Download - KKD PENGINDERAAN 2015
Skor 1 : Tidak dilakukanSkor 2 : Dilakukan dengan banyak kesalahanSkor 3 : Dilakukan dengan sedikit kesalahanSkor 4 : Dilakukan dengan sempurna
Keterampilan rata- rata = total skor didapat/ jumlah skor x 100% =............Dinyataka lulus apabila skor > 80%
Pedoman Pemeriksaan Kampimetri dan Visus
TUJUAN UMUM: Mahasiswa mampu melakukan pemeriksaan lapang pandang (kampimetri) dan pemeriksaan tajam penglihatan
TUJUAN KHUSUS:Setelah mahasiswa mengikuti latihan pemeriksaan kampimetri dan visus, bila diberi pasien mahasiswa :
1. Mahasiswa mampu melakukan pemeriksaan lapang pandang yang tepat pada pasien2. Mahasiswa mampu melakukan melakukan pemeriksaan tajam penglihatan dengan menggunakan
Snellen chart dan melakukan interpretasi hasil permeriksaan
PELAKSANAAN :1. Mahasiswa dibagi dalam kelompok yang terdiri dari 9 – 10 orang.2. Diskusi dipimpin oleh seorang tutor. 3. Mahasiswa menggunakan jas laboratorium.4. Tempat pelaksanaan : Skillab PSPD Unib.5. Setiap pemeriksaan kampimetri dan visus dilaksanakan dua kali latihan@ 120 menit 6. Setiap mahasiswa mendapat kesempatan latihan melakukan pemeriksaan kampimetri dan visus 1 (satu)
kali dan akan diulang 1 (satu) kali lagi pada pertemuan berikutnya. Pada pertemuan ke 2 (dua) , mahasiswa dinilai telah memiliki ketrampilan tersebut dan akan mendapat tanda tangan pada buku logbook. Setelah menyelesaikan dua kali latihan, mahasiswa diharapkan telah memiliki ketrampilan tersebut.
7. Setiap mahasiswa akan menjadi pasien yang diperiksa oleh mahasiswa lainnya secara bergiliran .8. Selama pemeriksaan kampimetri dan visus, pasien dalam posisi duduk. 9. Ketrampilan yang harus dikuasai pada latihan ini ( lihat daftar di bawah):
9.1. mampu melakukan pemeriksaan kampimetri9.2. mampu melakukan pemeriksaan visus
10. Cara pelaksanaan kegiatan:10.1. Pada pertemuan pertama, Tutor membuka dan menerangkan tujuan kegiatan selama 5 menit.10.2. Tutor melakukan demonstrasi pemeriksaan kampimetri dan visus........ 10 menit.10.3. Setiap mahasiswa berlatih melakukan pemeriksaan kampimetri dan visus @ 10
menit ...................................90 menit.10.4. Pada pertemuan ke 2 (dua) , dengan menggunakan cheklist, mahasiswa lainnya dan tutor
memperhatikan dan menilai pemeriksaan kampimetri dan visus yang dilakukan oleh setiap mahasiswa.
10.5. Semua cheklist pemeriksaan kampimetri dan visus dikumpulkan kepada Tutor. 10.6. Bila tutor menilai mahasiswa telah mampu melakukan pemeriksaan kampimetri dan visus, maka
tutor memberikan tandatangan pada logbook mahasiswa.10.7. Tutor memberikan kesimpulan selama 5 menit.
PEMERIKSAAN LAPANG PANDANG SECARA KONFRONTASI
Tujuan : Mahasiswa mampu mendemonstrasikan cara melakukan pemeriksaan Lapang Pandang(Kampimetri ) secara Konfrontasi.
Bahan & Cara : -
Instruksi : Peragakan cara pemeriksaan lapang pandang (kampimetri) secara konfrontasi
Prosedur Pemeriksaan :
1. Pemeriksa mengambil posisi di depan pasien.2. Pasien diminta menutup mata kirinya dengan telapak tangan kiri; pemeriksa menutup mata kanan.
Sehingga lapang pandang mata kiri pemeriksa dipakai sebagai acuan dalam pemerikasaan lapang pandang mata kanan pasien.
3. Pasien diminta untuk fiksasi pada mata kiri pemeriksa dan menghitung jari-jari pemeriksa pada empat kuadran lapang pandang (atas, bawah, temporal dan nasal).
4. Setelah mata kanan pasien diperiksa, prosedur di atas diulang untuk mata kiri pasien. Pasien diminta menutup mata kanannya dengan telapak tangan kanan, pemeriksa menutup mata kiri.
PEMERIKSAAN TAJAM PENGLIHATAN.
Tujuan : Mahasisiwa mampu melakukan pemeriksaan pemeriksaan tajam penglihatan
Alat & Bahan : Kartu SnellenAutochart projectorPinhole occluder
Instruksi : Peragakan cara pemeriksaan tajam penglihatan.
