KINERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA
DAERAH (BPBD) DALAM PENANGGULANGAN
BENCANA BANJIR DI KABUPATEN LEBAK
SKRIPSI
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Program Sarjana (S1)
Pada Program Studi Ilmu Administrasi Negara Konsentrasi Manajemen Publik
Oleh
Anwar Musyadad
NIM 6661103432
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
2015
i
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat
dan hidayah-Nya sehingga Peneliti dapat menyelesaikan Proposal skripsi
penelitian ini yang berjudul ldquoKinerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah
Dalam Penanggulangan Bencana Banjir Di Kecamatan Rangkasbitung
Kabupaten Lebak rdquo
Adapun proposal skripsi ini dibuat dalam rangka memenuhi syarat untuk
bisa melakukan penelitian lapangan yang kemudian akan menjadi skripsi yang
merupakan persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana Ilmu Sosial pada
konsentrasi Manajemen Publik Program Studi Ilmu Administrasi Negara
Dalam penyusunan proposal skripsi ini Peneliti melibatkan banyak pihak
yang senantiasa memberikan bantuan baik berupa pengajaran bimbingan
dukungan moral dan materil maupun keterangan-keterangan yang sangat berguna
hingga tersusunnya skripsi ini Untuk itu dengan rasa hormat Peneliti
mengucapkan terima kasih kepada
1 Prof Dr H Sholeh Hidayat MPd Rektor Universitas Sultan Ageng
Tirtayasa
2 Dr Agus Sjafari MSi Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Sultan Ageng Tirtayasa
3 Kandung Sapto Nugroho SSos MSi Wakil Dekan I Bidang Akademik
FISIP Universitas Sultan Ageng Tirtayasa
ii
4 Mia Dwianna W MIkom Wakil Dekan II Bidang Keuangan danUmum
FISIP Universitas Sultan Ageng Tirtayasa
5 Ismanto SSos MM Wakil Dekan III Bidang Kemahasiswaan FISIP
Universitas Sultan Ageng Tirtayasa
6 Rina Yulianti SIP MSi Ketua Program Studi Ilmu Administrasi
Negara FISIP Universitas Sultan Ageng Tirtayasa
7 Anis Fuad SSos MSi Sekertaris Program Studi Ilmu Administrasi
Negara FISIP Universitas Sultan Ageng Tirtayasa
8 Riny Handayani MSi Dosen Pembimbing I terima kasih telah
meluangkan waktunya untuk melakukan sesi bimbingan dan memberikan
masukan serta arahannya yang sangat membantu Peneliti dalam
menghadapi masalah-masalah terkait penyusunan skripsi ini
9 Deden M Haris MSi terima kasih atas pengarahan dan bimbingannya
selama ini
10 Kepada seluruh Dosen Program Studi Ilmu Administrasi Negara yang
tidak dapat peneliti sebutkan satu persatu yang telah dan pernah
memberikan bekal-bekal ilmiah kepada peneliti selama proses belajar
mengajar
11 Para staf Tata Usaha (TU) Program Studi Ilmu Administrasi Negara atas
segal sumbangsihnya
12 Untuk Kedua orang tuaku Ibu dan Bapak yang selau memberikan
dorongan dorsquoa dan biaya tanpa henti hingga detik ini
iii
13 Untuk Kakak-kakaku yang selalu memberikan motivasi untuk
menyelesaikan proposal penelitian ini
14 Yth Bapak Kaprawi selaku Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan
Bencana Daerah Kabupaten Lebak Bapak Bernardi Kasie Kedaruratan
Bapak Febi Kasie Kesiapsiagaan Terima kasih atas arahan dan pemberian
data-data kepada peneilti
15 Kepada Sdr Nani Nurul Hidayah atas dorsquoa dan motivasi yang tiada henti
kepada peneliti Kamu adalah seseorang yang berharga bagi hidupku
16 Kepada sahabatku Agus Muizudin Ismatullah Adi Fajar Nugraha Yogi
M Akbar dan Rifki Apriadi Firdaus yang selalu membantu peneliti dalam
penelitian ini
17 Kepada teman-teman seperjuangan Aat Syafaat Ikhwan Effendi Wahyu
Firmansyah Arif Syandi Negara dan Noel Ricky R yang telah
memberikan semangat kepada peneliti
18 Kepada teman-teman kelas G Non Reguler angkatan 2010 teman-teman
Administrasi Negara angkatan 2010 yang telah menjadi sahabat dan
menemani penulis selama perkuliahan di kampus
19 Kepada semua pihak yang tidak mungkin disebutkan satu-persatu terima
kasih telah bersedia membantu dan memberikan informasi dalam
penyusunan skripsi ini
Peneliti menyadari bahwa proposal skripsi ini masih jauh dari
kesempurnaan dikarenakan keterbatasan ilmu Peneliti Oleh karena itu Peneliti
dengan rendah hati memohon maaf atas kekurangan dan kelemahan yang terdapat
iv
dalam skripsi ini Peneliti berharap adanya kritik dan saran yang bersifat
membangun demi kesempurnaan penelitian ini
Serang 4 September 2014
Anwar Musyadad
v
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI v
DAFTAR TABEL viii
DAFTAR GAMBAR ix
BAB I PENDAHULUAN
11 Latar Belakang Masalah 1
12 Identifikasi Masalah 10
13 Batasan dan Rumusan Masalah 11
131 Batasan Masalah 11
132 Rumusan Masalah 11
14 Tujuan Penelitian 11
15 Manfaat Penelitian 12
16 Sistematika Penulisan 12
BAB II DESKRIPSI TEORI DAN ASUMSI DASAR
21 Deskripsi Teori 16
211 Konsep Kinerja 16
212 Konsep Organisasi 19
213 Konsep Kinerja Organisasi 20
vi
214 Tujuan Pengukuran Kinerja Sektor Publik 21
215 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja 22
216 Indikator Kinerja 22
217 Pengukuran Kinerja Sektor Publik Sebagai Pengendalian
Manajemen 25
218 Konsep Bencana 26
219 Faktor-Faktor Penyebab Bencana 28
2110 Jenis-jenis Bencana Alam di Indonesia 29
2111 Dampak Bencana 29
2112 Manajemen Bencana 30
2113 Prinsip-prinsip Manajemen Bencana 32
2114 Tahapan Penanggulangan Bencana 33
2115 Konsep Banjir 35
22 Penelitian terdahulu 37
23 Kerangka Berfikir 40
24 Asumsi Dasar 44
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
31 Metode Penelitian 45
32 Sasaran Penelitian 45
33 Instrument Penelitian 46
34 Teknik Pengumpulan Data 47
35 Informan Penelitian 51
36 Teknik Pengolahan dan Analisis Data 52
vii
37 Pengujian Keabsahan Data 56
38 Lokasi dan Jadwal Penelitian 57
381 Lokasi Penelitian 57
382 Jadwal Penelitian 57-58
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
viii
DAFTAR TABEL
Tabel 11 Daerah Rawan Bencana di Kabupaten Lebak Tahun 2013helliphelliphelliphellip 3
Tabel12 Data Kerusakan Bencana Banjir di Kabupaten Lebak Tahun 2013hellip 4
Tabel 13 Aparatur BPBD Kabupaten Lebak Berdasarkan Tingkat Pendidikan 8
Tabel 31 Pedoman Wawancarahelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 48
Tabel 32 Kategori dan Spesifikasi Informanhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 52
Tabel 33 Jadwal Penelitianhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 58
ix
DAFTAR GAMBAR
Gambar 21 Proses Terjadinya Bencanahelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 27
Gambar 22 Siklus Manajemen Bencanahelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 32
Gambar 23 Kerangka Berfikirhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 43
1
BAB I
PENDAHULUAN
11 Latar Belakang Masalah
Berdasarkan pembukaan UUD 1945 pada alinea ke empat yang
menyatakan antara lain bahwa ldquoNegara melindungi segenap Bangsa Indonesia dan
seluruh tumpah darah Indonesia serta memajukan kesejahteraan umumrdquo Dalam
pernyataan ini mempunyai makna bahwa setiap warga negara berhak
mendapatkan perlindungan hak-hak dasar termasuk perlindungan dan hak untuk
bebas dari rasa takut ancaman resiko termasuk dampak bencana Perlindungan
atas hak-hak dasar ini menjadikan suatu kewajiban pemerintah untuk
mewujudkannya dalam bentuk program-program yang sesuai dengan pernyataan
tersebut
Sejalan dengan tujuan konstitusi yang telah disebutkan di atas maka suatu
keharusan pemerintah untuk melakukan perlindungan dalam hal penanggulangan
bencana yang dimuat pada suatu lingkup manajemen bencana (disaster
management) yang efektif dan efisien khususnya dalam penanggulangan bencana
banjir Penanggulangan bencana banjir memang tidak bisa dilakukan oleh sepihak
saja yaitu pemerintah akan tetapi semua pihak harus aktif berperan termasuk
masyarakat pun harus berpartisipasi dalam penanganan masalah banjir ini
Provinsi Banten merupakan daerah yang rawan akan berbagai macam
bencana Kondisi daerah Provinsi Banten memiliki geografis geologis hidrologis
dan demografis yang memungkinkan terjadi berbagai macam bencana baik yang
2
disebabkan oleh faktor alam faktor non alam maupun faktor manusia yang
menyebabkan timbulnya korban jiwa kerusakan lingkungan kerugian harta benda
dan dampak psikologis yang dalam keadaan tertentu dapat menghambat
pembangunan nasional Berdasarkan Data dan Informasi Bencana Indonesia
selama kurun waktu 13 tahun terakhir di wilayah Provinsi Banten teridentifikasi
11 jenis kejadian bencana meliputi tanah longsor gempa bumi banjir dan tanah
longsor banjir kekeringan abrasi kecelakaan industri kecelakaan transportasi
aksi teror KLB dan puting beliung
Wilayah KabupatenKota di Provinsi Banten rentan akan berbagai macam
bencana Berikut data kejadian bencana KabupatenKota di Provinsi Banten
Tabel 11
Data Kejadian Bencana di Provinsi Banten 2000-2013
Kabupaten
Kota
Teror Banjir Abrasi Gempa
bumi
Kecelakaan
industri
Kecelakaan
Transportasi
Kekeringan KLB Puting
Beliung
Tanah
Longsor
Kota
Cilegon
3 1 1 1 1
Kota
Serang
2 1 3
Kota
Tangerang
7 1 2
Kota
Tangerang
Selatan
1
Kab
Lebak
21 9 10 8
Kab
Pandeglang
1 29 1 3 12 7 4
Kab
Serang
16 1 19 8 1
Kab
Tangerang
1 14 1 10 6 3 2
Total 2 93 2 3 2 1 53 6 34 15
Sumber Diadaptasi Dari Profil Daerah Rawan Bencana Provinsi Banten 2013
Dari tabel 11 di atas dapat dilihat bahwa bencana yang sering terjadi di
Provinsi Banten adalah bencana banjir yaitu 93 kejadian kekeringan 53 kejadian
puting beliung 34 kejadian dan tanah longsor 15 kejadian Berdasarkan data
3
tersebut bencana banjir yang sering terjadi yaitu di daerah Kabupaten Pandeglang
dan Lebak Dengan komposisi Kabupaten Lebak 21 dan Kabupaten Pandeglang
29 kali
Oleh karena hal tersebut pemerintah membuat Undang-Undang tentang
penanggulangan bencana yang dituangkan pada Undang-Undang No 24 Tahun
2007 tentang Penanggulangan Bencana Undang-Undang atau Peraturan ini dibuat
sebagai payung hukum mengenai proses penyelenggaraan penanggulangan
bencana di Indonesia Penyelenggaraan penanggulangan bencana berdasarkan
Undang-Undang ini dimulai dari prabencana pada saat bencana hingga proses
pemulihan pasca bencana diatur di dalamnya
Kabupaten Lebak yang merupakan salah satu dari empat kabupaten dan
empat kota di provinsi Banten yang memiliki berbagai macam potensi bencana
telah menindaklanjutinya dengan mendirikan Badan Penanggulangan Bencana
Daerah (BPBD) berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Lebak No 3 Tahun
2011 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Badan Penanggulangan
Bencana Daerah Kabupaten Lebak Pembentukan Badan Penanggulangan
Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lebak ini sebagai salah satu Badan yang
mempunyai tugas dan fungsi dalam penyelenggaraan penanggulangan bencana di
wilayah Kabupaten Lebak
Dibuatnya Peraturan Daerah mengenai pembentukan Badan
Penanggulangan Bencana Daerah ini karena beberapa wilayah daerah di
Kabupaten Lebak rentan akan berbagai macam bencana Yang diantaranya adalah
bencana banjir tanah longsor gempa bumi tsunami kekeringan dan kebakaran
4
Menurut data yang tertuang dalam laporan kejadian bencana banjir di Kabupaten
Lebak tahun 2013 menyatakan bahwa Kabupaten Lebak memiliki 28 kecamatan
340 desa dan 5 kelurahan Dari seluruh kecamatan yang ada di wilayah
Kabupaten Lebak rentan akan berbagai macam bencana
Berikut data wilayah rawan bencana Kabupaten Lebak dapat dilihat pada
Tabel 11 di bawah ini
Tabel 12
Daerah Rawan Bencana Di Kabupaten Lebak Tahun 2013
No Jenis Bencana Sebaran Wilayah Keterangan
1 Banjir Kec Rangkasbitung
Kalanganyar Cimarga Cibadak
Cileles Malingping Wanasalam
Panggarangan Bayah Sobang
Cigemblong Banjarsari
Muncang Cilograng dan Gunung
Kencana
15 Kecamatan
2 Longsor Kecamatan Sobang Lebak
Gedong Cigemblong
Bojongmanik Cibeber Gunung
Kencana Muncang Cipanas
Cileles Cimarga Cikulur dan
Cilograng
12 Kecamatan
3 Gempa dan Tsunami Kecamatan Wanasalam
Malingping Cihara Bayah
Cibeber dan Panggarangan
6 Kecamatan
4 Kekeringan Kecamatan Maja Leuwidamar
Muncang Cilograng Wanasalam
dan Curugbitung
6 Kecamatan
5 Kebakaran Kecamatan Leuwidamar (Desa
Kanekes dan Desa Nagayati) dan
Kecamatan Sobang
2 Kecamatan
Sumber Diadaptasi dari Laporan BPBD Kabupaten Lebak Tahun 2013
Dari tabel 12 di atas dapat dilihat bahwa daerah-daerah di Kabupaten
Lebak rawanrentan akan bencana Dimulai dari bencana banjir tersebar di 16
kecamatan longsor tersebar di 12 kecamatan gempa bumi dan tsunami 6
5
kecamatan kekeringan 6 kecamatan dan kebakaran tersebar di 2 kecamatan
Namun jika di lihat komposisi dari beberapa jenis bencana dapat dilihat bahwa
bencana banjir lebih mendominasi jumlahnya yang tersebar di 15 kecamatan di
Kabupaten Lebak Dalam hal ini bahwa banjir merupakan bencana yang paling
banyak terjadi di wilayah Kabupaten Lebak dengan jumlah wilayah tersebar di 15
kecamatan dari jumlah keseluruhan kecamatan yaitu 28 kecamatan Hal ini
menggambarkan bahwa setengah wilayah yang berada di Kabupaten Lebak
terindikasi sebagai wilayah yang rentan akan bahaya bencana banjir
Adapun data kerusakan ataupun dampak bencana yang diakibatkan oleh
bencana banjir di Kabupaten Lebak Tahun 2013 dapat dilihat pada tabel 12 di
bawah ini
Tabel 12
Data Kerusakan Bencana Banjir Di Kabupaten Lebak Tahun 2013
Rusak Ringan Rusak Berat Rusak Total
1 Permukiman 292 87 28
2 Sarana Pendidikan 26 11 0
3 Jalan dan Jembatan 0 21 2
4 Sarana Penyediaan Air Minum 2 2 0
5 Kerusakan Irigasi 0 22 0
Jumlah 320 143 30
No UraianTipe Kerusakan
(Sumber Diadaptasi dari Laporan BPBD Kabupaten Lebak Tahun 2013)
Dari data di atas dapat dilihat bahwa dalam kejadian bencana banjir tahun
2013 di Kabupaten Lebak telah mengakibatkan kerusakan pada permukiman
dengan jumlah 292 rusak ringan 87 rusak berat dan 28 rusak total Selanjutnya
kerusakan pada sarana pendidikan yaitu 26 rusak ringan dan 11 rusak berat Jalan
dan jembatan yaitu 21 rusak berat dan 2 rusak total Dalam hal sarana penyediaan
6
air minum 2 rusak ringan dan 2 rusak berat Selain itu pula kerusakan irigasi yang
diakibatkan banjir ini yaitu 22 rusak berat
Informasi lain mengenai bencana banjir yang dilansir oleh media online
merdekacom tanggal 10 Januari 2013 mencatat yakni terdapat 3962 rumah
terendam banjir dan longsoran sebanyak 51 unit rumah dengan kategori sebanyak
31 rusak total 13 rusak ringan dan 10 rusak berat Mereka warga yang terkena
banjir dan longsor di 15 kecamatan yakni Rangkasbitung Kalanganyar Cibadak
Cimarga Leuwidamar Banjarsari dan Lebak Gedong Panggarangan
Wanasalam Gunung Kencana Cilograng Muncang Cikulur Sobang dan
Cibeber
Banyaknya kerugian yang diakibatkan oleh bencana banjir yang dimulai
dari kerugian materi serta menimbulkan korban jiwa maka penanganan masalah
bencana banjir ini harus dilakukan dengan serius Pasalnya banjir ini dapat
mengganggu proses pembangunan yang telah direncanakan pemerintah dalam
Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) maupun Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Daerah (RPJMD) UNDRO (United Nations Disaster Relief
Organization) yang dikutip Nurjanah dkk (201333) mengemukakan bencana
secara serius dapat mengganggu inisiatif-inisiatif pembangunan dalam beberapa
cara termasuk (a) hilangnya sumber-sumber daya (b) gangguan terhadap
program-program (c) pengaruh pada iklim investasi (d) pengaruh pada sektor
non-formal dan (e) destabilisasi politik
Sehubungan dengan hal tersebut langkah-langkah manajemen
penanggulangan bencana yang dimulai pada tahap pra bencana saat tanggap
7
darurat bencana dan pasca bencana sudah semestinya dilakukan oleh pemerintah
dalam hal ini Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) untuk di pusat
dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lebak untuk di
daerah sertap pihak-pihak yang terkait (stakeholder) di dalamnya untuk
menanggulangi potensi bencana khususnya penanggulangan bencana banjir
Oleh karenanya bencana banjir di Kabupaten Lebak yang tiap tahunnya
meningkat membuat perhatian peneliti dalam proses penanggulangannya
Bencana banjir yang terjadi di Kabupaten Lebak diakibatkan oleh meluapnya
sungai Ciujung yang merupakan sungai yang melintasi daerah ini Menurut data
yang dilansir BPBD Kabupaten Lebak kejadian bencana banjir tahun 2013 terjadi
di 15 kecamatan yaitu Kecamatan Rangkasbitung Kalanganyar Cimarga
Cibadak Cileles Malingping Wanasalam Panggarangan Bayah Sobang
Cigemblong Banjarsari Muncang Cilograng dan Gunung Kencana
Dari data wilayah yang sering terkena dampak bencana banjir di atas
menggambarkan bahwa terdapat permasalahan terkait dengan timbulnya atau
terjadinya bencana banjir Timbulnya bencana banjir dikarenakan sebagian hutan
gundul atau lahan resapan air berkurang akibat ulah manusia yang
mengeksploitasi hutan secara berlebihan Sehingga hutan tidak lagi berfungsi
sepenuhnya sebagai penyerap air hujan Lahan hutanpun menjadi longsor dan
tanah longsorannya menyebabkan aliran sungai menjadi dangkal Pendangkalan
aliran sungai ini menjadi penghambat aliran sungai ketika menampung air saat
musim penghujan datang Selain itu pula pembuangan sampah oleh masyarakat
pada aliran sungai memicu dan dapat menimbulkan tersendatnya aliran sungai
8
Ditambah dengan adanya penambangan pasir liar yang dilakukan oleh masyarakat
yang mengakibatkan pengrusakan lingkungan daerah aliran sungai (Sumber
Wawancara dengan Bapak Kaprawi Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Lebak
15 Mei 2014)
Permasalahan penanggulangan bencana banjir tampak semakin berat dan
kompleks sehingga membutuhkan perhatian khusus dan urgent dari semua
pemangku kepentingan Dalam penanggulangan bencana banjir tersebut kinerja
organisasi dalam hal ini Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)
Kabupaten Lebak sebagai kordinator dan lembaga yang berwenang dan bertugas
di bidang kebencanaan dituntut untuk bekerja secara optimal
Kinerja organisasi merupakan salah satu sorotan yang paling tajam dalam
pelaksanaan pemerintahan menyangkut kesiapan jumlah pendidikan dan
profesionalisme Melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)
Kabupaten Lebak sebagai salah satu organisasi pemerintahan yang berwenang
dalam penanggulangan bencana memiliki peran dalam penyelenggaraan
penanggulangan atas berbagai bencana di wilayah Kabupaten Lebak khususnya
dalam penanggulangan bencana banjir Pelaksanaan penanggulangan bencana
yang dilakukan oleh BPBD Kabupaten Lebak diperlukan kesiapan yang mantap
demi terselenggaranya pelaksanaan pemerintahan yang baik (good governance)
Atas dasar dari peristiwa-peristiwa bencana banjir yang terjadi di Daerah
Kabupaten Lebak memunculkan berbagai pertanyaan mengenai kinerja BPBD
Kabupaten Lebak selaku instansi atau lembaga pemerintah yang bergerak di
sektor bidang penanggulangan bencana
9
Adapun hasil pengamatan (observation) peneliti di lapangan yang dapat
dilihat dan disimpulkan terkait dengan permasalahan kinerja BPBD Kabupaten
Lebak dalam penanggulangan bencana banjir yaitu Pertama keterbatasan
jaringan informasi dan komunikasi yang efektif dalam penyebaran informasi
kebencanaan kepada masyarakat Hal ini diungkapkan oleh bapak Bernardi selaku
Kepala Seksi Rekonstruksi dan Rehabilitasi BPBD Kabupaten Lebak bahwa
jaringan informasi dan komunikasi sangat terbatas sehingga pemberian informasi
kebencanaan kepada masyarakat khususnya di wilayah yang sulit dijangkau
sangat minim (Sumber Wawancara dengan Bapak Bernardi Kepala Seksi
Rekonstruksi dan Rehabilitasi 20 Mei 2014)
Kedua sumber daya manusia (SDM) atau aparatur BPBD Kabupaten
Lebak yang terbatas Jumlah aparatur BPBD lebak yaitu sebanyak 17 orang
dengan komposisi tingkat pendidikan dapat di lihat pada tabel 13 di bawah ini
Tabel 13
Aparatur BPBD Kabupaten LebakBerdasarkan Tingkat Pendidikan
No Jabatan Pendidikan Jumlah
1 Kepala Pelaksana SMK 1 orang
2 Sekretaris S1 1 orang
3 Kepala Seksi Pencegahan dan KesiapsiagaanS1 1 orang
4 Kepala Seksi Kedaruratan Logistik SPM-Pertanian 1 orang
5 Kepala Rehabilitasi dan Rekonstruksi S1 1 orang
6 Staf S1 3 orang
SMA 8 orang
SLTP 1 orang
17 orangJumlah
Sumber Diadaptasi dari Renstra BPBD Kabupaten Lebak Tahun 2014-2018
Dapat dilihat dari tabel 13 di atas bahwa komposisi aparatur BPBD Lebak
berdasarkan pendidikan diantaranya S1 berjumlah 6 orang SMASMK 10 orang
10
dan SLTP 1 orang dengan total keseluruhan berjumlah 17 orang pegawaiSelain
itu pula dapat di lihat dari setiap seksi bidang di tempati oleh satu orang tanpa
anggota di dalamnya Hal ini mengindikasikan bahwa dalam penyelenggaraan
penanggulangan bencana kurang optimal Dimana seharusnya aparatur dalam
setiap seksi memiliki anggota untuk kelancaran kegiatan dalam proses
penyelenggaraan bencana baik pada saat pra bencana saat bencana dan pasca
bencanaPeneliti menyimpulkan demikian karena dilihat komposisi pendidikan
serta jumlah pegawaiaparatur(Sumber Wawancara Bapak Bernardi Kasie
Rekonstruksi dan Rehabilitasi 20 mei 2014)
Lain halnya jika dibandingkan pada BPBD Kabupaten Serang yang
memiliki Pegawaiaparatur lebih banyak dibandingkan dengan BPBD Kabupaten
Lebak BPBD Kabupaten Serang memiliki 82 pegawai yang terdiri dari PNS
(Pegawai Negeri Sipil) TKK dan Staff di lingkungan BPBD Kabupaten Serang
(Sumber Data Pegawai BPBD Kabupaten Serang)
Ketiga masih terbatasnya sarana dan prasarana dalam penanggulangan
bencana banjir Sarana dan prasarana merupakan penunjang kinerja pegawai yang
cukup penting untuk dipenuhi karena terkait dengan aktivitas dan mobilitas kerja
Tanpa sarana dan prasarana yang memadai proses penyelenggaraan
penanggulangan bencana tidak dapat optimal Hingga saat ini Badan
Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lebak hanya memiliki 5
perahu karet untuk penanggulangan bencana banjir sedangkan daerah yang
merupakan daerah rawan dan langganan banjir tiap tahunnya berjumlah 15
11
Kecamatan yang tersebar di Kabupaten Lebak(Sumber Laporan Kejadian
Bencana Banjir dan Longsor Kabupaten Lebak Tahun 2014)
Jika dibandingkan dengan BPBD Kabupaten Serang terkait sarana dan
prasarana dalam penanggulangan banjir BPBD Kabupaten Serang yang
wilayahnya lebih sedikit mengalami bencana banjir justru lebih banyak memiliki
sarana dalam penanggulangan bencana banjir Diantaranya berdasarkan data
peralatan penanggulangan banjir khususnya perahu karet BPBD Kabupaten
Serang memiliki 7 perahu karet untuk penanggulangan bencana banjir
Keempat belum adanya Peraturan Daerah (Perda) tentang pendanaan
penanggulangan bencana Padahal kondisi wilayah Kabupaten Lebak rawan akan
bencana khususnya bencana banjir Saat ini BPBD Lebak masih tergantung
kepada pendanaan pemerintah pusat melalui BNPB (Badan Nasional
Penanggulangan Bencana) serta Biaya Tidak Terduga (BTT) yang dikeluarkan
oleh pihak Pemerintah Kabupaten Lebak Seharusnya sudah menjadi prioritas
Pemerintah Daerah dalam Pengelolaan dan Pendanaan Penanggulangan Bencana
terlebih daerahnya termasuk rawan akan bencana (Sumber Wawancara dengan
Bapak Febi Kasie Kesiapsiagaan BPBD Lebak 28 Agustus 2014)
Kelima ketidakefektifan sosialisasi penanggulangan bencana banjir yang
dilakukan oleh BPBD kabupaten Lebak yang hanya sekedar memberikan materi
mengenai penanggulangan banjir tanpa ditindaklanjuti dengan praktek-praktek
yang mendukung dengan kegiatan penanggulangan bencana banjir (Sumber
Wawancara Bapak Romli masyarakat Rangkasbitung 20 Mei 2014)
12
Berdasarkan permasalahan-permasalahan yang ada maka peneliti merasa
tertarik untuk melakukan penelitian dan mengambil judul mengenai ldquoKinerja
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Dalam Penanggulangan
Bencana Banjir Di Kabupaten Lebakrdquo
12 Identifikasi Masalah
Berdasarkan dari latar belakang masalah di atas yang telah dijabarkan
sebelumnya maka dapat diambil beberapa permasalahan yaitu diantaranya
sebagai berikut
1) Keterbatasan jaringan informasi dan komunikasi yang efektif dalam
penyebaran informasi kebencanaan kepada masyarakat
2) Sumber daya manusia atau aparatur BPBD Kabupaten Lebak yang
terbatas
3) Keterbatasan sarana dan prasarana dalam penanggulangan bencana
banjir
4) Belum adanya Peraturan Daerah tentang Pendanaan Bencana
5) Ketidakefektifan sosialisasi penanggulangan bencana banjir
13 Batasan dan Rumusan Masalah
131 Batasan Masalah
Dalam penelitian tentunya diperlukan suatu pembatasan-pembatasan
dalam masalah yang akan diteliti Hal ini dilakukan agar penelitian yang
dilakukan tidak meluas dari fokus penelitian Maka peneliti membatasi ruang
13
lingkup permasalahan ini pada Kinerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah
Dalam Penanggulangan Bencana Banjir Di Kabupaten Lebak
132 Rumusan Masalah
Setelah masalah penelitian dibatasi ruang lingkupnya maka rumusan
dalam penelitian ini yaitu Seberapa besar Kinerja Badan Penanggulangan
Bencana Daerah Dalam Penanggulangan Bencana Banjir Di Kabupaten Lebak
14 Tujuan Penelitian
Sesuai rumusan masalah yang telah dijabarkan di atas maka tujuan
penelitian ini yaitu untuk mengetahui seberapa besar Kinerja Badan
Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Dalam Penanggulangan Bencana
Banjir Di Kabupaten Lebak
15 Manfaat Penelitian
Berdasarkan maksud dan tujuannya maka hasil penelitian ini diharapkan
memiliki manfaat baik secara teori maupun praktis sebagai berikut
1 Bagi peneliti yaitu diharapkan dapat memberikan manfaat dan menambah
wawasan tentang Kinerja BPBD Kabupaten Lebak
2 Manfaat atau kegunaan teori yaitu diharapkan hasil penelitian ini dapat
dijadikan bahan informasi bagi penyelenggara penanggulangan bencana di
Kabupaten Lebak
14
3 Bagi kegunaan praktis diharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan
kontribusi pemikiran dalam penanggulangan bencana banjir di Kabupaten
Lebak pada khususnya dan Indonesia pada umumnya
16 Sistematika Penulisan
Dalam penelitian ini peneliti membagi ke dalam 5 (lima) bagian yang
masing-masing terdiri dari sub bagian yaitu sebagai berikut
Bab I Pendahuluan
Terdiri dari
11 Latar Belakang Masalah yaitu menggambarkan ruang lingkup dan
kedudukan masalah yang akan diteliti dalam bentuk uraian secara
deduktif dari lingkup yang umum hingga kepada masalah yang
spesifik yang relevan dengan judul skripsi
12 Identifikasi Masalah yaitu mengidentifikasi dikaitkan dengan tema
topikjudul dan fenomena yang akan diteliti
13 Batasan dan Rumusan Masalah
131 Batasan Masalah yaitu pemfokusan masalah-masalah yang
akan diajukan dalam rumusan masalah
132 Rumusan Masalah yaitu mendefinisikan permasalahan
yang telah ditetapkan dalam bentuk definisi konsep dan
operasional
15
14 Tujuan Penelitian yaitu mengungkapkan sasaran yang ingin dicapai
dengandilaksanakannya penelitian sejalan dengan isi dan rumusan
permasalahan
15 Manfaat Penelitian yaitu menjelaskan manfaat teoritis dan praktis dari
temuan penelitian
Bab II Deskripsi Teori dan Hipotesis Penelitian
Terdiri dari
21 Deskripsi Teori yaitu mengkaji berbagai teori dan konsep-konsep
yang relevan dengan permasalahan penelitian kemudian
menyusunnya secara teratur dan rapi Dengan mengkaji berbagai teori
dan konsep-konsep maka peneliti akan memiliki konsep penelitian
yang jelas dapat menyusun pertanyaan dengan rinci untuk
penyelidikan sehingga memperoleh temuan lapangan yang menjadi
jawaban atas masalah yang telah dirumuskanHasil penting lainnya
dari kajian teori adalah didapatkan kerangka konseptual menurut
peneliti yang di dalamnya tergambar pedoman wawancara
22 Penelitian Terdahulu penelitian terdahulu mengkaji penelitian yang
pernah dilakukan oleh peneliti sebelumnya yang diambil dari berbagai
sumber ilmiah
23 Kerangka Berfikir yaitu menggambarkan alur pikiran peneliti sebagai
kelanjutan dari kajian teori untuk memberikan penjelasan kepada
pembaca
16
24 Hipotesis Penelitian yaitu anggapan atau jawaban sementara terhadap
permasalahan yang diteliti
Bab III Metodologi Penelitian
Terdiri dari
31 Pendekatan dan Metode Penelitian yaitu menjelaskan metode yang
dipergunakan dalam penelitian
32 Ruang Lingkup Penelitian yaitu menjelaskan akan sasaran-
sasaranyang akan diteliti dalam penelitian
33 Lokasi Penelitian yaitu menerangkan mengenai tempat penelitian
yang dilakukan
34 Variabel Penelitian yaitu terdiri dari variabel konsep dan variabel
operasional
35 Instrument Penelitian yaitu menjelaskan tentang proses penyusunan
dan jenis alat pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian
36 Populasi dan Sampel yaitu menjelaskan mengenai wilayah
generalisasi atau populasi penelitian dan penetapan sampel penelitian
37 Teknik Pengolahan dan Analisis Data yait menjelaskan teknik
pengolahan dan analisis data Analisis data harus sesuai dengan
pendekatan penelitian
38 Jadwal penelitian yaitu menggambarkan tentang jadwal penelitian
yang telah dilaksanakan dari mulai mulai penelitian hingga
terselesaikannya penelitian
Bab IV Hasil Penelitian
17
Terdiri dari
41 Deskripsi Objek Penelitian yaitu menjelaskna tentang objek
penelitian yang meliputi lokasi penelitian secara jelas struktur
organisasi dari populasisampel
42 Deskripsi Data yaitu menjelaskan hasil penelitian yang telah diolah
dari data mentah dengan mempergunakan teknik analisis data
kuantiatif yang relevan
43 Pengujian Persyaratan Statistik yaitu melakukan pengujian terhadap
persyaratan statistik dengan menggunakan uji statistik tertentu
44 Pengujian Hipotesis yaitu melakukan pengujian hipotesis dengan
menggunakan teknik analisa statistik dimana hasil analisa tersebut
adalah teruji atau tidaknya hipotesis nol penelitian Hasil perhitungan
akhir statistik disajikan dalam diagram pie (lingkaran)
45 Interpretasi Hasil Penelitian yaitu melakukan penafsiran terhadap
hasil akhir pengujian hipotesis
46 Pembahasan yaitu melakukan pembahasan lebih lanjut terhadap hasil
analisis data
Bab V Penutup
Terdiri dari
51 Kesimpulan yaitu menyimpulkan hasil penelitian yang diungkapkan
secara ringkas dan padat
18
52 Saran yaitu berisi tindak lanjut dari sumbangan penelitian terhadap
bidang yang diteliti baik secara teoritis maupun praktis
19
BAB II
DESKRIPSI TEORI DAN HIPOTESIS PENELITIAN
21 Deskripsi Teori
211 Konsep Kinerja
Menurut kamus besar bahasa indonesia secara etimologis kinerja diartikan
sebagai sesuatu yang dicapai atau prestasi yang diperlihatkan Kinerja dalam
pengertiannya dartikan sebagai prestasi yang diperlihatkan dalam kegiatan atau
pekerjaan yang telah dilakukan Sedangkan Lijan Poltak Sinambela (2014140)
mengemukakan bahwa kinerja merupakan implementasi dari teori keseimbangan
yang mengatakan bahwa seseorang akan menunjukan prestasi yang optimal bila ia
mendapatkan manfaat(benefit) dan terdapat adanya rangsangan (inducement)
dalam pekerjaannya secara adil dan masuk akal (reasonable)
Sementara itu Mangkunegara (20069) mengemukakan kinerja (prestasi
kerja) ialah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seseorang
pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggungjawab yang
diberikan kepadanya Kinerja merupakan keluaran yang dihasilkan secara kualitas
dan kuantitas Pencapaian tersebut dihasilkan dari pegawai yang
bertanggungjawab dengan pekerjaannya
Menurut Keban (200343) menyebutkan bahwa kinerja (performance)
dalam organisasi didefinisikan sebagai tingkat pencapaian hasil (the degree of
accomplishment) atau kinerja merupakan tingkat pencapaian tujuan organisasi
secara berkesinambungan
20
Selanjutnya Steers (200367) mengemukakan bahwa kinerja organisasi
adalah tingkat yang menunjukan seberapa jauh pelaksanaan tugas dapat dijalankan
secara aktual dan misi organisasi tercapai Sedangkan Mahsun (200625)
berpendapat bahwa kinerja adalah gambaran mengenai tingkat pencapaian
pelaksanaan suatu kegiatan atau program dan kebijakan dalam mewujudkan
sasaran tujuan visi dan misi organisasi yang tertuang dalam strategic planning
suatu organisasi
Sedarmayanti dalam bukunya mengenai pengembangan kepribadian
pegawai (2004176) dikatakan bahwa kinerja
Hasil kerja yang dicapai oleh seseorang atau sekelompok orang dalam
suatu organisasi sesuai dengan wewenang dan tanggungjawab masing-
masing dalam mencapai tujuan organisasi bersangkutan secara legal tidak
melanggar hukum dan sesuai moral maupun etika
Moeheriono (201060) mengemukakan bahwa kinerja (performance)
merupakan gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan suatu program
kegiatan atau kebijakan dalam mewujudkan sasaran tujuan visi dan misi
organisasi yang dituangkan melalui perencanaan strategis suatu organisasi
Sementara itu Robbins yang dikutip oleh Moeheriono (201061)
mengemukakan bahwa kinerja sebagai fungsi interaksi antara kemampuan
(ability) motivasi (motivation) dan kesempatan (opportunity) Artinya kinerja
merupakan fungsi dari kemampuan motivasi dan kesempatan Seiring dengan hal
itu menurut Moeheriono (201061) mengemukakan bahwa kinerja dalam
menjalankan fungsinya tidak berdiri sendiri melainkan selalu berhubungan
dengan kepuasan kerja pegawaikaryawan dan tingkat besaran imbalan yang
diberikan serta dipengaruhi oleh keterampilan kemampuandan sifat-sifat
21
individu Oleh karenanya menurut model mitra-lawyer kinerja individu pada
dasarnya dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor (1) harapan mengenai imabalan
(2) dorongan (3) kemampuan (4) kebutuhan dan sifat (5) persepsi terhadap
tugas (6) imbalan eksternal dan internal serta (7) persepsi terhadap tingkat
imbalan dan kepuasan kerja
Sumber lain mengemukakan seperti yang dinyatakan oleh Otley yang
dikutip oleh Mahmudi (20136) menyatakan bahwa kinerja mengacu pada sesuatu
yang terkait dengan kegiatan melakukan pekerjaan dalam hal ini meliputi hasil
yang dicapai kerja tersebut Sejalan dengan pendapat Rogers yang dikutip oleh
Mahmudi (20136) yang mendefinisikan kinerja sebagai hasil kerja itu sendiri
(outcomes of works) karena hasil kerja memberikan keterkaitan yang kuat
terhadap tujuan-tujuan strategik organisasi kepuasan pelanggan dan kontribusi
ekonomi
Menurut Mahmudi (201320) berpendapat bahwa kinerja merupakan suatu
konstruk multidimensional yang mencakup banyak faktor yang
mempengaruhinya diantaranya yaitu
1 Faktor personalindividu meliputi pengetahuan keterampilan (skill)
kemampuan kepercayaan diri motivasi dan komitmen yang dimiliki
oleh setiap individu
2 Faktor kepemimpinan maliputi kualitas dalam memberikan dorongan
semangat arahan dan dukungan yang diberikan manajer dan team
leader
3 Faktor tim meliputi kualitas dukungan dan semangat yang diberikan
oleh rekan dalam satu tim kepercayaan terhadap sesama anggota tim
kekompakan dan keeratan anggota tim
4 Faktor sistem meliputi sistem kerja fasilitas kerja atau infrastruktur
yang diberikan oleh organisasi proses organisasi dan kultur kinerja
dalam organisasi
5 Faktor kontekstual (situasional) meliputi tekanan dan perubahan
lingkungan eksternal dan internal
22
Wibowo (20114) berpendapat bahwa kinerja adalah merupakan
implementasi dari rencana yang telah disusun Implementasi kinerja dilakukan
oleh sumber daya manusia yang memiliki kemampuan kompetensi motivasi
dan kepentingan Bagaimana organisasi menghargai dan memperlakukan sumber
daya manusianya akan mempengaruhi sikap dan prilakunya dalam menjalankan
kinerja Sejalan dengan apa yang dikemukakan oleh Hersey dan Blanchard
(1993) bahwa kinerja merupakan suatu fungsi dari motivasi dan kemampuan
untuk menyelesaikan tugas atau pekerjaan Seseorang harus memiliki derajat
kesediaan dan tingkat kemampuan tertentu Kesediaan dan keterampilan
seseorang tidaklah cukup efektif untuk mengerjakan sesuatu tanpa pemahaman
yang jelas tentang apa yang dikerjakan dan bagaimana mengerjakannya
Lain hal menurut Prawirosentono (19992) kinerja adalah hasil kerja yang
dapat dicapai oleh pegawai atau sekelompok pegawai dalam suatu organisasi
sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab masing-masing dalam upaya
mencapai tujuan organisasi bersangkutan secara legal tidak melanggar hukum
dan sesuai dengan moral dan etika
Dari berbagai pendapat yang telah diuraikan di atas bahwa definisi dari
kinerja (performance) dapat disimpulkan sebagai hasil kerja yang dicapai oleh
seseorang atau sekelompok orang dalam suatu organisasi baik secara kuantitatif
maupun secara kualitatif sesuai dengan kewenangan dan tugas tanggung jawab
masing-masing dalam upaya mencapai tujuan organisasi bersangkutan secara
legal tidak melanggar hukum dan sesuai dengan moral maupun etika
23
212 Konsep Organisasi
Organisasi dalam bahasa inggris yaitu organize yang berarti menciptakan
struktur dengan bagian-bagian yang diintegrasikan sedemikian rupa sehingga
hubungan satu sama lain terikat oleh hubungan terhadap keseluruhan Sedangkan
Hasibuan (2006 120) mengemukakan bahwa organisasi adalah suatu sistem
perserikatan formal berstruktur dan terkoordinasi dari sekelompok orang yang
bekerja sama dalam mencapai tujuan tertentu organisasi hanya merupakan alat
dan wadah
Mahsun (2006 1) memberikan pendapat tentang konsep organisasi
bahwa organisasi sering dipahami sebagai sekelompok orang yang berkumpul dan
bekerja sama dengan cara yang terstruktur untuk mencapai tujuan atau sejumlah
sasaran tertentu yang telah ditetapkan bersama
Sementara itu Robbins (20014) mengemukakan bahwa organisasi
adaalah kesatuan sosial yang dikoordinasikan secara sadar dengan sebuah batasan
yang relatif dapat diidentifikasikan yang bekerja atas dasar yang relatif terus-
menerus untuk mencapai tujuan
213 Konsep Kinerja Organisasi
Simanjuntak (20053) mengemukakan bahwa kinerja organisasi
merupakan agregasi atau akumulasi kinerja semua unit-unit organisasi yang sama
dengan penjumlahan kinerja semua orang atau individu yang bekerja di organisasi
tersebut Dengan demikian kinerja organisasi sangat dipengaruhi oleh tiga faktor
utama yaitu dukungan organisasi kemampuan manajemen dan kinerja setiap
24
orang yang bekerja di perusahaan tersebut Kinerja organisasi juga sangat
dipengaruhi oleh dukungan organisasi antara lain dalam penyusunan struktur
organisasi pemilihan teknologi dan penyediaan prasarana serta sarana kerja
Smentara itu surjadi (20097) berpendapat bahwa kinerja organisasi
adalah totalitas hasil kerja yang dicapai suatu organisasi tercapainya tujuan
organisasi berarti bahwa kinerja organisasi itu dapat dilihat dari tingkatan sejauh
mana organisasi dapat mencapai tujuan yang didasarkan pada tujuan yang sudah
ditetapkan sebelumnya Sedangkan menurut Sobandi (2006176) kinerja
organisasi merupakan sesuatu yang telah dicapai oleh organisasi dalam kurun
waktu tertentu baik yang terkait dengan input output outcome benefit maupun
impact
214 Tujuan Pengukuran Kinerja Sektor Publik
Tujuan pengukuran kinerja sektor publik menurut Mahmudi (201314)
diantaranya adalah sebagai berikut
1) Mengetahui tingkat ketercapaian tujuan organisasi
2) Menyediakan sarana pembelajaran pegawai
3) Memperbaiki kinerja periode berikutnya
4) Memberikan pertimbangan yang sistematik dalam pembuatan
keputusan pemberian reward dan punishmnet
5) Memotivasi pegawai
6) Menciptakan akuntabilitas publik
Sementara itu Moeheriono (2010103) mengemukakan bahwa tujuan
manajemen kinerja dari suatu organisasi berbagai macam diantaranya adalah
1) Menerjemahkan dari visi dan misi organisasi ke dalam tujuan dan hasil
yang jelas mudah dipahami dan dapat diukur sehingga membantu
keberhasilan organisasi untuk mencapai tujuan
25
2) Menyediakan informasi untuk menilai mengelola dan meningkatkan
keberhasilan kinerja keseluruhan organisasi
3) Mengubah paradigma dari orientasi pengendalian dan ketaatan menjadi
pendekatan strategik yang berkelanjutan kepada keberhasilan
organisasi
4) Menyediakan manajemen kinerja yang lengkap dengan memasukan
ukuran-ukuran kualitas biaya ketepatan waktu kepuasan
stakeholders dan peningkatan keahlian pegawai
215 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja
Kinerja merupakan suatu konstruk multidimensional yang mencakup
banyak faktor yang mempengaruhinya Mahmudi (201320) mengemukakan
faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja adalah
1) Faktor personalindividu meliputi pengetahuan keterampilan (skill)
kemampuan kepercayaan diri motivasi dan komitmen yang dimiliki
oleh setiap individu
2) Faktor kepemimpinan maliputi kualitas dalam memberikan dorongan
semangat arahan dan dukungan yang diberikan manajer dan team
leader
3) Faktor tim meliputi kualitas dukungan dan semangat yang diberikan
oleh rekan dalam satu tim kepercayaan terhadap sesama anggota tim
kekompakan dan keeratan anggota tim
4) Faktor sistem meliputi sistem kerja fasilitas kerja atau infrastruktur
yang diberikan oleh organisasi proses organisasi dan kultur kinerja
dalam organisasi
5) Faktor kontekstual (situasional) meliputi tekanan dan perubahan
lingkungan eksternal dan internal
Sedangkan menurut Mangkunegara (200167) faktor-faktor yang
mempengaruhi kinerja adalah sebagai berikut
1) Faktor Kemampuan
Secara umum kemampuan ini terbagi menjadi dua yaitu kemampuan
potensi (IQ) dan kemampuan realiti (knowledge and skills)
2) Faktor Motivasi
Motivasi terbentuk dari sikap seorang pekerja yang dalam
menghadapi situasi kerja
26
216 Indikator Kinerja
Menurut Moeheriono (201074) indikator kinerja (performance indicator)
didefinisikan sebagai berikut
1) Indikator kinerja sebagai nilai atau karakteristik tertentu yang
dipergunakan untuk mengukur output atau outcome suatu kegiatan
2) Sebagai alat ukur yang dipergunakan untuk menentukan derajat
keberhasilan suatu organisasi dalam mencapai tujuannya
3) Sebagai ukuran kuantitatif dan kualitatif yang menggambarkan tingkat
pencapaian suatu sasaran atau tujuan yang telah ditetapkan oleh
organisasi
4) Suatu informasi operasional yang berupa indikasi mengenai kinerja
atau kondisi suatu fasilitas atau kelompok fasilitas
Hal lain Mahmudi (2013155) berpendapat bahwa indikator kinerja
merupakan sarana atau alat (means) untuk mengukur hasil suatu aktivitas
kegiatan atau proses dan bukan hasil atau tujuan itu sendiri (ends) Peran
indikator kinerja bagi organisasi sektor publik adalah memberikan tanda atau
rambu-rambu bagi manajer dan pihak luar untuk menilai kinerja organisasi
Selain itu pula Mahmudi (2013156) mengemukakan peran indikator
kinerja diantaranya yaitu
1) Membantu memperbaiki praktik manajemen
2) Meningkatkan akuntabilitas manajemen dengan memberikan tanggung
jawab secara ekplisit dan pemberian bukti atas suatu keberhasilan atau
kegagalan
3) Memberikan dasar untuk melakukan perencanaan kebijakan dan
pengendalian
4) Memberikan informasi yang esensial kepada manajemen sehingga
memungkinkan bagi manajemen untuk melakukan pengendalian
kinerja di semua level organisasi
5) Memberikan dasar untuk pemberian kompensasi kepada staff
Menurut Hersey Blanchard dan Johnson yang dikutip oleh Wibowo
(2011102) terdapat tujuh indikator kinerja yaitu
27
1) Tujuan merupakan keadaan yang berbeda yang secara aktif dicari oleh
seorang individu dan organisasi untuk dicapai Untuk mencapai tujuan
diperlukan kinerja individu kelompok dan organisasi Kinerja individu
maupun organisasi berhasil apabila dapat mencapai tujuan yang
diinginkan
2) Standar merupakan suatu ukuran apakah tujuan yang diinginkan dapat
dicapai Tanpa standar tidak dapat diketahui kapan suatu tujuan
tercapai Kinerja seseorang dikatakan berhasil apabila mampu
memcapai standar yang ditentukan atau disepakati bersama antara
atasan dan bawahan
3) Alat atau sarana merupakan sumber daya yang dapat dipergunakan
untuk membantu menyelesaikan tujuan dengan sukses Alat atau saran
merupakan faktor penunjang untuk mencapai tujuan Tanpa alat atau
sarana tugas pekerjaan spesifik tidak dapat dilakukan dan tujuan tidak
dapat diselesaikan sebagaimana seharusnya Tanpa alat atau sarana
tidak mungkin dapat melakukan pekerjaan
4) Kompetensi merupakan persyaratan utama dalam kinerja Kompetensi
merupakan kemampuan yang dimiliki oleh seseorang untuk
menjalankan pekerjaan yang diberikan kepadanya dengan baik
Kompetensi memungkinkan seseorang mewujudkan tugas yang
berkaitan dengan pekerjaan yang diperlukan untuk mencapai tujuan
5) Motif merupakan alasan atau pendorong bagi seseorang untuk
melakukan sesuatu Manajer memfasilitasi motivasi kepada karyawan
dengan insentif berupa uang memberikan pengakuan menetapkan
tujuan menantang menetapkan standar terjangkau meminta umpan
balik memberikan kebebasan melakukan pekerjaan termasuk waktu
melakukan pekerjaan menyediakan sumber daya yang diperlukan dan
menghapuskan yang mengakibatkan disinsentif
6) Peluang pekerja perlu mendapatkan kesempatan untuk menunjukan
prestasi kerjanya Terdapat dua faktor yang menyumbangkan pada
adanya kekurangan kesempatan untuk berprestasi yaitu ketersediaan
waktu dan kemampuan untuk memenuhi syarat Jika pekerja dihindari
karena supervisor tidak percaya terhadap kualitas dan kepuasan
konsumen mereka secara efektif akan dihambat dari kemampuan
memenuhi syarat untuk berprestasi
7) Umpan balik antar tujuan standar dan umpan balik bersifat saling
terkait Umpan balik melaporkan kemajuan baik kualitas maupun
kuantitas dalam mencapai tujuan yang didefinisikan oleh standar
Umpan balik merupakan masukan yang dipergunakan untuk mengukur
kemajuan kinerja standar kinerja dan pencapaian tujuan Dengan
umpan balik dilakukan evalusasi terhadap kinerja dan sebagai hasilnya
dapat dilakukan perbaikan kinerja
Sedangkan Moeheriono (201082) indikator kinerja dalam Akuntabilitas
Kinerja Instansi Pemerintah (AKIP) disajikan sebagai berikut
28
1) Masukan (inputs) yaitu ukuran tingkat pengaruh sosial ekonomi
lingkungan atau kepentingan umum lainnya yang dimulai oleh capaian
indikator kinerja dalam suatu kegiatan
2) Keluaran (outputs) kegunaan suatu keluaran (outputs) yang dirasakan
langsung oleh masyarakat Dapat berupa tersedianya fasilitas yang
dapat diakses atau dinikmati oleh publik
3) Hasil(outcomes) yaitu segala sesuatu yang mencerminkan
berfungsinya keluaran kegiatan pada jangka menengah outcomes
merupakan ukuran seberapa jauh setiap produk atau jasa dapat
memenuhi kebutuhan dan harapan masyarakat
4) Manfaat(benefits) yaitu segala sesuatu berupa produkjasa (fisik dan
nonfisik) sebagai hasil langsung dari pelaksanaan suatu kegiatan dan
program berdasarkan masukan yang digunakan
5) Dampak(impacts) yaitu segala sesuatu yang dibutuhkan agar
pelaksanaan kegiatan dan program dapat berjalan atau dalam rangka
menghasilkan output misalnya sumber daya manusia dana material
waktu dan teknologi
Sementara itu Zeithaml Parasuraman amp Berry yang dikutip oleh
Ratminto amp Atik Septi Winarsih (2010175) mengemukakan indikator kinerja
pelayanan sebagai berikut
1) Tangibles atau ketampakan fisik artinya petampakan fisik dari
gedung peralatan pegawai dan fasilitas-fasilitas lain yang dimiliki
oleh providers
2) Reliability atau reliabilitas adalah kemampuan untuk
menyelenggarakan pelayanan yang dijanjikan secara akurat
3) Responsiveness atau responsivitas adalah kerelaan untuk menolong
customers dan menyelenggarakan pelayanan secara ikhlas
4) Assurance atau kepastian adalah pengetahuan dan kesopanan para
pekerja dan kemampuan mereka dalam memberikan kepercayaan
kepada customers
5) Empathy adalah perlakuan atau perhatian pribadi yang diberikan oleh
providers kepada customers
217 Pengukuran Kinerja Sektor Publik Sebagai Pengendalian Manajemen
Dalam organisasi birokrasi atau sektor publik pendekatan manajemen
yang sering digunakan adalah model pengendalian formal Menurut Mahmudi
(201358) pengendalian formal dilakukan melalui kegiatan-kegiatan resmi
29
organisasi yang biasanya bersifat rutin misalnya perencanaan strategik
pembuatan program penganggaran evaluasi kinerja rapat atau pertemuan rutin
dan sebagainya
Taylor yang dikutip oleh Mahmudi (201359) menyatakan bahwa
pengendalian merupakan bentuk ilmiah dari manajemen Sebelumnya manajemen
dipahami sebagai seni semata-mata Namun ternyata manajemen bisa dipelajari
melalui pendekatan ilmiah Pengendalian manajemen melalui beberapa aktivitas
yaitu
1) Perencanaan aktivitas yang akan dilakukan organisasi
2) Pengkoordinasian aktivitas berbagai bagian organisasi
3) Pengkomunikasian informasi ke seluruh bagian organisasi
4) Evaluasi terhadap informasi
5) Pembuatan keputusan
6) Mempengaruhi orang-orang dalam organisasi untuk mengubah prilaku
218 Konsep Bencana
Menurut W Nick Carter yang dikutip oleh Nurjanah dkk (201310)
memberikan definisi bencana yang dimuat dalam buku disaster management
yaitu
ldquoan event natural or man-made sudden or progressive which impacts
with such severity that the affected community has to respond by taking
exceptional measuresrdquo
Definisi lain menurut International Strategy for Disaster Reduction (UN-
ISDR-200224) adalah
ldquoa serious disruption of the functioning of a community or a society
causing widespread human material economic or environmental
losses which exceed the ability of the affected communitysociety to
cope using its own resourcesrdquo
( ldquosuatu kejadian yang disebabkan oleh alam atau karena ulah manusia
terjadi secara tiba-tiba atau perlahan-lahan sehingga menyebabkan
hilangnya jiwa manusia harta benda dan kerusakan lingkungan
30
kejadian ini terjadi di luar kemampuan masyarakat dengan segala
sumberdayanyardquo)
Berdasarkan definisi bencana di atas dapat digeneralisasikan bahwa untuk
dapat disebut ldquobencanardquo harus dipenuhi beberapa kriteria sebagai berikut
1 Ada peristiwa
2 Terjadi karena faktor alam atau karena ulah manusia
3 Terjadi secara tiba-tiba (sudden) akan tetapi dapat juga terjadi secara
perlahan-lahanbertahap (slow)
4 Menimbulkan hilangnya jiwa manusia harta benda kerugian sosial
ekonomi kerusakan lingkungan dan lain-lain
5 Berada di luar kemampuan masyarakat untuk menanggulanginya
Sedangkan definisi menurut Undang-undang Nomor 24 Tahun 2007
tentang Penanggulangan Bencana yaitu sebagai berikut
ldquoBencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam
dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang
disebabkan baik oleh faktor alam danatau non-alam maupun faktor
manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia
kerusakan lingkungan kerugian harta benda dan dampak psikologisrdquo
Menurut Nurjanah dkk (201313) menyatakan bahwa peristiwa yang
ditimbulkan oleh gejala alam maupun yang diakibatkan oleh kegiatan manusia
baru dapat disebut bencana ketika masyarakatmanusia yang terkena dampak oleh
peristiwa itu tidak mampu untuk menanggulanginya Ancaman alam itu sendiri
tidak selalu berakhir dengan bencana Ancaman alam menjadi bencana ketika
manusia tidak siap untuk menghadapinya dan pada akhirnya terkena dampak
Kerentanan manusia terhadap dampak gejala alam sebagian besar ditentukan oleh
tindakan manusia atau kegagalan manusia untuk bertindak
Terjadinya bencana adalah karena adanya pertemuan antara bahaya dan
kerentanan serta ada pemicunya Berikut gambar 21 Proses tejadinya bencana
31
Gambar 21 Proses Terjadinya Bencana
(Sumber Nurjanah dkkManajemen Bencana2013 hal 14)
Berdasarkan gambar di atas bahwa bencana terjadi setelah melalui proses
tiga unsur yang diantaranya yaitu
1 Bahaya
Bahaya adalah suatu fenomena alam atau buatan yang mempunyai
potensi mengancam kehidupan manusia kerugian harta benda dan
kerusakan lingkungan
2 Kerentanan (vulnerability)
Kerentanan merupakan suatu kondisi dari suatu komunitas atau
masyarakat yang mengarah atau menyebabkan ketidakmampuan
dalam menghadapi ancaman bahaya
3 Resiko bencana (risk disaster)
Risiko bencana adalah interaksi antara tingkat kerentanan daerah
dengan ancaman bahaya yang ada
219 Faktor-faktor Penyebab Bencana
Menurut Nurjanah dkk (201321) menyatakan terdapat tiga penyebab
terjadinya bencana yaitu (1) Faktor alam (natural disaster) karena fenomena
alam dan tanpa ada campur tangan manusia (2) Faktor non-alam (non-natural
disaster) yaitu bukan karena fenomena alam dan juga bukan akibat perbuatan
manusia (3) faktor sosialmanusia (man-made disaster) yang murni akibat
perbuatan manusia misalnya konflik horizontal konflik vertikal dan terorisme
Bahaya
Kerentanan
Risiko
Bencana
Bencana
Pemicu
32
Menurut UNDRO (1992) yang dikutip oleh Nurjanah dkk (201322) ada
beberapa faktor yang mempengaruhi timbulnya kerentanan adalah (1) berada di
lokasi berbahaya (2) kemiskinan (3) perpindahan penduduk dari desa ke kota (4)
kerusakan dan penurunan kualitas lingkungan (5) pertambahan penduduk yang
besar (6) perubahan budaya dan (7) kurangnya informasi dan kesadaran
Sedangkan menurut Eko Teguh Paripurno dalam Nurjanah dkk (201322)
sumber ancaman bencana dapat dikelompokkan ke dalam empat sumber ancaman
yaitu
1 Sumber ancaman klimatologis
Adalah sumber ancaman yang ditimbulkan oleh pengaruh iklim
dapat berupa rendah dan tingginya curah hujan tinggi dan
derasnya ombak di pantai arah angin serta beberapa kejadian
alam lain yang sangat erat hubungannya dengan iklim dan cuaca
2 Sumber ancaman geologis
Yaitu sumber ancaman yang terjadi oleh adanya dinamika bumi
baik berupa pergerakan lempeng bumi bentuk dan rupa bumi
jenis dan materi penyusunan bumi
3 Sumber ancaman industri dan kegagalan teknologi
Adalah sumber ancaman akibat adanya kegagalan teknologi
maupun kesalahan pengelolaan suatu proses industri
pembuangan limbah polusi yang ditimbulkan atau dapat pula
akibat proses persiapan produksi
4 Faktor manusia juga merupakan salah satu sumber ancaman
Perilaku atau ulah manusia baik dalam pengelolaan lingkungan
perebutan sumberdaya permasalahan ras dan kepentingan
lainnya serta akibat dari sebuah kebijakan yang berdampak pada
sebuah komunitas pada dasarnya merupakan sumber ancaman
2110 Jenis-jenis Bencana Alam di Indonesia
Karakteristik perlu diidentifikasi dan dipahami oleh aparatur pemerintah
dan masyarakat terutama yang tinggal di daerah atau wilayah rawan bencana
Upaya mengenal karakteristik bencana yang sering dilakukan merupakan suatu
33
upaya mitigasi sehingga diharapkan apabila terjadi bencana dampaknya dapat
dikurangi
Berikut deskripsi dari sejumlah jenis-jenis bencana yang sering terjadi di
Indonesia menurut Nurjanah dkk (201324) yaitu sebagai berikut
1 Banjir
2 Tanah longsor
3 Kekeringan
4 Kebakaran lahan dan hutan
5 Angin badai
6 Gempa bumi
7 Tsunami
8 Letusan gunung api
2111 Dampak Bencana
UNDRO (1992) yang dikutip oleh Nurjanah dkk (201333)
mengemukakan bencana serius dapat mengganggu inisiatif-inisiatif pembangunan
dalam beberapa cara termasuk (1) hilanggnya sumber-sumber daya (2)
gangguan terhadap program-program (3) pengaruh pada iklim investasi (4)
pengaruh pada sektor non formal dan (5) destabilisasi politik
Sedangkan menurut Benson and Clay (2004) dalam Nurjanah dkk
(201335) menyatakan bahwa dampak bencana dapat dibagi kedalam tiga bagian
yakni
1 Dampak langsung (direct impact)
Meliputi kerugian finansial dari kerusakan aset ekonomi
misalnya rusaknya bangunan tempat tinggal infrastruktur lahan
pertanian dan lain-lain
2 Dampak tidak langsung (indirect impact)
Meliputi berhentinya proses produksi hilangnya output dan
sumber penerimaan
3 Dampak sekunder (secondary impact)
Meliputi terhambatnya pertumbuhan ekonomi terganggunya
rencana pembangunan yang telah disusun meningkatnya defisit
34
neraca pembayaran meningkatnya angka kemiskinan dan lain-
lain
2112 Manajemen Bencana
Undang-undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana
mendefinisikan bahwa manajemen bencana (disaster management) sebagai
serangkaian upaya yang meliputi penetapan kebijakan pembangunan yang
berisiko timbulnya bencana kegiatan pencegahan bencana tanggap darurat
rehabilitasi dan rekonstruksi
Menurut Nurjanah dkk (201342) mengemukakan bahwa manajemen
bencana (disaster management) adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari
bencana beserta segala aspek yang berkaitan dengan bencana terutama risiko
bencana dan bagaimana menghindari risiko bencana Manajemen bencana
merupakan proses dinamis tentang bekerjanya fungsi-fungsi manajemen yang
meliputi dari perencanaan (planning) pengorganisasian (organizing)
penggerakan (actuating) dan pengawasan (controlling)
Sedangkan menurut W Nick Carter dalam Nurjanah (201344) definisi
manajemen bencana yaitu
ldquoan applied science which seeks by the systematic observation and
analysis of disasters to improve measures relaitng to prevention
mitigation preparedness emergency response and recoveryrdquo
Selanjutnya dalam wikipedia Emergency Management (2007)
mengemukakan bahwa penanggulangan bencana adalah proses yang terus
menerus di mana setiap individu kelompok dan masyarakat berusaha mengatur
35
risiko untuk menghindari atau memperbaiki dampak dari suatu bencana yang
dihasilkan dari suatu musibah
Dalam manajemen bencana terdapat tiga aspek yang mendasar yaitu (1)
respon terhadap bencana (2) kesiapsiagaan menghadapi bencana (3) minimasi
efek bencana (mitigasi) Ketiga aspek ini bersesuaian dengan siklus manajemen
bencana yaitu dapat dilihat pada gambar 22 berikut ini
Gambar 22 Siklus Manajemen Bencana
Sumber Nick Carter dalam Nurjanah dkk(201342)
2113 Prinsip-prinsip Manajemen Bencana
Berdasarkan Undang-undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang
Penanggulangan Bencana pasal 3 disebutkan bahwa azas prinsip-prinsip
manajemen penanggulangan bencana yaitu kemanusiaan keadilan kesamaan
kedudukan dalam hukum dan pemerintahan keseimbangan keselarasan
ketertiban dan kepastian hukum kebersamaan kelestarian lingkungan hidup ilmu
pengetahuan dan teknologi
Kesiapsiagaan
Mitigasi
Pencegahan Pembangunan
Bencana
Tanggap darurat
Pemulihan
36
Selain itu Nurjanah dkk (201345) mengemukakan bahwa
penanggulangan bencana harus didasarkan pada prinsip-prinsip praktis sebagai
berikut
1 Cepat dan Tepat
Bahwa penanggulangan bencana dilaksanakan dengan secara cepat
dan tepat sesuai dengan tututan keadaan
2 Prioritas
Prioritas dimaksudkan sebagai upaya penanggulangan bencana
yang harus mengutamakan kelompok rentan
3 Koordinasi dan Keterpaduan
Koordinasi dimaksudkan sebagai upaya penanggulangan bencana
yang didasarkan pada koordinasi yang baik dan saling mendukung
Sedangkan keterpaduan dimaksudkan sebagai upaya
penanggulangan bencana dilaksanakan oleh berbagai sektor secara
terpadu yang didasarkan pada kerjasama yang baik dan sailng
mendukung
4 Berdayaguna dan Berhasilguna
Dalam mengatasi kesulitan masyarakat dilakukan dengan tidak
membuang waktu tenaga dan biaya yang berlebihan
5 Transparansi dan Akuntabilitas
Transparansi dimaksudkan bahwa penanggulangan bencana
dilakukan secara terbuka dan dapat dipertanggungjawabkan
Sedangkan akuntabilitas adalah bahwa penanggulangan bencana
dilakukan secara terbuka dan dapat dipertanggungjawabkan secara
etik dan hukum
6 Kemitraan
Penanggulangan bencana harus melibatkan berbagai pihak secara
seimbang
7 Pemberdayaan
Penanggulangan bencana dilakukan dengan melibatkan korban
bencana secara aktif
8 Non Diskriminatif
Penanggulangan bencana tidak memberikan perlakuan yang
berbeda terhadap jenis kelamin suku agama ras dan aliran politik
apapun
9 Non-Proselitisi
Dalam penanggulangan bencana dilarang menyebarkan agama dan
atau keyakinan
37
2114 Tahapan Penanggulangan Bencana
Tahapan penanggulangan bencana yang dilakukan Badan Penanggulangan
Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lebak sesuai dengan Undang-undang Nomor
24 Tahun 2007 adalah sebagai berikut
1 Tahapan Pra Bencana
Tujuan Pengurangan Risiko Bencana
Manajemen Manajemen Risiko Bencana
Penyelenggaraan Situasi tidak terjadi bencana dan situasi terdapat
potensi bencana
Kegiatan
1) Pencegahan bencana adalah serangkaian kegiatan yang
dilakukan untuk mengurangi atau menghilangkan risiko
bencana baik melalui pengurangan ancaman bencana maupun
kerentanan pihak yang terancam bencana (situasi tidak terjadi
bencana)
2) Mitigasi (mitigation) adalah serangkaian upaya untuk
mengurangi risiko bencana baik melalui pembangunan fisik
maupun penyadaran dan peningkatan kemampuan menghadapi
ancaman bencana (situasi terdapat potensi bencana)
2 Tahapan Saat Bencana
Tujuan Penanganan darurat
Manajemen Manajemen darurat
38
Penyelenggaraan Situasi tanggap darurat
Kegiatan
1) Tanggap darurat (emergency response) yaitu serangkain
kegiatan yang dilakukan dengan segera pada saat kejadian
bencana untuk menangani dampak buruk yang ditimbulkan
yang meliputi kegiatan penyelamatan dan evakuasi korban
harta benda pemenuhan kebutuhan dasar perlindungan
pengurusan pengungsi penyelamatan serta pemulihan
prasarana dan sarana
3 Tahapan Pasca Bencana
Tujuan Pemulihan
Manajemen Manajemen pemulihan
Penyelenggaraan Situasi tanggap darurat
Kegiatan
1) Rehabilitasi yaitu perbaikan dan pemulihan semua aspek
pelayanan publik atau masyarakat sampai tingkat yang
memadai pada wilayah pasca bencana dengan sasaran utama
untuk normalisasi atau berjalannya secara wajar semua aspek
pemerintahan dan kehidupan masyarakat pada wilayah pasca
bencana
2) Rekonstruksi yaitu pembangunan kembali semua prasarana dan
sarana kelembagaan pada wilayah pasca bencana baik pada
tingkat pemerintahan maupun masyarakat dengan sasaran
39
utama tumbuh dan berkembangnya kegiatan perekonomian
sosial dan budaya tegaknya hukum dan ketertiban dan
bangkitnya peran serta masyarakat dalam segala aspek
kehidupan bermasyarakat pada wilayah pasca bencana
(Sumber Rencana Strategis (Renstra) Badan Penanggulangan Bencana
Daerah Kabupaten Lebak 2014-2018)
2115 Konsep Banjir
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008) banjir adalah berair
banyak dan deras atau terbenamnya daratan karena volume air yang meningkat
Dengan kata lain banjir adalah dimana suatu daerah dalam keadaan tergenang
oleh air dalam jumlah yang begitu besar Sedangkan Wikipedia mengemukakan
bahwa banjir adalah peristiwa yang terjadi ketika aliran air yang berlebihan
merendam daratan Banjir diakibatkan oleh volume air di suatu badan air seperti
sungai atau danau yang meluap atau menjebol bendungan sehingga air keluar dari
batasan alaminya Banjirpun dapat terjadi di sungai ketika alirannya melebihi
kapasitas saluran air terutama di kelokan sungai
Sejalan dengan pengertian dalam buku profil Badan Penanggulangan
Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Banten (2013) bahwa banjir adalah aliran air
sungai yang tingginya melebihi muka air normal sehingga melimpas dari palung
sungai menyebabkan adanya genangan pada lahan rendah di sisi sungai Aliran air
limpasan tersebut yang semakin meninggi mengalir dan melimpasi muka tanah
yang biasanya tidak dilewati aliran air
40
Menurut Pusat Pendidikan Mitigasi Bencana (2010) mengemukakan
bahwa banjir adalah peristiwa tergenang dan terbenamnya daratan (yang biasanya
kering) karena volume air yang meningkat Banjir dapat terjadi karena peluapan
air yang berlebihan di suatu tempat akibat hujan besar peluapan sungai atau
pecahnya bendungan sungai
Menurut kodoatie dan Sugiyanto (2002) sebab-sebab alami banjir antara
lain
1 Curah hujan
2 Pengaruh fisiografi
3 Erosi dan sedimentasi
4 Kapasitas sungai
5 Kapasitas drainase yang tidak memadai
6 Pengaruh air pasang
Sedangkan BPBD Provinsi Banten dalam buku Profil Daerah Rawan
Bencana terdapat beberapa faktor penyebab banjir diantaranya
1 Curah hujan tinggi
2 Permukaan tanah lebih rendah dibandingkan muka air laut
3 Terletak pada suatu cekungan yang dikelilingi perbukitan dengan
pengaliran air keluar sempit
4 Banyak permukiman yang dibangun pada dataran sepanjang sungai
5 Aliran sungai tidak lancar akibat banyaknya sampah serta bangunan di
pinggir sungai
6 Kurangnya tutupan lahan di daerah hulu sungai
Selain itu pula dalam buku Panduan Penanggulangan Bencana Provinsi
Banten (201317) bahwa untuk mengurangi dampak banjir yakni
1 Penataan daerah aliran sungai secara terpadu dan sesuai fungsi lahan
2 Pembangunan sistem pemantauan dan peringatan dini pada bagian
sungai yang sering menimbulkan banjir
3 Tidak membangun rumah dan pemukiman di bantaran sungai serta
daerah banjir
4 Tidak membuang sampah ke dalam sungai mengadakan program
pengerukan sungai
5 Pemasangan pompa untuk daerah yang lebih rendah dari permukaan
laut
41
6 Program penghijauan daerah hulu sungai harus selalu dilaksanakan
serta mengurangi aktifitas di bagian sungai rawan banjir
7 Membentuk polisi peduli lingkungan
2115 Tugas dan Fungsi Badan Penanggulangan Bencana Daerah
Kabupaten Lebak
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lebak
merupakan unsur pelaksana bidang penanggulangan bencana dipimpin oleh
kepala badan yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Bupati
melalui Sekretaris Daerah BPBD Kabupaten Lebak mempunyai tugas
melaksanakan kewenangan otonomi daerah di bidang penanggulangan bencana
melaksanakan urusan kebencanaan berdasarkan azas otonomi dan tugas
pembantuan yang diberikan oleh Pemerintah Pusat dan Pemerintah Propinsi
Banten
Adapun tugas BPBD Kabupaten Lebak mengacu kepada Peraturan Daerah
Kabupaten Lebak Nomor 3 tahun 2011 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata
Kerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Lebak diantaranya
yaitu
1 Menetapkan pedoman dan pengarahan terhadap usaha penanggulangan
bencana sesuai dengan kebijakan Pemerintah Daerah dan Badan Nasional
Penanggulangan Bencana yang mencakup pencegahan bencana
penanganan darurat rehabilitasi serta rekonstruksi secara adil dan setara
2 Menetapkan standarisasi serta kebutuhan penyelenggaraan
penanggulangan bencana berdasarkan perundang-undangan
3 Menyusun menetapkan dan menginformasikan peta relawan bencana
42
4 Menyusun dan menetapkan prosedur tetap penanganan bencana
5 Melaporkan penyelenggaraan penanggulangan bencana kepada Bupati
setiap sebulan sekali dalam kondisi normal dan setiap saat dalam kondisi
darurat bencana
6 Mengendalikan pengumpulan dan penyaluran uang dan barang
7 Mempertanggungjawabkan penggunaan anggaran yang diterima dari
anggaran pendapatan dan belanja daerah dan sumber lain yang sah
8 Melaksanakan kewajiban lain sesuai dengan peraturan perundang-
undangan
Sedangkan fungsi BPBD Kabupaten Lebak dalam menjalankan tugas
mempunyai fungsi yaitu
1 Perumusan dan penetapan kebijakan penanggulangan bencana dan
penanganan pengungsi dengan bertindak cepat dan tepat efektif dan
efisien dan
2 Pengoordinasian pelaksanaan kegiatan penanggulangan bencana secara
terencana terpadu dan menyeluruh
22 Penelitian Terdahulu
Temuan-temuan hasil dari penelitian sebelumnya merupakan sebagai
alatbahan pertimbangan dan data pendukung dalam penelitian yang sedang
dilakukan Penelitian terdahulu harus ada keterkaitan dengan penelitian yang
sedang diteliti sehingga dijadikan sebagai bahan pertimbangan dan pendukung
data Oleh karena pentingnya melihat hasil penelitian yang terdahulu maka
43
peneliti akan memaparkan setidaknya dua hasil penelitian yang sudah ada
Pemaparan hasil penelitian akan dijelaskan di bawah ini
1) Peneliti Pertama
Penelitian yang dilakukan oleh Mahasiswa Jurusan Ilmu
Administrasi Negara Universitas Sumatera Marino Y Cristanti
Marbun tahun 2013 dengan judul peranan koordinasi Badan
Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Medan dalam upaya
penanggulangan bencana banjir di kota Medan Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui bagaimana Badan Penanggulangan Bencana Daerah
Kota Medan dalam upaya penanggulangan bencana banjir Dari hasil
penelitian ini didapat beberapa temuan diantaranya yaitu Badan
Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Medan belum
melakukan koordinasi sesuai tupoksi koordinasi yang dilakukan
bersifat arahanhimbauan berupa surat dan koordinasi Pemerintah
Kota Medan dalam pemberian bantuan logistik kepada masyarakat
korban banjir berjalan kurang baik
2) Peneliti Kedua
Penelitian yang dilakukan oleh Chandra Yudiana Efendi jurusan
Ilmu Pemerintahan Universitas Komputer Indonesia mengenai Kinerja
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) di Wilayah
kecamatan Baleendah Kabupaten Bandung tahun 2012 Penelitian ini
menggunakan teori kinerja organisasi publik menurut Dwiyanto yang
terdiri dari lima indikator yaitu produktivitas kualitas layanan
44
responsivitas responsibilitas dan akuntabilitas Sedangkan metode
penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif Dari hasil
penelitian menunjukan (1) Produktivitas kinerja BPBD Kabupaten
Bandung sudah cukup baik (2) Kualitas layanan kinerja BPBD
Kabupaten Bandung cukup baik dilihat dari adanya fasilitas teknologi
komunikasi dan informasi serta adanya diklat kepada aparatur dan
masyarakat (3) Responsivitas kepada masyarakat di wilayah
kecamatan Baleendah cukup baik hal tersebut di lihat dari adanya
peringatan dini dan tanggap darurat serta pemenuhan akan kebutuhan
masyarakat yang terkena banjir (4) Responsibilitas BPBD Kabupaten
Bandung berjalan cukup baik karena sudah sesuai dengan SOP (5)
Akuntabilitas kinerja BPBD Kabupaten Bandung sudah baik dilihatnya
dari tercapainya sasaran dari kegiatan atau program Dengan demikian
dalam penelitian kinerja BPBD Kabupaten Bandung dalam upaya
penanggulangan banjir di wilayah Baleendah dinilai sudah cukup baik
3) Peneliti yang Bersangkutan (Mahasiswa)
Penelitian ini berjudul Kinerja Badan Penanggulangan Bencana
Daerah (BPBD) dalam penanggulangan bencana banjir di Kabupaten
Lebak Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui Kinerja
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Dalam
Penanggulangan Bencana Banjir Di Kabupaten Lebak Sedangkan
metode dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif
deskriptif
45
Peneliti menemukan beberapa permasalahan terkait dengan kinerja
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lebak
dalam upaya penaggulangan bencana banjir di Kabuapten Lebak
Permasalahannya yaitu Keterbatasan jaringan informasi dan
komunikasi yang efektif dalam penyebaran informasi kebencanaan
kepada masyarakat Sumber daya manusia atau aparatur BPBD
Kabupaten Lebak yang terbatas Keterbatasan sarana dan prasarana
dalam penanggulangan bencana banjir Belum adanya Peraturan
Daerah tentang Pendanaan Bencana dan Ketidakefektifan sosialisasi
penanggulangan bencana banjir
23 Kerangka Berfikir
Kerangka berfikir merupakan alur pemikiran peneliti dalam penelitian dan
sebagai kelanjutan dari kajian teori untuk memberikan penjelasan dari kinerja
BPBD Kabupaten Lebak dalam penanggulangan bencana banjir maka dalam
penelitian ini dibuatkanlah kerangka berfikir Sehingga dengan adanya kerangka
berfikir ini baik peneliti maupun pembaca mudah memahami dan mengetahui
tujuan yang ingin dicapai dari penelitian
Menurut Sugiyono (201065) menyatakan bahwa kerangka berfikir
merupakan model konseptual tentang bagaimana teori berhubungan dengan
berbagai faktor yang telah diidentifikasikan sebagai masalah yang penting Oleh
karenanya peneliti berangkat dari identifikasi masalah untuk membuat kerangka
46
berfikir Adapun permasalahan-permasalahan yang ada terkait kinerja BPBD
Kabupaten Lebak dalam penanggulangan bencana banjir diantaranya
1) Keterbatasan jaringan informasi dan komunikasi yang efektif dalam
penyebaran informasi kebencanaan kepada masyarakat
2) Sumber daya manusia atau aparatur BPBD Kabupaten Lebak yang
terbatas
3) Keterbatasan sarana dan prasarana dalam penanggulangan bencana
banjir
4) Belum adanya Peraturan Daerah tentang Pendanaan Bencana
5) Kurangnya kesadaran masyarakat akan bahaya bencana banjir
6) Ketidakefektifan sosialisasi penanggulangan bencana banjir
Berdasarkan dari permasalahan yang telah dikemukakan di atas maka
kiranya dibutuhkan suatu alat untuk mengukur kinerja BPBD yang optimal dalam
penanggulangan bencana banjir Di bawah ini akan dikemukakan mengenai
indikator kinerja yang menjadi titik acuan untuk mengetahui kinerja BPBD
dengan menggunakan indikator kinerja organisasi menurut Hersey Blanchard
dan Johnson yang dikutip oleh Wibowo (2011102) yaitu
1 Tujuan
2 Standar
3 Alat atau sarana
4 Kompetensi
5 Motif
6 Peluang
7 Umpan Balik
Indikator kinerja organisasi yang telah disebutkan di atas dinilai dan
dianggap lebih rasional dan tepat untuk menjawab permasalahan-permasalahan
47
yang ada pada kinerja BPBD dalam penanggulangan bencana banjir Dengan
diadakannya pengukuran kinerja sesuai indikator kinerja organisasi yang telah
disebutkan di atas maka diharapkan BPBD kabupaten Lebak lebih optimal lagi
dalam penanggulangan bencana banjir khususnya di kecamatan Rangkasbitung
Untuk lebih jelasnya kerangka berfikir dapat di lihat pada gambar 23 di bawah
ini
48
Gambar 23
Kerangka Berfikir
Gambar 23 Kerangka Berfikir
Identifikasi Masalah
1 Keterbatasan jaringan informasi dan komunikasi yang efektif dalam
penyebaran informasi kebencanaan kepada masyarakat
2 SDM atau aparatur BPBD Kabupaten Lebak yang terbatas
3 Keterbatasan sarana dan prasarana dalam penanggulangan bencana banjir
4 Belum adanya Peraturan Daerah tentang Pendanaan Bencana
5 Ketidakefektifan sosialisasi penanggulangan bencana banjir
Kinerja Organisasi
1 Tujuan
2 Standar
3 Alatsarana
4 Kompetensi
5 Motif
6 Peluang
7 Umpan Balik
(Hersey Blanchard dan Johnson dalam buku Wibowo 2011102)
Terwujudnya Kinerja BPBD dalam Penanggulangan Bencana Banjir
Di Kabupaten Lebak Yang Optimal
Penyelenggaraan BPBD dalam Penanggulangan Bencana Banjir
Di Kabupaten Lebak
49
24 Hipotesis Penelitian
Hipotesis penelitian merupakan jawaban sementara terhadap masalah yang
akan diteliti dan akan dibuktikan kebenarannya Hipotesis memberi hasil dari
refleksi peneliti berdasarkan deskripsi teori dan kerangka berfikir yang akan
digunakan sebagai dasar argumentasi Pada penelitian ini hipotesis yang
digunakan oleh peneliti adalah hipotesis deskriptif yaitu merupakan jawaban
sementara terhadap rumusan masalah deskriptif
Berdasarkan kerangka teori dan kerangka berfikir maka pada penelitian
ini hipotesis yang akan diambil yaitu
Hipotesis nol ldquoKinerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah
Dalam Penanggulangan Bencana Banjir di
Kabupaten Lebak paling rendah atau sama dengan
65 dari nilai idealnya 100 rdquo
Hipotesis alternatif ldquoKinerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah
Dalam Penanggulangan Bencana Banjir di
Kabupaten Lebak paling tinggi 65 dari nilai
idealnya 100rdquo
H0 micro gt 65
Ha micro lt 65
50
Dari hipotesis di atas maka peneliti menentukan dan mengambil salah
satu hipotesis untuk penelitian yaitu
Ha micro lt 65
Hipotesis alternatif ldquoKinerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah
Dalam Penanggulangan Bencana Banjir di
Kabupaten Lebak paling tinggi 65 dari nilai
idealnya 100rdquo
51
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
31 Pendekatan dan Metode Penelitian
Menurut Sugiyono (20101) Metode penelitian pada dasarnya merupakan
cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu
Berdasarkan tersebut terdapat empat kata kunci yang harus diperhatikan yaitu
cara ilmiah tujuan dan kegunaan Cara ilmiah berarti kegiatan penelitian itu
didasarkan pada ciri-ciri keilmuan yaitu rasional empiris dan sistematis Rasional
berarti kegiatan itu dilakukan dengan cara-cara yang masuk akal sehingga
terjangkau oleh penalaran manusia Empiris berarti cara-cara itu dapat diamati
oleh indera manusia sehingga orang lain dapat mengamati dan mengetahui cara-
cara yang digunakan Sistematis berarti proses yang digunakan dalam penelitian
itu mengguanakan langkah-langkah tertentu yang bersifat logis
Sedangkan Usman dan Setadi Akbar (201141) mengemukakan bahwa
metodologi penelitian ialah suatu pengkajian dalam mempelajari peraturan-
peraturan yang terdapat dalam penelitian Ditinjau dari filsafat metodologi
penelitian merupakan epistimologi penelitian yaitu yang menyangkut bagaimana
kita mengadakan penelitian
Untuk menemukan jawaban dalam masalah-masalah tujuan dan manfaat
yang telah diuraikan pada bab sebelumnya maka metode penelitian yang berjudul
ldquoKinerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Dalam
52
Penanggulangan Bencana Banjir di Kabupaten Lebakrdquo ini adalah metode
penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif
Menurut Sugiyono (20078) Metode penelitian kuantitatif dapat diartikan
sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme digunakan
untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu pengumpulan data
menggunakan instrumen penelitian analisis data bersifat kuantitatifstatistik
dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan
Irawan (2006108) menjelaskan bahwa metode deskriptif digunakan untuk
mengkaji sesuatu seperti apa adanya (variabel tunggal) atau pola hubungan
(korelasional) antara dua atau lebih variabel Sedangkan menurut Suryabarata
(199224) metode penelitian deskriptif adalah penelitian mendalam mengenai unit
sosial tertentu yang hasilnya merupakan gambaran yang lengkap dan
terorganisasi menganai unit tersebut
32 Ruang Lingkup Penelitian
Adapun ruang lingkup penelitian ldquoKinerja Badan Penanggulangan Bencana
Daerah (BPBD) Dalam Penanggulangan Bencana Banjir Di Kabupaten Lebakrdquo
adalah organisasi BPBD Kabupaten Lebak dan masyarakat Kabupaten Lebak
yang mengharapkan pelayanan dalam bidang penanggulangan bencana banjir
berjalan dengan baik dan terwujudnya masyarakat yang tangguh akan bencana
53
33 Lokasi Penelitian
Dalam penelitian ldquoKinerja Badan Penanggulangan Bencana daerah (BPBD)
Dalam Penanggulangan Bencana Banjir di Kabupaten Lebakrdquo ini penetapan
lokasi terdapat di daerah Kabupaten Lebak yang merupakan daerah rawan akan
bencana banjir Daerah rawan bencana banjir di Kabupaten Lebak terdapat 15
Kecamatan dari jumlah keseluruhan 28 Kecamatan yang berada di Kabupaten
Lebak yakni
1 Kecamatan Rangkasbitung
2 Kecamatan Kalanganyar
3 Kecamatan Cibadak
4 Kecamatan Cimarga
5 Kecamatan Leuwidamar
6 Kecamatan Banjarsari
7 Kecamatan Lebak Gedong
8 Kecamatan Panggarangan
9 Kecamatan Wanasalam
10 Kecamatan Gunung Kencana
11 Kecamatan Cilograng
12 Kecamatan Muncang
13 Kecamatan Cikulur
14 Kecamtan Sobang dan
15 Kecamatan Cibeber
54
34 Variabel Penelitian
341 Definisi Konsep
Variabel dalam penelitian ini adalah Kinerja Organisasi Pelayanan Publik
organisasi pelayanan publik yang dimaksud adalah Badan Penanggulangan
Bencana Daerah (BPBD) dengan lokus penelitian di Kabupaten Lebak Sehingga
peneliti menentukan teori yang dapat menguji kinerja dari organisasi pelayanan
publik tersebut berdasarkan permasalahan yang ditemukan oleh peneliti pada
tahap observasi lapangan Berdasarkan permasalahan di lapangan maka peneliti
memutuskan untuk menggunakan teori indikator kinerja menurut Hersey
Blancharddan Johnson untuk mengetahui kinerja BPBD dalam penanggulangan
bencana banjir di Kabupaten Lebak Indikator kinerja menurut Hersey Blanchard
dan Johnson yaitu
1 Tujuan
2 Standar
3 Alat atau sarana
4 Kompetensi
5 Motif
6 Peluang
7 Umpan Balik
Dari ketujuh indikator tersebut dapat dijabarkan kedalam sub indikator
yang kemudian dijadikan pertanyaan-pertanyaan pada instrumen penelitian untuk
mengukur kinerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dalam
penanggulangan banjir di Kabupaten Lebak
55
342 Definisi Operasional
Adapun pada penelitian kinerja BPBD dalam penanggulangan bencana
banjir di Kabupaten Lebak yang menjadi variabel adalah kinerja BPBD dalam
penanggulangan bencana banjir Teori yang digunakan adalah indikator kinerja
menurutHersey Blancharddan Johnson Seperti yang dijelaskan sebelumnya
maka setiap indikator teori akan dijabarkan menjadi sub indikator yang kemudian
dijadikan pertanyaan pada instrumen penelitian
35 Instrumen Penelitian
Pada dasarnya meneliti adalah melakukan pengukuran terhadap fenomena
alam maupun sosial Oleh karena itu maka diperlukan alat ukur yang baik yang
selanjutnya dinamakan sebagai instrumen Menurut Sugiyono (2010119)
instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur fenomena
alam maupun sosial yang diamati Secara spesifik semua fenomena ini disebut
variabel penelitian Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah berupa
angket dengan satu variabel dan menggunakan skala Likert dalam pengukuran
jawaban dari para responden Dengan skala Likert maka variabel yang akan
diukur akan dijabarkan menjadi indikator variabel Kemudian indikator tersebut
dijadikan tolak ukur untuk menyusun item-item instumen dalam bentuk
pertanyaan Jawaban setiap item instrumen memliki tingkatan nilai dari sangat
positif sampai sangat negatif
Sehingga untuk keperluan analisis kuantitatif anak jawaban dari setiap item
instrumen diberi skor dapat di lihat pada tabel 31 berikut ini
56
Tabel 31
Skoring Instrumen Penelitian
Pilihan Jawaban Skor
Sangat Setuju 4
Setuju 3
Tidak Setuju 2
Sangat Tidak Setuju 1
Sumber Sugiyono 2007
Untuk mempermudah dalam menemukan jawaban atas masalah yang telah
diuraikan pada bab sebelumnya maka berikut ini peneliti sajikan operasional
variabel dalam bentuk kisi-kisi instrumen yang dapat dilihat pada Tabel32 berikut
ini
57
Tabel 32
Kisi-kisi Instrumen Penelitian
Variabel Indikator Sub Indikator Butir Skala
Kinerja Badan
Penanggulangan
Bencana Daerah
(BPBD) Dalam
Penanggulangan
Bencana Banjir
Di Kabupaten
Lebak
Tujuan 1 Pengurangan Risiko
Bencana (Pra bencana)
2 Penanganan kedaruratan
(saat Bencana)
3 Pemulihan (Pasca
Bencana)
123
Likert
Standar 1 Standar Operating
Procedure (SOP)
4 5 6
Alat atau sarana 1 Kelengkapan peralatan
penanggulangan bencana
2 Alat Komunikasi
3 Tempat penyimpanan alat
dan logistic
7 8 9
Kompetensi 1 Kemampuan aparatur
2 Kesesuaian aparatur
dengan fungsi tugas
10 11
12
Motif 1 Motivasi dalam
penanggulangan bencana
3 Prilaku aparatur
4 Sosialisasi Bencana
banjir
13 14
15
Peluang 1 Komunitas Masyarakat
Tangguh Bencana
2 Solusi Bencana Banjir
3 Partisipasi Masyarakat
16 17
18
Umpan Balik 1 Pelaporan hasil kegatan
2 Penilaian kinerja
3 Tindak lanjut hasil
kegiatan
19 20
21
Sumber Peneliti 2014
36 Populasi dan Sampel Penelitian
Menurut Sugiyono (200890) menjelaskan bahwa populasi adalah wilayah
generalisasi yang terdiri atas obyeksubyek yang mempunyai kualitas dan
karakteristik tertentu yang ditetapkan peneliti untuk dipelajari dan ditarik
58
kesimpulannya Populasi adalah jumlah total dari seluruh unit atau elemen di
mana penyelidik tertarik
Sejalan dengan Irawan (2006113) populasi (validitas eksternal) adalah
keseluruhan objek atau subjek yang menjadi sasaran generalisasi Maka peneliti
mengambil sampel kemudian menelitinya sebagai generalisasi populasi
Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah masyarakat Kabupaten
Lebak yang terkena dampak bencana banjir Peneliti mengambil populasi 15
kecamatan dari jumlah keseluruhan 28 Kecamatan di Kabupaten Lebak Hal ini
dikarenakan tidak semua wilayah di Kabupaten Lebak terkena dampak bencana
banjir dan data tersebut didapat dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah
Kabupaten Lebak Jumlah populasi dari 15 Kecamatan sebesar 734402 jiwa data
ini didapat dari Badan Pusat Statistik Kabupaten Lebak
Untuk mendapatkan sampel yang representatif peneliti menggunakan rumus
untuk mencari data yang lebih akurat Peneliti menggunakan rumus Slovin dengan
tingkat kesalahan sebesar 10 sebagai berikut
Keterangan
n ukuran sampel
N ukuran populasi
e sampling error(10)
N
n gt
1+Ne2
59
Dapat dihitung berikut ini
n gt N gt 734402
1+ Ne2 1 + (734402)(01)
2
gt 734402
1 + 734402
gt 734402
734502
gt 999
asymp 100
Berdasarkan penghitungan sampel menggunakan rumus Slovin dengan
taraf kesalahan 10 di atas maka didapatkan sampel sebesar 100 orang
Kemudian dalam penentuan teknik sampling peneliti menggunakan teknik
proportional cluster random sampling Dimana sampel dalam penelitian ini
dihitung berdasarkan ketentuan besaran sampel atas besaran populasi Dikatakan
proportional cluster random sampling karena populasi terdiri dari sub populasi
yang tidak homogen dan tiap-tiap populasi akan diwakili sesuai dengan
proporsinya masing-masing dalam penelitian Jadi pada pokoknya yaitu
mengambil sampel dari tiap-tiap sub populasi dengan memperhitungkan besar
kecilnya sub populasi sehingga nantinya jumlah sampel yang diambil akan
menghasilkan sampel yang representatif Lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel
33 di bawah ini
60
Tabel 33
Perhitungan Sampel
No Populasi Jumlah Perhitungan
Hasil
Akhir
1 Kec Rangkasbitung 120808 120808
734402x 100 = 016 x 100 16
2 Kec Kalanganyar 33119 33119
734402x 100 = 005 x 100 5
3 Kecamatan Cibadak 60130 60130
734402x 100 = 008 x 100 8
4 Kec Cimarga 63164 63164
734402x 100 = 009 x 100 9
5 Kec Leuwidamar 52244 52244
734402x 100 = 007 x 100 7
6 Kec Banjarsari 59488 59488
734402x 100 = 008 x 100 8
7 Kec Lebak Gedong 22280 22280
734402X 100 = 003 x 100
3
8 Kec Panggarangan 36553 36553
734402X 100 = 005 X 100
5
9 Kec Wanasalam 53184 53184
734402X 100 = 007 X 100
7
10 Kec Gunung Kencana 33852 33852
734402x 100 = 005 x 100
5
11 Kec Cilograng 32861 32861
734402x 100 = 004 x 100
4
12 Kec Muncang 32751 32751
734402 x 100 = 004 x 100
4
13 Kec Cikulur 48303 48303
734402 x 100 = 007 x 100
7
14 Kec Sobang 29402 29402
734402x 100 = 004 x 100
4
15 Kec Cibeber 56263 56263
734402x 100 = 008 x 100
8
Jumlah sum 734402 100
Sumber Peneliti 2014
61
37 Teknik Pengolahan dan Analisis Data
Pengolahan data adalah kegiatan lanjutan setelah pengumpulan data
dilaksanakan Pada penelitian kuantitatif pengolahan data secara umum
dilaksanakan melalui tahap memeriksa (editing) proses pemberian identitas
(coding) dan proses pembeberan (tabulating)
1 Editing
Editing adalah kegiatan yang dilaksanakan setelah peneliti selesai
menghimpun data di lapangan Proses editing dimulai dengan memberi
identitas pada instrumen yang telah terjawab Kemudian memeriksa
satu per satu lembaran instrumen pengumpulan data kemudian
memeriksa poin-poin serta jawaban yang tersedia Apabila terjadi
kejanggalan pada instrumen tersebut berilah identitas tertentu pada
instrumen dan poin yang janggal tersebut
2 Coding
Setelah tahap editing selesai dilakukan kegiatan berikutnya adalah
mengklasifikasi data-data tersebut melalui tahapan coding Maksudnya
bahwa data yang telah diedit tersebut diberi identitas sehingga memilki
arti tertentu pada saat dianalisis
3 Tabulating
62
Tabulating adalah bagian terakhir dari pengolahan data Maksud
tabulating adalah memasukan data pada tabel-tabel tertentu dan
mengatur angka-angka serta menghitungnya
Setelah data selesai diolah maka tahap berikutnya yaitu analisis data
Analisis data merupakan upaya peneliti untuk menyederhanakan dan menyajikan
data dengan mengelompokan dalam suatu bentuk yang berarti sehingga mudah
dipahami oleh pembaca
Di dalam penelitian ini data yang diteliti yaitu data interval adalah data
yang jaraknya sama tetapi tidak memiliki nilai 0 (nol) absolutmutlak Kemudian
hipotesis yang terdapat di dalam penelitian ini yaitu hipotesis deskriptif yaitu
jawaban sementara terhadap masalah deskriptif yaitu yang berkenaan dengan
variabel mandiri Oleh karena itu di dalam pengujian hipotesis deskriptif tersebut
dipakai t-test satu sampel sebagai berikut
Keterangan
t = nilai t yang dihitung
π = rata-rata hitung
micro0 = nilai yang dihipotesiskan
s = simpangan baku
n = jumlah anggota sampel
38 Jadwal Penelitian
63
Adapun waktu pelaksanaan penelitian dapat dilihat pada tabel 33 berikut
ini
Tabel 33
Jadwal Penelitian
No
Kegiatan
Tahun Tahun
2014 2015
Feb Mar Mei Jun Jul Aug Sep Okt Nov Des Jan Feb
1 Observasi Awal
2 Pengurusan Perizinan
3 Tahap Penyusunan Proposal
Penelitian
4 Seminar Proposal
5 Revisi Proposal
6 Pengolahan dan analisis data
7 Penyusunan Laporan Akhir
8 Sidang Skripsi
9 Revisi Laporan
Sumber Peneliti 2015
64
BAB IV
HASIL PENELITIAN
41 Deskripsi Obyek Penelitian
411 Deskripsi Kabupaten Lebak
Gambar 41
Peta Kabupaten Lebak
Kabupaten Lebak adalah salah satu kabupaten yang berada di Wilayah
Provinsi Banten Kabupaten Lebak terletak antara 6deg18rsquo-7deg00rsquo Lintang Selatan
dan 105deg25rsquo-106deg30rsquo Bujur Timur dengan luas wilayah 304472 Ha (304472
KM2) yang terdiri dari 28 Kecamatan dengan 340 desa dan 5 Kelurahan
Kabupaten Lebak memiliki batas wilayah administratifyaitu Sebelah Utara
Kabupaten Serang dan Tangerang Sebelah Selatan Samudera Indonesia Sebelah
Barat Kabupaten Pandeglang Sebelah Timur Kabupaten Bogor dan Sukabumi
Kecamatan paling luas wilayahnya adalah Kecamatan Cibeber dan Paling kecil
luas wilayahnya adalah Kecamatan Kalanganyar
64
65
Penduduk Kabupaten Lebak menurut Sensus Penduduk 2014 berjumlah
1258637orang Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Lebak
tahun 2014 data penduduk di Kabupaten Lebak dapat di lihat pada tabel 41 di
bawah ini
Tabel 41
Jumlah Penduduk Kabupaten Lebak Tahun 2014
Kecamatan Laki-laki Perempuan Jumlah
Malingping 32584 31137 63721
Wanasalam 27316 25868 53184
Panggarangan 18587 17966 36553
Cihara 15709 14901 30610
Bayah 21420 20817 42237
Cilograng 16939 15922 32861
Cibeber 28741 27522 56263
Cijaku 14105 13749 27854
Cigemblong 10336 9921 20254
Banjarsari 30477 29011 59488
Cileles 24624 23772 59488
Gunung Kencana 17438 16414 33852
Bojongmanik 11233 10753 21986
Cirinten 13412 12216 25673
Leuwidamar 26764 25480 52244
Muncang 16768 15983 32751
Sobang 15081 14321 29402
Cipanas 24006 23038 47044
Lebakgedong 11637 10643 22280
Sajira 24626 23430 48056
Cimarga 32234 30930 63164
Cikulur 24476 23827 48303
Warunggunung 27662 26172 53834
Cibadak 30952 29178 60130
Rangkasbitung 62030 58778 120808
Kalanganyar 17246 15873 33119
Maja 27294 25058 52352
Curugbitung 16128 14998 31126
Total 1258637
(Sumber httplebakkabbpsgoid)
66
Dari data di atas dapat di lihat bahwa penduduk Kecamatan
Rangkasbitung yang memiliki penduduk paling banyak dengan jumlah 120808
orang Sementara jumlah penduduk yang paling rendah terdapat di Kecamatan
Cigemblong dengan jumlah penduduk 20 254 orang
412 Deskripsi Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)
Kabupaten Lebak
Berdasarkan dengan ditetapkannya Undang-Undang Nomor 24 Tahun
2007 tentang Penanggulangan Bencana penyelenggaraan penanggulangan
bencana diharapkan semakin baik karena Pemerintah Pusat dan Pemerintah
Daerah menjadi penanggung jawab dalam penyelenggaraan penanggulangan
bencana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lebak yang
dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2011 memiliki tugas
sebagai penyelenggara penanggulangan bencana di daerah Kabupaten Lebak yang
dilakukan secara terarah terkoordinasi dan terpadu mulai sejak penetapan
kebijakan pembangunan yang berisiko timbulnya bencana
413 Visi dan Misi BPBD Kabupaten Lebak
Penetapan visi merupakan satu langkah penting dalam perjalanan suatu
organisasi karena dengan visi tersebut akan dapat mencerminkan apa yang hendak
dicapai oleh organisasi serta memberikan arah dan fokus strategis yang
berorientasi terhadap masa depan pembangunan dan bahkan menjamin
kesinambungan pelaksanaan tugas organisasi
67
Visi yang ditetapkan mencerminkan gambaran peran dan kondisi yang
ingin diwujudkan oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) di masa
depan Berdasarkan makna tersebut dan sesuai dengan visi Pemerintah Kabupaten
Lebak maka visi BPBD Kabupaten Lebak adalah ldquoKabupaten Lebak yang siaga
tangguh dan berakhlak dalam penenggulangan bencana
Sedangkan Misi Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)
Kabupaten Lebak yaitu
1 Memperkuat kapasitas masyarakat dan kelembagaan dalam
penanggulangan bencana
2 Membangun kesipasiagaan daerah dalam mengurangi resiko bencana
melalui penyusunan mekanisme penanggulangan bencana yang holistik
terencana dan terpadu
3 Membangun budaya keselamatan dan ketahanan untuk masyarakat
Kabupaten Lebak dengan menggunakan pengetahuan inovasi dan
pendidikan
414 Tugas Pokok dan Fungsi BPBD Kabupaten Lebak
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lebak
merupakan unsur pelaksana bidang penanggulangan bencana dipimpin oleh
kepala badan yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Bupati
melalui Sekretaris Daerah BPBD Kabupaten Lebak mempunyai tugas
melaksanakan kewenangan otonomi daerah di bidang penanggulangan bencana
melaksanakan urusan kebencanaan berdasarkan azas otonomi dan tugas
68
pembantuan yang diberikan oleh Pemerintah Pusat dan Pemerintah Propinsi
Banten
Adapun tugas BPBD Kabupaten Lebak mengacu kepada Peraturan Daerah
Kabupaten Lebak Nomor 3 tahun 2011 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata
Kerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Lebak diantaranya
yaitu
1 Menetapkan pedoman dan pengarahan terhadap usaha penanggulangan
bencana sesuai dengan kebijakan Pemerintah Daerah dan Badan Nasional
Penanggulangan Bencana yang mencakup pencegahan bencana
penanganan darurat rehabilitasi serta rekonstruksi secara adil dan setara
2 Menetapkan standarisasi serta kebutuhan penyelenggaraan
penanggulangan bencana berdasarkan perundang-undangan
3 Menyusun menetapkan dan menginformasikan peta relawan bencana
4 Menyusun dan menetapkan prosedur tetap penanganan bencana
5 Melaporkan penyelenggaraan penanggulangan bencana kepada Bupati
setiap sebulan sekali dalam kondisi normal dan setiap saat dalam kondisi
darurat bencana
6 Mengendalikan pengumpulan dan penyaluran uang dan barang
7 Mempertanggungjawabkan penggunaan anggaran yang diterima dari
anggaran pendapatan dan belanja daerah dan sumber lain yang sah
8 Melaksanakan kewajiban lain sesuai dengan peraturan perundang-
undangan
69
Sedangkan fungsi BPBD Kabupaten Lebak dalam menjalankan tugas
mempunyai fungsi yaitu
1 Perumusan dan penetapan kebijakan penanggulangan bencana dan
penanganan pengungsi dengan bertindak cepat dan tepat efektif dan
efisien dan
2 Pengoordinasian pelaksanaan kegiatan penanggulangan bencana secara
terencana terpadu dan menyeluruh
415 Struktur Organisasi BPBD Kabupaten Lebak
Struktur organisasi BPBD Kabupaten Lebak mengacu pada Peraturan
Daerah Nomor 3 Tahun 2011 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja
Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Lebak Berikut bagan struktur
organisasi BPBD Kabupaten Lebak
Gambar 41
Struktur Organisasi
Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Lebak
Kepala Badan
Unsur Pengarah Kepala Pelaksana
Seksi
pencegahan dan
kesiapsiagaan
Seksi
Rehabilitasi
dan
Rekonstruksi
Seksi
Kedaruratan
dan Logistik
Sekretaris
70
1 Kepala Badan Pelaksana
Mempunyai tugas
(1) Pengordinasian perencanaan pembinaan dan pengendalian terhadap
program administrasi dan sumber daya serta kerja sama BPBD
Kabupaten
(2) Pengordinasian dan pelaksanaan kebijakan di bidang pencegahan
mitigasi dan kesiapsiagaan pada prabencana serta pemberdayaan
masyarakat
(3) Pengordinasian dan pelaksanaan kebijakan di bidang penanggulangan
bencana pada saat tanggap darurat dan dukungan logistik
(4) Pengordinasian dan pelaksanaan kebijakan di bidang penanggulangan
pada pascabencana
2 Sekretariat
Mempunyai tugas
(1) Pengoordinasian sinkronisasi dan integrasi di lingkungan BPBD
Kabupaten Lebak
(2) Pengoordinasian perencanaan dan perumusan kebijakan teknis BPBD
Kabupaten
(3) Pembinaan dan Pelayanan administrasi ketatausahaan hukum dan
pertaturan perundang-undangan organisasi tata laksana kepegawaian
keuangan dan persesdiaan perlengkapan dan rumah tangga BPBD
(4) Pembinaan dan pelaksanaan hubungan masyarakat dan protokol di
lingkungan BPBD Kabupaten
71
(5) Fasilitas pelaksanaan tugas dan fungsi unsur pengarah
penanggulangan bencana
(6) Pengoordinasian dalam penyususnan laporan BPBD Kabupaten
3 Seksi Pencegahan dan Kesiapsiagaan
Mempunyai tugas
(1) Perumusan kebijakan di bidang pencegahan mitigasi dan
kesipasiagaan pada prabencana serta pemberdayaan masyarakat
(2) Pengkoordinasian di bidang pencegahan mitigasi dan kesiapsiagaan
pada prabencana serta pemberdayaan masyarakat
(3) Pelaksanaan hubungan kerja dengan instansi terkait di bidang
pencegahan mitigasi dan kesiapsiagaan pada prabencana serta
pemberdayaan masyarakat
(4) Pemantauan evaluasi dan analisis pelaporan tentang pelaksanaan
kebijakan umum di bidang pencegahan mitigasi dan kesiapsiagaan
pada prabencana serta pemberdayaan masyarakat
4 Seksi Kedaruratan dan Logistik
Mempunyai tugas
(1) Perumusan kebijakan di bidang penanggulangan pada saat tanggap
darurat penanganan pengungsi dan dukungan logistik
(2) Pengkoordinasian dan pelaksanaan kebijakan di bidang
penanggulangan bencana pada saat tanggap darurat penanganan
pengungsi dan dukungan logistik
72
(3) Komando pelaksanaan penanggulangan bencana pada saat tanggap
darurat
(4) Pelaksanaan hubungan kerja di bidang penanggulangan bencana pada
saat tanggap darurat penanganan pengungsi dan dukungan logistik
(5) Pemantauan evaluasi dan analisis pelaporan tentang pelaksanaan
kebijakan umum di bidang penangglangna bencana pada saat tanggap
darurat penanganan pengungsi dan dukungan logistik
5 Seksi Rehabilitasi dan Rekonstruksi
Mempunyai tugas
(1) Perumusan kebijakan di bidang penanggulangan bencana pada pasca
bencana
(2) Mengkoordinasikan dan pelaksanaan kebijakan di bidang
penanggulangan bencana pada pascabencana
(3) Pelaksanaan hubungan di bidang penanggulangan bencana pada
pascabencana
(4) Pemantauan evaluasi dan analisis pelaporan tentang pelaksanaan
kebijakan umum
42 Pengujian Persyaratan Statistik
421 Uji Validitas Instrumen
Pada penelitian dengan menggunakan pendekatan kuantitatif sebelum
mengolah data hasil koesioner jawaban dari responden maka harus melakukan uji
validitas instrument Hal ini dimaksudkan untuk menjaga ketepatan dan
73
kecermatan suatu alat ukur dalam melakukam fungsi ukurnya Uji validitas
digunakan untuk mengetahui sah atau valid tidaknya suatu koesioner
Kevaliditasan suatu instrument menggambarkan bahwa suatu instrument
benarbenar mampu mengukur variabel-variabel yang akan diukur dalam
penelitian serta mampu menunjukan tingkat kesesuaian antar konsep dan hasil
pengukuran
Untuk mengetahui butiritem dari instrument yang telah dibuat itu valid
atau tidak valid dapat diketahui dengan cara mengkorelasikan antara skor butir
dengan skor total Pengujiannya dilakukan dengan menggunakan rumus Pearson
Product Moment sebagai berikut
Keterangan
r = Koefisien Korelasi Product Moment
n = Jumlah Sampel
sum xy= Jumlah hasil kali skor pertanyaan dengan total
sumy = Jumlah skor total
sumx = Jumlah skor per item pertanyaan
sumx2 = Jumlah skor item yang dikuadratkan
sumy2 = Jumlah skor total yang dikuadratkan
74
Dari hasil pengolahan data dengan menggunakan SPSSperhitungan
korelasi yang dilakukan hasilnya dapat dilihat pada tabel 42 di bawah ini
Tabel 42
Hasil Uji Validitas (Menggunakan SPSS V16)
No r hitung r tabel Keterangan
1 0442 0195 Valid
2 0221 0195 Valid
3 0650 0195 Valid
4 0435 0195 Valid
5 0579 0195 Valid
6 0531 0195 Valid
7 0676 0195 Valid
8 0529 0195 Valid
9 0602 0195 Valid
10 0608 0195 Valid
11 0674 0195 Valid
12 0510 0195 Valid
13 0625 0195 Valid
14 0584 0195 Valid
15 0556 0195 Valid
16 0605 0195 Valid
17 0594 0195 Valid
18 0197 0195 Valid
19 0539 0195 Valid
20 0457 0195 Valid
21 0299 0195 Valid
Dikatakan valid jika rhitung gt r tabel maka rtabel sudah ditentukan sebesar
0195 dan taraf signifikansi sebesar 5 Sementara itu sampel dalam penelitian
ini berjumlah 100 responden Berdasarkan uji validitas pada tabel di atas dapat di
lihat rhitung dari seluruh instrumen lebih besar dari r tabel dan menunjukan bahwa
seluruh responden yang berjumlah 94 orang dapat menjawab pertanyaan
penelitian yang dapat dikatakan valid Oleh karena itu jumlah instrumen
75
berdasarkan perhitungan tabel di atas dikatakan valid dan dapat digunakan dalam
penelitian
422 Uji Reliabilitas Instrumen
Pada tahap selanjutnya setelah melakukan uji validitas maka dilanjutkan
dengan uji reliabilitas Reliabilitas adalah indeks yang menunjukan sejauh mana
suatu alat pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan Bila suatu alat
pengukur dipakai dua kali untuk mengukur gejala yang sama dan hasil
pengukuran yang diperoleh relatif konsisten maka alat tersebut reliabel
Reliabilitas digunakan untuk menjaga kehandalan dari sebuah instrument atau alat
ukur Dalam penelitian ini uji reliabilitas dilakukan dengan teknik Alpha
Cronbach Alpha Cronbach yaitu penghitungan yang dilakukan dengan
menghitung rata-rata imterkorelasi diantara butir-butir pertanyaan dalam
koesioner dikatakan reliabel jika nilai alphanya lebih dari 030 (Purwanto
2007181) Pengukurannya berdasarkan alpha cronbach 0 sampai 1 Apabila
dikelompokan maka skala tersebut dapat dikelompokan dalam lima kelas dengan
range yang sama dan ukuran kemantapan alpha tersebut dapat diinterpretasikan
1 Nilai Alpha Cronbach 000 sd 020 berarti kurang reliabel
2 Nilai Alpha Cronbach 021 sd 040 berarti agak reliabel
3 Nilai Alpha Cronbach 042 sd 060 berarti cukup reliabel
4 Nilai Alpha Cronbach 061 sd 080 berarti reliabel
5 Nilai Alpha Cronbach 081 sd 100 berarti sangat relabel
76
Uji reliabilitas ini menggunakan bantuan SPSS versi 16 dan diperoleh
sebagai berikut
Tabel 43
Hasil Uji Reliabilitas (Menggunakan SPSS V 16)
Case Processing Summary
N
Cases Valid 100 1000
Excludeda 0 0
Total 100 1000
a Listwise deletion based on all variables in the
procedure
Tabel 44
Reliability Statistic
Cronbachs
Alpha N of Items
740 22
Berdasarkan perhitungan uji reliabilitas pada tabel 44 dapat dilihat bahwa
nilai Alpha Cronbach 0740 Sementara dalam pengelompokan skala yang telah
dipaparkan sebelumnya yaitu pengelompokan skala 5 dalam buku Triton bahwa
nilai 0740 masuk dalam skala ke 4 yaitu 061 ndash 080 yang berarti reliabel
Sehingga pada hasil akhirnya bahwa insrumen penelitian ini reliabel
43 Deskripsi Data
431 Identitas Responden
Responden dalam penelitian ini adalah masyarakat Kabupaten Lebak yang
tersebar di 15 Kecamatan dengan jumlah populasi sebesar 734402 orang Dengan
77
menggunakan rumus Slovin dengan tingkat kesalahan 10 maka jumlah sampel
dalam penelitian ini adalah sebanyak 100 orang Kemudian teknik pengambilan
sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah proportional cluster random
sampling dimana sampel dalam penelitian ini dihitung berdasarkan ketentuan
besaran sampel atas besaran populasi Dikatakan proportional cluster random
sampling karena populasi akan diwakili sesuai dengan porsinya masing-masing
dalam penelitian Jadi pada pokoknya yaitu mengambil sampel dari tiap-tiap sub
populasi dengan memperhitungkan besar kecilnya sub populasi sehingga
nantinya jumlah sampel yang akan diambil akan menghasilkan sampel yang
representatif
Pada pengisian koesioner responden diminta untuk memberikan identitas
diri sebagai penunjang data dimana identitas diri meliputi jenis kelamin dan
pekerjaan Berikut ini peneliti akan memapaparkan identitas responden dengan
diagram batang
78
Diagram 41
Jenis Kelamin Responden
Sumber Hasil Penelitian Lapangan Tahun 2014
Dari diagram 41 di atas dapat diketahui bahwa 61 responden (61)
adalah responden berjenis kelamin laki-laki 39 responden (39) adalah berjenis
kelamin perempuan Berdasarkan pengumpulan dan olah data hasil kuesioner
menunjukan bahwa responden yang terpilih pada penelitian mengenai Kinerja
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dalam Penanggulangan Bencana
Banjir di Kabupaten Lebak didominasi oleh laki-laki dengan selisih perbedaan
22 dari responden yang berjenis kelamin perempuan
Sedangkan identitas diri responden terkait dengan pekerjaan dapat dilihat
pada diagram 42 di bawah ini
(61)
(39)
0
10
20
30
40
50
60
70
Laki-laki Perempuan
79
Diagram 42
Responden Berdasarkan Status Pekerjaan
Sumber Hasil Penelitian Lapangan Tahun 2014
Dari diagram 42 di atas dapat di lihat bahwasannya responden
berdasarkan pekerjaan meliputi petani sebanyak 53 responden (53) 26
responden (26) dengan status pekerjaan wiraswasta 10 responden (10)
dengan status pekerjaan sebagai pelajar kemudian 6 responden (6) bekerja
sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan 5 responden (5) bekerja sebagai buruh
Hasil pengumpulan dan olah data hasil koesioner menunjukan bahwa responden
didominasi atau yang paling banyak adalah bekerja sebagai petani dan yang paling
rendah adalah responden yang bekerja sebagai buruh
(6)
(26)
(53)
(10)
(5)
0
10
20
30
40
50
60
PNS Wiraswasta Petani Pelajar Buruh
80
432 Analisis Data
Pada analisis data peneliti akan mendeskripsikan data dari hasil
penyebaran koesioner kepada masyarakat Kabupaten Lebak yang tersebar di 15
kecamatan saja dengan jumlah sampel 100 orang Hal ini dimaksudkan untuk
mengetahui jawaban mereka mengenai Kinerja Badan Penanggulangan Bencana
Daerah (BPBD) dalam Penanggulangan Bencana Banjir di Kabupaten Lebak
Dengan menggunakan data variabel dimana peneliti menggunakan teori Kinerja
Organisasi
Menurut Hersey Blancharddan Johnson yang dikutip oleh Wibowo
(2011102)terdapat tujuh indikator kinerja yaitu
1) Tujuan merupakan keadaan yang berbeda yang secara aktif dicari oleh
seorang individu dan organisasi untuk dicapai Untuk mencapai tujuan
diperlukan kinerja individu kelompok dan organisasi Kinerja individu
maupun organisasi berhasil apabila dapat mencapai tujuan yang
diinginkan
2) Standar merupakan suatu ukuran apakah tujuan yang diinginkan dapat
dicapai Tanpa standar tidak dapat diketahui kapan suatu tujuan
tercapai Kinerja seseorang dikatakan berhasil apabila mampu
memcapai standar yang ditentukan atau disepakati bersama antara
atasan dan bawahan
3) Alat atau sarana merupakan sumber daya yang dapat dipergunakan
untuk membantu menyelesaikan tujuan dengan sukses Alat atau saran
merupakan faktor penunjang untuk mencapai tujuan Tanpa alat atau
sarana tugas pekerjaan spesifik tidak dapat dilakukan dan tujuan tidak
dapat diselesaikan sebagaimana seharusnya Tanpa alat atau sarana
tidak mungkin dapat melakukan pekerjaan
4) Kompetensi merupakan persyaratan utama dalam kinerja Kompetensi
merupakan kemampuan yang dimiliki oleh seseorang untuk
menjalankan pekerjaan yang diberikan kepadanya dengan baik
Kompetensi memungkinkan seseorang mewujudkan tugas yang
berkaitan dengan pekerjaan yang diperlukan untuk mencapai tujuan
5) Motif merupakan alasan atau pendorong bagi seseorang untuk
melakukan sesuatu Manajer memfasilitasi motivasi kepada karyawan
dengan insentif berupa uang memberikan pengakuan menetapkan
tujuan menantang menetapkan standar terjangkau meminta umpan
balik memberikan kebebasan melakukan pekerjaan termasuk waktu
81
melakukan pekerjaan menyediakan sumber daya yang diperlukan dan
menghapuskan yang mengakibatkan disinsentif
6) Peluang pekerja perlu mendapatkan kesempatan untuk menunjukan
prestasi kerjanya Terdapat dua faktor yang menyumbangkan pada
adanya kekurangan kesempatan untuk berprestasi yaitu ketersediaan
waktu dan kemampuan untuk memenuhi syarat Jika pekerja dihindari
karena supervisor tidak percaya terhadap kualitas dan kepuasan
konsumen mereka secara efektif akan dihambat dari kemampuan
memenuhi syarat untuk berprestasi
7) Umpan balik antar tujuan standar dan umpan balik bersifat saling
terkait Umpan balik melaporkan kemajuan baik kualitas maupun
kuantitas dalam mencapai tujuan yang didefinisikan oleh standar
Umpan balik merupakan masukan yang dipergunakan untuk mengukur
kemajuan kinerja standar kinerja dan pencapaian tujuan Dengan
umpan balik dilakukan evalusasi terhadap kinerja dan sebagai hasilnya
dapat dilakukan perbaikan kinerja
4321 Pertanyaan Yang Berkaitan Dengan Indikator Tujuan
Berdasarkan dari teori kinerja organisasi yang peneliti gunakan dalam
penelitian ini terdapat tiga pertanyaan yang berkaitan dengan indikator tujuan
Adapun jawaban dari responden berdasarkan pertanyaan yang berkaitan dengan
indikator tujuan akan dipaparkan di bawaha ini
Pertama jawaban responden dari pertanyaan bahwa kegiatan sosialisasi
pengurangan resiko bencanatelah dilakukan oleh BPBD Kabupaten Lebak dapat
dilihat pada diagram 43 di bawah ini
82
Diagram 43
Kegiatan Sosialisasi Pengurangan Resiko Bencana Telah Dilaksanakan
BPBD Kabupaten Lebak
Berdasarkan diagram 43 di atas mengenai tanggapan atau jawaban dari
responden atas pertanyaan bahwa kegiatan sosialisasi tentang pengurangan resiko
bencana banji rtelah dilaksanakan oleh BPBD Kabupaten Lebak adalah 4
responden atau sekitar 4 menjawab sangat setuju 39 responden atau 39
menjawab setuju 52 responden atau 52 menjawab tidak setuju dan 5 responden
atau 5 menjawab sangat tidak setuju Dengan demikian dapat dikatakan dan
diasumsikan bahwa secara mayoritas responden menjawab tidak setuju terkait
pelaksanaan kegiatan yang telah dilakukan oleh BPBD mengenai sosialisasi
pengurangan resiko bencana banjir Hal ini mengasumsikan bahwa BPBD belum
melaksanakan sosialisasi terkait pengurangan resiko bencana banjir yang belum
(4)
(39)
(52)
(5)
0
10
20
30
40
50
60
Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
83
dirasakan oleh sebagian masyarakat Adapun sebagian responden menjawab
setuju dikarenakan dalam pelaksanaan kegiatan sosialisasi pengurangan resiko
bencana banjir oleh BPBD sudah dirasakan oleh masyarakat Tetapi dengan
banyaknya responden menjawab tidak setuju maka dapat diasumsikan bahwa
selama ini BPBD masih belum optimal dan menyeluruh dalam melaksanakan
kegiatan sosialisasi pengurangan resiko bencana banjir yang sudah menjadi tugas
dan tujuan organisasi tersebut
Selanjutnya diagram hasil penelitian berdasarkan butir pertanyaan kedua
dalam indikator tujuan berikut adalah diagram beserta pertanyaannya
Diagram 44
Penanganan Kedaruratan Bencana Banjir Telah Dilaksanakan Oleh
BPBDKabupaten Lebak
Berdasarkan diagram 44 di atas mengenai tanggapan responden atas
pertanyaan bahwa BPBD sudah melaksanakan tugas dalam penanganan
(11)
(53)
(35)
(1)
0
10
20
30
40
50
60
Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
84
kedaruratan bencana banjir adalah 11 responden (11) menjawab sangat setuju
53 responden (53) menjawab setuju 35 responden (35) menjawab tidak
setuju dan 1 responden (1) menjawab sangat tidak setuju Dengan demikian
secara mayoritas responden setuju bahwa BPBD sudah melaksanakan penanganan
kedaruratan bencana banjir pada saat terjadinya bencana banjir Ini dikarenakan
bahwa pada saat bencana banjir terjadi BPBD sudah melaksanakan penanganan
kedaruratan untuk menanggulangi bencana banjir di Kabupaten Lebak
Kemudian diagram hasil penelitian berdasarkan butir pertanyaan ketiga
dalam indikator tujuan berikut adalah diagram beserta pertanyaannya
85
Diagram 45
BPBD Menyelenggarakan Pemulihan Setelah Bencana Terjadi
Dari diagram 45 di atas dapat dilihat bahwa komposisi dari tanggapan
responden terkait apakah BPBD menyelenggarakan pemulihan (rekonstruksi)
setelah bencana banjir terjadi Tanggapan responden yaitu 2 responden (2)
menjawab sangat setuju 40 responden (40) menjawab setuju 52 responden
(52) menjawab tidak setuju dan 6 responden (6) menjawab sangat tidak
setuju Berdasarkan data tanggapan responden tersebut mayoritas menjawab tidak
setuju terkait bahwa BPBD sudah menyelenggarakan pemulihan setelah bencana
banjir terjadi Adapun sebagian masyarakat menjawab setuju karena ada sebagian
masyarakat yang telah merasakan pelayanan BPBD terkait pemulihan bencana
pada pasca bencana
(2)
(40)
(52)
(6)
0
10
20
30
40
50
60
Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
86
4322 Indikator Standar
Berdasarkan hasil penelitian lapangan diperoleh hasil penelitian
berdasarkan indikator standar berikut daigram dan pertanyaannya
Diagram 46
Penyelenggaraan Penanggulangan Banjir Sesuai Prosedur
Berdasarkan diagram 46 di atas dapat dilihat bahwa komposisi nilai dari
tanggapan responden terkait dengan penyelenggaraan penanggulangan bencana
banjir oleh BPBD Kabupaten Lebak sesuai prosedur adalah 3 responden (3)
menjawab sangat setuju 45 responden (45) menjawab setuju 51 responden
(51) menjawab tidak setuju dan 1 responden (1) menjawab sangat tidak
setuju Dengan demikian secara mayoritas responden menjawab tidak setuju
terkait penyelenggaraan penanggulangan bencana banjir sudah sesuai prosedur
Hal ini dapat diartikan bahwa penyelenggaraan penanggulangan bencana daerah
(3)
(45)
(51)
(1)
0
10
20
30
40
50
60
Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
87
masih belum sesuai prosedur Adapun responden yang menjawab setuju dengan
komposisi sebesar 45 dikarenakan sebagian responden menilai sudah sesuai
prosedur Hal ini dikarenakan keterbatasan pegawai BPBD dalam menjalankan
tugas masih kurang responsif
Selanjutnya berdasarkanhasil penelitian lapangan dari butir kedua dari
indikator standar berikut adalah diagram dan pertanyaannya
Diagram 47
Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana Banjir Mengedepankan
Keadilan
Berdasarkan diagram 47 di atas mengenai tanggapan responden atas
pertanyaan penyelenggaraan BPBD dalam penanggulangan bencana banjir
mengedepankan keadilan adalah 3 responden (3) menjawab sangat setuju 38
responden (38) menjawab setuju 51 responden (51) menjawab tidak setuju
(3)
(38)
(51)
(8)
Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
88
dan 8 responden (8) menjawab sangat tidak setuju Dengan demikian secara
mayoritas responden dapat dikatakan menjawab tidak setuju terkait dengan
penyelenggaraan BPBD Kabupaten Lebak dalam penanggulangan bencana banjir
dengan mengedepankan keadilan Adapun responden menjawab setuju karena
sedikit dari mayoritas responden tidak merasakan hal tersebut bahkan responden
lebih menciptakan rasa aman terhadap apa yang mereka hadapi pada saat bencana
banjir terjadi
Kemudian selanjutnya berdasarkan hasil penelitian lapangan dari butir
ketiga dari indikator standar berikut adalah diagram dan pertanyaannya
Diagram 48
Cepat dan Tanggap Dalam Penanggulangan Bencana Banjir
Dari diagram 48 di atas mengenai tanggapan responden atas pertanyaan
bahwa BPBD Kabupaten Lebak cepat tanggap dalam penanggulangan bencana
(5)
(28)
(59)
(8)
0
10
20
30
40
50
60
70
Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
89
banjir adalah 5 responden (5) menjawab sangat setuju 28 responden (28)
menjawab setuju 59 responden (59) menjawab tidak setuju dan 8 responden
(8) menjawab sangat tidak setujuDengan demikian secara mayoritas responden
dapat dikatakan menjawab tidak setuju terkait dengan cepat tanggap dalam
penyelenggaraan penanggulangan bencana banjir oleh BPBD Kabupaten Lebak
Adapun responden yang menjawab setuju karena responden merasakan pelayanan
yang cepat tanggap dari BPBD Kabupaten Lebak Karena berdasarkan prinsipnya
BPBD harus cepat tanggap dalam penyelenggaraan penanggulangan bencana
khususnya bencana banjir
4323 Indikator Alat atau Sarana
Berdasarkan hasil penelitian lapangan diperoleh hasil penelitian
berdasarkan indikator alat atau sarana berikut diagram dan pertanyaannya
Diagram 49
Peralatan Dalam Penanggulangan Bencana Banjir Telah Lengkap
(3)
(31)
(54)
(12)
0
10
20
30
40
50
60
Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
90
Berdasarkan diagram 49 di atas mengenai tanggapan responden atas
pertanyaan terkait dengan peralatan dalam penanggulangan bencana banjir
BPBD Kabupaten Lebak telah lengkap adalah 3 responden (3) menjawab
sangat setuju 31 responden (31) menjawab setuju 54 responden (54)
menjawab tidak setuju 12 responden (12) menjawab sangat setuju Dengan
demikian secara mayoritas responden dapat dikatakan menjawab tidak setuju
dikarenakan dalam penyelenggaraannya penanggulangan bencana banjir pihak
BPBD Kabupaten Lebak masih kekurangan akan kelengkapan peralatan dalam
penanggulangan banjir Adapun responden yang menjawab setuju dikarenakan
masyarakat di sebagian daerah merasakan kelengkapan peralatan BPBD dalam
penanggulangan banjir sudah memadai
Kemudian selanjutnya berdasarkan hasil penyebaran kuesioner dari butir
kedua indokator alat atau sarana berikut adalah diagram dan pertanyaannya
91
Diagram 410
Alat Komunikasi dalam Memberikan Informasi Bencana Banjir Sudah
Memadai
Berdasarkan diagram 410 di atas dapat dilihat bahwa tanggapan
responden terkait alat komunikasi dalam memberikan informasi bencana banjir
BPBD sudah memadai adalah 5 responden (5) menjawab sangat setuju 39
responden (39) menjawab setuju 46 responden (46) menjawab tidak setuju
dan 10 responden (10) menjawab sangat tidak setuju Dengan demikian secara
mayoritas responden dapat dikatakan menjawab tidak setuju terkait kepemilikan
alat komunikasi dalam memberikan informasi kebencananaan Ini dikarenakan
responden menilai bahwa alat komunikasi BPBD dalam memberikan informasi
kebencanaan masih belum memadai
(5)
(39)
(46)
(10)
0
5
10
15
20
25
30
35
40
45
50
Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
92
Selanjutunya berdasarkan hasil penelitian lapangan dari butir ketiga
indikator alat atau sarana berikut adalah diagram dan pertanyaannya
Diagram 411
Tempat Penyimpanan Bantuan Logistik Sudah Memadai
Berdasarkan diagram 411 di atas dapat dilihat bahwa tanggapan
responden terkait tempat penyimpanan bantuan logistik di BPBD kabupaten
Lebak sudah memadai adalah 11 responden (11) menjawab sangat setuju 31
responden (31) menjawab setuju 45 responden (45) menjawab tidak setuju
dan 13 responden (13) menjawab sangat tidak setuju Dengan demikian secara
mayoritas responden dapat dikatakan menjawab tidak setuju Hal ini dikarenakan
responden menilai bahwa BPBD masih belum memilliki tempat yang memadai
untuk penyimpanan bantuan logistic bencana
(11)
(31)
(45)
(13)
0
5
10
15
20
25
30
35
40
45
50
Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
93
4324 Indikator Kompetensi
Berdasarkan hasil penelitian lapangan diperoleh hasil penelitian
berdasarkan indikator kompetensi berikut daigram dan pertanyaannya
Diagram 412
BPBD Memiliki Kemampuan Yang Baik dalam Penyelenggaraan Bencana
Banjir
Berdasarkan diagram 412 di atas mengenai BPBD Kabupaten Lebak
memiliki kemampuan yang baik dalam penyelenggaraan penanggulangan bencana
banjir adalah 7 responden (7) menjawab sangat setuju 33 responden (33)
menjawab setuju 47 responden (47) menjawab tidak setuju dan 13 responden
(13) menjawab sangat tidak setuju Dengan demikian secara mayoritas
responden dapat dikatakan menjawab tidak setuju atas BPBD Kabupaten Lebak
(7)
(33)
(47)
(13)
0
5
10
15
20
25
30
35
40
45
50
Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
94
memiliki kemampuan yang baik dalam penyelenggaraan penanggulangan bencana
banjir
Selanjutnya berdasarkan hasil penelitian di lapangan dari butir kedua dari
indikator kompetensi berikut adalah diagram dan pertanyaannya
Diagram 413
BPBD Selalu Memeberikan Informasi Setiap Akan Terjadinya Bencana
Banjir
Berdasarkan diagram 413 di atas mengenai tanggapan responden atas
BPBD Kabupaten Lebak selalu memberikan informasi setiap akan terjadinya
bencana banjir adalah 4 responden (4) menjawab sangat setuju 38 responden
(38) menjawab setuju 49 responden (49) menjawab tidak setuju dan 9
responden (9) menjawab sangat tidak setuju Dengan demikian secara mayoritas
responden dapat dikatakan menjawab tidak setuju Ini dikarenakan responden
(4)
(38)
(49)
(9)
0
10
20
30
40
50
60
Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
95
menilai bahwa dalam pelaksanaannya BPBD Kabupaten Lebak belum
memberikan informasi terkait akan terjadinya bencana banjir ini dikarenakan
BPBD masih belum memiliki alat komunikasi yang memadai dalam pemberian
informasi kepada masyarakat Selain itu pula belum berjalannya komunitas
masyarakat tangguh bencana di tiap daerah rawan bencana banjir Sehingga dalam
pemberian informasi masih belum optimal
Kemudian selanjutnya berdasarkan hasil penelitian lapangan dari butir
ketiga dari indikator kompetensi berikut adalah diagram dan pertanyaannya
Diagram 414
Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana Banjir Sesuai Tugas dan Fungsi
Dari diagram 414 di atas dapat dilihat mengenai tanggapan responden atas
pertanyaan setujukah penyelenggaraan penanggulangan bencana banjir sesuai
tugas dan fungsi adalah 3 responden (3) menjawab sangat setuju 38 responden
(3)
(38)
(50)
(9)
0
10
20
30
40
50
60
Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
Series1
96
(38) menjawab setuju 50 responden (50) menjawab tidak setuju dan 9
responden (9) menjawab sangat tidak setuju Dengan demikian secara mayoritas
responden mengasumsikan tidak setuju akan penyelenggaraan penanggulangan
bencana banjir sesuai tugas dan fungsi Ini dikarenakan masyarakat menilai dalam
pelaksanaannya BPBD yang seharusnya menjadi koordinator dalam
penyelenggaraan penanggulangan bencana namun realitanya yang menjadi
koordinator dari pihak militer
4325 Indikator Motif
Berdasarkan hasil penelitian lapangan diperoleh hasil penelitian
berdasarkan indikator kompetensi berikut daigram dan pertanyaannya
Diagram 415
BPBD Telah Memberikan Penyuluhan Mengenai Bahaya Bencana Banjir
(7)
(43)(45)
(5)
0
5
10
15
20
25
30
35
40
45
50
Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
97
Dari diagram 415 di atas dapat dilihat bahwa tanggapan responden
mengenai pertanyaan mengenai BPBD telah memberikan penyuluhan mengenai
bahaya bencana banjir adalah 7 responden (7) menjawab sangat setuju 43
responden (43) menjawab setuju 45 responden (45) menjawab tidak setuju
dan 5 responden (5) menjawab sangat tidak setuju Dengan demikian secara
prosentase dapat dikatakan responden menjawab tidak setuju bahwa penyuluhan
mengenai bahaya bencana banjir telah dilaksanakan oleh BPBD Adapun
responden yang menjawab setuju karena sebagian masyarakat di Kabupaten
Lebak telah mengikuti penyuluhan bahayanya bencana banjir yang dilakukan oleh
BPBD
Kemudian selanjutnya berdasarkan hasil penelitian di lapangan dari butir
kedua dari indikator motif berikut adalah diagram dan pertanyaannya
Diagram 416
BPBD Memiliki Motivasi tinggi Dalam Penanggulangan Bencana Banjir
(3)
(40)
(49)
(8)
0
10
20
30
40
50
60
Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
98
Berdasarkan diagram 416 di atas mengenai tanggapan responden atas
pernyataan bahwa BPBD selama ini memiliki motivasi tinggi dalam
penangggulangan bencana banjir adalah 3 responden (3) menjawab sangat
setuju 40 responden (40) menjawab setuju 49 responden (49) menjawab
tidak setuju dan 8 responden (8) menjawab sangat tidak setuju Dengan
demikian secara mayoritas responden dapat dikatakan menjawab tidak setuju
Adapun responden yang menjawab setuju karena menilai bahwa BPBD dalam
menjalankan tugas telah memiliki motivasi dalam penanggulangan bencana banjir
Sementara itu berikutnya hasil penelitian di lapangan dari butir ketiga
indikator motif berikut adalah diagram dan pertanyaannya
Diagram 417
Aparatur BPBD Kabupaten Lebak Berprilaku Sukarela dalam
Penanggulangan Bencana Banjir
(5)
(33)
(52)
(10)
0
10
20
30
40
50
60
Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
99
Dari diagram 417 di atas dapat di lihat mengenai tanggapan responden
atas pertaanyaan bahwa BPBD berprilaku sukarela dalam penanggulangan
bencana banjir adalah 5 responden (5) menjawab sangat setuju 33 responden
(33) menjawab setuju 52 responden (52) menjawab tidak setuju dan 10
responden (10) menjawab sangat tidak setuju Dengan demikian secara
mayoritas responden dapat dikatakan menjawab tidak setuju Hal ini dikarenakan
aparatur BPBD masih belum berprilaku sukarela dalam penyelenggaraan
penanggulangan banjir
4326 Indikator Peluang
Berdasarkan hasil penelitian lapangan diperoleh hasil penelitian
berdasarkan indikator peluang berikut daigram dan pertanyaannya
100
Diagram 418
BPBD Lebak Telah Memberikan Pelatihan Kepada Komunitas Masyarakat
Tangguh Bencana
Berdasarkan diagram 418 di atas mengenai tanggapan responden atas
pernyataan bahwa BPBD telah memberikan pelatihan kepada komunitas
masyarakat tangguh bencana adalah 4 responden (4) menjawab sangat setuju
30 responden (30) menjawab setuju 53 responden (53) menjawab tidak
setuju 13 responden (13) menjawab sangat tidak setuju Secara mayoritas
responden dapat dikatakan menjawan tidak setuju dengan pernyataan bahwa
BPBD telah memberikan pelatihan kepada Komunitas Masyarakat Tangguh
Bencana Hal ini dikarenakan bahwa pihak BPBD hanya mensosialisasikan terkait
bencana banjir dan masih belum memberikan pelatihan yang intensif terhadap
komunitas tangguh bencana
(4)
(30)
(53)
(13)
0
10
20
30
40
50
60
Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
101
Berikutnya berdasarkan hasil penelitian lapangan dari butir kedua
indikator peluang berikut adalah diagram dan pertanyaannya
Diagram 419
BPBD Telah Memberikan Solusi akan Bencana Banjir
Berdasarkan diagram 419 diatas mengenai tanggapan responden atas
pernyataan bahwa BPBD telah memberikan solusi akan bencana banjir adalah 6
responden (6) menjawab sangat setuju 37 responden (37) menjawab setuju
43 responden (43) menjawab tidak setuju dan 14 responden (14) sangat tidak
setuju Dengan demikian secara mayoritas responden dapat dikatakan menjawab
tidak setuju dengan pertnyaataan bahwa BPBD telah memberikan solsusi akan
bencana banjir Ini dikarenakan BPBD hanya menyelenggrakan penanggulangan
bencana dan belum memberikan solusi terkait bencana banjir
6(6)
37(37)
(43)
(14)
0
5
10
15
20
25
30
35
40
45
50
Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
102
Kemudian selanjutnya berdasarkan hasil penelitian di lapangan dari butir
ketiga indikator peluang berikut adalah diagram dan pertanyaannya
Diagram 420
BPBD Memberikan Kebebasan Kepada Masyarakat Dalam Penanggulangan
Bencana Banjir
Berdasarkan diagram 420 diatas mengenai tanggapan responden atas
pernyataan BPBD Memberikan kebebasan kepada masyarakat dalam
penanggulangan bencana banjir adalah 15 responden (15) menjawab sangat
setuju 51 responden (51) menjawab setuju 31 responden (31) menjawab
tidak setuju dan 3 responden (3) menjawab sangat tidak setuju Dengan
demikian secara mayoritas responden dapat dikatakan menjawab setuju Ini
dikarenakan dalam pelaksanaan penanggulangan bencana banjir dari mulai
(15)
(51)
(31)
(3)
0
10
20
30
40
50
60
Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
103
evakuasi hingga pemulihan bencana masyarakat diberikan kebebasan untuk
bergabung dalam penggulangan bencana banjir sebagai rasa kemanusiaan
4327 Indikator Umpan Balik
Berdasarkan hasil penelitian lapangan diperoleh hasil penelitian
berdasarkan indikator umpan balik berikut daigram dan pertanyaannya
Diagram 421
BPBD Selalu Memberikan Informasi Hasil Kegiatan Penanggulangan
Bencana Banjir
Berdasarkan diagram 421 diatas mengenai tanggapan responden atas
pernyataan BPBD selalu memberikan informasi hasil kegiatan penanggulangan
bencana banjir adalah 3 responden (3) menjawab sangat setuju 28 responden
(28) menjawab setuju 54 responden (54) menjawab tidak setuju dan 15
(3)
(28)
(54)
(15)
0
10
20
30
40
50
60
Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
104
responden (15) menjawab sangat tidak setuju Dengan demikian secara
mayoritas responden dapat dikatakan menjawab tidak setuju Ini dikarenakan
dalam pemberian informasi hasil kegiatan penanggulangan bencana banjir tidak
seluruh atau semuanya diketahui oleh masyarakat
Kemudian selanjutnya berdasarkan hasil penelitian di lapangan dari butir
kedua indikator umpan balik berikut adalah diagram dan pertanyaannya
Diagram 422
BPBD Selalu Melaksanakan Penilaian Atas Prestasi Kerja
Berdasarkan diagram 422 diatas mengenai tanggapan responden atas
pernyataan BPBD selalu melaksanakan penilaian-penilaian atas prestasi kerja
adalah 1 responden (1) menjawab sangat setuju 23 responden (23) menjawab
setuju 72 responden (72) menjawab tidak setuju dan 4 responden (4)
menjawab sangat tidak setuju Dengan demikian secara mayoritas responden
(1)
(23)
(72)
(4)
0
10
20
30
40
50
60
70
80
Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
105
dapat dikatakan menjawab tidak setuju Ini dikarenakan dalam pelaksanaan
evaluasi atau penilaian kinerja masih belum berjalan dengan baik dan masyarakat
masih belum melihat perubahan-perubahan yang signifikan
Berikutnya berdasarkan hasil penelitian di lapangan dari butir ketiga
indikator umpan balik berikut adalah diagram dan pertanyaannya
Diagram 423
BPBD Perlu Menindaklanjuti Kegiatan Yang Dilaksanakan
Berdasarkan diagram 423 diatas mengenai tanggapan responden atas
pernyataan BPBD perlu menindaklanjuti kegiatan yang telah dilaksanakan adalah
7 responden (7) menjawab sangat setuju 58 responden (58) menjawab setuju
31 responden (31) menjawab tidak setuju dan 4 responden (4) menjawab
sangat tidak setuju Dengan demikian secara mayoritas responden dapat dikatakan
menjawab setuju Ini dikarenakan dalam setiap kegiatan harus selalu ada tindak
(7)
(58)
(31)
(4)
0
10
20
30
40
50
60
70
Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
106
lanjutnya agar nantinya dapat menciptakan suatu kegiatan yang lebih baik lagi di
masa yang akan datang Sehingga dalam pelaksanaannya BPBD dapat optimal dan
lebih responsif dalam penanggulangan bencana khususnya dalam penanggulangan
bencana banjir
44 Pengujian Hipotesis
Penelitian ldquoKinerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)
dalam Penanggulangan Bencana Banjir di Kabupaten Lebakrdquo ini memiliki
hipotesis sebagai berikut
ldquoKinerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah Dalam
Penanggulangan Bencana Banjir di Kabupaten Lebak paling tinggi
mencapai 65 dari nilai idealnya 100rdquo
Sementara tujuan daripada pengujian hipotesis ini yaitu untuk mengetahui
tingkat signifikansi dari hipotesis yang diajukan Pada tahap pengujian hipotesis
ini peneliti menggunakan rumus t-test satu sampel
Berdasarkan penghitungan data skor ideal yang diperoleh adalah 4 x 21 x
100 = 8400 Keterangannya adalah 4 = nilai tertinggi dari setiap pilihan jawaban
pernyataan yang diajukan kepada responden (kriteria penilaian skor berdasarkan
skala Likert) 21 = jumlah item pertanyaan yang diajukan kepada responden dalam
bentuk koesioner dan 100 = jumlah sampel yang dijadikan responden dalam
penelitian ini Selanjutnya untuk jumlah skor penelitian (lihat di lampiran tabel
distrribusi data) adalah sebesar 5049 Dengan demikian maka nilai ldquoKinerja
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dalam Penanggulangan Bencana
107
Banjir Di Kabupaten Lebakrdquo adalah 5049 8400 = 06010 maka diprosentasikan
60
Skor ideal untuk Kinerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah Dalam
Penanggulangan Bencana Banjir Di Kabupaten Lebak adalah 4 x 21 x 100 = 8400
Keterangannya adalah 4 = nilai tertinggi dari setiap pilihan jawaban pernyataan
yang diajukan kepada responden (kriteria penilaian skor berdasarkan skala Likert)
21 = jumlah item pertanyaan yang diajukan kepada responden dalam bentuk
koesioner dan 100 = jumlah sampel yang dijadikan responden dalam penelitian
ini dan nilai meannilai rata-rata adalah 8400 100 = 84 Sehingga untuk Kinerja
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dalam Penanggulangan Bencana
Banjir Di Kabupaten Lebak nilai yang dihipotesiskan tertinggi 65 dari yang
diharapkan Sementara nilai yang dihipotesiskan adalah 065 x 84 = 55 Untuk
perhitungan hipotesis statistiknya adalah sebagai berikut Ha untuk memprediksi
micro lebih kecil atau sama dengan 65 dari skor ideal
H0 = micro gt65 gt 065 x 84 = 55
Ha = micro lt 65 lt 065 x 84 = 55
Pengujian hipotesis menggunakan rumus t- test satu sampel dengan uji
pihak kiri adalah sebagai berikut
Diketahui
micro =5049
100
= 5049
micro0= 55
108
s =
n
s
x
s = 766
n = 100
ditanya t
t =
n
s
x
t = - 549 x 10
766
t = - 716
Dari hasil penghitungan di atas dapat dilihat bahwa nilai thitung adalah -
716 Nilai thitung tersebut selanjutnya dibandingkan dengan nilai ttabel dengan
derajat kebebasan (dk) = (n ndash 1) = ( 100 ndash 1) = 99 dan taraf kesalahan = 10
untuk uji satu pihak kiri didapat nilai ttabel yaitu -1289 Karena nilai thitung lebih
kecil dari pada nilai ttabel (-716 lt -1289) dan jatuh pada daerah penerimaan Ha
maka hipotesis alternatif (Ha) diterima dan hipotesis nol (H0) ditolak Dapat dilihat
pada gambar 42 mengenai kurva daerah penerimaan Ha dan penolakan H0
Dari perbandingan jumlah data yang terkumpul dengan skor ideal
ditemukan bahwa Kinerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dalam
Penanggulangan Bencana Banjir di Kabupaten Lebak yaitu
5049
8400 x 100 = 6010
109
Jadi hipotesis yang menyatakan bahwa Kinerja Badan Penanggulangan
Bencana Daerah (BPBD) dalam Penanggulangan Bencana Banjir di Kabupaten
Lebak paling tinggi 65 dari nilai idealnya 100 dapat diterima atau dari
penghitungan sampel rata-rata menghasilkan nilai sebesar 6010 dibulatkan
menjadi 60 Berikut kurva daerah penerimaan Hipotesis alternatif (Ha) dan
daerah penerimaan H0
Gambar 42
Kurva Penerimaan dan Penerimaan H0
-716 0 1289
60 65
Berdasarkan gambar di atas dapat dilihat bahwa thitung ternyata jatuh pada
daerah penerimaan Ha dengan demikian Ha diterima dan H0 ditolak
45 Interpretasi Hasil Penelitian
Penelitian dengan judul Kinerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah
(BPBD) dalam Penanggulangan Bencana Banjir di Kabupaten Lebak sebelumnya
telah mempunyai rumusan masalah deskriptif dan peneliti berusaha menjawab
perumusan masalah tersebut Rumusan masalah tersebut adalah ldquoSeberapa besar
Daerah penerimaan Ha
Daerah Penerimaan H0
110
Kinerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah Dalam Penanggulangan Bencana
Banjir Di Kabupaten Lebakrdquo
Untuk menjawab rumusan masalah deskriptif dalam penelitian ini dapat
dilihat dari pemaparan pengujian hipotesis yang menggunakan rumus t-test satu
sampel dengan menguji pihak kiri bahwa harga thitung lebih kecil (lt) dari harga
ttabel dan itu dapat diartikan bahwa Ha diterima dan H0 ditolak Karena dari hasil
pengujian menunjukan bahwa hipotesis mencapai 6010 dari angka yang
diharapkan 65
Berdasarkan dari data pengujian hipotesis tersebut dapat dijelaskan bahwa
ldquoKinerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dalam Penanggulangan
Bencana Banjir di Kabupaten Lebakrdquo mencapai 6010 dari angka tertinggi yang
dihipotesiskan yaitu 65 Ini berarti tingkat Kinerja Badan Penanggulangan
Bencana Daerah (BPBD) dalam Penanggulangan Bencana Banjir di Kabupaten
masuk dalam kategori kurang baik Hal tersebut dapat dilihat pada pengkategorian
sebagai berikut
Kategori Instrumen
2100 4200 6300 8400
5049
Tidak Baik Kurang Baik Baik Sangat Baik
111
Nilai 5049 termasuk dalam kategori interval kurang baik dan baik maka
hasil di atas masuk dalam kategori kurang baik karena lebih mendekati pada
kategori kurang baik
46 Pembahasan
Berdasarkan teori kinerja organisasi menurut Hersey Blanchard dan
Johnson bahwa kinerja organisasi dapat diukur dari beberapa aspek diantaranya
tujuan standar alatsarana kompetensi motif peluang dan umpan balik
(Wibowo 2011102) Maka dengan teori kinerja organisasi tersebut dapat
mengukur dan menjelaskan Kinerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah
(BPBD) dalam Penanggulangan Bencana Banjir di Kabupaten Lebak Penjelasan
dari hasil pengolahan data dari indikator kinerka organisasi tersebut lebih jelasnya
akan dipaparkan di bawah ini
1 Indikator Tujuan
Indikator tujuan berkaitan dengan tujuan pada Badan Penanggulangan
Bencana Daerah dalam penanggulangan bencana banjir di Kabupaten
Lebak yang diantaranya adalah berkaitan dengan pengurangan resiko
bencana pada saat prabencana penanganan kedaruratan saat bencana
terjadi dan pemulihan pada saat setelah terjadi bencana (pasca bencana)
Dalam hal ini masyarakat di Kabupaten Lebak merasakan akan adanya
pelayanan kebencanaan yang merupakan tugas dari BPBD khususnya
dalam bencana banjir Dari hasil pengolahan data dalam indikator tujuan
ini memuat 3 butir instrumen pertanyaandalam pengolahannya didapatkan
112
dari skor ideal indikator tujuan adalah 4 x 3 x 100 = 1200 (4 = nilai dari
setiap jawaban pertanyaan yang diajukan pada responden kriteria skor
berdasarkan pada skala Likert 3 = jumlah pertanyaan yang ada pada
indikator tujuan 100 = jumlah sampel yang dijadikan responden) Setelah
menemukan skor ideal kemudian dibagikan dengan skor riil yang diisi
oleh responden jadi tingkat persetujuan dari indikator tujuan yaitu sebesar
754 1200 = 063 x 100 = 63 Berdasarkan hasil tersebut dapat
dikatakan Kinerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah dalam
penanggulangan Kabupaten Lebak baik Sebagaimana digambarkan
dalam kategori di bawah ini
Kategori Instrumen
300 600 900 1200
754
Nilai 754 termasuk dalam interval kurang baik dan baik maka hasil di atas
masuk dalam kategori baik karena lebih mendekati pada kategori baik
2 Indikator Standar
Indikator standar berkaitan dengan SOP (Standard Operating Procedure)
yang memuat mengenai pelayanan BPBD yang sesuai prosedur adil dan
tidak didkriminatif serta cepat dalam penanggulangan bencana banjir di
Kabupaten Lebak Dari hasil pengolahan data pada indikator standar ini
Tidak Baik Kurang Baik Baik Sangat Baik
113
memuat 3 butir pertanyaan Dalam pengolahannya diperoleh dari skor
ideal indikator standar yaitu 4 x 3 x 100 = 1200 (4 = nilai dari setiap
jawaban pertanyaan yang diajukan pada responden kriteria skor
berdasarkan pada skala Likert 3 = jumlah pertanyaan yang ada pada
indikator standar 100 = jumlah sampel yang dijadikan responden) Setelah
menemukan skor ideal kemudian dibagikan dengan skor riil yang diisi
oleh responden yaitu sebesar 716 1200 x 100 = 60 Hal ini dapat
diartikan bahwa Kinerja BPBD dalam Penanggulangan Bencana Banjir di
Kabupaten Lebak berjalan kurang baik bila dilihat dari indikator standar
Sebagaimana digambarkan dalam kategori berikut ini
Kategori Instrumen
300 600 900 1200
716
Nilai 716 termasuk dalam interval kurang baik dan baik maka hasil di atas
masuk dalam kategori kurang baik karena lebih mendekati pada kategori
kurang baik
3 Indikator Alatsarana
Indikator Alatsarana merupakan indikator untuk mengukur terkait dengan
ketersediaannya kelengkapan peralatan penanggulangan bencana banjir
alat komunikasi dan tempat penyimpanan logistik untuk menunjang
Tidak Baik Kurang Baik Baik Sangat Baik
114
Kinerja BPBD dalam Penaggulangan Bencana Banjir di Kabupaten Lebak
Dari hasil pengolahan data pada indikator alatsarana ini memuat 3 butir
pertanyaan Dalam pengolahannya diperoleh dari skor ideal indikator
alatsarana yaitu 4 x 3 x 100 = 1200 (4 = nilai dari setiap jawaban
pertanyaan yang diajukan pada responden kriteria skor berdasarkan pada
skala Likert 3 = jumlah pertanyaan yang ada pada indikator tujuan 100 =
jumlah sampel yang dijadikan responden) Setelah menemukan skor ideal
kemudian dibagikan dengan skor riil yang diisi oleh responden yaitu
sebesar 704 1200 x 100 = 59 Hal ini dapat diartikan bahwa Kinerja
BPBD dalam Penanggulangan Bencana Banjir di Kabupaten Lebak
berjalan kurang baik bila dilihat dari indikator alatsarana Sebagaimana
digambarkan dalam kategori berikut ini
Kategori Instrumen
300 600 900 1200
704
Nilai 704 termasuk dalam interval kurang baik dan baik maka hasil di atas
masuk dalam kategori kurang baik karena lebih mendekati pada kategori
kurang baik
4 Indikator Kompetensi
Tidak Baik Kurang Baik Baik Sangat Baik
115
Indikator kompetensi berkaitan dengan kemampuan aparaturpegawai dan
kesesuaian pegawai dengan tugas dan fungsinya Dalam hal ini
kemampuan dan tugas pegawai BPBD terkait dalam penanggulangan
bencana banjir sudah mumpuni atau belum dalam menunjang kinerja
BPBD dalam Penanggulangan Bencana Banjir di Kabupaten Lebak Dari
hasil pengolahan data pada indikator kompetensi ini memuat 3 butir
pertanyaan Dalam pengolahannya diperoleh dari skor ideal indikator
kompetensi yaitu 4 x 3 x 100 = 1200 (4 = nilai dari setiap jawaban
pertanyaan yang diajukan pada responden kriteria skor berdasarkan pada
skala Likert 3 = jumlah pertanyaan yang ada pada indikator kompetensi
100 = jumlah sampel yang dijadikan responden) Setelah menemukan skor
ideal kemudian dibagikan dengan skor riil yang diisi oleh responden yaitu
sebesar 706 1200 x 100 = 59 Hal ini dapat diartikan bahwa Kinerja
BPBD dalam Penanggulangan Bencana Banjir di Kabupaten Lebak
berjalan kurang baik bila dilihat dari indikator kompetensi Sebagaimana
digambarkan dalam kategori berikut ini
Kategori Instrumen
300 600 900 1200
706
Tidak Baik Kurang Baik Baik Sangat Baik
116
Nilai 706 termasuk dalam interval kurang baik dan baik maka hasil di atas
masuk dalam kategori kurang baik karena lebih mendekati pada kategori
kurang baik
5 Indikator Motif
Indikator motif berkaitan dengan motivasi dalam penanggulangan
bencana prilaku pegawaiaparatur dan sosialisasi bahaya banjir Indikator
motif ini berkaitan dengan motivasi dalam mendukung kinerja BPBD
dalam Penanggulangan Bencana Banjir di Kabupaten Lebak Dari hasil
pengolahan data dalam indikator motif ini memuat 3 butir instrumen
pertanyaandalam pengolahannya didapatkan dari skor ideal indikator
tujuan adalah 4 x 3 x 100 = 1200 (4 = nilai dari setiap jawaban pertanyaan
yang diajukan pada responden kriteria skor berdasarkan pada skala Likert
3 = jumlah pertanyaan yang ada pada indikator motif 100 = jumlah
sampel yang dijadikan responden) Setelah menemukan skor ideal
kemudian dibagikan dengan skor riil yang diisi oleh responden jadi
tingkat persetujuan dari indikator motif yaitu sebesar 723 1200 = 06 x
100 = 60 Berdasarkan hasil tersebut dapat dikatakan Kinerja Badan
Penanggulangan Bencana Daerah dalam penanggulangan banjir di
Kabupaten Lebak kurang baik Sebagaimana digambarkan dalam kategori
di bawah ini
117
Kategori Instrumen
300 600 900 1200
723
Nilai 723 termasuk dalam interval kurang baik dan baik maka hasil di atas
masuk dalam kategori kurang baik karena lebih mendekati pada kategori
kurang baik
6 Indikator Peluang
Indikator peluang berkaitan dengan komunitas masyarakat tangguh
bencana solusi bencana banjir dan partispasi masyarakat dalam
penanggulangan bencana banjir Indikator peluang ini berkaitan dengan
peluang-peluang untuk mendukung kinerja BPBD dalam Penanggulangan
Bencana Banjir di Kabupaten Lebak Dari hasil pengolahan data dalam
indikator peluang ini memuat 3 butir instrumen pertanyaan dalam
pengolahannya didapatkan dari skor ideal indikator tujuan adalah 4 x 3 x
100 = 1200 (4 = nilai dari setiap jawaban pertanyaan yang diajukan pada
responden kriteria skor berdasarkan pada skala Likert 3 = jumlah
pertanyaan yang ada pada indikator peluang 100 = jumlah sampel yang
dijadikan responden) Setelah menemukan skor ideal kemudian dibagikan
dengan skor riil yang diisi oleh responden jadi tingkat persetujuan dari
indikator peluang yaitu sebesar 738 1200 = 059 x 100 = 59
Tidak Baik Kurang Baik Baik Sangat Baik
118
Berdasarkan hasil tersebut dapat dikatakan Kinerja Badan Penanggulangan
Bencana Daerah dalam penanggulangan banjir di Kabupaten Lebak
kurang baik Sebagaimana digambarkan dalam kategori di bawah ini
Kategori Instrumen
300 600 900 1200
738
Nilai 738 termasuk dalam interval kurang baik dan baik maka hasil di atas
masuk dalam kategori kurang baik karena lebih mendekati pada kategori
kurang baik
7 Indikator Umpan Balik
Indikator umpan balik berkaitan dengan pelaporan hasil kegiatan
penilaian kinerja dan tindak lanjut dari kegiatan penanggulangan bencana
banjir oleh BPBD Indikator umpan balik ini berkaitan dengan umpan-
umpan yang dilaksanakan dimasa yang akan datang untuk mendukung
kinerja BPBD dalam Penanggulangan Bencana Banjir di Kabupaten
Lebak Dari hasil pengolahan data dalam indikator umpan balik ini
memuat 3 butir instrumen pertanyaan dalam pengolahannya didapatkan
dari skor ideal indikator tujuan adalah 4 x 3 x 100 = 1200 (4 = nilai dari
setiap jawaban pertanyaan yang diajukan pada responden kriteria skor
berdasarkan pada skala Likert 3 = jumlah pertanyaan yang ada pada
Tidak Baik Kurang Baik Baik Sangat Baik
119
indikator peluang 100 = jumlah sampel yang dijadikan responden)
Setelah menemukan skor ideal kemudian dibagikan dengan skor riil yang
diisi oleh responden jadi tingkat persetujuan dari indikator peluang yaitu
sebesar 708 1200 = 059 x 100 = 59 Berdasarkan hasil tersebut dapat
dikatakan Kinerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah dalam
penanggulangan banjir di Kabupaten Lebak kurang baik Sebagaimana
digambarkan dalam kategori di bawah ini
Kategori Instrumen
300 600 900 1200
708
Nilai 708 termasuk dalam interval kurang baik dan baik maka masuk
dalam kategori kurang baik karena lebih mendekati pada kategori kurang
baik
Berdasarkan perhitungan pada setiap indikator di atas dapat
disimpulkan bahwa tingkat persetujuan responden terhadap indikator
penelitian yaitu indikator tujuan sejauh ini baru mencapai 63 indikator
standar 60 indikator alatsarana 59 kompetensi 59 motif 60
indikator peluang 59 dan indikator umpan balik 59
Dari masing-masing tingkat persetujuan tersebut dapat diartikan
bahwa Kinerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah Dalam
Tidak Baik Kurang Baik Baik Sangat Baik
120
Penanggulangan Bencana Banjir Di Kabupaten Lebak dilihat dari tujuh
indikator diantaranya indikator tujuan standar alatsarana kompetensi
motif peluang dan umpan balik Dapat dikatakan kurang baik Untuk
lebih jelasnya dapat dilihat di bawah ini
Berdasarkan hasil koesioner dan pemaparan di atas maka total
skor pada tiap-tiap indikator dalam penelitian ini dimana menggunakan
tujuh indikator kinerja menurut Hersey Blanchard dan Johnson dalam
buku Wibowo Dalam hal ini Kinerja BPBD Dalam Penanggulangan
Bencana Banjir Di Kabupaten Lebak ditunjukan pada diagram berikut
Diagram 424
Tingkat Kinerja BPBD Dalam Penanggulangan Bencana Banjir di
Kabupaten Lebak Berdasarkan Indikator
Sumber Peneliti 2014
57
58
59
60
61
62
63
64 63
60
59 59
60
59 59
BAB V
PENUTUP
51 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian penghitungan dan pengujian hipotesis maka
dapat diketahui ldquoKinerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dalam
Penanggulangan Bencana Banjir di Kabupaten Lebak tercapai 60 dari
maksimal 65 Pengujian hipotesis yang dilakukan berdasarkan uji hipotesis
pihak kiri menunjukan bahwa Ha diterima dan Ho ditolak yang berarti Kinerja
BPBD Dalam Penanggulangan Bencana Banjir di Kabupaten Lebak dalam
pencapaiannya sebesar 60 dari yang diharapkan Ini berarti ketercapaian lebih
kecil dari hipotesis awal yakni 65 Hal ini di dapat berdasarkan pada hasil
penghitungan perbandingan antara jumlah data yang terkumpul dengan skor ideal
Dalam hal ini disebabkan oleh adanya permasalahan yang timbul dalam
proses penyelenggaraan penanggulangan bencana banjir yang belum dapat
sepenuhnya teratasi Diantaranya permasalahan terkait dengan alatsarana yang
belum memadai Hal ini dapat dilihat dari hasil penghitungan data tingkat kinerja
indikator alatsarana yaitu didapatkan hasil sebesar 59 Ini menggambarkan
bahwa tingkat persetujuannya masih rendah dari yang diharapkan 65 yang
menunjukan bahwa masih minimnya alatsarana penanggulangan bencana banjir
Ditambah pula dengan keterbatasan sumber daya manusia yang professional di
bidang kebencanaan khususnya dalam penanggulangan bencana banjir di
Kabupaten Lebak Dari data penghitungan indikator kompetensi menunjukan hasil
sebesar 59 dan ini menunjukan bahwa tingkat persetujuannya masih rendah dari
nilai yang diharapkan 65
52 Saran
Saran yang dapat diberikan oleh peneliti berdasarkan hasil penelitian di
lapangan yaitu
1 Alatsarana dalam penanggulangan bencana banjir harus ditambah dan
dilengkapi Pasalnya wilayah Kabupaten Lebak yang tersebar di 15
Kecamatan rawan akan bencana banjir tiap tahunnya Sehingga
membutuhkan alatsarana yang lebih lengkap agar proses penyelenggaraan
bencana banjir dapat diatasi dengan baik
2 Aparatur atau Sumber Daya Manusia (SDM) harus ditambah dan
ditingkatkan kompetensinya Sehingga dalam penyelenggaraan
penanggulangan bencana banjir dapat dilaksanakan dengan profesional
DAFTAR PUSTAKA
Sumber Buku
Departemen Pendidikan Nasional 2008 Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi
Ke- 4 Jakarta Gramedia
Hasibuan Malayu SP 2006 Manajemen Dasar Pengertian dan Masalah
Jakarta Bumi Aksara
Irawan Prasetya 2006 Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif Untuk Ilmu-ilmu
Sosial Jakarta FISIP UI
Kodoatie J R dan Sugiyanto 2002 Banjir Beberapa Masalah dan Metode
Pengendaliannya dalam Perspektif Lingkungan Yogyakarta Pustaka
Pelajar
Nurjanah dkk 2013 Manajemen Bencana Bandung Alfabeta
Mangkunegara AA Anwar Prabu 2006 Evaluasi Kinerja Sumber Daya
Manusia Bandung PT Refika Aditama
Keban Jeremias T 2003 Indikator Kinerja Pemerintah Daerah Pendekatan
Manajemen dan Kebijakan Makalah Seminar Sehari Yogyakarta
FISIPOL UGM
Mahmudi 2013 Manajemen Kinerja Sektor Publik Yogyakarta UPP STIM
YKPN
Mahsun Muhammad 2006 Pengukuran Kinerja Sektor Publik Yogyakarta FE
UGM
Mangkunegara Prabu Anwar 2001 Manajemen Sumber Daya Manusia
Perusahaan Bandung Remaja Rosdakarya
Miles Matthew dan Michael Huberman 2009 Analisis Data Kualitatif (Buku
Sumber Tentang Metode-metode Baru) Jakarta UI Press
Moeheriono 2010 Pengukuran Kinerja Berbasis Kompetensi Bogor Ghalia
Indonesia
Moleong Lexy J 2007 Metode Penelitian Kualitatif Bandung Remaja
Rosdakarya
Prawirosentono 1999 Manajemen Sumber Daya Manusia Kebijakan Kinerja
Karyawan Yogyakarta BPFE
Robbins Stephen P 2001 Prilaku Organisasi Jakarta Prenhalindo
Satori Djamrsquoan dan Komariah 2010 Metode Penelitian Kualitaif Bandung
Alfabeta
Sedarmayanti 2004 Sumber Daya Manusia dan Produktivitas Kerja Jakarta
CV Mandar maju
Simanjuntak Payaman J 2005 Manajemen dan Evaluasi Kinerja Jakarta FE UI
Sinambela Lijan Poltak dkk 2014 Reformasi Pelayanan Publik Teori
Kebijakan dan Implementasi Jakarta Bumi Aksara
Sobandi Baban 2006 Desentralisasi dan Tuntunan Penataan Kelembagaan
Daerah Bandung Humaniora
Steers RM 2003 Organization Effectiveness A Behavioral View Jakarta
Erlangga
Sugiyono 2008 Metode Penelitian Kuantiatif Kualitatif dan RampD Bandung
Alfbeta
Sugiyono 2009 Memahami Penelitian Kualitatif Bandung Alfabeta
Sugiyono 2010 Metode Penelitian Admninistrasi Bandung Alfabeta
Surjadi 2009 Pengembangan Kinerja Pelayanan Publik Bandung Refika
Aditama
Taniredja Tukiran dan Hidayati Mustafidah 2012 Penelitian Kualitatif Sebuah
Pengantar Bandung Alfabeta
Wibowo 2011 Manajemen Kinerja Jakarta RajaGarafindo Persada
Sumber Peraturan
UUD 1945 Pembukaan
UU No 24 Tahun 2007 Tentang Penanggulangan Bencana
Peraturan Daerah Kabupaten Lebak No 3 Tahun 2011 Tentang Pembentukan
Organisasi dan Tata Kerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah
Sumber Internet
httpwwwantaranewscom 1200 warga rangkasbitung korban banjir mengungsi
Diakses tanggal 28 Mei 2014 Pukul 2115 WIB
httpwwwmerdekacom peristiwa 15 kecamatan di lebak banten terendam
banjir 3 tewas Diakses tanggal 24 Mei 2014 Pukul 1524 WIB
httpp2mbgeografiupiedu Tentang_Bencana Diakses pada tanggal 5 Juni
2014 Pukul 1500 WIB
Sumber Dokumen
Buku Panduan Penanggulangan Bencana
Laporan Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Lebak Kejadian
Bencana Banjir dan Longsor tahun 2013 dan 2014
Profil Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Banten
Skripsi Chandra Yudiana Efendi Kinerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah
(BPBD) di Wilayah Kecamatan Baleendah Kabupaten Bandung tahun
2012
Skripsi Marino Y Cristanti Marbun Peranan Koordinasi Badan Penanggulangan
Bencana Daerah (BPBD) Kota Medan dalam Upaya Penanggulangan
Bencana Banjir di Kota Medan tahun 2013
KOESIONER PENELITIAN
IDENTITAS RESPONDEN
No Responden
Pekerjaan
Jenis Kelamin
Alamat
PETUNJUK PENGISIAN
1 Bacalah angket ini dengan teliti supaya BapakIbu mengerti maksud
pertanyaannya
2 Pilihlah salah satu jawaban yang dianggap paling sesuai dari beberapa pilihan
dengan cara di silang (X)
3 Bila terdapat pertanyaan yang kurang dimengerti dapat ditanyakan langsung
kepada peneliti
A Indikator Tujuan
1 Setujukah bahwa aparatur Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)
Kabupaten Lebak telah melaksanakan kegiatan sosialisasi pengurangan akan
risiko bencana bencana banjir pada saat sebelum bencana terjadi
a Sangat Setuju
b Setuju
c Tidak Setuju
d Sangat Tidak Setuju
2 Setujukah bahwa aparatur Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)
Kabupaten Lebak telah melaksanakan tugas dalam penanganan kedaruratan
bencana banjir
a Sangat Setuju
b Setuju
c Tidak Setuju
d Sangat Tidak Setuju
3 Setujukah bahwa aparatur Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)
Kabupaten Lebak menyelenggarakan pemulihan setelah bencana banjir terjadi
a Sangat Setuju
b Setuju
c Tidak Setuju
d Sangat Tidak Setuju
B Indikator Standar
4 Setujukah bahwa aparatur Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)
Kabupaten Lebak sesuai prosedur dalam penanggulangan banjir
a Sangat Setuju
b Setuju
c Tidak Setuju
d Sangat Tidak Setuju
5 Setujukah bahwa aparatur Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)
Kabupaten Lebak menyelenggarakan penanggulangan bencana banjir dengan
mengedepankan keadilan dan tidak diskriminatif
a Sangat Setuju
b Setuju
c Tidak Setuju
d Sangat Tidak Setuju
6 Setujukah bahwa aparatur Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)
Kabupaten Lebak menyelenggarakan penanggulangan bencana banjir dengan
cepat tanggap
a Sangat Setuju
b Setuju
c Tidak Setuju
d Sangat Tidak Setuju
C Indikator Alat Sarana
7 Setujukah bahwa Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten
Lebak memiliki peralatan yang lengkap dalam penyelenggaraan penanggulangan
bencana banjir
a Sangat Setuju
b Setuju
c Tidak Setuju
d Sangat Tidak Setuju
8 Setujukah bahwa aparatur Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)
Kabupaten Lebak memiliki alat komunikasi untuk menginfomasikan bencana
banjir
a Sangat Setuju
b Setuju
c Tidak Setuju
d Sangat Tidak Setuju
9 Setujukah bahwa aparatur Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)
Kabupaten Lebak memiliki tempat penyimpanan alat dan logistik yang memadai
a Sangat Setuju
b Setuju
c Tidak Setuju
d Sangat Tidak Setuju
D Indikator Kompetensi
10 Setujukah bahwa aparatur Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)
Kabupaten Lebak memiliki kemampuan yang baik untuk menyelenggarakan
penanggulangan bencana banjir
a Sangat Setuju
b Setuju
c Tidak Setuju
d Sangat Tidak Setuju
11 Setujukah bahwa aparatur Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)
Kabupaten Lebak memberikan informasi setiap akan datangnya terjadi bencana
banjir
a Sangat Setuju
b Setuju
c Tidak Setuju
d Sangat Tidak Setuju
12 Setujukah bahwa aparatur Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)
Kabupaten Lebak melaksanakan tugas penanggulangan bencana banjir sesuai
tugas dan fungsinya masing-masing
a Sangat Setuju
b Setuju
c Tidak Setuju
d Sangat Tidak Setuju
E Indikator Motif
13 Setujukah bahwa Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten
Lebak telah memberikan penyuluhan tentang bahayanya akan bencana banjir
a Sangat Setuju
b Setuju
c Tidak Setuju
d Sangat Tidak Setuju
14 Setujukah bahwa aparatur Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)
Kabupaten Lebak memiliki motivasi untuk melaksanakan penanggulangan
bencana banjir
a Sangat Setuju
b Setuju
c Tidak Setuju
d Sangat Tidak Setuju
15 Setujukah bahwa aparatur Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)
Kabupaten Lebak berprilaku sukarela dalam penanggulangan bencana banjir
a Sangat Setuju
b Setuju
c Tidak Setuju
d Sangat Tidak Setuju
F Indikator Peluang
16 Setujukah bahwa aparatur Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)
Kabupaten Lebak telah memberikan pelatihan terhadap Komunitas Masyarakat
Tangguh akan bencana banjir
a Sangat Setuju
b Setuju
c Tidak Setuju
d Sangat Tidak Setuju
17 Setujukah bahwa aparatur Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)
Kabupaten Lebak telah memberikan solusi tentang bahayanya bencana banjir
a Sangat Setuju
b Setuju
c Tidak Setuju
d Sangat Tidak Setuju
18 Setujukah bahwa aparatur Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)
Kabupaten Lebak telah memberikan kebebasan kepada masyarakat untuk ikut
serta dalam penanggulangan bencana banjir
a Sangat Setuju
b Setuju
c Tidak Setuju
d Sangat Setuju
G Indikator Umpan Balik
19 Setujukah bahwa aparatur Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)
Kabupaten Lebak selalu menginformasikan hasil kegiatan dalam
penyelenggaraan penanggulangan bencana banjir
a Sangat Setuju
b Setuju
c Tidak Setuju
d Sangat Tidak Setuju
20 Setujukah bahwa aparatur Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)
Kabupaten Lebak selalu melaksanakan penilaian-penilaian atas prestasi kerja
yang telah dikerjakan
a Sangat Setuju
b Setuju
c Tidak Setuju
d Sangat Tidak Setuju
21 Setujukah bahwa aparatur Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)
Kabupaten Lebak perlu menindaklanjuti kegiatan yang telah dilaksanakan
a Sangat Setuju
b Setuju
c Tidak Setuju
d Sangat Tidak Setuju
P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 P11 P12 P13 P14 P15 P16 P17 P18 P19 P20 P21
1 L Petani 2 2 3 2 2 1 4 4 4 3 3 3 4 3 2 3 4 4 3 3 3 62
2 L Wiraswasta 2 2 3 3 2 2 2 3 2 2 3 2 3 3 2 4 4 3 3 2 4 56
3 L Wiraswasta 2 2 3 2 2 2 2 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 57
4 L Petani 2 3 2 4 2 2 2 4 2 2 2 3 2 3 2 2 3 2 2 2 2 50
5 L Petani 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 48
6 L Petani 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 3 2 2 3 45
7 L Petani 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 2 3 3 3 3 3 50
8 L Petani 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 3 46
9 L Petani 3 2 3 2 3 2 2 3 3 3 2 2 3 2 1 2 3 4 1 2 4 52
10 L Petani 3 4 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 60
11 P Pelajar 2 2 3 3 2 2 2 2 3 2 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 54
12 P Pelajar 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 65
13 P Pelajar 2 3 2 2 2 2 2 3 2 3 2 2 3 3 2 3 3 2 3 2 3 51
14 L Pelajar 2 3 2 2 2 2 2 3 2 3 3 3 3 3 2 2 3 2 2 2 2 50
15 L Petani 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 60
16 P Petani 2 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 3 2 3 3 48
17 P Petani 3 3 1 2 1 1 1 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 3 41
18 L Wiraswasta 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1 1 1 1 1 1 3 2 1 2 3 36
19 L Wiraswasta 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 3 45
20 L Buruh 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 3 33
21 P Buruh 2 3 2 3 2 2 2 1 1 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 3 44
22 P Buruh 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1 2 1 2 2 2 2 2 3 2 2 3 41
23 L Buruh 3 3 3 3 4 3 3 3 2 3 2 3 3 2 2 3 2 3 3 2 2 57
24 L Petani 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 2 3 3 3 3 3 2 2 2 2 60
25 P Petani 2 3 2 2 2 2 3 1 3 3 3 3 2 3 3 3 2 2 2 2 2 50
26 P Petani 2 3 2 2 3 3 2 3 2 3 3 2 3 3 2 3 2 2 3 3 3 54
27 L Buruh 4 3 3 3 2 3 3 2 2 3 3 2 3 3 3 2 3 3 2 2 3 57
28 L Wiraswasta 2 2 2 2 2 2 1 2 1 2 1 1 2 1 1 1 3 2 2 3 3 38
29 L Petani 2 3 2 2 2 2 2 1 1 1 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 3 42
30 P Wiraswasta 2 3 2 2 2 3 1 1 3 1 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 43
PertanyaanNo TotalLP Status
31 L Wiraswasta 2 4 2 2 2 2 1 1 1 3 1 3 1 3 2 1 1 3 1 2 3 41
32 P Petani 2 2 2 2 1 1 1 2 1 1 1 2 2 2 2 2 2 4 1 1 3 37
33 L Wiraswasta 2 2 1 2 2 2 1 1 2 1 1 2 2 3 2 2 2 3 2 2 1 38
34 L Wiraswasta 2 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 49
35 L Wiraswasta 4 3 4 3 4 4 3 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 2 2 2 2 67
36 P Wiraswasta 3 2 3 2 2 3 3 1 3 2 3 2 3 3 2 2 3 3 3 2 3 53
37 L Wiraswasta 3 3 2 3 3 3 2 3 3 2 2 3 2 3 2 2 3 4 2 2 2 54
38 P Petani 2 3 2 2 2 2 2 3 3 2 3 2 3 3 3 2 3 3 2 2 3 52
39 P Petani 2 3 2 3 3 2 3 2 2 2 3 2 2 2 3 2 3 2 2 2 2 49
40 P Petani 3 2 2 3 3 2 2 3 2 2 3 2 2 2 2 2 2 4 2 2 3 50
41 L Petani 2 3 2 2 1 3 1 3 1 3 1 1 3 1 1 3 1 4 1 2 2 41
42 P Petani 2 4 1 3 1 2 1 2 2 1 2 2 1 2 3 1 1 3 1 1 1 37
43 P Petani 2 2 2 2 1 2 1 2 2 2 2 2 1 1 2 2 1 2 2 2 1 36
44 L Petani 3 4 2 2 3 2 3 2 2 2 1 3 3 1 1 1 2 2 1 2 2 44
45 L Petani 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 3 2 2 2 1 2 2 4 1 1 1 40
46 P Petani 3 3 2 2 2 1 1 3 1 1 1 1 1 2 2 1 1 3 1 3 3 38
47 L Petani 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 3 45
48 L Petani 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 3 2 2 2 2 2 2 2 3 47
49 L Petani 2 3 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 1 3 1 2 3 45
50 L Petani 3 4 2 2 3 2 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 1 3 1 2 3 49
51 P Petani 3 3 2 2 2 1 2 2 2 2 2 3 2 3 2 2 2 3 2 2 3 47
52 L Wiraswasta 2 3 3 3 3 2 2 2 2 1 1 2 2 2 2 1 2 3 2 2 3 45
53 P Pelajar 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 2 2 3 62
54 P Pelajar 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 66
55 P Pelajar 2 3 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 43
56 L Wiraswasta 3 2 3 3 3 3 2 2 2 3 2 2 3 3 3 3 3 4 4 3 3 59
57 P Wiraswasta 1 3 3 2 3 2 2 2 3 2 2 3 2 2 2 2 2 3 2 2 3 48
58 L Pelajar 3 3 3 3 3 3 2 2 2 3 3 3 4 3 3 2 4 3 2 2 2 58
59 L Pelajar 2 3 3 3 4 4 4 4 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 4 69
60 L Wiraswasta 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 3 3 4 4 2 3 4 4 4 4 71
61 L Wiraswasta 2 2 3 2 2 2 3 3 3 2 4 3 4 2 3 3 4 3 3 3 3 59
62 L PNS 2 3 2 3 3 3 2 2 2 2 2 2 3 2 3 2 2 3 2 2 3 50
63 L Wiraswasta 2 3 3 2 3 2 3 3 3 2 3 3 4 3 2 3 3 3 3 3 3 59
64 P PNS 3 4 2 2 2 3 2 2 2 2 2 3 2 2 3 2 2 4 2 2 3 51
65 P Petani 2 2 2 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 3 2 2 2 46
66 L Petani 2 3 2 3 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 3 2 2 3 2 2 2 47
67 P Petani 2 3 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 3 3 47
68 L Petani 3 2 2 2 3 2 2 3 3 2 2 3 2 3 3 2 3 3 3 2 3 53
69 P Petani 3 2 2 2 3 2 2 3 2 2 3 3 3 2 3 3 3 2 3 2 3 53
70 L Petani 3 3 2 3 2 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 61
71 L PNS 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 3 3 3 70
72 L Petani 3 2 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 4 2 2 3 3 3 2 2 2 56
73 L Wiraswasta 3 2 3 3 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 3 2 2 3 49
74 L Petani 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 3 3 3 2 2 2 3 3 1 2 3 46
75 L Wiraswasta 2 3 3 2 2 2 3 3 4 3 2 2 3 2 2 3 2 2 2 3 2 52
76 L Wiraswasta 3 3 3 3 2 3 2 3 2 2 2 2 2 1 2 1 1 1 2 2 3 45
77 P Wiraswasta 1 3 3 2 2 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 2 3 4 3 2 2 55
78 P Petani 3 2 2 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 2 2 2 2 4 3 3 3 56
79 P Petani 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 2 2 2 3 3 1 2 2 53
80 L PNS 3 4 3 3 2 2 2 3 3 3 3 2 2 2 2 3 3 3 2 2 4 56
81 P Petani 3 2 3 2 2 2 2 3 2 2 3 2 3 2 1 2 2 3 2 2 2 47
82 L PNS 3 3 3 3 2 2 3 2 3 2 2 2 3 3 3 3 1 2 1 2 2 50
83 L PNS 3 3 2 4 2 3 3 2 2 3 3 1 4 2 3 1 2 3 2 2 2 52
84 P Pelajar 2 3 2 3 3 3 2 2 1 4 2 3 2 2 2 3 1 2 3 2 2 49
85 L Petani 2 3 3 3 2 2 2 3 4 2 4 1 2 3 3 3 1 2 2 2 3 52
86 P Petani 1 4 2 2 3 3 2 4 1 3 3 2 2 2 3 4 2 1 2 2 3 51
87 L Petani 2 2 3 3 3 2 2 2 1 4 2 2 3 4 1 2 2 3 3 2 2 50
88 P Petani 3 2 1 2 2 2 3 3 3 2 2 3 2 3 3 3 2 1 2 2 2 48
89 L Petani 3 2 3 3 3 2 2 2 4 1 2 3 3 2 2 2 1 3 2 2 2 49
90 P Petani 3 3 3 2 2 2 2 2 4 2 2 2 4 2 2 1 2 2 3 3 2 50
91 L Petani 3 2 2 2 3 3 4 2 3 3 2 1 3 2 2 1 3 2 2 2 2 49
92 P Wiraswasta 2 2 2 4 1 2 3 3 2 2 3 2 3 1 4 2 3 3 2 2 3 51
93 L Wiraswasta 3 2 3 3 3 4 2 2 2 1 3 4 2 2 3 1 2 2 2 3 3 52
94 P Wiraswasta 2 2 2 3 3 1 3 3 4 2 2 3 3 1 2 2 2 3 4 2 3 52
95 L Wiraswasta 2 3 3 3 3 2 2 1 2 4 2 2 3 3 2 2 1 2 3 3 2 50
96 P Petani 2 3 3 3 2 2 2 3 3 1 2 3 2 2 1 2 2 3 3 2 2 48
97 L Petani 1 3 3 3 3 1 2 2 4 3 3 3 2 3 1 2 2 3 3 2 2 51
98 L Petani 2 4 2 3 3 2 1 2 3 3 3 4 2 3 2 3 2 2 1 1 4 52
99 L Petani 2 3 3 3 3 2 2 2 2 4 2 2 3 2 3 2 1 4 2 2 3 52
100 P Petani 3 3 3 3 1 2 3 3 4 2 3 1 2 3 4 2 3 2 2 2 4 55
242 274 238 250 236 230 225 239 240 234 237 235 252 238 233 225 235 278 219 221 268 5049Jumlah
- 01 COVERpdf
- 02 LEMBAR PERSETUJUAN amp PENGESAHANpdf
- 03 KATA PENGANTARpdf
- 04 DAFTAR ISIpdf
- 05 BAB Ipdf
- 06 BAB IIpdf
- 07 BAB IIIpdf
- 08 BAB IVpdf
- 09 BAB Vpdf
- 10 Daftar Pustakapdf
- 11 SURATpdf
- 12 koesionerpdf
- 13 TABEL INDUKpdf
-
i
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat
dan hidayah-Nya sehingga Peneliti dapat menyelesaikan Proposal skripsi
penelitian ini yang berjudul ldquoKinerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah
Dalam Penanggulangan Bencana Banjir Di Kecamatan Rangkasbitung
Kabupaten Lebak rdquo
Adapun proposal skripsi ini dibuat dalam rangka memenuhi syarat untuk
bisa melakukan penelitian lapangan yang kemudian akan menjadi skripsi yang
merupakan persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana Ilmu Sosial pada
konsentrasi Manajemen Publik Program Studi Ilmu Administrasi Negara
Dalam penyusunan proposal skripsi ini Peneliti melibatkan banyak pihak
yang senantiasa memberikan bantuan baik berupa pengajaran bimbingan
dukungan moral dan materil maupun keterangan-keterangan yang sangat berguna
hingga tersusunnya skripsi ini Untuk itu dengan rasa hormat Peneliti
mengucapkan terima kasih kepada
1 Prof Dr H Sholeh Hidayat MPd Rektor Universitas Sultan Ageng
Tirtayasa
2 Dr Agus Sjafari MSi Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Sultan Ageng Tirtayasa
3 Kandung Sapto Nugroho SSos MSi Wakil Dekan I Bidang Akademik
FISIP Universitas Sultan Ageng Tirtayasa
ii
4 Mia Dwianna W MIkom Wakil Dekan II Bidang Keuangan danUmum
FISIP Universitas Sultan Ageng Tirtayasa
5 Ismanto SSos MM Wakil Dekan III Bidang Kemahasiswaan FISIP
Universitas Sultan Ageng Tirtayasa
6 Rina Yulianti SIP MSi Ketua Program Studi Ilmu Administrasi
Negara FISIP Universitas Sultan Ageng Tirtayasa
7 Anis Fuad SSos MSi Sekertaris Program Studi Ilmu Administrasi
Negara FISIP Universitas Sultan Ageng Tirtayasa
8 Riny Handayani MSi Dosen Pembimbing I terima kasih telah
meluangkan waktunya untuk melakukan sesi bimbingan dan memberikan
masukan serta arahannya yang sangat membantu Peneliti dalam
menghadapi masalah-masalah terkait penyusunan skripsi ini
9 Deden M Haris MSi terima kasih atas pengarahan dan bimbingannya
selama ini
10 Kepada seluruh Dosen Program Studi Ilmu Administrasi Negara yang
tidak dapat peneliti sebutkan satu persatu yang telah dan pernah
memberikan bekal-bekal ilmiah kepada peneliti selama proses belajar
mengajar
11 Para staf Tata Usaha (TU) Program Studi Ilmu Administrasi Negara atas
segal sumbangsihnya
12 Untuk Kedua orang tuaku Ibu dan Bapak yang selau memberikan
dorongan dorsquoa dan biaya tanpa henti hingga detik ini
iii
13 Untuk Kakak-kakaku yang selalu memberikan motivasi untuk
menyelesaikan proposal penelitian ini
14 Yth Bapak Kaprawi selaku Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan
Bencana Daerah Kabupaten Lebak Bapak Bernardi Kasie Kedaruratan
Bapak Febi Kasie Kesiapsiagaan Terima kasih atas arahan dan pemberian
data-data kepada peneilti
15 Kepada Sdr Nani Nurul Hidayah atas dorsquoa dan motivasi yang tiada henti
kepada peneliti Kamu adalah seseorang yang berharga bagi hidupku
16 Kepada sahabatku Agus Muizudin Ismatullah Adi Fajar Nugraha Yogi
M Akbar dan Rifki Apriadi Firdaus yang selalu membantu peneliti dalam
penelitian ini
17 Kepada teman-teman seperjuangan Aat Syafaat Ikhwan Effendi Wahyu
Firmansyah Arif Syandi Negara dan Noel Ricky R yang telah
memberikan semangat kepada peneliti
18 Kepada teman-teman kelas G Non Reguler angkatan 2010 teman-teman
Administrasi Negara angkatan 2010 yang telah menjadi sahabat dan
menemani penulis selama perkuliahan di kampus
19 Kepada semua pihak yang tidak mungkin disebutkan satu-persatu terima
kasih telah bersedia membantu dan memberikan informasi dalam
penyusunan skripsi ini
Peneliti menyadari bahwa proposal skripsi ini masih jauh dari
kesempurnaan dikarenakan keterbatasan ilmu Peneliti Oleh karena itu Peneliti
dengan rendah hati memohon maaf atas kekurangan dan kelemahan yang terdapat
iv
dalam skripsi ini Peneliti berharap adanya kritik dan saran yang bersifat
membangun demi kesempurnaan penelitian ini
Serang 4 September 2014
Anwar Musyadad
v
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI v
DAFTAR TABEL viii
DAFTAR GAMBAR ix
BAB I PENDAHULUAN
11 Latar Belakang Masalah 1
12 Identifikasi Masalah 10
13 Batasan dan Rumusan Masalah 11
131 Batasan Masalah 11
132 Rumusan Masalah 11
14 Tujuan Penelitian 11
15 Manfaat Penelitian 12
16 Sistematika Penulisan 12
BAB II DESKRIPSI TEORI DAN ASUMSI DASAR
21 Deskripsi Teori 16
211 Konsep Kinerja 16
212 Konsep Organisasi 19
213 Konsep Kinerja Organisasi 20
vi
214 Tujuan Pengukuran Kinerja Sektor Publik 21
215 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja 22
216 Indikator Kinerja 22
217 Pengukuran Kinerja Sektor Publik Sebagai Pengendalian
Manajemen 25
218 Konsep Bencana 26
219 Faktor-Faktor Penyebab Bencana 28
2110 Jenis-jenis Bencana Alam di Indonesia 29
2111 Dampak Bencana 29
2112 Manajemen Bencana 30
2113 Prinsip-prinsip Manajemen Bencana 32
2114 Tahapan Penanggulangan Bencana 33
2115 Konsep Banjir 35
22 Penelitian terdahulu 37
23 Kerangka Berfikir 40
24 Asumsi Dasar 44
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
31 Metode Penelitian 45
32 Sasaran Penelitian 45
33 Instrument Penelitian 46
34 Teknik Pengumpulan Data 47
35 Informan Penelitian 51
36 Teknik Pengolahan dan Analisis Data 52
vii
37 Pengujian Keabsahan Data 56
38 Lokasi dan Jadwal Penelitian 57
381 Lokasi Penelitian 57
382 Jadwal Penelitian 57-58
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
viii
DAFTAR TABEL
Tabel 11 Daerah Rawan Bencana di Kabupaten Lebak Tahun 2013helliphelliphelliphellip 3
Tabel12 Data Kerusakan Bencana Banjir di Kabupaten Lebak Tahun 2013hellip 4
Tabel 13 Aparatur BPBD Kabupaten Lebak Berdasarkan Tingkat Pendidikan 8
Tabel 31 Pedoman Wawancarahelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 48
Tabel 32 Kategori dan Spesifikasi Informanhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 52
Tabel 33 Jadwal Penelitianhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 58
ix
DAFTAR GAMBAR
Gambar 21 Proses Terjadinya Bencanahelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 27
Gambar 22 Siklus Manajemen Bencanahelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 32
Gambar 23 Kerangka Berfikirhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 43
1
BAB I
PENDAHULUAN
11 Latar Belakang Masalah
Berdasarkan pembukaan UUD 1945 pada alinea ke empat yang
menyatakan antara lain bahwa ldquoNegara melindungi segenap Bangsa Indonesia dan
seluruh tumpah darah Indonesia serta memajukan kesejahteraan umumrdquo Dalam
pernyataan ini mempunyai makna bahwa setiap warga negara berhak
mendapatkan perlindungan hak-hak dasar termasuk perlindungan dan hak untuk
bebas dari rasa takut ancaman resiko termasuk dampak bencana Perlindungan
atas hak-hak dasar ini menjadikan suatu kewajiban pemerintah untuk
mewujudkannya dalam bentuk program-program yang sesuai dengan pernyataan
tersebut
Sejalan dengan tujuan konstitusi yang telah disebutkan di atas maka suatu
keharusan pemerintah untuk melakukan perlindungan dalam hal penanggulangan
bencana yang dimuat pada suatu lingkup manajemen bencana (disaster
management) yang efektif dan efisien khususnya dalam penanggulangan bencana
banjir Penanggulangan bencana banjir memang tidak bisa dilakukan oleh sepihak
saja yaitu pemerintah akan tetapi semua pihak harus aktif berperan termasuk
masyarakat pun harus berpartisipasi dalam penanganan masalah banjir ini
Provinsi Banten merupakan daerah yang rawan akan berbagai macam
bencana Kondisi daerah Provinsi Banten memiliki geografis geologis hidrologis
dan demografis yang memungkinkan terjadi berbagai macam bencana baik yang
2
disebabkan oleh faktor alam faktor non alam maupun faktor manusia yang
menyebabkan timbulnya korban jiwa kerusakan lingkungan kerugian harta benda
dan dampak psikologis yang dalam keadaan tertentu dapat menghambat
pembangunan nasional Berdasarkan Data dan Informasi Bencana Indonesia
selama kurun waktu 13 tahun terakhir di wilayah Provinsi Banten teridentifikasi
11 jenis kejadian bencana meliputi tanah longsor gempa bumi banjir dan tanah
longsor banjir kekeringan abrasi kecelakaan industri kecelakaan transportasi
aksi teror KLB dan puting beliung
Wilayah KabupatenKota di Provinsi Banten rentan akan berbagai macam
bencana Berikut data kejadian bencana KabupatenKota di Provinsi Banten
Tabel 11
Data Kejadian Bencana di Provinsi Banten 2000-2013
Kabupaten
Kota
Teror Banjir Abrasi Gempa
bumi
Kecelakaan
industri
Kecelakaan
Transportasi
Kekeringan KLB Puting
Beliung
Tanah
Longsor
Kota
Cilegon
3 1 1 1 1
Kota
Serang
2 1 3
Kota
Tangerang
7 1 2
Kota
Tangerang
Selatan
1
Kab
Lebak
21 9 10 8
Kab
Pandeglang
1 29 1 3 12 7 4
Kab
Serang
16 1 19 8 1
Kab
Tangerang
1 14 1 10 6 3 2
Total 2 93 2 3 2 1 53 6 34 15
Sumber Diadaptasi Dari Profil Daerah Rawan Bencana Provinsi Banten 2013
Dari tabel 11 di atas dapat dilihat bahwa bencana yang sering terjadi di
Provinsi Banten adalah bencana banjir yaitu 93 kejadian kekeringan 53 kejadian
puting beliung 34 kejadian dan tanah longsor 15 kejadian Berdasarkan data
3
tersebut bencana banjir yang sering terjadi yaitu di daerah Kabupaten Pandeglang
dan Lebak Dengan komposisi Kabupaten Lebak 21 dan Kabupaten Pandeglang
29 kali
Oleh karena hal tersebut pemerintah membuat Undang-Undang tentang
penanggulangan bencana yang dituangkan pada Undang-Undang No 24 Tahun
2007 tentang Penanggulangan Bencana Undang-Undang atau Peraturan ini dibuat
sebagai payung hukum mengenai proses penyelenggaraan penanggulangan
bencana di Indonesia Penyelenggaraan penanggulangan bencana berdasarkan
Undang-Undang ini dimulai dari prabencana pada saat bencana hingga proses
pemulihan pasca bencana diatur di dalamnya
Kabupaten Lebak yang merupakan salah satu dari empat kabupaten dan
empat kota di provinsi Banten yang memiliki berbagai macam potensi bencana
telah menindaklanjutinya dengan mendirikan Badan Penanggulangan Bencana
Daerah (BPBD) berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Lebak No 3 Tahun
2011 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Badan Penanggulangan
Bencana Daerah Kabupaten Lebak Pembentukan Badan Penanggulangan
Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lebak ini sebagai salah satu Badan yang
mempunyai tugas dan fungsi dalam penyelenggaraan penanggulangan bencana di
wilayah Kabupaten Lebak
Dibuatnya Peraturan Daerah mengenai pembentukan Badan
Penanggulangan Bencana Daerah ini karena beberapa wilayah daerah di
Kabupaten Lebak rentan akan berbagai macam bencana Yang diantaranya adalah
bencana banjir tanah longsor gempa bumi tsunami kekeringan dan kebakaran
4
Menurut data yang tertuang dalam laporan kejadian bencana banjir di Kabupaten
Lebak tahun 2013 menyatakan bahwa Kabupaten Lebak memiliki 28 kecamatan
340 desa dan 5 kelurahan Dari seluruh kecamatan yang ada di wilayah
Kabupaten Lebak rentan akan berbagai macam bencana
Berikut data wilayah rawan bencana Kabupaten Lebak dapat dilihat pada
Tabel 11 di bawah ini
Tabel 12
Daerah Rawan Bencana Di Kabupaten Lebak Tahun 2013
No Jenis Bencana Sebaran Wilayah Keterangan
1 Banjir Kec Rangkasbitung
Kalanganyar Cimarga Cibadak
Cileles Malingping Wanasalam
Panggarangan Bayah Sobang
Cigemblong Banjarsari
Muncang Cilograng dan Gunung
Kencana
15 Kecamatan
2 Longsor Kecamatan Sobang Lebak
Gedong Cigemblong
Bojongmanik Cibeber Gunung
Kencana Muncang Cipanas
Cileles Cimarga Cikulur dan
Cilograng
12 Kecamatan
3 Gempa dan Tsunami Kecamatan Wanasalam
Malingping Cihara Bayah
Cibeber dan Panggarangan
6 Kecamatan
4 Kekeringan Kecamatan Maja Leuwidamar
Muncang Cilograng Wanasalam
dan Curugbitung
6 Kecamatan
5 Kebakaran Kecamatan Leuwidamar (Desa
Kanekes dan Desa Nagayati) dan
Kecamatan Sobang
2 Kecamatan
Sumber Diadaptasi dari Laporan BPBD Kabupaten Lebak Tahun 2013
Dari tabel 12 di atas dapat dilihat bahwa daerah-daerah di Kabupaten
Lebak rawanrentan akan bencana Dimulai dari bencana banjir tersebar di 16
kecamatan longsor tersebar di 12 kecamatan gempa bumi dan tsunami 6
5
kecamatan kekeringan 6 kecamatan dan kebakaran tersebar di 2 kecamatan
Namun jika di lihat komposisi dari beberapa jenis bencana dapat dilihat bahwa
bencana banjir lebih mendominasi jumlahnya yang tersebar di 15 kecamatan di
Kabupaten Lebak Dalam hal ini bahwa banjir merupakan bencana yang paling
banyak terjadi di wilayah Kabupaten Lebak dengan jumlah wilayah tersebar di 15
kecamatan dari jumlah keseluruhan kecamatan yaitu 28 kecamatan Hal ini
menggambarkan bahwa setengah wilayah yang berada di Kabupaten Lebak
terindikasi sebagai wilayah yang rentan akan bahaya bencana banjir
Adapun data kerusakan ataupun dampak bencana yang diakibatkan oleh
bencana banjir di Kabupaten Lebak Tahun 2013 dapat dilihat pada tabel 12 di
bawah ini
Tabel 12
Data Kerusakan Bencana Banjir Di Kabupaten Lebak Tahun 2013
Rusak Ringan Rusak Berat Rusak Total
1 Permukiman 292 87 28
2 Sarana Pendidikan 26 11 0
3 Jalan dan Jembatan 0 21 2
4 Sarana Penyediaan Air Minum 2 2 0
5 Kerusakan Irigasi 0 22 0
Jumlah 320 143 30
No UraianTipe Kerusakan
(Sumber Diadaptasi dari Laporan BPBD Kabupaten Lebak Tahun 2013)
Dari data di atas dapat dilihat bahwa dalam kejadian bencana banjir tahun
2013 di Kabupaten Lebak telah mengakibatkan kerusakan pada permukiman
dengan jumlah 292 rusak ringan 87 rusak berat dan 28 rusak total Selanjutnya
kerusakan pada sarana pendidikan yaitu 26 rusak ringan dan 11 rusak berat Jalan
dan jembatan yaitu 21 rusak berat dan 2 rusak total Dalam hal sarana penyediaan
6
air minum 2 rusak ringan dan 2 rusak berat Selain itu pula kerusakan irigasi yang
diakibatkan banjir ini yaitu 22 rusak berat
Informasi lain mengenai bencana banjir yang dilansir oleh media online
merdekacom tanggal 10 Januari 2013 mencatat yakni terdapat 3962 rumah
terendam banjir dan longsoran sebanyak 51 unit rumah dengan kategori sebanyak
31 rusak total 13 rusak ringan dan 10 rusak berat Mereka warga yang terkena
banjir dan longsor di 15 kecamatan yakni Rangkasbitung Kalanganyar Cibadak
Cimarga Leuwidamar Banjarsari dan Lebak Gedong Panggarangan
Wanasalam Gunung Kencana Cilograng Muncang Cikulur Sobang dan
Cibeber
Banyaknya kerugian yang diakibatkan oleh bencana banjir yang dimulai
dari kerugian materi serta menimbulkan korban jiwa maka penanganan masalah
bencana banjir ini harus dilakukan dengan serius Pasalnya banjir ini dapat
mengganggu proses pembangunan yang telah direncanakan pemerintah dalam
Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) maupun Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Daerah (RPJMD) UNDRO (United Nations Disaster Relief
Organization) yang dikutip Nurjanah dkk (201333) mengemukakan bencana
secara serius dapat mengganggu inisiatif-inisiatif pembangunan dalam beberapa
cara termasuk (a) hilangnya sumber-sumber daya (b) gangguan terhadap
program-program (c) pengaruh pada iklim investasi (d) pengaruh pada sektor
non-formal dan (e) destabilisasi politik
Sehubungan dengan hal tersebut langkah-langkah manajemen
penanggulangan bencana yang dimulai pada tahap pra bencana saat tanggap
7
darurat bencana dan pasca bencana sudah semestinya dilakukan oleh pemerintah
dalam hal ini Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) untuk di pusat
dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lebak untuk di
daerah sertap pihak-pihak yang terkait (stakeholder) di dalamnya untuk
menanggulangi potensi bencana khususnya penanggulangan bencana banjir
Oleh karenanya bencana banjir di Kabupaten Lebak yang tiap tahunnya
meningkat membuat perhatian peneliti dalam proses penanggulangannya
Bencana banjir yang terjadi di Kabupaten Lebak diakibatkan oleh meluapnya
sungai Ciujung yang merupakan sungai yang melintasi daerah ini Menurut data
yang dilansir BPBD Kabupaten Lebak kejadian bencana banjir tahun 2013 terjadi
di 15 kecamatan yaitu Kecamatan Rangkasbitung Kalanganyar Cimarga
Cibadak Cileles Malingping Wanasalam Panggarangan Bayah Sobang
Cigemblong Banjarsari Muncang Cilograng dan Gunung Kencana
Dari data wilayah yang sering terkena dampak bencana banjir di atas
menggambarkan bahwa terdapat permasalahan terkait dengan timbulnya atau
terjadinya bencana banjir Timbulnya bencana banjir dikarenakan sebagian hutan
gundul atau lahan resapan air berkurang akibat ulah manusia yang
mengeksploitasi hutan secara berlebihan Sehingga hutan tidak lagi berfungsi
sepenuhnya sebagai penyerap air hujan Lahan hutanpun menjadi longsor dan
tanah longsorannya menyebabkan aliran sungai menjadi dangkal Pendangkalan
aliran sungai ini menjadi penghambat aliran sungai ketika menampung air saat
musim penghujan datang Selain itu pula pembuangan sampah oleh masyarakat
pada aliran sungai memicu dan dapat menimbulkan tersendatnya aliran sungai
8
Ditambah dengan adanya penambangan pasir liar yang dilakukan oleh masyarakat
yang mengakibatkan pengrusakan lingkungan daerah aliran sungai (Sumber
Wawancara dengan Bapak Kaprawi Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Lebak
15 Mei 2014)
Permasalahan penanggulangan bencana banjir tampak semakin berat dan
kompleks sehingga membutuhkan perhatian khusus dan urgent dari semua
pemangku kepentingan Dalam penanggulangan bencana banjir tersebut kinerja
organisasi dalam hal ini Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)
Kabupaten Lebak sebagai kordinator dan lembaga yang berwenang dan bertugas
di bidang kebencanaan dituntut untuk bekerja secara optimal
Kinerja organisasi merupakan salah satu sorotan yang paling tajam dalam
pelaksanaan pemerintahan menyangkut kesiapan jumlah pendidikan dan
profesionalisme Melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)
Kabupaten Lebak sebagai salah satu organisasi pemerintahan yang berwenang
dalam penanggulangan bencana memiliki peran dalam penyelenggaraan
penanggulangan atas berbagai bencana di wilayah Kabupaten Lebak khususnya
dalam penanggulangan bencana banjir Pelaksanaan penanggulangan bencana
yang dilakukan oleh BPBD Kabupaten Lebak diperlukan kesiapan yang mantap
demi terselenggaranya pelaksanaan pemerintahan yang baik (good governance)
Atas dasar dari peristiwa-peristiwa bencana banjir yang terjadi di Daerah
Kabupaten Lebak memunculkan berbagai pertanyaan mengenai kinerja BPBD
Kabupaten Lebak selaku instansi atau lembaga pemerintah yang bergerak di
sektor bidang penanggulangan bencana
9
Adapun hasil pengamatan (observation) peneliti di lapangan yang dapat
dilihat dan disimpulkan terkait dengan permasalahan kinerja BPBD Kabupaten
Lebak dalam penanggulangan bencana banjir yaitu Pertama keterbatasan
jaringan informasi dan komunikasi yang efektif dalam penyebaran informasi
kebencanaan kepada masyarakat Hal ini diungkapkan oleh bapak Bernardi selaku
Kepala Seksi Rekonstruksi dan Rehabilitasi BPBD Kabupaten Lebak bahwa
jaringan informasi dan komunikasi sangat terbatas sehingga pemberian informasi
kebencanaan kepada masyarakat khususnya di wilayah yang sulit dijangkau
sangat minim (Sumber Wawancara dengan Bapak Bernardi Kepala Seksi
Rekonstruksi dan Rehabilitasi 20 Mei 2014)
Kedua sumber daya manusia (SDM) atau aparatur BPBD Kabupaten
Lebak yang terbatas Jumlah aparatur BPBD lebak yaitu sebanyak 17 orang
dengan komposisi tingkat pendidikan dapat di lihat pada tabel 13 di bawah ini
Tabel 13
Aparatur BPBD Kabupaten LebakBerdasarkan Tingkat Pendidikan
No Jabatan Pendidikan Jumlah
1 Kepala Pelaksana SMK 1 orang
2 Sekretaris S1 1 orang
3 Kepala Seksi Pencegahan dan KesiapsiagaanS1 1 orang
4 Kepala Seksi Kedaruratan Logistik SPM-Pertanian 1 orang
5 Kepala Rehabilitasi dan Rekonstruksi S1 1 orang
6 Staf S1 3 orang
SMA 8 orang
SLTP 1 orang
17 orangJumlah
Sumber Diadaptasi dari Renstra BPBD Kabupaten Lebak Tahun 2014-2018
Dapat dilihat dari tabel 13 di atas bahwa komposisi aparatur BPBD Lebak
berdasarkan pendidikan diantaranya S1 berjumlah 6 orang SMASMK 10 orang
10
dan SLTP 1 orang dengan total keseluruhan berjumlah 17 orang pegawaiSelain
itu pula dapat di lihat dari setiap seksi bidang di tempati oleh satu orang tanpa
anggota di dalamnya Hal ini mengindikasikan bahwa dalam penyelenggaraan
penanggulangan bencana kurang optimal Dimana seharusnya aparatur dalam
setiap seksi memiliki anggota untuk kelancaran kegiatan dalam proses
penyelenggaraan bencana baik pada saat pra bencana saat bencana dan pasca
bencanaPeneliti menyimpulkan demikian karena dilihat komposisi pendidikan
serta jumlah pegawaiaparatur(Sumber Wawancara Bapak Bernardi Kasie
Rekonstruksi dan Rehabilitasi 20 mei 2014)
Lain halnya jika dibandingkan pada BPBD Kabupaten Serang yang
memiliki Pegawaiaparatur lebih banyak dibandingkan dengan BPBD Kabupaten
Lebak BPBD Kabupaten Serang memiliki 82 pegawai yang terdiri dari PNS
(Pegawai Negeri Sipil) TKK dan Staff di lingkungan BPBD Kabupaten Serang
(Sumber Data Pegawai BPBD Kabupaten Serang)
Ketiga masih terbatasnya sarana dan prasarana dalam penanggulangan
bencana banjir Sarana dan prasarana merupakan penunjang kinerja pegawai yang
cukup penting untuk dipenuhi karena terkait dengan aktivitas dan mobilitas kerja
Tanpa sarana dan prasarana yang memadai proses penyelenggaraan
penanggulangan bencana tidak dapat optimal Hingga saat ini Badan
Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lebak hanya memiliki 5
perahu karet untuk penanggulangan bencana banjir sedangkan daerah yang
merupakan daerah rawan dan langganan banjir tiap tahunnya berjumlah 15
11
Kecamatan yang tersebar di Kabupaten Lebak(Sumber Laporan Kejadian
Bencana Banjir dan Longsor Kabupaten Lebak Tahun 2014)
Jika dibandingkan dengan BPBD Kabupaten Serang terkait sarana dan
prasarana dalam penanggulangan banjir BPBD Kabupaten Serang yang
wilayahnya lebih sedikit mengalami bencana banjir justru lebih banyak memiliki
sarana dalam penanggulangan bencana banjir Diantaranya berdasarkan data
peralatan penanggulangan banjir khususnya perahu karet BPBD Kabupaten
Serang memiliki 7 perahu karet untuk penanggulangan bencana banjir
Keempat belum adanya Peraturan Daerah (Perda) tentang pendanaan
penanggulangan bencana Padahal kondisi wilayah Kabupaten Lebak rawan akan
bencana khususnya bencana banjir Saat ini BPBD Lebak masih tergantung
kepada pendanaan pemerintah pusat melalui BNPB (Badan Nasional
Penanggulangan Bencana) serta Biaya Tidak Terduga (BTT) yang dikeluarkan
oleh pihak Pemerintah Kabupaten Lebak Seharusnya sudah menjadi prioritas
Pemerintah Daerah dalam Pengelolaan dan Pendanaan Penanggulangan Bencana
terlebih daerahnya termasuk rawan akan bencana (Sumber Wawancara dengan
Bapak Febi Kasie Kesiapsiagaan BPBD Lebak 28 Agustus 2014)
Kelima ketidakefektifan sosialisasi penanggulangan bencana banjir yang
dilakukan oleh BPBD kabupaten Lebak yang hanya sekedar memberikan materi
mengenai penanggulangan banjir tanpa ditindaklanjuti dengan praktek-praktek
yang mendukung dengan kegiatan penanggulangan bencana banjir (Sumber
Wawancara Bapak Romli masyarakat Rangkasbitung 20 Mei 2014)
12
Berdasarkan permasalahan-permasalahan yang ada maka peneliti merasa
tertarik untuk melakukan penelitian dan mengambil judul mengenai ldquoKinerja
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Dalam Penanggulangan
Bencana Banjir Di Kabupaten Lebakrdquo
12 Identifikasi Masalah
Berdasarkan dari latar belakang masalah di atas yang telah dijabarkan
sebelumnya maka dapat diambil beberapa permasalahan yaitu diantaranya
sebagai berikut
1) Keterbatasan jaringan informasi dan komunikasi yang efektif dalam
penyebaran informasi kebencanaan kepada masyarakat
2) Sumber daya manusia atau aparatur BPBD Kabupaten Lebak yang
terbatas
3) Keterbatasan sarana dan prasarana dalam penanggulangan bencana
banjir
4) Belum adanya Peraturan Daerah tentang Pendanaan Bencana
5) Ketidakefektifan sosialisasi penanggulangan bencana banjir
13 Batasan dan Rumusan Masalah
131 Batasan Masalah
Dalam penelitian tentunya diperlukan suatu pembatasan-pembatasan
dalam masalah yang akan diteliti Hal ini dilakukan agar penelitian yang
dilakukan tidak meluas dari fokus penelitian Maka peneliti membatasi ruang
13
lingkup permasalahan ini pada Kinerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah
Dalam Penanggulangan Bencana Banjir Di Kabupaten Lebak
132 Rumusan Masalah
Setelah masalah penelitian dibatasi ruang lingkupnya maka rumusan
dalam penelitian ini yaitu Seberapa besar Kinerja Badan Penanggulangan
Bencana Daerah Dalam Penanggulangan Bencana Banjir Di Kabupaten Lebak
14 Tujuan Penelitian
Sesuai rumusan masalah yang telah dijabarkan di atas maka tujuan
penelitian ini yaitu untuk mengetahui seberapa besar Kinerja Badan
Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Dalam Penanggulangan Bencana
Banjir Di Kabupaten Lebak
15 Manfaat Penelitian
Berdasarkan maksud dan tujuannya maka hasil penelitian ini diharapkan
memiliki manfaat baik secara teori maupun praktis sebagai berikut
1 Bagi peneliti yaitu diharapkan dapat memberikan manfaat dan menambah
wawasan tentang Kinerja BPBD Kabupaten Lebak
2 Manfaat atau kegunaan teori yaitu diharapkan hasil penelitian ini dapat
dijadikan bahan informasi bagi penyelenggara penanggulangan bencana di
Kabupaten Lebak
14
3 Bagi kegunaan praktis diharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan
kontribusi pemikiran dalam penanggulangan bencana banjir di Kabupaten
Lebak pada khususnya dan Indonesia pada umumnya
16 Sistematika Penulisan
Dalam penelitian ini peneliti membagi ke dalam 5 (lima) bagian yang
masing-masing terdiri dari sub bagian yaitu sebagai berikut
Bab I Pendahuluan
Terdiri dari
11 Latar Belakang Masalah yaitu menggambarkan ruang lingkup dan
kedudukan masalah yang akan diteliti dalam bentuk uraian secara
deduktif dari lingkup yang umum hingga kepada masalah yang
spesifik yang relevan dengan judul skripsi
12 Identifikasi Masalah yaitu mengidentifikasi dikaitkan dengan tema
topikjudul dan fenomena yang akan diteliti
13 Batasan dan Rumusan Masalah
131 Batasan Masalah yaitu pemfokusan masalah-masalah yang
akan diajukan dalam rumusan masalah
132 Rumusan Masalah yaitu mendefinisikan permasalahan
yang telah ditetapkan dalam bentuk definisi konsep dan
operasional
15
14 Tujuan Penelitian yaitu mengungkapkan sasaran yang ingin dicapai
dengandilaksanakannya penelitian sejalan dengan isi dan rumusan
permasalahan
15 Manfaat Penelitian yaitu menjelaskan manfaat teoritis dan praktis dari
temuan penelitian
Bab II Deskripsi Teori dan Hipotesis Penelitian
Terdiri dari
21 Deskripsi Teori yaitu mengkaji berbagai teori dan konsep-konsep
yang relevan dengan permasalahan penelitian kemudian
menyusunnya secara teratur dan rapi Dengan mengkaji berbagai teori
dan konsep-konsep maka peneliti akan memiliki konsep penelitian
yang jelas dapat menyusun pertanyaan dengan rinci untuk
penyelidikan sehingga memperoleh temuan lapangan yang menjadi
jawaban atas masalah yang telah dirumuskanHasil penting lainnya
dari kajian teori adalah didapatkan kerangka konseptual menurut
peneliti yang di dalamnya tergambar pedoman wawancara
22 Penelitian Terdahulu penelitian terdahulu mengkaji penelitian yang
pernah dilakukan oleh peneliti sebelumnya yang diambil dari berbagai
sumber ilmiah
23 Kerangka Berfikir yaitu menggambarkan alur pikiran peneliti sebagai
kelanjutan dari kajian teori untuk memberikan penjelasan kepada
pembaca
16
24 Hipotesis Penelitian yaitu anggapan atau jawaban sementara terhadap
permasalahan yang diteliti
Bab III Metodologi Penelitian
Terdiri dari
31 Pendekatan dan Metode Penelitian yaitu menjelaskan metode yang
dipergunakan dalam penelitian
32 Ruang Lingkup Penelitian yaitu menjelaskan akan sasaran-
sasaranyang akan diteliti dalam penelitian
33 Lokasi Penelitian yaitu menerangkan mengenai tempat penelitian
yang dilakukan
34 Variabel Penelitian yaitu terdiri dari variabel konsep dan variabel
operasional
35 Instrument Penelitian yaitu menjelaskan tentang proses penyusunan
dan jenis alat pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian
36 Populasi dan Sampel yaitu menjelaskan mengenai wilayah
generalisasi atau populasi penelitian dan penetapan sampel penelitian
37 Teknik Pengolahan dan Analisis Data yait menjelaskan teknik
pengolahan dan analisis data Analisis data harus sesuai dengan
pendekatan penelitian
38 Jadwal penelitian yaitu menggambarkan tentang jadwal penelitian
yang telah dilaksanakan dari mulai mulai penelitian hingga
terselesaikannya penelitian
Bab IV Hasil Penelitian
17
Terdiri dari
41 Deskripsi Objek Penelitian yaitu menjelaskna tentang objek
penelitian yang meliputi lokasi penelitian secara jelas struktur
organisasi dari populasisampel
42 Deskripsi Data yaitu menjelaskan hasil penelitian yang telah diolah
dari data mentah dengan mempergunakan teknik analisis data
kuantiatif yang relevan
43 Pengujian Persyaratan Statistik yaitu melakukan pengujian terhadap
persyaratan statistik dengan menggunakan uji statistik tertentu
44 Pengujian Hipotesis yaitu melakukan pengujian hipotesis dengan
menggunakan teknik analisa statistik dimana hasil analisa tersebut
adalah teruji atau tidaknya hipotesis nol penelitian Hasil perhitungan
akhir statistik disajikan dalam diagram pie (lingkaran)
45 Interpretasi Hasil Penelitian yaitu melakukan penafsiran terhadap
hasil akhir pengujian hipotesis
46 Pembahasan yaitu melakukan pembahasan lebih lanjut terhadap hasil
analisis data
Bab V Penutup
Terdiri dari
51 Kesimpulan yaitu menyimpulkan hasil penelitian yang diungkapkan
secara ringkas dan padat
18
52 Saran yaitu berisi tindak lanjut dari sumbangan penelitian terhadap
bidang yang diteliti baik secara teoritis maupun praktis
19
BAB II
DESKRIPSI TEORI DAN HIPOTESIS PENELITIAN
21 Deskripsi Teori
211 Konsep Kinerja
Menurut kamus besar bahasa indonesia secara etimologis kinerja diartikan
sebagai sesuatu yang dicapai atau prestasi yang diperlihatkan Kinerja dalam
pengertiannya dartikan sebagai prestasi yang diperlihatkan dalam kegiatan atau
pekerjaan yang telah dilakukan Sedangkan Lijan Poltak Sinambela (2014140)
mengemukakan bahwa kinerja merupakan implementasi dari teori keseimbangan
yang mengatakan bahwa seseorang akan menunjukan prestasi yang optimal bila ia
mendapatkan manfaat(benefit) dan terdapat adanya rangsangan (inducement)
dalam pekerjaannya secara adil dan masuk akal (reasonable)
Sementara itu Mangkunegara (20069) mengemukakan kinerja (prestasi
kerja) ialah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seseorang
pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggungjawab yang
diberikan kepadanya Kinerja merupakan keluaran yang dihasilkan secara kualitas
dan kuantitas Pencapaian tersebut dihasilkan dari pegawai yang
bertanggungjawab dengan pekerjaannya
Menurut Keban (200343) menyebutkan bahwa kinerja (performance)
dalam organisasi didefinisikan sebagai tingkat pencapaian hasil (the degree of
accomplishment) atau kinerja merupakan tingkat pencapaian tujuan organisasi
secara berkesinambungan
20
Selanjutnya Steers (200367) mengemukakan bahwa kinerja organisasi
adalah tingkat yang menunjukan seberapa jauh pelaksanaan tugas dapat dijalankan
secara aktual dan misi organisasi tercapai Sedangkan Mahsun (200625)
berpendapat bahwa kinerja adalah gambaran mengenai tingkat pencapaian
pelaksanaan suatu kegiatan atau program dan kebijakan dalam mewujudkan
sasaran tujuan visi dan misi organisasi yang tertuang dalam strategic planning
suatu organisasi
Sedarmayanti dalam bukunya mengenai pengembangan kepribadian
pegawai (2004176) dikatakan bahwa kinerja
Hasil kerja yang dicapai oleh seseorang atau sekelompok orang dalam
suatu organisasi sesuai dengan wewenang dan tanggungjawab masing-
masing dalam mencapai tujuan organisasi bersangkutan secara legal tidak
melanggar hukum dan sesuai moral maupun etika
Moeheriono (201060) mengemukakan bahwa kinerja (performance)
merupakan gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan suatu program
kegiatan atau kebijakan dalam mewujudkan sasaran tujuan visi dan misi
organisasi yang dituangkan melalui perencanaan strategis suatu organisasi
Sementara itu Robbins yang dikutip oleh Moeheriono (201061)
mengemukakan bahwa kinerja sebagai fungsi interaksi antara kemampuan
(ability) motivasi (motivation) dan kesempatan (opportunity) Artinya kinerja
merupakan fungsi dari kemampuan motivasi dan kesempatan Seiring dengan hal
itu menurut Moeheriono (201061) mengemukakan bahwa kinerja dalam
menjalankan fungsinya tidak berdiri sendiri melainkan selalu berhubungan
dengan kepuasan kerja pegawaikaryawan dan tingkat besaran imbalan yang
diberikan serta dipengaruhi oleh keterampilan kemampuandan sifat-sifat
21
individu Oleh karenanya menurut model mitra-lawyer kinerja individu pada
dasarnya dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor (1) harapan mengenai imabalan
(2) dorongan (3) kemampuan (4) kebutuhan dan sifat (5) persepsi terhadap
tugas (6) imbalan eksternal dan internal serta (7) persepsi terhadap tingkat
imbalan dan kepuasan kerja
Sumber lain mengemukakan seperti yang dinyatakan oleh Otley yang
dikutip oleh Mahmudi (20136) menyatakan bahwa kinerja mengacu pada sesuatu
yang terkait dengan kegiatan melakukan pekerjaan dalam hal ini meliputi hasil
yang dicapai kerja tersebut Sejalan dengan pendapat Rogers yang dikutip oleh
Mahmudi (20136) yang mendefinisikan kinerja sebagai hasil kerja itu sendiri
(outcomes of works) karena hasil kerja memberikan keterkaitan yang kuat
terhadap tujuan-tujuan strategik organisasi kepuasan pelanggan dan kontribusi
ekonomi
Menurut Mahmudi (201320) berpendapat bahwa kinerja merupakan suatu
konstruk multidimensional yang mencakup banyak faktor yang
mempengaruhinya diantaranya yaitu
1 Faktor personalindividu meliputi pengetahuan keterampilan (skill)
kemampuan kepercayaan diri motivasi dan komitmen yang dimiliki
oleh setiap individu
2 Faktor kepemimpinan maliputi kualitas dalam memberikan dorongan
semangat arahan dan dukungan yang diberikan manajer dan team
leader
3 Faktor tim meliputi kualitas dukungan dan semangat yang diberikan
oleh rekan dalam satu tim kepercayaan terhadap sesama anggota tim
kekompakan dan keeratan anggota tim
4 Faktor sistem meliputi sistem kerja fasilitas kerja atau infrastruktur
yang diberikan oleh organisasi proses organisasi dan kultur kinerja
dalam organisasi
5 Faktor kontekstual (situasional) meliputi tekanan dan perubahan
lingkungan eksternal dan internal
22
Wibowo (20114) berpendapat bahwa kinerja adalah merupakan
implementasi dari rencana yang telah disusun Implementasi kinerja dilakukan
oleh sumber daya manusia yang memiliki kemampuan kompetensi motivasi
dan kepentingan Bagaimana organisasi menghargai dan memperlakukan sumber
daya manusianya akan mempengaruhi sikap dan prilakunya dalam menjalankan
kinerja Sejalan dengan apa yang dikemukakan oleh Hersey dan Blanchard
(1993) bahwa kinerja merupakan suatu fungsi dari motivasi dan kemampuan
untuk menyelesaikan tugas atau pekerjaan Seseorang harus memiliki derajat
kesediaan dan tingkat kemampuan tertentu Kesediaan dan keterampilan
seseorang tidaklah cukup efektif untuk mengerjakan sesuatu tanpa pemahaman
yang jelas tentang apa yang dikerjakan dan bagaimana mengerjakannya
Lain hal menurut Prawirosentono (19992) kinerja adalah hasil kerja yang
dapat dicapai oleh pegawai atau sekelompok pegawai dalam suatu organisasi
sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab masing-masing dalam upaya
mencapai tujuan organisasi bersangkutan secara legal tidak melanggar hukum
dan sesuai dengan moral dan etika
Dari berbagai pendapat yang telah diuraikan di atas bahwa definisi dari
kinerja (performance) dapat disimpulkan sebagai hasil kerja yang dicapai oleh
seseorang atau sekelompok orang dalam suatu organisasi baik secara kuantitatif
maupun secara kualitatif sesuai dengan kewenangan dan tugas tanggung jawab
masing-masing dalam upaya mencapai tujuan organisasi bersangkutan secara
legal tidak melanggar hukum dan sesuai dengan moral maupun etika
23
212 Konsep Organisasi
Organisasi dalam bahasa inggris yaitu organize yang berarti menciptakan
struktur dengan bagian-bagian yang diintegrasikan sedemikian rupa sehingga
hubungan satu sama lain terikat oleh hubungan terhadap keseluruhan Sedangkan
Hasibuan (2006 120) mengemukakan bahwa organisasi adalah suatu sistem
perserikatan formal berstruktur dan terkoordinasi dari sekelompok orang yang
bekerja sama dalam mencapai tujuan tertentu organisasi hanya merupakan alat
dan wadah
Mahsun (2006 1) memberikan pendapat tentang konsep organisasi
bahwa organisasi sering dipahami sebagai sekelompok orang yang berkumpul dan
bekerja sama dengan cara yang terstruktur untuk mencapai tujuan atau sejumlah
sasaran tertentu yang telah ditetapkan bersama
Sementara itu Robbins (20014) mengemukakan bahwa organisasi
adaalah kesatuan sosial yang dikoordinasikan secara sadar dengan sebuah batasan
yang relatif dapat diidentifikasikan yang bekerja atas dasar yang relatif terus-
menerus untuk mencapai tujuan
213 Konsep Kinerja Organisasi
Simanjuntak (20053) mengemukakan bahwa kinerja organisasi
merupakan agregasi atau akumulasi kinerja semua unit-unit organisasi yang sama
dengan penjumlahan kinerja semua orang atau individu yang bekerja di organisasi
tersebut Dengan demikian kinerja organisasi sangat dipengaruhi oleh tiga faktor
utama yaitu dukungan organisasi kemampuan manajemen dan kinerja setiap
24
orang yang bekerja di perusahaan tersebut Kinerja organisasi juga sangat
dipengaruhi oleh dukungan organisasi antara lain dalam penyusunan struktur
organisasi pemilihan teknologi dan penyediaan prasarana serta sarana kerja
Smentara itu surjadi (20097) berpendapat bahwa kinerja organisasi
adalah totalitas hasil kerja yang dicapai suatu organisasi tercapainya tujuan
organisasi berarti bahwa kinerja organisasi itu dapat dilihat dari tingkatan sejauh
mana organisasi dapat mencapai tujuan yang didasarkan pada tujuan yang sudah
ditetapkan sebelumnya Sedangkan menurut Sobandi (2006176) kinerja
organisasi merupakan sesuatu yang telah dicapai oleh organisasi dalam kurun
waktu tertentu baik yang terkait dengan input output outcome benefit maupun
impact
214 Tujuan Pengukuran Kinerja Sektor Publik
Tujuan pengukuran kinerja sektor publik menurut Mahmudi (201314)
diantaranya adalah sebagai berikut
1) Mengetahui tingkat ketercapaian tujuan organisasi
2) Menyediakan sarana pembelajaran pegawai
3) Memperbaiki kinerja periode berikutnya
4) Memberikan pertimbangan yang sistematik dalam pembuatan
keputusan pemberian reward dan punishmnet
5) Memotivasi pegawai
6) Menciptakan akuntabilitas publik
Sementara itu Moeheriono (2010103) mengemukakan bahwa tujuan
manajemen kinerja dari suatu organisasi berbagai macam diantaranya adalah
1) Menerjemahkan dari visi dan misi organisasi ke dalam tujuan dan hasil
yang jelas mudah dipahami dan dapat diukur sehingga membantu
keberhasilan organisasi untuk mencapai tujuan
25
2) Menyediakan informasi untuk menilai mengelola dan meningkatkan
keberhasilan kinerja keseluruhan organisasi
3) Mengubah paradigma dari orientasi pengendalian dan ketaatan menjadi
pendekatan strategik yang berkelanjutan kepada keberhasilan
organisasi
4) Menyediakan manajemen kinerja yang lengkap dengan memasukan
ukuran-ukuran kualitas biaya ketepatan waktu kepuasan
stakeholders dan peningkatan keahlian pegawai
215 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja
Kinerja merupakan suatu konstruk multidimensional yang mencakup
banyak faktor yang mempengaruhinya Mahmudi (201320) mengemukakan
faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja adalah
1) Faktor personalindividu meliputi pengetahuan keterampilan (skill)
kemampuan kepercayaan diri motivasi dan komitmen yang dimiliki
oleh setiap individu
2) Faktor kepemimpinan maliputi kualitas dalam memberikan dorongan
semangat arahan dan dukungan yang diberikan manajer dan team
leader
3) Faktor tim meliputi kualitas dukungan dan semangat yang diberikan
oleh rekan dalam satu tim kepercayaan terhadap sesama anggota tim
kekompakan dan keeratan anggota tim
4) Faktor sistem meliputi sistem kerja fasilitas kerja atau infrastruktur
yang diberikan oleh organisasi proses organisasi dan kultur kinerja
dalam organisasi
5) Faktor kontekstual (situasional) meliputi tekanan dan perubahan
lingkungan eksternal dan internal
Sedangkan menurut Mangkunegara (200167) faktor-faktor yang
mempengaruhi kinerja adalah sebagai berikut
1) Faktor Kemampuan
Secara umum kemampuan ini terbagi menjadi dua yaitu kemampuan
potensi (IQ) dan kemampuan realiti (knowledge and skills)
2) Faktor Motivasi
Motivasi terbentuk dari sikap seorang pekerja yang dalam
menghadapi situasi kerja
26
216 Indikator Kinerja
Menurut Moeheriono (201074) indikator kinerja (performance indicator)
didefinisikan sebagai berikut
1) Indikator kinerja sebagai nilai atau karakteristik tertentu yang
dipergunakan untuk mengukur output atau outcome suatu kegiatan
2) Sebagai alat ukur yang dipergunakan untuk menentukan derajat
keberhasilan suatu organisasi dalam mencapai tujuannya
3) Sebagai ukuran kuantitatif dan kualitatif yang menggambarkan tingkat
pencapaian suatu sasaran atau tujuan yang telah ditetapkan oleh
organisasi
4) Suatu informasi operasional yang berupa indikasi mengenai kinerja
atau kondisi suatu fasilitas atau kelompok fasilitas
Hal lain Mahmudi (2013155) berpendapat bahwa indikator kinerja
merupakan sarana atau alat (means) untuk mengukur hasil suatu aktivitas
kegiatan atau proses dan bukan hasil atau tujuan itu sendiri (ends) Peran
indikator kinerja bagi organisasi sektor publik adalah memberikan tanda atau
rambu-rambu bagi manajer dan pihak luar untuk menilai kinerja organisasi
Selain itu pula Mahmudi (2013156) mengemukakan peran indikator
kinerja diantaranya yaitu
1) Membantu memperbaiki praktik manajemen
2) Meningkatkan akuntabilitas manajemen dengan memberikan tanggung
jawab secara ekplisit dan pemberian bukti atas suatu keberhasilan atau
kegagalan
3) Memberikan dasar untuk melakukan perencanaan kebijakan dan
pengendalian
4) Memberikan informasi yang esensial kepada manajemen sehingga
memungkinkan bagi manajemen untuk melakukan pengendalian
kinerja di semua level organisasi
5) Memberikan dasar untuk pemberian kompensasi kepada staff
Menurut Hersey Blanchard dan Johnson yang dikutip oleh Wibowo
(2011102) terdapat tujuh indikator kinerja yaitu
27
1) Tujuan merupakan keadaan yang berbeda yang secara aktif dicari oleh
seorang individu dan organisasi untuk dicapai Untuk mencapai tujuan
diperlukan kinerja individu kelompok dan organisasi Kinerja individu
maupun organisasi berhasil apabila dapat mencapai tujuan yang
diinginkan
2) Standar merupakan suatu ukuran apakah tujuan yang diinginkan dapat
dicapai Tanpa standar tidak dapat diketahui kapan suatu tujuan
tercapai Kinerja seseorang dikatakan berhasil apabila mampu
memcapai standar yang ditentukan atau disepakati bersama antara
atasan dan bawahan
3) Alat atau sarana merupakan sumber daya yang dapat dipergunakan
untuk membantu menyelesaikan tujuan dengan sukses Alat atau saran
merupakan faktor penunjang untuk mencapai tujuan Tanpa alat atau
sarana tugas pekerjaan spesifik tidak dapat dilakukan dan tujuan tidak
dapat diselesaikan sebagaimana seharusnya Tanpa alat atau sarana
tidak mungkin dapat melakukan pekerjaan
4) Kompetensi merupakan persyaratan utama dalam kinerja Kompetensi
merupakan kemampuan yang dimiliki oleh seseorang untuk
menjalankan pekerjaan yang diberikan kepadanya dengan baik
Kompetensi memungkinkan seseorang mewujudkan tugas yang
berkaitan dengan pekerjaan yang diperlukan untuk mencapai tujuan
5) Motif merupakan alasan atau pendorong bagi seseorang untuk
melakukan sesuatu Manajer memfasilitasi motivasi kepada karyawan
dengan insentif berupa uang memberikan pengakuan menetapkan
tujuan menantang menetapkan standar terjangkau meminta umpan
balik memberikan kebebasan melakukan pekerjaan termasuk waktu
melakukan pekerjaan menyediakan sumber daya yang diperlukan dan
menghapuskan yang mengakibatkan disinsentif
6) Peluang pekerja perlu mendapatkan kesempatan untuk menunjukan
prestasi kerjanya Terdapat dua faktor yang menyumbangkan pada
adanya kekurangan kesempatan untuk berprestasi yaitu ketersediaan
waktu dan kemampuan untuk memenuhi syarat Jika pekerja dihindari
karena supervisor tidak percaya terhadap kualitas dan kepuasan
konsumen mereka secara efektif akan dihambat dari kemampuan
memenuhi syarat untuk berprestasi
7) Umpan balik antar tujuan standar dan umpan balik bersifat saling
terkait Umpan balik melaporkan kemajuan baik kualitas maupun
kuantitas dalam mencapai tujuan yang didefinisikan oleh standar
Umpan balik merupakan masukan yang dipergunakan untuk mengukur
kemajuan kinerja standar kinerja dan pencapaian tujuan Dengan
umpan balik dilakukan evalusasi terhadap kinerja dan sebagai hasilnya
dapat dilakukan perbaikan kinerja
Sedangkan Moeheriono (201082) indikator kinerja dalam Akuntabilitas
Kinerja Instansi Pemerintah (AKIP) disajikan sebagai berikut
28
1) Masukan (inputs) yaitu ukuran tingkat pengaruh sosial ekonomi
lingkungan atau kepentingan umum lainnya yang dimulai oleh capaian
indikator kinerja dalam suatu kegiatan
2) Keluaran (outputs) kegunaan suatu keluaran (outputs) yang dirasakan
langsung oleh masyarakat Dapat berupa tersedianya fasilitas yang
dapat diakses atau dinikmati oleh publik
3) Hasil(outcomes) yaitu segala sesuatu yang mencerminkan
berfungsinya keluaran kegiatan pada jangka menengah outcomes
merupakan ukuran seberapa jauh setiap produk atau jasa dapat
memenuhi kebutuhan dan harapan masyarakat
4) Manfaat(benefits) yaitu segala sesuatu berupa produkjasa (fisik dan
nonfisik) sebagai hasil langsung dari pelaksanaan suatu kegiatan dan
program berdasarkan masukan yang digunakan
5) Dampak(impacts) yaitu segala sesuatu yang dibutuhkan agar
pelaksanaan kegiatan dan program dapat berjalan atau dalam rangka
menghasilkan output misalnya sumber daya manusia dana material
waktu dan teknologi
Sementara itu Zeithaml Parasuraman amp Berry yang dikutip oleh
Ratminto amp Atik Septi Winarsih (2010175) mengemukakan indikator kinerja
pelayanan sebagai berikut
1) Tangibles atau ketampakan fisik artinya petampakan fisik dari
gedung peralatan pegawai dan fasilitas-fasilitas lain yang dimiliki
oleh providers
2) Reliability atau reliabilitas adalah kemampuan untuk
menyelenggarakan pelayanan yang dijanjikan secara akurat
3) Responsiveness atau responsivitas adalah kerelaan untuk menolong
customers dan menyelenggarakan pelayanan secara ikhlas
4) Assurance atau kepastian adalah pengetahuan dan kesopanan para
pekerja dan kemampuan mereka dalam memberikan kepercayaan
kepada customers
5) Empathy adalah perlakuan atau perhatian pribadi yang diberikan oleh
providers kepada customers
217 Pengukuran Kinerja Sektor Publik Sebagai Pengendalian Manajemen
Dalam organisasi birokrasi atau sektor publik pendekatan manajemen
yang sering digunakan adalah model pengendalian formal Menurut Mahmudi
(201358) pengendalian formal dilakukan melalui kegiatan-kegiatan resmi
29
organisasi yang biasanya bersifat rutin misalnya perencanaan strategik
pembuatan program penganggaran evaluasi kinerja rapat atau pertemuan rutin
dan sebagainya
Taylor yang dikutip oleh Mahmudi (201359) menyatakan bahwa
pengendalian merupakan bentuk ilmiah dari manajemen Sebelumnya manajemen
dipahami sebagai seni semata-mata Namun ternyata manajemen bisa dipelajari
melalui pendekatan ilmiah Pengendalian manajemen melalui beberapa aktivitas
yaitu
1) Perencanaan aktivitas yang akan dilakukan organisasi
2) Pengkoordinasian aktivitas berbagai bagian organisasi
3) Pengkomunikasian informasi ke seluruh bagian organisasi
4) Evaluasi terhadap informasi
5) Pembuatan keputusan
6) Mempengaruhi orang-orang dalam organisasi untuk mengubah prilaku
218 Konsep Bencana
Menurut W Nick Carter yang dikutip oleh Nurjanah dkk (201310)
memberikan definisi bencana yang dimuat dalam buku disaster management
yaitu
ldquoan event natural or man-made sudden or progressive which impacts
with such severity that the affected community has to respond by taking
exceptional measuresrdquo
Definisi lain menurut International Strategy for Disaster Reduction (UN-
ISDR-200224) adalah
ldquoa serious disruption of the functioning of a community or a society
causing widespread human material economic or environmental
losses which exceed the ability of the affected communitysociety to
cope using its own resourcesrdquo
( ldquosuatu kejadian yang disebabkan oleh alam atau karena ulah manusia
terjadi secara tiba-tiba atau perlahan-lahan sehingga menyebabkan
hilangnya jiwa manusia harta benda dan kerusakan lingkungan
30
kejadian ini terjadi di luar kemampuan masyarakat dengan segala
sumberdayanyardquo)
Berdasarkan definisi bencana di atas dapat digeneralisasikan bahwa untuk
dapat disebut ldquobencanardquo harus dipenuhi beberapa kriteria sebagai berikut
1 Ada peristiwa
2 Terjadi karena faktor alam atau karena ulah manusia
3 Terjadi secara tiba-tiba (sudden) akan tetapi dapat juga terjadi secara
perlahan-lahanbertahap (slow)
4 Menimbulkan hilangnya jiwa manusia harta benda kerugian sosial
ekonomi kerusakan lingkungan dan lain-lain
5 Berada di luar kemampuan masyarakat untuk menanggulanginya
Sedangkan definisi menurut Undang-undang Nomor 24 Tahun 2007
tentang Penanggulangan Bencana yaitu sebagai berikut
ldquoBencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam
dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang
disebabkan baik oleh faktor alam danatau non-alam maupun faktor
manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia
kerusakan lingkungan kerugian harta benda dan dampak psikologisrdquo
Menurut Nurjanah dkk (201313) menyatakan bahwa peristiwa yang
ditimbulkan oleh gejala alam maupun yang diakibatkan oleh kegiatan manusia
baru dapat disebut bencana ketika masyarakatmanusia yang terkena dampak oleh
peristiwa itu tidak mampu untuk menanggulanginya Ancaman alam itu sendiri
tidak selalu berakhir dengan bencana Ancaman alam menjadi bencana ketika
manusia tidak siap untuk menghadapinya dan pada akhirnya terkena dampak
Kerentanan manusia terhadap dampak gejala alam sebagian besar ditentukan oleh
tindakan manusia atau kegagalan manusia untuk bertindak
Terjadinya bencana adalah karena adanya pertemuan antara bahaya dan
kerentanan serta ada pemicunya Berikut gambar 21 Proses tejadinya bencana
31
Gambar 21 Proses Terjadinya Bencana
(Sumber Nurjanah dkkManajemen Bencana2013 hal 14)
Berdasarkan gambar di atas bahwa bencana terjadi setelah melalui proses
tiga unsur yang diantaranya yaitu
1 Bahaya
Bahaya adalah suatu fenomena alam atau buatan yang mempunyai
potensi mengancam kehidupan manusia kerugian harta benda dan
kerusakan lingkungan
2 Kerentanan (vulnerability)
Kerentanan merupakan suatu kondisi dari suatu komunitas atau
masyarakat yang mengarah atau menyebabkan ketidakmampuan
dalam menghadapi ancaman bahaya
3 Resiko bencana (risk disaster)
Risiko bencana adalah interaksi antara tingkat kerentanan daerah
dengan ancaman bahaya yang ada
219 Faktor-faktor Penyebab Bencana
Menurut Nurjanah dkk (201321) menyatakan terdapat tiga penyebab
terjadinya bencana yaitu (1) Faktor alam (natural disaster) karena fenomena
alam dan tanpa ada campur tangan manusia (2) Faktor non-alam (non-natural
disaster) yaitu bukan karena fenomena alam dan juga bukan akibat perbuatan
manusia (3) faktor sosialmanusia (man-made disaster) yang murni akibat
perbuatan manusia misalnya konflik horizontal konflik vertikal dan terorisme
Bahaya
Kerentanan
Risiko
Bencana
Bencana
Pemicu
32
Menurut UNDRO (1992) yang dikutip oleh Nurjanah dkk (201322) ada
beberapa faktor yang mempengaruhi timbulnya kerentanan adalah (1) berada di
lokasi berbahaya (2) kemiskinan (3) perpindahan penduduk dari desa ke kota (4)
kerusakan dan penurunan kualitas lingkungan (5) pertambahan penduduk yang
besar (6) perubahan budaya dan (7) kurangnya informasi dan kesadaran
Sedangkan menurut Eko Teguh Paripurno dalam Nurjanah dkk (201322)
sumber ancaman bencana dapat dikelompokkan ke dalam empat sumber ancaman
yaitu
1 Sumber ancaman klimatologis
Adalah sumber ancaman yang ditimbulkan oleh pengaruh iklim
dapat berupa rendah dan tingginya curah hujan tinggi dan
derasnya ombak di pantai arah angin serta beberapa kejadian
alam lain yang sangat erat hubungannya dengan iklim dan cuaca
2 Sumber ancaman geologis
Yaitu sumber ancaman yang terjadi oleh adanya dinamika bumi
baik berupa pergerakan lempeng bumi bentuk dan rupa bumi
jenis dan materi penyusunan bumi
3 Sumber ancaman industri dan kegagalan teknologi
Adalah sumber ancaman akibat adanya kegagalan teknologi
maupun kesalahan pengelolaan suatu proses industri
pembuangan limbah polusi yang ditimbulkan atau dapat pula
akibat proses persiapan produksi
4 Faktor manusia juga merupakan salah satu sumber ancaman
Perilaku atau ulah manusia baik dalam pengelolaan lingkungan
perebutan sumberdaya permasalahan ras dan kepentingan
lainnya serta akibat dari sebuah kebijakan yang berdampak pada
sebuah komunitas pada dasarnya merupakan sumber ancaman
2110 Jenis-jenis Bencana Alam di Indonesia
Karakteristik perlu diidentifikasi dan dipahami oleh aparatur pemerintah
dan masyarakat terutama yang tinggal di daerah atau wilayah rawan bencana
Upaya mengenal karakteristik bencana yang sering dilakukan merupakan suatu
33
upaya mitigasi sehingga diharapkan apabila terjadi bencana dampaknya dapat
dikurangi
Berikut deskripsi dari sejumlah jenis-jenis bencana yang sering terjadi di
Indonesia menurut Nurjanah dkk (201324) yaitu sebagai berikut
1 Banjir
2 Tanah longsor
3 Kekeringan
4 Kebakaran lahan dan hutan
5 Angin badai
6 Gempa bumi
7 Tsunami
8 Letusan gunung api
2111 Dampak Bencana
UNDRO (1992) yang dikutip oleh Nurjanah dkk (201333)
mengemukakan bencana serius dapat mengganggu inisiatif-inisiatif pembangunan
dalam beberapa cara termasuk (1) hilanggnya sumber-sumber daya (2)
gangguan terhadap program-program (3) pengaruh pada iklim investasi (4)
pengaruh pada sektor non formal dan (5) destabilisasi politik
Sedangkan menurut Benson and Clay (2004) dalam Nurjanah dkk
(201335) menyatakan bahwa dampak bencana dapat dibagi kedalam tiga bagian
yakni
1 Dampak langsung (direct impact)
Meliputi kerugian finansial dari kerusakan aset ekonomi
misalnya rusaknya bangunan tempat tinggal infrastruktur lahan
pertanian dan lain-lain
2 Dampak tidak langsung (indirect impact)
Meliputi berhentinya proses produksi hilangnya output dan
sumber penerimaan
3 Dampak sekunder (secondary impact)
Meliputi terhambatnya pertumbuhan ekonomi terganggunya
rencana pembangunan yang telah disusun meningkatnya defisit
34
neraca pembayaran meningkatnya angka kemiskinan dan lain-
lain
2112 Manajemen Bencana
Undang-undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana
mendefinisikan bahwa manajemen bencana (disaster management) sebagai
serangkaian upaya yang meliputi penetapan kebijakan pembangunan yang
berisiko timbulnya bencana kegiatan pencegahan bencana tanggap darurat
rehabilitasi dan rekonstruksi
Menurut Nurjanah dkk (201342) mengemukakan bahwa manajemen
bencana (disaster management) adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari
bencana beserta segala aspek yang berkaitan dengan bencana terutama risiko
bencana dan bagaimana menghindari risiko bencana Manajemen bencana
merupakan proses dinamis tentang bekerjanya fungsi-fungsi manajemen yang
meliputi dari perencanaan (planning) pengorganisasian (organizing)
penggerakan (actuating) dan pengawasan (controlling)
Sedangkan menurut W Nick Carter dalam Nurjanah (201344) definisi
manajemen bencana yaitu
ldquoan applied science which seeks by the systematic observation and
analysis of disasters to improve measures relaitng to prevention
mitigation preparedness emergency response and recoveryrdquo
Selanjutnya dalam wikipedia Emergency Management (2007)
mengemukakan bahwa penanggulangan bencana adalah proses yang terus
menerus di mana setiap individu kelompok dan masyarakat berusaha mengatur
35
risiko untuk menghindari atau memperbaiki dampak dari suatu bencana yang
dihasilkan dari suatu musibah
Dalam manajemen bencana terdapat tiga aspek yang mendasar yaitu (1)
