KINERJA APLIKASI E-MUSRENBANG
DALAM MENDUKUNG PELAKSANAAN
TUPOKSI OPERATOR E-MUSRENBANG DI
KOTA SERANG
SKRIPSI
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh
Gelar Sarjana Administrasi Publik Pada Konsentrasi Manajemen Publik
Program Studi Administrasi Publik
Oleh:
Mita Winarni
NIM 6661130186
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
SERANG, JULI 2018
ABSTRAK
Mita Winarni. NIM. 6661130186. Kinerja Aplikasi E-Musrenbang Dalam
Mendukung Pelaksanaan Tupoksi Operator E-Musrenbang Di Kota Serang.
Program Studi Administrasi Publik. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik.
Universitas Sultan Ageng Tirtayasa. Dosen Pembimbing I: Dr. Ayuning
Budiati, MPPM dan Dosen Pembimbing II: Dr. Ipah Ema Jumiati, S.IP,
M.Si
Bappeda merupakan instansi pemerintah yang telah menerapkan E-Musrenbang,
namun fakta dilapangan menunjukan bahwa penerapan E-Musrenbang belum
maksimal. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui Kinerja Aplikasi E-
Musrenbang Dalam Mendukung Pelaksanaan Tupoksi Operator E-Musrenbang Di
Kota Serang. Metode penelitian yang digunakan adalah kuantitatif dengan
pendekatan deskriptif. Populasi penelitian ini yaitu admin E-Musrenbang Bappeda
Kota Serang, operator E-Musrenbang SKPD dan operator E-Musrenbang
kecamatan di Kota Serang, diambil berdasarkan teknik sampling jenuh.
Pengumpulan data melalui penyebaran kuesioner, observasi dan wawancara.
Penelitian ini menggunakan teori DeLone and McLean (2003:14) yang
mengemukakan enam indikator kesuksesan sistem informasi. Kesimpulan
penilaian hasil penelitian Kinerja Aplikasi E-Musrenbang Dalam Mendukung
Pelaksanaan Tupoksi Operator E-Musrenbang Di Kota Serang dapat
dikategorikan baik, yakni mencapai angka sebesar 74,74% dari angka minimal
yang dihipotesiskan sebesar 70%. Saran peneliti untuk meningkatkan Kinerja
Aplikasi E-Musrenbang Dalam Mendukung Pelaksanaan Tupoksi Operator E-
Musrenbang Di Kota Serang yakni dengan adanya pemaksimalan aplikasi,
penambahan sumber daya manusia yang berlatar belakang bidang TI, penambahan
jadwal bimbingan teknis yang diselenggarakan Bappeda agar tingkat kinerja
operator E-Musrenbang sebagai pengguna E-Musrenbang akan lebih baik lagi.
Kata Kunci : Kinerja, Sistem Informasi Manajemen, E-Musrenbang
ABSRACT
Mita Winarni. NIM 6661130186. Performance of E-Musrenbang Application
In Supporting the Implementation of E-Musrenbang Operator Duties In Serang
City. State Administration Science Study Program. Faculty of Social Science
and Political Science. University of Sultan Ageng Tirtayasa. 1st Advisor Dr.
Ayuning Budiati, MPPM. 2nd Advisor Dr. Ipah Ema Jumiati, S.IP, M.Si
Bappeda is a government agency that has been implemented E-Musrenbang, but
in facts of the field showed that the implementation of E-Musrenbang was not
optimal. The purpose of this study was to determine the Performance of E-
Musrenbang Application In Supporting the Implementation of E-Musrenbang
Operator Duties In Serang City. The research method used quantitative with a
descriptive approached. The population of this study were the admin E-
Musrenbang of the Serang city Bappeda, the operator of E-Musrenbang SKPD
and the E-Musrenbang operator of thesu-district in Serang city. The sample of the
research was saturated sampling technique. The data collection through
questionnaire, observation and interview. This study used the theory of DeLone
and McLean (2003:14) which presented six indicators of the success of
information systems. The conclusion of the assessment result of the research on E-
Musrenbang application performance in supporting the implementation of E-
Musrenbang operator duties in Serang city can be categorized as good, reaching
a figure of 74,74% of the minimum figure hypothesized by 70%. Researcher
suggestion to improve the performance of E-Musrenbang application in
supporting the implementation of E-Musrenbang operator duties in Serang city is
the application maximization, the addition of human resources with IT
background, the addition of technical guidance schedules organized by Bappeda
so that the E-Musrenbang operator’s performance level as an E-Musrenbang
user, it will be even better.
Keywords: Performance, Management Information System, E-Musrenbang
LEMBAR PERSEMBAHAN
Selalu Yakin Dan Percaya Bahwa Allah
Akan Memudahkan Langkah Orang-Orang
Yang Terus Bersabar Dan Berusaha, Karena
Dia Maha Tahu Kapan Waktu Yang
Tepat Untuk Mewujudkan Segala Impian.
(penulis)
Dengan rasa syukur kepada Allah SWT,
Ku persembahkan skripsi ini untuk kedua orang
tuaku, keluarga besar, serta kekasihku yang terus
menyemangati, memberikan do’a serta dukungannya.
Serta sahabat-sahabatku yang selalu memberikan
motivasi selama penyusunan skripsi ini.
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur selalu kita panjatkan kehadirat Allah SWT, atas rahmat,
berkah, dan karunia-Nya yang telah diberikan kepada kita semua. Shalawat serta
salam senantiasa selalu tercurah kepada junjungan Nabi Besar Muhammad SAW.
Kepada keluarga, sahabat, serta tak lupa juga kita selalu berusaha untuk
beristiqomah untuk menjadi umat-Nya. Dan atas berkat dan rahmat-Nya pula,
peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini.
Skripsi ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Administrasi Publik pada Fakultas Imu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Sultan Ageng Tirtayasa dengan judul “Kinerja Aplikasi E-
Musrenbang Dalam Mendukung Pelaksanaan Tupoksi Operator E-Musrenbang Di
Kota Serang”. Hasil dari skripsi ini tentunya tidak lepas dari bantuan banyak
pihak yang telah mendukung peneliti. Maka dengan ketulusan hati, peneliti ingin
mengucapkan terimakasih kepada pihak-pihak sebagai berikut:
1. Prof. Dr. H. Sholeh Hidayat, M.Pd., Rektor Universitas Sultan Ageng
Tirtayasa.
2. Dr. Agus Sjafari, M.Si., Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.
3. Rahmawati, S.Sos, M.Si., Wakil Dekan I Fakultas Ilmu Sosial dan
Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.
iv
4. Iman Mukhroman, S.Sos, M.Si., Wakil Dekan II Fakultas Ilmu Sosial
dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.
5. Kandung Sapto Nugroho, S.Sos, M.Si., Wakil Dekan III Fakultas
Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.
6. Listyaningsih, S.Sos, M.Si., Ketua Program Studi Ilmu Administrasi
Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan
Ageng Tirtayasa.
7. Dr. Arenawati, M.Si., Sekretaris Program Studi Ilmu Administrasi
Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan
Ageng Tirtayasa.
8. Dr. Ayuning Budiati, MPPM., Dosen Pembimbing I peneliti di
Program Studi Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan
Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.
9. Dr. Ipah Ema Jumiati, S.IP, M.Si., Dosen Pembimbing II peneliti di
Program Studi Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan
Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.
10. Leo Agustino, Ph.D., Dosen Pembimbing Akademik yang senantiasa
memberikan arahan kepada peneliti.
11. Semua Dosen Jurusan Program Studi Ilmu Administrasi Negara
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng
Tirtayasa.
v
12. Staff Jurusan Program Studi Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu
Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.
13. Akhmad Saefulrohim, SP., Kepala Sub Bidang Perencanaan
Pembangunan di Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota
Serang yang telah membantu dan memberikan data yang di butuhkan
peneliti untuk penelitian selama ini secara transparan dan responsif.
14. Seluruh operator E-Musrenbang SKPD Kota Serang yang telah
bersedia menjadi responden dalam penelitian ini.
15. Semua operator E-Musrenbang di setiap Kecamatan yang tidak bisa di
sebutkan satu persatu. Terima kasih telah bersedia menjadi responden
dan memberikan informasi-informasi yang dibutuhkan peneliti selama
pembuatan skripsi ini.
16. Ayahanda Masra dan Ibunda Ami Winarni yang senantiasa
memberikan do’a dan dukungannya baik secara materi maupun non
materi.
17. Heli Agustiana atas dukungannya selama pembuatan skripsi ini.
18. Kawan-kawan mahasiswa Administrasi Publik angkatan 2013.
19. Kawan-kawanku yang tidak bisa peneliti sebutkan satu persatu yang
terus menyemangati selama pembuatan skripsi ini.
20. Seluruh pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu yang telah
membantu peneliti selama pembuatan skripsi ini.
vi
Selain itu, peneliti menyadari pula banyaknya kekurangan dari apa yang
dipaparkan dan dibahas dalam skripsi ini. Maka dari itu, peneliti, dengan segala
keterbukaan, kerendahan hati, dan kelapangan dada, bersedia menerima segala
masukan, baik itu berupa saran, ataupun kritik yang dapat membangun peneliti
dalam melangkah dan memutuskan, serta karya yang lebih baik dan bermanfaat
lagi dikemudian hari.
Serang, Juli 2018
Penulis
Mita Winarni
vii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ………………………………...………………………….... i
ABSTRAK
ABSTRACT
LEMBAR PERNYATAAN ORISINILITAS
LEMBAR PERSETUJUAN …………………………………………...………... ii
LEMBAR PENGESAHAN
HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN
KATA PENGANTAR …..………………………………………………............ iii
DAFTAR ISI …………………………………………………………..….......... vii
DAFTAR TABEL …………………………………………………................... xii
DAFTAR GRAFIK ………………………………………………………......... xiii
DAFTAR GAMBAR ……...…………………………………………................ xv
DAFTAR LAMPIRAN ……………………………………………………....... xvi
viii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah ……………………………..……..…….…. 1
1.2 Identifikasi Masalah ………………………………………..…........ 11
1.3 Batasan Masalah ……………………………………………..…….. 11
1.4 Rumusan Masalah …………………………………………............. 12
1.5 Tujuan Penelitian ……………………………………….…….……. 12
1.6 Manfaat Penelitian ……………………………………………...….. 12
1.7 Sistematika Penulisan …………………………………………….... 13
BAB II DESKRIPSI TEORI DAN HIPOTESIS PENELITIAN
2.1 Pengertian Kinerja ……………………..…….………….…….…… 18
2.2 Pengertian Dasar Sistem ……………………….……………........... 19
2.2.1 Syarat-syarat Sistem …...……………………….…................ 20
2.2.2 Karakteristik Sistem ……..………………………….……...... 20
2.3 Pengertian Dasar Informasi ………………...………………...……. 22
2.4 Pengertian Dasar Manajemen …………………………………........ 26
2.4.1 Fungsi Manajemen ……………………………………..…..... 27
2.5 Definisi Sistem Informasi Manajemen …………………….………. 30
2.5.1 Manfaat Pengembangan Sistem Informasi Manajemen …….. 31
2.5.2 Kegunaan Sistem Informasi Manajemen ……………………. 32
2.6 Model DeLone and McLean ……………………………............…. 34
2.7 Madani Plan ………………………………………………….…….. 35
2.8 Pengertian Musrenbang …………………………………………..... 36
ix
2.9 Pengertian E-Musrenbang ……………………………...….…......... 37
2.9.1 Tahapan Penginputan Ke Dalam Aplikasi E-Musrenbang ….. 38
2.9.2 Perbedaan Musrenbang Secara Manual Dan Menggunakan
Aplikasi ………………………………………………..…….. 38
2.10 Penelitian Terdahulu ………………………………………...…… 40
2.11 Kerangka Berfikir…………………...………………………..…... 43
2.12 Hipotesis Penelitian …………………………..………………...... 44
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Pendekatan dan Metode Penelitian …………………………........... 46
3.2 Fokus Penelitian ………………………………….……………….. 46
3.3 Lokasi Penelitian ……………………………….………………….. 47
3.4 Variabel Penelitian ……………………………………………........ 47
3.4.1 Definisi Konsep ……………………………………………. 47
3.4.2 Definisi Operasional ……………………………………….. 48
3.5 Instrumen Penelitian …………………….…….………………….... 49
3.6 Populasi dan Sampel Penelitian ………………………………….... 53
3.7 Teknik Pengolahan dan Analisis Data ...…………………………... 54
3.7.1 Uji Validitas ………………….………….…………....…..... 55
3.7.2 Uji Reliabilitas ……………………………………………... 56
3.7.3 Uji t-test ……………………………………………...…….. 57
3.7.4 Uji Pihak Kanan ………………………………………….... 58
3.8 Jadwal Penelitian …………….………………………….…………. 58
x
BAB IV HASIL PENELITIAN
4.1 Deskripsi Objek Penelitian ……………………………………........ 60
4.2 Gambaran Umum Kota Serang …………………………………..... 60
4.3 Gambaran Umum Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota
Serang …….…………………………………………………….….. 62
4.3.1 Visi dan Misi Bappeda Kota Serang ………...………………. 63
4.3.2 Struktur Organisasi Bappeda Kota Serang …………….…..... 64
4.4 Pengujian Persyaratan Statistik ………………………………......... 64
4.4.1 Uji Validitas Instrumen …………………………………….... 64
4.4.2 Uji Reliabilitas Instrumen ………………………………..….. 67
4.5 Deskripsi Data …………………………………………………...… 68
4.5.1 Identitas Responden …………………………………....……. 68
4.5.2 Analisis Data ……………………….………………….…..… 71
4.5.2.1 Kualitas Sistem …………………………………….. 72
4.5.2.2 Kualitas Informasi …………………...…….………. 81
4.5.2.3 Kualitas Pelayanan…………………………………. 84
4.5.2.4 Intensitas Penggunaan …………...………….……... 87
4.5.2.5 Kepuasan Pengguna …………………………….…. 89
4.5.2.6 Kemanfaatan ……………………………….………. 91
4.6 Pengujian Hipotesis …………………………………...….…….….. 95
4.7 Interpretasi Hasil Penelitian ……………………………….….….... 98
4.8 Pembahasan ………………………………………….…….….….... 99
xi
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan …………………………………….…….………...… 105
5.2 Saran …………………………………………….….……………. 106
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
x
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Tabel Data Operator E-Musrenbang di Kota Serang …………………. 5
Tabel 1.2 Rekapitulasi Data Usulan Musrenbang Kota Serang Tahun 2017 …… 8
Tabel 3.1 Operasional Variabel ………………………………………………… 50
Tabel 3.2 Skor dalam Penelitian ……………………………………………….. 51
Tabel 3.3 Jadwal Penelitian …………………………………………….………. 59
Tabel 4.1 Hasil Uji Validitas Instrument ………………………………………. 66
Tabel 4.2 Hasil Uji Reliabilitas ………………………………………………… 68
Tabel 4.3 Relibility Statistics …………………………………………………... 68
xiii
DAFTAR GRAFIK
Grafik 4.1 Identitas Responden Berdasarkan Jenis Kelamin …………….... 69
Grafik 4.2 Identitas Responden Berdasarkan Usia ………………………… 70
Grafik 4.3 Identitas Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir ……...... 71
Grafik 4.4 Jawaban Responden Terhadap Pernyataan No. 1 ……………… 73
Grafik 4.5 Jawaban Responden Terhadap Pernyataan No. 2 ……………… 74
Grafik 4.6 Jawaban Responden Terhadap Pernyataan No. 3 ……………… 75
Grafik 4.7 Jawaban Responden Terhadap Pernyataan No. 4 ……………… 76
Grafik 4.8 Jawaban Responden Terhadap Pernyataan No. 5 ……………… 77
Grafik 4.9 Jawaban Responden Terhadap Pernyataan No. 6 ……………… 78
Grafik 4.10 Jawaban Responden Terhadap Pernyataan No. 7 ……………… 79
Grafik 4.11 Jawaban Responden Terhadap Pernyataan No. 8 ……………… 80
Grafik 4.12 Jawaban Responden Terhadap Pernyataan No. 9 ……………… 81
Grafik 4.13 Jawaban Responden Terhadap Pernyataan No. 10 …………….. 82
Grafik 4.14 Jawaban Responden Terhadap Pernyataan No. 1 1…………….. 83
Grafik 4.15 Jawaban Responden Terhadap Pernyataan No. 1 2…………….. 84
Grafik 4.16 Jawaban Responden Terhadap Pernyataan No. 1 3…………….. 86
xiv
Grafik 4.17 Jawaban Responden Terhadap Pernyataan No. 1 4…………….. 87
Grafik 4.18 Jawaban Responden Terhadap Pernyataan No. 1 5…………….. 88
Grafik 4.19 Jawaban Responden Terhadap Pernyataan No. 1 6…………….. 89
Grafik 4.20 Jawaban Responden Terhadap Pernyataan No. 1 7…………….. 90
Grafik 4.21 Jawaban Responden Terhadap Pernyataan No. 1 8…………….. 92
Grafik 4.22 Jawaban Responden Terhadap Pernyataan No. 1 9…………….. 93
Grafik 4.23 Jawaban Responden Terhadap Pernyataan No. 20 ……….......... 94
Grafik 4.24 Tingkat Kinerja Aplikasi E-Musrenbang Dalam Mendukung
Pelaksanaan Tupoksi Operator E-Musrenbang Di Kota Serang
Berdasarkan Teori DeLone & McLean……………………… 104
xv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Tahapan Penginputan Ke Dalam Aplikasi E-Musrenbang …….….. 6
Gambar 1.2 Website Madani Plan ………………………………………………. 9
Gambar 1.3 Aplikasi e-Musrenbang…………………………...……………….. 10
Gambar 2.1 Tahap-Tahap Penanganan Informasi ……………………………… 26
Gambar 2.2 Model Kesuksesan Sistem Informasi Dari DeLone and McLean … 35
Gambar 2.3 Musrenbang Secara Manual/Sebelum Menggunakan Aplikasi …... 38
Gambar 2.4 Musrenbang Setelah Menggunakan Aplikasi ……………………... 39
Gambar 2.5 Kerangka Berfikir …………………………………………………. 44
Gambar 4.1 Struktur Organisasi Bappeda Kota Serang …………………...…… 64
Gambar 4.2 Kurva Penolakan dan Penerimaan Hipotesis
Uji Hipotesis Pihak Kanan …………...……………..………..… 98
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Kuesioner
Lampiran 2 : Surat Permohonan Pengisian Kuesioner
Lampiran 3 : Surat Izin Mencari Data
Lampiran 4 : Dokumentasi Peneliti
Lampiran 5 : Kartu Bimbingan Skripsi
Lampiran 6 : Inpres No 3 Tahun 2003 tentang Kebijakan dan Strategi Nasional
Pengembangan e-Government
Lampiran 7 : Struktur Organisasi
Lampiran 8 : Alur e-Musrenbang secara manual dan menggunakan aplikasi
Lampiran 9 : Juknis e-Musrenbang
Lampiran 10 : Skor Kuesioner
Lampiran 11 : Uji Validitas Instrumen
Lampiran 12 : Daftar Riwayat Hidup
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Teknologi informasi sangat memiliki peranan penting bagi manusia dalam
menyelesaikan berbagai aktivitas mereka secara lebih mudah dan lebih cepat.
Salah satu yang berpengaruh dalam penggunaan teknologi informasi adalah
internet. Pemanfaatan media internet sebagai fasilitas informasi telah menjadi
bagian yang sangat penting dalam masyarakat saat ini. Dengan adanya internet
masyarakat dapat terhubung dan berkomunikasi secara langsung antara dua
pengguna atau lebih. Sehingga dapat memberikan kemudahan kepada pengguna
dalam menyampaikan informasi dan mendapatkan informasi. Hal ini sebagai
akibat makin beragam dan kompleksnya aktivitas manusia di berbagai sektor
kehidupan. Begitu pula dengan instansi pemerintahan yang mengedepankan
teknologi informasi khususnya internet sebagai bentuk pelayanan secara cepat dan
mudah kepada masyarakat dengan mengedepankan kualitas pelayanan.
Selain itu, pemerintah juga mengedepankan sumber daya manusia (SDM)
dalam mengembangkan kualitas kinerja pegawai dalam memberikan pelayanan
publik yang baik kepada masyarakat. Pelayanan publik (public service)
merupakan salah satu bentuk pelayanan yang diberikan pemerintah kepada
masyarakat. Untuk mengembangkan penyelenggaraan pemerintahan yang berbasis
elektronik dalam rangka meningkatkan kualitas layanan publik secara efektif dan
efisien.
2
Menurut Menteri Pemberdayaan Aparatur Negara (MenPan) Nomor
63/KEP/M.PAN/7/2003 pelayanan publik (public service) adalah “segala kegiatan
pelayanan yang dilaksanakan oleh penyelenggara pelayanan publik sebagai upaya
pemenuhan kebutuhan penerima pelayanan maupun pelaksanaan ketentuan
peraturan perundang-undangan” (Menpan, 2003).
Pemberian pelayanan publik kepada masyarakat harus mempunyai kualitas
pelayanan yang baik dan sesuai dengan tuntutan dan harapan masyarakat, karena
baik buruknya pelayanan publik yang diberikan oleh pemerintah kepada
masyarakat sering dijadikan tolak ukur keberhasilan suatu instansi pemerintahan
dalam membangun kinerja pelayanan publik yang profesional. Pelayanan publik
yang baik harus bisa dirasakan oleh semua kalangan masyarakat baik masyarakat
kaya maupun masyarakat miskin serta mencakup semua bidang pelayanan seperti
bidang pendidikan, bidang kesehatan, maupun bidang lainnya. Pelayanan publik
mempunyai asas-asas yang dijadikan pedoman dalam melaksanakan
penyelenggaraan Negara yang meliputi transparansi, akuntabilitas, kondisional,
partisipatif, kesamaan hak, keseimbangan hak dan kewajiban (Kepmenpan Nomor
63/KEP/M.PAN/7/2003).
