KONSEP CARING
Kelas B
Focus Group 3
Esra Devi Tarida L, 1106053092
Ihda Fakhriyana Istikarini, 1106053413
Mersiliya Sauliyusta, 1106000792
Rizki Annisa Rahardhiani, 1106014122
Rosanita Intan Pratiwi, 1106089092
Umi Barokah, 1106053350
FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN
UNIVERSITAS INDONESIA
2011
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat dan
karunia-Nya, kelompok Focus Group 3 dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul konsep caring dengan baik dan tepat pada waktu yang ditentukan. Terima
kasih penulis ucapkan kepada Ibu Enie Noviestari S.Kp., MSN yang telah
membimbing dan memotivasi kelompok ini dalam menyelesaikan makalah ini.
Kelompok juga berterima kasih kepada rekan mahasiswa FIK UI yang telah
memberikan kritik dan saran untuk menulis makalah ini sesuai dengan yang
diharapkan.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas dalam pembelajaran konsep
dasar keperawatan yang membahas tentang berpikir kritis dalam pengambilan
keputusan dan pengkajian keperawatan. Semoga makalah ini memenuhi kriteria
penilaian dan bermanfaat bagi pembaca.
Depok, November 2011
Penyusun
(Kelompok Focus Group 3)
i
DAFTAR ISI
Kata Pengantar............................................................................................... i
Daftar Isi....................................................................................................... ii
Abstrak......................................................................................................... iii
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar belakang.......................................................................................... 1
B. Tujuan....................................................................................................... 1
C. Sistematika penulisan................................................................................ 2
BAB 2 PEMBAHASAN
A. Konsep Caring
1. Pengertian Caring Secara Umum ...............................................................3
2. Persepsi Klien Tentang Caring ................................................................. .5
3. Konsep Caring Menurut Watson ............................................................. .7
4. Perilaku Caring dalam Praktik Keperawatan ............................................10
5. Perbedaan Caring dan Curing ...................................................................12
BAB 3 PENUTUP
A. Kesimpulan............................................................................................... 16
Daftar Pustaka............................................................................................... iv
ii
ABSTRAK
Caring secara umum dapat diartikan sebagai suatu kemampuan untuk berdedikasi bagi
orang lain, pengawasan dengan waspada, menunjukkan perhatian, perasaan empati pada orang lain
dan perasaan cinta atau menyayangi yang merupakan kehendak keperawatan. (Potter, P. A. & Perry A. G.
(2005). Fundamentals of Nursing : Concepts, Process, and Practice. 6th Ed. St. Luois, MI : Elsevier Mosby.). Caring juga mempelajari
berbagai macam philosofi dan etis perspektif. Perspektif klien mengenai caring juga perlu
dipertimbangan untuk meningkatkan kemampuan perawat dalam memberikan caring, selain itu
untuk dijadikan penilaian kepuasaan terhadap pelayanan kesehatan. Adapun nilai-nilai dalam
konsep caring (Watson) diantaranya konsep tentang manusia, kesehatan, lingkungan dan
keperawatan. Konsep tentang manusia meliputi keinginan untuk dirawat, dihormati, mendapatkan
asuhan, dipahami dan dibantu. Kesehatan merupakan menekankan pada fungsi pemeliharaan dan
adaptasi untuk meningkatkan fungsi dalam pemenuhan kebutuhan sehari-hari. Lingkungan.
Lingkungan mencakup pengaruh budaya sebagai strategi untuk melakukan mekanisme koping
terhadap lingkungan tertentu. Keperawatan berfokus pada promosi kesehatan, pencegahan
penyakit dan caring ditujukan untuk klien baik dalam keadaan sakit maupun sehat. Dalam hal
melakukan caring, ada tiga aspek pendorong yang membuat perawat melakukannya ialah aspek
kontrak (keterikatan dengan pekerjaan), etika dan spritualitas (keagamaan). Manfaat caring itu
sendiri amat beragam, yang pada dasarnya betujuan untuk meningkatkan status kesehatan klien.
Kata kunci : Caring, Perspektif klien, Konsep caring, Perilaku
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada zaman globalisasi seperti sekarang ini, segala hal dituntut untuk
semakin maju dan memenuhi kebutuhan masyarakat. Termasuk salah satunya
merambah pada bidang kesehatan terutama keperawatan. Kualitas pelayanan
keperawatan sangat mempengaruhi kualitas pelayanan kesehatan, bahkan
menjadi salah satu faktor penentu citra institusi pelayanan kesehatan (rumah
sakit) di mata masyarakat. Hal ini terjadi karena keperawatan merupakan
kelompok profesi dengan jumlah terbanyak, paling depan dan terdekat
dengan penderitaan orang lain, kesakitan, kesengsaraan yang dialami
masyarakat. Salah satu indikator mutu layanan keperawatan adalah kepuasan
pasien. Perilaku Caring perawat menjadi jaminan apakah layanan perawatan
bermutu apa tidak.
