Download - Konsep Gadar
KONSEP KEPERAWATAN GAWAT DARURAT
KONSEP KEPERAWATAN GAWAT DARURAT Apa pentingnya?
Perawat mengerti karakteristik pelayanan keperawatan di gawat darurat
Perawat mengerti tugas dan cara bersikap di gawat daruratGAWAT DARURAT1. Potensial menjadi ancaman kehidupan2. Tindakan segeramenghilangan acaman3. Kejadian mendadak4. Terjadi kapan saja dan dimana saja (pre dan intrahospital)5. Penanganan harus cepat dan tepat
ASUHAN KEPERAWATAN GAWAT DARURAT Kegiatan praktek keperawatan yang diberikan oleh perawat yang
berkompeten untuk memberikan asuhan
TUJUAN:1. Penyelamatan jiwa2. Stabilisasi3. Pencegahan kecacatanKarakteristik ruang gawat darurat1. Kondisi klien tidak terprediksi2. Jumlah klien tidak terprediksi3. Semua rentang umur dan semua
kasus4. Kecemasan tinggi5. Tindakan life saving: cepat dan tepat6. Ketergantungan antara profesiPeran perawat1. Pelaksana keperawatan
Penyelamat kehidupan Stabilisasi Pencegahan kecacatan
2. Pendidik kesehatan3. Advokasi
PRINSIP UMUM1. Universal
precaution & asuhan yg aman
2. Cepat dan tepat 3. Monitoring kondisi
klien4. Dokumentasi5. Pasien adalah
subjek asuhan Manusiawi (bio-
psiko) Keluarga
EMERGENCY NURSING THE BACKBONE OF THE EMERGENCY DEPARTEMENT
1. Knowledgeble2. Skilfull3. Sensitive 4. Emphati
MUTU ASUHAN KEPERAWATAN1. Memberikan asuhan yang sesuai kondisi kegawat-daruratan 2. Asuhan keperawatan: metode berfikir3. Melakukan hubungan profesional dan interpersonal4. Etika dan legal keperawatan ETIKA KEPERAWATAN1. Menghargai klien: manusia utuh dan unik 2. Menjaga kerahasiaan dan privacy klien 3. Tidak menambah cedera4. Keadilan 5. Kejujuran
LEGAL KEPERAWATAN1. Bekerja salah dan merugikan
• Materiil• Immateriil
2. Bekerja dibawah standar• Kualitas tindakan• Penggunaan alat
3. Sesuai legal profesionalREAKSI EMOSI
1. Kecemasan2. Ketakutan3. Marah4. Panik
KEHILANGAN1. Syok dan tidak percaya2. Menolak3. Restorasi4. MenerimaTINDAKAN KEPERAWATAN1. Mendengarkan aktif2. Menerima kondisi klien3. Memberikan masukan
sesuai keadaan4. Tidak menyalahkan klien5. Menemani klien6. Merujuk
PENDAHULUAN• Triage tidak mudah atau simple……• Triage yang sebenarnya sangatlah komplek, comprehensif dan
kontraversialSEJARAH TRIAGE, KONSEP, KATEGORISASI
Sejarah Triage• Definisi : Dari kata Perancis “Trier” membagi dalam 3 group• Dikembangkan di medan pertempuran• Konsep ini digunakan bila terjadi bencana• Dilaksanakan di ruang gawat darurat dari 1950 / 1960 karena 2
alasan : - kunjungan - keterlambatan penanganan
KONSEP TRIAGE • Suatu proses yg mana pasien digolongkan menurut tipe dan
tingkat kegawatan kondisinya• Hal itu di atur untuk mendapatkan :
pasien yg benar ke tempat yg benar pada waktu yg benar dengan tersedianya perawatan yg benar
• Tujuan utama adalah utk mengidentifikasi kondisi mengancam nyawa
• Tujuan kedua adalah utk memprioritaskan pasien menurut keakutannya
• Pengkategorian mungkin ditentukan sewaktu-waktu• Jika ragu, pilih prioritas yg > tinggi utk menghindari
penurunan triage
SISTEM /KATEGORI TRIAGE• Nondisaster: Untuk menyediakan perawatan sebaik mungkin bagi
setiap individu pasien• Disaster: Untuk menyediakan perawatan yg lebih efektif untuk
pasien dalam jumlah banyakTRIAGE DI RS
Type 1: Traffic Director or NonNurse Triage• Hampir sebag besar berdasarkan sistem triage• Dilakukan oleh petugas yg tak berijasah• Pengkajian minimal terbatas pada keluhan utama & seberapa
sakitnya• Tdk ada dokumentasi• Tdk menggunakan protokolTpe 2: Cek Triage Cepat• Pengkajian cepat dgn melihat yg dilakukan perawat beregistrasi
atau dokter
• Termasuk riwayat kes yg berhubungan dgn keluhan utama • Evaluasi terbatas• Tujuan utk meyakinkan bahwa pasien yg lebih serius atau cedera
mendapat perawatan pertama• Type 3 : Comprehensive Triage
– Dilakukan oleh perawat dgn pendidikan yg sesuai dan berpengalaman
– 4 sampai 5 sistem kategori– Sesuai protokol
KASIFIKASI TRIAGE• pengetahuan• data yg tersedia• situasi yg berlangsung
Sistem Klasifikasi Menggunakan
Nomor, huruf / tanda
3 KATEGORI SISTEM TRIAGEFormat asli dari triage : • Prioritas tertinggi• Prioritas kedua• Prioritas terendah -Tipe ini terlalu umum, kurang spesifik dan terlalu subyektif dalam
menempatkan pasien pada setiap group.