Pemerintah mendukung perubahan untuk menuju ke arah yang lebih maju
dengan mengeluarkan kebijakan yang terkait dengan teknologi informasi di
Indonesia, hal tersebut tertuang dalam Instruksi Presiden (INPRES) No. 06/2001
tanggal 24 April 2001 tentang Pengembangan dan Pendayagunaan Telematika
(Telekomunikasi, Media, dan Informatika) di Indonesia yang menyatakan bahwa
aparat pemerintah harus menggunakan teknologi telematika untuk mendukung
3
good governance dan percepatan proses demokrasi. Selain itu juga, pemerintah
sejak Tahun 2003 telah mengeluarkan Kebijakan dan Strategi Nasional
Pengembangan e-Government (e-Government Development Framework) melalui
INPRES No.3 Tahun 2003 yang merupakan payung bagi seluruh kebijakan detail
teknis di bidang e-Government. E-government tersebut merupakan upaya untuk
mengembangkan penyelenggaraan pemerintahan yang berbasis (menggunakan)
elektronika dalam rangka upaya meningkatkan kualitas layanan publik secara
efektif dan efesien. Oleh karena itu dengan adanya payung hukum tersebut
diharapkan pula akan dapat memacu kemajuan Negara Indonesia itu sendiri,
melihat pada tuntutan masyarakat modern kini yang mengharuskan pemerintah
mewakili waktu respon yang cepat terhadap berbagai permintaan atau kebutuhan
khalayak. Selain INPRES No. 3 Tahun 2004 tersebut terdapat Peraturan
Pemerintah Provinsi Banten diantaranya Peraturan Gubernur No. 34 Tahun 2008
tentang Rencana Induk Pengembangan Sistem Informasi, Peraturan Gubernur No.
35 Tahun 2008 tentang Rencana induk dan Standarisasi Penyelenggaraan Digital
Government Service Pemerintah Provinsi Banten dan Telematika Pemerintah
Provinsi Banten, Peraturan Gubernur No. 80 Tahun 2015 tentang
Penyelenggaraan Komunikasi dan Informatika.
Musrenbang Elektronik (e-Musrenbang) pertama kali diterapkan di
Bappenas pada tahun 2014. E-Musrenbang merupakan aplikasi perencanaan
berbasis website yang dibangun untuk mendukung upaya sinergi perencanaan
antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah dalam penyusunan Rencana Kerja
Pemerintah baik di Pusat maupun di Daerah. Aplikasi ini dibangun dan
4
dikembangkan oleh Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan
Perencanaan Pembangunan Nasional (Kementerian PPN/Bappenas). Dengan
dikembangkannya e-Musrenbang berbasis website ini diharapkan dapat membantu
mempermudah proses sinergi perencanaan antara pemerintah pusat dan
pemerintah daerah khususnya sinergi perencanaan dan penganggaran yang
disesuaikan dengan kebutuhan serta mendorong penerapan prinsip-prinsip
governance (partisipatif, transparan, efektif dan efisiensi, serta akuntabel) dalam
pemberian pelayanan publik dari Kementerian PPN/Bappenas. Pengembangan e-
Musrenbang di koordinasikan oleh Direktorat Pengembangan Wilayah,
Kedeputian Bidang Pengembangan Regional dan Otonomi Daerah dengan
melibatkan (PUSDATINRENBANG), Biro Perencanaan, Organisasi dan Tata
Laksana (Biro ORTALA), Direktorat Alokasi Pendanaan Pembangunan, dan
direktorat-direktorat lain di Kedeputian Bidang Pengembangan Regional &
Otonomi Daerah.
Salah satu instansi Pemerintah yang menerapkan electronic government
yaitu Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kota Serang.
Bappeda Kota Serang menerapkan e-Musrenbang pada tahun 2016. E-
Musrenbang merupakan sebuah alat untuk membantu proses berjalannya
musrenbang di Kota Serang, serta menjadikan penyelenggaraan pemerintah lebih
terkontrol, bertanggung jawab dan transparan kepada masyarakat. Di Bappeda
terdapat penanggung jawab sekaligus operator e-Musrenbang yaitu bapak
Akhmad Saefulrohim SP, beliau selaku Kasubag Perencanaan Pembangunan di
5
Bappeda kota Serang. Berdasarkan wawancara dan hasil observasi awal peneliti,
ditemukan permasalahan penelitian yaitu:
Pertama, operator e-Musrenbang di setiap kecamatan tidak ada yang
berlatar belakang pendidikan TI. Dalam proses mengoperasionalkan e-
Musrenbang ini banyak pegawai yang belum paham dikarenakan latar belakang
pendidikan yang bukan berasal dari bidang TI dan masih kurangnya pelatihan
yang diberikan kepada setiap operator e-Musrenbang. (Sumber : Wawancara
bersama penanggung jawab e-Musrenbang Bappeda Kota Serang bapak Akhmad
Saefulrohim pada 24 Januari 2017).
Tabel 1.1
Data Operator E-Musrenbang
Di Kota Serang
No KECAMATAN NAMA OPERATOR PENDIDIKAN
1. Cipocok Jaya Agung Akbar Pratama SMA IPS
2. Curug Rini Andriani S.E
3. Kasemen Hari Supriatna S.AP
4. Serang Herman S.H
5. Taktakan Lina S.E
6. Walantaka Dede Guntur Prabowo SMK Otomotif
Sumber: Data Peneliti, 2017
Dari tabel 1.1 di atas dapat kita ambil kesimpulan bahwa dari semua
operator di masing-masing kecamatan tidak ada yang berlatar belakang TI.
Begitupun penanggung jawab e-Musrenbang di Bappeda yaitu bapak Akhmad
Saefulrohim beliau bukan berlatar belakang pendidikan TI.
6
Kedua, proses penginputan hasil musrenbang ke dalam aplikasi tidak
sesuai dengan petunjuk teknis yang ada. Hal ini peneliti temukan pada saat
observasi lapangan bahwa penginputan data ke aplikasi e-Musrenbang tidak
sesuai dengan petunjuk teknis. Penginputan data usulan musrenbang ke aplikasi e-
Musrenbang yaitu setelah musrenbang kelurahan dan musrenbang kecamatan di
selenggarakan. Waktu penginputan data usulan musrenbang yaitu pada bulan
Februari dan musrenbang kelurahan dan kecamatan di selenggarakan pada bulan
Januari. Dari hasil penelitian lapangan yang menginput data usulan ke dalam
aplikasi adalah operator kecamatan. Sedangkan yang seharusnya menginput data
usulan ke dalam aplikasi yaitu kelurahan. Seperti pada gambar 1.1 tahapan
penginputan dibawah ini.
Gambar 1.1
Tahapan penginputan ke dalam aplikasi e-Musrenbang
Sumber: Power Point Bintek Bappeda, 2017
7
Keterangan :
1. Admin (Bappeda) Menginputkan data-data referensi
2. Admin (Bappeda) Mengatur data-data pengguna aplikasi
3. Admin (Bappeda) Menentukan tahun RPJMD
4. Admin (Bappeda) Menentukan tanggal penginputan Musrenbang
5. Operator (Bappeda) Mendefinisikan data-data RPJMD
6. Kelurahan menginputkan usulan
7. Kecamatan menentukan kegiatan prioritas
8. SKPD melakukan verifikasi usulan
9. Operator (Bappeda) melakukan pengecekan keterkaitan usulan dengan RPJMD
dan menentukan usulan prioritas.
Ketiga, diterapkannya e-Musrenbang ini masih banyak masyarakat yang
belum tahu dikarenakan kurangnya sosialisasi yang diselenggarakan oleh pihak
Bappeda maupun kecamatan kepada masyarakat. Sosialisasi e-Musrenbang baru
dua kali dilaksanakan yaitu pada Januari 2016 dan Januari 2017 saat Musrenbang
Kecamatan di laksanakan. Sosialisasinya pun hanya pada masyarakat yang datang
menghadiri Musrenbang tersebut. Hal ini membuat usulan yang di ajukan oleh
masyarakat melalui form usulan masyarakat yang tersedia didalam website e-
Musrenbang masih belum efektif. (Sumber : Wawancara bersama penanggung
jawab e-Musrenbang Bappeda Kota Serang bapak Akhmad Saefulrohim pada 24
Januari 2017).
Berikut ini merupakan data usulan Musrenbang yang telah di input oleh
operator e-Musrenbang di masing-masing kecamatan.
8
Tabel 1.2
Rekapitulasi Data Usulan Musrenbang Kota Serang Tahun 2018
No Kecamatan Jumlah Usulan
1. Serang 151
2. Cipocok Jaya 44
3. Curug 82
4. Taktakan 74
5. Kasemen 1047
6. Walantaka 107
Sumber : Bappeda Kota Serang, 2017
Berdasarkan tabel 1.2 diatas data usulan musrenbang di input ke aplikasi
oleh kecamatan. Namun, yang seharusnya melakukan pengisian data ke aplikasi e-
Musrenbang adalah kelurahan.
Keempat, aplikasi e-Musrenbang sulit diakses. Aplikasi e-Musrenbang ini
sulit diakses karena di website madaniplan.com tidak ada e-Musrenbang padahal
seharusnya e-Musrenbang ada didalam website tersebut. Jadi jika kita ingin
mengakses e-Musrenbang harus tahu link e-Musrenbang terlebih dahulu. Dan link
e-Musrenbang itu sendiri adalah madaniplan.com/emusrenbang/login. Seperti
pada gambar 1.2 dan gambar 1.3 dibawah ini.
9
Gambar 1.2
Website Madani Plan
Sumber: Data Peneliti, 2017
Dari gambar 1.2 website Madani Plan diatas dapat kita lihat bahwa tidak
tersedia aplikasi e-Musrenbang yang seharusnya ada didalam website Madani
Plan ini.
10
Gambar 1.3
Aplikasi e-Musrenbang
Sumber: Data Peneliti, 2017
Dari gambar 1.3 aplikasi e-Musrenbang dapat kita lihat bahwa seharusnya
aplikasi e-Musrenbang ada didalam Madani Plan karena linknya pun
madaniplan.com/emusrenbang/login namun pada website Madani Plan tidak
tersedia aplikasi e-Musrenbang kecuali jika kita sudah mengetahui link aplikasi e-
Musrenbang tersebut.
11
Dari pemaparan keempat permasalahan di atas maka peneliti tertarik untuk
dapat mengkaji lebih dalam sejauh mana kinerja aplikasi e-Musrenbang dalam
mendukung pelaksanaan tupoksi operator e-Musrenbang di kota Serang yang
digunakan untuk menginput usulan hasil musrenbang. Maka peneliti mengambil
judul “KINERJA APLIKASI E-MUSRENBANG DALAM MENDUKUNG
PELAKSANAAN TUPOKSI OPERATOR E-MUSRENBANG DI KOTA
SERANG”.
1.2 Identifikasi Masalah
Terdapat beberapa masalah yang terkait dengan penerapan e-Musrenbang
yaitu :
1. Operator e-Musrenbang tidak ada yang berlatar belakang pendidikan TI dan
kurangnya pelatihan yang diberikan.
2. Proses penginputan hasil musrenbang ke dalam aplikasi tidak sesuai dengan
petunjuk teknis yang ada.
3. Kurangnya sosialisasi terhadap masyarakat sehingga form usulan masyarakat
yang terdapat pada aplikasi e-Musrenbang kurang efektif.
4. Aplikasi e-Musrenbang sulit diakses.
1.3 Batasan Masalah
Untuk memudahkan penelitian, peneliti akan membatasi ruang lingkup
permasalahan, hal ini dikarenakan dengan adanya fokus penelitian maka peneliti
akan memberikan batasan studi yang akan dilakukan. Karena, apabila penelitian
dilakukan tanpa adanya batasan masalah peneliti akan terjebak dengan banyaknya
data yang melimpah dilapangan. Oleh karena itu, fokus penelitian sangat penting.
12
Dalam penelitian ini peneliti hanya akan memfokuskan pada permasalahan
Kinerja Aplikasi E-Musrenbang Dalam Mendukung Pelaksanaan Tupoksi
Operator E-Musrenbang di Kota Serang.
1.4 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah dan batasan masalah di atas, maka
rumusan masalah yang menjadi kajian peneliti yaitu mengenai Kinerja Aplikasi E-
Musrenbang Dalam Mendukung Pelaksanaan Tupoksi Operator E-Musrenbang di
Kota Serang.
1.5 Tujuan Penelitian
Tanpa adanya tujuan penelitian, maka seorang peneliti akan mengalami
kesulitan dalam melakukan penelitian. Sesuai dengan latar belakang dan rumusan
masalah yang ada maka tujuan penelitian yaitu untuk mengetahui Kinerja Aplikasi
E-Musrenbang Dalam Mendukung Pelaksanaan Tupoksi Operator E-Musrenbang
di Kota Serang.
1.6 Manfaat Penelitian
Manfaat yang ingin diperoleh dalam penelitian yang berjudul Kinerja
Aplikasi E-Musrenbang Dalam Mendukung Pelaksanaan Tupoksi Operator E-
Musrenbang di Kota Serang adalah:
1.6.1 Secara Teoritis
Secara teoritis penelitian ini bermanfaat bagi pengembangan keilmuan dan
pengetahuan karena akan memperkaya khasanah ilmu pengetahuan dalam dunia
akademis khususnya Ilmu Administrasi Negara, terutama yang berkaitan dengan
e-Government.
13
1.6.2 Secara Praktis
Bagi Badan terkait, diharapkan penelitian ini dapat menjadi sumbangan
pemikiran dan masukan yang positif untuk peningkatan pelayanan e-Government
terkait perencanaan pembangunan di kota Serang. Bagi penulis, diharapkan
penelitian ini dapat mengembangkan kemampuan dan penguasaan ilmu-ilmu yang
pernah diperoleh peneliti selama mengikuti pendidikan di Program Studi Ilmu
Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan
Ageng Tirtayasa. Selain itu, karya peneliti dapat dijadikan bahan informasi dan
referensi bagi pembaca dan peneliti selanjutnya.
1.7 Sistematika Penulisan
Untuk memudahkan pembahasan dan memperoleh gambaran tentang
skripsi ini, maka pembahasannya disusun dalam lima bab yang terdiri dari :
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Latar belakang masalah menggambarkan ruang lingkup dan kedudukan
permasalahan yang akan di teliti dalam bentuk uraian secara deduktif, dari
ruang lingkup yang paling umum hingga menukik ke masalah yang lebih
spesifik, yang relevan dengan judul skripsi.
1.2 Identifikasi Masalah
Identifikasi masalah akan memperjelas aspek permasalahan yang muncul dan
berkaitan dengan variabel yang akan diteliti. Identifikasi masalah dapat
diajukan dalam bentuk pertanyaan atau penyataan.
14
1.3 Batasan Masalah
Batasan masalah akan lebih mempersempit masalah yang akan diteliti,
sehingga objek penelitian, subjek penelitian, lokus penelitian, hingga periode
penelitian secara jelas termuat.
1.4 Rumusan Masalah
Bagian ini, peneliti mengidentifikasikan masalah secara implisit secara tepat
atas aspek yang akan diteliti seperti terpapar dalam latar belakang masalah
dan pembatasan masalah.
1.5 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian akan mengungkapkan tentang sasaran yang ingin dicapai
dengan dilaksanakannya penelitian terhadap permasalahan yang sudah
dirumuskan sebelumnya.
1.6 Manfaat Penelitian
Manfaaat penelitian akan menjelaskan teoritis dan praktis dari diadakannya
penelitian ini.
1.7 Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan menjelaskan tentang isi bab per bab secara singkat dan
jelas.
BAB II DESKRIPSI TEORI DAN HIPOTESIS PENELITIAN
2.1 Deskripsi Teori
Mengkaji berbagai teori yang relevan dengan permasalahan dan variabel
penelitian, kemudian menyusunnya secara teratur dan rapi yang digunakan
untuk merumuskan hipotesis.
15
2.2 Penelitian Terdahulu
Penelitian terdahulu merupakan kajian penelitian yang pernah dilakukan oleh
peneliti lain sebelumnya yang berasal dari berbagai sumber ilmiah, baik
Skripsi, Tesis, Disertasi atau Jurnal Penelitian.
2.3 Kerangka Pemikiran
Kerangka berfikir menggambarkan alur pikiran penelitian sebagai kelanjutan
dari kajian teori untuk memberikan penjelasan kepada pembaca terkait
anggapan peneliti dalam pernyataan hipotesisnya.
2.4 Hipotesis Penelitian
Hipotesis merupakan jawaban sementara atas permasalahan yang ada, yang
diteliti, dan diuji kebenarannya. Hipotesis dirumuskan berdasarkan kajian
teori dan kerangka berfikir.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
4.1 Pendekatan dan Metode Penelitian
Pendekatan dan metode penelitian menjelaskan tentang tipe atau pendekatan
apa yang digunakan dalam penelitian.
4.2 Fokus Penelitian
Bagian ini membatasi dan menjelaskan substansi materi kajian penelitian
yang dilakukan.
4.3 Lokasi Penelitian
Menjelaskan tempat (lokus) penelitian dilaksanakan. Menjelaskan tempat
penelitian, serta alasan memilihnya.
16
4.4 Variabel Penelitian
Variabel penelitian menerangkan tentang variabel yang digunakan dalam
penelitian ini.
4.5 Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian menjelaskan tentang proses penyusunan dan jenis alat
pengumpulan data yang digunakan.
4.6 Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Dan sampel merupakan
bagian dari populasi yang menjadi objek penelitian.
4.7 Teknik Pengolahan dan Analisis Data
Menjelaskan teknik analisis beserta rasionalitasnya yang sesuai dengan sifat
data yang diteliti.
4.8 Jadwal Penelitian
Menjelaskan waktu penelitian yang dilaksanakan.
BAB IV HASIL PENELITIAN
4.1 Deskripsi Objek Penelitian
Menjelaskan mengenai objek penelitian meliputi lokasi penelitian, struktur
organisasi dan sampel/populasi yang telah ditentukan.
4.2 Pengujian Persyaratan Statistik
Melakukan pengujian terhadap persyaratan statistik dengan menggunakan uji
statistik tertentu.
17
4.3 Deskripsi Data
Merupakan penjelasan mengenai hasil penelitian yang telah diolah dari data
mentah dengan menggunakan teknik analisis data.
4.4 Pengujian Hipotesis
Melakukan pengujian terhadap hipotesis dengan menggunakan teknik analisis
statistik yang sudah ditentukan.
4.5 Interpretasi Hasil Penelitian
Melakukan penafsiran terhadap hasil akhir pengujian hipotesis.
4.6 Pembahasan
Pada sub bab ini dilakukan pembahasan secara lebih terperinci terhadap hasil
analisis data.
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Merupakan kesimpulan dari hasil penelitian yang dijelaskan secara singkat,
jelas dan mudah dipahami.
5.2 Saran
Menjelaskan mengenai tindak lanjut dari sumbangan peneliti terhadap bidang
yang diteliti baik secara teoritis maupun praktis.
18
BAB II
DESKRIPSI TEORI DAN HIPOTESIS PENELITIAN
2.1 Pengertian Kinerja
Istilah kinerja berasal dari kata “performance”. Sedangkan pengukuran
kinerja disebut dengan “performance measurement”. Pengukuran kinerja adalah
sebagai suatu metode untuk menilai kemajuan/hasil yang telah dicapai
dibandingkan dengan tujuan yang telah ditetapkan (LAN-RI, 2000:5). Berpijak
dari pengertian tersebut diatas dapat dikatakan bahwa pada dasarnya kinerja
adalah hasil capaian atau prestasi kerja yang diperoleh oleh suatu organisasi
dalam rangka mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan dan disepakati
bersama dalam kurun waktu tertentu. Sedangkan pengukuran kinerja merupakan
alat atau metode yang digunakan untuk memberikan penilaian seberapa besar
tingkat prestasi kerja atau capaian tujuan dan sasaran yang telah ditentukan.
Menurut Mangkunegara (2001:67) menyatakan bahwa:
Kinerja adalah “hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang
dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai
dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya”. Kualitas yang
dimaksud disini adalah dilihat dari kehalusan, kebersihan dan
ketelitian dalam pekerjaan sedangkan kuantitas dilihat dari jumlah atau
banyaknya pekerjaan yang harus diselesaikan karyawan.
Menutut Handoko (2000:50) mendefinisikan kinerja sebagai
proses dimana organisasi mengevaluasi atau menilai prestasi kerja
karyawan. Selanjutnya menurut Tika (2006:121) mendefinisikan
bahwa kinerja sebagai hasil-hasil fungsi pekerjaan seseorang yang
dipengaruhi oleh berbagai factor untuk mencapai tujuan organisasi
dalam periode waktu tertentu.
19
Selain itu kinerja juga dapat diartikan sebagai suatu hasil dari usaha
seseorang yang dicapai dengan adanya kemampuan dan perbuatan dalam situasi
tertentu. Sehingga kinerja tersebut merupakan hasil keterkaitan antara usaha,
kemampuan dan persepsi tugas.
2.2 Pengertian Dasar Sistem
Pada dasarnya kata sistem berasal dari kata yunani “sytema” yang berarti
kesatuan, yang berarti keseluruhan dari bagian-bagian yang mempunyai hubungan
satu sama lain. Untuk mendefinisikan sistem terdapat dua pendekatan, yaitu sistem
yang menekankan pada prosedurnya dan sistem yang menekankan pada komponen
atau elemennya.
Pendekatan sistem yang menekankan pada prosedurnya mendefinisikan
sistem sebagai suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling
berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau
untuk menyelesaikan suatu sasaran tertentu. Sedangkan sistem yang menekankan
pada komponen atau elemennya mendefinisikan sistem sebagai kumpulan dari
elemen-elemen yang berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Beberapa
pengertian para ahli mengenai definisi sistem yaitu :
Menurut Jerry Fitz Gerald dan kawan-kawan dalam Jogiyanto, HM (2005),
Pengertian sistem adalah :
“Suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang berupa urutan kegiatan
yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk mencapai tujuan
tertentu”. Sedangkan, menurut Jogiyanto, HM (2005), Sistem adalah
20
:“Kumpulan dari elemen-elemen yang berintegrasi untuk mencapai suatu
tujuan tertentu”.
Sistem Informasi (Information System) secara teknis dapat didefinisikan
sebagai sekumpulan komponen yang saling berhubungan, mengumpulkan (atau
medapatkan), memproses, menyimpan, dan mendistribusikan informasi untuk
menunjang pengambilan keputusan dan pengawasan dalam suatu organisasi.
2.2.1 Syarat-syarat Sistem
Syarat-syarat yang harus dimiliki oleh sistem, yaitu :
a. Sistem harus dibentuk untuk menyelesaikan suatu tujuan.
b. Elemen sistem harus mempunyai rencana yang ditetapkan.
c. Adanya hubungan diantara elemen sistem.
d. Unsur dasar dari proses (arus informasi, energi, dan material) lebih penting
daripada elemen sistem.
2.2.2 Karakteristik Sistem
Menurut Jogiyanto, HM (2005), definisi sistem memiliki karakteristik tertentu
yaitu :
a. Komponen Sistem
Suatu sistem terdiri dari sejumlah komponen yang saling berinteraksi,
bekerja sama membentuk satu kesatuan. Setiap komponen mempunyai
sifat-sifat dari sistem untuk menjalankan suatu fungsi tertentu dan
mempengaruhi proses sistem secara keseluruhan.