Perawat memerlukan kemampuan khusus saat melayani orang atau
pasien yang sedang menderita sakit. Kemampuan khusus tersebut mencakup
ketrampilan intelektual, teknikal, dan interpersonal yang tercermin dalam
perilaku caring (Johnson, 1989). Dengan mengetahui bagaimana caring yang
sebenarnya, diharapkan perawat mampu melakukan pelayanan secara totalitas
terhadap kliennya.
B. Tujuan
Adapun tujuan dalam penulisan makalah ini adalah :
1. Menjelaskan pengertian caring secara umum dan teori caring menurut
Watson.
2. Memahami persepsi klien tentang caring.
3. Menjelaskan perilaku caring dalam praktik keperawatan.
4. Memahami perbedaan caring dan curing.
1
C. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan makalah ini terdiri dari 3 (tiga) bab agar
pembaca memahami makalah ini, yang terdiri dari :
BAB I PENDAHULUAN
Pada bab ini menjelaskan tentang latar belakang masalah tentang
konsep Caring dan tujuan penulisan makalah.
BAB II ISI
Bab ini menjelaskan tentang konsep caring yang diawali dengan
pembahasan tentang pengertian caring secara umum, kemudian dibahas
tentang persepsi klien tentang caring, teori caring menurut Watson, penjelasan
mengenai perilaku caring dalam praktik keperawatan, serta perbedaan antara
caring dan curing.
BAB III PENUTUP
Bab ini berisi uraian tentang kesimpulan yang berasal dari apa
yang telah diuraikan pada bab-bab sebelumnya.
2
BAB II
ISI
A. Konsep Caring
1. Pengertian Caring Secara Umum
Caring secara umum dapat diartikan sebagai suatu kemampuan untuk
berdedikasi bagi orang lain, pengawasan dengan waspada, menunjukkan
perhatian, perasaan empati pada orang lain dan perasaan cinta atau
menyayangi yang merupakan kehendak keperawatan. (Potter, P. A. & Perry A. G. (2005).
Fundamentals of Nursing : Concepts, Process, and Practice. 6th Ed. St. Luois, MI : Elsevier Mosby.) Selain itu,
caring mempengaruhi cara berpikir seseorang, perasaan dan perbuatan
seseorang. Caring juga mempelajari berbagai macam philosofi dan etis
perspektif.
Caring adalah sentral untuk praktik keperawatan karena caring merupakan
suatu cara pendekatan yang dinamis, dimana perawat bekerja untuk lebih
meningkatkan kepeduliannya kepada klien. Dalam keperawatan, caring
merupakan bagian inti yang penting terutama dalam praktik keperawatan.
Saat ini, caring adalah isu besar dalam profesionalisme keperawatan. Banyak
ahli keperawatan yang mengungkapkan mengenai teori caring, antara lain
sebagai berikut : (Sartika, Nanda. (2011) Konsep Caring. Diambil dari http://www.pedoman.news.com.)
1. Watson (1979), yang terkenal dengan Theory of Human Caring,
mempertegas bahwa caring sebagai jenis hubungan dan transaksi yang
diperlukan antara pemberi dan penerima asuhan untuk meningkatkan dan
melindungi pasien sebagai manusia, dengan demikian mempengaruhi
kesanggupan pasien untuk sembuh.
2. Marriner dan Tomey (1994), menyatakan bahwa caring merupakan
pengetahuan kemanusiaan, inti dari praktik keperawatan yang bersifat etik
dan filosofikal.Caring bukan semata-mata perilaku. Caring adalah cara
yang memiliki makna dan memotivasi tindakan. Caring juga didefinisikan
sebagai tindakan yang bertujuan memberikan asuhan fisik dan
3
memperhatikan emosi sambil meningkatkan rasa aman dan keselamatan
klien (Carruth et all, 1999).
3. Griffin (1983), membagi konsep caring kedalam dua domain utama. Salah
satu konsep caring ini berkenaan dengan sikap dan emosi perawat,
sementara konsep caring yang lain terfokus pada aktivitas yang dilakukan
perawat saat melaksanakan fungsi keperawatannya. Griffin
menggambarkan caring dalam keperawatan sebagai sebuah proses
interpersonal esensial yang mengharuskan perawat melakukan aktivitas
peran yang spesifik dalam sebuah cara dengan menyampaikan ekspresi
emosi-emosi tertentu kepada resepien. Aktivitas tersebut menurut Griffin
meliputi membantu, menolong, dan melayani orang yang mempunyai
kebutuhan khusus. Proses ini dipengaruhi oleh hubungan antara perawat
dengan pasien.
4. Lydia Hall (1969) , mengemukakan perpaduan tiga aspek dalam teorinya.
Sebagai seorang perawat, kemampuan care, core, dan cure harus
dipadukan secara seimbang sehingga menghasilkan asuhan keperawatan
yang optimal untuk klien. Care merupakan komponen penting yang
berasal dari naluri seorang ibu. Core merupakan dasar dari ilmu sosial
yang terdiri dari kemampuan terapeutik, dan kemampuan bekerja sama
dengan tenaga kesehatan lain. Sedangkan cure merupakan dasar dari ilmu
patologi dan terapeutik. Dalam memberikan asuhan keperawatan secara
total kepada klien, maka ketiga unsur ini harus dipadukan (Julia, 1995).