respon terhadap bencana (2) kesiapsiagaan menghadapi bencana (3) minimasi
efek bencana (mitigasi) Ketiga aspek ini bersesuaian dengan siklus manajemen
bencana yaitu dapat dilihat pada gambar 22 berikut ini
Gambar 22 Siklus Manajemen Bencana
Sumber Nick Carter dalam Nurjanah dkk(201342)
2113 Prinsip-prinsip Manajemen Bencana
Berdasarkan Undang-undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang
Penanggulangan Bencana pasal 3 disebutkan bahwa azas prinsip-prinsip
manajemen penanggulangan bencana yaitu kemanusiaan keadilan kesamaan
kedudukan dalam hukum dan pemerintahan keseimbangan keselarasan
ketertiban dan kepastian hukum kebersamaan kelestarian lingkungan hidup ilmu
pengetahuan dan teknologi
Kesiapsiagaan
Mitigasi
Pencegahan Pembangunan
Bencana
Tanggap darurat
Pemulihan
36
Selain itu Nurjanah dkk (201345) mengemukakan bahwa
penanggulangan bencana harus didasarkan pada prinsip-prinsip praktis sebagai
berikut
1 Cepat dan Tepat
Bahwa penanggulangan bencana dilaksanakan dengan secara cepat
dan tepat sesuai dengan tututan keadaan
2 Prioritas
Prioritas dimaksudkan sebagai upaya penanggulangan bencana
yang harus mengutamakan kelompok rentan
3 Koordinasi dan Keterpaduan
Koordinasi dimaksudkan sebagai upaya penanggulangan bencana
yang didasarkan pada koordinasi yang baik dan saling mendukung
Sedangkan keterpaduan dimaksudkan sebagai upaya
penanggulangan bencana dilaksanakan oleh berbagai sektor secara
terpadu yang didasarkan pada kerjasama yang baik dan sailng
mendukung
4 Berdayaguna dan Berhasilguna
Dalam mengatasi kesulitan masyarakat dilakukan dengan tidak
membuang waktu tenaga dan biaya yang berlebihan
5 Transparansi dan Akuntabilitas
Transparansi dimaksudkan bahwa penanggulangan bencana
dilakukan secara terbuka dan dapat dipertanggungjawabkan
Sedangkan akuntabilitas adalah bahwa penanggulangan bencana
dilakukan secara terbuka dan dapat dipertanggungjawabkan secara
etik dan hukum
6 Kemitraan
Penanggulangan bencana harus melibatkan berbagai pihak secara
seimbang
7 Pemberdayaan
Penanggulangan bencana dilakukan dengan melibatkan korban
bencana secara aktif
8 Non Diskriminatif
Penanggulangan bencana tidak memberikan perlakuan yang
berbeda terhadap jenis kelamin suku agama ras dan aliran politik
apapun
9 Non-Proselitisi
Dalam penanggulangan bencana dilarang menyebarkan agama dan
atau keyakinan
37
2114 Tahapan Penanggulangan Bencana
Tahapan penanggulangan bencana yang dilakukan Badan Penanggulangan
Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lebak sesuai dengan Undang-undang Nomor
24 Tahun 2007 adalah sebagai berikut
1 Tahapan Pra Bencana
Tujuan Pengurangan Risiko Bencana
Manajemen Manajemen Risiko Bencana
Penyelenggaraan Situasi tidak terjadi bencana dan situasi terdapat
potensi bencana
Kegiatan
1) Pencegahan bencana adalah serangkaian kegiatan yang
dilakukan untuk mengurangi atau menghilangkan risiko
bencana baik melalui pengurangan ancaman bencana maupun
kerentanan pihak yang terancam bencana (situasi tidak terjadi
bencana)
2) Mitigasi (mitigation) adalah serangkaian upaya untuk
mengurangi risiko bencana baik melalui pembangunan fisik
maupun penyadaran dan peningkatan kemampuan menghadapi
ancaman bencana (situasi terdapat potensi bencana)
2 Tahapan Saat Bencana
Tujuan Penanganan darurat
Manajemen Manajemen darurat
38
Penyelenggaraan Situasi tanggap darurat
Kegiatan
1) Tanggap darurat (emergency response) yaitu serangkain
kegiatan yang dilakukan dengan segera pada saat kejadian
bencana untuk menangani dampak buruk yang ditimbulkan
yang meliputi kegiatan penyelamatan dan evakuasi korban
harta benda pemenuhan kebutuhan dasar perlindungan
pengurusan pengungsi penyelamatan serta pemulihan
prasarana dan sarana
3 Tahapan Pasca Bencana
Tujuan Pemulihan
Manajemen Manajemen pemulihan
Penyelenggaraan Situasi tanggap darurat
Kegiatan
1) Rehabilitasi yaitu perbaikan dan pemulihan semua aspek
pelayanan publik atau masyarakat sampai tingkat yang
memadai pada wilayah pasca bencana dengan sasaran utama
untuk normalisasi atau berjalannya secara wajar semua aspek
pemerintahan dan kehidupan masyarakat pada wilayah pasca
bencana
2) Rekonstruksi yaitu pembangunan kembali semua prasarana dan
sarana kelembagaan pada wilayah pasca bencana baik pada
tingkat pemerintahan maupun masyarakat dengan sasaran
39
utama tumbuh dan berkembangnya kegiatan perekonomian
sosial dan budaya tegaknya hukum dan ketertiban dan
bangkitnya peran serta masyarakat dalam segala aspek
kehidupan bermasyarakat pada wilayah pasca bencana
(Sumber Rencana Strategis (Renstra) Badan Penanggulangan Bencana
Daerah Kabupaten Lebak 2014-2018)
2115 Konsep Banjir
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008) banjir adalah berair
banyak dan deras atau terbenamnya daratan karena volume air yang meningkat
Dengan kata lain banjir adalah dimana suatu daerah dalam keadaan tergenang
oleh air dalam jumlah yang begitu besar Sedangkan Wikipedia mengemukakan
bahwa banjir adalah peristiwa yang terjadi ketika aliran air yang berlebihan
merendam daratan Banjir diakibatkan oleh volume air di suatu badan air seperti
sungai atau danau yang meluap atau menjebol bendungan sehingga air keluar dari
batasan alaminya Banjirpun dapat terjadi di sungai ketika alirannya melebihi
kapasitas saluran air terutama di kelokan sungai
Sejalan dengan pengertian dalam buku profil Badan Penanggulangan
Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Banten (2013) bahwa banjir adalah aliran air
sungai yang tingginya melebihi muka air normal sehingga melimpas dari palung
sungai menyebabkan adanya genangan pada lahan rendah di sisi sungai Aliran air
limpasan tersebut yang semakin meninggi mengalir dan melimpasi muka tanah
yang biasanya tidak dilewati aliran air
40
Menurut Pusat Pendidikan Mitigasi Bencana (2010) mengemukakan
bahwa banjir adalah peristiwa tergenang dan terbenamnya daratan (yang biasanya
kering) karena volume air yang meningkat Banjir dapat terjadi karena peluapan
air yang berlebihan di suatu tempat akibat hujan besar peluapan sungai atau
pecahnya bendungan sungai
Menurut kodoatie dan Sugiyanto (2002) sebab-sebab alami banjir antara
lain
1 Curah hujan
2 Pengaruh fisiografi
3 Erosi dan sedimentasi
4 Kapasitas sungai
5 Kapasitas drainase yang tidak memadai
6 Pengaruh air pasang
Sedangkan BPBD Provinsi Banten dalam buku Profil Daerah Rawan
Bencana terdapat beberapa faktor penyebab banjir diantaranya
1 Curah hujan tinggi
2 Permukaan tanah lebih rendah dibandingkan muka air laut
3 Terletak pada suatu cekungan yang dikelilingi perbukitan dengan
pengaliran air keluar sempit
4 Banyak permukiman yang dibangun pada dataran sepanjang sungai
5 Aliran sungai tidak lancar akibat banyaknya sampah serta bangunan di
pinggir sungai
6 Kurangnya tutupan lahan di daerah hulu sungai
Selain itu pula dalam buku Panduan Penanggulangan Bencana Provinsi
Banten (201317) bahwa untuk mengurangi dampak banjir yakni
1 Penataan daerah aliran sungai secara terpadu dan sesuai fungsi lahan
2 Pembangunan sistem pemantauan dan peringatan dini pada bagian
sungai yang sering menimbulkan banjir
3 Tidak membangun rumah dan pemukiman di bantaran sungai serta
daerah banjir
4 Tidak membuang sampah ke dalam sungai mengadakan program
pengerukan sungai
5 Pemasangan pompa untuk daerah yang lebih rendah dari permukaan
laut
41
6 Program penghijauan daerah hulu sungai harus selalu dilaksanakan
serta mengurangi aktifitas di bagian sungai rawan banjir
7 Membentuk polisi peduli lingkungan
2115 Tugas dan Fungsi Badan Penanggulangan Bencana Daerah
Kabupaten Lebak
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lebak
merupakan unsur pelaksana bidang penanggulangan bencana dipimpin oleh
kepala badan yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Bupati
melalui Sekretaris Daerah BPBD Kabupaten Lebak mempunyai tugas
melaksanakan kewenangan otonomi daerah di bidang penanggulangan bencana
melaksanakan urusan kebencanaan berdasarkan azas otonomi dan tugas
pembantuan yang diberikan oleh Pemerintah Pusat dan Pemerintah Propinsi
Banten
Adapun tugas BPBD Kabupaten Lebak mengacu kepada Peraturan Daerah
Kabupaten Lebak Nomor 3 tahun 2011 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata
Kerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Lebak diantaranya
yaitu
1 Menetapkan pedoman dan pengarahan terhadap usaha penanggulangan
bencana sesuai dengan kebijakan Pemerintah Daerah dan Badan Nasional
Penanggulangan Bencana yang mencakup pencegahan bencana
penanganan darurat rehabilitasi serta rekonstruksi secara adil dan setara
2 Menetapkan standarisasi serta kebutuhan penyelenggaraan
penanggulangan bencana berdasarkan perundang-undangan
3 Menyusun menetapkan dan menginformasikan peta relawan bencana
42
4 Menyusun dan menetapkan prosedur tetap penanganan bencana
5 Melaporkan penyelenggaraan penanggulangan bencana kepada Bupati
setiap sebulan sekali dalam kondisi normal dan setiap saat dalam kondisi
darurat bencana
6 Mengendalikan pengumpulan dan penyaluran uang dan barang
7 Mempertanggungjawabkan penggunaan anggaran yang diterima dari
anggaran pendapatan dan belanja daerah dan sumber lain yang sah
8 Melaksanakan kewajiban lain sesuai dengan peraturan perundang-
undangan
Sedangkan fungsi BPBD Kabupaten Lebak dalam menjalankan tugas
mempunyai fungsi yaitu
1 Perumusan dan penetapan kebijakan penanggulangan bencana dan
penanganan pengungsi dengan bertindak cepat dan tepat efektif dan
efisien dan
2 Pengoordinasian pelaksanaan kegiatan penanggulangan bencana secara
terencana terpadu dan menyeluruh
22 Penelitian Terdahulu
Temuan-temuan hasil dari penelitian sebelumnya merupakan sebagai
alatbahan pertimbangan dan data pendukung dalam penelitian yang sedang
dilakukan Penelitian terdahulu harus ada keterkaitan dengan penelitian yang
sedang diteliti sehingga dijadikan sebagai bahan pertimbangan dan pendukung
data Oleh karena pentingnya melihat hasil penelitian yang terdahulu maka
43
peneliti akan memaparkan setidaknya dua hasil penelitian yang sudah ada
Pemaparan hasil penelitian akan dijelaskan di bawah ini
1) Peneliti Pertama
Penelitian yang dilakukan oleh Mahasiswa Jurusan Ilmu
Administrasi Negara Universitas Sumatera Marino Y Cristanti
Marbun tahun 2013 dengan judul peranan koordinasi Badan
Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Medan dalam upaya
penanggulangan bencana banjir di kota Medan Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui bagaimana Badan Penanggulangan Bencana Daerah
Kota Medan dalam upaya penanggulangan bencana banjir Dari hasil
penelitian ini didapat beberapa temuan diantaranya yaitu Badan
Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Medan belum
melakukan koordinasi sesuai tupoksi koordinasi yang dilakukan
bersifat arahanhimbauan berupa surat dan koordinasi Pemerintah
Kota Medan dalam pemberian bantuan logistik kepada masyarakat
korban banjir berjalan kurang baik
2) Peneliti Kedua
Penelitian yang dilakukan oleh Chandra Yudiana Efendi jurusan
Ilmu Pemerintahan Universitas Komputer Indonesia mengenai Kinerja
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) di Wilayah
kecamatan Baleendah Kabupaten Bandung tahun 2012 Penelitian ini
menggunakan teori kinerja organisasi publik menurut Dwiyanto yang
terdiri dari lima indikator yaitu produktivitas kualitas layanan
44
responsivitas responsibilitas dan akuntabilitas Sedangkan metode
penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif Dari hasil
penelitian menunjukan (1) Produktivitas kinerja BPBD Kabupaten
Bandung sudah cukup baik (2) Kualitas layanan kinerja BPBD
Kabupaten Bandung cukup baik dilihat dari adanya fasilitas teknologi
komunikasi dan informasi serta adanya diklat kepada aparatur dan
masyarakat (3) Responsivitas kepada masyarakat di wilayah
kecamatan Baleendah cukup baik hal tersebut di lihat dari adanya
peringatan dini dan tanggap darurat serta pemenuhan akan kebutuhan
masyarakat yang terkena banjir (4) Responsibilitas BPBD Kabupaten
Bandung berjalan cukup baik karena sudah sesuai dengan SOP (5)
Akuntabilitas kinerja BPBD Kabupaten Bandung sudah baik dilihatnya
dari tercapainya sasaran dari kegiatan atau program Dengan demikian
dalam penelitian kinerja BPBD Kabupaten Bandung dalam upaya
penanggulangan banjir di wilayah Baleendah dinilai sudah cukup baik
3) Peneliti yang Bersangkutan (Mahasiswa)
Penelitian ini berjudul Kinerja Badan Penanggulangan Bencana
Daerah (BPBD) dalam penanggulangan bencana banjir di Kabupaten
Lebak Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui Kinerja
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Dalam
Penanggulangan Bencana Banjir Di Kabupaten Lebak Sedangkan
metode dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif
deskriptif
45
Peneliti menemukan beberapa permasalahan terkait dengan kinerja
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lebak
dalam upaya penaggulangan bencana banjir di Kabuapten Lebak
Permasalahannya yaitu Keterbatasan jaringan informasi dan
komunikasi yang efektif dalam penyebaran informasi kebencanaan
kepada masyarakat Sumber daya manusia atau aparatur BPBD
Kabupaten Lebak yang terbatas Keterbatasan sarana dan prasarana
dalam penanggulangan bencana banjir Belum adanya Peraturan
Daerah tentang Pendanaan Bencana dan Ketidakefektifan sosialisasi
penanggulangan bencana banjir
23 Kerangka Berfikir
Kerangka berfikir merupakan alur pemikiran peneliti dalam penelitian dan
sebagai kelanjutan dari kajian teori untuk memberikan penjelasan dari kinerja
BPBD Kabupaten Lebak dalam penanggulangan bencana banjir maka dalam
penelitian ini dibuatkanlah kerangka berfikir Sehingga dengan adanya kerangka
berfikir ini baik peneliti maupun pembaca mudah memahami dan mengetahui
tujuan yang ingin dicapai dari penelitian
Menurut Sugiyono (201065) menyatakan bahwa kerangka berfikir
merupakan model konseptual tentang bagaimana teori berhubungan dengan
berbagai faktor yang telah diidentifikasikan sebagai masalah yang penting Oleh
karenanya peneliti berangkat dari identifikasi masalah untuk membuat kerangka
46
berfikir Adapun permasalahan-permasalahan yang ada terkait kinerja BPBD
Kabupaten Lebak dalam penanggulangan bencana banjir diantaranya
1) Keterbatasan jaringan informasi dan komunikasi yang efektif dalam
penyebaran informasi kebencanaan kepada masyarakat
2) Sumber daya manusia atau aparatur BPBD Kabupaten Lebak yang
terbatas
3) Keterbatasan sarana dan prasarana dalam penanggulangan bencana
banjir
4) Belum adanya Peraturan Daerah tentang Pendanaan Bencana
5) Kurangnya kesadaran masyarakat akan bahaya bencana banjir
6) Ketidakefektifan sosialisasi penanggulangan bencana banjir
Berdasarkan dari permasalahan yang telah dikemukakan di atas maka
kiranya dibutuhkan suatu alat untuk mengukur kinerja BPBD yang optimal dalam
penanggulangan bencana banjir Di bawah ini akan dikemukakan mengenai
indikator kinerja yang menjadi titik acuan untuk mengetahui kinerja BPBD
dengan menggunakan indikator kinerja organisasi menurut Hersey Blanchard
dan Johnson yang dikutip oleh Wibowo (2011102) yaitu
1 Tujuan
2 Standar
3 Alat atau sarana
4 Kompetensi
5 Motif
6 Peluang
7 Umpan Balik
Indikator kinerja organisasi yang telah disebutkan di atas dinilai dan
dianggap lebih rasional dan tepat untuk menjawab permasalahan-permasalahan
47
yang ada pada kinerja BPBD dalam penanggulangan bencana banjir Dengan
diadakannya pengukuran kinerja sesuai indikator kinerja organisasi yang telah
disebutkan di atas maka diharapkan BPBD kabupaten Lebak lebih optimal lagi
dalam penanggulangan bencana banjir khususnya di kecamatan Rangkasbitung
Untuk lebih jelasnya kerangka berfikir dapat di lihat pada gambar 23 di bawah
ini
48
Gambar 23
Kerangka Berfikir
Gambar 23 Kerangka Berfikir
Identifikasi Masalah
1 Keterbatasan jaringan informasi dan komunikasi yang efektif dalam
penyebaran informasi kebencanaan kepada masyarakat
2 SDM atau aparatur BPBD Kabupaten Lebak yang terbatas
3 Keterbatasan sarana dan prasarana dalam penanggulangan bencana banjir
4 Belum adanya Peraturan Daerah tentang Pendanaan Bencana
5 Ketidakefektifan sosialisasi penanggulangan bencana banjir
Kinerja Organisasi
1 Tujuan
2 Standar
3 Alatsarana
4 Kompetensi
5 Motif
6 Peluang
7 Umpan Balik
(Hersey Blanchard dan Johnson dalam buku Wibowo 2011102)
Terwujudnya Kinerja BPBD dalam Penanggulangan Bencana Banjir
Di Kabupaten Lebak Yang Optimal
Penyelenggaraan BPBD dalam Penanggulangan Bencana Banjir
Di Kabupaten Lebak
49
24 Hipotesis Penelitian
Hipotesis penelitian merupakan jawaban sementara terhadap masalah yang
akan diteliti dan akan dibuktikan kebenarannya Hipotesis memberi hasil dari
refleksi peneliti berdasarkan deskripsi teori dan kerangka berfikir yang akan
digunakan sebagai dasar argumentasi Pada penelitian ini hipotesis yang
digunakan oleh peneliti adalah hipotesis deskriptif yaitu merupakan jawaban
sementara terhadap rumusan masalah deskriptif
Berdasarkan kerangka teori dan kerangka berfikir maka pada penelitian
ini hipotesis yang akan diambil yaitu
Hipotesis nol ldquoKinerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah
Dalam Penanggulangan Bencana Banjir di
Kabupaten Lebak paling rendah atau sama dengan
65 dari nilai idealnya 100 rdquo
Hipotesis alternatif ldquoKinerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah
Dalam Penanggulangan Bencana Banjir di
Kabupaten Lebak paling tinggi 65 dari nilai
idealnya 100rdquo
H0 micro gt 65
Ha micro lt 65
50
Dari hipotesis di atas maka peneliti menentukan dan mengambil salah
satu hipotesis untuk penelitian yaitu
Ha micro lt 65
Hipotesis alternatif ldquoKinerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah
Dalam Penanggulangan Bencana Banjir di
Kabupaten Lebak paling tinggi 65 dari nilai
idealnya 100rdquo
51
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
31 Pendekatan dan Metode Penelitian
Menurut Sugiyono (20101) Metode penelitian pada dasarnya merupakan
cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu
Berdasarkan tersebut terdapat empat kata kunci yang harus diperhatikan yaitu
cara ilmiah tujuan dan kegunaan Cara ilmiah berarti kegiatan penelitian itu
didasarkan pada ciri-ciri keilmuan yaitu rasional empiris dan sistematis Rasional
berarti kegiatan itu dilakukan dengan cara-cara yang masuk akal sehingga
terjangkau oleh penalaran manusia Empiris berarti cara-cara itu dapat diamati
oleh indera manusia sehingga orang lain dapat mengamati dan mengetahui cara-
cara yang digunakan Sistematis berarti proses yang digunakan dalam penelitian
itu mengguanakan langkah-langkah tertentu yang bersifat logis
Sedangkan Usman dan Setadi Akbar (201141) mengemukakan bahwa
metodologi penelitian ialah suatu pengkajian dalam mempelajari peraturan-
peraturan yang terdapat dalam penelitian Ditinjau dari filsafat metodologi
penelitian merupakan epistimologi penelitian yaitu yang menyangkut bagaimana
kita mengadakan penelitian
Untuk menemukan jawaban dalam masalah-masalah tujuan dan manfaat
yang telah diuraikan pada bab sebelumnya maka metode penelitian yang berjudul
ldquoKinerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Dalam
52
Penanggulangan Bencana Banjir di Kabupaten Lebakrdquo ini adalah metode
penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif
Menurut Sugiyono (20078) Metode penelitian kuantitatif dapat diartikan
sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme digunakan
untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu pengumpulan data
menggunakan instrumen penelitian analisis data bersifat kuantitatifstatistik
dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan
Irawan (2006108) menjelaskan bahwa metode deskriptif digunakan untuk
mengkaji sesuatu seperti apa adanya (variabel tunggal) atau pola hubungan
(korelasional) antara dua atau lebih variabel Sedangkan menurut Suryabarata
(199224) metode penelitian deskriptif adalah penelitian mendalam mengenai unit
sosial tertentu yang hasilnya merupakan gambaran yang lengkap dan
terorganisasi menganai unit tersebut
32 Ruang Lingkup Penelitian
Adapun ruang lingkup penelitian ldquoKinerja Badan Penanggulangan Bencana
Daerah (BPBD) Dalam Penanggulangan Bencana Banjir Di Kabupaten Lebakrdquo
adalah organisasi BPBD Kabupaten Lebak dan masyarakat Kabupaten Lebak
yang mengharapkan pelayanan dalam bidang penanggulangan bencana banjir
berjalan dengan baik dan terwujudnya masyarakat yang tangguh akan bencana
53
33 Lokasi Penelitian
Dalam penelitian ldquoKinerja Badan Penanggulangan Bencana daerah (BPBD)
Dalam Penanggulangan Bencana Banjir di Kabupaten Lebakrdquo ini penetapan
lokasi terdapat di daerah Kabupaten Lebak yang merupakan daerah rawan akan
bencana banjir Daerah rawan bencana banjir di Kabupaten Lebak terdapat 15
Kecamatan dari jumlah keseluruhan 28 Kecamatan yang berada di Kabupaten
Lebak yakni
1 Kecamatan Rangkasbitung
2 Kecamatan Kalanganyar
3 Kecamatan Cibadak
4 Kecamatan Cimarga
5 Kecamatan Leuwidamar
6 Kecamatan Banjarsari
7 Kecamatan Lebak Gedong
8 Kecamatan Panggarangan
9 Kecamatan Wanasalam
10 Kecamatan Gunung Kencana
11 Kecamatan Cilograng
12 Kecamatan Muncang
13 Kecamatan Cikulur
14 Kecamtan Sobang dan
15 Kecamatan Cibeber
54
34 Variabel Penelitian
341 Definisi Konsep
Variabel dalam penelitian ini adalah Kinerja Organisasi Pelayanan Publik
organisasi pelayanan publik yang dimaksud adalah Badan Penanggulangan
Bencana Daerah (BPBD) dengan lokus penelitian di Kabupaten Lebak Sehingga
peneliti menentukan teori yang dapat menguji kinerja dari organisasi pelayanan
publik tersebut berdasarkan permasalahan yang ditemukan oleh peneliti pada
tahap observasi lapangan Berdasarkan permasalahan di lapangan maka peneliti
memutuskan untuk menggunakan teori indikator kinerja menurut Hersey
Blancharddan Johnson untuk mengetahui kinerja BPBD dalam penanggulangan
bencana banjir di Kabupaten Lebak Indikator kinerja menurut Hersey Blanchard
dan Johnson yaitu
1 Tujuan
2 Standar
3 Alat atau sarana
4 Kompetensi
5 Motif
6 Peluang
7 Umpan Balik
Dari ketujuh indikator tersebut dapat dijabarkan kedalam sub indikator
yang kemudian dijadikan pertanyaan-pertanyaan pada instrumen penelitian untuk
mengukur kinerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dalam
penanggulangan banjir di Kabupaten Lebak
55
342 Definisi Operasional
Adapun pada penelitian kinerja BPBD dalam penanggulangan bencana
banjir di Kabupaten Lebak yang menjadi variabel adalah kinerja BPBD dalam
penanggulangan bencana banjir Teori yang digunakan adalah indikator kinerja
menurutHersey Blancharddan Johnson Seperti yang dijelaskan sebelumnya
maka setiap indikator teori akan dijabarkan menjadi sub indikator yang kemudian
dijadikan pertanyaan pada instrumen penelitian
35 Instrumen Penelitian
Pada dasarnya meneliti adalah melakukan pengukuran terhadap fenomena
alam maupun sosial Oleh karena itu maka diperlukan alat ukur yang baik yang
selanjutnya dinamakan sebagai instrumen Menurut Sugiyono (2010119)
instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur fenomena
alam maupun sosial yang diamati Secara spesifik semua fenomena ini disebut
variabel penelitian Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah berupa
angket dengan satu variabel dan menggunakan skala Likert dalam pengukuran
jawaban dari para responden Dengan skala Likert maka variabel yang akan
diukur akan dijabarkan menjadi indikator variabel Kemudian indikator tersebut
dijadikan tolak ukur untuk menyusun item-item instumen dalam bentuk
pertanyaan Jawaban setiap item instrumen memliki tingkatan nilai dari sangat
positif sampai sangat negatif
Sehingga untuk keperluan analisis kuantitatif anak jawaban dari setiap item
instrumen diberi skor dapat di lihat pada tabel 31 berikut ini
56
Tabel 31
Skoring Instrumen Penelitian
Pilihan Jawaban Skor
Sangat Setuju 4
Setuju 3
Tidak Setuju 2
Sangat Tidak Setuju 1
Sumber Sugiyono 2007
Untuk mempermudah dalam menemukan jawaban atas masalah yang telah
diuraikan pada bab sebelumnya maka berikut ini peneliti sajikan operasional
variabel dalam bentuk kisi-kisi instrumen yang dapat dilihat pada Tabel32 berikut
ini
57
Tabel 32
Kisi-kisi Instrumen Penelitian
Variabel Indikator Sub Indikator Butir Skala
Kinerja Badan
Penanggulangan
Bencana Daerah
(BPBD) Dalam
Penanggulangan
Bencana Banjir
Di Kabupaten
Lebak
Tujuan 1 Pengurangan Risiko
Bencana (Pra bencana)
2 Penanganan kedaruratan
(saat Bencana)
3 Pemulihan (Pasca
Bencana)
123
Likert
Standar 1 Standar Operating
Procedure (SOP)
4 5 6
Alat atau sarana 1 Kelengkapan peralatan
penanggulangan bencana
2 Alat Komunikasi
3 Tempat penyimpanan alat
dan logistic
7 8 9
Kompetensi 1 Kemampuan aparatur
2 Kesesuaian aparatur
dengan fungsi tugas
10 11
12
Motif 1 Motivasi dalam
penanggulangan bencana
3 Prilaku aparatur
4 Sosialisasi Bencana
banjir
13 14
15
Peluang 1 Komunitas Masyarakat
Tangguh Bencana
2 Solusi Bencana Banjir
3 Partisipasi Masyarakat
16 17
18
Umpan Balik 1 Pelaporan hasil kegatan
2 Penilaian kinerja
3 Tindak lanjut hasil
kegiatan
19 20
21
Sumber Peneliti 2014
36 Populasi dan Sampel Penelitian
Menurut Sugiyono (200890) menjelaskan bahwa populasi adalah wilayah
generalisasi yang terdiri atas obyeksubyek yang mempunyai kualitas dan
karakteristik tertentu yang ditetapkan peneliti untuk dipelajari dan ditarik
58
kesimpulannya Populasi adalah jumlah total dari seluruh unit atau elemen di
mana penyelidik tertarik
Sejalan dengan Irawan (2006113) populasi (validitas eksternal) adalah
keseluruhan objek atau subjek yang menjadi sasaran generalisasi Maka peneliti
mengambil sampel kemudian menelitinya sebagai generalisasi populasi
Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah masyarakat Kabupaten
Lebak yang terkena dampak bencana banjir Peneliti mengambil populasi 15
kecamatan dari jumlah keseluruhan 28 Kecamatan di Kabupaten Lebak Hal ini
dikarenakan tidak semua wilayah di Kabupaten Lebak terkena dampak bencana
banjir dan data tersebut didapat dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah
Kabupaten Lebak Jumlah populasi dari 15 Kecamatan sebesar 734402 jiwa data
ini didapat dari Badan Pusat Statistik Kabupaten Lebak
Untuk mendapatkan sampel yang representatif peneliti menggunakan rumus
untuk mencari data yang lebih akurat Peneliti menggunakan rumus Slovin dengan
tingkat kesalahan sebesar 10 sebagai berikut
Keterangan
n ukuran sampel
N ukuran populasi
e sampling error(10)
N
n gt
1+Ne2
59
Dapat dihitung berikut ini
n gt N gt 734402
1+ Ne2 1 + (734402)(01)
2
gt 734402
1 + 734402
gt 734402
734502
gt 999
asymp 100
Berdasarkan penghitungan sampel menggunakan rumus Slovin dengan
taraf kesalahan 10 di atas maka didapatkan sampel sebesar 100 orang
Kemudian dalam penentuan teknik sampling peneliti menggunakan teknik
proportional cluster random sampling Dimana sampel dalam penelitian ini
dihitung berdasarkan ketentuan besaran sampel atas besaran populasi Dikatakan
proportional cluster random sampling karena populasi terdiri dari sub populasi
yang tidak homogen dan tiap-tiap populasi akan diwakili sesuai dengan
proporsinya masing-masing dalam penelitian Jadi pada pokoknya yaitu
mengambil sampel dari tiap-tiap sub populasi dengan memperhitungkan besar
kecilnya sub populasi sehingga nantinya jumlah sampel yang diambil akan
menghasilkan sampel yang representatif Lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel
33 di bawah ini
60
Tabel 33
Perhitungan Sampel
No Populasi Jumlah Perhitungan
Hasil
Akhir
1 Kec Rangkasbitung 120808 120808
734402x 100 = 016 x 100 16
2 Kec Kalanganyar 33119 33119
734402x 100 = 005 x 100 5
3 Kecamatan Cibadak 60130 60130
734402x 100 = 008 x 100 8
4 Kec Cimarga 63164 63164
734402x 100 = 009 x 100 9
5 Kec Leuwidamar 52244 52244
734402x 100 = 007 x 100 7
6 Kec Banjarsari 59488 59488
734402x 100 = 008 x 100 8
7 Kec Lebak Gedong 22280 22280
734402X 100 = 003 x 100
3
8 Kec Panggarangan 36553 36553
734402X 100 = 005 X 100
5
9 Kec Wanasalam 53184 53184
734402X 100 = 007 X 100
7
10 Kec Gunung Kencana 33852 33852
734402x 100 = 005 x 100
5
11 Kec Cilograng 32861 32861
734402x 100 = 004 x 100
4
12 Kec Muncang 32751 32751
734402 x 100 = 004 x 100
4
13 Kec Cikulur 48303 48303
734402 x 100 = 007 x 100
7
14 Kec Sobang 29402 29402
734402x 100 = 004 x 100
4
15 Kec Cibeber 56263 56263
734402x 100 = 008 x 100
8
Jumlah sum 734402 100
Sumber Peneliti 2014
61
37 Teknik Pengolahan dan Analisis Data
Pengolahan data adalah kegiatan lanjutan setelah pengumpulan data
dilaksanakan Pada penelitian kuantitatif pengolahan data secara umum
dilaksanakan melalui tahap memeriksa (editing) proses pemberian identitas
(coding) dan proses pembeberan (tabulating)
1 Editing
Editing adalah kegiatan yang dilaksanakan setelah peneliti selesai
menghimpun data di lapangan Proses editing dimulai dengan memberi
identitas pada instrumen yang telah terjawab Kemudian memeriksa
satu per satu lembaran instrumen pengumpulan data kemudian
memeriksa poin-poin serta jawaban yang tersedia Apabila terjadi
kejanggalan pada instrumen tersebut berilah identitas tertentu pada
instrumen dan poin yang janggal tersebut
2 Coding
Setelah tahap editing selesai dilakukan kegiatan berikutnya adalah
mengklasifikasi data-data tersebut melalui tahapan coding Maksudnya
bahwa data yang telah diedit tersebut diberi identitas sehingga memilki
arti tertentu pada saat dianalisis
3 Tabulating
62
Tabulating adalah bagian terakhir dari pengolahan data Maksud
tabulating adalah memasukan data pada tabel-tabel tertentu dan
mengatur angka-angka serta menghitungnya
Setelah data selesai diolah maka tahap berikutnya yaitu analisis data
Analisis data merupakan upaya peneliti untuk menyederhanakan dan menyajikan
data dengan mengelompokan dalam suatu bentuk yang berarti sehingga mudah
dipahami oleh pembaca
Di dalam penelitian ini data yang diteliti yaitu data interval adalah data
yang jaraknya sama tetapi tidak memiliki nilai 0 (nol) absolutmutlak Kemudian
hipotesis yang terdapat di dalam penelitian ini yaitu hipotesis deskriptif yaitu
jawaban sementara terhadap masalah deskriptif yaitu yang berkenaan dengan
variabel mandiri Oleh karena itu di dalam pengujian hipotesis deskriptif tersebut
dipakai t-test satu sampel sebagai berikut
Keterangan
t = nilai t yang dihitung
π = rata-rata hitung
micro0 = nilai yang dihipotesiskan
s = simpangan baku
n = jumlah anggota sampel
38 Jadwal Penelitian
63
Adapun waktu pelaksanaan penelitian dapat dilihat pada tabel 33 berikut
ini
Tabel 33
Jadwal Penelitian
No
Kegiatan
Tahun Tahun
2014 2015
Feb Mar Mei Jun Jul Aug Sep Okt Nov Des Jan Feb
1 Observasi Awal
2 Pengurusan Perizinan
3 Tahap Penyusunan Proposal
Penelitian
4 Seminar Proposal
5 Revisi Proposal
6 Pengolahan dan analisis data
7 Penyusunan Laporan Akhir
8 Sidang Skripsi
9 Revisi Laporan
Sumber Peneliti 2015
64
BAB IV
HASIL PENELITIAN
41 Deskripsi Obyek Penelitian
411 Deskripsi Kabupaten Lebak
Gambar 41
Peta Kabupaten Lebak
Kabupaten Lebak adalah salah satu kabupaten yang berada di Wilayah
Provinsi Banten Kabupaten Lebak terletak antara 6deg18rsquo-7deg00rsquo Lintang Selatan
dan 105deg25rsquo-106deg30rsquo Bujur Timur dengan luas wilayah 304472 Ha (304472
KM2) yang terdiri dari 28 Kecamatan dengan 340 desa dan 5 Kelurahan
Kabupaten Lebak memiliki batas wilayah administratifyaitu Sebelah Utara
Kabupaten Serang dan Tangerang Sebelah Selatan Samudera Indonesia Sebelah
Barat Kabupaten Pandeglang Sebelah Timur Kabupaten Bogor dan Sukabumi
Kecamatan paling luas wilayahnya adalah Kecamatan Cibeber dan Paling kecil
luas wilayahnya adalah Kecamatan Kalanganyar
64
65
Penduduk Kabupaten Lebak menurut Sensus Penduduk 2014 berjumlah
1258637orang Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Lebak
tahun 2014 data penduduk di Kabupaten Lebak dapat di lihat pada tabel 41 di
bawah ini
Tabel 41
Jumlah Penduduk Kabupaten Lebak Tahun 2014
Kecamatan Laki-laki Perempuan Jumlah
Malingping 32584 31137 63721
Wanasalam 27316 25868 53184
Panggarangan 18587 17966 36553
Cihara 15709 14901 30610
Bayah 21420 20817 42237
Cilograng 16939 15922 32861
Cibeber 28741 27522 56263
Cijaku 14105 13749 27854
Cigemblong 10336 9921 20254
Banjarsari 30477 29011 59488
Cileles 24624 23772 59488
Gunung Kencana 17438 16414 33852
Bojongmanik 11233 10753 21986
Cirinten 13412 12216 25673
Leuwidamar 26764 25480 52244
Muncang 16768 15983 32751
Sobang 15081 14321 29402
Cipanas 24006 23038 47044
Lebakgedong 11637 10643 22280
Sajira 24626 23430 48056
Cimarga 32234 30930 63164
Cikulur 24476 23827 48303
Warunggunung 27662 26172 53834
Cibadak 30952 29178 60130
Rangkasbitung 62030 58778 120808
Kalanganyar 17246 15873 33119
Maja 27294 25058 52352
Curugbitung 16128 14998 31126
Total 1258637
(Sumber httplebakkabbpsgoid)
66
Dari data di atas dapat di lihat bahwa penduduk Kecamatan
Rangkasbitung yang memiliki penduduk paling banyak dengan jumlah 120808
orang Sementara jumlah penduduk yang paling rendah terdapat di Kecamatan
Cigemblong dengan jumlah penduduk 20 254 orang
412 Deskripsi Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)
Kabupaten Lebak
Berdasarkan dengan ditetapkannya Undang-Undang Nomor 24 Tahun
2007 tentang Penanggulangan Bencana penyelenggaraan penanggulangan
bencana diharapkan semakin baik karena Pemerintah Pusat dan Pemerintah
Daerah menjadi penanggung jawab dalam penyelenggaraan penanggulangan
bencana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lebak yang
dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2011 memiliki tugas
sebagai penyelenggara penanggulangan bencana di daerah Kabupaten Lebak yang
dilakukan secara terarah terkoordinasi dan terpadu mulai sejak penetapan
kebijakan pembangunan yang berisiko timbulnya bencana
413 Visi dan Misi BPBD Kabupaten Lebak
Penetapan visi merupakan satu langkah penting dalam perjalanan suatu
organisasi karena dengan visi tersebut akan dapat mencerminkan apa yang hendak
dicapai oleh organisasi serta memberikan arah dan fokus strategis yang
berorientasi terhadap masa depan pembangunan dan bahkan menjamin
kesinambungan pelaksanaan tugas organisasi
67
Visi yang ditetapkan mencerminkan gambaran peran dan kondisi yang
ingin diwujudkan oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) di masa
depan Berdasarkan makna tersebut dan sesuai dengan visi Pemerintah Kabupaten
Lebak maka visi BPBD Kabupaten Lebak adalah ldquoKabupaten Lebak yang siaga
tangguh dan berakhlak dalam penenggulangan bencana
Sedangkan Misi Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)
Kabupaten Lebak yaitu
1 Memperkuat kapasitas masyarakat dan kelembagaan dalam
penanggulangan bencana
2 Membangun kesipasiagaan daerah dalam mengurangi resiko bencana
melalui penyusunan mekanisme penanggulangan bencana yang holistik
terencana dan terpadu
3 Membangun budaya keselamatan dan ketahanan untuk masyarakat
Kabupaten Lebak dengan menggunakan pengetahuan inovasi dan
pendidikan
414 Tugas Pokok dan Fungsi BPBD Kabupaten Lebak
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lebak
merupakan unsur pelaksana bidang penanggulangan bencana dipimpin oleh
kepala badan yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Bupati
melalui Sekretaris Daerah BPBD Kabupaten Lebak mempunyai tugas
melaksanakan kewenangan otonomi daerah di bidang penanggulangan bencana
melaksanakan urusan kebencanaan berdasarkan azas otonomi dan tugas
68
pembantuan yang diberikan oleh Pemerintah Pusat dan Pemerintah Propinsi
Banten
Adapun tugas BPBD Kabupaten Lebak mengacu kepada Peraturan Daerah
Kabupaten Lebak Nomor 3 tahun 2011 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata
Kerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Lebak diantaranya
yaitu
1 Menetapkan pedoman dan pengarahan terhadap usaha penanggulangan
bencana sesuai dengan kebijakan Pemerintah Daerah dan Badan Nasional
Penanggulangan Bencana yang mencakup pencegahan bencana
penanganan darurat rehabilitasi serta rekonstruksi secara adil dan setara
2 Menetapkan standarisasi serta kebutuhan penyelenggaraan
penanggulangan bencana berdasarkan perundang-undangan
3 Menyusun menetapkan dan menginformasikan peta relawan bencana
4 Menyusun dan menetapkan prosedur tetap penanganan bencana
5 Melaporkan penyelenggaraan penanggulangan bencana kepada Bupati
setiap sebulan sekali dalam kondisi normal dan setiap saat dalam kondisi
darurat bencana
6 Mengendalikan pengumpulan dan penyaluran uang dan barang
7 Mempertanggungjawabkan penggunaan anggaran yang diterima dari
anggaran pendapatan dan belanja daerah dan sumber lain yang sah
8 Melaksanakan kewajiban lain sesuai dengan peraturan perundang-
undangan
69
Sedangkan fungsi BPBD Kabupaten Lebak dalam menjalankan tugas
mempunyai fungsi yaitu
1 Perumusan dan penetapan kebijakan penanggulangan bencana dan
penanganan pengungsi dengan bertindak cepat dan tepat efektif dan
efisien dan
2 Pengoordinasian pelaksanaan kegiatan penanggulangan bencana secara
terencana terpadu dan menyeluruh
415 Struktur Organisasi BPBD Kabupaten Lebak
Struktur organisasi BPBD Kabupaten Lebak mengacu pada Peraturan
Daerah Nomor 3 Tahun 2011 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja
Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Lebak Berikut bagan struktur
organisasi BPBD Kabupaten Lebak
Gambar 41
Struktur Organisasi
Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Lebak
Kepala Badan
Unsur Pengarah Kepala Pelaksana
Seksi
pencegahan dan
kesiapsiagaan
Seksi
Rehabilitasi
dan
Rekonstruksi
Seksi
Kedaruratan
dan Logistik
Sekretaris
70
1 Kepala Badan Pelaksana
Mempunyai tugas
(1) Pengordinasian perencanaan pembinaan dan pengendalian terhadap
program administrasi dan sumber daya serta kerja sama BPBD
Kabupaten
(2) Pengordinasian dan pelaksanaan kebijakan di bidang pencegahan
mitigasi dan kesiapsiagaan pada prabencana serta pemberdayaan
masyarakat
(3) Pengordinasian dan pelaksanaan kebijakan di bidang penanggulangan
bencana pada saat tanggap darurat dan dukungan logistik
(4) Pengordinasian dan pelaksanaan kebijakan di bidang penanggulangan
pada pascabencana
2 Sekretariat
Mempunyai tugas
(1) Pengoordinasian sinkronisasi dan integrasi di lingkungan BPBD
Kabupaten Lebak
(2) Pengoordinasian perencanaan dan perumusan kebijakan teknis BPBD
Kabupaten
(3) Pembinaan dan Pelayanan administrasi ketatausahaan hukum dan
pertaturan perundang-undangan organisasi tata laksana kepegawaian
keuangan dan persesdiaan perlengkapan dan rumah tangga BPBD
(4) Pembinaan dan pelaksanaan hubungan masyarakat dan protokol di
lingkungan BPBD Kabupaten
71
(5) Fasilitas pelaksanaan tugas dan fungsi unsur pengarah
penanggulangan bencana
(6) Pengoordinasian dalam penyususnan laporan BPBD Kabupaten
3 Seksi Pencegahan dan Kesiapsiagaan
Mempunyai tugas
(1) Perumusan kebijakan di bidang pencegahan mitigasi dan
kesipasiagaan pada prabencana serta pemberdayaan masyarakat
(2) Pengkoordinasian di bidang pencegahan mitigasi dan kesiapsiagaan
pada prabencana serta pemberdayaan masyarakat
(3) Pelaksanaan hubungan kerja dengan instansi terkait di bidang
pencegahan mitigasi dan kesiapsiagaan pada prabencana serta
pemberdayaan masyarakat
(4) Pemantauan evaluasi dan analisis pelaporan tentang pelaksanaan
kebijakan umum di bidang pencegahan mitigasi dan kesiapsiagaan
pada prabencana serta pemberdayaan masyarakat
4 Seksi Kedaruratan dan Logistik
Mempunyai tugas
(1) Perumusan kebijakan di bidang penanggulangan pada saat tanggap
darurat penanganan pengungsi dan dukungan logistik
(2) Pengkoordinasian dan pelaksanaan kebijakan di bidang
penanggulangan bencana pada saat tanggap darurat penanganan
pengungsi dan dukungan logistik
72
(3) Komando pelaksanaan penanggulangan bencana pada saat tanggap
darurat
(4) Pelaksanaan hubungan kerja di bidang penanggulangan bencana pada
saat tanggap darurat penanganan pengungsi dan dukungan logistik
(5) Pemantauan evaluasi dan analisis pelaporan tentang pelaksanaan
kebijakan umum di bidang penangglangna bencana pada saat tanggap
darurat penanganan pengungsi dan dukungan logistik
5 Seksi Rehabilitasi dan Rekonstruksi
Mempunyai tugas
(1) Perumusan kebijakan di bidang penanggulangan bencana pada pasca
bencana
(2) Mengkoordinasikan dan pelaksanaan kebijakan di bidang
penanggulangan bencana pada pascabencana
(3) Pelaksanaan hubungan di bidang penanggulangan bencana pada
pascabencana
(4) Pemantauan evaluasi dan analisis pelaporan tentang pelaksanaan
kebijakan umum
42 Pengujian Persyaratan Statistik
421 Uji Validitas Instrumen
Pada penelitian dengan menggunakan pendekatan kuantitatif sebelum
mengolah data hasil koesioner jawaban dari responden maka harus melakukan uji
validitas instrument Hal ini dimaksudkan untuk menjaga ketepatan dan
73
kecermatan suatu alat ukur dalam melakukam fungsi ukurnya Uji validitas
digunakan untuk mengetahui sah atau valid tidaknya suatu koesioner
Kevaliditasan suatu instrument menggambarkan bahwa suatu instrument
benarbenar mampu mengukur variabel-variabel yang akan diukur dalam
penelitian serta mampu menunjukan tingkat kesesuaian antar konsep dan hasil
pengukuran
Untuk mengetahui butiritem dari instrument yang telah dibuat itu valid
atau tidak valid dapat diketahui dengan cara mengkorelasikan antara skor butir
dengan skor total Pengujiannya dilakukan dengan menggunakan rumus Pearson
Product Moment sebagai berikut
Keterangan
r = Koefisien Korelasi Product Moment
n = Jumlah Sampel
sum xy= Jumlah hasil kali skor pertanyaan dengan total
sumy = Jumlah skor total
sumx = Jumlah skor per item pertanyaan
sumx2 = Jumlah skor item yang dikuadratkan
sumy2 = Jumlah skor total yang dikuadratkan
74
Dari hasil pengolahan data dengan menggunakan SPSSperhitungan
korelasi yang dilakukan hasilnya dapat dilihat pada tabel 42 di bawah ini
Tabel 42
Hasil Uji Validitas (Menggunakan SPSS V16)
No r hitung r tabel Keterangan
1 0442 0195 Valid
2 0221 0195 Valid
3 0650 0195 Valid
4 0435 0195 Valid
5 0579 0195 Valid
6 0531 0195 Valid
7 0676 0195 Valid
8 0529 0195 Valid
9 0602 0195 Valid
10 0608 0195 Valid
11 0674 0195 Valid
12 0510 0195 Valid
13 0625 0195 Valid
14 0584 0195 Valid
15 0556 0195 Valid
16 0605 0195 Valid
17 0594 0195 Valid
18 0197 0195 Valid
19 0539 0195 Valid
20 0457 0195 Valid
21 0299 0195 Valid
Dikatakan valid jika rhitung gt r tabel maka rtabel sudah ditentukan sebesar
0195 dan taraf signifikansi sebesar 5 Sementara itu sampel dalam penelitian
ini berjumlah 100 responden Berdasarkan uji validitas pada tabel di atas dapat di
lihat rhitung dari seluruh instrumen lebih besar dari r tabel dan menunjukan bahwa
seluruh responden yang berjumlah 94 orang dapat menjawab pertanyaan
penelitian yang dapat dikatakan valid Oleh karena itu jumlah instrumen
75
berdasarkan perhitungan tabel di atas dikatakan valid dan dapat digunakan dalam
penelitian
422 Uji Reliabilitas Instrumen
Pada tahap selanjutnya setelah melakukan uji validitas maka dilanjutkan
dengan uji reliabilitas Reliabilitas adalah indeks yang menunjukan sejauh mana
suatu alat pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan Bila suatu alat
pengukur dipakai dua kali untuk mengukur gejala yang sama dan hasil
pengukuran yang diperoleh relatif konsisten maka alat tersebut reliabel
Reliabilitas digunakan untuk menjaga kehandalan dari sebuah instrument atau alat
ukur Dalam penelitian ini uji reliabilitas dilakukan dengan teknik Alpha
Cronbach Alpha Cronbach yaitu penghitungan yang dilakukan dengan
menghitung rata-rata imterkorelasi diantara butir-butir pertanyaan dalam
koesioner dikatakan reliabel jika nilai alphanya lebih dari 030 (Purwanto
2007181) Pengukurannya berdasarkan alpha cronbach 0 sampai 1 Apabila
dikelompokan maka skala tersebut dapat dikelompokan dalam lima kelas dengan
range yang sama dan ukuran kemantapan alpha tersebut dapat diinterpretasikan
1 Nilai Alpha Cronbach 000 sd 020 berarti kurang reliabel
2 Nilai Alpha Cronbach 021 sd 040 berarti agak reliabel
3 Nilai Alpha Cronbach 042 sd 060 berarti cukup reliabel
4 Nilai Alpha Cronbach 061 sd 080 berarti reliabel
5 Nilai Alpha Cronbach 081 sd 100 berarti sangat relabel
76
Uji reliabilitas ini menggunakan bantuan SPSS versi 16 dan diperoleh
sebagai berikut
Tabel 43
Hasil Uji Reliabilitas (Menggunakan SPSS V 16)
Case Processing Summary
N
Cases Valid 100 1000
Excludeda 0 0
Total 100 1000
a Listwise deletion based on all variables in the
procedure
Tabel 44
Reliability Statistic
Cronbachs
Alpha N of Items
740 22
Berdasarkan perhitungan uji reliabilitas pada tabel 44 dapat dilihat bahwa
nilai Alpha Cronbach 0740 Sementara dalam pengelompokan skala yang telah
dipaparkan sebelumnya yaitu pengelompokan skala 5 dalam buku Triton bahwa
nilai 0740 masuk dalam skala ke 4 yaitu 061 ndash 080 yang berarti reliabel
Sehingga pada hasil akhirnya bahwa insrumen penelitian ini reliabel
43 Deskripsi Data
431 Identitas Responden
Responden dalam penelitian ini adalah masyarakat Kabupaten Lebak yang
tersebar di 15 Kecamatan dengan jumlah populasi sebesar 734402 orang Dengan
77
menggunakan rumus Slovin dengan tingkat kesalahan 10 maka jumlah sampel
dalam penelitian ini adalah sebanyak 100 orang Kemudian teknik pengambilan
sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah proportional cluster random
sampling dimana sampel dalam penelitian ini dihitung berdasarkan ketentuan
besaran sampel atas besaran populasi Dikatakan proportional cluster random
sampling karena populasi akan diwakili sesuai dengan porsinya masing-masing
dalam penelitian Jadi pada pokoknya yaitu mengambil sampel dari tiap-tiap sub
populasi dengan memperhitungkan besar kecilnya sub populasi sehingga
nantinya jumlah sampel yang akan diambil akan menghasilkan sampel yang
representatif
Pada pengisian koesioner responden diminta untuk memberikan identitas
diri sebagai penunjang data dimana identitas diri meliputi jenis kelamin dan
pekerjaan Berikut ini peneliti akan memapaparkan identitas responden dengan
diagram batang
78
Diagram 41
Jenis Kelamin Responden
Sumber Hasil Penelitian Lapangan Tahun 2014
Dari diagram 41 di atas dapat diketahui bahwa 61 responden (61)
adalah responden berjenis kelamin laki-laki 39 responden (39) adalah berjenis
kelamin perempuan Berdasarkan pengumpulan dan olah data hasil kuesioner
menunjukan bahwa responden yang terpilih pada penelitian mengenai Kinerja
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dalam Penanggulangan Bencana
Banjir di Kabupaten Lebak didominasi oleh laki-laki dengan selisih perbedaan
22 dari responden yang berjenis kelamin perempuan
Sedangkan identitas diri responden terkait dengan pekerjaan dapat dilihat
pada diagram 42 di bawah ini
(61)
(39)
0
10
20
30
40
50
60
70
Laki-laki Perempuan
79
Diagram 42
Responden Berdasarkan Status Pekerjaan
Sumber Hasil Penelitian Lapangan Tahun 2014
Dari diagram 42 di atas dapat di lihat bahwasannya responden
berdasarkan pekerjaan meliputi petani sebanyak 53 responden (53) 26
responden (26) dengan status pekerjaan wiraswasta 10 responden (10)
dengan status pekerjaan sebagai pelajar kemudian 6 responden (6) bekerja
sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan 5 responden (5) bekerja sebagai buruh
Hasil pengumpulan dan olah data hasil koesioner menunjukan bahwa responden
didominasi atau yang paling banyak adalah bekerja sebagai petani dan yang paling
rendah adalah responden yang bekerja sebagai buruh
(6)
(26)
(53)
(10)
(5)
0
10
20
30
40
50
60
PNS Wiraswasta Petani Pelajar Buruh
80
432 Analisis Data
Pada analisis data peneliti akan mendeskripsikan data dari hasil
penyebaran koesioner kepada masyarakat Kabupaten Lebak yang tersebar di 15
kecamatan saja dengan jumlah sampel 100 orang Hal ini dimaksudkan untuk
mengetahui jawaban mereka mengenai Kinerja Badan Penanggulangan Bencana
Daerah (BPBD) dalam Penanggulangan Bencana Banjir di Kabupaten Lebak
Dengan menggunakan data variabel dimana peneliti menggunakan teori Kinerja
Organisasi
Menurut Hersey Blancharddan Johnson yang dikutip oleh Wibowo
(2011102)terdapat tujuh indikator kinerja yaitu
1) Tujuan merupakan keadaan yang berbeda yang secara aktif dicari oleh
seorang individu dan organisasi untuk dicapai Untuk mencapai tujuan
diperlukan kinerja individu kelompok dan organisasi Kinerja individu
maupun organisasi berhasil apabila dapat mencapai tujuan yang
diinginkan
2) Standar merupakan suatu ukuran apakah tujuan yang diinginkan dapat
dicapai Tanpa standar tidak dapat diketahui kapan suatu tujuan
tercapai Kinerja seseorang dikatakan berhasil apabila mampu
memcapai standar yang ditentukan atau disepakati bersama antara
atasan dan bawahan
3) Alat atau sarana merupakan sumber daya yang dapat dipergunakan
untuk membantu menyelesaikan tujuan dengan sukses Alat atau saran
merupakan faktor penunjang untuk mencapai tujuan Tanpa alat atau
sarana tugas pekerjaan spesifik tidak dapat dilakukan dan tujuan tidak
dapat diselesaikan sebagaimana seharusnya Tanpa alat atau sarana
tidak mungkin dapat melakukan pekerjaan
4) Kompetensi merupakan persyaratan utama dalam kinerja Kompetensi
merupakan kemampuan yang dimiliki oleh seseorang untuk
menjalankan pekerjaan yang diberikan kepadanya dengan baik
Kompetensi memungkinkan seseorang mewujudkan tugas yang
berkaitan dengan pekerjaan yang diperlukan untuk mencapai tujuan
5) Motif merupakan alasan atau pendorong bagi seseorang untuk
melakukan sesuatu Manajer memfasilitasi motivasi kepada karyawan
dengan insentif berupa uang memberikan pengakuan menetapkan
tujuan menantang menetapkan standar terjangkau meminta umpan
balik memberikan kebebasan melakukan pekerjaan termasuk waktu
81
melakukan pekerjaan menyediakan sumber daya yang diperlukan dan
menghapuskan yang mengakibatkan disinsentif
6) Peluang pekerja perlu mendapatkan kesempatan untuk menunjukan
prestasi kerjanya Terdapat dua faktor yang menyumbangkan pada
adanya kekurangan kesempatan untuk berprestasi yaitu ketersediaan
waktu dan kemampuan untuk memenuhi syarat Jika pekerja dihindari
karena supervisor tidak percaya terhadap kualitas dan kepuasan
konsumen mereka secara efektif akan dihambat dari kemampuan
memenuhi syarat untuk berprestasi
7) Umpan balik antar tujuan standar dan umpan balik bersifat saling
terkait Umpan balik melaporkan kemajuan baik kualitas maupun
kuantitas dalam mencapai tujuan yang didefinisikan oleh standar
Umpan balik merupakan masukan yang dipergunakan untuk mengukur
kemajuan kinerja standar kinerja dan pencapaian tujuan Dengan
umpan balik dilakukan evalusasi terhadap kinerja dan sebagai hasilnya
dapat dilakukan perbaikan kinerja
4321 Pertanyaan Yang Berkaitan Dengan Indikator Tujuan
Berdasarkan dari teori kinerja organisasi yang peneliti gunakan dalam
penelitian ini terdapat tiga pertanyaan yang berkaitan dengan indikator tujuan
Adapun jawaban dari responden berdasarkan pertanyaan yang berkaitan dengan
indikator tujuan akan dipaparkan di bawaha ini
Pertama jawaban responden dari pertanyaan bahwa kegiatan sosialisasi
pengurangan resiko bencanatelah dilakukan oleh BPBD Kabupaten Lebak dapat
dilihat pada diagram 43 di bawah ini
82
Diagram 43
Kegiatan Sosialisasi Pengurangan Resiko Bencana Telah Dilaksanakan
BPBD Kabupaten Lebak
Berdasarkan diagram 43 di atas mengenai tanggapan atau jawaban dari
responden atas pertanyaan bahwa kegiatan sosialisasi tentang pengurangan resiko
bencana banji rtelah dilaksanakan oleh BPBD Kabupaten Lebak adalah 4
responden atau sekitar 4 menjawab sangat setuju 39 responden atau 39
menjawab setuju 52 responden atau 52 menjawab tidak setuju dan 5 responden
atau 5 menjawab sangat tidak setuju Dengan demikian dapat dikatakan dan
diasumsikan bahwa secara mayoritas responden menjawab tidak setuju terkait
pelaksanaan kegiatan yang telah dilakukan oleh BPBD mengenai sosialisasi
pengurangan resiko bencana banjir Hal ini mengasumsikan bahwa BPBD belum
melaksanakan sosialisasi terkait pengurangan resiko bencana banjir yang belum
(4)
(39)
(52)
(5)
0
10
20
30
40
50
60
Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
83
dirasakan oleh sebagian masyarakat Adapun sebagian responden menjawab
setuju dikarenakan dalam pelaksanaan kegiatan sosialisasi pengurangan resiko
bencana banjir oleh BPBD sudah dirasakan oleh masyarakat Tetapi dengan
banyaknya responden menjawab tidak setuju maka dapat diasumsikan bahwa
selama ini BPBD masih belum optimal dan menyeluruh dalam melaksanakan
kegiatan sosialisasi pengurangan resiko bencana banjir yang sudah menjadi tugas
dan tujuan organisasi tersebut
Selanjutnya diagram hasil penelitian berdasarkan butir pertanyaan kedua
dalam indikator tujuan berikut adalah diagram beserta pertanyaannya
Diagram 44
Penanganan Kedaruratan Bencana Banjir Telah Dilaksanakan Oleh
BPBDKabupaten Lebak
Berdasarkan diagram 44 di atas mengenai tanggapan responden atas
pertanyaan bahwa BPBD sudah melaksanakan tugas dalam penanganan
(11)
(53)
(35)
(1)
0
10
20
30
40
50
60
Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
84
kedaruratan bencana banjir adalah 11 responden (11) menjawab sangat setuju
53 responden (53) menjawab setuju 35 responden (35) menjawab tidak
setuju dan 1 responden (1) menjawab sangat tidak setuju Dengan demikian
secara mayoritas responden setuju bahwa BPBD sudah melaksanakan penanganan
kedaruratan bencana banjir pada saat terjadinya bencana banjir Ini dikarenakan
bahwa pada saat bencana banjir terjadi BPBD sudah melaksanakan penanganan
kedaruratan untuk menanggulangi bencana banjir di Kabupaten Lebak
Kemudian diagram hasil penelitian berdasarkan butir pertanyaan ketiga
dalam indikator tujuan berikut adalah diagram beserta pertanyaannya
85
Diagram 45
BPBD Menyelenggarakan Pemulihan Setelah Bencana Terjadi
Dari diagram 45 di atas dapat dilihat bahwa komposisi dari tanggapan
responden terkait apakah BPBD menyelenggarakan pemulihan (rekonstruksi)
setelah bencana banjir terjadi Tanggapan responden yaitu 2 responden (2)
menjawab sangat setuju 40 responden (40) menjawab setuju 52 responden
(52) menjawab tidak setuju dan 6 responden (6) menjawab sangat tidak
setuju Berdasarkan data tanggapan responden tersebut mayoritas menjawab tidak
setuju terkait bahwa BPBD sudah menyelenggarakan pemulihan setelah bencana
banjir terjadi Adapun sebagian masyarakat menjawab setuju karena ada sebagian
masyarakat yang telah merasakan pelayanan BPBD terkait pemulihan bencana
pada pasca bencana
(2)
(40)
(52)
(6)
0
10
20
30
40
50
60
Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
86
4322 Indikator Standar
Berdasarkan hasil penelitian lapangan diperoleh hasil penelitian
berdasarkan indikator standar berikut daigram dan pertanyaannya
Diagram 46
Penyelenggaraan Penanggulangan Banjir Sesuai Prosedur
Berdasarkan diagram 46 di atas dapat dilihat bahwa komposisi nilai dari
tanggapan responden terkait dengan penyelenggaraan penanggulangan bencana
banjir oleh BPBD Kabupaten Lebak sesuai prosedur adalah 3 responden (3)
menjawab sangat setuju 45 responden (45) menjawab setuju 51 responden
(51) menjawab tidak setuju dan 1 responden (1) menjawab sangat tidak
setuju Dengan demikian secara mayoritas responden menjawab tidak setuju
terkait penyelenggaraan penanggulangan bencana banjir sudah sesuai prosedur
Hal ini dapat diartikan bahwa penyelenggaraan penanggulangan bencana daerah
(3)
(45)
(51)
(1)
0
10
20
30
40
50
60
Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
87
masih belum sesuai prosedur Adapun responden yang menjawab setuju dengan
komposisi sebesar 45 dikarenakan sebagian responden menilai sudah sesuai
prosedur Hal ini dikarenakan keterbatasan pegawai BPBD dalam menjalankan
tugas masih kurang responsif
Selanjutnya berdasarkanhasil penelitian lapangan dari butir kedua dari
indikator standar berikut adalah diagram dan pertanyaannya
Diagram 47
Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana Banjir Mengedepankan
Keadilan
Berdasarkan diagram 47 di atas mengenai tanggapan responden atas
pertanyaan penyelenggaraan BPBD dalam penanggulangan bencana banjir
mengedepankan keadilan adalah 3 responden (3) menjawab sangat setuju 38
responden (38) menjawab setuju 51 responden (51) menjawab tidak setuju
(3)
(38)
(51)
(8)
Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
88
dan 8 responden (8) menjawab sangat tidak setuju Dengan demikian secara
mayoritas responden dapat dikatakan menjawab tidak setuju terkait dengan
penyelenggaraan BPBD Kabupaten Lebak dalam penanggulangan bencana banjir
dengan mengedepankan keadilan Adapun responden menjawab setuju karena
sedikit dari mayoritas responden tidak merasakan hal tersebut bahkan responden
lebih menciptakan rasa aman terhadap apa yang mereka hadapi pada saat bencana
banjir terjadi
Kemudian selanjutnya berdasarkan hasil penelitian lapangan dari butir
ketiga dari indikator standar berikut adalah diagram dan pertanyaannya
Diagram 48
Cepat dan Tanggap Dalam Penanggulangan Bencana Banjir
Dari diagram 48 di atas mengenai tanggapan responden atas pertanyaan
bahwa BPBD Kabupaten Lebak cepat tanggap dalam penanggulangan bencana
(5)
(28)
(59)
(8)
0
10
20
30
40
50
60
70
Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
89
banjir adalah 5 responden (5) menjawab sangat setuju 28 responden (28)
menjawab setuju 59 responden (59) menjawab tidak setuju dan 8 responden
(8) menjawab sangat tidak setujuDengan demikian secara mayoritas responden
dapat dikatakan menjawab tidak setuju terkait dengan cepat tanggap dalam
penyelenggaraan penanggulangan bencana banjir oleh BPBD Kabupaten Lebak
Adapun responden yang menjawab setuju karena responden merasakan pelayanan
yang cepat tanggap dari BPBD Kabupaten Lebak Karena berdasarkan prinsipnya
BPBD harus cepat tanggap dalam penyelenggaraan penanggulangan bencana
khususnya bencana banjir
4323 Indikator Alat atau Sarana
Berdasarkan hasil penelitian lapangan diperoleh hasil penelitian
berdasarkan indikator alat atau sarana berikut diagram dan pertanyaannya
Diagram 49
Peralatan Dalam Penanggulangan Bencana Banjir Telah Lengkap
(3)
(31)
(54)
(12)
0
10
20
30
40
50
60
Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
90
Berdasarkan diagram 49 di atas mengenai tanggapan responden atas
pertanyaan terkait dengan peralatan dalam penanggulangan bencana banjir
BPBD Kabupaten Lebak telah lengkap adalah 3 responden (3) menjawab
sangat setuju 31 responden (31) menjawab setuju 54 responden (54)
menjawab tidak setuju 12 responden (12) menjawab sangat setuju Dengan
demikian secara mayoritas responden dapat dikatakan menjawab tidak setuju
dikarenakan dalam penyelenggaraannya penanggulangan bencana banjir pihak
BPBD Kabupaten Lebak masih kekurangan akan kelengkapan peralatan dalam
penanggulangan banjir Adapun responden yang menjawab setuju dikarenakan
masyarakat di sebagian daerah merasakan kelengkapan peralatan BPBD dalam
penanggulangan banjir sudah memadai
Kemudian selanjutnya berdasarkan hasil penyebaran kuesioner dari butir
kedua indokator alat atau sarana berikut adalah diagram dan pertanyaannya
91
Diagram 410
Alat Komunikasi dalam Memberikan Informasi Bencana Banjir Sudah
Memadai
Berdasarkan diagram 410 di atas dapat dilihat bahwa tanggapan
responden terkait alat komunikasi dalam memberikan informasi bencana banjir
BPBD sudah memadai adalah 5 responden (5) menjawab sangat setuju 39
responden (39) menjawab setuju 46 responden (46) menjawab tidak setuju
dan 10 responden (10) menjawab sangat tidak setuju Dengan demikian secara
mayoritas responden dapat dikatakan menjawab tidak setuju terkait kepemilikan
alat komunikasi dalam memberikan informasi kebencananaan Ini dikarenakan
responden menilai bahwa alat komunikasi BPBD dalam memberikan informasi
kebencanaan masih belum memadai
(5)
(39)
(46)
(10)
0
5
10
15
20
25
30
35
40
45
50
Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
92
Selanjutunya berdasarkan hasil penelitian lapangan dari butir ketiga
indikator alat atau sarana berikut adalah diagram dan pertanyaannya
Diagram 411
Tempat Penyimpanan Bantuan Logistik Sudah Memadai
Berdasarkan diagram 411 di atas dapat dilihat bahwa tanggapan
responden terkait tempat penyimpanan bantuan logistik di BPBD kabupaten
Lebak sudah memadai adalah 11 responden (11) menjawab sangat setuju 31
responden (31) menjawab setuju 45 responden (45) menjawab tidak setuju
dan 13 responden (13) menjawab sangat tidak setuju Dengan demikian secara
mayoritas responden dapat dikatakan menjawab tidak setuju Hal ini dikarenakan
responden menilai bahwa BPBD masih belum memilliki tempat yang memadai
untuk penyimpanan bantuan logistic bencana
(11)
(31)
(45)
(13)
0
5
10
15
20
25
30
35
40
45
50
Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
93
4324 Indikator Kompetensi
Berdasarkan hasil penelitian lapangan diperoleh hasil penelitian
berdasarkan indikator kompetensi berikut daigram dan pertanyaannya
Diagram 412
BPBD Memiliki Kemampuan Yang Baik dalam Penyelenggaraan Bencana
Banjir
Berdasarkan diagram 412 di atas mengenai BPBD Kabupaten Lebak
memiliki kemampuan yang baik dalam penyelenggaraan penanggulangan bencana
banjir adalah 7 responden (7) menjawab sangat setuju 33 responden (33)
menjawab setuju 47 responden (47) menjawab tidak setuju dan 13 responden
(13) menjawab sangat tidak setuju Dengan demikian secara mayoritas
responden dapat dikatakan menjawab tidak setuju atas BPBD Kabupaten Lebak
(7)
(33)
(47)
(13)
0
5
10
15
20
25
30
35
40
45
50
Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
94
memiliki kemampuan yang baik dalam penyelenggaraan penanggulangan bencana
banjir
Selanjutnya berdasarkan hasil penelitian di lapangan dari butir kedua dari
indikator kompetensi berikut adalah diagram dan pertanyaannya
Diagram 413
BPBD Selalu Memeberikan Informasi Setiap Akan Terjadinya Bencana
Banjir
Berdasarkan diagram 413 di atas mengenai tanggapan responden atas
BPBD Kabupaten Lebak selalu memberikan informasi setiap akan terjadinya
bencana banjir adalah 4 responden (4) menjawab sangat setuju 38 responden
(38) menjawab setuju 49 responden (49) menjawab tidak setuju dan 9
responden (9) menjawab sangat tidak setuju Dengan demikian secara mayoritas
responden dapat dikatakan menjawab tidak setuju Ini dikarenakan responden
(4)
(38)
(49)
(9)
0
10
20
30
40
50
60
Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
95
menilai bahwa dalam pelaksanaannya BPBD Kabupaten Lebak belum
memberikan informasi terkait akan terjadinya bencana banjir ini dikarenakan
BPBD masih belum memiliki alat komunikasi yang memadai dalam pemberian
informasi kepada masyarakat Selain itu pula belum berjalannya komunitas
masyarakat tangguh bencana di tiap daerah rawan bencana banjir Sehingga dalam
pemberian informasi masih belum optimal
Kemudian selanjutnya berdasarkan hasil penelitian lapangan dari butir
ketiga dari indikator kompetensi berikut adalah diagram dan pertanyaannya
Diagram 414
Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana Banjir Sesuai Tugas dan Fungsi
Dari diagram 414 di atas dapat dilihat mengenai tanggapan responden atas
pertanyaan setujukah penyelenggaraan penanggulangan bencana banjir sesuai
tugas dan fungsi adalah 3 responden (3) menjawab sangat setuju 38 responden
(3)
(38)
(50)
(9)
0
10
20
30
40
50
60
Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
Series1
96
(38) menjawab setuju 50 responden (50) menjawab tidak setuju dan 9
responden (9) menjawab sangat tidak setuju Dengan demikian secara mayoritas
responden mengasumsikan tidak setuju akan penyelenggaraan penanggulangan
bencana banjir sesuai tugas dan fungsi Ini dikarenakan masyarakat menilai dalam
pelaksanaannya BPBD yang seharusnya menjadi koordinator dalam
penyelenggaraan penanggulangan bencana namun realitanya yang menjadi
koordinator dari pihak militer
4325 Indikator Motif
Berdasarkan hasil penelitian lapangan diperoleh hasil penelitian
berdasarkan indikator kompetensi berikut daigram dan pertanyaannya
Diagram 415
BPBD Telah Memberikan Penyuluhan Mengenai Bahaya Bencana Banjir
(7)
(43)(45)
(5)
0
5
10
15
20
25
30
35
40
45
50
Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
97
Dari diagram 415 di atas dapat dilihat bahwa tanggapan responden
mengenai pertanyaan mengenai BPBD telah memberikan penyuluhan mengenai
bahaya bencana banjir adalah 7 responden (7) menjawab sangat setuju 43
responden (43) menjawab setuju 45 responden (45) menjawab tidak setuju
dan 5 responden (5) menjawab sangat tidak setuju Dengan demikian secara
prosentase dapat dikatakan responden menjawab tidak setuju bahwa penyuluhan
mengenai bahaya bencana banjir telah dilaksanakan oleh BPBD Adapun
responden yang menjawab setuju karena sebagian masyarakat di Kabupaten
Lebak telah mengikuti penyuluhan bahayanya bencana banjir yang dilakukan oleh
BPBD
Kemudian selanjutnya berdasarkan hasil penelitian di lapangan dari butir
kedua dari indikator motif berikut adalah diagram dan pertanyaannya
Diagram 416
BPBD Memiliki Motivasi tinggi Dalam Penanggulangan Bencana Banjir
(3)
(40)
(49)
(8)
0
10
20
30
40
50
60
Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
98
Berdasarkan diagram 416 di atas mengenai tanggapan responden atas
pernyataan bahwa BPBD selama ini memiliki motivasi tinggi dalam
penangggulangan bencana banjir adalah 3 responden (3) menjawab sangat
setuju 40 responden (40) menjawab setuju 49 responden (49) menjawab
tidak setuju dan 8 responden (8) menjawab sangat tidak setuju Dengan
demikian secara mayoritas responden dapat dikatakan menjawab tidak setuju
Adapun responden yang menjawab setuju karena menilai bahwa BPBD dalam
menjalankan tugas telah memiliki motivasi dalam penanggulangan bencana banjir
Sementara itu berikutnya hasil penelitian di lapangan dari butir ketiga
indikator motif berikut adalah diagram dan pertanyaannya
Diagram 417
Aparatur BPBD Kabupaten Lebak Berprilaku Sukarela dalam
Penanggulangan Bencana Banjir
(5)
(33)
(52)
(10)
0
10
20
30
40
50
60
Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
99
Dari diagram 417 di atas dapat di lihat mengenai tanggapan responden
atas pertaanyaan bahwa BPBD berprilaku sukarela dalam penanggulangan
bencana banjir adalah 5 responden (5) menjawab sangat setuju 33 responden
(33) menjawab setuju 52 responden (52) menjawab tidak setuju dan 10
responden (10) menjawab sangat tidak setuju Dengan demikian secara
mayoritas responden dapat dikatakan menjawab tidak setuju Hal ini dikarenakan
aparatur BPBD masih belum berprilaku sukarela dalam penyelenggaraan
penanggulangan banjir
4326 Indikator Peluang
Berdasarkan hasil penelitian lapangan diperoleh hasil penelitian
berdasarkan indikator peluang berikut daigram dan pertanyaannya
100
Diagram 418
BPBD Lebak Telah Memberikan Pelatihan Kepada Komunitas Masyarakat
Tangguh Bencana
Berdasarkan diagram 418 di atas mengenai tanggapan responden atas
pernyataan bahwa BPBD telah memberikan pelatihan kepada komunitas
masyarakat tangguh bencana adalah 4 responden (4) menjawab sangat setuju
30 responden (30) menjawab setuju 53 responden (53) menjawab tidak
setuju 13 responden (13) menjawab sangat tidak setuju Secara mayoritas
responden dapat dikatakan menjawan tidak setuju dengan pernyataan bahwa
BPBD telah memberikan pelatihan kepada Komunitas Masyarakat Tangguh
Bencana Hal ini dikarenakan bahwa pihak BPBD hanya mensosialisasikan terkait
bencana banjir dan masih belum memberikan pelatihan yang intensif terhadap
komunitas tangguh bencana
(4)
(30)
(53)
(13)
0
10
20
30
40
50
60
Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
101
Berikutnya berdasarkan hasil penelitian lapangan dari butir kedua
indikator peluang berikut adalah diagram dan pertanyaannya
Diagram 419
BPBD Telah Memberikan Solusi akan Bencana Banjir
Berdasarkan diagram 419 diatas mengenai tanggapan responden atas
pernyataan bahwa BPBD telah memberikan solusi akan bencana banjir adalah 6
responden (6) menjawab sangat setuju 37 responden (37) menjawab setuju
43 responden (43) menjawab tidak setuju dan 14 responden (14) sangat tidak
setuju Dengan demikian secara mayoritas responden dapat dikatakan menjawab
tidak setuju dengan pertnyaataan bahwa BPBD telah memberikan solsusi akan
bencana banjir Ini dikarenakan BPBD hanya menyelenggrakan penanggulangan
bencana dan belum memberikan solusi terkait bencana banjir
6(6)
37(37)
(43)
(14)
0
5
10
15
20
25
30
35
40
45
50
Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
102
Kemudian selanjutnya berdasarkan hasil penelitian di lapangan dari butir
ketiga indikator peluang berikut adalah diagram dan pertanyaannya
Diagram 420
BPBD Memberikan Kebebasan Kepada Masyarakat Dalam Penanggulangan
Bencana Banjir
Berdasarkan diagram 420 diatas mengenai tanggapan responden atas
pernyataan BPBD Memberikan kebebasan kepada masyarakat dalam
penanggulangan bencana banjir adalah 15 responden (15) menjawab sangat
setuju 51 responden (51) menjawab setuju 31 responden (31) menjawab
tidak setuju dan 3 responden (3) menjawab sangat tidak setuju Dengan
demikian secara mayoritas responden dapat dikatakan menjawab setuju Ini
dikarenakan dalam pelaksanaan penanggulangan bencana banjir dari mulai
(15)
(51)
(31)
(3)
0
10
20
30
40
50
60
Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
103
evakuasi hingga pemulihan bencana masyarakat diberikan kebebasan untuk
bergabung dalam penggulangan bencana banjir sebagai rasa kemanusiaan
4327 Indikator Umpan Balik
Berdasarkan hasil penelitian lapangan diperoleh hasil penelitian
berdasarkan indikator umpan balik berikut daigram dan pertanyaannya
Diagram 421
BPBD Selalu Memberikan Informasi Hasil Kegiatan Penanggulangan
Bencana Banjir
Berdasarkan diagram 421 diatas mengenai tanggapan responden atas
pernyataan BPBD selalu memberikan informasi hasil kegiatan penanggulangan
bencana banjir adalah 3 responden (3) menjawab sangat setuju 28 responden
(28) menjawab setuju 54 responden (54) menjawab tidak setuju dan 15
(3)
(28)
(54)
(15)
0
10
20
30
40
50
60
Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
104
responden (15) menjawab sangat tidak setuju Dengan demikian secara
mayoritas responden dapat dikatakan menjawab tidak setuju Ini dikarenakan
dalam pemberian informasi hasil kegiatan penanggulangan bencana banjir tidak
seluruh atau semuanya diketahui oleh masyarakat
Kemudian selanjutnya berdasarkan hasil penelitian di lapangan dari butir
kedua indikator umpan balik berikut adalah diagram dan pertanyaannya
Diagram 422
BPBD Selalu Melaksanakan Penilaian Atas Prestasi Kerja
Berdasarkan diagram 422 diatas mengenai tanggapan responden atas
pernyataan BPBD selalu melaksanakan penilaian-penilaian atas prestasi kerja
adalah 1 responden (1) menjawab sangat setuju 23 responden (23) menjawab
setuju 72 responden (72) menjawab tidak setuju dan 4 responden (4)
menjawab sangat tidak setuju Dengan demikian secara mayoritas responden
(1)
(23)
(72)
(4)
0
10
20
30
40
50
60
70
80
Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
105
dapat dikatakan menjawab tidak setuju Ini dikarenakan dalam pelaksanaan
evaluasi atau penilaian kinerja masih belum berjalan dengan baik dan masyarakat
masih belum melihat perubahan-perubahan yang signifikan
Berikutnya berdasarkan hasil penelitian di lapangan dari butir ketiga
indikator umpan balik berikut adalah diagram dan pertanyaannya
Diagram 423
BPBD Perlu Menindaklanjuti Kegiatan Yang Dilaksanakan
Berdasarkan diagram 423 diatas mengenai tanggapan responden atas
pernyataan BPBD perlu menindaklanjuti kegiatan yang telah dilaksanakan adalah
7 responden (7) menjawab sangat setuju 58 responden (58) menjawab setuju
31 responden (31) menjawab tidak setuju dan 4 responden (4) menjawab
sangat tidak setuju Dengan demikian secara mayoritas responden dapat dikatakan
menjawab setuju Ini dikarenakan dalam setiap kegiatan harus selalu ada tindak
(7)
(58)
(31)
(4)
0
10
20
30
40
50
60
70
Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
106
lanjutnya agar nantinya dapat menciptakan suatu kegiatan yang lebih baik lagi di
masa yang akan datang Sehingga dalam pelaksanaannya BPBD dapat optimal dan
lebih responsif dalam penanggulangan bencana khususnya dalam penanggulangan
bencana banjir
44 Pengujian Hipotesis
Penelitian ldquoKinerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)
dalam Penanggulangan Bencana Banjir di Kabupaten Lebakrdquo ini memiliki
hipotesis sebagai berikut
ldquoKinerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah Dalam
Penanggulangan Bencana Banjir di Kabupaten Lebak paling tinggi
mencapai 65 dari nilai idealnya 100rdquo
Sementara tujuan daripada pengujian hipotesis ini yaitu untuk mengetahui
tingkat signifikansi dari hipotesis yang diajukan Pada tahap pengujian hipotesis
ini peneliti menggunakan rumus t-test satu sampel
Berdasarkan penghitungan data skor ideal yang diperoleh adalah 4 x 21 x
100 = 8400 Keterangannya adalah 4 = nilai tertinggi dari setiap pilihan jawaban
pernyataan yang diajukan kepada responden (kriteria penilaian skor berdasarkan
skala Likert) 21 = jumlah item pertanyaan yang diajukan kepada responden dalam
bentuk koesioner dan 100 = jumlah sampel yang dijadikan responden dalam
penelitian ini Selanjutnya untuk jumlah skor penelitian (lihat di lampiran tabel
distrribusi data) adalah sebesar 5049 Dengan demikian maka nilai ldquoKinerja
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dalam Penanggulangan Bencana
107
Banjir Di Kabupaten Lebakrdquo adalah 5049 8400 = 06010 maka diprosentasikan
60
Skor ideal untuk Kinerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah Dalam
Penanggulangan Bencana Banjir Di Kabupaten Lebak adalah 4 x 21 x 100 = 8400
Keterangannya adalah 4 = nilai tertinggi dari setiap pilihan jawaban pernyataan
yang diajukan kepada responden (kriteria penilaian skor berdasarkan skala Likert)
21 = jumlah item pertanyaan yang diajukan kepada responden dalam bentuk
koesioner dan 100 = jumlah sampel yang dijadikan responden dalam penelitian
ini dan nilai meannilai rata-rata adalah 8400 100 = 84 Sehingga untuk Kinerja
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dalam Penanggulangan Bencana
Banjir Di Kabupaten Lebak nilai yang dihipotesiskan tertinggi 65 dari yang
diharapkan Sementara nilai yang dihipotesiskan adalah 065 x 84 = 55 Untuk
perhitungan hipotesis statistiknya adalah sebagai berikut Ha untuk memprediksi
micro lebih kecil atau sama dengan 65 dari skor ideal
H0 = micro gt65 gt 065 x 84 = 55
Ha = micro lt 65 lt 065 x 84 = 55
Pengujian hipotesis menggunakan rumus t- test satu sampel dengan uji
pihak kiri adalah sebagai berikut
Diketahui
micro =5049
100
= 5049
micro0= 55
108
s =
n
s
x
s = 766
n = 100
ditanya t
t =
n
s
x
t = - 549 x 10
766
t = - 716
Dari hasil penghitungan di atas dapat dilihat bahwa nilai thitung adalah -
716 Nilai thitung tersebut selanjutnya dibandingkan dengan nilai ttabel dengan
derajat kebebasan (dk) = (n ndash 1) = ( 100 ndash 1) = 99 dan taraf kesalahan = 10
untuk uji satu pihak kiri didapat nilai ttabel yaitu -1289 Karena nilai thitung lebih
kecil dari pada nilai ttabel (-716 lt -1289) dan jatuh pada daerah penerimaan Ha
maka hipotesis alternatif (Ha) diterima dan hipotesis nol (H0) ditolak Dapat dilihat
pada gambar 42 mengenai kurva daerah penerimaan Ha dan penolakan H0
Dari perbandingan jumlah data yang terkumpul dengan skor ideal
ditemukan bahwa Kinerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dalam
Penanggulangan Bencana Banjir di Kabupaten Lebak yaitu
5049
8400 x 100 = 6010
109
Jadi hipotesis yang menyatakan bahwa Kinerja Badan Penanggulangan
Bencana Daerah (BPBD) dalam Penanggulangan Bencana Banjir di Kabupaten
Lebak paling tinggi 65 dari nilai idealnya 100 dapat diterima atau dari
penghitungan sampel rata-rata menghasilkan nilai sebesar 6010 dibulatkan
menjadi 60 Berikut kurva daerah penerimaan Hipotesis alternatif (Ha) dan
daerah penerimaan H0
Gambar 42
Kurva Penerimaan dan Penerimaan H0
-716 0 1289
60 65
Berdasarkan gambar di atas dapat dilihat bahwa thitung ternyata jatuh pada
daerah penerimaan Ha dengan demikian Ha diterima dan H0 ditolak
45 Interpretasi Hasil Penelitian
Penelitian dengan judul Kinerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah
(BPBD) dalam Penanggulangan Bencana Banjir di Kabupaten Lebak sebelumnya
telah mempunyai rumusan masalah deskriptif dan peneliti berusaha menjawab
perumusan masalah tersebut Rumusan masalah tersebut adalah ldquoSeberapa besar
Daerah penerimaan Ha
Daerah Penerimaan H0
110
Kinerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah Dalam Penanggulangan Bencana
Banjir Di Kabupaten Lebakrdquo
Untuk menjawab rumusan masalah deskriptif dalam penelitian ini dapat
dilihat dari pemaparan pengujian hipotesis yang menggunakan rumus t-test satu
sampel dengan menguji pihak kiri bahwa harga thitung lebih kecil (lt) dari harga
ttabel dan itu dapat diartikan bahwa Ha diterima dan H0 ditolak Karena dari hasil
pengujian menunjukan bahwa hipotesis mencapai 6010 dari angka yang
diharapkan 65
Berdasarkan dari data pengujian hipotesis tersebut dapat dijelaskan bahwa
ldquoKinerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dalam Penanggulangan
Bencana Banjir di Kabupaten Lebakrdquo mencapai 6010 dari angka tertinggi yang
dihipotesiskan yaitu 65 Ini berarti tingkat Kinerja Badan Penanggulangan
Bencana Daerah (BPBD) dalam Penanggulangan Bencana Banjir di Kabupaten
masuk dalam kategori kurang baik Hal tersebut dapat dilihat pada pengkategorian
sebagai berikut
Kategori Instrumen
2100 4200 6300 8400
5049
Tidak Baik Kurang Baik Baik Sangat Baik
111
Nilai 5049 termasuk dalam kategori interval kurang baik dan baik maka
hasil di atas masuk dalam kategori kurang baik karena lebih mendekati pada
kategori kurang baik
46 Pembahasan
Berdasarkan teori kinerja organisasi menurut Hersey Blanchard dan
Johnson bahwa kinerja organisasi dapat diukur dari beberapa aspek diantaranya
tujuan standar alatsarana kompetensi motif peluang dan umpan balik
(Wibowo 2011102) Maka dengan teori kinerja organisasi tersebut dapat
mengukur dan menjelaskan Kinerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah
(BPBD) dalam Penanggulangan Bencana Banjir di Kabupaten Lebak Penjelasan
dari hasil pengolahan data dari indikator kinerka organisasi tersebut lebih jelasnya
akan dipaparkan di bawah ini
1 Indikator Tujuan
Indikator tujuan berkaitan dengan tujuan pada Badan Penanggulangan
Bencana Daerah dalam penanggulangan bencana banjir di Kabupaten
Lebak yang diantaranya adalah berkaitan dengan pengurangan resiko
bencana pada saat prabencana penanganan kedaruratan saat bencana
terjadi dan pemulihan pada saat setelah terjadi bencana (pasca bencana)
Dalam hal ini masyarakat di Kabupaten Lebak merasakan akan adanya
pelayanan kebencanaan yang merupakan tugas dari BPBD khususnya
dalam bencana banjir Dari hasil pengolahan data dalam indikator tujuan
ini memuat 3 butir instrumen pertanyaandalam pengolahannya didapatkan
112
dari skor ideal indikator tujuan adalah 4 x 3 x 100 = 1200 (4 = nilai dari
setiap jawaban pertanyaan yang diajukan pada responden kriteria skor
berdasarkan pada skala Likert 3 = jumlah pertanyaan yang ada pada
indikator tujuan 100 = jumlah sampel yang dijadikan responden) Setelah
menemukan skor ideal kemudian dibagikan dengan skor riil yang diisi
oleh responden jadi tingkat persetujuan dari indikator tujuan yaitu sebesar
754 1200 = 063 x 100 = 63 Berdasarkan hasil tersebut dapat
dikatakan Kinerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah dalam
penanggulangan Kabupaten Lebak baik Sebagaimana digambarkan
dalam kategori di bawah ini
Kategori Instrumen
300 600 900 1200
754
Nilai 754 termasuk dalam interval kurang baik dan baik maka hasil di atas
masuk dalam kategori baik karena lebih mendekati pada kategori baik
2 Indikator Standar
Indikator standar berkaitan dengan SOP (Standard Operating Procedure)
yang memuat mengenai pelayanan BPBD yang sesuai prosedur adil dan
tidak didkriminatif serta cepat dalam penanggulangan bencana banjir di
Kabupaten Lebak Dari hasil pengolahan data pada indikator standar ini
Tidak Baik Kurang Baik Baik Sangat Baik
113
memuat 3 butir pertanyaan Dalam pengolahannya diperoleh dari skor
ideal indikator standar yaitu 4 x 3 x 100 = 1200 (4 = nilai dari setiap
jawaban pertanyaan yang diajukan pada responden kriteria skor
berdasarkan pada skala Likert 3 = jumlah pertanyaan yang ada pada
indikator standar 100 = jumlah sampel yang dijadikan responden) Setelah
menemukan skor ideal kemudian dibagikan dengan skor riil yang diisi
oleh responden yaitu sebesar 716 1200 x 100 = 60 Hal ini dapat
diartikan bahwa Kinerja BPBD dalam Penanggulangan Bencana Banjir di
Kabupaten Lebak berjalan kurang baik bila dilihat dari indikator standar
Sebagaimana digambarkan dalam kategori berikut ini
Kategori Instrumen
300 600 900 1200
716
Nilai 716 termasuk dalam interval kurang baik dan baik maka hasil di atas
masuk dalam kategori kurang baik karena lebih mendekati pada kategori
kurang baik
3 Indikator Alatsarana
Indikator Alatsarana merupakan indikator untuk mengukur terkait dengan
ketersediaannya kelengkapan peralatan penanggulangan bencana banjir
alat komunikasi dan tempat penyimpanan logistik untuk menunjang
Tidak Baik Kurang Baik Baik Sangat Baik
114
Kinerja BPBD dalam Penaggulangan Bencana Banjir di Kabupaten Lebak
Dari hasil pengolahan data pada indikator alatsarana ini memuat 3 butir
pertanyaan Dalam pengolahannya diperoleh dari skor ideal indikator
alatsarana yaitu 4 x 3 x 100 = 1200 (4 = nilai dari setiap jawaban
pertanyaan yang diajukan pada responden kriteria skor berdasarkan pada
skala Likert 3 = jumlah pertanyaan yang ada pada indikator tujuan 100 =
jumlah sampel yang dijadikan responden) Setelah menemukan skor ideal
kemudian dibagikan dengan skor riil yang diisi oleh responden yaitu
sebesar 704 1200 x 100 = 59 Hal ini dapat diartikan bahwa Kinerja
BPBD dalam Penanggulangan Bencana Banjir di Kabupaten Lebak
berjalan kurang baik bila dilihat dari indikator alatsarana Sebagaimana
digambarkan dalam kategori berikut ini
Kategori Instrumen
300 600 900 1200
704
Nilai 704 termasuk dalam interval kurang baik dan baik maka hasil di atas
masuk dalam kategori kurang baik karena lebih mendekati pada kategori
kurang baik
4 Indikator Kompetensi
Tidak Baik Kurang Baik Baik Sangat Baik
115
Indikator kompetensi berkaitan dengan kemampuan aparaturpegawai dan
kesesuaian pegawai dengan tugas dan fungsinya Dalam hal ini
kemampuan dan tugas pegawai BPBD terkait dalam penanggulangan
bencana banjir sudah mumpuni atau belum dalam menunjang kinerja
BPBD dalam Penanggulangan Bencana Banjir di Kabupaten Lebak Dari
hasil pengolahan data pada indikator kompetensi ini memuat 3 butir
pertanyaan Dalam pengolahannya diperoleh dari skor ideal indikator
kompetensi yaitu 4 x 3 x 100 = 1200 (4 = nilai dari setiap jawaban
pertanyaan yang diajukan pada responden kriteria skor berdasarkan pada
skala Likert 3 = jumlah pertanyaan yang ada pada indikator kompetensi
100 = jumlah sampel yang dijadikan responden) Setelah menemukan skor
ideal kemudian dibagikan dengan skor riil yang diisi oleh responden yaitu
sebesar 706 1200 x 100 = 59 Hal ini dapat diartikan bahwa Kinerja
BPBD dalam Penanggulangan Bencana Banjir di Kabupaten Lebak
berjalan kurang baik bila dilihat dari indikator kompetensi Sebagaimana
digambarkan dalam kategori berikut ini
Kategori Instrumen
300 600 900 1200
706
Tidak Baik Kurang Baik Baik Sangat Baik
116
Nilai 706 termasuk dalam interval kurang baik dan baik maka hasil di atas
masuk dalam kategori kurang baik karena lebih mendekati pada kategori
kurang baik
5 Indikator Motif
Indikator motif berkaitan dengan motivasi dalam penanggulangan
bencana prilaku pegawaiaparatur dan sosialisasi bahaya banjir Indikator
motif ini berkaitan dengan motivasi dalam mendukung kinerja BPBD
dalam Penanggulangan Bencana Banjir di Kabupaten Lebak Dari hasil
pengolahan data dalam indikator motif ini memuat 3 butir instrumen
pertanyaandalam pengolahannya didapatkan dari skor ideal indikator
tujuan adalah 4 x 3 x 100 = 1200 (4 = nilai dari setiap jawaban pertanyaan
yang diajukan pada responden kriteria skor berdasarkan pada skala Likert
3 = jumlah pertanyaan yang ada pada indikator motif 100 = jumlah
sampel yang dijadikan responden) Setelah menemukan skor ideal
kemudian dibagikan dengan skor riil yang diisi oleh responden jadi
tingkat persetujuan dari indikator motif yaitu sebesar 723 1200 = 06 x
100 = 60 Berdasarkan hasil tersebut dapat dikatakan Kinerja Badan
Penanggulangan Bencana Daerah dalam penanggulangan banjir di
Kabupaten Lebak kurang baik Sebagaimana digambarkan dalam kategori
di bawah ini
117
Kategori Instrumen
300 600 900 1200
723
Nilai 723 termasuk dalam interval kurang baik dan baik maka hasil di atas
masuk dalam kategori kurang baik karena lebih mendekati pada kategori
kurang baik
6 Indikator Peluang
Indikator peluang berkaitan dengan komunitas masyarakat tangguh
bencana solusi bencana banjir dan partispasi masyarakat dalam
penanggulangan bencana banjir Indikator peluang ini berkaitan dengan
peluang-peluang untuk mendukung kinerja BPBD dalam Penanggulangan
Bencana Banjir di Kabupaten Lebak Dari hasil pengolahan data dalam
indikator peluang ini memuat 3 butir instrumen pertanyaan dalam
pengolahannya didapatkan dari skor ideal indikator tujuan adalah 4 x 3 x
100 = 1200 (4 = nilai dari setiap jawaban pertanyaan yang diajukan pada
responden kriteria skor berdasarkan pada skala Likert 3 = jumlah
pertanyaan yang ada pada indikator peluang 100 = jumlah sampel yang
dijadikan responden) Setelah menemukan skor ideal kemudian dibagikan
dengan skor riil yang diisi oleh responden jadi tingkat persetujuan dari
indikator peluang yaitu sebesar 738 1200 = 059 x 100 = 59
Tidak Baik Kurang Baik Baik Sangat Baik
118
Berdasarkan hasil tersebut dapat dikatakan Kinerja Badan Penanggulangan
Bencana Daerah dalam penanggulangan banjir di Kabupaten Lebak
kurang baik Sebagaimana digambarkan dalam kategori di bawah ini
Kategori Instrumen
300 600 900 1200
738
Nilai 738 termasuk dalam interval kurang baik dan baik maka hasil di atas
masuk dalam kategori kurang baik karena lebih mendekati pada kategori
kurang baik
7 Indikator Umpan Balik
Indikator umpan balik berkaitan dengan pelaporan hasil kegiatan
penilaian kinerja dan tindak lanjut dari kegiatan penanggulangan bencana
banjir oleh BPBD Indikator umpan balik ini berkaitan dengan umpan-
umpan yang dilaksanakan dimasa yang akan datang untuk mendukung
kinerja BPBD dalam Penanggulangan Bencana Banjir di Kabupaten
Lebak Dari hasil pengolahan data dalam indikator umpan balik ini
memuat 3 butir instrumen pertanyaan dalam pengolahannya didapatkan
dari skor ideal indikator tujuan adalah 4 x 3 x 100 = 1200 (4 = nilai dari
setiap jawaban pertanyaan yang diajukan pada responden kriteria skor
berdasarkan pada skala Likert 3 = jumlah pertanyaan yang ada pada
Tidak Baik Kurang Baik Baik Sangat Baik
119
indikator peluang 100 = jumlah sampel yang dijadikan responden)
Setelah menemukan skor ideal kemudian dibagikan dengan skor riil yang
diisi oleh responden jadi tingkat persetujuan dari indikator peluang yaitu
sebesar 708 1200 = 059 x 100 = 59 Berdasarkan hasil tersebut dapat
dikatakan Kinerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah dalam
penanggulangan banjir di Kabupaten Lebak kurang baik Sebagaimana
digambarkan dalam kategori di bawah ini
Kategori Instrumen
300 600 900 1200
708
Nilai 708 termasuk dalam interval kurang baik dan baik maka masuk
dalam kategori kurang baik karena lebih mendekati pada kategori kurang
baik
Berdasarkan perhitungan pada setiap indikator di atas dapat
disimpulkan bahwa tingkat persetujuan responden terhadap indikator
penelitian yaitu indikator tujuan sejauh ini baru mencapai 63 indikator
standar 60 indikator alatsarana 59 kompetensi 59 motif 60
indikator peluang 59 dan indikator umpan balik 59
Dari masing-masing tingkat persetujuan tersebut dapat diartikan
bahwa Kinerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah Dalam
Tidak Baik Kurang Baik Baik Sangat Baik
120
Penanggulangan Bencana Banjir Di Kabupaten Lebak dilihat dari tujuh
indikator diantaranya indikator tujuan standar alatsarana kompetensi
motif peluang dan umpan balik Dapat dikatakan kurang baik Untuk
lebih jelasnya dapat dilihat di bawah ini
Berdasarkan hasil koesioner dan pemaparan di atas maka total
skor pada tiap-tiap indikator dalam penelitian ini dimana menggunakan
tujuh indikator kinerja menurut Hersey Blanchard dan Johnson dalam
buku Wibowo Dalam hal ini Kinerja BPBD Dalam Penanggulangan
Bencana Banjir Di Kabupaten Lebak ditunjukan pada diagram berikut
Diagram 424
Tingkat Kinerja BPBD Dalam Penanggulangan Bencana Banjir di
Kabupaten Lebak Berdasarkan Indikator
Sumber Peneliti 2014
57
58
59
60
61
62
63
64 63
60
59 59
60
59 59
BAB V
PENUTUP
51 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian penghitungan dan pengujian hipotesis maka
dapat diketahui ldquoKinerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dalam
Penanggulangan Bencana Banjir di Kabupaten Lebak tercapai 60 dari
maksimal 65 Pengujian hipotesis yang dilakukan berdasarkan uji hipotesis
pihak kiri menunjukan bahwa Ha diterima dan Ho ditolak yang berarti Kinerja
BPBD Dalam Penanggulangan Bencana Banjir di Kabupaten Lebak dalam
pencapaiannya sebesar 60 dari yang diharapkan Ini berarti ketercapaian lebih
kecil dari hipotesis awal yakni 65 Hal ini di dapat berdasarkan pada hasil
penghitungan perbandingan antara jumlah data yang terkumpul dengan skor ideal
Dalam hal ini disebabkan oleh adanya permasalahan yang timbul dalam
proses penyelenggaraan penanggulangan bencana banjir yang belum dapat
sepenuhnya teratasi Diantaranya permasalahan terkait dengan alatsarana yang
belum memadai Hal ini dapat dilihat dari hasil penghitungan data tingkat kinerja
indikator alatsarana yaitu didapatkan hasil sebesar 59 Ini menggambarkan
bahwa tingkat persetujuannya masih rendah dari yang diharapkan 65 yang
menunjukan bahwa masih minimnya alatsarana penanggulangan bencana banjir
Ditambah pula dengan keterbatasan sumber daya manusia yang professional di
bidang kebencanaan khususnya dalam penanggulangan bencana banjir di
Kabupaten Lebak Dari data penghitungan indikator kompetensi menunjukan hasil
sebesar 59 dan ini menunjukan bahwa tingkat persetujuannya masih rendah dari
nilai yang diharapkan 65
52 Saran
Saran yang dapat diberikan oleh peneliti berdasarkan hasil penelitian di
lapangan yaitu
1 Alatsarana dalam penanggulangan bencana banjir harus ditambah dan
dilengkapi Pasalnya wilayah Kabupaten Lebak yang tersebar di 15
Kecamatan rawan akan bencana banjir tiap tahunnya Sehingga
membutuhkan alatsarana yang lebih lengkap agar proses penyelenggaraan
bencana banjir dapat diatasi dengan baik
2 Aparatur atau Sumber Daya Manusia (SDM) harus ditambah dan
ditingkatkan kompetensinya Sehingga dalam penyelenggaraan
penanggulangan bencana banjir dapat dilaksanakan dengan profesional
DAFTAR PUSTAKA
Sumber Buku
Departemen Pendidikan Nasional 2008 Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi
Ke- 4 Jakarta Gramedia
Hasibuan Malayu SP 2006 Manajemen Dasar Pengertian dan Masalah
Jakarta Bumi Aksara
Irawan Prasetya 2006 Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif Untuk Ilmu-ilmu
Sosial Jakarta FISIP UI
Kodoatie J R dan Sugiyanto 2002 Banjir Beberapa Masalah dan Metode
Pengendaliannya dalam Perspektif Lingkungan Yogyakarta Pustaka
Pelajar
Nurjanah dkk 2013 Manajemen Bencana Bandung Alfabeta
Mangkunegara AA Anwar Prabu 2006 Evaluasi Kinerja Sumber Daya
Manusia Bandung PT Refika Aditama
Keban Jeremias T 2003 Indikator Kinerja Pemerintah Daerah Pendekatan
Manajemen dan Kebijakan Makalah Seminar Sehari Yogyakarta
FISIPOL UGM
Mahmudi 2013 Manajemen Kinerja Sektor Publik Yogyakarta UPP STIM
YKPN
Mahsun Muhammad 2006 Pengukuran Kinerja Sektor Publik Yogyakarta FE
UGM
Mangkunegara Prabu Anwar 2001 Manajemen Sumber Daya Manusia
Perusahaan Bandung Remaja Rosdakarya
Miles Matthew dan Michael Huberman 2009 Analisis Data Kualitatif (Buku
Sumber Tentang Metode-metode Baru) Jakarta UI Press
Moeheriono 2010 Pengukuran Kinerja Berbasis Kompetensi Bogor Ghalia
Indonesia
Moleong Lexy J 2007 Metode Penelitian Kualitatif Bandung Remaja
Rosdakarya
Prawirosentono 1999 Manajemen Sumber Daya Manusia Kebijakan Kinerja
Karyawan Yogyakarta BPFE
Robbins Stephen P 2001 Prilaku Organisasi Jakarta Prenhalindo
Satori Djamrsquoan dan Komariah 2010 Metode Penelitian Kualitaif Bandung
Alfabeta
Sedarmayanti 2004 Sumber Daya Manusia dan Produktivitas Kerja Jakarta
CV Mandar maju
Simanjuntak Payaman J 2005 Manajemen dan Evaluasi Kinerja Jakarta FE UI
Sinambela Lijan Poltak dkk 2014 Reformasi Pelayanan Publik Teori
Kebijakan dan Implementasi Jakarta Bumi Aksara
Sobandi Baban 2006 Desentralisasi dan Tuntunan Penataan Kelembagaan
Daerah Bandung Humaniora
Steers RM 2003 Organization Effectiveness A Behavioral View Jakarta
Erlangga
Sugiyono 2008 Metode Penelitian Kuantiatif Kualitatif dan RampD Bandung
Alfbeta
Sugiyono 2009 Memahami Penelitian Kualitatif Bandung Alfabeta
Sugiyono 2010 Metode Penelitian Admninistrasi Bandung Alfabeta
Surjadi 2009 Pengembangan Kinerja Pelayanan Publik Bandung Refika
Aditama
Taniredja Tukiran dan Hidayati Mustafidah 2012 Penelitian Kualitatif Sebuah
Pengantar Bandung Alfabeta
Wibowo 2011 Manajemen Kinerja Jakarta RajaGarafindo Persada
Sumber Peraturan
UUD 1945 Pembukaan
UU No 24 Tahun 2007 Tentang Penanggulangan Bencana
Peraturan Daerah Kabupaten Lebak No 3 Tahun 2011 Tentang Pembentukan
Organisasi dan Tata Kerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah
Sumber Internet
httpwwwantaranewscom 1200 warga rangkasbitung korban banjir mengungsi
Diakses tanggal 28 Mei 2014 Pukul 2115 WIB
httpwwwmerdekacom peristiwa 15 kecamatan di lebak banten terendam
banjir 3 tewas Diakses tanggal 24 Mei 2014 Pukul 1524 WIB
httpp2mbgeografiupiedu Tentang_Bencana Diakses pada tanggal 5 Juni
2014 Pukul 1500 WIB
Sumber Dokumen
Buku Panduan Penanggulangan Bencana
Laporan Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Lebak Kejadian
Bencana Banjir dan Longsor tahun 2013 dan 2014
Profil Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Banten
Skripsi Chandra Yudiana Efendi Kinerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah
(BPBD) di Wilayah Kecamatan Baleendah Kabupaten Bandung tahun
2012
Skripsi Marino Y Cristanti Marbun Peranan Koordinasi Badan Penanggulangan
Bencana Daerah (BPBD) Kota Medan dalam Upaya Penanggulangan
Bencana Banjir di Kota Medan tahun 2013
KOESIONER PENELITIAN
IDENTITAS RESPONDEN
No Responden
Pekerjaan
Jenis Kelamin
Alamat
PETUNJUK PENGISIAN
1 Bacalah angket ini dengan teliti supaya BapakIbu mengerti maksud
pertanyaannya
2 Pilihlah salah satu jawaban yang dianggap paling sesuai dari beberapa pilihan
dengan cara di silang (X)
3 Bila terdapat pertanyaan yang kurang dimengerti dapat ditanyakan langsung
kepada peneliti
A Indikator Tujuan
1 Setujukah bahwa aparatur Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)
Kabupaten Lebak telah melaksanakan kegiatan sosialisasi pengurangan akan
risiko bencana bencana banjir pada saat sebelum bencana terjadi
a Sangat Setuju
b Setuju
c Tidak Setuju
d Sangat Tidak Setuju
2 Setujukah bahwa aparatur Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)
Kabupaten Lebak telah melaksanakan tugas dalam penanganan kedaruratan
bencana banjir
a Sangat Setuju
b Setuju
c Tidak Setuju
d Sangat Tidak Setuju
3 Setujukah bahwa aparatur Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)
Kabupaten Lebak menyelenggarakan pemulihan setelah bencana banjir terjadi
a Sangat Setuju
b Setuju
c Tidak Setuju
d Sangat Tidak Setuju
B Indikator Standar
4 Setujukah bahwa aparatur Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)
Kabupaten Lebak sesuai prosedur dalam penanggulangan banjir
a Sangat Setuju
b Setuju
c Tidak Setuju
d Sangat Tidak Setuju
5 Setujukah bahwa aparatur Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)
Kabupaten Lebak menyelenggarakan penanggulangan bencana banjir dengan
mengedepankan keadilan dan tidak diskriminatif
a Sangat Setuju
b Setuju
c Tidak Setuju
d Sangat Tidak Setuju
6 Setujukah bahwa aparatur Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)
Kabupaten Lebak menyelenggarakan penanggulangan bencana banjir dengan
cepat tanggap
a Sangat Setuju
b Setuju
c Tidak Setuju
d Sangat Tidak Setuju
C Indikator Alat Sarana
7 Setujukah bahwa Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten
Lebak memiliki peralatan yang lengkap dalam penyelenggaraan penanggulangan
bencana banjir
a Sangat Setuju
b Setuju
c Tidak Setuju
d Sangat Tidak Setuju
8 Setujukah bahwa aparatur Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)
Kabupaten Lebak memiliki alat komunikasi untuk menginfomasikan bencana
banjir
a Sangat Setuju
b Setuju
c Tidak Setuju
d Sangat Tidak Setuju
9 Setujukah bahwa aparatur Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)
Kabupaten Lebak memiliki tempat penyimpanan alat dan logistik yang memadai
a Sangat Setuju
b Setuju
c Tidak Setuju
d Sangat Tidak Setuju
D Indikator Kompetensi
10 Setujukah bahwa aparatur Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)
Kabupaten Lebak memiliki kemampuan yang baik untuk menyelenggarakan
penanggulangan bencana banjir
a Sangat Setuju
b Setuju
c Tidak Setuju
d Sangat Tidak Setuju
11 Setujukah bahwa aparatur Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)
Kabupaten Lebak memberikan informasi setiap akan datangnya terjadi bencana
banjir
a Sangat Setuju
b Setuju
c Tidak Setuju
d Sangat Tidak Setuju
12 Setujukah bahwa aparatur Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)
Kabupaten Lebak melaksanakan tugas penanggulangan bencana banjir sesuai
tugas dan fungsinya masing-masing
a Sangat Setuju
b Setuju
c Tidak Setuju
d Sangat Tidak Setuju
E Indikator Motif
13 Setujukah bahwa Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten
Lebak telah memberikan penyuluhan tentang bahayanya akan bencana banjir
a Sangat Setuju
b Setuju
c Tidak Setuju
d Sangat Tidak Setuju
14 Setujukah bahwa aparatur Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)
Kabupaten Lebak memiliki motivasi untuk melaksanakan penanggulangan
bencana banjir
a Sangat Setuju
b Setuju
c Tidak Setuju
d Sangat Tidak Setuju
15 Setujukah bahwa aparatur Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)
Kabupaten Lebak berprilaku sukarela dalam penanggulangan bencana banjir
a Sangat Setuju
b Setuju
c Tidak Setuju
d Sangat Tidak Setuju
F Indikator Peluang
16 Setujukah bahwa aparatur Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)
Kabupaten Lebak telah memberikan pelatihan terhadap Komunitas Masyarakat
Tangguh akan bencana banjir
a Sangat Setuju
b Setuju
c Tidak Setuju
d Sangat Tidak Setuju
17 Setujukah bahwa aparatur Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)
Kabupaten Lebak telah memberikan solusi tentang bahayanya bencana banjir
a Sangat Setuju
b Setuju
c Tidak Setuju
d Sangat Tidak Setuju
18 Setujukah bahwa aparatur Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)
Kabupaten Lebak telah memberikan kebebasan kepada masyarakat untuk ikut
serta dalam penanggulangan bencana banjir
a Sangat Setuju
b Setuju
c Tidak Setuju
d Sangat Setuju
G Indikator Umpan Balik
19 Setujukah bahwa aparatur Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)
Kabupaten Lebak selalu menginformasikan hasil kegiatan dalam
penyelenggaraan penanggulangan bencana banjir
a Sangat Setuju
b Setuju
c Tidak Setuju
d Sangat Tidak Setuju
20 Setujukah bahwa aparatur Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)
Kabupaten Lebak selalu melaksanakan penilaian-penilaian atas prestasi kerja
yang telah dikerjakan
a Sangat Setuju
b Setuju
c Tidak Setuju
d Sangat Tidak Setuju
21 Setujukah bahwa aparatur Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)
Kabupaten Lebak perlu menindaklanjuti kegiatan yang telah dilaksanakan
a Sangat Setuju
b Setuju
c Tidak Setuju
d Sangat Tidak Setuju
P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 P11 P12 P13 P14 P15 P16 P17 P18 P19 P20 P21
1 L Petani 2 2 3 2 2 1 4 4 4 3 3 3 4 3 2 3 4 4 3 3 3 62
2 L Wiraswasta 2 2 3 3 2 2 2 3 2 2 3 2 3 3 2 4 4 3 3 2 4 56
3 L Wiraswasta 2 2 3 2 2 2 2 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 57
4 L Petani 2 3 2 4 2 2 2 4 2 2 2 3 2 3 2 2 3 2 2 2 2 50
5 L Petani 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 48
6 L Petani 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 3 2 2 3 45
7 L Petani 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 2 3 3 3 3 3 50
8 L Petani 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 3 46
9 L Petani 3 2 3 2 3 2 2 3 3 3 2 2 3 2 1 2 3 4 1 2 4 52
10 L Petani 3 4 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 60
11 P Pelajar 2 2 3 3 2 2 2 2 3 2 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 54
12 P Pelajar 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 65
13 P Pelajar 2 3 2 2 2 2 2 3 2 3 2 2 3 3 2 3 3 2 3 2 3 51
14 L Pelajar 2 3 2 2 2 2 2 3 2 3 3 3 3 3 2 2 3 2 2 2 2 50
15 L Petani 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 60
16 P Petani 2 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 3 2 3 3 48
17 P Petani 3 3 1 2 1 1 1 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 3 41
18 L Wiraswasta 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1 1 1 1 1 1 3 2 1 2 3 36
19 L Wiraswasta 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 3 45
20 L Buruh 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 3 33
21 P Buruh 2 3 2 3 2 2 2 1 1 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 3 44
22 P Buruh 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1 2 1 2 2 2 2 2 3 2 2 3 41
23 L Buruh 3 3 3 3 4 3 3 3 2 3 2 3 3 2 2 3 2 3 3 2 2 57
24 L Petani 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 2 3 3 3 3 3 2 2 2 2 60
25 P Petani 2 3 2 2 2 2 3 1 3 3 3 3 2 3 3 3 2 2 2 2 2 50
26 P Petani 2 3 2 2 3 3 2 3 2 3 3 2 3 3 2 3 2 2 3 3 3 54
27 L Buruh 4 3 3 3 2 3 3 2 2 3 3 2 3 3 3 2 3 3 2 2 3 57
28 L Wiraswasta 2 2 2 2 2 2 1 2 1 2 1 1 2 1 1 1 3 2 2 3 3 38
29 L Petani 2 3 2 2 2 2 2 1 1 1 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 3 42
30 P Wiraswasta 2 3 2 2 2 3 1 1 3 1 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 43
PertanyaanNo TotalLP Status
31 L Wiraswasta 2 4 2 2 2 2 1 1 1 3 1 3 1 3 2 1 1 3 1 2 3 41
32 P Petani 2 2 2 2 1 1 1 2 1 1 1 2 2 2 2 2 2 4 1 1 3 37
33 L Wiraswasta 2 2 1 2 2 2 1 1 2 1 1 2 2 3 2 2 2 3 2 2 1 38
34 L Wiraswasta 2 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 49
35 L Wiraswasta 4 3 4 3 4 4 3 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 2 2 2 2 67
36 P Wiraswasta 3 2 3 2 2 3 3 1 3 2 3 2 3 3 2 2 3 3 3 2 3 53
37 L Wiraswasta 3 3 2 3 3 3 2 3 3 2 2 3 2 3 2 2 3 4 2 2 2 54
38 P Petani 2 3 2 2 2 2 2 3 3 2 3 2 3 3 3 2 3 3 2 2 3 52
39 P Petani 2 3 2 3 3 2 3 2 2 2 3 2 2 2 3 2 3 2 2 2 2 49
40 P Petani 3 2 2 3 3 2 2 3 2 2 3 2 2 2 2 2 2 4 2 2 3 50
41 L Petani 2 3 2 2 1 3 1 3 1 3 1 1 3 1 1 3 1 4 1 2 2 41
42 P Petani 2 4 1 3 1 2 1 2 2 1 2 2 1 2 3 1 1 3 1 1 1 37
43 P Petani 2 2 2 2 1 2 1 2 2 2 2 2 1 1 2 2 1 2 2 2 1 36
44 L Petani 3 4 2 2 3 2 3 2 2 2 1 3 3 1 1 1 2 2 1 2 2 44
45 L Petani 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 3 2 2 2 1 2 2 4 1 1 1 40
46 P Petani 3 3 2 2 2 1 1 3 1 1 1 1 1 2 2 1 1 3 1 3 3 38
47 L Petani 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 3 45
48 L Petani 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 3 2 2 2 2 2 2 2 3 47
49 L Petani 2 3 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 1 3 1 2 3 45
50 L Petani 3 4 2 2 3 2 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 1 3 1 2 3 49
51 P Petani 3 3 2 2 2 1 2 2 2 2 2 3 2 3 2 2 2 3 2 2 3 47
52 L Wiraswasta 2 3 3 3 3 2 2 2 2 1 1 2 2 2 2 1 2 3 2 2 3 45
53 P Pelajar 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 2 2 3 62
54 P Pelajar 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 66
55 P Pelajar 2 3 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 43
56 L Wiraswasta 3 2 3 3 3 3 2 2 2 3 2 2 3 3 3 3 3 4 4 3 3 59
57 P Wiraswasta 1 3 3 2 3 2 2 2 3 2 2 3 2 2 2 2 2 3 2 2 3 48
58 L Pelajar 3 3 3 3 3 3 2 2 2 3 3 3 4 3 3 2 4 3 2 2 2 58
59 L Pelajar 2 3 3 3 4 4 4 4 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 4 69
60 L Wiraswasta 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 3 3 4 4 2 3 4 4 4 4 71
61 L Wiraswasta 2 2 3 2 2 2 3 3 3 2 4 3 4 2 3 3 4 3 3 3 3 59
62 L PNS 2 3 2 3 3 3 2 2 2 2 2 2 3 2 3 2 2 3 2 2 3 50
63 L Wiraswasta 2 3 3 2 3 2 3 3 3 2 3 3 4 3 2 3 3 3 3 3 3 59
64 P PNS 3 4 2 2 2 3 2 2 2 2 2 3 2 2 3 2 2 4 2 2 3 51
65 P Petani 2 2 2 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 3 2 2 2 46
66 L Petani 2 3 2 3 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 3 2 2 3 2 2 2 47
67 P Petani 2 3 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 3 3 47
68 L Petani 3 2 2 2 3 2 2 3 3 2 2 3 2 3 3 2 3 3 3 2 3 53
69 P Petani 3 2 2 2 3 2 2 3 2 2 3 3 3 2 3 3 3 2 3 2 3 53
70 L Petani 3 3 2 3 2 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 61
71 L PNS 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 3 3 3 70
72 L Petani 3 2 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 4 2 2 3 3 3 2 2 2 56
73 L Wiraswasta 3 2 3 3 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 3 2 2 3 49
74 L Petani 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 3 3 3 2 2 2 3 3 1 2 3 46
75 L Wiraswasta 2 3 3 2 2 2 3 3 4 3 2 2 3 2 2 3 2 2 2 3 2 52
76 L Wiraswasta 3 3 3 3 2 3 2 3 2 2 2 2 2 1 2 1 1 1 2 2 3 45
77 P Wiraswasta 1 3 3 2 2 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 2 3 4 3 2 2 55
78 P Petani 3 2 2 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 2 2 2 2 4 3 3 3 56
79 P Petani 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 2 2 2 3 3 1 2 2 53
80 L PNS 3 4 3 3 2 2 2 3 3 3 3 2 2 2 2 3 3 3 2 2 4 56
81 P Petani 3 2 3 2 2 2 2 3 2 2 3 2 3 2 1 2 2 3 2 2 2 47
82 L PNS 3 3 3 3 2 2 3 2 3 2 2 2 3 3 3 3 1 2 1 2 2 50
83 L PNS 3 3 2 4 2 3 3 2 2 3 3 1 4 2 3 1 2 3 2 2 2 52
84 P Pelajar 2 3 2 3 3 3 2 2 1 4 2 3 2 2 2 3 1 2 3 2 2 49
85 L Petani 2 3 3 3 2 2 2 3 4 2 4 1 2 3 3 3 1 2 2 2 3 52
86 P Petani 1 4 2 2 3 3 2 4 1 3 3 2 2 2 3 4 2 1 2 2 3 51
87 L Petani 2 2 3 3 3 2 2 2 1 4 2 2 3 4 1 2 2 3 3 2 2 50
88 P Petani 3 2 1 2 2 2 3 3 3 2 2 3 2 3 3 3 2 1 2 2 2 48
89 L Petani 3 2 3 3 3 2 2 2 4 1 2 3 3 2 2 2 1 3 2 2 2 49
90 P Petani 3 3 3 2 2 2 2 2 4 2 2 2 4 2 2 1 2 2 3 3 2 50
91 L Petani 3 2 2 2 3 3 4 2 3 3 2 1 3 2 2 1 3 2 2 2 2 49
92 P Wiraswasta 2 2 2 4 1 2 3 3 2 2 3 2 3 1 4 2 3 3 2 2 3 51
93 L Wiraswasta 3 2 3 3 3 4 2 2 2 1 3 4 2 2 3 1 2 2 2 3 3 52
94 P Wiraswasta 2 2 2 3 3 1 3 3 4 2 2 3 3 1 2 2 2 3 4 2 3 52
95 L Wiraswasta 2 3 3 3 3 2 2 1 2 4 2 2 3 3 2 2 1 2 3 3 2 50
96 P Petani 2 3 3 3 2 2 2 3 3 1 2 3 2 2 1 2 2 3 3 2 2 48
97 L Petani 1 3 3 3 3 1 2 2 4 3 3 3 2 3 1 2 2 3 3 2 2 51
98 L Petani 2 4 2 3 3 2 1 2 3 3 3 4 2 3 2 3 2 2 1 1 4 52
99 L Petani 2 3 3 3 3 2 2 2 2 4 2 2 3 2 3 2 1 4 2 2 3 52
100 P Petani 3 3 3 3 1 2 3 3 4 2 3 1 2 3 4 2 3 2 2 2 4 55
242 274 238 250 236 230 225 239 240 234 237 235 252 238 233 225 235 278 219 221 268 5049Jumlah
- 01 COVERpdf
- 02 LEMBAR PERSETUJUAN amp PENGESAHANpdf
- 03 KATA PENGANTARpdf
- 04 DAFTAR ISIpdf
- 05 BAB Ipdf
- 06 BAB IIpdf
- 07 BAB IIIpdf
- 08 BAB IVpdf
- 09 BAB Vpdf
- 10 Daftar Pustakapdf
- 11 SURATpdf
- 12 koesionerpdf
- 13 TABEL INDUKpdf
-
ii
4 Mia Dwianna W MIkom Wakil Dekan II Bidang Keuangan danUmum
FISIP Universitas Sultan Ageng Tirtayasa
5 Ismanto SSos MM Wakil Dekan III Bidang Kemahasiswaan FISIP
Universitas Sultan Ageng Tirtayasa
6 Rina Yulianti SIP MSi Ketua Program Studi Ilmu Administrasi
Negara FISIP Universitas Sultan Ageng Tirtayasa
7 Anis Fuad SSos MSi Sekertaris Program Studi Ilmu Administrasi
Negara FISIP Universitas Sultan Ageng Tirtayasa
8 Riny Handayani MSi Dosen Pembimbing I terima kasih telah
meluangkan waktunya untuk melakukan sesi bimbingan dan memberikan
masukan serta arahannya yang sangat membantu Peneliti dalam
menghadapi masalah-masalah terkait penyusunan skripsi ini
9 Deden M Haris MSi terima kasih atas pengarahan dan bimbingannya
selama ini
10 Kepada seluruh Dosen Program Studi Ilmu Administrasi Negara yang
tidak dapat peneliti sebutkan satu persatu yang telah dan pernah
memberikan bekal-bekal ilmiah kepada peneliti selama proses belajar
mengajar
11 Para staf Tata Usaha (TU) Program Studi Ilmu Administrasi Negara atas
segal sumbangsihnya
12 Untuk Kedua orang tuaku Ibu dan Bapak yang selau memberikan
dorongan dorsquoa dan biaya tanpa henti hingga detik ini
iii
13 Untuk Kakak-kakaku yang selalu memberikan motivasi untuk
menyelesaikan proposal penelitian ini
14 Yth Bapak Kaprawi selaku Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan
Bencana Daerah Kabupaten Lebak Bapak Bernardi Kasie Kedaruratan
Bapak Febi Kasie Kesiapsiagaan Terima kasih atas arahan dan pemberian
data-data kepada peneilti
15 Kepada Sdr Nani Nurul Hidayah atas dorsquoa dan motivasi yang tiada henti
kepada peneliti Kamu adalah seseorang yang berharga bagi hidupku
16 Kepada sahabatku Agus Muizudin Ismatullah Adi Fajar Nugraha Yogi
M Akbar dan Rifki Apriadi Firdaus yang selalu membantu peneliti dalam
penelitian ini
17 Kepada teman-teman seperjuangan Aat Syafaat Ikhwan Effendi Wahyu
Firmansyah Arif Syandi Negara dan Noel Ricky R yang telah
memberikan semangat kepada peneliti
18 Kepada teman-teman kelas G Non Reguler angkatan 2010 teman-teman
Administrasi Negara angkatan 2010 yang telah menjadi sahabat dan
menemani penulis selama perkuliahan di kampus
19 Kepada semua pihak yang tidak mungkin disebutkan satu-persatu terima
kasih telah bersedia membantu dan memberikan informasi dalam
penyusunan skripsi ini
Peneliti menyadari bahwa proposal skripsi ini masih jauh dari
kesempurnaan dikarenakan keterbatasan ilmu Peneliti Oleh karena itu Peneliti
dengan rendah hati memohon maaf atas kekurangan dan kelemahan yang terdapat
iv
dalam skripsi ini Peneliti berharap adanya kritik dan saran yang bersifat
membangun demi kesempurnaan penelitian ini
Serang 4 September 2014
Anwar Musyadad
v
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI v
DAFTAR TABEL viii
DAFTAR GAMBAR ix
BAB I PENDAHULUAN
11 Latar Belakang Masalah 1
12 Identifikasi Masalah 10
13 Batasan dan Rumusan Masalah 11
131 Batasan Masalah 11
132 Rumusan Masalah 11
14 Tujuan Penelitian 11
15 Manfaat Penelitian 12
16 Sistematika Penulisan 12
BAB II DESKRIPSI TEORI DAN ASUMSI DASAR
21 Deskripsi Teori 16
211 Konsep Kinerja 16
212 Konsep Organisasi 19
213 Konsep Kinerja Organisasi 20
vi
214 Tujuan Pengukuran Kinerja Sektor Publik 21
215 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja 22
216 Indikator Kinerja 22
217 Pengukuran Kinerja Sektor Publik Sebagai Pengendalian
Manajemen 25
218 Konsep Bencana 26
219 Faktor-Faktor Penyebab Bencana 28
2110 Jenis-jenis Bencana Alam di Indonesia 29
2111 Dampak Bencana 29
2112 Manajemen Bencana 30
2113 Prinsip-prinsip Manajemen Bencana 32
2114 Tahapan Penanggulangan Bencana 33
2115 Konsep Banjir 35
22 Penelitian terdahulu 37
23 Kerangka Berfikir 40
24 Asumsi Dasar 44
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
31 Metode Penelitian 45
32 Sasaran Penelitian 45
33 Instrument Penelitian 46
34 Teknik Pengumpulan Data 47
35 Informan Penelitian 51
36 Teknik Pengolahan dan Analisis Data 52
vii
37 Pengujian Keabsahan Data 56
38 Lokasi dan Jadwal Penelitian 57
381 Lokasi Penelitian 57
382 Jadwal Penelitian 57-58
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
viii
DAFTAR TABEL
Tabel 11 Daerah Rawan Bencana di Kabupaten Lebak Tahun 2013helliphelliphelliphellip 3
Tabel12 Data Kerusakan Bencana Banjir di Kabupaten Lebak Tahun 2013hellip 4
Tabel 13 Aparatur BPBD Kabupaten Lebak Berdasarkan Tingkat Pendidikan 8
Tabel 31 Pedoman Wawancarahelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 48
Tabel 32 Kategori dan Spesifikasi Informanhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 52
Tabel 33 Jadwal Penelitianhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 58
ix
DAFTAR GAMBAR
Gambar 21 Proses Terjadinya Bencanahelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 27
Gambar 22 Siklus Manajemen Bencanahelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 32
Gambar 23 Kerangka Berfikirhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 43
1
BAB I
PENDAHULUAN
11 Latar Belakang Masalah
Berdasarkan pembukaan UUD 1945 pada alinea ke empat yang
menyatakan antara lain bahwa ldquoNegara melindungi segenap Bangsa Indonesia dan
seluruh tumpah darah Indonesia serta memajukan kesejahteraan umumrdquo Dalam
pernyataan ini mempunyai makna bahwa setiap warga negara berhak
mendapatkan perlindungan hak-hak dasar termasuk perlindungan dan hak untuk
bebas dari rasa takut ancaman resiko termasuk dampak bencana Perlindungan
atas hak-hak dasar ini menjadikan suatu kewajiban pemerintah untuk
mewujudkannya dalam bentuk program-program yang sesuai dengan pernyataan
tersebut
Sejalan dengan tujuan konstitusi yang telah disebutkan di atas maka suatu
keharusan pemerintah untuk melakukan perlindungan dalam hal penanggulangan
bencana yang dimuat pada suatu lingkup manajemen bencana (disaster
management) yang efektif dan efisien khususnya dalam penanggulangan bencana
banjir Penanggulangan bencana banjir memang tidak bisa dilakukan oleh sepihak
saja yaitu pemerintah akan tetapi semua pihak harus aktif berperan termasuk
masyarakat pun harus berpartisipasi dalam penanganan masalah banjir ini
Provinsi Banten merupakan daerah yang rawan akan berbagai macam
bencana Kondisi daerah Provinsi Banten memiliki geografis geologis hidrologis
dan demografis yang memungkinkan terjadi berbagai macam bencana baik yang
2
disebabkan oleh faktor alam faktor non alam maupun faktor manusia yang
menyebabkan timbulnya korban jiwa kerusakan lingkungan kerugian harta benda
dan dampak psikologis yang dalam keadaan tertentu dapat menghambat
pembangunan nasional Berdasarkan Data dan Informasi Bencana Indonesia
selama kurun waktu 13 tahun terakhir di wilayah Provinsi Banten teridentifikasi
11 jenis kejadian bencana meliputi tanah longsor gempa bumi banjir dan tanah
longsor banjir kekeringan abrasi kecelakaan industri kecelakaan transportasi
aksi teror KLB dan puting beliung
Wilayah KabupatenKota di Provinsi Banten rentan akan berbagai macam
bencana Berikut data kejadian bencana KabupatenKota di Provinsi Banten
Tabel 11
Data Kejadian Bencana di Provinsi Banten 2000-2013
Kabupaten
Kota
Teror Banjir Abrasi Gempa
bumi
Kecelakaan
industri
Kecelakaan
Transportasi
Kekeringan KLB Puting
Beliung
Tanah
Longsor
Kota
Cilegon
3 1 1 1 1
Kota
Serang
2 1 3
Kota
Tangerang
7 1 2
Kota
Tangerang
Selatan
1
Kab
Lebak
21 9 10 8
Kab
Pandeglang
1 29 1 3 12 7 4
Kab
Serang
16 1 19 8 1
Kab
Tangerang
1 14 1 10 6 3 2
Total 2 93 2 3 2 1 53 6 34 15
Sumber Diadaptasi Dari Profil Daerah Rawan Bencana Provinsi Banten 2013
Dari tabel 11 di atas dapat dilihat bahwa bencana yang sering terjadi di
Provinsi Banten adalah bencana banjir yaitu 93 kejadian kekeringan 53 kejadian
puting beliung 34 kejadian dan tanah longsor 15 kejadian Berdasarkan data
3
tersebut bencana banjir yang sering terjadi yaitu di daerah Kabupaten Pandeglang
dan Lebak Dengan komposisi Kabupaten Lebak 21 dan Kabupaten Pandeglang
29 kali
Oleh karena hal tersebut pemerintah membuat Undang-Undang tentang
penanggulangan bencana yang dituangkan pada Undang-Undang No 24 Tahun
2007 tentang Penanggulangan Bencana Undang-Undang atau Peraturan ini dibuat
sebagai payung hukum mengenai proses penyelenggaraan penanggulangan
bencana di Indonesia Penyelenggaraan penanggulangan bencana berdasarkan
Undang-Undang ini dimulai dari prabencana pada saat bencana hingga proses
pemulihan pasca bencana diatur di dalamnya
Kabupaten Lebak yang merupakan salah satu dari empat kabupaten dan
empat kota di provinsi Banten yang memiliki berbagai macam potensi bencana
telah menindaklanjutinya dengan mendirikan Badan Penanggulangan Bencana
Daerah (BPBD) berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Lebak No 3 Tahun
2011 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Badan Penanggulangan
Bencana Daerah Kabupaten Lebak Pembentukan Badan Penanggulangan
Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lebak ini sebagai salah satu Badan yang
mempunyai tugas dan fungsi dalam penyelenggaraan penanggulangan bencana di
wilayah Kabupaten Lebak
Dibuatnya Peraturan Daerah mengenai pembentukan Badan
Penanggulangan Bencana Daerah ini karena beberapa wilayah daerah di
Kabupaten Lebak rentan akan berbagai macam bencana Yang diantaranya adalah
bencana banjir tanah longsor gempa bumi tsunami kekeringan dan kebakaran
4
Menurut data yang tertuang dalam laporan kejadian bencana banjir di Kabupaten
Lebak tahun 2013 menyatakan bahwa Kabupaten Lebak memiliki 28 kecamatan
340 desa dan 5 kelurahan Dari seluruh kecamatan yang ada di wilayah
Kabupaten Lebak rentan akan berbagai macam bencana
Berikut data wilayah rawan bencana Kabupaten Lebak dapat dilihat pada
Tabel 11 di bawah ini
Tabel 12
Daerah Rawan Bencana Di Kabupaten Lebak Tahun 2013
No Jenis Bencana Sebaran Wilayah Keterangan
1 Banjir Kec Rangkasbitung
Kalanganyar Cimarga Cibadak
Cileles Malingping Wanasalam
Panggarangan Bayah Sobang
Cigemblong Banjarsari
Muncang Cilograng dan Gunung
Kencana
15 Kecamatan
2 Longsor Kecamatan Sobang Lebak
Gedong Cigemblong
Bojongmanik Cibeber Gunung
Kencana Muncang Cipanas
Cileles Cimarga Cikulur dan
Cilograng
12 Kecamatan
3 Gempa dan Tsunami Kecamatan Wanasalam
Malingping Cihara Bayah
Cibeber dan Panggarangan
6 Kecamatan
4 Kekeringan Kecamatan Maja Leuwidamar
Muncang Cilograng Wanasalam
dan Curugbitung
6 Kecamatan
5 Kebakaran Kecamatan Leuwidamar (Desa
Kanekes dan Desa Nagayati) dan
Kecamatan Sobang
2 Kecamatan
Sumber Diadaptasi dari Laporan BPBD Kabupaten Lebak Tahun 2013
Dari tabel 12 di atas dapat dilihat bahwa daerah-daerah di Kabupaten
Lebak rawanrentan akan bencana Dimulai dari bencana banjir tersebar di 16
kecamatan longsor tersebar di 12 kecamatan gempa bumi dan tsunami 6
5
kecamatan kekeringan 6 kecamatan dan kebakaran tersebar di 2 kecamatan
Namun jika di lihat komposisi dari beberapa jenis bencana dapat dilihat bahwa
bencana banjir lebih mendominasi jumlahnya yang tersebar di 15 kecamatan di
Kabupaten Lebak Dalam hal ini bahwa banjir merupakan bencana yang paling
banyak terjadi di wilayah Kabupaten Lebak dengan jumlah wilayah tersebar di 15
kecamatan dari jumlah keseluruhan kecamatan yaitu 28 kecamatan Hal ini
menggambarkan bahwa setengah wilayah yang berada di Kabupaten Lebak
terindikasi sebagai wilayah yang rentan akan bahaya bencana banjir
Adapun data kerusakan ataupun dampak bencana yang diakibatkan oleh
bencana banjir di Kabupaten Lebak Tahun 2013 dapat dilihat pada tabel 12 di
bawah ini
Tabel 12
Data Kerusakan Bencana Banjir Di Kabupaten Lebak Tahun 2013
Rusak Ringan Rusak Berat Rusak Total
1 Permukiman 292 87 28
2 Sarana Pendidikan 26 11 0
3 Jalan dan Jembatan 0 21 2
4 Sarana Penyediaan Air Minum 2 2 0
5 Kerusakan Irigasi 0 22 0
Jumlah 320 143 30
No UraianTipe Kerusakan
(Sumber Diadaptasi dari Laporan BPBD Kabupaten Lebak Tahun 2013)
Dari data di atas dapat dilihat bahwa dalam kejadian bencana banjir tahun
2013 di Kabupaten Lebak telah mengakibatkan kerusakan pada permukiman
dengan jumlah 292 rusak ringan 87 rusak berat dan 28 rusak total Selanjutnya
kerusakan pada sarana pendidikan yaitu 26 rusak ringan dan 11 rusak berat Jalan
dan jembatan yaitu 21 rusak berat dan 2 rusak total Dalam hal sarana penyediaan
6
air minum 2 rusak ringan dan 2 rusak berat Selain itu pula kerusakan irigasi yang
diakibatkan banjir ini yaitu 22 rusak berat
Informasi lain mengenai bencana banjir yang dilansir oleh media online
merdekacom tanggal 10 Januari 2013 mencatat yakni terdapat 3962 rumah
terendam banjir dan longsoran sebanyak 51 unit rumah dengan kategori sebanyak
31 rusak total 13 rusak ringan dan 10 rusak berat Mereka warga yang terkena
banjir dan longsor di 15 kecamatan yakni Rangkasbitung Kalanganyar Cibadak
Cimarga Leuwidamar Banjarsari dan Lebak Gedong Panggarangan
Wanasalam Gunung Kencana Cilograng Muncang Cikulur Sobang dan
Cibeber
Banyaknya kerugian yang diakibatkan oleh bencana banjir yang dimulai
dari kerugian materi serta menimbulkan korban jiwa maka penanganan masalah
bencana banjir ini harus dilakukan dengan serius Pasalnya banjir ini dapat
mengganggu proses pembangunan yang telah direncanakan pemerintah dalam
Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) maupun Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Daerah (RPJMD) UNDRO (United Nations Disaster Relief
Organization) yang dikutip Nurjanah dkk (201333) mengemukakan bencana
secara serius dapat mengganggu inisiatif-inisiatif pembangunan dalam beberapa
cara termasuk (a) hilangnya sumber-sumber daya (b) gangguan terhadap
program-program (c) pengaruh pada iklim investasi (d) pengaruh pada sektor
non-formal dan (e) destabilisasi politik
Sehubungan dengan hal tersebut langkah-langkah manajemen
penanggulangan bencana yang dimulai pada tahap pra bencana saat tanggap
7
darurat bencana dan pasca bencana sudah semestinya dilakukan oleh pemerintah
dalam hal ini Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) untuk di pusat
dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lebak untuk di
daerah sertap pihak-pihak yang terkait (stakeholder) di dalamnya untuk
menanggulangi potensi bencana khususnya penanggulangan bencana banjir
Oleh karenanya bencana banjir di Kabupaten Lebak yang tiap tahunnya
meningkat membuat perhatian peneliti dalam proses penanggulangannya
Bencana banjir yang terjadi di Kabupaten Lebak diakibatkan oleh meluapnya
sungai Ciujung yang merupakan sungai yang melintasi daerah ini Menurut data
yang dilansir BPBD Kabupaten Lebak kejadian bencana banjir tahun 2013 terjadi
di 15 kecamatan yaitu Kecamatan Rangkasbitung Kalanganyar Cimarga
Cibadak Cileles Malingping Wanasalam Panggarangan Bayah Sobang
Cigemblong Banjarsari Muncang Cilograng dan Gunung Kencana
Dari data wilayah yang sering terkena dampak bencana banjir di atas
menggambarkan bahwa terdapat permasalahan terkait dengan timbulnya atau
terjadinya bencana banjir Timbulnya bencana banjir dikarenakan sebagian hutan
gundul atau lahan resapan air berkurang akibat ulah manusia yang
mengeksploitasi hutan secara berlebihan Sehingga hutan tidak lagi berfungsi
sepenuhnya sebagai penyerap air hujan Lahan hutanpun menjadi longsor dan
tanah longsorannya menyebabkan aliran sungai menjadi dangkal Pendangkalan
aliran sungai ini menjadi penghambat aliran sungai ketika menampung air saat
musim penghujan datang Selain itu pula pembuangan sampah oleh masyarakat
pada aliran sungai memicu dan dapat menimbulkan tersendatnya aliran sungai
8
Ditambah dengan adanya penambangan pasir liar yang dilakukan oleh masyarakat
yang mengakibatkan pengrusakan lingkungan daerah aliran sungai (Sumber
Wawancara dengan Bapak Kaprawi Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Lebak
15 Mei 2014)
Permasalahan penanggulangan bencana banjir tampak semakin berat dan
kompleks sehingga membutuhkan perhatian khusus dan urgent dari semua
pemangku kepentingan Dalam penanggulangan bencana banjir tersebut kinerja
organisasi dalam hal ini Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)
Kabupaten Lebak sebagai kordinator dan lembaga yang berwenang dan bertugas
di bidang kebencanaan dituntut untuk bekerja secara optimal
Kinerja organisasi merupakan salah satu sorotan yang paling tajam dalam
pelaksanaan pemerintahan menyangkut kesiapan jumlah pendidikan dan
profesionalisme Melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)
Kabupaten Lebak sebagai salah satu organisasi pemerintahan yang berwenang
dalam penanggulangan bencana memiliki peran dalam penyelenggaraan
penanggulangan atas berbagai bencana di wilayah Kabupaten Lebak khususnya
dalam penanggulangan bencana banjir Pelaksanaan penanggulangan bencana
yang dilakukan oleh BPBD Kabupaten Lebak diperlukan kesiapan yang mantap
demi terselenggaranya pelaksanaan pemerintahan yang baik (good governance)
Atas dasar dari peristiwa-peristiwa bencana banjir yang terjadi di Daerah
Kabupaten Lebak memunculkan berbagai pertanyaan mengenai kinerja BPBD
Kabupaten Lebak selaku instansi atau lembaga pemerintah yang bergerak di
sektor bidang penanggulangan bencana
9
Adapun hasil pengamatan (observation) peneliti di lapangan yang dapat
dilihat dan disimpulkan terkait dengan permasalahan kinerja BPBD Kabupaten
Lebak dalam penanggulangan bencana banjir yaitu Pertama keterbatasan
jaringan informasi dan komunikasi yang efektif dalam penyebaran informasi
kebencanaan kepada masyarakat Hal ini diungkapkan oleh bapak Bernardi selaku
Kepala Seksi Rekonstruksi dan Rehabilitasi BPBD Kabupaten Lebak bahwa
jaringan informasi dan komunikasi sangat terbatas sehingga pemberian informasi
kebencanaan kepada masyarakat khususnya di wilayah yang sulit dijangkau
sangat minim (Sumber Wawancara dengan Bapak Bernardi Kepala Seksi
Rekonstruksi dan Rehabilitasi 20 Mei 2014)
Kedua sumber daya manusia (SDM) atau aparatur BPBD Kabupaten
Lebak yang terbatas Jumlah aparatur BPBD lebak yaitu sebanyak 17 orang
dengan komposisi tingkat pendidikan dapat di lihat pada tabel 13 di bawah ini
Tabel 13
Aparatur BPBD Kabupaten LebakBerdasarkan Tingkat Pendidikan
No Jabatan Pendidikan Jumlah
1 Kepala Pelaksana SMK 1 orang
2 Sekretaris S1 1 orang
3 Kepala Seksi Pencegahan dan KesiapsiagaanS1 1 orang
4 Kepala Seksi Kedaruratan Logistik SPM-Pertanian 1 orang
5 Kepala Rehabilitasi dan Rekonstruksi S1 1 orang
6 Staf S1 3 orang
SMA 8 orang
SLTP 1 orang
17 orangJumlah
Sumber Diadaptasi dari Renstra BPBD Kabupaten Lebak Tahun 2014-2018
Dapat dilihat dari tabel 13 di atas bahwa komposisi aparatur BPBD Lebak
berdasarkan pendidikan diantaranya S1 berjumlah 6 orang SMASMK 10 orang
10
dan SLTP 1 orang dengan total keseluruhan berjumlah 17 orang pegawaiSelain
itu pula dapat di lihat dari setiap seksi bidang di tempati oleh satu orang tanpa
anggota di dalamnya Hal ini mengindikasikan bahwa dalam penyelenggaraan
penanggulangan bencana kurang optimal Dimana seharusnya aparatur dalam
setiap seksi memiliki anggota untuk kelancaran kegiatan dalam proses
penyelenggaraan bencana baik pada saat pra bencana saat bencana dan pasca
bencanaPeneliti menyimpulkan demikian karena dilihat komposisi pendidikan
serta jumlah pegawaiaparatur(Sumber Wawancara Bapak Bernardi Kasie
Rekonstruksi dan Rehabilitasi 20 mei 2014)
Lain halnya jika dibandingkan pada BPBD Kabupaten Serang yang
memiliki Pegawaiaparatur lebih banyak dibandingkan dengan BPBD Kabupaten
Lebak BPBD Kabupaten Serang memiliki 82 pegawai yang terdiri dari PNS
(Pegawai Negeri Sipil) TKK dan Staff di lingkungan BPBD Kabupaten Serang
(Sumber Data Pegawai BPBD Kabupaten Serang)
Ketiga masih terbatasnya sarana dan prasarana dalam penanggulangan
bencana banjir Sarana dan prasarana merupakan penunjang kinerja pegawai yang
cukup penting untuk dipenuhi karena terkait dengan aktivitas dan mobilitas kerja
Tanpa sarana dan prasarana yang memadai proses penyelenggaraan
penanggulangan bencana tidak dapat optimal Hingga saat ini Badan
Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lebak hanya memiliki 5
perahu karet untuk penanggulangan bencana banjir sedangkan daerah yang
merupakan daerah rawan dan langganan banjir tiap tahunnya berjumlah 15
11
Kecamatan yang tersebar di Kabupaten Lebak(Sumber Laporan Kejadian
Bencana Banjir dan Longsor Kabupaten Lebak Tahun 2014)
Jika dibandingkan dengan BPBD Kabupaten Serang terkait sarana dan
prasarana dalam penanggulangan banjir BPBD Kabupaten Serang yang
wilayahnya lebih sedikit mengalami bencana banjir justru lebih banyak memiliki
sarana dalam penanggulangan bencana banjir Diantaranya berdasarkan data
peralatan penanggulangan banjir khususnya perahu karet BPBD Kabupaten
Serang memiliki 7 perahu karet untuk penanggulangan bencana banjir
Keempat belum adanya Peraturan Daerah (Perda) tentang pendanaan
penanggulangan bencana Padahal kondisi wilayah Kabupaten Lebak rawan akan
bencana khususnya bencana banjir Saat ini BPBD Lebak masih tergantung
kepada pendanaan pemerintah pusat melalui BNPB (Badan Nasional
Penanggulangan Bencana) serta Biaya Tidak Terduga (BTT) yang dikeluarkan
oleh pihak Pemerintah Kabupaten Lebak Seharusnya sudah menjadi prioritas
Pemerintah Daerah dalam Pengelolaan dan Pendanaan Penanggulangan Bencana
terlebih daerahnya termasuk rawan akan bencana (Sumber Wawancara dengan
Bapak Febi Kasie Kesiapsiagaan BPBD Lebak 28 Agustus 2014)
Kelima ketidakefektifan sosialisasi penanggulangan bencana banjir yang
dilakukan oleh BPBD kabupaten Lebak yang hanya sekedar memberikan materi
mengenai penanggulangan banjir tanpa ditindaklanjuti dengan praktek-praktek
yang mendukung dengan kegiatan penanggulangan bencana banjir (Sumber
Wawancara Bapak Romli masyarakat Rangkasbitung 20 Mei 2014)
12
Berdasarkan permasalahan-permasalahan yang ada maka peneliti merasa
tertarik untuk melakukan penelitian dan mengambil judul mengenai ldquoKinerja
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Dalam Penanggulangan
Bencana Banjir Di Kabupaten Lebakrdquo
12 Identifikasi Masalah
Berdasarkan dari latar belakang masalah di atas yang telah dijabarkan
sebelumnya maka dapat diambil beberapa permasalahan yaitu diantaranya
sebagai berikut
1) Keterbatasan jaringan informasi dan komunikasi yang efektif dalam
penyebaran informasi kebencanaan kepada masyarakat
2) Sumber daya manusia atau aparatur BPBD Kabupaten Lebak yang
terbatas
3) Keterbatasan sarana dan prasarana dalam penanggulangan bencana
banjir
4) Belum adanya Peraturan Daerah tentang Pendanaan Bencana
5) Ketidakefektifan sosialisasi penanggulangan bencana banjir
13 Batasan dan Rumusan Masalah
131 Batasan Masalah
Dalam penelitian tentunya diperlukan suatu pembatasan-pembatasan
dalam masalah yang akan diteliti Hal ini dilakukan agar penelitian yang
dilakukan tidak meluas dari fokus penelitian Maka peneliti membatasi ruang
13
lingkup permasalahan ini pada Kinerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah
Dalam Penanggulangan Bencana Banjir Di Kabupaten Lebak
132 Rumusan Masalah
Setelah masalah penelitian dibatasi ruang lingkupnya maka rumusan
dalam penelitian ini yaitu Seberapa besar Kinerja Badan Penanggulangan
Bencana Daerah Dalam Penanggulangan Bencana Banjir Di Kabupaten Lebak
14 Tujuan Penelitian
Sesuai rumusan masalah yang telah dijabarkan di atas maka tujuan
penelitian ini yaitu untuk mengetahui seberapa besar Kinerja Badan
Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Dalam Penanggulangan Bencana
Banjir Di Kabupaten Lebak
15 Manfaat Penelitian
Berdasarkan maksud dan tujuannya maka hasil penelitian ini diharapkan
memiliki manfaat baik secara teori maupun praktis sebagai berikut
1 Bagi peneliti yaitu diharapkan dapat memberikan manfaat dan menambah
wawasan tentang Kinerja BPBD Kabupaten Lebak
2 Manfaat atau kegunaan teori yaitu diharapkan hasil penelitian ini dapat
dijadikan bahan informasi bagi penyelenggara penanggulangan bencana di
Kabupaten Lebak
14
3 Bagi kegunaan praktis diharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan
kontribusi pemikiran dalam penanggulangan bencana banjir di Kabupaten
Lebak pada khususnya dan Indonesia pada umumnya
16 Sistematika Penulisan
Dalam penelitian ini peneliti membagi ke dalam 5 (lima) bagian yang
masing-masing terdiri dari sub bagian yaitu sebagai berikut
Bab I Pendahuluan
Terdiri dari
11 Latar Belakang Masalah yaitu menggambarkan ruang lingkup dan
kedudukan masalah yang akan diteliti dalam bentuk uraian secara
deduktif dari lingkup yang umum hingga kepada masalah yang
spesifik yang relevan dengan judul skripsi
12 Identifikasi Masalah yaitu mengidentifikasi dikaitkan dengan tema
topikjudul dan fenomena yang akan diteliti
13 Batasan dan Rumusan Masalah
131 Batasan Masalah yaitu pemfokusan masalah-masalah yang
akan diajukan dalam rumusan masalah
132 Rumusan Masalah yaitu mendefinisikan permasalahan
yang telah ditetapkan dalam bentuk definisi konsep dan
operasional
15
14 Tujuan Penelitian yaitu mengungkapkan sasaran yang ingin dicapai
dengandilaksanakannya penelitian sejalan dengan isi dan rumusan
permasalahan
15 Manfaat Penelitian yaitu menjelaskan manfaat teoritis dan praktis dari
temuan penelitian
Bab II Deskripsi Teori dan Hipotesis Penelitian
Terdiri dari
21 Deskripsi Teori yaitu mengkaji berbagai teori dan konsep-konsep
yang relevan dengan permasalahan penelitian kemudian
menyusunnya secara teratur dan rapi Dengan mengkaji berbagai teori
dan konsep-konsep maka peneliti akan memiliki konsep penelitian
yang jelas dapat menyusun pertanyaan dengan rinci untuk
penyelidikan sehingga memperoleh temuan lapangan yang menjadi
jawaban atas masalah yang telah dirumuskanHasil penting lainnya
dari kajian teori adalah didapatkan kerangka konseptual menurut
peneliti yang di dalamnya tergambar pedoman wawancara
22 Penelitian Terdahulu penelitian terdahulu mengkaji penelitian yang
pernah dilakukan oleh peneliti sebelumnya yang diambil dari berbagai
sumber ilmiah
23 Kerangka Berfikir yaitu menggambarkan alur pikiran peneliti sebagai
kelanjutan dari kajian teori untuk memberikan penjelasan kepada
pembaca
16
24 Hipotesis Penelitian yaitu anggapan atau jawaban sementara terhadap
permasalahan yang diteliti
Bab III Metodologi Penelitian
Terdiri dari
31 Pendekatan dan Metode Penelitian yaitu menjelaskan metode yang
dipergunakan dalam penelitian
32 Ruang Lingkup Penelitian yaitu menjelaskan akan sasaran-
sasaranyang akan diteliti dalam penelitian
33 Lokasi Penelitian yaitu menerangkan mengenai tempat penelitian
yang dilakukan
34 Variabel Penelitian yaitu terdiri dari variabel konsep dan variabel
operasional
35 Instrument Penelitian yaitu menjelaskan tentang proses penyusunan
dan jenis alat pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian
36 Populasi dan Sampel yaitu menjelaskan mengenai wilayah
generalisasi atau populasi penelitian dan penetapan sampel penelitian
37 Teknik Pengolahan dan Analisis Data yait menjelaskan teknik
pengolahan dan analisis data Analisis data harus sesuai dengan
pendekatan penelitian
38 Jadwal penelitian yaitu menggambarkan tentang jadwal penelitian
yang telah dilaksanakan dari mulai mulai penelitian hingga
terselesaikannya penelitian
Bab IV Hasil Penelitian
17
Terdiri dari
41 Deskripsi Objek Penelitian yaitu menjelaskna tentang objek
penelitian yang meliputi lokasi penelitian secara jelas struktur
organisasi dari populasisampel
42 Deskripsi Data yaitu menjelaskan hasil penelitian yang telah diolah
dari data mentah dengan mempergunakan teknik analisis data
kuantiatif yang relevan
43 Pengujian Persyaratan Statistik yaitu melakukan pengujian terhadap
persyaratan statistik dengan menggunakan uji statistik tertentu
44 Pengujian Hipotesis yaitu melakukan pengujian hipotesis dengan
menggunakan teknik analisa statistik dimana hasil analisa tersebut
adalah teruji atau tidaknya hipotesis nol penelitian Hasil perhitungan
akhir statistik disajikan dalam diagram pie (lingkaran)
45 Interpretasi Hasil Penelitian yaitu melakukan penafsiran terhadap
hasil akhir pengujian hipotesis
46 Pembahasan yaitu melakukan pembahasan lebih lanjut terhadap hasil
analisis data
Bab V Penutup
Terdiri dari
51 Kesimpulan yaitu menyimpulkan hasil penelitian yang diungkapkan
secara ringkas dan padat
18
52 Saran yaitu berisi tindak lanjut dari sumbangan penelitian terhadap
bidang yang diteliti baik secara teoritis maupun praktis
19
BAB II
DESKRIPSI TEORI DAN HIPOTESIS PENELITIAN
21 Deskripsi Teori
211 Konsep Kinerja
Menurut kamus besar bahasa indonesia secara etimologis kinerja diartikan
sebagai sesuatu yang dicapai atau prestasi yang diperlihatkan Kinerja dalam
pengertiannya dartikan sebagai prestasi yang diperlihatkan dalam kegiatan atau
pekerjaan yang telah dilakukan Sedangkan Lijan Poltak Sinambela (2014140)
mengemukakan bahwa kinerja merupakan implementasi dari teori keseimbangan
yang mengatakan bahwa seseorang akan menunjukan prestasi yang optimal bila ia
mendapatkan manfaat(benefit) dan terdapat adanya rangsangan (inducement)
dalam pekerjaannya secara adil dan masuk akal (reasonable)
Sementara itu Mangkunegara (20069) mengemukakan kinerja (prestasi
kerja) ialah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seseorang
pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggungjawab yang
diberikan kepadanya Kinerja merupakan keluaran yang dihasilkan secara kualitas
dan kuantitas Pencapaian tersebut dihasilkan dari pegawai yang
bertanggungjawab dengan pekerjaannya
Menurut Keban (200343) menyebutkan bahwa kinerja (performance)
dalam organisasi didefinisikan sebagai tingkat pencapaian hasil (the degree of
accomplishment) atau kinerja merupakan tingkat pencapaian tujuan organisasi
secara berkesinambungan
20
Selanjutnya Steers (200367) mengemukakan bahwa kinerja organisasi
adalah tingkat yang menunjukan seberapa jauh pelaksanaan tugas dapat dijalankan
secara aktual dan misi organisasi tercapai Sedangkan Mahsun (200625)
berpendapat bahwa kinerja adalah gambaran mengenai tingkat pencapaian
pelaksanaan suatu kegiatan atau program dan kebijakan dalam mewujudkan
sasaran tujuan visi dan misi organisasi yang tertuang dalam strategic planning
suatu organisasi
Sedarmayanti dalam bukunya mengenai pengembangan kepribadian
pegawai (2004176) dikatakan bahwa kinerja
Hasil kerja yang dicapai oleh seseorang atau sekelompok orang dalam
suatu organisasi sesuai dengan wewenang dan tanggungjawab masing-
masing dalam mencapai tujuan organisasi bersangkutan secara legal tidak
melanggar hukum dan sesuai moral maupun etika
Moeheriono (201060) mengemukakan bahwa kinerja (performance)
merupakan gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan suatu program
kegiatan atau kebijakan dalam mewujudkan sasaran tujuan visi dan misi
organisasi yang dituangkan melalui perencanaan strategis suatu organisasi
Sementara itu Robbins yang dikutip oleh Moeheriono (201061)
mengemukakan bahwa kinerja sebagai fungsi interaksi antara kemampuan
(ability) motivasi (motivation) dan kesempatan (opportunity) Artinya kinerja
merupakan fungsi dari kemampuan motivasi dan kesempatan Seiring dengan hal
itu menurut Moeheriono (201061) mengemukakan bahwa kinerja dalam
menjalankan fungsinya tidak berdiri sendiri melainkan selalu berhubungan
dengan kepuasan kerja pegawaikaryawan dan tingkat besaran imbalan yang
diberikan serta dipengaruhi oleh keterampilan kemampuandan sifat-sifat
21
individu Oleh karenanya menurut model mitra-lawyer kinerja individu pada
dasarnya dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor (1) harapan mengenai imabalan
(2) dorongan (3) kemampuan (4) kebutuhan dan sifat (5) persepsi terhadap
tugas (6) imbalan eksternal dan internal serta (7) persepsi terhadap tingkat
imbalan dan kepuasan kerja
Sumber lain mengemukakan seperti yang dinyatakan oleh Otley yang
dikutip oleh Mahmudi (20136) menyatakan bahwa kinerja mengacu pada sesuatu
yang terkait dengan kegiatan melakukan pekerjaan dalam hal ini meliputi hasil
yang dicapai kerja tersebut Sejalan dengan pendapat Rogers yang dikutip oleh
Mahmudi (20136) yang mendefinisikan kinerja sebagai hasil kerja itu sendiri
(outcomes of works) karena hasil kerja memberikan keterkaitan yang kuat
terhadap tujuan-tujuan strategik organisasi kepuasan pelanggan dan kontribusi
ekonomi
Menurut Mahmudi (201320) berpendapat bahwa kinerja merupakan suatu
konstruk multidimensional yang mencakup banyak faktor yang
mempengaruhinya diantaranya yaitu
1 Faktor personalindividu meliputi pengetahuan keterampilan (skill)
kemampuan kepercayaan diri motivasi dan komitmen yang dimiliki
oleh setiap individu
2 Faktor kepemimpinan maliputi kualitas dalam memberikan dorongan
semangat arahan dan dukungan yang diberikan manajer dan team
leader
3 Faktor tim meliputi kualitas dukungan dan semangat yang diberikan
oleh rekan dalam satu tim kepercayaan terhadap sesama anggota tim
kekompakan dan keeratan anggota tim
4 Faktor sistem meliputi sistem kerja fasilitas kerja atau infrastruktur
yang diberikan oleh organisasi proses organisasi dan kultur kinerja
dalam organisasi
5 Faktor kontekstual (situasional) meliputi tekanan dan perubahan
lingkungan eksternal dan internal
22
Wibowo (20114) berpendapat bahwa kinerja adalah merupakan
implementasi dari rencana yang telah disusun Implementasi kinerja dilakukan
oleh sumber daya manusia yang memiliki kemampuan kompetensi motivasi
dan kepentingan Bagaimana organisasi menghargai dan memperlakukan sumber
daya manusianya akan mempengaruhi sikap dan prilakunya dalam menjalankan
kinerja Sejalan dengan apa yang dikemukakan oleh Hersey dan Blanchard
(1993) bahwa kinerja merupakan suatu fungsi dari motivasi dan kemampuan
untuk menyelesaikan tugas atau pekerjaan Seseorang harus memiliki derajat
kesediaan dan tingkat kemampuan tertentu Kesediaan dan keterampilan
seseorang tidaklah cukup efektif untuk mengerjakan sesuatu tanpa pemahaman
yang jelas tentang apa yang dikerjakan dan bagaimana mengerjakannya
Lain hal menurut Prawirosentono (19992) kinerja adalah hasil kerja yang
dapat dicapai oleh pegawai atau sekelompok pegawai dalam suatu organisasi
sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab masing-masing dalam upaya
mencapai tujuan organisasi bersangkutan secara legal tidak melanggar hukum
dan sesuai dengan moral dan etika
Dari berbagai pendapat yang telah diuraikan di atas bahwa definisi dari
kinerja (performance) dapat disimpulkan sebagai hasil kerja yang dicapai oleh
seseorang atau sekelompok orang dalam suatu organisasi baik secara kuantitatif
maupun secara kualitatif sesuai dengan kewenangan dan tugas tanggung jawab
masing-masing dalam upaya mencapai tujuan organisasi bersangkutan secara
legal tidak melanggar hukum dan sesuai dengan moral maupun etika
23
212 Konsep Organisasi
Organisasi dalam bahasa inggris yaitu organize yang berarti menciptakan
struktur dengan bagian-bagian yang diintegrasikan sedemikian rupa sehingga
hubungan satu sama lain terikat oleh hubungan terhadap keseluruhan Sedangkan
Hasibuan (2006 120) mengemukakan bahwa organisasi adalah suatu sistem
perserikatan formal berstruktur dan terkoordinasi dari sekelompok orang yang
bekerja sama dalam mencapai tujuan tertentu organisasi hanya merupakan alat
dan wadah
Mahsun (2006 1) memberikan pendapat tentang konsep organisasi
bahwa organisasi sering dipahami sebagai sekelompok orang yang berkumpul dan
bekerja sama dengan cara yang terstruktur untuk mencapai tujuan atau sejumlah
sasaran tertentu yang telah ditetapkan bersama
Sementara itu Robbins (20014) mengemukakan bahwa organisasi
adaalah kesatuan sosial yang dikoordinasikan secara sadar dengan sebuah batasan
yang relatif dapat diidentifikasikan yang bekerja atas dasar yang relatif terus-
menerus untuk mencapai tujuan
213 Konsep Kinerja Organisasi
Simanjuntak (20053) mengemukakan bahwa kinerja organisasi
merupakan agregasi atau akumulasi kinerja semua unit-unit organisasi yang sama
dengan penjumlahan kinerja semua orang atau individu yang bekerja di organisasi
tersebut Dengan demikian kinerja organisasi sangat dipengaruhi oleh tiga faktor
utama yaitu dukungan organisasi kemampuan manajemen dan kinerja setiap
24
orang yang bekerja di perusahaan tersebut Kinerja organisasi juga sangat
dipengaruhi oleh dukungan organisasi antara lain dalam penyusunan struktur
organisasi pemilihan teknologi dan penyediaan prasarana serta sarana kerja
Smentara itu surjadi (20097) berpendapat bahwa kinerja organisasi
adalah totalitas hasil kerja yang dicapai suatu organisasi tercapainya tujuan
organisasi berarti bahwa kinerja organisasi itu dapat dilihat dari tingkatan sejauh
mana organisasi dapat mencapai tujuan yang didasarkan pada tujuan yang sudah
ditetapkan sebelumnya Sedangkan menurut Sobandi (2006176) kinerja
organisasi merupakan sesuatu yang telah dicapai oleh organisasi dalam kurun
waktu tertentu baik yang terkait dengan input output outcome benefit maupun
impact
214 Tujuan Pengukuran Kinerja Sektor Publik
Tujuan pengukuran kinerja sektor publik menurut Mahmudi (201314)
diantaranya adalah sebagai berikut
1) Mengetahui tingkat ketercapaian tujuan organisasi
2) Menyediakan sarana pembelajaran pegawai
3) Memperbaiki kinerja periode berikutnya
4) Memberikan pertimbangan yang sistematik dalam pembuatan
keputusan pemberian reward dan punishmnet
5) Memotivasi pegawai
6) Menciptakan akuntabilitas publik
Sementara itu Moeheriono (2010103) mengemukakan bahwa tujuan
manajemen kinerja dari suatu organisasi berbagai macam diantaranya adalah
1) Menerjemahkan dari visi dan misi organisasi ke dalam tujuan dan hasil
yang jelas mudah dipahami dan dapat diukur sehingga membantu
keberhasilan organisasi untuk mencapai tujuan
25
2) Menyediakan informasi untuk menilai mengelola dan meningkatkan
keberhasilan kinerja keseluruhan organisasi
3) Mengubah paradigma dari orientasi pengendalian dan ketaatan menjadi
pendekatan strategik yang berkelanjutan kepada keberhasilan
organisasi
4) Menyediakan manajemen kinerja yang lengkap dengan memasukan
ukuran-ukuran kualitas biaya ketepatan waktu kepuasan
stakeholders dan peningkatan keahlian pegawai
215 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja
Kinerja merupakan suatu konstruk multidimensional yang mencakup
banyak faktor yang mempengaruhinya Mahmudi (201320) mengemukakan
faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja adalah
1) Faktor personalindividu meliputi pengetahuan keterampilan (skill)
kemampuan kepercayaan diri motivasi dan komitmen yang dimiliki
oleh setiap individu
2) Faktor kepemimpinan maliputi kualitas dalam memberikan dorongan
semangat arahan dan dukungan yang diberikan manajer dan team
leader
3) Faktor tim meliputi kualitas dukungan dan semangat yang diberikan
oleh rekan dalam satu tim kepercayaan terhadap sesama anggota tim
kekompakan dan keeratan anggota tim
4) Faktor sistem meliputi sistem kerja fasilitas kerja atau infrastruktur
yang diberikan oleh organisasi proses organisasi dan kultur kinerja
dalam organisasi
5) Faktor kontekstual (situasional) meliputi tekanan dan perubahan
lingkungan eksternal dan internal
Sedangkan menurut Mangkunegara (200167) faktor-faktor yang
mempengaruhi kinerja adalah sebagai berikut
1) Faktor Kemampuan
Secara umum kemampuan ini terbagi menjadi dua yaitu kemampuan
potensi (IQ) dan kemampuan realiti (knowledge and skills)
2) Faktor Motivasi
Motivasi terbentuk dari sikap seorang pekerja yang dalam
menghadapi situasi kerja
26
216 Indikator Kinerja
Menurut Moeheriono (201074) indikator kinerja (performance indicator)
didefinisikan sebagai berikut
1) Indikator kinerja sebagai nilai atau karakteristik tertentu yang
dipergunakan untuk mengukur output atau outcome suatu kegiatan
2) Sebagai alat ukur yang dipergunakan untuk menentukan derajat
keberhasilan suatu organisasi dalam mencapai tujuannya
3) Sebagai ukuran kuantitatif dan kualitatif yang menggambarkan tingkat
pencapaian suatu sasaran atau tujuan yang telah ditetapkan oleh
organisasi
4) Suatu informasi operasional yang berupa indikasi mengenai kinerja
atau kondisi suatu fasilitas atau kelompok fasilitas
Hal lain Mahmudi (2013155) berpendapat bahwa indikator kinerja
merupakan sarana atau alat (means) untuk mengukur hasil suatu aktivitas
kegiatan atau proses dan bukan hasil atau tujuan itu sendiri (ends) Peran
indikator kinerja bagi organisasi sektor publik adalah memberikan tanda atau
rambu-rambu bagi manajer dan pihak luar untuk menilai kinerja organisasi
Selain itu pula Mahmudi (2013156) mengemukakan peran indikator
kinerja diantaranya yaitu
1) Membantu memperbaiki praktik manajemen
2) Meningkatkan akuntabilitas manajemen dengan memberikan tanggung
jawab secara ekplisit dan pemberian bukti atas suatu keberhasilan atau
kegagalan
3) Memberikan dasar untuk melakukan perencanaan kebijakan dan
pengendalian
4) Memberikan informasi yang esensial kepada manajemen sehingga
memungkinkan bagi manajemen untuk melakukan pengendalian
kinerja di semua level organisasi
5) Memberikan dasar untuk pemberian kompensasi kepada staff
Menurut Hersey Blanchard dan Johnson yang dikutip oleh Wibowo
(2011102) terdapat tujuh indikator kinerja yaitu
27
1) Tujuan merupakan keadaan yang berbeda yang secara aktif dicari oleh
seorang individu dan organisasi untuk dicapai Untuk mencapai tujuan
diperlukan kinerja individu kelompok dan organisasi Kinerja individu
maupun organisasi berhasil apabila dapat mencapai tujuan yang
diinginkan
2) Standar merupakan suatu ukuran apakah tujuan yang diinginkan dapat
dicapai Tanpa standar tidak dapat diketahui kapan suatu tujuan
tercapai Kinerja seseorang dikatakan berhasil apabila mampu
memcapai standar yang ditentukan atau disepakati bersama antara
atasan dan bawahan
3) Alat atau sarana merupakan sumber daya yang dapat dipergunakan
untuk membantu menyelesaikan tujuan dengan sukses Alat atau saran
merupakan faktor penunjang untuk mencapai tujuan Tanpa alat atau
sarana tugas pekerjaan spesifik tidak dapat dilakukan dan tujuan tidak
dapat diselesaikan sebagaimana seharusnya Tanpa alat atau sarana
tidak mungkin dapat melakukan pekerjaan
4) Kompetensi merupakan persyaratan utama dalam kinerja Kompetensi
merupakan kemampuan yang dimiliki oleh seseorang untuk
menjalankan pekerjaan yang diberikan kepadanya dengan baik
Kompetensi memungkinkan seseorang mewujudkan tugas yang
berkaitan dengan pekerjaan yang diperlukan untuk mencapai tujuan
5) Motif merupakan alasan atau pendorong bagi seseorang untuk
melakukan sesuatu Manajer memfasilitasi motivasi kepada karyawan
dengan insentif berupa uang memberikan pengakuan menetapkan
tujuan menantang menetapkan standar terjangkau meminta umpan
balik memberikan kebebasan melakukan pekerjaan termasuk waktu
melakukan pekerjaan menyediakan sumber daya yang diperlukan dan
menghapuskan yang mengakibatkan disinsentif
6) Peluang pekerja perlu mendapatkan kesempatan untuk menunjukan
prestasi kerjanya Terdapat dua faktor yang menyumbangkan pada
adanya kekurangan kesempatan untuk berprestasi yaitu ketersediaan
waktu dan kemampuan untuk memenuhi syarat Jika pekerja dihindari
karena supervisor tidak percaya terhadap kualitas dan kepuasan
konsumen mereka secara efektif akan dihambat dari kemampuan
memenuhi syarat untuk berprestasi
7) Umpan balik antar tujuan standar dan umpan balik bersifat saling
terkait Umpan balik melaporkan kemajuan baik kualitas maupun
kuantitas dalam mencapai tujuan yang didefinisikan oleh standar
Umpan balik merupakan masukan yang dipergunakan untuk mengukur
kemajuan kinerja standar kinerja dan pencapaian tujuan Dengan
umpan balik dilakukan evalusasi terhadap kinerja dan sebagai hasilnya
dapat dilakukan perbaikan kinerja
Sedangkan Moeheriono (201082) indikator kinerja dalam Akuntabilitas
Kinerja Instansi Pemerintah (AKIP) disajikan sebagai berikut
28
1) Masukan (inputs) yaitu ukuran tingkat pengaruh sosial ekonomi
lingkungan atau kepentingan umum lainnya yang dimulai oleh capaian
indikator kinerja dalam suatu kegiatan
2) Keluaran (outputs) kegunaan suatu keluaran (outputs) yang dirasakan
langsung oleh masyarakat Dapat berupa tersedianya fasilitas yang
dapat diakses atau dinikmati oleh publik
3) Hasil(outcomes) yaitu segala sesuatu yang mencerminkan
berfungsinya keluaran kegiatan pada jangka menengah outcomes
merupakan ukuran seberapa jauh setiap produk atau jasa dapat
memenuhi kebutuhan dan harapan masyarakat
4) Manfaat(benefits) yaitu segala sesuatu berupa produkjasa (fisik dan
nonfisik) sebagai hasil langsung dari pelaksanaan suatu kegiatan dan
program berdasarkan masukan yang digunakan
5) Dampak(impacts) yaitu segala sesuatu yang dibutuhkan agar
pelaksanaan kegiatan dan program dapat berjalan atau dalam rangka
menghasilkan output misalnya sumber daya manusia dana material
waktu dan teknologi
Sementara itu Zeithaml Parasuraman amp Berry yang dikutip oleh
Ratminto amp Atik Septi Winarsih (2010175) mengemukakan indikator kinerja
pelayanan sebagai berikut
1) Tangibles atau ketampakan fisik artinya petampakan fisik dari
gedung peralatan pegawai dan fasilitas-fasilitas lain yang dimiliki
oleh providers
2) Reliability atau reliabilitas adalah kemampuan untuk
menyelenggarakan pelayanan yang dijanjikan secara akurat
3) Responsiveness atau responsivitas adalah kerelaan untuk menolong
customers dan menyelenggarakan pelayanan secara ikhlas
4) Assurance atau kepastian adalah pengetahuan dan kesopanan para
pekerja dan kemampuan mereka dalam memberikan kepercayaan
kepada customers
5) Empathy adalah perlakuan atau perhatian pribadi yang diberikan oleh
providers kepada customers
217 Pengukuran Kinerja Sektor Publik Sebagai Pengendalian Manajemen
Dalam organisasi birokrasi atau sektor publik pendekatan manajemen
yang sering digunakan adalah model pengendalian formal Menurut Mahmudi
(201358) pengendalian formal dilakukan melalui kegiatan-kegiatan resmi
29
organisasi yang biasanya bersifat rutin misalnya perencanaan strategik
pembuatan program penganggaran evaluasi kinerja rapat atau pertemuan rutin
dan sebagainya
Taylor yang dikutip oleh Mahmudi (201359) menyatakan bahwa
pengendalian merupakan bentuk ilmiah dari manajemen Sebelumnya manajemen
dipahami sebagai seni semata-mata Namun ternyata manajemen bisa dipelajari
melalui pendekatan ilmiah Pengendalian manajemen melalui beberapa aktivitas
yaitu
1) Perencanaan aktivitas yang akan dilakukan organisasi
2) Pengkoordinasian aktivitas berbagai bagian organisasi
3) Pengkomunikasian informasi ke seluruh bagian organisasi
4) Evaluasi terhadap informasi
5) Pembuatan keputusan
6) Mempengaruhi orang-orang dalam organisasi untuk mengubah prilaku
218 Konsep Bencana
Menurut W Nick Carter yang dikutip oleh Nurjanah dkk (201310)
memberikan definisi bencana yang dimuat dalam buku disaster management
yaitu
ldquoan event natural or man-made sudden or progressive which impacts
with such severity that the affected community has to respond by taking
exceptional measuresrdquo
Definisi lain menurut International Strategy for Disaster Reduction (UN-
ISDR-200224) adalah
ldquoa serious disruption of the functioning of a community or a society
causing widespread human material economic or environmental
losses which exceed the ability of the affected communitysociety to
cope using its own resourcesrdquo
( ldquosuatu kejadian yang disebabkan oleh alam atau karena ulah manusia
terjadi secara tiba-tiba atau perlahan-lahan sehingga menyebabkan
hilangnya jiwa manusia harta benda dan kerusakan lingkungan
30
kejadian ini terjadi di luar kemampuan masyarakat dengan segala
sumberdayanyardquo)
Berdasarkan definisi bencana di atas dapat digeneralisasikan bahwa untuk
dapat disebut ldquobencanardquo harus dipenuhi beberapa kriteria sebagai berikut
1 Ada peristiwa
2 Terjadi karena faktor alam atau karena ulah manusia
3 Terjadi secara tiba-tiba (sudden) akan tetapi dapat juga terjadi secara
perlahan-lahanbertahap (slow)
4 Menimbulkan hilangnya jiwa manusia harta benda kerugian sosial
ekonomi kerusakan lingkungan dan lain-lain
5 Berada di luar kemampuan masyarakat untuk menanggulanginya
Sedangkan definisi menurut Undang-undang Nomor 24 Tahun 2007
tentang Penanggulangan Bencana yaitu sebagai berikut
ldquoBencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam
dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang
disebabkan baik oleh faktor alam danatau non-alam maupun faktor
manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia
kerusakan lingkungan kerugian harta benda dan dampak psikologisrdquo
Menurut Nurjanah dkk (201313) menyatakan bahwa peristiwa yang
ditimbulkan oleh gejala alam maupun yang diakibatkan oleh kegiatan manusia
baru dapat disebut bencana ketika masyarakatmanusia yang terkena dampak oleh
peristiwa itu tidak mampu untuk menanggulanginya Ancaman alam itu sendiri
tidak selalu berakhir dengan bencana Ancaman alam menjadi bencana ketika
manusia tidak siap untuk menghadapinya dan pada akhirnya terkena dampak
Kerentanan manusia terhadap dampak gejala alam sebagian besar ditentukan oleh
tindakan manusia atau kegagalan manusia untuk bertindak
Terjadinya bencana adalah karena adanya pertemuan antara bahaya dan
kerentanan serta ada pemicunya Berikut gambar 21 Proses tejadinya bencana
31
Gambar 21 Proses Terjadinya Bencana
(Sumber Nurjanah dkkManajemen Bencana2013 hal 14)
Berdasarkan gambar di atas bahwa bencana terjadi setelah melalui proses
tiga unsur yang diantaranya yaitu
1 Bahaya
Bahaya adalah suatu fenomena alam atau buatan yang mempunyai
potensi mengancam kehidupan manusia kerugian harta benda dan
kerusakan lingkungan
2 Kerentanan (vulnerability)
Kerentanan merupakan suatu kondisi dari suatu komunitas atau
masyarakat yang mengarah atau menyebabkan ketidakmampuan
dalam menghadapi ancaman bahaya
3 Resiko bencana (risk disaster)
Risiko bencana adalah interaksi antara tingkat kerentanan daerah
dengan ancaman bahaya yang ada
219 Faktor-faktor Penyebab Bencana
Menurut Nurjanah dkk (201321) menyatakan terdapat tiga penyebab
terjadinya bencana yaitu (1) Faktor alam (natural disaster) karena fenomena
alam dan tanpa ada campur tangan manusia (2) Faktor non-alam (non-natural
disaster) yaitu bukan karena fenomena alam dan juga bukan akibat perbuatan
manusia (3) faktor sosialmanusia (man-made disaster) yang murni akibat
perbuatan manusia misalnya konflik horizontal konflik vertikal dan terorisme
Bahaya
Kerentanan
Risiko
Bencana
Bencana
Pemicu
32
Menurut UNDRO (1992) yang dikutip oleh Nurjanah dkk (201322) ada
beberapa faktor yang mempengaruhi timbulnya kerentanan adalah (1) berada di
lokasi berbahaya (2) kemiskinan (3) perpindahan penduduk dari desa ke kota (4)
kerusakan dan penurunan kualitas lingkungan (5) pertambahan penduduk yang
besar (6) perubahan budaya dan (7) kurangnya informasi dan kesadaran
Sedangkan menurut Eko Teguh Paripurno dalam Nurjanah dkk (201322)
sumber ancaman bencana dapat dikelompokkan ke dalam empat sumber ancaman
yaitu
1 Sumber ancaman klimatologis
Adalah sumber ancaman yang ditimbulkan oleh pengaruh iklim
dapat berupa rendah dan tingginya curah hujan tinggi dan
derasnya ombak di pantai arah angin serta beberapa kejadian
alam lain yang sangat erat hubungannya dengan iklim dan cuaca
2 Sumber ancaman geologis
Yaitu sumber ancaman yang terjadi oleh adanya dinamika bumi
baik berupa pergerakan lempeng bumi bentuk dan rupa bumi
jenis dan materi penyusunan bumi
3 Sumber ancaman industri dan kegagalan teknologi
Adalah sumber ancaman akibat adanya kegagalan teknologi
maupun kesalahan pengelolaan suatu proses industri
pembuangan limbah polusi yang ditimbulkan atau dapat pula
akibat proses persiapan produksi
4 Faktor manusia juga merupakan salah satu sumber ancaman
Perilaku atau ulah manusia baik dalam pengelolaan lingkungan
perebutan sumberdaya permasalahan ras dan kepentingan
lainnya serta akibat dari sebuah kebijakan yang berdampak pada
sebuah komunitas pada dasarnya merupakan sumber ancaman
2110 Jenis-jenis Bencana Alam di Indonesia
Karakteristik perlu diidentifikasi dan dipahami oleh aparatur pemerintah
dan masyarakat terutama yang tinggal di daerah atau wilayah rawan bencana
Upaya mengenal karakteristik bencana yang sering dilakukan merupakan suatu
33
upaya mitigasi sehingga diharapkan apabila terjadi bencana dampaknya dapat
dikurangi
Berikut deskripsi dari sejumlah jenis-jenis bencana yang sering terjadi di
Indonesia menurut Nurjanah dkk (201324) yaitu sebagai berikut
1 Banjir
2 Tanah longsor
3 Kekeringan
4 Kebakaran lahan dan hutan
5 Angin badai
6 Gempa bumi
7 Tsunami
8 Letusan gunung api
2111 Dampak Bencana
UNDRO (1992) yang dikutip oleh Nurjanah dkk (201333)
mengemukakan bencana serius dapat mengganggu inisiatif-inisiatif pembangunan
dalam beberapa cara termasuk (1) hilanggnya sumber-sumber daya (2)
gangguan terhadap program-program (3) pengaruh pada iklim investasi (4)
pengaruh pada sektor non formal dan (5) destabilisasi politik
Sedangkan menurut Benson and Clay (2004) dalam Nurjanah dkk
(201335) menyatakan bahwa dampak bencana dapat dibagi kedalam tiga bagian
yakni
1 Dampak langsung (direct impact)
Meliputi kerugian finansial dari kerusakan aset ekonomi
misalnya rusaknya bangunan tempat tinggal infrastruktur lahan
pertanian dan lain-lain
2 Dampak tidak langsung (indirect impact)
Meliputi berhentinya proses produksi hilangnya output dan
sumber penerimaan
3 Dampak sekunder (secondary impact)
Meliputi terhambatnya pertumbuhan ekonomi terganggunya
rencana pembangunan yang telah disusun meningkatnya defisit
34
neraca pembayaran meningkatnya angka kemiskinan dan lain-
lain
2112 Manajemen Bencana
Undang-undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana
mendefinisikan bahwa manajemen bencana (disaster management) sebagai
serangkaian upaya yang meliputi penetapan kebijakan pembangunan yang
berisiko timbulnya bencana kegiatan pencegahan bencana tanggap darurat
rehabilitasi dan rekonstruksi
Menurut Nurjanah dkk (201342) mengemukakan bahwa manajemen
bencana (disaster management) adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari
bencana beserta segala aspek yang berkaitan dengan bencana terutama risiko
bencana dan bagaimana menghindari risiko bencana Manajemen bencana
merupakan proses dinamis tentang bekerjanya fungsi-fungsi manajemen yang
meliputi dari perencanaan (planning) pengorganisasian (organizing)
penggerakan (actuating) dan pengawasan (controlling)
Sedangkan menurut W Nick Carter dalam Nurjanah (201344) definisi
manajemen bencana yaitu
ldquoan applied science which seeks by the systematic observation and
analysis of disasters to improve measures relaitng to prevention
mitigation preparedness emergency response and recoveryrdquo
Selanjutnya dalam wikipedia Emergency Management (2007)
mengemukakan bahwa penanggulangan bencana adalah proses yang terus
menerus di mana setiap individu kelompok dan masyarakat berusaha mengatur
35
risiko untuk menghindari atau memperbaiki dampak dari suatu bencana yang
dihasilkan dari suatu musibah
Dalam manajemen bencana terdapat tiga aspek yang mendasar yaitu (1)
respon terhadap bencana (2) kesiapsiagaan menghadapi bencana (3) minimasi
efek bencana (mitigasi) Ketiga aspek ini bersesuaian dengan siklus manajemen
bencana yaitu dapat dilihat pada gambar 22 berikut ini
Gambar 22 Siklus Manajemen Bencana
Sumber Nick Carter dalam Nurjanah dkk(201342)
2113 Prinsip-prinsip Manajemen Bencana
Berdasarkan Undang-undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang
Penanggulangan Bencana pasal 3 disebutkan bahwa azas prinsip-prinsip
manajemen penanggulangan bencana yaitu kemanusiaan keadilan kesamaan
kedudukan dalam hukum dan pemerintahan keseimbangan keselarasan
ketertiban dan kepastian hukum kebersamaan kelestarian lingkungan hidup ilmu
pengetahuan dan teknologi
Kesiapsiagaan
Mitigasi
Pencegahan Pembangunan
Bencana
Tanggap darurat
Pemulihan
36
Selain itu Nurjanah dkk (201345) mengemukakan bahwa
penanggulangan bencana harus didasarkan pada prinsip-prinsip praktis sebagai
berikut
1 Cepat dan Tepat
Bahwa penanggulangan bencana dilaksanakan dengan secara cepat
dan tepat sesuai dengan tututan keadaan
2 Prioritas
Prioritas dimaksudkan sebagai upaya penanggulangan bencana
yang harus mengutamakan kelompok rentan
3 Koordinasi dan Keterpaduan
Koordinasi dimaksudkan sebagai upaya penanggulangan bencana
yang didasarkan pada koordinasi yang baik dan saling mendukung
Sedangkan keterpaduan dimaksudkan sebagai upaya
penanggulangan bencana dilaksanakan oleh berbagai sektor secara
terpadu yang didasarkan pada kerjasama yang baik dan sailng
mendukung
4 Berdayaguna dan Berhasilguna
Dalam mengatasi kesulitan masyarakat dilakukan dengan tidak
membuang waktu tenaga dan biaya yang berlebihan
5 Transparansi dan Akuntabilitas
Transparansi dimaksudkan bahwa penanggulangan bencana
dilakukan secara terbuka dan dapat dipertanggungjawabkan
Sedangkan akuntabilitas adalah bahwa penanggulangan bencana
dilakukan secara terbuka dan dapat dipertanggungjawabkan secara
etik dan hukum
6 Kemitraan
Penanggulangan bencana harus melibatkan berbagai pihak secara
seimbang
7 Pemberdayaan
Penanggulangan bencana dilakukan dengan melibatkan korban
bencana secara aktif
8 Non Diskriminatif
Penanggulangan bencana tidak memberikan perlakuan yang
berbeda terhadap jenis kelamin suku agama ras dan aliran politik
apapun
9 Non-Proselitisi
Dalam penanggulangan bencana dilarang menyebarkan agama dan
atau keyakinan
37
2114 Tahapan Penanggulangan Bencana
Tahapan penanggulangan bencana yang dilakukan Badan Penanggulangan
Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lebak sesuai dengan Undang-undang Nomor
24 Tahun 2007 adalah sebagai berikut
1 Tahapan Pra Bencana
Tujuan Pengurangan Risiko Bencana
Manajemen Manajemen Risiko Bencana
Penyelenggaraan Situasi tidak terjadi bencana dan situasi terdapat
potensi bencana
Kegiatan
1) Pencegahan bencana adalah serangkaian kegiatan yang
dilakukan untuk mengurangi atau menghilangkan risiko
bencana baik melalui pengurangan ancaman bencana maupun
kerentanan pihak yang terancam bencana (situasi tidak terjadi
bencana)
2) Mitigasi (mitigation) adalah serangkaian upaya untuk
mengurangi risiko bencana baik melalui pembangunan fisik
maupun penyadaran dan peningkatan kemampuan menghadapi
ancaman bencana (situasi terdapat potensi bencana)
2 Tahapan Saat Bencana
Tujuan Penanganan darurat
Manajemen Manajemen darurat
38
Penyelenggaraan Situasi tanggap darurat
Kegiatan
1) Tanggap darurat (emergency response) yaitu serangkain
kegiatan yang dilakukan dengan segera pada saat kejadian
bencana untuk menangani dampak buruk yang ditimbulkan
yang meliputi kegiatan penyelamatan dan evakuasi korban
harta benda pemenuhan kebutuhan dasar perlindungan
pengurusan pengungsi penyelamatan serta pemulihan
prasarana dan sarana
3 Tahapan Pasca Bencana
Tujuan Pemulihan
Manajemen Manajemen pemulihan
Penyelenggaraan Situasi tanggap darurat
Kegiatan
1) Rehabilitasi yaitu perbaikan dan pemulihan semua aspek
pelayanan publik atau masyarakat sampai tingkat yang
memadai pada wilayah pasca bencana dengan sasaran utama
untuk normalisasi atau berjalannya secara wajar semua aspek
pemerintahan dan kehidupan masyarakat pada wilayah pasca
bencana
2) Rekonstruksi yaitu pembangunan kembali semua prasarana dan
sarana kelembagaan pada wilayah pasca bencana baik pada
tingkat pemerintahan maupun masyarakat dengan sasaran
39
utama tumbuh dan berkembangnya kegiatan perekonomian
sosial dan budaya tegaknya hukum dan ketertiban dan
bangkitnya peran serta masyarakat dalam segala aspek
kehidupan bermasyarakat pada wilayah pasca bencana
(Sumber Rencana Strategis (Renstra) Badan Penanggulangan Bencana
Daerah Kabupaten Lebak 2014-2018)
2115 Konsep Banjir
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008) banjir adalah berair
banyak dan deras atau terbenamnya daratan karena volume air yang meningkat
Dengan kata lain banjir adalah dimana suatu daerah dalam keadaan tergenang
oleh air dalam jumlah yang begitu besar Sedangkan Wikipedia mengemukakan
bahwa banjir adalah peristiwa yang terjadi ketika aliran air yang berlebihan
merendam daratan Banjir diakibatkan oleh volume air di suatu badan air seperti
sungai atau danau yang meluap atau menjebol bendungan sehingga air keluar dari
batasan alaminya Banjirpun dapat terjadi di sungai ketika alirannya melebihi
kapasitas saluran air terutama di kelokan sungai
Sejalan dengan pengertian dalam buku profil Badan Penanggulangan
Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Banten (2013) bahwa banjir adalah aliran air
sungai yang tingginya melebihi muka air normal sehingga melimpas dari palung
sungai menyebabkan adanya genangan pada lahan rendah di sisi sungai Aliran air
limpasan tersebut yang semakin meninggi mengalir dan melimpasi muka tanah
yang biasanya tidak dilewati aliran air
40
Menurut Pusat Pendidikan Mitigasi Bencana (2010) mengemukakan
bahwa banjir adalah peristiwa tergenang dan terbenamnya daratan (yang biasanya
kering) karena volume air yang meningkat Banjir dapat terjadi karena peluapan
air yang berlebihan di suatu tempat akibat hujan besar peluapan sungai atau
pecahnya bendungan sungai
Menurut kodoatie dan Sugiyanto (2002) sebab-sebab alami banjir antara
lain
1 Curah hujan
2 Pengaruh fisiografi
3 Erosi dan sedimentasi
4 Kapasitas sungai
5 Kapasitas drainase yang tidak memadai
6 Pengaruh air pasang
Sedangkan BPBD Provinsi Banten dalam buku Profil Daerah Rawan
Bencana terdapat beberapa faktor penyebab banjir diantaranya
1 Curah hujan tinggi
2 Permukaan tanah lebih rendah dibandingkan muka air laut
3 Terletak pada suatu cekungan yang dikelilingi perbukitan dengan
pengaliran air keluar sempit
4 Banyak permukiman yang dibangun pada dataran sepanjang sungai
5 Aliran sungai tidak lancar akibat banyaknya sampah serta bangunan di
pinggir sungai
6 Kurangnya tutupan lahan di daerah hulu sungai
Selain itu pula dalam buku Panduan Penanggulangan Bencana Provinsi
Banten (201317) bahwa untuk mengurangi dampak banjir yakni
1 Penataan daerah aliran sungai secara terpadu dan sesuai fungsi lahan
2 Pembangunan sistem pemantauan dan peringatan dini pada bagian
sungai yang sering menimbulkan banjir
3 Tidak membangun rumah dan pemukiman di bantaran sungai serta
daerah banjir
4 Tidak membuang sampah ke dalam sungai mengadakan program
pengerukan sungai
5 Pemasangan pompa untuk daerah yang lebih rendah dari permukaan
laut
41
6 Program penghijauan daerah hulu sungai harus selalu dilaksanakan
serta mengurangi aktifitas di bagian sungai rawan banjir
7 Membentuk polisi peduli lingkungan
2115 Tugas dan Fungsi Badan Penanggulangan Bencana Daerah
Kabupaten Lebak
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lebak
merupakan unsur pelaksana bidang penanggulangan bencana dipimpin oleh
kepala badan yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Bupati
melalui Sekretaris Daerah BPBD Kabupaten Lebak mempunyai tugas
melaksanakan kewenangan otonomi daerah di bidang penanggulangan bencana
melaksanakan urusan kebencanaan berdasarkan azas otonomi dan tugas
pembantuan yang diberikan oleh Pemerintah Pusat dan Pemerintah Propinsi
Banten
Adapun tugas BPBD Kabupaten Lebak mengacu kepada Peraturan Daerah
Kabupaten Lebak Nomor 3 tahun 2011 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata
Kerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Lebak diantaranya
yaitu
1 Menetapkan pedoman dan pengarahan terhadap usaha penanggulangan
bencana sesuai dengan kebijakan Pemerintah Daerah dan Badan Nasional
Penanggulangan Bencana yang mencakup pencegahan bencana
penanganan darurat rehabilitasi serta rekonstruksi secara adil dan setara
2 Menetapkan standarisasi serta kebutuhan penyelenggaraan
penanggulangan bencana berdasarkan perundang-undangan
3 Menyusun menetapkan dan menginformasikan peta relawan bencana
42
4 Menyusun dan menetapkan prosedur tetap penanganan bencana
5 Melaporkan penyelenggaraan penanggulangan bencana kepada Bupati
setiap sebulan sekali dalam kondisi normal dan setiap saat dalam kondisi
darurat bencana
6 Mengendalikan pengumpulan dan penyaluran uang dan barang
7 Mempertanggungjawabkan penggunaan anggaran yang diterima dari
anggaran pendapatan dan belanja daerah dan sumber lain yang sah
8 Melaksanakan kewajiban lain sesuai dengan peraturan perundang-
undangan
Sedangkan fungsi BPBD Kabupaten Lebak dalam menjalankan tugas
mempunyai fungsi yaitu
1 Perumusan dan penetapan kebijakan penanggulangan bencana dan
penanganan pengungsi dengan bertindak cepat dan tepat efektif dan
efisien dan
2 Pengoordinasian pelaksanaan kegiatan penanggulangan bencana secara
terencana terpadu dan menyeluruh
22 Penelitian Terdahulu
Temuan-temuan hasil dari penelitian sebelumnya merupakan sebagai
alatbahan pertimbangan dan data pendukung dalam penelitian yang sedang
dilakukan Penelitian terdahulu harus ada keterkaitan dengan penelitian yang
sedang diteliti sehingga dijadikan sebagai bahan pertimbangan dan pendukung
data Oleh karena pentingnya melihat hasil penelitian yang terdahulu maka
43
peneliti akan memaparkan setidaknya dua hasil penelitian yang sudah ada
Pemaparan hasil penelitian akan dijelaskan di bawah ini
1) Peneliti Pertama
Penelitian yang dilakukan oleh Mahasiswa Jurusan Ilmu
Administrasi Negara Universitas Sumatera Marino Y Cristanti
Marbun tahun 2013 dengan judul peranan koordinasi Badan
Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Medan dalam upaya
penanggulangan bencana banjir di kota Medan Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui bagaimana Badan Penanggulangan Bencana Daerah
Kota Medan dalam upaya penanggulangan bencana banjir Dari hasil
penelitian ini didapat beberapa temuan diantaranya yaitu Badan
Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Medan belum
melakukan koordinasi sesuai tupoksi koordinasi yang dilakukan
bersifat arahanhimbauan berupa surat dan koordinasi Pemerintah
Kota Medan dalam pemberian bantuan logistik kepada masyarakat
korban banjir berjalan kurang baik
2) Peneliti Kedua
Penelitian yang dilakukan oleh Chandra Yudiana Efendi jurusan
Ilmu Pemerintahan Universitas Komputer Indonesia mengenai Kinerja
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) di Wilayah
kecamatan Baleendah Kabupaten Bandung tahun 2012 Penelitian ini
menggunakan teori kinerja organisasi publik menurut Dwiyanto yang
terdiri dari lima indikator yaitu produktivitas kualitas layanan
44
responsivitas responsibilitas dan akuntabilitas Sedangkan metode
penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif Dari hasil
penelitian menunjukan (1) Produktivitas kinerja BPBD Kabupaten
Bandung sudah cukup baik (2) Kualitas layanan kinerja BPBD
Kabupaten Bandung cukup baik dilihat dari adanya fasilitas teknologi
komunikasi dan informasi serta adanya diklat kepada aparatur dan
masyarakat (3) Responsivitas kepada masyarakat di wilayah
kecamatan Baleendah cukup baik hal tersebut di lihat dari adanya
peringatan dini dan tanggap darurat serta pemenuhan akan kebutuhan
masyarakat yang terkena banjir (4) Responsibilitas BPBD Kabupaten
Bandung berjalan cukup baik karena sudah sesuai dengan SOP (5)
Akuntabilitas kinerja BPBD Kabupaten Bandung sudah baik dilihatnya
dari tercapainya sasaran dari kegiatan atau program Dengan demikian
dalam penelitian kinerja BPBD Kabupaten Bandung dalam upaya
penanggulangan banjir di wilayah Baleendah dinilai sudah cukup baik
3) Peneliti yang Bersangkutan (Mahasiswa)
Penelitian ini berjudul Kinerja Badan Penanggulangan Bencana
Daerah (BPBD) dalam penanggulangan bencana banjir di Kabupaten
Lebak Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui Kinerja
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Dalam
Penanggulangan Bencana Banjir Di Kabupaten Lebak Sedangkan
metode dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif
deskriptif
45
Peneliti menemukan beberapa permasalahan terkait dengan kinerja
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lebak
dalam upaya penaggulangan bencana banjir di Kabuapten Lebak
Permasalahannya yaitu Keterbatasan jaringan informasi dan
komunikasi yang efektif dalam penyebaran informasi kebencanaan
kepada masyarakat Sumber daya manusia atau aparatur BPBD
Kabupaten Lebak yang terbatas Keterbatasan sarana dan prasarana
dalam penanggulangan bencana banjir Belum adanya Peraturan
Daerah tentang Pendanaan Bencana dan Ketidakefektifan sosialisasi
penanggulangan bencana banjir
23 Kerangka Berfikir
Kerangka berfikir merupakan alur pemikiran peneliti dalam penelitian dan
sebagai kelanjutan dari kajian teori untuk memberikan penjelasan dari kinerja
BPBD Kabupaten Lebak dalam penanggulangan bencana banjir maka dalam
penelitian ini dibuatkanlah kerangka berfikir Sehingga dengan adanya kerangka
berfikir ini baik peneliti maupun pembaca mudah memahami dan mengetahui
tujuan yang ingin dicapai dari penelitian
Menurut Sugiyono (201065) menyatakan bahwa kerangka berfikir
merupakan model konseptual tentang bagaimana teori berhubungan dengan
berbagai faktor yang telah diidentifikasikan sebagai masalah yang penting Oleh
karenanya peneliti berangkat dari identifikasi masalah untuk membuat kerangka
46
berfikir Adapun permasalahan-permasalahan yang ada terkait kinerja BPBD
Kabupaten Lebak dalam penanggulangan bencana banjir diantaranya
1) Keterbatasan jaringan informasi dan komunikasi yang efektif dalam
penyebaran informasi kebencanaan kepada masyarakat
2) Sumber daya manusia atau aparatur BPBD Kabupaten Lebak yang
terbatas
3) Keterbatasan sarana dan prasarana dalam penanggulangan bencana
banjir
4) Belum adanya Peraturan Daerah tentang Pendanaan Bencana
5) Kurangnya kesadaran masyarakat akan bahaya bencana banjir
6) Ketidakefektifan sosialisasi penanggulangan bencana banjir
Berdasarkan dari permasalahan yang telah dikemukakan di atas maka
kiranya dibutuhkan suatu alat untuk mengukur kinerja BPBD yang optimal dalam
penanggulangan bencana banjir Di bawah ini akan dikemukakan mengenai
indikator kinerja yang menjadi titik acuan untuk mengetahui kinerja BPBD
dengan menggunakan indikator kinerja organisasi menurut Hersey Blanchard
dan Johnson yang dikutip oleh Wibowo (2011102) yaitu
1 Tujuan
2 Standar
3 Alat atau sarana
4 Kompetensi
5 Motif
6 Peluang
7 Umpan Balik
Indikator kinerja organisasi yang telah disebutkan di atas dinilai dan
dianggap lebih rasional dan tepat untuk menjawab permasalahan-permasalahan
47
yang ada pada kinerja BPBD dalam penanggulangan bencana banjir Dengan
diadakannya pengukuran kinerja sesuai indikator kinerja organisasi yang telah
disebutkan di atas maka diharapkan BPBD kabupaten Lebak lebih optimal lagi
dalam penanggulangan bencana banjir khususnya di kecamatan Rangkasbitung
Untuk lebih jelasnya kerangka berfikir dapat di lihat pada gambar 23 di bawah
ini
48
Gambar 23
Kerangka Berfikir
Gambar 23 Kerangka Berfikir
Identifikasi Masalah
1 Keterbatasan jaringan informasi dan komunikasi yang efektif dalam
penyebaran informasi kebencanaan kepada masyarakat
2 SDM atau aparatur BPBD Kabupaten Lebak yang terbatas
3 Keterbatasan sarana dan prasarana dalam penanggulangan bencana banjir
4 Belum adanya Peraturan Daerah tentang Pendanaan Bencana
5 Ketidakefektifan sosialisasi penanggulangan bencana banjir
Kinerja Organisasi
1 Tujuan
2 Standar
3 Alatsarana
4 Kompetensi
5 Motif
6 Peluang
7 Umpan Balik
(Hersey Blanchard dan Johnson dalam buku Wibowo 2011102)
Terwujudnya Kinerja BPBD dalam Penanggulangan Bencana Banjir
Di Kabupaten Lebak Yang Optimal
Penyelenggaraan BPBD dalam Penanggulangan Bencana Banjir
Di Kabupaten Lebak
49
24 Hipotesis Penelitian
Hipotesis penelitian merupakan jawaban sementara terhadap masalah yang
akan diteliti dan akan dibuktikan kebenarannya Hipotesis memberi hasil dari
refleksi peneliti berdasarkan deskripsi teori dan kerangka berfikir yang akan
digunakan sebagai dasar argumentasi Pada penelitian ini hipotesis yang
digunakan oleh peneliti adalah hipotesis deskriptif yaitu merupakan jawaban
sementara terhadap rumusan masalah deskriptif
Berdasarkan kerangka teori dan kerangka berfikir maka pada penelitian
ini hipotesis yang akan diambil yaitu
Hipotesis nol ldquoKinerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah
Dalam Penanggulangan Bencana Banjir di
Kabupaten Lebak paling rendah atau sama dengan
65 dari nilai idealnya 100 rdquo
Hipotesis alternatif ldquoKinerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah
Dalam Penanggulangan Bencana Banjir di
Kabupaten Lebak paling tinggi 65 dari nilai
idealnya 100rdquo
H0 micro gt 65
Ha micro lt 65
50
Dari hipotesis di atas maka peneliti menentukan dan mengambil salah
satu hipotesis untuk penelitian yaitu
Ha micro lt 65
Hipotesis alternatif ldquoKinerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah
Dalam Penanggulangan Bencana Banjir di
Kabupaten Lebak paling tinggi 65 dari nilai
idealnya 100rdquo
51
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
31 Pendekatan dan Metode Penelitian
Menurut Sugiyono (20101) Metode penelitian pada dasarnya merupakan
cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu
Berdasarkan tersebut terdapat empat kata kunci yang harus diperhatikan yaitu
cara ilmiah tujuan dan kegunaan Cara ilmiah berarti kegiatan penelitian itu
didasarkan pada ciri-ciri keilmuan yaitu rasional empiris dan sistematis Rasional
berarti kegiatan itu dilakukan dengan cara-cara yang masuk akal sehingga
terjangkau oleh penalaran manusia Empiris berarti cara-cara itu dapat diamati
oleh indera manusia sehingga orang lain dapat mengamati dan mengetahui cara-
cara yang digunakan Sistematis berarti proses yang digunakan dalam penelitian
itu mengguanakan langkah-langkah tertentu yang bersifat logis
Sedangkan Usman dan Setadi Akbar (201141) mengemukakan bahwa
metodologi penelitian ialah suatu pengkajian dalam mempelajari peraturan-
peraturan yang terdapat dalam penelitian Ditinjau dari filsafat metodologi
penelitian merupakan epistimologi penelitian yaitu yang menyangkut bagaimana
kita mengadakan penelitian
Untuk menemukan jawaban dalam masalah-masalah tujuan dan manfaat
yang telah diuraikan pada bab sebelumnya maka metode penelitian yang berjudul
ldquoKinerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Dalam
52
Penanggulangan Bencana Banjir di Kabupaten Lebakrdquo ini adalah metode
penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif
Menurut Sugiyono (20078) Metode penelitian kuantitatif dapat diartikan
sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme digunakan
untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu pengumpulan data
menggunakan instrumen penelitian analisis data bersifat kuantitatifstatistik
dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan
Irawan (2006108) menjelaskan bahwa metode deskriptif digunakan untuk
mengkaji sesuatu seperti apa adanya (variabel tunggal) atau pola hubungan
(korelasional) antara dua atau lebih variabel Sedangkan menurut Suryabarata
(199224) metode penelitian deskriptif adalah penelitian mendalam mengenai unit
sosial tertentu yang hasilnya merupakan gambaran yang lengkap dan
terorganisasi menganai unit tersebut
32 Ruang Lingkup Penelitian
Adapun ruang lingkup penelitian ldquoKinerja Badan Penanggulangan Bencana
Daerah (BPBD) Dalam Penanggulangan Bencana Banjir Di Kabupaten Lebakrdquo
adalah organisasi BPBD Kabupaten Lebak dan masyarakat Kabupaten Lebak
yang mengharapkan pelayanan dalam bidang penanggulangan bencana banjir
berjalan dengan baik dan terwujudnya masyarakat yang tangguh akan bencana
53
33 Lokasi Penelitian
Dalam penelitian ldquoKinerja Badan Penanggulangan Bencana daerah (BPBD)
Dalam Penanggulangan Bencana Banjir di Kabupaten Lebakrdquo ini penetapan
lokasi terdapat di daerah Kabupaten Lebak yang merupakan daerah rawan akan
bencana banjir Daerah rawan bencana banjir di Kabupaten Lebak terdapat 15
Kecamatan dari jumlah keseluruhan 28 Kecamatan yang berada di Kabupaten
Lebak yakni
1 Kecamatan Rangkasbitung
2 Kecamatan Kalanganyar
3 Kecamatan Cibadak
4 Kecamatan Cimarga
5 Kecamatan Leuwidamar
6 Kecamatan Banjarsari
7 Kecamatan Lebak Gedong
8 Kecamatan Panggarangan
9 Kecamatan Wanasalam
10 Kecamatan Gunung Kencana
11 Kecamatan Cilograng
12 Kecamatan Muncang
13 Kecamatan Cikulur
14 Kecamtan Sobang dan
15 Kecamatan Cibeber
54
34 Variabel Penelitian
341 Definisi Konsep
Variabel dalam penelitian ini adalah Kinerja Organisasi Pelayanan Publik
organisasi pelayanan publik yang dimaksud adalah Badan Penanggulangan
Bencana Daerah (BPBD) dengan lokus penelitian di Kabupaten Lebak Sehingga
peneliti menentukan teori yang dapat menguji kinerja dari organisasi pelayanan
publik tersebut berdasarkan permasalahan yang ditemukan oleh peneliti pada
tahap observasi lapangan Berdasarkan permasalahan di lapangan maka peneliti
memutuskan untuk menggunakan teori indikator kinerja menurut Hersey
Blancharddan Johnson untuk mengetahui kinerja BPBD dalam penanggulangan
bencana banjir di Kabupaten Lebak Indikator kinerja menurut Hersey Blanchard
dan Johnson yaitu
1 Tujuan
2 Standar
3 Alat atau sarana
4 Kompetensi
5 Motif
6 Peluang
7 Umpan Balik
Dari ketujuh indikator tersebut dapat dijabarkan kedalam sub indikator
yang kemudian dijadikan pertanyaan-pertanyaan pada instrumen penelitian untuk
mengukur kinerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dalam
penanggulangan banjir di Kabupaten Lebak
55
342 Definisi Operasional
Adapun pada penelitian kinerja BPBD dalam penanggulangan bencana
banjir di Kabupaten Lebak yang menjadi variabel adalah kinerja BPBD dalam
penanggulangan bencana banjir Teori yang digunakan adalah indikator kinerja
menurutHersey Blancharddan Johnson Seperti yang dijelaskan sebelumnya
maka setiap indikator teori akan dijabarkan menjadi sub indikator yang kemudian
dijadikan pertanyaan pada instrumen penelitian
35 Instrumen Penelitian
Pada dasarnya meneliti adalah melakukan pengukuran terhadap fenomena
alam maupun sosial Oleh karena itu maka diperlukan alat ukur yang baik yang
selanjutnya dinamakan sebagai instrumen Menurut Sugiyono (2010119)
instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur fenomena
alam maupun sosial yang diamati Secara spesifik semua fenomena ini disebut
variabel penelitian Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah berupa
angket dengan satu variabel dan menggunakan skala Likert dalam pengukuran
jawaban dari para responden Dengan skala Likert maka variabel yang akan
diukur akan dijabarkan menjadi indikator variabel Kemudian indikator tersebut
dijadikan tolak ukur untuk menyusun item-item instumen dalam bentuk
pertanyaan Jawaban setiap item instrumen memliki tingkatan nilai dari sangat
positif sampai sangat negatif
Sehingga untuk keperluan analisis kuantitatif anak jawaban dari setiap item
instrumen diberi skor dapat di lihat pada tabel 31 berikut ini
56
Tabel 31
Skoring Instrumen Penelitian
Pilihan Jawaban Skor
Sangat Setuju 4
Setuju 3
Tidak Setuju 2
Sangat Tidak Setuju 1
Sumber Sugiyono 2007
Untuk mempermudah dalam menemukan jawaban atas masalah yang telah
diuraikan pada bab sebelumnya maka berikut ini peneliti sajikan operasional
variabel dalam bentuk kisi-kisi instrumen yang dapat dilihat pada Tabel32 berikut
ini
57
Tabel 32
Kisi-kisi Instrumen Penelitian
Variabel Indikator Sub Indikator Butir Skala
Kinerja Badan
Penanggulangan
Bencana Daerah
(BPBD) Dalam
Penanggulangan
Bencana Banjir
Di Kabupaten
Lebak
Tujuan 1 Pengurangan Risiko
Bencana (Pra bencana)
2 Penanganan kedaruratan
(saat Bencana)
3 Pemulihan (Pasca
Bencana)
123
Likert
Standar 1 Standar Operating
Procedure (SOP)
4 5 6
Alat atau sarana 1 Kelengkapan peralatan
penanggulangan bencana
2 Alat Komunikasi
3 Tempat penyimpanan alat
dan logistic
7 8 9
Kompetensi 1 Kemampuan aparatur
2 Kesesuaian aparatur
dengan fungsi tugas
10 11
12
Motif 1 Motivasi dalam
penanggulangan bencana
3 Prilaku aparatur
4 Sosialisasi Bencana
banjir
13 14
15
Peluang 1 Komunitas Masyarakat
Tangguh Bencana
2 Solusi Bencana Banjir
3 Partisipasi Masyarakat
16 17
18
Umpan Balik 1 Pelaporan hasil kegatan
2 Penilaian kinerja
3 Tindak lanjut hasil
kegiatan
19 20
21
Sumber Peneliti 2014
36 Populasi dan Sampel Penelitian
Menurut Sugiyono (200890) menjelaskan bahwa populasi adalah wilayah
generalisasi yang terdiri atas obyeksubyek yang mempunyai kualitas dan
karakteristik tertentu yang ditetapkan peneliti untuk dipelajari dan ditarik
58
kesimpulannya Populasi adalah jumlah total dari seluruh unit atau elemen di
mana penyelidik tertarik
Sejalan dengan Irawan (2006113) populasi (validitas eksternal) adalah
keseluruhan objek atau subjek yang menjadi sasaran generalisasi Maka peneliti
mengambil sampel kemudian menelitinya sebagai generalisasi populasi
Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah masyarakat Kabupaten
Lebak yang terkena dampak bencana banjir Peneliti mengambil populasi 15
kecamatan dari jumlah keseluruhan 28 Kecamatan di Kabupaten Lebak Hal ini
dikarenakan tidak semua wilayah di Kabupaten Lebak terkena dampak bencana
banjir dan data tersebut didapat dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah
Kabupaten Lebak Jumlah populasi dari 15 Kecamatan sebesar 734402 jiwa data
ini didapat dari Badan Pusat Statistik Kabupaten Lebak
Untuk mendapatkan sampel yang representatif peneliti menggunakan rumus
untuk mencari data yang lebih akurat Peneliti menggunakan rumus Slovin dengan
tingkat kesalahan sebesar 10 sebagai berikut
Keterangan
n ukuran sampel
N ukuran populasi
e sampling error(10)
N
n gt
1+Ne2
59
Dapat dihitung berikut ini
n gt N gt 734402
1+ Ne2 1 + (734402)(01)
2
gt 734402
1 + 734402
gt 734402
734502
gt 999
asymp 100
Berdasarkan penghitungan sampel menggunakan rumus Slovin dengan
taraf kesalahan 10 di atas maka didapatkan sampel sebesar 100 orang
Kemudian dalam penentuan teknik sampling peneliti menggunakan teknik
proportional cluster random sampling Dimana sampel dalam penelitian ini
dihitung berdasarkan ketentuan besaran sampel atas besaran populasi Dikatakan
proportional cluster random sampling karena populasi terdiri dari sub populasi
yang tidak homogen dan tiap-tiap populasi akan diwakili sesuai dengan
proporsinya masing-masing dalam penelitian Jadi pada pokoknya yaitu
mengambil sampel dari tiap-tiap sub populasi dengan memperhitungkan besar
kecilnya sub populasi sehingga nantinya jumlah sampel yang diambil akan
menghasilkan sampel yang representatif Lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel
33 di bawah ini
60
Tabel 33
Perhitungan Sampel
No Populasi Jumlah Perhitungan
Hasil
Akhir
1 Kec Rangkasbitung 120808 120808
734402x 100 = 016 x 100 16
2 Kec Kalanganyar 33119 33119
734402x 100 = 005 x 100 5
3 Kecamatan Cibadak 60130 60130
734402x 100 = 008 x 100 8
4 Kec Cimarga 63164 63164
734402x 100 = 009 x 100 9
5 Kec Leuwidamar 52244 52244
734402x 100 = 007 x 100 7
6 Kec Banjarsari 59488 59488
734402x 100 = 008 x 100 8
7 Kec Lebak Gedong 22280 22280
734402X 100 = 003 x 100
3
8 Kec Panggarangan 36553 36553
734402X 100 = 005 X 100
5
9 Kec Wanasalam 53184 53184
734402X 100 = 007 X 100
7
10 Kec Gunung Kencana 33852 33852
734402x 100 = 005 x 100
5
11 Kec Cilograng 32861 32861
734402x 100 = 004 x 100
4
12 Kec Muncang 32751 32751
734402 x 100 = 004 x 100
4
13 Kec Cikulur 48303 48303
734402 x 100 = 007 x 100
7
14 Kec Sobang 29402 29402
734402x 100 = 004 x 100
4
15 Kec Cibeber 56263 56263
734402x 100 = 008 x 100
8
Jumlah sum 734402 100
Sumber Peneliti 2014
61
37 Teknik Pengolahan dan Analisis Data
Pengolahan data adalah kegiatan lanjutan setelah pengumpulan data
dilaksanakan Pada penelitian kuantitatif pengolahan data secara umum
dilaksanakan melalui tahap memeriksa (editing) proses pemberian identitas
(coding) dan proses pembeberan (tabulating)
1 Editing
Editing adalah kegiatan yang dilaksanakan setelah peneliti selesai
menghimpun data di lapangan Proses editing dimulai dengan memberi
identitas pada instrumen yang telah terjawab Kemudian memeriksa
satu per satu lembaran instrumen pengumpulan data kemudian
memeriksa poin-poin serta jawaban yang tersedia Apabila terjadi
kejanggalan pada instrumen tersebut berilah identitas tertentu pada
instrumen dan poin yang janggal tersebut
2 Coding
Setelah tahap editing selesai dilakukan kegiatan berikutnya adalah
mengklasifikasi data-data tersebut melalui tahapan coding Maksudnya
bahwa data yang telah diedit tersebut diberi identitas sehingga memilki
arti tertentu pada saat dianalisis
3 Tabulating
62
Tabulating adalah bagian terakhir dari pengolahan data Maksud
tabulating adalah memasukan data pada tabel-tabel tertentu dan
mengatur angka-angka serta menghitungnya
Setelah data selesai diolah maka tahap berikutnya yaitu analisis data
Analisis data merupakan upaya peneliti untuk menyederhanakan dan menyajikan
data dengan mengelompokan dalam suatu bentuk yang berarti sehingga mudah
dipahami oleh pembaca
Di dalam penelitian ini data yang diteliti yaitu data interval adalah data
yang jaraknya sama tetapi tidak memiliki nilai 0 (nol) absolutmutlak Kemudian
hipotesis yang terdapat di dalam penelitian ini yaitu hipotesis deskriptif yaitu
jawaban sementara terhadap masalah deskriptif yaitu yang berkenaan dengan
variabel mandiri Oleh karena itu di dalam pengujian hipotesis deskriptif tersebut
dipakai t-test satu sampel sebagai berikut
Keterangan
t = nilai t yang dihitung
π = rata-rata hitung
micro0 = nilai yang dihipotesiskan
s = simpangan baku
n = jumlah anggota sampel
38 Jadwal Penelitian
63
Adapun waktu pelaksanaan penelitian dapat dilihat pada tabel 33 berikut
ini
Tabel 33
Jadwal Penelitian
No
Kegiatan
Tahun Tahun
2014 2015
Feb Mar Mei Jun Jul Aug Sep Okt Nov Des Jan Feb
1 Observasi Awal
2 Pengurusan Perizinan
3 Tahap Penyusunan Proposal
Penelitian
4 Seminar Proposal
5 Revisi Proposal
6 Pengolahan dan analisis data
7 Penyusunan Laporan Akhir
8 Sidang Skripsi
9 Revisi Laporan
Sumber Peneliti 2015
64
BAB IV
HASIL PENELITIAN
41 Deskripsi Obyek Penelitian
411 Deskripsi Kabupaten Lebak
Gambar 41
Peta Kabupaten Lebak
Kabupaten Lebak adalah salah satu kabupaten yang berada di Wilayah
Provinsi Banten Kabupaten Lebak terletak antara 6deg18rsquo-7deg00rsquo Lintang Selatan
dan 105deg25rsquo-106deg30rsquo Bujur Timur dengan luas wilayah 304472 Ha (304472
KM2) yang terdiri dari 28 Kecamatan dengan 340 desa dan 5 Kelurahan
Kabupaten Lebak memiliki batas wilayah administratifyaitu Sebelah Utara
Kabupaten Serang dan Tangerang Sebelah Selatan Samudera Indonesia Sebelah
Barat Kabupaten Pandeglang Sebelah Timur Kabupaten Bogor dan Sukabumi
Kecamatan paling luas wilayahnya adalah Kecamatan Cibeber dan Paling kecil
luas wilayahnya adalah Kecamatan Kalanganyar
64
65
Penduduk Kabupaten Lebak menurut Sensus Penduduk 2014 berjumlah
1258637orang Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Lebak
tahun 2014 data penduduk di Kabupaten Lebak dapat di lihat pada tabel 41 di
bawah ini
Tabel 41
Jumlah Penduduk Kabupaten Lebak Tahun 2014
Kecamatan Laki-laki Perempuan Jumlah
Malingping 32584 31137 63721
Wanasalam 27316 25868 53184
Panggarangan 18587 17966 36553
Cihara 15709 14901 30610
Bayah 21420 20817 42237
Cilograng 16939 15922 32861
Cibeber 28741 27522 56263
Cijaku 14105 13749 27854
Cigemblong 10336 9921 20254
Banjarsari 30477 29011 59488
Cileles 24624 23772 59488
Gunung Kencana 17438 16414 33852
Bojongmanik 11233 10753 21986
Cirinten 13412 12216 25673
Leuwidamar 26764 25480 52244
Muncang 16768 15983 32751
Sobang 15081 14321 29402
Cipanas 24006 23038 47044
Lebakgedong 11637 10643 22280
Sajira 24626 23430 48056
Cimarga 32234 30930 63164
Cikulur 24476 23827 48303
Warunggunung 27662 26172 53834
Cibadak 30952 29178 60130
Rangkasbitung 62030 58778 120808
Kalanganyar 17246 15873 33119
Maja 27294 25058 52352
Curugbitung 16128 14998 31126
Total 1258637
(Sumber httplebakkabbpsgoid)
66
Dari data di atas dapat di lihat bahwa penduduk Kecamatan
Rangkasbitung yang memiliki penduduk paling banyak dengan jumlah 120808
orang Sementara jumlah penduduk yang paling rendah terdapat di Kecamatan
Cigemblong dengan jumlah penduduk 20 254 orang
412 Deskripsi Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)
Kabupaten Lebak
Berdasarkan dengan ditetapkannya Undang-Undang Nomor 24 Tahun
2007 tentang Penanggulangan Bencana penyelenggaraan penanggulangan
bencana diharapkan semakin baik karena Pemerintah Pusat dan Pemerintah
Daerah menjadi penanggung jawab dalam penyelenggaraan penanggulangan
bencana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lebak yang
dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2011 memiliki tugas
sebagai penyelenggara penanggulangan bencana di daerah Kabupaten Lebak yang
dilakukan secara terarah terkoordinasi dan terpadu mulai sejak penetapan
kebijakan pembangunan yang berisiko timbulnya bencana
413 Visi dan Misi BPBD Kabupaten Lebak
Penetapan visi merupakan satu langkah penting dalam perjalanan suatu
organisasi karena dengan visi tersebut akan dapat mencerminkan apa yang hendak
dicapai oleh organisasi serta memberikan arah dan fokus strategis yang
berorientasi terhadap masa depan pembangunan dan bahkan menjamin
kesinambungan pelaksanaan tugas organisasi
67
Visi yang ditetapkan mencerminkan gambaran peran dan kondisi yang
ingin diwujudkan oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) di masa
depan Berdasarkan makna tersebut dan sesuai dengan visi Pemerintah Kabupaten
Lebak maka visi BPBD Kabupaten Lebak adalah ldquoKabupaten Lebak yang siaga
tangguh dan berakhlak dalam penenggulangan bencana
Sedangkan Misi Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)
Kabupaten Lebak yaitu
1 Memperkuat kapasitas masyarakat dan kelembagaan dalam
penanggulangan bencana
2 Membangun kesipasiagaan daerah dalam mengurangi resiko bencana
melalui penyusunan mekanisme penanggulangan bencana yang holistik
terencana dan terpadu
3 Membangun budaya keselamatan dan ketahanan untuk masyarakat
Kabupaten Lebak dengan menggunakan pengetahuan inovasi dan
pendidikan
414 Tugas Pokok dan Fungsi BPBD Kabupaten Lebak
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lebak
merupakan unsur pelaksana bidang penanggulangan bencana dipimpin oleh
kepala badan yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Bupati
melalui Sekretaris Daerah BPBD Kabupaten Lebak mempunyai tugas
melaksanakan kewenangan otonomi daerah di bidang penanggulangan bencana
melaksanakan urusan kebencanaan berdasarkan azas otonomi dan tugas
68
pembantuan yang diberikan oleh Pemerintah Pusat dan Pemerintah Propinsi
Banten
Adapun tugas BPBD Kabupaten Lebak mengacu kepada Peraturan Daerah
Kabupaten Lebak Nomor 3 tahun 2011 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata
Kerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Lebak diantaranya
yaitu
1 Menetapkan pedoman dan pengarahan terhadap usaha penanggulangan
bencana sesuai dengan kebijakan Pemerintah Daerah dan Badan Nasional
Penanggulangan Bencana yang mencakup pencegahan bencana
penanganan darurat rehabilitasi serta rekonstruksi secara adil dan setara
2 Menetapkan standarisasi serta kebutuhan penyelenggaraan
penanggulangan bencana berdasarkan perundang-undangan
3 Menyusun menetapkan dan menginformasikan peta relawan bencana
4 Menyusun dan menetapkan prosedur tetap penanganan bencana
5 Melaporkan penyelenggaraan penanggulangan bencana kepada Bupati
setiap sebulan sekali dalam kondisi normal dan setiap saat dalam kondisi
darurat bencana
6 Mengendalikan pengumpulan dan penyaluran uang dan barang
7 Mempertanggungjawabkan penggunaan anggaran yang diterima dari
anggaran pendapatan dan belanja daerah dan sumber lain yang sah
8 Melaksanakan kewajiban lain sesuai dengan peraturan perundang-
undangan
69
Sedangkan fungsi BPBD Kabupaten Lebak dalam menjalankan tugas
mempunyai fungsi yaitu
1 Perumusan dan penetapan kebijakan penanggulangan bencana dan
penanganan pengungsi dengan bertindak cepat dan tepat efektif dan
efisien dan
2 Pengoordinasian pelaksanaan kegiatan penanggulangan bencana secara
terencana terpadu dan menyeluruh
415 Struktur Organisasi BPBD Kabupaten Lebak
Struktur organisasi BPBD Kabupaten Lebak mengacu pada Peraturan
Daerah Nomor 3 Tahun 2011 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja
Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Lebak Berikut bagan struktur
organisasi BPBD Kabupaten Lebak
Gambar 41
Struktur Organisasi
Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Lebak
Kepala Badan
Unsur Pengarah Kepala Pelaksana
Seksi
pencegahan dan
kesiapsiagaan
Seksi
Rehabilitasi
dan
Rekonstruksi
Seksi
Kedaruratan
dan Logistik
Sekretaris
70
1 Kepala Badan Pelaksana
Mempunyai tugas
(1) Pengordinasian perencanaan pembinaan dan pengendalian terhadap
program administrasi dan sumber daya serta kerja sama BPBD
Kabupaten
(2) Pengordinasian dan pelaksanaan kebijakan di bidang pencegahan
mitigasi dan kesiapsiagaan pada prabencana serta pemberdayaan
masyarakat
(3) Pengordinasian dan pelaksanaan kebijakan di bidang penanggulangan
bencana pada saat tanggap darurat dan dukungan logistik
(4) Pengordinasian dan pelaksanaan kebijakan di bidang penanggulangan
pada pascabencana
2 Sekretariat
Mempunyai tugas
(1) Pengoordinasian sinkronisasi dan integrasi di lingkungan BPBD
Kabupaten Lebak
(2) Pengoordinasian perencanaan dan perumusan kebijakan teknis BPBD
Kabupaten
(3) Pembinaan dan Pelayanan administrasi ketatausahaan hukum dan
pertaturan perundang-undangan organisasi tata laksana kepegawaian
keuangan dan persesdiaan perlengkapan dan rumah tangga BPBD
(4) Pembinaan dan pelaksanaan hubungan masyarakat dan protokol di
lingkungan BPBD Kabupaten
71
(5) Fasilitas pelaksanaan tugas dan fungsi unsur pengarah
penanggulangan bencana
(6) Pengoordinasian dalam penyususnan laporan BPBD Kabupaten
3 Seksi Pencegahan dan Kesiapsiagaan
Mempunyai tugas
(1) Perumusan kebijakan di bidang pencegahan mitigasi dan
kesipasiagaan pada prabencana serta pemberdayaan masyarakat
(2) Pengkoordinasian di bidang pencegahan mitigasi dan kesiapsiagaan
pada prabencana serta pemberdayaan masyarakat
(3) Pelaksanaan hubungan kerja dengan instansi terkait di bidang
pencegahan mitigasi dan kesiapsiagaan pada prabencana serta
pemberdayaan masyarakat
(4) Pemantauan evaluasi dan analisis pelaporan tentang pelaksanaan
kebijakan umum di bidang pencegahan mitigasi dan kesiapsiagaan
pada prabencana serta pemberdayaan masyarakat
4 Seksi Kedaruratan dan Logistik
Mempunyai tugas
(1) Perumusan kebijakan di bidang penanggulangan pada saat tanggap
darurat penanganan pengungsi dan dukungan logistik
(2) Pengkoordinasian dan pelaksanaan kebijakan di bidang
penanggulangan bencana pada saat tanggap darurat penanganan
pengungsi dan dukungan logistik
72
(3) Komando pelaksanaan penanggulangan bencana pada saat tanggap
darurat
(4) Pelaksanaan hubungan kerja di bidang penanggulangan bencana pada
saat tanggap darurat penanganan pengungsi dan dukungan logistik
(5) Pemantauan evaluasi dan analisis pelaporan tentang pelaksanaan
kebijakan umum di bidang penangglangna bencana pada saat tanggap
darurat penanganan pengungsi dan dukungan logistik
5 Seksi Rehabilitasi dan Rekonstruksi
Mempunyai tugas
(1) Perumusan kebijakan di bidang penanggulangan bencana pada pasca
bencana
(2) Mengkoordinasikan dan pelaksanaan kebijakan di bidang
penanggulangan bencana pada pascabencana
(3) Pelaksanaan hubungan di bidang penanggulangan bencana pada
pascabencana
(4) Pemantauan evaluasi dan analisis pelaporan tentang pelaksanaan
kebijakan umum
42 Pengujian Persyaratan Statistik
421 Uji Validitas Instrumen
Pada penelitian dengan menggunakan pendekatan kuantitatif sebelum
mengolah data hasil koesioner jawaban dari responden maka harus melakukan uji
validitas instrument Hal ini dimaksudkan untuk menjaga ketepatan dan
73
kecermatan suatu alat ukur dalam melakukam fungsi ukurnya Uji validitas
digunakan untuk mengetahui sah atau valid tidaknya suatu koesioner
Kevaliditasan suatu instrument menggambarkan bahwa suatu instrument
benarbenar mampu mengukur variabel-variabel yang akan diukur dalam
penelitian serta mampu menunjukan tingkat kesesuaian antar konsep dan hasil
pengukuran
Untuk mengetahui butiritem dari instrument yang telah dibuat itu valid
atau tidak valid dapat diketahui dengan cara mengkorelasikan antara skor butir
dengan skor total Pengujiannya dilakukan dengan menggunakan rumus Pearson
Product Moment sebagai berikut
Keterangan
r = Koefisien Korelasi Product Moment
n = Jumlah Sampel
sum xy= Jumlah hasil kali skor pertanyaan dengan total
sumy = Jumlah skor total
sumx = Jumlah skor per item pertanyaan
sumx2 = Jumlah skor item yang dikuadratkan
sumy2 = Jumlah skor total yang dikuadratkan
74
Dari hasil pengolahan data dengan menggunakan SPSSperhitungan
korelasi yang dilakukan hasilnya dapat dilihat pada tabel 42 di bawah ini
Tabel 42
Hasil Uji Validitas (Menggunakan SPSS V16)
No r hitung r tabel Keterangan
1 0442 0195 Valid
2 0221 0195 Valid
3 0650 0195 Valid
4 0435 0195 Valid
5 0579 0195 Valid
6 0531 0195 Valid
7 0676 0195 Valid
8 0529 0195 Valid
9 0602 0195 Valid
10 0608 0195 Valid
11 0674 0195 Valid
12 0510 0195 Valid
13 0625 0195 Valid
14 0584 0195 Valid
15 0556 0195 Valid
16 0605 0195 Valid
17 0594 0195 Valid
18 0197 0195 Valid
19 0539 0195 Valid
20 0457 0195 Valid
21 0299 0195 Valid
Dikatakan valid jika rhitung gt r tabel maka rtabel sudah ditentukan sebesar
0195 dan taraf signifikansi sebesar 5 Sementara itu sampel dalam penelitian
ini berjumlah 100 responden Berdasarkan uji validitas pada tabel di atas dapat di
lihat rhitung dari seluruh instrumen lebih besar dari r tabel dan menunjukan bahwa
seluruh responden yang berjumlah 94 orang dapat menjawab pertanyaan
penelitian yang dapat dikatakan valid Oleh karena itu jumlah instrumen
75
berdasarkan perhitungan tabel di atas dikatakan valid dan dapat digunakan dalam
penelitian
422 Uji Reliabilitas Instrumen
Pada tahap selanjutnya setelah melakukan uji validitas maka dilanjutkan
dengan uji reliabilitas Reliabilitas adalah indeks yang menunjukan sejauh mana
suatu alat pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan Bila suatu alat
pengukur dipakai dua kali untuk mengukur gejala yang sama dan hasil
pengukuran yang diperoleh relatif konsisten maka alat tersebut reliabel
Reliabilitas digunakan untuk menjaga kehandalan dari sebuah instrument atau alat
ukur Dalam penelitian ini uji reliabilitas dilakukan dengan teknik Alpha
Cronbach Alpha Cronbach yaitu penghitungan yang dilakukan dengan
menghitung rata-rata imterkorelasi diantara butir-butir pertanyaan dalam
koesioner dikatakan reliabel jika nilai alphanya lebih dari 030 (Purwanto
2007181) Pengukurannya berdasarkan alpha cronbach 0 sampai 1 Apabila
dikelompokan maka skala tersebut dapat dikelompokan dalam lima kelas dengan
range yang sama dan ukuran kemantapan alpha tersebut dapat diinterpretasikan
1 Nilai Alpha Cronbach 000 sd 020 berarti kurang reliabel
2 Nilai Alpha Cronbach 021 sd 040 berarti agak reliabel
3 Nilai Alpha Cronbach 042 sd 060 berarti cukup reliabel
4 Nilai Alpha Cronbach 061 sd 080 berarti reliabel
5 Nilai Alpha Cronbach 081 sd 100 berarti sangat relabel
76
Uji reliabilitas ini menggunakan bantuan SPSS versi 16 dan diperoleh
sebagai berikut
Tabel 43
Hasil Uji Reliabilitas (Menggunakan SPSS V 16)
Case Processing Summary
N
Cases Valid 100 1000
Excludeda 0 0
Total 100 1000
a Listwise deletion based on all variables in the
procedure
Tabel 44
Reliability Statistic
Cronbachs
Alpha N of Items
740 22
Berdasarkan perhitungan uji reliabilitas pada tabel 44 dapat dilihat bahwa
nilai Alpha Cronbach 0740 Sementara dalam pengelompokan skala yang telah
dipaparkan sebelumnya yaitu pengelompokan skala 5 dalam buku Triton bahwa
nilai 0740 masuk dalam skala ke 4 yaitu 061 ndash 080 yang berarti reliabel
Sehingga pada hasil akhirnya bahwa insrumen penelitian ini reliabel
43 Deskripsi Data
431 Identitas Responden
Responden dalam penelitian ini adalah masyarakat Kabupaten Lebak yang
tersebar di 15 Kecamatan dengan jumlah populasi sebesar 734402 orang Dengan
77
menggunakan rumus Slovin dengan tingkat kesalahan 10 maka jumlah sampel
dalam penelitian ini adalah sebanyak 100 orang Kemudian teknik pengambilan
sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah proportional cluster random
sampling dimana sampel dalam penelitian ini dihitung berdasarkan ketentuan
besaran sampel atas besaran populasi Dikatakan proportional cluster random
sampling karena populasi akan diwakili sesuai dengan porsinya masing-masing
dalam penelitian Jadi pada pokoknya yaitu mengambil sampel dari tiap-tiap sub
populasi dengan memperhitungkan besar kecilnya sub populasi sehingga
nantinya jumlah sampel yang akan diambil akan menghasilkan sampel yang
representatif
Pada pengisian koesioner responden diminta untuk memberikan identitas
diri sebagai penunjang data dimana identitas diri meliputi jenis kelamin dan
pekerjaan Berikut ini peneliti akan memapaparkan identitas responden dengan
diagram batang
78
Diagram 41
Jenis Kelamin Responden
Sumber Hasil Penelitian Lapangan Tahun 2014
Dari diagram 41 di atas dapat diketahui bahwa 61 responden (61)
adalah responden berjenis kelamin laki-laki 39 responden (39) adalah berjenis
kelamin perempuan Berdasarkan pengumpulan dan olah data hasil kuesioner
menunjukan bahwa responden yang terpilih pada penelitian mengenai Kinerja
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dalam Penanggulangan Bencana
Banjir di Kabupaten Lebak didominasi oleh laki-laki dengan selisih perbedaan
22 dari responden yang berjenis kelamin perempuan
Sedangkan identitas diri responden terkait dengan pekerjaan dapat dilihat
pada diagram 42 di bawah ini
(61)
(39)
0
10
20
30
40
50
60
70
Laki-laki Perempuan
79
Diagram 42
Responden Berdasarkan Status Pekerjaan
Sumber Hasil Penelitian Lapangan Tahun 2014
Dari diagram 42 di atas dapat di lihat bahwasannya responden
berdasarkan pekerjaan meliputi petani sebanyak 53 responden (53) 26
responden (26) dengan status pekerjaan wiraswasta 10 responden (10)
dengan status pekerjaan sebagai pelajar kemudian 6 responden (6) bekerja
sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan 5 responden (5) bekerja sebagai buruh
Hasil pengumpulan dan olah data hasil koesioner menunjukan bahwa responden
didominasi atau yang paling banyak adalah bekerja sebagai petani dan yang paling
rendah adalah responden yang bekerja sebagai buruh
(6)
(26)
(53)
(10)
(5)
0
10
20
30
40
50
60
PNS Wiraswasta Petani Pelajar Buruh
80
432 Analisis Data
Pada analisis data peneliti akan mendeskripsikan data dari hasil
penyebaran koesioner kepada masyarakat Kabupaten Lebak yang tersebar di 15
kecamatan saja dengan jumlah sampel 100 orang Hal ini dimaksudkan untuk
mengetahui jawaban mereka mengenai Kinerja Badan Penanggulangan Bencana
Daerah (BPBD) dalam Penanggulangan Bencana Banjir di Kabupaten Lebak
Dengan menggunakan data variabel dimana peneliti menggunakan teori Kinerja
Organisasi
Menurut Hersey Blancharddan Johnson yang dikutip oleh Wibowo
(2011102)terdapat tujuh indikator kinerja yaitu
1) Tujuan merupakan keadaan yang berbeda yang secara aktif dicari oleh
seorang individu dan organisasi untuk dicapai Untuk mencapai tujuan
diperlukan kinerja individu kelompok dan organisasi Kinerja individu
maupun organisasi berhasil apabila dapat mencapai tujuan yang
diinginkan
2) Standar merupakan suatu ukuran apakah tujuan yang diinginkan dapat
dicapai Tanpa standar tidak dapat diketahui kapan suatu tujuan
tercapai Kinerja seseorang dikatakan berhasil apabila mampu
memcapai standar yang ditentukan atau disepakati bersama antara
atasan dan bawahan
3) Alat atau sarana merupakan sumber daya yang dapat dipergunakan
untuk membantu menyelesaikan tujuan dengan sukses Alat atau saran
merupakan faktor penunjang untuk mencapai tujuan Tanpa alat atau
sarana tugas pekerjaan spesifik tidak dapat dilakukan dan tujuan tidak
dapat diselesaikan sebagaimana seharusnya Tanpa alat atau sarana
tidak mungkin dapat melakukan pekerjaan
4) Kompetensi merupakan persyaratan utama dalam kinerja Kompetensi
merupakan kemampuan yang dimiliki oleh seseorang untuk
menjalankan pekerjaan yang diberikan kepadanya dengan baik
Kompetensi memungkinkan seseorang mewujudkan tugas yang
berkaitan dengan pekerjaan yang diperlukan untuk mencapai tujuan
5) Motif merupakan alasan atau pendorong bagi seseorang untuk
melakukan sesuatu Manajer memfasilitasi motivasi kepada karyawan
dengan insentif berupa uang memberikan pengakuan menetapkan
tujuan menantang menetapkan standar terjangkau meminta umpan
balik memberikan kebebasan melakukan pekerjaan termasuk waktu
81
melakukan pekerjaan menyediakan sumber daya yang diperlukan dan
menghapuskan yang mengakibatkan disinsentif
6) Peluang pekerja perlu mendapatkan kesempatan untuk menunjukan
prestasi kerjanya Terdapat dua faktor yang menyumbangkan pada
adanya kekurangan kesempatan untuk berprestasi yaitu ketersediaan
waktu dan kemampuan untuk memenuhi syarat Jika pekerja dihindari
karena supervisor tidak percaya terhadap kualitas dan kepuasan
konsumen mereka secara efektif akan dihambat dari kemampuan
memenuhi syarat untuk berprestasi
7) Umpan balik antar tujuan standar dan umpan balik bersifat saling
terkait Umpan balik melaporkan kemajuan baik kualitas maupun
kuantitas dalam mencapai tujuan yang didefinisikan oleh standar
Umpan balik merupakan masukan yang dipergunakan untuk mengukur
kemajuan kinerja standar kinerja dan pencapaian tujuan Dengan
umpan balik dilakukan evalusasi terhadap kinerja dan sebagai hasilnya
dapat dilakukan perbaikan kinerja
4321 Pertanyaan Yang Berkaitan Dengan Indikator Tujuan
Berdasarkan dari teori kinerja organisasi yang peneliti gunakan dalam
penelitian ini terdapat tiga pertanyaan yang berkaitan dengan indikator tujuan
Adapun jawaban dari responden berdasarkan pertanyaan yang berkaitan dengan
indikator tujuan akan dipaparkan di bawaha ini
Pertama jawaban responden dari pertanyaan bahwa kegiatan sosialisasi
pengurangan resiko bencanatelah dilakukan oleh BPBD Kabupaten Lebak dapat
dilihat pada diagram 43 di bawah ini
82
Diagram 43
Kegiatan Sosialisasi Pengurangan Resiko Bencana Telah Dilaksanakan
BPBD Kabupaten Lebak
Berdasarkan diagram 43 di atas mengenai tanggapan atau jawaban dari
responden atas pertanyaan bahwa kegiatan sosialisasi tentang pengurangan resiko
bencana banji rtelah dilaksanakan oleh BPBD Kabupaten Lebak adalah 4
responden atau sekitar 4 menjawab sangat setuju 39 responden atau 39
menjawab setuju 52 responden atau 52 menjawab tidak setuju dan 5 responden
atau 5 menjawab sangat tidak setuju Dengan demikian dapat dikatakan dan
diasumsikan bahwa secara mayoritas responden menjawab tidak setuju terkait
pelaksanaan kegiatan yang telah dilakukan oleh BPBD mengenai sosialisasi
pengurangan resiko bencana banjir Hal ini mengasumsikan bahwa BPBD belum
melaksanakan sosialisasi terkait pengurangan resiko bencana banjir yang belum
(4)
(39)
(52)
(5)
0
10
20
30
40
50
60
Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
83
dirasakan oleh sebagian masyarakat Adapun sebagian responden menjawab
setuju dikarenakan dalam pelaksanaan kegiatan sosialisasi pengurangan resiko
bencana banjir oleh BPBD sudah dirasakan oleh masyarakat Tetapi dengan
banyaknya responden menjawab tidak setuju maka dapat diasumsikan bahwa
selama ini BPBD masih belum optimal dan menyeluruh dalam melaksanakan
kegiatan sosialisasi pengurangan resiko bencana banjir yang sudah menjadi tugas
dan tujuan organisasi tersebut
Selanjutnya diagram hasil penelitian berdasarkan butir pertanyaan kedua
dalam indikator tujuan berikut adalah diagram beserta pertanyaannya
Diagram 44
Penanganan Kedaruratan Bencana Banjir Telah Dilaksanakan Oleh
BPBDKabupaten Lebak
Berdasarkan diagram 44 di atas mengenai tanggapan responden atas
pertanyaan bahwa BPBD sudah melaksanakan tugas dalam penanganan
(11)
(53)
(35)
(1)
0
10
20
30
40
50
60
Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
84
kedaruratan bencana banjir adalah 11 responden (11) menjawab sangat setuju
53 responden (53) menjawab setuju 35 responden (35) menjawab tidak
setuju dan 1 responden (1) menjawab sangat tidak setuju Dengan demikian
secara mayoritas responden setuju bahwa BPBD sudah melaksanakan penanganan
kedaruratan bencana banjir pada saat terjadinya bencana banjir Ini dikarenakan
bahwa pada saat bencana banjir terjadi BPBD sudah melaksanakan penanganan
kedaruratan untuk menanggulangi bencana banjir di Kabupaten Lebak
Kemudian diagram hasil penelitian berdasarkan butir pertanyaan ketiga
dalam indikator tujuan berikut adalah diagram beserta pertanyaannya
85
Diagram 45
BPBD Menyelenggarakan Pemulihan Setelah Bencana Terjadi
Dari diagram 45 di atas dapat dilihat bahwa komposisi dari tanggapan
responden terkait apakah BPBD menyelenggarakan pemulihan (rekonstruksi)
setelah bencana banjir terjadi Tanggapan responden yaitu 2 responden (2)
menjawab sangat setuju 40 responden (40) menjawab setuju 52 responden
(52) menjawab tidak setuju dan 6 responden (6) menjawab sangat tidak
setuju Berdasarkan data tanggapan responden tersebut mayoritas menjawab tidak
setuju terkait bahwa BPBD sudah menyelenggarakan pemulihan setelah bencana
banjir terjadi Adapun sebagian masyarakat menjawab setuju karena ada sebagian
masyarakat yang telah merasakan pelayanan BPBD terkait pemulihan bencana
pada pasca bencana
(2)
(40)
(52)
(6)
0
10
20
30
40
50
60
Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
86
4322 Indikator Standar
Berdasarkan hasil penelitian lapangan diperoleh hasil penelitian
berdasarkan indikator standar berikut daigram dan pertanyaannya
Diagram 46
Penyelenggaraan Penanggulangan Banjir Sesuai Prosedur
Berdasarkan diagram 46 di atas dapat dilihat bahwa komposisi nilai dari
tanggapan responden terkait dengan penyelenggaraan penanggulangan bencana
banjir oleh BPBD Kabupaten Lebak sesuai prosedur adalah 3 responden (3)
menjawab sangat setuju 45 responden (45) menjawab setuju 51 responden
(51) menjawab tidak setuju dan 1 responden (1) menjawab sangat tidak
setuju Dengan demikian secara mayoritas responden menjawab tidak setuju
terkait penyelenggaraan penanggulangan bencana banjir sudah sesuai prosedur
Hal ini dapat diartikan bahwa penyelenggaraan penanggulangan bencana daerah
(3)
(45)
(51)
(1)
0
10
20
30
40
50
60
Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
87
masih belum sesuai prosedur Adapun responden yang menjawab setuju dengan
komposisi sebesar 45 dikarenakan sebagian responden menilai sudah sesuai
prosedur Hal ini dikarenakan keterbatasan pegawai BPBD dalam menjalankan
tugas masih kurang responsif
Selanjutnya berdasarkanhasil penelitian lapangan dari butir kedua dari
indikator standar berikut adalah diagram dan pertanyaannya
Diagram 47
Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana Banjir Mengedepankan
Keadilan
Berdasarkan diagram 47 di atas mengenai tanggapan responden atas
pertanyaan penyelenggaraan BPBD dalam penanggulangan bencana banjir
mengedepankan keadilan adalah 3 responden (3) menjawab sangat setuju 38
responden (38) menjawab setuju 51 responden (51) menjawab tidak setuju
(3)
(38)
(51)
(8)
Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
88
dan 8 responden (8) menjawab sangat tidak setuju Dengan demikian secara
mayoritas responden dapat dikatakan menjawab tidak setuju terkait dengan
penyelenggaraan BPBD Kabupaten Lebak dalam penanggulangan bencana banjir
dengan mengedepankan keadilan Adapun responden menjawab setuju karena
sedikit dari mayoritas responden tidak merasakan hal tersebut bahkan responden
lebih menciptakan rasa aman terhadap apa yang mereka hadapi pada saat bencana
banjir terjadi
Kemudian selanjutnya berdasarkan hasil penelitian lapangan dari butir
ketiga dari indikator standar berikut adalah diagram dan pertanyaannya
Diagram 48
Cepat dan Tanggap Dalam Penanggulangan Bencana Banjir
Dari diagram 48 di atas mengenai tanggapan responden atas pertanyaan
bahwa BPBD Kabupaten Lebak cepat tanggap dalam penanggulangan bencana
(5)
(28)
(59)
(8)
0
10
20
30
40
50
60
70
Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
89
banjir adalah 5 responden (5) menjawab sangat setuju 28 responden (28)
menjawab setuju 59 responden (59) menjawab tidak setuju dan 8 responden
(8) menjawab sangat tidak setujuDengan demikian secara mayoritas responden
dapat dikatakan menjawab tidak setuju terkait dengan cepat tanggap dalam
penyelenggaraan penanggulangan bencana banjir oleh BPBD Kabupaten Lebak
Adapun responden yang menjawab setuju karena responden merasakan pelayanan
yang cepat tanggap dari BPBD Kabupaten Lebak Karena berdasarkan prinsipnya
BPBD harus cepat tanggap dalam penyelenggaraan penanggulangan bencana
khususnya bencana banjir
4323 Indikator Alat atau Sarana
Berdasarkan hasil penelitian lapangan diperoleh hasil penelitian
berdasarkan indikator alat atau sarana berikut diagram dan pertanyaannya