4 KATEGORI SISTEM TRIAGE • Prioritas tertinggi
– Segera, klas 1, berat, emergency• Prioritas tinggi
– Sekunder, klas 2, sedang dan urgent• Prioritas rendah
– dpt ditunda, klas 3, ringan, non urgent • Meninggal - Mungkin meninggal, klas 4, klas 0
KODE WARNA INTERNATIONAL DALAM TRIAGE• Hitam – Priority 0 (dead)• Merah – Priority 1PRIORITAS 1 (EMERGENSI)Pasien dgn kondisi mengancam nyawa, memerlukan evaluasi dan
intervensi segeraPasien dibawa ke Ruang ResusitasiWaktu tunggu nol
• Jingga – Priority 2• Hijau – Priority 3
PRIORITAS 1- KASUS BERAT• Perdarahan berat• asfiksia, cervikal, cedera pada maxilla• Trauma kepala dgn koma dan proses shock yg cepat• Fr. Terbuka & Fr. Compound• Luka bakar > 30 % / Extensive burn• Crush injury• Shock tipe apapun
PRIORITAS 2 / URGENT• Pasien dgn penyakit yg akut• Mungkin membutuhkan trolley, kursi roda atau jalan kaki• Waktu tunggu 30 menit• Area Critical care
PRIORITAS 2 - KASUS SEDANG • Trauma thorax Non asfiksia• Fr. Tertutup pada tulang panjang• Luka bakar terbatas ( < 30 % dari TBW )• Cedera pada bagian / jaringan lunak
PRIORITAS 3 / NON URGENT• Pasien yg biasanya dapat berjalan dgn masalah medis yg minimal• Luka lama • Kondisi yang timbul sudah lama• Area Ambulatory / Ruang P 3
PRIORITAS 3 - KASUS RINGAN• Minor injuries• Seluruh kasus - kasus ambulant / jalan
PRIORITAS 0 / 4 KASUS KEMATIAN• Tdk ada respon pada segala rangsangan• Tdk ada respirasi spontan
• Tdk ada bukti aktivitas jantung• Hilangnya respon pupil thd cahaya
PRIORITAS 0 - KASUS MENINGGAL• Tdk ada respon pada semua rangsangan• Tdk ada respirasi spontan• Tdk ada bukti aktivitas jantung• Tdk ada respon pupil terhadap cahaya
PENGKAJIAN TRIAGE = SOAP,,SYSTEMTujuan :Untuk menguraikan pengkajian sistem SOAPApakah SOAP itu ?
S = data subyektifO = data obyektifA = assess / penilaianP = plan / perencanaan
S - SUBYEKTIF• Beri pertanyaan utk menemukan keluhan utama• Perawat triage sebagai detektif• Informasi minimal dan analisa gejala• Gunakan pertanyaan terbuka• Dapatkan satu pernyataan ringkas
CONTOH PERTANYAAN• Keluhan utama ? - sumber dari pasien dan keluarga• Lokasi ? Tempat dari nyeri ?• Pola ? Apakan nyeri menyebar ?• Onset ? Seberapa lama ?• Frekwensi ?• Karakter, kualitas ?• Efek pada sistem lain dan aktivitas ?• Usaha pengobatan ?• Riwayat kesehatan yang lalu ?
