i
KONVENSI-KONVENSI ILOTENTANG KESETARAAN
GENDER DI DUNIA KERJA
Kantor Perburuhan Internasional
ii Konvensi-konvensi ILO tentang Kesetaraan Gender di Dunia Kerja
iii
Kaum perempuan menghadapi beragam masalah dalammengakses pendidikan dan pelatihan, dalam mendapatkanpekerjaan, dan dalam memperoleh perlakuan yang sama di tempatkerja. Kendala-kendala ini dapat menimbulkan pelanggaran akanhak-hak dasar serta menghambat kesempatan kaum perempuan –dan pada gilirannya akan merugikan masyarakat dan perekonomianIndonesia mengingat hilangnya kontribusi besar yang dapatdiberikan kaum perempuan melalui tempat kerja.
Kita perlu mengidentifikasikan langkah-langkah yang efektifdalam menyikapi masalah gender serta memperomosikankesetaraan gender di Indonesia – dan dunia kerja merupakan tempatyang tepat untuk melakukan kegiatan-kegiatan terkait dengan upayamempromosikan kesetaraan gender.
ILO di Indonesia telah mengembangkan beragam programuntuk menyikapi permasalahan gender di dunia kerja. Ini termasukprakarsa ketenagakerjaan muda, kegiatan menyangkut masalahpekerja anak dan pekerja migran, serta perekonomian formal,hubungan industrial dan pelatihan perundingan bersama yangmendorong perwakilan dan partisipasi yang sensitif gender dalampertemuan dan pelatihan, mempromosikan prinsip dan pelaksanaanKonvensi-konvensi yang sudah diratifikasi, dan membantupemerintah, pengusaha dan serikat pekerja melangkah maju denganprogram-program gender.
Gender merupakan isu yang terkait erat dengan isu-isu lainnyadalam Rencana Aksi Tripartit tentang Pekerjaan yang Layak 2002 –2005. Strategi Pengarustutamaan Gender ILO Jakarta berupayamembangun komitmen yang lebih besar lagi dalammempromosikan kesetaraan gender di seluruh bidang kegiatan ILOdan para mitra sosialnya.
Publikasi ini disusun untuk membantu upaya mempromosikankesetaraan gender di tempat kerja. Ini mencakup informasi danpemaparan dasar mengenai Konvensi-konvensi dan Rekomendasi-rekomendasi pokok ILO serta tindakan-tindakan yang sudah diambilIndonesia setelah meratifikasi Konvensi-konvensi tersebut.
Pengantar
iv Konvensi-konvensi ILO tentang Kesetaraan Gender di Dunia Kerja
Kami berharap bahwa buku saku mengenai “Konvensi danRekomendasi ILO tentang Kesetaraan Gender di Dunia Kerja” inidapat membantu memberikan informasi yang lebih mendalam bagiseluruh masyarakat Indonesia yang berminat mempromosikankesetaraan gender di dunia kerja.
September 2006
Alan BoultonAlan BoultonAlan BoultonAlan BoultonAlan BoultonDirektur, Kantor ILO Jakarta
v
Kata Pengantar iii
Isu-isu Gender dan Standar Perburuhan Internasional 1
C100 Konvensi Kesetaraan Upah, 1951 11R90 Rekomendasi Kesetaraan Upah, 1951 17Undang-undang No. 80 21Presentasi No. 100 25
C111 Konvensi Diskriminasi(Pekerjaan dan Jabatan), 1958 29
R111 Rekomendasi Diskriminasi(Pekerjaan dan Jabatan), 1958 35
Undang-undang No. 21 41Presentasi No. 111 49
C156 Konvensi Pekerja denganTanggung Jawab Keluarga, 1981 55
R165 Rekomendasi Pekerja denganTanggung Jawab Keluarga, 1981 63
Presentasi No. 156 73
C183 Konvensi Perlindungan Kehamilan, 2000 83R191 Rekomendasi Perlindungan Kehamilan, 2000 93Presentasi No. 183 99
Daftar Isi
vi Konvensi-konvensi ILO tentang Kesetaraan Gender di Dunia Kerja
1
Isu-isu Gender dan StandarPerburuhan Internasional
Standarisasi adalah salah satu cara utama ILO untukmeningkatkan kondisi kerja dan kehidupan di seluruh dunia. StandarILO adalah kumpulan konvensi dan Rekomendasi yang diadopsioleh Konferensi Perburuhan Internasional. Saat ini telah ada 185Konvensi and 195 Rekomendasi yang diadopsi. Jumlah keseluruhanratifikasi konvensi yang telah dilakukan oleh negara-negara anggotaILO sebanyak 7,246 buah.
Setiap Konvensi merupakan instrumen sah yang mengaturaspek-aspek administrasi perburuhan, kesejahteraan sosial atau hakasasi manusia. Bagi negara anggota yang meratifikasi konvensimengemban dua tugas sekaligus, yakni komitmen resmi untukmenerapkan aturan-aturan Konvensi, dan kemauan untuk menerimaukuran-ukuran penerapan yang diawasi secara internasional.
Rekomendasi Perburuhan Internasional tidak selalu harusdiratifikasi tetapi panduan-panduan turunan yang bersifat umumatau tehnis diterapkan di tingkat nasional. Rekomendasi tersebutseringkali berisikan panduan yang terinci untuk memperjelas prinsip-prinsip yang telah ada dalam Konvensi, atau rekomendasi tersebutmemberikan panduan tentang sesuatu yang tidak tercakup dalamKonvensi.
Baik Konvensi maupun Rekomendasi menetapkan standard danmemberikan suatu model dan merangsang adanya peraturanperundangan tingkat nasional dan praktik-praktiknya di negara-negara anggota.
2 Konvensi-konvensi ILO tentang Kesetaraan Gender di Dunia Kerja
Indonesia meratifikasi17 Konvensi ILO
(per 6 April 2004)
C19 Konvensi tentangKesetaraan Perlakuan(KonpensasiKecelakaan)
C27 Konvensi tentangPencatatan Beban(Paket yang di kirimdengan Kapal Besar)
C29 Konvensi tentangKerja Paksa
C45 Konvensi tentangKerja Bawah Tanah(bagi Perempuan)
C69 Konvensi tentangSertifikasi Juru MasakKapal
C81 Konvensi tentangPengawasanPerburuhan
C87 Konvensi tentangKebebasan Berserikatdan Perlindungan HakBerorganisasi
C88 Konvensi tentangPelayananKetenagakerjaan
C98 Konvensi tentang HakBerorganisasi danPerjanjian KerjaBersama
12:06:1950
12:06:1950
12:06:1950
12:06:1950
30:03:1992
29:01:2004
09:06:1998
08:08:2002
15:07:1957
ratifikasi
ratifikasi
ratifikasi
ratifikasi
ratifikasi
ratifikasi
ratifikasi
ratifikasi
ratifikasi
KonvensiKonvensiKonvensiKonvensiKonvensi TTTTTanggal diratifikasianggal diratifikasianggal diratifikasianggal diratifikasianggal diratifikasi StatusStatusStatusStatusStatus
3
C100 Konvensi tentang Upahyang Sama untuk JenisPekerjaan yang sama
C105 Konvensi tentangPenghapusan KerjaPaksa
C106 Konvensi tentangIstirahat Akhir Pekan(Komersial danPerkantoran)
C111 Konvensi tentangDiskriminasi (Pekerjaandan Jabatan)
C120 Konvensi tentangKebersihan (Komersialdan Perkantoran)
C138 Konvensi tentang UpahMinimum
C144 Konvensi tentangKonsultasi Tripartit(Standar PerburuhanInternasional)
C182 Konvensi tentangBentuk-Bentuk PekerjaanTerburuk Anak-Anak
ConventionConventionConventionConventionConvention RatificationdateRatificationdateRatificationdateRatificationdateRatificationdate StatusStatusStatusStatusStatus
11:08:1958
07:06:1999
23:08:1972
07:06:1999
13:06:1969
07:06:1999
17:10:1990
28:03:2000
ratifikasi
ratifikasi
ratifikasi
ratifikasi
ratifikasi
ratifikasi
ratifikasi
ratifikasi
(Sumber: ILOLEX http://www.ilo.org/ilolex/english/index.htm)
4 Konvensi-konvensi ILO tentang Kesetaraan Gender di Dunia Kerja
Standar ILO mencakup secara luas permasalahan perburuhandan sosial termasuk isu-isu tentang hak asasi yang mendasar sepertikebebasan berserikat, penghapusan kerja paksa, pekerja anak danpenghapusan diskriminasi di dunia kerja.
Sebagian besar Konvensi dan Rekomendasi menerapkankesetaraan bagi laki-laki dan perempuan. Namun demikian beberapaKonvensi secara khusus memberi perhatian pada masalah yangdialami oleh pekerja perempuan. Standar ILO menjadi katalisastorbagi tata ekonomi yang baru dan norma-norma hukum yangberdampak kepada pekerja perempuan sebagai berikut:
kesetaraan upahdiskriminasi dalam pekerjaan dan jabatanperlindungan kehamilanpekerja dengan tanggung jawab keluargaaturan-aturan tertentu terkait dengan kerja malam, bawahtanah dan paruh waktu serta isu-isu kesehatan lainnya
Pada prinsipnya standar-standar internasional yang diadopsi olehILO di awal berdirinya bertujuan untuk melindungi perempuan darikondisi berat yang diakibatkanoleh pekerjaan dan untuk melindungifungsi reproduksi. Kesadaran bahwa perempuan membutuhkanperlindungan dari kerugian yang diakibatkan karena jeniskelaminnya adalah hasil adopsi perangkat yang memberi perhatiankhusus dengan cara menghapus diskriminasi antara laki-laki danperempuan sepanjang tahun 1950an.
Sejak pertengahan tahun 1960an, perhatian ditujukan untukmempromosikan kesetaraan hak antara laki-laki dan perempuanmelalui adopsi praktik-praktik yang memungkinkan perempuanmencapai potensi penuh dalam pembangunan sosial dan ekonomi.Hal penting dari standar-standar tersebut adalah bertujuanmengharmoniskan antara pekerjaan dan tanggung jawab keluarga,yang mengakui adanya tanggung jawab bersama antara laki-lakidan perempuan dalam keluarga.
Ini adalah bukti contoh-contoh standar internasional ILO yangdiadopsi yang mencakup penerapan prinsip kesetaraan antara laki-laki dan perempuan telah berlanjut dengan kesadaran bahwakeadilan di satu bidang hanya dapat terjadi melalui pencapaiankeadilan, harga diri dan penghargaan terhadap semua aspekkehidupan.
Terlebih lagi untuk menjadi perangkat hukum, standarperburuhan internasional perlu dilihat sebagai alat pendukung untukmenjaga hak-hak perempuan atas kesetaraan kesempatan danperlakuan dalam pekerjaan dan kehidupan sosial. Pemerintah,organisasi pengusaha dan pekerja dan organisasi kemasyarakatan
5
lainnya didorong untuk memastikan meningkatnya keterlibatanperempuan dalam perencanaan pembangunan nasional dan pro-gram-program, agar supaya prinsip-prinsip yang ada di dalam standar-standar ILO di implementasikan lebih lanjut.
Standar-Standar Perburuhan ILO yang Relevan denganKesetaraan Kesempatan dan Perlakuan
Kerangka kerja standar ILO di bidang ini didasarkan pada duaperhatian utama:1. Menjamin kesetaraan kesempatan dan perlakuan dikesetaraan kesempatan dan perlakuan dikesetaraan kesempatan dan perlakuan dikesetaraan kesempatan dan perlakuan dikesetaraan kesempatan dan perlakuan di
dalam mengakses pelatihan, pekerjaan, promosi jabatan,dalam mengakses pelatihan, pekerjaan, promosi jabatan,dalam mengakses pelatihan, pekerjaan, promosi jabatan,dalam mengakses pelatihan, pekerjaan, promosi jabatan,dalam mengakses pelatihan, pekerjaan, promosi jabatan,keorganisasian dan pengambilan keputusankeorganisasian dan pengambilan keputusankeorganisasian dan pengambilan keputusankeorganisasian dan pengambilan keputusankeorganisasian dan pengambilan keputusan, demikianjuga kesepastian kondisi yang setara dalam upah,kesepastian kondisi yang setara dalam upah,kesepastian kondisi yang setara dalam upah,kesepastian kondisi yang setara dalam upah,kesepastian kondisi yang setara dalam upah,tunjangan, jaminan sosial dan pelayanan kesejahteraan.tunjangan, jaminan sosial dan pelayanan kesejahteraan.tunjangan, jaminan sosial dan pelayanan kesejahteraan.tunjangan, jaminan sosial dan pelayanan kesejahteraan.tunjangan, jaminan sosial dan pelayanan kesejahteraan.
2. Melindungi pekerja perempuan Melindungi pekerja perempuan Melindungi pekerja perempuan Melindungi pekerja perempuan Melindungi pekerja perempuan khususnya terkait dengansyarat-syarat dan kondisi kerja, kesehatan dan keselamatankerja, dan kehamilankehamilankehamilankehamilankehamilan.
Empat Konvensi utama ILO yang melarang diskriminasiberdasarkan jenis kelamin dan promosi kesetaraan adalah: KonvensiKonvensiKonvensiKonvensiKonvensiUpah yang Setara, 1951 (No.100), Konvensi DiskriminasiUpah yang Setara, 1951 (No.100), Konvensi DiskriminasiUpah yang Setara, 1951 (No.100), Konvensi DiskriminasiUpah yang Setara, 1951 (No.100), Konvensi DiskriminasiUpah yang Setara, 1951 (No.100), Konvensi Diskriminasi(Pekerjaan dan Jabatan), 1958 (No.111), Konvensi Pekerja dengan(Pekerjaan dan Jabatan), 1958 (No.111), Konvensi Pekerja dengan(Pekerjaan dan Jabatan), 1958 (No.111), Konvensi Pekerja dengan(Pekerjaan dan Jabatan), 1958 (No.111), Konvensi Pekerja dengan(Pekerjaan dan Jabatan), 1958 (No.111), Konvensi Pekerja denganTTTTTanggung Jawab Keluaranggung Jawab Keluaranggung Jawab Keluaranggung Jawab Keluaranggung Jawab Keluarga, 1981 (No.156) dan Konvensiga, 1981 (No.156) dan Konvensiga, 1981 (No.156) dan Konvensiga, 1981 (No.156) dan Konvensiga, 1981 (No.156) dan KonvensiPerlindungan Kehamilan, 2000 (No.183)Perlindungan Kehamilan, 2000 (No.183)Perlindungan Kehamilan, 2000 (No.183)Perlindungan Kehamilan, 2000 (No.183)Perlindungan Kehamilan, 2000 (No.183). Dua konvensi yangpertama merupakan konvensi dasar.
6 Konvensi-konvensi ILO tentang Kesetaraan Gender di Dunia Kerja
Konvensi-Konvensi dan Rekomendasi-Rekomendasi ILOyang Terkait dengan Kesetaraan Kesempatan Kerja
Konvensi No.Konvensi No.Konvensi No.Konvensi No.Konvensi No.100100100100100
RekomendasiRekomendasiRekomendasiRekomendasiRekomendasiNo. 90No. 90No. 90No. 90No. 90
KonvensiKonvensiKonvensiKonvensiKonvensiNo. 111No. 111No. 111No. 111No. 111
RekomendasiRekomendasiRekomendasiRekomendasiRekomendasiNo. 111No. 111No. 111No. 111No. 111
KonvensiKonvensiKonvensiKonvensiKonvensiNo. 156No. 156No. 156No. 156No. 156
RekomendasiRekomendasiRekomendasiRekomendasiRekomendasiNo. 165No. 165No. 165No. 165No. 165
KonvensiKonvensiKonvensiKonvensiKonvensiNo. 183No. 183No. 183No. 183No. 183
RekomendasiRekomendasiRekomendasiRekomendasiRekomendasiNo. 191No. 191No. 191No. 191No. 191
Upah yang setara, 1951Upah yang setara, 1951Upah yang setara, 1951Upah yang setara, 1951Upah yang setara, 1951Memberi upah yang setara untukpekerjaan yang mempunyai nilaisetara antara laki-laki danperempuan Upah yang SetaraUpah yang setara, 1951Upah yang setara, 1951Upah yang setara, 1951Upah yang setara, 1951Upah yang setara, 1951Pelengkap Konvensi No. 100
Diskriminasi (Pekerjaan danDiskriminasi (Pekerjaan danDiskriminasi (Pekerjaan danDiskriminasi (Pekerjaan danDiskriminasi (Pekerjaan danJabatan), 1958Jabatan), 1958Jabatan), 1958Jabatan), 1958Jabatan), 1958Melarang diskriminasi danmempromosikan kesetaraankesempatan dan perlakuan dalampekerjaan dan jabatan berdasarkanasal muasal termasuk jenis kelamin.Diskriminasi (Pekerjaan danDiskriminasi (Pekerjaan danDiskriminasi (Pekerjaan danDiskriminasi (Pekerjaan danDiskriminasi (Pekerjaan danJabatan), 1958Jabatan), 1958Jabatan), 1958Jabatan), 1958Jabatan), 1958Pelengkap Konvensi No. 100
Pekerja dengan TPekerja dengan TPekerja dengan TPekerja dengan TPekerja dengan Tanggung Jawabanggung Jawabanggung Jawabanggung Jawabanggung JawabKeluarga, 1981Keluarga, 1981Keluarga, 1981Keluarga, 1981Keluarga, 19811981Mempromosikan kesetaraankesempatan dan perlakuan bagilaki-laki dan perempuan yangmemiliki tanggung jawab terhadapkeluarga.Pekerja dengan TPekerja dengan TPekerja dengan TPekerja dengan TPekerja dengan Tanggung Jawabanggung Jawabanggung Jawabanggung Jawabanggung JawabKeluarga, 1981Keluarga, 1981Keluarga, 1981Keluarga, 1981Keluarga, 1981Pelengkap Konvensi No. 156
Perlindungan Kehamilan, 2000Perlindungan Kehamilan, 2000Perlindungan Kehamilan, 2000Perlindungan Kehamilan, 2000Perlindungan Kehamilan, 2000Perluasan jangkauan terhadapperempuan yang bekerja yangdicakup dalam konvensi danperpanjangan hak cuti menjadi 14minggu.Perlindungan Kehamilan, 2000Perlindungan Kehamilan, 2000Perlindungan Kehamilan, 2000Perlindungan Kehamilan, 2000Perlindungan Kehamilan, 2000Pelengkap Konvensi No. 183
7
Ringkasan Ketetapan-Ketetapan dalam Konvensi danRekomendasi terkait dengan Kesetaraan Kesempatandan Perlakuan
Konvensi Upah yang Setara, 1951 (No.100)
Upah yang setara untuk jenis pekerjaan yang memiliki nilai yangsetara berarti suatu standar upah yang baku tanpa diskriminasiberdasarkan jenis kelaminMemberikan upah sebagai imbalan dan honorarium baik dalambentuk tunai maupun natura.melakukan penilaian terhadap pekerjaan secara obyektifberdasarkan isi dari pekerjaan tersebut.
Rekomendasi Upah yang Setara, 1951 (No.90)
Merekomendasi pemerintah untuk memastikan bahwapengusaha dan pekerja memperoleh informasi tentangpersyaratan hukumnya.Prinsip upah yang setara dapat diterapkan dengan memadaimelalui:
penetapan metode analisis terhadap pekerjaan yangdilakukan secara memadai.pemberian fasilitas panduan magang, pelatihan danpenempatan untuk meningkatkan efisiensi perempuanyang setara bagi ke dua jenis kelamin.Pemberian pelayanan sosial dan kesejahteraan untukmemenuhi kebutuhan-kebutuhan perempuan.Promosi kesetaraan laki-laki dan perempuan dalammengakses pekerjaan.Promosi pemahaman publik tentang prinsip-prinsipkesetaraan, dan penelitian serta studi-studi lapangan.
Konvensi Diskriminasi (Pekerjaan dan Jabatan), 1958(No.111)
Mempromosikan kesetaraan kesempatan dan perlakuan dalampekerjaan dan jabatanMelarang diskriminasi dalam pekerjaan dan jabatan (artinya,setiap pembedaan, pengabaian atau preferensi berdasarkanras, warna kulit, jenis kelamin, agama, aliran politik, pencabutankewarganegaraan atau asal muasal yang mengakibatkan
8 Konvensi-konvensi ILO tentang Kesetaraan Gender di Dunia Kerja
lemahnya atau batalnya untuk memperoleh kesetaraankesempatan dan perlakuan dalam pelatihan, akses ke pekerjaandan atau jabatan tertentu, keamanan dan kondisi terkait denganpekerjaan.Persyaratan yang melekat pada pekerjaan bukan merupakandiskriminasi.Perlunya adopsi suatu kebijakan nasional tentang kesetaraankesempatan dan perlakuan dalam pekerjaan dan jabatan.Perlunya mencabut atau merevisi peraturan perundangan danmerubah segala instruksi-instruksi administrasi atau praktik-praktik, yang tidak sesuai dengan kebijakan tersebut.Pemberian konsultansi oleh pemerintah kepada perwakilanpengusaha dan pekerja untuk mempromosikan tujuan konvensi.
Rekomendasi Diskriminasi (Pekerjaan dan Jabatan), 1958(No.111)
Sesuai dengan Rekomendasi, pemerintah diminta untukmenerapkan kebijakan yang non-diskriminatif, dan tidak satupunpengusaha, organisasi pekerja, pengusaha yang melakukan ataudiijinkan melakukan diskriminatif.