5. Florence Nightingale (1860), caring adalah tindakan yang menunjukkan
pemanfaatan lingkungan pasien dalam membeantu penyembuhan,
memberikan lingkungan bersih, verifikasi yang baik dan tenang kepada
klien.
6. Leinginger (1981), caring merupakan aktifitas, proses dan pengambilan
keputusan yang bersifat memelihara baik secara langsung maupun tidak
langsung untuk meningkatkan status kesehatan.
7. Barnum(1994), caring memiliki mana yang bersifat aktivitas, sikap
(emosional) dan kehati-hatian.
4
Secara garis besar, dapat dikatakan caring adalah sental praktik
keperawatan berupa tindakan yang memperhatikan kesehatan klien dengan
menunjukkan perhatian, empati maupun rasa menyayangi yang berupaya
untuk meningkatkan kesehatan klien.
2. Persepsi Klien Tentang Caring
Penilaian terhadap seorang perawat dapat terlihat dari perilaku Caring
yang dimiliki perawat. Teori Caring Swanson menyajikan permulaan yang
baik untuk memahami kebiasaan dan proses karakteristik pelayanan. Teori
Caring Swanson (1991) menjelaskan tentang proses Caring yang terdiri dari
bagaimana perawat mengerti kejadian yang berarti di dalam hidup seseorang,
hadir secara emosional, melakukan suatu hal kepada orang lain sama seperti
melakukan terhadap diri sendiri, memberi informasi dan memudahkan jalan
seseorang dalam menjalani transisi kehidupan serta menaruh kepercayaan
seseorang dalam menjalani hidup. (Potter & Perry, 2005 : 110).
Mengenali kebiasaan perawat yang dirasakan klien sebagai Caring
menegaskan apa yang klien harapkan dari pemberi pelayanan. Kemudian,
klien menilai efektivitas perawat dalam menjalankan tugasnya. Klien juga
menilai pengaruh dari pelayanan keperawatan. Sikap pelayanan yang dinilai
klien terdiri dari bagaimana perawat menjadikan pertemuan yang bermakna
bagi klien, menjaga kebersamaan, dan bagaimana memberikan perhatian
penuh.
Perbedaan persepsi klien dapat terlihat dari contoh berikut. Contoh
pertama, perawat masuk ke kamar klien dengan memberi salam dan
senyuman, lalu melakukan kontak mata, kemudian duduk, menyentuh klien
dan bertanya tentang apa yang ada dipikiran klien lalu mendengarkannya,
kemudian memeriksa cairan intravena, mengkaji, dan memeriksa rangkuman
tanda vital klien sebelum meninggalkan ruangan. Contoh kedua, perawat
masuk ke kamar klien kemudian memeriksa cairan intravena, memeriksa
rangkuman tanda vital, melakukan salam tanpa duduk dan menyentuh klien,
perawat bertanya tentang keadaan klien kemudian pergi.
5
Pada contoh pertama terlihat kepedulian dan keramahan perawat sehingga
klien merasa nyaman. Contoh kedua mengekspresikan ketidakpedulian
terhadap masalah klien sehingga klien merasa kurang nyaman. Persepsi klien
dapat berbeda-beda karena semua klien memiliki ciri khas. Persepsi klien
menjadi hal yang penting bagi perawat dalam meningkatkan kemampuan.
Penelitian terhadap persepi klien penting karena pelayanan merupakan
fokus terbesar dari tingkat kepuasan klien. Tingkat kepuasan klien dapat
dinilai dari bagaimana klien menggunakan sistem pelayanan kesehatan. Apa
keuntungan yang klien dapat juga sebagai indikator tingkat kepuasan klien.
Jika perawat memili sikap sensitif, simpatik, melindungi klien, memberi
kenyamanan, menunjukkan kemampuan, maka klien merasa lebih dekat serta
mudah berbagi perasaan yang dimilikinya. Klien merasa semakin puas saat
perawat melakukan tindakan Caring. Pelayanan keperawatan yang baik
terdiri dari perhatian yang penuh, hubungan kerja yang baik, serta perilaku
Caring. Kepuasan klien tidak hanya terlihat dari kepuasan pelayanan
kesehatan tetapi juga kepuasan terhadap tindakan keperawatan yang
dilakukan.
Kepuasan klien juga merupakan faktor penting dalam memutuskan
kembali untuk berobat atau menjalani tindakan keperawatan. Tindakan
Caring membangun kepercayaan klien terhadap kemampuan perawat dalam
memberikan pelayanan. Kepercayaan pada tindakan keperawatan juga
memunculkan kepercayaan terhadap institusi kesehatan.