Riwayat alergi ?KASUS TRAUMA
• Tanyakan mekanisme cedera kapan terjadi kecelakaan? seberapa cepat kendaraan melaju ? di mana dia duduk ? apakah memakai pengaman ? apakah kehilangan kesadaran ?
PENGKAJIAN NYERIP– Provokes/Palliates • Apa penyebab nyeri ?• Apa yang dapat membuat nyeri berkurang atau bertambah buruk ?• Apa yang dilakukan apabila nyeri timbul ? Q - QUALITY• uraikan kualitas nyeri• nyerinya bagaimana ?
R - REGION OR RADIATION• menunjukkan daerah nyeri• seberapa luas penjalarannyaS - SEVERITY / SYMPTOM• Seberapa berat nyerinya ?• Menggunakan skala nyeri - dengan skala nomer 1 - 10 (PRS ) - Visual Analog ScaleT - TIMING OR TEMPORAL
RELATIONS• Kapan nyeri timbul• Apakah pola nyeri konstan atau
intermitten
O - OBYEKTIF evaluasi fisik data observasi
penampilan pasien data pengukuran tanda
vital : - suhu - pernapasan - nadi - tekanan
darah
- saturasi oksigen data dari lokasi yang
diperiksa
A - ASSESSMENT• Mengkaji dan mengevaluasi kumpulan data subyektif dan
obyektif`P - Plan
• menegakkan prioritas & menempatkan pasien sesuai kondisi
• melakukan tes > lanjut jika perlu• intervensi spt O2, bidai, membalut
RINGKASAN• Melakukan sebuah proses triage yang sistematis• Mengumpulkan data subyektif dan obyektif yang cukup• Mengkaji berdasarkan pada keakutan pasien• Merencanakan intervensi yang sesuai• Dokumentasi yang lengkap
PRIMARY TRAUMA CARE
Survei primerdan
A - B - C - D - E
Jangan terpukaukelainan
yang jelas
terlihat
Korban ledakan tabung elpijiMuka hangusPneumotoraks (blast injury)Luka bakar luasFraktura betis kiri
Tujuan Survei PrimerSecepat mungkin menemukan kelainan yang mengancam jiwa (cepat mematikan)
di sektor A - B - C - DMemberikan pertolongan yang memadai untuk menyelamatkan jiwaPertolongan meliputi :
ResusitasiStabilisasi
SURVEI PRIMER• Periksa cepat berurutan A-B-C-D-E• Selesai dalam 2 menit• Terapi segera apa yang ditemukan ( treat as you find )
SISTEMATIKA PTC• Triage• Primary survey• Secondary survey• Stabilisation • Transfer• Definitive care
Triage
RESUSITASI & STABILISASI
Survei primerSurvei sekunder
KamarOperasi
ICU
Hanya 50%pasien traumaperlu operasi
Terapi definitif/ rujukan
Primary Trauma Care
RS lain
Derajat kegawatankorban berbeda-beda
SURVEI PRIMERA-irwayB-reathingC-irculationD-isabilityE-xposureAirway(menilai jalan nafas)• Kesadaran (bisa bicara?) • Look, Listen and Feel : ada
nafas ?• Gerak dada• Gerak otot nafas
tambahan • Warna kulit, mukosa, kuku
• Sumbatan jalan nafas pasien tak sadar paling sering disebabkan pangkal lidah
X
Head tilt jangan dilakukan
Chin-lift = angkat daguTahan kepala jangan menengadah Jaw thrust
MENGATASI OBSTRUKSI / SUMBATAN JALAN NAFAS
• Lakukan chin lift / jaw thrust • Bersihkan rongga mulut
(suction?)• Pasang jalan nafas oro /
nasopharynx • Lindungi tulang leher• Intubasi trachea
26
Membebaskan jalan nafastanpa intubasi trachea
Pipa Oropharynx
Pipa Nasopharynx
27
Previously recommended hand positions for manual in-line stabilisation of the cervical spine.
Currently recommended hand positions for manual in-line stabilisation of the cervical spine.
Lindungi leher dari gerakan
A-
MEMBANTU PERNAFASAN1. Oksigen (jika ada)
2. Pernafasan buatan
1.
2.
2.
