Ia benar
merasakan adanya manfaat dari air doa yang awalnya tidak sama sekali ia
percaya. Hanya bermodalkan ikhtiar, percaya , meyakini bahwa Allah akan
memberi kelancaraan dalam usahanya melalui keberkahan yang Allah berikan
ke dalam air doa tersebut.78
Selain kelancaran dalam berdagang, ibu Een seorang masyarakat biasa
juga mengatakan bahwa ia meyakini adanya khasiat di dalam air yang
didoakan. Selain untuk menyembuhkan penyakit, ia percaya bahwa untuk
kepentingan lain pun air doa ini bermanfaat. Hanya dengan meminumnya lalu
mengucapkan hajat yang diharapkan juga keyakinan kepada Yang Maha
Kuasa niscaya kebarokahannya akan dapat dirasakan.79
Bi murni pendoa yang mendoakan air doa tersebut mengatakan bahwa
pernah ada suatu kejadian dimana tamu yang datang kepada Bi Murni tidak
memiliki keyakinan atas pilihannya untuk datang meminta kebarokahan dari
air doa tersebut, dalam artian tamu ini hanya sekedar mencoba-coba. Maka
dampaknya ialah tamu tersebut tidak akan mendapatkan ada yang diinginkan
meski sudah melakukan berbagai upaya. Saat itulah Bi Murni menyarankan
keyakinan harus ada dalam hati dan fikiran. Keyakinan yang dimaksud
77
Wawancara pribadi dengan Muhammad Arifin masyarakat kampung Kebagusan, 18
November 2018 78
Wawancara pribadi dengan masyarakat Dede Mukhtar di kampung Kebagusan, 18
November 2018 79
Wawancara pribadi dengan masyarakat ibu Een di kampung Kebagusan, 17 November
2018.
50
bukanlah keyakinan kepada si pendoa atau air doa tersebut, melainkan
keyakinan bahwasanya Allah akan memberikan jalan yang baik melalui
kebarokahannya lewat doa yang dibacakan kedalam air doa tersebut.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tradisi kepercayaan terhadap
air doa ini mendapat perhatian lebih di mata masyarakat kampung Kebagusan.
Walaupun dalam kenyataannya khasiat dari air doa tersebut tidak langsung
mereka rasakan tetapi mereka percaya doa yang dibacakan kedalam air
tersebut merupakan jembatan antara mereka dengan Allah SWT dalam segala
hajat yang diinginkan dari masing-masing individu.
B. Pandangan Islam Terhadap Air Berkhasiat
Al-Quran merupakan kalam Allah yang tiada tandingannya. Dalam tiap
katanya, Allah senantiasa mengajarkan manusia, salah satunya dengan benda
benda yang berada di sekitar manusia. Air adalah sumber kehidupan dan
dengannya manusia dapat menjalankan aktivitas sehari-hari. Islam adalah
agama yang paling melekat dengan air. Bila direnungkan, berpuluh-puluh ayat
tentang air.Nyatanya, Allah selalu menarik perhatian manusia kepada air.
Bahwa air tidak sekadar benda mati, dia menyimpan kekuatan, daya rekam,
daya penyembuh, dan sifat-sifat lainnya yang belum diungkap manusia.
Dalam Islam, air memang suatu benda yang istimewa, karenanya alam
semesta dapat tetap hidup bahkan mati. Air merupakan salah satu media untuk
menjaga kesehatan secara alami dan islami dengan cara meminumnya. Hal ini
disebabkan karena air merupakan komponen terbanyak dalam tubuh
51
manusia.80
Bahkan ketika masih janin, kandungan air dalam tubuh hampir
mendekati 100 persen, kemudian setelah lahir kandungan air dalam tubuh
mulai berkurang menjadi 80 persen, kemudian ketika dewasa menjadi 70
persen, dan ketika sudah lanjut usia bisa menjadi 50 persen. Fenomena
semacam ini sudah dijelaskan oleh Allah di dalam A-Quran surah Al-Furqan
(25:54), yang berbunyi:
"وهى الذي خلق مه الماء بشزا فجعله وسبا و صهزا وكا ن ربك قديزا"
“Dan Dia (pula) yang menciptakan manusia dari air, lalu Dia jadikan
manusia itu (mempunyai) keturunan dan musaharah dan Tuhanmu adalah
Maha Kuasa.”81
Air juga merupakan media pengobatan yang dianjurkan dalam Islam.
Penggunaan air sebagai pengobatan menurut ilmuwan dari Jepang Massaru Emoto
yang telah membuktikan dalam penelitiannya terhadap air, bahwa medan elektro
magnegnetik pada molekul-molekul air sangat berpengaruh oleh suara. Ia
mengungkapkan bahwasanya, air dapat “mendengar” kata-kata, bisa “membaca”
tulisan, dan bisa “mengerti” pesan yang kita ucapkan. Air memiliki sifat merekam
pesan, seperti pita magnetik atau compact disk. Semakin kuat konsentrasi pemberi
pesan maka semakin dalam pesan yang tercetak di air.82
Masaru Emoto adalah seorang peneliti yang dengan tekun melakukan
penelitian tentang perilaku air. Dalam eksperimennya, air murni dari mata air
di Pulau Honshu didoakan secara agama Shinto, lalu di dinginkan sampai -
50C di laboratorium, kemudian difoto dengan mikroskop elektron dengan
80
Masaru Emoto, The True Power of Water; Hikmah Aid Dalam Olah jiwa, terj. Azam
Translator (Bandung: MQ Publishing, 2006), h. 17 81
Al-Quran Terjemah As-Salaam, Departemen Agama RI, terj. Yayasan Penyelenggara
Penerjemah Al-Quran (Depok: Al-Huda, 2015) h. 365. 82
Masaru Emoto, The True Power of Water; Hikmah Aid Dalam Olah jiwa, terj. Azam
Translator (Bandung: MQ Publishing, 2006), h. 15
52
kamera kecepatan tinggi. Ternyata molekul air membentuk kristal segi enam
yang indah.
Percobaan diulangi dengan membacakan kata, arigato (terima kasih dalam
bahasa Jepang) di depan botol air tadi. Kristal kembali membentuk sangat
indah. Lalu dicoba dengan menghadapkan tulisan huruf Jepang, Arigatoair
tetap membentuk kristal dengan keindahan yang sama. Selanjutnya,
ditunjukkan sebuah kata dalam bahasa Jepang yang bermakna “kamu bodoh”,
kristal yang terbentuk buruk. Dan ketika dicoba dibacakan doa Islam, kristal
yang terbentuk bersegi enam dengan lima cabang daun muncul berkilauan.83
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa selain air sebagai media,
doa juga berpengaruh di dalamnya. Islam adalah agama yang sempurna,
komprehensif, lengkap, dan menyeluruh. Tidak ada aspek atau bidang
kehidupan yang tidak disentuh ajaran Islam semua tersedia di dalam Al-
Quran, baik dalam bentuk spiritual, sosial, politik, ekonomi, budaya dan sains,
semua dirangkul oleh Islam. Begitu juga dalam persoalan sakit atau penyakit.
Al-Quran merupakan penyembuh dan rahmat bagi orang yang hatinya
dipenuhi keimanan, yang senantiasa membuka hatinya sehingga nilai-nilai Al-
Quran bersinar di sana. Nilai-nilai Al-Quran itu akan melahirkan ketenangan,
kenyamanan dan rasa aman dalam hati. Ia merasakan kenikmatan yang tidak
pernah dan tidak akan bisa dirasakan oleh orang-orang yang lalai dari
mengingat Allah.Di dalam Al-Quran sendiri terdapat banyak ayat yang
menegaskan bahwa Al-Quran merupakan obat penyembuh, di antaranya
firman Allah SWT dalam surah Yunus (10:57), yang berbunyi:
83
Masaru Emoto, The True Power of Water; Hikmah Aid Dalam Olah jiwa, terj. Azam
Translator (Bandung: MQ Publishing, 2006), h. 52.