Konvensi Pekerja dengan Tanggung Jawab Keluarga,1981 (No.156)
menyatakan bahwa:Semua upaya yang mungkin dilakukan untuk membantupekerja-pekerja dalam menggunakan haknya untuk bebasmemilih pekerjaan dan mempertimbangkan kebutuhan-kebutuhan terkait dengan kondisi kerja dan keamanan socialserta membangun pelayanan masyarakat seperti tempatpenitipan anak dan pelayanan keluarga serta fasilitas-fasilitas.Pendidikan dan informasi hendaknya diberikan untukmemastikan pemahaman yang lebih luas tentang prinsip-prinsipkesetaraan kesempatan dan perlakuan bagi pekerja laki-lakidan perempuan yang memiliki tanggung jawab keluarga.Tindakan khusus juga harusnya diambil di bidang pelatihan danpanduan kejuruan.Tanggung jawab keluarga tidak dapat menjadi suatu alasanpemecatan.
9
Rekomendasi Pekerja dengan Tanggung Jawab Keluarga,1981 (No.165)
Merekomendasi bahwa tindakan khusus dapat diadopsi danditerapkan untuk mencegah diskriminasi langsung atau tidaklangsung di dalam pekerjaan dan jabatan berdasarkan tanggungjawab keluarga dari status perkawinan.Ada sejumlah rekomendasi khusus untuk menfasilitasi akses,partisipasi dan peningkatan (karir) dalam pekerjaan:
Pengurangan progresif jam kerja dan pengurangan jamlemburMemperkenalkan pengaturan yang feksibel dalam jadwalkerja, waktu istirahat dan hari libur;Penetapan kondisi kerja untuk pekerja paruh waktu, pekerjasementara dan pekerja rumah setara dengan pekerja tetapdan penuh waktu;
Pengembangan pusat-pusat penitipan anak yang memadaiuntuk anak-anak dalam perbagai usia, tidak dipungut biaya atauterserah kemampuan membayar dari si pekerja;
Pengembangan pelayanan masyarakat seperti tranportasi umumdan suplai air serta listrik di dekat atau sekitar perumahan pekerja;
Mendorong adanya berbagi tanggung jawab antara laki-laki danperempuan dengan memperkenalkan cuti bagi pekerja laki-lakidalam mendampingi kelahiran anak atau anak atau anggota keluargayang menjadi tanggungannya mengalami sakit.
Konvensi Perlindungan Kehamilan, 2000 (No.183)(Direvisi)
Mencakup empat elemen utama dari perlindungan kehamilan:Cuti melahirkanTunjangan finansial dan kesehatanPerlindungan kesehatanMenyusui
Memperpanjang jangka waktu cuti dari 12 minggu menjadi 14minggu, dengan cuti wajib enam minggu setelah kelahiran anak,selama itu si ibu tidak diijinkan untuk bekerja.Mengeluarkan kebijakan adanya suatu hak untuk cuti tambahanjika menhalami sakit, komplikasi atau resiko dari komplikasitersebut yang membahayakan kehamilan.
10 Konvensi-konvensi ILO tentang Kesetaraan Gender di Dunia Kerja
Pemberian tunjangan finansial pada tingkat dimana perempuandapat menjaga dirinya dan anaknya dalam kondisi sehat dandengan suatu standar kehidupan yang layak. Tunjangan finansialtersebut hendaknya seperti yang diterima oleh kebanyakanperempuan yang bekerja.Memberikan tunjangan kesehatan termasuk sebelum kelahiran,pada saat kelahiran dan setelah kelahiran serta perawatan dirumah sakit jika diperlukan.Mengakui hak atas perlindungan kesehatan untuk memastikanbahwa tidak ada kewajiban bekerja karena sedang hamil ataumenjalani perawatan kewanitaan karena akan merugikankesehatan ibu dan anaknya atau telah diketahui sebelumnyabahwa pekerjaan tersebut akan beresiko terhadap kesehatanibu atau anaknya.Memberikan perempuan satu jam atau lebih istirahat sehari-hari untuk menyusui atau mengurangi jam kerjanya.
Rekomendasi Perlindungan Kehamilan, 2000 (No.191)
Menyarankan bahwa cuti melahirkan sekurang-kurangnya 18bulanMemberikan suatu kondisi kerja yang memungkinkanperempuan mampu mengadaptasi kondisinya yang sedanghamil atau menyusui sehingga resiko yang mengancamkeselamatannya berkurang.
11
Konferensi Umum Organisasi Perburuhan Internasional (ILO),Konferensi Umum Organisasi Perburuhan Internasional (ILO),Konferensi Umum Organisasi Perburuhan Internasional (ILO),Konferensi Umum Organisasi Perburuhan Internasional (ILO),Konferensi Umum Organisasi Perburuhan Internasional (ILO),Setelah disidangkan di Jenewa oleh Badan Pimpinan Kantor
Perburuhan Internasional dan setelah mengadakan sidangnyayang ketiga puluh empat pada tanggal 6 Juni 1951, dan
Setelah memutuskan untuk menerima beberapa usulanmengenai azas pengupahan yang setara bagi pekerja laki-laki danperempuan untuk pekerjaan yang sama nilainya, yang merupakanmata acara ketujuh dari agenda sidang tersebut, dan
Setelah menetapkan bahwa usulan-usulan ini harus dibuatdalam bentuk Konvensi internasional,
Menetapkan pada tanggal 29 Juni tahun 1951 Konvensi berikutini, yang dapat disebut sebagai Konvensi mengenai KesetaraanKonvensi mengenai KesetaraanKonvensi mengenai KesetaraanKonvensi mengenai KesetaraanKonvensi mengenai KesetaraanUpah, 1951Upah, 1951Upah, 1951Upah, 1951Upah, 1951:
Pasal 1
Dalam Konvensi ini-
(a) Istilah ‘upah’ mencakup upah atau gaji biasa, pokok atau mini-mum dan pendapatan-pendapatan lain apapun, yang dibayarsecara langsung maupun tak langsung, secara tunai maupundalam bentuk barang oleh majikan kepada pekerja terkaitatas pekerjaan yang dilakukan oleh pekerja.
KONVENSI 100mengenai
UPAH YANG SETARA BAGI PEKERJA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN UNTUK PEKERJAAN
YANG SAMA NILAINYA
Konvensi: C100
Tempat: Jenewa
Sidang Konfenrensi: 34
Tanggal Disetujui: 29:06:1951
12 Konvensi-konvensi ILO tentang Kesetaraan Gender di Dunia Kerja
(b) Istilah ‘upah yang setara bagi pekerja laki-laki dan perempuanuntuk pekerjaan yang sama nilainya’ mengacu pada nilai upahyang ditetapkan tanpa diskriminasi berdasarkan jenis kelamin.
Pasal 2
1. Dengan cara yang sesuai dengan metoda-metoda yang berlakuuntuk menetapkan nilai upah, setiap Anggota harusmempromosikan dan, sesuai dengan cara tersebut, menjaminpelaksanaan azas pengupahan yang setara bagi pekerja laki-laki dan perempuan atas pekerjaan yang sama nilainya untuksemua pekerja.
2. Azas ini dapat dilaksanakan -(a) dengan Undang-Undang atau peraturan nasional;(b) oleh badan penetapan upah yang dibentuk menurut
peraturan yang berlaku atau yang diakui sah;(c) melalui kesepakatan kerja bersama di antara pengusaha
dengan pekerja; atau(d) dengan menggabungkan cara-cara ini.
Pasal 3
1. Apabila tindakan ini dapat membantu pelaksanaan ketentuanKonvensi ini, maka langkah-langkah akan diambil untukmempromosikan penilaian kerja yang obyektif berdasarkanpekerjaan yang akan dilakukan.
2. Cara-cara yang akan ditempuh dalam penilaian ini dapatdiputuskan oleh petugas yang bertanggung jawab untukmenentukan nilai upah atau bila nilai upah tersebut ditetapkanmelalui kesepakatan kerja bersama, oleh pihak-pihak terkait.
3. Nilai upah yang berbeda antar pekerja, tanpa memandang jeniskelamin mereka, yang sesuai dengan perbedaan, seperti yangditetapkan melalui penilaian yang obyektif, pekerjaan yang akandilaksanakan, tidak akan dianggap bertentangan dengan asaspengupahan yang setara bagi pekerja laki-laki dan perempuanatas pekerjaan yang sama nilainya.
Pasal 4
Setiap Anggota harus bekerja sama, bila perlu, denganorganisasi-organisasi pengusaha dan pekerja terkait untukmelaksanakan ketentuan-ketentuan Konvensi ini.
13
Pasal 5
Ratifikasi resmi atas Konvensi ini harus disampaikan kepadaDirektur Jenderal Kantor Perburuhan Internasional untuk selanjutnyadidaftarkan.
Pasal 6
1. Konvensi ini hanya akan mengikat Anggota-Anggota ILO yangratifikasinya telah didaftarkan kepada Direktur Jenderal.
2. Konvensi ini akan belaku selama dua belas bulan setelah tanggalratifikasi oleh dua Anggota didaftarkan pada Direktur Jenderal.
3. Selanjutnya Konvensi ini akan berlaku untuk setiap Anggotaselama dua belas bulan setelah tanggal ratifikasi Anggotatersebut didaftarkan.
Pasal 7
1. Pernyataan yang disampaikan kepada Direktur Jenderal KantorPerburuhan Internasional sesuai dengan ayat 2 pasal 35 dariKonstitusi ILO harus menyebutkan -(a) daerah-daerah dimana Anggota tersebut menyetujui bahwa
ketentuan-ketentuan Konvensi ini akan dilaksanakan tanpaperubahan;
(b) daerah-daerah dimana Anggota tersebut menyetujui bahwaketentuan-ketentuan Konvensi ini akan dilaksanakandengan beberapa perubahan, beserta informasi rincitentang perubahan tersebut;
(c) daerah-daerah dimana Konvensi ini tak dapat dilaksanakandan dalam hal ini, alasan-alasan apa yang menyebabkanKonvensi ini tidak dapat dilaksanakan;
(d) daerah-daerah dimana Anggota menangguhkankeputusannya sambil menunggu pertimbangan lebih lanjuttentang keadaan di daerah itu.
2. Pelaksanaan yang dimaksud pada huruf (a) dan (b) ayat 1 Pasalini akan dianggap sebagai bagian yang tak terpisahkan dariratifikasi tersebut dan akan berlaku sebagai ratifikasi.
3. Dengan memberikan pernyataan baru, setiap Anggota sewaktu-waktu dapat membatalkan seluruh atau sebagian daripersyaratan apapun yang tercantum dalam pernyataan lamasesuai dengan ayat 1 huruf (b), (c) atau (d) Pasal ini.
4. Setiap Anggota, pada setiap waktu Konvensi ini dapat dibatalkanmenurut ketentuan-ketentuan pada Pasal 9, dapatmenyampaikan pernyataannya kepada Direktur Jenderal untukmengubah bunyi pernyataan sebelumnya dan memberitahukankeadaan sekarang dari daerah-daerah tersebut.
14 Konvensi-konvensi ILO tentang Kesetaraan Gender di Dunia Kerja
Pasal 8
1. Pernyataan yang disampaikan kepada Direktur Jenderal KantorPerburuhan Internasional sesuai dengan ayat 4 atau 5 pasal 35dari Konstitusi ILO akan menerangkan apakah ketentuanKonvensi ini akan dilaksanakan di daerah terkait tanpa perubahanatau dengan perubahan; apabila pernyataan tersebutmenyatakan bahwa ketentuan Konvensi ini akan dilaksanakandengan perubahan, maka pernyataan tersebut harus dilengkapidengan informasi rinci tentang perubahan tersebut.
2. Anggota tersebut, Para Anggota atau otoritas internasionalterkait, sewaktu-waktu dapat melepaskan seluruh atau sebagianhaknya untuk melakukan perubahan apapun yang telahdinyatakan dalam pernyataan sebelumnya dengan memberipernyataan baru.
3. Anggota tersebut, Para Anggota atau otoritas internasionalterkait, pada setiap waktu Konvensi ini dapat dibatalkan menurutketentuan Pasal 9, dapat menyampaikan pernyataan kepadaDirektur Jenderal untuk mengubah bunyi pernyataansebelumnya dan memberitahukan keadaan sekarang mengenaipelaksanaan Konvensi ini.
Pasal 9
1. Anggota yang telah meratifikasi Konvensi ini dapatmembatalkannya, setelah melewati jangka waktu 10 tahunterhitung dari tanggal Konvensi ini mulai diberlakukan, denganmenyampaikan pernyataan kepada Direktur Jenderal KantorPerburuhan Internasional untuk didaftarkan. Pembatalan ini baruakan berlaku satu tahun setelah tanggal pendaftarannya.
2. Setiap Anggota yang telah meratifikasi Konvensi ini namun tidakmenggunakan haknya untuk melakukan pembatalan sesuaidengan ketentuan yang tercantum pada Pasal ini dalam waktusatu tahun setelah melewati masa sepuluh tahun seperti yangdimaksud dalam ayat 1, maka Anggota tersebut akan terikatselama jangka waktu 10 tahun berikutnya dan setelah itu dapatmembatalkan Konvensi ini pada saat berakhirnya setiap masa10 tahun sesuai dengan ketentuan yang tercantum dalam Pasalini.
Pasal 10
1. Direktur Jenderal Kantor Perburuhan Internasional akanmemberitahukan semua Anggota ILO tentang pendaftaransemua ratifikasi, pernyataan dan pencabutan yang disampaikankepadanya oleh Anggota ILO.
15
2. Pada waktu memberitahukan Anggota ILO tentang pendaftaranratifikasi kedua yang disampaikan kepadanya, Direktur Jenderalakan mengingatkan Anggota-Anggota ILO tentang tanggal mulaiberlakunya Konvensi ini.
Pasal 11
Direktur Jenderal Kantor Perburuhan Internasional akanmemberitahukan Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa(PBB) tentang pendaftaran sesuai dengan Pasal 102 Piagam PBBmengenai semua ratifikasi, pernyataan dan pencabutan yangdidaftarkan olehnya sesuai dengan ketentuan Pasal-Pasal tersebutdi atas.
Pasal 12
Pada saat yang dipandang perlu, Badan Pimpinan KantorPerburuhan Internasional akan menyerahkan laporan mengenaipelaksanaan Konvensi ini kepada Konferensi Umum dan akanmempelajari perlunya memasukkan semua atau sebagian revisinyake dalam Agenda Konferensi.
Pasal 13
1. Apabila Konferensi ini mengesahkan Konvensi baru yangmengubah sebagian atau seluruh Konvensi ini, kecuali kalauditentukan lain oleh Konvensi baru tersebut, maka -(a) dengan menyimpang dari ketentuan Pasal 9 di atas, ratifikasi
atas Konvensi baru oleh Anggota berarti membatalkanKonvensi ini saat itu juga demi hukum, apabila dan padasaat Konvensi yang baru tersebut mulai diberlakukan;
(b) mulai tanggal berlakunya Konvensi yang baru direvisitersebut, Konvensi ini tidak dapat diratifikasi lagi oleh ParaAnggota.
2. Namun Konvensi ini akan tetap berlaku dalam bentuk dan isiyang asli bagi Para Anggota yang telah meratifikasinya tetapibelum meratifikasi Konvensi yang baru tersebut.
Pasal 14
Bunyi naskah Konvensi ini dalam bahasa Inggris dan Perancismemiliki kekuatan hukum yang sama.
16 Konvensi-konvensi ILO tentang Kesetaraan Gender di Dunia Kerja
17
Sidang Umum Organisasi Perburuhan Internasional (ILO),Sidang Umum Organisasi Perburuhan Internasional (ILO),Sidang Umum Organisasi Perburuhan Internasional (ILO),Sidang Umum Organisasi Perburuhan Internasional (ILO),Sidang Umum Organisasi Perburuhan Internasional (ILO),
Setelah disidangkan di Jenewa oleh Badan Pimpinan KantorPerburuhan Internasional dan setelah mengadakan sidangnya yangketigapuluh empat pada tanggal 6 Juni 1951, dan
Setelah memutuskan pemberlakuan usulan-usulan tertentuyang terkait dengan prinsip pengupahan yang setara bagi pekerjalaki-laki dan perempuan, yang menjadi mata acara ketujuh dariagenda sidang, dan
Setelah menetapkan bahwa usulan-usulan ini harus dibuat dalambentuk Rekomendasi, sebagai peraturan tambahan dari Konvensimengenai Kesetaraan Upah, tahun 1951,
Dengan mengadopsi pada tanggal duapuluh sembilan Junitahun seribu sembilan ratus lim puluh satu ini, maka Rekomendasiberikutnya, dikutip sebagai Rekomendasi Kesetaraan Upah, 1951:
Mengingat Konvensi mengenai Kesetaraan Upah, tahun 1951,telah menetapkan prinsip-prinsip umum yang terkait dengankesetaraan upah bagi pekerja laki-laki dan perempuan untukpekerjaan yang sama nilainya;
Mengingat Konvensi ini menyatakan bahwa penerapan prinsipkesetaraan upah bagi pekerja laki-laki dan perempuan untukpekerjaan yang sama nilainya harus dipromosikan dan dijaminmelalui sarana yang sesuai dengan metoda pelaksanaan untukmenentukan tingkat upah di negara-negara yang bersangkutan;
REKOMENDASI 90KESETARAAN UPAH, TAHUN 1951
REKOMENDASI MENGENAI KESETARAANUPAH BAGI PEKERJA LAKI-LAKI DAN
PEREMPUAN UNTUK PEKERJAAN YANGSAMA NILAINYA
Rekomendasi: R090
Tempat: Jenewa
Sidang Konfenrensi: 34
Tanggal Disetujui: 29:06:1951
18 Konvensi-konvensi ILO tentang Kesetaraan Gender di Dunia Kerja
Mengingat prosedur-prosedur tertentu perlu ditunjukkan untukpenerapan secara progresif dari prinsip-prinsip yang telahditetapkan dalam Konvensi tersebut;
Mengingat semua Anggota juga perlu, dalam menerapkanprinsip-prinsip ini, memiliki metoda-metoda penerapan yangterbukti memuaskan di beberapa negara tertentu;
Konferensi mengusulkan setiap Anggota, berdasarkanketentuan-ketentuan dalam Pasal 2 Konvensi ini, perlu menerapkanketentuan-ketentuan berikut ini dan memberikan laporannya kepadaKantor ILO sebagaimana yang diminta oleh Badan Pimpinanmengenai tindakan-tindakan yang diambil untuk memberlakukanketentuan-ketentuan tersebut:
1. Tindakan yang tepat perlu dilakukan, setelah berkonsultasidengan organisasi pekerja terkait atau, apabila organisasi initidak ada, dengan pekerja terkait —(a) untuk menjamin penerapan prinsip kesetaraan upah bagi
pekerja laki-laki dan perempuan untuk pekerjaan yang samanilainya bagi semua pegawai departemen atau lembagaPemerintahan pusat, dan
(b) untuk mendorong penerapan prinsip bagi pegawaidepartemen atau lembaga pemerintahan di tingkat pusat,provinsi maupun lokal, dimana mereka mempunyaiwewenang untuk menentukan tingkat upah.
2. Tindakan yang tepat perlu dilakukan, setelah berkonsultasidengan organisasi pengusaha dan pekerja terkait, untukmenjamin ,secepatnya mungkin, penerapan prinsip kesetaraanupah bagi pekerja laki-laki dan perempuan untuk pekerjaanyang sama nilainya di semua jabatan, selain dari yang telahdisebutkan dalam Ayat 1, dimana tingkat upah ditentukanberdasarkan peraturan perundang-undangan atau kontrolpublik, khususnya mengenai —(a) penetapan upah minimum atau upah lainnya di sektor
industri dan jasa dimana tingkat upah tersebut ditentukanoleh pejabat publik yang berwenang;
(b) industri dan perusahaan yang dioperasikan di bawahkepemilikan atau kontrol publik; dan
(c) Bila mungkin, pekerjaan yang dilaksanakan berdasarkankontrak publik.
3. (1) Apabila sesuai dengan metoda-metoda pengoperasianuntuk menentukan tingkat upah, maka ketentuan harusdibuat melalui penegakan hukum untuk penerapan umumdari prinsip kesetaraan upah bagi pekerja laki-laki danperempuan untuk pekerjaan yang sama nilainya.
19
(2) Pejabat publik yang berkompeten harus melakukan segalatindakan yang diperlukan dan tepat untuk menjamin bahwapengusaha dan pekerja telah sepenuhnya diberitahutentang persyaratan hukum tersebut dan, bila mungkin,diberi nasehat tentang penerapannya.
4. Apabila setelah berkonsultasi dengan organisasi pekerja danpengusaha terkait, bila ada, tidak dianggap layak untuk segeramelaksanakan prinsip kesetaraan upah bagi pekerja laki-lakidan perempuan untuk pekerjaan yang sama nilainya, sesuaidengan pekerjaan yang tercantum dalam Ayat 1, 2 atau 3, makaketentuan yang tepat harus dibuat atau diupayakan untukdibuat sesegera mungkin, untuk penerapannya secara progresif,melalui tindakan-tindakan berikut ini—(a) mengurangi perbedaan antara tingkat upah untuk pekerja
laki-laki dengan tingkat upah bagi pekerja perempuanuntuk pekerjaan yang sama nilainya;
(b) dimana berlaku sistem kenaikan upah, memberikankenaikan upah yang setara bagi pekerja laki-laki danperempuan yang melakukan pekerjaan yang sama nilainya.
5. Bilamana mungkin untuk tujuan memfasilitasi penetapantingkat atau pemberian upah sesuai dengan prinsip kesetaraanupah bagi pekerja laki-laki dan perempuan untuk pekerjaanyang sama nilainya, setiap Anggota, setelah disetujui olehorganisasi pengusaha dan pekerja bersangkutan, harusmenetapkan atau mendorong penetapan metoda untuk menilaisecara obyektif pekerjaan yang akan dilaksanakan, baik melaluianalisa kerja maupun melalui prosedur lain, untuk menyediakanklasifikasi kerja tanpa memandang jenis kelamin; metoda-metoda ini harus diterapkan sesuai dengan ketentuan-ketentuan Pasal 2 Konvensi ini.
6. Untuk memfasilitasi penerapan prinsip kesetaraan upah bagipekerja laki-laki dan perempuan untuk pekerjaan yang samanilainya, tindakan yang tepat harus dilakukan, bila mungkin,untuk meningkatkan efisiensi produktif dari pekerja perempuanmelalui tindakan-tindakan seperti —(a) memastikan bahwa pekerja dari kedua jenis kelamin
mendapatkan fasilitas yang setara atau sebanding untukbimbingan pelatihan kerja atau konseling kerja, untukpelatihan dan penempatan kerja;
(b) mengambil tindakan yang tepat untuk mendorongperempuan menggunakan fasilitas untuk bimbinganpelatihan kerja atau konseling kerja, pelatihan danpenempatan kerja;
(c) Menyediakan layanan sosial dan kesejahteraan yang dapatmemenuhi kebutuhan pekerja perempuan, khususnyamereka yang memiliki tanggung jawab keluarga, dan
20 Konvensi-konvensi ILO tentang Kesetaraan Gender di Dunia Kerja
mendanai layanan-layanan tersebut dari pendanaanmasyarakat umum atau dari dana jaminan sosial atau danakesejahteraan industri yang berasal dari pembayaran yangdilakukan oleh para pekerja tanpa memandang jeniskelamin mereka; dan
(d) Mempromosikan kesetaraan di antara pekerja laki-lakidengan pekerja perempuan dalam memperoleh akses kejabatan dan posisi tertentu tanpa melanggar ketentuan-ketentuan perundang-undangan internasional danundang-undang dan peraturan nasional yang terkaitdengan upaya perlindungan kesehatan dan kesejahteraanbagi perempuan.
7. Setiap upaya perlu dilakukan untuk mempromosikanpemahaman masyarakat tentang alasan-alasan yang harusdipertimbangkan agar prinsip kesetaraan upah bagi pekerja laki-laki dan perempuan untuk pekerjaan yang sama nilainya dapatdilaksanakan dengan baik.
8. Investigasi yang mungkin diperlukan untuk mempromosikanpenerapan prinsip ini perlu dilakukan.
21
UNDANG-UNDANG NO. 80TAHUN 1957
tentang
PERSETUJUAN KONVENSI ILO NO. 100MENGENAI KESETARAAN UPAH BAGIPEKERJA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN
UNTUK PEKERJAAN YANG SAMA NILAINYA
(LEMBARAN NEGARA NO.171 TAHUN 1957)
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
Menimbang
a. bahwa sejak tanggal 12 Juli 1950, Indonesia telah menjadianggota Organisasi Perburuhan Internasional (ILO);
b. bahwa Konvensi ILO No.100 tentang kesetaraan upah bagipekerja laki-laki dan perempuan untuk pekerjaan yang samanilainya, yang telah diterima oleh perwakilan anggota ILO dalamsidang yang ketigapuluh empat di Jenewa (1951) dapat disetujui;
Mengingat
a. Pasal 19 Konstitusi ILO;b. Pasal 89 dan Pasal 120 Undang-Undang Dasar Sementara
Republik Indonesia, dengan persetujuan Dewan PerwakilanRakyat:
22 Konvensi-konvensi ILO tentang Kesetaraan Gender di Dunia Kerja
MEMUTUSKAN
UNDANG-UNDANG TENTANG RATIFIKASI KONVENSI ILONO. 100 MENGENAI KESETARAAN UPAH BAGI PEKERJALAKI-LAKI DAN PEREMPUAN UNTUK PEKERJAAN YANG
NILAINYA SAMA
Pasal 1
Konvensi ILO No.100 mengenai kesetaraan upah bagi pekerjalaki-laki dan perempuan untuk pekerjaan yang sama nilainya, yangtelah diratifikasi oleh perwakilan anggota-anggota ILO dalamsidangnya yang ke tigapuluh empat (1951) dan yang bunyinyadilampirkan dalam Undang-Undang ini, dengan ini diratifikasi.
Pasal 2
Undang-undang ini mulai berlaku pada hari diundangkan. Untukmensosialisasikan pengakuan ini kepada masyarakat umum,pengumuman atas Undang-undang ini dengan ini diperintahkanuntuk diumumkan dalam Lembaran Negara Republik Indonesia.
Disahkan di Jakartapada tanggal 19 Desember 1957
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIASOEKARNOSOEKARNOSOEKARNOSOEKARNOSOEKARNO
Menteri Perburuhan, Menteri Luar NegeriSAMIJONOSAMIJONOSAMIJONOSAMIJONOSAMIJONO SUBANDRIOSUBANDRIOSUBANDRIOSUBANDRIOSUBANDRIO
Diundangkan di Jakartapada tanggal 31 Desember 1957,
Menteri Kehakiman,G.A. MAENGKONG.A. MAENGKONG.A. MAENGKONG.A. MAENGKONG.A. MAENGKON
23
PENJELASANUNDANG-UNDANG TENTANG RATIFIKASI
KONVENSI ILO NO. 100
MENGENAI
KESETARAAN UPAH BAGI PEKERJA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN UNTUK PEKERJAAN
YANG SAMA NILAINYA
(TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA NO.1492)
Dalam penjelasan Undang-Undang tentang ratifikasi KonvensiILO No.98 mengenai penerapan prinsip-prinsip dari hak untukberorganisasi dan melakukan perundingan bersama, telah diuraikanbahwa salah satu kewajiban Indonesia sebagai anggota ILO menurutPasal 19 ayat (5) dari Konstitusi ILO adalah meratifikasi ‘Konvensi’yang telah diterima oleh Konferensi ILO dan yang isinya mungkinatau telah dilaksanakan di Indonesia.
Menurut Pasal 120 Undang-Undang Dasar Sementara RepublikIndonesia ratifikasi ini harus disetujui oleh Undang-Undang.
Pokok-pokok Konvensi ILO No.100 ini adalah sebagai berikut:
a. negara yang telah meratifikasi Konvensi ini harus menjaminkesetaraan upah bagi pekerja laki-laki dan perempuan untukpekerjaan yang sama nilainya;
b. jaminan ini dapat diterapkan melalui mekanisme KesepakatanKerja Bersama (KKB) dalam hal penetapan upah atau denganmenggabungkan cara-cara ini;
c. tindakan harus diambil untuk mengadakan penilaian pekerjaanyang obyektif berdasarkan pekerjaan yang akan dilakukan;
d. perbedaan nilai upah di antara para pekerja, tanpa memandangjenis kelamin, namun berdasarkan penilaian pekerjaan yang
24 Konvensi-konvensi ILO tentang Kesetaraan Gender di Dunia Kerja
obyektif menurut jenis pekerjaan yang akan dilakukan, tidakakan dianggap bertentangan dengan prinsip-prinsip Konvensiini.
Di negara kita, prinsip kesetaraan upah pekerjaan telah dijaminoleh Pasal 28, ayat (3) Undang-Undang Dasar Sementara yangmenyatakan bahwa setiap orang yang melakukan pekerjaan yangsama dalam hal yang sama, berhak atas kesetaraan upah dan kontrak-kontrak kerja dengan nilai yang setara.
Sesuai dengan prinsip ini, diskriminasi dalam undang-undangperburuhan tidak pernah dilakukan dalam hal upah berdasarkanjenis kelamin.
DiketahuiMenteri Kehakiman,GA. MAENGKONGA. MAENGKONGA. MAENGKONGA. MAENGKONGA. MAENGKON
25
presentasi C-100KONVENSI UPAH YANG SAMA
BAGI LAKI-LAKI DAN PEREMPUANUNTUK PEKERJAAN
YANG SAMA NILAINYA, 1951
DIRATIFIKASI OLEH : 141 NEGARA ANGGOTADIRATiFIKASI OLEH INDONESIA PADA 11 AGUSTUS 1958
CAKUPAN UMUM
Diterapkan ke semua pekerjaTidak ada kegiatan atau sektor ekonomi yangtidak tercakup dalam standar ini
MAKSUD STANDAR
Mengajak negara-negara anggota untukmempromosikan penerapan prinsip upah yang samaupah yang samaupah yang samaupah yang samaupah yang samabagi pekerja laki-laki dan perempuan untuk pekerjaanpekerjaanpekerjaanpekerjaanpekerjaanyang sama nilainya yang sama nilainya yang sama nilainya yang sama nilainya yang sama nilainya kepada semua pekerja
26 Konvensi-konvensi ILO tentang Kesetaraan Gender di Dunia Kerja
UPAH YANG SAMA
Mengacu ke tarif upah yang telah ditetapkan tanpadibedakan berdasarkan jenis kelamin
UPAHTermasuk upah biasa, upah dasar atau upah mini-mumTambahan honorarium apapun sebutannya(seperti bonus, tunjangan)Dapat dibayar langsung maupun tidak langsungDalam bentuk tunai atau naturaDitimbulkan oleh pekerjaan yang dilakukan olehpekerja
CARA-CARA MENERAPKAN PRINSIP
Hukum nasional atau peraturanDitetapkan secara sah atau perlengkapan yangsudah dikenal atau penetapan upahKesepakatan bersama
27
PENILAIAN OBYEKTIF (2)
ANALISIS JABATAN
TUJUAN PENILAIAN (1)
Prosedur formal, melalui analisis isi jabatan,mencari jenjang posisiDitetapkan secara sah atau perlengkapan yangsudah dikenal atau penetapan upahKesepakatan bersama
KECUALI,
Perbedaan tarif antara pekerja yang mengacu, tanpaperbedaan jenis kelamin, ke perbedaan yangditetapkan berdasarkan penilaian obyektif, ataspekerjaan yang dihasilkan
URAIAN TUGAS
Kinerja tugas-tugasKetrampilan dan usaha yangdiperlukanTanggung jawabKondisi kerja
28 Konvensi-konvensi ILO tentang Kesetaraan Gender di Dunia Kerja
29
Konferensi Umum Organisasi Perburuhan Internasional (ILO),Konferensi Umum Organisasi Perburuhan Internasional (ILO),Konferensi Umum Organisasi Perburuhan Internasional (ILO),Konferensi Umum Organisasi Perburuhan Internasional (ILO),Konferensi Umum Organisasi Perburuhan Internasional (ILO),
Setelah disidangkan di Jenewa oleh Badan Pimpinan KantorPerburuhan Internasional dan setelah mengadakan sidangnya yangkeempat puluh dua pada tanggal 4 Juni 1958, dan
Setelah memutuskan untuk menyetujui beberapa usulantertentu mengenai diskriminasi di bidang pekerjaan dan jabatan,yang merupakan mata acara keempat dalam agenda sidang tersebut,dan
Setelah menetapkan bahwa usulan-usulan ini harus dibuat dalambentuk Konvensi internasional, dan
Dengan mempertimbangkan bahwa Deklarasi Philadelphiamenyatakan bahwa semua manusia, tanpa memandang ras,kepercayaan, dan jenis kelamin, berhak memperoleh kesejahteraanmateril maupun pengembangan spiritual dalam kondisi yang bebasdan terhormat, dan dalam kondisi perekonomian yang aman dankesetaraan kesempatan, dan
Dengan mempertimbangkan juga bahwa diskriminasimerupakan pelanggaran hak-hak yang dinyatakan dalam DeklarasiUniversal tentang Hak-Hak Asasi Manusia,
Menetapkan pada tanggal 25 Juni tahun 1958, Konvensi berikutini, yang dapat disebut sebagai Konvensi tentang Diskriminasi(Pekerjaan dan Jabatan) tahun 1958:
KONVENSI 111DISKRIMINASI DALAM PEKERJAAN DAN
JABATAN
Konvensi: C111
Tempat: Jenewa
Sidang Konfenrensi: 34
Tanggal Disetujui: 29:06:1951
30 Konvensi-konvensi ILO tentang Kesetaraan Gender di Dunia Kerja
Pasal 1
1. Dalam Konvensi ini, istilah “diskriminasi” meliputi -(a) setiap perbedaan, pengecualian atau pilihan atas dasar ras,
warna kulit, jenis kelamin, agama, keyakinan politik,kebangsaan atau asal usul dalam masyarakat, yangmengakibatkan hilangnya atau berkurangnya kesetaraankesempatan atau perlakuan dalam pekerjaan atau jabatan;
(b) setiap perbedaan, pengecualian atau pilihan lain yangmengakibatkan hilangnya atau berkurangnya kesetaraankesempatan atau perlakuan dalam pekerjaan atau jabatansebagaimana yang ditentukan oleh Anggota terkait setelahberkonsultasi dengan organisasi yang mewakili pengusahadan pekerja, bila ada, dan dengan badan-badan terkaitlainnya.
2. Perbedaan, pengecualian atau pilihan dalam hal pekerjaantertentu yang didasarkan pada persyaratan khusus untukpekerjaan tersebut, tidak akan dianggap sebagai diskriminasi.
3. Untuk tujuan Konvensi ini, istilah “pekerjaan” dan “jabatan”mencakup akses untuk memperoleh pelatihan keterampilan,akses untuk memperoleh pekerjaan dan jabatan tertentu, sertapersyaratan dan ketentuan kerja.
Pasal 2
Setiap Anggota yang melaksanakan Konvensi ini perlu berupayauntuk menetapkan dan mencari suatu kebijakan nasional yangbertujuan untuk mempromosikan, melalui cara yang sesuai dengankeadaan dan kebiasaan nasional, kesetaraan kesempatan danperlakuan dalam hal pekerjaan dan jabatan, dengan tujuan untukmenghapus diskriminasi apapun di bidang tersebut.
Pasal 3
Setiap Anggota yang melaksanakan Konvensi ini perlu berupayadengan cara yang sesuai dengan keadaan dan kebiasaan nasionaluntuk -
(a) menjalin kerjasama dari organisasi pengusaha dan pekerja sertabadan-badan terkait lainnya guna mempromosikan penerimaandan ketaatan terhadap kebijakan ini;
(b) mengadakan perundang-undangan serta mempromosikan pro-gram-program pendidikan yang diperkirakan dapat menjaminditerimanya dan ditaatinya kebijakan ini;
(c) mencabut ketentuan perundang-undangan serta mengubahpetunjuk atau kebiasaan administratif yang tidak sesuai dengankebijakan ini;
31
(d) mendorong diberlakukannya kebijakan tentang pekerjaan iniyang langsung diawasi oleh penguasa nasional;
(e) menjamin ditaatinya kebijakan ini dalam kegiatan bimbinganketerampilan, latihan keterampilan serta layanan penempatanyang dipimpin oleh penguasa nasional;
(f) mencantumkan dalam laporan-laporan tahunannya tentangpenerapan Konvensi ini, tindakan apa yang telah diambil untukmelaksanakan kebijakan ini serta hasil yang dicapai denganmelakukan tindakan tersebut.
Pasal 4
Setiap tindakan terhadap seseorang yang diperkirakan ataubenar-benar melakukan kegiatan yang mengancam keselamatanNegara, tidak akan dianggap sebagai diskriminasi, selama yangbersangkutan diberi hak untuk mengajukan banding kepada badanyang berkompeten yang didirikan sesuai dengan kebiasaan nasional.
Pasal 5
1. Langkah-langkah khusus untuk memperoleh perlindungan ataubantuan yang diberikan oleh Konvensi atau Rekomendasi lainyang telah disetujui oleh Konferensi ILO, tidak akan dianggapsebagai diskriminasi.
2. Setiap Anggota dapat, setelah berkonsultasi dengan organisasipengusaha dan pekerja, bila ada, menetapkan bahwa perludiambil langkah-langkah khusus lain yang dirancang untukmemenuhi kebutuhan khusus manusia, yang dikarenakan olehjenis kelamin, usia, cacad, tanggung jawab keluarga atau statussosial atau budaya, secara umum diakui perlu diberi perlindunganatau bantuan khusus, tidak akan dianggap sebagai diskriminasi.
Pasal 6
Setiap Anggota yang meratifikasi Konvensi ini akan berupayamenerapkannya di wilayah-wilayah non-metropolitan, sesuai denganketentuan yang tercantum dalam Konstitusi ILO.
Pasal 7
Ratifikasi secara formal atas Konvensi ini harus diberitahukan kepadaDirektur Jenderal Kantor Perburuhan Internasional untuk didaftarkan.
32 Konvensi-konvensi ILO tentang Kesetaraan Gender di Dunia Kerja
Pasal 8
1. Konvensi ini hanya akan mengikat Anggota-Anggota ILO yangratifikasinya telah didaftarkan kepada Direktur Jenderal.
2. Konvensi ini akan berlaku selama duabelas bulan setelah tanggalratifikasi oleh dua Anggota didaftarkan pada Direktur Jenderal.
3. Selanjutnya Konvensi ini akan berlaku untuk setiap Anggotaselama duabelas bulan setelah tanggal ratifikasi Anggotatersebut didaftarkan.
Pasal 9
1. Anggota yang telah meratifikasi Konvensi ini dapat mencabutnyasetelah melewati masa sepuluh tahun dari tanggal pertama kaliKonvensi ini diberlakukan, melalui tindakan yang telahdiberitahukan kepada Direktur Jenderal Kantor PerburuhanInternasional untuk didaftarkan. Pencabutan ini tidak akanberlaku sebelum satu tahun setelah tanggal pendaftarannya.
2. Setiap Anggota yang telah meratifikasi Konvensi ini namun tidakmenggunakan haknya untuk mencabut sebagaimana yangditentukan dalam Pasal ini dalam waktu satu tahun setelahberakhirnya masa sepuluh tahun yang disebutkan dalam ayatdi atas, maka Anggota tersebut akan terikat selama jangka waktusepuluh tahun berikutnya, dan setelah itu, dapat membatalkanKonvensi ini pada saat berakhirnya setiap masa sepuluh tahunsesuai dengan ketentuan yang tercantum dalam Pasal ini.
Pasal 10
1. Direktur Jenderal Organisasi Perburuhan Internasional akanmemberitahukan semua Anggota ILO tentang pendaftaransemua ratifikasi dan pencabutan yang disampaikan kepadanyaoleh Anggota ILO.
2. Pada waktu memberitahukan Anggota ILO tentang pendaftaranratifikasi kedua yang disampaikan kepadanya, Direktur Jenderalakan mengingatkan Anggota-Anggota ILO tentang tanggal mulaiberlakunya Konvensi ini.
Pasal 11
Direktur Jenderal Kantor Perburuhan Internasional akanmemberitahukan Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa(PBB) sesuai dengan Pasal 102 Piagam PBB tentang informasi rincimengenai semua ratifikasi dan pencabutan yang didaftarkan olehnyasesuai dengan ketentuan Pasal-Pasal tersebut di atas.
33
Pasal 12
Pada saat yang dipandang perlu, Badan Pimpinan KantorPerburuhan Internasional akan menyerahkan laporan mengenaipelaksanaan Konvensi ini kepada Konferensi Umum dan akanmempelajari perlunya memasukkan semua atau sebagian revisinyake dalam agenda Konferensi.
Pasal 13
1. Apabila Konferensi ini mengesahkan Konvensi baru yangmengubah sebagian atau seluruh Konvensi ini, kecuali kalauditentukan lain oleh Konvensi baru tersebut, maka -(a) dengan menyimpang dari ketentuan Pasal 5 di atas, ratifikasi
atas Konvensi baru oleh Anggota berarti membatalkanKonvensi ini saat itu juga demi hukum, apabila dan padasaat Konvensi yang baru tersebut mulai diberlakukan;
(b) mulai tanggal berlakunya Konvensi yang baru direvisitersebut, Konvensi ini tidak dapat diratifikasi lagi oleh ParaAnggota.
2. Namun Konvensi ini akan tetap berlaku dalam bentuk dan isiyang asli bagi para Anggota yang sudah meratifikasinya tetapibelum meratifikasi Konvensi yang baru tersebut.
Pasal 14
Bunyi naskah Konvensi ini dalam bahasa Inggris dan Perancismemiliki kekuatan hukum yang sama.
34 Konvensi-konvensi ILO tentang Kesetaraan Gender di Dunia Kerja
35
Sidang Umum Organisasi Perburuhan Internasional (ILO),Sidang Umum Organisasi Perburuhan Internasional (ILO),Sidang Umum Organisasi Perburuhan Internasional (ILO),Sidang Umum Organisasi Perburuhan Internasional (ILO),Sidang Umum Organisasi Perburuhan Internasional (ILO),
Setelah disidangkan di Jenewa oleh Badan Pimpinan KantorPerburuhan Internasional dan setelah mengadakan sidangnya yangke-Empat puluh dua pada tanggal 4 Juni 1958, dan
Setelah memutuskan pemberlakuan usulan-usulan tertentuyang terkait dengan diskriminasi dalam hal pekerjaan dan jabatan,yang menjadi mata acara keempat dari agenda sidang, dan
Setelah menetapkan bahwa usulan-usulan ini harus dibuat dalambentuk Rekomendasi, sebagai peraturan tambahan dari Konvensimengenai Diskriminasi (dalam hal Pekerjaan dan Jabatan), 1958,
Dengan mengadopsi pada tanggal dua puluh lima Juni tahunseribu sembilan ratus lima puluh delapan, maka Rekomendasiberikutnya, dikutip sebagai Rekomendasi mengenai Diskriminasi(dalam hal Pekerjaan dan Jabatan), 1958:
Konferensi merekomendasikan setiap Negara Anggota untukmenerapkan ketentuan-ketentuan berikut ini:
I. Definisi
1. (2) Dalam Rekomendasi ini, istilah diskriminasi meliputi —(a) Segala bentuk pembedaan, pengabaian atau pilih kasih
yang dilakukan berdasarkan ras, warna kulit, jeniskelamin, agama, paham politik, pencabutan (ekstraksi)secara nasional atau asal-usul sosial, yang berdampak
REKOMENDASI 111Diskriminasi (dalam hal Pekerjaan
dan Jabatan), 1958
REKOMENDASI MENGENAI DISKRIMINASIDALAM HAL PEKERJAAN DAN JABATAN
Rekomendasi: R111
Tempat: Jenewa
Sidang Konfenrensi: 42
Tanggal Disetujui: 25:06:1958
36 Konvensi-konvensi ILO tentang Kesetaraan Gender di Dunia Kerja
pada penghapusan atau hambatan terhadap kesetaraankesempatan atau perlakuan dalam pekerjaan ataujabatan;
(b) Pembedaan, pengabaian atau pilih kasih dalam bentuklain yang berdampak pada penghapusan atauhambatan terhadap kesetaraan kesempatan atauperlakuan dalam pekerjaan atau jabatan atausebagaimana yang ditentukan oleh Negara Anggotaterkait setelah berkonsultasi dengan perwakilanorganisasi pengusaha dan pekerja, bila ada, dan denganbadan-badan terkait.
(2) Setiap pembedaan, pengabaian atau pilih kasih yangdilakukan dalam hal pekerjaan tertentu berdasarkan padakebutuhan, tidak dapat dianggap sebagai diskriminasi.
(3) Dalam Rekomendasi ini, istilah pekerjaan dan jabatanmeliputi akses untuk mendapatkan pelatihan kerja, aksesuntuk mendapat pekerjaan dan jabatan tertentu, sertaketentuan dan persyaratan kerja.
II. Formulasi dan Penerapan Kebijakan
2. Setiap Negara Anggota harus merumuskan suatu kebijakannasional untuk mencegah diskriminasi dalam pekerjaan danjabatan. Kebijakan ini harus diterapkan melalui tindakanlegislatif, kesepakatan kerja bersama antara perwakilanorganisasi pengusaha dan pekerja atau dalam cara lain yangsesuai dengan kondisi dan kebiasaan setiap negara, dan harusmemperhatikan prinsip-prinsip berikut ini:(a) promosi kesetaraan kesempatan dan perlakuan dalam
pekerjaan dan jabatan adalah masalah kepedulianmasyarakat;
(b) tanpa diskriminasi, semua pihak perlu menikmati kesetaraankesempatan dan perlakuan dalam hal —(i) akses untuk mendapatkan bimbingan pelatihan kerja
dan layanan penempatan kerja;(ii) akses untuk mendapatkan pelatihan dan pekerjaan
sesuai dengan pilihan mereka sendiri beradasarkankemampuan individu untuk mengikuti pelatihan ataumelaksanakan pekerjaan tersebut;
(iii) kemajuan sesuai dengan sifat, pengalaman,kemampuan dan ketekunan masing-masing;
(iv) keamanan masa kerja;(v) Memperoleh upah atas pekerjaan yang sama nilainya;(vi) kondisi kerja meliputi jam kerja, waktu istirahat, cuti
tahunan dengan tetap dibayar, tindakan keselamatan
37
dan kesehatan kerja, serta tindakan pengaman sosialdan fasilitas kesejahteraan dan tunjangan yangdisediakan dalam hubungannya dengan pekerjaan;
(c) lembaga-lembaga pemerintahan harus menerapkankebijakan kerja yang non diskriminatif dalam segala kegiatanmereka;
(d) pengusaha tidak boleh mempraktikkan atau menyetujuidiskriminasi dalam mempekerjakan atau melatih seseoranguntuk bekerja, dalam memajukan atau mempertahankanseseorang dalam pekerjaan, atau dalam memperbaikiketentuan dan persyaratan kerja; dan pihak peroranganmaupun organisasi tidak boleh menghalangi ataumengganggu, baik secara langsung maupun tak langsung,pengusaha yang ingin menerapkan prinsip ini;
(e) Dalam negosiasi bersama dan hubungan industri, para pihakharus menghormati prinsip kesetaraan kesempatan danperlakuan dalam pekerjaan dan jabatan, dan harusmenjamin bahwa kesepakatan kerja bersama tidakmengandung ketentuan-ketentuan yang bersifatdiskriminatif dalam hal akses untuk mendapatkan, pelatihanuntuk, kemajuan atau mempertahankan pekerjaan ataudalam kaitannya dengan ketentuan dan persyaratan kerja;
(f) organisasi pengusaha dan pekerja tidak bolehmempraktikkan atau menyetujui diskriminasi dalam halpenerimaan kerja, mempertahankan keanggotaan ataupartisipasi dalam pekerjaan mereka.
3. Setiap Negara Anggota harus —(a) menjamin penerapan prinsip-prinsip yang non-
diskriminatif—(i) dalam hal pekerjaan, di bawah kendali langsung dari
otoritas nasional;(ii) dalam kegiatan-kegiatan bimbingan kerja, pelatihan
kerja dan layanan penempatan kerja, di bawah arahandari otoritas nasional;
(b) mempromosikan kepatuhan mereka, bila mungkin danperlu, dalam hal pekerjaan lain serta bimbingan kerja, latihankerja dan layanan penempatan kerja yang lain misalnyamelalui cara berikut ini —(i) mendorong departemen atau lembaga pemerintahan
di tingkat pusat, propinsi, maupun lokal serta industridan perusahaan yang beroperasi di bawah kepemilikanatau pengawasan publik untuk menjamin penerapanprinsip-prinsip ini;
38 Konvensi-konvensi ILO tentang Kesetaraan Gender di Dunia Kerja
(ii) membuat pemenuhan persyaratan kontrak-kontrakyang melibatkan pengeluaran dana publik tergantungpada kepatuhan mereka terhadap prinsip-prinsip ini;
(iii) membuat pemenuhan persyaratan untuk memperolehdana bantuan guna melatih perusahaan-perusahaandan untuk memperoleh izin beroperasi agen kerjaswasata atau kantor bimbingan kerja swasta tergantungpada kepatuhan mereka terhadap prinsip-prinsip ini.
4. lembaga-lembaga yang tepat, yang akan dibantu bilamanamungkin oleh komite penasihat yang terdiri dari perwakilanorganisasi pengusaha dan pekerja, bila ada, dan lembaga-lembaga terkait lainnya, harus ditetapkan untuk tujuanmempromosikan penerapan kebijakan dalam segala bidangpekerjaan sektor publik dan swasta, dan terutama dalam —(a) melakukan segala tindakan yang praktis untuk mendorong
masyarakat untuk memahami dan menerima prinsip-prinsipyang non-diskriminatif;
(b) menerima, memeriksa dan menyelidiki komplain yangmenyatakan kebijakan ini tidak dipatuhi dan, bila perlumelalui upaya konsiliasi, untuk membetulkan praktik-praktikyang dianggap bertentangan dengan kebijakan ini; dan
(c) mempertimbangkan lebih jauh setiap komplain yang tidakdapat diselesaikan secara efektif melalui konsiliasi danmemberikan pendapat atau mengeluarkan keputusan yangterkait dengan cara memperbaiki praktik-praktikdiskriminatif yang diajukan.
5. Setiap Negara Anggota harus mencabut setiap ketentuanperundang-undangan dan memodifikasi setiap instruksi ataupraktik administratif yang tidak sesuai dengan kebijakan ini.
6. Penerapan kebijakan ini tidak boleh merugikan tindakan-tindakan khusus yang dimaksudkan untuk memenuhipersyaratan tertentu dari mereka yang, atas alasan tertentuseperti jenis kelamin, usia, cacat, tanggung jawab keluargamaupun status sosial budaya, biasanya diakui membutuhkanperlindungan dan bantuan khusus.
7. Setiap tindakan yang membuat seseorang berhak dicurigai atauterlibat dalam kegiatan-kegiatan yang merugikan keamananNegara, tidak dapat dianggap sebagai perlakuan diskriminasi,selama individu tersebut berhak mengajukan banding ke badanyang berkompeten yang dibentuk sesuai dengan kebiasaannasional.
39
8. Dalam hal pekerja imigran yang berkewarganegaraan asingbeserta anggota keluarga mereka, pengakuan perlu diberikanpada ketentuan-ketentuan dari Konvensi mengenaiPerpindahan untuk Bekerja (sudah Direvisi), tahun 1949, yangterkait dengan kesetaraan perlakuan dan ketentuan-ketentuandari Rekomendasi mengenai Perpindahan untuk Bekerja (sudahDirevisi), tahun 1949, yang terkait dengan upaya mengurangipembatasan terhadap akses untuk bekerja.
9. Harus ada kerjasama secara terus-menerus antara otoritas yangberkompeten, perwakilan pengusaha dan pekerja sertalembaga-lembaga terkait untuk mempertimbangkan tindakan-tindakan positif apa yang mungkin diperlukan sesuai dengankondisi nasional agar prinsip-prinsip non-diskriminatif ini dapatdiberlakukan.
III. Koordinasi Tindakan untuk MencegahDiskriminasi di Segala Bidang
10. Pejabat berwenang yang bertanggung jawab atas tindakanterhadap diskriminasi dalam pekerjaan dan jabatan, harusbekerjasama secara erat dan berkesinambungan denganpejabat berwenang yang bertanggung jawab atas tindakanterhadap diskriminasi di bidang-bidang lain, agar tindakan-tindakan yang diambil di segala bidang dapat terkoordinirdengan baik.
40 Konvensi-konvensi ILO tentang Kesetaraan Gender di Dunia Kerja
41
UNDANG-UNDANGREPUBLIK INDONESIA
NOMOR 21 TAHUN 1999tentang
PENGESAHAN KONVENSI ILO NO. 111MENGENAI DISKRIMINASI DALAM
PEKERJAAN DAN JABATAN
Dengan Rahmat Tuhan yang Maha Esa
Presiden Republik Indonesia,
Menimbang:
a. bahwa negara Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasiladan Undang-Undang Dasar 1945 adalah negara hukum yangmenjunjung tinggi harkat dan martabat manusia serta menjaminsemua warga negara bersamaan kedudukannya di dalam hukum,sehingga segala bentuk diskriminasi terhadap pekerjaberdasarkan ras, warna kulit, jenis kelamin, agama, pandanganpolitik, kebangsaan atau asal usul keturunan harus dihapuskan;
b. bahwa bangsa Indonesia sebagai bagian masyarakatinternasional menghormati, menghargai, dan menjunjung tinggiprinsip dan tujuan Piagam Perserikatan Bangsa-Bangsa,Deklarasi Universal Hak-hak Asasi Manusia Tahun 1948,Deklarasi Philadelphia Tahun 1944, dan Konstitusi OrganisasiKetenagakerjaan Internasional (ILO).
42 Konvensi-konvensi ILO tentang Kesetaraan Gender di Dunia Kerja
c. bahwa Konferensi Ketenagakerjaan Internasional dalamsidangnya yang keempat puluh dua tanggal 25 Juni 1958, telahmenyetujui ILO Convention No. 111 concerning Discrimina-tion in Respect of Employment and Occupation (Konvensi ILOmengenai Diskriminasi dalam Pekerjaan dan Jabatan);
d. bahwa ketentuan Konvensi tersebut selaras dengan keinginanbangsa Indonesia untuk secara terus menerus menegakkan danmemajukan pelaksanaan hak-hak dasar pekerja dalamkehidupan berbangsa dan bernegara;
e. bahwa berdasarkan pertimbangan tersebut dalam huruf a, b, c,dan d, dipandang perlu mengesahkan ILO Convention No. 111concerning Discrimination in Respect of Employment and Oc-cupation (Konvensi ILO mengenai Diskriminasi dalam Pekerjaandan Jabatan) dengan Undang-undang;
Mengingat:
1. Pasal 5 ayat (1), Pasal 11, Pasal 20 ayat (1) dan Pasal 27 Undang-Undang Dasar 1945;
2. Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indone-sia Nomor XVII/MPR/1998 tentang Hak Asasi Manusia;
Dengan persetujuan
Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia
Memutuskan:
Menetapkan:
Undang-undang tentang pengesahanKonvensi ILO No. 111 mengenai
Diskriminasi dalam Pekerjaan danJabatan.
Pasal 1
Mengesahkan ILO Convention NoJI1 concerning Discrimina-tion in Respect of Employment and Occupation (Konvensi ILO No.111 mengenai Diskriminasi Dalam Pekerjaan dan Jabatan) yangsalinan naskah aslinya dalam bahasa Inggeris dan terjemahannyadalam bahasa Indonesia sebagaimana terlampir merupakan bagiantidak terpisahkan dari Undang-undang ini.
43
Pasal 2
Undang-undang ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkanpengundangan Undang-undang ini dengan penempatannya dalamLembaran Negara Republik Indonesia.
Disahkan di Jakarta pada tanggal 7 Mei 1999
Presiden Republik IndonesiaPresiden Republik IndonesiaPresiden Republik IndonesiaPresiden Republik IndonesiaPresiden Republik IndonesiaBacharuddin Jusuf HabibieBacharuddin Jusuf HabibieBacharuddin Jusuf HabibieBacharuddin Jusuf HabibieBacharuddin Jusuf Habibie
Diundangkan di Jakarta pada tanggal 7 Mei 1999
Menteri Negara/Sekretaris NegaraMenteri Negara/Sekretaris NegaraMenteri Negara/Sekretaris NegaraMenteri Negara/Sekretaris NegaraMenteri Negara/Sekretaris NegaraRepublik IndonesiaRepublik IndonesiaRepublik IndonesiaRepublik IndonesiaRepublik IndonesiaAkbar TAkbar TAkbar TAkbar TAkbar Tanjunganjunganjunganjunganjung
Tambahan Berita Negara Republik Indonesia No. 57 tahun 1999Salinan sesuai dengan aslinya
Sekretaris Kabinet Republik IndonesiaSekretaris Kabinet Republik IndonesiaSekretaris Kabinet Republik IndonesiaSekretaris Kabinet Republik IndonesiaSekretaris Kabinet Republik IndonesiaKepala Biro Pertama yang menanganiKepala Biro Pertama yang menanganiKepala Biro Pertama yang menanganiKepala Biro Pertama yang menanganiKepala Biro Pertama yang menanganiperaturan dan ketentuan perundang-undanganperaturan dan ketentuan perundang-undanganperaturan dan ketentuan perundang-undanganperaturan dan ketentuan perundang-undanganperaturan dan ketentuan perundang-undanganLombock VLombock VLombock VLombock VLombock V. Nahattands. Nahattands. Nahattands. Nahattands. Nahattands
44 Konvensi-konvensi ILO tentang Kesetaraan Gender di Dunia Kerja
PENJELASAN ATASUNDANG-UNDANG
REPUBLIK INDONESIANOMOR 21 TAHUN 1999
tentang
PENGESAHAN KONVENSI ILO NO. 111MENGENAI DISKRIMINASI DALAM
PEKERJAAN DAN JABATAN
I. Umum
Manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa memiliki hakasasi atau hak dasar sejak dilahirkan, sehingga tidak ada manusiaatau pihak lain yang dapat merampas hak tersebut. Hak asasi manusiadiakui secara universal sebagaimana tercantum dalam piagamPerserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Deklarasi Universal Hak-hakAsasi Manusia yang disetujui PBB Tahun 1948, Deklarasi ILO di Phila-delphia Tahun 1944, dan Konstitusi ILO. Dengan demikian semuanegara di dunia secara moral dituntut untuk menghormati,menegakkan, dan melindungi hak tersebut.
Salah satu bentuk hak asasi adalah persamaan kesempatan,dan perlakuan dalam pekerjaan dan jabatan. Persamaan tersebutsesuai dengan nilai-nilai Pancasila dan telah diatur dalam UUD 1945Pasal 27. Ketentuan tersebut telah pula diatur dalam Ketetapan MPRRI No. XVII/MPR/1998 tentang Hak Asasi Manusia dan berbagaiperaturan perundang-undangan lainnya. Sebagai anggota PBB danOrganisasi Ketenagakerjaan Internasional atau International LabourOrganization (ILO), Indonesia menghargai, menjunjung tinggi dan
45
berupaya menerapkan keputusan-keputusan kedua lembagainternasional dimaksud.
Konvensi ILO Nomor 111 mengenai Diskriminasi DalamPekerjaan dan Jabatan yang disetujui pada KonferensiKetenagakerjaan Internasional keempat puluh dua tanggal 25 Juni1958 di Jenewa merupakan bagian dari perlindungan hak asasipekerja. Konvensi ini mewajibkan setiap negara anggota ILO yangtelah meratifikasi untuk menghapuskan segala bentuk diskriminasidalam pekerjaan dan jabatan berdasarkan ras, warna kulit, jeniskelamin, agama, pandangan politik, kebangsaan atau asal usulketurunan.
II. Pokok-pokok Pikiran yang MendorongLahirnya Konvensi No. 111
1. Konvensi ILO No. 100 Tahun 1951 mengenai kesamaanremunerasi dan pengupahan bagi pekerja laki-laki danpekerja perempuan meminta semua negara untukmenjamin pelaksanaan prinsip pengupahan yang sama bagipekerja laki-laki dan pekerja perempuan untuk pekerjaanyang sama nilainya.
2. Kenyataan menunjukkan bahwa praktik diskriminasi terjaditidak hanya mengenai prinsip pengupahan yang sama bagipekerja laki-laki dan pekerja perempuan, akan tetapi jugamengenai perlakuan dan kesempatan dalam pekerjaan danjabatan. Oleh sebab itu dirasakan perlu menyusun danmengesahkan Konvensi yang secara khusus melarangdiskriminasi dalam pekerjaan dan jabatan berdasarkan ras,warna kulit, jenis kelamin, agama, pandangan politik,kebangsaan atau asal usul keturunan.
III. Alasan Indonesia Mengesahkan Konvensi
1. Pancasila sebagai falsafah dan pandangan hidup bangsa Indo-nesia dan Undang Undang Dasar 1945 sebagai sumber danlandasan hukum nasional, menjunjung tinggi harkat danmartabat manusia sebagaimana tercermin dalam Sila-silaPancasila khususnya Sila Kemanusiaan yang Adil dan Beradab.Untuk itu bangsa Indonesia bertekad untuk mencegah,melarang dan menghapuskan segala bentuk diskriminasi dalampekerjaan dan jabatan sesuai dengan ketentuan Konvensi ini.
2. Dalam rangka pengamalan Pancasila dan pelaksanaan UndangUndang Dasar 1945, Indonesia telah menetapkan peraturanperundang-undangan yang mengatur pencegahan danpelarangan segala bentuk diskriminasi dalam pekerjaan danjabatan.
46 Konvensi-konvensi ILO tentang Kesetaraan Gender di Dunia Kerja
3. Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia melaluiKetetapan Nomor XVII/MPR/1998 tentang Hak Asasi Manusiamenugasi Presiden dan DPR untuk meratifikasi berbagaiinstrumen PBB yang berkaitan dengan hak asasi manusia. In-donesia telah meratifikasi Konvensi Perserikatan Bangsa Bangsatanggal 18 Desember 1979 mengenai Penghapusan SegalaBentuk Diskriminasi Terhadap Perempuan dengan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1984. Disamping itu Presiden RepublikIndonesia telah ikut menandatangani Keputusan PertemuanTingkat Tinggi mengenai Pembangunan Sosial di KopenhagenTahun 1995. Keputusan pertemuan tersebut antara lainmendorong anggota PBB meratifikasi tujuh Konvensi ILO yangmemuat hak-hak dasar pekerja, termasuk Konvensi Nomor 111Tahun 1958 mengenai Diskriminasi dalam Pekerjaan danJabatan.
4. ILO dalam Sidang Umumnya yang ke-86 di Jenewa bulan Juni1998 telah menyepakati Deklarasi ILO mengenai Prinsip danHak-Hak Dasar di Tempat Kerja. Deklarasi tersebut menyatakanbahwa setiap negara wajib menghormati dan mewujudkanprinsip-prinsip ketujuh Konvensi Dasar ILO.
5. Dalam pengamalan Pancasila dan penerapan peraturanperundang-undangan masih dirasakan adanya penyimpanganperlindungan hak pekerja. Oleh karena itu pengesahanKonvensi ini dimaksudkan untuk meningkatkan perlindungandan penegakan hukum secara efektif sehingga akan lebihmenjamin perlindungan hak pekerja dari setiap bentukdiskriminasi dalam pekerjaan dan jabatan.
6. Pengesahan Konvensi ini menunjukkan kesungguhan Indone-sia dalam memajukan dan melindungi hak-hak dasar pekerjakhususnya hak mendapatkan persamaan kesempatan danperlakuan dalam pekerjaan dan jabatan. Hal ini akan lebihmeningkatkan citra positif Indonesia dan memantapkankepercayaan masyarakat internasional.
IV. Pokok-pokok Konvensi
1. Negara anggota ILO yang mengesahkan Konvensi ini wajibmelarang setiap bentuk diskriminasi dalam pekerjaan danjabatan termasuk dalam memperoleh pelatihan danketerampilan yang didasarkan atas ras, warna kulit, jenis kelamin,agama, pandangan politik, kebangsaan atau asal usul keturunan.
2. Negara anggota ILO yang mengesahkan Konvensi ini wajibmengambil langkah-langkah kerja sama dalam peningkatanpentaatan pelaksanaannya, peraturan perundang-undangan,administrasi, penyesuaian kebijaksanaan, pengawasan,pendidikan dan pelatihan.
47
3. Negara anggota ILO yang mengesahkan Konvensi ini wajibmelaporkan pelaksanaannya.
V. Pasal demi Pasal
Pasal 1
Apabila terjadi perbedaan penafsiran terhadap terjemahannyadalam bahasa Indonesia, maka yang berlaku adalah naskah asliKonvensi dalam bahasa Inggeris.
Pasal 2
Cukup jelas
Tambahan Berita Negara Republik Indonesia Nomor 3836
48 Konvensi-konvensi ILO tentang Kesetaraan Gender di Dunia Kerja
49
presentasi 111DISKRIMINASI
(DALAM PEKERJAAN DAN JABATANKONVENSI 1958)
DIRATIFIKASI OLEH : 138 NEGARA ANGGOTADIRATiFIKASI OLEH INDONESIA PADA 7 JULI 1999
DISKRIMINASI
Setiap pembedaan, pengecualian ataupengistimewaan berdasarkan ras, warna kulit,agama, aliran politik, keturunan atau asal muasalyang berakibat pada pengabaian atau perusakankesempatan dan perlakuan yang sama dalampekerjaan dan jabatanSetiap alasan diskriminasi yang berakibat sama,terbentuk setelah konsultasi secara tripartit(misalnya, usia)
MAKSUD STANDAR
Mengajak negara anggota untuk mendeklarasikan danmewujudkan suatu kebijakan untuk mempromosikankesempatan dan perlakuan yang sama dalam pekerjaandan jabatan yang mengarah kepada penghapusansegala bentuk diskriminasi melalui metode yang sesuaidengan kondisi nasional
50 Konvensi-konvensi ILO tentang Kesetaraan Gender di Dunia Kerja
CAKUPAN UMUM
Termasuk pekerja mandiriTermasuk pekerja warga negara asing (diantaramereka sendiri)Tidak kecuali diskriminasi antara pekerja nasionaldan pekerja asing
DISKRIMINASI TIDAK LANGSUNG
Pembedaan berdasarkan pada sesuatu yangkelihatannya merupakan kriteria obyektif namun padapraktiknya disproposional terhadap seseorang,sementara hal itu tidak terkait dengan persyaratanyang diminta oleh pekerjaanmisalnya, pembedaan berdasarkan latar belakangsosial-psikologi, seperti tinggi badan, yang hanya akanbisa dipenuhi oleh jenis kelamin tertentu
DAMPAK
PENGABAIAN ATAU PERUSAKAN KESEMPATANDAN PERLAKUAN YANG SAMA DALAM
PEKERJAAN
DISKRIMINASILANGSUNG DAN
TIDAK LANGSUNG
DISKRIMINASIDISENGAJA DAN
TIDAK DISENGAJA
51
DISKRIMINASI TIDAK SENGAJA
Contoh: mengeluarkan lokasi proses ekspor dariwilayah yurisdiksi undang-undang perburuhan
Tujuan: untuk promosi eksport atau investasi luarnegeri
Hasil yang mungkin terjadi adalah: diskriminasi tidaksengaja berdasarkan jenis kelamin atau usia jika
pekerja di lokasi itu didominasi oleh perempuan dananak muda
KECUALI [1]
pembedaan berdasarkan persyaratan kerja yangdimintapembedaan yang adil berdasarkan kebutuhan jabatanyang sesungguhnya
misalnya: aliran politik untuk pos-pos administrasi seniortertentu, keyakinan/agama untuk jabatan menteri, jeniskelamin berdasarkan pertimbangan yang benar, estetika,
atau tradisi, atau pertunjukan seni
PEKERJAAN DAN JABATAN
PENGABAIAN ATAU PERUSAKAN KESEMPATANDAN PERLAKUAN YANG SAMA DALAM
PEKERJAAN
akses ke pekerjaanakses ke panduanmagang danpenempatankenaikan pangkatsesuai denganpengalaman
keamanankedudukankondisi pekerjaantermasuk upahyang sama untukpekerjaan yangsama nilainya
52 Konvensi-konvensi ILO tentang Kesetaraan Gender di Dunia Kerja
KECUALI [2]
Seseorang yang patut dicurigai, atau terkaitdengan kegiatan yang mengancam keamanannegaraMempunyai hak atas daya tarik tubuh yang sudahterberiKeanggotaan suatu kelompok yang ajarannyapada prinsipnya bertujuan untuk membuat tidakadanya perubahan damai yang memadai
AKSI POSITIF
Sementara, tindakan khusus untuk menghapusdiskriminasi langsung dan dan tidak langsung yang telahterjadi dimasa lampau agar supaya kesamaan kesempatansecara nyata dapat terjadi
KECUALI [3]
Tindakan-tindakan khusus yang diberikan di dalaminstrumen-instrumen ILO lainnya, misalnya,perlindungan kehamilan dari pekerjaan malamhariAksi positif untuk mengembalikan keseimbangan
53
AKSI POSITIF DAPAT MEMASUKKAN
PENGABAIAN ATAU PERUSAKAN KESEMPATANDAN PERLAKUAN YANG SAMA DALAM
PEKERJAAN
AKSI PERBAIKAN(MENETAPKANTARGET UNTUKMEMASTIKAN
PARTISIPASIPEREMPUAN)
STANDAR PROMOSIYANG MEMBERIKANPEREMPUAN AKSES
KEPADAKESEMPATAN LEBIHLUAS (PENDIDIKAN,
PELATIHANKEJURUAN, SEKTOR-
SEKTOR NON-TRADISIONAL)
54 Konvensi-konvensi ILO tentang Kesetaraan Gender di Dunia Kerja
55
Konferensi Umum Organisasi Perburuhan Internasional (ILO),Konferensi Umum Organisasi Perburuhan Internasional (ILO),Konferensi Umum Organisasi Perburuhan Internasional (ILO),Konferensi Umum Organisasi Perburuhan Internasional (ILO),Konferensi Umum Organisasi Perburuhan Internasional (ILO),
Setelah disidangkan di Jenewa oleh Badan Pimpinan KantorPerburuhan Internasional dan setelah mengadakan sidangnya yangKeenampuluh tujuh pada tanggal 3 Juni 1981, dan
Mengetahui bahwa Deklarasi Philadelphia tentang Maksud danTujuan ILO yang mengakui bahwa “semua umat manusia, tanpamemandang ras, kepercayaan atau jenis kelamin, berhakmemperoleh kesejahteraan materil maupun pengembangan spiri-tual dalam kondisi yang bebas dan terhormat, dan dalam kondisiperekonomian yang aman dan kesetaraan kesempatan”, dan
Mengetahui adanya ketentuan dari Deklarasi tentangKesetaraan kesempatan dan perlakuan yang sama bagi PekerjaPerempuan dan ketentuan resolusi tentang rencana aksi yangbertujuan untuk mempromosikan kesetaraan kesempatan danperlakuan yang sama bagi pekerja perempuan, yang ditetapkanoleh Konferensi ILO pada tahun 1975, dan
Mengetahui adanya ketentuan-ketentuan dari beberapaKonvensi dan Rekomendasi ILO yang bertujuan untuk memastikanadanya kesetaraan kesempatan dan perlakuan yang sama bagipekerja laki-laki dan perempuan, yaitu Konvensi dan Rekomendasitentang Kesetaraan Upah tahun 1951, Konvensi dan Rekomendasitentang Diskriminasi (dalam hal Pekerjaan dan Jabatan) tahun 1958,
KONVENSI 156mengenai
KESETARAAN KESEMPATAN DANPERLAKUAN YANG SAMA BAGI PEKERJALAKI-LAKI DAN PEREMPUAN: PEKERJA
DENGAN TANGGUNG JAWAB KELUARGA’
Konvensi: C156
Tempat: Jenewa
Sidang Konfenrensi: 60
Tanggal Disetujui: 03:06:1981
56 Konvensi-konvensi ILO tentang Kesetaraan Gender di Dunia Kerja
dan Bab VIII dari Rekomendasi tentang Pengembangan SumberDaya Manusia tahun 1975, dan
Mengingat bahwa Konvensi tentang Diskriminasi (dalam halPekerjaan dan Jabatan) tahun 1955, tidak secara tegas mencakuppembatasan-pembatasan yang dibuat berdasarkan tanggung jawabkeluarga, dan mengingat bahwa standar-standar tambahandiperlukan untuk maksud tersebut, dan
Mengetahui ketentuan-ketentuan Rekomendasi tentangPekerjaan (Perempuan dengan Tanggung jawab Keluarga) tahun1965, dan mempertimbangkan perubahan-perubahan yang telahdilakukan sejak penerapannya, dan
Mengetahui bahwa instrumen-instrumen tentang kesetaraankesempatan dan perlakuan yang sama bagi laki-laki dan perempuanjuga telah ditetapkan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) danbadan-badan khusus lainnya, dan mengingat, khususnya, ayatkeempatbelas dari Mukadimah Konvensi PBB tentang PenghapusanSemua Bentuk Diskriminasi terhadap Perempuan, tahun 1979,dimana Negara-negara Anggota “menyadari bahwa perubahandalam peran tradisional laki-laki serta peran perempuan dalammasyarakat dan dalam keluarga diperlukan untuk mencapaikesetaraan penuh di antara laki-laki dan perempuan”, dan
Mengakui bahwa masalah pekerja yang memiliki tanggung jawabkeluarga adalah aspek yang lebih luas permasalahannya dalamkeluarga dan masyarakat yang harus dipertimbangkan dalammenyusun kebijakan nasional, dan
Mengakui perlunya menciptakan kesetaraan kesempatan danperlakuan yang sama yang efektif di antara pekerja laki-laki danperempuan yang memiliki tanggung jawab keluarga dan di antarapekerja tersebut dengan pekerja lain, dan
Menimbang bahwa banyak masalah yang semakin rumitdihadapi semua pekerja, terutama pekerja yang memiliki tanggungjawab keluarga dan dengan mengakui perlunya meningkatkankondisi mereka melalui tindakan-tindakan yang mampu memenuhikebutuhan khusus mereka dan melalui tindakan-tindakan yangdimaksudkan untuk meningkatkan kondisi pekerja pada umumnya,dan
Setelah memutuskan pemberlakuan usulan-usulan tertentuyang terkait dengan kesetaraan kesempatan dan perlakuan yangsama bagi pekerja laki-laki dan perempuan, yaitu pekerja yangmemiliki tanggung jawab keluarga, yang menjadi mata acara kelimadari agenda sidang, dan
Setelah menetapkan bahwa usulan-usulan ini harus dibuat dalambentuk Konvensi internasional,
57
Menetapkan pada tanggal duapuluh tiga Juni tahun 1981,Konvensi berikut ini, yang dapat disebut sebagai Konvensi mengenaiPekerja dengan Tanggung jawab Keluarga, 1981.
Pasal I
1. Konvensi ini berlaku untuk pekerja laki-laki dan perempuanyang memiliki tanggung jawab yang terkait dengan anak-anakyang menjadi tanggungan mereka, dimana tanggung jawab inimembatasi peluang mereka untuk mempersiapkan diri untukmasuk, dan ikut serta atau memperoleh kemajuan dalamkegiatan ekonomi.
2. Ketentuan-ketentuan dalam Konvensi ini juga berlaku untukpekerja laki-laki dan perempuan yang memiliki tanggung jawabkepada anggota lain dari keluarga dekat mereka, yang secarajelas membutuhkan perhatian dan bantuan mereka, dimanatanggung jawab ini membatasi peluang mereka untukmempersiapkan diri untuk masuk, dan ikut serta ataumemperoleh kemajuan dalam kegiatan ekonomi.
3. Dalam Konvensi ini, istilah “anak yang menjadi tanggungan”dan “anggota lain dari keluarga dekat yang secara jelasmembutuhkan perhatian dan bantuan mereka” berarti orang-orang yang ditetapkan demikian di masing-masing negaramelalui salah satu dari cara-cara yang disebut dalam Pasal 9Konvensi ini.
4. Pekerja yang dicakup dalam ketentuan ayat 1 dan ayat 2 Pasalini selanjutnya disebut “pekerja dengan tanggung jawabkeluarga”.
Pasal 2
Konvensi ini berlaku untuk segala jenis kegiatan ekonomi dansemua kategori pekerja.
Pasal 3
1. Dalam menciptakan kesetaraan kesempatan dan perlakuan yangsama yang efektif bagi pekerja laki-laki dan perempuan, setiapAnggota perlu menjadikannya sebagai tujuan dari kebijakannasional agar mereka yang memiliki tanggung jawab keluargayang terikat atau ingin terikat dalam pekerjaan, dapatmenggunakan hak mereka untuk melakukannya tanpamengalami diskriminasi dan, bila mungkin, tanpa konflik antarapekerjaan dengan tanggung jawab mereka terhadap keluarga.
58 Konvensi-konvensi ILO tentang Kesetaraan Gender di Dunia Kerja
2. Dalam ayat 1 Pasal ini, istilah “diskriminasi” berarti diskriminasidalam hal pekerjaan dan jabatan sebagaimana yang ditetapkandalam Pasal 1 dan Pasal 5 Konvensi mengenai Diskriminasi dalamhal (Pekerjaan dan Jabatan), 1958.
Pasal 4
Dalam menciptakan kesetaraan kesempatan dan perlakuan yangsama yang efektif bagi pekerja laki-laki dan perempuan, segalatindakan yang sesuai dengan kemungkinan dan kondisi di masing-masing negara perlu ditempuh—
(a) agar pekerja yang memiliki tanggung jawab keluarga dapatmenggunakan hak mereka untuk memilih pekerjaan secarabebas; dan
(b) untuk mempertimbangkan kebutuhan mereka dalam halketentuan dan persyaratan kerja dan dalam hal jaminan sosial.
Pasal 5
Segala tindakan yang sesuai dengan kemungkinan dan kondisidi masing-masing negara perlu ditempuh lebih lanjut
(a) untuk mempertimbangkan kebutuhan para pekerja yangmemiliki tanggung jawab keluarga dalam perencanaanmasyarakat; dan
(b) untuk mengembangkan atau meningkatkan layanan masyarakat,baik layanan publik maupun swasta, seperti perawatan anakserta layanan dan fasilitas untuk keluarga.
Pasal 6
Pihak berwenang dan lembaga-lembaga yang berkompeten dimasing-masing negara harus mengambil langkah yang diperlukanguna mempromosikan informasi dan pendidikan yang dapatmenciptakan pemahaman masyarakat yang lebih luas tentangpninsip kesetaraan kesempatan dan perlakuan yang sama bagipekerja laki-laki dan perempuan dan tentang masalah-masalahpekerja yang memiliki tanggung jawab keluarga, serta penciptaaniklim pendapat yang kondusif untuk mengatasi permasalahan ini.
Pasal 7
Segala tindakan yang sesuai dengan kemungkinan dan kondisidi masing-masing negara, termasuk upaya di bidang bimbingan danpelatihan keterampilan, perlu dilakukan agar para pekerja yangmemiliki tanggung jawab keluarga dapat menjadi dan tetap masuk
59
dalam jajaran tenaga kerja, serta untuk kembali bekerja setelahabsen karena tanggung jawab mereka.
Pasal 8
Tanggung jawab keluarga tidak dapat dijadikan alasan sah untukmemutuskan hubungan kerja.
Pasal 9
Ketentuan-ketentuan dalam Konvensi ini dapat diterapkanmelalui undang-undang atau peraturan, kesepakatan kerja bersama,ketentuan kerja, keputusan arbitrase, keputusan pengadilan ataugabungan dari metoda-metoda ini, atau dengan cara lain, sesuaidengan kebiasaan nasional yang sesuai, denganmempertimbangkan kondisi nasional.
Pasal 10
1. Ketentuan-ketentuan dari Konvensi ini dapat diterapkan secarabertahap bila perlu, dengan mempertimbangkan kondisinasional yaitu selama langkah-langkah yang ditempuh tersebutberlaku bagi semua pekerja yang termasuk dalam Pasal 1, ayat1.
2. Setiap Anggota yang meratifikasi Konvensi ini perlu melaporkan,dalam laporan pertamanya, tentang penerapan Konvensi iniyang diserahkan berdasarkan Pasal 22 Konstitusi ILO dimana,bila ada, anggota terkait ingin menggunakan kesempatanmemilih yang diberikan dalam ayat 1 Pasal ini, dan perlumenyatakan dalam laporan-laporan selanjutnya, sejauh manadampak yang diberikan atau diusulkan untuk diberikan kepadaKonvensi yang terkait dengan persoalan ini.
Pasal 11
Organisasi pengusaha dan pekerja berhak untuk ikut serta,dengan cara yang sesuai dengan kondisi dan kebiasaan di masing-masing negara, dalam menyusun dan menetapkan langkah-langkahyang dimaksudkan untuk memberlakukan ketentuan-ketentuan dariKonvensi ini.
Pasal 12
Ratifikasi resmi atas Konvensi ini harus disampaikan kepadaDirektur Jenderal Kantor Perburuhan Internasional untuk selanjutnyadidaftarkan.
60 Konvensi-konvensi ILO tentang Kesetaraan Gender di Dunia Kerja
Pasal 13
1. Konvensi ini hanya akan mengikat Anggota-Anggota ILO yangratifikasinya telah didaftarkan kepada Direktur Jenderal.
2. Konvensi ini akan belaku selama dua belas bulan setelah tanggalratifikasi oleh dua Anggota didaftarkan pada Direktur Jenderal.
3. Selanjutnya Konvensi ini akan berlaku untuk setiap Anggotaselama dua belas bulan setelah tanggal ratifikasi Anggotatersebut didaftarkan.
Pasal 14
1. Anggota yang telah meratifikasi Konvensi ini dapatmembatalkannya, setelah melewati jangka waktu 10 tahunterhitung dari tanggal Konvensi ini mulai diberlakukan, denganmenyampaikan pernyataan kepada Direktur Jenderal KantorPerburuhan Internasional untuk didaftarkan. Pembatalan ini baruakan berlaku satu tahun setelah tanggal pendaftarannya.
2. Setiap Anggota yang telah meratifikasi Konvensi ini namun tidakmenggunakan haknya untuk melakukan pembatalan sesuaidengan ketentuan yang tercantum pada Pasal ini dalam waktusatu tahun setelah melewati masa sepuluh tahun seperti yangdimaksud dalam ayat 1, maka Anggota tersebut akan terikatselama jangka waktu 10 tahun berikutnya dan setelah itu dapatmembatalkan Konvensi ini pada saat berakhirnya setiap masa10 tahun sesuai dengan ketentuan yang tercantum dalam Pasalini.
Pasal 15
1. Direktur Jenderal Kantor Perburuhan Internasional akanmemberitahukan semua Anggota ILO tentang pendaftaransemua ratifikasi, pernyataan dan pencabutan yang disampaikankepadanya oleh Anggota ILO.
2. Pada waktu memberitahukan Anggota ILO tentang pendaftaranratifikasi kedua yang disampaikan kepadanya, Direktur Jenderalakan mengingatkan Anggota-Anggota ILO tentang tanggal mulaiberlakunya Konvensi ini.
Pasal 16
Direktur Jenderal Kantor Perburuhan Internasional akanmemberitahukan Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa(PBB) tentang pendaftaran sesuai dengan Pasal 102 Piagam PBB
61
mengenai semua ratifikasi, pernyataan dan pencabutan yangdidaftarkan olehnya sesuai dengan ketentuan Pasal-Pasal tersebutdi atas.
Pasal 17
Pada saat yang dipandang perlu, Badan Pimpinan KantorPerburuhan Internasional akan menyerahkan laporan mengenaipelaksanaan Konvensi ini kepada Konferensi Umum dan akanmempelajari perlunya memasukkan semua atau sebagian revisinyake dalam Agenda Konferensi.
Pasal 18
1. Apabila Konferensi ini mengesahkan Konvensi baru yangmengubah sebagian atau seluruh Konvensi ini, kecuali kalauditentukan lain oleh Konvensi baru tersebut, maka -(a) dengan menyimpang dari ketentuan Pasal 9 di atas, ratifikasi
atas Konvensi baru oleh Anggota berarti membatalkanKonvensi ini saat itu juga demi hukum, apabila dan padasaat Konvensi yang baru tersebut mulai diberlakukan;
(b) mulai tanggal berlakunya Konvensi yang baru direvisitersebut, Konvensi ini tidak dapat diratifikasi lagi oleh ParaAnggota.
2. Namun Konvensi ini akan tetap berlaku dalam bentuk danisi yang asli bagi Para Anggota yang telah meratifikasinya tetapibelum meratifikasi Konvensi yang baru tersebut.
Pasal 19
Bunyi naskah Konvensi ini dalam bahasa Inggris dan Perancismemiliki kekuatan hukum yang sama.
62 Konvensi-konvensi ILO tentang Kesetaraan Gender di Dunia Kerja
63
Konferensi Umum Organisasi Perburuhan Internasional (ILO),Konferensi Umum Organisasi Perburuhan Internasional (ILO),Konferensi Umum Organisasi Perburuhan Internasional (ILO),Konferensi Umum Organisasi Perburuhan Internasional (ILO),Konferensi Umum Organisasi Perburuhan Internasional (ILO),
Setelah disidangkan di Jenewa oleh Badan Pimpinan KantorPerburuhan Internasional dan setelah mengadakan sidangnya yangKeenampuluh tujuh pada tanggal 3 Juni 1981, dan
Mengetahui bahwa Deklarasi Philadelphia tentang Maksud danTujuan ILO yang mengakui bahwa “semua umat manusia, tanpamemandang ras, kepercayaan atau jenis kelamin, berhakmemperoleh kesejahteraan materil maupun pengembangan spiri-tual dalam kondisi yang bebas dan terhormat, dan dalam kondisiperekonomian yang aman dan kesetaraan kesempatan”, dan
Mengetahui adanya ketentuan dari Deklarasi tentangKesetaraan kesempatan dan perlakuan yang sama bagi PekerjaPerempuan dan ketentuan resolusi tentang rencana aksi yangbertujuan untuk mempromosikan kesetaraan kesempatan danperlakuan yang sama bagi pekerja perempuan, yang ditetapkanoleh Konferensi ILO pada tahun 1975, dan
Mengetahui adanya ketentuan-ketentuan dari beberapaKonvensi dan Rekomendasi ILO yang bertujuan untuk memastikanadanya kesetaraan kesempatan dan perlakuan yang sama bagipekerja laki-laki dan perempuan, yaitu Konvensi dan Rekomendasitentang Kesetaraan Upah tahun 1951, Konvensi dan Rekomendasitentang Diskriminasi (dalam hal Pekerjaan dan Jabatan) tahun 1958,dan Bab VIII dari Rekomendasi tentang Pengembangan SumberDaya Manusia tahun 1975, dan
REKOMENDASI 156
KESETARAAN KESEMPATAN DANPERLAKUAN YANG SAMA BAGI PEKERJALAKI-LAKI DAN PEREMPUAN: PEKERJA
DENGAN TANGGUNG JAWAB KELUARGA
Rekomendasi: R156
Tempat: Jenewa
Sidang Konfenrensi: 60
Tanggal Disetujui: 03:06:1981
64 Konvensi-konvensi ILO tentang Kesetaraan Gender di Dunia Kerja
Mengingat bahwa Konvensi tentang Diskriminasi (dalam halPekerjaan dan Jabatan) tahun 1955, tidak secara tegas mencakuppembatasan-pembatasan yang dibuat berdasarkan tanggung jawabkeluarga, dan mengingat bahwa standar-standar tambahandiperlukan untuk maksud tersebut, dan
Mengetahui ketentuan-ketentuan Rekomendasi tentangPekerjaan (Perempuan dengan Tanggung jawab Keluarga) tahun1965, dan mempertimbangkan perubahan-perubahan yang telahdilakukan sejak penerapannya, dan
Mengetahui bahwa instrumen-instrumen tentang kesetaraankesempatan dan perlakuan yang sama bagi laki-laki dan perempuanjuga telah ditetapkan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) danbadan-badan khusus lainnya, dan mengingat, khususnya, ayatkeempatbelas dari Mukadimah Konvensi PBB tentang PenghapusanSemua Bentuk Diskriminasi terhadap Perempuan, tahun 1979,dimana Negara-negara Anggota “menyadari bahwa perubahandalam peran tradisional laki-laki serta peran perempuan dalammasyarakat dan dalam keluarga diperlukan untuk mencapaikesetaraan penuh di antara laki-laki dan perempuan”, dan
Mengakui bahwa masalah pekerja yang memiliki tanggungjawab keluarga adalah aspek yang lebih luas permasalahannya dalamkeluarga dan masyarakat yang harus dipertimbangkan dalammenyusun kebijakan nasional, dan
Mengakui perlunya menciptakan kesetaraan kesempatan danperlakuan yang sama yang efektif di antara pekerja laki-laki danperempuan yang memiliki tanggung jawab keluarga dan di antarapekerja tersebut dengan pekerja lain, dan
Menimbang bahwa banyak masalah yang semakin rumitdihadapi semua pekerja, terutama pekerja yang memiliki tanggungjawab keluarga dan dengan mengakui perlunya meningkatkankondisi mereka melalui tindakan-tindakan yang mampu memenuhikebutuhan khusus mereka dan melalui tindakan-tindakan yangdimaksudkan untuk meningkatkan kondisi pekerja pada umumnya,dan
Setelah memutuskan pemberlakuan usulan-usulan tertentuyang terkait dengan kesetaraan kesempatan dan perlakuan yangsama bagi pekerja laki-laki dan perempuan, yaitu pekerja yangmemiliki tanggung jawab keluarga, yang menjadi mata acara kelimadari agenda sidang, dan
Setelah menetapkan bahwa usulan-usulan ini harus dibuatdalam bentuk Rekomendasi,
Menetapkan pada tanggal duapuluhtiga Juni tahun 1981,Rekomendasi berikut ini, yang dapat disebut sebagai Rekomendasimengenai Pekerja dengan Tanggung jawab Keluarga, 1981.
65
I. DEFINISI, RUANG LINGKUP DAN PETUNJUKPELAKSANAAN
1. (1) Rekomendasi ini berlaku untuk pekerja laki-laki danperempuan yang memiliki tanggung jawab yang terkaitdengan anak-anak yang menjadi tanggungan mereka,dimana tanggung jawab ini membatasi peluang merekauntuk mempersiapkan diri untuk masuk, dan ikut serta ataumemperoleh kemajuan dalam kegiatan ekonomi.
(2) Ketentuan dalam Rekomendasi ini juga berlaku untukpekerja laki-laki dan perempuan yang memiliki tanggungjawab kepada anggota lain dari keluarga dekat mereka, yangsecara jelas membutuhkan perhatian dan bantuan mereka,dimana tanggung jawab ini membatasi peluang merekauntuk mempersiapkan diri untuk masuk, dan ikut serta ataumemperoleh kemajuan dalam kegiatan ekonomi.
(3) Dalam Rekomendasi ini, istilah “anak yang menjaditanggungan” dan “anggota lain dari keluarga dekat yangsecara jelas membutuhkan perhatian dan bantuan mereka”berarti orang-orang yang ditetapkan demikian di masing-masing negara melalui salah satu dari cara-cara yang disebutdalam Ayat 3 Rekomendasi ini.
(4) Pekerja yang dicakup dalam ketentuan sub-ayat 1 dan 2Pasal ini selanjutnya disebut “pekerja dengan tanggungjawab keluarga”.
2. Rekomendasi ini berlaku untuk segala jenis kegiatan ekonomidan semua kategori pekerja.
3. Ketentuan-ketentuan dalam Rekomendasi ini dapat diterapkanmelalui undang-undang atau peraturan, kesepakatan kerjabersama, ketentuan kerja, keputusan arbitrase, keputusanpengadilan atau gabungan dari metode-metode ini, ataudengan cara lain, sesuai dengan kebiasaan nasional yang sesuai,dengan mempertimbangkan kondisi nasional.
4. Ketentuan-ketentuan dan Rekomendasi ini dapat diterapkansecara bertahap bila perlu, dengan mempertimbangkan kondisinasional yaitu selama langkah-langkah yang ditempuh tersebutberlaku bagi semua pekerja yang termasuk dalam Ayat 1, sub-ayat (1)
5. Organisasi pengusaha dan pekerja berhak untuk ikut serta,dengan cara yang sesuai dengan kondisi dan kebiasaan dimasing-masing negara, dalam menyusun dan menetapkanlangkah-langkah yang dimaksudkan untuk memberlakukanketentuan-ketentuan dari Rekomendasi ini.
66 Konvensi-konvensi ILO tentang Kesetaraan Gender di Dunia Kerja
II. KEBIJAKAN NASIONAL
6. Dalam menciptakan kesetaraan kesempatan dan perlakuan yangsama yang efektif bagi pekerja laki-laki dan perempuan, setiapAnggota perlu menjadikannya sebagai tujuan dari kebijakannasional agar mereka yang memiliki tanggung jawab keluargayang terikat atau ingin terikat dalam pekerjaan, dapatmenggunakan hak mereka untuk melakukannya tanpamengalami diskriminasi dan, bila mungkin, tanpa konflik antarapekerjaan dengan tanggung jawab mereka terhadap keluarga.
7. Dalam kerangka kerja kebijakan nasional untuk mempromosikankesetaraan kesempatan dan perlakuan yang sama bagi pekerjalaki-laki dan perempuan, perlu ditentukan dan diterapkanlangkah-langkah untuk mencegah diskriminasi langsungmaupun tak langsung atas dasar status perkawinan atau tanggungjawab keluarga.
8. (1) Dalam Ayat 6 dan 7 di atas, istilah “diskrimiansi” berartidiskriminasi dalam hal pekerjaan dan jabatan sebagaimanayang ditetapkan dalam Pasal 1 dan Pasal 5 Konvensimengenai Diskriminasi dalam hal (Pekerjaan dan Jabatan),1958.
(2) Selama masa peralihan, langkah-langkah khusus yangbertujuan untuk mencapai kesetaraan yang efektif antarapekerja laki-laki dan perempuan, tidak dapat dianggapsebagai diskriminasi.
9. Dalam menciptakan kesetaraan kesempatan dan perlakuan yangsama dan efektif bagi pekerja laki-laki dan perempuan, segalatindakan yang sesuai dengan kemungkinan dan kondisi dimasing-masing negara perlu ditempuh:(a) agar pekerja yang memiliki tanggung jawab keluarga dapat
menggunakan hak mereka untuk memilih pekerjaan secarabebas;
(b) untuk mempertimbangkan kebutuhan mereka dalam halketentuan dan persyaratan kerja dan dalam hal jaminansosial; dan
(c) untuk mengembangkan atau mempromosikan perawatananak, keluarga serta layanan masyarakat lainnya, baiklayanan publik maupun swasta, guna memenuhi kebutuhanmereka.
10. Pihak berwenang dan lembaga-lembaga yang berkompeten dimasing-masing negara harus mengambil langkah yangdiperlukan guna mempromosikan informasi dan pendidikanyang dapat menciptakan pemahaman masyarakat yang lebih
67
luas tentang pninsip kesetaraan kesempatan dan perlakuanyang sama bagi pekerja laki-laki dan perempuan dan tentangpermasalahan pekerja yang memiliki tanggung jawab keluarga,serta penciptaan iklim pendapat yang kondusif untuk mengatasipermasalahan ini.
11. Pihak berwenang dan badan-badan di masing-masing negaraperlu mengambil langkah-langkah yang tepat:(a) untuk melaksanakan atau mempromosikan penelitian yang
diperlukan tentang berbagai aspek pekerjaan yang terkaitdengan para pekerja yang memiliki tanggung jawabkeluarga agar dapat memberi informasi obyektif yang dapatdijadikan landasan untuk menyusun kebijakan danpelaksanaan kegiatan yang tepat; dan
(b) untuk mempromosikan pendidikan yang dapat mendorongkeikutsertaan dalam tanggung jawab keluarga antara laki-laki dan perempuan dan agar pekerja yang memilikitanggung jawab keluarga dapat lebih mampu memenuhitanggung jawab mereka dalam hal pekerjaan dan keluarga.
III. PELATIHAN DAN PEKERJAAN
12. Segala tindakan yang sesuai dengan kemungkinan dan kondisidi masing-masing negara, termasuk upaya di bidang bimbingandan pelatihan keterampilan, perlu dilakukan agar para pekerjayang memiliki tanggung jawab keluarga dapat menjadi dan tetapmasuk dalam jajaran tenaga kerja, serta untuk kembali bekerjasetelah absen karena tanggung jawab mereka.
13. Sesuai dengan kebijakan dan kebiasaan di masing-masingnegara, fasilitas pelatihan keterampilan dan, bila mungkin,peraturan tentang cuti pendidikan dengan gaji untukmenggunakan fasilitas-fasilitas tersebut, perlu disediakan untukpekerja yang memiliki tanggung jawab keluarga.
14. Layanan-layanan seperti ini, yang mungkin diperlukan agarpekerja yang memiliki tanggung jawab keluarga dapat masukatau kembali bekerja, perlu disediakan, dalam kerangka kerjadari layanan-layanan yang ada bagi semua pekerja atau, bilatidak mungkin, dalam cara yang sesuai dengan kondisi nasional;layanan-layanan ini perlu meliputi layanan gratis bagi parapekerja dalam bentuk bimbingan keterampilan, konseling,layanan informasi dan penempatan kerja yang diselenggarakanoleh personil terlatih yang sesuai, dan yang mampu memenuhikebutuhan-kebutuhan khusus para pekerja yang memilikitanggung jawab keluarga.
68 Konvensi-konvensi ILO tentang Kesetaraan Gender di Dunia Kerja
15. Para pekerja yang memiliki tanggung jawab keluarga harusmenikmati kesetaraan kesempatan dan perlakuan yang samadengan pekerja lain dalam hal persiapan kerja, akses kepekerjaan, kenaikan jabatan dan jaminan kerja.
16. Status perkawinan, keadaan atau tanggung jawab keluarga tidakdapat dijadikan alasan sah untuk menolak atau memutuskanhubungan kerja.
IV. PERSYARATAN DAN KETENTUAN KERJA
17. Segala tindakan yang sesuai dengan kemungkinan dan kondisidi masing-masing negara dan kepentingan sah dari pekerja lain,perlu dilakukan guna menjamin persyaratan dan ketentuan kerjadisusun sedemikian rupa sehingga memungkinkan para pekerjayang memiliki tanggung jawab keluarga menyesuaikanpekerjaan mereka dengan tanggung jawab keluarga.
18. Perhatian khusus perlu diberikan pada langkah-langkah umumuntuk meningkatkan kondisi kerja dan mutu kehidupan kerja,termasuk langkah-langkah yang bertujuan:
(a) untuk mengurangi secara bertahap jam kerja harian danmengurangi waktu lembur, dan
(b) untuk menyusun aturan yang lebih fleksibel dalam haljadwal kerja, waktu istirahat dan liburan, denganmempertimbangkan tahap pengembangan dan kebutuhankhusus dari negara terkait dan berbagai sektor kegiatan.
19. Bila mungkin dan layak, kebutuhan khusus para pekerja,termasuk mereka yang memiliki tanggung jawab keluarga, perludipertimbangkan dalam menyusun peraturan kerja shift danpemberian tugas di malam hari.
20. Tanggung jawab keluarga serta pertimbangan misalnya tentangtempat kerja pasangannya dan fasilitas pendidikan anak-anak,perlu dipertimbangkan sebelum memindahkan pekerja dari satutempat ke tempat lain.
21. (1) Untuk melindungi pekerja paruh-waktu, pekerjasementara dan pekerja yang ditempatkan di rumah, dimanasebagian besar dari mereka memiliki tanggung jawabkeluarga, persyaratan dan ketentuan kerja untuk jenis-jenispekerjaan ini perlu diatur dan diawasi secara tepat.
(2) Persyaratan dan ketentuan kerja, termasuk pemberianjaminan sosial bagi para pekerja paruh waktu dan pekerjasementara, sepanjang dapat diterapkan, perlu diatur sama
69
dengan mereka yang bekerja penuh-waktu dan tetap; bilamungkin, hak-hak mereka dapat dihitung secara pro-rata.
(3) Para pekerja paruh-waktu perlu diberi kesempatan untukmemilih memperoleh atau kembali bekerja penuh-waktubila ada lowongan dan bila tugas sebagai pekerja paruh-waktu sudah tidak lagi dibutuhkan.
22. (1) Salah satu orang tua (ayah atau ibu) perlu diberikesempatan, segera setelah cuti hamil, untuk memperolehcuti tanpa gaji (cuti orang tua) tanpa kehilangan pekerjaandan dengan hak-hak yang terkait dengan perlindungankerja.
(2) Jangka waktu cuti setelah hamil dan jangka waktu sertakondisi cuti tanpa gaji sebagaimana dimaksud dalam sub-ayat (1) Ayat ini, perlu ditetapkan di masing-masing negaramelalui salah satu cara yang ditentukan dalam Ayat 3Rekomendasi ini.
(3) Cuti tanpa gaji sebagaimana dimaksud dalam sub-ayat (1)Ayat ini dapat dilaksanakan secara bertahap.
23. (1) Seorang pekerja, laki-laki atau perempuan, yang memilikitanggung jawab terhadap anak tanggungan harusdiperbolehkan mengambil cuti tanpa gaji bila anaknya jatuhsakit.
(2) Pekerja yang memiliki tanggung jawab keluarga harusdiperbolehkan cuti tanpa gaji bila ada anggota keluargadekatnya yang jatuh sakit yang butuh perhatian ataubantuan dari pekerja tersebut.
(3) Jangka waktu dan kondisi cuti tanpa gaji sebagaimanadimaksud dalam sub-ayat (1) dan (2) Ayat ini perlu ditetapkandi masing-masing negara melalui salah satu cara yangditentukan dalam Ayat 3 Rekomendasi ini.
V. PERAWATAN ANAK SERTA LAYANAN KELUARGASERTA FASILITASNYA
24. Untuk menetapkan ruang lingkup dan sifat dari perawatan anakserta layanan keluarga serta fasilitasnya yang diperlukan untukmembantu pekerja yang memiliki tanggung jawab keluargamemenuhi kewajiban pekerjaan dan tanggung jawab keluargamereka, pihak yang berwenang, bekerjasama dengan instansipemerintah dan organisasi swasta terkait, terutama organisasipengusaha dan pekerja, dan dalam lingkup sumber daya merekauntuk mengumpulkan informasi, perlu menempuh langkah-langkah yang tepat dan diperlukan:
70 Konvensi-konvensi ILO tentang Kesetaraan Gender di Dunia Kerja
(a) untuk mengumpulkan dan mempublikasikan data statistikyang memadai tentang jumlah pekerja yang memilikitanggung jawab keluarga yang bekerja atau sedangmencari pekerjaan, dan data tentang jumlah dan usia anak-anak mereka serta semua tanggungan lain yangmemerlukan perhatian; dan
(b) untuk memastikan, melalui survei yang sistematis dandilaksanakan secara khusus di tingkat masyarakat,kebutuhan dan keinginan akan perawatan anak dan layanankeluarga serta fasilitasnya.
25. Pihak berwenang, bekerjasama dengan instansi pemerintah danorganisasi swasta terkait, perlu mengambil langkah-langkahuntuk memastikan perawatan anak dan layanan keluarga sertafasilitasnya dapat memenuhi kebutuhan dan keinginansebagaimana yang dikemukakan; dalam hal ini secara khususmereka perlu, dengan mempertimbangkan kemungkinan dankondisi nasional maupun lokal:(a) mendorong dan membantu penyusunan, terutama di
lingkungan masyarakat setempat, rencana yang sistematisuntuk membangun sarana perawatan anak dan layanankeluarga serta fasilitasnya, dan
(b) mengusahakan sendiri atau mendorong dan memfasilitasipenyediaan sarana perawatan anak dan layanan keluargaserta fasilitasnya, secara gratis atau dengan mengenakanbiaya yang wajar sesuai dengan kemampuan pekerja, yangdibangun sesuai dengan ketentuan yang fleksibel danmemenuhi kebutuhan anak dari berbagai kelompok umur,serta tanggungan lain yang memerlukan perawatan dankebutuhan pekerja yang memiliki tanggung jawab keluarga.
26. (1) Segala jenis sarana perawatan anak dan layanan keluargaserta fasilitasnya harus sesuai dengan standar-standar yangditetapkan dan diawasi oleh pihak berwenang.
(2) Standar-standar ini perlu menentukan khususnya peralatan,persyaratan kesehatan dan teknis dari layanan dan fasilitasyang disediakan tersebut, serta jumlah dan kualifikasi stafpelaksana.
(3) Pihak berwenang perlu menyediakan atau membantumemastikan penyediaan pelatihan yang memadai diberbagai tingkat untuk personil yang diperlukan untukmengangkat pegawai yang melaksanakan kegiatanperawatan anak dan layanan keluarga serta fasilitasnya.
71
VI. JAMINAN SOSIAL
27. Tunjangan jaminan sosial, pembebasan pajak, serta langkah-langkah lain yang sesuai dengan kebijakan nasional, bila perlu,harus disediakan bagi pekerja yang memiliki tanggung jawabkeluarga.
28. Selama masa cuti tanpa gaji sebagaimana dimaksud dalamAyat 22 dan 23, pekerja yang bersangkutan dapat, sesuaidengan kondisi dan kebiasaan di negara yang bersangkutan,dan melalui salah satu cara yang ditentukan dalam Ayat 3Rekomendasi ini, dilindungi dengan jaminan sosial.
29. Pekerja tidak boleh dikecualikan dari pertanggungan jaminansosial yang terkait dengan kegiatan kerja suami/istrinya, sertahak untuk memperoleh tunjangan dari kegiatan itu.
30. (1) Tanggung jawab keluarga seorang pekerja harusmenjadi elemen yang perlu dipertimbangkan dalammenentukan apakah pekerjaan yang ditawarkan sudahsesuai, dalam arti bahwa penolakan atas tawaran ini dapatmengakibatkan hilangnya atau ditundanya tunjangansaat tidak bekerja.
(2) Secara khusus, apabila pekerjaan yang ditawarkantersebut mengharuskan pekerja pindah ke tempat lain,maka hal yang perlu dipertimbangkan antara lain adalahtempat kerja suami/istri dan fasilitas pendidikan bagi sanganak.
31. Dalam menerapkan Ayat 27 sampai 30 Rekomendasi ini,Negara Anggota yang ekonominya belum berkembangsecara memadai, dapat mempertimbangkan sumber dayanasional dan ketentuan jaminan sosial yang ada.
VII. BANTUAN UNTUKMELAKSANAKAN TANGGUNG-JAWAB KELUARGA
32. Pihak berwenang dan badan-badan terkait di masing-masingnegara perlu mempromosikan tindakan yang diambil olehsektor publik dan swasta tersebut guna meringankan bebanyang timbul dari tanggung jawab keluarga para pekerja.
33. Semua langkah yang sesuai dengan kemungkinan dan kondisinasional perlu diambil untuk mengembangkan layananbantuan-di-rumah dan layanan perawatan-di-rumah yang
72 Konvensi-konvensi ILO tentang Kesetaraan Gender di Dunia Kerja
diatur dan diawasi secara memadai dan yang dapat memberibantuan yang sesuai bagi para pekerja yang memiliki tanggungjawab keluarga untuk mengenakan biaya yang wajar sesuaidengan kemampuan para pekerja.
34. Karena banyak tindakan yang dimaksudkan untuk meningkatkankondisi pekerja pada umumnya dapat menimbulkan dampakyang menguntungkan bagi para pekerja yang memilikitanggung jawab keluarga, maka pihak berwenang dan badan-badan terkait di masing-masing negara perlu mempromosikantindakan publik dan swasta ini untuk sedapat mungkinmenyediakan layanan-layanan masyarakat, seperti jasa angkutanumum, penyediaan air bersih dan tenaga listrik di dalam atau didekat perumahan para pekerja, dengan tataletak yangmenjamin efisiensi penggunaannya, sehingga dapat mememuhikebutuhan para pekerja.
VIII. PEMBERLAKUAN REKOMENDASI YANG ADA
35. Rekomendasi ini mengganti Rekomendasi tentang Pekerjaan(Perempuan dengan Tanggung jawab Keluarga), tahun 1965.
73
presentasi 156
Berlandaskan pemikiran untuk menciptakan kesetaraankesempatan dan perlakuan yang efektif, negara-negara anggota
akan
Menjadikan pemikiran tersebut sebagai suatu tujuankebijakan nasional agar pekerja yang mempunyai tanggung jawab
keluarga dapat menjalankan pekerjaan tanpa diskriminasi danmemungkinan mereka bekerja tanpa konflik antara pekerjaan dan
tanggung jawab keluarga.
APAKAH TANGGUNG JAWAB KELUARGA ITU?
Tanggung jawab terhadap “anak-anak yangmenjadi tanggungan” dan “anggota keluargalangsung lainnya”tergantung setiap negara dalam mendefinisikankeluargapekerjaan rumah-tangga
TUJUAN
Menegakkan kesempatan dan perlakuan yang setara
Antara pekerja laki-laki dan pekerja perempuanyang mempunyai tanggung jawab keluargaAntara pekerja yang mempunyai dan yang tidakmempunyai tanggung jawab keluarga
74 Konvensi-konvensi ILO tentang Kesetaraan Gender di Dunia Kerja
MENGHILANGKAN BATASAN
Apabila tanggung jawab tersebut membatasikemungkinan-kemungkinan mereka untuk:
melakukan persiapanmasukberpartisipasimemajukan kegiatan-kegiatan ekonomi
PERSYARATAN LAIN
Menyusun panduan profesi dan pelatihan yang dapatmenjamin seseorang untuk masuk kembali atau tetapsebagai angkatan kerja.Menggalakkan informasi dan edukasi untukmenambah kesadaran masyarakat.Menjamin bahwa tanggung jawab keluarga tidakdapat dipakai sebagai alasan untuk memberhentikanpekerja.
KEBIJAKAN NASIONAL
Mengambil semua langkah yang sesuai dengankondisi nasional dan kemungkinan untuk:
Menjamin para pekerja ini bebas memilihpekerjaanMemperhitungkan kebutuhan mereka terkaitdengan kondisi kerja dan jaminan sosialMemperhitungkan kebutuhan mereka dalamrencana publik dan dalam pengembangan layananmasyarakat baik umum maupun swasta
75
MITRA SOSIAL
Organisasi Pengusaha dan Pekerja mempunyai hakuntuk berpartisipasi dengan cara-cara yang sesuai
kondisi nasional, dalam mengembangkan danmenerapkan langkah-langkah yang perlu diambil
LANGKAH-LANGKAH UNTUK MEMPROMOSIKANREKONSILIASI KELUARGA-PEKERJAAN
Layanan keluarga – penitipan anak, perawatan untukorang lanjut usia, layanan lainnnya yang dapatmengurangi beban tugas rumah-tanggaCuti – cuti melahirkan, cuti suami yang isterinyamelahirkan, cuti bagi orangtua untuk menguruskeperluan anak, cuti keperluan darurat untuk keluarga,reintegrasiJam kerja – jangka waktu, paruh-waktu, waktu fleksibel,jam kerja yang dapat diprediksikanMempromosikan kesadaran
PENERAPAN PROGRESIF
Diberikan kelonggaran untuk penerapan secarabertahap sesuai dengan kondisi nasionalSetiap langkah yang diambil akan dapat diterapkanpada semua pekerja yang mempunyai tanggungjawab keluarga
76 Konvensi-konvensi ILO tentang Kesetaraan Gender di Dunia Kerja
MEMBUAT TANGGUNG JAWAB KELUARGA LEBIHHARMONIS DENGAN PEKERJAAN
Semua langkah akan diambil untuk mengembangkanatau mempromosikan layanan masyrarakat, umum atauswasta seperti penitipan anak dan layanan serta fasilitaskeluarga (Konvensi 156, Pasal 5(b))
“Penitipan anak sangat menentukan bagi kaumperempuan untuk mencapai kesetaraan dalamkesempatan”
Equal Opportunities Commission, Britain
PENGGUNA TEMPAT PENITIPAN ANAK RESMI: PROPORSIANAK USIA MUDA DI TEMPAT PENITIPAN
MENJAGA ANAK USIA PRA-SEKOLAH
Tipe penitipan anak yang resmi :Penjaga anak di rumah dan dibayar - susterPenitipan secara kelompok di suatu tempat –tempat penitipan anak, dijalankan olehperorangan, kelompok, masyarakat setempat baikuntuk mencari keuntungan maupun tidakPenjaga anak yang berlisensi dan dibayar (ibupengasuh), bertempat di rumah ybs sendiri (mis:Perancis, Peru, Singapore)
77
KEBIJAKAN PEMERINTAH MENGENAI PERAWATANUNTUK ANAK USIA DIBAWAH 3 TAHUN
MERINGANKAN BEBAN
Penguasa dan badan yang berwenang di setiap negaraharus mempromosikan aksi masyarakat maupun swastasemacam ini apabila memungkinkan untukmengurangi beban tanggung jawab keluarga pekerja(Rekomendasi 165, alinea 32)
ANAK USIA SEKOLAHSebagai kompensasi terhadap kenyataan bahwajam sekolah lebih singkat daripada jam kerja:- Kantin untuk makan siang- Penitipan anak seusai jam sekolah (di rumah
si penjaga atau melakukan kegiatan yangdiawasi di sekolah)
- Prakarsa dari pengusaha
Program liburan (berkemah)
Menghimbau perawatan oleh orangtua di rumahKemampuan dana masyarakat untuk tempat penitipananak yang berubah-ubah- DARI kira-kira 1/3 biaya seperti di Swedia dan
Norwegia (sebagian besar melalui subsidi kepadakotamadya)
- SAMPAI yang paling kecil (sebagian besar fasilitasdijalankan oleh kelompok relawan, perusahaanswasta atau pengusaha)
Masalah kemampuan mengakses dari mereka yangberpenghasilan rendahMasalah mutu dan biaya
78 Konvensi-konvensi ILO tentang Kesetaraan Gender di Dunia Kerja
KETENTUAN CUTI
Cuti Melahirkan – bagi ibu yang akan melahirkanCuti bagi Ayah – cuti bagi suami yang isterinya akanmelahirkan- 3 hari di Aljazair; 2 di Argentina; 10 di Swedia; 5
hari di ILOCuti bagi orangtua – ketentuan perpanjangan cuti(seringkali setelah cuti melahirkan) untuk merawatanak yang masih kecil, seringkali tidak dibayar ataudibayar dengan upah rendah- Ayah dan ibu- Paling efektif apabila ada fleksibilitas; paruh-
waktu- Tingkat pengambilan cuti cenderung lebih tinggi
diantara perempuan- Menggunakan atau kehilangan kesempatan bagi
bagi laki-laki
MEMBUAT KERJA “NORMAL” LEBIH HARMONISDENGAN KELUARGAPerhatian tertentu harus diberikan pada langkah-langkah umum untuk memperbaiki kondisi kerja dankualitas hidup, termasuk langkah-langkah yangditujukan untuk(a) pengurangan secara progresif jam kerja setiap hari
dan pengurangan lembur;(b) pengaturan jam kerja, waktu istirahat dan libur yang
lebih fleksibel.Rekomendasi 165 mengenai Pekerja yang mempunyaitanggung jawab keluarga. Pasal 18
CUTI DARURAT KEPERLUAN KELUARGA ”(MIS. ANAK SAKIT)
Sejumlah hari tertentu mungkin diperbolehkan olehundang-undang (cuti darurat, acara keluarga)Kemungkinan kebijakan perusahaan – mungkindisetujui untuk cuti darurat, terkadang sebagai bagiandari cuti sakit atau cuti dengan penggantian hari
79
WAKTU FLEKSI – PROGRAM RESMI
Biasanya dikombinasikan dengan “tabungan waktu”Kelebihan dan kekurangan jam kerjaKelebihan jam kerja dapat diambil sebagai waktu luangPopuler diantara pekerja kantoranKesulitan teknik dalam memperkenalkan hal ini kepadaburuh
Peningkatan Penggunaan skema iniLebih dari 30% pekerja di Jerman memakai skema iniSekitar 10 % di Inggris, AS dan Jepang
WAKTU YANG FLEKSIBELWaktu yang fleksibel mempermudah karyawan untukmenjadwalkan jam kerja mereka dalam batasan waktutertentu.
Dua tipe waktu fleksi- Waktu fleksi resmi: karyawan dapat mengubah jam
kerja harian, selama mereka bekerja memenuhijumlah waktu yang ditentu (“core-hours”)
- Waktu fleksi tidak resmi: karyawan dapat memulaidan mengakhiri waktu kerja mereka secarabervariasi (mis. dalam batasan 30 menit)
JAM KERJA YANG TIDAK MENGINDAHKAN KELUARGA:
Masalah batasan resmi dan jam kerja yang sebenarnyaDampak negatif terhadap kesehatan pekerja:Lebih dari 48 jam seminggu mungkin akanmengakibatkan stres yang berartiDampak negatif terhadap kehidupan keluargaDapat memperkuat pembagian kerja gender
Lembur sering yang “dipaksa” harus dihindariMasalah mengenai lembur yang tidak dibayarAdalah penting untuk tahu terlebih dahulu
80 Konvensi-konvensi ILO tentang Kesetaraan Gender di Dunia Kerja
KERJA PARUH-WAKTU
Semakin populer mengkombinasikan kerja dankeluarga- 18% dari karyawan di Eropa di tahun 2000- 41% di Belanda (“negara pertama di dunia yang
menggunakan paruh-waktu”)Bagaimanapun, ada kekhawatiran mengenai:- Diskriminasi dalam upah, pengembangan karir,
perlindungan sosial dsb.- Perempuan pada pekerjaan paruh-waktu: Lebih
dari 70% pekerjaan paruh-waktu diambil olehperempuan
- Memperkuat ketidaksetaraan gender dalampekerjaan domestik?
Mempromosikan kerja paruh-waktu berkualitas yang tinggi
TEMPAT KERJA DIMANA KONSILIASI KELUARGA DANPEKERJAAN DILAKUKAN
Konsep perusahaan yang mengindahkan keluarga- Menerima bahwa tanggung jawab semacam ini
dapat berdampak terhadap kehidupan kerjakaryawan
- Mencoba untuk memfasilitasi rekonsiliasi
Menciptakan tercapainya situasi “semua beruntung/win-win” baik bagi keefektifan organisasi maupunkesejahteraan karyawan
Serikat Pekerja mengambil peran utama- Dalam bernegosiasi mengenai kesepakatan kerja
bersama- Dalam menginformasikan hak dan
mengidentifikasi kebutuhan
81
INFORMASI DAN PENDIDIKAN
Untuk pemahaman publik yang lebih luas mengenai:- prinsip kesetaraan- masalah pekerja dengan tanggung jawab keluarga- Menciptakan iklim kondusif untuk mengatasi
masalah (Konvensi 156 Pasal 6)Mempromosikan pendidikan semacam itu yang akanmendorong laki-laki dan perempuan berbagitanggung jawab keluarga (Rekomendasi 165, alinea11(b))Bagi pengusaha: Untuk mendorong kebijakanperusahaan – hadiah, pedoman, studi kasusAda hadiah dari perusahaan Di beberapa negara -Australia, Hongaria, Singapore
REKONSILIASI UNTUK PROMOSI KESETARAAN
Membuat kerja “normal” lebih harmonis untukkeluarga (jam kerja, fleksibilitas)Regulasi dan supervisi yang cukup untuk skema kerjaparuh-waktu dan kerja rumahMembuat tanggung jawab keluarga lebih harmonisdengan pekerjaan (fasilitas penitipan anak, jam sekolahdsb.)Mengurangi bebanMengakui adanya peran perawatan dari laki-laki danberbagi tanggung jawab dalam keluarga lebih setara
82 Konvensi-konvensi ILO tentang Kesetaraan Gender di Dunia Kerja
83
Konferensi Umum Organisasi Perburuhan Internasional (ILO),Konferensi Umum Organisasi Perburuhan Internasional (ILO),Konferensi Umum Organisasi Perburuhan Internasional (ILO),Konferensi Umum Organisasi Perburuhan Internasional (ILO),Konferensi Umum Organisasi Perburuhan Internasional (ILO),
Setelah disidangkan di Jenewa oleh Badan Pimpinan KantorPerburuhan Internasional dan setelah mengadakan sidangnya yangke-88 pada tanggal 30 Mei 2000, dan
Mengakui perlunya merevisi Konvensi mengenai PerlindunganTerhadap Ibu Hamil (sudah Direvisi), tahun 1952, dan Rekommendasimengenai Perlindungan terhadap Ibu Hamil, tahun 1952, untuk lebihmempromosikan kesetaraan bagi semua pekerja perempuan sertakesehatan dan keselamatan ibu dan anak, dan mengakui keragamandalam perekonomian dan pembangunan sosial negara-negaraAnggota, maupun keragaman perusahaan, dan peningkatanperlindungan bagi ibu hamil dalam perundang-undangan dankebijakan nasional, dan
Mengakui adanya ketentuan-ketentuan dalam Deklarasi Uni-versal tentang Hak Asasi Manusia (1948), Konvensi PerserikatanBangsa-Bangsa (PBB) mengenai Penghapusan Segala BentukDiskriminasi Terhadap Perempuan (1979), Konvensi PBB mengenaiHak-Hak Anak (1989), Deklarasi Beijing dan Platform Aksi (1995),Deklarasi ILO mengenai Kesetaraan Kesempatan dan Perlakuan bagiPekerja Perempuan (1975), Deklarasi ILO mengenai Prinsip dan Hak
KONVENSI 183
Perlindungan terhadap Ibu Hamil, 2000
KONVENSI YANG MEREVISI KONVENSIMENGENAI PERLINDUNGAN TERHADAP IBU
HAMIL (DIREVISI), 1952
(Catatan: Tanggal masuk untuk diterapkan:07:02:2002.)
Konvensi: C183
Tempat: Jenewa
Sidang Konfenrensi: 88
Tanggal Disetujui: 15:06:2000
84 Konvensi-konvensi ILO tentang Kesetaraan Gender di Dunia Kerja
Fundamental di Tempat Kerja beserta Tindak Lanjutnya (1998), sertaKonvensi dan Rekomendasi ILO yang dimaksudkan untuk menjaminkesetaraan kesempatan dan perlakuan bagi pekerja laki-laki danperempuan, khususnya Konvensi mengenai Pekerja denganTanggung Jawab Keluarga (1981), dan
Mempertimbangkan keadaan pekerja perempuan dan perlunyamemberi perlindungan bagi ibu hamil, yang merupakan tanggungjawab bersama antara pemerintah dengan masyarakat, dan
Setelah memutuskan pemberlakuan usulan-usulan tertentuyang terkait dengan revisi terhadap Konvensi dan Rekomendasimengenai Perlindungan terhadap Ibu Hamil (Direvisi), tahun 1952,yang merupakan mata acara keempat dari agenda sidang, dan
Setelah menetapkan bahwa usulan-usulan ini harus dibuat dalambentuk Konvensi internasional;
Menetapkan pada tanggal 15 Juni 200, Konvensi berikut ini,yang dapat disebut sebagai Konvensi mengenai Perlindunganterhadap Ibu Hamil, 2000.
RUANG LINGKUP
Pasal 1
Dalam konvensi ini, istilah perempuan berlaku untuk setiapperempuan tanpa diskriminasi apapun dan istilah anak berlaku untuksetiap anak tanpa diskriminasi apapun.
Pasal 2
1. Konvensi ini berlaku untuk semua perempuan yang bekerja,termasuk mereka yang melakukan bentuk-bentuk pekerjaanyang tidak teratur.
2. Namun setiap Negara Anggota yang telah meratifikasi Konvensiini, setelah berkonsultasi dengan perwakilan organisasipengusaha dan pekerja terkait, dapat mengabaikan keseluruhanatau sebagian dari lingkup kategori pekerja yang terbatasberdasarkan Konvensi ini apabila penerapan Konvensi initerhadap mereka dapat menimbulkan permasalahan khususyang sifatnya substansial.
3. Setiap Negara Anggota yang dianggap mampu menerapkanayat sebelumnya, sesuai dengan laporan pertamanya mengenaipenerapan Konvensi ini berdasarkan Pasal 22 Konstitusi ILO,harus membuat daftar kategori pekerja yang akan diabaikanbeserta alasan mereka. Dalam laporan-laporan selanjutnya,
85
Negara Anggota tersebut harus menjelaskan tindakan-tindakanyang diambil dalam upaya memperluas ketentuan-ketentuanKonvensi ini secara progresif hingga mencakup kategori-kategori ini.
PERLINDUNGAN KESEHATAN
Pasal 3
Setelah berkonsultasi dengan perwakilan organisasi pengusahadan pekerja, setiap Negara Anggota harus menerapkan beberapatindakan yang tepat guna menjamin perempuan yang sedang hamilatau menyusui tidak diwajibkan untuk melaksanakan pekerjaan yangditetapkan oleh pejabat berwenang yang dapat membahayakankesehatan sang ibu maupun si anak, atau apabila penilaian telahmenetapkan bahwa resiko yang membahayakan dapat terjadi padakesehatan sang ibu maupun anaknya.
CUTI HAMIL
Pasal 4
1. Pada saat surat keterangan medis atau surat keterangan terkaitlainnya, sebagaimana yang ditentukan oleh perundang-undangan dan kebijakan nasional, yang menyebutkan tentangperkiraan tanggal kelahiran, ibu hamil yang tercakup dalamKonvensi ini harus mendapatkan haknya untuk memperolehcuti hamil tidak kurang dari 14 minggu.
2. Lamanya masa cuti yang disebutkan di atas harus ditetapkanoleh masing-masing Anggota dalam deklarasi yang menyertairatifikasi atas Konvensi ini.
3. Setiap Negara Anggota kemudian dapat menyerahkan kepadaDirektur Jenderal Kantor ILO deklarasi selanjutnya tentangperpanjangan masa cuti hamil.
4. Dalam hal perlindungan terhadap kesehatan ibu dan anak, cutihamil harus meliputi masa cuti wajib enam minggu setelahpersalinan, kecuali kalau disetujui lain oleh pemerintah danperwakilan organisasi pengusaha dan pekerja di tingkat nasional.
5. Porsi cuti hamil sebelum persalinan harus diperpanjang denganmasa cuti yang sudah diambil antara perkiraan tanggal kelahirandengan tanggal kelahiran sebenarnya, tanpa mengurangi porsiwajib untuk cuti setelah persalinan.
86 Konvensi-konvensi ILO tentang Kesetaraan Gender di Dunia Kerja
CUTI SAKIT ATAU KOMPLIKASI
Pasal 5
Pada saat mengeluarkan surat keterangan medis, cuti harusdiberikan sebelum atau setelah masa cuti hamil apabila ia mengalamisakit, komplikasi atau resiko komplikasi yang diakibatkan olehkehamilan atau persalinannya. Sifat dan jangka waktu maksimal daricuti ini dapat ditentukan sesuai dengan undang-undang dan kebijakannasional.
TUNJANGAN
Pasal 6
1. Tunjangan uang tunai harus diberikan, sesuai denganperundang-undangan dan peraturan nasional, atau dengan caralain yang sesuai dengan kebijakan nasional, kepada pekerjaperempuan yang tidak masuk kerja karena cuti sebagaimanayang disebutkan dalam Pasal 4 atau 5.
2. Tunjangan uang tunai harus dalam jumlah yang dapat menjaminpekerja perempuan tersebut menjaga kondisi kesehatan dirinyasendiri maupun anaknya dan dengan standar kehidupan yanglayak.
3. Berdasarkan perundang-undangan atau kebijakan nasional,tunjangan uang tunai yang dibayarkan untuk cuti seperti yangditetapkan dalam Pasal 4 adalah berdasarkan pada upah-upahsebelumnya, dimana jumlah tunjangan tersebut tidak bolehkurang dari dua pertiga upah pekerja perempuan tersebutsebelumnya atau senilai dengan upah yang dianggap sesuaidengan penghitungan tunjangan.
4. Apabila berdasarkan perundang-undangan dan kebijakannasional, cara-cara lain digunakan untuk menentukan jumlahtunjangan uang tunai yang dibayar untuk cuti sebagaimanayang ditetapkan dalam Pasal 4, maka nilai tunjangan tersebutharus sebanding dengan jumlah rata-rata yang diperoleh daripenerapan ayat sebelumnya.
5. Setiap Negara Anggota harus menjamin bahwa persyaratanyang digunakan untuk memperoleh tunjangan uang tunai dapatdipenuhi oleh mayoritas pekerja perempuan dimana Konvensiini diterapkan.
6. Apabila seorang perempuan tidak dapat memenuhi persyaratanuntuk memperoleh tunjangan tunai tersebut berdasarkanperundang-undangan dan peraturan nasional atau dalam caralain yang sesuai dengan kebijakan nasional, maka perempuan
87
tersebut berhak memperoleh tunjangan yang memadai, yangdiperoleh dari dana bantuan sosial, tergantung dari saranapengujian yang dibutuhkan untuk memperoleh bantuantersebut.
7. Tunjangan medis harus diberikan bagi pekerja perempuan dananaknya sesuai dengan perundang-undangan dan peraturannasional atau dalam cara lain yang sesuai dengan kebijakannasional. Tunjangan medis ini harus mencakup perawatansebelum, selama dan setelah persalinan, serta perawatan dirumah sakit bilamana perlu.
8. Untuk melindungi kondisi pekerja perempuan di pasar tenagakerja, tunjangan yang terkait dengan cuti sebagaimana yangditetapkan dalam Pasal 4 dan 5 harus diberikan melalui asuransisosial wajib atau dana umum, atau dalam cara yang ditetapkanoleh perundang-undangan dan kebijakan nasional. Pengusahatidak boleh menanggung sendiri semua biaya langsung daritunjangan keuangan tersebut kepada pekerja perempuan yangdipekerjakan olehnya tanpa persetujuan khusus dari pengusahatersebut kecuali kalau:(a) diberikan berdasarkan perundang-undangan atau
kebijakan nasional di Negara Anggota sebelum tanggalpenerapan Konvensi ini oleh Konferensi ILO; atau
(b) telah disepakati di tingkat nasional oleh pemerintah danperwakilan organisasi pengusaha dan pekerja.
Pasal 7
1. Negara Anggota yang sistem perekonomian dan keamanansosialnya belum berkembang dengan baik, harus dianggapsesuai dengan Pasal 6, ayat 3 dan 4, apabila tunjangan uangtunai tersebut diberikan dengan jumlah yang tidak lebih rendahdari jumlah yang dapat dibayarkan untuk cuti sakit atau cacatsementara sesuai dengan perundang-undangan dan peraturannasional.
2. Negara Anggota yang dianggap mampu menerapkan ayat diatas, maka dalam laporan pertamanya mengenai penerapanKonvensi ini berdasarkan pasal 22 Konstitusi ILO, harusmenjelaskan alasannya dan menyebutkan besar tunjangan uangtunai yang diberikan. Dalam laporan-laporan selanjutnya,Negara Anggota tersebut harus menjelaskan tindakan-tindakanyang diambil dalam upaya meningkatkan jumlah tunjangantersebut secara progresif.
88 Konvensi-konvensi ILO tentang Kesetaraan Gender di Dunia Kerja
PERLINDUNGAN KERJA DAN NON-DISKRIMINASI
Pasal 8
1. Pengusaha dianggap melanggar undang-undangan bilamemutuskan hubungan kerja seorang pekerja perempuan yangsedang hamil atau cuti sebagaimana yang ditentukan dalamPasal 4 atau 5, atau selama jangka waktu tertentu setelahiakembali bekerja yang akan ditentukan oleh perundang-undangan atau peraturan nasional, kecuali dengan alasan-alasan yang tidak berhubungan dengan kehamilan ataukelahiran anaknya beserta akibatnya atau pengasuhan anaknya.Pengusaha harus membuktikan alasan-alasan pemecatan yangtidak terkait dengan kehamilan atau persalinan beserta akibatnyaatau pengasuhan anak tersebut.
2. Pekerja perempuan dijamin haknya untuk kembali ke jabatansemula atau ke jabatan yang setara dengan upah yang sama diakhir masa cuti hamilnya.
Pasal 9
1. Setiap Negara Anggota harus mengambil beberapa tindakanyang tepat untuk menjamin bahwa kehamilan tidak akan menjadisumber perlakuan diskriminasi dalam pekerjaan, termasuk aksesuntuk mendapatkan pekerjaan - sekalipun tercantum dalamPasal 2, ayat 1.
2. Tindakan-tindakan yang dimaksud dalam ayat di atas harusmencakup larangan untuk melakukan tes kehamilan atau suratketerangan tes kehamilan pada saat perempuan mengajukanpermohonan kerja, kecuali kalau diharuskan oleh perundang-undangan atau peraturan nasional yang terkait denganpekerjaan yang:(a) melarang atau membatasi perempuan hamil atau
perempuan yang sedang menyusui berdasarkanperundang-undangan atau peraturan nasional; atau
(b) diakui mengandung bahaya yang signifikan terhadapkesehatan ibu dan anak.
89
IBU YANG SEDANG MENYUSUI
Pasal 10
1. Pekerja perempuan harus diberikan hak untuk memperolehistirahat satu kali atau lebih setiap hari atau pengurangan jamkerja agar dapat menyusui anaknya.
2. Jangka waktu istirahat untuk menyusui atau pengurangan jamkerja harian ini diperbolehkan, serta jumlahnya, lama istirahatuntuk menyusui dan prosedur pengurangan jam kerja harianini harus ditentukan oleh perundang-undangan dan kebijakannasional. Istirahat atau pengurangan jam kerja harian ini harustetap dihitung sebagai jam kerja dan tetap dibayar secarabersesuaian.
KAJIAN SECARA BERKALA
Pasal 11
Setiap Negara Anggota, setelah berkonsultasi denganperwakilan organisasi pengusaha dan pekerja, harus mengevaluasisecara periodik kepantasan untuk memperpanjang masa cuti yangdisebutkan dalam Pasal 4 atau mengevaluasi meningkatnya jumlahatau besar tunjangan tunai yang disebutkan dalam Pasal 6.
PELAKSANAAN
Pasal 12
Konvensi ini harus dilaksanakan melalui perundang-undanganatau peraturan, kecuali kalau ada perangkat lain yang dapatmemberlakukan Konvensi ini seperti kesepakatan kerja bersama,keputusan arbritase, keputusan pengadilan, atau cara lain yangsesuai dengan kebijakan nasional.
KETENTUAN AKHIR
Pasal 13
Konvensi ini merevisi Konvensi mengenai PerlindunganTerhadap Ibu Hamil (sudah Direvisi), tahun 1952.
90 Konvensi-konvensi ILO tentang Kesetaraan Gender di Dunia Kerja
Pasal 14
Ratifikasi resmi atas Konvensi ini harus disampaikan kepadaDirektur Jenderal Kantor Perburuhan Internasional untuk selanjutnyadidaftarkan
Pasal 15
1. Konvensi ini hanya akan mengikat Negara-negara Anggota ILOyang ratifikasinya telah didaftarkan kepada Direktur JenderalKantor Perburuhan Internasional
2. Konvensi ini akan belaku selama dua belas bulan setelah tanggalratifikasi oleh dua Anggota didaftarkan pada Direktur Jenderal.
3. Selanjutnya Konvensi ini akan berlaku untuk setiap Anggotaselama dua belas bulan setelah tanggal ratifikasi Anggotatersebut didaftarkan.
Pasal 16
1. Anggota yang telah meratifikasi Konvensi ini dapatmembatalkannya, setelah melewati jangka waktu 10 tahunterhitung dari tanggal Konvensi ini mulai diberlakukan, denganmenyampaikan pernyataan kepada Direktur Jenderal KantorILO untuk didaftarkan. Pembatalan ini baru akan berlaku satutahun setelah tanggal pendaftarannya.
2. Setiap Anggota yang telah meratifikasi Konvensi ini namun tidakmenggunakan haknya untuk melakukan pembatalan sesuaidengan ketentuan yang tercantum pada Pasal ini dalam waktusatu tahun setelah melewati masa sepuluh tahun seperti yangdimaksud dalam ayat 1, maka Anggota tersebut akan terikatselama jangka waktu 10 tahun berikutnya dan setelah itu dapatmembatalkan Konvensi ini pada saat berakhirnya setiap masa10 tahun sesuai dengan ketentuan yang tercantum dalam Pasalini.
Pasal 17
1. Direktur Jenderal Kantor Perburuhan Internasional akanmemberitahukan semua Anggota ILO tentang pendaftaransemua ratifikasi, pernyataan dan pencabutan yang disampaikankepadanya oleh Anggota ILO.
2. Pada waktu memberitahukan Anggota ILO tentang pendaftaranratifikasi kedua yang disampaikan kepadanya, Direktur Jenderalakan mengingatkan Anggota-Anggota ILO tentang tanggal mulaiberlakunya Konvensi ini.
91
Pasal 18
Direktur Jenderal Kantor Perburuhan Internasional akanmemberitahukan Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa(PBB) tentang pendaftaran sesuai dengan Pasal 102 Piagam PBBmengenai semua ratifikasi, pernyataan dan pencabutan yangdidaftarkan olehnya sesuai dengan ketentuan Pasal-Pasal tersebutdi atas.
Pasal 19
Pada saat yang dipandang perlu, Badan Pimpinan KantorPerburuhan Internasional akan menyerahkan laporan mengenaipelaksanaan Konvensi ini kepada Konferensi Umum dan akanmempelajari perlunya memasukkan semua atau sebagian revisinyake dalam Agenda Konferensi.
Pasal 20
1. Apabila Konferensi ini mengesahkan Konvensi baru yangmengubah sebagian atau seluruh Konvensi ini, kecuali kalauditentukan lain oleh Konvensi baru tersebut, maka:(a) dengan menyimpang dari ketentuan Pasal 16 di atas,
ratifikasi atas Konvensi baru oleh Anggota berartimembatalkan Konvensi ini saat itu juga demi perundang-undangan, apabila dan pada saat Konvensi yang barutersebut mulai diberlakukan;
(b) mulai tanggal berlakunya Konvensi yang baru direvisitersebut, Konvensi ini tidak dapat diratifikasi lagi oleh ParaAnggota.
2. Namun Konvensi ini akan tetap berlaku dalam bentuk dan isiyang asli bagi Para Anggota yang telah meratifikasinya tetapibelum meratifikasi Konvensi yang baru direvisi tersebut..
Pasal 21
Bunyi naskah Konvensi ini dalam bahasa Inggris dan Perancismemiliki kekuatan hukum yang sama.
92 Konvensi-konvensi ILO tentang Kesetaraan Gender di Dunia Kerja
93
Sidang Umum Organisasi Perburuhan Internasional (ILO),Sidang Umum Organisasi Perburuhan Internasional (ILO),Sidang Umum Organisasi Perburuhan Internasional (ILO),Sidang Umum Organisasi Perburuhan Internasional (ILO),Sidang Umum Organisasi Perburuhan Internasional (ILO),
Setelah diadakan di Jenewa oleh Badan Pimpinan KantorPerburuhan Internasional, dan
Setelah disidangkan dalam sidangnya yang ke-88 pada tanggal30 Mei 2000, dan setelah memutuskan pemberlakuan usulan-usulantertentu yang terkait dengan perlindungan terhadap ibu hamil, yangmerupakan mata acara keempat dari agenda sidang, dan
Setelah menetapkan bahwa usulan-usulan ini harus dibuat dalambentuk Rekomendasi, sebagai peraturan tambahan dari Konvensimengenai Perlindungan terhadap Ibu Hamil, tahun 2000 (selanjutnyadisebut “Konvensi”),
Dengan mengadopsi pada tanggal lima belas Juni tahun duaribu, maka Rekomendasi berikut ini, yang dapat disebut sebagaiRekomendasi mengenai Perlindungan terhadap Ibu Hamil, tahun 2000.
Cuti Hamil
1. (1) Negara anggota harus berupaya memperpanjang masacuti hamil seperti yang dimaksud dalam Pasal 4 Konvensiini hingga sedikitnya 18 minggu.
REKOMENDASI 191
Perlindungan terhadap Ibu Hamil, 2000
REKOMENTADI MENGENAI REVISI ATASREKOMENDASI MENGENAI PERLINDUNGAN
TERHADAP IBU HAMIL, 1952
Rekomendasi: R191
Tempat: Jenewa
Sidang Konfenrensi: 88
Tanggal Disetujui: 15:06:2000
94 Konvensi-konvensi ILO tentang Kesetaraan Gender di Dunia Kerja
(2) Ketentuan harus dibuat untuk memperpanjang cuti hamildalam hal kelahiran kembar.
(3) Hingga ke tingkat terluas yang memungkinkan, beberapatindakan perlu diambil untuk menjamin perempuantersebut memperoleh hak untuk memilih secara bebasbagian tak wajib dari masa cuti hamilnya, sebelum atausetelah kelahiran.
Tunjangan
2. Bila mungkin, dan setelah berkonsultasi dengan perwakilanorganisasi pengusaha dan pekerja, tunjangan dalam bentukuang tunai yang menjadi hak perempuan tersebut selama cutiseperti yang tercantum dalam Pasal 4 dan 5 Konvensi ini harusdiberikan hingga senilai dengan jumlah upah penuhsebelumnya dari perempuan tersebut atau senilai dengan upahyang dianggap sesuai dengan penghitungan tunjangannya.
3. Hingga ke tingkat terluas yang memungkinkan, tunjangan medisyang diberikan sesuai Pasal 6 ayat 7 Konvensi ini harus meliputi:(a) perawatan yang diberikan di ruang dokter, di rumah atau di
rumah sakit atau layanan medis lain yang diberikan olehdokter umum atau spesialis;
(b) perawatan persalinan yang diberikan oleh bidan yangmemenuhi syarat atau oleh layanan persalinan lain di rumahatau di rumah sakit atau tempat layanan medis yang lain;
(c) perawatan di rumah sakit atau tempat layanan medis yanglain;
(d) obat-obatan dan suplai, pemeriksaan dan pengujian medisyang diperlukan sebagaimana yang ditentukan oleh dokteratau petugas lain yang memenuhi syarat; dan
(e) perawatan gigi dan bedah.
Pendanaan tunjangan
4. kontribusi dari asuransi sosial wajib yang menyediakan tunjanganpersalinan, dan pajak berdasarkan gaji yang diperoleh untukmenyediakan tunjangan-tunjangan tersebut, baik yangdibayarkan oleh pengusaha dan pekerja atau oleh pengusaha,harus dibayarkan untuk jumlah keseluruhan pekerja laki-lakidan, tanpa membedakan jenis kelamin.
95
Perlindungan Kerja dan Non-Diskriminasi
5. Perempuan berhak kembali ke jabatannya sebelumnya ataujabatan dengan upah yang setara di akhir masa cutinya yaituseperti yang tercantum dalam Pasal 5 Konvensi ini. Masa cutisebagaimana yang tercantum dalam Pasal 4 dan 5 Konvensi iniharus dianggap sebagai masa kerja untuk menentukan hak-haknya.
Perlindungan Kesehatan
6. (1) Negara Anggota harus mengambil tindakan untukmemastikan adanya penilaian atas segala resiko di tempatkerja yang terkait dengan keselamatan dan kesehatanperempuan yang sedang hamil atau dirawat besertaanaknya. Hasil penilaian ini harus diberitahukan kepadaperempuan terkait.
(2) Dalam situasi-situasi yang disebutkan dalam Pasal 3Konvensi ini atau bila resiko besar telah diidentifikasiberdasarkan sub-ayat (1) di atas, maka tindakan perludilakukan, berdasarkan surat keterangan medis terkait,untuk menyediakan alternatif bagi pekerjaan tersebutdalam bentuk:(a) penghapusan resiko;(b) adaptasi dengan kondisi kerja perempuan tersebut;(c) pindah ke jabatan lain, tanpa kehilangan upah, bila
adaptasi tersebut tidak layak dilakukan; atau(d) cuti dibayar, sesuai dengan perundang-undangan,
peraturan atau kebijakan nasional, apabila perpindahanjabatan tersebut tidak layak dilakukan.
(3) Tindakan-tindakan yang tercantum dalam sub-ayat (2) secarakhusus harus dilakukan dalam hal:(a) pekerjaan sulit yang melibatkan upaya untuk
mengangkat, membawa, mendorong atau menarikbeban secara manual;
(b) pekerjaan yang terekspos bahan biologis, kimia ataufisika yang mengandung bahaya kesehatanreproduktif;
(c) pekerjaan yang membutuhkan keseimbangan khusus;(d) pekerjaan yang melibatkan ketegangan fisik akibat
duduk atau berdiri terlalu lama, atau akibat suhu ataugetaran yang terlalu ekstrim.
(4) Perempuan hamil atau yang sedang dirawat tidak bolehdiharuskan untuk kerja malam jika surat keterangan medis
96 Konvensi-konvensi ILO tentang Kesetaraan Gender di Dunia Kerja
menyatakan bahwa pekerjaan tersebut tidak sesuai dengankehamilan atau perawatannya.
(5) Perempuan berhak kembali ke pekerjaannya semula ataupekerjaan setara sesegera setelah ia merasa aman untukmelakukannya.
(6) Perempuan harus diijinkan meninggalkan tempat kerjanya,bila perlu, setelah memberitahukan majikannya, untukmenjalani pemeriksaan medis yang terkait dengankehamilannya.
Ibu yang menyusui
7. Dalam membuat surat keterangan medis atau surat keteranganlain yang tepat sebagaimana yang ditentukan oleh perundang-undangan dan kebijakan nasional, frekuensi dan lamanya masaperawatan harus disesuaikan dengan kebutuhan khusus.
8. Bila mungkin dan atas persetujuan pengusaha dan pekerjaperempuan terkait, waktu yang disediakan untuk istirahatmenyusui setiap hari dapat dikombinasikan agar jam kerja diawal atau di akhir hari kerja dapat dikurangi.
9. Bila mungkin, ketentuan harus dibuat untuk menyediakanfasilitas menyusui dengan kondisi yang cukup higienis di dalamatau di dekat tempat kerja.
Jenis-jenis cuti yang terkait
10. (1) Apabila sang ibu meninggal dunia sebelum masa cutisetelah persalinan berakhir, maka ayah pekerja dari si bayiberhak mendapatkan cuti selama jangka waktu yang samadengan sisa cuti setelah persalinan tersebut.
(2) Apabila sang ibu sakit atau diopname setelah bersalin dansebelum masa cuti setelah persalinannya berakhir, danapabila sang ibu tidak dapat merawat anaknya, maka sangayah dari anak tersebut berhak memperoleh cuti denganjangka waktu yang sama dengan sisa masa cuti setelahpersalinan, sesuai dengan perundang-undangan dankebijakan nasional, untuk merawat anaknya.
(3) sang ibu atau ayah yang pekerja berhak memperoleh cutiorang tua setelah cuti hamil berakhir.
(4) Masa selama cuti orang tua diberikan, lama masa cuti danmodalitas lainnya, termasuk pembayaran tunjangan orangtua serta penggunaan dan pembagian cuti orang tua diantara kedua orang tua yang bekerja, harus ditentukan oleh
97
perundang-undangan atau peraturan nasional atau dengancara yang sesuai dengan kebijakan nasional.
(5) Apabila undang-undang dan kebijakan nasionalmemperbolehkan adopsi, maka orang tua angkat harusmendapat akses ke sistem perlindungan yang ditawarkanoleh Konvensi ini, khususnya yang terkait dengan cuti,tunjangan dan perlindungan kerja.
98 Konvensi-konvensi ILO tentang Kesetaraan Gender di Dunia Kerja
99
presentasi 183
RUANG LINGKUP
Berlaku untuk Semua Pekerja Wanita.Negara-negara anggota (sesudah konsultasi tripartit)boleh untuk tidak memasukkan kategori pekerjatertentu APABILA penerapan konvensi ini dapatmenimbulkan masalah yang substansial.Negara-negara anggota harus membuat daftar kategoripekerja yang tidak dimasukkan tersebut besertaalasannya.
PERLINDUNGAN KESEHATAN
Negara-negara anggota supaya mengambil langkah-langkah yang menjamin perempuan hamil ataumenyusui untuk tidak wajib bekerja, seperti yang telahditentukan oleh pihak yang berkompeten danberwenang, apabila membahayakan kesehatan ibu atauanaknya
CUTI MELAHIRKAN
Dengan dibuatnya sertifikat medis yang menyatakanperkiraan hari melahirkan, seorang perempuan berhakuntuk mendapat cuti melahirkan selama tidak kurangdari 14 minggu (kira-kira tiga setengah bulan)Wajib cuti 6 minggu SETELAH MELAHIRKANmerupakan keharusanJangka waktu cuti sebelum melahirkan tidak bolehmengurangi keharusan cuti 6 minggu setelahmelahirkan.
100 Konvensi-konvensi ILO tentang Kesetaraan Gender di Dunia Kerja
CUTI DISEBABKAN SAKIT/KOMPLIKASI
Dengan adanya sertifikat medis, cuti akan diberikansebelum atau sesudah masa cuti melahirkan, bilamanasakit, komplikasi atau adanya resiko komplikasi yangmuncul karena kehamilan atau saat melahirkan.Undang-undang dan praktek nasional mungkin telahmenentukan cara dan jangka waktu maksimal untuk cutisemacam itu
MANFAAT
Manfaat uang tunai akan diberikan kepada calon ibusaat cuti melahirkan, sesuai dengan undang-undangnasional.Manfaat uang tunai dengan jumlah tertentu untukmenjamin calon ibu dapat mengurus dirinya sendiri dananaknya secara pantas sesuai dengan aturan kesehatan.Persyaratan mendapatkan manfaat uang tunai tersebutharuslah disetujui sebagian besar kaum perempuan.
MANFAAT (2)
Manfaat pengobatan akan diberikan bagi ibu dananaknya. Hal ini termasuk perawatan sebelum, saatmelahirkan dan sesudah melahirkan serta rawat inapapabila diperlukan.Negara-negara anggota yang ekonomi dan sistemperlindungan sosialnya belum memadai dianggap telahsesuai dengan Konvensi, apabila manfaat uang tunaitidak lebih rendah dari jumlah yang dibayarkan padawaktu sakit atau ketidakmampuan fisik sementara.Tetapi harus dijelaskan alasannya dan menyerahkanlaporan berkala mengenai langkah-langkah yangdiambil untuk menaikkan jumlah manfaat uang tunaitersebut.
101
PERLINDUNGAN KETENAGAKERJAAN & NON-DISKRIMINASI
Melanggar hukum bagi seorang pengusahamemberhentikan seorang pekerja perempuan yangsedang hamil atau cuti melahirkan, kecuali disebabkanhal-hal yang TIDAK ADA HUBUNGANNYA dengankehamilan atau kelahiran anak. Pembuktian mengenaihal tersebut dibebankan kepada pengusaha.Seorang perempuan DIJAMIN haknya kembali bekerjadi posisi semula atau yang setingkat, dibayar denganjumlah sama seperti saat terakhir dia bekerja sebelumcuti melahirkan.
PERLINDUNGAN KETENAGAKERJAAN & NON-DISKRIMINASI (2)
Negara-negara anggota mengambil langkah-langkahyang menjamin bahwa melahirkan BUKAN menjadisumber diskriminasi dalam ketenagakerjaan, termasukakses mendapatkan pekerjaan.Seperti apa? Melarang dilakukannya tes kehamilan (atausertifikasi tes semacam itu) apabila seorang perempuanmengajukan lamaran kerja, KECUALI undang-undangmensyaratkan pernyataan semacam itu sehubungandengan jenis pekerjaan yang terlarang bagi perempuanhamil atau menyusui, atau apabila ada resiko terhadapkesehatan calon ibu dan anaknya.
IBU MENYUSUI
Seorang perempuan akan diberi hak istirahat satu kaliatau lebih setiap hari (atau pengurangan jumlah jamkerja setiap hari) untuk menyusui anak.Lamanya istirahat ditentukan oleh undang-undangnasional.Istirahat semacam itu akan dihitung sebagai jam kerjadan dibayar sesuai waktu yang digunakan.
102 Konvensi-konvensi ILO tentang Kesetaraan Gender di Dunia Kerja
TINJAUAN BERKALA
Negara-negara anggota akan memeriksa secaraberkala, berkonsultasi dengan wakil-wakil pengusahadan pekerja, kelayakan dalam pemberian waktu cutimelahirkan atau menaikkan jumlah manfaat uangtunai.
IMPLEMENTASI
Konvensi tersebut harus diimplementasikan denganundang-undang atau peraturan, atau dalam bentukyang konsisten dengan praktek nasional, misalnyapersetujuan kolektif, melalui arbitrasi, keputusanpengadilan.