Diagram 49
Peralatan Dalam Penanggulangan Bencana Banjir Telah Lengkap
(3)
(31)
(54)
(12)
0
10
20
30
40
50
60
Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
90
Berdasarkan diagram 49 di atas mengenai tanggapan responden atas
pertanyaan terkait dengan peralatan dalam penanggulangan bencana banjir
BPBD Kabupaten Lebak telah lengkap adalah 3 responden (3) menjawab
sangat setuju 31 responden (31) menjawab setuju 54 responden (54)
menjawab tidak setuju 12 responden (12) menjawab sangat setuju Dengan
demikian secara mayoritas responden dapat dikatakan menjawab tidak setuju
dikarenakan dalam penyelenggaraannya penanggulangan bencana banjir pihak
BPBD Kabupaten Lebak masih kekurangan akan kelengkapan peralatan dalam
penanggulangan banjir Adapun responden yang menjawab setuju dikarenakan
masyarakat di sebagian daerah merasakan kelengkapan peralatan BPBD dalam
penanggulangan banjir sudah memadai
Kemudian selanjutnya berdasarkan hasil penyebaran kuesioner dari butir
kedua indokator alat atau sarana berikut adalah diagram dan pertanyaannya
91
Diagram 410
Alat Komunikasi dalam Memberikan Informasi Bencana Banjir Sudah
Memadai
Berdasarkan diagram 410 di atas dapat dilihat bahwa tanggapan
responden terkait alat komunikasi dalam memberikan informasi bencana banjir
BPBD sudah memadai adalah 5 responden (5) menjawab sangat setuju 39
responden (39) menjawab setuju 46 responden (46) menjawab tidak setuju
dan 10 responden (10) menjawab sangat tidak setuju Dengan demikian secara
mayoritas responden dapat dikatakan menjawab tidak setuju terkait kepemilikan
alat komunikasi dalam memberikan informasi kebencananaan Ini dikarenakan
responden menilai bahwa alat komunikasi BPBD dalam memberikan informasi
kebencanaan masih belum memadai
(5)
(39)
(46)
(10)
0
5
10
15
20
25
30
35
40
45
50
Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
92
Selanjutunya berdasarkan hasil penelitian lapangan dari butir ketiga
indikator alat atau sarana berikut adalah diagram dan pertanyaannya
Diagram 411
Tempat Penyimpanan Bantuan Logistik Sudah Memadai
Berdasarkan diagram 411 di atas dapat dilihat bahwa tanggapan
responden terkait tempat penyimpanan bantuan logistik di BPBD kabupaten
Lebak sudah memadai adalah 11 responden (11) menjawab sangat setuju 31
responden (31) menjawab setuju 45 responden (45) menjawab tidak setuju
dan 13 responden (13) menjawab sangat tidak setuju Dengan demikian secara
mayoritas responden dapat dikatakan menjawab tidak setuju Hal ini dikarenakan
responden menilai bahwa BPBD masih belum memilliki tempat yang memadai
untuk penyimpanan bantuan logistic bencana
(11)
(31)
(45)
(13)
0
5
10
15
20
25
30
35
40
45
50
Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
93
4324 Indikator Kompetensi
Berdasarkan hasil penelitian lapangan diperoleh hasil penelitian
berdasarkan indikator kompetensi berikut daigram dan pertanyaannya
Diagram 412
BPBD Memiliki Kemampuan Yang Baik dalam Penyelenggaraan Bencana
Banjir
Berdasarkan diagram 412 di atas mengenai BPBD Kabupaten Lebak
memiliki kemampuan yang baik dalam penyelenggaraan penanggulangan bencana
banjir adalah 7 responden (7) menjawab sangat setuju 33 responden (33)
menjawab setuju 47 responden (47) menjawab tidak setuju dan 13 responden
(13) menjawab sangat tidak setuju Dengan demikian secara mayoritas
responden dapat dikatakan menjawab tidak setuju atas BPBD Kabupaten Lebak
(7)
(33)
(47)
(13)
0
5
10
15
20
25
30
35
40
45
50
Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
94
memiliki kemampuan yang baik dalam penyelenggaraan penanggulangan bencana
banjir
Selanjutnya berdasarkan hasil penelitian di lapangan dari butir kedua dari
indikator kompetensi berikut adalah diagram dan pertanyaannya
Diagram 413
BPBD Selalu Memeberikan Informasi Setiap Akan Terjadinya Bencana
Banjir
Berdasarkan diagram 413 di atas mengenai tanggapan responden atas
BPBD Kabupaten Lebak selalu memberikan informasi setiap akan terjadinya
bencana banjir adalah 4 responden (4) menjawab sangat setuju 38 responden
(38) menjawab setuju 49 responden (49) menjawab tidak setuju dan 9
responden (9) menjawab sangat tidak setuju Dengan demikian secara mayoritas
responden dapat dikatakan menjawab tidak setuju Ini dikarenakan responden
(4)
(38)
(49)
(9)
0
10
20
30
40
50
60
Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
95
menilai bahwa dalam pelaksanaannya BPBD Kabupaten Lebak belum
memberikan informasi terkait akan terjadinya bencana banjir ini dikarenakan
BPBD masih belum memiliki alat komunikasi yang memadai dalam pemberian
informasi kepada masyarakat Selain itu pula belum berjalannya komunitas
masyarakat tangguh bencana di tiap daerah rawan bencana banjir Sehingga dalam
pemberian informasi masih belum optimal
Kemudian selanjutnya berdasarkan hasil penelitian lapangan dari butir
ketiga dari indikator kompetensi berikut adalah diagram dan pertanyaannya
Diagram 414
Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana Banjir Sesuai Tugas dan Fungsi
Dari diagram 414 di atas dapat dilihat mengenai tanggapan responden atas
pertanyaan setujukah penyelenggaraan penanggulangan bencana banjir sesuai
tugas dan fungsi adalah 3 responden (3) menjawab sangat setuju 38 responden
(3)
(38)
(50)
(9)
0
10
20
30
40
50
60
Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
Series1
96
(38) menjawab setuju 50 responden (50) menjawab tidak setuju dan 9
responden (9) menjawab sangat tidak setuju Dengan demikian secara mayoritas
responden mengasumsikan tidak setuju akan penyelenggaraan penanggulangan
bencana banjir sesuai tugas dan fungsi Ini dikarenakan masyarakat menilai dalam
pelaksanaannya BPBD yang seharusnya menjadi koordinator dalam
penyelenggaraan penanggulangan bencana namun realitanya yang menjadi
koordinator dari pihak militer
4325 Indikator Motif
Berdasarkan hasil penelitian lapangan diperoleh hasil penelitian
berdasarkan indikator kompetensi berikut daigram dan pertanyaannya
Diagram 415
BPBD Telah Memberikan Penyuluhan Mengenai Bahaya Bencana Banjir
(7)
(43)(45)
(5)
0
5
10
15
20
25
30
35
40
45
50
Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
97
Dari diagram 415 di atas dapat dilihat bahwa tanggapan responden
mengenai pertanyaan mengenai BPBD telah memberikan penyuluhan mengenai
bahaya bencana banjir adalah 7 responden (7) menjawab sangat setuju 43
responden (43) menjawab setuju 45 responden (45) menjawab tidak setuju
dan 5 responden (5) menjawab sangat tidak setuju Dengan demikian secara
prosentase dapat dikatakan responden menjawab tidak setuju bahwa penyuluhan
mengenai bahaya bencana banjir telah dilaksanakan oleh BPBD Adapun
responden yang menjawab setuju karena sebagian masyarakat di Kabupaten
Lebak telah mengikuti penyuluhan bahayanya bencana banjir yang dilakukan oleh
BPBD
Kemudian selanjutnya berdasarkan hasil penelitian di lapangan dari butir
kedua dari indikator motif berikut adalah diagram dan pertanyaannya
Diagram 416
BPBD Memiliki Motivasi tinggi Dalam Penanggulangan Bencana Banjir
(3)
(40)
(49)
(8)
0
10
20
30
40
50
60
Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
98
Berdasarkan diagram 416 di atas mengenai tanggapan responden atas
pernyataan bahwa BPBD selama ini memiliki motivasi tinggi dalam
penangggulangan bencana banjir adalah 3 responden (3) menjawab sangat
setuju 40 responden (40) menjawab setuju 49 responden (49) menjawab
tidak setuju dan 8 responden (8) menjawab sangat tidak setuju Dengan
demikian secara mayoritas responden dapat dikatakan menjawab tidak setuju
Adapun responden yang menjawab setuju karena menilai bahwa BPBD dalam
menjalankan tugas telah memiliki motivasi dalam penanggulangan bencana banjir
Sementara itu berikutnya hasil penelitian di lapangan dari butir ketiga
indikator motif berikut adalah diagram dan pertanyaannya
Diagram 417
Aparatur BPBD Kabupaten Lebak Berprilaku Sukarela dalam
Penanggulangan Bencana Banjir
(5)
(33)
(52)
(10)
0
10
20
30
40
50
60
Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
99
Dari diagram 417 di atas dapat di lihat mengenai tanggapan responden
atas pertaanyaan bahwa BPBD berprilaku sukarela dalam penanggulangan
bencana banjir adalah 5 responden (5) menjawab sangat setuju 33 responden
(33) menjawab setuju 52 responden (52) menjawab tidak setuju dan 10
responden (10) menjawab sangat tidak setuju Dengan demikian secara
mayoritas responden dapat dikatakan menjawab tidak setuju Hal ini dikarenakan
aparatur BPBD masih belum berprilaku sukarela dalam penyelenggaraan
penanggulangan banjir
4326 Indikator Peluang
Berdasarkan hasil penelitian lapangan diperoleh hasil penelitian
berdasarkan indikator peluang berikut daigram dan pertanyaannya
100
Diagram 418
BPBD Lebak Telah Memberikan Pelatihan Kepada Komunitas Masyarakat
Tangguh Bencana
Berdasarkan diagram 418 di atas mengenai tanggapan responden atas
pernyataan bahwa BPBD telah memberikan pelatihan kepada komunitas
masyarakat tangguh bencana adalah 4 responden (4) menjawab sangat setuju
30 responden (30) menjawab setuju 53 responden (53) menjawab tidak
setuju 13 responden (13) menjawab sangat tidak setuju Secara mayoritas
responden dapat dikatakan menjawan tidak setuju dengan pernyataan bahwa
BPBD telah memberikan pelatihan kepada Komunitas Masyarakat Tangguh
Bencana Hal ini dikarenakan bahwa pihak BPBD hanya mensosialisasikan terkait
bencana banjir dan masih belum memberikan pelatihan yang intensif terhadap
komunitas tangguh bencana
(4)
(30)
(53)
(13)
0
10
20
30
40
50
60
Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
101
Berikutnya berdasarkan hasil penelitian lapangan dari butir kedua
indikator peluang berikut adalah diagram dan pertanyaannya
Diagram 419
BPBD Telah Memberikan Solusi akan Bencana Banjir
Berdasarkan diagram 419 diatas mengenai tanggapan responden atas
pernyataan bahwa BPBD telah memberikan solusi akan bencana banjir adalah 6
responden (6) menjawab sangat setuju 37 responden (37) menjawab setuju
43 responden (43) menjawab tidak setuju dan 14 responden (14) sangat tidak
setuju Dengan demikian secara mayoritas responden dapat dikatakan menjawab
tidak setuju dengan pertnyaataan bahwa BPBD telah memberikan solsusi akan
bencana banjir Ini dikarenakan BPBD hanya menyelenggrakan penanggulangan
bencana dan belum memberikan solusi terkait bencana banjir
6(6)
37(37)
(43)
(14)
0
5
10
15
20
25
30
35
40
45
50
Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
102
Kemudian selanjutnya berdasarkan hasil penelitian di lapangan dari butir
ketiga indikator peluang berikut adalah diagram dan pertanyaannya
Diagram 420
BPBD Memberikan Kebebasan Kepada Masyarakat Dalam Penanggulangan
Bencana Banjir
Berdasarkan diagram 420 diatas mengenai tanggapan responden atas
pernyataan BPBD Memberikan kebebasan kepada masyarakat dalam
penanggulangan bencana banjir adalah 15 responden (15) menjawab sangat
setuju 51 responden (51) menjawab setuju 31 responden (31) menjawab
tidak setuju dan 3 responden (3) menjawab sangat tidak setuju Dengan
demikian secara mayoritas responden dapat dikatakan menjawab setuju Ini
dikarenakan dalam pelaksanaan penanggulangan bencana banjir dari mulai
(15)
(51)
(31)
(3)
0
10
20
30
40
50
60
Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
103
evakuasi hingga pemulihan bencana masyarakat diberikan kebebasan untuk
bergabung dalam penggulangan bencana banjir sebagai rasa kemanusiaan
4327 Indikator Umpan Balik
Berdasarkan hasil penelitian lapangan diperoleh hasil penelitian
berdasarkan indikator umpan balik berikut daigram dan pertanyaannya
Diagram 421
BPBD Selalu Memberikan Informasi Hasil Kegiatan Penanggulangan
Bencana Banjir
Berdasarkan diagram 421 diatas mengenai tanggapan responden atas
pernyataan BPBD selalu memberikan informasi hasil kegiatan penanggulangan
bencana banjir adalah 3 responden (3) menjawab sangat setuju 28 responden
(28) menjawab setuju 54 responden (54) menjawab tidak setuju dan 15
(3)
(28)
(54)
(15)
0
10
20
30
40
50
60
Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
104
responden (15) menjawab sangat tidak setuju Dengan demikian secara
mayoritas responden dapat dikatakan menjawab tidak setuju Ini dikarenakan
dalam pemberian informasi hasil kegiatan penanggulangan bencana banjir tidak
seluruh atau semuanya diketahui oleh masyarakat
Kemudian selanjutnya berdasarkan hasil penelitian di lapangan dari butir
kedua indikator umpan balik berikut adalah diagram dan pertanyaannya
Diagram 422
BPBD Selalu Melaksanakan Penilaian Atas Prestasi Kerja
Berdasarkan diagram 422 diatas mengenai tanggapan responden atas
pernyataan BPBD selalu melaksanakan penilaian-penilaian atas prestasi kerja
adalah 1 responden (1) menjawab sangat setuju 23 responden (23) menjawab
setuju 72 responden (72) menjawab tidak setuju dan 4 responden (4)
menjawab sangat tidak setuju Dengan demikian secara mayoritas responden
(1)
(23)
(72)
(4)
0
10
20
30
40
50
60
70
80
Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
105
dapat dikatakan menjawab tidak setuju Ini dikarenakan dalam pelaksanaan
evaluasi atau penilaian kinerja masih belum berjalan dengan baik dan masyarakat
masih belum melihat perubahan-perubahan yang signifikan
Berikutnya berdasarkan hasil penelitian di lapangan dari butir ketiga
indikator umpan balik berikut adalah diagram dan pertanyaannya
Diagram 423
BPBD Perlu Menindaklanjuti Kegiatan Yang Dilaksanakan
Berdasarkan diagram 423 diatas mengenai tanggapan responden atas
pernyataan BPBD perlu menindaklanjuti kegiatan yang telah dilaksanakan adalah
7 responden (7) menjawab sangat setuju 58 responden (58) menjawab setuju
31 responden (31) menjawab tidak setuju dan 4 responden (4) menjawab
sangat tidak setuju Dengan demikian secara mayoritas responden dapat dikatakan
menjawab setuju Ini dikarenakan dalam setiap kegiatan harus selalu ada tindak
(7)
(58)
(31)
(4)
0
10
20
30
40
50
60
70
Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
106
lanjutnya agar nantinya dapat menciptakan suatu kegiatan yang lebih baik lagi di
masa yang akan datang Sehingga dalam pelaksanaannya BPBD dapat optimal dan
lebih responsif dalam penanggulangan bencana khususnya dalam penanggulangan
bencana banjir
44 Pengujian Hipotesis
Penelitian ldquoKinerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)
dalam Penanggulangan Bencana Banjir di Kabupaten Lebakrdquo ini memiliki
hipotesis sebagai berikut
ldquoKinerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah Dalam
Penanggulangan Bencana Banjir di Kabupaten Lebak paling tinggi
mencapai 65 dari nilai idealnya 100rdquo
Sementara tujuan daripada pengujian hipotesis ini yaitu untuk mengetahui
tingkat signifikansi dari hipotesis yang diajukan Pada tahap pengujian hipotesis
ini peneliti menggunakan rumus t-test satu sampel
Berdasarkan penghitungan data skor ideal yang diperoleh adalah 4 x 21 x
100 = 8400 Keterangannya adalah 4 = nilai tertinggi dari setiap pilihan jawaban
pernyataan yang diajukan kepada responden (kriteria penilaian skor berdasarkan
skala Likert) 21 = jumlah item pertanyaan yang diajukan kepada responden dalam
bentuk koesioner dan 100 = jumlah sampel yang dijadikan responden dalam
penelitian ini Selanjutnya untuk jumlah skor penelitian (lihat di lampiran tabel
distrribusi data) adalah sebesar 5049 Dengan demikian maka nilai ldquoKinerja
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dalam Penanggulangan Bencana
107
Banjir Di Kabupaten Lebakrdquo adalah 5049 8400 = 06010 maka diprosentasikan
60
Skor ideal untuk Kinerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah Dalam
Penanggulangan Bencana Banjir Di Kabupaten Lebak adalah 4 x 21 x 100 = 8400
Keterangannya adalah 4 = nilai tertinggi dari setiap pilihan jawaban pernyataan
yang diajukan kepada responden (kriteria penilaian skor berdasarkan skala Likert)
21 = jumlah item pertanyaan yang diajukan kepada responden dalam bentuk
koesioner dan 100 = jumlah sampel yang dijadikan responden dalam penelitian
ini dan nilai meannilai rata-rata adalah 8400 100 = 84 Sehingga untuk Kinerja
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dalam Penanggulangan Bencana
Banjir Di Kabupaten Lebak nilai yang dihipotesiskan tertinggi 65 dari yang
diharapkan Sementara nilai yang dihipotesiskan adalah 065 x 84 = 55 Untuk
perhitungan hipotesis statistiknya adalah sebagai berikut Ha untuk memprediksi
micro lebih kecil atau sama dengan 65 dari skor ideal
H0 = micro gt65 gt 065 x 84 = 55
Ha = micro lt 65 lt 065 x 84 = 55
Pengujian hipotesis menggunakan rumus t- test satu sampel dengan uji
pihak kiri adalah sebagai berikut
Diketahui
micro =5049
100
= 5049
micro0= 55
108
s =
n
s
x
s = 766
n = 100
ditanya t
t =
n
s
x
t = - 549 x 10
766
t = - 716
Dari hasil penghitungan di atas dapat dilihat bahwa nilai thitung adalah -
716 Nilai thitung tersebut selanjutnya dibandingkan dengan nilai ttabel dengan
derajat kebebasan (dk) = (n ndash 1) = ( 100 ndash 1) = 99 dan taraf kesalahan = 10
untuk uji satu pihak kiri didapat nilai ttabel yaitu -1289 Karena nilai thitung lebih
kecil dari pada nilai ttabel (-716 lt -1289) dan jatuh pada daerah penerimaan Ha
maka hipotesis alternatif (Ha) diterima dan hipotesis nol (H0) ditolak Dapat dilihat
pada gambar 42 mengenai kurva daerah penerimaan Ha dan penolakan H0
Dari perbandingan jumlah data yang terkumpul dengan skor ideal
ditemukan bahwa Kinerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dalam
Penanggulangan Bencana Banjir di Kabupaten Lebak yaitu
5049
8400 x 100 = 6010
109
Jadi hipotesis yang menyatakan bahwa Kinerja Badan Penanggulangan
Bencana Daerah (BPBD) dalam Penanggulangan Bencana Banjir di Kabupaten
Lebak paling tinggi 65 dari nilai idealnya 100 dapat diterima atau dari
penghitungan sampel rata-rata menghasilkan nilai sebesar 6010 dibulatkan
menjadi 60 Berikut kurva daerah penerimaan Hipotesis alternatif (Ha) dan
daerah penerimaan H0
Gambar 42
Kurva Penerimaan dan Penerimaan H0
-716 0 1289
60 65
Berdasarkan gambar di atas dapat dilihat bahwa thitung ternyata jatuh pada
daerah penerimaan Ha dengan demikian Ha diterima dan H0 ditolak
45 Interpretasi Hasil Penelitian
Penelitian dengan judul Kinerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah
(BPBD) dalam Penanggulangan Bencana Banjir di Kabupaten Lebak sebelumnya
telah mempunyai rumusan masalah deskriptif dan peneliti berusaha menjawab
perumusan masalah tersebut Rumusan masalah tersebut adalah ldquoSeberapa besar
Daerah penerimaan Ha
Daerah Penerimaan H0
110
Kinerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah Dalam Penanggulangan Bencana
Banjir Di Kabupaten Lebakrdquo
Untuk menjawab rumusan masalah deskriptif dalam penelitian ini dapat
dilihat dari pemaparan pengujian hipotesis yang menggunakan rumus t-test satu
sampel dengan menguji pihak kiri bahwa harga thitung lebih kecil (lt) dari harga
ttabel dan itu dapat diartikan bahwa Ha diterima dan H0 ditolak Karena dari hasil
pengujian menunjukan bahwa hipotesis mencapai 6010 dari angka yang
diharapkan 65
Berdasarkan dari data pengujian hipotesis tersebut dapat dijelaskan bahwa
ldquoKinerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dalam Penanggulangan
Bencana Banjir di Kabupaten Lebakrdquo mencapai 6010 dari angka tertinggi yang
dihipotesiskan yaitu 65 Ini berarti tingkat Kinerja Badan Penanggulangan
Bencana Daerah (BPBD) dalam Penanggulangan Bencana Banjir di Kabupaten
masuk dalam kategori kurang baik Hal tersebut dapat dilihat pada pengkategorian
sebagai berikut
Kategori Instrumen
2100 4200 6300 8400
5049
Tidak Baik Kurang Baik Baik Sangat Baik
111
Nilai 5049 termasuk dalam kategori interval kurang baik dan baik maka
hasil di atas masuk dalam kategori kurang baik karena lebih mendekati pada
kategori kurang baik
46 Pembahasan
Berdasarkan teori kinerja organisasi menurut Hersey Blanchard dan
Johnson bahwa kinerja organisasi dapat diukur dari beberapa aspek diantaranya
tujuan standar alatsarana kompetensi motif peluang dan umpan balik
(Wibowo 2011102) Maka dengan teori kinerja organisasi tersebut dapat
mengukur dan menjelaskan Kinerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah
(BPBD) dalam Penanggulangan Bencana Banjir di Kabupaten Lebak Penjelasan
dari hasil pengolahan data dari indikator kinerka organisasi tersebut lebih jelasnya
akan dipaparkan di bawah ini
1 Indikator Tujuan
Indikator tujuan berkaitan dengan tujuan pada Badan Penanggulangan
Bencana Daerah dalam penanggulangan bencana banjir di Kabupaten
Lebak yang diantaranya adalah berkaitan dengan pengurangan resiko
bencana pada saat prabencana penanganan kedaruratan saat bencana
terjadi dan pemulihan pada saat setelah terjadi bencana (pasca bencana)
Dalam hal ini masyarakat di Kabupaten Lebak merasakan akan adanya
pelayanan kebencanaan yang merupakan tugas dari BPBD khususnya
dalam bencana banjir Dari hasil pengolahan data dalam indikator tujuan
ini memuat 3 butir instrumen pertanyaandalam pengolahannya didapatkan
112
dari skor ideal indikator tujuan adalah 4 x 3 x 100 = 1200 (4 = nilai dari
setiap jawaban pertanyaan yang diajukan pada responden kriteria skor
berdasarkan pada skala Likert 3 = jumlah pertanyaan yang ada pada
indikator tujuan 100 = jumlah sampel yang dijadikan responden) Setelah
menemukan skor ideal kemudian dibagikan dengan skor riil yang diisi
oleh responden jadi tingkat persetujuan dari indikator tujuan yaitu sebesar
754 1200 = 063 x 100 = 63 Berdasarkan hasil tersebut dapat
dikatakan Kinerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah dalam
penanggulangan Kabupaten Lebak baik Sebagaimana digambarkan
dalam kategori di bawah ini
Kategori Instrumen
300 600 900 1200
754
Nilai 754 termasuk dalam interval kurang baik dan baik maka hasil di atas
masuk dalam kategori baik karena lebih mendekati pada kategori baik
2 Indikator Standar
Indikator standar berkaitan dengan SOP (Standard Operating Procedure)
yang memuat mengenai pelayanan BPBD yang sesuai prosedur adil dan
tidak didkriminatif serta cepat dalam penanggulangan bencana banjir di
Kabupaten Lebak Dari hasil pengolahan data pada indikator standar ini
Tidak Baik Kurang Baik Baik Sangat Baik
113
memuat 3 butir pertanyaan Dalam pengolahannya diperoleh dari skor
ideal indikator standar yaitu 4 x 3 x 100 = 1200 (4 = nilai dari setiap
jawaban pertanyaan yang diajukan pada responden kriteria skor
berdasarkan pada skala Likert 3 = jumlah pertanyaan yang ada pada
indikator standar 100 = jumlah sampel yang dijadikan responden) Setelah
menemukan skor ideal kemudian dibagikan dengan skor riil yang diisi
oleh responden yaitu sebesar 716 1200 x 100 = 60 Hal ini dapat
diartikan bahwa Kinerja BPBD dalam Penanggulangan Bencana Banjir di
Kabupaten Lebak berjalan kurang baik bila dilihat dari indikator standar
Sebagaimana digambarkan dalam kategori berikut ini
Kategori Instrumen
300 600 900 1200
716
Nilai 716 termasuk dalam interval kurang baik dan baik maka hasil di atas
masuk dalam kategori kurang baik karena lebih mendekati pada kategori
kurang baik
3 Indikator Alatsarana
Indikator Alatsarana merupakan indikator untuk mengukur terkait dengan
ketersediaannya kelengkapan peralatan penanggulangan bencana banjir
alat komunikasi dan tempat penyimpanan logistik untuk menunjang
Tidak Baik Kurang Baik Baik Sangat Baik
114
Kinerja BPBD dalam Penaggulangan Bencana Banjir di Kabupaten Lebak
Dari hasil pengolahan data pada indikator alatsarana ini memuat 3 butir
pertanyaan Dalam pengolahannya diperoleh dari skor ideal indikator
alatsarana yaitu 4 x 3 x 100 = 1200 (4 = nilai dari setiap jawaban
pertanyaan yang diajukan pada responden kriteria skor berdasarkan pada
skala Likert 3 = jumlah pertanyaan yang ada pada indikator tujuan 100 =
jumlah sampel yang dijadikan responden) Setelah menemukan skor ideal
kemudian dibagikan dengan skor riil yang diisi oleh responden yaitu
sebesar 704 1200 x 100 = 59 Hal ini dapat diartikan bahwa Kinerja
BPBD dalam Penanggulangan Bencana Banjir di Kabupaten Lebak
berjalan kurang baik bila dilihat dari indikator alatsarana Sebagaimana
digambarkan dalam kategori berikut ini
Kategori Instrumen
300 600 900 1200
704
Nilai 704 termasuk dalam interval kurang baik dan baik maka hasil di atas
masuk dalam kategori kurang baik karena lebih mendekati pada kategori
kurang baik
4 Indikator Kompetensi
Tidak Baik Kurang Baik Baik Sangat Baik
115
Indikator kompetensi berkaitan dengan kemampuan aparaturpegawai dan
kesesuaian pegawai dengan tugas dan fungsinya Dalam hal ini
kemampuan dan tugas pegawai BPBD terkait dalam penanggulangan
bencana banjir sudah mumpuni atau belum dalam menunjang kinerja
BPBD dalam Penanggulangan Bencana Banjir di Kabupaten Lebak Dari
hasil pengolahan data pada indikator kompetensi ini memuat 3 butir
pertanyaan Dalam pengolahannya diperoleh dari skor ideal indikator
kompetensi yaitu 4 x 3 x 100 = 1200 (4 = nilai dari setiap jawaban
pertanyaan yang diajukan pada responden kriteria skor berdasarkan pada
skala Likert 3 = jumlah pertanyaan yang ada pada indikator kompetensi
100 = jumlah sampel yang dijadikan responden) Setelah menemukan skor
ideal kemudian dibagikan dengan skor riil yang diisi oleh responden yaitu
sebesar 706 1200 x 100 = 59 Hal ini dapat diartikan bahwa Kinerja
BPBD dalam Penanggulangan Bencana Banjir di Kabupaten Lebak
berjalan kurang baik bila dilihat dari indikator kompetensi Sebagaimana
digambarkan dalam kategori berikut ini
Kategori Instrumen
300 600 900 1200
706
Tidak Baik Kurang Baik Baik Sangat Baik
116
Nilai 706 termasuk dalam interval kurang baik dan baik maka hasil di atas
masuk dalam kategori kurang baik karena lebih mendekati pada kategori
kurang baik
5 Indikator Motif
Indikator motif berkaitan dengan motivasi dalam penanggulangan
bencana prilaku pegawaiaparatur dan sosialisasi bahaya banjir Indikator
motif ini berkaitan dengan motivasi dalam mendukung kinerja BPBD
dalam Penanggulangan Bencana Banjir di Kabupaten Lebak Dari hasil
pengolahan data dalam indikator motif ini memuat 3 butir instrumen
pertanyaandalam pengolahannya didapatkan dari skor ideal indikator
tujuan adalah 4 x 3 x 100 = 1200 (4 = nilai dari setiap jawaban pertanyaan
yang diajukan pada responden kriteria skor berdasarkan pada skala Likert
3 = jumlah pertanyaan yang ada pada indikator motif 100 = jumlah
sampel yang dijadikan responden) Setelah menemukan skor ideal
kemudian dibagikan dengan skor riil yang diisi oleh responden jadi
tingkat persetujuan dari indikator motif yaitu sebesar 723 1200 = 06 x
100 = 60 Berdasarkan hasil tersebut dapat dikatakan Kinerja Badan
Penanggulangan Bencana Daerah dalam penanggulangan banjir di
Kabupaten Lebak kurang baik Sebagaimana digambarkan dalam kategori
di bawah ini
117
Kategori Instrumen
300 600 900 1200
723
Nilai 723 termasuk dalam interval kurang baik dan baik maka hasil di atas
masuk dalam kategori kurang baik karena lebih mendekati pada kategori
kurang baik
6 Indikator Peluang
Indikator peluang berkaitan dengan komunitas masyarakat tangguh
bencana solusi bencana banjir dan partispasi masyarakat dalam
penanggulangan bencana banjir Indikator peluang ini berkaitan dengan
peluang-peluang untuk mendukung kinerja BPBD dalam Penanggulangan
Bencana Banjir di Kabupaten Lebak Dari hasil pengolahan data dalam
indikator peluang ini memuat 3 butir instrumen pertanyaan dalam
pengolahannya didapatkan dari skor ideal indikator tujuan adalah 4 x 3 x
100 = 1200 (4 = nilai dari setiap jawaban pertanyaan yang diajukan pada
responden kriteria skor berdasarkan pada skala Likert 3 = jumlah
pertanyaan yang ada pada indikator peluang 100 = jumlah sampel yang
dijadikan responden) Setelah menemukan skor ideal kemudian dibagikan
dengan skor riil yang diisi oleh responden jadi tingkat persetujuan dari
indikator peluang yaitu sebesar 738 1200 = 059 x 100 = 59
Tidak Baik Kurang Baik Baik Sangat Baik
118
Berdasarkan hasil tersebut dapat dikatakan Kinerja Badan Penanggulangan
Bencana Daerah dalam penanggulangan banjir di Kabupaten Lebak
kurang baik Sebagaimana digambarkan dalam kategori di bawah ini
Kategori Instrumen
300 600 900 1200
738
Nilai 738 termasuk dalam interval kurang baik dan baik maka hasil di atas
masuk dalam kategori kurang baik karena lebih mendekati pada kategori
kurang baik
7 Indikator Umpan Balik
Indikator umpan balik berkaitan dengan pelaporan hasil kegiatan
penilaian kinerja dan tindak lanjut dari kegiatan penanggulangan bencana
banjir oleh BPBD Indikator umpan balik ini berkaitan dengan umpan-
umpan yang dilaksanakan dimasa yang akan datang untuk mendukung
kinerja BPBD dalam Penanggulangan Bencana Banjir di Kabupaten
Lebak Dari hasil pengolahan data dalam indikator umpan balik ini
memuat 3 butir instrumen pertanyaan dalam pengolahannya didapatkan
dari skor ideal indikator tujuan adalah 4 x 3 x 100 = 1200 (4 = nilai dari
setiap jawaban pertanyaan yang diajukan pada responden kriteria skor
berdasarkan pada skala Likert 3 = jumlah pertanyaan yang ada pada
Tidak Baik Kurang Baik Baik Sangat Baik
119
indikator peluang 100 = jumlah sampel yang dijadikan responden)
Setelah menemukan skor ideal kemudian dibagikan dengan skor riil yang
diisi oleh responden jadi tingkat persetujuan dari indikator peluang yaitu
sebesar 708 1200 = 059 x 100 = 59 Berdasarkan hasil tersebut dapat
dikatakan Kinerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah dalam
penanggulangan banjir di Kabupaten Lebak kurang baik Sebagaimana
digambarkan dalam kategori di bawah ini
Kategori Instrumen
300 600 900 1200
708
Nilai 708 termasuk dalam interval kurang baik dan baik maka masuk
dalam kategori kurang baik karena lebih mendekati pada kategori kurang
baik
Berdasarkan perhitungan pada setiap indikator di atas dapat
disimpulkan bahwa tingkat persetujuan responden terhadap indikator
penelitian yaitu indikator tujuan sejauh ini baru mencapai 63 indikator
standar 60 indikator alatsarana 59 kompetensi 59 motif 60
indikator peluang 59 dan indikator umpan balik 59
Dari masing-masing tingkat persetujuan tersebut dapat diartikan
bahwa Kinerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah Dalam
Tidak Baik Kurang Baik Baik Sangat Baik
120
Penanggulangan Bencana Banjir Di Kabupaten Lebak dilihat dari tujuh
indikator diantaranya indikator tujuan standar alatsarana kompetensi
motif peluang dan umpan balik Dapat dikatakan kurang baik Untuk
lebih jelasnya dapat dilihat di bawah ini
Berdasarkan hasil koesioner dan pemaparan di atas maka total
skor pada tiap-tiap indikator dalam penelitian ini dimana menggunakan
tujuh indikator kinerja menurut Hersey Blanchard dan Johnson dalam
buku Wibowo Dalam hal ini Kinerja BPBD Dalam Penanggulangan
Bencana Banjir Di Kabupaten Lebak ditunjukan pada diagram berikut
Diagram 424
Tingkat Kinerja BPBD Dalam Penanggulangan Bencana Banjir di
Kabupaten Lebak Berdasarkan Indikator
Sumber Peneliti 2014
57
58
59
60
61
62
63
64 63
60
59 59
60
59 59
BAB V
PENUTUP
51 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian penghitungan dan pengujian hipotesis maka
dapat diketahui ldquoKinerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dalam
Penanggulangan Bencana Banjir di Kabupaten Lebak tercapai 60 dari
maksimal 65 Pengujian hipotesis yang dilakukan berdasarkan uji hipotesis
pihak kiri menunjukan bahwa Ha diterima dan Ho ditolak yang berarti Kinerja
BPBD Dalam Penanggulangan Bencana Banjir di Kabupaten Lebak dalam
pencapaiannya sebesar 60 dari yang diharapkan Ini berarti ketercapaian lebih
kecil dari hipotesis awal yakni 65 Hal ini di dapat berdasarkan pada hasil
penghitungan perbandingan antara jumlah data yang terkumpul dengan skor ideal
Dalam hal ini disebabkan oleh adanya permasalahan yang timbul dalam
proses penyelenggaraan penanggulangan bencana banjir yang belum dapat
sepenuhnya teratasi Diantaranya permasalahan terkait dengan alatsarana yang
belum memadai Hal ini dapat dilihat dari hasil penghitungan data tingkat kinerja
indikator alatsarana yaitu didapatkan hasil sebesar 59 Ini menggambarkan
bahwa tingkat persetujuannya masih rendah dari yang diharapkan 65 yang
menunjukan bahwa masih minimnya alatsarana penanggulangan bencana banjir
Ditambah pula dengan keterbatasan sumber daya manusia yang professional di
bidang kebencanaan khususnya dalam penanggulangan bencana banjir di
Kabupaten Lebak Dari data penghitungan indikator kompetensi menunjukan hasil
sebesar 59 dan ini menunjukan bahwa tingkat persetujuannya masih rendah dari
nilai yang diharapkan 65
52 Saran
Saran yang dapat diberikan oleh peneliti berdasarkan hasil penelitian di
lapangan yaitu
1 Alatsarana dalam penanggulangan bencana banjir harus ditambah dan
dilengkapi Pasalnya wilayah Kabupaten Lebak yang tersebar di 15
Kecamatan rawan akan bencana banjir tiap tahunnya Sehingga
membutuhkan alatsarana yang lebih lengkap agar proses penyelenggaraan
bencana banjir dapat diatasi dengan baik
2 Aparatur atau Sumber Daya Manusia (SDM) harus ditambah dan
ditingkatkan kompetensinya Sehingga dalam penyelenggaraan
penanggulangan bencana banjir dapat dilaksanakan dengan profesional
DAFTAR PUSTAKA
Sumber Buku
Departemen Pendidikan Nasional 2008 Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi
Ke- 4 Jakarta Gramedia
Hasibuan Malayu SP 2006 Manajemen Dasar Pengertian dan Masalah
Jakarta Bumi Aksara
Irawan Prasetya 2006 Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif Untuk Ilmu-ilmu
Sosial Jakarta FISIP UI
Kodoatie J R dan Sugiyanto 2002 Banjir Beberapa Masalah dan Metode
Pengendaliannya dalam Perspektif Lingkungan Yogyakarta Pustaka
Pelajar
Nurjanah dkk 2013 Manajemen Bencana Bandung Alfabeta
Mangkunegara AA Anwar Prabu 2006 Evaluasi Kinerja Sumber Daya
Manusia Bandung PT Refika Aditama
Keban Jeremias T 2003 Indikator Kinerja Pemerintah Daerah Pendekatan
Manajemen dan Kebijakan Makalah Seminar Sehari Yogyakarta
FISIPOL UGM
Mahmudi 2013 Manajemen Kinerja Sektor Publik Yogyakarta UPP STIM
YKPN
Mahsun Muhammad 2006 Pengukuran Kinerja Sektor Publik Yogyakarta FE
UGM
Mangkunegara Prabu Anwar 2001 Manajemen Sumber Daya Manusia
Perusahaan Bandung Remaja Rosdakarya
Miles Matthew dan Michael Huberman 2009 Analisis Data Kualitatif (Buku
Sumber Tentang Metode-metode Baru) Jakarta UI Press
Moeheriono 2010 Pengukuran Kinerja Berbasis Kompetensi Bogor Ghalia
Indonesia
Moleong Lexy J 2007 Metode Penelitian Kualitatif Bandung Remaja
Rosdakarya
Prawirosentono 1999 Manajemen Sumber Daya Manusia Kebijakan Kinerja
Karyawan Yogyakarta BPFE
Robbins Stephen P 2001 Prilaku Organisasi Jakarta Prenhalindo
Satori Djamrsquoan dan Komariah 2010 Metode Penelitian Kualitaif Bandung
Alfabeta
Sedarmayanti 2004 Sumber Daya Manusia dan Produktivitas Kerja Jakarta
CV Mandar maju
Simanjuntak Payaman J 2005 Manajemen dan Evaluasi Kinerja Jakarta FE UI
Sinambela Lijan Poltak dkk 2014 Reformasi Pelayanan Publik Teori
Kebijakan dan Implementasi Jakarta Bumi Aksara
Sobandi Baban 2006 Desentralisasi dan Tuntunan Penataan Kelembagaan
Daerah Bandung Humaniora
Steers RM 2003 Organization Effectiveness A Behavioral View Jakarta
Erlangga
Sugiyono 2008 Metode Penelitian Kuantiatif Kualitatif dan RampD Bandung
Alfbeta
Sugiyono 2009 Memahami Penelitian Kualitatif Bandung Alfabeta
Sugiyono 2010 Metode Penelitian Admninistrasi Bandung Alfabeta
Surjadi 2009 Pengembangan Kinerja Pelayanan Publik Bandung Refika
Aditama
Taniredja Tukiran dan Hidayati Mustafidah 2012 Penelitian Kualitatif Sebuah
Pengantar Bandung Alfabeta
Wibowo 2011 Manajemen Kinerja Jakarta RajaGarafindo Persada
Sumber Peraturan
UUD 1945 Pembukaan
UU No 24 Tahun 2007 Tentang Penanggulangan Bencana
Peraturan Daerah Kabupaten Lebak No 3 Tahun 2011 Tentang Pembentukan
Organisasi dan Tata Kerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah
Sumber Internet
httpwwwantaranewscom 1200 warga rangkasbitung korban banjir mengungsi
Diakses tanggal 28 Mei 2014 Pukul 2115 WIB
httpwwwmerdekacom peristiwa 15 kecamatan di lebak banten terendam
banjir 3 tewas Diakses tanggal 24 Mei 2014 Pukul 1524 WIB
httpp2mbgeografiupiedu Tentang_Bencana Diakses pada tanggal 5 Juni
2014 Pukul 1500 WIB
Sumber Dokumen
Buku Panduan Penanggulangan Bencana
Laporan Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Lebak Kejadian
Bencana Banjir dan Longsor tahun 2013 dan 2014
Profil Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Banten
Skripsi Chandra Yudiana Efendi Kinerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah
(BPBD) di Wilayah Kecamatan Baleendah Kabupaten Bandung tahun
2012
Skripsi Marino Y Cristanti Marbun Peranan Koordinasi Badan Penanggulangan
Bencana Daerah (BPBD) Kota Medan dalam Upaya Penanggulangan
Bencana Banjir di Kota Medan tahun 2013
KOESIONER PENELITIAN
IDENTITAS RESPONDEN
No Responden
Pekerjaan
Jenis Kelamin
Alamat
PETUNJUK PENGISIAN
1 Bacalah angket ini dengan teliti supaya BapakIbu mengerti maksud
pertanyaannya
2 Pilihlah salah satu jawaban yang dianggap paling sesuai dari beberapa pilihan
dengan cara di silang (X)
3 Bila terdapat pertanyaan yang kurang dimengerti dapat ditanyakan langsung
kepada peneliti
A Indikator Tujuan
1 Setujukah bahwa aparatur Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)
Kabupaten Lebak telah melaksanakan kegiatan sosialisasi pengurangan akan
risiko bencana bencana banjir pada saat sebelum bencana terjadi
a Sangat Setuju
b Setuju
c Tidak Setuju
d Sangat Tidak Setuju
2 Setujukah bahwa aparatur Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)
Kabupaten Lebak telah melaksanakan tugas dalam penanganan kedaruratan
bencana banjir
a Sangat Setuju
b Setuju
c Tidak Setuju
d Sangat Tidak Setuju
3 Setujukah bahwa aparatur Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)
Kabupaten Lebak menyelenggarakan pemulihan setelah bencana banjir terjadi
a Sangat Setuju
b Setuju
c Tidak Setuju
d Sangat Tidak Setuju
B Indikator Standar
4 Setujukah bahwa aparatur Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)
Kabupaten Lebak sesuai prosedur dalam penanggulangan banjir
a Sangat Setuju
b Setuju
c Tidak Setuju
d Sangat Tidak Setuju
5 Setujukah bahwa aparatur Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)
Kabupaten Lebak menyelenggarakan penanggulangan bencana banjir dengan
mengedepankan keadilan dan tidak diskriminatif
a Sangat Setuju
b Setuju
c Tidak Setuju
d Sangat Tidak Setuju
6 Setujukah bahwa aparatur Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)
Kabupaten Lebak menyelenggarakan penanggulangan bencana banjir dengan
cepat tanggap
a Sangat Setuju
b Setuju
c Tidak Setuju
d Sangat Tidak Setuju
C Indikator Alat Sarana
7 Setujukah bahwa Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten
Lebak memiliki peralatan yang lengkap dalam penyelenggaraan penanggulangan
bencana banjir
a Sangat Setuju
b Setuju
c Tidak Setuju
d Sangat Tidak Setuju
8 Setujukah bahwa aparatur Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)
Kabupaten Lebak memiliki alat komunikasi untuk menginfomasikan bencana
banjir
a Sangat Setuju
b Setuju
c Tidak Setuju
d Sangat Tidak Setuju
9 Setujukah bahwa aparatur Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)
Kabupaten Lebak memiliki tempat penyimpanan alat dan logistik yang memadai
a Sangat Setuju
b Setuju
c Tidak Setuju
d Sangat Tidak Setuju
D Indikator Kompetensi
10 Setujukah bahwa aparatur Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)
Kabupaten Lebak memiliki kemampuan yang baik untuk menyelenggarakan
penanggulangan bencana banjir
a Sangat Setuju
b Setuju
c Tidak Setuju
d Sangat Tidak Setuju
11 Setujukah bahwa aparatur Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)
Kabupaten Lebak memberikan informasi setiap akan datangnya terjadi bencana
banjir
a Sangat Setuju
b Setuju
c Tidak Setuju
d Sangat Tidak Setuju
12 Setujukah bahwa aparatur Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)
Kabupaten Lebak melaksanakan tugas penanggulangan bencana banjir sesuai
tugas dan fungsinya masing-masing
a Sangat Setuju
b Setuju
c Tidak Setuju
d Sangat Tidak Setuju
E Indikator Motif
13 Setujukah bahwa Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten
Lebak telah memberikan penyuluhan tentang bahayanya akan bencana banjir
a Sangat Setuju
b Setuju
c Tidak Setuju
d Sangat Tidak Setuju
14 Setujukah bahwa aparatur Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)
Kabupaten Lebak memiliki motivasi untuk melaksanakan penanggulangan
bencana banjir
a Sangat Setuju
b Setuju
c Tidak Setuju
d Sangat Tidak Setuju
15 Setujukah bahwa aparatur Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)
Kabupaten Lebak berprilaku sukarela dalam penanggulangan bencana banjir
a Sangat Setuju
b Setuju
c Tidak Setuju
d Sangat Tidak Setuju
F Indikator Peluang
16 Setujukah bahwa aparatur Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)
Kabupaten Lebak telah memberikan pelatihan terhadap Komunitas Masyarakat
Tangguh akan bencana banjir
a Sangat Setuju
b Setuju
c Tidak Setuju
d Sangat Tidak Setuju
17 Setujukah bahwa aparatur Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)
Kabupaten Lebak telah memberikan solusi tentang bahayanya bencana banjir
a Sangat Setuju
b Setuju
c Tidak Setuju
d Sangat Tidak Setuju
18 Setujukah bahwa aparatur Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)
Kabupaten Lebak telah memberikan kebebasan kepada masyarakat untuk ikut
serta dalam penanggulangan bencana banjir
a Sangat Setuju
b Setuju
c Tidak Setuju
d Sangat Setuju
G Indikator Umpan Balik
19 Setujukah bahwa aparatur Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)
Kabupaten Lebak selalu menginformasikan hasil kegiatan dalam
penyelenggaraan penanggulangan bencana banjir
a Sangat Setuju
b Setuju
c Tidak Setuju
d Sangat Tidak Setuju
20 Setujukah bahwa aparatur Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)
Kabupaten Lebak selalu melaksanakan penilaian-penilaian atas prestasi kerja
yang telah dikerjakan
a Sangat Setuju
b Setuju
c Tidak Setuju
d Sangat Tidak Setuju
21 Setujukah bahwa aparatur Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)
Kabupaten Lebak perlu menindaklanjuti kegiatan yang telah dilaksanakan
a Sangat Setuju
b Setuju
c Tidak Setuju
d Sangat Tidak Setuju
P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 P11 P12 P13 P14 P15 P16 P17 P18 P19 P20 P21
1 L Petani 2 2 3 2 2 1 4 4 4 3 3 3 4 3 2 3 4 4 3 3 3 62
2 L Wiraswasta 2 2 3 3 2 2 2 3 2 2 3 2 3 3 2 4 4 3 3 2 4 56
3 L Wiraswasta 2 2 3 2 2 2 2 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 57
4 L Petani 2 3 2 4 2 2 2 4 2 2 2 3 2 3 2 2 3 2 2 2 2 50
5 L Petani 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 48
6 L Petani 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 3 2 2 3 45
7 L Petani 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 2 3 3 3 3 3 50
8 L Petani 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 3 46
9 L Petani 3 2 3 2 3 2 2 3 3 3 2 2 3 2 1 2 3 4 1 2 4 52
10 L Petani 3 4 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 60
11 P Pelajar 2 2 3 3 2 2 2 2 3 2 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 54
12 P Pelajar 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 65
13 P Pelajar 2 3 2 2 2 2 2 3 2 3 2 2 3 3 2 3 3 2 3 2 3 51
14 L Pelajar 2 3 2 2 2 2 2 3 2 3 3 3 3 3 2 2 3 2 2 2 2 50
15 L Petani 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 60
16 P Petani 2 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 3 2 3 3 48
17 P Petani 3 3 1 2 1 1 1 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 3 41
18 L Wiraswasta 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1 1 1 1 1 1 3 2 1 2 3 36
19 L Wiraswasta 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 3 45
20 L Buruh 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 3 33
21 P Buruh 2 3 2 3 2 2 2 1 1 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 3 44
22 P Buruh 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1 2 1 2 2 2 2 2 3 2 2 3 41
23 L Buruh 3 3 3 3 4 3 3 3 2 3 2 3 3 2 2 3 2 3 3 2 2 57
24 L Petani 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 2 3 3 3 3 3 2 2 2 2 60
25 P Petani 2 3 2 2 2 2 3 1 3 3 3 3 2 3 3 3 2 2 2 2 2 50
26 P Petani 2 3 2 2 3 3 2 3 2 3 3 2 3 3 2 3 2 2 3 3 3 54
27 L Buruh 4 3 3 3 2 3 3 2 2 3 3 2 3 3 3 2 3 3 2 2 3 57
28 L Wiraswasta 2 2 2 2 2 2 1 2 1 2 1 1 2 1 1 1 3 2 2 3 3 38
29 L Petani 2 3 2 2 2 2 2 1 1 1 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 3 42
30 P Wiraswasta 2 3 2 2 2 3 1 1 3 1 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 43
PertanyaanNo TotalLP Status
31 L Wiraswasta 2 4 2 2 2 2 1 1 1 3 1 3 1 3 2 1 1 3 1 2 3 41
32 P Petani 2 2 2 2 1 1 1 2 1 1 1 2 2 2 2 2 2 4 1 1 3 37
33 L Wiraswasta 2 2 1 2 2 2 1 1 2 1 1 2 2 3 2 2 2 3 2 2 1 38
34 L Wiraswasta 2 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 49
35 L Wiraswasta 4 3 4 3 4 4 3 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 2 2 2 2 67
36 P Wiraswasta 3 2 3 2 2 3 3 1 3 2 3 2 3 3 2 2 3 3 3 2 3 53
37 L Wiraswasta 3 3 2 3 3 3 2 3 3 2 2 3 2 3 2 2 3 4 2 2 2 54
38 P Petani 2 3 2 2 2 2 2 3 3 2 3 2 3 3 3 2 3 3 2 2 3 52
39 P Petani 2 3 2 3 3 2 3 2 2 2 3 2 2 2 3 2 3 2 2 2 2 49
40 P Petani 3 2 2 3 3 2 2 3 2 2 3 2 2 2 2 2 2 4 2 2 3 50
41 L Petani 2 3 2 2 1 3 1 3 1 3 1 1 3 1 1 3 1 4 1 2 2 41
42 P Petani 2 4 1 3 1 2 1 2 2 1 2 2 1 2 3 1 1 3 1 1 1 37
43 P Petani 2 2 2 2 1 2 1 2 2 2 2 2 1 1 2 2 1 2 2 2 1 36
44 L Petani 3 4 2 2 3 2 3 2 2 2 1 3 3 1 1 1 2 2 1 2 2 44
45 L Petani 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 3 2 2 2 1 2 2 4 1 1 1 40
46 P Petani 3 3 2 2 2 1 1 3 1 1 1 1 1 2 2 1 1 3 1 3 3 38
47 L Petani 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 3 45
48 L Petani 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 3 2 2 2 2 2 2 2 3 47
49 L Petani 2 3 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 1 3 1 2 3 45
50 L Petani 3 4 2 2 3 2 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 1 3 1 2 3 49
51 P Petani 3 3 2 2 2 1 2 2 2 2 2 3 2 3 2 2 2 3 2 2 3 47
52 L Wiraswasta 2 3 3 3 3 2 2 2 2 1 1 2 2 2 2 1 2 3 2 2 3 45
53 P Pelajar 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 2 2 3 62
54 P Pelajar 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 66
55 P Pelajar 2 3 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 43
56 L Wiraswasta 3 2 3 3 3 3 2 2 2 3 2 2 3 3 3 3 3 4 4 3 3 59
57 P Wiraswasta 1 3 3 2 3 2 2 2 3 2 2 3 2 2 2 2 2 3 2 2 3 48
58 L Pelajar 3 3 3 3 3 3 2 2 2 3 3 3 4 3 3 2 4 3 2 2 2 58
59 L Pelajar 2 3 3 3 4 4 4 4 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 4 69
60 L Wiraswasta 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 3 3 4 4 2 3 4 4 4 4 71
61 L Wiraswasta 2 2 3 2 2 2 3 3 3 2 4 3 4 2 3 3 4 3 3 3 3 59
62 L PNS 2 3 2 3 3 3 2 2 2 2 2 2 3 2 3 2 2 3 2 2 3 50
63 L Wiraswasta 2 3 3 2 3 2 3 3 3 2 3 3 4 3 2 3 3 3 3 3 3 59
64 P PNS 3 4 2 2 2 3 2 2 2 2 2 3 2 2 3 2 2 4 2 2 3 51
65 P Petani 2 2 2 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 3 2 2 2 46
66 L Petani 2 3 2 3 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 3 2 2 3 2 2 2 47
67 P Petani 2 3 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 3 3 47
68 L Petani 3 2 2 2 3 2 2 3 3 2 2 3 2 3 3 2 3 3 3 2 3 53
69 P Petani 3 2 2 2 3 2 2 3 2 2 3 3 3 2 3 3 3 2 3 2 3 53
70 L Petani 3 3 2 3 2 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 61
71 L PNS 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 3 3 3 70
72 L Petani 3 2 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 4 2 2 3 3 3 2 2 2 56
73 L Wiraswasta 3 2 3 3 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 3 2 2 3 49
74 L Petani 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 3 3 3 2 2 2 3 3 1 2 3 46
75 L Wiraswasta 2 3 3 2 2 2 3 3 4 3 2 2 3 2 2 3 2 2 2 3 2 52
76 L Wiraswasta 3 3 3 3 2 3 2 3 2 2 2 2 2 1 2 1 1 1 2 2 3 45
77 P Wiraswasta 1 3 3 2 2 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 2 3 4 3 2 2 55
78 P Petani 3 2 2 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 2 2 2 2 4 3 3 3 56
79 P Petani 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 2 2 2 3 3 1 2 2 53
80 L PNS 3 4 3 3 2 2 2 3 3 3 3 2 2 2 2 3 3 3 2 2 4 56
81 P Petani 3 2 3 2 2 2 2 3 2 2 3 2 3 2 1 2 2 3 2 2 2 47
82 L PNS 3 3 3 3 2 2 3 2 3 2 2 2 3 3 3 3 1 2 1 2 2 50
83 L PNS 3 3 2 4 2 3 3 2 2 3 3 1 4 2 3 1 2 3 2 2 2 52
84 P Pelajar 2 3 2 3 3 3 2 2 1 4 2 3 2 2 2 3 1 2 3 2 2 49
85 L Petani 2 3 3 3 2 2 2 3 4 2 4 1 2 3 3 3 1 2 2 2 3 52
86 P Petani 1 4 2 2 3 3 2 4 1 3 3 2 2 2 3 4 2 1 2 2 3 51
87 L Petani 2 2 3 3 3 2 2 2 1 4 2 2 3 4 1 2 2 3 3 2 2 50
88 P Petani 3 2 1 2 2 2 3 3 3 2 2 3 2 3 3 3 2 1 2 2 2 48
89 L Petani 3 2 3 3 3 2 2 2 4 1 2 3 3 2 2 2 1 3 2 2 2 49
90 P Petani 3 3 3 2 2 2 2 2 4 2 2 2 4 2 2 1 2 2 3 3 2 50
91 L Petani 3 2 2 2 3 3 4 2 3 3 2 1 3 2 2 1 3 2 2 2 2 49
92 P Wiraswasta 2 2 2 4 1 2 3 3 2 2 3 2 3 1 4 2 3 3 2 2 3 51
93 L Wiraswasta 3 2 3 3 3 4 2 2 2 1 3 4 2 2 3 1 2 2 2 3 3 52
94 P Wiraswasta 2 2 2 3 3 1 3 3 4 2 2 3 3 1 2 2 2 3 4 2 3 52
95 L Wiraswasta 2 3 3 3 3 2 2 1 2 4 2 2 3 3 2 2 1 2 3 3 2 50
96 P Petani 2 3 3 3 2 2 2 3 3 1 2 3 2 2 1 2 2 3 3 2 2 48
97 L Petani 1 3 3 3 3 1 2 2 4 3 3 3 2 3 1 2 2 3 3 2 2 51
98 L Petani 2 4 2 3 3 2 1 2 3 3 3 4 2 3 2 3 2 2 1 1 4 52
99 L Petani 2 3 3 3 3 2 2 2 2 4 2 2 3 2 3 2 1 4 2 2 3 52
100 P Petani 3 3 3 3 1 2 3 3 4 2 3 1 2 3 4 2 3 2 2 2 4 55
242 274 238 250 236 230 225 239 240 234 237 235 252 238 233 225 235 278 219 221 268 5049Jumlah
- 01 COVERpdf
- 02 LEMBAR PERSETUJUAN amp PENGESAHANpdf
- 03 KATA PENGANTARpdf
- 04 DAFTAR ISIpdf
- 05 BAB Ipdf
- 06 BAB IIpdf
- 07 BAB IIIpdf
- 08 BAB IVpdf
- 09 BAB Vpdf
- 10 Daftar Pustakapdf
- 11 SURATpdf
- 12 koesionerpdf
- 13 TABEL INDUKpdf
-
iii
13 Untuk Kakak-kakaku yang selalu memberikan motivasi untuk
menyelesaikan proposal penelitian ini
14 Yth Bapak Kaprawi selaku Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan
Bencana Daerah Kabupaten Lebak Bapak Bernardi Kasie Kedaruratan
Bapak Febi Kasie Kesiapsiagaan Terima kasih atas arahan dan pemberian
data-data kepada peneilti
15 Kepada Sdr Nani Nurul Hidayah atas dorsquoa dan motivasi yang tiada henti
kepada peneliti Kamu adalah seseorang yang berharga bagi hidupku
16 Kepada sahabatku Agus Muizudin Ismatullah Adi Fajar Nugraha Yogi
M Akbar dan Rifki Apriadi Firdaus yang selalu membantu peneliti dalam
penelitian ini
17 Kepada teman-teman seperjuangan Aat Syafaat Ikhwan Effendi Wahyu
Firmansyah Arif Syandi Negara dan Noel Ricky R yang telah
memberikan semangat kepada peneliti
18 Kepada teman-teman kelas G Non Reguler angkatan 2010 teman-teman
Administrasi Negara angkatan 2010 yang telah menjadi sahabat dan
menemani penulis selama perkuliahan di kampus
19 Kepada semua pihak yang tidak mungkin disebutkan satu-persatu terima
kasih telah bersedia membantu dan memberikan informasi dalam
penyusunan skripsi ini
Peneliti menyadari bahwa proposal skripsi ini masih jauh dari
kesempurnaan dikarenakan keterbatasan ilmu Peneliti Oleh karena itu Peneliti
dengan rendah hati memohon maaf atas kekurangan dan kelemahan yang terdapat
iv
dalam skripsi ini Peneliti berharap adanya kritik dan saran yang bersifat
membangun demi kesempurnaan penelitian ini
Serang 4 September 2014
Anwar Musyadad
v
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI v
DAFTAR TABEL viii
DAFTAR GAMBAR ix
BAB I PENDAHULUAN
11 Latar Belakang Masalah 1
12 Identifikasi Masalah 10
13 Batasan dan Rumusan Masalah 11
131 Batasan Masalah 11
132 Rumusan Masalah 11
14 Tujuan Penelitian 11
15 Manfaat Penelitian 12
16 Sistematika Penulisan 12
BAB II DESKRIPSI TEORI DAN ASUMSI DASAR
21 Deskripsi Teori 16
211 Konsep Kinerja 16
212 Konsep Organisasi 19
213 Konsep Kinerja Organisasi 20
vi
214 Tujuan Pengukuran Kinerja Sektor Publik 21
215 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja 22
216 Indikator Kinerja 22
217 Pengukuran Kinerja Sektor Publik Sebagai Pengendalian
Manajemen 25
218 Konsep Bencana 26
219 Faktor-Faktor Penyebab Bencana 28
2110 Jenis-jenis Bencana Alam di Indonesia 29
2111 Dampak Bencana 29
2112 Manajemen Bencana 30
2113 Prinsip-prinsip Manajemen Bencana 32
2114 Tahapan Penanggulangan Bencana 33
2115 Konsep Banjir 35
22 Penelitian terdahulu 37
23 Kerangka Berfikir 40
24 Asumsi Dasar 44
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
31 Metode Penelitian 45
32 Sasaran Penelitian 45
33 Instrument Penelitian 46
34 Teknik Pengumpulan Data 47
35 Informan Penelitian 51
36 Teknik Pengolahan dan Analisis Data 52
vii
37 Pengujian Keabsahan Data 56
38 Lokasi dan Jadwal Penelitian 57
381 Lokasi Penelitian 57
382 Jadwal Penelitian 57-58
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
viii
DAFTAR TABEL
Tabel 11 Daerah Rawan Bencana di Kabupaten Lebak Tahun 2013helliphelliphelliphellip 3
Tabel12 Data Kerusakan Bencana Banjir di Kabupaten Lebak Tahun 2013hellip 4
Tabel 13 Aparatur BPBD Kabupaten Lebak Berdasarkan Tingkat Pendidikan 8
Tabel 31 Pedoman Wawancarahelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 48
Tabel 32 Kategori dan Spesifikasi Informanhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 52
Tabel 33 Jadwal Penelitianhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 58
ix
DAFTAR GAMBAR
Gambar 21 Proses Terjadinya Bencanahelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 27
Gambar 22 Siklus Manajemen Bencanahelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 32
Gambar 23 Kerangka Berfikirhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 43
1
BAB I
PENDAHULUAN
11 Latar Belakang Masalah
Berdasarkan pembukaan UUD 1945 pada alinea ke empat yang
menyatakan antara lain bahwa ldquoNegara melindungi segenap Bangsa Indonesia dan
seluruh tumpah darah Indonesia serta memajukan kesejahteraan umumrdquo Dalam
pernyataan ini mempunyai makna bahwa setiap warga negara berhak
mendapatkan perlindungan hak-hak dasar termasuk perlindungan dan hak untuk
bebas dari rasa takut ancaman resiko termasuk dampak bencana Perlindungan
atas hak-hak dasar ini menjadikan suatu kewajiban pemerintah untuk
mewujudkannya dalam bentuk program-program yang sesuai dengan pernyataan
tersebut
Sejalan dengan tujuan konstitusi yang telah disebutkan di atas maka suatu
keharusan pemerintah untuk melakukan perlindungan dalam hal penanggulangan
bencana yang dimuat pada suatu lingkup manajemen bencana (disaster
management) yang efektif dan efisien khususnya dalam penanggulangan bencana
banjir Penanggulangan bencana banjir memang tidak bisa dilakukan oleh sepihak
saja yaitu pemerintah akan tetapi semua pihak harus aktif berperan termasuk
masyarakat pun harus berpartisipasi dalam penanganan masalah banjir ini
Provinsi Banten merupakan daerah yang rawan akan berbagai macam
bencana Kondisi daerah Provinsi Banten memiliki geografis geologis hidrologis
dan demografis yang memungkinkan terjadi berbagai macam bencana baik yang
2
disebabkan oleh faktor alam faktor non alam maupun faktor manusia yang
menyebabkan timbulnya korban jiwa kerusakan lingkungan kerugian harta benda
dan dampak psikologis yang dalam keadaan tertentu dapat menghambat
pembangunan nasional Berdasarkan Data dan Informasi Bencana Indonesia
selama kurun waktu 13 tahun terakhir di wilayah Provinsi Banten teridentifikasi
11 jenis kejadian bencana meliputi tanah longsor gempa bumi banjir dan tanah
longsor banjir kekeringan abrasi kecelakaan industri kecelakaan transportasi
aksi teror KLB dan puting beliung
Wilayah KabupatenKota di Provinsi Banten rentan akan berbagai macam
bencana Berikut data kejadian bencana KabupatenKota di Provinsi Banten
Tabel 11
Data Kejadian Bencana di Provinsi Banten 2000-2013
Kabupaten
Kota
Teror Banjir Abrasi Gempa
bumi
Kecelakaan
industri
Kecelakaan
Transportasi
Kekeringan KLB Puting
Beliung
Tanah
Longsor
Kota
Cilegon
3 1 1 1 1
Kota
Serang
2 1 3
Kota
Tangerang
7 1 2
Kota
Tangerang
Selatan
1
Kab
Lebak
21 9 10 8
Kab
Pandeglang
1 29 1 3 12 7 4
Kab
Serang
16 1 19 8 1
Kab
Tangerang
1 14 1 10 6 3 2
Total 2 93 2 3 2 1 53 6 34 15
Sumber Diadaptasi Dari Profil Daerah Rawan Bencana Provinsi Banten 2013
Dari tabel 11 di atas dapat dilihat bahwa bencana yang sering terjadi di
Provinsi Banten adalah bencana banjir yaitu 93 kejadian kekeringan 53 kejadian
puting beliung 34 kejadian dan tanah longsor 15 kejadian Berdasarkan data
3
tersebut bencana banjir yang sering terjadi yaitu di daerah Kabupaten Pandeglang
dan Lebak Dengan komposisi Kabupaten Lebak 21 dan Kabupaten Pandeglang
29 kali
Oleh karena hal tersebut pemerintah membuat Undang-Undang tentang
penanggulangan bencana yang dituangkan pada Undang-Undang No 24 Tahun
2007 tentang Penanggulangan Bencana Undang-Undang atau Peraturan ini dibuat
sebagai payung hukum mengenai proses penyelenggaraan penanggulangan
bencana di Indonesia Penyelenggaraan penanggulangan bencana berdasarkan
Undang-Undang ini dimulai dari prabencana pada saat bencana hingga proses
pemulihan pasca bencana diatur di dalamnya
Kabupaten Lebak yang merupakan salah satu dari empat kabupaten dan
empat kota di provinsi Banten yang memiliki berbagai macam potensi bencana
telah menindaklanjutinya dengan mendirikan Badan Penanggulangan Bencana
Daerah (BPBD) berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Lebak No 3 Tahun
2011 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Badan Penanggulangan
Bencana Daerah Kabupaten Lebak Pembentukan Badan Penanggulangan
Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lebak ini sebagai salah satu Badan yang
mempunyai tugas dan fungsi dalam penyelenggaraan penanggulangan bencana di
wilayah Kabupaten Lebak
Dibuatnya Peraturan Daerah mengenai pembentukan Badan
Penanggulangan Bencana Daerah ini karena beberapa wilayah daerah di
Kabupaten Lebak rentan akan berbagai macam bencana Yang diantaranya adalah
bencana banjir tanah longsor gempa bumi tsunami kekeringan dan kebakaran
4
Menurut data yang tertuang dalam laporan kejadian bencana banjir di Kabupaten
Lebak tahun 2013 menyatakan bahwa Kabupaten Lebak memiliki 28 kecamatan
340 desa dan 5 kelurahan Dari seluruh kecamatan yang ada di wilayah
Kabupaten Lebak rentan akan berbagai macam bencana
Berikut data wilayah rawan bencana Kabupaten Lebak dapat dilihat pada
Tabel 11 di bawah ini
Tabel 12
Daerah Rawan Bencana Di Kabupaten Lebak Tahun 2013
No Jenis Bencana Sebaran Wilayah Keterangan
1 Banjir Kec Rangkasbitung
Kalanganyar Cimarga Cibadak
Cileles Malingping Wanasalam
Panggarangan Bayah Sobang
Cigemblong Banjarsari
Muncang Cilograng dan Gunung
Kencana
15 Kecamatan
2 Longsor Kecamatan Sobang Lebak
Gedong Cigemblong
Bojongmanik Cibeber Gunung
Kencana Muncang Cipanas
Cileles Cimarga Cikulur dan
Cilograng
12 Kecamatan
3 Gempa dan Tsunami Kecamatan Wanasalam
Malingping Cihara Bayah
Cibeber dan Panggarangan
6 Kecamatan
4 Kekeringan Kecamatan Maja Leuwidamar
Muncang Cilograng Wanasalam
dan Curugbitung
6 Kecamatan
5 Kebakaran Kecamatan Leuwidamar (Desa
Kanekes dan Desa Nagayati) dan
Kecamatan Sobang
2 Kecamatan
Sumber Diadaptasi dari Laporan BPBD Kabupaten Lebak Tahun 2013
Dari tabel 12 di atas dapat dilihat bahwa daerah-daerah di Kabupaten
Lebak rawanrentan akan bencana Dimulai dari bencana banjir tersebar di 16
kecamatan longsor tersebar di 12 kecamatan gempa bumi dan tsunami 6
5
kecamatan kekeringan 6 kecamatan dan kebakaran tersebar di 2 kecamatan
Namun jika di lihat komposisi dari beberapa jenis bencana dapat dilihat bahwa
bencana banjir lebih mendominasi jumlahnya yang tersebar di 15 kecamatan di
Kabupaten Lebak Dalam hal ini bahwa banjir merupakan bencana yang paling
banyak terjadi di wilayah Kabupaten Lebak dengan jumlah wilayah tersebar di 15
kecamatan dari jumlah keseluruhan kecamatan yaitu 28 kecamatan Hal ini
menggambarkan bahwa setengah wilayah yang berada di Kabupaten Lebak
terindikasi sebagai wilayah yang rentan akan bahaya bencana banjir
Adapun data kerusakan ataupun dampak bencana yang diakibatkan oleh
bencana banjir di Kabupaten Lebak Tahun 2013 dapat dilihat pada tabel 12 di
bawah ini
Tabel 12
Data Kerusakan Bencana Banjir Di Kabupaten Lebak Tahun 2013
Rusak Ringan Rusak Berat Rusak Total
1 Permukiman 292 87 28
2 Sarana Pendidikan 26 11 0
3 Jalan dan Jembatan 0 21 2
4 Sarana Penyediaan Air Minum 2 2 0
5 Kerusakan Irigasi 0 22 0
Jumlah 320 143 30
No UraianTipe Kerusakan
(Sumber Diadaptasi dari Laporan BPBD Kabupaten Lebak Tahun 2013)
Dari data di atas dapat dilihat bahwa dalam kejadian bencana banjir tahun
2013 di Kabupaten Lebak telah mengakibatkan kerusakan pada permukiman
dengan jumlah 292 rusak ringan 87 rusak berat dan 28 rusak total Selanjutnya
kerusakan pada sarana pendidikan yaitu 26 rusak ringan dan 11 rusak berat Jalan
dan jembatan yaitu 21 rusak berat dan 2 rusak total Dalam hal sarana penyediaan
6
air minum 2 rusak ringan dan 2 rusak berat Selain itu pula kerusakan irigasi yang
diakibatkan banjir ini yaitu 22 rusak berat
Informasi lain mengenai bencana banjir yang dilansir oleh media online
merdekacom tanggal 10 Januari 2013 mencatat yakni terdapat 3962 rumah
terendam banjir dan longsoran sebanyak 51 unit rumah dengan kategori sebanyak
31 rusak total 13 rusak ringan dan 10 rusak berat Mereka warga yang terkena
banjir dan longsor di 15 kecamatan yakni Rangkasbitung Kalanganyar Cibadak
Cimarga Leuwidamar Banjarsari dan Lebak Gedong Panggarangan
Wanasalam Gunung Kencana Cilograng Muncang Cikulur Sobang dan
Cibeber
Banyaknya kerugian yang diakibatkan oleh bencana banjir yang dimulai
dari kerugian materi serta menimbulkan korban jiwa maka penanganan masalah
bencana banjir ini harus dilakukan dengan serius Pasalnya banjir ini dapat
mengganggu proses pembangunan yang telah direncanakan pemerintah dalam
Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) maupun Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Daerah (RPJMD) UNDRO (United Nations Disaster Relief
Organization) yang dikutip Nurjanah dkk (201333) mengemukakan bencana
secara serius dapat mengganggu inisiatif-inisiatif pembangunan dalam beberapa
cara termasuk (a) hilangnya sumber-sumber daya (b) gangguan terhadap
program-program (c) pengaruh pada iklim investasi (d) pengaruh pada sektor
non-formal dan (e) destabilisasi politik
Sehubungan dengan hal tersebut langkah-langkah manajemen
penanggulangan bencana yang dimulai pada tahap pra bencana saat tanggap
7
darurat bencana dan pasca bencana sudah semestinya dilakukan oleh pemerintah
dalam hal ini Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) untuk di pusat
dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lebak untuk di
daerah sertap pihak-pihak yang terkait (stakeholder) di dalamnya untuk
menanggulangi potensi bencana khususnya penanggulangan bencana banjir
Oleh karenanya bencana banjir di Kabupaten Lebak yang tiap tahunnya
meningkat membuat perhatian peneliti dalam proses penanggulangannya
Bencana banjir yang terjadi di Kabupaten Lebak diakibatkan oleh meluapnya
sungai Ciujung yang merupakan sungai yang melintasi daerah ini Menurut data
yang dilansir BPBD Kabupaten Lebak kejadian bencana banjir tahun 2013 terjadi
di 15 kecamatan yaitu Kecamatan Rangkasbitung Kalanganyar Cimarga
Cibadak Cileles Malingping Wanasalam Panggarangan Bayah Sobang
Cigemblong Banjarsari Muncang Cilograng dan Gunung Kencana
Dari data wilayah yang sering terkena dampak bencana banjir di atas
menggambarkan bahwa terdapat permasalahan terkait dengan timbulnya atau
terjadinya bencana banjir Timbulnya bencana banjir dikarenakan sebagian hutan
gundul atau lahan resapan air berkurang akibat ulah manusia yang
mengeksploitasi hutan secara berlebihan Sehingga hutan tidak lagi berfungsi
sepenuhnya sebagai penyerap air hujan Lahan hutanpun menjadi longsor dan
tanah longsorannya menyebabkan aliran sungai menjadi dangkal Pendangkalan
aliran sungai ini menjadi penghambat aliran sungai ketika menampung air saat
musim penghujan datang Selain itu pula pembuangan sampah oleh masyarakat
pada aliran sungai memicu dan dapat menimbulkan tersendatnya aliran sungai
8
Ditambah dengan adanya penambangan pasir liar yang dilakukan oleh masyarakat
yang mengakibatkan pengrusakan lingkungan daerah aliran sungai (Sumber
Wawancara dengan Bapak Kaprawi Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Lebak
15 Mei 2014)
Permasalahan penanggulangan bencana banjir tampak semakin berat dan
kompleks sehingga membutuhkan perhatian khusus dan urgent dari semua
pemangku kepentingan Dalam penanggulangan bencana banjir tersebut kinerja
organisasi dalam hal ini Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)
Kabupaten Lebak sebagai kordinator dan lembaga yang berwenang dan bertugas
di bidang kebencanaan dituntut untuk bekerja secara optimal
Kinerja organisasi merupakan salah satu sorotan yang paling tajam dalam
pelaksanaan pemerintahan menyangkut kesiapan jumlah pendidikan dan
profesionalisme Melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)
Kabupaten Lebak sebagai salah satu organisasi pemerintahan yang berwenang
dalam penanggulangan bencana memiliki peran dalam penyelenggaraan
penanggulangan atas berbagai bencana di wilayah Kabupaten Lebak khususnya
dalam penanggulangan bencana banjir Pelaksanaan penanggulangan bencana
yang dilakukan oleh BPBD Kabupaten Lebak diperlukan kesiapan yang mantap
demi terselenggaranya pelaksanaan pemerintahan yang baik (good governance)
Atas dasar dari peristiwa-peristiwa bencana banjir yang terjadi di Daerah
Kabupaten Lebak memunculkan berbagai pertanyaan mengenai kinerja BPBD
Kabupaten Lebak selaku instansi atau lembaga pemerintah yang bergerak di
sektor bidang penanggulangan bencana
9
Adapun hasil pengamatan (observation) peneliti di lapangan yang dapat
dilihat dan disimpulkan terkait dengan permasalahan kinerja BPBD Kabupaten
Lebak dalam penanggulangan bencana banjir yaitu Pertama keterbatasan
jaringan informasi dan komunikasi yang efektif dalam penyebaran informasi
kebencanaan kepada masyarakat Hal ini diungkapkan oleh bapak Bernardi selaku
Kepala Seksi Rekonstruksi dan Rehabilitasi BPBD Kabupaten Lebak bahwa
jaringan informasi dan komunikasi sangat terbatas sehingga pemberian informasi
kebencanaan kepada masyarakat khususnya di wilayah yang sulit dijangkau
sangat minim (Sumber Wawancara dengan Bapak Bernardi Kepala Seksi
Rekonstruksi dan Rehabilitasi 20 Mei 2014)
Kedua sumber daya manusia (SDM) atau aparatur BPBD Kabupaten
Lebak yang terbatas Jumlah aparatur BPBD lebak yaitu sebanyak 17 orang
dengan komposisi tingkat pendidikan dapat di lihat pada tabel 13 di bawah ini
Tabel 13
Aparatur BPBD Kabupaten LebakBerdasarkan Tingkat Pendidikan
No Jabatan Pendidikan Jumlah
1 Kepala Pelaksana SMK 1 orang
2 Sekretaris S1 1 orang
3 Kepala Seksi Pencegahan dan KesiapsiagaanS1 1 orang
4 Kepala Seksi Kedaruratan Logistik SPM-Pertanian 1 orang
5 Kepala Rehabilitasi dan Rekonstruksi S1 1 orang
6 Staf S1 3 orang
SMA 8 orang
SLTP 1 orang
17 orangJumlah
Sumber Diadaptasi dari Renstra BPBD Kabupaten Lebak Tahun 2014-2018
Dapat dilihat dari tabel 13 di atas bahwa komposisi aparatur BPBD Lebak
berdasarkan pendidikan diantaranya S1 berjumlah 6 orang SMASMK 10 orang
10
dan SLTP 1 orang dengan total keseluruhan berjumlah 17 orang pegawaiSelain
itu pula dapat di lihat dari setiap seksi bidang di tempati oleh satu orang tanpa
anggota di dalamnya Hal ini mengindikasikan bahwa dalam penyelenggaraan
penanggulangan bencana kurang optimal Dimana seharusnya aparatur dalam
setiap seksi memiliki anggota untuk kelancaran kegiatan dalam proses
penyelenggaraan bencana baik pada saat pra bencana saat bencana dan pasca
bencanaPeneliti menyimpulkan demikian karena dilihat komposisi pendidikan
serta jumlah pegawaiaparatur(Sumber Wawancara Bapak Bernardi Kasie
Rekonstruksi dan Rehabilitasi 20 mei 2014)
Lain halnya jika dibandingkan pada BPBD Kabupaten Serang yang
memiliki Pegawaiaparatur lebih banyak dibandingkan dengan BPBD Kabupaten
Lebak BPBD Kabupaten Serang memiliki 82 pegawai yang terdiri dari PNS
(Pegawai Negeri Sipil) TKK dan Staff di lingkungan BPBD Kabupaten Serang
(Sumber Data Pegawai BPBD Kabupaten Serang)
Ketiga masih terbatasnya sarana dan prasarana dalam penanggulangan
bencana banjir Sarana dan prasarana merupakan penunjang kinerja pegawai yang
cukup penting untuk dipenuhi karena terkait dengan aktivitas dan mobilitas kerja
Tanpa sarana dan prasarana yang memadai proses penyelenggaraan
penanggulangan bencana tidak dapat optimal Hingga saat ini Badan
Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lebak hanya memiliki 5
perahu karet untuk penanggulangan bencana banjir sedangkan daerah yang
merupakan daerah rawan dan langganan banjir tiap tahunnya berjumlah 15
11
Kecamatan yang tersebar di Kabupaten Lebak(Sumber Laporan Kejadian
Bencana Banjir dan Longsor Kabupaten Lebak Tahun 2014)
Jika dibandingkan dengan BPBD Kabupaten Serang terkait sarana dan
prasarana dalam penanggulangan banjir BPBD Kabupaten Serang yang
wilayahnya lebih sedikit mengalami bencana banjir justru lebih banyak memiliki
sarana dalam penanggulangan bencana banjir Diantaranya berdasarkan data
peralatan penanggulangan banjir khususnya perahu karet BPBD Kabupaten
Serang memiliki 7 perahu karet untuk penanggulangan bencana banjir
Keempat belum adanya Peraturan Daerah (Perda) tentang pendanaan
penanggulangan bencana Padahal kondisi wilayah Kabupaten Lebak rawan akan
bencana khususnya bencana banjir Saat ini BPBD Lebak masih tergantung
kepada pendanaan pemerintah pusat melalui BNPB (Badan Nasional
Penanggulangan Bencana) serta Biaya Tidak Terduga (BTT) yang dikeluarkan
oleh pihak Pemerintah Kabupaten Lebak Seharusnya sudah menjadi prioritas
Pemerintah Daerah dalam Pengelolaan dan Pendanaan Penanggulangan Bencana
terlebih daerahnya termasuk rawan akan bencana (Sumber Wawancara dengan
Bapak Febi Kasie Kesiapsiagaan BPBD Lebak 28 Agustus 2014)
Kelima ketidakefektifan sosialisasi penanggulangan bencana banjir yang
dilakukan oleh BPBD kabupaten Lebak yang hanya sekedar memberikan materi
mengenai penanggulangan banjir tanpa ditindaklanjuti dengan praktek-praktek
yang mendukung dengan kegiatan penanggulangan bencana banjir (Sumber
Wawancara Bapak Romli masyarakat Rangkasbitung 20 Mei 2014)
12
Berdasarkan permasalahan-permasalahan yang ada maka peneliti merasa
tertarik untuk melakukan penelitian dan mengambil judul mengenai ldquoKinerja
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Dalam Penanggulangan
Bencana Banjir Di Kabupaten Lebakrdquo
12 Identifikasi Masalah
Berdasarkan dari latar belakang masalah di atas yang telah dijabarkan
sebelumnya maka dapat diambil beberapa permasalahan yaitu diantaranya
sebagai berikut
1) Keterbatasan jaringan informasi dan komunikasi yang efektif dalam
penyebaran informasi kebencanaan kepada masyarakat
2) Sumber daya manusia atau aparatur BPBD Kabupaten Lebak yang
terbatas
3) Keterbatasan sarana dan prasarana dalam penanggulangan bencana
banjir
4) Belum adanya Peraturan Daerah tentang Pendanaan Bencana
5) Ketidakefektifan sosialisasi penanggulangan bencana banjir
13 Batasan dan Rumusan Masalah
131 Batasan Masalah
Dalam penelitian tentunya diperlukan suatu pembatasan-pembatasan
dalam masalah yang akan diteliti Hal ini dilakukan agar penelitian yang
dilakukan tidak meluas dari fokus penelitian Maka peneliti membatasi ruang
13
lingkup permasalahan ini pada Kinerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah
Dalam Penanggulangan Bencana Banjir Di Kabupaten Lebak
132 Rumusan Masalah
Setelah masalah penelitian dibatasi ruang lingkupnya maka rumusan
dalam penelitian ini yaitu Seberapa besar Kinerja Badan Penanggulangan
Bencana Daerah Dalam Penanggulangan Bencana Banjir Di Kabupaten Lebak
14 Tujuan Penelitian
Sesuai rumusan masalah yang telah dijabarkan di atas maka tujuan
penelitian ini yaitu untuk mengetahui seberapa besar Kinerja Badan
Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Dalam Penanggulangan Bencana
Banjir Di Kabupaten Lebak
15 Manfaat Penelitian
Berdasarkan maksud dan tujuannya maka hasil penelitian ini diharapkan
memiliki manfaat baik secara teori maupun praktis sebagai berikut
1 Bagi peneliti yaitu diharapkan dapat memberikan manfaat dan menambah
wawasan tentang Kinerja BPBD Kabupaten Lebak
2 Manfaat atau kegunaan teori yaitu diharapkan hasil penelitian ini dapat
dijadikan bahan informasi bagi penyelenggara penanggulangan bencana di
Kabupaten Lebak
14
3 Bagi kegunaan praktis diharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan
kontribusi pemikiran dalam penanggulangan bencana banjir di Kabupaten
Lebak pada khususnya dan Indonesia pada umumnya
16 Sistematika Penulisan
Dalam penelitian ini peneliti membagi ke dalam 5 (lima) bagian yang
masing-masing terdiri dari sub bagian yaitu sebagai berikut
Bab I Pendahuluan
Terdiri dari
11 Latar Belakang Masalah yaitu menggambarkan ruang lingkup dan
kedudukan masalah yang akan diteliti dalam bentuk uraian secara
deduktif dari lingkup yang umum hingga kepada masalah yang
spesifik yang relevan dengan judul skripsi
12 Identifikasi Masalah yaitu mengidentifikasi dikaitkan dengan tema
topikjudul dan fenomena yang akan diteliti
13 Batasan dan Rumusan Masalah
131 Batasan Masalah yaitu pemfokusan masalah-masalah yang
akan diajukan dalam rumusan masalah
132 Rumusan Masalah yaitu mendefinisikan permasalahan
yang telah ditetapkan dalam bentuk definisi konsep dan
operasional
15
14 Tujuan Penelitian yaitu mengungkapkan sasaran yang ingin dicapai
dengandilaksanakannya penelitian sejalan dengan isi dan rumusan
permasalahan
15 Manfaat Penelitian yaitu menjelaskan manfaat teoritis dan praktis dari
temuan penelitian
Bab II Deskripsi Teori dan Hipotesis Penelitian
Terdiri dari
21 Deskripsi Teori yaitu mengkaji berbagai teori dan konsep-konsep
yang relevan dengan permasalahan penelitian kemudian
menyusunnya secara teratur dan rapi Dengan mengkaji berbagai teori
dan konsep-konsep maka peneliti akan memiliki konsep penelitian
yang jelas dapat menyusun pertanyaan dengan rinci untuk
penyelidikan sehingga memperoleh temuan lapangan yang menjadi
jawaban atas masalah yang telah dirumuskanHasil penting lainnya
dari kajian teori adalah didapatkan kerangka konseptual menurut
peneliti yang di dalamnya tergambar pedoman wawancara
22 Penelitian Terdahulu penelitian terdahulu mengkaji penelitian yang
pernah dilakukan oleh peneliti sebelumnya yang diambil dari berbagai
sumber ilmiah
23 Kerangka Berfikir yaitu menggambarkan alur pikiran peneliti sebagai
kelanjutan dari kajian teori untuk memberikan penjelasan kepada
pembaca
16
24 Hipotesis Penelitian yaitu anggapan atau jawaban sementara terhadap
permasalahan yang diteliti
Bab III Metodologi Penelitian
Terdiri dari
31 Pendekatan dan Metode Penelitian yaitu menjelaskan metode yang
dipergunakan dalam penelitian
32 Ruang Lingkup Penelitian yaitu menjelaskan akan sasaran-
sasaranyang akan diteliti dalam penelitian
33 Lokasi Penelitian yaitu menerangkan mengenai tempat penelitian
yang dilakukan
34 Variabel Penelitian yaitu terdiri dari variabel konsep dan variabel
operasional
35 Instrument Penelitian yaitu menjelaskan tentang proses penyusunan
dan jenis alat pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian
36 Populasi dan Sampel yaitu menjelaskan mengenai wilayah
generalisasi atau populasi penelitian dan penetapan sampel penelitian
37 Teknik Pengolahan dan Analisis Data yait menjelaskan teknik
pengolahan dan analisis data Analisis data harus sesuai dengan
pendekatan penelitian
38 Jadwal penelitian yaitu menggambarkan tentang jadwal penelitian
yang telah dilaksanakan dari mulai mulai penelitian hingga
terselesaikannya penelitian
Bab IV Hasil Penelitian
17
Terdiri dari
41 Deskripsi Objek Penelitian yaitu menjelaskna tentang objek
penelitian yang meliputi lokasi penelitian secara jelas struktur
organisasi dari populasisampel
42 Deskripsi Data yaitu menjelaskan hasil penelitian yang telah diolah
dari data mentah dengan mempergunakan teknik analisis data
kuantiatif yang relevan
43 Pengujian Persyaratan Statistik yaitu melakukan pengujian terhadap
persyaratan statistik dengan menggunakan uji statistik tertentu
44 Pengujian Hipotesis yaitu melakukan pengujian hipotesis dengan
menggunakan teknik analisa statistik dimana hasil analisa tersebut
adalah teruji atau tidaknya hipotesis nol penelitian Hasil perhitungan
akhir statistik disajikan dalam diagram pie (lingkaran)
45 Interpretasi Hasil Penelitian yaitu melakukan penafsiran terhadap
hasil akhir pengujian hipotesis
46 Pembahasan yaitu melakukan pembahasan lebih lanjut terhadap hasil
analisis data
Bab V Penutup
Terdiri dari
51 Kesimpulan yaitu menyimpulkan hasil penelitian yang diungkapkan
secara ringkas dan padat
18
52 Saran yaitu berisi tindak lanjut dari sumbangan penelitian terhadap
bidang yang diteliti baik secara teoritis maupun praktis
19
BAB II
DESKRIPSI TEORI DAN HIPOTESIS PENELITIAN
21 Deskripsi Teori
211 Konsep Kinerja
Menurut kamus besar bahasa indonesia secara etimologis kinerja diartikan
sebagai sesuatu yang dicapai atau prestasi yang diperlihatkan Kinerja dalam
pengertiannya dartikan sebagai prestasi yang diperlihatkan dalam kegiatan atau
pekerjaan yang telah dilakukan Sedangkan Lijan Poltak Sinambela (2014140)
mengemukakan bahwa kinerja merupakan implementasi dari teori keseimbangan
yang mengatakan bahwa seseorang akan menunjukan prestasi yang optimal bila ia
mendapatkan manfaat(benefit) dan terdapat adanya rangsangan (inducement)
dalam pekerjaannya secara adil dan masuk akal (reasonable)
Sementara itu Mangkunegara (20069) mengemukakan kinerja (prestasi
kerja) ialah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seseorang
pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggungjawab yang
diberikan kepadanya Kinerja merupakan keluaran yang dihasilkan secara kualitas
dan kuantitas Pencapaian tersebut dihasilkan dari pegawai yang
bertanggungjawab dengan pekerjaannya
Menurut Keban (200343) menyebutkan bahwa kinerja (performance)
dalam organisasi didefinisikan sebagai tingkat pencapaian hasil (the degree of
accomplishment) atau kinerja merupakan tingkat pencapaian tujuan organisasi
secara berkesinambungan
20
Selanjutnya Steers (200367) mengemukakan bahwa kinerja organisasi
adalah tingkat yang menunjukan seberapa jauh pelaksanaan tugas dapat dijalankan
secara aktual dan misi organisasi tercapai Sedangkan Mahsun (200625)
berpendapat bahwa kinerja adalah gambaran mengenai tingkat pencapaian
pelaksanaan suatu kegiatan atau program dan kebijakan dalam mewujudkan
sasaran tujuan visi dan misi organisasi yang tertuang dalam strategic planning
suatu organisasi
Sedarmayanti dalam bukunya mengenai pengembangan kepribadian
pegawai (2004176) dikatakan bahwa kinerja
Hasil kerja yang dicapai oleh seseorang atau sekelompok orang dalam
suatu organisasi sesuai dengan wewenang dan tanggungjawab masing-
masing dalam mencapai tujuan organisasi bersangkutan secara legal tidak
melanggar hukum dan sesuai moral maupun etika
Moeheriono (201060) mengemukakan bahwa kinerja (performance)
merupakan gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan suatu program
kegiatan atau kebijakan dalam mewujudkan sasaran tujuan visi dan misi
organisasi yang dituangkan melalui perencanaan strategis suatu organisasi
Sementara itu Robbins yang dikutip oleh Moeheriono (201061)
mengemukakan bahwa kinerja sebagai fungsi interaksi antara kemampuan
(ability) motivasi (motivation) dan kesempatan (opportunity) Artinya kinerja
merupakan fungsi dari kemampuan motivasi dan kesempatan Seiring dengan hal
itu menurut Moeheriono (201061) mengemukakan bahwa kinerja dalam
menjalankan fungsinya tidak berdiri sendiri melainkan selalu berhubungan
dengan kepuasan kerja pegawaikaryawan dan tingkat besaran imbalan yang
diberikan serta dipengaruhi oleh keterampilan kemampuandan sifat-sifat
21
individu Oleh karenanya menurut model mitra-lawyer kinerja individu pada
dasarnya dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor (1) harapan mengenai imabalan
(2) dorongan (3) kemampuan (4) kebutuhan dan sifat (5) persepsi terhadap
tugas (6) imbalan eksternal dan internal serta (7) persepsi terhadap tingkat
imbalan dan kepuasan kerja
Sumber lain mengemukakan seperti yang dinyatakan oleh Otley yang
dikutip oleh Mahmudi (20136) menyatakan bahwa kinerja mengacu pada sesuatu
yang terkait dengan kegiatan melakukan pekerjaan dalam hal ini meliputi hasil
yang dicapai kerja tersebut Sejalan dengan pendapat Rogers yang dikutip oleh
Mahmudi (20136) yang mendefinisikan kinerja sebagai hasil kerja itu sendiri
(outcomes of works) karena hasil kerja memberikan keterkaitan yang kuat
terhadap tujuan-tujuan strategik organisasi kepuasan pelanggan dan kontribusi
ekonomi
Menurut Mahmudi (201320) berpendapat bahwa kinerja merupakan suatu
konstruk multidimensional yang mencakup banyak faktor yang
mempengaruhinya diantaranya yaitu
1 Faktor personalindividu meliputi pengetahuan keterampilan (skill)
kemampuan kepercayaan diri motivasi dan komitmen yang dimiliki
oleh setiap individu
2 Faktor kepemimpinan maliputi kualitas dalam memberikan dorongan
semangat arahan dan dukungan yang diberikan manajer dan team
leader
3 Faktor tim meliputi kualitas dukungan dan semangat yang diberikan
oleh rekan dalam satu tim kepercayaan terhadap sesama anggota tim
kekompakan dan keeratan anggota tim
4 Faktor sistem meliputi sistem kerja fasilitas kerja atau infrastruktur
yang diberikan oleh organisasi proses organisasi dan kultur kinerja
dalam organisasi
5 Faktor kontekstual (situasional) meliputi tekanan dan perubahan
lingkungan eksternal dan internal
22
Wibowo (20114) berpendapat bahwa kinerja adalah merupakan
implementasi dari rencana yang telah disusun Implementasi kinerja dilakukan
oleh sumber daya manusia yang memiliki kemampuan kompetensi motivasi
dan kepentingan Bagaimana organisasi menghargai dan memperlakukan sumber
daya manusianya akan mempengaruhi sikap dan prilakunya dalam menjalankan
kinerja Sejalan dengan apa yang dikemukakan oleh Hersey dan Blanchard
(1993) bahwa kinerja merupakan suatu fungsi dari motivasi dan kemampuan
untuk menyelesaikan tugas atau pekerjaan Seseorang harus memiliki derajat
kesediaan dan tingkat kemampuan tertentu Kesediaan dan keterampilan
seseorang tidaklah cukup efektif untuk mengerjakan sesuatu tanpa pemahaman
yang jelas tentang apa yang dikerjakan dan bagaimana mengerjakannya
Lain hal menurut Prawirosentono (19992) kinerja adalah hasil kerja yang
dapat dicapai oleh pegawai atau sekelompok pegawai dalam suatu organisasi
sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab masing-masing dalam upaya
mencapai tujuan organisasi bersangkutan secara legal tidak melanggar hukum
dan sesuai dengan moral dan etika
Dari berbagai pendapat yang telah diuraikan di atas bahwa definisi dari
kinerja (performance) dapat disimpulkan sebagai hasil kerja yang dicapai oleh
seseorang atau sekelompok orang dalam suatu organisasi baik secara kuantitatif
maupun secara kualitatif sesuai dengan kewenangan dan tugas tanggung jawab
masing-masing dalam upaya mencapai tujuan organisasi bersangkutan secara
legal tidak melanggar hukum dan sesuai dengan moral maupun etika
23
212 Konsep Organisasi
Organisasi dalam bahasa inggris yaitu organize yang berarti menciptakan
struktur dengan bagian-bagian yang diintegrasikan sedemikian rupa sehingga
hubungan satu sama lain terikat oleh hubungan terhadap keseluruhan Sedangkan
Hasibuan (2006 120) mengemukakan bahwa organisasi adalah suatu sistem
perserikatan formal berstruktur dan terkoordinasi dari sekelompok orang yang
bekerja sama dalam mencapai tujuan tertentu organisasi hanya merupakan alat
dan wadah
Mahsun (2006 1) memberikan pendapat tentang konsep organisasi
bahwa organisasi sering dipahami sebagai sekelompok orang yang berkumpul dan
bekerja sama dengan cara yang terstruktur untuk mencapai tujuan atau sejumlah
sasaran tertentu yang telah ditetapkan bersama
Sementara itu Robbins (20014) mengemukakan bahwa organisasi
adaalah kesatuan sosial yang dikoordinasikan secara sadar dengan sebuah batasan
yang relatif dapat diidentifikasikan yang bekerja atas dasar yang relatif terus-
menerus untuk mencapai tujuan
213 Konsep Kinerja Organisasi
Simanjuntak (20053) mengemukakan bahwa kinerja organisasi
merupakan agregasi atau akumulasi kinerja semua unit-unit organisasi yang sama
dengan penjumlahan kinerja semua orang atau individu yang bekerja di organisasi
tersebut Dengan demikian kinerja organisasi sangat dipengaruhi oleh tiga faktor
utama yaitu dukungan organisasi kemampuan manajemen dan kinerja setiap
24
orang yang bekerja di perusahaan tersebut Kinerja organisasi juga sangat
dipengaruhi oleh dukungan organisasi antara lain dalam penyusunan struktur
organisasi pemilihan teknologi dan penyediaan prasarana serta sarana kerja
Smentara itu surjadi (20097) berpendapat bahwa kinerja organisasi
adalah totalitas hasil kerja yang dicapai suatu organisasi tercapainya tujuan
organisasi berarti bahwa kinerja organisasi itu dapat dilihat dari tingkatan sejauh
mana organisasi dapat mencapai tujuan yang didasarkan pada tujuan yang sudah
ditetapkan sebelumnya Sedangkan menurut Sobandi (2006176) kinerja
organisasi merupakan sesuatu yang telah dicapai oleh organisasi dalam kurun
waktu tertentu baik yang terkait dengan input output outcome benefit maupun
impact
214 Tujuan Pengukuran Kinerja Sektor Publik
Tujuan pengukuran kinerja sektor publik menurut Mahmudi (201314)
diantaranya adalah sebagai berikut
1) Mengetahui tingkat ketercapaian tujuan organisasi
2) Menyediakan sarana pembelajaran pegawai
3) Memperbaiki kinerja periode berikutnya
4) Memberikan pertimbangan yang sistematik dalam pembuatan
keputusan pemberian reward dan punishmnet
5) Memotivasi pegawai
6) Menciptakan akuntabilitas publik
Sementara itu Moeheriono (2010103) mengemukakan bahwa tujuan
manajemen kinerja dari suatu organisasi berbagai macam diantaranya adalah
1) Menerjemahkan dari visi dan misi organisasi ke dalam tujuan dan hasil
yang jelas mudah dipahami dan dapat diukur sehingga membantu
keberhasilan organisasi untuk mencapai tujuan
25
2) Menyediakan informasi untuk menilai mengelola dan meningkatkan
keberhasilan kinerja keseluruhan organisasi
3) Mengubah paradigma dari orientasi pengendalian dan ketaatan menjadi
pendekatan strategik yang berkelanjutan kepada keberhasilan
organisasi
4) Menyediakan manajemen kinerja yang lengkap dengan memasukan
ukuran-ukuran kualitas biaya ketepatan waktu kepuasan
stakeholders dan peningkatan keahlian pegawai
215 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja
Kinerja merupakan suatu konstruk multidimensional yang mencakup
banyak faktor yang mempengaruhinya Mahmudi (201320) mengemukakan
faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja adalah
1) Faktor personalindividu meliputi pengetahuan keterampilan (skill)
kemampuan kepercayaan diri motivasi dan komitmen yang dimiliki
oleh setiap individu
2) Faktor kepemimpinan maliputi kualitas dalam memberikan dorongan
semangat arahan dan dukungan yang diberikan manajer dan team
leader
3) Faktor tim meliputi kualitas dukungan dan semangat yang diberikan
oleh rekan dalam satu tim kepercayaan terhadap sesama anggota tim
kekompakan dan keeratan anggota tim
4) Faktor sistem meliputi sistem kerja fasilitas kerja atau infrastruktur
yang diberikan oleh organisasi proses organisasi dan kultur kinerja
dalam organisasi
5) Faktor kontekstual (situasional) meliputi tekanan dan perubahan
lingkungan eksternal dan internal
Sedangkan menurut Mangkunegara (200167) faktor-faktor yang
mempengaruhi kinerja adalah sebagai berikut
1) Faktor Kemampuan
Secara umum kemampuan ini terbagi menjadi dua yaitu kemampuan
potensi (IQ) dan kemampuan realiti (knowledge and skills)
2) Faktor Motivasi
Motivasi terbentuk dari sikap seorang pekerja yang dalam
menghadapi situasi kerja
26
216 Indikator Kinerja
Menurut Moeheriono (201074) indikator kinerja (performance indicator)
didefinisikan sebagai berikut
1) Indikator kinerja sebagai nilai atau karakteristik tertentu yang
dipergunakan untuk mengukur output atau outcome suatu kegiatan
2) Sebagai alat ukur yang dipergunakan untuk menentukan derajat
keberhasilan suatu organisasi dalam mencapai tujuannya
3) Sebagai ukuran kuantitatif dan kualitatif yang menggambarkan tingkat
pencapaian suatu sasaran atau tujuan yang telah ditetapkan oleh
organisasi
4) Suatu informasi operasional yang berupa indikasi mengenai kinerja
atau kondisi suatu fasilitas atau kelompok fasilitas
Hal lain Mahmudi (2013155) berpendapat bahwa indikator kinerja
merupakan sarana atau alat (means) untuk mengukur hasil suatu aktivitas
kegiatan atau proses dan bukan hasil atau tujuan itu sendiri (ends) Peran
indikator kinerja bagi organisasi sektor publik adalah memberikan tanda atau
rambu-rambu bagi manajer dan pihak luar untuk menilai kinerja organisasi
Selain itu pula Mahmudi (2013156) mengemukakan peran indikator
kinerja diantaranya yaitu
1) Membantu memperbaiki praktik manajemen
2) Meningkatkan akuntabilitas manajemen dengan memberikan tanggung
jawab secara ekplisit dan pemberian bukti atas suatu keberhasilan atau
kegagalan
3) Memberikan dasar untuk melakukan perencanaan kebijakan dan
pengendalian
4) Memberikan informasi yang esensial kepada manajemen sehingga
memungkinkan bagi manajemen untuk melakukan pengendalian
kinerja di semua level organisasi
5) Memberikan dasar untuk pemberian kompensasi kepada staff
Menurut Hersey Blanchard dan Johnson yang dikutip oleh Wibowo
(2011102) terdapat tujuh indikator kinerja yaitu
27
1) Tujuan merupakan keadaan yang berbeda yang secara aktif dicari oleh
seorang individu dan organisasi untuk dicapai Untuk mencapai tujuan
diperlukan kinerja individu kelompok dan organisasi Kinerja individu
maupun organisasi berhasil apabila dapat mencapai tujuan yang
diinginkan
2) Standar merupakan suatu ukuran apakah tujuan yang diinginkan dapat
dicapai Tanpa standar tidak dapat diketahui kapan suatu tujuan
tercapai Kinerja seseorang dikatakan berhasil apabila mampu
memcapai standar yang ditentukan atau disepakati bersama antara
atasan dan bawahan
3) Alat atau sarana merupakan sumber daya yang dapat dipergunakan
untuk membantu menyelesaikan tujuan dengan sukses Alat atau saran
merupakan faktor penunjang untuk mencapai tujuan Tanpa alat atau
sarana tugas pekerjaan spesifik tidak dapat dilakukan dan tujuan tidak
dapat diselesaikan sebagaimana seharusnya Tanpa alat atau sarana
tidak mungkin dapat melakukan pekerjaan
4) Kompetensi merupakan persyaratan utama dalam kinerja Kompetensi
merupakan kemampuan yang dimiliki oleh seseorang untuk
menjalankan pekerjaan yang diberikan kepadanya dengan baik
Kompetensi memungkinkan seseorang mewujudkan tugas yang
berkaitan dengan pekerjaan yang diperlukan untuk mencapai tujuan
5) Motif merupakan alasan atau pendorong bagi seseorang untuk
melakukan sesuatu Manajer memfasilitasi motivasi kepada karyawan
dengan insentif berupa uang memberikan pengakuan menetapkan
tujuan menantang menetapkan standar terjangkau meminta umpan
balik memberikan kebebasan melakukan pekerjaan termasuk waktu
melakukan pekerjaan menyediakan sumber daya yang diperlukan dan
menghapuskan yang mengakibatkan disinsentif
6) Peluang pekerja perlu mendapatkan kesempatan untuk menunjukan
prestasi kerjanya Terdapat dua faktor yang menyumbangkan pada
adanya kekurangan kesempatan untuk berprestasi yaitu ketersediaan
waktu dan kemampuan untuk memenuhi syarat Jika pekerja dihindari
karena supervisor tidak percaya terhadap kualitas dan kepuasan
konsumen mereka secara efektif akan dihambat dari kemampuan
memenuhi syarat untuk berprestasi
7) Umpan balik antar tujuan standar dan umpan balik bersifat saling
terkait Umpan balik melaporkan kemajuan baik kualitas maupun
kuantitas dalam mencapai tujuan yang didefinisikan oleh standar
Umpan balik merupakan masukan yang dipergunakan untuk mengukur
kemajuan kinerja standar kinerja dan pencapaian tujuan Dengan
umpan balik dilakukan evalusasi terhadap kinerja dan sebagai hasilnya
dapat dilakukan perbaikan kinerja
Sedangkan Moeheriono (201082) indikator kinerja dalam Akuntabilitas
Kinerja Instansi Pemerintah (AKIP) disajikan sebagai berikut
28
1) Masukan (inputs) yaitu ukuran tingkat pengaruh sosial ekonomi
lingkungan atau kepentingan umum lainnya yang dimulai oleh capaian
indikator kinerja dalam suatu kegiatan
2) Keluaran (outputs) kegunaan suatu keluaran (outputs) yang dirasakan
langsung oleh masyarakat Dapat berupa tersedianya fasilitas yang
dapat diakses atau dinikmati oleh publik
3) Hasil(outcomes) yaitu segala sesuatu yang mencerminkan
berfungsinya keluaran kegiatan pada jangka menengah outcomes
merupakan ukuran seberapa jauh setiap produk atau jasa dapat
memenuhi kebutuhan dan harapan masyarakat
4) Manfaat(benefits) yaitu segala sesuatu berupa produkjasa (fisik dan
nonfisik) sebagai hasil langsung dari pelaksanaan suatu kegiatan dan
program berdasarkan masukan yang digunakan
5) Dampak(impacts) yaitu segala sesuatu yang dibutuhkan agar
pelaksanaan kegiatan dan program dapat berjalan atau dalam rangka
menghasilkan output misalnya sumber daya manusia dana material
waktu dan teknologi
Sementara itu Zeithaml Parasuraman amp Berry yang dikutip oleh
Ratminto amp Atik Septi Winarsih (2010175) mengemukakan indikator kinerja
pelayanan sebagai berikut
1) Tangibles atau ketampakan fisik artinya petampakan fisik dari
gedung peralatan pegawai dan fasilitas-fasilitas lain yang dimiliki
oleh providers
2) Reliability atau reliabilitas adalah kemampuan untuk
menyelenggarakan pelayanan yang dijanjikan secara akurat
3) Responsiveness atau responsivitas adalah kerelaan untuk menolong
customers dan menyelenggarakan pelayanan secara ikhlas
4) Assurance atau kepastian adalah pengetahuan dan kesopanan para
pekerja dan kemampuan mereka dalam memberikan kepercayaan
kepada customers
5) Empathy adalah perlakuan atau perhatian pribadi yang diberikan oleh
providers kepada customers
217 Pengukuran Kinerja Sektor Publik Sebagai Pengendalian Manajemen
Dalam organisasi birokrasi atau sektor publik pendekatan manajemen
yang sering digunakan adalah model pengendalian formal Menurut Mahmudi
(201358) pengendalian formal dilakukan melalui kegiatan-kegiatan resmi
29
organisasi yang biasanya bersifat rutin misalnya perencanaan strategik
pembuatan program penganggaran evaluasi kinerja rapat atau pertemuan rutin
dan sebagainya
Taylor yang dikutip oleh Mahmudi (201359) menyatakan bahwa
pengendalian merupakan bentuk ilmiah dari manajemen Sebelumnya manajemen
dipahami sebagai seni semata-mata Namun ternyata manajemen bisa dipelajari
melalui pendekatan ilmiah Pengendalian manajemen melalui beberapa aktivitas
yaitu
1) Perencanaan aktivitas yang akan dilakukan organisasi
2) Pengkoordinasian aktivitas berbagai bagian organisasi
3) Pengkomunikasian informasi ke seluruh bagian organisasi
4) Evaluasi terhadap informasi
5) Pembuatan keputusan
6) Mempengaruhi orang-orang dalam organisasi untuk mengubah prilaku
218 Konsep Bencana
Menurut W Nick Carter yang dikutip oleh Nurjanah dkk (201310)
memberikan definisi bencana yang dimuat dalam buku disaster management
yaitu
ldquoan event natural or man-made sudden or progressive which impacts
with such severity that the affected community has to respond by taking
exceptional measuresrdquo
Definisi lain menurut International Strategy for Disaster Reduction (UN-
ISDR-200224) adalah
ldquoa serious disruption of the functioning of a community or a society
causing widespread human material economic or environmental
losses which exceed the ability of the affected communitysociety to
cope using its own resourcesrdquo
( ldquosuatu kejadian yang disebabkan oleh alam atau karena ulah manusia
terjadi secara tiba-tiba atau perlahan-lahan sehingga menyebabkan
hilangnya jiwa manusia harta benda dan kerusakan lingkungan
30
kejadian ini terjadi di luar kemampuan masyarakat dengan segala
sumberdayanyardquo)
Berdasarkan definisi bencana di atas dapat digeneralisasikan bahwa untuk
dapat disebut ldquobencanardquo harus dipenuhi beberapa kriteria sebagai berikut
1 Ada peristiwa
2 Terjadi karena faktor alam atau karena ulah manusia
3 Terjadi secara tiba-tiba (sudden) akan tetapi dapat juga terjadi secara
perlahan-lahanbertahap (slow)
4 Menimbulkan hilangnya jiwa manusia harta benda kerugian sosial
ekonomi kerusakan lingkungan dan lain-lain
5 Berada di luar kemampuan masyarakat untuk menanggulanginya
Sedangkan definisi menurut Undang-undang Nomor 24 Tahun 2007
tentang Penanggulangan Bencana yaitu sebagai berikut
ldquoBencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam
dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang
disebabkan baik oleh faktor alam danatau non-alam maupun faktor
manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia
kerusakan lingkungan kerugian harta benda dan dampak psikologisrdquo
Menurut Nurjanah dkk (201313) menyatakan bahwa peristiwa yang
ditimbulkan oleh gejala alam maupun yang diakibatkan oleh kegiatan manusia
baru dapat disebut bencana ketika masyarakatmanusia yang terkena dampak oleh
peristiwa itu tidak mampu untuk menanggulanginya Ancaman alam itu sendiri
tidak selalu berakhir dengan bencana Ancaman alam menjadi bencana ketika
manusia tidak siap untuk menghadapinya dan pada akhirnya terkena dampak
Kerentanan manusia terhadap dampak gejala alam sebagian besar ditentukan oleh
tindakan manusia atau kegagalan manusia untuk bertindak
Terjadinya bencana adalah karena adanya pertemuan antara bahaya dan
kerentanan serta ada pemicunya Berikut gambar 21 Proses tejadinya bencana
31
Gambar 21 Proses Terjadinya Bencana
(Sumber Nurjanah dkkManajemen Bencana2013 hal 14)
Berdasarkan gambar di atas bahwa bencana terjadi setelah melalui proses
tiga unsur yang diantaranya yaitu
1 Bahaya
Bahaya adalah suatu fenomena alam atau buatan yang mempunyai
potensi mengancam kehidupan manusia kerugian harta benda dan
kerusakan lingkungan
2 Kerentanan (vulnerability)
Kerentanan merupakan suatu kondisi dari suatu komunitas atau
masyarakat yang mengarah atau menyebabkan ketidakmampuan
dalam menghadapi ancaman bahaya
3 Resiko bencana (risk disaster)
Risiko bencana adalah interaksi antara tingkat kerentanan daerah
dengan ancaman bahaya yang ada
219 Faktor-faktor Penyebab Bencana
Menurut Nurjanah dkk (201321) menyatakan terdapat tiga penyebab
terjadinya bencana yaitu (1) Faktor alam (natural disaster) karena fenomena
alam dan tanpa ada campur tangan manusia (2) Faktor non-alam (non-natural
disaster) yaitu bukan karena fenomena alam dan juga bukan akibat perbuatan
manusia (3) faktor sosialmanusia (man-made disaster) yang murni akibat
perbuatan manusia misalnya konflik horizontal konflik vertikal dan terorisme
Bahaya
Kerentanan
Risiko
Bencana
Bencana
Pemicu
32
Menurut UNDRO (1992) yang dikutip oleh Nurjanah dkk (201322) ada
beberapa faktor yang mempengaruhi timbulnya kerentanan adalah (1) berada di
lokasi berbahaya (2) kemiskinan (3) perpindahan penduduk dari desa ke kota (4)
kerusakan dan penurunan kualitas lingkungan (5) pertambahan penduduk yang
besar (6) perubahan budaya dan (7) kurangnya informasi dan kesadaran
Sedangkan menurut Eko Teguh Paripurno dalam Nurjanah dkk (201322)
sumber ancaman bencana dapat dikelompokkan ke dalam empat sumber ancaman
yaitu
1 Sumber ancaman klimatologis
Adalah sumber ancaman yang ditimbulkan oleh pengaruh iklim
dapat berupa rendah dan tingginya curah hujan tinggi dan
derasnya ombak di pantai arah angin serta beberapa kejadian
alam lain yang sangat erat hubungannya dengan iklim dan cuaca
2 Sumber ancaman geologis
Yaitu sumber ancaman yang terjadi oleh adanya dinamika bumi
baik berupa pergerakan lempeng bumi bentuk dan rupa bumi
jenis dan materi penyusunan bumi
3 Sumber ancaman industri dan kegagalan teknologi
Adalah sumber ancaman akibat adanya kegagalan teknologi
maupun kesalahan pengelolaan suatu proses industri
pembuangan limbah polusi yang ditimbulkan atau dapat pula
akibat proses persiapan produksi
4 Faktor manusia juga merupakan salah satu sumber ancaman
Perilaku atau ulah manusia baik dalam pengelolaan lingkungan
perebutan sumberdaya permasalahan ras dan kepentingan
lainnya serta akibat dari sebuah kebijakan yang berdampak pada
sebuah komunitas pada dasarnya merupakan sumber ancaman
2110 Jenis-jenis Bencana Alam di Indonesia
Karakteristik perlu diidentifikasi dan dipahami oleh aparatur pemerintah
dan masyarakat terutama yang tinggal di daerah atau wilayah rawan bencana
Upaya mengenal karakteristik bencana yang sering dilakukan merupakan suatu
33
upaya mitigasi sehingga diharapkan apabila terjadi bencana dampaknya dapat
dikurangi
Berikut deskripsi dari sejumlah jenis-jenis bencana yang sering terjadi di
Indonesia menurut Nurjanah dkk (201324) yaitu sebagai berikut
1 Banjir
2 Tanah longsor
3 Kekeringan
4 Kebakaran lahan dan hutan
5 Angin badai
6 Gempa bumi
7 Tsunami
8 Letusan gunung api
2111 Dampak Bencana
UNDRO (1992) yang dikutip oleh Nurjanah dkk (201333)
mengemukakan bencana serius dapat mengganggu inisiatif-inisiatif pembangunan
dalam beberapa cara termasuk (1) hilanggnya sumber-sumber daya (2)
gangguan terhadap program-program (3) pengaruh pada iklim investasi (4)
pengaruh pada sektor non formal dan (5) destabilisasi politik
Sedangkan menurut Benson and Clay (2004) dalam Nurjanah dkk
(201335) menyatakan bahwa dampak bencana dapat dibagi kedalam tiga bagian
yakni
1 Dampak langsung (direct impact)
Meliputi kerugian finansial dari kerusakan aset ekonomi
misalnya rusaknya bangunan tempat tinggal infrastruktur lahan
pertanian dan lain-lain
2 Dampak tidak langsung (indirect impact)
Meliputi berhentinya proses produksi hilangnya output dan
sumber penerimaan
3 Dampak sekunder (secondary impact)
Meliputi terhambatnya pertumbuhan ekonomi terganggunya
rencana pembangunan yang telah disusun meningkatnya defisit
34
neraca pembayaran meningkatnya angka kemiskinan dan lain-
lain
2112 Manajemen Bencana
Undang-undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana
mendefinisikan bahwa manajemen bencana (disaster management) sebagai
serangkaian upaya yang meliputi penetapan kebijakan pembangunan yang
berisiko timbulnya bencana kegiatan pencegahan bencana tanggap darurat
rehabilitasi dan rekonstruksi
Menurut Nurjanah dkk (201342) mengemukakan bahwa manajemen
bencana (disaster management) adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari
bencana beserta segala aspek yang berkaitan dengan bencana terutama risiko
bencana dan bagaimana menghindari risiko bencana Manajemen bencana
merupakan proses dinamis tentang bekerjanya fungsi-fungsi manajemen yang
meliputi dari perencanaan (planning) pengorganisasian (organizing)
penggerakan (actuating) dan pengawasan (controlling)
Sedangkan menurut W Nick Carter dalam Nurjanah (201344) definisi
manajemen bencana yaitu
ldquoan applied science which seeks by the systematic observation and
analysis of disasters to improve measures relaitng to prevention
mitigation preparedness emergency response and recoveryrdquo
Selanjutnya dalam wikipedia Emergency Management (2007)
mengemukakan bahwa penanggulangan bencana adalah proses yang terus
menerus di mana setiap individu kelompok dan masyarakat berusaha mengatur
35
risiko untuk menghindari atau memperbaiki dampak dari suatu bencana yang
dihasilkan dari suatu musibah
Dalam manajemen bencana terdapat tiga aspek yang mendasar yaitu (1)
respon terhadap bencana (2) kesiapsiagaan menghadapi bencana (3) minimasi
efek bencana (mitigasi) Ketiga aspek ini bersesuaian dengan siklus manajemen
bencana yaitu dapat dilihat pada gambar 22 berikut ini
Gambar 22 Siklus Manajemen Bencana
Sumber Nick Carter dalam Nurjanah dkk(201342)
2113 Prinsip-prinsip Manajemen Bencana
Berdasarkan Undang-undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang
Penanggulangan Bencana pasal 3 disebutkan bahwa azas prinsip-prinsip
manajemen penanggulangan bencana yaitu kemanusiaan keadilan kesamaan
kedudukan dalam hukum dan pemerintahan keseimbangan keselarasan
ketertiban dan kepastian hukum kebersamaan kelestarian lingkungan hidup ilmu
pengetahuan dan teknologi
Kesiapsiagaan
Mitigasi
Pencegahan Pembangunan
Bencana
Tanggap darurat
Pemulihan
36
Selain itu Nurjanah dkk (201345) mengemukakan bahwa
penanggulangan bencana harus didasarkan pada prinsip-prinsip praktis sebagai
berikut
1 Cepat dan Tepat
Bahwa penanggulangan bencana dilaksanakan dengan secara cepat
dan tepat sesuai dengan tututan keadaan
2 Prioritas
Prioritas dimaksudkan sebagai upaya penanggulangan bencana
yang harus mengutamakan kelompok rentan
3 Koordinasi dan Keterpaduan
Koordinasi dimaksudkan sebagai upaya penanggulangan bencana
yang didasarkan pada koordinasi yang baik dan saling mendukung
Sedangkan keterpaduan dimaksudkan sebagai upaya
penanggulangan bencana dilaksanakan oleh berbagai sektor secara
terpadu yang didasarkan pada kerjasama yang baik dan sailng
mendukung
4 Berdayaguna dan Berhasilguna
Dalam mengatasi kesulitan masyarakat dilakukan dengan tidak
membuang waktu tenaga dan biaya yang berlebihan
5 Transparansi dan Akuntabilitas
Transparansi dimaksudkan bahwa penanggulangan bencana
dilakukan secara terbuka dan dapat dipertanggungjawabkan
Sedangkan akuntabilitas adalah bahwa penanggulangan bencana
dilakukan secara terbuka dan dapat dipertanggungjawabkan secara
etik dan hukum
6 Kemitraan
Penanggulangan bencana harus melibatkan berbagai pihak secara
seimbang
7 Pemberdayaan
Penanggulangan bencana dilakukan dengan melibatkan korban
bencana secara aktif
8 Non Diskriminatif
Penanggulangan bencana tidak memberikan perlakuan yang
berbeda terhadap jenis kelamin suku agama ras dan aliran politik
apapun
9 Non-Proselitisi
Dalam penanggulangan bencana dilarang menyebarkan agama dan
atau keyakinan
37
2114 Tahapan Penanggulangan Bencana
Tahapan penanggulangan bencana yang dilakukan Badan Penanggulangan
Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lebak sesuai dengan Undang-undang Nomor
24 Tahun 2007 adalah sebagai berikut
1 Tahapan Pra Bencana
Tujuan Pengurangan Risiko Bencana
Manajemen Manajemen Risiko Bencana
Penyelenggaraan Situasi tidak terjadi bencana dan situasi terdapat
potensi bencana
Kegiatan
1) Pencegahan bencana adalah serangkaian kegiatan yang
dilakukan untuk mengurangi atau menghilangkan risiko
bencana baik melalui pengurangan ancaman bencana maupun
kerentanan pihak yang terancam bencana (situasi tidak terjadi
bencana)
2) Mitigasi (mitigation) adalah serangkaian upaya untuk
mengurangi risiko bencana baik melalui pembangunan fisik
maupun penyadaran dan peningkatan kemampuan menghadapi
ancaman bencana (situasi terdapat potensi bencana)
2 Tahapan Saat Bencana
Tujuan Penanganan darurat
Manajemen Manajemen darurat
38
Penyelenggaraan Situasi tanggap darurat
Kegiatan
1) Tanggap darurat (emergency response) yaitu serangkain
kegiatan yang dilakukan dengan segera pada saat kejadian
bencana untuk menangani dampak buruk yang ditimbulkan
yang meliputi kegiatan penyelamatan dan evakuasi korban
harta benda pemenuhan kebutuhan dasar perlindungan
pengurusan pengungsi penyelamatan serta pemulihan
prasarana dan sarana
3 Tahapan Pasca Bencana
Tujuan Pemulihan
Manajemen Manajemen pemulihan
Penyelenggaraan Situasi tanggap darurat
Kegiatan
1) Rehabilitasi yaitu perbaikan dan pemulihan semua aspek
pelayanan publik atau masyarakat sampai tingkat yang
memadai pada wilayah pasca bencana dengan sasaran utama
untuk normalisasi atau berjalannya secara wajar semua aspek
pemerintahan dan kehidupan masyarakat pada wilayah pasca
bencana
2) Rekonstruksi yaitu pembangunan kembali semua prasarana dan
sarana kelembagaan pada wilayah pasca bencana baik pada
tingkat pemerintahan maupun masyarakat dengan sasaran
39
utama tumbuh dan berkembangnya kegiatan perekonomian
sosial dan budaya tegaknya hukum dan ketertiban dan
bangkitnya peran serta masyarakat dalam segala aspek
kehidupan bermasyarakat pada wilayah pasca bencana
(Sumber Rencana Strategis (Renstra) Badan Penanggulangan Bencana
Daerah Kabupaten Lebak 2014-2018)
2115 Konsep Banjir
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008) banjir adalah berair
banyak dan deras atau terbenamnya daratan karena volume air yang meningkat
Dengan kata lain banjir adalah dimana suatu daerah dalam keadaan tergenang
oleh air dalam jumlah yang begitu besar Sedangkan Wikipedia mengemukakan
bahwa banjir adalah peristiwa yang terjadi ketika aliran air yang berlebihan
merendam daratan Banjir diakibatkan oleh volume air di suatu badan air seperti
sungai atau danau yang meluap atau menjebol bendungan sehingga air keluar dari
batasan alaminya Banjirpun dapat terjadi di sungai ketika alirannya melebihi
kapasitas saluran air terutama di kelokan sungai
Sejalan dengan pengertian dalam buku profil Badan Penanggulangan
Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Banten (2013) bahwa banjir adalah aliran air
sungai yang tingginya melebihi muka air normal sehingga melimpas dari palung
sungai menyebabkan adanya genangan pada lahan rendah di sisi sungai Aliran air
limpasan tersebut yang semakin meninggi mengalir dan melimpasi muka tanah
yang biasanya tidak dilewati aliran air
40
Menurut Pusat Pendidikan Mitigasi Bencana (2010) mengemukakan
bahwa banjir adalah peristiwa tergenang dan terbenamnya daratan (yang biasanya
kering) karena volume air yang meningkat Banjir dapat terjadi karena peluapan
air yang berlebihan di suatu tempat akibat hujan besar peluapan sungai atau
pecahnya bendungan sungai
Menurut kodoatie dan Sugiyanto (2002) sebab-sebab alami banjir antara
lain
1 Curah hujan
2 Pengaruh fisiografi
3 Erosi dan sedimentasi
4 Kapasitas sungai
5 Kapasitas drainase yang tidak memadai
6 Pengaruh air pasang
Sedangkan BPBD Provinsi Banten dalam buku Profil Daerah Rawan
Bencana terdapat beberapa faktor penyebab banjir diantaranya
1 Curah hujan tinggi
2 Permukaan tanah lebih rendah dibandingkan muka air laut
3 Terletak pada suatu cekungan yang dikelilingi perbukitan dengan
pengaliran air keluar sempit
4 Banyak permukiman yang dibangun pada dataran sepanjang sungai
5 Aliran sungai tidak lancar akibat banyaknya sampah serta bangunan di
pinggir sungai
6 Kurangnya tutupan lahan di daerah hulu sungai
Selain itu pula dalam buku Panduan Penanggulangan Bencana Provinsi
Banten (201317) bahwa untuk mengurangi dampak banjir yakni
1 Penataan daerah aliran sungai secara terpadu dan sesuai fungsi lahan
2 Pembangunan sistem pemantauan dan peringatan dini pada bagian
sungai yang sering menimbulkan banjir
3 Tidak membangun rumah dan pemukiman di bantaran sungai serta
daerah banjir
4 Tidak membuang sampah ke dalam sungai mengadakan program
pengerukan sungai
5 Pemasangan pompa untuk daerah yang lebih rendah dari permukaan
laut
41
6 Program penghijauan daerah hulu sungai harus selalu dilaksanakan
serta mengurangi aktifitas di bagian sungai rawan banjir
7 Membentuk polisi peduli lingkungan
2115 Tugas dan Fungsi Badan Penanggulangan Bencana Daerah
Kabupaten Lebak
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lebak
merupakan unsur pelaksana bidang penanggulangan bencana dipimpin oleh
kepala badan yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Bupati
melalui Sekretaris Daerah BPBD Kabupaten Lebak mempunyai tugas
melaksanakan kewenangan otonomi daerah di bidang penanggulangan bencana
melaksanakan urusan kebencanaan berdasarkan azas otonomi dan tugas
pembantuan yang diberikan oleh Pemerintah Pusat dan Pemerintah Propinsi
Banten
Adapun tugas BPBD Kabupaten Lebak mengacu kepada Peraturan Daerah
Kabupaten Lebak Nomor 3 tahun 2011 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata
Kerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Lebak diantaranya
yaitu
1 Menetapkan pedoman dan pengarahan terhadap usaha penanggulangan
bencana sesuai dengan kebijakan Pemerintah Daerah dan Badan Nasional
Penanggulangan Bencana yang mencakup pencegahan bencana
penanganan darurat rehabilitasi serta rekonstruksi secara adil dan setara
2 Menetapkan standarisasi serta kebutuhan penyelenggaraan
penanggulangan bencana berdasarkan perundang-undangan
3 Menyusun menetapkan dan menginformasikan peta relawan bencana
42
4 Menyusun dan menetapkan prosedur tetap penanganan bencana
5 Melaporkan penyelenggaraan penanggulangan bencana kepada Bupati
setiap sebulan sekali dalam kondisi normal dan setiap saat dalam kondisi
darurat bencana
6 Mengendalikan pengumpulan dan penyaluran uang dan barang
7 Mempertanggungjawabkan penggunaan anggaran yang diterima dari
anggaran pendapatan dan belanja daerah dan sumber lain yang sah
8 Melaksanakan kewajiban lain sesuai dengan peraturan perundang-
undangan
Sedangkan fungsi BPBD Kabupaten Lebak dalam menjalankan tugas
mempunyai fungsi yaitu
1 Perumusan dan penetapan kebijakan penanggulangan bencana dan
penanganan pengungsi dengan bertindak cepat dan tepat efektif dan
efisien dan
2 Pengoordinasian pelaksanaan kegiatan penanggulangan bencana secara
terencana terpadu dan menyeluruh
22 Penelitian Terdahulu
Temuan-temuan hasil dari penelitian sebelumnya merupakan sebagai
alatbahan pertimbangan dan data pendukung dalam penelitian yang sedang
dilakukan Penelitian terdahulu harus ada keterkaitan dengan penelitian yang
sedang diteliti sehingga dijadikan sebagai bahan pertimbangan dan pendukung
data Oleh karena pentingnya melihat hasil penelitian yang terdahulu maka
43
peneliti akan memaparkan setidaknya dua hasil penelitian yang sudah ada
Pemaparan hasil penelitian akan dijelaskan di bawah ini
1) Peneliti Pertama
Penelitian yang dilakukan oleh Mahasiswa Jurusan Ilmu
Administrasi Negara Universitas Sumatera Marino Y Cristanti
Marbun tahun 2013 dengan judul peranan koordinasi Badan
Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Medan dalam upaya
penanggulangan bencana banjir di kota Medan Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui bagaimana Badan Penanggulangan Bencana Daerah
Kota Medan dalam upaya penanggulangan bencana banjir Dari hasil
penelitian ini didapat beberapa temuan diantaranya yaitu Badan
Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Medan belum
melakukan koordinasi sesuai tupoksi koordinasi yang dilakukan
bersifat arahanhimbauan berupa surat dan koordinasi Pemerintah
Kota Medan dalam pemberian bantuan logistik kepada masyarakat
korban banjir berjalan kurang baik
2) Peneliti Kedua
Penelitian yang dilakukan oleh Chandra Yudiana Efendi jurusan
Ilmu Pemerintahan Universitas Komputer Indonesia mengenai Kinerja
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) di Wilayah
kecamatan Baleendah Kabupaten Bandung tahun 2012 Penelitian ini
menggunakan teori kinerja organisasi publik menurut Dwiyanto yang
terdiri dari lima indikator yaitu produktivitas kualitas layanan
44
responsivitas responsibilitas dan akuntabilitas Sedangkan metode
penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif Dari hasil
penelitian menunjukan (1) Produktivitas kinerja BPBD Kabupaten
Bandung sudah cukup baik (2) Kualitas layanan kinerja BPBD
Kabupaten Bandung cukup baik dilihat dari adanya fasilitas teknologi
komunikasi dan informasi serta adanya diklat kepada aparatur dan
masyarakat (3) Responsivitas kepada masyarakat di wilayah
kecamatan Baleendah cukup baik hal tersebut di lihat dari adanya
peringatan dini dan tanggap darurat serta pemenuhan akan kebutuhan
masyarakat yang terkena banjir (4) Responsibilitas BPBD Kabupaten
Bandung berjalan cukup baik karena sudah sesuai dengan SOP (5)
Akuntabilitas kinerja BPBD Kabupaten Bandung sudah baik dilihatnya
dari tercapainya sasaran dari kegiatan atau program Dengan demikian
dalam penelitian kinerja BPBD Kabupaten Bandung dalam upaya
penanggulangan banjir di wilayah Baleendah dinilai sudah cukup baik
3) Peneliti yang Bersangkutan (Mahasiswa)
Penelitian ini berjudul Kinerja Badan Penanggulangan Bencana
Daerah (BPBD) dalam penanggulangan bencana banjir di Kabupaten
Lebak Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui Kinerja
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Dalam
Penanggulangan Bencana Banjir Di Kabupaten Lebak Sedangkan
metode dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif
deskriptif
45
Peneliti menemukan beberapa permasalahan terkait dengan kinerja
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lebak
dalam upaya penaggulangan bencana banjir di Kabuapten Lebak
Permasalahannya yaitu Keterbatasan jaringan informasi dan
komunikasi yang efektif dalam penyebaran informasi kebencanaan
kepada masyarakat Sumber daya manusia atau aparatur BPBD
Kabupaten Lebak yang terbatas Keterbatasan sarana dan prasarana
dalam penanggulangan bencana banjir Belum adanya Peraturan
Daerah tentang Pendanaan Bencana dan Ketidakefektifan sosialisasi
penanggulangan bencana banjir
23 Kerangka Berfikir
Kerangka berfikir merupakan alur pemikiran peneliti dalam penelitian dan
sebagai kelanjutan dari kajian teori untuk memberikan penjelasan dari kinerja
BPBD Kabupaten Lebak dalam penanggulangan bencana banjir maka dalam
penelitian ini dibuatkanlah kerangka berfikir Sehingga dengan adanya kerangka
berfikir ini baik peneliti maupun pembaca mudah memahami dan mengetahui
tujuan yang ingin dicapai dari penelitian
Menurut Sugiyono (201065) menyatakan bahwa kerangka berfikir
merupakan model konseptual tentang bagaimana teori berhubungan dengan
berbagai faktor yang telah diidentifikasikan sebagai masalah yang penting Oleh
karenanya peneliti berangkat dari identifikasi masalah untuk membuat kerangka
46
berfikir Adapun permasalahan-permasalahan yang ada terkait kinerja BPBD
Kabupaten Lebak dalam penanggulangan bencana banjir diantaranya
1) Keterbatasan jaringan informasi dan komunikasi yang efektif dalam
penyebaran informasi kebencanaan kepada masyarakat
2) Sumber daya manusia atau aparatur BPBD Kabupaten Lebak yang
terbatas
3) Keterbatasan sarana dan prasarana dalam penanggulangan bencana
banjir
4) Belum adanya Peraturan Daerah tentang Pendanaan Bencana
5) Kurangnya kesadaran masyarakat akan bahaya bencana banjir
6) Ketidakefektifan sosialisasi penanggulangan bencana banjir
Berdasarkan dari permasalahan yang telah dikemukakan di atas maka
kiranya dibutuhkan suatu alat untuk mengukur kinerja BPBD yang optimal dalam
penanggulangan bencana banjir Di bawah ini akan dikemukakan mengenai
indikator kinerja yang menjadi titik acuan untuk mengetahui kinerja BPBD
dengan menggunakan indikator kinerja organisasi menurut Hersey Blanchard
dan Johnson yang dikutip oleh Wibowo (2011102) yaitu
1 Tujuan
2 Standar
3 Alat atau sarana
4 Kompetensi
5 Motif
6 Peluang
7 Umpan Balik
Indikator kinerja organisasi yang telah disebutkan di atas dinilai dan
dianggap lebih rasional dan tepat untuk menjawab permasalahan-permasalahan
47
yang ada pada kinerja BPBD dalam penanggulangan bencana banjir Dengan
diadakannya pengukuran kinerja sesuai indikator kinerja organisasi yang telah
disebutkan di atas maka diharapkan BPBD kabupaten Lebak lebih optimal lagi
dalam penanggulangan bencana banjir khususnya di kecamatan Rangkasbitung
Untuk lebih jelasnya kerangka berfikir dapat di lihat pada gambar 23 di bawah
ini
48
Gambar 23
Kerangka Berfikir
Gambar 23 Kerangka Berfikir
Identifikasi Masalah
1 Keterbatasan jaringan informasi dan komunikasi yang efektif dalam
penyebaran informasi kebencanaan kepada masyarakat
2 SDM atau aparatur BPBD Kabupaten Lebak yang terbatas
3 Keterbatasan sarana dan prasarana dalam penanggulangan bencana banjir
4 Belum adanya Peraturan Daerah tentang Pendanaan Bencana
5 Ketidakefektifan sosialisasi penanggulangan bencana banjir
Kinerja Organisasi
1 Tujuan
2 Standar
3 Alatsarana
4 Kompetensi
5 Motif
6 Peluang
7 Umpan Balik
(Hersey Blanchard dan Johnson dalam buku Wibowo 2011102)
Terwujudnya Kinerja BPBD dalam Penanggulangan Bencana Banjir
Di Kabupaten Lebak Yang Optimal
Penyelenggaraan BPBD dalam Penanggulangan Bencana Banjir
Di Kabupaten Lebak
49
24 Hipotesis Penelitian
Hipotesis penelitian merupakan jawaban sementara terhadap masalah yang
akan diteliti dan akan dibuktikan kebenarannya Hipotesis memberi hasil dari
refleksi peneliti berdasarkan deskripsi teori dan kerangka berfikir yang akan
digunakan sebagai dasar argumentasi Pada penelitian ini hipotesis yang
digunakan oleh peneliti adalah hipotesis deskriptif yaitu merupakan jawaban
sementara terhadap rumusan masalah deskriptif
Berdasarkan kerangka teori dan kerangka berfikir maka pada penelitian
ini hipotesis yang akan diambil yaitu
Hipotesis nol ldquoKinerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah
Dalam Penanggulangan Bencana Banjir di
Kabupaten Lebak paling rendah atau sama dengan
65 dari nilai idealnya 100 rdquo
Hipotesis alternatif ldquoKinerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah
Dalam Penanggulangan Bencana Banjir di
Kabupaten Lebak paling tinggi 65 dari nilai
idealnya 100rdquo
H0 micro gt 65
Ha micro lt 65
50
Dari hipotesis di atas maka peneliti menentukan dan mengambil salah
satu hipotesis untuk penelitian yaitu
Ha micro lt 65
Hipotesis alternatif ldquoKinerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah
Dalam Penanggulangan Bencana Banjir di
Kabupaten Lebak paling tinggi 65 dari nilai
idealnya 100rdquo
51
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
31 Pendekatan dan Metode Penelitian
Menurut Sugiyono (20101) Metode penelitian pada dasarnya merupakan
cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu
Berdasarkan tersebut terdapat empat kata kunci yang harus diperhatikan yaitu
cara ilmiah tujuan dan kegunaan Cara ilmiah berarti kegiatan penelitian itu
didasarkan pada ciri-ciri keilmuan yaitu rasional empiris dan sistematis Rasional
berarti kegiatan itu dilakukan dengan cara-cara yang masuk akal sehingga
terjangkau oleh penalaran manusia Empiris berarti cara-cara itu dapat diamati
oleh indera manusia sehingga orang lain dapat mengamati dan mengetahui cara-
cara yang digunakan Sistematis berarti proses yang digunakan dalam penelitian
itu mengguanakan langkah-langkah tertentu yang bersifat logis
Sedangkan Usman dan Setadi Akbar (201141) mengemukakan bahwa
metodologi penelitian ialah suatu pengkajian dalam mempelajari peraturan-
peraturan yang terdapat dalam penelitian Ditinjau dari filsafat metodologi
penelitian merupakan epistimologi penelitian yaitu yang menyangkut bagaimana
kita mengadakan penelitian
Untuk menemukan jawaban dalam masalah-masalah tujuan dan manfaat
yang telah diuraikan pada bab sebelumnya maka metode penelitian yang berjudul
ldquoKinerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Dalam
52
Penanggulangan Bencana Banjir di Kabupaten Lebakrdquo ini adalah metode
penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif
Menurut Sugiyono (20078) Metode penelitian kuantitatif dapat diartikan
sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme digunakan
untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu pengumpulan data
menggunakan instrumen penelitian analisis data bersifat kuantitatifstatistik
dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan
Irawan (2006108) menjelaskan bahwa metode deskriptif digunakan untuk
mengkaji sesuatu seperti apa adanya (variabel tunggal) atau pola hubungan
(korelasional) antara dua atau lebih variabel Sedangkan menurut Suryabarata
(199224) metode penelitian deskriptif adalah penelitian mendalam mengenai unit
sosial tertentu yang hasilnya merupakan gambaran yang lengkap dan
terorganisasi menganai unit tersebut
32 Ruang Lingkup Penelitian
Adapun ruang lingkup penelitian ldquoKinerja Badan Penanggulangan Bencana
Daerah (BPBD) Dalam Penanggulangan Bencana Banjir Di Kabupaten Lebakrdquo
adalah organisasi BPBD Kabupaten Lebak dan masyarakat Kabupaten Lebak
yang mengharapkan pelayanan dalam bidang penanggulangan bencana banjir
berjalan dengan baik dan terwujudnya masyarakat yang tangguh akan bencana
53
33 Lokasi Penelitian
Dalam penelitian ldquoKinerja Badan Penanggulangan Bencana daerah (BPBD)
Dalam Penanggulangan Bencana Banjir di Kabupaten Lebakrdquo ini penetapan
lokasi terdapat di daerah Kabupaten Lebak yang merupakan daerah rawan akan
bencana banjir Daerah rawan bencana banjir di Kabupaten Lebak terdapat 15
Kecamatan dari jumlah keseluruhan 28 Kecamatan yang berada di Kabupaten
Lebak yakni
1 Kecamatan Rangkasbitung
2 Kecamatan Kalanganyar
3 Kecamatan Cibadak
4 Kecamatan Cimarga
5 Kecamatan Leuwidamar
6 Kecamatan Banjarsari
7 Kecamatan Lebak Gedong
8 Kecamatan Panggarangan
9 Kecamatan Wanasalam
10 Kecamatan Gunung Kencana
11 Kecamatan Cilograng
12 Kecamatan Muncang
13 Kecamatan Cikulur
14 Kecamtan Sobang dan
15 Kecamatan Cibeber
54
34 Variabel Penelitian
341 Definisi Konsep
Variabel dalam penelitian ini adalah Kinerja Organisasi Pelayanan Publik
organisasi pelayanan publik yang dimaksud adalah Badan Penanggulangan
Bencana Daerah (BPBD) dengan lokus penelitian di Kabupaten Lebak Sehingga
peneliti menentukan teori yang dapat menguji kinerja dari organisasi pelayanan
publik tersebut berdasarkan permasalahan yang ditemukan oleh peneliti pada
tahap observasi lapangan Berdasarkan permasalahan di lapangan maka peneliti
memutuskan untuk menggunakan teori indikator kinerja menurut Hersey
Blancharddan Johnson untuk mengetahui kinerja BPBD dalam penanggulangan
bencana banjir di Kabupaten Lebak Indikator kinerja menurut Hersey Blanchard
dan Johnson yaitu
1 Tujuan
2 Standar
3 Alat atau sarana
4 Kompetensi
5 Motif
6 Peluang
7 Umpan Balik
Dari ketujuh indikator tersebut dapat dijabarkan kedalam sub indikator
yang kemudian dijadikan pertanyaan-pertanyaan pada instrumen penelitian untuk
mengukur kinerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dalam
penanggulangan banjir di Kabupaten Lebak
55
342 Definisi Operasional
Adapun pada penelitian kinerja BPBD dalam penanggulangan bencana
banjir di Kabupaten Lebak yang menjadi variabel adalah kinerja BPBD dalam
penanggulangan bencana banjir Teori yang digunakan adalah indikator kinerja
menurutHersey Blancharddan Johnson Seperti yang dijelaskan sebelumnya
maka setiap indikator teori akan dijabarkan menjadi sub indikator yang kemudian
dijadikan pertanyaan pada instrumen penelitian
35 Instrumen Penelitian
Pada dasarnya meneliti adalah melakukan pengukuran terhadap fenomena
alam maupun sosial Oleh karena itu maka diperlukan alat ukur yang baik yang
selanjutnya dinamakan sebagai instrumen Menurut Sugiyono (2010119)
instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur fenomena
alam maupun sosial yang diamati Secara spesifik semua fenomena ini disebut
variabel penelitian Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah berupa
angket dengan satu variabel dan menggunakan skala Likert dalam pengukuran
jawaban dari para responden Dengan skala Likert maka variabel yang akan
diukur akan dijabarkan menjadi indikator variabel Kemudian indikator tersebut
dijadikan tolak ukur untuk menyusun item-item instumen dalam bentuk
pertanyaan Jawaban setiap item instrumen memliki tingkatan nilai dari sangat
positif sampai sangat negatif
Sehingga untuk keperluan analisis kuantitatif anak jawaban dari setiap item
instrumen diberi skor dapat di lihat pada tabel 31 berikut ini
56
Tabel 31
Skoring Instrumen Penelitian
Pilihan Jawaban Skor
Sangat Setuju 4
Setuju 3
Tidak Setuju 2
Sangat Tidak Setuju 1
Sumber Sugiyono 2007
Untuk mempermudah dalam menemukan jawaban atas masalah yang telah
diuraikan pada bab sebelumnya maka berikut ini peneliti sajikan operasional
variabel dalam bentuk kisi-kisi instrumen yang dapat dilihat pada Tabel32 berikut
ini
57
Tabel 32
Kisi-kisi Instrumen Penelitian
Variabel Indikator Sub Indikator Butir Skala
Kinerja Badan
Penanggulangan
Bencana Daerah
(BPBD) Dalam
Penanggulangan
Bencana Banjir
Di Kabupaten
Lebak
Tujuan 1 Pengurangan Risiko
Bencana (Pra bencana)
2 Penanganan kedaruratan
(saat Bencana)
3 Pemulihan (Pasca
Bencana)
123
Likert
Standar 1 Standar Operating
Procedure (SOP)
4 5 6
Alat atau sarana 1 Kelengkapan peralatan
penanggulangan bencana
2 Alat Komunikasi
3 Tempat penyimpanan alat
dan logistic
7 8 9
Kompetensi 1 Kemampuan aparatur
2 Kesesuaian aparatur
dengan fungsi tugas
10 11
12
Motif 1 Motivasi dalam
penanggulangan bencana
3 Prilaku aparatur
4 Sosialisasi Bencana
banjir
13 14
15
Peluang 1 Komunitas Masyarakat
Tangguh Bencana
2 Solusi Bencana Banjir
3 Partisipasi Masyarakat
16 17
18
Umpan Balik 1 Pelaporan hasil kegatan
2 Penilaian kinerja
3 Tindak lanjut hasil
kegiatan
19 20
21
Sumber Peneliti 2014
36 Populasi dan Sampel Penelitian
Menurut Sugiyono (200890) menjelaskan bahwa populasi adalah wilayah
generalisasi yang terdiri atas obyeksubyek yang mempunyai kualitas dan
karakteristik tertentu yang ditetapkan peneliti untuk dipelajari dan ditarik
58
kesimpulannya Populasi adalah jumlah total dari seluruh unit atau elemen di
mana penyelidik tertarik
Sejalan dengan Irawan (2006113) populasi (validitas eksternal) adalah
keseluruhan objek atau subjek yang menjadi sasaran generalisasi Maka peneliti
mengambil sampel kemudian menelitinya sebagai generalisasi populasi
Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah masyarakat Kabupaten
Lebak yang terkena dampak bencana banjir Peneliti mengambil populasi 15
kecamatan dari jumlah keseluruhan 28 Kecamatan di Kabupaten Lebak Hal ini
dikarenakan tidak semua wilayah di Kabupaten Lebak terkena dampak bencana
banjir dan data tersebut didapat dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah
Kabupaten Lebak Jumlah populasi dari 15 Kecamatan sebesar 734402 jiwa data
ini didapat dari Badan Pusat Statistik Kabupaten Lebak
Untuk mendapatkan sampel yang representatif peneliti menggunakan rumus
untuk mencari data yang lebih akurat Peneliti menggunakan rumus Slovin dengan
tingkat kesalahan sebesar 10 sebagai berikut
Keterangan
n ukuran sampel
N ukuran populasi
e sampling error(10)
N
n gt
1+Ne2
59
Dapat dihitung berikut ini
n gt N gt 734402
1+ Ne2 1 + (734402)(01)
2
gt 734402
1 + 734402
gt 734402
734502
gt 999
asymp 100
Berdasarkan penghitungan sampel menggunakan rumus Slovin dengan
taraf kesalahan 10 di atas maka didapatkan sampel sebesar 100 orang
Kemudian dalam penentuan teknik sampling peneliti menggunakan teknik
proportional cluster random sampling Dimana sampel dalam penelitian ini
dihitung berdasarkan ketentuan besaran sampel atas besaran populasi Dikatakan
proportional cluster random sampling karena populasi terdiri dari sub populasi
yang tidak homogen dan tiap-tiap populasi akan diwakili sesuai dengan
proporsinya masing-masing dalam penelitian Jadi pada pokoknya yaitu
mengambil sampel dari tiap-tiap sub populasi dengan memperhitungkan besar
kecilnya sub populasi sehingga nantinya jumlah sampel yang diambil akan
menghasilkan sampel yang representatif Lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel
33 di bawah ini
60
Tabel 33
Perhitungan Sampel
No Populasi Jumlah Perhitungan
Hasil
Akhir
1 Kec Rangkasbitung 120808 120808
734402x 100 = 016 x 100 16
2 Kec Kalanganyar 33119 33119
734402x 100 = 005 x 100 5
3 Kecamatan Cibadak 60130 60130
734402x 100 = 008 x 100 8
4 Kec Cimarga 63164 63164
734402x 100 = 009 x 100 9
5 Kec Leuwidamar 52244 52244
734402x 100 = 007 x 100 7
6 Kec Banjarsari 59488 59488
734402x 100 = 008 x 100 8
7 Kec Lebak Gedong 22280 22280
734402X 100 = 003 x 100
3
8 Kec Panggarangan 36553 36553
734402X 100 = 005 X 100
5
9 Kec Wanasalam 53184 53184
734402X 100 = 007 X 100
7
10 Kec Gunung Kencana 33852 33852
734402x 100 = 005 x 100
5
11 Kec Cilograng 32861 32861
734402x 100 = 004 x 100
4
12 Kec Muncang 32751 32751
734402 x 100 = 004 x 100
4
13 Kec Cikulur 48303 48303
734402 x 100 = 007 x 100
7
14 Kec Sobang 29402 29402
734402x 100 = 004 x 100
4
15 Kec Cibeber 56263 56263
734402x 100 = 008 x 100
8
Jumlah sum 734402 100
Sumber Peneliti 2014
61
37 Teknik Pengolahan dan Analisis Data
Pengolahan data adalah kegiatan lanjutan setelah pengumpulan data
dilaksanakan Pada penelitian kuantitatif pengolahan data secara umum
dilaksanakan melalui tahap memeriksa (editing) proses pemberian identitas
(coding) dan proses pembeberan (tabulating)
1 Editing
Editing adalah kegiatan yang dilaksanakan setelah peneliti selesai
menghimpun data di lapangan Proses editing dimulai dengan memberi
identitas pada instrumen yang telah terjawab Kemudian memeriksa
satu per satu lembaran instrumen pengumpulan data kemudian
memeriksa poin-poin serta jawaban yang tersedia Apabila terjadi
kejanggalan pada instrumen tersebut berilah identitas tertentu pada
instrumen dan poin yang janggal tersebut
2 Coding
Setelah tahap editing selesai dilakukan kegiatan berikutnya adalah
mengklasifikasi data-data tersebut melalui tahapan coding Maksudnya
bahwa data yang telah diedit tersebut diberi identitas sehingga memilki
arti tertentu pada saat dianalisis
3 Tabulating
62
Tabulating adalah bagian terakhir dari pengolahan data Maksud
tabulating adalah memasukan data pada tabel-tabel tertentu dan
mengatur angka-angka serta menghitungnya
Setelah data selesai diolah maka tahap berikutnya yaitu analisis data
Analisis data merupakan upaya peneliti untuk menyederhanakan dan menyajikan
data dengan mengelompokan dalam suatu bentuk yang berarti sehingga mudah
dipahami oleh pembaca
Di dalam penelitian ini data yang diteliti yaitu data interval adalah data
yang jaraknya sama tetapi tidak memiliki nilai 0 (nol) absolutmutlak Kemudian
hipotesis yang terdapat di dalam penelitian ini yaitu hipotesis deskriptif yaitu
jawaban sementara terhadap masalah deskriptif yaitu yang berkenaan dengan
variabel mandiri Oleh karena itu di dalam pengujian hipotesis deskriptif tersebut
dipakai t-test satu sampel sebagai berikut
Keterangan
t = nilai t yang dihitung
π = rata-rata hitung
micro0 = nilai yang dihipotesiskan
s = simpangan baku
n = jumlah anggota sampel
38 Jadwal Penelitian
63
Adapun waktu pelaksanaan penelitian dapat dilihat pada tabel 33 berikut
ini
Tabel 33
Jadwal Penelitian
No
Kegiatan
Tahun Tahun
2014 2015
Feb Mar Mei Jun Jul Aug Sep Okt Nov Des Jan Feb
1 Observasi Awal
2 Pengurusan Perizinan
3 Tahap Penyusunan Proposal
Penelitian
4 Seminar Proposal
5 Revisi Proposal
6 Pengolahan dan analisis data
7 Penyusunan Laporan Akhir
8 Sidang Skripsi
9 Revisi Laporan
Sumber Peneliti 2015
64
BAB IV
HASIL PENELITIAN
41 Deskripsi Obyek Penelitian
411 Deskripsi Kabupaten Lebak
Gambar 41
Peta Kabupaten Lebak
Kabupaten Lebak adalah salah satu kabupaten yang berada di Wilayah
Provinsi Banten Kabupaten Lebak terletak antara 6deg18rsquo-7deg00rsquo Lintang Selatan
dan 105deg25rsquo-106deg30rsquo Bujur Timur dengan luas wilayah 304472 Ha (304472
KM2) yang terdiri dari 28 Kecamatan dengan 340 desa dan 5 Kelurahan
Kabupaten Lebak memiliki batas wilayah administratifyaitu Sebelah Utara
Kabupaten Serang dan Tangerang Sebelah Selatan Samudera Indonesia Sebelah
Barat Kabupaten Pandeglang Sebelah Timur Kabupaten Bogor dan Sukabumi
Kecamatan paling luas wilayahnya adalah Kecamatan Cibeber dan Paling kecil
luas wilayahnya adalah Kecamatan Kalanganyar
64
65
Penduduk Kabupaten Lebak menurut Sensus Penduduk 2014 berjumlah
1258637orang Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Lebak
tahun 2014 data penduduk di Kabupaten Lebak dapat di lihat pada tabel 41 di
bawah ini
Tabel 41
Jumlah Penduduk Kabupaten Lebak Tahun 2014
Kecamatan Laki-laki Perempuan Jumlah
Malingping 32584 31137 63721
Wanasalam 27316 25868 53184
Panggarangan 18587 17966 36553
Cihara 15709 14901 30610
Bayah 21420 20817 42237
Cilograng 16939 15922 32861
Cibeber 28741 27522 56263
Cijaku 14105 13749 27854
Cigemblong 10336 9921 20254
Banjarsari 30477 29011 59488
Cileles 24624 23772 59488
Gunung Kencana 17438 16414 33852
Bojongmanik 11233 10753 21986
Cirinten 13412 12216 25673
Leuwidamar 26764 25480 52244
Muncang 16768 15983 32751
Sobang 15081 14321 29402
Cipanas 24006 23038 47044
Lebakgedong 11637 10643 22280
Sajira 24626 23430 48056
Cimarga 32234 30930 63164
Cikulur 24476 23827 48303
Warunggunung 27662 26172 53834
Cibadak 30952 29178 60130
Rangkasbitung 62030 58778 120808
Kalanganyar 17246 15873 33119
Maja 27294 25058 52352
Curugbitung 16128 14998 31126
Total 1258637
(Sumber httplebakkabbpsgoid)
66
Dari data di atas dapat di lihat bahwa penduduk Kecamatan
Rangkasbitung yang memiliki penduduk paling banyak dengan jumlah 120808
orang Sementara jumlah penduduk yang paling rendah terdapat di Kecamatan
Cigemblong dengan jumlah penduduk 20 254 orang
412 Deskripsi Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)
Kabupaten Lebak
Berdasarkan dengan ditetapkannya Undang-Undang Nomor 24 Tahun
2007 tentang Penanggulangan Bencana penyelenggaraan penanggulangan
bencana diharapkan semakin baik karena Pemerintah Pusat dan Pemerintah
Daerah menjadi penanggung jawab dalam penyelenggaraan penanggulangan
bencana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lebak yang
dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2011 memiliki tugas
sebagai penyelenggara penanggulangan bencana di daerah Kabupaten Lebak yang
dilakukan secara terarah terkoordinasi dan terpadu mulai sejak penetapan
kebijakan pembangunan yang berisiko timbulnya bencana
413 Visi dan Misi BPBD Kabupaten Lebak
Penetapan visi merupakan satu langkah penting dalam perjalanan suatu
organisasi karena dengan visi tersebut akan dapat mencerminkan apa yang hendak
dicapai oleh organisasi serta memberikan arah dan fokus strategis yang
berorientasi terhadap masa depan pembangunan dan bahkan menjamin
kesinambungan pelaksanaan tugas organisasi
67
Visi yang ditetapkan mencerminkan gambaran peran dan kondisi yang
ingin diwujudkan oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) di masa
depan Berdasarkan makna tersebut dan sesuai dengan visi Pemerintah Kabupaten
Lebak maka visi BPBD Kabupaten Lebak adalah ldquoKabupaten Lebak yang siaga
tangguh dan berakhlak dalam penenggulangan bencana
Sedangkan Misi Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)
Kabupaten Lebak yaitu
1 Memperkuat kapasitas masyarakat dan kelembagaan dalam
penanggulangan bencana
2 Membangun kesipasiagaan daerah dalam mengurangi resiko bencana
melalui penyusunan mekanisme penanggulangan bencana yang holistik
terencana dan terpadu
3 Membangun budaya keselamatan dan ketahanan untuk masyarakat
Kabupaten Lebak dengan menggunakan pengetahuan inovasi dan
pendidikan
414 Tugas Pokok dan Fungsi BPBD Kabupaten Lebak
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lebak
merupakan unsur pelaksana bidang penanggulangan bencana dipimpin oleh
kepala badan yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Bupati
melalui Sekretaris Daerah BPBD Kabupaten Lebak mempunyai tugas
melaksanakan kewenangan otonomi daerah di bidang penanggulangan bencana
melaksanakan urusan kebencanaan berdasarkan azas otonomi dan tugas
68
pembantuan yang diberikan oleh Pemerintah Pusat dan Pemerintah Propinsi
Banten
Adapun tugas BPBD Kabupaten Lebak mengacu kepada Peraturan Daerah
Kabupaten Lebak Nomor 3 tahun 2011 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata
Kerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Lebak diantaranya
yaitu
1 Menetapkan pedoman dan pengarahan terhadap usaha penanggulangan
bencana sesuai dengan kebijakan Pemerintah Daerah dan Badan Nasional
Penanggulangan Bencana yang mencakup pencegahan bencana
penanganan darurat rehabilitasi serta rekonstruksi secara adil dan setara
2 Menetapkan standarisasi serta kebutuhan penyelenggaraan
penanggulangan bencana berdasarkan perundang-undangan
3 Menyusun menetapkan dan menginformasikan peta relawan bencana
4 Menyusun dan menetapkan prosedur tetap penanganan bencana
5 Melaporkan penyelenggaraan penanggulangan bencana kepada Bupati
setiap sebulan sekali dalam kondisi normal dan setiap saat dalam kondisi
darurat bencana
6 Mengendalikan pengumpulan dan penyaluran uang dan barang
7 Mempertanggungjawabkan penggunaan anggaran yang diterima dari
anggaran pendapatan dan belanja daerah dan sumber lain yang sah
8 Melaksanakan kewajiban lain sesuai dengan peraturan perundang-
undangan
69
Sedangkan fungsi BPBD Kabupaten Lebak dalam menjalankan tugas
mempunyai fungsi yaitu
1 Perumusan dan penetapan kebijakan penanggulangan bencana dan
penanganan pengungsi dengan bertindak cepat dan tepat efektif dan
efisien dan
2 Pengoordinasian pelaksanaan kegiatan penanggulangan bencana secara
terencana terpadu dan menyeluruh
415 Struktur Organisasi BPBD Kabupaten Lebak
Struktur organisasi BPBD Kabupaten Lebak mengacu pada Peraturan
Daerah Nomor 3 Tahun 2011 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja
Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Lebak Berikut bagan struktur
organisasi BPBD Kabupaten Lebak
Gambar 41
Struktur Organisasi
Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Lebak
Kepala Badan
Unsur Pengarah Kepala Pelaksana
Seksi
pencegahan dan
kesiapsiagaan
Seksi
Rehabilitasi
dan
Rekonstruksi
Seksi
Kedaruratan
dan Logistik
Sekretaris
70
1 Kepala Badan Pelaksana
Mempunyai tugas
(1) Pengordinasian perencanaan pembinaan dan pengendalian terhadap
program administrasi dan sumber daya serta kerja sama BPBD
Kabupaten
(2) Pengordinasian dan pelaksanaan kebijakan di bidang pencegahan
mitigasi dan kesiapsiagaan pada prabencana serta pemberdayaan
masyarakat
(3) Pengordinasian dan pelaksanaan kebijakan di bidang penanggulangan
bencana pada saat tanggap darurat dan dukungan logistik
(4) Pengordinasian dan pelaksanaan kebijakan di bidang penanggulangan
pada pascabencana
2 Sekretariat
Mempunyai tugas
(1) Pengoordinasian sinkronisasi dan integrasi di lingkungan BPBD
Kabupaten Lebak
(2) Pengoordinasian perencanaan dan perumusan kebijakan teknis BPBD
Kabupaten
(3) Pembinaan dan Pelayanan administrasi ketatausahaan hukum dan
pertaturan perundang-undangan organisasi tata laksana kepegawaian
keuangan dan persesdiaan perlengkapan dan rumah tangga BPBD
(4) Pembinaan dan pelaksanaan hubungan masyarakat dan protokol di
lingkungan BPBD Kabupaten
71
(5) Fasilitas pelaksanaan tugas dan fungsi unsur pengarah
penanggulangan bencana
(6) Pengoordinasian dalam penyususnan laporan BPBD Kabupaten
3 Seksi Pencegahan dan Kesiapsiagaan
Mempunyai tugas
(1) Perumusan kebijakan di bidang pencegahan mitigasi dan
kesipasiagaan pada prabencana serta pemberdayaan masyarakat
(2) Pengkoordinasian di bidang pencegahan mitigasi dan kesiapsiagaan
pada prabencana serta pemberdayaan masyarakat
(3) Pelaksanaan hubungan kerja dengan instansi terkait di bidang
pencegahan mitigasi dan kesiapsiagaan pada prabencana serta
pemberdayaan masyarakat
(4) Pemantauan evaluasi dan analisis pelaporan tentang pelaksanaan
kebijakan umum di bidang pencegahan mitigasi dan kesiapsiagaan
pada prabencana serta pemberdayaan masyarakat
4 Seksi Kedaruratan dan Logistik
Mempunyai tugas
(1) Perumusan kebijakan di bidang penanggulangan pada saat tanggap
darurat penanganan pengungsi dan dukungan logistik
(2) Pengkoordinasian dan pelaksanaan kebijakan di bidang
penanggulangan bencana pada saat tanggap darurat penanganan
pengungsi dan dukungan logistik
72
(3) Komando pelaksanaan penanggulangan bencana pada saat tanggap
darurat
(4) Pelaksanaan hubungan kerja di bidang penanggulangan bencana pada
saat tanggap darurat penanganan pengungsi dan dukungan logistik
(5) Pemantauan evaluasi dan analisis pelaporan tentang pelaksanaan
kebijakan umum di bidang penangglangna bencana pada saat tanggap
darurat penanganan pengungsi dan dukungan logistik
5 Seksi Rehabilitasi dan Rekonstruksi
Mempunyai tugas
(1) Perumusan kebijakan di bidang penanggulangan bencana pada pasca
bencana
(2) Mengkoordinasikan dan pelaksanaan kebijakan di bidang
penanggulangan bencana pada pascabencana
(3) Pelaksanaan hubungan di bidang penanggulangan bencana pada
pascabencana
(4) Pemantauan evaluasi dan analisis pelaporan tentang pelaksanaan
kebijakan umum
42 Pengujian Persyaratan Statistik
421 Uji Validitas Instrumen
Pada penelitian dengan menggunakan pendekatan kuantitatif sebelum
mengolah data hasil koesioner jawaban dari responden maka harus melakukan uji
validitas instrument Hal ini dimaksudkan untuk menjaga ketepatan dan
73
kecermatan suatu alat ukur dalam melakukam fungsi ukurnya Uji validitas
digunakan untuk mengetahui sah atau valid tidaknya suatu koesioner
Kevaliditasan suatu instrument menggambarkan bahwa suatu instrument
benarbenar mampu mengukur variabel-variabel yang akan diukur dalam
penelitian serta mampu menunjukan tingkat kesesuaian antar konsep dan hasil
pengukuran
Untuk mengetahui butiritem dari instrument yang telah dibuat itu valid
atau tidak valid dapat diketahui dengan cara mengkorelasikan antara skor butir
dengan skor total Pengujiannya dilakukan dengan menggunakan rumus Pearson
Product Moment sebagai berikut
Keterangan
r = Koefisien Korelasi Product Moment
n = Jumlah Sampel
sum xy= Jumlah hasil kali skor pertanyaan dengan total
sumy = Jumlah skor total
sumx = Jumlah skor per item pertanyaan
sumx2 = Jumlah skor item yang dikuadratkan
sumy2 = Jumlah skor total yang dikuadratkan
74
Dari hasil pengolahan data dengan menggunakan SPSSperhitungan
korelasi yang dilakukan hasilnya dapat dilihat pada tabel 42 di bawah ini
Tabel 42
Hasil Uji Validitas (Menggunakan SPSS V16)
No r hitung r tabel Keterangan
1 0442 0195 Valid
2 0221 0195 Valid
3 0650 0195 Valid
4 0435 0195 Valid
5 0579 0195 Valid
6 0531 0195 Valid
7 0676 0195 Valid
8 0529 0195 Valid
9 0602 0195 Valid
10 0608 0195 Valid
11 0674 0195 Valid
12 0510 0195 Valid
13 0625 0195 Valid
14 0584 0195 Valid
15 0556 0195 Valid
16 0605 0195 Valid
17 0594 0195 Valid
18 0197 0195 Valid
19 0539 0195 Valid
20 0457 0195 Valid
21 0299 0195 Valid
Dikatakan valid jika rhitung gt r tabel maka rtabel sudah ditentukan sebesar
0195 dan taraf signifikansi sebesar 5 Sementara itu sampel dalam penelitian
ini berjumlah 100 responden Berdasarkan uji validitas pada tabel di atas dapat di
lihat rhitung dari seluruh instrumen lebih besar dari r tabel dan menunjukan bahwa
seluruh responden yang berjumlah 94 orang dapat menjawab pertanyaan
penelitian yang dapat dikatakan valid Oleh karena itu jumlah instrumen
75
berdasarkan perhitungan tabel di atas dikatakan valid dan dapat digunakan dalam
penelitian
422 Uji Reliabilitas Instrumen
Pada tahap selanjutnya setelah melakukan uji validitas maka dilanjutkan
dengan uji reliabilitas Reliabilitas adalah indeks yang menunjukan sejauh mana
suatu alat pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan Bila suatu alat
pengukur dipakai dua kali untuk mengukur gejala yang sama dan hasil
pengukuran yang diperoleh relatif konsisten maka alat tersebut reliabel
Reliabilitas digunakan untuk menjaga kehandalan dari sebuah instrument atau alat
ukur Dalam penelitian ini uji reliabilitas dilakukan dengan teknik Alpha
Cronbach Alpha Cronbach yaitu penghitungan yang dilakukan dengan
menghitung rata-rata imterkorelasi diantara butir-butir pertanyaan dalam
koesioner dikatakan reliabel jika nilai alphanya lebih dari 030 (Purwanto
2007181) Pengukurannya berdasarkan alpha cronbach 0 sampai 1 Apabila
dikelompokan maka skala tersebut dapat dikelompokan dalam lima kelas dengan
range yang sama dan ukuran kemantapan alpha tersebut dapat diinterpretasikan
1 Nilai Alpha Cronbach 000 sd 020 berarti kurang reliabel
2 Nilai Alpha Cronbach 021 sd 040 berarti agak reliabel
3 Nilai Alpha Cronbach 042 sd 060 berarti cukup reliabel
4 Nilai Alpha Cronbach 061 sd 080 berarti reliabel
5 Nilai Alpha Cronbach 081 sd 100 berarti sangat relabel
76
Uji reliabilitas ini menggunakan bantuan SPSS versi 16 dan diperoleh
sebagai berikut
Tabel 43
Hasil Uji Reliabilitas (Menggunakan SPSS V 16)
Case Processing Summary
N
Cases Valid 100 1000
Excludeda 0 0
Total 100 1000
a Listwise deletion based on all variables in the
procedure
Tabel 44
Reliability Statistic
Cronbachs
Alpha N of Items
740 22
Berdasarkan perhitungan uji reliabilitas pada tabel 44 dapat dilihat bahwa
nilai Alpha Cronbach 0740 Sementara dalam pengelompokan skala yang telah
dipaparkan sebelumnya yaitu pengelompokan skala 5 dalam buku Triton bahwa
nilai 0740 masuk dalam skala ke 4 yaitu 061 ndash 080 yang berarti reliabel
Sehingga pada hasil akhirnya bahwa insrumen penelitian ini reliabel
43 Deskripsi Data
431 Identitas Responden
Responden dalam penelitian ini adalah masyarakat Kabupaten Lebak yang
tersebar di 15 Kecamatan dengan jumlah populasi sebesar 734402 orang Dengan
77
menggunakan rumus Slovin dengan tingkat kesalahan 10 maka jumlah sampel
dalam penelitian ini adalah sebanyak 100 orang Kemudian teknik pengambilan
sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah proportional cluster random
sampling dimana sampel dalam penelitian ini dihitung berdasarkan ketentuan
besaran sampel atas besaran populasi Dikatakan proportional cluster random
sampling karena populasi akan diwakili sesuai dengan porsinya masing-masing
dalam penelitian Jadi pada pokoknya yaitu mengambil sampel dari tiap-tiap sub
populasi dengan memperhitungkan besar kecilnya sub populasi sehingga
nantinya jumlah sampel yang akan diambil akan menghasilkan sampel yang
representatif
Pada pengisian koesioner responden diminta untuk memberikan identitas
diri sebagai penunjang data dimana identitas diri meliputi jenis kelamin dan
pekerjaan Berikut ini peneliti akan memapaparkan identitas responden dengan
diagram batang
78
Diagram 41
Jenis Kelamin Responden
Sumber Hasil Penelitian Lapangan Tahun 2014
Dari diagram 41 di atas dapat diketahui bahwa 61 responden (61)
adalah responden berjenis kelamin laki-laki 39 responden (39) adalah berjenis
kelamin perempuan Berdasarkan pengumpulan dan olah data hasil kuesioner
menunjukan bahwa responden yang terpilih pada penelitian mengenai Kinerja
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dalam Penanggulangan Bencana
Banjir di Kabupaten Lebak didominasi oleh laki-laki dengan selisih perbedaan
22 dari responden yang berjenis kelamin perempuan
Sedangkan identitas diri responden terkait dengan pekerjaan dapat dilihat
pada diagram 42 di bawah ini
(61)
(39)
0
10
20
30
40
50
60
70
Laki-laki Perempuan
79
Diagram 42
Responden Berdasarkan Status Pekerjaan
Sumber Hasil Penelitian Lapangan Tahun 2014
Dari diagram 42 di atas dapat di lihat bahwasannya responden
berdasarkan pekerjaan meliputi petani sebanyak 53 responden (53) 26
responden (26) dengan status pekerjaan wiraswasta 10 responden (10)
dengan status pekerjaan sebagai pelajar kemudian 6 responden (6) bekerja
sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan 5 responden (5) bekerja sebagai buruh
Hasil pengumpulan dan olah data hasil koesioner menunjukan bahwa responden
didominasi atau yang paling banyak adalah bekerja sebagai petani dan yang paling
rendah adalah responden yang bekerja sebagai buruh
(6)
(26)
(53)
(10)
(5)
0
10
20
30
40
50
60
PNS Wiraswasta Petani Pelajar Buruh
80
432 Analisis Data
Pada analisis data peneliti akan mendeskripsikan data dari hasil
penyebaran koesioner kepada masyarakat Kabupaten Lebak yang tersebar di 15
kecamatan saja dengan jumlah sampel 100 orang Hal ini dimaksudkan untuk
mengetahui jawaban mereka mengenai Kinerja Badan Penanggulangan Bencana
Daerah (BPBD) dalam Penanggulangan Bencana Banjir di Kabupaten Lebak
Dengan menggunakan data variabel dimana peneliti menggunakan teori Kinerja
Organisasi
Menurut Hersey Blancharddan Johnson yang dikutip oleh Wibowo
(2011102)terdapat tujuh indikator kinerja yaitu
1) Tujuan merupakan keadaan yang berbeda yang secara aktif dicari oleh
seorang individu dan organisasi untuk dicapai Untuk mencapai tujuan
diperlukan kinerja individu kelompok dan organisasi Kinerja individu
maupun organisasi berhasil apabila dapat mencapai tujuan yang
diinginkan
2) Standar merupakan suatu ukuran apakah tujuan yang diinginkan dapat
dicapai Tanpa standar tidak dapat diketahui kapan suatu tujuan
tercapai Kinerja seseorang dikatakan berhasil apabila mampu
memcapai standar yang ditentukan atau disepakati bersama antara
atasan dan bawahan
3) Alat atau sarana merupakan sumber daya yang dapat dipergunakan
untuk membantu menyelesaikan tujuan dengan sukses Alat atau saran
merupakan faktor penunjang untuk mencapai tujuan Tanpa alat atau
sarana tugas pekerjaan spesifik tidak dapat dilakukan dan tujuan tidak
dapat diselesaikan sebagaimana seharusnya Tanpa alat atau sarana
tidak mungkin dapat melakukan pekerjaan
4) Kompetensi merupakan persyaratan utama dalam kinerja Kompetensi
merupakan kemampuan yang dimiliki oleh seseorang untuk
menjalankan pekerjaan yang diberikan kepadanya dengan baik
Kompetensi memungkinkan seseorang mewujudkan tugas yang
berkaitan dengan pekerjaan yang diperlukan untuk mencapai tujuan
5) Motif merupakan alasan atau pendorong bagi seseorang untuk
melakukan sesuatu Manajer memfasilitasi motivasi kepada karyawan
dengan insentif berupa uang memberikan pengakuan menetapkan
tujuan menantang menetapkan standar terjangkau meminta umpan
balik memberikan kebebasan melakukan pekerjaan termasuk waktu
81
melakukan pekerjaan menyediakan sumber daya yang diperlukan dan
menghapuskan yang mengakibatkan disinsentif
6) Peluang pekerja perlu mendapatkan kesempatan untuk menunjukan
prestasi kerjanya Terdapat dua faktor yang menyumbangkan pada
adanya kekurangan kesempatan untuk berprestasi yaitu ketersediaan
waktu dan kemampuan untuk memenuhi syarat Jika pekerja dihindari
karena supervisor tidak percaya terhadap kualitas dan kepuasan
konsumen mereka secara efektif akan dihambat dari kemampuan
memenuhi syarat untuk berprestasi
7) Umpan balik antar tujuan standar dan umpan balik bersifat saling
terkait Umpan balik melaporkan kemajuan baik kualitas maupun
kuantitas dalam mencapai tujuan yang didefinisikan oleh standar
Umpan balik merupakan masukan yang dipergunakan untuk mengukur
kemajuan kinerja standar kinerja dan pencapaian tujuan Dengan
umpan balik dilakukan evalusasi terhadap kinerja dan sebagai hasilnya
dapat dilakukan perbaikan kinerja
4321 Pertanyaan Yang Berkaitan Dengan Indikator Tujuan
Berdasarkan dari teori kinerja organisasi yang peneliti gunakan dalam
penelitian ini terdapat tiga pertanyaan yang berkaitan dengan indikator tujuan
Adapun jawaban dari responden berdasarkan pertanyaan yang berkaitan dengan
indikator tujuan akan dipaparkan di bawaha ini
Pertama jawaban responden dari pertanyaan bahwa kegiatan sosialisasi
pengurangan resiko bencanatelah dilakukan oleh BPBD Kabupaten Lebak dapat
dilihat pada diagram 43 di bawah ini
82
Diagram 43
Kegiatan Sosialisasi Pengurangan Resiko Bencana Telah Dilaksanakan
BPBD Kabupaten Lebak
Berdasarkan diagram 43 di atas mengenai tanggapan atau jawaban dari
responden atas pertanyaan bahwa kegiatan sosialisasi tentang pengurangan resiko
bencana banji rtelah dilaksanakan oleh BPBD Kabupaten Lebak adalah 4
responden atau sekitar 4 menjawab sangat setuju 39 responden atau 39
menjawab setuju 52 responden atau 52 menjawab tidak setuju dan 5 responden
atau 5 menjawab sangat tidak setuju Dengan demikian dapat dikatakan dan
diasumsikan bahwa secara mayoritas responden menjawab tidak setuju terkait
pelaksanaan kegiatan yang telah dilakukan oleh BPBD mengenai sosialisasi
pengurangan resiko bencana banjir Hal ini mengasumsikan bahwa BPBD belum
melaksanakan sosialisasi terkait pengurangan resiko bencana banjir yang belum
(4)
(39)
(52)
(5)
0
10
20
30
40
50
60
Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
83
dirasakan oleh sebagian masyarakat Adapun sebagian responden menjawab
setuju dikarenakan dalam pelaksanaan kegiatan sosialisasi pengurangan resiko
bencana banjir oleh BPBD sudah dirasakan oleh masyarakat Tetapi dengan
banyaknya responden menjawab tidak setuju maka dapat diasumsikan bahwa
selama ini BPBD masih belum optimal dan menyeluruh dalam melaksanakan
kegiatan sosialisasi pengurangan resiko bencana banjir yang sudah menjadi tugas
dan tujuan organisasi tersebut
Selanjutnya diagram hasil penelitian berdasarkan butir pertanyaan kedua
dalam indikator tujuan berikut adalah diagram beserta pertanyaannya
Diagram 44
Penanganan Kedaruratan Bencana Banjir Telah Dilaksanakan Oleh
BPBDKabupaten Lebak
Berdasarkan diagram 44 di atas mengenai tanggapan responden atas
pertanyaan bahwa BPBD sudah melaksanakan tugas dalam penanganan
(11)
(53)
(35)
(1)
0
10
20
30
40
50
60
Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
84
kedaruratan bencana banjir adalah 11 responden (11) menjawab sangat setuju
53 responden (53) menjawab setuju 35 responden (35) menjawab tidak
setuju dan 1 responden (1) menjawab sangat tidak setuju Dengan demikian
secara mayoritas responden setuju bahwa BPBD sudah melaksanakan penanganan
kedaruratan bencana banjir pada saat terjadinya bencana banjir Ini dikarenakan
bahwa pada saat bencana banjir terjadi BPBD sudah melaksanakan penanganan
kedaruratan untuk menanggulangi bencana banjir di Kabupaten Lebak
Kemudian diagram hasil penelitian berdasarkan butir pertanyaan ketiga
dalam indikator tujuan berikut adalah diagram beserta pertanyaannya
85
Diagram 45
BPBD Menyelenggarakan Pemulihan Setelah Bencana Terjadi
Dari diagram 45 di atas dapat dilihat bahwa komposisi dari tanggapan
responden terkait apakah BPBD menyelenggarakan pemulihan (rekonstruksi)
setelah bencana banjir terjadi Tanggapan responden yaitu 2 responden (2)
menjawab sangat setuju 40 responden (40) menjawab setuju 52 responden
(52) menjawab tidak setuju dan 6 responden (6) menjawab sangat tidak
setuju Berdasarkan data tanggapan responden tersebut mayoritas menjawab tidak
setuju terkait bahwa BPBD sudah menyelenggarakan pemulihan setelah bencana
banjir terjadi Adapun sebagian masyarakat menjawab setuju karena ada sebagian
masyarakat yang telah merasakan pelayanan BPBD terkait pemulihan bencana
pada pasca bencana
(2)
(40)
(52)
(6)
0
10
20
30
40
50
60
Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
86
4322 Indikator Standar
Berdasarkan hasil penelitian lapangan diperoleh hasil penelitian
berdasarkan indikator standar berikut daigram dan pertanyaannya
Diagram 46
Penyelenggaraan Penanggulangan Banjir Sesuai Prosedur
Berdasarkan diagram 46 di atas dapat dilihat bahwa komposisi nilai dari
tanggapan responden terkait dengan penyelenggaraan penanggulangan bencana
banjir oleh BPBD Kabupaten Lebak sesuai prosedur adalah 3 responden (3)
menjawab sangat setuju 45 responden (45) menjawab setuju 51 responden
(51) menjawab tidak setuju dan 1 responden (1) menjawab sangat tidak
setuju Dengan demikian secara mayoritas responden menjawab tidak setuju
terkait penyelenggaraan penanggulangan bencana banjir sudah sesuai prosedur
Hal ini dapat diartikan bahwa penyelenggaraan penanggulangan bencana daerah
(3)
(45)
(51)
(1)
0
10
20
30
40
50
60
Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
87
masih belum sesuai prosedur Adapun responden yang menjawab setuju dengan
komposisi sebesar 45 dikarenakan sebagian responden menilai sudah sesuai
prosedur Hal ini dikarenakan keterbatasan pegawai BPBD dalam menjalankan
tugas masih kurang responsif
Selanjutnya berdasarkanhasil penelitian lapangan dari butir kedua dari
indikator standar berikut adalah diagram dan pertanyaannya
Diagram 47
Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana Banjir Mengedepankan
Keadilan
Berdasarkan diagram 47 di atas mengenai tanggapan responden atas
pertanyaan penyelenggaraan BPBD dalam penanggulangan bencana banjir
mengedepankan keadilan adalah 3 responden (3) menjawab sangat setuju 38
responden (38) menjawab setuju 51 responden (51) menjawab tidak setuju
(3)
(38)
(51)
(8)
Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
88
dan 8 responden (8) menjawab sangat tidak setuju Dengan demikian secara
mayoritas responden dapat dikatakan menjawab tidak setuju terkait dengan
penyelenggaraan BPBD Kabupaten Lebak dalam penanggulangan bencana banjir
dengan mengedepankan keadilan Adapun responden menjawab setuju karena
sedikit dari mayoritas responden tidak merasakan hal tersebut bahkan responden
lebih menciptakan rasa aman terhadap apa yang mereka hadapi pada saat bencana
banjir terjadi
Kemudian selanjutnya berdasarkan hasil penelitian lapangan dari butir
ketiga dari indikator standar berikut adalah diagram dan pertanyaannya
Diagram 48
Cepat dan Tanggap Dalam Penanggulangan Bencana Banjir
Dari diagram 48 di atas mengenai tanggapan responden atas pertanyaan
bahwa BPBD Kabupaten Lebak cepat tanggap dalam penanggulangan bencana
(5)
(28)
(59)
(8)
0
10
20
30
40
50
60
70
Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
89
banjir adalah 5 responden (5) menjawab sangat setuju 28 responden (28)
menjawab setuju 59 responden (59) menjawab tidak setuju dan 8 responden
(8) menjawab sangat tidak setujuDengan demikian secara mayoritas responden
dapat dikatakan menjawab tidak setuju terkait dengan cepat tanggap dalam
penyelenggaraan penanggulangan bencana banjir oleh BPBD Kabupaten Lebak
Adapun responden yang menjawab setuju karena responden merasakan pelayanan
yang cepat tanggap dari BPBD Kabupaten Lebak Karena berdasarkan prinsipnya
BPBD harus cepat tanggap dalam penyelenggaraan penanggulangan bencana
khususnya bencana banjir
4323 Indikator Alat atau Sarana
Berdasarkan hasil penelitian lapangan diperoleh hasil penelitian
berdasarkan indikator alat atau sarana berikut diagram dan pertanyaannya
Diagram 49
Peralatan Dalam Penanggulangan Bencana Banjir Telah Lengkap
(3)
(31)
(54)
(12)
0
10
20
30
40
50
60
Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
90
Berdasarkan diagram 49 di atas mengenai tanggapan responden atas
pertanyaan terkait dengan peralatan dalam penanggulangan bencana banjir
BPBD Kabupaten Lebak telah lengkap adalah 3 responden (3) menjawab
sangat setuju 31 responden (31) menjawab setuju 54 responden (54)
menjawab tidak setuju 12 responden (12) menjawab sangat setuju Dengan
demikian secara mayoritas responden dapat dikatakan menjawab tidak setuju
dikarenakan dalam penyelenggaraannya penanggulangan bencana banjir pihak
BPBD Kabupaten Lebak masih kekurangan akan kelengkapan peralatan dalam
penanggulangan banjir Adapun responden yang menjawab setuju dikarenakan
masyarakat di sebagian daerah merasakan kelengkapan peralatan BPBD dalam
penanggulangan banjir sudah memadai
Kemudian selanjutnya berdasarkan hasil penyebaran kuesioner dari butir
kedua indokator alat atau sarana berikut adalah diagram dan pertanyaannya
91
Diagram 410
Alat Komunikasi dalam Memberikan Informasi Bencana Banjir Sudah
Memadai
Berdasarkan diagram 410 di atas dapat dilihat bahwa tanggapan
responden terkait alat komunikasi dalam memberikan informasi bencana banjir
BPBD sudah memadai adalah 5 responden (5) menjawab sangat setuju 39
responden (39) menjawab setuju 46 responden (46) menjawab tidak setuju
dan 10 responden (10) menjawab sangat tidak setuju Dengan demikian secara
mayoritas responden dapat dikatakan menjawab tidak setuju terkait kepemilikan
alat komunikasi dalam memberikan informasi kebencananaan Ini dikarenakan
responden menilai bahwa alat komunikasi BPBD dalam memberikan informasi
kebencanaan masih belum memadai
(5)
(39)
(46)
(10)
0
5
10
15
20
25
30
35
40
45
50
Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
92
Selanjutunya berdasarkan hasil penelitian lapangan dari butir ketiga
indikator alat atau sarana berikut adalah diagram dan pertanyaannya
Diagram 411
Tempat Penyimpanan Bantuan Logistik Sudah Memadai
Berdasarkan diagram 411 di atas dapat dilihat bahwa tanggapan
responden terkait tempat penyimpanan bantuan logistik di BPBD kabupaten
Lebak sudah memadai adalah 11 responden (11) menjawab sangat setuju 31
responden (31) menjawab setuju 45 responden (45) menjawab tidak setuju
dan 13 responden (13) menjawab sangat tidak setuju Dengan demikian secara
mayoritas responden dapat dikatakan menjawab tidak setuju Hal ini dikarenakan
responden menilai bahwa BPBD masih belum memilliki tempat yang memadai
untuk penyimpanan bantuan logistic bencana
(11)
(31)
(45)
(13)
0
5
10
15
20
25
30
35
40
45
50
Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
93
4324 Indikator Kompetensi
Berdasarkan hasil penelitian lapangan diperoleh hasil penelitian
berdasarkan indikator kompetensi berikut daigram dan pertanyaannya
Diagram 412
BPBD Memiliki Kemampuan Yang Baik dalam Penyelenggaraan Bencana
Banjir
Berdasarkan diagram 412 di atas mengenai BPBD Kabupaten Lebak
memiliki kemampuan yang baik dalam penyelenggaraan penanggulangan bencana
banjir adalah 7 responden (7) menjawab sangat setuju 33 responden (33)
menjawab setuju 47 responden (47) menjawab tidak setuju dan 13 responden
(13) menjawab sangat tidak setuju Dengan demikian secara mayoritas
responden dapat dikatakan menjawab tidak setuju atas BPBD Kabupaten Lebak
(7)
(33)
(47)
(13)
0
5
10
15
20
25
30
35
40
45
50
Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
94
memiliki kemampuan yang baik dalam penyelenggaraan penanggulangan bencana
banjir
Selanjutnya berdasarkan hasil penelitian di lapangan dari butir kedua dari
indikator kompetensi berikut adalah diagram dan pertanyaannya
Diagram 413
BPBD Selalu Memeberikan Informasi Setiap Akan Terjadinya Bencana
Banjir
Berdasarkan diagram 413 di atas mengenai tanggapan responden atas
BPBD Kabupaten Lebak selalu memberikan informasi setiap akan terjadinya
bencana banjir adalah 4 responden (4) menjawab sangat setuju 38 responden
(38) menjawab setuju 49 responden (49) menjawab tidak setuju dan 9
responden (9) menjawab sangat tidak setuju Dengan demikian secara mayoritas
responden dapat dikatakan menjawab tidak setuju Ini dikarenakan responden
(4)
(38)
(49)
(9)
0
10
20
30
40
50
60
Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
95
menilai bahwa dalam pelaksanaannya BPBD Kabupaten Lebak belum
memberikan informasi terkait akan terjadinya bencana banjir ini dikarenakan
BPBD masih belum memiliki alat komunikasi yang memadai dalam pemberian
informasi kepada masyarakat Selain itu pula belum berjalannya komunitas
masyarakat tangguh bencana di tiap daerah rawan bencana banjir Sehingga dalam
pemberian informasi masih belum optimal
Kemudian selanjutnya berdasarkan hasil penelitian lapangan dari butir
ketiga dari indikator kompetensi berikut adalah diagram dan pertanyaannya
Diagram 414
Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana Banjir Sesuai Tugas dan Fungsi
Dari diagram 414 di atas dapat dilihat mengenai tanggapan responden atas
pertanyaan setujukah penyelenggaraan penanggulangan bencana banjir sesuai
tugas dan fungsi adalah 3 responden (3) menjawab sangat setuju 38 responden
(3)
(38)
(50)
(9)
0
10
20
30
40
50
60
Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
Series1
96
(38) menjawab setuju 50 responden (50) menjawab tidak setuju dan 9
responden (9) menjawab sangat tidak setuju Dengan demikian secara mayoritas
responden mengasumsikan tidak setuju akan penyelenggaraan penanggulangan
bencana banjir sesuai tugas dan fungsi Ini dikarenakan masyarakat menilai dalam
pelaksanaannya BPBD yang seharusnya menjadi koordinator dalam
penyelenggaraan penanggulangan bencana namun realitanya yang menjadi
koordinator dari pihak militer
4325 Indikator Motif
Berdasarkan hasil penelitian lapangan diperoleh hasil penelitian
berdasarkan indikator kompetensi berikut daigram dan pertanyaannya
Diagram 415
BPBD Telah Memberikan Penyuluhan Mengenai Bahaya Bencana Banjir
(7)
(43)(45)
(5)
0
5
10
15
20
25
30
35
40
45
50
Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
97
Dari diagram 415 di atas dapat dilihat bahwa tanggapan responden
mengenai pertanyaan mengenai BPBD telah memberikan penyuluhan mengenai
bahaya bencana banjir adalah 7 responden (7) menjawab sangat setuju 43
responden (43) menjawab setuju 45 responden (45) menjawab tidak setuju
dan 5 responden (5) menjawab sangat tidak setuju Dengan demikian secara
prosentase dapat dikatakan responden menjawab tidak setuju bahwa penyuluhan
mengenai bahaya bencana banjir telah dilaksanakan oleh BPBD Adapun
responden yang menjawab setuju karena sebagian masyarakat di Kabupaten
Lebak telah mengikuti penyuluhan bahayanya bencana banjir yang dilakukan oleh
BPBD
Kemudian selanjutnya berdasarkan hasil penelitian di lapangan dari butir
kedua dari indikator motif berikut adalah diagram dan pertanyaannya
Diagram 416
BPBD Memiliki Motivasi tinggi Dalam Penanggulangan Bencana Banjir
(3)
(40)
(49)
(8)
0
10
20
30
40
50
60
Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
98
Berdasarkan diagram 416 di atas mengenai tanggapan responden atas
pernyataan bahwa BPBD selama ini memiliki motivasi tinggi dalam
penangggulangan bencana banjir adalah 3 responden (3) menjawab sangat
setuju 40 responden (40) menjawab setuju 49 responden (49) menjawab
tidak setuju dan 8 responden (8) menjawab sangat tidak setuju Dengan
demikian secara mayoritas responden dapat dikatakan menjawab tidak setuju
Adapun responden yang menjawab setuju karena menilai bahwa BPBD dalam
menjalankan tugas telah memiliki motivasi dalam penanggulangan bencana banjir
Sementara itu berikutnya hasil penelitian di lapangan dari butir ketiga
indikator motif berikut adalah diagram dan pertanyaannya
Diagram 417
Aparatur BPBD Kabupaten Lebak Berprilaku Sukarela dalam
Penanggulangan Bencana Banjir
(5)
(33)
(52)
(10)
0
10
20
30
40
50
60
Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
99
Dari diagram 417 di atas dapat di lihat mengenai tanggapan responden
atas pertaanyaan bahwa BPBD berprilaku sukarela dalam penanggulangan
bencana banjir adalah 5 responden (5) menjawab sangat setuju 33 responden
(33) menjawab setuju 52 responden (52) menjawab tidak setuju dan 10
responden (10) menjawab sangat tidak setuju Dengan demikian secara
mayoritas responden dapat dikatakan menjawab tidak setuju Hal ini dikarenakan
aparatur BPBD masih belum berprilaku sukarela dalam penyelenggaraan
penanggulangan banjir
4326 Indikator Peluang
Berdasarkan hasil penelitian lapangan diperoleh hasil penelitian
berdasarkan indikator peluang berikut daigram dan pertanyaannya
100
Diagram 418
BPBD Lebak Telah Memberikan Pelatihan Kepada Komunitas Masyarakat
Tangguh Bencana
Berdasarkan diagram 418 di atas mengenai tanggapan responden atas
pernyataan bahwa BPBD telah memberikan pelatihan kepada komunitas
masyarakat tangguh bencana adalah 4 responden (4) menjawab sangat setuju
30 responden (30) menjawab setuju 53 responden (53) menjawab tidak
setuju 13 responden (13) menjawab sangat tidak setuju Secara mayoritas
responden dapat dikatakan menjawan tidak setuju dengan pernyataan bahwa
BPBD telah memberikan pelatihan kepada Komunitas Masyarakat Tangguh
Bencana Hal ini dikarenakan bahwa pihak BPBD hanya mensosialisasikan terkait
bencana banjir dan masih belum memberikan pelatihan yang intensif terhadap
komunitas tangguh bencana
(4)
(30)
(53)
(13)
0
10
20
30
40
50
60
Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
101
Berikutnya berdasarkan hasil penelitian lapangan dari butir kedua
indikator peluang berikut adalah diagram dan pertanyaannya
Diagram 419
BPBD Telah Memberikan Solusi akan Bencana Banjir
Berdasarkan diagram 419 diatas mengenai tanggapan responden atas
pernyataan bahwa BPBD telah memberikan solusi akan bencana banjir adalah 6
responden (6) menjawab sangat setuju 37 responden (37) menjawab setuju
43 responden (43) menjawab tidak setuju dan 14 responden (14) sangat tidak
setuju Dengan demikian secara mayoritas responden dapat dikatakan menjawab
tidak setuju dengan pertnyaataan bahwa BPBD telah memberikan solsusi akan
bencana banjir Ini dikarenakan BPBD hanya menyelenggrakan penanggulangan
bencana dan belum memberikan solusi terkait bencana banjir
6(6)
37(37)
(43)
(14)
0
5
10
15
20
25
30
35
40
45
50
Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
102
Kemudian selanjutnya berdasarkan hasil penelitian di lapangan dari butir
ketiga indikator peluang berikut adalah diagram dan pertanyaannya
Diagram 420
BPBD Memberikan Kebebasan Kepada Masyarakat Dalam Penanggulangan
Bencana Banjir
Berdasarkan diagram 420 diatas mengenai tanggapan responden atas
pernyataan BPBD Memberikan kebebasan kepada masyarakat dalam
penanggulangan bencana banjir adalah 15 responden (15) menjawab sangat
setuju 51 responden (51) menjawab setuju 31 responden (31) menjawab
tidak setuju dan 3 responden (3) menjawab sangat tidak setuju Dengan
demikian secara mayoritas responden dapat dikatakan menjawab setuju Ini
dikarenakan dalam pelaksanaan penanggulangan bencana banjir dari mulai
(15)
(51)
(31)
(3)
0
10
20
30
40
50
60
Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
103
evakuasi hingga pemulihan bencana masyarakat diberikan kebebasan untuk
bergabung dalam penggulangan bencana banjir sebagai rasa kemanusiaan
4327 Indikator Umpan Balik
Berdasarkan hasil penelitian lapangan diperoleh hasil penelitian
berdasarkan indikator umpan balik berikut daigram dan pertanyaannya
Diagram 421
BPBD Selalu Memberikan Informasi Hasil Kegiatan Penanggulangan
Bencana Banjir
Berdasarkan diagram 421 diatas mengenai tanggapan responden atas
pernyataan BPBD selalu memberikan informasi hasil kegiatan penanggulangan
bencana banjir adalah 3 responden (3) menjawab sangat setuju 28 responden
(28) menjawab setuju 54 responden (54) menjawab tidak setuju dan 15
(3)
(28)
(54)
(15)
0
10
20
30
40
50
60
Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
104
responden (15) menjawab sangat tidak setuju Dengan demikian secara
mayoritas responden dapat dikatakan menjawab tidak setuju Ini dikarenakan
dalam pemberian informasi hasil kegiatan penanggulangan bencana banjir tidak
seluruh atau semuanya diketahui oleh masyarakat
Kemudian selanjutnya berdasarkan hasil penelitian di lapangan dari butir
kedua indikator umpan balik berikut adalah diagram dan pertanyaannya
Diagram 422
BPBD Selalu Melaksanakan Penilaian Atas Prestasi Kerja
Berdasarkan diagram 422 diatas mengenai tanggapan responden atas
pernyataan BPBD selalu melaksanakan penilaian-penilaian atas prestasi kerja
adalah 1 responden (1) menjawab sangat setuju 23 responden (23) menjawab
setuju 72 responden (72) menjawab tidak setuju dan 4 responden (4)
menjawab sangat tidak setuju Dengan demikian secara mayoritas responden
(1)
(23)
(72)
(4)
0
10
20
30
40
50
60
70
80
Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
105
dapat dikatakan menjawab tidak setuju Ini dikarenakan dalam pelaksanaan
evaluasi atau penilaian kinerja masih belum berjalan dengan baik dan masyarakat
masih belum melihat perubahan-perubahan yang signifikan
Berikutnya berdasarkan hasil penelitian di lapangan dari butir ketiga
indikator umpan balik berikut adalah diagram dan pertanyaannya
Diagram 423
BPBD Perlu Menindaklanjuti Kegiatan Yang Dilaksanakan
Berdasarkan diagram 423 diatas mengenai tanggapan responden atas
pernyataan BPBD perlu menindaklanjuti kegiatan yang telah dilaksanakan adalah
7 responden (7) menjawab sangat setuju 58 responden (58) menjawab setuju
31 responden (31) menjawab tidak setuju dan 4 responden (4) menjawab
sangat tidak setuju Dengan demikian secara mayoritas responden dapat dikatakan
menjawab setuju Ini dikarenakan dalam setiap kegiatan harus selalu ada tindak
(7)
(58)
(31)
(4)
0
10
20
30
40
50
60
70
Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
106
lanjutnya agar nantinya dapat menciptakan suatu kegiatan yang lebih baik lagi di
masa yang akan datang Sehingga dalam pelaksanaannya BPBD dapat optimal dan
lebih responsif dalam penanggulangan bencana khususnya dalam penanggulangan
bencana banjir
44 Pengujian Hipotesis
Penelitian ldquoKinerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)
dalam Penanggulangan Bencana Banjir di Kabupaten Lebakrdquo ini memiliki
hipotesis sebagai berikut
ldquoKinerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah Dalam
Penanggulangan Bencana Banjir di Kabupaten Lebak paling tinggi
mencapai 65 dari nilai idealnya 100rdquo
Sementara tujuan daripada pengujian hipotesis ini yaitu untuk mengetahui
tingkat signifikansi dari hipotesis yang diajukan Pada tahap pengujian hipotesis
ini peneliti menggunakan rumus t-test satu sampel
Berdasarkan penghitungan data skor ideal yang diperoleh adalah 4 x 21 x
100 = 8400 Keterangannya adalah 4 = nilai tertinggi dari setiap pilihan jawaban
pernyataan yang diajukan kepada responden (kriteria penilaian skor berdasarkan
skala Likert) 21 = jumlah item pertanyaan yang diajukan kepada responden dalam
bentuk koesioner dan 100 = jumlah sampel yang dijadikan responden dalam
penelitian ini Selanjutnya untuk jumlah skor penelitian (lihat di lampiran tabel
distrribusi data) adalah sebesar 5049 Dengan demikian maka nilai ldquoKinerja
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dalam Penanggulangan Bencana
107
Banjir Di Kabupaten Lebakrdquo adalah 5049 8400 = 06010 maka diprosentasikan
60
Skor ideal untuk Kinerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah Dalam
Penanggulangan Bencana Banjir Di Kabupaten Lebak adalah 4 x 21 x 100 = 8400
Keterangannya adalah 4 = nilai tertinggi dari setiap pilihan jawaban pernyataan
yang diajukan kepada responden (kriteria penilaian skor berdasarkan skala Likert)
21 = jumlah item pertanyaan yang diajukan kepada responden dalam bentuk
koesioner dan 100 = jumlah sampel yang dijadikan responden dalam penelitian
ini dan nilai meannilai rata-rata adalah 8400 100 = 84 Sehingga untuk Kinerja
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dalam Penanggulangan Bencana
Banjir Di Kabupaten Lebak nilai yang dihipotesiskan tertinggi 65 dari yang
diharapkan Sementara nilai yang dihipotesiskan adalah 065 x 84 = 55 Untuk
perhitungan hipotesis statistiknya adalah sebagai berikut Ha untuk memprediksi
micro lebih kecil atau sama dengan 65 dari skor ideal
H0 = micro gt65 gt 065 x 84 = 55
Ha = micro lt 65 lt 065 x 84 = 55
Pengujian hipotesis menggunakan rumus t- test satu sampel dengan uji
pihak kiri adalah sebagai berikut
Diketahui
micro =5049
100
= 5049
micro0= 55
108
s =
n
s
x
s = 766
n = 100
ditanya t
t =
n
s
x
t = - 549 x 10
766
t = - 716
Dari hasil penghitungan di atas dapat dilihat bahwa nilai thitung adalah -
716 Nilai thitung tersebut selanjutnya dibandingkan dengan nilai ttabel dengan
derajat kebebasan (dk) = (n ndash 1) = ( 100 ndash 1) = 99 dan taraf kesalahan = 10
untuk uji satu pihak kiri didapat nilai ttabel yaitu -1289 Karena nilai thitung lebih
kecil dari pada nilai ttabel (-716 lt -1289) dan jatuh pada daerah penerimaan Ha
maka hipotesis alternatif (Ha) diterima dan hipotesis nol (H0) ditolak Dapat dilihat
pada gambar 42 mengenai kurva daerah penerimaan Ha dan penolakan H0
Dari perbandingan jumlah data yang terkumpul dengan skor ideal
ditemukan bahwa Kinerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dalam
Penanggulangan Bencana Banjir di Kabupaten Lebak yaitu
5049
8400 x 100 = 6010
109
Jadi hipotesis yang menyatakan bahwa Kinerja Badan Penanggulangan
Bencana Daerah (BPBD) dalam Penanggulangan Bencana Banjir di Kabupaten
Lebak paling tinggi 65 dari nilai idealnya 100 dapat diterima atau dari
penghitungan sampel rata-rata menghasilkan nilai sebesar 6010 dibulatkan
menjadi 60 Berikut kurva daerah penerimaan Hipotesis alternatif (Ha) dan
daerah penerimaan H0
Gambar 42
Kurva Penerimaan dan Penerimaan H0
-716 0 1289
60 65
Berdasarkan gambar di atas dapat dilihat bahwa thitung ternyata jatuh pada
daerah penerimaan Ha dengan demikian Ha diterima dan H0 ditolak
45 Interpretasi Hasil Penelitian
Penelitian dengan judul Kinerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah
(BPBD) dalam Penanggulangan Bencana Banjir di Kabupaten Lebak sebelumnya
telah mempunyai rumusan masalah deskriptif dan peneliti berusaha menjawab
perumusan masalah tersebut Rumusan masalah tersebut adalah ldquoSeberapa besar
Daerah penerimaan Ha
Daerah Penerimaan H0
110
Kinerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah Dalam Penanggulangan Bencana
Banjir Di Kabupaten Lebakrdquo
Untuk menjawab rumusan masalah deskriptif dalam penelitian ini dapat
dilihat dari pemaparan pengujian hipotesis yang menggunakan rumus t-test satu
sampel dengan menguji pihak kiri bahwa harga thitung lebih kecil (lt) dari harga
ttabel dan itu dapat diartikan bahwa Ha diterima dan H0 ditolak Karena dari hasil
pengujian menunjukan bahwa hipotesis mencapai 6010 dari angka yang
diharapkan 65
Berdasarkan dari data pengujian hipotesis tersebut dapat dijelaskan bahwa
ldquoKinerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dalam Penanggulangan
Bencana Banjir di Kabupaten Lebakrdquo mencapai 6010 dari angka tertinggi yang
dihipotesiskan yaitu 65 Ini berarti tingkat Kinerja Badan Penanggulangan
Bencana Daerah (BPBD) dalam Penanggulangan Bencana Banjir di Kabupaten
masuk dalam kategori kurang baik Hal tersebut dapat dilihat pada pengkategorian
sebagai berikut
Kategori Instrumen
2100 4200 6300 8400
5049
Tidak Baik Kurang Baik Baik Sangat Baik
111
Nilai 5049 termasuk dalam kategori interval kurang baik dan baik maka
hasil di atas masuk dalam kategori kurang baik karena lebih mendekati pada
kategori kurang baik
46 Pembahasan
Berdasarkan teori kinerja organisasi menurut Hersey Blanchard dan
Johnson bahwa kinerja organisasi dapat diukur dari beberapa aspek diantaranya
tujuan standar alatsarana kompetensi motif peluang dan umpan balik
(Wibowo 2011102) Maka dengan teori kinerja organisasi tersebut dapat
mengukur dan menjelaskan Kinerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah
(BPBD) dalam Penanggulangan Bencana Banjir di Kabupaten Lebak Penjelasan
dari hasil pengolahan data dari indikator kinerka organisasi tersebut lebih jelasnya
akan dipaparkan di bawah ini
1 Indikator Tujuan
Indikator tujuan berkaitan dengan tujuan pada Badan Penanggulangan
Bencana Daerah dalam penanggulangan bencana banjir di Kabupaten
Lebak yang diantaranya adalah berkaitan dengan pengurangan resiko
bencana pada saat prabencana penanganan kedaruratan saat bencana
terjadi dan pemulihan pada saat setelah terjadi bencana (pasca bencana)
Dalam hal ini masyarakat di Kabupaten Lebak merasakan akan adanya
pelayanan kebencanaan yang merupakan tugas dari BPBD khususnya
dalam bencana banjir Dari hasil pengolahan data dalam indikator tujuan
ini memuat 3 butir instrumen pertanyaandalam pengolahannya didapatkan
112
dari skor ideal indikator tujuan adalah 4 x 3 x 100 = 1200 (4 = nilai dari
setiap jawaban pertanyaan yang diajukan pada responden kriteria skor
berdasarkan pada skala Likert 3 = jumlah pertanyaan yang ada pada
indikator tujuan 100 = jumlah sampel yang dijadikan responden) Setelah
menemukan skor ideal kemudian dibagikan dengan skor riil yang diisi
oleh responden jadi tingkat persetujuan dari indikator tujuan yaitu sebesar
754 1200 = 063 x 100 = 63 Berdasarkan hasil tersebut dapat
dikatakan Kinerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah dalam
penanggulangan Kabupaten Lebak baik Sebagaimana digambarkan
dalam kategori di bawah ini
Kategori Instrumen
300 600 900 1200
754
Nilai 754 termasuk dalam interval kurang baik dan baik maka hasil di atas
masuk dalam kategori baik karena lebih mendekati pada kategori baik
2 Indikator Standar
Indikator standar berkaitan dengan SOP (Standard Operating Procedure)
yang memuat mengenai pelayanan BPBD yang sesuai prosedur adil dan
tidak didkriminatif serta cepat dalam penanggulangan bencana banjir di
Kabupaten Lebak Dari hasil pengolahan data pada indikator standar ini
Tidak Baik Kurang Baik Baik Sangat Baik
113
memuat 3 butir pertanyaan Dalam pengolahannya diperoleh dari skor
ideal indikator standar yaitu 4 x 3 x 100 = 1200 (4 = nilai dari setiap
jawaban pertanyaan yang diajukan pada responden kriteria skor
berdasarkan pada skala Likert 3 = jumlah pertanyaan yang ada pada
indikator standar 100 = jumlah sampel yang dijadikan responden) Setelah
menemukan skor ideal kemudian dibagikan dengan skor riil yang diisi
oleh responden yaitu sebesar 716 1200 x 100 = 60 Hal ini dapat
diartikan bahwa Kinerja BPBD dalam Penanggulangan Bencana Banjir di
Kabupaten Lebak berjalan kurang baik bila dilihat dari indikator standar
Sebagaimana digambarkan dalam kategori berikut ini
Kategori Instrumen
300 600 900 1200
716
Nilai 716 termasuk dalam interval kurang baik dan baik maka hasil di atas
masuk dalam kategori kurang baik karena lebih mendekati pada kategori
kurang baik
3 Indikator Alatsarana
Indikator Alatsarana merupakan indikator untuk mengukur terkait dengan
ketersediaannya kelengkapan peralatan penanggulangan bencana banjir
alat komunikasi dan tempat penyimpanan logistik untuk menunjang
Tidak Baik Kurang Baik Baik Sangat Baik
114
Kinerja BPBD dalam Penaggulangan Bencana Banjir di Kabupaten Lebak
Dari hasil pengolahan data pada indikator alatsarana ini memuat 3 butir
pertanyaan Dalam pengolahannya diperoleh dari skor ideal indikator
alatsarana yaitu 4 x 3 x 100 = 1200 (4 = nilai dari setiap jawaban
pertanyaan yang diajukan pada responden kriteria skor berdasarkan pada
skala Likert 3 = jumlah pertanyaan yang ada pada indikator tujuan 100 =
jumlah sampel yang dijadikan responden) Setelah menemukan skor ideal
kemudian dibagikan dengan skor riil yang diisi oleh responden yaitu
sebesar 704 1200 x 100 = 59 Hal ini dapat diartikan bahwa Kinerja
BPBD dalam Penanggulangan Bencana Banjir di Kabupaten Lebak
berjalan kurang baik bila dilihat dari indikator alatsarana Sebagaimana
digambarkan dalam kategori berikut ini
Kategori Instrumen
300 600 900 1200
704
Nilai 704 termasuk dalam interval kurang baik dan baik maka hasil di atas
masuk dalam kategori kurang baik karena lebih mendekati pada kategori
kurang baik
4 Indikator Kompetensi
Tidak Baik Kurang Baik Baik Sangat Baik
115
Indikator kompetensi berkaitan dengan kemampuan aparaturpegawai dan
kesesuaian pegawai dengan tugas dan fungsinya Dalam hal ini
kemampuan dan tugas pegawai BPBD terkait dalam penanggulangan
bencana banjir sudah mumpuni atau belum dalam menunjang kinerja
BPBD dalam Penanggulangan Bencana Banjir di Kabupaten Lebak Dari
hasil pengolahan data pada indikator kompetensi ini memuat 3 butir
pertanyaan Dalam pengolahannya diperoleh dari skor ideal indikator
kompetensi yaitu 4 x 3 x 100 = 1200 (4 = nilai dari setiap jawaban
pertanyaan yang diajukan pada responden kriteria skor berdasarkan pada
skala Likert 3 = jumlah pertanyaan yang ada pada indikator kompetensi
100 = jumlah sampel yang dijadikan responden) Setelah menemukan skor
ideal kemudian dibagikan dengan skor riil yang diisi oleh responden yaitu
sebesar 706 1200 x 100 = 59 Hal ini dapat diartikan bahwa Kinerja
BPBD dalam Penanggulangan Bencana Banjir di Kabupaten Lebak
berjalan kurang baik bila dilihat dari indikator kompetensi Sebagaimana
digambarkan dalam kategori berikut ini
Kategori Instrumen
300 600 900 1200
706
Tidak Baik Kurang Baik Baik Sangat Baik
116
Nilai 706 termasuk dalam interval kurang baik dan baik maka hasil di atas
masuk dalam kategori kurang baik karena lebih mendekati pada kategori
kurang baik
5 Indikator Motif
Indikator motif berkaitan dengan motivasi dalam penanggulangan
bencana prilaku pegawaiaparatur dan sosialisasi bahaya banjir Indikator
motif ini berkaitan dengan motivasi dalam mendukung kinerja BPBD
dalam Penanggulangan Bencana Banjir di Kabupaten Lebak Dari hasil
pengolahan data dalam indikator motif ini memuat 3 butir instrumen
pertanyaandalam pengolahannya didapatkan dari skor ideal indikator
tujuan adalah 4 x 3 x 100 = 1200 (4 = nilai dari setiap jawaban pertanyaan
yang diajukan pada responden kriteria skor berdasarkan pada skala Likert
3 = jumlah pertanyaan yang ada pada indikator motif 100 = jumlah
sampel yang dijadikan responden) Setelah menemukan skor ideal
kemudian dibagikan dengan skor riil yang diisi oleh responden jadi
tingkat persetujuan dari indikator motif yaitu sebesar 723 1200 = 06 x
100 = 60 Berdasarkan hasil tersebut dapat dikatakan Kinerja Badan
Penanggulangan Bencana Daerah dalam penanggulangan banjir di
Kabupaten Lebak kurang baik Sebagaimana digambarkan dalam kategori
di bawah ini
117
Kategori Instrumen
300 600 900 1200
723
Nilai 723 termasuk dalam interval kurang baik dan baik maka hasil di atas
masuk dalam kategori kurang baik karena lebih mendekati pada kategori
kurang baik
6 Indikator Peluang
Indikator peluang berkaitan dengan komunitas masyarakat tangguh
bencana solusi bencana banjir dan partispasi masyarakat dalam
penanggulangan bencana banjir Indikator peluang ini berkaitan dengan
peluang-peluang untuk mendukung kinerja BPBD dalam Penanggulangan
Bencana Banjir di Kabupaten Lebak Dari hasil pengolahan data dalam
indikator peluang ini memuat 3 butir instrumen pertanyaan dalam
pengolahannya didapatkan dari skor ideal indikator tujuan adalah 4 x 3 x
100 = 1200 (4 = nilai dari setiap jawaban pertanyaan yang diajukan pada
responden kriteria skor berdasarkan pada skala Likert 3 = jumlah
pertanyaan yang ada pada indikator peluang 100 = jumlah sampel yang
dijadikan responden) Setelah menemukan skor ideal kemudian dibagikan
dengan skor riil yang diisi oleh responden jadi tingkat persetujuan dari
indikator peluang yaitu sebesar 738 1200 = 059 x 100 = 59
Tidak Baik Kurang Baik Baik Sangat Baik
118
Berdasarkan hasil tersebut dapat dikatakan Kinerja Badan Penanggulangan
Bencana Daerah dalam penanggulangan banjir di Kabupaten Lebak
kurang baik Sebagaimana digambarkan dalam kategori di bawah ini
Kategori Instrumen
300 600 900 1200
738
Nilai 738 termasuk dalam interval kurang baik dan baik maka hasil di atas
masuk dalam kategori kurang baik karena lebih mendekati pada kategori
kurang baik
7 Indikator Umpan Balik
Indikator umpan balik berkaitan dengan pelaporan hasil kegiatan
penilaian kinerja dan tindak lanjut dari kegiatan penanggulangan bencana
banjir oleh BPBD Indikator umpan balik ini berkaitan dengan umpan-
umpan yang dilaksanakan dimasa yang akan datang untuk mendukung
kinerja BPBD dalam Penanggulangan Bencana Banjir di Kabupaten
Lebak Dari hasil pengolahan data dalam indikator umpan balik ini
memuat 3 butir instrumen pertanyaan dalam pengolahannya didapatkan
dari skor ideal indikator tujuan adalah 4 x 3 x 100 = 1200 (4 = nilai dari
setiap jawaban pertanyaan yang diajukan pada responden kriteria skor
berdasarkan pada skala Likert 3 = jumlah pertanyaan yang ada pada
Tidak Baik Kurang Baik Baik Sangat Baik
119
indikator peluang 100 = jumlah sampel yang dijadikan responden)
Setelah menemukan skor ideal kemudian dibagikan dengan skor riil yang
diisi oleh responden jadi tingkat persetujuan dari indikator peluang yaitu
sebesar 708 1200 = 059 x 100 = 59 Berdasarkan hasil tersebut dapat
dikatakan Kinerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah dalam
penanggulangan banjir di Kabupaten Lebak kurang baik Sebagaimana
digambarkan dalam kategori di bawah ini
Kategori Instrumen
300 600 900 1200
708
Nilai 708 termasuk dalam interval kurang baik dan baik maka masuk
dalam kategori kurang baik karena lebih mendekati pada kategori kurang
baik
Berdasarkan perhitungan pada setiap indikator di atas dapat
disimpulkan bahwa tingkat persetujuan responden terhadap indikator
penelitian yaitu indikator tujuan sejauh ini baru mencapai 63 indikator
standar 60 indikator alatsarana 59 kompetensi 59 motif 60
indikator peluang 59 dan indikator umpan balik 59
Dari masing-masing tingkat persetujuan tersebut dapat diartikan
bahwa Kinerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah Dalam
Tidak Baik Kurang Baik Baik Sangat Baik
120
Penanggulangan Bencana Banjir Di Kabupaten Lebak dilihat dari tujuh
indikator diantaranya indikator tujuan standar alatsarana kompetensi
motif peluang dan umpan balik Dapat dikatakan kurang baik Untuk
lebih jelasnya dapat dilihat di bawah ini
Berdasarkan hasil koesioner dan pemaparan di atas maka total
skor pada tiap-tiap indikator dalam penelitian ini dimana menggunakan
tujuh indikator kinerja menurut Hersey Blanchard dan Johnson dalam
buku Wibowo Dalam hal ini Kinerja BPBD Dalam Penanggulangan
Bencana Banjir Di Kabupaten Lebak ditunjukan pada diagram berikut
Diagram 424
Tingkat Kinerja BPBD Dalam Penanggulangan Bencana Banjir di
Kabupaten Lebak Berdasarkan Indikator
Sumber Peneliti 2014
57
58
59
60
61
62
63
64 63
60
59 59
60
59 59
BAB V
PENUTUP
51 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian penghitungan dan pengujian hipotesis maka
dapat diketahui ldquoKinerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dalam
Penanggulangan Bencana Banjir di Kabupaten Lebak tercapai 60 dari
maksimal 65 Pengujian hipotesis yang dilakukan berdasarkan uji hipotesis
pihak kiri menunjukan bahwa Ha diterima dan Ho ditolak yang berarti Kinerja
BPBD Dalam Penanggulangan Bencana Banjir di Kabupaten Lebak dalam
pencapaiannya sebesar 60 dari yang diharapkan Ini berarti ketercapaian lebih
kecil dari hipotesis awal yakni 65 Hal ini di dapat berdasarkan pada hasil
penghitungan perbandingan antara jumlah data yang terkumpul dengan skor ideal
Dalam hal ini disebabkan oleh adanya permasalahan yang timbul dalam
proses penyelenggaraan penanggulangan bencana banjir yang belum dapat
sepenuhnya teratasi Diantaranya permasalahan terkait dengan alatsarana yang
belum memadai Hal ini dapat dilihat dari hasil penghitungan data tingkat kinerja
indikator alatsarana yaitu didapatkan hasil sebesar 59 Ini menggambarkan
bahwa tingkat persetujuannya masih rendah dari yang diharapkan 65 yang
menunjukan bahwa masih minimnya alatsarana penanggulangan bencana banjir
Ditambah pula dengan keterbatasan sumber daya manusia yang professional di
bidang kebencanaan khususnya dalam penanggulangan bencana banjir di
Kabupaten Lebak Dari data penghitungan indikator kompetensi menunjukan hasil
sebesar 59 dan ini menunjukan bahwa tingkat persetujuannya masih rendah dari
nilai yang diharapkan 65
52 Saran
Saran yang dapat diberikan oleh peneliti berdasarkan hasil penelitian di
lapangan yaitu
1 Alatsarana dalam penanggulangan bencana banjir harus ditambah dan
dilengkapi Pasalnya wilayah Kabupaten Lebak yang tersebar di 15
Kecamatan rawan akan bencana banjir tiap tahunnya Sehingga
membutuhkan alatsarana yang lebih lengkap agar proses penyelenggaraan
bencana banjir dapat diatasi dengan baik
2 Aparatur atau Sumber Daya Manusia (SDM) harus ditambah dan
ditingkatkan kompetensinya Sehingga dalam penyelenggaraan
penanggulangan bencana banjir dapat dilaksanakan dengan profesional
DAFTAR PUSTAKA
Sumber Buku
Departemen Pendidikan Nasional 2008 Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi
Ke- 4 Jakarta Gramedia
Hasibuan Malayu SP 2006 Manajemen Dasar Pengertian dan Masalah
Jakarta Bumi Aksara
Irawan Prasetya 2006 Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif Untuk Ilmu-ilmu
Sosial Jakarta FISIP UI
Kodoatie J R dan Sugiyanto 2002 Banjir Beberapa Masalah dan Metode
Pengendaliannya dalam Perspektif Lingkungan Yogyakarta Pustaka
Pelajar
Nurjanah dkk 2013 Manajemen Bencana Bandung Alfabeta
Mangkunegara AA Anwar Prabu 2006 Evaluasi Kinerja Sumber Daya
Manusia Bandung PT Refika Aditama
Keban Jeremias T 2003 Indikator Kinerja Pemerintah Daerah Pendekatan
Manajemen dan Kebijakan Makalah Seminar Sehari Yogyakarta
FISIPOL UGM
Mahmudi 2013 Manajemen Kinerja Sektor Publik Yogyakarta UPP STIM
YKPN
Mahsun Muhammad 2006 Pengukuran Kinerja Sektor Publik Yogyakarta FE
UGM
Mangkunegara Prabu Anwar 2001 Manajemen Sumber Daya Manusia
Perusahaan Bandung Remaja Rosdakarya
Miles Matthew dan Michael Huberman 2009 Analisis Data Kualitatif (Buku
Sumber Tentang Metode-metode Baru) Jakarta UI Press
Moeheriono 2010 Pengukuran Kinerja Berbasis Kompetensi Bogor Ghalia
Indonesia
Moleong Lexy J 2007 Metode Penelitian Kualitatif Bandung Remaja
Rosdakarya
Prawirosentono 1999 Manajemen Sumber Daya Manusia Kebijakan Kinerja
Karyawan Yogyakarta BPFE
Robbins Stephen P 2001 Prilaku Organisasi Jakarta Prenhalindo
Satori Djamrsquoan dan Komariah 2010 Metode Penelitian Kualitaif Bandung
Alfabeta
Sedarmayanti 2004 Sumber Daya Manusia dan Produktivitas Kerja Jakarta
CV Mandar maju
Simanjuntak Payaman J 2005 Manajemen dan Evaluasi Kinerja Jakarta FE UI
Sinambela Lijan Poltak dkk 2014 Reformasi Pelayanan Publik Teori
Kebijakan dan Implementasi Jakarta Bumi Aksara
Sobandi Baban 2006 Desentralisasi dan Tuntunan Penataan Kelembagaan
Daerah Bandung Humaniora
Steers RM 2003 Organization Effectiveness A Behavioral View Jakarta
Erlangga
Sugiyono 2008 Metode Penelitian Kuantiatif Kualitatif dan RampD Bandung
Alfbeta
Sugiyono 2009 Memahami Penelitian Kualitatif Bandung Alfabeta
Sugiyono 2010 Metode Penelitian Admninistrasi Bandung Alfabeta
Surjadi 2009 Pengembangan Kinerja Pelayanan Publik Bandung Refika
Aditama
Taniredja Tukiran dan Hidayati Mustafidah 2012 Penelitian Kualitatif Sebuah
Pengantar Bandung Alfabeta
Wibowo 2011 Manajemen Kinerja Jakarta RajaGarafindo Persada
Sumber Peraturan
UUD 1945 Pembukaan
UU No 24 Tahun 2007 Tentang Penanggulangan Bencana
Peraturan Daerah Kabupaten Lebak No 3 Tahun 2011 Tentang Pembentukan
Organisasi dan Tata Kerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah
Sumber Internet
httpwwwantaranewscom 1200 warga rangkasbitung korban banjir mengungsi
Diakses tanggal 28 Mei 2014 Pukul 2115 WIB
httpwwwmerdekacom peristiwa 15 kecamatan di lebak banten terendam
banjir 3 tewas Diakses tanggal 24 Mei 2014 Pukul 1524 WIB
httpp2mbgeografiupiedu Tentang_Bencana Diakses pada tanggal 5 Juni
2014 Pukul 1500 WIB
Sumber Dokumen
Buku Panduan Penanggulangan Bencana
Laporan Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Lebak Kejadian
Bencana Banjir dan Longsor tahun 2013 dan 2014
Profil Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Banten
Skripsi Chandra Yudiana Efendi Kinerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah
(BPBD) di Wilayah Kecamatan Baleendah Kabupaten Bandung tahun
2012
Skripsi Marino Y Cristanti Marbun Peranan Koordinasi Badan Penanggulangan
Bencana Daerah (BPBD) Kota Medan dalam Upaya Penanggulangan
Bencana Banjir di Kota Medan tahun 2013
KOESIONER PENELITIAN
IDENTITAS RESPONDEN
No Responden
Pekerjaan
Jenis Kelamin
Alamat
PETUNJUK PENGISIAN
1 Bacalah angket ini dengan teliti supaya BapakIbu mengerti maksud
pertanyaannya
2 Pilihlah salah satu jawaban yang dianggap paling sesuai dari beberapa pilihan
dengan cara di silang (X)
3 Bila terdapat pertanyaan yang kurang dimengerti dapat ditanyakan langsung
kepada peneliti
A Indikator Tujuan
1 Setujukah bahwa aparatur Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)
Kabupaten Lebak telah melaksanakan kegiatan sosialisasi pengurangan akan
risiko bencana bencana banjir pada saat sebelum bencana terjadi
a Sangat Setuju
b Setuju
c Tidak Setuju
d Sangat Tidak Setuju
2 Setujukah bahwa aparatur Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)
Kabupaten Lebak telah melaksanakan tugas dalam penanganan kedaruratan
bencana banjir
a Sangat Setuju
b Setuju
c Tidak Setuju
d Sangat Tidak Setuju
3 Setujukah bahwa aparatur Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)
Kabupaten Lebak menyelenggarakan pemulihan setelah bencana banjir terjadi
a Sangat Setuju
b Setuju
c Tidak Setuju
d Sangat Tidak Setuju
B Indikator Standar
4 Setujukah bahwa aparatur Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)
Kabupaten Lebak sesuai prosedur dalam penanggulangan banjir
a Sangat Setuju
b Setuju
c Tidak Setuju
d Sangat Tidak Setuju
5 Setujukah bahwa aparatur Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)
Kabupaten Lebak menyelenggarakan penanggulangan bencana banjir dengan
mengedepankan keadilan dan tidak diskriminatif
a Sangat Setuju
b Setuju
c Tidak Setuju
d Sangat Tidak Setuju
6 Setujukah bahwa aparatur Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)
Kabupaten Lebak menyelenggarakan penanggulangan bencana banjir dengan
cepat tanggap
a Sangat Setuju
b Setuju
c Tidak Setuju
d Sangat Tidak Setuju
C Indikator Alat Sarana
7 Setujukah bahwa Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten
Lebak memiliki peralatan yang lengkap dalam penyelenggaraan penanggulangan
bencana banjir
a Sangat Setuju
b Setuju
c Tidak Setuju
d Sangat Tidak Setuju
8 Setujukah bahwa aparatur Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)
Kabupaten Lebak memiliki alat komunikasi untuk menginfomasikan bencana
banjir
a Sangat Setuju
b Setuju
c Tidak Setuju
d Sangat Tidak Setuju
9 Setujukah bahwa aparatur Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)
Kabupaten Lebak memiliki tempat penyimpanan alat dan logistik yang memadai
a Sangat Setuju
b Setuju
c Tidak Setuju
d Sangat Tidak Setuju
D Indikator Kompetensi
10 Setujukah bahwa aparatur Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)
Kabupaten Lebak memiliki kemampuan yang baik untuk menyelenggarakan
penanggulangan bencana banjir
a Sangat Setuju
b Setuju
c Tidak Setuju
d Sangat Tidak Setuju
11 Setujukah bahwa aparatur Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)
Kabupaten Lebak memberikan informasi setiap akan datangnya terjadi bencana
banjir
a Sangat Setuju
b Setuju
c Tidak Setuju
d Sangat Tidak Setuju
12 Setujukah bahwa aparatur Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)
Kabupaten Lebak melaksanakan tugas penanggulangan bencana banjir sesuai
tugas dan fungsinya masing-masing
a Sangat Setuju
b Setuju
c Tidak Setuju
d Sangat Tidak Setuju
E Indikator Motif
13 Setujukah bahwa Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten
Lebak telah memberikan penyuluhan tentang bahayanya akan bencana banjir
a Sangat Setuju
b Setuju
c Tidak Setuju
d Sangat Tidak Setuju
14 Setujukah bahwa aparatur Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)
Kabupaten Lebak memiliki motivasi untuk melaksanakan penanggulangan
bencana banjir
a Sangat Setuju
b Setuju
c Tidak Setuju
d Sangat Tidak Setuju
15 Setujukah bahwa aparatur Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)
Kabupaten Lebak berprilaku sukarela dalam penanggulangan bencana banjir
a Sangat Setuju
b Setuju
c Tidak Setuju
d Sangat Tidak Setuju
F Indikator Peluang
16 Setujukah bahwa aparatur Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)
Kabupaten Lebak telah memberikan pelatihan terhadap Komunitas Masyarakat
Tangguh akan bencana banjir
a Sangat Setuju
b Setuju
c Tidak Setuju
d Sangat Tidak Setuju
17 Setujukah bahwa aparatur Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)
Kabupaten Lebak telah memberikan solusi tentang bahayanya bencana banjir
a Sangat Setuju
b Setuju
c Tidak Setuju
d Sangat Tidak Setuju
18 Setujukah bahwa aparatur Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)
Kabupaten Lebak telah memberikan kebebasan kepada masyarakat untuk ikut
serta dalam penanggulangan bencana banjir
a Sangat Setuju
b Setuju
c Tidak Setuju
d Sangat Setuju
G Indikator Umpan Balik
19 Setujukah bahwa aparatur Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)
Kabupaten Lebak selalu menginformasikan hasil kegiatan dalam
penyelenggaraan penanggulangan bencana banjir
a Sangat Setuju
b Setuju
c Tidak Setuju
d Sangat Tidak Setuju
20 Setujukah bahwa aparatur Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)
Kabupaten Lebak selalu melaksanakan penilaian-penilaian atas prestasi kerja
yang telah dikerjakan
a Sangat Setuju
b Setuju
c Tidak Setuju
d Sangat Tidak Setuju
21 Setujukah bahwa aparatur Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)
Kabupaten Lebak perlu menindaklanjuti kegiatan yang telah dilaksanakan
a Sangat Setuju
b Setuju
c Tidak Setuju
d Sangat Tidak Setuju
P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 P11 P12 P13 P14 P15 P16 P17 P18 P19 P20 P21
1 L Petani 2 2 3 2 2 1 4 4 4 3 3 3 4 3 2 3 4 4 3 3 3 62
2 L Wiraswasta 2 2 3 3 2 2 2 3 2 2 3 2 3 3 2 4 4 3 3 2 4 56
3 L Wiraswasta 2 2 3 2 2 2 2 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 57
4 L Petani 2 3 2 4 2 2 2 4 2 2 2 3 2 3 2 2 3 2 2 2 2 50
5 L Petani 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 48
6 L Petani 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 3 2 2 3 45
7 L Petani 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 2 3 3 3 3 3 50
8 L Petani 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 3 46
9 L Petani 3 2 3 2 3 2 2 3 3 3 2 2 3 2 1 2 3 4 1 2 4 52
10 L Petani 3 4 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 60
11 P Pelajar 2 2 3 3 2 2 2 2 3 2 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 54
12 P Pelajar 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 65
13 P Pelajar 2 3 2 2 2 2 2 3 2 3 2 2 3 3 2 3 3 2 3 2 3 51
14 L Pelajar 2 3 2 2 2 2 2 3 2 3 3 3 3 3 2 2 3 2 2 2 2 50
15 L Petani 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 60
16 P Petani 2 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 3 2 3 3 48
17 P Petani 3 3 1 2 1 1 1 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 3 41
18 L Wiraswasta 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1 1 1 1 1 1 3 2 1 2 3 36
19 L Wiraswasta 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 3 45
20 L Buruh 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 3 33
21 P Buruh 2 3 2 3 2 2 2 1 1 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 3 44
22 P Buruh 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1 2 1 2 2 2 2 2 3 2 2 3 41
23 L Buruh 3 3 3 3 4 3 3 3 2 3 2 3 3 2 2 3 2 3 3 2 2 57
24 L Petani 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 2 3 3 3 3 3 2 2 2 2 60
25 P Petani 2 3 2 2 2 2 3 1 3 3 3 3 2 3 3 3 2 2 2 2 2 50
26 P Petani 2 3 2 2 3 3 2 3 2 3 3 2 3 3 2 3 2 2 3 3 3 54
27 L Buruh 4 3 3 3 2 3 3 2 2 3 3 2 3 3 3 2 3 3 2 2 3 57
28 L Wiraswasta 2 2 2 2 2 2 1 2 1 2 1 1 2 1 1 1 3 2 2 3 3 38
29 L Petani 2 3 2 2 2 2 2 1 1 1 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 3 42
30 P Wiraswasta 2 3 2 2 2 3 1 1 3 1 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 43
PertanyaanNo TotalLP Status
31 L Wiraswasta 2 4 2 2 2 2 1 1 1 3 1 3 1 3 2 1 1 3 1 2 3 41
32 P Petani 2 2 2 2 1 1 1 2 1 1 1 2 2 2 2 2 2 4 1 1 3 37
33 L Wiraswasta 2 2 1 2 2 2 1 1 2 1 1 2 2 3 2 2 2 3 2 2 1 38
34 L Wiraswasta 2 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 49
35 L Wiraswasta 4 3 4 3 4 4 3 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 2 2 2 2 67
36 P Wiraswasta 3 2 3 2 2 3 3 1 3 2 3 2 3 3 2 2 3 3 3 2 3 53
37 L Wiraswasta 3 3 2 3 3 3 2 3 3 2 2 3 2 3 2 2 3 4 2 2 2 54
38 P Petani 2 3 2 2 2 2 2 3 3 2 3 2 3 3 3 2 3 3 2 2 3 52
39 P Petani 2 3 2 3 3 2 3 2 2 2 3 2 2 2 3 2 3 2 2 2 2 49
40 P Petani 3 2 2 3 3 2 2 3 2 2 3 2 2 2 2 2 2 4 2 2 3 50
41 L Petani 2 3 2 2 1 3 1 3 1 3 1 1 3 1 1 3 1 4 1 2 2 41
42 P Petani 2 4 1 3 1 2 1 2 2 1 2 2 1 2 3 1 1 3 1 1 1 37
43 P Petani 2 2 2 2 1 2 1 2 2 2 2 2 1 1 2 2 1 2 2 2 1 36
44 L Petani 3 4 2 2 3 2 3 2 2 2 1 3 3 1 1 1 2 2 1 2 2 44
45 L Petani 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 3 2 2 2 1 2 2 4 1 1 1 40
46 P Petani 3 3 2 2 2 1 1 3 1 1 1 1 1 2 2 1 1 3 1 3 3 38
47 L Petani 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 3 45
48 L Petani 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 3 2 2 2 2 2 2 2 3 47
49 L Petani 2 3 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 1 3 1 2 3 45
50 L Petani 3 4 2 2 3 2 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 1 3 1 2 3 49
51 P Petani 3 3 2 2 2 1 2 2 2 2 2 3 2 3 2 2 2 3 2 2 3 47
52 L Wiraswasta 2 3 3 3 3 2 2 2 2 1 1 2 2 2 2 1 2 3 2 2 3 45
53 P Pelajar 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 2 2 3 62
54 P Pelajar 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 66
55 P Pelajar 2 3 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 43
56 L Wiraswasta 3 2 3 3 3 3 2 2 2 3 2 2 3 3 3 3 3 4 4 3 3 59
57 P Wiraswasta 1 3 3 2 3 2 2 2 3 2 2 3 2 2 2 2 2 3 2 2 3 48
58 L Pelajar 3 3 3 3 3 3 2 2 2 3 3 3 4 3 3 2 4 3 2 2 2 58
59 L Pelajar 2 3 3 3 4 4 4 4 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 4 69
60 L Wiraswasta 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 3 3 4 4 2 3 4 4 4 4 71
61 L Wiraswasta 2 2 3 2 2 2 3 3 3 2 4 3 4 2 3 3 4 3 3 3 3 59
62 L PNS 2 3 2 3 3 3 2 2 2 2 2 2 3 2 3 2 2 3 2 2 3 50
63 L Wiraswasta 2 3 3 2 3 2 3 3 3 2 3 3 4 3 2 3 3 3 3 3 3 59
64 P PNS 3 4 2 2 2 3 2 2 2 2 2 3 2 2 3 2 2 4 2 2 3 51
65 P Petani 2 2 2 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 3 2 2 2 46
66 L Petani 2 3 2 3 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 3 2 2 3 2 2 2 47
67 P Petani 2 3 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 3 3 47
68 L Petani 3 2 2 2 3 2 2 3 3 2 2 3 2 3 3 2 3 3 3 2 3 53
69 P Petani 3 2 2 2 3 2 2 3 2 2 3 3 3 2 3 3 3 2 3 2 3 53
70 L Petani 3 3 2 3 2 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 61
71 L PNS 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 3 3 3 70
72 L Petani 3 2 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 4 2 2 3 3 3 2 2 2 56
73 L Wiraswasta 3 2 3 3 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 3 2 2 3 49
74 L Petani 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 3 3 3 2 2 2 3 3 1 2 3 46
75 L Wiraswasta 2 3 3 2 2 2 3 3 4 3 2 2 3 2 2 3 2 2 2 3 2 52
76 L Wiraswasta 3 3 3 3 2 3 2 3 2 2 2 2 2 1 2 1 1 1 2 2 3 45
77 P Wiraswasta 1 3 3 2 2 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 2 3 4 3 2 2 55
78 P Petani 3 2 2 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 2 2 2 2 4 3 3 3 56
79 P Petani 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 2 2 2 3 3 1 2 2 53
80 L PNS 3 4 3 3 2 2 2 3 3 3 3 2 2 2 2 3 3 3 2 2 4 56
81 P Petani 3 2 3 2 2 2 2 3 2 2 3 2 3 2 1 2 2 3 2 2 2 47
82 L PNS 3 3 3 3 2 2 3 2 3 2 2 2 3 3 3 3 1 2 1 2 2 50
83 L PNS 3 3 2 4 2 3 3 2 2 3 3 1 4 2 3 1 2 3 2 2 2 52
84 P Pelajar 2 3 2 3 3 3 2 2 1 4 2 3 2 2 2 3 1 2 3 2 2 49
85 L Petani 2 3 3 3 2 2 2 3 4 2 4 1 2 3 3 3 1 2 2 2 3 52
86 P Petani 1 4 2 2 3 3 2 4 1 3 3 2 2 2 3 4 2 1 2 2 3 51
87 L Petani 2 2 3 3 3 2 2 2 1 4 2 2 3 4 1 2 2 3 3 2 2 50
88 P Petani 3 2 1 2 2 2 3 3 3 2 2 3 2 3 3 3 2 1 2 2 2 48
89 L Petani 3 2 3 3 3 2 2 2 4 1 2 3 3 2 2 2 1 3 2 2 2 49
90 P Petani 3 3 3 2 2 2 2 2 4 2 2 2 4 2 2 1 2 2 3 3 2 50
91 L Petani 3 2 2 2 3 3 4 2 3 3 2 1 3 2 2 1 3 2 2 2 2 49
92 P Wiraswasta 2 2 2 4 1 2 3 3 2 2 3 2 3 1 4 2 3 3 2 2 3 51
93 L Wiraswasta 3 2 3 3 3 4 2 2 2 1 3 4 2 2 3 1 2 2 2 3 3 52
94 P Wiraswasta 2 2 2 3 3 1 3 3 4 2 2 3 3 1 2 2 2 3 4 2 3 52
95 L Wiraswasta 2 3 3 3 3 2 2 1 2 4 2 2 3 3 2 2 1 2 3 3 2 50
96 P Petani 2 3 3 3 2 2 2 3 3 1 2 3 2 2 1 2 2 3 3 2 2 48
97 L Petani 1 3 3 3 3 1 2 2 4 3 3 3 2 3 1 2 2 3 3 2 2 51
98 L Petani 2 4 2 3 3 2 1 2 3 3 3 4 2 3 2 3 2 2 1 1 4 52
99 L Petani 2 3 3 3 3 2 2 2 2 4 2 2 3 2 3 2 1 4 2 2 3 52
100 P Petani 3 3 3 3 1 2 3 3 4 2 3 1 2 3 4 2 3 2 2 2 4 55
242 274 238 250 236 230 225 239 240 234 237 235 252 238 233 225 235 278 219 221 268 5049Jumlah
- 01 COVERpdf
- 02 LEMBAR PERSETUJUAN amp PENGESAHANpdf
- 03 KATA PENGANTARpdf
- 04 DAFTAR ISIpdf
- 05 BAB Ipdf
- 06 BAB IIpdf
- 07 BAB IIIpdf
- 08 BAB IVpdf
- 09 BAB Vpdf
- 10 Daftar Pustakapdf
- 11 SURATpdf
- 12 koesionerpdf
- 13 TABEL INDUKpdf
-
iv
dalam skripsi ini Peneliti berharap adanya kritik dan saran yang bersifat
membangun demi kesempurnaan penelitian ini
Serang 4 September 2014
Anwar Musyadad
v
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI v
DAFTAR TABEL viii
DAFTAR GAMBAR ix
BAB I PENDAHULUAN
11 Latar Belakang Masalah 1
12 Identifikasi Masalah 10
13 Batasan dan Rumusan Masalah 11
131 Batasan Masalah 11
132 Rumusan Masalah 11
14 Tujuan Penelitian 11
15 Manfaat Penelitian 12
16 Sistematika Penulisan 12
BAB II DESKRIPSI TEORI DAN ASUMSI DASAR
21 Deskripsi Teori 16
211 Konsep Kinerja 16
212 Konsep Organisasi 19
213 Konsep Kinerja Organisasi 20
vi
214 Tujuan Pengukuran Kinerja Sektor Publik 21
215 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja 22
216 Indikator Kinerja 22
217 Pengukuran Kinerja Sektor Publik Sebagai Pengendalian
Manajemen 25
218 Konsep Bencana 26
219 Faktor-Faktor Penyebab Bencana 28
2110 Jenis-jenis Bencana Alam di Indonesia 29
2111 Dampak Bencana 29
2112 Manajemen Bencana 30
2113 Prinsip-prinsip Manajemen Bencana 32
2114 Tahapan Penanggulangan Bencana 33
2115 Konsep Banjir 35
22 Penelitian terdahulu 37
23 Kerangka Berfikir 40
24 Asumsi Dasar 44
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
31 Metode Penelitian 45
32 Sasaran Penelitian 45
33 Instrument Penelitian 46
34 Teknik Pengumpulan Data 47
35 Informan Penelitian 51
36 Teknik Pengolahan dan Analisis Data 52
vii
37 Pengujian Keabsahan Data 56
38 Lokasi dan Jadwal Penelitian 57
381 Lokasi Penelitian 57
382 Jadwal Penelitian 57-58
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
viii
DAFTAR TABEL
Tabel 11 Daerah Rawan Bencana di Kabupaten Lebak Tahun 2013helliphelliphelliphellip 3
Tabel12 Data Kerusakan Bencana Banjir di Kabupaten Lebak Tahun 2013hellip 4
Tabel 13 Aparatur BPBD Kabupaten Lebak Berdasarkan Tingkat Pendidikan 8
Tabel 31 Pedoman Wawancarahelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 48
Tabel 32 Kategori dan Spesifikasi Informanhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 52
Tabel 33 Jadwal Penelitianhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 58
ix
DAFTAR GAMBAR
Gambar 21 Proses Terjadinya Bencanahelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 27
Gambar 22 Siklus Manajemen Bencanahelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 32
Gambar 23 Kerangka Berfikirhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 43
1
BAB I
PENDAHULUAN
11 Latar Belakang Masalah
Berdasarkan pembukaan UUD 1945 pada alinea ke empat yang
menyatakan antara lain bahwa ldquoNegara melindungi segenap Bangsa Indonesia dan
seluruh tumpah darah Indonesia serta memajukan kesejahteraan umumrdquo Dalam
pernyataan ini mempunyai makna bahwa setiap warga negara berhak
mendapatkan perlindungan hak-hak dasar termasuk perlindungan dan hak untuk
bebas dari rasa takut ancaman resiko termasuk dampak bencana Perlindungan
atas hak-hak dasar ini menjadikan suatu kewajiban pemerintah untuk
mewujudkannya dalam bentuk program-program yang sesuai dengan pernyataan
tersebut
Sejalan dengan tujuan konstitusi yang telah disebutkan di atas maka suatu
keharusan pemerintah untuk melakukan perlindungan dalam hal penanggulangan
bencana yang dimuat pada suatu lingkup manajemen bencana (disaster
management) yang efektif dan efisien khususnya dalam penanggulangan bencana
banjir Penanggulangan bencana banjir memang tidak bisa dilakukan oleh sepihak
saja yaitu pemerintah akan tetapi semua pihak harus aktif berperan termasuk
masyarakat pun harus berpartisipasi dalam penanganan masalah banjir ini
Provinsi Banten merupakan daerah yang rawan akan berbagai macam
bencana Kondisi daerah Provinsi Banten memiliki geografis geologis hidrologis
dan demografis yang memungkinkan terjadi berbagai macam bencana baik yang
2
disebabkan oleh faktor alam faktor non alam maupun faktor manusia yang
menyebabkan timbulnya korban jiwa kerusakan lingkungan kerugian harta benda
dan dampak psikologis yang dalam keadaan tertentu dapat menghambat
pembangunan nasional Berdasarkan Data dan Informasi Bencana Indonesia
selama kurun waktu 13 tahun terakhir di wilayah Provinsi Banten teridentifikasi
11 jenis kejadian bencana meliputi tanah longsor gempa bumi banjir dan tanah
longsor banjir kekeringan abrasi kecelakaan industri kecelakaan transportasi
aksi teror KLB dan puting beliung
Wilayah KabupatenKota di Provinsi Banten rentan akan berbagai macam
bencana Berikut data kejadian bencana KabupatenKota di Provinsi Banten
Tabel 11
Data Kejadian Bencana di Provinsi Banten 2000-2013
Kabupaten
Kota
Teror Banjir Abrasi Gempa
bumi
Kecelakaan
industri
Kecelakaan
Transportasi
Kekeringan KLB Puting
Beliung
Tanah
Longsor
Kota
Cilegon
3 1 1 1 1
Kota
Serang
2 1 3
Kota
Tangerang
7 1 2
Kota
Tangerang
Selatan
1
Kab
Lebak
21 9 10 8
Kab
Pandeglang
1 29 1 3 12 7 4
Kab
Serang
16 1 19 8 1
Kab
Tangerang
1 14 1 10 6 3 2
Total 2 93 2 3 2 1 53 6 34 15
Sumber Diadaptasi Dari Profil Daerah Rawan Bencana Provinsi Banten 2013
Dari tabel 11 di atas dapat dilihat bahwa bencana yang sering terjadi di
Provinsi Banten adalah bencana banjir yaitu 93 kejadian kekeringan 53 kejadian
puting beliung 34 kejadian dan tanah longsor 15 kejadian Berdasarkan data
3
tersebut bencana banjir yang sering terjadi yaitu di daerah Kabupaten Pandeglang
dan Lebak Dengan komposisi Kabupaten Lebak 21 dan Kabupaten Pandeglang
29 kali
Oleh karena hal tersebut pemerintah membuat Undang-Undang tentang
penanggulangan bencana yang dituangkan pada Undang-Undang No 24 Tahun
2007 tentang Penanggulangan Bencana Undang-Undang atau Peraturan ini dibuat
sebagai payung hukum mengenai proses penyelenggaraan penanggulangan
bencana di Indonesia Penyelenggaraan penanggulangan bencana berdasarkan
Undang-Undang ini dimulai dari prabencana pada saat bencana hingga proses
pemulihan pasca bencana diatur di dalamnya
Kabupaten Lebak yang merupakan salah satu dari empat kabupaten dan
empat kota di provinsi Banten yang memiliki berbagai macam potensi bencana
telah menindaklanjutinya dengan mendirikan Badan Penanggulangan Bencana
Daerah (BPBD) berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Lebak No 3 Tahun
2011 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Badan Penanggulangan
Bencana Daerah Kabupaten Lebak Pembentukan Badan Penanggulangan
Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lebak ini sebagai salah satu Badan yang
mempunyai tugas dan fungsi dalam penyelenggaraan penanggulangan bencana di
wilayah Kabupaten Lebak
Dibuatnya Peraturan Daerah mengenai pembentukan Badan
Penanggulangan Bencana Daerah ini karena beberapa wilayah daerah di
Kabupaten Lebak rentan akan berbagai macam bencana Yang diantaranya adalah
bencana banjir tanah longsor gempa bumi tsunami kekeringan dan kebakaran
4
Menurut data yang tertuang dalam laporan kejadian bencana banjir di Kabupaten
Lebak tahun 2013 menyatakan bahwa Kabupaten Lebak memiliki 28 kecamatan
340 desa dan 5 kelurahan Dari seluruh kecamatan yang ada di wilayah
Kabupaten Lebak rentan akan berbagai macam bencana
Berikut data wilayah rawan bencana Kabupaten Lebak dapat dilihat pada
Tabel 11 di bawah ini
Tabel 12
Daerah Rawan Bencana Di Kabupaten Lebak Tahun 2013
No Jenis Bencana Sebaran Wilayah Keterangan
1 Banjir Kec Rangkasbitung
Kalanganyar Cimarga Cibadak
Cileles Malingping Wanasalam
Panggarangan Bayah Sobang
Cigemblong Banjarsari
Muncang Cilograng dan Gunung
Kencana
15 Kecamatan
2 Longsor Kecamatan Sobang Lebak
Gedong Cigemblong
Bojongmanik Cibeber Gunung
Kencana Muncang Cipanas
Cileles Cimarga Cikulur dan
Cilograng
12 Kecamatan
3 Gempa dan Tsunami Kecamatan Wanasalam
Malingping Cihara Bayah
Cibeber dan Panggarangan
6 Kecamatan
4 Kekeringan Kecamatan Maja Leuwidamar
Muncang Cilograng Wanasalam
dan Curugbitung
6 Kecamatan
5 Kebakaran Kecamatan Leuwidamar (Desa
Kanekes dan Desa Nagayati) dan
Kecamatan Sobang
2 Kecamatan
Sumber Diadaptasi dari Laporan BPBD Kabupaten Lebak Tahun 2013
Dari tabel 12 di atas dapat dilihat bahwa daerah-daerah di Kabupaten
Lebak rawanrentan akan bencana Dimulai dari bencana banjir tersebar di 16
kecamatan longsor tersebar di 12 kecamatan gempa bumi dan tsunami 6
5
kecamatan kekeringan 6 kecamatan dan kebakaran tersebar di 2 kecamatan
Namun jika di lihat komposisi dari beberapa jenis bencana dapat dilihat bahwa
bencana banjir lebih mendominasi jumlahnya yang tersebar di 15 kecamatan di
Kabupaten Lebak Dalam hal ini bahwa banjir merupakan bencana yang paling
banyak terjadi di wilayah Kabupaten Lebak dengan jumlah wilayah tersebar di 15
kecamatan dari jumlah keseluruhan kecamatan yaitu 28 kecamatan Hal ini
menggambarkan bahwa setengah wilayah yang berada di Kabupaten Lebak
terindikasi sebagai wilayah yang rentan akan bahaya bencana banjir
Adapun data kerusakan ataupun dampak bencana yang diakibatkan oleh
bencana banjir di Kabupaten Lebak Tahun 2013 dapat dilihat pada tabel 12 di
bawah ini
Tabel 12
Data Kerusakan Bencana Banjir Di Kabupaten Lebak Tahun 2013
Rusak Ringan Rusak Berat Rusak Total
1 Permukiman 292 87 28
2 Sarana Pendidikan 26 11 0
3 Jalan dan Jembatan 0 21 2
4 Sarana Penyediaan Air Minum 2 2 0
5 Kerusakan Irigasi 0 22 0
Jumlah 320 143 30
No UraianTipe Kerusakan
(Sumber Diadaptasi dari Laporan BPBD Kabupaten Lebak Tahun 2013)
Dari data di atas dapat dilihat bahwa dalam kejadian bencana banjir tahun
2013 di Kabupaten Lebak telah mengakibatkan kerusakan pada permukiman