Prosedur pemeriksaan tajam penglihatan :1. Pasien duduk pada jarak yang ditentukan, biasanya 6 meter (20 feet), daru Karu Snellen dengan
penerangan yang baik. Apabila pasien biasa memakai kaca mata untuk penglihatan jauh maka pasien harus mengenakannya.
2. Berdasarkan kesepakatan, mata kanan diperiksa terlebih dahulu. Mata kiri ditutup dengan occluder atau telapak tangan pemeriksa, atau pasien disuruh menutup mata kirinya dengan telapak tangan pasien sendiri.
3. Pasien diminta membaca obyek pada kartu Snellen, dimulai dari obyek terbesar sampai pada baris obyek terkecil dimana pasien masih bisa mengenali lebih dari separo dari obyek pada baris tersebut. Apabila dipakai Kartu E (E chart), pasien diminta untuk menyebutkan arah kaki huruf E.
4. Tajam penglihatan dicatat sebagai notasi (misal 6/8) dimana angka pertam menunjukkan jarak pemeriksaan dan angka kedua menunjukkan ngka pada baris terkecil yang bisa dibaca oleh pasien.
5. Ulangi prosedur 1-4 untuk mata kiri.6. Apabila tajam penglihatan 6/12 atau kurang pada satu mata atau kedua mata, lakukan pemeriksaan
dengan menggunakan pinhole dan catat hasilnya. Pinhole dapat diletakkan didepan kaca mata pasien
Apabila pasien tidak dapat mengenali obyek terbesar pada Kartu Snellen, lakukan pemeriksaan berikut 1. Kurangi jarak antara pasien dengan Kartu Snellen. Catat jarak pemeriksaan sebagai pembilang pada
notasi tajam penglihatan (misalnya 2/30 bila jarak pemeriksaan 2 meter).2. Apabila pasien tidak dapat melihat obyek terbesar pada Kartu Snellen, pemeriksan dilanjutkan
dengan menghitung jari pemeriksa. Angkat tangan pemeriksa, tunjukkan 2 jari atau lebih, minta pasien menyebutkan/ menghitung jumlah jari pemeriksa. Catat jarak dimana pasien dapat menghitung jari dengan tepat. (misal Hitung jari 1 meter = CF 1 meter = 1/60).
3. Apabila pasien tidak dapat menghitung jari, tentukan apakah pasien dapat mengenali lambaian/gerakan tangan. Catat respon positif sebagai tajam penglihatan lambaian tangan/ hand motion (misal : HM 1 meter = 1/300).
4. Apabila pasien tidak dapat melihat lambaian/gerakan tangan, gunakan penlight untuk menentukan apakah pasien bisa mendeteksi adanya sinar dan arah datangnya sinar. Catat tajam penglihatan sebagai LP (light perception= 1/~), LP with projection (light perception with direction), atau NLP (no light perception = visus nol).
CHECK LIST PEMERIKSAAN VISUS
Kelompok: ..................... Tanggal: .......................... Nama Tutor: ...............................
No Butir Penilaian
1 2 3 4
1 Memperkenalkan diri, memberikan informasi tentang pemeriksaan yang akan dilakukan dan meminta ijin
2 Mempersilahkan duduk tempat yang telah disediakan
3 Menyuruh pasien menutup mata kiriApabila pasien biasa memakai kacamata biarkan pasien memakai kacamatanya
4 Meminta pasien menyebutkan obyek yang ditunjuk pada Kartu Snellen atau dari Autochart projector dari obyek terbesar sampai terkecil yang masih bisa dibaca
5 Melakukan pemeriksaan dengan menggunakan pinhole occluder bila visus belum mencapai 6/6
6 Mencatat hasil pemeriksaan
7 Mengulang prosedur pemeriksaan untuk mata kiri dan mencatat hasilnya
CHECK LIST PEMERIKSAAN KAMPIMETRI
Kelompok: ..................... Tanggal: .......................... Nama Tutor: ...............................