BREATHINGMENILAI PERNAFASAN
• Adakah udara keluar masuk– Look, Listen, Feel
• Frekwensi nafas• Gerak cuping hidung (flaring
nostril)• Cekungan sela iga waktu inspirasi
- Pneumotoraks tension- Fr costa / Flail chest - Hemotoraks berat- Kontusio paru
- Pneumotoraks terbuka
29
Jejas di dada:
WaspadaB -
30
Dekompresi pneumotoraks (tension)harus dikerjakan selama Survei Primer
B -
Circulationmengatasi perdarahan
• Hentikan perdarahan• Posisi shock• Pasang infus besar x 2• Ambil sampel darah • u/ darah donor dan periksa Hb• Beri infus cairan, 1000 ml cepat
C -• Beri infus cairan, 1000 ml cepat
– RL (Ringer Laktat)– NaCl 0.9% (Garam Fisiologis)– RA (Ringer Asetat)– Hypertonic Saline Dextran 250 ml
Shock ?
• Perfusi : –pucat - dingin - basah–cap. refill time lambat (kuku, telapak)
• Nadi > 100• Tekanan darah < 100 (atau 90) mmHg
Nadi masih teraba di: Tek darah masih– art. radialis > 80 mmHg – art. femoralis > 70 mmHg– art. carotis > 60 mmHg
waspada & cari lokasi perdarahan
• Cedera intra-abdominal• Cedera dada• Patah tulang panjang
• Patah tulang pinggul / retroperitoneal• Luka tusuk / tembus • Luka kulit kepala
D - Disabilitymenilai kesadaran
• Periksa kesadaran • Periksa Pupil
menilai kesadaran
• Derajat kesadaran – A = Awake (sadar penuh)– V = responds to Verbal command (ada reaksi terhadap perintah)– P = responds to Pain(ada reaksi terhadap nyeri)– U = Unresponsive (tak ada reaksi)
D -
Disabilitymenilai pupil
• Periksa Pupil – besar pupil ( …. mm) – simetri– refleks cahaya
Exposurebuka baju, periksa semua
• Lepaskan semua pakaian untuk pemeriksaan teliti menyeluruh, ada jejas apa saja
• Periksa punggung!– miringkan pasien cara Log-roll
• Cegah hipotermia (kedinginan)
- Tulang leher C1- C7 (lateral)- Dada- Panggul
• Lanjutan dari survei primer• Dikerjakan jika ABC sudah
stabil• Periksa teliti kepala sampai
jari kaki• Jika pasien menjadi tidak
stabil / kondisi memburuk maka kembali ulang survei primer
Survei Primerjuga meliputi foto sinar-X ( jika
ada)
Survei Primer
Survei Sekunder
DASAR – DASAR ICU
Pengertian Intensive Care Unit
•Suatu tempat atau unit tersendiri didalam rumah sakit, memiliki staf khusus, peralatan khusus ditujukan untuk menanggulangi pasien gawat karena penyakit, trauma atau komplikasi – komplikasi.
Tujuan Pengelolaan di ICU : •Melakukan tindakan – tindakan untuk mencegah terjadinya kematian atau cacat •Mencegah terjadinya penyulit•Menerima rujukan dari level yang lebih rendah dan melakukan rujukan ke level yang lebih tinggi.
Macam – macam ICU •Menurut fungsinya ICU dibagi menjadi beberapa unsur yaitu : 1. ICU Khusus
Dimana dirawat pasien payah dan akut dari satu jenis penyakit, misalnya :
1.1. ICCU ( Intensive Coroneary Care Unit ) : Pasien yang dirawat dengan gangguan pembuluh darah koroner
1.2. Respiratory Unit : Dirawat pasien yang mengalami gangguan pernafasan
1.3. Renal Unit : Dimana dirawat pasien – pasien dengan gangguan ginjal
2. ICU Umum Dimana dirawat pasien – pasien yang sakit payah akut dari semua bagian Rumah Sakit. Menurut umur ICU anak dan neonatus di pisahkan dengan ICU dewasa.