53
“Wahai manusia! Sungguh, telah datang kepadamu pelajaran (Al-Qur‟an)
dari Tuhanmu, penyembuh bagi penyakit yang ada dalam dada dan petunjuk
serta rahmat bagi orang yang beriman.”84
Al-Quran mengandung dalil dan bukti yang sangat jelas dan tegas
menunjukkan kekuasaan serta keagungan Allah SWT, semua dalil dan bukti
itu akan menghilangkan keraguan dalam dada setiap manusia yang berusaha
memahaminya, sehingga secara bertahap keraguan dalam hati mereka
digantikan oleh keyakinan. Al-Quran memiliki kekuatan untuk menghilangkan
berbagai macam penyakit hati berupa kemunafikan, keraguan, kemusyrikan,
sikap berlebih-lebihan, melampaui batas, dan cenderung kepada keburukan.
Al-Quran juga memiliki kekuatan untuk menyembuhkan segala penyakit
jasmani yang menggerogoti tubuh manusia dari berbagai penyakit sesuai
dengan kehendak dan izin Allah SWT. Al-Quran penawar sempurna yang
dapat menyembuhkan semua penyakit hati dan penyakit jasad, juga penyakit
dunia dan akhirat. Seperti firman Allah dalam Al-Quran surah Al-Isra (17:82),
yang berbunyi:
“Dan Kami turunkan dari Al-Quran (suatu) yang menjadi penawar dan
rahmat bagi orang-orang yang beriman, sedangkang bagi orang yang dzalim
(Al-Qur‟an itu) hanya akan menambak kerugian..”85
Al-Quran menjadi obat penawar bagi siapa saja yang tidak menyepelekan
dan meragukan daya penyembuhnya. Semua manfaat, berkah, dan kebaikan
itu hanya bisa diraih oleh orang yang mempergunakan Al-Quran dengan
84
Al-Quran Terjemah As-Salaam, Departemen Agama RI, terj. Yayasan Penyelenggara
Penerjemah Al-Quran (Depok: Al-Huda, 2015) h. 216. 85
Al-Quran Terjemah As-Salaam, Departemen Agama RI, terj. Yayasan Penyelenggara
Penerjemah Al-Qur‟an (Depok: Al-Huda, 2015) h. 291.
54
benar, disertai keimanan yang kuat, peneriman yang penuh, dan keyakinan
yang teguh.86
Dengan demikian, air sebagai media pengobatan bukanlah sebuah praktek
baru dalam peradaban sejarah. Sudah sejak zaman dahulu praktek ini ada,
seperti bagaimana Rasulullah dan para sahabat mengobati penyakit yaitu
dengan doa yang berasal dari ayat-ayat suci Al-Quran. Sebagaimana sabda
Rasulullah SAW :
“Air zamzam akan melaksanakan pesan dan niat yang meminumnya.”
Begitu pula hal nya keyakinan masyarakat Kebagusan akan khasiat yang
ada dalam air yang telah didoakan oleh seseorang yang dianggap sholeh atau
sholehah, yang memang mengerti ajaran syariat dengan benar, kuat akidahnya,
benar ibadahnya, lurus fikrahnya tentu saja dibolehkan dalam Islam, juga
selama niat yang diucapkan oleh manusia itu sendiri tidak bertujuan untuk
menyekutukan Allah dan tidak mengandung hal-hal negatif. Dalam arti,
manusia itu meyakini bahwa Allah-lah yang berhak atas segala yang ada di
alam semesta ini. Allah lah yang memberi kebarokan atas air tersebut, melalui
doa yang dibacakan ke dalam air tersebut.
Dari hal ini melalui air sebagai media dan doa yang berasal dari ayat suci
Al-Quran mampu menjadikan hidup ini semakin bermakna. Kita sebagai
manusia menjadi tahu begitu banyak manfaat dari air selain untuk memenuhi
kebutuhan sehari-hari, dan diperlukannya adab yang baik ketika beradapan
dengan air, karena seperti yang sudah dijelaskan di atas bahwa air mampu
merekam pesan yang kita ucapkan. Selain itu, kita menjadi lebih tahu akan
86
Syamsuri Ali, “ Pengobatan Alternatif Dalam Perspektif Hukum Islam”, dalam jurnal
Al-„Adalah, Vol. XII, No. 4, h. 869.
55
kekayaan kandungan pesan dalam Al-Quran yang selama ini kita ketahui
bahwa Al-Quran adalah bahasan agama saja, selain itu nihil. Namun adanya
tradisi ini memberikan pesan kepada setiap manusia bahwa rugilah kita tidak
mengamalkan isi kandungan Al-Quran, karena segala urusun kita baik di
dunia maupun di akhirattidak lain sudah dikemas dalam ayat-ayat Al-Quran.
C. Analisis Makna Kepercayaan Masyarakat Terhadap Air Berkhasiat
Di dalam kehidupan bermasyarakat sebagian orang masih menggunakan
magic untuk mencapai suatu keinginan atau memecahkan suatu masalah.
Salah satu contohnya adalah yang terjadi di kampung Kebagusan, Lebak,
Banten. Masyarakat di kampung tersebut mempercayai adanya khasiat di
dalam air yang telah didoakan yang diyakini dapat memenuhi suatu keinginan
ataupun memecahkan suatu permasalahan yang sedang dihadapi. Hal ini
terjadi karena keterbatasan akal yang dimiliki oleh manusia, seperti yang
dikemukakan oleh James George Frazer, seorang antropolog yang berasal dari
Skotlandia. Ia mengatakan bahwa manusia memecahkan soal-soal hidupnya
dengan akal dan sistem pengetahuannya, tetapi akal dan sistem pengetahuan
itu ada batasnya. Semakin terbelakang kebudayaan manusia, maka semakin
sempit lingkaran batas akalnya. Soal-soal hidup yang tidak dapat dipecahkan
dengan akal dipecahkannya melalui magic.87
Magic menurut James George Frazer disini adalah semua tindakan
manusia untuk mencapai suatu maksud melalui kekuatan-kekuatan yang ada
dalam alam. Arti magi sendiri dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia diartikan
sebagai sesuatu atau cara tertentu yang diyakini dapat menimbulkan kekuatan
87
Koentjaraningrat, Sejarah Teori Antropologi I, (Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia,
1987), h.53-54.
56
gaib dan dapat menguasai alam sekitar termasuk alam pikiran juga tingkah
laku manusia. Dalam hal ini magic terdiri dari dua macam, yaitu white magic
(ilmu putih) dan black magic (ilmu hitam).
White magic atau ilmu putih biasanya bertujuan untuk menyembuhkan
orang sakit, melindungi diri dari gangguan roh halus, untuk mencapai maksud
yang dituju dengan baik, dan lain sebagainya yang bersifat positif. Berbeda
dengan black magic atau ilmu hitam, biasanya digunakan untuk hal-hal yang
bersifat negatif seperti untuk membalas dendam, mencelakai orang agar sakit
bahkan sampai meninggal dunia, dan lain sebagainya. White magic dan black
magic tentu tidak terlepas dari sebuah mantra. Mantra merupakan perkataan
atau ucapan yang mendatangkan daya gaib seperti dapat menyembuhkan,
mendatangkan celaka, dan lain sebagainya. Mantra terdiri dari tujuh bagian,
yaitu jampe (jampi), asihan (pekasih), singlar (pengusir), jangjawokan
(jampi), rajah ('kata-kata pembuka 'jampi'), ajian ('jampi kekuatan), dan pelet
(guna-guna). Dari ketujuh bagian mantra tersebut dapat dikelompokkan ke
dalam mantra putih / white magic dan mantra hitam / black magic.88
Demikian pula dalam tradisi yang ada di masyarakat Kebagusan yaitu
kepercayaan mereka terhadap air berkhasiat. Air berkhasiat ini tentu tidak
terlepas dari mantra yang diucapkan ke dalam air tersebut. Mantra yang
digunakan dalam hal ini dapat dikategorikan sebagai mantra putih yaitu
pengucapan doa yang berasal dari ayat-ayat suci Al-Quran. Penggunaan doa
yang berasal dari ayat suci Al-Quran dalam hal ini dapat digambarkan sebagai
sebuah representasi dari simbol penghubung antara manusia sebagai
88
Elis Suryani, “Eksistensi dan Fungsi Mantra Dalam Kehidupan Masyarakat Sunda”,
dalam Konferensi Internasional Budaya Sundadi Bandung, 2001, h. 05.