No Butir PenilaianMHS
1MHS
2MHS
3MHS
41 Memperkenalkan diri, memberikan informasi
tentang pemeriksaan yang akan dilakukan dan meminta ijin
2 Mempersilahkan pasien duduk ditempat yang telah disediakan
3 Mahasiswa mengambil posisi tepat di depan pasien
4 Mahasiswa menyuruh pasien menutup mata kirinya, sedangkan pemeriksa menutup mata kanannya dan menggunakan mata kirinya sebagai acuan pemeriksaan
5 Mahasiswa menyuruh pasien berfiksasi pada mata kirinya dan menyebut jumlah jari yang diacungkan pemeriksa pada 4 kuadran (atas, bawah, temporal dan nasal)
6 Mengulang prosedur untuk pemeriksaan mata kiri pasien
7 Mencatat hasil pemeriksaan
Pedoman Pemeriksaan Oftalmoskopi dan Tonometri Schiotz
TUJUAN UMUM :Mampu melakukan pemeriksaan oftalmoskopi dan tonometri Schiotz
TUJUAN KHUSUS :Setelah mahasiswa mengikuti latihan pemeriksaan fisik mata , bila diberi pasien mahasiswa :
1. Mampu melakukan pemeriksaan oftalmoskopi2. Mampu melakukan pemeriksaan tonometri Sciotz
PELAKSANAAN :11. Mahasiswa dibagi dalam kelompok yang terdiri dari 9 – 10 orang.12. Diskusi dipimpin oleh seorang tutor. 13. Mahasiswa menggunakan jas laboratorium.14. Tempat pelaksanaan : Skillab PSPD Unib.15. Setiap pemeriksaan oftalmoskopi dan tonometri Schiotz dilaksanakan dua kali latihan@ 120 menit 16. Setiap mahasiswa mendapat kesempatan latihan melakukan pemeriksaan oftalmoskopi dan tonometri
Schiotz 1 (satu) kali dan akan diulang 1 (satu) kali lagi pada pertemuan berikutnya. Pada pertemuan ke 2 (dua) , mahasiswa dinilai telah memiliki ketrampilan tersebut dan akan mendapat tanda tangan pada buku logbook. Setelah menyelesaikan dua kali latihan, mahasiswa diharapkan telah memiliki ketrampilan tersebut.
17. Setiap mahasiswa akan menjadi pasien yang diperiksa oleh mahasiswa lainnya secara bergiliran .18. Selama pemeriksaan oftalmoskopi dan tonometri Schiotz, pasien dalam posisi duduk. 19. Ketrampilan yang harus dikuasai pada latihan ini ( lihat daftar di bawah):
19.1. mampu melakukan pemeriksaan oftalmoskopi direk 19.2. mampu melakukan pemeriksaan tonometri Schiotz
20. Cara pelaksanaan kegiatan:20.1. Pada pertemuan pertama, Tutor membuka dan menerangkan tujuan kegiatan selama 5 menit.20.2. Tutor melakukan demonstrasi pemeriksaan oftalmoskopi dan tonometri Schiotz........ 10 menit.20.3. Setiap mahasiswa berlatih melakukan pemeriksaan oftalmoskopi dan tonometri Schiotz @ 10
menit ...................................90 menit.20.4. Pada pertemuan ke 2 (dua) , dengan menggunakan cheklist, mahasiswa lainnya dan tutor
memperhatikan dan menilai pemeriksaan oftalmoskopi dan tonometri Schiotz yang dilakukan oleh setiap mahasiswa.
20.5. Semua cheklist pemeriksaan oftalmoskopi dan tonometri Schiotz dikumpulkan kepada Tutor. 20.6. Bila tutor menilai mahasiswa telah mampu melakukan pemeriksaan THT, maka tutor memberikan
tandatangan pada logbook mahasiswa.20.7. Tutor memberikan kesimpulan selama 5 menit. 20.8. Bagi mahasiswa yang tidak mendapat tandatangan logbook mohon menghubungi labskill untuk
dijadualkan ulang. Sebelum mengikuti ulangan tsb, agar mahasiswa berlatih mandiri untuk mencapai ketrampilan tersebut. Ulangan pemeriksaan dilakukan hanya satu kali.
PEMERIKSAAN OFTALMOSKOPI DIREK
Tujuan : Mahasiswa mampu mendemonstrasikan cara melakukan pemeriksaan Oftalmoskopi Direk
Bahan & Cara : Oftalmoskop DirekRetinoscopy TrainerOrang Pasien
Instruksi : Peragakan cara melakukan pemeriksaan oftalmoskopi direk
Prosedur Pemeriksaan :
1. Pasien dipersilahkan duduk dengan nyaman. Instruksikan pasien untuk melihat lurus ke dinding di depan pasien, dan mengusahakan tidak menggerakkan matanya.
2. Set fokus sampai pupil terlihat jelas. Set aperture untuk mendapatkan cahaya putih, bulat, dan lebar.
3. Mulailah melihat mata kanan kurang lebih 30 cm (1 foot) dari pasien. Gunakan mata kanan dengan oftalmoskop di tangan kanan untuk memeriksa mata kanan pasien. Pada saat melihat kearah sumbu penglihatan pasien kita dapat melihat refleks merah (red reflex).
4. Letakkan tangan yang tidak memegang oftalmoskop pada dahi atau bahu pasien untuk membantu propriosepsi dan menjaga posisi pemeriksa stabil.