dengan jumlah 292 rusak ringan 87 rusak berat dan 28 rusak total Selanjutnya
kerusakan pada sarana pendidikan yaitu 26 rusak ringan dan 11 rusak berat Jalan
dan jembatan yaitu 21 rusak berat dan 2 rusak total Dalam hal sarana penyediaan
6
air minum 2 rusak ringan dan 2 rusak berat Selain itu pula kerusakan irigasi yang
diakibatkan banjir ini yaitu 22 rusak berat
Informasi lain mengenai bencana banjir yang dilansir oleh media online
merdekacom tanggal 10 Januari 2013 mencatat yakni terdapat 3962 rumah
terendam banjir dan longsoran sebanyak 51 unit rumah dengan kategori sebanyak
31 rusak total 13 rusak ringan dan 10 rusak berat Mereka warga yang terkena
banjir dan longsor di 15 kecamatan yakni Rangkasbitung Kalanganyar Cibadak
Cimarga Leuwidamar Banjarsari dan Lebak Gedong Panggarangan
Wanasalam Gunung Kencana Cilograng Muncang Cikulur Sobang dan
Cibeber
Banyaknya kerugian yang diakibatkan oleh bencana banjir yang dimulai
dari kerugian materi serta menimbulkan korban jiwa maka penanganan masalah
bencana banjir ini harus dilakukan dengan serius Pasalnya banjir ini dapat
mengganggu proses pembangunan yang telah direncanakan pemerintah dalam
Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) maupun Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Daerah (RPJMD) UNDRO (United Nations Disaster Relief
Organization) yang dikutip Nurjanah dkk (201333) mengemukakan bencana
secara serius dapat mengganggu inisiatif-inisiatif pembangunan dalam beberapa
cara termasuk (a) hilangnya sumber-sumber daya (b) gangguan terhadap
program-program (c) pengaruh pada iklim investasi (d) pengaruh pada sektor
non-formal dan (e) destabilisasi politik
Sehubungan dengan hal tersebut langkah-langkah manajemen
penanggulangan bencana yang dimulai pada tahap pra bencana saat tanggap
7
darurat bencana dan pasca bencana sudah semestinya dilakukan oleh pemerintah
dalam hal ini Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) untuk di pusat
dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lebak untuk di
daerah sertap pihak-pihak yang terkait (stakeholder) di dalamnya untuk
menanggulangi potensi bencana khususnya penanggulangan bencana banjir
Oleh karenanya bencana banjir di Kabupaten Lebak yang tiap tahunnya
meningkat membuat perhatian peneliti dalam proses penanggulangannya
Bencana banjir yang terjadi di Kabupaten Lebak diakibatkan oleh meluapnya
sungai Ciujung yang merupakan sungai yang melintasi daerah ini Menurut data
yang dilansir BPBD Kabupaten Lebak kejadian bencana banjir tahun 2013 terjadi
di 15 kecamatan yaitu Kecamatan Rangkasbitung Kalanganyar Cimarga
Cibadak Cileles Malingping Wanasalam Panggarangan Bayah Sobang
Cigemblong Banjarsari Muncang Cilograng dan Gunung Kencana
Dari data wilayah yang sering terkena dampak bencana banjir di atas
menggambarkan bahwa terdapat permasalahan terkait dengan timbulnya atau
terjadinya bencana banjir Timbulnya bencana banjir dikarenakan sebagian hutan
gundul atau lahan resapan air berkurang akibat ulah manusia yang
mengeksploitasi hutan secara berlebihan Sehingga hutan tidak lagi berfungsi
sepenuhnya sebagai penyerap air hujan Lahan hutanpun menjadi longsor dan
tanah longsorannya menyebabkan aliran sungai menjadi dangkal Pendangkalan
aliran sungai ini menjadi penghambat aliran sungai ketika menampung air saat
musim penghujan datang Selain itu pula pembuangan sampah oleh masyarakat
pada aliran sungai memicu dan dapat menimbulkan tersendatnya aliran sungai
8
Ditambah dengan adanya penambangan pasir liar yang dilakukan oleh masyarakat
yang mengakibatkan pengrusakan lingkungan daerah aliran sungai (Sumber
Wawancara dengan Bapak Kaprawi Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Lebak
15 Mei 2014)
Permasalahan penanggulangan bencana banjir tampak semakin berat dan
kompleks sehingga membutuhkan perhatian khusus dan urgent dari semua
pemangku kepentingan Dalam penanggulangan bencana banjir tersebut kinerja
organisasi dalam hal ini Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)
Kabupaten Lebak sebagai kordinator dan lembaga yang berwenang dan bertugas
di bidang kebencanaan dituntut untuk bekerja secara optimal
Kinerja organisasi merupakan salah satu sorotan yang paling tajam dalam
pelaksanaan pemerintahan menyangkut kesiapan jumlah pendidikan dan
profesionalisme Melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)
Kabupaten Lebak sebagai salah satu organisasi pemerintahan yang berwenang
dalam penanggulangan bencana memiliki peran dalam penyelenggaraan
penanggulangan atas berbagai bencana di wilayah Kabupaten Lebak khususnya
dalam penanggulangan bencana banjir Pelaksanaan penanggulangan bencana
yang dilakukan oleh BPBD Kabupaten Lebak diperlukan kesiapan yang mantap
demi terselenggaranya pelaksanaan pemerintahan yang baik (good governance)
Atas dasar dari peristiwa-peristiwa bencana banjir yang terjadi di Daerah
Kabupaten Lebak memunculkan berbagai pertanyaan mengenai kinerja BPBD
Kabupaten Lebak selaku instansi atau lembaga pemerintah yang bergerak di
sektor bidang penanggulangan bencana
9
Adapun hasil pengamatan (observation) peneliti di lapangan yang dapat
dilihat dan disimpulkan terkait dengan permasalahan kinerja BPBD Kabupaten
Lebak dalam penanggulangan bencana banjir yaitu Pertama keterbatasan
jaringan informasi dan komunikasi yang efektif dalam penyebaran informasi
kebencanaan kepada masyarakat Hal ini diungkapkan oleh bapak Bernardi selaku
Kepala Seksi Rekonstruksi dan Rehabilitasi BPBD Kabupaten Lebak bahwa
jaringan informasi dan komunikasi sangat terbatas sehingga pemberian informasi
kebencanaan kepada masyarakat khususnya di wilayah yang sulit dijangkau
sangat minim (Sumber Wawancara dengan Bapak Bernardi Kepala Seksi
Rekonstruksi dan Rehabilitasi 20 Mei 2014)
Kedua sumber daya manusia (SDM) atau aparatur BPBD Kabupaten
Lebak yang terbatas Jumlah aparatur BPBD lebak yaitu sebanyak 17 orang
dengan komposisi tingkat pendidikan dapat di lihat pada tabel 13 di bawah ini
Tabel 13
Aparatur BPBD Kabupaten LebakBerdasarkan Tingkat Pendidikan
No Jabatan Pendidikan Jumlah
1 Kepala Pelaksana SMK 1 orang
2 Sekretaris S1 1 orang
3 Kepala Seksi Pencegahan dan KesiapsiagaanS1 1 orang
4 Kepala Seksi Kedaruratan Logistik SPM-Pertanian 1 orang
5 Kepala Rehabilitasi dan Rekonstruksi S1 1 orang
6 Staf S1 3 orang
SMA 8 orang
SLTP 1 orang
17 orangJumlah
Sumber Diadaptasi dari Renstra BPBD Kabupaten Lebak Tahun 2014-2018
Dapat dilihat dari tabel 13 di atas bahwa komposisi aparatur BPBD Lebak
berdasarkan pendidikan diantaranya S1 berjumlah 6 orang SMASMK 10 orang
10
dan SLTP 1 orang dengan total keseluruhan berjumlah 17 orang pegawaiSelain
itu pula dapat di lihat dari setiap seksi bidang di tempati oleh satu orang tanpa
anggota di dalamnya Hal ini mengindikasikan bahwa dalam penyelenggaraan
penanggulangan bencana kurang optimal Dimana seharusnya aparatur dalam
setiap seksi memiliki anggota untuk kelancaran kegiatan dalam proses
penyelenggaraan bencana baik pada saat pra bencana saat bencana dan pasca
bencanaPeneliti menyimpulkan demikian karena dilihat komposisi pendidikan
serta jumlah pegawaiaparatur(Sumber Wawancara Bapak Bernardi Kasie
Rekonstruksi dan Rehabilitasi 20 mei 2014)
Lain halnya jika dibandingkan pada BPBD Kabupaten Serang yang
memiliki Pegawaiaparatur lebih banyak dibandingkan dengan BPBD Kabupaten
Lebak BPBD Kabupaten Serang memiliki 82 pegawai yang terdiri dari PNS
(Pegawai Negeri Sipil) TKK dan Staff di lingkungan BPBD Kabupaten Serang
(Sumber Data Pegawai BPBD Kabupaten Serang)
Ketiga masih terbatasnya sarana dan prasarana dalam penanggulangan
bencana banjir Sarana dan prasarana merupakan penunjang kinerja pegawai yang
cukup penting untuk dipenuhi karena terkait dengan aktivitas dan mobilitas kerja
Tanpa sarana dan prasarana yang memadai proses penyelenggaraan
penanggulangan bencana tidak dapat optimal Hingga saat ini Badan
Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lebak hanya memiliki 5
perahu karet untuk penanggulangan bencana banjir sedangkan daerah yang
merupakan daerah rawan dan langganan banjir tiap tahunnya berjumlah 15
11
Kecamatan yang tersebar di Kabupaten Lebak(Sumber Laporan Kejadian
Bencana Banjir dan Longsor Kabupaten Lebak Tahun 2014)
Jika dibandingkan dengan BPBD Kabupaten Serang terkait sarana dan
prasarana dalam penanggulangan banjir BPBD Kabupaten Serang yang
wilayahnya lebih sedikit mengalami bencana banjir justru lebih banyak memiliki
sarana dalam penanggulangan bencana banjir Diantaranya berdasarkan data
peralatan penanggulangan banjir khususnya perahu karet BPBD Kabupaten
Serang memiliki 7 perahu karet untuk penanggulangan bencana banjir
Keempat belum adanya Peraturan Daerah (Perda) tentang pendanaan
penanggulangan bencana Padahal kondisi wilayah Kabupaten Lebak rawan akan
bencana khususnya bencana banjir Saat ini BPBD Lebak masih tergantung
kepada pendanaan pemerintah pusat melalui BNPB (Badan Nasional
Penanggulangan Bencana) serta Biaya Tidak Terduga (BTT) yang dikeluarkan
oleh pihak Pemerintah Kabupaten Lebak Seharusnya sudah menjadi prioritas
Pemerintah Daerah dalam Pengelolaan dan Pendanaan Penanggulangan Bencana
terlebih daerahnya termasuk rawan akan bencana (Sumber Wawancara dengan
Bapak Febi Kasie Kesiapsiagaan BPBD Lebak 28 Agustus 2014)
Kelima ketidakefektifan sosialisasi penanggulangan bencana banjir yang
dilakukan oleh BPBD kabupaten Lebak yang hanya sekedar memberikan materi
mengenai penanggulangan banjir tanpa ditindaklanjuti dengan praktek-praktek
yang mendukung dengan kegiatan penanggulangan bencana banjir (Sumber
Wawancara Bapak Romli masyarakat Rangkasbitung 20 Mei 2014)
12
Berdasarkan permasalahan-permasalahan yang ada maka peneliti merasa
tertarik untuk melakukan penelitian dan mengambil judul mengenai ldquoKinerja
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Dalam Penanggulangan
Bencana Banjir Di Kabupaten Lebakrdquo
12 Identifikasi Masalah
Berdasarkan dari latar belakang masalah di atas yang telah dijabarkan
sebelumnya maka dapat diambil beberapa permasalahan yaitu diantaranya
sebagai berikut
1) Keterbatasan jaringan informasi dan komunikasi yang efektif dalam
penyebaran informasi kebencanaan kepada masyarakat
2) Sumber daya manusia atau aparatur BPBD Kabupaten Lebak yang
terbatas
3) Keterbatasan sarana dan prasarana dalam penanggulangan bencana
banjir
4) Belum adanya Peraturan Daerah tentang Pendanaan Bencana
5) Ketidakefektifan sosialisasi penanggulangan bencana banjir
13 Batasan dan Rumusan Masalah
131 Batasan Masalah
Dalam penelitian tentunya diperlukan suatu pembatasan-pembatasan
dalam masalah yang akan diteliti Hal ini dilakukan agar penelitian yang
dilakukan tidak meluas dari fokus penelitian Maka peneliti membatasi ruang
13
lingkup permasalahan ini pada Kinerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah
Dalam Penanggulangan Bencana Banjir Di Kabupaten Lebak
132 Rumusan Masalah
Setelah masalah penelitian dibatasi ruang lingkupnya maka rumusan
dalam penelitian ini yaitu Seberapa besar Kinerja Badan Penanggulangan
Bencana Daerah Dalam Penanggulangan Bencana Banjir Di Kabupaten Lebak
14 Tujuan Penelitian
Sesuai rumusan masalah yang telah dijabarkan di atas maka tujuan
penelitian ini yaitu untuk mengetahui seberapa besar Kinerja Badan
Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Dalam Penanggulangan Bencana
Banjir Di Kabupaten Lebak
15 Manfaat Penelitian
Berdasarkan maksud dan tujuannya maka hasil penelitian ini diharapkan
memiliki manfaat baik secara teori maupun praktis sebagai berikut
1 Bagi peneliti yaitu diharapkan dapat memberikan manfaat dan menambah
wawasan tentang Kinerja BPBD Kabupaten Lebak
2 Manfaat atau kegunaan teori yaitu diharapkan hasil penelitian ini dapat
dijadikan bahan informasi bagi penyelenggara penanggulangan bencana di
Kabupaten Lebak
14
3 Bagi kegunaan praktis diharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan
kontribusi pemikiran dalam penanggulangan bencana banjir di Kabupaten
Lebak pada khususnya dan Indonesia pada umumnya
16 Sistematika Penulisan
Dalam penelitian ini peneliti membagi ke dalam 5 (lima) bagian yang
masing-masing terdiri dari sub bagian yaitu sebagai berikut
Bab I Pendahuluan
Terdiri dari
11 Latar Belakang Masalah yaitu menggambarkan ruang lingkup dan
kedudukan masalah yang akan diteliti dalam bentuk uraian secara
deduktif dari lingkup yang umum hingga kepada masalah yang
spesifik yang relevan dengan judul skripsi
12 Identifikasi Masalah yaitu mengidentifikasi dikaitkan dengan tema
topikjudul dan fenomena yang akan diteliti
13 Batasan dan Rumusan Masalah
131 Batasan Masalah yaitu pemfokusan masalah-masalah yang
akan diajukan dalam rumusan masalah
132 Rumusan Masalah yaitu mendefinisikan permasalahan
yang telah ditetapkan dalam bentuk definisi konsep dan
operasional
15
14 Tujuan Penelitian yaitu mengungkapkan sasaran yang ingin dicapai
dengandilaksanakannya penelitian sejalan dengan isi dan rumusan
permasalahan
15 Manfaat Penelitian yaitu menjelaskan manfaat teoritis dan praktis dari
temuan penelitian
Bab II Deskripsi Teori dan Hipotesis Penelitian
Terdiri dari
21 Deskripsi Teori yaitu mengkaji berbagai teori dan konsep-konsep
yang relevan dengan permasalahan penelitian kemudian
menyusunnya secara teratur dan rapi Dengan mengkaji berbagai teori
dan konsep-konsep maka peneliti akan memiliki konsep penelitian
yang jelas dapat menyusun pertanyaan dengan rinci untuk
penyelidikan sehingga memperoleh temuan lapangan yang menjadi
jawaban atas masalah yang telah dirumuskanHasil penting lainnya
dari kajian teori adalah didapatkan kerangka konseptual menurut
peneliti yang di dalamnya tergambar pedoman wawancara
22 Penelitian Terdahulu penelitian terdahulu mengkaji penelitian yang
pernah dilakukan oleh peneliti sebelumnya yang diambil dari berbagai
sumber ilmiah
23 Kerangka Berfikir yaitu menggambarkan alur pikiran peneliti sebagai
kelanjutan dari kajian teori untuk memberikan penjelasan kepada
pembaca
16
24 Hipotesis Penelitian yaitu anggapan atau jawaban sementara terhadap
permasalahan yang diteliti
Bab III Metodologi Penelitian
Terdiri dari
31 Pendekatan dan Metode Penelitian yaitu menjelaskan metode yang
dipergunakan dalam penelitian
32 Ruang Lingkup Penelitian yaitu menjelaskan akan sasaran-
sasaranyang akan diteliti dalam penelitian
33 Lokasi Penelitian yaitu menerangkan mengenai tempat penelitian
yang dilakukan
34 Variabel Penelitian yaitu terdiri dari variabel konsep dan variabel
operasional
35 Instrument Penelitian yaitu menjelaskan tentang proses penyusunan
dan jenis alat pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian
36 Populasi dan Sampel yaitu menjelaskan mengenai wilayah
generalisasi atau populasi penelitian dan penetapan sampel penelitian
37 Teknik Pengolahan dan Analisis Data yait menjelaskan teknik
pengolahan dan analisis data Analisis data harus sesuai dengan
pendekatan penelitian
38 Jadwal penelitian yaitu menggambarkan tentang jadwal penelitian
yang telah dilaksanakan dari mulai mulai penelitian hingga
terselesaikannya penelitian
Bab IV Hasil Penelitian
17
Terdiri dari
41 Deskripsi Objek Penelitian yaitu menjelaskna tentang objek
penelitian yang meliputi lokasi penelitian secara jelas struktur
organisasi dari populasisampel
42 Deskripsi Data yaitu menjelaskan hasil penelitian yang telah diolah
dari data mentah dengan mempergunakan teknik analisis data
kuantiatif yang relevan
43 Pengujian Persyaratan Statistik yaitu melakukan pengujian terhadap
persyaratan statistik dengan menggunakan uji statistik tertentu
44 Pengujian Hipotesis yaitu melakukan pengujian hipotesis dengan
menggunakan teknik analisa statistik dimana hasil analisa tersebut
adalah teruji atau tidaknya hipotesis nol penelitian Hasil perhitungan
akhir statistik disajikan dalam diagram pie (lingkaran)
45 Interpretasi Hasil Penelitian yaitu melakukan penafsiran terhadap
hasil akhir pengujian hipotesis
46 Pembahasan yaitu melakukan pembahasan lebih lanjut terhadap hasil
analisis data
Bab V Penutup
Terdiri dari
51 Kesimpulan yaitu menyimpulkan hasil penelitian yang diungkapkan
secara ringkas dan padat
18
52 Saran yaitu berisi tindak lanjut dari sumbangan penelitian terhadap
bidang yang diteliti baik secara teoritis maupun praktis
19
BAB II
DESKRIPSI TEORI DAN HIPOTESIS PENELITIAN
21 Deskripsi Teori
211 Konsep Kinerja
Menurut kamus besar bahasa indonesia secara etimologis kinerja diartikan
sebagai sesuatu yang dicapai atau prestasi yang diperlihatkan Kinerja dalam
pengertiannya dartikan sebagai prestasi yang diperlihatkan dalam kegiatan atau
pekerjaan yang telah dilakukan Sedangkan Lijan Poltak Sinambela (2014140)
mengemukakan bahwa kinerja merupakan implementasi dari teori keseimbangan
yang mengatakan bahwa seseorang akan menunjukan prestasi yang optimal bila ia
mendapatkan manfaat(benefit) dan terdapat adanya rangsangan (inducement)
dalam pekerjaannya secara adil dan masuk akal (reasonable)
Sementara itu Mangkunegara (20069) mengemukakan kinerja (prestasi
kerja) ialah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seseorang
pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggungjawab yang
diberikan kepadanya Kinerja merupakan keluaran yang dihasilkan secara kualitas
dan kuantitas Pencapaian tersebut dihasilkan dari pegawai yang
bertanggungjawab dengan pekerjaannya
Menurut Keban (200343) menyebutkan bahwa kinerja (performance)
dalam organisasi didefinisikan sebagai tingkat pencapaian hasil (the degree of
accomplishment) atau kinerja merupakan tingkat pencapaian tujuan organisasi
secara berkesinambungan
20
Selanjutnya Steers (200367) mengemukakan bahwa kinerja organisasi
adalah tingkat yang menunjukan seberapa jauh pelaksanaan tugas dapat dijalankan
secara aktual dan misi organisasi tercapai Sedangkan Mahsun (200625)
berpendapat bahwa kinerja adalah gambaran mengenai tingkat pencapaian
pelaksanaan suatu kegiatan atau program dan kebijakan dalam mewujudkan
sasaran tujuan visi dan misi organisasi yang tertuang dalam strategic planning
suatu organisasi
Sedarmayanti dalam bukunya mengenai pengembangan kepribadian
pegawai (2004176) dikatakan bahwa kinerja
Hasil kerja yang dicapai oleh seseorang atau sekelompok orang dalam
suatu organisasi sesuai dengan wewenang dan tanggungjawab masing-
masing dalam mencapai tujuan organisasi bersangkutan secara legal tidak
melanggar hukum dan sesuai moral maupun etika
Moeheriono (201060) mengemukakan bahwa kinerja (performance)
merupakan gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan suatu program
kegiatan atau kebijakan dalam mewujudkan sasaran tujuan visi dan misi
organisasi yang dituangkan melalui perencanaan strategis suatu organisasi
Sementara itu Robbins yang dikutip oleh Moeheriono (201061)
mengemukakan bahwa kinerja sebagai fungsi interaksi antara kemampuan
(ability) motivasi (motivation) dan kesempatan (opportunity) Artinya kinerja
merupakan fungsi dari kemampuan motivasi dan kesempatan Seiring dengan hal
itu menurut Moeheriono (201061) mengemukakan bahwa kinerja dalam
menjalankan fungsinya tidak berdiri sendiri melainkan selalu berhubungan
dengan kepuasan kerja pegawaikaryawan dan tingkat besaran imbalan yang
diberikan serta dipengaruhi oleh keterampilan kemampuandan sifat-sifat
21
individu Oleh karenanya menurut model mitra-lawyer kinerja individu pada
dasarnya dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor (1) harapan mengenai imabalan
(2) dorongan (3) kemampuan (4) kebutuhan dan sifat (5) persepsi terhadap
tugas (6) imbalan eksternal dan internal serta (7) persepsi terhadap tingkat
imbalan dan kepuasan kerja
Sumber lain mengemukakan seperti yang dinyatakan oleh Otley yang
dikutip oleh Mahmudi (20136) menyatakan bahwa kinerja mengacu pada sesuatu
yang terkait dengan kegiatan melakukan pekerjaan dalam hal ini meliputi hasil
yang dicapai kerja tersebut Sejalan dengan pendapat Rogers yang dikutip oleh
Mahmudi (20136) yang mendefinisikan kinerja sebagai hasil kerja itu sendiri
(outcomes of works) karena hasil kerja memberikan keterkaitan yang kuat
terhadap tujuan-tujuan strategik organisasi kepuasan pelanggan dan kontribusi
ekonomi
Menurut Mahmudi (201320) berpendapat bahwa kinerja merupakan suatu
konstruk multidimensional yang mencakup banyak faktor yang
mempengaruhinya diantaranya yaitu
1 Faktor personalindividu meliputi pengetahuan keterampilan (skill)
kemampuan kepercayaan diri motivasi dan komitmen yang dimiliki
oleh setiap individu
2 Faktor kepemimpinan maliputi kualitas dalam memberikan dorongan
semangat arahan dan dukungan yang diberikan manajer dan team
leader
3 Faktor tim meliputi kualitas dukungan dan semangat yang diberikan
oleh rekan dalam satu tim kepercayaan terhadap sesama anggota tim
kekompakan dan keeratan anggota tim
4 Faktor sistem meliputi sistem kerja fasilitas kerja atau infrastruktur
yang diberikan oleh organisasi proses organisasi dan kultur kinerja
dalam organisasi
5 Faktor kontekstual (situasional) meliputi tekanan dan perubahan
lingkungan eksternal dan internal
22
Wibowo (20114) berpendapat bahwa kinerja adalah merupakan
implementasi dari rencana yang telah disusun Implementasi kinerja dilakukan
oleh sumber daya manusia yang memiliki kemampuan kompetensi motivasi
dan kepentingan Bagaimana organisasi menghargai dan memperlakukan sumber
daya manusianya akan mempengaruhi sikap dan prilakunya dalam menjalankan
kinerja Sejalan dengan apa yang dikemukakan oleh Hersey dan Blanchard
(1993) bahwa kinerja merupakan suatu fungsi dari motivasi dan kemampuan
untuk menyelesaikan tugas atau pekerjaan Seseorang harus memiliki derajat
kesediaan dan tingkat kemampuan tertentu Kesediaan dan keterampilan
seseorang tidaklah cukup efektif untuk mengerjakan sesuatu tanpa pemahaman
yang jelas tentang apa yang dikerjakan dan bagaimana mengerjakannya
Lain hal menurut Prawirosentono (19992) kinerja adalah hasil kerja yang
dapat dicapai oleh pegawai atau sekelompok pegawai dalam suatu organisasi
sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab masing-masing dalam upaya
mencapai tujuan organisasi bersangkutan secara legal tidak melanggar hukum
dan sesuai dengan moral dan etika
Dari berbagai pendapat yang telah diuraikan di atas bahwa definisi dari
kinerja (performance) dapat disimpulkan sebagai hasil kerja yang dicapai oleh
seseorang atau sekelompok orang dalam suatu organisasi baik secara kuantitatif
maupun secara kualitatif sesuai dengan kewenangan dan tugas tanggung jawab
masing-masing dalam upaya mencapai tujuan organisasi bersangkutan secara
legal tidak melanggar hukum dan sesuai dengan moral maupun etika
23
212 Konsep Organisasi
Organisasi dalam bahasa inggris yaitu organize yang berarti menciptakan
struktur dengan bagian-bagian yang diintegrasikan sedemikian rupa sehingga
hubungan satu sama lain terikat oleh hubungan terhadap keseluruhan Sedangkan
Hasibuan (2006 120) mengemukakan bahwa organisasi adalah suatu sistem
perserikatan formal berstruktur dan terkoordinasi dari sekelompok orang yang
bekerja sama dalam mencapai tujuan tertentu organisasi hanya merupakan alat
dan wadah
Mahsun (2006 1) memberikan pendapat tentang konsep organisasi
bahwa organisasi sering dipahami sebagai sekelompok orang yang berkumpul dan
bekerja sama dengan cara yang terstruktur untuk mencapai tujuan atau sejumlah
sasaran tertentu yang telah ditetapkan bersama
Sementara itu Robbins (20014) mengemukakan bahwa organisasi
adaalah kesatuan sosial yang dikoordinasikan secara sadar dengan sebuah batasan
yang relatif dapat diidentifikasikan yang bekerja atas dasar yang relatif terus-
menerus untuk mencapai tujuan
213 Konsep Kinerja Organisasi
Simanjuntak (20053) mengemukakan bahwa kinerja organisasi
merupakan agregasi atau akumulasi kinerja semua unit-unit organisasi yang sama
dengan penjumlahan kinerja semua orang atau individu yang bekerja di organisasi
tersebut Dengan demikian kinerja organisasi sangat dipengaruhi oleh tiga faktor
utama yaitu dukungan organisasi kemampuan manajemen dan kinerja setiap
24
orang yang bekerja di perusahaan tersebut Kinerja organisasi juga sangat
dipengaruhi oleh dukungan organisasi antara lain dalam penyusunan struktur
organisasi pemilihan teknologi dan penyediaan prasarana serta sarana kerja
Smentara itu surjadi (20097) berpendapat bahwa kinerja organisasi
adalah totalitas hasil kerja yang dicapai suatu organisasi tercapainya tujuan
organisasi berarti bahwa kinerja organisasi itu dapat dilihat dari tingkatan sejauh
mana organisasi dapat mencapai tujuan yang didasarkan pada tujuan yang sudah
ditetapkan sebelumnya Sedangkan menurut Sobandi (2006176) kinerja
organisasi merupakan sesuatu yang telah dicapai oleh organisasi dalam kurun
waktu tertentu baik yang terkait dengan input output outcome benefit maupun
impact
214 Tujuan Pengukuran Kinerja Sektor Publik
Tujuan pengukuran kinerja sektor publik menurut Mahmudi (201314)
diantaranya adalah sebagai berikut
1) Mengetahui tingkat ketercapaian tujuan organisasi
2) Menyediakan sarana pembelajaran pegawai
3) Memperbaiki kinerja periode berikutnya
4) Memberikan pertimbangan yang sistematik dalam pembuatan
keputusan pemberian reward dan punishmnet
5) Memotivasi pegawai
6) Menciptakan akuntabilitas publik
Sementara itu Moeheriono (2010103) mengemukakan bahwa tujuan
manajemen kinerja dari suatu organisasi berbagai macam diantaranya adalah
1) Menerjemahkan dari visi dan misi organisasi ke dalam tujuan dan hasil
yang jelas mudah dipahami dan dapat diukur sehingga membantu
keberhasilan organisasi untuk mencapai tujuan
25
2) Menyediakan informasi untuk menilai mengelola dan meningkatkan
keberhasilan kinerja keseluruhan organisasi
3) Mengubah paradigma dari orientasi pengendalian dan ketaatan menjadi
pendekatan strategik yang berkelanjutan kepada keberhasilan
organisasi
4) Menyediakan manajemen kinerja yang lengkap dengan memasukan
ukuran-ukuran kualitas biaya ketepatan waktu kepuasan
stakeholders dan peningkatan keahlian pegawai
215 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja
Kinerja merupakan suatu konstruk multidimensional yang mencakup
banyak faktor yang mempengaruhinya Mahmudi (201320) mengemukakan
faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja adalah
1) Faktor personalindividu meliputi pengetahuan keterampilan (skill)
kemampuan kepercayaan diri motivasi dan komitmen yang dimiliki
oleh setiap individu
2) Faktor kepemimpinan maliputi kualitas dalam memberikan dorongan
semangat arahan dan dukungan yang diberikan manajer dan team
leader
3) Faktor tim meliputi kualitas dukungan dan semangat yang diberikan
oleh rekan dalam satu tim kepercayaan terhadap sesama anggota tim
kekompakan dan keeratan anggota tim
4) Faktor sistem meliputi sistem kerja fasilitas kerja atau infrastruktur
yang diberikan oleh organisasi proses organisasi dan kultur kinerja
dalam organisasi
5) Faktor kontekstual (situasional) meliputi tekanan dan perubahan
lingkungan eksternal dan internal
Sedangkan menurut Mangkunegara (200167) faktor-faktor yang
mempengaruhi kinerja adalah sebagai berikut
1) Faktor Kemampuan
Secara umum kemampuan ini terbagi menjadi dua yaitu kemampuan
potensi (IQ) dan kemampuan realiti (knowledge and skills)
2) Faktor Motivasi
Motivasi terbentuk dari sikap seorang pekerja yang dalam
menghadapi situasi kerja
26
216 Indikator Kinerja
Menurut Moeheriono (201074) indikator kinerja (performance indicator)
didefinisikan sebagai berikut
1) Indikator kinerja sebagai nilai atau karakteristik tertentu yang
dipergunakan untuk mengukur output atau outcome suatu kegiatan
2) Sebagai alat ukur yang dipergunakan untuk menentukan derajat
keberhasilan suatu organisasi dalam mencapai tujuannya
3) Sebagai ukuran kuantitatif dan kualitatif yang menggambarkan tingkat
pencapaian suatu sasaran atau tujuan yang telah ditetapkan oleh
organisasi
4) Suatu informasi operasional yang berupa indikasi mengenai kinerja
atau kondisi suatu fasilitas atau kelompok fasilitas
Hal lain Mahmudi (2013155) berpendapat bahwa indikator kinerja
merupakan sarana atau alat (means) untuk mengukur hasil suatu aktivitas
kegiatan atau proses dan bukan hasil atau tujuan itu sendiri (ends) Peran
indikator kinerja bagi organisasi sektor publik adalah memberikan tanda atau
rambu-rambu bagi manajer dan pihak luar untuk menilai kinerja organisasi
Selain itu pula Mahmudi (2013156) mengemukakan peran indikator
kinerja diantaranya yaitu
1) Membantu memperbaiki praktik manajemen
2) Meningkatkan akuntabilitas manajemen dengan memberikan tanggung
jawab secara ekplisit dan pemberian bukti atas suatu keberhasilan atau
kegagalan
3) Memberikan dasar untuk melakukan perencanaan kebijakan dan
pengendalian
4) Memberikan informasi yang esensial kepada manajemen sehingga
memungkinkan bagi manajemen untuk melakukan pengendalian
kinerja di semua level organisasi
5) Memberikan dasar untuk pemberian kompensasi kepada staff
Menurut Hersey Blanchard dan Johnson yang dikutip oleh Wibowo
(2011102) terdapat tujuh indikator kinerja yaitu
27
1) Tujuan merupakan keadaan yang berbeda yang secara aktif dicari oleh
seorang individu dan organisasi untuk dicapai Untuk mencapai tujuan
diperlukan kinerja individu kelompok dan organisasi Kinerja individu
maupun organisasi berhasil apabila dapat mencapai tujuan yang
diinginkan
2) Standar merupakan suatu ukuran apakah tujuan yang diinginkan dapat
dicapai Tanpa standar tidak dapat diketahui kapan suatu tujuan
tercapai Kinerja seseorang dikatakan berhasil apabila mampu
memcapai standar yang ditentukan atau disepakati bersama antara
atasan dan bawahan
3) Alat atau sarana merupakan sumber daya yang dapat dipergunakan
untuk membantu menyelesaikan tujuan dengan sukses Alat atau saran
merupakan faktor penunjang untuk mencapai tujuan Tanpa alat atau
sarana tugas pekerjaan spesifik tidak dapat dilakukan dan tujuan tidak
dapat diselesaikan sebagaimana seharusnya Tanpa alat atau sarana
tidak mungkin dapat melakukan pekerjaan
4) Kompetensi merupakan persyaratan utama dalam kinerja Kompetensi
merupakan kemampuan yang dimiliki oleh seseorang untuk
menjalankan pekerjaan yang diberikan kepadanya dengan baik
Kompetensi memungkinkan seseorang mewujudkan tugas yang
berkaitan dengan pekerjaan yang diperlukan untuk mencapai tujuan
5) Motif merupakan alasan atau pendorong bagi seseorang untuk
melakukan sesuatu Manajer memfasilitasi motivasi kepada karyawan
dengan insentif berupa uang memberikan pengakuan menetapkan
tujuan menantang menetapkan standar terjangkau meminta umpan
balik memberikan kebebasan melakukan pekerjaan termasuk waktu
melakukan pekerjaan menyediakan sumber daya yang diperlukan dan
menghapuskan yang mengakibatkan disinsentif
6) Peluang pekerja perlu mendapatkan kesempatan untuk menunjukan
prestasi kerjanya Terdapat dua faktor yang menyumbangkan pada
adanya kekurangan kesempatan untuk berprestasi yaitu ketersediaan
waktu dan kemampuan untuk memenuhi syarat Jika pekerja dihindari
karena supervisor tidak percaya terhadap kualitas dan kepuasan
konsumen mereka secara efektif akan dihambat dari kemampuan
memenuhi syarat untuk berprestasi
7) Umpan balik antar tujuan standar dan umpan balik bersifat saling
terkait Umpan balik melaporkan kemajuan baik kualitas maupun
kuantitas dalam mencapai tujuan yang didefinisikan oleh standar
Umpan balik merupakan masukan yang dipergunakan untuk mengukur
kemajuan kinerja standar kinerja dan pencapaian tujuan Dengan
umpan balik dilakukan evalusasi terhadap kinerja dan sebagai hasilnya
dapat dilakukan perbaikan kinerja
Sedangkan Moeheriono (201082) indikator kinerja dalam Akuntabilitas
Kinerja Instansi Pemerintah (AKIP) disajikan sebagai berikut
28
1) Masukan (inputs) yaitu ukuran tingkat pengaruh sosial ekonomi
lingkungan atau kepentingan umum lainnya yang dimulai oleh capaian
indikator kinerja dalam suatu kegiatan
2) Keluaran (outputs) kegunaan suatu keluaran (outputs) yang dirasakan
langsung oleh masyarakat Dapat berupa tersedianya fasilitas yang
dapat diakses atau dinikmati oleh publik
3) Hasil(outcomes) yaitu segala sesuatu yang mencerminkan
berfungsinya keluaran kegiatan pada jangka menengah outcomes
merupakan ukuran seberapa jauh setiap produk atau jasa dapat
memenuhi kebutuhan dan harapan masyarakat
4) Manfaat(benefits) yaitu segala sesuatu berupa produkjasa (fisik dan
nonfisik) sebagai hasil langsung dari pelaksanaan suatu kegiatan dan
program berdasarkan masukan yang digunakan
5) Dampak(impacts) yaitu segala sesuatu yang dibutuhkan agar
pelaksanaan kegiatan dan program dapat berjalan atau dalam rangka
menghasilkan output misalnya sumber daya manusia dana material
waktu dan teknologi
Sementara itu Zeithaml Parasuraman amp Berry yang dikutip oleh
Ratminto amp Atik Septi Winarsih (2010175) mengemukakan indikator kinerja
pelayanan sebagai berikut
1) Tangibles atau ketampakan fisik artinya petampakan fisik dari
gedung peralatan pegawai dan fasilitas-fasilitas lain yang dimiliki
oleh providers
2) Reliability atau reliabilitas adalah kemampuan untuk
menyelenggarakan pelayanan yang dijanjikan secara akurat
3) Responsiveness atau responsivitas adalah kerelaan untuk menolong
customers dan menyelenggarakan pelayanan secara ikhlas
4) Assurance atau kepastian adalah pengetahuan dan kesopanan para
pekerja dan kemampuan mereka dalam memberikan kepercayaan
kepada customers
5) Empathy adalah perlakuan atau perhatian pribadi yang diberikan oleh
providers kepada customers
217 Pengukuran Kinerja Sektor Publik Sebagai Pengendalian Manajemen
Dalam organisasi birokrasi atau sektor publik pendekatan manajemen
yang sering digunakan adalah model pengendalian formal Menurut Mahmudi
(201358) pengendalian formal dilakukan melalui kegiatan-kegiatan resmi
29
organisasi yang biasanya bersifat rutin misalnya perencanaan strategik
pembuatan program penganggaran evaluasi kinerja rapat atau pertemuan rutin
dan sebagainya
Taylor yang dikutip oleh Mahmudi (201359) menyatakan bahwa
pengendalian merupakan bentuk ilmiah dari manajemen Sebelumnya manajemen
dipahami sebagai seni semata-mata Namun ternyata manajemen bisa dipelajari
melalui pendekatan ilmiah Pengendalian manajemen melalui beberapa aktivitas
yaitu
1) Perencanaan aktivitas yang akan dilakukan organisasi
2) Pengkoordinasian aktivitas berbagai bagian organisasi
3) Pengkomunikasian informasi ke seluruh bagian organisasi
4) Evaluasi terhadap informasi
5) Pembuatan keputusan
6) Mempengaruhi orang-orang dalam organisasi untuk mengubah prilaku
218 Konsep Bencana
Menurut W Nick Carter yang dikutip oleh Nurjanah dkk (201310)
memberikan definisi bencana yang dimuat dalam buku disaster management
yaitu
ldquoan event natural or man-made sudden or progressive which impacts
with such severity that the affected community has to respond by taking
exceptional measuresrdquo
Definisi lain menurut International Strategy for Disaster Reduction (UN-
ISDR-200224) adalah
ldquoa serious disruption of the functioning of a community or a society
causing widespread human material economic or environmental
losses which exceed the ability of the affected communitysociety to
cope using its own resourcesrdquo
( ldquosuatu kejadian yang disebabkan oleh alam atau karena ulah manusia
terjadi secara tiba-tiba atau perlahan-lahan sehingga menyebabkan
hilangnya jiwa manusia harta benda dan kerusakan lingkungan
30
kejadian ini terjadi di luar kemampuan masyarakat dengan segala
sumberdayanyardquo)
Berdasarkan definisi bencana di atas dapat digeneralisasikan bahwa untuk
dapat disebut ldquobencanardquo harus dipenuhi beberapa kriteria sebagai berikut
1 Ada peristiwa
2 Terjadi karena faktor alam atau karena ulah manusia
3 Terjadi secara tiba-tiba (sudden) akan tetapi dapat juga terjadi secara
perlahan-lahanbertahap (slow)
4 Menimbulkan hilangnya jiwa manusia harta benda kerugian sosial
ekonomi kerusakan lingkungan dan lain-lain
5 Berada di luar kemampuan masyarakat untuk menanggulanginya
Sedangkan definisi menurut Undang-undang Nomor 24 Tahun 2007
tentang Penanggulangan Bencana yaitu sebagai berikut
ldquoBencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam
dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang
disebabkan baik oleh faktor alam danatau non-alam maupun faktor
manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia
kerusakan lingkungan kerugian harta benda dan dampak psikologisrdquo
Menurut Nurjanah dkk (201313) menyatakan bahwa peristiwa yang
ditimbulkan oleh gejala alam maupun yang diakibatkan oleh kegiatan manusia
baru dapat disebut bencana ketika masyarakatmanusia yang terkena dampak oleh
peristiwa itu tidak mampu untuk menanggulanginya Ancaman alam itu sendiri
tidak selalu berakhir dengan bencana Ancaman alam menjadi bencana ketika
manusia tidak siap untuk menghadapinya dan pada akhirnya terkena dampak
Kerentanan manusia terhadap dampak gejala alam sebagian besar ditentukan oleh
tindakan manusia atau kegagalan manusia untuk bertindak
Terjadinya bencana adalah karena adanya pertemuan antara bahaya dan
kerentanan serta ada pemicunya Berikut gambar 21 Proses tejadinya bencana
31
Gambar 21 Proses Terjadinya Bencana
(Sumber Nurjanah dkkManajemen Bencana2013 hal 14)
Berdasarkan gambar di atas bahwa bencana terjadi setelah melalui proses
tiga unsur yang diantaranya yaitu
1 Bahaya
Bahaya adalah suatu fenomena alam atau buatan yang mempunyai
potensi mengancam kehidupan manusia kerugian harta benda dan
kerusakan lingkungan
2 Kerentanan (vulnerability)
Kerentanan merupakan suatu kondisi dari suatu komunitas atau
masyarakat yang mengarah atau menyebabkan ketidakmampuan
dalam menghadapi ancaman bahaya
3 Resiko bencana (risk disaster)
Risiko bencana adalah interaksi antara tingkat kerentanan daerah
dengan ancaman bahaya yang ada
219 Faktor-faktor Penyebab Bencana
Menurut Nurjanah dkk (201321) menyatakan terdapat tiga penyebab
terjadinya bencana yaitu (1) Faktor alam (natural disaster) karena fenomena
alam dan tanpa ada campur tangan manusia (2) Faktor non-alam (non-natural
disaster) yaitu bukan karena fenomena alam dan juga bukan akibat perbuatan
manusia (3) faktor sosialmanusia (man-made disaster) yang murni akibat
perbuatan manusia misalnya konflik horizontal konflik vertikal dan terorisme
Bahaya
Kerentanan
Risiko
Bencana
Bencana
Pemicu
32
Menurut UNDRO (1992) yang dikutip oleh Nurjanah dkk (201322) ada
beberapa faktor yang mempengaruhi timbulnya kerentanan adalah (1) berada di
lokasi berbahaya (2) kemiskinan (3) perpindahan penduduk dari desa ke kota (4)
kerusakan dan penurunan kualitas lingkungan (5) pertambahan penduduk yang
besar (6) perubahan budaya dan (7) kurangnya informasi dan kesadaran
Sedangkan menurut Eko Teguh Paripurno dalam Nurjanah dkk (201322)
sumber ancaman bencana dapat dikelompokkan ke dalam empat sumber ancaman
yaitu
1 Sumber ancaman klimatologis
Adalah sumber ancaman yang ditimbulkan oleh pengaruh iklim
dapat berupa rendah dan tingginya curah hujan tinggi dan
derasnya ombak di pantai arah angin serta beberapa kejadian
alam lain yang sangat erat hubungannya dengan iklim dan cuaca
2 Sumber ancaman geologis
Yaitu sumber ancaman yang terjadi oleh adanya dinamika bumi
baik berupa pergerakan lempeng bumi bentuk dan rupa bumi
jenis dan materi penyusunan bumi
3 Sumber ancaman industri dan kegagalan teknologi
Adalah sumber ancaman akibat adanya kegagalan teknologi
maupun kesalahan pengelolaan suatu proses industri
pembuangan limbah polusi yang ditimbulkan atau dapat pula
akibat proses persiapan produksi
4 Faktor manusia juga merupakan salah satu sumber ancaman
Perilaku atau ulah manusia baik dalam pengelolaan lingkungan
perebutan sumberdaya permasalahan ras dan kepentingan
lainnya serta akibat dari sebuah kebijakan yang berdampak pada
sebuah komunitas pada dasarnya merupakan sumber ancaman
2110 Jenis-jenis Bencana Alam di Indonesia
Karakteristik perlu diidentifikasi dan dipahami oleh aparatur pemerintah
dan masyarakat terutama yang tinggal di daerah atau wilayah rawan bencana
Upaya mengenal karakteristik bencana yang sering dilakukan merupakan suatu
33
upaya mitigasi sehingga diharapkan apabila terjadi bencana dampaknya dapat
dikurangi
Berikut deskripsi dari sejumlah jenis-jenis bencana yang sering terjadi di
Indonesia menurut Nurjanah dkk (201324) yaitu sebagai berikut
1 Banjir
2 Tanah longsor
3 Kekeringan
4 Kebakaran lahan dan hutan
5 Angin badai
6 Gempa bumi
7 Tsunami
8 Letusan gunung api
2111 Dampak Bencana
UNDRO (1992) yang dikutip oleh Nurjanah dkk (201333)
mengemukakan bencana serius dapat mengganggu inisiatif-inisiatif pembangunan
dalam beberapa cara termasuk (1) hilanggnya sumber-sumber daya (2)
gangguan terhadap program-program (3) pengaruh pada iklim investasi (4)
pengaruh pada sektor non formal dan (5) destabilisasi politik
Sedangkan menurut Benson and Clay (2004) dalam Nurjanah dkk
(201335) menyatakan bahwa dampak bencana dapat dibagi kedalam tiga bagian
yakni
1 Dampak langsung (direct impact)
Meliputi kerugian finansial dari kerusakan aset ekonomi
misalnya rusaknya bangunan tempat tinggal infrastruktur lahan
pertanian dan lain-lain
2 Dampak tidak langsung (indirect impact)
Meliputi berhentinya proses produksi hilangnya output dan
sumber penerimaan
3 Dampak sekunder (secondary impact)
Meliputi terhambatnya pertumbuhan ekonomi terganggunya
rencana pembangunan yang telah disusun meningkatnya defisit
34
neraca pembayaran meningkatnya angka kemiskinan dan lain-
lain
2112 Manajemen Bencana
Undang-undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana
mendefinisikan bahwa manajemen bencana (disaster management) sebagai
serangkaian upaya yang meliputi penetapan kebijakan pembangunan yang
berisiko timbulnya bencana kegiatan pencegahan bencana tanggap darurat
rehabilitasi dan rekonstruksi
Menurut Nurjanah dkk (201342) mengemukakan bahwa manajemen
bencana (disaster management) adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari
bencana beserta segala aspek yang berkaitan dengan bencana terutama risiko
bencana dan bagaimana menghindari risiko bencana Manajemen bencana
merupakan proses dinamis tentang bekerjanya fungsi-fungsi manajemen yang
meliputi dari perencanaan (planning) pengorganisasian (organizing)
penggerakan (actuating) dan pengawasan (controlling)
Sedangkan menurut W Nick Carter dalam Nurjanah (201344) definisi
manajemen bencana yaitu
ldquoan applied science which seeks by the systematic observation and
analysis of disasters to improve measures relaitng to prevention
mitigation preparedness emergency response and recoveryrdquo
Selanjutnya dalam wikipedia Emergency Management (2007)
mengemukakan bahwa penanggulangan bencana adalah proses yang terus
menerus di mana setiap individu kelompok dan masyarakat berusaha mengatur
35
risiko untuk menghindari atau memperbaiki dampak dari suatu bencana yang
dihasilkan dari suatu musibah
Dalam manajemen bencana terdapat tiga aspek yang mendasar yaitu (1)
respon terhadap bencana (2) kesiapsiagaan menghadapi bencana (3) minimasi
efek bencana (mitigasi) Ketiga aspek ini bersesuaian dengan siklus manajemen
bencana yaitu dapat dilihat pada gambar 22 berikut ini
Gambar 22 Siklus Manajemen Bencana
Sumber Nick Carter dalam Nurjanah dkk(201342)
2113 Prinsip-prinsip Manajemen Bencana
Berdasarkan Undang-undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang
Penanggulangan Bencana pasal 3 disebutkan bahwa azas prinsip-prinsip
manajemen penanggulangan bencana yaitu kemanusiaan keadilan kesamaan
kedudukan dalam hukum dan pemerintahan keseimbangan keselarasan
ketertiban dan kepastian hukum kebersamaan kelestarian lingkungan hidup ilmu
pengetahuan dan teknologi
Kesiapsiagaan
Mitigasi
Pencegahan Pembangunan
Bencana
Tanggap darurat
Pemulihan
36
Selain itu Nurjanah dkk (201345) mengemukakan bahwa
penanggulangan bencana harus didasarkan pada prinsip-prinsip praktis sebagai
berikut
1 Cepat dan Tepat
Bahwa penanggulangan bencana dilaksanakan dengan secara cepat
dan tepat sesuai dengan tututan keadaan
2 Prioritas
Prioritas dimaksudkan sebagai upaya penanggulangan bencana
yang harus mengutamakan kelompok rentan
3 Koordinasi dan Keterpaduan
Koordinasi dimaksudkan sebagai upaya penanggulangan bencana
yang didasarkan pada koordinasi yang baik dan saling mendukung
Sedangkan keterpaduan dimaksudkan sebagai upaya
penanggulangan bencana dilaksanakan oleh berbagai sektor secara
terpadu yang didasarkan pada kerjasama yang baik dan sailng
mendukung
4 Berdayaguna dan Berhasilguna
Dalam mengatasi kesulitan masyarakat dilakukan dengan tidak
membuang waktu tenaga dan biaya yang berlebihan
5 Transparansi dan Akuntabilitas
Transparansi dimaksudkan bahwa penanggulangan bencana
dilakukan secara terbuka dan dapat dipertanggungjawabkan
Sedangkan akuntabilitas adalah bahwa penanggulangan bencana
dilakukan secara terbuka dan dapat dipertanggungjawabkan secara
etik dan hukum
6 Kemitraan
Penanggulangan bencana harus melibatkan berbagai pihak secara
seimbang
7 Pemberdayaan
Penanggulangan bencana dilakukan dengan melibatkan korban
bencana secara aktif
8 Non Diskriminatif
Penanggulangan bencana tidak memberikan perlakuan yang
berbeda terhadap jenis kelamin suku agama ras dan aliran politik
apapun
9 Non-Proselitisi
Dalam penanggulangan bencana dilarang menyebarkan agama dan
atau keyakinan
37
2114 Tahapan Penanggulangan Bencana
Tahapan penanggulangan bencana yang dilakukan Badan Penanggulangan
Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lebak sesuai dengan Undang-undang Nomor
24 Tahun 2007 adalah sebagai berikut
1 Tahapan Pra Bencana
Tujuan Pengurangan Risiko Bencana
Manajemen Manajemen Risiko Bencana
Penyelenggaraan Situasi tidak terjadi bencana dan situasi terdapat
potensi bencana
Kegiatan
1) Pencegahan bencana adalah serangkaian kegiatan yang
dilakukan untuk mengurangi atau menghilangkan risiko
bencana baik melalui pengurangan ancaman bencana maupun
kerentanan pihak yang terancam bencana (situasi tidak terjadi
bencana)
2) Mitigasi (mitigation) adalah serangkaian upaya untuk
mengurangi risiko bencana baik melalui pembangunan fisik
maupun penyadaran dan peningkatan kemampuan menghadapi
ancaman bencana (situasi terdapat potensi bencana)
2 Tahapan Saat Bencana
Tujuan Penanganan darurat
Manajemen Manajemen darurat
38
Penyelenggaraan Situasi tanggap darurat
Kegiatan
1) Tanggap darurat (emergency response) yaitu serangkain
kegiatan yang dilakukan dengan segera pada saat kejadian
bencana untuk menangani dampak buruk yang ditimbulkan
yang meliputi kegiatan penyelamatan dan evakuasi korban
harta benda pemenuhan kebutuhan dasar perlindungan
pengurusan pengungsi penyelamatan serta pemulihan
prasarana dan sarana
3 Tahapan Pasca Bencana
Tujuan Pemulihan
Manajemen Manajemen pemulihan
Penyelenggaraan Situasi tanggap darurat
Kegiatan
1) Rehabilitasi yaitu perbaikan dan pemulihan semua aspek
pelayanan publik atau masyarakat sampai tingkat yang
memadai pada wilayah pasca bencana dengan sasaran utama
untuk normalisasi atau berjalannya secara wajar semua aspek
pemerintahan dan kehidupan masyarakat pada wilayah pasca
bencana
2) Rekonstruksi yaitu pembangunan kembali semua prasarana dan
sarana kelembagaan pada wilayah pasca bencana baik pada
tingkat pemerintahan maupun masyarakat dengan sasaran
39
utama tumbuh dan berkembangnya kegiatan perekonomian
sosial dan budaya tegaknya hukum dan ketertiban dan
bangkitnya peran serta masyarakat dalam segala aspek
kehidupan bermasyarakat pada wilayah pasca bencana
(Sumber Rencana Strategis (Renstra) Badan Penanggulangan Bencana
Daerah Kabupaten Lebak 2014-2018)
2115 Konsep Banjir
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008) banjir adalah berair
banyak dan deras atau terbenamnya daratan karena volume air yang meningkat
Dengan kata lain banjir adalah dimana suatu daerah dalam keadaan tergenang
oleh air dalam jumlah yang begitu besar Sedangkan Wikipedia mengemukakan
bahwa banjir adalah peristiwa yang terjadi ketika aliran air yang berlebihan
merendam daratan Banjir diakibatkan oleh volume air di suatu badan air seperti
sungai atau danau yang meluap atau menjebol bendungan sehingga air keluar dari
batasan alaminya Banjirpun dapat terjadi di sungai ketika alirannya melebihi
kapasitas saluran air terutama di kelokan sungai
Sejalan dengan pengertian dalam buku profil Badan Penanggulangan
Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Banten (2013) bahwa banjir adalah aliran air
sungai yang tingginya melebihi muka air normal sehingga melimpas dari palung
sungai menyebabkan adanya genangan pada lahan rendah di sisi sungai Aliran air
limpasan tersebut yang semakin meninggi mengalir dan melimpasi muka tanah
yang biasanya tidak dilewati aliran air
40
Menurut Pusat Pendidikan Mitigasi Bencana (2010) mengemukakan
bahwa banjir adalah peristiwa tergenang dan terbenamnya daratan (yang biasanya
kering) karena volume air yang meningkat Banjir dapat terjadi karena peluapan
air yang berlebihan di suatu tempat akibat hujan besar peluapan sungai atau
pecahnya bendungan sungai
Menurut kodoatie dan Sugiyanto (2002) sebab-sebab alami banjir antara
lain
1 Curah hujan
2 Pengaruh fisiografi
3 Erosi dan sedimentasi
4 Kapasitas sungai
5 Kapasitas drainase yang tidak memadai
6 Pengaruh air pasang
Sedangkan BPBD Provinsi Banten dalam buku Profil Daerah Rawan
Bencana terdapat beberapa faktor penyebab banjir diantaranya
1 Curah hujan tinggi
2 Permukaan tanah lebih rendah dibandingkan muka air laut
3 Terletak pada suatu cekungan yang dikelilingi perbukitan dengan
pengaliran air keluar sempit
4 Banyak permukiman yang dibangun pada dataran sepanjang sungai
5 Aliran sungai tidak lancar akibat banyaknya sampah serta bangunan di
pinggir sungai
6 Kurangnya tutupan lahan di daerah hulu sungai
Selain itu pula dalam buku Panduan Penanggulangan Bencana Provinsi
Banten (201317) bahwa untuk mengurangi dampak banjir yakni
1 Penataan daerah aliran sungai secara terpadu dan sesuai fungsi lahan
2 Pembangunan sistem pemantauan dan peringatan dini pada bagian
sungai yang sering menimbulkan banjir
3 Tidak membangun rumah dan pemukiman di bantaran sungai serta
daerah banjir
4 Tidak membuang sampah ke dalam sungai mengadakan program
pengerukan sungai
5 Pemasangan pompa untuk daerah yang lebih rendah dari permukaan
laut
41
6 Program penghijauan daerah hulu sungai harus selalu dilaksanakan
serta mengurangi aktifitas di bagian sungai rawan banjir
7 Membentuk polisi peduli lingkungan
2115 Tugas dan Fungsi Badan Penanggulangan Bencana Daerah
Kabupaten Lebak
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lebak
merupakan unsur pelaksana bidang penanggulangan bencana dipimpin oleh
kepala badan yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Bupati
melalui Sekretaris Daerah BPBD Kabupaten Lebak mempunyai tugas
melaksanakan kewenangan otonomi daerah di bidang penanggulangan bencana
melaksanakan urusan kebencanaan berdasarkan azas otonomi dan tugas
pembantuan yang diberikan oleh Pemerintah Pusat dan Pemerintah Propinsi
Banten
Adapun tugas BPBD Kabupaten Lebak mengacu kepada Peraturan Daerah
Kabupaten Lebak Nomor 3 tahun 2011 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata
Kerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Lebak diantaranya
yaitu
1 Menetapkan pedoman dan pengarahan terhadap usaha penanggulangan
bencana sesuai dengan kebijakan Pemerintah Daerah dan Badan Nasional
Penanggulangan Bencana yang mencakup pencegahan bencana
penanganan darurat rehabilitasi serta rekonstruksi secara adil dan setara
2 Menetapkan standarisasi serta kebutuhan penyelenggaraan
penanggulangan bencana berdasarkan perundang-undangan
3 Menyusun menetapkan dan menginformasikan peta relawan bencana
42
4 Menyusun dan menetapkan prosedur tetap penanganan bencana
5 Melaporkan penyelenggaraan penanggulangan bencana kepada Bupati
setiap sebulan sekali dalam kondisi normal dan setiap saat dalam kondisi
darurat bencana
6 Mengendalikan pengumpulan dan penyaluran uang dan barang
7 Mempertanggungjawabkan penggunaan anggaran yang diterima dari
anggaran pendapatan dan belanja daerah dan sumber lain yang sah
8 Melaksanakan kewajiban lain sesuai dengan peraturan perundang-
undangan
Sedangkan fungsi BPBD Kabupaten Lebak dalam menjalankan tugas
mempunyai fungsi yaitu
1 Perumusan dan penetapan kebijakan penanggulangan bencana dan
penanganan pengungsi dengan bertindak cepat dan tepat efektif dan
efisien dan
2 Pengoordinasian pelaksanaan kegiatan penanggulangan bencana secara
terencana terpadu dan menyeluruh
22 Penelitian Terdahulu
Temuan-temuan hasil dari penelitian sebelumnya merupakan sebagai
alatbahan pertimbangan dan data pendukung dalam penelitian yang sedang
dilakukan Penelitian terdahulu harus ada keterkaitan dengan penelitian yang
sedang diteliti sehingga dijadikan sebagai bahan pertimbangan dan pendukung
data Oleh karena pentingnya melihat hasil penelitian yang terdahulu maka
43
peneliti akan memaparkan setidaknya dua hasil penelitian yang sudah ada
Pemaparan hasil penelitian akan dijelaskan di bawah ini
1) Peneliti Pertama
Penelitian yang dilakukan oleh Mahasiswa Jurusan Ilmu
Administrasi Negara Universitas Sumatera Marino Y Cristanti
Marbun tahun 2013 dengan judul peranan koordinasi Badan
Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Medan dalam upaya
penanggulangan bencana banjir di kota Medan Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui bagaimana Badan Penanggulangan Bencana Daerah
Kota Medan dalam upaya penanggulangan bencana banjir Dari hasil
penelitian ini didapat beberapa temuan diantaranya yaitu Badan
Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Medan belum
melakukan koordinasi sesuai tupoksi koordinasi yang dilakukan
bersifat arahanhimbauan berupa surat dan koordinasi Pemerintah
Kota Medan dalam pemberian bantuan logistik kepada masyarakat
korban banjir berjalan kurang baik
2) Peneliti Kedua
Penelitian yang dilakukan oleh Chandra Yudiana Efendi jurusan
Ilmu Pemerintahan Universitas Komputer Indonesia mengenai Kinerja
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) di Wilayah
kecamatan Baleendah Kabupaten Bandung tahun 2012 Penelitian ini
menggunakan teori kinerja organisasi publik menurut Dwiyanto yang
terdiri dari lima indikator yaitu produktivitas kualitas layanan
44
responsivitas responsibilitas dan akuntabilitas Sedangkan metode
penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif Dari hasil
penelitian menunjukan (1) Produktivitas kinerja BPBD Kabupaten
Bandung sudah cukup baik (2) Kualitas layanan kinerja BPBD
Kabupaten Bandung cukup baik dilihat dari adanya fasilitas teknologi
komunikasi dan informasi serta adanya diklat kepada aparatur dan
masyarakat (3) Responsivitas kepada masyarakat di wilayah
kecamatan Baleendah cukup baik hal tersebut di lihat dari adanya
peringatan dini dan tanggap darurat serta pemenuhan akan kebutuhan
masyarakat yang terkena banjir (4) Responsibilitas BPBD Kabupaten
Bandung berjalan cukup baik karena sudah sesuai dengan SOP (5)
Akuntabilitas kinerja BPBD Kabupaten Bandung sudah baik dilihatnya
dari tercapainya sasaran dari kegiatan atau program Dengan demikian
dalam penelitian kinerja BPBD Kabupaten Bandung dalam upaya
penanggulangan banjir di wilayah Baleendah dinilai sudah cukup baik
3) Peneliti yang Bersangkutan (Mahasiswa)
Penelitian ini berjudul Kinerja Badan Penanggulangan Bencana
Daerah (BPBD) dalam penanggulangan bencana banjir di Kabupaten
Lebak Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui Kinerja
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Dalam
Penanggulangan Bencana Banjir Di Kabupaten Lebak Sedangkan
metode dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif
deskriptif
45
Peneliti menemukan beberapa permasalahan terkait dengan kinerja
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lebak
dalam upaya penaggulangan bencana banjir di Kabuapten Lebak
Permasalahannya yaitu Keterbatasan jaringan informasi dan
komunikasi yang efektif dalam penyebaran informasi kebencanaan
kepada masyarakat Sumber daya manusia atau aparatur BPBD
Kabupaten Lebak yang terbatas Keterbatasan sarana dan prasarana
dalam penanggulangan bencana banjir Belum adanya Peraturan
Daerah tentang Pendanaan Bencana dan Ketidakefektifan sosialisasi
penanggulangan bencana banjir
23 Kerangka Berfikir
Kerangka berfikir merupakan alur pemikiran peneliti dalam penelitian dan
sebagai kelanjutan dari kajian teori untuk memberikan penjelasan dari kinerja
BPBD Kabupaten Lebak dalam penanggulangan bencana banjir maka dalam
penelitian ini dibuatkanlah kerangka berfikir Sehingga dengan adanya kerangka
berfikir ini baik peneliti maupun pembaca mudah memahami dan mengetahui
tujuan yang ingin dicapai dari penelitian
Menurut Sugiyono (201065) menyatakan bahwa kerangka berfikir
merupakan model konseptual tentang bagaimana teori berhubungan dengan
berbagai faktor yang telah diidentifikasikan sebagai masalah yang penting Oleh
karenanya peneliti berangkat dari identifikasi masalah untuk membuat kerangka
46
berfikir Adapun permasalahan-permasalahan yang ada terkait kinerja BPBD
Kabupaten Lebak dalam penanggulangan bencana banjir diantaranya
1) Keterbatasan jaringan informasi dan komunikasi yang efektif dalam
penyebaran informasi kebencanaan kepada masyarakat
2) Sumber daya manusia atau aparatur BPBD Kabupaten Lebak yang
terbatas
3) Keterbatasan sarana dan prasarana dalam penanggulangan bencana
banjir
4) Belum adanya Peraturan Daerah tentang Pendanaan Bencana
5) Kurangnya kesadaran masyarakat akan bahaya bencana banjir
6) Ketidakefektifan sosialisasi penanggulangan bencana banjir
Berdasarkan dari permasalahan yang telah dikemukakan di atas maka
kiranya dibutuhkan suatu alat untuk mengukur kinerja BPBD yang optimal dalam
penanggulangan bencana banjir Di bawah ini akan dikemukakan mengenai
indikator kinerja yang menjadi titik acuan untuk mengetahui kinerja BPBD
dengan menggunakan indikator kinerja organisasi menurut Hersey Blanchard
dan Johnson yang dikutip oleh Wibowo (2011102) yaitu
1 Tujuan
2 Standar
3 Alat atau sarana
4 Kompetensi
5 Motif
6 Peluang
7 Umpan Balik
Indikator kinerja organisasi yang telah disebutkan di atas dinilai dan
dianggap lebih rasional dan tepat untuk menjawab permasalahan-permasalahan
47
yang ada pada kinerja BPBD dalam penanggulangan bencana banjir Dengan
diadakannya pengukuran kinerja sesuai indikator kinerja organisasi yang telah
disebutkan di atas maka diharapkan BPBD kabupaten Lebak lebih optimal lagi
dalam penanggulangan bencana banjir khususnya di kecamatan Rangkasbitung
Untuk lebih jelasnya kerangka berfikir dapat di lihat pada gambar 23 di bawah
ini
48
Gambar 23
Kerangka Berfikir
Gambar 23 Kerangka Berfikir
Identifikasi Masalah
1 Keterbatasan jaringan informasi dan komunikasi yang efektif dalam
penyebaran informasi kebencanaan kepada masyarakat
2 SDM atau aparatur BPBD Kabupaten Lebak yang terbatas
3 Keterbatasan sarana dan prasarana dalam penanggulangan bencana banjir
4 Belum adanya Peraturan Daerah tentang Pendanaan Bencana
5 Ketidakefektifan sosialisasi penanggulangan bencana banjir
Kinerja Organisasi
1 Tujuan
2 Standar
3 Alatsarana
4 Kompetensi
5 Motif
6 Peluang
7 Umpan Balik
(Hersey Blanchard dan Johnson dalam buku Wibowo 2011102)
Terwujudnya Kinerja BPBD dalam Penanggulangan Bencana Banjir
Di Kabupaten Lebak Yang Optimal
Penyelenggaraan BPBD dalam Penanggulangan Bencana Banjir
Di Kabupaten Lebak
49
24 Hipotesis Penelitian
Hipotesis penelitian merupakan jawaban sementara terhadap masalah yang
akan diteliti dan akan dibuktikan kebenarannya Hipotesis memberi hasil dari
refleksi peneliti berdasarkan deskripsi teori dan kerangka berfikir yang akan
digunakan sebagai dasar argumentasi Pada penelitian ini hipotesis yang
digunakan oleh peneliti adalah hipotesis deskriptif yaitu merupakan jawaban
sementara terhadap rumusan masalah deskriptif
Berdasarkan kerangka teori dan kerangka berfikir maka pada penelitian
ini hipotesis yang akan diambil yaitu
Hipotesis nol ldquoKinerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah
Dalam Penanggulangan Bencana Banjir di
Kabupaten Lebak paling rendah atau sama dengan
65 dari nilai idealnya 100 rdquo
Hipotesis alternatif ldquoKinerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah
Dalam Penanggulangan Bencana Banjir di
Kabupaten Lebak paling tinggi 65 dari nilai
idealnya 100rdquo
H0 micro gt 65
Ha micro lt 65
50
Dari hipotesis di atas maka peneliti menentukan dan mengambil salah
satu hipotesis untuk penelitian yaitu
Ha micro lt 65
Hipotesis alternatif ldquoKinerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah
Dalam Penanggulangan Bencana Banjir di
Kabupaten Lebak paling tinggi 65 dari nilai
idealnya 100rdquo
51
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
31 Pendekatan dan Metode Penelitian
Menurut Sugiyono (20101) Metode penelitian pada dasarnya merupakan
cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu
Berdasarkan tersebut terdapat empat kata kunci yang harus diperhatikan yaitu
cara ilmiah tujuan dan kegunaan Cara ilmiah berarti kegiatan penelitian itu
didasarkan pada ciri-ciri keilmuan yaitu rasional empiris dan sistematis Rasional
berarti kegiatan itu dilakukan dengan cara-cara yang masuk akal sehingga
terjangkau oleh penalaran manusia Empiris berarti cara-cara itu dapat diamati
oleh indera manusia sehingga orang lain dapat mengamati dan mengetahui cara-
cara yang digunakan Sistematis berarti proses yang digunakan dalam penelitian
itu mengguanakan langkah-langkah tertentu yang bersifat logis
Sedangkan Usman dan Setadi Akbar (201141) mengemukakan bahwa
metodologi penelitian ialah suatu pengkajian dalam mempelajari peraturan-
peraturan yang terdapat dalam penelitian Ditinjau dari filsafat metodologi
penelitian merupakan epistimologi penelitian yaitu yang menyangkut bagaimana
kita mengadakan penelitian
Untuk menemukan jawaban dalam masalah-masalah tujuan dan manfaat
yang telah diuraikan pada bab sebelumnya maka metode penelitian yang berjudul
ldquoKinerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Dalam
52
Penanggulangan Bencana Banjir di Kabupaten Lebakrdquo ini adalah metode
penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif
Menurut Sugiyono (20078) Metode penelitian kuantitatif dapat diartikan
sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme digunakan
untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu pengumpulan data
menggunakan instrumen penelitian analisis data bersifat kuantitatifstatistik
dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan
Irawan (2006108) menjelaskan bahwa metode deskriptif digunakan untuk
mengkaji sesuatu seperti apa adanya (variabel tunggal) atau pola hubungan
(korelasional) antara dua atau lebih variabel Sedangkan menurut Suryabarata
(199224) metode penelitian deskriptif adalah penelitian mendalam mengenai unit
sosial tertentu yang hasilnya merupakan gambaran yang lengkap dan
terorganisasi menganai unit tersebut
32 Ruang Lingkup Penelitian
Adapun ruang lingkup penelitian ldquoKinerja Badan Penanggulangan Bencana
Daerah (BPBD) Dalam Penanggulangan Bencana Banjir Di Kabupaten Lebakrdquo
adalah organisasi BPBD Kabupaten Lebak dan masyarakat Kabupaten Lebak
yang mengharapkan pelayanan dalam bidang penanggulangan bencana banjir
berjalan dengan baik dan terwujudnya masyarakat yang tangguh akan bencana
53
33 Lokasi Penelitian
Dalam penelitian ldquoKinerja Badan Penanggulangan Bencana daerah (BPBD)
Dalam Penanggulangan Bencana Banjir di Kabupaten Lebakrdquo ini penetapan
lokasi terdapat di daerah Kabupaten Lebak yang merupakan daerah rawan akan
bencana banjir Daerah rawan bencana banjir di Kabupaten Lebak terdapat 15
Kecamatan dari jumlah keseluruhan 28 Kecamatan yang berada di Kabupaten
Lebak yakni
1 Kecamatan Rangkasbitung
2 Kecamatan Kalanganyar
3 Kecamatan Cibadak
4 Kecamatan Cimarga
5 Kecamatan Leuwidamar
6 Kecamatan Banjarsari
7 Kecamatan Lebak Gedong
8 Kecamatan Panggarangan
9 Kecamatan Wanasalam
10 Kecamatan Gunung Kencana
11 Kecamatan Cilograng
12 Kecamatan Muncang
13 Kecamatan Cikulur
14 Kecamtan Sobang dan
15 Kecamatan Cibeber
54
34 Variabel Penelitian
341 Definisi Konsep
Variabel dalam penelitian ini adalah Kinerja Organisasi Pelayanan Publik
organisasi pelayanan publik yang dimaksud adalah Badan Penanggulangan
Bencana Daerah (BPBD) dengan lokus penelitian di Kabupaten Lebak Sehingga
peneliti menentukan teori yang dapat menguji kinerja dari organisasi pelayanan
publik tersebut berdasarkan permasalahan yang ditemukan oleh peneliti pada
tahap observasi lapangan Berdasarkan permasalahan di lapangan maka peneliti
memutuskan untuk menggunakan teori indikator kinerja menurut Hersey
Blancharddan Johnson untuk mengetahui kinerja BPBD dalam penanggulangan
bencana banjir di Kabupaten Lebak Indikator kinerja menurut Hersey Blanchard
dan Johnson yaitu
1 Tujuan
2 Standar
3 Alat atau sarana
4 Kompetensi
5 Motif
6 Peluang
7 Umpan Balik
Dari ketujuh indikator tersebut dapat dijabarkan kedalam sub indikator
yang kemudian dijadikan pertanyaan-pertanyaan pada instrumen penelitian untuk
mengukur kinerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dalam
penanggulangan banjir di Kabupaten Lebak
55
342 Definisi Operasional
Adapun pada penelitian kinerja BPBD dalam penanggulangan bencana
banjir di Kabupaten Lebak yang menjadi variabel adalah kinerja BPBD dalam
penanggulangan bencana banjir Teori yang digunakan adalah indikator kinerja
menurutHersey Blancharddan Johnson Seperti yang dijelaskan sebelumnya
maka setiap indikator teori akan dijabarkan menjadi sub indikator yang kemudian
dijadikan pertanyaan pada instrumen penelitian
35 Instrumen Penelitian
Pada dasarnya meneliti adalah melakukan pengukuran terhadap fenomena
alam maupun sosial Oleh karena itu maka diperlukan alat ukur yang baik yang
selanjutnya dinamakan sebagai instrumen Menurut Sugiyono (2010119)
instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur fenomena
alam maupun sosial yang diamati Secara spesifik semua fenomena ini disebut
variabel penelitian Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah berupa
angket dengan satu variabel dan menggunakan skala Likert dalam pengukuran
jawaban dari para responden Dengan skala Likert maka variabel yang akan
diukur akan dijabarkan menjadi indikator variabel Kemudian indikator tersebut
dijadikan tolak ukur untuk menyusun item-item instumen dalam bentuk
pertanyaan Jawaban setiap item instrumen memliki tingkatan nilai dari sangat
positif sampai sangat negatif
Sehingga untuk keperluan analisis kuantitatif anak jawaban dari setiap item
instrumen diberi skor dapat di lihat pada tabel 31 berikut ini
56
Tabel 31
Skoring Instrumen Penelitian
Pilihan Jawaban Skor
Sangat Setuju 4
Setuju 3
Tidak Setuju 2
Sangat Tidak Setuju 1
Sumber Sugiyono 2007
Untuk mempermudah dalam menemukan jawaban atas masalah yang telah
diuraikan pada bab sebelumnya maka berikut ini peneliti sajikan operasional
variabel dalam bentuk kisi-kisi instrumen yang dapat dilihat pada Tabel32 berikut
ini
57
Tabel 32
Kisi-kisi Instrumen Penelitian
Variabel Indikator Sub Indikator Butir Skala
Kinerja Badan
Penanggulangan
Bencana Daerah
(BPBD) Dalam
Penanggulangan
Bencana Banjir
Di Kabupaten
Lebak
Tujuan 1 Pengurangan Risiko
Bencana (Pra bencana)
2 Penanganan kedaruratan
(saat Bencana)
3 Pemulihan (Pasca
Bencana)
123
Likert
Standar 1 Standar Operating
Procedure (SOP)
4 5 6
Alat atau sarana 1 Kelengkapan peralatan
penanggulangan bencana
2 Alat Komunikasi
3 Tempat penyimpanan alat
dan logistic
7 8 9
Kompetensi 1 Kemampuan aparatur
2 Kesesuaian aparatur
dengan fungsi tugas
10 11
12
Motif 1 Motivasi dalam
penanggulangan bencana
3 Prilaku aparatur
4 Sosialisasi Bencana
banjir
13 14
15
Peluang 1 Komunitas Masyarakat
Tangguh Bencana
2 Solusi Bencana Banjir
3 Partisipasi Masyarakat
16 17
18
Umpan Balik 1 Pelaporan hasil kegatan
2 Penilaian kinerja
3 Tindak lanjut hasil
kegiatan
19 20
21
Sumber Peneliti 2014
36 Populasi dan Sampel Penelitian
Menurut Sugiyono (200890) menjelaskan bahwa populasi adalah wilayah
generalisasi yang terdiri atas obyeksubyek yang mempunyai kualitas dan
karakteristik tertentu yang ditetapkan peneliti untuk dipelajari dan ditarik
58
kesimpulannya Populasi adalah jumlah total dari seluruh unit atau elemen di
mana penyelidik tertarik
Sejalan dengan Irawan (2006113) populasi (validitas eksternal) adalah
keseluruhan objek atau subjek yang menjadi sasaran generalisasi Maka peneliti
mengambil sampel kemudian menelitinya sebagai generalisasi populasi
Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah masyarakat Kabupaten
Lebak yang terkena dampak bencana banjir Peneliti mengambil populasi 15
kecamatan dari jumlah keseluruhan 28 Kecamatan di Kabupaten Lebak Hal ini
dikarenakan tidak semua wilayah di Kabupaten Lebak terkena dampak bencana
banjir dan data tersebut didapat dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah
Kabupaten Lebak Jumlah populasi dari 15 Kecamatan sebesar 734402 jiwa data
ini didapat dari Badan Pusat Statistik Kabupaten Lebak
Untuk mendapatkan sampel yang representatif peneliti menggunakan rumus
untuk mencari data yang lebih akurat Peneliti menggunakan rumus Slovin dengan
tingkat kesalahan sebesar 10 sebagai berikut
Keterangan
n ukuran sampel
N ukuran populasi
e sampling error(10)
N
n gt
1+Ne2
59
Dapat dihitung berikut ini
n gt N gt 734402
1+ Ne2 1 + (734402)(01)
2
gt 734402
1 + 734402
gt 734402
734502
gt 999
asymp 100
Berdasarkan penghitungan sampel menggunakan rumus Slovin dengan
taraf kesalahan 10 di atas maka didapatkan sampel sebesar 100 orang
Kemudian dalam penentuan teknik sampling peneliti menggunakan teknik
proportional cluster random sampling Dimana sampel dalam penelitian ini
dihitung berdasarkan ketentuan besaran sampel atas besaran populasi Dikatakan
proportional cluster random sampling karena populasi terdiri dari sub populasi
yang tidak homogen dan tiap-tiap populasi akan diwakili sesuai dengan
proporsinya masing-masing dalam penelitian Jadi pada pokoknya yaitu
mengambil sampel dari tiap-tiap sub populasi dengan memperhitungkan besar
kecilnya sub populasi sehingga nantinya jumlah sampel yang diambil akan
menghasilkan sampel yang representatif Lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel
33 di bawah ini
60
Tabel 33
Perhitungan Sampel
No Populasi Jumlah Perhitungan
Hasil
Akhir
1 Kec Rangkasbitung 120808 120808
734402x 100 = 016 x 100 16
2 Kec Kalanganyar 33119 33119
734402x 100 = 005 x 100 5
3 Kecamatan Cibadak 60130 60130
734402x 100 = 008 x 100 8
4 Kec Cimarga 63164 63164
734402x 100 = 009 x 100 9
5 Kec Leuwidamar 52244 52244
734402x 100 = 007 x 100 7
6 Kec Banjarsari 59488 59488
734402x 100 = 008 x 100 8
7 Kec Lebak Gedong 22280 22280
734402X 100 = 003 x 100
3
8 Kec Panggarangan 36553 36553
734402X 100 = 005 X 100
5
9 Kec Wanasalam 53184 53184
734402X 100 = 007 X 100
7
10 Kec Gunung Kencana 33852 33852
734402x 100 = 005 x 100
5
11 Kec Cilograng 32861 32861
734402x 100 = 004 x 100
4
12 Kec Muncang 32751 32751
734402 x 100 = 004 x 100
4
13 Kec Cikulur 48303 48303
734402 x 100 = 007 x 100
7
14 Kec Sobang 29402 29402
734402x 100 = 004 x 100
4
15 Kec Cibeber 56263 56263
734402x 100 = 008 x 100
8
Jumlah sum 734402 100
Sumber Peneliti 2014
61
37 Teknik Pengolahan dan Analisis Data
Pengolahan data adalah kegiatan lanjutan setelah pengumpulan data
dilaksanakan Pada penelitian kuantitatif pengolahan data secara umum
dilaksanakan melalui tahap memeriksa (editing) proses pemberian identitas
(coding) dan proses pembeberan (tabulating)
1 Editing
Editing adalah kegiatan yang dilaksanakan setelah peneliti selesai
menghimpun data di lapangan Proses editing dimulai dengan memberi
identitas pada instrumen yang telah terjawab Kemudian memeriksa
satu per satu lembaran instrumen pengumpulan data kemudian
memeriksa poin-poin serta jawaban yang tersedia Apabila terjadi
kejanggalan pada instrumen tersebut berilah identitas tertentu pada
instrumen dan poin yang janggal tersebut
2 Coding
Setelah tahap editing selesai dilakukan kegiatan berikutnya adalah
mengklasifikasi data-data tersebut melalui tahapan coding Maksudnya
bahwa data yang telah diedit tersebut diberi identitas sehingga memilki
arti tertentu pada saat dianalisis
3 Tabulating
62
Tabulating adalah bagian terakhir dari pengolahan data Maksud
tabulating adalah memasukan data pada tabel-tabel tertentu dan
mengatur angka-angka serta menghitungnya
Setelah data selesai diolah maka tahap berikutnya yaitu analisis data
Analisis data merupakan upaya peneliti untuk menyederhanakan dan menyajikan
data dengan mengelompokan dalam suatu bentuk yang berarti sehingga mudah
dipahami oleh pembaca
Di dalam penelitian ini data yang diteliti yaitu data interval adalah data
yang jaraknya sama tetapi tidak memiliki nilai 0 (nol) absolutmutlak Kemudian
hipotesis yang terdapat di dalam penelitian ini yaitu hipotesis deskriptif yaitu
jawaban sementara terhadap masalah deskriptif yaitu yang berkenaan dengan
variabel mandiri Oleh karena itu di dalam pengujian hipotesis deskriptif tersebut
dipakai t-test satu sampel sebagai berikut
Keterangan
t = nilai t yang dihitung
π = rata-rata hitung
micro0 = nilai yang dihipotesiskan
s = simpangan baku
n = jumlah anggota sampel
38 Jadwal Penelitian
63
Adapun waktu pelaksanaan penelitian dapat dilihat pada tabel 33 berikut
ini
Tabel 33
Jadwal Penelitian
No
Kegiatan
Tahun Tahun
2014 2015
Feb Mar Mei Jun Jul Aug Sep Okt Nov Des Jan Feb
1 Observasi Awal
2 Pengurusan Perizinan
3 Tahap Penyusunan Proposal
Penelitian
4 Seminar Proposal
5 Revisi Proposal
6 Pengolahan dan analisis data
7 Penyusunan Laporan Akhir
8 Sidang Skripsi
9 Revisi Laporan
Sumber Peneliti 2015
64
BAB IV
HASIL PENELITIAN
41 Deskripsi Obyek Penelitian
411 Deskripsi Kabupaten Lebak
Gambar 41
Peta Kabupaten Lebak
Kabupaten Lebak adalah salah satu kabupaten yang berada di Wilayah
Provinsi Banten Kabupaten Lebak terletak antara 6deg18rsquo-7deg00rsquo Lintang Selatan
dan 105deg25rsquo-106deg30rsquo Bujur Timur dengan luas wilayah 304472 Ha (304472
KM2) yang terdiri dari 28 Kecamatan dengan 340 desa dan 5 Kelurahan
Kabupaten Lebak memiliki batas wilayah administratifyaitu Sebelah Utara
Kabupaten Serang dan Tangerang Sebelah Selatan Samudera Indonesia Sebelah
Barat Kabupaten Pandeglang Sebelah Timur Kabupaten Bogor dan Sukabumi
Kecamatan paling luas wilayahnya adalah Kecamatan Cibeber dan Paling kecil
luas wilayahnya adalah Kecamatan Kalanganyar
64
65
Penduduk Kabupaten Lebak menurut Sensus Penduduk 2014 berjumlah
1258637orang Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Lebak
tahun 2014 data penduduk di Kabupaten Lebak dapat di lihat pada tabel 41 di
bawah ini
Tabel 41
Jumlah Penduduk Kabupaten Lebak Tahun 2014
Kecamatan Laki-laki Perempuan Jumlah
Malingping 32584 31137 63721
Wanasalam 27316 25868 53184
Panggarangan 18587 17966 36553
Cihara 15709 14901 30610
Bayah 21420 20817 42237
Cilograng 16939 15922 32861
Cibeber 28741 27522 56263
Cijaku 14105 13749 27854
Cigemblong 10336 9921 20254
Banjarsari 30477 29011 59488
Cileles 24624 23772 59488
Gunung Kencana 17438 16414 33852
Bojongmanik 11233 10753 21986
Cirinten 13412 12216 25673
Leuwidamar 26764 25480 52244
Muncang 16768 15983 32751
Sobang 15081 14321 29402
Cipanas 24006 23038 47044
Lebakgedong 11637 10643 22280
Sajira 24626 23430 48056
Cimarga 32234 30930 63164
Cikulur 24476 23827 48303
Warunggunung 27662 26172 53834
Cibadak 30952 29178 60130
Rangkasbitung 62030 58778 120808
Kalanganyar 17246 15873 33119
Maja 27294 25058 52352
Curugbitung 16128 14998 31126
Total 1258637
(Sumber httplebakkabbpsgoid)
66
Dari data di atas dapat di lihat bahwa penduduk Kecamatan
Rangkasbitung yang memiliki penduduk paling banyak dengan jumlah 120808
orang Sementara jumlah penduduk yang paling rendah terdapat di Kecamatan
Cigemblong dengan jumlah penduduk 20 254 orang
412 Deskripsi Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)
Kabupaten Lebak
Berdasarkan dengan ditetapkannya Undang-Undang Nomor 24 Tahun
2007 tentang Penanggulangan Bencana penyelenggaraan penanggulangan
bencana diharapkan semakin baik karena Pemerintah Pusat dan Pemerintah
Daerah menjadi penanggung jawab dalam penyelenggaraan penanggulangan
bencana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lebak yang
dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2011 memiliki tugas
sebagai penyelenggara penanggulangan bencana di daerah Kabupaten Lebak yang
dilakukan secara terarah terkoordinasi dan terpadu mulai sejak penetapan
kebijakan pembangunan yang berisiko timbulnya bencana
413 Visi dan Misi BPBD Kabupaten Lebak
Penetapan visi merupakan satu langkah penting dalam perjalanan suatu
organisasi karena dengan visi tersebut akan dapat mencerminkan apa yang hendak
dicapai oleh organisasi serta memberikan arah dan fokus strategis yang
berorientasi terhadap masa depan pembangunan dan bahkan menjamin
kesinambungan pelaksanaan tugas organisasi
67
Visi yang ditetapkan mencerminkan gambaran peran dan kondisi yang
ingin diwujudkan oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) di masa
depan Berdasarkan makna tersebut dan sesuai dengan visi Pemerintah Kabupaten
Lebak maka visi BPBD Kabupaten Lebak adalah ldquoKabupaten Lebak yang siaga
tangguh dan berakhlak dalam penenggulangan bencana
Sedangkan Misi Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)
Kabupaten Lebak yaitu
1 Memperkuat kapasitas masyarakat dan kelembagaan dalam
penanggulangan bencana
2 Membangun kesipasiagaan daerah dalam mengurangi resiko bencana
melalui penyusunan mekanisme penanggulangan bencana yang holistik
terencana dan terpadu
3 Membangun budaya keselamatan dan ketahanan untuk masyarakat
Kabupaten Lebak dengan menggunakan pengetahuan inovasi dan
pendidikan
414 Tugas Pokok dan Fungsi BPBD Kabupaten Lebak
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lebak
merupakan unsur pelaksana bidang penanggulangan bencana dipimpin oleh
kepala badan yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Bupati
melalui Sekretaris Daerah BPBD Kabupaten Lebak mempunyai tugas
melaksanakan kewenangan otonomi daerah di bidang penanggulangan bencana
melaksanakan urusan kebencanaan berdasarkan azas otonomi dan tugas
68
pembantuan yang diberikan oleh Pemerintah Pusat dan Pemerintah Propinsi
Banten
Adapun tugas BPBD Kabupaten Lebak mengacu kepada Peraturan Daerah
Kabupaten Lebak Nomor 3 tahun 2011 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata
Kerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Lebak diantaranya
yaitu
1 Menetapkan pedoman dan pengarahan terhadap usaha penanggulangan
bencana sesuai dengan kebijakan Pemerintah Daerah dan Badan Nasional
Penanggulangan Bencana yang mencakup pencegahan bencana
penanganan darurat rehabilitasi serta rekonstruksi secara adil dan setara
2 Menetapkan standarisasi serta kebutuhan penyelenggaraan
penanggulangan bencana berdasarkan perundang-undangan
3 Menyusun menetapkan dan menginformasikan peta relawan bencana
4 Menyusun dan menetapkan prosedur tetap penanganan bencana
5 Melaporkan penyelenggaraan penanggulangan bencana kepada Bupati
setiap sebulan sekali dalam kondisi normal dan setiap saat dalam kondisi
darurat bencana
6 Mengendalikan pengumpulan dan penyaluran uang dan barang
7 Mempertanggungjawabkan penggunaan anggaran yang diterima dari
anggaran pendapatan dan belanja daerah dan sumber lain yang sah
8 Melaksanakan kewajiban lain sesuai dengan peraturan perundang-
undangan
69
Sedangkan fungsi BPBD Kabupaten Lebak dalam menjalankan tugas
mempunyai fungsi yaitu
1 Perumusan dan penetapan kebijakan penanggulangan bencana dan
penanganan pengungsi dengan bertindak cepat dan tepat efektif dan
efisien dan
2 Pengoordinasian pelaksanaan kegiatan penanggulangan bencana secara
terencana terpadu dan menyeluruh
415 Struktur Organisasi BPBD Kabupaten Lebak
Struktur organisasi BPBD Kabupaten Lebak mengacu pada Peraturan
Daerah Nomor 3 Tahun 2011 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja
Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Lebak Berikut bagan struktur
organisasi BPBD Kabupaten Lebak
Gambar 41
Struktur Organisasi
Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Lebak
Kepala Badan
Unsur Pengarah Kepala Pelaksana
Seksi
pencegahan dan
kesiapsiagaan
Seksi
Rehabilitasi
dan
Rekonstruksi
Seksi
Kedaruratan
dan Logistik
Sekretaris
70
1 Kepala Badan Pelaksana
Mempunyai tugas
(1) Pengordinasian perencanaan pembinaan dan pengendalian terhadap
program administrasi dan sumber daya serta kerja sama BPBD
Kabupaten
(2) Pengordinasian dan pelaksanaan kebijakan di bidang pencegahan
mitigasi dan kesiapsiagaan pada prabencana serta pemberdayaan
masyarakat
(3) Pengordinasian dan pelaksanaan kebijakan di bidang penanggulangan
bencana pada saat tanggap darurat dan dukungan logistik
(4) Pengordinasian dan pelaksanaan kebijakan di bidang penanggulangan
pada pascabencana
2 Sekretariat
Mempunyai tugas
(1) Pengoordinasian sinkronisasi dan integrasi di lingkungan BPBD
Kabupaten Lebak
(2) Pengoordinasian perencanaan dan perumusan kebijakan teknis BPBD
Kabupaten
(3) Pembinaan dan Pelayanan administrasi ketatausahaan hukum dan
pertaturan perundang-undangan organisasi tata laksana kepegawaian
keuangan dan persesdiaan perlengkapan dan rumah tangga BPBD
(4) Pembinaan dan pelaksanaan hubungan masyarakat dan protokol di
lingkungan BPBD Kabupaten
71
(5) Fasilitas pelaksanaan tugas dan fungsi unsur pengarah
penanggulangan bencana
(6) Pengoordinasian dalam penyususnan laporan BPBD Kabupaten
3 Seksi Pencegahan dan Kesiapsiagaan
Mempunyai tugas
(1) Perumusan kebijakan di bidang pencegahan mitigasi dan
kesipasiagaan pada prabencana serta pemberdayaan masyarakat
(2) Pengkoordinasian di bidang pencegahan mitigasi dan kesiapsiagaan
pada prabencana serta pemberdayaan masyarakat
(3) Pelaksanaan hubungan kerja dengan instansi terkait di bidang
pencegahan mitigasi dan kesiapsiagaan pada prabencana serta
pemberdayaan masyarakat
(4) Pemantauan evaluasi dan analisis pelaporan tentang pelaksanaan
kebijakan umum di bidang pencegahan mitigasi dan kesiapsiagaan
pada prabencana serta pemberdayaan masyarakat
4 Seksi Kedaruratan dan Logistik
Mempunyai tugas
(1) Perumusan kebijakan di bidang penanggulangan pada saat tanggap
darurat penanganan pengungsi dan dukungan logistik
(2) Pengkoordinasian dan pelaksanaan kebijakan di bidang
penanggulangan bencana pada saat tanggap darurat penanganan
pengungsi dan dukungan logistik
72
(3) Komando pelaksanaan penanggulangan bencana pada saat tanggap
darurat
(4) Pelaksanaan hubungan kerja di bidang penanggulangan bencana pada
saat tanggap darurat penanganan pengungsi dan dukungan logistik
(5) Pemantauan evaluasi dan analisis pelaporan tentang pelaksanaan
kebijakan umum di bidang penangglangna bencana pada saat tanggap
darurat penanganan pengungsi dan dukungan logistik
5 Seksi Rehabilitasi dan Rekonstruksi
Mempunyai tugas
(1) Perumusan kebijakan di bidang penanggulangan bencana pada pasca
bencana
(2) Mengkoordinasikan dan pelaksanaan kebijakan di bidang
penanggulangan bencana pada pascabencana
(3) Pelaksanaan hubungan di bidang penanggulangan bencana pada
pascabencana
(4) Pemantauan evaluasi dan analisis pelaporan tentang pelaksanaan
kebijakan umum
42 Pengujian Persyaratan Statistik
421 Uji Validitas Instrumen
Pada penelitian dengan menggunakan pendekatan kuantitatif sebelum
mengolah data hasil koesioner jawaban dari responden maka harus melakukan uji
validitas instrument Hal ini dimaksudkan untuk menjaga ketepatan dan
73
kecermatan suatu alat ukur dalam melakukam fungsi ukurnya Uji validitas
digunakan untuk mengetahui sah atau valid tidaknya suatu koesioner
Kevaliditasan suatu instrument menggambarkan bahwa suatu instrument
benarbenar mampu mengukur variabel-variabel yang akan diukur dalam
penelitian serta mampu menunjukan tingkat kesesuaian antar konsep dan hasil
pengukuran
Untuk mengetahui butiritem dari instrument yang telah dibuat itu valid
atau tidak valid dapat diketahui dengan cara mengkorelasikan antara skor butir
dengan skor total Pengujiannya dilakukan dengan menggunakan rumus Pearson
Product Moment sebagai berikut
Keterangan
r = Koefisien Korelasi Product Moment
n = Jumlah Sampel
sum xy= Jumlah hasil kali skor pertanyaan dengan total
sumy = Jumlah skor total
sumx = Jumlah skor per item pertanyaan
sumx2 = Jumlah skor item yang dikuadratkan
sumy2 = Jumlah skor total yang dikuadratkan
74
Dari hasil pengolahan data dengan menggunakan SPSSperhitungan
korelasi yang dilakukan hasilnya dapat dilihat pada tabel 42 di bawah ini
Tabel 42
Hasil Uji Validitas (Menggunakan SPSS V16)
No r hitung r tabel Keterangan
1 0442 0195 Valid
2 0221 0195 Valid
3 0650 0195 Valid
4 0435 0195 Valid
5 0579 0195 Valid
6 0531 0195 Valid
7 0676 0195 Valid
8 0529 0195 Valid
9 0602 0195 Valid
10 0608 0195 Valid
11 0674 0195 Valid
12 0510 0195 Valid
13 0625 0195 Valid
14 0584 0195 Valid
15 0556 0195 Valid
16 0605 0195 Valid
17 0594 0195 Valid
18 0197 0195 Valid
19 0539 0195 Valid
20 0457 0195 Valid
21 0299 0195 Valid
Dikatakan valid jika rhitung gt r tabel maka rtabel sudah ditentukan sebesar
0195 dan taraf signifikansi sebesar 5 Sementara itu sampel dalam penelitian
ini berjumlah 100 responden Berdasarkan uji validitas pada tabel di atas dapat di
lihat rhitung dari seluruh instrumen lebih besar dari r tabel dan menunjukan bahwa
seluruh responden yang berjumlah 94 orang dapat menjawab pertanyaan
penelitian yang dapat dikatakan valid Oleh karena itu jumlah instrumen
75
berdasarkan perhitungan tabel di atas dikatakan valid dan dapat digunakan dalam
penelitian
422 Uji Reliabilitas Instrumen
Pada tahap selanjutnya setelah melakukan uji validitas maka dilanjutkan
dengan uji reliabilitas Reliabilitas adalah indeks yang menunjukan sejauh mana
suatu alat pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan Bila suatu alat
pengukur dipakai dua kali untuk mengukur gejala yang sama dan hasil
pengukuran yang diperoleh relatif konsisten maka alat tersebut reliabel
Reliabilitas digunakan untuk menjaga kehandalan dari sebuah instrument atau alat
ukur Dalam penelitian ini uji reliabilitas dilakukan dengan teknik Alpha
Cronbach Alpha Cronbach yaitu penghitungan yang dilakukan dengan
menghitung rata-rata imterkorelasi diantara butir-butir pertanyaan dalam
koesioner dikatakan reliabel jika nilai alphanya lebih dari 030 (Purwanto
2007181) Pengukurannya berdasarkan alpha cronbach 0 sampai 1 Apabila
dikelompokan maka skala tersebut dapat dikelompokan dalam lima kelas dengan
range yang sama dan ukuran kemantapan alpha tersebut dapat diinterpretasikan
1 Nilai Alpha Cronbach 000 sd 020 berarti kurang reliabel
2 Nilai Alpha Cronbach 021 sd 040 berarti agak reliabel
3 Nilai Alpha Cronbach 042 sd 060 berarti cukup reliabel
4 Nilai Alpha Cronbach 061 sd 080 berarti reliabel
5 Nilai Alpha Cronbach 081 sd 100 berarti sangat relabel
76
Uji reliabilitas ini menggunakan bantuan SPSS versi 16 dan diperoleh
sebagai berikut
Tabel 43
Hasil Uji Reliabilitas (Menggunakan SPSS V 16)
Case Processing Summary
N
Cases Valid 100 1000
Excludeda 0 0
Total 100 1000
a Listwise deletion based on all variables in the
procedure
Tabel 44
Reliability Statistic
Cronbachs
Alpha N of Items
740 22
Berdasarkan perhitungan uji reliabilitas pada tabel 44 dapat dilihat bahwa
nilai Alpha Cronbach 0740 Sementara dalam pengelompokan skala yang telah
dipaparkan sebelumnya yaitu pengelompokan skala 5 dalam buku Triton bahwa
nilai 0740 masuk dalam skala ke 4 yaitu 061 ndash 080 yang berarti reliabel
Sehingga pada hasil akhirnya bahwa insrumen penelitian ini reliabel
43 Deskripsi Data
431 Identitas Responden
Responden dalam penelitian ini adalah masyarakat Kabupaten Lebak yang
tersebar di 15 Kecamatan dengan jumlah populasi sebesar 734402 orang Dengan
77
menggunakan rumus Slovin dengan tingkat kesalahan 10 maka jumlah sampel
dalam penelitian ini adalah sebanyak 100 orang Kemudian teknik pengambilan
sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah proportional cluster random
sampling dimana sampel dalam penelitian ini dihitung berdasarkan ketentuan
besaran sampel atas besaran populasi Dikatakan proportional cluster random
sampling karena populasi akan diwakili sesuai dengan porsinya masing-masing
dalam penelitian Jadi pada pokoknya yaitu mengambil sampel dari tiap-tiap sub
populasi dengan memperhitungkan besar kecilnya sub populasi sehingga
nantinya jumlah sampel yang akan diambil akan menghasilkan sampel yang
representatif
Pada pengisian koesioner responden diminta untuk memberikan identitas
diri sebagai penunjang data dimana identitas diri meliputi jenis kelamin dan
pekerjaan Berikut ini peneliti akan memapaparkan identitas responden dengan
diagram batang
78
Diagram 41
Jenis Kelamin Responden
Sumber Hasil Penelitian Lapangan Tahun 2014
Dari diagram 41 di atas dapat diketahui bahwa 61 responden (61)
adalah responden berjenis kelamin laki-laki 39 responden (39) adalah berjenis
kelamin perempuan Berdasarkan pengumpulan dan olah data hasil kuesioner
menunjukan bahwa responden yang terpilih pada penelitian mengenai Kinerja
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dalam Penanggulangan Bencana
Banjir di Kabupaten Lebak didominasi oleh laki-laki dengan selisih perbedaan
22 dari responden yang berjenis kelamin perempuan
Sedangkan identitas diri responden terkait dengan pekerjaan dapat dilihat
pada diagram 42 di bawah ini
(61)
(39)
0
10
20
30
40
50
60
70
Laki-laki Perempuan
79
Diagram 42
Responden Berdasarkan Status Pekerjaan
Sumber Hasil Penelitian Lapangan Tahun 2014
Dari diagram 42 di atas dapat di lihat bahwasannya responden
berdasarkan pekerjaan meliputi petani sebanyak 53 responden (53) 26
responden (26) dengan status pekerjaan wiraswasta 10 responden (10)
dengan status pekerjaan sebagai pelajar kemudian 6 responden (6) bekerja
sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan 5 responden (5) bekerja sebagai buruh
Hasil pengumpulan dan olah data hasil koesioner menunjukan bahwa responden
didominasi atau yang paling banyak adalah bekerja sebagai petani dan yang paling
rendah adalah responden yang bekerja sebagai buruh
(6)
(26)
(53)
(10)
(5)
0
10
20
30
40
50
60
PNS Wiraswasta Petani Pelajar Buruh
80
432 Analisis Data
Pada analisis data peneliti akan mendeskripsikan data dari hasil
penyebaran koesioner kepada masyarakat Kabupaten Lebak yang tersebar di 15
kecamatan saja dengan jumlah sampel 100 orang Hal ini dimaksudkan untuk
mengetahui jawaban mereka mengenai Kinerja Badan Penanggulangan Bencana
Daerah (BPBD) dalam Penanggulangan Bencana Banjir di Kabupaten Lebak
Dengan menggunakan data variabel dimana peneliti menggunakan teori Kinerja
Organisasi
Menurut Hersey Blancharddan Johnson yang dikutip oleh Wibowo
(2011102)terdapat tujuh indikator kinerja yaitu
1) Tujuan merupakan keadaan yang berbeda yang secara aktif dicari oleh
seorang individu dan organisasi untuk dicapai Untuk mencapai tujuan
diperlukan kinerja individu kelompok dan organisasi Kinerja individu
maupun organisasi berhasil apabila dapat mencapai tujuan yang
diinginkan
2) Standar merupakan suatu ukuran apakah tujuan yang diinginkan dapat
dicapai Tanpa standar tidak dapat diketahui kapan suatu tujuan
tercapai Kinerja seseorang dikatakan berhasil apabila mampu
memcapai standar yang ditentukan atau disepakati bersama antara
atasan dan bawahan
3) Alat atau sarana merupakan sumber daya yang dapat dipergunakan
untuk membantu menyelesaikan tujuan dengan sukses Alat atau saran
merupakan faktor penunjang untuk mencapai tujuan Tanpa alat atau
sarana tugas pekerjaan spesifik tidak dapat dilakukan dan tujuan tidak
dapat diselesaikan sebagaimana seharusnya Tanpa alat atau sarana
tidak mungkin dapat melakukan pekerjaan
4) Kompetensi merupakan persyaratan utama dalam kinerja Kompetensi
merupakan kemampuan yang dimiliki oleh seseorang untuk
menjalankan pekerjaan yang diberikan kepadanya dengan baik
Kompetensi memungkinkan seseorang mewujudkan tugas yang
berkaitan dengan pekerjaan yang diperlukan untuk mencapai tujuan
5) Motif merupakan alasan atau pendorong bagi seseorang untuk
melakukan sesuatu Manajer memfasilitasi motivasi kepada karyawan
dengan insentif berupa uang memberikan pengakuan menetapkan
tujuan menantang menetapkan standar terjangkau meminta umpan
balik memberikan kebebasan melakukan pekerjaan termasuk waktu
81
melakukan pekerjaan menyediakan sumber daya yang diperlukan dan
menghapuskan yang mengakibatkan disinsentif
6) Peluang pekerja perlu mendapatkan kesempatan untuk menunjukan
prestasi kerjanya Terdapat dua faktor yang menyumbangkan pada
adanya kekurangan kesempatan untuk berprestasi yaitu ketersediaan
waktu dan kemampuan untuk memenuhi syarat Jika pekerja dihindari
karena supervisor tidak percaya terhadap kualitas dan kepuasan
konsumen mereka secara efektif akan dihambat dari kemampuan
memenuhi syarat untuk berprestasi
7) Umpan balik antar tujuan standar dan umpan balik bersifat saling
terkait Umpan balik melaporkan kemajuan baik kualitas maupun
kuantitas dalam mencapai tujuan yang didefinisikan oleh standar
Umpan balik merupakan masukan yang dipergunakan untuk mengukur
kemajuan kinerja standar kinerja dan pencapaian tujuan Dengan
umpan balik dilakukan evalusasi terhadap kinerja dan sebagai hasilnya
dapat dilakukan perbaikan kinerja
4321 Pertanyaan Yang Berkaitan Dengan Indikator Tujuan
Berdasarkan dari teori kinerja organisasi yang peneliti gunakan dalam
penelitian ini terdapat tiga pertanyaan yang berkaitan dengan indikator tujuan
Adapun jawaban dari responden berdasarkan pertanyaan yang berkaitan dengan
indikator tujuan akan dipaparkan di bawaha ini
Pertama jawaban responden dari pertanyaan bahwa kegiatan sosialisasi
pengurangan resiko bencanatelah dilakukan oleh BPBD Kabupaten Lebak dapat
dilihat pada diagram 43 di bawah ini
82
Diagram 43
Kegiatan Sosialisasi Pengurangan Resiko Bencana Telah Dilaksanakan
BPBD Kabupaten Lebak
Berdasarkan diagram 43 di atas mengenai tanggapan atau jawaban dari
responden atas pertanyaan bahwa kegiatan sosialisasi tentang pengurangan resiko
bencana banji rtelah dilaksanakan oleh BPBD Kabupaten Lebak adalah 4
responden atau sekitar 4 menjawab sangat setuju 39 responden atau 39
menjawab setuju 52 responden atau 52 menjawab tidak setuju dan 5 responden
atau 5 menjawab sangat tidak setuju Dengan demikian dapat dikatakan dan
diasumsikan bahwa secara mayoritas responden menjawab tidak setuju terkait
pelaksanaan kegiatan yang telah dilakukan oleh BPBD mengenai sosialisasi
pengurangan resiko bencana banjir Hal ini mengasumsikan bahwa BPBD belum
melaksanakan sosialisasi terkait pengurangan resiko bencana banjir yang belum
(4)
(39)
(52)
(5)
0
10
20
30
40
50
60
Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
83
dirasakan oleh sebagian masyarakat Adapun sebagian responden menjawab
setuju dikarenakan dalam pelaksanaan kegiatan sosialisasi pengurangan resiko
bencana banjir oleh BPBD sudah dirasakan oleh masyarakat Tetapi dengan
banyaknya responden menjawab tidak setuju maka dapat diasumsikan bahwa
selama ini BPBD masih belum optimal dan menyeluruh dalam melaksanakan
kegiatan sosialisasi pengurangan resiko bencana banjir yang sudah menjadi tugas
dan tujuan organisasi tersebut
Selanjutnya diagram hasil penelitian berdasarkan butir pertanyaan kedua
dalam indikator tujuan berikut adalah diagram beserta pertanyaannya
Diagram 44
Penanganan Kedaruratan Bencana Banjir Telah Dilaksanakan Oleh
BPBDKabupaten Lebak
Berdasarkan diagram 44 di atas mengenai tanggapan responden atas
pertanyaan bahwa BPBD sudah melaksanakan tugas dalam penanganan
(11)
(53)
(35)
(1)
0
10
20
30
40
50
60
Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
84
kedaruratan bencana banjir adalah 11 responden (11) menjawab sangat setuju
53 responden (53) menjawab setuju 35 responden (35) menjawab tidak
setuju dan 1 responden (1) menjawab sangat tidak setuju Dengan demikian
secara mayoritas responden setuju bahwa BPBD sudah melaksanakan penanganan
kedaruratan bencana banjir pada saat terjadinya bencana banjir Ini dikarenakan
bahwa pada saat bencana banjir terjadi BPBD sudah melaksanakan penanganan
kedaruratan untuk menanggulangi bencana banjir di Kabupaten Lebak
Kemudian diagram hasil penelitian berdasarkan butir pertanyaan ketiga
dalam indikator tujuan berikut adalah diagram beserta pertanyaannya
85
Diagram 45
BPBD Menyelenggarakan Pemulihan Setelah Bencana Terjadi
Dari diagram 45 di atas dapat dilihat bahwa komposisi dari tanggapan
responden terkait apakah BPBD menyelenggarakan pemulihan (rekonstruksi)
setelah bencana banjir terjadi Tanggapan responden yaitu 2 responden (2)
menjawab sangat setuju 40 responden (40) menjawab setuju 52 responden
(52) menjawab tidak setuju dan 6 responden (6) menjawab sangat tidak
setuju Berdasarkan data tanggapan responden tersebut mayoritas menjawab tidak
setuju terkait bahwa BPBD sudah menyelenggarakan pemulihan setelah bencana
banjir terjadi Adapun sebagian masyarakat menjawab setuju karena ada sebagian
masyarakat yang telah merasakan pelayanan BPBD terkait pemulihan bencana
pada pasca bencana
(2)
(40)
(52)
(6)
0
10
20
30
40
50
60
Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
86
4322 Indikator Standar
Berdasarkan hasil penelitian lapangan diperoleh hasil penelitian
berdasarkan indikator standar berikut daigram dan pertanyaannya
Diagram 46
Penyelenggaraan Penanggulangan Banjir Sesuai Prosedur
Berdasarkan diagram 46 di atas dapat dilihat bahwa komposisi nilai dari
tanggapan responden terkait dengan penyelenggaraan penanggulangan bencana
banjir oleh BPBD Kabupaten Lebak sesuai prosedur adalah 3 responden (3)
menjawab sangat setuju 45 responden (45) menjawab setuju 51 responden
(51) menjawab tidak setuju dan 1 responden (1) menjawab sangat tidak
setuju Dengan demikian secara mayoritas responden menjawab tidak setuju
terkait penyelenggaraan penanggulangan bencana banjir sudah sesuai prosedur
Hal ini dapat diartikan bahwa penyelenggaraan penanggulangan bencana daerah
(3)
(45)
(51)
(1)
0
10
20
30
40
50
60
Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
87
masih belum sesuai prosedur Adapun responden yang menjawab setuju dengan
komposisi sebesar 45 dikarenakan sebagian responden menilai sudah sesuai
prosedur Hal ini dikarenakan keterbatasan pegawai BPBD dalam menjalankan
tugas masih kurang responsif
Selanjutnya berdasarkanhasil penelitian lapangan dari butir kedua dari
indikator standar berikut adalah diagram dan pertanyaannya
Diagram 47
Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana Banjir Mengedepankan
Keadilan
Berdasarkan diagram 47 di atas mengenai tanggapan responden atas
pertanyaan penyelenggaraan BPBD dalam penanggulangan bencana banjir
mengedepankan keadilan adalah 3 responden (3) menjawab sangat setuju 38
responden (38) menjawab setuju 51 responden (51) menjawab tidak setuju
(3)
(38)
(51)
(8)
Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
88
dan 8 responden (8) menjawab sangat tidak setuju Dengan demikian secara
mayoritas responden dapat dikatakan menjawab tidak setuju terkait dengan
penyelenggaraan BPBD Kabupaten Lebak dalam penanggulangan bencana banjir
dengan mengedepankan keadilan Adapun responden menjawab setuju karena
sedikit dari mayoritas responden tidak merasakan hal tersebut bahkan responden
lebih menciptakan rasa aman terhadap apa yang mereka hadapi pada saat bencana
banjir terjadi
Kemudian selanjutnya berdasarkan hasil penelitian lapangan dari butir
ketiga dari indikator standar berikut adalah diagram dan pertanyaannya
Diagram 48
Cepat dan Tanggap Dalam Penanggulangan Bencana Banjir
Dari diagram 48 di atas mengenai tanggapan responden atas pertanyaan
bahwa BPBD Kabupaten Lebak cepat tanggap dalam penanggulangan bencana
(5)
(28)
(59)
(8)
0
10
20
30
40
50
60
70
Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
89
banjir adalah 5 responden (5) menjawab sangat setuju 28 responden (28)
menjawab setuju 59 responden (59) menjawab tidak setuju dan 8 responden
(8) menjawab sangat tidak setujuDengan demikian secara mayoritas responden
dapat dikatakan menjawab tidak setuju terkait dengan cepat tanggap dalam
penyelenggaraan penanggulangan bencana banjir oleh BPBD Kabupaten Lebak
Adapun responden yang menjawab setuju karena responden merasakan pelayanan
yang cepat tanggap dari BPBD Kabupaten Lebak Karena berdasarkan prinsipnya
BPBD harus cepat tanggap dalam penyelenggaraan penanggulangan bencana
khususnya bencana banjir
4323 Indikator Alat atau Sarana
Berdasarkan hasil penelitian lapangan diperoleh hasil penelitian
berdasarkan indikator alat atau sarana berikut diagram dan pertanyaannya
Diagram 49
Peralatan Dalam Penanggulangan Bencana Banjir Telah Lengkap
(3)
(31)
(54)
(12)
0
10
20
30
40
50
60
Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
90
Berdasarkan diagram 49 di atas mengenai tanggapan responden atas
pertanyaan terkait dengan peralatan dalam penanggulangan bencana banjir
BPBD Kabupaten Lebak telah lengkap adalah 3 responden (3) menjawab
sangat setuju 31 responden (31) menjawab setuju 54 responden (54)
menjawab tidak setuju 12 responden (12) menjawab sangat setuju Dengan
demikian secara mayoritas responden dapat dikatakan menjawab tidak setuju
dikarenakan dalam penyelenggaraannya penanggulangan bencana banjir pihak
BPBD Kabupaten Lebak masih kekurangan akan kelengkapan peralatan dalam
penanggulangan banjir Adapun responden yang menjawab setuju dikarenakan
masyarakat di sebagian daerah merasakan kelengkapan peralatan BPBD dalam
penanggulangan banjir sudah memadai
Kemudian selanjutnya berdasarkan hasil penyebaran kuesioner dari butir
kedua indokator alat atau sarana berikut adalah diagram dan pertanyaannya
91
Diagram 410
Alat Komunikasi dalam Memberikan Informasi Bencana Banjir Sudah
Memadai
Berdasarkan diagram 410 di atas dapat dilihat bahwa tanggapan
responden terkait alat komunikasi dalam memberikan informasi bencana banjir
BPBD sudah memadai adalah 5 responden (5) menjawab sangat setuju 39
responden (39) menjawab setuju 46 responden (46) menjawab tidak setuju
dan 10 responden (10) menjawab sangat tidak setuju Dengan demikian secara
mayoritas responden dapat dikatakan menjawab tidak setuju terkait kepemilikan
alat komunikasi dalam memberikan informasi kebencananaan Ini dikarenakan
responden menilai bahwa alat komunikasi BPBD dalam memberikan informasi
kebencanaan masih belum memadai
(5)
(39)
(46)
(10)
0
5
10
15
20
25
30
35
40
45
50
Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
92
Selanjutunya berdasarkan hasil penelitian lapangan dari butir ketiga
indikator alat atau sarana berikut adalah diagram dan pertanyaannya
Diagram 411
Tempat Penyimpanan Bantuan Logistik Sudah Memadai
Berdasarkan diagram 411 di atas dapat dilihat bahwa tanggapan
responden terkait tempat penyimpanan bantuan logistik di BPBD kabupaten
Lebak sudah memadai adalah 11 responden (11) menjawab sangat setuju 31
responden (31) menjawab setuju 45 responden (45) menjawab tidak setuju
dan 13 responden (13) menjawab sangat tidak setuju Dengan demikian secara
mayoritas responden dapat dikatakan menjawab tidak setuju Hal ini dikarenakan
responden menilai bahwa BPBD masih belum memilliki tempat yang memadai
untuk penyimpanan bantuan logistic bencana
(11)
(31)
(45)
(13)
0
5
10
15
20
25
30
35
40
45
50
Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
93
4324 Indikator Kompetensi
Berdasarkan hasil penelitian lapangan diperoleh hasil penelitian
berdasarkan indikator kompetensi berikut daigram dan pertanyaannya
Diagram 412
BPBD Memiliki Kemampuan Yang Baik dalam Penyelenggaraan Bencana
Banjir
Berdasarkan diagram 412 di atas mengenai BPBD Kabupaten Lebak
memiliki kemampuan yang baik dalam penyelenggaraan penanggulangan bencana
banjir adalah 7 responden (7) menjawab sangat setuju 33 responden (33)
menjawab setuju 47 responden (47) menjawab tidak setuju dan 13 responden
(13) menjawab sangat tidak setuju Dengan demikian secara mayoritas
responden dapat dikatakan menjawab tidak setuju atas BPBD Kabupaten Lebak
(7)
(33)
(47)
(13)
0
5
10
15
20
25
30
35
40
45
50
Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
94
memiliki kemampuan yang baik dalam penyelenggaraan penanggulangan bencana
banjir
Selanjutnya berdasarkan hasil penelitian di lapangan dari butir kedua dari
indikator kompetensi berikut adalah diagram dan pertanyaannya
Diagram 413
BPBD Selalu Memeberikan Informasi Setiap Akan Terjadinya Bencana
Banjir
Berdasarkan diagram 413 di atas mengenai tanggapan responden atas
BPBD Kabupaten Lebak selalu memberikan informasi setiap akan terjadinya
bencana banjir adalah 4 responden (4) menjawab sangat setuju 38 responden
(38) menjawab setuju 49 responden (49) menjawab tidak setuju dan 9
responden (9) menjawab sangat tidak setuju Dengan demikian secara mayoritas
responden dapat dikatakan menjawab tidak setuju Ini dikarenakan responden
(4)
(38)
(49)
(9)
0
10
20
30
40
50
60
Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
95
menilai bahwa dalam pelaksanaannya BPBD Kabupaten Lebak belum
memberikan informasi terkait akan terjadinya bencana banjir ini dikarenakan
BPBD masih belum memiliki alat komunikasi yang memadai dalam pemberian
informasi kepada masyarakat Selain itu pula belum berjalannya komunitas
masyarakat tangguh bencana di tiap daerah rawan bencana banjir Sehingga dalam
pemberian informasi masih belum optimal
Kemudian selanjutnya berdasarkan hasil penelitian lapangan dari butir
ketiga dari indikator kompetensi berikut adalah diagram dan pertanyaannya
Diagram 414
Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana Banjir Sesuai Tugas dan Fungsi
Dari diagram 414 di atas dapat dilihat mengenai tanggapan responden atas
pertanyaan setujukah penyelenggaraan penanggulangan bencana banjir sesuai
tugas dan fungsi adalah 3 responden (3) menjawab sangat setuju 38 responden
(3)
(38)
(50)
(9)
0
10
20
30
40
50
60
Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
Series1
96
(38) menjawab setuju 50 responden (50) menjawab tidak setuju dan 9
responden (9) menjawab sangat tidak setuju Dengan demikian secara mayoritas
responden mengasumsikan tidak setuju akan penyelenggaraan penanggulangan
bencana banjir sesuai tugas dan fungsi Ini dikarenakan masyarakat menilai dalam
pelaksanaannya BPBD yang seharusnya menjadi koordinator dalam
penyelenggaraan penanggulangan bencana namun realitanya yang menjadi
koordinator dari pihak militer
4325 Indikator Motif
Berdasarkan hasil penelitian lapangan diperoleh hasil penelitian
berdasarkan indikator kompetensi berikut daigram dan pertanyaannya
Diagram 415
BPBD Telah Memberikan Penyuluhan Mengenai Bahaya Bencana Banjir
(7)
(43)(45)
(5)
0
5
10
15
20
25
30
35
40
45
50
Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
97
Dari diagram 415 di atas dapat dilihat bahwa tanggapan responden
mengenai pertanyaan mengenai BPBD telah memberikan penyuluhan mengenai
bahaya bencana banjir adalah 7 responden (7) menjawab sangat setuju 43
responden (43) menjawab setuju 45 responden (45) menjawab tidak setuju
dan 5 responden (5) menjawab sangat tidak setuju Dengan demikian secara
prosentase dapat dikatakan responden menjawab tidak setuju bahwa penyuluhan
mengenai bahaya bencana banjir telah dilaksanakan oleh BPBD Adapun
responden yang menjawab setuju karena sebagian masyarakat di Kabupaten
Lebak telah mengikuti penyuluhan bahayanya bencana banjir yang dilakukan oleh
BPBD
Kemudian selanjutnya berdasarkan hasil penelitian di lapangan dari butir
kedua dari indikator motif berikut adalah diagram dan pertanyaannya
Diagram 416
BPBD Memiliki Motivasi tinggi Dalam Penanggulangan Bencana Banjir
(3)
(40)
(49)
(8)
0
10
20
30
40
50
60
Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
98
Berdasarkan diagram 416 di atas mengenai tanggapan responden atas
pernyataan bahwa BPBD selama ini memiliki motivasi tinggi dalam
penangggulangan bencana banjir adalah 3 responden (3) menjawab sangat
setuju 40 responden (40) menjawab setuju 49 responden (49) menjawab
tidak setuju dan 8 responden (8) menjawab sangat tidak setuju Dengan
demikian secara mayoritas responden dapat dikatakan menjawab tidak setuju
Adapun responden yang menjawab setuju karena menilai bahwa BPBD dalam
menjalankan tugas telah memiliki motivasi dalam penanggulangan bencana banjir
Sementara itu berikutnya hasil penelitian di lapangan dari butir ketiga
indikator motif berikut adalah diagram dan pertanyaannya
Diagram 417
Aparatur BPBD Kabupaten Lebak Berprilaku Sukarela dalam
Penanggulangan Bencana Banjir
(5)
(33)
(52)
(10)
0
10
20
30
40
50
60
Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
99
Dari diagram 417 di atas dapat di lihat mengenai tanggapan responden
atas pertaanyaan bahwa BPBD berprilaku sukarela dalam penanggulangan
bencana banjir adalah 5 responden (5) menjawab sangat setuju 33 responden
(33) menjawab setuju 52 responden (52) menjawab tidak setuju dan 10
responden (10) menjawab sangat tidak setuju Dengan demikian secara
mayoritas responden dapat dikatakan menjawab tidak setuju Hal ini dikarenakan
aparatur BPBD masih belum berprilaku sukarela dalam penyelenggaraan
penanggulangan banjir
4326 Indikator Peluang
Berdasarkan hasil penelitian lapangan diperoleh hasil penelitian
berdasarkan indikator peluang berikut daigram dan pertanyaannya
100
Diagram 418
BPBD Lebak Telah Memberikan Pelatihan Kepada Komunitas Masyarakat
Tangguh Bencana
Berdasarkan diagram 418 di atas mengenai tanggapan responden atas
pernyataan bahwa BPBD telah memberikan pelatihan kepada komunitas
masyarakat tangguh bencana adalah 4 responden (4) menjawab sangat setuju
30 responden (30) menjawab setuju 53 responden (53) menjawab tidak
setuju 13 responden (13) menjawab sangat tidak setuju Secara mayoritas
responden dapat dikatakan menjawan tidak setuju dengan pernyataan bahwa
BPBD telah memberikan pelatihan kepada Komunitas Masyarakat Tangguh
Bencana Hal ini dikarenakan bahwa pihak BPBD hanya mensosialisasikan terkait
bencana banjir dan masih belum memberikan pelatihan yang intensif terhadap
komunitas tangguh bencana
(4)
(30)
(53)
(13)
0
10
20
30
40
50
60
Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
101
Berikutnya berdasarkan hasil penelitian lapangan dari butir kedua
indikator peluang berikut adalah diagram dan pertanyaannya
Diagram 419
BPBD Telah Memberikan Solusi akan Bencana Banjir
Berdasarkan diagram 419 diatas mengenai tanggapan responden atas
pernyataan bahwa BPBD telah memberikan solusi akan bencana banjir adalah 6
responden (6) menjawab sangat setuju 37 responden (37) menjawab setuju
43 responden (43) menjawab tidak setuju dan 14 responden (14) sangat tidak
setuju Dengan demikian secara mayoritas responden dapat dikatakan menjawab
tidak setuju dengan pertnyaataan bahwa BPBD telah memberikan solsusi akan
bencana banjir Ini dikarenakan BPBD hanya menyelenggrakan penanggulangan
bencana dan belum memberikan solusi terkait bencana banjir
6(6)
37(37)
(43)
(14)
0
5
10
15
20
25
30
35
40
45
50
Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
102
Kemudian selanjutnya berdasarkan hasil penelitian di lapangan dari butir
ketiga indikator peluang berikut adalah diagram dan pertanyaannya
Diagram 420
BPBD Memberikan Kebebasan Kepada Masyarakat Dalam Penanggulangan
Bencana Banjir
Berdasarkan diagram 420 diatas mengenai tanggapan responden atas
pernyataan BPBD Memberikan kebebasan kepada masyarakat dalam
penanggulangan bencana banjir adalah 15 responden (15) menjawab sangat
setuju 51 responden (51) menjawab setuju 31 responden (31) menjawab
tidak setuju dan 3 responden (3) menjawab sangat tidak setuju Dengan
demikian secara mayoritas responden dapat dikatakan menjawab setuju Ini
dikarenakan dalam pelaksanaan penanggulangan bencana banjir dari mulai
(15)
(51)
(31)
(3)
0
10
20
30
40
50
60
Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
103
evakuasi hingga pemulihan bencana masyarakat diberikan kebebasan untuk
bergabung dalam penggulangan bencana banjir sebagai rasa kemanusiaan
4327 Indikator Umpan Balik
Berdasarkan hasil penelitian lapangan diperoleh hasil penelitian
berdasarkan indikator umpan balik berikut daigram dan pertanyaannya
Diagram 421
BPBD Selalu Memberikan Informasi Hasil Kegiatan Penanggulangan
Bencana Banjir
Berdasarkan diagram 421 diatas mengenai tanggapan responden atas
pernyataan BPBD selalu memberikan informasi hasil kegiatan penanggulangan
bencana banjir adalah 3 responden (3) menjawab sangat setuju 28 responden
(28) menjawab setuju 54 responden (54) menjawab tidak setuju dan 15
(3)
(28)
(54)
(15)
0
10
20
30
40
50
60
Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
104
responden (15) menjawab sangat tidak setuju Dengan demikian secara
mayoritas responden dapat dikatakan menjawab tidak setuju Ini dikarenakan
dalam pemberian informasi hasil kegiatan penanggulangan bencana banjir tidak
seluruh atau semuanya diketahui oleh masyarakat
Kemudian selanjutnya berdasarkan hasil penelitian di lapangan dari butir
kedua indikator umpan balik berikut adalah diagram dan pertanyaannya
Diagram 422
BPBD Selalu Melaksanakan Penilaian Atas Prestasi Kerja
Berdasarkan diagram 422 diatas mengenai tanggapan responden atas
pernyataan BPBD selalu melaksanakan penilaian-penilaian atas prestasi kerja
adalah 1 responden (1) menjawab sangat setuju 23 responden (23) menjawab
setuju 72 responden (72) menjawab tidak setuju dan 4 responden (4)
menjawab sangat tidak setuju Dengan demikian secara mayoritas responden
(1)
(23)
(72)
(4)
0
10
20
30
40
50
60
70
80
Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
105
dapat dikatakan menjawab tidak setuju Ini dikarenakan dalam pelaksanaan
evaluasi atau penilaian kinerja masih belum berjalan dengan baik dan masyarakat
masih belum melihat perubahan-perubahan yang signifikan
Berikutnya berdasarkan hasil penelitian di lapangan dari butir ketiga
indikator umpan balik berikut adalah diagram dan pertanyaannya
Diagram 423
BPBD Perlu Menindaklanjuti Kegiatan Yang Dilaksanakan
Berdasarkan diagram 423 diatas mengenai tanggapan responden atas
pernyataan BPBD perlu menindaklanjuti kegiatan yang telah dilaksanakan adalah
7 responden (7) menjawab sangat setuju 58 responden (58) menjawab setuju
31 responden (31) menjawab tidak setuju dan 4 responden (4) menjawab
sangat tidak setuju Dengan demikian secara mayoritas responden dapat dikatakan
menjawab setuju Ini dikarenakan dalam setiap kegiatan harus selalu ada tindak
(7)
(58)
(31)
(4)
0
10
20
30
40
50
60
70
Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
106
lanjutnya agar nantinya dapat menciptakan suatu kegiatan yang lebih baik lagi di
masa yang akan datang Sehingga dalam pelaksanaannya BPBD dapat optimal dan
lebih responsif dalam penanggulangan bencana khususnya dalam penanggulangan
bencana banjir
44 Pengujian Hipotesis
Penelitian ldquoKinerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)
dalam Penanggulangan Bencana Banjir di Kabupaten Lebakrdquo ini memiliki
hipotesis sebagai berikut
ldquoKinerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah Dalam
Penanggulangan Bencana Banjir di Kabupaten Lebak paling tinggi
mencapai 65 dari nilai idealnya 100rdquo
Sementara tujuan daripada pengujian hipotesis ini yaitu untuk mengetahui
tingkat signifikansi dari hipotesis yang diajukan Pada tahap pengujian hipotesis
ini peneliti menggunakan rumus t-test satu sampel
Berdasarkan penghitungan data skor ideal yang diperoleh adalah 4 x 21 x
100 = 8400 Keterangannya adalah 4 = nilai tertinggi dari setiap pilihan jawaban
pernyataan yang diajukan kepada responden (kriteria penilaian skor berdasarkan
skala Likert) 21 = jumlah item pertanyaan yang diajukan kepada responden dalam
bentuk koesioner dan 100 = jumlah sampel yang dijadikan responden dalam
penelitian ini Selanjutnya untuk jumlah skor penelitian (lihat di lampiran tabel
distrribusi data) adalah sebesar 5049 Dengan demikian maka nilai ldquoKinerja
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dalam Penanggulangan Bencana
107
Banjir Di Kabupaten Lebakrdquo adalah 5049 8400 = 06010 maka diprosentasikan
60
Skor ideal untuk Kinerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah Dalam
Penanggulangan Bencana Banjir Di Kabupaten Lebak adalah 4 x 21 x 100 = 8400
Keterangannya adalah 4 = nilai tertinggi dari setiap pilihan jawaban pernyataan
yang diajukan kepada responden (kriteria penilaian skor berdasarkan skala Likert)
21 = jumlah item pertanyaan yang diajukan kepada responden dalam bentuk
koesioner dan 100 = jumlah sampel yang dijadikan responden dalam penelitian
ini dan nilai meannilai rata-rata adalah 8400 100 = 84 Sehingga untuk Kinerja
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dalam Penanggulangan Bencana
Banjir Di Kabupaten Lebak nilai yang dihipotesiskan tertinggi 65 dari yang
diharapkan Sementara nilai yang dihipotesiskan adalah 065 x 84 = 55 Untuk
perhitungan hipotesis statistiknya adalah sebagai berikut Ha untuk memprediksi
micro lebih kecil atau sama dengan 65 dari skor ideal
H0 = micro gt65 gt 065 x 84 = 55
Ha = micro lt 65 lt 065 x 84 = 55
Pengujian hipotesis menggunakan rumus t- test satu sampel dengan uji
pihak kiri adalah sebagai berikut
Diketahui
micro =5049
100
= 5049
micro0= 55
108
s =
n
s
x
s = 766
n = 100
ditanya t
t =
n
s
x
t = - 549 x 10
766
t = - 716
Dari hasil penghitungan di atas dapat dilihat bahwa nilai thitung adalah -
716 Nilai thitung tersebut selanjutnya dibandingkan dengan nilai ttabel dengan
derajat kebebasan (dk) = (n ndash 1) = ( 100 ndash 1) = 99 dan taraf kesalahan = 10
untuk uji satu pihak kiri didapat nilai ttabel yaitu -1289 Karena nilai thitung lebih
kecil dari pada nilai ttabel (-716 lt -1289) dan jatuh pada daerah penerimaan Ha
maka hipotesis alternatif (Ha) diterima dan hipotesis nol (H0) ditolak Dapat dilihat
pada gambar 42 mengenai kurva daerah penerimaan Ha dan penolakan H0
Dari perbandingan jumlah data yang terkumpul dengan skor ideal
ditemukan bahwa Kinerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dalam
Penanggulangan Bencana Banjir di Kabupaten Lebak yaitu
5049
8400 x 100 = 6010
109
Jadi hipotesis yang menyatakan bahwa Kinerja Badan Penanggulangan
Bencana Daerah (BPBD) dalam Penanggulangan Bencana Banjir di Kabupaten
Lebak paling tinggi 65 dari nilai idealnya 100 dapat diterima atau dari
penghitungan sampel rata-rata menghasilkan nilai sebesar 6010 dibulatkan
menjadi 60 Berikut kurva daerah penerimaan Hipotesis alternatif (Ha) dan
daerah penerimaan H0
Gambar 42
Kurva Penerimaan dan Penerimaan H0
-716 0 1289
60 65
Berdasarkan gambar di atas dapat dilihat bahwa thitung ternyata jatuh pada
daerah penerimaan Ha dengan demikian Ha diterima dan H0 ditolak
45 Interpretasi Hasil Penelitian
Penelitian dengan judul Kinerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah
(BPBD) dalam Penanggulangan Bencana Banjir di Kabupaten Lebak sebelumnya
telah mempunyai rumusan masalah deskriptif dan peneliti berusaha menjawab
perumusan masalah tersebut Rumusan masalah tersebut adalah ldquoSeberapa besar
Daerah penerimaan Ha
Daerah Penerimaan H0
110
Kinerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah Dalam Penanggulangan Bencana
Banjir Di Kabupaten Lebakrdquo
Untuk menjawab rumusan masalah deskriptif dalam penelitian ini dapat
dilihat dari pemaparan pengujian hipotesis yang menggunakan rumus t-test satu
sampel dengan menguji pihak kiri bahwa harga thitung lebih kecil (lt) dari harga
ttabel dan itu dapat diartikan bahwa Ha diterima dan H0 ditolak Karena dari hasil
pengujian menunjukan bahwa hipotesis mencapai 6010 dari angka yang
diharapkan 65
Berdasarkan dari data pengujian hipotesis tersebut dapat dijelaskan bahwa
ldquoKinerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dalam Penanggulangan
Bencana Banjir di Kabupaten Lebakrdquo mencapai 6010 dari angka tertinggi yang
dihipotesiskan yaitu 65 Ini berarti tingkat Kinerja Badan Penanggulangan
Bencana Daerah (BPBD) dalam Penanggulangan Bencana Banjir di Kabupaten
masuk dalam kategori kurang baik Hal tersebut dapat dilihat pada pengkategorian
sebagai berikut
Kategori Instrumen
2100 4200 6300 8400
5049
Tidak Baik Kurang Baik Baik Sangat Baik
111
Nilai 5049 termasuk dalam kategori interval kurang baik dan baik maka
hasil di atas masuk dalam kategori kurang baik karena lebih mendekati pada
kategori kurang baik
46 Pembahasan
Berdasarkan teori kinerja organisasi menurut Hersey Blanchard dan
Johnson bahwa kinerja organisasi dapat diukur dari beberapa aspek diantaranya
tujuan standar alatsarana kompetensi motif peluang dan umpan balik
(Wibowo 2011102) Maka dengan teori kinerja organisasi tersebut dapat
mengukur dan menjelaskan Kinerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah
(BPBD) dalam Penanggulangan Bencana Banjir di Kabupaten Lebak Penjelasan
dari hasil pengolahan data dari indikator kinerka organisasi tersebut lebih jelasnya
akan dipaparkan di bawah ini
1 Indikator Tujuan
Indikator tujuan berkaitan dengan tujuan pada Badan Penanggulangan
Bencana Daerah dalam penanggulangan bencana banjir di Kabupaten
Lebak yang diantaranya adalah berkaitan dengan pengurangan resiko
bencana pada saat prabencana penanganan kedaruratan saat bencana
terjadi dan pemulihan pada saat setelah terjadi bencana (pasca bencana)
Dalam hal ini masyarakat di Kabupaten Lebak merasakan akan adanya
pelayanan kebencanaan yang merupakan tugas dari BPBD khususnya
dalam bencana banjir Dari hasil pengolahan data dalam indikator tujuan
ini memuat 3 butir instrumen pertanyaandalam pengolahannya didapatkan
112
dari skor ideal indikator tujuan adalah 4 x 3 x 100 = 1200 (4 = nilai dari
setiap jawaban pertanyaan yang diajukan pada responden kriteria skor
berdasarkan pada skala Likert 3 = jumlah pertanyaan yang ada pada
indikator tujuan 100 = jumlah sampel yang dijadikan responden) Setelah
menemukan skor ideal kemudian dibagikan dengan skor riil yang diisi
oleh responden jadi tingkat persetujuan dari indikator tujuan yaitu sebesar
754 1200 = 063 x 100 = 63 Berdasarkan hasil tersebut dapat
dikatakan Kinerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah dalam
penanggulangan Kabupaten Lebak baik Sebagaimana digambarkan
dalam kategori di bawah ini
Kategori Instrumen
300 600 900 1200
754
Nilai 754 termasuk dalam interval kurang baik dan baik maka hasil di atas
masuk dalam kategori baik karena lebih mendekati pada kategori baik
2 Indikator Standar
Indikator standar berkaitan dengan SOP (Standard Operating Procedure)
yang memuat mengenai pelayanan BPBD yang sesuai prosedur adil dan
tidak didkriminatif serta cepat dalam penanggulangan bencana banjir di
Kabupaten Lebak Dari hasil pengolahan data pada indikator standar ini
Tidak Baik Kurang Baik Baik Sangat Baik
113
memuat 3 butir pertanyaan Dalam pengolahannya diperoleh dari skor
ideal indikator standar yaitu 4 x 3 x 100 = 1200 (4 = nilai dari setiap
jawaban pertanyaan yang diajukan pada responden kriteria skor
berdasarkan pada skala Likert 3 = jumlah pertanyaan yang ada pada
indikator standar 100 = jumlah sampel yang dijadikan responden) Setelah
menemukan skor ideal kemudian dibagikan dengan skor riil yang diisi
oleh responden yaitu sebesar 716 1200 x 100 = 60 Hal ini dapat
diartikan bahwa Kinerja BPBD dalam Penanggulangan Bencana Banjir di
Kabupaten Lebak berjalan kurang baik bila dilihat dari indikator standar
Sebagaimana digambarkan dalam kategori berikut ini
Kategori Instrumen
300 600 900 1200
716
Nilai 716 termasuk dalam interval kurang baik dan baik maka hasil di atas
masuk dalam kategori kurang baik karena lebih mendekati pada kategori
kurang baik
3 Indikator Alatsarana
Indikator Alatsarana merupakan indikator untuk mengukur terkait dengan
ketersediaannya kelengkapan peralatan penanggulangan bencana banjir
alat komunikasi dan tempat penyimpanan logistik untuk menunjang
Tidak Baik Kurang Baik Baik Sangat Baik
114
Kinerja BPBD dalam Penaggulangan Bencana Banjir di Kabupaten Lebak
Dari hasil pengolahan data pada indikator alatsarana ini memuat 3 butir
pertanyaan Dalam pengolahannya diperoleh dari skor ideal indikator
alatsarana yaitu 4 x 3 x 100 = 1200 (4 = nilai dari setiap jawaban
pertanyaan yang diajukan pada responden kriteria skor berdasarkan pada
skala Likert 3 = jumlah pertanyaan yang ada pada indikator tujuan 100 =
jumlah sampel yang dijadikan responden) Setelah menemukan skor ideal
kemudian dibagikan dengan skor riil yang diisi oleh responden yaitu
sebesar 704 1200 x 100 = 59 Hal ini dapat diartikan bahwa Kinerja
BPBD dalam Penanggulangan Bencana Banjir di Kabupaten Lebak
berjalan kurang baik bila dilihat dari indikator alatsarana Sebagaimana
digambarkan dalam kategori berikut ini
Kategori Instrumen
300 600 900 1200
704
Nilai 704 termasuk dalam interval kurang baik dan baik maka hasil di atas
masuk dalam kategori kurang baik karena lebih mendekati pada kategori
kurang baik
4 Indikator Kompetensi
Tidak Baik Kurang Baik Baik Sangat Baik
115
Indikator kompetensi berkaitan dengan kemampuan aparaturpegawai dan
kesesuaian pegawai dengan tugas dan fungsinya Dalam hal ini
kemampuan dan tugas pegawai BPBD terkait dalam penanggulangan
bencana banjir sudah mumpuni atau belum dalam menunjang kinerja
BPBD dalam Penanggulangan Bencana Banjir di Kabupaten Lebak Dari
hasil pengolahan data pada indikator kompetensi ini memuat 3 butir
pertanyaan Dalam pengolahannya diperoleh dari skor ideal indikator
kompetensi yaitu 4 x 3 x 100 = 1200 (4 = nilai dari setiap jawaban
pertanyaan yang diajukan pada responden kriteria skor berdasarkan pada
skala Likert 3 = jumlah pertanyaan yang ada pada indikator kompetensi
100 = jumlah sampel yang dijadikan responden) Setelah menemukan skor
ideal kemudian dibagikan dengan skor riil yang diisi oleh responden yaitu
sebesar 706 1200 x 100 = 59 Hal ini dapat diartikan bahwa Kinerja
BPBD dalam Penanggulangan Bencana Banjir di Kabupaten Lebak
berjalan kurang baik bila dilihat dari indikator kompetensi Sebagaimana
digambarkan dalam kategori berikut ini
Kategori Instrumen
300 600 900 1200
706
Tidak Baik Kurang Baik Baik Sangat Baik
116
Nilai 706 termasuk dalam interval kurang baik dan baik maka hasil di atas
masuk dalam kategori kurang baik karena lebih mendekati pada kategori
kurang baik
5 Indikator Motif
Indikator motif berkaitan dengan motivasi dalam penanggulangan
bencana prilaku pegawaiaparatur dan sosialisasi bahaya banjir Indikator
motif ini berkaitan dengan motivasi dalam mendukung kinerja BPBD
dalam Penanggulangan Bencana Banjir di Kabupaten Lebak Dari hasil
pengolahan data dalam indikator motif ini memuat 3 butir instrumen
pertanyaandalam pengolahannya didapatkan dari skor ideal indikator
tujuan adalah 4 x 3 x 100 = 1200 (4 = nilai dari setiap jawaban pertanyaan
yang diajukan pada responden kriteria skor berdasarkan pada skala Likert
3 = jumlah pertanyaan yang ada pada indikator motif 100 = jumlah
sampel yang dijadikan responden) Setelah menemukan skor ideal
kemudian dibagikan dengan skor riil yang diisi oleh responden jadi
tingkat persetujuan dari indikator motif yaitu sebesar 723 1200 = 06 x
100 = 60 Berdasarkan hasil tersebut dapat dikatakan Kinerja Badan
Penanggulangan Bencana Daerah dalam penanggulangan banjir di
Kabupaten Lebak kurang baik Sebagaimana digambarkan dalam kategori
di bawah ini
117
Kategori Instrumen
300 600 900 1200
723
Nilai 723 termasuk dalam interval kurang baik dan baik maka hasil di atas
masuk dalam kategori kurang baik karena lebih mendekati pada kategori
kurang baik
6 Indikator Peluang
Indikator peluang berkaitan dengan komunitas masyarakat tangguh
bencana solusi bencana banjir dan partispasi masyarakat dalam
penanggulangan bencana banjir Indikator peluang ini berkaitan dengan
peluang-peluang untuk mendukung kinerja BPBD dalam Penanggulangan
Bencana Banjir di Kabupaten Lebak Dari hasil pengolahan data dalam
indikator peluang ini memuat 3 butir instrumen pertanyaan dalam
pengolahannya didapatkan dari skor ideal indikator tujuan adalah 4 x 3 x
100 = 1200 (4 = nilai dari setiap jawaban pertanyaan yang diajukan pada
responden kriteria skor berdasarkan pada skala Likert 3 = jumlah
pertanyaan yang ada pada indikator peluang 100 = jumlah sampel yang
dijadikan responden) Setelah menemukan skor ideal kemudian dibagikan
dengan skor riil yang diisi oleh responden jadi tingkat persetujuan dari
indikator peluang yaitu sebesar 738 1200 = 059 x 100 = 59
Tidak Baik Kurang Baik Baik Sangat Baik
118
Berdasarkan hasil tersebut dapat dikatakan Kinerja Badan Penanggulangan
Bencana Daerah dalam penanggulangan banjir di Kabupaten Lebak
kurang baik Sebagaimana digambarkan dalam kategori di bawah ini
Kategori Instrumen
300 600 900 1200
738
Nilai 738 termasuk dalam interval kurang baik dan baik maka hasil di atas
masuk dalam kategori kurang baik karena lebih mendekati pada kategori
kurang baik
7 Indikator Umpan Balik
Indikator umpan balik berkaitan dengan pelaporan hasil kegiatan
penilaian kinerja dan tindak lanjut dari kegiatan penanggulangan bencana
banjir oleh BPBD Indikator umpan balik ini berkaitan dengan umpan-
umpan yang dilaksanakan dimasa yang akan datang untuk mendukung
kinerja BPBD dalam Penanggulangan Bencana Banjir di Kabupaten
Lebak Dari hasil pengolahan data dalam indikator umpan balik ini
memuat 3 butir instrumen pertanyaan dalam pengolahannya didapatkan
dari skor ideal indikator tujuan adalah 4 x 3 x 100 = 1200 (4 = nilai dari
setiap jawaban pertanyaan yang diajukan pada responden kriteria skor
berdasarkan pada skala Likert 3 = jumlah pertanyaan yang ada pada
Tidak Baik Kurang Baik Baik Sangat Baik
119
indikator peluang 100 = jumlah sampel yang dijadikan responden)
Setelah menemukan skor ideal kemudian dibagikan dengan skor riil yang
diisi oleh responden jadi tingkat persetujuan dari indikator peluang yaitu
sebesar 708 1200 = 059 x 100 = 59 Berdasarkan hasil tersebut dapat
dikatakan Kinerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah dalam
penanggulangan banjir di Kabupaten Lebak kurang baik Sebagaimana
digambarkan dalam kategori di bawah ini
Kategori Instrumen
300 600 900 1200
708
Nilai 708 termasuk dalam interval kurang baik dan baik maka masuk
dalam kategori kurang baik karena lebih mendekati pada kategori kurang
baik
Berdasarkan perhitungan pada setiap indikator di atas dapat
disimpulkan bahwa tingkat persetujuan responden terhadap indikator
penelitian yaitu indikator tujuan sejauh ini baru mencapai 63 indikator
standar 60 indikator alatsarana 59 kompetensi 59 motif 60
indikator peluang 59 dan indikator umpan balik 59
Dari masing-masing tingkat persetujuan tersebut dapat diartikan
bahwa Kinerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah Dalam
Tidak Baik Kurang Baik Baik Sangat Baik
120
Penanggulangan Bencana Banjir Di Kabupaten Lebak dilihat dari tujuh
indikator diantaranya indikator tujuan standar alatsarana kompetensi
motif peluang dan umpan balik Dapat dikatakan kurang baik Untuk
lebih jelasnya dapat dilihat di bawah ini
Berdasarkan hasil koesioner dan pemaparan di atas maka total
skor pada tiap-tiap indikator dalam penelitian ini dimana menggunakan
tujuh indikator kinerja menurut Hersey Blanchard dan Johnson dalam
buku Wibowo Dalam hal ini Kinerja BPBD Dalam Penanggulangan
Bencana Banjir Di Kabupaten Lebak ditunjukan pada diagram berikut
Diagram 424
Tingkat Kinerja BPBD Dalam Penanggulangan Bencana Banjir di
Kabupaten Lebak Berdasarkan Indikator
Sumber Peneliti 2014
57
58
59
60
61
62
63
64 63
60
59 59
60
59 59
BAB V
PENUTUP
51 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian penghitungan dan pengujian hipotesis maka
dapat diketahui ldquoKinerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dalam
Penanggulangan Bencana Banjir di Kabupaten Lebak tercapai 60 dari
maksimal 65 Pengujian hipotesis yang dilakukan berdasarkan uji hipotesis
pihak kiri menunjukan bahwa Ha diterima dan Ho ditolak yang berarti Kinerja
BPBD Dalam Penanggulangan Bencana Banjir di Kabupaten Lebak dalam
pencapaiannya sebesar 60 dari yang diharapkan Ini berarti ketercapaian lebih
kecil dari hipotesis awal yakni 65 Hal ini di dapat berdasarkan pada hasil
penghitungan perbandingan antara jumlah data yang terkumpul dengan skor ideal
Dalam hal ini disebabkan oleh adanya permasalahan yang timbul dalam
proses penyelenggaraan penanggulangan bencana banjir yang belum dapat
sepenuhnya teratasi Diantaranya permasalahan terkait dengan alatsarana yang
belum memadai Hal ini dapat dilihat dari hasil penghitungan data tingkat kinerja
indikator alatsarana yaitu didapatkan hasil sebesar 59 Ini menggambarkan
bahwa tingkat persetujuannya masih rendah dari yang diharapkan 65 yang
menunjukan bahwa masih minimnya alatsarana penanggulangan bencana banjir
Ditambah pula dengan keterbatasan sumber daya manusia yang professional di
bidang kebencanaan khususnya dalam penanggulangan bencana banjir di
Kabupaten Lebak Dari data penghitungan indikator kompetensi menunjukan hasil
sebesar 59 dan ini menunjukan bahwa tingkat persetujuannya masih rendah dari
nilai yang diharapkan 65
52 Saran
Saran yang dapat diberikan oleh peneliti berdasarkan hasil penelitian di
lapangan yaitu
1 Alatsarana dalam penanggulangan bencana banjir harus ditambah dan
dilengkapi Pasalnya wilayah Kabupaten Lebak yang tersebar di 15
Kecamatan rawan akan bencana banjir tiap tahunnya Sehingga
membutuhkan alatsarana yang lebih lengkap agar proses penyelenggaraan
bencana banjir dapat diatasi dengan baik
2 Aparatur atau Sumber Daya Manusia (SDM) harus ditambah dan
ditingkatkan kompetensinya Sehingga dalam penyelenggaraan
penanggulangan bencana banjir dapat dilaksanakan dengan profesional
DAFTAR PUSTAKA
Sumber Buku
Departemen Pendidikan Nasional 2008 Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi
Ke- 4 Jakarta Gramedia
Hasibuan Malayu SP 2006 Manajemen Dasar Pengertian dan Masalah
Jakarta Bumi Aksara
Irawan Prasetya 2006 Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif Untuk Ilmu-ilmu
Sosial Jakarta FISIP UI
Kodoatie J R dan Sugiyanto 2002 Banjir Beberapa Masalah dan Metode
Pengendaliannya dalam Perspektif Lingkungan Yogyakarta Pustaka
Pelajar
Nurjanah dkk 2013 Manajemen Bencana Bandung Alfabeta
Mangkunegara AA Anwar Prabu 2006 Evaluasi Kinerja Sumber Daya
Manusia Bandung PT Refika Aditama
Keban Jeremias T 2003 Indikator Kinerja Pemerintah Daerah Pendekatan
Manajemen dan Kebijakan Makalah Seminar Sehari Yogyakarta
FISIPOL UGM
Mahmudi 2013 Manajemen Kinerja Sektor Publik Yogyakarta UPP STIM
YKPN
Mahsun Muhammad 2006 Pengukuran Kinerja Sektor Publik Yogyakarta FE
UGM
Mangkunegara Prabu Anwar 2001 Manajemen Sumber Daya Manusia
Perusahaan Bandung Remaja Rosdakarya
Miles Matthew dan Michael Huberman 2009 Analisis Data Kualitatif (Buku
Sumber Tentang Metode-metode Baru) Jakarta UI Press
Moeheriono 2010 Pengukuran Kinerja Berbasis Kompetensi Bogor Ghalia
Indonesia
Moleong Lexy J 2007 Metode Penelitian Kualitatif Bandung Remaja
Rosdakarya
Prawirosentono 1999 Manajemen Sumber Daya Manusia Kebijakan Kinerja
Karyawan Yogyakarta BPFE
Robbins Stephen P 2001 Prilaku Organisasi Jakarta Prenhalindo
Satori Djamrsquoan dan Komariah 2010 Metode Penelitian Kualitaif Bandung
Alfabeta
Sedarmayanti 2004 Sumber Daya Manusia dan Produktivitas Kerja Jakarta
CV Mandar maju
Simanjuntak Payaman J 2005 Manajemen dan Evaluasi Kinerja Jakarta FE UI
Sinambela Lijan Poltak dkk 2014 Reformasi Pelayanan Publik Teori
Kebijakan dan Implementasi Jakarta Bumi Aksara
Sobandi Baban 2006 Desentralisasi dan Tuntunan Penataan Kelembagaan
Daerah Bandung Humaniora
Steers RM 2003 Organization Effectiveness A Behavioral View Jakarta
Erlangga
Sugiyono 2008 Metode Penelitian Kuantiatif Kualitatif dan RampD Bandung
Alfbeta
Sugiyono 2009 Memahami Penelitian Kualitatif Bandung Alfabeta
Sugiyono 2010 Metode Penelitian Admninistrasi Bandung Alfabeta
Surjadi 2009 Pengembangan Kinerja Pelayanan Publik Bandung Refika
Aditama
Taniredja Tukiran dan Hidayati Mustafidah 2012 Penelitian Kualitatif Sebuah
Pengantar Bandung Alfabeta
Wibowo 2011 Manajemen Kinerja Jakarta RajaGarafindo Persada
Sumber Peraturan
UUD 1945 Pembukaan
UU No 24 Tahun 2007 Tentang Penanggulangan Bencana
Peraturan Daerah Kabupaten Lebak No 3 Tahun 2011 Tentang Pembentukan
Organisasi dan Tata Kerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah
Sumber Internet
httpwwwantaranewscom 1200 warga rangkasbitung korban banjir mengungsi
Diakses tanggal 28 Mei 2014 Pukul 2115 WIB
httpwwwmerdekacom peristiwa 15 kecamatan di lebak banten terendam
banjir 3 tewas Diakses tanggal 24 Mei 2014 Pukul 1524 WIB
httpp2mbgeografiupiedu Tentang_Bencana Diakses pada tanggal 5 Juni
2014 Pukul 1500 WIB
Sumber Dokumen
Buku Panduan Penanggulangan Bencana
Laporan Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Lebak Kejadian
Bencana Banjir dan Longsor tahun 2013 dan 2014
Profil Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Banten
Skripsi Chandra Yudiana Efendi Kinerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah
(BPBD) di Wilayah Kecamatan Baleendah Kabupaten Bandung tahun
2012
Skripsi Marino Y Cristanti Marbun Peranan Koordinasi Badan Penanggulangan
Bencana Daerah (BPBD) Kota Medan dalam Upaya Penanggulangan
Bencana Banjir di Kota Medan tahun 2013
KOESIONER PENELITIAN
IDENTITAS RESPONDEN
No Responden
Pekerjaan
Jenis Kelamin
Alamat
PETUNJUK PENGISIAN
1 Bacalah angket ini dengan teliti supaya BapakIbu mengerti maksud
pertanyaannya
2 Pilihlah salah satu jawaban yang dianggap paling sesuai dari beberapa pilihan
dengan cara di silang (X)
3 Bila terdapat pertanyaan yang kurang dimengerti dapat ditanyakan langsung
kepada peneliti
A Indikator Tujuan
1 Setujukah bahwa aparatur Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)
Kabupaten Lebak telah melaksanakan kegiatan sosialisasi pengurangan akan
risiko bencana bencana banjir pada saat sebelum bencana terjadi
a Sangat Setuju
b Setuju
c Tidak Setuju
d Sangat Tidak Setuju
2 Setujukah bahwa aparatur Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)
Kabupaten Lebak telah melaksanakan tugas dalam penanganan kedaruratan
bencana banjir
a Sangat Setuju
b Setuju
c Tidak Setuju
d Sangat Tidak Setuju
3 Setujukah bahwa aparatur Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)
Kabupaten Lebak menyelenggarakan pemulihan setelah bencana banjir terjadi
a Sangat Setuju
b Setuju
c Tidak Setuju
d Sangat Tidak Setuju
B Indikator Standar
4 Setujukah bahwa aparatur Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)
Kabupaten Lebak sesuai prosedur dalam penanggulangan banjir
a Sangat Setuju
b Setuju
c Tidak Setuju
d Sangat Tidak Setuju
5 Setujukah bahwa aparatur Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)
Kabupaten Lebak menyelenggarakan penanggulangan bencana banjir dengan
mengedepankan keadilan dan tidak diskriminatif
a Sangat Setuju
b Setuju
c Tidak Setuju
d Sangat Tidak Setuju
6 Setujukah bahwa aparatur Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)
Kabupaten Lebak menyelenggarakan penanggulangan bencana banjir dengan
cepat tanggap
a Sangat Setuju
b Setuju
c Tidak Setuju
d Sangat Tidak Setuju
C Indikator Alat Sarana
7 Setujukah bahwa Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten
Lebak memiliki peralatan yang lengkap dalam penyelenggaraan penanggulangan
bencana banjir
a Sangat Setuju
b Setuju
c Tidak Setuju
d Sangat Tidak Setuju
8 Setujukah bahwa aparatur Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)
Kabupaten Lebak memiliki alat komunikasi untuk menginfomasikan bencana
banjir
a Sangat Setuju
b Setuju
c Tidak Setuju
d Sangat Tidak Setuju
9 Setujukah bahwa aparatur Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)
Kabupaten Lebak memiliki tempat penyimpanan alat dan logistik yang memadai
a Sangat Setuju
b Setuju
c Tidak Setuju
d Sangat Tidak Setuju
D Indikator Kompetensi
10 Setujukah bahwa aparatur Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)
Kabupaten Lebak memiliki kemampuan yang baik untuk menyelenggarakan
penanggulangan bencana banjir
a Sangat Setuju
b Setuju
c Tidak Setuju
d Sangat Tidak Setuju
11 Setujukah bahwa aparatur Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)
Kabupaten Lebak memberikan informasi setiap akan datangnya terjadi bencana
banjir
a Sangat Setuju
b Setuju
c Tidak Setuju
d Sangat Tidak Setuju
12 Setujukah bahwa aparatur Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)
Kabupaten Lebak melaksanakan tugas penanggulangan bencana banjir sesuai
tugas dan fungsinya masing-masing
a Sangat Setuju
b Setuju
c Tidak Setuju
d Sangat Tidak Setuju
E Indikator Motif
13 Setujukah bahwa Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten
Lebak telah memberikan penyuluhan tentang bahayanya akan bencana banjir
a Sangat Setuju
b Setuju
c Tidak Setuju
d Sangat Tidak Setuju
14 Setujukah bahwa aparatur Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)
Kabupaten Lebak memiliki motivasi untuk melaksanakan penanggulangan
bencana banjir
a Sangat Setuju
b Setuju
c Tidak Setuju
d Sangat Tidak Setuju
15 Setujukah bahwa aparatur Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)
Kabupaten Lebak berprilaku sukarela dalam penanggulangan bencana banjir
a Sangat Setuju
b Setuju
c Tidak Setuju
d Sangat Tidak Setuju
F Indikator Peluang
16 Setujukah bahwa aparatur Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)
Kabupaten Lebak telah memberikan pelatihan terhadap Komunitas Masyarakat
Tangguh akan bencana banjir
a Sangat Setuju
b Setuju
c Tidak Setuju
d Sangat Tidak Setuju
17 Setujukah bahwa aparatur Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)
Kabupaten Lebak telah memberikan solusi tentang bahayanya bencana banjir
a Sangat Setuju
b Setuju
c Tidak Setuju
d Sangat Tidak Setuju
18 Setujukah bahwa aparatur Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)
Kabupaten Lebak telah memberikan kebebasan kepada masyarakat untuk ikut
serta dalam penanggulangan bencana banjir
a Sangat Setuju
b Setuju
c Tidak Setuju
d Sangat Setuju
G Indikator Umpan Balik
19 Setujukah bahwa aparatur Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)
Kabupaten Lebak selalu menginformasikan hasil kegiatan dalam
penyelenggaraan penanggulangan bencana banjir
a Sangat Setuju
b Setuju
c Tidak Setuju
d Sangat Tidak Setuju
20 Setujukah bahwa aparatur Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)
Kabupaten Lebak selalu melaksanakan penilaian-penilaian atas prestasi kerja
yang telah dikerjakan
a Sangat Setuju
b Setuju
c Tidak Setuju
d Sangat Tidak Setuju
21 Setujukah bahwa aparatur Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)
Kabupaten Lebak perlu menindaklanjuti kegiatan yang telah dilaksanakan
a Sangat Setuju
b Setuju
c Tidak Setuju
d Sangat Tidak Setuju
P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 P11 P12 P13 P14 P15 P16 P17 P18 P19 P20 P21
1 L Petani 2 2 3 2 2 1 4 4 4 3 3 3 4 3 2 3 4 4 3 3 3 62
2 L Wiraswasta 2 2 3 3 2 2 2 3 2 2 3 2 3 3 2 4 4 3 3 2 4 56
3 L Wiraswasta 2 2 3 2 2 2 2 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 57
4 L Petani 2 3 2 4 2 2 2 4 2 2 2 3 2 3 2 2 3 2 2 2 2 50
5 L Petani 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 48
6 L Petani 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 3 2 2 3 45
7 L Petani 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 2 3 3 3 3 3 50
8 L Petani 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 3 46
9 L Petani 3 2 3 2 3 2 2 3 3 3 2 2 3 2 1 2 3 4 1 2 4 52
10 L Petani 3 4 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 60
11 P Pelajar 2 2 3 3 2 2 2 2 3 2 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 54
12 P Pelajar 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 65
13 P Pelajar 2 3 2 2 2 2 2 3 2 3 2 2 3 3 2 3 3 2 3 2 3 51
14 L Pelajar 2 3 2 2 2 2 2 3 2 3 3 3 3 3 2 2 3 2 2 2 2 50
15 L Petani 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 60
16 P Petani 2 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 3 2 3 3 48
17 P Petani 3 3 1 2 1 1 1 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 3 41
18 L Wiraswasta 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1 1 1 1 1 1 3 2 1 2 3 36
19 L Wiraswasta 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 3 45
20 L Buruh 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 3 33
21 P Buruh 2 3 2 3 2 2 2 1 1 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 3 44
22 P Buruh 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1 2 1 2 2 2 2 2 3 2 2 3 41
23 L Buruh 3 3 3 3 4 3 3 3 2 3 2 3 3 2 2 3 2 3 3 2 2 57
24 L Petani 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 2 3 3 3 3 3 2 2 2 2 60
25 P Petani 2 3 2 2 2 2 3 1 3 3 3 3 2 3 3 3 2 2 2 2 2 50
26 P Petani 2 3 2 2 3 3 2 3 2 3 3 2 3 3 2 3 2 2 3 3 3 54
27 L Buruh 4 3 3 3 2 3 3 2 2 3 3 2 3 3 3 2 3 3 2 2 3 57
28 L Wiraswasta 2 2 2 2 2 2 1 2 1 2 1 1 2 1 1 1 3 2 2 3 3 38
29 L Petani 2 3 2 2 2 2 2 1 1 1 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 3 42
30 P Wiraswasta 2 3 2 2 2 3 1 1 3 1 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 43
PertanyaanNo TotalLP Status
31 L Wiraswasta 2 4 2 2 2 2 1 1 1 3 1 3 1 3 2 1 1 3 1 2 3 41
32 P Petani 2 2 2 2 1 1 1 2 1 1 1 2 2 2 2 2 2 4 1 1 3 37
33 L Wiraswasta 2 2 1 2 2 2 1 1 2 1 1 2 2 3 2 2 2 3 2 2 1 38
34 L Wiraswasta 2 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 49
35 L Wiraswasta 4 3 4 3 4 4 3 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 2 2 2 2 67
36 P Wiraswasta 3 2 3 2 2 3 3 1 3 2 3 2 3 3 2 2 3 3 3 2 3 53
37 L Wiraswasta 3 3 2 3 3 3 2 3 3 2 2 3 2 3 2 2 3 4 2 2 2 54
38 P Petani 2 3 2 2 2 2 2 3 3 2 3 2 3 3 3 2 3 3 2 2 3 52
39 P Petani 2 3 2 3 3 2 3 2 2 2 3 2 2 2 3 2 3 2 2 2 2 49
40 P Petani 3 2 2 3 3 2 2 3 2 2 3 2 2 2 2 2 2 4 2 2 3 50
41 L Petani 2 3 2 2 1 3 1 3 1 3 1 1 3 1 1 3 1 4 1 2 2 41
42 P Petani 2 4 1 3 1 2 1 2 2 1 2 2 1 2 3 1 1 3 1 1 1 37
43 P Petani 2 2 2 2 1 2 1 2 2 2 2 2 1 1 2 2 1 2 2 2 1 36
44 L Petani 3 4 2 2 3 2 3 2 2 2 1 3 3 1 1 1 2 2 1 2 2 44
45 L Petani 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 3 2 2 2 1 2 2 4 1 1 1 40
46 P Petani 3 3 2 2 2 1 1 3 1 1 1 1 1 2 2 1 1 3 1 3 3 38
47 L Petani 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 3 45
48 L Petani 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 3 2 2 2 2 2 2 2 3 47
49 L Petani 2 3 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 1 3 1 2 3 45
50 L Petani 3 4 2 2 3 2 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 1 3 1 2 3 49
51 P Petani 3 3 2 2 2 1 2 2 2 2 2 3 2 3 2 2 2 3 2 2 3 47
52 L Wiraswasta 2 3 3 3 3 2 2 2 2 1 1 2 2 2 2 1 2 3 2 2 3 45
53 P Pelajar 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 2 2 3 62
54 P Pelajar 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 66
55 P Pelajar 2 3 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 43
56 L Wiraswasta 3 2 3 3 3 3 2 2 2 3 2 2 3 3 3 3 3 4 4 3 3 59
57 P Wiraswasta 1 3 3 2 3 2 2 2 3 2 2 3 2 2 2 2 2 3 2 2 3 48
58 L Pelajar 3 3 3 3 3 3 2 2 2 3 3 3 4 3 3 2 4 3 2 2 2 58
59 L Pelajar 2 3 3 3 4 4 4 4 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 4 69
60 L Wiraswasta 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 3 3 4 4 2 3 4 4 4 4 71
61 L Wiraswasta 2 2 3 2 2 2 3 3 3 2 4 3 4 2 3 3 4 3 3 3 3 59
62 L PNS 2 3 2 3 3 3 2 2 2 2 2 2 3 2 3 2 2 3 2 2 3 50
63 L Wiraswasta 2 3 3 2 3 2 3 3 3 2 3 3 4 3 2 3 3 3 3 3 3 59
64 P PNS 3 4 2 2 2 3 2 2 2 2 2 3 2 2 3 2 2 4 2 2 3 51
65 P Petani 2 2 2 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 3 2 2 2 46
66 L Petani 2 3 2 3 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 3 2 2 3 2 2 2 47
67 P Petani 2 3 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 3 3 47
68 L Petani 3 2 2 2 3 2 2 3 3 2 2 3 2 3 3 2 3 3 3 2 3 53
69 P Petani 3 2 2 2 3 2 2 3 2 2 3 3 3 2 3 3 3 2 3 2 3 53
70 L Petani 3 3 2 3 2 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 61
71 L PNS 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 3 3 3 70
72 L Petani 3 2 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 4 2 2 3 3 3 2 2 2 56
73 L Wiraswasta 3 2 3 3 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 3 2 2 3 49
74 L Petani 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 3 3 3 2 2 2 3 3 1 2 3 46
75 L Wiraswasta 2 3 3 2 2 2 3 3 4 3 2 2 3 2 2 3 2 2 2 3 2 52
76 L Wiraswasta 3 3 3 3 2 3 2 3 2 2 2 2 2 1 2 1 1 1 2 2 3 45
77 P Wiraswasta 1 3 3 2 2 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 2 3 4 3 2 2 55
78 P Petani 3 2 2 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 2 2 2 2 4 3 3 3 56
79 P Petani 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 2 2 2 3 3 1 2 2 53
80 L PNS 3 4 3 3 2 2 2 3 3 3 3 2 2 2 2 3 3 3 2 2 4 56
81 P Petani 3 2 3 2 2 2 2 3 2 2 3 2 3 2 1 2 2 3 2 2 2 47
82 L PNS 3 3 3 3 2 2 3 2 3 2 2 2 3 3 3 3 1 2 1 2 2 50
83 L PNS 3 3 2 4 2 3 3 2 2 3 3 1 4 2 3 1 2 3 2 2 2 52
84 P Pelajar 2 3 2 3 3 3 2 2 1 4 2 3 2 2 2 3 1 2 3 2 2 49
85 L Petani 2 3 3 3 2 2 2 3 4 2 4 1 2 3 3 3 1 2 2 2 3 52
86 P Petani 1 4 2 2 3 3 2 4 1 3 3 2 2 2 3 4 2 1 2 2 3 51
87 L Petani 2 2 3 3 3 2 2 2 1 4 2 2 3 4 1 2 2 3 3 2 2 50
88 P Petani 3 2 1 2 2 2 3 3 3 2 2 3 2 3 3 3 2 1 2 2 2 48
89 L Petani 3 2 3 3 3 2 2 2 4 1 2 3 3 2 2 2 1 3 2 2 2 49
90 P Petani 3 3 3 2 2 2 2 2 4 2 2 2 4 2 2 1 2 2 3 3 2 50
91 L Petani 3 2 2 2 3 3 4 2 3 3 2 1 3 2 2 1 3 2 2 2 2 49
92 P Wiraswasta 2 2 2 4 1 2 3 3 2 2 3 2 3 1 4 2 3 3 2 2 3 51
93 L Wiraswasta 3 2 3 3 3 4 2 2 2 1 3 4 2 2 3 1 2 2 2 3 3 52
94 P Wiraswasta 2 2 2 3 3 1 3 3 4 2 2 3 3 1 2 2 2 3 4 2 3 52
95 L Wiraswasta 2 3 3 3 3 2 2 1 2 4 2 2 3 3 2 2 1 2 3 3 2 50
96 P Petani 2 3 3 3 2 2 2 3 3 1 2 3 2 2 1 2 2 3 3 2 2 48
97 L Petani 1 3 3 3 3 1 2 2 4 3 3 3 2 3 1 2 2 3 3 2 2 51
98 L Petani 2 4 2 3 3 2 1 2 3 3 3 4 2 3 2 3 2 2 1 1 4 52
99 L Petani 2 3 3 3 3 2 2 2 2 4 2 2 3 2 3 2 1 4 2 2 3 52
100 P Petani 3 3 3 3 1 2 3 3 4 2 3 1 2 3 4 2 3 2 2 2 4 55
242 274 238 250 236 230 225 239 240 234 237 235 252 238 233 225 235 278 219 221 268 5049Jumlah
- 01 COVERpdf
- 02 LEMBAR PERSETUJUAN amp PENGESAHANpdf
- 03 KATA PENGANTARpdf
- 04 DAFTAR ISIpdf
- 05 BAB Ipdf
- 06 BAB IIpdf
- 07 BAB IIIpdf
- 08 BAB IVpdf
- 09 BAB Vpdf
- 10 Daftar Pustakapdf
- 11 SURATpdf
- 12 koesionerpdf
- 13 TABEL INDUKpdf
-
v
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI v
DAFTAR TABEL viii
DAFTAR GAMBAR ix
BAB I PENDAHULUAN
11 Latar Belakang Masalah 1
12 Identifikasi Masalah 10
13 Batasan dan Rumusan Masalah 11
131 Batasan Masalah 11
132 Rumusan Masalah 11
14 Tujuan Penelitian 11
15 Manfaat Penelitian 12
16 Sistematika Penulisan 12
BAB II DESKRIPSI TEORI DAN ASUMSI DASAR
21 Deskripsi Teori 16
211 Konsep Kinerja 16
212 Konsep Organisasi 19
213 Konsep Kinerja Organisasi 20
vi
214 Tujuan Pengukuran Kinerja Sektor Publik 21
215 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja 22
216 Indikator Kinerja 22
217 Pengukuran Kinerja Sektor Publik Sebagai Pengendalian
Manajemen 25
218 Konsep Bencana 26
219 Faktor-Faktor Penyebab Bencana 28
2110 Jenis-jenis Bencana Alam di Indonesia 29
2111 Dampak Bencana 29
2112 Manajemen Bencana 30
2113 Prinsip-prinsip Manajemen Bencana 32
2114 Tahapan Penanggulangan Bencana 33
2115 Konsep Banjir 35
22 Penelitian terdahulu 37
23 Kerangka Berfikir 40
24 Asumsi Dasar 44
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
31 Metode Penelitian 45
32 Sasaran Penelitian 45
33 Instrument Penelitian 46
34 Teknik Pengumpulan Data 47
35 Informan Penelitian 51
36 Teknik Pengolahan dan Analisis Data 52
vii
37 Pengujian Keabsahan Data 56
38 Lokasi dan Jadwal Penelitian 57
381 Lokasi Penelitian 57
382 Jadwal Penelitian 57-58
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
viii
DAFTAR TABEL
Tabel 11 Daerah Rawan Bencana di Kabupaten Lebak Tahun 2013helliphelliphelliphellip 3
Tabel12 Data Kerusakan Bencana Banjir di Kabupaten Lebak Tahun 2013hellip 4
Tabel 13 Aparatur BPBD Kabupaten Lebak Berdasarkan Tingkat Pendidikan 8
Tabel 31 Pedoman Wawancarahelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 48
Tabel 32 Kategori dan Spesifikasi Informanhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 52
Tabel 33 Jadwal Penelitianhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 58
ix
DAFTAR GAMBAR
Gambar 21 Proses Terjadinya Bencanahelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 27
Gambar 22 Siklus Manajemen Bencanahelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 32
Gambar 23 Kerangka Berfikirhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 43
1
BAB I
PENDAHULUAN
11 Latar Belakang Masalah
Berdasarkan pembukaan UUD 1945 pada alinea ke empat yang
menyatakan antara lain bahwa ldquoNegara melindungi segenap Bangsa Indonesia dan
seluruh tumpah darah Indonesia serta memajukan kesejahteraan umumrdquo Dalam
pernyataan ini mempunyai makna bahwa setiap warga negara berhak
mendapatkan perlindungan hak-hak dasar termasuk perlindungan dan hak untuk
bebas dari rasa takut ancaman resiko termasuk dampak bencana Perlindungan
atas hak-hak dasar ini menjadikan suatu kewajiban pemerintah untuk
mewujudkannya dalam bentuk program-program yang sesuai dengan pernyataan
tersebut
Sejalan dengan tujuan konstitusi yang telah disebutkan di atas maka suatu
keharusan pemerintah untuk melakukan perlindungan dalam hal penanggulangan
bencana yang dimuat pada suatu lingkup manajemen bencana (disaster
management) yang efektif dan efisien khususnya dalam penanggulangan bencana
banjir Penanggulangan bencana banjir memang tidak bisa dilakukan oleh sepihak
saja yaitu pemerintah akan tetapi semua pihak harus aktif berperan termasuk
masyarakat pun harus berpartisipasi dalam penanganan masalah banjir ini
Provinsi Banten merupakan daerah yang rawan akan berbagai macam
bencana Kondisi daerah Provinsi Banten memiliki geografis geologis hidrologis
dan demografis yang memungkinkan terjadi berbagai macam bencana baik yang
2
disebabkan oleh faktor alam faktor non alam maupun faktor manusia yang
menyebabkan timbulnya korban jiwa kerusakan lingkungan kerugian harta benda
dan dampak psikologis yang dalam keadaan tertentu dapat menghambat
pembangunan nasional Berdasarkan Data dan Informasi Bencana Indonesia
selama kurun waktu 13 tahun terakhir di wilayah Provinsi Banten teridentifikasi
11 jenis kejadian bencana meliputi tanah longsor gempa bumi banjir dan tanah
longsor banjir kekeringan abrasi kecelakaan industri kecelakaan transportasi
aksi teror KLB dan puting beliung
Wilayah KabupatenKota di Provinsi Banten rentan akan berbagai macam
bencana Berikut data kejadian bencana KabupatenKota di Provinsi Banten
Tabel 11
Data Kejadian Bencana di Provinsi Banten 2000-2013
Kabupaten
Kota
Teror Banjir Abrasi Gempa
bumi
Kecelakaan
industri
Kecelakaan
Transportasi
Kekeringan KLB Puting
Beliung
Tanah
Longsor
Kota
Cilegon
3 1 1 1 1
Kota
Serang
2 1 3
Kota
Tangerang
7 1 2
Kota
Tangerang
Selatan
1
Kab
Lebak
21 9 10 8
Kab
Pandeglang
1 29 1 3 12 7 4
Kab
Serang
16 1 19 8 1
Kab
Tangerang
1 14 1 10 6 3 2
Total 2 93 2 3 2 1 53 6 34 15
Sumber Diadaptasi Dari Profil Daerah Rawan Bencana Provinsi Banten 2013
Dari tabel 11 di atas dapat dilihat bahwa bencana yang sering terjadi di
Provinsi Banten adalah bencana banjir yaitu 93 kejadian kekeringan 53 kejadian
puting beliung 34 kejadian dan tanah longsor 15 kejadian Berdasarkan data
3
tersebut bencana banjir yang sering terjadi yaitu di daerah Kabupaten Pandeglang
dan Lebak Dengan komposisi Kabupaten Lebak 21 dan Kabupaten Pandeglang
29 kali
Oleh karena hal tersebut pemerintah membuat Undang-Undang tentang
penanggulangan bencana yang dituangkan pada Undang-Undang No 24 Tahun
2007 tentang Penanggulangan Bencana Undang-Undang atau Peraturan ini dibuat
sebagai payung hukum mengenai proses penyelenggaraan penanggulangan
bencana di Indonesia Penyelenggaraan penanggulangan bencana berdasarkan
Undang-Undang ini dimulai dari prabencana pada saat bencana hingga proses
pemulihan pasca bencana diatur di dalamnya
Kabupaten Lebak yang merupakan salah satu dari empat kabupaten dan
empat kota di provinsi Banten yang memiliki berbagai macam potensi bencana
telah menindaklanjutinya dengan mendirikan Badan Penanggulangan Bencana
Daerah (BPBD) berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Lebak No 3 Tahun
2011 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Badan Penanggulangan
Bencana Daerah Kabupaten Lebak Pembentukan Badan Penanggulangan
Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lebak ini sebagai salah satu Badan yang
mempunyai tugas dan fungsi dalam penyelenggaraan penanggulangan bencana di
wilayah Kabupaten Lebak
Dibuatnya Peraturan Daerah mengenai pembentukan Badan
Penanggulangan Bencana Daerah ini karena beberapa wilayah daerah di
Kabupaten Lebak rentan akan berbagai macam bencana Yang diantaranya adalah
bencana banjir tanah longsor gempa bumi tsunami kekeringan dan kebakaran
4
Menurut data yang tertuang dalam laporan kejadian bencana banjir di Kabupaten
Lebak tahun 2013 menyatakan bahwa Kabupaten Lebak memiliki 28 kecamatan
340 desa dan 5 kelurahan Dari seluruh kecamatan yang ada di wilayah
Kabupaten Lebak rentan akan berbagai macam bencana
Berikut data wilayah rawan bencana Kabupaten Lebak dapat dilihat pada
Tabel 11 di bawah ini
Tabel 12
Daerah Rawan Bencana Di Kabupaten Lebak Tahun 2013
No Jenis Bencana Sebaran Wilayah Keterangan
1 Banjir Kec Rangkasbitung
Kalanganyar Cimarga Cibadak
Cileles Malingping Wanasalam
Panggarangan Bayah Sobang
Cigemblong Banjarsari
Muncang Cilograng dan Gunung
Kencana
15 Kecamatan
2 Longsor Kecamatan Sobang Lebak
Gedong Cigemblong
Bojongmanik Cibeber Gunung
Kencana Muncang Cipanas
Cileles Cimarga Cikulur dan
Cilograng
12 Kecamatan
3 Gempa dan Tsunami Kecamatan Wanasalam
Malingping Cihara Bayah
Cibeber dan Panggarangan
6 Kecamatan
4 Kekeringan Kecamatan Maja Leuwidamar
Muncang Cilograng Wanasalam
dan Curugbitung
6 Kecamatan
5 Kebakaran Kecamatan Leuwidamar (Desa
Kanekes dan Desa Nagayati) dan
Kecamatan Sobang
2 Kecamatan
Sumber Diadaptasi dari Laporan BPBD Kabupaten Lebak Tahun 2013
Dari tabel 12 di atas dapat dilihat bahwa daerah-daerah di Kabupaten
Lebak rawanrentan akan bencana Dimulai dari bencana banjir tersebar di 16
kecamatan longsor tersebar di 12 kecamatan gempa bumi dan tsunami 6
5
kecamatan kekeringan 6 kecamatan dan kebakaran tersebar di 2 kecamatan
Namun jika di lihat komposisi dari beberapa jenis bencana dapat dilihat bahwa
bencana banjir lebih mendominasi jumlahnya yang tersebar di 15 kecamatan di
Kabupaten Lebak Dalam hal ini bahwa banjir merupakan bencana yang paling
banyak terjadi di wilayah Kabupaten Lebak dengan jumlah wilayah tersebar di 15
kecamatan dari jumlah keseluruhan kecamatan yaitu 28 kecamatan Hal ini
menggambarkan bahwa setengah wilayah yang berada di Kabupaten Lebak
terindikasi sebagai wilayah yang rentan akan bahaya bencana banjir
Adapun data kerusakan ataupun dampak bencana yang diakibatkan oleh
bencana banjir di Kabupaten Lebak Tahun 2013 dapat dilihat pada tabel 12 di
bawah ini
Tabel 12
Data Kerusakan Bencana Banjir Di Kabupaten Lebak Tahun 2013
Rusak Ringan Rusak Berat Rusak Total
1 Permukiman 292 87 28
2 Sarana Pendidikan 26 11 0
3 Jalan dan Jembatan 0 21 2
4 Sarana Penyediaan Air Minum 2 2 0
5 Kerusakan Irigasi 0 22 0
Jumlah 320 143 30
No UraianTipe Kerusakan
(Sumber Diadaptasi dari Laporan BPBD Kabupaten Lebak Tahun 2013)
Dari data di atas dapat dilihat bahwa dalam kejadian bencana banjir tahun
2013 di Kabupaten Lebak telah mengakibatkan kerusakan pada permukiman
dengan jumlah 292 rusak ringan 87 rusak berat dan 28 rusak total Selanjutnya
kerusakan pada sarana pendidikan yaitu 26 rusak ringan dan 11 rusak berat Jalan
dan jembatan yaitu 21 rusak berat dan 2 rusak total Dalam hal sarana penyediaan
6
air minum 2 rusak ringan dan 2 rusak berat Selain itu pula kerusakan irigasi yang
diakibatkan banjir ini yaitu 22 rusak berat
Informasi lain mengenai bencana banjir yang dilansir oleh media online
merdekacom tanggal 10 Januari 2013 mencatat yakni terdapat 3962 rumah
terendam banjir dan longsoran sebanyak 51 unit rumah dengan kategori sebanyak
31 rusak total 13 rusak ringan dan 10 rusak berat Mereka warga yang terkena
banjir dan longsor di 15 kecamatan yakni Rangkasbitung Kalanganyar Cibadak
Cimarga Leuwidamar Banjarsari dan Lebak Gedong Panggarangan
Wanasalam Gunung Kencana Cilograng Muncang Cikulur Sobang dan
Cibeber
Banyaknya kerugian yang diakibatkan oleh bencana banjir yang dimulai
dari kerugian materi serta menimbulkan korban jiwa maka penanganan masalah
bencana banjir ini harus dilakukan dengan serius Pasalnya banjir ini dapat
mengganggu proses pembangunan yang telah direncanakan pemerintah dalam
Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) maupun Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Daerah (RPJMD) UNDRO (United Nations Disaster Relief
Organization) yang dikutip Nurjanah dkk (201333) mengemukakan bencana
secara serius dapat mengganggu inisiatif-inisiatif pembangunan dalam beberapa
cara termasuk (a) hilangnya sumber-sumber daya (b) gangguan terhadap
program-program (c) pengaruh pada iklim investasi (d) pengaruh pada sektor
non-formal dan (e) destabilisasi politik
Sehubungan dengan hal tersebut langkah-langkah manajemen
penanggulangan bencana yang dimulai pada tahap pra bencana saat tanggap
7
darurat bencana dan pasca bencana sudah semestinya dilakukan oleh pemerintah
dalam hal ini Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) untuk di pusat
dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lebak untuk di
daerah sertap pihak-pihak yang terkait (stakeholder) di dalamnya untuk
menanggulangi potensi bencana khususnya penanggulangan bencana banjir
Oleh karenanya bencana banjir di Kabupaten Lebak yang tiap tahunnya
meningkat membuat perhatian peneliti dalam proses penanggulangannya
Bencana banjir yang terjadi di Kabupaten Lebak diakibatkan oleh meluapnya
sungai Ciujung yang merupakan sungai yang melintasi daerah ini Menurut data
yang dilansir BPBD Kabupaten Lebak kejadian bencana banjir tahun 2013 terjadi
di 15 kecamatan yaitu Kecamatan Rangkasbitung Kalanganyar Cimarga
Cibadak Cileles Malingping Wanasalam Panggarangan Bayah Sobang
Cigemblong Banjarsari Muncang Cilograng dan Gunung Kencana
Dari data wilayah yang sering terkena dampak bencana banjir di atas
menggambarkan bahwa terdapat permasalahan terkait dengan timbulnya atau
terjadinya bencana banjir Timbulnya bencana banjir dikarenakan sebagian hutan
gundul atau lahan resapan air berkurang akibat ulah manusia yang
mengeksploitasi hutan secara berlebihan Sehingga hutan tidak lagi berfungsi
sepenuhnya sebagai penyerap air hujan Lahan hutanpun menjadi longsor dan
tanah longsorannya menyebabkan aliran sungai menjadi dangkal Pendangkalan
aliran sungai ini menjadi penghambat aliran sungai ketika menampung air saat
musim penghujan datang Selain itu pula pembuangan sampah oleh masyarakat
pada aliran sungai memicu dan dapat menimbulkan tersendatnya aliran sungai
8
Ditambah dengan adanya penambangan pasir liar yang dilakukan oleh masyarakat
yang mengakibatkan pengrusakan lingkungan daerah aliran sungai (Sumber
Wawancara dengan Bapak Kaprawi Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Lebak
15 Mei 2014)
Permasalahan penanggulangan bencana banjir tampak semakin berat dan
kompleks sehingga membutuhkan perhatian khusus dan urgent dari semua
pemangku kepentingan Dalam penanggulangan bencana banjir tersebut kinerja
organisasi dalam hal ini Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)
Kabupaten Lebak sebagai kordinator dan lembaga yang berwenang dan bertugas
di bidang kebencanaan dituntut untuk bekerja secara optimal
Kinerja organisasi merupakan salah satu sorotan yang paling tajam dalam
pelaksanaan pemerintahan menyangkut kesiapan jumlah pendidikan dan
profesionalisme Melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)
Kabupaten Lebak sebagai salah satu organisasi pemerintahan yang berwenang
dalam penanggulangan bencana memiliki peran dalam penyelenggaraan
penanggulangan atas berbagai bencana di wilayah Kabupaten Lebak khususnya
dalam penanggulangan bencana banjir Pelaksanaan penanggulangan bencana
yang dilakukan oleh BPBD Kabupaten Lebak diperlukan kesiapan yang mantap
demi terselenggaranya pelaksanaan pemerintahan yang baik (good governance)
Atas dasar dari peristiwa-peristiwa bencana banjir yang terjadi di Daerah
Kabupaten Lebak memunculkan berbagai pertanyaan mengenai kinerja BPBD
Kabupaten Lebak selaku instansi atau lembaga pemerintah yang bergerak di
sektor bidang penanggulangan bencana
9
Adapun hasil pengamatan (observation) peneliti di lapangan yang dapat
dilihat dan disimpulkan terkait dengan permasalahan kinerja BPBD Kabupaten
Lebak dalam penanggulangan bencana banjir yaitu Pertama keterbatasan
jaringan informasi dan komunikasi yang efektif dalam penyebaran informasi
kebencanaan kepada masyarakat Hal ini diungkapkan oleh bapak Bernardi selaku
Kepala Seksi Rekonstruksi dan Rehabilitasi BPBD Kabupaten Lebak bahwa
jaringan informasi dan komunikasi sangat terbatas sehingga pemberian informasi
kebencanaan kepada masyarakat khususnya di wilayah yang sulit dijangkau
sangat minim (Sumber Wawancara dengan Bapak Bernardi Kepala Seksi
Rekonstruksi dan Rehabilitasi 20 Mei 2014)
Kedua sumber daya manusia (SDM) atau aparatur BPBD Kabupaten
Lebak yang terbatas Jumlah aparatur BPBD lebak yaitu sebanyak 17 orang
dengan komposisi tingkat pendidikan dapat di lihat pada tabel 13 di bawah ini
Tabel 13
Aparatur BPBD Kabupaten LebakBerdasarkan Tingkat Pendidikan
No Jabatan Pendidikan Jumlah
1 Kepala Pelaksana SMK 1 orang
2 Sekretaris S1 1 orang
3 Kepala Seksi Pencegahan dan KesiapsiagaanS1 1 orang
4 Kepala Seksi Kedaruratan Logistik SPM-Pertanian 1 orang
5 Kepala Rehabilitasi dan Rekonstruksi S1 1 orang
6 Staf S1 3 orang
SMA 8 orang
SLTP 1 orang
17 orangJumlah
Sumber Diadaptasi dari Renstra BPBD Kabupaten Lebak Tahun 2014-2018
Dapat dilihat dari tabel 13 di atas bahwa komposisi aparatur BPBD Lebak
berdasarkan pendidikan diantaranya S1 berjumlah 6 orang SMASMK 10 orang
10
dan SLTP 1 orang dengan total keseluruhan berjumlah 17 orang pegawaiSelain
itu pula dapat di lihat dari setiap seksi bidang di tempati oleh satu orang tanpa
anggota di dalamnya Hal ini mengindikasikan bahwa dalam penyelenggaraan
penanggulangan bencana kurang optimal Dimana seharusnya aparatur dalam
setiap seksi memiliki anggota untuk kelancaran kegiatan dalam proses
penyelenggaraan bencana baik pada saat pra bencana saat bencana dan pasca
bencanaPeneliti menyimpulkan demikian karena dilihat komposisi pendidikan
serta jumlah pegawaiaparatur(Sumber Wawancara Bapak Bernardi Kasie
Rekonstruksi dan Rehabilitasi 20 mei 2014)
Lain halnya jika dibandingkan pada BPBD Kabupaten Serang yang
memiliki Pegawaiaparatur lebih banyak dibandingkan dengan BPBD Kabupaten
Lebak BPBD Kabupaten Serang memiliki 82 pegawai yang terdiri dari PNS
(Pegawai Negeri Sipil) TKK dan Staff di lingkungan BPBD Kabupaten Serang
(Sumber Data Pegawai BPBD Kabupaten Serang)
Ketiga masih terbatasnya sarana dan prasarana dalam penanggulangan
bencana banjir Sarana dan prasarana merupakan penunjang kinerja pegawai yang
cukup penting untuk dipenuhi karena terkait dengan aktivitas dan mobilitas kerja
Tanpa sarana dan prasarana yang memadai proses penyelenggaraan
penanggulangan bencana tidak dapat optimal Hingga saat ini Badan
Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lebak hanya memiliki 5
perahu karet untuk penanggulangan bencana banjir sedangkan daerah yang
merupakan daerah rawan dan langganan banjir tiap tahunnya berjumlah 15
11
Kecamatan yang tersebar di Kabupaten Lebak(Sumber Laporan Kejadian
Bencana Banjir dan Longsor Kabupaten Lebak Tahun 2014)
Jika dibandingkan dengan BPBD Kabupaten Serang terkait sarana dan
prasarana dalam penanggulangan banjir BPBD Kabupaten Serang yang
wilayahnya lebih sedikit mengalami bencana banjir justru lebih banyak memiliki
sarana dalam penanggulangan bencana banjir Diantaranya berdasarkan data
peralatan penanggulangan banjir khususnya perahu karet BPBD Kabupaten
Serang memiliki 7 perahu karet untuk penanggulangan bencana banjir
Keempat belum adanya Peraturan Daerah (Perda) tentang pendanaan
penanggulangan bencana Padahal kondisi wilayah Kabupaten Lebak rawan akan
bencana khususnya bencana banjir Saat ini BPBD Lebak masih tergantung
kepada pendanaan pemerintah pusat melalui BNPB (Badan Nasional
Penanggulangan Bencana) serta Biaya Tidak Terduga (BTT) yang dikeluarkan
oleh pihak Pemerintah Kabupaten Lebak Seharusnya sudah menjadi prioritas
Pemerintah Daerah dalam Pengelolaan dan Pendanaan Penanggulangan Bencana
terlebih daerahnya termasuk rawan akan bencana (Sumber Wawancara dengan
Bapak Febi Kasie Kesiapsiagaan BPBD Lebak 28 Agustus 2014)
Kelima ketidakefektifan sosialisasi penanggulangan bencana banjir yang
dilakukan oleh BPBD kabupaten Lebak yang hanya sekedar memberikan materi
mengenai penanggulangan banjir tanpa ditindaklanjuti dengan praktek-praktek
yang mendukung dengan kegiatan penanggulangan bencana banjir (Sumber
Wawancara Bapak Romli masyarakat Rangkasbitung 20 Mei 2014)
12
Berdasarkan permasalahan-permasalahan yang ada maka peneliti merasa
tertarik untuk melakukan penelitian dan mengambil judul mengenai ldquoKinerja
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Dalam Penanggulangan
Bencana Banjir Di Kabupaten Lebakrdquo
12 Identifikasi Masalah
Berdasarkan dari latar belakang masalah di atas yang telah dijabarkan
sebelumnya maka dapat diambil beberapa permasalahan yaitu diantaranya
sebagai berikut
1) Keterbatasan jaringan informasi dan komunikasi yang efektif dalam
penyebaran informasi kebencanaan kepada masyarakat
2) Sumber daya manusia atau aparatur BPBD Kabupaten Lebak yang
terbatas
3) Keterbatasan sarana dan prasarana dalam penanggulangan bencana
banjir
4) Belum adanya Peraturan Daerah tentang Pendanaan Bencana
5) Ketidakefektifan sosialisasi penanggulangan bencana banjir
13 Batasan dan Rumusan Masalah
131 Batasan Masalah
Dalam penelitian tentunya diperlukan suatu pembatasan-pembatasan
dalam masalah yang akan diteliti Hal ini dilakukan agar penelitian yang
dilakukan tidak meluas dari fokus penelitian Maka peneliti membatasi ruang
13
lingkup permasalahan ini pada Kinerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah
Dalam Penanggulangan Bencana Banjir Di Kabupaten Lebak
132 Rumusan Masalah
Setelah masalah penelitian dibatasi ruang lingkupnya maka rumusan
dalam penelitian ini yaitu Seberapa besar Kinerja Badan Penanggulangan
Bencana Daerah Dalam Penanggulangan Bencana Banjir Di Kabupaten Lebak
14 Tujuan Penelitian
Sesuai rumusan masalah yang telah dijabarkan di atas maka tujuan
penelitian ini yaitu untuk mengetahui seberapa besar Kinerja Badan
Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Dalam Penanggulangan Bencana
Banjir Di Kabupaten Lebak
15 Manfaat Penelitian
Berdasarkan maksud dan tujuannya maka hasil penelitian ini diharapkan
memiliki manfaat baik secara teori maupun praktis sebagai berikut
1 Bagi peneliti yaitu diharapkan dapat memberikan manfaat dan menambah
wawasan tentang Kinerja BPBD Kabupaten Lebak
2 Manfaat atau kegunaan teori yaitu diharapkan hasil penelitian ini dapat
dijadikan bahan informasi bagi penyelenggara penanggulangan bencana di
Kabupaten Lebak
14
3 Bagi kegunaan praktis diharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan
kontribusi pemikiran dalam penanggulangan bencana banjir di Kabupaten
Lebak pada khususnya dan Indonesia pada umumnya
16 Sistematika Penulisan
Dalam penelitian ini peneliti membagi ke dalam 5 (lima) bagian yang
masing-masing terdiri dari sub bagian yaitu sebagai berikut
Bab I Pendahuluan
Terdiri dari
11 Latar Belakang Masalah yaitu menggambarkan ruang lingkup dan
kedudukan masalah yang akan diteliti dalam bentuk uraian secara
deduktif dari lingkup yang umum hingga kepada masalah yang
spesifik yang relevan dengan judul skripsi
12 Identifikasi Masalah yaitu mengidentifikasi dikaitkan dengan tema
topikjudul dan fenomena yang akan diteliti
13 Batasan dan Rumusan Masalah
131 Batasan Masalah yaitu pemfokusan masalah-masalah yang
akan diajukan dalam rumusan masalah
132 Rumusan Masalah yaitu mendefinisikan permasalahan
yang telah ditetapkan dalam bentuk definisi konsep dan
operasional
15
14 Tujuan Penelitian yaitu mengungkapkan sasaran yang ingin dicapai
dengandilaksanakannya penelitian sejalan dengan isi dan rumusan
permasalahan
15 Manfaat Penelitian yaitu menjelaskan manfaat teoritis dan praktis dari
temuan penelitian
Bab II Deskripsi Teori dan Hipotesis Penelitian
Terdiri dari
21 Deskripsi Teori yaitu mengkaji berbagai teori dan konsep-konsep
yang relevan dengan permasalahan penelitian kemudian
menyusunnya secara teratur dan rapi Dengan mengkaji berbagai teori
dan konsep-konsep maka peneliti akan memiliki konsep penelitian
yang jelas dapat menyusun pertanyaan dengan rinci untuk
penyelidikan sehingga memperoleh temuan lapangan yang menjadi
jawaban atas masalah yang telah dirumuskanHasil penting lainnya
dari kajian teori adalah didapatkan kerangka konseptual menurut
peneliti yang di dalamnya tergambar pedoman wawancara
22 Penelitian Terdahulu penelitian terdahulu mengkaji penelitian yang
pernah dilakukan oleh peneliti sebelumnya yang diambil dari berbagai
sumber ilmiah
23 Kerangka Berfikir yaitu menggambarkan alur pikiran peneliti sebagai
kelanjutan dari kajian teori untuk memberikan penjelasan kepada
pembaca
16
24 Hipotesis Penelitian yaitu anggapan atau jawaban sementara terhadap
permasalahan yang diteliti
Bab III Metodologi Penelitian
Terdiri dari
31 Pendekatan dan Metode Penelitian yaitu menjelaskan metode yang
dipergunakan dalam penelitian
32 Ruang Lingkup Penelitian yaitu menjelaskan akan sasaran-
sasaranyang akan diteliti dalam penelitian
33 Lokasi Penelitian yaitu menerangkan mengenai tempat penelitian
yang dilakukan
34 Variabel Penelitian yaitu terdiri dari variabel konsep dan variabel
operasional
35 Instrument Penelitian yaitu menjelaskan tentang proses penyusunan
dan jenis alat pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian
36 Populasi dan Sampel yaitu menjelaskan mengenai wilayah
generalisasi atau populasi penelitian dan penetapan sampel penelitian
37 Teknik Pengolahan dan Analisis Data yait menjelaskan teknik
pengolahan dan analisis data Analisis data harus sesuai dengan
pendekatan penelitian
38 Jadwal penelitian yaitu menggambarkan tentang jadwal penelitian
yang telah dilaksanakan dari mulai mulai penelitian hingga
terselesaikannya penelitian
Bab IV Hasil Penelitian
17
Terdiri dari
41 Deskripsi Objek Penelitian yaitu menjelaskna tentang objek
penelitian yang meliputi lokasi penelitian secara jelas struktur
organisasi dari populasisampel
42 Deskripsi Data yaitu menjelaskan hasil penelitian yang telah diolah
dari data mentah dengan mempergunakan teknik analisis data
kuantiatif yang relevan
43 Pengujian Persyaratan Statistik yaitu melakukan pengujian terhadap
persyaratan statistik dengan menggunakan uji statistik tertentu
44 Pengujian Hipotesis yaitu melakukan pengujian hipotesis dengan
menggunakan teknik analisa statistik dimana hasil analisa tersebut
adalah teruji atau tidaknya hipotesis nol penelitian Hasil perhitungan
akhir statistik disajikan dalam diagram pie (lingkaran)
45 Interpretasi Hasil Penelitian yaitu melakukan penafsiran terhadap
hasil akhir pengujian hipotesis
46 Pembahasan yaitu melakukan pembahasan lebih lanjut terhadap hasil
analisis data
Bab V Penutup
Terdiri dari
51 Kesimpulan yaitu menyimpulkan hasil penelitian yang diungkapkan
secara ringkas dan padat
18
52 Saran yaitu berisi tindak lanjut dari sumbangan penelitian terhadap
bidang yang diteliti baik secara teoritis maupun praktis
19
BAB II
DESKRIPSI TEORI DAN HIPOTESIS PENELITIAN
21 Deskripsi Teori
211 Konsep Kinerja
Menurut kamus besar bahasa indonesia secara etimologis kinerja diartikan
sebagai sesuatu yang dicapai atau prestasi yang diperlihatkan Kinerja dalam
pengertiannya dartikan sebagai prestasi yang diperlihatkan dalam kegiatan atau
pekerjaan yang telah dilakukan Sedangkan Lijan Poltak Sinambela (2014140)
mengemukakan bahwa kinerja merupakan implementasi dari teori keseimbangan
yang mengatakan bahwa seseorang akan menunjukan prestasi yang optimal bila ia
mendapatkan manfaat(benefit) dan terdapat adanya rangsangan (inducement)
dalam pekerjaannya secara adil dan masuk akal (reasonable)
Sementara itu Mangkunegara (20069) mengemukakan kinerja (prestasi
kerja) ialah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seseorang
pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggungjawab yang
diberikan kepadanya Kinerja merupakan keluaran yang dihasilkan secara kualitas
dan kuantitas Pencapaian tersebut dihasilkan dari pegawai yang
bertanggungjawab dengan pekerjaannya
Menurut Keban (200343) menyebutkan bahwa kinerja (performance)
dalam organisasi didefinisikan sebagai tingkat pencapaian hasil (the degree of
accomplishment) atau kinerja merupakan tingkat pencapaian tujuan organisasi
secara berkesinambungan
20
Selanjutnya Steers (200367) mengemukakan bahwa kinerja organisasi
adalah tingkat yang menunjukan seberapa jauh pelaksanaan tugas dapat dijalankan
secara aktual dan misi organisasi tercapai Sedangkan Mahsun (200625)
berpendapat bahwa kinerja adalah gambaran mengenai tingkat pencapaian
pelaksanaan suatu kegiatan atau program dan kebijakan dalam mewujudkan
sasaran tujuan visi dan misi organisasi yang tertuang dalam strategic planning
suatu organisasi
Sedarmayanti dalam bukunya mengenai pengembangan kepribadian
pegawai (2004176) dikatakan bahwa kinerja
Hasil kerja yang dicapai oleh seseorang atau sekelompok orang dalam
suatu organisasi sesuai dengan wewenang dan tanggungjawab masing-
masing dalam mencapai tujuan organisasi bersangkutan secara legal tidak
melanggar hukum dan sesuai moral maupun etika
Moeheriono (201060) mengemukakan bahwa kinerja (performance)
merupakan gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan suatu program
kegiatan atau kebijakan dalam mewujudkan sasaran tujuan visi dan misi
organisasi yang dituangkan melalui perencanaan strategis suatu organisasi
Sementara itu Robbins yang dikutip oleh Moeheriono (201061)
mengemukakan bahwa kinerja sebagai fungsi interaksi antara kemampuan
(ability) motivasi (motivation) dan kesempatan (opportunity) Artinya kinerja
merupakan fungsi dari kemampuan motivasi dan kesempatan Seiring dengan hal
itu menurut Moeheriono (201061) mengemukakan bahwa kinerja dalam
menjalankan fungsinya tidak berdiri sendiri melainkan selalu berhubungan
dengan kepuasan kerja pegawaikaryawan dan tingkat besaran imbalan yang
diberikan serta dipengaruhi oleh keterampilan kemampuandan sifat-sifat
21
individu Oleh karenanya menurut model mitra-lawyer kinerja individu pada
dasarnya dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor (1) harapan mengenai imabalan
(2) dorongan (3) kemampuan (4) kebutuhan dan sifat (5) persepsi terhadap
tugas (6) imbalan eksternal dan internal serta (7) persepsi terhadap tingkat
imbalan dan kepuasan kerja
Sumber lain mengemukakan seperti yang dinyatakan oleh Otley yang
dikutip oleh Mahmudi (20136) menyatakan bahwa kinerja mengacu pada sesuatu
yang terkait dengan kegiatan melakukan pekerjaan dalam hal ini meliputi hasil
yang dicapai kerja tersebut Sejalan dengan pendapat Rogers yang dikutip oleh
Mahmudi (20136) yang mendefinisikan kinerja sebagai hasil kerja itu sendiri
(outcomes of works) karena hasil kerja memberikan keterkaitan yang kuat
terhadap tujuan-tujuan strategik organisasi kepuasan pelanggan dan kontribusi
ekonomi
Menurut Mahmudi (201320) berpendapat bahwa kinerja merupakan suatu
konstruk multidimensional yang mencakup banyak faktor yang
mempengaruhinya diantaranya yaitu
1 Faktor personalindividu meliputi pengetahuan keterampilan (skill)
kemampuan kepercayaan diri motivasi dan komitmen yang dimiliki
oleh setiap individu
2 Faktor kepemimpinan maliputi kualitas dalam memberikan dorongan
semangat arahan dan dukungan yang diberikan manajer dan team
leader
3 Faktor tim meliputi kualitas dukungan dan semangat yang diberikan
oleh rekan dalam satu tim kepercayaan terhadap sesama anggota tim
kekompakan dan keeratan anggota tim
4 Faktor sistem meliputi sistem kerja fasilitas kerja atau infrastruktur
yang diberikan oleh organisasi proses organisasi dan kultur kinerja
dalam organisasi
5 Faktor kontekstual (situasional) meliputi tekanan dan perubahan
lingkungan eksternal dan internal
22
Wibowo (20114) berpendapat bahwa kinerja adalah merupakan
implementasi dari rencana yang telah disusun Implementasi kinerja dilakukan
oleh sumber daya manusia yang memiliki kemampuan kompetensi motivasi
dan kepentingan Bagaimana organisasi menghargai dan memperlakukan sumber
daya manusianya akan mempengaruhi sikap dan prilakunya dalam menjalankan
kinerja Sejalan dengan apa yang dikemukakan oleh Hersey dan Blanchard
(1993) bahwa kinerja merupakan suatu fungsi dari motivasi dan kemampuan
untuk menyelesaikan tugas atau pekerjaan Seseorang harus memiliki derajat
kesediaan dan tingkat kemampuan tertentu Kesediaan dan keterampilan
seseorang tidaklah cukup efektif untuk mengerjakan sesuatu tanpa pemahaman
yang jelas tentang apa yang dikerjakan dan bagaimana mengerjakannya
Lain hal menurut Prawirosentono (19992) kinerja adalah hasil kerja yang
dapat dicapai oleh pegawai atau sekelompok pegawai dalam suatu organisasi
sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab masing-masing dalam upaya
mencapai tujuan organisasi bersangkutan secara legal tidak melanggar hukum
dan sesuai dengan moral dan etika
Dari berbagai pendapat yang telah diuraikan di atas bahwa definisi dari
kinerja (performance) dapat disimpulkan sebagai hasil kerja yang dicapai oleh
seseorang atau sekelompok orang dalam suatu organisasi baik secara kuantitatif
maupun secara kualitatif sesuai dengan kewenangan dan tugas tanggung jawab
masing-masing dalam upaya mencapai tujuan organisasi bersangkutan secara
legal tidak melanggar hukum dan sesuai dengan moral maupun etika
23
212 Konsep Organisasi
Organisasi dalam bahasa inggris yaitu organize yang berarti menciptakan
struktur dengan bagian-bagian yang diintegrasikan sedemikian rupa sehingga
hubungan satu sama lain terikat oleh hubungan terhadap keseluruhan Sedangkan
Hasibuan (2006 120) mengemukakan bahwa organisasi adalah suatu sistem
perserikatan formal berstruktur dan terkoordinasi dari sekelompok orang yang
bekerja sama dalam mencapai tujuan tertentu organisasi hanya merupakan alat
dan wadah
Mahsun (2006 1) memberikan pendapat tentang konsep organisasi
bahwa organisasi sering dipahami sebagai sekelompok orang yang berkumpul dan
bekerja sama dengan cara yang terstruktur untuk mencapai tujuan atau sejumlah
sasaran tertentu yang telah ditetapkan bersama
Sementara itu Robbins (20014) mengemukakan bahwa organisasi
adaalah kesatuan sosial yang dikoordinasikan secara sadar dengan sebuah batasan
yang relatif dapat diidentifikasikan yang bekerja atas dasar yang relatif terus-
menerus untuk mencapai tujuan
213 Konsep Kinerja Organisasi
Simanjuntak (20053) mengemukakan bahwa kinerja organisasi
merupakan agregasi atau akumulasi kinerja semua unit-unit organisasi yang sama
dengan penjumlahan kinerja semua orang atau individu yang bekerja di organisasi
tersebut Dengan demikian kinerja organisasi sangat dipengaruhi oleh tiga faktor
utama yaitu dukungan organisasi kemampuan manajemen dan kinerja setiap
24
orang yang bekerja di perusahaan tersebut Kinerja organisasi juga sangat
dipengaruhi oleh dukungan organisasi antara lain dalam penyusunan struktur
organisasi pemilihan teknologi dan penyediaan prasarana serta sarana kerja
Smentara itu surjadi (20097) berpendapat bahwa kinerja organisasi
adalah totalitas hasil kerja yang dicapai suatu organisasi tercapainya tujuan
organisasi berarti bahwa kinerja organisasi itu dapat dilihat dari tingkatan sejauh
mana organisasi dapat mencapai tujuan yang didasarkan pada tujuan yang sudah
ditetapkan sebelumnya Sedangkan menurut Sobandi (2006176) kinerja
organisasi merupakan sesuatu yang telah dicapai oleh organisasi dalam kurun
waktu tertentu baik yang terkait dengan input output outcome benefit maupun
impact
214 Tujuan Pengukuran Kinerja Sektor Publik
Tujuan pengukuran kinerja sektor publik menurut Mahmudi (201314)
diantaranya adalah sebagai berikut
1) Mengetahui tingkat ketercapaian tujuan organisasi
2) Menyediakan sarana pembelajaran pegawai
3) Memperbaiki kinerja periode berikutnya
4) Memberikan pertimbangan yang sistematik dalam pembuatan
keputusan pemberian reward dan punishmnet
5) Memotivasi pegawai
6) Menciptakan akuntabilitas publik
Sementara itu Moeheriono (2010103) mengemukakan bahwa tujuan
manajemen kinerja dari suatu organisasi berbagai macam diantaranya adalah
1) Menerjemahkan dari visi dan misi organisasi ke dalam tujuan dan hasil
yang jelas mudah dipahami dan dapat diukur sehingga membantu
keberhasilan organisasi untuk mencapai tujuan
25
2) Menyediakan informasi untuk menilai mengelola dan meningkatkan
keberhasilan kinerja keseluruhan organisasi
3) Mengubah paradigma dari orientasi pengendalian dan ketaatan menjadi
pendekatan strategik yang berkelanjutan kepada keberhasilan
organisasi
4) Menyediakan manajemen kinerja yang lengkap dengan memasukan
ukuran-ukuran kualitas biaya ketepatan waktu kepuasan
stakeholders dan peningkatan keahlian pegawai
215 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja
Kinerja merupakan suatu konstruk multidimensional yang mencakup
banyak faktor yang mempengaruhinya Mahmudi (201320) mengemukakan
faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja adalah
1) Faktor personalindividu meliputi pengetahuan keterampilan (skill)
kemampuan kepercayaan diri motivasi dan komitmen yang dimiliki
oleh setiap individu
2) Faktor kepemimpinan maliputi kualitas dalam memberikan dorongan
semangat arahan dan dukungan yang diberikan manajer dan team
leader
3) Faktor tim meliputi kualitas dukungan dan semangat yang diberikan
oleh rekan dalam satu tim kepercayaan terhadap sesama anggota tim
kekompakan dan keeratan anggota tim
4) Faktor sistem meliputi sistem kerja fasilitas kerja atau infrastruktur
yang diberikan oleh organisasi proses organisasi dan kultur kinerja
dalam organisasi
5) Faktor kontekstual (situasional) meliputi tekanan dan perubahan
lingkungan eksternal dan internal
Sedangkan menurut Mangkunegara (200167) faktor-faktor yang
mempengaruhi kinerja adalah sebagai berikut
1) Faktor Kemampuan
Secara umum kemampuan ini terbagi menjadi dua yaitu kemampuan
potensi (IQ) dan kemampuan realiti (knowledge and skills)
2) Faktor Motivasi
Motivasi terbentuk dari sikap seorang pekerja yang dalam
menghadapi situasi kerja
26
216 Indikator Kinerja
Menurut Moeheriono (201074) indikator kinerja (performance indicator)
didefinisikan sebagai berikut
1) Indikator kinerja sebagai nilai atau karakteristik tertentu yang
dipergunakan untuk mengukur output atau outcome suatu kegiatan
2) Sebagai alat ukur yang dipergunakan untuk menentukan derajat
keberhasilan suatu organisasi dalam mencapai tujuannya
3) Sebagai ukuran kuantitatif dan kualitatif yang menggambarkan tingkat
pencapaian suatu sasaran atau tujuan yang telah ditetapkan oleh
organisasi
4) Suatu informasi operasional yang berupa indikasi mengenai kinerja
atau kondisi suatu fasilitas atau kelompok fasilitas
Hal lain Mahmudi (2013155) berpendapat bahwa indikator kinerja
merupakan sarana atau alat (means) untuk mengukur hasil suatu aktivitas
kegiatan atau proses dan bukan hasil atau tujuan itu sendiri (ends) Peran
indikator kinerja bagi organisasi sektor publik adalah memberikan tanda atau
rambu-rambu bagi manajer dan pihak luar untuk menilai kinerja organisasi
Selain itu pula Mahmudi (2013156) mengemukakan peran indikator
kinerja diantaranya yaitu
1) Membantu memperbaiki praktik manajemen
2) Meningkatkan akuntabilitas manajemen dengan memberikan tanggung
jawab secara ekplisit dan pemberian bukti atas suatu keberhasilan atau
kegagalan
3) Memberikan dasar untuk melakukan perencanaan kebijakan dan
pengendalian
4) Memberikan informasi yang esensial kepada manajemen sehingga
memungkinkan bagi manajemen untuk melakukan pengendalian
kinerja di semua level organisasi
5) Memberikan dasar untuk pemberian kompensasi kepada staff
Menurut Hersey Blanchard dan Johnson yang dikutip oleh Wibowo
(2011102) terdapat tujuh indikator kinerja yaitu
27
1) Tujuan merupakan keadaan yang berbeda yang secara aktif dicari oleh
seorang individu dan organisasi untuk dicapai Untuk mencapai tujuan
diperlukan kinerja individu kelompok dan organisasi Kinerja individu
maupun organisasi berhasil apabila dapat mencapai tujuan yang
diinginkan
2) Standar merupakan suatu ukuran apakah tujuan yang diinginkan dapat
dicapai Tanpa standar tidak dapat diketahui kapan suatu tujuan
tercapai Kinerja seseorang dikatakan berhasil apabila mampu
memcapai standar yang ditentukan atau disepakati bersama antara
atasan dan bawahan
3) Alat atau sarana merupakan sumber daya yang dapat dipergunakan
untuk membantu menyelesaikan tujuan dengan sukses Alat atau saran
merupakan faktor penunjang untuk mencapai tujuan Tanpa alat atau
sarana tugas pekerjaan spesifik tidak dapat dilakukan dan tujuan tidak
dapat diselesaikan sebagaimana seharusnya Tanpa alat atau sarana
tidak mungkin dapat melakukan pekerjaan
4) Kompetensi merupakan persyaratan utama dalam kinerja Kompetensi
merupakan kemampuan yang dimiliki oleh seseorang untuk
menjalankan pekerjaan yang diberikan kepadanya dengan baik
Kompetensi memungkinkan seseorang mewujudkan tugas yang
berkaitan dengan pekerjaan yang diperlukan untuk mencapai tujuan
5) Motif merupakan alasan atau pendorong bagi seseorang untuk
melakukan sesuatu Manajer memfasilitasi motivasi kepada karyawan
dengan insentif berupa uang memberikan pengakuan menetapkan
tujuan menantang menetapkan standar terjangkau meminta umpan
balik memberikan kebebasan melakukan pekerjaan termasuk waktu
melakukan pekerjaan menyediakan sumber daya yang diperlukan dan
menghapuskan yang mengakibatkan disinsentif
6) Peluang pekerja perlu mendapatkan kesempatan untuk menunjukan
prestasi kerjanya Terdapat dua faktor yang menyumbangkan pada
adanya kekurangan kesempatan untuk berprestasi yaitu ketersediaan
waktu dan kemampuan untuk memenuhi syarat Jika pekerja dihindari
karena supervisor tidak percaya terhadap kualitas dan kepuasan
konsumen mereka secara efektif akan dihambat dari kemampuan
memenuhi syarat untuk berprestasi
7) Umpan balik antar tujuan standar dan umpan balik bersifat saling
terkait Umpan balik melaporkan kemajuan baik kualitas maupun
kuantitas dalam mencapai tujuan yang didefinisikan oleh standar
Umpan balik merupakan masukan yang dipergunakan untuk mengukur
kemajuan kinerja standar kinerja dan pencapaian tujuan Dengan
umpan balik dilakukan evalusasi terhadap kinerja dan sebagai hasilnya
dapat dilakukan perbaikan kinerja
Sedangkan Moeheriono (201082) indikator kinerja dalam Akuntabilitas
Kinerja Instansi Pemerintah (AKIP) disajikan sebagai berikut
28
1) Masukan (inputs) yaitu ukuran tingkat pengaruh sosial ekonomi
lingkungan atau kepentingan umum lainnya yang dimulai oleh capaian
indikator kinerja dalam suatu kegiatan
2) Keluaran (outputs) kegunaan suatu keluaran (outputs) yang dirasakan
langsung oleh masyarakat Dapat berupa tersedianya fasilitas yang
dapat diakses atau dinikmati oleh publik
3) Hasil(outcomes) yaitu segala sesuatu yang mencerminkan
berfungsinya keluaran kegiatan pada jangka menengah outcomes
merupakan ukuran seberapa jauh setiap produk atau jasa dapat
memenuhi kebutuhan dan harapan masyarakat
4) Manfaat(benefits) yaitu segala sesuatu berupa produkjasa (fisik dan
nonfisik) sebagai hasil langsung dari pelaksanaan suatu kegiatan dan
program berdasarkan masukan yang digunakan
5) Dampak(impacts) yaitu segala sesuatu yang dibutuhkan agar
pelaksanaan kegiatan dan program dapat berjalan atau dalam rangka
menghasilkan output misalnya sumber daya manusia dana material
waktu dan teknologi
Sementara itu Zeithaml Parasuraman amp Berry yang dikutip oleh
Ratminto amp Atik Septi Winarsih (2010175) mengemukakan indikator kinerja
pelayanan sebagai berikut
1) Tangibles atau ketampakan fisik artinya petampakan fisik dari
gedung peralatan pegawai dan fasilitas-fasilitas lain yang dimiliki
oleh providers
2) Reliability atau reliabilitas adalah kemampuan untuk
menyelenggarakan pelayanan yang dijanjikan secara akurat
3) Responsiveness atau responsivitas adalah kerelaan untuk menolong
customers dan menyelenggarakan pelayanan secara ikhlas
4) Assurance atau kepastian adalah pengetahuan dan kesopanan para
pekerja dan kemampuan mereka dalam memberikan kepercayaan
kepada customers
5) Empathy adalah perlakuan atau perhatian pribadi yang diberikan oleh
providers kepada customers
217 Pengukuran Kinerja Sektor Publik Sebagai Pengendalian Manajemen
Dalam organisasi birokrasi atau sektor publik pendekatan manajemen
yang sering digunakan adalah model pengendalian formal Menurut Mahmudi
(201358) pengendalian formal dilakukan melalui kegiatan-kegiatan resmi
29
organisasi yang biasanya bersifat rutin misalnya perencanaan strategik
pembuatan program penganggaran evaluasi kinerja rapat atau pertemuan rutin
dan sebagainya
Taylor yang dikutip oleh Mahmudi (201359) menyatakan bahwa
pengendalian merupakan bentuk ilmiah dari manajemen Sebelumnya manajemen
dipahami sebagai seni semata-mata Namun ternyata manajemen bisa dipelajari
melalui pendekatan ilmiah Pengendalian manajemen melalui beberapa aktivitas
yaitu
1) Perencanaan aktivitas yang akan dilakukan organisasi
2) Pengkoordinasian aktivitas berbagai bagian organisasi
3) Pengkomunikasian informasi ke seluruh bagian organisasi
4) Evaluasi terhadap informasi
5) Pembuatan keputusan
6) Mempengaruhi orang-orang dalam organisasi untuk mengubah prilaku
218 Konsep Bencana
Menurut W Nick Carter yang dikutip oleh Nurjanah dkk (201310)
memberikan definisi bencana yang dimuat dalam buku disaster management
yaitu
ldquoan event natural or man-made sudden or progressive which impacts
with such severity that the affected community has to respond by taking
exceptional measuresrdquo
Definisi lain menurut International Strategy for Disaster Reduction (UN-
ISDR-200224) adalah
ldquoa serious disruption of the functioning of a community or a society
causing widespread human material economic or environmental
losses which exceed the ability of the affected communitysociety to
cope using its own resourcesrdquo
( ldquosuatu kejadian yang disebabkan oleh alam atau karena ulah manusia
terjadi secara tiba-tiba atau perlahan-lahan sehingga menyebabkan
hilangnya jiwa manusia harta benda dan kerusakan lingkungan
30
kejadian ini terjadi di luar kemampuan masyarakat dengan segala
sumberdayanyardquo)
Berdasarkan definisi bencana di atas dapat digeneralisasikan bahwa untuk
dapat disebut ldquobencanardquo harus dipenuhi beberapa kriteria sebagai berikut
1 Ada peristiwa
2 Terjadi karena faktor alam atau karena ulah manusia
3 Terjadi secara tiba-tiba (sudden) akan tetapi dapat juga terjadi secara
perlahan-lahanbertahap (slow)
4 Menimbulkan hilangnya jiwa manusia harta benda kerugian sosial
ekonomi kerusakan lingkungan dan lain-lain
5 Berada di luar kemampuan masyarakat untuk menanggulanginya
Sedangkan definisi menurut Undang-undang Nomor 24 Tahun 2007
tentang Penanggulangan Bencana yaitu sebagai berikut
ldquoBencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam
dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang
disebabkan baik oleh faktor alam danatau non-alam maupun faktor
manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia
kerusakan lingkungan kerugian harta benda dan dampak psikologisrdquo
Menurut Nurjanah dkk (201313) menyatakan bahwa peristiwa yang
ditimbulkan oleh gejala alam maupun yang diakibatkan oleh kegiatan manusia
baru dapat disebut bencana ketika masyarakatmanusia yang terkena dampak oleh
peristiwa itu tidak mampu untuk menanggulanginya Ancaman alam itu sendiri
tidak selalu berakhir dengan bencana Ancaman alam menjadi bencana ketika
manusia tidak siap untuk menghadapinya dan pada akhirnya terkena dampak
Kerentanan manusia terhadap dampak gejala alam sebagian besar ditentukan oleh
tindakan manusia atau kegagalan manusia untuk bertindak
Terjadinya bencana adalah karena adanya pertemuan antara bahaya dan
kerentanan serta ada pemicunya Berikut gambar 21 Proses tejadinya bencana
31
Gambar 21 Proses Terjadinya Bencana
(Sumber Nurjanah dkkManajemen Bencana2013 hal 14)
Berdasarkan gambar di atas bahwa bencana terjadi setelah melalui proses
tiga unsur yang diantaranya yaitu
1 Bahaya
Bahaya adalah suatu fenomena alam atau buatan yang mempunyai
potensi mengancam kehidupan manusia kerugian harta benda dan
kerusakan lingkungan
2 Kerentanan (vulnerability)
Kerentanan merupakan suatu kondisi dari suatu komunitas atau
masyarakat yang mengarah atau menyebabkan ketidakmampuan
dalam menghadapi ancaman bahaya
3 Resiko bencana (risk disaster)
Risiko bencana adalah interaksi antara tingkat kerentanan daerah
dengan ancaman bahaya yang ada
219 Faktor-faktor Penyebab Bencana
Menurut Nurjanah dkk (201321) menyatakan terdapat tiga penyebab
terjadinya bencana yaitu (1) Faktor alam (natural disaster) karena fenomena
alam dan tanpa ada campur tangan manusia (2) Faktor non-alam (non-natural
disaster) yaitu bukan karena fenomena alam dan juga bukan akibat perbuatan
manusia (3) faktor sosialmanusia (man-made disaster) yang murni akibat
perbuatan manusia misalnya konflik horizontal konflik vertikal dan terorisme
Bahaya
Kerentanan
Risiko
Bencana
Bencana
Pemicu
32
Menurut UNDRO (1992) yang dikutip oleh Nurjanah dkk (201322) ada
beberapa faktor yang mempengaruhi timbulnya kerentanan adalah (1) berada di
lokasi berbahaya (2) kemiskinan (3) perpindahan penduduk dari desa ke kota (4)
kerusakan dan penurunan kualitas lingkungan (5) pertambahan penduduk yang
besar (6) perubahan budaya dan (7) kurangnya informasi dan kesadaran
Sedangkan menurut Eko Teguh Paripurno dalam Nurjanah dkk (201322)
sumber ancaman bencana dapat dikelompokkan ke dalam empat sumber ancaman
yaitu
1 Sumber ancaman klimatologis
Adalah sumber ancaman yang ditimbulkan oleh pengaruh iklim
dapat berupa rendah dan tingginya curah hujan tinggi dan
derasnya ombak di pantai arah angin serta beberapa kejadian
alam lain yang sangat erat hubungannya dengan iklim dan cuaca
2 Sumber ancaman geologis
Yaitu sumber ancaman yang terjadi oleh adanya dinamika bumi
baik berupa pergerakan lempeng bumi bentuk dan rupa bumi
jenis dan materi penyusunan bumi
3 Sumber ancaman industri dan kegagalan teknologi
Adalah sumber ancaman akibat adanya kegagalan teknologi
maupun kesalahan pengelolaan suatu proses industri
pembuangan limbah polusi yang ditimbulkan atau dapat pula
akibat proses persiapan produksi
4 Faktor manusia juga merupakan salah satu sumber ancaman
Perilaku atau ulah manusia baik dalam pengelolaan lingkungan
perebutan sumberdaya permasalahan ras dan kepentingan
lainnya serta akibat dari sebuah kebijakan yang berdampak pada
sebuah komunitas pada dasarnya merupakan sumber ancaman
2110 Jenis-jenis Bencana Alam di Indonesia
Karakteristik perlu diidentifikasi dan dipahami oleh aparatur pemerintah
dan masyarakat terutama yang tinggal di daerah atau wilayah rawan bencana
Upaya mengenal karakteristik bencana yang sering dilakukan merupakan suatu
33
upaya mitigasi sehingga diharapkan apabila terjadi bencana dampaknya dapat
dikurangi
Berikut deskripsi dari sejumlah jenis-jenis bencana yang sering terjadi di
Indonesia menurut Nurjanah dkk (201324) yaitu sebagai berikut
1 Banjir
2 Tanah longsor
3 Kekeringan
4 Kebakaran lahan dan hutan
5 Angin badai
6 Gempa bumi
7 Tsunami
8 Letusan gunung api
2111 Dampak Bencana
UNDRO (1992) yang dikutip oleh Nurjanah dkk (201333)
mengemukakan bencana serius dapat mengganggu inisiatif-inisiatif pembangunan
dalam beberapa cara termasuk (1) hilanggnya sumber-sumber daya (2)
gangguan terhadap program-program (3) pengaruh pada iklim investasi (4)
pengaruh pada sektor non formal dan (5) destabilisasi politik
Sedangkan menurut Benson and Clay (2004) dalam Nurjanah dkk
(201335) menyatakan bahwa dampak bencana dapat dibagi kedalam tiga bagian
yakni
1 Dampak langsung (direct impact)
Meliputi kerugian finansial dari kerusakan aset ekonomi
misalnya rusaknya bangunan tempat tinggal infrastruktur lahan
pertanian dan lain-lain
2 Dampak tidak langsung (indirect impact)
Meliputi berhentinya proses produksi hilangnya output dan
sumber penerimaan
3 Dampak sekunder (secondary impact)
Meliputi terhambatnya pertumbuhan ekonomi terganggunya
rencana pembangunan yang telah disusun meningkatnya defisit
34
neraca pembayaran meningkatnya angka kemiskinan dan lain-
lain
2112 Manajemen Bencana
Undang-undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana
mendefinisikan bahwa manajemen bencana (disaster management) sebagai
serangkaian upaya yang meliputi penetapan kebijakan pembangunan yang
berisiko timbulnya bencana kegiatan pencegahan bencana tanggap darurat
rehabilitasi dan rekonstruksi
Menurut Nurjanah dkk (201342) mengemukakan bahwa manajemen
bencana (disaster management) adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari
bencana beserta segala aspek yang berkaitan dengan bencana terutama risiko
bencana dan bagaimana menghindari risiko bencana Manajemen bencana
merupakan proses dinamis tentang bekerjanya fungsi-fungsi manajemen yang
meliputi dari perencanaan (planning) pengorganisasian (organizing)
penggerakan (actuating) dan pengawasan (controlling)
Sedangkan menurut W Nick Carter dalam Nurjanah (201344) definisi
manajemen bencana yaitu
ldquoan applied science which seeks by the systematic observation and
analysis of disasters to improve measures relaitng to prevention
mitigation preparedness emergency response and recoveryrdquo
Selanjutnya dalam wikipedia Emergency Management (2007)
mengemukakan bahwa penanggulangan bencana adalah proses yang terus
menerus di mana setiap individu kelompok dan masyarakat berusaha mengatur
35
risiko untuk menghindari atau memperbaiki dampak dari suatu bencana yang
dihasilkan dari suatu musibah
Dalam manajemen bencana terdapat tiga aspek yang mendasar yaitu (1)
respon terhadap bencana (2) kesiapsiagaan menghadapi bencana (3) minimasi
efek bencana (mitigasi) Ketiga aspek ini bersesuaian dengan siklus manajemen
bencana yaitu dapat dilihat pada gambar 22 berikut ini
Gambar 22 Siklus Manajemen Bencana
Sumber Nick Carter dalam Nurjanah dkk(201342)
2113 Prinsip-prinsip Manajemen Bencana
Berdasarkan Undang-undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang
Penanggulangan Bencana pasal 3 disebutkan bahwa azas prinsip-prinsip
manajemen penanggulangan bencana yaitu kemanusiaan keadilan kesamaan
kedudukan dalam hukum dan pemerintahan keseimbangan keselarasan
ketertiban dan kepastian hukum kebersamaan kelestarian lingkungan hidup ilmu
pengetahuan dan teknologi
Kesiapsiagaan
Mitigasi
Pencegahan Pembangunan
Bencana
Tanggap darurat
Pemulihan
36
Selain itu Nurjanah dkk (201345) mengemukakan bahwa
penanggulangan bencana harus didasarkan pada prinsip-prinsip praktis sebagai
berikut
1 Cepat dan Tepat
Bahwa penanggulangan bencana dilaksanakan dengan secara cepat
dan tepat sesuai dengan tututan keadaan
2 Prioritas
Prioritas dimaksudkan sebagai upaya penanggulangan bencana
yang harus mengutamakan kelompok rentan
3 Koordinasi dan Keterpaduan
Koordinasi dimaksudkan sebagai upaya penanggulangan bencana
yang didasarkan pada koordinasi yang baik dan saling mendukung
Sedangkan keterpaduan dimaksudkan sebagai upaya
penanggulangan bencana dilaksanakan oleh berbagai sektor secara
terpadu yang didasarkan pada kerjasama yang baik dan sailng
mendukung
4 Berdayaguna dan Berhasilguna
Dalam mengatasi kesulitan masyarakat dilakukan dengan tidak
membuang waktu tenaga dan biaya yang berlebihan
5 Transparansi dan Akuntabilitas
Transparansi dimaksudkan bahwa penanggulangan bencana
dilakukan secara terbuka dan dapat dipertanggungjawabkan
Sedangkan akuntabilitas adalah bahwa penanggulangan bencana
dilakukan secara terbuka dan dapat dipertanggungjawabkan secara
etik dan hukum
6 Kemitraan
Penanggulangan bencana harus melibatkan berbagai pihak secara
seimbang
7 Pemberdayaan
Penanggulangan bencana dilakukan dengan melibatkan korban
bencana secara aktif
8 Non Diskriminatif
Penanggulangan bencana tidak memberikan perlakuan yang
berbeda terhadap jenis kelamin suku agama ras dan aliran politik
apapun
9 Non-Proselitisi
Dalam penanggulangan bencana dilarang menyebarkan agama dan
atau keyakinan
37
2114 Tahapan Penanggulangan Bencana
Tahapan penanggulangan bencana yang dilakukan Badan Penanggulangan
Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lebak sesuai dengan Undang-undang Nomor
24 Tahun 2007 adalah sebagai berikut
1 Tahapan Pra Bencana
Tujuan Pengurangan Risiko Bencana
Manajemen Manajemen Risiko Bencana
Penyelenggaraan Situasi tidak terjadi bencana dan situasi terdapat
potensi bencana
Kegiatan
1) Pencegahan bencana adalah serangkaian kegiatan yang
dilakukan untuk mengurangi atau menghilangkan risiko
bencana baik melalui pengurangan ancaman bencana maupun
kerentanan pihak yang terancam bencana (situasi tidak terjadi
bencana)
2) Mitigasi (mitigation) adalah serangkaian upaya untuk
mengurangi risiko bencana baik melalui pembangunan fisik
maupun penyadaran dan peningkatan kemampuan menghadapi
ancaman bencana (situasi terdapat potensi bencana)
2 Tahapan Saat Bencana
Tujuan Penanganan darurat
Manajemen Manajemen darurat
38
Penyelenggaraan Situasi tanggap darurat
Kegiatan
1) Tanggap darurat (emergency response) yaitu serangkain
kegiatan yang dilakukan dengan segera pada saat kejadian
bencana untuk menangani dampak buruk yang ditimbulkan
yang meliputi kegiatan penyelamatan dan evakuasi korban
harta benda pemenuhan kebutuhan dasar perlindungan
pengurusan pengungsi penyelamatan serta pemulihan
prasarana dan sarana
3 Tahapan Pasca Bencana
Tujuan Pemulihan
Manajemen Manajemen pemulihan
Penyelenggaraan Situasi tanggap darurat
Kegiatan
1) Rehabilitasi yaitu perbaikan dan pemulihan semua aspek
pelayanan publik atau masyarakat sampai tingkat yang
memadai pada wilayah pasca bencana dengan sasaran utama
untuk normalisasi atau berjalannya secara wajar semua aspek
pemerintahan dan kehidupan masyarakat pada wilayah pasca
bencana
2) Rekonstruksi yaitu pembangunan kembali semua prasarana dan
sarana kelembagaan pada wilayah pasca bencana baik pada
tingkat pemerintahan maupun masyarakat dengan sasaran
39
utama tumbuh dan berkembangnya kegiatan perekonomian
sosial dan budaya tegaknya hukum dan ketertiban dan
bangkitnya peran serta masyarakat dalam segala aspek
kehidupan bermasyarakat pada wilayah pasca bencana
(Sumber Rencana Strategis (Renstra) Badan Penanggulangan Bencana
Daerah Kabupaten Lebak 2014-2018)
2115 Konsep Banjir
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008) banjir adalah berair
banyak dan deras atau terbenamnya daratan karena volume air yang meningkat
Dengan kata lain banjir adalah dimana suatu daerah dalam keadaan tergenang
oleh air dalam jumlah yang begitu besar Sedangkan Wikipedia mengemukakan
bahwa banjir adalah peristiwa yang terjadi ketika aliran air yang berlebihan
merendam daratan Banjir diakibatkan oleh volume air di suatu badan air seperti
sungai atau danau yang meluap atau menjebol bendungan sehingga air keluar dari
batasan alaminya Banjirpun dapat terjadi di sungai ketika alirannya melebihi
kapasitas saluran air terutama di kelokan sungai
Sejalan dengan pengertian dalam buku profil Badan Penanggulangan
Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Banten (2013) bahwa banjir adalah aliran air
sungai yang tingginya melebihi muka air normal sehingga melimpas dari palung
sungai menyebabkan adanya genangan pada lahan rendah di sisi sungai Aliran air
limpasan tersebut yang semakin meninggi mengalir dan melimpasi muka tanah
yang biasanya tidak dilewati aliran air
40
Menurut Pusat Pendidikan Mitigasi Bencana (2010) mengemukakan
bahwa banjir adalah peristiwa tergenang dan terbenamnya daratan (yang biasanya
kering) karena volume air yang meningkat Banjir dapat terjadi karena peluapan
air yang berlebihan di suatu tempat akibat hujan besar peluapan sungai atau
pecahnya bendungan sungai
Menurut kodoatie dan Sugiyanto (2002) sebab-sebab alami banjir antara
lain
1 Curah hujan
2 Pengaruh fisiografi
3 Erosi dan sedimentasi
4 Kapasitas sungai
5 Kapasitas drainase yang tidak memadai
6 Pengaruh air pasang
Sedangkan BPBD Provinsi Banten dalam buku Profil Daerah Rawan
Bencana terdapat beberapa faktor penyebab banjir diantaranya
1 Curah hujan tinggi
2 Permukaan tanah lebih rendah dibandingkan muka air laut
3 Terletak pada suatu cekungan yang dikelilingi perbukitan dengan
pengaliran air keluar sempit
4 Banyak permukiman yang dibangun pada dataran sepanjang sungai
5 Aliran sungai tidak lancar akibat banyaknya sampah serta bangunan di
pinggir sungai
6 Kurangnya tutupan lahan di daerah hulu sungai
Selain itu pula dalam buku Panduan Penanggulangan Bencana Provinsi
Banten (201317) bahwa untuk mengurangi dampak banjir yakni
1 Penataan daerah aliran sungai secara terpadu dan sesuai fungsi lahan
2 Pembangunan sistem pemantauan dan peringatan dini pada bagian
sungai yang sering menimbulkan banjir
3 Tidak membangun rumah dan pemukiman di bantaran sungai serta
daerah banjir
4 Tidak membuang sampah ke dalam sungai mengadakan program
pengerukan sungai
5 Pemasangan pompa untuk daerah yang lebih rendah dari permukaan
laut
41
6 Program penghijauan daerah hulu sungai harus selalu dilaksanakan
serta mengurangi aktifitas di bagian sungai rawan banjir
7 Membentuk polisi peduli lingkungan
2115 Tugas dan Fungsi Badan Penanggulangan Bencana Daerah
Kabupaten Lebak
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lebak
merupakan unsur pelaksana bidang penanggulangan bencana dipimpin oleh
kepala badan yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Bupati
melalui Sekretaris Daerah BPBD Kabupaten Lebak mempunyai tugas
melaksanakan kewenangan otonomi daerah di bidang penanggulangan bencana
melaksanakan urusan kebencanaan berdasarkan azas otonomi dan tugas
pembantuan yang diberikan oleh Pemerintah Pusat dan Pemerintah Propinsi
Banten
Adapun tugas BPBD Kabupaten Lebak mengacu kepada Peraturan Daerah
Kabupaten Lebak Nomor 3 tahun 2011 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata
Kerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Lebak diantaranya
yaitu
1 Menetapkan pedoman dan pengarahan terhadap usaha penanggulangan
bencana sesuai dengan kebijakan Pemerintah Daerah dan Badan Nasional
Penanggulangan Bencana yang mencakup pencegahan bencana
penanganan darurat rehabilitasi serta rekonstruksi secara adil dan setara
2 Menetapkan standarisasi serta kebutuhan penyelenggaraan
penanggulangan bencana berdasarkan perundang-undangan
3 Menyusun menetapkan dan menginformasikan peta relawan bencana
42
4 Menyusun dan menetapkan prosedur tetap penanganan bencana
5 Melaporkan penyelenggaraan penanggulangan bencana kepada Bupati
setiap sebulan sekali dalam kondisi normal dan setiap saat dalam kondisi
darurat bencana
6 Mengendalikan pengumpulan dan penyaluran uang dan barang
7 Mempertanggungjawabkan penggunaan anggaran yang diterima dari
anggaran pendapatan dan belanja daerah dan sumber lain yang sah
8 Melaksanakan kewajiban lain sesuai dengan peraturan perundang-
undangan
Sedangkan fungsi BPBD Kabupaten Lebak dalam menjalankan tugas
mempunyai fungsi yaitu
1 Perumusan dan penetapan kebijakan penanggulangan bencana dan
penanganan pengungsi dengan bertindak cepat dan tepat efektif dan
efisien dan
2 Pengoordinasian pelaksanaan kegiatan penanggulangan bencana secara
terencana terpadu dan menyeluruh
22 Penelitian Terdahulu
Temuan-temuan hasil dari penelitian sebelumnya merupakan sebagai
alatbahan pertimbangan dan data pendukung dalam penelitian yang sedang
dilakukan Penelitian terdahulu harus ada keterkaitan dengan penelitian yang
sedang diteliti sehingga dijadikan sebagai bahan pertimbangan dan pendukung
data Oleh karena pentingnya melihat hasil penelitian yang terdahulu maka
43
peneliti akan memaparkan setidaknya dua hasil penelitian yang sudah ada
Pemaparan hasil penelitian akan dijelaskan di bawah ini
1) Peneliti Pertama
Penelitian yang dilakukan oleh Mahasiswa Jurusan Ilmu
Administrasi Negara Universitas Sumatera Marino Y Cristanti
Marbun tahun 2013 dengan judul peranan koordinasi Badan
Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Medan dalam upaya
penanggulangan bencana banjir di kota Medan Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui bagaimana Badan Penanggulangan Bencana Daerah
Kota Medan dalam upaya penanggulangan bencana banjir Dari hasil
penelitian ini didapat beberapa temuan diantaranya yaitu Badan
Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Medan belum
melakukan koordinasi sesuai tupoksi koordinasi yang dilakukan
bersifat arahanhimbauan berupa surat dan koordinasi Pemerintah
Kota Medan dalam pemberian bantuan logistik kepada masyarakat
korban banjir berjalan kurang baik
2) Peneliti Kedua
Penelitian yang dilakukan oleh Chandra Yudiana Efendi jurusan
Ilmu Pemerintahan Universitas Komputer Indonesia mengenai Kinerja
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) di Wilayah
kecamatan Baleendah Kabupaten Bandung tahun 2012 Penelitian ini
menggunakan teori kinerja organisasi publik menurut Dwiyanto yang
terdiri dari lima indikator yaitu produktivitas kualitas layanan
44
responsivitas responsibilitas dan akuntabilitas Sedangkan metode
penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif Dari hasil
penelitian menunjukan (1) Produktivitas kinerja BPBD Kabupaten
Bandung sudah cukup baik (2) Kualitas layanan kinerja BPBD
Kabupaten Bandung cukup baik dilihat dari adanya fasilitas teknologi
komunikasi dan informasi serta adanya diklat kepada aparatur dan
masyarakat (3) Responsivitas kepada masyarakat di wilayah
kecamatan Baleendah cukup baik hal tersebut di lihat dari adanya
peringatan dini dan tanggap darurat serta pemenuhan akan kebutuhan
masyarakat yang terkena banjir (4) Responsibilitas BPBD Kabupaten
Bandung berjalan cukup baik karena sudah sesuai dengan SOP (5)
Akuntabilitas kinerja BPBD Kabupaten Bandung sudah baik dilihatnya
dari tercapainya sasaran dari kegiatan atau program Dengan demikian
dalam penelitian kinerja BPBD Kabupaten Bandung dalam upaya
penanggulangan banjir di wilayah Baleendah dinilai sudah cukup baik
3) Peneliti yang Bersangkutan (Mahasiswa)
Penelitian ini berjudul Kinerja Badan Penanggulangan Bencana
Daerah (BPBD) dalam penanggulangan bencana banjir di Kabupaten
Lebak Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui Kinerja
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Dalam
Penanggulangan Bencana Banjir Di Kabupaten Lebak Sedangkan
metode dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif
deskriptif
45
Peneliti menemukan beberapa permasalahan terkait dengan kinerja
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lebak
dalam upaya penaggulangan bencana banjir di Kabuapten Lebak
Permasalahannya yaitu Keterbatasan jaringan informasi dan
komunikasi yang efektif dalam penyebaran informasi kebencanaan
kepada masyarakat Sumber daya manusia atau aparatur BPBD
Kabupaten Lebak yang terbatas Keterbatasan sarana dan prasarana
dalam penanggulangan bencana banjir Belum adanya Peraturan
Daerah tentang Pendanaan Bencana dan Ketidakefektifan sosialisasi
penanggulangan bencana banjir
23 Kerangka Berfikir
Kerangka berfikir merupakan alur pemikiran peneliti dalam penelitian dan
sebagai kelanjutan dari kajian teori untuk memberikan penjelasan dari kinerja
BPBD Kabupaten Lebak dalam penanggulangan bencana banjir maka dalam
penelitian ini dibuatkanlah kerangka berfikir Sehingga dengan adanya kerangka
berfikir ini baik peneliti maupun pembaca mudah memahami dan mengetahui
tujuan yang ingin dicapai dari penelitian
Menurut Sugiyono (201065) menyatakan bahwa kerangka berfikir
merupakan model konseptual tentang bagaimana teori berhubungan dengan
berbagai faktor yang telah diidentifikasikan sebagai masalah yang penting Oleh
karenanya peneliti berangkat dari identifikasi masalah untuk membuat kerangka
46
berfikir Adapun permasalahan-permasalahan yang ada terkait kinerja BPBD
Kabupaten Lebak dalam penanggulangan bencana banjir diantaranya
1) Keterbatasan jaringan informasi dan komunikasi yang efektif dalam
penyebaran informasi kebencanaan kepada masyarakat
2) Sumber daya manusia atau aparatur BPBD Kabupaten Lebak yang
terbatas
3) Keterbatasan sarana dan prasarana dalam penanggulangan bencana
banjir
4) Belum adanya Peraturan Daerah tentang Pendanaan Bencana
5) Kurangnya kesadaran masyarakat akan bahaya bencana banjir
6) Ketidakefektifan sosialisasi penanggulangan bencana banjir
Berdasarkan dari permasalahan yang telah dikemukakan di atas maka
kiranya dibutuhkan suatu alat untuk mengukur kinerja BPBD yang optimal dalam
penanggulangan bencana banjir Di bawah ini akan dikemukakan mengenai
indikator kinerja yang menjadi titik acuan untuk mengetahui kinerja BPBD
dengan menggunakan indikator kinerja organisasi menurut Hersey Blanchard
dan Johnson yang dikutip oleh Wibowo (2011102) yaitu
1 Tujuan
2 Standar
3 Alat atau sarana
4 Kompetensi
5 Motif
6 Peluang
7 Umpan Balik
Indikator kinerja organisasi yang telah disebutkan di atas dinilai dan
dianggap lebih rasional dan tepat untuk menjawab permasalahan-permasalahan
47
yang ada pada kinerja BPBD dalam penanggulangan bencana banjir Dengan
diadakannya pengukuran kinerja sesuai indikator kinerja organisasi yang telah
disebutkan di atas maka diharapkan BPBD kabupaten Lebak lebih optimal lagi
dalam penanggulangan bencana banjir khususnya di kecamatan Rangkasbitung
Untuk lebih jelasnya kerangka berfikir dapat di lihat pada gambar 23 di bawah
ini
48
Gambar 23
Kerangka Berfikir
Gambar 23 Kerangka Berfikir
Identifikasi Masalah
1 Keterbatasan jaringan informasi dan komunikasi yang efektif dalam
penyebaran informasi kebencanaan kepada masyarakat
2 SDM atau aparatur BPBD Kabupaten Lebak yang terbatas
3 Keterbatasan sarana dan prasarana dalam penanggulangan bencana banjir
4 Belum adanya Peraturan Daerah tentang Pendanaan Bencana
5 Ketidakefektifan sosialisasi penanggulangan bencana banjir
Kinerja Organisasi
1 Tujuan
2 Standar
3 Alatsarana
4 Kompetensi
5 Motif
6 Peluang
7 Umpan Balik
(Hersey Blanchard dan Johnson dalam buku Wibowo 2011102)
Terwujudnya Kinerja BPBD dalam Penanggulangan Bencana Banjir
Di Kabupaten Lebak Yang Optimal
Penyelenggaraan BPBD dalam Penanggulangan Bencana Banjir
Di Kabupaten Lebak
49
24 Hipotesis Penelitian
Hipotesis penelitian merupakan jawaban sementara terhadap masalah yang
akan diteliti dan akan dibuktikan kebenarannya Hipotesis memberi hasil dari
refleksi peneliti berdasarkan deskripsi teori dan kerangka berfikir yang akan
digunakan sebagai dasar argumentasi Pada penelitian ini hipotesis yang
digunakan oleh peneliti adalah hipotesis deskriptif yaitu merupakan jawaban
sementara terhadap rumusan masalah deskriptif
Berdasarkan kerangka teori dan kerangka berfikir maka pada penelitian
ini hipotesis yang akan diambil yaitu
Hipotesis nol ldquoKinerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah
Dalam Penanggulangan Bencana Banjir di
Kabupaten Lebak paling rendah atau sama dengan
65 dari nilai idealnya 100 rdquo
Hipotesis alternatif ldquoKinerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah
Dalam Penanggulangan Bencana Banjir di
Kabupaten Lebak paling tinggi 65 dari nilai
idealnya 100rdquo
H0 micro gt 65
Ha micro lt 65
50
Dari hipotesis di atas maka peneliti menentukan dan mengambil salah