21
b. Batas Sistem
Batas sistem merupakan daerah yang membatasi antara suatu sistem
dengan sistem yang lainnya atau dengan lingkungan luarnya. Batas sistem
dapat dipandang sebagai satu kesatuan dan menunjukkan ruang lingkup
dari sistem tersebut.
c. Lingkungan Luar Sistem
Segala sesuatu yang berada di luar batas dari sistem yang
mempengaruhi operasi sistem dapat dikatakan sebagai lingkungan luar.
Lingkungan luar dapat bersifat menguntungkan yang memberikan energi
pada sistem sehingga harus selalu dijaga dan dipelihara. Selain itu
lingkungan luar juga dapat merugikan sistem, untuk dapat
mempertahankan kelangsungan hidup sistem, maka lingkungan yang
seperti ini harus dapat dikendalikan.
d. Penghubung Sistem
Penghubung sistem merupakan media penghubung antara sub-sistem
dengan sub-sistem lainnya. Melalui penghubung sumber-sumber daya
dapat mengair dari sub-sistem ke sub-sistem lainnya, sehingga saling
berintegrasi membentuk satu kesatuan.
e. Masukan Sistem (Input)
Masukan adalah energy yang dimasukan kedalam sistem, dapat berupa
masukan perawatan dan masukan signal. Masukan perawatan (maintenance
input) adalah energi yang dimasukan agar sistem tersebut dapat dioperasi.
22
f. Keluaran Sistem (Output)
Keluaran adalah hasil dari energi yang diolah diklasifikasikan menjadi
keluaran yang berguna dan sisa pembuangan. Keluaran dapat merupakan
masukan untuk sub-sistem yang lain atau kepada supra sistem.
g. Pengolah Sistem
Suatu sistem mempunyai suatu bagian pengolah yang dapat merubah
masukan menjadi keluaran.
h. Sasaran Sistem
Sistem memiliki sasaran (objective) atau tujuan (goal) yang akan
menentukan sekali masukan yang dibutuhkan dan keluaran yang dihasilkan
sistem. Suatu sistem dapat dikatakan berhasil apabila mengenai sasaran
atau tujuan.
2.3 Pengertian Dasar Informasi
Informasi dalam sebuah perusahaan atau instansi merupakan sesuatu yang
sangat penting guna untuk mendukung kelangsungan perkembangannya. Akibat
kurang mendapat informasi dalam waktu tertentu perusahaan atau instansi tersebut
akan mengalami ketidakmampuan mengontrol sumberdaya yang pada akhirnya
akan mengalami kekalahan dalam bersaing dengan lingkungan persaingannya.
Menurut Jogianto, HM (2005). Pengertian dari informasi adalah
:“Data yang diolah menjadi bentuk yang lebih berguna dan lebih
berarti bagi yang menerima dan membutuhkannya”.
23
Menurut Siagian (2009:15) ada delapan tahap penting dalam
penanganan informasi, yaitu :
1. Penciptaan Informasi
Penciptaan informasi menekankan bahwa agar benar-benar
mampu memberikan dukungannya kepada proses pengambilan keputusan
manajerial dan agar aplikasinya tepat, informasi yang dibutuhkan oleh
suatu organisasi harus memenuhi persyaratan kelengkapan, kemutakhiran,
kehandalan, terolah dengan baik, tersimpan dengan rapi, dan mudah
ditelusuri dari tempat penyimpanannya apabila diperlukan.
Oleh karena itu, data yang dikumpulkan dari berbagai sumber
memerlukan pengolahan lebih lanjut agar sifatnya berubah menjadi
informasi yang memiliki nilai sebagai alat pendukung proses pengambilan
keputusan. Dari segi inilah tahap penciptaan informasi harus dilihat.
Karena menciptakan informasi tidak terlepas dari identifikasi dan
penggalian sumber-sumber yang tepat.
2. Pemeliharaan Saluran Informasi
Semakin banyaknya saluran penyampaian informasi dari satu
pihak kepada pihak lain akan menjadi salah satu faktor perkembangan
yang sangat pesat dalam era informasi. Baik secara internal maupun
eksternal, saluran tersebut dapat berupa : (a) Saluran melalui komunikasi
lisan, (b) Saluran dengan menggunakan tulisan, (c) Komputer pada
24
satuan-satuan kerja dalam organisasi yang online dengan komputer utama
(mainframe), (d) Saluran Telepon, (e) Teleks, (f) Faksimile, dan (g)
Electronic mail.
Walaupun tidak semua organisasi mutlak menggunakan semua
saluran tersebut, tergantung pada beberapa faktor seperti jarak, lokasi,
persyaratan kecepatan penyampaian informasi, dan berbagai faktor
lainnya.saat ini saluran-saluran tersebut sudah banyak tersedia dan tidak
lagi memerlukan biaya yang besar.
3. Transmisi Informasi
Tidak semua satuan kerja dan tidak semua manusia yang terdapat
dalam satu organisasi memerlukan informasi yang sama. Informasi yang
dimiliki oleh organisasi perlu diseleksi oleh berbagai pemakai informasi
tersebut.Hal inilah yang menjadi penting untuk memilih dan
menggunakan sarana transmisi informasi yang tepat.
4. Penerimaan Informasi
Salah satu cara yang saat ini umum digunakan adalah
menciptakan data induk (data base) dimana semua jenis informasi yang
diperkirakan akan dibutuhkan oleh semua komponen akan disimpan dan
dipelihara. Dengan demikian, sejalan dengan penciptaan suatu sistem
distribusi informasi yang sedemikian rupa dapat diperoleh dengan mudah
oleh pihak-pihak yang memerlukannya.
5. Penyimpanan Informasi
25
Sebagai salah satu sumber daya strategis dalam organisasi,
informasi yang telah terkumpul dan terolah dengan baik perlu disimpan
dengan sebaik mungkin. Kegiatan penyimpanan informasi sangat penting,
karena tidak semua informasi yang dimiliki digunakan dengan segera.
Dengan adanya perkembangan teknologi informasi terdapat
berbagai alat penyimpanan informasi yang dapat digunakan, misalnya
Sistem Kartu, Tape, Microfilm, Hard Disk, Floppy Disk, dan sebagainya.
Disamping itu, dengan sarana berteknologi tinggi keamanan informasi pun
lebih terjamin.
6. Penggunaan Informasi
Sebagai Negara berkembang di Indonesia harus mampu
memanfaatkan era masyarakat informasi untuk mempercepat proses
pembangunan yang menjembatani era tradisional agraris yang statis
menuju kemasyarakat informasi atau “Information Society”. Dengan kata
lain bahwa informasi bukan hanya sekedar informasi tetapi merupakan
informasi yang dapat digunakan untuk tugas-tugas pembangunan. Adapun
lima bidang kegiatan yang memerlukan informasi antara lain :
1. Informasi untuk kegiatan politik
2. Informasi untuk kegiatan-kegiatan pemerintah
3. Informasi untuk kegiatan-kegiatan sosial
4. Informasi untuk kegiatan-kegiatan dunia usaha
5. Informasi untuk kegiatan-kegiatan militer
26
Gambar 2.1
Tahap-Tahap Penanganan Informasi
v
2.4 Pengertian Dasar Manajemen
Manajemen secara etimologis berarti seni mengatur dan melaksanakan.
Kata manajemen sering digunakan dalam sehari-hari dan sangat membantu
dalam mengerjakan sesuatu. Manajemen mempunyai fungsi untuk dapat
menyelesaikan pekerjaan dengan baik dan sistematis.
Menurut Drs. Oey Liang Lee mengartikan :
“Manajemen adalah ilmu dalam perencanaan, pengorganisasian,
penyusunan, pengarahan,, dan pengawasan dari manusia untuk
menentukan capaian tujuan sebagaimana yang telah ditetapkan”.
Penggunaan
Penciptaan Informasi
Penerimaan Selektif
Pemeliharaan Saluran
Transmisi Selektif
Penyimpanan dan Penelusuran
Teknologi
Informasi Evaluasi
Kritis dan
Umpan Balik
27
Sedangkan manajemen menurut R.Terry adalah :
“Suatu proses khas terdiri dari tindakan-tindakan perencanaan,
pengorganisasian, penggerakan, dan pengontrolan yang dilakukan
dalam menentukan serta mencapai target yang sudah ditetapkan lewat
pemanfaatan sumber daya manusia dan lainnya”.
Pengertian lain mengenai manajemen merupakan sekelompok
keputusan dan tindakan manajerial yang menetukan kinerja jangka panjang
organisasi.
Sedangkan manajemen menurut Hasibuan (1994:2) adalah
“Sebagai ilmu dari seni yang mengatur proses pemanfaatan sumber
daya manusia dan sumber-sumber lainnya secara efektif dan efisien
untuk suatu tujuan tertentu”.
Dari berbagai pengertian manajemen diatas dapat disimpulkan bahwa
manajemen adalah suatu ilmu dan seni untuk mengatur dan mengelola demi
memanfaatkan sumber-sumber yang ada baik SDM maupun SDA, dalam rangka
mencapai tujuan tertentu.
2.4.1 Fungsi Manajemen
Melihat pengertian manajemen diatas, ada empat tidakan yang sangat
penting dalam proses manajemen. Empat (4) tindakan manajemen ini
merupakan fungsi utama dalam manajemen. Berikut ini 4 fungsi utama dalam
manajemen, yakni :
28
1. Fungsi Perencanaan
Perencanaan merupakan proses dalam mengartikan seperti apa tujuan
organisasi yang ingin dicapai, kemudian dari tujuan tersebut maka orang-
orang didalamnya harus membuat strategi dalam mencapai tujuan tersebut
dan harus dapat dikembangkan suatu rencana aktivitas kerja organisasi.
Perencanaan dalam manajemen sangatlah penting karena merupakan
awalan dalam melakukan sesuatu. Dalam merencanakan, ada tindakan yang
harus dilakukan untuk dapat menetapkan seperti apa tujuan dan target yang
ingin dicapai, merumuskan taktik dan strategi agar tujuan dan target dapat
tercapai, menetapkan sumber daya atau peralatan apa yang diperlukan dan
menentukan indikator atau standar keberhasilan dalam mencapai tujuan dan
target.
2. Fungsi Pengorganisasian.
Langkah selanjutnya setelah merencanakan, maka yang harus
dilakukan adalah bagaimana rencana tersebut dapat terlaksana dengan
memanfaatkan segala fasilitas yang tersedia dan dapat memastikan kepada
semua orang yang ada dalam suatu organisasi untuk bekerja secara efisien
dan efektif untuk mencapai tujuan organisasi. Tindakan yang dapat
dilakukan dalam fungsi pengorganisasian yaitu dapat mengalokasikan
sumber daya, merumuskan dan menentukan tugas serta menetapkan
prosedur yang dibutuhkan, menentukan struktur organisasi, melakukan
perekrutan, penyeleksian, pelatihan dan pengembangan sumberdaya
29
manusia atau sumber daya tenaga kerja, kemudian memberikan posisi
kepada seseorang dengan posisi yang tepat.
3. Fungsi Pengarahan dan Implementasi
Proses implementasi program dilakukan agar dijalankan kepada setiap
pihak yang berada dalam organisasi serta dapat termotivasi agar semua
pihak dapat menjalankan tanggung jawab dengan sangat penuh kesadaran
dan produktivitas yang sangat tinggi. Adapun fungsi pengarahan
implementasi yaitu mengimplementasikan proses kepemimpinan,
pembimbingan, dan pemberian sebuah motivasi untuk tenaga kerja agar
mau tetap bekerja dengan efisien dan efektif untuk mencapai tujuan,
memberikan tugas, dan penjelasan yang teratur mengenai pekerjaan, dan
menjelaskan kebijakan yang telah ditetapkan.
4. Fungsi Pengawasan dan Pengendalian
Proses pengawasan dan pengendalian dilakukan untuk dapat
memastikan bahwa seluruh rangkaian kegiatan yang sudah di rencanakan,
diorganisasikan dan diterapkan dapat berjalan sesuai dengan harapan target
walaupun sedikit berbeda dengan target yang telah ditentukan sebelumnya
karena kondisi lingkungan organisasi. Adapun fungsi pengawasan dan
pengendalian yaitu, untuk mengevaluasi suatu keberhasilan dalam
mencapai tujuan dan target yang sesuai dengan tolak ukur yang telah
ditentukan.
30
2.5 Definisi Sistem Informasi Manajemen
Sistem Informasi Manajemen merupakan sebuah bidang yang mulai
berkembang sejak tahun 1960-an. Walaupun tidak terdapat konsesus tunggal,
secara umum Sistem Informasi Manajemen didefinisikan sebagai sistem yang
menyediakan informasi yang digunakan untuk mendukung operasi, manajemen,
serta pengambilan keputusan sebuah organisasi.Sistem Informasi Manajemen juga
dikenal dengan ungkapan lainnya seperti “Sistem Informasi”, “Sistem Informasi
dan Pengambil Keputusan”.Sistem Informasi Manajemen menggambarkan suatu
unit atau badan yang khusus bertugas untuk mengumpulkan berita dan
memprosesnya menjadi informasi untuk keperluan manajerial organisasi dengan
memakai prinsip sistem. Dikatakan memakai prinsip sistem karena berita yang
tersebar dalam berbagai bentuknya dikumpulkan, disimpan, serta diproses oleh
suatu badan yang kemudian dirumuskan menjadi suatu informasi.
Ada berbagai macam definisi atau pengertian dari Sistem Informasi
Manajemen menurut para ahli yakni :
Menurut Frederick H.Wu dalam Jogiyanto (2005:14) “Sistem
Informasi Manajemen adalah kumpulan-kumpulan dari sistem-sistem
yang menyediakan informasi untuk mendukung manajemen”.
Kemudian menurut Barry E.Cushing dalam Jogiyanto (2005:14)
“Suatu Sistem Informasi Manajemen adalah Kumpulan dari manusia
dan sumber daya modal didalam suatu organisasi yang bertanggung
jawab mengumpulkan dan mengolah data untuk menghasilkan
informasi yang berguna untuk semua tingkatan manajemen didalam
kegiatan perencanaan dan pengendalian”.
31
Dengan demikian Sistem Informasi Manajemen (SIM) adalah jaringan
prosedur pengolahan data yang dikembangkan dalam organisasi dan disatukan
apabila dipandang perlu dengan maksud memberikan data kepada manajemen
setiap waktu diperlukan, baik data yang bersifat intern maupun yang bersifat
ekstern untuk dasar pengambilan keputusan dalam rangka mencapai tujuan
organisasi.
2.5.1 Manfaat Pengembangan Sistem Informasi Manajemen
1. Terhadap Proses
a. Menghemat tenaga kerja
b. Peningkatan efisiensi
c. Mempercepat proses
d. Perbaikan dokumentasi
e. Pencapaian standar
f. Perbaikan keputusan
2. Terhadap Produk
a. Peningkatan Fitur
b. Penambahan Karakteristik
c. Peningkatan fasilitas penyampaian produk
d. Inovasi produk
32
3. Terhadap Kualitas
a. Peningkatan Kualitas Proses (JIT, feedback, dll)
b. Peningkatan Kualitas Produk (standarisasi, peningkatan pelayanan)
2.5.2 Kegunaan Sistem Informasi Manajemen
Informasi yang dihasilkan oleh sistem informasi sangat berguna bagi
manajemen perusahaan/organisasi, sehingga dalam penerapannya analisis
sistem harus mengetahui kebutuhan-kebutuhan informasi yang
dibutuhkannya, yaitu dengan mengetahui kegiatan-kegiatan untuk masing-
masing tingkat (level) manajemen dan tipe keputusan yang diambilnya.
Berdasarkan pada pengertian-pengertian diatas, maka terlihat bahwa
tujuan dibentuknya Sistem Informasi Manajemen (SIM) adalah supaya
organisasi memiliki informasi yang bermanfaat dan pembuatan keputusan
manajemen, baik yang menyangkut keputusan-keputusan rutin maupun
keputusan-keputusan yang strategis. Sehingga Sistem Informasi Manajemen
atau SIM berguna untuk menyediakan pengelola organisasi data maupun
informasi yang berkaitan dengan pelaksanaan tugas-tugas organisasi.
Beberapa kegunaan/ fungsi sistem informasi antara lain sebagai beikut :
1. Sistem Informasi Manajemen untuk Pendukung Pengambilan Keputusan
Sebuah sistem keputusan, yaitu model dari sistem dimana
keputusan diambil, dapat tertutup atau terbuka. Sebuah sistem keputusan
tertutup menganggap bahwa keputusan dipisah dari masukan yang tidak
33
diketahui dari lingkungan. Dalam keputusan ini pengambil keputusan
dianggap :
a. Mengetahui semua perangkat alternatif dan semua akibat atau
hasilnya masing-masing.
b. Memiliki metode (aturan, hubungan, dan sebagainya) yang
memungkinkan dia membuat urutan kepentingan semua alternatif.
c. Memilih alternatif yang memaksimalkan sesuatu, misalnya laba,
volume penjualan, atau kegunaan.
Konsep sebuah sistem keputusan tertutup jelas menganggap
rasional seseorang yang secara logis menguji semua alternatif,
mengurutkan berdasarkan kepentingan hasilnya, dan memilih alternatif
yang membawa kepada hasil yang terbaik/maksimal.
2. Sistem Informasi Manajemen berdasarkan aktivitas atau kegiatan
Manajemen
Kegiatan dan proses informasi untuk tiga tingkat adalah saling
berhubungan. Contohnya pengendalian inventaris pada tingkatan
operasional bergantung pada proses yang tepat. Sehingga hal tersebut
dilakukan untuk mencapai strategi inventaris.
3. Sistem Informasi Manajemen untuk Pengendalian Operasional
Pengendalian operasional adalah proses pemantapan agar kegiatan
operasional dilaksanakan secara efektif dan efisien. Pengendalian
34
operasional menggunakan prosedur dan aturan keputusan yang sudah
ditentukan terlebih dahulu. Pendukung pemrosesan untuk pengendalian
operasi terdiri dari :
a. Proses transaksi
b. Proses laporan
c. Proses pemeriksaan
2.6 Model DeLone and McLean
DeLone and McLean mengembangkan kesusesan seperti pada diagram
(Jogiyanto, 2007). Menurut DeLone and McLean agar Sistem Informasi
Manajemen sukses dan mempunyai dampak positif terhadap organisasi maka
terlebih dahulu sistem informasi harus mempunyai dampak pada individual.
Agar mempunyai dampak terhadap Individual maka kepuasan pemakai
haruslah tercapai, disamping bahwa sistem sudah mulai digunakan secara rutin
operasional. Selanjutnya, agar kedua hal ini tercapai maka kualitas sistem dan
kualitas informasi haruslah bagus terlebih dahulu. Diagramnya dapat terlihat pada
gambar di bawah ini :
35
Gambar 2.2
Model Kesuksesan Sistem Informasi dari DeLone and McLean
2.7 Madani Plan
Madani plan merupakan aplikasi milik Bappeda Kota Serang yang mulai
di terapkan pada tahun 2015 di dalamnya terdapat 4 sub aplikasi yaitu e-Renstra,
e-Hibsos, e-Musrenbang, Simral.
1. E-Renstra merupakan aplikasi yang digunakan untuk menginput data-data
Rencana Strategi.
2. E-Hibsos yaitu aplikasi yang berfungsi untuk pengajuan hibah & bantuan
sosial.
3. E-Musrenbang yaitu aplikasi yang digunakan untuk menginput data hasil
musrenbang.
Kualitas
Informasi
Kualitas
Sistem
Kepuasan
Memakai
Intensi
Penggunaan
Kemanfaatan
Kualitas
Pelayanan
36
4. Simral adalah sistem informasi manajemen perencanaan penganggaran dan
pelaporan yang berfungsi untuk menginput data perencanaan, penganggaran,
dan pelaporan di kota Serang.
2.8 Pengertian Musrenbang
Musyawarah perencanaan pembangunan (Musrenbang) telah menjadi
istilah yang sangat populer dalam proses perencanaan pembangunan.
Sebagaimana yang tertuang dalam Undang-Undang No. 25 Tahun 2004 tentang
Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional yang dijelaskan pada pasal 1 ayat 21
bahwasanya musrenbang menjadi forum bagi antar pelaku kepentingan dalam
menyusun rencana pembangunan nasional dan rencana pembangunan daerah.
Selanjutnya dalam pasal 2 ayat 2 yang menjelaskan bahwa setiap daerah
harus menyusun rencana pembangunan daerah secara sistematis, terarah, terpadu
dan tanggap terhadap perubahan. Dengan memiliki jenjang perencanaan yang
berbeda, sebagaimana tertuang dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri No 54
tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah nomor 8 tahun 2008
Tentang Tahapan, Tatacara Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi
Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah yaitu perencanaan jangka panjang
daerah yang disingkat RPJPD untuk periode 20 tahun (pasal 1 ayat 9),
selanjutnya rencana pembangunan jangka menengah daerah yang disebut
RPJMD untuk periode 5 tahun (pasal 1 ayat 12), maupun rencana jangka pendek
atau tahunan yaitu rencana kerja pemerintah daerah yang biasa disebut RKPD 1
tahun (pasal 1 ayat 16).
37
Pelaksanaan musrenbang dilakukan secara berjenjang dari tingkat bawah
hingga atas. Pelaksanaan musrenbang diawali dengan musrenbang kelurahan,
kemudian dilanjutkan dengan musrenbang kecamatan, lalu musrenbang pada
tingkat kabupaten/kota kemudian musrenbang provinsi, selanjutnya pelaksanaan
musrenbang akhir terakhir yaitu musrenbang tingkat nasional.
2.9 Pengertian E-Musrenbang
E-musrenbang merupakan aplikasi perencanaan berbasis website yang
dibangun untuk mendukung upaya sinergi perencanaan antara pemerintah pusat
dan pemerintah daerah dalam penyusunan Rencana Kerja Pemerintah baik di
Pusat maupun di Daerah. Aplikasi ini dibangun dan dikembangkan oleh
Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan
Pembangunan Nasional (Kementerian PPN/Bappenas). Dengan
dikembangkannya e-Musrenbang berbasis website ini diharapkan dapat
membantu mempermudah proses sinergi perencanaan antara pemerintah pusat
dan pemerintah daerah khususnya sinergi perencanaan dan penganggaran yang
disesuaikan dengan kebutuhan; serta mendorong penerapan prinsip-prinsip
governance (partisipatif, transparan, efektif dan efisiensi, serta akuntable) dalam
pemberian pelayanan publik dari Kementerian PPN/Bappenas. Pengembangan e-
Musrenbang di koordinasikan oleh Direktorat Pengembangan Wilayah,
Kedeputian Bidang Pengembangan Regional dan Otonomi Daerah dengan
melibatkan (PUSDATINRENBANG), Biro Perencanaan, Organisasi dan Tata
Laksana (Biro ORTALA), Direktorat Alokasi Pendanaan Pembangunan, dan
38
direktorat-direktorat lain di Kedeputian Bidang Pengembangan Regional &
Otonomi Daerah.