5. Perlahan-lahan mendekatlah kearah pasien dengan sudut 15o temporal dari sumbu penglihatan pasien. Usahakan agar pupil tetap terlihat. Putar tombol focus agar retina pasien jelas terlihat.
6. Apabila terlihat pembuluh darah retina, tekusuri pembuluh darah tersebut kearah bagian yang makin lebar sampai ketemu papil saraf optik, yang terletak di sebelah nasal dari retina central.
7. Periksalah papil saraf optik, pembuluh darah retina, retina, dan macula.8. Ulangi prosedur pemeriksaan untuk mata kiri.
PEMERIKSAAN TEKANAN BOLA MATA DENGAN TONOMETER SCHIOTZ
Tujuan : Mahasiswa mampu mendemonstrasikan cara melakukan pemeriksaan Oftalmoskopi Direk
Bahan & Cara : Tonometer Schiotz
Instruksi : Peragakan cara melakukan pemerikasaan tonometri Schiotz
Prosedur Pemerikasaan :Sebelum digunakan Tonometer ditera dengan menggunakan plate kalibrasi di set tonometer dan didesinfeksi dengan swab alkohol.
1. Kornea dianestesi dengan proparacaine hydrochloride 0.5% tetes mata atau yang setara dengan itu.2. Tonometer digunakan dengan menggunakan beban pertama 5.5-gram.3. Pasien dalam posisi supine (tidur terlentang/ setengah duduk), mata melihat ke suatu titik diatas
sejajar sumbu penglihatan atau kearah ibu jari tangannya yang diperintahkan untuk direntangkan lurus keatas. Kelopak mata kanan pasien dibuka ke arah rima orbita dengan gentle, jangan menekan kearah bola mata. Pegang dan tahan tonometer tepat diatas mata dengan posisi perpendicular terhadap mata, tunggu sampai pasien terlihat relax.
4. Turunkan tonometer secara hati-hati ke kornea beberapa detik untuk membaca angka skala .5. Ulangi prosedur untuk mata kiri6. Apabila skala yang terbaca 3 unit atau kurang maka ulangi pemeriksaan dengan menambahkan
beban pada beban 5.5 gram, sehingga beban menjadi 7.5, 10.0, atau 15.0 gram sesuai kebutuhan, agar skala yang terbaca berkisar antara 3.5 sampai 8 unit. Pengulangan ini diperlukan untuk cek ulang hasil pemerikasaan, karena skala 3 unit atau kurang menunjukkan adanya kenaikan tekanan bola mata tetapi kurang akurat untuk dikonversi dalam mmHg.
7. Rujuk hasil bacaan skala kepada tabel konversi Tonometer Schiotz untuk menentukan tekanan bola mata dalam mmHg untuk beban tertentu. Misalnya skala 4.5 unit dengan beban 5.5 gram menunjukkan tekanan bola mata 19 mmHg, yaitu tekanan bola mata dalam kisaran normal 10 – 21.5 mm Hg. Sebagaimana terlihat pada tabel maka skala 3 unti atau kurang dengan beban 5.5 gram menunjukkan tekanan bola mata yang meningkat.
8. Setelah selesai pemerikasaan mata pasien diberikan obat tetes mata antibiotik.9. Dengan hati-hati bersihkan tonometer setiap selesai digunakan untuk mencegah penularan
penyakit, seperti conjunctivitis viral, ke pasien lain.
CHECK LIST PEMERIKSAAN OFTALMOSKOPI
Kelompok: ..................... Tanggal: .......................... Nama Tutor: ...............................
CHECK LIST TONOMETRI SCHIOTZ
Kelompok: ..................... Tanggal: .......................... Nama Tutor: ...............................
