KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIANOMOR : 129/Menkes/SK/II/2008 TENTANGSTANDAR PELAYANAN MINIMAL RUMAH SAKIT MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIAMenimbang : a. bahwa dengan berlakunya Otonomi Daerah, maka kesehatan merupakan salah satu bidang pemerintah yang wajib dilaksanakan oleh Kabupaten/Kota. Hal ini berarti bahwa Pemerintah Kabupaten/Kota bertanggung jawab sepenuhnya dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan untuk meningkatkan derajad kesehatan masayarakat diwilayahnya;b. bahwa Rumah Sakit sebagai salah satu sarana kesehatan yang memberikan pelayanan kesehatan kepada mayarakat memiliki peran yang sangat strategis dalam mempercepat peningkatan derajat kesehatan masyarakat. Oleh karena itu Rumah Sakit dituntut untuk memberikan pelayanan yang bermutu sesuai dengan standar yang ditetapkan dan dapat menjangkau seluruh lapisan masyarakat;c. dengan diterbitkannya Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 1457/Menkes/SK/X/2003 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan di Kabupaten/Kota dan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 65 Tahun 2005 tentang Pedoman Penyusunan dan Penerapan Standar Pelayanan Minimal, maka perlu ditindaklanjuti dengan penyusunan standar pelayanan minimal Rumah Sakit yang wajib dimiliki oleh Rumah Sakit.d. Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud huruf a, b, dan c di atas diperlukan Suatu Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit yang ditetapkan dnegan Keputusan Menteri Kesehatan.
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 23 tahun 1992 tentang Kesehatan (lembaran negara RI Tahun 1992 Nomor 100, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3495);2. Undang-Undang Nomor 17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara RI Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4286);3. Undang-Undang Nomor 1 tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara RI Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4355);4. Undang-Undang Nomor 15 tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara (Lembaran Negara RI Tahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4400);5. Undang-Undang Nomor 33 tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara RI Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4438);
6. Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 48, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4502);7. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4578);8. Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2005 tentang Pedoman Penyusunan dan Penerapan Standar Pelayanan Minimal (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 150, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4585);9. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 159b/Menkes/SK/Per/II/1988 tentang Rumah Sakit;10. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 749a/Menkes/SK/Per/XII/1989 tentang Rekam Medis / Medical Report;11. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 1575/Menkes/SK/Per/I/2005 tentang Organisasi dan Tata Kerja Departemen Kesehatan Republik Indonesia.
MEMUTUSKAN :
Menetapkan :
Kesatu : KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL RUMAH SAKITKedua : Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit sebagaimana tercantum dalam lampiran ini.Ketiga : Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit sebagaimana dimaksud pada Diktum Kedua agar digunakan sebagai pedoman bagi Rumah Sakit dalam menjamin pelaksanaan pelayanan kesehatan.Keempat : Setiap Rumah Sakit agar menyesuaikan dengan Standar Pelayanan Minimal ini dalam waktu 2 (dua) tahun sejak Keputusan ini ditetapkan.Kelima: Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan.
Ditetapkan di: J a k a r t a Pada tanggal: 6 Februari 2008
MENTERI KESEHATAN RI,
DR. Dr. Siti Fadilah Supari, Sp.JP(K)
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANGSejalan dengan amanat Pasal 28 H, ayat ( l) perubahan Undang undang Dasar Negara Repubrik Indonesia Tahun 1945 telah ditegaskan bahwa setiap orang berhak memperoleh pelayanan kesehatan, kemudian dalam Pasal 34 ayat(3) dinyatakan negara bertanggungjawab atas penyediaan fasilitas pelayanan kesehatan fasilitas pelayanan umum yang layak.
Rumah sakit sebagai salah satu fasilitas perayanan kesehatan perorangan merupakan bagian dari sumber daya kesehatan yang sangat diperlukan dalam mendukung penyelenggaraan upaya kesehatan. Penyelenggaran pelayanan kesehatan di rumah sakit mempunyai karakteristik dan organisasi yang sangat kompleks.
Berbagai jenis tenaga kesehatan dengan perangkat keilmuan yang beragam, berinteraksi satu sama lain. Ilmu pengetahuan dan teknologi kedokteran yang berkembang sangat pesat yang perlu diikuti oleh tenaga kesehatan dalam rangka pemberian pelayanan yang bermutu standar, membuat semakin kompleksnya permasalahan di rumah sakit. Pada hakekatnya rumah sakit berfungsi sebagai tempat penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan. Fungsi dimaksud memiliki makna tanggung jawab yang seyogyanya merupakan tanggung jawab pemerintah dalam meningkatkan taraf keejahteraan mesyarakat.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 65 Tahun 2005 Tentang Pedoman Penyusunan dan Penerapan Standar Pelayanan Minimal BAB I ayat 6 menyatakan : Standar pelayanan Minimal yang selanjutnya disingkat SPM adalah ketentuan tentang jenis dan mutu pelayanan dasar yang merupakan urusan wajib daerah yang berhak diperoleh setiap warga negara secara minimal. Ayat 7. Indikator SPM adalah tolak ukur untuk prestasi kuantitatif dan kualitatif yang digunakan untuk menggambarkan besaran sasaran yang hendak dipenuh didalarn pencapaian suatu SPM tertentu berupa masukan, proses, hasil dan atau manfaat pelayanan.
Ayat 8. Pelayanan dasar adalah jenis pelayanan publik yang mendasar dan mutlak untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dalam kehidupan sosial ekonomi dan pemerintahan.
Dalam penjelasan pasal 39 ayat 2 PP RI No 58 tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah menyebutkan bahwa yang dimaksud dengan standar pelayanan minimal adalah tolak ukur kinerja dalam menentukan capaian jenis dan mutu pelayanan dasar yang merupakan urusan wajib daerah.
B. MAKSUD DAN TUJUANStandar pelayanan minimal ini dimaksudkan agar tersedianya panduan bagi daerah dalam melaksanakan perencanaan pelaksanaan dan pengendalian serta pengawasan dan pertanggungjawaban penyelenggaraan standar pelayanan minimal rumah sakit. Standar pelayanan minimal ini bertujuan untuk menyamakan pemahaman tentang definisi operasional, indikator kinerja, ukuran atau satuan rujukan, target nasional untuk tahun 2007 sampai dengan tahun 2012, cara perhitungan / rumus / pembilangan penyebut / standar / satuan pencapaian kinerja dan sumber data.
C. PENGERTIANUmum:1. Standar Pelayanan Minimal:adalah ketentuan tentang jenis dan mutu pelayanan dasar yangmerupakan urusan wajib daerah yang berhak diperoleh setiap warga secara minimal. Juga merupakan spesifikasi teknis tentang tolak ukur pelayanan minimum yang diberikan oleh Badan Layanan Umum kepada masyarakat.
2. Rumah Sakit:adalah sarana kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan meIiputi pelayanan promotif, preventif, kurative dan rehabilitatif yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat.
Definisi Operasional:1. Jenis Pelayanan adalah jenis-jenis pelayanan yang diberikan oleh Rumah Sakit kepada masyarakat.2. Mutu Pelayanan adalah3. Dimensi Mutu adalah suatu pandangan dalam menentukan penilaian terhadap jenis dan mutu pelayanan dilihat dari akses, efektivitas, efisiensi, keselamatan dan keamanan kenyamanan, kesinambungan pelayanan kompetensi teknis dan hubungan antar manusia berdasarkan standa WHO.4. Kinerja adalah proses yang dilakukan dan hasil yang dicapai oleh suatu organisasi dalam menyediakan produk dalam bentuk jasa pelayanan atau barang kepada pelanggan.5. Indikator Kinerja adalah variabel yang dapat digunakan untuk mengevaluasi keadaan atau status dan memungkinkan dilakukan pengukuran terhadap perubahan yang terjadi dari waktu ke waktu atau tolak ukur prestasi kuantitatif / kualitatif yang digunakan untuk mengukur terjadinya perubahane terhadap besaran target atau standar yang telah ditetapkan sebelumnya.6. Standar adalah nilai tertentu yang telah ditetapkan berkaitan dengan sesuatu yang harus dicapai.7. Definisi operasional: dimaksudkan untuk menjelaskan pengertian dari indikator8. Frekuensi pengumpulan data adalah frekuensi pengambilan data dari sumber data untuk tiap indikator9. Periode analisis adalah rentang waktu pelaksanaan kajian terhadap indikator kinerja yang dikumpulkan10. Pembilang (numerator) adalah besaran sebagai nilai pembilang dalam rumus indikator kinerja11. Penyebut (denominator) adalah besaran sebagai nilai pembagi dalam rumus indikator kinerja12. Standar adalah ukuran pencapaian mutu/kinerja yang diharapkan bisa dicapai13. Sumber data adalah sumber bahan nyata/keterangan yang dapat dijadikan dasar kajian yang berhubungan langsung dengan persoalan
D. PRINSIP PENYUSUPAN DAN PENETAPAN SPMDi dalam menyusun SPM telah memperhatikan hal-hal sebagai berikut :1. Konsensus, berdasarkan kesepakatan bersama berbagai komponen atau sektor terkait dari unsur-unsur kesehatan dan departemen terkait yang secara rinci terlampir dalam daftar tim penyusun;2. Sederhana, SPM disusun dengan kalimat yang mudah dimengerti dan dipahami;3. Nyata, SPM disusun dengan memperhatikan dimensi ruang, waktu dan persyaratan atau prosedur teknis:4. Terukur, seluruh indikator dan standar di dalam SPM dapat diukur baik kualitatif ataupun kuantitatif;5. Terbuka, SPM dapat diakses oleh seluruh warga atau lapisan masyarakat:6. Terjangkau, SPM dapat dicapai dengan menggunakan sumber daya dan dana yang tersedia;7. Akuntabel, SPM dapat dipertanggung gugatkan kepada publik;8. Bertahap,SPMmengikutiperkembangankebutuhandankemampun keuangan, kelembagaan dan personil dalam pencapaian SPM
E. LANDASAN HUKUM1. Undang-Undang Nomor 23 tahun 1992, tentang Kesehatan,2. Undang-Undang Nomor l7 tahun 2003 tentang Keuangan Negara3. Undang-Undang Nomor I tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara4. Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah,,5. Undang-Undang Nomor 25 tahun 2000 tentang program PembangunanNasional tahun 2000 2005,6. Peraturan pemerintah Republik Indonesia Nomor 25 tahun 2000 tentang Kewenanga Pemerintah dan Kewenangan Propinsi sebagai Daerah Otonom,7. Peraturan Pemerintah Nomor 20 tahun 2001 tentang pembinaan dan Pengawasan atas Penyelenggara Pemerintah Daerah,8. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 28 tahun 2003 tentang pedoman organisasi perangkat daerah (Lembaran Negara tahun 2001No. 14, tambahan lembaran negara No. 42621)9. Peraturan Pemerintah Nomor 20 tahun 2004 tentang Rencana Kerja Pemerintah.10. Peraturan Presiden No. 9 Tahun 2005 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Susunan organisasi dan Tata Kerja Kementrian Negara RI sebagaimana telah beberapa kali diiubah terakhir dengan Peraturan Presiden No. 62 Tahun 2005I I . Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 23 tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum,12. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 58 tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah,13. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 65 tahun 2005 tentang Pedoman Penyusunan dan Penerapan Standar Pelayanan Minimal,14. Keputusan Menteri pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 28 tahun 2004 tentang Akuntabilitas Pelayanan Publik,15. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 61 / Menkes/ SK /l/2004 tentang Pedoman Penyusunan Perencanaan Sumber Daya Manusia Kesehatan di Propinsi, Kabupaten/ Kota dan Rumah Sakit16. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 228 / MenKes/SK/ III/ 2002 tentang Pedoman Penyusunan Standar Pelayanan Minirnal Rumah Sakit Yang Wajib Dilaksanakan DaerahI7. Peraturan Menteri Kesehatan No. 1575/ Menkes/ SK / II /2005 tentang Organisasi dan Tata Kerja Departemen Kesehatan.18. Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 6 tahun 2007 tentang Petunjuk Teknis tentang penyusunan dan penetapan Standar Pelayanan Minimal,
BAB II
SISTEMATIKA DOKUMEN STANDAR PELAYANAN MINIMAL RUMAH SAKIT
Sistematika dokumen SPM disusun dalam bentuk :
Bab IPendahuluan yang terdiri dari;a. Latar Belakangb. Maksud dan tujuanc. Pengertian umum dan khususd. Landasan Hukum
Bab IISistematika Dokumen Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit
Bab IIIStandar Pelayanan Minimal Rumah Sakit terdiri dari:a. Jenis Pelayananb. SPM setiap jenis pelayanan, lndikator dan Standar
Penutup Lampiran
BAB III
STANDAR PELAYANAN MINIMAL RUMAH SAKIT
Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit dalam pedoman ini meliputi jenis-jenis pelayanan indikator dan standar pencapaiain kinerja pelayanan rumah sakit.