satu hipotesis untuk penelitian yaitu
Ha micro lt 65
Hipotesis alternatif ldquoKinerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah
Dalam Penanggulangan Bencana Banjir di
Kabupaten Lebak paling tinggi 65 dari nilai
idealnya 100rdquo
51
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
31 Pendekatan dan Metode Penelitian
Menurut Sugiyono (20101) Metode penelitian pada dasarnya merupakan
cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu
Berdasarkan tersebut terdapat empat kata kunci yang harus diperhatikan yaitu
cara ilmiah tujuan dan kegunaan Cara ilmiah berarti kegiatan penelitian itu
didasarkan pada ciri-ciri keilmuan yaitu rasional empiris dan sistematis Rasional
berarti kegiatan itu dilakukan dengan cara-cara yang masuk akal sehingga
terjangkau oleh penalaran manusia Empiris berarti cara-cara itu dapat diamati
oleh indera manusia sehingga orang lain dapat mengamati dan mengetahui cara-
cara yang digunakan Sistematis berarti proses yang digunakan dalam penelitian
itu mengguanakan langkah-langkah tertentu yang bersifat logis
Sedangkan Usman dan Setadi Akbar (201141) mengemukakan bahwa
metodologi penelitian ialah suatu pengkajian dalam mempelajari peraturan-
peraturan yang terdapat dalam penelitian Ditinjau dari filsafat metodologi
penelitian merupakan epistimologi penelitian yaitu yang menyangkut bagaimana
kita mengadakan penelitian
Untuk menemukan jawaban dalam masalah-masalah tujuan dan manfaat
yang telah diuraikan pada bab sebelumnya maka metode penelitian yang berjudul
ldquoKinerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Dalam
52
Penanggulangan Bencana Banjir di Kabupaten Lebakrdquo ini adalah metode
penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif
Menurut Sugiyono (20078) Metode penelitian kuantitatif dapat diartikan
sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme digunakan
untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu pengumpulan data
menggunakan instrumen penelitian analisis data bersifat kuantitatifstatistik
dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan
Irawan (2006108) menjelaskan bahwa metode deskriptif digunakan untuk
mengkaji sesuatu seperti apa adanya (variabel tunggal) atau pola hubungan
(korelasional) antara dua atau lebih variabel Sedangkan menurut Suryabarata
(199224) metode penelitian deskriptif adalah penelitian mendalam mengenai unit
sosial tertentu yang hasilnya merupakan gambaran yang lengkap dan
terorganisasi menganai unit tersebut
32 Ruang Lingkup Penelitian
Adapun ruang lingkup penelitian ldquoKinerja Badan Penanggulangan Bencana
Daerah (BPBD) Dalam Penanggulangan Bencana Banjir Di Kabupaten Lebakrdquo
adalah organisasi BPBD Kabupaten Lebak dan masyarakat Kabupaten Lebak
yang mengharapkan pelayanan dalam bidang penanggulangan bencana banjir
berjalan dengan baik dan terwujudnya masyarakat yang tangguh akan bencana
53
33 Lokasi Penelitian
Dalam penelitian ldquoKinerja Badan Penanggulangan Bencana daerah (BPBD)
Dalam Penanggulangan Bencana Banjir di Kabupaten Lebakrdquo ini penetapan
lokasi terdapat di daerah Kabupaten Lebak yang merupakan daerah rawan akan
bencana banjir Daerah rawan bencana banjir di Kabupaten Lebak terdapat 15
Kecamatan dari jumlah keseluruhan 28 Kecamatan yang berada di Kabupaten
Lebak yakni
1 Kecamatan Rangkasbitung
2 Kecamatan Kalanganyar
3 Kecamatan Cibadak
4 Kecamatan Cimarga
5 Kecamatan Leuwidamar
6 Kecamatan Banjarsari
7 Kecamatan Lebak Gedong
8 Kecamatan Panggarangan
9 Kecamatan Wanasalam
10 Kecamatan Gunung Kencana
11 Kecamatan Cilograng
12 Kecamatan Muncang
13 Kecamatan Cikulur
14 Kecamtan Sobang dan
15 Kecamatan Cibeber
54
34 Variabel Penelitian
341 Definisi Konsep
Variabel dalam penelitian ini adalah Kinerja Organisasi Pelayanan Publik
organisasi pelayanan publik yang dimaksud adalah Badan Penanggulangan
Bencana Daerah (BPBD) dengan lokus penelitian di Kabupaten Lebak Sehingga
peneliti menentukan teori yang dapat menguji kinerja dari organisasi pelayanan
publik tersebut berdasarkan permasalahan yang ditemukan oleh peneliti pada
tahap observasi lapangan Berdasarkan permasalahan di lapangan maka peneliti
memutuskan untuk menggunakan teori indikator kinerja menurut Hersey
Blancharddan Johnson untuk mengetahui kinerja BPBD dalam penanggulangan
bencana banjir di Kabupaten Lebak Indikator kinerja menurut Hersey Blanchard
dan Johnson yaitu
1 Tujuan
2 Standar
3 Alat atau sarana
4 Kompetensi
5 Motif
6 Peluang
7 Umpan Balik
Dari ketujuh indikator tersebut dapat dijabarkan kedalam sub indikator
yang kemudian dijadikan pertanyaan-pertanyaan pada instrumen penelitian untuk
mengukur kinerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dalam
penanggulangan banjir di Kabupaten Lebak
55
342 Definisi Operasional
Adapun pada penelitian kinerja BPBD dalam penanggulangan bencana
banjir di Kabupaten Lebak yang menjadi variabel adalah kinerja BPBD dalam
penanggulangan bencana banjir Teori yang digunakan adalah indikator kinerja
menurutHersey Blancharddan Johnson Seperti yang dijelaskan sebelumnya
maka setiap indikator teori akan dijabarkan menjadi sub indikator yang kemudian
dijadikan pertanyaan pada instrumen penelitian
35 Instrumen Penelitian
Pada dasarnya meneliti adalah melakukan pengukuran terhadap fenomena
alam maupun sosial Oleh karena itu maka diperlukan alat ukur yang baik yang
selanjutnya dinamakan sebagai instrumen Menurut Sugiyono (2010119)
instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur fenomena
alam maupun sosial yang diamati Secara spesifik semua fenomena ini disebut
variabel penelitian Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah berupa
angket dengan satu variabel dan menggunakan skala Likert dalam pengukuran
jawaban dari para responden Dengan skala Likert maka variabel yang akan
diukur akan dijabarkan menjadi indikator variabel Kemudian indikator tersebut
dijadikan tolak ukur untuk menyusun item-item instumen dalam bentuk
pertanyaan Jawaban setiap item instrumen memliki tingkatan nilai dari sangat
positif sampai sangat negatif
Sehingga untuk keperluan analisis kuantitatif anak jawaban dari setiap item
instrumen diberi skor dapat di lihat pada tabel 31 berikut ini
56
Tabel 31
Skoring Instrumen Penelitian
Pilihan Jawaban Skor
Sangat Setuju 4
Setuju 3
Tidak Setuju 2
Sangat Tidak Setuju 1
Sumber Sugiyono 2007
Untuk mempermudah dalam menemukan jawaban atas masalah yang telah
diuraikan pada bab sebelumnya maka berikut ini peneliti sajikan operasional
variabel dalam bentuk kisi-kisi instrumen yang dapat dilihat pada Tabel32 berikut
ini
57
Tabel 32
Kisi-kisi Instrumen Penelitian
Variabel Indikator Sub Indikator Butir Skala
Kinerja Badan
Penanggulangan
Bencana Daerah
(BPBD) Dalam
Penanggulangan
Bencana Banjir
Di Kabupaten
Lebak
Tujuan 1 Pengurangan Risiko
Bencana (Pra bencana)
2 Penanganan kedaruratan
(saat Bencana)
3 Pemulihan (Pasca
Bencana)
123
Likert
Standar 1 Standar Operating
Procedure (SOP)
4 5 6
Alat atau sarana 1 Kelengkapan peralatan
penanggulangan bencana
2 Alat Komunikasi
3 Tempat penyimpanan alat
dan logistic
7 8 9
Kompetensi 1 Kemampuan aparatur
2 Kesesuaian aparatur
dengan fungsi tugas
10 11
12
Motif 1 Motivasi dalam
penanggulangan bencana
3 Prilaku aparatur
4 Sosialisasi Bencana
banjir
13 14
15
Peluang 1 Komunitas Masyarakat
Tangguh Bencana
2 Solusi Bencana Banjir
3 Partisipasi Masyarakat
16 17
18
Umpan Balik 1 Pelaporan hasil kegatan
2 Penilaian kinerja
3 Tindak lanjut hasil
kegiatan
19 20
21
Sumber Peneliti 2014
36 Populasi dan Sampel Penelitian
Menurut Sugiyono (200890) menjelaskan bahwa populasi adalah wilayah
generalisasi yang terdiri atas obyeksubyek yang mempunyai kualitas dan
karakteristik tertentu yang ditetapkan peneliti untuk dipelajari dan ditarik
58
kesimpulannya Populasi adalah jumlah total dari seluruh unit atau elemen di
mana penyelidik tertarik
Sejalan dengan Irawan (2006113) populasi (validitas eksternal) adalah
keseluruhan objek atau subjek yang menjadi sasaran generalisasi Maka peneliti
mengambil sampel kemudian menelitinya sebagai generalisasi populasi
Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah masyarakat Kabupaten
Lebak yang terkena dampak bencana banjir Peneliti mengambil populasi 15
kecamatan dari jumlah keseluruhan 28 Kecamatan di Kabupaten Lebak Hal ini
dikarenakan tidak semua wilayah di Kabupaten Lebak terkena dampak bencana
banjir dan data tersebut didapat dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah
Kabupaten Lebak Jumlah populasi dari 15 Kecamatan sebesar 734402 jiwa data
ini didapat dari Badan Pusat Statistik Kabupaten Lebak
Untuk mendapatkan sampel yang representatif peneliti menggunakan rumus
untuk mencari data yang lebih akurat Peneliti menggunakan rumus Slovin dengan
tingkat kesalahan sebesar 10 sebagai berikut
Keterangan
n ukuran sampel
N ukuran populasi
e sampling error(10)
N
n gt
1+Ne2
59
Dapat dihitung berikut ini
n gt N gt 734402
1+ Ne2 1 + (734402)(01)
2
gt 734402
1 + 734402
gt 734402
734502
gt 999
asymp 100
Berdasarkan penghitungan sampel menggunakan rumus Slovin dengan
taraf kesalahan 10 di atas maka didapatkan sampel sebesar 100 orang
Kemudian dalam penentuan teknik sampling peneliti menggunakan teknik
proportional cluster random sampling Dimana sampel dalam penelitian ini
dihitung berdasarkan ketentuan besaran sampel atas besaran populasi Dikatakan
proportional cluster random sampling karena populasi terdiri dari sub populasi
yang tidak homogen dan tiap-tiap populasi akan diwakili sesuai dengan
proporsinya masing-masing dalam penelitian Jadi pada pokoknya yaitu
mengambil sampel dari tiap-tiap sub populasi dengan memperhitungkan besar
kecilnya sub populasi sehingga nantinya jumlah sampel yang diambil akan
menghasilkan sampel yang representatif Lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel
33 di bawah ini
60
Tabel 33
Perhitungan Sampel
No Populasi Jumlah Perhitungan
Hasil
Akhir
1 Kec Rangkasbitung 120808 120808
734402x 100 = 016 x 100 16
2 Kec Kalanganyar 33119 33119
734402x 100 = 005 x 100 5
3 Kecamatan Cibadak 60130 60130
734402x 100 = 008 x 100 8
4 Kec Cimarga 63164 63164
734402x 100 = 009 x 100 9
5 Kec Leuwidamar 52244 52244
734402x 100 = 007 x 100 7
6 Kec Banjarsari 59488 59488
734402x 100 = 008 x 100 8
7 Kec Lebak Gedong 22280 22280
734402X 100 = 003 x 100
3
8 Kec Panggarangan 36553 36553
734402X 100 = 005 X 100
5
9 Kec Wanasalam 53184 53184
734402X 100 = 007 X 100
7
10 Kec Gunung Kencana 33852 33852
734402x 100 = 005 x 100
5
11 Kec Cilograng 32861 32861
734402x 100 = 004 x 100
4
12 Kec Muncang 32751 32751
734402 x 100 = 004 x 100
4
13 Kec Cikulur 48303 48303
734402 x 100 = 007 x 100
7
14 Kec Sobang 29402 29402
734402x 100 = 004 x 100
4
15 Kec Cibeber 56263 56263
734402x 100 = 008 x 100
8
Jumlah sum 734402 100
Sumber Peneliti 2014
61
37 Teknik Pengolahan dan Analisis Data
Pengolahan data adalah kegiatan lanjutan setelah pengumpulan data
dilaksanakan Pada penelitian kuantitatif pengolahan data secara umum
dilaksanakan melalui tahap memeriksa (editing) proses pemberian identitas
(coding) dan proses pembeberan (tabulating)
1 Editing
Editing adalah kegiatan yang dilaksanakan setelah peneliti selesai
menghimpun data di lapangan Proses editing dimulai dengan memberi
identitas pada instrumen yang telah terjawab Kemudian memeriksa
satu per satu lembaran instrumen pengumpulan data kemudian
memeriksa poin-poin serta jawaban yang tersedia Apabila terjadi
kejanggalan pada instrumen tersebut berilah identitas tertentu pada
instrumen dan poin yang janggal tersebut
2 Coding
Setelah tahap editing selesai dilakukan kegiatan berikutnya adalah
mengklasifikasi data-data tersebut melalui tahapan coding Maksudnya
bahwa data yang telah diedit tersebut diberi identitas sehingga memilki
arti tertentu pada saat dianalisis
3 Tabulating
62
Tabulating adalah bagian terakhir dari pengolahan data Maksud
tabulating adalah memasukan data pada tabel-tabel tertentu dan
mengatur angka-angka serta menghitungnya
Setelah data selesai diolah maka tahap berikutnya yaitu analisis data
Analisis data merupakan upaya peneliti untuk menyederhanakan dan menyajikan
data dengan mengelompokan dalam suatu bentuk yang berarti sehingga mudah
dipahami oleh pembaca
Di dalam penelitian ini data yang diteliti yaitu data interval adalah data
yang jaraknya sama tetapi tidak memiliki nilai 0 (nol) absolutmutlak Kemudian
hipotesis yang terdapat di dalam penelitian ini yaitu hipotesis deskriptif yaitu
jawaban sementara terhadap masalah deskriptif yaitu yang berkenaan dengan
variabel mandiri Oleh karena itu di dalam pengujian hipotesis deskriptif tersebut
dipakai t-test satu sampel sebagai berikut
Keterangan
t = nilai t yang dihitung
π = rata-rata hitung
micro0 = nilai yang dihipotesiskan
s = simpangan baku
n = jumlah anggota sampel
38 Jadwal Penelitian
63
Adapun waktu pelaksanaan penelitian dapat dilihat pada tabel 33 berikut
ini
Tabel 33
Jadwal Penelitian
No
Kegiatan
Tahun Tahun
2014 2015
Feb Mar Mei Jun Jul Aug Sep Okt Nov Des Jan Feb
1 Observasi Awal
2 Pengurusan Perizinan
3 Tahap Penyusunan Proposal
Penelitian
4 Seminar Proposal
5 Revisi Proposal
6 Pengolahan dan analisis data
7 Penyusunan Laporan Akhir
8 Sidang Skripsi
9 Revisi Laporan
Sumber Peneliti 2015
64
BAB IV
HASIL PENELITIAN
41 Deskripsi Obyek Penelitian
411 Deskripsi Kabupaten Lebak
Gambar 41
Peta Kabupaten Lebak
Kabupaten Lebak adalah salah satu kabupaten yang berada di Wilayah
Provinsi Banten Kabupaten Lebak terletak antara 6deg18rsquo-7deg00rsquo Lintang Selatan
dan 105deg25rsquo-106deg30rsquo Bujur Timur dengan luas wilayah 304472 Ha (304472
KM2) yang terdiri dari 28 Kecamatan dengan 340 desa dan 5 Kelurahan
Kabupaten Lebak memiliki batas wilayah administratifyaitu Sebelah Utara
Kabupaten Serang dan Tangerang Sebelah Selatan Samudera Indonesia Sebelah
Barat Kabupaten Pandeglang Sebelah Timur Kabupaten Bogor dan Sukabumi
Kecamatan paling luas wilayahnya adalah Kecamatan Cibeber dan Paling kecil
luas wilayahnya adalah Kecamatan Kalanganyar
64
65
Penduduk Kabupaten Lebak menurut Sensus Penduduk 2014 berjumlah
1258637orang Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Lebak
tahun 2014 data penduduk di Kabupaten Lebak dapat di lihat pada tabel 41 di
bawah ini
Tabel 41
Jumlah Penduduk Kabupaten Lebak Tahun 2014
Kecamatan Laki-laki Perempuan Jumlah
Malingping 32584 31137 63721
Wanasalam 27316 25868 53184
Panggarangan 18587 17966 36553
Cihara 15709 14901 30610
Bayah 21420 20817 42237
Cilograng 16939 15922 32861
Cibeber 28741 27522 56263
Cijaku 14105 13749 27854
Cigemblong 10336 9921 20254
Banjarsari 30477 29011 59488
Cileles 24624 23772 59488
Gunung Kencana 17438 16414 33852
Bojongmanik 11233 10753 21986
Cirinten 13412 12216 25673
Leuwidamar 26764 25480 52244
Muncang 16768 15983 32751
Sobang 15081 14321 29402
Cipanas 24006 23038 47044
Lebakgedong 11637 10643 22280
Sajira 24626 23430 48056
Cimarga 32234 30930 63164
Cikulur 24476 23827 48303
Warunggunung 27662 26172 53834
Cibadak 30952 29178 60130
Rangkasbitung 62030 58778 120808
Kalanganyar 17246 15873 33119
Maja 27294 25058 52352
Curugbitung 16128 14998 31126
Total 1258637
(Sumber httplebakkabbpsgoid)
66
Dari data di atas dapat di lihat bahwa penduduk Kecamatan
Rangkasbitung yang memiliki penduduk paling banyak dengan jumlah 120808
orang Sementara jumlah penduduk yang paling rendah terdapat di Kecamatan
Cigemblong dengan jumlah penduduk 20 254 orang
412 Deskripsi Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)
Kabupaten Lebak
Berdasarkan dengan ditetapkannya Undang-Undang Nomor 24 Tahun
2007 tentang Penanggulangan Bencana penyelenggaraan penanggulangan
bencana diharapkan semakin baik karena Pemerintah Pusat dan Pemerintah
Daerah menjadi penanggung jawab dalam penyelenggaraan penanggulangan
bencana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lebak yang
dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2011 memiliki tugas
sebagai penyelenggara penanggulangan bencana di daerah Kabupaten Lebak yang
dilakukan secara terarah terkoordinasi dan terpadu mulai sejak penetapan
kebijakan pembangunan yang berisiko timbulnya bencana
413 Visi dan Misi BPBD Kabupaten Lebak
Penetapan visi merupakan satu langkah penting dalam perjalanan suatu
organisasi karena dengan visi tersebut akan dapat mencerminkan apa yang hendak
dicapai oleh organisasi serta memberikan arah dan fokus strategis yang
berorientasi terhadap masa depan pembangunan dan bahkan menjamin
kesinambungan pelaksanaan tugas organisasi
67
Visi yang ditetapkan mencerminkan gambaran peran dan kondisi yang
ingin diwujudkan oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) di masa
depan Berdasarkan makna tersebut dan sesuai dengan visi Pemerintah Kabupaten
Lebak maka visi BPBD Kabupaten Lebak adalah ldquoKabupaten Lebak yang siaga
tangguh dan berakhlak dalam penenggulangan bencana
Sedangkan Misi Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)
Kabupaten Lebak yaitu
1 Memperkuat kapasitas masyarakat dan kelembagaan dalam
penanggulangan bencana
2 Membangun kesipasiagaan daerah dalam mengurangi resiko bencana
melalui penyusunan mekanisme penanggulangan bencana yang holistik
terencana dan terpadu
3 Membangun budaya keselamatan dan ketahanan untuk masyarakat
Kabupaten Lebak dengan menggunakan pengetahuan inovasi dan
pendidikan
414 Tugas Pokok dan Fungsi BPBD Kabupaten Lebak
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lebak
merupakan unsur pelaksana bidang penanggulangan bencana dipimpin oleh
kepala badan yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Bupati
melalui Sekretaris Daerah BPBD Kabupaten Lebak mempunyai tugas
melaksanakan kewenangan otonomi daerah di bidang penanggulangan bencana
melaksanakan urusan kebencanaan berdasarkan azas otonomi dan tugas
68
pembantuan yang diberikan oleh Pemerintah Pusat dan Pemerintah Propinsi
Banten
Adapun tugas BPBD Kabupaten Lebak mengacu kepada Peraturan Daerah
Kabupaten Lebak Nomor 3 tahun 2011 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata
Kerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Lebak diantaranya
yaitu
1 Menetapkan pedoman dan pengarahan terhadap usaha penanggulangan
bencana sesuai dengan kebijakan Pemerintah Daerah dan Badan Nasional
Penanggulangan Bencana yang mencakup pencegahan bencana
penanganan darurat rehabilitasi serta rekonstruksi secara adil dan setara
2 Menetapkan standarisasi serta kebutuhan penyelenggaraan
penanggulangan bencana berdasarkan perundang-undangan
3 Menyusun menetapkan dan menginformasikan peta relawan bencana
4 Menyusun dan menetapkan prosedur tetap penanganan bencana
5 Melaporkan penyelenggaraan penanggulangan bencana kepada Bupati
setiap sebulan sekali dalam kondisi normal dan setiap saat dalam kondisi
darurat bencana
6 Mengendalikan pengumpulan dan penyaluran uang dan barang
7 Mempertanggungjawabkan penggunaan anggaran yang diterima dari
anggaran pendapatan dan belanja daerah dan sumber lain yang sah
8 Melaksanakan kewajiban lain sesuai dengan peraturan perundang-
undangan
69
Sedangkan fungsi BPBD Kabupaten Lebak dalam menjalankan tugas
mempunyai fungsi yaitu
1 Perumusan dan penetapan kebijakan penanggulangan bencana dan
penanganan pengungsi dengan bertindak cepat dan tepat efektif dan
efisien dan
2 Pengoordinasian pelaksanaan kegiatan penanggulangan bencana secara
terencana terpadu dan menyeluruh
415 Struktur Organisasi BPBD Kabupaten Lebak
Struktur organisasi BPBD Kabupaten Lebak mengacu pada Peraturan
Daerah Nomor 3 Tahun 2011 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja
Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Lebak Berikut bagan struktur
organisasi BPBD Kabupaten Lebak
Gambar 41
Struktur Organisasi
Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Lebak
Kepala Badan
Unsur Pengarah Kepala Pelaksana
Seksi
pencegahan dan
kesiapsiagaan
Seksi
Rehabilitasi
dan
Rekonstruksi
Seksi
Kedaruratan
dan Logistik
Sekretaris
70
1 Kepala Badan Pelaksana
Mempunyai tugas
(1) Pengordinasian perencanaan pembinaan dan pengendalian terhadap
program administrasi dan sumber daya serta kerja sama BPBD
Kabupaten
(2) Pengordinasian dan pelaksanaan kebijakan di bidang pencegahan
mitigasi dan kesiapsiagaan pada prabencana serta pemberdayaan
masyarakat
(3) Pengordinasian dan pelaksanaan kebijakan di bidang penanggulangan
bencana pada saat tanggap darurat dan dukungan logistik
(4) Pengordinasian dan pelaksanaan kebijakan di bidang penanggulangan
pada pascabencana
2 Sekretariat
Mempunyai tugas
(1) Pengoordinasian sinkronisasi dan integrasi di lingkungan BPBD
Kabupaten Lebak
(2) Pengoordinasian perencanaan dan perumusan kebijakan teknis BPBD
Kabupaten
(3) Pembinaan dan Pelayanan administrasi ketatausahaan hukum dan
pertaturan perundang-undangan organisasi tata laksana kepegawaian
keuangan dan persesdiaan perlengkapan dan rumah tangga BPBD
(4) Pembinaan dan pelaksanaan hubungan masyarakat dan protokol di
lingkungan BPBD Kabupaten
71
(5) Fasilitas pelaksanaan tugas dan fungsi unsur pengarah
penanggulangan bencana
(6) Pengoordinasian dalam penyususnan laporan BPBD Kabupaten
3 Seksi Pencegahan dan Kesiapsiagaan
Mempunyai tugas
(1) Perumusan kebijakan di bidang pencegahan mitigasi dan
kesipasiagaan pada prabencana serta pemberdayaan masyarakat
(2) Pengkoordinasian di bidang pencegahan mitigasi dan kesiapsiagaan
pada prabencana serta pemberdayaan masyarakat
(3) Pelaksanaan hubungan kerja dengan instansi terkait di bidang
pencegahan mitigasi dan kesiapsiagaan pada prabencana serta
pemberdayaan masyarakat
(4) Pemantauan evaluasi dan analisis pelaporan tentang pelaksanaan
kebijakan umum di bidang pencegahan mitigasi dan kesiapsiagaan
pada prabencana serta pemberdayaan masyarakat
4 Seksi Kedaruratan dan Logistik
Mempunyai tugas
(1) Perumusan kebijakan di bidang penanggulangan pada saat tanggap
darurat penanganan pengungsi dan dukungan logistik
(2) Pengkoordinasian dan pelaksanaan kebijakan di bidang
penanggulangan bencana pada saat tanggap darurat penanganan
pengungsi dan dukungan logistik
72
(3) Komando pelaksanaan penanggulangan bencana pada saat tanggap
darurat
(4) Pelaksanaan hubungan kerja di bidang penanggulangan bencana pada
saat tanggap darurat penanganan pengungsi dan dukungan logistik
(5) Pemantauan evaluasi dan analisis pelaporan tentang pelaksanaan
kebijakan umum di bidang penangglangna bencana pada saat tanggap
darurat penanganan pengungsi dan dukungan logistik
5 Seksi Rehabilitasi dan Rekonstruksi
Mempunyai tugas
(1) Perumusan kebijakan di bidang penanggulangan bencana pada pasca
bencana
(2) Mengkoordinasikan dan pelaksanaan kebijakan di bidang
penanggulangan bencana pada pascabencana
(3) Pelaksanaan hubungan di bidang penanggulangan bencana pada
pascabencana
(4) Pemantauan evaluasi dan analisis pelaporan tentang pelaksanaan
kebijakan umum
42 Pengujian Persyaratan Statistik
421 Uji Validitas Instrumen
Pada penelitian dengan menggunakan pendekatan kuantitatif sebelum
mengolah data hasil koesioner jawaban dari responden maka harus melakukan uji
validitas instrument Hal ini dimaksudkan untuk menjaga ketepatan dan
73
kecermatan suatu alat ukur dalam melakukam fungsi ukurnya Uji validitas
digunakan untuk mengetahui sah atau valid tidaknya suatu koesioner
Kevaliditasan suatu instrument menggambarkan bahwa suatu instrument
benarbenar mampu mengukur variabel-variabel yang akan diukur dalam
penelitian serta mampu menunjukan tingkat kesesuaian antar konsep dan hasil
pengukuran
Untuk mengetahui butiritem dari instrument yang telah dibuat itu valid
atau tidak valid dapat diketahui dengan cara mengkorelasikan antara skor butir
dengan skor total Pengujiannya dilakukan dengan menggunakan rumus Pearson
Product Moment sebagai berikut
Keterangan
r = Koefisien Korelasi Product Moment
n = Jumlah Sampel
sum xy= Jumlah hasil kali skor pertanyaan dengan total
sumy = Jumlah skor total
sumx = Jumlah skor per item pertanyaan
sumx2 = Jumlah skor item yang dikuadratkan
sumy2 = Jumlah skor total yang dikuadratkan
74
Dari hasil pengolahan data dengan menggunakan SPSSperhitungan
korelasi yang dilakukan hasilnya dapat dilihat pada tabel 42 di bawah ini
Tabel 42
Hasil Uji Validitas (Menggunakan SPSS V16)
No r hitung r tabel Keterangan
1 0442 0195 Valid
2 0221 0195 Valid
3 0650 0195 Valid
4 0435 0195 Valid
5 0579 0195 Valid
6 0531 0195 Valid
7 0676 0195 Valid
8 0529 0195 Valid
9 0602 0195 Valid
10 0608 0195 Valid
11 0674 0195 Valid
12 0510 0195 Valid
13 0625 0195 Valid
14 0584 0195 Valid
15 0556 0195 Valid
16 0605 0195 Valid
17 0594 0195 Valid
18 0197 0195 Valid
19 0539 0195 Valid
20 0457 0195 Valid
21 0299 0195 Valid
Dikatakan valid jika rhitung gt r tabel maka rtabel sudah ditentukan sebesar
0195 dan taraf signifikansi sebesar 5 Sementara itu sampel dalam penelitian
ini berjumlah 100 responden Berdasarkan uji validitas pada tabel di atas dapat di
lihat rhitung dari seluruh instrumen lebih besar dari r tabel dan menunjukan bahwa
seluruh responden yang berjumlah 94 orang dapat menjawab pertanyaan
penelitian yang dapat dikatakan valid Oleh karena itu jumlah instrumen
75
berdasarkan perhitungan tabel di atas dikatakan valid dan dapat digunakan dalam
penelitian
422 Uji Reliabilitas Instrumen
Pada tahap selanjutnya setelah melakukan uji validitas maka dilanjutkan
dengan uji reliabilitas Reliabilitas adalah indeks yang menunjukan sejauh mana
suatu alat pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan Bila suatu alat
pengukur dipakai dua kali untuk mengukur gejala yang sama dan hasil
pengukuran yang diperoleh relatif konsisten maka alat tersebut reliabel
Reliabilitas digunakan untuk menjaga kehandalan dari sebuah instrument atau alat
ukur Dalam penelitian ini uji reliabilitas dilakukan dengan teknik Alpha
Cronbach Alpha Cronbach yaitu penghitungan yang dilakukan dengan
menghitung rata-rata imterkorelasi diantara butir-butir pertanyaan dalam
koesioner dikatakan reliabel jika nilai alphanya lebih dari 030 (Purwanto
2007181) Pengukurannya berdasarkan alpha cronbach 0 sampai 1 Apabila
dikelompokan maka skala tersebut dapat dikelompokan dalam lima kelas dengan
range yang sama dan ukuran kemantapan alpha tersebut dapat diinterpretasikan
1 Nilai Alpha Cronbach 000 sd 020 berarti kurang reliabel
2 Nilai Alpha Cronbach 021 sd 040 berarti agak reliabel
3 Nilai Alpha Cronbach 042 sd 060 berarti cukup reliabel
4 Nilai Alpha Cronbach 061 sd 080 berarti reliabel
5 Nilai Alpha Cronbach 081 sd 100 berarti sangat relabel
76
Uji reliabilitas ini menggunakan bantuan SPSS versi 16 dan diperoleh
sebagai berikut
Tabel 43
Hasil Uji Reliabilitas (Menggunakan SPSS V 16)
Case Processing Summary
N
Cases Valid 100 1000
Excludeda 0 0
Total 100 1000
a Listwise deletion based on all variables in the
procedure
Tabel 44
Reliability Statistic
Cronbachs
Alpha N of Items
740 22
Berdasarkan perhitungan uji reliabilitas pada tabel 44 dapat dilihat bahwa
nilai Alpha Cronbach 0740 Sementara dalam pengelompokan skala yang telah
dipaparkan sebelumnya yaitu pengelompokan skala 5 dalam buku Triton bahwa
nilai 0740 masuk dalam skala ke 4 yaitu 061 ndash 080 yang berarti reliabel
Sehingga pada hasil akhirnya bahwa insrumen penelitian ini reliabel
43 Deskripsi Data
431 Identitas Responden
Responden dalam penelitian ini adalah masyarakat Kabupaten Lebak yang
tersebar di 15 Kecamatan dengan jumlah populasi sebesar 734402 orang Dengan
77
menggunakan rumus Slovin dengan tingkat kesalahan 10 maka jumlah sampel
dalam penelitian ini adalah sebanyak 100 orang Kemudian teknik pengambilan
sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah proportional cluster random
sampling dimana sampel dalam penelitian ini dihitung berdasarkan ketentuan
besaran sampel atas besaran populasi Dikatakan proportional cluster random
sampling karena populasi akan diwakili sesuai dengan porsinya masing-masing
dalam penelitian Jadi pada pokoknya yaitu mengambil sampel dari tiap-tiap sub
populasi dengan memperhitungkan besar kecilnya sub populasi sehingga
nantinya jumlah sampel yang akan diambil akan menghasilkan sampel yang
representatif
Pada pengisian koesioner responden diminta untuk memberikan identitas
diri sebagai penunjang data dimana identitas diri meliputi jenis kelamin dan
pekerjaan Berikut ini peneliti akan memapaparkan identitas responden dengan
diagram batang
78
Diagram 41
Jenis Kelamin Responden
Sumber Hasil Penelitian Lapangan Tahun 2014
Dari diagram 41 di atas dapat diketahui bahwa 61 responden (61)
adalah responden berjenis kelamin laki-laki 39 responden (39) adalah berjenis
kelamin perempuan Berdasarkan pengumpulan dan olah data hasil kuesioner
menunjukan bahwa responden yang terpilih pada penelitian mengenai Kinerja
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dalam Penanggulangan Bencana
Banjir di Kabupaten Lebak didominasi oleh laki-laki dengan selisih perbedaan
22 dari responden yang berjenis kelamin perempuan
Sedangkan identitas diri responden terkait dengan pekerjaan dapat dilihat
pada diagram 42 di bawah ini
(61)
(39)
0
10
20
30
40
50
60
70
Laki-laki Perempuan
79
Diagram 42
Responden Berdasarkan Status Pekerjaan
Sumber Hasil Penelitian Lapangan Tahun 2014
Dari diagram 42 di atas dapat di lihat bahwasannya responden
berdasarkan pekerjaan meliputi petani sebanyak 53 responden (53) 26
responden (26) dengan status pekerjaan wiraswasta 10 responden (10)
dengan status pekerjaan sebagai pelajar kemudian 6 responden (6) bekerja
sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan 5 responden (5) bekerja sebagai buruh
Hasil pengumpulan dan olah data hasil koesioner menunjukan bahwa responden
didominasi atau yang paling banyak adalah bekerja sebagai petani dan yang paling
rendah adalah responden yang bekerja sebagai buruh
(6)
(26)
(53)
(10)
(5)
0
10
20
30
40
50
60
PNS Wiraswasta Petani Pelajar Buruh
80
432 Analisis Data
Pada analisis data peneliti akan mendeskripsikan data dari hasil
penyebaran koesioner kepada masyarakat Kabupaten Lebak yang tersebar di 15
kecamatan saja dengan jumlah sampel 100 orang Hal ini dimaksudkan untuk
mengetahui jawaban mereka mengenai Kinerja Badan Penanggulangan Bencana
Daerah (BPBD) dalam Penanggulangan Bencana Banjir di Kabupaten Lebak
Dengan menggunakan data variabel dimana peneliti menggunakan teori Kinerja
Organisasi
Menurut Hersey Blancharddan Johnson yang dikutip oleh Wibowo
(2011102)terdapat tujuh indikator kinerja yaitu
1) Tujuan merupakan keadaan yang berbeda yang secara aktif dicari oleh
seorang individu dan organisasi untuk dicapai Untuk mencapai tujuan
diperlukan kinerja individu kelompok dan organisasi Kinerja individu
maupun organisasi berhasil apabila dapat mencapai tujuan yang
diinginkan
2) Standar merupakan suatu ukuran apakah tujuan yang diinginkan dapat
dicapai Tanpa standar tidak dapat diketahui kapan suatu tujuan
tercapai Kinerja seseorang dikatakan berhasil apabila mampu
memcapai standar yang ditentukan atau disepakati bersama antara
atasan dan bawahan
3) Alat atau sarana merupakan sumber daya yang dapat dipergunakan
untuk membantu menyelesaikan tujuan dengan sukses Alat atau saran
merupakan faktor penunjang untuk mencapai tujuan Tanpa alat atau
sarana tugas pekerjaan spesifik tidak dapat dilakukan dan tujuan tidak
dapat diselesaikan sebagaimana seharusnya Tanpa alat atau sarana
tidak mungkin dapat melakukan pekerjaan
4) Kompetensi merupakan persyaratan utama dalam kinerja Kompetensi
merupakan kemampuan yang dimiliki oleh seseorang untuk
menjalankan pekerjaan yang diberikan kepadanya dengan baik
Kompetensi memungkinkan seseorang mewujudkan tugas yang
berkaitan dengan pekerjaan yang diperlukan untuk mencapai tujuan
5) Motif merupakan alasan atau pendorong bagi seseorang untuk
melakukan sesuatu Manajer memfasilitasi motivasi kepada karyawan
dengan insentif berupa uang memberikan pengakuan menetapkan
tujuan menantang menetapkan standar terjangkau meminta umpan
balik memberikan kebebasan melakukan pekerjaan termasuk waktu
81
melakukan pekerjaan menyediakan sumber daya yang diperlukan dan
menghapuskan yang mengakibatkan disinsentif
6) Peluang pekerja perlu mendapatkan kesempatan untuk menunjukan
prestasi kerjanya Terdapat dua faktor yang menyumbangkan pada
adanya kekurangan kesempatan untuk berprestasi yaitu ketersediaan
waktu dan kemampuan untuk memenuhi syarat Jika pekerja dihindari
karena supervisor tidak percaya terhadap kualitas dan kepuasan
konsumen mereka secara efektif akan dihambat dari kemampuan
memenuhi syarat untuk berprestasi
7) Umpan balik antar tujuan standar dan umpan balik bersifat saling
terkait Umpan balik melaporkan kemajuan baik kualitas maupun
kuantitas dalam mencapai tujuan yang didefinisikan oleh standar
Umpan balik merupakan masukan yang dipergunakan untuk mengukur
kemajuan kinerja standar kinerja dan pencapaian tujuan Dengan
umpan balik dilakukan evalusasi terhadap kinerja dan sebagai hasilnya
dapat dilakukan perbaikan kinerja
4321 Pertanyaan Yang Berkaitan Dengan Indikator Tujuan
Berdasarkan dari teori kinerja organisasi yang peneliti gunakan dalam
penelitian ini terdapat tiga pertanyaan yang berkaitan dengan indikator tujuan
Adapun jawaban dari responden berdasarkan pertanyaan yang berkaitan dengan
indikator tujuan akan dipaparkan di bawaha ini
Pertama jawaban responden dari pertanyaan bahwa kegiatan sosialisasi
pengurangan resiko bencanatelah dilakukan oleh BPBD Kabupaten Lebak dapat
dilihat pada diagram 43 di bawah ini
82
Diagram 43
Kegiatan Sosialisasi Pengurangan Resiko Bencana Telah Dilaksanakan
BPBD Kabupaten Lebak
Berdasarkan diagram 43 di atas mengenai tanggapan atau jawaban dari
responden atas pertanyaan bahwa kegiatan sosialisasi tentang pengurangan resiko
bencana banji rtelah dilaksanakan oleh BPBD Kabupaten Lebak adalah 4
responden atau sekitar 4 menjawab sangat setuju 39 responden atau 39
menjawab setuju 52 responden atau 52 menjawab tidak setuju dan 5 responden
atau 5 menjawab sangat tidak setuju Dengan demikian dapat dikatakan dan
diasumsikan bahwa secara mayoritas responden menjawab tidak setuju terkait
pelaksanaan kegiatan yang telah dilakukan oleh BPBD mengenai sosialisasi
pengurangan resiko bencana banjir Hal ini mengasumsikan bahwa BPBD belum
melaksanakan sosialisasi terkait pengurangan resiko bencana banjir yang belum
(4)
(39)
(52)
(5)
0
10
20
30
40
50
60
Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
83
dirasakan oleh sebagian masyarakat Adapun sebagian responden menjawab
setuju dikarenakan dalam pelaksanaan kegiatan sosialisasi pengurangan resiko
bencana banjir oleh BPBD sudah dirasakan oleh masyarakat Tetapi dengan
banyaknya responden menjawab tidak setuju maka dapat diasumsikan bahwa
selama ini BPBD masih belum optimal dan menyeluruh dalam melaksanakan
kegiatan sosialisasi pengurangan resiko bencana banjir yang sudah menjadi tugas
dan tujuan organisasi tersebut
Selanjutnya diagram hasil penelitian berdasarkan butir pertanyaan kedua
dalam indikator tujuan berikut adalah diagram beserta pertanyaannya
Diagram 44
Penanganan Kedaruratan Bencana Banjir Telah Dilaksanakan Oleh
BPBDKabupaten Lebak
Berdasarkan diagram 44 di atas mengenai tanggapan responden atas
pertanyaan bahwa BPBD sudah melaksanakan tugas dalam penanganan
(11)
(53)
(35)
(1)
0
10
20
30
40
50
60
Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
84
kedaruratan bencana banjir adalah 11 responden (11) menjawab sangat setuju
53 responden (53) menjawab setuju 35 responden (35) menjawab tidak
setuju dan 1 responden (1) menjawab sangat tidak setuju Dengan demikian
secara mayoritas responden setuju bahwa BPBD sudah melaksanakan penanganan
kedaruratan bencana banjir pada saat terjadinya bencana banjir Ini dikarenakan
bahwa pada saat bencana banjir terjadi BPBD sudah melaksanakan penanganan
kedaruratan untuk menanggulangi bencana banjir di Kabupaten Lebak
Kemudian diagram hasil penelitian berdasarkan butir pertanyaan ketiga
dalam indikator tujuan berikut adalah diagram beserta pertanyaannya
85
Diagram 45
BPBD Menyelenggarakan Pemulihan Setelah Bencana Terjadi
Dari diagram 45 di atas dapat dilihat bahwa komposisi dari tanggapan
responden terkait apakah BPBD menyelenggarakan pemulihan (rekonstruksi)
setelah bencana banjir terjadi Tanggapan responden yaitu 2 responden (2)
menjawab sangat setuju 40 responden (40) menjawab setuju 52 responden
(52) menjawab tidak setuju dan 6 responden (6) menjawab sangat tidak
setuju Berdasarkan data tanggapan responden tersebut mayoritas menjawab tidak
setuju terkait bahwa BPBD sudah menyelenggarakan pemulihan setelah bencana
banjir terjadi Adapun sebagian masyarakat menjawab setuju karena ada sebagian
masyarakat yang telah merasakan pelayanan BPBD terkait pemulihan bencana
pada pasca bencana
(2)
(40)
(52)
(6)
0
10
20
30
40
50
60
Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
86
4322 Indikator Standar
Berdasarkan hasil penelitian lapangan diperoleh hasil penelitian
berdasarkan indikator standar berikut daigram dan pertanyaannya
Diagram 46
Penyelenggaraan Penanggulangan Banjir Sesuai Prosedur
Berdasarkan diagram 46 di atas dapat dilihat bahwa komposisi nilai dari
tanggapan responden terkait dengan penyelenggaraan penanggulangan bencana
banjir oleh BPBD Kabupaten Lebak sesuai prosedur adalah 3 responden (3)
menjawab sangat setuju 45 responden (45) menjawab setuju 51 responden
(51) menjawab tidak setuju dan 1 responden (1) menjawab sangat tidak
setuju Dengan demikian secara mayoritas responden menjawab tidak setuju
terkait penyelenggaraan penanggulangan bencana banjir sudah sesuai prosedur
Hal ini dapat diartikan bahwa penyelenggaraan penanggulangan bencana daerah
(3)
(45)
(51)
(1)
0
10
20
30
40
50
60
Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
87
masih belum sesuai prosedur Adapun responden yang menjawab setuju dengan
komposisi sebesar 45 dikarenakan sebagian responden menilai sudah sesuai
prosedur Hal ini dikarenakan keterbatasan pegawai BPBD dalam menjalankan
tugas masih kurang responsif
Selanjutnya berdasarkanhasil penelitian lapangan dari butir kedua dari
indikator standar berikut adalah diagram dan pertanyaannya
Diagram 47
Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana Banjir Mengedepankan
Keadilan
Berdasarkan diagram 47 di atas mengenai tanggapan responden atas
pertanyaan penyelenggaraan BPBD dalam penanggulangan bencana banjir
mengedepankan keadilan adalah 3 responden (3) menjawab sangat setuju 38
responden (38) menjawab setuju 51 responden (51) menjawab tidak setuju
(3)
(38)
(51)
(8)
Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
88
dan 8 responden (8) menjawab sangat tidak setuju Dengan demikian secara
mayoritas responden dapat dikatakan menjawab tidak setuju terkait dengan
penyelenggaraan BPBD Kabupaten Lebak dalam penanggulangan bencana banjir
dengan mengedepankan keadilan Adapun responden menjawab setuju karena
sedikit dari mayoritas responden tidak merasakan hal tersebut bahkan responden
lebih menciptakan rasa aman terhadap apa yang mereka hadapi pada saat bencana
banjir terjadi
Kemudian selanjutnya berdasarkan hasil penelitian lapangan dari butir
ketiga dari indikator standar berikut adalah diagram dan pertanyaannya
Diagram 48
Cepat dan Tanggap Dalam Penanggulangan Bencana Banjir
Dari diagram 48 di atas mengenai tanggapan responden atas pertanyaan
bahwa BPBD Kabupaten Lebak cepat tanggap dalam penanggulangan bencana
(5)
(28)
(59)
(8)
0
10
20
30
40
50
60
70
Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
89
banjir adalah 5 responden (5) menjawab sangat setuju 28 responden (28)
menjawab setuju 59 responden (59) menjawab tidak setuju dan 8 responden
(8) menjawab sangat tidak setujuDengan demikian secara mayoritas responden
dapat dikatakan menjawab tidak setuju terkait dengan cepat tanggap dalam
penyelenggaraan penanggulangan bencana banjir oleh BPBD Kabupaten Lebak
Adapun responden yang menjawab setuju karena responden merasakan pelayanan
yang cepat tanggap dari BPBD Kabupaten Lebak Karena berdasarkan prinsipnya
BPBD harus cepat tanggap dalam penyelenggaraan penanggulangan bencana
khususnya bencana banjir
4323 Indikator Alat atau Sarana
Berdasarkan hasil penelitian lapangan diperoleh hasil penelitian
berdasarkan indikator alat atau sarana berikut diagram dan pertanyaannya
Diagram 49
Peralatan Dalam Penanggulangan Bencana Banjir Telah Lengkap
(3)
(31)
(54)
(12)
0
10
20
30
40
50
60
Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
90
Berdasarkan diagram 49 di atas mengenai tanggapan responden atas
pertanyaan terkait dengan peralatan dalam penanggulangan bencana banjir
BPBD Kabupaten Lebak telah lengkap adalah 3 responden (3) menjawab
sangat setuju 31 responden (31) menjawab setuju 54 responden (54)
menjawab tidak setuju 12 responden (12) menjawab sangat setuju Dengan
demikian secara mayoritas responden dapat dikatakan menjawab tidak setuju
dikarenakan dalam penyelenggaraannya penanggulangan bencana banjir pihak
BPBD Kabupaten Lebak masih kekurangan akan kelengkapan peralatan dalam
penanggulangan banjir Adapun responden yang menjawab setuju dikarenakan
masyarakat di sebagian daerah merasakan kelengkapan peralatan BPBD dalam
penanggulangan banjir sudah memadai
Kemudian selanjutnya berdasarkan hasil penyebaran kuesioner dari butir
kedua indokator alat atau sarana berikut adalah diagram dan pertanyaannya
91
Diagram 410
Alat Komunikasi dalam Memberikan Informasi Bencana Banjir Sudah
Memadai
Berdasarkan diagram 410 di atas dapat dilihat bahwa tanggapan
responden terkait alat komunikasi dalam memberikan informasi bencana banjir
BPBD sudah memadai adalah 5 responden (5) menjawab sangat setuju 39
responden (39) menjawab setuju 46 responden (46) menjawab tidak setuju
dan 10 responden (10) menjawab sangat tidak setuju Dengan demikian secara
mayoritas responden dapat dikatakan menjawab tidak setuju terkait kepemilikan
alat komunikasi dalam memberikan informasi kebencananaan Ini dikarenakan
responden menilai bahwa alat komunikasi BPBD dalam memberikan informasi
kebencanaan masih belum memadai
(5)
(39)
(46)
(10)
0
5
10
15
20
25
30
35
40
45
50
Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
92
Selanjutunya berdasarkan hasil penelitian lapangan dari butir ketiga
indikator alat atau sarana berikut adalah diagram dan pertanyaannya
Diagram 411
Tempat Penyimpanan Bantuan Logistik Sudah Memadai
Berdasarkan diagram 411 di atas dapat dilihat bahwa tanggapan
responden terkait tempat penyimpanan bantuan logistik di BPBD kabupaten
Lebak sudah memadai adalah 11 responden (11) menjawab sangat setuju 31
responden (31) menjawab setuju 45 responden (45) menjawab tidak setuju
dan 13 responden (13) menjawab sangat tidak setuju Dengan demikian secara
mayoritas responden dapat dikatakan menjawab tidak setuju Hal ini dikarenakan
responden menilai bahwa BPBD masih belum memilliki tempat yang memadai
untuk penyimpanan bantuan logistic bencana
(11)
(31)
(45)
(13)
0
5
10
15
20
25
30
35
40
45
50
Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
93
4324 Indikator Kompetensi
Berdasarkan hasil penelitian lapangan diperoleh hasil penelitian
berdasarkan indikator kompetensi berikut daigram dan pertanyaannya
Diagram 412
BPBD Memiliki Kemampuan Yang Baik dalam Penyelenggaraan Bencana
Banjir
Berdasarkan diagram 412 di atas mengenai BPBD Kabupaten Lebak
memiliki kemampuan yang baik dalam penyelenggaraan penanggulangan bencana
banjir adalah 7 responden (7) menjawab sangat setuju 33 responden (33)
menjawab setuju 47 responden (47) menjawab tidak setuju dan 13 responden
(13) menjawab sangat tidak setuju Dengan demikian secara mayoritas
responden dapat dikatakan menjawab tidak setuju atas BPBD Kabupaten Lebak
(7)
(33)
(47)
(13)
0
5
10
15
20
25
30
35
40
45
50
Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
94
memiliki kemampuan yang baik dalam penyelenggaraan penanggulangan bencana
banjir
Selanjutnya berdasarkan hasil penelitian di lapangan dari butir kedua dari
indikator kompetensi berikut adalah diagram dan pertanyaannya
Diagram 413
BPBD Selalu Memeberikan Informasi Setiap Akan Terjadinya Bencana
Banjir
Berdasarkan diagram 413 di atas mengenai tanggapan responden atas
BPBD Kabupaten Lebak selalu memberikan informasi setiap akan terjadinya
bencana banjir adalah 4 responden (4) menjawab sangat setuju 38 responden
(38) menjawab setuju 49 responden (49) menjawab tidak setuju dan 9
responden (9) menjawab sangat tidak setuju Dengan demikian secara mayoritas
responden dapat dikatakan menjawab tidak setuju Ini dikarenakan responden
(4)
(38)
(49)
(9)
0
10
20
30
40
50
60
Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
95
menilai bahwa dalam pelaksanaannya BPBD Kabupaten Lebak belum
memberikan informasi terkait akan terjadinya bencana banjir ini dikarenakan
BPBD masih belum memiliki alat komunikasi yang memadai dalam pemberian
informasi kepada masyarakat Selain itu pula belum berjalannya komunitas
masyarakat tangguh bencana di tiap daerah rawan bencana banjir Sehingga dalam
pemberian informasi masih belum optimal
Kemudian selanjutnya berdasarkan hasil penelitian lapangan dari butir
ketiga dari indikator kompetensi berikut adalah diagram dan pertanyaannya
Diagram 414
Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana Banjir Sesuai Tugas dan Fungsi
Dari diagram 414 di atas dapat dilihat mengenai tanggapan responden atas
pertanyaan setujukah penyelenggaraan penanggulangan bencana banjir sesuai
tugas dan fungsi adalah 3 responden (3) menjawab sangat setuju 38 responden
(3)
(38)
(50)
(9)
0
10
20
30
40
50
60
Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
Series1
96
(38) menjawab setuju 50 responden (50) menjawab tidak setuju dan 9
responden (9) menjawab sangat tidak setuju Dengan demikian secara mayoritas
responden mengasumsikan tidak setuju akan penyelenggaraan penanggulangan
bencana banjir sesuai tugas dan fungsi Ini dikarenakan masyarakat menilai dalam
pelaksanaannya BPBD yang seharusnya menjadi koordinator dalam
penyelenggaraan penanggulangan bencana namun realitanya yang menjadi
koordinator dari pihak militer
4325 Indikator Motif
Berdasarkan hasil penelitian lapangan diperoleh hasil penelitian
berdasarkan indikator kompetensi berikut daigram dan pertanyaannya
Diagram 415
BPBD Telah Memberikan Penyuluhan Mengenai Bahaya Bencana Banjir
(7)
(43)(45)
(5)
0
5
10
15
20
25
30
35
40
45
50
Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
97
Dari diagram 415 di atas dapat dilihat bahwa tanggapan responden
mengenai pertanyaan mengenai BPBD telah memberikan penyuluhan mengenai
bahaya bencana banjir adalah 7 responden (7) menjawab sangat setuju 43
responden (43) menjawab setuju 45 responden (45) menjawab tidak setuju
dan 5 responden (5) menjawab sangat tidak setuju Dengan demikian secara
prosentase dapat dikatakan responden menjawab tidak setuju bahwa penyuluhan
mengenai bahaya bencana banjir telah dilaksanakan oleh BPBD Adapun
responden yang menjawab setuju karena sebagian masyarakat di Kabupaten
Lebak telah mengikuti penyuluhan bahayanya bencana banjir yang dilakukan oleh
BPBD
Kemudian selanjutnya berdasarkan hasil penelitian di lapangan dari butir
kedua dari indikator motif berikut adalah diagram dan pertanyaannya
Diagram 416
BPBD Memiliki Motivasi tinggi Dalam Penanggulangan Bencana Banjir
(3)
(40)
(49)
(8)
0
10
20
30
40
50
60
Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
98
Berdasarkan diagram 416 di atas mengenai tanggapan responden atas
pernyataan bahwa BPBD selama ini memiliki motivasi tinggi dalam
penangggulangan bencana banjir adalah 3 responden (3) menjawab sangat
setuju 40 responden (40) menjawab setuju 49 responden (49) menjawab
tidak setuju dan 8 responden (8) menjawab sangat tidak setuju Dengan
demikian secara mayoritas responden dapat dikatakan menjawab tidak setuju
Adapun responden yang menjawab setuju karena menilai bahwa BPBD dalam
menjalankan tugas telah memiliki motivasi dalam penanggulangan bencana banjir
Sementara itu berikutnya hasil penelitian di lapangan dari butir ketiga
indikator motif berikut adalah diagram dan pertanyaannya
Diagram 417
Aparatur BPBD Kabupaten Lebak Berprilaku Sukarela dalam
Penanggulangan Bencana Banjir
(5)
(33)
(52)
(10)
0
10
20
30
40
50
60
Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
99
Dari diagram 417 di atas dapat di lihat mengenai tanggapan responden
atas pertaanyaan bahwa BPBD berprilaku sukarela dalam penanggulangan
bencana banjir adalah 5 responden (5) menjawab sangat setuju 33 responden
(33) menjawab setuju 52 responden (52) menjawab tidak setuju dan 10
responden (10) menjawab sangat tidak setuju Dengan demikian secara
mayoritas responden dapat dikatakan menjawab tidak setuju Hal ini dikarenakan
aparatur BPBD masih belum berprilaku sukarela dalam penyelenggaraan
penanggulangan banjir
4326 Indikator Peluang
Berdasarkan hasil penelitian lapangan diperoleh hasil penelitian
berdasarkan indikator peluang berikut daigram dan pertanyaannya
100
Diagram 418
BPBD Lebak Telah Memberikan Pelatihan Kepada Komunitas Masyarakat
Tangguh Bencana
Berdasarkan diagram 418 di atas mengenai tanggapan responden atas
pernyataan bahwa BPBD telah memberikan pelatihan kepada komunitas
masyarakat tangguh bencana adalah 4 responden (4) menjawab sangat setuju
30 responden (30) menjawab setuju 53 responden (53) menjawab tidak
setuju 13 responden (13) menjawab sangat tidak setuju Secara mayoritas
responden dapat dikatakan menjawan tidak setuju dengan pernyataan bahwa
BPBD telah memberikan pelatihan kepada Komunitas Masyarakat Tangguh
Bencana Hal ini dikarenakan bahwa pihak BPBD hanya mensosialisasikan terkait
bencana banjir dan masih belum memberikan pelatihan yang intensif terhadap
komunitas tangguh bencana
(4)
(30)
(53)
(13)
0
10
20
30
40
50
60
Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
101
Berikutnya berdasarkan hasil penelitian lapangan dari butir kedua
indikator peluang berikut adalah diagram dan pertanyaannya
Diagram 419
BPBD Telah Memberikan Solusi akan Bencana Banjir
Berdasarkan diagram 419 diatas mengenai tanggapan responden atas
pernyataan bahwa BPBD telah memberikan solusi akan bencana banjir adalah 6
responden (6) menjawab sangat setuju 37 responden (37) menjawab setuju
43 responden (43) menjawab tidak setuju dan 14 responden (14) sangat tidak
setuju Dengan demikian secara mayoritas responden dapat dikatakan menjawab
tidak setuju dengan pertnyaataan bahwa BPBD telah memberikan solsusi akan
bencana banjir Ini dikarenakan BPBD hanya menyelenggrakan penanggulangan
bencana dan belum memberikan solusi terkait bencana banjir
6(6)
37(37)
(43)
(14)
0
5
10
15
20
25
30
35
40
45
50
Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
102
Kemudian selanjutnya berdasarkan hasil penelitian di lapangan dari butir
ketiga indikator peluang berikut adalah diagram dan pertanyaannya
Diagram 420
BPBD Memberikan Kebebasan Kepada Masyarakat Dalam Penanggulangan
Bencana Banjir
Berdasarkan diagram 420 diatas mengenai tanggapan responden atas
pernyataan BPBD Memberikan kebebasan kepada masyarakat dalam
penanggulangan bencana banjir adalah 15 responden (15) menjawab sangat
setuju 51 responden (51) menjawab setuju 31 responden (31) menjawab
tidak setuju dan 3 responden (3) menjawab sangat tidak setuju Dengan
demikian secara mayoritas responden dapat dikatakan menjawab setuju Ini
dikarenakan dalam pelaksanaan penanggulangan bencana banjir dari mulai
(15)
(51)
(31)
(3)
0
10
20
30
40
50
60
Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
103
evakuasi hingga pemulihan bencana masyarakat diberikan kebebasan untuk
bergabung dalam penggulangan bencana banjir sebagai rasa kemanusiaan
4327 Indikator Umpan Balik
Berdasarkan hasil penelitian lapangan diperoleh hasil penelitian
berdasarkan indikator umpan balik berikut daigram dan pertanyaannya
Diagram 421
BPBD Selalu Memberikan Informasi Hasil Kegiatan Penanggulangan
Bencana Banjir
Berdasarkan diagram 421 diatas mengenai tanggapan responden atas
pernyataan BPBD selalu memberikan informasi hasil kegiatan penanggulangan
bencana banjir adalah 3 responden (3) menjawab sangat setuju 28 responden
(28) menjawab setuju 54 responden (54) menjawab tidak setuju dan 15
(3)
(28)
(54)
(15)
0
10
20
30
40
50
60
Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
104
responden (15) menjawab sangat tidak setuju Dengan demikian secara
mayoritas responden dapat dikatakan menjawab tidak setuju Ini dikarenakan
dalam pemberian informasi hasil kegiatan penanggulangan bencana banjir tidak
seluruh atau semuanya diketahui oleh masyarakat
Kemudian selanjutnya berdasarkan hasil penelitian di lapangan dari butir
kedua indikator umpan balik berikut adalah diagram dan pertanyaannya
Diagram 422
BPBD Selalu Melaksanakan Penilaian Atas Prestasi Kerja
Berdasarkan diagram 422 diatas mengenai tanggapan responden atas
pernyataan BPBD selalu melaksanakan penilaian-penilaian atas prestasi kerja
adalah 1 responden (1) menjawab sangat setuju 23 responden (23) menjawab
setuju 72 responden (72) menjawab tidak setuju dan 4 responden (4)
menjawab sangat tidak setuju Dengan demikian secara mayoritas responden
(1)
(23)
(72)
(4)
0
10
20
30
40
50
60
70
80
Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
105
dapat dikatakan menjawab tidak setuju Ini dikarenakan dalam pelaksanaan
evaluasi atau penilaian kinerja masih belum berjalan dengan baik dan masyarakat
masih belum melihat perubahan-perubahan yang signifikan
Berikutnya berdasarkan hasil penelitian di lapangan dari butir ketiga
indikator umpan balik berikut adalah diagram dan pertanyaannya
Diagram 423
BPBD Perlu Menindaklanjuti Kegiatan Yang Dilaksanakan
Berdasarkan diagram 423 diatas mengenai tanggapan responden atas
pernyataan BPBD perlu menindaklanjuti kegiatan yang telah dilaksanakan adalah
7 responden (7) menjawab sangat setuju 58 responden (58) menjawab setuju
31 responden (31) menjawab tidak setuju dan 4 responden (4) menjawab
sangat tidak setuju Dengan demikian secara mayoritas responden dapat dikatakan
menjawab setuju Ini dikarenakan dalam setiap kegiatan harus selalu ada tindak
(7)
(58)
(31)
(4)
0
10
20
30
40
50
60
70
Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
106
lanjutnya agar nantinya dapat menciptakan suatu kegiatan yang lebih baik lagi di
masa yang akan datang Sehingga dalam pelaksanaannya BPBD dapat optimal dan
lebih responsif dalam penanggulangan bencana khususnya dalam penanggulangan
bencana banjir
44 Pengujian Hipotesis
Penelitian ldquoKinerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)
dalam Penanggulangan Bencana Banjir di Kabupaten Lebakrdquo ini memiliki
hipotesis sebagai berikut
ldquoKinerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah Dalam
Penanggulangan Bencana Banjir di Kabupaten Lebak paling tinggi
mencapai 65 dari nilai idealnya 100rdquo
Sementara tujuan daripada pengujian hipotesis ini yaitu untuk mengetahui
tingkat signifikansi dari hipotesis yang diajukan Pada tahap pengujian hipotesis
ini peneliti menggunakan rumus t-test satu sampel
Berdasarkan penghitungan data skor ideal yang diperoleh adalah 4 x 21 x
100 = 8400 Keterangannya adalah 4 = nilai tertinggi dari setiap pilihan jawaban
pernyataan yang diajukan kepada responden (kriteria penilaian skor berdasarkan
skala Likert) 21 = jumlah item pertanyaan yang diajukan kepada responden dalam
bentuk koesioner dan 100 = jumlah sampel yang dijadikan responden dalam
penelitian ini Selanjutnya untuk jumlah skor penelitian (lihat di lampiran tabel
distrribusi data) adalah sebesar 5049 Dengan demikian maka nilai ldquoKinerja
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dalam Penanggulangan Bencana
107
Banjir Di Kabupaten Lebakrdquo adalah 5049 8400 = 06010 maka diprosentasikan
60
Skor ideal untuk Kinerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah Dalam
Penanggulangan Bencana Banjir Di Kabupaten Lebak adalah 4 x 21 x 100 = 8400
Keterangannya adalah 4 = nilai tertinggi dari setiap pilihan jawaban pernyataan
yang diajukan kepada responden (kriteria penilaian skor berdasarkan skala Likert)
21 = jumlah item pertanyaan yang diajukan kepada responden dalam bentuk
koesioner dan 100 = jumlah sampel yang dijadikan responden dalam penelitian
ini dan nilai meannilai rata-rata adalah 8400 100 = 84 Sehingga untuk Kinerja
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dalam Penanggulangan Bencana
Banjir Di Kabupaten Lebak nilai yang dihipotesiskan tertinggi 65 dari yang
diharapkan Sementara nilai yang dihipotesiskan adalah 065 x 84 = 55 Untuk
perhitungan hipotesis statistiknya adalah sebagai berikut Ha untuk memprediksi
micro lebih kecil atau sama dengan 65 dari skor ideal
H0 = micro gt65 gt 065 x 84 = 55
Ha = micro lt 65 lt 065 x 84 = 55
Pengujian hipotesis menggunakan rumus t- test satu sampel dengan uji
pihak kiri adalah sebagai berikut
Diketahui
micro =5049
100
= 5049
micro0= 55
108
s =
n
s
x
s = 766
n = 100
ditanya t
t =
n
s
x
t = - 549 x 10
766
t = - 716
Dari hasil penghitungan di atas dapat dilihat bahwa nilai thitung adalah -
716 Nilai thitung tersebut selanjutnya dibandingkan dengan nilai ttabel dengan
derajat kebebasan (dk) = (n ndash 1) = ( 100 ndash 1) = 99 dan taraf kesalahan = 10
untuk uji satu pihak kiri didapat nilai ttabel yaitu -1289 Karena nilai thitung lebih
kecil dari pada nilai ttabel (-716 lt -1289) dan jatuh pada daerah penerimaan Ha
maka hipotesis alternatif (Ha) diterima dan hipotesis nol (H0) ditolak Dapat dilihat
pada gambar 42 mengenai kurva daerah penerimaan Ha dan penolakan H0
Dari perbandingan jumlah data yang terkumpul dengan skor ideal
ditemukan bahwa Kinerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dalam
Penanggulangan Bencana Banjir di Kabupaten Lebak yaitu
5049
8400 x 100 = 6010
109
Jadi hipotesis yang menyatakan bahwa Kinerja Badan Penanggulangan
Bencana Daerah (BPBD) dalam Penanggulangan Bencana Banjir di Kabupaten
Lebak paling tinggi 65 dari nilai idealnya 100 dapat diterima atau dari
penghitungan sampel rata-rata menghasilkan nilai sebesar 6010 dibulatkan
menjadi 60 Berikut kurva daerah penerimaan Hipotesis alternatif (Ha) dan
daerah penerimaan H0
Gambar 42
Kurva Penerimaan dan Penerimaan H0
-716 0 1289
60 65
Berdasarkan gambar di atas dapat dilihat bahwa thitung ternyata jatuh pada
daerah penerimaan Ha dengan demikian Ha diterima dan H0 ditolak
45 Interpretasi Hasil Penelitian
Penelitian dengan judul Kinerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah
(BPBD) dalam Penanggulangan Bencana Banjir di Kabupaten Lebak sebelumnya
telah mempunyai rumusan masalah deskriptif dan peneliti berusaha menjawab
perumusan masalah tersebut Rumusan masalah tersebut adalah ldquoSeberapa besar
Daerah penerimaan Ha
Daerah Penerimaan H0
110
Kinerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah Dalam Penanggulangan Bencana
Banjir Di Kabupaten Lebakrdquo
Untuk menjawab rumusan masalah deskriptif dalam penelitian ini dapat
dilihat dari pemaparan pengujian hipotesis yang menggunakan rumus t-test satu
sampel dengan menguji pihak kiri bahwa harga thitung lebih kecil (lt) dari harga
ttabel dan itu dapat diartikan bahwa Ha diterima dan H0 ditolak Karena dari hasil
pengujian menunjukan bahwa hipotesis mencapai 6010 dari angka yang
diharapkan 65
Berdasarkan dari data pengujian hipotesis tersebut dapat dijelaskan bahwa
ldquoKinerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dalam Penanggulangan
Bencana Banjir di Kabupaten Lebakrdquo mencapai 6010 dari angka tertinggi yang
dihipotesiskan yaitu 65 Ini berarti tingkat Kinerja Badan Penanggulangan
Bencana Daerah (BPBD) dalam Penanggulangan Bencana Banjir di Kabupaten
masuk dalam kategori kurang baik Hal tersebut dapat dilihat pada pengkategorian
sebagai berikut
Kategori Instrumen
2100 4200 6300 8400
5049
Tidak Baik Kurang Baik Baik Sangat Baik
111
Nilai 5049 termasuk dalam kategori interval kurang baik dan baik maka
hasil di atas masuk dalam kategori kurang baik karena lebih mendekati pada
kategori kurang baik
46 Pembahasan
Berdasarkan teori kinerja organisasi menurut Hersey Blanchard dan
Johnson bahwa kinerja organisasi dapat diukur dari beberapa aspek diantaranya
tujuan standar alatsarana kompetensi motif peluang dan umpan balik
(Wibowo 2011102) Maka dengan teori kinerja organisasi tersebut dapat
mengukur dan menjelaskan Kinerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah
(BPBD) dalam Penanggulangan Bencana Banjir di Kabupaten Lebak Penjelasan
dari hasil pengolahan data dari indikator kinerka organisasi tersebut lebih jelasnya
akan dipaparkan di bawah ini
1 Indikator Tujuan
Indikator tujuan berkaitan dengan tujuan pada Badan Penanggulangan
Bencana Daerah dalam penanggulangan bencana banjir di Kabupaten
Lebak yang diantaranya adalah berkaitan dengan pengurangan resiko
bencana pada saat prabencana penanganan kedaruratan saat bencana
terjadi dan pemulihan pada saat setelah terjadi bencana (pasca bencana)
Dalam hal ini masyarakat di Kabupaten Lebak merasakan akan adanya
pelayanan kebencanaan yang merupakan tugas dari BPBD khususnya
dalam bencana banjir Dari hasil pengolahan data dalam indikator tujuan
ini memuat 3 butir instrumen pertanyaandalam pengolahannya didapatkan
112
dari skor ideal indikator tujuan adalah 4 x 3 x 100 = 1200 (4 = nilai dari
setiap jawaban pertanyaan yang diajukan pada responden kriteria skor
berdasarkan pada skala Likert 3 = jumlah pertanyaan yang ada pada
indikator tujuan 100 = jumlah sampel yang dijadikan responden) Setelah
menemukan skor ideal kemudian dibagikan dengan skor riil yang diisi
oleh responden jadi tingkat persetujuan dari indikator tujuan yaitu sebesar
754 1200 = 063 x 100 = 63 Berdasarkan hasil tersebut dapat
dikatakan Kinerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah dalam
penanggulangan Kabupaten Lebak baik Sebagaimana digambarkan
dalam kategori di bawah ini
Kategori Instrumen
300 600 900 1200
754
Nilai 754 termasuk dalam interval kurang baik dan baik maka hasil di atas
masuk dalam kategori baik karena lebih mendekati pada kategori baik
2 Indikator Standar
Indikator standar berkaitan dengan SOP (Standard Operating Procedure)
yang memuat mengenai pelayanan BPBD yang sesuai prosedur adil dan
tidak didkriminatif serta cepat dalam penanggulangan bencana banjir di
Kabupaten Lebak Dari hasil pengolahan data pada indikator standar ini
Tidak Baik Kurang Baik Baik Sangat Baik
113
memuat 3 butir pertanyaan Dalam pengolahannya diperoleh dari skor
ideal indikator standar yaitu 4 x 3 x 100 = 1200 (4 = nilai dari setiap
jawaban pertanyaan yang diajukan pada responden kriteria skor
berdasarkan pada skala Likert 3 = jumlah pertanyaan yang ada pada
indikator standar 100 = jumlah sampel yang dijadikan responden) Setelah
menemukan skor ideal kemudian dibagikan dengan skor riil yang diisi
oleh responden yaitu sebesar 716 1200 x 100 = 60 Hal ini dapat
diartikan bahwa Kinerja BPBD dalam Penanggulangan Bencana Banjir di
Kabupaten Lebak berjalan kurang baik bila dilihat dari indikator standar
Sebagaimana digambarkan dalam kategori berikut ini
Kategori Instrumen
300 600 900 1200
716
Nilai 716 termasuk dalam interval kurang baik dan baik maka hasil di atas
masuk dalam kategori kurang baik karena lebih mendekati pada kategori
kurang baik
3 Indikator Alatsarana
Indikator Alatsarana merupakan indikator untuk mengukur terkait dengan
ketersediaannya kelengkapan peralatan penanggulangan bencana banjir
alat komunikasi dan tempat penyimpanan logistik untuk menunjang
Tidak Baik Kurang Baik Baik Sangat Baik
114
Kinerja BPBD dalam Penaggulangan Bencana Banjir di Kabupaten Lebak
Dari hasil pengolahan data pada indikator alatsarana ini memuat 3 butir
pertanyaan Dalam pengolahannya diperoleh dari skor ideal indikator
alatsarana yaitu 4 x 3 x 100 = 1200 (4 = nilai dari setiap jawaban
pertanyaan yang diajukan pada responden kriteria skor berdasarkan pada
skala Likert 3 = jumlah pertanyaan yang ada pada indikator tujuan 100 =
jumlah sampel yang dijadikan responden) Setelah menemukan skor ideal
kemudian dibagikan dengan skor riil yang diisi oleh responden yaitu
sebesar 704 1200 x 100 = 59 Hal ini dapat diartikan bahwa Kinerja
BPBD dalam Penanggulangan Bencana Banjir di Kabupaten Lebak
berjalan kurang baik bila dilihat dari indikator alatsarana Sebagaimana
digambarkan dalam kategori berikut ini
Kategori Instrumen
300 600 900 1200
704
Nilai 704 termasuk dalam interval kurang baik dan baik maka hasil di atas
masuk dalam kategori kurang baik karena lebih mendekati pada kategori
kurang baik
4 Indikator Kompetensi
Tidak Baik Kurang Baik Baik Sangat Baik
115
Indikator kompetensi berkaitan dengan kemampuan aparaturpegawai dan
kesesuaian pegawai dengan tugas dan fungsinya Dalam hal ini
kemampuan dan tugas pegawai BPBD terkait dalam penanggulangan
bencana banjir sudah mumpuni atau belum dalam menunjang kinerja
BPBD dalam Penanggulangan Bencana Banjir di Kabupaten Lebak Dari
hasil pengolahan data pada indikator kompetensi ini memuat 3 butir
pertanyaan Dalam pengolahannya diperoleh dari skor ideal indikator
kompetensi yaitu 4 x 3 x 100 = 1200 (4 = nilai dari setiap jawaban
pertanyaan yang diajukan pada responden kriteria skor berdasarkan pada
skala Likert 3 = jumlah pertanyaan yang ada pada indikator kompetensi
100 = jumlah sampel yang dijadikan responden) Setelah menemukan skor
ideal kemudian dibagikan dengan skor riil yang diisi oleh responden yaitu
sebesar 706 1200 x 100 = 59 Hal ini dapat diartikan bahwa Kinerja
BPBD dalam Penanggulangan Bencana Banjir di Kabupaten Lebak
berjalan kurang baik bila dilihat dari indikator kompetensi Sebagaimana
digambarkan dalam kategori berikut ini
Kategori Instrumen
300 600 900 1200
706
Tidak Baik Kurang Baik Baik Sangat Baik
116
Nilai 706 termasuk dalam interval kurang baik dan baik maka hasil di atas
masuk dalam kategori kurang baik karena lebih mendekati pada kategori
kurang baik
5 Indikator Motif
Indikator motif berkaitan dengan motivasi dalam penanggulangan
bencana prilaku pegawaiaparatur dan sosialisasi bahaya banjir Indikator
motif ini berkaitan dengan motivasi dalam mendukung kinerja BPBD
dalam Penanggulangan Bencana Banjir di Kabupaten Lebak Dari hasil
pengolahan data dalam indikator motif ini memuat 3 butir instrumen
pertanyaandalam pengolahannya didapatkan dari skor ideal indikator
tujuan adalah 4 x 3 x 100 = 1200 (4 = nilai dari setiap jawaban pertanyaan
yang diajukan pada responden kriteria skor berdasarkan pada skala Likert
3 = jumlah pertanyaan yang ada pada indikator motif 100 = jumlah
sampel yang dijadikan responden) Setelah menemukan skor ideal
kemudian dibagikan dengan skor riil yang diisi oleh responden jadi
tingkat persetujuan dari indikator motif yaitu sebesar 723 1200 = 06 x
100 = 60 Berdasarkan hasil tersebut dapat dikatakan Kinerja Badan
Penanggulangan Bencana Daerah dalam penanggulangan banjir di
Kabupaten Lebak kurang baik Sebagaimana digambarkan dalam kategori
di bawah ini
117
Kategori Instrumen
300 600 900 1200
723
Nilai 723 termasuk dalam interval kurang baik dan baik maka hasil di atas
masuk dalam kategori kurang baik karena lebih mendekati pada kategori
kurang baik
6 Indikator Peluang
Indikator peluang berkaitan dengan komunitas masyarakat tangguh
bencana solusi bencana banjir dan partispasi masyarakat dalam
penanggulangan bencana banjir Indikator peluang ini berkaitan dengan
peluang-peluang untuk mendukung kinerja BPBD dalam Penanggulangan
Bencana Banjir di Kabupaten Lebak Dari hasil pengolahan data dalam
indikator peluang ini memuat 3 butir instrumen pertanyaan dalam
pengolahannya didapatkan dari skor ideal indikator tujuan adalah 4 x 3 x
100 = 1200 (4 = nilai dari setiap jawaban pertanyaan yang diajukan pada
responden kriteria skor berdasarkan pada skala Likert 3 = jumlah
pertanyaan yang ada pada indikator peluang 100 = jumlah sampel yang
dijadikan responden) Setelah menemukan skor ideal kemudian dibagikan
dengan skor riil yang diisi oleh responden jadi tingkat persetujuan dari
indikator peluang yaitu sebesar 738 1200 = 059 x 100 = 59
Tidak Baik Kurang Baik Baik Sangat Baik
118
Berdasarkan hasil tersebut dapat dikatakan Kinerja Badan Penanggulangan
Bencana Daerah dalam penanggulangan banjir di Kabupaten Lebak
kurang baik Sebagaimana digambarkan dalam kategori di bawah ini
Kategori Instrumen
300 600 900 1200
738
Nilai 738 termasuk dalam interval kurang baik dan baik maka hasil di atas
masuk dalam kategori kurang baik karena lebih mendekati pada kategori
kurang baik
7 Indikator Umpan Balik
Indikator umpan balik berkaitan dengan pelaporan hasil kegiatan
penilaian kinerja dan tindak lanjut dari kegiatan penanggulangan bencana
banjir oleh BPBD Indikator umpan balik ini berkaitan dengan umpan-
umpan yang dilaksanakan dimasa yang akan datang untuk mendukung
kinerja BPBD dalam Penanggulangan Bencana Banjir di Kabupaten
Lebak Dari hasil pengolahan data dalam indikator umpan balik ini
memuat 3 butir instrumen pertanyaan dalam pengolahannya didapatkan
dari skor ideal indikator tujuan adalah 4 x 3 x 100 = 1200 (4 = nilai dari
setiap jawaban pertanyaan yang diajukan pada responden kriteria skor
berdasarkan pada skala Likert 3 = jumlah pertanyaan yang ada pada
Tidak Baik Kurang Baik Baik Sangat Baik
119
indikator peluang 100 = jumlah sampel yang dijadikan responden)
Setelah menemukan skor ideal kemudian dibagikan dengan skor riil yang
diisi oleh responden jadi tingkat persetujuan dari indikator peluang yaitu
sebesar 708 1200 = 059 x 100 = 59 Berdasarkan hasil tersebut dapat
dikatakan Kinerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah dalam
penanggulangan banjir di Kabupaten Lebak kurang baik Sebagaimana
digambarkan dalam kategori di bawah ini
Kategori Instrumen
300 600 900 1200
708
Nilai 708 termasuk dalam interval kurang baik dan baik maka masuk
dalam kategori kurang baik karena lebih mendekati pada kategori kurang
baik
Berdasarkan perhitungan pada setiap indikator di atas dapat
disimpulkan bahwa tingkat persetujuan responden terhadap indikator
penelitian yaitu indikator tujuan sejauh ini baru mencapai 63 indikator
standar 60 indikator alatsarana 59 kompetensi 59 motif 60
indikator peluang 59 dan indikator umpan balik 59
Dari masing-masing tingkat persetujuan tersebut dapat diartikan
bahwa Kinerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah Dalam
Tidak Baik Kurang Baik Baik Sangat Baik
120
Penanggulangan Bencana Banjir Di Kabupaten Lebak dilihat dari tujuh
indikator diantaranya indikator tujuan standar alatsarana kompetensi
motif peluang dan umpan balik Dapat dikatakan kurang baik Untuk
lebih jelasnya dapat dilihat di bawah ini
Berdasarkan hasil koesioner dan pemaparan di atas maka total
skor pada tiap-tiap indikator dalam penelitian ini dimana menggunakan
tujuh indikator kinerja menurut Hersey Blanchard dan Johnson dalam
buku Wibowo Dalam hal ini Kinerja BPBD Dalam Penanggulangan
Bencana Banjir Di Kabupaten Lebak ditunjukan pada diagram berikut
Diagram 424
Tingkat Kinerja BPBD Dalam Penanggulangan Bencana Banjir di
Kabupaten Lebak Berdasarkan Indikator
Sumber Peneliti 2014
57
58
59
60
61
62
63
64 63
60
59 59
60
59 59
BAB V
PENUTUP
51 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian penghitungan dan pengujian hipotesis maka
dapat diketahui ldquoKinerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dalam
Penanggulangan Bencana Banjir di Kabupaten Lebak tercapai 60 dari
maksimal 65 Pengujian hipotesis yang dilakukan berdasarkan uji hipotesis
pihak kiri menunjukan bahwa Ha diterima dan Ho ditolak yang berarti Kinerja
BPBD Dalam Penanggulangan Bencana Banjir di Kabupaten Lebak dalam
pencapaiannya sebesar 60 dari yang diharapkan Ini berarti ketercapaian lebih
kecil dari hipotesis awal yakni 65 Hal ini di dapat berdasarkan pada hasil
penghitungan perbandingan antara jumlah data yang terkumpul dengan skor ideal
Dalam hal ini disebabkan oleh adanya permasalahan yang timbul dalam
proses penyelenggaraan penanggulangan bencana banjir yang belum dapat
sepenuhnya teratasi Diantaranya permasalahan terkait dengan alatsarana yang
belum memadai Hal ini dapat dilihat dari hasil penghitungan data tingkat kinerja
indikator alatsarana yaitu didapatkan hasil sebesar 59 Ini menggambarkan
bahwa tingkat persetujuannya masih rendah dari yang diharapkan 65 yang
menunjukan bahwa masih minimnya alatsarana penanggulangan bencana banjir
Ditambah pula dengan keterbatasan sumber daya manusia yang professional di
bidang kebencanaan khususnya dalam penanggulangan bencana banjir di
Kabupaten Lebak Dari data penghitungan indikator kompetensi menunjukan hasil
sebesar 59 dan ini menunjukan bahwa tingkat persetujuannya masih rendah dari
nilai yang diharapkan 65
52 Saran
Saran yang dapat diberikan oleh peneliti berdasarkan hasil penelitian di
lapangan yaitu
1 Alatsarana dalam penanggulangan bencana banjir harus ditambah dan
dilengkapi Pasalnya wilayah Kabupaten Lebak yang tersebar di 15
Kecamatan rawan akan bencana banjir tiap tahunnya Sehingga
membutuhkan alatsarana yang lebih lengkap agar proses penyelenggaraan
bencana banjir dapat diatasi dengan baik
2 Aparatur atau Sumber Daya Manusia (SDM) harus ditambah dan
ditingkatkan kompetensinya Sehingga dalam penyelenggaraan
penanggulangan bencana banjir dapat dilaksanakan dengan profesional
DAFTAR PUSTAKA
Sumber Buku
Departemen Pendidikan Nasional 2008 Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi
Ke- 4 Jakarta Gramedia
Hasibuan Malayu SP 2006 Manajemen Dasar Pengertian dan Masalah
Jakarta Bumi Aksara
Irawan Prasetya 2006 Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif Untuk Ilmu-ilmu
Sosial Jakarta FISIP UI
Kodoatie J R dan Sugiyanto 2002 Banjir Beberapa Masalah dan Metode
Pengendaliannya dalam Perspektif Lingkungan Yogyakarta Pustaka
Pelajar
Nurjanah dkk 2013 Manajemen Bencana Bandung Alfabeta
Mangkunegara AA Anwar Prabu 2006 Evaluasi Kinerja Sumber Daya
Manusia Bandung PT Refika Aditama
Keban Jeremias T 2003 Indikator Kinerja Pemerintah Daerah Pendekatan
Manajemen dan Kebijakan Makalah Seminar Sehari Yogyakarta
FISIPOL UGM
Mahmudi 2013 Manajemen Kinerja Sektor Publik Yogyakarta UPP STIM
YKPN
Mahsun Muhammad 2006 Pengukuran Kinerja Sektor Publik Yogyakarta FE
UGM
Mangkunegara Prabu Anwar 2001 Manajemen Sumber Daya Manusia
Perusahaan Bandung Remaja Rosdakarya
Miles Matthew dan Michael Huberman 2009 Analisis Data Kualitatif (Buku
Sumber Tentang Metode-metode Baru) Jakarta UI Press
Moeheriono 2010 Pengukuran Kinerja Berbasis Kompetensi Bogor Ghalia
Indonesia
Moleong Lexy J 2007 Metode Penelitian Kualitatif Bandung Remaja
Rosdakarya
Prawirosentono 1999 Manajemen Sumber Daya Manusia Kebijakan Kinerja
Karyawan Yogyakarta BPFE
Robbins Stephen P 2001 Prilaku Organisasi Jakarta Prenhalindo
Satori Djamrsquoan dan Komariah 2010 Metode Penelitian Kualitaif Bandung
Alfabeta
Sedarmayanti 2004 Sumber Daya Manusia dan Produktivitas Kerja Jakarta
CV Mandar maju
Simanjuntak Payaman J 2005 Manajemen dan Evaluasi Kinerja Jakarta FE UI
Sinambela Lijan Poltak dkk 2014 Reformasi Pelayanan Publik Teori
Kebijakan dan Implementasi Jakarta Bumi Aksara
Sobandi Baban 2006 Desentralisasi dan Tuntunan Penataan Kelembagaan
Daerah Bandung Humaniora
Steers RM 2003 Organization Effectiveness A Behavioral View Jakarta
Erlangga
Sugiyono 2008 Metode Penelitian Kuantiatif Kualitatif dan RampD Bandung
Alfbeta
Sugiyono 2009 Memahami Penelitian Kualitatif Bandung Alfabeta
Sugiyono 2010 Metode Penelitian Admninistrasi Bandung Alfabeta
Surjadi 2009 Pengembangan Kinerja Pelayanan Publik Bandung Refika
Aditama
Taniredja Tukiran dan Hidayati Mustafidah 2012 Penelitian Kualitatif Sebuah
Pengantar Bandung Alfabeta
Wibowo 2011 Manajemen Kinerja Jakarta RajaGarafindo Persada
Sumber Peraturan
UUD 1945 Pembukaan
UU No 24 Tahun 2007 Tentang Penanggulangan Bencana
Peraturan Daerah Kabupaten Lebak No 3 Tahun 2011 Tentang Pembentukan
Organisasi dan Tata Kerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah
Sumber Internet
httpwwwantaranewscom 1200 warga rangkasbitung korban banjir mengungsi
Diakses tanggal 28 Mei 2014 Pukul 2115 WIB
httpwwwmerdekacom peristiwa 15 kecamatan di lebak banten terendam
banjir 3 tewas Diakses tanggal 24 Mei 2014 Pukul 1524 WIB
httpp2mbgeografiupiedu Tentang_Bencana Diakses pada tanggal 5 Juni
2014 Pukul 1500 WIB
Sumber Dokumen
Buku Panduan Penanggulangan Bencana
Laporan Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Lebak Kejadian
Bencana Banjir dan Longsor tahun 2013 dan 2014
Profil Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Banten
Skripsi Chandra Yudiana Efendi Kinerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah
(BPBD) di Wilayah Kecamatan Baleendah Kabupaten Bandung tahun
2012
Skripsi Marino Y Cristanti Marbun Peranan Koordinasi Badan Penanggulangan
Bencana Daerah (BPBD) Kota Medan dalam Upaya Penanggulangan
Bencana Banjir di Kota Medan tahun 2013
KOESIONER PENELITIAN
IDENTITAS RESPONDEN
No Responden
Pekerjaan
Jenis Kelamin
Alamat
PETUNJUK PENGISIAN
1 Bacalah angket ini dengan teliti supaya BapakIbu mengerti maksud
pertanyaannya
2 Pilihlah salah satu jawaban yang dianggap paling sesuai dari beberapa pilihan
dengan cara di silang (X)
3 Bila terdapat pertanyaan yang kurang dimengerti dapat ditanyakan langsung
kepada peneliti
A Indikator Tujuan
1 Setujukah bahwa aparatur Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)
Kabupaten Lebak telah melaksanakan kegiatan sosialisasi pengurangan akan
risiko bencana bencana banjir pada saat sebelum bencana terjadi
a Sangat Setuju
b Setuju
c Tidak Setuju
d Sangat Tidak Setuju
2 Setujukah bahwa aparatur Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)
Kabupaten Lebak telah melaksanakan tugas dalam penanganan kedaruratan
bencana banjir
a Sangat Setuju
b Setuju
c Tidak Setuju
d Sangat Tidak Setuju
3 Setujukah bahwa aparatur Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)
Kabupaten Lebak menyelenggarakan pemulihan setelah bencana banjir terjadi
a Sangat Setuju
b Setuju
c Tidak Setuju
d Sangat Tidak Setuju
B Indikator Standar
4 Setujukah bahwa aparatur Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)
Kabupaten Lebak sesuai prosedur dalam penanggulangan banjir
a Sangat Setuju
b Setuju
c Tidak Setuju
d Sangat Tidak Setuju
5 Setujukah bahwa aparatur Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)
Kabupaten Lebak menyelenggarakan penanggulangan bencana banjir dengan
mengedepankan keadilan dan tidak diskriminatif
a Sangat Setuju
b Setuju
c Tidak Setuju
d Sangat Tidak Setuju
6 Setujukah bahwa aparatur Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)
Kabupaten Lebak menyelenggarakan penanggulangan bencana banjir dengan
cepat tanggap
a Sangat Setuju
b Setuju
c Tidak Setuju
d Sangat Tidak Setuju
C Indikator Alat Sarana
7 Setujukah bahwa Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten
Lebak memiliki peralatan yang lengkap dalam penyelenggaraan penanggulangan
bencana banjir
a Sangat Setuju
b Setuju
c Tidak Setuju
d Sangat Tidak Setuju
8 Setujukah bahwa aparatur Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)
Kabupaten Lebak memiliki alat komunikasi untuk menginfomasikan bencana
banjir
a Sangat Setuju
b Setuju
c Tidak Setuju
d Sangat Tidak Setuju
9 Setujukah bahwa aparatur Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)
Kabupaten Lebak memiliki tempat penyimpanan alat dan logistik yang memadai
a Sangat Setuju
b Setuju
c Tidak Setuju
d Sangat Tidak Setuju
D Indikator Kompetensi
10 Setujukah bahwa aparatur Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)
Kabupaten Lebak memiliki kemampuan yang baik untuk menyelenggarakan
penanggulangan bencana banjir
a Sangat Setuju
b Setuju
c Tidak Setuju
d Sangat Tidak Setuju
11 Setujukah bahwa aparatur Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)
Kabupaten Lebak memberikan informasi setiap akan datangnya terjadi bencana
banjir
a Sangat Setuju
b Setuju
c Tidak Setuju
d Sangat Tidak Setuju
12 Setujukah bahwa aparatur Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)
Kabupaten Lebak melaksanakan tugas penanggulangan bencana banjir sesuai
tugas dan fungsinya masing-masing
a Sangat Setuju
b Setuju
c Tidak Setuju
d Sangat Tidak Setuju
E Indikator Motif
13 Setujukah bahwa Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten
Lebak telah memberikan penyuluhan tentang bahayanya akan bencana banjir
a Sangat Setuju
b Setuju
c Tidak Setuju
d Sangat Tidak Setuju
14 Setujukah bahwa aparatur Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)
Kabupaten Lebak memiliki motivasi untuk melaksanakan penanggulangan
bencana banjir
a Sangat Setuju
b Setuju
c Tidak Setuju
d Sangat Tidak Setuju
15 Setujukah bahwa aparatur Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)
Kabupaten Lebak berprilaku sukarela dalam penanggulangan bencana banjir
a Sangat Setuju
b Setuju
c Tidak Setuju
d Sangat Tidak Setuju
F Indikator Peluang
16 Setujukah bahwa aparatur Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)
Kabupaten Lebak telah memberikan pelatihan terhadap Komunitas Masyarakat
Tangguh akan bencana banjir
a Sangat Setuju
b Setuju
c Tidak Setuju
d Sangat Tidak Setuju
17 Setujukah bahwa aparatur Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)
Kabupaten Lebak telah memberikan solusi tentang bahayanya bencana banjir
a Sangat Setuju
b Setuju
c Tidak Setuju
d Sangat Tidak Setuju
18 Setujukah bahwa aparatur Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)
Kabupaten Lebak telah memberikan kebebasan kepada masyarakat untuk ikut
serta dalam penanggulangan bencana banjir
a Sangat Setuju
b Setuju
c Tidak Setuju
d Sangat Setuju
G Indikator Umpan Balik
19 Setujukah bahwa aparatur Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)
Kabupaten Lebak selalu menginformasikan hasil kegiatan dalam
penyelenggaraan penanggulangan bencana banjir
a Sangat Setuju
b Setuju
c Tidak Setuju
d Sangat Tidak Setuju
20 Setujukah bahwa aparatur Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)
Kabupaten Lebak selalu melaksanakan penilaian-penilaian atas prestasi kerja
yang telah dikerjakan
a Sangat Setuju
b Setuju
c Tidak Setuju
d Sangat Tidak Setuju
21 Setujukah bahwa aparatur Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)
Kabupaten Lebak perlu menindaklanjuti kegiatan yang telah dilaksanakan
a Sangat Setuju
b Setuju
c Tidak Setuju
d Sangat Tidak Setuju
P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 P11 P12 P13 P14 P15 P16 P17 P18 P19 P20 P21
1 L Petani 2 2 3 2 2 1 4 4 4 3 3 3 4 3 2 3 4 4 3 3 3 62
2 L Wiraswasta 2 2 3 3 2 2 2 3 2 2 3 2 3 3 2 4 4 3 3 2 4 56
3 L Wiraswasta 2 2 3 2 2 2 2 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 57
4 L Petani 2 3 2 4 2 2 2 4 2 2 2 3 2 3 2 2 3 2 2 2 2 50
5 L Petani 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 48
6 L Petani 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 3 2 2 3 45
7 L Petani 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 2 3 3 3 3 3 50
8 L Petani 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 3 46
9 L Petani 3 2 3 2 3 2 2 3 3 3 2 2 3 2 1 2 3 4 1 2 4 52
10 L Petani 3 4 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 60
11 P Pelajar 2 2 3 3 2 2 2 2 3 2 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 54
12 P Pelajar 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 65
13 P Pelajar 2 3 2 2 2 2 2 3 2 3 2 2 3 3 2 3 3 2 3 2 3 51
14 L Pelajar 2 3 2 2 2 2 2 3 2 3 3 3 3 3 2 2 3 2 2 2 2 50
15 L Petani 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 60
16 P Petani 2 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 3 2 3 3 48
17 P Petani 3 3 1 2 1 1 1 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 3 41
18 L Wiraswasta 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1 1 1 1 1 1 3 2 1 2 3 36
19 L Wiraswasta 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 3 45
20 L Buruh 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 3 33
21 P Buruh 2 3 2 3 2 2 2 1 1 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 3 44
22 P Buruh 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1 2 1 2 2 2 2 2 3 2 2 3 41
23 L Buruh 3 3 3 3 4 3 3 3 2 3 2 3 3 2 2 3 2 3 3 2 2 57
24 L Petani 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 2 3 3 3 3 3 2 2 2 2 60
25 P Petani 2 3 2 2 2 2 3 1 3 3 3 3 2 3 3 3 2 2 2 2 2 50
26 P Petani 2 3 2 2 3 3 2 3 2 3 3 2 3 3 2 3 2 2 3 3 3 54
27 L Buruh 4 3 3 3 2 3 3 2 2 3 3 2 3 3 3 2 3 3 2 2 3 57
28 L Wiraswasta 2 2 2 2 2 2 1 2 1 2 1 1 2 1 1 1 3 2 2 3 3 38
29 L Petani 2 3 2 2 2 2 2 1 1 1 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 3 42
30 P Wiraswasta 2 3 2 2 2 3 1 1 3 1 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 43
PertanyaanNo TotalLP Status
31 L Wiraswasta 2 4 2 2 2 2 1 1 1 3 1 3 1 3 2 1 1 3 1 2 3 41
32 P Petani 2 2 2 2 1 1 1 2 1 1 1 2 2 2 2 2 2 4 1 1 3 37
33 L Wiraswasta 2 2 1 2 2 2 1 1 2 1 1 2 2 3 2 2 2 3 2 2 1 38
34 L Wiraswasta 2 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 49
35 L Wiraswasta 4 3 4 3 4 4 3 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 2 2 2 2 67
36 P Wiraswasta 3 2 3 2 2 3 3 1 3 2 3 2 3 3 2 2 3 3 3 2 3 53
37 L Wiraswasta 3 3 2 3 3 3 2 3 3 2 2 3 2 3 2 2 3 4 2 2 2 54
38 P Petani 2 3 2 2 2 2 2 3 3 2 3 2 3 3 3 2 3 3 2 2 3 52
39 P Petani 2 3 2 3 3 2 3 2 2 2 3 2 2 2 3 2 3 2 2 2 2 49
40 P Petani 3 2 2 3 3 2 2 3 2 2 3 2 2 2 2 2 2 4 2 2 3 50
41 L Petani 2 3 2 2 1 3 1 3 1 3 1 1 3 1 1 3 1 4 1 2 2 41
42 P Petani 2 4 1 3 1 2 1 2 2 1 2 2 1 2 3 1 1 3 1 1 1 37
43 P Petani 2 2 2 2 1 2 1 2 2 2 2 2 1 1 2 2 1 2 2 2 1 36
44 L Petani 3 4 2 2 3 2 3 2 2 2 1 3 3 1 1 1 2 2 1 2 2 44
45 L Petani 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 3 2 2 2 1 2 2 4 1 1 1 40
46 P Petani 3 3 2 2 2 1 1 3 1 1 1 1 1 2 2 1 1 3 1 3 3 38
47 L Petani 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 3 45
48 L Petani 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 3 2 2 2 2 2 2 2 3 47
49 L Petani 2 3 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 1 3 1 2 3 45
50 L Petani 3 4 2 2 3 2 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 1 3 1 2 3 49
51 P Petani 3 3 2 2 2 1 2 2 2 2 2 3 2 3 2 2 2 3 2 2 3 47
52 L Wiraswasta 2 3 3 3 3 2 2 2 2 1 1 2 2 2 2 1 2 3 2 2 3 45
53 P Pelajar 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 2 2 3 62
54 P Pelajar 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 66
55 P Pelajar 2 3 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 43
56 L Wiraswasta 3 2 3 3 3 3 2 2 2 3 2 2 3 3 3 3 3 4 4 3 3 59
57 P Wiraswasta 1 3 3 2 3 2 2 2 3 2 2 3 2 2 2 2 2 3 2 2 3 48
58 L Pelajar 3 3 3 3 3 3 2 2 2 3 3 3 4 3 3 2 4 3 2 2 2 58
59 L Pelajar 2 3 3 3 4 4 4 4 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 4 69
60 L Wiraswasta 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 3 3 4 4 2 3 4 4 4 4 71
61 L Wiraswasta 2 2 3 2 2 2 3 3 3 2 4 3 4 2 3 3 4 3 3 3 3 59
62 L PNS 2 3 2 3 3 3 2 2 2 2 2 2 3 2 3 2 2 3 2 2 3 50
63 L Wiraswasta 2 3 3 2 3 2 3 3 3 2 3 3 4 3 2 3 3 3 3 3 3 59
64 P PNS 3 4 2 2 2 3 2 2 2 2 2 3 2 2 3 2 2 4 2 2 3 51
65 P Petani 2 2 2 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 3 2 2 2 46
66 L Petani 2 3 2 3 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 3 2 2 3 2 2 2 47
67 P Petani 2 3 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 3 3 47
68 L Petani 3 2 2 2 3 2 2 3 3 2 2 3 2 3 3 2 3 3 3 2 3 53
69 P Petani 3 2 2 2 3 2 2 3 2 2 3 3 3 2 3 3 3 2 3 2 3 53
70 L Petani 3 3 2 3 2 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 61
71 L PNS 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 3 3 3 70
72 L Petani 3 2 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 4 2 2 3 3 3 2 2 2 56
73 L Wiraswasta 3 2 3 3 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 3 2 2 3 49
74 L Petani 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 3 3 3 2 2 2 3 3 1 2 3 46
75 L Wiraswasta 2 3 3 2 2 2 3 3 4 3 2 2 3 2 2 3 2 2 2 3 2 52
76 L Wiraswasta 3 3 3 3 2 3 2 3 2 2 2 2 2 1 2 1 1 1 2 2 3 45
77 P Wiraswasta 1 3 3 2 2 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 2 3 4 3 2 2 55
78 P Petani 3 2 2 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 2 2 2 2 4 3 3 3 56
79 P Petani 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 2 2 2 3 3 1 2 2 53
80 L PNS 3 4 3 3 2 2 2 3 3 3 3 2 2 2 2 3 3 3 2 2 4 56
81 P Petani 3 2 3 2 2 2 2 3 2 2 3 2 3 2 1 2 2 3 2 2 2 47
82 L PNS 3 3 3 3 2 2 3 2 3 2 2 2 3 3 3 3 1 2 1 2 2 50
83 L PNS 3 3 2 4 2 3 3 2 2 3 3 1 4 2 3 1 2 3 2 2 2 52
84 P Pelajar 2 3 2 3 3 3 2 2 1 4 2 3 2 2 2 3 1 2 3 2 2 49
85 L Petani 2 3 3 3 2 2 2 3 4 2 4 1 2 3 3 3 1 2 2 2 3 52
86 P Petani 1 4 2 2 3 3 2 4 1 3 3 2 2 2 3 4 2 1 2 2 3 51
87 L Petani 2 2 3 3 3 2 2 2 1 4 2 2 3 4 1 2 2 3 3 2 2 50
88 P Petani 3 2 1 2 2 2 3 3 3 2 2 3 2 3 3 3 2 1 2 2 2 48
89 L Petani 3 2 3 3 3 2 2 2 4 1 2 3 3 2 2 2 1 3 2 2 2 49
90 P Petani 3 3 3 2 2 2 2 2 4 2 2 2 4 2 2 1 2 2 3 3 2 50
91 L Petani 3 2 2 2 3 3 4 2 3 3 2 1 3 2 2 1 3 2 2 2 2 49
92 P Wiraswasta 2 2 2 4 1 2 3 3 2 2 3 2 3 1 4 2 3 3 2 2 3 51
93 L Wiraswasta 3 2 3 3 3 4 2 2 2 1 3 4 2 2 3 1 2 2 2 3 3 52
94 P Wiraswasta 2 2 2 3 3 1 3 3 4 2 2 3 3 1 2 2 2 3 4 2 3 52
95 L Wiraswasta 2 3 3 3 3 2 2 1 2 4 2 2 3 3 2 2 1 2 3 3 2 50
96 P Petani 2 3 3 3 2 2 2 3 3 1 2 3 2 2 1 2 2 3 3 2 2 48
97 L Petani 1 3 3 3 3 1 2 2 4 3 3 3 2 3 1 2 2 3 3 2 2 51
98 L Petani 2 4 2 3 3 2 1 2 3 3 3 4 2 3 2 3 2 2 1 1 4 52
99 L Petani 2 3 3 3 3 2 2 2 2 4 2 2 3 2 3 2 1 4 2 2 3 52
100 P Petani 3 3 3 3 1 2 3 3 4 2 3 1 2 3 4 2 3 2 2 2 4 55
242 274 238 250 236 230 225 239 240 234 237 235 252 238 233 225 235 278 219 221 268 5049Jumlah
- 01 COVERpdf
- 02 LEMBAR PERSETUJUAN amp PENGESAHANpdf
- 03 KATA PENGANTARpdf
- 04 DAFTAR ISIpdf
- 05 BAB Ipdf
- 06 BAB IIpdf
- 07 BAB IIIpdf
- 08 BAB IVpdf
- 09 BAB Vpdf
- 10 Daftar Pustakapdf
- 11 SURATpdf
- 12 koesionerpdf
- 13 TABEL INDUKpdf
-
vi
214 Tujuan Pengukuran Kinerja Sektor Publik 21
215 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja 22
216 Indikator Kinerja 22
217 Pengukuran Kinerja Sektor Publik Sebagai Pengendalian
Manajemen 25
218 Konsep Bencana 26
219 Faktor-Faktor Penyebab Bencana 28
2110 Jenis-jenis Bencana Alam di Indonesia 29
2111 Dampak Bencana 29
2112 Manajemen Bencana 30
2113 Prinsip-prinsip Manajemen Bencana 32
2114 Tahapan Penanggulangan Bencana 33
2115 Konsep Banjir 35
22 Penelitian terdahulu 37
23 Kerangka Berfikir 40
24 Asumsi Dasar 44
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
31 Metode Penelitian 45
32 Sasaran Penelitian 45
33 Instrument Penelitian 46
34 Teknik Pengumpulan Data 47
35 Informan Penelitian 51
36 Teknik Pengolahan dan Analisis Data 52
vii
37 Pengujian Keabsahan Data 56
38 Lokasi dan Jadwal Penelitian 57
381 Lokasi Penelitian 57
382 Jadwal Penelitian 57-58
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
viii
DAFTAR TABEL
Tabel 11 Daerah Rawan Bencana di Kabupaten Lebak Tahun 2013helliphelliphelliphellip 3
Tabel12 Data Kerusakan Bencana Banjir di Kabupaten Lebak Tahun 2013hellip 4
Tabel 13 Aparatur BPBD Kabupaten Lebak Berdasarkan Tingkat Pendidikan 8
Tabel 31 Pedoman Wawancarahelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 48
Tabel 32 Kategori dan Spesifikasi Informanhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 52
Tabel 33 Jadwal Penelitianhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 58
ix
DAFTAR GAMBAR
Gambar 21 Proses Terjadinya Bencanahelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 27
Gambar 22 Siklus Manajemen Bencanahelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 32
Gambar 23 Kerangka Berfikirhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 43
1
BAB I
PENDAHULUAN
11 Latar Belakang Masalah
Berdasarkan pembukaan UUD 1945 pada alinea ke empat yang
menyatakan antara lain bahwa ldquoNegara melindungi segenap Bangsa Indonesia dan
seluruh tumpah darah Indonesia serta memajukan kesejahteraan umumrdquo Dalam
pernyataan ini mempunyai makna bahwa setiap warga negara berhak
mendapatkan perlindungan hak-hak dasar termasuk perlindungan dan hak untuk
bebas dari rasa takut ancaman resiko termasuk dampak bencana Perlindungan
atas hak-hak dasar ini menjadikan suatu kewajiban pemerintah untuk
mewujudkannya dalam bentuk program-program yang sesuai dengan pernyataan
tersebut
Sejalan dengan tujuan konstitusi yang telah disebutkan di atas maka suatu
keharusan pemerintah untuk melakukan perlindungan dalam hal penanggulangan
bencana yang dimuat pada suatu lingkup manajemen bencana (disaster
management) yang efektif dan efisien khususnya dalam penanggulangan bencana
banjir Penanggulangan bencana banjir memang tidak bisa dilakukan oleh sepihak
saja yaitu pemerintah akan tetapi semua pihak harus aktif berperan termasuk
masyarakat pun harus berpartisipasi dalam penanganan masalah banjir ini
Provinsi Banten merupakan daerah yang rawan akan berbagai macam
bencana Kondisi daerah Provinsi Banten memiliki geografis geologis hidrologis
dan demografis yang memungkinkan terjadi berbagai macam bencana baik yang
2
disebabkan oleh faktor alam faktor non alam maupun faktor manusia yang
menyebabkan timbulnya korban jiwa kerusakan lingkungan kerugian harta benda
dan dampak psikologis yang dalam keadaan tertentu dapat menghambat
pembangunan nasional Berdasarkan Data dan Informasi Bencana Indonesia
selama kurun waktu 13 tahun terakhir di wilayah Provinsi Banten teridentifikasi
11 jenis kejadian bencana meliputi tanah longsor gempa bumi banjir dan tanah
longsor banjir kekeringan abrasi kecelakaan industri kecelakaan transportasi
aksi teror KLB dan puting beliung
Wilayah KabupatenKota di Provinsi Banten rentan akan berbagai macam
bencana Berikut data kejadian bencana KabupatenKota di Provinsi Banten
Tabel 11
Data Kejadian Bencana di Provinsi Banten 2000-2013
Kabupaten
Kota
Teror Banjir Abrasi Gempa
bumi
Kecelakaan
industri
Kecelakaan
Transportasi
Kekeringan KLB Puting
Beliung
Tanah
Longsor
Kota
Cilegon
3 1 1 1 1
Kota
Serang
2 1 3
Kota
Tangerang
7 1 2
Kota
Tangerang
Selatan
1
Kab
Lebak
21 9 10 8
Kab
Pandeglang
1 29 1 3 12 7 4
Kab
Serang
16 1 19 8 1
Kab
Tangerang
1 14 1 10 6 3 2
Total 2 93 2 3 2 1 53 6 34 15
Sumber Diadaptasi Dari Profil Daerah Rawan Bencana Provinsi Banten 2013
Dari tabel 11 di atas dapat dilihat bahwa bencana yang sering terjadi di
Provinsi Banten adalah bencana banjir yaitu 93 kejadian kekeringan 53 kejadian
puting beliung 34 kejadian dan tanah longsor 15 kejadian Berdasarkan data
3
tersebut bencana banjir yang sering terjadi yaitu di daerah Kabupaten Pandeglang
dan Lebak Dengan komposisi Kabupaten Lebak 21 dan Kabupaten Pandeglang
29 kali
Oleh karena hal tersebut pemerintah membuat Undang-Undang tentang
penanggulangan bencana yang dituangkan pada Undang-Undang No 24 Tahun
2007 tentang Penanggulangan Bencana Undang-Undang atau Peraturan ini dibuat
sebagai payung hukum mengenai proses penyelenggaraan penanggulangan
bencana di Indonesia Penyelenggaraan penanggulangan bencana berdasarkan
Undang-Undang ini dimulai dari prabencana pada saat bencana hingga proses
pemulihan pasca bencana diatur di dalamnya
Kabupaten Lebak yang merupakan salah satu dari empat kabupaten dan
empat kota di provinsi Banten yang memiliki berbagai macam potensi bencana
telah menindaklanjutinya dengan mendirikan Badan Penanggulangan Bencana
Daerah (BPBD) berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Lebak No 3 Tahun
2011 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Badan Penanggulangan
Bencana Daerah Kabupaten Lebak Pembentukan Badan Penanggulangan
Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lebak ini sebagai salah satu Badan yang
mempunyai tugas dan fungsi dalam penyelenggaraan penanggulangan bencana di
wilayah Kabupaten Lebak
Dibuatnya Peraturan Daerah mengenai pembentukan Badan
Penanggulangan Bencana Daerah ini karena beberapa wilayah daerah di
Kabupaten Lebak rentan akan berbagai macam bencana Yang diantaranya adalah
bencana banjir tanah longsor gempa bumi tsunami kekeringan dan kebakaran
4
Menurut data yang tertuang dalam laporan kejadian bencana banjir di Kabupaten
Lebak tahun 2013 menyatakan bahwa Kabupaten Lebak memiliki 28 kecamatan
340 desa dan 5 kelurahan Dari seluruh kecamatan yang ada di wilayah
Kabupaten Lebak rentan akan berbagai macam bencana
Berikut data wilayah rawan bencana Kabupaten Lebak dapat dilihat pada
Tabel 11 di bawah ini
Tabel 12
Daerah Rawan Bencana Di Kabupaten Lebak Tahun 2013
No Jenis Bencana Sebaran Wilayah Keterangan
1 Banjir Kec Rangkasbitung
Kalanganyar Cimarga Cibadak
Cileles Malingping Wanasalam
Panggarangan Bayah Sobang
Cigemblong Banjarsari
Muncang Cilograng dan Gunung
Kencana
15 Kecamatan
2 Longsor Kecamatan Sobang Lebak
Gedong Cigemblong
Bojongmanik Cibeber Gunung
Kencana Muncang Cipanas
Cileles Cimarga Cikulur dan
Cilograng
12 Kecamatan
3 Gempa dan Tsunami Kecamatan Wanasalam
Malingping Cihara Bayah
Cibeber dan Panggarangan
6 Kecamatan
4 Kekeringan Kecamatan Maja Leuwidamar
Muncang Cilograng Wanasalam
dan Curugbitung
6 Kecamatan
5 Kebakaran Kecamatan Leuwidamar (Desa
Kanekes dan Desa Nagayati) dan
Kecamatan Sobang
2 Kecamatan
Sumber Diadaptasi dari Laporan BPBD Kabupaten Lebak Tahun 2013
Dari tabel 12 di atas dapat dilihat bahwa daerah-daerah di Kabupaten
Lebak rawanrentan akan bencana Dimulai dari bencana banjir tersebar di 16
kecamatan longsor tersebar di 12 kecamatan gempa bumi dan tsunami 6
5
kecamatan kekeringan 6 kecamatan dan kebakaran tersebar di 2 kecamatan
Namun jika di lihat komposisi dari beberapa jenis bencana dapat dilihat bahwa
bencana banjir lebih mendominasi jumlahnya yang tersebar di 15 kecamatan di
Kabupaten Lebak Dalam hal ini bahwa banjir merupakan bencana yang paling
banyak terjadi di wilayah Kabupaten Lebak dengan jumlah wilayah tersebar di 15
kecamatan dari jumlah keseluruhan kecamatan yaitu 28 kecamatan Hal ini
menggambarkan bahwa setengah wilayah yang berada di Kabupaten Lebak
terindikasi sebagai wilayah yang rentan akan bahaya bencana banjir
Adapun data kerusakan ataupun dampak bencana yang diakibatkan oleh
bencana banjir di Kabupaten Lebak Tahun 2013 dapat dilihat pada tabel 12 di
bawah ini
Tabel 12
Data Kerusakan Bencana Banjir Di Kabupaten Lebak Tahun 2013
Rusak Ringan Rusak Berat Rusak Total
1 Permukiman 292 87 28
2 Sarana Pendidikan 26 11 0
3 Jalan dan Jembatan 0 21 2
4 Sarana Penyediaan Air Minum 2 2 0
5 Kerusakan Irigasi 0 22 0
Jumlah 320 143 30
No UraianTipe Kerusakan
(Sumber Diadaptasi dari Laporan BPBD Kabupaten Lebak Tahun 2013)
Dari data di atas dapat dilihat bahwa dalam kejadian bencana banjir tahun
2013 di Kabupaten Lebak telah mengakibatkan kerusakan pada permukiman
dengan jumlah 292 rusak ringan 87 rusak berat dan 28 rusak total Selanjutnya
kerusakan pada sarana pendidikan yaitu 26 rusak ringan dan 11 rusak berat Jalan
dan jembatan yaitu 21 rusak berat dan 2 rusak total Dalam hal sarana penyediaan
6
air minum 2 rusak ringan dan 2 rusak berat Selain itu pula kerusakan irigasi yang
diakibatkan banjir ini yaitu 22 rusak berat
Informasi lain mengenai bencana banjir yang dilansir oleh media online
merdekacom tanggal 10 Januari 2013 mencatat yakni terdapat 3962 rumah
terendam banjir dan longsoran sebanyak 51 unit rumah dengan kategori sebanyak
31 rusak total 13 rusak ringan dan 10 rusak berat Mereka warga yang terkena
banjir dan longsor di 15 kecamatan yakni Rangkasbitung Kalanganyar Cibadak
Cimarga Leuwidamar Banjarsari dan Lebak Gedong Panggarangan
Wanasalam Gunung Kencana Cilograng Muncang Cikulur Sobang dan
Cibeber
Banyaknya kerugian yang diakibatkan oleh bencana banjir yang dimulai
dari kerugian materi serta menimbulkan korban jiwa maka penanganan masalah
bencana banjir ini harus dilakukan dengan serius Pasalnya banjir ini dapat
mengganggu proses pembangunan yang telah direncanakan pemerintah dalam
Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) maupun Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Daerah (RPJMD) UNDRO (United Nations Disaster Relief
Organization) yang dikutip Nurjanah dkk (201333) mengemukakan bencana
secara serius dapat mengganggu inisiatif-inisiatif pembangunan dalam beberapa
cara termasuk (a) hilangnya sumber-sumber daya (b) gangguan terhadap
program-program (c) pengaruh pada iklim investasi (d) pengaruh pada sektor
non-formal dan (e) destabilisasi politik
Sehubungan dengan hal tersebut langkah-langkah manajemen
penanggulangan bencana yang dimulai pada tahap pra bencana saat tanggap
7
darurat bencana dan pasca bencana sudah semestinya dilakukan oleh pemerintah
dalam hal ini Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) untuk di pusat
dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lebak untuk di
daerah sertap pihak-pihak yang terkait (stakeholder) di dalamnya untuk
menanggulangi potensi bencana khususnya penanggulangan bencana banjir
Oleh karenanya bencana banjir di Kabupaten Lebak yang tiap tahunnya
meningkat membuat perhatian peneliti dalam proses penanggulangannya
Bencana banjir yang terjadi di Kabupaten Lebak diakibatkan oleh meluapnya
sungai Ciujung yang merupakan sungai yang melintasi daerah ini Menurut data
yang dilansir BPBD Kabupaten Lebak kejadian bencana banjir tahun 2013 terjadi
di 15 kecamatan yaitu Kecamatan Rangkasbitung Kalanganyar Cimarga
Cibadak Cileles Malingping Wanasalam Panggarangan Bayah Sobang
Cigemblong Banjarsari Muncang Cilograng dan Gunung Kencana
Dari data wilayah yang sering terkena dampak bencana banjir di atas
menggambarkan bahwa terdapat permasalahan terkait dengan timbulnya atau
terjadinya bencana banjir Timbulnya bencana banjir dikarenakan sebagian hutan
gundul atau lahan resapan air berkurang akibat ulah manusia yang
mengeksploitasi hutan secara berlebihan Sehingga hutan tidak lagi berfungsi
sepenuhnya sebagai penyerap air hujan Lahan hutanpun menjadi longsor dan
tanah longsorannya menyebabkan aliran sungai menjadi dangkal Pendangkalan
aliran sungai ini menjadi penghambat aliran sungai ketika menampung air saat
musim penghujan datang Selain itu pula pembuangan sampah oleh masyarakat
pada aliran sungai memicu dan dapat menimbulkan tersendatnya aliran sungai
8
Ditambah dengan adanya penambangan pasir liar yang dilakukan oleh masyarakat
yang mengakibatkan pengrusakan lingkungan daerah aliran sungai (Sumber
Wawancara dengan Bapak Kaprawi Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Lebak
15 Mei 2014)
Permasalahan penanggulangan bencana banjir tampak semakin berat dan
kompleks sehingga membutuhkan perhatian khusus dan urgent dari semua
pemangku kepentingan Dalam penanggulangan bencana banjir tersebut kinerja
organisasi dalam hal ini Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)
Kabupaten Lebak sebagai kordinator dan lembaga yang berwenang dan bertugas
di bidang kebencanaan dituntut untuk bekerja secara optimal
Kinerja organisasi merupakan salah satu sorotan yang paling tajam dalam
pelaksanaan pemerintahan menyangkut kesiapan jumlah pendidikan dan
profesionalisme Melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)
Kabupaten Lebak sebagai salah satu organisasi pemerintahan yang berwenang
dalam penanggulangan bencana memiliki peran dalam penyelenggaraan
penanggulangan atas berbagai bencana di wilayah Kabupaten Lebak khususnya
dalam penanggulangan bencana banjir Pelaksanaan penanggulangan bencana
yang dilakukan oleh BPBD Kabupaten Lebak diperlukan kesiapan yang mantap
demi terselenggaranya pelaksanaan pemerintahan yang baik (good governance)
Atas dasar dari peristiwa-peristiwa bencana banjir yang terjadi di Daerah
Kabupaten Lebak memunculkan berbagai pertanyaan mengenai kinerja BPBD
Kabupaten Lebak selaku instansi atau lembaga pemerintah yang bergerak di
sektor bidang penanggulangan bencana
9
Adapun hasil pengamatan (observation) peneliti di lapangan yang dapat
dilihat dan disimpulkan terkait dengan permasalahan kinerja BPBD Kabupaten
Lebak dalam penanggulangan bencana banjir yaitu Pertama keterbatasan
jaringan informasi dan komunikasi yang efektif dalam penyebaran informasi
kebencanaan kepada masyarakat Hal ini diungkapkan oleh bapak Bernardi selaku
Kepala Seksi Rekonstruksi dan Rehabilitasi BPBD Kabupaten Lebak bahwa
jaringan informasi dan komunikasi sangat terbatas sehingga pemberian informasi
kebencanaan kepada masyarakat khususnya di wilayah yang sulit dijangkau
sangat minim (Sumber Wawancara dengan Bapak Bernardi Kepala Seksi
Rekonstruksi dan Rehabilitasi 20 Mei 2014)
Kedua sumber daya manusia (SDM) atau aparatur BPBD Kabupaten
Lebak yang terbatas Jumlah aparatur BPBD lebak yaitu sebanyak 17 orang
dengan komposisi tingkat pendidikan dapat di lihat pada tabel 13 di bawah ini
Tabel 13
Aparatur BPBD Kabupaten LebakBerdasarkan Tingkat Pendidikan
No Jabatan Pendidikan Jumlah
1 Kepala Pelaksana SMK 1 orang
2 Sekretaris S1 1 orang
3 Kepala Seksi Pencegahan dan KesiapsiagaanS1 1 orang
4 Kepala Seksi Kedaruratan Logistik SPM-Pertanian 1 orang
5 Kepala Rehabilitasi dan Rekonstruksi S1 1 orang
6 Staf S1 3 orang
SMA 8 orang
SLTP 1 orang
17 orangJumlah
Sumber Diadaptasi dari Renstra BPBD Kabupaten Lebak Tahun 2014-2018
Dapat dilihat dari tabel 13 di atas bahwa komposisi aparatur BPBD Lebak
berdasarkan pendidikan diantaranya S1 berjumlah 6 orang SMASMK 10 orang
10
dan SLTP 1 orang dengan total keseluruhan berjumlah 17 orang pegawaiSelain
itu pula dapat di lihat dari setiap seksi bidang di tempati oleh satu orang tanpa
anggota di dalamnya Hal ini mengindikasikan bahwa dalam penyelenggaraan
penanggulangan bencana kurang optimal Dimana seharusnya aparatur dalam
setiap seksi memiliki anggota untuk kelancaran kegiatan dalam proses
penyelenggaraan bencana baik pada saat pra bencana saat bencana dan pasca
bencanaPeneliti menyimpulkan demikian karena dilihat komposisi pendidikan
serta jumlah pegawaiaparatur(Sumber Wawancara Bapak Bernardi Kasie
Rekonstruksi dan Rehabilitasi 20 mei 2014)
Lain halnya jika dibandingkan pada BPBD Kabupaten Serang yang
memiliki Pegawaiaparatur lebih banyak dibandingkan dengan BPBD Kabupaten
Lebak BPBD Kabupaten Serang memiliki 82 pegawai yang terdiri dari PNS
(Pegawai Negeri Sipil) TKK dan Staff di lingkungan BPBD Kabupaten Serang
(Sumber Data Pegawai BPBD Kabupaten Serang)
Ketiga masih terbatasnya sarana dan prasarana dalam penanggulangan
bencana banjir Sarana dan prasarana merupakan penunjang kinerja pegawai yang
cukup penting untuk dipenuhi karena terkait dengan aktivitas dan mobilitas kerja
Tanpa sarana dan prasarana yang memadai proses penyelenggaraan
penanggulangan bencana tidak dapat optimal Hingga saat ini Badan
Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lebak hanya memiliki 5
perahu karet untuk penanggulangan bencana banjir sedangkan daerah yang
merupakan daerah rawan dan langganan banjir tiap tahunnya berjumlah 15
11
Kecamatan yang tersebar di Kabupaten Lebak(Sumber Laporan Kejadian
Bencana Banjir dan Longsor Kabupaten Lebak Tahun 2014)
Jika dibandingkan dengan BPBD Kabupaten Serang terkait sarana dan
prasarana dalam penanggulangan banjir BPBD Kabupaten Serang yang
wilayahnya lebih sedikit mengalami bencana banjir justru lebih banyak memiliki
sarana dalam penanggulangan bencana banjir Diantaranya berdasarkan data
peralatan penanggulangan banjir khususnya perahu karet BPBD Kabupaten
Serang memiliki 7 perahu karet untuk penanggulangan bencana banjir
Keempat belum adanya Peraturan Daerah (Perda) tentang pendanaan
penanggulangan bencana Padahal kondisi wilayah Kabupaten Lebak rawan akan
bencana khususnya bencana banjir Saat ini BPBD Lebak masih tergantung
kepada pendanaan pemerintah pusat melalui BNPB (Badan Nasional
Penanggulangan Bencana) serta Biaya Tidak Terduga (BTT) yang dikeluarkan
oleh pihak Pemerintah Kabupaten Lebak Seharusnya sudah menjadi prioritas
Pemerintah Daerah dalam Pengelolaan dan Pendanaan Penanggulangan Bencana
terlebih daerahnya termasuk rawan akan bencana (Sumber Wawancara dengan
Bapak Febi Kasie Kesiapsiagaan BPBD Lebak 28 Agustus 2014)
Kelima ketidakefektifan sosialisasi penanggulangan bencana banjir yang
dilakukan oleh BPBD kabupaten Lebak yang hanya sekedar memberikan materi
mengenai penanggulangan banjir tanpa ditindaklanjuti dengan praktek-praktek
yang mendukung dengan kegiatan penanggulangan bencana banjir (Sumber
Wawancara Bapak Romli masyarakat Rangkasbitung 20 Mei 2014)
12
Berdasarkan permasalahan-permasalahan yang ada maka peneliti merasa
tertarik untuk melakukan penelitian dan mengambil judul mengenai ldquoKinerja
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Dalam Penanggulangan
Bencana Banjir Di Kabupaten Lebakrdquo
12 Identifikasi Masalah
Berdasarkan dari latar belakang masalah di atas yang telah dijabarkan
sebelumnya maka dapat diambil beberapa permasalahan yaitu diantaranya
sebagai berikut
1) Keterbatasan jaringan informasi dan komunikasi yang efektif dalam
penyebaran informasi kebencanaan kepada masyarakat
2) Sumber daya manusia atau aparatur BPBD Kabupaten Lebak yang
terbatas
3) Keterbatasan sarana dan prasarana dalam penanggulangan bencana
banjir
4) Belum adanya Peraturan Daerah tentang Pendanaan Bencana
5) Ketidakefektifan sosialisasi penanggulangan bencana banjir
13 Batasan dan Rumusan Masalah
131 Batasan Masalah
Dalam penelitian tentunya diperlukan suatu pembatasan-pembatasan
dalam masalah yang akan diteliti Hal ini dilakukan agar penelitian yang
dilakukan tidak meluas dari fokus penelitian Maka peneliti membatasi ruang
13
lingkup permasalahan ini pada Kinerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah
Dalam Penanggulangan Bencana Banjir Di Kabupaten Lebak
132 Rumusan Masalah
Setelah masalah penelitian dibatasi ruang lingkupnya maka rumusan
dalam penelitian ini yaitu Seberapa besar Kinerja Badan Penanggulangan
Bencana Daerah Dalam Penanggulangan Bencana Banjir Di Kabupaten Lebak
14 Tujuan Penelitian
Sesuai rumusan masalah yang telah dijabarkan di atas maka tujuan
penelitian ini yaitu untuk mengetahui seberapa besar Kinerja Badan
Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Dalam Penanggulangan Bencana
Banjir Di Kabupaten Lebak
15 Manfaat Penelitian
Berdasarkan maksud dan tujuannya maka hasil penelitian ini diharapkan
memiliki manfaat baik secara teori maupun praktis sebagai berikut
1 Bagi peneliti yaitu diharapkan dapat memberikan manfaat dan menambah
wawasan tentang Kinerja BPBD Kabupaten Lebak
2 Manfaat atau kegunaan teori yaitu diharapkan hasil penelitian ini dapat
dijadikan bahan informasi bagi penyelenggara penanggulangan bencana di
Kabupaten Lebak
14
3 Bagi kegunaan praktis diharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan
kontribusi pemikiran dalam penanggulangan bencana banjir di Kabupaten
Lebak pada khususnya dan Indonesia pada umumnya
16 Sistematika Penulisan
Dalam penelitian ini peneliti membagi ke dalam 5 (lima) bagian yang
masing-masing terdiri dari sub bagian yaitu sebagai berikut
Bab I Pendahuluan
Terdiri dari
11 Latar Belakang Masalah yaitu menggambarkan ruang lingkup dan
kedudukan masalah yang akan diteliti dalam bentuk uraian secara
deduktif dari lingkup yang umum hingga kepada masalah yang
spesifik yang relevan dengan judul skripsi
12 Identifikasi Masalah yaitu mengidentifikasi dikaitkan dengan tema
topikjudul dan fenomena yang akan diteliti
13 Batasan dan Rumusan Masalah
131 Batasan Masalah yaitu pemfokusan masalah-masalah yang
akan diajukan dalam rumusan masalah
132 Rumusan Masalah yaitu mendefinisikan permasalahan
yang telah ditetapkan dalam bentuk definisi konsep dan
operasional
15
14 Tujuan Penelitian yaitu mengungkapkan sasaran yang ingin dicapai
dengandilaksanakannya penelitian sejalan dengan isi dan rumusan
permasalahan
15 Manfaat Penelitian yaitu menjelaskan manfaat teoritis dan praktis dari
temuan penelitian
Bab II Deskripsi Teori dan Hipotesis Penelitian
Terdiri dari
21 Deskripsi Teori yaitu mengkaji berbagai teori dan konsep-konsep
yang relevan dengan permasalahan penelitian kemudian
menyusunnya secara teratur dan rapi Dengan mengkaji berbagai teori
dan konsep-konsep maka peneliti akan memiliki konsep penelitian
yang jelas dapat menyusun pertanyaan dengan rinci untuk
penyelidikan sehingga memperoleh temuan lapangan yang menjadi
jawaban atas masalah yang telah dirumuskanHasil penting lainnya
dari kajian teori adalah didapatkan kerangka konseptual menurut
peneliti yang di dalamnya tergambar pedoman wawancara
22 Penelitian Terdahulu penelitian terdahulu mengkaji penelitian yang
pernah dilakukan oleh peneliti sebelumnya yang diambil dari berbagai
sumber ilmiah
23 Kerangka Berfikir yaitu menggambarkan alur pikiran peneliti sebagai
kelanjutan dari kajian teori untuk memberikan penjelasan kepada
pembaca
16
24 Hipotesis Penelitian yaitu anggapan atau jawaban sementara terhadap
permasalahan yang diteliti
Bab III Metodologi Penelitian
Terdiri dari
31 Pendekatan dan Metode Penelitian yaitu menjelaskan metode yang
dipergunakan dalam penelitian
32 Ruang Lingkup Penelitian yaitu menjelaskan akan sasaran-
sasaranyang akan diteliti dalam penelitian
33 Lokasi Penelitian yaitu menerangkan mengenai tempat penelitian
yang dilakukan
34 Variabel Penelitian yaitu terdiri dari variabel konsep dan variabel
operasional
35 Instrument Penelitian yaitu menjelaskan tentang proses penyusunan
dan jenis alat pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian
36 Populasi dan Sampel yaitu menjelaskan mengenai wilayah
generalisasi atau populasi penelitian dan penetapan sampel penelitian
37 Teknik Pengolahan dan Analisis Data yait menjelaskan teknik
pengolahan dan analisis data Analisis data harus sesuai dengan
pendekatan penelitian
38 Jadwal penelitian yaitu menggambarkan tentang jadwal penelitian
yang telah dilaksanakan dari mulai mulai penelitian hingga
terselesaikannya penelitian
Bab IV Hasil Penelitian
17
Terdiri dari
41 Deskripsi Objek Penelitian yaitu menjelaskna tentang objek
penelitian yang meliputi lokasi penelitian secara jelas struktur
organisasi dari populasisampel
42 Deskripsi Data yaitu menjelaskan hasil penelitian yang telah diolah
dari data mentah dengan mempergunakan teknik analisis data
kuantiatif yang relevan
43 Pengujian Persyaratan Statistik yaitu melakukan pengujian terhadap
persyaratan statistik dengan menggunakan uji statistik tertentu
44 Pengujian Hipotesis yaitu melakukan pengujian hipotesis dengan
menggunakan teknik analisa statistik dimana hasil analisa tersebut
adalah teruji atau tidaknya hipotesis nol penelitian Hasil perhitungan
akhir statistik disajikan dalam diagram pie (lingkaran)
45 Interpretasi Hasil Penelitian yaitu melakukan penafsiran terhadap
hasil akhir pengujian hipotesis
46 Pembahasan yaitu melakukan pembahasan lebih lanjut terhadap hasil
analisis data
Bab V Penutup
Terdiri dari
51 Kesimpulan yaitu menyimpulkan hasil penelitian yang diungkapkan
secara ringkas dan padat
18
52 Saran yaitu berisi tindak lanjut dari sumbangan penelitian terhadap
bidang yang diteliti baik secara teoritis maupun praktis
19
BAB II
DESKRIPSI TEORI DAN HIPOTESIS PENELITIAN
21 Deskripsi Teori
211 Konsep Kinerja
Menurut kamus besar bahasa indonesia secara etimologis kinerja diartikan
sebagai sesuatu yang dicapai atau prestasi yang diperlihatkan Kinerja dalam
pengertiannya dartikan sebagai prestasi yang diperlihatkan dalam kegiatan atau
pekerjaan yang telah dilakukan Sedangkan Lijan Poltak Sinambela (2014140)
mengemukakan bahwa kinerja merupakan implementasi dari teori keseimbangan
yang mengatakan bahwa seseorang akan menunjukan prestasi yang optimal bila ia
mendapatkan manfaat(benefit) dan terdapat adanya rangsangan (inducement)
dalam pekerjaannya secara adil dan masuk akal (reasonable)
Sementara itu Mangkunegara (20069) mengemukakan kinerja (prestasi
kerja) ialah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seseorang
pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggungjawab yang
diberikan kepadanya Kinerja merupakan keluaran yang dihasilkan secara kualitas
dan kuantitas Pencapaian tersebut dihasilkan dari pegawai yang
bertanggungjawab dengan pekerjaannya
Menurut Keban (200343) menyebutkan bahwa kinerja (performance)
dalam organisasi didefinisikan sebagai tingkat pencapaian hasil (the degree of
accomplishment) atau kinerja merupakan tingkat pencapaian tujuan organisasi
secara berkesinambungan
20
Selanjutnya Steers (200367) mengemukakan bahwa kinerja organisasi
adalah tingkat yang menunjukan seberapa jauh pelaksanaan tugas dapat dijalankan
secara aktual dan misi organisasi tercapai Sedangkan Mahsun (200625)
berpendapat bahwa kinerja adalah gambaran mengenai tingkat pencapaian
pelaksanaan suatu kegiatan atau program dan kebijakan dalam mewujudkan
sasaran tujuan visi dan misi organisasi yang tertuang dalam strategic planning
suatu organisasi
Sedarmayanti dalam bukunya mengenai pengembangan kepribadian
pegawai (2004176) dikatakan bahwa kinerja
Hasil kerja yang dicapai oleh seseorang atau sekelompok orang dalam
suatu organisasi sesuai dengan wewenang dan tanggungjawab masing-
masing dalam mencapai tujuan organisasi bersangkutan secara legal tidak
melanggar hukum dan sesuai moral maupun etika
Moeheriono (201060) mengemukakan bahwa kinerja (performance)
merupakan gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan suatu program
kegiatan atau kebijakan dalam mewujudkan sasaran tujuan visi dan misi
organisasi yang dituangkan melalui perencanaan strategis suatu organisasi
Sementara itu Robbins yang dikutip oleh Moeheriono (201061)
mengemukakan bahwa kinerja sebagai fungsi interaksi antara kemampuan
(ability) motivasi (motivation) dan kesempatan (opportunity) Artinya kinerja
merupakan fungsi dari kemampuan motivasi dan kesempatan Seiring dengan hal
itu menurut Moeheriono (201061) mengemukakan bahwa kinerja dalam
menjalankan fungsinya tidak berdiri sendiri melainkan selalu berhubungan
dengan kepuasan kerja pegawaikaryawan dan tingkat besaran imbalan yang
diberikan serta dipengaruhi oleh keterampilan kemampuandan sifat-sifat
21
individu Oleh karenanya menurut model mitra-lawyer kinerja individu pada
dasarnya dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor (1) harapan mengenai imabalan
(2) dorongan (3) kemampuan (4) kebutuhan dan sifat (5) persepsi terhadap
tugas (6) imbalan eksternal dan internal serta (7) persepsi terhadap tingkat
imbalan dan kepuasan kerja
Sumber lain mengemukakan seperti yang dinyatakan oleh Otley yang
dikutip oleh Mahmudi (20136) menyatakan bahwa kinerja mengacu pada sesuatu
yang terkait dengan kegiatan melakukan pekerjaan dalam hal ini meliputi hasil
yang dicapai kerja tersebut Sejalan dengan pendapat Rogers yang dikutip oleh
Mahmudi (20136) yang mendefinisikan kinerja sebagai hasil kerja itu sendiri
(outcomes of works) karena hasil kerja memberikan keterkaitan yang kuat
terhadap tujuan-tujuan strategik organisasi kepuasan pelanggan dan kontribusi
ekonomi
Menurut Mahmudi (201320) berpendapat bahwa kinerja merupakan suatu
konstruk multidimensional yang mencakup banyak faktor yang
mempengaruhinya diantaranya yaitu
1 Faktor personalindividu meliputi pengetahuan keterampilan (skill)
kemampuan kepercayaan diri motivasi dan komitmen yang dimiliki
oleh setiap individu
2 Faktor kepemimpinan maliputi kualitas dalam memberikan dorongan
semangat arahan dan dukungan yang diberikan manajer dan team
leader
3 Faktor tim meliputi kualitas dukungan dan semangat yang diberikan
oleh rekan dalam satu tim kepercayaan terhadap sesama anggota tim
kekompakan dan keeratan anggota tim
4 Faktor sistem meliputi sistem kerja fasilitas kerja atau infrastruktur
yang diberikan oleh organisasi proses organisasi dan kultur kinerja
dalam organisasi
5 Faktor kontekstual (situasional) meliputi tekanan dan perubahan
lingkungan eksternal dan internal
22
Wibowo (20114) berpendapat bahwa kinerja adalah merupakan
implementasi dari rencana yang telah disusun Implementasi kinerja dilakukan
oleh sumber daya manusia yang memiliki kemampuan kompetensi motivasi
dan kepentingan Bagaimana organisasi menghargai dan memperlakukan sumber
daya manusianya akan mempengaruhi sikap dan prilakunya dalam menjalankan
kinerja Sejalan dengan apa yang dikemukakan oleh Hersey dan Blanchard
(1993) bahwa kinerja merupakan suatu fungsi dari motivasi dan kemampuan
untuk menyelesaikan tugas atau pekerjaan Seseorang harus memiliki derajat
kesediaan dan tingkat kemampuan tertentu Kesediaan dan keterampilan
seseorang tidaklah cukup efektif untuk mengerjakan sesuatu tanpa pemahaman
yang jelas tentang apa yang dikerjakan dan bagaimana mengerjakannya
Lain hal menurut Prawirosentono (19992) kinerja adalah hasil kerja yang
dapat dicapai oleh pegawai atau sekelompok pegawai dalam suatu organisasi
sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab masing-masing dalam upaya
mencapai tujuan organisasi bersangkutan secara legal tidak melanggar hukum
dan sesuai dengan moral dan etika
Dari berbagai pendapat yang telah diuraikan di atas bahwa definisi dari
kinerja (performance) dapat disimpulkan sebagai hasil kerja yang dicapai oleh
seseorang atau sekelompok orang dalam suatu organisasi baik secara kuantitatif
maupun secara kualitatif sesuai dengan kewenangan dan tugas tanggung jawab
masing-masing dalam upaya mencapai tujuan organisasi bersangkutan secara
legal tidak melanggar hukum dan sesuai dengan moral maupun etika
23
212 Konsep Organisasi
Organisasi dalam bahasa inggris yaitu organize yang berarti menciptakan
struktur dengan bagian-bagian yang diintegrasikan sedemikian rupa sehingga
hubungan satu sama lain terikat oleh hubungan terhadap keseluruhan Sedangkan
Hasibuan (2006 120) mengemukakan bahwa organisasi adalah suatu sistem
perserikatan formal berstruktur dan terkoordinasi dari sekelompok orang yang
bekerja sama dalam mencapai tujuan tertentu organisasi hanya merupakan alat
dan wadah
Mahsun (2006 1) memberikan pendapat tentang konsep organisasi
bahwa organisasi sering dipahami sebagai sekelompok orang yang berkumpul dan
bekerja sama dengan cara yang terstruktur untuk mencapai tujuan atau sejumlah
sasaran tertentu yang telah ditetapkan bersama
Sementara itu Robbins (20014) mengemukakan bahwa organisasi
adaalah kesatuan sosial yang dikoordinasikan secara sadar dengan sebuah batasan
yang relatif dapat diidentifikasikan yang bekerja atas dasar yang relatif terus-
menerus untuk mencapai tujuan
213 Konsep Kinerja Organisasi
Simanjuntak (20053) mengemukakan bahwa kinerja organisasi
merupakan agregasi atau akumulasi kinerja semua unit-unit organisasi yang sama
dengan penjumlahan kinerja semua orang atau individu yang bekerja di organisasi
tersebut Dengan demikian kinerja organisasi sangat dipengaruhi oleh tiga faktor
utama yaitu dukungan organisasi kemampuan manajemen dan kinerja setiap
24
orang yang bekerja di perusahaan tersebut Kinerja organisasi juga sangat
dipengaruhi oleh dukungan organisasi antara lain dalam penyusunan struktur
organisasi pemilihan teknologi dan penyediaan prasarana serta sarana kerja
Smentara itu surjadi (20097) berpendapat bahwa kinerja organisasi
adalah totalitas hasil kerja yang dicapai suatu organisasi tercapainya tujuan
organisasi berarti bahwa kinerja organisasi itu dapat dilihat dari tingkatan sejauh
mana organisasi dapat mencapai tujuan yang didasarkan pada tujuan yang sudah
ditetapkan sebelumnya Sedangkan menurut Sobandi (2006176) kinerja
organisasi merupakan sesuatu yang telah dicapai oleh organisasi dalam kurun
waktu tertentu baik yang terkait dengan input output outcome benefit maupun
impact
214 Tujuan Pengukuran Kinerja Sektor Publik
Tujuan pengukuran kinerja sektor publik menurut Mahmudi (201314)
diantaranya adalah sebagai berikut
1) Mengetahui tingkat ketercapaian tujuan organisasi
2) Menyediakan sarana pembelajaran pegawai
3) Memperbaiki kinerja periode berikutnya
4) Memberikan pertimbangan yang sistematik dalam pembuatan
keputusan pemberian reward dan punishmnet
5) Memotivasi pegawai
6) Menciptakan akuntabilitas publik
Sementara itu Moeheriono (2010103) mengemukakan bahwa tujuan
manajemen kinerja dari suatu organisasi berbagai macam diantaranya adalah
1) Menerjemahkan dari visi dan misi organisasi ke dalam tujuan dan hasil
yang jelas mudah dipahami dan dapat diukur sehingga membantu
keberhasilan organisasi untuk mencapai tujuan
25
2) Menyediakan informasi untuk menilai mengelola dan meningkatkan
keberhasilan kinerja keseluruhan organisasi
3) Mengubah paradigma dari orientasi pengendalian dan ketaatan menjadi
pendekatan strategik yang berkelanjutan kepada keberhasilan
organisasi
4) Menyediakan manajemen kinerja yang lengkap dengan memasukan
ukuran-ukuran kualitas biaya ketepatan waktu kepuasan
stakeholders dan peningkatan keahlian pegawai
215 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja
Kinerja merupakan suatu konstruk multidimensional yang mencakup
banyak faktor yang mempengaruhinya Mahmudi (201320) mengemukakan
faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja adalah
1) Faktor personalindividu meliputi pengetahuan keterampilan (skill)
kemampuan kepercayaan diri motivasi dan komitmen yang dimiliki
oleh setiap individu
2) Faktor kepemimpinan maliputi kualitas dalam memberikan dorongan
semangat arahan dan dukungan yang diberikan manajer dan team
leader
3) Faktor tim meliputi kualitas dukungan dan semangat yang diberikan
oleh rekan dalam satu tim kepercayaan terhadap sesama anggota tim
kekompakan dan keeratan anggota tim
4) Faktor sistem meliputi sistem kerja fasilitas kerja atau infrastruktur
yang diberikan oleh organisasi proses organisasi dan kultur kinerja
dalam organisasi
5) Faktor kontekstual (situasional) meliputi tekanan dan perubahan
lingkungan eksternal dan internal
Sedangkan menurut Mangkunegara (200167) faktor-faktor yang
mempengaruhi kinerja adalah sebagai berikut
1) Faktor Kemampuan
Secara umum kemampuan ini terbagi menjadi dua yaitu kemampuan
potensi (IQ) dan kemampuan realiti (knowledge and skills)
2) Faktor Motivasi
Motivasi terbentuk dari sikap seorang pekerja yang dalam
menghadapi situasi kerja
26
216 Indikator Kinerja
Menurut Moeheriono (201074) indikator kinerja (performance indicator)
didefinisikan sebagai berikut
1) Indikator kinerja sebagai nilai atau karakteristik tertentu yang
dipergunakan untuk mengukur output atau outcome suatu kegiatan
2) Sebagai alat ukur yang dipergunakan untuk menentukan derajat
keberhasilan suatu organisasi dalam mencapai tujuannya
3) Sebagai ukuran kuantitatif dan kualitatif yang menggambarkan tingkat
pencapaian suatu sasaran atau tujuan yang telah ditetapkan oleh
organisasi
4) Suatu informasi operasional yang berupa indikasi mengenai kinerja
atau kondisi suatu fasilitas atau kelompok fasilitas
Hal lain Mahmudi (2013155) berpendapat bahwa indikator kinerja
merupakan sarana atau alat (means) untuk mengukur hasil suatu aktivitas
kegiatan atau proses dan bukan hasil atau tujuan itu sendiri (ends) Peran
indikator kinerja bagi organisasi sektor publik adalah memberikan tanda atau
rambu-rambu bagi manajer dan pihak luar untuk menilai kinerja organisasi
Selain itu pula Mahmudi (2013156) mengemukakan peran indikator
kinerja diantaranya yaitu
1) Membantu memperbaiki praktik manajemen
2) Meningkatkan akuntabilitas manajemen dengan memberikan tanggung
jawab secara ekplisit dan pemberian bukti atas suatu keberhasilan atau
kegagalan
3) Memberikan dasar untuk melakukan perencanaan kebijakan dan
pengendalian
4) Memberikan informasi yang esensial kepada manajemen sehingga
memungkinkan bagi manajemen untuk melakukan pengendalian
kinerja di semua level organisasi
5) Memberikan dasar untuk pemberian kompensasi kepada staff
Menurut Hersey Blanchard dan Johnson yang dikutip oleh Wibowo
(2011102) terdapat tujuh indikator kinerja yaitu
27
1) Tujuan merupakan keadaan yang berbeda yang secara aktif dicari oleh
seorang individu dan organisasi untuk dicapai Untuk mencapai tujuan
diperlukan kinerja individu kelompok dan organisasi Kinerja individu
maupun organisasi berhasil apabila dapat mencapai tujuan yang
diinginkan
2) Standar merupakan suatu ukuran apakah tujuan yang diinginkan dapat
dicapai Tanpa standar tidak dapat diketahui kapan suatu tujuan
tercapai Kinerja seseorang dikatakan berhasil apabila mampu
memcapai standar yang ditentukan atau disepakati bersama antara
atasan dan bawahan
3) Alat atau sarana merupakan sumber daya yang dapat dipergunakan
untuk membantu menyelesaikan tujuan dengan sukses Alat atau saran
merupakan faktor penunjang untuk mencapai tujuan Tanpa alat atau
sarana tugas pekerjaan spesifik tidak dapat dilakukan dan tujuan tidak
dapat diselesaikan sebagaimana seharusnya Tanpa alat atau sarana
tidak mungkin dapat melakukan pekerjaan
4) Kompetensi merupakan persyaratan utama dalam kinerja Kompetensi
merupakan kemampuan yang dimiliki oleh seseorang untuk
menjalankan pekerjaan yang diberikan kepadanya dengan baik
Kompetensi memungkinkan seseorang mewujudkan tugas yang
berkaitan dengan pekerjaan yang diperlukan untuk mencapai tujuan
5) Motif merupakan alasan atau pendorong bagi seseorang untuk
melakukan sesuatu Manajer memfasilitasi motivasi kepada karyawan
dengan insentif berupa uang memberikan pengakuan menetapkan
tujuan menantang menetapkan standar terjangkau meminta umpan
balik memberikan kebebasan melakukan pekerjaan termasuk waktu
melakukan pekerjaan menyediakan sumber daya yang diperlukan dan
menghapuskan yang mengakibatkan disinsentif
6) Peluang pekerja perlu mendapatkan kesempatan untuk menunjukan
prestasi kerjanya Terdapat dua faktor yang menyumbangkan pada
adanya kekurangan kesempatan untuk berprestasi yaitu ketersediaan
waktu dan kemampuan untuk memenuhi syarat Jika pekerja dihindari
karena supervisor tidak percaya terhadap kualitas dan kepuasan
konsumen mereka secara efektif akan dihambat dari kemampuan
memenuhi syarat untuk berprestasi
7) Umpan balik antar tujuan standar dan umpan balik bersifat saling
terkait Umpan balik melaporkan kemajuan baik kualitas maupun
kuantitas dalam mencapai tujuan yang didefinisikan oleh standar
Umpan balik merupakan masukan yang dipergunakan untuk mengukur
kemajuan kinerja standar kinerja dan pencapaian tujuan Dengan
umpan balik dilakukan evalusasi terhadap kinerja dan sebagai hasilnya
dapat dilakukan perbaikan kinerja
Sedangkan Moeheriono (201082) indikator kinerja dalam Akuntabilitas
Kinerja Instansi Pemerintah (AKIP) disajikan sebagai berikut
28
1) Masukan (inputs) yaitu ukuran tingkat pengaruh sosial ekonomi
lingkungan atau kepentingan umum lainnya yang dimulai oleh capaian
indikator kinerja dalam suatu kegiatan
2) Keluaran (outputs) kegunaan suatu keluaran (outputs) yang dirasakan
langsung oleh masyarakat Dapat berupa tersedianya fasilitas yang
dapat diakses atau dinikmati oleh publik
3) Hasil(outcomes) yaitu segala sesuatu yang mencerminkan
berfungsinya keluaran kegiatan pada jangka menengah outcomes
merupakan ukuran seberapa jauh setiap produk atau jasa dapat
memenuhi kebutuhan dan harapan masyarakat
4) Manfaat(benefits) yaitu segala sesuatu berupa produkjasa (fisik dan
nonfisik) sebagai hasil langsung dari pelaksanaan suatu kegiatan dan
program berdasarkan masukan yang digunakan
5) Dampak(impacts) yaitu segala sesuatu yang dibutuhkan agar
pelaksanaan kegiatan dan program dapat berjalan atau dalam rangka
menghasilkan output misalnya sumber daya manusia dana material
waktu dan teknologi
Sementara itu Zeithaml Parasuraman amp Berry yang dikutip oleh
Ratminto amp Atik Septi Winarsih (2010175) mengemukakan indikator kinerja
pelayanan sebagai berikut
1) Tangibles atau ketampakan fisik artinya petampakan fisik dari
gedung peralatan pegawai dan fasilitas-fasilitas lain yang dimiliki
oleh providers
2) Reliability atau reliabilitas adalah kemampuan untuk
menyelenggarakan pelayanan yang dijanjikan secara akurat
3) Responsiveness atau responsivitas adalah kerelaan untuk menolong
customers dan menyelenggarakan pelayanan secara ikhlas
4) Assurance atau kepastian adalah pengetahuan dan kesopanan para
pekerja dan kemampuan mereka dalam memberikan kepercayaan
kepada customers
5) Empathy adalah perlakuan atau perhatian pribadi yang diberikan oleh
providers kepada customers
217 Pengukuran Kinerja Sektor Publik Sebagai Pengendalian Manajemen
Dalam organisasi birokrasi atau sektor publik pendekatan manajemen
yang sering digunakan adalah model pengendalian formal Menurut Mahmudi
(201358) pengendalian formal dilakukan melalui kegiatan-kegiatan resmi
29
organisasi yang biasanya bersifat rutin misalnya perencanaan strategik
pembuatan program penganggaran evaluasi kinerja rapat atau pertemuan rutin
dan sebagainya
Taylor yang dikutip oleh Mahmudi (201359) menyatakan bahwa
pengendalian merupakan bentuk ilmiah dari manajemen Sebelumnya manajemen
dipahami sebagai seni semata-mata Namun ternyata manajemen bisa dipelajari
melalui pendekatan ilmiah Pengendalian manajemen melalui beberapa aktivitas
yaitu
1) Perencanaan aktivitas yang akan dilakukan organisasi
2) Pengkoordinasian aktivitas berbagai bagian organisasi
3) Pengkomunikasian informasi ke seluruh bagian organisasi
4) Evaluasi terhadap informasi
5) Pembuatan keputusan
6) Mempengaruhi orang-orang dalam organisasi untuk mengubah prilaku
218 Konsep Bencana
Menurut W Nick Carter yang dikutip oleh Nurjanah dkk (201310)
memberikan definisi bencana yang dimuat dalam buku disaster management
yaitu
ldquoan event natural or man-made sudden or progressive which impacts
with such severity that the affected community has to respond by taking
exceptional measuresrdquo
Definisi lain menurut International Strategy for Disaster Reduction (UN-
ISDR-200224) adalah
ldquoa serious disruption of the functioning of a community or a society
causing widespread human material economic or environmental
losses which exceed the ability of the affected communitysociety to
cope using its own resourcesrdquo
( ldquosuatu kejadian yang disebabkan oleh alam atau karena ulah manusia
terjadi secara tiba-tiba atau perlahan-lahan sehingga menyebabkan
hilangnya jiwa manusia harta benda dan kerusakan lingkungan
30
kejadian ini terjadi di luar kemampuan masyarakat dengan segala
sumberdayanyardquo)
Berdasarkan definisi bencana di atas dapat digeneralisasikan bahwa untuk
dapat disebut ldquobencanardquo harus dipenuhi beberapa kriteria sebagai berikut
1 Ada peristiwa
2 Terjadi karena faktor alam atau karena ulah manusia
3 Terjadi secara tiba-tiba (sudden) akan tetapi dapat juga terjadi secara
perlahan-lahanbertahap (slow)
4 Menimbulkan hilangnya jiwa manusia harta benda kerugian sosial
ekonomi kerusakan lingkungan dan lain-lain
5 Berada di luar kemampuan masyarakat untuk menanggulanginya
Sedangkan definisi menurut Undang-undang Nomor 24 Tahun 2007
tentang Penanggulangan Bencana yaitu sebagai berikut
ldquoBencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam
dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang
disebabkan baik oleh faktor alam danatau non-alam maupun faktor
manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia
kerusakan lingkungan kerugian harta benda dan dampak psikologisrdquo
Menurut Nurjanah dkk (201313) menyatakan bahwa peristiwa yang
ditimbulkan oleh gejala alam maupun yang diakibatkan oleh kegiatan manusia
baru dapat disebut bencana ketika masyarakatmanusia yang terkena dampak oleh
peristiwa itu tidak mampu untuk menanggulanginya Ancaman alam itu sendiri
tidak selalu berakhir dengan bencana Ancaman alam menjadi bencana ketika
manusia tidak siap untuk menghadapinya dan pada akhirnya terkena dampak
Kerentanan manusia terhadap dampak gejala alam sebagian besar ditentukan oleh
tindakan manusia atau kegagalan manusia untuk bertindak
Terjadinya bencana adalah karena adanya pertemuan antara bahaya dan
kerentanan serta ada pemicunya Berikut gambar 21 Proses tejadinya bencana
31
Gambar 21 Proses Terjadinya Bencana
(Sumber Nurjanah dkkManajemen Bencana2013 hal 14)
Berdasarkan gambar di atas bahwa bencana terjadi setelah melalui proses
tiga unsur yang diantaranya yaitu
1 Bahaya
Bahaya adalah suatu fenomena alam atau buatan yang mempunyai
potensi mengancam kehidupan manusia kerugian harta benda dan
kerusakan lingkungan
2 Kerentanan (vulnerability)
Kerentanan merupakan suatu kondisi dari suatu komunitas atau
masyarakat yang mengarah atau menyebabkan ketidakmampuan
dalam menghadapi ancaman bahaya
3 Resiko bencana (risk disaster)
Risiko bencana adalah interaksi antara tingkat kerentanan daerah
dengan ancaman bahaya yang ada
219 Faktor-faktor Penyebab Bencana
Menurut Nurjanah dkk (201321) menyatakan terdapat tiga penyebab
terjadinya bencana yaitu (1) Faktor alam (natural disaster) karena fenomena
alam dan tanpa ada campur tangan manusia (2) Faktor non-alam (non-natural
disaster) yaitu bukan karena fenomena alam dan juga bukan akibat perbuatan
manusia (3) faktor sosialmanusia (man-made disaster) yang murni akibat
perbuatan manusia misalnya konflik horizontal konflik vertikal dan terorisme
Bahaya
Kerentanan
Risiko
Bencana
Bencana
Pemicu
32
Menurut UNDRO (1992) yang dikutip oleh Nurjanah dkk (201322) ada
beberapa faktor yang mempengaruhi timbulnya kerentanan adalah (1) berada di
lokasi berbahaya (2) kemiskinan (3) perpindahan penduduk dari desa ke kota (4)
kerusakan dan penurunan kualitas lingkungan (5) pertambahan penduduk yang
besar (6) perubahan budaya dan (7) kurangnya informasi dan kesadaran
Sedangkan menurut Eko Teguh Paripurno dalam Nurjanah dkk (201322)
sumber ancaman bencana dapat dikelompokkan ke dalam empat sumber ancaman
yaitu
1 Sumber ancaman klimatologis
Adalah sumber ancaman yang ditimbulkan oleh pengaruh iklim
dapat berupa rendah dan tingginya curah hujan tinggi dan
derasnya ombak di pantai arah angin serta beberapa kejadian
alam lain yang sangat erat hubungannya dengan iklim dan cuaca
2 Sumber ancaman geologis
Yaitu sumber ancaman yang terjadi oleh adanya dinamika bumi
baik berupa pergerakan lempeng bumi bentuk dan rupa bumi
jenis dan materi penyusunan bumi
3 Sumber ancaman industri dan kegagalan teknologi
Adalah sumber ancaman akibat adanya kegagalan teknologi
maupun kesalahan pengelolaan suatu proses industri
pembuangan limbah polusi yang ditimbulkan atau dapat pula
akibat proses persiapan produksi
4 Faktor manusia juga merupakan salah satu sumber ancaman
Perilaku atau ulah manusia baik dalam pengelolaan lingkungan
perebutan sumberdaya permasalahan ras dan kepentingan
lainnya serta akibat dari sebuah kebijakan yang berdampak pada
sebuah komunitas pada dasarnya merupakan sumber ancaman
2110 Jenis-jenis Bencana Alam di Indonesia
Karakteristik perlu diidentifikasi dan dipahami oleh aparatur pemerintah
dan masyarakat terutama yang tinggal di daerah atau wilayah rawan bencana
Upaya mengenal karakteristik bencana yang sering dilakukan merupakan suatu
33
upaya mitigasi sehingga diharapkan apabila terjadi bencana dampaknya dapat
dikurangi
Berikut deskripsi dari sejumlah jenis-jenis bencana yang sering terjadi di
Indonesia menurut Nurjanah dkk (201324) yaitu sebagai berikut
1 Banjir
2 Tanah longsor
3 Kekeringan
4 Kebakaran lahan dan hutan
5 Angin badai
6 Gempa bumi
7 Tsunami
8 Letusan gunung api
2111 Dampak Bencana
UNDRO (1992) yang dikutip oleh Nurjanah dkk (201333)
mengemukakan bencana serius dapat mengganggu inisiatif-inisiatif pembangunan
dalam beberapa cara termasuk (1) hilanggnya sumber-sumber daya (2)
gangguan terhadap program-program (3) pengaruh pada iklim investasi (4)
pengaruh pada sektor non formal dan (5) destabilisasi politik
Sedangkan menurut Benson and Clay (2004) dalam Nurjanah dkk
(201335) menyatakan bahwa dampak bencana dapat dibagi kedalam tiga bagian
yakni
1 Dampak langsung (direct impact)
Meliputi kerugian finansial dari kerusakan aset ekonomi
misalnya rusaknya bangunan tempat tinggal infrastruktur lahan
pertanian dan lain-lain
2 Dampak tidak langsung (indirect impact)
Meliputi berhentinya proses produksi hilangnya output dan
sumber penerimaan
3 Dampak sekunder (secondary impact)
Meliputi terhambatnya pertumbuhan ekonomi terganggunya
rencana pembangunan yang telah disusun meningkatnya defisit
34
neraca pembayaran meningkatnya angka kemiskinan dan lain-
lain
2112 Manajemen Bencana
Undang-undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana
mendefinisikan bahwa manajemen bencana (disaster management) sebagai
serangkaian upaya yang meliputi penetapan kebijakan pembangunan yang
berisiko timbulnya bencana kegiatan pencegahan bencana tanggap darurat
rehabilitasi dan rekonstruksi
Menurut Nurjanah dkk (201342) mengemukakan bahwa manajemen
bencana (disaster management) adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari
bencana beserta segala aspek yang berkaitan dengan bencana terutama risiko
bencana dan bagaimana menghindari risiko bencana Manajemen bencana
merupakan proses dinamis tentang bekerjanya fungsi-fungsi manajemen yang
meliputi dari perencanaan (planning) pengorganisasian (organizing)
penggerakan (actuating) dan pengawasan (controlling)
Sedangkan menurut W Nick Carter dalam Nurjanah (201344) definisi
manajemen bencana yaitu
ldquoan applied science which seeks by the systematic observation and
analysis of disasters to improve measures relaitng to prevention
mitigation preparedness emergency response and recoveryrdquo
Selanjutnya dalam wikipedia Emergency Management (2007)
mengemukakan bahwa penanggulangan bencana adalah proses yang terus
menerus di mana setiap individu kelompok dan masyarakat berusaha mengatur
35
risiko untuk menghindari atau memperbaiki dampak dari suatu bencana yang
dihasilkan dari suatu musibah
Dalam manajemen bencana terdapat tiga aspek yang mendasar yaitu (1)
respon terhadap bencana (2) kesiapsiagaan menghadapi bencana (3) minimasi
efek bencana (mitigasi) Ketiga aspek ini bersesuaian dengan siklus manajemen
bencana yaitu dapat dilihat pada gambar 22 berikut ini
Gambar 22 Siklus Manajemen Bencana
Sumber Nick Carter dalam Nurjanah dkk(201342)
2113 Prinsip-prinsip Manajemen Bencana
Berdasarkan Undang-undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang
Penanggulangan Bencana pasal 3 disebutkan bahwa azas prinsip-prinsip
manajemen penanggulangan bencana yaitu kemanusiaan keadilan kesamaan
kedudukan dalam hukum dan pemerintahan keseimbangan keselarasan
ketertiban dan kepastian hukum kebersamaan kelestarian lingkungan hidup ilmu
pengetahuan dan teknologi
Kesiapsiagaan
Mitigasi
Pencegahan Pembangunan
Bencana
Tanggap darurat
Pemulihan
36
Selain itu Nurjanah dkk (201345) mengemukakan bahwa
penanggulangan bencana harus didasarkan pada prinsip-prinsip praktis sebagai
berikut
1 Cepat dan Tepat
Bahwa penanggulangan bencana dilaksanakan dengan secara cepat
dan tepat sesuai dengan tututan keadaan
2 Prioritas
Prioritas dimaksudkan sebagai upaya penanggulangan bencana
yang harus mengutamakan kelompok rentan
3 Koordinasi dan Keterpaduan
Koordinasi dimaksudkan sebagai upaya penanggulangan bencana
yang didasarkan pada koordinasi yang baik dan saling mendukung
Sedangkan keterpaduan dimaksudkan sebagai upaya
penanggulangan bencana dilaksanakan oleh berbagai sektor secara
terpadu yang didasarkan pada kerjasama yang baik dan sailng
mendukung
4 Berdayaguna dan Berhasilguna
Dalam mengatasi kesulitan masyarakat dilakukan dengan tidak
membuang waktu tenaga dan biaya yang berlebihan
5 Transparansi dan Akuntabilitas
Transparansi dimaksudkan bahwa penanggulangan bencana
dilakukan secara terbuka dan dapat dipertanggungjawabkan
Sedangkan akuntabilitas adalah bahwa penanggulangan bencana
dilakukan secara terbuka dan dapat dipertanggungjawabkan secara
etik dan hukum
6 Kemitraan
Penanggulangan bencana harus melibatkan berbagai pihak secara
seimbang
7 Pemberdayaan
Penanggulangan bencana dilakukan dengan melibatkan korban
bencana secara aktif
8 Non Diskriminatif
Penanggulangan bencana tidak memberikan perlakuan yang
berbeda terhadap jenis kelamin suku agama ras dan aliran politik
apapun
9 Non-Proselitisi
Dalam penanggulangan bencana dilarang menyebarkan agama dan
atau keyakinan
37
2114 Tahapan Penanggulangan Bencana
Tahapan penanggulangan bencana yang dilakukan Badan Penanggulangan
Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lebak sesuai dengan Undang-undang Nomor
24 Tahun 2007 adalah sebagai berikut
1 Tahapan Pra Bencana
Tujuan Pengurangan Risiko Bencana
Manajemen Manajemen Risiko Bencana
Penyelenggaraan Situasi tidak terjadi bencana dan situasi terdapat
potensi bencana
Kegiatan
1) Pencegahan bencana adalah serangkaian kegiatan yang
dilakukan untuk mengurangi atau menghilangkan risiko
bencana baik melalui pengurangan ancaman bencana maupun
kerentanan pihak yang terancam bencana (situasi tidak terjadi
bencana)
2) Mitigasi (mitigation) adalah serangkaian upaya untuk
mengurangi risiko bencana baik melalui pembangunan fisik
maupun penyadaran dan peningkatan kemampuan menghadapi
ancaman bencana (situasi terdapat potensi bencana)
2 Tahapan Saat Bencana
Tujuan Penanganan darurat
Manajemen Manajemen darurat
38
Penyelenggaraan Situasi tanggap darurat
Kegiatan
1) Tanggap darurat (emergency response) yaitu serangkain
kegiatan yang dilakukan dengan segera pada saat kejadian
bencana untuk menangani dampak buruk yang ditimbulkan
yang meliputi kegiatan penyelamatan dan evakuasi korban
harta benda pemenuhan kebutuhan dasar perlindungan
pengurusan pengungsi penyelamatan serta pemulihan
prasarana dan sarana
3 Tahapan Pasca Bencana
Tujuan Pemulihan
Manajemen Manajemen pemulihan
Penyelenggaraan Situasi tanggap darurat
Kegiatan
1) Rehabilitasi yaitu perbaikan dan pemulihan semua aspek
pelayanan publik atau masyarakat sampai tingkat yang
memadai pada wilayah pasca bencana dengan sasaran utama
untuk normalisasi atau berjalannya secara wajar semua aspek
pemerintahan dan kehidupan masyarakat pada wilayah pasca
bencana
2) Rekonstruksi yaitu pembangunan kembali semua prasarana dan
sarana kelembagaan pada wilayah pasca bencana baik pada
tingkat pemerintahan maupun masyarakat dengan sasaran
39
utama tumbuh dan berkembangnya kegiatan perekonomian
sosial dan budaya tegaknya hukum dan ketertiban dan
bangkitnya peran serta masyarakat dalam segala aspek
kehidupan bermasyarakat pada wilayah pasca bencana
(Sumber Rencana Strategis (Renstra) Badan Penanggulangan Bencana
Daerah Kabupaten Lebak 2014-2018)
2115 Konsep Banjir
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008) banjir adalah berair
banyak dan deras atau terbenamnya daratan karena volume air yang meningkat
Dengan kata lain banjir adalah dimana suatu daerah dalam keadaan tergenang
oleh air dalam jumlah yang begitu besar Sedangkan Wikipedia mengemukakan
bahwa banjir adalah peristiwa yang terjadi ketika aliran air yang berlebihan
merendam daratan Banjir diakibatkan oleh volume air di suatu badan air seperti
sungai atau danau yang meluap atau menjebol bendungan sehingga air keluar dari
batasan alaminya Banjirpun dapat terjadi di sungai ketika alirannya melebihi
kapasitas saluran air terutama di kelokan sungai
Sejalan dengan pengertian dalam buku profil Badan Penanggulangan
Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Banten (2013) bahwa banjir adalah aliran air
sungai yang tingginya melebihi muka air normal sehingga melimpas dari palung
sungai menyebabkan adanya genangan pada lahan rendah di sisi sungai Aliran air
limpasan tersebut yang semakin meninggi mengalir dan melimpasi muka tanah
yang biasanya tidak dilewati aliran air
40
Menurut Pusat Pendidikan Mitigasi Bencana (2010) mengemukakan
bahwa banjir adalah peristiwa tergenang dan terbenamnya daratan (yang biasanya
kering) karena volume air yang meningkat Banjir dapat terjadi karena peluapan
air yang berlebihan di suatu tempat akibat hujan besar peluapan sungai atau
pecahnya bendungan sungai
Menurut kodoatie dan Sugiyanto (2002) sebab-sebab alami banjir antara
lain
1 Curah hujan
2 Pengaruh fisiografi
3 Erosi dan sedimentasi
4 Kapasitas sungai
5 Kapasitas drainase yang tidak memadai
6 Pengaruh air pasang
Sedangkan BPBD Provinsi Banten dalam buku Profil Daerah Rawan
Bencana terdapat beberapa faktor penyebab banjir diantaranya
1 Curah hujan tinggi
2 Permukaan tanah lebih rendah dibandingkan muka air laut
3 Terletak pada suatu cekungan yang dikelilingi perbukitan dengan
pengaliran air keluar sempit
4 Banyak permukiman yang dibangun pada dataran sepanjang sungai
5 Aliran sungai tidak lancar akibat banyaknya sampah serta bangunan di
pinggir sungai
6 Kurangnya tutupan lahan di daerah hulu sungai
Selain itu pula dalam buku Panduan Penanggulangan Bencana Provinsi
Banten (201317) bahwa untuk mengurangi dampak banjir yakni
1 Penataan daerah aliran sungai secara terpadu dan sesuai fungsi lahan
2 Pembangunan sistem pemantauan dan peringatan dini pada bagian
sungai yang sering menimbulkan banjir
3 Tidak membangun rumah dan pemukiman di bantaran sungai serta
daerah banjir
4 Tidak membuang sampah ke dalam sungai mengadakan program
pengerukan sungai
5 Pemasangan pompa untuk daerah yang lebih rendah dari permukaan
laut
41
6 Program penghijauan daerah hulu sungai harus selalu dilaksanakan
serta mengurangi aktifitas di bagian sungai rawan banjir
7 Membentuk polisi peduli lingkungan
2115 Tugas dan Fungsi Badan Penanggulangan Bencana Daerah
Kabupaten Lebak
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lebak
merupakan unsur pelaksana bidang penanggulangan bencana dipimpin oleh
kepala badan yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Bupati
melalui Sekretaris Daerah BPBD Kabupaten Lebak mempunyai tugas
melaksanakan kewenangan otonomi daerah di bidang penanggulangan bencana
melaksanakan urusan kebencanaan berdasarkan azas otonomi dan tugas
pembantuan yang diberikan oleh Pemerintah Pusat dan Pemerintah Propinsi
Banten
Adapun tugas BPBD Kabupaten Lebak mengacu kepada Peraturan Daerah
Kabupaten Lebak Nomor 3 tahun 2011 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata
Kerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Lebak diantaranya
yaitu
1 Menetapkan pedoman dan pengarahan terhadap usaha penanggulangan
bencana sesuai dengan kebijakan Pemerintah Daerah dan Badan Nasional
Penanggulangan Bencana yang mencakup pencegahan bencana
penanganan darurat rehabilitasi serta rekonstruksi secara adil dan setara
2 Menetapkan standarisasi serta kebutuhan penyelenggaraan
penanggulangan bencana berdasarkan perundang-undangan
3 Menyusun menetapkan dan menginformasikan peta relawan bencana
42
4 Menyusun dan menetapkan prosedur tetap penanganan bencana
5 Melaporkan penyelenggaraan penanggulangan bencana kepada Bupati
setiap sebulan sekali dalam kondisi normal dan setiap saat dalam kondisi
darurat bencana
6 Mengendalikan pengumpulan dan penyaluran uang dan barang
7 Mempertanggungjawabkan penggunaan anggaran yang diterima dari
anggaran pendapatan dan belanja daerah dan sumber lain yang sah
8 Melaksanakan kewajiban lain sesuai dengan peraturan perundang-
undangan
Sedangkan fungsi BPBD Kabupaten Lebak dalam menjalankan tugas
mempunyai fungsi yaitu
1 Perumusan dan penetapan kebijakan penanggulangan bencana dan
penanganan pengungsi dengan bertindak cepat dan tepat efektif dan
efisien dan
2 Pengoordinasian pelaksanaan kegiatan penanggulangan bencana secara
terencana terpadu dan menyeluruh
22 Penelitian Terdahulu
Temuan-temuan hasil dari penelitian sebelumnya merupakan sebagai
alatbahan pertimbangan dan data pendukung dalam penelitian yang sedang
dilakukan Penelitian terdahulu harus ada keterkaitan dengan penelitian yang
sedang diteliti sehingga dijadikan sebagai bahan pertimbangan dan pendukung
data Oleh karena pentingnya melihat hasil penelitian yang terdahulu maka
43
peneliti akan memaparkan setidaknya dua hasil penelitian yang sudah ada
Pemaparan hasil penelitian akan dijelaskan di bawah ini
1) Peneliti Pertama
Penelitian yang dilakukan oleh Mahasiswa Jurusan Ilmu
Administrasi Negara Universitas Sumatera Marino Y Cristanti
Marbun tahun 2013 dengan judul peranan koordinasi Badan
Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Medan dalam upaya
penanggulangan bencana banjir di kota Medan Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui bagaimana Badan Penanggulangan Bencana Daerah
Kota Medan dalam upaya penanggulangan bencana banjir Dari hasil
penelitian ini didapat beberapa temuan diantaranya yaitu Badan
Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Medan belum
melakukan koordinasi sesuai tupoksi koordinasi yang dilakukan
bersifat arahanhimbauan berupa surat dan koordinasi Pemerintah
Kota Medan dalam pemberian bantuan logistik kepada masyarakat
korban banjir berjalan kurang baik
2) Peneliti Kedua
Penelitian yang dilakukan oleh Chandra Yudiana Efendi jurusan
Ilmu Pemerintahan Universitas Komputer Indonesia mengenai Kinerja
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) di Wilayah
kecamatan Baleendah Kabupaten Bandung tahun 2012 Penelitian ini
menggunakan teori kinerja organisasi publik menurut Dwiyanto yang
terdiri dari lima indikator yaitu produktivitas kualitas layanan
44
responsivitas responsibilitas dan akuntabilitas Sedangkan metode
penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif Dari hasil
penelitian menunjukan (1) Produktivitas kinerja BPBD Kabupaten
Bandung sudah cukup baik (2) Kualitas layanan kinerja BPBD
Kabupaten Bandung cukup baik dilihat dari adanya fasilitas teknologi
komunikasi dan informasi serta adanya diklat kepada aparatur dan
masyarakat (3) Responsivitas kepada masyarakat di wilayah
kecamatan Baleendah cukup baik hal tersebut di lihat dari adanya
peringatan dini dan tanggap darurat serta pemenuhan akan kebutuhan
masyarakat yang terkena banjir (4) Responsibilitas BPBD Kabupaten
Bandung berjalan cukup baik karena sudah sesuai dengan SOP (5)
Akuntabilitas kinerja BPBD Kabupaten Bandung sudah baik dilihatnya
dari tercapainya sasaran dari kegiatan atau program Dengan demikian
dalam penelitian kinerja BPBD Kabupaten Bandung dalam upaya
penanggulangan banjir di wilayah Baleendah dinilai sudah cukup baik
3) Peneliti yang Bersangkutan (Mahasiswa)
Penelitian ini berjudul Kinerja Badan Penanggulangan Bencana
Daerah (BPBD) dalam penanggulangan bencana banjir di Kabupaten
Lebak Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui Kinerja
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Dalam
Penanggulangan Bencana Banjir Di Kabupaten Lebak Sedangkan
metode dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif
deskriptif
45
Peneliti menemukan beberapa permasalahan terkait dengan kinerja
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lebak
dalam upaya penaggulangan bencana banjir di Kabuapten Lebak
Permasalahannya yaitu Keterbatasan jaringan informasi dan
komunikasi yang efektif dalam penyebaran informasi kebencanaan
kepada masyarakat Sumber daya manusia atau aparatur BPBD
Kabupaten Lebak yang terbatas Keterbatasan sarana dan prasarana
dalam penanggulangan bencana banjir Belum adanya Peraturan
Daerah tentang Pendanaan Bencana dan Ketidakefektifan sosialisasi
penanggulangan bencana banjir
23 Kerangka Berfikir
Kerangka berfikir merupakan alur pemikiran peneliti dalam penelitian dan
sebagai kelanjutan dari kajian teori untuk memberikan penjelasan dari kinerja
BPBD Kabupaten Lebak dalam penanggulangan bencana banjir maka dalam
penelitian ini dibuatkanlah kerangka berfikir Sehingga dengan adanya kerangka
berfikir ini baik peneliti maupun pembaca mudah memahami dan mengetahui
tujuan yang ingin dicapai dari penelitian
Menurut Sugiyono (201065) menyatakan bahwa kerangka berfikir
merupakan model konseptual tentang bagaimana teori berhubungan dengan
berbagai faktor yang telah diidentifikasikan sebagai masalah yang penting Oleh
karenanya peneliti berangkat dari identifikasi masalah untuk membuat kerangka
46
berfikir Adapun permasalahan-permasalahan yang ada terkait kinerja BPBD
Kabupaten Lebak dalam penanggulangan bencana banjir diantaranya
1) Keterbatasan jaringan informasi dan komunikasi yang efektif dalam
penyebaran informasi kebencanaan kepada masyarakat
2) Sumber daya manusia atau aparatur BPBD Kabupaten Lebak yang
terbatas
3) Keterbatasan sarana dan prasarana dalam penanggulangan bencana
banjir
4) Belum adanya Peraturan Daerah tentang Pendanaan Bencana
5) Kurangnya kesadaran masyarakat akan bahaya bencana banjir
6) Ketidakefektifan sosialisasi penanggulangan bencana banjir
Berdasarkan dari permasalahan yang telah dikemukakan di atas maka
kiranya dibutuhkan suatu alat untuk mengukur kinerja BPBD yang optimal dalam
penanggulangan bencana banjir Di bawah ini akan dikemukakan mengenai
indikator kinerja yang menjadi titik acuan untuk mengetahui kinerja BPBD
dengan menggunakan indikator kinerja organisasi menurut Hersey Blanchard
dan Johnson yang dikutip oleh Wibowo (2011102) yaitu
1 Tujuan
2 Standar
3 Alat atau sarana
4 Kompetensi
5 Motif
6 Peluang
7 Umpan Balik
Indikator kinerja organisasi yang telah disebutkan di atas dinilai dan
dianggap lebih rasional dan tepat untuk menjawab permasalahan-permasalahan
47
yang ada pada kinerja BPBD dalam penanggulangan bencana banjir Dengan
diadakannya pengukuran kinerja sesuai indikator kinerja organisasi yang telah
disebutkan di atas maka diharapkan BPBD kabupaten Lebak lebih optimal lagi
dalam penanggulangan bencana banjir khususnya di kecamatan Rangkasbitung
Untuk lebih jelasnya kerangka berfikir dapat di lihat pada gambar 23 di bawah
ini
48
Gambar 23
Kerangka Berfikir
Gambar 23 Kerangka Berfikir
Identifikasi Masalah
1 Keterbatasan jaringan informasi dan komunikasi yang efektif dalam
penyebaran informasi kebencanaan kepada masyarakat
2 SDM atau aparatur BPBD Kabupaten Lebak yang terbatas
3 Keterbatasan sarana dan prasarana dalam penanggulangan bencana banjir
4 Belum adanya Peraturan Daerah tentang Pendanaan Bencana
5 Ketidakefektifan sosialisasi penanggulangan bencana banjir
Kinerja Organisasi
1 Tujuan
2 Standar
3 Alatsarana
4 Kompetensi
5 Motif
6 Peluang
7 Umpan Balik
(Hersey Blanchard dan Johnson dalam buku Wibowo 2011102)
Terwujudnya Kinerja BPBD dalam Penanggulangan Bencana Banjir
Di Kabupaten Lebak Yang Optimal
Penyelenggaraan BPBD dalam Penanggulangan Bencana Banjir
Di Kabupaten Lebak
49
24 Hipotesis Penelitian
Hipotesis penelitian merupakan jawaban sementara terhadap masalah yang
akan diteliti dan akan dibuktikan kebenarannya Hipotesis memberi hasil dari
refleksi peneliti berdasarkan deskripsi teori dan kerangka berfikir yang akan
digunakan sebagai dasar argumentasi Pada penelitian ini hipotesis yang
digunakan oleh peneliti adalah hipotesis deskriptif yaitu merupakan jawaban
sementara terhadap rumusan masalah deskriptif
Berdasarkan kerangka teori dan kerangka berfikir maka pada penelitian
ini hipotesis yang akan diambil yaitu
Hipotesis nol ldquoKinerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah
Dalam Penanggulangan Bencana Banjir di
Kabupaten Lebak paling rendah atau sama dengan
65 dari nilai idealnya 100 rdquo
Hipotesis alternatif ldquoKinerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah
Dalam Penanggulangan Bencana Banjir di
Kabupaten Lebak paling tinggi 65 dari nilai
idealnya 100rdquo
H0 micro gt 65
Ha micro lt 65
50
Dari hipotesis di atas maka peneliti menentukan dan mengambil salah
satu hipotesis untuk penelitian yaitu
Ha micro lt 65
Hipotesis alternatif ldquoKinerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah
Dalam Penanggulangan Bencana Banjir di
Kabupaten Lebak paling tinggi 65 dari nilai
idealnya 100rdquo
51
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
31 Pendekatan dan Metode Penelitian
Menurut Sugiyono (20101) Metode penelitian pada dasarnya merupakan
cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu
Berdasarkan tersebut terdapat empat kata kunci yang harus diperhatikan yaitu
cara ilmiah tujuan dan kegunaan Cara ilmiah berarti kegiatan penelitian itu
didasarkan pada ciri-ciri keilmuan yaitu rasional empiris dan sistematis Rasional
berarti kegiatan itu dilakukan dengan cara-cara yang masuk akal sehingga
terjangkau oleh penalaran manusia Empiris berarti cara-cara itu dapat diamati
oleh indera manusia sehingga orang lain dapat mengamati dan mengetahui cara-
cara yang digunakan Sistematis berarti proses yang digunakan dalam penelitian
itu mengguanakan langkah-langkah tertentu yang bersifat logis
Sedangkan Usman dan Setadi Akbar (201141) mengemukakan bahwa
metodologi penelitian ialah suatu pengkajian dalam mempelajari peraturan-
peraturan yang terdapat dalam penelitian Ditinjau dari filsafat metodologi
penelitian merupakan epistimologi penelitian yaitu yang menyangkut bagaimana
kita mengadakan penelitian
Untuk menemukan jawaban dalam masalah-masalah tujuan dan manfaat
yang telah diuraikan pada bab sebelumnya maka metode penelitian yang berjudul
ldquoKinerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Dalam
52
Penanggulangan Bencana Banjir di Kabupaten Lebakrdquo ini adalah metode
penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif
Menurut Sugiyono (20078) Metode penelitian kuantitatif dapat diartikan
sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme digunakan
untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu pengumpulan data
menggunakan instrumen penelitian analisis data bersifat kuantitatifstatistik
dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan
Irawan (2006108) menjelaskan bahwa metode deskriptif digunakan untuk
mengkaji sesuatu seperti apa adanya (variabel tunggal) atau pola hubungan
(korelasional) antara dua atau lebih variabel Sedangkan menurut Suryabarata
(199224) metode penelitian deskriptif adalah penelitian mendalam mengenai unit
sosial tertentu yang hasilnya merupakan gambaran yang lengkap dan
terorganisasi menganai unit tersebut
32 Ruang Lingkup Penelitian
Adapun ruang lingkup penelitian ldquoKinerja Badan Penanggulangan Bencana
Daerah (BPBD) Dalam Penanggulangan Bencana Banjir Di Kabupaten Lebakrdquo
adalah organisasi BPBD Kabupaten Lebak dan masyarakat Kabupaten Lebak
yang mengharapkan pelayanan dalam bidang penanggulangan bencana banjir
berjalan dengan baik dan terwujudnya masyarakat yang tangguh akan bencana
53
33 Lokasi Penelitian
Dalam penelitian ldquoKinerja Badan Penanggulangan Bencana daerah (BPBD)
Dalam Penanggulangan Bencana Banjir di Kabupaten Lebakrdquo ini penetapan
lokasi terdapat di daerah Kabupaten Lebak yang merupakan daerah rawan akan
bencana banjir Daerah rawan bencana banjir di Kabupaten Lebak terdapat 15
Kecamatan dari jumlah keseluruhan 28 Kecamatan yang berada di Kabupaten
Lebak yakni
1 Kecamatan Rangkasbitung
2 Kecamatan Kalanganyar
3 Kecamatan Cibadak
4 Kecamatan Cimarga
5 Kecamatan Leuwidamar
6 Kecamatan Banjarsari
7 Kecamatan Lebak Gedong
8 Kecamatan Panggarangan
9 Kecamatan Wanasalam
10 Kecamatan Gunung Kencana
11 Kecamatan Cilograng
12 Kecamatan Muncang
13 Kecamatan Cikulur
14 Kecamtan Sobang dan
15 Kecamatan Cibeber
54
34 Variabel Penelitian
341 Definisi Konsep
Variabel dalam penelitian ini adalah Kinerja Organisasi Pelayanan Publik
organisasi pelayanan publik yang dimaksud adalah Badan Penanggulangan
Bencana Daerah (BPBD) dengan lokus penelitian di Kabupaten Lebak Sehingga
peneliti menentukan teori yang dapat menguji kinerja dari organisasi pelayanan
publik tersebut berdasarkan permasalahan yang ditemukan oleh peneliti pada
tahap observasi lapangan Berdasarkan permasalahan di lapangan maka peneliti
memutuskan untuk menggunakan teori indikator kinerja menurut Hersey
Blancharddan Johnson untuk mengetahui kinerja BPBD dalam penanggulangan
bencana banjir di Kabupaten Lebak Indikator kinerja menurut Hersey Blanchard
dan Johnson yaitu
1 Tujuan
2 Standar
3 Alat atau sarana
4 Kompetensi
5 Motif
6 Peluang
7 Umpan Balik
Dari ketujuh indikator tersebut dapat dijabarkan kedalam sub indikator
yang kemudian dijadikan pertanyaan-pertanyaan pada instrumen penelitian untuk
mengukur kinerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dalam
penanggulangan banjir di Kabupaten Lebak
55
342 Definisi Operasional
Adapun pada penelitian kinerja BPBD dalam penanggulangan bencana
banjir di Kabupaten Lebak yang menjadi variabel adalah kinerja BPBD dalam
penanggulangan bencana banjir Teori yang digunakan adalah indikator kinerja
menurutHersey Blancharddan Johnson Seperti yang dijelaskan sebelumnya
maka setiap indikator teori akan dijabarkan menjadi sub indikator yang kemudian
dijadikan pertanyaan pada instrumen penelitian
35 Instrumen Penelitian
Pada dasarnya meneliti adalah melakukan pengukuran terhadap fenomena
alam maupun sosial Oleh karena itu maka diperlukan alat ukur yang baik yang
selanjutnya dinamakan sebagai instrumen Menurut Sugiyono (2010119)
instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur fenomena
alam maupun sosial yang diamati Secara spesifik semua fenomena ini disebut
variabel penelitian Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah berupa
angket dengan satu variabel dan menggunakan skala Likert dalam pengukuran
jawaban dari para responden Dengan skala Likert maka variabel yang akan
diukur akan dijabarkan menjadi indikator variabel Kemudian indikator tersebut
dijadikan tolak ukur untuk menyusun item-item instumen dalam bentuk
pertanyaan Jawaban setiap item instrumen memliki tingkatan nilai dari sangat
positif sampai sangat negatif
Sehingga untuk keperluan analisis kuantitatif anak jawaban dari setiap item
instrumen diberi skor dapat di lihat pada tabel 31 berikut ini
56
Tabel 31
Skoring Instrumen Penelitian
Pilihan Jawaban Skor
Sangat Setuju 4
Setuju 3
Tidak Setuju 2
Sangat Tidak Setuju 1
Sumber Sugiyono 2007
Untuk mempermudah dalam menemukan jawaban atas masalah yang telah
diuraikan pada bab sebelumnya maka berikut ini peneliti sajikan operasional
variabel dalam bentuk kisi-kisi instrumen yang dapat dilihat pada Tabel32 berikut
ini
57
Tabel 32
Kisi-kisi Instrumen Penelitian
Variabel Indikator Sub Indikator Butir Skala
Kinerja Badan
Penanggulangan
Bencana Daerah
(BPBD) Dalam
Penanggulangan
Bencana Banjir
Di Kabupaten
Lebak
Tujuan 1 Pengurangan Risiko
Bencana (Pra bencana)
2 Penanganan kedaruratan
(saat Bencana)
3 Pemulihan (Pasca
Bencana)
123
Likert
Standar 1 Standar Operating
Procedure (SOP)
4 5 6
Alat atau sarana 1 Kelengkapan peralatan
penanggulangan bencana
2 Alat Komunikasi
3 Tempat penyimpanan alat
dan logistic
7 8 9
Kompetensi 1 Kemampuan aparatur
2 Kesesuaian aparatur
dengan fungsi tugas
10 11
12
Motif 1 Motivasi dalam
penanggulangan bencana
3 Prilaku aparatur
4 Sosialisasi Bencana
banjir
13 14
15
Peluang 1 Komunitas Masyarakat
Tangguh Bencana
2 Solusi Bencana Banjir
3 Partisipasi Masyarakat
16 17
18
Umpan Balik 1 Pelaporan hasil kegatan
2 Penilaian kinerja
3 Tindak lanjut hasil
kegiatan
19 20
21
Sumber Peneliti 2014
36 Populasi dan Sampel Penelitian
Menurut Sugiyono (200890) menjelaskan bahwa populasi adalah wilayah
generalisasi yang terdiri atas obyeksubyek yang mempunyai kualitas dan
karakteristik tertentu yang ditetapkan peneliti untuk dipelajari dan ditarik
58
kesimpulannya Populasi adalah jumlah total dari seluruh unit atau elemen di
mana penyelidik tertarik
Sejalan dengan Irawan (2006113) populasi (validitas eksternal) adalah
keseluruhan objek atau subjek yang menjadi sasaran generalisasi Maka peneliti
mengambil sampel kemudian menelitinya sebagai generalisasi populasi
Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah masyarakat Kabupaten
Lebak yang terkena dampak bencana banjir Peneliti mengambil populasi 15
kecamatan dari jumlah keseluruhan 28 Kecamatan di Kabupaten Lebak Hal ini
dikarenakan tidak semua wilayah di Kabupaten Lebak terkena dampak bencana
banjir dan data tersebut didapat dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah
Kabupaten Lebak Jumlah populasi dari 15 Kecamatan sebesar 734402 jiwa data
ini didapat dari Badan Pusat Statistik Kabupaten Lebak
Untuk mendapatkan sampel yang representatif peneliti menggunakan rumus
untuk mencari data yang lebih akurat Peneliti menggunakan rumus Slovin dengan
tingkat kesalahan sebesar 10 sebagai berikut
Keterangan
n ukuran sampel
N ukuran populasi
e sampling error(10)
N
n gt
1+Ne2
59
Dapat dihitung berikut ini
n gt N gt 734402
1+ Ne2 1 + (734402)(01)
2
gt 734402
1 + 734402
gt 734402
734502
gt 999
asymp 100
Berdasarkan penghitungan sampel menggunakan rumus Slovin dengan
taraf kesalahan 10 di atas maka didapatkan sampel sebesar 100 orang
Kemudian dalam penentuan teknik sampling peneliti menggunakan teknik
proportional cluster random sampling Dimana sampel dalam penelitian ini
dihitung berdasarkan ketentuan besaran sampel atas besaran populasi Dikatakan
proportional cluster random sampling karena populasi terdiri dari sub populasi
yang tidak homogen dan tiap-tiap populasi akan diwakili sesuai dengan
proporsinya masing-masing dalam penelitian Jadi pada pokoknya yaitu
mengambil sampel dari tiap-tiap sub populasi dengan memperhitungkan besar
kecilnya sub populasi sehingga nantinya jumlah sampel yang diambil akan
menghasilkan sampel yang representatif Lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel
33 di bawah ini
60
Tabel 33
Perhitungan Sampel
No Populasi Jumlah Perhitungan
Hasil
Akhir
1 Kec Rangkasbitung 120808 120808
734402x 100 = 016 x 100 16
2 Kec Kalanganyar 33119 33119
734402x 100 = 005 x 100 5
3 Kecamatan Cibadak 60130 60130
734402x 100 = 008 x 100 8
4 Kec Cimarga 63164 63164
734402x 100 = 009 x 100 9
5 Kec Leuwidamar 52244 52244
734402x 100 = 007 x 100 7
6 Kec Banjarsari 59488 59488
734402x 100 = 008 x 100 8
7 Kec Lebak Gedong 22280 22280
734402X 100 = 003 x 100
3
8 Kec Panggarangan 36553 36553
734402X 100 = 005 X 100
5
9 Kec Wanasalam 53184 53184
734402X 100 = 007 X 100
7
10 Kec Gunung Kencana 33852 33852
734402x 100 = 005 x 100
5
11 Kec Cilograng 32861 32861
734402x 100 = 004 x 100
4
12 Kec Muncang 32751 32751
734402 x 100 = 004 x 100
4
13 Kec Cikulur 48303 48303
734402 x 100 = 007 x 100
7
14 Kec Sobang 29402 29402
734402x 100 = 004 x 100
4
15 Kec Cibeber 56263 56263
734402x 100 = 008 x 100
8
Jumlah sum 734402 100
Sumber Peneliti 2014
61
37 Teknik Pengolahan dan Analisis Data
Pengolahan data adalah kegiatan lanjutan setelah pengumpulan data
dilaksanakan Pada penelitian kuantitatif pengolahan data secara umum
dilaksanakan melalui tahap memeriksa (editing) proses pemberian identitas
(coding) dan proses pembeberan (tabulating)
1 Editing
Editing adalah kegiatan yang dilaksanakan setelah peneliti selesai
menghimpun data di lapangan Proses editing dimulai dengan memberi
identitas pada instrumen yang telah terjawab Kemudian memeriksa
satu per satu lembaran instrumen pengumpulan data kemudian
memeriksa poin-poin serta jawaban yang tersedia Apabila terjadi
kejanggalan pada instrumen tersebut berilah identitas tertentu pada
instrumen dan poin yang janggal tersebut
2 Coding
Setelah tahap editing selesai dilakukan kegiatan berikutnya adalah
mengklasifikasi data-data tersebut melalui tahapan coding Maksudnya
bahwa data yang telah diedit tersebut diberi identitas sehingga memilki
arti tertentu pada saat dianalisis
3 Tabulating
62
Tabulating adalah bagian terakhir dari pengolahan data Maksud
tabulating adalah memasukan data pada tabel-tabel tertentu dan
mengatur angka-angka serta menghitungnya
Setelah data selesai diolah maka tahap berikutnya yaitu analisis data
Analisis data merupakan upaya peneliti untuk menyederhanakan dan menyajikan
data dengan mengelompokan dalam suatu bentuk yang berarti sehingga mudah
dipahami oleh pembaca
Di dalam penelitian ini data yang diteliti yaitu data interval adalah data
yang jaraknya sama tetapi tidak memiliki nilai 0 (nol) absolutmutlak Kemudian
hipotesis yang terdapat di dalam penelitian ini yaitu hipotesis deskriptif yaitu
jawaban sementara terhadap masalah deskriptif yaitu yang berkenaan dengan
variabel mandiri Oleh karena itu di dalam pengujian hipotesis deskriptif tersebut
dipakai t-test satu sampel sebagai berikut
Keterangan
t = nilai t yang dihitung
π = rata-rata hitung
micro0 = nilai yang dihipotesiskan
s = simpangan baku
n = jumlah anggota sampel
38 Jadwal Penelitian
63
Adapun waktu pelaksanaan penelitian dapat dilihat pada tabel 33 berikut
ini
Tabel 33
Jadwal Penelitian
No
Kegiatan
Tahun Tahun
2014 2015
Feb Mar Mei Jun Jul Aug Sep Okt Nov Des Jan Feb
1 Observasi Awal
2 Pengurusan Perizinan
3 Tahap Penyusunan Proposal
Penelitian
4 Seminar Proposal
5 Revisi Proposal
6 Pengolahan dan analisis data
7 Penyusunan Laporan Akhir
8 Sidang Skripsi
9 Revisi Laporan
Sumber Peneliti 2015
64
BAB IV
HASIL PENELITIAN
41 Deskripsi Obyek Penelitian
411 Deskripsi Kabupaten Lebak
Gambar 41
Peta Kabupaten Lebak
Kabupaten Lebak adalah salah satu kabupaten yang berada di Wilayah
Provinsi Banten Kabupaten Lebak terletak antara 6deg18rsquo-7deg00rsquo Lintang Selatan
dan 105deg25rsquo-106deg30rsquo Bujur Timur dengan luas wilayah 304472 Ha (304472
KM2) yang terdiri dari 28 Kecamatan dengan 340 desa dan 5 Kelurahan
Kabupaten Lebak memiliki batas wilayah administratifyaitu Sebelah Utara
Kabupaten Serang dan Tangerang Sebelah Selatan Samudera Indonesia Sebelah
Barat Kabupaten Pandeglang Sebelah Timur Kabupaten Bogor dan Sukabumi
Kecamatan paling luas wilayahnya adalah Kecamatan Cibeber dan Paling kecil
luas wilayahnya adalah Kecamatan Kalanganyar
64
65
Penduduk Kabupaten Lebak menurut Sensus Penduduk 2014 berjumlah
1258637orang Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Lebak
tahun 2014 data penduduk di Kabupaten Lebak dapat di lihat pada tabel 41 di
bawah ini
Tabel 41
Jumlah Penduduk Kabupaten Lebak Tahun 2014
Kecamatan Laki-laki Perempuan Jumlah
Malingping 32584 31137 63721
Wanasalam 27316 25868 53184
Panggarangan 18587 17966 36553
Cihara 15709 14901 30610
Bayah 21420 20817 42237
Cilograng 16939 15922 32861
Cibeber 28741 27522 56263
Cijaku 14105 13749 27854
Cigemblong 10336 9921 20254
Banjarsari 30477 29011 59488
Cileles 24624 23772 59488
Gunung Kencana 17438 16414 33852
Bojongmanik 11233 10753 21986
Cirinten 13412 12216 25673
Leuwidamar 26764 25480 52244
Muncang 16768 15983 32751
Sobang 15081 14321 29402
Cipanas 24006 23038 47044
Lebakgedong 11637 10643 22280
Sajira 24626 23430 48056
Cimarga 32234 30930 63164
Cikulur 24476 23827 48303
Warunggunung 27662 26172 53834
Cibadak 30952 29178 60130
Rangkasbitung 62030 58778 120808
Kalanganyar 17246 15873 33119
Maja 27294 25058 52352
Curugbitung 16128 14998 31126
Total 1258637
(Sumber httplebakkabbpsgoid)
66
Dari data di atas dapat di lihat bahwa penduduk Kecamatan
Rangkasbitung yang memiliki penduduk paling banyak dengan jumlah 120808
orang Sementara jumlah penduduk yang paling rendah terdapat di Kecamatan
Cigemblong dengan jumlah penduduk 20 254 orang
412 Deskripsi Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)
Kabupaten Lebak
Berdasarkan dengan ditetapkannya Undang-Undang Nomor 24 Tahun
2007 tentang Penanggulangan Bencana penyelenggaraan penanggulangan
bencana diharapkan semakin baik karena Pemerintah Pusat dan Pemerintah
Daerah menjadi penanggung jawab dalam penyelenggaraan penanggulangan
bencana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lebak yang
dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2011 memiliki tugas
sebagai penyelenggara penanggulangan bencana di daerah Kabupaten Lebak yang
dilakukan secara terarah terkoordinasi dan terpadu mulai sejak penetapan
kebijakan pembangunan yang berisiko timbulnya bencana
413 Visi dan Misi BPBD Kabupaten Lebak
Penetapan visi merupakan satu langkah penting dalam perjalanan suatu
organisasi karena dengan visi tersebut akan dapat mencerminkan apa yang hendak
dicapai oleh organisasi serta memberikan arah dan fokus strategis yang
berorientasi terhadap masa depan pembangunan dan bahkan menjamin
kesinambungan pelaksanaan tugas organisasi
67
Visi yang ditetapkan mencerminkan gambaran peran dan kondisi yang
ingin diwujudkan oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) di masa
depan Berdasarkan makna tersebut dan sesuai dengan visi Pemerintah Kabupaten
Lebak maka visi BPBD Kabupaten Lebak adalah ldquoKabupaten Lebak yang siaga
tangguh dan berakhlak dalam penenggulangan bencana
Sedangkan Misi Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)
Kabupaten Lebak yaitu
1 Memperkuat kapasitas masyarakat dan kelembagaan dalam
penanggulangan bencana
2 Membangun kesipasiagaan daerah dalam mengurangi resiko bencana
melalui penyusunan mekanisme penanggulangan bencana yang holistik
terencana dan terpadu
3 Membangun budaya keselamatan dan ketahanan untuk masyarakat
Kabupaten Lebak dengan menggunakan pengetahuan inovasi dan
pendidikan
414 Tugas Pokok dan Fungsi BPBD Kabupaten Lebak
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lebak
merupakan unsur pelaksana bidang penanggulangan bencana dipimpin oleh
kepala badan yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Bupati
melalui Sekretaris Daerah BPBD Kabupaten Lebak mempunyai tugas
melaksanakan kewenangan otonomi daerah di bidang penanggulangan bencana
melaksanakan urusan kebencanaan berdasarkan azas otonomi dan tugas
68
pembantuan yang diberikan oleh Pemerintah Pusat dan Pemerintah Propinsi
Banten
Adapun tugas BPBD Kabupaten Lebak mengacu kepada Peraturan Daerah
Kabupaten Lebak Nomor 3 tahun 2011 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata
Kerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Lebak diantaranya
yaitu
1 Menetapkan pedoman dan pengarahan terhadap usaha penanggulangan
bencana sesuai dengan kebijakan Pemerintah Daerah dan Badan Nasional
Penanggulangan Bencana yang mencakup pencegahan bencana
penanganan darurat rehabilitasi serta rekonstruksi secara adil dan setara
2 Menetapkan standarisasi serta kebutuhan penyelenggaraan
penanggulangan bencana berdasarkan perundang-undangan
3 Menyusun menetapkan dan menginformasikan peta relawan bencana
4 Menyusun dan menetapkan prosedur tetap penanganan bencana
5 Melaporkan penyelenggaraan penanggulangan bencana kepada Bupati
setiap sebulan sekali dalam kondisi normal dan setiap saat dalam kondisi
darurat bencana
6 Mengendalikan pengumpulan dan penyaluran uang dan barang
7 Mempertanggungjawabkan penggunaan anggaran yang diterima dari
anggaran pendapatan dan belanja daerah dan sumber lain yang sah
8 Melaksanakan kewajiban lain sesuai dengan peraturan perundang-
undangan
69
Sedangkan fungsi BPBD Kabupaten Lebak dalam menjalankan tugas
mempunyai fungsi yaitu
1 Perumusan dan penetapan kebijakan penanggulangan bencana dan
penanganan pengungsi dengan bertindak cepat dan tepat efektif dan
efisien dan
2 Pengoordinasian pelaksanaan kegiatan penanggulangan bencana secara
terencana terpadu dan menyeluruh
415 Struktur Organisasi BPBD Kabupaten Lebak
Struktur organisasi BPBD Kabupaten Lebak mengacu pada Peraturan
Daerah Nomor 3 Tahun 2011 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja
Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Lebak Berikut bagan struktur
organisasi BPBD Kabupaten Lebak
Gambar 41
Struktur Organisasi
Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Lebak
Kepala Badan
Unsur Pengarah Kepala Pelaksana
Seksi
pencegahan dan
kesiapsiagaan
Seksi
Rehabilitasi
dan
Rekonstruksi
Seksi
Kedaruratan
dan Logistik
Sekretaris
70
1 Kepala Badan Pelaksana
Mempunyai tugas
(1) Pengordinasian perencanaan pembinaan dan pengendalian terhadap
program administrasi dan sumber daya serta kerja sama BPBD
Kabupaten
(2) Pengordinasian dan pelaksanaan kebijakan di bidang pencegahan
mitigasi dan kesiapsiagaan pada prabencana serta pemberdayaan
masyarakat
(3) Pengordinasian dan pelaksanaan kebijakan di bidang penanggulangan
bencana pada saat tanggap darurat dan dukungan logistik
(4) Pengordinasian dan pelaksanaan kebijakan di bidang penanggulangan
pada pascabencana
2 Sekretariat
Mempunyai tugas
(1) Pengoordinasian sinkronisasi dan integrasi di lingkungan BPBD
Kabupaten Lebak
(2) Pengoordinasian perencanaan dan perumusan kebijakan teknis BPBD
Kabupaten
(3) Pembinaan dan Pelayanan administrasi ketatausahaan hukum dan
pertaturan perundang-undangan organisasi tata laksana kepegawaian
keuangan dan persesdiaan perlengkapan dan rumah tangga BPBD
(4) Pembinaan dan pelaksanaan hubungan masyarakat dan protokol di
lingkungan BPBD Kabupaten
71
(5) Fasilitas pelaksanaan tugas dan fungsi unsur pengarah
penanggulangan bencana
(6) Pengoordinasian dalam penyususnan laporan BPBD Kabupaten
3 Seksi Pencegahan dan Kesiapsiagaan
Mempunyai tugas
(1) Perumusan kebijakan di bidang pencegahan mitigasi dan
kesipasiagaan pada prabencana serta pemberdayaan masyarakat
(2) Pengkoordinasian di bidang pencegahan mitigasi dan kesiapsiagaan
pada prabencana serta pemberdayaan masyarakat
(3) Pelaksanaan hubungan kerja dengan instansi terkait di bidang
pencegahan mitigasi dan kesiapsiagaan pada prabencana serta
pemberdayaan masyarakat
(4) Pemantauan evaluasi dan analisis pelaporan tentang pelaksanaan
kebijakan umum di bidang pencegahan mitigasi dan kesiapsiagaan
pada prabencana serta pemberdayaan masyarakat
4 Seksi Kedaruratan dan Logistik
Mempunyai tugas
(1) Perumusan kebijakan di bidang penanggulangan pada saat tanggap
darurat penanganan pengungsi dan dukungan logistik
(2) Pengkoordinasian dan pelaksanaan kebijakan di bidang
penanggulangan bencana pada saat tanggap darurat penanganan
pengungsi dan dukungan logistik
72
(3) Komando pelaksanaan penanggulangan bencana pada saat tanggap
darurat
(4) Pelaksanaan hubungan kerja di bidang penanggulangan bencana pada
saat tanggap darurat penanganan pengungsi dan dukungan logistik
(5) Pemantauan evaluasi dan analisis pelaporan tentang pelaksanaan
kebijakan umum di bidang penangglangna bencana pada saat tanggap
darurat penanganan pengungsi dan dukungan logistik
5 Seksi Rehabilitasi dan Rekonstruksi
Mempunyai tugas
(1) Perumusan kebijakan di bidang penanggulangan bencana pada pasca
bencana
(2) Mengkoordinasikan dan pelaksanaan kebijakan di bidang
penanggulangan bencana pada pascabencana
(3) Pelaksanaan hubungan di bidang penanggulangan bencana pada
pascabencana
(4) Pemantauan evaluasi dan analisis pelaporan tentang pelaksanaan
kebijakan umum
42 Pengujian Persyaratan Statistik
421 Uji Validitas Instrumen
Pada penelitian dengan menggunakan pendekatan kuantitatif sebelum
mengolah data hasil koesioner jawaban dari responden maka harus melakukan uji
validitas instrument Hal ini dimaksudkan untuk menjaga ketepatan dan
73
kecermatan suatu alat ukur dalam melakukam fungsi ukurnya Uji validitas
digunakan untuk mengetahui sah atau valid tidaknya suatu koesioner
Kevaliditasan suatu instrument menggambarkan bahwa suatu instrument
benarbenar mampu mengukur variabel-variabel yang akan diukur dalam
penelitian serta mampu menunjukan tingkat kesesuaian antar konsep dan hasil
pengukuran
Untuk mengetahui butiritem dari instrument yang telah dibuat itu valid
atau tidak valid dapat diketahui dengan cara mengkorelasikan antara skor butir
dengan skor total Pengujiannya dilakukan dengan menggunakan rumus Pearson
Product Moment sebagai berikut
Keterangan
r = Koefisien Korelasi Product Moment
n = Jumlah Sampel
sum xy= Jumlah hasil kali skor pertanyaan dengan total
sumy = Jumlah skor total
sumx = Jumlah skor per item pertanyaan
sumx2 = Jumlah skor item yang dikuadratkan
sumy2 = Jumlah skor total yang dikuadratkan
74
Dari hasil pengolahan data dengan menggunakan SPSSperhitungan
korelasi yang dilakukan hasilnya dapat dilihat pada tabel 42 di bawah ini
Tabel 42
Hasil Uji Validitas (Menggunakan SPSS V16)
No r hitung r tabel Keterangan
1 0442 0195 Valid
2 0221 0195 Valid
3 0650 0195 Valid
4 0435 0195 Valid
5 0579 0195 Valid
6 0531 0195 Valid
7 0676 0195 Valid
8 0529 0195 Valid
9 0602 0195 Valid
10 0608 0195 Valid
11 0674 0195 Valid
12 0510 0195 Valid
13 0625 0195 Valid
14 0584 0195 Valid
15 0556 0195 Valid
16 0605 0195 Valid
17 0594 0195 Valid
18 0197 0195 Valid
19 0539 0195 Valid
20 0457 0195 Valid
21 0299 0195 Valid
Dikatakan valid jika rhitung gt r tabel maka rtabel sudah ditentukan sebesar
0195 dan taraf signifikansi sebesar 5 Sementara itu sampel dalam penelitian
ini berjumlah 100 responden Berdasarkan uji validitas pada tabel di atas dapat di
lihat rhitung dari seluruh instrumen lebih besar dari r tabel dan menunjukan bahwa
seluruh responden yang berjumlah 94 orang dapat menjawab pertanyaan
penelitian yang dapat dikatakan valid Oleh karena itu jumlah instrumen
75
berdasarkan perhitungan tabel di atas dikatakan valid dan dapat digunakan dalam
penelitian
422 Uji Reliabilitas Instrumen
Pada tahap selanjutnya setelah melakukan uji validitas maka dilanjutkan
dengan uji reliabilitas Reliabilitas adalah indeks yang menunjukan sejauh mana
suatu alat pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan Bila suatu alat
pengukur dipakai dua kali untuk mengukur gejala yang sama dan hasil
pengukuran yang diperoleh relatif konsisten maka alat tersebut reliabel
Reliabilitas digunakan untuk menjaga kehandalan dari sebuah instrument atau alat
ukur Dalam penelitian ini uji reliabilitas dilakukan dengan teknik Alpha
Cronbach Alpha Cronbach yaitu penghitungan yang dilakukan dengan
menghitung rata-rata imterkorelasi diantara butir-butir pertanyaan dalam
koesioner dikatakan reliabel jika nilai alphanya lebih dari 030 (Purwanto
2007181) Pengukurannya berdasarkan alpha cronbach 0 sampai 1 Apabila
dikelompokan maka skala tersebut dapat dikelompokan dalam lima kelas dengan
range yang sama dan ukuran kemantapan alpha tersebut dapat diinterpretasikan
1 Nilai Alpha Cronbach 000 sd 020 berarti kurang reliabel
2 Nilai Alpha Cronbach 021 sd 040 berarti agak reliabel
3 Nilai Alpha Cronbach 042 sd 060 berarti cukup reliabel
4 Nilai Alpha Cronbach 061 sd 080 berarti reliabel
5 Nilai Alpha Cronbach 081 sd 100 berarti sangat relabel
76
Uji reliabilitas ini menggunakan bantuan SPSS versi 16 dan diperoleh
sebagai berikut
Tabel 43
Hasil Uji Reliabilitas (Menggunakan SPSS V 16)
Case Processing Summary
N
Cases Valid 100 1000
Excludeda 0 0
Total 100 1000
a Listwise deletion based on all variables in the
procedure
Tabel 44
Reliability Statistic
Cronbachs
Alpha N of Items
740 22
Berdasarkan perhitungan uji reliabilitas pada tabel 44 dapat dilihat bahwa
nilai Alpha Cronbach 0740 Sementara dalam pengelompokan skala yang telah
dipaparkan sebelumnya yaitu pengelompokan skala 5 dalam buku Triton bahwa
nilai 0740 masuk dalam skala ke 4 yaitu 061 ndash 080 yang berarti reliabel
Sehingga pada hasil akhirnya bahwa insrumen penelitian ini reliabel
43 Deskripsi Data
431 Identitas Responden
Responden dalam penelitian ini adalah masyarakat Kabupaten Lebak yang
tersebar di 15 Kecamatan dengan jumlah populasi sebesar 734402 orang Dengan
77
menggunakan rumus Slovin dengan tingkat kesalahan 10 maka jumlah sampel
dalam penelitian ini adalah sebanyak 100 orang Kemudian teknik pengambilan
sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah proportional cluster random
sampling dimana sampel dalam penelitian ini dihitung berdasarkan ketentuan
besaran sampel atas besaran populasi Dikatakan proportional cluster random
sampling karena populasi akan diwakili sesuai dengan porsinya masing-masing
dalam penelitian Jadi pada pokoknya yaitu mengambil sampel dari tiap-tiap sub
populasi dengan memperhitungkan besar kecilnya sub populasi sehingga
nantinya jumlah sampel yang akan diambil akan menghasilkan sampel yang
representatif
Pada pengisian koesioner responden diminta untuk memberikan identitas
diri sebagai penunjang data dimana identitas diri meliputi jenis kelamin dan
pekerjaan Berikut ini peneliti akan memapaparkan identitas responden dengan
diagram batang
78
Diagram 41
Jenis Kelamin Responden
Sumber Hasil Penelitian Lapangan Tahun 2014
Dari diagram 41 di atas dapat diketahui bahwa 61 responden (61)
adalah responden berjenis kelamin laki-laki 39 responden (39) adalah berjenis
kelamin perempuan Berdasarkan pengumpulan dan olah data hasil kuesioner
menunjukan bahwa responden yang terpilih pada penelitian mengenai Kinerja
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dalam Penanggulangan Bencana
Banjir di Kabupaten Lebak didominasi oleh laki-laki dengan selisih perbedaan
22 dari responden yang berjenis kelamin perempuan
Sedangkan identitas diri responden terkait dengan pekerjaan dapat dilihat
pada diagram 42 di bawah ini
(61)
(39)
0
10
20
30
40
50
60
70
Laki-laki Perempuan
79
Diagram 42
Responden Berdasarkan Status Pekerjaan
Sumber Hasil Penelitian Lapangan Tahun 2014
Dari diagram 42 di atas dapat di lihat bahwasannya responden
berdasarkan pekerjaan meliputi petani sebanyak 53 responden (53) 26
responden (26) dengan status pekerjaan wiraswasta 10 responden (10)
dengan status pekerjaan sebagai pelajar kemudian 6 responden (6) bekerja
sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan 5 responden (5) bekerja sebagai buruh
Hasil pengumpulan dan olah data hasil koesioner menunjukan bahwa responden
didominasi atau yang paling banyak adalah bekerja sebagai petani dan yang paling
rendah adalah responden yang bekerja sebagai buruh
(6)
(26)
(53)
(10)
(5)
0
10
20
30
40
50
60
PNS Wiraswasta Petani Pelajar Buruh
80
432 Analisis Data
Pada analisis data peneliti akan mendeskripsikan data dari hasil
penyebaran koesioner kepada masyarakat Kabupaten Lebak yang tersebar di 15
kecamatan saja dengan jumlah sampel 100 orang Hal ini dimaksudkan untuk
mengetahui jawaban mereka mengenai Kinerja Badan Penanggulangan Bencana
Daerah (BPBD) dalam Penanggulangan Bencana Banjir di Kabupaten Lebak
Dengan menggunakan data variabel dimana peneliti menggunakan teori Kinerja
Organisasi
Menurut Hersey Blancharddan Johnson yang dikutip oleh Wibowo
(2011102)terdapat tujuh indikator kinerja yaitu
1) Tujuan merupakan keadaan yang berbeda yang secara aktif dicari oleh
seorang individu dan organisasi untuk dicapai Untuk mencapai tujuan
diperlukan kinerja individu kelompok dan organisasi Kinerja individu
maupun organisasi berhasil apabila dapat mencapai tujuan yang
diinginkan
2) Standar merupakan suatu ukuran apakah tujuan yang diinginkan dapat
dicapai Tanpa standar tidak dapat diketahui kapan suatu tujuan
tercapai Kinerja seseorang dikatakan berhasil apabila mampu
memcapai standar yang ditentukan atau disepakati bersama antara
atasan dan bawahan
3) Alat atau sarana merupakan sumber daya yang dapat dipergunakan
untuk membantu menyelesaikan tujuan dengan sukses Alat atau saran
merupakan faktor penunjang untuk mencapai tujuan Tanpa alat atau
sarana tugas pekerjaan spesifik tidak dapat dilakukan dan tujuan tidak
dapat diselesaikan sebagaimana seharusnya Tanpa alat atau sarana
tidak mungkin dapat melakukan pekerjaan
4) Kompetensi merupakan persyaratan utama dalam kinerja Kompetensi
merupakan kemampuan yang dimiliki oleh seseorang untuk
menjalankan pekerjaan yang diberikan kepadanya dengan baik
Kompetensi memungkinkan seseorang mewujudkan tugas yang
berkaitan dengan pekerjaan yang diperlukan untuk mencapai tujuan
5) Motif merupakan alasan atau pendorong bagi seseorang untuk
melakukan sesuatu Manajer memfasilitasi motivasi kepada karyawan
dengan insentif berupa uang memberikan pengakuan menetapkan
tujuan menantang menetapkan standar terjangkau meminta umpan
balik memberikan kebebasan melakukan pekerjaan termasuk waktu
81
melakukan pekerjaan menyediakan sumber daya yang diperlukan dan
menghapuskan yang mengakibatkan disinsentif
6) Peluang pekerja perlu mendapatkan kesempatan untuk menunjukan
prestasi kerjanya Terdapat dua faktor yang menyumbangkan pada
adanya kekurangan kesempatan untuk berprestasi yaitu ketersediaan
waktu dan kemampuan untuk memenuhi syarat Jika pekerja dihindari
karena supervisor tidak percaya terhadap kualitas dan kepuasan
konsumen mereka secara efektif akan dihambat dari kemampuan
memenuhi syarat untuk berprestasi
7) Umpan balik antar tujuan standar dan umpan balik bersifat saling
terkait Umpan balik melaporkan kemajuan baik kualitas maupun
kuantitas dalam mencapai tujuan yang didefinisikan oleh standar
Umpan balik merupakan masukan yang dipergunakan untuk mengukur
kemajuan kinerja standar kinerja dan pencapaian tujuan Dengan
umpan balik dilakukan evalusasi terhadap kinerja dan sebagai hasilnya
dapat dilakukan perbaikan kinerja
4321 Pertanyaan Yang Berkaitan Dengan Indikator Tujuan
Berdasarkan dari teori kinerja organisasi yang peneliti gunakan dalam
penelitian ini terdapat tiga pertanyaan yang berkaitan dengan indikator tujuan
Adapun jawaban dari responden berdasarkan pertanyaan yang berkaitan dengan
indikator tujuan akan dipaparkan di bawaha ini
Pertama jawaban responden dari pertanyaan bahwa kegiatan sosialisasi
pengurangan resiko bencanatelah dilakukan oleh BPBD Kabupaten Lebak dapat
dilihat pada diagram 43 di bawah ini
82
Diagram 43
Kegiatan Sosialisasi Pengurangan Resiko Bencana Telah Dilaksanakan
BPBD Kabupaten Lebak
Berdasarkan diagram 43 di atas mengenai tanggapan atau jawaban dari
responden atas pertanyaan bahwa kegiatan sosialisasi tentang pengurangan resiko
bencana banji rtelah dilaksanakan oleh BPBD Kabupaten Lebak adalah 4
responden atau sekitar 4 menjawab sangat setuju 39 responden atau 39
menjawab setuju 52 responden atau 52 menjawab tidak setuju dan 5 responden
atau 5 menjawab sangat tidak setuju Dengan demikian dapat dikatakan dan
diasumsikan bahwa secara mayoritas responden menjawab tidak setuju terkait
pelaksanaan kegiatan yang telah dilakukan oleh BPBD mengenai sosialisasi
pengurangan resiko bencana banjir Hal ini mengasumsikan bahwa BPBD belum
melaksanakan sosialisasi terkait pengurangan resiko bencana banjir yang belum
(4)
(39)
(52)
(5)
0
10
20
30
40
50
60
Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
83
dirasakan oleh sebagian masyarakat Adapun sebagian responden menjawab
setuju dikarenakan dalam pelaksanaan kegiatan sosialisasi pengurangan resiko
bencana banjir oleh BPBD sudah dirasakan oleh masyarakat Tetapi dengan
banyaknya responden menjawab tidak setuju maka dapat diasumsikan bahwa
selama ini BPBD masih belum optimal dan menyeluruh dalam melaksanakan
kegiatan sosialisasi pengurangan resiko bencana banjir yang sudah menjadi tugas
dan tujuan organisasi tersebut
Selanjutnya diagram hasil penelitian berdasarkan butir pertanyaan kedua
dalam indikator tujuan berikut adalah diagram beserta pertanyaannya
Diagram 44
Penanganan Kedaruratan Bencana Banjir Telah Dilaksanakan Oleh
BPBDKabupaten Lebak
Berdasarkan diagram 44 di atas mengenai tanggapan responden atas
pertanyaan bahwa BPBD sudah melaksanakan tugas dalam penanganan
(11)
(53)
(35)
(1)
0
10
20
30
40
50
60
Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
84
kedaruratan bencana banjir adalah 11 responden (11) menjawab sangat setuju
53 responden (53) menjawab setuju 35 responden (35) menjawab tidak
setuju dan 1 responden (1) menjawab sangat tidak setuju Dengan demikian
secara mayoritas responden setuju bahwa BPBD sudah melaksanakan penanganan
kedaruratan bencana banjir pada saat terjadinya bencana banjir Ini dikarenakan
bahwa pada saat bencana banjir terjadi BPBD sudah melaksanakan penanganan
kedaruratan untuk menanggulangi bencana banjir di Kabupaten Lebak
Kemudian diagram hasil penelitian berdasarkan butir pertanyaan ketiga
dalam indikator tujuan berikut adalah diagram beserta pertanyaannya
85
Diagram 45
BPBD Menyelenggarakan Pemulihan Setelah Bencana Terjadi
Dari diagram 45 di atas dapat dilihat bahwa komposisi dari tanggapan
responden terkait apakah BPBD menyelenggarakan pemulihan (rekonstruksi)
setelah bencana banjir terjadi Tanggapan responden yaitu 2 responden (2)
menjawab sangat setuju 40 responden (40) menjawab setuju 52 responden
(52) menjawab tidak setuju dan 6 responden (6) menjawab sangat tidak
setuju Berdasarkan data tanggapan responden tersebut mayoritas menjawab tidak
setuju terkait bahwa BPBD sudah menyelenggarakan pemulihan setelah bencana
banjir terjadi Adapun sebagian masyarakat menjawab setuju karena ada sebagian
masyarakat yang telah merasakan pelayanan BPBD terkait pemulihan bencana
pada pasca bencana
(2)
(40)
(52)
(6)
0
10
20
30
40
50
60
Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
86
4322 Indikator Standar
Berdasarkan hasil penelitian lapangan diperoleh hasil penelitian
berdasarkan indikator standar berikut daigram dan pertanyaannya
Diagram 46
Penyelenggaraan Penanggulangan Banjir Sesuai Prosedur
Berdasarkan diagram 46 di atas dapat dilihat bahwa komposisi nilai dari
tanggapan responden terkait dengan penyelenggaraan penanggulangan bencana
banjir oleh BPBD Kabupaten Lebak sesuai prosedur adalah 3 responden (3)
menjawab sangat setuju 45 responden (45) menjawab setuju 51 responden
(51) menjawab tidak setuju dan 1 responden (1) menjawab sangat tidak
setuju Dengan demikian secara mayoritas responden menjawab tidak setuju
terkait penyelenggaraan penanggulangan bencana banjir sudah sesuai prosedur
Hal ini dapat diartikan bahwa penyelenggaraan penanggulangan bencana daerah
(3)
(45)
(51)
(1)
0
10
20
30
40
50
60
Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
87
masih belum sesuai prosedur Adapun responden yang menjawab setuju dengan
komposisi sebesar 45 dikarenakan sebagian responden menilai sudah sesuai
prosedur Hal ini dikarenakan keterbatasan pegawai BPBD dalam menjalankan
tugas masih kurang responsif
Selanjutnya berdasarkanhasil penelitian lapangan dari butir kedua dari
indikator standar berikut adalah diagram dan pertanyaannya
Diagram 47
Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana Banjir Mengedepankan
Keadilan
Berdasarkan diagram 47 di atas mengenai tanggapan responden atas
pertanyaan penyelenggaraan BPBD dalam penanggulangan bencana banjir
mengedepankan keadilan adalah 3 responden (3) menjawab sangat setuju 38
responden (38) menjawab setuju 51 responden (51) menjawab tidak setuju
(3)
(38)
(51)
(8)
Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
88
dan 8 responden (8) menjawab sangat tidak setuju Dengan demikian secara
mayoritas responden dapat dikatakan menjawab tidak setuju terkait dengan
penyelenggaraan BPBD Kabupaten Lebak dalam penanggulangan bencana banjir
dengan mengedepankan keadilan Adapun responden menjawab setuju karena
sedikit dari mayoritas responden tidak merasakan hal tersebut bahkan responden
lebih menciptakan rasa aman terhadap apa yang mereka hadapi pada saat bencana
banjir terjadi
Kemudian selanjutnya berdasarkan hasil penelitian lapangan dari butir
ketiga dari indikator standar berikut adalah diagram dan pertanyaannya
Diagram 48
Cepat dan Tanggap Dalam Penanggulangan Bencana Banjir
Dari diagram 48 di atas mengenai tanggapan responden atas pertanyaan
bahwa BPBD Kabupaten Lebak cepat tanggap dalam penanggulangan bencana
(5)
(28)
(59)
(8)
0
10
20
30
40
50
60
70
Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
89
banjir adalah 5 responden (5) menjawab sangat setuju 28 responden (28)
menjawab setuju 59 responden (59) menjawab tidak setuju dan 8 responden
(8) menjawab sangat tidak setujuDengan demikian secara mayoritas responden
dapat dikatakan menjawab tidak setuju terkait dengan cepat tanggap dalam
penyelenggaraan penanggulangan bencana banjir oleh BPBD Kabupaten Lebak
Adapun responden yang menjawab setuju karena responden merasakan pelayanan
yang cepat tanggap dari BPBD Kabupaten Lebak Karena berdasarkan prinsipnya
BPBD harus cepat tanggap dalam penyelenggaraan penanggulangan bencana
khususnya bencana banjir
4323 Indikator Alat atau Sarana
Berdasarkan hasil penelitian lapangan diperoleh hasil penelitian
berdasarkan indikator alat atau sarana berikut diagram dan pertanyaannya
Diagram 49
Peralatan Dalam Penanggulangan Bencana Banjir Telah Lengkap
(3)
(31)
(54)
(12)
0
10
20
30
40
50
60
Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
90
Berdasarkan diagram 49 di atas mengenai tanggapan responden atas
pertanyaan terkait dengan peralatan dalam penanggulangan bencana banjir
BPBD Kabupaten Lebak telah lengkap adalah 3 responden (3) menjawab
sangat setuju 31 responden (31) menjawab setuju 54 responden (54)
menjawab tidak setuju 12 responden (12) menjawab sangat setuju Dengan
demikian secara mayoritas responden dapat dikatakan menjawab tidak setuju
dikarenakan dalam penyelenggaraannya penanggulangan bencana banjir pihak
BPBD Kabupaten Lebak masih kekurangan akan kelengkapan peralatan dalam
penanggulangan banjir Adapun responden yang menjawab setuju dikarenakan
masyarakat di sebagian daerah merasakan kelengkapan peralatan BPBD dalam
penanggulangan banjir sudah memadai
Kemudian selanjutnya berdasarkan hasil penyebaran kuesioner dari butir
kedua indokator alat atau sarana berikut adalah diagram dan pertanyaannya
91
Diagram 410
Alat Komunikasi dalam Memberikan Informasi Bencana Banjir Sudah
Memadai
Berdasarkan diagram 410 di atas dapat dilihat bahwa tanggapan
responden terkait alat komunikasi dalam memberikan informasi bencana banjir
BPBD sudah memadai adalah 5 responden (5) menjawab sangat setuju 39
responden (39) menjawab setuju 46 responden (46) menjawab tidak setuju
dan 10 responden (10) menjawab sangat tidak setuju Dengan demikian secara
mayoritas responden dapat dikatakan menjawab tidak setuju terkait kepemilikan
alat komunikasi dalam memberikan informasi kebencananaan Ini dikarenakan
responden menilai bahwa alat komunikasi BPBD dalam memberikan informasi
kebencanaan masih belum memadai
(5)
(39)
(46)
(10)
0
5
10
15
20
25
30
35
40
45
50
Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
92
Selanjutunya berdasarkan hasil penelitian lapangan dari butir ketiga
indikator alat atau sarana berikut adalah diagram dan pertanyaannya
Diagram 411
Tempat Penyimpanan Bantuan Logistik Sudah Memadai
Berdasarkan diagram 411 di atas dapat dilihat bahwa tanggapan
responden terkait tempat penyimpanan bantuan logistik di BPBD kabupaten
Lebak sudah memadai adalah 11 responden (11) menjawab sangat setuju 31
responden (31) menjawab setuju 45 responden (45) menjawab tidak setuju
dan 13 responden (13) menjawab sangat tidak setuju Dengan demikian secara
mayoritas responden dapat dikatakan menjawab tidak setuju Hal ini dikarenakan
responden menilai bahwa BPBD masih belum memilliki tempat yang memadai
untuk penyimpanan bantuan logistic bencana
(11)
(31)
(45)
(13)
0
5
10
15
20
25
30
35
40
45
50
Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
93
4324 Indikator Kompetensi
Berdasarkan hasil penelitian lapangan diperoleh hasil penelitian
berdasarkan indikator kompetensi berikut daigram dan pertanyaannya
Diagram 412
BPBD Memiliki Kemampuan Yang Baik dalam Penyelenggaraan Bencana
Banjir
Berdasarkan diagram 412 di atas mengenai BPBD Kabupaten Lebak
memiliki kemampuan yang baik dalam penyelenggaraan penanggulangan bencana
banjir adalah 7 responden (7) menjawab sangat setuju 33 responden (33)
menjawab setuju 47 responden (47) menjawab tidak setuju dan 13 responden
(13) menjawab sangat tidak setuju Dengan demikian secara mayoritas
responden dapat dikatakan menjawab tidak setuju atas BPBD Kabupaten Lebak
(7)
(33)
(47)
(13)
0
5
10
15
20
25
30
35
40
45
50
Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
94
memiliki kemampuan yang baik dalam penyelenggaraan penanggulangan bencana
banjir
Selanjutnya berdasarkan hasil penelitian di lapangan dari butir kedua dari
indikator kompetensi berikut adalah diagram dan pertanyaannya
Diagram 413
BPBD Selalu Memeberikan Informasi Setiap Akan Terjadinya Bencana
Banjir
Berdasarkan diagram 413 di atas mengenai tanggapan responden atas
BPBD Kabupaten Lebak selalu memberikan informasi setiap akan terjadinya
bencana banjir adalah 4 responden (4) menjawab sangat setuju 38 responden
(38) menjawab setuju 49 responden (49) menjawab tidak setuju dan 9
responden (9) menjawab sangat tidak setuju Dengan demikian secara mayoritas
responden dapat dikatakan menjawab tidak setuju Ini dikarenakan responden
(4)
(38)
(49)
(9)
0
10
20
30
40
50
60
Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
95
menilai bahwa dalam pelaksanaannya BPBD Kabupaten Lebak belum
memberikan informasi terkait akan terjadinya bencana banjir ini dikarenakan
BPBD masih belum memiliki alat komunikasi yang memadai dalam pemberian
informasi kepada masyarakat Selain itu pula belum berjalannya komunitas
masyarakat tangguh bencana di tiap daerah rawan bencana banjir Sehingga dalam
pemberian informasi masih belum optimal
Kemudian selanjutnya berdasarkan hasil penelitian lapangan dari butir
ketiga dari indikator kompetensi berikut adalah diagram dan pertanyaannya
Diagram 414
Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana Banjir Sesuai Tugas dan Fungsi
Dari diagram 414 di atas dapat dilihat mengenai tanggapan responden atas
pertanyaan setujukah penyelenggaraan penanggulangan bencana banjir sesuai
tugas dan fungsi adalah 3 responden (3) menjawab sangat setuju 38 responden
(3)
(38)
(50)
(9)
0
10
20
30
40
50
60
Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
Series1
96
(38) menjawab setuju 50 responden (50) menjawab tidak setuju dan 9
responden (9) menjawab sangat tidak setuju Dengan demikian secara mayoritas
responden mengasumsikan tidak setuju akan penyelenggaraan penanggulangan
bencana banjir sesuai tugas dan fungsi Ini dikarenakan masyarakat menilai dalam
pelaksanaannya BPBD yang seharusnya menjadi koordinator dalam
penyelenggaraan penanggulangan bencana namun realitanya yang menjadi
koordinator dari pihak militer
4325 Indikator Motif
Berdasarkan hasil penelitian lapangan diperoleh hasil penelitian
berdasarkan indikator kompetensi berikut daigram dan pertanyaannya
Diagram 415
BPBD Telah Memberikan Penyuluhan Mengenai Bahaya Bencana Banjir
(7)
(43)(45)
(5)
0
5
10
15
20
25
30
35
40
45
50
Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
97
Dari diagram 415 di atas dapat dilihat bahwa tanggapan responden
mengenai pertanyaan mengenai BPBD telah memberikan penyuluhan mengenai
bahaya bencana banjir adalah 7 responden (7) menjawab sangat setuju 43
responden (43) menjawab setuju 45 responden (45) menjawab tidak setuju
dan 5 responden (5) menjawab sangat tidak setuju Dengan demikian secara
prosentase dapat dikatakan responden menjawab tidak setuju bahwa penyuluhan
mengenai bahaya bencana banjir telah dilaksanakan oleh BPBD Adapun
responden yang menjawab setuju karena sebagian masyarakat di Kabupaten
Lebak telah mengikuti penyuluhan bahayanya bencana banjir yang dilakukan oleh
BPBD
Kemudian selanjutnya berdasarkan hasil penelitian di lapangan dari butir
kedua dari indikator motif berikut adalah diagram dan pertanyaannya
Diagram 416
BPBD Memiliki Motivasi tinggi Dalam Penanggulangan Bencana Banjir
(3)
(40)
(49)
(8)
0
10
20
30
40
50
60
Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
98
Berdasarkan diagram 416 di atas mengenai tanggapan responden atas
pernyataan bahwa BPBD selama ini memiliki motivasi tinggi dalam
penangggulangan bencana banjir adalah 3 responden (3) menjawab sangat
setuju 40 responden (40) menjawab setuju 49 responden (49) menjawab
tidak setuju dan 8 responden (8) menjawab sangat tidak setuju Dengan
demikian secara mayoritas responden dapat dikatakan menjawab tidak setuju
Adapun responden yang menjawab setuju karena menilai bahwa BPBD dalam
menjalankan tugas telah memiliki motivasi dalam penanggulangan bencana banjir
Sementara itu berikutnya hasil penelitian di lapangan dari butir ketiga
indikator motif berikut adalah diagram dan pertanyaannya
Diagram 417
Aparatur BPBD Kabupaten Lebak Berprilaku Sukarela dalam
Penanggulangan Bencana Banjir
(5)
(33)
(52)
(10)
0
10
20
30
40
50
60
Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
99
Dari diagram 417 di atas dapat di lihat mengenai tanggapan responden
atas pertaanyaan bahwa BPBD berprilaku sukarela dalam penanggulangan
bencana banjir adalah 5 responden (5) menjawab sangat setuju 33 responden
(33) menjawab setuju 52 responden (52) menjawab tidak setuju dan 10
responden (10) menjawab sangat tidak setuju Dengan demikian secara
mayoritas responden dapat dikatakan menjawab tidak setuju Hal ini dikarenakan
aparatur BPBD masih belum berprilaku sukarela dalam penyelenggaraan
penanggulangan banjir
4326 Indikator Peluang
Berdasarkan hasil penelitian lapangan diperoleh hasil penelitian
berdasarkan indikator peluang berikut daigram dan pertanyaannya
100
Diagram 418
BPBD Lebak Telah Memberikan Pelatihan Kepada Komunitas Masyarakat
Tangguh Bencana
Berdasarkan diagram 418 di atas mengenai tanggapan responden atas
pernyataan bahwa BPBD telah memberikan pelatihan kepada komunitas
masyarakat tangguh bencana adalah 4 responden (4) menjawab sangat setuju
30 responden (30) menjawab setuju 53 responden (53) menjawab tidak
setuju 13 responden (13) menjawab sangat tidak setuju Secara mayoritas
responden dapat dikatakan menjawan tidak setuju dengan pernyataan bahwa
BPBD telah memberikan pelatihan kepada Komunitas Masyarakat Tangguh
Bencana Hal ini dikarenakan bahwa pihak BPBD hanya mensosialisasikan terkait
bencana banjir dan masih belum memberikan pelatihan yang intensif terhadap
komunitas tangguh bencana
(4)
(30)
(53)
(13)
0
10
20
30
40
50
60
Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
101
Berikutnya berdasarkan hasil penelitian lapangan dari butir kedua
indikator peluang berikut adalah diagram dan pertanyaannya
Diagram 419
BPBD Telah Memberikan Solusi akan Bencana Banjir
Berdasarkan diagram 419 diatas mengenai tanggapan responden atas
pernyataan bahwa BPBD telah memberikan solusi akan bencana banjir adalah 6
responden (6) menjawab sangat setuju 37 responden (37) menjawab setuju
43 responden (43) menjawab tidak setuju dan 14 responden (14) sangat tidak
setuju Dengan demikian secara mayoritas responden dapat dikatakan menjawab
tidak setuju dengan pertnyaataan bahwa BPBD telah memberikan solsusi akan
bencana banjir Ini dikarenakan BPBD hanya menyelenggrakan penanggulangan
bencana dan belum memberikan solusi terkait bencana banjir
6(6)
37(37)
(43)
(14)
0
5
10
15
20
25
30
35
40
45
50
Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
102
Kemudian selanjutnya berdasarkan hasil penelitian di lapangan dari butir
ketiga indikator peluang berikut adalah diagram dan pertanyaannya
Diagram 420
BPBD Memberikan Kebebasan Kepada Masyarakat Dalam Penanggulangan
Bencana Banjir
Berdasarkan diagram 420 diatas mengenai tanggapan responden atas
pernyataan BPBD Memberikan kebebasan kepada masyarakat dalam
penanggulangan bencana banjir adalah 15 responden (15) menjawab sangat
setuju 51 responden (51) menjawab setuju 31 responden (31) menjawab
tidak setuju dan 3 responden (3) menjawab sangat tidak setuju Dengan
demikian secara mayoritas responden dapat dikatakan menjawab setuju Ini
dikarenakan dalam pelaksanaan penanggulangan bencana banjir dari mulai
(15)
(51)
(31)
(3)
0
10
20
30
40
50
60
Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
103
evakuasi hingga pemulihan bencana masyarakat diberikan kebebasan untuk
bergabung dalam penggulangan bencana banjir sebagai rasa kemanusiaan
4327 Indikator Umpan Balik
Berdasarkan hasil penelitian lapangan diperoleh hasil penelitian
berdasarkan indikator umpan balik berikut daigram dan pertanyaannya
Diagram 421
BPBD Selalu Memberikan Informasi Hasil Kegiatan Penanggulangan
Bencana Banjir
Berdasarkan diagram 421 diatas mengenai tanggapan responden atas
pernyataan BPBD selalu memberikan informasi hasil kegiatan penanggulangan
bencana banjir adalah 3 responden (3) menjawab sangat setuju 28 responden
(28) menjawab setuju 54 responden (54) menjawab tidak setuju dan 15
(3)
(28)
(54)
(15)
0
10
20
30
40
50
60
Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
104
responden (15) menjawab sangat tidak setuju Dengan demikian secara
mayoritas responden dapat dikatakan menjawab tidak setuju Ini dikarenakan
dalam pemberian informasi hasil kegiatan penanggulangan bencana banjir tidak
seluruh atau semuanya diketahui oleh masyarakat
Kemudian selanjutnya berdasarkan hasil penelitian di lapangan dari butir
kedua indikator umpan balik berikut adalah diagram dan pertanyaannya
Diagram 422
BPBD Selalu Melaksanakan Penilaian Atas Prestasi Kerja
Berdasarkan diagram 422 diatas mengenai tanggapan responden atas
pernyataan BPBD selalu melaksanakan penilaian-penilaian atas prestasi kerja
adalah 1 responden (1) menjawab sangat setuju 23 responden (23) menjawab
setuju 72 responden (72) menjawab tidak setuju dan 4 responden (4)
menjawab sangat tidak setuju Dengan demikian secara mayoritas responden
(1)
(23)
(72)
(4)
0
10
20
30
40
50
60
70
80
Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
105
dapat dikatakan menjawab tidak setuju Ini dikarenakan dalam pelaksanaan
evaluasi atau penilaian kinerja masih belum berjalan dengan baik dan masyarakat
masih belum melihat perubahan-perubahan yang signifikan
Berikutnya berdasarkan hasil penelitian di lapangan dari butir ketiga
indikator umpan balik berikut adalah diagram dan pertanyaannya
Diagram 423
BPBD Perlu Menindaklanjuti Kegiatan Yang Dilaksanakan
Berdasarkan diagram 423 diatas mengenai tanggapan responden atas
pernyataan BPBD perlu menindaklanjuti kegiatan yang telah dilaksanakan adalah
7 responden (7) menjawab sangat setuju 58 responden (58) menjawab setuju
31 responden (31) menjawab tidak setuju dan 4 responden (4) menjawab
sangat tidak setuju Dengan demikian secara mayoritas responden dapat dikatakan
menjawab setuju Ini dikarenakan dalam setiap kegiatan harus selalu ada tindak
(7)
(58)
(31)
(4)
0
10
20
30
40
50
60
70
Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
106
lanjutnya agar nantinya dapat menciptakan suatu kegiatan yang lebih baik lagi di
masa yang akan datang Sehingga dalam pelaksanaannya BPBD dapat optimal dan
lebih responsif dalam penanggulangan bencana khususnya dalam penanggulangan
bencana banjir
44 Pengujian Hipotesis
Penelitian ldquoKinerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)
dalam Penanggulangan Bencana Banjir di Kabupaten Lebakrdquo ini memiliki
hipotesis sebagai berikut
ldquoKinerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah Dalam
Penanggulangan Bencana Banjir di Kabupaten Lebak paling tinggi
mencapai 65 dari nilai idealnya 100rdquo
Sementara tujuan daripada pengujian hipotesis ini yaitu untuk mengetahui
tingkat signifikansi dari hipotesis yang diajukan Pada tahap pengujian hipotesis
ini peneliti menggunakan rumus t-test satu sampel
Berdasarkan penghitungan data skor ideal yang diperoleh adalah 4 x 21 x
100 = 8400 Keterangannya adalah 4 = nilai tertinggi dari setiap pilihan jawaban
pernyataan yang diajukan kepada responden (kriteria penilaian skor berdasarkan
skala Likert) 21 = jumlah item pertanyaan yang diajukan kepada responden dalam
bentuk koesioner dan 100 = jumlah sampel yang dijadikan responden dalam
penelitian ini Selanjutnya untuk jumlah skor penelitian (lihat di lampiran tabel
distrribusi data) adalah sebesar 5049 Dengan demikian maka nilai ldquoKinerja
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dalam Penanggulangan Bencana
107
Banjir Di Kabupaten Lebakrdquo adalah 5049 8400 = 06010 maka diprosentasikan
60
Skor ideal untuk Kinerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah Dalam
Penanggulangan Bencana Banjir Di Kabupaten Lebak adalah 4 x 21 x 100 = 8400
Keterangannya adalah 4 = nilai tertinggi dari setiap pilihan jawaban pernyataan
yang diajukan kepada responden (kriteria penilaian skor berdasarkan skala Likert)
21 = jumlah item pertanyaan yang diajukan kepada responden dalam bentuk
koesioner dan 100 = jumlah sampel yang dijadikan responden dalam penelitian
ini dan nilai meannilai rata-rata adalah 8400 100 = 84 Sehingga untuk Kinerja
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dalam Penanggulangan Bencana
Banjir Di Kabupaten Lebak nilai yang dihipotesiskan tertinggi 65 dari yang
diharapkan Sementara nilai yang dihipotesiskan adalah 065 x 84 = 55 Untuk
perhitungan hipotesis statistiknya adalah sebagai berikut Ha untuk memprediksi
micro lebih kecil atau sama dengan 65 dari skor ideal
H0 = micro gt65 gt 065 x 84 = 55
Ha = micro lt 65 lt 065 x 84 = 55
Pengujian hipotesis menggunakan rumus t- test satu sampel dengan uji
pihak kiri adalah sebagai berikut
Diketahui
micro =5049
100
= 5049
micro0= 55
108
s =
n
s
x
s = 766
n = 100
ditanya t
t =
n
s
x
t = - 549 x 10
766
t = - 716
Dari hasil penghitungan di atas dapat dilihat bahwa nilai thitung adalah -
716 Nilai thitung tersebut selanjutnya dibandingkan dengan nilai ttabel dengan
derajat kebebasan (dk) = (n ndash 1) = ( 100 ndash 1) = 99 dan taraf kesalahan = 10
untuk uji satu pihak kiri didapat nilai ttabel yaitu -1289 Karena nilai thitung lebih
kecil dari pada nilai ttabel (-716 lt -1289) dan jatuh pada daerah penerimaan Ha
maka hipotesis alternatif (Ha) diterima dan hipotesis nol (H0) ditolak Dapat dilihat
pada gambar 42 mengenai kurva daerah penerimaan Ha dan penolakan H0
Dari perbandingan jumlah data yang terkumpul dengan skor ideal
ditemukan bahwa Kinerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dalam
Penanggulangan Bencana Banjir di Kabupaten Lebak yaitu
5049
8400 x 100 = 6010
109
Jadi hipotesis yang menyatakan bahwa Kinerja Badan Penanggulangan
Bencana Daerah (BPBD) dalam Penanggulangan Bencana Banjir di Kabupaten
Lebak paling tinggi 65 dari nilai idealnya 100 dapat diterima atau dari
penghitungan sampel rata-rata menghasilkan nilai sebesar 6010 dibulatkan
menjadi 60 Berikut kurva daerah penerimaan Hipotesis alternatif (Ha) dan
daerah penerimaan H0
Gambar 42
Kurva Penerimaan dan Penerimaan H0
-716 0 1289
60 65
Berdasarkan gambar di atas dapat dilihat bahwa thitung ternyata jatuh pada
daerah penerimaan Ha dengan demikian Ha diterima dan H0 ditolak
45 Interpretasi Hasil Penelitian
Penelitian dengan judul Kinerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah
(BPBD) dalam Penanggulangan Bencana Banjir di Kabupaten Lebak sebelumnya
telah mempunyai rumusan masalah deskriptif dan peneliti berusaha menjawab
perumusan masalah tersebut Rumusan masalah tersebut adalah ldquoSeberapa besar
Daerah penerimaan Ha
Daerah Penerimaan H0
110
Kinerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah Dalam Penanggulangan Bencana
Banjir Di Kabupaten Lebakrdquo
Untuk menjawab rumusan masalah deskriptif dalam penelitian ini dapat
dilihat dari pemaparan pengujian hipotesis yang menggunakan rumus t-test satu
sampel dengan menguji pihak kiri bahwa harga thitung lebih kecil (lt) dari harga
ttabel dan itu dapat diartikan bahwa Ha diterima dan H0 ditolak Karena dari hasil
pengujian menunjukan bahwa hipotesis mencapai 6010 dari angka yang
diharapkan 65
Berdasarkan dari data pengujian hipotesis tersebut dapat dijelaskan bahwa
ldquoKinerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dalam Penanggulangan
Bencana Banjir di Kabupaten Lebakrdquo mencapai 6010 dari angka tertinggi yang
dihipotesiskan yaitu 65 Ini berarti tingkat Kinerja Badan Penanggulangan
Bencana Daerah (BPBD) dalam Penanggulangan Bencana Banjir di Kabupaten
masuk dalam kategori kurang baik Hal tersebut dapat dilihat pada pengkategorian
sebagai berikut
Kategori Instrumen
2100 4200 6300 8400
5049
Tidak Baik Kurang Baik Baik Sangat Baik
111
Nilai 5049 termasuk dalam kategori interval kurang baik dan baik maka
hasil di atas masuk dalam kategori kurang baik karena lebih mendekati pada
kategori kurang baik
46 Pembahasan
Berdasarkan teori kinerja organisasi menurut Hersey Blanchard dan
Johnson bahwa kinerja organisasi dapat diukur dari beberapa aspek diantaranya
tujuan standar alatsarana kompetensi motif peluang dan umpan balik
(Wibowo 2011102) Maka dengan teori kinerja organisasi tersebut dapat
mengukur dan menjelaskan Kinerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah
(BPBD) dalam Penanggulangan Bencana Banjir di Kabupaten Lebak Penjelasan
dari hasil pengolahan data dari indikator kinerka organisasi tersebut lebih jelasnya
akan dipaparkan di bawah ini
1 Indikator Tujuan
Indikator tujuan berkaitan dengan tujuan pada Badan Penanggulangan
Bencana Daerah dalam penanggulangan bencana banjir di Kabupaten
Lebak yang diantaranya adalah berkaitan dengan pengurangan resiko
bencana pada saat prabencana penanganan kedaruratan saat bencana
terjadi dan pemulihan pada saat setelah terjadi bencana (pasca bencana)