NoButir Penilaian 1 2 3 4
1 Memperkenalkan diri, memberikan informasi tentang pemeriksaan yang akan dilakukan dan meminta ijin
2 Mempersilahkan pasien tidur terlentang atau setengah duduk di tempat yang telah disediakan
3 Merakit & menera tonometer dengan beban 5.5 gram dan melakukan desinfeksi tip tonometer dengan swab alkohol dan membiarkannya kering
4 Simulasi anestesi kornea dengan tetes mata pantocain 0.5%
5 Simulasi menyuruh pasien melihat lurus ke atas
No Butir Penilaian 1 2 3 4
1 Memperkenalkan diri, memberikan informasi tentang pemeriksaan yang akan dilakukan dan meminta ijin
2 Mempersilahkan pasien duduk di tempat yang telah disediakan
3 Menyuruh pasien melihat ke satu titik jauh didinding arah depan
4 Melakukan setting gigi power dan aperture oftalmoskop
5 Melakukan pemeriksaan mata kanan dengan mata kanannya dengan oftalmoskop dipegang dg tangan kanan
6 Meletakkan tangan kanan ke dahi atau bahu pasien sebagai fiksasi
7 Melakukan pemeriksaan mata kiri dengan mata kirinya
8 Menggambarkan hasil pemeriksaaan
atau kearah ibu jari tangan yang diacungkan keatas
6 Meletakkan tonometer pada kornea mata
7 Membaca jarum penunjuk pada tonometer
8 Simulasi memberikan tetes mata antibiotik pada mata yang diperiksa
9 Mencatat hasil pemeriksaan dalam satuan mm Hg denganMerujuk tabel konversi tonometer Schiotz
Pedoman Tes Penala dan Usap tenggorok
TUJUAN UMUM :Mampu melakukan pemeriksaan fisik tes penala dan usap tenggorok
TUJUAN KHUSUS :Setelah mahasiswa mengikuti pemeriksaan tes penala dan usap tenggorok , bila diberi pasien mahasiswa :
3. Mampu melakukan pemeriksaan Rinne4. Mampu melakukan pemeriksaan Weber5. Mampu melakukan pemeriksaan Swabach6. Mampu melakukan prosedur pengambilan sampel usap tenggorok
PELAKSANAAN :21. Mahasiswa dibagi dalam kelompok yang terdiri dari 9 – 10 orang.22. Diskusi dipimpin oleh seorang tutor. 23. Mahasiswa menggunakan jas laboratorium.24. Tempat pelaksanaan : Skillab PSPD Unib.25. Setiap pemeriksaan tes penala dan usap tenggorok dilaksanakan dua kali latihan@ 120 menit 26. Setiap mahasiswa mendapat kesempatan latihan melakukan pemeriksaan fisik tes penala dan usap
tenggorok 1 (satu) kali dan akan diulang 1 (satu) kali lagi pada pertemuan berikutnya. Pada pertemuan ke 2 (dua) , mahasiswa dinilai telah memiliki ketrampilan tersebut dan akan mendapat tanda tangan pada buku logbook. Setelah menyelesaikan dua kali latihan, mahasiswa diharapkan telah memiliki ketrampilan tersebut.
27. Setiap mahasiswa akan menjadi pasien yang diperiksa oleh mahasiswa lainnya secara bergiliran .28. Selama pemeriksaan tes penala dan usap tenggorok, pasien dalam posisi duduk. 29. Ketrampilan yang harus dikuasai pada latihan ini ( lihat daftar di bawah):
29.1. mampu melakukan pemeriksaan telinga 29.2. mampu melakukan pemeriksaan hidung29.3. mampu melakukan pemeriksaan tenggorok
30. Cara pelaksanaan kegiatan:30.1. Pada pertemuan pertama, Tutor membuka dan menerangkan tujuan kegiatan selama 5 menit.30.2. Tutor melakukan demonstrasi pemeriksaan tes penala dan usap tenggorok........ 10 menit.30.3. Setiap mahasiswa berlatih melakukan pemeriksaan tes penala dan usap tenggorok @ 10
menit ...................................90 menit.30.4. Pada pertemuan ke 2 (dua) , dengan menggunakan cheklist, mahasiswa lainnya dan tutor
memperhatikan dan menilai pemeriksaan tes penala dan usap tenggorok yang dilakukan oleh setiap mahasiswa.
30.5. Semua cheklist pemeriksaan tes penala dan usap tenggorok dikumpulkan kepada Tutor. 30.6. Bila tutor menilai mahasiswa telah mampu melakukan pemeriksaan THT, maka tutor memberikan
tandatangan pada logbook mahasiswa.30.7. Tutor memberikan kesimpulan selama 5 menit. 30.8. Bagi mahasiswa yang tidak mendapat tandatangan logbook mohon menghubungi labskill untuk
dijadualkan ulang. Sebelum mengikuti ulangan tsb, agar mahasiswa berlatih mandiri untuk mencapai ketrampilan tersebut. Ulangan pemeriksaan dilakukan hanya satu kali.
PEMERIKSAAN USAP TENGGOROK
Tujuan : Mahasiswa mampu mendemonstrasikan cara melakukan pemeriksaan usap tenggorok
Alat & Bahan : 1. Lampu kepala2. Lidi kapas
Instruksi : Peragakan cara melakukan pemeriksaan usap tenggorok dengan baik dan benar
Prosedur pemeriksaan usap tenggorok1. Pakai lampu kepala2. Duduk berhadapan dengan pasien dalam posisi kedua kaki tertutup di samping kiri atau kanan
kaki pasien.3. Lidah ditekan pada 2/3 anterior dengan spatula lidah menggunakan tangan kiri4. Tangan kanan memegang lidi kapas steril5. Lidi kapas diusapkan ke daerah dinding faring posterior atau tonsil kanan dan kiri6. Lidi kapas dimasukkan ke dalam media transport.