Hal yang penting aalah mengetahui bagaimana klien menerima Caring dan
pendekatan apa yang paling baik dalam menyelenggarakan pelayanan. Sikap
Caring merupakan permulaan yang baik. Hal ini juga penting untuk
menjelaskan persepsi dan harapan khusus klien. Membangun suatu hubungan
yang baik terhadap klien dapat membantu perawat mengetahui apa yang
penting bagi klien. Sikap ini juga membantu perawat mengatasi perbedaan
antara persepsi perawat dan klien tentang Caring. Perawat harus mengetahui
siapa klien dan mengenali klien agar suatu hubungan yang baik terwujud dan
perawat mampu memilih pendekatan yang sesuai dengan kebutuhan klien.
6
3. Teori Caring Menurut Watson
Caring merupakan sentral praktik keperawatan, tetapi hal ini lebih penting
dalam kekacauan lingkungan pelayanan kesehatan saat ini. Kebutuhan,
tekanan, batas waktu dalam waktu pelayanan kesehatan saat ini. Kebutuhan,
tekanan, batas waktu dalam lingkungan pelayanan kesehatan berada dalam
ruang kecil praktik caring yang membuat perawat dan profesi kesehatan klien
(Watson, 2006 a). ( Potter dan Perry edisi 7 : P.140). Watson menjelaskan bahwa konsep
dia didefinisikan untuk membawa arti baru untuk paradigma keperawatan
adalah “berasal dari pengalaman empiris klinis dilantik dikombinasikan
dengan latar belakang filsafat saya, intelektual dan experiental : dengan
demikian pekerjaan awal saya muncul dari nila sendiri-sendiri, keyakinan,
dan persepsi tentang kepribadian, kehidupan, kesehatan, dan persepsi tentang
kepribadian, kehidupan, kesehatan, dan penyembuhan. ( Watson, 1997, P.49).
(Tomey, AM, Alligood, MR.2006).
Dalam pandangan keperawatan Jean Watson, manusia diyakini sebagai
person as a whole, as a fully functional integrated self. Jean Watson
mendefinisikan sehat sebagai kondisi yang utuh dan selaras antara badan,
pikiran, dan jiwa, ini berkaitan dengan tingkat kesesuaian antara diri yang
dipersepsikan dan diri yang diwujudkan. Dari beberapa konsep sehat sakit di
atas dapat dikemukakan beberapa hal prinsip, antara lain:
1. Sehat menggambarkan suatu keutuhan kondisi seseorang yang sifatnya
multidimensional, yang dapat berfluktuasi tergantung dari interrelasi
antara faktor-faktor yang mempengaruhi.
2. Kondisi sehat dapat dicapai, karena adanya kemampuan seseorang untuk
beradaptasi terhadap lingkungan baik internal maupun eksternal.
3. Sehat tidak dapat dinyatakan sebagai suatu kondisi yang terhenti pada titik
tertentu, tetapi berubah-ubah tergantung pada kapasitasnya untuk berfungsi
pada lingkungan yang dinamis.
Fokus keperawatan ditujukan pada promosi kesehatan dan penyembuhan
penyakit dan dibangun dari sepuluh faktor carativ, yang meliputi :
7
a. Pembentukan sistem humanistic dan altruistic
Nilai-niai humanistic dan altruistic dipelajari sejak awal kehidupan tetapi
dapat dipengaruhi dengan sangat oleh para pendidik perawat. Faktor ini
dapat didefinisikan sebagai kepuasan melalui pemberian dan perpanjangan
dari kesadaran diri.
b. Penanaman (melalui pendidikan) Faith-Hope
Merupakan hal yang sangat penting dalam caratif dan curatif. Perawat
perlu selalu memiliki positif thingking sehingga dapat menularkan kepada
klien yang akan membantu meningkatkan kesembuhan dan kesejahteraan
klien.
c. Pengembangan sensisitifitas atau kepekaan diri kepada orang lain
Karena pikiran dan emosi seseorang adalah jendela jiwa.
d. Pengembangan hubungan yang bersifat membantu dan saling
percaya
Sebuah hubungan saling percaya digambarkan sebagai hubungan yang
memfasilitasi untuk penerimaan perasaan positif dan negatif yang
termasuk dalam hal ini, kejujuran, empati, kehangatan dan komunikasi
efektif
e. Meningkatkan dan saling menerima pengungkapan ekspresi perasaan
baik ekpresi perasaan positif maupun negatif
f. Menggunakan metode ilmiah dan menyelesaikan masalah dan
pengambilan keputusan
g. Meningkatkan dan memfasilitasi proses belajar mengajar yang
bersifat interpersonal
h. Menciptakan lingkungan yang mendukung, melindungi
dan meningkatkan atau memperbaiki keadaan mental, sosial, kultural
dan lingkungan spiritual
i. Membantu pemenuhan kebutuhan dasar manusia dengan
antusias (kebutuhan-kebutuhan survival, fungsional, integratif dan grup)
j. Mengembangkan kekuatan faktor excistensial phenomenologic
Dalam praktek keperawatan “caring” ditujukan untuk perawatan kesehatan
yang holistik dalam meningkatkan kontrol, pengetahuan dan promosi kesehatan..