Dalam hal ini masyarakat di Kabupaten Lebak merasakan akan adanya
pelayanan kebencanaan yang merupakan tugas dari BPBD khususnya
dalam bencana banjir Dari hasil pengolahan data dalam indikator tujuan
ini memuat 3 butir instrumen pertanyaandalam pengolahannya didapatkan
112
dari skor ideal indikator tujuan adalah 4 x 3 x 100 = 1200 (4 = nilai dari
setiap jawaban pertanyaan yang diajukan pada responden kriteria skor
berdasarkan pada skala Likert 3 = jumlah pertanyaan yang ada pada
indikator tujuan 100 = jumlah sampel yang dijadikan responden) Setelah
menemukan skor ideal kemudian dibagikan dengan skor riil yang diisi
oleh responden jadi tingkat persetujuan dari indikator tujuan yaitu sebesar
754 1200 = 063 x 100 = 63 Berdasarkan hasil tersebut dapat
dikatakan Kinerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah dalam
penanggulangan Kabupaten Lebak baik Sebagaimana digambarkan
dalam kategori di bawah ini
Kategori Instrumen
300 600 900 1200
754
Nilai 754 termasuk dalam interval kurang baik dan baik maka hasil di atas
masuk dalam kategori baik karena lebih mendekati pada kategori baik
2 Indikator Standar
Indikator standar berkaitan dengan SOP (Standard Operating Procedure)
yang memuat mengenai pelayanan BPBD yang sesuai prosedur adil dan
tidak didkriminatif serta cepat dalam penanggulangan bencana banjir di
Kabupaten Lebak Dari hasil pengolahan data pada indikator standar ini
Tidak Baik Kurang Baik Baik Sangat Baik
113
memuat 3 butir pertanyaan Dalam pengolahannya diperoleh dari skor
ideal indikator standar yaitu 4 x 3 x 100 = 1200 (4 = nilai dari setiap
jawaban pertanyaan yang diajukan pada responden kriteria skor
berdasarkan pada skala Likert 3 = jumlah pertanyaan yang ada pada
indikator standar 100 = jumlah sampel yang dijadikan responden) Setelah
menemukan skor ideal kemudian dibagikan dengan skor riil yang diisi
oleh responden yaitu sebesar 716 1200 x 100 = 60 Hal ini dapat
diartikan bahwa Kinerja BPBD dalam Penanggulangan Bencana Banjir di
Kabupaten Lebak berjalan kurang baik bila dilihat dari indikator standar
Sebagaimana digambarkan dalam kategori berikut ini
Kategori Instrumen
300 600 900 1200
716
Nilai 716 termasuk dalam interval kurang baik dan baik maka hasil di atas
masuk dalam kategori kurang baik karena lebih mendekati pada kategori
kurang baik
3 Indikator Alatsarana
Indikator Alatsarana merupakan indikator untuk mengukur terkait dengan
ketersediaannya kelengkapan peralatan penanggulangan bencana banjir
alat komunikasi dan tempat penyimpanan logistik untuk menunjang
Tidak Baik Kurang Baik Baik Sangat Baik
114
Kinerja BPBD dalam Penaggulangan Bencana Banjir di Kabupaten Lebak
Dari hasil pengolahan data pada indikator alatsarana ini memuat 3 butir
pertanyaan Dalam pengolahannya diperoleh dari skor ideal indikator
alatsarana yaitu 4 x 3 x 100 = 1200 (4 = nilai dari setiap jawaban
pertanyaan yang diajukan pada responden kriteria skor berdasarkan pada
skala Likert 3 = jumlah pertanyaan yang ada pada indikator tujuan 100 =
jumlah sampel yang dijadikan responden) Setelah menemukan skor ideal
kemudian dibagikan dengan skor riil yang diisi oleh responden yaitu
sebesar 704 1200 x 100 = 59 Hal ini dapat diartikan bahwa Kinerja
BPBD dalam Penanggulangan Bencana Banjir di Kabupaten Lebak
berjalan kurang baik bila dilihat dari indikator alatsarana Sebagaimana
digambarkan dalam kategori berikut ini
Kategori Instrumen
300 600 900 1200
704
Nilai 704 termasuk dalam interval kurang baik dan baik maka hasil di atas
masuk dalam kategori kurang baik karena lebih mendekati pada kategori
kurang baik
4 Indikator Kompetensi
Tidak Baik Kurang Baik Baik Sangat Baik
115
Indikator kompetensi berkaitan dengan kemampuan aparaturpegawai dan
kesesuaian pegawai dengan tugas dan fungsinya Dalam hal ini
kemampuan dan tugas pegawai BPBD terkait dalam penanggulangan
bencana banjir sudah mumpuni atau belum dalam menunjang kinerja
BPBD dalam Penanggulangan Bencana Banjir di Kabupaten Lebak Dari
hasil pengolahan data pada indikator kompetensi ini memuat 3 butir
pertanyaan Dalam pengolahannya diperoleh dari skor ideal indikator
kompetensi yaitu 4 x 3 x 100 = 1200 (4 = nilai dari setiap jawaban
pertanyaan yang diajukan pada responden kriteria skor berdasarkan pada
skala Likert 3 = jumlah pertanyaan yang ada pada indikator kompetensi
100 = jumlah sampel yang dijadikan responden) Setelah menemukan skor
ideal kemudian dibagikan dengan skor riil yang diisi oleh responden yaitu
sebesar 706 1200 x 100 = 59 Hal ini dapat diartikan bahwa Kinerja
BPBD dalam Penanggulangan Bencana Banjir di Kabupaten Lebak
berjalan kurang baik bila dilihat dari indikator kompetensi Sebagaimana
digambarkan dalam kategori berikut ini
Kategori Instrumen
300 600 900 1200
706
Tidak Baik Kurang Baik Baik Sangat Baik
116
Nilai 706 termasuk dalam interval kurang baik dan baik maka hasil di atas
masuk dalam kategori kurang baik karena lebih mendekati pada kategori
kurang baik
5 Indikator Motif
Indikator motif berkaitan dengan motivasi dalam penanggulangan
bencana prilaku pegawaiaparatur dan sosialisasi bahaya banjir Indikator
motif ini berkaitan dengan motivasi dalam mendukung kinerja BPBD
dalam Penanggulangan Bencana Banjir di Kabupaten Lebak Dari hasil
pengolahan data dalam indikator motif ini memuat 3 butir instrumen
pertanyaandalam pengolahannya didapatkan dari skor ideal indikator
tujuan adalah 4 x 3 x 100 = 1200 (4 = nilai dari setiap jawaban pertanyaan
yang diajukan pada responden kriteria skor berdasarkan pada skala Likert
3 = jumlah pertanyaan yang ada pada indikator motif 100 = jumlah
sampel yang dijadikan responden) Setelah menemukan skor ideal
kemudian dibagikan dengan skor riil yang diisi oleh responden jadi
tingkat persetujuan dari indikator motif yaitu sebesar 723 1200 = 06 x
100 = 60 Berdasarkan hasil tersebut dapat dikatakan Kinerja Badan
Penanggulangan Bencana Daerah dalam penanggulangan banjir di
Kabupaten Lebak kurang baik Sebagaimana digambarkan dalam kategori
di bawah ini
117
Kategori Instrumen
300 600 900 1200
723
Nilai 723 termasuk dalam interval kurang baik dan baik maka hasil di atas
masuk dalam kategori kurang baik karena lebih mendekati pada kategori
kurang baik
6 Indikator Peluang
Indikator peluang berkaitan dengan komunitas masyarakat tangguh
bencana solusi bencana banjir dan partispasi masyarakat dalam
penanggulangan bencana banjir Indikator peluang ini berkaitan dengan
peluang-peluang untuk mendukung kinerja BPBD dalam Penanggulangan
Bencana Banjir di Kabupaten Lebak Dari hasil pengolahan data dalam
indikator peluang ini memuat 3 butir instrumen pertanyaan dalam
pengolahannya didapatkan dari skor ideal indikator tujuan adalah 4 x 3 x
100 = 1200 (4 = nilai dari setiap jawaban pertanyaan yang diajukan pada
responden kriteria skor berdasarkan pada skala Likert 3 = jumlah
pertanyaan yang ada pada indikator peluang 100 = jumlah sampel yang
dijadikan responden) Setelah menemukan skor ideal kemudian dibagikan
dengan skor riil yang diisi oleh responden jadi tingkat persetujuan dari
indikator peluang yaitu sebesar 738 1200 = 059 x 100 = 59
Tidak Baik Kurang Baik Baik Sangat Baik
118
Berdasarkan hasil tersebut dapat dikatakan Kinerja Badan Penanggulangan
Bencana Daerah dalam penanggulangan banjir di Kabupaten Lebak
kurang baik Sebagaimana digambarkan dalam kategori di bawah ini
Kategori Instrumen
300 600 900 1200
738
Nilai 738 termasuk dalam interval kurang baik dan baik maka hasil di atas
masuk dalam kategori kurang baik karena lebih mendekati pada kategori
kurang baik
7 Indikator Umpan Balik
Indikator umpan balik berkaitan dengan pelaporan hasil kegiatan
penilaian kinerja dan tindak lanjut dari kegiatan penanggulangan bencana
banjir oleh BPBD Indikator umpan balik ini berkaitan dengan umpan-
umpan yang dilaksanakan dimasa yang akan datang untuk mendukung
kinerja BPBD dalam Penanggulangan Bencana Banjir di Kabupaten
Lebak Dari hasil pengolahan data dalam indikator umpan balik ini
memuat 3 butir instrumen pertanyaan dalam pengolahannya didapatkan
dari skor ideal indikator tujuan adalah 4 x 3 x 100 = 1200 (4 = nilai dari
setiap jawaban pertanyaan yang diajukan pada responden kriteria skor
berdasarkan pada skala Likert 3 = jumlah pertanyaan yang ada pada
Tidak Baik Kurang Baik Baik Sangat Baik
119
indikator peluang 100 = jumlah sampel yang dijadikan responden)
Setelah menemukan skor ideal kemudian dibagikan dengan skor riil yang
diisi oleh responden jadi tingkat persetujuan dari indikator peluang yaitu
sebesar 708 1200 = 059 x 100 = 59 Berdasarkan hasil tersebut dapat
dikatakan Kinerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah dalam
penanggulangan banjir di Kabupaten Lebak kurang baik Sebagaimana
digambarkan dalam kategori di bawah ini
Kategori Instrumen
300 600 900 1200
708
Nilai 708 termasuk dalam interval kurang baik dan baik maka masuk
dalam kategori kurang baik karena lebih mendekati pada kategori kurang
baik
Berdasarkan perhitungan pada setiap indikator di atas dapat
disimpulkan bahwa tingkat persetujuan responden terhadap indikator
penelitian yaitu indikator tujuan sejauh ini baru mencapai 63 indikator
standar 60 indikator alatsarana 59 kompetensi 59 motif 60
indikator peluang 59 dan indikator umpan balik 59
Dari masing-masing tingkat persetujuan tersebut dapat diartikan
bahwa Kinerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah Dalam
Tidak Baik Kurang Baik Baik Sangat Baik
120
Penanggulangan Bencana Banjir Di Kabupaten Lebak dilihat dari tujuh
indikator diantaranya indikator tujuan standar alatsarana kompetensi
motif peluang dan umpan balik Dapat dikatakan kurang baik Untuk
lebih jelasnya dapat dilihat di bawah ini
Berdasarkan hasil koesioner dan pemaparan di atas maka total
skor pada tiap-tiap indikator dalam penelitian ini dimana menggunakan
tujuh indikator kinerja menurut Hersey Blanchard dan Johnson dalam
buku Wibowo Dalam hal ini Kinerja BPBD Dalam Penanggulangan
Bencana Banjir Di Kabupaten Lebak ditunjukan pada diagram berikut
Diagram 424
Tingkat Kinerja BPBD Dalam Penanggulangan Bencana Banjir di
Kabupaten Lebak Berdasarkan Indikator
Sumber Peneliti 2014
57
58
59
60
61
62
63
64 63
60
59 59
60
59 59
BAB V
PENUTUP
51 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian penghitungan dan pengujian hipotesis maka
dapat diketahui ldquoKinerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dalam
Penanggulangan Bencana Banjir di Kabupaten Lebak tercapai 60 dari
maksimal 65 Pengujian hipotesis yang dilakukan berdasarkan uji hipotesis
pihak kiri menunjukan bahwa Ha diterima dan Ho ditolak yang berarti Kinerja
BPBD Dalam Penanggulangan Bencana Banjir di Kabupaten Lebak dalam
pencapaiannya sebesar 60 dari yang diharapkan Ini berarti ketercapaian lebih
kecil dari hipotesis awal yakni 65 Hal ini di dapat berdasarkan pada hasil
penghitungan perbandingan antara jumlah data yang terkumpul dengan skor ideal
Dalam hal ini disebabkan oleh adanya permasalahan yang timbul dalam
proses penyelenggaraan penanggulangan bencana banjir yang belum dapat
sepenuhnya teratasi Diantaranya permasalahan terkait dengan alatsarana yang
belum memadai Hal ini dapat dilihat dari hasil penghitungan data tingkat kinerja
indikator alatsarana yaitu didapatkan hasil sebesar 59 Ini menggambarkan
bahwa tingkat persetujuannya masih rendah dari yang diharapkan 65 yang
menunjukan bahwa masih minimnya alatsarana penanggulangan bencana banjir
Ditambah pula dengan keterbatasan sumber daya manusia yang professional di
bidang kebencanaan khususnya dalam penanggulangan bencana banjir di
Kabupaten Lebak Dari data penghitungan indikator kompetensi menunjukan hasil
sebesar 59 dan ini menunjukan bahwa tingkat persetujuannya masih rendah dari
nilai yang diharapkan 65
52 Saran
Saran yang dapat diberikan oleh peneliti berdasarkan hasil penelitian di
lapangan yaitu
1 Alatsarana dalam penanggulangan bencana banjir harus ditambah dan
dilengkapi Pasalnya wilayah Kabupaten Lebak yang tersebar di 15
Kecamatan rawan akan bencana banjir tiap tahunnya Sehingga
membutuhkan alatsarana yang lebih lengkap agar proses penyelenggaraan
bencana banjir dapat diatasi dengan baik
2 Aparatur atau Sumber Daya Manusia (SDM) harus ditambah dan
ditingkatkan kompetensinya Sehingga dalam penyelenggaraan
penanggulangan bencana banjir dapat dilaksanakan dengan profesional
DAFTAR PUSTAKA
Sumber Buku
Departemen Pendidikan Nasional 2008 Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi
Ke- 4 Jakarta Gramedia
Hasibuan Malayu SP 2006 Manajemen Dasar Pengertian dan Masalah
Jakarta Bumi Aksara
Irawan Prasetya 2006 Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif Untuk Ilmu-ilmu
Sosial Jakarta FISIP UI
Kodoatie J R dan Sugiyanto 2002 Banjir Beberapa Masalah dan Metode
Pengendaliannya dalam Perspektif Lingkungan Yogyakarta Pustaka
Pelajar
Nurjanah dkk 2013 Manajemen Bencana Bandung Alfabeta
Mangkunegara AA Anwar Prabu 2006 Evaluasi Kinerja Sumber Daya
Manusia Bandung PT Refika Aditama
Keban Jeremias T 2003 Indikator Kinerja Pemerintah Daerah Pendekatan
Manajemen dan Kebijakan Makalah Seminar Sehari Yogyakarta
FISIPOL UGM
Mahmudi 2013 Manajemen Kinerja Sektor Publik Yogyakarta UPP STIM
YKPN
Mahsun Muhammad 2006 Pengukuran Kinerja Sektor Publik Yogyakarta FE
UGM
Mangkunegara Prabu Anwar 2001 Manajemen Sumber Daya Manusia
Perusahaan Bandung Remaja Rosdakarya
Miles Matthew dan Michael Huberman 2009 Analisis Data Kualitatif (Buku
Sumber Tentang Metode-metode Baru) Jakarta UI Press
Moeheriono 2010 Pengukuran Kinerja Berbasis Kompetensi Bogor Ghalia
Indonesia
Moleong Lexy J 2007 Metode Penelitian Kualitatif Bandung Remaja
Rosdakarya
Prawirosentono 1999 Manajemen Sumber Daya Manusia Kebijakan Kinerja
Karyawan Yogyakarta BPFE
Robbins Stephen P 2001 Prilaku Organisasi Jakarta Prenhalindo
Satori Djamrsquoan dan Komariah 2010 Metode Penelitian Kualitaif Bandung
Alfabeta
Sedarmayanti 2004 Sumber Daya Manusia dan Produktivitas Kerja Jakarta
CV Mandar maju
Simanjuntak Payaman J 2005 Manajemen dan Evaluasi Kinerja Jakarta FE UI
Sinambela Lijan Poltak dkk 2014 Reformasi Pelayanan Publik Teori
Kebijakan dan Implementasi Jakarta Bumi Aksara
Sobandi Baban 2006 Desentralisasi dan Tuntunan Penataan Kelembagaan
Daerah Bandung Humaniora
Steers RM 2003 Organization Effectiveness A Behavioral View Jakarta
Erlangga
Sugiyono 2008 Metode Penelitian Kuantiatif Kualitatif dan RampD Bandung
Alfbeta
Sugiyono 2009 Memahami Penelitian Kualitatif Bandung Alfabeta
Sugiyono 2010 Metode Penelitian Admninistrasi Bandung Alfabeta
Surjadi 2009 Pengembangan Kinerja Pelayanan Publik Bandung Refika
Aditama
Taniredja Tukiran dan Hidayati Mustafidah 2012 Penelitian Kualitatif Sebuah
Pengantar Bandung Alfabeta
Wibowo 2011 Manajemen Kinerja Jakarta RajaGarafindo Persada
Sumber Peraturan
UUD 1945 Pembukaan
UU No 24 Tahun 2007 Tentang Penanggulangan Bencana
Peraturan Daerah Kabupaten Lebak No 3 Tahun 2011 Tentang Pembentukan
Organisasi dan Tata Kerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah
Sumber Internet
httpwwwantaranewscom 1200 warga rangkasbitung korban banjir mengungsi
Diakses tanggal 28 Mei 2014 Pukul 2115 WIB
httpwwwmerdekacom peristiwa 15 kecamatan di lebak banten terendam
banjir 3 tewas Diakses tanggal 24 Mei 2014 Pukul 1524 WIB
httpp2mbgeografiupiedu Tentang_Bencana Diakses pada tanggal 5 Juni
2014 Pukul 1500 WIB
Sumber Dokumen
Buku Panduan Penanggulangan Bencana
Laporan Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Lebak Kejadian
Bencana Banjir dan Longsor tahun 2013 dan 2014
Profil Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Banten
Skripsi Chandra Yudiana Efendi Kinerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah
(BPBD) di Wilayah Kecamatan Baleendah Kabupaten Bandung tahun
2012
Skripsi Marino Y Cristanti Marbun Peranan Koordinasi Badan Penanggulangan
Bencana Daerah (BPBD) Kota Medan dalam Upaya Penanggulangan
Bencana Banjir di Kota Medan tahun 2013
KOESIONER PENELITIAN
IDENTITAS RESPONDEN
No Responden
Pekerjaan
Jenis Kelamin
Alamat
PETUNJUK PENGISIAN
1 Bacalah angket ini dengan teliti supaya BapakIbu mengerti maksud
pertanyaannya
2 Pilihlah salah satu jawaban yang dianggap paling sesuai dari beberapa pilihan
dengan cara di silang (X)
3 Bila terdapat pertanyaan yang kurang dimengerti dapat ditanyakan langsung
kepada peneliti
A Indikator Tujuan
1 Setujukah bahwa aparatur Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)
Kabupaten Lebak telah melaksanakan kegiatan sosialisasi pengurangan akan
risiko bencana bencana banjir pada saat sebelum bencana terjadi
a Sangat Setuju
b Setuju
c Tidak Setuju
d Sangat Tidak Setuju
2 Setujukah bahwa aparatur Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)
Kabupaten Lebak telah melaksanakan tugas dalam penanganan kedaruratan
bencana banjir
a Sangat Setuju
b Setuju
c Tidak Setuju
d Sangat Tidak Setuju
3 Setujukah bahwa aparatur Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)
Kabupaten Lebak menyelenggarakan pemulihan setelah bencana banjir terjadi
a Sangat Setuju
b Setuju
c Tidak Setuju
d Sangat Tidak Setuju
B Indikator Standar
4 Setujukah bahwa aparatur Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)
Kabupaten Lebak sesuai prosedur dalam penanggulangan banjir
a Sangat Setuju
b Setuju
c Tidak Setuju
d Sangat Tidak Setuju
5 Setujukah bahwa aparatur Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)
Kabupaten Lebak menyelenggarakan penanggulangan bencana banjir dengan
mengedepankan keadilan dan tidak diskriminatif
a Sangat Setuju
b Setuju
c Tidak Setuju
d Sangat Tidak Setuju
6 Setujukah bahwa aparatur Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)
Kabupaten Lebak menyelenggarakan penanggulangan bencana banjir dengan
cepat tanggap
a Sangat Setuju
b Setuju
c Tidak Setuju
d Sangat Tidak Setuju
C Indikator Alat Sarana
7 Setujukah bahwa Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten
Lebak memiliki peralatan yang lengkap dalam penyelenggaraan penanggulangan
bencana banjir
a Sangat Setuju
b Setuju
c Tidak Setuju
d Sangat Tidak Setuju
8 Setujukah bahwa aparatur Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)
Kabupaten Lebak memiliki alat komunikasi untuk menginfomasikan bencana
banjir
a Sangat Setuju
b Setuju
c Tidak Setuju
d Sangat Tidak Setuju
9 Setujukah bahwa aparatur Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)
Kabupaten Lebak memiliki tempat penyimpanan alat dan logistik yang memadai
a Sangat Setuju
b Setuju
c Tidak Setuju
d Sangat Tidak Setuju
D Indikator Kompetensi
10 Setujukah bahwa aparatur Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)
Kabupaten Lebak memiliki kemampuan yang baik untuk menyelenggarakan
penanggulangan bencana banjir
a Sangat Setuju
b Setuju
c Tidak Setuju
d Sangat Tidak Setuju
11 Setujukah bahwa aparatur Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)
Kabupaten Lebak memberikan informasi setiap akan datangnya terjadi bencana
banjir
a Sangat Setuju
b Setuju
c Tidak Setuju
d Sangat Tidak Setuju
12 Setujukah bahwa aparatur Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)
Kabupaten Lebak melaksanakan tugas penanggulangan bencana banjir sesuai
tugas dan fungsinya masing-masing
a Sangat Setuju
b Setuju
c Tidak Setuju
d Sangat Tidak Setuju
E Indikator Motif
13 Setujukah bahwa Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten
Lebak telah memberikan penyuluhan tentang bahayanya akan bencana banjir
a Sangat Setuju
b Setuju
c Tidak Setuju
d Sangat Tidak Setuju
14 Setujukah bahwa aparatur Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)
Kabupaten Lebak memiliki motivasi untuk melaksanakan penanggulangan
bencana banjir
a Sangat Setuju
b Setuju
c Tidak Setuju
d Sangat Tidak Setuju
15 Setujukah bahwa aparatur Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)
Kabupaten Lebak berprilaku sukarela dalam penanggulangan bencana banjir
a Sangat Setuju
b Setuju
c Tidak Setuju
d Sangat Tidak Setuju
F Indikator Peluang
16 Setujukah bahwa aparatur Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)
Kabupaten Lebak telah memberikan pelatihan terhadap Komunitas Masyarakat
Tangguh akan bencana banjir
a Sangat Setuju
b Setuju
c Tidak Setuju
d Sangat Tidak Setuju
17 Setujukah bahwa aparatur Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)
Kabupaten Lebak telah memberikan solusi tentang bahayanya bencana banjir
a Sangat Setuju
b Setuju
c Tidak Setuju
d Sangat Tidak Setuju
18 Setujukah bahwa aparatur Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)
Kabupaten Lebak telah memberikan kebebasan kepada masyarakat untuk ikut
serta dalam penanggulangan bencana banjir
a Sangat Setuju
b Setuju
c Tidak Setuju
d Sangat Setuju
G Indikator Umpan Balik
19 Setujukah bahwa aparatur Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)
Kabupaten Lebak selalu menginformasikan hasil kegiatan dalam
penyelenggaraan penanggulangan bencana banjir
a Sangat Setuju
b Setuju
c Tidak Setuju
d Sangat Tidak Setuju
20 Setujukah bahwa aparatur Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)
Kabupaten Lebak selalu melaksanakan penilaian-penilaian atas prestasi kerja
yang telah dikerjakan
a Sangat Setuju
b Setuju
c Tidak Setuju
d Sangat Tidak Setuju
21 Setujukah bahwa aparatur Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)
Kabupaten Lebak perlu menindaklanjuti kegiatan yang telah dilaksanakan
a Sangat Setuju
b Setuju
c Tidak Setuju
d Sangat Tidak Setuju
P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 P11 P12 P13 P14 P15 P16 P17 P18 P19 P20 P21
1 L Petani 2 2 3 2 2 1 4 4 4 3 3 3 4 3 2 3 4 4 3 3 3 62
2 L Wiraswasta 2 2 3 3 2 2 2 3 2 2 3 2 3 3 2 4 4 3 3 2 4 56
3 L Wiraswasta 2 2 3 2 2 2 2 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 57
4 L Petani 2 3 2 4 2 2 2 4 2 2 2 3 2 3 2 2 3 2 2 2 2 50
5 L Petani 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 48
6 L Petani 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 3 2 2 3 45
7 L Petani 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 2 3 3 3 3 3 50
8 L Petani 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 3 46
9 L Petani 3 2 3 2 3 2 2 3 3 3 2 2 3 2 1 2 3 4 1 2 4 52
10 L Petani 3 4 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 60
11 P Pelajar 2 2 3 3 2 2 2 2 3 2 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 54
12 P Pelajar 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 65
13 P Pelajar 2 3 2 2 2 2 2 3 2 3 2 2 3 3 2 3 3 2 3 2 3 51
14 L Pelajar 2 3 2 2 2 2 2 3 2 3 3 3 3 3 2 2 3 2 2 2 2 50
15 L Petani 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 60
16 P Petani 2 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 3 2 3 3 48
17 P Petani 3 3 1 2 1 1 1 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 3 41
18 L Wiraswasta 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1 1 1 1 1 1 3 2 1 2 3 36
19 L Wiraswasta 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 3 45
20 L Buruh 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 3 33
21 P Buruh 2 3 2 3 2 2 2 1 1 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 3 44
22 P Buruh 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1 2 1 2 2 2 2 2 3 2 2 3 41
23 L Buruh 3 3 3 3 4 3 3 3 2 3 2 3 3 2 2 3 2 3 3 2 2 57
24 L Petani 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 2 3 3 3 3 3 2 2 2 2 60
25 P Petani 2 3 2 2 2 2 3 1 3 3 3 3 2 3 3 3 2 2 2 2 2 50
26 P Petani 2 3 2 2 3 3 2 3 2 3 3 2 3 3 2 3 2 2 3 3 3 54
27 L Buruh 4 3 3 3 2 3 3 2 2 3 3 2 3 3 3 2 3 3 2 2 3 57
28 L Wiraswasta 2 2 2 2 2 2 1 2 1 2 1 1 2 1 1 1 3 2 2 3 3 38
29 L Petani 2 3 2 2 2 2 2 1 1 1 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 3 42
30 P Wiraswasta 2 3 2 2 2 3 1 1 3 1 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 43
PertanyaanNo TotalLP Status
31 L Wiraswasta 2 4 2 2 2 2 1 1 1 3 1 3 1 3 2 1 1 3 1 2 3 41
32 P Petani 2 2 2 2 1 1 1 2 1 1 1 2 2 2 2 2 2 4 1 1 3 37
33 L Wiraswasta 2 2 1 2 2 2 1 1 2 1 1 2 2 3 2 2 2 3 2 2 1 38
34 L Wiraswasta 2 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 49
35 L Wiraswasta 4 3 4 3 4 4 3 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 2 2 2 2 67
36 P Wiraswasta 3 2 3 2 2 3 3 1 3 2 3 2 3 3 2 2 3 3 3 2 3 53
37 L Wiraswasta 3 3 2 3 3 3 2 3 3 2 2 3 2 3 2 2 3 4 2 2 2 54
38 P Petani 2 3 2 2 2 2 2 3 3 2 3 2 3 3 3 2 3 3 2 2 3 52
39 P Petani 2 3 2 3 3 2 3 2 2 2 3 2 2 2 3 2 3 2 2 2 2 49
40 P Petani 3 2 2 3 3 2 2 3 2 2 3 2 2 2 2 2 2 4 2 2 3 50
41 L Petani 2 3 2 2 1 3 1 3 1 3 1 1 3 1 1 3 1 4 1 2 2 41
42 P Petani 2 4 1 3 1 2 1 2 2 1 2 2 1 2 3 1 1 3 1 1 1 37
43 P Petani 2 2 2 2 1 2 1 2 2 2 2 2 1 1 2 2 1 2 2 2 1 36
44 L Petani 3 4 2 2 3 2 3 2 2 2 1 3 3 1 1 1 2 2 1 2 2 44
45 L Petani 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 3 2 2 2 1 2 2 4 1 1 1 40
46 P Petani 3 3 2 2 2 1 1 3 1 1 1 1 1 2 2 1 1 3 1 3 3 38
47 L Petani 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 3 45
48 L Petani 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 3 2 2 2 2 2 2 2 3 47
49 L Petani 2 3 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 1 3 1 2 3 45
50 L Petani 3 4 2 2 3 2 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 1 3 1 2 3 49
51 P Petani 3 3 2 2 2 1 2 2 2 2 2 3 2 3 2 2 2 3 2 2 3 47
52 L Wiraswasta 2 3 3 3 3 2 2 2 2 1 1 2 2 2 2 1 2 3 2 2 3 45
53 P Pelajar 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 2 2 3 62
54 P Pelajar 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 66
55 P Pelajar 2 3 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 43
56 L Wiraswasta 3 2 3 3 3 3 2 2 2 3 2 2 3 3 3 3 3 4 4 3 3 59
57 P Wiraswasta 1 3 3 2 3 2 2 2 3 2 2 3 2 2 2 2 2 3 2 2 3 48
58 L Pelajar 3 3 3 3 3 3 2 2 2 3 3 3 4 3 3 2 4 3 2 2 2 58
59 L Pelajar 2 3 3 3 4 4 4 4 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 4 69
60 L Wiraswasta 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 3 3 4 4 2 3 4 4 4 4 71
61 L Wiraswasta 2 2 3 2 2 2 3 3 3 2 4 3 4 2 3 3 4 3 3 3 3 59
62 L PNS 2 3 2 3 3 3 2 2 2 2 2 2 3 2 3 2 2 3 2 2 3 50
63 L Wiraswasta 2 3 3 2 3 2 3 3 3 2 3 3 4 3 2 3 3 3 3 3 3 59
64 P PNS 3 4 2 2 2 3 2 2 2 2 2 3 2 2 3 2 2 4 2 2 3 51
65 P Petani 2 2 2 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 3 2 2 2 46
66 L Petani 2 3 2 3 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 3 2 2 3 2 2 2 47
67 P Petani 2 3 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 3 3 47
68 L Petani 3 2 2 2 3 2 2 3 3 2 2 3 2 3 3 2 3 3 3 2 3 53
69 P Petani 3 2 2 2 3 2 2 3 2 2 3 3 3 2 3 3 3 2 3 2 3 53
70 L Petani 3 3 2 3 2 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 61
71 L PNS 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 3 3 3 70
72 L Petani 3 2 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 4 2 2 3 3 3 2 2 2 56
73 L Wiraswasta 3 2 3 3 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 3 2 2 3 49
74 L Petani 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 3 3 3 2 2 2 3 3 1 2 3 46
75 L Wiraswasta 2 3 3 2 2 2 3 3 4 3 2 2 3 2 2 3 2 2 2 3 2 52
76 L Wiraswasta 3 3 3 3 2 3 2 3 2 2 2 2 2 1 2 1 1 1 2 2 3 45
77 P Wiraswasta 1 3 3 2 2 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 2 3 4 3 2 2 55
78 P Petani 3 2 2 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 2 2 2 2 4 3 3 3 56
79 P Petani 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 2 2 2 3 3 1 2 2 53
80 L PNS 3 4 3 3 2 2 2 3 3 3 3 2 2 2 2 3 3 3 2 2 4 56
81 P Petani 3 2 3 2 2 2 2 3 2 2 3 2 3 2 1 2 2 3 2 2 2 47
82 L PNS 3 3 3 3 2 2 3 2 3 2 2 2 3 3 3 3 1 2 1 2 2 50
83 L PNS 3 3 2 4 2 3 3 2 2 3 3 1 4 2 3 1 2 3 2 2 2 52
84 P Pelajar 2 3 2 3 3 3 2 2 1 4 2 3 2 2 2 3 1 2 3 2 2 49
85 L Petani 2 3 3 3 2 2 2 3 4 2 4 1 2 3 3 3 1 2 2 2 3 52
86 P Petani 1 4 2 2 3 3 2 4 1 3 3 2 2 2 3 4 2 1 2 2 3 51
87 L Petani 2 2 3 3 3 2 2 2 1 4 2 2 3 4 1 2 2 3 3 2 2 50
88 P Petani 3 2 1 2 2 2 3 3 3 2 2 3 2 3 3 3 2 1 2 2 2 48
89 L Petani 3 2 3 3 3 2 2 2 4 1 2 3 3 2 2 2 1 3 2 2 2 49
90 P Petani 3 3 3 2 2 2 2 2 4 2 2 2 4 2 2 1 2 2 3 3 2 50
91 L Petani 3 2 2 2 3 3 4 2 3 3 2 1 3 2 2 1 3 2 2 2 2 49
92 P Wiraswasta 2 2 2 4 1 2 3 3 2 2 3 2 3 1 4 2 3 3 2 2 3 51
93 L Wiraswasta 3 2 3 3 3 4 2 2 2 1 3 4 2 2 3 1 2 2 2 3 3 52
94 P Wiraswasta 2 2 2 3 3 1 3 3 4 2 2 3 3 1 2 2 2 3 4 2 3 52
95 L Wiraswasta 2 3 3 3 3 2 2 1 2 4 2 2 3 3 2 2 1 2 3 3 2 50
96 P Petani 2 3 3 3 2 2 2 3 3 1 2 3 2 2 1 2 2 3 3 2 2 48
97 L Petani 1 3 3 3 3 1 2 2 4 3 3 3 2 3 1 2 2 3 3 2 2 51
98 L Petani 2 4 2 3 3 2 1 2 3 3 3 4 2 3 2 3 2 2 1 1 4 52
99 L Petani 2 3 3 3 3 2 2 2 2 4 2 2 3 2 3 2 1 4 2 2 3 52
100 P Petani 3 3 3 3 1 2 3 3 4 2 3 1 2 3 4 2 3 2 2 2 4 55
242 274 238 250 236 230 225 239 240 234 237 235 252 238 233 225 235 278 219 221 268 5049Jumlah
- 01 COVERpdf
- 02 LEMBAR PERSETUJUAN amp PENGESAHANpdf
- 03 KATA PENGANTARpdf
- 04 DAFTAR ISIpdf
- 05 BAB Ipdf
- 06 BAB IIpdf
- 07 BAB IIIpdf
- 08 BAB IVpdf
- 09 BAB Vpdf
- 10 Daftar Pustakapdf
- 11 SURATpdf
- 12 koesionerpdf
- 13 TABEL INDUKpdf
-
vii
37 Pengujian Keabsahan Data 56
38 Lokasi dan Jadwal Penelitian 57
381 Lokasi Penelitian 57
382 Jadwal Penelitian 57-58
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
viii
DAFTAR TABEL
Tabel 11 Daerah Rawan Bencana di Kabupaten Lebak Tahun 2013helliphelliphelliphellip 3
Tabel12 Data Kerusakan Bencana Banjir di Kabupaten Lebak Tahun 2013hellip 4
Tabel 13 Aparatur BPBD Kabupaten Lebak Berdasarkan Tingkat Pendidikan 8
Tabel 31 Pedoman Wawancarahelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 48
Tabel 32 Kategori dan Spesifikasi Informanhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 52
Tabel 33 Jadwal Penelitianhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 58
ix
DAFTAR GAMBAR
Gambar 21 Proses Terjadinya Bencanahelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 27
Gambar 22 Siklus Manajemen Bencanahelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 32
Gambar 23 Kerangka Berfikirhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 43
1
BAB I
PENDAHULUAN
11 Latar Belakang Masalah
Berdasarkan pembukaan UUD 1945 pada alinea ke empat yang
menyatakan antara lain bahwa ldquoNegara melindungi segenap Bangsa Indonesia dan
seluruh tumpah darah Indonesia serta memajukan kesejahteraan umumrdquo Dalam
pernyataan ini mempunyai makna bahwa setiap warga negara berhak
mendapatkan perlindungan hak-hak dasar termasuk perlindungan dan hak untuk
bebas dari rasa takut ancaman resiko termasuk dampak bencana Perlindungan
atas hak-hak dasar ini menjadikan suatu kewajiban pemerintah untuk
mewujudkannya dalam bentuk program-program yang sesuai dengan pernyataan
tersebut
Sejalan dengan tujuan konstitusi yang telah disebutkan di atas maka suatu
keharusan pemerintah untuk melakukan perlindungan dalam hal penanggulangan
bencana yang dimuat pada suatu lingkup manajemen bencana (disaster
management) yang efektif dan efisien khususnya dalam penanggulangan bencana
banjir Penanggulangan bencana banjir memang tidak bisa dilakukan oleh sepihak
saja yaitu pemerintah akan tetapi semua pihak harus aktif berperan termasuk
masyarakat pun harus berpartisipasi dalam penanganan masalah banjir ini
Provinsi Banten merupakan daerah yang rawan akan berbagai macam
bencana Kondisi daerah Provinsi Banten memiliki geografis geologis hidrologis
dan demografis yang memungkinkan terjadi berbagai macam bencana baik yang
2
disebabkan oleh faktor alam faktor non alam maupun faktor manusia yang
menyebabkan timbulnya korban jiwa kerusakan lingkungan kerugian harta benda
dan dampak psikologis yang dalam keadaan tertentu dapat menghambat
pembangunan nasional Berdasarkan Data dan Informasi Bencana Indonesia
selama kurun waktu 13 tahun terakhir di wilayah Provinsi Banten teridentifikasi
11 jenis kejadian bencana meliputi tanah longsor gempa bumi banjir dan tanah
longsor banjir kekeringan abrasi kecelakaan industri kecelakaan transportasi
aksi teror KLB dan puting beliung
Wilayah KabupatenKota di Provinsi Banten rentan akan berbagai macam
bencana Berikut data kejadian bencana KabupatenKota di Provinsi Banten
Tabel 11
Data Kejadian Bencana di Provinsi Banten 2000-2013
Kabupaten
Kota
Teror Banjir Abrasi Gempa
bumi
Kecelakaan
industri
Kecelakaan
Transportasi
Kekeringan KLB Puting
Beliung
Tanah
Longsor
Kota
Cilegon
3 1 1 1 1
Kota
Serang
2 1 3
Kota
Tangerang
7 1 2
Kota
Tangerang
Selatan
1
Kab
Lebak
21 9 10 8
Kab
Pandeglang
1 29 1 3 12 7 4
Kab
Serang
16 1 19 8 1
Kab
Tangerang
1 14 1 10 6 3 2
Total 2 93 2 3 2 1 53 6 34 15
Sumber Diadaptasi Dari Profil Daerah Rawan Bencana Provinsi Banten 2013
Dari tabel 11 di atas dapat dilihat bahwa bencana yang sering terjadi di
Provinsi Banten adalah bencana banjir yaitu 93 kejadian kekeringan 53 kejadian
puting beliung 34 kejadian dan tanah longsor 15 kejadian Berdasarkan data
3
tersebut bencana banjir yang sering terjadi yaitu di daerah Kabupaten Pandeglang
dan Lebak Dengan komposisi Kabupaten Lebak 21 dan Kabupaten Pandeglang
29 kali
Oleh karena hal tersebut pemerintah membuat Undang-Undang tentang
penanggulangan bencana yang dituangkan pada Undang-Undang No 24 Tahun
2007 tentang Penanggulangan Bencana Undang-Undang atau Peraturan ini dibuat
sebagai payung hukum mengenai proses penyelenggaraan penanggulangan
bencana di Indonesia Penyelenggaraan penanggulangan bencana berdasarkan
Undang-Undang ini dimulai dari prabencana pada saat bencana hingga proses
pemulihan pasca bencana diatur di dalamnya
Kabupaten Lebak yang merupakan salah satu dari empat kabupaten dan
empat kota di provinsi Banten yang memiliki berbagai macam potensi bencana
telah menindaklanjutinya dengan mendirikan Badan Penanggulangan Bencana
Daerah (BPBD) berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Lebak No 3 Tahun
2011 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Badan Penanggulangan
Bencana Daerah Kabupaten Lebak Pembentukan Badan Penanggulangan
Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lebak ini sebagai salah satu Badan yang
mempunyai tugas dan fungsi dalam penyelenggaraan penanggulangan bencana di
wilayah Kabupaten Lebak
Dibuatnya Peraturan Daerah mengenai pembentukan Badan
Penanggulangan Bencana Daerah ini karena beberapa wilayah daerah di
Kabupaten Lebak rentan akan berbagai macam bencana Yang diantaranya adalah
bencana banjir tanah longsor gempa bumi tsunami kekeringan dan kebakaran
4
Menurut data yang tertuang dalam laporan kejadian bencana banjir di Kabupaten
Lebak tahun 2013 menyatakan bahwa Kabupaten Lebak memiliki 28 kecamatan
340 desa dan 5 kelurahan Dari seluruh kecamatan yang ada di wilayah
Kabupaten Lebak rentan akan berbagai macam bencana
Berikut data wilayah rawan bencana Kabupaten Lebak dapat dilihat pada
Tabel 11 di bawah ini
Tabel 12
Daerah Rawan Bencana Di Kabupaten Lebak Tahun 2013
No Jenis Bencana Sebaran Wilayah Keterangan
1 Banjir Kec Rangkasbitung
Kalanganyar Cimarga Cibadak
Cileles Malingping Wanasalam
Panggarangan Bayah Sobang
Cigemblong Banjarsari
Muncang Cilograng dan Gunung
Kencana
15 Kecamatan
2 Longsor Kecamatan Sobang Lebak
Gedong Cigemblong
Bojongmanik Cibeber Gunung
Kencana Muncang Cipanas
Cileles Cimarga Cikulur dan
Cilograng
12 Kecamatan
3 Gempa dan Tsunami Kecamatan Wanasalam
Malingping Cihara Bayah
Cibeber dan Panggarangan
6 Kecamatan
4 Kekeringan Kecamatan Maja Leuwidamar
Muncang Cilograng Wanasalam
dan Curugbitung
6 Kecamatan
5 Kebakaran Kecamatan Leuwidamar (Desa
Kanekes dan Desa Nagayati) dan
Kecamatan Sobang
2 Kecamatan
Sumber Diadaptasi dari Laporan BPBD Kabupaten Lebak Tahun 2013
Dari tabel 12 di atas dapat dilihat bahwa daerah-daerah di Kabupaten
Lebak rawanrentan akan bencana Dimulai dari bencana banjir tersebar di 16
kecamatan longsor tersebar di 12 kecamatan gempa bumi dan tsunami 6
5
kecamatan kekeringan 6 kecamatan dan kebakaran tersebar di 2 kecamatan
Namun jika di lihat komposisi dari beberapa jenis bencana dapat dilihat bahwa
bencana banjir lebih mendominasi jumlahnya yang tersebar di 15 kecamatan di
Kabupaten Lebak Dalam hal ini bahwa banjir merupakan bencana yang paling
banyak terjadi di wilayah Kabupaten Lebak dengan jumlah wilayah tersebar di 15
kecamatan dari jumlah keseluruhan kecamatan yaitu 28 kecamatan Hal ini
menggambarkan bahwa setengah wilayah yang berada di Kabupaten Lebak
terindikasi sebagai wilayah yang rentan akan bahaya bencana banjir
Adapun data kerusakan ataupun dampak bencana yang diakibatkan oleh
bencana banjir di Kabupaten Lebak Tahun 2013 dapat dilihat pada tabel 12 di
bawah ini
Tabel 12
Data Kerusakan Bencana Banjir Di Kabupaten Lebak Tahun 2013
Rusak Ringan Rusak Berat Rusak Total
1 Permukiman 292 87 28
2 Sarana Pendidikan 26 11 0
3 Jalan dan Jembatan 0 21 2
4 Sarana Penyediaan Air Minum 2 2 0
5 Kerusakan Irigasi 0 22 0
Jumlah 320 143 30
No UraianTipe Kerusakan
(Sumber Diadaptasi dari Laporan BPBD Kabupaten Lebak Tahun 2013)
Dari data di atas dapat dilihat bahwa dalam kejadian bencana banjir tahun
2013 di Kabupaten Lebak telah mengakibatkan kerusakan pada permukiman
dengan jumlah 292 rusak ringan 87 rusak berat dan 28 rusak total Selanjutnya
kerusakan pada sarana pendidikan yaitu 26 rusak ringan dan 11 rusak berat Jalan
dan jembatan yaitu 21 rusak berat dan 2 rusak total Dalam hal sarana penyediaan
6
air minum 2 rusak ringan dan 2 rusak berat Selain itu pula kerusakan irigasi yang
diakibatkan banjir ini yaitu 22 rusak berat
Informasi lain mengenai bencana banjir yang dilansir oleh media online
merdekacom tanggal 10 Januari 2013 mencatat yakni terdapat 3962 rumah
terendam banjir dan longsoran sebanyak 51 unit rumah dengan kategori sebanyak
31 rusak total 13 rusak ringan dan 10 rusak berat Mereka warga yang terkena
banjir dan longsor di 15 kecamatan yakni Rangkasbitung Kalanganyar Cibadak
Cimarga Leuwidamar Banjarsari dan Lebak Gedong Panggarangan
Wanasalam Gunung Kencana Cilograng Muncang Cikulur Sobang dan
Cibeber
Banyaknya kerugian yang diakibatkan oleh bencana banjir yang dimulai
dari kerugian materi serta menimbulkan korban jiwa maka penanganan masalah
bencana banjir ini harus dilakukan dengan serius Pasalnya banjir ini dapat
mengganggu proses pembangunan yang telah direncanakan pemerintah dalam
Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) maupun Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Daerah (RPJMD) UNDRO (United Nations Disaster Relief
Organization) yang dikutip Nurjanah dkk (201333) mengemukakan bencana
secara serius dapat mengganggu inisiatif-inisiatif pembangunan dalam beberapa
cara termasuk (a) hilangnya sumber-sumber daya (b) gangguan terhadap
program-program (c) pengaruh pada iklim investasi (d) pengaruh pada sektor
non-formal dan (e) destabilisasi politik
Sehubungan dengan hal tersebut langkah-langkah manajemen
penanggulangan bencana yang dimulai pada tahap pra bencana saat tanggap
7
darurat bencana dan pasca bencana sudah semestinya dilakukan oleh pemerintah
dalam hal ini Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) untuk di pusat
dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lebak untuk di
daerah sertap pihak-pihak yang terkait (stakeholder) di dalamnya untuk
menanggulangi potensi bencana khususnya penanggulangan bencana banjir
Oleh karenanya bencana banjir di Kabupaten Lebak yang tiap tahunnya
meningkat membuat perhatian peneliti dalam proses penanggulangannya
Bencana banjir yang terjadi di Kabupaten Lebak diakibatkan oleh meluapnya
sungai Ciujung yang merupakan sungai yang melintasi daerah ini Menurut data
yang dilansir BPBD Kabupaten Lebak kejadian bencana banjir tahun 2013 terjadi
di 15 kecamatan yaitu Kecamatan Rangkasbitung Kalanganyar Cimarga
Cibadak Cileles Malingping Wanasalam Panggarangan Bayah Sobang
Cigemblong Banjarsari Muncang Cilograng dan Gunung Kencana
Dari data wilayah yang sering terkena dampak bencana banjir di atas
menggambarkan bahwa terdapat permasalahan terkait dengan timbulnya atau
terjadinya bencana banjir Timbulnya bencana banjir dikarenakan sebagian hutan
gundul atau lahan resapan air berkurang akibat ulah manusia yang
mengeksploitasi hutan secara berlebihan Sehingga hutan tidak lagi berfungsi
sepenuhnya sebagai penyerap air hujan Lahan hutanpun menjadi longsor dan
tanah longsorannya menyebabkan aliran sungai menjadi dangkal Pendangkalan
aliran sungai ini menjadi penghambat aliran sungai ketika menampung air saat
musim penghujan datang Selain itu pula pembuangan sampah oleh masyarakat
pada aliran sungai memicu dan dapat menimbulkan tersendatnya aliran sungai
8
Ditambah dengan adanya penambangan pasir liar yang dilakukan oleh masyarakat
yang mengakibatkan pengrusakan lingkungan daerah aliran sungai (Sumber
Wawancara dengan Bapak Kaprawi Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Lebak
15 Mei 2014)
Permasalahan penanggulangan bencana banjir tampak semakin berat dan
kompleks sehingga membutuhkan perhatian khusus dan urgent dari semua
pemangku kepentingan Dalam penanggulangan bencana banjir tersebut kinerja
organisasi dalam hal ini Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)
Kabupaten Lebak sebagai kordinator dan lembaga yang berwenang dan bertugas
di bidang kebencanaan dituntut untuk bekerja secara optimal
Kinerja organisasi merupakan salah satu sorotan yang paling tajam dalam
pelaksanaan pemerintahan menyangkut kesiapan jumlah pendidikan dan
profesionalisme Melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)
Kabupaten Lebak sebagai salah satu organisasi pemerintahan yang berwenang
dalam penanggulangan bencana memiliki peran dalam penyelenggaraan
penanggulangan atas berbagai bencana di wilayah Kabupaten Lebak khususnya
dalam penanggulangan bencana banjir Pelaksanaan penanggulangan bencana
yang dilakukan oleh BPBD Kabupaten Lebak diperlukan kesiapan yang mantap
demi terselenggaranya pelaksanaan pemerintahan yang baik (good governance)
Atas dasar dari peristiwa-peristiwa bencana banjir yang terjadi di Daerah
Kabupaten Lebak memunculkan berbagai pertanyaan mengenai kinerja BPBD
Kabupaten Lebak selaku instansi atau lembaga pemerintah yang bergerak di
sektor bidang penanggulangan bencana
9
Adapun hasil pengamatan (observation) peneliti di lapangan yang dapat
dilihat dan disimpulkan terkait dengan permasalahan kinerja BPBD Kabupaten
Lebak dalam penanggulangan bencana banjir yaitu Pertama keterbatasan
jaringan informasi dan komunikasi yang efektif dalam penyebaran informasi
kebencanaan kepada masyarakat Hal ini diungkapkan oleh bapak Bernardi selaku
Kepala Seksi Rekonstruksi dan Rehabilitasi BPBD Kabupaten Lebak bahwa
jaringan informasi dan komunikasi sangat terbatas sehingga pemberian informasi
kebencanaan kepada masyarakat khususnya di wilayah yang sulit dijangkau
sangat minim (Sumber Wawancara dengan Bapak Bernardi Kepala Seksi
Rekonstruksi dan Rehabilitasi 20 Mei 2014)
Kedua sumber daya manusia (SDM) atau aparatur BPBD Kabupaten
Lebak yang terbatas Jumlah aparatur BPBD lebak yaitu sebanyak 17 orang
dengan komposisi tingkat pendidikan dapat di lihat pada tabel 13 di bawah ini
Tabel 13
Aparatur BPBD Kabupaten LebakBerdasarkan Tingkat Pendidikan
No Jabatan Pendidikan Jumlah
1 Kepala Pelaksana SMK 1 orang
2 Sekretaris S1 1 orang
3 Kepala Seksi Pencegahan dan KesiapsiagaanS1 1 orang
4 Kepala Seksi Kedaruratan Logistik SPM-Pertanian 1 orang
5 Kepala Rehabilitasi dan Rekonstruksi S1 1 orang
6 Staf S1 3 orang
SMA 8 orang
SLTP 1 orang
17 orangJumlah
Sumber Diadaptasi dari Renstra BPBD Kabupaten Lebak Tahun 2014-2018
Dapat dilihat dari tabel 13 di atas bahwa komposisi aparatur BPBD Lebak
berdasarkan pendidikan diantaranya S1 berjumlah 6 orang SMASMK 10 orang
10
dan SLTP 1 orang dengan total keseluruhan berjumlah 17 orang pegawaiSelain
itu pula dapat di lihat dari setiap seksi bidang di tempati oleh satu orang tanpa
anggota di dalamnya Hal ini mengindikasikan bahwa dalam penyelenggaraan
penanggulangan bencana kurang optimal Dimana seharusnya aparatur dalam
setiap seksi memiliki anggota untuk kelancaran kegiatan dalam proses
penyelenggaraan bencana baik pada saat pra bencana saat bencana dan pasca
bencanaPeneliti menyimpulkan demikian karena dilihat komposisi pendidikan
serta jumlah pegawaiaparatur(Sumber Wawancara Bapak Bernardi Kasie
Rekonstruksi dan Rehabilitasi 20 mei 2014)
Lain halnya jika dibandingkan pada BPBD Kabupaten Serang yang
memiliki Pegawaiaparatur lebih banyak dibandingkan dengan BPBD Kabupaten
Lebak BPBD Kabupaten Serang memiliki 82 pegawai yang terdiri dari PNS
(Pegawai Negeri Sipil) TKK dan Staff di lingkungan BPBD Kabupaten Serang
(Sumber Data Pegawai BPBD Kabupaten Serang)
Ketiga masih terbatasnya sarana dan prasarana dalam penanggulangan
bencana banjir Sarana dan prasarana merupakan penunjang kinerja pegawai yang
cukup penting untuk dipenuhi karena terkait dengan aktivitas dan mobilitas kerja
Tanpa sarana dan prasarana yang memadai proses penyelenggaraan
penanggulangan bencana tidak dapat optimal Hingga saat ini Badan
Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lebak hanya memiliki 5
perahu karet untuk penanggulangan bencana banjir sedangkan daerah yang
merupakan daerah rawan dan langganan banjir tiap tahunnya berjumlah 15
11
Kecamatan yang tersebar di Kabupaten Lebak(Sumber Laporan Kejadian
Bencana Banjir dan Longsor Kabupaten Lebak Tahun 2014)
Jika dibandingkan dengan BPBD Kabupaten Serang terkait sarana dan
prasarana dalam penanggulangan banjir BPBD Kabupaten Serang yang
wilayahnya lebih sedikit mengalami bencana banjir justru lebih banyak memiliki
sarana dalam penanggulangan bencana banjir Diantaranya berdasarkan data
peralatan penanggulangan banjir khususnya perahu karet BPBD Kabupaten
Serang memiliki 7 perahu karet untuk penanggulangan bencana banjir
Keempat belum adanya Peraturan Daerah (Perda) tentang pendanaan
penanggulangan bencana Padahal kondisi wilayah Kabupaten Lebak rawan akan
bencana khususnya bencana banjir Saat ini BPBD Lebak masih tergantung
kepada pendanaan pemerintah pusat melalui BNPB (Badan Nasional
Penanggulangan Bencana) serta Biaya Tidak Terduga (BTT) yang dikeluarkan
oleh pihak Pemerintah Kabupaten Lebak Seharusnya sudah menjadi prioritas
Pemerintah Daerah dalam Pengelolaan dan Pendanaan Penanggulangan Bencana
terlebih daerahnya termasuk rawan akan bencana (Sumber Wawancara dengan
Bapak Febi Kasie Kesiapsiagaan BPBD Lebak 28 Agustus 2014)
Kelima ketidakefektifan sosialisasi penanggulangan bencana banjir yang
dilakukan oleh BPBD kabupaten Lebak yang hanya sekedar memberikan materi
mengenai penanggulangan banjir tanpa ditindaklanjuti dengan praktek-praktek
yang mendukung dengan kegiatan penanggulangan bencana banjir (Sumber
Wawancara Bapak Romli masyarakat Rangkasbitung 20 Mei 2014)
12
Berdasarkan permasalahan-permasalahan yang ada maka peneliti merasa
tertarik untuk melakukan penelitian dan mengambil judul mengenai ldquoKinerja
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Dalam Penanggulangan
Bencana Banjir Di Kabupaten Lebakrdquo
12 Identifikasi Masalah
Berdasarkan dari latar belakang masalah di atas yang telah dijabarkan
sebelumnya maka dapat diambil beberapa permasalahan yaitu diantaranya
sebagai berikut
1) Keterbatasan jaringan informasi dan komunikasi yang efektif dalam
penyebaran informasi kebencanaan kepada masyarakat
2) Sumber daya manusia atau aparatur BPBD Kabupaten Lebak yang
terbatas
3) Keterbatasan sarana dan prasarana dalam penanggulangan bencana
banjir
4) Belum adanya Peraturan Daerah tentang Pendanaan Bencana
5) Ketidakefektifan sosialisasi penanggulangan bencana banjir
13 Batasan dan Rumusan Masalah
131 Batasan Masalah
Dalam penelitian tentunya diperlukan suatu pembatasan-pembatasan
dalam masalah yang akan diteliti Hal ini dilakukan agar penelitian yang
dilakukan tidak meluas dari fokus penelitian Maka peneliti membatasi ruang
13
lingkup permasalahan ini pada Kinerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah
Dalam Penanggulangan Bencana Banjir Di Kabupaten Lebak
132 Rumusan Masalah
Setelah masalah penelitian dibatasi ruang lingkupnya maka rumusan
dalam penelitian ini yaitu Seberapa besar Kinerja Badan Penanggulangan
Bencana Daerah Dalam Penanggulangan Bencana Banjir Di Kabupaten Lebak
14 Tujuan Penelitian
Sesuai rumusan masalah yang telah dijabarkan di atas maka tujuan
penelitian ini yaitu untuk mengetahui seberapa besar Kinerja Badan
Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Dalam Penanggulangan Bencana
Banjir Di Kabupaten Lebak
15 Manfaat Penelitian
Berdasarkan maksud dan tujuannya maka hasil penelitian ini diharapkan
memiliki manfaat baik secara teori maupun praktis sebagai berikut
1 Bagi peneliti yaitu diharapkan dapat memberikan manfaat dan menambah
wawasan tentang Kinerja BPBD Kabupaten Lebak
2 Manfaat atau kegunaan teori yaitu diharapkan hasil penelitian ini dapat
dijadikan bahan informasi bagi penyelenggara penanggulangan bencana di
Kabupaten Lebak
14
3 Bagi kegunaan praktis diharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan
kontribusi pemikiran dalam penanggulangan bencana banjir di Kabupaten
Lebak pada khususnya dan Indonesia pada umumnya
16 Sistematika Penulisan
Dalam penelitian ini peneliti membagi ke dalam 5 (lima) bagian yang
masing-masing terdiri dari sub bagian yaitu sebagai berikut
Bab I Pendahuluan
Terdiri dari
11 Latar Belakang Masalah yaitu menggambarkan ruang lingkup dan
kedudukan masalah yang akan diteliti dalam bentuk uraian secara
deduktif dari lingkup yang umum hingga kepada masalah yang
spesifik yang relevan dengan judul skripsi
12 Identifikasi Masalah yaitu mengidentifikasi dikaitkan dengan tema
topikjudul dan fenomena yang akan diteliti
13 Batasan dan Rumusan Masalah
131 Batasan Masalah yaitu pemfokusan masalah-masalah yang
akan diajukan dalam rumusan masalah
132 Rumusan Masalah yaitu mendefinisikan permasalahan
yang telah ditetapkan dalam bentuk definisi konsep dan
operasional
15
14 Tujuan Penelitian yaitu mengungkapkan sasaran yang ingin dicapai
dengandilaksanakannya penelitian sejalan dengan isi dan rumusan
permasalahan
15 Manfaat Penelitian yaitu menjelaskan manfaat teoritis dan praktis dari
temuan penelitian
Bab II Deskripsi Teori dan Hipotesis Penelitian
Terdiri dari
21 Deskripsi Teori yaitu mengkaji berbagai teori dan konsep-konsep
yang relevan dengan permasalahan penelitian kemudian
menyusunnya secara teratur dan rapi Dengan mengkaji berbagai teori
dan konsep-konsep maka peneliti akan memiliki konsep penelitian
yang jelas dapat menyusun pertanyaan dengan rinci untuk
penyelidikan sehingga memperoleh temuan lapangan yang menjadi
jawaban atas masalah yang telah dirumuskanHasil penting lainnya
dari kajian teori adalah didapatkan kerangka konseptual menurut
peneliti yang di dalamnya tergambar pedoman wawancara
22 Penelitian Terdahulu penelitian terdahulu mengkaji penelitian yang
pernah dilakukan oleh peneliti sebelumnya yang diambil dari berbagai
sumber ilmiah
23 Kerangka Berfikir yaitu menggambarkan alur pikiran peneliti sebagai
kelanjutan dari kajian teori untuk memberikan penjelasan kepada
pembaca
16
24 Hipotesis Penelitian yaitu anggapan atau jawaban sementara terhadap
permasalahan yang diteliti
Bab III Metodologi Penelitian
Terdiri dari
31 Pendekatan dan Metode Penelitian yaitu menjelaskan metode yang
dipergunakan dalam penelitian
32 Ruang Lingkup Penelitian yaitu menjelaskan akan sasaran-
sasaranyang akan diteliti dalam penelitian
33 Lokasi Penelitian yaitu menerangkan mengenai tempat penelitian
yang dilakukan
34 Variabel Penelitian yaitu terdiri dari variabel konsep dan variabel
operasional
35 Instrument Penelitian yaitu menjelaskan tentang proses penyusunan
dan jenis alat pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian
36 Populasi dan Sampel yaitu menjelaskan mengenai wilayah
generalisasi atau populasi penelitian dan penetapan sampel penelitian
37 Teknik Pengolahan dan Analisis Data yait menjelaskan teknik
pengolahan dan analisis data Analisis data harus sesuai dengan
pendekatan penelitian
38 Jadwal penelitian yaitu menggambarkan tentang jadwal penelitian
yang telah dilaksanakan dari mulai mulai penelitian hingga
terselesaikannya penelitian
Bab IV Hasil Penelitian
17
Terdiri dari
41 Deskripsi Objek Penelitian yaitu menjelaskna tentang objek
penelitian yang meliputi lokasi penelitian secara jelas struktur
organisasi dari populasisampel
42 Deskripsi Data yaitu menjelaskan hasil penelitian yang telah diolah
dari data mentah dengan mempergunakan teknik analisis data
kuantiatif yang relevan
43 Pengujian Persyaratan Statistik yaitu melakukan pengujian terhadap
persyaratan statistik dengan menggunakan uji statistik tertentu
44 Pengujian Hipotesis yaitu melakukan pengujian hipotesis dengan
menggunakan teknik analisa statistik dimana hasil analisa tersebut
adalah teruji atau tidaknya hipotesis nol penelitian Hasil perhitungan
akhir statistik disajikan dalam diagram pie (lingkaran)
45 Interpretasi Hasil Penelitian yaitu melakukan penafsiran terhadap
hasil akhir pengujian hipotesis
46 Pembahasan yaitu melakukan pembahasan lebih lanjut terhadap hasil
analisis data
Bab V Penutup
Terdiri dari
51 Kesimpulan yaitu menyimpulkan hasil penelitian yang diungkapkan
secara ringkas dan padat
18
52 Saran yaitu berisi tindak lanjut dari sumbangan penelitian terhadap
bidang yang diteliti baik secara teoritis maupun praktis
19
BAB II
DESKRIPSI TEORI DAN HIPOTESIS PENELITIAN
21 Deskripsi Teori
211 Konsep Kinerja
Menurut kamus besar bahasa indonesia secara etimologis kinerja diartikan
sebagai sesuatu yang dicapai atau prestasi yang diperlihatkan Kinerja dalam
pengertiannya dartikan sebagai prestasi yang diperlihatkan dalam kegiatan atau
pekerjaan yang telah dilakukan Sedangkan Lijan Poltak Sinambela (2014140)
mengemukakan bahwa kinerja merupakan implementasi dari teori keseimbangan
yang mengatakan bahwa seseorang akan menunjukan prestasi yang optimal bila ia
mendapatkan manfaat(benefit) dan terdapat adanya rangsangan (inducement)
dalam pekerjaannya secara adil dan masuk akal (reasonable)
Sementara itu Mangkunegara (20069) mengemukakan kinerja (prestasi
kerja) ialah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seseorang
pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggungjawab yang
diberikan kepadanya Kinerja merupakan keluaran yang dihasilkan secara kualitas
dan kuantitas Pencapaian tersebut dihasilkan dari pegawai yang
bertanggungjawab dengan pekerjaannya
Menurut Keban (200343) menyebutkan bahwa kinerja (performance)
dalam organisasi didefinisikan sebagai tingkat pencapaian hasil (the degree of
accomplishment) atau kinerja merupakan tingkat pencapaian tujuan organisasi
secara berkesinambungan
20
Selanjutnya Steers (200367) mengemukakan bahwa kinerja organisasi
adalah tingkat yang menunjukan seberapa jauh pelaksanaan tugas dapat dijalankan
secara aktual dan misi organisasi tercapai Sedangkan Mahsun (200625)
berpendapat bahwa kinerja adalah gambaran mengenai tingkat pencapaian
pelaksanaan suatu kegiatan atau program dan kebijakan dalam mewujudkan
sasaran tujuan visi dan misi organisasi yang tertuang dalam strategic planning
suatu organisasi
Sedarmayanti dalam bukunya mengenai pengembangan kepribadian
pegawai (2004176) dikatakan bahwa kinerja
Hasil kerja yang dicapai oleh seseorang atau sekelompok orang dalam
suatu organisasi sesuai dengan wewenang dan tanggungjawab masing-
masing dalam mencapai tujuan organisasi bersangkutan secara legal tidak
melanggar hukum dan sesuai moral maupun etika
Moeheriono (201060) mengemukakan bahwa kinerja (performance)
merupakan gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan suatu program
kegiatan atau kebijakan dalam mewujudkan sasaran tujuan visi dan misi
organisasi yang dituangkan melalui perencanaan strategis suatu organisasi
Sementara itu Robbins yang dikutip oleh Moeheriono (201061)
mengemukakan bahwa kinerja sebagai fungsi interaksi antara kemampuan
(ability) motivasi (motivation) dan kesempatan (opportunity) Artinya kinerja
merupakan fungsi dari kemampuan motivasi dan kesempatan Seiring dengan hal
itu menurut Moeheriono (201061) mengemukakan bahwa kinerja dalam
menjalankan fungsinya tidak berdiri sendiri melainkan selalu berhubungan
dengan kepuasan kerja pegawaikaryawan dan tingkat besaran imbalan yang
diberikan serta dipengaruhi oleh keterampilan kemampuandan sifat-sifat
21
individu Oleh karenanya menurut model mitra-lawyer kinerja individu pada
dasarnya dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor (1) harapan mengenai imabalan
(2) dorongan (3) kemampuan (4) kebutuhan dan sifat (5) persepsi terhadap
tugas (6) imbalan eksternal dan internal serta (7) persepsi terhadap tingkat
imbalan dan kepuasan kerja
Sumber lain mengemukakan seperti yang dinyatakan oleh Otley yang
dikutip oleh Mahmudi (20136) menyatakan bahwa kinerja mengacu pada sesuatu
yang terkait dengan kegiatan melakukan pekerjaan dalam hal ini meliputi hasil
yang dicapai kerja tersebut Sejalan dengan pendapat Rogers yang dikutip oleh
Mahmudi (20136) yang mendefinisikan kinerja sebagai hasil kerja itu sendiri
(outcomes of works) karena hasil kerja memberikan keterkaitan yang kuat
terhadap tujuan-tujuan strategik organisasi kepuasan pelanggan dan kontribusi
ekonomi
Menurut Mahmudi (201320) berpendapat bahwa kinerja merupakan suatu
konstruk multidimensional yang mencakup banyak faktor yang
mempengaruhinya diantaranya yaitu
1 Faktor personalindividu meliputi pengetahuan keterampilan (skill)
kemampuan kepercayaan diri motivasi dan komitmen yang dimiliki
oleh setiap individu
2 Faktor kepemimpinan maliputi kualitas dalam memberikan dorongan
semangat arahan dan dukungan yang diberikan manajer dan team
leader
3 Faktor tim meliputi kualitas dukungan dan semangat yang diberikan
oleh rekan dalam satu tim kepercayaan terhadap sesama anggota tim
kekompakan dan keeratan anggota tim
4 Faktor sistem meliputi sistem kerja fasilitas kerja atau infrastruktur
yang diberikan oleh organisasi proses organisasi dan kultur kinerja
dalam organisasi
5 Faktor kontekstual (situasional) meliputi tekanan dan perubahan
lingkungan eksternal dan internal
22
Wibowo (20114) berpendapat bahwa kinerja adalah merupakan
implementasi dari rencana yang telah disusun Implementasi kinerja dilakukan
oleh sumber daya manusia yang memiliki kemampuan kompetensi motivasi
dan kepentingan Bagaimana organisasi menghargai dan memperlakukan sumber
daya manusianya akan mempengaruhi sikap dan prilakunya dalam menjalankan
kinerja Sejalan dengan apa yang dikemukakan oleh Hersey dan Blanchard
(1993) bahwa kinerja merupakan suatu fungsi dari motivasi dan kemampuan
untuk menyelesaikan tugas atau pekerjaan Seseorang harus memiliki derajat
kesediaan dan tingkat kemampuan tertentu Kesediaan dan keterampilan
seseorang tidaklah cukup efektif untuk mengerjakan sesuatu tanpa pemahaman
yang jelas tentang apa yang dikerjakan dan bagaimana mengerjakannya
Lain hal menurut Prawirosentono (19992) kinerja adalah hasil kerja yang
dapat dicapai oleh pegawai atau sekelompok pegawai dalam suatu organisasi
sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab masing-masing dalam upaya
mencapai tujuan organisasi bersangkutan secara legal tidak melanggar hukum
dan sesuai dengan moral dan etika
Dari berbagai pendapat yang telah diuraikan di atas bahwa definisi dari
kinerja (performance) dapat disimpulkan sebagai hasil kerja yang dicapai oleh
seseorang atau sekelompok orang dalam suatu organisasi baik secara kuantitatif
maupun secara kualitatif sesuai dengan kewenangan dan tugas tanggung jawab
masing-masing dalam upaya mencapai tujuan organisasi bersangkutan secara
legal tidak melanggar hukum dan sesuai dengan moral maupun etika
23
212 Konsep Organisasi
Organisasi dalam bahasa inggris yaitu organize yang berarti menciptakan
struktur dengan bagian-bagian yang diintegrasikan sedemikian rupa sehingga
hubungan satu sama lain terikat oleh hubungan terhadap keseluruhan Sedangkan
Hasibuan (2006 120) mengemukakan bahwa organisasi adalah suatu sistem
perserikatan formal berstruktur dan terkoordinasi dari sekelompok orang yang
bekerja sama dalam mencapai tujuan tertentu organisasi hanya merupakan alat
dan wadah
Mahsun (2006 1) memberikan pendapat tentang konsep organisasi
bahwa organisasi sering dipahami sebagai sekelompok orang yang berkumpul dan
bekerja sama dengan cara yang terstruktur untuk mencapai tujuan atau sejumlah
sasaran tertentu yang telah ditetapkan bersama
Sementara itu Robbins (20014) mengemukakan bahwa organisasi
adaalah kesatuan sosial yang dikoordinasikan secara sadar dengan sebuah batasan
yang relatif dapat diidentifikasikan yang bekerja atas dasar yang relatif terus-
menerus untuk mencapai tujuan
213 Konsep Kinerja Organisasi
Simanjuntak (20053) mengemukakan bahwa kinerja organisasi
merupakan agregasi atau akumulasi kinerja semua unit-unit organisasi yang sama
dengan penjumlahan kinerja semua orang atau individu yang bekerja di organisasi
tersebut Dengan demikian kinerja organisasi sangat dipengaruhi oleh tiga faktor
utama yaitu dukungan organisasi kemampuan manajemen dan kinerja setiap
24
orang yang bekerja di perusahaan tersebut Kinerja organisasi juga sangat
dipengaruhi oleh dukungan organisasi antara lain dalam penyusunan struktur
organisasi pemilihan teknologi dan penyediaan prasarana serta sarana kerja
Smentara itu surjadi (20097) berpendapat bahwa kinerja organisasi
adalah totalitas hasil kerja yang dicapai suatu organisasi tercapainya tujuan
organisasi berarti bahwa kinerja organisasi itu dapat dilihat dari tingkatan sejauh
mana organisasi dapat mencapai tujuan yang didasarkan pada tujuan yang sudah
ditetapkan sebelumnya Sedangkan menurut Sobandi (2006176) kinerja
organisasi merupakan sesuatu yang telah dicapai oleh organisasi dalam kurun
waktu tertentu baik yang terkait dengan input output outcome benefit maupun
impact
214 Tujuan Pengukuran Kinerja Sektor Publik
Tujuan pengukuran kinerja sektor publik menurut Mahmudi (201314)
diantaranya adalah sebagai berikut
1) Mengetahui tingkat ketercapaian tujuan organisasi
2) Menyediakan sarana pembelajaran pegawai
3) Memperbaiki kinerja periode berikutnya
4) Memberikan pertimbangan yang sistematik dalam pembuatan
keputusan pemberian reward dan punishmnet
5) Memotivasi pegawai
6) Menciptakan akuntabilitas publik
Sementara itu Moeheriono (2010103) mengemukakan bahwa tujuan
manajemen kinerja dari suatu organisasi berbagai macam diantaranya adalah
1) Menerjemahkan dari visi dan misi organisasi ke dalam tujuan dan hasil
yang jelas mudah dipahami dan dapat diukur sehingga membantu
keberhasilan organisasi untuk mencapai tujuan
25
2) Menyediakan informasi untuk menilai mengelola dan meningkatkan
keberhasilan kinerja keseluruhan organisasi
3) Mengubah paradigma dari orientasi pengendalian dan ketaatan menjadi
pendekatan strategik yang berkelanjutan kepada keberhasilan
organisasi
4) Menyediakan manajemen kinerja yang lengkap dengan memasukan
ukuran-ukuran kualitas biaya ketepatan waktu kepuasan
stakeholders dan peningkatan keahlian pegawai
215 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja
Kinerja merupakan suatu konstruk multidimensional yang mencakup
banyak faktor yang mempengaruhinya Mahmudi (201320) mengemukakan
faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja adalah
1) Faktor personalindividu meliputi pengetahuan keterampilan (skill)
kemampuan kepercayaan diri motivasi dan komitmen yang dimiliki
oleh setiap individu
2) Faktor kepemimpinan maliputi kualitas dalam memberikan dorongan
semangat arahan dan dukungan yang diberikan manajer dan team
leader
3) Faktor tim meliputi kualitas dukungan dan semangat yang diberikan
oleh rekan dalam satu tim kepercayaan terhadap sesama anggota tim
kekompakan dan keeratan anggota tim
4) Faktor sistem meliputi sistem kerja fasilitas kerja atau infrastruktur
yang diberikan oleh organisasi proses organisasi dan kultur kinerja
dalam organisasi
5) Faktor kontekstual (situasional) meliputi tekanan dan perubahan
lingkungan eksternal dan internal
Sedangkan menurut Mangkunegara (200167) faktor-faktor yang
mempengaruhi kinerja adalah sebagai berikut
1) Faktor Kemampuan
Secara umum kemampuan ini terbagi menjadi dua yaitu kemampuan
potensi (IQ) dan kemampuan realiti (knowledge and skills)
2) Faktor Motivasi
Motivasi terbentuk dari sikap seorang pekerja yang dalam
menghadapi situasi kerja
26
216 Indikator Kinerja
Menurut Moeheriono (201074) indikator kinerja (performance indicator)
didefinisikan sebagai berikut
1) Indikator kinerja sebagai nilai atau karakteristik tertentu yang
dipergunakan untuk mengukur output atau outcome suatu kegiatan
2) Sebagai alat ukur yang dipergunakan untuk menentukan derajat
keberhasilan suatu organisasi dalam mencapai tujuannya
3) Sebagai ukuran kuantitatif dan kualitatif yang menggambarkan tingkat
pencapaian suatu sasaran atau tujuan yang telah ditetapkan oleh
organisasi
4) Suatu informasi operasional yang berupa indikasi mengenai kinerja
atau kondisi suatu fasilitas atau kelompok fasilitas
Hal lain Mahmudi (2013155) berpendapat bahwa indikator kinerja
merupakan sarana atau alat (means) untuk mengukur hasil suatu aktivitas
kegiatan atau proses dan bukan hasil atau tujuan itu sendiri (ends) Peran
indikator kinerja bagi organisasi sektor publik adalah memberikan tanda atau
rambu-rambu bagi manajer dan pihak luar untuk menilai kinerja organisasi
Selain itu pula Mahmudi (2013156) mengemukakan peran indikator
kinerja diantaranya yaitu
1) Membantu memperbaiki praktik manajemen
2) Meningkatkan akuntabilitas manajemen dengan memberikan tanggung
jawab secara ekplisit dan pemberian bukti atas suatu keberhasilan atau
kegagalan
3) Memberikan dasar untuk melakukan perencanaan kebijakan dan
pengendalian
4) Memberikan informasi yang esensial kepada manajemen sehingga
memungkinkan bagi manajemen untuk melakukan pengendalian
kinerja di semua level organisasi
5) Memberikan dasar untuk pemberian kompensasi kepada staff
Menurut Hersey Blanchard dan Johnson yang dikutip oleh Wibowo
(2011102) terdapat tujuh indikator kinerja yaitu
27
1) Tujuan merupakan keadaan yang berbeda yang secara aktif dicari oleh
seorang individu dan organisasi untuk dicapai Untuk mencapai tujuan
diperlukan kinerja individu kelompok dan organisasi Kinerja individu
maupun organisasi berhasil apabila dapat mencapai tujuan yang
diinginkan
2) Standar merupakan suatu ukuran apakah tujuan yang diinginkan dapat
dicapai Tanpa standar tidak dapat diketahui kapan suatu tujuan
tercapai Kinerja seseorang dikatakan berhasil apabila mampu
memcapai standar yang ditentukan atau disepakati bersama antara
atasan dan bawahan
3) Alat atau sarana merupakan sumber daya yang dapat dipergunakan
untuk membantu menyelesaikan tujuan dengan sukses Alat atau saran
merupakan faktor penunjang untuk mencapai tujuan Tanpa alat atau
sarana tugas pekerjaan spesifik tidak dapat dilakukan dan tujuan tidak
dapat diselesaikan sebagaimana seharusnya Tanpa alat atau sarana
tidak mungkin dapat melakukan pekerjaan
4) Kompetensi merupakan persyaratan utama dalam kinerja Kompetensi
merupakan kemampuan yang dimiliki oleh seseorang untuk
menjalankan pekerjaan yang diberikan kepadanya dengan baik
Kompetensi memungkinkan seseorang mewujudkan tugas yang
berkaitan dengan pekerjaan yang diperlukan untuk mencapai tujuan
5) Motif merupakan alasan atau pendorong bagi seseorang untuk
melakukan sesuatu Manajer memfasilitasi motivasi kepada karyawan
dengan insentif berupa uang memberikan pengakuan menetapkan
tujuan menantang menetapkan standar terjangkau meminta umpan
balik memberikan kebebasan melakukan pekerjaan termasuk waktu
melakukan pekerjaan menyediakan sumber daya yang diperlukan dan
menghapuskan yang mengakibatkan disinsentif
6) Peluang pekerja perlu mendapatkan kesempatan untuk menunjukan
prestasi kerjanya Terdapat dua faktor yang menyumbangkan pada
adanya kekurangan kesempatan untuk berprestasi yaitu ketersediaan
waktu dan kemampuan untuk memenuhi syarat Jika pekerja dihindari
karena supervisor tidak percaya terhadap kualitas dan kepuasan
konsumen mereka secara efektif akan dihambat dari kemampuan
memenuhi syarat untuk berprestasi
7) Umpan balik antar tujuan standar dan umpan balik bersifat saling
terkait Umpan balik melaporkan kemajuan baik kualitas maupun
kuantitas dalam mencapai tujuan yang didefinisikan oleh standar
Umpan balik merupakan masukan yang dipergunakan untuk mengukur
kemajuan kinerja standar kinerja dan pencapaian tujuan Dengan
umpan balik dilakukan evalusasi terhadap kinerja dan sebagai hasilnya
dapat dilakukan perbaikan kinerja
Sedangkan Moeheriono (201082) indikator kinerja dalam Akuntabilitas
Kinerja Instansi Pemerintah (AKIP) disajikan sebagai berikut
28
1) Masukan (inputs) yaitu ukuran tingkat pengaruh sosial ekonomi
lingkungan atau kepentingan umum lainnya yang dimulai oleh capaian
indikator kinerja dalam suatu kegiatan
2) Keluaran (outputs) kegunaan suatu keluaran (outputs) yang dirasakan
langsung oleh masyarakat Dapat berupa tersedianya fasilitas yang
dapat diakses atau dinikmati oleh publik
3) Hasil(outcomes) yaitu segala sesuatu yang mencerminkan
berfungsinya keluaran kegiatan pada jangka menengah outcomes
merupakan ukuran seberapa jauh setiap produk atau jasa dapat
memenuhi kebutuhan dan harapan masyarakat
4) Manfaat(benefits) yaitu segala sesuatu berupa produkjasa (fisik dan
nonfisik) sebagai hasil langsung dari pelaksanaan suatu kegiatan dan
program berdasarkan masukan yang digunakan
5) Dampak(impacts) yaitu segala sesuatu yang dibutuhkan agar
pelaksanaan kegiatan dan program dapat berjalan atau dalam rangka
menghasilkan output misalnya sumber daya manusia dana material
waktu dan teknologi
Sementara itu Zeithaml Parasuraman amp Berry yang dikutip oleh
Ratminto amp Atik Septi Winarsih (2010175) mengemukakan indikator kinerja
pelayanan sebagai berikut
1) Tangibles atau ketampakan fisik artinya petampakan fisik dari
gedung peralatan pegawai dan fasilitas-fasilitas lain yang dimiliki
oleh providers
2) Reliability atau reliabilitas adalah kemampuan untuk
menyelenggarakan pelayanan yang dijanjikan secara akurat
3) Responsiveness atau responsivitas adalah kerelaan untuk menolong
customers dan menyelenggarakan pelayanan secara ikhlas
4) Assurance atau kepastian adalah pengetahuan dan kesopanan para
pekerja dan kemampuan mereka dalam memberikan kepercayaan
kepada customers
5) Empathy adalah perlakuan atau perhatian pribadi yang diberikan oleh
providers kepada customers
217 Pengukuran Kinerja Sektor Publik Sebagai Pengendalian Manajemen
Dalam organisasi birokrasi atau sektor publik pendekatan manajemen
yang sering digunakan adalah model pengendalian formal Menurut Mahmudi
(201358) pengendalian formal dilakukan melalui kegiatan-kegiatan resmi
29
organisasi yang biasanya bersifat rutin misalnya perencanaan strategik
pembuatan program penganggaran evaluasi kinerja rapat atau pertemuan rutin
dan sebagainya
Taylor yang dikutip oleh Mahmudi (201359) menyatakan bahwa
pengendalian merupakan bentuk ilmiah dari manajemen Sebelumnya manajemen
dipahami sebagai seni semata-mata Namun ternyata manajemen bisa dipelajari
melalui pendekatan ilmiah Pengendalian manajemen melalui beberapa aktivitas
yaitu
1) Perencanaan aktivitas yang akan dilakukan organisasi
2) Pengkoordinasian aktivitas berbagai bagian organisasi
3) Pengkomunikasian informasi ke seluruh bagian organisasi
4) Evaluasi terhadap informasi
5) Pembuatan keputusan
6) Mempengaruhi orang-orang dalam organisasi untuk mengubah prilaku
218 Konsep Bencana
Menurut W Nick Carter yang dikutip oleh Nurjanah dkk (201310)
memberikan definisi bencana yang dimuat dalam buku disaster management
yaitu
ldquoan event natural or man-made sudden or progressive which impacts
with such severity that the affected community has to respond by taking
exceptional measuresrdquo
Definisi lain menurut International Strategy for Disaster Reduction (UN-
ISDR-200224) adalah
ldquoa serious disruption of the functioning of a community or a society
causing widespread human material economic or environmental
losses which exceed the ability of the affected communitysociety to
cope using its own resourcesrdquo
( ldquosuatu kejadian yang disebabkan oleh alam atau karena ulah manusia
terjadi secara tiba-tiba atau perlahan-lahan sehingga menyebabkan
hilangnya jiwa manusia harta benda dan kerusakan lingkungan
30
kejadian ini terjadi di luar kemampuan masyarakat dengan segala
sumberdayanyardquo)
Berdasarkan definisi bencana di atas dapat digeneralisasikan bahwa untuk
dapat disebut ldquobencanardquo harus dipenuhi beberapa kriteria sebagai berikut
1 Ada peristiwa
2 Terjadi karena faktor alam atau karena ulah manusia
3 Terjadi secara tiba-tiba (sudden) akan tetapi dapat juga terjadi secara
perlahan-lahanbertahap (slow)
4 Menimbulkan hilangnya jiwa manusia harta benda kerugian sosial
ekonomi kerusakan lingkungan dan lain-lain
5 Berada di luar kemampuan masyarakat untuk menanggulanginya
Sedangkan definisi menurut Undang-undang Nomor 24 Tahun 2007
tentang Penanggulangan Bencana yaitu sebagai berikut
ldquoBencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam
dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang
disebabkan baik oleh faktor alam danatau non-alam maupun faktor
manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia
kerusakan lingkungan kerugian harta benda dan dampak psikologisrdquo
Menurut Nurjanah dkk (201313) menyatakan bahwa peristiwa yang
ditimbulkan oleh gejala alam maupun yang diakibatkan oleh kegiatan manusia
baru dapat disebut bencana ketika masyarakatmanusia yang terkena dampak oleh
peristiwa itu tidak mampu untuk menanggulanginya Ancaman alam itu sendiri
tidak selalu berakhir dengan bencana Ancaman alam menjadi bencana ketika
manusia tidak siap untuk menghadapinya dan pada akhirnya terkena dampak
Kerentanan manusia terhadap dampak gejala alam sebagian besar ditentukan oleh
tindakan manusia atau kegagalan manusia untuk bertindak
Terjadinya bencana adalah karena adanya pertemuan antara bahaya dan
kerentanan serta ada pemicunya Berikut gambar 21 Proses tejadinya bencana
31
Gambar 21 Proses Terjadinya Bencana
(Sumber Nurjanah dkkManajemen Bencana2013 hal 14)
Berdasarkan gambar di atas bahwa bencana terjadi setelah melalui proses
tiga unsur yang diantaranya yaitu
1 Bahaya
Bahaya adalah suatu fenomena alam atau buatan yang mempunyai
potensi mengancam kehidupan manusia kerugian harta benda dan
kerusakan lingkungan
2 Kerentanan (vulnerability)
Kerentanan merupakan suatu kondisi dari suatu komunitas atau
masyarakat yang mengarah atau menyebabkan ketidakmampuan
dalam menghadapi ancaman bahaya
3 Resiko bencana (risk disaster)
Risiko bencana adalah interaksi antara tingkat kerentanan daerah
dengan ancaman bahaya yang ada
219 Faktor-faktor Penyebab Bencana
Menurut Nurjanah dkk (201321) menyatakan terdapat tiga penyebab
terjadinya bencana yaitu (1) Faktor alam (natural disaster) karena fenomena
alam dan tanpa ada campur tangan manusia (2) Faktor non-alam (non-natural
disaster) yaitu bukan karena fenomena alam dan juga bukan akibat perbuatan
manusia (3) faktor sosialmanusia (man-made disaster) yang murni akibat
perbuatan manusia misalnya konflik horizontal konflik vertikal dan terorisme
Bahaya
Kerentanan
Risiko
Bencana
Bencana
Pemicu
32
Menurut UNDRO (1992) yang dikutip oleh Nurjanah dkk (201322) ada
beberapa faktor yang mempengaruhi timbulnya kerentanan adalah (1) berada di
lokasi berbahaya (2) kemiskinan (3) perpindahan penduduk dari desa ke kota (4)
kerusakan dan penurunan kualitas lingkungan (5) pertambahan penduduk yang
besar (6) perubahan budaya dan (7) kurangnya informasi dan kesadaran
Sedangkan menurut Eko Teguh Paripurno dalam Nurjanah dkk (201322)
sumber ancaman bencana dapat dikelompokkan ke dalam empat sumber ancaman
yaitu
1 Sumber ancaman klimatologis
Adalah sumber ancaman yang ditimbulkan oleh pengaruh iklim
dapat berupa rendah dan tingginya curah hujan tinggi dan
derasnya ombak di pantai arah angin serta beberapa kejadian
alam lain yang sangat erat hubungannya dengan iklim dan cuaca
2 Sumber ancaman geologis
Yaitu sumber ancaman yang terjadi oleh adanya dinamika bumi
baik berupa pergerakan lempeng bumi bentuk dan rupa bumi
jenis dan materi penyusunan bumi
3 Sumber ancaman industri dan kegagalan teknologi
Adalah sumber ancaman akibat adanya kegagalan teknologi
maupun kesalahan pengelolaan suatu proses industri
pembuangan limbah polusi yang ditimbulkan atau dapat pula
akibat proses persiapan produksi
4 Faktor manusia juga merupakan salah satu sumber ancaman
Perilaku atau ulah manusia baik dalam pengelolaan lingkungan
perebutan sumberdaya permasalahan ras dan kepentingan
lainnya serta akibat dari sebuah kebijakan yang berdampak pada
sebuah komunitas pada dasarnya merupakan sumber ancaman
2110 Jenis-jenis Bencana Alam di Indonesia
Karakteristik perlu diidentifikasi dan dipahami oleh aparatur pemerintah
dan masyarakat terutama yang tinggal di daerah atau wilayah rawan bencana
Upaya mengenal karakteristik bencana yang sering dilakukan merupakan suatu
33
upaya mitigasi sehingga diharapkan apabila terjadi bencana dampaknya dapat
dikurangi
Berikut deskripsi dari sejumlah jenis-jenis bencana yang sering terjadi di
Indonesia menurut Nurjanah dkk (201324) yaitu sebagai berikut
1 Banjir
2 Tanah longsor
3 Kekeringan
4 Kebakaran lahan dan hutan
5 Angin badai
6 Gempa bumi
7 Tsunami
8 Letusan gunung api
2111 Dampak Bencana
UNDRO (1992) yang dikutip oleh Nurjanah dkk (201333)
mengemukakan bencana serius dapat mengganggu inisiatif-inisiatif pembangunan
dalam beberapa cara termasuk (1) hilanggnya sumber-sumber daya (2)
gangguan terhadap program-program (3) pengaruh pada iklim investasi (4)
pengaruh pada sektor non formal dan (5) destabilisasi politik
Sedangkan menurut Benson and Clay (2004) dalam Nurjanah dkk
(201335) menyatakan bahwa dampak bencana dapat dibagi kedalam tiga bagian
yakni
1 Dampak langsung (direct impact)
Meliputi kerugian finansial dari kerusakan aset ekonomi
misalnya rusaknya bangunan tempat tinggal infrastruktur lahan
pertanian dan lain-lain
2 Dampak tidak langsung (indirect impact)
Meliputi berhentinya proses produksi hilangnya output dan
sumber penerimaan
3 Dampak sekunder (secondary impact)
Meliputi terhambatnya pertumbuhan ekonomi terganggunya
rencana pembangunan yang telah disusun meningkatnya defisit
34
neraca pembayaran meningkatnya angka kemiskinan dan lain-
lain
2112 Manajemen Bencana
Undang-undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana
mendefinisikan bahwa manajemen bencana (disaster management) sebagai
serangkaian upaya yang meliputi penetapan kebijakan pembangunan yang
berisiko timbulnya bencana kegiatan pencegahan bencana tanggap darurat
rehabilitasi dan rekonstruksi
Menurut Nurjanah dkk (201342) mengemukakan bahwa manajemen
bencana (disaster management) adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari
bencana beserta segala aspek yang berkaitan dengan bencana terutama risiko
bencana dan bagaimana menghindari risiko bencana Manajemen bencana
merupakan proses dinamis tentang bekerjanya fungsi-fungsi manajemen yang
meliputi dari perencanaan (planning) pengorganisasian (organizing)
penggerakan (actuating) dan pengawasan (controlling)
Sedangkan menurut W Nick Carter dalam Nurjanah (201344) definisi
manajemen bencana yaitu
ldquoan applied science which seeks by the systematic observation and
analysis of disasters to improve measures relaitng to prevention
mitigation preparedness emergency response and recoveryrdquo
Selanjutnya dalam wikipedia Emergency Management (2007)
mengemukakan bahwa penanggulangan bencana adalah proses yang terus
menerus di mana setiap individu kelompok dan masyarakat berusaha mengatur
35
risiko untuk menghindari atau memperbaiki dampak dari suatu bencana yang
dihasilkan dari suatu musibah
Dalam manajemen bencana terdapat tiga aspek yang mendasar yaitu (1)
respon terhadap bencana (2) kesiapsiagaan menghadapi bencana (3) minimasi
efek bencana (mitigasi) Ketiga aspek ini bersesuaian dengan siklus manajemen
bencana yaitu dapat dilihat pada gambar 22 berikut ini
Gambar 22 Siklus Manajemen Bencana
Sumber Nick Carter dalam Nurjanah dkk(201342)
2113 Prinsip-prinsip Manajemen Bencana
Berdasarkan Undang-undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang
Penanggulangan Bencana pasal 3 disebutkan bahwa azas prinsip-prinsip
manajemen penanggulangan bencana yaitu kemanusiaan keadilan kesamaan
kedudukan dalam hukum dan pemerintahan keseimbangan keselarasan
ketertiban dan kepastian hukum kebersamaan kelestarian lingkungan hidup ilmu
pengetahuan dan teknologi
Kesiapsiagaan
Mitigasi
Pencegahan Pembangunan
Bencana
Tanggap darurat
Pemulihan
36
Selain itu Nurjanah dkk (201345) mengemukakan bahwa
penanggulangan bencana harus didasarkan pada prinsip-prinsip praktis sebagai
berikut
1 Cepat dan Tepat
Bahwa penanggulangan bencana dilaksanakan dengan secara cepat
dan tepat sesuai dengan tututan keadaan
2 Prioritas
Prioritas dimaksudkan sebagai upaya penanggulangan bencana
yang harus mengutamakan kelompok rentan
3 Koordinasi dan Keterpaduan
Koordinasi dimaksudkan sebagai upaya penanggulangan bencana
yang didasarkan pada koordinasi yang baik dan saling mendukung
Sedangkan keterpaduan dimaksudkan sebagai upaya
penanggulangan bencana dilaksanakan oleh berbagai sektor secara
terpadu yang didasarkan pada kerjasama yang baik dan sailng
mendukung
4 Berdayaguna dan Berhasilguna
Dalam mengatasi kesulitan masyarakat dilakukan dengan tidak
membuang waktu tenaga dan biaya yang berlebihan
5 Transparansi dan Akuntabilitas
Transparansi dimaksudkan bahwa penanggulangan bencana
dilakukan secara terbuka dan dapat dipertanggungjawabkan
Sedangkan akuntabilitas adalah bahwa penanggulangan bencana
dilakukan secara terbuka dan dapat dipertanggungjawabkan secara
etik dan hukum
6 Kemitraan
Penanggulangan bencana harus melibatkan berbagai pihak secara
seimbang
7 Pemberdayaan
Penanggulangan bencana dilakukan dengan melibatkan korban
bencana secara aktif
8 Non Diskriminatif
Penanggulangan bencana tidak memberikan perlakuan yang
berbeda terhadap jenis kelamin suku agama ras dan aliran politik
apapun
9 Non-Proselitisi
Dalam penanggulangan bencana dilarang menyebarkan agama dan
atau keyakinan
37
2114 Tahapan Penanggulangan Bencana
Tahapan penanggulangan bencana yang dilakukan Badan Penanggulangan
Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lebak sesuai dengan Undang-undang Nomor
24 Tahun 2007 adalah sebagai berikut
1 Tahapan Pra Bencana
Tujuan Pengurangan Risiko Bencana
Manajemen Manajemen Risiko Bencana
Penyelenggaraan Situasi tidak terjadi bencana dan situasi terdapat
potensi bencana
Kegiatan
1) Pencegahan bencana adalah serangkaian kegiatan yang
dilakukan untuk mengurangi atau menghilangkan risiko
bencana baik melalui pengurangan ancaman bencana maupun
kerentanan pihak yang terancam bencana (situasi tidak terjadi
bencana)
2) Mitigasi (mitigation) adalah serangkaian upaya untuk
mengurangi risiko bencana baik melalui pembangunan fisik
maupun penyadaran dan peningkatan kemampuan menghadapi
ancaman bencana (situasi terdapat potensi bencana)
2 Tahapan Saat Bencana
Tujuan Penanganan darurat
Manajemen Manajemen darurat
38
Penyelenggaraan Situasi tanggap darurat
Kegiatan
1) Tanggap darurat (emergency response) yaitu serangkain
kegiatan yang dilakukan dengan segera pada saat kejadian
bencana untuk menangani dampak buruk yang ditimbulkan
yang meliputi kegiatan penyelamatan dan evakuasi korban
harta benda pemenuhan kebutuhan dasar perlindungan
pengurusan pengungsi penyelamatan serta pemulihan
prasarana dan sarana
3 Tahapan Pasca Bencana
Tujuan Pemulihan
Manajemen Manajemen pemulihan
Penyelenggaraan Situasi tanggap darurat
Kegiatan
1) Rehabilitasi yaitu perbaikan dan pemulihan semua aspek
pelayanan publik atau masyarakat sampai tingkat yang
memadai pada wilayah pasca bencana dengan sasaran utama
untuk normalisasi atau berjalannya secara wajar semua aspek
pemerintahan dan kehidupan masyarakat pada wilayah pasca
bencana
2) Rekonstruksi yaitu pembangunan kembali semua prasarana dan
sarana kelembagaan pada wilayah pasca bencana baik pada
tingkat pemerintahan maupun masyarakat dengan sasaran
39
utama tumbuh dan berkembangnya kegiatan perekonomian
sosial dan budaya tegaknya hukum dan ketertiban dan
bangkitnya peran serta masyarakat dalam segala aspek
kehidupan bermasyarakat pada wilayah pasca bencana
(Sumber Rencana Strategis (Renstra) Badan Penanggulangan Bencana
Daerah Kabupaten Lebak 2014-2018)
2115 Konsep Banjir
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008) banjir adalah berair
banyak dan deras atau terbenamnya daratan karena volume air yang meningkat
Dengan kata lain banjir adalah dimana suatu daerah dalam keadaan tergenang
oleh air dalam jumlah yang begitu besar Sedangkan Wikipedia mengemukakan
bahwa banjir adalah peristiwa yang terjadi ketika aliran air yang berlebihan
merendam daratan Banjir diakibatkan oleh volume air di suatu badan air seperti
sungai atau danau yang meluap atau menjebol bendungan sehingga air keluar dari
batasan alaminya Banjirpun dapat terjadi di sungai ketika alirannya melebihi
kapasitas saluran air terutama di kelokan sungai
Sejalan dengan pengertian dalam buku profil Badan Penanggulangan
Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Banten (2013) bahwa banjir adalah aliran air
sungai yang tingginya melebihi muka air normal sehingga melimpas dari palung
sungai menyebabkan adanya genangan pada lahan rendah di sisi sungai Aliran air
limpasan tersebut yang semakin meninggi mengalir dan melimpasi muka tanah
yang biasanya tidak dilewati aliran air
40
Menurut Pusat Pendidikan Mitigasi Bencana (2010) mengemukakan
bahwa banjir adalah peristiwa tergenang dan terbenamnya daratan (yang biasanya
kering) karena volume air yang meningkat Banjir dapat terjadi karena peluapan
air yang berlebihan di suatu tempat akibat hujan besar peluapan sungai atau
pecahnya bendungan sungai
Menurut kodoatie dan Sugiyanto (2002) sebab-sebab alami banjir antara
lain
1 Curah hujan
2 Pengaruh fisiografi
3 Erosi dan sedimentasi
4 Kapasitas sungai
5 Kapasitas drainase yang tidak memadai
6 Pengaruh air pasang
Sedangkan BPBD Provinsi Banten dalam buku Profil Daerah Rawan
Bencana terdapat beberapa faktor penyebab banjir diantaranya
1 Curah hujan tinggi
2 Permukaan tanah lebih rendah dibandingkan muka air laut
3 Terletak pada suatu cekungan yang dikelilingi perbukitan dengan
pengaliran air keluar sempit
4 Banyak permukiman yang dibangun pada dataran sepanjang sungai
5 Aliran sungai tidak lancar akibat banyaknya sampah serta bangunan di
pinggir sungai
6 Kurangnya tutupan lahan di daerah hulu sungai
Selain itu pula dalam buku Panduan Penanggulangan Bencana Provinsi
Banten (201317) bahwa untuk mengurangi dampak banjir yakni
1 Penataan daerah aliran sungai secara terpadu dan sesuai fungsi lahan
2 Pembangunan sistem pemantauan dan peringatan dini pada bagian
sungai yang sering menimbulkan banjir
3 Tidak membangun rumah dan pemukiman di bantaran sungai serta
daerah banjir
4 Tidak membuang sampah ke dalam sungai mengadakan program
pengerukan sungai
5 Pemasangan pompa untuk daerah yang lebih rendah dari permukaan
laut
41
6 Program penghijauan daerah hulu sungai harus selalu dilaksanakan
serta mengurangi aktifitas di bagian sungai rawan banjir
7 Membentuk polisi peduli lingkungan
2115 Tugas dan Fungsi Badan Penanggulangan Bencana Daerah
Kabupaten Lebak
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lebak
merupakan unsur pelaksana bidang penanggulangan bencana dipimpin oleh
kepala badan yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Bupati
melalui Sekretaris Daerah BPBD Kabupaten Lebak mempunyai tugas
melaksanakan kewenangan otonomi daerah di bidang penanggulangan bencana
melaksanakan urusan kebencanaan berdasarkan azas otonomi dan tugas
pembantuan yang diberikan oleh Pemerintah Pusat dan Pemerintah Propinsi
Banten
Adapun tugas BPBD Kabupaten Lebak mengacu kepada Peraturan Daerah
Kabupaten Lebak Nomor 3 tahun 2011 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata
Kerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Lebak diantaranya
yaitu
1 Menetapkan pedoman dan pengarahan terhadap usaha penanggulangan
bencana sesuai dengan kebijakan Pemerintah Daerah dan Badan Nasional
Penanggulangan Bencana yang mencakup pencegahan bencana
penanganan darurat rehabilitasi serta rekonstruksi secara adil dan setara
2 Menetapkan standarisasi serta kebutuhan penyelenggaraan
penanggulangan bencana berdasarkan perundang-undangan
3 Menyusun menetapkan dan menginformasikan peta relawan bencana
42
4 Menyusun dan menetapkan prosedur tetap penanganan bencana
5 Melaporkan penyelenggaraan penanggulangan bencana kepada Bupati
setiap sebulan sekali dalam kondisi normal dan setiap saat dalam kondisi
darurat bencana
6 Mengendalikan pengumpulan dan penyaluran uang dan barang
7 Mempertanggungjawabkan penggunaan anggaran yang diterima dari
anggaran pendapatan dan belanja daerah dan sumber lain yang sah
8 Melaksanakan kewajiban lain sesuai dengan peraturan perundang-
undangan
Sedangkan fungsi BPBD Kabupaten Lebak dalam menjalankan tugas
mempunyai fungsi yaitu
1 Perumusan dan penetapan kebijakan penanggulangan bencana dan
penanganan pengungsi dengan bertindak cepat dan tepat efektif dan
efisien dan
2 Pengoordinasian pelaksanaan kegiatan penanggulangan bencana secara
terencana terpadu dan menyeluruh
22 Penelitian Terdahulu
Temuan-temuan hasil dari penelitian sebelumnya merupakan sebagai
alatbahan pertimbangan dan data pendukung dalam penelitian yang sedang
dilakukan Penelitian terdahulu harus ada keterkaitan dengan penelitian yang
sedang diteliti sehingga dijadikan sebagai bahan pertimbangan dan pendukung
data Oleh karena pentingnya melihat hasil penelitian yang terdahulu maka
43
peneliti akan memaparkan setidaknya dua hasil penelitian yang sudah ada
Pemaparan hasil penelitian akan dijelaskan di bawah ini
1) Peneliti Pertama
Penelitian yang dilakukan oleh Mahasiswa Jurusan Ilmu
Administrasi Negara Universitas Sumatera Marino Y Cristanti
Marbun tahun 2013 dengan judul peranan koordinasi Badan
Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Medan dalam upaya
penanggulangan bencana banjir di kota Medan Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui bagaimana Badan Penanggulangan Bencana Daerah
Kota Medan dalam upaya penanggulangan bencana banjir Dari hasil
penelitian ini didapat beberapa temuan diantaranya yaitu Badan
Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Medan belum
melakukan koordinasi sesuai tupoksi koordinasi yang dilakukan
bersifat arahanhimbauan berupa surat dan koordinasi Pemerintah
Kota Medan dalam pemberian bantuan logistik kepada masyarakat
korban banjir berjalan kurang baik
2) Peneliti Kedua
Penelitian yang dilakukan oleh Chandra Yudiana Efendi jurusan
Ilmu Pemerintahan Universitas Komputer Indonesia mengenai Kinerja
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) di Wilayah
kecamatan Baleendah Kabupaten Bandung tahun 2012 Penelitian ini
menggunakan teori kinerja organisasi publik menurut Dwiyanto yang
terdiri dari lima indikator yaitu produktivitas kualitas layanan
44
responsivitas responsibilitas dan akuntabilitas Sedangkan metode
penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif Dari hasil
penelitian menunjukan (1) Produktivitas kinerja BPBD Kabupaten
Bandung sudah cukup baik (2) Kualitas layanan kinerja BPBD
Kabupaten Bandung cukup baik dilihat dari adanya fasilitas teknologi
komunikasi dan informasi serta adanya diklat kepada aparatur dan
masyarakat (3) Responsivitas kepada masyarakat di wilayah
kecamatan Baleendah cukup baik hal tersebut di lihat dari adanya
peringatan dini dan tanggap darurat serta pemenuhan akan kebutuhan
masyarakat yang terkena banjir (4) Responsibilitas BPBD Kabupaten
Bandung berjalan cukup baik karena sudah sesuai dengan SOP (5)
Akuntabilitas kinerja BPBD Kabupaten Bandung sudah baik dilihatnya
dari tercapainya sasaran dari kegiatan atau program Dengan demikian
dalam penelitian kinerja BPBD Kabupaten Bandung dalam upaya
penanggulangan banjir di wilayah Baleendah dinilai sudah cukup baik
3) Peneliti yang Bersangkutan (Mahasiswa)
Penelitian ini berjudul Kinerja Badan Penanggulangan Bencana
Daerah (BPBD) dalam penanggulangan bencana banjir di Kabupaten
Lebak Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui Kinerja
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Dalam
Penanggulangan Bencana Banjir Di Kabupaten Lebak Sedangkan
metode dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif
deskriptif
45
Peneliti menemukan beberapa permasalahan terkait dengan kinerja
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lebak
dalam upaya penaggulangan bencana banjir di Kabuapten Lebak
Permasalahannya yaitu Keterbatasan jaringan informasi dan
komunikasi yang efektif dalam penyebaran informasi kebencanaan
kepada masyarakat Sumber daya manusia atau aparatur BPBD
Kabupaten Lebak yang terbatas Keterbatasan sarana dan prasarana
dalam penanggulangan bencana banjir Belum adanya Peraturan
Daerah tentang Pendanaan Bencana dan Ketidakefektifan sosialisasi
penanggulangan bencana banjir
23 Kerangka Berfikir
Kerangka berfikir merupakan alur pemikiran peneliti dalam penelitian dan
sebagai kelanjutan dari kajian teori untuk memberikan penjelasan dari kinerja
BPBD Kabupaten Lebak dalam penanggulangan bencana banjir maka dalam
penelitian ini dibuatkanlah kerangka berfikir Sehingga dengan adanya kerangka
berfikir ini baik peneliti maupun pembaca mudah memahami dan mengetahui
tujuan yang ingin dicapai dari penelitian
Menurut Sugiyono (201065) menyatakan bahwa kerangka berfikir
merupakan model konseptual tentang bagaimana teori berhubungan dengan
berbagai faktor yang telah diidentifikasikan sebagai masalah yang penting Oleh
karenanya peneliti berangkat dari identifikasi masalah untuk membuat kerangka
46
berfikir Adapun permasalahan-permasalahan yang ada terkait kinerja BPBD
Kabupaten Lebak dalam penanggulangan bencana banjir diantaranya
1) Keterbatasan jaringan informasi dan komunikasi yang efektif dalam
penyebaran informasi kebencanaan kepada masyarakat
2) Sumber daya manusia atau aparatur BPBD Kabupaten Lebak yang
terbatas
3) Keterbatasan sarana dan prasarana dalam penanggulangan bencana
banjir
4) Belum adanya Peraturan Daerah tentang Pendanaan Bencana
5) Kurangnya kesadaran masyarakat akan bahaya bencana banjir
6) Ketidakefektifan sosialisasi penanggulangan bencana banjir
Berdasarkan dari permasalahan yang telah dikemukakan di atas maka
kiranya dibutuhkan suatu alat untuk mengukur kinerja BPBD yang optimal dalam
penanggulangan bencana banjir Di bawah ini akan dikemukakan mengenai
indikator kinerja yang menjadi titik acuan untuk mengetahui kinerja BPBD
dengan menggunakan indikator kinerja organisasi menurut Hersey Blanchard
dan Johnson yang dikutip oleh Wibowo (2011102) yaitu
1 Tujuan
2 Standar
3 Alat atau sarana
4 Kompetensi
5 Motif
6 Peluang
7 Umpan Balik
Indikator kinerja organisasi yang telah disebutkan di atas dinilai dan
dianggap lebih rasional dan tepat untuk menjawab permasalahan-permasalahan
47
yang ada pada kinerja BPBD dalam penanggulangan bencana banjir Dengan
diadakannya pengukuran kinerja sesuai indikator kinerja organisasi yang telah
disebutkan di atas maka diharapkan BPBD kabupaten Lebak lebih optimal lagi
dalam penanggulangan bencana banjir khususnya di kecamatan Rangkasbitung
Untuk lebih jelasnya kerangka berfikir dapat di lihat pada gambar 23 di bawah
ini
48
Gambar 23
Kerangka Berfikir
Gambar 23 Kerangka Berfikir
Identifikasi Masalah
1 Keterbatasan jaringan informasi dan komunikasi yang efektif dalam
penyebaran informasi kebencanaan kepada masyarakat
2 SDM atau aparatur BPBD Kabupaten Lebak yang terbatas
3 Keterbatasan sarana dan prasarana dalam penanggulangan bencana banjir
4 Belum adanya Peraturan Daerah tentang Pendanaan Bencana
5 Ketidakefektifan sosialisasi penanggulangan bencana banjir
Kinerja Organisasi
1 Tujuan
2 Standar
3 Alatsarana
4 Kompetensi
5 Motif
6 Peluang
7 Umpan Balik
(Hersey Blanchard dan Johnson dalam buku Wibowo 2011102)
Terwujudnya Kinerja BPBD dalam Penanggulangan Bencana Banjir
Di Kabupaten Lebak Yang Optimal
Penyelenggaraan BPBD dalam Penanggulangan Bencana Banjir
Di Kabupaten Lebak
49
24 Hipotesis Penelitian
Hipotesis penelitian merupakan jawaban sementara terhadap masalah yang
akan diteliti dan akan dibuktikan kebenarannya Hipotesis memberi hasil dari
refleksi peneliti berdasarkan deskripsi teori dan kerangka berfikir yang akan
digunakan sebagai dasar argumentasi Pada penelitian ini hipotesis yang
digunakan oleh peneliti adalah hipotesis deskriptif yaitu merupakan jawaban
sementara terhadap rumusan masalah deskriptif
Berdasarkan kerangka teori dan kerangka berfikir maka pada penelitian
ini hipotesis yang akan diambil yaitu
Hipotesis nol ldquoKinerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah
Dalam Penanggulangan Bencana Banjir di
Kabupaten Lebak paling rendah atau sama dengan
65 dari nilai idealnya 100 rdquo
Hipotesis alternatif ldquoKinerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah
Dalam Penanggulangan Bencana Banjir di
Kabupaten Lebak paling tinggi 65 dari nilai
idealnya 100rdquo
H0 micro gt 65
Ha micro lt 65
50
Dari hipotesis di atas maka peneliti menentukan dan mengambil salah
satu hipotesis untuk penelitian yaitu
Ha micro lt 65
Hipotesis alternatif ldquoKinerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah
Dalam Penanggulangan Bencana Banjir di
Kabupaten Lebak paling tinggi 65 dari nilai
idealnya 100rdquo
51
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
31 Pendekatan dan Metode Penelitian
Menurut Sugiyono (20101) Metode penelitian pada dasarnya merupakan
cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu
Berdasarkan tersebut terdapat empat kata kunci yang harus diperhatikan yaitu
cara ilmiah tujuan dan kegunaan Cara ilmiah berarti kegiatan penelitian itu
didasarkan pada ciri-ciri keilmuan yaitu rasional empiris dan sistematis Rasional
berarti kegiatan itu dilakukan dengan cara-cara yang masuk akal sehingga
terjangkau oleh penalaran manusia Empiris berarti cara-cara itu dapat diamati
oleh indera manusia sehingga orang lain dapat mengamati dan mengetahui cara-
cara yang digunakan Sistematis berarti proses yang digunakan dalam penelitian
itu mengguanakan langkah-langkah tertentu yang bersifat logis
Sedangkan Usman dan Setadi Akbar (201141) mengemukakan bahwa
metodologi penelitian ialah suatu pengkajian dalam mempelajari peraturan-
peraturan yang terdapat dalam penelitian Ditinjau dari filsafat metodologi
penelitian merupakan epistimologi penelitian yaitu yang menyangkut bagaimana
kita mengadakan penelitian
Untuk menemukan jawaban dalam masalah-masalah tujuan dan manfaat
yang telah diuraikan pada bab sebelumnya maka metode penelitian yang berjudul
ldquoKinerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Dalam
52
Penanggulangan Bencana Banjir di Kabupaten Lebakrdquo ini adalah metode
penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif
Menurut Sugiyono (20078) Metode penelitian kuantitatif dapat diartikan
sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme digunakan
untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu pengumpulan data
menggunakan instrumen penelitian analisis data bersifat kuantitatifstatistik
dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan
Irawan (2006108) menjelaskan bahwa metode deskriptif digunakan untuk
mengkaji sesuatu seperti apa adanya (variabel tunggal) atau pola hubungan
(korelasional) antara dua atau lebih variabel Sedangkan menurut Suryabarata
(199224) metode penelitian deskriptif adalah penelitian mendalam mengenai unit
sosial tertentu yang hasilnya merupakan gambaran yang lengkap dan
terorganisasi menganai unit tersebut
32 Ruang Lingkup Penelitian
Adapun ruang lingkup penelitian ldquoKinerja Badan Penanggulangan Bencana
Daerah (BPBD) Dalam Penanggulangan Bencana Banjir Di Kabupaten Lebakrdquo
adalah organisasi BPBD Kabupaten Lebak dan masyarakat Kabupaten Lebak
yang mengharapkan pelayanan dalam bidang penanggulangan bencana banjir
berjalan dengan baik dan terwujudnya masyarakat yang tangguh akan bencana
53
33 Lokasi Penelitian
Dalam penelitian ldquoKinerja Badan Penanggulangan Bencana daerah (BPBD)
Dalam Penanggulangan Bencana Banjir di Kabupaten Lebakrdquo ini penetapan
lokasi terdapat di daerah Kabupaten Lebak yang merupakan daerah rawan akan
bencana banjir Daerah rawan bencana banjir di Kabupaten Lebak terdapat 15
Kecamatan dari jumlah keseluruhan 28 Kecamatan yang berada di Kabupaten
Lebak yakni
1 Kecamatan Rangkasbitung
2 Kecamatan Kalanganyar
3 Kecamatan Cibadak
4 Kecamatan Cimarga
5 Kecamatan Leuwidamar
6 Kecamatan Banjarsari
7 Kecamatan Lebak Gedong
8 Kecamatan Panggarangan
9 Kecamatan Wanasalam
10 Kecamatan Gunung Kencana
11 Kecamatan Cilograng
12 Kecamatan Muncang
13 Kecamatan Cikulur
14 Kecamtan Sobang dan
15 Kecamatan Cibeber
54
34 Variabel Penelitian
341 Definisi Konsep
Variabel dalam penelitian ini adalah Kinerja Organisasi Pelayanan Publik
organisasi pelayanan publik yang dimaksud adalah Badan Penanggulangan
Bencana Daerah (BPBD) dengan lokus penelitian di Kabupaten Lebak Sehingga
peneliti menentukan teori yang dapat menguji kinerja dari organisasi pelayanan
publik tersebut berdasarkan permasalahan yang ditemukan oleh peneliti pada
tahap observasi lapangan Berdasarkan permasalahan di lapangan maka peneliti
memutuskan untuk menggunakan teori indikator kinerja menurut Hersey
Blancharddan Johnson untuk mengetahui kinerja BPBD dalam penanggulangan
bencana banjir di Kabupaten Lebak Indikator kinerja menurut Hersey Blanchard
dan Johnson yaitu
1 Tujuan
2 Standar
3 Alat atau sarana
4 Kompetensi
5 Motif
6 Peluang
7 Umpan Balik
Dari ketujuh indikator tersebut dapat dijabarkan kedalam sub indikator
yang kemudian dijadikan pertanyaan-pertanyaan pada instrumen penelitian untuk
mengukur kinerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dalam
penanggulangan banjir di Kabupaten Lebak
55
342 Definisi Operasional
Adapun pada penelitian kinerja BPBD dalam penanggulangan bencana
banjir di Kabupaten Lebak yang menjadi variabel adalah kinerja BPBD dalam
penanggulangan bencana banjir Teori yang digunakan adalah indikator kinerja
menurutHersey Blancharddan Johnson Seperti yang dijelaskan sebelumnya
maka setiap indikator teori akan dijabarkan menjadi sub indikator yang kemudian
dijadikan pertanyaan pada instrumen penelitian
35 Instrumen Penelitian
Pada dasarnya meneliti adalah melakukan pengukuran terhadap fenomena
alam maupun sosial Oleh karena itu maka diperlukan alat ukur yang baik yang
selanjutnya dinamakan sebagai instrumen Menurut Sugiyono (2010119)
instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur fenomena
alam maupun sosial yang diamati Secara spesifik semua fenomena ini disebut
variabel penelitian Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah berupa
angket dengan satu variabel dan menggunakan skala Likert dalam pengukuran
jawaban dari para responden Dengan skala Likert maka variabel yang akan
diukur akan dijabarkan menjadi indikator variabel Kemudian indikator tersebut
dijadikan tolak ukur untuk menyusun item-item instumen dalam bentuk
pertanyaan Jawaban setiap item instrumen memliki tingkatan nilai dari sangat
positif sampai sangat negatif
Sehingga untuk keperluan analisis kuantitatif anak jawaban dari setiap item
instrumen diberi skor dapat di lihat pada tabel 31 berikut ini
56
Tabel 31
Skoring Instrumen Penelitian
Pilihan Jawaban Skor
Sangat Setuju 4
Setuju 3
Tidak Setuju 2
Sangat Tidak Setuju 1
Sumber Sugiyono 2007
Untuk mempermudah dalam menemukan jawaban atas masalah yang telah
diuraikan pada bab sebelumnya maka berikut ini peneliti sajikan operasional
variabel dalam bentuk kisi-kisi instrumen yang dapat dilihat pada Tabel32 berikut
ini
57
Tabel 32
Kisi-kisi Instrumen Penelitian
Variabel Indikator Sub Indikator Butir Skala
Kinerja Badan
Penanggulangan
Bencana Daerah
(BPBD) Dalam
Penanggulangan
Bencana Banjir
Di Kabupaten
Lebak
Tujuan 1 Pengurangan Risiko
Bencana (Pra bencana)
2 Penanganan kedaruratan
(saat Bencana)
3 Pemulihan (Pasca
Bencana)
123
Likert
Standar 1 Standar Operating
Procedure (SOP)
4 5 6
Alat atau sarana 1 Kelengkapan peralatan
penanggulangan bencana
2 Alat Komunikasi
3 Tempat penyimpanan alat
dan logistic
7 8 9
Kompetensi 1 Kemampuan aparatur
2 Kesesuaian aparatur
dengan fungsi tugas
10 11
12
Motif 1 Motivasi dalam
penanggulangan bencana
3 Prilaku aparatur
4 Sosialisasi Bencana
banjir
13 14
15
Peluang 1 Komunitas Masyarakat
Tangguh Bencana
2 Solusi Bencana Banjir
3 Partisipasi Masyarakat
16 17
18
Umpan Balik 1 Pelaporan hasil kegatan
2 Penilaian kinerja
3 Tindak lanjut hasil
kegiatan
19 20
21
Sumber Peneliti 2014
36 Populasi dan Sampel Penelitian
Menurut Sugiyono (200890) menjelaskan bahwa populasi adalah wilayah
generalisasi yang terdiri atas obyeksubyek yang mempunyai kualitas dan
karakteristik tertentu yang ditetapkan peneliti untuk dipelajari dan ditarik
58
kesimpulannya Populasi adalah jumlah total dari seluruh unit atau elemen di
mana penyelidik tertarik
Sejalan dengan Irawan (2006113) populasi (validitas eksternal) adalah
keseluruhan objek atau subjek yang menjadi sasaran generalisasi Maka peneliti
mengambil sampel kemudian menelitinya sebagai generalisasi populasi
Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah masyarakat Kabupaten
Lebak yang terkena dampak bencana banjir Peneliti mengambil populasi 15
kecamatan dari jumlah keseluruhan 28 Kecamatan di Kabupaten Lebak Hal ini
dikarenakan tidak semua wilayah di Kabupaten Lebak terkena dampak bencana
banjir dan data tersebut didapat dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah
Kabupaten Lebak Jumlah populasi dari 15 Kecamatan sebesar 734402 jiwa data
ini didapat dari Badan Pusat Statistik Kabupaten Lebak
Untuk mendapatkan sampel yang representatif peneliti menggunakan rumus
untuk mencari data yang lebih akurat Peneliti menggunakan rumus Slovin dengan
tingkat kesalahan sebesar 10 sebagai berikut
Keterangan
n ukuran sampel
N ukuran populasi
e sampling error(10)
N
n gt
1+Ne2
59
Dapat dihitung berikut ini
n gt N gt 734402
1+ Ne2 1 + (734402)(01)
2
gt 734402
1 + 734402
gt 734402
734502
gt 999
asymp 100
Berdasarkan penghitungan sampel menggunakan rumus Slovin dengan
taraf kesalahan 10 di atas maka didapatkan sampel sebesar 100 orang
Kemudian dalam penentuan teknik sampling peneliti menggunakan teknik
proportional cluster random sampling Dimana sampel dalam penelitian ini
dihitung berdasarkan ketentuan besaran sampel atas besaran populasi Dikatakan
proportional cluster random sampling karena populasi terdiri dari sub populasi
yang tidak homogen dan tiap-tiap populasi akan diwakili sesuai dengan
proporsinya masing-masing dalam penelitian Jadi pada pokoknya yaitu
mengambil sampel dari tiap-tiap sub populasi dengan memperhitungkan besar
kecilnya sub populasi sehingga nantinya jumlah sampel yang diambil akan
menghasilkan sampel yang representatif Lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel
33 di bawah ini
60
Tabel 33
Perhitungan Sampel
No Populasi Jumlah Perhitungan
Hasil
Akhir
1 Kec Rangkasbitung 120808 120808
734402x 100 = 016 x 100 16
2 Kec Kalanganyar 33119 33119
734402x 100 = 005 x 100 5
3 Kecamatan Cibadak 60130 60130
734402x 100 = 008 x 100 8
4 Kec Cimarga 63164 63164
734402x 100 = 009 x 100 9
5 Kec Leuwidamar 52244 52244
734402x 100 = 007 x 100 7
6 Kec Banjarsari 59488 59488
734402x 100 = 008 x 100 8
7 Kec Lebak Gedong 22280 22280
734402X 100 = 003 x 100
3
8 Kec Panggarangan 36553 36553
734402X 100 = 005 X 100
5
9 Kec Wanasalam 53184 53184
734402X 100 = 007 X 100
7
10 Kec Gunung Kencana 33852 33852
734402x 100 = 005 x 100
5
11 Kec Cilograng 32861 32861
734402x 100 = 004 x 100
4
12 Kec Muncang 32751 32751
734402 x 100 = 004 x 100
4
13 Kec Cikulur 48303 48303
734402 x 100 = 007 x 100
7
14 Kec Sobang 29402 29402
734402x 100 = 004 x 100
4
15 Kec Cibeber 56263 56263
734402x 100 = 008 x 100
8
Jumlah sum 734402 100
Sumber Peneliti 2014
61
37 Teknik Pengolahan dan Analisis Data
Pengolahan data adalah kegiatan lanjutan setelah pengumpulan data
dilaksanakan Pada penelitian kuantitatif pengolahan data secara umum
dilaksanakan melalui tahap memeriksa (editing) proses pemberian identitas
(coding) dan proses pembeberan (tabulating)
1 Editing
Editing adalah kegiatan yang dilaksanakan setelah peneliti selesai
menghimpun data di lapangan Proses editing dimulai dengan memberi
identitas pada instrumen yang telah terjawab Kemudian memeriksa
satu per satu lembaran instrumen pengumpulan data kemudian
memeriksa poin-poin serta jawaban yang tersedia Apabila terjadi
kejanggalan pada instrumen tersebut berilah identitas tertentu pada
instrumen dan poin yang janggal tersebut
2 Coding
Setelah tahap editing selesai dilakukan kegiatan berikutnya adalah
mengklasifikasi data-data tersebut melalui tahapan coding Maksudnya
bahwa data yang telah diedit tersebut diberi identitas sehingga memilki
arti tertentu pada saat dianalisis
3 Tabulating
62
Tabulating adalah bagian terakhir dari pengolahan data Maksud
tabulating adalah memasukan data pada tabel-tabel tertentu dan
mengatur angka-angka serta menghitungnya
Setelah data selesai diolah maka tahap berikutnya yaitu analisis data
Analisis data merupakan upaya peneliti untuk menyederhanakan dan menyajikan
data dengan mengelompokan dalam suatu bentuk yang berarti sehingga mudah
dipahami oleh pembaca
Di dalam penelitian ini data yang diteliti yaitu data interval adalah data
yang jaraknya sama tetapi tidak memiliki nilai 0 (nol) absolutmutlak Kemudian
hipotesis yang terdapat di dalam penelitian ini yaitu hipotesis deskriptif yaitu
jawaban sementara terhadap masalah deskriptif yaitu yang berkenaan dengan
variabel mandiri Oleh karena itu di dalam pengujian hipotesis deskriptif tersebut
dipakai t-test satu sampel sebagai berikut
Keterangan
t = nilai t yang dihitung
π = rata-rata hitung
micro0 = nilai yang dihipotesiskan
s = simpangan baku
n = jumlah anggota sampel
38 Jadwal Penelitian
63
Adapun waktu pelaksanaan penelitian dapat dilihat pada tabel 33 berikut
ini
Tabel 33
Jadwal Penelitian
No
Kegiatan
Tahun Tahun
2014 2015
Feb Mar Mei Jun Jul Aug Sep Okt Nov Des Jan Feb
1 Observasi Awal
2 Pengurusan Perizinan
3 Tahap Penyusunan Proposal
Penelitian
4 Seminar Proposal
5 Revisi Proposal
6 Pengolahan dan analisis data
7 Penyusunan Laporan Akhir
8 Sidang Skripsi
9 Revisi Laporan
Sumber Peneliti 2015
64
BAB IV
HASIL PENELITIAN
41 Deskripsi Obyek Penelitian
411 Deskripsi Kabupaten Lebak
Gambar 41
Peta Kabupaten Lebak
Kabupaten Lebak adalah salah satu kabupaten yang berada di Wilayah
Provinsi Banten Kabupaten Lebak terletak antara 6deg18rsquo-7deg00rsquo Lintang Selatan
dan 105deg25rsquo-106deg30rsquo Bujur Timur dengan luas wilayah 304472 Ha (304472
KM2) yang terdiri dari 28 Kecamatan dengan 340 desa dan 5 Kelurahan
Kabupaten Lebak memiliki batas wilayah administratifyaitu Sebelah Utara
Kabupaten Serang dan Tangerang Sebelah Selatan Samudera Indonesia Sebelah
Barat Kabupaten Pandeglang Sebelah Timur Kabupaten Bogor dan Sukabumi
Kecamatan paling luas wilayahnya adalah Kecamatan Cibeber dan Paling kecil
luas wilayahnya adalah Kecamatan Kalanganyar
64
65
Penduduk Kabupaten Lebak menurut Sensus Penduduk 2014 berjumlah
1258637orang Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Lebak
tahun 2014 data penduduk di Kabupaten Lebak dapat di lihat pada tabel 41 di
bawah ini
Tabel 41
Jumlah Penduduk Kabupaten Lebak Tahun 2014
Kecamatan Laki-laki Perempuan Jumlah
Malingping 32584 31137 63721
Wanasalam 27316 25868 53184
Panggarangan 18587 17966 36553
Cihara 15709 14901 30610
Bayah 21420 20817 42237
Cilograng 16939 15922 32861
Cibeber 28741 27522 56263
Cijaku 14105 13749 27854
Cigemblong 10336 9921 20254
Banjarsari 30477 29011 59488
Cileles 24624 23772 59488
Gunung Kencana 17438 16414 33852
Bojongmanik 11233 10753 21986
Cirinten 13412 12216 25673
Leuwidamar 26764 25480 52244
Muncang 16768 15983 32751
Sobang 15081 14321 29402
Cipanas 24006 23038 47044
Lebakgedong 11637 10643 22280
Sajira 24626 23430 48056
Cimarga 32234 30930 63164
Cikulur 24476 23827 48303
Warunggunung 27662 26172 53834
Cibadak 30952 29178 60130
Rangkasbitung 62030 58778 120808
Kalanganyar 17246 15873 33119
Maja 27294 25058 52352
Curugbitung 16128 14998 31126
Total 1258637
(Sumber httplebakkabbpsgoid)
66
Dari data di atas dapat di lihat bahwa penduduk Kecamatan
Rangkasbitung yang memiliki penduduk paling banyak dengan jumlah 120808
orang Sementara jumlah penduduk yang paling rendah terdapat di Kecamatan
Cigemblong dengan jumlah penduduk 20 254 orang
412 Deskripsi Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)
Kabupaten Lebak
Berdasarkan dengan ditetapkannya Undang-Undang Nomor 24 Tahun
2007 tentang Penanggulangan Bencana penyelenggaraan penanggulangan
bencana diharapkan semakin baik karena Pemerintah Pusat dan Pemerintah
Daerah menjadi penanggung jawab dalam penyelenggaraan penanggulangan
bencana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lebak yang
dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2011 memiliki tugas
sebagai penyelenggara penanggulangan bencana di daerah Kabupaten Lebak yang
dilakukan secara terarah terkoordinasi dan terpadu mulai sejak penetapan
kebijakan pembangunan yang berisiko timbulnya bencana
413 Visi dan Misi BPBD Kabupaten Lebak
Penetapan visi merupakan satu langkah penting dalam perjalanan suatu
organisasi karena dengan visi tersebut akan dapat mencerminkan apa yang hendak
dicapai oleh organisasi serta memberikan arah dan fokus strategis yang
berorientasi terhadap masa depan pembangunan dan bahkan menjamin
kesinambungan pelaksanaan tugas organisasi
67
Visi yang ditetapkan mencerminkan gambaran peran dan kondisi yang
ingin diwujudkan oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) di masa
depan Berdasarkan makna tersebut dan sesuai dengan visi Pemerintah Kabupaten
Lebak maka visi BPBD Kabupaten Lebak adalah ldquoKabupaten Lebak yang siaga
tangguh dan berakhlak dalam penenggulangan bencana
Sedangkan Misi Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)
Kabupaten Lebak yaitu
1 Memperkuat kapasitas masyarakat dan kelembagaan dalam
penanggulangan bencana
2 Membangun kesipasiagaan daerah dalam mengurangi resiko bencana
melalui penyusunan mekanisme penanggulangan bencana yang holistik
terencana dan terpadu
3 Membangun budaya keselamatan dan ketahanan untuk masyarakat
Kabupaten Lebak dengan menggunakan pengetahuan inovasi dan
pendidikan
414 Tugas Pokok dan Fungsi BPBD Kabupaten Lebak
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lebak
merupakan unsur pelaksana bidang penanggulangan bencana dipimpin oleh
kepala badan yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Bupati
melalui Sekretaris Daerah BPBD Kabupaten Lebak mempunyai tugas
melaksanakan kewenangan otonomi daerah di bidang penanggulangan bencana
melaksanakan urusan kebencanaan berdasarkan azas otonomi dan tugas
68
pembantuan yang diberikan oleh Pemerintah Pusat dan Pemerintah Propinsi
Banten
Adapun tugas BPBD Kabupaten Lebak mengacu kepada Peraturan Daerah
Kabupaten Lebak Nomor 3 tahun 2011 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata
Kerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Lebak diantaranya
yaitu
1 Menetapkan pedoman dan pengarahan terhadap usaha penanggulangan
bencana sesuai dengan kebijakan Pemerintah Daerah dan Badan Nasional
Penanggulangan Bencana yang mencakup pencegahan bencana
penanganan darurat rehabilitasi serta rekonstruksi secara adil dan setara
2 Menetapkan standarisasi serta kebutuhan penyelenggaraan
penanggulangan bencana berdasarkan perundang-undangan
3 Menyusun menetapkan dan menginformasikan peta relawan bencana
4 Menyusun dan menetapkan prosedur tetap penanganan bencana
5 Melaporkan penyelenggaraan penanggulangan bencana kepada Bupati
setiap sebulan sekali dalam kondisi normal dan setiap saat dalam kondisi
darurat bencana
6 Mengendalikan pengumpulan dan penyaluran uang dan barang
7 Mempertanggungjawabkan penggunaan anggaran yang diterima dari
anggaran pendapatan dan belanja daerah dan sumber lain yang sah
8 Melaksanakan kewajiban lain sesuai dengan peraturan perundang-
undangan
69
Sedangkan fungsi BPBD Kabupaten Lebak dalam menjalankan tugas
mempunyai fungsi yaitu
1 Perumusan dan penetapan kebijakan penanggulangan bencana dan
penanganan pengungsi dengan bertindak cepat dan tepat efektif dan
efisien dan
2 Pengoordinasian pelaksanaan kegiatan penanggulangan bencana secara
terencana terpadu dan menyeluruh
415 Struktur Organisasi BPBD Kabupaten Lebak
Struktur organisasi BPBD Kabupaten Lebak mengacu pada Peraturan
Daerah Nomor 3 Tahun 2011 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja
Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Lebak Berikut bagan struktur
organisasi BPBD Kabupaten Lebak
Gambar 41
Struktur Organisasi
Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Lebak
Kepala Badan
Unsur Pengarah Kepala Pelaksana
Seksi
pencegahan dan
kesiapsiagaan
Seksi
Rehabilitasi
dan
Rekonstruksi
Seksi
Kedaruratan
dan Logistik
Sekretaris
70
1 Kepala Badan Pelaksana
Mempunyai tugas
(1) Pengordinasian perencanaan pembinaan dan pengendalian terhadap
program administrasi dan sumber daya serta kerja sama BPBD
Kabupaten
(2) Pengordinasian dan pelaksanaan kebijakan di bidang pencegahan
mitigasi dan kesiapsiagaan pada prabencana serta pemberdayaan
masyarakat
(3) Pengordinasian dan pelaksanaan kebijakan di bidang penanggulangan
bencana pada saat tanggap darurat dan dukungan logistik
(4) Pengordinasian dan pelaksanaan kebijakan di bidang penanggulangan
pada pascabencana
2 Sekretariat
Mempunyai tugas
(1) Pengoordinasian sinkronisasi dan integrasi di lingkungan BPBD
Kabupaten Lebak
(2) Pengoordinasian perencanaan dan perumusan kebijakan teknis BPBD
Kabupaten
(3) Pembinaan dan Pelayanan administrasi ketatausahaan hukum dan
pertaturan perundang-undangan organisasi tata laksana kepegawaian
keuangan dan persesdiaan perlengkapan dan rumah tangga BPBD
(4) Pembinaan dan pelaksanaan hubungan masyarakat dan protokol di
lingkungan BPBD Kabupaten
71
(5) Fasilitas pelaksanaan tugas dan fungsi unsur pengarah
penanggulangan bencana
(6) Pengoordinasian dalam penyususnan laporan BPBD Kabupaten
3 Seksi Pencegahan dan Kesiapsiagaan
Mempunyai tugas
(1) Perumusan kebijakan di bidang pencegahan mitigasi dan
kesipasiagaan pada prabencana serta pemberdayaan masyarakat
(2) Pengkoordinasian di bidang pencegahan mitigasi dan kesiapsiagaan
pada prabencana serta pemberdayaan masyarakat
(3) Pelaksanaan hubungan kerja dengan instansi terkait di bidang
pencegahan mitigasi dan kesiapsiagaan pada prabencana serta
pemberdayaan masyarakat
(4) Pemantauan evaluasi dan analisis pelaporan tentang pelaksanaan
kebijakan umum di bidang pencegahan mitigasi dan kesiapsiagaan
pada prabencana serta pemberdayaan masyarakat
4 Seksi Kedaruratan dan Logistik
Mempunyai tugas
(1) Perumusan kebijakan di bidang penanggulangan pada saat tanggap
darurat penanganan pengungsi dan dukungan logistik
(2) Pengkoordinasian dan pelaksanaan kebijakan di bidang
penanggulangan bencana pada saat tanggap darurat penanganan
pengungsi dan dukungan logistik
72
(3) Komando pelaksanaan penanggulangan bencana pada saat tanggap
darurat
(4) Pelaksanaan hubungan kerja di bidang penanggulangan bencana pada
saat tanggap darurat penanganan pengungsi dan dukungan logistik
(5) Pemantauan evaluasi dan analisis pelaporan tentang pelaksanaan
kebijakan umum di bidang penangglangna bencana pada saat tanggap
darurat penanganan pengungsi dan dukungan logistik
5 Seksi Rehabilitasi dan Rekonstruksi
Mempunyai tugas
(1) Perumusan kebijakan di bidang penanggulangan bencana pada pasca
bencana
(2) Mengkoordinasikan dan pelaksanaan kebijakan di bidang
penanggulangan bencana pada pascabencana
(3) Pelaksanaan hubungan di bidang penanggulangan bencana pada
pascabencana
(4) Pemantauan evaluasi dan analisis pelaporan tentang pelaksanaan
kebijakan umum
42 Pengujian Persyaratan Statistik
421 Uji Validitas Instrumen
Pada penelitian dengan menggunakan pendekatan kuantitatif sebelum
mengolah data hasil koesioner jawaban dari responden maka harus melakukan uji
validitas instrument Hal ini dimaksudkan untuk menjaga ketepatan dan
73
kecermatan suatu alat ukur dalam melakukam fungsi ukurnya Uji validitas
digunakan untuk mengetahui sah atau valid tidaknya suatu koesioner
Kevaliditasan suatu instrument menggambarkan bahwa suatu instrument
benarbenar mampu mengukur variabel-variabel yang akan diukur dalam
penelitian serta mampu menunjukan tingkat kesesuaian antar konsep dan hasil
pengukuran
Untuk mengetahui butiritem dari instrument yang telah dibuat itu valid
atau tidak valid dapat diketahui dengan cara mengkorelasikan antara skor butir
dengan skor total Pengujiannya dilakukan dengan menggunakan rumus Pearson
Product Moment sebagai berikut
Keterangan
r = Koefisien Korelasi Product Moment
n = Jumlah Sampel
sum xy= Jumlah hasil kali skor pertanyaan dengan total
sumy = Jumlah skor total
sumx = Jumlah skor per item pertanyaan
sumx2 = Jumlah skor item yang dikuadratkan
sumy2 = Jumlah skor total yang dikuadratkan
74
Dari hasil pengolahan data dengan menggunakan SPSSperhitungan
korelasi yang dilakukan hasilnya dapat dilihat pada tabel 42 di bawah ini
Tabel 42
Hasil Uji Validitas (Menggunakan SPSS V16)
No r hitung r tabel Keterangan
1 0442 0195 Valid
2 0221 0195 Valid
3 0650 0195 Valid
4 0435 0195 Valid
5 0579 0195 Valid
6 0531 0195 Valid
7 0676 0195 Valid
8 0529 0195 Valid
9 0602 0195 Valid
10 0608 0195 Valid
11 0674 0195 Valid
12 0510 0195 Valid
13 0625 0195 Valid
14 0584 0195 Valid
15 0556 0195 Valid
16 0605 0195 Valid
17 0594 0195 Valid
18 0197 0195 Valid
19 0539 0195 Valid
20 0457 0195 Valid
21 0299 0195 Valid
Dikatakan valid jika rhitung gt r tabel maka rtabel sudah ditentukan sebesar
0195 dan taraf signifikansi sebesar 5 Sementara itu sampel dalam penelitian
ini berjumlah 100 responden Berdasarkan uji validitas pada tabel di atas dapat di
lihat rhitung dari seluruh instrumen lebih besar dari r tabel dan menunjukan bahwa
seluruh responden yang berjumlah 94 orang dapat menjawab pertanyaan
penelitian yang dapat dikatakan valid Oleh karena itu jumlah instrumen
75
berdasarkan perhitungan tabel di atas dikatakan valid dan dapat digunakan dalam
penelitian
422 Uji Reliabilitas Instrumen
Pada tahap selanjutnya setelah melakukan uji validitas maka dilanjutkan
dengan uji reliabilitas Reliabilitas adalah indeks yang menunjukan sejauh mana
suatu alat pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan Bila suatu alat
pengukur dipakai dua kali untuk mengukur gejala yang sama dan hasil
pengukuran yang diperoleh relatif konsisten maka alat tersebut reliabel
Reliabilitas digunakan untuk menjaga kehandalan dari sebuah instrument atau alat
ukur Dalam penelitian ini uji reliabilitas dilakukan dengan teknik Alpha
Cronbach Alpha Cronbach yaitu penghitungan yang dilakukan dengan
menghitung rata-rata imterkorelasi diantara butir-butir pertanyaan dalam
koesioner dikatakan reliabel jika nilai alphanya lebih dari 030 (Purwanto
2007181) Pengukurannya berdasarkan alpha cronbach 0 sampai 1 Apabila
dikelompokan maka skala tersebut dapat dikelompokan dalam lima kelas dengan
range yang sama dan ukuran kemantapan alpha tersebut dapat diinterpretasikan
1 Nilai Alpha Cronbach 000 sd 020 berarti kurang reliabel
2 Nilai Alpha Cronbach 021 sd 040 berarti agak reliabel
3 Nilai Alpha Cronbach 042 sd 060 berarti cukup reliabel
4 Nilai Alpha Cronbach 061 sd 080 berarti reliabel
5 Nilai Alpha Cronbach 081 sd 100 berarti sangat relabel
76
Uji reliabilitas ini menggunakan bantuan SPSS versi 16 dan diperoleh
sebagai berikut
Tabel 43
Hasil Uji Reliabilitas (Menggunakan SPSS V 16)
Case Processing Summary
N
Cases Valid 100 1000
Excludeda 0 0
Total 100 1000
a Listwise deletion based on all variables in the
procedure
Tabel 44
Reliability Statistic
Cronbachs
Alpha N of Items
740 22
Berdasarkan perhitungan uji reliabilitas pada tabel 44 dapat dilihat bahwa
nilai Alpha Cronbach 0740 Sementara dalam pengelompokan skala yang telah
dipaparkan sebelumnya yaitu pengelompokan skala 5 dalam buku Triton bahwa
nilai 0740 masuk dalam skala ke 4 yaitu 061 ndash 080 yang berarti reliabel
Sehingga pada hasil akhirnya bahwa insrumen penelitian ini reliabel
43 Deskripsi Data
431 Identitas Responden
Responden dalam penelitian ini adalah masyarakat Kabupaten Lebak yang
tersebar di 15 Kecamatan dengan jumlah populasi sebesar 734402 orang Dengan
77
menggunakan rumus Slovin dengan tingkat kesalahan 10 maka jumlah sampel
dalam penelitian ini adalah sebanyak 100 orang Kemudian teknik pengambilan
sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah proportional cluster random
sampling dimana sampel dalam penelitian ini dihitung berdasarkan ketentuan
besaran sampel atas besaran populasi Dikatakan proportional cluster random
sampling karena populasi akan diwakili sesuai dengan porsinya masing-masing
dalam penelitian Jadi pada pokoknya yaitu mengambil sampel dari tiap-tiap sub
populasi dengan memperhitungkan besar kecilnya sub populasi sehingga
nantinya jumlah sampel yang akan diambil akan menghasilkan sampel yang
representatif
Pada pengisian koesioner responden diminta untuk memberikan identitas
diri sebagai penunjang data dimana identitas diri meliputi jenis kelamin dan
pekerjaan Berikut ini peneliti akan memapaparkan identitas responden dengan
diagram batang
78
Diagram 41
Jenis Kelamin Responden
Sumber Hasil Penelitian Lapangan Tahun 2014
Dari diagram 41 di atas dapat diketahui bahwa 61 responden (61)
adalah responden berjenis kelamin laki-laki 39 responden (39) adalah berjenis
kelamin perempuan Berdasarkan pengumpulan dan olah data hasil kuesioner
menunjukan bahwa responden yang terpilih pada penelitian mengenai Kinerja
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dalam Penanggulangan Bencana
Banjir di Kabupaten Lebak didominasi oleh laki-laki dengan selisih perbedaan
22 dari responden yang berjenis kelamin perempuan
Sedangkan identitas diri responden terkait dengan pekerjaan dapat dilihat
pada diagram 42 di bawah ini
(61)
(39)
0
10
20
30
40
50
60
70
Laki-laki Perempuan
79
Diagram 42
Responden Berdasarkan Status Pekerjaan
Sumber Hasil Penelitian Lapangan Tahun 2014
Dari diagram 42 di atas dapat di lihat bahwasannya responden
berdasarkan pekerjaan meliputi petani sebanyak 53 responden (53) 26
responden (26) dengan status pekerjaan wiraswasta 10 responden (10)
dengan status pekerjaan sebagai pelajar kemudian 6 responden (6) bekerja
sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan 5 responden (5) bekerja sebagai buruh
Hasil pengumpulan dan olah data hasil koesioner menunjukan bahwa responden
didominasi atau yang paling banyak adalah bekerja sebagai petani dan yang paling
rendah adalah responden yang bekerja sebagai buruh
(6)
(26)
(53)
(10)
(5)
0
10
20
30
40
50
60
PNS Wiraswasta Petani Pelajar Buruh
80
432 Analisis Data
Pada analisis data peneliti akan mendeskripsikan data dari hasil
penyebaran koesioner kepada masyarakat Kabupaten Lebak yang tersebar di 15
kecamatan saja dengan jumlah sampel 100 orang Hal ini dimaksudkan untuk
mengetahui jawaban mereka mengenai Kinerja Badan Penanggulangan Bencana
Daerah (BPBD) dalam Penanggulangan Bencana Banjir di Kabupaten Lebak
Dengan menggunakan data variabel dimana peneliti menggunakan teori Kinerja
Organisasi
Menurut Hersey Blancharddan Johnson yang dikutip oleh Wibowo
(2011102)terdapat tujuh indikator kinerja yaitu
1) Tujuan merupakan keadaan yang berbeda yang secara aktif dicari oleh
seorang individu dan organisasi untuk dicapai Untuk mencapai tujuan
diperlukan kinerja individu kelompok dan organisasi Kinerja individu
maupun organisasi berhasil apabila dapat mencapai tujuan yang
diinginkan
2) Standar merupakan suatu ukuran apakah tujuan yang diinginkan dapat
dicapai Tanpa standar tidak dapat diketahui kapan suatu tujuan
tercapai Kinerja seseorang dikatakan berhasil apabila mampu
memcapai standar yang ditentukan atau disepakati bersama antara
atasan dan bawahan
3) Alat atau sarana merupakan sumber daya yang dapat dipergunakan
untuk membantu menyelesaikan tujuan dengan sukses Alat atau saran
merupakan faktor penunjang untuk mencapai tujuan Tanpa alat atau
sarana tugas pekerjaan spesifik tidak dapat dilakukan dan tujuan tidak
dapat diselesaikan sebagaimana seharusnya Tanpa alat atau sarana
tidak mungkin dapat melakukan pekerjaan
4) Kompetensi merupakan persyaratan utama dalam kinerja Kompetensi
merupakan kemampuan yang dimiliki oleh seseorang untuk
menjalankan pekerjaan yang diberikan kepadanya dengan baik
Kompetensi memungkinkan seseorang mewujudkan tugas yang
berkaitan dengan pekerjaan yang diperlukan untuk mencapai tujuan
5) Motif merupakan alasan atau pendorong bagi seseorang untuk
melakukan sesuatu Manajer memfasilitasi motivasi kepada karyawan
dengan insentif berupa uang memberikan pengakuan menetapkan
tujuan menantang menetapkan standar terjangkau meminta umpan
balik memberikan kebebasan melakukan pekerjaan termasuk waktu
81
melakukan pekerjaan menyediakan sumber daya yang diperlukan dan
menghapuskan yang mengakibatkan disinsentif
6) Peluang pekerja perlu mendapatkan kesempatan untuk menunjukan
prestasi kerjanya Terdapat dua faktor yang menyumbangkan pada
adanya kekurangan kesempatan untuk berprestasi yaitu ketersediaan
waktu dan kemampuan untuk memenuhi syarat Jika pekerja dihindari
karena supervisor tidak percaya terhadap kualitas dan kepuasan
konsumen mereka secara efektif akan dihambat dari kemampuan
memenuhi syarat untuk berprestasi
7) Umpan balik antar tujuan standar dan umpan balik bersifat saling
terkait Umpan balik melaporkan kemajuan baik kualitas maupun
kuantitas dalam mencapai tujuan yang didefinisikan oleh standar
Umpan balik merupakan masukan yang dipergunakan untuk mengukur
kemajuan kinerja standar kinerja dan pencapaian tujuan Dengan
umpan balik dilakukan evalusasi terhadap kinerja dan sebagai hasilnya
dapat dilakukan perbaikan kinerja
4321 Pertanyaan Yang Berkaitan Dengan Indikator Tujuan
Berdasarkan dari teori kinerja organisasi yang peneliti gunakan dalam
penelitian ini terdapat tiga pertanyaan yang berkaitan dengan indikator tujuan
Adapun jawaban dari responden berdasarkan pertanyaan yang berkaitan dengan
indikator tujuan akan dipaparkan di bawaha ini
Pertama jawaban responden dari pertanyaan bahwa kegiatan sosialisasi
pengurangan resiko bencanatelah dilakukan oleh BPBD Kabupaten Lebak dapat
dilihat pada diagram 43 di bawah ini
82
Diagram 43
Kegiatan Sosialisasi Pengurangan Resiko Bencana Telah Dilaksanakan
BPBD Kabupaten Lebak
Berdasarkan diagram 43 di atas mengenai tanggapan atau jawaban dari
responden atas pertanyaan bahwa kegiatan sosialisasi tentang pengurangan resiko
bencana banji rtelah dilaksanakan oleh BPBD Kabupaten Lebak adalah 4
responden atau sekitar 4 menjawab sangat setuju 39 responden atau 39
menjawab setuju 52 responden atau 52 menjawab tidak setuju dan 5 responden
atau 5 menjawab sangat tidak setuju Dengan demikian dapat dikatakan dan
diasumsikan bahwa secara mayoritas responden menjawab tidak setuju terkait
pelaksanaan kegiatan yang telah dilakukan oleh BPBD mengenai sosialisasi
pengurangan resiko bencana banjir Hal ini mengasumsikan bahwa BPBD belum
melaksanakan sosialisasi terkait pengurangan resiko bencana banjir yang belum
(4)
(39)
(52)
(5)
0
10
20
30
40
50
60
Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
83
dirasakan oleh sebagian masyarakat Adapun sebagian responden menjawab
setuju dikarenakan dalam pelaksanaan kegiatan sosialisasi pengurangan resiko
bencana banjir oleh BPBD sudah dirasakan oleh masyarakat Tetapi dengan
banyaknya responden menjawab tidak setuju maka dapat diasumsikan bahwa
selama ini BPBD masih belum optimal dan menyeluruh dalam melaksanakan
kegiatan sosialisasi pengurangan resiko bencana banjir yang sudah menjadi tugas
dan tujuan organisasi tersebut
Selanjutnya diagram hasil penelitian berdasarkan butir pertanyaan kedua
dalam indikator tujuan berikut adalah diagram beserta pertanyaannya
Diagram 44
Penanganan Kedaruratan Bencana Banjir Telah Dilaksanakan Oleh
BPBDKabupaten Lebak
Berdasarkan diagram 44 di atas mengenai tanggapan responden atas
pertanyaan bahwa BPBD sudah melaksanakan tugas dalam penanganan
(11)
(53)
(35)
(1)
0
10
20
30
40
50
60
Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
84
kedaruratan bencana banjir adalah 11 responden (11) menjawab sangat setuju
53 responden (53) menjawab setuju 35 responden (35) menjawab tidak
setuju dan 1 responden (1) menjawab sangat tidak setuju Dengan demikian
secara mayoritas responden setuju bahwa BPBD sudah melaksanakan penanganan
kedaruratan bencana banjir pada saat terjadinya bencana banjir Ini dikarenakan
bahwa pada saat bencana banjir terjadi BPBD sudah melaksanakan penanganan
kedaruratan untuk menanggulangi bencana banjir di Kabupaten Lebak
Kemudian diagram hasil penelitian berdasarkan butir pertanyaan ketiga
dalam indikator tujuan berikut adalah diagram beserta pertanyaannya
85
Diagram 45
BPBD Menyelenggarakan Pemulihan Setelah Bencana Terjadi
Dari diagram 45 di atas dapat dilihat bahwa komposisi dari tanggapan
responden terkait apakah BPBD menyelenggarakan pemulihan (rekonstruksi)
setelah bencana banjir terjadi Tanggapan responden yaitu 2 responden (2)
menjawab sangat setuju 40 responden (40) menjawab setuju 52 responden
(52) menjawab tidak setuju dan 6 responden (6) menjawab sangat tidak
setuju Berdasarkan data tanggapan responden tersebut mayoritas menjawab tidak
setuju terkait bahwa BPBD sudah menyelenggarakan pemulihan setelah bencana
banjir terjadi Adapun sebagian masyarakat menjawab setuju karena ada sebagian
masyarakat yang telah merasakan pelayanan BPBD terkait pemulihan bencana
pada pasca bencana
(2)
(40)
(52)
(6)
0
10
20
30
40
50
60
Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
86
4322 Indikator Standar
Berdasarkan hasil penelitian lapangan diperoleh hasil penelitian
berdasarkan indikator standar berikut daigram dan pertanyaannya
Diagram 46
Penyelenggaraan Penanggulangan Banjir Sesuai Prosedur
Berdasarkan diagram 46 di atas dapat dilihat bahwa komposisi nilai dari
tanggapan responden terkait dengan penyelenggaraan penanggulangan bencana
banjir oleh BPBD Kabupaten Lebak sesuai prosedur adalah 3 responden (3)
menjawab sangat setuju 45 responden (45) menjawab setuju 51 responden
(51) menjawab tidak setuju dan 1 responden (1) menjawab sangat tidak
setuju Dengan demikian secara mayoritas responden menjawab tidak setuju
terkait penyelenggaraan penanggulangan bencana banjir sudah sesuai prosedur
Hal ini dapat diartikan bahwa penyelenggaraan penanggulangan bencana daerah
(3)
(45)
(51)
(1)
0
10
20
30
40
50
60
Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
87
masih belum sesuai prosedur Adapun responden yang menjawab setuju dengan
komposisi sebesar 45 dikarenakan sebagian responden menilai sudah sesuai
prosedur Hal ini dikarenakan keterbatasan pegawai BPBD dalam menjalankan
tugas masih kurang responsif
Selanjutnya berdasarkanhasil penelitian lapangan dari butir kedua dari
indikator standar berikut adalah diagram dan pertanyaannya
Diagram 47
Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana Banjir Mengedepankan
Keadilan
Berdasarkan diagram 47 di atas mengenai tanggapan responden atas
pertanyaan penyelenggaraan BPBD dalam penanggulangan bencana banjir
mengedepankan keadilan adalah 3 responden (3) menjawab sangat setuju 38
responden (38) menjawab setuju 51 responden (51) menjawab tidak setuju
(3)
(38)
(51)
(8)
Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
88
dan 8 responden (8) menjawab sangat tidak setuju Dengan demikian secara
mayoritas responden dapat dikatakan menjawab tidak setuju terkait dengan
penyelenggaraan BPBD Kabupaten Lebak dalam penanggulangan bencana banjir
dengan mengedepankan keadilan Adapun responden menjawab setuju karena
sedikit dari mayoritas responden tidak merasakan hal tersebut bahkan responden
lebih menciptakan rasa aman terhadap apa yang mereka hadapi pada saat bencana
banjir terjadi
Kemudian selanjutnya berdasarkan hasil penelitian lapangan dari butir
ketiga dari indikator standar berikut adalah diagram dan pertanyaannya
Diagram 48
Cepat dan Tanggap Dalam Penanggulangan Bencana Banjir
Dari diagram 48 di atas mengenai tanggapan responden atas pertanyaan
bahwa BPBD Kabupaten Lebak cepat tanggap dalam penanggulangan bencana
(5)
(28)
(59)
(8)
0
10
20
30
40
50
60
70
Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
89
banjir adalah 5 responden (5) menjawab sangat setuju 28 responden (28)
menjawab setuju 59 responden (59) menjawab tidak setuju dan 8 responden
(8) menjawab sangat tidak setujuDengan demikian secara mayoritas responden
dapat dikatakan menjawab tidak setuju terkait dengan cepat tanggap dalam
penyelenggaraan penanggulangan bencana banjir oleh BPBD Kabupaten Lebak
Adapun responden yang menjawab setuju karena responden merasakan pelayanan
yang cepat tanggap dari BPBD Kabupaten Lebak Karena berdasarkan prinsipnya
BPBD harus cepat tanggap dalam penyelenggaraan penanggulangan bencana
khususnya bencana banjir
4323 Indikator Alat atau Sarana
Berdasarkan hasil penelitian lapangan diperoleh hasil penelitian
berdasarkan indikator alat atau sarana berikut diagram dan pertanyaannya
Diagram 49
Peralatan Dalam Penanggulangan Bencana Banjir Telah Lengkap
(3)
(31)
(54)
(12)
0
10
20
30
40
50
60
Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
90
Berdasarkan diagram 49 di atas mengenai tanggapan responden atas
pertanyaan terkait dengan peralatan dalam penanggulangan bencana banjir
BPBD Kabupaten Lebak telah lengkap adalah 3 responden (3) menjawab
sangat setuju 31 responden (31) menjawab setuju 54 responden (54)
menjawab tidak setuju 12 responden (12) menjawab sangat setuju Dengan
demikian secara mayoritas responden dapat dikatakan menjawab tidak setuju
dikarenakan dalam penyelenggaraannya penanggulangan bencana banjir pihak
BPBD Kabupaten Lebak masih kekurangan akan kelengkapan peralatan dalam
penanggulangan banjir Adapun responden yang menjawab setuju dikarenakan
masyarakat di sebagian daerah merasakan kelengkapan peralatan BPBD dalam
penanggulangan banjir sudah memadai
Kemudian selanjutnya berdasarkan hasil penyebaran kuesioner dari butir
kedua indokator alat atau sarana berikut adalah diagram dan pertanyaannya
91
Diagram 410
Alat Komunikasi dalam Memberikan Informasi Bencana Banjir Sudah
Memadai
Berdasarkan diagram 410 di atas dapat dilihat bahwa tanggapan
responden terkait alat komunikasi dalam memberikan informasi bencana banjir
BPBD sudah memadai adalah 5 responden (5) menjawab sangat setuju 39
responden (39) menjawab setuju 46 responden (46) menjawab tidak setuju
dan 10 responden (10) menjawab sangat tidak setuju Dengan demikian secara
mayoritas responden dapat dikatakan menjawab tidak setuju terkait kepemilikan
alat komunikasi dalam memberikan informasi kebencananaan Ini dikarenakan
responden menilai bahwa alat komunikasi BPBD dalam memberikan informasi
kebencanaan masih belum memadai
(5)
(39)
(46)
(10)
0
5
10
15
20
25
30
35
40
45
50
Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
92
Selanjutunya berdasarkan hasil penelitian lapangan dari butir ketiga
indikator alat atau sarana berikut adalah diagram dan pertanyaannya
Diagram 411
Tempat Penyimpanan Bantuan Logistik Sudah Memadai
Berdasarkan diagram 411 di atas dapat dilihat bahwa tanggapan
responden terkait tempat penyimpanan bantuan logistik di BPBD kabupaten
Lebak sudah memadai adalah 11 responden (11) menjawab sangat setuju 31
responden (31) menjawab setuju 45 responden (45) menjawab tidak setuju
dan 13 responden (13) menjawab sangat tidak setuju Dengan demikian secara
mayoritas responden dapat dikatakan menjawab tidak setuju Hal ini dikarenakan
responden menilai bahwa BPBD masih belum memilliki tempat yang memadai
untuk penyimpanan bantuan logistic bencana
(11)
(31)
(45)
(13)
0
5
10
15
20
25
30
35
40
45
50
Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
93
4324 Indikator Kompetensi
Berdasarkan hasil penelitian lapangan diperoleh hasil penelitian
berdasarkan indikator kompetensi berikut daigram dan pertanyaannya
Diagram 412
BPBD Memiliki Kemampuan Yang Baik dalam Penyelenggaraan Bencana
Banjir
Berdasarkan diagram 412 di atas mengenai BPBD Kabupaten Lebak
memiliki kemampuan yang baik dalam penyelenggaraan penanggulangan bencana
banjir adalah 7 responden (7) menjawab sangat setuju 33 responden (33)
menjawab setuju 47 responden (47) menjawab tidak setuju dan 13 responden
(13) menjawab sangat tidak setuju Dengan demikian secara mayoritas
responden dapat dikatakan menjawab tidak setuju atas BPBD Kabupaten Lebak
(7)
(33)
(47)
(13)
0
5
10
15
20
25
30
35
40
45
50
Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
94
memiliki kemampuan yang baik dalam penyelenggaraan penanggulangan bencana
banjir
Selanjutnya berdasarkan hasil penelitian di lapangan dari butir kedua dari
indikator kompetensi berikut adalah diagram dan pertanyaannya
Diagram 413
BPBD Selalu Memeberikan Informasi Setiap Akan Terjadinya Bencana
Banjir
Berdasarkan diagram 413 di atas mengenai tanggapan responden atas
BPBD Kabupaten Lebak selalu memberikan informasi setiap akan terjadinya
bencana banjir adalah 4 responden (4) menjawab sangat setuju 38 responden
(38) menjawab setuju 49 responden (49) menjawab tidak setuju dan 9
responden (9) menjawab sangat tidak setuju Dengan demikian secara mayoritas
responden dapat dikatakan menjawab tidak setuju Ini dikarenakan responden
(4)
(38)
(49)
(9)
0
10
20
30
40
50
60
Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
95
menilai bahwa dalam pelaksanaannya BPBD Kabupaten Lebak belum
memberikan informasi terkait akan terjadinya bencana banjir ini dikarenakan
BPBD masih belum memiliki alat komunikasi yang memadai dalam pemberian
informasi kepada masyarakat Selain itu pula belum berjalannya komunitas
masyarakat tangguh bencana di tiap daerah rawan bencana banjir Sehingga dalam
pemberian informasi masih belum optimal
Kemudian selanjutnya berdasarkan hasil penelitian lapangan dari butir
ketiga dari indikator kompetensi berikut adalah diagram dan pertanyaannya
Diagram 414
Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana Banjir Sesuai Tugas dan Fungsi
Dari diagram 414 di atas dapat dilihat mengenai tanggapan responden atas
pertanyaan setujukah penyelenggaraan penanggulangan bencana banjir sesuai
tugas dan fungsi adalah 3 responden (3) menjawab sangat setuju 38 responden
(3)
(38)
(50)
(9)
0
10
20
30
40
50
60
Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
Series1
96
(38) menjawab setuju 50 responden (50) menjawab tidak setuju dan 9
responden (9) menjawab sangat tidak setuju Dengan demikian secara mayoritas
responden mengasumsikan tidak setuju akan penyelenggaraan penanggulangan
bencana banjir sesuai tugas dan fungsi Ini dikarenakan masyarakat menilai dalam
pelaksanaannya BPBD yang seharusnya menjadi koordinator dalam
penyelenggaraan penanggulangan bencana namun realitanya yang menjadi
koordinator dari pihak militer
4325 Indikator Motif
Berdasarkan hasil penelitian lapangan diperoleh hasil penelitian
berdasarkan indikator kompetensi berikut daigram dan pertanyaannya
Diagram 415
BPBD Telah Memberikan Penyuluhan Mengenai Bahaya Bencana Banjir
(7)
(43)(45)
(5)
0
5
10
15
20
25
30
35
40
45
50
Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
97
Dari diagram 415 di atas dapat dilihat bahwa tanggapan responden
mengenai pertanyaan mengenai BPBD telah memberikan penyuluhan mengenai
bahaya bencana banjir adalah 7 responden (7) menjawab sangat setuju 43
responden (43) menjawab setuju 45 responden (45) menjawab tidak setuju
dan 5 responden (5) menjawab sangat tidak setuju Dengan demikian secara
prosentase dapat dikatakan responden menjawab tidak setuju bahwa penyuluhan
mengenai bahaya bencana banjir telah dilaksanakan oleh BPBD Adapun
responden yang menjawab setuju karena sebagian masyarakat di Kabupaten
Lebak telah mengikuti penyuluhan bahayanya bencana banjir yang dilakukan oleh
BPBD
Kemudian selanjutnya berdasarkan hasil penelitian di lapangan dari butir
kedua dari indikator motif berikut adalah diagram dan pertanyaannya
Diagram 416
BPBD Memiliki Motivasi tinggi Dalam Penanggulangan Bencana Banjir
(3)
(40)
(49)
(8)
0
10
20
30
40
50
60
Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
98
Berdasarkan diagram 416 di atas mengenai tanggapan responden atas
pernyataan bahwa BPBD selama ini memiliki motivasi tinggi dalam
penangggulangan bencana banjir adalah 3 responden (3) menjawab sangat
setuju 40 responden (40) menjawab setuju 49 responden (49) menjawab
tidak setuju dan 8 responden (8) menjawab sangat tidak setuju Dengan
demikian secara mayoritas responden dapat dikatakan menjawab tidak setuju
Adapun responden yang menjawab setuju karena menilai bahwa BPBD dalam
menjalankan tugas telah memiliki motivasi dalam penanggulangan bencana banjir
Sementara itu berikutnya hasil penelitian di lapangan dari butir ketiga
indikator motif berikut adalah diagram dan pertanyaannya
Diagram 417
Aparatur BPBD Kabupaten Lebak Berprilaku Sukarela dalam
Penanggulangan Bencana Banjir
(5)
(33)
(52)
(10)
0
10
20
30
40
50
60
Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
99
Dari diagram 417 di atas dapat di lihat mengenai tanggapan responden
atas pertaanyaan bahwa BPBD berprilaku sukarela dalam penanggulangan
bencana banjir adalah 5 responden (5) menjawab sangat setuju 33 responden
(33) menjawab setuju 52 responden (52) menjawab tidak setuju dan 10
responden (10) menjawab sangat tidak setuju Dengan demikian secara
mayoritas responden dapat dikatakan menjawab tidak setuju Hal ini dikarenakan
aparatur BPBD masih belum berprilaku sukarela dalam penyelenggaraan
penanggulangan banjir
4326 Indikator Peluang
Berdasarkan hasil penelitian lapangan diperoleh hasil penelitian
berdasarkan indikator peluang berikut daigram dan pertanyaannya
100
Diagram 418
BPBD Lebak Telah Memberikan Pelatihan Kepada Komunitas Masyarakat
Tangguh Bencana
Berdasarkan diagram 418 di atas mengenai tanggapan responden atas
pernyataan bahwa BPBD telah memberikan pelatihan kepada komunitas
masyarakat tangguh bencana adalah 4 responden (4) menjawab sangat setuju
30 responden (30) menjawab setuju 53 responden (53) menjawab tidak
setuju 13 responden (13) menjawab sangat tidak setuju Secara mayoritas
responden dapat dikatakan menjawan tidak setuju dengan pernyataan bahwa
BPBD telah memberikan pelatihan kepada Komunitas Masyarakat Tangguh
Bencana Hal ini dikarenakan bahwa pihak BPBD hanya mensosialisasikan terkait
bencana banjir dan masih belum memberikan pelatihan yang intensif terhadap
komunitas tangguh bencana
(4)
(30)
(53)
(13)
0
10
20
30
40
50
60
Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
101
Berikutnya berdasarkan hasil penelitian lapangan dari butir kedua
indikator peluang berikut adalah diagram dan pertanyaannya
Diagram 419
BPBD Telah Memberikan Solusi akan Bencana Banjir
Berdasarkan diagram 419 diatas mengenai tanggapan responden atas
pernyataan bahwa BPBD telah memberikan solusi akan bencana banjir adalah 6
responden (6) menjawab sangat setuju 37 responden (37) menjawab setuju
43 responden (43) menjawab tidak setuju dan 14 responden (14) sangat tidak
setuju Dengan demikian secara mayoritas responden dapat dikatakan menjawab
tidak setuju dengan pertnyaataan bahwa BPBD telah memberikan solsusi akan
bencana banjir Ini dikarenakan BPBD hanya menyelenggrakan penanggulangan
bencana dan belum memberikan solusi terkait bencana banjir
6(6)
37(37)
(43)
(14)
0
5
10
15
20
25
30
35
40
45
50
Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
102
Kemudian selanjutnya berdasarkan hasil penelitian di lapangan dari butir
ketiga indikator peluang berikut adalah diagram dan pertanyaannya
Diagram 420
BPBD Memberikan Kebebasan Kepada Masyarakat Dalam Penanggulangan
Bencana Banjir
Berdasarkan diagram 420 diatas mengenai tanggapan responden atas
pernyataan BPBD Memberikan kebebasan kepada masyarakat dalam
penanggulangan bencana banjir adalah 15 responden (15) menjawab sangat
setuju 51 responden (51) menjawab setuju 31 responden (31) menjawab
tidak setuju dan 3 responden (3) menjawab sangat tidak setuju Dengan
demikian secara mayoritas responden dapat dikatakan menjawab setuju Ini
dikarenakan dalam pelaksanaan penanggulangan bencana banjir dari mulai
(15)
(51)
(31)
(3)
0
10
20
30
40
50
60
Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
103
evakuasi hingga pemulihan bencana masyarakat diberikan kebebasan untuk
bergabung dalam penggulangan bencana banjir sebagai rasa kemanusiaan
4327 Indikator Umpan Balik
Berdasarkan hasil penelitian lapangan diperoleh hasil penelitian
berdasarkan indikator umpan balik berikut daigram dan pertanyaannya
Diagram 421
BPBD Selalu Memberikan Informasi Hasil Kegiatan Penanggulangan
Bencana Banjir
Berdasarkan diagram 421 diatas mengenai tanggapan responden atas
pernyataan BPBD selalu memberikan informasi hasil kegiatan penanggulangan
bencana banjir adalah 3 responden (3) menjawab sangat setuju 28 responden
(28) menjawab setuju 54 responden (54) menjawab tidak setuju dan 15
(3)
(28)
(54)
(15)
0
10
20
30
40
50
60
Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
104
responden (15) menjawab sangat tidak setuju Dengan demikian secara
mayoritas responden dapat dikatakan menjawab tidak setuju Ini dikarenakan
dalam pemberian informasi hasil kegiatan penanggulangan bencana banjir tidak
seluruh atau semuanya diketahui oleh masyarakat
Kemudian selanjutnya berdasarkan hasil penelitian di lapangan dari butir
kedua indikator umpan balik berikut adalah diagram dan pertanyaannya
Diagram 422
BPBD Selalu Melaksanakan Penilaian Atas Prestasi Kerja
Berdasarkan diagram 422 diatas mengenai tanggapan responden atas
pernyataan BPBD selalu melaksanakan penilaian-penilaian atas prestasi kerja
adalah 1 responden (1) menjawab sangat setuju 23 responden (23) menjawab
setuju 72 responden (72) menjawab tidak setuju dan 4 responden (4)
menjawab sangat tidak setuju Dengan demikian secara mayoritas responden
(1)
(23)
(72)
(4)
0
10
20
30
40
50
60
70
80
Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
105
dapat dikatakan menjawab tidak setuju Ini dikarenakan dalam pelaksanaan
evaluasi atau penilaian kinerja masih belum berjalan dengan baik dan masyarakat
masih belum melihat perubahan-perubahan yang signifikan
Berikutnya berdasarkan hasil penelitian di lapangan dari butir ketiga
indikator umpan balik berikut adalah diagram dan pertanyaannya
Diagram 423
BPBD Perlu Menindaklanjuti Kegiatan Yang Dilaksanakan
Berdasarkan diagram 423 diatas mengenai tanggapan responden atas
pernyataan BPBD perlu menindaklanjuti kegiatan yang telah dilaksanakan adalah
7 responden (7) menjawab sangat setuju 58 responden (58) menjawab setuju
31 responden (31) menjawab tidak setuju dan 4 responden (4) menjawab
sangat tidak setuju Dengan demikian secara mayoritas responden dapat dikatakan
menjawab setuju Ini dikarenakan dalam setiap kegiatan harus selalu ada tindak
(7)
(58)
(31)
(4)
0
10
20
30
40
50
60
70
Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
106
lanjutnya agar nantinya dapat menciptakan suatu kegiatan yang lebih baik lagi di
masa yang akan datang Sehingga dalam pelaksanaannya BPBD dapat optimal dan
lebih responsif dalam penanggulangan bencana khususnya dalam penanggulangan
bencana banjir
44 Pengujian Hipotesis
Penelitian ldquoKinerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)
dalam Penanggulangan Bencana Banjir di Kabupaten Lebakrdquo ini memiliki
hipotesis sebagai berikut
ldquoKinerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah Dalam
Penanggulangan Bencana Banjir di Kabupaten Lebak paling tinggi
mencapai 65 dari nilai idealnya 100rdquo
Sementara tujuan daripada pengujian hipotesis ini yaitu untuk mengetahui
tingkat signifikansi dari hipotesis yang diajukan Pada tahap pengujian hipotesis
ini peneliti menggunakan rumus t-test satu sampel
Berdasarkan penghitungan data skor ideal yang diperoleh adalah 4 x 21 x
100 = 8400 Keterangannya adalah 4 = nilai tertinggi dari setiap pilihan jawaban
pernyataan yang diajukan kepada responden (kriteria penilaian skor berdasarkan
skala Likert) 21 = jumlah item pertanyaan yang diajukan kepada responden dalam
bentuk koesioner dan 100 = jumlah sampel yang dijadikan responden dalam
penelitian ini Selanjutnya untuk jumlah skor penelitian (lihat di lampiran tabel
distrribusi data) adalah sebesar 5049 Dengan demikian maka nilai ldquoKinerja
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dalam Penanggulangan Bencana
107
Banjir Di Kabupaten Lebakrdquo adalah 5049 8400 = 06010 maka diprosentasikan
60
Skor ideal untuk Kinerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah Dalam
Penanggulangan Bencana Banjir Di Kabupaten Lebak adalah 4 x 21 x 100 = 8400
Keterangannya adalah 4 = nilai tertinggi dari setiap pilihan jawaban pernyataan
yang diajukan kepada responden (kriteria penilaian skor berdasarkan skala Likert)
21 = jumlah item pertanyaan yang diajukan kepada responden dalam bentuk
koesioner dan 100 = jumlah sampel yang dijadikan responden dalam penelitian
ini dan nilai meannilai rata-rata adalah 8400 100 = 84 Sehingga untuk Kinerja
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dalam Penanggulangan Bencana
Banjir Di Kabupaten Lebak nilai yang dihipotesiskan tertinggi 65 dari yang
diharapkan Sementara nilai yang dihipotesiskan adalah 065 x 84 = 55 Untuk
perhitungan hipotesis statistiknya adalah sebagai berikut Ha untuk memprediksi
micro lebih kecil atau sama dengan 65 dari skor ideal
H0 = micro gt65 gt 065 x 84 = 55
Ha = micro lt 65 lt 065 x 84 = 55
Pengujian hipotesis menggunakan rumus t- test satu sampel dengan uji
pihak kiri adalah sebagai berikut
Diketahui
micro =5049
100
= 5049
micro0= 55
108
s =
n
s
x
s = 766
n = 100
ditanya t
t =
n
s
x
t = - 549 x 10
766
t = - 716
Dari hasil penghitungan di atas dapat dilihat bahwa nilai thitung adalah -
716 Nilai thitung tersebut selanjutnya dibandingkan dengan nilai ttabel dengan
derajat kebebasan (dk) = (n ndash 1) = ( 100 ndash 1) = 99 dan taraf kesalahan = 10
untuk uji satu pihak kiri didapat nilai ttabel yaitu -1289 Karena nilai thitung lebih
kecil dari pada nilai ttabel (-716 lt -1289) dan jatuh pada daerah penerimaan Ha
maka hipotesis alternatif (Ha) diterima dan hipotesis nol (H0) ditolak Dapat dilihat
pada gambar 42 mengenai kurva daerah penerimaan Ha dan penolakan H0
Dari perbandingan jumlah data yang terkumpul dengan skor ideal
ditemukan bahwa Kinerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dalam
Penanggulangan Bencana Banjir di Kabupaten Lebak yaitu
5049
8400 x 100 = 6010
109
Jadi hipotesis yang menyatakan bahwa Kinerja Badan Penanggulangan
Bencana Daerah (BPBD) dalam Penanggulangan Bencana Banjir di Kabupaten
Lebak paling tinggi 65 dari nilai idealnya 100 dapat diterima atau dari
penghitungan sampel rata-rata menghasilkan nilai sebesar 6010 dibulatkan
menjadi 60 Berikut kurva daerah penerimaan Hipotesis alternatif (Ha) dan
daerah penerimaan H0
Gambar 42
Kurva Penerimaan dan Penerimaan H0
-716 0 1289
60 65
Berdasarkan gambar di atas dapat dilihat bahwa thitung ternyata jatuh pada
daerah penerimaan Ha dengan demikian Ha diterima dan H0 ditolak
45 Interpretasi Hasil Penelitian
Penelitian dengan judul Kinerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah
(BPBD) dalam Penanggulangan Bencana Banjir di Kabupaten Lebak sebelumnya
telah mempunyai rumusan masalah deskriptif dan peneliti berusaha menjawab
perumusan masalah tersebut Rumusan masalah tersebut adalah ldquoSeberapa besar
Daerah penerimaan Ha
Daerah Penerimaan H0
110
Kinerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah Dalam Penanggulangan Bencana
Banjir Di Kabupaten Lebakrdquo
Untuk menjawab rumusan masalah deskriptif dalam penelitian ini dapat
dilihat dari pemaparan pengujian hipotesis yang menggunakan rumus t-test satu
sampel dengan menguji pihak kiri bahwa harga thitung lebih kecil (lt) dari harga
ttabel dan itu dapat diartikan bahwa Ha diterima dan H0 ditolak Karena dari hasil
pengujian menunjukan bahwa hipotesis mencapai 6010 dari angka yang
diharapkan 65
Berdasarkan dari data pengujian hipotesis tersebut dapat dijelaskan bahwa
ldquoKinerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dalam Penanggulangan
Bencana Banjir di Kabupaten Lebakrdquo mencapai 6010 dari angka tertinggi yang
dihipotesiskan yaitu 65 Ini berarti tingkat Kinerja Badan Penanggulangan
Bencana Daerah (BPBD) dalam Penanggulangan Bencana Banjir di Kabupaten
masuk dalam kategori kurang baik Hal tersebut dapat dilihat pada pengkategorian
sebagai berikut
Kategori Instrumen
2100 4200 6300 8400
5049
Tidak Baik Kurang Baik Baik Sangat Baik
111
Nilai 5049 termasuk dalam kategori interval kurang baik dan baik maka
hasil di atas masuk dalam kategori kurang baik karena lebih mendekati pada
kategori kurang baik
46 Pembahasan
Berdasarkan teori kinerja organisasi menurut Hersey Blanchard dan
Johnson bahwa kinerja organisasi dapat diukur dari beberapa aspek diantaranya
tujuan standar alatsarana kompetensi motif peluang dan umpan balik
(Wibowo 2011102) Maka dengan teori kinerja organisasi tersebut dapat
mengukur dan menjelaskan Kinerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah
(BPBD) dalam Penanggulangan Bencana Banjir di Kabupaten Lebak Penjelasan
dari hasil pengolahan data dari indikator kinerka organisasi tersebut lebih jelasnya
akan dipaparkan di bawah ini
1 Indikator Tujuan
Indikator tujuan berkaitan dengan tujuan pada Badan Penanggulangan
Bencana Daerah dalam penanggulangan bencana banjir di Kabupaten
Lebak yang diantaranya adalah berkaitan dengan pengurangan resiko
bencana pada saat prabencana penanganan kedaruratan saat bencana
terjadi dan pemulihan pada saat setelah terjadi bencana (pasca bencana)
Dalam hal ini masyarakat di Kabupaten Lebak merasakan akan adanya
pelayanan kebencanaan yang merupakan tugas dari BPBD khususnya
dalam bencana banjir Dari hasil pengolahan data dalam indikator tujuan
ini memuat 3 butir instrumen pertanyaandalam pengolahannya didapatkan
112
dari skor ideal indikator tujuan adalah 4 x 3 x 100 = 1200 (4 = nilai dari
setiap jawaban pertanyaan yang diajukan pada responden kriteria skor
berdasarkan pada skala Likert 3 = jumlah pertanyaan yang ada pada
indikator tujuan 100 = jumlah sampel yang dijadikan responden) Setelah
menemukan skor ideal kemudian dibagikan dengan skor riil yang diisi
oleh responden jadi tingkat persetujuan dari indikator tujuan yaitu sebesar
754 1200 = 063 x 100 = 63 Berdasarkan hasil tersebut dapat
dikatakan Kinerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah dalam
penanggulangan Kabupaten Lebak baik Sebagaimana digambarkan
dalam kategori di bawah ini
Kategori Instrumen
300 600 900 1200
754
Nilai 754 termasuk dalam interval kurang baik dan baik maka hasil di atas
masuk dalam kategori baik karena lebih mendekati pada kategori baik
2 Indikator Standar
Indikator standar berkaitan dengan SOP (Standard Operating Procedure)
yang memuat mengenai pelayanan BPBD yang sesuai prosedur adil dan
tidak didkriminatif serta cepat dalam penanggulangan bencana banjir di
Kabupaten Lebak Dari hasil pengolahan data pada indikator standar ini
Tidak Baik Kurang Baik Baik Sangat Baik
113
memuat 3 butir pertanyaan Dalam pengolahannya diperoleh dari skor
ideal indikator standar yaitu 4 x 3 x 100 = 1200 (4 = nilai dari setiap
jawaban pertanyaan yang diajukan pada responden kriteria skor
berdasarkan pada skala Likert 3 = jumlah pertanyaan yang ada pada
indikator standar 100 = jumlah sampel yang dijadikan responden) Setelah
menemukan skor ideal kemudian dibagikan dengan skor riil yang diisi
oleh responden yaitu sebesar 716 1200 x 100 = 60 Hal ini dapat
diartikan bahwa Kinerja BPBD dalam Penanggulangan Bencana Banjir di
Kabupaten Lebak berjalan kurang baik bila dilihat dari indikator standar
Sebagaimana digambarkan dalam kategori berikut ini
Kategori Instrumen
300 600 900 1200
716
Nilai 716 termasuk dalam interval kurang baik dan baik maka hasil di atas
masuk dalam kategori kurang baik karena lebih mendekati pada kategori
kurang baik
3 Indikator Alatsarana
Indikator Alatsarana merupakan indikator untuk mengukur terkait dengan
ketersediaannya kelengkapan peralatan penanggulangan bencana banjir
alat komunikasi dan tempat penyimpanan logistik untuk menunjang
Tidak Baik Kurang Baik Baik Sangat Baik
114
Kinerja BPBD dalam Penaggulangan Bencana Banjir di Kabupaten Lebak
Dari hasil pengolahan data pada indikator alatsarana ini memuat 3 butir
pertanyaan Dalam pengolahannya diperoleh dari skor ideal indikator
alatsarana yaitu 4 x 3 x 100 = 1200 (4 = nilai dari setiap jawaban
pertanyaan yang diajukan pada responden kriteria skor berdasarkan pada
skala Likert 3 = jumlah pertanyaan yang ada pada indikator tujuan 100 =
jumlah sampel yang dijadikan responden) Setelah menemukan skor ideal
kemudian dibagikan dengan skor riil yang diisi oleh responden yaitu
sebesar 704 1200 x 100 = 59 Hal ini dapat diartikan bahwa Kinerja
BPBD dalam Penanggulangan Bencana Banjir di Kabupaten Lebak
berjalan kurang baik bila dilihat dari indikator alatsarana Sebagaimana
digambarkan dalam kategori berikut ini
Kategori Instrumen
300 600 900 1200
704
Nilai 704 termasuk dalam interval kurang baik dan baik maka hasil di atas
masuk dalam kategori kurang baik karena lebih mendekati pada kategori
kurang baik
4 Indikator Kompetensi
Tidak Baik Kurang Baik Baik Sangat Baik
115
Indikator kompetensi berkaitan dengan kemampuan aparaturpegawai dan
kesesuaian pegawai dengan tugas dan fungsinya Dalam hal ini
kemampuan dan tugas pegawai BPBD terkait dalam penanggulangan
bencana banjir sudah mumpuni atau belum dalam menunjang kinerja
BPBD dalam Penanggulangan Bencana Banjir di Kabupaten Lebak Dari
hasil pengolahan data pada indikator kompetensi ini memuat 3 butir
pertanyaan Dalam pengolahannya diperoleh dari skor ideal indikator
kompetensi yaitu 4 x 3 x 100 = 1200 (4 = nilai dari setiap jawaban
pertanyaan yang diajukan pada responden kriteria skor berdasarkan pada
skala Likert 3 = jumlah pertanyaan yang ada pada indikator kompetensi
100 = jumlah sampel yang dijadikan responden) Setelah menemukan skor
ideal kemudian dibagikan dengan skor riil yang diisi oleh responden yaitu
sebesar 706 1200 x 100 = 59 Hal ini dapat diartikan bahwa Kinerja
BPBD dalam Penanggulangan Bencana Banjir di Kabupaten Lebak
berjalan kurang baik bila dilihat dari indikator kompetensi Sebagaimana
digambarkan dalam kategori berikut ini
Kategori Instrumen
300 600 900 1200
706
Tidak Baik Kurang Baik Baik Sangat Baik
116
Nilai 706 termasuk dalam interval kurang baik dan baik maka hasil di atas
masuk dalam kategori kurang baik karena lebih mendekati pada kategori
kurang baik
5 Indikator Motif
Indikator motif berkaitan dengan motivasi dalam penanggulangan
bencana prilaku pegawaiaparatur dan sosialisasi bahaya banjir Indikator
motif ini berkaitan dengan motivasi dalam mendukung kinerja BPBD
dalam Penanggulangan Bencana Banjir di Kabupaten Lebak Dari hasil
pengolahan data dalam indikator motif ini memuat 3 butir instrumen
pertanyaandalam pengolahannya didapatkan dari skor ideal indikator
tujuan adalah 4 x 3 x 100 = 1200 (4 = nilai dari setiap jawaban pertanyaan
yang diajukan pada responden kriteria skor berdasarkan pada skala Likert
3 = jumlah pertanyaan yang ada pada indikator motif 100 = jumlah
sampel yang dijadikan responden) Setelah menemukan skor ideal
kemudian dibagikan dengan skor riil yang diisi oleh responden jadi
tingkat persetujuan dari indikator motif yaitu sebesar 723 1200 = 06 x
100 = 60 Berdasarkan hasil tersebut dapat dikatakan Kinerja Badan
Penanggulangan Bencana Daerah dalam penanggulangan banjir di
Kabupaten Lebak kurang baik Sebagaimana digambarkan dalam kategori
di bawah ini
117
Kategori Instrumen
300 600 900 1200
723
Nilai 723 termasuk dalam interval kurang baik dan baik maka hasil di atas
masuk dalam kategori kurang baik karena lebih mendekati pada kategori
kurang baik
6 Indikator Peluang
Indikator peluang berkaitan dengan komunitas masyarakat tangguh
bencana solusi bencana banjir dan partispasi masyarakat dalam
penanggulangan bencana banjir Indikator peluang ini berkaitan dengan
peluang-peluang untuk mendukung kinerja BPBD dalam Penanggulangan
Bencana Banjir di Kabupaten Lebak Dari hasil pengolahan data dalam
indikator peluang ini memuat 3 butir instrumen pertanyaan dalam
pengolahannya didapatkan dari skor ideal indikator tujuan adalah 4 x 3 x
100 = 1200 (4 = nilai dari setiap jawaban pertanyaan yang diajukan pada
responden kriteria skor berdasarkan pada skala Likert 3 = jumlah
pertanyaan yang ada pada indikator peluang 100 = jumlah sampel yang
dijadikan responden) Setelah menemukan skor ideal kemudian dibagikan
dengan skor riil yang diisi oleh responden jadi tingkat persetujuan dari
indikator peluang yaitu sebesar 738 1200 = 059 x 100 = 59
Tidak Baik Kurang Baik Baik Sangat Baik
118
Berdasarkan hasil tersebut dapat dikatakan Kinerja Badan Penanggulangan
Bencana Daerah dalam penanggulangan banjir di Kabupaten Lebak
kurang baik Sebagaimana digambarkan dalam kategori di bawah ini
Kategori Instrumen
300 600 900 1200
738
Nilai 738 termasuk dalam interval kurang baik dan baik maka hasil di atas
masuk dalam kategori kurang baik karena lebih mendekati pada kategori
kurang baik
7 Indikator Umpan Balik
Indikator umpan balik berkaitan dengan pelaporan hasil kegiatan
penilaian kinerja dan tindak lanjut dari kegiatan penanggulangan bencana
banjir oleh BPBD Indikator umpan balik ini berkaitan dengan umpan-
umpan yang dilaksanakan dimasa yang akan datang untuk mendukung
kinerja BPBD dalam Penanggulangan Bencana Banjir di Kabupaten
Lebak Dari hasil pengolahan data dalam indikator umpan balik ini
memuat 3 butir instrumen pertanyaan dalam pengolahannya didapatkan
dari skor ideal indikator tujuan adalah 4 x 3 x 100 = 1200 (4 = nilai dari
setiap jawaban pertanyaan yang diajukan pada responden kriteria skor
berdasarkan pada skala Likert 3 = jumlah pertanyaan yang ada pada
Tidak Baik Kurang Baik Baik Sangat Baik
119
indikator peluang 100 = jumlah sampel yang dijadikan responden)
Setelah menemukan skor ideal kemudian dibagikan dengan skor riil yang
diisi oleh responden jadi tingkat persetujuan dari indikator peluang yaitu
sebesar 708 1200 = 059 x 100 = 59 Berdasarkan hasil tersebut dapat
dikatakan Kinerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah dalam
penanggulangan banjir di Kabupaten Lebak kurang baik Sebagaimana
digambarkan dalam kategori di bawah ini
Kategori Instrumen
300 600 900 1200
708
Nilai 708 termasuk dalam interval kurang baik dan baik maka masuk
dalam kategori kurang baik karena lebih mendekati pada kategori kurang
baik
Berdasarkan perhitungan pada setiap indikator di atas dapat
disimpulkan bahwa tingkat persetujuan responden terhadap indikator
penelitian yaitu indikator tujuan sejauh ini baru mencapai 63 indikator
standar 60 indikator alatsarana 59 kompetensi 59 motif 60
indikator peluang 59 dan indikator umpan balik 59
Dari masing-masing tingkat persetujuan tersebut dapat diartikan
bahwa Kinerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah Dalam
Tidak Baik Kurang Baik Baik Sangat Baik
120
Penanggulangan Bencana Banjir Di Kabupaten Lebak dilihat dari tujuh
indikator diantaranya indikator tujuan standar alatsarana kompetensi
motif peluang dan umpan balik Dapat dikatakan kurang baik Untuk
lebih jelasnya dapat dilihat di bawah ini
Berdasarkan hasil koesioner dan pemaparan di atas maka total
skor pada tiap-tiap indikator dalam penelitian ini dimana menggunakan
tujuh indikator kinerja menurut Hersey Blanchard dan Johnson dalam
buku Wibowo Dalam hal ini Kinerja BPBD Dalam Penanggulangan
Bencana Banjir Di Kabupaten Lebak ditunjukan pada diagram berikut
Diagram 424
Tingkat Kinerja BPBD Dalam Penanggulangan Bencana Banjir di
Kabupaten Lebak Berdasarkan Indikator
Sumber Peneliti 2014
57
58
59
60
61
62
63
64 63
60
59 59
60
59 59
BAB V
PENUTUP
51 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian penghitungan dan pengujian hipotesis maka
dapat diketahui ldquoKinerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dalam
Penanggulangan Bencana Banjir di Kabupaten Lebak tercapai 60 dari
maksimal 65 Pengujian hipotesis yang dilakukan berdasarkan uji hipotesis
pihak kiri menunjukan bahwa Ha diterima dan Ho ditolak yang berarti Kinerja
BPBD Dalam Penanggulangan Bencana Banjir di Kabupaten Lebak dalam
pencapaiannya sebesar 60 dari yang diharapkan Ini berarti ketercapaian lebih
kecil dari hipotesis awal yakni 65 Hal ini di dapat berdasarkan pada hasil
penghitungan perbandingan antara jumlah data yang terkumpul dengan skor ideal
Dalam hal ini disebabkan oleh adanya permasalahan yang timbul dalam
proses penyelenggaraan penanggulangan bencana banjir yang belum dapat
sepenuhnya teratasi Diantaranya permasalahan terkait dengan alatsarana yang
belum memadai Hal ini dapat dilihat dari hasil penghitungan data tingkat kinerja
indikator alatsarana yaitu didapatkan hasil sebesar 59 Ini menggambarkan
bahwa tingkat persetujuannya masih rendah dari yang diharapkan 65 yang
menunjukan bahwa masih minimnya alatsarana penanggulangan bencana banjir
Ditambah pula dengan keterbatasan sumber daya manusia yang professional di
bidang kebencanaan khususnya dalam penanggulangan bencana banjir di
Kabupaten Lebak Dari data penghitungan indikator kompetensi menunjukan hasil
sebesar 59 dan ini menunjukan bahwa tingkat persetujuannya masih rendah dari
nilai yang diharapkan 65
52 Saran
Saran yang dapat diberikan oleh peneliti berdasarkan hasil penelitian di
lapangan yaitu
1 Alatsarana dalam penanggulangan bencana banjir harus ditambah dan
dilengkapi Pasalnya wilayah Kabupaten Lebak yang tersebar di 15
Kecamatan rawan akan bencana banjir tiap tahunnya Sehingga
membutuhkan alatsarana yang lebih lengkap agar proses penyelenggaraan
bencana banjir dapat diatasi dengan baik
2 Aparatur atau Sumber Daya Manusia (SDM) harus ditambah dan
ditingkatkan kompetensinya Sehingga dalam penyelenggaraan
penanggulangan bencana banjir dapat dilaksanakan dengan profesional
DAFTAR PUSTAKA
Sumber Buku
Departemen Pendidikan Nasional 2008 Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi
Ke- 4 Jakarta Gramedia
Hasibuan Malayu SP 2006 Manajemen Dasar Pengertian dan Masalah
Jakarta Bumi Aksara
Irawan Prasetya 2006 Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif Untuk Ilmu-ilmu
Sosial Jakarta FISIP UI
Kodoatie J R dan Sugiyanto 2002 Banjir Beberapa Masalah dan Metode
Pengendaliannya dalam Perspektif Lingkungan Yogyakarta Pustaka
Pelajar
Nurjanah dkk 2013 Manajemen Bencana Bandung Alfabeta
Mangkunegara AA Anwar Prabu 2006 Evaluasi Kinerja Sumber Daya
Manusia Bandung PT Refika Aditama
Keban Jeremias T 2003 Indikator Kinerja Pemerintah Daerah Pendekatan
Manajemen dan Kebijakan Makalah Seminar Sehari Yogyakarta
FISIPOL UGM
Mahmudi 2013 Manajemen Kinerja Sektor Publik Yogyakarta UPP STIM
YKPN
Mahsun Muhammad 2006 Pengukuran Kinerja Sektor Publik Yogyakarta FE
UGM
Mangkunegara Prabu Anwar 2001 Manajemen Sumber Daya Manusia
Perusahaan Bandung Remaja Rosdakarya
Miles Matthew dan Michael Huberman 2009 Analisis Data Kualitatif (Buku
Sumber Tentang Metode-metode Baru) Jakarta UI Press
Moeheriono 2010 Pengukuran Kinerja Berbasis Kompetensi Bogor Ghalia
Indonesia
Moleong Lexy J 2007 Metode Penelitian Kualitatif Bandung Remaja
Rosdakarya
Prawirosentono 1999 Manajemen Sumber Daya Manusia Kebijakan Kinerja
Karyawan Yogyakarta BPFE
Robbins Stephen P 2001 Prilaku Organisasi Jakarta Prenhalindo
Satori Djamrsquoan dan Komariah 2010 Metode Penelitian Kualitaif Bandung
Alfabeta
Sedarmayanti 2004 Sumber Daya Manusia dan Produktivitas Kerja Jakarta
CV Mandar maju
Simanjuntak Payaman J 2005 Manajemen dan Evaluasi Kinerja Jakarta FE UI
Sinambela Lijan Poltak dkk 2014 Reformasi Pelayanan Publik Teori
Kebijakan dan Implementasi Jakarta Bumi Aksara
Sobandi Baban 2006 Desentralisasi dan Tuntunan Penataan Kelembagaan
Daerah Bandung Humaniora
Steers RM 2003 Organization Effectiveness A Behavioral View Jakarta
Erlangga
Sugiyono 2008 Metode Penelitian Kuantiatif Kualitatif dan RampD Bandung
Alfbeta
Sugiyono 2009 Memahami Penelitian Kualitatif Bandung Alfabeta
Sugiyono 2010 Metode Penelitian Admninistrasi Bandung Alfabeta
Surjadi 2009 Pengembangan Kinerja Pelayanan Publik Bandung Refika
Aditama
Taniredja Tukiran dan Hidayati Mustafidah 2012 Penelitian Kualitatif Sebuah
Pengantar Bandung Alfabeta
Wibowo 2011 Manajemen Kinerja Jakarta RajaGarafindo Persada
Sumber Peraturan
UUD 1945 Pembukaan
UU No 24 Tahun 2007 Tentang Penanggulangan Bencana
Peraturan Daerah Kabupaten Lebak No 3 Tahun 2011 Tentang Pembentukan
Organisasi dan Tata Kerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah
Sumber Internet
httpwwwantaranewscom 1200 warga rangkasbitung korban banjir mengungsi
Diakses tanggal 28 Mei 2014 Pukul 2115 WIB
httpwwwmerdekacom peristiwa 15 kecamatan di lebak banten terendam
banjir 3 tewas Diakses tanggal 24 Mei 2014 Pukul 1524 WIB
httpp2mbgeografiupiedu Tentang_Bencana Diakses pada tanggal 5 Juni
2014 Pukul 1500 WIB
Sumber Dokumen
Buku Panduan Penanggulangan Bencana
Laporan Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Lebak Kejadian
Bencana Banjir dan Longsor tahun 2013 dan 2014
Profil Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Banten
Skripsi Chandra Yudiana Efendi Kinerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah
(BPBD) di Wilayah Kecamatan Baleendah Kabupaten Bandung tahun
2012
Skripsi Marino Y Cristanti Marbun Peranan Koordinasi Badan Penanggulangan
Bencana Daerah (BPBD) Kota Medan dalam Upaya Penanggulangan
Bencana Banjir di Kota Medan tahun 2013
KOESIONER PENELITIAN
IDENTITAS RESPONDEN
No Responden
Pekerjaan
Jenis Kelamin
Alamat
PETUNJUK PENGISIAN
1 Bacalah angket ini dengan teliti supaya BapakIbu mengerti maksud
pertanyaannya
2 Pilihlah salah satu jawaban yang dianggap paling sesuai dari beberapa pilihan
dengan cara di silang (X)
3 Bila terdapat pertanyaan yang kurang dimengerti dapat ditanyakan langsung
kepada peneliti
A Indikator Tujuan
1 Setujukah bahwa aparatur Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)
Kabupaten Lebak telah melaksanakan kegiatan sosialisasi pengurangan akan
risiko bencana bencana banjir pada saat sebelum bencana terjadi
a Sangat Setuju
b Setuju
c Tidak Setuju
d Sangat Tidak Setuju
2 Setujukah bahwa aparatur Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)
Kabupaten Lebak telah melaksanakan tugas dalam penanganan kedaruratan
bencana banjir
a Sangat Setuju
b Setuju
c Tidak Setuju
d Sangat Tidak Setuju
3 Setujukah bahwa aparatur Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)
Kabupaten Lebak menyelenggarakan pemulihan setelah bencana banjir terjadi
a Sangat Setuju
b Setuju
c Tidak Setuju
d Sangat Tidak Setuju
B Indikator Standar
4 Setujukah bahwa aparatur Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)
Kabupaten Lebak sesuai prosedur dalam penanggulangan banjir
a Sangat Setuju
b Setuju
c Tidak Setuju
d Sangat Tidak Setuju
5 Setujukah bahwa aparatur Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)
Kabupaten Lebak menyelenggarakan penanggulangan bencana banjir dengan
mengedepankan keadilan dan tidak diskriminatif
a Sangat Setuju
b Setuju
c Tidak Setuju
d Sangat Tidak Setuju
6 Setujukah bahwa aparatur Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)
Kabupaten Lebak menyelenggarakan penanggulangan bencana banjir dengan
cepat tanggap
a Sangat Setuju
b Setuju
c Tidak Setuju
d Sangat Tidak Setuju
C Indikator Alat Sarana
7 Setujukah bahwa Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten
Lebak memiliki peralatan yang lengkap dalam penyelenggaraan penanggulangan
bencana banjir
a Sangat Setuju
b Setuju
c Tidak Setuju
d Sangat Tidak Setuju
8 Setujukah bahwa aparatur Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)
Kabupaten Lebak memiliki alat komunikasi untuk menginfomasikan bencana
banjir
a Sangat Setuju
b Setuju
c Tidak Setuju
d Sangat Tidak Setuju
9 Setujukah bahwa aparatur Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)
Kabupaten Lebak memiliki tempat penyimpanan alat dan logistik yang memadai
a Sangat Setuju
b Setuju
c Tidak Setuju
d Sangat Tidak Setuju
D Indikator Kompetensi
10 Setujukah bahwa aparatur Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)
Kabupaten Lebak memiliki kemampuan yang baik untuk menyelenggarakan
penanggulangan bencana banjir
a Sangat Setuju
b Setuju
c Tidak Setuju
d Sangat Tidak Setuju
11 Setujukah bahwa aparatur Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)
Kabupaten Lebak memberikan informasi setiap akan datangnya terjadi bencana
banjir
a Sangat Setuju
b Setuju
c Tidak Setuju
d Sangat Tidak Setuju
12 Setujukah bahwa aparatur Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)
Kabupaten Lebak melaksanakan tugas penanggulangan bencana banjir sesuai
tugas dan fungsinya masing-masing
a Sangat Setuju
b Setuju
c Tidak Setuju
d Sangat Tidak Setuju
E Indikator Motif
13 Setujukah bahwa Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten
Lebak telah memberikan penyuluhan tentang bahayanya akan bencana banjir
a Sangat Setuju
b Setuju
c Tidak Setuju
d Sangat Tidak Setuju
14 Setujukah bahwa aparatur Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)
Kabupaten Lebak memiliki motivasi untuk melaksanakan penanggulangan
bencana banjir
a Sangat Setuju
b Setuju
c Tidak Setuju
d Sangat Tidak Setuju
15 Setujukah bahwa aparatur Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)
Kabupaten Lebak berprilaku sukarela dalam penanggulangan bencana banjir
a Sangat Setuju
b Setuju
c Tidak Setuju
d Sangat Tidak Setuju
F Indikator Peluang
16 Setujukah bahwa aparatur Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)
Kabupaten Lebak telah memberikan pelatihan terhadap Komunitas Masyarakat
Tangguh akan bencana banjir
a Sangat Setuju
b Setuju
c Tidak Setuju
d Sangat Tidak Setuju
17 Setujukah bahwa aparatur Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)
Kabupaten Lebak telah memberikan solusi tentang bahayanya bencana banjir
a Sangat Setuju
b Setuju
c Tidak Setuju
d Sangat Tidak Setuju
18 Setujukah bahwa aparatur Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)
Kabupaten Lebak telah memberikan kebebasan kepada masyarakat untuk ikut
serta dalam penanggulangan bencana banjir
a Sangat Setuju
b Setuju
c Tidak Setuju
d Sangat Setuju
G Indikator Umpan Balik
19 Setujukah bahwa aparatur Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)
Kabupaten Lebak selalu menginformasikan hasil kegiatan dalam
penyelenggaraan penanggulangan bencana banjir
a Sangat Setuju
b Setuju
c Tidak Setuju
d Sangat Tidak Setuju
20 Setujukah bahwa aparatur Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)
Kabupaten Lebak selalu melaksanakan penilaian-penilaian atas prestasi kerja
yang telah dikerjakan
a Sangat Setuju
b Setuju
c Tidak Setuju
d Sangat Tidak Setuju
21 Setujukah bahwa aparatur Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)
Kabupaten Lebak perlu menindaklanjuti kegiatan yang telah dilaksanakan
a Sangat Setuju
b Setuju
c Tidak Setuju
d Sangat Tidak Setuju
P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 P11 P12 P13 P14 P15 P16 P17 P18 P19 P20 P21
1 L Petani 2 2 3 2 2 1 4 4 4 3 3 3 4 3 2 3 4 4 3 3 3 62
2 L Wiraswasta 2 2 3 3 2 2 2 3 2 2 3 2 3 3 2 4 4 3 3 2 4 56
3 L Wiraswasta 2 2 3 2 2 2 2 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 57
4 L Petani 2 3 2 4 2 2 2 4 2 2 2 3 2 3 2 2 3 2 2 2 2 50
5 L Petani 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 48
6 L Petani 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 3 2 2 3 45
7 L Petani 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 2 3 3 3 3 3 50
8 L Petani 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 3 46
9 L Petani 3 2 3 2 3 2 2 3 3 3 2 2 3 2 1 2 3 4 1 2 4 52
10 L Petani 3 4 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 60
11 P Pelajar 2 2 3 3 2 2 2 2 3 2 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 54
12 P Pelajar 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 65
13 P Pelajar 2 3 2 2 2 2 2 3 2 3 2 2 3 3 2 3 3 2 3 2 3 51
14 L Pelajar 2 3 2 2 2 2 2 3 2 3 3 3 3 3 2 2 3 2 2 2 2 50
15 L Petani 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 60
16 P Petani 2 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 3 2 3 3 48
17 P Petani 3 3 1 2 1 1 1 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 3 41
18 L Wiraswasta 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1 1 1 1 1 1 3 2 1 2 3 36
19 L Wiraswasta 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 3 45
20 L Buruh 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 3 33
21 P Buruh 2 3 2 3 2 2 2 1 1 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 3 44
22 P Buruh 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1 2 1 2 2 2 2 2 3 2 2 3 41
23 L Buruh 3 3 3 3 4 3 3 3 2 3 2 3 3 2 2 3 2 3 3 2 2 57
24 L Petani 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 2 3 3 3 3 3 2 2 2 2 60
25 P Petani 2 3 2 2 2 2 3 1 3 3 3 3 2 3 3 3 2 2 2 2 2 50
26 P Petani 2 3 2 2 3 3 2 3 2 3 3 2 3 3 2 3 2 2 3 3 3 54
27 L Buruh 4 3 3 3 2 3 3 2 2 3 3 2 3 3 3 2 3 3 2 2 3 57
28 L Wiraswasta 2 2 2 2 2 2 1 2 1 2 1 1 2 1 1 1 3 2 2 3 3 38
29 L Petani 2 3 2 2 2 2 2 1 1 1 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 3 42
30 P Wiraswasta 2 3 2 2 2 3 1 1 3 1 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 43
PertanyaanNo TotalLP Status
31 L Wiraswasta 2 4 2 2 2 2 1 1 1 3 1 3 1 3 2 1 1 3 1 2 3 41
32 P Petani 2 2 2 2 1 1 1 2 1 1 1 2 2 2 2 2 2 4 1 1 3 37
33 L Wiraswasta 2 2 1 2 2 2 1 1 2 1 1 2 2 3 2 2 2 3 2 2 1 38
34 L Wiraswasta 2 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 49
35 L Wiraswasta 4 3 4 3 4 4 3 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 2 2 2 2 67
36 P Wiraswasta 3 2 3 2 2 3 3 1 3 2 3 2 3 3 2 2 3 3 3 2 3 53
37 L Wiraswasta 3 3 2 3 3 3 2 3 3 2 2 3 2 3 2 2 3 4 2 2 2 54
38 P Petani 2 3 2 2 2 2 2 3 3 2 3 2 3 3 3 2 3 3 2 2 3 52
39 P Petani 2 3 2 3 3 2 3 2 2 2 3 2 2 2 3 2 3 2 2 2 2 49
40 P Petani 3 2 2 3 3 2 2 3 2 2 3 2 2 2 2 2 2 4 2 2 3 50
41 L Petani 2 3 2 2 1 3 1 3 1 3 1 1 3 1 1 3 1 4 1 2 2 41
42 P Petani 2 4 1 3 1 2 1 2 2 1 2 2 1 2 3 1 1 3 1 1 1 37
43 P Petani 2 2 2 2 1 2 1 2 2 2 2 2 1 1 2 2 1 2 2 2 1 36
44 L Petani 3 4 2 2 3 2 3 2 2 2 1 3 3 1 1 1 2 2 1 2 2 44
45 L Petani 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 3 2 2 2 1 2 2 4 1 1 1 40
46 P Petani 3 3 2 2 2 1 1 3 1 1 1 1 1 2 2 1 1 3 1 3 3 38
47 L Petani 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 3 45
48 L Petani 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 3 2 2 2 2 2 2 2 3 47
49 L Petani 2 3 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 1 3 1 2 3 45
50 L Petani 3 4 2 2 3 2 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 1 3 1 2 3 49
51 P Petani 3 3 2 2 2 1 2 2 2 2 2 3 2 3 2 2 2 3 2 2 3 47
52 L Wiraswasta 2 3 3 3 3 2 2 2 2 1 1 2 2 2 2 1 2 3 2 2 3 45
53 P Pelajar 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 2 2 3 62
54 P Pelajar 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 66
55 P Pelajar 2 3 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 43
56 L Wiraswasta 3 2 3 3 3 3 2 2 2 3 2 2 3 3 3 3 3 4 4 3 3 59
57 P Wiraswasta 1 3 3 2 3 2 2 2 3 2 2 3 2 2 2 2 2 3 2 2 3 48
58 L Pelajar 3 3 3 3 3 3 2 2 2 3 3 3 4 3 3 2 4 3 2 2 2 58
59 L Pelajar 2 3 3 3 4 4 4 4 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 4 69
60 L Wiraswasta 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 3 3 4 4 2 3 4 4 4 4 71
61 L Wiraswasta 2 2 3 2 2 2 3 3 3 2 4 3 4 2 3 3 4 3 3 3 3 59
62 L PNS 2 3 2 3 3 3 2 2 2 2 2 2 3 2 3 2 2 3 2 2 3 50
63 L Wiraswasta 2 3 3 2 3 2 3 3 3 2 3 3 4 3 2 3 3 3 3 3 3 59
64 P PNS 3 4 2 2 2 3 2 2 2 2 2 3 2 2 3 2 2 4 2 2 3 51
65 P Petani 2 2 2 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 3 2 2 2 46
66 L Petani 2 3 2 3 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 3 2 2 3 2 2 2 47
67 P Petani 2 3 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 3 3 47
68 L Petani 3 2 2 2 3 2 2 3 3 2 2 3 2 3 3 2 3 3 3 2 3 53
69 P Petani 3 2 2 2 3 2 2 3 2 2 3 3 3 2 3 3 3 2 3 2 3 53
70 L Petani 3 3 2 3 2 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 61
71 L PNS 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 3 3 3 70
72 L Petani 3 2 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 4 2 2 3 3 3 2 2 2 56
73 L Wiraswasta 3 2 3 3 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 3 2 2 3 49
74 L Petani 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 3 3 3 2 2 2 3 3 1 2 3 46
75 L Wiraswasta 2 3 3 2 2 2 3 3 4 3 2 2 3 2 2 3 2 2 2 3 2 52
76 L Wiraswasta 3 3 3 3 2 3 2 3 2 2 2 2 2 1 2 1 1 1 2 2 3 45
77 P Wiraswasta 1 3 3 2 2 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 2 3 4 3 2 2 55
78 P Petani 3 2 2 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 2 2 2 2 4 3 3 3 56
79 P Petani 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 2 2 2 3 3 1 2 2 53
80 L PNS 3 4 3 3 2 2 2 3 3 3 3 2 2 2 2 3 3 3 2 2 4 56
81 P Petani 3 2 3 2 2 2 2 3 2 2 3 2 3 2 1 2 2 3 2 2 2 47
82 L PNS 3 3 3 3 2 2 3 2 3 2 2 2 3 3 3 3 1 2 1 2 2 50
83 L PNS 3 3 2 4 2 3 3 2 2 3 3 1 4 2 3 1 2 3 2 2 2 52
84 P Pelajar 2 3 2 3 3 3 2 2 1 4 2 3 2 2 2 3 1 2 3 2 2 49
85 L Petani 2 3 3 3 2 2 2 3 4 2 4 1 2 3 3 3 1 2 2 2 3 52
86 P Petani 1 4 2 2 3 3 2 4 1 3 3 2 2 2 3 4 2 1 2 2 3 51
87 L Petani 2 2 3 3 3 2 2 2 1 4 2 2 3 4 1 2 2 3 3 2 2 50
88 P Petani 3 2 1 2 2 2 3 3 3 2 2 3 2 3 3 3 2 1 2 2 2 48
89 L Petani 3 2 3 3 3 2 2 2 4 1 2 3 3 2 2 2 1 3 2 2 2 49
90 P Petani 3 3 3 2 2 2 2 2 4 2 2 2 4 2 2 1 2 2 3 3 2 50
91 L Petani 3 2 2 2 3 3 4 2 3 3 2 1 3 2 2 1 3 2 2 2 2 49
92 P Wiraswasta 2 2 2 4 1 2 3 3 2 2 3 2 3 1 4 2 3 3 2 2 3 51
93 L Wiraswasta 3 2 3 3 3 4 2 2 2 1 3 4 2 2 3 1 2 2 2 3 3 52
94 P Wiraswasta 2 2 2 3 3 1 3 3 4 2 2 3 3 1 2 2 2 3 4 2 3 52
95 L Wiraswasta 2 3 3 3 3 2 2 1 2 4 2 2 3 3 2 2 1 2 3 3 2 50
96 P Petani 2 3 3 3 2 2 2 3 3 1 2 3 2 2 1 2 2 3 3 2 2 48
97 L Petani 1 3 3 3 3 1 2 2 4 3 3 3 2 3 1 2 2 3 3 2 2 51
98 L Petani 2 4 2 3 3 2 1 2 3 3 3 4 2 3 2 3 2 2 1 1 4 52
99 L Petani 2 3 3 3 3 2 2 2 2 4 2 2 3 2 3 2 1 4 2 2 3 52
100 P Petani 3 3 3 3 1 2 3 3 4 2 3 1 2 3 4 2 3 2 2 2 4 55
242 274 238 250 236 230 225 239 240 234 237 235 252 238 233 225 235 278 219 221 268 5049Jumlah
- 01 COVERpdf
- 02 LEMBAR PERSETUJUAN amp PENGESAHANpdf
- 03 KATA PENGANTARpdf
- 04 DAFTAR ISIpdf
- 05 BAB Ipdf
- 06 BAB IIpdf
- 07 BAB IIIpdf
- 08 BAB IVpdf
- 09 BAB Vpdf
- 10 Daftar Pustakapdf
- 11 SURATpdf
- 12 koesionerpdf
- 13 TABEL INDUKpdf
-
viii
DAFTAR TABEL
Tabel 11 Daerah Rawan Bencana di Kabupaten Lebak Tahun 2013helliphelliphelliphellip 3
Tabel12 Data Kerusakan Bencana Banjir di Kabupaten Lebak Tahun 2013hellip 4
Tabel 13 Aparatur BPBD Kabupaten Lebak Berdasarkan Tingkat Pendidikan 8
Tabel 31 Pedoman Wawancarahelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 48
Tabel 32 Kategori dan Spesifikasi Informanhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 52
Tabel 33 Jadwal Penelitianhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 58
ix
DAFTAR GAMBAR
Gambar 21 Proses Terjadinya Bencanahelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 27
Gambar 22 Siklus Manajemen Bencanahelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 32
Gambar 23 Kerangka Berfikirhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 43
1
BAB I
PENDAHULUAN
11 Latar Belakang Masalah
Berdasarkan pembukaan UUD 1945 pada alinea ke empat yang
menyatakan antara lain bahwa ldquoNegara melindungi segenap Bangsa Indonesia dan
seluruh tumpah darah Indonesia serta memajukan kesejahteraan umumrdquo Dalam
pernyataan ini mempunyai makna bahwa setiap warga negara berhak
mendapatkan perlindungan hak-hak dasar termasuk perlindungan dan hak untuk
bebas dari rasa takut ancaman resiko termasuk dampak bencana Perlindungan
atas hak-hak dasar ini menjadikan suatu kewajiban pemerintah untuk
mewujudkannya dalam bentuk program-program yang sesuai dengan pernyataan
tersebut
Sejalan dengan tujuan konstitusi yang telah disebutkan di atas maka suatu
keharusan pemerintah untuk melakukan perlindungan dalam hal penanggulangan
bencana yang dimuat pada suatu lingkup manajemen bencana (disaster
management) yang efektif dan efisien khususnya dalam penanggulangan bencana
banjir Penanggulangan bencana banjir memang tidak bisa dilakukan oleh sepihak
saja yaitu pemerintah akan tetapi semua pihak harus aktif berperan termasuk
masyarakat pun harus berpartisipasi dalam penanganan masalah banjir ini
Provinsi Banten merupakan daerah yang rawan akan berbagai macam
bencana Kondisi daerah Provinsi Banten memiliki geografis geologis hidrologis
dan demografis yang memungkinkan terjadi berbagai macam bencana baik yang
2
disebabkan oleh faktor alam faktor non alam maupun faktor manusia yang
menyebabkan timbulnya korban jiwa kerusakan lingkungan kerugian harta benda
dan dampak psikologis yang dalam keadaan tertentu dapat menghambat
pembangunan nasional Berdasarkan Data dan Informasi Bencana Indonesia
selama kurun waktu 13 tahun terakhir di wilayah Provinsi Banten teridentifikasi
11 jenis kejadian bencana meliputi tanah longsor gempa bumi banjir dan tanah
longsor banjir kekeringan abrasi kecelakaan industri kecelakaan transportasi
aksi teror KLB dan puting beliung
Wilayah KabupatenKota di Provinsi Banten rentan akan berbagai macam
bencana Berikut data kejadian bencana KabupatenKota di Provinsi Banten
Tabel 11
Data Kejadian Bencana di Provinsi Banten 2000-2013
Kabupaten
Kota
Teror Banjir Abrasi Gempa
bumi
Kecelakaan
industri
Kecelakaan
Transportasi
Kekeringan KLB Puting
Beliung
Tanah
Longsor
Kota
Cilegon
3 1 1 1 1
Kota
Serang
2 1 3
Kota
Tangerang
7 1 2
Kota
Tangerang
Selatan
1
Kab
Lebak
21 9 10 8
Kab
Pandeglang
1 29 1 3 12 7 4
Kab
Serang
16 1 19 8 1
Kab
Tangerang
1 14 1 10 6 3 2
Total 2 93 2 3 2 1 53 6 34 15
Sumber Diadaptasi Dari Profil Daerah Rawan Bencana Provinsi Banten 2013
Dari tabel 11 di atas dapat dilihat bahwa bencana yang sering terjadi di
Provinsi Banten adalah bencana banjir yaitu 93 kejadian kekeringan 53 kejadian
puting beliung 34 kejadian dan tanah longsor 15 kejadian Berdasarkan data
3
tersebut bencana banjir yang sering terjadi yaitu di daerah Kabupaten Pandeglang
dan Lebak Dengan komposisi Kabupaten Lebak 21 dan Kabupaten Pandeglang
29 kali
Oleh karena hal tersebut pemerintah membuat Undang-Undang tentang
penanggulangan bencana yang dituangkan pada Undang-Undang No 24 Tahun
2007 tentang Penanggulangan Bencana Undang-Undang atau Peraturan ini dibuat
sebagai payung hukum mengenai proses penyelenggaraan penanggulangan
bencana di Indonesia Penyelenggaraan penanggulangan bencana berdasarkan
Undang-Undang ini dimulai dari prabencana pada saat bencana hingga proses
pemulihan pasca bencana diatur di dalamnya
Kabupaten Lebak yang merupakan salah satu dari empat kabupaten dan
empat kota di provinsi Banten yang memiliki berbagai macam potensi bencana
telah menindaklanjutinya dengan mendirikan Badan Penanggulangan Bencana
Daerah (BPBD) berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Lebak No 3 Tahun
2011 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Badan Penanggulangan
Bencana Daerah Kabupaten Lebak Pembentukan Badan Penanggulangan
Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lebak ini sebagai salah satu Badan yang
mempunyai tugas dan fungsi dalam penyelenggaraan penanggulangan bencana di
wilayah Kabupaten Lebak
Dibuatnya Peraturan Daerah mengenai pembentukan Badan
Penanggulangan Bencana Daerah ini karena beberapa wilayah daerah di
Kabupaten Lebak rentan akan berbagai macam bencana Yang diantaranya adalah
bencana banjir tanah longsor gempa bumi tsunami kekeringan dan kebakaran
4
Menurut data yang tertuang dalam laporan kejadian bencana banjir di Kabupaten
Lebak tahun 2013 menyatakan bahwa Kabupaten Lebak memiliki 28 kecamatan
340 desa dan 5 kelurahan Dari seluruh kecamatan yang ada di wilayah
Kabupaten Lebak rentan akan berbagai macam bencana
Berikut data wilayah rawan bencana Kabupaten Lebak dapat dilihat pada
Tabel 11 di bawah ini
Tabel 12
Daerah Rawan Bencana Di Kabupaten Lebak Tahun 2013
No Jenis Bencana Sebaran Wilayah Keterangan
1 Banjir Kec Rangkasbitung
Kalanganyar Cimarga Cibadak
Cileles Malingping Wanasalam
Panggarangan Bayah Sobang
Cigemblong Banjarsari
Muncang Cilograng dan Gunung
Kencana
15 Kecamatan
2 Longsor Kecamatan Sobang Lebak
Gedong Cigemblong
Bojongmanik Cibeber Gunung
Kencana Muncang Cipanas
Cileles Cimarga Cikulur dan
Cilograng
12 Kecamatan
3 Gempa dan Tsunami Kecamatan Wanasalam
Malingping Cihara Bayah
Cibeber dan Panggarangan
6 Kecamatan
4 Kekeringan Kecamatan Maja Leuwidamar
Muncang Cilograng Wanasalam
dan Curugbitung
6 Kecamatan
5 Kebakaran Kecamatan Leuwidamar (Desa
Kanekes dan Desa Nagayati) dan
Kecamatan Sobang
2 Kecamatan
Sumber Diadaptasi dari Laporan BPBD Kabupaten Lebak Tahun 2013
Dari tabel 12 di atas dapat dilihat bahwa daerah-daerah di Kabupaten
Lebak rawanrentan akan bencana Dimulai dari bencana banjir tersebar di 16
kecamatan longsor tersebar di 12 kecamatan gempa bumi dan tsunami 6
5
kecamatan kekeringan 6 kecamatan dan kebakaran tersebar di 2 kecamatan
Namun jika di lihat komposisi dari beberapa jenis bencana dapat dilihat bahwa
bencana banjir lebih mendominasi jumlahnya yang tersebar di 15 kecamatan di
Kabupaten Lebak Dalam hal ini bahwa banjir merupakan bencana yang paling
banyak terjadi di wilayah Kabupaten Lebak dengan jumlah wilayah tersebar di 15
kecamatan dari jumlah keseluruhan kecamatan yaitu 28 kecamatan Hal ini
menggambarkan bahwa setengah wilayah yang berada di Kabupaten Lebak
terindikasi sebagai wilayah yang rentan akan bahaya bencana banjir
Adapun data kerusakan ataupun dampak bencana yang diakibatkan oleh
bencana banjir di Kabupaten Lebak Tahun 2013 dapat dilihat pada tabel 12 di
bawah ini
Tabel 12
Data Kerusakan Bencana Banjir Di Kabupaten Lebak Tahun 2013
Rusak Ringan Rusak Berat Rusak Total
1 Permukiman 292 87 28
2 Sarana Pendidikan 26 11 0
3 Jalan dan Jembatan 0 21 2
4 Sarana Penyediaan Air Minum 2 2 0
5 Kerusakan Irigasi 0 22 0
Jumlah 320 143 30
No UraianTipe Kerusakan
(Sumber Diadaptasi dari Laporan BPBD Kabupaten Lebak Tahun 2013)
Dari data di atas dapat dilihat bahwa dalam kejadian bencana banjir tahun
2013 di Kabupaten Lebak telah mengakibatkan kerusakan pada permukiman
dengan jumlah 292 rusak ringan 87 rusak berat dan 28 rusak total Selanjutnya
kerusakan pada sarana pendidikan yaitu 26 rusak ringan dan 11 rusak berat Jalan
dan jembatan yaitu 21 rusak berat dan 2 rusak total Dalam hal sarana penyediaan
6
air minum 2 rusak ringan dan 2 rusak berat Selain itu pula kerusakan irigasi yang
diakibatkan banjir ini yaitu 22 rusak berat
Informasi lain mengenai bencana banjir yang dilansir oleh media online
merdekacom tanggal 10 Januari 2013 mencatat yakni terdapat 3962 rumah
terendam banjir dan longsoran sebanyak 51 unit rumah dengan kategori sebanyak
31 rusak total 13 rusak ringan dan 10 rusak berat Mereka warga yang terkena
banjir dan longsor di 15 kecamatan yakni Rangkasbitung Kalanganyar Cibadak
Cimarga Leuwidamar Banjarsari dan Lebak Gedong Panggarangan
Wanasalam Gunung Kencana Cilograng Muncang Cikulur Sobang dan
Cibeber
Banyaknya kerugian yang diakibatkan oleh bencana banjir yang dimulai
dari kerugian materi serta menimbulkan korban jiwa maka penanganan masalah
bencana banjir ini harus dilakukan dengan serius Pasalnya banjir ini dapat
mengganggu proses pembangunan yang telah direncanakan pemerintah dalam
Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) maupun Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Daerah (RPJMD) UNDRO (United Nations Disaster Relief
Organization) yang dikutip Nurjanah dkk (201333) mengemukakan bencana
secara serius dapat mengganggu inisiatif-inisiatif pembangunan dalam beberapa
cara termasuk (a) hilangnya sumber-sumber daya (b) gangguan terhadap
program-program (c) pengaruh pada iklim investasi (d) pengaruh pada sektor
non-formal dan (e) destabilisasi politik
Sehubungan dengan hal tersebut langkah-langkah manajemen
penanggulangan bencana yang dimulai pada tahap pra bencana saat tanggap
7
darurat bencana dan pasca bencana sudah semestinya dilakukan oleh pemerintah
dalam hal ini Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) untuk di pusat
dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lebak untuk di
daerah sertap pihak-pihak yang terkait (stakeholder) di dalamnya untuk
menanggulangi potensi bencana khususnya penanggulangan bencana banjir
Oleh karenanya bencana banjir di Kabupaten Lebak yang tiap tahunnya
meningkat membuat perhatian peneliti dalam proses penanggulangannya
Bencana banjir yang terjadi di Kabupaten Lebak diakibatkan oleh meluapnya
sungai Ciujung yang merupakan sungai yang melintasi daerah ini Menurut data
yang dilansir BPBD Kabupaten Lebak kejadian bencana banjir tahun 2013 terjadi
di 15 kecamatan yaitu Kecamatan Rangkasbitung Kalanganyar Cimarga
Cibadak Cileles Malingping Wanasalam Panggarangan Bayah Sobang
Cigemblong Banjarsari Muncang Cilograng dan Gunung Kencana
Dari data wilayah yang sering terkena dampak bencana banjir di atas
menggambarkan bahwa terdapat permasalahan terkait dengan timbulnya atau
terjadinya bencana banjir Timbulnya bencana banjir dikarenakan sebagian hutan
gundul atau lahan resapan air berkurang akibat ulah manusia yang
mengeksploitasi hutan secara berlebihan Sehingga hutan tidak lagi berfungsi
sepenuhnya sebagai penyerap air hujan Lahan hutanpun menjadi longsor dan
tanah longsorannya menyebabkan aliran sungai menjadi dangkal Pendangkalan
aliran sungai ini menjadi penghambat aliran sungai ketika menampung air saat
musim penghujan datang Selain itu pula pembuangan sampah oleh masyarakat
pada aliran sungai memicu dan dapat menimbulkan tersendatnya aliran sungai
8
Ditambah dengan adanya penambangan pasir liar yang dilakukan oleh masyarakat
yang mengakibatkan pengrusakan lingkungan daerah aliran sungai (Sumber
Wawancara dengan Bapak Kaprawi Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Lebak
15 Mei 2014)
Permasalahan penanggulangan bencana banjir tampak semakin berat dan
kompleks sehingga membutuhkan perhatian khusus dan urgent dari semua
pemangku kepentingan Dalam penanggulangan bencana banjir tersebut kinerja
organisasi dalam hal ini Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)
Kabupaten Lebak sebagai kordinator dan lembaga yang berwenang dan bertugas
di bidang kebencanaan dituntut untuk bekerja secara optimal
Kinerja organisasi merupakan salah satu sorotan yang paling tajam dalam
pelaksanaan pemerintahan menyangkut kesiapan jumlah pendidikan dan
profesionalisme Melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)
Kabupaten Lebak sebagai salah satu organisasi pemerintahan yang berwenang
dalam penanggulangan bencana memiliki peran dalam penyelenggaraan
penanggulangan atas berbagai bencana di wilayah Kabupaten Lebak khususnya
dalam penanggulangan bencana banjir Pelaksanaan penanggulangan bencana
yang dilakukan oleh BPBD Kabupaten Lebak diperlukan kesiapan yang mantap
demi terselenggaranya pelaksanaan pemerintahan yang baik (good governance)
Atas dasar dari peristiwa-peristiwa bencana banjir yang terjadi di Daerah
Kabupaten Lebak memunculkan berbagai pertanyaan mengenai kinerja BPBD
Kabupaten Lebak selaku instansi atau lembaga pemerintah yang bergerak di
sektor bidang penanggulangan bencana
9
Adapun hasil pengamatan (observation) peneliti di lapangan yang dapat
dilihat dan disimpulkan terkait dengan permasalahan kinerja BPBD Kabupaten
Lebak dalam penanggulangan bencana banjir yaitu Pertama keterbatasan
jaringan informasi dan komunikasi yang efektif dalam penyebaran informasi
kebencanaan kepada masyarakat Hal ini diungkapkan oleh bapak Bernardi selaku
Kepala Seksi Rekonstruksi dan Rehabilitasi BPBD Kabupaten Lebak bahwa
jaringan informasi dan komunikasi sangat terbatas sehingga pemberian informasi
kebencanaan kepada masyarakat khususnya di wilayah yang sulit dijangkau
sangat minim (Sumber Wawancara dengan Bapak Bernardi Kepala Seksi
Rekonstruksi dan Rehabilitasi 20 Mei 2014)
Kedua sumber daya manusia (SDM) atau aparatur BPBD Kabupaten
Lebak yang terbatas Jumlah aparatur BPBD lebak yaitu sebanyak 17 orang
dengan komposisi tingkat pendidikan dapat di lihat pada tabel 13 di bawah ini
Tabel 13
Aparatur BPBD Kabupaten LebakBerdasarkan Tingkat Pendidikan
No Jabatan Pendidikan Jumlah
1 Kepala Pelaksana SMK 1 orang
2 Sekretaris S1 1 orang
3 Kepala Seksi Pencegahan dan KesiapsiagaanS1 1 orang
4 Kepala Seksi Kedaruratan Logistik SPM-Pertanian 1 orang
5 Kepala Rehabilitasi dan Rekonstruksi S1 1 orang
6 Staf S1 3 orang
SMA 8 orang
SLTP 1 orang
17 orangJumlah
Sumber Diadaptasi dari Renstra BPBD Kabupaten Lebak Tahun 2014-2018
Dapat dilihat dari tabel 13 di atas bahwa komposisi aparatur BPBD Lebak
berdasarkan pendidikan diantaranya S1 berjumlah 6 orang SMASMK 10 orang
10
dan SLTP 1 orang dengan total keseluruhan berjumlah 17 orang pegawaiSelain
itu pula dapat di lihat dari setiap seksi bidang di tempati oleh satu orang tanpa
anggota di dalamnya Hal ini mengindikasikan bahwa dalam penyelenggaraan
penanggulangan bencana kurang optimal Dimana seharusnya aparatur dalam
setiap seksi memiliki anggota untuk kelancaran kegiatan dalam proses
penyelenggaraan bencana baik pada saat pra bencana saat bencana dan pasca
bencanaPeneliti menyimpulkan demikian karena dilihat komposisi pendidikan
serta jumlah pegawaiaparatur(Sumber Wawancara Bapak Bernardi Kasie
Rekonstruksi dan Rehabilitasi 20 mei 2014)
Lain halnya jika dibandingkan pada BPBD Kabupaten Serang yang
memiliki Pegawaiaparatur lebih banyak dibandingkan dengan BPBD Kabupaten
Lebak BPBD Kabupaten Serang memiliki 82 pegawai yang terdiri dari PNS
(Pegawai Negeri Sipil) TKK dan Staff di lingkungan BPBD Kabupaten Serang
(Sumber Data Pegawai BPBD Kabupaten Serang)
Ketiga masih terbatasnya sarana dan prasarana dalam penanggulangan
bencana banjir Sarana dan prasarana merupakan penunjang kinerja pegawai yang
cukup penting untuk dipenuhi karena terkait dengan aktivitas dan mobilitas kerja
Tanpa sarana dan prasarana yang memadai proses penyelenggaraan
penanggulangan bencana tidak dapat optimal Hingga saat ini Badan
Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lebak hanya memiliki 5
perahu karet untuk penanggulangan bencana banjir sedangkan daerah yang
merupakan daerah rawan dan langganan banjir tiap tahunnya berjumlah 15
11
Kecamatan yang tersebar di Kabupaten Lebak(Sumber Laporan Kejadian
Bencana Banjir dan Longsor Kabupaten Lebak Tahun 2014)
Jika dibandingkan dengan BPBD Kabupaten Serang terkait sarana dan
prasarana dalam penanggulangan banjir BPBD Kabupaten Serang yang
wilayahnya lebih sedikit mengalami bencana banjir justru lebih banyak memiliki
sarana dalam penanggulangan bencana banjir Diantaranya berdasarkan data
peralatan penanggulangan banjir khususnya perahu karet BPBD Kabupaten
Serang memiliki 7 perahu karet untuk penanggulangan bencana banjir
Keempat belum adanya Peraturan Daerah (Perda) tentang pendanaan
penanggulangan bencana Padahal kondisi wilayah Kabupaten Lebak rawan akan
bencana khususnya bencana banjir Saat ini BPBD Lebak masih tergantung
kepada pendanaan pemerintah pusat melalui BNPB (Badan Nasional
Penanggulangan Bencana) serta Biaya Tidak Terduga (BTT) yang dikeluarkan
oleh pihak Pemerintah Kabupaten Lebak Seharusnya sudah menjadi prioritas
Pemerintah Daerah dalam Pengelolaan dan Pendanaan Penanggulangan Bencana
terlebih daerahnya termasuk rawan akan bencana (Sumber Wawancara dengan
Bapak Febi Kasie Kesiapsiagaan BPBD Lebak 28 Agustus 2014)
Kelima ketidakefektifan sosialisasi penanggulangan bencana banjir yang
dilakukan oleh BPBD kabupaten Lebak yang hanya sekedar memberikan materi
mengenai penanggulangan banjir tanpa ditindaklanjuti dengan praktek-praktek
yang mendukung dengan kegiatan penanggulangan bencana banjir (Sumber
Wawancara Bapak Romli masyarakat Rangkasbitung 20 Mei 2014)
12
Berdasarkan permasalahan-permasalahan yang ada maka peneliti merasa
tertarik untuk melakukan penelitian dan mengambil judul mengenai ldquoKinerja
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Dalam Penanggulangan
Bencana Banjir Di Kabupaten Lebakrdquo
12 Identifikasi Masalah
Berdasarkan dari latar belakang masalah di atas yang telah dijabarkan
sebelumnya maka dapat diambil beberapa permasalahan yaitu diantaranya
sebagai berikut
1) Keterbatasan jaringan informasi dan komunikasi yang efektif dalam
penyebaran informasi kebencanaan kepada masyarakat
2) Sumber daya manusia atau aparatur BPBD Kabupaten Lebak yang
terbatas
3) Keterbatasan sarana dan prasarana dalam penanggulangan bencana
banjir
4) Belum adanya Peraturan Daerah tentang Pendanaan Bencana
5) Ketidakefektifan sosialisasi penanggulangan bencana banjir
13 Batasan dan Rumusan Masalah
131 Batasan Masalah
Dalam penelitian tentunya diperlukan suatu pembatasan-pembatasan
dalam masalah yang akan diteliti Hal ini dilakukan agar penelitian yang
dilakukan tidak meluas dari fokus penelitian Maka peneliti membatasi ruang
13
lingkup permasalahan ini pada Kinerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah
Dalam Penanggulangan Bencana Banjir Di Kabupaten Lebak
132 Rumusan Masalah
Setelah masalah penelitian dibatasi ruang lingkupnya maka rumusan
dalam penelitian ini yaitu Seberapa besar Kinerja Badan Penanggulangan
Bencana Daerah Dalam Penanggulangan Bencana Banjir Di Kabupaten Lebak
14 Tujuan Penelitian
Sesuai rumusan masalah yang telah dijabarkan di atas maka tujuan
penelitian ini yaitu untuk mengetahui seberapa besar Kinerja Badan
Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Dalam Penanggulangan Bencana
Banjir Di Kabupaten Lebak
15 Manfaat Penelitian
Berdasarkan maksud dan tujuannya maka hasil penelitian ini diharapkan
memiliki manfaat baik secara teori maupun praktis sebagai berikut
1 Bagi peneliti yaitu diharapkan dapat memberikan manfaat dan menambah
wawasan tentang Kinerja BPBD Kabupaten Lebak
2 Manfaat atau kegunaan teori yaitu diharapkan hasil penelitian ini dapat
dijadikan bahan informasi bagi penyelenggara penanggulangan bencana di
Kabupaten Lebak
14
3 Bagi kegunaan praktis diharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan
kontribusi pemikiran dalam penanggulangan bencana banjir di Kabupaten
Lebak pada khususnya dan Indonesia pada umumnya
16 Sistematika Penulisan
Dalam penelitian ini peneliti membagi ke dalam 5 (lima) bagian yang
masing-masing terdiri dari sub bagian yaitu sebagai berikut
Bab I Pendahuluan
Terdiri dari
11 Latar Belakang Masalah yaitu menggambarkan ruang lingkup dan
kedudukan masalah yang akan diteliti dalam bentuk uraian secara
deduktif dari lingkup yang umum hingga kepada masalah yang
spesifik yang relevan dengan judul skripsi
12 Identifikasi Masalah yaitu mengidentifikasi dikaitkan dengan tema
topikjudul dan fenomena yang akan diteliti
13 Batasan dan Rumusan Masalah
131 Batasan Masalah yaitu pemfokusan masalah-masalah yang
akan diajukan dalam rumusan masalah
132 Rumusan Masalah yaitu mendefinisikan permasalahan
yang telah ditetapkan dalam bentuk definisi konsep dan
operasional
15
14 Tujuan Penelitian yaitu mengungkapkan sasaran yang ingin dicapai
dengandilaksanakannya penelitian sejalan dengan isi dan rumusan
permasalahan
15 Manfaat Penelitian yaitu menjelaskan manfaat teoritis dan praktis dari
temuan penelitian
Bab II Deskripsi Teori dan Hipotesis Penelitian
Terdiri dari
21 Deskripsi Teori yaitu mengkaji berbagai teori dan konsep-konsep
yang relevan dengan permasalahan penelitian kemudian
menyusunnya secara teratur dan rapi Dengan mengkaji berbagai teori
dan konsep-konsep maka peneliti akan memiliki konsep penelitian
yang jelas dapat menyusun pertanyaan dengan rinci untuk
penyelidikan sehingga memperoleh temuan lapangan yang menjadi
jawaban atas masalah yang telah dirumuskanHasil penting lainnya
dari kajian teori adalah didapatkan kerangka konseptual menurut
peneliti yang di dalamnya tergambar pedoman wawancara
22 Penelitian Terdahulu penelitian terdahulu mengkaji penelitian yang
pernah dilakukan oleh peneliti sebelumnya yang diambil dari berbagai
sumber ilmiah
23 Kerangka Berfikir yaitu menggambarkan alur pikiran peneliti sebagai
kelanjutan dari kajian teori untuk memberikan penjelasan kepada
pembaca
16
24 Hipotesis Penelitian yaitu anggapan atau jawaban sementara terhadap
permasalahan yang diteliti
Bab III Metodologi Penelitian
Terdiri dari
31 Pendekatan dan Metode Penelitian yaitu menjelaskan metode yang
dipergunakan dalam penelitian
32 Ruang Lingkup Penelitian yaitu menjelaskan akan sasaran-
sasaranyang akan diteliti dalam penelitian
33 Lokasi Penelitian yaitu menerangkan mengenai tempat penelitian
yang dilakukan
34 Variabel Penelitian yaitu terdiri dari variabel konsep dan variabel
operasional
35 Instrument Penelitian yaitu menjelaskan tentang proses penyusunan
dan jenis alat pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian
36 Populasi dan Sampel yaitu menjelaskan mengenai wilayah
generalisasi atau populasi penelitian dan penetapan sampel penelitian
37 Teknik Pengolahan dan Analisis Data yait menjelaskan teknik
pengolahan dan analisis data Analisis data harus sesuai dengan
pendekatan penelitian
38 Jadwal penelitian yaitu menggambarkan tentang jadwal penelitian
yang telah dilaksanakan dari mulai mulai penelitian hingga
terselesaikannya penelitian
Bab IV Hasil Penelitian
17
Terdiri dari
41 Deskripsi Objek Penelitian yaitu menjelaskna tentang objek
penelitian yang meliputi lokasi penelitian secara jelas struktur
organisasi dari populasisampel
42 Deskripsi Data yaitu menjelaskan hasil penelitian yang telah diolah
dari data mentah dengan mempergunakan teknik analisis data
kuantiatif yang relevan
43 Pengujian Persyaratan Statistik yaitu melakukan pengujian terhadap
persyaratan statistik dengan menggunakan uji statistik tertentu
44 Pengujian Hipotesis yaitu melakukan pengujian hipotesis dengan
menggunakan teknik analisa statistik dimana hasil analisa tersebut
adalah teruji atau tidaknya hipotesis nol penelitian Hasil perhitungan
akhir statistik disajikan dalam diagram pie (lingkaran)
45 Interpretasi Hasil Penelitian yaitu melakukan penafsiran terhadap
hasil akhir pengujian hipotesis
46 Pembahasan yaitu melakukan pembahasan lebih lanjut terhadap hasil
analisis data
Bab V Penutup
Terdiri dari
51 Kesimpulan yaitu menyimpulkan hasil penelitian yang diungkapkan
secara ringkas dan padat
18
52 Saran yaitu berisi tindak lanjut dari sumbangan penelitian terhadap
bidang yang diteliti baik secara teoritis maupun praktis
19
BAB II
DESKRIPSI TEORI DAN HIPOTESIS PENELITIAN
21 Deskripsi Teori
211 Konsep Kinerja
Menurut kamus besar bahasa indonesia secara etimologis kinerja diartikan
sebagai sesuatu yang dicapai atau prestasi yang diperlihatkan Kinerja dalam
pengertiannya dartikan sebagai prestasi yang diperlihatkan dalam kegiatan atau
pekerjaan yang telah dilakukan Sedangkan Lijan Poltak Sinambela (2014140)
mengemukakan bahwa kinerja merupakan implementasi dari teori keseimbangan
yang mengatakan bahwa seseorang akan menunjukan prestasi yang optimal bila ia
mendapatkan manfaat(benefit) dan terdapat adanya rangsangan (inducement)
dalam pekerjaannya secara adil dan masuk akal (reasonable)
Sementara itu Mangkunegara (20069) mengemukakan kinerja (prestasi
kerja) ialah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seseorang
pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggungjawab yang
diberikan kepadanya Kinerja merupakan keluaran yang dihasilkan secara kualitas
dan kuantitas Pencapaian tersebut dihasilkan dari pegawai yang
bertanggungjawab dengan pekerjaannya
Menurut Keban (200343) menyebutkan bahwa kinerja (performance)
dalam organisasi didefinisikan sebagai tingkat pencapaian hasil (the degree of
accomplishment) atau kinerja merupakan tingkat pencapaian tujuan organisasi
secara berkesinambungan
20
Selanjutnya Steers (200367) mengemukakan bahwa kinerja organisasi
adalah tingkat yang menunjukan seberapa jauh pelaksanaan tugas dapat dijalankan
secara aktual dan misi organisasi tercapai Sedangkan Mahsun (200625)
berpendapat bahwa kinerja adalah gambaran mengenai tingkat pencapaian
pelaksanaan suatu kegiatan atau program dan kebijakan dalam mewujudkan
sasaran tujuan visi dan misi organisasi yang tertuang dalam strategic planning
suatu organisasi
Sedarmayanti dalam bukunya mengenai pengembangan kepribadian
pegawai (2004176) dikatakan bahwa kinerja
Hasil kerja yang dicapai oleh seseorang atau sekelompok orang dalam
suatu organisasi sesuai dengan wewenang dan tanggungjawab masing-
masing dalam mencapai tujuan organisasi bersangkutan secara legal tidak
melanggar hukum dan sesuai moral maupun etika
Moeheriono (201060) mengemukakan bahwa kinerja (performance)
merupakan gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan suatu program
kegiatan atau kebijakan dalam mewujudkan sasaran tujuan visi dan misi
organisasi yang dituangkan melalui perencanaan strategis suatu organisasi
Sementara itu Robbins yang dikutip oleh Moeheriono (201061)
mengemukakan bahwa kinerja sebagai fungsi interaksi antara kemampuan
(ability) motivasi (motivation) dan kesempatan (opportunity) Artinya kinerja
merupakan fungsi dari kemampuan motivasi dan kesempatan Seiring dengan hal
itu menurut Moeheriono (201061) mengemukakan bahwa kinerja dalam
menjalankan fungsinya tidak berdiri sendiri melainkan selalu berhubungan
dengan kepuasan kerja pegawaikaryawan dan tingkat besaran imbalan yang
diberikan serta dipengaruhi oleh keterampilan kemampuandan sifat-sifat
21
individu Oleh karenanya menurut model mitra-lawyer kinerja individu pada
dasarnya dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor (1) harapan mengenai imabalan
(2) dorongan (3) kemampuan (4) kebutuhan dan sifat (5) persepsi terhadap
tugas (6) imbalan eksternal dan internal serta (7) persepsi terhadap tingkat
imbalan dan kepuasan kerja
Sumber lain mengemukakan seperti yang dinyatakan oleh Otley yang
dikutip oleh Mahmudi (20136) menyatakan bahwa kinerja mengacu pada sesuatu
yang terkait dengan kegiatan melakukan pekerjaan dalam hal ini meliputi hasil
yang dicapai kerja tersebut Sejalan dengan pendapat Rogers yang dikutip oleh
Mahmudi (20136) yang mendefinisikan kinerja sebagai hasil kerja itu sendiri
(outcomes of works) karena hasil kerja memberikan keterkaitan yang kuat
terhadap tujuan-tujuan strategik organisasi kepuasan pelanggan dan kontribusi
ekonomi
Menurut Mahmudi (201320) berpendapat bahwa kinerja merupakan suatu
konstruk multidimensional yang mencakup banyak faktor yang
mempengaruhinya diantaranya yaitu
1 Faktor personalindividu meliputi pengetahuan keterampilan (skill)
kemampuan kepercayaan diri motivasi dan komitmen yang dimiliki
oleh setiap individu
2 Faktor kepemimpinan maliputi kualitas dalam memberikan dorongan
semangat arahan dan dukungan yang diberikan manajer dan team
leader
3 Faktor tim meliputi kualitas dukungan dan semangat yang diberikan
oleh rekan dalam satu tim kepercayaan terhadap sesama anggota tim
kekompakan dan keeratan anggota tim
4 Faktor sistem meliputi sistem kerja fasilitas kerja atau infrastruktur
yang diberikan oleh organisasi proses organisasi dan kultur kinerja
dalam organisasi
5 Faktor kontekstual (situasional) meliputi tekanan dan perubahan
lingkungan eksternal dan internal
22
Wibowo (20114) berpendapat bahwa kinerja adalah merupakan
implementasi dari rencana yang telah disusun Implementasi kinerja dilakukan
oleh sumber daya manusia yang memiliki kemampuan kompetensi motivasi
dan kepentingan Bagaimana organisasi menghargai dan memperlakukan sumber
daya manusianya akan mempengaruhi sikap dan prilakunya dalam menjalankan
kinerja Sejalan dengan apa yang dikemukakan oleh Hersey dan Blanchard
(1993) bahwa kinerja merupakan suatu fungsi dari motivasi dan kemampuan
untuk menyelesaikan tugas atau pekerjaan Seseorang harus memiliki derajat
kesediaan dan tingkat kemampuan tertentu Kesediaan dan keterampilan
seseorang tidaklah cukup efektif untuk mengerjakan sesuatu tanpa pemahaman
yang jelas tentang apa yang dikerjakan dan bagaimana mengerjakannya
Lain hal menurut Prawirosentono (19992) kinerja adalah hasil kerja yang
dapat dicapai oleh pegawai atau sekelompok pegawai dalam suatu organisasi
sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab masing-masing dalam upaya
mencapai tujuan organisasi bersangkutan secara legal tidak melanggar hukum
dan sesuai dengan moral dan etika
Dari berbagai pendapat yang telah diuraikan di atas bahwa definisi dari
kinerja (performance) dapat disimpulkan sebagai hasil kerja yang dicapai oleh
seseorang atau sekelompok orang dalam suatu organisasi baik secara kuantitatif
maupun secara kualitatif sesuai dengan kewenangan dan tugas tanggung jawab
masing-masing dalam upaya mencapai tujuan organisasi bersangkutan secara
legal tidak melanggar hukum dan sesuai dengan moral maupun etika
23
212 Konsep Organisasi
Organisasi dalam bahasa inggris yaitu organize yang berarti menciptakan
struktur dengan bagian-bagian yang diintegrasikan sedemikian rupa sehingga
hubungan satu sama lain terikat oleh hubungan terhadap keseluruhan Sedangkan
Hasibuan (2006 120) mengemukakan bahwa organisasi adalah suatu sistem
perserikatan formal berstruktur dan terkoordinasi dari sekelompok orang yang
bekerja sama dalam mencapai tujuan tertentu organisasi hanya merupakan alat
dan wadah
Mahsun (2006 1) memberikan pendapat tentang konsep organisasi
bahwa organisasi sering dipahami sebagai sekelompok orang yang berkumpul dan
bekerja sama dengan cara yang terstruktur untuk mencapai tujuan atau sejumlah
sasaran tertentu yang telah ditetapkan bersama
Sementara itu Robbins (20014) mengemukakan bahwa organisasi
adaalah kesatuan sosial yang dikoordinasikan secara sadar dengan sebuah batasan
yang relatif dapat diidentifikasikan yang bekerja atas dasar yang relatif terus-
menerus untuk mencapai tujuan
213 Konsep Kinerja Organisasi
Simanjuntak (20053) mengemukakan bahwa kinerja organisasi
merupakan agregasi atau akumulasi kinerja semua unit-unit organisasi yang sama
dengan penjumlahan kinerja semua orang atau individu yang bekerja di organisasi
tersebut Dengan demikian kinerja organisasi sangat dipengaruhi oleh tiga faktor
utama yaitu dukungan organisasi kemampuan manajemen dan kinerja setiap
24
orang yang bekerja di perusahaan tersebut Kinerja organisasi juga sangat
dipengaruhi oleh dukungan organisasi antara lain dalam penyusunan struktur
organisasi pemilihan teknologi dan penyediaan prasarana serta sarana kerja
Smentara itu surjadi (20097) berpendapat bahwa kinerja organisasi
adalah totalitas hasil kerja yang dicapai suatu organisasi tercapainya tujuan
organisasi berarti bahwa kinerja organisasi itu dapat dilihat dari tingkatan sejauh
mana organisasi dapat mencapai tujuan yang didasarkan pada tujuan yang sudah
ditetapkan sebelumnya Sedangkan menurut Sobandi (2006176) kinerja
organisasi merupakan sesuatu yang telah dicapai oleh organisasi dalam kurun
waktu tertentu baik yang terkait dengan input output outcome benefit maupun
impact
214 Tujuan Pengukuran Kinerja Sektor Publik
Tujuan pengukuran kinerja sektor publik menurut Mahmudi (201314)
diantaranya adalah sebagai berikut
1) Mengetahui tingkat ketercapaian tujuan organisasi
2) Menyediakan sarana pembelajaran pegawai
3) Memperbaiki kinerja periode berikutnya