57
makhlukyang lemah dan serba terbatas dengan Tuhan Yang Maha Kuasa.
Dalam hal ini pula dapat ditemukan adanya magis yang terdapat pada bacaan
ayat-ayat suci Al-Quran, adapun Bi Murni sebagai pendoa merupakan
seseorang yang memiliki keahlian khusus berupa ilmu agama dan pengobatan
yang mampu menolong masyarakat yang membutuhkan penyembuhan dari
penyakit maupun pemecahan permasalah hidup yang sedang mereka hadapi.
Masyarakat Kebagusan biasa menyebut air doa ini dengan sebutan cai
jampi, yaitu cai yang berarti air dan jampi yang berarti mantra atau doa. Maka
cai jampi diartikan sebagai air yang telah diberi mantra atau doa-
doa.89
Perilaku magi yang ada di masyarakat tidak terlepas dari kehidupan ke
Islaman yang mendasari seluruh tingkah laku manusia dalam hidupnya.
Keyakinan utama mereka adalah apa yang mereka lakukan untuk mencapai
tujuan tertentu semata-mata hanyalah mencari keridlaan-Nya dan berserah diri
bahwa apa yang telahdiusahakannya hanya Allah jua yang menentukan.
Adapun hubungan magi dan agama adalah memiliki tujuan dari kedekatan
kesatuan dengan ilahi yaitu agama sebagai sarana demi tujuan, itulah magi
tujuan itu sendirimenampilkan agama. Begitu pula dalam tradisi kepercayaan
masyarakat Kebagusan terhadap air berkhasiat yang juga bertujuan untuk
lebih mendekatkan diri si peminta air berkhasiat kepada Sang Ilahi
yaitupemberi kesembuhan dan instropeksi diri terhadap penyakit maupun
ujian hidup yang sedang dihadapi sebagai sarana untuk lebih mendekatkan diri
kepada Tuhan Yang Maha Kuasa.
89
Wawancara pribadi dengan Bi Murni seorang pendoa yang mendoakan air di kampung
Kebagusan, 10 Maret 2019.
58
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kepercayaan masyarakat terhadap khasiat air yang telah didoakan
merupakan sebuah tradisi yang diwarisi dari nenek moyang terdahulu dan
masih ada hingga saat ini. Tidak dapat diketahui pasti asal mula munculnya
tradisi kepercayaan masyarakat terhadap air berkhasiat ini. Namun,
masyarakat Kebagusan masih terus melestarikan tradisi kepercayaan ini,
karena kepercayaan ini telah mereka dapatkan dari orang tua mereka
terdahulu. Tradisi kepercayaan terhadap air berkhasiat ini juga memunculkan
sugesti kepada masyarakat untuk melakukan dan meyakini akan khasiat yang
ada di dalam air doa tersebut.
Air merupakan media utama yang digunakan dalam tradisi ini. Air yang
digunakan berasal dari sebuah sumur mata air yang bernama sumur Lancorok.
Tidak diketahui jelas bagaimana sejarah dari sumur tersebut. Namun, orang
tua terdahulu juga masyarakat setempat percaya bahwa sumur tersebut akan
membawa keberkahan bagi mereka. Selain air, doa juga merupakan media
yang penting dalam tradisi ini, doa yang nantinya akan dibacakan ke dalam air
tersebut.
Masyarakat percaya bahwa air berkhasiat memiliki banyak manfaat,
seperti dapat menyembuhkan penyakit, mampu memberikan ketenangan
secara batiniah dan hal-hal lainnya di luar penyembuhan penyakit. Masyarakat
Kebagusan biasa menyebut air berkhasiat ini dengan sebutan cai jampi. Cai
59
yang berarti air dan jampi yang berarti doa atau mantra, dengan demikian cai
jampi diartikan sebagai air yang sudah diberi mantra atau dibacakan doa.
Dalam tradisi ini yang sangat dibutuhkan adalah kepercayaan juga
keyakinan bahwa Allah SWT akan memberikan kebarokan-Nya ke dalam air
tersebut melalui makna dari doa-doa yang dibacakan yang berasal dari ayat
suci Al-Quran. Kepercayaan masyarakat dalam hal ini dapat disimpulkan
bahwa pada dasarnya manusia memiliki keterbatasan akal. Seperti yang
dikemukakan oleh seorang antropolog, Frazer. Ia mengatakan bahwa manusia
memecahkan soal-soal hidupnya dengan akal dan sistem pengetahuannya,
tetapi akal dan sistem pengetahuan yang dimiliki manusia ada batasnya.
Persoalan hidup yang tidak dapat dipecahkan dengan akal, maka
dipercahkannya melalui magic. Magic menurut Frazer disini adalah semua
tindakan manusia untuk mencapai suatu maksud yang dituju melalui
kekuatan-kekuatan yang ada pada alam.
Dengan demikian penggunaan doa yang berasal dari ayat suci Al-Quran
dimaknai sebagai sebuah simbol penghubung antara manusia yang lemah
dengan Tuhan Yang Maha Kuasa. Berbekal kepercayaan bahwa Allah SWT
akan memberi kebarokahan ke dalam air tersebut dan kesadaran akan segala
apapun yang terjadi di alam semesta ini berasal dari-Nya dan akan kembali
kepada-Nya.
60
B. Saran
Dari pengamatan yang dilakukan oleh penulis, penulis beranggapan bahwa
tradisi kepercayaan masyarakat Kebagusan terhadap air berkhasiat harus tetap
dipertahankan dan dilestarikan, melihat beberapa pengalaman bahwa terbukti
adanya khasiat air doa yang benar adanya dan dirasakan oleh masyarakat
Kebagusan. Selain itu, dengan adanya tradisi ini dapat dijadikan sebagai suatu
sarana untuk lebih mendekatkan diri kepada Sang Ilahi. Kemudian,
penggunaan doa yang berasal dari ayat suci Al-Quran dapat pula menambah
keyakinan masyarakat Kebagusan bahwa dalam kenyataannya Al-Quran tidak
hanya dijadikan sebagai pedoman dalam menjalani kehidupan. Namun, Al-
Quran juga dapat dijadikan sebagai obat penawar bagi penyakit jasmani
maupun rohani.
Dari hal ini manusia juga dapat menyadari dan lebih mengintropeksi diri
bahwa segala sesuatu berasal dari-Nya dan akan kembali kepada-Nya, begitu
pula di alam semesta ini tidak ada kekuatan besar selain kekuatan dan
keesaan-Nya.
Demikian penulis menyadari bahwa karya ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh sebab itu, sumbangan saran dan kritik yang bersifat
membangun sangat diharapkan demi kesempurnaan pada penulisan
selanjutnya. Namun, dari ketidaksempurnaan tersebut, penulis berharap
semoga karya ini dapat membantu melengkapi penelitian sebelumnya dan
menjadi acuan untuk penelitian selanjutnya.