2.9.1 Tahapan penginputan ke dalam aplikasi E-Musrenbang
Terdapat 9 tahapan dalam proses penginputan musrenbang ke dalam aplikasi,
diantaranya:
1. Admin (Bappeda) Menginputkan data-data referensi
2. Admin (Bappeda) Mengatur data-data pengguna aplikasi
3. Admin (Bappeda) Menentukan tahun RPJMD
4. Admin (Bappeda) Menentukan tanggal penginputan Musrenbang
5. Operator (Bappeda) Mendefinisikan data-data RPJMD
6. Kelurahan menginputkan usulan
7. Kecamatan menentukan kegiatan prioritas
8. SKPD melakukan verifikasi usulan
9. Operator (Bappeda) melakukan pengecekan keterkaitan usulan dengan
RPJMD dan menentukan usulan prioritas.
2.9.2 Perbedaan Musrenbang secara manual dan menggunakan aplikasi
Gambar 2.3
Musrenbang secara manual / sebelum menggunakan aplikasi
Sumber: Power Point Bintek Bappeda, 2017
39
Gambar 2.4
Musrenbang setelah menggunakan aplikasi
Sumber: Power Point Bintek Bappeda, 2017
Dari gambar 2.1 dan gambar 2.2 di atas dapat kita lihat bahwa perbedaan
musrenbang sebelum menggunakan aplikasi dan setelah menggunakan aplikasi yaitu
pada musrenbang sebelum menggunakan aplikasi dimulai dengan diselenggarakannya
musrenbang kelurahan, lalu kelurahan mengirimkan usulan dengan format excel,
kemudian penyandingan dengan prioritas daerah dan menyeragamkan format,
musrenbang kecamatan diselenggarakan, lalu kecamatan mengirimkan berita acara
musrenbang kecamatan sebagai bahan musrenbang kabupaten, kemudian
penyandingan dengan prioritas daerah dan menyeragamkan format, musrenbang
kabupaten di selenggarakan, lalu berita acara musrenbang kabupaten. Sedangkan
musrenbang setelah menggunakan aplikasi dimulai pada Bappeda lalu penyusunan
RPJMD dan penyusunan rancangan awal RKPD kemudian musrenbang kelurahan,
lalu kelurahan mengisikan usulan kedalam aplikasi, musrenbang kecamatan, lalu
40
kecamatan membuat berita acara musrenbang kecamatan, musrenbang kabupaten,
lalu kabupaten membuat berita acara musrenbang kabupaten.
2.10 Penelitian Terdahulu
Penelitian tentang Kinerja Aplikasi E-Musrenbang Dalam Mendukung
Pelaksanaan Tupoksi Operator E-Musrenbang di Kota Serang Tahun 2017 sudah
pernah dilakukan namun ada beberapa perbedaan dalam penelitian ini, diantaranya:
1. Reny Dwi Karuniawati dan Eva Hany Fanida, E-Journal Universitas
Negeri Surabaya volume 4 nomor 4 tahun 2016 dengan judul Efektivitas
Sistem Elektronik Musyawarah Rencana Pembangunan (E-Musrenbang)
di Kecamatan Tambaksari Kota Surabaya. Masalah dalam penelitian ini
yaitu pertama, banyaknya usulan yang berbentuk hard copy. Kedua,
proses rekapitulasi yang lama. Ketiga, anggaran yang diberikan tidak tepat
sasaran. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teori sistem informasi
manajemen DeLone dan McLean. Hasil penelitian tersebut menunjukan
bahwa efektivitas E-musrenbang di kecamatan Tambaksari Kota Surabaya
ini sudah sangat efektif dengan prosentase skor jawaban variabel
efektivitas sistem elektronik musrenbang sebesar 87,5% dan termasuk
dalam kelas interval 81-100% dengan kategori sangat efektif. Persamaan
penelitian ini dengan penelitian yang akan saya lakukan yaitu
menggunakan metode penelitian kuantitatif dan menggunakan teori
Sistem Informasi Manajemen DeLone & McLean. Sedangkan perbedaan
penelitian terdahulu dengan penelitian yang akan peneliti lakukan yaitu
41
lokasi penelitian yang akan dilakukan di Kota Serang, selain itu fokus
penelitian yang akan peneliti lakukan yaitu di Kota Serang sedangkan
peneliti terdahulu memfokuskan penelitian hanya di salah satu kecamatan
di Surabaya yaitu Kecamatan Tambaksari.
2. Nindia Prischa Putri, E-Journal Universitas Airlangga volume 3 nomor 3
September-Desember tahun 2015 dengan judul Studi Eksplorasi Tentang
Variabel Pendukung Keberhasilan Aplikasi Sistem E-Musrenbang di
Bappeko Surabaya. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang akan
peneliti lakukan yaitu pada lokus penelitian yang akan dilaksanakan di kota
Serang. Hasil dari penelitian tersebut adalah secara umum implementasi
sistem e-Musrenbang sudah berjalan sesuai dengan prosedur walaupun
masih ada masalah tentang jaringan internet di kecamatan Gubeng.
Keberhasilan suatu program didukung dari struktur birokrasi, komunikasi,
sumber daya, dan tentunya dukungan sasaran kelompok dengan begitu
implementasi sistem akan dapat terus berjalan dengan baik.
3. Ayu Aditya Oktavya, E-Journal Ilmu Pemerintahan Universitas
Mulawarman volume 3 nomor 3 1433-1447 tahun 2015 dengan judul
Penerapan Electronic Government (e-Government) Pada Kantor Pelayanan
Pajak Pratama Dalam Pemberian Pelayanan Di Kota Bontang. Perbedaan
penelitian ini dengan yang akan peneliti lakukan yaitu pada jenis penelitian
yang bersifat deskriptif kualitatif, analisis data yang digunakan adalah
metode Interaktif dari Miles dan Huberman. Sedangkan peneliti
42
menggunakan metode penelitian kuantitatif dengan pendekatan deskriptif
dan peneliti juga menggunakan teori sistem informasi manajemen DeLone
& McLean . Lokus penelitian yaitu di kota Serang. Persamaan penelitian
ini dengan yang akan peneliti lakukan yaitu membahas penerapan e-
Government. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penerapan sistem
electronic government (e-Government) pada Kantor Pelayanan Pajak
(KPP) Pratama Kota Bontang belum dapat dikatakan berhasil. Hal tersebut
dikarenakan antara lain ialah pertama, kurangnya kesadaran masyarakat
dalam berpartisipasi terhadap penggunaan e-Government. Kedua,
kurangnya persiapan SDM yang terlihat pada penempatan jabatan yang
tidak sesuai dengan jenjang pendidikan dan keahliannya serta posisi
Operator Console yang hanya ditangani oleh satu pegawai saja. Kemudian
yang ketiga, untuk hal dukungan dalam bentuk anggaran tidak menjadi
prioritas utama dalam pengembangan e-Government. Terakhir yang
keempat, dari segi infrastruktur bagi pegawai Kantor Pelayanan Pajak
KPP) khususnya pada seksi pengolahan data dan informasi sudah memadai
namun infrasrtuktur yang disediakan untuk masyarakat masih kurang
dikarenakan hanya terdapat satu unit computer saja. Kemudian kendala
yang dihadapi ialah kurangnya sosialisasi yang secara khusus dari pihak
Kantor Pelayanan Pajak Pratama dalam memperkenalkan maupun
memberikan edukasi terhadap masyarakat mengenai e-Government
43
sehingga membuat masyarakat apatis terhadap penerapan e-Government
tersebut.
2.11 Kerangka Berfikir
Untuk mengukur apakah penerapan aplikasi E-musrenbang sudah
berjalan dengan baik dalam mendukung pelaksanaan tupoksi operator E-
Musrenbang di Kota Serang maka ditentukan dengan mengetahui bagaimana
Kinerja Aplikasi E-Musrenbang Dalam Mendukung Pelaksanaan Tupoksi
Operator E-Musrenbang di Kota Serang dengan menggunakan teori sistem
informasi manajemen DeLone & McLean (2003:9) digambarkan dengan
gambar seperti berikut ini yaitu:
44
Gambar 2.5
Kerangka Berfikir
Identifikasi Masalah
1. Operator e-Musrenbang tidak ada yang berlatar belakang pendidikan TI dan
kurangnya pelatihan yang diberikan.
2. Proses penginputan hasil musrenbang ke dalam aplikasi tidak sesuai dengan
petunjuk teknis yang ada.
3. Kurangnya sosialisasi terhadap masyarakat sehingga form usulan masyarakat
yang terdapat pada aplikasi e-Musrenbang kurang efektif.
4. Aplikasi e-Musrenbang sulit diakses.
Sumber: Data Peneliti, 2017
2.12 Hipotesis Penelitian
Hipotesis berasal dari dua penggalan kata, “hypo” yang artinya “dibawah” dan
“thesa” yang artinya “kebenaran”. Jadi hipotesis disesuaikan dengan Ejaan Bahasa
Indonesia menjadi hipotesa, dan berkembang menjadi hipotesis. Hipotesis merupakan
suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai
terbukti melalui data terkumpul (Arikunto, 2006:71).
Teori Penerapan Sistem Informasi DeLone dan McLean
(2003:9) :
1. Kualitas Sistem (System Quality)
2. Kualitas Informasi (Information Quality)
3. Kualitas Pelayanan (Service Quality)
4. Intensi Penggunaan
5. Kepuasan Pengguna (User Satisfaction)
6. Kemanfaatan
Meningkatkan Kinerja Aplikasi E-Musrenbang Dalam Mendukung
Pelaksanaan Tupoksi Operator E-Musrenbang di Kota Serang secara lebih
baik lagi
45
Sedangkan Sugiyono (2008:64) mengemukakan bahwa hipotesis merupakan
jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, dimana rumusan masalah
penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan. Dikatakan sementara,
karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori yang relevan, belum
didasarkan pada fakta-fakta yang empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data.
Kemudian Sugiyono merumuskan hipotesis adalah penelitian yang menggunakan
pendekatan kuantitatif. Oleh karena itu, pernyataan hipotesis dalam penelitian ini
secara lebih jelas dirumuskan sebagai berikut:
Hipotesis nol (Ho) : Kinerja Aplikasi E-Musrenbang Dalam Mendukung
Pelaksanaan Tupoksi Operator E-Musrenbang di Kota
Serang lebih kecil atau sama dengan 70%.
Hipotesis alternatif (Ha) : Kinerja Aplikasi E-Musrenbang Dalam Mendukung
Pelaksanaan Tupoksi Operator E-Musrenbang di Kota
Serang lebih besar dari 70%.
46
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Pendekatan dan Metode Penelitian
Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk
mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono, 2007:1).
Dalam hal ini peneliti menggunakan metode kuantitatif dengan pendekatan
deskriptif. Menurut Sugiyono (2009:8), metode penelitian kuantitatif dapat
diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme,
digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, pengumpulan data
menggunakan intrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik,
dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan. Selanjutnya
menurut Sugiyono (2007:11), penelitian deskriptif adalah penelitian yang
dilakukan untuk mengetahui nilai variabel mandiri, baik satu variabel atau lebih
(independen) tanpa membuat perbandingan, atau menghubungkan antara variabel
satu dengan variabel yang lain.
3.2 Fokus Penelitian
Dalam penelitian ini, penentuan fokus penelitian berdasarkan hasil studi
pendahuluan, pengalaman, dan referensi. Untuk memudahkan penelitian, peneliti
akan membatasi ruang lingkup permasalahan. Penelitian tentang Kinerja Aplikasi
E-Musrenbang Dalam Mendukung Pelaksanaan Tupoksi Operator E-Musrenbang
47
di Kota Serang, maka peneliti akan memfokuskan pada Kinerja Aplikasi E-
Musrenbang Dalam Mendukung Pelaksanaan Tupoksi Operator E-Musrenbang
di Kota Serang.
3.3 Lokasi Penelitian
Adapun yang akan menjadi lokasi penelitian peneliti adalah di Kota
Serang di Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kota Serang
yang berlokasi di Jalan Jenderal Sudirman Komplek Kota Serang Baru-Serang.
Lokasi ini dipilih karena aplikasi E-Musrenbang merupakan sub aplikasi di
Madani Plan yang merupakan milik Bappeda.
3.4 Variabel Penelitian
3.4.1 Definisi Konsep
Definisi konsep berfungsi untuk memberikan penjelasan tentang
konsep dari variabel yang akan diteliti. Dalam penelitian ini variabel yang
akan diteliti sebanyak 1 variabel yakni kinerja aplikasi E-Musrenbang dalam
mendukung pelaksanaan tupoksi operator E-Musrenbang di Kota Serang
dengan menggunakan teori sistem informasi manajemen DeLone & McLean
(2003:9), yang menyatakan terdapat 6 model kesuksesan sistem informasi
untuk mengukur aplikasi yang diterapkan yaitu kualitas sistem, kualitas
informasi, kualitas pelayanan, intensi penggunaan, kepuasan pengguna,
kemanfaatan. Sedangkan variabel yang akan peneliti teliti adalah kinerja
aplikasi E-Musrenbang dalam mendukung pelaksanaan tupoksi operator E-
Musrenbang di Kota Serang.
48
3.4.2 Definisi Operasional
Berdasarkan pada definisi konsep yang telah dipaparkan sebelumnya,
maka definisi operasional yang peneliti gunakan mengacu pada definisi
konsep tersebut, hal ini dikarenakan antara definisi konsep dan definisi
operasional merupakan satu kesatuan yang saling terkait satu dengan yang
lainnya. Selain itu juga, agar pembahasannya menjadi terarah. Oleh karena
itu, pada penelitian mengenai Kinerja Aplikasi E-Musrenbang Dalam
Mendukung Pelaksanaan Tupoksi Operator E-Musrenbang di Kota Serang,
peneliti menggunakan teori yang berjudul The DeLone and McLean Model of
Information System Success A Ten Your Update dalam Journal of
Manajement Information System/ Spring (2003:15), yang menyatakan terdapat
6 model kesuksesan sistem informasi. Dalam hal ini keenam model
kesuksesan informasi tersebut meliputi:
1. Kualitas Sistem (System Quality) dapat dilihat dari : Adaptability
(adaptasi), Availability (ketersediaan), Reliability (keandalan), Response
time (kecepatan akses), Usability (kebergunaan).
2. Kualitas Informasi (Information Quality) dapat dilihat dari : Completeness
(kelengkapan), Ease of Understaning (kemudahan untuk dimengerti),
Personalization (personalisasi), Relevance (relevansi), Security
(keamanan).
3. Kualitas Pelayanan (Service Quality) dapat dilihat dari : Assurance
(jaminan), Empathy (kepedulian), Responsiveness (kesigapan).
49
4. Intensi Penggunaan dapat dilihat dari : Nature of Use (sifat penggunaan),
Number of Transaction Executed (jumlah transaksi yang disediakan).
5. Kepuasan Pengguna (User Satisfaction)
6. Kemanfaatan dapat dilihat dari : Cost Savings (penghematan biaya), Times
Savings (penghematan waktu).
3.5 Instrumen Penelitian
Menurut Sugiyono (2009:102), pada prinsipnya meneliti adalah
melakukan pengukuran, maka harus ada alat ukur yang baik. Alat ukur dalam
penelitian biasanya dinamakan instrumen penelitian. Jadi instrumen adalah alat
yang digunakan untuk mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati.
Oleh karena adanya instrumen penelitian tersebut akan dapat membantu peneliti
untuk mendapatkan jawaban dari responden, hal ini karena biasanya instrumen
penelitian menggambarkan pertanyaan atau pernyataan tertulis yang akan
dijawab oleh responden, dalam hal ini biasa dikenal dengan kuisioner penelitian.
Oleh karena itu, berikut peneliti juga menyajikan instrumen penelitian berupa
operasional variabel dalam bentuk kisi-kisi instrumen yang digunakan untuk
menemukan jawaban atas permasalahan yang telah diuraikan pada bab
sebelumnya, antara lain:
50
Tabel 3.1
Operasional Variabel
Variabel Indikator Sub Indikator No Item
Instrumen
Kinerja Aplikasi E-
Musrenbang Dalam
Mendukung
Pelaksanaan Tupoksi
Operator E-
Musrenbang Di Kota
Serang
Kualitas Sistem
(System Quality)
1. Perkembangan
Teknologi
2. Kemudahan untuk
digunakan
3. Keamanan
4. Kecepatan Akses
1, 2,
3,
4, 5, 6, 7,
8
Kualitas Informasi
(Information
Quality)
1. Kelengkapan
Informasi
2. Kemudahan Informasi
9,
10, 11
Kualitas Pelayanan
(Service Quality)
1. Jaminan 12, 13
Intensitas
Penggunaan
1. Frekuensi
Penggunaan
14, 15
Kepuasan Pengguna 1. Kepuasan menyeluruh
terhadap sistem
16, 17
Kemanfaatan 1. Manfaat Individual
2. Manfaat Organisasi
18, 19
20
51
Dalam penelitian ini, instrumen yang digunakan berbentuk kuesioner dengan
satu variabel penelitian yakni penerapan E-Musrenbang. Sedangkan skala pengukuran
instrumen menggunakan skala Likert. Skala Likert yang digunakan untuk mengukur
sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau kelompok orang tentang fenomena
sosial. Dalam penelitian, fenomena sosial ini telah ditetapkan secara spesifik oleh
peneliti, yang selanjutnya disebut sebagai variabel penelitian. Dengan skala Likert,
maka variabel yang akan di ukur dijabarkan menjadi indikator variabel. Kemudian
indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item-item instrumen
yang dapat berupa pernyataan atau pertanyaan. Jawaban setiap item instrumen yang
menggunakan skala Likert mempunyai gradasi dari sangat positif sampai sangat
negatif (Sugiyono, 2007:107). Untuk keperluan analisis, maka jawaban dari setiap
item instrumen diberi skor sebagai berikut:
Tabel 3.2
Skor dalam Penelitian
Jawaban Skor Keterangan
SS 4 Sangat Setuju
S 3 Setuju
TS 2 Tidak Setuju
STS 1 Sangat Tidak Setuju
Sumber: Sugiyono, 2007
52
Di setiap pembicaraan mengenai metodologi penelitian, bahasan metode
pengumpulan data menjadi amat penting. Metode pengumpulan data adalah bagian
instrumen pengumpulan data yang menentukan berhasil atau tidaknya suatu
penelitian. Kesalahan penggunaan metode pengumpulan data atau metode
pengumpulan data yang tidak digunakan semestinya, berakibat fatal terhadap hasil-
hasil penelitian yang dilakukan. Oleh karena itu dalam penelitian ini, teknik
pengumpulan data yang dilakukan adalah sebagai berikut:
1. Observasi
Observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang
tersusun dari berbagai proses biologis dan psikologis. Dari segi proses
pelaksanaan pengumpulan data, observasi dapat dibedakan menjadi
participant observation (observasi berperan serta) dan non participant
observation. Selanjutnya dari segi instrumentasi yang digunakan maka
observasi dapat dibedakan menjadi observasi terstruktur dan tidak terstruktur.
2. Kuesioner
Merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi
seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk
dijawabnya. Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang efisien bila
peneliti tahu dengan pasti variabel yang akan diukur dan tahu apa yang bisa
diharapkan dari responden. Selain itu, kuesioner juga cocok digunakan bila
jumlah responden yang cukup besar dan tersebar di wilayah yang luas.
53
Kuesioner dapat berupa pertanyaan atau pernyataan tertutup atau terbuka
dapat diberikan kepada responden secara langsung atau dikirim melalui pos
atau internet.
3. Studi Kepustakaan
Dalam penelitian ini, data yang diperoleh melalui berbagai reverensi yang
relevan berdasarkan teks book maupun jurnal.
4. Studi Dokumentasi
Pengumpulan data diperoleh melalui pengumpulan peraturan, Undang-
undang, laporan-laporan, catatan serta dokumen-dokumen yang relevan
mengenai masalah penelitian.
Dalam penelitian ini sumber data yang digunakan, meliputi:
1. Data Primer, yaitu data yang diperoleh langsung dari sumbernya (sampel
atau responden) dengan menggunakan teknik pengumpulan data tertentu.
2. Data Sekunder, data yang diperoleh dari sumber kedua, yang dapat
berbentuk buku-buku ilmiah, dokumen administrasi, atau bahan lain yang
sudah merupakan data hasil olahan yang digunakan sebagai data awal
maupun data pendukung dalam penelitian.
3.6 Populasi dan Sampel Penelitian
Menurut Sugiyono, (2007:90) populasi adalah wilayah generalisasi
yang terdiri atas objek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik
tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya. Sedangkan sampel penelitian adalah bagian dari jumlah dan
54
karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Karena keterbatasan dana,
tenaga dan waktu, maka peneliti menggunakan sampel yang diambil dari
populasi. Untuk itu sampel tersebut harus bersifat representatif (mewakili).
Berdasarkan data yang peneliti dapatkan dilapangan, maka dalam
penelitian ini populasi tersebut memiliki jumlah 39 orang yang merupakan
admin E-Musrenbang di Bappeda, operator E-Musrenbang SKPD dan
operator E-Musrenbang di Kecamatan. Dalam penelitian ini, peneliti
menggunakan sampel jenuh. Sampel jenuh adalah teknik penentuan sampel
bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel (Sugiyono, 2007:96).
Oleh karena itu pada penelitian ini yang akan menjadi sampel sebanyak 39
orang.
3.7 Teknik Pengolahan dan Analisis Data
Pengolahan data merupakan awal dari proses analisa dan merupakan
tahapan-tahapan dimana data dipersiapkan, diklasifikasikan dan diformat
menurut aturan untuk keperluan proses berikutnya. Apabila pengumpulan data
sudah dilakukan, maka data yang sudah terkumpul harus diolah dan di
analisis. Dalam penelitian ini, teknik pengolahan data yang dilakukan adalah
sebagai berikut:
1. Editing
Mengedit adalah memeriksa daftar pertanyaan yang telah diserahkan oleh
para pengumpul data. Tujuan dari pada editing adalah untuk mengurangi
55
kesalahan atau kekurangan yang ada di dalam daftar pertanyaan yang
sudah diselesaikan sampai sejauh mungkin.
2. Coding
Yang dimaksud dengan koding adalah mengklasifikasikan jawaban-
jawaban dari para responden ke dalam kategori-kategori.
3. Tabulating
Pekerjaan tabulasi adalah pekerjaan membuat tabel. Jawaban-jawaban
yang sudah diberi kode kategori jawaban kemudian dimasukan dalam
tabel.
3.7.1 Uji Validitas
Dalam penelitian uji validitas digunakan untuk menunjukan
tingkat kevalidan instrumen penelitian artinya instrumen tersebut
dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya di ukur.
Hal ini karena hasil penelitian yang valid bila terdapat kesamaan
antara data yang terkumpul dengan data yang sesungguhnya terjadi
pada obyek yang diteliti. Oleh karena itu, pada penelitian ini uji
validitas dilakukan dengan menggunakan rumus korelasi pearson
product moment. Berikut rumus Korelasi Product Moment, dalam
Sugiyono (2009:183), sebagai berikut:
56
Rumus Korelasi Product Moment, sebagai berikut:
n∑xy-(∑x)(∑y)
rxy=√{n∑x2-(∑x)
2}{n∑y
2-(∑y)
2}
Keterangan:
r = Koefisien korelasi product moment
∑x = Jumlah nilai dalam sebaran x
∑y = Jumlah nilai dalam sebaran y
∑xy = Jumlah hasil kali nilai x dan y yang berpasangan
∑x2
= Jumlah nilai yang dikuadratkan dalam sebaran x
∑y2 = Jumlah nilai yang dikuadratkan dalam sebaran y
N = Jumlah sampel
3.7.2 Uji Reliabilitas
Reliabilitas berasal dari kata dalam bahasa inggris yaitu
rely, yang berarti percaya, dan reliable yang artinya dapat
dipercaya. Dengan demikian reliabilitas dapat diartikan sebagai
keterpercayaan. Uji reliabilitas adalah pengujian ketelitian,
ketepatan, atau keakuratan yang ditunjukan oleh instrument
pengukuran. Pengujian reliabilitas instrument dilakukan dengan
internal konsistensi dengan menggunakan teknik Alpha
Croncbach.
57
Rumus Alpha Croncbach, sebagai berikut:
r 11= n
∑ Si²
n-1 1
∑ St2
Keterangan :
n = Jumlah butir
∑ Si² = Variasi butir
∑ St2
= Variasi total
3.7.3 Uji t-test
Uji t-test digunakan untuk menguji hipotesis deskriptif satu
atau lebih variabel yang datanya berbentuk interval atau ratio. Oleh
karena itu pada penelitian ini juga menggunakan uji t-test satu
sampel berikut rumus uji t-test satu sampel:
Rumus uji t-test satu sampel, sebagai berikut:
t= X - μο
S
√n
58
Keterangan :
t = nilai t yang dihitung
X = nilai rata-rata
μο = nilai yang dihipotesiskan
s = simpangan baku sampel
n = jumlah anggota sampel
3.7.4 Uji Pihak Kanan
Uji pihak kanan digunakan apabila hipotesis nol (H0)
berbunyi “lebih kecil atau sama dengan (≤)” dan hipotesis
alternatifnya (Ha) berbunyi “lebih besar (>)”. Kalimat lebih kecil
atau sama dengan sinonim dengan kata “paling besar”.
3.8 Jadwal Penelitian
Berikut ini adalah tahapan proses dan waktu yang telah peneliti lakukan
dalam menyusun skripsi ini. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 3.3
dibawah ini:
t = x - μο
ѕ
√n
59
Tabel 3.3
Jadwal Penelitian
No. Kegiatan
Waktu Pelaksanaan
Juni 2017- Juli 2018
Juni-
Juli
Agustus-
Januari
Februari-
Maret
Maret-
Juli
Minggu Ke-
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1. Pengajuan Judul
2. Perijinan dan observasi
awal
3. Bimbingan Bab I, II,
dan II
4. Seminar Proposal
5. Revisi Proposal
6. Proses dan pencarian
data di lapangan
7. Penyebaran kuesioner
8.
Penyusunan laporan
penelitian dan
bimbingan bab IV-V
9. Sidang Skripsi
10. Revisi Sidang Skripsi
Sumber: Data Peneliti, 2017
60
BAB IV
HASIL PENELITIAN
4.1 Deskripsi Objek Penelitian
Deskripsi objek penelitian menjelaskan tentang objek penelitian yang
meliputi lokasi penelitian, struktur organisasi dari populasi/sampel yang telah
ditentukan serta hal lain yang berhubungan dengan objek penelitian. Pada
penelitian yang dilakukan peneliti yang berjudul Kinerja Aplikasi E-Musrenbang
Dalam Mendukung Pelaksanaan Tupoksi Opertor E-Musrenbang Di Kota Serang
akan dipaparkan sebagai berikut:
4.2 Gambaran Umum Kota Serang
Kota Serang secara geografis terletak antara 50 90° - 60 22° Lintang
Selatan dan 1060 07° - 1060 25° Bujur Timur. Apabila memakai koordinat sistem
UTM (Universal Transfer Mercator) Zone 48E wilayah Kota Serang terletak pada
koordinat 618.000 m dari Utara ke Selatan. Jarak terpanjang menurut garis lurus
dari utara ke selatan adalah sekitar 21,7 Km dan jarak terpanjang dari Barat ke
Timur adalah sekitar 20 Km. Sebelah utara Kota Serang berbatasan dengan Laut
Jawa, dan sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Serang, begitu juga di
sebelah selatan dan di sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Serang. Kota
Serang mempunyai kedudukan sebagai pusat pemerintahan provinsi Banten, juga
sebagai daerah alternatif dan penyangga (hinterland) Ibukota Negara, karena dari
Kota Jakarta hanya berjarak sekitar 70 Km. Wilayah Kota Serang sebagian besar
adalah dataran rendah yang memiliki ketinggian kurang dari 500 mdpl dan
61
beriklim tropis dengan curah hujan yang cukup tinggi dan hari hujan banyak
dengan ukuran tertinggi dalam sebulan 53 mm dan rata-rata 14 hari hujan.
Kondisi rona bentang alam (topografi) Kota Serang menunjukkan
permukaan tanah yang relatif datar. Wilayah Kota Serang berada pada ketinggian
0 - 100 meter diatas permukaan laut, dengan rata-rata ketinggian sekitar 25 meter
diatas permukaan laut. Kemiringan Kota Serang berkisar antara 0 – 40%.
Secara geologis Kota Serang terdiri dari 3 (tiga) jenis batuan. Bagian
terbesar adalah jenis batuan pretertiary sediments dan batuan aluvium, selain itu
terdapat sedikit daerah termasuk batuan young quartenary volcanic products,
yaitu pada bagian paling selatan Kota Serang (di Desa Gelam). Keadaan tanah
(soil) di Wilayah Kota Serang terdiri dari 5 (lima) jenis, berdasarkan bahan induk
penyusunnya yaitu: jenis podsolik merah, jenis asosiasi podsolik kuning, dan
hidromorf kelabu, regosol kelabu kekuningan, regosol kelabu, jenis asosiasi
latosol cokelat kemerahan, dan latosol coklat.
Dari segi hidrologi, keadaan di Wilayah Kota Serang meliputi sistem air
tanah dan air permukaan. Secara umum baik air tanah maupun air permukaan di
Kota Serang tersedia cukup memadai. Hal ini disebabkan wilayah Kota Serang
berada didataran rendah (cukup berdekatan dengan pantai) dan memiliki curah
hujan yang cukup, berkisar 1500 – 2000 mm/tahun.
Sungai yang mengalir melalui Kota Serang adalah Sungai Cibanten.
Sebagian masyarakat masih menggunakan sungai tersebut sebagai sumber air
konsumsi (MCK), karena cukup dalamnya air tanah (pembuatan sumur).
62
Permasalahannya adalah terjadinya banjir bila curah hujan tinggi, dan cukup
terjalnya tebing sungai yang dapat membahayakan masyarakat sekitarnya.
Selain kawasan disekitar aliran sungai, kawasan rawan air (kesulitan air
bersih) adalah daerah built up area (daerah terbangun) perkotaan. Pemenuhan air
minum bagi masyarakat Kota Serang, saat ini telah dilayani jaringan air minum
perpipaan (PDAM).
Kota Serang terbentuk dan menjadi salah satu kota di Provinsi Banten
berdasarkan Undang-undang Nomor 32 tahun 2007 yang di undangkan pada
tanggal 10 bulan Agustus tahun 2007 dan diresmikan menjadi Kota Serang pada
tanggal 10 November tahun 2007. Secara administratif Kota Serang yang
merupakan Ibukota Provinsi Banten memiliki total luas wilayah sebesar 266,74
Km2. Luas wilayah tersebut terbagi atas 20 kelurahan dan 46 desa, yang termasuk
dalam 6 (enam) Kecamatan, yakni Kecamatan Serang, Kecamatan Cipocok Jaya,
Kecamatan Curug, Kecamatan Walantaka, Kecamatan Taktakan dan Kecamatan
Kasemen.
4.3 Gambaran Umum Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota
Serang
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah adalah unsur Penunjang
Pemerintah Kota dipimpin oleh seorang Kepala, yang berada dibawah dan
bertanggungjawab kepada Walikota Serang melalui Sekretaris Daerah Kota
Serang. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kota Serang
terbentuk atas dasar Peraturan Daerah Nomor 10 Tahun 2008 tentang
63
Pembentukan dan Susunan Organisasi Lembaga Teknis Daerah Kota Serang dan
telah mengalami perubahan sebagaimana telah diatur oleh Peraturan Daerah Kota
Serang Nomor 2 Tahun 2013.
Bappeda Kota Serang merupakan salah satu Satuan Kerja Perangkat
Daerah Kota Serang yang memiliki otoritas pada urusan perencanaan
pembangunan. Dengan memperhatikan perkembangan pembangunan di Kota
Serang saat ini serta memperhatikan potensi dan permasalahan lingkungan
strategis 5 (lima) tahun kedepan dan untuk mendukung tercapainya Visi dan Misi
Kepala Daerah selama 5 (lima) tahun kedepan (2014-2018), maka Visi Bappeda
Kota Serang Tahun 2014-2018 adalah:
4.3.1 Visi dan Misi Bappeda Kota Serang
Visi:
Terwujudnya Perencanaan dan Pengendalian Pembangunan Daerah yang
Berkualitas, Partisipatif, Akuntabel dan Terpadu.
Misi:
Dalam rangka mendukung pencapaian Misi Daerah serta untuk mencapai
Visi Bappeda Kota Serang maka Bappeda Kota Serang menetapkan Misi yang
dirumuskan sebagai berikut :
1. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan kapasitas kelembagaan
perencana pembangunan;
64
2. Memantapkan mekanisme perencanaan dan pengendalian pembangunan yang
partisipatif, akuntabel, terpadu dan aplikatif;
3. Meningkatkan ketersediaan data dan informasi pembangunan yang berkualitas.
4.3.2 Struktur Organisasi Bappeda Kota Serang
Gambar 4.1
Struktur Organisasi Bappeda Kota Serang
Sumber : Renstra Bappeda Kota Serang
4.4 Pengujian Persyaratan Statistik
4.4.1 Uji Validitas Instrumen
Dalam penelitian ini, analisis data yang pertama dilakukan adalah
melakukan uji validitas instrumen. Hal ini dimaksudkan untuk menjaga
ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi
ukurnya. Uji validitas digunakan untuk mengetahui sah atau vali tidaknya
suatu kuesioner. Kevaliditasan suatu instrumen menggambarkan bahwa
suatu instrumen benar-benar mampu mengukur variabel-variabel yang
65
akan diukur dalam penelitian serta mampu menunjukan tingkat kesesuaian
antar konsep dan hasil pengukuran. Oleh karena itu rumus yang digunakan
adalah menggunakan rumus Pearson Product Moment sebagai berikut:
Rumus Korelasi Pearson Product Moment
n∑xy-(∑x)(∑y)
rxy = √{n∑x2-(∑x)
2}{n∑y
2-(∑y)
2}
Keterangan:
r = Koefisien korelasi product moment
∑x = Jumlah nilai dalam sebaran x
∑y = Jumlah nilai dalam sebaran y
∑xy = Jumlah hasil kali nilai x dan y yang berpasangan
∑x2
= Jumlah nilai yang dikuadratkan dalam sebaran x
∑y2 = Jumlah nilai yang dikuadratkan dalam sebaran y
n = Jumlah sampel
Dikatakan valid jika rhitung>rtabel dimana rtabel telah ditentukan
sebesar 0,316 dengan taraf signifikasi sebesar 5%. Dengan jumlah sampel
dalam penelitian ini sebanyak 39 responden. Dari pengujian diatas maka
didapatkan hasil sebagai berikut:
66
Tabel 4.1
Hasil Uji Validitas Instrumen (Uji Butir Pernyataan) dengan menggunakan
SPSS v.21
No r hitung r table Keterangan
1 0,566 0,316 Valid
2 0,673 0,316 Valid
3 0,713 0,316 Valid
4 0,382 0,316 Valid
5 0,472 0,316 Valid
6 0,585 0,316 Valid
7 0,458 0,316 Valid
8 0,500 0,316 Valid
9 0,531 0,316 Valid
10 0,058 0,316 Tidak valid
11 0,230 0,316 Tidak valid
12 0,339 0,316 Valid
13 0,600 0,316 Valid
14 0,612 0,316 Valid
15 0,396 0,316 Valid
16 0,517 0,316 Valid
17 0,724 0,316 Valid
18 0,544 0,316 Valid
19 0,482 0,316 Valid
20 0,538 0,316 Valid
Sumber : Hasil Penelitian Lapangan 2018
Berdasarkan hasil uji validitas yang telah dilakukan pada tabel 4.1
menunjukan bahwa terdapat 2 pernyataan yang tidak valid dari 20 pernyataan
yang peneliti ujikan pada uji validitas instrumen tersebut, 2 pernyataan tersebut
terdiri dari nomer urut 10, dan 11. Dikatakan tidak valid karena rhitung<rtabel pada
uji signifikasi taraf 5%. Dalam hal ini uji validitas tersebut peneliti lakukan pada
39 responden yang diambil dari seluruh responden yakni 39 responden.
67
4.4.2 Uji Reliabilitas Instrumen
Guna menjaga kehandalan dari sebuah instrumen atau alat ukur,
maka peneliti menggunakan uji reliabilitas, dimana instrumen yang
dilakukan uji reliabilitas adalah instrumen yang dinyatakan valid,
sedangkan instrumen yang dinyatakan tidak valid maka tidak bisa
dilakukan uji reliabilitas. Dalam pengukuran reliabilitas ini peneliti
menggunakan rumus Alpha Cronbach dengan bantuan SPSS v.21.
Rumus Alpha Croncbach, sebagai berikut:
r11= n
1 ∑ Si²
n-1
∑ St2
Keterangan :
n = Jumlah butir
∑ Si
2 = Variasi butir
∑ St2
= Variasi total
Dikatakan reliabel menurut Siegel, jika r11>rtabel, dimana rtabel telah
ditentukan nilai minimal cronbach alpha sebesar 0,6. Dengan
menggunakan teknik perhitungan spss, diperoleh hasil sebagai berikut:
68
Tabel 4.2
Hasil uji Reliabilitas (Menggunakan SPSS v.21)
Case Processing Summary
N %
Valid
Cases Excluded2
Total
39
0
39
100.0
0
100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure
Tabel 4.3
Reliability Statistics
Cronbach’s
Alpha
N of Items
.861 18
Nilai di atas menunjukan bahwa rhitung>rtabel atau 0,861>0,6. Sehingga
dapat diberikan kesimpulan bahwa, butir instrumen penelitian ini adalah reliabel.
Berdasarkan uji validitas dan uji reliabilitas yang telah dilakukan, maka instrumen
dapat digunakan untuk pengukuran dalam rangka pengumpulan data dalam
penelitian ini.
4.5 Deskripsi Data
4.5.1 Identitas Responden
Responden dalam penelitian ini adalah admin E-Musrenbang di
Bappeda, operator E-Musrenbang SKPD dan operator E-Musrenbang di
Kecamatan yang berjumlah 39 orang. Dalam mengumpulkan data yang
dibutuhkan, peneliti mengajukan kuesioner kepada semua responden,
69
dimana dalam pengisian tersebut responden diminta untuk mengisi
identitas diri yang meliputi Jenis Kelamin, Umur, dan Pendidikan
Terakhir. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada grafik dibawah ini:
Grafik 4.1
Identitas Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Sumber : Hasil Penelitian Lapangan 2018
Berdasarkan grafik 4.1 di atas, dapat diketahui bahwa persentase
responden laki-laki sebanyak 21 orang atau 53,8%. Sedangkan responden
perempuan sebanyak 18 orang atau 46,2%. Dalam hal ini jumlah
responden laki-laki lebih banyak dibandingkan dengan jumlah responden
perempuan yakni dengan selisih sebesar 7,6%. Oleh karena itu, jumlah
responden terbanyak berdasarkan jenis kelamin yaitu responden laki-laki
sebesar 53,8%.
42.00%
44.00%
46.00%
48.00%
50.00%
52.00%
54.00%
56.00%
Laki-laki Perempuan
70
Grafik 4.2
Identitas Responden Berdasarkan Usia
Sumber: Hasil Penelitian Lapangan 2018
Berdasarkan grafik 4.2 di atas, dapat diketahui bahwa responden
berusia antara 30-39 tahun yaitu sebanyak 12 orang (30,8%) yang
merupakan responden terbanyak. Responden terbanyak kedua berusia 40-
49 tahun yaitu sebanyak 10 orang (25,6%). Responden terbanyak ketiga
berusia 20-29 tahun yaitu sebanyak 9 orang (23,1%), sedangkan responden
berusia >50 tahun yaitu sebanyak 8 orang (20,5%). Oleh karena itu untuk
responden yang terbanyak berdasarkan usia yakni responden yang berusia
30-39 tahun.
0.00%
5.00%
10.00%
15.00%
20.00%
25.00%
30.00%
35.00%
20-29 30-39 40-49 >50
71
Grafik 4.3
Identitas Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir
Sumber: Hasil Penelitian Lapangan 2018
Berdasarkan grafik 4.3 di atas, didapatkan responden yang
berpendidikan S1 menjawab yang terbanyak yaitu 20 orang (51,4%),
setelah S1 yang menjawab terbanyak kedua yaitu S2 sebanyak 13 orang
(33,3%). Sedangkan responden yang berpendidikan SLTA sebanyak 6
orang (15,4%). Oleh karena itu, berdasarkan hasil penelitian untuk tingkat
pendidikan sudah cukup baik.
4.5.2 Analisis Data
Dalam tahap ini peneliti akan mendeskripsikan data dari hasil
observasi peneliti di lapangan yang dilakukan melalui metode wawancara
dan penyebaran kuesioner. Dalam hal ini, kuesioner disebarkan kepada 39
responden yang berstatus Pegawai Negeri Sipil (PNS) sebanyak 29 orang
dan Non Pegawai Negeri Sipil (Non PNS) sebanyak 10 orang.
0.00%
10.00%
20.00%
30.00%
40.00%
50.00%
60.00%
SLTA S1 S2
72
Dalam melakukan analisis data, peneliti menggunakan teori yang
berjudul The DeLone and McLean Model of Information System Success A
Ten Your Update dalam Journal of Manajement Information System/
Spring (2003:15), terdapat 6 indikator yang digunakan untuk mengukur
penerapan sistem informasi manajement. Dalam penelitian ini skala yang
digunakan dalam kuesioner adalah skala Likert. Pilihan jawaban yang
disediakan dalam kuesioner tersebut terdiri dari 4 item, yaitu Sangat
Setuju/bernilai 4, Setuju/bernilai 3, Tidak Setuju/ bernilai 2, dan Sangat
Tidak Setuju/ bernilai 1. Dalam hal ini semakin tinggi nilai yang diperoleh
dalam kuesioner tersebut, maka semakin baik pula penerapan e-
musrenbang di Kota Serang. Untuk lebih memperjelas jawaban responden
atas kuesioner, berikut ini akan digambarkan dalam bentuk diagram yang
disertai pemaparan serta kesimpulan hasil jawaban dari pernyataan-
pernyataan yang diajukan melalui kuesioner berdasarkan indikator dalam
teori tersebut. Adapun pemaparan jawaban atas kuesioner tersebut adalah
sebagai berikut:
4.5.2.1 Kualitas Sistem
Terdapat 8 pernyataan yang berhubungan dengan Kualitas Sistem,
antara lain:
Pertama, didapatkan data dari hasil penelitian atas jawaban
responden dari pernyataan aplikasi E-Musrenbang sudah mengikuti
standar yang berlaku, sebagai berikut:
73
Grafik 4.4
Aplikasi E-Musrenbang sudah mengikuti standar yang berlaku
Sumber: Hasil Penelitian Lapangan Tahun 2018 (Kuesioner No.1)
Berdasarkan grafik di atas, dapat dilihat hasil jawaban responden
untuk pernyataan tersebut yang menjawab sangat setuju sebanyak 14
responden dengan persentase 35,9%, 23 responden menjawab setuju
dengan persentase 59%, 2 responden menjawab tidak setuju dengan
persentase 5,1%, dan 0 responden menjawab sangat tidak setuju dengan
persentase 0%.
Jawaban mayoritas responden menjawab setuju yang berjumlah 23
responden dengan persentase 59%. Hal ini dapat diartikan bahwa aplikasi
E-Musrenbang sudah mengikuti standar yang berlaku. Dan sebanyak 2
responden dengan persentase 5,1% menjawab tidak setuju.
Kedua, didapatkan data dari hasil penelitian atas jawaban
responden dari pernyataan upaya yang dilakukan Bappeda telah
meningkatkan kualitas sistem aplikasi E-Musrenbang, sebagai berikut:
0.00%
10.00%
20.00%
30.00%
40.00%
50.00%
60.00%
70.00%
Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat TidakSetuju
74
Grafik 4.5
Upaya yang dilakukan Bappeda telah meningkatkan kualitas sistem
aplikasi E-Musrenbang
Sumber: Hasil Penelitian Lapangan Tahun 2018 (Kuesioner No.2)
Berdasarkan grafik di atas, dapat dilihat hasil jawaban responden
untuk pernyataan tersebut menjawab sangat setuju sebanyak 8 responden
dengan persentase 20,5%, 27 responden menjawab setuju dengan
persentase 69,2%, 4 responden menjawab tidak setuju dengan persentase
10,3%, dan 0 responden menjawab sangat tidak setuju dengan persentase
0%.
Jawaban mayoritas responden menjawab setuju yang berjumlah 27
responden dengan persentase 69,2%. Dan terdapat 4 responden menjawab
tidak setuju dengan persentase 10,3%.
Ketiga, didapatkan data dari hasil penelitian atas jawaban
responden dari pernyataan sistem aplikasi E-Musrenbang mudah
digunakan oleh seluruh operator, adalah sebagai berikut:
0.00%
10.00%
20.00%
30.00%
40.00%
50.00%
60.00%
70.00%
80.00%
Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat TidakSetuju
75
Grafik 4.6
Sistem aplikasi E-Musrenbang mudah digunakan oleh seluruh
operator
Sumber: Hasil Penelitian Lapangan Tahun 2018 (Kuesioner No.3)
Berdasarkan grafik di atas, dapat dilihat hasil jawaban responden
untuk pernyataan tersebut yang menjawab sangat setuju sebanyak 7
responden dengan persentase 18%, 29 responden menjawab setuju dengan
persentase 74,3%, 3 responden menjawab tidak setuju dengan persentase
7,7%, dan 0 responden menjawab sangat tidak setuju dengan persentase
0%.
Jawaban mayoritas responden menjawab setuju yang berjumlah 29
responden dengan persentase 74,3%. Hal ini dapat diartikan bahwa sistem
aplikasi E-Musrenbang mudah digunakan oleh seluruh operator.
Keempat, didapatkan data dari hasil penelitian atas jawaban
responden dari pernyataan pengolahan data telah terkomputerisasi dengan
baik , sebagai berikut:
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
80%
Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat TidakSetuju
76
Grafik 4.7
Pengolahan data telah terkomputerisasi dengan baik
Sumber: Hasil Penelitian Lapangan Tahun 2018 (Kuesioner No. 4)
Berdasarkan grafik di atas, dapat dilihat hasil jawaban responden
untuk pernyataan tersebut yang menjawab sangat setuju sebanyak 5
responden dengan persentae 12,8%, 32 responden menjawab setuju
dengan persentase 82,1%, 2 responden menjawab tidak setuju dengan
persentase 5,1%, dan 0 responden menjawab sangat tidak setuju dengan
persentase 0%.
Jawaban mayoritas responden menjawab setuju yang berjumlah 32
responden dengan persentase 80%. Hal ini dapat diartikan bahwa
pengolahan data telah terkomputerisasi dengan baik. Dan 2 responden
menjawab tidak setuju dengan persentase 5,1%.
Kelima, didapatkan data dari hasil penelitian atas jawaban
responden dari pernyataan Pengolahan informasi telah terkomputerisasi
dengan baik, sebagai berikut:
0.00%
10.00%
20.00%
30.00%
40.00%
50.00%
60.00%
70.00%
80.00%
90.00%
Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat TidakSetuju
77
Grafik 4.8
Pengolahan informasi telah terkomputerisasi dengan baik
Sumber: Hasil Penelitian Lapangan Tahun 2018 (Kuesioner No. 5)
Berdasarkan grafik di atas, dapat dilihat hasil jawaban responden
untuk pernyataan tersebut yang menjawab sangat setuju sebanyak 7
responden dengan persentase 17,9%, 29 responden menjawab setuju
dengan persentase 74,4%, 3 responden menjawab tidak setuju dengan
persentase 7,7%, dan 0 responden menjawab sangat tidak setuju dengan
persentase 0%.
Jawaban mayoritas responden menjawab setuju yang berjumlah 29
responden dengan persentase 74,4%. Hal ini dapat diartikan bahwa
pengolahan informasi telah terkomputerisasi dengan baik
Keenam, didapatkan data dari hasil penelitian atas jawaban
responden dari pernyataan data musrenbang tersimpan dalam database,
sebagai berikut:
0.00%
10.00%
20.00%
30.00%
40.00%
50.00%
60.00%
70.00%
80.00%
Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat TidakSetuju
78
Grafik 4.9
Data musrenbang tersimpan dalam database
Sumber: Hasil Penelitian Lapangan Tahun 2018 (Kuesioner No. 6)
Berdasarkan grafik di atas, dapat dilihat hasil jawaban responden
untuk pernyataan tersebut yang menjawab sangat setuju sebanyak 7
responden dengan persentase 17,9%, 27 responden menjawab setuju
dengan persentase 69,2%, 4 responden menjawab tidak setuju dengan
persentase 10,3%, dan 1 responden menjawab sangat tidak setuju dengan
persentase 2,6%.
Jawaban mayoritas responden menjawab setuju yang berjumlah 27
responden dengan persentase 69,2%. Hal ini dapat diartikan bahwa data
musrenbang sudah tersimpan dalam database.
Ketujuh, didapatkan data dari hasil penelitian atas jawaban
responden dari pernyataan informasi musrenbang telah tersimpan dalam
database, sebagai berikut:
0.00%
10.00%
20.00%
30.00%
40.00%
50.00%
60.00%
70.00%
80.00%
Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat TidakSetuju
79
Grafik 4.10
Informasi Musrenbang telah tersimpan dalam database
Sumber: Hasil Penelitian Lapangan Tahun 2018 (Kuesioner No. 7)
Berdasarkan grafik di atas, dapat dilihat hasil jawaban responden
untuk pernyataan tersebut yang menjawab sangat setuju sebanyak 6
responden dengan persentase 15,4%, 20 responden menjawab setuju
dengan persentase 51,3%, 13 responden menjawab tidak setuju dengan
persentase 33,3%, dan 0 responden menjawab sangat tidak setuju dengan
persentase 0%.
Jawaban mayoritas responden menjawab setuju yang berjumlah 20
responden dengan persentase 51,3%. Hal ini dapat diartikan bahwa
informasi musrenbang telah tersimpan dalam database. Namun disisi lain
juga terdapat 13 responden menjawab tidak setuju dengan persentase
33,3%.
0.00%
10.00%
20.00%
30.00%
40.00%
50.00%
60.00%
Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat TidakSetuju
80
Kedelapan, didapatkan data dari hasil penelitian atas jawaban
responden dari pernyataan akses internet pada saat upload data
musrenbang sudah baik, sebagai berikut:
Grafik 4.11
Akses internet pada saat upload data musrenbang sudah baik
Sumber: Hasil Penelitian Lapangan Tahun 2018 (Kuesioner No. 8)
Berdasarkan grafik di atas, dapat dilihat hasil jawaban responden
untuk pernyataan tersebut yang menjawab sangat setuju sebanyak 10
responden dengan persentase 25,6%, 20 responden menjawab setuju
dengan persentase 51,3%, 9 responden menjawab tidak setuju dengan
persentase 23,1%, dan 0 responden menjawab sangat tidak setuju dengan
persentase 0%.
Jawaban mayoritas responden menjawab setuju yang berjumlah 20
responden dengan persentase 51,3%. Hal ini dapat diartikan bahwa akses
internet pada saat upload data musrenbang sudah baik. Namun disisi lain
juga terdapat 9 responden menjawab tidak setuju dengan persentase
0.00%
10.00%
20.00%
30.00%
40.00%
50.00%
60.00%
Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat TidakSetuju
81
23,1%, karena memang akses internet pada saat mengupload data
musrenbang terkadang mengalami gangguan karena seluruh operator E-
Musrenbang diharuskan menginput data pada waktu yang bersamaan.
4.5.2.2 Kualitas Informasi
Terdapat 3 pernyataan yang berhubungan dengan Kualitas
Informasi, antara lain:
Pertama, didapatkan data dari hasil penelitian atas jawaban responden dari
pernyataan informasi pada aplikasi E-Musrenbang sudah lengkap , sebagai
berikut:
Grafik 4.12
Informasi pada aplikasi E-Musrenbang sudah lengkap
Sumber: Hasil Penelitian Lapangan Tahun 2018 (Kuesioner No. 9)
Berdasarkan grafik di atas, dapat dilihat hasil jawaban responden
untuk pernyataan tersebut yang menjawab sangat setuju sebanyak 9
responden dengan persentase 23.1%, 24 responden menjawab setuju
dengan persentase 61.5%, 6 responden menjawab tidak setuju dengan
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat TidakSetuju
82
persentase 15,4%, dan 0 responden menjawab sangat tidak setuju dengan
persentase 0%.
Jawaban mayoritas responden menjawab setuju yang berjumlah 24
responden dengan persentase 61,5%. Hal ini dapat diartikan bahwa
informasi pada aplikasi E-Musrenbang sudah lengkap. Namun disisi lain
juga terdapat 6 responden menjawab tidak setuju dengan persentase
15,4%.
Kedua, didapatkan data dari hasil penelitian atas jawaban responden dari
pernyataan Informasi pada aplikasi E-Musrenbang mudah di mengerti, sebagai
berikut:
Grafik 4.13
Informasi pada aplikasi E-Musrenbang mudah di mengerti
Sumber: Hasil Penelitian Lapangan Tahun 2018 (Kuesioner No. 10)
Berdasarkan grafik di atas, dapat dilihat hasil jawaban responden
untuk pernyataan tersebut yang menjawab sangat setuju sebanyak 3
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
80%
Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat TidakSetuju
83
responden dengan persentase 7,7%, 27 responden menjawab setuju dengan
persentase 69,2%, 9 responden menjawab tidak setuju dengan persentase
23,1%, dan 0 responden menjawab sangat tidak setuju dengan persentase
0%.
Jawaban mayoritas responden menjawab setuju yang berjumlah 27
reponden dengan persentase 69,2%. Dan terdapat 9 responden menjawab
tidak setuju dengan persentase 23,1%.
Ketiga, didapatkan data dari hasil penelitian atas jawaban
responden dari pernyataan Bappeda mengupayakan layanan informasi
menjadi lebih baik, sebagai berikut:
Grafik 4.14
Bappeda mengupayakan layanan informasi menjadi lebih baik
Sumber: Hasil Penelitian Lapangan Tahun 2018 (Kuesioner No. 11)
Berdasarkan grafik di atas, dapat dilihat hasil jawaban responden
untuk pernyataan tersebut yang menjawab sangat setuju sebanyak 7
responden dengan persentase 17,9%, 32 responden menjawab setuju
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
80%
90%
Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat TidakSetuju
84
dengan persentase 82,1%, 0 responden menjawab tidak setuju dengan
persentase 0%, dan 0 responden menjawab sangat tidak setuju dengan
persentase 0%.
Jawaban mayoritas responden menjawab setuju yang berjumlah 32
responden dengan persentase 82,1%. Dan 7 responden menjawab sangat
setuju dengan persentase 17,9%.
4.5.2.3 Kualitas Pelayanan
Terdapat 2 pernyataan yang berhubungan dengan Kualitas
Pelayanan, antara lain:
Pertama, didapatkan data dari hasil penelitian atas jawaban
responden dari pernyataan terdapat jaminan pelayanan yang diberikan
Bappeda kepada operator ketika mendapat kesulitan dalam
mengoperasionalkan E-Musrenbang, sebagai berikut:
Grafik 4.15
Terdapat jaminan pelayanan yang diberikan Bappeda kepada
operator ketika mendapat kesulitan dalam mengoperasionalkan E-
Musrenbang
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
80%
Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat TidakSetuju
85
Sumber: Hasil Penelitian Lapangan Tahun 2018 (Kuesioner No. 12)
Berdasarkan grafik di atas, dapat dilihat hasil jawaban responden
untuk pernyataan tersebut yang menjawab sangat setuju sebanyak 8
responden dengan persentase 20,5%, 29 responden menjawab setuju
dengan persentase 74,4%, 2 responden menjawab tidak setuju dengan
persentase 5,1%, dan 0 responden menjawab sangat tidak setuju dengan
persentase 0%.
Jawaban mayoritas responden menjawab setuju yang berjumlah 29
responden dengan persentase 74,4%. Hal ini dapat diartikan bahwa jika
terdapat kesulitan ketika mengoperasionalkan E-Musrenbang operator bisa
dating langsung ke Bappeda untuk menemui admin E-Musrenbang atau
bisa langsung menanyakan lewat telepon atau pesan singkat. Dan terdapat
2 responden yang menjawab tidak setuju dengan persentase 5,1%
dikarenakan memang tidak ada ruang khusus untuk berkomunikasi antara
operator dengan pihak Bappeda.
Kedua, didapatkan data dari hasil penelitian atas jawaban
responden dari pernyataan pelayanan yang tersedia dalam aplikasi e-
Musrenbang mampu melayani operator e-Musrenbang, sebagai berikut:
86
Grafik 4.16
Pelayanan yang tersedia dalam aplikasi e-Musrenbang mampu
melayani operator e-Musrenbang
Sumber: Hasil Penelitian Lapangan Tahun 2018 (Kuesioner No.13)
Berdasarkan grafik di atas, dapat dilihat hasil jawaban
responden untuk pernyataan tersebut yang menjawab sangat setuju
sebanyak 8 responden dengan persentase 20,5%, 28 responden menjawab
setuju dengan presentase 71,8%, 3 responden menjawab tidak setuju
dengan persentase 7,7%, dan 0 responden menjawab sangat tidak setuju
dengan persentase 0%.
Jawaban mayoritas responden menjawab setuju yang berjumlah
28 responden dengan persentase 71,8%. Hal ini diartikan bahwa aplikasi
E-Musrenbang telah mampu melayani operator E-Musrenbang. Namun
terdapat 3 responden menjawab tidak setuju dengan persentase 7,7%.
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
80%
Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat TidakSetuju
87
4.5.2.4 Intensitas Penggunaan
Terdapat 2 pernyataan yang berhubungan dengan Intensitas
Penggunaan, antara lain:
Pertama, didapatkan data dari hasil penelitian atas jawaban
responden dari pernyataan penggunaan aplikasi E-Musrenbang oleh
operator hanya pada waktu penginputan data musrenbang berlangsung,
sebagai berikut:
Grafik 4.17
Penggunaan aplikasi E-Musrenbang oleh operator hanya pada waktu
penginputan data musrenbang berlangsung
Sumber: Hasil Penelitian Lapangan Tahun 2018 (Kuesioner No.14)
Berdasarkan grafik di atas, dapat dilihat hasil jawaban
responden untuk pernyataan tersebut yang menjawab sangat setuju
sebanyak 9 responden dengan persentase 23,1%, 26 responden menjawab
setuju dengan persentase 66,6%, 4 responden menjawab tidak setuju
0.00%
10.00%
20.00%
30.00%
40.00%
50.00%
60.00%
70.00%
Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat TidakSetuju
88
dengan persentase 10,3%, dan 0 responden menjawab sangat tidak setuju
dengan persentase 0%.
Jawaban mayoritas responden menjawab setuju yang berjumlah
26 responden dengan persentase 66,6%. Dan yang menjawab tidak setuju
sebanyak 4 responden dengan persentase 10,3%.
Kedua, didapatkan data dari hasil penelitian atas jawaban
responden dari pernyataan terdapat kendala pada penerapan aplikasi E-
Musrenbang, sebagai berikut:
Grafik 4.18
Terdapat kendala pada penerapan aplikasi E-Musrenbang
Sumber: Hasil Penelitian Lapangan Tahun 2018 (Kuesioner No. 15)
Berdasarkan grafik di atas, dapat dilihat hasil jawaban responden
untuk pernyataan tersebut yang menjawab sangat setuju sebanyak 9
responden dengan persentase 23,1%, 25 responden menjawab setuju
dengan persentase 64,1%, 3 responden menjawab tidak setuju dengan
0.00%
10.00%
20.00%
30.00%
40.00%
50.00%
60.00%
70.00%
Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat TidakSetuju
89
persentase 7,7%, dan 2 responden menjawab sangat tidak setuju dengan
persentase 5,1%.
Jawaban mayoritas responden menjawab setuju yang berjumlah
25 responden dengan persentase 64,1%. Dan yang menjawab sangat tidak
setuju sebanyak 2 responden dengan persentase 5,1%.
4.5.2.5 Kepuasan Pengguna
Terdapat 2 pernyataan yang berhubungan dengan Kepuasan
Pengguna, antara lain:
Pertama, didapatkan data dari hasil penelitian atas jawaban
responden dari pernyataan aplikasi E-Musrenbang menghemat biaya print
out data musrenbang, sebagai berikut:
Grafik 4.19
Aplikasi E-Musrenbang menghemat biaya print out data musrenbang
Sumber: Hasil Penelitian Lapangan Tahun 2018 (Kuesioner No.16)
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
80%
Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat TidakSetuju
90
Berdasarkan grafik di atas, dapat dilihat hasil jawaban
responden untuk pernyataan tersebut yang menjawab sangat setuju
sebanyak 7 responden dengan persentase 17,9%, 29 responden menjawab
setuju dengan persentase 74,4%, 3 responden menjawab tidak setuju
dengan persentase 7,7%, dan 0 responden menjawab sangat tidak setuju
dengan persentase 0%.
Jawaban mayoritas responden menjawab setuju yang berjumlah
29 responden dengan persentase 74,4%. Hal ini dapat diartikan bahwa
dengan adanya aplikasi E-Musrenbang dapat menghemat biaya print out.
Kedua, didapatkan data dari hasil penelitian atas jawaban
responden dari pernyataan aplikasi E-Musrenbang memudahkan operator
dalam menginput data musrenbang, sebagai berikut:
Grafik 4.20
Aplikasi E-Musrenbang memudahkan operator dalam menginput
data musrenbang
Sumber: Hasil Penelitian Lapangan Tahun 2018 (Kuesioner No. 17)
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
80%
Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat TidakSetuju
91
Berdasarkan grafik di atas, dapat dilihat hasil jawaban
responden untuk pernyataan tersebut yang menjawab sangat setuju
sebanyak 10 responden dengan persentase 25,6%, 22 responden menjawab
setuju dengan persentase 56,4%, 6 responden menjawab tidak setuju
dengan persentase 15,4%, dan 1 responden menjawab sangat tidak setuju
dengan persentase 2,6%.
Jawaban mayoritas responden menjawab setuju yang berjumlah
22 responden dengan persentase 56,4%. Hal ini dapat diartikan bahwa
aplikasi E-Musrenbang memudahkan operator dalam menginput data
musrenbang.
4.5.2.6 Kemanfaatan
Terdapat 3 pernyataan yang berhubungan dengan Kemanfaatan,
antara lain:
Pertama, didapatkan data dari hasil penelitian atas jawaban
responden dari pernyataan aplikasi E-Musrenbang menghemat waktu
operator dalam bekerja, sebagai berikut:
92
Grafik 4.21
Aplikasi E-Musrenbang menghemat waktu operator dalam bekerja
Sumber: Hasil Penelitian Lapangan Tahun 2018 (Kuesioner No.18)
Berdasarkan grafik di atas, dapat dilihat hasil jawaban
responden untuk pernyataan tersebut yang menjawab sangat setuju
sebanyak 6 responden dengan persentase 15,4%, 29 responden menjawab
setuju dengan persentase 74,3%, 4 responden menjawab tidak setuju
dengan persentase 10,3%, dan 0 responden menjawab sangat tidak setuju
dengan persentase 0%.
Jawaban mayoritas responden menjawab setuju yang berjumlah
29 responden dengan persentase 74,3%. Hal ini dapat diartikan bahwa
aplikasi E-Musrenbang dapat menghemat waktu operator dalam bekerja
karena dengan adanya aplikasi E-Musrenbang proses penginputan menjadi
lebih cepat.
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
80%
Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat TidakSetuju
93
Kedua, didapatkan data dari hasil penelitian atas jawaban
responden dari pernyataan operator E-Muserenbang dapat menginput data
musrenbang dimana saja, sebagai berikut:
Grafik 4.22
Operator E-Muserenbang dapat menginput data musrenbang dimana
saja
Sumber: Hasil Penelitian Lapangan Tahun 2018 (Kuesioner No. 19)
Berdasarkan grafik di atas, dapat dilihat hasil jawaban
responden untuk pernyataan tersebut yang menjawab sangat setuju
sebanyak 8 responden dengan persentase 20,5%, 25 responden menjawab
setuju dengan persentase 64,1%, 5 responden menjawab tidak setuju
dengan persentase 12,8%, dan 1 responden menjawab sangat tidak setuju
dengan persentase 2,6%.
Jawaban mayoritas responden menjawab setuju yang berjumlah
25 responden dengan persentase 64,1%. Hal ini dapat diartikan bahwa
operator E-Muserenbang dapat menginput data musrenbang dimana saja
tidak harus di kantor.
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat TidakSetuju
94
Ketiga, didapatkan data dari hasil penelitian atas jawaban
responden dari pernyataan aplikasi E-Musrenbang mempercepat pekerjaan
seluruh organisasi terkait, sebagai berikut:
Grafik 4.23
Aplikasi E-Musrenbang mempercepat pekerjaan seluruh organisasi
terkait
Sumber: Hasil Penelitian Lapangan Tahun 2018 (Kuesioner No. 20)
Berdasarkan grafik di atas, dapat dilihat hasil jawaban
responden untuk pernyataan tersebut yang menjawab sangat setuju
sebanyak 8 responden dengan persentase 20,5%, 22 responden menjawab
setuju dengan persentase 56,4%, 7 responden menjawab tidak setuju
dengan persentase 18%, dan 2 responden menjawab sangat tidak setuju
dengan persentase 5,1%.
Jawaban mayoritas responden menjawab setuju yang berjumlah
22 responden dengan persentase 56,4%. Dan yang menjawab sangat tidak
setuju sebanyak 2 responden dengan persentase 5,1%.
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat TidakSetuju
95
4.6 Pengujian Hipotesis
Hipotesis deskriptif adalah merupakan jawaban sementara terhadap
masalah deskriptif yakni yang berkenaan dengan variabel mandiri, oleh
karena itu dalam penelitian ini hipotesis yang peneliti gunakan adalah
hipotesis deskriptif. Adapun hipotesis yang peneliti ajukan dalam penelitian
yang berjudul “Kinerja Aplikasi E-Musrenbang Dalam Mendukung
Pelaksanaan Tupoksi Operator E-Musrenbang Di Kota Serang” adalah
sebagai berikut:
Ho : “Kinerja Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Serang
Dalam Menerapkan Musyawarah Rencana Pembangunan
Elektronik lebih kecil atau sama dengan 70%”.
Ha : “Kinerja Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Serang
Dalam Menerapkan Musyawarah Rencana Pembangunan
Elektronik lebih besar dari 70%”.
Dalam penelitian ini, pengujian hipotesis yang akan peneliti lakukan
adalah dengan menggunakan rumus t-test satu sampel dengan uji pihak
kanan. Adapun untuk perhitungan pengujian hipotesis melalui tahap-tahap
sebagai berikut:
Berdasarkan data yang diperoleh, maka skor ideal yang diperoleh
masing-masing variabel dalam penelitian ini adalah:
Variabel penerapan e-Musrenbang = 4 x 20 x 39
= 3120
96
Keterangannya 4 adalah nilai tertinggi dari setiap pilihan jawaban
yang diajukan pada responden kriteria penilaian skor ini berdasarkan pada
skala Likert), 20 adalah jumlah pernyataan yang ada dan 39 adalah jumlah
sampel yang dijadikan responden dalam penelitian ini. Sehingga didapatkan
nilai mean atau rata-ratanya adalah 3120:39 = 80.
Dalam penelitian yang berjudul kinerja Badan Perencanaan
Pembangunan Daerah kota Serang dalam menerapkan Musyawarah Rencana
Pembangunan Elektronik, nilai yang dihipotesiskan adalah tertinggi 70% dari
nilai ideal. Ini berarti bahwa 0,7 x 3120 = 2184 dibagi 39 = 56. Hipotesis
statistiknya dapat dirumuskan sebagai berikut : Ho untuk memprediksi μο
lebih kecil atau sama dengan (≤70%) dari skor ideal paling tinggi. Sedangkan
Ha lebih besar dari 70% (>70%). Atau dapat dituliskan dengan rumus:
Ho = μ ≤70% ≤0,7 x 56 = 39,2
Ha = μ >70% >0,7 x 56 = 39,2
Diketahui:
x = 2332 = 59,79
39
μο = 39,2
s = 6,40
n = 39
97
Ditanya : t ?
Jawab :
t = x - μο
s
√ n
= 59,79 – 39,2
6,40
√39
= 20,59
6,40
√39
= 20,59 = 20,186
1,02
Nilai thitung tersebut selanjutnya dibandingkan dengan nilai ttabel dengan
derajat kebebasan (dk) = (n-1) = (40-1) = 39 dan taraf kesalahan ∞ = 5%
untuk uji satu pihak kanan (one tail test) karena nilai thitung lebih besar dari
pada nilai ttabel atau Ho (16,572 > 1,697), maka Ho ditolak dan Ha diterima.
Dari perbandingan jumlah data yang terkumpul dengan skor ideal,
ditemukan bahwa kinerja aplikasi E-Musrenbang dalam mendukung
pelaksanaan tupoksi operator E-Musrenbang di Kota Serang yaitu:
2332 x 100% = 74,74 %
3120
Jadi, hipotesis yang menyatakan bahwa Kinerja Aplikasi E-
Musrenbang Dalam Mendukung Pelaksanaan Tupoksi Operator E-
Musrenbang Di Kota Serang adalah sebesar 74,74%.
98
Gambar 4.2
Kurva Penolakan dan Penerimaan Hipotesis
Uji Hipotesis Pihak Kanan
Daerah Penolakan H0 Daerah Penerimaan Ha
1,697 20,186
4.7 Interpretasi Hasil Penelitian
Penelitian dengan judul Kinerja Aplikasi E-Musrenbang Dalam
Mendukung Pelaksanaan Tupoksi Operator E-Musrenbang Di Kota Serang
bahwa hal yang terpenting adalah menjawab rumusan masalah yang telah
dibuat peneliti pada awal penelitian. Rumusan tersebut adalah “Kinerja
Aplikasi E-Musrenbang Dalam Mendukung Pelaksanaan Tupoksi Operator E-
Musrenbang Di Kota Serang”.
Untuk menjawab rumusan masalah dalam penelitian ini, kita dapat
melihat dari pembahasan yang memaparkan pengujian hipotesis dengan
menggunakan rumus t-test satu sampel dengan menguji pihak kanan bahwa
harga t hitung lebih besar (>) dari harga t tabel dan hal itu dapat diartikan
bahwa Ho ditolak dan Ha diterima. Karena hasil pengujian hipotesis
mencapai 74,74% dari angka yang di hipotesiskan 70%.
Sehingga dari data pengujian hipotesis tersebut dapat dijelaskan
bahwa “Kinerja Aplikasi E-Musrenbang Dalam Mendukung Pelaksanaan
99
Tupoksi Operator E-Musrenbang Di Kota Serang mencapai angka 74,74%”
dari angka minimal yang dihipotesiskan yaitu 70%, ini artinya tingkat Kinerja
Aplikasi E-Musrenbang Dalam Mendukung Pelaksanaan Tupoksi Operator E-
Musrenbang Di Kota Serang sudah baik.
4.8 Pembahasan
Dari pembahasan yang memaparkan tentang pengujian hipotesis
diatas, menjelaskan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima. Dari perhitungan
tersebut terlihat bahwa Kinerja Aplikasi E-Musrenbang Dalam Mendukung
Pelaksanaan Tupoksi Operator E-Musrenbang Di Kota Serang dikatakan baik.
Pada penelitian ini, peneliti akan menjawab rumusan masalah
berdasarkan pada pengamatan dan perhitungan yang telah dilakukan pada bab
sebelumnya yakni berapa besar Kinerja Aplikasi E-Musrenbang Dalam
Mendukung Pelaksanaan Tupoksi Operator E-Musrenbang Di Kota Serang,
dimana berdasarkan hasil pengamatan dan observasi awal di lapangan masih
terdapat permasalahan-permasalahan yang terjadi. Oleh karena itu, pada
penelitian ini peneliti menggunakan teori yang berjudul The DeLone and
McLean Model of Information System Success A Ten Your Update dalam
Journal of Manajement Information System/ Spring (2003:15), terdapat 6
indikator yang digunakan untuk mengukur penerapan sistem informasi
manajemen, yaitu:
1. Kualitas Sistem, berhubungan dengan perkembangan teknologi, kemudahan
untuk digunakan oleh seluruh operator E-Musrenbang, keamanan data
musrenbang yang di input kedalam aplikasi, kecepatan akses aplikasi E-
100
Musrenbang. Berdasarkan hasil pengolahan data yang ada dalam indikator,
peneliti memuat 8 butir instrumen pernyataan, sehingga didapatkan skor ideal
dari kualitas sistem adalah 4 x 39 x 8 = 1248 (4 = nilai dari setiap jawaban
pernyataan yang diajukan pada responden, kriteria skor berdasarkan pada skala
Likert, 39 = jumlah sampel yang dijadikan responden, 8 = jumlah pernyataan
yang ada pada indikator kualitas sistem). Setelah menemukan skor ideal
kemudian dibagikan dengan skor riil yang diisi oleh responden yaitu sebesar
958:1248 = 0,7676 x 100 = 76,76%. Hal ini dapat diartikan bahwa Kinerja
Aplikasi E-Musrenbang Dalam Mendukung Pelaksanaan Tupoksi Operator E-
Musrenbang Di Kota Serang sudah baik.
2. Kualitas Informasi, berhubungan dengan kelengkapan informasi yang ada
dalam aplikasi, kemudahan informasi untuk diakses. Berdasarkan hasil
pengolahan data yang ada dalam indikator, peneliti memuat 3 butir instrument
pernyataan, sehingga didapatkan skor ideal dari kualitas informasi adalah 4 x
39 x 3 = 468 (4 = nilai dari setiap jawaban pernyataan yang diajukan pada
responden, kriteria skor berdasarkan pada skala Likert, 39 = jumlah sampel
yang dijadikan responden, 3 = jumlah pernyataan yang ada pada indikator
kualitas informasi). Setelah menemukan skor ideal kemudian dibagikan
dengan skor riil yang diisi oleh responden yaitu sebesar 355:468 = 0,7585 x
100 = 75,85%. Hal ini dapat diartikan bahwa Kinerja Aplikasi E-Musrenbang
Dalam Mendukung Pelaksanaan Tupoksi Operator E-Musrenbang Di Kota
Serang sudah baik.
101
3. Kualitas Pelayanan, berhubungan dengan jaminan pelayanan yang diberikan
Bappeda kepada operator ketika mendapat kesulitan dalam
mengoperasionalkan E-Musrenbang. Berdasarkan hasil pengolahan data yang
ada dalam indikator, peneliti memuat 2 butir intrumen pernyataan, sehingga
didapatkan skor ideal dari kualitas pelayanan adalah 4 x 39 x 2 = 312 (4 = nilai
dari setiap jawaban pernyataan yang diajukan pada responden, kriteria skor
berdasarkan pada skala Likert, 39 = jumlah sampel yang dijadikan responden,
2 = jumlah pernyataan yang ada pada indikator kualitas pelayanan). Setelah
menemukan skor ideal kemudian dibagikan dengan skor riil yang diisi oleh
responden yaitu sebesar 187:312 = 0,5993 x 100 = 59,93%. Hal ini dapat
diartikan bahwa Kinerja Aplikasi E-Musrenbang Dalam Mendukung
Pelaksanaan Tupoksi Operator E-Musrenbang Di Kota Serang kurang baik.
4. Intensitas Penggunaan, berhubungan dengan frekuensi penggunaan.
Berdasarkan hasil pengolahan data yang ada dalam indikator, peneliti memuat
2 butir instrument pernyataan, sehingga didapatkan skor ideal dari intensitas
penggunaan adalah 4 x 39 x 2 = 312 (4 = nilai dari setiap jawaban pernyataan
yang diajukan pada responden, kriteria skor berdasarkan pada skala Likert, 39
= jumlah sampel yang dijadikan responden, 2 = jumlah pernyataan yang ada
pada indikator intensitas penggunaan). Setelah menemukan skor ideal
kemudian dibagikan dengan skor riil yang diisi oleh responden yaitu sebesar
241:312 = 0,7724 x 100 = 77,24%. Hal ini dapat diartikan bahwa Kinerja
Aplikasi E-Musrenbang Dalam Mendukung Pelaksanaan Tupoksi Operator E-
Musrenbang Di Kota Serang sudah baik.
102
5. Kepuasan Pengguna, berhubungan dengan kepuasan menyeluruh terhadap
sistem. Berdasarkan hasil pengolahan data yang ada dalam indikator, peneliti
memuat 4 butir instrument pernyataan, sehingga didapatkan skor ideal dari
kepuasan pengguna adalah 4 x 39 x 2 = 312 (4 = nilai dari setiap jawaban
pernyataan yang diajukan pada responden, kriteria skor berdasarkan pada skala
Likert, 39 = jumlah sampel yang dijadikan responden, 2 = jumlah pernyataan
yang ada pada indikator kepuasan pengguna). Setelah menemukan skor ideal
kemudian dibagikan dengan skor riil yang diisi oleh responden yaitu sebesar
240:312 = 0,7692 x 100 = 76,92%. Hal ini dapat diartikan bahwa Kinerja
Aplikasi E-Musrenbang Dalam Mendukung Pelaksanaan Tupoksi Operator E-
Musrenbang Di Kota Serang sudah baik.
6. Kemanfaatan, berhubungan dengan manfaat untuk individual/operator, dan
manfaat untuk organisasi. Berdasarkan hasil pengolahan data yang ada dalam
indikator, peneliti memuat 4 butir instrument pernyataan, sehingga didapatkan
skor ideal dari kemanfaatan adalah 4 x 39 x 3 = 468 (4 = nilai dari setiap
jawaban pernyataan yang diajukan pada responden, kriteria skor berdasarkan
pada skala Likert, 39 = jumlah sampel yang dijadikan responden, 3 = jumlah
pernyataan yang ada pada indikator kemanfaatan). Setelah menemukan skor
ideal kemudian dibagikan dengan skor riil yang diisi oleh responden yaitu
sebesar 351:468 = 0,75 x 100 = 75%. Hal ini dapat diartikan bahwa Kinerja
Aplikasi E-Musrenbang Dalam Mendukung Pelaksanaan Tupoksi Operator E-
Musrenbang Di Kota Serang sudah baik.
103
Berdasarkan perhitungan pada setiap indikator diatas, dapat
disimpulkan bahwa tingkat persetujuan responden terhadap indikator
penelitian yaitu indikator kualitas sistem mencapai 76,76%, indikator kualitas
informasi mencapai 75,85%, indikator kualitas pelayanan mencapai 59,93%,
indikator intensitas penggunaan mencapai 77,24%, indikator kepuasan
pengguna mencapai 76,92%, dan indikator kemanfaatan mencapai 75%.
Dari masing-masing tingkat persetujuan responden terhadap dimensi
penelitian tersebut dapat diartikan bahwa Kinerja Aplikasi E-Musrenbang
Dalam Mendukung Pelaksanaan Tupoksi Operator E-Musrenbang Di Kota
Serang sudah baik, hal ini didasarkan pada teori sistem informasi manajemen
DeLone & McLean, dimana terdapat enam indikator dalam The DeLone and
McLean Model of Information System Success A Ten Your Update dalam
Journal of Manajement Information System/ Spring (2003:15).
Berdasarkan hasil kuesioner dan pemaparan diatas, maka total skor
pada tiap-tiap indikator dalam penelitian ini, dengan menggunakan teori
DeLone & McLean (2003:15), dimana terdapat 6 indikator dalam The
DeLone and McLean Model of Information System Success A Ten Your
Update dalam Journal of Manajement Information System/ Spring sebagai
alat ukur penerapan sistem informasi manajemen, yaitu kualitas sistem,
kualitas informasi, kualitas pelayanan, intensitas penggunaan, kepuasan
pengguna, dan kemanfaatan. Dalam hal ini Kinerja Aplikasi E-Musrenbang
Dalam Mendukung Pelaksanaan Tupoksi Operator E-Musrenbang Di Kota
Serang dapat dilihat pada grafik dibawah ini:
104
Grafik 4.24
Tingkat Kinerja Aplikasi E-Musrenbang Dalam Mendukung
Pelaksanaan Tupoksi Operator E-Musrenbang Di Kota Serang
Berdasarkan Teori DeLone & McLean
Sumber: Hasil Penelitian Lapangan Tahun 2018
Berdasarkan grafik di atas, dapat dilihat bahwa persentase tertinggi
pertama diperoleh dari indikator intensitas penggunaan yaitu sebesar 77,24%,
persentase tertinggi kedua diperoleh dari indikator kepuasan pengguna yaitu
sebesar 76,92%, persentase tertinggi ketiga diperoleh dari indikator kualitas
sistem yaitu sebesar 76,76%, persentase tertinggi keempat diperoleh dari
indikator kualitas informasi yaitu sebesar 75,85%, persentase tertinggi kelima
diperoleh dari indikator kemanfaatan yaitu sebesar 75%, dan persentase yang
paling rendah diperoleh dari kualitas pelayanan yaitu sebesar 59,93%.
0.00%
10.00%
20.00%
30.00%
40.00%
50.00%
60.00%
70.00%
80.00%
90.00%
105
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti
mengenai Kinerja Aplikasi E-Musrenbang Dalam Mendukung
Pelaksanaan Tupoksi Operator E-Musrenbang Di Kota Serang, maka
peneliti dapat menyimpulkan hasil penelitian skripsi sebagai berikut:
1. Kinerja Aplikasi E-Musrenbang Dalam Mendukung Pelaksanaan
Tupoksi Operator E-Musrenbang Di Kota Serang sudah berjalan baik,
hal ini sesuai dengan jawaban responden terhadap pernyataan yang
diberikan peneliti dengan berdasarkan pada teori sistem informasi
manajemen DeLone & McLean, dimana terdapat 6 indikator sebagai
alat ukur penerapan sistem informasi, yaitu kualitas sistem, kualitas
informasi, kualitas pelayanan, intensitas penggunaan, kepuasan
pengguna, dan kemanfaatan. Hal ini didapatkan berdasarkan pada hasil
perhitungan perbandingan antara skor yang terkumpul dengan skor
yang diharapkan yakni mencapai 74,74%.
2. Jika dilihat dari semua indikator, maka indikator yang mendapatkan
persentase paling tinggi dari penelitian Kinerja Aplikasi E-
Musrenbang Dalam Mendukung Pelaksanaan Tupoksi Operator E-
Musrenbang Di Kota Serang yakni intensitas penggunaan hingga
mencapai 77,24%. Hal ini dikarenakan beberapa faktor yang terdapat
pada indikator intensitas penggunaan, yakni penggunaan aplikasi E-
106
Musrenbang oleh operator hanya pada waktu penginputan data
musrenbang berlangsung, dan tidak terdapat kendala pada penerapan
aplikasi E-Musrenbang
3. Namun jika dilihat dari seluruh indikator, terdapat indikator yang
paling rendah tingkat persentasenya yaitu kualitas pelayanan dengan
persentase 59,93%. Hal ini dikarenakan kurangnya jaminan pelayanan
yang diberikan Bappeda kepada operator ketika mendapat kesulitan
dalam mengoperasionalkan E-Musrenbang, dan pelayanan yang
tersedia dalam aplikasi E-Musrenbang kurang mampu melayani
operator E-Musrenbang.
5.2 Saran
Berdasarkan penelitian mengenai Kinerja Aplikasi E-Musrenbang
Dalam Mendukung Pelaksanaan Tupoksi Operator E-Musrenbang Di Kota
Serang, maka peneliti memberikan saran sebagai berikut:
1. Diharapkan adanya pemaksimalan aplikasi oleh pihak penanggung
jawab E-Musrenbang di Bappeda yaitu dengan memudahkan pengguna
yang akan mengakses aplikasi tersebut tidak seperti sekarang yang
harus mencari dengan keyword yang spesifik karena hal ini
menyulitkan pengguna untuk mengaksesnya.
2. Diharapkan Bappeda dapat mengajukan Sumber Daya Manusia (SDM)
baru khususnya yang berlatar belakang bidang Teknologi Informasi
(TI) kepada pihak terkait untuk dijadikan operator E-Musrenbang agar
107
penerapan e-Musrenbang di Kota Serang dapat ditingkatkan lebih baik
lagi.
3. Perlu adanya penambahan jadwal bimbingan teknis tentang tata cara
mengoperasionalkan aplikasi E-Musrenbang yang diselenggarakan
Bappeda agar tidak hanya satu kali dalam setahun bimbingan teknis
yang di dapatkan operator E-Musrenbang kecamatan dan operator E-
Musrenbang di SKPD, dengan demikian operator E-Musrenbang dapat
menjalankan tupoksinya dengan lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA
Andrianto, Nico. 2007. Good Government: Transparansi Dan Akuntabilitas
Melalui E-Government. Malang: Bayumedia Publishing.
Arikunto, Suharsini. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.Jakarta:
PT. Rineka Cipta.
Djahir, Yulia. 2015. Bahan Ajar Sistem Informasi Manajemen. Yogyakarta : Grup
Penerbitan CV Budi Utama.
Gunawan, Cakti Indra. 2015. Sistem Informasi Manajemen dan E-Government.
Purwokerto : CV. IRDH (Research & Publishing) Anggota IKAPI.
Halim, Abdul.2004. Manajemen Keuangan Daerah, Yogyakarta: UPP AMN
YKPN.
Handoko, T. Hani. 2000. “Manajemen Sumber Daya Manusia”. Yogyakarta:
BPFE.
Jogiyanto, 2005. Analisis dan Desain Sistem Informasi. Yogyakarta : Andi Offset.
Kurniawan, Agung. 2005. Transformasi Pelayanan Publik. Yogyakarta:
Pembaruan.
Mangkunegara, Anwar Prabu. 2001. Manajemen Sumber Daya Manusia
Perusahaan. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Mahmudi. 2005. Manajemen Kinerja Sektor Publik. Yogyakarta: Akademi
Manajemen Perusahaan YKPN.
Mulyani, Sri. 2016. Analisis dan Perancangan Sistem Informasi Manajemen
Keuangan Daerah : Notasi Pemodelan Unified Modeling Language
(UML). Bandung : Abdi Sistematika.
Siagian, P. Sondang. 2009. Sistem Informasi Manajemen. Jakarta : PT. Bumi
Aksara.
Sugiyono. 2007. Metode Penelitian Administrasi. Bandung: Alfabeta.
. 2008. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung:
Alfabeta.
. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D. Bandung:
Alfabeta.
. 2012. Metodologi Penelitian Administrasi, Bandung: Alfabeta.
. . 2012. Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.
Supriyono. R.A., 2000. Sistem Pengendalian Manajemen. Edisi Pertama.
Yogyakarta: BPFE.
Tika, Moh.Pabundu. 2006. Budaya Organisasi dan Peningkatan Kinerja
Perusahaan. Jakarta: Bumi Aksara.
Dokumen
Inpres No.3 Tahun 2003 tentang Kebijakan dan Strategi Nasional Pengembangan
e-Government.
Inpres No.6 Tahun 2001 tentang Pengembangan dan Pendayagunaan Telematika
di Indonesia.
Keputusan Menteri Pemberdayaan Aparatur Negara Nomor
63/Kep/M.PAN/7/2003 tentang Pedoman Umum Penyelenggaraan
Pelayanan Publik.
LAN dan BPKP, (2000). Akuntabilitas dan Good Governance. Lembaga
Administrasi Negara. Jakarta.
Permendagri No.54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah
Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tatacara Penyusunan,
Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah.
Undang-undang No.25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan
Nasional.
Peraturan Gubernur Banten No.34 Tahun 2008 tentang Rencana Induk
Pengembangan Sistem Informasi.
Peraturan Gubernur Banten No.35 Tahun 2008 tentang Rencana Induk dan
Standarisasi Penyelenggaraan Digital Government Service Pemerintah
Provinsi Banten dan Telematika Pemerintah Provinsi Banten.
Peraturan Gubernur Banten No.80 Tahun 2015 tentang Penyelenggaraan
Komunikasi dan Informatika.
Jurnal Penelitian
Ayu Aditya Oktavya. (2015). Penerapan Electronic Government (e-Government)
Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Dalam Pemberian Pelayanan Di
Kota Bontang. E-Journal Ilmu Pemerintahan Universitas Mulawarman. 3
(3). 1433-1447.
Nindia Prisca Putri. (2015). Studi Eksplorasi Tentang Variabel Pendukung
Keberhasilan Aplikasi Sistem E-Musrenbang di Bappeko Surabaya. E-
Journal Universitas Airlangga. 3 (3). 109-122.
Reni Dwi Karuniawati dan Eva Hany Faniada. (2016). Efektifitas Sistem
Elektronik Musyawarah Rencana Pembangunan (E-Musrenbang) di
Kecamatan Tambaksari Kota Surabaya. E-Journal Universitas Negeri
Surabaya. 4 (4). 1-11.
Delone, W.H., Mclean, E.R. 2003. The DeLone and McLean Model of
Information System Succes A Ten Year Update. Journal of Manajement.
Information. System. Vol.19 (4) : 9-30.
Sumber Lain:
http://citeseerx.ist.psu.edu/viewdoc/download?doi=10.1.1.206.4649&rep=rep1&t
ype=pdf oleh Prateek Bhanti. E-Governance in Higher Education: Concept and
Role of Data Warehousing Techniques diakses pada 24 November 2017
http//:komunikasipublik.multiply.com/journal/tem/120/penerapan_E-
government_di_Indonesia. Oleh Wenny Setiawati. Penerapan E-government Di
Indonesia diakses pada 24 November 2017
http://www.iosrjournals.org/iosr-jrme/papers/Vol-4%20Issue2/Version-
1/J04215762.pdf oleh Shrivastava, dkk. Role of e-Government to strengthen higher
education system in India diakses pada 24 November 2017
http//edwin.dosen.upnyk.ac.id/tantangan%20egov.pdf. oleh Edwi Arif Sosiawan.