CHECK LIST TES PENALA
Kelompok: ..................... Tanggal: .......................... Nama Tutor: ...............................
PEMERIKSAAN RINNE
No Butir Penilaian 1 2 3 4
1 Pemeriksa duduk berhadapan dengan pasien dalam posisi kedua kaki tertutup di samping kiri atau kanan kaki pasien.
2 Menjelaskan pemeriksaan yang akan dilakukan dan apa yang harus dilakukan oleh pasien
3 Mengambil garpu tala 512 Hz, menggetarkan garpu tala tsb dengan menggunakan ibu jari dan telunjuk tangan kiri
4 Meletakkan ujung garpu tala di prosesus mastoideus telinga yang diperiksa sampai pasien tidak mendengar bunyi lagi dg cara memberikan tanda (mengangkat tangan atau berbicara )
5 Meletakkan garputala di depan telinga yang diperiksa 2,5 cm dari liang telinga dan
menanyakan apakah pasien masih mendengar bunyi atau tidak.
6 Kemudian sebaliknya menggetarkan penala didepan telinga yang diperiksa 2,5cm dari liang telinga lebih dahulu. Bila tidak mendengar bunyi lagi, memberi tanda ( dg mengangkat tangan atau berbicara )
7 Meletakkan ujung garpu tala di prosesus mastoideus telinga yang diperiksa dan menanyakan apakah pasien masih mendengar bunyi atau tidak. Bila masih mendengar bunyi, memberi tanda ( dg mengangkat tangan atau berbicara )
CHECK LIST TES PENALA
Kelompok: ..................... Tanggal: .......................... Nama Tutor : ...............................
PEMERIKSAAN WEBER
No Butir Penilaian 1 2 3 4
1 Pemeriksa duduk berhadapan dengan pasien dalam posisi kedua kaki tertutup di samping kiri atau kanan kaki pasien.
2 Menjelaskan pemeriksaan yang akan dilakukan dan apa yang harus dilakukan oleh pasien.
3 Garpu tala digetarkan dengan menggunakan ibu jari dan telunjuk jari kiri, kemudian diletakkan di garis tengah kepala ( verteks / dahi / pangkal hidung / dagu) atau di pertengahan gigi seri
4 Pasien memberi tanda dg cara
mengangkat tangan atau memberi tahu bunyi terdengar lebih keras di telinga kiri / kanan atau bunyi sama kerasnya atau tidak dapat dibedakan ke arah telinga mana bunyi terdengar lebih keras
CHECK LIST TES PENALA
Kelompok: ..................... Tanggal: .......................... Nama Tutor : ...............................
PEMERIKSAAN SCHWABACH
No Butir Penilaian 1 2 3 4
1 Pemeriksa duduk berhadapan dengan pasien dalam posisi kedua kaki tertutup di samping kiri atau kanan kaki pasien.
2 Menjelaskan pemeriksaan yang akan dilakukan dan apa yang harus dilakukan oleh pasien.
3 Garpu tala digetarkan dengan menggunakan ibu jari dan telunjuk jari tangan kiri
4 Garpu tala diletakkan di prosesus mastoideus telinga yang akan
diperiksa sampai pasien tidak mendengar lagi bunyi dg cara memberi tanda ( Mengangkat tangan atau berbicara )Tangkai penala segera dipindahkan pada prosesus mastoideus telinga pemeriksa yang sama ( pendengaran pemeriksa harus normal )
5 Kemudian penala digetarkan lagi dan diletakkan pd pros. Mastoideus pemeriksa lebih dahulu. Bila sudah tidak terdengar bunyi lagi, tangkai penala segera dipindahkan ke pros.mastoideus pasien pada telinga yang sama.
PEMERIKSAAN USAP TENGGOROK
KELOMPOK :………………………….TANGGAL :………………………….Nama Tutor :………….........…..