61
DAFTAR PUSTAKA
Al-Quran Terjemah As-Salaam. Departemen Agama RI, terj. Yayasan
Penyelenggara Penerjemah Al-Qur‟an. Depok: Al-Huda, 2015.
Amin, Samsul Munir. Karomah Para Kiai. Yogyakarta: Pustaka Pesantren, 2008.
Anggota IKAPI DKI Jakarta, Kentjaraningrat dan Antropologi di Indonesia
Jakarta:Yayasan Obor Indonesia, 1997.
Bahri, Media Zainul. Wajah Studi Agama-Agama Dari Era Teosofi Indonesia
(1901-1940) Hingga Masa Reformasi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. 2015.
Batmanghelidj, F. Air Untuk Menjaga Kesehatan & Menyembuhkan Penyakit.
Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2007.
Emoto, Masaru. The True Power of Water; Hikmah Aid Dalam Olahjiwa, terj.
Azam Translator. Bandung: MQ Publishing, 2006.
Emzir. Metodelogi Penelitian Kualitatif Analisis Data. Jakarta: Rajawali Pers.
2011.
Fadhli, Aulia. Doa-doa Mujarab Orang Tua untuk Anaknya. Yogyakarta:
Media Pessindo, 2014.
Faruqui, Nase dkk. Pengurusan Air Dalam Islam. Malaysia: MDC Publishers Sdn
Bhd. 2006.
Hamzah, Muchotob dkk. Pengantar Studi Aswaja An-Nahdliyah. Yogyakarta:
LKIS, 2017.
Isa, Ahmadi. Doa-doa Pilihan. Jakarta: Hikmah PT. Mizan Publika, 2006.
62
Koentjaraningrat. Sejarah Antropologi I. Jakarta: Universitas Indonesia. 1987.
Koentjaraningrat. Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta: Rineka Cipta. 1990.
Lubis, Nina dkk. Sejarah Kabupaten Lebak. Lebak: Pemerintah Kabupaten Lebak
dan Pusat Penelitian Kemasyarakatan dan Kebudayaan Lembaga
Penelitian Universitas Padjajaran, 2006.
Lubis, Nina H. Banten Dalam Pergumulan Sejarah Sultan, Ulama, Jawara.
Jakarta:Pustaka LP3ES Indonesia, 2003.
Nabawi, Hadari. Metode Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press. 1998
Noor, Syamsudin. Rahasia Doa-doa dalam Al-Quran. Jakarta: Pustaka Al-
Mawardi, 2009.
Neuman, W Lawrence. Metodelogi Penelitian Sosial: Pendekatan Kualitatif dan
Kuantitatif. Jakarta: PT. Indeks. 2013.
Prastowo, Andi. Metode Penelitian Kualitatif dalam Perspektif Rancangan
Penelitian Jogjakarta: Ar- Ruzz Media. 2016.
Puslitbang Kehidupan Keagamaan Badan Litbang dan Diklat Kementrian Agama
RI, Dinamika Sistem Kepercayaan Lokal di Indonesia (Jakarta: Badan
Litbang dan Diklat Kementrian Agama RI, 2012.
Soeharto, Irwan. Metode Penelitian Sosial. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
2008.
Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung:
Alfabeta. 2016.
Syam, Nur. Islam Pesisir. Yogyakarta: LkiS. 2005.
63
Shiddieqy, Ash Muhammad Hasbi. Pedoman Dzikir dan Doa, Semarang: P.T.
Pustaka Rizki Putra, 2002.
Tim Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Pedoman Penelitian.
Jakarta: Lembaga Penelitia Uin Jakarta. 2009
Jurnal:
Ali, Syamsuri .“Pengobatan Alternatif Dalam Perspektif Hukum Islam”,
JurnalAl-„Adalah, Vol. XII, No. 04.
Kusumo, Eko Sulistyo. “Bentuk Sinkretisme Islam-Jawa di Masjid Sunan Ampel
Surabaya”, Jurnal Mozaik, Vol. 15, No. 01.
Musadad, Asep N. “Persinggungan Islam dan Tradisi Mistik Lokal: Studi Kasus
Penanyaan dan Ahli Hikmah di Masyarakat Tasikmalaya”, Jurnal
Indonesian Journal of Islamic Literature and Muslim Society, Vol. 1, No.
01.
Musadad, Asep N. “Al-Qur‟an dalam Okultisme Nusantara (Studi Atas
Tansformasi Ayat Al-Qur‟an dalam Mantera-mantera Lokal)”,
JurnalReligia, Vol. 20, No. 1.
Mustada, Muhammad Rikza. “Menyoal Kembali Teori Evolusi Agama J.G.
Frazer dalam Keberagaman Masyarakat Jawa, Jurnal Millati Journal Of
Islamic Studies and Humanities, Vol. 1, No.1.
Mursalim. “Doa Dalam Perspektif Al-Quran”, Jurnal Al-Ulum, Vol. 11, No. 1.
Rahman, Arief Aulia.“Akulturasi Islam dan Budaya Masyarakat Lereng Merapi
Yogyakarta: Sebuah Kajian Literatur, Jurnal Indo-Islamika, Vol. 01. No.2.
Ritonga, Pangoloan Soleman. “Air Sebagai Sarana Peningkatan IMTAQ
64
(Integrasi Kimia dan Agama)”, JurnalSosial Budaya, Vol. 8, No. 02.
Wardiani, Sri Rijati, dkk. , “Akulturasi Budaya Terapi Air Sebagai Media
Pengobatan Oleh Jamaah di Pesantren Suryalaya Pagerageung
Tasikmalaya”, JurnalAplikasi Ipteks untu Masyarakat, Vol. 6, No. 1.
Widiastuti. Analisis Swot Keberagaman Indonesia. Volume. 01. No. 01. 2013.
Diakses dari:
BantenProf.go.id, https://bantenprov.go.id/read/kabupaten-lebak.html, diakses
pada 05 Maret 2018.
Dadan Rusmana, Tradisi “Muludan”,
https://dadanrusmana.wordpress.com/2011/02/10/tradisi-muludan/ ,
Artikel diakses pada 16 Agustus 2018.
Karuhun ialah panggilan untuk nenek moyang terdahulu dalam bahasa sunda.
Lihat
https://kbbi.kata.web.id/karuhun/ diakses paa tanggal 15 oktober 2018.
Wawancara:
Wawancara pribadi dengan Sesepuh Kampung Kebagusan abah Mujani,
Kampung Kebagusan, 04 Agustus 2018.
Wawancara dengan Sesepuh Kampung Kebagusan abah Deli, Kampung
Kebagusan, 05Agustus 2018.
Wawancara pribadi dengan Sekertaris Desa Mayak Bapak Ahmad Yani, Kantor
65
Kepala Desa, 13 Agustus 2018.
Wawancara pribadi dengan bi Murni seorang pendoa yang mendoakan air di
Kampung Kebagusan, 20 Oktober 2018.
Wawancara pribadi dengan masyarakat ibu Sultonah di Kampung Kebagusan, 17
November 2018
Wawancara pribadi dengan masyarakat Dede Mukhtar di kampung Kebagusan, 18
November 2018
Wawancara pribadi dengan masyarakat ibu Een di kampung Kebagusan, 17
November 2018
Wawancara pribadi dengan Muhammad Arifin masyarakat Kampung Kebagusan,
18 November 2018
66
LAMPIRAN-LAMPIRAN
67
LAMPIRAN I
SURAT SEMINAR PROPOSAL
68
LAMPIRAN II
HASIL SEMINAR PROPOSAL
69
LAMPIRAN III
SURAT UJIAN KOMPERENSIF
70
LAMPIRAN IV
HASIL UJIAN KOMPERENSIF
71
LAMPIRAN V
SURAT IZIN PENELITIAN
72
LAMPIRAN VI
SURAT KETERANGAN PENELITIAN
73
LAMPIRAN VII
PEDOMAN WAWANCARA
A. Pertanyaan Wawancara untuk Pendoa
1. Dari mana pendoa mendapatkan kemampuan mendoakan air sehingga
dianggap berkhasiat?