Menurut klasifikasi pelayanan ICU dibagi menjadi : 1.1. Pelayanan ICU Primer ( Standard Minimal ) Rumah Sakit yang dapat mempunyai ICU Primer, adalah :
1. Rumah Sakit Umum Kelas C 1.2. Pelayanan ICU Sekunder ( Menengah ) 1.3. Pelayanan ICU Tersier ( Tertinggi )
Syarat - syarat Ruang ICU • Letaknya di sentral RS & dekat dengan kamar bedah serta kamar
pulih sadar ( Recovery Room )• Suhu ruangan diusahakan sekitar 22 – 25 derajat C • Ruangan tertutup dan tidak terkontaminasi dengan luar • Mempunyai ruangan septik & ruangan antiseptik dg dibatasi kaca2 • Kapasitas tempat tidur dilengkapi alat2 khusus untuk satu pasien • Tempat tidur harus yg beroda & yg dpt diubah2 dlm segala posisi
• Petugas maupun pengunjung memakai pakaian khusus bila memasuki ruangan isolasi
• Tempat dokter dan perawat harus sedemikian rupa sehingga mudah untuk mengobservasi pasien
Ketenagaan 1. Tenaga terdiri dari :
• Tenaga medis • Tenaga paramedis
2. Sarana & prasarana yang harus ada di ICU a. Lokasi : satu kompleks dengan kamar bedah & Recovery Room b. RS. Dengan jumlah pasien > 100 orang, jumlah tempat tidur untuk
ruangan ICU ± 1 – 2 % dari jumlah pasien c. Bangunan : Terisolasi dilengkapi dengan :
• Kabel monitor • Ventilator • Lantai mudah dibersihkn, keras& rata
• Tenaga laboratorium • Tenaga non medis
• Teknisi
•Pipa air •Komunikasi
•AC ± 21 – 25 derajat C •Exhaust fan
d. Alat komunikasi e. Tempat cuci tangan dapat
dibuka tutup dengan siku dan tangan
f. Ruang dokter jaga g. Ruang untuk perawat h. Ruang tempat buang kotoran i. Ruang tempat penyimpanan
barang dan obat j. Ruang tunggu keluarga pasien k. Ruang pencuci alat l. Dapur m. Sumber airn. Sumber listrik cadangan /
generator, emergency lamp o. Sumber O2 sentral O2
p. Suction sentral q. Lemari linen, obat instrumen r. Lemari pendingin 4 – 50 C s. Laboratorium kecil t. Alat – alat :• Ventilator • ECG monitor / recording • Defibrilator • Infus set • CVP set • Infusion pump, syringe pump • Nebulizer • Tensimeter biasa / elektrik • Thermometer biasa / elektrik • Gantungan infus • Papan resusitasi • Matras anti dekubitus
u. Emergency Trolley yang berisi : •Alat – alat intubasi oLaryngoskop dengan bladenya oOTT, NTT dari bermacam – macam ukuran oAirway (mayo, guedel, nasopharyng) macam – macam ukuran oXilocain spray dan jelly KY oStylet oMagill forcep oSpuit 10/20 cc untuk mengisi cuffoPlester untuk fiksasi •Ambu bag & face mask macam – macam ukuran •Tracheostomy set •Cricothyrotomy set •Suction set
Obat – obatan : Vasopressor Adrenalin
• Nor adrenalin • Ephedrin • Dexamethason • Kalmethason
Antihistamin Avil, antistine,delladryl,dll
Analgetika: Morphine, pethidine,dllAnti coagulantia Diuretika : Lasix, manitol dll
• Lidocain 2 % • Meylon atau nabic• Cortison • Oradexon, dll
• Sulfas atropin • Corticosteroid• Calcium gluconas
Antipiretika : Xylomidon, dellamidon, dll
Sedativa: Valium, diazepam, luminal, dormicum, penthotal
Muscle relaxant, : Scolin, pavulon dll
KCl, NaCl Heparin Cairan
• Plasma expander: expafusin, haemacell, dextran
• NaCl 0,9 %• Ringer Lactat • Dextrose 5 %, 10 %, 20 % dll
Indikasi Masuk dan Keluar ICU
Indikasi masuk ICU meliputi 3 Prioritas : A. Prioritas 1 Penyakit / gangguan akut pada sistem organ vital yang memerlukan tindakan terapi yang intensif dan agresif untuk mengatasinya, yaitu:
a.Gangguan / gagal nafas akut
b.Gangguan / gagal sirkulasic.Gangguan / gagal susunan
syaraf pusat d.Gangguan / gagal ginjal
Contoh : edema paru, status konvulsivus, septik shock
B. Prioritas 2 Pemantauan / observasi intensif secara infasif atau non infasif atas
keadaan yang dapat menimbulkan ancaman / gangguan terhadap sistem organ vital, misalnya :
a. Observasi intensif pasca bedah ekstensif b. Observasi intensif pasca henti jantung c. Observasi intensif pasien pasca bedah jantung
C. Prioritas 3Pasien yang dalam keadaan sakit kritis dan tidak stabil yang
mempunyai harapan kecil untuk disembuhkan atau manfaat yang didapat dari tindakan – tindakan ICU kecil. Pasien ini hanya memerlukan terapi intensif pada penyakit akutnya tetapi tidak dilakukan intubasi atau RKP.