Pemeriksaan Usap Tenggorok
No Ketrampilan 1 2 3 41 Pakai lampu kepala
2 Duduk berhadapan dengan pasien dalam posisi kedua kaki tertutup di samping kiri atau kanan kaki pasien.
3 Lidah ditekan pada 2/3 anterior
dengan spatula lidah menggunakan tangan kiri
4 Tangan kanan memegang lidi kapas steril
5 Lidi kapas diusapkan ke daerah dinding faring posterior atau tonsil kanan dan kiri
6 Lidi kapas dimasukkan ke dalam media transport.
Pedoman Pemeriksaan Fisik THT
TUJUAN UMUM :Mampu melakukan pemeriksaan fisik THT
TUJUAN KHUSUS :Setelah mahasiswa mengikuti pemeriksaan fisik THT, bila diberi pasien mahasiswa :
7. Mampu melakukan pemeriksaan telinga 8. Mampu melakukan pemeriksaan hidung9. Mampu melakukan pengukuran tenggorok
PELAKSANAAN :31. Mahasiswa dibagi dalam kelompok yang terdiri dari 9 – 10 orang.32. Diskusi dipimpin oleh seorang tutor. 33. Mahasiswa menggunakan jas laboratorium.34. Tempat pelaksanaan : Skillab PSPD Unib.35. Setiap pemeriksaan fisik THT dilaksanakan dua kali latihan@ 120 menit
36. Setiap mahasiswa mendapat kesempatan latihan melakukan pemeriksaan fisik THT dan usap tenggorok 1 (satu) kali dan akan diulang 1 (satu) kali lagi pada pertemuan berikutnya. Pada pertemuan ke 2 (dua) , mahasiswa dinilai telah memiliki ketrampilan tersebut dan akan mendapat tanda tangan pada buku logbook. Setelah menyelesaikan dua kali latihan, mahasiswa diharapkan telah memiliki ketrampilan tersebut.
37. Setiap mahasiswa akan menjadi pasien yang diperiksa oleh mahasiswa lainnya secara bergiliran .38. Selama pemeriksaan fisik THT, pasien dalam posisi duduk. 39. Ketrampilan yang harus dikuasai pada latihan ini ( lihat daftar di bawah):
39.1. mampu melakukan pemeriksaan telinga 39.2. mampu melakukan pemeriksaan hidung39.3. mampu melakukan pemeriksaan tenggorok
40. Cara pelaksanaan kegiatan:40.1. Pada pertemuan pertama, Tutor membuka dan menerangkan tujuan kegiatan selama 5 menit.40.2. Tutor melakukan demonstrasi pemeriksaan fisik THT ........ 10 menit.40.3. Setiap mahasiswa berlatih melakukan pemeriksaan fisik THT @ 10 menit ...................................90
menit.40.4. Pada pertemuan ke 2 (dua) , dengan menggunakan cheklist, mahasiswa lainnya dan tutor
memperhatikan dan menilai pemeriksaan THT yang dilakukan oleh setiap mahasiswa. 40.5. Semua cheklist pemeriksaan fisik THT dikumpulkan kepada Tutor. 40.6. Bila tutor menilai mahasiswa telah mampu melakukan pemeriksaan THT, maka tutor memberikan
tandatangan pada logbook mahasiswa.40.7. Tutor memberikan kesimpulan selama 5 menit. 40.8. Bagi mahasiswa yang tidak mendapat tandatangan logbook mohon menghubungi labskill untuk
dijadualkan ulang. Sebelum mengikuti ulangan tsb, agar mahasiswa berlatih mandiri untuk mencapai ketrampilan tersebut. Ulangan pemeriksaan dilakukan hanya satu kali.
PEMERIKSAAN TELINGA
Tujuan : Mahasiswa mampu mendemonstrasikan cara melakukan pemeriksaan telinga
Alat & Bahan : 1. Lampu kepala2. Otoskop
Instruksi : Peragakan cara melakukan pemeriksaan telinga dengan baik dan benar
Prosedur pemeriksaan telinga
1. Pakai lampu kepala2. Duduk berhadapan dengan pasien dalam posisi kedua kaki tertutup di samping kiri atau
kanan kaki pasien.3. Inspeksi telinga luar, daerah pre aurikuler dan retro aurikuler4. Palpasi telinga luar, daerah pre aurikuler dan retro aurikuler
5. Pegang daun telinga, tarik ke arah posterior dan superior pada orang dewasa atau tarik ke arah posterior pada anak agar liang telinga lurus
6. Inspeksi liang telinga.7. Inspeksi membran timpani. Perhatikan maleus, refleks cahaya dan pars tensa dan attic
membran timpani.8. Pegang otoskop dengan tangan kanan seperti memegang pensil dan jari kelingking
diletakkan diatas pipi kanan untuk melihat membran timpani kanan lebih jelas.9. Pegang otoskop dengan tangan kiri seperti memegang pensil dan jari kelingking
diletakkan di atas pipi kiri untuk melihat membran timpani kiri lebih jelas.10. Inpeksi pergerakan membran timpani pada saat pasien meniup dengan hidung dan
mulut tertutup (Valsava manuver) untuk menilai patensi tuba eustachius.
PEMERIKSAAN HIDUNG
Tujuan : Mahasiswa mampu mendemonstrasikan cara melakukan pemeriksaan hidung
Alat & Bahan : 1. Lampu kepala2. Spekulum hidung
Instruksi : Peragakan cara melakukan pemeriksaan hidung dengan baik dan benar
Prosedur Pemeriksaan Hidung1. Pakai lampu kepala2. Duduk berhadapan dengan pasien dalam posisi kedua kaki tertutup di samping kiri atau kanan kaki
pasien.3. Inspeksi hidung luar dari arah depan dan samping.4. Palpasi hidung luar dan daerah wajah sesuai dengan sinus frontal, etmoid dan maksila
5. Inspeksi vestibulum dan nares anterior dengan menekan ke arah atas tip of the nose dengan ibu jari kiri
6. Pegang spekulum hidung dengan tangan kiri.7. Masukkan bilah spekulum hidung ke dalam rongga hidung. Buka bilah spekulum hidung ke arah ala
nasi dan jangan menekan septum. Inspeksi septum, konka inferior, konka media, meatus inferior dan meatus medius.