2. Apa saja khasiat yang ada didalam air doa tersebut?
3. Bagaimana cara mendoakan air tersebut dan apakah ada ritual-ritual
khusus sebelum mendoakan air tersebut?
4. Dari mana air tersebut berasal?
5. Mengapa masyarakat bisa percaya betul dengan khasiat air yang di
doakan?
B. Pertanyaan Wawancara untuk Responden
1. Bagaimana pendapat anda tentang khasiat air yang telah didoakan?
2. Apa yang mendasari anda percaya akan adanya khasiat air yang telah
didoakan?
3. Apa yang anda rasakan setelah meminum air yang telah di doakan?
4. Apa yang membuat anda lebih memilih pengobatan dengan air doa
dibandingkan pengobatan secara medis?
5. Menurut anda, apakah Islam membolehkan anda percaya pada khasiat
air yang telah didoakan?
74
LAMPIRAN VIII
SURAT KETERANGAN WAWANCARA
75
76
77
78
79
80
LAMPIRAN IX
81
HASIL WAWANCARA
1. Wawancara dengan bi Murni (Pendoa)
P : Dari mana pendoa mendapatkan kemampuan mendoakan air sehingga
dianggap berkhasiat?
J : Keahlian yang saya miliki pertama memang berasal dari keturunan dan
yang kedua memang saya mendapat ijazah dari guru saya, ia seorang kyai
di pesantren tempat di mana saya menimba ilmu agama. Karena pada
dasarnya keahlian ini tidak bisa sembarangan, walaupun diturunkan tapi
tetap harus ada ilmunya dalam mengamalkannya. Saya menjalankan
keahlian ini karena memang selepas meninggalnya abah saya, tetap
banyak tamu yang datang kerumah. Keahlian ini baru saya sadari setelah
umur saya menginjak 20 tahun. Awalnya saya memang tidak menyadari
akan kelebihan yang saya miliki akan tetapi selepas meninggalnya abah
saya, perlahan saya merasakan sesuatu hal yang muncul dari alam bawah
sadar saya, seperti bisikan atau keinginan yang kuat untuk selalu tepat
waktu dalam menjalankan semua kewajiban seorang umat muslim untuk
beribadah, berpuasa, bershalawat dan berdzikir.
P : Apa saja khasiat yang ada didalam air doa tersebut?
J : Pokoknya yang datang kepada saya memiliki keperluan yang berbeda-
beda. Ada yang ingin menyembuhkan penyakit, ada yang ingin agar
usahanya berjalan lancar, ada yang ingin kelancaran dalam acara yang
akan diselenggarakan, ada yang ingin masalah yang sedang dialami cepat
selesai, ada pula yang sekedar ingin merasakani ketenangan secara
82
batiniah. Macam-macam intinya kepentingan tamu yang datang kepada
saya.
P : Bagaimana cara mendoakan air tersebut dan apakah ada ritual-ritual
khusus sebelum mendoakan air tersebut?
J : Iya, memang sebelum mendoakan air ada beberapa hal yang saya
lakukan. Tetapi, hal ini bukanlah ritual-ritual yang bernuansa mistik atau
keluar dari ajaran Islam yang smata-mata ingin menyekutukan Allah SWT.
Hal yang saya lakukan adalah saya selalu berusaha menjalankan kewajiban
untuk sholat lima waktu di waktu yang tepat, dalam arti tidak menunda-
nunda. Saya melaksanakan puasa dalam jangka waktu tertentu. Puasa yang
saya jalani mulai dari 9 hari 11 hari dan 30 hari (di luar puasa wajib di
bulan ramadhan). Ada yang memang berpuasa sepenuhnya dalam arti
tidak makan dan minum, ada pula yang hanya mengkonsumsi nasi dan air
putih, tergantung dari niat yang saya jalani. Setelah itu, tidak lupa saya
mengamalkan beberapa shalawat salah satunya shalawat nariyah, selain
shalawat saya juga berdzikir setelah selesai melaksanakan sholat
disepertiga malam. Biasanya waktu yang saya gunakan untuk mendoakan
air ialah ketika saya telah selesai melaksanakan segala kewajiban saya
dalam beribadah kepada Allah SWT. Siang hari adalah waktu saya
gunakan untuk mengambil air di sumur Lancorok menggunakan derigen,
lalu air sumur tersebut saya masukan ke dalam kendi yang terbuat dari
tanah liat dan dicampurkan dengan air yang sudah dimasak atau air yang
biasa dikonsumsi sehari-hari. Setelah itu, barulah saya mendoakan air
tersebut tepat disepertiga malam di mana saya telah selesai melaksanakan
83
sholat wajib, sunnah, wirid, shalawat dan berdzikir. Biasanya kendi yang
berisikan air sumur tersebut saya letakan tepat dihadapan saya dan
dihadapkan ke arah kiblat.
Terkait doa yang saya bacakan, pertama-tama hal yang selalu saya lakukan
ialah menghadiahi atau mengirim doa yang ditujukan kepada Kanjeng
Nabi Muhammad SAW, para sahabat, wali dan karuhun-karuhun kita
terdahulu, dengan harapan amalan-amalannya terdahulu dapat menyertai
doa yang kita panjatkan. Selanjutnya, pembacaan doa yang berasal dari
ayat suci Al-Quran yaitu surat Al-Fatihah yang dibacakan sebanyak 7 kali,
yang kedua ialah surat Al-Ikhlas dibacakan sebanyak tujuh kali, surat An-
Naas sebanyak tujuh kali, surat Al-Falaq sebanyak 7 kali, surat Al-Qadr
yang dibacakan sebanyak 7 kali dan yang terakhir adalah membaca ayat
kursi sebanyak 7 kali. Menurut pendoa surat-surat yang dibacakan
memiliki keistimewaan sendiri ketika kita percaya dan yakin akan setiap
keajaiban dari masing-masing surat tersebut.
P : Dari mana air tersebut berasal?
J : Air yang saya gunakan sebagai media terdiri dari 2 jenis. Yang pertama
adalah air putih yang biasa dikonsumsi sehari-hari. Kedua adalah air yang
berasal dari sumur Lancorok. Sumur ini memang sudah ada sejak dahulu
tapi saya tidak tahu pasti bagaimana sejarah sumur Lancorok tersebut.
Tapi, dari karuhun terdahulu sudah mengatakan bahwa sumur ini memiliki
khasiat, membawa manfaat bagi masyarakat di kampung ini.
84
P : Mengapa masyarakat bisa percaya dengan khasiat air yang telah
didoakan?
J : Perihal percaya jangan di salah artikan. Tamu yang datang kepada saya
selalu saya tekankan untuk tidak percaya kepada saya, tetapi percaya dan
berserahlah kepada Allah SWT, karena bagaimanapun tamu yang datang
kepada saya semata-mata hanya menyareat. Maksudnya adalah disini
posisi saya hanya sebagai perantara untuk membantu mendoakan,
selebihnya Allah yang mempunyai kuasa akan segala sesuatunya. Jika
diibaratkan mungkin saya seperti dokter, orang yang datang kepada saya
untuk sembuh dari penyakitnya, tetapi sebenarnya bukan saya yang
menyembuhkan melainkan atas kuasa Allah SWT. Memang sudah dari
dulu khususnya masyarakat di sini percaya dengan khasiat dari air yang
telah didoakan. Karena secara tidak langsung masyarakat pun merasakan
adanya khasiat yang ada di dalam air tersebut setelah menggunakannya. Di
sisi lain air adalah separuh hidup kita, tidak ada manusia yang bisa hidup
tanpa air. Dari zaman Kanjeng Nabi Muhammad SAW pun memang sudah
menggunakan air sebagai media penggobatan, karena air lah yang mampu
menyerap dengan cepat ke dalam tubuh kita. Intinya yang dibutuhkan di
dalam hal seperti ini hanyalah ikhtiar yang berarti brserah diri kepada
Allah dan keyakinan, kepercayaan sepenuhnya kepada Allah bahwa Allah
inshaAllah memberikan barokahnya kepada air doa tersebut.
