Download - Kmb III - Osteomielitis
-
7/23/2019 Kmb III - Osteomielitis
1/26
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Osteomielitis adalah infeksi tulang, lebih sulitdi sembuhkan dari pada
infeksi jaringan lunak, karena terbatasnya asupan darah, respons jaringan
terhadap inflamasi, tingginya tekanan jaringan dan pembentukan involukrum
(Pembentukan tulang baru disekeliling jaringan tulang mati). Osteomielitis
dapat menjadi masalah kronis yang akan mempengaruhi kualitas hidup atau
mengakibatkan kehilangan ekstremitas.Infeksi disebabkan oleh penyebaran hematogen (melalui darah) dari
fukos infeksi di tempat lain (misalnya : tonsil yang terinfeksi, lepuh, gigi
terinfeksi, infeksi saluran nafas). Osteomielitis akibat penyebaran hematogen
biasanya terjadi di tempat di mana terdapat trauma atau di mana terdapat
resistensi rendah, kemungkinan akibat trauma subklinis (tak jelas).
Infeksi dapat berhubungan dengan penyebaran infeksi jaringan lunak
(misalnya : ulkus dekubitus yang terinfeksi atau ulkus vaskuler) atau
kontaminasi langsung tulang (misalnya : fraktur terbuka, cedera traumatic
seperti luka tembak, pembedahan tulang).Pasien yang beresiko tinggi mengalami osteomielitis adalah mereka
yang nutrisinya buruk, lansia, kegemukan, atau penderita diabetes mellitus.
elain itu, pasien yang menderita artitis rheumatoid, telah di ra!at lama di
rumah sakit, mendapat terapi kortikosteroid jangka panjang, menjalani
pembedahan sendi sebelum operasi sekarang, atau sedang mengalami sepsis
rentan, begitu pula yang menjalani pembedahan ortopedi lama, mengalami
infeksi luka mengeluarkan pus, mengalami nefrosis insisi margial atau
dehidrasi luka, atau memerlukan evakuasi hematoma pascaoperasi.
Osteomielitis ini cenderung terjadi pada anak dan remaja namun demikianseluruh usia bisa saja beresiko untuk terjadinya osteomyelitis pada umumnya
kasus ini banyak terjadi laki"laki dengan perbandingan # : $.
B. Rumusan Masalah
1. %pa pengertian dari Osteomelitis&
2. %pa klasifikasi dari Osteomelitis&
'. %pa etiologi dari Osteomelitis&
-
7/23/2019 Kmb III - Osteomielitis
2/26
2
. agaimana Path!ay dari Osteomelitis&*. agaimana patofisiologi dari Osteomelitis&
+. agaimana manifestasi klinis dari Osteomelitis&
. %pa pemeriksaan penunjang dari Osteomelitis&-. %pa penatalaksanaan dari Osteomelitis&
. %pa saja komplikasi dari Osteomelitis&
$/. agaimana konsep asuhan kepera!atan pada pasien Osteomelitis&C. Tujuan
$. 0ntuk mengetahui pengertian dari Osteomelitis.
#. 0ntuk mengetahui klasifikasi dari Osteomelitis.
'. 0ntuk mengetahui etiologi dari Osteomelitis.. 0ntuk mengetahui path!ay dari Osteomelitis.
*. 0ntuk mengetahu patofisiologi dari Osteomelitis
+. 0ntuk mengetahui manifestasi klinis dari Osteomelitis.. 0ntuk mengetahui pemeriksaan penunjang dari Osteomelitis
-. 0ntuk mengetahui penatalaksanaan dari Osteomelitis.
. 0ntuk mengetahui komplikasi dari Osteomelitis.
$/. 0ntuk mengetahui bagaimana konsep asuhan kepera!atan pada pasien
Osteomelitis.
-
7/23/2019 Kmb III - Osteomielitis
3/26
3
BAB II
PEMBAHAAN
A. DE!INII
Osteomielitis adalah infeksi tulang. Infeksi tulang lebih sulit
disembuhkan daripada infeksi jaringan lunak karena terbatasnya asupan
darah, respons jaringan terhadap inflamasi, tingginya tekanan jaringan dan
pembentukan involukrum (pembentukan tulang baru di sekeliling jaringan
tulang mati). Osteomielitis dapat menjadi masalah kronis yang akan
mempengaruhi kualitas hidup atau mengakibatkan kehilangan ekstremitas.