KEADAAN INDIKASI MASUK ICU•Memerlukan inotropik•TD diastole > 120mmHg, dg Oedem paru, HT enselopaty•Gagal Nafas , PaO2 <50 mmHg•Koma, apapun sebabnya•AMI•Aritmia Jantung yang mengancam jiwa•Trauma ganda•Pasca bedah Op Besar (Trepanasi,Open Hart, thorakotomy)
Pasien – pasien dibawah ini tidak memerlukan perawatan di ICU :
1.Pasien mati batang otak (MBO), kecuali yg mrupakan donor organ2.Pasien prioritas 1 atau 2 yg menolak perawatan / tindakan agresif di ICU 3. Pasien dengan keadaan vegetatif atau permanen
4.Pasien dengan keadaan stabil dengan resiko yang rendah untuk menjadi berbahaya
5.Pasien dalam stadium akhir ( End – Stage ) penyakit – penyakit Indikasi Keluar ICU
1.Penyakit atau kedaan pasien telah membaik dan cukup stabil sehingga tidak memerlukan terapi atau pemantauan yang intensif lebih lanjut
2.Terapi atau pemantauan intensif tidak diharapkan bermanfaat atau tidak memberikan hasil pada pasien sedangkan pasien pada waktu itu tidak menggunakan bantuan mekanis khusus ( seperti ventilasi mekanis ), misalnya : a. Pasien mengalami MBO ( Brainsterm Death ) b. Pasien mencapai stadium akhir ( Ards Stadium Akhir ) Dalam hal ini pengeluaran pasien dari ICU dilakukan setelah memberitahu dan disetujui oleh keluarga terdekat pasien.
3. Pasien atau keluarga menolak untuk dirawat lebih lanjut ICU ( Keluar Paksa )
4. Pasien hanya memerlukan observasi intensif saja, sedangkan ada pasien yang lebih gawat lagi yang memerlukan terapi dan observasi yang lebih intensif. Pasien ini hendaknya diusahakan pindah ke Intermediete Care
TINDAKAN KEPERAWATAN* KOMUNIKASI TERAPEUTIK *
Verbal : Non verbal :-Informasi - Sentuhan kasih-Support mental sayang
B. PSIKOLOGISPx di ICU Takut – Cemas – Stress – Terasing Karena : - Adanya peralatan canggih
- Efek perawatan- Suara – suara aktivitas di ICU- Takut akan penyakitnya- Ketidak berdayaan- Tidak boleh dikunjungi setiap saat- dll
C. SOSIAL- Terputus dengan dunia luar- Kehilangan pencari nafkah- Biaya mahal TINDAKAN :1. Informasi2. Memperbolehkan orang terdekat untuk mengunjunginya
3. Bila kondisi PX sudah memungkinkan diperolehkan membawa : Radio / Tape recorder, Majalah, dll.4. Dianjurkan untuk mengurus surat “MASKIN”
D. SPIRITUAL“GX PEMENUHAN KEBUTUHAN SPIRITUAL”Tindakan Keperawatan :- Kaji keyakinan / agama pasien- Kaji kebiasaan PX dalam menjalankan ibadah- Bimbing cara beribadah dalam kondisi sakit- k/p datangkan tokoh agama
Tugas Perawat 1. Caring Role, memelihara pasien dan menciptakan lingkungan
biologis, psikologis, sosiokultural yang membantu penyembuhan2. Coordinating Role,mengatur keterpaduan tindakan2
perawatan, diagnostik&terapeutik shga terjalin pelayanan yg efektif & efisien
3. Therapeutic Role, sebagai pelaksana pelimpahan tugas dari dokter untuk tindakan diagnostik dan terapeutik.
Dalam masalah kegawatan ini diperlukan 3 kesiapan, yakni : 1.Siap mental 2.Siap pengetahuan dan ketrampilan 3.Siap alat dan obat
Ketrampilan dan Masalah Kegawatan Urutan penanganan prioritas kegawatan didasarkan pada 6 B, yaitu :
B – 1 Breath – Sistem Pernafasan B – 2 Bleed – Sistem Peredaran Darah ( Sirkulasi )B – 3 Brain – Sistem Syaraf Pusat B – 4 Blader – Sistem Urogenital B – 5 Bowel – Sistem Pencernaan B – 6 Bone – Sistem Tulang dan Persendian
Kegawatan Sistem B – 1, B – 2 dan B – 3 merupakan prioritas yang paling utama karena kematian dapat sangat cepat terjadi.