A. Jenis jenis pelayanan rumah sakitJenis jenis pelayanan rumah sakit yang minimal wajib disediakan oleh rumah sakit meliputi :1. Pelayanan gawat darurat2. Pelayanan rawat jalan3. Pelayanan rawat inap4. Pelayanan bedah5. Pelayanan persalinan dan perinatologi6. Pelayanan intensif7. Pelayanan radiologi8. Pelayanan laboratorium patologi klinik9. Pelayanan rehabilitasi medik10. Pelayanan farmasi11. Pelayanan gizi12. Pelayanan transfusi darah13. Pelayanan keluarga miskin14. Pelayanan rekam medis15. Pengelolaan limbah16. Pelayanan administrasi manajemen17. Pelayanan ambulans/kereta jenazah18. Pelayanan pemulasaraan jenazah19. Pelayanan laundry20. Pelayanan pemeliharaan sarana rumah sakit21. Pencegah Pengendalian Infeksi
B. SPM setiap jenis pelayanan, Indikator dan StandarAdapun Standar Pelayanan minimal untuk setiap pelayanan, indicator dan standar dapat dilihat pada lampiran 1. Semnetara rinciannya dapat dilihat pada lampiran 2.
BAB IV
PERAN PUSAT, PROVINSI, DAN KABUPATENIKOTA
Peran Pusat, Provinsi dan Kabupaten/Kota dalam pelaksanaan Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit adalah sebagai berikut :
I. Pengorganisasian:a. Gubernur/Bupati/Walikota bertanggungjawab dalam penyelenggaraan pelayanan rumah sakit sesuai Standar Pelayanan Minimal yang dilaksanakan oleh Rumah Sakit Provinsi/Kabupaten/Kota
b. Penyelenggaraan pelayanan rumah sakit sesuai Standar Pelayanan Minimal sebagaimana dimaksud dalam butir a secara operasional dikoordinasikan oleh Dinas Kesehatan Provinsi/Kabupaten/Kota
2. Pelaksanaan dan Pembinaana. Rumah Sakit wajib menyelenggarakan pelayanan kesehatan sesuai dengan Standar Pelayanan Minimal yang disusun dan disahkan oleh Kepala Daerah
b. Pemerintah Daerah wajib menyediakan sumber daya yang dibutuhkan dalam penyelenggaraan pelayanan kesehatan yang sesuai dengan Standar Pelayanan Minimal
c. Pemerintah dan Pemerintah Provinsi memfasilitasi penyelenggaraan pelayanan kesehatan sesuai standar pelayanan minimal dan mekanisme kerjasama antar daerah kabupaten/kota
d. Fasilitasi dimaksud butir a dalam bentuk pemberian standar teknis,pedoman, bimbingan teknis, pelatihan, meliputi:1). PerhitungankebutuhanPelayananrumahsakitsesuaiStandar Pelayanan Minimal2). Penyusunan rencana kerja dan standar kinerja pencapaian target SPM 3). Penilaian pengukuran kinerja4). Penyusunan laporan kinerja dalam menyelenggarakan pemenuhan standar pelayanan minmal rumah sakit
3. Pengawasana. Gubernur/Bupati/walikota melaksanakan pengawasan dalam penyelenggaraan pelayanan kesehatan sesuai standar pelayanan minimal rumahsakit di daerah masing-masing
b. Gubernur/Bupati/Walikota menyampaikan laporan pencapaian kinerja pelayanan rumahsakit sesuai standar pelayanan minimal yang ditetapkan
BAB V PENUTUP
Standar pelayanan minimal rumah sakit pada hakekatnya merupakan jenis- jenis pelayanan rumah sakit yang wajib dilaksanakan oleh pemerintah/pemerintah provinsi/pemerintah kabupaten/kota dengan standar kinerja yang ditetapkan. Namun demikian mengingat kondisi masing-masing daerah yang terkait dengan sumber daya yang tidak merata maka diperlukan pentahapan dalam pelaksanaan SPM oleh masing-masing daerah sejak ditetapkan pada tahun 2007 sampai dengan tahun 2012, sesuai dengan kondisi/perkembangan kapasitas daerah. Mengingat SPM sebagai hak konstitusional maka seyogyanya SPM menjadi prioritas dalam perencanaan dan penganggaran daerah
Dengan disusunnya Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit diharapkan dapat membantu pelaksanaan penerapan Standar Pelayanan Minimal di rumah sakit. SPM ini dapat dijadikan acuan bagi pengelola rumah sakit dan unsur terkait dalam melaksanakan perencanaan, pembiayaan dan pelaksanaan setiap jenis pelayanan.
Hal-hal lain yang belum tercantum dalam Buku SPM ini akan ditetapkan kemudian sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
LAMPIRAN 1
SPM setiap jenis pelayanan, Indikator dan Standar
NO.JENIS PELAYANANINDIKATORSTANDAR
1.Gawat Darurat1. Kemampuan menanganilife saving anak dan dewasa2. Jam buka Pelayanan Gawat Darurat
3. Pemberi pelayanan gawat darurat yang bersertifikat yang masih berlaku BLS/PPGD/GELS/ALS
4. Ketersediaan tim penanggulangan bencana
5. Waktu tanggap pelayanan Dokter di Gawat Darurat
6. Kepuasan Pelanggan
7. Kematian pasien< 24 Jam
8. Khusus untuk RS Jiwa pasien dapat ditenangkan dalam waktu 48 Jam
9. Tidak adanya pasien yang diharuskan membayar uang muka1. 100 %
2. 24 Jam
3. 100 %
4. Satu tim
5. lima menit terlayani,setelah pasien datang
6. 70 %
7. dua per seribu (pindah ke pelayanan rawat inap setelah 8 jam)
8. 100 %
9. 100%
2.Rawat jalan1. Dokter pemberi Pelayanandi Poliklinik Spesialis
2. Ketersediaan Pelayanan1. 100 % Dokter Spesialis
2.a. Klinik Anakb. Klimik Penyakit dalamc. Klinik Kebidanand. Klinik Bedah
3. Ketersediaan Pelayanan di RS Jiwa
4. Jam buka pelayanan
5. Waktu tunggu di rawat jalan
6. Kepuasan Pelanggan
7. a. Penegakan diagnosis TB melalui pemeriksaan mikroskop TBb. Terlaksananya kegiatan pencatatan dan pelaporan TB di RS3.a. Anak Remajab. NAPZAc. Gangguan Psikotikd. Gangguane. Neurotikf. Mental Retardasig. MentalOrganikh. UsiaLanjut
4. 08.00 s/d 13.00Setiap hari kerja kecuali Jumat : 08.00 - 11.00
5. 60 menit
6. 90 %
7. a. 60 %
b. 60 %
NO.JENIS PELAYANANINDIKATORSTANDAR
3.Rawat Inap1. Pemberi pelayanan di Rawat Inap
2. Dokter penanggung jawab pasien rawat inap
3. Ketersediaan Pelayanan Rawat Inap
4. Jam Visite Dokter Spesialis
5. Kejadian infeksi pasca operasi
6. Kejadian Infeksi Nosokomial
7. Tidak adanya kejadian pasien jatuh yang berakibat kecacatan / kematian
8. Kematian pasien > 48 jam1. a. Dr. Spesialisb. Perawat minimal pendidikan D3
2. 100 %
3. a. Anakb. Penyakit Dalamc. Kebidand. Bedah
4. 08.00 s/d 14.0setiap hari kerja 5. 1,5 %
6. 1,5 %
7. 100 %
8. 0.24 %
9. Kejadian pulang paksa
10. Kepuasan pelanggan
11. Rawat Inap TBa. Penegakan diagnosis TB melalui pemeriksaan mikroskopis TBb. Terlaksanana kegiatan pencatatan dan pelaporan TB di Rumah Sakit
12. Ketersediaan pelayanan rawat inap di rumah sakit yang memberikan pelayanan jiwa
1 3. Tidak adanya kejadian kematian pasien gangguan jiwa karena bunuh diri
14. Kejadian re-admission pasien gangguan jiwa dalam waktu 1 bulan
15. Lama hari perawatan Pasien gangguan jiwa9. 5 %
10. 90 %
11.a. 60 %b. 60 %
12. NAPZA, Gangguan Psikotik, Gangguan Nerotik, dan Gangguan Mental Organik
13. 100 %
14. 100 %
15. 6 minggu
NO.JENIS PELAYANANINDIKATORSTANDAR
4.Bedah Sentral (Bedah saja)1. Waktu tunggu operasielektif
2. Kejadian Kematian di meja operasi
3. Tidak adanya kejadian operasi salah sisi
4. Tidak adanya kejadian opersi salah orang
5. Tidak adanya kejadian salah tindakan pada operasi
6. Tidak adanya kejadian tertinggalnya benda asing/lain pada tubuh pasien setelah operasi
7. Komplikasi anestesi karena overdosis, reaksi anestesi, dan salah penempatan anestesi endotracheal tube1. 2 hari
2. 1 %
3. 100 %
4. 100 %
5. 100 %
6. 100 %
7. 6 %
5.Persalinan, perinatologi (kecuali rumah sakit khusus di luar rumah sakit ibu dan anak) dan KB1. Kejadian kematian ibu karena persalinan
2. Pemberi pelayanan persalinan normal
3. Pemberi pelayanan persalinan dengan penyulit
4. Pemberi pelayanan persalinan dengan tindakan operasi
5. Kemampuan menanganiBBLR 1500 gr 2500 gr
6. Pertolongan persalinan melalui seksio cesaria
7. Keluarga Berencanaa. Presentase KB (vasektomi & tubektomi) yang dilakukan oleh tenaga Kompeten dr.Sp.Og, dr.Sp.B, dr.Sp.U, dr.umum terlatihb. Presentse peserta KB mantap yang mendapat konseling KB mantap bidan terlatih
8. Kepuasan Pelanggan1. a. Perdarahan 1 %b. Pre-eklampsia 30 %c. Sepsis 0,2 %
2. a. Dokter Sp.OGb. Dokter umum terlatih (Asuhan Persalinan Normal)c. Bidan
3. Tim PONEK yang terlatih
4. a. Dokter Sp.OGb. Dokter Sp.Ac. Dokter Sp.An 5. 100 %
6. 20 %
7. 100 %
8. 80 %
NO.JENIS PELAYANANINDIKATORSTANDAR
6.Intensif1. Rata rata pasien yangkembali ke perawatan intensif dengan kasus yang sama < 72 jam
2. Pemberi pelayanan Unit Intensif1. 3 %
2. a. Dokter Sp.Anestesi dan dokter spesialis sesuai dengan kasus yang ditanganib. 100 % Perawat minimal D3 dengan sertifikat Perawat mahir ICU /setara (D4)
7.Radiologi1. Waktu tunggu hasilpelayanan thorax foto
2. pelaksana ekspertisi
3. Kejadian kegagalan pelayanan Rontgen
4. Kepuasan pelanggan1. 3 jam
2. Dokter Sp.Rad
3. Kerusakan foto 2 %
4. 80 %
8.Lab. Patologi Klinik1. Waktu tunggu hasil pelayanan laboratorium.