4) Memberikan pertimbangan yang sistematik dalam pembuatan
keputusan pemberian reward dan punishmnet
5) Memotivasi pegawai
6) Menciptakan akuntabilitas publik
Sementara itu Moeheriono (2010103) mengemukakan bahwa tujuan
manajemen kinerja dari suatu organisasi berbagai macam diantaranya adalah
1) Menerjemahkan dari visi dan misi organisasi ke dalam tujuan dan hasil
yang jelas mudah dipahami dan dapat diukur sehingga membantu
keberhasilan organisasi untuk mencapai tujuan
25
2) Menyediakan informasi untuk menilai mengelola dan meningkatkan
keberhasilan kinerja keseluruhan organisasi
3) Mengubah paradigma dari orientasi pengendalian dan ketaatan menjadi
pendekatan strategik yang berkelanjutan kepada keberhasilan
organisasi
4) Menyediakan manajemen kinerja yang lengkap dengan memasukan
ukuran-ukuran kualitas biaya ketepatan waktu kepuasan
stakeholders dan peningkatan keahlian pegawai
215 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja
Kinerja merupakan suatu konstruk multidimensional yang mencakup
banyak faktor yang mempengaruhinya Mahmudi (201320) mengemukakan
faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja adalah
1) Faktor personalindividu meliputi pengetahuan keterampilan (skill)
kemampuan kepercayaan diri motivasi dan komitmen yang dimiliki
oleh setiap individu
2) Faktor kepemimpinan maliputi kualitas dalam memberikan dorongan
semangat arahan dan dukungan yang diberikan manajer dan team
leader
3) Faktor tim meliputi kualitas dukungan dan semangat yang diberikan
oleh rekan dalam satu tim kepercayaan terhadap sesama anggota tim
kekompakan dan keeratan anggota tim
4) Faktor sistem meliputi sistem kerja fasilitas kerja atau infrastruktur
yang diberikan oleh organisasi proses organisasi dan kultur kinerja
dalam organisasi
5) Faktor kontekstual (situasional) meliputi tekanan dan perubahan
lingkungan eksternal dan internal
Sedangkan menurut Mangkunegara (200167) faktor-faktor yang
mempengaruhi kinerja adalah sebagai berikut
1) Faktor Kemampuan
Secara umum kemampuan ini terbagi menjadi dua yaitu kemampuan
potensi (IQ) dan kemampuan realiti (knowledge and skills)
2) Faktor Motivasi
Motivasi terbentuk dari sikap seorang pekerja yang dalam
menghadapi situasi kerja
26
216 Indikator Kinerja
Menurut Moeheriono (201074) indikator kinerja (performance indicator)
didefinisikan sebagai berikut
1) Indikator kinerja sebagai nilai atau karakteristik tertentu yang
dipergunakan untuk mengukur output atau outcome suatu kegiatan
2) Sebagai alat ukur yang dipergunakan untuk menentukan derajat
keberhasilan suatu organisasi dalam mencapai tujuannya
3) Sebagai ukuran kuantitatif dan kualitatif yang menggambarkan tingkat
pencapaian suatu sasaran atau tujuan yang telah ditetapkan oleh
organisasi
4) Suatu informasi operasional yang berupa indikasi mengenai kinerja
atau kondisi suatu fasilitas atau kelompok fasilitas
Hal lain Mahmudi (2013155) berpendapat bahwa indikator kinerja
merupakan sarana atau alat (means) untuk mengukur hasil suatu aktivitas
kegiatan atau proses dan bukan hasil atau tujuan itu sendiri (ends) Peran
indikator kinerja bagi organisasi sektor publik adalah memberikan tanda atau
rambu-rambu bagi manajer dan pihak luar untuk menilai kinerja organisasi
Selain itu pula Mahmudi (2013156) mengemukakan peran indikator
kinerja diantaranya yaitu
1) Membantu memperbaiki praktik manajemen
2) Meningkatkan akuntabilitas manajemen dengan memberikan tanggung
jawab secara ekplisit dan pemberian bukti atas suatu keberhasilan atau
kegagalan
3) Memberikan dasar untuk melakukan perencanaan kebijakan dan
pengendalian
4) Memberikan informasi yang esensial kepada manajemen sehingga
memungkinkan bagi manajemen untuk melakukan pengendalian
kinerja di semua level organisasi
5) Memberikan dasar untuk pemberian kompensasi kepada staff
Menurut Hersey Blanchard dan Johnson yang dikutip oleh Wibowo
(2011102) terdapat tujuh indikator kinerja yaitu
27
1) Tujuan merupakan keadaan yang berbeda yang secara aktif dicari oleh
seorang individu dan organisasi untuk dicapai Untuk mencapai tujuan
diperlukan kinerja individu kelompok dan organisasi Kinerja individu
maupun organisasi berhasil apabila dapat mencapai tujuan yang
diinginkan
2) Standar merupakan suatu ukuran apakah tujuan yang diinginkan dapat
dicapai Tanpa standar tidak dapat diketahui kapan suatu tujuan
tercapai Kinerja seseorang dikatakan berhasil apabila mampu
memcapai standar yang ditentukan atau disepakati bersama antara
atasan dan bawahan
3) Alat atau sarana merupakan sumber daya yang dapat dipergunakan
untuk membantu menyelesaikan tujuan dengan sukses Alat atau saran
merupakan faktor penunjang untuk mencapai tujuan Tanpa alat atau
sarana tugas pekerjaan spesifik tidak dapat dilakukan dan tujuan tidak
dapat diselesaikan sebagaimana seharusnya Tanpa alat atau sarana
tidak mungkin dapat melakukan pekerjaan
4) Kompetensi merupakan persyaratan utama dalam kinerja Kompetensi
merupakan kemampuan yang dimiliki oleh seseorang untuk
menjalankan pekerjaan yang diberikan kepadanya dengan baik
Kompetensi memungkinkan seseorang mewujudkan tugas yang
berkaitan dengan pekerjaan yang diperlukan untuk mencapai tujuan
5) Motif merupakan alasan atau pendorong bagi seseorang untuk
melakukan sesuatu Manajer memfasilitasi motivasi kepada karyawan
dengan insentif berupa uang memberikan pengakuan menetapkan
tujuan menantang menetapkan standar terjangkau meminta umpan
balik memberikan kebebasan melakukan pekerjaan termasuk waktu
melakukan pekerjaan menyediakan sumber daya yang diperlukan dan
menghapuskan yang mengakibatkan disinsentif
6) Peluang pekerja perlu mendapatkan kesempatan untuk menunjukan
prestasi kerjanya Terdapat dua faktor yang menyumbangkan pada
adanya kekurangan kesempatan untuk berprestasi yaitu ketersediaan
waktu dan kemampuan untuk memenuhi syarat Jika pekerja dihindari
karena supervisor tidak percaya terhadap kualitas dan kepuasan
konsumen mereka secara efektif akan dihambat dari kemampuan
memenuhi syarat untuk berprestasi
7) Umpan balik antar tujuan standar dan umpan balik bersifat saling
terkait Umpan balik melaporkan kemajuan baik kualitas maupun
kuantitas dalam mencapai tujuan yang didefinisikan oleh standar
Umpan balik merupakan masukan yang dipergunakan untuk mengukur
kemajuan kinerja standar kinerja dan pencapaian tujuan Dengan
umpan balik dilakukan evalusasi terhadap kinerja dan sebagai hasilnya
dapat dilakukan perbaikan kinerja
Sedangkan Moeheriono (201082) indikator kinerja dalam Akuntabilitas
Kinerja Instansi Pemerintah (AKIP) disajikan sebagai berikut
28
1) Masukan (inputs) yaitu ukuran tingkat pengaruh sosial ekonomi
lingkungan atau kepentingan umum lainnya yang dimulai oleh capaian
indikator kinerja dalam suatu kegiatan
2) Keluaran (outputs) kegunaan suatu keluaran (outputs) yang dirasakan
langsung oleh masyarakat Dapat berupa tersedianya fasilitas yang
dapat diakses atau dinikmati oleh publik
3) Hasil(outcomes) yaitu segala sesuatu yang mencerminkan
berfungsinya keluaran kegiatan pada jangka menengah outcomes
merupakan ukuran seberapa jauh setiap produk atau jasa dapat
memenuhi kebutuhan dan harapan masyarakat
4) Manfaat(benefits) yaitu segala sesuatu berupa produkjasa (fisik dan
nonfisik) sebagai hasil langsung dari pelaksanaan suatu kegiatan dan
program berdasarkan masukan yang digunakan
5) Dampak(impacts) yaitu segala sesuatu yang dibutuhkan agar
pelaksanaan kegiatan dan program dapat berjalan atau dalam rangka
menghasilkan output misalnya sumber daya manusia dana material
waktu dan teknologi
Sementara itu Zeithaml Parasuraman amp Berry yang dikutip oleh
Ratminto amp Atik Septi Winarsih (2010175) mengemukakan indikator kinerja
pelayanan sebagai berikut
1) Tangibles atau ketampakan fisik artinya petampakan fisik dari
gedung peralatan pegawai dan fasilitas-fasilitas lain yang dimiliki
oleh providers
2) Reliability atau reliabilitas adalah kemampuan untuk
menyelenggarakan pelayanan yang dijanjikan secara akurat
3) Responsiveness atau responsivitas adalah kerelaan untuk menolong
customers dan menyelenggarakan pelayanan secara ikhlas
4) Assurance atau kepastian adalah pengetahuan dan kesopanan para
pekerja dan kemampuan mereka dalam memberikan kepercayaan
kepada customers
5) Empathy adalah perlakuan atau perhatian pribadi yang diberikan oleh
providers kepada customers
217 Pengukuran Kinerja Sektor Publik Sebagai Pengendalian Manajemen
Dalam organisasi birokrasi atau sektor publik pendekatan manajemen
yang sering digunakan adalah model pengendalian formal Menurut Mahmudi
(201358) pengendalian formal dilakukan melalui kegiatan-kegiatan resmi
29
organisasi yang biasanya bersifat rutin misalnya perencanaan strategik
pembuatan program penganggaran evaluasi kinerja rapat atau pertemuan rutin
dan sebagainya
Taylor yang dikutip oleh Mahmudi (201359) menyatakan bahwa
pengendalian merupakan bentuk ilmiah dari manajemen Sebelumnya manajemen
dipahami sebagai seni semata-mata Namun ternyata manajemen bisa dipelajari
melalui pendekatan ilmiah Pengendalian manajemen melalui beberapa aktivitas
yaitu
1) Perencanaan aktivitas yang akan dilakukan organisasi
2) Pengkoordinasian aktivitas berbagai bagian organisasi
3) Pengkomunikasian informasi ke seluruh bagian organisasi
4) Evaluasi terhadap informasi
5) Pembuatan keputusan
6) Mempengaruhi orang-orang dalam organisasi untuk mengubah prilaku
218 Konsep Bencana
Menurut W Nick Carter yang dikutip oleh Nurjanah dkk (201310)
memberikan definisi bencana yang dimuat dalam buku disaster management
yaitu
ldquoan event natural or man-made sudden or progressive which impacts
with such severity that the affected community has to respond by taking
exceptional measuresrdquo
Definisi lain menurut International Strategy for Disaster Reduction (UN-
ISDR-200224) adalah
ldquoa serious disruption of the functioning of a community or a society
causing widespread human material economic or environmental
losses which exceed the ability of the affected communitysociety to
cope using its own resourcesrdquo
( ldquosuatu kejadian yang disebabkan oleh alam atau karena ulah manusia
terjadi secara tiba-tiba atau perlahan-lahan sehingga menyebabkan
hilangnya jiwa manusia harta benda dan kerusakan lingkungan
30
kejadian ini terjadi di luar kemampuan masyarakat dengan segala
sumberdayanyardquo)
Berdasarkan definisi bencana di atas dapat digeneralisasikan bahwa untuk
dapat disebut ldquobencanardquo harus dipenuhi beberapa kriteria sebagai berikut
1 Ada peristiwa
2 Terjadi karena faktor alam atau karena ulah manusia
3 Terjadi secara tiba-tiba (sudden) akan tetapi dapat juga terjadi secara
perlahan-lahanbertahap (slow)
4 Menimbulkan hilangnya jiwa manusia harta benda kerugian sosial
ekonomi kerusakan lingkungan dan lain-lain
5 Berada di luar kemampuan masyarakat untuk menanggulanginya
Sedangkan definisi menurut Undang-undang Nomor 24 Tahun 2007
tentang Penanggulangan Bencana yaitu sebagai berikut
ldquoBencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam
dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang
disebabkan baik oleh faktor alam danatau non-alam maupun faktor
manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia
kerusakan lingkungan kerugian harta benda dan dampak psikologisrdquo
Menurut Nurjanah dkk (201313) menyatakan bahwa peristiwa yang
ditimbulkan oleh gejala alam maupun yang diakibatkan oleh kegiatan manusia
baru dapat disebut bencana ketika masyarakatmanusia yang terkena dampak oleh
peristiwa itu tidak mampu untuk menanggulanginya Ancaman alam itu sendiri
tidak selalu berakhir dengan bencana Ancaman alam menjadi bencana ketika
manusia tidak siap untuk menghadapinya dan pada akhirnya terkena dampak
Kerentanan manusia terhadap dampak gejala alam sebagian besar ditentukan oleh
tindakan manusia atau kegagalan manusia untuk bertindak
Terjadinya bencana adalah karena adanya pertemuan antara bahaya dan
kerentanan serta ada pemicunya Berikut gambar 21 Proses tejadinya bencana
31
Gambar 21 Proses Terjadinya Bencana
(Sumber Nurjanah dkkManajemen Bencana2013 hal 14)
Berdasarkan gambar di atas bahwa bencana terjadi setelah melalui proses
tiga unsur yang diantaranya yaitu
1 Bahaya
Bahaya adalah suatu fenomena alam atau buatan yang mempunyai
potensi mengancam kehidupan manusia kerugian harta benda dan
kerusakan lingkungan
2 Kerentanan (vulnerability)
Kerentanan merupakan suatu kondisi dari suatu komunitas atau
masyarakat yang mengarah atau menyebabkan ketidakmampuan
dalam menghadapi ancaman bahaya
3 Resiko bencana (risk disaster)
Risiko bencana adalah interaksi antara tingkat kerentanan daerah
dengan ancaman bahaya yang ada
219 Faktor-faktor Penyebab Bencana
Menurut Nurjanah dkk (201321) menyatakan terdapat tiga penyebab
terjadinya bencana yaitu (1) Faktor alam (natural disaster) karena fenomena
alam dan tanpa ada campur tangan manusia (2) Faktor non-alam (non-natural
disaster) yaitu bukan karena fenomena alam dan juga bukan akibat perbuatan
manusia (3) faktor sosialmanusia (man-made disaster) yang murni akibat
perbuatan manusia misalnya konflik horizontal konflik vertikal dan terorisme
Bahaya
Kerentanan
Risiko
Bencana
Bencana
Pemicu
32
Menurut UNDRO (1992) yang dikutip oleh Nurjanah dkk (201322) ada
beberapa faktor yang mempengaruhi timbulnya kerentanan adalah (1) berada di
lokasi berbahaya (2) kemiskinan (3) perpindahan penduduk dari desa ke kota (4)
kerusakan dan penurunan kualitas lingkungan (5) pertambahan penduduk yang
besar (6) perubahan budaya dan (7) kurangnya informasi dan kesadaran
Sedangkan menurut Eko Teguh Paripurno dalam Nurjanah dkk (201322)
sumber ancaman bencana dapat dikelompokkan ke dalam empat sumber ancaman
yaitu
1 Sumber ancaman klimatologis
Adalah sumber ancaman yang ditimbulkan oleh pengaruh iklim
dapat berupa rendah dan tingginya curah hujan tinggi dan
derasnya ombak di pantai arah angin serta beberapa kejadian
alam lain yang sangat erat hubungannya dengan iklim dan cuaca
2 Sumber ancaman geologis
Yaitu sumber ancaman yang terjadi oleh adanya dinamika bumi
baik berupa pergerakan lempeng bumi bentuk dan rupa bumi
jenis dan materi penyusunan bumi
3 Sumber ancaman industri dan kegagalan teknologi
Adalah sumber ancaman akibat adanya kegagalan teknologi
maupun kesalahan pengelolaan suatu proses industri
pembuangan limbah polusi yang ditimbulkan atau dapat pula
akibat proses persiapan produksi
4 Faktor manusia juga merupakan salah satu sumber ancaman
Perilaku atau ulah manusia baik dalam pengelolaan lingkungan
perebutan sumberdaya permasalahan ras dan kepentingan
lainnya serta akibat dari sebuah kebijakan yang berdampak pada
sebuah komunitas pada dasarnya merupakan sumber ancaman
2110 Jenis-jenis Bencana Alam di Indonesia
Karakteristik perlu diidentifikasi dan dipahami oleh aparatur pemerintah
dan masyarakat terutama yang tinggal di daerah atau wilayah rawan bencana
Upaya mengenal karakteristik bencana yang sering dilakukan merupakan suatu
33
upaya mitigasi sehingga diharapkan apabila terjadi bencana dampaknya dapat
dikurangi
Berikut deskripsi dari sejumlah jenis-jenis bencana yang sering terjadi di
Indonesia menurut Nurjanah dkk (201324) yaitu sebagai berikut
1 Banjir
2 Tanah longsor
3 Kekeringan
4 Kebakaran lahan dan hutan
5 Angin badai
6 Gempa bumi
7 Tsunami
8 Letusan gunung api
2111 Dampak Bencana
UNDRO (1992) yang dikutip oleh Nurjanah dkk (201333)
mengemukakan bencana serius dapat mengganggu inisiatif-inisiatif pembangunan
dalam beberapa cara termasuk (1) hilanggnya sumber-sumber daya (2)
gangguan terhadap program-program (3) pengaruh pada iklim investasi (4)
pengaruh pada sektor non formal dan (5) destabilisasi politik
Sedangkan menurut Benson and Clay (2004) dalam Nurjanah dkk
(201335) menyatakan bahwa dampak bencana dapat dibagi kedalam tiga bagian
yakni
1 Dampak langsung (direct impact)
Meliputi kerugian finansial dari kerusakan aset ekonomi
misalnya rusaknya bangunan tempat tinggal infrastruktur lahan
pertanian dan lain-lain
2 Dampak tidak langsung (indirect impact)
Meliputi berhentinya proses produksi hilangnya output dan
sumber penerimaan
3 Dampak sekunder (secondary impact)
Meliputi terhambatnya pertumbuhan ekonomi terganggunya
rencana pembangunan yang telah disusun meningkatnya defisit
34
neraca pembayaran meningkatnya angka kemiskinan dan lain-
lain
2112 Manajemen Bencana
Undang-undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana
mendefinisikan bahwa manajemen bencana (disaster management) sebagai
serangkaian upaya yang meliputi penetapan kebijakan pembangunan yang
berisiko timbulnya bencana kegiatan pencegahan bencana tanggap darurat
rehabilitasi dan rekonstruksi
Menurut Nurjanah dkk (201342) mengemukakan bahwa manajemen
bencana (disaster management) adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari
bencana beserta segala aspek yang berkaitan dengan bencana terutama risiko
bencana dan bagaimana menghindari risiko bencana Manajemen bencana
merupakan proses dinamis tentang bekerjanya fungsi-fungsi manajemen yang
meliputi dari perencanaan (planning) pengorganisasian (organizing)
penggerakan (actuating) dan pengawasan (controlling)
Sedangkan menurut W Nick Carter dalam Nurjanah (201344) definisi
manajemen bencana yaitu
ldquoan applied science which seeks by the systematic observation and
analysis of disasters to improve measures relaitng to prevention
mitigation preparedness emergency response and recoveryrdquo
Selanjutnya dalam wikipedia Emergency Management (2007)
mengemukakan bahwa penanggulangan bencana adalah proses yang terus
menerus di mana setiap individu kelompok dan masyarakat berusaha mengatur
35
risiko untuk menghindari atau memperbaiki dampak dari suatu bencana yang
dihasilkan dari suatu musibah
Dalam manajemen bencana terdapat tiga aspek yang mendasar yaitu (1)
respon terhadap bencana (2) kesiapsiagaan menghadapi bencana (3) minimasi
efek bencana (mitigasi) Ketiga aspek ini bersesuaian dengan siklus manajemen
bencana yaitu dapat dilihat pada gambar 22 berikut ini
Gambar 22 Siklus Manajemen Bencana
Sumber Nick Carter dalam Nurjanah dkk(201342)
2113 Prinsip-prinsip Manajemen Bencana
Berdasarkan Undang-undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang
Penanggulangan Bencana pasal 3 disebutkan bahwa azas prinsip-prinsip
manajemen penanggulangan bencana yaitu kemanusiaan keadilan kesamaan
kedudukan dalam hukum dan pemerintahan keseimbangan keselarasan
ketertiban dan kepastian hukum kebersamaan kelestarian lingkungan hidup ilmu
pengetahuan dan teknologi
Kesiapsiagaan
Mitigasi
Pencegahan Pembangunan
Bencana
Tanggap darurat
Pemulihan
36
Selain itu Nurjanah dkk (201345) mengemukakan bahwa
penanggulangan bencana harus didasarkan pada prinsip-prinsip praktis sebagai
berikut
1 Cepat dan Tepat
Bahwa penanggulangan bencana dilaksanakan dengan secara cepat
dan tepat sesuai dengan tututan keadaan
2 Prioritas
Prioritas dimaksudkan sebagai upaya penanggulangan bencana
yang harus mengutamakan kelompok rentan
3 Koordinasi dan Keterpaduan
Koordinasi dimaksudkan sebagai upaya penanggulangan bencana
yang didasarkan pada koordinasi yang baik dan saling mendukung
Sedangkan keterpaduan dimaksudkan sebagai upaya
penanggulangan bencana dilaksanakan oleh berbagai sektor secara
terpadu yang didasarkan pada kerjasama yang baik dan sailng
mendukung
4 Berdayaguna dan Berhasilguna
Dalam mengatasi kesulitan masyarakat dilakukan dengan tidak
membuang waktu tenaga dan biaya yang berlebihan
5 Transparansi dan Akuntabilitas
Transparansi dimaksudkan bahwa penanggulangan bencana
dilakukan secara terbuka dan dapat dipertanggungjawabkan
Sedangkan akuntabilitas adalah bahwa penanggulangan bencana
dilakukan secara terbuka dan dapat dipertanggungjawabkan secara
etik dan hukum
6 Kemitraan
Penanggulangan bencana harus melibatkan berbagai pihak secara
seimbang
7 Pemberdayaan
Penanggulangan bencana dilakukan dengan melibatkan korban
bencana secara aktif
8 Non Diskriminatif
Penanggulangan bencana tidak memberikan perlakuan yang
berbeda terhadap jenis kelamin suku agama ras dan aliran politik
apapun
9 Non-Proselitisi
Dalam penanggulangan bencana dilarang menyebarkan agama dan
atau keyakinan
37
2114 Tahapan Penanggulangan Bencana
Tahapan penanggulangan bencana yang dilakukan Badan Penanggulangan
Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lebak sesuai dengan Undang-undang Nomor
24 Tahun 2007 adalah sebagai berikut
1 Tahapan Pra Bencana
Tujuan Pengurangan Risiko Bencana
Manajemen Manajemen Risiko Bencana
Penyelenggaraan Situasi tidak terjadi bencana dan situasi terdapat
potensi bencana
Kegiatan
1) Pencegahan bencana adalah serangkaian kegiatan yang
dilakukan untuk mengurangi atau menghilangkan risiko
bencana baik melalui pengurangan ancaman bencana maupun
kerentanan pihak yang terancam bencana (situasi tidak terjadi
bencana)
2) Mitigasi (mitigation) adalah serangkaian upaya untuk
mengurangi risiko bencana baik melalui pembangunan fisik
maupun penyadaran dan peningkatan kemampuan menghadapi
ancaman bencana (situasi terdapat potensi bencana)
2 Tahapan Saat Bencana
Tujuan Penanganan darurat
Manajemen Manajemen darurat
38
Penyelenggaraan Situasi tanggap darurat
Kegiatan
1) Tanggap darurat (emergency response) yaitu serangkain
kegiatan yang dilakukan dengan segera pada saat kejadian
bencana untuk menangani dampak buruk yang ditimbulkan
yang meliputi kegiatan penyelamatan dan evakuasi korban
harta benda pemenuhan kebutuhan dasar perlindungan
pengurusan pengungsi penyelamatan serta pemulihan
prasarana dan sarana
3 Tahapan Pasca Bencana
Tujuan Pemulihan
Manajemen Manajemen pemulihan
Penyelenggaraan Situasi tanggap darurat
Kegiatan
1) Rehabilitasi yaitu perbaikan dan pemulihan semua aspek
pelayanan publik atau masyarakat sampai tingkat yang
memadai pada wilayah pasca bencana dengan sasaran utama
untuk normalisasi atau berjalannya secara wajar semua aspek
pemerintahan dan kehidupan masyarakat pada wilayah pasca
bencana
2) Rekonstruksi yaitu pembangunan kembali semua prasarana dan
sarana kelembagaan pada wilayah pasca bencana baik pada
tingkat pemerintahan maupun masyarakat dengan sasaran
39
utama tumbuh dan berkembangnya kegiatan perekonomian
sosial dan budaya tegaknya hukum dan ketertiban dan
bangkitnya peran serta masyarakat dalam segala aspek
kehidupan bermasyarakat pada wilayah pasca bencana
(Sumber Rencana Strategis (Renstra) Badan Penanggulangan Bencana
Daerah Kabupaten Lebak 2014-2018)
2115 Konsep Banjir
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008) banjir adalah berair
banyak dan deras atau terbenamnya daratan karena volume air yang meningkat
Dengan kata lain banjir adalah dimana suatu daerah dalam keadaan tergenang
oleh air dalam jumlah yang begitu besar Sedangkan Wikipedia mengemukakan
bahwa banjir adalah peristiwa yang terjadi ketika aliran air yang berlebihan
merendam daratan Banjir diakibatkan oleh volume air di suatu badan air seperti
sungai atau danau yang meluap atau menjebol bendungan sehingga air keluar dari
batasan alaminya Banjirpun dapat terjadi di sungai ketika alirannya melebihi
kapasitas saluran air terutama di kelokan sungai
Sejalan dengan pengertian dalam buku profil Badan Penanggulangan
Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Banten (2013) bahwa banjir adalah aliran air
sungai yang tingginya melebihi muka air normal sehingga melimpas dari palung
sungai menyebabkan adanya genangan pada lahan rendah di sisi sungai Aliran air
limpasan tersebut yang semakin meninggi mengalir dan melimpasi muka tanah
yang biasanya tidak dilewati aliran air
40
Menurut Pusat Pendidikan Mitigasi Bencana (2010) mengemukakan
bahwa banjir adalah peristiwa tergenang dan terbenamnya daratan (yang biasanya
kering) karena volume air yang meningkat Banjir dapat terjadi karena peluapan
air yang berlebihan di suatu tempat akibat hujan besar peluapan sungai atau
pecahnya bendungan sungai
Menurut kodoatie dan Sugiyanto (2002) sebab-sebab alami banjir antara
lain
1 Curah hujan
2 Pengaruh fisiografi
3 Erosi dan sedimentasi
4 Kapasitas sungai
5 Kapasitas drainase yang tidak memadai
6 Pengaruh air pasang
Sedangkan BPBD Provinsi Banten dalam buku Profil Daerah Rawan
Bencana terdapat beberapa faktor penyebab banjir diantaranya
1 Curah hujan tinggi
2 Permukaan tanah lebih rendah dibandingkan muka air laut
3 Terletak pada suatu cekungan yang dikelilingi perbukitan dengan
pengaliran air keluar sempit
4 Banyak permukiman yang dibangun pada dataran sepanjang sungai
5 Aliran sungai tidak lancar akibat banyaknya sampah serta bangunan di
pinggir sungai
6 Kurangnya tutupan lahan di daerah hulu sungai
Selain itu pula dalam buku Panduan Penanggulangan Bencana Provinsi
Banten (201317) bahwa untuk mengurangi dampak banjir yakni
1 Penataan daerah aliran sungai secara terpadu dan sesuai fungsi lahan
2 Pembangunan sistem pemantauan dan peringatan dini pada bagian
sungai yang sering menimbulkan banjir
3 Tidak membangun rumah dan pemukiman di bantaran sungai serta
daerah banjir
4 Tidak membuang sampah ke dalam sungai mengadakan program
pengerukan sungai
5 Pemasangan pompa untuk daerah yang lebih rendah dari permukaan
laut
41
6 Program penghijauan daerah hulu sungai harus selalu dilaksanakan
serta mengurangi aktifitas di bagian sungai rawan banjir
7 Membentuk polisi peduli lingkungan
2115 Tugas dan Fungsi Badan Penanggulangan Bencana Daerah
Kabupaten Lebak
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lebak
merupakan unsur pelaksana bidang penanggulangan bencana dipimpin oleh
kepala badan yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Bupati
melalui Sekretaris Daerah BPBD Kabupaten Lebak mempunyai tugas
melaksanakan kewenangan otonomi daerah di bidang penanggulangan bencana
melaksanakan urusan kebencanaan berdasarkan azas otonomi dan tugas
pembantuan yang diberikan oleh Pemerintah Pusat dan Pemerintah Propinsi
Banten
Adapun tugas BPBD Kabupaten Lebak mengacu kepada Peraturan Daerah
Kabupaten Lebak Nomor 3 tahun 2011 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata
Kerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Lebak diantaranya
yaitu
1 Menetapkan pedoman dan pengarahan terhadap usaha penanggulangan
bencana sesuai dengan kebijakan Pemerintah Daerah dan Badan Nasional
Penanggulangan Bencana yang mencakup pencegahan bencana
penanganan darurat rehabilitasi serta rekonstruksi secara adil dan setara
2 Menetapkan standarisasi serta kebutuhan penyelenggaraan
penanggulangan bencana berdasarkan perundang-undangan
3 Menyusun menetapkan dan menginformasikan peta relawan bencana
42
4 Menyusun dan menetapkan prosedur tetap penanganan bencana
5 Melaporkan penyelenggaraan penanggulangan bencana kepada Bupati
setiap sebulan sekali dalam kondisi normal dan setiap saat dalam kondisi
darurat bencana
6 Mengendalikan pengumpulan dan penyaluran uang dan barang
7 Mempertanggungjawabkan penggunaan anggaran yang diterima dari
anggaran pendapatan dan belanja daerah dan sumber lain yang sah
8 Melaksanakan kewajiban lain sesuai dengan peraturan perundang-
undangan
Sedangkan fungsi BPBD Kabupaten Lebak dalam menjalankan tugas
mempunyai fungsi yaitu
1 Perumusan dan penetapan kebijakan penanggulangan bencana dan
penanganan pengungsi dengan bertindak cepat dan tepat efektif dan
efisien dan
2 Pengoordinasian pelaksanaan kegiatan penanggulangan bencana secara
terencana terpadu dan menyeluruh
22 Penelitian Terdahulu
Temuan-temuan hasil dari penelitian sebelumnya merupakan sebagai
alatbahan pertimbangan dan data pendukung dalam penelitian yang sedang
dilakukan Penelitian terdahulu harus ada keterkaitan dengan penelitian yang
sedang diteliti sehingga dijadikan sebagai bahan pertimbangan dan pendukung
data Oleh karena pentingnya melihat hasil penelitian yang terdahulu maka
43
peneliti akan memaparkan setidaknya dua hasil penelitian yang sudah ada
Pemaparan hasil penelitian akan dijelaskan di bawah ini
1) Peneliti Pertama
Penelitian yang dilakukan oleh Mahasiswa Jurusan Ilmu
Administrasi Negara Universitas Sumatera Marino Y Cristanti
Marbun tahun 2013 dengan judul peranan koordinasi Badan
Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Medan dalam upaya
penanggulangan bencana banjir di kota Medan Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui bagaimana Badan Penanggulangan Bencana Daerah
Kota Medan dalam upaya penanggulangan bencana banjir Dari hasil
penelitian ini didapat beberapa temuan diantaranya yaitu Badan
Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Medan belum
melakukan koordinasi sesuai tupoksi koordinasi yang dilakukan
bersifat arahanhimbauan berupa surat dan koordinasi Pemerintah
Kota Medan dalam pemberian bantuan logistik kepada masyarakat
korban banjir berjalan kurang baik
2) Peneliti Kedua
Penelitian yang dilakukan oleh Chandra Yudiana Efendi jurusan
Ilmu Pemerintahan Universitas Komputer Indonesia mengenai Kinerja
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) di Wilayah
kecamatan Baleendah Kabupaten Bandung tahun 2012 Penelitian ini
menggunakan teori kinerja organisasi publik menurut Dwiyanto yang
terdiri dari lima indikator yaitu produktivitas kualitas layanan
44
responsivitas responsibilitas dan akuntabilitas Sedangkan metode
penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif Dari hasil
penelitian menunjukan (1) Produktivitas kinerja BPBD Kabupaten
Bandung sudah cukup baik (2) Kualitas layanan kinerja BPBD
Kabupaten Bandung cukup baik dilihat dari adanya fasilitas teknologi
komunikasi dan informasi serta adanya diklat kepada aparatur dan
masyarakat (3) Responsivitas kepada masyarakat di wilayah
kecamatan Baleendah cukup baik hal tersebut di lihat dari adanya
peringatan dini dan tanggap darurat serta pemenuhan akan kebutuhan
masyarakat yang terkena banjir (4) Responsibilitas BPBD Kabupaten
Bandung berjalan cukup baik karena sudah sesuai dengan SOP (5)
Akuntabilitas kinerja BPBD Kabupaten Bandung sudah baik dilihatnya
dari tercapainya sasaran dari kegiatan atau program Dengan demikian
dalam penelitian kinerja BPBD Kabupaten Bandung dalam upaya
penanggulangan banjir di wilayah Baleendah dinilai sudah cukup baik
3) Peneliti yang Bersangkutan (Mahasiswa)
Penelitian ini berjudul Kinerja Badan Penanggulangan Bencana
Daerah (BPBD) dalam penanggulangan bencana banjir di Kabupaten
Lebak Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui Kinerja
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Dalam
Penanggulangan Bencana Banjir Di Kabupaten Lebak Sedangkan
metode dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif
deskriptif
45
Peneliti menemukan beberapa permasalahan terkait dengan kinerja
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lebak
dalam upaya penaggulangan bencana banjir di Kabuapten Lebak
Permasalahannya yaitu Keterbatasan jaringan informasi dan
komunikasi yang efektif dalam penyebaran informasi kebencanaan
kepada masyarakat Sumber daya manusia atau aparatur BPBD
Kabupaten Lebak yang terbatas Keterbatasan sarana dan prasarana
dalam penanggulangan bencana banjir Belum adanya Peraturan
Daerah tentang Pendanaan Bencana dan Ketidakefektifan sosialisasi
penanggulangan bencana banjir
23 Kerangka Berfikir
Kerangka berfikir merupakan alur pemikiran peneliti dalam penelitian dan
sebagai kelanjutan dari kajian teori untuk memberikan penjelasan dari kinerja
BPBD Kabupaten Lebak dalam penanggulangan bencana banjir maka dalam
penelitian ini dibuatkanlah kerangka berfikir Sehingga dengan adanya kerangka
berfikir ini baik peneliti maupun pembaca mudah memahami dan mengetahui
tujuan yang ingin dicapai dari penelitian
Menurut Sugiyono (201065) menyatakan bahwa kerangka berfikir
merupakan model konseptual tentang bagaimana teori berhubungan dengan
berbagai faktor yang telah diidentifikasikan sebagai masalah yang penting Oleh
karenanya peneliti berangkat dari identifikasi masalah untuk membuat kerangka
46
berfikir Adapun permasalahan-permasalahan yang ada terkait kinerja BPBD
Kabupaten Lebak dalam penanggulangan bencana banjir diantaranya
1) Keterbatasan jaringan informasi dan komunikasi yang efektif dalam
penyebaran informasi kebencanaan kepada masyarakat
2) Sumber daya manusia atau aparatur BPBD Kabupaten Lebak yang
terbatas
3) Keterbatasan sarana dan prasarana dalam penanggulangan bencana
banjir
4) Belum adanya Peraturan Daerah tentang Pendanaan Bencana
5) Kurangnya kesadaran masyarakat akan bahaya bencana banjir
6) Ketidakefektifan sosialisasi penanggulangan bencana banjir
Berdasarkan dari permasalahan yang telah dikemukakan di atas maka
kiranya dibutuhkan suatu alat untuk mengukur kinerja BPBD yang optimal dalam
penanggulangan bencana banjir Di bawah ini akan dikemukakan mengenai
indikator kinerja yang menjadi titik acuan untuk mengetahui kinerja BPBD
dengan menggunakan indikator kinerja organisasi menurut Hersey Blanchard
dan Johnson yang dikutip oleh Wibowo (2011102) yaitu
1 Tujuan
2 Standar
3 Alat atau sarana
4 Kompetensi
5 Motif
6 Peluang
7 Umpan Balik
Indikator kinerja organisasi yang telah disebutkan di atas dinilai dan
dianggap lebih rasional dan tepat untuk menjawab permasalahan-permasalahan
47
yang ada pada kinerja BPBD dalam penanggulangan bencana banjir Dengan
diadakannya pengukuran kinerja sesuai indikator kinerja organisasi yang telah
disebutkan di atas maka diharapkan BPBD kabupaten Lebak lebih optimal lagi
dalam penanggulangan bencana banjir khususnya di kecamatan Rangkasbitung
Untuk lebih jelasnya kerangka berfikir dapat di lihat pada gambar 23 di bawah
ini
48
Gambar 23
Kerangka Berfikir
Gambar 23 Kerangka Berfikir
Identifikasi Masalah
1 Keterbatasan jaringan informasi dan komunikasi yang efektif dalam
penyebaran informasi kebencanaan kepada masyarakat
2 SDM atau aparatur BPBD Kabupaten Lebak yang terbatas
3 Keterbatasan sarana dan prasarana dalam penanggulangan bencana banjir
4 Belum adanya Peraturan Daerah tentang Pendanaan Bencana
5 Ketidakefektifan sosialisasi penanggulangan bencana banjir
Kinerja Organisasi
1 Tujuan
2 Standar
3 Alatsarana
4 Kompetensi
5 Motif
6 Peluang
7 Umpan Balik
(Hersey Blanchard dan Johnson dalam buku Wibowo 2011102)
Terwujudnya Kinerja BPBD dalam Penanggulangan Bencana Banjir
Di Kabupaten Lebak Yang Optimal
Penyelenggaraan BPBD dalam Penanggulangan Bencana Banjir
Di Kabupaten Lebak
49
24 Hipotesis Penelitian
Hipotesis penelitian merupakan jawaban sementara terhadap masalah yang
akan diteliti dan akan dibuktikan kebenarannya Hipotesis memberi hasil dari
refleksi peneliti berdasarkan deskripsi teori dan kerangka berfikir yang akan
digunakan sebagai dasar argumentasi Pada penelitian ini hipotesis yang
digunakan oleh peneliti adalah hipotesis deskriptif yaitu merupakan jawaban
sementara terhadap rumusan masalah deskriptif
Berdasarkan kerangka teori dan kerangka berfikir maka pada penelitian
ini hipotesis yang akan diambil yaitu
Hipotesis nol ldquoKinerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah
Dalam Penanggulangan Bencana Banjir di
Kabupaten Lebak paling rendah atau sama dengan
65 dari nilai idealnya 100 rdquo
Hipotesis alternatif ldquoKinerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah
Dalam Penanggulangan Bencana Banjir di
Kabupaten Lebak paling tinggi 65 dari nilai
idealnya 100rdquo
H0 micro gt 65
Ha micro lt 65
50
Dari hipotesis di atas maka peneliti menentukan dan mengambil salah
satu hipotesis untuk penelitian yaitu
Ha micro lt 65
Hipotesis alternatif ldquoKinerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah
Dalam Penanggulangan Bencana Banjir di
Kabupaten Lebak paling tinggi 65 dari nilai
idealnya 100rdquo
51
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
31 Pendekatan dan Metode Penelitian
Menurut Sugiyono (20101) Metode penelitian pada dasarnya merupakan
cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu
Berdasarkan tersebut terdapat empat kata kunci yang harus diperhatikan yaitu
cara ilmiah tujuan dan kegunaan Cara ilmiah berarti kegiatan penelitian itu
didasarkan pada ciri-ciri keilmuan yaitu rasional empiris dan sistematis Rasional
berarti kegiatan itu dilakukan dengan cara-cara yang masuk akal sehingga
terjangkau oleh penalaran manusia Empiris berarti cara-cara itu dapat diamati
oleh indera manusia sehingga orang lain dapat mengamati dan mengetahui cara-
cara yang digunakan Sistematis berarti proses yang digunakan dalam penelitian
itu mengguanakan langkah-langkah tertentu yang bersifat logis
Sedangkan Usman dan Setadi Akbar (201141) mengemukakan bahwa
metodologi penelitian ialah suatu pengkajian dalam mempelajari peraturan-
peraturan yang terdapat dalam penelitian Ditinjau dari filsafat metodologi
penelitian merupakan epistimologi penelitian yaitu yang menyangkut bagaimana
kita mengadakan penelitian
Untuk menemukan jawaban dalam masalah-masalah tujuan dan manfaat
yang telah diuraikan pada bab sebelumnya maka metode penelitian yang berjudul
ldquoKinerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Dalam
52
Penanggulangan Bencana Banjir di Kabupaten Lebakrdquo ini adalah metode
penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif
Menurut Sugiyono (20078) Metode penelitian kuantitatif dapat diartikan
sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme digunakan
untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu pengumpulan data
menggunakan instrumen penelitian analisis data bersifat kuantitatifstatistik
dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan
Irawan (2006108) menjelaskan bahwa metode deskriptif digunakan untuk
mengkaji sesuatu seperti apa adanya (variabel tunggal) atau pola hubungan
(korelasional) antara dua atau lebih variabel Sedangkan menurut Suryabarata
(199224) metode penelitian deskriptif adalah penelitian mendalam mengenai unit
sosial tertentu yang hasilnya merupakan gambaran yang lengkap dan
terorganisasi menganai unit tersebut
32 Ruang Lingkup Penelitian
Adapun ruang lingkup penelitian ldquoKinerja Badan Penanggulangan Bencana
Daerah (BPBD) Dalam Penanggulangan Bencana Banjir Di Kabupaten Lebakrdquo
adalah organisasi BPBD Kabupaten Lebak dan masyarakat Kabupaten Lebak
yang mengharapkan pelayanan dalam bidang penanggulangan bencana banjir
berjalan dengan baik dan terwujudnya masyarakat yang tangguh akan bencana
53
33 Lokasi Penelitian
Dalam penelitian ldquoKinerja Badan Penanggulangan Bencana daerah (BPBD)
Dalam Penanggulangan Bencana Banjir di Kabupaten Lebakrdquo ini penetapan
lokasi terdapat di daerah Kabupaten Lebak yang merupakan daerah rawan akan
bencana banjir Daerah rawan bencana banjir di Kabupaten Lebak terdapat 15
Kecamatan dari jumlah keseluruhan 28 Kecamatan yang berada di Kabupaten
Lebak yakni
1 Kecamatan Rangkasbitung
2 Kecamatan Kalanganyar
3 Kecamatan Cibadak
4 Kecamatan Cimarga
5 Kecamatan Leuwidamar
6 Kecamatan Banjarsari
7 Kecamatan Lebak Gedong
8 Kecamatan Panggarangan
9 Kecamatan Wanasalam
10 Kecamatan Gunung Kencana
11 Kecamatan Cilograng
12 Kecamatan Muncang
13 Kecamatan Cikulur
14 Kecamtan Sobang dan
15 Kecamatan Cibeber
54
34 Variabel Penelitian
341 Definisi Konsep
Variabel dalam penelitian ini adalah Kinerja Organisasi Pelayanan Publik
organisasi pelayanan publik yang dimaksud adalah Badan Penanggulangan
Bencana Daerah (BPBD) dengan lokus penelitian di Kabupaten Lebak Sehingga
peneliti menentukan teori yang dapat menguji kinerja dari organisasi pelayanan
publik tersebut berdasarkan permasalahan yang ditemukan oleh peneliti pada
tahap observasi lapangan Berdasarkan permasalahan di lapangan maka peneliti
memutuskan untuk menggunakan teori indikator kinerja menurut Hersey
Blancharddan Johnson untuk mengetahui kinerja BPBD dalam penanggulangan
bencana banjir di Kabupaten Lebak Indikator kinerja menurut Hersey Blanchard
dan Johnson yaitu
1 Tujuan
2 Standar
3 Alat atau sarana
4 Kompetensi
5 Motif
6 Peluang
7 Umpan Balik
Dari ketujuh indikator tersebut dapat dijabarkan kedalam sub indikator
yang kemudian dijadikan pertanyaan-pertanyaan pada instrumen penelitian untuk
mengukur kinerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dalam
penanggulangan banjir di Kabupaten Lebak
55
342 Definisi Operasional
Adapun pada penelitian kinerja BPBD dalam penanggulangan bencana
banjir di Kabupaten Lebak yang menjadi variabel adalah kinerja BPBD dalam
penanggulangan bencana banjir Teori yang digunakan adalah indikator kinerja
menurutHersey Blancharddan Johnson Seperti yang dijelaskan sebelumnya
maka setiap indikator teori akan dijabarkan menjadi sub indikator yang kemudian
dijadikan pertanyaan pada instrumen penelitian
35 Instrumen Penelitian
Pada dasarnya meneliti adalah melakukan pengukuran terhadap fenomena
alam maupun sosial Oleh karena itu maka diperlukan alat ukur yang baik yang
selanjutnya dinamakan sebagai instrumen Menurut Sugiyono (2010119)
instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur fenomena
alam maupun sosial yang diamati Secara spesifik semua fenomena ini disebut
variabel penelitian Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah berupa
angket dengan satu variabel dan menggunakan skala Likert dalam pengukuran
jawaban dari para responden Dengan skala Likert maka variabel yang akan
diukur akan dijabarkan menjadi indikator variabel Kemudian indikator tersebut
dijadikan tolak ukur untuk menyusun item-item instumen dalam bentuk
pertanyaan Jawaban setiap item instrumen memliki tingkatan nilai dari sangat
positif sampai sangat negatif
Sehingga untuk keperluan analisis kuantitatif anak jawaban dari setiap item
instrumen diberi skor dapat di lihat pada tabel 31 berikut ini
56
Tabel 31
Skoring Instrumen Penelitian
Pilihan Jawaban Skor
Sangat Setuju 4
Setuju 3
Tidak Setuju 2
Sangat Tidak Setuju 1
Sumber Sugiyono 2007
Untuk mempermudah dalam menemukan jawaban atas masalah yang telah
diuraikan pada bab sebelumnya maka berikut ini peneliti sajikan operasional
variabel dalam bentuk kisi-kisi instrumen yang dapat dilihat pada Tabel32 berikut
ini
57
Tabel 32
Kisi-kisi Instrumen Penelitian
Variabel Indikator Sub Indikator Butir Skala
Kinerja Badan
Penanggulangan
Bencana Daerah
(BPBD) Dalam
Penanggulangan
Bencana Banjir
Di Kabupaten
Lebak
Tujuan 1 Pengurangan Risiko
Bencana (Pra bencana)
2 Penanganan kedaruratan
(saat Bencana)
3 Pemulihan (Pasca
Bencana)
123
Likert
Standar 1 Standar Operating
Procedure (SOP)
4 5 6
Alat atau sarana 1 Kelengkapan peralatan
penanggulangan bencana
2 Alat Komunikasi
3 Tempat penyimpanan alat
dan logistic
7 8 9
Kompetensi 1 Kemampuan aparatur
2 Kesesuaian aparatur
dengan fungsi tugas
10 11
12
Motif 1 Motivasi dalam
penanggulangan bencana
3 Prilaku aparatur
4 Sosialisasi Bencana
banjir
13 14
15
Peluang 1 Komunitas Masyarakat
Tangguh Bencana
2 Solusi Bencana Banjir
3 Partisipasi Masyarakat
16 17
18
Umpan Balik 1 Pelaporan hasil kegatan
2 Penilaian kinerja
3 Tindak lanjut hasil
kegiatan
19 20
21
Sumber Peneliti 2014
36 Populasi dan Sampel Penelitian
Menurut Sugiyono (200890) menjelaskan bahwa populasi adalah wilayah
generalisasi yang terdiri atas obyeksubyek yang mempunyai kualitas dan
karakteristik tertentu yang ditetapkan peneliti untuk dipelajari dan ditarik
58
kesimpulannya Populasi adalah jumlah total dari seluruh unit atau elemen di
mana penyelidik tertarik
Sejalan dengan Irawan (2006113) populasi (validitas eksternal) adalah
keseluruhan objek atau subjek yang menjadi sasaran generalisasi Maka peneliti
mengambil sampel kemudian menelitinya sebagai generalisasi populasi
Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah masyarakat Kabupaten
Lebak yang terkena dampak bencana banjir Peneliti mengambil populasi 15
kecamatan dari jumlah keseluruhan 28 Kecamatan di Kabupaten Lebak Hal ini
dikarenakan tidak semua wilayah di Kabupaten Lebak terkena dampak bencana
banjir dan data tersebut didapat dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah
Kabupaten Lebak Jumlah populasi dari 15 Kecamatan sebesar 734402 jiwa data
ini didapat dari Badan Pusat Statistik Kabupaten Lebak
Untuk mendapatkan sampel yang representatif peneliti menggunakan rumus
untuk mencari data yang lebih akurat Peneliti menggunakan rumus Slovin dengan
tingkat kesalahan sebesar 10 sebagai berikut
Keterangan
n ukuran sampel
N ukuran populasi
e sampling error(10)
N
n gt
1+Ne2
59
Dapat dihitung berikut ini
n gt N gt 734402
1+ Ne2 1 + (734402)(01)
2
gt 734402
1 + 734402
gt 734402
734502
gt 999
asymp 100
Berdasarkan penghitungan sampel menggunakan rumus Slovin dengan
taraf kesalahan 10 di atas maka didapatkan sampel sebesar 100 orang
Kemudian dalam penentuan teknik sampling peneliti menggunakan teknik
proportional cluster random sampling Dimana sampel dalam penelitian ini
dihitung berdasarkan ketentuan besaran sampel atas besaran populasi Dikatakan
proportional cluster random sampling karena populasi terdiri dari sub populasi
yang tidak homogen dan tiap-tiap populasi akan diwakili sesuai dengan
proporsinya masing-masing dalam penelitian Jadi pada pokoknya yaitu
mengambil sampel dari tiap-tiap sub populasi dengan memperhitungkan besar
kecilnya sub populasi sehingga nantinya jumlah sampel yang diambil akan
menghasilkan sampel yang representatif Lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel
33 di bawah ini
60
Tabel 33
Perhitungan Sampel
No Populasi Jumlah Perhitungan
Hasil
Akhir
1 Kec Rangkasbitung 120808 120808
734402x 100 = 016 x 100 16
2 Kec Kalanganyar 33119 33119
734402x 100 = 005 x 100 5
3 Kecamatan Cibadak 60130 60130
734402x 100 = 008 x 100 8
4 Kec Cimarga 63164 63164
734402x 100 = 009 x 100 9
5 Kec Leuwidamar 52244 52244
734402x 100 = 007 x 100 7
6 Kec Banjarsari 59488 59488
734402x 100 = 008 x 100 8
7 Kec Lebak Gedong 22280 22280
734402X 100 = 003 x 100
3
8 Kec Panggarangan 36553 36553
734402X 100 = 005 X 100
5
9 Kec Wanasalam 53184 53184
734402X 100 = 007 X 100
7
10 Kec Gunung Kencana 33852 33852
734402x 100 = 005 x 100
5
11 Kec Cilograng 32861 32861
734402x 100 = 004 x 100
4
12 Kec Muncang 32751 32751
734402 x 100 = 004 x 100
4
13 Kec Cikulur 48303 48303
734402 x 100 = 007 x 100
7
14 Kec Sobang 29402 29402
734402x 100 = 004 x 100
4
15 Kec Cibeber 56263 56263
734402x 100 = 008 x 100
8
Jumlah sum 734402 100
Sumber Peneliti 2014
61
37 Teknik Pengolahan dan Analisis Data
Pengolahan data adalah kegiatan lanjutan setelah pengumpulan data
dilaksanakan Pada penelitian kuantitatif pengolahan data secara umum
dilaksanakan melalui tahap memeriksa (editing) proses pemberian identitas
(coding) dan proses pembeberan (tabulating)
1 Editing
Editing adalah kegiatan yang dilaksanakan setelah peneliti selesai
menghimpun data di lapangan Proses editing dimulai dengan memberi
identitas pada instrumen yang telah terjawab Kemudian memeriksa
satu per satu lembaran instrumen pengumpulan data kemudian
memeriksa poin-poin serta jawaban yang tersedia Apabila terjadi
kejanggalan pada instrumen tersebut berilah identitas tertentu pada
instrumen dan poin yang janggal tersebut
2 Coding
Setelah tahap editing selesai dilakukan kegiatan berikutnya adalah
mengklasifikasi data-data tersebut melalui tahapan coding Maksudnya
bahwa data yang telah diedit tersebut diberi identitas sehingga memilki
arti tertentu pada saat dianalisis
3 Tabulating
62
Tabulating adalah bagian terakhir dari pengolahan data Maksud
tabulating adalah memasukan data pada tabel-tabel tertentu dan
mengatur angka-angka serta menghitungnya
Setelah data selesai diolah maka tahap berikutnya yaitu analisis data
Analisis data merupakan upaya peneliti untuk menyederhanakan dan menyajikan
data dengan mengelompokan dalam suatu bentuk yang berarti sehingga mudah
dipahami oleh pembaca
Di dalam penelitian ini data yang diteliti yaitu data interval adalah data
yang jaraknya sama tetapi tidak memiliki nilai 0 (nol) absolutmutlak Kemudian
hipotesis yang terdapat di dalam penelitian ini yaitu hipotesis deskriptif yaitu
jawaban sementara terhadap masalah deskriptif yaitu yang berkenaan dengan
variabel mandiri Oleh karena itu di dalam pengujian hipotesis deskriptif tersebut
dipakai t-test satu sampel sebagai berikut
Keterangan
t = nilai t yang dihitung
π = rata-rata hitung
micro0 = nilai yang dihipotesiskan
s = simpangan baku
n = jumlah anggota sampel
38 Jadwal Penelitian
63
Adapun waktu pelaksanaan penelitian dapat dilihat pada tabel 33 berikut
ini
Tabel 33
Jadwal Penelitian
No
Kegiatan
Tahun Tahun
2014 2015
Feb Mar Mei Jun Jul Aug Sep Okt Nov Des Jan Feb
1 Observasi Awal
2 Pengurusan Perizinan
3 Tahap Penyusunan Proposal
Penelitian
4 Seminar Proposal
5 Revisi Proposal
6 Pengolahan dan analisis data
7 Penyusunan Laporan Akhir
8 Sidang Skripsi
9 Revisi Laporan
Sumber Peneliti 2015
64
BAB IV
HASIL PENELITIAN
41 Deskripsi Obyek Penelitian
411 Deskripsi Kabupaten Lebak
Gambar 41
Peta Kabupaten Lebak
Kabupaten Lebak adalah salah satu kabupaten yang berada di Wilayah
Provinsi Banten Kabupaten Lebak terletak antara 6deg18rsquo-7deg00rsquo Lintang Selatan
dan 105deg25rsquo-106deg30rsquo Bujur Timur dengan luas wilayah 304472 Ha (304472
KM2) yang terdiri dari 28 Kecamatan dengan 340 desa dan 5 Kelurahan
Kabupaten Lebak memiliki batas wilayah administratifyaitu Sebelah Utara
Kabupaten Serang dan Tangerang Sebelah Selatan Samudera Indonesia Sebelah
Barat Kabupaten Pandeglang Sebelah Timur Kabupaten Bogor dan Sukabumi
Kecamatan paling luas wilayahnya adalah Kecamatan Cibeber dan Paling kecil
luas wilayahnya adalah Kecamatan Kalanganyar
64
65
Penduduk Kabupaten Lebak menurut Sensus Penduduk 2014 berjumlah
1258637orang Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Lebak
tahun 2014 data penduduk di Kabupaten Lebak dapat di lihat pada tabel 41 di
bawah ini
Tabel 41
Jumlah Penduduk Kabupaten Lebak Tahun 2014
Kecamatan Laki-laki Perempuan Jumlah
Malingping 32584 31137 63721
Wanasalam 27316 25868 53184
Panggarangan 18587 17966 36553
Cihara 15709 14901 30610
Bayah 21420 20817 42237
Cilograng 16939 15922 32861
Cibeber 28741 27522 56263
Cijaku 14105 13749 27854
Cigemblong 10336 9921 20254
Banjarsari 30477 29011 59488
Cileles 24624 23772 59488
Gunung Kencana 17438 16414 33852
Bojongmanik 11233 10753 21986
Cirinten 13412 12216 25673
Leuwidamar 26764 25480 52244
Muncang 16768 15983 32751
Sobang 15081 14321 29402
Cipanas 24006 23038 47044
Lebakgedong 11637 10643 22280
Sajira 24626 23430 48056
Cimarga 32234 30930 63164
Cikulur 24476 23827 48303
Warunggunung 27662 26172 53834
Cibadak 30952 29178 60130
Rangkasbitung 62030 58778 120808
Kalanganyar 17246 15873 33119
Maja 27294 25058 52352
Curugbitung 16128 14998 31126
Total 1258637
(Sumber httplebakkabbpsgoid)
66
Dari data di atas dapat di lihat bahwa penduduk Kecamatan
Rangkasbitung yang memiliki penduduk paling banyak dengan jumlah 120808
orang Sementara jumlah penduduk yang paling rendah terdapat di Kecamatan
Cigemblong dengan jumlah penduduk 20 254 orang
412 Deskripsi Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)
Kabupaten Lebak
Berdasarkan dengan ditetapkannya Undang-Undang Nomor 24 Tahun
2007 tentang Penanggulangan Bencana penyelenggaraan penanggulangan
bencana diharapkan semakin baik karena Pemerintah Pusat dan Pemerintah
Daerah menjadi penanggung jawab dalam penyelenggaraan penanggulangan
bencana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lebak yang
dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2011 memiliki tugas
sebagai penyelenggara penanggulangan bencana di daerah Kabupaten Lebak yang
dilakukan secara terarah terkoordinasi dan terpadu mulai sejak penetapan
kebijakan pembangunan yang berisiko timbulnya bencana
413 Visi dan Misi BPBD Kabupaten Lebak
Penetapan visi merupakan satu langkah penting dalam perjalanan suatu
organisasi karena dengan visi tersebut akan dapat mencerminkan apa yang hendak
dicapai oleh organisasi serta memberikan arah dan fokus strategis yang
berorientasi terhadap masa depan pembangunan dan bahkan menjamin
kesinambungan pelaksanaan tugas organisasi
67
Visi yang ditetapkan mencerminkan gambaran peran dan kondisi yang
ingin diwujudkan oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) di masa
depan Berdasarkan makna tersebut dan sesuai dengan visi Pemerintah Kabupaten
Lebak maka visi BPBD Kabupaten Lebak adalah ldquoKabupaten Lebak yang siaga
tangguh dan berakhlak dalam penenggulangan bencana
Sedangkan Misi Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)
Kabupaten Lebak yaitu
1 Memperkuat kapasitas masyarakat dan kelembagaan dalam
penanggulangan bencana
2 Membangun kesipasiagaan daerah dalam mengurangi resiko bencana
melalui penyusunan mekanisme penanggulangan bencana yang holistik
terencana dan terpadu
3 Membangun budaya keselamatan dan ketahanan untuk masyarakat
Kabupaten Lebak dengan menggunakan pengetahuan inovasi dan
pendidikan
414 Tugas Pokok dan Fungsi BPBD Kabupaten Lebak
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lebak
merupakan unsur pelaksana bidang penanggulangan bencana dipimpin oleh
kepala badan yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Bupati
melalui Sekretaris Daerah BPBD Kabupaten Lebak mempunyai tugas
melaksanakan kewenangan otonomi daerah di bidang penanggulangan bencana
melaksanakan urusan kebencanaan berdasarkan azas otonomi dan tugas
68
pembantuan yang diberikan oleh Pemerintah Pusat dan Pemerintah Propinsi
Banten
Adapun tugas BPBD Kabupaten Lebak mengacu kepada Peraturan Daerah
Kabupaten Lebak Nomor 3 tahun 2011 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata
Kerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Lebak diantaranya
yaitu
1 Menetapkan pedoman dan pengarahan terhadap usaha penanggulangan
bencana sesuai dengan kebijakan Pemerintah Daerah dan Badan Nasional
Penanggulangan Bencana yang mencakup pencegahan bencana
penanganan darurat rehabilitasi serta rekonstruksi secara adil dan setara
2 Menetapkan standarisasi serta kebutuhan penyelenggaraan
penanggulangan bencana berdasarkan perundang-undangan
3 Menyusun menetapkan dan menginformasikan peta relawan bencana
4 Menyusun dan menetapkan prosedur tetap penanganan bencana
5 Melaporkan penyelenggaraan penanggulangan bencana kepada Bupati
setiap sebulan sekali dalam kondisi normal dan setiap saat dalam kondisi
darurat bencana
6 Mengendalikan pengumpulan dan penyaluran uang dan barang
7 Mempertanggungjawabkan penggunaan anggaran yang diterima dari
anggaran pendapatan dan belanja daerah dan sumber lain yang sah
8 Melaksanakan kewajiban lain sesuai dengan peraturan perundang-
undangan
69
Sedangkan fungsi BPBD Kabupaten Lebak dalam menjalankan tugas
mempunyai fungsi yaitu
1 Perumusan dan penetapan kebijakan penanggulangan bencana dan
penanganan pengungsi dengan bertindak cepat dan tepat efektif dan
efisien dan
2 Pengoordinasian pelaksanaan kegiatan penanggulangan bencana secara
terencana terpadu dan menyeluruh
415 Struktur Organisasi BPBD Kabupaten Lebak
Struktur organisasi BPBD Kabupaten Lebak mengacu pada Peraturan
Daerah Nomor 3 Tahun 2011 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja
Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Lebak Berikut bagan struktur
organisasi BPBD Kabupaten Lebak
Gambar 41
Struktur Organisasi
Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Lebak
Kepala Badan
Unsur Pengarah Kepala Pelaksana
Seksi
pencegahan dan
kesiapsiagaan
Seksi
Rehabilitasi
dan
Rekonstruksi
Seksi
Kedaruratan
dan Logistik
Sekretaris
70
1 Kepala Badan Pelaksana
Mempunyai tugas
(1) Pengordinasian perencanaan pembinaan dan pengendalian terhadap
program administrasi dan sumber daya serta kerja sama BPBD
Kabupaten
(2) Pengordinasian dan pelaksanaan kebijakan di bidang pencegahan
mitigasi dan kesiapsiagaan pada prabencana serta pemberdayaan
masyarakat
(3) Pengordinasian dan pelaksanaan kebijakan di bidang penanggulangan
bencana pada saat tanggap darurat dan dukungan logistik
(4) Pengordinasian dan pelaksanaan kebijakan di bidang penanggulangan
pada pascabencana
2 Sekretariat
Mempunyai tugas
(1) Pengoordinasian sinkronisasi dan integrasi di lingkungan BPBD
Kabupaten Lebak
(2) Pengoordinasian perencanaan dan perumusan kebijakan teknis BPBD
Kabupaten
(3) Pembinaan dan Pelayanan administrasi ketatausahaan hukum dan
pertaturan perundang-undangan organisasi tata laksana kepegawaian
keuangan dan persesdiaan perlengkapan dan rumah tangga BPBD
(4) Pembinaan dan pelaksanaan hubungan masyarakat dan protokol di
lingkungan BPBD Kabupaten
71
(5) Fasilitas pelaksanaan tugas dan fungsi unsur pengarah
penanggulangan bencana
(6) Pengoordinasian dalam penyususnan laporan BPBD Kabupaten
3 Seksi Pencegahan dan Kesiapsiagaan
Mempunyai tugas
(1) Perumusan kebijakan di bidang pencegahan mitigasi dan
kesipasiagaan pada prabencana serta pemberdayaan masyarakat
(2) Pengkoordinasian di bidang pencegahan mitigasi dan kesiapsiagaan
pada prabencana serta pemberdayaan masyarakat
(3) Pelaksanaan hubungan kerja dengan instansi terkait di bidang
pencegahan mitigasi dan kesiapsiagaan pada prabencana serta
pemberdayaan masyarakat
(4) Pemantauan evaluasi dan analisis pelaporan tentang pelaksanaan
kebijakan umum di bidang pencegahan mitigasi dan kesiapsiagaan
pada prabencana serta pemberdayaan masyarakat
4 Seksi Kedaruratan dan Logistik
Mempunyai tugas
(1) Perumusan kebijakan di bidang penanggulangan pada saat tanggap
darurat penanganan pengungsi dan dukungan logistik
(2) Pengkoordinasian dan pelaksanaan kebijakan di bidang
penanggulangan bencana pada saat tanggap darurat penanganan
pengungsi dan dukungan logistik
72
(3) Komando pelaksanaan penanggulangan bencana pada saat tanggap
darurat
(4) Pelaksanaan hubungan kerja di bidang penanggulangan bencana pada
saat tanggap darurat penanganan pengungsi dan dukungan logistik
(5) Pemantauan evaluasi dan analisis pelaporan tentang pelaksanaan
kebijakan umum di bidang penangglangna bencana pada saat tanggap
darurat penanganan pengungsi dan dukungan logistik
5 Seksi Rehabilitasi dan Rekonstruksi
Mempunyai tugas
(1) Perumusan kebijakan di bidang penanggulangan bencana pada pasca
bencana
(2) Mengkoordinasikan dan pelaksanaan kebijakan di bidang
penanggulangan bencana pada pascabencana
(3) Pelaksanaan hubungan di bidang penanggulangan bencana pada
pascabencana
(4) Pemantauan evaluasi dan analisis pelaporan tentang pelaksanaan
kebijakan umum
42 Pengujian Persyaratan Statistik
421 Uji Validitas Instrumen
Pada penelitian dengan menggunakan pendekatan kuantitatif sebelum
mengolah data hasil koesioner jawaban dari responden maka harus melakukan uji
validitas instrument Hal ini dimaksudkan untuk menjaga ketepatan dan
73
kecermatan suatu alat ukur dalam melakukam fungsi ukurnya Uji validitas
digunakan untuk mengetahui sah atau valid tidaknya suatu koesioner
Kevaliditasan suatu instrument menggambarkan bahwa suatu instrument
benarbenar mampu mengukur variabel-variabel yang akan diukur dalam
penelitian serta mampu menunjukan tingkat kesesuaian antar konsep dan hasil
pengukuran
Untuk mengetahui butiritem dari instrument yang telah dibuat itu valid
atau tidak valid dapat diketahui dengan cara mengkorelasikan antara skor butir
dengan skor total Pengujiannya dilakukan dengan menggunakan rumus Pearson
Product Moment sebagai berikut
Keterangan
r = Koefisien Korelasi Product Moment
n = Jumlah Sampel
sum xy= Jumlah hasil kali skor pertanyaan dengan total
sumy = Jumlah skor total
sumx = Jumlah skor per item pertanyaan
sumx2 = Jumlah skor item yang dikuadratkan
sumy2 = Jumlah skor total yang dikuadratkan
74
Dari hasil pengolahan data dengan menggunakan SPSSperhitungan
korelasi yang dilakukan hasilnya dapat dilihat pada tabel 42 di bawah ini
Tabel 42
Hasil Uji Validitas (Menggunakan SPSS V16)
No r hitung r tabel Keterangan
1 0442 0195 Valid
2 0221 0195 Valid
3 0650 0195 Valid
4 0435 0195 Valid
5 0579 0195 Valid
6 0531 0195 Valid
7 0676 0195 Valid
8 0529 0195 Valid
9 0602 0195 Valid
10 0608 0195 Valid
11 0674 0195 Valid
12 0510 0195 Valid
13 0625 0195 Valid
14 0584 0195 Valid
15 0556 0195 Valid
16 0605 0195 Valid
17 0594 0195 Valid
18 0197 0195 Valid
19 0539 0195 Valid
20 0457 0195 Valid
21 0299 0195 Valid
Dikatakan valid jika rhitung gt r tabel maka rtabel sudah ditentukan sebesar
0195 dan taraf signifikansi sebesar 5 Sementara itu sampel dalam penelitian
ini berjumlah 100 responden Berdasarkan uji validitas pada tabel di atas dapat di
lihat rhitung dari seluruh instrumen lebih besar dari r tabel dan menunjukan bahwa
seluruh responden yang berjumlah 94 orang dapat menjawab pertanyaan
penelitian yang dapat dikatakan valid Oleh karena itu jumlah instrumen
75
berdasarkan perhitungan tabel di atas dikatakan valid dan dapat digunakan dalam
penelitian
422 Uji Reliabilitas Instrumen
Pada tahap selanjutnya setelah melakukan uji validitas maka dilanjutkan
dengan uji reliabilitas Reliabilitas adalah indeks yang menunjukan sejauh mana
suatu alat pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan Bila suatu alat
pengukur dipakai dua kali untuk mengukur gejala yang sama dan hasil
pengukuran yang diperoleh relatif konsisten maka alat tersebut reliabel
Reliabilitas digunakan untuk menjaga kehandalan dari sebuah instrument atau alat
ukur Dalam penelitian ini uji reliabilitas dilakukan dengan teknik Alpha
Cronbach Alpha Cronbach yaitu penghitungan yang dilakukan dengan
menghitung rata-rata imterkorelasi diantara butir-butir pertanyaan dalam
koesioner dikatakan reliabel jika nilai alphanya lebih dari 030 (Purwanto
2007181) Pengukurannya berdasarkan alpha cronbach 0 sampai 1 Apabila
dikelompokan maka skala tersebut dapat dikelompokan dalam lima kelas dengan
range yang sama dan ukuran kemantapan alpha tersebut dapat diinterpretasikan
1 Nilai Alpha Cronbach 000 sd 020 berarti kurang reliabel
2 Nilai Alpha Cronbach 021 sd 040 berarti agak reliabel
3 Nilai Alpha Cronbach 042 sd 060 berarti cukup reliabel
4 Nilai Alpha Cronbach 061 sd 080 berarti reliabel
5 Nilai Alpha Cronbach 081 sd 100 berarti sangat relabel
76
Uji reliabilitas ini menggunakan bantuan SPSS versi 16 dan diperoleh
sebagai berikut
Tabel 43
Hasil Uji Reliabilitas (Menggunakan SPSS V 16)
Case Processing Summary
N
Cases Valid 100 1000
Excludeda 0 0
Total 100 1000
a Listwise deletion based on all variables in the
procedure
Tabel 44
Reliability Statistic
Cronbachs
Alpha N of Items
740 22
Berdasarkan perhitungan uji reliabilitas pada tabel 44 dapat dilihat bahwa
nilai Alpha Cronbach 0740 Sementara dalam pengelompokan skala yang telah
dipaparkan sebelumnya yaitu pengelompokan skala 5 dalam buku Triton bahwa
nilai 0740 masuk dalam skala ke 4 yaitu 061 ndash 080 yang berarti reliabel
Sehingga pada hasil akhirnya bahwa insrumen penelitian ini reliabel
43 Deskripsi Data
431 Identitas Responden
Responden dalam penelitian ini adalah masyarakat Kabupaten Lebak yang
tersebar di 15 Kecamatan dengan jumlah populasi sebesar 734402 orang Dengan
77
menggunakan rumus Slovin dengan tingkat kesalahan 10 maka jumlah sampel
dalam penelitian ini adalah sebanyak 100 orang Kemudian teknik pengambilan
sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah proportional cluster random
sampling dimana sampel dalam penelitian ini dihitung berdasarkan ketentuan
besaran sampel atas besaran populasi Dikatakan proportional cluster random
sampling karena populasi akan diwakili sesuai dengan porsinya masing-masing
dalam penelitian Jadi pada pokoknya yaitu mengambil sampel dari tiap-tiap sub
populasi dengan memperhitungkan besar kecilnya sub populasi sehingga
nantinya jumlah sampel yang akan diambil akan menghasilkan sampel yang
representatif
Pada pengisian koesioner responden diminta untuk memberikan identitas
diri sebagai penunjang data dimana identitas diri meliputi jenis kelamin dan
pekerjaan Berikut ini peneliti akan memapaparkan identitas responden dengan
diagram batang
78
Diagram 41
Jenis Kelamin Responden
Sumber Hasil Penelitian Lapangan Tahun 2014
Dari diagram 41 di atas dapat diketahui bahwa 61 responden (61)
adalah responden berjenis kelamin laki-laki 39 responden (39) adalah berjenis
kelamin perempuan Berdasarkan pengumpulan dan olah data hasil kuesioner
menunjukan bahwa responden yang terpilih pada penelitian mengenai Kinerja
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dalam Penanggulangan Bencana
Banjir di Kabupaten Lebak didominasi oleh laki-laki dengan selisih perbedaan
22 dari responden yang berjenis kelamin perempuan
Sedangkan identitas diri responden terkait dengan pekerjaan dapat dilihat
pada diagram 42 di bawah ini
(61)
(39)
0
10
20
30
40
50
60
70
Laki-laki Perempuan
79
Diagram 42
Responden Berdasarkan Status Pekerjaan
Sumber Hasil Penelitian Lapangan Tahun 2014
Dari diagram 42 di atas dapat di lihat bahwasannya responden
berdasarkan pekerjaan meliputi petani sebanyak 53 responden (53) 26
responden (26) dengan status pekerjaan wiraswasta 10 responden (10)
dengan status pekerjaan sebagai pelajar kemudian 6 responden (6) bekerja
sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan 5 responden (5) bekerja sebagai buruh
Hasil pengumpulan dan olah data hasil koesioner menunjukan bahwa responden
didominasi atau yang paling banyak adalah bekerja sebagai petani dan yang paling
rendah adalah responden yang bekerja sebagai buruh
(6)
(26)
(53)
(10)
(5)
0
10
20
30
40
50
60
PNS Wiraswasta Petani Pelajar Buruh
80
432 Analisis Data
Pada analisis data peneliti akan mendeskripsikan data dari hasil
penyebaran koesioner kepada masyarakat Kabupaten Lebak yang tersebar di 15
kecamatan saja dengan jumlah sampel 100 orang Hal ini dimaksudkan untuk
mengetahui jawaban mereka mengenai Kinerja Badan Penanggulangan Bencana
Daerah (BPBD) dalam Penanggulangan Bencana Banjir di Kabupaten Lebak
Dengan menggunakan data variabel dimana peneliti menggunakan teori Kinerja
Organisasi
Menurut Hersey Blancharddan Johnson yang dikutip oleh Wibowo
(2011102)terdapat tujuh indikator kinerja yaitu
1) Tujuan merupakan keadaan yang berbeda yang secara aktif dicari oleh
seorang individu dan organisasi untuk dicapai Untuk mencapai tujuan
diperlukan kinerja individu kelompok dan organisasi Kinerja individu
maupun organisasi berhasil apabila dapat mencapai tujuan yang
diinginkan
2) Standar merupakan suatu ukuran apakah tujuan yang diinginkan dapat
dicapai Tanpa standar tidak dapat diketahui kapan suatu tujuan
tercapai Kinerja seseorang dikatakan berhasil apabila mampu
memcapai standar yang ditentukan atau disepakati bersama antara
atasan dan bawahan
3) Alat atau sarana merupakan sumber daya yang dapat dipergunakan
untuk membantu menyelesaikan tujuan dengan sukses Alat atau saran
merupakan faktor penunjang untuk mencapai tujuan Tanpa alat atau
sarana tugas pekerjaan spesifik tidak dapat dilakukan dan tujuan tidak
dapat diselesaikan sebagaimana seharusnya Tanpa alat atau sarana
tidak mungkin dapat melakukan pekerjaan
4) Kompetensi merupakan persyaratan utama dalam kinerja Kompetensi
merupakan kemampuan yang dimiliki oleh seseorang untuk
menjalankan pekerjaan yang diberikan kepadanya dengan baik
Kompetensi memungkinkan seseorang mewujudkan tugas yang
berkaitan dengan pekerjaan yang diperlukan untuk mencapai tujuan
5) Motif merupakan alasan atau pendorong bagi seseorang untuk
melakukan sesuatu Manajer memfasilitasi motivasi kepada karyawan
dengan insentif berupa uang memberikan pengakuan menetapkan
tujuan menantang menetapkan standar terjangkau meminta umpan
balik memberikan kebebasan melakukan pekerjaan termasuk waktu
81
melakukan pekerjaan menyediakan sumber daya yang diperlukan dan
menghapuskan yang mengakibatkan disinsentif
6) Peluang pekerja perlu mendapatkan kesempatan untuk menunjukan
prestasi kerjanya Terdapat dua faktor yang menyumbangkan pada
adanya kekurangan kesempatan untuk berprestasi yaitu ketersediaan
waktu dan kemampuan untuk memenuhi syarat Jika pekerja dihindari
karena supervisor tidak percaya terhadap kualitas dan kepuasan
konsumen mereka secara efektif akan dihambat dari kemampuan
memenuhi syarat untuk berprestasi
7) Umpan balik antar tujuan standar dan umpan balik bersifat saling
terkait Umpan balik melaporkan kemajuan baik kualitas maupun
kuantitas dalam mencapai tujuan yang didefinisikan oleh standar
Umpan balik merupakan masukan yang dipergunakan untuk mengukur
kemajuan kinerja standar kinerja dan pencapaian tujuan Dengan
umpan balik dilakukan evalusasi terhadap kinerja dan sebagai hasilnya
dapat dilakukan perbaikan kinerja
4321 Pertanyaan Yang Berkaitan Dengan Indikator Tujuan
Berdasarkan dari teori kinerja organisasi yang peneliti gunakan dalam
penelitian ini terdapat tiga pertanyaan yang berkaitan dengan indikator tujuan
Adapun jawaban dari responden berdasarkan pertanyaan yang berkaitan dengan
indikator tujuan akan dipaparkan di bawaha ini
Pertama jawaban responden dari pertanyaan bahwa kegiatan sosialisasi
pengurangan resiko bencanatelah dilakukan oleh BPBD Kabupaten Lebak dapat
dilihat pada diagram 43 di bawah ini
82
Diagram 43
Kegiatan Sosialisasi Pengurangan Resiko Bencana Telah Dilaksanakan
BPBD Kabupaten Lebak
Berdasarkan diagram 43 di atas mengenai tanggapan atau jawaban dari
responden atas pertanyaan bahwa kegiatan sosialisasi tentang pengurangan resiko
bencana banji rtelah dilaksanakan oleh BPBD Kabupaten Lebak adalah 4
responden atau sekitar 4 menjawab sangat setuju 39 responden atau 39
menjawab setuju 52 responden atau 52 menjawab tidak setuju dan 5 responden
atau 5 menjawab sangat tidak setuju Dengan demikian dapat dikatakan dan
diasumsikan bahwa secara mayoritas responden menjawab tidak setuju terkait
pelaksanaan kegiatan yang telah dilakukan oleh BPBD mengenai sosialisasi
pengurangan resiko bencana banjir Hal ini mengasumsikan bahwa BPBD belum
melaksanakan sosialisasi terkait pengurangan resiko bencana banjir yang belum
(4)
(39)
(52)
(5)
0
10
20
30
40
50
60
Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
83
dirasakan oleh sebagian masyarakat Adapun sebagian responden menjawab
setuju dikarenakan dalam pelaksanaan kegiatan sosialisasi pengurangan resiko
bencana banjir oleh BPBD sudah dirasakan oleh masyarakat Tetapi dengan
banyaknya responden menjawab tidak setuju maka dapat diasumsikan bahwa
selama ini BPBD masih belum optimal dan menyeluruh dalam melaksanakan
kegiatan sosialisasi pengurangan resiko bencana banjir yang sudah menjadi tugas
dan tujuan organisasi tersebut
Selanjutnya diagram hasil penelitian berdasarkan butir pertanyaan kedua
dalam indikator tujuan berikut adalah diagram beserta pertanyaannya
Diagram 44
Penanganan Kedaruratan Bencana Banjir Telah Dilaksanakan Oleh
BPBDKabupaten Lebak
Berdasarkan diagram 44 di atas mengenai tanggapan responden atas
pertanyaan bahwa BPBD sudah melaksanakan tugas dalam penanganan
(11)
(53)
(35)
(1)
0
10
20
30
40
50
60
Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
84
kedaruratan bencana banjir adalah 11 responden (11) menjawab sangat setuju
53 responden (53) menjawab setuju 35 responden (35) menjawab tidak
setuju dan 1 responden (1) menjawab sangat tidak setuju Dengan demikian
secara mayoritas responden setuju bahwa BPBD sudah melaksanakan penanganan
kedaruratan bencana banjir pada saat terjadinya bencana banjir Ini dikarenakan
bahwa pada saat bencana banjir terjadi BPBD sudah melaksanakan penanganan
kedaruratan untuk menanggulangi bencana banjir di Kabupaten Lebak
Kemudian diagram hasil penelitian berdasarkan butir pertanyaan ketiga
dalam indikator tujuan berikut adalah diagram beserta pertanyaannya
85
Diagram 45
BPBD Menyelenggarakan Pemulihan Setelah Bencana Terjadi
Dari diagram 45 di atas dapat dilihat bahwa komposisi dari tanggapan
responden terkait apakah BPBD menyelenggarakan pemulihan (rekonstruksi)
setelah bencana banjir terjadi Tanggapan responden yaitu 2 responden (2)
menjawab sangat setuju 40 responden (40) menjawab setuju 52 responden
(52) menjawab tidak setuju dan 6 responden (6) menjawab sangat tidak
setuju Berdasarkan data tanggapan responden tersebut mayoritas menjawab tidak
setuju terkait bahwa BPBD sudah menyelenggarakan pemulihan setelah bencana
banjir terjadi Adapun sebagian masyarakat menjawab setuju karena ada sebagian
masyarakat yang telah merasakan pelayanan BPBD terkait pemulihan bencana
pada pasca bencana
(2)
(40)
(52)
(6)
0
10
20
30
40
50
60
Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
86
4322 Indikator Standar
Berdasarkan hasil penelitian lapangan diperoleh hasil penelitian
berdasarkan indikator standar berikut daigram dan pertanyaannya
Diagram 46
Penyelenggaraan Penanggulangan Banjir Sesuai Prosedur
Berdasarkan diagram 46 di atas dapat dilihat bahwa komposisi nilai dari
tanggapan responden terkait dengan penyelenggaraan penanggulangan bencana
banjir oleh BPBD Kabupaten Lebak sesuai prosedur adalah 3 responden (3)
menjawab sangat setuju 45 responden (45) menjawab setuju 51 responden
(51) menjawab tidak setuju dan 1 responden (1) menjawab sangat tidak
setuju Dengan demikian secara mayoritas responden menjawab tidak setuju
terkait penyelenggaraan penanggulangan bencana banjir sudah sesuai prosedur
Hal ini dapat diartikan bahwa penyelenggaraan penanggulangan bencana daerah
(3)
(45)
(51)
(1)
0
10
20
30
40
50
60
Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
87
masih belum sesuai prosedur Adapun responden yang menjawab setuju dengan
komposisi sebesar 45 dikarenakan sebagian responden menilai sudah sesuai
prosedur Hal ini dikarenakan keterbatasan pegawai BPBD dalam menjalankan
tugas masih kurang responsif
Selanjutnya berdasarkanhasil penelitian lapangan dari butir kedua dari
indikator standar berikut adalah diagram dan pertanyaannya
Diagram 47
Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana Banjir Mengedepankan
Keadilan
Berdasarkan diagram 47 di atas mengenai tanggapan responden atas
pertanyaan penyelenggaraan BPBD dalam penanggulangan bencana banjir
mengedepankan keadilan adalah 3 responden (3) menjawab sangat setuju 38
responden (38) menjawab setuju 51 responden (51) menjawab tidak setuju
(3)
(38)
(51)
(8)
Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
88
dan 8 responden (8) menjawab sangat tidak setuju Dengan demikian secara
mayoritas responden dapat dikatakan menjawab tidak setuju terkait dengan
penyelenggaraan BPBD Kabupaten Lebak dalam penanggulangan bencana banjir
dengan mengedepankan keadilan Adapun responden menjawab setuju karena
sedikit dari mayoritas responden tidak merasakan hal tersebut bahkan responden
lebih menciptakan rasa aman terhadap apa yang mereka hadapi pada saat bencana
banjir terjadi
Kemudian selanjutnya berdasarkan hasil penelitian lapangan dari butir
ketiga dari indikator standar berikut adalah diagram dan pertanyaannya
Diagram 48
Cepat dan Tanggap Dalam Penanggulangan Bencana Banjir
Dari diagram 48 di atas mengenai tanggapan responden atas pertanyaan
bahwa BPBD Kabupaten Lebak cepat tanggap dalam penanggulangan bencana
(5)
(28)
(59)
(8)
0
10
20
30
40
50
60
70
Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
89
banjir adalah 5 responden (5) menjawab sangat setuju 28 responden (28)
menjawab setuju 59 responden (59) menjawab tidak setuju dan 8 responden
(8) menjawab sangat tidak setujuDengan demikian secara mayoritas responden
dapat dikatakan menjawab tidak setuju terkait dengan cepat tanggap dalam
penyelenggaraan penanggulangan bencana banjir oleh BPBD Kabupaten Lebak
Adapun responden yang menjawab setuju karena responden merasakan pelayanan
yang cepat tanggap dari BPBD Kabupaten Lebak Karena berdasarkan prinsipnya
BPBD harus cepat tanggap dalam penyelenggaraan penanggulangan bencana
khususnya bencana banjir
4323 Indikator Alat atau Sarana
Berdasarkan hasil penelitian lapangan diperoleh hasil penelitian
berdasarkan indikator alat atau sarana berikut diagram dan pertanyaannya
Diagram 49
Peralatan Dalam Penanggulangan Bencana Banjir Telah Lengkap
(3)
(31)
(54)
(12)
0
10
20
30
40
50
60
Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
90
Berdasarkan diagram 49 di atas mengenai tanggapan responden atas
pertanyaan terkait dengan peralatan dalam penanggulangan bencana banjir
BPBD Kabupaten Lebak telah lengkap adalah 3 responden (3) menjawab
sangat setuju 31 responden (31) menjawab setuju 54 responden (54)
menjawab tidak setuju 12 responden (12) menjawab sangat setuju Dengan
demikian secara mayoritas responden dapat dikatakan menjawab tidak setuju
dikarenakan dalam penyelenggaraannya penanggulangan bencana banjir pihak
BPBD Kabupaten Lebak masih kekurangan akan kelengkapan peralatan dalam
penanggulangan banjir Adapun responden yang menjawab setuju dikarenakan
masyarakat di sebagian daerah merasakan kelengkapan peralatan BPBD dalam
penanggulangan banjir sudah memadai
Kemudian selanjutnya berdasarkan hasil penyebaran kuesioner dari butir
kedua indokator alat atau sarana berikut adalah diagram dan pertanyaannya
91
Diagram 410
Alat Komunikasi dalam Memberikan Informasi Bencana Banjir Sudah
Memadai
Berdasarkan diagram 410 di atas dapat dilihat bahwa tanggapan
responden terkait alat komunikasi dalam memberikan informasi bencana banjir
BPBD sudah memadai adalah 5 responden (5) menjawab sangat setuju 39
responden (39) menjawab setuju 46 responden (46) menjawab tidak setuju
dan 10 responden (10) menjawab sangat tidak setuju Dengan demikian secara
mayoritas responden dapat dikatakan menjawab tidak setuju terkait kepemilikan
alat komunikasi dalam memberikan informasi kebencananaan Ini dikarenakan
responden menilai bahwa alat komunikasi BPBD dalam memberikan informasi
kebencanaan masih belum memadai
(5)
(39)
(46)
(10)
0
5
10
15
20
25
30
35
40
45
50
Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
92
Selanjutunya berdasarkan hasil penelitian lapangan dari butir ketiga
indikator alat atau sarana berikut adalah diagram dan pertanyaannya
Diagram 411
Tempat Penyimpanan Bantuan Logistik Sudah Memadai
Berdasarkan diagram 411 di atas dapat dilihat bahwa tanggapan
responden terkait tempat penyimpanan bantuan logistik di BPBD kabupaten
Lebak sudah memadai adalah 11 responden (11) menjawab sangat setuju 31
responden (31) menjawab setuju 45 responden (45) menjawab tidak setuju
dan 13 responden (13) menjawab sangat tidak setuju Dengan demikian secara
mayoritas responden dapat dikatakan menjawab tidak setuju Hal ini dikarenakan
responden menilai bahwa BPBD masih belum memilliki tempat yang memadai
untuk penyimpanan bantuan logistic bencana
(11)
(31)
(45)
(13)
0
5
10
15
20
25
30
35
40
45
50
Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
93
4324 Indikator Kompetensi
Berdasarkan hasil penelitian lapangan diperoleh hasil penelitian
berdasarkan indikator kompetensi berikut daigram dan pertanyaannya
Diagram 412
BPBD Memiliki Kemampuan Yang Baik dalam Penyelenggaraan Bencana
Banjir
Berdasarkan diagram 412 di atas mengenai BPBD Kabupaten Lebak
memiliki kemampuan yang baik dalam penyelenggaraan penanggulangan bencana
banjir adalah 7 responden (7) menjawab sangat setuju 33 responden (33)
menjawab setuju 47 responden (47) menjawab tidak setuju dan 13 responden
(13) menjawab sangat tidak setuju Dengan demikian secara mayoritas
responden dapat dikatakan menjawab tidak setuju atas BPBD Kabupaten Lebak
(7)
(33)
(47)
(13)
0
5
10
15
20
25
30
35
40
45
50
Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
94
memiliki kemampuan yang baik dalam penyelenggaraan penanggulangan bencana
banjir
Selanjutnya berdasarkan hasil penelitian di lapangan dari butir kedua dari
indikator kompetensi berikut adalah diagram dan pertanyaannya
Diagram 413
BPBD Selalu Memeberikan Informasi Setiap Akan Terjadinya Bencana
Banjir
Berdasarkan diagram 413 di atas mengenai tanggapan responden atas
BPBD Kabupaten Lebak selalu memberikan informasi setiap akan terjadinya
bencana banjir adalah 4 responden (4) menjawab sangat setuju 38 responden
(38) menjawab setuju 49 responden (49) menjawab tidak setuju dan 9
responden (9) menjawab sangat tidak setuju Dengan demikian secara mayoritas
responden dapat dikatakan menjawab tidak setuju Ini dikarenakan responden
(4)
(38)
(49)
(9)
0
10
20
30
40
50
60
Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
95
menilai bahwa dalam pelaksanaannya BPBD Kabupaten Lebak belum
memberikan informasi terkait akan terjadinya bencana banjir ini dikarenakan
BPBD masih belum memiliki alat komunikasi yang memadai dalam pemberian
informasi kepada masyarakat Selain itu pula belum berjalannya komunitas
masyarakat tangguh bencana di tiap daerah rawan bencana banjir Sehingga dalam
pemberian informasi masih belum optimal
Kemudian selanjutnya berdasarkan hasil penelitian lapangan dari butir
ketiga dari indikator kompetensi berikut adalah diagram dan pertanyaannya
Diagram 414
Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana Banjir Sesuai Tugas dan Fungsi
Dari diagram 414 di atas dapat dilihat mengenai tanggapan responden atas
pertanyaan setujukah penyelenggaraan penanggulangan bencana banjir sesuai
tugas dan fungsi adalah 3 responden (3) menjawab sangat setuju 38 responden
(3)
(38)
(50)
(9)
0
10
20
30
40
50
60
Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
Series1
96
(38) menjawab setuju 50 responden (50) menjawab tidak setuju dan 9
responden (9) menjawab sangat tidak setuju Dengan demikian secara mayoritas
responden mengasumsikan tidak setuju akan penyelenggaraan penanggulangan
bencana banjir sesuai tugas dan fungsi Ini dikarenakan masyarakat menilai dalam
pelaksanaannya BPBD yang seharusnya menjadi koordinator dalam
penyelenggaraan penanggulangan bencana namun realitanya yang menjadi
koordinator dari pihak militer
4325 Indikator Motif
Berdasarkan hasil penelitian lapangan diperoleh hasil penelitian
berdasarkan indikator kompetensi berikut daigram dan pertanyaannya
Diagram 415
BPBD Telah Memberikan Penyuluhan Mengenai Bahaya Bencana Banjir
(7)
(43)(45)
(5)
0
5
10
15
20
25
30
35
40
45
50
Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
97
Dari diagram 415 di atas dapat dilihat bahwa tanggapan responden
mengenai pertanyaan mengenai BPBD telah memberikan penyuluhan mengenai
bahaya bencana banjir adalah 7 responden (7) menjawab sangat setuju 43
responden (43) menjawab setuju 45 responden (45) menjawab tidak setuju
dan 5 responden (5) menjawab sangat tidak setuju Dengan demikian secara
prosentase dapat dikatakan responden menjawab tidak setuju bahwa penyuluhan
mengenai bahaya bencana banjir telah dilaksanakan oleh BPBD Adapun
responden yang menjawab setuju karena sebagian masyarakat di Kabupaten
Lebak telah mengikuti penyuluhan bahayanya bencana banjir yang dilakukan oleh
BPBD
Kemudian selanjutnya berdasarkan hasil penelitian di lapangan dari butir
kedua dari indikator motif berikut adalah diagram dan pertanyaannya
Diagram 416
BPBD Memiliki Motivasi tinggi Dalam Penanggulangan Bencana Banjir
(3)
(40)
(49)
(8)
0
10
20
30
40
50
60
Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
98
Berdasarkan diagram 416 di atas mengenai tanggapan responden atas
pernyataan bahwa BPBD selama ini memiliki motivasi tinggi dalam
penangggulangan bencana banjir adalah 3 responden (3) menjawab sangat
setuju 40 responden (40) menjawab setuju 49 responden (49) menjawab
tidak setuju dan 8 responden (8) menjawab sangat tidak setuju Dengan
demikian secara mayoritas responden dapat dikatakan menjawab tidak setuju
Adapun responden yang menjawab setuju karena menilai bahwa BPBD dalam
menjalankan tugas telah memiliki motivasi dalam penanggulangan bencana banjir
Sementara itu berikutnya hasil penelitian di lapangan dari butir ketiga
indikator motif berikut adalah diagram dan pertanyaannya
Diagram 417
Aparatur BPBD Kabupaten Lebak Berprilaku Sukarela dalam
Penanggulangan Bencana Banjir
(5)
(33)
(52)
(10)
0
10
20
30
40
50
60
Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
99
Dari diagram 417 di atas dapat di lihat mengenai tanggapan responden
atas pertaanyaan bahwa BPBD berprilaku sukarela dalam penanggulangan
bencana banjir adalah 5 responden (5) menjawab sangat setuju 33 responden
(33) menjawab setuju 52 responden (52) menjawab tidak setuju dan 10
responden (10) menjawab sangat tidak setuju Dengan demikian secara
mayoritas responden dapat dikatakan menjawab tidak setuju Hal ini dikarenakan
aparatur BPBD masih belum berprilaku sukarela dalam penyelenggaraan
penanggulangan banjir
4326 Indikator Peluang
Berdasarkan hasil penelitian lapangan diperoleh hasil penelitian
berdasarkan indikator peluang berikut daigram dan pertanyaannya
100
Diagram 418
BPBD Lebak Telah Memberikan Pelatihan Kepada Komunitas Masyarakat
Tangguh Bencana
Berdasarkan diagram 418 di atas mengenai tanggapan responden atas
pernyataan bahwa BPBD telah memberikan pelatihan kepada komunitas
masyarakat tangguh bencana adalah 4 responden (4) menjawab sangat setuju
30 responden (30) menjawab setuju 53 responden (53) menjawab tidak
setuju 13 responden (13) menjawab sangat tidak setuju Secara mayoritas
responden dapat dikatakan menjawan tidak setuju dengan pernyataan bahwa
BPBD telah memberikan pelatihan kepada Komunitas Masyarakat Tangguh
Bencana Hal ini dikarenakan bahwa pihak BPBD hanya mensosialisasikan terkait
bencana banjir dan masih belum memberikan pelatihan yang intensif terhadap
komunitas tangguh bencana
(4)
(30)
(53)
(13)
0
10
20
30
40
50
60
Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
101
Berikutnya berdasarkan hasil penelitian lapangan dari butir kedua
indikator peluang berikut adalah diagram dan pertanyaannya
Diagram 419
BPBD Telah Memberikan Solusi akan Bencana Banjir
Berdasarkan diagram 419 diatas mengenai tanggapan responden atas
pernyataan bahwa BPBD telah memberikan solusi akan bencana banjir adalah 6
responden (6) menjawab sangat setuju 37 responden (37) menjawab setuju
43 responden (43) menjawab tidak setuju dan 14 responden (14) sangat tidak
setuju Dengan demikian secara mayoritas responden dapat dikatakan menjawab
tidak setuju dengan pertnyaataan bahwa BPBD telah memberikan solsusi akan
bencana banjir Ini dikarenakan BPBD hanya menyelenggrakan penanggulangan
bencana dan belum memberikan solusi terkait bencana banjir
6(6)
37(37)
(43)
(14)
0
5
10
15
20
25
30
35
40
45
50
Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
102
Kemudian selanjutnya berdasarkan hasil penelitian di lapangan dari butir
ketiga indikator peluang berikut adalah diagram dan pertanyaannya
Diagram 420
BPBD Memberikan Kebebasan Kepada Masyarakat Dalam Penanggulangan
Bencana Banjir
Berdasarkan diagram 420 diatas mengenai tanggapan responden atas
pernyataan BPBD Memberikan kebebasan kepada masyarakat dalam
penanggulangan bencana banjir adalah 15 responden (15) menjawab sangat
setuju 51 responden (51) menjawab setuju 31 responden (31) menjawab
tidak setuju dan 3 responden (3) menjawab sangat tidak setuju Dengan
demikian secara mayoritas responden dapat dikatakan menjawab setuju Ini
dikarenakan dalam pelaksanaan penanggulangan bencana banjir dari mulai
(15)
(51)
(31)
(3)
0
10
20
30
40
50
60
Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
103
evakuasi hingga pemulihan bencana masyarakat diberikan kebebasan untuk
bergabung dalam penggulangan bencana banjir sebagai rasa kemanusiaan
4327 Indikator Umpan Balik
Berdasarkan hasil penelitian lapangan diperoleh hasil penelitian
berdasarkan indikator umpan balik berikut daigram dan pertanyaannya
Diagram 421
BPBD Selalu Memberikan Informasi Hasil Kegiatan Penanggulangan
Bencana Banjir
Berdasarkan diagram 421 diatas mengenai tanggapan responden atas
pernyataan BPBD selalu memberikan informasi hasil kegiatan penanggulangan
bencana banjir adalah 3 responden (3) menjawab sangat setuju 28 responden
(28) menjawab setuju 54 responden (54) menjawab tidak setuju dan 15
(3)
(28)
(54)
(15)
0
10
20
30
40
50
60
Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
104
responden (15) menjawab sangat tidak setuju Dengan demikian secara
mayoritas responden dapat dikatakan menjawab tidak setuju Ini dikarenakan
dalam pemberian informasi hasil kegiatan penanggulangan bencana banjir tidak
seluruh atau semuanya diketahui oleh masyarakat
Kemudian selanjutnya berdasarkan hasil penelitian di lapangan dari butir
kedua indikator umpan balik berikut adalah diagram dan pertanyaannya
Diagram 422
BPBD Selalu Melaksanakan Penilaian Atas Prestasi Kerja
Berdasarkan diagram 422 diatas mengenai tanggapan responden atas
pernyataan BPBD selalu melaksanakan penilaian-penilaian atas prestasi kerja
adalah 1 responden (1) menjawab sangat setuju 23 responden (23) menjawab
setuju 72 responden (72) menjawab tidak setuju dan 4 responden (4)
menjawab sangat tidak setuju Dengan demikian secara mayoritas responden
(1)
(23)
(72)
(4)
0
10
20
30
40
50
60
70
80
Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
105
dapat dikatakan menjawab tidak setuju Ini dikarenakan dalam pelaksanaan
evaluasi atau penilaian kinerja masih belum berjalan dengan baik dan masyarakat
masih belum melihat perubahan-perubahan yang signifikan
Berikutnya berdasarkan hasil penelitian di lapangan dari butir ketiga
indikator umpan balik berikut adalah diagram dan pertanyaannya
Diagram 423
BPBD Perlu Menindaklanjuti Kegiatan Yang Dilaksanakan
Berdasarkan diagram 423 diatas mengenai tanggapan responden atas
pernyataan BPBD perlu menindaklanjuti kegiatan yang telah dilaksanakan adalah
7 responden (7) menjawab sangat setuju 58 responden (58) menjawab setuju
31 responden (31) menjawab tidak setuju dan 4 responden (4) menjawab
sangat tidak setuju Dengan demikian secara mayoritas responden dapat dikatakan
menjawab setuju Ini dikarenakan dalam setiap kegiatan harus selalu ada tindak
(7)
(58)
(31)
(4)
0
10
20
30
40
50
60
70
Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
106
lanjutnya agar nantinya dapat menciptakan suatu kegiatan yang lebih baik lagi di
masa yang akan datang Sehingga dalam pelaksanaannya BPBD dapat optimal dan
lebih responsif dalam penanggulangan bencana khususnya dalam penanggulangan
bencana banjir
44 Pengujian Hipotesis
Penelitian ldquoKinerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)
dalam Penanggulangan Bencana Banjir di Kabupaten Lebakrdquo ini memiliki
hipotesis sebagai berikut
ldquoKinerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah Dalam
Penanggulangan Bencana Banjir di Kabupaten Lebak paling tinggi
mencapai 65 dari nilai idealnya 100rdquo
Sementara tujuan daripada pengujian hipotesis ini yaitu untuk mengetahui
tingkat signifikansi dari hipotesis yang diajukan Pada tahap pengujian hipotesis
ini peneliti menggunakan rumus t-test satu sampel
Berdasarkan penghitungan data skor ideal yang diperoleh adalah 4 x 21 x
100 = 8400 Keterangannya adalah 4 = nilai tertinggi dari setiap pilihan jawaban
pernyataan yang diajukan kepada responden (kriteria penilaian skor berdasarkan
skala Likert) 21 = jumlah item pertanyaan yang diajukan kepada responden dalam
bentuk koesioner dan 100 = jumlah sampel yang dijadikan responden dalam
penelitian ini Selanjutnya untuk jumlah skor penelitian (lihat di lampiran tabel
distrribusi data) adalah sebesar 5049 Dengan demikian maka nilai ldquoKinerja
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dalam Penanggulangan Bencana
107
Banjir Di Kabupaten Lebakrdquo adalah 5049 8400 = 06010 maka diprosentasikan
60
Skor ideal untuk Kinerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah Dalam
Penanggulangan Bencana Banjir Di Kabupaten Lebak adalah 4 x 21 x 100 = 8400
Keterangannya adalah 4 = nilai tertinggi dari setiap pilihan jawaban pernyataan
yang diajukan kepada responden (kriteria penilaian skor berdasarkan skala Likert)
21 = jumlah item pertanyaan yang diajukan kepada responden dalam bentuk
koesioner dan 100 = jumlah sampel yang dijadikan responden dalam penelitian
ini dan nilai meannilai rata-rata adalah 8400 100 = 84 Sehingga untuk Kinerja
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dalam Penanggulangan Bencana
Banjir Di Kabupaten Lebak nilai yang dihipotesiskan tertinggi 65 dari yang
diharapkan Sementara nilai yang dihipotesiskan adalah 065 x 84 = 55 Untuk
perhitungan hipotesis statistiknya adalah sebagai berikut Ha untuk memprediksi
micro lebih kecil atau sama dengan 65 dari skor ideal
H0 = micro gt65 gt 065 x 84 = 55
Ha = micro lt 65 lt 065 x 84 = 55
Pengujian hipotesis menggunakan rumus t- test satu sampel dengan uji
pihak kiri adalah sebagai berikut
Diketahui
micro =5049
100
= 5049
micro0= 55
108
s =
n
s
x
s = 766
n = 100
ditanya t
t =
n
s
x
t = - 549 x 10
766
t = - 716
Dari hasil penghitungan di atas dapat dilihat bahwa nilai thitung adalah -
716 Nilai thitung tersebut selanjutnya dibandingkan dengan nilai ttabel dengan
derajat kebebasan (dk) = (n ndash 1) = ( 100 ndash 1) = 99 dan taraf kesalahan = 10
untuk uji satu pihak kiri didapat nilai ttabel yaitu -1289 Karena nilai thitung lebih
kecil dari pada nilai ttabel (-716 lt -1289) dan jatuh pada daerah penerimaan Ha
maka hipotesis alternatif (Ha) diterima dan hipotesis nol (H0) ditolak Dapat dilihat
pada gambar 42 mengenai kurva daerah penerimaan Ha dan penolakan H0
Dari perbandingan jumlah data yang terkumpul dengan skor ideal
ditemukan bahwa Kinerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dalam
Penanggulangan Bencana Banjir di Kabupaten Lebak yaitu
5049
8400 x 100 = 6010
109
Jadi hipotesis yang menyatakan bahwa Kinerja Badan Penanggulangan
Bencana Daerah (BPBD) dalam Penanggulangan Bencana Banjir di Kabupaten
Lebak paling tinggi 65 dari nilai idealnya 100 dapat diterima atau dari
penghitungan sampel rata-rata menghasilkan nilai sebesar 6010 dibulatkan
menjadi 60 Berikut kurva daerah penerimaan Hipotesis alternatif (Ha) dan
daerah penerimaan H0
Gambar 42
Kurva Penerimaan dan Penerimaan H0
-716 0 1289
60 65
Berdasarkan gambar di atas dapat dilihat bahwa thitung ternyata jatuh pada
daerah penerimaan Ha dengan demikian Ha diterima dan H0 ditolak
45 Interpretasi Hasil Penelitian
Penelitian dengan judul Kinerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah
(BPBD) dalam Penanggulangan Bencana Banjir di Kabupaten Lebak sebelumnya
telah mempunyai rumusan masalah deskriptif dan peneliti berusaha menjawab
perumusan masalah tersebut Rumusan masalah tersebut adalah ldquoSeberapa besar
Daerah penerimaan Ha
Daerah Penerimaan H0
110
Kinerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah Dalam Penanggulangan Bencana
Banjir Di Kabupaten Lebakrdquo
Untuk menjawab rumusan masalah deskriptif dalam penelitian ini dapat
dilihat dari pemaparan pengujian hipotesis yang menggunakan rumus t-test satu
sampel dengan menguji pihak kiri bahwa harga thitung lebih kecil (lt) dari harga
ttabel dan itu dapat diartikan bahwa Ha diterima dan H0 ditolak Karena dari hasil
pengujian menunjukan bahwa hipotesis mencapai 6010 dari angka yang
diharapkan 65
Berdasarkan dari data pengujian hipotesis tersebut dapat dijelaskan bahwa
ldquoKinerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dalam Penanggulangan
Bencana Banjir di Kabupaten Lebakrdquo mencapai 6010 dari angka tertinggi yang
dihipotesiskan yaitu 65 Ini berarti tingkat Kinerja Badan Penanggulangan
Bencana Daerah (BPBD) dalam Penanggulangan Bencana Banjir di Kabupaten
masuk dalam kategori kurang baik Hal tersebut dapat dilihat pada pengkategorian
sebagai berikut
Kategori Instrumen
2100 4200 6300 8400
5049
Tidak Baik Kurang Baik Baik Sangat Baik
111
Nilai 5049 termasuk dalam kategori interval kurang baik dan baik maka
hasil di atas masuk dalam kategori kurang baik karena lebih mendekati pada
kategori kurang baik
46 Pembahasan
Berdasarkan teori kinerja organisasi menurut Hersey Blanchard dan
Johnson bahwa kinerja organisasi dapat diukur dari beberapa aspek diantaranya
tujuan standar alatsarana kompetensi motif peluang dan umpan balik
(Wibowo 2011102) Maka dengan teori kinerja organisasi tersebut dapat
mengukur dan menjelaskan Kinerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah
(BPBD) dalam Penanggulangan Bencana Banjir di Kabupaten Lebak Penjelasan
dari hasil pengolahan data dari indikator kinerka organisasi tersebut lebih jelasnya
akan dipaparkan di bawah ini
1 Indikator Tujuan
Indikator tujuan berkaitan dengan tujuan pada Badan Penanggulangan
Bencana Daerah dalam penanggulangan bencana banjir di Kabupaten
Lebak yang diantaranya adalah berkaitan dengan pengurangan resiko
bencana pada saat prabencana penanganan kedaruratan saat bencana
terjadi dan pemulihan pada saat setelah terjadi bencana (pasca bencana)
Dalam hal ini masyarakat di Kabupaten Lebak merasakan akan adanya
pelayanan kebencanaan yang merupakan tugas dari BPBD khususnya
dalam bencana banjir Dari hasil pengolahan data dalam indikator tujuan
ini memuat 3 butir instrumen pertanyaandalam pengolahannya didapatkan
112
dari skor ideal indikator tujuan adalah 4 x 3 x 100 = 1200 (4 = nilai dari
setiap jawaban pertanyaan yang diajukan pada responden kriteria skor
berdasarkan pada skala Likert 3 = jumlah pertanyaan yang ada pada
indikator tujuan 100 = jumlah sampel yang dijadikan responden) Setelah
menemukan skor ideal kemudian dibagikan dengan skor riil yang diisi
oleh responden jadi tingkat persetujuan dari indikator tujuan yaitu sebesar
754 1200 = 063 x 100 = 63 Berdasarkan hasil tersebut dapat
dikatakan Kinerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah dalam
penanggulangan Kabupaten Lebak baik Sebagaimana digambarkan
dalam kategori di bawah ini
Kategori Instrumen
300 600 900 1200
754
Nilai 754 termasuk dalam interval kurang baik dan baik maka hasil di atas
masuk dalam kategori baik karena lebih mendekati pada kategori baik
2 Indikator Standar
Indikator standar berkaitan dengan SOP (Standard Operating Procedure)
yang memuat mengenai pelayanan BPBD yang sesuai prosedur adil dan
tidak didkriminatif serta cepat dalam penanggulangan bencana banjir di
Kabupaten Lebak Dari hasil pengolahan data pada indikator standar ini
Tidak Baik Kurang Baik Baik Sangat Baik
113
memuat 3 butir pertanyaan Dalam pengolahannya diperoleh dari skor
ideal indikator standar yaitu 4 x 3 x 100 = 1200 (4 = nilai dari setiap
jawaban pertanyaan yang diajukan pada responden kriteria skor
berdasarkan pada skala Likert 3 = jumlah pertanyaan yang ada pada
indikator standar 100 = jumlah sampel yang dijadikan responden) Setelah
menemukan skor ideal kemudian dibagikan dengan skor riil yang diisi
oleh responden yaitu sebesar 716 1200 x 100 = 60 Hal ini dapat
diartikan bahwa Kinerja BPBD dalam Penanggulangan Bencana Banjir di
Kabupaten Lebak berjalan kurang baik bila dilihat dari indikator standar
Sebagaimana digambarkan dalam kategori berikut ini
Kategori Instrumen
300 600 900 1200
716
Nilai 716 termasuk dalam interval kurang baik dan baik maka hasil di atas
masuk dalam kategori kurang baik karena lebih mendekati pada kategori
kurang baik
3 Indikator Alatsarana
Indikator Alatsarana merupakan indikator untuk mengukur terkait dengan
ketersediaannya kelengkapan peralatan penanggulangan bencana banjir
alat komunikasi dan tempat penyimpanan logistik untuk menunjang
Tidak Baik Kurang Baik Baik Sangat Baik
114
Kinerja BPBD dalam Penaggulangan Bencana Banjir di Kabupaten Lebak
Dari hasil pengolahan data pada indikator alatsarana ini memuat 3 butir
pertanyaan Dalam pengolahannya diperoleh dari skor ideal indikator
alatsarana yaitu 4 x 3 x 100 = 1200 (4 = nilai dari setiap jawaban
pertanyaan yang diajukan pada responden kriteria skor berdasarkan pada
skala Likert 3 = jumlah pertanyaan yang ada pada indikator tujuan 100 =
jumlah sampel yang dijadikan responden) Setelah menemukan skor ideal
kemudian dibagikan dengan skor riil yang diisi oleh responden yaitu
sebesar 704 1200 x 100 = 59 Hal ini dapat diartikan bahwa Kinerja
BPBD dalam Penanggulangan Bencana Banjir di Kabupaten Lebak
berjalan kurang baik bila dilihat dari indikator alatsarana Sebagaimana
digambarkan dalam kategori berikut ini
Kategori Instrumen
300 600 900 1200
704
Nilai 704 termasuk dalam interval kurang baik dan baik maka hasil di atas
masuk dalam kategori kurang baik karena lebih mendekati pada kategori
kurang baik
4 Indikator Kompetensi
Tidak Baik Kurang Baik Baik Sangat Baik
115
Indikator kompetensi berkaitan dengan kemampuan aparaturpegawai dan
kesesuaian pegawai dengan tugas dan fungsinya Dalam hal ini
kemampuan dan tugas pegawai BPBD terkait dalam penanggulangan
bencana banjir sudah mumpuni atau belum dalam menunjang kinerja
BPBD dalam Penanggulangan Bencana Banjir di Kabupaten Lebak Dari
hasil pengolahan data pada indikator kompetensi ini memuat 3 butir
pertanyaan Dalam pengolahannya diperoleh dari skor ideal indikator
kompetensi yaitu 4 x 3 x 100 = 1200 (4 = nilai dari setiap jawaban
pertanyaan yang diajukan pada responden kriteria skor berdasarkan pada
skala Likert 3 = jumlah pertanyaan yang ada pada indikator kompetensi
100 = jumlah sampel yang dijadikan responden) Setelah menemukan skor
ideal kemudian dibagikan dengan skor riil yang diisi oleh responden yaitu
sebesar 706 1200 x 100 = 59 Hal ini dapat diartikan bahwa Kinerja
BPBD dalam Penanggulangan Bencana Banjir di Kabupaten Lebak
berjalan kurang baik bila dilihat dari indikator kompetensi Sebagaimana
digambarkan dalam kategori berikut ini
Kategori Instrumen
300 600 900 1200
706
Tidak Baik Kurang Baik Baik Sangat Baik
116
Nilai 706 termasuk dalam interval kurang baik dan baik maka hasil di atas
masuk dalam kategori kurang baik karena lebih mendekati pada kategori
kurang baik
5 Indikator Motif
Indikator motif berkaitan dengan motivasi dalam penanggulangan
bencana prilaku pegawaiaparatur dan sosialisasi bahaya banjir Indikator
motif ini berkaitan dengan motivasi dalam mendukung kinerja BPBD
dalam Penanggulangan Bencana Banjir di Kabupaten Lebak Dari hasil
pengolahan data dalam indikator motif ini memuat 3 butir instrumen
pertanyaandalam pengolahannya didapatkan dari skor ideal indikator
tujuan adalah 4 x 3 x 100 = 1200 (4 = nilai dari setiap jawaban pertanyaan
yang diajukan pada responden kriteria skor berdasarkan pada skala Likert
3 = jumlah pertanyaan yang ada pada indikator motif 100 = jumlah
sampel yang dijadikan responden) Setelah menemukan skor ideal
kemudian dibagikan dengan skor riil yang diisi oleh responden jadi
tingkat persetujuan dari indikator motif yaitu sebesar 723 1200 = 06 x
100 = 60 Berdasarkan hasil tersebut dapat dikatakan Kinerja Badan
Penanggulangan Bencana Daerah dalam penanggulangan banjir di
Kabupaten Lebak kurang baik Sebagaimana digambarkan dalam kategori
di bawah ini
117
Kategori Instrumen
300 600 900 1200
723
Nilai 723 termasuk dalam interval kurang baik dan baik maka hasil di atas
masuk dalam kategori kurang baik karena lebih mendekati pada kategori
kurang baik
6 Indikator Peluang
Indikator peluang berkaitan dengan komunitas masyarakat tangguh
bencana solusi bencana banjir dan partispasi masyarakat dalam
penanggulangan bencana banjir Indikator peluang ini berkaitan dengan
peluang-peluang untuk mendukung kinerja BPBD dalam Penanggulangan
Bencana Banjir di Kabupaten Lebak Dari hasil pengolahan data dalam
indikator peluang ini memuat 3 butir instrumen pertanyaan dalam
pengolahannya didapatkan dari skor ideal indikator tujuan adalah 4 x 3 x
100 = 1200 (4 = nilai dari setiap jawaban pertanyaan yang diajukan pada
responden kriteria skor berdasarkan pada skala Likert 3 = jumlah
pertanyaan yang ada pada indikator peluang 100 = jumlah sampel yang
dijadikan responden) Setelah menemukan skor ideal kemudian dibagikan
dengan skor riil yang diisi oleh responden jadi tingkat persetujuan dari
indikator peluang yaitu sebesar 738 1200 = 059 x 100 = 59
Tidak Baik Kurang Baik Baik Sangat Baik
118
Berdasarkan hasil tersebut dapat dikatakan Kinerja Badan Penanggulangan
Bencana Daerah dalam penanggulangan banjir di Kabupaten Lebak
kurang baik Sebagaimana digambarkan dalam kategori di bawah ini
Kategori Instrumen
300 600 900 1200
738
Nilai 738 termasuk dalam interval kurang baik dan baik maka hasil di atas
masuk dalam kategori kurang baik karena lebih mendekati pada kategori
kurang baik
7 Indikator Umpan Balik
Indikator umpan balik berkaitan dengan pelaporan hasil kegiatan
penilaian kinerja dan tindak lanjut dari kegiatan penanggulangan bencana
banjir oleh BPBD Indikator umpan balik ini berkaitan dengan umpan-
umpan yang dilaksanakan dimasa yang akan datang untuk mendukung
kinerja BPBD dalam Penanggulangan Bencana Banjir di Kabupaten
Lebak Dari hasil pengolahan data dalam indikator umpan balik ini
memuat 3 butir instrumen pertanyaan dalam pengolahannya didapatkan
dari skor ideal indikator tujuan adalah 4 x 3 x 100 = 1200 (4 = nilai dari
setiap jawaban pertanyaan yang diajukan pada responden kriteria skor
berdasarkan pada skala Likert 3 = jumlah pertanyaan yang ada pada
Tidak Baik Kurang Baik Baik Sangat Baik
119
indikator peluang 100 = jumlah sampel yang dijadikan responden)
Setelah menemukan skor ideal kemudian dibagikan dengan skor riil yang
diisi oleh responden jadi tingkat persetujuan dari indikator peluang yaitu
sebesar 708 1200 = 059 x 100 = 59 Berdasarkan hasil tersebut dapat
dikatakan Kinerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah dalam
penanggulangan banjir di Kabupaten Lebak kurang baik Sebagaimana
digambarkan dalam kategori di bawah ini
Kategori Instrumen
300 600 900 1200
708
Nilai 708 termasuk dalam interval kurang baik dan baik maka masuk
dalam kategori kurang baik karena lebih mendekati pada kategori kurang
baik
Berdasarkan perhitungan pada setiap indikator di atas dapat
disimpulkan bahwa tingkat persetujuan responden terhadap indikator
penelitian yaitu indikator tujuan sejauh ini baru mencapai 63 indikator
standar 60 indikator alatsarana 59 kompetensi 59 motif 60
indikator peluang 59 dan indikator umpan balik 59
Dari masing-masing tingkat persetujuan tersebut dapat diartikan
bahwa Kinerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah Dalam
Tidak Baik Kurang Baik Baik Sangat Baik
120
Penanggulangan Bencana Banjir Di Kabupaten Lebak dilihat dari tujuh
indikator diantaranya indikator tujuan standar alatsarana kompetensi
motif peluang dan umpan balik Dapat dikatakan kurang baik Untuk
lebih jelasnya dapat dilihat di bawah ini
Berdasarkan hasil koesioner dan pemaparan di atas maka total
skor pada tiap-tiap indikator dalam penelitian ini dimana menggunakan
tujuh indikator kinerja menurut Hersey Blanchard dan Johnson dalam
buku Wibowo Dalam hal ini Kinerja BPBD Dalam Penanggulangan
Bencana Banjir Di Kabupaten Lebak ditunjukan pada diagram berikut
Diagram 424
Tingkat Kinerja BPBD Dalam Penanggulangan Bencana Banjir di
Kabupaten Lebak Berdasarkan Indikator
Sumber Peneliti 2014
57
58
59
60
61
62
63
64 63
60
59 59
60
59 59
BAB V
PENUTUP
51 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian penghitungan dan pengujian hipotesis maka
dapat diketahui ldquoKinerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dalam
Penanggulangan Bencana Banjir di Kabupaten Lebak tercapai 60 dari
maksimal 65 Pengujian hipotesis yang dilakukan berdasarkan uji hipotesis
pihak kiri menunjukan bahwa Ha diterima dan Ho ditolak yang berarti Kinerja
BPBD Dalam Penanggulangan Bencana Banjir di Kabupaten Lebak dalam
pencapaiannya sebesar 60 dari yang diharapkan Ini berarti ketercapaian lebih
kecil dari hipotesis awal yakni 65 Hal ini di dapat berdasarkan pada hasil
penghitungan perbandingan antara jumlah data yang terkumpul dengan skor ideal
Dalam hal ini disebabkan oleh adanya permasalahan yang timbul dalam
proses penyelenggaraan penanggulangan bencana banjir yang belum dapat
sepenuhnya teratasi Diantaranya permasalahan terkait dengan alatsarana yang
belum memadai Hal ini dapat dilihat dari hasil penghitungan data tingkat kinerja
indikator alatsarana yaitu didapatkan hasil sebesar 59 Ini menggambarkan
bahwa tingkat persetujuannya masih rendah dari yang diharapkan 65 yang
menunjukan bahwa masih minimnya alatsarana penanggulangan bencana banjir
Ditambah pula dengan keterbatasan sumber daya manusia yang professional di
bidang kebencanaan khususnya dalam penanggulangan bencana banjir di
Kabupaten Lebak Dari data penghitungan indikator kompetensi menunjukan hasil
sebesar 59 dan ini menunjukan bahwa tingkat persetujuannya masih rendah dari
nilai yang diharapkan 65
52 Saran
Saran yang dapat diberikan oleh peneliti berdasarkan hasil penelitian di
lapangan yaitu
1 Alatsarana dalam penanggulangan bencana banjir harus ditambah dan
dilengkapi Pasalnya wilayah Kabupaten Lebak yang tersebar di 15
Kecamatan rawan akan bencana banjir tiap tahunnya Sehingga
membutuhkan alatsarana yang lebih lengkap agar proses penyelenggaraan
bencana banjir dapat diatasi dengan baik
2 Aparatur atau Sumber Daya Manusia (SDM) harus ditambah dan
ditingkatkan kompetensinya Sehingga dalam penyelenggaraan
penanggulangan bencana banjir dapat dilaksanakan dengan profesional
DAFTAR PUSTAKA
Sumber Buku
Departemen Pendidikan Nasional 2008 Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi
Ke- 4 Jakarta Gramedia
Hasibuan Malayu SP 2006 Manajemen Dasar Pengertian dan Masalah
Jakarta Bumi Aksara
Irawan Prasetya 2006 Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif Untuk Ilmu-ilmu
Sosial Jakarta FISIP UI
Kodoatie J R dan Sugiyanto 2002 Banjir Beberapa Masalah dan Metode
Pengendaliannya dalam Perspektif Lingkungan Yogyakarta Pustaka
Pelajar
Nurjanah dkk 2013 Manajemen Bencana Bandung Alfabeta
Mangkunegara AA Anwar Prabu 2006 Evaluasi Kinerja Sumber Daya
Manusia Bandung PT Refika Aditama
Keban Jeremias T 2003 Indikator Kinerja Pemerintah Daerah Pendekatan
Manajemen dan Kebijakan Makalah Seminar Sehari Yogyakarta
FISIPOL UGM
Mahmudi 2013 Manajemen Kinerja Sektor Publik Yogyakarta UPP STIM
YKPN
Mahsun Muhammad 2006 Pengukuran Kinerja Sektor Publik Yogyakarta FE
UGM
Mangkunegara Prabu Anwar 2001 Manajemen Sumber Daya Manusia
Perusahaan Bandung Remaja Rosdakarya
Miles Matthew dan Michael Huberman 2009 Analisis Data Kualitatif (Buku
Sumber Tentang Metode-metode Baru) Jakarta UI Press
Moeheriono 2010 Pengukuran Kinerja Berbasis Kompetensi Bogor Ghalia
Indonesia
Moleong Lexy J 2007 Metode Penelitian Kualitatif Bandung Remaja
Rosdakarya
Prawirosentono 1999 Manajemen Sumber Daya Manusia Kebijakan Kinerja
Karyawan Yogyakarta BPFE
Robbins Stephen P 2001 Prilaku Organisasi Jakarta Prenhalindo
Satori Djamrsquoan dan Komariah 2010 Metode Penelitian Kualitaif Bandung
Alfabeta
Sedarmayanti 2004 Sumber Daya Manusia dan Produktivitas Kerja Jakarta
CV Mandar maju
Simanjuntak Payaman J 2005 Manajemen dan Evaluasi Kinerja Jakarta FE UI
Sinambela Lijan Poltak dkk 2014 Reformasi Pelayanan Publik Teori
Kebijakan dan Implementasi Jakarta Bumi Aksara
Sobandi Baban 2006 Desentralisasi dan Tuntunan Penataan Kelembagaan
Daerah Bandung Humaniora
Steers RM 2003 Organization Effectiveness A Behavioral View Jakarta
Erlangga
Sugiyono 2008 Metode Penelitian Kuantiatif Kualitatif dan RampD Bandung
Alfbeta
Sugiyono 2009 Memahami Penelitian Kualitatif Bandung Alfabeta
Sugiyono 2010 Metode Penelitian Admninistrasi Bandung Alfabeta
Surjadi 2009 Pengembangan Kinerja Pelayanan Publik Bandung Refika
Aditama
Taniredja Tukiran dan Hidayati Mustafidah 2012 Penelitian Kualitatif Sebuah
Pengantar Bandung Alfabeta
Wibowo 2011 Manajemen Kinerja Jakarta RajaGarafindo Persada
Sumber Peraturan
UUD 1945 Pembukaan
UU No 24 Tahun 2007 Tentang Penanggulangan Bencana
Peraturan Daerah Kabupaten Lebak No 3 Tahun 2011 Tentang Pembentukan
Organisasi dan Tata Kerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah
Sumber Internet
httpwwwantaranewscom 1200 warga rangkasbitung korban banjir mengungsi
Diakses tanggal 28 Mei 2014 Pukul 2115 WIB
httpwwwmerdekacom peristiwa 15 kecamatan di lebak banten terendam
banjir 3 tewas Diakses tanggal 24 Mei 2014 Pukul 1524 WIB
httpp2mbgeografiupiedu Tentang_Bencana Diakses pada tanggal 5 Juni
2014 Pukul 1500 WIB
Sumber Dokumen
Buku Panduan Penanggulangan Bencana
Laporan Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Lebak Kejadian
Bencana Banjir dan Longsor tahun 2013 dan 2014
Profil Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Banten
Skripsi Chandra Yudiana Efendi Kinerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah
(BPBD) di Wilayah Kecamatan Baleendah Kabupaten Bandung tahun
2012
Skripsi Marino Y Cristanti Marbun Peranan Koordinasi Badan Penanggulangan
Bencana Daerah (BPBD) Kota Medan dalam Upaya Penanggulangan
Bencana Banjir di Kota Medan tahun 2013
KOESIONER PENELITIAN
IDENTITAS RESPONDEN
No Responden
Pekerjaan
Jenis Kelamin
Alamat
PETUNJUK PENGISIAN
1 Bacalah angket ini dengan teliti supaya BapakIbu mengerti maksud
pertanyaannya
2 Pilihlah salah satu jawaban yang dianggap paling sesuai dari beberapa pilihan
dengan cara di silang (X)
3 Bila terdapat pertanyaan yang kurang dimengerti dapat ditanyakan langsung
kepada peneliti
A Indikator Tujuan
1 Setujukah bahwa aparatur Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)
Kabupaten Lebak telah melaksanakan kegiatan sosialisasi pengurangan akan
risiko bencana bencana banjir pada saat sebelum bencana terjadi
a Sangat Setuju
b Setuju
c Tidak Setuju
d Sangat Tidak Setuju
2 Setujukah bahwa aparatur Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)
Kabupaten Lebak telah melaksanakan tugas dalam penanganan kedaruratan
bencana banjir
a Sangat Setuju
b Setuju
c Tidak Setuju
d Sangat Tidak Setuju
3 Setujukah bahwa aparatur Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)
Kabupaten Lebak menyelenggarakan pemulihan setelah bencana banjir terjadi
a Sangat Setuju
b Setuju
c Tidak Setuju
d Sangat Tidak Setuju
B Indikator Standar
4 Setujukah bahwa aparatur Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)
Kabupaten Lebak sesuai prosedur dalam penanggulangan banjir
a Sangat Setuju
b Setuju
c Tidak Setuju
d Sangat Tidak Setuju
5 Setujukah bahwa aparatur Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)
Kabupaten Lebak menyelenggarakan penanggulangan bencana banjir dengan
mengedepankan keadilan dan tidak diskriminatif
a Sangat Setuju
b Setuju
c Tidak Setuju
d Sangat Tidak Setuju
6 Setujukah bahwa aparatur Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)
Kabupaten Lebak menyelenggarakan penanggulangan bencana banjir dengan
cepat tanggap
a Sangat Setuju
b Setuju
c Tidak Setuju
d Sangat Tidak Setuju
C Indikator Alat Sarana
7 Setujukah bahwa Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten
Lebak memiliki peralatan yang lengkap dalam penyelenggaraan penanggulangan
bencana banjir
a Sangat Setuju
b Setuju
c Tidak Setuju
d Sangat Tidak Setuju
8 Setujukah bahwa aparatur Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)
Kabupaten Lebak memiliki alat komunikasi untuk menginfomasikan bencana
banjir
a Sangat Setuju
b Setuju
c Tidak Setuju
d Sangat Tidak Setuju
9 Setujukah bahwa aparatur Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)
Kabupaten Lebak memiliki tempat penyimpanan alat dan logistik yang memadai
a Sangat Setuju
b Setuju
c Tidak Setuju
d Sangat Tidak Setuju
D Indikator Kompetensi
10 Setujukah bahwa aparatur Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)
Kabupaten Lebak memiliki kemampuan yang baik untuk menyelenggarakan
penanggulangan bencana banjir
a Sangat Setuju
b Setuju
c Tidak Setuju
d Sangat Tidak Setuju
11 Setujukah bahwa aparatur Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)
Kabupaten Lebak memberikan informasi setiap akan datangnya terjadi bencana
banjir
a Sangat Setuju
b Setuju
c Tidak Setuju
d Sangat Tidak Setuju
12 Setujukah bahwa aparatur Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)
Kabupaten Lebak melaksanakan tugas penanggulangan bencana banjir sesuai
tugas dan fungsinya masing-masing
a Sangat Setuju
b Setuju
c Tidak Setuju
d Sangat Tidak Setuju
E Indikator Motif
13 Setujukah bahwa Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten
Lebak telah memberikan penyuluhan tentang bahayanya akan bencana banjir
a Sangat Setuju
b Setuju
c Tidak Setuju
d Sangat Tidak Setuju
14 Setujukah bahwa aparatur Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)
Kabupaten Lebak memiliki motivasi untuk melaksanakan penanggulangan
bencana banjir
a Sangat Setuju
b Setuju
c Tidak Setuju
d Sangat Tidak Setuju
15 Setujukah bahwa aparatur Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)
Kabupaten Lebak berprilaku sukarela dalam penanggulangan bencana banjir
a Sangat Setuju
b Setuju
c Tidak Setuju
d Sangat Tidak Setuju
F Indikator Peluang
16 Setujukah bahwa aparatur Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)
Kabupaten Lebak telah memberikan pelatihan terhadap Komunitas Masyarakat
Tangguh akan bencana banjir
a Sangat Setuju
b Setuju
c Tidak Setuju
d Sangat Tidak Setuju
17 Setujukah bahwa aparatur Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)
Kabupaten Lebak telah memberikan solusi tentang bahayanya bencana banjir
a Sangat Setuju
b Setuju
c Tidak Setuju
d Sangat Tidak Setuju
18 Setujukah bahwa aparatur Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)
Kabupaten Lebak telah memberikan kebebasan kepada masyarakat untuk ikut
serta dalam penanggulangan bencana banjir
a Sangat Setuju
b Setuju
c Tidak Setuju
d Sangat Setuju
G Indikator Umpan Balik
19 Setujukah bahwa aparatur Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)
Kabupaten Lebak selalu menginformasikan hasil kegiatan dalam
penyelenggaraan penanggulangan bencana banjir
a Sangat Setuju
b Setuju
c Tidak Setuju
d Sangat Tidak Setuju
20 Setujukah bahwa aparatur Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)
Kabupaten Lebak selalu melaksanakan penilaian-penilaian atas prestasi kerja
yang telah dikerjakan
a Sangat Setuju
b Setuju
c Tidak Setuju
d Sangat Tidak Setuju
21 Setujukah bahwa aparatur Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)
Kabupaten Lebak perlu menindaklanjuti kegiatan yang telah dilaksanakan
a Sangat Setuju
b Setuju
c Tidak Setuju
d Sangat Tidak Setuju
P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 P11 P12 P13 P14 P15 P16 P17 P18 P19 P20 P21
1 L Petani 2 2 3 2 2 1 4 4 4 3 3 3 4 3 2 3 4 4 3 3 3 62
2 L Wiraswasta 2 2 3 3 2 2 2 3 2 2 3 2 3 3 2 4 4 3 3 2 4 56
3 L Wiraswasta 2 2 3 2 2 2 2 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 57
4 L Petani 2 3 2 4 2 2 2 4 2 2 2 3 2 3 2 2 3 2 2 2 2 50
5 L Petani 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 48
6 L Petani 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 3 2 2 3 45
7 L Petani 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 2 3 3 3 3 3 50
8 L Petani 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 3 46
9 L Petani 3 2 3 2 3 2 2 3 3 3 2 2 3 2 1 2 3 4 1 2 4 52
10 L Petani 3 4 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 60
11 P Pelajar 2 2 3 3 2 2 2 2 3 2 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 54
12 P Pelajar 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 65
13 P Pelajar 2 3 2 2 2 2 2 3 2 3 2 2 3 3 2 3 3 2 3 2 3 51
14 L Pelajar 2 3 2 2 2 2 2 3 2 3 3 3 3 3 2 2 3 2 2 2 2 50
15 L Petani 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 60
16 P Petani 2 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 3 2 3 3 48
17 P Petani 3 3 1 2 1 1 1 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 3 41
18 L Wiraswasta 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1 1 1 1 1 1 3 2 1 2 3 36
19 L Wiraswasta 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 3 45
20 L Buruh 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 3 33
21 P Buruh 2 3 2 3 2 2 2 1 1 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 3 44
22 P Buruh 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1 2 1 2 2 2 2 2 3 2 2 3 41
23 L Buruh 3 3 3 3 4 3 3 3 2 3 2 3 3 2 2 3 2 3 3 2 2 57
24 L Petani 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 2 3 3 3 3 3 2 2 2 2 60
25 P Petani 2 3 2 2 2 2 3 1 3 3 3 3 2 3 3 3 2 2 2 2 2 50
26 P Petani 2 3 2 2 3 3 2 3 2 3 3 2 3 3 2 3 2 2 3 3 3 54
27 L Buruh 4 3 3 3 2 3 3 2 2 3 3 2 3 3 3 2 3 3 2 2 3 57
28 L Wiraswasta 2 2 2 2 2 2 1 2 1 2 1 1 2 1 1 1 3 2 2 3 3 38
29 L Petani 2 3 2 2 2 2 2 1 1 1 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 3 42
30 P Wiraswasta 2 3 2 2 2 3 1 1 3 1 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 43
PertanyaanNo TotalLP Status
31 L Wiraswasta 2 4 2 2 2 2 1 1 1 3 1 3 1 3 2 1 1 3 1 2 3 41
32 P Petani 2 2 2 2 1 1 1 2 1 1 1 2 2 2 2 2 2 4 1 1 3 37
33 L Wiraswasta 2 2 1 2 2 2 1 1 2 1 1 2 2 3 2 2 2 3 2 2 1 38
34 L Wiraswasta 2 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 49
35 L Wiraswasta 4 3 4 3 4 4 3 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 2 2 2 2 67
36 P Wiraswasta 3 2 3 2 2 3 3 1 3 2 3 2 3 3 2 2 3 3 3 2 3 53
37 L Wiraswasta 3 3 2 3 3 3 2 3 3 2 2 3 2 3 2 2 3 4 2 2 2 54
38 P Petani 2 3 2 2 2 2 2 3 3 2 3 2 3 3 3 2 3 3 2 2 3 52
39 P Petani 2 3 2 3 3 2 3 2 2 2 3 2 2 2 3 2 3 2 2 2 2 49
40 P Petani 3 2 2 3 3 2 2 3 2 2 3 2 2 2 2 2 2 4 2 2 3 50
41 L Petani 2 3 2 2 1 3 1 3 1 3 1 1 3 1 1 3 1 4 1 2 2 41
42 P Petani 2 4 1 3 1 2 1 2 2 1 2 2 1 2 3 1 1 3 1 1 1 37
43 P Petani 2 2 2 2 1 2 1 2 2 2 2 2 1 1 2 2 1 2 2 2 1 36
44 L Petani 3 4 2 2 3 2 3 2 2 2 1 3 3 1 1 1 2 2 1 2 2 44
45 L Petani 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 3 2 2 2 1 2 2 4 1 1 1 40
46 P Petani 3 3 2 2 2 1 1 3 1 1 1 1 1 2 2 1 1 3 1 3 3 38
47 L Petani 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 3 45
48 L Petani 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 3 2 2 2 2 2 2 2 3 47
49 L Petani 2 3 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 1 3 1 2 3 45
50 L Petani 3 4 2 2 3 2 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 1 3 1 2 3 49
51 P Petani 3 3 2 2 2 1 2 2 2 2 2 3 2 3 2 2 2 3 2 2 3 47
52 L Wiraswasta 2 3 3 3 3 2 2 2 2 1 1 2 2 2 2 1 2 3 2 2 3 45
53 P Pelajar 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 2 2 3 62
54 P Pelajar 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 66
55 P Pelajar 2 3 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 43
56 L Wiraswasta 3 2 3 3 3 3 2 2 2 3 2 2 3 3 3 3 3 4 4 3 3 59
57 P Wiraswasta 1 3 3 2 3 2 2 2 3 2 2 3 2 2 2 2 2 3 2 2 3 48
58 L Pelajar 3 3 3 3 3 3 2 2 2 3 3 3 4 3 3 2 4 3 2 2 2 58
59 L Pelajar 2 3 3 3 4 4 4 4 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 4 69
60 L Wiraswasta 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 3 3 4 4 2 3 4 4 4 4 71
61 L Wiraswasta 2 2 3 2 2 2 3 3 3 2 4 3 4 2 3 3 4 3 3 3 3 59
62 L PNS 2 3 2 3 3 3 2 2 2 2 2 2 3 2 3 2 2 3 2 2 3 50
63 L Wiraswasta 2 3 3 2 3 2 3 3 3 2 3 3 4 3 2 3 3 3 3 3 3 59
64 P PNS 3 4 2 2 2 3 2 2 2 2 2 3 2 2 3 2 2 4 2 2 3 51
65 P Petani 2 2 2 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 3 2 2 2 46
66 L Petani 2 3 2 3 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 3 2 2 3 2 2 2 47
67 P Petani 2 3 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 3 3 47
68 L Petani 3 2 2 2 3 2 2 3 3 2 2 3 2 3 3 2 3 3 3 2 3 53
69 P Petani 3 2 2 2 3 2 2 3 2 2 3 3 3 2 3 3 3 2 3 2 3 53
70 L Petani 3 3 2 3 2 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 61
71 L PNS 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 3 3 3 70
72 L Petani 3 2 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 4 2 2 3 3 3 2 2 2 56
73 L Wiraswasta 3 2 3 3 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 3 2 2 3 49
74 L Petani 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 3 3 3 2 2 2 3 3 1 2 3 46
75 L Wiraswasta 2 3 3 2 2 2 3 3 4 3 2 2 3 2 2 3 2 2 2 3 2 52
76 L Wiraswasta 3 3 3 3 2 3 2 3 2 2 2 2 2 1 2 1 1 1 2 2 3 45
77 P Wiraswasta 1 3 3 2 2 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 2 3 4 3 2 2 55
78 P Petani 3 2 2 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 2 2 2 2 4 3 3 3 56
79 P Petani 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 2 2 2 3 3 1 2 2 53
80 L PNS 3 4 3 3 2 2 2 3 3 3 3 2 2 2 2 3 3 3 2 2 4 56
81 P Petani 3 2 3 2 2 2 2 3 2 2 3 2 3 2 1 2 2 3 2 2 2 47
82 L PNS 3 3 3 3 2 2 3 2 3 2 2 2 3 3 3 3 1 2 1 2 2 50
83 L PNS 3 3 2 4 2 3 3 2 2 3 3 1 4 2 3 1 2 3 2 2 2 52
84 P Pelajar 2 3 2 3 3 3 2 2 1 4 2 3 2 2 2 3 1 2 3 2 2 49
85 L Petani 2 3 3 3 2 2 2 3 4 2 4 1 2 3 3 3 1 2 2 2 3 52
86 P Petani 1 4 2 2 3 3 2 4 1 3 3 2 2 2 3 4 2 1 2 2 3 51
87 L Petani 2 2 3 3 3 2 2 2 1 4 2 2 3 4 1 2 2 3 3 2 2 50
88 P Petani 3 2 1 2 2 2 3 3 3 2 2 3 2 3 3 3 2 1 2 2 2 48
89 L Petani 3 2 3 3 3 2 2 2 4 1 2 3 3 2 2 2 1 3 2 2 2 49
90 P Petani 3 3 3 2 2 2 2 2 4 2 2 2 4 2 2 1 2 2 3 3 2 50
91 L Petani 3 2 2 2 3 3 4 2 3 3 2 1 3 2 2 1 3 2 2 2 2 49
92 P Wiraswasta 2 2 2 4 1 2 3 3 2 2 3 2 3 1 4 2 3 3 2 2 3 51
93 L Wiraswasta 3 2 3 3 3 4 2 2 2 1 3 4 2 2 3 1 2 2 2 3 3 52
94 P Wiraswasta 2 2 2 3 3 1 3 3 4 2 2 3 3 1 2 2 2 3 4 2 3 52
95 L Wiraswasta 2 3 3 3 3 2 2 1 2 4 2 2 3 3 2 2 1 2 3 3 2 50
96 P Petani 2 3 3 3 2 2 2 3 3 1 2 3 2 2 1 2 2 3 3 2 2 48
97 L Petani 1 3 3 3 3 1 2 2 4 3 3 3 2 3 1 2 2 3 3 2 2 51
98 L Petani 2 4 2 3 3 2 1 2 3 3 3 4 2 3 2 3 2 2 1 1 4 52
99 L Petani 2 3 3 3 3 2 2 2 2 4 2 2 3 2 3 2 1 4 2 2 3 52
100 P Petani 3 3 3 3 1 2 3 3 4 2 3 1 2 3 4 2 3 2 2 2 4 55
242 274 238 250 236 230 225 239 240 234 237 235 252 238 233 225 235 278 219 221 268 5049Jumlah
- 01 COVERpdf
- 02 LEMBAR PERSETUJUAN amp PENGESAHANpdf
- 03 KATA PENGANTARpdf
- 04 DAFTAR ISIpdf
- 05 BAB Ipdf
- 06 BAB IIpdf
- 07 BAB IIIpdf
- 08 BAB IVpdf
- 09 BAB Vpdf
- 10 Daftar Pustakapdf
- 11 SURATpdf
- 12 koesionerpdf
- 13 TABEL INDUKpdf
-
ix
DAFTAR GAMBAR
Gambar 21 Proses Terjadinya Bencanahelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 27
Gambar 22 Siklus Manajemen Bencanahelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 32
Gambar 23 Kerangka Berfikirhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 43
1
BAB I
PENDAHULUAN
11 Latar Belakang Masalah
Berdasarkan pembukaan UUD 1945 pada alinea ke empat yang
menyatakan antara lain bahwa ldquoNegara melindungi segenap Bangsa Indonesia dan
seluruh tumpah darah Indonesia serta memajukan kesejahteraan umumrdquo Dalam
pernyataan ini mempunyai makna bahwa setiap warga negara berhak
mendapatkan perlindungan hak-hak dasar termasuk perlindungan dan hak untuk
bebas dari rasa takut ancaman resiko termasuk dampak bencana Perlindungan
atas hak-hak dasar ini menjadikan suatu kewajiban pemerintah untuk
mewujudkannya dalam bentuk program-program yang sesuai dengan pernyataan
tersebut
Sejalan dengan tujuan konstitusi yang telah disebutkan di atas maka suatu
keharusan pemerintah untuk melakukan perlindungan dalam hal penanggulangan
bencana yang dimuat pada suatu lingkup manajemen bencana (disaster
management) yang efektif dan efisien khususnya dalam penanggulangan bencana
banjir Penanggulangan bencana banjir memang tidak bisa dilakukan oleh sepihak
saja yaitu pemerintah akan tetapi semua pihak harus aktif berperan termasuk
masyarakat pun harus berpartisipasi dalam penanganan masalah banjir ini
Provinsi Banten merupakan daerah yang rawan akan berbagai macam
bencana Kondisi daerah Provinsi Banten memiliki geografis geologis hidrologis
dan demografis yang memungkinkan terjadi berbagai macam bencana baik yang
2
disebabkan oleh faktor alam faktor non alam maupun faktor manusia yang
menyebabkan timbulnya korban jiwa kerusakan lingkungan kerugian harta benda
dan dampak psikologis yang dalam keadaan tertentu dapat menghambat
pembangunan nasional Berdasarkan Data dan Informasi Bencana Indonesia
selama kurun waktu 13 tahun terakhir di wilayah Provinsi Banten teridentifikasi
11 jenis kejadian bencana meliputi tanah longsor gempa bumi banjir dan tanah
longsor banjir kekeringan abrasi kecelakaan industri kecelakaan transportasi
aksi teror KLB dan puting beliung
Wilayah KabupatenKota di Provinsi Banten rentan akan berbagai macam
bencana Berikut data kejadian bencana KabupatenKota di Provinsi Banten
Tabel 11
Data Kejadian Bencana di Provinsi Banten 2000-2013
Kabupaten
Kota
Teror Banjir Abrasi Gempa
bumi
Kecelakaan
industri
Kecelakaan
Transportasi
Kekeringan KLB Puting
Beliung
Tanah
Longsor
Kota
Cilegon
3 1 1 1 1
Kota
Serang
2 1 3
Kota
Tangerang
7 1 2
Kota
Tangerang
Selatan
1
Kab
Lebak
21 9 10 8
Kab
Pandeglang
1 29 1 3 12 7 4
Kab
Serang
16 1 19 8 1
Kab
Tangerang
1 14 1 10 6 3 2
Total 2 93 2 3 2 1 53 6 34 15
Sumber Diadaptasi Dari Profil Daerah Rawan Bencana Provinsi Banten 2013
Dari tabel 11 di atas dapat dilihat bahwa bencana yang sering terjadi di
Provinsi Banten adalah bencana banjir yaitu 93 kejadian kekeringan 53 kejadian
puting beliung 34 kejadian dan tanah longsor 15 kejadian Berdasarkan data
3
tersebut bencana banjir yang sering terjadi yaitu di daerah Kabupaten Pandeglang
dan Lebak Dengan komposisi Kabupaten Lebak 21 dan Kabupaten Pandeglang
29 kali
Oleh karena hal tersebut pemerintah membuat Undang-Undang tentang
penanggulangan bencana yang dituangkan pada Undang-Undang No 24 Tahun
2007 tentang Penanggulangan Bencana Undang-Undang atau Peraturan ini dibuat
sebagai payung hukum mengenai proses penyelenggaraan penanggulangan
bencana di Indonesia Penyelenggaraan penanggulangan bencana berdasarkan
Undang-Undang ini dimulai dari prabencana pada saat bencana hingga proses
pemulihan pasca bencana diatur di dalamnya
Kabupaten Lebak yang merupakan salah satu dari empat kabupaten dan
empat kota di provinsi Banten yang memiliki berbagai macam potensi bencana
telah menindaklanjutinya dengan mendirikan Badan Penanggulangan Bencana
Daerah (BPBD) berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Lebak No 3 Tahun
2011 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Badan Penanggulangan
Bencana Daerah Kabupaten Lebak Pembentukan Badan Penanggulangan
Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lebak ini sebagai salah satu Badan yang
mempunyai tugas dan fungsi dalam penyelenggaraan penanggulangan bencana di
wilayah Kabupaten Lebak
Dibuatnya Peraturan Daerah mengenai pembentukan Badan
Penanggulangan Bencana Daerah ini karena beberapa wilayah daerah di
Kabupaten Lebak rentan akan berbagai macam bencana Yang diantaranya adalah
bencana banjir tanah longsor gempa bumi tsunami kekeringan dan kebakaran
4
Menurut data yang tertuang dalam laporan kejadian bencana banjir di Kabupaten
Lebak tahun 2013 menyatakan bahwa Kabupaten Lebak memiliki 28 kecamatan
340 desa dan 5 kelurahan Dari seluruh kecamatan yang ada di wilayah
Kabupaten Lebak rentan akan berbagai macam bencana
Berikut data wilayah rawan bencana Kabupaten Lebak dapat dilihat pada
Tabel 11 di bawah ini
Tabel 12
Daerah Rawan Bencana Di Kabupaten Lebak Tahun 2013
No Jenis Bencana Sebaran Wilayah Keterangan
1 Banjir Kec Rangkasbitung
Kalanganyar Cimarga Cibadak
Cileles Malingping Wanasalam
Panggarangan Bayah Sobang
Cigemblong Banjarsari
Muncang Cilograng dan Gunung
Kencana
15 Kecamatan
2 Longsor Kecamatan Sobang Lebak
Gedong Cigemblong
Bojongmanik Cibeber Gunung
Kencana Muncang Cipanas
Cileles Cimarga Cikulur dan
Cilograng
12 Kecamatan
3 Gempa dan Tsunami Kecamatan Wanasalam
Malingping Cihara Bayah
Cibeber dan Panggarangan
6 Kecamatan
4 Kekeringan Kecamatan Maja Leuwidamar
Muncang Cilograng Wanasalam
dan Curugbitung
6 Kecamatan
5 Kebakaran Kecamatan Leuwidamar (Desa
Kanekes dan Desa Nagayati) dan
Kecamatan Sobang
2 Kecamatan
Sumber Diadaptasi dari Laporan BPBD Kabupaten Lebak Tahun 2013
Dari tabel 12 di atas dapat dilihat bahwa daerah-daerah di Kabupaten
Lebak rawanrentan akan bencana Dimulai dari bencana banjir tersebar di 16
kecamatan longsor tersebar di 12 kecamatan gempa bumi dan tsunami 6
5
kecamatan kekeringan 6 kecamatan dan kebakaran tersebar di 2 kecamatan
Namun jika di lihat komposisi dari beberapa jenis bencana dapat dilihat bahwa
bencana banjir lebih mendominasi jumlahnya yang tersebar di 15 kecamatan di
Kabupaten Lebak Dalam hal ini bahwa banjir merupakan bencana yang paling
banyak terjadi di wilayah Kabupaten Lebak dengan jumlah wilayah tersebar di 15
kecamatan dari jumlah keseluruhan kecamatan yaitu 28 kecamatan Hal ini
menggambarkan bahwa setengah wilayah yang berada di Kabupaten Lebak
terindikasi sebagai wilayah yang rentan akan bahaya bencana banjir
Adapun data kerusakan ataupun dampak bencana yang diakibatkan oleh
bencana banjir di Kabupaten Lebak Tahun 2013 dapat dilihat pada tabel 12 di
bawah ini
Tabel 12
Data Kerusakan Bencana Banjir Di Kabupaten Lebak Tahun 2013
Rusak Ringan Rusak Berat Rusak Total
1 Permukiman 292 87 28
2 Sarana Pendidikan 26 11 0
3 Jalan dan Jembatan 0 21 2
4 Sarana Penyediaan Air Minum 2 2 0
5 Kerusakan Irigasi 0 22 0
Jumlah 320 143 30
No UraianTipe Kerusakan
(Sumber Diadaptasi dari Laporan BPBD Kabupaten Lebak Tahun 2013)
Dari data di atas dapat dilihat bahwa dalam kejadian bencana banjir tahun
2013 di Kabupaten Lebak telah mengakibatkan kerusakan pada permukiman
dengan jumlah 292 rusak ringan 87 rusak berat dan 28 rusak total Selanjutnya
kerusakan pada sarana pendidikan yaitu 26 rusak ringan dan 11 rusak berat Jalan
dan jembatan yaitu 21 rusak berat dan 2 rusak total Dalam hal sarana penyediaan
6
air minum 2 rusak ringan dan 2 rusak berat Selain itu pula kerusakan irigasi yang
diakibatkan banjir ini yaitu 22 rusak berat
Informasi lain mengenai bencana banjir yang dilansir oleh media online
merdekacom tanggal 10 Januari 2013 mencatat yakni terdapat 3962 rumah
terendam banjir dan longsoran sebanyak 51 unit rumah dengan kategori sebanyak
31 rusak total 13 rusak ringan dan 10 rusak berat Mereka warga yang terkena
banjir dan longsor di 15 kecamatan yakni Rangkasbitung Kalanganyar Cibadak
Cimarga Leuwidamar Banjarsari dan Lebak Gedong Panggarangan
Wanasalam Gunung Kencana Cilograng Muncang Cikulur Sobang dan
Cibeber
Banyaknya kerugian yang diakibatkan oleh bencana banjir yang dimulai
dari kerugian materi serta menimbulkan korban jiwa maka penanganan masalah
bencana banjir ini harus dilakukan dengan serius Pasalnya banjir ini dapat
mengganggu proses pembangunan yang telah direncanakan pemerintah dalam
Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) maupun Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Daerah (RPJMD) UNDRO (United Nations Disaster Relief
Organization) yang dikutip Nurjanah dkk (201333) mengemukakan bencana
secara serius dapat mengganggu inisiatif-inisiatif pembangunan dalam beberapa
cara termasuk (a) hilangnya sumber-sumber daya (b) gangguan terhadap
program-program (c) pengaruh pada iklim investasi (d) pengaruh pada sektor
non-formal dan (e) destabilisasi politik
Sehubungan dengan hal tersebut langkah-langkah manajemen
penanggulangan bencana yang dimulai pada tahap pra bencana saat tanggap
7
darurat bencana dan pasca bencana sudah semestinya dilakukan oleh pemerintah
dalam hal ini Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) untuk di pusat
dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lebak untuk di
daerah sertap pihak-pihak yang terkait (stakeholder) di dalamnya untuk
menanggulangi potensi bencana khususnya penanggulangan bencana banjir
Oleh karenanya bencana banjir di Kabupaten Lebak yang tiap tahunnya
meningkat membuat perhatian peneliti dalam proses penanggulangannya
Bencana banjir yang terjadi di Kabupaten Lebak diakibatkan oleh meluapnya
sungai Ciujung yang merupakan sungai yang melintasi daerah ini Menurut data
yang dilansir BPBD Kabupaten Lebak kejadian bencana banjir tahun 2013 terjadi
di 15 kecamatan yaitu Kecamatan Rangkasbitung Kalanganyar Cimarga
Cibadak Cileles Malingping Wanasalam Panggarangan Bayah Sobang
Cigemblong Banjarsari Muncang Cilograng dan Gunung Kencana
Dari data wilayah yang sering terkena dampak bencana banjir di atas
menggambarkan bahwa terdapat permasalahan terkait dengan timbulnya atau
terjadinya bencana banjir Timbulnya bencana banjir dikarenakan sebagian hutan
gundul atau lahan resapan air berkurang akibat ulah manusia yang
mengeksploitasi hutan secara berlebihan Sehingga hutan tidak lagi berfungsi
sepenuhnya sebagai penyerap air hujan Lahan hutanpun menjadi longsor dan
tanah longsorannya menyebabkan aliran sungai menjadi dangkal Pendangkalan
aliran sungai ini menjadi penghambat aliran sungai ketika menampung air saat
musim penghujan datang Selain itu pula pembuangan sampah oleh masyarakat
pada aliran sungai memicu dan dapat menimbulkan tersendatnya aliran sungai
8
Ditambah dengan adanya penambangan pasir liar yang dilakukan oleh masyarakat
yang mengakibatkan pengrusakan lingkungan daerah aliran sungai (Sumber
Wawancara dengan Bapak Kaprawi Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Lebak
15 Mei 2014)
Permasalahan penanggulangan bencana banjir tampak semakin berat dan
kompleks sehingga membutuhkan perhatian khusus dan urgent dari semua
pemangku kepentingan Dalam penanggulangan bencana banjir tersebut kinerja
organisasi dalam hal ini Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)
Kabupaten Lebak sebagai kordinator dan lembaga yang berwenang dan bertugas
di bidang kebencanaan dituntut untuk bekerja secara optimal
Kinerja organisasi merupakan salah satu sorotan yang paling tajam dalam
pelaksanaan pemerintahan menyangkut kesiapan jumlah pendidikan dan
profesionalisme Melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)
Kabupaten Lebak sebagai salah satu organisasi pemerintahan yang berwenang
dalam penanggulangan bencana memiliki peran dalam penyelenggaraan
penanggulangan atas berbagai bencana di wilayah Kabupaten Lebak khususnya
dalam penanggulangan bencana banjir Pelaksanaan penanggulangan bencana
yang dilakukan oleh BPBD Kabupaten Lebak diperlukan kesiapan yang mantap
demi terselenggaranya pelaksanaan pemerintahan yang baik (good governance)
Atas dasar dari peristiwa-peristiwa bencana banjir yang terjadi di Daerah
Kabupaten Lebak memunculkan berbagai pertanyaan mengenai kinerja BPBD
Kabupaten Lebak selaku instansi atau lembaga pemerintah yang bergerak di
sektor bidang penanggulangan bencana
9
Adapun hasil pengamatan (observation) peneliti di lapangan yang dapat
dilihat dan disimpulkan terkait dengan permasalahan kinerja BPBD Kabupaten
Lebak dalam penanggulangan bencana banjir yaitu Pertama keterbatasan
jaringan informasi dan komunikasi yang efektif dalam penyebaran informasi
kebencanaan kepada masyarakat Hal ini diungkapkan oleh bapak Bernardi selaku
Kepala Seksi Rekonstruksi dan Rehabilitasi BPBD Kabupaten Lebak bahwa
jaringan informasi dan komunikasi sangat terbatas sehingga pemberian informasi
kebencanaan kepada masyarakat khususnya di wilayah yang sulit dijangkau
sangat minim (Sumber Wawancara dengan Bapak Bernardi Kepala Seksi
Rekonstruksi dan Rehabilitasi 20 Mei 2014)
Kedua sumber daya manusia (SDM) atau aparatur BPBD Kabupaten
Lebak yang terbatas Jumlah aparatur BPBD lebak yaitu sebanyak 17 orang
dengan komposisi tingkat pendidikan dapat di lihat pada tabel 13 di bawah ini
Tabel 13
Aparatur BPBD Kabupaten LebakBerdasarkan Tingkat Pendidikan
No Jabatan Pendidikan Jumlah
1 Kepala Pelaksana SMK 1 orang
2 Sekretaris S1 1 orang
3 Kepala Seksi Pencegahan dan KesiapsiagaanS1 1 orang
4 Kepala Seksi Kedaruratan Logistik SPM-Pertanian 1 orang
5 Kepala Rehabilitasi dan Rekonstruksi S1 1 orang
6 Staf S1 3 orang
SMA 8 orang
SLTP 1 orang
17 orangJumlah
Sumber Diadaptasi dari Renstra BPBD Kabupaten Lebak Tahun 2014-2018
Dapat dilihat dari tabel 13 di atas bahwa komposisi aparatur BPBD Lebak
berdasarkan pendidikan diantaranya S1 berjumlah 6 orang SMASMK 10 orang
10
dan SLTP 1 orang dengan total keseluruhan berjumlah 17 orang pegawaiSelain
itu pula dapat di lihat dari setiap seksi bidang di tempati oleh satu orang tanpa
anggota di dalamnya Hal ini mengindikasikan bahwa dalam penyelenggaraan
penanggulangan bencana kurang optimal Dimana seharusnya aparatur dalam
setiap seksi memiliki anggota untuk kelancaran kegiatan dalam proses
penyelenggaraan bencana baik pada saat pra bencana saat bencana dan pasca
bencanaPeneliti menyimpulkan demikian karena dilihat komposisi pendidikan
serta jumlah pegawaiaparatur(Sumber Wawancara Bapak Bernardi Kasie
Rekonstruksi dan Rehabilitasi 20 mei 2014)
Lain halnya jika dibandingkan pada BPBD Kabupaten Serang yang
memiliki Pegawaiaparatur lebih banyak dibandingkan dengan BPBD Kabupaten
Lebak BPBD Kabupaten Serang memiliki 82 pegawai yang terdiri dari PNS
(Pegawai Negeri Sipil) TKK dan Staff di lingkungan BPBD Kabupaten Serang
(Sumber Data Pegawai BPBD Kabupaten Serang)
Ketiga masih terbatasnya sarana dan prasarana dalam penanggulangan
bencana banjir Sarana dan prasarana merupakan penunjang kinerja pegawai yang
cukup penting untuk dipenuhi karena terkait dengan aktivitas dan mobilitas kerja
Tanpa sarana dan prasarana yang memadai proses penyelenggaraan
penanggulangan bencana tidak dapat optimal Hingga saat ini Badan
Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lebak hanya memiliki 5
perahu karet untuk penanggulangan bencana banjir sedangkan daerah yang
merupakan daerah rawan dan langganan banjir tiap tahunnya berjumlah 15
11
Kecamatan yang tersebar di Kabupaten Lebak(Sumber Laporan Kejadian
Bencana Banjir dan Longsor Kabupaten Lebak Tahun 2014)
Jika dibandingkan dengan BPBD Kabupaten Serang terkait sarana dan
prasarana dalam penanggulangan banjir BPBD Kabupaten Serang yang
wilayahnya lebih sedikit mengalami bencana banjir justru lebih banyak memiliki
sarana dalam penanggulangan bencana banjir Diantaranya berdasarkan data
peralatan penanggulangan banjir khususnya perahu karet BPBD Kabupaten
Serang memiliki 7 perahu karet untuk penanggulangan bencana banjir
Keempat belum adanya Peraturan Daerah (Perda) tentang pendanaan
penanggulangan bencana Padahal kondisi wilayah Kabupaten Lebak rawan akan
bencana khususnya bencana banjir Saat ini BPBD Lebak masih tergantung
kepada pendanaan pemerintah pusat melalui BNPB (Badan Nasional
Penanggulangan Bencana) serta Biaya Tidak Terduga (BTT) yang dikeluarkan
oleh pihak Pemerintah Kabupaten Lebak Seharusnya sudah menjadi prioritas
Pemerintah Daerah dalam Pengelolaan dan Pendanaan Penanggulangan Bencana
terlebih daerahnya termasuk rawan akan bencana (Sumber Wawancara dengan
Bapak Febi Kasie Kesiapsiagaan BPBD Lebak 28 Agustus 2014)
Kelima ketidakefektifan sosialisasi penanggulangan bencana banjir yang
dilakukan oleh BPBD kabupaten Lebak yang hanya sekedar memberikan materi
mengenai penanggulangan banjir tanpa ditindaklanjuti dengan praktek-praktek
yang mendukung dengan kegiatan penanggulangan bencana banjir (Sumber
Wawancara Bapak Romli masyarakat Rangkasbitung 20 Mei 2014)
12
Berdasarkan permasalahan-permasalahan yang ada maka peneliti merasa
tertarik untuk melakukan penelitian dan mengambil judul mengenai ldquoKinerja
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Dalam Penanggulangan
Bencana Banjir Di Kabupaten Lebakrdquo
12 Identifikasi Masalah
Berdasarkan dari latar belakang masalah di atas yang telah dijabarkan
sebelumnya maka dapat diambil beberapa permasalahan yaitu diantaranya
sebagai berikut
1) Keterbatasan jaringan informasi dan komunikasi yang efektif dalam
penyebaran informasi kebencanaan kepada masyarakat
2) Sumber daya manusia atau aparatur BPBD Kabupaten Lebak yang
terbatas
3) Keterbatasan sarana dan prasarana dalam penanggulangan bencana
banjir
4) Belum adanya Peraturan Daerah tentang Pendanaan Bencana
5) Ketidakefektifan sosialisasi penanggulangan bencana banjir
13 Batasan dan Rumusan Masalah
131 Batasan Masalah
Dalam penelitian tentunya diperlukan suatu pembatasan-pembatasan
dalam masalah yang akan diteliti Hal ini dilakukan agar penelitian yang
dilakukan tidak meluas dari fokus penelitian Maka peneliti membatasi ruang
13
lingkup permasalahan ini pada Kinerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah
Dalam Penanggulangan Bencana Banjir Di Kabupaten Lebak
132 Rumusan Masalah
Setelah masalah penelitian dibatasi ruang lingkupnya maka rumusan
dalam penelitian ini yaitu Seberapa besar Kinerja Badan Penanggulangan
Bencana Daerah Dalam Penanggulangan Bencana Banjir Di Kabupaten Lebak
14 Tujuan Penelitian
Sesuai rumusan masalah yang telah dijabarkan di atas maka tujuan
penelitian ini yaitu untuk mengetahui seberapa besar Kinerja Badan
Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Dalam Penanggulangan Bencana
Banjir Di Kabupaten Lebak
15 Manfaat Penelitian
Berdasarkan maksud dan tujuannya maka hasil penelitian ini diharapkan
memiliki manfaat baik secara teori maupun praktis sebagai berikut
1 Bagi peneliti yaitu diharapkan dapat memberikan manfaat dan menambah
wawasan tentang Kinerja BPBD Kabupaten Lebak
2 Manfaat atau kegunaan teori yaitu diharapkan hasil penelitian ini dapat
dijadikan bahan informasi bagi penyelenggara penanggulangan bencana di
Kabupaten Lebak
14
3 Bagi kegunaan praktis diharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan
kontribusi pemikiran dalam penanggulangan bencana banjir di Kabupaten
Lebak pada khususnya dan Indonesia pada umumnya
16 Sistematika Penulisan
Dalam penelitian ini peneliti membagi ke dalam 5 (lima) bagian yang
masing-masing terdiri dari sub bagian yaitu sebagai berikut
Bab I Pendahuluan
Terdiri dari
11 Latar Belakang Masalah yaitu menggambarkan ruang lingkup dan
kedudukan masalah yang akan diteliti dalam bentuk uraian secara
deduktif dari lingkup yang umum hingga kepada masalah yang
spesifik yang relevan dengan judul skripsi
12 Identifikasi Masalah yaitu mengidentifikasi dikaitkan dengan tema
topikjudul dan fenomena yang akan diteliti
13 Batasan dan Rumusan Masalah
131 Batasan Masalah yaitu pemfokusan masalah-masalah yang
akan diajukan dalam rumusan masalah
132 Rumusan Masalah yaitu mendefinisikan permasalahan
yang telah ditetapkan dalam bentuk definisi konsep dan
operasional
15
14 Tujuan Penelitian yaitu mengungkapkan sasaran yang ingin dicapai
dengandilaksanakannya penelitian sejalan dengan isi dan rumusan
permasalahan
15 Manfaat Penelitian yaitu menjelaskan manfaat teoritis dan praktis dari
temuan penelitian
Bab II Deskripsi Teori dan Hipotesis Penelitian
Terdiri dari
21 Deskripsi Teori yaitu mengkaji berbagai teori dan konsep-konsep
yang relevan dengan permasalahan penelitian kemudian
menyusunnya secara teratur dan rapi Dengan mengkaji berbagai teori
dan konsep-konsep maka peneliti akan memiliki konsep penelitian
yang jelas dapat menyusun pertanyaan dengan rinci untuk
penyelidikan sehingga memperoleh temuan lapangan yang menjadi
jawaban atas masalah yang telah dirumuskanHasil penting lainnya
dari kajian teori adalah didapatkan kerangka konseptual menurut
peneliti yang di dalamnya tergambar pedoman wawancara
22 Penelitian Terdahulu penelitian terdahulu mengkaji penelitian yang
pernah dilakukan oleh peneliti sebelumnya yang diambil dari berbagai
sumber ilmiah
23 Kerangka Berfikir yaitu menggambarkan alur pikiran peneliti sebagai
kelanjutan dari kajian teori untuk memberikan penjelasan kepada
pembaca
16
24 Hipotesis Penelitian yaitu anggapan atau jawaban sementara terhadap
permasalahan yang diteliti
Bab III Metodologi Penelitian
Terdiri dari
31 Pendekatan dan Metode Penelitian yaitu menjelaskan metode yang
dipergunakan dalam penelitian
32 Ruang Lingkup Penelitian yaitu menjelaskan akan sasaran-
sasaranyang akan diteliti dalam penelitian
33 Lokasi Penelitian yaitu menerangkan mengenai tempat penelitian
yang dilakukan
34 Variabel Penelitian yaitu terdiri dari variabel konsep dan variabel
operasional
35 Instrument Penelitian yaitu menjelaskan tentang proses penyusunan
dan jenis alat pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian
36 Populasi dan Sampel yaitu menjelaskan mengenai wilayah
generalisasi atau populasi penelitian dan penetapan sampel penelitian
37 Teknik Pengolahan dan Analisis Data yait menjelaskan teknik
pengolahan dan analisis data Analisis data harus sesuai dengan
pendekatan penelitian
38 Jadwal penelitian yaitu menggambarkan tentang jadwal penelitian
yang telah dilaksanakan dari mulai mulai penelitian hingga
terselesaikannya penelitian
Bab IV Hasil Penelitian
17
Terdiri dari
41 Deskripsi Objek Penelitian yaitu menjelaskna tentang objek
penelitian yang meliputi lokasi penelitian secara jelas struktur
organisasi dari populasisampel
42 Deskripsi Data yaitu menjelaskan hasil penelitian yang telah diolah
dari data mentah dengan mempergunakan teknik analisis data
kuantiatif yang relevan
43 Pengujian Persyaratan Statistik yaitu melakukan pengujian terhadap
persyaratan statistik dengan menggunakan uji statistik tertentu
44 Pengujian Hipotesis yaitu melakukan pengujian hipotesis dengan
menggunakan teknik analisa statistik dimana hasil analisa tersebut
adalah teruji atau tidaknya hipotesis nol penelitian Hasil perhitungan
akhir statistik disajikan dalam diagram pie (lingkaran)
45 Interpretasi Hasil Penelitian yaitu melakukan penafsiran terhadap
hasil akhir pengujian hipotesis
46 Pembahasan yaitu melakukan pembahasan lebih lanjut terhadap hasil
analisis data
Bab V Penutup
Terdiri dari
51 Kesimpulan yaitu menyimpulkan hasil penelitian yang diungkapkan
secara ringkas dan padat
18
52 Saran yaitu berisi tindak lanjut dari sumbangan penelitian terhadap
bidang yang diteliti baik secara teoritis maupun praktis
19
BAB II
DESKRIPSI TEORI DAN HIPOTESIS PENELITIAN
21 Deskripsi Teori
211 Konsep Kinerja
Menurut kamus besar bahasa indonesia secara etimologis kinerja diartikan
sebagai sesuatu yang dicapai atau prestasi yang diperlihatkan Kinerja dalam
pengertiannya dartikan sebagai prestasi yang diperlihatkan dalam kegiatan atau
pekerjaan yang telah dilakukan Sedangkan Lijan Poltak Sinambela (2014140)
mengemukakan bahwa kinerja merupakan implementasi dari teori keseimbangan
yang mengatakan bahwa seseorang akan menunjukan prestasi yang optimal bila ia
mendapatkan manfaat(benefit) dan terdapat adanya rangsangan (inducement)
dalam pekerjaannya secara adil dan masuk akal (reasonable)
Sementara itu Mangkunegara (20069) mengemukakan kinerja (prestasi
kerja) ialah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seseorang
pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggungjawab yang
diberikan kepadanya Kinerja merupakan keluaran yang dihasilkan secara kualitas
dan kuantitas Pencapaian tersebut dihasilkan dari pegawai yang
bertanggungjawab dengan pekerjaannya
Menurut Keban (200343) menyebutkan bahwa kinerja (performance)
dalam organisasi didefinisikan sebagai tingkat pencapaian hasil (the degree of
accomplishment) atau kinerja merupakan tingkat pencapaian tujuan organisasi
secara berkesinambungan
20
Selanjutnya Steers (200367) mengemukakan bahwa kinerja organisasi
adalah tingkat yang menunjukan seberapa jauh pelaksanaan tugas dapat dijalankan
secara aktual dan misi organisasi tercapai Sedangkan Mahsun (200625)
berpendapat bahwa kinerja adalah gambaran mengenai tingkat pencapaian
pelaksanaan suatu kegiatan atau program dan kebijakan dalam mewujudkan
sasaran tujuan visi dan misi organisasi yang tertuang dalam strategic planning
suatu organisasi
Sedarmayanti dalam bukunya mengenai pengembangan kepribadian
pegawai (2004176) dikatakan bahwa kinerja
Hasil kerja yang dicapai oleh seseorang atau sekelompok orang dalam
suatu organisasi sesuai dengan wewenang dan tanggungjawab masing-
masing dalam mencapai tujuan organisasi bersangkutan secara legal tidak
melanggar hukum dan sesuai moral maupun etika
Moeheriono (201060) mengemukakan bahwa kinerja (performance)
merupakan gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan suatu program
kegiatan atau kebijakan dalam mewujudkan sasaran tujuan visi dan misi
organisasi yang dituangkan melalui perencanaan strategis suatu organisasi
Sementara itu Robbins yang dikutip oleh Moeheriono (201061)
mengemukakan bahwa kinerja sebagai fungsi interaksi antara kemampuan
(ability) motivasi (motivation) dan kesempatan (opportunity) Artinya kinerja
merupakan fungsi dari kemampuan motivasi dan kesempatan Seiring dengan hal
itu menurut Moeheriono (201061) mengemukakan bahwa kinerja dalam
menjalankan fungsinya tidak berdiri sendiri melainkan selalu berhubungan
dengan kepuasan kerja pegawaikaryawan dan tingkat besaran imbalan yang
diberikan serta dipengaruhi oleh keterampilan kemampuandan sifat-sifat
21
individu Oleh karenanya menurut model mitra-lawyer kinerja individu pada
dasarnya dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor (1) harapan mengenai imabalan
(2) dorongan (3) kemampuan (4) kebutuhan dan sifat (5) persepsi terhadap
tugas (6) imbalan eksternal dan internal serta (7) persepsi terhadap tingkat
imbalan dan kepuasan kerja
Sumber lain mengemukakan seperti yang dinyatakan oleh Otley yang
dikutip oleh Mahmudi (20136) menyatakan bahwa kinerja mengacu pada sesuatu
yang terkait dengan kegiatan melakukan pekerjaan dalam hal ini meliputi hasil
yang dicapai kerja tersebut Sejalan dengan pendapat Rogers yang dikutip oleh
Mahmudi (20136) yang mendefinisikan kinerja sebagai hasil kerja itu sendiri
(outcomes of works) karena hasil kerja memberikan keterkaitan yang kuat
terhadap tujuan-tujuan strategik organisasi kepuasan pelanggan dan kontribusi
ekonomi
Menurut Mahmudi (201320) berpendapat bahwa kinerja merupakan suatu
konstruk multidimensional yang mencakup banyak faktor yang
mempengaruhinya diantaranya yaitu
1 Faktor personalindividu meliputi pengetahuan keterampilan (skill)
kemampuan kepercayaan diri motivasi dan komitmen yang dimiliki
oleh setiap individu
2 Faktor kepemimpinan maliputi kualitas dalam memberikan dorongan
semangat arahan dan dukungan yang diberikan manajer dan team
leader
3 Faktor tim meliputi kualitas dukungan dan semangat yang diberikan
oleh rekan dalam satu tim kepercayaan terhadap sesama anggota tim
kekompakan dan keeratan anggota tim
4 Faktor sistem meliputi sistem kerja fasilitas kerja atau infrastruktur
yang diberikan oleh organisasi proses organisasi dan kultur kinerja
dalam organisasi
5 Faktor kontekstual (situasional) meliputi tekanan dan perubahan
lingkungan eksternal dan internal
22
Wibowo (20114) berpendapat bahwa kinerja adalah merupakan
implementasi dari rencana yang telah disusun Implementasi kinerja dilakukan
oleh sumber daya manusia yang memiliki kemampuan kompetensi motivasi
dan kepentingan Bagaimana organisasi menghargai dan memperlakukan sumber
daya manusianya akan mempengaruhi sikap dan prilakunya dalam menjalankan
kinerja Sejalan dengan apa yang dikemukakan oleh Hersey dan Blanchard
(1993) bahwa kinerja merupakan suatu fungsi dari motivasi dan kemampuan
untuk menyelesaikan tugas atau pekerjaan Seseorang harus memiliki derajat
kesediaan dan tingkat kemampuan tertentu Kesediaan dan keterampilan
seseorang tidaklah cukup efektif untuk mengerjakan sesuatu tanpa pemahaman
yang jelas tentang apa yang dikerjakan dan bagaimana mengerjakannya
Lain hal menurut Prawirosentono (19992) kinerja adalah hasil kerja yang
dapat dicapai oleh pegawai atau sekelompok pegawai dalam suatu organisasi
sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab masing-masing dalam upaya
mencapai tujuan organisasi bersangkutan secara legal tidak melanggar hukum
dan sesuai dengan moral dan etika
Dari berbagai pendapat yang telah diuraikan di atas bahwa definisi dari
kinerja (performance) dapat disimpulkan sebagai hasil kerja yang dicapai oleh
seseorang atau sekelompok orang dalam suatu organisasi baik secara kuantitatif
maupun secara kualitatif sesuai dengan kewenangan dan tugas tanggung jawab
masing-masing dalam upaya mencapai tujuan organisasi bersangkutan secara
legal tidak melanggar hukum dan sesuai dengan moral maupun etika
23
212 Konsep Organisasi
Organisasi dalam bahasa inggris yaitu organize yang berarti menciptakan
struktur dengan bagian-bagian yang diintegrasikan sedemikian rupa sehingga
hubungan satu sama lain terikat oleh hubungan terhadap keseluruhan Sedangkan
Hasibuan (2006 120) mengemukakan bahwa organisasi adalah suatu sistem
perserikatan formal berstruktur dan terkoordinasi dari sekelompok orang yang
bekerja sama dalam mencapai tujuan tertentu organisasi hanya merupakan alat
dan wadah
Mahsun (2006 1) memberikan pendapat tentang konsep organisasi
bahwa organisasi sering dipahami sebagai sekelompok orang yang berkumpul dan
bekerja sama dengan cara yang terstruktur untuk mencapai tujuan atau sejumlah
sasaran tertentu yang telah ditetapkan bersama
Sementara itu Robbins (20014) mengemukakan bahwa organisasi
adaalah kesatuan sosial yang dikoordinasikan secara sadar dengan sebuah batasan
yang relatif dapat diidentifikasikan yang bekerja atas dasar yang relatif terus-
menerus untuk mencapai tujuan
213 Konsep Kinerja Organisasi
Simanjuntak (20053) mengemukakan bahwa kinerja organisasi
merupakan agregasi atau akumulasi kinerja semua unit-unit organisasi yang sama
dengan penjumlahan kinerja semua orang atau individu yang bekerja di organisasi
tersebut Dengan demikian kinerja organisasi sangat dipengaruhi oleh tiga faktor
utama yaitu dukungan organisasi kemampuan manajemen dan kinerja setiap
24
orang yang bekerja di perusahaan tersebut Kinerja organisasi juga sangat
dipengaruhi oleh dukungan organisasi antara lain dalam penyusunan struktur
organisasi pemilihan teknologi dan penyediaan prasarana serta sarana kerja
Smentara itu surjadi (20097) berpendapat bahwa kinerja organisasi
adalah totalitas hasil kerja yang dicapai suatu organisasi tercapainya tujuan
organisasi berarti bahwa kinerja organisasi itu dapat dilihat dari tingkatan sejauh
mana organisasi dapat mencapai tujuan yang didasarkan pada tujuan yang sudah
ditetapkan sebelumnya Sedangkan menurut Sobandi (2006176) kinerja
organisasi merupakan sesuatu yang telah dicapai oleh organisasi dalam kurun
waktu tertentu baik yang terkait dengan input output outcome benefit maupun
impact
214 Tujuan Pengukuran Kinerja Sektor Publik
Tujuan pengukuran kinerja sektor publik menurut Mahmudi (201314)
diantaranya adalah sebagai berikut
1) Mengetahui tingkat ketercapaian tujuan organisasi
2) Menyediakan sarana pembelajaran pegawai
3) Memperbaiki kinerja periode berikutnya
4) Memberikan pertimbangan yang sistematik dalam pembuatan
keputusan pemberian reward dan punishmnet
5) Memotivasi pegawai
6) Menciptakan akuntabilitas publik
Sementara itu Moeheriono (2010103) mengemukakan bahwa tujuan
manajemen kinerja dari suatu organisasi berbagai macam diantaranya adalah
1) Menerjemahkan dari visi dan misi organisasi ke dalam tujuan dan hasil
yang jelas mudah dipahami dan dapat diukur sehingga membantu
keberhasilan organisasi untuk mencapai tujuan
25
2) Menyediakan informasi untuk menilai mengelola dan meningkatkan
keberhasilan kinerja keseluruhan organisasi
3) Mengubah paradigma dari orientasi pengendalian dan ketaatan menjadi
pendekatan strategik yang berkelanjutan kepada keberhasilan
organisasi
4) Menyediakan manajemen kinerja yang lengkap dengan memasukan
ukuran-ukuran kualitas biaya ketepatan waktu kepuasan
stakeholders dan peningkatan keahlian pegawai
215 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja
Kinerja merupakan suatu konstruk multidimensional yang mencakup
banyak faktor yang mempengaruhinya Mahmudi (201320) mengemukakan
faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja adalah
1) Faktor personalindividu meliputi pengetahuan keterampilan (skill)
kemampuan kepercayaan diri motivasi dan komitmen yang dimiliki
oleh setiap individu
2) Faktor kepemimpinan maliputi kualitas dalam memberikan dorongan
semangat arahan dan dukungan yang diberikan manajer dan team
leader
3) Faktor tim meliputi kualitas dukungan dan semangat yang diberikan
oleh rekan dalam satu tim kepercayaan terhadap sesama anggota tim
kekompakan dan keeratan anggota tim
4) Faktor sistem meliputi sistem kerja fasilitas kerja atau infrastruktur
yang diberikan oleh organisasi proses organisasi dan kultur kinerja
dalam organisasi
5) Faktor kontekstual (situasional) meliputi tekanan dan perubahan
lingkungan eksternal dan internal
Sedangkan menurut Mangkunegara (200167) faktor-faktor yang
mempengaruhi kinerja adalah sebagai berikut
1) Faktor Kemampuan
Secara umum kemampuan ini terbagi menjadi dua yaitu kemampuan
potensi (IQ) dan kemampuan realiti (knowledge and skills)
2) Faktor Motivasi
Motivasi terbentuk dari sikap seorang pekerja yang dalam
menghadapi situasi kerja
26
216 Indikator Kinerja
Menurut Moeheriono (201074) indikator kinerja (performance indicator)
didefinisikan sebagai berikut
1) Indikator kinerja sebagai nilai atau karakteristik tertentu yang
dipergunakan untuk mengukur output atau outcome suatu kegiatan
2) Sebagai alat ukur yang dipergunakan untuk menentukan derajat
keberhasilan suatu organisasi dalam mencapai tujuannya
3) Sebagai ukuran kuantitatif dan kualitatif yang menggambarkan tingkat
pencapaian suatu sasaran atau tujuan yang telah ditetapkan oleh
organisasi
4) Suatu informasi operasional yang berupa indikasi mengenai kinerja
atau kondisi suatu fasilitas atau kelompok fasilitas
Hal lain Mahmudi (2013155) berpendapat bahwa indikator kinerja
merupakan sarana atau alat (means) untuk mengukur hasil suatu aktivitas
kegiatan atau proses dan bukan hasil atau tujuan itu sendiri (ends) Peran
indikator kinerja bagi organisasi sektor publik adalah memberikan tanda atau
rambu-rambu bagi manajer dan pihak luar untuk menilai kinerja organisasi
Selain itu pula Mahmudi (2013156) mengemukakan peran indikator
kinerja diantaranya yaitu
1) Membantu memperbaiki praktik manajemen
2) Meningkatkan akuntabilitas manajemen dengan memberikan tanggung
jawab secara ekplisit dan pemberian bukti atas suatu keberhasilan atau
kegagalan
3) Memberikan dasar untuk melakukan perencanaan kebijakan dan
pengendalian
4) Memberikan informasi yang esensial kepada manajemen sehingga
memungkinkan bagi manajemen untuk melakukan pengendalian
kinerja di semua level organisasi
5) Memberikan dasar untuk pemberian kompensasi kepada staff
Menurut Hersey Blanchard dan Johnson yang dikutip oleh Wibowo
(2011102) terdapat tujuh indikator kinerja yaitu
27
1) Tujuan merupakan keadaan yang berbeda yang secara aktif dicari oleh
seorang individu dan organisasi untuk dicapai Untuk mencapai tujuan
diperlukan kinerja individu kelompok dan organisasi Kinerja individu
maupun organisasi berhasil apabila dapat mencapai tujuan yang
diinginkan
2) Standar merupakan suatu ukuran apakah tujuan yang diinginkan dapat
dicapai Tanpa standar tidak dapat diketahui kapan suatu tujuan
tercapai Kinerja seseorang dikatakan berhasil apabila mampu
memcapai standar yang ditentukan atau disepakati bersama antara
atasan dan bawahan
3) Alat atau sarana merupakan sumber daya yang dapat dipergunakan
untuk membantu menyelesaikan tujuan dengan sukses Alat atau saran
merupakan faktor penunjang untuk mencapai tujuan Tanpa alat atau
sarana tugas pekerjaan spesifik tidak dapat dilakukan dan tujuan tidak
dapat diselesaikan sebagaimana seharusnya Tanpa alat atau sarana
tidak mungkin dapat melakukan pekerjaan
4) Kompetensi merupakan persyaratan utama dalam kinerja Kompetensi
merupakan kemampuan yang dimiliki oleh seseorang untuk
menjalankan pekerjaan yang diberikan kepadanya dengan baik
Kompetensi memungkinkan seseorang mewujudkan tugas yang
berkaitan dengan pekerjaan yang diperlukan untuk mencapai tujuan
5) Motif merupakan alasan atau pendorong bagi seseorang untuk
melakukan sesuatu Manajer memfasilitasi motivasi kepada karyawan
dengan insentif berupa uang memberikan pengakuan menetapkan
tujuan menantang menetapkan standar terjangkau meminta umpan
balik memberikan kebebasan melakukan pekerjaan termasuk waktu
melakukan pekerjaan menyediakan sumber daya yang diperlukan dan
menghapuskan yang mengakibatkan disinsentif
6) Peluang pekerja perlu mendapatkan kesempatan untuk menunjukan
prestasi kerjanya Terdapat dua faktor yang menyumbangkan pada
adanya kekurangan kesempatan untuk berprestasi yaitu ketersediaan
waktu dan kemampuan untuk memenuhi syarat Jika pekerja dihindari
karena supervisor tidak percaya terhadap kualitas dan kepuasan
konsumen mereka secara efektif akan dihambat dari kemampuan
memenuhi syarat untuk berprestasi
7) Umpan balik antar tujuan standar dan umpan balik bersifat saling
terkait Umpan balik melaporkan kemajuan baik kualitas maupun
kuantitas dalam mencapai tujuan yang didefinisikan oleh standar
Umpan balik merupakan masukan yang dipergunakan untuk mengukur
kemajuan kinerja standar kinerja dan pencapaian tujuan Dengan
umpan balik dilakukan evalusasi terhadap kinerja dan sebagai hasilnya
dapat dilakukan perbaikan kinerja
Sedangkan Moeheriono (201082) indikator kinerja dalam Akuntabilitas
Kinerja Instansi Pemerintah (AKIP) disajikan sebagai berikut
28
1) Masukan (inputs) yaitu ukuran tingkat pengaruh sosial ekonomi
lingkungan atau kepentingan umum lainnya yang dimulai oleh capaian
indikator kinerja dalam suatu kegiatan
2) Keluaran (outputs) kegunaan suatu keluaran (outputs) yang dirasakan
langsung oleh masyarakat Dapat berupa tersedianya fasilitas yang
dapat diakses atau dinikmati oleh publik
3) Hasil(outcomes) yaitu segala sesuatu yang mencerminkan
berfungsinya keluaran kegiatan pada jangka menengah outcomes
merupakan ukuran seberapa jauh setiap produk atau jasa dapat
memenuhi kebutuhan dan harapan masyarakat
4) Manfaat(benefits) yaitu segala sesuatu berupa produkjasa (fisik dan
nonfisik) sebagai hasil langsung dari pelaksanaan suatu kegiatan dan
program berdasarkan masukan yang digunakan
5) Dampak(impacts) yaitu segala sesuatu yang dibutuhkan agar
pelaksanaan kegiatan dan program dapat berjalan atau dalam rangka
menghasilkan output misalnya sumber daya manusia dana material
waktu dan teknologi
Sementara itu Zeithaml Parasuraman amp Berry yang dikutip oleh
Ratminto amp Atik Septi Winarsih (2010175) mengemukakan indikator kinerja
pelayanan sebagai berikut
1) Tangibles atau ketampakan fisik artinya petampakan fisik dari
gedung peralatan pegawai dan fasilitas-fasilitas lain yang dimiliki
oleh providers
2) Reliability atau reliabilitas adalah kemampuan untuk
menyelenggarakan pelayanan yang dijanjikan secara akurat
3) Responsiveness atau responsivitas adalah kerelaan untuk menolong
customers dan menyelenggarakan pelayanan secara ikhlas
4) Assurance atau kepastian adalah pengetahuan dan kesopanan para
pekerja dan kemampuan mereka dalam memberikan kepercayaan
kepada customers
5) Empathy adalah perlakuan atau perhatian pribadi yang diberikan oleh
providers kepada customers
217 Pengukuran Kinerja Sektor Publik Sebagai Pengendalian Manajemen
Dalam organisasi birokrasi atau sektor publik pendekatan manajemen
yang sering digunakan adalah model pengendalian formal Menurut Mahmudi
(201358) pengendalian formal dilakukan melalui kegiatan-kegiatan resmi
29
organisasi yang biasanya bersifat rutin misalnya perencanaan strategik
pembuatan program penganggaran evaluasi kinerja rapat atau pertemuan rutin
dan sebagainya
Taylor yang dikutip oleh Mahmudi (201359) menyatakan bahwa
pengendalian merupakan bentuk ilmiah dari manajemen Sebelumnya manajemen
dipahami sebagai seni semata-mata Namun ternyata manajemen bisa dipelajari
melalui pendekatan ilmiah Pengendalian manajemen melalui beberapa aktivitas
yaitu
1) Perencanaan aktivitas yang akan dilakukan organisasi
2) Pengkoordinasian aktivitas berbagai bagian organisasi
3) Pengkomunikasian informasi ke seluruh bagian organisasi
4) Evaluasi terhadap informasi
5) Pembuatan keputusan
6) Mempengaruhi orang-orang dalam organisasi untuk mengubah prilaku
218 Konsep Bencana
Menurut W Nick Carter yang dikutip oleh Nurjanah dkk (201310)
memberikan definisi bencana yang dimuat dalam buku disaster management
yaitu
ldquoan event natural or man-made sudden or progressive which impacts
with such severity that the affected community has to respond by taking
exceptional measuresrdquo
Definisi lain menurut International Strategy for Disaster Reduction (UN-
ISDR-200224) adalah
ldquoa serious disruption of the functioning of a community or a society
causing widespread human material economic or environmental
losses which exceed the ability of the affected communitysociety to
cope using its own resourcesrdquo
( ldquosuatu kejadian yang disebabkan oleh alam atau karena ulah manusia
terjadi secara tiba-tiba atau perlahan-lahan sehingga menyebabkan
hilangnya jiwa manusia harta benda dan kerusakan lingkungan
30
kejadian ini terjadi di luar kemampuan masyarakat dengan segala
sumberdayanyardquo)
Berdasarkan definisi bencana di atas dapat digeneralisasikan bahwa untuk
dapat disebut ldquobencanardquo harus dipenuhi beberapa kriteria sebagai berikut
1 Ada peristiwa
2 Terjadi karena faktor alam atau karena ulah manusia
3 Terjadi secara tiba-tiba (sudden) akan tetapi dapat juga terjadi secara
perlahan-lahanbertahap (slow)
4 Menimbulkan hilangnya jiwa manusia harta benda kerugian sosial
ekonomi kerusakan lingkungan dan lain-lain
5 Berada di luar kemampuan masyarakat untuk menanggulanginya
Sedangkan definisi menurut Undang-undang Nomor 24 Tahun 2007
tentang Penanggulangan Bencana yaitu sebagai berikut
ldquoBencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam
dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang
disebabkan baik oleh faktor alam danatau non-alam maupun faktor
manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia
kerusakan lingkungan kerugian harta benda dan dampak psikologisrdquo
Menurut Nurjanah dkk (201313) menyatakan bahwa peristiwa yang
ditimbulkan oleh gejala alam maupun yang diakibatkan oleh kegiatan manusia
baru dapat disebut bencana ketika masyarakatmanusia yang terkena dampak oleh
peristiwa itu tidak mampu untuk menanggulanginya Ancaman alam itu sendiri
tidak selalu berakhir dengan bencana Ancaman alam menjadi bencana ketika
manusia tidak siap untuk menghadapinya dan pada akhirnya terkena dampak
Kerentanan manusia terhadap dampak gejala alam sebagian besar ditentukan oleh
tindakan manusia atau kegagalan manusia untuk bertindak
Terjadinya bencana adalah karena adanya pertemuan antara bahaya dan
kerentanan serta ada pemicunya Berikut gambar 21 Proses tejadinya bencana
31
Gambar 21 Proses Terjadinya Bencana
(Sumber Nurjanah dkkManajemen Bencana2013 hal 14)
Berdasarkan gambar di atas bahwa bencana terjadi setelah melalui proses
tiga unsur yang diantaranya yaitu
1 Bahaya
Bahaya adalah suatu fenomena alam atau buatan yang mempunyai
potensi mengancam kehidupan manusia kerugian harta benda dan
kerusakan lingkungan
2 Kerentanan (vulnerability)
Kerentanan merupakan suatu kondisi dari suatu komunitas atau
masyarakat yang mengarah atau menyebabkan ketidakmampuan
dalam menghadapi ancaman bahaya
3 Resiko bencana (risk disaster)
Risiko bencana adalah interaksi antara tingkat kerentanan daerah
dengan ancaman bahaya yang ada
219 Faktor-faktor Penyebab Bencana
Menurut Nurjanah dkk (201321) menyatakan terdapat tiga penyebab
terjadinya bencana yaitu (1) Faktor alam (natural disaster) karena fenomena
alam dan tanpa ada campur tangan manusia (2) Faktor non-alam (non-natural
disaster) yaitu bukan karena fenomena alam dan juga bukan akibat perbuatan
manusia (3) faktor sosialmanusia (man-made disaster) yang murni akibat
perbuatan manusia misalnya konflik horizontal konflik vertikal dan terorisme
Bahaya
Kerentanan
Risiko
Bencana
Bencana
Pemicu
32
Menurut UNDRO (1992) yang dikutip oleh Nurjanah dkk (201322) ada
beberapa faktor yang mempengaruhi timbulnya kerentanan adalah (1) berada di
lokasi berbahaya (2) kemiskinan (3) perpindahan penduduk dari desa ke kota (4)
kerusakan dan penurunan kualitas lingkungan (5) pertambahan penduduk yang
besar (6) perubahan budaya dan (7) kurangnya informasi dan kesadaran
Sedangkan menurut Eko Teguh Paripurno dalam Nurjanah dkk (201322)
sumber ancaman bencana dapat dikelompokkan ke dalam empat sumber ancaman
yaitu
1 Sumber ancaman klimatologis
Adalah sumber ancaman yang ditimbulkan oleh pengaruh iklim
dapat berupa rendah dan tingginya curah hujan tinggi dan
derasnya ombak di pantai arah angin serta beberapa kejadian
alam lain yang sangat erat hubungannya dengan iklim dan cuaca
2 Sumber ancaman geologis
Yaitu sumber ancaman yang terjadi oleh adanya dinamika bumi
baik berupa pergerakan lempeng bumi bentuk dan rupa bumi
jenis dan materi penyusunan bumi
3 Sumber ancaman industri dan kegagalan teknologi
Adalah sumber ancaman akibat adanya kegagalan teknologi
maupun kesalahan pengelolaan suatu proses industri
pembuangan limbah polusi yang ditimbulkan atau dapat pula
akibat proses persiapan produksi
4 Faktor manusia juga merupakan salah satu sumber ancaman
Perilaku atau ulah manusia baik dalam pengelolaan lingkungan
perebutan sumberdaya permasalahan ras dan kepentingan
lainnya serta akibat dari sebuah kebijakan yang berdampak pada
sebuah komunitas pada dasarnya merupakan sumber ancaman
2110 Jenis-jenis Bencana Alam di Indonesia
Karakteristik perlu diidentifikasi dan dipahami oleh aparatur pemerintah
dan masyarakat terutama yang tinggal di daerah atau wilayah rawan bencana
Upaya mengenal karakteristik bencana yang sering dilakukan merupakan suatu
33
upaya mitigasi sehingga diharapkan apabila terjadi bencana dampaknya dapat
dikurangi
Berikut deskripsi dari sejumlah jenis-jenis bencana yang sering terjadi di
Indonesia menurut Nurjanah dkk (201324) yaitu sebagai berikut
1 Banjir
2 Tanah longsor
3 Kekeringan
4 Kebakaran lahan dan hutan
5 Angin badai
6 Gempa bumi
7 Tsunami
8 Letusan gunung api
2111 Dampak Bencana
UNDRO (1992) yang dikutip oleh Nurjanah dkk (201333)
mengemukakan bencana serius dapat mengganggu inisiatif-inisiatif pembangunan
dalam beberapa cara termasuk (1) hilanggnya sumber-sumber daya (2)
gangguan terhadap program-program (3) pengaruh pada iklim investasi (4)
pengaruh pada sektor non formal dan (5) destabilisasi politik
Sedangkan menurut Benson and Clay (2004) dalam Nurjanah dkk
(201335) menyatakan bahwa dampak bencana dapat dibagi kedalam tiga bagian
yakni
1 Dampak langsung (direct impact)
Meliputi kerugian finansial dari kerusakan aset ekonomi
misalnya rusaknya bangunan tempat tinggal infrastruktur lahan
pertanian dan lain-lain
2 Dampak tidak langsung (indirect impact)
Meliputi berhentinya proses produksi hilangnya output dan
sumber penerimaan
3 Dampak sekunder (secondary impact)
Meliputi terhambatnya pertumbuhan ekonomi terganggunya
rencana pembangunan yang telah disusun meningkatnya defisit
34
neraca pembayaran meningkatnya angka kemiskinan dan lain-
lain
2112 Manajemen Bencana
Undang-undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana
mendefinisikan bahwa manajemen bencana (disaster management) sebagai
serangkaian upaya yang meliputi penetapan kebijakan pembangunan yang
berisiko timbulnya bencana kegiatan pencegahan bencana tanggap darurat
rehabilitasi dan rekonstruksi
Menurut Nurjanah dkk (201342) mengemukakan bahwa manajemen
bencana (disaster management) adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari
bencana beserta segala aspek yang berkaitan dengan bencana terutama risiko
bencana dan bagaimana menghindari risiko bencana Manajemen bencana
merupakan proses dinamis tentang bekerjanya fungsi-fungsi manajemen yang
meliputi dari perencanaan (planning) pengorganisasian (organizing)
penggerakan (actuating) dan pengawasan (controlling)
Sedangkan menurut W Nick Carter dalam Nurjanah (201344) definisi
manajemen bencana yaitu
ldquoan applied science which seeks by the systematic observation and
analysis of disasters to improve measures relaitng to prevention
mitigation preparedness emergency response and recoveryrdquo
Selanjutnya dalam wikipedia Emergency Management (2007)
mengemukakan bahwa penanggulangan bencana adalah proses yang terus
menerus di mana setiap individu kelompok dan masyarakat berusaha mengatur
35
risiko untuk menghindari atau memperbaiki dampak dari suatu bencana yang
dihasilkan dari suatu musibah
Dalam manajemen bencana terdapat tiga aspek yang mendasar yaitu (1)
respon terhadap bencana (2) kesiapsiagaan menghadapi bencana (3) minimasi
efek bencana (mitigasi) Ketiga aspek ini bersesuaian dengan siklus manajemen
bencana yaitu dapat dilihat pada gambar 22 berikut ini
Gambar 22 Siklus Manajemen Bencana
Sumber Nick Carter dalam Nurjanah dkk(201342)
2113 Prinsip-prinsip Manajemen Bencana
Berdasarkan Undang-undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang
Penanggulangan Bencana pasal 3 disebutkan bahwa azas prinsip-prinsip
manajemen penanggulangan bencana yaitu kemanusiaan keadilan kesamaan
kedudukan dalam hukum dan pemerintahan keseimbangan keselarasan
ketertiban dan kepastian hukum kebersamaan kelestarian lingkungan hidup ilmu
pengetahuan dan teknologi
Kesiapsiagaan
Mitigasi
Pencegahan Pembangunan
Bencana
Tanggap darurat
Pemulihan
36
Selain itu Nurjanah dkk (201345) mengemukakan bahwa
penanggulangan bencana harus didasarkan pada prinsip-prinsip praktis sebagai
berikut
1 Cepat dan Tepat
Bahwa penanggulangan bencana dilaksanakan dengan secara cepat
dan tepat sesuai dengan tututan keadaan
2 Prioritas
Prioritas dimaksudkan sebagai upaya penanggulangan bencana
yang harus mengutamakan kelompok rentan
3 Koordinasi dan Keterpaduan
Koordinasi dimaksudkan sebagai upaya penanggulangan bencana
yang didasarkan pada koordinasi yang baik dan saling mendukung
Sedangkan keterpaduan dimaksudkan sebagai upaya
penanggulangan bencana dilaksanakan oleh berbagai sektor secara
terpadu yang didasarkan pada kerjasama yang baik dan sailng
mendukung
4 Berdayaguna dan Berhasilguna
Dalam mengatasi kesulitan masyarakat dilakukan dengan tidak
membuang waktu tenaga dan biaya yang berlebihan
5 Transparansi dan Akuntabilitas
Transparansi dimaksudkan bahwa penanggulangan bencana
dilakukan secara terbuka dan dapat dipertanggungjawabkan
Sedangkan akuntabilitas adalah bahwa penanggulangan bencana
dilakukan secara terbuka dan dapat dipertanggungjawabkan secara
etik dan hukum
6 Kemitraan
Penanggulangan bencana harus melibatkan berbagai pihak secara
seimbang
7 Pemberdayaan
Penanggulangan bencana dilakukan dengan melibatkan korban
bencana secara aktif
8 Non Diskriminatif
Penanggulangan bencana tidak memberikan perlakuan yang
berbeda terhadap jenis kelamin suku agama ras dan aliran politik
apapun
9 Non-Proselitisi
Dalam penanggulangan bencana dilarang menyebarkan agama dan
atau keyakinan
37
2114 Tahapan Penanggulangan Bencana
Tahapan penanggulangan bencana yang dilakukan Badan Penanggulangan
Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lebak sesuai dengan Undang-undang Nomor
24 Tahun 2007 adalah sebagai berikut
1 Tahapan Pra Bencana
Tujuan Pengurangan Risiko Bencana
Manajemen Manajemen Risiko Bencana
Penyelenggaraan Situasi tidak terjadi bencana dan situasi terdapat
potensi bencana
Kegiatan
1) Pencegahan bencana adalah serangkaian kegiatan yang
dilakukan untuk mengurangi atau menghilangkan risiko
bencana baik melalui pengurangan ancaman bencana maupun
kerentanan pihak yang terancam bencana (situasi tidak terjadi
bencana)
2) Mitigasi (mitigation) adalah serangkaian upaya untuk
mengurangi risiko bencana baik melalui pembangunan fisik
maupun penyadaran dan peningkatan kemampuan menghadapi
ancaman bencana (situasi terdapat potensi bencana)
2 Tahapan Saat Bencana
Tujuan Penanganan darurat
Manajemen Manajemen darurat
38
Penyelenggaraan Situasi tanggap darurat
Kegiatan
1) Tanggap darurat (emergency response) yaitu serangkain
kegiatan yang dilakukan dengan segera pada saat kejadian
bencana untuk menangani dampak buruk yang ditimbulkan
yang meliputi kegiatan penyelamatan dan evakuasi korban
harta benda pemenuhan kebutuhan dasar perlindungan
pengurusan pengungsi penyelamatan serta pemulihan
prasarana dan sarana
3 Tahapan Pasca Bencana
Tujuan Pemulihan
Manajemen Manajemen pemulihan
Penyelenggaraan Situasi tanggap darurat
Kegiatan
1) Rehabilitasi yaitu perbaikan dan pemulihan semua aspek
pelayanan publik atau masyarakat sampai tingkat yang
memadai pada wilayah pasca bencana dengan sasaran utama
untuk normalisasi atau berjalannya secara wajar semua aspek
pemerintahan dan kehidupan masyarakat pada wilayah pasca
bencana
2) Rekonstruksi yaitu pembangunan kembali semua prasarana dan
sarana kelembagaan pada wilayah pasca bencana baik pada
tingkat pemerintahan maupun masyarakat dengan sasaran
39
utama tumbuh dan berkembangnya kegiatan perekonomian
sosial dan budaya tegaknya hukum dan ketertiban dan
bangkitnya peran serta masyarakat dalam segala aspek
kehidupan bermasyarakat pada wilayah pasca bencana
(Sumber Rencana Strategis (Renstra) Badan Penanggulangan Bencana
Daerah Kabupaten Lebak 2014-2018)
2115 Konsep Banjir
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008) banjir adalah berair
banyak dan deras atau terbenamnya daratan karena volume air yang meningkat
Dengan kata lain banjir adalah dimana suatu daerah dalam keadaan tergenang
oleh air dalam jumlah yang begitu besar Sedangkan Wikipedia mengemukakan
bahwa banjir adalah peristiwa yang terjadi ketika aliran air yang berlebihan
merendam daratan Banjir diakibatkan oleh volume air di suatu badan air seperti
sungai atau danau yang meluap atau menjebol bendungan sehingga air keluar dari
batasan alaminya Banjirpun dapat terjadi di sungai ketika alirannya melebihi
kapasitas saluran air terutama di kelokan sungai
Sejalan dengan pengertian dalam buku profil Badan Penanggulangan
Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Banten (2013) bahwa banjir adalah aliran air
sungai yang tingginya melebihi muka air normal sehingga melimpas dari palung
sungai menyebabkan adanya genangan pada lahan rendah di sisi sungai Aliran air
limpasan tersebut yang semakin meninggi mengalir dan melimpasi muka tanah
yang biasanya tidak dilewati aliran air
40
Menurut Pusat Pendidikan Mitigasi Bencana (2010) mengemukakan
bahwa banjir adalah peristiwa tergenang dan terbenamnya daratan (yang biasanya
kering) karena volume air yang meningkat Banjir dapat terjadi karena peluapan
air yang berlebihan di suatu tempat akibat hujan besar peluapan sungai atau
pecahnya bendungan sungai
Menurut kodoatie dan Sugiyanto (2002) sebab-sebab alami banjir antara
lain
1 Curah hujan
2 Pengaruh fisiografi
3 Erosi dan sedimentasi
4 Kapasitas sungai
5 Kapasitas drainase yang tidak memadai
6 Pengaruh air pasang
Sedangkan BPBD Provinsi Banten dalam buku Profil Daerah Rawan
Bencana terdapat beberapa faktor penyebab banjir diantaranya
1 Curah hujan tinggi
2 Permukaan tanah lebih rendah dibandingkan muka air laut
3 Terletak pada suatu cekungan yang dikelilingi perbukitan dengan
pengaliran air keluar sempit
4 Banyak permukiman yang dibangun pada dataran sepanjang sungai
5 Aliran sungai tidak lancar akibat banyaknya sampah serta bangunan di
pinggir sungai
6 Kurangnya tutupan lahan di daerah hulu sungai
Selain itu pula dalam buku Panduan Penanggulangan Bencana Provinsi
Banten (201317) bahwa untuk mengurangi dampak banjir yakni
1 Penataan daerah aliran sungai secara terpadu dan sesuai fungsi lahan
2 Pembangunan sistem pemantauan dan peringatan dini pada bagian
sungai yang sering menimbulkan banjir
3 Tidak membangun rumah dan pemukiman di bantaran sungai serta
daerah banjir
4 Tidak membuang sampah ke dalam sungai mengadakan program
pengerukan sungai
5 Pemasangan pompa untuk daerah yang lebih rendah dari permukaan
laut
41
6 Program penghijauan daerah hulu sungai harus selalu dilaksanakan
serta mengurangi aktifitas di bagian sungai rawan banjir
7 Membentuk polisi peduli lingkungan
2115 Tugas dan Fungsi Badan Penanggulangan Bencana Daerah
Kabupaten Lebak
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lebak
merupakan unsur pelaksana bidang penanggulangan bencana dipimpin oleh
kepala badan yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Bupati
melalui Sekretaris Daerah BPBD Kabupaten Lebak mempunyai tugas
melaksanakan kewenangan otonomi daerah di bidang penanggulangan bencana
melaksanakan urusan kebencanaan berdasarkan azas otonomi dan tugas
pembantuan yang diberikan oleh Pemerintah Pusat dan Pemerintah Propinsi
Banten
Adapun tugas BPBD Kabupaten Lebak mengacu kepada Peraturan Daerah
Kabupaten Lebak Nomor 3 tahun 2011 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata
Kerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Lebak diantaranya
yaitu
1 Menetapkan pedoman dan pengarahan terhadap usaha penanggulangan
bencana sesuai dengan kebijakan Pemerintah Daerah dan Badan Nasional
Penanggulangan Bencana yang mencakup pencegahan bencana
penanganan darurat rehabilitasi serta rekonstruksi secara adil dan setara
2 Menetapkan standarisasi serta kebutuhan penyelenggaraan
penanggulangan bencana berdasarkan perundang-undangan
3 Menyusun menetapkan dan menginformasikan peta relawan bencana
42
4 Menyusun dan menetapkan prosedur tetap penanganan bencana
5 Melaporkan penyelenggaraan penanggulangan bencana kepada Bupati
setiap sebulan sekali dalam kondisi normal dan setiap saat dalam kondisi
darurat bencana
6 Mengendalikan pengumpulan dan penyaluran uang dan barang
7 Mempertanggungjawabkan penggunaan anggaran yang diterima dari
anggaran pendapatan dan belanja daerah dan sumber lain yang sah
8 Melaksanakan kewajiban lain sesuai dengan peraturan perundang-
undangan
Sedangkan fungsi BPBD Kabupaten Lebak dalam menjalankan tugas
mempunyai fungsi yaitu
1 Perumusan dan penetapan kebijakan penanggulangan bencana dan
penanganan pengungsi dengan bertindak cepat dan tepat efektif dan
efisien dan
2 Pengoordinasian pelaksanaan kegiatan penanggulangan bencana secara
terencana terpadu dan menyeluruh
22 Penelitian Terdahulu
Temuan-temuan hasil dari penelitian sebelumnya merupakan sebagai
alatbahan pertimbangan dan data pendukung dalam penelitian yang sedang
dilakukan Penelitian terdahulu harus ada keterkaitan dengan penelitian yang
sedang diteliti sehingga dijadikan sebagai bahan pertimbangan dan pendukung
data Oleh karena pentingnya melihat hasil penelitian yang terdahulu maka
43
peneliti akan memaparkan setidaknya dua hasil penelitian yang sudah ada
Pemaparan hasil penelitian akan dijelaskan di bawah ini
1) Peneliti Pertama
Penelitian yang dilakukan oleh Mahasiswa Jurusan Ilmu
Administrasi Negara Universitas Sumatera Marino Y Cristanti
Marbun tahun 2013 dengan judul peranan koordinasi Badan
Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Medan dalam upaya
penanggulangan bencana banjir di kota Medan Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui bagaimana Badan Penanggulangan Bencana Daerah
Kota Medan dalam upaya penanggulangan bencana banjir Dari hasil
penelitian ini didapat beberapa temuan diantaranya yaitu Badan
Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Medan belum
melakukan koordinasi sesuai tupoksi koordinasi yang dilakukan
bersifat arahanhimbauan berupa surat dan koordinasi Pemerintah
Kota Medan dalam pemberian bantuan logistik kepada masyarakat
korban banjir berjalan kurang baik
2) Peneliti Kedua
Penelitian yang dilakukan oleh Chandra Yudiana Efendi jurusan
Ilmu Pemerintahan Universitas Komputer Indonesia mengenai Kinerja
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) di Wilayah
kecamatan Baleendah Kabupaten Bandung tahun 2012 Penelitian ini
menggunakan teori kinerja organisasi publik menurut Dwiyanto yang
terdiri dari lima indikator yaitu produktivitas kualitas layanan
44
responsivitas responsibilitas dan akuntabilitas Sedangkan metode
penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif Dari hasil
penelitian menunjukan (1) Produktivitas kinerja BPBD Kabupaten
Bandung sudah cukup baik (2) Kualitas layanan kinerja BPBD
Kabupaten Bandung cukup baik dilihat dari adanya fasilitas teknologi
komunikasi dan informasi serta adanya diklat kepada aparatur dan
masyarakat (3) Responsivitas kepada masyarakat di wilayah
kecamatan Baleendah cukup baik hal tersebut di lihat dari adanya
peringatan dini dan tanggap darurat serta pemenuhan akan kebutuhan
masyarakat yang terkena banjir (4) Responsibilitas BPBD Kabupaten
Bandung berjalan cukup baik karena sudah sesuai dengan SOP (5)
Akuntabilitas kinerja BPBD Kabupaten Bandung sudah baik dilihatnya
dari tercapainya sasaran dari kegiatan atau program Dengan demikian
dalam penelitian kinerja BPBD Kabupaten Bandung dalam upaya
penanggulangan banjir di wilayah Baleendah dinilai sudah cukup baik
3) Peneliti yang Bersangkutan (Mahasiswa)
Penelitian ini berjudul Kinerja Badan Penanggulangan Bencana
Daerah (BPBD) dalam penanggulangan bencana banjir di Kabupaten
Lebak Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui Kinerja
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Dalam
Penanggulangan Bencana Banjir Di Kabupaten Lebak Sedangkan
metode dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif
deskriptif
45
Peneliti menemukan beberapa permasalahan terkait dengan kinerja
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lebak
dalam upaya penaggulangan bencana banjir di Kabuapten Lebak
Permasalahannya yaitu Keterbatasan jaringan informasi dan
komunikasi yang efektif dalam penyebaran informasi kebencanaan
kepada masyarakat Sumber daya manusia atau aparatur BPBD
Kabupaten Lebak yang terbatas Keterbatasan sarana dan prasarana
dalam penanggulangan bencana banjir Belum adanya Peraturan
Daerah tentang Pendanaan Bencana dan Ketidakefektifan sosialisasi
penanggulangan bencana banjir
23 Kerangka Berfikir
Kerangka berfikir merupakan alur pemikiran peneliti dalam penelitian dan
sebagai kelanjutan dari kajian teori untuk memberikan penjelasan dari kinerja
BPBD Kabupaten Lebak dalam penanggulangan bencana banjir maka dalam
penelitian ini dibuatkanlah kerangka berfikir Sehingga dengan adanya kerangka
berfikir ini baik peneliti maupun pembaca mudah memahami dan mengetahui
tujuan yang ingin dicapai dari penelitian
Menurut Sugiyono (201065) menyatakan bahwa kerangka berfikir
merupakan model konseptual tentang bagaimana teori berhubungan dengan
berbagai faktor yang telah diidentifikasikan sebagai masalah yang penting Oleh
karenanya peneliti berangkat dari identifikasi masalah untuk membuat kerangka
46
berfikir Adapun permasalahan-permasalahan yang ada terkait kinerja BPBD
Kabupaten Lebak dalam penanggulangan bencana banjir diantaranya
1) Keterbatasan jaringan informasi dan komunikasi yang efektif dalam
penyebaran informasi kebencanaan kepada masyarakat
2) Sumber daya manusia atau aparatur BPBD Kabupaten Lebak yang
terbatas
3) Keterbatasan sarana dan prasarana dalam penanggulangan bencana
banjir
4) Belum adanya Peraturan Daerah tentang Pendanaan Bencana
5) Kurangnya kesadaran masyarakat akan bahaya bencana banjir
6) Ketidakefektifan sosialisasi penanggulangan bencana banjir
Berdasarkan dari permasalahan yang telah dikemukakan di atas maka
kiranya dibutuhkan suatu alat untuk mengukur kinerja BPBD yang optimal dalam
penanggulangan bencana banjir Di bawah ini akan dikemukakan mengenai
indikator kinerja yang menjadi titik acuan untuk mengetahui kinerja BPBD
dengan menggunakan indikator kinerja organisasi menurut Hersey Blanchard
dan Johnson yang dikutip oleh Wibowo (2011102) yaitu
1 Tujuan
2 Standar
3 Alat atau sarana
4 Kompetensi
5 Motif
6 Peluang
7 Umpan Balik
Indikator kinerja organisasi yang telah disebutkan di atas dinilai dan
dianggap lebih rasional dan tepat untuk menjawab permasalahan-permasalahan
47
yang ada pada kinerja BPBD dalam penanggulangan bencana banjir Dengan
diadakannya pengukuran kinerja sesuai indikator kinerja organisasi yang telah
disebutkan di atas maka diharapkan BPBD kabupaten Lebak lebih optimal lagi
dalam penanggulangan bencana banjir khususnya di kecamatan Rangkasbitung
Untuk lebih jelasnya kerangka berfikir dapat di lihat pada gambar 23 di bawah
ini
48
Gambar 23
Kerangka Berfikir
Gambar 23 Kerangka Berfikir
Identifikasi Masalah
1 Keterbatasan jaringan informasi dan komunikasi yang efektif dalam
penyebaran informasi kebencanaan kepada masyarakat
2 SDM atau aparatur BPBD Kabupaten Lebak yang terbatas
3 Keterbatasan sarana dan prasarana dalam penanggulangan bencana banjir
4 Belum adanya Peraturan Daerah tentang Pendanaan Bencana
5 Ketidakefektifan sosialisasi penanggulangan bencana banjir
Kinerja Organisasi
1 Tujuan
2 Standar
3 Alatsarana
4 Kompetensi
5 Motif
6 Peluang
7 Umpan Balik
(Hersey Blanchard dan Johnson dalam buku Wibowo 2011102)
Terwujudnya Kinerja BPBD dalam Penanggulangan Bencana Banjir
Di Kabupaten Lebak Yang Optimal
Penyelenggaraan BPBD dalam Penanggulangan Bencana Banjir
Di Kabupaten Lebak
49
24 Hipotesis Penelitian
Hipotesis penelitian merupakan jawaban sementara terhadap masalah yang
akan diteliti dan akan dibuktikan kebenarannya Hipotesis memberi hasil dari
refleksi peneliti berdasarkan deskripsi teori dan kerangka berfikir yang akan
digunakan sebagai dasar argumentasi Pada penelitian ini hipotesis yang
digunakan oleh peneliti adalah hipotesis deskriptif yaitu merupakan jawaban
sementara terhadap rumusan masalah deskriptif
Berdasarkan kerangka teori dan kerangka berfikir maka pada penelitian
ini hipotesis yang akan diambil yaitu
Hipotesis nol ldquoKinerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah
Dalam Penanggulangan Bencana Banjir di
Kabupaten Lebak paling rendah atau sama dengan
65 dari nilai idealnya 100 rdquo
Hipotesis alternatif ldquoKinerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah
Dalam Penanggulangan Bencana Banjir di
Kabupaten Lebak paling tinggi 65 dari nilai
idealnya 100rdquo
H0 micro gt 65
Ha micro lt 65
50
Dari hipotesis di atas maka peneliti menentukan dan mengambil salah
satu hipotesis untuk penelitian yaitu
Ha micro lt 65
Hipotesis alternatif ldquoKinerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah
Dalam Penanggulangan Bencana Banjir di
Kabupaten Lebak paling tinggi 65 dari nilai
idealnya 100rdquo
51
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
31 Pendekatan dan Metode Penelitian
Menurut Sugiyono (20101) Metode penelitian pada dasarnya merupakan
cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu
Berdasarkan tersebut terdapat empat kata kunci yang harus diperhatikan yaitu
cara ilmiah tujuan dan kegunaan Cara ilmiah berarti kegiatan penelitian itu
didasarkan pada ciri-ciri keilmuan yaitu rasional empiris dan sistematis Rasional
berarti kegiatan itu dilakukan dengan cara-cara yang masuk akal sehingga
terjangkau oleh penalaran manusia Empiris berarti cara-cara itu dapat diamati
oleh indera manusia sehingga orang lain dapat mengamati dan mengetahui cara-
cara yang digunakan Sistematis berarti proses yang digunakan dalam penelitian
itu mengguanakan langkah-langkah tertentu yang bersifat logis
Sedangkan Usman dan Setadi Akbar (201141) mengemukakan bahwa
metodologi penelitian ialah suatu pengkajian dalam mempelajari peraturan-
peraturan yang terdapat dalam penelitian Ditinjau dari filsafat metodologi
penelitian merupakan epistimologi penelitian yaitu yang menyangkut bagaimana
kita mengadakan penelitian
Untuk menemukan jawaban dalam masalah-masalah tujuan dan manfaat
yang telah diuraikan pada bab sebelumnya maka metode penelitian yang berjudul
ldquoKinerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Dalam
52
Penanggulangan Bencana Banjir di Kabupaten Lebakrdquo ini adalah metode
penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif
Menurut Sugiyono (20078) Metode penelitian kuantitatif dapat diartikan
sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme digunakan
untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu pengumpulan data
menggunakan instrumen penelitian analisis data bersifat kuantitatifstatistik
dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan
Irawan (2006108) menjelaskan bahwa metode deskriptif digunakan untuk
mengkaji sesuatu seperti apa adanya (variabel tunggal) atau pola hubungan
(korelasional) antara dua atau lebih variabel Sedangkan menurut Suryabarata
(199224) metode penelitian deskriptif adalah penelitian mendalam mengenai unit
sosial tertentu yang hasilnya merupakan gambaran yang lengkap dan
terorganisasi menganai unit tersebut
32 Ruang Lingkup Penelitian
Adapun ruang lingkup penelitian ldquoKinerja Badan Penanggulangan Bencana
Daerah (BPBD) Dalam Penanggulangan Bencana Banjir Di Kabupaten Lebakrdquo
adalah organisasi BPBD Kabupaten Lebak dan masyarakat Kabupaten Lebak
yang mengharapkan pelayanan dalam bidang penanggulangan bencana banjir
berjalan dengan baik dan terwujudnya masyarakat yang tangguh akan bencana
53
33 Lokasi Penelitian
Dalam penelitian ldquoKinerja Badan Penanggulangan Bencana daerah (BPBD)
Dalam Penanggulangan Bencana Banjir di Kabupaten Lebakrdquo ini penetapan
lokasi terdapat di daerah Kabupaten Lebak yang merupakan daerah rawan akan
bencana banjir Daerah rawan bencana banjir di Kabupaten Lebak terdapat 15
Kecamatan dari jumlah keseluruhan 28 Kecamatan yang berada di Kabupaten
Lebak yakni
1 Kecamatan Rangkasbitung
2 Kecamatan Kalanganyar
3 Kecamatan Cibadak
4 Kecamatan Cimarga
5 Kecamatan Leuwidamar
6 Kecamatan Banjarsari
7 Kecamatan Lebak Gedong
8 Kecamatan Panggarangan
9 Kecamatan Wanasalam
10 Kecamatan Gunung Kencana
11 Kecamatan Cilograng
12 Kecamatan Muncang
13 Kecamatan Cikulur
14 Kecamtan Sobang dan
15 Kecamatan Cibeber
54
34 Variabel Penelitian
341 Definisi Konsep
Variabel dalam penelitian ini adalah Kinerja Organisasi Pelayanan Publik
organisasi pelayanan publik yang dimaksud adalah Badan Penanggulangan
Bencana Daerah (BPBD) dengan lokus penelitian di Kabupaten Lebak Sehingga
peneliti menentukan teori yang dapat menguji kinerja dari organisasi pelayanan
publik tersebut berdasarkan permasalahan yang ditemukan oleh peneliti pada
tahap observasi lapangan Berdasarkan permasalahan di lapangan maka peneliti
memutuskan untuk menggunakan teori indikator kinerja menurut Hersey
Blancharddan Johnson untuk mengetahui kinerja BPBD dalam penanggulangan
bencana banjir di Kabupaten Lebak Indikator kinerja menurut Hersey Blanchard
dan Johnson yaitu
1 Tujuan
2 Standar
3 Alat atau sarana
4 Kompetensi
5 Motif
6 Peluang
7 Umpan Balik
Dari ketujuh indikator tersebut dapat dijabarkan kedalam sub indikator
yang kemudian dijadikan pertanyaan-pertanyaan pada instrumen penelitian untuk
mengukur kinerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dalam
penanggulangan banjir di Kabupaten Lebak
55
342 Definisi Operasional
Adapun pada penelitian kinerja BPBD dalam penanggulangan bencana
banjir di Kabupaten Lebak yang menjadi variabel adalah kinerja BPBD dalam
penanggulangan bencana banjir Teori yang digunakan adalah indikator kinerja
menurutHersey Blancharddan Johnson Seperti yang dijelaskan sebelumnya
maka setiap indikator teori akan dijabarkan menjadi sub indikator yang kemudian
dijadikan pertanyaan pada instrumen penelitian
35 Instrumen Penelitian
Pada dasarnya meneliti adalah melakukan pengukuran terhadap fenomena
alam maupun sosial Oleh karena itu maka diperlukan alat ukur yang baik yang
selanjutnya dinamakan sebagai instrumen Menurut Sugiyono (2010119)
instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur fenomena
alam maupun sosial yang diamati Secara spesifik semua fenomena ini disebut
variabel penelitian Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah berupa
angket dengan satu variabel dan menggunakan skala Likert dalam pengukuran
jawaban dari para responden Dengan skala Likert maka variabel yang akan
diukur akan dijabarkan menjadi indikator variabel Kemudian indikator tersebut
dijadikan tolak ukur untuk menyusun item-item instumen dalam bentuk
pertanyaan Jawaban setiap item instrumen memliki tingkatan nilai dari sangat
positif sampai sangat negatif
Sehingga untuk keperluan analisis kuantitatif anak jawaban dari setiap item
instrumen diberi skor dapat di lihat pada tabel 31 berikut ini
56
Tabel 31
Skoring Instrumen Penelitian
Pilihan Jawaban Skor
Sangat Setuju 4
Setuju 3
Tidak Setuju 2
Sangat Tidak Setuju 1
Sumber Sugiyono 2007
Untuk mempermudah dalam menemukan jawaban atas masalah yang telah
diuraikan pada bab sebelumnya maka berikut ini peneliti sajikan operasional
variabel dalam bentuk kisi-kisi instrumen yang dapat dilihat pada Tabel32 berikut
ini
57
Tabel 32
Kisi-kisi Instrumen Penelitian
Variabel Indikator Sub Indikator Butir Skala
Kinerja Badan
Penanggulangan
Bencana Daerah
(BPBD) Dalam
Penanggulangan
Bencana Banjir
Di Kabupaten
Lebak
Tujuan 1 Pengurangan Risiko
Bencana (Pra bencana)
2 Penanganan kedaruratan
(saat Bencana)
3 Pemulihan (Pasca
Bencana)
123
Likert
Standar 1 Standar Operating
Procedure (SOP)
4 5 6
Alat atau sarana 1 Kelengkapan peralatan
penanggulangan bencana
2 Alat Komunikasi
3 Tempat penyimpanan alat
dan logistic
7 8 9
Kompetensi 1 Kemampuan aparatur
2 Kesesuaian aparatur
dengan fungsi tugas
10 11
12
Motif 1 Motivasi dalam
penanggulangan bencana
3 Prilaku aparatur
4 Sosialisasi Bencana
banjir
13 14
15
Peluang 1 Komunitas Masyarakat
Tangguh Bencana
2 Solusi Bencana Banjir
3 Partisipasi Masyarakat
16 17
18
Umpan Balik 1 Pelaporan hasil kegatan
2 Penilaian kinerja
3 Tindak lanjut hasil
kegiatan
19 20
21
Sumber Peneliti 2014
36 Populasi dan Sampel Penelitian
Menurut Sugiyono (200890) menjelaskan bahwa populasi adalah wilayah
generalisasi yang terdiri atas obyeksubyek yang mempunyai kualitas dan
karakteristik tertentu yang ditetapkan peneliti untuk dipelajari dan ditarik
58
kesimpulannya Populasi adalah jumlah total dari seluruh unit atau elemen di
mana penyelidik tertarik
Sejalan dengan Irawan (2006113) populasi (validitas eksternal) adalah
keseluruhan objek atau subjek yang menjadi sasaran generalisasi Maka peneliti
mengambil sampel kemudian menelitinya sebagai generalisasi populasi
Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah masyarakat Kabupaten
Lebak yang terkena dampak bencana banjir Peneliti mengambil populasi 15
kecamatan dari jumlah keseluruhan 28 Kecamatan di Kabupaten Lebak Hal ini
dikarenakan tidak semua wilayah di Kabupaten Lebak terkena dampak bencana
banjir dan data tersebut didapat dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah
Kabupaten Lebak Jumlah populasi dari 15 Kecamatan sebesar 734402 jiwa data
ini didapat dari Badan Pusat Statistik Kabupaten Lebak
Untuk mendapatkan sampel yang representatif peneliti menggunakan rumus
untuk mencari data yang lebih akurat Peneliti menggunakan rumus Slovin dengan
tingkat kesalahan sebesar 10 sebagai berikut
Keterangan
n ukuran sampel
N ukuran populasi
e sampling error(10)
N
n gt
1+Ne2
59
Dapat dihitung berikut ini
n gt N gt 734402
1+ Ne2 1 + (734402)(01)
2
gt 734402
1 + 734402
gt 734402
734502
gt 999
asymp 100
Berdasarkan penghitungan sampel menggunakan rumus Slovin dengan
taraf kesalahan 10 di atas maka didapatkan sampel sebesar 100 orang
Kemudian dalam penentuan teknik sampling peneliti menggunakan teknik
proportional cluster random sampling Dimana sampel dalam penelitian ini
dihitung berdasarkan ketentuan besaran sampel atas besaran populasi Dikatakan
proportional cluster random sampling karena populasi terdiri dari sub populasi
yang tidak homogen dan tiap-tiap populasi akan diwakili sesuai dengan
proporsinya masing-masing dalam penelitian Jadi pada pokoknya yaitu
mengambil sampel dari tiap-tiap sub populasi dengan memperhitungkan besar
kecilnya sub populasi sehingga nantinya jumlah sampel yang diambil akan
menghasilkan sampel yang representatif Lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel
33 di bawah ini
60
Tabel 33
Perhitungan Sampel
No Populasi Jumlah Perhitungan
Hasil
Akhir
1 Kec Rangkasbitung 120808 120808
734402x 100 = 016 x 100 16
2 Kec Kalanganyar 33119 33119
734402x 100 = 005 x 100 5
3 Kecamatan Cibadak 60130 60130
734402x 100 = 008 x 100 8
4 Kec Cimarga 63164 63164
734402x 100 = 009 x 100 9
5 Kec Leuwidamar 52244 52244
734402x 100 = 007 x 100 7
6 Kec Banjarsari 59488 59488
734402x 100 = 008 x 100 8
7 Kec Lebak Gedong 22280 22280
734402X 100 = 003 x 100
3
8 Kec Panggarangan 36553 36553
734402X 100 = 005 X 100
5
9 Kec Wanasalam 53184 53184
734402X 100 = 007 X 100
7
10 Kec Gunung Kencana 33852 33852
734402x 100 = 005 x 100
5
11 Kec Cilograng 32861 32861
734402x 100 = 004 x 100
4
12 Kec Muncang 32751 32751
734402 x 100 = 004 x 100
4
13 Kec Cikulur 48303 48303
734402 x 100 = 007 x 100
7
14 Kec Sobang 29402 29402
734402x 100 = 004 x 100
4
15 Kec Cibeber 56263 56263
734402x 100 = 008 x 100
8
Jumlah sum 734402 100
Sumber Peneliti 2014
61
37 Teknik Pengolahan dan Analisis Data
Pengolahan data adalah kegiatan lanjutan setelah pengumpulan data
dilaksanakan Pada penelitian kuantitatif pengolahan data secara umum
dilaksanakan melalui tahap memeriksa (editing) proses pemberian identitas
(coding) dan proses pembeberan (tabulating)
1 Editing
Editing adalah kegiatan yang dilaksanakan setelah peneliti selesai
menghimpun data di lapangan Proses editing dimulai dengan memberi
identitas pada instrumen yang telah terjawab Kemudian memeriksa
satu per satu lembaran instrumen pengumpulan data kemudian
memeriksa poin-poin serta jawaban yang tersedia Apabila terjadi
kejanggalan pada instrumen tersebut berilah identitas tertentu pada
instrumen dan poin yang janggal tersebut
2 Coding
Setelah tahap editing selesai dilakukan kegiatan berikutnya adalah
mengklasifikasi data-data tersebut melalui tahapan coding Maksudnya
bahwa data yang telah diedit tersebut diberi identitas sehingga memilki
arti tertentu pada saat dianalisis
3 Tabulating
62
Tabulating adalah bagian terakhir dari pengolahan data Maksud
tabulating adalah memasukan data pada tabel-tabel tertentu dan
mengatur angka-angka serta menghitungnya
Setelah data selesai diolah maka tahap berikutnya yaitu analisis data
Analisis data merupakan upaya peneliti untuk menyederhanakan dan menyajikan
data dengan mengelompokan dalam suatu bentuk yang berarti sehingga mudah
dipahami oleh pembaca
Di dalam penelitian ini data yang diteliti yaitu data interval adalah data
yang jaraknya sama tetapi tidak memiliki nilai 0 (nol) absolutmutlak Kemudian
hipotesis yang terdapat di dalam penelitian ini yaitu hipotesis deskriptif yaitu
jawaban sementara terhadap masalah deskriptif yaitu yang berkenaan dengan
variabel mandiri Oleh karena itu di dalam pengujian hipotesis deskriptif tersebut
dipakai t-test satu sampel sebagai berikut
Keterangan
t = nilai t yang dihitung
π = rata-rata hitung
micro0 = nilai yang dihipotesiskan
s = simpangan baku
n = jumlah anggota sampel
38 Jadwal Penelitian
63
Adapun waktu pelaksanaan penelitian dapat dilihat pada tabel 33 berikut
ini
Tabel 33
Jadwal Penelitian
No
Kegiatan
Tahun Tahun
2014 2015
Feb Mar Mei Jun Jul Aug Sep Okt Nov Des Jan Feb
1 Observasi Awal
2 Pengurusan Perizinan
3 Tahap Penyusunan Proposal
Penelitian
4 Seminar Proposal
5 Revisi Proposal
6 Pengolahan dan analisis data
7 Penyusunan Laporan Akhir
8 Sidang Skripsi
9 Revisi Laporan
Sumber Peneliti 2015
64
BAB IV
HASIL PENELITIAN
41 Deskripsi Obyek Penelitian
411 Deskripsi Kabupaten Lebak
Gambar 41
Peta Kabupaten Lebak
Kabupaten Lebak adalah salah satu kabupaten yang berada di Wilayah
Provinsi Banten Kabupaten Lebak terletak antara 6deg18rsquo-7deg00rsquo Lintang Selatan
dan 105deg25rsquo-106deg30rsquo Bujur Timur dengan luas wilayah 304472 Ha (304472
KM2) yang terdiri dari 28 Kecamatan dengan 340 desa dan 5 Kelurahan
Kabupaten Lebak memiliki batas wilayah administratifyaitu Sebelah Utara
Kabupaten Serang dan Tangerang Sebelah Selatan Samudera Indonesia Sebelah
Barat Kabupaten Pandeglang Sebelah Timur Kabupaten Bogor dan Sukabumi
Kecamatan paling luas wilayahnya adalah Kecamatan Cibeber dan Paling kecil
luas wilayahnya adalah Kecamatan Kalanganyar
64
65
Penduduk Kabupaten Lebak menurut Sensus Penduduk 2014 berjumlah
1258637orang Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Lebak
tahun 2014 data penduduk di Kabupaten Lebak dapat di lihat pada tabel 41 di
bawah ini
Tabel 41
Jumlah Penduduk Kabupaten Lebak Tahun 2014
Kecamatan Laki-laki Perempuan Jumlah
Malingping 32584 31137 63721
Wanasalam 27316 25868 53184
Panggarangan 18587 17966 36553
Cihara 15709 14901 30610
Bayah 21420 20817 42237
Cilograng 16939 15922 32861
Cibeber 28741 27522 56263
Cijaku 14105 13749 27854
Cigemblong 10336 9921 20254
Banjarsari 30477 29011 59488
Cileles 24624 23772 59488
Gunung Kencana 17438 16414 33852
Bojongmanik 11233 10753 21986
Cirinten 13412 12216 25673
Leuwidamar 26764 25480 52244
Muncang 16768 15983 32751
Sobang 15081 14321 29402
Cipanas 24006 23038 47044
Lebakgedong 11637 10643 22280
Sajira 24626 23430 48056
Cimarga 32234 30930 63164
Cikulur 24476 23827 48303
Warunggunung 27662 26172 53834
Cibadak 30952 29178 60130
Rangkasbitung 62030 58778 120808
Kalanganyar 17246 15873 33119
Maja 27294 25058 52352
Curugbitung 16128 14998 31126
Total 1258637
(Sumber httplebakkabbpsgoid)
66
Dari data di atas dapat di lihat bahwa penduduk Kecamatan
Rangkasbitung yang memiliki penduduk paling banyak dengan jumlah 120808
orang Sementara jumlah penduduk yang paling rendah terdapat di Kecamatan
Cigemblong dengan jumlah penduduk 20 254 orang
412 Deskripsi Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)
Kabupaten Lebak
Berdasarkan dengan ditetapkannya Undang-Undang Nomor 24 Tahun
2007 tentang Penanggulangan Bencana penyelenggaraan penanggulangan
bencana diharapkan semakin baik karena Pemerintah Pusat dan Pemerintah
Daerah menjadi penanggung jawab dalam penyelenggaraan penanggulangan
bencana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lebak yang
dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2011 memiliki tugas
sebagai penyelenggara penanggulangan bencana di daerah Kabupaten Lebak yang
dilakukan secara terarah terkoordinasi dan terpadu mulai sejak penetapan
kebijakan pembangunan yang berisiko timbulnya bencana
413 Visi dan Misi BPBD Kabupaten Lebak
Penetapan visi merupakan satu langkah penting dalam perjalanan suatu
organisasi karena dengan visi tersebut akan dapat mencerminkan apa yang hendak
dicapai oleh organisasi serta memberikan arah dan fokus strategis yang
berorientasi terhadap masa depan pembangunan dan bahkan menjamin
kesinambungan pelaksanaan tugas organisasi
67
Visi yang ditetapkan mencerminkan gambaran peran dan kondisi yang
ingin diwujudkan oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) di masa
depan Berdasarkan makna tersebut dan sesuai dengan visi Pemerintah Kabupaten
Lebak maka visi BPBD Kabupaten Lebak adalah ldquoKabupaten Lebak yang siaga
tangguh dan berakhlak dalam penenggulangan bencana
Sedangkan Misi Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)
Kabupaten Lebak yaitu
1 Memperkuat kapasitas masyarakat dan kelembagaan dalam
penanggulangan bencana
2 Membangun kesipasiagaan daerah dalam mengurangi resiko bencana
melalui penyusunan mekanisme penanggulangan bencana yang holistik
terencana dan terpadu
3 Membangun budaya keselamatan dan ketahanan untuk masyarakat
Kabupaten Lebak dengan menggunakan pengetahuan inovasi dan
pendidikan
414 Tugas Pokok dan Fungsi BPBD Kabupaten Lebak
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lebak
merupakan unsur pelaksana bidang penanggulangan bencana dipimpin oleh
kepala badan yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Bupati
melalui Sekretaris Daerah BPBD Kabupaten Lebak mempunyai tugas
melaksanakan kewenangan otonomi daerah di bidang penanggulangan bencana
melaksanakan urusan kebencanaan berdasarkan azas otonomi dan tugas
68
pembantuan yang diberikan oleh Pemerintah Pusat dan Pemerintah Propinsi
Banten
Adapun tugas BPBD Kabupaten Lebak mengacu kepada Peraturan Daerah
Kabupaten Lebak Nomor 3 tahun 2011 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata
Kerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Lebak diantaranya
yaitu
1 Menetapkan pedoman dan pengarahan terhadap usaha penanggulangan
bencana sesuai dengan kebijakan Pemerintah Daerah dan Badan Nasional
Penanggulangan Bencana yang mencakup pencegahan bencana
penanganan darurat rehabilitasi serta rekonstruksi secara adil dan setara
2 Menetapkan standarisasi serta kebutuhan penyelenggaraan
penanggulangan bencana berdasarkan perundang-undangan
3 Menyusun menetapkan dan menginformasikan peta relawan bencana
4 Menyusun dan menetapkan prosedur tetap penanganan bencana
5 Melaporkan penyelenggaraan penanggulangan bencana kepada Bupati
setiap sebulan sekali dalam kondisi normal dan setiap saat dalam kondisi
darurat bencana
6 Mengendalikan pengumpulan dan penyaluran uang dan barang
7 Mempertanggungjawabkan penggunaan anggaran yang diterima dari
anggaran pendapatan dan belanja daerah dan sumber lain yang sah
8 Melaksanakan kewajiban lain sesuai dengan peraturan perundang-
undangan
69
Sedangkan fungsi BPBD Kabupaten Lebak dalam menjalankan tugas
mempunyai fungsi yaitu
1 Perumusan dan penetapan kebijakan penanggulangan bencana dan
penanganan pengungsi dengan bertindak cepat dan tepat efektif dan
efisien dan
2 Pengoordinasian pelaksanaan kegiatan penanggulangan bencana secara
terencana terpadu dan menyeluruh
415 Struktur Organisasi BPBD Kabupaten Lebak
Struktur organisasi BPBD Kabupaten Lebak mengacu pada Peraturan
Daerah Nomor 3 Tahun 2011 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja
Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Lebak Berikut bagan struktur
organisasi BPBD Kabupaten Lebak
Gambar 41
Struktur Organisasi
Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Lebak
Kepala Badan
Unsur Pengarah Kepala Pelaksana
Seksi
pencegahan dan
kesiapsiagaan
Seksi
Rehabilitasi
dan
Rekonstruksi
Seksi
Kedaruratan
dan Logistik
Sekretaris
70
1 Kepala Badan Pelaksana
Mempunyai tugas
(1) Pengordinasian perencanaan pembinaan dan pengendalian terhadap
program administrasi dan sumber daya serta kerja sama BPBD
Kabupaten
(2) Pengordinasian dan pelaksanaan kebijakan di bidang pencegahan
mitigasi dan kesiapsiagaan pada prabencana serta pemberdayaan
masyarakat
(3) Pengordinasian dan pelaksanaan kebijakan di bidang penanggulangan
bencana pada saat tanggap darurat dan dukungan logistik
(4) Pengordinasian dan pelaksanaan kebijakan di bidang penanggulangan
pada pascabencana
2 Sekretariat
Mempunyai tugas
(1) Pengoordinasian sinkronisasi dan integrasi di lingkungan BPBD
Kabupaten Lebak
(2) Pengoordinasian perencanaan dan perumusan kebijakan teknis BPBD
Kabupaten
(3) Pembinaan dan Pelayanan administrasi ketatausahaan hukum dan
pertaturan perundang-undangan organisasi tata laksana kepegawaian
keuangan dan persesdiaan perlengkapan dan rumah tangga BPBD
(4) Pembinaan dan pelaksanaan hubungan masyarakat dan protokol di
lingkungan BPBD Kabupaten
71
(5) Fasilitas pelaksanaan tugas dan fungsi unsur pengarah
penanggulangan bencana
(6) Pengoordinasian dalam penyususnan laporan BPBD Kabupaten
3 Seksi Pencegahan dan Kesiapsiagaan
Mempunyai tugas
(1) Perumusan kebijakan di bidang pencegahan mitigasi dan
kesipasiagaan pada prabencana serta pemberdayaan masyarakat
(2) Pengkoordinasian di bidang pencegahan mitigasi dan kesiapsiagaan
pada prabencana serta pemberdayaan masyarakat
(3) Pelaksanaan hubungan kerja dengan instansi terkait di bidang
pencegahan mitigasi dan kesiapsiagaan pada prabencana serta
pemberdayaan masyarakat
(4) Pemantauan evaluasi dan analisis pelaporan tentang pelaksanaan
kebijakan umum di bidang pencegahan mitigasi dan kesiapsiagaan
pada prabencana serta pemberdayaan masyarakat
4 Seksi Kedaruratan dan Logistik
Mempunyai tugas
(1) Perumusan kebijakan di bidang penanggulangan pada saat tanggap
darurat penanganan pengungsi dan dukungan logistik
(2) Pengkoordinasian dan pelaksanaan kebijakan di bidang
penanggulangan bencana pada saat tanggap darurat penanganan
pengungsi dan dukungan logistik
72
(3) Komando pelaksanaan penanggulangan bencana pada saat tanggap
darurat
(4) Pelaksanaan hubungan kerja di bidang penanggulangan bencana pada
saat tanggap darurat penanganan pengungsi dan dukungan logistik
(5) Pemantauan evaluasi dan analisis pelaporan tentang pelaksanaan
kebijakan umum di bidang penangglangna bencana pada saat tanggap
darurat penanganan pengungsi dan dukungan logistik
5 Seksi Rehabilitasi dan Rekonstruksi
Mempunyai tugas
(1) Perumusan kebijakan di bidang penanggulangan bencana pada pasca
bencana
(2) Mengkoordinasikan dan pelaksanaan kebijakan di bidang
penanggulangan bencana pada pascabencana
(3) Pelaksanaan hubungan di bidang penanggulangan bencana pada
pascabencana
(4) Pemantauan evaluasi dan analisis pelaporan tentang pelaksanaan
kebijakan umum
42 Pengujian Persyaratan Statistik
421 Uji Validitas Instrumen
Pada penelitian dengan menggunakan pendekatan kuantitatif sebelum
mengolah data hasil koesioner jawaban dari responden maka harus melakukan uji
validitas instrument Hal ini dimaksudkan untuk menjaga ketepatan dan
73
kecermatan suatu alat ukur dalam melakukam fungsi ukurnya Uji validitas
digunakan untuk mengetahui sah atau valid tidaknya suatu koesioner
Kevaliditasan suatu instrument menggambarkan bahwa suatu instrument
benarbenar mampu mengukur variabel-variabel yang akan diukur dalam
penelitian serta mampu menunjukan tingkat kesesuaian antar konsep dan hasil
pengukuran
Untuk mengetahui butiritem dari instrument yang telah dibuat itu valid
atau tidak valid dapat diketahui dengan cara mengkorelasikan antara skor butir
dengan skor total Pengujiannya dilakukan dengan menggunakan rumus Pearson
Product Moment sebagai berikut
Keterangan
r = Koefisien Korelasi Product Moment
n = Jumlah Sampel
sum xy= Jumlah hasil kali skor pertanyaan dengan total
sumy = Jumlah skor total
sumx = Jumlah skor per item pertanyaan
sumx2 = Jumlah skor item yang dikuadratkan
sumy2 = Jumlah skor total yang dikuadratkan
74
Dari hasil pengolahan data dengan menggunakan SPSSperhitungan
korelasi yang dilakukan hasilnya dapat dilihat pada tabel 42 di bawah ini
Tabel 42
Hasil Uji Validitas (Menggunakan SPSS V16)
No r hitung r tabel Keterangan
1 0442 0195 Valid
2 0221 0195 Valid
3 0650 0195 Valid
4 0435 0195 Valid
5 0579 0195 Valid
6 0531 0195 Valid
7 0676 0195 Valid
8 0529 0195 Valid
9 0602 0195 Valid
10 0608 0195 Valid
11 0674 0195 Valid
12 0510 0195 Valid
13 0625 0195 Valid
14 0584 0195 Valid
15 0556 0195 Valid
16 0605 0195 Valid
17 0594 0195 Valid
18 0197 0195 Valid
19 0539 0195 Valid
20 0457 0195 Valid
21 0299 0195 Valid
Dikatakan valid jika rhitung gt r tabel maka rtabel sudah ditentukan sebesar
0195 dan taraf signifikansi sebesar 5 Sementara itu sampel dalam penelitian
ini berjumlah 100 responden Berdasarkan uji validitas pada tabel di atas dapat di
lihat rhitung dari seluruh instrumen lebih besar dari r tabel dan menunjukan bahwa
seluruh responden yang berjumlah 94 orang dapat menjawab pertanyaan
penelitian yang dapat dikatakan valid Oleh karena itu jumlah instrumen
75
berdasarkan perhitungan tabel di atas dikatakan valid dan dapat digunakan dalam
penelitian
422 Uji Reliabilitas Instrumen
Pada tahap selanjutnya setelah melakukan uji validitas maka dilanjutkan
dengan uji reliabilitas Reliabilitas adalah indeks yang menunjukan sejauh mana
suatu alat pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan Bila suatu alat
pengukur dipakai dua kali untuk mengukur gejala yang sama dan hasil
pengukuran yang diperoleh relatif konsisten maka alat tersebut reliabel
Reliabilitas digunakan untuk menjaga kehandalan dari sebuah instrument atau alat
ukur Dalam penelitian ini uji reliabilitas dilakukan dengan teknik Alpha
Cronbach Alpha Cronbach yaitu penghitungan yang dilakukan dengan
menghitung rata-rata imterkorelasi diantara butir-butir pertanyaan dalam
koesioner dikatakan reliabel jika nilai alphanya lebih dari 030 (Purwanto
2007181) Pengukurannya berdasarkan alpha cronbach 0 sampai 1 Apabila
dikelompokan maka skala tersebut dapat dikelompokan dalam lima kelas dengan
range yang sama dan ukuran kemantapan alpha tersebut dapat diinterpretasikan
1 Nilai Alpha Cronbach 000 sd 020 berarti kurang reliabel
2 Nilai Alpha Cronbach 021 sd 040 berarti agak reliabel
3 Nilai Alpha Cronbach 042 sd 060 berarti cukup reliabel
4 Nilai Alpha Cronbach 061 sd 080 berarti reliabel
5 Nilai Alpha Cronbach 081 sd 100 berarti sangat relabel
76
Uji reliabilitas ini menggunakan bantuan SPSS versi 16 dan diperoleh
sebagai berikut
Tabel 43
Hasil Uji Reliabilitas (Menggunakan SPSS V 16)
Case Processing Summary
N
Cases Valid 100 1000
Excludeda 0 0
Total 100 1000
a Listwise deletion based on all variables in the
procedure
Tabel 44
Reliability Statistic
Cronbachs
Alpha N of Items
740 22
Berdasarkan perhitungan uji reliabilitas pada tabel 44 dapat dilihat bahwa
nilai Alpha Cronbach 0740 Sementara dalam pengelompokan skala yang telah
dipaparkan sebelumnya yaitu pengelompokan skala 5 dalam buku Triton bahwa