Kegawatan Sistem B – 4, B – 5, B – 6 ( misalnya retentio urinae, preforasi peritonitis, fractura femur ) relatif mempunyai tenggang waktu yang lebih panjang.
Untuk mengatasi pasien dlm keadaan kritis tdk memerlukan terapi kausal/penyebab tetapi terapi suportif untuk menyelamatkan jiwanyaPengobatan kausal dapat dikerjakan kemudian.
Karena itu Perawat ICU harus mampu : a. Membebaskan jalan nafas dari sumbatan b. Memberikan nafas buatan c. Pijatan jantung luar jika jantung berhenti d. Posisi koma dan posisi shock e. Mengenali aritmia berbahayaf. Memberikan terapi oksigen dan nebulasi g. Melakukan suction, penghisapan jalan lendir pada nafas h. Memasang infus / IV line untuk memasukkan obat atau cairan i. Respirator untuk pernafasan bantuan j. Laryngoskop untuk intubasi tracheak. Monitor ECG untuk pemantauan aritmia l. Drain thorak dan pompanya untuk pneumo / hematothorak m.Memberikan obat – obatan darurat
n.DC-Shock untuk defibrilasi
o.Merawat pasien dg tekanan intrakranial meningkat
VENTILATOR MEKANIK
PengertianVentilator adalah suatu alat yang digunakan untuk membantu
sebagian atau seluruh proses ventilasi untuk mempertahankan oksigenasi.
Indikasi Pemasangan1. Pasien dengan respiratory failure (gagal napas)2. Pasien dengan operasi tekhik hemodilusi.3. Post Trepanasi dengan black out.4. Respiratory Arrest.
Penyebab Gagal Napas1. Penyebab sentrala. Trauma kepala : Contusio cerebri.b. Radang otak : Encepalitis.c. Gangguan vaskuler : Perdarahan otak, infark otak.d. Obat-obatan : Narkotika, Obat anestesi
2. Penyebab perifera. Kelaian Neuromuskuler:
Guillian Bare syndrom Tetanus Trauma servikal. Obat pelemas otot.b. Kelainan jalan napas. Obstruksi jalan napas. Asma broncheal. Kelainan di paru. Edema paru, atlektasis, ARDSd.Kelainan tulang iga /
thorakFraktur costae, pneumothorak, haemathorak.
e. Kelainan jantung Kegagalan jantung kiri.
Kriteria Pemasangan Ventilator
• Frekuensi napas lebih dari 35 kali per menit.
• Hasil analisa gas darah dengan O2 masker PaO2 kurang dari 70 mmHg.
• PaCO2 lebih dari 60 mmHg• Vital capasity kurang dari 15
ml / kg BB
Macam-Macam Ventilator1. Volume Cycled Ventilator
Perinsip dasar ventilator ini adalah cyclusnya berdasarkan volume. Mesin berhenti bekerja & terjadi ekspirasi bila telah mencapai volume yang ditentukan.
Keuntungan volume cycled ventilator adlh ketika tdk adanya perubahan pd komplain paru pasien tetap dberikan volume tidal yg konsisten
2. Pressure Cycled VentilatorPerinsip dasar ventilator type ini adlh cyclusnya menggunakan tekanan. Mesin berhenti bekerja&terjadi ekspirasi bila tlah mencapai tekanan yang telah ditentukan. Pd titik tekanan ini, katup inspirasi tertutup dan ekspirasi terjadi dengan pasif.
Kerugian pada type ini bila ada perubahan komplain paru, maka volume udara yg diberikan jg berubah. Sehingga pd pasien yg setatus parunya tdk stabil, penggunaan ventilator tipe ini tidak dianjurkan.