2. Pelaksana ekspertisi
3. Tidak adanya kesalahan pemberian hasil pemeriksa laboratorium
4. Kepuasan pelanggan1. 140 menitKimia darah & darah rutin
2. Dokter Sp.PK
3. 100 %
4. 80 %
9.Rehabilitasi Medik1. Kejadian Drop Out pasien terhadap pelayanan Rehabilitasi Medik yang di rencanakan
2. Tidak adanya kejadian kesalahan tindakan rehabilitasi medik
3. Kepuasan Pelanggan1. 50 %
2. 100 %
3. 80 %
10.Farmasi1. waktu tunggu pelayanana. Obat Jadib. Racikan
2. Tidak adanya Kejadian kesalahan pernberian obat
3. Kepuasan pelanggan
4. Penulisan resep sesuai formularium1. a. 30 menitb. 60 menit
2. 100 %
3. 80 %
4. 100 %
11.Gizi1. Ketepatan waktu pemberian makanan kepada pasien2. Sisa makanan yang tidak termakan oleh pasien
3. Tidak adanya kejadian kesalahan pemberian diet1. 90 %
2. 20 %
3. 100 %
NO.JENIS PELAYANANINDIKATORSTANDAR
12.Transfusi Darah1. Kebutuhan darah bagi setiap pelayanan transfusi
2. Kejadian Reaksi transfusi1. 100 % terpenuhi
2. 0,01 %
13.Pelayanan GAKINPelayanan terhadap pasien GAKIN yang datang ke RS pada setiap unit pelayanan100 % terlayani
14.Rekam Medik1. Kelengkapan pengisian rekam medik 24 jam setelah selesai pelayanan
2. Kelengkapan Informed Concent setelah mendapatkan informasi yang jelas
3. Waktu penyediaan dokumen rekam medik pelayanan rawat jalan
4. Waktu penyediaan dokumen rekam medik pelayanan rawat inap1. 100 %
2. 100 %
3. 10 menit
4. 15 menit
15.Pengelolaan Limbah1. Baku mutu limbah cair
2. Pengelolaan limbah padat infeksius sesuai dengan aturan1. a. BOD < 30 mg/lb. COD < 80 mg/lc. TSS < 30 mg/ld. PH 6-9
2. 100 %
16.Administrasi dan manajemen1. Tindak lanjut penyelesaian hasil pertemuan direksi2. Kelengkapan laporan akuntabilitas kinerja3. Ketepatan waktu pengusulan kenaikan pangkat4. Ketepan Waktupengurusan gaji berkala5. Karyawan yang mendapat pelatihan minimal 20 jam setahun6. Cost recovery
7. Ketepatan waktu penyusunan laporan keuangan8. Kecepatan waktu pemberian informasi tentang tagihan pasien rawat inap9. Ketepatan waktu pemberian imbalan (insentif) sesuaikesepakatan waktu1. 100 %
2. 100 %
3. 100 %
4. 100 %
5. 60 %
6. 40 %
7. 100 %
8. 2 jam
9. 100 %
NO.JENIS PELAYANANINDIKATORSTANDAR
17.Ambulance/Kereta Jenazah1. Waktu pelayanan ambulance/Kereta jenazah
2. Kecepatan memberikan pelayanan ambulance/Kereta jenazah di rumah sakit
3. Response time pelayanan ambulance oleh masyarakat yang membutuhkan1. 24 jam
2. 230menit
3. (?) Sesuai ketentuan daerah (?)
18.Pemulasaraan Jenazah1. Waktu tanggap (response time) pelayanan pemulasaraan jenazah 2 Jam
19.Pelayanan pemeliharaan sarana rumah sakit1. Kecepatan waktu menanggapi kerusakan alat
2. Ketepatan waktu pemeliharaan alat
3. Peralatan laboratorium dan alat ukur yang digunakan dalam pelayanan terkalibrasi tepat waktu sesuai dengan ketentuan kalibrasi 80 %
100 %
100 %
20.Pelayanan Laundry1. Tidak adanya kejadian linen yang hilang
2. Ketepatan waktu penyediaan linen untuk ruang rawat inap100 %
100 %
21.Pencegahan dan pengendalian infeksi (PPI)1. Ada anggota Tim PPI yang terlatih
2. Tersedia APD di setiap instalasi/ departemen
3. Kegiatan pencatatan dan pelaporan infeksi nosokomial / HAI (Health Care Associated Infection) di RS (min 1 parameter)Anggota Tim PPI yang terlatih 75 %
60 %
75 %
LAMPIRAN 2
URAIAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL
I. PELAYANAN GAWAT DARURAT.
1. Kemampuan menangani lifesaving anak dan dewasaJudulKemampuan menangani life saving di Gawat darurat
Dimensi MutuKeselamatan
TujuanTergambarnya kemampuan Rumah Sakit dalam memberikan Pelayanan Gawat Darurat
DefinisiOperasionalLife Saving adalah upaya penyelamatan jiwa manusia dengan urutan Airway, Breath,Circulation
FrekuensiPengumpulan DataSetiap bulan
Periode AnalisaTiga bulan sekali
NumeratorJumlah kumulatif pasien yang mendapat pertolongan life saving di Gawat Darurat
DenominatorJumlah seluruh pasien yang membutuhkan penanganan life saving di Unit GawatDarurat
Sumber DataRekam Medik di Gawat Darurat
Standar100 %
Penanggung jawabPengumpulan dataKepala Instalasi Gawat Darurat
2. Jam buka pelayanan gawat daruratJudulJam buka pelayanan Gawat darurat
Dimensi MutuKeterjangkauan
TujuanTersedianya Pelayanan Gawat Darurat 24 Jam di setiap Rumah Sakit
DefinisiOperasionalJam buka 24 jam adalah Gawat Darurat selalu siap memberikan pelayanan selama24 jam penuh.
FrekuensiPengumpulan DataSetiap bulan
Periode AnalisaTiga bulan sekali
NumeratorJumlah kumulatif jam buka gawat darurat dalam satu bulan
DenominatorJumlah hari dalam satu bulan
Sumber DataLaporan Bulanan
Standar24 Jam
Penanggung jawabPengumpulan dataKepala Instalasi Gawat Darurat
3. Pemberi pelayanan kegawat daruratan yang bersertifikat BLS/PPGD/GELS/ALSJudulPemberi pelayanan kegawat daruratan yang bersertifikat BLS/PPGD/GELS/ALS
Dimensi MutuKompetensi teknis
TujuanTersedianya Pelayanan Gawat Darurat oleh tenaga kompeten dalam bidang ke gawat daruratan
DefinisiOperasionalTenaga kompeten pada gawat darurat adalah tenaga yang sudah memiliki sertifikatpelatihan BLS/PPGD/GELS/ALS
FrekuensiPengumpulan DataSetiap bulan
Periode AnalisaTiga bulan sekali
NumeratorJumlah tenaga yang bersertifikat BLS/PPGD/GELS/ALS
DenominatorJumlah tenaga yang memberikan pelayanan kegawat daruratan
Sumber DataKepegawaian
Standar100 %
Penanggung jawabPengumpulan dataKepala Pendidikan dan Pelatihan Rumah Sakit
4. Ketersediaan tim penanggulanagan bencanaJudulKetersediaan tim penanggulanagan bencana
Dimensi MutuKeselamatan dan efektifitas
TujuanKesiagaan rumah sakit untuk memberikan pelayanan penanggulangan bencana
DefinisiOperasionalTim penanggulangan bencana adalah tim yang dibentuk di rumah sakit dengantujuan untuk penanggulangan akibat bencana yang mungkin terjadi sewaktu - waktu
FrekuensiPengumpulan DataSetiap bulan
Periode AnalisaTiga bulan sekali
NumeratorJumlah Tim penanggulangan bencana yang ada di rumah sakit
DenominatorTidak ada
Sumber DataInstalasi gawat darurat
Standarsatu tim
Penanggung jawab Pengumpulan dataKepala Instalasi Gawat Darurat / Tim Mutu / Panitia Mutu
5. Waktu tanggap Pelayanan Dokter di Gawat DaruratJudulWaktu tanggap Pelayanan Dokter di Gawat Darurat
Dimensi MutuKeselamatan dan efektifitas
TujuanTerselenggaranya pelayanan yang cepat, responsif dan mampu menyelamatkanpasien gawat darurat
DefinisiOperasionalKecepatan pelayanan dokter di gawat darurat adalah Kecepatan pasien dilayanisejak pasien datang sampai mendapat pelayanan dokter (menit)
FrekuensiPengumpulan DataSetiap bulan
Periode AnalisaTiga bulan sekali
NumeratorJumlah kumulatif waktu yang diperlukan sejakkedatanagan semua pasien yang di sampling secara acak sampai dilayani dokter
DenominatorJumlah seluruh pasien yang di sampling (minimal n = 50)
Sumber DataSample
Standar 5 menit terlayani setelah pasien datang
Penanggung jawabPengumpulan dataKepala Instalasi Gawat Darurat / Tim Mutu / Panitia Mutu
6. Kepuasan Pelanggan pada Gawat DaruratJudulKepuasan Pelanggan pada Gawat Darurat
Dimensi MutuKenyamanan
TujuanTerselenggaranya pelayanan gawat darurat yang mampu memberikan kepuasanpelanggan
DefinisiOperasionalKepuasan adalah pernyataan tentang persepsi pelanggan terhadap pelayanan yangdi berikan
FrekuensiPengumpulan DataSetiap bulan
Periode AnalisaTiga bulan sekali
NumeratorJumlah kumulatif rerata penilaian kepuasan pasien Gawat Darurat yang di survey
DenominatorJumlah seluruh pasien Gawat Darurat yang di survey (minimal n = 50)
Sumber DataSurvey
Standar 70 %
Penanggung jawab Pengumpulan dataKepala Instalasi Gawat Darurat / Tim Mutu / Panitia Mutu
7. Kematian Pasien 24 jam di Gawat DaruratJudulKematian Pasien 24 jam di Gawat Darurat
Dimensi MutuEfektifitas dan Keselamatan
TujuanTerselenggaranya pelayanan yang efektif dan mampu menyelamatkan pasien gawatdarurat
DefinisiOperasionalKematian 24 jam adalah kematian yang terjadi dalam periode 24 jam sejak pasiendatang
Frekuensi PengumpulanDataTiga bulan
Periode AnalisaTiga bulan
NumeratorJumlah pasien yang meninggal dalam periode 24 jam sejak pasien datang
DenominatorJumlah seluruh yang ditangani di Gawat Darurat
Sumber DataRekam Medik
Standar 2 perseribu
Penanggung jawabPengumpulan dataKepala Instalasi Gawat Darurat
8. Pasien jiwa yang dapat ditenangkan dalam waktu 48 jam (khusus untuk rumah sakit dengan pelayanan jiwa)JudulPasien jiwa yang dapat ditenangkan dalam waktu 48 jam
Dimensi MutuEfektifitas dan Keselamatan
TujuanTerselenggaranya pelayanan yang efektif dan mampu menenangkan danmenyelamatkan pasien jiwa dalam pelayanan gawat darurat kesehatan jiwa
DefinisiOperasionalPasien dapat ditenangkan adalah pasien dengan gangguan jiwa yang denganintervensi medis tidaklagi menunjukkan gejala dan tanda agresif yang dapat mencelakakan diri sendiri maupun orang lain sebagai akibat gangguan jiwa yang diderita.
FrekuensiPengumpulan DataTiga bulan
Periode AnalisaTiga bulan
NumeratorJumlah pasien gangguan jiwa yang dapat ditenangkan
DenominatorJumlah seluruh pasien gangguan jiwa yang menunjukkan gejala dan tanda agresifyang ditangani di Gawat Darurat
Sumber DataRekam Medik
Standar100 %
Penanggung jawabPengumpulan dataKepala Instalasi Gawat Darurat
9. Tidak adanya keharusan untuk membayar uang mukaJudulTidak adanya keharusan untuk membayar uang muka
Dimensi MutuAkses dan Keselamatan
TujuanTerselenggaranya pelayanan yang mudah diakses dan mampu segera memberikanpertolongan pada pasien gawat darurat
DefinisiOperasionalUang muka adalah uang yang diserahkan kepada pihak rumah sakit sebagai jaminanterhadap pertolongan medis yang akan diberikan
FrekuensiPengumpulan DataTiga bulan
Periode AnalisaTiga bulan
NumeratorJumlah pasien gawat darurat yang tidak membayar uang muka
DenominatorJumlah seluruh pasien yang datang di Gawat Darurat
Sumber DataSurvei
Standar100 %
Penanggung jawabPengumpulan dataKepala Instalasi Gawat Darurat
II. PELAYANAN RAWAT JALAN
1. Pemberi pelayanan di klinik spesialisJudulPemberi pelayanan di klinik spesialis
Dimensi MutuKompetensi tehnis
TujuanTersedianya pelayanan klinik oleh tenaga spesialis yang kompeten
Definisi OperasionalKlinik spesialis adalah klinik pelayanan rawat jalan di rumah sakit yang dilayani oleh dokter spesialis (untuk rumah sakit pendidikan dapat dilayani oleh dokter PPDSsesuai dengan special privilege yang diberikan)
FrekuensiPengumpulan Data1 bulan
Periode Analisa3 bulan
NumeratorJumlah hari buka klinik spesialis yang ditangani oleh dokter spesialis dalam waktusatu bulan
DenominatorJumlah seluruh hari buka klinik spesialis dalam waktu satu bulan
Sumber DataRegister rawat jalan poliklinik spesialis
Standar100 %
Penanggung jawabPengumpulan dataKepala Instalasi rawat jalan
2. Ketersediaan pelayanan rawat jalanJudulKetersediaan pelayanan rawat jalan
Dimensi MutuAkses
TujuanTersedianya jenis pelayanan rawat jalan spesialistik yang minimal harus ada dirumah sakit
DefinisiOperasionalPelayanan rawat jalan adalah pelayanan rawat jalan spesialistik yang dilaksanakan dirumah sakit. Ketersediaan pelayanan rawat jalan untuk rumah sakit khusus disesuaikan dengan spesifikasi dari rumah sakit tsb.