nilai 0740 masuk dalam skala ke 4 yaitu 061 ndash 080 yang berarti reliabel
Sehingga pada hasil akhirnya bahwa insrumen penelitian ini reliabel
43 Deskripsi Data
431 Identitas Responden
Responden dalam penelitian ini adalah masyarakat Kabupaten Lebak yang
tersebar di 15 Kecamatan dengan jumlah populasi sebesar 734402 orang Dengan
77
menggunakan rumus Slovin dengan tingkat kesalahan 10 maka jumlah sampel
dalam penelitian ini adalah sebanyak 100 orang Kemudian teknik pengambilan
sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah proportional cluster random
sampling dimana sampel dalam penelitian ini dihitung berdasarkan ketentuan
besaran sampel atas besaran populasi Dikatakan proportional cluster random
sampling karena populasi akan diwakili sesuai dengan porsinya masing-masing
dalam penelitian Jadi pada pokoknya yaitu mengambil sampel dari tiap-tiap sub
populasi dengan memperhitungkan besar kecilnya sub populasi sehingga
nantinya jumlah sampel yang akan diambil akan menghasilkan sampel yang
representatif
Pada pengisian koesioner responden diminta untuk memberikan identitas
diri sebagai penunjang data dimana identitas diri meliputi jenis kelamin dan
pekerjaan Berikut ini peneliti akan memapaparkan identitas responden dengan
diagram batang
78
Diagram 41
Jenis Kelamin Responden
Sumber Hasil Penelitian Lapangan Tahun 2014
Dari diagram 41 di atas dapat diketahui bahwa 61 responden (61)
adalah responden berjenis kelamin laki-laki 39 responden (39) adalah berjenis
kelamin perempuan Berdasarkan pengumpulan dan olah data hasil kuesioner
menunjukan bahwa responden yang terpilih pada penelitian mengenai Kinerja
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dalam Penanggulangan Bencana
Banjir di Kabupaten Lebak didominasi oleh laki-laki dengan selisih perbedaan
22 dari responden yang berjenis kelamin perempuan
Sedangkan identitas diri responden terkait dengan pekerjaan dapat dilihat
pada diagram 42 di bawah ini
(61)
(39)
0
10
20
30
40
50
60
70
Laki-laki Perempuan
79
Diagram 42
Responden Berdasarkan Status Pekerjaan
Sumber Hasil Penelitian Lapangan Tahun 2014
Dari diagram 42 di atas dapat di lihat bahwasannya responden
berdasarkan pekerjaan meliputi petani sebanyak 53 responden (53) 26
responden (26) dengan status pekerjaan wiraswasta 10 responden (10)
dengan status pekerjaan sebagai pelajar kemudian 6 responden (6) bekerja
sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan 5 responden (5) bekerja sebagai buruh
Hasil pengumpulan dan olah data hasil koesioner menunjukan bahwa responden
didominasi atau yang paling banyak adalah bekerja sebagai petani dan yang paling
rendah adalah responden yang bekerja sebagai buruh
(6)
(26)
(53)
(10)
(5)
0
10
20
30
40
50
60
PNS Wiraswasta Petani Pelajar Buruh
80
432 Analisis Data
Pada analisis data peneliti akan mendeskripsikan data dari hasil
penyebaran koesioner kepada masyarakat Kabupaten Lebak yang tersebar di 15
kecamatan saja dengan jumlah sampel 100 orang Hal ini dimaksudkan untuk
mengetahui jawaban mereka mengenai Kinerja Badan Penanggulangan Bencana
Daerah (BPBD) dalam Penanggulangan Bencana Banjir di Kabupaten Lebak
Dengan menggunakan data variabel dimana peneliti menggunakan teori Kinerja
Organisasi
Menurut Hersey Blancharddan Johnson yang dikutip oleh Wibowo
(2011102)terdapat tujuh indikator kinerja yaitu
1) Tujuan merupakan keadaan yang berbeda yang secara aktif dicari oleh
seorang individu dan organisasi untuk dicapai Untuk mencapai tujuan
diperlukan kinerja individu kelompok dan organisasi Kinerja individu
maupun organisasi berhasil apabila dapat mencapai tujuan yang
diinginkan
2) Standar merupakan suatu ukuran apakah tujuan yang diinginkan dapat
dicapai Tanpa standar tidak dapat diketahui kapan suatu tujuan
tercapai Kinerja seseorang dikatakan berhasil apabila mampu
memcapai standar yang ditentukan atau disepakati bersama antara
atasan dan bawahan
3) Alat atau sarana merupakan sumber daya yang dapat dipergunakan
untuk membantu menyelesaikan tujuan dengan sukses Alat atau saran
merupakan faktor penunjang untuk mencapai tujuan Tanpa alat atau
sarana tugas pekerjaan spesifik tidak dapat dilakukan dan tujuan tidak
dapat diselesaikan sebagaimana seharusnya Tanpa alat atau sarana
tidak mungkin dapat melakukan pekerjaan
4) Kompetensi merupakan persyaratan utama dalam kinerja Kompetensi
merupakan kemampuan yang dimiliki oleh seseorang untuk
menjalankan pekerjaan yang diberikan kepadanya dengan baik
Kompetensi memungkinkan seseorang mewujudkan tugas yang
berkaitan dengan pekerjaan yang diperlukan untuk mencapai tujuan
5) Motif merupakan alasan atau pendorong bagi seseorang untuk
melakukan sesuatu Manajer memfasilitasi motivasi kepada karyawan
dengan insentif berupa uang memberikan pengakuan menetapkan
tujuan menantang menetapkan standar terjangkau meminta umpan
balik memberikan kebebasan melakukan pekerjaan termasuk waktu
81
melakukan pekerjaan menyediakan sumber daya yang diperlukan dan
menghapuskan yang mengakibatkan disinsentif
6) Peluang pekerja perlu mendapatkan kesempatan untuk menunjukan
prestasi kerjanya Terdapat dua faktor yang menyumbangkan pada
adanya kekurangan kesempatan untuk berprestasi yaitu ketersediaan
waktu dan kemampuan untuk memenuhi syarat Jika pekerja dihindari
karena supervisor tidak percaya terhadap kualitas dan kepuasan
konsumen mereka secara efektif akan dihambat dari kemampuan
memenuhi syarat untuk berprestasi
7) Umpan balik antar tujuan standar dan umpan balik bersifat saling
terkait Umpan balik melaporkan kemajuan baik kualitas maupun
kuantitas dalam mencapai tujuan yang didefinisikan oleh standar
Umpan balik merupakan masukan yang dipergunakan untuk mengukur
kemajuan kinerja standar kinerja dan pencapaian tujuan Dengan
umpan balik dilakukan evalusasi terhadap kinerja dan sebagai hasilnya
dapat dilakukan perbaikan kinerja
4321 Pertanyaan Yang Berkaitan Dengan Indikator Tujuan
Berdasarkan dari teori kinerja organisasi yang peneliti gunakan dalam
penelitian ini terdapat tiga pertanyaan yang berkaitan dengan indikator tujuan
Adapun jawaban dari responden berdasarkan pertanyaan yang berkaitan dengan
indikator tujuan akan dipaparkan di bawaha ini
Pertama jawaban responden dari pertanyaan bahwa kegiatan sosialisasi
pengurangan resiko bencanatelah dilakukan oleh BPBD Kabupaten Lebak dapat
dilihat pada diagram 43 di bawah ini
82
Diagram 43
Kegiatan Sosialisasi Pengurangan Resiko Bencana Telah Dilaksanakan
BPBD Kabupaten Lebak
Berdasarkan diagram 43 di atas mengenai tanggapan atau jawaban dari
responden atas pertanyaan bahwa kegiatan sosialisasi tentang pengurangan resiko
bencana banji rtelah dilaksanakan oleh BPBD Kabupaten Lebak adalah 4
responden atau sekitar 4 menjawab sangat setuju 39 responden atau 39
menjawab setuju 52 responden atau 52 menjawab tidak setuju dan 5 responden
atau 5 menjawab sangat tidak setuju Dengan demikian dapat dikatakan dan
diasumsikan bahwa secara mayoritas responden menjawab tidak setuju terkait
pelaksanaan kegiatan yang telah dilakukan oleh BPBD mengenai sosialisasi
pengurangan resiko bencana banjir Hal ini mengasumsikan bahwa BPBD belum
melaksanakan sosialisasi terkait pengurangan resiko bencana banjir yang belum
(4)
(39)
(52)
(5)
0
10
20
30
40
50
60
Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
83
dirasakan oleh sebagian masyarakat Adapun sebagian responden menjawab
setuju dikarenakan dalam pelaksanaan kegiatan sosialisasi pengurangan resiko
bencana banjir oleh BPBD sudah dirasakan oleh masyarakat Tetapi dengan
banyaknya responden menjawab tidak setuju maka dapat diasumsikan bahwa
selama ini BPBD masih belum optimal dan menyeluruh dalam melaksanakan
kegiatan sosialisasi pengurangan resiko bencana banjir yang sudah menjadi tugas
dan tujuan organisasi tersebut
Selanjutnya diagram hasil penelitian berdasarkan butir pertanyaan kedua
dalam indikator tujuan berikut adalah diagram beserta pertanyaannya
Diagram 44
Penanganan Kedaruratan Bencana Banjir Telah Dilaksanakan Oleh
BPBDKabupaten Lebak
Berdasarkan diagram 44 di atas mengenai tanggapan responden atas
pertanyaan bahwa BPBD sudah melaksanakan tugas dalam penanganan
(11)
(53)
(35)
(1)
0
10
20
30
40
50
60
Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
84
kedaruratan bencana banjir adalah 11 responden (11) menjawab sangat setuju
53 responden (53) menjawab setuju 35 responden (35) menjawab tidak
setuju dan 1 responden (1) menjawab sangat tidak setuju Dengan demikian
secara mayoritas responden setuju bahwa BPBD sudah melaksanakan penanganan
kedaruratan bencana banjir pada saat terjadinya bencana banjir Ini dikarenakan
bahwa pada saat bencana banjir terjadi BPBD sudah melaksanakan penanganan
kedaruratan untuk menanggulangi bencana banjir di Kabupaten Lebak
Kemudian diagram hasil penelitian berdasarkan butir pertanyaan ketiga
dalam indikator tujuan berikut adalah diagram beserta pertanyaannya
85
Diagram 45
BPBD Menyelenggarakan Pemulihan Setelah Bencana Terjadi
Dari diagram 45 di atas dapat dilihat bahwa komposisi dari tanggapan
responden terkait apakah BPBD menyelenggarakan pemulihan (rekonstruksi)
setelah bencana banjir terjadi Tanggapan responden yaitu 2 responden (2)
menjawab sangat setuju 40 responden (40) menjawab setuju 52 responden
(52) menjawab tidak setuju dan 6 responden (6) menjawab sangat tidak
setuju Berdasarkan data tanggapan responden tersebut mayoritas menjawab tidak
setuju terkait bahwa BPBD sudah menyelenggarakan pemulihan setelah bencana
banjir terjadi Adapun sebagian masyarakat menjawab setuju karena ada sebagian
masyarakat yang telah merasakan pelayanan BPBD terkait pemulihan bencana
pada pasca bencana
(2)
(40)
(52)
(6)
0
10
20
30
40
50
60
Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
86
4322 Indikator Standar
Berdasarkan hasil penelitian lapangan diperoleh hasil penelitian
berdasarkan indikator standar berikut daigram dan pertanyaannya
Diagram 46
Penyelenggaraan Penanggulangan Banjir Sesuai Prosedur
Berdasarkan diagram 46 di atas dapat dilihat bahwa komposisi nilai dari
tanggapan responden terkait dengan penyelenggaraan penanggulangan bencana
banjir oleh BPBD Kabupaten Lebak sesuai prosedur adalah 3 responden (3)
menjawab sangat setuju 45 responden (45) menjawab setuju 51 responden
(51) menjawab tidak setuju dan 1 responden (1) menjawab sangat tidak
setuju Dengan demikian secara mayoritas responden menjawab tidak setuju
terkait penyelenggaraan penanggulangan bencana banjir sudah sesuai prosedur
Hal ini dapat diartikan bahwa penyelenggaraan penanggulangan bencana daerah
(3)
(45)
(51)
(1)
0
10
20
30
40
50
60
Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
87
masih belum sesuai prosedur Adapun responden yang menjawab setuju dengan
komposisi sebesar 45 dikarenakan sebagian responden menilai sudah sesuai
prosedur Hal ini dikarenakan keterbatasan pegawai BPBD dalam menjalankan
tugas masih kurang responsif
Selanjutnya berdasarkanhasil penelitian lapangan dari butir kedua dari
indikator standar berikut adalah diagram dan pertanyaannya
Diagram 47
Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana Banjir Mengedepankan
Keadilan
Berdasarkan diagram 47 di atas mengenai tanggapan responden atas
pertanyaan penyelenggaraan BPBD dalam penanggulangan bencana banjir
mengedepankan keadilan adalah 3 responden (3) menjawab sangat setuju 38
responden (38) menjawab setuju 51 responden (51) menjawab tidak setuju
(3)
(38)
(51)
(8)
Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
88
dan 8 responden (8) menjawab sangat tidak setuju Dengan demikian secara
mayoritas responden dapat dikatakan menjawab tidak setuju terkait dengan
penyelenggaraan BPBD Kabupaten Lebak dalam penanggulangan bencana banjir
dengan mengedepankan keadilan Adapun responden menjawab setuju karena
sedikit dari mayoritas responden tidak merasakan hal tersebut bahkan responden
lebih menciptakan rasa aman terhadap apa yang mereka hadapi pada saat bencana
banjir terjadi
Kemudian selanjutnya berdasarkan hasil penelitian lapangan dari butir
ketiga dari indikator standar berikut adalah diagram dan pertanyaannya
Diagram 48
Cepat dan Tanggap Dalam Penanggulangan Bencana Banjir
Dari diagram 48 di atas mengenai tanggapan responden atas pertanyaan
bahwa BPBD Kabupaten Lebak cepat tanggap dalam penanggulangan bencana
(5)
(28)
(59)
(8)
0
10
20
30
40
50
60
70
Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
89
banjir adalah 5 responden (5) menjawab sangat setuju 28 responden (28)
menjawab setuju 59 responden (59) menjawab tidak setuju dan 8 responden
(8) menjawab sangat tidak setujuDengan demikian secara mayoritas responden
dapat dikatakan menjawab tidak setuju terkait dengan cepat tanggap dalam
penyelenggaraan penanggulangan bencana banjir oleh BPBD Kabupaten Lebak
Adapun responden yang menjawab setuju karena responden merasakan pelayanan
yang cepat tanggap dari BPBD Kabupaten Lebak Karena berdasarkan prinsipnya
BPBD harus cepat tanggap dalam penyelenggaraan penanggulangan bencana
khususnya bencana banjir
4323 Indikator Alat atau Sarana
Berdasarkan hasil penelitian lapangan diperoleh hasil penelitian
berdasarkan indikator alat atau sarana berikut diagram dan pertanyaannya
Diagram 49
Peralatan Dalam Penanggulangan Bencana Banjir Telah Lengkap
(3)
(31)
(54)
(12)
0
10
20
30
40
50
60
Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
90
Berdasarkan diagram 49 di atas mengenai tanggapan responden atas
pertanyaan terkait dengan peralatan dalam penanggulangan bencana banjir
BPBD Kabupaten Lebak telah lengkap adalah 3 responden (3) menjawab
sangat setuju 31 responden (31) menjawab setuju 54 responden (54)
menjawab tidak setuju 12 responden (12) menjawab sangat setuju Dengan
demikian secara mayoritas responden dapat dikatakan menjawab tidak setuju
dikarenakan dalam penyelenggaraannya penanggulangan bencana banjir pihak
BPBD Kabupaten Lebak masih kekurangan akan kelengkapan peralatan dalam
penanggulangan banjir Adapun responden yang menjawab setuju dikarenakan
masyarakat di sebagian daerah merasakan kelengkapan peralatan BPBD dalam
penanggulangan banjir sudah memadai
Kemudian selanjutnya berdasarkan hasil penyebaran kuesioner dari butir
kedua indokator alat atau sarana berikut adalah diagram dan pertanyaannya
91
Diagram 410
Alat Komunikasi dalam Memberikan Informasi Bencana Banjir Sudah
Memadai
Berdasarkan diagram 410 di atas dapat dilihat bahwa tanggapan
responden terkait alat komunikasi dalam memberikan informasi bencana banjir
BPBD sudah memadai adalah 5 responden (5) menjawab sangat setuju 39
responden (39) menjawab setuju 46 responden (46) menjawab tidak setuju
dan 10 responden (10) menjawab sangat tidak setuju Dengan demikian secara
mayoritas responden dapat dikatakan menjawab tidak setuju terkait kepemilikan
alat komunikasi dalam memberikan informasi kebencananaan Ini dikarenakan
responden menilai bahwa alat komunikasi BPBD dalam memberikan informasi
kebencanaan masih belum memadai
(5)
(39)
(46)
(10)
0
5
10
15
20
25
30
35
40
45
50
Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
92
Selanjutunya berdasarkan hasil penelitian lapangan dari butir ketiga
indikator alat atau sarana berikut adalah diagram dan pertanyaannya
Diagram 411
Tempat Penyimpanan Bantuan Logistik Sudah Memadai
Berdasarkan diagram 411 di atas dapat dilihat bahwa tanggapan
responden terkait tempat penyimpanan bantuan logistik di BPBD kabupaten
Lebak sudah memadai adalah 11 responden (11) menjawab sangat setuju 31
responden (31) menjawab setuju 45 responden (45) menjawab tidak setuju
dan 13 responden (13) menjawab sangat tidak setuju Dengan demikian secara
mayoritas responden dapat dikatakan menjawab tidak setuju Hal ini dikarenakan
responden menilai bahwa BPBD masih belum memilliki tempat yang memadai
untuk penyimpanan bantuan logistic bencana
(11)
(31)
(45)
(13)
0
5
10
15
20
25
30
35
40
45
50
Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
93
4324 Indikator Kompetensi
Berdasarkan hasil penelitian lapangan diperoleh hasil penelitian
berdasarkan indikator kompetensi berikut daigram dan pertanyaannya
Diagram 412
BPBD Memiliki Kemampuan Yang Baik dalam Penyelenggaraan Bencana
Banjir
Berdasarkan diagram 412 di atas mengenai BPBD Kabupaten Lebak
memiliki kemampuan yang baik dalam penyelenggaraan penanggulangan bencana
banjir adalah 7 responden (7) menjawab sangat setuju 33 responden (33)
menjawab setuju 47 responden (47) menjawab tidak setuju dan 13 responden
(13) menjawab sangat tidak setuju Dengan demikian secara mayoritas
responden dapat dikatakan menjawab tidak setuju atas BPBD Kabupaten Lebak
(7)
(33)
(47)
(13)
0
5
10
15
20
25
30
35
40
45
50
Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
94
memiliki kemampuan yang baik dalam penyelenggaraan penanggulangan bencana
banjir
Selanjutnya berdasarkan hasil penelitian di lapangan dari butir kedua dari
indikator kompetensi berikut adalah diagram dan pertanyaannya
Diagram 413
BPBD Selalu Memeberikan Informasi Setiap Akan Terjadinya Bencana
Banjir
Berdasarkan diagram 413 di atas mengenai tanggapan responden atas
BPBD Kabupaten Lebak selalu memberikan informasi setiap akan terjadinya
bencana banjir adalah 4 responden (4) menjawab sangat setuju 38 responden
(38) menjawab setuju 49 responden (49) menjawab tidak setuju dan 9
responden (9) menjawab sangat tidak setuju Dengan demikian secara mayoritas
responden dapat dikatakan menjawab tidak setuju Ini dikarenakan responden
(4)
(38)
(49)
(9)
0
10
20
30
40
50
60
Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
95
menilai bahwa dalam pelaksanaannya BPBD Kabupaten Lebak belum
memberikan informasi terkait akan terjadinya bencana banjir ini dikarenakan
BPBD masih belum memiliki alat komunikasi yang memadai dalam pemberian
informasi kepada masyarakat Selain itu pula belum berjalannya komunitas
masyarakat tangguh bencana di tiap daerah rawan bencana banjir Sehingga dalam
pemberian informasi masih belum optimal
Kemudian selanjutnya berdasarkan hasil penelitian lapangan dari butir
ketiga dari indikator kompetensi berikut adalah diagram dan pertanyaannya
Diagram 414
Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana Banjir Sesuai Tugas dan Fungsi
Dari diagram 414 di atas dapat dilihat mengenai tanggapan responden atas
pertanyaan setujukah penyelenggaraan penanggulangan bencana banjir sesuai
tugas dan fungsi adalah 3 responden (3) menjawab sangat setuju 38 responden
(3)
(38)
(50)
(9)
0
10
20
30
40
50
60
Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
Series1
96
(38) menjawab setuju 50 responden (50) menjawab tidak setuju dan 9
responden (9) menjawab sangat tidak setuju Dengan demikian secara mayoritas
responden mengasumsikan tidak setuju akan penyelenggaraan penanggulangan
bencana banjir sesuai tugas dan fungsi Ini dikarenakan masyarakat menilai dalam
pelaksanaannya BPBD yang seharusnya menjadi koordinator dalam
penyelenggaraan penanggulangan bencana namun realitanya yang menjadi
koordinator dari pihak militer
4325 Indikator Motif
Berdasarkan hasil penelitian lapangan diperoleh hasil penelitian
berdasarkan indikator kompetensi berikut daigram dan pertanyaannya
Diagram 415
BPBD Telah Memberikan Penyuluhan Mengenai Bahaya Bencana Banjir
(7)
(43)(45)
(5)
0
5
10
15
20
25
30
35
40
45
50
Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
97
Dari diagram 415 di atas dapat dilihat bahwa tanggapan responden
mengenai pertanyaan mengenai BPBD telah memberikan penyuluhan mengenai
bahaya bencana banjir adalah 7 responden (7) menjawab sangat setuju 43
responden (43) menjawab setuju 45 responden (45) menjawab tidak setuju
dan 5 responden (5) menjawab sangat tidak setuju Dengan demikian secara
prosentase dapat dikatakan responden menjawab tidak setuju bahwa penyuluhan
mengenai bahaya bencana banjir telah dilaksanakan oleh BPBD Adapun
responden yang menjawab setuju karena sebagian masyarakat di Kabupaten
Lebak telah mengikuti penyuluhan bahayanya bencana banjir yang dilakukan oleh
BPBD
Kemudian selanjutnya berdasarkan hasil penelitian di lapangan dari butir
kedua dari indikator motif berikut adalah diagram dan pertanyaannya
Diagram 416
BPBD Memiliki Motivasi tinggi Dalam Penanggulangan Bencana Banjir
(3)
(40)
(49)
(8)
0
10
20
30
40
50
60
Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
98
Berdasarkan diagram 416 di atas mengenai tanggapan responden atas
pernyataan bahwa BPBD selama ini memiliki motivasi tinggi dalam
penangggulangan bencana banjir adalah 3 responden (3) menjawab sangat
setuju 40 responden (40) menjawab setuju 49 responden (49) menjawab
tidak setuju dan 8 responden (8) menjawab sangat tidak setuju Dengan
demikian secara mayoritas responden dapat dikatakan menjawab tidak setuju
Adapun responden yang menjawab setuju karena menilai bahwa BPBD dalam
menjalankan tugas telah memiliki motivasi dalam penanggulangan bencana banjir
Sementara itu berikutnya hasil penelitian di lapangan dari butir ketiga
indikator motif berikut adalah diagram dan pertanyaannya
Diagram 417
Aparatur BPBD Kabupaten Lebak Berprilaku Sukarela dalam
Penanggulangan Bencana Banjir
(5)
(33)
(52)
(10)
0
10
20
30
40
50
60
Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
99
Dari diagram 417 di atas dapat di lihat mengenai tanggapan responden
atas pertaanyaan bahwa BPBD berprilaku sukarela dalam penanggulangan
bencana banjir adalah 5 responden (5) menjawab sangat setuju 33 responden
(33) menjawab setuju 52 responden (52) menjawab tidak setuju dan 10
responden (10) menjawab sangat tidak setuju Dengan demikian secara
mayoritas responden dapat dikatakan menjawab tidak setuju Hal ini dikarenakan
aparatur BPBD masih belum berprilaku sukarela dalam penyelenggaraan
penanggulangan banjir
4326 Indikator Peluang
Berdasarkan hasil penelitian lapangan diperoleh hasil penelitian
berdasarkan indikator peluang berikut daigram dan pertanyaannya
100
Diagram 418
BPBD Lebak Telah Memberikan Pelatihan Kepada Komunitas Masyarakat
Tangguh Bencana
Berdasarkan diagram 418 di atas mengenai tanggapan responden atas
pernyataan bahwa BPBD telah memberikan pelatihan kepada komunitas
masyarakat tangguh bencana adalah 4 responden (4) menjawab sangat setuju
30 responden (30) menjawab setuju 53 responden (53) menjawab tidak
setuju 13 responden (13) menjawab sangat tidak setuju Secara mayoritas
responden dapat dikatakan menjawan tidak setuju dengan pernyataan bahwa
BPBD telah memberikan pelatihan kepada Komunitas Masyarakat Tangguh
Bencana Hal ini dikarenakan bahwa pihak BPBD hanya mensosialisasikan terkait
bencana banjir dan masih belum memberikan pelatihan yang intensif terhadap
komunitas tangguh bencana
(4)
(30)
(53)
(13)
0
10
20
30
40
50
60
Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
101
Berikutnya berdasarkan hasil penelitian lapangan dari butir kedua
indikator peluang berikut adalah diagram dan pertanyaannya
Diagram 419
BPBD Telah Memberikan Solusi akan Bencana Banjir
Berdasarkan diagram 419 diatas mengenai tanggapan responden atas
pernyataan bahwa BPBD telah memberikan solusi akan bencana banjir adalah 6
responden (6) menjawab sangat setuju 37 responden (37) menjawab setuju
43 responden (43) menjawab tidak setuju dan 14 responden (14) sangat tidak
setuju Dengan demikian secara mayoritas responden dapat dikatakan menjawab
tidak setuju dengan pertnyaataan bahwa BPBD telah memberikan solsusi akan
bencana banjir Ini dikarenakan BPBD hanya menyelenggrakan penanggulangan
bencana dan belum memberikan solusi terkait bencana banjir
6(6)
37(37)
(43)
(14)
0
5
10
15
20
25
30
35
40
45
50
Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
102
Kemudian selanjutnya berdasarkan hasil penelitian di lapangan dari butir
ketiga indikator peluang berikut adalah diagram dan pertanyaannya
Diagram 420
BPBD Memberikan Kebebasan Kepada Masyarakat Dalam Penanggulangan
Bencana Banjir
Berdasarkan diagram 420 diatas mengenai tanggapan responden atas
pernyataan BPBD Memberikan kebebasan kepada masyarakat dalam
penanggulangan bencana banjir adalah 15 responden (15) menjawab sangat
setuju 51 responden (51) menjawab setuju 31 responden (31) menjawab
tidak setuju dan 3 responden (3) menjawab sangat tidak setuju Dengan
demikian secara mayoritas responden dapat dikatakan menjawab setuju Ini
dikarenakan dalam pelaksanaan penanggulangan bencana banjir dari mulai
(15)
(51)
(31)
(3)
0
10
20
30
40
50
60
Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
103
evakuasi hingga pemulihan bencana masyarakat diberikan kebebasan untuk
bergabung dalam penggulangan bencana banjir sebagai rasa kemanusiaan
4327 Indikator Umpan Balik
Berdasarkan hasil penelitian lapangan diperoleh hasil penelitian
berdasarkan indikator umpan balik berikut daigram dan pertanyaannya
Diagram 421
BPBD Selalu Memberikan Informasi Hasil Kegiatan Penanggulangan
Bencana Banjir
Berdasarkan diagram 421 diatas mengenai tanggapan responden atas
pernyataan BPBD selalu memberikan informasi hasil kegiatan penanggulangan
bencana banjir adalah 3 responden (3) menjawab sangat setuju 28 responden
(28) menjawab setuju 54 responden (54) menjawab tidak setuju dan 15
(3)
(28)
(54)
(15)
0
10
20
30
40
50
60
Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
104
responden (15) menjawab sangat tidak setuju Dengan demikian secara
mayoritas responden dapat dikatakan menjawab tidak setuju Ini dikarenakan
dalam pemberian informasi hasil kegiatan penanggulangan bencana banjir tidak
seluruh atau semuanya diketahui oleh masyarakat
Kemudian selanjutnya berdasarkan hasil penelitian di lapangan dari butir
kedua indikator umpan balik berikut adalah diagram dan pertanyaannya
Diagram 422
BPBD Selalu Melaksanakan Penilaian Atas Prestasi Kerja
Berdasarkan diagram 422 diatas mengenai tanggapan responden atas
pernyataan BPBD selalu melaksanakan penilaian-penilaian atas prestasi kerja
adalah 1 responden (1) menjawab sangat setuju 23 responden (23) menjawab
setuju 72 responden (72) menjawab tidak setuju dan 4 responden (4)
menjawab sangat tidak setuju Dengan demikian secara mayoritas responden
(1)
(23)
(72)
(4)
0
10
20
30
40
50
60
70
80
Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
105
dapat dikatakan menjawab tidak setuju Ini dikarenakan dalam pelaksanaan
evaluasi atau penilaian kinerja masih belum berjalan dengan baik dan masyarakat
masih belum melihat perubahan-perubahan yang signifikan
Berikutnya berdasarkan hasil penelitian di lapangan dari butir ketiga
indikator umpan balik berikut adalah diagram dan pertanyaannya
Diagram 423
BPBD Perlu Menindaklanjuti Kegiatan Yang Dilaksanakan
Berdasarkan diagram 423 diatas mengenai tanggapan responden atas
pernyataan BPBD perlu menindaklanjuti kegiatan yang telah dilaksanakan adalah
7 responden (7) menjawab sangat setuju 58 responden (58) menjawab setuju
31 responden (31) menjawab tidak setuju dan 4 responden (4) menjawab
sangat tidak setuju Dengan demikian secara mayoritas responden dapat dikatakan
menjawab setuju Ini dikarenakan dalam setiap kegiatan harus selalu ada tindak
(7)
(58)
(31)
(4)
0
10
20
30
40
50
60
70
Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
106
lanjutnya agar nantinya dapat menciptakan suatu kegiatan yang lebih baik lagi di
masa yang akan datang Sehingga dalam pelaksanaannya BPBD dapat optimal dan
lebih responsif dalam penanggulangan bencana khususnya dalam penanggulangan
bencana banjir
44 Pengujian Hipotesis
Penelitian ldquoKinerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)
dalam Penanggulangan Bencana Banjir di Kabupaten Lebakrdquo ini memiliki
hipotesis sebagai berikut
ldquoKinerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah Dalam
Penanggulangan Bencana Banjir di Kabupaten Lebak paling tinggi
mencapai 65 dari nilai idealnya 100rdquo
Sementara tujuan daripada pengujian hipotesis ini yaitu untuk mengetahui
tingkat signifikansi dari hipotesis yang diajukan Pada tahap pengujian hipotesis
ini peneliti menggunakan rumus t-test satu sampel
Berdasarkan penghitungan data skor ideal yang diperoleh adalah 4 x 21 x
100 = 8400 Keterangannya adalah 4 = nilai tertinggi dari setiap pilihan jawaban
pernyataan yang diajukan kepada responden (kriteria penilaian skor berdasarkan
skala Likert) 21 = jumlah item pertanyaan yang diajukan kepada responden dalam
bentuk koesioner dan 100 = jumlah sampel yang dijadikan responden dalam
penelitian ini Selanjutnya untuk jumlah skor penelitian (lihat di lampiran tabel
distrribusi data) adalah sebesar 5049 Dengan demikian maka nilai ldquoKinerja
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dalam Penanggulangan Bencana
107
Banjir Di Kabupaten Lebakrdquo adalah 5049 8400 = 06010 maka diprosentasikan
60
Skor ideal untuk Kinerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah Dalam
Penanggulangan Bencana Banjir Di Kabupaten Lebak adalah 4 x 21 x 100 = 8400
Keterangannya adalah 4 = nilai tertinggi dari setiap pilihan jawaban pernyataan
yang diajukan kepada responden (kriteria penilaian skor berdasarkan skala Likert)
21 = jumlah item pertanyaan yang diajukan kepada responden dalam bentuk
koesioner dan 100 = jumlah sampel yang dijadikan responden dalam penelitian
ini dan nilai meannilai rata-rata adalah 8400 100 = 84 Sehingga untuk Kinerja
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dalam Penanggulangan Bencana
Banjir Di Kabupaten Lebak nilai yang dihipotesiskan tertinggi 65 dari yang
diharapkan Sementara nilai yang dihipotesiskan adalah 065 x 84 = 55 Untuk
perhitungan hipotesis statistiknya adalah sebagai berikut Ha untuk memprediksi
micro lebih kecil atau sama dengan 65 dari skor ideal
H0 = micro gt65 gt 065 x 84 = 55
Ha = micro lt 65 lt 065 x 84 = 55
Pengujian hipotesis menggunakan rumus t- test satu sampel dengan uji
pihak kiri adalah sebagai berikut
Diketahui
micro =5049
100
= 5049
micro0= 55
108
s =
n
s
x
s = 766
n = 100
ditanya t
t =
n
s
x
t = - 549 x 10
766
t = - 716
Dari hasil penghitungan di atas dapat dilihat bahwa nilai thitung adalah -
716 Nilai thitung tersebut selanjutnya dibandingkan dengan nilai ttabel dengan
derajat kebebasan (dk) = (n ndash 1) = ( 100 ndash 1) = 99 dan taraf kesalahan = 10
untuk uji satu pihak kiri didapat nilai ttabel yaitu -1289 Karena nilai thitung lebih
kecil dari pada nilai ttabel (-716 lt -1289) dan jatuh pada daerah penerimaan Ha
maka hipotesis alternatif (Ha) diterima dan hipotesis nol (H0) ditolak Dapat dilihat
pada gambar 42 mengenai kurva daerah penerimaan Ha dan penolakan H0
Dari perbandingan jumlah data yang terkumpul dengan skor ideal
ditemukan bahwa Kinerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dalam
Penanggulangan Bencana Banjir di Kabupaten Lebak yaitu
5049
8400 x 100 = 6010
109
Jadi hipotesis yang menyatakan bahwa Kinerja Badan Penanggulangan
Bencana Daerah (BPBD) dalam Penanggulangan Bencana Banjir di Kabupaten
Lebak paling tinggi 65 dari nilai idealnya 100 dapat diterima atau dari
penghitungan sampel rata-rata menghasilkan nilai sebesar 6010 dibulatkan
menjadi 60 Berikut kurva daerah penerimaan Hipotesis alternatif (Ha) dan
daerah penerimaan H0
Gambar 42
Kurva Penerimaan dan Penerimaan H0
-716 0 1289
60 65
Berdasarkan gambar di atas dapat dilihat bahwa thitung ternyata jatuh pada
daerah penerimaan Ha dengan demikian Ha diterima dan H0 ditolak
45 Interpretasi Hasil Penelitian
Penelitian dengan judul Kinerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah
(BPBD) dalam Penanggulangan Bencana Banjir di Kabupaten Lebak sebelumnya
telah mempunyai rumusan masalah deskriptif dan peneliti berusaha menjawab
perumusan masalah tersebut Rumusan masalah tersebut adalah ldquoSeberapa besar
Daerah penerimaan Ha
Daerah Penerimaan H0
110
Kinerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah Dalam Penanggulangan Bencana
Banjir Di Kabupaten Lebakrdquo
Untuk menjawab rumusan masalah deskriptif dalam penelitian ini dapat
dilihat dari pemaparan pengujian hipotesis yang menggunakan rumus t-test satu
sampel dengan menguji pihak kiri bahwa harga thitung lebih kecil (lt) dari harga
ttabel dan itu dapat diartikan bahwa Ha diterima dan H0 ditolak Karena dari hasil
pengujian menunjukan bahwa hipotesis mencapai 6010 dari angka yang
diharapkan 65
Berdasarkan dari data pengujian hipotesis tersebut dapat dijelaskan bahwa
ldquoKinerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dalam Penanggulangan
Bencana Banjir di Kabupaten Lebakrdquo mencapai 6010 dari angka tertinggi yang
dihipotesiskan yaitu 65 Ini berarti tingkat Kinerja Badan Penanggulangan
Bencana Daerah (BPBD) dalam Penanggulangan Bencana Banjir di Kabupaten
masuk dalam kategori kurang baik Hal tersebut dapat dilihat pada pengkategorian
sebagai berikut
Kategori Instrumen
2100 4200 6300 8400
5049
Tidak Baik Kurang Baik Baik Sangat Baik
111
Nilai 5049 termasuk dalam kategori interval kurang baik dan baik maka
hasil di atas masuk dalam kategori kurang baik karena lebih mendekati pada
kategori kurang baik
46 Pembahasan
Berdasarkan teori kinerja organisasi menurut Hersey Blanchard dan
Johnson bahwa kinerja organisasi dapat diukur dari beberapa aspek diantaranya
tujuan standar alatsarana kompetensi motif peluang dan umpan balik
(Wibowo 2011102) Maka dengan teori kinerja organisasi tersebut dapat
mengukur dan menjelaskan Kinerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah
(BPBD) dalam Penanggulangan Bencana Banjir di Kabupaten Lebak Penjelasan
dari hasil pengolahan data dari indikator kinerka organisasi tersebut lebih jelasnya
akan dipaparkan di bawah ini
1 Indikator Tujuan
Indikator tujuan berkaitan dengan tujuan pada Badan Penanggulangan
Bencana Daerah dalam penanggulangan bencana banjir di Kabupaten
Lebak yang diantaranya adalah berkaitan dengan pengurangan resiko
bencana pada saat prabencana penanganan kedaruratan saat bencana
terjadi dan pemulihan pada saat setelah terjadi bencana (pasca bencana)
Dalam hal ini masyarakat di Kabupaten Lebak merasakan akan adanya
pelayanan kebencanaan yang merupakan tugas dari BPBD khususnya
dalam bencana banjir Dari hasil pengolahan data dalam indikator tujuan
ini memuat 3 butir instrumen pertanyaandalam pengolahannya didapatkan
112
dari skor ideal indikator tujuan adalah 4 x 3 x 100 = 1200 (4 = nilai dari
setiap jawaban pertanyaan yang diajukan pada responden kriteria skor
berdasarkan pada skala Likert 3 = jumlah pertanyaan yang ada pada
indikator tujuan 100 = jumlah sampel yang dijadikan responden) Setelah
menemukan skor ideal kemudian dibagikan dengan skor riil yang diisi
oleh responden jadi tingkat persetujuan dari indikator tujuan yaitu sebesar
754 1200 = 063 x 100 = 63 Berdasarkan hasil tersebut dapat
dikatakan Kinerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah dalam
penanggulangan Kabupaten Lebak baik Sebagaimana digambarkan
dalam kategori di bawah ini
Kategori Instrumen
300 600 900 1200
754
Nilai 754 termasuk dalam interval kurang baik dan baik maka hasil di atas
masuk dalam kategori baik karena lebih mendekati pada kategori baik
2 Indikator Standar
Indikator standar berkaitan dengan SOP (Standard Operating Procedure)
yang memuat mengenai pelayanan BPBD yang sesuai prosedur adil dan
tidak didkriminatif serta cepat dalam penanggulangan bencana banjir di
Kabupaten Lebak Dari hasil pengolahan data pada indikator standar ini
Tidak Baik Kurang Baik Baik Sangat Baik
113
memuat 3 butir pertanyaan Dalam pengolahannya diperoleh dari skor
ideal indikator standar yaitu 4 x 3 x 100 = 1200 (4 = nilai dari setiap
jawaban pertanyaan yang diajukan pada responden kriteria skor
berdasarkan pada skala Likert 3 = jumlah pertanyaan yang ada pada
indikator standar 100 = jumlah sampel yang dijadikan responden) Setelah
menemukan skor ideal kemudian dibagikan dengan skor riil yang diisi
oleh responden yaitu sebesar 716 1200 x 100 = 60 Hal ini dapat
diartikan bahwa Kinerja BPBD dalam Penanggulangan Bencana Banjir di
Kabupaten Lebak berjalan kurang baik bila dilihat dari indikator standar
Sebagaimana digambarkan dalam kategori berikut ini
Kategori Instrumen
300 600 900 1200
716
Nilai 716 termasuk dalam interval kurang baik dan baik maka hasil di atas
masuk dalam kategori kurang baik karena lebih mendekati pada kategori
kurang baik
3 Indikator Alatsarana
Indikator Alatsarana merupakan indikator untuk mengukur terkait dengan
ketersediaannya kelengkapan peralatan penanggulangan bencana banjir
alat komunikasi dan tempat penyimpanan logistik untuk menunjang
Tidak Baik Kurang Baik Baik Sangat Baik
114
Kinerja BPBD dalam Penaggulangan Bencana Banjir di Kabupaten Lebak
Dari hasil pengolahan data pada indikator alatsarana ini memuat 3 butir
pertanyaan Dalam pengolahannya diperoleh dari skor ideal indikator
alatsarana yaitu 4 x 3 x 100 = 1200 (4 = nilai dari setiap jawaban
pertanyaan yang diajukan pada responden kriteria skor berdasarkan pada
skala Likert 3 = jumlah pertanyaan yang ada pada indikator tujuan 100 =
jumlah sampel yang dijadikan responden) Setelah menemukan skor ideal
kemudian dibagikan dengan skor riil yang diisi oleh responden yaitu
sebesar 704 1200 x 100 = 59 Hal ini dapat diartikan bahwa Kinerja
BPBD dalam Penanggulangan Bencana Banjir di Kabupaten Lebak
berjalan kurang baik bila dilihat dari indikator alatsarana Sebagaimana
digambarkan dalam kategori berikut ini
Kategori Instrumen
300 600 900 1200
704
Nilai 704 termasuk dalam interval kurang baik dan baik maka hasil di atas
masuk dalam kategori kurang baik karena lebih mendekati pada kategori
kurang baik
4 Indikator Kompetensi
Tidak Baik Kurang Baik Baik Sangat Baik
115
Indikator kompetensi berkaitan dengan kemampuan aparaturpegawai dan
kesesuaian pegawai dengan tugas dan fungsinya Dalam hal ini
kemampuan dan tugas pegawai BPBD terkait dalam penanggulangan
bencana banjir sudah mumpuni atau belum dalam menunjang kinerja
BPBD dalam Penanggulangan Bencana Banjir di Kabupaten Lebak Dari
hasil pengolahan data pada indikator kompetensi ini memuat 3 butir
pertanyaan Dalam pengolahannya diperoleh dari skor ideal indikator
kompetensi yaitu 4 x 3 x 100 = 1200 (4 = nilai dari setiap jawaban
pertanyaan yang diajukan pada responden kriteria skor berdasarkan pada
skala Likert 3 = jumlah pertanyaan yang ada pada indikator kompetensi
100 = jumlah sampel yang dijadikan responden) Setelah menemukan skor
ideal kemudian dibagikan dengan skor riil yang diisi oleh responden yaitu
sebesar 706 1200 x 100 = 59 Hal ini dapat diartikan bahwa Kinerja
BPBD dalam Penanggulangan Bencana Banjir di Kabupaten Lebak
berjalan kurang baik bila dilihat dari indikator kompetensi Sebagaimana
digambarkan dalam kategori berikut ini
Kategori Instrumen
300 600 900 1200
706
Tidak Baik Kurang Baik Baik Sangat Baik
116
Nilai 706 termasuk dalam interval kurang baik dan baik maka hasil di atas
masuk dalam kategori kurang baik karena lebih mendekati pada kategori
kurang baik
5 Indikator Motif
Indikator motif berkaitan dengan motivasi dalam penanggulangan
bencana prilaku pegawaiaparatur dan sosialisasi bahaya banjir Indikator
motif ini berkaitan dengan motivasi dalam mendukung kinerja BPBD
dalam Penanggulangan Bencana Banjir di Kabupaten Lebak Dari hasil
pengolahan data dalam indikator motif ini memuat 3 butir instrumen
pertanyaandalam pengolahannya didapatkan dari skor ideal indikator
tujuan adalah 4 x 3 x 100 = 1200 (4 = nilai dari setiap jawaban pertanyaan
yang diajukan pada responden kriteria skor berdasarkan pada skala Likert
3 = jumlah pertanyaan yang ada pada indikator motif 100 = jumlah
sampel yang dijadikan responden) Setelah menemukan skor ideal
kemudian dibagikan dengan skor riil yang diisi oleh responden jadi
tingkat persetujuan dari indikator motif yaitu sebesar 723 1200 = 06 x
100 = 60 Berdasarkan hasil tersebut dapat dikatakan Kinerja Badan
Penanggulangan Bencana Daerah dalam penanggulangan banjir di
Kabupaten Lebak kurang baik Sebagaimana digambarkan dalam kategori
di bawah ini
117
Kategori Instrumen
300 600 900 1200
723
Nilai 723 termasuk dalam interval kurang baik dan baik maka hasil di atas
masuk dalam kategori kurang baik karena lebih mendekati pada kategori
kurang baik
6 Indikator Peluang
Indikator peluang berkaitan dengan komunitas masyarakat tangguh
bencana solusi bencana banjir dan partispasi masyarakat dalam
penanggulangan bencana banjir Indikator peluang ini berkaitan dengan
peluang-peluang untuk mendukung kinerja BPBD dalam Penanggulangan
Bencana Banjir di Kabupaten Lebak Dari hasil pengolahan data dalam
indikator peluang ini memuat 3 butir instrumen pertanyaan dalam
pengolahannya didapatkan dari skor ideal indikator tujuan adalah 4 x 3 x
100 = 1200 (4 = nilai dari setiap jawaban pertanyaan yang diajukan pada
responden kriteria skor berdasarkan pada skala Likert 3 = jumlah
pertanyaan yang ada pada indikator peluang 100 = jumlah sampel yang
dijadikan responden) Setelah menemukan skor ideal kemudian dibagikan
dengan skor riil yang diisi oleh responden jadi tingkat persetujuan dari
indikator peluang yaitu sebesar 738 1200 = 059 x 100 = 59
Tidak Baik Kurang Baik Baik Sangat Baik
118
Berdasarkan hasil tersebut dapat dikatakan Kinerja Badan Penanggulangan
Bencana Daerah dalam penanggulangan banjir di Kabupaten Lebak
kurang baik Sebagaimana digambarkan dalam kategori di bawah ini
Kategori Instrumen
300 600 900 1200
738
Nilai 738 termasuk dalam interval kurang baik dan baik maka hasil di atas
masuk dalam kategori kurang baik karena lebih mendekati pada kategori
kurang baik
7 Indikator Umpan Balik
Indikator umpan balik berkaitan dengan pelaporan hasil kegiatan
penilaian kinerja dan tindak lanjut dari kegiatan penanggulangan bencana
banjir oleh BPBD Indikator umpan balik ini berkaitan dengan umpan-
umpan yang dilaksanakan dimasa yang akan datang untuk mendukung
kinerja BPBD dalam Penanggulangan Bencana Banjir di Kabupaten
Lebak Dari hasil pengolahan data dalam indikator umpan balik ini
memuat 3 butir instrumen pertanyaan dalam pengolahannya didapatkan
dari skor ideal indikator tujuan adalah 4 x 3 x 100 = 1200 (4 = nilai dari
setiap jawaban pertanyaan yang diajukan pada responden kriteria skor
berdasarkan pada skala Likert 3 = jumlah pertanyaan yang ada pada
Tidak Baik Kurang Baik Baik Sangat Baik
119
indikator peluang 100 = jumlah sampel yang dijadikan responden)
Setelah menemukan skor ideal kemudian dibagikan dengan skor riil yang
diisi oleh responden jadi tingkat persetujuan dari indikator peluang yaitu
sebesar 708 1200 = 059 x 100 = 59 Berdasarkan hasil tersebut dapat
dikatakan Kinerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah dalam
penanggulangan banjir di Kabupaten Lebak kurang baik Sebagaimana
digambarkan dalam kategori di bawah ini
Kategori Instrumen
300 600 900 1200
708
Nilai 708 termasuk dalam interval kurang baik dan baik maka masuk
dalam kategori kurang baik karena lebih mendekati pada kategori kurang
baik
Berdasarkan perhitungan pada setiap indikator di atas dapat
disimpulkan bahwa tingkat persetujuan responden terhadap indikator
penelitian yaitu indikator tujuan sejauh ini baru mencapai 63 indikator
standar 60 indikator alatsarana 59 kompetensi 59 motif 60
indikator peluang 59 dan indikator umpan balik 59
Dari masing-masing tingkat persetujuan tersebut dapat diartikan
bahwa Kinerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah Dalam
Tidak Baik Kurang Baik Baik Sangat Baik
120
Penanggulangan Bencana Banjir Di Kabupaten Lebak dilihat dari tujuh
indikator diantaranya indikator tujuan standar alatsarana kompetensi
motif peluang dan umpan balik Dapat dikatakan kurang baik Untuk
lebih jelasnya dapat dilihat di bawah ini
Berdasarkan hasil koesioner dan pemaparan di atas maka total
skor pada tiap-tiap indikator dalam penelitian ini dimana menggunakan
tujuh indikator kinerja menurut Hersey Blanchard dan Johnson dalam
buku Wibowo Dalam hal ini Kinerja BPBD Dalam Penanggulangan
Bencana Banjir Di Kabupaten Lebak ditunjukan pada diagram berikut
Diagram 424
Tingkat Kinerja BPBD Dalam Penanggulangan Bencana Banjir di
Kabupaten Lebak Berdasarkan Indikator
Sumber Peneliti 2014
57
58
59
60
61
62
63
64 63
60
59 59
60
59 59
BAB V
PENUTUP
51 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian penghitungan dan pengujian hipotesis maka
dapat diketahui ldquoKinerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dalam
Penanggulangan Bencana Banjir di Kabupaten Lebak tercapai 60 dari
maksimal 65 Pengujian hipotesis yang dilakukan berdasarkan uji hipotesis
pihak kiri menunjukan bahwa Ha diterima dan Ho ditolak yang berarti Kinerja
BPBD Dalam Penanggulangan Bencana Banjir di Kabupaten Lebak dalam
pencapaiannya sebesar 60 dari yang diharapkan Ini berarti ketercapaian lebih
kecil dari hipotesis awal yakni 65 Hal ini di dapat berdasarkan pada hasil
penghitungan perbandingan antara jumlah data yang terkumpul dengan skor ideal
Dalam hal ini disebabkan oleh adanya permasalahan yang timbul dalam
proses penyelenggaraan penanggulangan bencana banjir yang belum dapat
sepenuhnya teratasi Diantaranya permasalahan terkait dengan alatsarana yang
belum memadai Hal ini dapat dilihat dari hasil penghitungan data tingkat kinerja
indikator alatsarana yaitu didapatkan hasil sebesar 59 Ini menggambarkan
bahwa tingkat persetujuannya masih rendah dari yang diharapkan 65 yang
menunjukan bahwa masih minimnya alatsarana penanggulangan bencana banjir
Ditambah pula dengan keterbatasan sumber daya manusia yang professional di
bidang kebencanaan khususnya dalam penanggulangan bencana banjir di
Kabupaten Lebak Dari data penghitungan indikator kompetensi menunjukan hasil
sebesar 59 dan ini menunjukan bahwa tingkat persetujuannya masih rendah dari
nilai yang diharapkan 65
52 Saran
Saran yang dapat diberikan oleh peneliti berdasarkan hasil penelitian di
lapangan yaitu
1 Alatsarana dalam penanggulangan bencana banjir harus ditambah dan
dilengkapi Pasalnya wilayah Kabupaten Lebak yang tersebar di 15
Kecamatan rawan akan bencana banjir tiap tahunnya Sehingga
membutuhkan alatsarana yang lebih lengkap agar proses penyelenggaraan
bencana banjir dapat diatasi dengan baik
2 Aparatur atau Sumber Daya Manusia (SDM) harus ditambah dan
ditingkatkan kompetensinya Sehingga dalam penyelenggaraan
penanggulangan bencana banjir dapat dilaksanakan dengan profesional
DAFTAR PUSTAKA
Sumber Buku
Departemen Pendidikan Nasional 2008 Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi
Ke- 4 Jakarta Gramedia
Hasibuan Malayu SP 2006 Manajemen Dasar Pengertian dan Masalah
Jakarta Bumi Aksara
Irawan Prasetya 2006 Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif Untuk Ilmu-ilmu
Sosial Jakarta FISIP UI
Kodoatie J R dan Sugiyanto 2002 Banjir Beberapa Masalah dan Metode
Pengendaliannya dalam Perspektif Lingkungan Yogyakarta Pustaka
Pelajar
Nurjanah dkk 2013 Manajemen Bencana Bandung Alfabeta
Mangkunegara AA Anwar Prabu 2006 Evaluasi Kinerja Sumber Daya
Manusia Bandung PT Refika Aditama
Keban Jeremias T 2003 Indikator Kinerja Pemerintah Daerah Pendekatan
Manajemen dan Kebijakan Makalah Seminar Sehari Yogyakarta
FISIPOL UGM
Mahmudi 2013 Manajemen Kinerja Sektor Publik Yogyakarta UPP STIM
YKPN
Mahsun Muhammad 2006 Pengukuran Kinerja Sektor Publik Yogyakarta FE
UGM
Mangkunegara Prabu Anwar 2001 Manajemen Sumber Daya Manusia
Perusahaan Bandung Remaja Rosdakarya
Miles Matthew dan Michael Huberman 2009 Analisis Data Kualitatif (Buku
Sumber Tentang Metode-metode Baru) Jakarta UI Press
Moeheriono 2010 Pengukuran Kinerja Berbasis Kompetensi Bogor Ghalia
Indonesia
Moleong Lexy J 2007 Metode Penelitian Kualitatif Bandung Remaja
Rosdakarya
Prawirosentono 1999 Manajemen Sumber Daya Manusia Kebijakan Kinerja
Karyawan Yogyakarta BPFE
Robbins Stephen P 2001 Prilaku Organisasi Jakarta Prenhalindo
Satori Djamrsquoan dan Komariah 2010 Metode Penelitian Kualitaif Bandung
Alfabeta
Sedarmayanti 2004 Sumber Daya Manusia dan Produktivitas Kerja Jakarta
CV Mandar maju
Simanjuntak Payaman J 2005 Manajemen dan Evaluasi Kinerja Jakarta FE UI
Sinambela Lijan Poltak dkk 2014 Reformasi Pelayanan Publik Teori
Kebijakan dan Implementasi Jakarta Bumi Aksara
Sobandi Baban 2006 Desentralisasi dan Tuntunan Penataan Kelembagaan
Daerah Bandung Humaniora
Steers RM 2003 Organization Effectiveness A Behavioral View Jakarta
Erlangga
Sugiyono 2008 Metode Penelitian Kuantiatif Kualitatif dan RampD Bandung
Alfbeta
Sugiyono 2009 Memahami Penelitian Kualitatif Bandung Alfabeta
Sugiyono 2010 Metode Penelitian Admninistrasi Bandung Alfabeta
Surjadi 2009 Pengembangan Kinerja Pelayanan Publik Bandung Refika
Aditama
Taniredja Tukiran dan Hidayati Mustafidah 2012 Penelitian Kualitatif Sebuah
Pengantar Bandung Alfabeta
Wibowo 2011 Manajemen Kinerja Jakarta RajaGarafindo Persada
Sumber Peraturan
UUD 1945 Pembukaan
UU No 24 Tahun 2007 Tentang Penanggulangan Bencana
Peraturan Daerah Kabupaten Lebak No 3 Tahun 2011 Tentang Pembentukan
Organisasi dan Tata Kerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah
Sumber Internet
httpwwwantaranewscom 1200 warga rangkasbitung korban banjir mengungsi
Diakses tanggal 28 Mei 2014 Pukul 2115 WIB
httpwwwmerdekacom peristiwa 15 kecamatan di lebak banten terendam
banjir 3 tewas Diakses tanggal 24 Mei 2014 Pukul 1524 WIB
httpp2mbgeografiupiedu Tentang_Bencana Diakses pada tanggal 5 Juni
2014 Pukul 1500 WIB
Sumber Dokumen
Buku Panduan Penanggulangan Bencana
Laporan Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Lebak Kejadian
Bencana Banjir dan Longsor tahun 2013 dan 2014
Profil Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Banten
Skripsi Chandra Yudiana Efendi Kinerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah
(BPBD) di Wilayah Kecamatan Baleendah Kabupaten Bandung tahun
2012
Skripsi Marino Y Cristanti Marbun Peranan Koordinasi Badan Penanggulangan
Bencana Daerah (BPBD) Kota Medan dalam Upaya Penanggulangan
Bencana Banjir di Kota Medan tahun 2013
KOESIONER PENELITIAN
IDENTITAS RESPONDEN
No Responden
Pekerjaan
Jenis Kelamin
Alamat
PETUNJUK PENGISIAN
1 Bacalah angket ini dengan teliti supaya BapakIbu mengerti maksud
pertanyaannya
2 Pilihlah salah satu jawaban yang dianggap paling sesuai dari beberapa pilihan
dengan cara di silang (X)
3 Bila terdapat pertanyaan yang kurang dimengerti dapat ditanyakan langsung
kepada peneliti
A Indikator Tujuan
1 Setujukah bahwa aparatur Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)
Kabupaten Lebak telah melaksanakan kegiatan sosialisasi pengurangan akan
risiko bencana bencana banjir pada saat sebelum bencana terjadi
a Sangat Setuju
b Setuju
c Tidak Setuju
d Sangat Tidak Setuju
2 Setujukah bahwa aparatur Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)
Kabupaten Lebak telah melaksanakan tugas dalam penanganan kedaruratan
bencana banjir
a Sangat Setuju
b Setuju
c Tidak Setuju
d Sangat Tidak Setuju
3 Setujukah bahwa aparatur Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)
Kabupaten Lebak menyelenggarakan pemulihan setelah bencana banjir terjadi
a Sangat Setuju
b Setuju
c Tidak Setuju
d Sangat Tidak Setuju
B Indikator Standar
4 Setujukah bahwa aparatur Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)
Kabupaten Lebak sesuai prosedur dalam penanggulangan banjir
a Sangat Setuju
b Setuju
c Tidak Setuju
d Sangat Tidak Setuju
5 Setujukah bahwa aparatur Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)
Kabupaten Lebak menyelenggarakan penanggulangan bencana banjir dengan
mengedepankan keadilan dan tidak diskriminatif
a Sangat Setuju
b Setuju
c Tidak Setuju
d Sangat Tidak Setuju
6 Setujukah bahwa aparatur Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)
Kabupaten Lebak menyelenggarakan penanggulangan bencana banjir dengan
cepat tanggap
a Sangat Setuju
b Setuju
c Tidak Setuju
d Sangat Tidak Setuju
C Indikator Alat Sarana
7 Setujukah bahwa Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten
Lebak memiliki peralatan yang lengkap dalam penyelenggaraan penanggulangan
bencana banjir
a Sangat Setuju
b Setuju
c Tidak Setuju
d Sangat Tidak Setuju
8 Setujukah bahwa aparatur Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)
Kabupaten Lebak memiliki alat komunikasi untuk menginfomasikan bencana
banjir
a Sangat Setuju
b Setuju
c Tidak Setuju
d Sangat Tidak Setuju
9 Setujukah bahwa aparatur Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)
Kabupaten Lebak memiliki tempat penyimpanan alat dan logistik yang memadai
a Sangat Setuju
b Setuju
c Tidak Setuju
d Sangat Tidak Setuju
D Indikator Kompetensi
10 Setujukah bahwa aparatur Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)
Kabupaten Lebak memiliki kemampuan yang baik untuk menyelenggarakan
penanggulangan bencana banjir
a Sangat Setuju
b Setuju
c Tidak Setuju
d Sangat Tidak Setuju
11 Setujukah bahwa aparatur Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)
Kabupaten Lebak memberikan informasi setiap akan datangnya terjadi bencana
banjir
a Sangat Setuju
b Setuju
c Tidak Setuju
d Sangat Tidak Setuju
12 Setujukah bahwa aparatur Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)
Kabupaten Lebak melaksanakan tugas penanggulangan bencana banjir sesuai
tugas dan fungsinya masing-masing
a Sangat Setuju
b Setuju
c Tidak Setuju
d Sangat Tidak Setuju
E Indikator Motif
13 Setujukah bahwa Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten
Lebak telah memberikan penyuluhan tentang bahayanya akan bencana banjir
a Sangat Setuju
b Setuju
c Tidak Setuju
d Sangat Tidak Setuju
14 Setujukah bahwa aparatur Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)
Kabupaten Lebak memiliki motivasi untuk melaksanakan penanggulangan
bencana banjir
a Sangat Setuju
b Setuju
c Tidak Setuju
d Sangat Tidak Setuju
15 Setujukah bahwa aparatur Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)
Kabupaten Lebak berprilaku sukarela dalam penanggulangan bencana banjir
a Sangat Setuju
b Setuju
c Tidak Setuju
d Sangat Tidak Setuju
F Indikator Peluang
16 Setujukah bahwa aparatur Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)
Kabupaten Lebak telah memberikan pelatihan terhadap Komunitas Masyarakat
Tangguh akan bencana banjir
a Sangat Setuju
b Setuju
c Tidak Setuju
d Sangat Tidak Setuju
17 Setujukah bahwa aparatur Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)
Kabupaten Lebak telah memberikan solusi tentang bahayanya bencana banjir
a Sangat Setuju
b Setuju
c Tidak Setuju
d Sangat Tidak Setuju
18 Setujukah bahwa aparatur Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)
Kabupaten Lebak telah memberikan kebebasan kepada masyarakat untuk ikut
serta dalam penanggulangan bencana banjir
a Sangat Setuju
b Setuju
c Tidak Setuju
d Sangat Setuju
G Indikator Umpan Balik
19 Setujukah bahwa aparatur Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)
Kabupaten Lebak selalu menginformasikan hasil kegiatan dalam
penyelenggaraan penanggulangan bencana banjir
a Sangat Setuju
b Setuju
c Tidak Setuju
d Sangat Tidak Setuju
20 Setujukah bahwa aparatur Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)
Kabupaten Lebak selalu melaksanakan penilaian-penilaian atas prestasi kerja
yang telah dikerjakan
a Sangat Setuju
b Setuju
c Tidak Setuju
d Sangat Tidak Setuju
21 Setujukah bahwa aparatur Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)
Kabupaten Lebak perlu menindaklanjuti kegiatan yang telah dilaksanakan
a Sangat Setuju
b Setuju
c Tidak Setuju
d Sangat Tidak Setuju
P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 P11 P12 P13 P14 P15 P16 P17 P18 P19 P20 P21
1 L Petani 2 2 3 2 2 1 4 4 4 3 3 3 4 3 2 3 4 4 3 3 3 62
2 L Wiraswasta 2 2 3 3 2 2 2 3 2 2 3 2 3 3 2 4 4 3 3 2 4 56
3 L Wiraswasta 2 2 3 2 2 2 2 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 57
4 L Petani 2 3 2 4 2 2 2 4 2 2 2 3 2 3 2 2 3 2 2 2 2 50
5 L Petani 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 48
6 L Petani 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 3 2 2 3 45
7 L Petani 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 2 3 3 3 3 3 50
8 L Petani 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 3 46
9 L Petani 3 2 3 2 3 2 2 3 3 3 2 2 3 2 1 2 3 4 1 2 4 52
10 L Petani 3 4 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 60
11 P Pelajar 2 2 3 3 2 2 2 2 3 2 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 54
12 P Pelajar 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 65
13 P Pelajar 2 3 2 2 2 2 2 3 2 3 2 2 3 3 2 3 3 2 3 2 3 51
14 L Pelajar 2 3 2 2 2 2 2 3 2 3 3 3 3 3 2 2 3 2 2 2 2 50
15 L Petani 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 60
16 P Petani 2 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 3 2 3 3 48
17 P Petani 3 3 1 2 1 1 1 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 3 41
18 L Wiraswasta 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1 1 1 1 1 1 3 2 1 2 3 36
19 L Wiraswasta 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 3 45
20 L Buruh 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 3 33
21 P Buruh 2 3 2 3 2 2 2 1 1 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 3 44
22 P Buruh 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1 2 1 2 2 2 2 2 3 2 2 3 41
23 L Buruh 3 3 3 3 4 3 3 3 2 3 2 3 3 2 2 3 2 3 3 2 2 57
24 L Petani 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 2 3 3 3 3 3 2 2 2 2 60
25 P Petani 2 3 2 2 2 2 3 1 3 3 3 3 2 3 3 3 2 2 2 2 2 50
26 P Petani 2 3 2 2 3 3 2 3 2 3 3 2 3 3 2 3 2 2 3 3 3 54
27 L Buruh 4 3 3 3 2 3 3 2 2 3 3 2 3 3 3 2 3 3 2 2 3 57
28 L Wiraswasta 2 2 2 2 2 2 1 2 1 2 1 1 2 1 1 1 3 2 2 3 3 38
29 L Petani 2 3 2 2 2 2 2 1 1 1 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 3 42
30 P Wiraswasta 2 3 2 2 2 3 1 1 3 1 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 43
PertanyaanNo TotalLP Status
31 L Wiraswasta 2 4 2 2 2 2 1 1 1 3 1 3 1 3 2 1 1 3 1 2 3 41
32 P Petani 2 2 2 2 1 1 1 2 1 1 1 2 2 2 2 2 2 4 1 1 3 37
33 L Wiraswasta 2 2 1 2 2 2 1 1 2 1 1 2 2 3 2 2 2 3 2 2 1 38
34 L Wiraswasta 2 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 49
35 L Wiraswasta 4 3 4 3 4 4 3 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 2 2 2 2 67
36 P Wiraswasta 3 2 3 2 2 3 3 1 3 2 3 2 3 3 2 2 3 3 3 2 3 53
37 L Wiraswasta 3 3 2 3 3 3 2 3 3 2 2 3 2 3 2 2 3 4 2 2 2 54
38 P Petani 2 3 2 2 2 2 2 3 3 2 3 2 3 3 3 2 3 3 2 2 3 52
39 P Petani 2 3 2 3 3 2 3 2 2 2 3 2 2 2 3 2 3 2 2 2 2 49
40 P Petani 3 2 2 3 3 2 2 3 2 2 3 2 2 2 2 2 2 4 2 2 3 50
41 L Petani 2 3 2 2 1 3 1 3 1 3 1 1 3 1 1 3 1 4 1 2 2 41
42 P Petani 2 4 1 3 1 2 1 2 2 1 2 2 1 2 3 1 1 3 1 1 1 37
43 P Petani 2 2 2 2 1 2 1 2 2 2 2 2 1 1 2 2 1 2 2 2 1 36
44 L Petani 3 4 2 2 3 2 3 2 2 2 1 3 3 1 1 1 2 2 1 2 2 44
45 L Petani 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 3 2 2 2 1 2 2 4 1 1 1 40
46 P Petani 3 3 2 2 2 1 1 3 1 1 1 1 1 2 2 1 1 3 1 3 3 38
47 L Petani 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 3 45
48 L Petani 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 3 2 2 2 2 2 2 2 3 47
49 L Petani 2 3 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 1 3 1 2 3 45
50 L Petani 3 4 2 2 3 2 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 1 3 1 2 3 49
51 P Petani 3 3 2 2 2 1 2 2 2 2 2 3 2 3 2 2 2 3 2 2 3 47
52 L Wiraswasta 2 3 3 3 3 2 2 2 2 1 1 2 2 2 2 1 2 3 2 2 3 45
53 P Pelajar 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 2 2 3 62
54 P Pelajar 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 66
55 P Pelajar 2 3 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 43
56 L Wiraswasta 3 2 3 3 3 3 2 2 2 3 2 2 3 3 3 3 3 4 4 3 3 59
57 P Wiraswasta 1 3 3 2 3 2 2 2 3 2 2 3 2 2 2 2 2 3 2 2 3 48
58 L Pelajar 3 3 3 3 3 3 2 2 2 3 3 3 4 3 3 2 4 3 2 2 2 58
59 L Pelajar 2 3 3 3 4 4 4 4 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 4 69
60 L Wiraswasta 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 3 3 4 4 2 3 4 4 4 4 71
61 L Wiraswasta 2 2 3 2 2 2 3 3 3 2 4 3 4 2 3 3 4 3 3 3 3 59
62 L PNS 2 3 2 3 3 3 2 2 2 2 2 2 3 2 3 2 2 3 2 2 3 50
63 L Wiraswasta 2 3 3 2 3 2 3 3 3 2 3 3 4 3 2 3 3 3 3 3 3 59
64 P PNS 3 4 2 2 2 3 2 2 2 2 2 3 2 2 3 2 2 4 2 2 3 51
65 P Petani 2 2 2 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 3 2 2 2 46
66 L Petani 2 3 2 3 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 3 2 2 3 2 2 2 47
67 P Petani 2 3 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 3 3 47
68 L Petani 3 2 2 2 3 2 2 3 3 2 2 3 2 3 3 2 3 3 3 2 3 53
69 P Petani 3 2 2 2 3 2 2 3 2 2 3 3 3 2 3 3 3 2 3 2 3 53
70 L Petani 3 3 2 3 2 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 61
71 L PNS 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 3 3 3 70
72 L Petani 3 2 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 4 2 2 3 3 3 2 2 2 56
73 L Wiraswasta 3 2 3 3 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 3 2 2 3 49
74 L Petani 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 3 3 3 2 2 2 3 3 1 2 3 46
75 L Wiraswasta 2 3 3 2 2 2 3 3 4 3 2 2 3 2 2 3 2 2 2 3 2 52
76 L Wiraswasta 3 3 3 3 2 3 2 3 2 2 2 2 2 1 2 1 1 1 2 2 3 45
77 P Wiraswasta 1 3 3 2 2 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 2 3 4 3 2 2 55
78 P Petani 3 2 2 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 2 2 2 2 4 3 3 3 56
79 P Petani 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 2 2 2 3 3 1 2 2 53
80 L PNS 3 4 3 3 2 2 2 3 3 3 3 2 2 2 2 3 3 3 2 2 4 56
81 P Petani 3 2 3 2 2 2 2 3 2 2 3 2 3 2 1 2 2 3 2 2 2 47
82 L PNS 3 3 3 3 2 2 3 2 3 2 2 2 3 3 3 3 1 2 1 2 2 50
83 L PNS 3 3 2 4 2 3 3 2 2 3 3 1 4 2 3 1 2 3 2 2 2 52
84 P Pelajar 2 3 2 3 3 3 2 2 1 4 2 3 2 2 2 3 1 2 3 2 2 49
85 L Petani 2 3 3 3 2 2 2 3 4 2 4 1 2 3 3 3 1 2 2 2 3 52
86 P Petani 1 4 2 2 3 3 2 4 1 3 3 2 2 2 3 4 2 1 2 2 3 51
87 L Petani 2 2 3 3 3 2 2 2 1 4 2 2 3 4 1 2 2 3 3 2 2 50
88 P Petani 3 2 1 2 2 2 3 3 3 2 2 3 2 3 3 3 2 1 2 2 2 48
89 L Petani 3 2 3 3 3 2 2 2 4 1 2 3 3 2 2 2 1 3 2 2 2 49
90 P Petani 3 3 3 2 2 2 2 2 4 2 2 2 4 2 2 1 2 2 3 3 2 50
91 L Petani 3 2 2 2 3 3 4 2 3 3 2 1 3 2 2 1 3 2 2 2 2 49
92 P Wiraswasta 2 2 2 4 1 2 3 3 2 2 3 2 3 1 4 2 3 3 2 2 3 51
93 L Wiraswasta 3 2 3 3 3 4 2 2 2 1 3 4 2 2 3 1 2 2 2 3 3 52
94 P Wiraswasta 2 2 2 3 3 1 3 3 4 2 2 3 3 1 2 2 2 3 4 2 3 52
95 L Wiraswasta 2 3 3 3 3 2 2 1 2 4 2 2 3 3 2 2 1 2 3 3 2 50
96 P Petani 2 3 3 3 2 2 2 3 3 1 2 3 2 2 1 2 2 3 3 2 2 48
97 L Petani 1 3 3 3 3 1 2 2 4 3 3 3 2 3 1 2 2 3 3 2 2 51
98 L Petani 2 4 2 3 3 2 1 2 3 3 3 4 2 3 2 3 2 2 1 1 4 52
99 L Petani 2 3 3 3 3 2 2 2 2 4 2 2 3 2 3 2 1 4 2 2 3 52
100 P Petani 3 3 3 3 1 2 3 3 4 2 3 1 2 3 4 2 3 2 2 2 4 55
242 274 238 250 236 230 225 239 240 234 237 235 252 238 233 225 235 278 219 221 268 5049Jumlah
- 01 COVERpdf
- 02 LEMBAR PERSETUJUAN amp PENGESAHANpdf
- 03 KATA PENGANTARpdf
- 04 DAFTAR ISIpdf
- 05 BAB Ipdf
- 06 BAB IIpdf
- 07 BAB IIIpdf
- 08 BAB IVpdf
- 09 BAB Vpdf
- 10 Daftar Pustakapdf
- 11 SURATpdf
- 12 koesionerpdf
- 13 TABEL INDUKpdf
-
1
BAB I
PENDAHULUAN
11 Latar Belakang Masalah
Berdasarkan pembukaan UUD 1945 pada alinea ke empat yang
menyatakan antara lain bahwa ldquoNegara melindungi segenap Bangsa Indonesia dan
seluruh tumpah darah Indonesia serta memajukan kesejahteraan umumrdquo Dalam
pernyataan ini mempunyai makna bahwa setiap warga negara berhak
mendapatkan perlindungan hak-hak dasar termasuk perlindungan dan hak untuk
bebas dari rasa takut ancaman resiko termasuk dampak bencana Perlindungan
atas hak-hak dasar ini menjadikan suatu kewajiban pemerintah untuk
mewujudkannya dalam bentuk program-program yang sesuai dengan pernyataan
tersebut
Sejalan dengan tujuan konstitusi yang telah disebutkan di atas maka suatu
keharusan pemerintah untuk melakukan perlindungan dalam hal penanggulangan
bencana yang dimuat pada suatu lingkup manajemen bencana (disaster
management) yang efektif dan efisien khususnya dalam penanggulangan bencana
banjir Penanggulangan bencana banjir memang tidak bisa dilakukan oleh sepihak
saja yaitu pemerintah akan tetapi semua pihak harus aktif berperan termasuk
masyarakat pun harus berpartisipasi dalam penanganan masalah banjir ini
Provinsi Banten merupakan daerah yang rawan akan berbagai macam
bencana Kondisi daerah Provinsi Banten memiliki geografis geologis hidrologis
dan demografis yang memungkinkan terjadi berbagai macam bencana baik yang
2
disebabkan oleh faktor alam faktor non alam maupun faktor manusia yang
menyebabkan timbulnya korban jiwa kerusakan lingkungan kerugian harta benda
dan dampak psikologis yang dalam keadaan tertentu dapat menghambat
pembangunan nasional Berdasarkan Data dan Informasi Bencana Indonesia
selama kurun waktu 13 tahun terakhir di wilayah Provinsi Banten teridentifikasi
11 jenis kejadian bencana meliputi tanah longsor gempa bumi banjir dan tanah
longsor banjir kekeringan abrasi kecelakaan industri kecelakaan transportasi
aksi teror KLB dan puting beliung
Wilayah KabupatenKota di Provinsi Banten rentan akan berbagai macam
bencana Berikut data kejadian bencana KabupatenKota di Provinsi Banten
Tabel 11
Data Kejadian Bencana di Provinsi Banten 2000-2013
Kabupaten
Kota
Teror Banjir Abrasi Gempa
bumi
Kecelakaan
industri
Kecelakaan
Transportasi
Kekeringan KLB Puting
Beliung
Tanah
Longsor
Kota
Cilegon
3 1 1 1 1
Kota
Serang
2 1 3
Kota
Tangerang
7 1 2
Kota
Tangerang
Selatan
1
Kab
Lebak
21 9 10 8
Kab
Pandeglang
1 29 1 3 12 7 4
Kab
Serang
16 1 19 8 1
Kab
Tangerang
1 14 1 10 6 3 2
Total 2 93 2 3 2 1 53 6 34 15
Sumber Diadaptasi Dari Profil Daerah Rawan Bencana Provinsi Banten 2013
Dari tabel 11 di atas dapat dilihat bahwa bencana yang sering terjadi di
Provinsi Banten adalah bencana banjir yaitu 93 kejadian kekeringan 53 kejadian
puting beliung 34 kejadian dan tanah longsor 15 kejadian Berdasarkan data
3
tersebut bencana banjir yang sering terjadi yaitu di daerah Kabupaten Pandeglang
dan Lebak Dengan komposisi Kabupaten Lebak 21 dan Kabupaten Pandeglang
29 kali
Oleh karena hal tersebut pemerintah membuat Undang-Undang tentang
penanggulangan bencana yang dituangkan pada Undang-Undang No 24 Tahun
2007 tentang Penanggulangan Bencana Undang-Undang atau Peraturan ini dibuat
sebagai payung hukum mengenai proses penyelenggaraan penanggulangan
bencana di Indonesia Penyelenggaraan penanggulangan bencana berdasarkan
Undang-Undang ini dimulai dari prabencana pada saat bencana hingga proses
pemulihan pasca bencana diatur di dalamnya
Kabupaten Lebak yang merupakan salah satu dari empat kabupaten dan
empat kota di provinsi Banten yang memiliki berbagai macam potensi bencana
telah menindaklanjutinya dengan mendirikan Badan Penanggulangan Bencana
Daerah (BPBD) berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Lebak No 3 Tahun
2011 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Badan Penanggulangan
Bencana Daerah Kabupaten Lebak Pembentukan Badan Penanggulangan
Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lebak ini sebagai salah satu Badan yang
mempunyai tugas dan fungsi dalam penyelenggaraan penanggulangan bencana di
wilayah Kabupaten Lebak
Dibuatnya Peraturan Daerah mengenai pembentukan Badan
Penanggulangan Bencana Daerah ini karena beberapa wilayah daerah di
Kabupaten Lebak rentan akan berbagai macam bencana Yang diantaranya adalah
bencana banjir tanah longsor gempa bumi tsunami kekeringan dan kebakaran
4
Menurut data yang tertuang dalam laporan kejadian bencana banjir di Kabupaten
Lebak tahun 2013 menyatakan bahwa Kabupaten Lebak memiliki 28 kecamatan
340 desa dan 5 kelurahan Dari seluruh kecamatan yang ada di wilayah
Kabupaten Lebak rentan akan berbagai macam bencana
Berikut data wilayah rawan bencana Kabupaten Lebak dapat dilihat pada
Tabel 11 di bawah ini
Tabel 12
Daerah Rawan Bencana Di Kabupaten Lebak Tahun 2013
No Jenis Bencana Sebaran Wilayah Keterangan
1 Banjir Kec Rangkasbitung
Kalanganyar Cimarga Cibadak
Cileles Malingping Wanasalam
Panggarangan Bayah Sobang
Cigemblong Banjarsari
Muncang Cilograng dan Gunung
Kencana
15 Kecamatan
2 Longsor Kecamatan Sobang Lebak
Gedong Cigemblong
Bojongmanik Cibeber Gunung
Kencana Muncang Cipanas
Cileles Cimarga Cikulur dan
Cilograng
12 Kecamatan
3 Gempa dan Tsunami Kecamatan Wanasalam
Malingping Cihara Bayah
Cibeber dan Panggarangan
6 Kecamatan
4 Kekeringan Kecamatan Maja Leuwidamar
Muncang Cilograng Wanasalam
dan Curugbitung
6 Kecamatan
5 Kebakaran Kecamatan Leuwidamar (Desa
Kanekes dan Desa Nagayati) dan
Kecamatan Sobang
2 Kecamatan
Sumber Diadaptasi dari Laporan BPBD Kabupaten Lebak Tahun 2013
Dari tabel 12 di atas dapat dilihat bahwa daerah-daerah di Kabupaten
Lebak rawanrentan akan bencana Dimulai dari bencana banjir tersebar di 16
kecamatan longsor tersebar di 12 kecamatan gempa bumi dan tsunami 6
5
kecamatan kekeringan 6 kecamatan dan kebakaran tersebar di 2 kecamatan
Namun jika di lihat komposisi dari beberapa jenis bencana dapat dilihat bahwa
bencana banjir lebih mendominasi jumlahnya yang tersebar di 15 kecamatan di
Kabupaten Lebak Dalam hal ini bahwa banjir merupakan bencana yang paling
banyak terjadi di wilayah Kabupaten Lebak dengan jumlah wilayah tersebar di 15
kecamatan dari jumlah keseluruhan kecamatan yaitu 28 kecamatan Hal ini
menggambarkan bahwa setengah wilayah yang berada di Kabupaten Lebak
terindikasi sebagai wilayah yang rentan akan bahaya bencana banjir
Adapun data kerusakan ataupun dampak bencana yang diakibatkan oleh
bencana banjir di Kabupaten Lebak Tahun 2013 dapat dilihat pada tabel 12 di
bawah ini
Tabel 12
Data Kerusakan Bencana Banjir Di Kabupaten Lebak Tahun 2013
Rusak Ringan Rusak Berat Rusak Total
1 Permukiman 292 87 28
2 Sarana Pendidikan 26 11 0
3 Jalan dan Jembatan 0 21 2
4 Sarana Penyediaan Air Minum 2 2 0
5 Kerusakan Irigasi 0 22 0
Jumlah 320 143 30
No UraianTipe Kerusakan
(Sumber Diadaptasi dari Laporan BPBD Kabupaten Lebak Tahun 2013)
Dari data di atas dapat dilihat bahwa dalam kejadian bencana banjir tahun
2013 di Kabupaten Lebak telah mengakibatkan kerusakan pada permukiman
dengan jumlah 292 rusak ringan 87 rusak berat dan 28 rusak total Selanjutnya
kerusakan pada sarana pendidikan yaitu 26 rusak ringan dan 11 rusak berat Jalan
dan jembatan yaitu 21 rusak berat dan 2 rusak total Dalam hal sarana penyediaan
6
air minum 2 rusak ringan dan 2 rusak berat Selain itu pula kerusakan irigasi yang
diakibatkan banjir ini yaitu 22 rusak berat
Informasi lain mengenai bencana banjir yang dilansir oleh media online
merdekacom tanggal 10 Januari 2013 mencatat yakni terdapat 3962 rumah
terendam banjir dan longsoran sebanyak 51 unit rumah dengan kategori sebanyak
31 rusak total 13 rusak ringan dan 10 rusak berat Mereka warga yang terkena
banjir dan longsor di 15 kecamatan yakni Rangkasbitung Kalanganyar Cibadak
Cimarga Leuwidamar Banjarsari dan Lebak Gedong Panggarangan
Wanasalam Gunung Kencana Cilograng Muncang Cikulur Sobang dan
Cibeber
Banyaknya kerugian yang diakibatkan oleh bencana banjir yang dimulai
dari kerugian materi serta menimbulkan korban jiwa maka penanganan masalah
bencana banjir ini harus dilakukan dengan serius Pasalnya banjir ini dapat
mengganggu proses pembangunan yang telah direncanakan pemerintah dalam
Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) maupun Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Daerah (RPJMD) UNDRO (United Nations Disaster Relief
Organization) yang dikutip Nurjanah dkk (201333) mengemukakan bencana
secara serius dapat mengganggu inisiatif-inisiatif pembangunan dalam beberapa
cara termasuk (a) hilangnya sumber-sumber daya (b) gangguan terhadap
program-program (c) pengaruh pada iklim investasi (d) pengaruh pada sektor
non-formal dan (e) destabilisasi politik
Sehubungan dengan hal tersebut langkah-langkah manajemen
penanggulangan bencana yang dimulai pada tahap pra bencana saat tanggap
7
darurat bencana dan pasca bencana sudah semestinya dilakukan oleh pemerintah
dalam hal ini Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) untuk di pusat
dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lebak untuk di
daerah sertap pihak-pihak yang terkait (stakeholder) di dalamnya untuk
menanggulangi potensi bencana khususnya penanggulangan bencana banjir
Oleh karenanya bencana banjir di Kabupaten Lebak yang tiap tahunnya
meningkat membuat perhatian peneliti dalam proses penanggulangannya
Bencana banjir yang terjadi di Kabupaten Lebak diakibatkan oleh meluapnya
sungai Ciujung yang merupakan sungai yang melintasi daerah ini Menurut data
yang dilansir BPBD Kabupaten Lebak kejadian bencana banjir tahun 2013 terjadi
di 15 kecamatan yaitu Kecamatan Rangkasbitung Kalanganyar Cimarga
Cibadak Cileles Malingping Wanasalam Panggarangan Bayah Sobang
Cigemblong Banjarsari Muncang Cilograng dan Gunung Kencana
Dari data wilayah yang sering terkena dampak bencana banjir di atas
menggambarkan bahwa terdapat permasalahan terkait dengan timbulnya atau
terjadinya bencana banjir Timbulnya bencana banjir dikarenakan sebagian hutan
gundul atau lahan resapan air berkurang akibat ulah manusia yang
mengeksploitasi hutan secara berlebihan Sehingga hutan tidak lagi berfungsi
sepenuhnya sebagai penyerap air hujan Lahan hutanpun menjadi longsor dan
tanah longsorannya menyebabkan aliran sungai menjadi dangkal Pendangkalan
aliran sungai ini menjadi penghambat aliran sungai ketika menampung air saat
musim penghujan datang Selain itu pula pembuangan sampah oleh masyarakat
pada aliran sungai memicu dan dapat menimbulkan tersendatnya aliran sungai
8
Ditambah dengan adanya penambangan pasir liar yang dilakukan oleh masyarakat
yang mengakibatkan pengrusakan lingkungan daerah aliran sungai (Sumber
Wawancara dengan Bapak Kaprawi Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Lebak
15 Mei 2014)
Permasalahan penanggulangan bencana banjir tampak semakin berat dan
kompleks sehingga membutuhkan perhatian khusus dan urgent dari semua
pemangku kepentingan Dalam penanggulangan bencana banjir tersebut kinerja
organisasi dalam hal ini Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)
Kabupaten Lebak sebagai kordinator dan lembaga yang berwenang dan bertugas
di bidang kebencanaan dituntut untuk bekerja secara optimal
Kinerja organisasi merupakan salah satu sorotan yang paling tajam dalam
pelaksanaan pemerintahan menyangkut kesiapan jumlah pendidikan dan
profesionalisme Melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)
Kabupaten Lebak sebagai salah satu organisasi pemerintahan yang berwenang
dalam penanggulangan bencana memiliki peran dalam penyelenggaraan
penanggulangan atas berbagai bencana di wilayah Kabupaten Lebak khususnya
dalam penanggulangan bencana banjir Pelaksanaan penanggulangan bencana
yang dilakukan oleh BPBD Kabupaten Lebak diperlukan kesiapan yang mantap
demi terselenggaranya pelaksanaan pemerintahan yang baik (good governance)
Atas dasar dari peristiwa-peristiwa bencana banjir yang terjadi di Daerah
Kabupaten Lebak memunculkan berbagai pertanyaan mengenai kinerja BPBD
Kabupaten Lebak selaku instansi atau lembaga pemerintah yang bergerak di
sektor bidang penanggulangan bencana
9
Adapun hasil pengamatan (observation) peneliti di lapangan yang dapat
dilihat dan disimpulkan terkait dengan permasalahan kinerja BPBD Kabupaten
Lebak dalam penanggulangan bencana banjir yaitu Pertama keterbatasan
jaringan informasi dan komunikasi yang efektif dalam penyebaran informasi
kebencanaan kepada masyarakat Hal ini diungkapkan oleh bapak Bernardi selaku
Kepala Seksi Rekonstruksi dan Rehabilitasi BPBD Kabupaten Lebak bahwa
jaringan informasi dan komunikasi sangat terbatas sehingga pemberian informasi
kebencanaan kepada masyarakat khususnya di wilayah yang sulit dijangkau
sangat minim (Sumber Wawancara dengan Bapak Bernardi Kepala Seksi
Rekonstruksi dan Rehabilitasi 20 Mei 2014)
Kedua sumber daya manusia (SDM) atau aparatur BPBD Kabupaten
Lebak yang terbatas Jumlah aparatur BPBD lebak yaitu sebanyak 17 orang
dengan komposisi tingkat pendidikan dapat di lihat pada tabel 13 di bawah ini
Tabel 13
Aparatur BPBD Kabupaten LebakBerdasarkan Tingkat Pendidikan
No Jabatan Pendidikan Jumlah
1 Kepala Pelaksana SMK 1 orang
2 Sekretaris S1 1 orang
3 Kepala Seksi Pencegahan dan KesiapsiagaanS1 1 orang
4 Kepala Seksi Kedaruratan Logistik SPM-Pertanian 1 orang
5 Kepala Rehabilitasi dan Rekonstruksi S1 1 orang
6 Staf S1 3 orang
SMA 8 orang
SLTP 1 orang
17 orangJumlah
Sumber Diadaptasi dari Renstra BPBD Kabupaten Lebak Tahun 2014-2018
Dapat dilihat dari tabel 13 di atas bahwa komposisi aparatur BPBD Lebak
berdasarkan pendidikan diantaranya S1 berjumlah 6 orang SMASMK 10 orang
10
dan SLTP 1 orang dengan total keseluruhan berjumlah 17 orang pegawaiSelain
itu pula dapat di lihat dari setiap seksi bidang di tempati oleh satu orang tanpa
anggota di dalamnya Hal ini mengindikasikan bahwa dalam penyelenggaraan
penanggulangan bencana kurang optimal Dimana seharusnya aparatur dalam
setiap seksi memiliki anggota untuk kelancaran kegiatan dalam proses
penyelenggaraan bencana baik pada saat pra bencana saat bencana dan pasca
bencanaPeneliti menyimpulkan demikian karena dilihat komposisi pendidikan
serta jumlah pegawaiaparatur(Sumber Wawancara Bapak Bernardi Kasie
Rekonstruksi dan Rehabilitasi 20 mei 2014)
Lain halnya jika dibandingkan pada BPBD Kabupaten Serang yang
memiliki Pegawaiaparatur lebih banyak dibandingkan dengan BPBD Kabupaten
Lebak BPBD Kabupaten Serang memiliki 82 pegawai yang terdiri dari PNS
(Pegawai Negeri Sipil) TKK dan Staff di lingkungan BPBD Kabupaten Serang
(Sumber Data Pegawai BPBD Kabupaten Serang)
Ketiga masih terbatasnya sarana dan prasarana dalam penanggulangan
bencana banjir Sarana dan prasarana merupakan penunjang kinerja pegawai yang
cukup penting untuk dipenuhi karena terkait dengan aktivitas dan mobilitas kerja
Tanpa sarana dan prasarana yang memadai proses penyelenggaraan
penanggulangan bencana tidak dapat optimal Hingga saat ini Badan
Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lebak hanya memiliki 5
perahu karet untuk penanggulangan bencana banjir sedangkan daerah yang
merupakan daerah rawan dan langganan banjir tiap tahunnya berjumlah 15
11
Kecamatan yang tersebar di Kabupaten Lebak(Sumber Laporan Kejadian
Bencana Banjir dan Longsor Kabupaten Lebak Tahun 2014)
Jika dibandingkan dengan BPBD Kabupaten Serang terkait sarana dan
prasarana dalam penanggulangan banjir BPBD Kabupaten Serang yang
wilayahnya lebih sedikit mengalami bencana banjir justru lebih banyak memiliki
sarana dalam penanggulangan bencana banjir Diantaranya berdasarkan data
peralatan penanggulangan banjir khususnya perahu karet BPBD Kabupaten
Serang memiliki 7 perahu karet untuk penanggulangan bencana banjir
Keempat belum adanya Peraturan Daerah (Perda) tentang pendanaan
penanggulangan bencana Padahal kondisi wilayah Kabupaten Lebak rawan akan
bencana khususnya bencana banjir Saat ini BPBD Lebak masih tergantung
kepada pendanaan pemerintah pusat melalui BNPB (Badan Nasional
Penanggulangan Bencana) serta Biaya Tidak Terduga (BTT) yang dikeluarkan
oleh pihak Pemerintah Kabupaten Lebak Seharusnya sudah menjadi prioritas
Pemerintah Daerah dalam Pengelolaan dan Pendanaan Penanggulangan Bencana
terlebih daerahnya termasuk rawan akan bencana (Sumber Wawancara dengan
Bapak Febi Kasie Kesiapsiagaan BPBD Lebak 28 Agustus 2014)
Kelima ketidakefektifan sosialisasi penanggulangan bencana banjir yang
dilakukan oleh BPBD kabupaten Lebak yang hanya sekedar memberikan materi
mengenai penanggulangan banjir tanpa ditindaklanjuti dengan praktek-praktek
yang mendukung dengan kegiatan penanggulangan bencana banjir (Sumber
Wawancara Bapak Romli masyarakat Rangkasbitung 20 Mei 2014)
12
Berdasarkan permasalahan-permasalahan yang ada maka peneliti merasa
tertarik untuk melakukan penelitian dan mengambil judul mengenai ldquoKinerja
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Dalam Penanggulangan
Bencana Banjir Di Kabupaten Lebakrdquo
12 Identifikasi Masalah
Berdasarkan dari latar belakang masalah di atas yang telah dijabarkan
sebelumnya maka dapat diambil beberapa permasalahan yaitu diantaranya
sebagai berikut
1) Keterbatasan jaringan informasi dan komunikasi yang efektif dalam
penyebaran informasi kebencanaan kepada masyarakat
2) Sumber daya manusia atau aparatur BPBD Kabupaten Lebak yang
terbatas
3) Keterbatasan sarana dan prasarana dalam penanggulangan bencana
banjir
4) Belum adanya Peraturan Daerah tentang Pendanaan Bencana
5) Ketidakefektifan sosialisasi penanggulangan bencana banjir
13 Batasan dan Rumusan Masalah
131 Batasan Masalah
Dalam penelitian tentunya diperlukan suatu pembatasan-pembatasan
dalam masalah yang akan diteliti Hal ini dilakukan agar penelitian yang
dilakukan tidak meluas dari fokus penelitian Maka peneliti membatasi ruang
13
lingkup permasalahan ini pada Kinerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah
Dalam Penanggulangan Bencana Banjir Di Kabupaten Lebak
132 Rumusan Masalah
Setelah masalah penelitian dibatasi ruang lingkupnya maka rumusan
dalam penelitian ini yaitu Seberapa besar Kinerja Badan Penanggulangan
Bencana Daerah Dalam Penanggulangan Bencana Banjir Di Kabupaten Lebak
14 Tujuan Penelitian
Sesuai rumusan masalah yang telah dijabarkan di atas maka tujuan
penelitian ini yaitu untuk mengetahui seberapa besar Kinerja Badan
Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Dalam Penanggulangan Bencana
Banjir Di Kabupaten Lebak
15 Manfaat Penelitian
Berdasarkan maksud dan tujuannya maka hasil penelitian ini diharapkan
memiliki manfaat baik secara teori maupun praktis sebagai berikut
1 Bagi peneliti yaitu diharapkan dapat memberikan manfaat dan menambah
wawasan tentang Kinerja BPBD Kabupaten Lebak
2 Manfaat atau kegunaan teori yaitu diharapkan hasil penelitian ini dapat
dijadikan bahan informasi bagi penyelenggara penanggulangan bencana di
Kabupaten Lebak
14
3 Bagi kegunaan praktis diharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan
kontribusi pemikiran dalam penanggulangan bencana banjir di Kabupaten
Lebak pada khususnya dan Indonesia pada umumnya
16 Sistematika Penulisan
Dalam penelitian ini peneliti membagi ke dalam 5 (lima) bagian yang
masing-masing terdiri dari sub bagian yaitu sebagai berikut
Bab I Pendahuluan
Terdiri dari
11 Latar Belakang Masalah yaitu menggambarkan ruang lingkup dan
kedudukan masalah yang akan diteliti dalam bentuk uraian secara
deduktif dari lingkup yang umum hingga kepada masalah yang
spesifik yang relevan dengan judul skripsi
12 Identifikasi Masalah yaitu mengidentifikasi dikaitkan dengan tema
topikjudul dan fenomena yang akan diteliti
13 Batasan dan Rumusan Masalah
131 Batasan Masalah yaitu pemfokusan masalah-masalah yang
akan diajukan dalam rumusan masalah
132 Rumusan Masalah yaitu mendefinisikan permasalahan
yang telah ditetapkan dalam bentuk definisi konsep dan
operasional
15
14 Tujuan Penelitian yaitu mengungkapkan sasaran yang ingin dicapai
dengandilaksanakannya penelitian sejalan dengan isi dan rumusan
permasalahan
15 Manfaat Penelitian yaitu menjelaskan manfaat teoritis dan praktis dari
temuan penelitian
Bab II Deskripsi Teori dan Hipotesis Penelitian
Terdiri dari
21 Deskripsi Teori yaitu mengkaji berbagai teori dan konsep-konsep
yang relevan dengan permasalahan penelitian kemudian
menyusunnya secara teratur dan rapi Dengan mengkaji berbagai teori
dan konsep-konsep maka peneliti akan memiliki konsep penelitian
yang jelas dapat menyusun pertanyaan dengan rinci untuk
penyelidikan sehingga memperoleh temuan lapangan yang menjadi
jawaban atas masalah yang telah dirumuskanHasil penting lainnya
dari kajian teori adalah didapatkan kerangka konseptual menurut
peneliti yang di dalamnya tergambar pedoman wawancara
22 Penelitian Terdahulu penelitian terdahulu mengkaji penelitian yang
pernah dilakukan oleh peneliti sebelumnya yang diambil dari berbagai
sumber ilmiah
23 Kerangka Berfikir yaitu menggambarkan alur pikiran peneliti sebagai
kelanjutan dari kajian teori untuk memberikan penjelasan kepada
pembaca
16
24 Hipotesis Penelitian yaitu anggapan atau jawaban sementara terhadap
permasalahan yang diteliti
Bab III Metodologi Penelitian
Terdiri dari
31 Pendekatan dan Metode Penelitian yaitu menjelaskan metode yang
dipergunakan dalam penelitian
32 Ruang Lingkup Penelitian yaitu menjelaskan akan sasaran-
sasaranyang akan diteliti dalam penelitian
33 Lokasi Penelitian yaitu menerangkan mengenai tempat penelitian
yang dilakukan
34 Variabel Penelitian yaitu terdiri dari variabel konsep dan variabel
operasional
35 Instrument Penelitian yaitu menjelaskan tentang proses penyusunan
dan jenis alat pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian
36 Populasi dan Sampel yaitu menjelaskan mengenai wilayah
generalisasi atau populasi penelitian dan penetapan sampel penelitian
37 Teknik Pengolahan dan Analisis Data yait menjelaskan teknik
pengolahan dan analisis data Analisis data harus sesuai dengan
pendekatan penelitian
38 Jadwal penelitian yaitu menggambarkan tentang jadwal penelitian
yang telah dilaksanakan dari mulai mulai penelitian hingga
terselesaikannya penelitian
Bab IV Hasil Penelitian
17
Terdiri dari
41 Deskripsi Objek Penelitian yaitu menjelaskna tentang objek
penelitian yang meliputi lokasi penelitian secara jelas struktur
organisasi dari populasisampel
42 Deskripsi Data yaitu menjelaskan hasil penelitian yang telah diolah
dari data mentah dengan mempergunakan teknik analisis data
kuantiatif yang relevan
43 Pengujian Persyaratan Statistik yaitu melakukan pengujian terhadap
persyaratan statistik dengan menggunakan uji statistik tertentu
44 Pengujian Hipotesis yaitu melakukan pengujian hipotesis dengan
menggunakan teknik analisa statistik dimana hasil analisa tersebut
adalah teruji atau tidaknya hipotesis nol penelitian Hasil perhitungan
akhir statistik disajikan dalam diagram pie (lingkaran)
45 Interpretasi Hasil Penelitian yaitu melakukan penafsiran terhadap
hasil akhir pengujian hipotesis
46 Pembahasan yaitu melakukan pembahasan lebih lanjut terhadap hasil
analisis data
Bab V Penutup
Terdiri dari
51 Kesimpulan yaitu menyimpulkan hasil penelitian yang diungkapkan
secara ringkas dan padat
18
52 Saran yaitu berisi tindak lanjut dari sumbangan penelitian terhadap
bidang yang diteliti baik secara teoritis maupun praktis
19
BAB II
DESKRIPSI TEORI DAN HIPOTESIS PENELITIAN
21 Deskripsi Teori
211 Konsep Kinerja
Menurut kamus besar bahasa indonesia secara etimologis kinerja diartikan
sebagai sesuatu yang dicapai atau prestasi yang diperlihatkan Kinerja dalam
pengertiannya dartikan sebagai prestasi yang diperlihatkan dalam kegiatan atau
pekerjaan yang telah dilakukan Sedangkan Lijan Poltak Sinambela (2014140)
mengemukakan bahwa kinerja merupakan implementasi dari teori keseimbangan
yang mengatakan bahwa seseorang akan menunjukan prestasi yang optimal bila ia
mendapatkan manfaat(benefit) dan terdapat adanya rangsangan (inducement)
dalam pekerjaannya secara adil dan masuk akal (reasonable)
Sementara itu Mangkunegara (20069) mengemukakan kinerja (prestasi
kerja) ialah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seseorang
pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggungjawab yang
diberikan kepadanya Kinerja merupakan keluaran yang dihasilkan secara kualitas
dan kuantitas Pencapaian tersebut dihasilkan dari pegawai yang
bertanggungjawab dengan pekerjaannya
Menurut Keban (200343) menyebutkan bahwa kinerja (performance)
dalam organisasi didefinisikan sebagai tingkat pencapaian hasil (the degree of
accomplishment) atau kinerja merupakan tingkat pencapaian tujuan organisasi
secara berkesinambungan
20
Selanjutnya Steers (200367) mengemukakan bahwa kinerja organisasi
adalah tingkat yang menunjukan seberapa jauh pelaksanaan tugas dapat dijalankan
secara aktual dan misi organisasi tercapai Sedangkan Mahsun (200625)
berpendapat bahwa kinerja adalah gambaran mengenai tingkat pencapaian
pelaksanaan suatu kegiatan atau program dan kebijakan dalam mewujudkan
sasaran tujuan visi dan misi organisasi yang tertuang dalam strategic planning
suatu organisasi
Sedarmayanti dalam bukunya mengenai pengembangan kepribadian
pegawai (2004176) dikatakan bahwa kinerja
Hasil kerja yang dicapai oleh seseorang atau sekelompok orang dalam
suatu organisasi sesuai dengan wewenang dan tanggungjawab masing-
masing dalam mencapai tujuan organisasi bersangkutan secara legal tidak
melanggar hukum dan sesuai moral maupun etika
Moeheriono (201060) mengemukakan bahwa kinerja (performance)
merupakan gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan suatu program
kegiatan atau kebijakan dalam mewujudkan sasaran tujuan visi dan misi
organisasi yang dituangkan melalui perencanaan strategis suatu organisasi
Sementara itu Robbins yang dikutip oleh Moeheriono (201061)
mengemukakan bahwa kinerja sebagai fungsi interaksi antara kemampuan
(ability) motivasi (motivation) dan kesempatan (opportunity) Artinya kinerja
merupakan fungsi dari kemampuan motivasi dan kesempatan Seiring dengan hal
itu menurut Moeheriono (201061) mengemukakan bahwa kinerja dalam
menjalankan fungsinya tidak berdiri sendiri melainkan selalu berhubungan
dengan kepuasan kerja pegawaikaryawan dan tingkat besaran imbalan yang
diberikan serta dipengaruhi oleh keterampilan kemampuandan sifat-sifat
21
individu Oleh karenanya menurut model mitra-lawyer kinerja individu pada
dasarnya dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor (1) harapan mengenai imabalan
(2) dorongan (3) kemampuan (4) kebutuhan dan sifat (5) persepsi terhadap
tugas (6) imbalan eksternal dan internal serta (7) persepsi terhadap tingkat
imbalan dan kepuasan kerja
Sumber lain mengemukakan seperti yang dinyatakan oleh Otley yang
dikutip oleh Mahmudi (20136) menyatakan bahwa kinerja mengacu pada sesuatu
yang terkait dengan kegiatan melakukan pekerjaan dalam hal ini meliputi hasil
yang dicapai kerja tersebut Sejalan dengan pendapat Rogers yang dikutip oleh
Mahmudi (20136) yang mendefinisikan kinerja sebagai hasil kerja itu sendiri
(outcomes of works) karena hasil kerja memberikan keterkaitan yang kuat
terhadap tujuan-tujuan strategik organisasi kepuasan pelanggan dan kontribusi
ekonomi
Menurut Mahmudi (201320) berpendapat bahwa kinerja merupakan suatu
konstruk multidimensional yang mencakup banyak faktor yang
mempengaruhinya diantaranya yaitu
1 Faktor personalindividu meliputi pengetahuan keterampilan (skill)
kemampuan kepercayaan diri motivasi dan komitmen yang dimiliki
oleh setiap individu
2 Faktor kepemimpinan maliputi kualitas dalam memberikan dorongan
semangat arahan dan dukungan yang diberikan manajer dan team
leader
3 Faktor tim meliputi kualitas dukungan dan semangat yang diberikan
oleh rekan dalam satu tim kepercayaan terhadap sesama anggota tim
kekompakan dan keeratan anggota tim
4 Faktor sistem meliputi sistem kerja fasilitas kerja atau infrastruktur
yang diberikan oleh organisasi proses organisasi dan kultur kinerja
dalam organisasi
5 Faktor kontekstual (situasional) meliputi tekanan dan perubahan
lingkungan eksternal dan internal
22
Wibowo (20114) berpendapat bahwa kinerja adalah merupakan
implementasi dari rencana yang telah disusun Implementasi kinerja dilakukan
oleh sumber daya manusia yang memiliki kemampuan kompetensi motivasi
dan kepentingan Bagaimana organisasi menghargai dan memperlakukan sumber
daya manusianya akan mempengaruhi sikap dan prilakunya dalam menjalankan
kinerja Sejalan dengan apa yang dikemukakan oleh Hersey dan Blanchard
(1993) bahwa kinerja merupakan suatu fungsi dari motivasi dan kemampuan
untuk menyelesaikan tugas atau pekerjaan Seseorang harus memiliki derajat
kesediaan dan tingkat kemampuan tertentu Kesediaan dan keterampilan
seseorang tidaklah cukup efektif untuk mengerjakan sesuatu tanpa pemahaman
yang jelas tentang apa yang dikerjakan dan bagaimana mengerjakannya
Lain hal menurut Prawirosentono (19992) kinerja adalah hasil kerja yang
dapat dicapai oleh pegawai atau sekelompok pegawai dalam suatu organisasi
sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab masing-masing dalam upaya
mencapai tujuan organisasi bersangkutan secara legal tidak melanggar hukum
dan sesuai dengan moral dan etika
Dari berbagai pendapat yang telah diuraikan di atas bahwa definisi dari
kinerja (performance) dapat disimpulkan sebagai hasil kerja yang dicapai oleh
seseorang atau sekelompok orang dalam suatu organisasi baik secara kuantitatif
maupun secara kualitatif sesuai dengan kewenangan dan tugas tanggung jawab
masing-masing dalam upaya mencapai tujuan organisasi bersangkutan secara
legal tidak melanggar hukum dan sesuai dengan moral maupun etika
23
212 Konsep Organisasi
Organisasi dalam bahasa inggris yaitu organize yang berarti menciptakan
struktur dengan bagian-bagian yang diintegrasikan sedemikian rupa sehingga
hubungan satu sama lain terikat oleh hubungan terhadap keseluruhan Sedangkan
Hasibuan (2006 120) mengemukakan bahwa organisasi adalah suatu sistem
perserikatan formal berstruktur dan terkoordinasi dari sekelompok orang yang
bekerja sama dalam mencapai tujuan tertentu organisasi hanya merupakan alat
dan wadah
Mahsun (2006 1) memberikan pendapat tentang konsep organisasi
bahwa organisasi sering dipahami sebagai sekelompok orang yang berkumpul dan
bekerja sama dengan cara yang terstruktur untuk mencapai tujuan atau sejumlah
sasaran tertentu yang telah ditetapkan bersama
Sementara itu Robbins (20014) mengemukakan bahwa organisasi
adaalah kesatuan sosial yang dikoordinasikan secara sadar dengan sebuah batasan
yang relatif dapat diidentifikasikan yang bekerja atas dasar yang relatif terus-
menerus untuk mencapai tujuan
213 Konsep Kinerja Organisasi
Simanjuntak (20053) mengemukakan bahwa kinerja organisasi
merupakan agregasi atau akumulasi kinerja semua unit-unit organisasi yang sama
dengan penjumlahan kinerja semua orang atau individu yang bekerja di organisasi
tersebut Dengan demikian kinerja organisasi sangat dipengaruhi oleh tiga faktor
utama yaitu dukungan organisasi kemampuan manajemen dan kinerja setiap
24
orang yang bekerja di perusahaan tersebut Kinerja organisasi juga sangat
dipengaruhi oleh dukungan organisasi antara lain dalam penyusunan struktur
organisasi pemilihan teknologi dan penyediaan prasarana serta sarana kerja
Smentara itu surjadi (20097) berpendapat bahwa kinerja organisasi
adalah totalitas hasil kerja yang dicapai suatu organisasi tercapainya tujuan
organisasi berarti bahwa kinerja organisasi itu dapat dilihat dari tingkatan sejauh
mana organisasi dapat mencapai tujuan yang didasarkan pada tujuan yang sudah
ditetapkan sebelumnya Sedangkan menurut Sobandi (2006176) kinerja
organisasi merupakan sesuatu yang telah dicapai oleh organisasi dalam kurun
waktu tertentu baik yang terkait dengan input output outcome benefit maupun
impact
214 Tujuan Pengukuran Kinerja Sektor Publik
Tujuan pengukuran kinerja sektor publik menurut Mahmudi (201314)
diantaranya adalah sebagai berikut
1) Mengetahui tingkat ketercapaian tujuan organisasi
2) Menyediakan sarana pembelajaran pegawai
3) Memperbaiki kinerja periode berikutnya
4) Memberikan pertimbangan yang sistematik dalam pembuatan
keputusan pemberian reward dan punishmnet
5) Memotivasi pegawai
6) Menciptakan akuntabilitas publik
Sementara itu Moeheriono (2010103) mengemukakan bahwa tujuan
manajemen kinerja dari suatu organisasi berbagai macam diantaranya adalah
1) Menerjemahkan dari visi dan misi organisasi ke dalam tujuan dan hasil
yang jelas mudah dipahami dan dapat diukur sehingga membantu
keberhasilan organisasi untuk mencapai tujuan
25
2) Menyediakan informasi untuk menilai mengelola dan meningkatkan
keberhasilan kinerja keseluruhan organisasi
3) Mengubah paradigma dari orientasi pengendalian dan ketaatan menjadi
pendekatan strategik yang berkelanjutan kepada keberhasilan
organisasi
4) Menyediakan manajemen kinerja yang lengkap dengan memasukan
ukuran-ukuran kualitas biaya ketepatan waktu kepuasan
stakeholders dan peningkatan keahlian pegawai
215 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja
Kinerja merupakan suatu konstruk multidimensional yang mencakup
banyak faktor yang mempengaruhinya Mahmudi (201320) mengemukakan
faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja adalah
1) Faktor personalindividu meliputi pengetahuan keterampilan (skill)
kemampuan kepercayaan diri motivasi dan komitmen yang dimiliki
oleh setiap individu
2) Faktor kepemimpinan maliputi kualitas dalam memberikan dorongan
semangat arahan dan dukungan yang diberikan manajer dan team
leader
3) Faktor tim meliputi kualitas dukungan dan semangat yang diberikan
oleh rekan dalam satu tim kepercayaan terhadap sesama anggota tim
kekompakan dan keeratan anggota tim
4) Faktor sistem meliputi sistem kerja fasilitas kerja atau infrastruktur
yang diberikan oleh organisasi proses organisasi dan kultur kinerja
dalam organisasi
5) Faktor kontekstual (situasional) meliputi tekanan dan perubahan
lingkungan eksternal dan internal
Sedangkan menurut Mangkunegara (200167) faktor-faktor yang
mempengaruhi kinerja adalah sebagai berikut
1) Faktor Kemampuan
Secara umum kemampuan ini terbagi menjadi dua yaitu kemampuan
potensi (IQ) dan kemampuan realiti (knowledge and skills)
2) Faktor Motivasi
Motivasi terbentuk dari sikap seorang pekerja yang dalam
menghadapi situasi kerja
26
216 Indikator Kinerja
Menurut Moeheriono (201074) indikator kinerja (performance indicator)
didefinisikan sebagai berikut
1) Indikator kinerja sebagai nilai atau karakteristik tertentu yang
dipergunakan untuk mengukur output atau outcome suatu kegiatan
2) Sebagai alat ukur yang dipergunakan untuk menentukan derajat
keberhasilan suatu organisasi dalam mencapai tujuannya
3) Sebagai ukuran kuantitatif dan kualitatif yang menggambarkan tingkat
pencapaian suatu sasaran atau tujuan yang telah ditetapkan oleh
organisasi
4) Suatu informasi operasional yang berupa indikasi mengenai kinerja
atau kondisi suatu fasilitas atau kelompok fasilitas
Hal lain Mahmudi (2013155) berpendapat bahwa indikator kinerja
merupakan sarana atau alat (means) untuk mengukur hasil suatu aktivitas
kegiatan atau proses dan bukan hasil atau tujuan itu sendiri (ends) Peran
indikator kinerja bagi organisasi sektor publik adalah memberikan tanda atau
rambu-rambu bagi manajer dan pihak luar untuk menilai kinerja organisasi
Selain itu pula Mahmudi (2013156) mengemukakan peran indikator
kinerja diantaranya yaitu
1) Membantu memperbaiki praktik manajemen
2) Meningkatkan akuntabilitas manajemen dengan memberikan tanggung
jawab secara ekplisit dan pemberian bukti atas suatu keberhasilan atau
kegagalan
3) Memberikan dasar untuk melakukan perencanaan kebijakan dan
pengendalian
4) Memberikan informasi yang esensial kepada manajemen sehingga
memungkinkan bagi manajemen untuk melakukan pengendalian
kinerja di semua level organisasi
5) Memberikan dasar untuk pemberian kompensasi kepada staff
Menurut Hersey Blanchard dan Johnson yang dikutip oleh Wibowo
(2011102) terdapat tujuh indikator kinerja yaitu
27
1) Tujuan merupakan keadaan yang berbeda yang secara aktif dicari oleh
seorang individu dan organisasi untuk dicapai Untuk mencapai tujuan
diperlukan kinerja individu kelompok dan organisasi Kinerja individu
maupun organisasi berhasil apabila dapat mencapai tujuan yang
diinginkan
2) Standar merupakan suatu ukuran apakah tujuan yang diinginkan dapat
dicapai Tanpa standar tidak dapat diketahui kapan suatu tujuan
tercapai Kinerja seseorang dikatakan berhasil apabila mampu
memcapai standar yang ditentukan atau disepakati bersama antara
atasan dan bawahan
3) Alat atau sarana merupakan sumber daya yang dapat dipergunakan
untuk membantu menyelesaikan tujuan dengan sukses Alat atau saran
merupakan faktor penunjang untuk mencapai tujuan Tanpa alat atau
sarana tugas pekerjaan spesifik tidak dapat dilakukan dan tujuan tidak
dapat diselesaikan sebagaimana seharusnya Tanpa alat atau sarana
tidak mungkin dapat melakukan pekerjaan
4) Kompetensi merupakan persyaratan utama dalam kinerja Kompetensi
merupakan kemampuan yang dimiliki oleh seseorang untuk
menjalankan pekerjaan yang diberikan kepadanya dengan baik
Kompetensi memungkinkan seseorang mewujudkan tugas yang
berkaitan dengan pekerjaan yang diperlukan untuk mencapai tujuan
5) Motif merupakan alasan atau pendorong bagi seseorang untuk
melakukan sesuatu Manajer memfasilitasi motivasi kepada karyawan
dengan insentif berupa uang memberikan pengakuan menetapkan
tujuan menantang menetapkan standar terjangkau meminta umpan
balik memberikan kebebasan melakukan pekerjaan termasuk waktu
melakukan pekerjaan menyediakan sumber daya yang diperlukan dan
menghapuskan yang mengakibatkan disinsentif
6) Peluang pekerja perlu mendapatkan kesempatan untuk menunjukan
prestasi kerjanya Terdapat dua faktor yang menyumbangkan pada
adanya kekurangan kesempatan untuk berprestasi yaitu ketersediaan
waktu dan kemampuan untuk memenuhi syarat Jika pekerja dihindari
karena supervisor tidak percaya terhadap kualitas dan kepuasan
konsumen mereka secara efektif akan dihambat dari kemampuan
memenuhi syarat untuk berprestasi
7) Umpan balik antar tujuan standar dan umpan balik bersifat saling
terkait Umpan balik melaporkan kemajuan baik kualitas maupun
kuantitas dalam mencapai tujuan yang didefinisikan oleh standar
Umpan balik merupakan masukan yang dipergunakan untuk mengukur
kemajuan kinerja standar kinerja dan pencapaian tujuan Dengan
umpan balik dilakukan evalusasi terhadap kinerja dan sebagai hasilnya
dapat dilakukan perbaikan kinerja
Sedangkan Moeheriono (201082) indikator kinerja dalam Akuntabilitas
Kinerja Instansi Pemerintah (AKIP) disajikan sebagai berikut
28
1) Masukan (inputs) yaitu ukuran tingkat pengaruh sosial ekonomi
lingkungan atau kepentingan umum lainnya yang dimulai oleh capaian
indikator kinerja dalam suatu kegiatan
2) Keluaran (outputs) kegunaan suatu keluaran (outputs) yang dirasakan
langsung oleh masyarakat Dapat berupa tersedianya fasilitas yang
dapat diakses atau dinikmati oleh publik
3) Hasil(outcomes) yaitu segala sesuatu yang mencerminkan
berfungsinya keluaran kegiatan pada jangka menengah outcomes
merupakan ukuran seberapa jauh setiap produk atau jasa dapat
memenuhi kebutuhan dan harapan masyarakat
4) Manfaat(benefits) yaitu segala sesuatu berupa produkjasa (fisik dan
nonfisik) sebagai hasil langsung dari pelaksanaan suatu kegiatan dan
program berdasarkan masukan yang digunakan
5) Dampak(impacts) yaitu segala sesuatu yang dibutuhkan agar
pelaksanaan kegiatan dan program dapat berjalan atau dalam rangka
menghasilkan output misalnya sumber daya manusia dana material
waktu dan teknologi
Sementara itu Zeithaml Parasuraman amp Berry yang dikutip oleh
Ratminto amp Atik Septi Winarsih (2010175) mengemukakan indikator kinerja
pelayanan sebagai berikut
1) Tangibles atau ketampakan fisik artinya petampakan fisik dari
gedung peralatan pegawai dan fasilitas-fasilitas lain yang dimiliki
oleh providers
2) Reliability atau reliabilitas adalah kemampuan untuk
menyelenggarakan pelayanan yang dijanjikan secara akurat
3) Responsiveness atau responsivitas adalah kerelaan untuk menolong
customers dan menyelenggarakan pelayanan secara ikhlas
4) Assurance atau kepastian adalah pengetahuan dan kesopanan para
pekerja dan kemampuan mereka dalam memberikan kepercayaan
kepada customers
5) Empathy adalah perlakuan atau perhatian pribadi yang diberikan oleh
providers kepada customers
217 Pengukuran Kinerja Sektor Publik Sebagai Pengendalian Manajemen
Dalam organisasi birokrasi atau sektor publik pendekatan manajemen
yang sering digunakan adalah model pengendalian formal Menurut Mahmudi
(201358) pengendalian formal dilakukan melalui kegiatan-kegiatan resmi
29
organisasi yang biasanya bersifat rutin misalnya perencanaan strategik
pembuatan program penganggaran evaluasi kinerja rapat atau pertemuan rutin
dan sebagainya
Taylor yang dikutip oleh Mahmudi (201359) menyatakan bahwa
pengendalian merupakan bentuk ilmiah dari manajemen Sebelumnya manajemen
dipahami sebagai seni semata-mata Namun ternyata manajemen bisa dipelajari
melalui pendekatan ilmiah Pengendalian manajemen melalui beberapa aktivitas
yaitu
1) Perencanaan aktivitas yang akan dilakukan organisasi
2) Pengkoordinasian aktivitas berbagai bagian organisasi
3) Pengkomunikasian informasi ke seluruh bagian organisasi
4) Evaluasi terhadap informasi
5) Pembuatan keputusan
6) Mempengaruhi orang-orang dalam organisasi untuk mengubah prilaku
218 Konsep Bencana
Menurut W Nick Carter yang dikutip oleh Nurjanah dkk (201310)
memberikan definisi bencana yang dimuat dalam buku disaster management
yaitu
ldquoan event natural or man-made sudden or progressive which impacts
with such severity that the affected community has to respond by taking
exceptional measuresrdquo
Definisi lain menurut International Strategy for Disaster Reduction (UN-
ISDR-200224) adalah
ldquoa serious disruption of the functioning of a community or a society
causing widespread human material economic or environmental
losses which exceed the ability of the affected communitysociety to
cope using its own resourcesrdquo
( ldquosuatu kejadian yang disebabkan oleh alam atau karena ulah manusia
terjadi secara tiba-tiba atau perlahan-lahan sehingga menyebabkan
hilangnya jiwa manusia harta benda dan kerusakan lingkungan
30
kejadian ini terjadi di luar kemampuan masyarakat dengan segala
sumberdayanyardquo)
Berdasarkan definisi bencana di atas dapat digeneralisasikan bahwa untuk
dapat disebut ldquobencanardquo harus dipenuhi beberapa kriteria sebagai berikut
1 Ada peristiwa
2 Terjadi karena faktor alam atau karena ulah manusia
3 Terjadi secara tiba-tiba (sudden) akan tetapi dapat juga terjadi secara
perlahan-lahanbertahap (slow)
4 Menimbulkan hilangnya jiwa manusia harta benda kerugian sosial
ekonomi kerusakan lingkungan dan lain-lain
5 Berada di luar kemampuan masyarakat untuk menanggulanginya
Sedangkan definisi menurut Undang-undang Nomor 24 Tahun 2007
tentang Penanggulangan Bencana yaitu sebagai berikut
ldquoBencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam
dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang
disebabkan baik oleh faktor alam danatau non-alam maupun faktor
manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia
kerusakan lingkungan kerugian harta benda dan dampak psikologisrdquo
Menurut Nurjanah dkk (201313) menyatakan bahwa peristiwa yang
ditimbulkan oleh gejala alam maupun yang diakibatkan oleh kegiatan manusia
baru dapat disebut bencana ketika masyarakatmanusia yang terkena dampak oleh
peristiwa itu tidak mampu untuk menanggulanginya Ancaman alam itu sendiri
tidak selalu berakhir dengan bencana Ancaman alam menjadi bencana ketika
manusia tidak siap untuk menghadapinya dan pada akhirnya terkena dampak
Kerentanan manusia terhadap dampak gejala alam sebagian besar ditentukan oleh
tindakan manusia atau kegagalan manusia untuk bertindak
Terjadinya bencana adalah karena adanya pertemuan antara bahaya dan
kerentanan serta ada pemicunya Berikut gambar 21 Proses tejadinya bencana
31
Gambar 21 Proses Terjadinya Bencana
(Sumber Nurjanah dkkManajemen Bencana2013 hal 14)
Berdasarkan gambar di atas bahwa bencana terjadi setelah melalui proses
tiga unsur yang diantaranya yaitu
1 Bahaya
Bahaya adalah suatu fenomena alam atau buatan yang mempunyai
potensi mengancam kehidupan manusia kerugian harta benda dan
kerusakan lingkungan
2 Kerentanan (vulnerability)
Kerentanan merupakan suatu kondisi dari suatu komunitas atau
masyarakat yang mengarah atau menyebabkan ketidakmampuan
dalam menghadapi ancaman bahaya
3 Resiko bencana (risk disaster)
Risiko bencana adalah interaksi antara tingkat kerentanan daerah
dengan ancaman bahaya yang ada
219 Faktor-faktor Penyebab Bencana
Menurut Nurjanah dkk (201321) menyatakan terdapat tiga penyebab
terjadinya bencana yaitu (1) Faktor alam (natural disaster) karena fenomena
alam dan tanpa ada campur tangan manusia (2) Faktor non-alam (non-natural
disaster) yaitu bukan karena fenomena alam dan juga bukan akibat perbuatan
manusia (3) faktor sosialmanusia (man-made disaster) yang murni akibat
perbuatan manusia misalnya konflik horizontal konflik vertikal dan terorisme
Bahaya
Kerentanan
Risiko
Bencana
Bencana
Pemicu
32
Menurut UNDRO (1992) yang dikutip oleh Nurjanah dkk (201322) ada
beberapa faktor yang mempengaruhi timbulnya kerentanan adalah (1) berada di
lokasi berbahaya (2) kemiskinan (3) perpindahan penduduk dari desa ke kota (4)
kerusakan dan penurunan kualitas lingkungan (5) pertambahan penduduk yang
besar (6) perubahan budaya dan (7) kurangnya informasi dan kesadaran
Sedangkan menurut Eko Teguh Paripurno dalam Nurjanah dkk (201322)
sumber ancaman bencana dapat dikelompokkan ke dalam empat sumber ancaman
yaitu
1 Sumber ancaman klimatologis
Adalah sumber ancaman yang ditimbulkan oleh pengaruh iklim
dapat berupa rendah dan tingginya curah hujan tinggi dan
derasnya ombak di pantai arah angin serta beberapa kejadian
alam lain yang sangat erat hubungannya dengan iklim dan cuaca
2 Sumber ancaman geologis
Yaitu sumber ancaman yang terjadi oleh adanya dinamika bumi
baik berupa pergerakan lempeng bumi bentuk dan rupa bumi
jenis dan materi penyusunan bumi
3 Sumber ancaman industri dan kegagalan teknologi
Adalah sumber ancaman akibat adanya kegagalan teknologi
maupun kesalahan pengelolaan suatu proses industri
pembuangan limbah polusi yang ditimbulkan atau dapat pula
akibat proses persiapan produksi
4 Faktor manusia juga merupakan salah satu sumber ancaman
Perilaku atau ulah manusia baik dalam pengelolaan lingkungan
perebutan sumberdaya permasalahan ras dan kepentingan
lainnya serta akibat dari sebuah kebijakan yang berdampak pada
sebuah komunitas pada dasarnya merupakan sumber ancaman
2110 Jenis-jenis Bencana Alam di Indonesia
Karakteristik perlu diidentifikasi dan dipahami oleh aparatur pemerintah
dan masyarakat terutama yang tinggal di daerah atau wilayah rawan bencana
Upaya mengenal karakteristik bencana yang sering dilakukan merupakan suatu
33
upaya mitigasi sehingga diharapkan apabila terjadi bencana dampaknya dapat
dikurangi
Berikut deskripsi dari sejumlah jenis-jenis bencana yang sering terjadi di
Indonesia menurut Nurjanah dkk (201324) yaitu sebagai berikut
1 Banjir
2 Tanah longsor
3 Kekeringan
4 Kebakaran lahan dan hutan
5 Angin badai
6 Gempa bumi
7 Tsunami
8 Letusan gunung api
2111 Dampak Bencana
UNDRO (1992) yang dikutip oleh Nurjanah dkk (201333)
mengemukakan bencana serius dapat mengganggu inisiatif-inisiatif pembangunan
dalam beberapa cara termasuk (1) hilanggnya sumber-sumber daya (2)
gangguan terhadap program-program (3) pengaruh pada iklim investasi (4)
pengaruh pada sektor non formal dan (5) destabilisasi politik
Sedangkan menurut Benson and Clay (2004) dalam Nurjanah dkk
(201335) menyatakan bahwa dampak bencana dapat dibagi kedalam tiga bagian
yakni
1 Dampak langsung (direct impact)
Meliputi kerugian finansial dari kerusakan aset ekonomi
misalnya rusaknya bangunan tempat tinggal infrastruktur lahan
pertanian dan lain-lain
2 Dampak tidak langsung (indirect impact)
Meliputi berhentinya proses produksi hilangnya output dan
sumber penerimaan
3 Dampak sekunder (secondary impact)
Meliputi terhambatnya pertumbuhan ekonomi terganggunya
rencana pembangunan yang telah disusun meningkatnya defisit
34
neraca pembayaran meningkatnya angka kemiskinan dan lain-
lain
2112 Manajemen Bencana
Undang-undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana
mendefinisikan bahwa manajemen bencana (disaster management) sebagai
serangkaian upaya yang meliputi penetapan kebijakan pembangunan yang
berisiko timbulnya bencana kegiatan pencegahan bencana tanggap darurat
rehabilitasi dan rekonstruksi
Menurut Nurjanah dkk (201342) mengemukakan bahwa manajemen
bencana (disaster management) adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari
bencana beserta segala aspek yang berkaitan dengan bencana terutama risiko
bencana dan bagaimana menghindari risiko bencana Manajemen bencana
merupakan proses dinamis tentang bekerjanya fungsi-fungsi manajemen yang
meliputi dari perencanaan (planning) pengorganisasian (organizing)
penggerakan (actuating) dan pengawasan (controlling)
Sedangkan menurut W Nick Carter dalam Nurjanah (201344) definisi
manajemen bencana yaitu
ldquoan applied science which seeks by the systematic observation and
analysis of disasters to improve measures relaitng to prevention
mitigation preparedness emergency response and recoveryrdquo
Selanjutnya dalam wikipedia Emergency Management (2007)
mengemukakan bahwa penanggulangan bencana adalah proses yang terus
menerus di mana setiap individu kelompok dan masyarakat berusaha mengatur
35
risiko untuk menghindari atau memperbaiki dampak dari suatu bencana yang
dihasilkan dari suatu musibah
Dalam manajemen bencana terdapat tiga aspek yang mendasar yaitu (1)
respon terhadap bencana (2) kesiapsiagaan menghadapi bencana (3) minimasi
efek bencana (mitigasi) Ketiga aspek ini bersesuaian dengan siklus manajemen
bencana yaitu dapat dilihat pada gambar 22 berikut ini
Gambar 22 Siklus Manajemen Bencana
Sumber Nick Carter dalam Nurjanah dkk(201342)
2113 Prinsip-prinsip Manajemen Bencana
Berdasarkan Undang-undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang
Penanggulangan Bencana pasal 3 disebutkan bahwa azas prinsip-prinsip
manajemen penanggulangan bencana yaitu kemanusiaan keadilan kesamaan
kedudukan dalam hukum dan pemerintahan keseimbangan keselarasan
ketertiban dan kepastian hukum kebersamaan kelestarian lingkungan hidup ilmu
pengetahuan dan teknologi
Kesiapsiagaan
Mitigasi
Pencegahan Pembangunan
Bencana
Tanggap darurat
Pemulihan
36
Selain itu Nurjanah dkk (201345) mengemukakan bahwa
penanggulangan bencana harus didasarkan pada prinsip-prinsip praktis sebagai
berikut
1 Cepat dan Tepat
Bahwa penanggulangan bencana dilaksanakan dengan secara cepat
dan tepat sesuai dengan tututan keadaan
2 Prioritas
Prioritas dimaksudkan sebagai upaya penanggulangan bencana
yang harus mengutamakan kelompok rentan
3 Koordinasi dan Keterpaduan
Koordinasi dimaksudkan sebagai upaya penanggulangan bencana
yang didasarkan pada koordinasi yang baik dan saling mendukung
Sedangkan keterpaduan dimaksudkan sebagai upaya
penanggulangan bencana dilaksanakan oleh berbagai sektor secara
terpadu yang didasarkan pada kerjasama yang baik dan sailng
mendukung
4 Berdayaguna dan Berhasilguna
Dalam mengatasi kesulitan masyarakat dilakukan dengan tidak
membuang waktu tenaga dan biaya yang berlebihan
5 Transparansi dan Akuntabilitas
Transparansi dimaksudkan bahwa penanggulangan bencana
dilakukan secara terbuka dan dapat dipertanggungjawabkan
Sedangkan akuntabilitas adalah bahwa penanggulangan bencana
dilakukan secara terbuka dan dapat dipertanggungjawabkan secara
etik dan hukum
6 Kemitraan
Penanggulangan bencana harus melibatkan berbagai pihak secara
seimbang
7 Pemberdayaan
Penanggulangan bencana dilakukan dengan melibatkan korban
bencana secara aktif
8 Non Diskriminatif
Penanggulangan bencana tidak memberikan perlakuan yang
berbeda terhadap jenis kelamin suku agama ras dan aliran politik
apapun
9 Non-Proselitisi
Dalam penanggulangan bencana dilarang menyebarkan agama dan
atau keyakinan
37
2114 Tahapan Penanggulangan Bencana
Tahapan penanggulangan bencana yang dilakukan Badan Penanggulangan
Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lebak sesuai dengan Undang-undang Nomor
24 Tahun 2007 adalah sebagai berikut
1 Tahapan Pra Bencana
Tujuan Pengurangan Risiko Bencana
Manajemen Manajemen Risiko Bencana
Penyelenggaraan Situasi tidak terjadi bencana dan situasi terdapat
potensi bencana
Kegiatan
1) Pencegahan bencana adalah serangkaian kegiatan yang
dilakukan untuk mengurangi atau menghilangkan risiko
bencana baik melalui pengurangan ancaman bencana maupun
kerentanan pihak yang terancam bencana (situasi tidak terjadi
bencana)
2) Mitigasi (mitigation) adalah serangkaian upaya untuk
mengurangi risiko bencana baik melalui pembangunan fisik
maupun penyadaran dan peningkatan kemampuan menghadapi
ancaman bencana (situasi terdapat potensi bencana)
2 Tahapan Saat Bencana
Tujuan Penanganan darurat
Manajemen Manajemen darurat
38
Penyelenggaraan Situasi tanggap darurat
Kegiatan
1) Tanggap darurat (emergency response) yaitu serangkain
kegiatan yang dilakukan dengan segera pada saat kejadian
bencana untuk menangani dampak buruk yang ditimbulkan
yang meliputi kegiatan penyelamatan dan evakuasi korban
harta benda pemenuhan kebutuhan dasar perlindungan
pengurusan pengungsi penyelamatan serta pemulihan
prasarana dan sarana
3 Tahapan Pasca Bencana
Tujuan Pemulihan
Manajemen Manajemen pemulihan
Penyelenggaraan Situasi tanggap darurat
Kegiatan
1) Rehabilitasi yaitu perbaikan dan pemulihan semua aspek
pelayanan publik atau masyarakat sampai tingkat yang
memadai pada wilayah pasca bencana dengan sasaran utama
untuk normalisasi atau berjalannya secara wajar semua aspek
pemerintahan dan kehidupan masyarakat pada wilayah pasca
bencana
2) Rekonstruksi yaitu pembangunan kembali semua prasarana dan
sarana kelembagaan pada wilayah pasca bencana baik pada
tingkat pemerintahan maupun masyarakat dengan sasaran
39
utama tumbuh dan berkembangnya kegiatan perekonomian
sosial dan budaya tegaknya hukum dan ketertiban dan
bangkitnya peran serta masyarakat dalam segala aspek
kehidupan bermasyarakat pada wilayah pasca bencana
(Sumber Rencana Strategis (Renstra) Badan Penanggulangan Bencana
Daerah Kabupaten Lebak 2014-2018)
2115 Konsep Banjir
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008) banjir adalah berair
banyak dan deras atau terbenamnya daratan karena volume air yang meningkat
Dengan kata lain banjir adalah dimana suatu daerah dalam keadaan tergenang
oleh air dalam jumlah yang begitu besar Sedangkan Wikipedia mengemukakan
bahwa banjir adalah peristiwa yang terjadi ketika aliran air yang berlebihan
merendam daratan Banjir diakibatkan oleh volume air di suatu badan air seperti
sungai atau danau yang meluap atau menjebol bendungan sehingga air keluar dari
batasan alaminya Banjirpun dapat terjadi di sungai ketika alirannya melebihi
kapasitas saluran air terutama di kelokan sungai
Sejalan dengan pengertian dalam buku profil Badan Penanggulangan
Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Banten (2013) bahwa banjir adalah aliran air
sungai yang tingginya melebihi muka air normal sehingga melimpas dari palung
sungai menyebabkan adanya genangan pada lahan rendah di sisi sungai Aliran air
limpasan tersebut yang semakin meninggi mengalir dan melimpasi muka tanah
yang biasanya tidak dilewati aliran air
40
Menurut Pusat Pendidikan Mitigasi Bencana (2010) mengemukakan
bahwa banjir adalah peristiwa tergenang dan terbenamnya daratan (yang biasanya
kering) karena volume air yang meningkat Banjir dapat terjadi karena peluapan
air yang berlebihan di suatu tempat akibat hujan besar peluapan sungai atau
pecahnya bendungan sungai
Menurut kodoatie dan Sugiyanto (2002) sebab-sebab alami banjir antara
lain
1 Curah hujan
2 Pengaruh fisiografi
3 Erosi dan sedimentasi
4 Kapasitas sungai
5 Kapasitas drainase yang tidak memadai
6 Pengaruh air pasang
Sedangkan BPBD Provinsi Banten dalam buku Profil Daerah Rawan
Bencana terdapat beberapa faktor penyebab banjir diantaranya
1 Curah hujan tinggi
2 Permukaan tanah lebih rendah dibandingkan muka air laut
3 Terletak pada suatu cekungan yang dikelilingi perbukitan dengan
pengaliran air keluar sempit
4 Banyak permukiman yang dibangun pada dataran sepanjang sungai
5 Aliran sungai tidak lancar akibat banyaknya sampah serta bangunan di
pinggir sungai
6 Kurangnya tutupan lahan di daerah hulu sungai
Selain itu pula dalam buku Panduan Penanggulangan Bencana Provinsi
Banten (201317) bahwa untuk mengurangi dampak banjir yakni
1 Penataan daerah aliran sungai secara terpadu dan sesuai fungsi lahan
2 Pembangunan sistem pemantauan dan peringatan dini pada bagian
sungai yang sering menimbulkan banjir
3 Tidak membangun rumah dan pemukiman di bantaran sungai serta
daerah banjir
4 Tidak membuang sampah ke dalam sungai mengadakan program
pengerukan sungai
5 Pemasangan pompa untuk daerah yang lebih rendah dari permukaan
laut
41
6 Program penghijauan daerah hulu sungai harus selalu dilaksanakan
serta mengurangi aktifitas di bagian sungai rawan banjir
7 Membentuk polisi peduli lingkungan
2115 Tugas dan Fungsi Badan Penanggulangan Bencana Daerah
Kabupaten Lebak
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lebak
merupakan unsur pelaksana bidang penanggulangan bencana dipimpin oleh
kepala badan yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Bupati
melalui Sekretaris Daerah BPBD Kabupaten Lebak mempunyai tugas
melaksanakan kewenangan otonomi daerah di bidang penanggulangan bencana
melaksanakan urusan kebencanaan berdasarkan azas otonomi dan tugas
pembantuan yang diberikan oleh Pemerintah Pusat dan Pemerintah Propinsi
Banten
Adapun tugas BPBD Kabupaten Lebak mengacu kepada Peraturan Daerah
Kabupaten Lebak Nomor 3 tahun 2011 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata
Kerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Lebak diantaranya
yaitu
1 Menetapkan pedoman dan pengarahan terhadap usaha penanggulangan
bencana sesuai dengan kebijakan Pemerintah Daerah dan Badan Nasional
Penanggulangan Bencana yang mencakup pencegahan bencana
penanganan darurat rehabilitasi serta rekonstruksi secara adil dan setara
2 Menetapkan standarisasi serta kebutuhan penyelenggaraan
penanggulangan bencana berdasarkan perundang-undangan
3 Menyusun menetapkan dan menginformasikan peta relawan bencana
42
4 Menyusun dan menetapkan prosedur tetap penanganan bencana
5 Melaporkan penyelenggaraan penanggulangan bencana kepada Bupati
setiap sebulan sekali dalam kondisi normal dan setiap saat dalam kondisi
darurat bencana
6 Mengendalikan pengumpulan dan penyaluran uang dan barang
7 Mempertanggungjawabkan penggunaan anggaran yang diterima dari
anggaran pendapatan dan belanja daerah dan sumber lain yang sah
8 Melaksanakan kewajiban lain sesuai dengan peraturan perundang-
undangan
Sedangkan fungsi BPBD Kabupaten Lebak dalam menjalankan tugas
mempunyai fungsi yaitu
1 Perumusan dan penetapan kebijakan penanggulangan bencana dan
penanganan pengungsi dengan bertindak cepat dan tepat efektif dan
efisien dan
2 Pengoordinasian pelaksanaan kegiatan penanggulangan bencana secara
terencana terpadu dan menyeluruh
22 Penelitian Terdahulu
Temuan-temuan hasil dari penelitian sebelumnya merupakan sebagai
alatbahan pertimbangan dan data pendukung dalam penelitian yang sedang
dilakukan Penelitian terdahulu harus ada keterkaitan dengan penelitian yang
sedang diteliti sehingga dijadikan sebagai bahan pertimbangan dan pendukung
data Oleh karena pentingnya melihat hasil penelitian yang terdahulu maka
43
peneliti akan memaparkan setidaknya dua hasil penelitian yang sudah ada
Pemaparan hasil penelitian akan dijelaskan di bawah ini
1) Peneliti Pertama
Penelitian yang dilakukan oleh Mahasiswa Jurusan Ilmu
Administrasi Negara Universitas Sumatera Marino Y Cristanti
Marbun tahun 2013 dengan judul peranan koordinasi Badan
Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Medan dalam upaya
penanggulangan bencana banjir di kota Medan Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui bagaimana Badan Penanggulangan Bencana Daerah
Kota Medan dalam upaya penanggulangan bencana banjir Dari hasil
penelitian ini didapat beberapa temuan diantaranya yaitu Badan
Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Medan belum
melakukan koordinasi sesuai tupoksi koordinasi yang dilakukan
bersifat arahanhimbauan berupa surat dan koordinasi Pemerintah
Kota Medan dalam pemberian bantuan logistik kepada masyarakat
korban banjir berjalan kurang baik
2) Peneliti Kedua
Penelitian yang dilakukan oleh Chandra Yudiana Efendi jurusan
Ilmu Pemerintahan Universitas Komputer Indonesia mengenai Kinerja
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) di Wilayah
kecamatan Baleendah Kabupaten Bandung tahun 2012 Penelitian ini
menggunakan teori kinerja organisasi publik menurut Dwiyanto yang
terdiri dari lima indikator yaitu produktivitas kualitas layanan
44
responsivitas responsibilitas dan akuntabilitas Sedangkan metode
penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif Dari hasil
penelitian menunjukan (1) Produktivitas kinerja BPBD Kabupaten
Bandung sudah cukup baik (2) Kualitas layanan kinerja BPBD
Kabupaten Bandung cukup baik dilihat dari adanya fasilitas teknologi
komunikasi dan informasi serta adanya diklat kepada aparatur dan
masyarakat (3) Responsivitas kepada masyarakat di wilayah
kecamatan Baleendah cukup baik hal tersebut di lihat dari adanya
peringatan dini dan tanggap darurat serta pemenuhan akan kebutuhan
masyarakat yang terkena banjir (4) Responsibilitas BPBD Kabupaten
Bandung berjalan cukup baik karena sudah sesuai dengan SOP (5)
Akuntabilitas kinerja BPBD Kabupaten Bandung sudah baik dilihatnya
dari tercapainya sasaran dari kegiatan atau program Dengan demikian
dalam penelitian kinerja BPBD Kabupaten Bandung dalam upaya
penanggulangan banjir di wilayah Baleendah dinilai sudah cukup baik
3) Peneliti yang Bersangkutan (Mahasiswa)
Penelitian ini berjudul Kinerja Badan Penanggulangan Bencana
Daerah (BPBD) dalam penanggulangan bencana banjir di Kabupaten
Lebak Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui Kinerja
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Dalam
Penanggulangan Bencana Banjir Di Kabupaten Lebak Sedangkan
metode dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif
deskriptif
45
Peneliti menemukan beberapa permasalahan terkait dengan kinerja
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lebak
dalam upaya penaggulangan bencana banjir di Kabuapten Lebak
Permasalahannya yaitu Keterbatasan jaringan informasi dan
komunikasi yang efektif dalam penyebaran informasi kebencanaan
kepada masyarakat Sumber daya manusia atau aparatur BPBD
Kabupaten Lebak yang terbatas Keterbatasan sarana dan prasarana
dalam penanggulangan bencana banjir Belum adanya Peraturan
Daerah tentang Pendanaan Bencana dan Ketidakefektifan sosialisasi
penanggulangan bencana banjir
23 Kerangka Berfikir
Kerangka berfikir merupakan alur pemikiran peneliti dalam penelitian dan
sebagai kelanjutan dari kajian teori untuk memberikan penjelasan dari kinerja
BPBD Kabupaten Lebak dalam penanggulangan bencana banjir maka dalam
penelitian ini dibuatkanlah kerangka berfikir Sehingga dengan adanya kerangka
berfikir ini baik peneliti maupun pembaca mudah memahami dan mengetahui
tujuan yang ingin dicapai dari penelitian
Menurut Sugiyono (201065) menyatakan bahwa kerangka berfikir
merupakan model konseptual tentang bagaimana teori berhubungan dengan
berbagai faktor yang telah diidentifikasikan sebagai masalah yang penting Oleh
karenanya peneliti berangkat dari identifikasi masalah untuk membuat kerangka
46
berfikir Adapun permasalahan-permasalahan yang ada terkait kinerja BPBD
Kabupaten Lebak dalam penanggulangan bencana banjir diantaranya
1) Keterbatasan jaringan informasi dan komunikasi yang efektif dalam
penyebaran informasi kebencanaan kepada masyarakat
2) Sumber daya manusia atau aparatur BPBD Kabupaten Lebak yang
terbatas
3) Keterbatasan sarana dan prasarana dalam penanggulangan bencana
banjir
4) Belum adanya Peraturan Daerah tentang Pendanaan Bencana
5) Kurangnya kesadaran masyarakat akan bahaya bencana banjir
6) Ketidakefektifan sosialisasi penanggulangan bencana banjir
Berdasarkan dari permasalahan yang telah dikemukakan di atas maka
kiranya dibutuhkan suatu alat untuk mengukur kinerja BPBD yang optimal dalam
penanggulangan bencana banjir Di bawah ini akan dikemukakan mengenai
indikator kinerja yang menjadi titik acuan untuk mengetahui kinerja BPBD
dengan menggunakan indikator kinerja organisasi menurut Hersey Blanchard
dan Johnson yang dikutip oleh Wibowo (2011102) yaitu
1 Tujuan
2 Standar
3 Alat atau sarana
4 Kompetensi
5 Motif
6 Peluang
7 Umpan Balik
Indikator kinerja organisasi yang telah disebutkan di atas dinilai dan
dianggap lebih rasional dan tepat untuk menjawab permasalahan-permasalahan
47
yang ada pada kinerja BPBD dalam penanggulangan bencana banjir Dengan
diadakannya pengukuran kinerja sesuai indikator kinerja organisasi yang telah
disebutkan di atas maka diharapkan BPBD kabupaten Lebak lebih optimal lagi
dalam penanggulangan bencana banjir khususnya di kecamatan Rangkasbitung
Untuk lebih jelasnya kerangka berfikir dapat di lihat pada gambar 23 di bawah
ini
48
Gambar 23
Kerangka Berfikir
Gambar 23 Kerangka Berfikir
Identifikasi Masalah
1 Keterbatasan jaringan informasi dan komunikasi yang efektif dalam
penyebaran informasi kebencanaan kepada masyarakat
2 SDM atau aparatur BPBD Kabupaten Lebak yang terbatas
3 Keterbatasan sarana dan prasarana dalam penanggulangan bencana banjir
4 Belum adanya Peraturan Daerah tentang Pendanaan Bencana
5 Ketidakefektifan sosialisasi penanggulangan bencana banjir
Kinerja Organisasi
1 Tujuan
2 Standar
3 Alatsarana
4 Kompetensi
5 Motif
6 Peluang
7 Umpan Balik
(Hersey Blanchard dan Johnson dalam buku Wibowo 2011102)
Terwujudnya Kinerja BPBD dalam Penanggulangan Bencana Banjir
Di Kabupaten Lebak Yang Optimal
Penyelenggaraan BPBD dalam Penanggulangan Bencana Banjir
Di Kabupaten Lebak
49
24 Hipotesis Penelitian
Hipotesis penelitian merupakan jawaban sementara terhadap masalah yang
akan diteliti dan akan dibuktikan kebenarannya Hipotesis memberi hasil dari
refleksi peneliti berdasarkan deskripsi teori dan kerangka berfikir yang akan
digunakan sebagai dasar argumentasi Pada penelitian ini hipotesis yang
digunakan oleh peneliti adalah hipotesis deskriptif yaitu merupakan jawaban
sementara terhadap rumusan masalah deskriptif
Berdasarkan kerangka teori dan kerangka berfikir maka pada penelitian
ini hipotesis yang akan diambil yaitu
Hipotesis nol ldquoKinerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah
Dalam Penanggulangan Bencana Banjir di
Kabupaten Lebak paling rendah atau sama dengan
65 dari nilai idealnya 100 rdquo
Hipotesis alternatif ldquoKinerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah
Dalam Penanggulangan Bencana Banjir di
Kabupaten Lebak paling tinggi 65 dari nilai
idealnya 100rdquo
H0 micro gt 65
Ha micro lt 65
50
Dari hipotesis di atas maka peneliti menentukan dan mengambil salah
satu hipotesis untuk penelitian yaitu
Ha micro lt 65
Hipotesis alternatif ldquoKinerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah
Dalam Penanggulangan Bencana Banjir di
Kabupaten Lebak paling tinggi 65 dari nilai
idealnya 100rdquo
51
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
31 Pendekatan dan Metode Penelitian
Menurut Sugiyono (20101) Metode penelitian pada dasarnya merupakan
cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu
Berdasarkan tersebut terdapat empat kata kunci yang harus diperhatikan yaitu
cara ilmiah tujuan dan kegunaan Cara ilmiah berarti kegiatan penelitian itu
didasarkan pada ciri-ciri keilmuan yaitu rasional empiris dan sistematis Rasional
berarti kegiatan itu dilakukan dengan cara-cara yang masuk akal sehingga
terjangkau oleh penalaran manusia Empiris berarti cara-cara itu dapat diamati
oleh indera manusia sehingga orang lain dapat mengamati dan mengetahui cara-
cara yang digunakan Sistematis berarti proses yang digunakan dalam penelitian
itu mengguanakan langkah-langkah tertentu yang bersifat logis
Sedangkan Usman dan Setadi Akbar (201141) mengemukakan bahwa
metodologi penelitian ialah suatu pengkajian dalam mempelajari peraturan-
peraturan yang terdapat dalam penelitian Ditinjau dari filsafat metodologi
penelitian merupakan epistimologi penelitian yaitu yang menyangkut bagaimana
kita mengadakan penelitian
Untuk menemukan jawaban dalam masalah-masalah tujuan dan manfaat
yang telah diuraikan pada bab sebelumnya maka metode penelitian yang berjudul
ldquoKinerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Dalam
52
Penanggulangan Bencana Banjir di Kabupaten Lebakrdquo ini adalah metode
penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif
Menurut Sugiyono (20078) Metode penelitian kuantitatif dapat diartikan
sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme digunakan
untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu pengumpulan data
menggunakan instrumen penelitian analisis data bersifat kuantitatifstatistik
dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan
Irawan (2006108) menjelaskan bahwa metode deskriptif digunakan untuk
mengkaji sesuatu seperti apa adanya (variabel tunggal) atau pola hubungan
(korelasional) antara dua atau lebih variabel Sedangkan menurut Suryabarata
(199224) metode penelitian deskriptif adalah penelitian mendalam mengenai unit
sosial tertentu yang hasilnya merupakan gambaran yang lengkap dan
terorganisasi menganai unit tersebut
32 Ruang Lingkup Penelitian
Adapun ruang lingkup penelitian ldquoKinerja Badan Penanggulangan Bencana
Daerah (BPBD) Dalam Penanggulangan Bencana Banjir Di Kabupaten Lebakrdquo
adalah organisasi BPBD Kabupaten Lebak dan masyarakat Kabupaten Lebak
yang mengharapkan pelayanan dalam bidang penanggulangan bencana banjir
berjalan dengan baik dan terwujudnya masyarakat yang tangguh akan bencana
53
33 Lokasi Penelitian
Dalam penelitian ldquoKinerja Badan Penanggulangan Bencana daerah (BPBD)
Dalam Penanggulangan Bencana Banjir di Kabupaten Lebakrdquo ini penetapan
lokasi terdapat di daerah Kabupaten Lebak yang merupakan daerah rawan akan
bencana banjir Daerah rawan bencana banjir di Kabupaten Lebak terdapat 15
Kecamatan dari jumlah keseluruhan 28 Kecamatan yang berada di Kabupaten
Lebak yakni
1 Kecamatan Rangkasbitung
2 Kecamatan Kalanganyar
3 Kecamatan Cibadak
4 Kecamatan Cimarga
5 Kecamatan Leuwidamar
6 Kecamatan Banjarsari
7 Kecamatan Lebak Gedong
8 Kecamatan Panggarangan
9 Kecamatan Wanasalam
10 Kecamatan Gunung Kencana
11 Kecamatan Cilograng
12 Kecamatan Muncang
13 Kecamatan Cikulur
14 Kecamtan Sobang dan
15 Kecamatan Cibeber
54
34 Variabel Penelitian
341 Definisi Konsep
Variabel dalam penelitian ini adalah Kinerja Organisasi Pelayanan Publik
organisasi pelayanan publik yang dimaksud adalah Badan Penanggulangan
Bencana Daerah (BPBD) dengan lokus penelitian di Kabupaten Lebak Sehingga
peneliti menentukan teori yang dapat menguji kinerja dari organisasi pelayanan
publik tersebut berdasarkan permasalahan yang ditemukan oleh peneliti pada
tahap observasi lapangan Berdasarkan permasalahan di lapangan maka peneliti
memutuskan untuk menggunakan teori indikator kinerja menurut Hersey
Blancharddan Johnson untuk mengetahui kinerja BPBD dalam penanggulangan
bencana banjir di Kabupaten Lebak Indikator kinerja menurut Hersey Blanchard
dan Johnson yaitu
1 Tujuan
2 Standar
3 Alat atau sarana
4 Kompetensi
5 Motif
6 Peluang
7 Umpan Balik
Dari ketujuh indikator tersebut dapat dijabarkan kedalam sub indikator
yang kemudian dijadikan pertanyaan-pertanyaan pada instrumen penelitian untuk
mengukur kinerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dalam
penanggulangan banjir di Kabupaten Lebak
55
342 Definisi Operasional
Adapun pada penelitian kinerja BPBD dalam penanggulangan bencana
banjir di Kabupaten Lebak yang menjadi variabel adalah kinerja BPBD dalam
penanggulangan bencana banjir Teori yang digunakan adalah indikator kinerja
menurutHersey Blancharddan Johnson Seperti yang dijelaskan sebelumnya
maka setiap indikator teori akan dijabarkan menjadi sub indikator yang kemudian
dijadikan pertanyaan pada instrumen penelitian
35 Instrumen Penelitian
Pada dasarnya meneliti adalah melakukan pengukuran terhadap fenomena
alam maupun sosial Oleh karena itu maka diperlukan alat ukur yang baik yang
selanjutnya dinamakan sebagai instrumen Menurut Sugiyono (2010119)
instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur fenomena
alam maupun sosial yang diamati Secara spesifik semua fenomena ini disebut
variabel penelitian Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah berupa
angket dengan satu variabel dan menggunakan skala Likert dalam pengukuran
jawaban dari para responden Dengan skala Likert maka variabel yang akan
diukur akan dijabarkan menjadi indikator variabel Kemudian indikator tersebut
dijadikan tolak ukur untuk menyusun item-item instumen dalam bentuk
pertanyaan Jawaban setiap item instrumen memliki tingkatan nilai dari sangat
positif sampai sangat negatif
Sehingga untuk keperluan analisis kuantitatif anak jawaban dari setiap item
instrumen diberi skor dapat di lihat pada tabel 31 berikut ini
56
Tabel 31
Skoring Instrumen Penelitian
Pilihan Jawaban Skor
Sangat Setuju 4
Setuju 3
Tidak Setuju 2
Sangat Tidak Setuju 1
Sumber Sugiyono 2007
Untuk mempermudah dalam menemukan jawaban atas masalah yang telah
diuraikan pada bab sebelumnya maka berikut ini peneliti sajikan operasional
variabel dalam bentuk kisi-kisi instrumen yang dapat dilihat pada Tabel32 berikut
ini
57
Tabel 32
Kisi-kisi Instrumen Penelitian
Variabel Indikator Sub Indikator Butir Skala
Kinerja Badan
Penanggulangan
Bencana Daerah
(BPBD) Dalam
Penanggulangan
Bencana Banjir
Di Kabupaten
Lebak
Tujuan 1 Pengurangan Risiko
Bencana (Pra bencana)
2 Penanganan kedaruratan
(saat Bencana)
3 Pemulihan (Pasca
Bencana)
123
Likert
Standar 1 Standar Operating
Procedure (SOP)
4 5 6
Alat atau sarana 1 Kelengkapan peralatan
penanggulangan bencana
2 Alat Komunikasi
3 Tempat penyimpanan alat
dan logistic
7 8 9
Kompetensi 1 Kemampuan aparatur
2 Kesesuaian aparatur
dengan fungsi tugas
10 11
12
Motif 1 Motivasi dalam
penanggulangan bencana
3 Prilaku aparatur
4 Sosialisasi Bencana
banjir
13 14
15
Peluang 1 Komunitas Masyarakat
Tangguh Bencana
2 Solusi Bencana Banjir
3 Partisipasi Masyarakat
16 17
18
Umpan Balik 1 Pelaporan hasil kegatan
2 Penilaian kinerja
3 Tindak lanjut hasil
kegiatan
19 20
21
Sumber Peneliti 2014
36 Populasi dan Sampel Penelitian
Menurut Sugiyono (200890) menjelaskan bahwa populasi adalah wilayah
generalisasi yang terdiri atas obyeksubyek yang mempunyai kualitas dan
karakteristik tertentu yang ditetapkan peneliti untuk dipelajari dan ditarik
58
kesimpulannya Populasi adalah jumlah total dari seluruh unit atau elemen di
mana penyelidik tertarik
Sejalan dengan Irawan (2006113) populasi (validitas eksternal) adalah
keseluruhan objek atau subjek yang menjadi sasaran generalisasi Maka peneliti
mengambil sampel kemudian menelitinya sebagai generalisasi populasi
Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah masyarakat Kabupaten
Lebak yang terkena dampak bencana banjir Peneliti mengambil populasi 15
kecamatan dari jumlah keseluruhan 28 Kecamatan di Kabupaten Lebak Hal ini
dikarenakan tidak semua wilayah di Kabupaten Lebak terkena dampak bencana
banjir dan data tersebut didapat dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah
Kabupaten Lebak Jumlah populasi dari 15 Kecamatan sebesar 734402 jiwa data
ini didapat dari Badan Pusat Statistik Kabupaten Lebak
Untuk mendapatkan sampel yang representatif peneliti menggunakan rumus
untuk mencari data yang lebih akurat Peneliti menggunakan rumus Slovin dengan
tingkat kesalahan sebesar 10 sebagai berikut
Keterangan
n ukuran sampel
N ukuran populasi
e sampling error(10)
N
n gt
1+Ne2
59
Dapat dihitung berikut ini
n gt N gt 734402
1+ Ne2 1 + (734402)(01)
2
gt 734402
1 + 734402
gt 734402
734502
gt 999
asymp 100
Berdasarkan penghitungan sampel menggunakan rumus Slovin dengan
taraf kesalahan 10 di atas maka didapatkan sampel sebesar 100 orang
Kemudian dalam penentuan teknik sampling peneliti menggunakan teknik
proportional cluster random sampling Dimana sampel dalam penelitian ini
dihitung berdasarkan ketentuan besaran sampel atas besaran populasi Dikatakan
proportional cluster random sampling karena populasi terdiri dari sub populasi
yang tidak homogen dan tiap-tiap populasi akan diwakili sesuai dengan
proporsinya masing-masing dalam penelitian Jadi pada pokoknya yaitu
mengambil sampel dari tiap-tiap sub populasi dengan memperhitungkan besar
kecilnya sub populasi sehingga nantinya jumlah sampel yang diambil akan
menghasilkan sampel yang representatif Lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel
33 di bawah ini
60
Tabel 33
Perhitungan Sampel
No Populasi Jumlah Perhitungan
Hasil
Akhir
1 Kec Rangkasbitung 120808 120808
734402x 100 = 016 x 100 16
2 Kec Kalanganyar 33119 33119
734402x 100 = 005 x 100 5
3 Kecamatan Cibadak 60130 60130
734402x 100 = 008 x 100 8
4 Kec Cimarga 63164 63164
734402x 100 = 009 x 100 9
5 Kec Leuwidamar 52244 52244
734402x 100 = 007 x 100 7
6 Kec Banjarsari 59488 59488
734402x 100 = 008 x 100 8
7 Kec Lebak Gedong 22280 22280
734402X 100 = 003 x 100
3
8 Kec Panggarangan 36553 36553
734402X 100 = 005 X 100
5
9 Kec Wanasalam 53184 53184
734402X 100 = 007 X 100
7
10 Kec Gunung Kencana 33852 33852
734402x 100 = 005 x 100
5
11 Kec Cilograng 32861 32861
734402x 100 = 004 x 100
4
12 Kec Muncang 32751 32751
734402 x 100 = 004 x 100
4
13 Kec Cikulur 48303 48303
734402 x 100 = 007 x 100
7
14 Kec Sobang 29402 29402
734402x 100 = 004 x 100
4
15 Kec Cibeber 56263 56263
734402x 100 = 008 x 100
8
Jumlah sum 734402 100
Sumber Peneliti 2014
61
37 Teknik Pengolahan dan Analisis Data
Pengolahan data adalah kegiatan lanjutan setelah pengumpulan data
dilaksanakan Pada penelitian kuantitatif pengolahan data secara umum
dilaksanakan melalui tahap memeriksa (editing) proses pemberian identitas
(coding) dan proses pembeberan (tabulating)
1 Editing
Editing adalah kegiatan yang dilaksanakan setelah peneliti selesai
menghimpun data di lapangan Proses editing dimulai dengan memberi
identitas pada instrumen yang telah terjawab Kemudian memeriksa
satu per satu lembaran instrumen pengumpulan data kemudian
memeriksa poin-poin serta jawaban yang tersedia Apabila terjadi
kejanggalan pada instrumen tersebut berilah identitas tertentu pada
instrumen dan poin yang janggal tersebut
2 Coding
Setelah tahap editing selesai dilakukan kegiatan berikutnya adalah
mengklasifikasi data-data tersebut melalui tahapan coding Maksudnya
bahwa data yang telah diedit tersebut diberi identitas sehingga memilki
arti tertentu pada saat dianalisis
3 Tabulating
62
Tabulating adalah bagian terakhir dari pengolahan data Maksud
tabulating adalah memasukan data pada tabel-tabel tertentu dan
mengatur angka-angka serta menghitungnya
Setelah data selesai diolah maka tahap berikutnya yaitu analisis data
Analisis data merupakan upaya peneliti untuk menyederhanakan dan menyajikan
data dengan mengelompokan dalam suatu bentuk yang berarti sehingga mudah
dipahami oleh pembaca
Di dalam penelitian ini data yang diteliti yaitu data interval adalah data
yang jaraknya sama tetapi tidak memiliki nilai 0 (nol) absolutmutlak Kemudian
hipotesis yang terdapat di dalam penelitian ini yaitu hipotesis deskriptif yaitu
jawaban sementara terhadap masalah deskriptif yaitu yang berkenaan dengan
variabel mandiri Oleh karena itu di dalam pengujian hipotesis deskriptif tersebut
dipakai t-test satu sampel sebagai berikut
Keterangan
t = nilai t yang dihitung
π = rata-rata hitung
micro0 = nilai yang dihipotesiskan
s = simpangan baku
n = jumlah anggota sampel
38 Jadwal Penelitian
63
Adapun waktu pelaksanaan penelitian dapat dilihat pada tabel 33 berikut
ini
Tabel 33
Jadwal Penelitian
No
Kegiatan
Tahun Tahun
2014 2015
Feb Mar Mei Jun Jul Aug Sep Okt Nov Des Jan Feb
1 Observasi Awal
2 Pengurusan Perizinan
3 Tahap Penyusunan Proposal
Penelitian
4 Seminar Proposal
5 Revisi Proposal
6 Pengolahan dan analisis data
7 Penyusunan Laporan Akhir
8 Sidang Skripsi
9 Revisi Laporan
Sumber Peneliti 2015
64
BAB IV
HASIL PENELITIAN
41 Deskripsi Obyek Penelitian
411 Deskripsi Kabupaten Lebak
Gambar 41
Peta Kabupaten Lebak
Kabupaten Lebak adalah salah satu kabupaten yang berada di Wilayah
Provinsi Banten Kabupaten Lebak terletak antara 6deg18rsquo-7deg00rsquo Lintang Selatan
dan 105deg25rsquo-106deg30rsquo Bujur Timur dengan luas wilayah 304472 Ha (304472
KM2) yang terdiri dari 28 Kecamatan dengan 340 desa dan 5 Kelurahan
Kabupaten Lebak memiliki batas wilayah administratifyaitu Sebelah Utara
Kabupaten Serang dan Tangerang Sebelah Selatan Samudera Indonesia Sebelah
Barat Kabupaten Pandeglang Sebelah Timur Kabupaten Bogor dan Sukabumi
Kecamatan paling luas wilayahnya adalah Kecamatan Cibeber dan Paling kecil
luas wilayahnya adalah Kecamatan Kalanganyar
64
65
Penduduk Kabupaten Lebak menurut Sensus Penduduk 2014 berjumlah
1258637orang Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Lebak
tahun 2014 data penduduk di Kabupaten Lebak dapat di lihat pada tabel 41 di
bawah ini
Tabel 41
Jumlah Penduduk Kabupaten Lebak Tahun 2014
Kecamatan Laki-laki Perempuan Jumlah
Malingping 32584 31137 63721
Wanasalam 27316 25868 53184
Panggarangan 18587 17966 36553
Cihara 15709 14901 30610
Bayah 21420 20817 42237
Cilograng 16939 15922 32861
Cibeber 28741 27522 56263
Cijaku 14105 13749 27854
Cigemblong 10336 9921 20254
Banjarsari 30477 29011 59488
Cileles 24624 23772 59488
Gunung Kencana 17438 16414 33852
Bojongmanik 11233 10753 21986
Cirinten 13412 12216 25673
Leuwidamar 26764 25480 52244
Muncang 16768 15983 32751
Sobang 15081 14321 29402
Cipanas 24006 23038 47044
Lebakgedong 11637 10643 22280
Sajira 24626 23430 48056
Cimarga 32234 30930 63164
Cikulur 24476 23827 48303
Warunggunung 27662 26172 53834
Cibadak 30952 29178 60130
Rangkasbitung 62030 58778 120808
Kalanganyar 17246 15873 33119
Maja 27294 25058 52352
Curugbitung 16128 14998 31126
Total 1258637
(Sumber httplebakkabbpsgoid)
66
Dari data di atas dapat di lihat bahwa penduduk Kecamatan
Rangkasbitung yang memiliki penduduk paling banyak dengan jumlah 120808
orang Sementara jumlah penduduk yang paling rendah terdapat di Kecamatan
Cigemblong dengan jumlah penduduk 20 254 orang
412 Deskripsi Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)
Kabupaten Lebak
Berdasarkan dengan ditetapkannya Undang-Undang Nomor 24 Tahun
2007 tentang Penanggulangan Bencana penyelenggaraan penanggulangan
bencana diharapkan semakin baik karena Pemerintah Pusat dan Pemerintah
Daerah menjadi penanggung jawab dalam penyelenggaraan penanggulangan
bencana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lebak yang
dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2011 memiliki tugas
sebagai penyelenggara penanggulangan bencana di daerah Kabupaten Lebak yang
dilakukan secara terarah terkoordinasi dan terpadu mulai sejak penetapan
kebijakan pembangunan yang berisiko timbulnya bencana
413 Visi dan Misi BPBD Kabupaten Lebak
Penetapan visi merupakan satu langkah penting dalam perjalanan suatu
organisasi karena dengan visi tersebut akan dapat mencerminkan apa yang hendak
dicapai oleh organisasi serta memberikan arah dan fokus strategis yang
berorientasi terhadap masa depan pembangunan dan bahkan menjamin
kesinambungan pelaksanaan tugas organisasi
67
Visi yang ditetapkan mencerminkan gambaran peran dan kondisi yang
ingin diwujudkan oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) di masa
depan Berdasarkan makna tersebut dan sesuai dengan visi Pemerintah Kabupaten
Lebak maka visi BPBD Kabupaten Lebak adalah ldquoKabupaten Lebak yang siaga
tangguh dan berakhlak dalam penenggulangan bencana
Sedangkan Misi Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)
Kabupaten Lebak yaitu
1 Memperkuat kapasitas masyarakat dan kelembagaan dalam
penanggulangan bencana
2 Membangun kesipasiagaan daerah dalam mengurangi resiko bencana
melalui penyusunan mekanisme penanggulangan bencana yang holistik
terencana dan terpadu
3 Membangun budaya keselamatan dan ketahanan untuk masyarakat
Kabupaten Lebak dengan menggunakan pengetahuan inovasi dan
pendidikan
414 Tugas Pokok dan Fungsi BPBD Kabupaten Lebak
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lebak
merupakan unsur pelaksana bidang penanggulangan bencana dipimpin oleh
kepala badan yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Bupati
melalui Sekretaris Daerah BPBD Kabupaten Lebak mempunyai tugas
melaksanakan kewenangan otonomi daerah di bidang penanggulangan bencana
melaksanakan urusan kebencanaan berdasarkan azas otonomi dan tugas
68
pembantuan yang diberikan oleh Pemerintah Pusat dan Pemerintah Propinsi
Banten
Adapun tugas BPBD Kabupaten Lebak mengacu kepada Peraturan Daerah
Kabupaten Lebak Nomor 3 tahun 2011 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata
Kerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Lebak diantaranya
yaitu
1 Menetapkan pedoman dan pengarahan terhadap usaha penanggulangan
bencana sesuai dengan kebijakan Pemerintah Daerah dan Badan Nasional
Penanggulangan Bencana yang mencakup pencegahan bencana
penanganan darurat rehabilitasi serta rekonstruksi secara adil dan setara
2 Menetapkan standarisasi serta kebutuhan penyelenggaraan
penanggulangan bencana berdasarkan perundang-undangan
3 Menyusun menetapkan dan menginformasikan peta relawan bencana
4 Menyusun dan menetapkan prosedur tetap penanganan bencana
5 Melaporkan penyelenggaraan penanggulangan bencana kepada Bupati
setiap sebulan sekali dalam kondisi normal dan setiap saat dalam kondisi
darurat bencana
6 Mengendalikan pengumpulan dan penyaluran uang dan barang
7 Mempertanggungjawabkan penggunaan anggaran yang diterima dari
anggaran pendapatan dan belanja daerah dan sumber lain yang sah
8 Melaksanakan kewajiban lain sesuai dengan peraturan perundang-
undangan
69
Sedangkan fungsi BPBD Kabupaten Lebak dalam menjalankan tugas
mempunyai fungsi yaitu
1 Perumusan dan penetapan kebijakan penanggulangan bencana dan
penanganan pengungsi dengan bertindak cepat dan tepat efektif dan
efisien dan
2 Pengoordinasian pelaksanaan kegiatan penanggulangan bencana secara
terencana terpadu dan menyeluruh
415 Struktur Organisasi BPBD Kabupaten Lebak
Struktur organisasi BPBD Kabupaten Lebak mengacu pada Peraturan
Daerah Nomor 3 Tahun 2011 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja
Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Lebak Berikut bagan struktur
organisasi BPBD Kabupaten Lebak
Gambar 41
Struktur Organisasi
Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Lebak
Kepala Badan
Unsur Pengarah Kepala Pelaksana
Seksi
pencegahan dan
kesiapsiagaan
Seksi
Rehabilitasi
dan
Rekonstruksi
Seksi
Kedaruratan
dan Logistik
Sekretaris
70
1 Kepala Badan Pelaksana
Mempunyai tugas
(1) Pengordinasian perencanaan pembinaan dan pengendalian terhadap
program administrasi dan sumber daya serta kerja sama BPBD
Kabupaten
(2) Pengordinasian dan pelaksanaan kebijakan di bidang pencegahan
mitigasi dan kesiapsiagaan pada prabencana serta pemberdayaan
masyarakat
(3) Pengordinasian dan pelaksanaan kebijakan di bidang penanggulangan
bencana pada saat tanggap darurat dan dukungan logistik
(4) Pengordinasian dan pelaksanaan kebijakan di bidang penanggulangan
pada pascabencana
2 Sekretariat
Mempunyai tugas
(1) Pengoordinasian sinkronisasi dan integrasi di lingkungan BPBD
Kabupaten Lebak
(2) Pengoordinasian perencanaan dan perumusan kebijakan teknis BPBD
Kabupaten
(3) Pembinaan dan Pelayanan administrasi ketatausahaan hukum dan
pertaturan perundang-undangan organisasi tata laksana kepegawaian
keuangan dan persesdiaan perlengkapan dan rumah tangga BPBD
(4) Pembinaan dan pelaksanaan hubungan masyarakat dan protokol di
lingkungan BPBD Kabupaten
71
(5) Fasilitas pelaksanaan tugas dan fungsi unsur pengarah
penanggulangan bencana
(6) Pengoordinasian dalam penyususnan laporan BPBD Kabupaten
3 Seksi Pencegahan dan Kesiapsiagaan
Mempunyai tugas
(1) Perumusan kebijakan di bidang pencegahan mitigasi dan
kesipasiagaan pada prabencana serta pemberdayaan masyarakat
(2) Pengkoordinasian di bidang pencegahan mitigasi dan kesiapsiagaan
pada prabencana serta pemberdayaan masyarakat
(3) Pelaksanaan hubungan kerja dengan instansi terkait di bidang
pencegahan mitigasi dan kesiapsiagaan pada prabencana serta
pemberdayaan masyarakat
(4) Pemantauan evaluasi dan analisis pelaporan tentang pelaksanaan
kebijakan umum di bidang pencegahan mitigasi dan kesiapsiagaan
pada prabencana serta pemberdayaan masyarakat
4 Seksi Kedaruratan dan Logistik
Mempunyai tugas
(1) Perumusan kebijakan di bidang penanggulangan pada saat tanggap
darurat penanganan pengungsi dan dukungan logistik
(2) Pengkoordinasian dan pelaksanaan kebijakan di bidang
penanggulangan bencana pada saat tanggap darurat penanganan
pengungsi dan dukungan logistik
72
(3) Komando pelaksanaan penanggulangan bencana pada saat tanggap
darurat
(4) Pelaksanaan hubungan kerja di bidang penanggulangan bencana pada
saat tanggap darurat penanganan pengungsi dan dukungan logistik
(5) Pemantauan evaluasi dan analisis pelaporan tentang pelaksanaan
kebijakan umum di bidang penangglangna bencana pada saat tanggap
darurat penanganan pengungsi dan dukungan logistik
5 Seksi Rehabilitasi dan Rekonstruksi
Mempunyai tugas
(1) Perumusan kebijakan di bidang penanggulangan bencana pada pasca
bencana
(2) Mengkoordinasikan dan pelaksanaan kebijakan di bidang
penanggulangan bencana pada pascabencana
(3) Pelaksanaan hubungan di bidang penanggulangan bencana pada
pascabencana
(4) Pemantauan evaluasi dan analisis pelaporan tentang pelaksanaan
kebijakan umum
42 Pengujian Persyaratan Statistik
421 Uji Validitas Instrumen
Pada penelitian dengan menggunakan pendekatan kuantitatif sebelum
mengolah data hasil koesioner jawaban dari responden maka harus melakukan uji
validitas instrument Hal ini dimaksudkan untuk menjaga ketepatan dan
73
kecermatan suatu alat ukur dalam melakukam fungsi ukurnya Uji validitas
digunakan untuk mengetahui sah atau valid tidaknya suatu koesioner
Kevaliditasan suatu instrument menggambarkan bahwa suatu instrument
benarbenar mampu mengukur variabel-variabel yang akan diukur dalam
penelitian serta mampu menunjukan tingkat kesesuaian antar konsep dan hasil
pengukuran
Untuk mengetahui butiritem dari instrument yang telah dibuat itu valid
atau tidak valid dapat diketahui dengan cara mengkorelasikan antara skor butir
dengan skor total Pengujiannya dilakukan dengan menggunakan rumus Pearson
Product Moment sebagai berikut
Keterangan
r = Koefisien Korelasi Product Moment
n = Jumlah Sampel
sum xy= Jumlah hasil kali skor pertanyaan dengan total
sumy = Jumlah skor total
sumx = Jumlah skor per item pertanyaan
sumx2 = Jumlah skor item yang dikuadratkan
sumy2 = Jumlah skor total yang dikuadratkan
74
Dari hasil pengolahan data dengan menggunakan SPSSperhitungan
korelasi yang dilakukan hasilnya dapat dilihat pada tabel 42 di bawah ini
Tabel 42
Hasil Uji Validitas (Menggunakan SPSS V16)
No r hitung r tabel Keterangan
1 0442 0195 Valid
2 0221 0195 Valid
3 0650 0195 Valid
4 0435 0195 Valid
5 0579 0195 Valid
6 0531 0195 Valid
7 0676 0195 Valid
8 0529 0195 Valid
9 0602 0195 Valid
10 0608 0195 Valid
11 0674 0195 Valid
12 0510 0195 Valid
13 0625 0195 Valid
14 0584 0195 Valid
15 0556 0195 Valid
16 0605 0195 Valid
17 0594 0195 Valid
18 0197 0195 Valid
19 0539 0195 Valid
20 0457 0195 Valid
21 0299 0195 Valid
Dikatakan valid jika rhitung gt r tabel maka rtabel sudah ditentukan sebesar
0195 dan taraf signifikansi sebesar 5 Sementara itu sampel dalam penelitian
ini berjumlah 100 responden Berdasarkan uji validitas pada tabel di atas dapat di
lihat rhitung dari seluruh instrumen lebih besar dari r tabel dan menunjukan bahwa
seluruh responden yang berjumlah 94 orang dapat menjawab pertanyaan
penelitian yang dapat dikatakan valid Oleh karena itu jumlah instrumen
75
berdasarkan perhitungan tabel di atas dikatakan valid dan dapat digunakan dalam
penelitian
422 Uji Reliabilitas Instrumen
Pada tahap selanjutnya setelah melakukan uji validitas maka dilanjutkan
dengan uji reliabilitas Reliabilitas adalah indeks yang menunjukan sejauh mana
suatu alat pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan Bila suatu alat
pengukur dipakai dua kali untuk mengukur gejala yang sama dan hasil
pengukuran yang diperoleh relatif konsisten maka alat tersebut reliabel
Reliabilitas digunakan untuk menjaga kehandalan dari sebuah instrument atau alat
ukur Dalam penelitian ini uji reliabilitas dilakukan dengan teknik Alpha
Cronbach Alpha Cronbach yaitu penghitungan yang dilakukan dengan
menghitung rata-rata imterkorelasi diantara butir-butir pertanyaan dalam
koesioner dikatakan reliabel jika nilai alphanya lebih dari 030 (Purwanto
2007181) Pengukurannya berdasarkan alpha cronbach 0 sampai 1 Apabila
dikelompokan maka skala tersebut dapat dikelompokan dalam lima kelas dengan
range yang sama dan ukuran kemantapan alpha tersebut dapat diinterpretasikan
1 Nilai Alpha Cronbach 000 sd 020 berarti kurang reliabel
2 Nilai Alpha Cronbach 021 sd 040 berarti agak reliabel
3 Nilai Alpha Cronbach 042 sd 060 berarti cukup reliabel
4 Nilai Alpha Cronbach 061 sd 080 berarti reliabel
5 Nilai Alpha Cronbach 081 sd 100 berarti sangat relabel
76
Uji reliabilitas ini menggunakan bantuan SPSS versi 16 dan diperoleh
sebagai berikut
Tabel 43
Hasil Uji Reliabilitas (Menggunakan SPSS V 16)
Case Processing Summary
N
Cases Valid 100 1000
Excludeda 0 0
Total 100 1000
a Listwise deletion based on all variables in the
procedure
Tabel 44
Reliability Statistic
Cronbachs
Alpha N of Items
740 22
Berdasarkan perhitungan uji reliabilitas pada tabel 44 dapat dilihat bahwa
nilai Alpha Cronbach 0740 Sementara dalam pengelompokan skala yang telah
dipaparkan sebelumnya yaitu pengelompokan skala 5 dalam buku Triton bahwa
nilai 0740 masuk dalam skala ke 4 yaitu 061 ndash 080 yang berarti reliabel
Sehingga pada hasil akhirnya bahwa insrumen penelitian ini reliabel
43 Deskripsi Data
431 Identitas Responden
Responden dalam penelitian ini adalah masyarakat Kabupaten Lebak yang
tersebar di 15 Kecamatan dengan jumlah populasi sebesar 734402 orang Dengan
77
menggunakan rumus Slovin dengan tingkat kesalahan 10 maka jumlah sampel
dalam penelitian ini adalah sebanyak 100 orang Kemudian teknik pengambilan
sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah proportional cluster random
sampling dimana sampel dalam penelitian ini dihitung berdasarkan ketentuan
besaran sampel atas besaran populasi Dikatakan proportional cluster random
sampling karena populasi akan diwakili sesuai dengan porsinya masing-masing
dalam penelitian Jadi pada pokoknya yaitu mengambil sampel dari tiap-tiap sub
populasi dengan memperhitungkan besar kecilnya sub populasi sehingga
nantinya jumlah sampel yang akan diambil akan menghasilkan sampel yang
representatif
Pada pengisian koesioner responden diminta untuk memberikan identitas
diri sebagai penunjang data dimana identitas diri meliputi jenis kelamin dan
pekerjaan Berikut ini peneliti akan memapaparkan identitas responden dengan
diagram batang
78
Diagram 41
Jenis Kelamin Responden
Sumber Hasil Penelitian Lapangan Tahun 2014
Dari diagram 41 di atas dapat diketahui bahwa 61 responden (61)
adalah responden berjenis kelamin laki-laki 39 responden (39) adalah berjenis
kelamin perempuan Berdasarkan pengumpulan dan olah data hasil kuesioner
menunjukan bahwa responden yang terpilih pada penelitian mengenai Kinerja
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dalam Penanggulangan Bencana
Banjir di Kabupaten Lebak didominasi oleh laki-laki dengan selisih perbedaan
22 dari responden yang berjenis kelamin perempuan
Sedangkan identitas diri responden terkait dengan pekerjaan dapat dilihat
pada diagram 42 di bawah ini
(61)
(39)
0
10
20
30
40
50
60
70
Laki-laki Perempuan
79
Diagram 42
Responden Berdasarkan Status Pekerjaan
Sumber Hasil Penelitian Lapangan Tahun 2014
Dari diagram 42 di atas dapat di lihat bahwasannya responden
berdasarkan pekerjaan meliputi petani sebanyak 53 responden (53) 26
responden (26) dengan status pekerjaan wiraswasta 10 responden (10)
dengan status pekerjaan sebagai pelajar kemudian 6 responden (6) bekerja
sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan 5 responden (5) bekerja sebagai buruh
Hasil pengumpulan dan olah data hasil koesioner menunjukan bahwa responden
didominasi atau yang paling banyak adalah bekerja sebagai petani dan yang paling
rendah adalah responden yang bekerja sebagai buruh
(6)
(26)
(53)
(10)
(5)
0
10
20
30
40
50
60
PNS Wiraswasta Petani Pelajar Buruh
80
432 Analisis Data
Pada analisis data peneliti akan mendeskripsikan data dari hasil
penyebaran koesioner kepada masyarakat Kabupaten Lebak yang tersebar di 15
kecamatan saja dengan jumlah sampel 100 orang Hal ini dimaksudkan untuk
mengetahui jawaban mereka mengenai Kinerja Badan Penanggulangan Bencana
Daerah (BPBD) dalam Penanggulangan Bencana Banjir di Kabupaten Lebak
Dengan menggunakan data variabel dimana peneliti menggunakan teori Kinerja
Organisasi
Menurut Hersey Blancharddan Johnson yang dikutip oleh Wibowo
(2011102)terdapat tujuh indikator kinerja yaitu
1) Tujuan merupakan keadaan yang berbeda yang secara aktif dicari oleh
seorang individu dan organisasi untuk dicapai Untuk mencapai tujuan
diperlukan kinerja individu kelompok dan organisasi Kinerja individu
maupun organisasi berhasil apabila dapat mencapai tujuan yang
diinginkan
2) Standar merupakan suatu ukuran apakah tujuan yang diinginkan dapat
dicapai Tanpa standar tidak dapat diketahui kapan suatu tujuan
tercapai Kinerja seseorang dikatakan berhasil apabila mampu
memcapai standar yang ditentukan atau disepakati bersama antara
atasan dan bawahan
3) Alat atau sarana merupakan sumber daya yang dapat dipergunakan
untuk membantu menyelesaikan tujuan dengan sukses Alat atau saran
merupakan faktor penunjang untuk mencapai tujuan Tanpa alat atau
sarana tugas pekerjaan spesifik tidak dapat dilakukan dan tujuan tidak
dapat diselesaikan sebagaimana seharusnya Tanpa alat atau sarana
tidak mungkin dapat melakukan pekerjaan
4) Kompetensi merupakan persyaratan utama dalam kinerja Kompetensi
merupakan kemampuan yang dimiliki oleh seseorang untuk
menjalankan pekerjaan yang diberikan kepadanya dengan baik
Kompetensi memungkinkan seseorang mewujudkan tugas yang
berkaitan dengan pekerjaan yang diperlukan untuk mencapai tujuan
5) Motif merupakan alasan atau pendorong bagi seseorang untuk
melakukan sesuatu Manajer memfasilitasi motivasi kepada karyawan
dengan insentif berupa uang memberikan pengakuan menetapkan
tujuan menantang menetapkan standar terjangkau meminta umpan
balik memberikan kebebasan melakukan pekerjaan termasuk waktu
81
melakukan pekerjaan menyediakan sumber daya yang diperlukan dan
menghapuskan yang mengakibatkan disinsentif
6) Peluang pekerja perlu mendapatkan kesempatan untuk menunjukan
prestasi kerjanya Terdapat dua faktor yang menyumbangkan pada
adanya kekurangan kesempatan untuk berprestasi yaitu ketersediaan
waktu dan kemampuan untuk memenuhi syarat Jika pekerja dihindari
karena supervisor tidak percaya terhadap kualitas dan kepuasan
konsumen mereka secara efektif akan dihambat dari kemampuan
memenuhi syarat untuk berprestasi
7) Umpan balik antar tujuan standar dan umpan balik bersifat saling
terkait Umpan balik melaporkan kemajuan baik kualitas maupun
kuantitas dalam mencapai tujuan yang didefinisikan oleh standar
Umpan balik merupakan masukan yang dipergunakan untuk mengukur
kemajuan kinerja standar kinerja dan pencapaian tujuan Dengan
umpan balik dilakukan evalusasi terhadap kinerja dan sebagai hasilnya
dapat dilakukan perbaikan kinerja
4321 Pertanyaan Yang Berkaitan Dengan Indikator Tujuan
Berdasarkan dari teori kinerja organisasi yang peneliti gunakan dalam
penelitian ini terdapat tiga pertanyaan yang berkaitan dengan indikator tujuan
Adapun jawaban dari responden berdasarkan pertanyaan yang berkaitan dengan
indikator tujuan akan dipaparkan di bawaha ini
Pertama jawaban responden dari pertanyaan bahwa kegiatan sosialisasi
pengurangan resiko bencanatelah dilakukan oleh BPBD Kabupaten Lebak dapat
dilihat pada diagram 43 di bawah ini
82
Diagram 43
Kegiatan Sosialisasi Pengurangan Resiko Bencana Telah Dilaksanakan
BPBD Kabupaten Lebak
Berdasarkan diagram 43 di atas mengenai tanggapan atau jawaban dari
responden atas pertanyaan bahwa kegiatan sosialisasi tentang pengurangan resiko
bencana banji rtelah dilaksanakan oleh BPBD Kabupaten Lebak adalah 4
responden atau sekitar 4 menjawab sangat setuju 39 responden atau 39
menjawab setuju 52 responden atau 52 menjawab tidak setuju dan 5 responden
atau 5 menjawab sangat tidak setuju Dengan demikian dapat dikatakan dan
diasumsikan bahwa secara mayoritas responden menjawab tidak setuju terkait
pelaksanaan kegiatan yang telah dilakukan oleh BPBD mengenai sosialisasi
pengurangan resiko bencana banjir Hal ini mengasumsikan bahwa BPBD belum
melaksanakan sosialisasi terkait pengurangan resiko bencana banjir yang belum
(4)
(39)
(52)
(5)
0
10
20
30
40
50
60
Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
83
dirasakan oleh sebagian masyarakat Adapun sebagian responden menjawab
setuju dikarenakan dalam pelaksanaan kegiatan sosialisasi pengurangan resiko
bencana banjir oleh BPBD sudah dirasakan oleh masyarakat Tetapi dengan
banyaknya responden menjawab tidak setuju maka dapat diasumsikan bahwa
selama ini BPBD masih belum optimal dan menyeluruh dalam melaksanakan
kegiatan sosialisasi pengurangan resiko bencana banjir yang sudah menjadi tugas
dan tujuan organisasi tersebut
Selanjutnya diagram hasil penelitian berdasarkan butir pertanyaan kedua
dalam indikator tujuan berikut adalah diagram beserta pertanyaannya
Diagram 44
Penanganan Kedaruratan Bencana Banjir Telah Dilaksanakan Oleh
BPBDKabupaten Lebak
Berdasarkan diagram 44 di atas mengenai tanggapan responden atas
pertanyaan bahwa BPBD sudah melaksanakan tugas dalam penanganan
(11)
(53)
(35)
(1)
0
10
20
30
40
50
60
Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
84
kedaruratan bencana banjir adalah 11 responden (11) menjawab sangat setuju
53 responden (53) menjawab setuju 35 responden (35) menjawab tidak
setuju dan 1 responden (1) menjawab sangat tidak setuju Dengan demikian
secara mayoritas responden setuju bahwa BPBD sudah melaksanakan penanganan
kedaruratan bencana banjir pada saat terjadinya bencana banjir Ini dikarenakan
bahwa pada saat bencana banjir terjadi BPBD sudah melaksanakan penanganan
kedaruratan untuk menanggulangi bencana banjir di Kabupaten Lebak
Kemudian diagram hasil penelitian berdasarkan butir pertanyaan ketiga
dalam indikator tujuan berikut adalah diagram beserta pertanyaannya
85
Diagram 45
BPBD Menyelenggarakan Pemulihan Setelah Bencana Terjadi
Dari diagram 45 di atas dapat dilihat bahwa komposisi dari tanggapan
responden terkait apakah BPBD menyelenggarakan pemulihan (rekonstruksi)
setelah bencana banjir terjadi Tanggapan responden yaitu 2 responden (2)
menjawab sangat setuju 40 responden (40) menjawab setuju 52 responden
(52) menjawab tidak setuju dan 6 responden (6) menjawab sangat tidak
setuju Berdasarkan data tanggapan responden tersebut mayoritas menjawab tidak
setuju terkait bahwa BPBD sudah menyelenggarakan pemulihan setelah bencana
banjir terjadi Adapun sebagian masyarakat menjawab setuju karena ada sebagian
masyarakat yang telah merasakan pelayanan BPBD terkait pemulihan bencana
pada pasca bencana
(2)
(40)
(52)
(6)
0
10
20
30
40
50
60
Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
86
4322 Indikator Standar
Berdasarkan hasil penelitian lapangan diperoleh hasil penelitian
berdasarkan indikator standar berikut daigram dan pertanyaannya
Diagram 46
Penyelenggaraan Penanggulangan Banjir Sesuai Prosedur
Berdasarkan diagram 46 di atas dapat dilihat bahwa komposisi nilai dari
tanggapan responden terkait dengan penyelenggaraan penanggulangan bencana
banjir oleh BPBD Kabupaten Lebak sesuai prosedur adalah 3 responden (3)
menjawab sangat setuju 45 responden (45) menjawab setuju 51 responden
(51) menjawab tidak setuju dan 1 responden (1) menjawab sangat tidak
setuju Dengan demikian secara mayoritas responden menjawab tidak setuju
terkait penyelenggaraan penanggulangan bencana banjir sudah sesuai prosedur
Hal ini dapat diartikan bahwa penyelenggaraan penanggulangan bencana daerah
(3)
(45)
(51)
(1)
0
10
20
30
40
50
60
Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
87
masih belum sesuai prosedur Adapun responden yang menjawab setuju dengan
komposisi sebesar 45 dikarenakan sebagian responden menilai sudah sesuai
prosedur Hal ini dikarenakan keterbatasan pegawai BPBD dalam menjalankan
tugas masih kurang responsif
Selanjutnya berdasarkanhasil penelitian lapangan dari butir kedua dari
indikator standar berikut adalah diagram dan pertanyaannya
Diagram 47
Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana Banjir Mengedepankan
Keadilan
Berdasarkan diagram 47 di atas mengenai tanggapan responden atas
pertanyaan penyelenggaraan BPBD dalam penanggulangan bencana banjir
mengedepankan keadilan adalah 3 responden (3) menjawab sangat setuju 38
responden (38) menjawab setuju 51 responden (51) menjawab tidak setuju
(3)
(38)
(51)
(8)
Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
88
dan 8 responden (8) menjawab sangat tidak setuju Dengan demikian secara
mayoritas responden dapat dikatakan menjawab tidak setuju terkait dengan
penyelenggaraan BPBD Kabupaten Lebak dalam penanggulangan bencana banjir
dengan mengedepankan keadilan Adapun responden menjawab setuju karena
sedikit dari mayoritas responden tidak merasakan hal tersebut bahkan responden
lebih menciptakan rasa aman terhadap apa yang mereka hadapi pada saat bencana
banjir terjadi
Kemudian selanjutnya berdasarkan hasil penelitian lapangan dari butir
ketiga dari indikator standar berikut adalah diagram dan pertanyaannya
Diagram 48
Cepat dan Tanggap Dalam Penanggulangan Bencana Banjir
Dari diagram 48 di atas mengenai tanggapan responden atas pertanyaan
bahwa BPBD Kabupaten Lebak cepat tanggap dalam penanggulangan bencana
(5)
(28)
(59)
(8)
0
10
20
30
40
50
60
70
Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
89
banjir adalah 5 responden (5) menjawab sangat setuju 28 responden (28)
menjawab setuju 59 responden (59) menjawab tidak setuju dan 8 responden
(8) menjawab sangat tidak setujuDengan demikian secara mayoritas responden
dapat dikatakan menjawab tidak setuju terkait dengan cepat tanggap dalam
penyelenggaraan penanggulangan bencana banjir oleh BPBD Kabupaten Lebak
Adapun responden yang menjawab setuju karena responden merasakan pelayanan
yang cepat tanggap dari BPBD Kabupaten Lebak Karena berdasarkan prinsipnya
BPBD harus cepat tanggap dalam penyelenggaraan penanggulangan bencana
khususnya bencana banjir
4323 Indikator Alat atau Sarana
Berdasarkan hasil penelitian lapangan diperoleh hasil penelitian
berdasarkan indikator alat atau sarana berikut diagram dan pertanyaannya
Diagram 49
Peralatan Dalam Penanggulangan Bencana Banjir Telah Lengkap
(3)
(31)
(54)
(12)
0
10
20
30
40
50
60
Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
90
Berdasarkan diagram 49 di atas mengenai tanggapan responden atas
pertanyaan terkait dengan peralatan dalam penanggulangan bencana banjir
BPBD Kabupaten Lebak telah lengkap adalah 3 responden (3) menjawab
sangat setuju 31 responden (31) menjawab setuju 54 responden (54)
menjawab tidak setuju 12 responden (12) menjawab sangat setuju Dengan
demikian secara mayoritas responden dapat dikatakan menjawab tidak setuju
dikarenakan dalam penyelenggaraannya penanggulangan bencana banjir pihak
BPBD Kabupaten Lebak masih kekurangan akan kelengkapan peralatan dalam
penanggulangan banjir Adapun responden yang menjawab setuju dikarenakan
masyarakat di sebagian daerah merasakan kelengkapan peralatan BPBD dalam
penanggulangan banjir sudah memadai
Kemudian selanjutnya berdasarkan hasil penyebaran kuesioner dari butir
kedua indokator alat atau sarana berikut adalah diagram dan pertanyaannya
91
Diagram 410
Alat Komunikasi dalam Memberikan Informasi Bencana Banjir Sudah
Memadai
Berdasarkan diagram 410 di atas dapat dilihat bahwa tanggapan
responden terkait alat komunikasi dalam memberikan informasi bencana banjir
BPBD sudah memadai adalah 5 responden (5) menjawab sangat setuju 39
responden (39) menjawab setuju 46 responden (46) menjawab tidak setuju
dan 10 responden (10) menjawab sangat tidak setuju Dengan demikian secara
mayoritas responden dapat dikatakan menjawab tidak setuju terkait kepemilikan
alat komunikasi dalam memberikan informasi kebencananaan Ini dikarenakan
responden menilai bahwa alat komunikasi BPBD dalam memberikan informasi
kebencanaan masih belum memadai
(5)
(39)
(46)
(10)
0
5
10
15
20
25
30
35
40
45
50
Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
92
Selanjutunya berdasarkan hasil penelitian lapangan dari butir ketiga
indikator alat atau sarana berikut adalah diagram dan pertanyaannya
Diagram 411
Tempat Penyimpanan Bantuan Logistik Sudah Memadai
Berdasarkan diagram 411 di atas dapat dilihat bahwa tanggapan
responden terkait tempat penyimpanan bantuan logistik di BPBD kabupaten
Lebak sudah memadai adalah 11 responden (11) menjawab sangat setuju 31
responden (31) menjawab setuju 45 responden (45) menjawab tidak setuju
dan 13 responden (13) menjawab sangat tidak setuju Dengan demikian secara
mayoritas responden dapat dikatakan menjawab tidak setuju Hal ini dikarenakan
responden menilai bahwa BPBD masih belum memilliki tempat yang memadai
untuk penyimpanan bantuan logistic bencana
(11)
(31)
(45)
(13)
0
5
10
15
20
25
30
35
40
45
50
Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
93
4324 Indikator Kompetensi
Berdasarkan hasil penelitian lapangan diperoleh hasil penelitian
berdasarkan indikator kompetensi berikut daigram dan pertanyaannya
Diagram 412
BPBD Memiliki Kemampuan Yang Baik dalam Penyelenggaraan Bencana
Banjir
Berdasarkan diagram 412 di atas mengenai BPBD Kabupaten Lebak
memiliki kemampuan yang baik dalam penyelenggaraan penanggulangan bencana
banjir adalah 7 responden (7) menjawab sangat setuju 33 responden (33)
menjawab setuju 47 responden (47) menjawab tidak setuju dan 13 responden
(13) menjawab sangat tidak setuju Dengan demikian secara mayoritas
responden dapat dikatakan menjawab tidak setuju atas BPBD Kabupaten Lebak
(7)
(33)
(47)
(13)
0
5
10
15
20
25
30
35
40
45
50
Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
94
memiliki kemampuan yang baik dalam penyelenggaraan penanggulangan bencana
banjir
Selanjutnya berdasarkan hasil penelitian di lapangan dari butir kedua dari
indikator kompetensi berikut adalah diagram dan pertanyaannya
Diagram 413
BPBD Selalu Memeberikan Informasi Setiap Akan Terjadinya Bencana
Banjir
Berdasarkan diagram 413 di atas mengenai tanggapan responden atas
BPBD Kabupaten Lebak selalu memberikan informasi setiap akan terjadinya
bencana banjir adalah 4 responden (4) menjawab sangat setuju 38 responden
(38) menjawab setuju 49 responden (49) menjawab tidak setuju dan 9
responden (9) menjawab sangat tidak setuju Dengan demikian secara mayoritas
responden dapat dikatakan menjawab tidak setuju Ini dikarenakan responden
(4)
(38)
(49)
(9)
0
10
20
30
40
50
60
Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
95
menilai bahwa dalam pelaksanaannya BPBD Kabupaten Lebak belum
memberikan informasi terkait akan terjadinya bencana banjir ini dikarenakan
BPBD masih belum memiliki alat komunikasi yang memadai dalam pemberian
informasi kepada masyarakat Selain itu pula belum berjalannya komunitas
masyarakat tangguh bencana di tiap daerah rawan bencana banjir Sehingga dalam
pemberian informasi masih belum optimal
Kemudian selanjutnya berdasarkan hasil penelitian lapangan dari butir
ketiga dari indikator kompetensi berikut adalah diagram dan pertanyaannya
Diagram 414
Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana Banjir Sesuai Tugas dan Fungsi
Dari diagram 414 di atas dapat dilihat mengenai tanggapan responden atas
pertanyaan setujukah penyelenggaraan penanggulangan bencana banjir sesuai
tugas dan fungsi adalah 3 responden (3) menjawab sangat setuju 38 responden
(3)
(38)
(50)
(9)
0
10
20
30
40
50
60
Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
Series1
96
(38) menjawab setuju 50 responden (50) menjawab tidak setuju dan 9
responden (9) menjawab sangat tidak setuju Dengan demikian secara mayoritas
responden mengasumsikan tidak setuju akan penyelenggaraan penanggulangan
bencana banjir sesuai tugas dan fungsi Ini dikarenakan masyarakat menilai dalam
pelaksanaannya BPBD yang seharusnya menjadi koordinator dalam
penyelenggaraan penanggulangan bencana namun realitanya yang menjadi
koordinator dari pihak militer
4325 Indikator Motif
Berdasarkan hasil penelitian lapangan diperoleh hasil penelitian
berdasarkan indikator kompetensi berikut daigram dan pertanyaannya
Diagram 415
BPBD Telah Memberikan Penyuluhan Mengenai Bahaya Bencana Banjir
(7)
(43)(45)
(5)
0
5
10
15
20
25
30
35
40
45
50
Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
97
Dari diagram 415 di atas dapat dilihat bahwa tanggapan responden
mengenai pertanyaan mengenai BPBD telah memberikan penyuluhan mengenai
bahaya bencana banjir adalah 7 responden (7) menjawab sangat setuju 43
responden (43) menjawab setuju 45 responden (45) menjawab tidak setuju
dan 5 responden (5) menjawab sangat tidak setuju Dengan demikian secara
prosentase dapat dikatakan responden menjawab tidak setuju bahwa penyuluhan
mengenai bahaya bencana banjir telah dilaksanakan oleh BPBD Adapun
responden yang menjawab setuju karena sebagian masyarakat di Kabupaten
Lebak telah mengikuti penyuluhan bahayanya bencana banjir yang dilakukan oleh
BPBD
Kemudian selanjutnya berdasarkan hasil penelitian di lapangan dari butir
kedua dari indikator motif berikut adalah diagram dan pertanyaannya
Diagram 416
BPBD Memiliki Motivasi tinggi Dalam Penanggulangan Bencana Banjir
(3)
(40)
(49)
(8)
0
10
20
30
40
50
60
Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
98
Berdasarkan diagram 416 di atas mengenai tanggapan responden atas
pernyataan bahwa BPBD selama ini memiliki motivasi tinggi dalam
penangggulangan bencana banjir adalah 3 responden (3) menjawab sangat
setuju 40 responden (40) menjawab setuju 49 responden (49) menjawab
tidak setuju dan 8 responden (8) menjawab sangat tidak setuju Dengan
demikian secara mayoritas responden dapat dikatakan menjawab tidak setuju
Adapun responden yang menjawab setuju karena menilai bahwa BPBD dalam
menjalankan tugas telah memiliki motivasi dalam penanggulangan bencana banjir
Sementara itu berikutnya hasil penelitian di lapangan dari butir ketiga
indikator motif berikut adalah diagram dan pertanyaannya
Diagram 417
Aparatur BPBD Kabupaten Lebak Berprilaku Sukarela dalam
Penanggulangan Bencana Banjir
(5)
(33)
(52)
(10)
0
10
20
30
40
50
60
Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
99
Dari diagram 417 di atas dapat di lihat mengenai tanggapan responden
atas pertaanyaan bahwa BPBD berprilaku sukarela dalam penanggulangan
bencana banjir adalah 5 responden (5) menjawab sangat setuju 33 responden
(33) menjawab setuju 52 responden (52) menjawab tidak setuju dan 10
responden (10) menjawab sangat tidak setuju Dengan demikian secara
mayoritas responden dapat dikatakan menjawab tidak setuju Hal ini dikarenakan
aparatur BPBD masih belum berprilaku sukarela dalam penyelenggaraan
penanggulangan banjir
4326 Indikator Peluang
Berdasarkan hasil penelitian lapangan diperoleh hasil penelitian
berdasarkan indikator peluang berikut daigram dan pertanyaannya
100
Diagram 418
BPBD Lebak Telah Memberikan Pelatihan Kepada Komunitas Masyarakat
Tangguh Bencana
Berdasarkan diagram 418 di atas mengenai tanggapan responden atas
pernyataan bahwa BPBD telah memberikan pelatihan kepada komunitas
masyarakat tangguh bencana adalah 4 responden (4) menjawab sangat setuju
30 responden (30) menjawab setuju 53 responden (53) menjawab tidak
setuju 13 responden (13) menjawab sangat tidak setuju Secara mayoritas
responden dapat dikatakan menjawan tidak setuju dengan pernyataan bahwa
BPBD telah memberikan pelatihan kepada Komunitas Masyarakat Tangguh
Bencana Hal ini dikarenakan bahwa pihak BPBD hanya mensosialisasikan terkait
bencana banjir dan masih belum memberikan pelatihan yang intensif terhadap
komunitas tangguh bencana
(4)
(30)
(53)
(13)
0
10
20
30
40
50
60
Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
101
Berikutnya berdasarkan hasil penelitian lapangan dari butir kedua
indikator peluang berikut adalah diagram dan pertanyaannya
Diagram 419
BPBD Telah Memberikan Solusi akan Bencana Banjir
Berdasarkan diagram 419 diatas mengenai tanggapan responden atas
pernyataan bahwa BPBD telah memberikan solusi akan bencana banjir adalah 6
responden (6) menjawab sangat setuju 37 responden (37) menjawab setuju
43 responden (43) menjawab tidak setuju dan 14 responden (14) sangat tidak
setuju Dengan demikian secara mayoritas responden dapat dikatakan menjawab
tidak setuju dengan pertnyaataan bahwa BPBD telah memberikan solsusi akan
bencana banjir Ini dikarenakan BPBD hanya menyelenggrakan penanggulangan
bencana dan belum memberikan solusi terkait bencana banjir
6(6)
37(37)
(43)
(14)
0
5
10
15
20
25
30
35
40
45
50
Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
102
Kemudian selanjutnya berdasarkan hasil penelitian di lapangan dari butir
ketiga indikator peluang berikut adalah diagram dan pertanyaannya
Diagram 420
BPBD Memberikan Kebebasan Kepada Masyarakat Dalam Penanggulangan
Bencana Banjir
Berdasarkan diagram 420 diatas mengenai tanggapan responden atas
pernyataan BPBD Memberikan kebebasan kepada masyarakat dalam
penanggulangan bencana banjir adalah 15 responden (15) menjawab sangat
setuju 51 responden (51) menjawab setuju 31 responden (31) menjawab
tidak setuju dan 3 responden (3) menjawab sangat tidak setuju Dengan
demikian secara mayoritas responden dapat dikatakan menjawab setuju Ini
dikarenakan dalam pelaksanaan penanggulangan bencana banjir dari mulai
(15)
(51)
(31)
(3)
0
10
20
30
40
50
60
Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
103
evakuasi hingga pemulihan bencana masyarakat diberikan kebebasan untuk
bergabung dalam penggulangan bencana banjir sebagai rasa kemanusiaan
4327 Indikator Umpan Balik
Berdasarkan hasil penelitian lapangan diperoleh hasil penelitian
berdasarkan indikator umpan balik berikut daigram dan pertanyaannya
Diagram 421
BPBD Selalu Memberikan Informasi Hasil Kegiatan Penanggulangan
Bencana Banjir
Berdasarkan diagram 421 diatas mengenai tanggapan responden atas
pernyataan BPBD selalu memberikan informasi hasil kegiatan penanggulangan
bencana banjir adalah 3 responden (3) menjawab sangat setuju 28 responden
(28) menjawab setuju 54 responden (54) menjawab tidak setuju dan 15
(3)
(28)
(54)
(15)
0
10
20
30
40
50
60
Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
104
responden (15) menjawab sangat tidak setuju Dengan demikian secara
mayoritas responden dapat dikatakan menjawab tidak setuju Ini dikarenakan
dalam pemberian informasi hasil kegiatan penanggulangan bencana banjir tidak
seluruh atau semuanya diketahui oleh masyarakat
Kemudian selanjutnya berdasarkan hasil penelitian di lapangan dari butir
kedua indikator umpan balik berikut adalah diagram dan pertanyaannya
Diagram 422
BPBD Selalu Melaksanakan Penilaian Atas Prestasi Kerja
Berdasarkan diagram 422 diatas mengenai tanggapan responden atas
pernyataan BPBD selalu melaksanakan penilaian-penilaian atas prestasi kerja
adalah 1 responden (1) menjawab sangat setuju 23 responden (23) menjawab
setuju 72 responden (72) menjawab tidak setuju dan 4 responden (4)
menjawab sangat tidak setuju Dengan demikian secara mayoritas responden
(1)
(23)
(72)
(4)
0
10
20
30
40
50
60
70
80
Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
105
dapat dikatakan menjawab tidak setuju Ini dikarenakan dalam pelaksanaan
evaluasi atau penilaian kinerja masih belum berjalan dengan baik dan masyarakat
masih belum melihat perubahan-perubahan yang signifikan
Berikutnya berdasarkan hasil penelitian di lapangan dari butir ketiga
indikator umpan balik berikut adalah diagram dan pertanyaannya
Diagram 423
BPBD Perlu Menindaklanjuti Kegiatan Yang Dilaksanakan
Berdasarkan diagram 423 diatas mengenai tanggapan responden atas
pernyataan BPBD perlu menindaklanjuti kegiatan yang telah dilaksanakan adalah
7 responden (7) menjawab sangat setuju 58 responden (58) menjawab setuju
31 responden (31) menjawab tidak setuju dan 4 responden (4) menjawab
sangat tidak setuju Dengan demikian secara mayoritas responden dapat dikatakan
menjawab setuju Ini dikarenakan dalam setiap kegiatan harus selalu ada tindak
(7)
(58)
(31)
(4)
0
10
20
30
40
50
60
70
Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
106
lanjutnya agar nantinya dapat menciptakan suatu kegiatan yang lebih baik lagi di
masa yang akan datang Sehingga dalam pelaksanaannya BPBD dapat optimal dan
lebih responsif dalam penanggulangan bencana khususnya dalam penanggulangan
bencana banjir
44 Pengujian Hipotesis
Penelitian ldquoKinerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)
dalam Penanggulangan Bencana Banjir di Kabupaten Lebakrdquo ini memiliki
hipotesis sebagai berikut
ldquoKinerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah Dalam
Penanggulangan Bencana Banjir di Kabupaten Lebak paling tinggi
mencapai 65 dari nilai idealnya 100rdquo
Sementara tujuan daripada pengujian hipotesis ini yaitu untuk mengetahui
tingkat signifikansi dari hipotesis yang diajukan Pada tahap pengujian hipotesis
ini peneliti menggunakan rumus t-test satu sampel
Berdasarkan penghitungan data skor ideal yang diperoleh adalah 4 x 21 x
100 = 8400 Keterangannya adalah 4 = nilai tertinggi dari setiap pilihan jawaban
pernyataan yang diajukan kepada responden (kriteria penilaian skor berdasarkan
skala Likert) 21 = jumlah item pertanyaan yang diajukan kepada responden dalam
bentuk koesioner dan 100 = jumlah sampel yang dijadikan responden dalam
penelitian ini Selanjutnya untuk jumlah skor penelitian (lihat di lampiran tabel
distrribusi data) adalah sebesar 5049 Dengan demikian maka nilai ldquoKinerja
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dalam Penanggulangan Bencana
107
Banjir Di Kabupaten Lebakrdquo adalah 5049 8400 = 06010 maka diprosentasikan
60
Skor ideal untuk Kinerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah Dalam
Penanggulangan Bencana Banjir Di Kabupaten Lebak adalah 4 x 21 x 100 = 8400
Keterangannya adalah 4 = nilai tertinggi dari setiap pilihan jawaban pernyataan
yang diajukan kepada responden (kriteria penilaian skor berdasarkan skala Likert)
21 = jumlah item pertanyaan yang diajukan kepada responden dalam bentuk
koesioner dan 100 = jumlah sampel yang dijadikan responden dalam penelitian
ini dan nilai meannilai rata-rata adalah 8400 100 = 84 Sehingga untuk Kinerja
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dalam Penanggulangan Bencana
Banjir Di Kabupaten Lebak nilai yang dihipotesiskan tertinggi 65 dari yang
diharapkan Sementara nilai yang dihipotesiskan adalah 065 x 84 = 55 Untuk
perhitungan hipotesis statistiknya adalah sebagai berikut Ha untuk memprediksi
micro lebih kecil atau sama dengan 65 dari skor ideal
H0 = micro gt65 gt 065 x 84 = 55
Ha = micro lt 65 lt 065 x 84 = 55
Pengujian hipotesis menggunakan rumus t- test satu sampel dengan uji
pihak kiri adalah sebagai berikut
Diketahui
micro =5049
100
= 5049
micro0= 55
108
s =
n
s
x
s = 766
n = 100
ditanya t
t =
n
s
x
t = - 549 x 10
766
t = - 716
Dari hasil penghitungan di atas dapat dilihat bahwa nilai thitung adalah -
716 Nilai thitung tersebut selanjutnya dibandingkan dengan nilai ttabel dengan
derajat kebebasan (dk) = (n ndash 1) = ( 100 ndash 1) = 99 dan taraf kesalahan = 10
untuk uji satu pihak kiri didapat nilai ttabel yaitu -1289 Karena nilai thitung lebih
kecil dari pada nilai ttabel (-716 lt -1289) dan jatuh pada daerah penerimaan Ha
maka hipotesis alternatif (Ha) diterima dan hipotesis nol (H0) ditolak Dapat dilihat
pada gambar 42 mengenai kurva daerah penerimaan Ha dan penolakan H0
Dari perbandingan jumlah data yang terkumpul dengan skor ideal
ditemukan bahwa Kinerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dalam
Penanggulangan Bencana Banjir di Kabupaten Lebak yaitu
5049
8400 x 100 = 6010
109
Jadi hipotesis yang menyatakan bahwa Kinerja Badan Penanggulangan
Bencana Daerah (BPBD) dalam Penanggulangan Bencana Banjir di Kabupaten
Lebak paling tinggi 65 dari nilai idealnya 100 dapat diterima atau dari
penghitungan sampel rata-rata menghasilkan nilai sebesar 6010 dibulatkan
menjadi 60 Berikut kurva daerah penerimaan Hipotesis alternatif (Ha) dan
daerah penerimaan H0
Gambar 42
Kurva Penerimaan dan Penerimaan H0
-716 0 1289
60 65
Berdasarkan gambar di atas dapat dilihat bahwa thitung ternyata jatuh pada
daerah penerimaan Ha dengan demikian Ha diterima dan H0 ditolak
45 Interpretasi Hasil Penelitian
Penelitian dengan judul Kinerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah
(BPBD) dalam Penanggulangan Bencana Banjir di Kabupaten Lebak sebelumnya
telah mempunyai rumusan masalah deskriptif dan peneliti berusaha menjawab
perumusan masalah tersebut Rumusan masalah tersebut adalah ldquoSeberapa besar
Daerah penerimaan Ha
Daerah Penerimaan H0
110
Kinerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah Dalam Penanggulangan Bencana
Banjir Di Kabupaten Lebakrdquo
Untuk menjawab rumusan masalah deskriptif dalam penelitian ini dapat
dilihat dari pemaparan pengujian hipotesis yang menggunakan rumus t-test satu
sampel dengan menguji pihak kiri bahwa harga thitung lebih kecil (lt) dari harga
ttabel dan itu dapat diartikan bahwa Ha diterima dan H0 ditolak Karena dari hasil
pengujian menunjukan bahwa hipotesis mencapai 6010 dari angka yang
diharapkan 65
Berdasarkan dari data pengujian hipotesis tersebut dapat dijelaskan bahwa
ldquoKinerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dalam Penanggulangan
Bencana Banjir di Kabupaten Lebakrdquo mencapai 6010 dari angka tertinggi yang
dihipotesiskan yaitu 65 Ini berarti tingkat Kinerja Badan Penanggulangan
Bencana Daerah (BPBD) dalam Penanggulangan Bencana Banjir di Kabupaten
masuk dalam kategori kurang baik Hal tersebut dapat dilihat pada pengkategorian
sebagai berikut
Kategori Instrumen
2100 4200 6300 8400
5049
Tidak Baik Kurang Baik Baik Sangat Baik
111
Nilai 5049 termasuk dalam kategori interval kurang baik dan baik maka
hasil di atas masuk dalam kategori kurang baik karena lebih mendekati pada
kategori kurang baik
46 Pembahasan
Berdasarkan teori kinerja organisasi menurut Hersey Blanchard dan
Johnson bahwa kinerja organisasi dapat diukur dari beberapa aspek diantaranya
tujuan standar alatsarana kompetensi motif peluang dan umpan balik
(Wibowo 2011102) Maka dengan teori kinerja organisasi tersebut dapat
mengukur dan menjelaskan Kinerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah
(BPBD) dalam Penanggulangan Bencana Banjir di Kabupaten Lebak Penjelasan
dari hasil pengolahan data dari indikator kinerka organisasi tersebut lebih jelasnya
akan dipaparkan di bawah ini
1 Indikator Tujuan
Indikator tujuan berkaitan dengan tujuan pada Badan Penanggulangan
Bencana Daerah dalam penanggulangan bencana banjir di Kabupaten
Lebak yang diantaranya adalah berkaitan dengan pengurangan resiko
bencana pada saat prabencana penanganan kedaruratan saat bencana
terjadi dan pemulihan pada saat setelah terjadi bencana (pasca bencana)
Dalam hal ini masyarakat di Kabupaten Lebak merasakan akan adanya
pelayanan kebencanaan yang merupakan tugas dari BPBD khususnya
dalam bencana banjir Dari hasil pengolahan data dalam indikator tujuan
ini memuat 3 butir instrumen pertanyaandalam pengolahannya didapatkan
112
dari skor ideal indikator tujuan adalah 4 x 3 x 100 = 1200 (4 = nilai dari
setiap jawaban pertanyaan yang diajukan pada responden kriteria skor
berdasarkan pada skala Likert 3 = jumlah pertanyaan yang ada pada
indikator tujuan 100 = jumlah sampel yang dijadikan responden) Setelah
menemukan skor ideal kemudian dibagikan dengan skor riil yang diisi
oleh responden jadi tingkat persetujuan dari indikator tujuan yaitu sebesar
754 1200 = 063 x 100 = 63 Berdasarkan hasil tersebut dapat
dikatakan Kinerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah dalam
penanggulangan Kabupaten Lebak baik Sebagaimana digambarkan
dalam kategori di bawah ini
Kategori Instrumen
300 600 900 1200
754
Nilai 754 termasuk dalam interval kurang baik dan baik maka hasil di atas
masuk dalam kategori baik karena lebih mendekati pada kategori baik
2 Indikator Standar
Indikator standar berkaitan dengan SOP (Standard Operating Procedure)
yang memuat mengenai pelayanan BPBD yang sesuai prosedur adil dan
tidak didkriminatif serta cepat dalam penanggulangan bencana banjir di
Kabupaten Lebak Dari hasil pengolahan data pada indikator standar ini
Tidak Baik Kurang Baik Baik Sangat Baik
113
memuat 3 butir pertanyaan Dalam pengolahannya diperoleh dari skor
ideal indikator standar yaitu 4 x 3 x 100 = 1200 (4 = nilai dari setiap
jawaban pertanyaan yang diajukan pada responden kriteria skor
berdasarkan pada skala Likert 3 = jumlah pertanyaan yang ada pada
indikator standar 100 = jumlah sampel yang dijadikan responden) Setelah
menemukan skor ideal kemudian dibagikan dengan skor riil yang diisi
oleh responden yaitu sebesar 716 1200 x 100 = 60 Hal ini dapat
diartikan bahwa Kinerja BPBD dalam Penanggulangan Bencana Banjir di
Kabupaten Lebak berjalan kurang baik bila dilihat dari indikator standar
Sebagaimana digambarkan dalam kategori berikut ini
Kategori Instrumen
300 600 900 1200
716
Nilai 716 termasuk dalam interval kurang baik dan baik maka hasil di atas
masuk dalam kategori kurang baik karena lebih mendekati pada kategori
kurang baik
3 Indikator Alatsarana
Indikator Alatsarana merupakan indikator untuk mengukur terkait dengan
ketersediaannya kelengkapan peralatan penanggulangan bencana banjir
alat komunikasi dan tempat penyimpanan logistik untuk menunjang
Tidak Baik Kurang Baik Baik Sangat Baik
114
Kinerja BPBD dalam Penaggulangan Bencana Banjir di Kabupaten Lebak
Dari hasil pengolahan data pada indikator alatsarana ini memuat 3 butir
pertanyaan Dalam pengolahannya diperoleh dari skor ideal indikator
alatsarana yaitu 4 x 3 x 100 = 1200 (4 = nilai dari setiap jawaban
pertanyaan yang diajukan pada responden kriteria skor berdasarkan pada
skala Likert 3 = jumlah pertanyaan yang ada pada indikator tujuan 100 =
jumlah sampel yang dijadikan responden) Setelah menemukan skor ideal
kemudian dibagikan dengan skor riil yang diisi oleh responden yaitu
sebesar 704 1200 x 100 = 59 Hal ini dapat diartikan bahwa Kinerja
BPBD dalam Penanggulangan Bencana Banjir di Kabupaten Lebak
berjalan kurang baik bila dilihat dari indikator alatsarana Sebagaimana
digambarkan dalam kategori berikut ini
Kategori Instrumen
300 600 900 1200
704
Nilai 704 termasuk dalam interval kurang baik dan baik maka hasil di atas
masuk dalam kategori kurang baik karena lebih mendekati pada kategori
kurang baik
4 Indikator Kompetensi
Tidak Baik Kurang Baik Baik Sangat Baik
115
Indikator kompetensi berkaitan dengan kemampuan aparaturpegawai dan
kesesuaian pegawai dengan tugas dan fungsinya Dalam hal ini
kemampuan dan tugas pegawai BPBD terkait dalam penanggulangan
bencana banjir sudah mumpuni atau belum dalam menunjang kinerja
BPBD dalam Penanggulangan Bencana Banjir di Kabupaten Lebak Dari
hasil pengolahan data pada indikator kompetensi ini memuat 3 butir
pertanyaan Dalam pengolahannya diperoleh dari skor ideal indikator
kompetensi yaitu 4 x 3 x 100 = 1200 (4 = nilai dari setiap jawaban
pertanyaan yang diajukan pada responden kriteria skor berdasarkan pada
skala Likert 3 = jumlah pertanyaan yang ada pada indikator kompetensi
100 = jumlah sampel yang dijadikan responden) Setelah menemukan skor
ideal kemudian dibagikan dengan skor riil yang diisi oleh responden yaitu
sebesar 706 1200 x 100 = 59 Hal ini dapat diartikan bahwa Kinerja
BPBD dalam Penanggulangan Bencana Banjir di Kabupaten Lebak
berjalan kurang baik bila dilihat dari indikator kompetensi Sebagaimana
digambarkan dalam kategori berikut ini
Kategori Instrumen
300 600 900 1200
706
Tidak Baik Kurang Baik Baik Sangat Baik
116
Nilai 706 termasuk dalam interval kurang baik dan baik maka hasil di atas
masuk dalam kategori kurang baik karena lebih mendekati pada kategori
kurang baik
5 Indikator Motif
Indikator motif berkaitan dengan motivasi dalam penanggulangan
bencana prilaku pegawaiaparatur dan sosialisasi bahaya banjir Indikator
motif ini berkaitan dengan motivasi dalam mendukung kinerja BPBD
dalam Penanggulangan Bencana Banjir di Kabupaten Lebak Dari hasil
pengolahan data dalam indikator motif ini memuat 3 butir instrumen
pertanyaandalam pengolahannya didapatkan dari skor ideal indikator
tujuan adalah 4 x 3 x 100 = 1200 (4 = nilai dari setiap jawaban pertanyaan
yang diajukan pada responden kriteria skor berdasarkan pada skala Likert
3 = jumlah pertanyaan yang ada pada indikator motif 100 = jumlah
sampel yang dijadikan responden) Setelah menemukan skor ideal
kemudian dibagikan dengan skor riil yang diisi oleh responden jadi
tingkat persetujuan dari indikator motif yaitu sebesar 723 1200 = 06 x
100 = 60 Berdasarkan hasil tersebut dapat dikatakan Kinerja Badan
Penanggulangan Bencana Daerah dalam penanggulangan banjir di
Kabupaten Lebak kurang baik Sebagaimana digambarkan dalam kategori
di bawah ini
117
Kategori Instrumen
300 600 900 1200
723
Nilai 723 termasuk dalam interval kurang baik dan baik maka hasil di atas
masuk dalam kategori kurang baik karena lebih mendekati pada kategori
kurang baik
6 Indikator Peluang
Indikator peluang berkaitan dengan komunitas masyarakat tangguh
bencana solusi bencana banjir dan partispasi masyarakat dalam
penanggulangan bencana banjir Indikator peluang ini berkaitan dengan
peluang-peluang untuk mendukung kinerja BPBD dalam Penanggulangan
Bencana Banjir di Kabupaten Lebak Dari hasil pengolahan data dalam
indikator peluang ini memuat 3 butir instrumen pertanyaan dalam
pengolahannya didapatkan dari skor ideal indikator tujuan adalah 4 x 3 x
100 = 1200 (4 = nilai dari setiap jawaban pertanyaan yang diajukan pada
responden kriteria skor berdasarkan pada skala Likert 3 = jumlah
pertanyaan yang ada pada indikator peluang 100 = jumlah sampel yang
dijadikan responden) Setelah menemukan skor ideal kemudian dibagikan
dengan skor riil yang diisi oleh responden jadi tingkat persetujuan dari
indikator peluang yaitu sebesar 738 1200 = 059 x 100 = 59
Tidak Baik Kurang Baik Baik Sangat Baik
118
Berdasarkan hasil tersebut dapat dikatakan Kinerja Badan Penanggulangan
Bencana Daerah dalam penanggulangan banjir di Kabupaten Lebak
kurang baik Sebagaimana digambarkan dalam kategori di bawah ini
Kategori Instrumen
300 600 900 1200
738
Nilai 738 termasuk dalam interval kurang baik dan baik maka hasil di atas
masuk dalam kategori kurang baik karena lebih mendekati pada kategori
kurang baik
7 Indikator Umpan Balik
Indikator umpan balik berkaitan dengan pelaporan hasil kegiatan
penilaian kinerja dan tindak lanjut dari kegiatan penanggulangan bencana
banjir oleh BPBD Indikator umpan balik ini berkaitan dengan umpan-
umpan yang dilaksanakan dimasa yang akan datang untuk mendukung
kinerja BPBD dalam Penanggulangan Bencana Banjir di Kabupaten
Lebak Dari hasil pengolahan data dalam indikator umpan balik ini
memuat 3 butir instrumen pertanyaan dalam pengolahannya didapatkan
dari skor ideal indikator tujuan adalah 4 x 3 x 100 = 1200 (4 = nilai dari
setiap jawaban pertanyaan yang diajukan pada responden kriteria skor
berdasarkan pada skala Likert 3 = jumlah pertanyaan yang ada pada
Tidak Baik Kurang Baik Baik Sangat Baik
119
indikator peluang 100 = jumlah sampel yang dijadikan responden)
Setelah menemukan skor ideal kemudian dibagikan dengan skor riil yang
diisi oleh responden jadi tingkat persetujuan dari indikator peluang yaitu
sebesar 708 1200 = 059 x 100 = 59 Berdasarkan hasil tersebut dapat
dikatakan Kinerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah dalam
penanggulangan banjir di Kabupaten Lebak kurang baik Sebagaimana
digambarkan dalam kategori di bawah ini
Kategori Instrumen
300 600 900 1200
708
Nilai 708 termasuk dalam interval kurang baik dan baik maka masuk
dalam kategori kurang baik karena lebih mendekati pada kategori kurang
baik
Berdasarkan perhitungan pada setiap indikator di atas dapat
disimpulkan bahwa tingkat persetujuan responden terhadap indikator
penelitian yaitu indikator tujuan sejauh ini baru mencapai 63 indikator
standar 60 indikator alatsarana 59 kompetensi 59 motif 60
indikator peluang 59 dan indikator umpan balik 59
Dari masing-masing tingkat persetujuan tersebut dapat diartikan
bahwa Kinerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah Dalam
Tidak Baik Kurang Baik Baik Sangat Baik
120
Penanggulangan Bencana Banjir Di Kabupaten Lebak dilihat dari tujuh
indikator diantaranya indikator tujuan standar alatsarana kompetensi
motif peluang dan umpan balik Dapat dikatakan kurang baik Untuk
lebih jelasnya dapat dilihat di bawah ini
Berdasarkan hasil koesioner dan pemaparan di atas maka total
skor pada tiap-tiap indikator dalam penelitian ini dimana menggunakan
tujuh indikator kinerja menurut Hersey Blanchard dan Johnson dalam
buku Wibowo Dalam hal ini Kinerja BPBD Dalam Penanggulangan
Bencana Banjir Di Kabupaten Lebak ditunjukan pada diagram berikut
Diagram 424
Tingkat Kinerja BPBD Dalam Penanggulangan Bencana Banjir di
Kabupaten Lebak Berdasarkan Indikator
Sumber Peneliti 2014
57
58
59
60
61
62
63
64 63
60
59 59
60
59 59
BAB V
PENUTUP
51 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian penghitungan dan pengujian hipotesis maka
dapat diketahui ldquoKinerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dalam
Penanggulangan Bencana Banjir di Kabupaten Lebak tercapai 60 dari
maksimal 65 Pengujian hipotesis yang dilakukan berdasarkan uji hipotesis
pihak kiri menunjukan bahwa Ha diterima dan Ho ditolak yang berarti Kinerja
BPBD Dalam Penanggulangan Bencana Banjir di Kabupaten Lebak dalam
pencapaiannya sebesar 60 dari yang diharapkan Ini berarti ketercapaian lebih
kecil dari hipotesis awal yakni 65 Hal ini di dapat berdasarkan pada hasil
penghitungan perbandingan antara jumlah data yang terkumpul dengan skor ideal
Dalam hal ini disebabkan oleh adanya permasalahan yang timbul dalam
proses penyelenggaraan penanggulangan bencana banjir yang belum dapat
sepenuhnya teratasi Diantaranya permasalahan terkait dengan alatsarana yang
belum memadai Hal ini dapat dilihat dari hasil penghitungan data tingkat kinerja
indikator alatsarana yaitu didapatkan hasil sebesar 59 Ini menggambarkan
bahwa tingkat persetujuannya masih rendah dari yang diharapkan 65 yang
menunjukan bahwa masih minimnya alatsarana penanggulangan bencana banjir
Ditambah pula dengan keterbatasan sumber daya manusia yang professional di
bidang kebencanaan khususnya dalam penanggulangan bencana banjir di
Kabupaten Lebak Dari data penghitungan indikator kompetensi menunjukan hasil
sebesar 59 dan ini menunjukan bahwa tingkat persetujuannya masih rendah dari
nilai yang diharapkan 65
52 Saran
Saran yang dapat diberikan oleh peneliti berdasarkan hasil penelitian di
lapangan yaitu
1 Alatsarana dalam penanggulangan bencana banjir harus ditambah dan
dilengkapi Pasalnya wilayah Kabupaten Lebak yang tersebar di 15
Kecamatan rawan akan bencana banjir tiap tahunnya Sehingga
membutuhkan alatsarana yang lebih lengkap agar proses penyelenggaraan
bencana banjir dapat diatasi dengan baik
2 Aparatur atau Sumber Daya Manusia (SDM) harus ditambah dan
ditingkatkan kompetensinya Sehingga dalam penyelenggaraan
penanggulangan bencana banjir dapat dilaksanakan dengan profesional
DAFTAR PUSTAKA
Sumber Buku
Departemen Pendidikan Nasional 2008 Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi
Ke- 4 Jakarta Gramedia
Hasibuan Malayu SP 2006 Manajemen Dasar Pengertian dan Masalah
Jakarta Bumi Aksara
Irawan Prasetya 2006 Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif Untuk Ilmu-ilmu
Sosial Jakarta FISIP UI
Kodoatie J R dan Sugiyanto 2002 Banjir Beberapa Masalah dan Metode
Pengendaliannya dalam Perspektif Lingkungan Yogyakarta Pustaka
Pelajar
Nurjanah dkk 2013 Manajemen Bencana Bandung Alfabeta
Mangkunegara AA Anwar Prabu 2006 Evaluasi Kinerja Sumber Daya
Manusia Bandung PT Refika Aditama
Keban Jeremias T 2003 Indikator Kinerja Pemerintah Daerah Pendekatan
Manajemen dan Kebijakan Makalah Seminar Sehari Yogyakarta
FISIPOL UGM
Mahmudi 2013 Manajemen Kinerja Sektor Publik Yogyakarta UPP STIM
YKPN
Mahsun Muhammad 2006 Pengukuran Kinerja Sektor Publik Yogyakarta FE
UGM
Mangkunegara Prabu Anwar 2001 Manajemen Sumber Daya Manusia
Perusahaan Bandung Remaja Rosdakarya
Miles Matthew dan Michael Huberman 2009 Analisis Data Kualitatif (Buku
Sumber Tentang Metode-metode Baru) Jakarta UI Press
Moeheriono 2010 Pengukuran Kinerja Berbasis Kompetensi Bogor Ghalia
Indonesia
Moleong Lexy J 2007 Metode Penelitian Kualitatif Bandung Remaja
Rosdakarya
Prawirosentono 1999 Manajemen Sumber Daya Manusia Kebijakan Kinerja
Karyawan Yogyakarta BPFE
Robbins Stephen P 2001 Prilaku Organisasi Jakarta Prenhalindo
Satori Djamrsquoan dan Komariah 2010 Metode Penelitian Kualitaif Bandung
Alfabeta
Sedarmayanti 2004 Sumber Daya Manusia dan Produktivitas Kerja Jakarta
CV Mandar maju
Simanjuntak Payaman J 2005 Manajemen dan Evaluasi Kinerja Jakarta FE UI
Sinambela Lijan Poltak dkk 2014 Reformasi Pelayanan Publik Teori
Kebijakan dan Implementasi Jakarta Bumi Aksara
Sobandi Baban 2006 Desentralisasi dan Tuntunan Penataan Kelembagaan
Daerah Bandung Humaniora
Steers RM 2003 Organization Effectiveness A Behavioral View Jakarta
Erlangga
Sugiyono 2008 Metode Penelitian Kuantiatif Kualitatif dan RampD Bandung
Alfbeta
Sugiyono 2009 Memahami Penelitian Kualitatif Bandung Alfabeta
Sugiyono 2010 Metode Penelitian Admninistrasi Bandung Alfabeta
Surjadi 2009 Pengembangan Kinerja Pelayanan Publik Bandung Refika
Aditama
Taniredja Tukiran dan Hidayati Mustafidah 2012 Penelitian Kualitatif Sebuah
Pengantar Bandung Alfabeta
Wibowo 2011 Manajemen Kinerja Jakarta RajaGarafindo Persada
Sumber Peraturan
UUD 1945 Pembukaan
UU No 24 Tahun 2007 Tentang Penanggulangan Bencana
Peraturan Daerah Kabupaten Lebak No 3 Tahun 2011 Tentang Pembentukan
Organisasi dan Tata Kerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah
Sumber Internet
httpwwwantaranewscom 1200 warga rangkasbitung korban banjir mengungsi
Diakses tanggal 28 Mei 2014 Pukul 2115 WIB
httpwwwmerdekacom peristiwa 15 kecamatan di lebak banten terendam
banjir 3 tewas Diakses tanggal 24 Mei 2014 Pukul 1524 WIB
httpp2mbgeografiupiedu Tentang_Bencana Diakses pada tanggal 5 Juni
2014 Pukul 1500 WIB
Sumber Dokumen
Buku Panduan Penanggulangan Bencana
Laporan Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Lebak Kejadian
Bencana Banjir dan Longsor tahun 2013 dan 2014
Profil Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Banten
Skripsi Chandra Yudiana Efendi Kinerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah
(BPBD) di Wilayah Kecamatan Baleendah Kabupaten Bandung tahun
2012
Skripsi Marino Y Cristanti Marbun Peranan Koordinasi Badan Penanggulangan
Bencana Daerah (BPBD) Kota Medan dalam Upaya Penanggulangan
Bencana Banjir di Kota Medan tahun 2013
KOESIONER PENELITIAN
IDENTITAS RESPONDEN
No Responden
Pekerjaan
Jenis Kelamin
Alamat
PETUNJUK PENGISIAN
1 Bacalah angket ini dengan teliti supaya BapakIbu mengerti maksud
pertanyaannya
2 Pilihlah salah satu jawaban yang dianggap paling sesuai dari beberapa pilihan
dengan cara di silang (X)
3 Bila terdapat pertanyaan yang kurang dimengerti dapat ditanyakan langsung
kepada peneliti
A Indikator Tujuan
1 Setujukah bahwa aparatur Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)
Kabupaten Lebak telah melaksanakan kegiatan sosialisasi pengurangan akan
risiko bencana bencana banjir pada saat sebelum bencana terjadi
a Sangat Setuju
b Setuju
c Tidak Setuju
d Sangat Tidak Setuju
2 Setujukah bahwa aparatur Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)
Kabupaten Lebak telah melaksanakan tugas dalam penanganan kedaruratan
bencana banjir
a Sangat Setuju
b Setuju
c Tidak Setuju
d Sangat Tidak Setuju
3 Setujukah bahwa aparatur Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)
Kabupaten Lebak menyelenggarakan pemulihan setelah bencana banjir terjadi
a Sangat Setuju
b Setuju
c Tidak Setuju
d Sangat Tidak Setuju
B Indikator Standar
4 Setujukah bahwa aparatur Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)
Kabupaten Lebak sesuai prosedur dalam penanggulangan banjir
a Sangat Setuju
b Setuju
c Tidak Setuju
d Sangat Tidak Setuju
5 Setujukah bahwa aparatur Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)
Kabupaten Lebak menyelenggarakan penanggulangan bencana banjir dengan
mengedepankan keadilan dan tidak diskriminatif
a Sangat Setuju
b Setuju
c Tidak Setuju
d Sangat Tidak Setuju
6 Setujukah bahwa aparatur Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)
Kabupaten Lebak menyelenggarakan penanggulangan bencana banjir dengan
cepat tanggap
a Sangat Setuju
b Setuju
c Tidak Setuju
d Sangat Tidak Setuju
C Indikator Alat Sarana
7 Setujukah bahwa Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten
Lebak memiliki peralatan yang lengkap dalam penyelenggaraan penanggulangan
bencana banjir
a Sangat Setuju
b Setuju
c Tidak Setuju
d Sangat Tidak Setuju
8 Setujukah bahwa aparatur Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)
Kabupaten Lebak memiliki alat komunikasi untuk menginfomasikan bencana
banjir
a Sangat Setuju
b Setuju
c Tidak Setuju
d Sangat Tidak Setuju
9 Setujukah bahwa aparatur Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)
Kabupaten Lebak memiliki tempat penyimpanan alat dan logistik yang memadai
a Sangat Setuju
b Setuju
c Tidak Setuju
d Sangat Tidak Setuju
D Indikator Kompetensi
10 Setujukah bahwa aparatur Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)
Kabupaten Lebak memiliki kemampuan yang baik untuk menyelenggarakan
penanggulangan bencana banjir
a Sangat Setuju
b Setuju
c Tidak Setuju
d Sangat Tidak Setuju
11 Setujukah bahwa aparatur Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)
Kabupaten Lebak memberikan informasi setiap akan datangnya terjadi bencana
banjir
a Sangat Setuju
b Setuju
c Tidak Setuju
d Sangat Tidak Setuju
12 Setujukah bahwa aparatur Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)
Kabupaten Lebak melaksanakan tugas penanggulangan bencana banjir sesuai
tugas dan fungsinya masing-masing
a Sangat Setuju
b Setuju
c Tidak Setuju
d Sangat Tidak Setuju
E Indikator Motif
13 Setujukah bahwa Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten
Lebak telah memberikan penyuluhan tentang bahayanya akan bencana banjir
a Sangat Setuju
b Setuju
c Tidak Setuju
d Sangat Tidak Setuju
14 Setujukah bahwa aparatur Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)
Kabupaten Lebak memiliki motivasi untuk melaksanakan penanggulangan
bencana banjir
a Sangat Setuju
b Setuju
c Tidak Setuju
d Sangat Tidak Setuju
15 Setujukah bahwa aparatur Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)
Kabupaten Lebak berprilaku sukarela dalam penanggulangan bencana banjir
a Sangat Setuju
b Setuju
c Tidak Setuju
d Sangat Tidak Setuju
F Indikator Peluang
16 Setujukah bahwa aparatur Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)
Kabupaten Lebak telah memberikan pelatihan terhadap Komunitas Masyarakat
Tangguh akan bencana banjir
a Sangat Setuju
b Setuju
c Tidak Setuju
d Sangat Tidak Setuju
17 Setujukah bahwa aparatur Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)
Kabupaten Lebak telah memberikan solusi tentang bahayanya bencana banjir
a Sangat Setuju
b Setuju
c Tidak Setuju
d Sangat Tidak Setuju
18 Setujukah bahwa aparatur Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)
Kabupaten Lebak telah memberikan kebebasan kepada masyarakat untuk ikut
serta dalam penanggulangan bencana banjir
a Sangat Setuju
b Setuju
c Tidak Setuju
d Sangat Setuju
G Indikator Umpan Balik
19 Setujukah bahwa aparatur Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)
Kabupaten Lebak selalu menginformasikan hasil kegiatan dalam
penyelenggaraan penanggulangan bencana banjir
a Sangat Setuju
b Setuju
c Tidak Setuju
d Sangat Tidak Setuju
20 Setujukah bahwa aparatur Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)
Kabupaten Lebak selalu melaksanakan penilaian-penilaian atas prestasi kerja
yang telah dikerjakan
a Sangat Setuju
b Setuju
c Tidak Setuju
d Sangat Tidak Setuju
21 Setujukah bahwa aparatur Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)
Kabupaten Lebak perlu menindaklanjuti kegiatan yang telah dilaksanakan
a Sangat Setuju
b Setuju
c Tidak Setuju
d Sangat Tidak Setuju
P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 P11 P12 P13 P14 P15 P16 P17 P18 P19 P20 P21
1 L Petani 2 2 3 2 2 1 4 4 4 3 3 3 4 3 2 3 4 4 3 3 3 62
2 L Wiraswasta 2 2 3 3 2 2 2 3 2 2 3 2 3 3 2 4 4 3 3 2 4 56
3 L Wiraswasta 2 2 3 2 2 2 2 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 57
4 L Petani 2 3 2 4 2 2 2 4 2 2 2 3 2 3 2 2 3 2 2 2 2 50
5 L Petani 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 48
6 L Petani 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 3 2 2 3 45
7 L Petani 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 2 3 3 3 3 3 50
8 L Petani 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 3 46
9 L Petani 3 2 3 2 3 2 2 3 3 3 2 2 3 2 1 2 3 4 1 2 4 52
10 L Petani 3 4 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 60
11 P Pelajar 2 2 3 3 2 2 2 2 3 2 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 54
12 P Pelajar 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 65
13 P Pelajar 2 3 2 2 2 2 2 3 2 3 2 2 3 3 2 3 3 2 3 2 3 51
14 L Pelajar 2 3 2 2 2 2 2 3 2 3 3 3 3 3 2 2 3 2 2 2 2 50
15 L Petani 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 60
16 P Petani 2 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 3 2 3 3 48
17 P Petani 3 3 1 2 1 1 1 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 3 41
18 L Wiraswasta 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1 1 1 1 1 1 3 2 1 2 3 36
19 L Wiraswasta 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 3 45
20 L Buruh 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 3 33
21 P Buruh 2 3 2 3 2 2 2 1 1 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 3 44
22 P Buruh 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1 2 1 2 2 2 2 2 3 2 2 3 41
23 L Buruh 3 3 3 3 4 3 3 3 2 3 2 3 3 2 2 3 2 3 3 2 2 57
24 L Petani 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 2 3 3 3 3 3 2 2 2 2 60
25 P Petani 2 3 2 2 2 2 3 1 3 3 3 3 2 3 3 3 2 2 2 2 2 50
26 P Petani 2 3 2 2 3 3 2 3 2 3 3 2 3 3 2 3 2 2 3 3 3 54
27 L Buruh 4 3 3 3 2 3 3 2 2 3 3 2 3 3 3 2 3 3 2 2 3 57
28 L Wiraswasta 2 2 2 2 2 2 1 2 1 2 1 1 2 1 1 1 3 2 2 3 3 38
29 L Petani 2 3 2 2 2 2 2 1 1 1 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 3 42
30 P Wiraswasta 2 3 2 2 2 3 1 1 3 1 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 43
PertanyaanNo TotalLP Status
31 L Wiraswasta 2 4 2 2 2 2 1 1 1 3 1 3 1 3 2 1 1 3 1 2 3 41
32 P Petani 2 2 2 2 1 1 1 2 1 1 1 2 2 2 2 2 2 4 1 1 3 37
33 L Wiraswasta 2 2 1 2 2 2 1 1 2 1 1 2 2 3 2 2 2 3 2 2 1 38
34 L Wiraswasta 2 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 49
35 L Wiraswasta 4 3 4 3 4 4 3 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 2 2 2 2 67
36 P Wiraswasta 3 2 3 2 2 3 3 1 3 2 3 2 3 3 2 2 3 3 3 2 3 53
37 L Wiraswasta 3 3 2 3 3 3 2 3 3 2 2 3 2 3 2 2 3 4 2 2 2 54
38 P Petani 2 3 2 2 2 2 2 3 3 2 3 2 3 3 3 2 3 3 2 2 3 52
39 P Petani 2 3 2 3 3 2 3 2 2 2 3 2 2 2 3 2 3 2 2 2 2 49
40 P Petani 3 2 2 3 3 2 2 3 2 2 3 2 2 2 2 2 2 4 2 2 3 50
41 L Petani 2 3 2 2 1 3 1 3 1 3 1 1 3 1 1 3 1 4 1 2 2 41
42 P Petani 2 4 1 3 1 2 1 2 2 1 2 2 1 2 3 1 1 3 1 1 1 37
43 P Petani 2 2 2 2 1 2 1 2 2 2 2 2 1 1 2 2 1 2 2 2 1 36
44 L Petani 3 4 2 2 3 2 3 2 2 2 1 3 3 1 1 1 2 2 1 2 2 44
45 L Petani 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 3 2 2 2 1 2 2 4 1 1 1 40
46 P Petani 3 3 2 2 2 1 1 3 1 1 1 1 1 2 2 1 1 3 1 3 3 38
47 L Petani 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 3 45
48 L Petani 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 3 2 2 2 2 2 2 2 3 47
49 L Petani 2 3 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 1 3 1 2 3 45
50 L Petani 3 4 2 2 3 2 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 1 3 1 2 3 49
51 P Petani 3 3 2 2 2 1 2 2 2 2 2 3 2 3 2 2 2 3 2 2 3 47
52 L Wiraswasta 2 3 3 3 3 2 2 2 2 1 1 2 2 2 2 1 2 3 2 2 3 45
53 P Pelajar 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 2 2 3 62
54 P Pelajar 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 66
55 P Pelajar 2 3 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 43
56 L Wiraswasta 3 2 3 3 3 3 2 2 2 3 2 2 3 3 3 3 3 4 4 3 3 59
57 P Wiraswasta 1 3 3 2 3 2 2 2 3 2 2 3 2 2 2 2 2 3 2 2 3 48
58 L Pelajar 3 3 3 3 3 3 2 2 2 3 3 3 4 3 3 2 4 3 2 2 2 58
59 L Pelajar 2 3 3 3 4 4 4 4 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 4 69
60 L Wiraswasta 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 3 3 4 4 2 3 4 4 4 4 71
61 L Wiraswasta 2 2 3 2 2 2 3 3 3 2 4 3 4 2 3 3 4 3 3 3 3 59
62 L PNS 2 3 2 3 3 3 2 2 2 2 2 2 3 2 3 2 2 3 2 2 3 50
63 L Wiraswasta 2 3 3 2 3 2 3 3 3 2 3 3 4 3 2 3 3 3 3 3 3 59
64 P PNS 3 4 2 2 2 3 2 2 2 2 2 3 2 2 3 2 2 4 2 2 3 51
65 P Petani 2 2 2 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 3 2 2 2 46
66 L Petani 2 3 2 3 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 3 2 2 3 2 2 2 47
67 P Petani 2 3 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 3 3 47
68 L Petani 3 2 2 2 3 2 2 3 3 2 2 3 2 3 3 2 3 3 3 2 3 53
69 P Petani 3 2 2 2 3 2 2 3 2 2 3 3 3 2 3 3 3 2 3 2 3 53
70 L Petani 3 3 2 3 2 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 61
71 L PNS 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 3 3 3 70
72 L Petani 3 2 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 4 2 2 3 3 3 2 2 2 56
73 L Wiraswasta 3 2 3 3 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 3 2 2 3 49
74 L Petani 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 3 3 3 2 2 2 3 3 1 2 3 46
75 L Wiraswasta 2 3 3 2 2 2 3 3 4 3 2 2 3 2 2 3 2 2 2 3 2 52
76 L Wiraswasta 3 3 3 3 2 3 2 3 2 2 2 2 2 1 2 1 1 1 2 2 3 45
77 P Wiraswasta 1 3 3 2 2 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 2 3 4 3 2 2 55
78 P Petani 3 2 2 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 2 2 2 2 4 3 3 3 56
79 P Petani 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 2 2 2 3 3 1 2 2 53
80 L PNS 3 4 3 3 2 2 2 3 3 3 3 2 2 2 2 3 3 3 2 2 4 56
81 P Petani 3 2 3 2 2 2 2 3 2 2 3 2 3 2 1 2 2 3 2 2 2 47
82 L PNS 3 3 3 3 2 2 3 2 3 2 2 2 3 3 3 3 1 2 1 2 2 50
83 L PNS 3 3 2 4 2 3 3 2 2 3 3 1 4 2 3 1 2 3 2 2 2 52
84 P Pelajar 2 3 2 3 3 3 2 2 1 4 2 3 2 2 2 3 1 2 3 2 2 49
85 L Petani 2 3 3 3 2 2 2 3 4 2 4 1 2 3 3 3 1 2 2 2 3 52
86 P Petani 1 4 2 2 3 3 2 4 1 3 3 2 2 2 3 4 2 1 2 2 3 51
87 L Petani 2 2 3 3 3 2 2 2 1 4 2 2 3 4 1 2 2 3 3 2 2 50
88 P Petani 3 2 1 2 2 2 3 3 3 2 2 3 2 3 3 3 2 1 2 2 2 48
89 L Petani 3 2 3 3 3 2 2 2 4 1 2 3 3 2 2 2 1 3 2 2 2 49
90 P Petani 3 3 3 2 2 2 2 2 4 2 2 2 4 2 2 1 2 2 3 3 2 50
91 L Petani 3 2 2 2 3 3 4 2 3 3 2 1 3 2 2 1 3 2 2 2 2 49
92 P Wiraswasta 2 2 2 4 1 2 3 3 2 2 3 2 3 1 4 2 3 3 2 2 3 51
93 L Wiraswasta 3 2 3 3 3 4 2 2 2 1 3 4 2 2 3 1 2 2 2 3 3 52
94 P Wiraswasta 2 2 2 3 3 1 3 3 4 2 2 3 3 1 2 2 2 3 4 2 3 52
95 L Wiraswasta 2 3 3 3 3 2 2 1 2 4 2 2 3 3 2 2 1 2 3 3 2 50
96 P Petani 2 3 3 3 2 2 2 3 3 1 2 3 2 2 1 2 2 3 3 2 2 48
97 L Petani 1 3 3 3 3 1 2 2 4 3 3 3 2 3 1 2 2 3 3 2 2 51
98 L Petani 2 4 2 3 3 2 1 2 3 3 3 4 2 3 2 3 2 2 1 1 4 52
99 L Petani 2 3 3 3 3 2 2 2 2 4 2 2 3 2 3 2 1 4 2 2 3 52
100 P Petani 3 3 3 3 1 2 3 3 4 2 3 1 2 3 4 2 3 2 2 2 4 55
242 274 238 250 236 230 225 239 240 234 237 235 252 238 233 225 235 278 219 221 268 5049Jumlah
- 01 COVERpdf
- 02 LEMBAR PERSETUJUAN amp PENGESAHANpdf
- 03 KATA PENGANTARpdf
- 04 DAFTAR ISIpdf
- 05 BAB Ipdf
- 06 BAB IIpdf
- 07 BAB IIIpdf
- 08 BAB IVpdf
- 09 BAB Vpdf
- 10 Daftar Pustakapdf
- 11 SURATpdf
- 12 koesionerpdf
- 13 TABEL INDUKpdf
-