3. Time Cycled VentolatorPrinsip kerja dari ventilator type ini adlh cyclusnya berdasarkan waktu ekspirasi atau waktu inspirasi yang telah ditentukan. Waktu inspirasi ditentukan oleh waktu dan kecepatan inspirasi (jumlah napas permenit)Normal ratio I : E (inspirasi : ekspirasi ) 1 : 2
Mode-Mode Ventilator1. MODE CONTROL
Pada mode kontrol mesin secara terus menerus membantu pernafasan pasien. Ini diberikan pada pasien yg pernafasannya masih sgt jelek, lemah sekali atau bahkan apnea.Pada mode ini ventilator mengontrol pasien, pernafasan diberikan ke pasien pada frekwensi dan volume yang telah ditentukan pada ventilator, tanpa menghiraukan upaya pasien untuk mengawali inspirasi.
Bila pasien sadar, mode ini dapat menimbulkan ansietas tinggi dan ketidaknyamanan dan bila pasien berusaha nafas sendiri bisa terjadi fighting (tabrakan antara udara inspirasi dan ekspirasi), tekanan dalam paru meningkat dan bisa berakibat alveoli pecah dan terjadi pneumothoraxContoh mode ini: CR (Controlled Respiration), CMV (Controlled Mandatory Ventilation), IPPV (Intermitten Positive Pressure Ventilation)
2. MODE IMV / SIMV (Intermitten Mandatory Ventilation/Sincronized Intermitten Mandatory Ventilation)Pada mode ini ventilator memberikan bantuan nafas scra selang seling dg nafas pasien itu sendiri. Pd mode IMV pernafasan mandatory diberikan pd frekwensi yg di set tanpa menghiraukan apakah pasien pada saat inspirasi / ekspirasi sehingga bisa terjadi fighting dg segala akibatnya. Oleh krn itu pd ventilator generasi terakhir mode IMVnya disinkronisasi (SIMV). Sehingga pernafasan mandatory diberikan sinkron dengan picuan pasien
Mode IMV/SIMV diberikan pada pasien yang sudah bisa nafas spontan tetapi belum normal sehingga masih memerlukan bantuan
3. ASB / PS (Assisted Spontaneus Breathing / Pressure Suport
• Mode ini diberikan pada pasien yang sudah bisa nafas spontan atau pasien yang masih bisa bernafas tetapi tidal volumne-nya tidak cukup karena nafasnya dangkal.
• Pada mode ini pasien harus mempunyai kendali untuk bernafas. Bila pasien tidak mampu untuk memicu trigger maka udara pernafasan tidak diberikan.
4.CPAP : Continous Positive Air Pressure• Pada mode ini mesin hanya memberikan tekanan positif dan
diberikan pada pasien yang sudah bisa bernafas dengan adekuat.• Tujuan pemberian mode ini adalah untuk mencegah atelektasis
dan melatih otot-otot pernafasan sebelum pasien dilepas dari ventilator
Sistem Alarm• Sistem alarm perlu u/ mewaspadakn perawat ttg adanya masalah.• Alarm tekanan rendah menandakan adanya pemutusan dari
pasien (ventilator terlepas dari pasien), sedangkan alarm tekanan tinggi menandakan adanya peningkatan tekanan, misalnya pasien batuk, cubing tertekuk, terjadi fighting, dll. Alarm volume rendah menandakan kebocoran. Alarm jangan pernah diabaikan tidak dianggap dan harus dipasang dalam kondisi siap.
Fisiologi Pernafasan Ventilasi MekanikVENTILASI PARUVENTILASI PARU
INSPIRASIINSPIRASI
KONTRAKSI OTOT INTERKOSTALIS EKSTERNA IGA TERANGKAT
KONTRAKSI DIAFRAGMA DIAFRAGMA BERGERAK INFERIOR
EKSPIRASIEKSPIRASI
RELAKSASI OTOT INTERKOSTALIS EKSTERNA IGA KE POSISI SEMULA
RELAKSASI DIAFRAGMA DIAFRAGMA BERGERAK KE POSISI SEMULA
INTRATORAKVOLUME
PRESSURE
VOLUME
PRESSURE
Prosedur Pemberian Ventilator1. Fraki oksigen inspirasi (FiO2) 100%2. Volume Tidal: 4-5 ml/kg BB3. Frekwensi pernafasan: 10-15 kali/menit4. Aliran inspirasi: 40-60 liter/detik5. PEEP (Possitive End Expiratory Pressure) atau tekanan positif
akhir ekspirasi: 0-5 Cm, ini diberikan pada pasien yang mengalami oedema paru dan untuk mencegah atelektasis.