FrekuensiPengumpulan Data1 bulan
Periode Analisa3 bulan
NumeratorJenis jenis pelayanan rawat jalan spesialistik yang ada (kualitatif)
DenominatorTidak ada
Sumber DataRegister rawat jalan
StandarMinimal kesehatan anak, penyakit dalam, kebidanan dan bedah
Penanggung jawab Pengumpulan dataKepala Instalasi rawat jalan
3. Ketersediaan pelayanan rawat jalan di rumah sakit jiwaJudulKetersediaan pelayanan rawat jalan di rumah sakit jiwa
Dimensi MutuAkses
TujuanTersedianya jenis pelayanan rawat jalan yang minimal harus ada di rumah sakit jiwa
DefinisiOperasionalPelayanan rawat jalan adalah pelayanan rawat jalan spesialistik yang dilaksanakan dirumah sakit.
FrekuensiPengumpulan Data1 bulan
Periode Analisa3 bulan
NumeratorJenis jenis pelayanan rawat jalan spesialistik yang ada (kualitatif)
DenominatorTidak ada
Sumber DataRegister rawat jalan
StandarMinimala. NAPZAb. Gangguan Psikotikc. Gangguan Neurotikd. Gangguan Organik
Penanggung jawabPengumpulan dataKepala Instalasi rawat jalan
4. Buka pelayanan sesuai ketentuanJudulBuka pelayanan sesuai ketentuan
Dimensi MutuAkses
TujuanTersedianya jenis pelayanan rawat jalan spesialistik pada hari kerja di rumah sakit
DefinisiOperasionalJam buka pelayanan adalah jam dimulainya pelayanan rawat jalan oleh tenagaspesialis jam buka 08.00 s.d. 13.00 setiap hari kerja kecuali jumat
FrekuensiPengumpulan Data1 bulan
Periode Analisa3 bulan
NumeratorJumlah pelayanan rawat jalan spesialistik yang buka sesuai ketentuan dalam satu bulan
DenominatorJumlah seluruh hari pelayanan rawat jalan spesialistik dalamsatu bulan
Sumber DataRegister rawat jalan
Standar100 %
Penanggung jawabPengumpulan dataKepala Instalasi rawat jalan
5. Waktu tunggu di Rawat JalanJudulWaktu tunggu di Rawat Jalan
Dimensi MutuAkses
TujuanTersedianya pelayanan rawat jalan spesialistik pada hari kerja di setiap rumah sakityang mudah dan cepat diakses oleh pasien
DefinisiOperasionalWaktu tunggu adalah waktu yang diperlukan mulai pasien mendaftar sampai dilayanioleh dokter spesialis
FrekuensiPengumpulan Data1 bulan
Periode Analisa3 bulan
NumeratorJumlah kumulatif waktu tunggu pasien rawat jalan yang disurvey
DenominatorJumlah seluruh pasien rawat jalan yang disurvey
Sumber DataSurvey Pasien rawat jalan
Standar 60 menit
Penanggung jawab Pengumpulan dataKepala Instalasi rawat jalan/komite mutu/tim mutu
6. Kepuasan Pelanggan pada Rawat JalanJudulKepuasan Pelanggan pada Rawat Jalan
Dimensi MutuKenyamanan
TujuanTerselenggaranya pelayanan rawat jalan yang mampu memberikan kepuasanpelanggan
DefinisiOperasionalKepuasan adalah pernyataan tentang persepsi pelanggan terhadap pelayanan yangdiberikan
FrekuensiPengumpulan DataSetiap bulan
Periode AnalisaTiga bulan sekali
NumeratorJumlah kumulatif rerata penilaian kepuasan pasien rawat jalan yang disurvey
DenominatorJumlah seluruh pasien rawat jalan yang disurvey (minimal n = 50)
Sumber DataSurvey
Standar 90 %
Penanggung jawabPengumpulan dataKepala Instalasi rawat jalan /tim mutu/panitia mutu
7. Pasien rawat jalan tuberkulosis yang ditangani dengan strategi DOTSJudulPasien rawat jalan tuberkulosis yang ditangani dengan strategi DOTS
Dimensi MutuAkses, efisiensi
TujuanTerselenggaranya pelayanan rawat jalan bagi pasein tuberkulosis dengan strategiDOTS
DefinisiOperasionalPelayanan rawat jalan tuberkulosis dengan strategi DOTS adalah pelayanantuberculosis dengan 5 strategi penanggulangan tuberculosis nasional. Penegakan diagnosis dan follow up pengobatan pasien tuberculosis harus melalui pemeriksaan mikroskopis tuberculosis, pengobatan harus menggunakan paduan obat anti tuberculosis yang sesuai dengan standar penanggulanagn tuberculosis nasional, dan semua pasien yang tuberculosis yang diobati dievaluasi secara kohort sesuai dengan penanggulangan nasional
FrekuensiPengumpulan DataTiap tiga bulan
Periode AnalisaTiap tiga bulan
NumeratorJumlah semua pasien rawat jalan tuberculosis yang ditangani dengan strategi DOTS
DenominatorJumlah seluruh pasien rawat jalan tuberculosis yang ditangani di rumah sakit dalam waktu tiga bulan
Sumber DataRegister rawat jalan, register TB 03 UPK
Standar100 %
Penanggung jawabPengumpulan dataKepala Instalasi rawat jalan
III. PELAYANAN RAWAT INAP
1. Pemberi pelayanan rawat inapJudulPemberi pelayanan rawat inap
Dimensi MutuKompetensi tehnis
TujuanTersedianya pelayanan rawat inap oleh tenaga yang kompeten
Definisi OperasionalPemberi pelayanan rawat inap adalah dokter dan tenaga perawat yang kompeten (minimal D3)
FrekuensiPengumpulan Data6 bulan
Periode Analisa6 bulan
NumeratorJumlah tenaga dokter dan perawat yang memberi pelayanan diruang rawat inap yangsesuai dengan ketentuan
DenominatorJumlah seluruh tenaga dokter dan perawat yang bertugas di rawat inap
Sumber DataKepegawaian
Standar100 %
Penanggung jawabPengumpulan dataKepala Instalasi rawat inap
2. Dokter penanggung jawab pasien rawat inapJudulDokter penanggung jawab pasien rawat inap
Dimensi MutuKompetensi tehnis, kesinambungan pelayanan
TujuanTersedianya pelayanan rawat inap yang terkoordinasi untuk menjaminkesinambungan pelayanan
Definisi OperasionalPenanggung jawab rawat inap adalah dokter yang mengkoordinasikan kegiatan pelayanan rawat inap sesuai kebutuhan pasien
FrekuensiPengumpulan Data1 bulan
Periode Analisa3 bulan
NumeratorJumlah pasien dalam satu bulan yang mempunyai dokter sebagai penanggung jawab
DenominatorJumlah seluruh pasien rawat inap dalam satu bulan
Sumber DataRekam medik
Standar100 %
Penanggung jawabPengumpulan dataKepala Instalasi rawat inap
3. Ketersediaan pelayanan rawat inapJudulKetersediaan pelayanan rawat inap
Dimensi MutuAkses
TujuanTersedianya jenis pelayanan rawat inap yang minimal harus ada di rumah sakit
DefinisiOperasionalPelayanan rawat inap adalah pelayanan rumah sakit yang diberikan tirah baringdirumah sakit. Untuk rumah sakit khusus disesuaikan dengan spesifikasi rumah sakit tsb.
Frekuensi PengumpulanData3 bulan
Periode Analisa3 bulan
NumeratorJenis jenis pelayanan rawat inap spesialistik yang ada (kualitatif)
DenominatorTidak ada
Sumber DataRegister rawat inap
StandarMinimal kesehatan anak, penyakit dalam, kebidanan dan bedah (kecuali rumah sakitkhusus disesuaikan dengan spesifikasi rumah sakit tsb)
Penanggung jawabPengumpulan dataKepala Instalasi rawat inap
4. Jam visite dokter spesialisJudulJam visite dokter spesialis
Dimensi MutuAkses, kesinambungan pelayanan
TujuanTergambarnya kepedulian tenaga medis terhadap ketepatan waktu pemberianpelayanan
DefinisiOperasionalVisite dokter spesialis adalah kunjungan dokter spesialis setiaphari kerja sesuaidengan ketentuan waktu kepada setiap pasien yang menjadi tanggungjawabnya, yang dilakukan antara jam 08.00 sampai dengan 14.00
FrekuensiPengumpulan Datatiap bulan
Periode AnalisaTiap tiga bulan
NumeratorJumlah visite dokter spesialis antara jam 08.00 sampai dengan 14.00 yang disurvey
DenominatorJumlah pelaksanaan visite dokter spesialis yang disurvey
Sumber DataSurvey
Standar100 %
Penanggung jawabPengumpulan dataKepala Instalasi rawat inap/Komite medik/Panitia mutu
5. Kejadian infeksi pasca operasiJudulKejadian infeksi pasca operasi
Dimensi MutuKeselamatan, kenyamanan
TujuanTergambarnya pelaksanaan operasi dan perawatan pasca operasi yang bersihsesuai standar
DefinisiOperasionalInfeksi pasca operasi adalah adanya infeksi nosokomial pada semua kategori lukasayatan operasi bersih yang dilaksanakan di rumah sakit yang ditandai oleh rasa panas (kalor), kemerahan (color), pengerasan (tumor) dan keluarnya nanah (pus) dalam waktu lebih dari 3 x 24 jam
FrekuensiPengumpulan Datatiap bulan
Periode Analisatiap bulan
NumeratorJumlah pasien yang mengalami infeksi pasca operasi dalam satu bulan
DenominatorJumlah seluruh pasien yang dalam satu bulan
Sumber DataRekam medis
Standar 1,5 %
Penanggung jawabPengumpulan dataKetua komite medik/komite mutu/tim mutu
6. Angka kejadian infeksi nosokomialJudulAngka kejadian infeksi nosokomial
Dimensi MutuKeselamatan pasien
TujuanMengetahui hasil pengendalian infeksi nosokomial rumah sakit
DefinisiOperasionalInfeksi nosokomial adalah infeksi yang dialamioleh pasien yang diperoleh selamadirawat di rumah sakit yang meliputi dekubitus, phlebitis, sepsis, dan infeksi luka operasi
FrekuensiPengumpulan Datatiap bulan
Periode Analisatiap tiga bulan
NumeratorJumlah pasien rawat inap yang terkena infeksi nosokomial dalam satu bulan
DenominatorJumlah pasien rawat inap dalam satu bulan
Sumber DataSurvei, laporan infeksi nosokomial
Standar 1,5 %
Penanggung jawabPengumpulan dataKepala instalasi rawat inap/komite medik/panitia mutu
7. Tidak adanya kejadian pasien jatuh yang berakibat kecacatan/kematianJudulTidak adanya kejadian pasien jatuh yang berakibat kecacatan/kematian
Dimensi MutuKeselamatan pasien
TujuanTergambarnya pelayanan keperawatan yang aman bagi pasien
DefinisiOperasionalKejadian pasien jatuh adalah kejadian pasien jatuh selama dirawat baik akibat jatuhdari tempat tidur, di kamar mandi, dsb, yang berakibat kecacatan atau kematian
FrekuensiPengumpulan Datatiap bulan
Periode Analisatiap bulan
NumeratorJumlah pasien dirawat dalam bulan tersebut dikurangi jumlah pasien yang jatuh dan berakibat kecacatan atau kematian
DenominatorJumlah pasien dirawat dalam bulan tersebut
Sumber DataRekam medis, laporan keselamatan pasien
Standar100 %
Penanggung jawabPengumpulan dataKepala instalasi rawat inap
8. Kematian Pasien > 48 JamJudulKematian Pasien > 48 Jam
Dimensi MutuKeselamatan dan Efektifitas
TujuanTergambarnya pelayanan pasien rawat inap di rumah sakit yang aman dan efektif
DefinisiOperasionalKematian pasien > 48 jam adalah kematian yang terjadi sesudah periode 48 jamsetelah pasien rawat inap masuk rumah sakit
FrekuensiPengumpulan Data1 bulan
Periode Analisa1 bulan
NumeratorJumlah kejadian kematian pasien rawat inap > 48 jam dalam satu bulan
DenominatorJumlah seluruh pasien rawat inap dalam satu bulan
Sumber DataRekam Medis
Standar 0,24 % 2,4/1000 (internasional)(NDR 25/1000, Indonesia)
Penanggung jawabPengumpulan dataKetua komite mutu/tim mutu
9. Kejadian pulang paksaJudulKejadian pulang paksa
Dimensi MutuEfektifitas, kesinambungan pelayanan
TujuanTergambarnya penilain pasien terhadap efektifitas pelayanan rumah sakit
Definisi OperasionalPulang paksa adalah pulang atas permintaan pasien atau keluarga pasien sebelum diputuskan boleh pulang oleh dokter
FrekuensiPengumpulan Data1 bulan
Periode Analisa3 bulan
NumeratorJumlah pasien pulang paksa dalam satu bulan
DenominatorJumlah seluruh pasien yang dirawat dalam satu bulan
Sumber DataRekam Medis
Standar 5 %
Penanggung jawabPengumpulan dataKetua komite mutu/tim mutu
10. Kepuasan Pelanggan Rawat InapJudulKepuasan Pelanggan Rawat Inap
Dimensi MutuKenyamanan
TujuanTerselenggaranya persepsi pelanggan terhadap mutu pelayanan rawat inap
DefinisiOperasionalKepuasan pelanggan adalah pernyataan puas oleh pelanggan terhadap pelayananrawat inap
FrekuensiPengumpulan Data1 bulan
Periode Analisa3 bulan
NumeratorJumlah kumulatif hasil penilaian kepuasan pasien yang disurvey (dalam prosen)
DenominatorJumlah total pasien yang disurvei (n minimal 50)
Sumber DataSurvei
Standar 90 %
Penanggung jawabPengumpulan dataKetua komite mutu/tim mutu
11. Pasien rawat inap tuberkulosis yang ditangani dengan strategi DOTSJudulPasien rawat Inap tuberkulosis yang ditangani dengan strategi DOTS
Dimensi MutuAkses, efisiensi
TujuanTerselenggaranya pelayanan rawat Inap bagi pasein tuberkulosis dengan strategi DOTS
DefinisiOperasionalPelayanan rawat inap tuberkulosis dengan strategi DOTS adalah pelayanantuberculosis dengan 5 strategi penanggulangan tuberculosis nasional. Penegakan diagnosis dan follow up pengobatan pasien tuberculosis harus melalui pemeriksaan mikroskopis tuberculosis, pengobatan harus menggunakan paduan obat anti tuberculosis yang sesuai dengan standar penanggulanagn tuberculosis nasional, dan semua pasien yang tuberculosis yang diobati dievaluasi secara kohort sesuai dengan penanggulangan nasional
FrekuensiPengumpulan DataTiap tiga bulan
Periode AnalisaTiap tiga bulan
NumeratorJumlah semua pasien rawat inap tuberculosis yang ditangani dengan strategi DOTS
DenominatorJumlah seluruh pasien rawat inap tuberculosis yang ditangani di rumah sakit dalamwaktu tiga bulan
Sumber DataRegister rawat inap, register TB 03 UPK
Standar100 %
Penanggung jawabPengumpulan dataKepala Instalasi rawat inap
12. Ketersediaan pelayanan rawat di rumah sakit yang memberikan pelayanan jiwaJudulKetersediaan pelayanan rawat di rumah sakit yang memberikan pelayanan jiwa
Dimensi MutuAkses
TujuanTersedianya jenis pelayanan rawat inap yang minimal harus ada di rumah sakit jiwa
DefinisiOperasionalPelayanan rawat inap adalah pelayanan rumah sakit jiwa yang diberikan kepadapasien tidak gaduh gelisah tetapi memerlukan penyembuhan aspek psiko patologis.