(
Osteomilitis masih merupakan permasalahan di negara kita karena
tingkat higienis yang masih rendah, pemahaman mengenai
penatalaksanaan yang belum baik, diagnosis yang sering terlambat
sehingga biasanya berakhir dengan osteomilitis kronis, dan fasilitas
diagnostik yang belum memadai di puskesamas. %ngka jejadian
osteomilitis di Indonesia saat ini masih tinggi sehingga kasus osteomilitis
tulang dan sendi juga masih tinggi. Pengobatan ostemolitis memerlukan
!aktu yang cukup.(
1aktor predisposisi osteomilitis hematogen akut :
$. 0sia (terutama mengenai bayi dan anak" anak).#. 2enis kelamin ( lebih sering pada pria daripada !anita dengan perbandingan
: $) .
'. 3rauma ( hematoma akibat trauma pada daerah metafisis merupakan salah
satu faktor predisposisi terjadinya osteomimitis hematogen akut).
. 4okasi ( oseteomilitis hematogen akut serng terjadi di daerah metafisis karena
daerah ini merupakan daera aktif tempat erjadinya pertumbuhan tulang)
*. 5utrisi, lingkungan, dan imunitas yang birik serta adanya fokus infeksi
sebelumnya ( seperti bisul, tonsilitis).
4ama dan biaya yang tinggi. anyak klien fraktur terbuka yang datang
terlambat dan biasanya datang dengan komplikasi osteomilitis. Osteomolitis
adalah infeksi pada tulang, baik karena infeksi piogenik maupun non" piogenik,
misalnya 6ycrobacterium tuberculosis.
B. "LAI!I"AI
-
7/23/2019 Kmb III - Osteomielitis
4/26
4
Osteomielitis secara umum dapat diklasifikasikan berdasarkan
perjalanan klinis, yaitu osteomielitis akut, sub akut, dan kronis. 7al
tersebut tergantung dari intensitas proses infeksi dan gejala yang terkait.
1. Osteomielitis 7ematogen %kut
Osteomielitis hematogen akut merupakan infeksi tulang dan
sumsum tulang akut yang disebabkan oleh bakteri piogen dimana
mikroorganisme berasal dari fokus ditempat lain dan beredar melalui
sirkulasi darah. 8elainan ini sering ditemukan pada anak" anak dan sangat
jarang pada orang de!asa.
#. Osteomielitis 7ematogen ubakut
9ejala osteomielitis hematogen subakut lebih ringan oleh karena
organism penyebabnya kurang purulen dan penderita lebih resisten.
Osteomielitis hematogen subakut biasanya disebabkan oleh
tafilokokusaureus dan umumnya berlokasi dibagian distal femur dan
proksimal tibia.
'. Osteomielitis 8ronis
Osteomielitis kronis umumnya merupakan lanjutan dari
osteomielitis akutyang tidak terdiagnosis atau tidak diobati dengan baik.
Osteomielitis kronis juga dapat terjadi setelah fraktur terbuka atau
setelah tindakan operasi padatulang. akteri penyebab osteomielitis kronis
terutama oleh stafilokokus aureus ( *), atau ;.colli, Proteus atauPseudomonas
. Osteomielitis akibat fraktur terbuka
6erupakan osteomielitis yang paling sering ditemukan pada orang
de!asa. 3erjadi kerusakan pembuluh darah, edema, dan hubungan antara
fraktur dengan dunia luar sehingga pada fraktur terbuka umumnya terjadi
infeksi. Osteomielitis akibat fraktur terutaman disebabkan oleh
staphylococus aureus, B. Coli, Pseudomonas dan kadang"kadanag oleh
bakteri anaerob seperti Clostridium Streptococus anaerobic, atau
Bacteroides.
9ambaran klinis osteomielitis akibat fraktur terbuka sama dengan
osteomielitis lainnya. Pada fraktur terbuka, sebaiknya dilakukan
pencegahan infeksi melalui pembersihan dan debridemen luka. 4uka
dibiarkan terbuka dan diberikan antibiotik yang adekuat. Pada fraktur
tebuka perlu dilakukan pemerikasaan biakan kuman guna menentukan
-
7/23/2019 Kmb III - Osteomielitis
5/26
5
organisme penyebabnya. Osteomielitis jenis ini terjadi setelah operasi
tulang (terutama pada operasi yang menggunakan implan), invasi bakteri
disebabkan oleh lingkungan bedah. 9ejala infeksi dapat timbul segera
setelah operasi atau beberapa bulan kemudian.
*. Osteomielitis pascaoperasiyang paling ditakuti adlaah osteomielitis setelah operasi
antroplasti. Pada keadaan ini, pencegahan osteomielitis lebih penting
daripada pengobatan. crub nurse< pera!at instrumen operasi sangat
berperan dalam menjaga kesterilan dan sirkulasi instrumen operasi.