85
2. Wawancara dengan abah Deli tokoh agama di kampung Kebagusan
P : Bagaimana pendapat anda tentang khasiat air yang telah didoakan?
J : Iya, kalau berbicara mengenai air yang didoakan berarti berbicara
tentang tradisi yang ada disini (kampung Kebagusan) . Memang sudah dari
zaman mbah dulu sudah ada. Semua sepuh atau cucu cicit di kampung ini
pasti sama jawabannya dengan abah kalau air ini udah ada dari dulu yang
juga sudah menjadi tradisi di kampung ini.
P : Apa yang mendasari anda percaya akan adanya khasiat air yang telah di
doakan?
J : Abah percaya karena memang sudah ada buktinya dari orang yang
merasakan, percaya dan meyakini bahwa barokahnya Allah SWT
diturunkan ke air itu melalui doa yang sudah dibacakan. Maka dari itu,
mbah, umi-abah, pokoknya mendiang karuhun terdahulu mengatakan
bahwa, jika ada suatu kesulitan cobalah meminta air doa inshaAllah Allah
akan menolong, mendengar hajat dari kita dan seperti yang sudah abah
katakan sebelumnya kepercayaan ini menjadi sebuah tradisi di kampung
ini.
P : Apa yang anda rasakan setelah meminum air yang telah di doakan?
J : Sebenarnya tidak banyak orang tahu kelebihan air selain untuk
keidupan sehari-hari. Masih banyak masyarakat awam yang berpikir air
hanya penunjang dalam kehidupan saja. Nyatanya, seperti air yang sudah
didoakan ketika kita meminumkan maka akan beda rasanya. Air doa ini
akan memberikan ketenangan secara batiniah kepada orang yang
meminumnya dan tentunya meyakini air doa ini memiliki kebarokan.
86
P : Apa yang membuat anda lebih memilih pengobatan dengan air doa
dibandingkan pengobatan secara medis?
J : Kebanyakan dari masyarakat di kampung ini (Kebagusan) lebih
memilih air doa baik dalam menyembuhkan penyakit ataupun kepentingan
di luar penyakit. Iya, karena untuk akses ke pasar tradisional di sini sangat
jauh apalagi unit kesehatan, kalau pun ada itu pun tidak selalu buka dan
lengkap dalam penanganannya.
P : Menurut anda, apakah Islam membolehkan anda percaya pada khasiat
air yang telah didoakan?
J : Yang saya pahami selama saya menimba ilmu di pondok pesantren di
daerah Pandeglang. Yakin akan barokah yang Allah berikan ke dalam air
doa tersebut dibolehkan, asalkan hajat yang dipanjatkan hanya tertuju
kepada Gusti Allah SWT, dan tidak ada keyakinan lain selain kepada-Nya.
Dan di zaman Kanjeng Nabi Muhammad pun memang sudah
menggunakan air dan doa sebagai media pengobatan dan lain sebagainya.
Islam tidak mempersulit umatnya, ketika sudah sampai di mana merasa
bahwa usaha yang dijalani tidak membuahkan hasil maka tidak ada
salahnya untuk menyareat melalui air yang didoakan, dalam arti manusia
mencoba jalan alternatif yang pada intinya tetap berserah diri atas
keputusan Sang Maha Pencipta.
87
3. Wawancara dengan Abah Mujani Sesepuh di kampung Kebagusan
P : Bagaimana pendapat anda tentang khasiat air yang telah didoakan?
J : Menurut abah, manfaat dari air yang sudah didoakan itu benar adanya,
tapi memang tidak langsung terasa sesaat setelah kita meminum atau
menggunakan air tersebut. Jika diberi contoh mungkin tidak seperti obat
puyer sakit kepala saat diminum langsung terasa terobati. Khasiat air doa
ini sebenarnya banyak memiliki manfaat dari menyembuhkan penyakit
sampai berguna untuk kepentingan-kepentingan lainnya di luar konteks
penyembuhan penyakit.
P : Apa yang mendasari anda percaya akan adanya khasiat air yang telah
didoakan?
J : Saya memiliki keyakinan kalau air yang sudah didoakan akan benar-
benar memberikan efek yang mujarab karena tradisi meminta air doa ini
sudah ada sejak dulu di kampung ini terlebih pada zaman Kanjeng Nabi
Muhammad SAW dan karuhun-karuhun terdahulu juga mempercayai
bahwa air yang merupakan kebutuhan dari semua makhuk hidup dan doa
yang merupakan penyambung antara manusia dengan Tuhan yang jika
dikombinasikan akan menjadi suatu kesatuan yang sempurna dan
membawa suatu manfaat bagi yang mempercayainya. Mungkin tidak
hanya di kampung ini saja atau di wilayah Banten saja, di wilayah lain pun
masih ada akan kepercayaan terhadap manfaat dari air yang sudah
didoakan dan berbeda dalam praktik penggunaan atau dari segi doa yang
dibacakan.
88
P : Apa yang anda rasakan setelah meminum air yang telah didoakan?
J : Seperti yang sudah saya katakan sebelumnya, bahwa saat meminum
atau menggunakan air doa ini tidak langsung terasa efek mujarabnya. Sifat
air kan setelah diminum meresap ke dalam tubuh, menyatu dengan darah
saat itulah akan terasa. Dulu saya ingat sekali semasa kecil saya sering
sekali sakit panas, sekali terserang cacar. Saya jarang pergi ke mantri atau
puskesmas jika sedang sakit, orangtua saya selalu mengajak saya untuk
pergi ketempat alm.abah Puan meminta air doa dengan harapan sakit yang
saya alami sembuh. Dan alhamdulillah dengan izin Allah yang Maha
Kuasa saya sembuh tanpa harus pergi ke dokter.
P : Apa yang membuat anda lebih memilih pengobatan dengan air doa
dibandingkan pengobatan secara medis?
J : Karena memang air doa ini sudah menjadi sebuah tradisi ya dari
karuhun terdahulu pun sudah ada ibaratnya sudah mendarah daging
sampai ke generasi incu, cicit,minantu sekarang. Disisi lain, salah satu
faktornya adalah zaman dulu kendaran dikampung ini sangat minim, jarak
tempuh yang jauh juga ekonomi kami yang kurang mumpuni menjadikan
kami memilih jalan alternatif selain pengobatan medis.
P : Menurut anda, apakah Islam membolehkan anda percaya pada khasiat
air yang telah didoakan?
J : Mengapa tidak? Yang saya pelajari semasa pesantren dulu, Islam
bukanlah agama yang menyulitkan umatnya, selagi umatnya masih dalam
jalur yang bukan dilarang-Nya maka inshaAllah Allah akan meridhoinya.
Sebenarnya sayapun sudah berumur hampir seabad sering diminta untuk
89
mendoakan air tetapi amalan saya masih kurang dalam keahlian tersebut,
mungkin dapat membantu tapi tidak seperti alm.abah Puan yang kini
keahliannya diturunkan kepada anak beliau.
90
4. Wawancara dengan Muhammad Arifudin masyarakat Kebagusan
P : Bagaimana pendapat anda tentang khasiat air yang telah didoakan?