Tanggapan dan hambatan dalam implementasi E-government di Indonesia
diakses pada 24 November 2017
LAMPIRAN
KUESIONER
A. IDENTITAS RESPONDEN
1. No. Responden : ………………… (di isi oleh peneliti)
2. Jenis Kelamin : Laki-laki/Perempuan
3. Umur : ………………….. Tahun
4. Masa Kerja : ………………….. Tahun
5. Status : PNS/Non PNS
6. Golongan PNS :
a. I (a b c d)
b. II (a b c d)
c. III (a b c d)
d. IV (a b c d)
7. Pendidikan Terakhir :
a. SD
b. SLTP
c. SLTA
d. D3
e. S-1
f. S-2
g. S-3
Keterangan: Lingkari sesuai data yang bersangkutan
B. PETUNJUK PENGISIAN
1. Dimohon untuk membaca kuesioner ini dengan teliti, supaya Bapak/Ibu
mengerti maksud pernyataan ini.
2. Pilihlah salah satu jawaban yang dianggap sesuai dari beberapa pilihan
jawaban dengan cara memberikan tanda chek list (√), dan setiap
pernyataan hanya memiliki satu pilihan jawaban.
3. Alternatif jawaban yang disediakan adalah sebagai berikut:
SS = Sangat Setuju (Skor Nilai 4)
S = Setuju (Skor Nilai 3)
TS = Tidak Setuju (Skor Nilai 2)
STS = Sangat Tidak Setuju (Skor Nilai 1)
4. Bila terdapat pernyataan yang kurang di mengerti bisa ditanyakan secara
langsung kepada peneliti
C. Pendapat Responden Tentang Kinerja Aplikasi E-Musrenbang Dalam
Mendukung Pelaksanaan Tupoksi Operator E-Musrenbang Di Kota
Serang
No Pernyataan Respon
SS S TS STS
Kualitas Sistem
1 Aplikasi E-Musrenbang sudah mengikuti
standar yang berlaku
2 Upaya yang dilakukan Bappeda telah
meningkatkan kualitas sistem aplikasi E-
Musrenbang
3 Sistem aplikasi E-Musrenbang mudah
digunakan oleh seluruh operator
4 Pengolahan data telah terkomputerisasi
dengan baik
5 Pengolahan informasi telah
terkomputerisasi dengan baik
6 Data Musrenbang telah tersimpan dalam
database
7 Informasi Musrenbang telah tersimpan
dalam database
8 Akses internet pada saat upload data
musrenbang sudah baik
Kualitas Informasi
9 Informasi pada aplikasi E-Musrenbang
sudah lengkap
10 Informasi pada aplikasi E-Musrenbang
mudah di mengerti
11 Bappeda mengupayakan layanan
informasi menjadi lebih baik
Kualitas Pelayanan
12 Terdapat jaminan pelayanan yang
diberikan Bappeda kepada operator ketika
mendapat kesulitan dalam
mengoperasionalkan E-Musrenbang
13 Pelayanan yang tersedia dalam aplikasi e-
Musrenbang mampu melayani operator e-
Musrenbang
Intensitas Penggunaan
14 Penggunaan aplikasi E-Musrenbang oleh
operator hanya pada waktu penginputan
data musrenbang berlangsung
15 Terdapat kendala pada penerapan aplikasi
E-Musrenbang
Kepuasan Pengguna
16 Aplikasi E-Musrenbang menghemat biaya
print out data musrenbang
17 Aplikasi E-Musrenbang memudahkan
operator dalam menginput data
musrenbang
Kemanfaatan
18 Aplikasi E-Musrenbang menghemat
waktu operator dalam bekerja
19 Operator E-Muserenbang dapat
menginput data musrenbang dimana saja
20 Aplikasi E-Musrenbang mempercepat
pekerjaan seluruh organisasi terkait
SURAT PERMOHONAN PENGISIAN KUESIONER
Kepada:
Yth. Bapak/Ibu Responden
Di tempat
Dengan Hormat,
Sehubungan untuk memenuhi kelengkapan penyusunan skripsi, saya
bermaksud mengadakan penelitian dengan judul Kinerja Aplikasi E-Musrenbang
Dalam Mendukung Pelaksanaan Tupoksi Operator E-Musrenbang Di Kota
Serang. Sebagai salah satu syarat untuk meraih gelar sarjana di Universitas Sultan
Ageng Tirtayasa, maka untuk mendapatkan data yang diperlukan saya memohon
kesediaan Bapak/Ibu mengisi daftar pernyataan yang saya sediakan.
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kinerja aplikasi
E-Musrenbang dalam mendukung pelaksanaan tupoksi operator E-Musrenbang di
kota Serang. Kesediaan Bapak/Ibu untuk mengisi daftar pernyataan yang saya
sediakan merupakan bantuan yang sangat berharga. Saya ucapkan terima kasih
atas kesediaan Bapak/Ibu.
Serang, Juli 2018
Peneliti
Mita Winarni
DOKUMENTASI PENELITIAN
Wawancara bersama penanggung jawab e-Musrenbang di Bappeda bapak
Akhmad Saefulrohim S.P (Pada tanggal 18-09-2017)
Observasi awal bersama staff e-Musrenbang (Pada tanggal 03-05-2017)
Wawancara bersama operator e-Musrenbang kecamatan Kasemen bapak Hari
Supriatna S.AP (Pada tanggal 15-08-2017)
Wawancara bersama operator e-Musrenbang kecamatan Walantaka bapak Dede
Guntur Prabowo (Pada tanggal 21-08-2017)
Wawancara bersama operator e-Musrenbang kecamatan Cipocok Jaya bapak
Agung Akbar Pratama(Pada tanggal 04-10-2017)
Tampilan aplikasi E-Musrenbang Bappeda Kota Serang.
Tampilan Form Usulan Masyarakat pada aplikasi E-Musrenbang.
No. Item
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
1 4 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 3 4 3 4 3 3 4 62
2 3 3 3 3 3 3 2 4 3 3 3 3 3 4 3 4 3 3 3 4 63
3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 2 4 3 4 2 4 3 3 3 3 3 59
4 3 3 3 3 3 3 4 4 4 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 62
5 3 2 3 3 3 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 2 52
6 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 60
7 4 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 4 4 4 4 4 3 3 3 3 68
8 4 4 4 3 3 3 4 4 4 3 4 3 4 4 3 3 4 4 4 4 73
9 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 3 3 3 2 2 2 3 3 1 1 57
10 3 3 3 3 3 3 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 63
11 4 4 4 4 3 3 3 3 3 2 4 4 3 3 3 3 3 3 3 2 64
12 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 65
13 4 4 4 4 4 4 3 3 4 3 3 4 4 4 3 4 4 4 3 3 73
14 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 60
15 2 2 2 2 3 2 2 2 2 3 3 3 2 3 3 3 2 2 3 2 48
16 4 4 3 4 3 4 3 3 3 4 3 4 3 3 4 4 4 4 4 3 62
17 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 69
18 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 59
19 4 3 3 3 3 3 3 2 3 2 4 4 4 4 3 3 3 2 2 2 60
20 4 3 3 3 4 4 2 3 3 3 3 4 3 4 4 4 4 3 4 4 69
21 4 3 3 3 2 3 2 3 2 3 4 3 3 3 3 3 2 2 3 3 57
22 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 60
23 4 3 3 3 3 2 2 2 2 2 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 64
24 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 68
25 2 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 3 4 3 4 4 3 4 61
26 3 3 2 3 2 3 2 3 3 2 3 2 3 2 3 2 3 3 3 2 52
27 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 60
28 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 60
29 3 4 4 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 61
30 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 60
31 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 60
32 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 57
33 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 69
34 3 3 3 3 4 4 3 4 3 3 4 3 4 4 3 3 3 4 4 4 69
35 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 2 2 3 2 2 53
36 3 3 2 4 3 1 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 1 3 2 4 53
37 4 3 3 3 2 4 3 2 3 3 3 3 2 3 1 3 3 3 2 2 55
38 3 3 3 3 4 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 3 2 3 4 3 59
39 3 2 3 3 4 2 3 3 3 3 3 4 2 3 1 3 2 2 3 1 53
Skor
CORRELATIONS
/VARIABLES=item_1 item_2 item_3 item_4 item_5 item_6 item_7 item_8 item_9
item_10 item_11 item_12 item_13 item_14 item_15 item_16 item_17 item_18 item_19
item_20 Skor_total
/PRINT=TWOTAIL NOSIG
/MISSING=PAIRWISE.
Correlations
Notes
Output Created 29-JUL-2018 17:56:32
Comments
Input
Active Dataset DataSet0
Filter <none>
Weight <none>
Split File <none>
N of Rows in Working Data File 39
Missing Value Handling
Definition of Missing User-defined missing values are
treated as missing.
Cases Used
Statistics for each pair of variables are
based on all the cases with valid data
for that pair.
Syntax
CORRELATIONS
/VARIABLES=item_1 item_2 item_3
item_4 item_5 item_6 item_7 item_8
item_9 item_10 item_11 item_12
item_13 item_14 item_15 item_16
item_17 item_18 item_19 item_20
Skor_total
/PRINT=TWOTAIL NOSIG
/MISSING=PAIRWISE.
Resources Processor Time 00:00:00.09
Elapsed Time 00:00:00.13
[DataSet0]
Correlations
item
_1
item
_2
item
_3
item
_4
item
_5
item
_6
item
_7
item
_8
item
_9
item
_10
item
_11
item
_12
item
_13
item
_14
item_
1
Pearson
Correlation
1 .567*
*
.531*
*
.447*
*
.071 .419*
*
.213 .176 .302 .072 .220 .393* .307 .362
*
Sig.
(2-tailed)
.000 .001 .004 .668 .008 .192 .283 .061 .661 .179 .013 .058 .024
N 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39
item_
2
Pearson
Correlation
.567*
*
1 .720*
*
.530*
*
.151 .524*
*
.399* .330
* .512
*
*
.231 .157 .135 .318* .124
Sig.
(2-tailed)
.000 .000 .001 .359 .001 .012 .040 .001 .157 .339 .413 .048 .451
N 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39
item_
3
Pearson
Correlation
.531*
*
.720*
*
1 .334* .374
* .492
*
*
.515*
*
.289 .478*
*
.157 .173 .256 .250 .228
Sig.
(2-tailed)
.001 .000 .038 .019 .001 .001 .074 .002 .341 .293 .116 .126 .162
N 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39
item_
4
Pearson
Correlation
.447*
*
.530*
*
.334* 1 .086 .092 .140 .170 .277 .169 .074 .324
* .193 .177
Sig.
(2-tailed)
.004 .001 .038 .603 .579 .394 .302 .088 .304 .654 .044 .239 .282
N 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39
item_
5
Pearson
Correlation
.071 .151 .374* .086 1 .242 .285 .289 .226 .157 -.09
7
.256 .149 .320
*
Sig.
(2-tailed)
.668 .359 .019 .603 .138 .079 .074 .166 .341 .558 .116 .365 .047
N 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39
item_
6
Pearson
Correlation
.419*
*
.524*
*
.492*
*
.092 .242 1 .379* .295 .398
* .167 .088 .158 .150 .138
Sig.
(2-tailed)
.008 .001 .001 .579 .138 .017 .068 .012 .309 .592 .336 .361 .404
N 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39
item_
7
Pearson
Correlation
.213 .399* .515
*
*
.140 .285 .379* 1 .555
*
*
.651*
*
.351* .025 .085 .066 .061
Sig.
(2-tailed)
.192 .012 .001 .394 .079 .017 .000 .000 .028 .878 .608 .689 .714
N 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39
item_
8
Pearson
Correlation
.176 .330* .289 .170 .289 .295 .555
*
*
1 .712*
*
.424*
*
-.11
3
-.08
8
.062 .057
Sig.
(2-tailed)
.283 .040 .074 .302 .074 .068 .000 .000 .007 .493 .595 .707 .731
N 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39
item_
9
Pearson
Correlation
.302 .512*
*
.478*
*
.277 .226 .398* .651
*
*
.712*
*
1 .349* -.16
7
.133 .131 -.02
8
Sig.
(2-tailed)
.061 .001 .002 .088 .166 .012 .000 .000 .030 .309 .420 .428 .863
N 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39
item_
10
Pearson
Correlation
.072 .231 .157 .169 .157 .167 .351* .424
*
*
.349* 1 -.36
6*
-.00
8
-.30
2
-.10
5
Sig.
(2-tailed)
.661 .157 .341 .304 .341 .309 .028 .007 .030 .022 .963 .062 .524
N 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39
item_
11
Pearson
Correlation
.220 .157 .173 .074 -.09
7
.088 .025 -.11
3
-.16
7
-.36
6*
1 .266 .532*
*
.250
Sig.
(2-tailed)
.179 .339 .293 .654 .558 .592 .878 .493 .309 .022 .101 .000 .125
N 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39
item_
12
Pearson
Correlation
.393* .135 .256 .324
* .256 .158 .085 -.08
8
.133 -.00
8
.266 1 .230 .494
**
Sig.
(2-tailed)
.013 .413 .116 .044 .116 .336 .608 .595 .420 .963 .101 .159 .001
N 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39
item_
13
Pearson
Correlation
.307 .318* .250 .193 .149 .150 .066 .062 .131 -.30
2
.532*
*
.230 1 .474
**
Sig.
(2-tailed)
.058 .048 .126 .239 .365 .361 .689 .707 .428 .062 .000 .159 .002
N 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39
item_
14
Pearson
Correlation
.362* .124 .228 .177 .320
* .138 .061 .057 -.02
8
-.10
5
.250 .494*
*
.474*
*
1
Sig.
(2-tailed)
.024 .451 .162 .282 .047 .404 .714 .731 .863 .524 .125 .001 .002
N 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39
item_
15
Pearson
Correlation
.152 .250 .058 .159 .058 .055 -.30
0
-.00
3
-.12
6
-.24
9
.154 .126 .539*
*
.239
Sig.
(2-tailed)
.354 .125 .728 .333 .728 .740 .063 .987 .446 .127 .351 .445 .000 .143
N 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39
item_
16
Pearson
Correlation
.347* .151 .166 .334
* .270 .158 -.09
8
-.08
2
-.11
0
-.03
7
.038 .577*
*
.350* .780
**
Sig.
(2-tailed)
.030 .359 .313 .038 .096 .336 .552 .621 .505 .822 .818 .000 .029 .000
N 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39
item_
17
Pearson
Correlation
.408*
*
.513*
*
.492*
*
.159 .202 .634*
*
.285 .152 .341* -.18
1
.060 .275 .400* .366
*
Sig.
(2-tailed)
.010 .001 .001 .333 .217 .000 .078 .356 .034 .269 .717 .091 .012 .022
N 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39
item_
18
Pearson
Correlation
.125 .448*
*
.287 .348* .184 .324
* .103 .215 .235 .029 -.04
8
-.03
2
.468*
*
.248
Sig.
(2-tailed)
.447 .004 .077 .030 .262 .044 .534 .188 .149 .859 .773 .844 .003 .128
N 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39
item_
19
Pearson
Correlation
.117 .135 .149 .086 .305 .249 .010 .054 -.19
4
-.20
8
.184 .068 .292 .474
**
Sig.
(2-tailed)
.478 .412 .366 .602 .059 .126 .950 .743 .236 .205 .261 .680 .071 .002
N 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39
item_
20
Pearson
Correlation
.115 .265 .088 .180 .156 .112 -.17
6
.196 .013 -.15
5
.047 -.10
7
.416*
*
.500
**
Sig.
(2-tailed)
.486 .103 .592 .274 .342 .495 .284 .231 .939 .346 .776 .517 .008 .001
N 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39
Skor_
total
Pearson
Correlation
.566*
*
.673*
*
.713*
*
.382* .472
*
*
.585*
*
.458*
*
.500*
*
.531*
*
.058 .230 .339* .600
*
*
.612
**
Sig.
(2-tailed)
.000 .000 .000 .016 .002 .000 .003 .001 .001 .726 .159 .035 .000 .000
N 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39
Correlations
item_15 item_16 item_17 item_18 item_19 item_20 Skor_total
item_1
Pearson Correlation .152 .347** .408
** .125
** .117 .115
** .566
Sig. (2-tailed) .354 .030 .010 .447 .478 .486 .000
N 39 39 39 39 39 39 39
item_2
Pearson Correlation .250** .151 .513
** .448
** .135 .265
** .673
*
Sig. (2-tailed) .125 .359 .001 .004 .412 .103 .000
N 39 39 39 39 39 39 39
item_3
Pearson Correlation .058** .166
** .492 .287
* .149
* .088
** .713
**
Sig. (2-tailed) .728 .313 .001 .077 .366 .592 .000
N 39 39 39 39 39 39 39
item_4
Pearson Correlation .159** .334
** .159
* .348 .086 .180 .382
Sig. (2-tailed) .333 .038 .333 .030 .602 .274 .016
N 39 39 39 39 39 39 39
item_5
Pearson Correlation .058 .270 .202* .184 .305 .156 .472
Sig. (2-tailed) .728 .096 .217 .262 .059 .342 .002
N 39 39 39 39 39 39 39
item_6
Pearson Correlation .055** .158
** .634
** .324 .249 .112 .585
*
Sig. (2-tailed) .740 .336 .000 .044 .126 .495 .000
N 39 39 39 39 39 39 39
item_7
Pearson Correlation -.300 -.098* .285
** .103 .010 -.176
* .458
Sig. (2-tailed) .063 .552 .078 .534 .950 .284 .003
N 39 39 39 39 39 39 39
item_8
Pearson Correlation -.003 -.082* .152 .215 .054 .196 .500
**
Sig. (2-tailed) .987 .621 .356 .188 .743 .231 .001
N 39 39 39 39 39 39 39
item_9
Pearson Correlation -.126 -.110** .341
** .235 -.194 .013
* .531
**
Sig. (2-tailed) .446 .505 .034 .149 .236 .939 .001
N 39 39 39 39 39 39 39
item_10
Pearson Correlation -.249 -.037 -.181 .029 -.208 -.155 .058*
Sig. (2-tailed) .127 .822 .269 .859 .205 .346 .726
N 39 39 39 39 39 39 39
item_11
Pearson Correlation .154 .038 .060 -.048 .184 .047 .230
Sig. (2-tailed) .351 .818 .717 .773 .261 .776 .159
N 39 39 39 39 39 39 39
item_12
Pearson Correlation .126* .577 .275 -.032
* .068 -.107 .339
Sig. (2-tailed) .445 .000 .091 .844 .680 .517 .035
N 39 39 39 39 39 39 39
item_13
Pearson Correlation .539 .350* .400 .468 .292 .416 .600
Sig. (2-tailed) .000 .029 .012 .003 .071 .008 .000
N 39 39 39 39 39 39 39
item_14
Pearson Correlation .239* .780 .366 .248 .474
* .500 .612
Sig. (2-tailed) .143 .000 .022 .128 .002 .001 .000
N 39 39 39 39 39 39 39
item_15
Pearson Correlation 1 .420 .397 .349 .433 .571 .396
Sig. (2-tailed) .008 .012 .029 .006 .000 .013
N 39 39 39 39 39 39 39
item_16 Pearson Correlation .420* 1 .420 .287
* .541 .495 .517
Sig. (2-tailed) .008 .008 .077 .000 .001 .001
N 39 39 39 39 39 39 39
item_17
Pearson Correlation .397** .420
** 1
** .563 .433 .383
** .724
Sig. (2-tailed) .012 .008 .000 .006 .016 .000
N 39 39 39 39 39 39 39
item_18
Pearson Correlation .349 .287** .563 1
* .382 .543
* .544
Sig. (2-tailed) .029 .077 .000 .016 .000 .000
N 39 39 39 39 39 39 39
item_19
Pearson Correlation .433 .541 .433 .382 1 .563 .482
Sig. (2-tailed) .006 .000 .006 .016 .000 .002
N 39 39 39 39 39 39 39
item_20
Pearson Correlation .571 .495 .383 .543 .563 1 .538
Sig. (2-tailed) .000 .001 .016 .000 .000 .000
N 39 39 39 39 39 39 39
Skor_total
Pearson Correlation .396** .517
** .724
** .544
* .482
** .538
** 1
**
Sig. (2-tailed) .013 .001 .000 .000 .002 .000
N 39 39 39 39 39 39 39
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
RELIABILITY
/VARIABLES=item_1 item_2 item_3 item_4 item_5 item_6 item_7 item_8 item_9
item_10 item_11 item_12 item_13 item_14 item_15 item_16 item_17 item_18 item_19
item_20
/SCALE('ALL VARIABLES') ALL
/MODEL=ALPHA.
Notes
Output Created 29-JUL-2018 17:59:12
Comments
Input
Active Dataset DataSet0
Filter <none>
Weight <none>
Split File <none>
N of Rows in Working Data File 39
Matrix Input
Missing Value Handling Definition of Missing User-defined missing values are
treated as missing.
Cases Used
Statistics are based on all cases with
valid data for all variables in the
procedure.
Syntax
RELIABILITY
/VARIABLES=item_1 item_2 item_3
item_4 item_5 item_6 item_7 item_8
item_9 item_10 item_11 item_12
item_13 item_14 item_15 item_16
item_17 item_18 item_19 item_20
/SCALE('ALL VARIABLES') ALL
/MODEL=ALPHA.
Resources Processor Time 00:00:00.00
Elapsed Time 00:00:00.00
Reliability
Notes
Output Created 29-JUL-2018 18:02:01
Comments
Input
Active Dataset DataSet0
Filter <none>
Weight <none>
Split File <none>
N of Rows in Working Data File 39
Matrix Input
Missing Value Handling
Definition of Missing User-defined missing values are
treated as missing.
Cases Used
Statistics are based on all cases with
valid data for all variables in the
procedure.
Syntax
RELIABILITY
/VARIABLES=item_1 item_2 item_3
item_4 item_5 item_6 item_7 item_8
item_9 item_12 item_13 item_14
item_15 item_16 item_17 item_18
item_19 item_20
/SCALE('ALL VARIABLES') ALL
/MODEL=ALPHA.
Resources Processor Time 00:00:00.02
Elapsed Time 00:00:00.02
[DataSet0]
Scale: ALL VARIABLES
Case Processing Summary
N %
Cases
Valid 39 100.0
Excludeda 0 .0
Total 39 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
N of Items
.861 18
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
1. Data Pribadi
Nama Lengkap : Mita Winarni
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
NIM : 6661130186
Tempat, Tanggal Lahir : Pandeglang, 28 Oktober 1995
Alamat : Kp. Cangkara RT.04/RW.01, Sukajadi, Carita,
Pandeglang-Banten.
Email : [email protected]
No.Hp : 083875341119
2. Riwayat Pendidikan
2001-2007 : SD Negeri Sukajadi 2
2007-2010 : SMP Negeri 1 Labuan
2010-2013 : SMA Negeri 3 Pandeglang
2013-2018 : Universitas Sultan Ageng Tirtayasa, Fakultas Ilmu Sosial dan
Ilmu Politik, Jurusan Administrasi Publik
3. Riwayat Organisasi
Anggota UKM KOKESMA Untirta Tahun 2014