+. Osteomielitis sclerosing atau osteomielitis 9arreadalah suatu osteomielitis subakut dan terdapat kavitas yang
dikelilingi oleh jaringan sklerotik pada daerah metafisis dan disfisis tulang
panjang. 8lien biasanya remaja da norang"orang de!asa, terdapat nyeri dan
mungkin sedikit pembengkakan pada tulang. Pada foto rontgen terlihat
adanya kavitas yang dikelilingi oleh jaringan sklerotik dan tidak ditemukan
adanya kavitas yang sentral, hanya berupa kavitas yang difus.
C. ETI#L#$I
$. Osteomielitis dapat terjadi karena penyebaran hematogen (melalui darah)
dari focus infeksi tempat lain (Osteomielitis Primer ).
#. Osteomielitis yang disebaabkan oleh bakteri disekitarnya seperti bisul dan
luka (stafilokokus aureus ( *), atau ;.colli, Proteus atau Pseudomonas).'. taphylolococcus hemolyticus ( koagulasi positif) sebanyak / dan jarang
terptococcus hemolyticus.. 7aemophilus influen=a ( *" */ ) pada anak usia diba!ah tahun.
*. Organisme lain seperti . coli, . aeruginosa capsulata, pneumokokus,
almonella typhosa, pseudomonas aeruginosa, Proteus mirabilis, rucella,
dan bakteri anaerob yaitu acteroides fragilis.
-
7/23/2019 Kmb III - Osteomielitis
6/26
6
>. P%37?%@
-
7/23/2019 Kmb III - Osteomielitis
7/26
7
E. PAT#!II#L#$I
taphylococcus aureus merupakan penyebab / sampai -/
infeksi tulang. Organisme patogenik lainnya yang sering dijumpai pada
Osteomielitis meliputi : Proteus, Pseudomonas, dan ;scerichia Aoli.
3erdapat peningkatan insiden infeksi resistensi penisilin, nosokomial,
gram negative dan anaerobik.
%!itan Osteomielitis stelah pembedahan ortopedi dapat terjadi
dalam ' bulan pertama (akut fulminan B stadium $) dan sering berhubngan
dengan penumpukan hematoma atau infeksi superficial. Infeksi a!itan
lambat (stadium #) terjadi antara sampai # bulan setelah pembedahan.
Osteomielitis a!itan lama (stadium ') biasanya akibat penyebaran
hematogen dan terjadi # tahun atau lebih setelah pembedahan.Cespon inisial terhadap infeksi adalah salah satu dari inflamasi,
peningkatan vaskularisasi, dan edema. etelah # atau ' hari, trombisis
pada pembuluh darah terjadi pada tempat tersebut, mengakibatkan iskemia
dan nefrosis tulang sehubungan dengan penigkatan tekanan jaringan dan
medula. Infeksi kemudian berkembang ke kavitas medularis dan ke ba!ah
periosteum dan dapat menyebar ke jaringan lunak atau sendi di sekitarnya.
8ecuali bila proses infeksi dapat dikontrol a!al, kemudian akan
membentuk abses tulang.Pada perjalanan alamiahnya, abses dapat keluar spontan namun
yang lebih sering harus dilakukan insisi dan drainase oleh ahli bedah.
%bses yang terbentuk dalam dindingnya terbentuk daerah jaringan
mati (seDuestrum) tidak mudah mencari dan mengalir keluar. Congga tidak
dapat mengempis dan menyembuh, seperti yang terjadi pada jaringan
lunak lainnya. 3erjadi pertumbuhan tulang baru(involukrum) dan
mengelilingi seDuestrum. 2adi meskipun tampak terjadi proses
penyembuhan, namun seDuestrum infeksius kronis yang ada tetap rentan
mengeluarkan abses kambuhan sepanjang hidup penderita. >inamakan
osteomielitis tipe kronik
!. MANI!ETAI "LINI
2ika infeksi diba!a oleh darah, biasanya a!itannya mendadak,
sering terjadi dengan manifestasi klinis septikemia (misalnya, menggigil,
-
7/23/2019 Kmb III - Osteomielitis
8/26
8
demam tinggi, denyut nadi cepat dan malaise umum). 9ejala sismetik
pada a!alnya dapat menutupi gejala lokal secara lengkap. etelah infeksi
menyebar dari rongga sumsum ke korteks tulang, akan mengenai
periosteum dan jaringan lunak, dengan bagian yang terinfeksi menjadi
nyeri, bengkak dan sangat nyeri tekan. Pasien menggambarkan nyeri
konstan berdenyut yang semakin memberat dengan gerakan dan
berhubungan dengan tekanan pus yang terkumpul.
ila osteomielitis terjadi akibat penyebaran dari infeksi di
sekitarnya atau kontaminasi langsung, tidak akan ada gejala septikemia.