8
(Tomey, AM, Alligood, MR.2006).
Asumsi dasar teori watson terletak pada 7 asumsi dasar yang menjadi
kerangka kerja dalam pengembangan teori; yaitu:
Caring dapat dilakukan dipraktekkan secara interpersonal.
Caring meliputi faktor-faktor caratif yang dihasilkan dari kepuasan
terhadap pemenuhan kebutuhan dasar manusia.
Caring yang efektif akan menigkatkan status kesehatan dan perkembangan
individu dan keluarga.
Respon caring adalah menerima seseorang tidak hanya sebagai seseorang
berdasarkan saat ini tetapi seperti apa dia mungkin akan menjadi dimasa
depannya.
Caring environment, menyediakan perkembangan potensi dan
memberikan keluasan memilih kegiatan yang terbaik bagi diri seseorang
dalam waktu yang telah ditentukan.
Caring bersifat healthogenic” daripada sekedar curing. Praktek caring
mengitegrasikan pengetahuan biopisikal dan perilaku manusia untuk
meningkatkan kesehatan. Dan untuk membantu pasien yang sakit, dimana
caring melengkapi curing.
Caring merupakan inti dari keperawatan.
(Tomey, AM, Alligood, MR.2006).
Nilai-nilai yang mendasari konsep caring menurut Jean Watson meliputi:
1. Konsep tentang manusia
Manusia merupakan suatu fungsi yang utuh dari diri yang terintegrasi
(ingin dirawat, dihormati, mendapatkan asuhan, dipahami dan dibantu)
Manusia pada dasarnya ingin merasa dimiliki oleh lingkungan
sekitarnya merasa dimiliki dan merasa menjadi bagian dari kelompok
atau masyarakat, dan merasa dicintai dan merasa mencintai.
2. Konsep tentang kesehatan
Kesehatan merupakan kuutuhan dan keharmonisan pikiran fungsi fisik
dan fungsi sosial. Menekankan pada fungsi pemeliharaan dan adaptasi
untuk meningkatkan fungsi dalam pemenuhan kebutuhan sehari-hari.
9
Kesehatan merupakan keadaan terbebas dari keadaan penyakit, dan
Jean Watson menekankan pada usaha-usaha yang dilakukan untuk
mencapai hal tersebut.
3. Konsep tentang lingkungan
Berdasarkan teori Jean Watson, caring dan nursing merupakan
konstanta dalam setiap keadaan di masyarakat. Perilaku caring tidak
diwariskan dari generasi ke generasi berikutnya, akan tetapi hal tersebut
diwariskan dengan pengaruh budaya sebagai strategi untuk melakukan
mekanisme koping terhadap lingkungan tertentu.
4. Konsep tentang keperawatan
Keperawatan berfokus pada promosi kesehatan, pencegahan penyakit
dan caring ditujukan untuk klien baik dalam keadaan sakit maupun
sehat.
4. Perilaku Caring dalam Praktik Keperawatan
Caring secara umum dapat diartikan sebagai suatu kemampuan untuk
berdedikasi bagi orang lain, pengawasan dengan waspada, perasaan empati
pada orang lain dan perasaan cinta atau menyayangi. Caring adalah sentral
untuk praktik keperawatan karena caring merupakan suatu cara pendekatan
yang dinamis, dimana perawat bekerja untuk lebih meningkatkan
kepeduliannya kepada klien. Dalam keperawatan, caring merupakan bagian
inti yang penting terutama dalam praktik keperawatan (Nanda Sartika,
2010).
Tindakan caring bertujuan untuk memberikan asuhan fisik dan
memperhatikan emosi sambil meningkatkan rasa aman dan keselamatan
klien. Kemudian caring juga menekankan harga diri individu, artinya dalam
melakukan praktik keperawatan, perawat senantiasa selalu menghargai klien
dengan menerima kelebihan maupun kekurangan klien sehingga bisa
memberikan pelayanan kesehatan yang tepat.
Mengapa perawat harus care? Pertanyaan ini dapat dijawab dalam
beberapa cara, tetapi terdapat tiga aspek penting yang mendasari keharusan
perawat untuk care terhadap orang lain. Aspek ini adalah aspek kontrak,
10
aspek etika, dan aspek spiritual dalam caring terhadap orang lain yang sakit
(Fry, 1988)
1. Aspek kontrak
Telah diketahui bahwa, sebagai profesional, kita berada di bawah
kewajiban kontrak untuk care. Radsma (1994) mengatakan, “perawat
memiliki tugas profesional untuk memberikan care”. Untuk itu, kita
sebagai perawat yang profesional diharuskan untuk bersikap care sebagai
kontrak kerja kita.