J : Menurut saya sendiri air yang didoakan itu beda khasiatnya dengan air
yang biasa kita konsumsi sehari-hari baik untuk kesehatan maupun
kehidupan.
P : apa yang mendasari anda percaya akan adanya khasiat air yang telah
didoakan?
J : Berdasarkan keyakinan saya yang pertama yang kedua mungkin dari
segi terdahulu. Maksudnya banyak orang-orang atau sepuh-sepuh
terdahulu yang sangat yakin akan keajaiban dan dahsyatnya sebuah doa
dengan media air yang akan memberikan kebarokahan kedalam air
tersebut setelah dibacakannya doa-doa yang berasal dari ayat suci Al-
Quran.
P : Apa yang anda rasakan setelah meminum air yang telah didoakan?
J : Ya menurut saya setiap meminum air baik air doa atau air yang biasa
kita konsumsi akan memberikan efek segar. Untuk air yang sudah
didoakan pasti tidak secara langsung terasa efeknya. Dalam arti khasiat air
tersebut berasal dari doa, doa itu kan memang berasal dari Tuhan yang
mengabulkan dan dari Tuhan mungkin tidak secara langsung dapat kita
rasakan maka mungkin secara ilham perlahan-lahan dapat dirasakan
manfaatnya. Saya memiliki pengalaman pribadi terkait khasiat air doa
tersebut. Dulu adik saya mengalami penyakit herpes, saya sudah mencoba
pergi ke dokter untuk menyembuhkan penyakit tersebut. Dalam
penyembuhannya, dokter memberi salep yang dioleskan ke bagian tubuh
91
yang terkena herpes, sudah hampir seminggu tidak mengalami perubahan
apapun, namun herpes yang ada di salah satu bagian tubuh adik saya
semakin membesar. Setelah itu saya mencoba untuk berobat dengan air
doa, dengan rasa syukur dalam 3 hari setelah penggunaan air doa tersebut
sakit herpes yang dialami oleh adik saya mengalami kesembuhan secara
perlahan. Sejak itulah saya benar-benar percaya bahwa Allah memberikan
keajaiban melalui doa yang dibacakan ke dalam air. Allah tidak akan
menyia-nyiakan kepercayaan umatnya terhadap kuasa yang Dia berikan.
P : Apa yang membuat anda lebih memilih pengobatan dengan air doa
dibandingkan pengobatan secara medis?
J : Saya pribadi mengambil pengobatan dua-duanya. Maksudnya adalah
Kalau pengobatan secara medis kan berarti pengobatan secara dhohir.
Kalau pengobatan dengan doa merupakan pengobatan jalur batin, agar
seimbang. Tapi kembali lagi jika benar-benar harus memilih saya lebih
memilih pengobatan lewat air doa. Menurut saya pengobatan ini dapat
dikatakan pasti seperti yang saya sudah jelaskan sebelumnya keajaiban
dari doa sangatlah luar biasa dan dilihat pula dari tradisi kepercayaan
turun-temurun dari sepuh-sepuh terdahulu.
P : Menurut anda, apakah Islam membolehkan anda percaya pada khasiat
air yang telah didoakan?
J : Kalau dalam agama Islam ada namanya hakikat, syariat, dan makrifat.
Seperti contoh dalam hal ini, air sebagai syariat. Syariat kita untuk sembuh
dengan cara didoakan. Hakikatnya ialah yang memberikan kesembuhkan
adalah Allah dan hanya Allah, setelah kita sebagai manusia selesai syariat
92
dan hakikat kita menjadi makrifat. Apa maksudnyan makrifat? Kita
menjadi yakin bahwasanya segala penyakit, bukan hanya penyakit segala
cobaan atau apapun itu yang memberikan adalah Allah, yang
menyembuhkan Allah dan diselesaikan melalui Allah SWT. Jadi Islam
membolehkan hanya saja melalui jalur-jalurnya.
93
5. Wawancara dengan ibu Sultonah masyarakat Kebagusan
P : Bagaimana pendapat ada tentang khasiat air yang telah didoakan?
J : Bagi saya khasiat air tergantung pada yang memintannya. Khasiat air
doa ini menurut saya sangat banyak manfaatnya mulai dari
menyembuhkan penyakit, dan hal-hal kepentingan lainnya. Dari
wasilahnya air sebagai contoh saya memiliki anak kecil dan ingin agar
anak saya cerdas, santun maka saya meminta air ke seseorang yang
mampu mendoakan air tersebut agar anak saya kelak sesuai dengan
harapan saya.
P : Apa yang mendasari anda percaya akan adanya khasiat air yang telah
didoakan?
J : Sebenarnya perlu ditekankan bahwasanya saya atau masyarakat
kampung disini bukan percaya pada air atau yang mendoakan air tersebut.
Maha penyembuh dan segala-galanya hanyalah Allah SWT tapi melalui
wasilah air, Allah memberikan kebarokahannya, melalui doa yang
dibacakan kedalam air Allah memberikan keajaiban dari doa-doa tersebut.
Dengan demikian, inshaAllah yang sakit maka segera diberi kesembuhan
yang memiliki masalah baik secara batin maupun masalah lain segera
selesai.
P : Apa yang anda rasakan setelah meminum air yang telah didoakan?
J : Yang saya rasakan entah memang benar merasakan atau hanya sugesti
dari dalam diri saya akan tetapi setelah meminum air doa tersebut perasaan
saya menjadi lebih tenang. Dulu waktu anak saya masih kecil, di suatu
malam tidak henti-hentinya menangis. Saat itu alm. ibu saya menyuruh
94
saya untuk pergi meminta air doa dengan harapan setelah meminum air
tersebut anak saya berhenti menangis. Alhamdulillah atas izin gusti Allah
setelah meminum dan diusapkan air doa tersebut keubun-ubun anak saya
berhenti menangis, menjadi tenang dan tidak lama terlelap dalam tidurnya.
Wallahu‟alam benar tidaknya manfaat dari air doa tersebut hanya Kanjeng
Gusti Allah yang tahu.
P : Apa yang membuat anda lebih memilih pengobatan dengan air doa
dibandingkan pengobatan secara medis?
J : Apapun itu pasti saya selalu mengutamakan pengobatan melalui medis
terlebih dahulu, baru jika saya merasa pengobatan medis tidak memberi
perubahan maka saya segera pergi untuk meminta air doa.
P : Menurut anda, apakah Islam membolehkan anda percaya pada khasiat
air yang telah didoakan?
J : Boleh. Karena seperti yang saya katakan sebelumnya jangan percaya
pada air atau yang mendoakan airnya. Tapi dengan wasilahnya air yang
sudah didoakan maka inshaAllah yang sakit akan diberi kesembuhan dan
yang memiliki masalah akan menemukan jalan keluar. Sejatinya segala
sesuatu yang ada dimuka bumi ini berasal dari Allah dan akan kembali
kepada Allah SWT.
95
6. Wawancara dengan Dede Mukhtar
P : Bagaimana pendapat ada tentang khasiat air yang telah didoakan?
J : Sebenarnya saya sudah lama mendengar dari mulut ke mulut tentang air
yang didoakan memliki suatu khasiat yang memang mungkin di berbagai
daerah ada dan berbeda dalam praktiknya.
P : Apa yang mendasari anda percaya akan adanya khasiat air yang telah
didoakan?
J : Awalnya, saya tidak percaya sama sekali tentang khasiat yang ada di
dalam air doa tersebut. Karena bisa dikatakan saya adalah orang yang
berpikir secara rasional. Namun, waktu membuktikan kepada saya bahwa
pengalaman-pengalaman yang orang lain rasakan dari air doa tersebut
benar adanya. Saya pun takjub dan benar-benar merasa bahwa khasiat ini
bukanlah omong kosong dari orang-orang di luar sana.
P : Apa yang anda rasakan setelah meminum air yang telah didoakan?
J : Apa saya diizinkan untuk sedikit bercerita tentang pengalaman saya?
Saya adalah seorang pedagang dan tentunya bukan berasal dari kampung
ini (Kebagusan) saya mempunyai istri yang berasal dari kampung ini
(Kebagusan). Saya lama tinggal di Jakarta, keseharian saya tentunya
berdagang alat-alat rumah tangga dengan berkeliling menggunakan mobil.
Waktu itu, saya merasa kalau barang yang saya jual makin hari makin
jarang sekali dibeli orang, padahal saya sudah benar-benar dalam
memasarkan barang dagangan saya kepada pembeli. Singkat cerita, istri
saya memberi saya masukan untuk mencoba meminta barokah dari air
yang telah didoakan oleh orang yang sudah dipercaya di kampugnya.
96
Namun, saya tidak langsung mengiyakan karena seperti yang saya
katakan, saya adalah seseorang yang berpikirnya secara rasional saja, lagi
pula dari mana pengaruhnya barang saya bisa laris terjual setelah saya
meminta air doa tersebut. Beberapa waktu berlalu, karena saya sudah
mencoba berusaha dengan segala cara, saya coba mengikuti saran dari istri
saya untuk meminta air yang didoakan dengan harapan mendapatkan
barokah dari air doa tersebut sehingga usaha saya bisa lancar seperti sedia
kala. Istri saya hanya berpesan harus ada keyakinan bahwa Allah akan
memberikan jalan atau barokahnya lewat air yang telah didoakan.
P : Apa yang membuat anda lebih memilih pengobatan dengan air doa
dibandingkan pengobatan secara medis?
J : Untuk segi pengobatan saya belum bisa memberikan keterangan karena
saya belum pernah mencobanya, namun saya mendengar cerita dari mulut
ke mulut bahwa air ini sangat berkhasiat untuk menyembuhkan penyakit.
P : Menurut anda, apakah Islam membolehkan anda percaya pada khasiat
air yang telah didoakan?
J : Menurut saya ya di bolehkan, ya inshaAllah tapi waallahu aalam juga
ya neng. Kalau kata istri saya, dibolehkan. Sebab, meminta air ini bukan
seperti kita mempercayai orang yang ngedoain atau percaya sama airnya
tapi kita tetap meminta atau ngehajat nya sama Gusti Allah, mugi-mugi
didenger dan dikasih barokahnya ke air itu. Lagi pula, tidak ada ritual-
ritual aneh kalau mau minta air ini, seperti saya dengan kepentingan agar
usaha saya lancar, ya cukup saya minum air doa nya setelah itu saya
percikin airnya ke baang dagangan saya neng, dengan mengucap hajat
97
yang saya minta ke Allah. Alhamdulillah, sekarang pasti ada saja yang
membeli dagangan saya, yaawaallahu aalam ya neng, kita hanya percaya
aja kalau Allah udah dengar hajat kita dan dikasih barokahnya lewat air
itu.
98
7. Wawancara dengan ibu Een
P : Bagaimana pendapat anda tentang khasiat air yang telah didoakan?
J : Saya asli dari kampung ini (Kebagusan) , air doa itu sudah ada dari
jamannya alm. Nenek saya masih ada. Sudah menjadi sebuah tadisi kalau
mau apa-apa pasti minta air doa dulu kata orangtua dulu biar apa hajat kita
bisa dikabulin dilancarin sama Kanjeng Gusti Allah.
P : Apa yang mendasari anda percaya akan adanya khasiat air yang telah
didoakan?
J : apa ya? Saya hanya mengikuti apa yang dikatakan orangtua apalagi itu
tujuannya baik, pasti orangtua dulu lebih tahu baiknya bagaimana jadi
saya percaya-percaya saja.
P : Apa yang anda rasakan setelah meminum air yang telah didoakan?
J : Yang saya rasakan tentu ada dan memang saya benar-benar merasakan.
Saya selalu meminta air terlebih dahulu, dari mulai anak saya yang tiba-
tiba suka tidak berhenti menangis sampai tujuan saya meminta air untuk
kelancaraan khitanan anak saya waktu itu. Dengan ridho Yang Maha
Kuasa ya, memang ada saja barokah dari air doa itu, alhamdulillah
harapan saya yang ingin kelancaraan dalam acara khitanan anak saya
berjalan sesuai.
P : Apa yang membuat anda lebih memilih pengobatan dengan air doa
dibandingkan pengobatan secara medis?
J : Ya, yang pertama pasti karena faktor ekonomi ya neng dan susah kalau
harus ke dokter apalagi disini hanya ada puskesmas dan rumah sakit
umumnya jauh. Lagi pula, air doa kan memang sudah terbukti ya
99
membantu orang kampung sini dari segi apapun juga neng dan dari zaman
mbah dulu udah ada air doa.
P : Menurut anda, apakah Islam membolehkan anda percaya pada khasiat
air yang telah didoakan?
J : Boleh atuh neng, kenapa tidak. Karena dari dulu ibu memang apa-apa
sama air doa saja, seperti contohnya air doa yang diminta buat kelancaraan
acara khitanan anak ibu itu gaada ritual aneh-aneh atau seperti
menyekutukan Allah. Caranya juga cuma dengan cara diminum terus di
percikan ke sudut-sudut tempat acara berlangsung, setelah itu memang
harus diyakini niat, percaya sama mintanya ke Allah bukan ke yang doain
air atau ke mana-mana neng, inshaAllah Allah tahu tujuan kita minta ke
Allah. Kecuali memang niat kita sudah tidak baik dari awal dan tidak
meminta ke Allah tidak berserah ke Allah baru bisa dikatakan menduakan
Allah dan dilarang oleh ajaran dalam Islam.
100
LAMPIRAN X
PROFIL PENDOA
Murni Asih atau yang akrab dipanggil Bi Murni
ini ialah seorang perempuan paruh baya yang
lahir di Lebak tepat pada tanggal 25 Juli 1980
dan kini berusia 38 tahun. Ia merupakan anak dari
Alm.Abah Puan dan Umi Faridah yang akrab
dipanggil Mi Idah. Bi Murni adalah anak keenam
dari enam bersaudara. Bi Murni mengenyam
pendidikannya sejak kecil di Pondok Pesantren
Salafiyah Al-Riyadhul Jannah, Maja, Lebak, Banten. Bi Murni merupakan
seorang ibu rumah tangga yang memiliki 4 orang anak yang terdiri dari 3 anak
laki-laki dan 1 anak perempuan. Selain menjadi ibu rumah tangga Bi Murni
biasanya melayani tamu-tamu yang datang untuk berobat atau untuk kepentingan-
kepentingan lainnya. Seperti yang sudah diketahui, Bi Murni dipercaya
masyarakat memiliki kelebihan khusus yaitu dapat mendoakan air yang diyakini
mampu membawa kebarokahan. Hal ini ia tekuni semenjak Alm. Abah Puan
meninggal dunia. Bi Murni tidak membuka praktek secara resmi juga tidak
membandrol jumlah yang harus dibayar kepadanya, ia menganggap dirinya hanya
sebagai perantara, membantu mendoakan agar suatu hajat dapat dikabulkan oleh
Sang Maha Kuasa dan ia melakukan ini semata-mata hanyalah untuk menolong
antar sesama.
101
LAMPIRAN XI
DOKUMENTASI PENELITIAN
Wawancara dengan bi Murni (Pendoa) Wawancara dengan Abah Nani
Wawancara dengan mang Dede Mukhtar Wawancara dengan ibu Een
102
Wawancara dengan ibu Sultonah ijazah (buku)beserta amalan-amalan pendoa
Bi Murni Asih (Orang yang Mendoakan Air