>aerah infeksi membengkak, hangat, nyeri dan nyeri tekan.Pasien dengan osteomielitis kronik ditandai dengan pus yang selalu
mengalir keluar dari sinus atau mengalami periode berulang nyeri,
inflamasi, pembengkakan dan pengeluaran pus. Infeksi derajat rendah
dapat menjadi pada jaringan parut akibat kurangnya asupan darah
$. PEMERI"AAN DIA$N#TI"
$. Pemeriksaan darah : el darah putih meningkat sampai '/./// disertai
peningkatan laju endap darah E pemeriksaan titer antibody anti" stafilo" kokusE
pemeriksaan kultur darah untuk menentukan jenis bakterinya ( */ positif)
dan diikuti dengan uji sensitivitas. elai itu, harus diperiksa adanya penyakit
anemia sel sabit yang merupakan jenis osteomielitis yang jarang terjadi.
#. Pemeriksaan feses: Pemeriksaan feses untuk kultur dilakukan bila terdapat
kecurigaan infeksi olehh bakteri almonela.'. Pemeriksaan biopsy
Pemeriksaan ini dilakukan pada tempat yang dicurigai.
. Pemeriksaan ultrasound
Pemeriksaan ini dapat memperlihatkan adanya efusi pada sendi
*. Pemeriksaan radiologiPada pemeriksaan foto polos dalam $/ hari pertama, tidak
ditemukan kelainan radiologis yang berarti, dan mungkin hanyab
ditemukan pembengkakan jaringan lunak. 9ambaran destruksi tulang
dapat terlihat setelah $/ hari (# minggu). Pemeriksaan radioisotope akan
memperlihatkan penangkapan isotop pada daerah lesi.
!. PENATALA"ANAAN
eberapa prinsip penatalaksanaan klien osteomielitis yang perlu
diketahui pera!at dalam melakukan asuhan kepera!atan agar mampu
melakukan tindakan kolaboratif adalah sebagai berkut :$. Istirahat dan pemberian analgesik untuk menghilangkan nyeri
#. Pemberian cairan intravena dan kalau perlu tranfusi darah
'. Istirahat lokal dengan bidai atau traksi
-
7/23/2019 Kmb III - Osteomielitis
9/26
9
. Pemberian antibiotik secepatnya sesuai dengan penyebab utama yaitu
staphylococus aureus sambil menunggu hasil biakan kuman. %ntibiotik
diberikan selama '"+ minggu dengan melihat keadaan umum dan laju endap
darah klien. %ntibiotik tetap diberikan hingga # minggu setelah laju endap
darah normal.*. >rainase bedah. %pabila setelah # jam pengobatan lokal dan sistemik
antibiotik gagal (tidak ada perbaikan keadaan umum), dapat dipertimbangkan
drainase bedah. Pada drainase bedah, pus subperiosteal dievakuasi untuk
mengurangi tekanan itra"oseus. >isamping itu, pus digunakan sebagai bahan
untuk biakan kuman. >rainase dilakuakan selama beberapa hari dengan
menggunakan cairan 5aAl dan antibiotik.
$. "#MPLI"AI
eberapa komplikasi yang sering terjadi pada osteomielitis
hematogen yang perlu diketahui oleh pera!at agar dapat memberikan
asuhan kepera!atan yang baik sehingga resiko komplikasi dapat dihindari
adalah sebagai berikut.
$. eptikemia. >engan makin tersedianya obat"obat antibiotik yang
memadai, kematian akibat septikemia pada saat ini jarang terjadi atau
ditemukan.#. Infeksi yang bersifat metastatik. Infeksi dapat bermetastase ke tulangapat ditemukan adanya
ri!ayat diabetes mellitus, malnutrisi, adiksi obat"obatan, atau pengobatan
dengan imunosupresif..) Ci!ayat psikososial B spiritual
Pera!at menkaji respon emosi klien terhadap penyakit yang dideritanya dan
peran klien dalam keluarga serta masyarakat, respon atau pengaruhnya dalam
kehidupan sehari"hari, baik dalam keluarga maupun dalam masyarakat. Pada
kasus osteomielitis, akan timbul ketakutan akan terjadi kecacatan dan klien
harus menjalani penatalaksanaan kesehatan untuk membantu penyembuhan
tulang. elain itu, pengkajian juga meliputi kebiasaan hidup klien seperti
penggunaan obat steroid yang dapat mengganggu metabolisme kalsium,
konsumsi alkohol yang dapat mengganggu keseimbangan, dan apakah klien
melakukan olahraga. 8lien akan kehilangan peran dalam keluarga dan
masyarakat karena klien menjalani ra!at inap. >ampak yang timbul pada
klien osteomielitis yaitu timbul ketakutan akan kecacatan akibat prognosis
penyakitnya, rasa cemas, rasa tidak mampu melakukan aktivitas secaraoptimal, dan pandangan terhadap dirinya yang salah secara optimal, dan
pandangan terhadap dirinya yang salah (gangguan citra diri).
b. Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik terbagi menjadi dua, yaitu pemeriksaan umum untuk
mendapatkan gambaran umum dan pemeriksaan setempat ( local).
$.) 8eadaan umum meliputi :a.) 3ingkat kesadaran ( apatis, sopor, koma, gelisah, compos mentis yang
bergantung pada keadaan klien).
b.) 8esakitan atau keadaan penyakit (akut, kronis, ringan, sedang, dan padakasus osteomielitis biasanya akut).
c.) 3anda"tanda vital tidak normal, terutama pada osteomielitis dengan
komplikasi septicemia.
#.) $ (reathing) : pada inspeksi, didapatkan bah!a klien osteomielitis tidak
mengalami kelainan pernapasan. Pada palpasi toraks, ditemukan taktil
fremitus seimbang kanan dan kiri. Pada auskultasi, tidak didapatkan suara
napas tambahan.
-
7/23/2019 Kmb III - Osteomielitis
12/26
12
'.) # (lood) : pada inspeksi, tidak tampak iktus jantung. Palpasi menunjukkan
nadi meningkat, iktus tidak teraba. Pada auskultasi didapatkan suara $ dan
# tunggal, tidak ada murmur..) ' (rain) : 3ingkat kesadaran biasanya compos mentis.
a) 8epala : tidak ada gangguan (normosefalik, simetris, tidak ada
penonjolan, tidak ada sakit kepala)b) 4eher : tidak ada gangguan (simetris, tidak ada penonjolan,
refleks menelan ada).
c) ?ajah : terlihat menahan sakit, tidak ada perubahan fungsi atau
bentuk.d) 6ata : tidak ada gangguan, seperti konjungtiva tidak anemis
(pada klien patah tulang tertutup karena tidak terjadi
perdarahan). 8lien osteomielitis yang disertai adanya
malnutrisi lama biasanya mengalami konjungtiva
anemis.e) 3elinga : tes bisik atau !eber masih dalam keadaan normal.
tidak ada lesi atau nyeri tekan.
f) 7idung : tidak ada deformitas, tidak ada pernapasan cuping hidung.g) 6ulut dan faring : tidak ada pembesaran tonsil, gusi tidak terjadi
perdarahan, mukosa mulut tidak pucat.
h) tatus mental : observasi penampilan dan tingkah laku klien biasanya
status mental tidak mengalami perubahan.
i) Pemeriksaan saraf kranial :araf I : biasanya tidak ada kelainan fungsi penciuman
araf II : tes ketajaman penglihatan normal.
araf III, IG, dan GI :iasanya tidak ada gangguan mengangkat kelopak
mata, pupil isokor.
araf G : klien osteomielitis tidak mengalami paralisis pada
otot !ajah dan refleks kornea tidak ada kelainan.araf GII : persepsi pengecapan dalam batas normal dan
!ajah simetris.
araf GIII : tidak ditemukan tuli konduktif dan tuli presepsi.araf IH dan H : kemampuan menelan baik
araf H : tidak ada atrofi otot sternokleidomastoideus dan
trape=ius.araf HII : lidah simetris, tidak ada devisiasi pada satu sisi
dan tidak ada fasikulasi. Indra pengecapan normal.j) Pemeriksaan refleks : biasanya tidak terdapat refleks patologis
*.) (ladder) : pengkajian keadaan urine meliputi, !arna, jumlah,
karakteristik,dan berat jenis. iasanya osteomielitis tidak mengalami kelainan
pada system ini.
-
7/23/2019 Kmb III - Osteomielitis
13/26
13
+.) * (o!el) : inspeksi abdomen, bentuk datar, simetris, tidak ada hernia.
Palpasi, turgor baik, hepar tidak teraba. Perkusi, suara timpani, ada pantulan
gelombang cairan. %uskultasi, peristaltik usus normal (#/
-
7/23/2019 Kmb III - Osteomielitis
14/26
14
Pola tidur dan istirahat. emua klien osteomelitis merasak nyeri
sehingga dapat mengganggu pola dan kebutuhan tidur., suasana,
kebiasaan, dan kesulitan serta penggunaan obat tidur.