Frekuensi PengumpulanData3 bulan
Periode Analisa3 bulan
NumeratorJenis jenis pelayanan rawat inap rumah sakit jiwa
DenominatorTidak ada
Sumber DataRegister rawat inap
StandarMinimala. NAPZAb. Gangguan Psikotikc. Gangguan Neurotikd. Gangguan Organik
Penanggung jawab Pengumpulan dataKepala Instalasi rawat inap
13. Tidak adanya Kematian Pasien gangguan jiwa karena bunuh diriJudulTidak adanya Kematian Pasien gangguan jiwa karena bunuh diri
Dimensi MutuKeselamatan
TujuanTergambarnya pelayanan pasien rawat inap di rumah sakit jiwa yang aman danefektif
DefinisiOperasionalKematian pasien jiwa karena bunuh diri adalah kematian yang terjadi pada pasiengangguan jiwa karena perawatan rawat inap yang tidak baik
Frekuensi PengumpulanData1 bulan
Periode Analisa1 bulan jumlah seluruh pasien yang dirawat dalam satu bulan
NumeratorJumlah seluruh pasien yang dirawat dalam satu bulan dikurangi jumlah kejadiankematian pasien gangguan jiwa bunuh diri dalam satu bulan
DenominatorJumlah seluru pasien yang dirawat dalam satu bulan
Sumber DataRekam medis
Standar100 %
Penanggung jawabKomite medik/mutu
14. Kejadian (re-admision) pasien gangguan jiwa tidak kembali dalam perawatan dalam waktu 1 bulanJudulKejadian (re-admision) pasien gangguan jiwa tidak kembali dalam perawatandalam waktu 1 bulan
Dimensi MutuEfektifitas, Kompetensi tehnis
TujuanTergambarnya pelayanan pasien rawat inap di rumah sakit jiwa yang efektif
DefinisiOperasionalLamanya waktu pasien gangguan jiwa yang sudah dipulangkan tidak kembalikeperawatan di rumah sakit jiwa
FrekuensiPengumpulan Data1 bulan
Periode Analisa6 bulan
NumeratorJumlah seluruh pasien gangguan yang dipulangkan dalam 1 bulan dikurangi jumlahkejadian pasien gangguan jiwa yang kembali dirawat dalam waktu 1 bulan
DenominatorJumlah seluru pasien yang gangguan jiwa yang dipulangkan dalam 1 bulan
Sumber DataRekam medis
Standar100 %
Penanggung jawabKomite medik/mutu
15. Lama hari perawatan pasien gangguan jiwaJudulLama hari perawatan pasien gangguan jiwa
Dimensi MutuEfektifitas, Kompetensi teknis
TujuanTergambarnya pelayanan pasien rawat inap di rumah sakit jiwa yang efektif
Definisi OperasionalLamanya waktu perawatan pasien gangguan jiwa di rumah sakit jiwa
FrekuensiPengumpulan Data1 bulan
Periode Analisa6 bulan
NumeratorJumlah rerata perawtan pasien gangguan jiwa 6 minggu
DenominatorTidak ada
Sumber DataRekam medis
Standar 6 minggu
Penanggung jawabKomite medik/mutu
IV. BEDAH SENTRAL
1. Waktu tunggu operasi elektifJudulWaktu tunggu operasi elektif
Dimensi MutuEfektifitas, kesinambungan pelayanan, efisiensi
TujuanTergambarnya kecepatan penanganan antrian pelayanan bedah
Definisi OperasionalWaktu tunggu operasi elektif adalah tenggang waktu mulai dokter memutuskan untuk operasi yang terencana sampai dengan operasi mulai dilaksanakan
FrekuensiPengumpulan Data1 bulan
Periode Analisa3 bulan
NumeratorJumlah kumulatif waktu tunggu operasi yang terencana dari seluruh pasien yangdioperasi dalam satu bulan
DenominatorJumlah pasien yang dioperasi dalam satu bulan
Sumber DataRekam medis
Standar 2 hari
Penanggung jawabKetua instalasi bedah sentral
2. Kejadian kematian dimeja operasiJudulKejadian kematian dimeja operasi
Dimensi MutuKeselamatan, efektifitas
TujuanTergambarnya efektifitas pelayanan bedah sentral dan anestesi dan kepedulianterhadap keselamatan pasien
DefinisiOperasionalKematian dimeja operasi adalah kematian yang terjadi di atas meja operasi padasaat operasi berlangsung yang diakibatkan oleh tindakan anastesi maupun tindakan pembedahan
FrekuensiPengumpulan DataTiap bulan dan sentinel event
Periode AnalisaTiap bulan dan sentinel event
NumeratorJumlah pasien yang meninggal dimeja operasi dalam satu bulan
DenominatorJumlah pasien yang dilakukan tindakan pembedahan dalam satu bulan
Sumber DataRekam medis, laporan keselamatan pasien
Standar 1 %
Penanggung jawabKepala instalasi bedah sentral/komite medis
3. Tidak adanya kejadian operasi salah sisiJudulTidak adanya kejadian operasi salah sisi
Dimensi MutuKeselamatan pasien
TujuanTergambarnya kepedulian dan ketelitian instalasi bedah sentral terhadapkeselamatan pasien
DefinisiOperasionalKejadian operasi salah sisi adalah kejadian dimana pasien dioperasi pada sisi yangsalah, misalnya yang semestinya dioperasi pada sisi kanan, ternyata yang dilakukan operasi adalah pada sisi kiri atau sebaliknya
Frekuensi PengumpulanData1 bulan dan sentinel event
Periode Analisa1 bulan dan sentinel event
NumeratorJumlah pasien yang dioperasi dalam waktu satu bulan dikurangi jumlah pasien yangdioperasi salah sisi dalam waktu satu bulan
DenominatorJumlah pasien yang dioperasi dalam waktu satu bulan
Sumber DataRekam medis, laporan keselamatan pasien
Standar 100 %
Penanggung jawabKepala instalasi bedah sentral/komite medis
4. Tidak adanya kejadian operasi salah orangJudulTidak adanya kejadian operasi salah orang
Dimensi MutuKeselamatan pasien
TujuanTergambarnya kepedulian dan ketelitian instalasi bedah sentral terhadapkeselamatan pasien
DefinisiOperasionalKejadian operasi salah orang adalah kejadian dimana pasien dioperasi pada orangyang salah
Frekuensi PengumpulanData1 bulan dan sentinel event
Periode Analisa1 bulan dan sentinel event
NumeratorJumlah pasien yang dioperasi dalam waktu satu bulan dikurangi jumlah operasi salahorang dalam waktu satu bulan
DenominatorJumlah pasien yang dioperasi dalam waktu satu bulan
Sumber DataRekam medis, laporan keselamatan pasien
Standar 100 %
Penanggung jawabKepala instalasi bedah sentral/komite medis
5. Tidak adanya kejadian salah tindakan pada operasiJudulTidak adanya kejadian salah tindakan pada operasi
Dimensi MutuKeselamatan pasien
TujuanTergambarnya ketelitian dalam pelaksanaan operasi dan kesesuaiannya dengantindakan operasi rencana yang telah ditetapkan
Definisi OperasionalKejadian salah satu tindakan pada operasi adalah kejadian pasien mengalami tindakan operasi yang tidak sesuai dengan yang direncanakan
FrekuensiPengumpulan Data1 bulan dan sentinel event
Periode Analisa1 bulan dan sentinel event
NumeratorJumlah pasien yang dioperasi dalam waktu satu bulan dikurangi jumlah pasien yangmengalami salah tindakan operasi dalam waktu satu bulan
DenominatorJumlah pasien yang dioperasi dalam waktu satu bulan
Sumber DataRekam medis, laporan keselamatan pasien
Standar 100 %
Penanggung jawabKepala instalasi bedah sentral/komite medis
6. Tidak adanya kejadian tertinggalnya benda asing pada tubuh pasien setelah operasiJudulTidak adanya kejadian tertinggalnya benda asing pada tubuh pasien setelahoperasi
Dimensi MutuKeselamatan pasien
TujuanKejadian tertinggalnya benda asing adalah kejadian dimana benda asing sepertikapas, gunting, peralatan operasi dalam tubuh pasien akibat tundakan suatupembedahan
DefinisiOperasionalKejadian salah satu tindakan pada operasi adalah kejadian pasien mengalamitindakan operasi yang tidak sesuai dengan yang direncanakan
FrekuensiPengumpulan Data1 bulan dan sentinel event
Periode Analisa1 bulan dan sentinel event
NumeratorJumlah pasien yang dioperasi dalam waktu satu bulan dikurangi jumlah pasien yangmengalami tertinggalnya benda asing dalam tubuh akibat operasi dalam satu bulan
DenominatorJumlah pasien yang dioperasi dalam satu bulan
Sumber DataRekam medis, laporan keselamatan pasien
Standar 100 %
Penanggung jawabKepala instalasi bedah sentral/komite medis
7. Komplikasi anastesi karena over dosis,reaksi anantesi dan salah penempatan endotracheal tubeJudulKomplikasi anastesi karena over dosis, reaksi anantesi dan salah penempatanendotracheal tube
Dimensi MutuKeselamatan pasien
TujuanTergambarkannya kecermatan tindakan anastesi dan monitoring pasien selama proses penundaan berlangsung
DefinisiOperasionalKomplikasi anastesi adalah kejadian yang tidak diharapkan sebagai akibat komplikasianastesi antara lain karena over dosis, reaksi anantesi dan salah penempatan endotracheal tube
FrekuensiPengumpulan Data1 bulan dan sentinel event
Periode Analisa1 bulan dan sentinel event
NumeratorJumlah pasien yang mengalami komplikasianastesi dalam satu bulan
DenominatorJumlah pasien yang dioperasi dalam waktu satu bulan
Sumber DataRekam medis
Standar 6 %
Penanggung jawabKepala instalasi bedah sentral/komite medis
V. PERSALINAN DAN PERINATOLOGI (KECUALI RUMAH SAKIT KHUSUS DI LUAR RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK)
1. Kejadian kematian ibu karena persalinan
JudulKejadian kematian ibu karena persalinan
Dimensi mutuKeselamatan
TujuanMengetahui mutu pelayanan rumah sakit terhadap pelayanan persalinan.
Definisi operasionalKematian ibu melahirkan yang disebabkan karena perdarahan, pre eklamsia,eklampsia, partus lama dan sepsis.Perdarahan adalah perdarahan yang terjadi pada saat kehamilan semua skala persalinan dan nifas.Pre-eklampsia dan eklampsia mulai terjadi pada kehamilan trimester kedua, pre- eklampsia dan elampsia merupakan kumpulan dari dua dari tiga tanda, yaitu : Tekanan darah sistolik > 160 mmHg dan diastolik >110 mmHg Protein uria > 5 gr/24 jam 3+/4-pada pemeriksaan kualitati Oedem tungkaiEklampsia adalah tanda pre eklampsia yang disertai dengan kejang dan atau penurunan kesadaran.Sepsis adalah tanda-tanda sepsis yang terjadi akibat penanganan aborsi,persalinan dan nifas yang tidak ditangani dengan tepat oleh pasien atau penolong.Partus lama adalah..
Frekuensipengumpulan dataTiap bulan
Periode analisisTiap tiga bulan
NumeratorJumlah kematian pasien persalinan karena pendarahan, pre-eklampsia/eklampsia dan sepsis
DenominatorJumlah pasien-pasien persalinan dengan pendarahan, pre-eklampsia/eklampsiadan sepsis.
Sumber dataRekam medis rumah sakit
StandarPendarahan < 1% pre-eklampsia < 30%, sepsis < 0,2%
Penanggung jawabKomite medik
2. Pemberi pelayanan persalinan normalJudulPemberi pelayanan persalinan normal
Dimensi mutuKompetensi teknis
TujuanTersedianya pelayanan persalinan normal oleh tenaga yang kompeten
Definisi operasionalPemberi pelayanan persalinan normal adalah dokter Sp,OG, dokter umum terlatih(asuhan persalinan normal) dan bidan
Frekuensi pengumpulan data1 bulan
Periode analisis3 bulan
NumeratorJumlah tenaga dokter Sp.OG, dokter umum terlatih (asuhan persalinan normal)dan bidan yang memberikan pertolongan persalinan normal.
DenominatorJumlah seluruh tenaga yang memberi pertolongan persalinan normal.
Sumber dataKepegawaian
Standar100%
Penanggung jawabKomite mutu
3. Pemberi pelayanan persalinan dengan penyulitJudulPemberi pelayanan persalinan dengan penyulit
Dimensi mutuKompetensi teknis
TujuanTersedianya pelayanan persalinan normal oleh tenaga yang kompeten
Definisi operasionalPemberi pelayanan persalinan dengan penyulit adalah Tim PONEK yang terdiridari dokter Sp,OG, dengan dokter umum dan bidan (perawat yang terlatih).
Frekuensipengumpulan data1 bulan
Periode analisis3 bulan
NumeratorTersedianya tim dokter Sp.OG, dokter umum, bidan dan perawat terlatih.
DenominatorTidak ada
Sumber dataKepegawaian dan rekam medis
StandarTersedia
Penanggung jawabKomite mutu
4. Pemberi pelayanan persalinan dengan tindakan operasiJudulPemberi pelayanan persalinan dengan tindakan operasi
Dimensi mutuKompetensi teknis
TujuanTersedianya pelayanan persalinan dengan tindakan operasi oleh tenaga yangkompeten
Definisi operasionalPemberi pelayanan persalinan dengan tindakan operasi adalah dokter Sp,OG,dokter spesialis anak, dokter spesialis anastesi
Frekuensi pengumpulan data1 bulan
Periode analisis3 bulan
NumeratorJumlah tenaga dokter Sp.OG, dokter spesialis anak, dokter spesialis anastesiyang memberikan pertolongan persalinan dengan tindakan operasi.
DenominatorJumlah seluruh tenaga yang melayani persalinan dengan tindakan operasi
Sumber dataKepegawaian
Standar100%
Penanggung jawabKomite mutu
5. Kemampuan menangani BBLR 1500 gr-2500 grJudulKemampuan menangani BBLR 1500 gr-2500 gr
Dimensi mutuEfektifitas dan keselamatan
TujuanTergambarnya kemampuan rumah sakit dalam menangani BBLR
Definisi operasionalBBLR adalah bayi yang lahir dengan berat badan 1500 gr-2500 gr
Frekuensipengumpulan data1 bulan
Periode analisis3 bulan
NumeratorJumlah BBLR 1500 gr-2500 gr yang berhasil ditangani
DenominatorJumlah seluruh BBLR 1500 gr-2500 gr yang ditangani
Sumber dataRekam medis
Standar100%
Penanggung jawabKomite medik/Komite mutu
6. Pertolongan persalinan melalui seksio cesariaJudulPertolongan persalinan melalui seksio cesaria
Dimensi mutuEfektifitas, keselamatan dan efisiensi
TujuanTergambarnya pertolongan di rumah sakit yang sesuai dengan indikasi danefisien.
Definisi operasionalSeksio cesaria adalah tindakan persalinan melalui pembedahan abdominal baikelektif maupun emergensi.
Frekuensipengumpulan data1 bulan
Periode analisis3 bulan
NumeratorJumlah persalinan dengan seksio cesaria dalam 1 bulan
DenominatorJumlah seluruh persalinan dalam 1 bulan
Sumber dataRekam medis
Standar< 100%
Penanggung jawabKomite mutu
7. a. Keluarga BerencanaJudulKeluarga Berencana Mantap
Dimensi mutuKetersediaan pelayanan kontrasepsi mantap
TujuanMutu dan kesinambungan pelayanan
Definisi operasionalKeluarga berencana yang menggunakan metode operasi yang aman dansederhana pada alat reproduksi manusia dengan tujuan menghentikan fertilitas oleh tenaga yang kompeten
Frekuensipengumpulan data1 bulan
Periode analisis3 bulan
NumeratorJenis pelayanan KB mantap
DenominatorJumlah peserta KB
Sumber dataRekam medik dan laporan KB rumah sakit
Standar100%
Penanggung jawab pengumpulan dataDirektur Pelayanan Medik
7.b. Konseling KB MantapJudulKeluarga Berencana Mantap
Dimensi mutuKetersediaan kontrasepsi mantap
TujuanMutu dan kesinambungan pelayanan
Definisi operasionalProses konsultasi antara pasien dengan bidan terlatih untuk mendapatkan pilihanpelayanan KB mantap yang sesuai dengan pilihan status kesehatan pasien.
Frekuensipengumpulan data1 bulan
Periode analisis3 bulan
NumeratorJumlah konseling layanan KB mantap
DenominatorJumlah peserta KB mantap
Sumber dataLaporan unit layanan KB
Standar100%
Penanggung jawab pengumpulan dataDirektur Pelayanan Medik
8. Kepuasan PelangganJudulKepuasan Pelanggan
Dimensi mutuKenyamanan
TujuanTergambarnya persepsi pasien terhadap mutu pelayanan persalinan
Definisi operasionalKepuasan pelanggan adalah pernyataan puas oleh pelanggan terhadappelayanan persalinan.
Frekuensipengumpulan data1 bulan
Periode analisis3 bulan
NumeratorJumlah kumulatif hasil penilaian kepuasan dari pasien yang disurvei (dalam prosen)
DenominatorJumlah total pasien yang disurvei (n minial 50)
Sumber dataSurvei
Standar> 80%
Penanggung jawabKetua komite mutu/tim mutu
VI. PELAYANAN INTENSIF
1. Rata-rata pasien yang kembali ke perawatan intensif dengan kasus yang sama < 72 jamJudulRata-rata pasien yang kembali ke perawatan intensif dengan kasus yang sama < 72 jam
Dimensi mutuEfektifitas
TujuanTergambarnya keberhasilan perawatan intensif
Definisi operasionalPasien kembali keperawatan intensif dari ruang rawat inap dengan kasus yangsama dalam waktu < 72 jam
Frekuensipengumpulan data1 bulan
Periode analisis3 bulan
NumeratorJumlah pasien yang kembali ke perawatan intensif dengan kasus yang sama < 72jam dalam 1 bulan.
DenominatorJumlah seluruh pasien yang dirawat di ruang intensif dalam 1 bulan.
Sumber dataRekam medis
Standar< 3%
Penanggung jawabKomite mudik/mutu
2. Pemberi pelayanan unit intensifJudulPemberi pelayanan unit intensif
Dimensi mutuKompetensi teknis
TujuanTersedianya pelayanan intensif tenaga yang kompeten
Definisi operasionalPemberi pelayanan intensif adalah dokter Sp.An dan dokter spesialis sesuaidengan kasus yang ditangani, perawat D3 dengan sertifikat perawat mahir ICU/setara
Frekuensipengumpulan data1 bulan
Periode analisis3 bulan
NumeratorJumlah tenaga dokter Sp.An dan spesialis yang sesuai dengan kasus yangditangani, perawat D3 dengan sertifikat perawat mahir ICU/setara yang melayani pelayanan perawatan intensif
DenominatorJumlah seluruh tenaga dokter dan perawat yang melayani perawatan intensif
Sumber dataKepegawaian
Standar100%
Penanggung jawabKomite medik/mutu
VII. RADIOLOGI
1. Waktu tunggu hasil pelayanan thorax fotoJudulWaktu tunggu hasil pelayanan thorax foto
Dimensi mutuEfektifitas, kesinambungan pelayanan, efisiensi
TujuanTergambarnya kecepatan pelayanan radiologi
Definisi operasionalWaktu tunggu hasil pelayanan thorax foto adalah tenggang waktu mulai pasien di foto sampai dengan menerima hasil yang sudah diekspertisi
Frekuensipengumpulan data1 bulan
Periode analisis3 bulan
NumeratorJumlah kumulatif waktu tunggu hasil pelayanan thorax foto dalam satu bulan.
DenominatorJumlah pasien yang difoto thorax dalam bulan tersebut.
Sumber datarekam medis
Standar< 3%
Penanggung jawabKepala instalasi radiologI
2. Pelaksana ekspertisi hasil pemeriksaanJudulPelaksana ekspertisi hasil pemeriksaan
Dimensi mutuKompetensi tehnis
TujuanPembacaan dan verifikasi hasil pemeriksaan rontgen dilakukan oleh tenaga ahliuntuk memastikan ketepatan diagnosis
Definisi operasionalPelaksana ekspertisi rontgen adalah dokter spesialis Radiologi yang mempunyaikewenangan untuk melakukan pembacaan foto rontgen/ hasil pemeriksaan radiologi. Bukti pembacaan dan verifikasi adalah dicantumkannya tanda tangan dokter spesialis radiologi pada lembar hasil pemeriksaan yang dikirimkan kepada dokter yang meminta.
Frekuensipengumpulan data1 bulan
Periode analisis3 bulan
NumeratorJumlah foto rontgen yang dibaca dan diverifikasi oleh dokter spesialis radiologidalam 1 bulan.
DenominatorJumlah seluruh pemeriksaan foto rontgen dalam 1 bulan.
Sumber dataRegister di Instalasi Radiologi
Standar100 %
Penanggung jawabKepala instalasi radiologI
3. Kejadian kegagalan pelayanan rontgenJudulKejadian kegagalan pelayanan rontgen
Dimensi mutuEfektifitas dan efisiensi
TujuanTergambarnya efektifitas dan efisiensi pelayanan rontgen
Definisi operasionalKegagalan pelayanan rontgen adalah kerusakan foto yang tidak dapat dibaca
Frekuensipengumpulan data1 bulan
Periode analisis3 bulan
NumeratorJumlah foto rusak yang tidak dapat dibaca dalam 1 bulan
DenominatorJumlah seluruh pemeriksaan foto dalam 1 bulan
Sumber dataRegister radiology
Standar< 2 %
Penanggung jawabKepala instalasi Radiologi
4. Kepuasan pelangganJudulKepuasan pelanggan
Dimensi mutuKenyamanan
TujuanTergambarnya persepsi pelanggan terhadap pelayanan radiologi
Definisi operasionalKepuasan pelanggan adalah pernyataan puas oleh pelanggan terhadappelayanan radiology
Frekuensipengumpulan data1 bulan
Periode analisis3 bulan
NumeratorJumlah pasien yang disurvei yang menyatakan puas
DenominatorJumlah total pasien yang disurvei (n minial 50)
Sumber dataSurvei
Standar> 80 %
Penanggung jawabKetua komite mutu/tim mutu
VIII. LABORATORIUM PATOLOGI KLINIK
1. Waktu tunggu hasil pelayanan laboratoriumJudulWaktu tunggu hasil pelayanan laboratorium
Dimensi mutuEfektifitas, kesinambungan pelayanan, efisiensi
TujuanTergambarnya kecepatan pelayanan laboratorium
Definisi operasionalPemeriksaan laboratorium yang dimaksud adalah pelayanan pemeriksaan laboratorium rutin dan kimia darah. Waktu tunggu hasil pelayanan laboratoriumuntuk pemeriksaan laboratorium adalah tenggang waktu mulai pasien diambil sample sampai dengan menerima hasil yang sudah diekspertisi.
Frekuensipengumpulan data1 bulan
Periode analisis3 bulan
NumeratorJumlah kumulatif waktu tunggu hasil pelayanan laboratorium pasien yang disurveydalam satu bulan
DenominatorJumlah pasien yang diperiksa di laboratorium yang disurvey dalam bulan tersebut.
Sumber dataSurvey
Standar< 140 menit (manual)
Penanggung jawabKepala Instalasi Laboratorium
2. Pelaksana ekspertisi hasil pemeriksaan laboratoriumJudulPelaksana ekspertisi hasil pemeriksaan laboratorium
Dimensi mutuKompetensi teknis
TujuanPembacaan dan verifikasi hasil pemeriksaan laboratorium dilakukan oleh tenagaahli untuk memastikan ketepatan diagnosis.
Definisi operasionalPelaksana ekspertisi laboratorium adalah dokter spesialis patologi klinik yangmempunyai kewenangan untuk melakukan pembacaan hasil pemeriksaan laboratorium. Bukti dilakukan ekspertisi adalah adanya tandatangan pada lembar hasil pemeriksaan yang dikirimkan pada dokter yang meminta.
Frekuensi pengumpulan data1 bulan
Periode analisis3 bulan
NumeratorJumlah hasil lab. yang diverifikasi hasilnya oleh dokter spesialis patologi klinikdalam satu bulan.
DenominatorJumlah seluruh pemeriksaan laboratorium dalam satu bulan
Sumber dataRegister di instalasi laboratorium
Standar100%
Penanggung jawabKepala instalasi laboratorium
3. Tidak adanya kesalahan penyerahan hasil pemeriksaan laboratoriumJudulTidak adanya kesalahan penyerahan hasil pemeriksaan laboratorium
Dimensi mutuKeselamatan
TujuanTergambarnya ketelitian pelayanan laboratorium
Definisi operasionalKesalahan penyerahan hasil laboratorium adalah penyerahan hasil laboratoriumpada salah orang.
Frekuensi pengumpulan data1 bulan
Periode analisis3 bulan
NumeratorJumlah seluruh pasien yang diperiksa laboratorium dalam satu bulan dikurangijumlah penyerahan hasil laboratorium salah orang dalam satu bulan
DenominatorJumlah pasien yang diperiksa di laboratorium dalam bulan tersebut
Sumber dataRekam medis
Standar100%
Penanggung jawabKepala Instalasi Laboratorium
4. Kepuasan pelangganJudulKepuasan pelanggan
Dimensi mutuKenyamanan
TujuanTergambarnya persepsi pelanggan terhadap pelayanan laboratorium
Definisi operasionalKepuasan pelanggan adalah pernyataan puas oleh pelanggan terhadappelayanan laboratorium.
Frekuensipengumpulan data1 bulan
Periode analisis3 bulan
NumeratorJumlah kumulatif hasil penilaian kepuasan dari pasien yang disurvei (dalam prosen)
DenominatorJumlah total pasien yang disurvei (n minial 50)
Sumber dataSurvei
Standar> 80 %
Penanggung jawabKepala Instalasi Laboratorium
IX. REHABILITASI MEDIK
1. Kejadian drop out pasien terhadap pelayanan rehabilitasi yang direncanakan.JudulKejadiandropoutpasienterhadappelayananrehabilitasiyang direncanakan.
Dimensi mutuKesinambungan pelayanan dan efektifitas
TujuanTergambarnya kesinambungan pelayanan rehabilitasi sesuai yang direncanakan
Definisi operasionalDrop out pasien terhadap pelayanan rehabilitasi yang direncanakan adalah pasientidak bersedia meneruskan program rehabilitasi yang direncanakan.
Frekuensipengumpulan data3 bulan
Periode analisis6 bulan
NumeratorJumlah seluruh pasien yang drop out dalam 3 bulan
DenominatorJumlah seluruh pasien yang di program rehabilitasi medik dalam 3 bulan
Sumber dataRekam medis
Standar< 50%
Penanggung jawabKepala Instalasi Rehabilitasi Medik
2. Tidak adanya kejadian kesalahan tindakan rehabilitasi medikJudulTidak adanya kejadian kesalahan tindakan rehabilitasi medik
Dimensi mutuKeselamatan dan kenyamanan
TujuanTergambarnya kejadian kesalahan klinis dalam rehabilitasi medik
Definisi operasionalKesalahan tindakan rehabilitasi medik adalah memberikan atau tidak memberikan tindakan rehabilitasi medik yang diperlukan yang tidak sesuai dengan rencanaasuhan dan/atau tidak sesuai dengan pedoman/standar pelayanan rehabilitasi medik.
Frekuensipengumpulan data1 bulan
Periode analisis3 bulan
NumeratorJumlah seluruh pasien yang deprogram rehabilitasi medik dalam 1 bulan dikurangijumlah pasien yang mengalami kesalahan tindakan rehabilitasi medik dalam 1 bulan.
DenominatorJumlah seluruh pasien yang deprogram rehabilitasi medik dalam 1 bulan
Sumber dataRekam medis
Standar100 %
Penanggung jawabKepala Instalasi Rehabilitas Medik
3. Kepuasan PelangganJudulKepuasan pelanggan
Dimensi mutuKenyamanan
TujuanTergambarnya persepsi pelanggan terhadap pelayanan rehabilitasi medik
Definisi operasionalKepuasan pelanggan adalah pernyataan puas oleh pelanggan terhadappelayanan rehabilitas medik.
Frekuensipengumpulan data1 bulan
Periode analisis3 bulan
NumeratorJumlah kumulatif hasil penilaian kepuasan dari pasien yang disurvei (dalamprosen)
DenominatorJumlah total pasien yang disurvei (n minial 50)
Sumber dataSurvei
Standar>80 %
Penanggung jawabKepala Instalasi Rehabilitas Medik
X. FARMASI
1.a. Waktu tunggu pelayanan obat jadiJudulWaktu tunggu pelayanan obat jadi
Dimensi mutuEfektifitas, kesinambungan pelayanan, efisiensi
TujuanTergambarnya kecepatan pelayanan farmasi
Definisi operasionalWaktu tunggu pelayanan obat jadi adalah tenggang waktu mulai pasien menyerahkan resep sampai dengan menerima obat jadi
Frekuensipengumpulan data1 bulan
Periode analisis3 bulan
NumeratorJumlah kumulatif waktu tunggu pelayanan obat jadi pasien yang disurvey dalamsatu bulan
DenominatorJumlah pasien yang disurvey dalam bulan tersebut.
Sumber dataSurvey
Standar90%
Penanggung jawabKepala Instalasi Gizi/Kepala Instalasi Rawat Inap
2. Sisa makanan yang tidak termakan oleh pasienJudulSisa makanan yang tidak termakan oleh pasien
Dimensi mutuEfektifitas dan efisien
TujuanTergambarnya efektifitas dan efisiensi pelayanan instalasi gizi
Definisi operasionalSisa makanan adalah porsi makanan yang tersisa yang tidak dimakan oleh pasien (sesuai dengan pedoman asuhan gizi rumah sakit)
Frekuensipengumpulan data1 bulan
Periode analisis3 bulan
NumeratorJumlah kumulatif porsi sisa makanan dari pasien yang disurvey
DenominatorJumlah pasien yang disurvey dalam satu bulan
Sumber dataSurvey
Standar>20%
Penanggung jawabKepala Instalasi Gizi/Kepala Instalasi Rawat Inap
3. Tidak adanya kesalahan dalam pemberian dietJudulTidak adanya kesalahan dalam pemberian diet
Dimensi mutuKeamanan, efisien
TujuanTergambarnya kesalahan dan efisiensi pelayanan instalasi gizi
Definisi operasionalKesalahan dalam memberikan diet adalah kesalahan dalam memberikan jenisdiet.
Frekuensi pengumpulan data1 bulan
Periode analisis3 bulan
NumeratorJumlah pemberian makanan yang disurvey dikurangi jumlah pemberian makananyang salah diet.
DenominatorJumlah pasien yang disurvey dalam satu bulan
Sumber dataSurvey
Standar100%
Penanggung jawabKepala Instalasi Gizi/Kepala Instalasi Rawat Inap
XII. TRANSFUSI DARAH
1. Pemenuhan kebutuhan darah bagi setiap pelayanan transfusiJudulPemenuhan kebutuhan darah bagi setiap pelayanan transfusi
Dimensi mutuKeselamatan dan kesinambungan pelayanan
TujuanTergambarnya kemampuan bank darah rumah sakit dalam menyediakan kebutuhan darah.
Definisi operasionalCukup jelas
Frekuensipengumpulan data1 bulan
Periode analisis3 bulan
NumeratorJumlah permintaan kebutuhan darah yang dapat dipenuhi dalam 1 bulan
DenominatorJumlah seluruh permintaan darah dalam 1 bulan
Sumber dataSurvey
Standar100%
Penanggung jawabYang bertanggung jawab terhadap pengelolaan bank darah
2. Kejadian reaksi transfusiJudulKejadian reaksi transfusi
Dimensi mutuKeselamatan
TujuanTergambarnya manajemen risiko pada UTD
Definisi operasionalReaksi transfusi adalah kejadian tidak diharapkan (KTD) yang terjadi akibattransfusi darah, dalam bentuk reaksi alergi, infeksi akibat transfusi, hemolisi akibat golongan darah tidak sesuai, atau gangguan sistem imun sebagai akibat pemberian transfusi darah.
Frekuensipengumpulan data1 bulan
Periode analisis3 bulan
NumeratorJumlah kejadian reaksi transfusi dalam satu bulan
DenominatorJumlah seluruh pasien yang mendapat transfusi dalam satu bulan
Sumber dataRekam medis
Standar60%
Penanggung jawabKepala Bagian Tata Usaha
6. Cost RecoveryJudulCost recovery
Dimensi mutuEfisiensi, efektivitas
TujuanTergambarnya tingkat kesehatan keuangan di rumah sakit
Definisi operasionalCost recovery adalah jumlah pendapatan fungsional dalam periode waktu tertentudibagi dengan jumlah pembelanjaan operasional dalam periode waktu tertentu.
Frekuensi pengumpulan data1 bulan
Periode analisis3 bulan
NumeratorJumlah pendapatan fungsional dalam satu bulan
DenominatorJumlah pembelanjaan operasional dalam satu bulan
Sumber dataSub bagian kepegawaian
Standar>40%
Penanggung jawabKepala Bagian Tata Usaha/Keuangan
7. Ketepatan waktu penyusunan laporan keuanganJudulKetepatan waktu penyusunan laporan keuangan
Dimensi mutuEfektivitas
TujuanTergambarnya disiplin pengelolaan keuangan rumah sakit
Definisi operasionalLaporan keuangan meliputi realisasi anggaran dan arus kasLaporan keuangan harus diselesaikan sebelum tanggal 10 setiap bulan berikutnya
Frekuensipengumpulan dataTiga bulan
Periode analisisTiga bulan
NumeratorJumlah laporan keuangan yang diselesaikan sebelum tanggal setiap bulanberikutnya dalam tiga bulan
DenominatorJumlah laporan keuangan yang harus diselesaikan dalam tiga bulan
Sumber dataSub bagian kepegawaian
Standar100%
Penanggung jawabKepala Bagian Tata Usaha/Keuangan
8. Kecepatan waktu pemberian informasi tentang tagihan pasien rawat inapJudulKecepatan waktu pemberian informasi tentang tagihan pasien rawat inap
Dimensi mutuEfektivitas, kenyamanan
TujuanTergambarnya kecepatan pelayanan informasi pembayaran pasien rawat inap
Definisi operasionalInformasi tagihan pasien rawat inap meliputi semua tagihan pelayanan yang telahdiberikan.Kecepatan waktu pemberian informasi tagihan pasien rawat inap adalah waktu mulai pasien dinyatakan boleh pulang oleh dokter sampai dengan informasi tagihan diterima oleh pasien.
Frekuensipengumpulan dataTiap bulan
Periode analisisTiap tiga bulan
NumeratorJumlah kumulatif waktu pemberian informasi tagihan pasien rawat inap yangdiamati dalam satu bulan
DenominatorJumlah total pasien rawat inap yang diamati dalam satu bulan
Sumber dataHasil pengamatan
Standar< 2 jam
Penanggung jawabBagian Keuangan
9. Ketepatan waktu pemberian imbalan (insentif) sesuai kesepakatan waktuJudulKetepatan waktu pemberian imbalan (insentif) sesuai kesepakatan waktu
Dimensi mutuEfektivitas,
TujuanTergambarnyakinerjamanajemendalammemperhatikankesejahteraankaryawan.
Definisi operasionalInsentif adalah imbalan yang diberikan kepada karyawan sesuai dengan kinerjayang dicapai dalam satu bulan.
Frekuensipengumpulan dataTiap 6 bulan
Periode analisisTiap 6 bulan
NumeratorJumlah bulan dengan kelambatan pemberian insentif
Denominator6
Sumber dataCatatan di bagian keuangan
Standar100%
Penanggung jawabBagian Keuangan
XVII. AMBULANCE/KERETA JENAZAH
1. Waktu pelayanan ambulance/kereta jenazahJudulWaktu pelayanan ambulance/kereta jenazah
Dimensi mutuAkses
TujuanTersedianya pelayanan ambulance/kereta jenazah yang dapat diakses setiap waktu oleh pasien/keluarga pasien yang membutuhkan.
Definisi operasionalWaktupelayananambulance/keretajenazahadalahketersediaanwaktupenyediaanambulance/keretajenazahuntukmemenuhikebutuhan pasien/keluarga pasien
Frekuensipengumpulan dataSetiap bulan
Periode analisisTiga bulan sekali
NumeratorTotal waktu buka (dalam jam) pelayanan ambulance dalam satu bulan
DenominatorJumlah hari dalam bulan tersebut
Sumber dataInstalasi gawat darurat
Standar24 jam
Penanggung jawabPenanggungjawab ambulance/kereta jenazah
2. Kecepatan memberikan pelayanan ambulance/kereta jenazah di rumah sakitJudulKecepatan memberikan pelayanan ambulance/kereta jenazah di rumah sakit
Dimensi mutuKenyamanan, keselamatan
TujuanTergambarnya ketanggapan rumah sakit dalam menyediakan kebutuhan pasienakan ambulance/kereta jenazah
Definisi operasionalKecepatan memberikan pelayanan ambulance/kereta jenazah adalah waktu yangdibutuhkan mulai permintaan ambulance/kereta jenazah diajukan oleh pasien/keluarga pasien di rumah sakit sampai tersedianya ambulance/kereta jenazah. Maksimal 30 menit
Frekuensipengumpulan data1 bulan
Periode analisis3 bulan
NumeratorJumlah penyediaan ambulance/kereta jenazah yang tepat waktu dalam 1 bulan
DenominatorJumlah seluruh permintaan ambulance/kereta jenazah dalam satu bulan
Sumber dataCatatan penggunaan ambulance/kereta jenazah
Standar100%
Penanggung jawabPenanggungjawab ambulance/kereta jenazah
3. Response time pelayanan ambulance oleh masyarakat yang membutuhkanJudulResponse time pelayanan ambulance oleh masyarakat yang membutuhkan
Dimensi mutu
Tujuan
Definisi operasional
Frekuensipengumpulan data
Periode analisis
Numerator
Denominator
Sumber data
Standar
Penanggung jawab
XVIII. PEMULASARAAN JENAZAH
1. Waktu tanggap pelayanan pemulasaraan jenazahJudulWaktu tanggap pelayanan pemulasaraan jenazah
Dimensi mutuKenyamanan
TujuanTergambarnya kepedulian rumah sakit terhadap kebutuhan pasien akan pemulasaraan jenazah.
Definisi operasionalWaktu tanggap pelayanan pemulasaraan jenazah adalah waktu yang dibutuhkanmulai pasien dinyatakan meninggal sampai dengan jenazah mulai ditangani oleh petugas.
Frekuensipengumpulan data1 bulan
Periode analisis3 bulan
NumeratorTotal kumulatif waktu pelayanan pemulasaraan jenazah pasien yang diamatidalam satu bulan
DenominatorTotal pasien yang diamati dalam satu bulan
Sumber dataHasil pengamatan
Standar< 2 jam
Penanggung jawabKepala instalasi pemulasaraan jenazah
XIX. PELAYANAN PEMELIHARAAN SARANA RUMAH SAKIT
1. Kecepatan waktu menanggapi kerusakan alatJudulKecepatan waktu menanggapi kerusakan alat
Dimensi mutuEfektivitas, efisiensi, kesinambungan pelayanan
TujuanTergambarnya kecepatan dan ketanggapan dalam pemeliharaan alat
Definisi operasionalKecepatan waktu menanggapi alat yang rusak adalah waktu yang dibutuhkan mulailaporanalatrusakditerimasampaidenganpetugasmelakukanpemeriksaan terhadap alat yang rusak untuk tindak lanjut perbaikan, maksimal dalam waktu 15 menit harus sudah ditanggapi.
Frekuensipengumpulan data1 bulan
Periode analisis3 bulan
NumeratorJumlah laporan kerusakan alat yang ditanggapi kurang atau sama dengan 15menit dalam satu bulan.
DenominatorJumlah seluruh laporan kerusakan alat dalam satu bulan
Sumber dataCatatan laporan kerusakan alat
Standar> 80 %
Penanggung jawabKepala IPRS
2. Ketepatan waktu pemeliharaan alatJudulKetepatan waktu pemeliharaan alat
Dimensi mutuEfektivitas, efisiensi, kesinambungan pelayanan
TujuanTergambarnya kecepatan dan ketanggapan dalam pemeliharaan alat
Definisi operasionalWaktupemeliharaanalatadalahwaktuyangmenunjukkanperiodepemeliharaan/service untuk tiap-tiap alat sesuai ketentuan yang berlaku.
Frekuensipengumpulan data1 bulan
Periode analisis3 bulan
NumeratorJumlah alat yang dilakukan pemeliharaan (service) tepat waktu dalam satu bulan
DenominatorJumlah seluruh alat yang seharusnya dilakukan pemeliharaan dalam satu bulan
Sumber dataRegister pemeliharaan alat
Standar100%
Penanggung jawabKepala IPRS
3. Peralatan Laboratorium (dan alat ukur yang lain) yang terkalibrasi tepat waktu sesuai dengan ketentuan kalibrasi.JudulPeralatan Laboratorium (dan alat ukur yang lain) yang terkalibrasi tepatwaktu sesuai dengan ketentuan kalibrasi.
Dimensi mutuKeselamatan dan efektivitas
TujuanTergambarnya akurasi pelayanan laboratorium
Definisi operasionalKalibrasi adalah pengujian kembali terhadap kelayakan peralatan laboratoriumoleh Balai Pengamanan Fasilitas Kesehatan (BPFK)
Frekuensipengumpulan data1 tahun
Periode analisis1 tahun
NumeratorJumlah seluruh alat laboratorium yang dikalibrasi tepat waktu dalam satu tahun
DenominatorJumlah alat laboratorium yang perlu dikalibrasi dalam 1 tahun
Sumber dataBuku register
Standar100%
Penanggung jawabKepala Instalasi Laboratorium
XX. PELAYANAN LAUNDRY
1. Tidak adanya kejadian linen yang hilangJudulTidak adanya kejadian linen yang hilang
Dimensi mutuEfisiensi dan efektifitas
TujuanTergambarnya pengendalian dan mutu pelayanan laundry
Definisi operasionalTidak ada
Frekuensi pengumpulan data1 bulan
Periode analisis1 bulan
NumeratorJumlah linen yang dihitung dalam 4 hari sampling dalam satu tahun
DenominatorJumlah linen yang seharusnya ada pada hari sampling tersebut
Sumber dataSurvey
Standar100%
Penanggung jawabKepala Instalasi Laundry
2. Ketepatan waktu penyediaan linen untuk ruang rawat inapJudulKetepatan waktu penyediaan linen untuk ruang rawat inap
Dimensi mutuEfisiensi dan efektifitas
TujuanTergambarnya pengendalian dan mutu pelayanan laundry
Definisi operasionalKetepatan waktu penyediaan linen adalah ketepatan penyediaan linen sesuaidengan ketentuan waktu yang ditetapkan
Frekuensipengumpulan data1 bulan
Periode analisis1 bulan
NumeratorJumlah hari dalam satu bulan dengan penyediaan linen tepat waktu
DenominatorJumlah hari dalam satu bulan
Sumber dataSurvey
Standar100%
Penanggung jawabKepala Instalasi Laundry
XXI. PENCEGAHAN PENGENDALIAN INFEKSI
1. Tim PPIJudulTersedianya anggota Tim PPI yang terlatih
Dimensi mutuKompetensi teknis
TujuanTersedianya anggota Tim PPI yang kompeten untuk melaksanakan tugas-tugas Tim PPI
Definisi operasionalAdalah anggota Tim PPI yang telah mengikuti pendidikan danpelatihan dasar dan lanjut PPI
Frekuensipengumpulan dataTiap 3 bulan
Periode analisisTiap 1 bulan
NumeratorJumlah anggota tim PPI yang sudah terlatih
DenominatorJumlah anggota Tim PPI
Sumber dataKepegawaian
Standar75%
Penanggung jawabKetua Komite PPI
2. Koordinasi APDJudulTersedianya APD (Alat Pelindung Diri)
Dimensi mutuMutu pelayanan, keamanan pasien, petugas dan pengunjung
TujuanTersedianya APD di setiap instalasi RS
Definisi operasionalAlat terstandar yang berguna untuk melindungi tubuh, tenaga kesehatan, pasien atau pengunjung dari penularan penyakit di RSseperti masker, sarung tangan karet, penutup kepala, sepatu boots dan gaun
Frekuensipengumpulan dataSetiap hari
Periode analisis1 bulan
NumeratorJumlah instalasi yang menyediakan APD
DenominatorJumlah instalasi di rumah sakit
Sumber dataSurvey
Standar75%
Penanggung jawabTim PPI
3. Kegiatan pencatatan dan pelaporan infeksi nosokomial di rumah sakitJudulTerlaksananya kegiatan pencatatan dan pelaporan infeksi nosokomial di rumah sakit
Dimensi mutuKeamanan pasien, petugas dan pengunjung
TujuanTersedianya data pencatatan dan pelaporan infeksi di RS
Definisi operasionalKegiatan pengamatan faktor resiko infeksi nosokomial, pengumpulandata (cek list) pada instalasi yang tersedia di RS, minimal 1 parameter (ILO, ILI, VAP, ISK)
Frekuensipengumpulan dataSetiap hari
Periode analisis1 bulan
NumeratorJumlah instalasi yang melakukan pencatatan dan pelaporan
DenominatorJumlah instalasi yang tersedia
Sumber dataSurvey
Standar75%
Penanggung jawabTim PPI RS
Keterangan :ILO: Infeksi Luka Operasi ILI: Infeksi Luka InfusVAP: Ventilator Associated Pneumonie ISK: Infeksi Saluran Kemih
MASUKAN TENTANG PENATALAKSANAAN TUBERCULOSIS (TB) DI RS
No.Jenis PelayananIndikatorStandar
1.Rawat jalana. Penegakan diagnosis TB melalui pemeriksaan mikroskopis TBb. Terlaksananya kegiatan pencatatan dan pelaporan TB di Rumah Sakit60%
60%
2.Rawat Inapc. Penegakan diagnosis TB melaluipemeriksaan mikroskopis TBd. Terlaksananya kegiatan pencatatan dan pelaporan TB di rumah sakit60%
60%
A. RAWAT JALAN1. Kegiatan penegakan diagnosis Tuberculosis (TB)
JudulPenegakan diagnosis TB melalui pemeriksaan mikroskopis TB
Dimensi mutuEfektivitas dan keselamatan
TujuanTerlaksananya diagnosis TB melalui pemeriksaan mikroskopis