8. Keluarkan bilah spekulum hidung dari dalam rongga hidung pada posisi terbuka.
PEMERIKSAAN TENGGOROK
Tujuan : Mahasiswa mampu mendemonstrasikan cara melakukan pemeriksaan tenggorok
Alat & Bahan : 1. Lampu kepala2. Spatula lidah
Instruksi : Peragakan cara melakukan pemeriksaan tenggorok dengan baik dan benar
Prosedur pemeriksaan tenggorok1. Pakai lampu kepala2. Duduk berhadapan dengan pasien dalam posisi kedua kaki tertutup di samping kiri atau kanan kaki
pasien.
3. Pasien diminta membuka mulut. Inspeksi lidah, mukosa pipi, palatum durum, palatum mole, uvula dan arkus faring.
4. Tekan lidah pada 2/3 bagian anterior. Inspeksi tonsil dan dinding faring posterior.
Daftar pustaka : Buku Ajar Ilmu Penyakit Telinga, Hidung dan Tenggorok. Editor Efiaty Arsyad Soepardi dan Nurbaiti
Iskandar edisi ke V , 2001. Fundamental of Otolaryngology WB. Saunders Co, Asean Ed, 1989
PEMERIKSAAN THT
KELOMPOK :………………………….TANGGAL :………………………….Nama Tutor :………….........…..
Pemeriksaan Telinga
No Ketrampilan 1 2 3 41 Pakai lampu kepala2 Duduk berhadapan dengan pasien dalam
posisi kedua kaki tertutup di samping kiri atau kanan kaki pasien.
3 Inspeksi telinga luar, daerah pre aurikuler dan retro aurikuler
4 Palpasi telinga luar, daerah pre aurikuler dan
retro aurikuler5 Pegang daun telinga, tarik ke arah posterior
dan superior pada orang dewasa atau tarik ke arah posterior pada anak agar liang telinga lurus
6 Inspeksi liang telinga.7 Inspeksi membran timpani. Perhatikan maleus,
refleks cahaya dan pars tensa dan attic membran timpani.
8 Pegang otoskop dengan tangan kanan seperti memegang pensil dan jari kelingking diletakkan diatas pipi kanan untuk melihat membran timpani kanan lebih jelas.
9 Pegang otoskop dengan tangan kiri seperti memegang pensil dan jari kelingking diletakkan di atas pipi kiri untuk melihat membran timpani kiri lebih jelas.
10 Inpeksi pergerakan membran timpani pada saat pasien meniup dengan hidung dan mulut tertutup (Valsava manuver) untuk menilai patensi tuba eustachius.
PEMERIKSAAN THT
KELOMPOK :………………………….TANGGAL :………………………….Nama Tutor :………….........…..
Pemeriksaan Hidung
No Ketrampilan 1 2 3 41 Pakai lampu kepala
2 Duduk berhadapan dengan pasien dalam posisi kedua kaki tertutup di samping kiri atau kanan kaki pasien.
3 Inspeksi hidung luar dari arah depan dan samping.
4 Palpasi hidung luar dan daerah wajah sesuai dengan sinus frontal, etmoid dan maksila
5 Inspeksi vestibulum dan nares anterior dengan menekan ke arah atas tip of the nose dengan ibu jari kiri
6 Pegang spekulum hidung dengan tangan kiri.
7 Masukkan bilah spekulum hidung ke dalam rongga hidung. Buka bilah spekulum hidung ke arah ala nasi dan jangan menekan septum. Inspeksi septum, konka inferior, konka media, meatus inferior dan meatus medius.
8 Keluarkan bilah spekulum hidung dari dalam rongga hidung pada posisi terbuka.
PEMERIKSAAN THT
KELOMPOK :………………………….TANGGAL :………………………….Nama Tutor :………….........…..
Pemeriksaan Tenggorok
No Ketrampilan 1 2 3 41 Pakai lampu kepala
2 Duduk berhadapan dengan pasien dalam posisi kedua kaki
tertutup di samping kiri atau kanan kaki pasien.
3 Pasien diminta membuka mulut. Inspeksi lidah, mukosa pipi, palatum durum, palatum mole, uvula dan arkus faring.
4 Tekan lidah pada 2/3 bagian anterior. Inspeksi tonsil dan dinding faring posterior.