2. DIA$N#Aa. 5yeri berhubungan dengan inflamasi dan pembengkakan
b. 9angguan mobilisasi fisik berhubungan dengan nyeri, alat imobilisasi dan
keterbatasan menahan beban berat badan.c. Cesiko terhadap perluasan infeksi berhubungan dengan pembentukan abses
tulang
d. 8erusakan integritas jaringan berhubungan dengan proses supurasi di
tulang, luka fraktur terbuka, sekunder akibat infeksi inflamasi tulang.
e. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan nyeri dan ketakuatn dalam bergerak
f. 7ipertermi berhubungan dengan proses inflamasig. 9angguan pola tidur berhubungan dengan nyeri dan gangguan rasa nyaman
h. %nsietas berhubungan dengan kurang pengetahuan tentang kondisi penyakit dan
pengobatan.
3. INTER4ENI
a. 5yeri yang berhubungan dengan proses supurasi di tulang dan pembekan
sendi
3ujuan: nyeri berkurang, hilang, atau teratasi.kriteria hasil : klien melaporkan nyeri berkurang atau dapat di atasi,
mengidentifikasi aktivitas yang meningkatkan atau mengurangi nyeri.8lien tidak gelisah. kala nyeri /"$ atau teratasi.
Intervensi rasional
6andiri:
$. 8aji nyeri dengan skala /"
#. %tur posisi imobilisasi pada daerah
nyeri sendi atau nyeri di tulang yang
mengalami infeksi
'. antu klien dalam mengidentifikasi
$. 5yeri merupakan respons subjektif yang
dapat di kaji dengan menggunakan skala
nyeri. 8lien melaporkan nyeri biasanya
diatas tingkat cedera.
#. Imobilisasi yang adekuat dapat mengurangi
nyeri pada daerah nyeri sendi atau nyeri di
tulang yang mengalami infeksi.
'. 5yeri dipengaruhi oleh kecemasan,
pergerakan sendi.
-
7/23/2019 Kmb III - Osteomielitis
15/26
15
faktor pencetus
. 2elaskan dan bantu klien terkait
dengan tindakan pereda nyeri
nonfarmakologi dan noninvasive.
*. %jarkan relaksasi: teknik mengurangi
ketegangan otot rangka yang dapat
mengurangi intensitas nyeri dan
meningkatkan relaksasi masase.
+. %jarkan metode distraksi selama nyeri
akut.
. eri kesempatan !aktu istirahat bila
terasa nyeri dan beri posisi yang
nyaman.
-. 3ingkatkan pengetahuan tentangpenyebab nyeri dan hubungan dengan
berapa lama nyeri akan berlangsung.
8olaborasi
$. Pemberian analgetik
. Pendekatan dengan menggunakan relaksasi
dan tindakan nonfarmakologi lain
menunjukan keefektifan dalam mengurangi
nyeri.
*. 3eknik ini melancarkan peredaran darah
sehingga kebutuhan O# pada jaringan dapat
terpenuhi dan nyeri berkurang.
+. 6engalihkan perhatian klien terhadap nyeri
ke hal"hal yang menyeangakan.
. Istirahat merelaksasi semua jaringan
sehingga meningkatkan kenyamanan.
-. Pengetahuan tersebut membantu
mengurangi nyeri dan dapat membantu
meningkatkan kepatuhan klien terhadap
rencana terapeutik.
$. %nalgetik memblok lintasan nyeri sehingga
nyeri akan berkurang.