2. Aspek etika
Pertanyaan etika adalah pertanyaan tentang apa yang benar atau salah,
bagaimana membuat keputusan yang tepat, bagaimana bertindak dalam
situasi tertentu. Jenis pertanyaan ini akan memengaruhi cara perawat
memberikan asuhan. Seorang perawat harus care karena hal itu merupakan
suatu tindakan yang benar dan sesuatu yang penting. Dengan care perawat
dapat memberikan kebahagiaan bagi orang lain.
3. Aspek spiritual
Di semua agama besar di dunia, ide untuk saling caring satu sama lain
adalah ide utama. Oleh karena itu, berarti bahwa perawat yang religious
adalah orang yang care, bukan karena dia seorang perawat tetapi lebih
karena dia adalah anggota suatu agama atau kepercayaan, perawat harus
care terhadap klien.
Caring dalam praktik keperawatan dapat dilakukan dengan
mengembangkan hubungan saling percaya antara perawat dan klien.
Pengembangan hubungan saling percaya menerapkan bentuk komunikasi
untuk menjalin hubungan dalam keperawatan. Perawat bertindak dengan
cara yang terbuka dan jujur. Empati berarti perawat memahami apa yang
dirasakan klien. Ramah berarti penerimaan positif terhadap orang lain
yang sering diekspresikan melalui bahasa tubuh, ucapan tekanan suara,
sikap terbuka, ekspresi wajah, dan lain-lain (Nurachmah,2001;
Dwidiyanti,1998; Barnhart, etal, 1994, dalam Mariner-Tomey, 1994;
Kozier & Erb, 1985).
11
Perawar perlu mengenali kebutuhan komprehensif yaitu kebutuhan
biofisik, psikososial, psikofisikal dan interpersonal klien. Pemenuhan
kebutuhan yang paling mendasar perlu dicapai sebelum beralih ke tingkat
yang selanjutnya. Perawat juga harus memberikan informasi kepada klien.
Perawat bertanggungjawab akan kesejahteraan dan kesehatan klien.
Caring mempuyai manfaat yang begitu besar dalam keperawatan dan
seharusnya tercermin dalam setiap interaksi perawat dengan klien, bukan
dianggap sebagai sesuatu yang sulit diwujudkan dengan alasan beban kerja
yang tinggi, atau pengaturan manajemen asuhan keperawatan ruangan
yang kurang baik. Pelaksanaan caring akan meningkatkan mutu asuhan
keperawatan, memperbaiki image perawat di masyarakat dan membuat
profesi keperawatan memiliki tempat khusus di mata para pengguna jasa
pelayanan kesehatan.
5. Perbedaan Caring dan Curing
Perawat memerlukan kemampuan khusus saat melayani orang atau
pasien yang sedang menderita sakit. Kemampuan khusus tersebut
mencakup ketrampilan intelektual, teknikal, dan interpersonal yang
tercermin dalam perilaku caring (Johnson, 1989). Caring merupakan
fenomena universal yang berhubungan dengan bagaimana seseorang
berpikir, berperasaan, dan bersikap terhadap orang lain. Dalam teori
caring, human care merupakan hal yang mendasar. Human care terdiri
dari upaya untuk melindungi, meningkatkan, dan menjaga atau
mengabdikan rasa kemanusiaan dengan membantu orang lain, mencari
arti dalam sakit, penderitaan, dan keberadaannya serta membantu orang
lain untuk meningkatkan pengetahuan dan pengendalian diri (Pasquali
dan Arnold, 1989 dan Watson, 1979). Di samping itu, Watson dalam
Theory of Human Care mempertegas bahwa caring sebagai jenis
hubungan dan transaksi yang diperlukan antara pemberi dan penerima
asuhan untuk meningkatkan dan melindungi pasien sebagai manusia,
dengan demikian mempengaruhi kesanggupan pasien untuk sembuh.
12
Dari sini kita tahu, caring bukan semata-mata perilaku. Sikap
caring dalam memberikan asuhan keperawatan, perawat menggunakan
keahlian, kata-kata yang lemah lembut, sentuhan, memberikan harapan,
selalu berada di samping klien, dan bersikap sebagai media pemberi
asuhan (Carruth, Steele, Moffet, Rehmeyer, Cooper & Burroughs, 1999).
Caring dalam asuhan keperawatan merupakan bagian dari bentuk kinerja
perawat dalam merawat pasien. Perilaku caring perawatmenjadi jaminan
apakah perawat bermutu atau tidak. Caring sebagai inti profesi
keperawatan dan focus sentral dalam praktik keperawatan, bersifat
universal dan terdiri dari perilaku-perilaku khusus yang ditentukan oleh
dan terjadi dalam konteks budaya. Di dalamnya memiliki makna yang
bersifat aktifitas, sikap (emosional) dan kehati-hatian (Barnum, 1994).
Beberapa tokoh keperawatan seperti Watson (1979), Leininger
(1984), Benner (1989) menempatkan caring sebagai dasar dalam praktek
keperawatan. Diperkirakan bahwa sekitar ¾ pelayanan kesehatan
merupakan caring sedangkan ¼ -nya merupakan curing. Sebagai seorang
perawat, kemampuan care dan cure harus dipadukan secara seimbang
sehingga menghasilkan asuhan keperawatan yang optimal untuk klien.
Curing sendiri memiliki pengertian yaitu upaya kesehatan dari kegiatan
dokter dalam prakteknya untuk mengobati pasien. Selain itu juga dapat
difahami bahwa curing merupakan ilmu yang empirik, mengobati
berdasarkan bukti/ data dan mengobati dengan patofisiologi yang bisa
dipertanggungjawabkan.
Lydia Hall mengemukakan perpaduan kedua aspek tersebut.
Menurutnya, care merupakan komponen penting yang berasal dari naluri
seorang ibu. Sedangkan cure merupakan dasar dari ilmu patologi dan
terapeutik. Dalam memberikan asuhan keperawatan secara total kepada
klien, maka kedua aspek ini harus dipadukan (Julia, 1995). Namun, tetap
ada perbedaan yang jelas diantara keduanya. Dalam UU no. 23 tahun
1992 menyebutkan bahwa penyembuh penyakit dilaksanakan oleh tenaga
dokter dan perawat melalui kegiatan pengobatan dan/ atau keperawatan
berdasarkan ilmu keperawatan. Dari situ terlihat bahwa antara caring dan
13
curing terdapat perbedaan. Caring merupakan tugas primer perawat dan
curing adalah tugas sekundernya. Begitu pula curing, curing merupakan
tugas primer dokter dan caring sebagai sebagi tugas sekundernya. Curing
merupakan komponen dalam caring. Karena di dalam caring termasuk
salah satunya adanya kolaborasi dengan tim kesehatan lain untuk
membantu penyembuhan klien. Jadi, tetap mempunyai hubungan yang
saling melengkapi.
Perbedaan antara caring dan curing dapat lebih jelas jika dilihat
dari diagnosis, intervensi, dan tujuannya. Di dalam caring terdapat
diagnosis keperawatan yang merupakan suatu kegiatan mengidentifikasi
masalah dan penyebab berdasarkan kebutuhan dan respon klien.
Sedangkan di dalam curing terdapat diagnosis medis yaitu suatu bentuk
kinerja yang mengungkapkan penyakit yang diderita klien. Dengan kata
lain dapat disebut diagnosa penyakit. Dalam caring lebih dititik-beratkan
pada kebutuhan dan respon klien untuk ditanggapi dengan pemberian
perawatan. Berbeda dengan curing lebih memperhatikan penyakit yang
diderita serta penanggulangannya.
Selain itu, dapat juga dilihat dari intervensinya. Intervensi
keperawatan (caring) yaitu membantu klien memenuhi masalah klien
baik fisik, psikologis, sosial, dan spiritual dengan tindakan keperawatan
yang meliputi intervensi keperawatan, observasi, pendidikan kesehatan,
dan konseling. Sedangkan intervensi kedokteran (curing) lebih ke
melakukan tindakan pengobatan dengan obat (drug) dan tindakan
operatif. Dari sini dapat difahami bahwa caring memperhatikan klien dari
aspek fisik, psikologi, sosial, serta spiritualnya sedangkan curing
menekankan pada aspek kesehatan dan fisik kliennya.
Satu hal lagi yang dapat difahami dari perbedaan caring dan curing
yaitu dari aspek tujuan. Tujuan dari perilaku caring, yaitu:
1. Membantu pelaksanaan rencana pengobatan atau terapi.
2. Membantu pasien/ klien beradaptasi dengan masalah kesehatan,
mandiri memenuhi kebutuhan dasarnya, mencegah penyakit,
meningkatkan kesehatan, dan meningkatkan fungsi dari tubuh pasien.
14
Sedangkan tujuan dari kegiatan curing adalah menentukan dan
menyingkirkan penyebab penyakit atau mengubah problem penyakit dan
penanganannya.
Dari berbagai penjelasan tersebut, dapat kita tarik kesimpulan
bahwa caring lebih kompleks daripada curing. Karena caring memberikan
pelayanan yang menyangkut seluruh kebutuhan pasien baik fisik,
psikologi, sosial maupun spiritual. Curing hanya bagian dari caring.
Sebagai seorang perawat, kita harus mampu membedakannya dan
melakukan caring dengan sebaik-baiknya. Kesejahteraan klien didapat dari
totalitas kita dalam melakukan caring. Caring tidak akan pernah lepas dari
profesi keperawatan. Karena caring merupakan esensi keperawatan itu
sendiri.
15
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Caring adalah sentral untuk praktik keperawatan karena caring merupakan
suatu cara pendekatan yang dinamis, dimana perawat bekerja untuk lebih
meningkatkan kepeduliannya kepada klien. Dalam caring terdapat tiga makna
yang ketiganya tidak dapat dipisahkan yaitu memberi perhatian, bertanggung
jawab, dan ikhlas. Perawat, sebagai profesional, berada di bawah kewajiban
kontrak untuk care. Penilaian terhadap seorang perawat dapat terlihat dari
perilaku caring yang dimiliki perawat. Jika perawat memili sikap sensitif,
simpatik, melindungi klien, memberi kenyamanan, menunjukkan kemampuan,
maka klien merasa lebih dekat serta mudah berbagi perasaan yang dimilikinya.
Watson mengemukakan sepuluh faktor carativ yang menjadi fokus
keperawatan dalam promosi kesehatan dan penyembuhan penyakit klien. Di
antaranya yaitu pembentukan sistem humanistic dan altruistic, penanaman
(melalui pendidikan) Faith-Hope, pengembangan sensisitifitas atau kepekaan diri
kepada orang lain, dan lain-lain. Caring dalam praktik keperawatan dapat
dilakukan dengan mengembangkan hubungan saling percaya antara perawat dan
klien. Pengembangan hubungan saling percaya menerapkan bentuk komunikasi
untuk menjalin hubungan dalam keperawatan. Selain itu caring juga dapat
ditunjukan oleh perawat melalui tindakan sebagai berikut:
Mengenalkan diri serta membuat kontrak hubungan
Menyebut klien dengan namanya
Menggunakan sentuhan
Meyakinkan klien, perawat akan membantu
Memenuhi kebutuhan dasar klien dengan ikhlas
Dan lain-lain
Dalam kesehatan selain ada caring juga ada curing. Perbedaan antara caring dan
curing dapat lebih jelas jika dilihat dari diagnosis, intervensi, dan tujuannya. Di
dalam caring terdapat diagnosis keperawatan yang merupakan suatu kegiatan
16
mengidentifikasi masalah dan penyebab berdasarkan kebutuhan dan respon klien.
Sedangkan di dalam curing terdapat diagnosis medis yaitu suatu bentuk kinerja
yang mengungkapkan penyakit yang diderita klien. Untuk itu sebagai seorang
perawat kita harus bangga karena kita melakukan tindakan yang mulia yaitu care,
merawat. Namun, sebagai professional, kita harus melakukan semua itu dengan
penuh rasa ikhlas.
17
DAFTAR PUSTAKA
Afifah, Efy. Konsep Caring. Diambil dari http://staff.ui.ac.id/ Diakses
pada 19 November 2011 pukul 16.00 pm.
R.N, Joyce Smith. Caring in Nursing. Diambil dari
legacy.owensboro.kctcs.edu.Diakses pada 19 November 2011 pukul 16.05 pm.
Potter, P. A. & Perry A. G. (2005). Fundamentals of Nursing : Concepts,
Process, and Practice. 6th Ed. St. Luois, MI : Elsevier Mosby.
Sartika, Nanda. (2011) Konsep Caring. Diambil dari
http://www.pedoman.news.com. Diakses pada 19 November 2011 pukul 16.10
pm.
Potter, P.A. & Perry, A.G. (2005). Fundamental of Nursing : Concepts,
Process, and Practice.6th
Ed. St Louis, MI : Elsevier Mosby. Hal 110-111.
Potter, P.A. & Perry, A.G. (2009). Fundamental Keperawatan. Edisi 7.
Buku I hal.164-165. Terjemahan Penerbit Salemba Medika.
Potter, P.A & Perry, A.G. 2009. Fundamental Keperawatan Edisi 7 Buku
I. Terjemahan. Salemba Medika : Jakarta
http://andaners.wordpress.com/2011/03/18/teori-filosofi-keperawatan-
jean-watson/
Tomey, AM, Alligood, MR. 2006. Nursing Theorists. Six Edition. Mosby
: US Of America
http://www.rnjournal.com/journalofnursing/caring.html
Morrison, Paul & Philip Burnard.1997. “Caring and Communicating
Hubungan Interpersonal dalam Keperawatan”. Jakarta : EGC
iv
http://www.pedomannews.com/opini/berita-opini/ekonomi/1920-konsep-
caring-menurut-jean-watson Diakses pada 16-11-2011 12:46 WIB
www.repository.usu.ac.id/bitstream/pdf. Diakses 16-11-2011 12:50 WIB
Potter, P. A & Perry, A. G. (2009). Fundamental Keperawatan. Edisi 7.
Buku 1. Terjemahan. Jakarta: Salemba Medika.
Kozier, B., Erb, G., Berman, A. J., & Snyder. (2004). Fundamentals of
Nursing: Concepts, Process, and Practice. 7th
Ed. New Jersey: Pearson Education,
Inc.
Tomer, Marriner and Alligood. (1998). Nursing Theorists and their Work.
Philadelphia: Mosby.
Http://www.fik.ui.ac.id/pkko/files/MEMBANGUN%20PRIBADI%20CA
RING%20PERAWAT.doc (17 November 2011).
Http://trilestari.staff.umm.ac.id/files/2010/01/Konsep-Caring-vs-
Curing1.ppt (17 November 2011).
v