b. 9angguan mobilisasi fisik berhubungan dengan nyeri, alat imobilisasi dan keterbatasan
menahan beban berat badan.3ujuan < 7asil Pasien :9angguan mobilitas fisik dapat berkurang setelah dilakukan
tindakan kepera!atan
8riteria 7asil :$.) 6eningkatkan mobilitas pada tingkat paling tinggi yang mungkin
#.) 6empertahankan posisi fungsional
-
7/23/2019 Kmb III - Osteomielitis
16/26
16
'.) 6eningkatkan < fungsi yang sakit.) 6enunjukkna teknik mampu melakukan aktivitas
Intervensi dan Casionalisasi :
Intervensi Casionalisasi
Man+'r' 5
$. Pertahankan tirah baring dalam
posisi yang di programkan
#. 3inggikan ekstremitas yang
sakit, instruksikan klien < bantu
dalam latihan rentang gerakpada ekstremitas yang sakit
dan tak sakit
'. eri penyanggah pada
ekstremitas yang sakit pada
saat bergerak
. 2elaskan pandangan dan
keterbatasan dalam aktivitas
*. erikan dorongan pada klien
untuk melakukan %8 dalam
lingkup keterbatasan dan beribantuan sesuai kebutuhan
+. 0bah posisi secara periodik
"(la6(rtas' 5
$. 1isioterapi < aoakulasi terapi
$. %gar gangguan mobilitas fisik dapat
berkurang
#. >apat meringankan masalah gangguan
mobilitas fisik yang dialami klien
'. >apat meringankan masalah gangguan
mobilitas yang dialami klien
. %gar klien tidak banyak melakukan
gerakan yang dapat membahayakan
*. 6engurangi terjadinya penyimpangan B
penyimpangan yang dapat terjadi
+. 6engurangi gangguan mobilitas fisik
$. 6engurangi gangguan mobilitas fisik
c.Cesiko terhadap perluasan infeksi berhubungan dengan pembentukan abses tulang
3ujuan < 7asil Pasien : 3idak terjadi pesiko perluasan infeksi yang dialami
8riteria 7asil: 6encapai !aktu penyembuhan
Intervensi dan rasionalisasi:
Inter)ens' Ras'(nal'sas'
Man+'r'5
$. Pertahankan system kateter sterilEberikan pera!atan kateter regular
dengan sabun dan air, berikan salep
$. 6encegah pemasukan bakteri dariinfeksi< sepsis lanjut.
-
7/23/2019 Kmb III - Osteomielitis
17/26
17
antibiotic disekitar sisi kateter.
#. %mbulasi dengan kantung drainasedependen.
#. 6enghindari refleks balik urine,yang dapat memasukkan bakteri
kedalam kandung kemih.
'. %!asi tanda vital, perhatikan demamringan, menggigil, nadi dan
pernapasan cepat, gelisah, peka,disorientasi.
'. Pasien yang mengalami sistoskopiorong beberapa aktifitas fisik
pada siang hari, jamin pasienberhenti beraktifitas beberapa
$. 6engkaji perlunya danmengidentifikasi intervensi yang
tepat
#. 6eningkatkan kenyamanan tidurserta dukungan fisiologis< psikologis
'. ila rutinitas baru mengandung
aspek sebanyak kebiasaan lama,
stres dan ansietas dapat berkurang
. 6enurunkan kemungkinan bah!a
teman sekamar yang JburunghantuK dapat menunda pasien untuk
terlelap atau menyebabkan
terbangun
*. %ktivitas siang hari dapat
membantu pasien menggunakanenergi dan siap untuk tidur malam
-
7/23/2019 Kmb III - Osteomielitis
22/26
22
jam sebelum tidur
+. Instruksikan tindakan relaksasi
. 8urangi kebisingan dan lampu
-. 9unakan pagar tempat tidur
sesuai indikasi, rendhkan tempattidur bila mungkin
"(la6(ras' 5
$. erikan sedatif, hipnotik sesuai
indikasi
hari
+. 6embantu menginduksi tidur
. 6emberikan situasi kondusif untuk
tidur
-. Pagar tempat tidur memberikan
keamanan dan dapat digunakanuntuk membantu merubah posisi
$. 6ungkin diberikan untukmembantu pasien tidur atau
istirahat selama periode transisi dari
rumah ke lingkungan baru
h. %nsietas berhubungan dengan kurang pengetahuan tentang kondisi penyakit dan
pengobatan.
3ujuan < 7asil Pasien :6endemonstrasikan hilangnya ansietas dan memberikan
informasi tentang proses penyakit, program pengobatan
8riteria ;valuasi : ;kspresi !ajah relaks
Aemas dan rasa takut hilang atau berkurang
Inter)ens' +an Ras'(nal'sas'5
Inter)ens' Ras'(nal'sas'
Man+'r' 5
$. 2elaskan tujuan pengobatan pada
pasien
#. 8aji patologi masalah individu.
'. 8aji ulang tanda < gejala yang
memerlukan evaluasi medik
cepat,contoh nyeri dada tiba"tiba,dispnea, distres pernapasan lanjut.
. 8aji ulang praktik kesehatan yangbaik, istirahat.
"(la6(ras' 5
$. 9unakan obat sedatif sesuai
$. 6engorientasi program pengobatan.
6embantu menyadarkan klien untuk
memperoleh kontrol
#. Informasi menurunkan takut karena
ketidaktahuan.
'. 6emberika pengetahuan dasar untuk
pemahaman kondisi dinamik
. erulangnya pneumotorak
-
7/23/2019 Kmb III - Osteomielitis
23/26
23
dengan anjuran dapat mencegah
kekambuhan.rapeutik.
anyak pasien yang membutuhkanobat penenang untuk
mengontrol ansietasnya
7. IMPLEMENTAI
Implementasi dilaksanakan sesuai dengan rencana yang sudah direncanakan
8. E4ALUAI
;valuasi adalah tindakan intelektual untuk melengkapi proses
kepera!atan yang menandakan seberapa jauh diagnose kepera!atan, rencana
tindakan dan perencanaan berhasil di capai.
%da dua komponen untuk mengevaluasi kualitas tindakan :
a. Proses ( sumatif )1okusnya adalah aktifitas dari proses kepera!atan dan kualitas
tindakan evaluasi dilaksanakan sesudah perencanaan kepera!atan.b. 7asil ( formatif )
fokusnya adalah perubahan perilaku atau status kesehatan klien
pada akhir tindakan kepera!atan.
;valuasi yang dilakukan pada klien dengan osteomielitis meliputi :
a. 6engalami peredaan nyeri
$.) 6elaporkan berkurangnya nyeri
#.) 3idak mengalami nyeri tekan di tempat terjadinya infeksi
'.) 3idak mengalami ketidak nyamanan bila bergerak
b. Peningkatan mobilitas fisik
$.) erpartisipasi dalam aktifitas pera!atan diri
#.) 6empertahankan fungsi penuh ekstermitas yang sehat'.) 6emperlihatkan penggunaan alat imobilisasi dan alat bantu dengan
aman
c. 3idak terjadi perluasan infeksi
$) 6emakai antibiotic sesuai resep
#) uhu badan normal
') 3idak ada pembengkakan
-
7/23/2019 Kmb III - Osteomielitis
24/26
24
) 3idak ada pus
*) %ngka leukosit dan laju endap darah (4;>) kembali normal
d. Integritas kulit membaik
$) 6enyatakan kenyamanan
#) 6empertahankan intergritas kulit
') 6empertahankan proses penyembuhan dalam batas normal
e. 6ematuhi rencana terapeutik
$) 6emakai antibiotic sesuai resep
#) 6elindungi tulang yang lemah
') 6elakukan pera!atan luka yang benar
) 6elaporkan bila ada masalah segera
-
7/23/2019 Kmb III - Osteomielitis
25/26
25
BAB III
PENUTUP
A. "EIMPULAN
Osteomielitis adalah infeksi tulang. Infeksi tulang lebih sulit disembuhkandaripada infeksi jaringan lunak karena terbatasnya asupan darah, respons jaringan
terhadap inflamasi, tingginya tekanan jaringan dan pembentukan involukrum
(pembentukan tulang baru di sekeliling jaringan tulang mati).
Infeksi bisa disebabkan oleh penyebaran hematogen (melalui darah) dari fokus
infeksi di tempat lain (mis. 3onsil yang terinfeksi, lepuh, gigi terinfeksi, infeksi
saluran nafas atas). Osteomielitis akibat penyebaran hematogen biasanya terjadi
ditempat di mana terdapat trauma dimana terdapat resistensi rendah kemungkinan
akibat trauma subklinis (tak jelas).2ika infeksi diba!ah oleh darah, biasanya a!itannya mendadak, sering terjadi
dengan manifestasi klinis septikemia (mis. 6enggigil, demam tinggi, denyut nadi
cepat dan malaise umum).
Penanganan infeksi lokal dapat menurunkan angka penyebaran hematogen.
Penanganan infeksi jaringan lunak pada mengontrol erosi tulang. Pemilihan pasien
dengan teliti dan perhatian terhadap lingkungan operasi dan teknik pembedahan dapat
menurunkan insiden osteomielitis pascaoperasi.
B. ARAN
$. 3enaga 8epera!atan
>iharapkan mampu memahami tentang penatalaksanaan pada pasien dengan
osteomielitis.
#. 6ahasis!a
>iharapkan mampu menambah !a!asan dan pengetahuan bagi semua
mahasis!a tentang asuhan kepera!atan pada pasien pada pasien dengan osteomielitis.
DA!TAR PUTA"A
-
7/23/2019 Kmb III - Osteomielitis
26/26
26
Brunner & Suddarh. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal-Bedah. Edisi
8. Volume 3. Jakara! E"# $edokeran
6uttaDin, %rif. #//-.Buku ajar asuhan keperawatan klien gangguan system
muskuloskletal. Jakarta: ;9A
6ansoer, %rif. #///.Kapita selekta kedokteran.2ilid # ;disi '. 2akarta: 6edia
%esculapius
http: