PEDOMAN TEKNIS PEMUNGUTAN DAN PENGHITUNGAN SUARA PEMILIHAN WALIKOTA DAN WAKIL WALIKOTA KEDIRI TAHUN 2018
BAB I
PENDAHULUAN
A. PENDAHULUAN
Dalam rangka melaksanakan Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor
8 Tahun 2018 tentang Pemungutan dan Penghitungan Suara Pemilihan Gubernur
dan Wakil Gubernur, Bupati dan Wakil Bupati, dan/ atau Wali kota dan Wakil
Wali kota, Ketua Komisi Pemilihan Umum Kota Kediri perlu menetapkan
Keputusan Pedoman Teknis Pemungutan dan Penghitungan Suara di tempat
Pemungutan Suara dalam Pemilihan Walikota dan wakil Walikota Kediri Tahun
2018.
Pedoman teknis Pemungutan dan Penghitungan Suara Pemilihan
Walikota dan wakil Walikota Kediri tahun 2018 sebagai Panduan bagi Komisi
Pemilihan Umum (KPU) Kota Kediri, Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK), Panitia
Pemungutan Suara (PPS), dan Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara
(KPPS) se-Kota Kediri dalam menyelenggarakan tahapan Pemungutan dan
Penghitungan Suara di Tempat Pemungutan Suara (TPS) serta pihak-pihak yang
berkepentingan dengan Pemilihan.
Ditetapkannya Keputusan Tentang Pedoman Tehnis Pemungutan dan
Penghitungan Suara Pemilihan Walikota dan Wakil Walikota Kediri tahun 2018 ini
dengan tujuan antara lain :
1. Untuk menjadi pedoman bagi penyelenggara Pemilihan agar bisa menjalankan
tugas, Kewajiban dan Wewenangnya dengan baik;
2. Untuk menjadi Pedoman bagi penyelenggara pemilihan khususnya KPPS
dalam melaksanakan pemungutan dan penghitungan suara di TPS;
3. Untuk menjadi pedoman bagi para pihak yang berkepentingan dengan
Pemilihan;
Lampiran I
Keputusan Komisi Pemilihan Umum Kota Kediri
Nomor : 51/HK.03.1-Kpt/3571/KPU-Kot/IV/2018
Tentang Pedoman Teknis Pemungutan dan Penghitungan Suara
dalam Pemilihan walikota dan Wakil Walikota Kediri Tahun 2018
- 2 -
B. PENGERTIAN
1. Pemilihan Walikota dan Wakil Walikota, selanjutnya disebut Pemilihan, adalah
pelaksanaan kedaulatan rakyat di Kota Kediri untuk memilih Walikota dan
Wakil Walikota tahun 2018 secara langsung dan demokratis.
2. Pemilihan Umum atau Pemilihan Terakhir, yang selanjutnya disebut Pemilu
atau Pemilihan Terakhir,adalah Pemilu Anggota Dewan Perwakilan Rakyat,
Dewan Perwakilan Daerah, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah atau Pemilu
Presiden dan Wakil Presiden atau Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur,
Bupati dan Wakil Bupati serta Walikota dan Wakil Walikota yang
diselenggarakan paling akhir.
3. Komisi Pemilihan Umum, selanjutnya disingkat dengan KPU, adalah Lembaga
Penyelenggara Pemilihan Umum yang bersifat Nasional, tetap dan Mandiri
sebagaimana dimaksud dalam undang – undang penyelenggaraan pemilihan
Umum dan diberikan tugas dan wewenang dalam penyelenggaraan Pemilihan
berdasarkan ketentuan yang diatur dalam undang – undang Pemilihan.
4. Komisi Pemilihan Umum Provinsi Jawa Timur selanjutnya disebut KPU
Provinsi adalah lembaga penyelenggara pemilihan umum sebagaimana
dimaksud dalam undang – undang penyelenggara pemilihan umum yang
diberikan tugas menyelenggarakan Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur
berdasarkan ketentuan yang diatur dalam undang – undang Pemilihan.
5. Komisi Pemilihan Umum Kota Kediri, adalah lembaga penyelenggara pemilihan
Umum sebagaimana dimaksud dalam undang – undang penyelenggara
pemilihan umum yang diberikan tugas menyelenggarakan Pemilihan Walikota
dan Wakil Walikota berdasarkan ketentuan yang diatur dalam undang –
undang pemilihan.
6. Panitia Pemilihan Kecamatan, selanjutnya disingkat PPK, adalah panitia yang
dibentuk oleh KPU Kota Kediri untuk menyelenggarakan Pemilihan ditingkat
Kecamatan.
7. Panitia Pemungutan Suara, selanjutnya disingkat PPS, adalah panitia yang
dibentuk oleh KPU Kota Kediri untuk menyelenggarakan pemilihan ditingkat
Kelurahan.
8. Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara, selanjutnya disingkat
KPPS, adalah kelompok yang dibentuk oleh PPS untuk melaksanakan
pemungutan suara di tempat Pemungutan suara.
9. Tempat Pemungutan Suara, selanjutnya disingkat TPS, adalah tempat
dilaksanakannya pemungutan suara untuk Pemilihan.
10. Badan Pengawas Pemilihan Umum, selanjutnya disebut Bawaslu ,
adalah lembaga penyelenggara pemilihan umum yang bertugas mengawasi
penyelenggaraan pemilihan umum diseluruh wilayah Negara Kesatuan
- 3 -
Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam undang-undang yang
mengatur mengenai penyelenggara pemilihan umum yang diberikan tugas dan
wewenang dalam pengawasan penyelenggaraan Pemilihan berdasarkan
ketentuan yang diatur dalam Undang-Undang Pemilihan.
11. Badan Pengawas Pemilihan Umum Provinsi Jawa Timur , yang
selanjutnya disebut Bawaslu Provinsi Jawa Timur, adalah lembaga
penyelenggara pemilihan umum yang bertugas mengawasi penyelenggaraan
pemilihan umum di wilayah provinsi Jawa Timur sebagaimana dimaksud
dalam undang-undang yang mengatur mengenai penyelenggara pemilihan
umum yang diberikan tugas dan wewenang dalam pengawasan
penyelenggaraan Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur berdasarkan
ketentuan yang diatur dalam undang-undang Pemilihan.
12. Panitia Pengawas Pemilihan Kota Kediri, selanjutnya disebut Panwas Kota,
adalah panitia yang dibentuk oleh Bawaslu Provinsi yang bertugas untuk
mengawasi penyelenggaraan Pemilihan di wilayah Kota Kediri.
13. Panitia Pengawas Pemilihan Kecamatan, selanjutnya disebut Panwas
Kecamatan, adalah panitia yang dibentuk oleh Panwas Kota Kediri yang
bertugas untuk mengawasi penyelenggaraan Pemilihan di wilayah Kecamatan.
14. Pengawas Pemilihan Lapangan, selanjutnya disingkat PPL, adalah petugas yang
dibentuk oleh Panwas Kecamatan untuk mengawasi penyelenggaraan
Pemilihan di Desa /Kelurahan.
15. Pengawas Tempat Pemungutan Suara, selanjutnya disebut Pengawas TPS,
adalah petugas yang dibentuk oleh Panwas Kecamatan untuk membantu PPL.
16. Partai Politik adalah organisasi yang bersifat nasional dan dibentuk oleh
sekelompok warga negara Indonesia secara sukarela atas dasar kesamaan
kehendak dan cita-cita memperjuangkan dan membela kepentingan politik
anggota, masyarakat, bangsa dan negara, serta memelihara keutuhan Negara
Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
17. Pasangan Calon adalah Bakal Pasangan Calon Walikota dan Wakil Walikota
yang telah memenuhi syarat dan ditetapkan sebagai peserta Pemilihan.
18. Pemilih adalah penduduk yang berusia paling rendah 17 (tujuh belas) tahun
atau sudah/pernah kawin yang terdaftar dalam Pemilihan.
19. Pemantau Pemilihan, selanjutnya disebut Pemantau, adalah organisasi
kemasyarakatan yang terdaftar di Pemerintah, yang mendaftar dan telah
memperoleh Akreditasi dari KPU Kota untuk melakukan pemantauan
Pemilihan.
20. Surat Suara adalah salah satu jenis perlengkapan Pemungutan Suara yang
berbentuk lembaran kertas dengan desain khusus yang digunakan oleh
Pemilih untuk memberikan suara pada Pemilihan yang memuat foto, nama,
dan nomor Pasangan Calon.
- 4 -
21. Pemungutan Suara adalah proses pemberian suara oleh Pemilih di
TPS dengan cara mencoblos pada nomor urut, nama, atau foto Pasangan
Calon.
22. Penghitungan Suara adalah proses penghitungan Surat Suara oleh KPPS ntuk
menentukan suara sah yang diperoleh Pasangan Calon, Surat Suara yang
dinyatakan tidak sah, Surat Suara yang tidak digunakan dan Surat Suara
rusak/keliru dicoblos.
23. Saksi Pasangan Calon, selanjutnya disebut Saksi, adalah seseorang yang
mendapat surat mandat tertulis dari Pasangan Calon/tim kampanye untuk
menyaksikan pelaksanaan Pemungutan dan Penghitungan Suara di TPS.
24. Daftar Pemilih Tetap, selanjutnya disingkat DPT, adalah DPS yang telah
diperbaiki oleh PPS dan ditetapkan oleh KPU Kota.
25. Daftar Pemilih Tambahan, selanjutnya disingkat DPTb, adalah daftar Pemilih
yang tidak terdaftar sebagai Pemilih dalam DPT, namun memenuhi syarat
dilayani penggunaan hak pilihnya pada hari dan tanggal pemungutan suara.
26. Daftar Pemilih Pindahan, selanjutnya disingkat DPPh, adalah daftar yang berisi
Pemilih yang telah terdaftar dalam DPT yang menggunakan hak pilihnya di TPS
lain.
27. Kartu Tanda Penduduk Elektronik yang selanjutnya disebut KTP-el adalah
identitas resmi penduduk sebagai bukti diri yang diterbitkan oleh Instansi
Pelaksana yang berlaku di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik
Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Undang–Undang tentang Administrasi
Kependudukan.
28. Surat Keterangan adalah surat kependudukan yang diterbitkan oleh dinas
yang menyelenggarakan urusan kependudukan dan catatan sipil setempat
yang menerangkan bahwa Pemilih merupakan penduduk di wilayah
administratif.
29. Hari adalah hari kalender.
C. PRINSIP PENYELENGGARAAN PEMILIHAN
Dalam melaksanakan tahapan Pemilihan Walikota dan Wakil Walikota
Kediri, penyelenggara Pemilihan Walikota dan Wakil Walikota Kediri harus
berpedoman pada prinsip-prinsip yaitu :
1. Langsung
2. Umum
3. Bebas
4. Rahasia
5. Jujur
6. Adil
7. Efektif
8. Efisien
- 5 -
9. Mandiri
10. Kepastian Hukum
11. Tertib
12. Kepentingan Umum
13. Keterbukaan
14. Proporsionalitas
15. Profesonalitas
16. Akuntabilitas, dan
17. Aksesibilitas.
D. PELAKSANAAN
1. Hari Pemungutan Suara secara serentak di TPS ditetapkan oleh KPU.
2. Hari Pemungutan Suara sebagaimana dimaksud pada nomor (1) dilakukan
pada hari libur atau hari yang diliburkan.
3. Pemungutan Suara di TPS sebagaimana dimaksud pada nomor (2)
dilaksanakan mulai pukul 07.00 sampai dengan pukul 13.00 waktu setempat.
4. KPU Kota yang menyelenggarakan Pemilihan menetapkan hari Pemungutan
Suara sebagaimana dimaksud pada nomor (1) dengan Keputusan KPU Kota.
5. Keputusan KPU Provinsi dan KPU Kota sebagaimana dimaksud pada nomor (4)
disampaikan kepada Gubernur, Wali Kota Kediri
untuk menetapkan hari pelaksanaan Pemungutan Suara sebagai hari libur.
6. Penghitungan Suara dilaksanakan pada hari yang sama
dengan pelaksanaan Pemungutan Suara di TPS.
7. Penghitungan Suara sebagaimana dimaksud pada nomor (6) dilaksanakan
mulai pukul 13.00 waktu setempat setelah berakhirnya waktu pelaksanaan
Pemungutan Suara di TPS.
E. FORMULIR PEMUNGUTAN SUARA
1. Formulir yang digunakan dalam pelaksanaan Pemungutan dan
Penghitungan Suara di TPS, terdiri dari formulir:
a. Model C-KWK berhologram sebagai Berita Acara Pemungutan dan
Penghitungan Suara di TPS;
b. Model C1-KWK berhologram sebagai Sertifikat Hasil dan Rincian
Penghitungan Perolehan Suara di TPS;
c. Model C1.Plano-KWK berhologram merupakan Catatan Hasil
Penghitungan Perolehan Suara di TPS;
d. Model C2-KWK merupakan Catatan Kejadian Khusus dan/atau
Keberatan Saksi dalam pelaksanaan Pemungutan dan Penghitungan
Suara di TPS
e. Model C3-KWK merupakan surat pernyataan pendamping Pemilih;
- 6 -
f. Model C4-KWK merupakan surat pengantar penyampaian berita acara
Pemungutan Suara dan Penghitungan Suara di TPS dari KPPS kepada
PPS .
g. Model C5-KWK merupakan tanda terima penyampaian Berita Acara
Pemungutan dan Sertifikat Hasil dan Rincian Penghitungan Perolehan
Suara di TPS kepada Saksi dan PPL/ Pengawas TPS.
h. Model C6-KWK merupakan Surat Pemberitahuan Pemungutan Suara
kepada Pemilih;
i. Model C7-KWK merupakan Daftar Hadir Pemilih di TPS;
j. Model A.3-KWK merupakan Daftar Pemilih Tetap;
k. Model A.4-KWK merupakan Daftar Pemilih Pindahan
l. Model A.5-KWK merupakan surat keterangan pindah memilih di TPS
lain; dan
m. Model A.Tb-KWK untuk mencatat nama-nama Pemilih yang tidak
terdaftar sebagai Pemilih dalam DPT, namun memenuhi syarat yang
dilayani Penggunaan hak pilihnya pada hari dan tanggal pemungutan
suara dengan menggunakan KTP-el atau Surat Keterangan.
2. Formulir sebagaimana dimaksud pada angka 1 tercantum dalam Lampiran
yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Pedoman Teknis ini, kecuali
formulir terkait pemutakhiran data dan daftar Pemilih.
BAB II
PEMILIH
1. Pemilih yang berhak memberikan suara di TPS, adalah:
a. Pemilih yang terdaftar dalam DPT di TPS yang bersangkutan (Model A.3–
KWK);
b. Pemilih yang telah terdaftar dalam DPPh (Model A.4- KWK) atau.
c. Pemilih yang tidak terdaftar dalam DPT yang menggunakan hak
pilihnya pada hari pemungutan suara dan didaftarkan dalam Model
A.Tb-KWK.
2. Pemilih yang terdaftar dalam DPT sebagaimana dimaksud angka 1
memberikan suaranya di TPS tempat Pemilih terdaftar dalam DPT.
3. Dalam memberikan suara di TPS sebagaimana dimaksud dalam angka 2,
pemilih menunjukkan formulir Model C6- KWK dan wajib menunjukkan
KTP-el atau Surat Keterangan Kepada KPPS.
4. Dalam hal Pemilih yang terdaftar dalam DPT tidak dapat menunjukkan
formulir Model C6-KWK sebagaimana dimaksud pada angka (3), Pemilih
wajib menunjukkan KTP-el atau Surat Keterangan.
- 7 -
5. Pemilih yang terdaftar dalam DPPh sebagaimana dimaksud dalam
angka (1) huruf b merupakan Pemilih yang karena keadaan tertentu tidak
dapat menggunakan haknya untuk memilih di TPS tempat yang
bersangkutan terdaftar dan memberikan suara di TPS lain di Provinsi Jawa
Timur dan Kota yang sedang menyelenggarakan Pemilihan dalam satu
wilayah.
6. Keadaan tertentu sebagaimana dimaksud pada angka (5), meliputi:
a. menjalankan tugas di tempat lain pada hari Pemungutan Suara;
b. menjalani rawat inap di rumah sakit atau puskesmas dan keluarga yang
mendampingi;
c. menjadi tahanan di rumah tahanan atau lembaga pemasyarakatan;
d. tugas belajar;
e. pindah domisili; dan
f. tertimpa bencana alam.
7. Dalam hal Pemilih memberikan suara di TPS lain sebagaimana dimaksud
pada angka (5), Pemilih melapor kepada PPS asal untuk mendapatkan
formulir Model A.5-KWK dengan menunjukkan bukti identitas yang sah
dan/atau bukti telah terdaftar sebagai Pemilih di TPS asal dan melaporkan
pada PPS tujuan paling lambat 1 (satu) hari sebelum hari Pemungutan
Suara.
8. Dalam hal Pemilih tidak dapat menempuh prosedur sebagaimana
dimaksud pada angka (7), Pemilih dapat melapor kepada KPU Kota Kediri
untuk mendapatkan formulir Model A.5-KWK paling lambat 3 (tiga) hari
sebelum hari Pemungutan Suara.
9. PPS atau KPU Kota meneliti kebenaran identitas Pemilih yang
bersangkutan sebagaimana dimaksud pada angka (7) dan angka (8) pada
DPT.
10. Apabila Pemilih sebagaimana dimaksud pada angka (9)terdaftar dalam
DPT, PPS atau KPU Kota menandai dan mencatat pindah memilih pada
kolom keterangan formulir DPT dan menerbitkan surat keterangan pindah
memilih dengan menggunakan formulir Model A.5-KWK dengan ketentuan
lembar kesatu untuk pemilih yang bersangkutan dan lembar kedua sebagai
arsip PPS atau KPU Kota.
11. Pemilih sebagaimana dimaksud pada angka (7) dan angka (8) diberi
informasi waktu dan tempat Pemungutan Suara oleh PPS.
12. Dalam hal Pemilih tidak sempat melaporkan diri kepada PPS tempat
Pemilih akan memberikan suaranya sebagaimana dimaksud pada angka
(7), tetapi yang bersangkutan telah memiliki formulir Model A.5-KWK dari
PPS asal atau KPU Kota, Pemilih yang bersangkutan dapat memberikan
suara pada hari Pemungutan Suara di TPS tujuan.
- 8 -
13. KPU Kota atau PPS mengatur keseimbangan jumlah Pemilih sebagaimana
dimaksud pada angka (5) untuk memberikan suara di TPS dalam wilayah
kerja PPS dengan mempertimbangkan ketersediaan Surat Suara di masing-
masing TPS.
14. Pemilih sebagaimana dimaksud pada angka (5) dicatat oleh anggota KPPS
Keempat atau KPPS Kelima pada salinan DPPh (Model A.4-KWK) dengan
cara menambahkan nama Pemilih pada nomor urut berikutnya dalam
salinan DPPh tersebut.
15. Pemilih sebagaimana dimaksud pada angka (12) diberi kesempatan untuk
memberikan suara di TPS mulai pukul 07.00 sampai dengan pukul 13.00
waktu setempat.
16. Pemilih yang tidak terdaftar dalam DPT sebagaimana dimaksud dalam
angka (1) huruf c menggunakan hak pilihnya dengan ketentuan:
a. menunjukkan KTP-el atau Surat Keterangan kepada KPPS pada saat
Pemungutan Suara; dan
b. didaftar pada DPTb ke dalam formulir Model A.Tb-KWK.
17. Hak pilih sebagaimana dimaksud pada angka (16) hanya dapat digunakan
di TPS yang berada di RT/RW atau sebutan lain sesuai dengan alamat yang
tertera dalam KTP-el atau Surat Keterangan.
18. Penggunaan hak pilih sebagaimana dimaksud pada angka (16), dilakukan 1
(satu) jam sebelum selesainya Pemungutan Suara di TPS.
19. Jumlah Pemilih untuk setiap TPS paling banyak 800 (delapan ratus) orang.
20. Jumlah Pemilih untuk setiap TPS dapat disesuaikan dengan
memerhatikan, hal-hal sebagai berikut:
a. tidak menggabungkan kelurahan atau sebutan lain;
b. memudahkan Pemilih;
c. aspek geografis; dan/ atau
d. jarak dan waktu tempuh menuju TPS.
21. Penyesuaian jumlah Pemilih untuk setiap TPS sebagaimana dimaksud pada
angka (19), dimaksudkan agar Pemungutan dan Penghitungan Suara di
TPS dapat dilaksanakan pada hari yang sama.
BAB III
PEMUNGUTAN SUARA
A. KEGIATAN PERSIAPAN
1. Pengumuman dan Penyampaian Pemberitahuan Pemungutan
a. Ketua KPPS wajib mengumumkan hari, tanggal, dan waktu Pemungutan
Suara, dan nama TPS kepada Pemilih di wilayah kerjanya, paling lambat
5 (lima) hari sebelum hari Pemungutan Suara.
- 9 -
b. Pengumuman hari, tanggal, dan waktu Pemungutan Suara di TPS
sebagaimana dimaksud huruf a dilakukan menurut tata cara yang lazim
digunakan di kelurahan atau sebutan lain yang bersangkutan.
c. Ketua KPPS menyampaikan formulir Model C6-KWK kepada Pemilih
yang terdaftar dalam DPT, di wilayah kerjanya paling lambat 3 (tiga) hari
sebelum hari Pemungutan Suara.
d. Dalam formulir Model C6-KWK sebagaimana dimaksud pada huruf (c),
harus disebutkan adanya kemudahan bagi penyandang disabilitas dalam
memberikan suara di TPS.
e. Pemilih menandatangani tanda terima penyerahan formulir Model C6-
KWK sebagaimana dimaksud pada huruf (c).
f. Dalam hal Pemilih tidak berada di tempat tinggalnya, Ketua KPPS dapat
menyampaikan formulir Model C6-KWK kepada keluarganya dan diminta
untuk menandatangani tanda terima.
g. Apabila sampai dengan 3 (tiga) hari sebelum hari Pemungutan Suara
terdapat Pemilih yang belum menerima formulir Model C6-KWK, Pemilih
yang bersangkutan dapat meminta formulir Model C6-KWK kepada
Ketua KPPS paling lambat 1 (satu) hari sebelum hari Pemungutan Suara
dengan menunjukkan KTP-el atau Surat Keterangan.
h. Ketua KPPS meneliti nama Pemilih yang belum menerima formulir Model
C6-KWK sebagaimana dimaksud pada huruf g dalam DPT, dan
mencocokkan dengan KTP-el atau Surat Keterangan.
i. Apabila dari hasil pencocokan sebagaimana dimaksud pada huruf h,
nama Pemilih terdaftar dalam DPT, Ketua KPPS memberikan formulir
Model C6-KWK kepada Pemilih.
j. Apabila sampai dengan hari Pemungutan Suara terdapat Pemilih yang
terdaftar dalam DPT belum menerima formulir Model C6-KWK, Pemilih
yang bersangkutan dapat memberikan suara di TPS dengan
menunjukkan KTP-el atau Surat Keterangan.
k. Dalam hal formulir Model C6-KWK yang telah diterima oleh Pemilih
hilang, Pemilih menggunakan hak pilih pada hari Pemungutan Suara
dengan menunjukkan KTP-el
atau Surat Keterangan.
l. Anggota KPPS Keempat atau Anggota KPPS Kelima meneliti nama
Pemilih sebagaimana dimaksud pada huruf j dan huruf k pada DPT, dan
mencocokkan dengan KTP-el atau Surat Keterangan.
m. Apabila dari hasil pencocokan sebagaimana dimaksud pada huruf l,
nama Pemilih terdaftar dalam DPT, Pemilih yang bersangkutan dapat
menggunakan hak pilihnya.
- 10 -
n. Dalam hal sampai dengan 1 (satu) hari sebelum hari Pemungutan
Suara terdapat formulir Model C6-KWK yang tidak dapat diserahkan
kepada Pemilih, Ketua KPPS wajib mengembalikan formulir Model C6-
KWK kepada PPS.
o. PPS menerima pengembalian formulir Model C6-KWK dari KPPS
sebagaimana dimaksud pada huruf n menggunakan Berita Acara Model
D.1-KWK.
p. Penyusunan Berita Acara Pengembalian Formulir C6-KWK oleh PPS
dapat dibantu oleh KPPS.
q. Berita Acara pengembalian formulir Model C6-KWK sebagaimana
dimaksud pada huruf o dibuat dalam 2 (dua) rangkap, masing-masing
untuk KPPS dan PPS.
r. PPS melakukan rekapitulasi terhadap seluruh Berita Acara
pengembalian formulir Model C6-KWK dengan menggunakan Formulir
Model D2-KWK.
s. PPS menyerahkan Berita Acara Model D1-KWK dan Model D2-KWK
sebagaimana dimaksud pada huruf o kepada PPK bersama-sama hasil
penghitungan suara di TPS untuk diteruskan kepada KPU Kota.
t. KPU Kota melakukan rekapitulasi terhadap seluruh Berita Acara
pengembalian formulir Model C6-KWK dengan menggunakan Formulir
Model DB8-KWK.
2. Penyiapan TPS
a. Ketua KPPS dibantu oleh Anggota KPPS menyiapkan lokasi dan
pembuatan TPS;
b. TPS sebagaimana dimaksud pada huruf a dibuat ditempat yang mudah
dijangkau, termasuk oleh penyandang disabilitas, dan menjamin setiap
pemilih dapat memberikan suaranya secara langsung, umum, bebas dan
rahasia;
c. Pembuatan TPS sebagaimana dimaksud pada huruf a harus sudah
selesai paling lambat 1 (satu) hari sebelum hari pemungutan suara;
d. Dalam pembuatan TPS sebagaimana dimaksud pada huruf a, KPPS
dapat bekerja sama dengan Masyarakat;
e. TPS sebagaimana dimaksud dalam huruf a dibuat dengan ukuran paling
sedikit panjang 10 (sepuluh) meter dan lebar 8 (delapan) meter atau
dapat disesuaikan dengan kondisi setempat.
f. TPS sebagaimana dimaksud pada huruf e diberi tanda batas dengan
menggunakan tali atau tambang atau bahan lain.
g. Pintu masuk dan keluar TPS sebagaimana dimaksud pada huruf e harus
dapat menjamin akses gerak bagi Pemilih penyandang disabilitas yang
menggunakan kursi roda.
- 11 -
h. TPS sebagaimana dimaksud pada huruf e dapat diadakan di ruang
terbuka dan/atau ruang tertutup, dengan ketentuan:
1) apabila di ruang terbuka, tempat duduk Ketua KPPS dan Anggota
KPPS, Pemilih, dan Saksi dapat diberi pelindung terhadap panas
matahari, hujan, dan tidak memungkinkan orang lalu lalang di
belakang Pemilih pada saat memberikan suara di bilik suara; atau
2) apabila di ruang tertutup, luas TPS harus mampu menampung
pelaksanaan rapat Pemungutan dan Penghitungan Suara di TPS, dan
posisi Pemilih membelakangi tembok/dinding pada saat memberikan
suara di bilik suara.
i. Apabila dalam pelaksanaan Pemungutan dan Penghitungan Suara
sebagaimana dimaksud pada huruf h angka (2), dilakukan dalam
keadaan kurang penerangan, perlu ditambah alat penerangan yang
cukup.
j. TPS sebagaimana dimaksud pada huruf e dilengkapi dengan sarana dan
prasarana:
1) ruangan atau tenda;
2) alat pembatas;
3) papan pengumuman untuk menempel daftar Pasangan Calon yang
memuat visi, misi, dan program serta biodata singkat Pasangan Calon,
dan salinan DPT;
4) tempat duduk dan meja Ketua dan Anggota KPPS;
5) meja untuk menempatkan kotak suara dan bilik suara;
6) tempat duduk Pemilih, Saksi, PPL atau Pengawas TPS dan pemantau
Pemilihan; dan
7) alat penerangan yang cukup.
k. TPS sebagaimana dimaksud dalam huruf e – j dapat dibuat di halaman
atau ruangan/gedung sekolah, balai pertemuan masyarakat,
ruangan/gedung tempat pendidikan lainnya, gedung atau kantor milik
Pemerintah dan non Pemerintah termasuk halamannya.
l. Pembuatan TPS di tempat sebagaimana dimaksud pada huruf k, terlebih
dahulu harus mendapat izin dari pengurus/pimpinan atau pihak yang
berwenang atas gedung/Kantor tersebut.
m. TPS sebagaimana dimaksud pada huruf k dilarang dibuat di dalam
ruangan tempat ibadah;
n. KPPS menyiapkan dan mengatur:
1) tempat duduk Pemilih yang menampung paling sedikit 25 (dua puluh
lima) orang, yang ditempatkan di dekat pintu masuk TPS;
2) meja dan tempat duduk Ketua KPPS, Anggota KPPS Kedua dan
Anggota KPPS Ketiga;
- 12 -
3) meja dan tempat duduk Anggota KPPS Keempat dan KPPS Kelima, di
dekat pintu masuk TPS;
4) tempat duduk Anggota KPPS Keenam di dekat kotak suara;
5) tempat duduk Anggota KPPS Ketujuh di dekat pintu keluar TPS;
6) tempat duduk untuk Pemilih, Saksi dan PPL/Pengawas TPS yang
ditempatkan di dalam TPS, dan untuk Pemantau Pemilihan
ditempatkan di luar TPS;
7) meja untuk tempat kotak suara yang ditempatkan di dekat pintu
keluar TPS, dengan jarak kurang lebih 3 (tiga) meter dari tempat
duduk Ketua KPPS dan berhadapan dengan tempat duduk Pemilih;
8) meja kotak suara tidak terlalu tinggi sehingga kotak suara bisa
dicapai oleh umumnya Pemilih, dan Pemilih yang menggunakan kursi
roda;
9) bilik suara yang ditempatkan berhadapan dengan tempat duduk
ketua KPPS dan Saksi, dengan ketentuan jarak antara bilik suara
dengan batas lebar TPS paling sedikit 1 (satu) meter;
10) meja tempat bilik suara, dibuat berkolong di bawah meja yang
memungkinkan Pemilih berkursi roda dapat mencapai meja bilik
suara dengan leluasa;
11) papan pada saat Pemungutan Suara ditempatkan di dekat pintu
masuk untuk memasang:
a) daftar Pasangan Calon yang memuat visi, misi dan program serrta
biodata singkat Pasangan Calon; dan
b) salinan DPT;
12) papan sebagaimana dimaksud pada angka 11, digunakan untuk
memasang formulir Model C1.Plano –KWK pada saat penghitungan
suara;
13) papan nama TPS ditempatkan di dekat pintu masuk TPS di sebelah
luar TPS; dan
14) tambang, tali, kayu atau bambu untuk membuat batas TPS.
o. Apabila jumlah Anggota KPPS sebagaimana dimaksud pada huruf n
kurang dari 7 (tujuh) orang, tugas dan tempat duduk Ketua KPPS dan
masing-masing Anggota KPPS ditetapkan oleh Ketua KPPS.
3. Perlengkapan Pemungutan dan Penghitungan Suara
a. KPPS memastikan perlengkapan Pemungutan dan Penghitungan Suara,
dan dukungan perlengkapan lainnya sudah diterima dari PPS paling
lambat 1 (satu) hari sebelum hari Pemungutan Suara.
- 13 -
b. Perlengkapan Pemungutan dan Penghitungan Suara sebagaimana
dimaksud pada huruf a terdiri atas:
1) kotak suara;
2) Surat Suara;
3) tinta;
4) bilik Pemungutan Suara;
5) segel;
6) alat untuk memberi tanda pilihan; dan
7) TPS.
c. Dukungan perlengkapan lainnya sebagaimana dimaksud pada huruf a
terdiri atas:
1) sampul kertas;
2) tanda pengenal KPPS, petugas keamanan dan Saksi;
3) karet pengikat Surat Suara;
4) lem/perekat;
5) kantong plastik;
6) ballpoint;
7) gembok;
8) spidol;
9) formulir;
10) stiker nomor kotak suara;
11) tali pengikat alat pemberi tanda pilihan;
12) alat bantu tuna netra;
13) daftar Pasangan Calon yang memuat visi, misi, dan progam serta
biodata Pasangan Calon; dan
14) salinan DPT.
d. Ketua KPPS memastikan perlengkapan Pemungutan dan
Penghitungan Suara, dukungan perlengkapan lainnya sebagaimana
dimaksud pada huruf b dan huruf c, sudah diterima oleh KPPS dari PPS
paling lambat 1 (satu) hari sebelum hari Pemungutan Suara.
e. Ketua KPPS dibantu oleh Anggota KPPS bertanggung jawab terhadap
keamanan perlengkapan Pemungutan dan Penghitungan Suara di TPS.
f. Perlengkapan Pemungutan dan Penghitungan Suara sebagaimana
dimaksud pada huruf b angka 2, angka 3, angka 5, dan angka 6, dan
dukungan perlengkapan lainnya sebagaimana dimaksud pada huruf c
angka 1, angka 3, angka 5, angka 9, angka 11 dan angka 12 dimasukkan
ke dalam kotak suara.
g. Formulir sebagaimana dimaksud pada huruf c angka 10 yang
dimasukkan ke dalam kotak suara sebagaimana dimaksud pada huruf f
dikecualikan untuk formulir Model C7-KWK.
- 14 -
h. Jenis dan jumlah perlengkapan pemungutan dan penghitungan suara di
TPS sebagaimana dimaksud dalam huruf b terdiri atas :
1) Surat suara sebanyak jumlah pemilih yang tercantum dalam DPT dan
surat suara cadangan sebanyak 2,5% (dua koma lima persen) dari
jumlah pemilih yang tercantum dalam DPT untuk setiap TPS.
2) Tinta paling banyak 2 (dua) botol;
3) sampul kertas sebanyak 2 (dua) jenis, yaitu sampul kertas yang
disegel dan sampul kertas kosong;
4) segel sebanyak 19 (sembilan belas) buah;
5) Kotak suara sebanyak 1 (satu) buah pada setiap TPS untuk setiap
jenis Pemilihan;
6) Bilik suara paling sedikit 2 (dua) buah;
7) alat untuk memberi tanda pilihan sebanyak 1 (satu) set pada setiap
bilik pemungutan suara, yang berupa paku , bantalan/alas coblos,
tali pengikat alat coblos dan meja.
i. Dalam hal surat suara cadangan sebagaimana dimaksud pada huruf h
angka 1 menghasilkan angka pecahan, maka hitungannya dibulatkan
keatas.
j. Sampul kertas sebagaimana dimaksud dalam huruf a sampai dengan
huruf g, terdiri atas:
1) sampul kertas yang disampaikan KPU Kota kepada KPPS melalui
PPK dan PPS, sebelum Pemungutan dan Penghitungan Suara di TPS;
dan
2) sampul kertas yang disampaikan KPPS kepada KPU Kota dan PPK
melalui PPS, setelah Pemungutan dan Penghitungan Suara di TPS.
k. Sampul kertas yang disampaikan KPU Kota kepada KPPS melalui PPK
dan PPS sebagaimana dimaksud pada huruf j angka 1, terdiri atas:
1) sampul kertas dalam keadaan disegel yang memuat Surat Suara dan
Surat Suara cadangan;
2) sampul kertas kosong yang akan digunakan setelah Pemungutan
dan Penghitungan Suara, masing-masing untuk memuat:
a) Surat Suara sah;
b) Surat Suara yang dikembalikan oleh Pemilih karena rusak
dan/atau keliru dicoblos;
c) Surat Suara yang tidak sah;
d) Surat Suara yang tidak digunakan;
e) formulir Model C-KWK berhologram, Model C1-KWK berhologram
dan Model C2-KWK;
f) salinan Model C-KWK, Model C1-KWK dan salinan Model A.Tb-
KWK;
- 15 -
g) daftar Pemilih dalam formulir Model A.3-KWK, Model A.4-KWK,
Model A.Tb-KWK dan Model C7-KWK; dan
h) kunci gembok yang digunakan untuk mengunci kotak suara.
l. Penggunaan sampul kertas sebagaimana dimaksud pada huruf j
ditentukan sebagai berikut:
1) sampul kertas sebagaimana dimaksud pada huruf j angka 1, yang
telah dibuka tidak boleh digunakan lagi oleh KPPS; dan
2) sampul kertas kosong yang telah diisi sesuai peruntukannya
sebagaimana dimaksud pada huruf k angka 2 ditandatangani oleh
Ketua dan Anggota KPPS untuk disampaikan kepada PPK melalui
PPS.
m. Sampul kertas kosong sebagaimana dimaksud pada huruf l angka 2,
yang memuat keperluan sebagaimana dimaksud pada huruf k angka 2
huruf a, huruf b, huruf c, huruf d, huruf e, dan huruf g disampaikan
kepada PPK melalui PPS dalam keadaan disegel.
n. Segel sebagaimana dimaksud dalam huruf b angka 5, digunakan untuk
menyegel :
1) Masing – masing sampul yang memuat :
a) Formulir model C-KWK berhologram, Model C1-KWK berhologram
dan Model C2-KWK;
b) Salinan Model C-KWK dan Model C1-KWK dam salinan Model
A.Tb-KWK;
c) Surat Suara sah;
d) Surat suara yang rusak dan /atau keliru dicoblos;
e) Surat Suara yang tidak sah;
f) Surat Suara yang tidak digunakan; dan
g) Tempat kunci gembok kotak suara yang dapat memuat tulisan
nomor TPS dan nama PPS;
2) lubang kotak suara; dan
3) gembok kotak suara.
o. Jumlah segel sebagaimana dimaksud pada huruf n ditambah sebanyak
3 (tiga) lembar sebagai cadangan;
p. Dukungan perlengkapan lainnya sebagaimana dimaksud dalam huruf c,
disediakan dengan ketentuan sebagai berikut :
1) tanda pengenal digunakan untuk :
a) KPPS paling banyak 7 (tujuh) buah;
b) saksi sebanyak diperlukan ; dan
c) Petugas yang menjaga ketentraman, ketertiban dan keamanan
TPS.
- 16 -
2) Karet pengikat Surat Suara sebanyak 40 (empat puluh) buah,
termasuk cadangan sebanyak 20 (dua puluh) buah, untuk mengikat
Surat Suara;
3) lem/perekat sebanyak 1 (satu) botol/ tube;
4) kantong plastik sebanyak 2 (dua) buah;
5) ballpoint sebanyak 5 (lima) buah;
6) gembok dan kuncinya untuk mengunci kotak suara sebanyak
jumlah kotak suara yang diperlukan;
7) spidol untuk mencatat hasil Penghitungan Suara pada formulir
Model C1.Plano-KWK dan mencoret Surat Suara yang tidak sah dan
tidak digunakan sebanyak 4 (empat) buah; dan
8) tali pengikat paku sebagai alat untuk mencoblos pilihan dan tanda
pengenal KPPS, yaitu berupa benang kasur sebanyak 1 (satu) roll
untuk setiap TPS.
q. Dukungan perlengkapan lainnya sebagaimana huruf c angka 13 berupa
daftar Pasangan Calon yang memuat visi, misi dan program serta
biodata Pasangan Calon sebanyak 1 (satu) set, untuk dipasang di dekat
pintu masuk TPS.
r. Dukungan perlengkapan lainnya sebagaimana dimaksud dalam huruf c
angka 14 berupa salinan DPT untuk tiap TPS, digunakan untuk:
1) ditempel pada papan pengumuman, sebanyak 1 (satu) rangkap;
2) bahan KPPS untuk memeriksa nama Pemilihyang memberikan suara,
sebanyak 1 (satu) rangkap;
3) disampaikan kepada Saksi yang hadir,sebanyak yang diperlukan; dan
4) disampaikan kepada PPL atau Pengawas TPS, sebanyak 1 (satu)
rangkap.
4. Pembagian Tugas KPPS
a. Ketua KPPS memberikan penjelasan kepada Anggota KPPS mengenai:
1) tata cara pelaksanaan Pemungutan dan Penghitungan Suara di TPS;
dan
2) pembagian tugas Anggota KPPS.
b. Penjelasan sebagaimana dimaksud pada huruf a dilaksanakan paling
lambat 1 (satu) hari sebelum hari Pemungutan Suara.
c. Pembagian tugas Anggota KPPS sebagaimana dimaksud huruf a angka 2
sebagai berikut:
1) Ketua KPPS sebagai Anggota KPPS Pertama mempunyai tugas
memimpin rapat Pemungutan dan Penghitungan Suara, dan
memberikan penjelasan mengenai tata cara pemberian suara;
- 17 -
2) Anggota KPPS Kedua dan KPPS Ketiga mempunyai tugas membantu
Ketua KPPS di meja Ketua, yaitu menyiapkan berita acara beserta
sertifikat dan memisahkan surat pemberitahuan berdasarkan jenis
kelamin dan/atau tugas lain yang diberikan oleh Ketua KPPS;
3) Anggota KPPS Keempat dan KPPS Kelima, bertempat di dekat pintu
masuk TPS, mempunyai tugas menerima Pemilih yang akan masuk
ke dalam TPS, dengan cara:
a) anggota KPPS Keempat memeriksa tanda khusus berupa tinta
pada jari-jari tangan pemilih;
b) anggota KPPS Keempat memeriksa kesesuaian nama pemilih
antara formulir Model C6-KWK untuk pemilih terdaftar dalam
DPT, atau Model A5-KWK untuk pemilih dalam DPPh dengan
KTP-el atau Surat Keterangan, dan memeriksa kesesuain nama
pemilih dengan yang tercantum dalam salnan DPT untuk pemilih
terdaftar dalam DPT, atau salinan DPPh untuk pemlih terdaftar
dalam DPPh, serta memberi tanda dalam kolom nomor urut
pemilih dalam salinan DPT, atau DPPh;
c) anggota KPPS Keempat meminta kepada petugas ketertiban TPS
agar mengarahkan Pemilih yang tidak dapat menunjukkan
formulir Model C6-KWK untuk memastikan namanya tercantum
dalam Daftar Pemilih dan wajib menunjukkan KTP-el atau Surat
Keterangan kepada KPPS;
d) anggota KPPS Keempat meneliti Pemilih sebagaimana dimaksud
pada huruf b dalam Daftar Pemilih;
e) anggota KPPS Keempat memeriksa kesesuaian antara formulir
Model A.5-KWK dengan KTP-el atau Surat Keterangan bagi
Pemilih DPPh yang tidak sempat melapor kepada PPS tujuan
tujuan dan mencatatnya kedalam salinan DPPh sesuai nomor
urut berikutnya;
f) anggota KPPS Keempat mencatat identitas Pemilih sebagaimana
dimaksud dalam Angka 1 huruf c yang terdapat dalam KTP-el
atau Surat Keterangan ke dalam formulir Model A.Tb-KWK
sebanyak 2 (dua) rangkap;
g) anggota KPPS Keempat memeriksa dan memastikan nama Pemilih
sebagaimana dimaksud dalam angka 16 tidak terdaftar dalam
DPT dan DPPh;
h) anggota KPPS Kelima menuliskan nomor urut kedatangan Pemilih
pada formulir Model C6-KWK untuk pemilih yang terdaftar
dalam DPT atau formulir Model A.5-KWK untuk pemilih yang
terdaftar dalam DPPh serta meminta pemilih untuk menuliskan
- 18 -
namanya pada formulir Model C7-KWK dan wajib
menandatanganinya;
i) anggota KPPS Kelima mencatat penggunaan hak pilih penyandang
disabilitas pada formulir Model C7-KWK dengan berpedoman
pada salinan DPT atau DPTb atau DPPh;
j) dalam hal Pemilih penyandang disabilitas belum terdaftar dalam
daftar Pemilih sebagaimana dimaksud pada uruf i, anggota KPPS
Kelima melengkapi pada kolom keterangan daftar hadir formulir
Model C7- KWK; dan
k) dalam hal pemilih disabilitas tidak dapat menuliskan namanya
pada formulir Model C7-KWK sebagaimana dimaksud pada huruf
h, anggota KPPS Kelima dapat membantu menuliskan ke dalam
formulir Model C7-KWK;
4) Anggota KPPS Keenam, bertempat di dekat kotak suara bertugas
mengatur Pemilih yang akan memasukkan Surat Suara ke dalam
kotak suara; dan
5) Anggota KPPS Ketujuh, bertempat di dekat pintu keluar TPS,
mempunyai tugas mengatur Pemilih yang akan keluar TPS dan
memberikan tanda khusus berupa tinta di salah satu jari Pemilih
sebagai bukti bahwa Pemilih yang bersangkutan telah memberikan
hak pilihnya.
d. Dalam hal Ketua KPPS berhalangan pada hari Pemungutan Suara,
Anggota KPPS memilih salah satu Anggota KPPS sebagai Ketua KPPS.
e. Dalam hal terdapat Anggota KPPS berhalangan pada hari Pemungutan
Suara, sehingga jumlah Anggota KPPS kurang dari 7 (tujuh) orang,
pembagian tugas masing-masing Anggota KPPS ditetapkan oleh Ketua
KPPS.
f. KPPS dibantu 2 (dua) orang petugas ketertiban TPS yang bertugas
menjaga ketenteraman, ketertiban dan keamanan di TPS.
g. Dalam melaksanakan tugasnya, petugas ketertiban TPS sebagaimana
dimaksud pada huruf f, berada di depan pintu masuk TPS dan di depan
pintu keluar TPS.
h. PPS mengajukan usulan kebutuhan petugas ketertiban yang bertugas
menjaga ketentraman, ketertiban dan keamanan per TPS sebagaimana
dimaksud dalam huruf f kepada PPK.
i. PPK meneruskan usulan PPS sebagaimana dimaksud pada huruf h
kepada KPU Kota.
j. KPU Kota menyampaikan usulan kebutuhan 2 (dua) orang petugas
ketertiban per TPS di seluruh wilayah Kota sebagaimana dimaksud
huruf i kepada Walikota.
- 19 -
k. KPU Kota menyampaikan nama petugas ketertiban dari Walikota kepada
PPS untuk ditetapkan sebagai petugas ketertiban dengan Keputusan
PPS.
B. KEGIATAN PELAKSANAAN
1. Kegiatan Sebelum Rapat Pemungutan Suara
Sebelum rapat Pemungutan Suara, Ketua KPPS bersama-sama Anggota
KPPS, dan Saksi yang hadir melaksanakan kegiatan:
a. memeriksa TPS dan perlengkapannya;
b. memasang salinan DPT dan daftar Pasangan Calon pada papan
pengumuman;
c. menempatkan kotak suara yang berisi Surat Suara beserta kelengkapan
administrasinya di depan meja Ketua KPPS;
d. mempersilakan dan mengatur Pemilih untuk menempati tempat duduk
yang telah disediakan;
e. menerima surat mandat dari Saksi; dan
f. memberikan salinan DPT kepada Saksi dan PPL atau Pengawas TPS.
2. Pelaksanaan Rapat Pemungutan Suara
a. Ketua KPPS melaksanakan rapat Pemungutan Suara pada hari
Pemungutan Suara.
b. Rapat Pemungutan Suara sebagaimana dimaksud pada huruf a, dimulai
pada pukul 07.00 waktu setempat sebagaimana dimaksud dalam huruf
E angka 3.
c. Saksi yang hadir pada rapat Pemungutan Suara dilarang mengenakan
atau membawa atribut yang memuat nomor, nama, foto Pasangan Calon
dan simbol/gambar Partai Politik, dan wajib membawa surat
tugas/mandat tertulis dari Pasangan Calon/tim kampanye.
d. Jumlah Saksi sebagaimana dimaksud pada huruf c paling banyak 2
(dua) orang untuk setiap Pasangan Calon.
e. Saksi sebagaimana dimaksud pada huruf d yang dapat memasuki TPS
berjumlah 1 (satu) orang pada satu waktu.
f. Apabila pada pukul 07.00 sebagaimana dimaksud pada huruf b Saksi
atau Pemilih belum hadir, rapat Pemungutan Suara ditunda sampai
dengan kehadiran Saksi, Pemilih atau Pengawas TPS paling lama 30 (tiga
puluh) menit.
g. Apabila sampai dengan waktu yang ditentukan sebagaimana dimaksud
pada huruf f Saksi, Pemilih atau Pengawas TPS belum hadir, rapat
Pemungutan Suara dibuka dan dilanjutkan dengan Pemungutan Suara.
h. Saksi yang hadir berhak menerima:
1) salinan DPT; dan
2) salinan berita acara dan salinan sertifikat hasil Penghitungan Suara.
- 20 -
3. Agenda Rapat Pemungutan Suara Terdiri Atas :
a. pengucapan sumpah atau janji Anggota KPPS dan Petugas ketertiban
TPS;
b. pembukaan perlengkapan Pemungutan dan Penghitungan Suara; dan
c. penjelasan mengenai tata cara pelaksanaan Pemungutan dan
Penghitungan Suara.
d. dalam melaksanakan agenda rapat Pemungutan Suara sebagaimana
dimaksud pada huruf a, huruf b dan huruf c, Ketua KPPS:
1) memandu pengucapan sumpah atau janji Anggota KPPS dan Petugas
ketertiban TPS;
2) membuka perlengkapan Pemungutan Suara dan Penghitungan Suara
meliputi:
a) membuka kotak suara, mengeluarkan seluruh isi kotak suara di
atas meja secara tertib dan teratur, mengidentifikasi dan
menghitung jumlah setiap jenis dokumen dan peralatan, dan
memeriksa sampul yang berisi Surat Suara masih dalam keadaan
disegel;
b) memperlihatkan kepada Pemilih dan Saksi yang hadir bahwa kotak
suara benar-benar telah kosong, menutup kembali, mengunci
kotak suara dan meletakkannya di tempat yang telah ditentukan;
c) memperlihatkan kepada Pemilih dan Saksi serta Pengawas TPS
yang hadir bahwa sampul yang berisi Surat Suara dan formulir
masih dalam keadaan disegel; dan
d) menghitung dan memeriksa kondisi seluruh Surat Suara termasuk
Surat Suara cadangan sebanyak 2,5 % (dua koma lima persen) dari
jumlah Pemilih yang tercantum dalam DPT dan menandatangani
Surat Suara yang akan digunakan.
3) memberikan penjelasan kepada Pemilih dan Saksi mengenai:
a) jumlah Surat Suara yang diterima;
b) tata cara pemberian suara;
c) tata cara penyampaian keberatan oleh Saksi, PPL atau Pengawas
TPS, Pemantau Pemilihan atau warga masyarakat/Pemilih; dan
d) tata cara pemantauan oleh Pemantau Pemilihan.
4) memberikan penjelasan sebagaimana dimaksud pada angka 3 huruf b
secara berulang-ulang selama pelaksanaan Pemungutan Suara
e. Ketua KPPS memastikan Anggota KPPS dan Petugas ketertiban TPS
berada pada tempat sesuai dengan tugasnya sebagaimana dimaksud pada
BAB III angka 4 huruf c dan g.
f. Kegiatan Ketua KPPS sebagaimana dimaksud pada BAB III angka 4 huruf
c poin 1 dibantu oleh Angggota KPPS lainnya dan Petugas ketertiban TPS,
- 21 -
dan disaksikan oleh Saksi, PPL atau Pengawas TPS, Pemantau Pemilihan,
warga masyarakat dan/ atau Pemilih.
g. Sumpah atau janji Anggota KPPS dan Petugas ketertiban TPS
sebagaimana dimaksud BAB III huruf B angka 3, berbunyi sebagai
berikut:
"Demi Allah (Tuhan), saya bersumpah/berjanji:
Bahwa saya akan memenuhi tugas dan kewajiban saya sebagai Anggota
KPPS dan Petugas ketertiban TPS dengan sebaik-baiknya sesuai dengan
Peraturan Perundang-undangan dengan berpedoman pada Pancasila dan
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Bahwa
saya dalam menjalankan tugas dan wewenang akan bekerja dengan
sungguh-sungguh, jujur, adil, dan cermat demi suksesnya Pemilihan
Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Timur serta Pemilihan Walikota dan
Wakil Walikota Kediri, tegaknya demokrasi dan keadilan, serta
mengutamakan kepentingan Negara Kesatuan Republik Indonesia daripada
kepentingan pribadi atau golongan”.
h. Penjelasan Ketua KPPS kepada Pemilih sebagaimana dimaksud meliputi:
1) format/isi Surat Suara yang memuat nomor urut, pas foto, dan nama
Pasangan Calon;
2) Pemilih memberikan suara di bilik suara;
3) tata cara pemberian tanda pada Surat Suara;
4) dalam hal Surat Suara diterima oleh Pemilih dalam keadaan rusak
atau Pemilih keliru dalam memberikan suara, Pemilih dapat meminta
Surat Suara pengganti kepada Ketua KPPS, dan hanya mendapat 1
(satu) kali penggantian;
5) pemberian tinta pada salah satu jari tangan Pemilih hingga mengenai
seluruh bagian kuku setelah Pemilih memberikan suara;
6) Pemilih yang memberikan suara adalah Pemilih yang namanya
tercantum dalam salinan DPT, DPPh, DPTb.
7) Pemilih yang terdaftar dalam DPTb memberikan suara 1 (satu) jam
sebelum waktu Pemungutan Suara berakhir, dan apabila Surat Suara
di TPS telah habis, Pemilih yang bersangkutan diarahkan untuk
memberikan suara di TPS terdekat;
8) kesempatan untuk memberikan suara kepada Pemilih berdasarkan
prinsip urutan kehadiran Pemilih; dan
9) Larangan menggunakan telepon genggam dan/atau alat perekam
gambar lainnya di bilik suara.
i. Tata cara pemberian suara pada Surat Suara sebagaimana dimaksud
ditetapkan sebagai berikut:
- 22 -
1) memastikan surat Suara yang diterima telah ditandatangani oleh
Ketua KPPS.
2) pemberian suara dilakukan dengan cara mencoblos;
3) menggunakan alat coblos yang telah disediakan berupa paku; dan
4) pemberian suara pada Surat Suara dilakukan dengan cara mencoblos
1 (satu) kali pada kolom yang berisi nomor urut, pas foto, dan nama
Pasangan Calon
j. Dalam hal setelah 30 (tiga puluh) hari sebelum pemungutan suara sampai
dengan hari pemungutan suara, terdapat Pasangan Calon yang
berhalangan tetap:
1) KPU Kota Kediri wajib mengumumkan kepada masyarakat; dan
2) Ketua KPPS mengumumkan melalui papan pengumuman di TPS
dan/atau secara lisan menyampaikan kepada Pemilih pada saat
Pemungutan Suara.
k. Apabila Pasangan Calon yang berhalangan tetap atau dibatalkan sebagai
Pasangan Calon sebagaimana dimaksud pada huruf j memperoleh suara,
perolehan suara dimaksud dinyatakan tidak sah.
l. Dalam hal salah satu calon dari Pasangan Calon berhalangan tetap atau
dijatuhi pidana berdasarkan putusan pengadilan yang telah berkekuatan
hukum tetap dalam jangka waktu 29 (dua puluh sembilan) hari sebelum
hari Pemungutan Suara, Partai Politik atau Gabungan Partai Politik tidak
dapat mengusulkan calon pengganti, dan salah satu calon dari Pasangan
Calon yang tidak berhalangan tetap atau dijatuhi pidana berdasarkan
putusan pengadilan yang telah berkekuatan hukum tetap ditetapkan
sebagai Pasangan Calon.
m. Dalam hal salah satu calon dari Pasangan Calon berhalangan tetap atau
dijatuhi pidana berdasarkan putusan pengadilan yang telah berkekuatan
hukum tetap sebagaimana dimaksud pada huruf n, dilakukan mekanisme
sebagai berikut:
1) KPU Kota wajib mengumumkan kepada masyarakat; dan
2) Ketua KPPS mengumumkan melalui papan pengumuman di TPS
dan/atau secara lisan menyampaikan kepada Pemilih pada saat
Pemungutan Suara.
4. Pemberian Suara
a. Setelah memberikan penjelasan sebagaimana dimaksud, Ketua KPPS:
1) menandatangani Surat Suara pada tempat yang telah ditentukan
untuk kemudian diberikan kepada Pemilih yang akan dipanggil;
2) memanggil Pemilih untuk memberikan suara berdasarkan prinsip
urutan kehadiran Pemilih
3) memberikan Surat Suara kepada Pemilih dalam keadaan terbuka.
- 23 -
4) Mengingatkan dan melarang Pemilih membawa telepon genggam
dan/atau alat perekam gambar lainnya ke bilik suara.
b. Ketua KPPS dapat mendahulukan Pemilih penyandang disabilitas, ibu
hamil atau orang tua untuk memberikan suara atas persetujuan Pemilih
yang seharusnya mendapat giliran sesuai dengan nomor urut kehadiran
Pemilih tersebut.
c. Dalam hal Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur dilaksanakan
secara bersamaan dengan Pemilihan Walikota dan Wakil Walikota,
Pemilih yang terdaftar dalam DPPh yang pindah memilih pada kota yang
berbeda tetapi masih dalam provinsi yang sama, hanya diberikan 1 (satu)
Surat Suara untuk Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur.
d. Setelah menerima Surat Suara sebagaimana dimaksud, Pemilih wajib
memeriksa dan meneliti Surat Suara dalam keadaan baik atau tidak
rusak.
e. Apabila pemilih menerima Surat Suara dalam keadaan rusak atau keliru
dicoblos, Pemilih dapat meminta Surat Suara pengganti kepada Ketua
KPPS.
f. Ketua KPPS wajib memberikan Surat Suara Pengganti sebagaimana
dimaksud pada huruf e hanya 1 (satu) kali dan mencatat Surat Suara
yang rusak atau keliru dicoblos tersebut dalam berita acara.
g. Pemilih yang tidak terdaftar dalam DPT sebagaimana dimaksud, dapat
menggunakan hak pilihnya dengan menunjukkan KTP-el atau Surat
Keterangan.
h. Anggota KPPS Keempat atau Kelima melayani dan mencatat Pemilih
sebagaimana dimaksud pada huruf g 1 (satu) jam sebelum waktu
Pemungutan Suara di TPS berakhir.
i. Pemilih sebagaimana dimaksud pada huruf g, memberikan suara di TPS
sesuai dengan alamat Rukun Tetangga (RT)/ Rukun Warga (RW) atau
sebutan lain sesuai dengan alamat yang tertera dalam KTP-el atau Surat
Keterangan 1 (satu) jam sebelum waktu Pemungutan Suara di TPS
berakhir.
j. KPPS memberikan Surat Suara kepada Pemilih sebagaimana dimaksud
pada huruf i, apabila Surat Suara masih tersedia.
k. Dalam hal Surat Suara di TPS sebagaimana dimaksud pada huurf i telah
habis, Pemilih yang bersangkutan diarahkan untuk memberikan suara di
TPS lain yang terdekat.
l. Pemilih yang telah menerima Surat Suara sebagaimana dimaksud,
melakukan kegiatan :
1) menuju bilik suara;
2) membuka Surat Suara lebar-lebar dan meletakkan di atas meja yang
disediakan sebelum dicoblos;
- 24 -
3) mencoblos Surat Suara dengan paku di atas alas coblos yang telah
disediakan;
4) melipat kembali Surat Suara seperti semula, sehingga tanda tangan
Ketua KPPS tetap terlihat dan tanda coblos tidak dapat dilihat;
5) memasukkan Surat Suara ke dalam kotak suara; dan
6) mencelupkan salah satu jari tangan ke dalam botol tinta yang telah
disediakan hingga mengenai seluruh bagian kuku sebelum ke luar
TPS.
m. Pemilih dilarang mendokumentasikan hak pilihnya di bilik suara.
n. Ketentuan sebagaimana dimaksud pada huruf l berlaku bagi Pemilih
tunanetra, tunadaksa, atau penyandang disabilitas lainnya yang
mempunyai halangan fisik lain.
o. Pemilih penyandang disabilitas sebagaimana dimaksud huruf n, dapat
dibantu oleh pendamping
p. Pendamping sebagaimana dimaksud pada huruf o, dapat berasal dari
Anggota KPPS atau orang lain atas permintaan Pemilih yang
bersangkutan.
q. Pemilih tunanetra sebagaimana dimaksud pada huruf n, dalam
pemberian suara dapat menggunakan alat bantu tunanetra yang
disediakan.
r. Pemberian bantuan terhadap Pemilih sebagaimana dimaksud pada huruf
o, dilakukan dengan cara sebagai berikut:
1) bagi Pemilih yang tidak dapat berjalan, pendamping yang ditunjuk
membantu Pemilih menuju bilik suara, dan pencoblosan Surat Suara
dilakukan oleh Pemilih sendiri; dan
2) bagi Pemilih yang tidak mempunyai dua belah tangan dan tunanetra,
pendamping yang ditunjuk membantu mencoblos Surat Suara sesuai
kehendak Pemilih dengan disaksikan oleh salah satu Anggota KPPS.
s. Pendamping yang ditunjuk membantu Pemilih sebagaimana dimaksud
pada huruf r wajib merahasiakan pilihan Pemilih yang bersangkutan, dan
menandatangani surat pernyataan dengan menggunakan formulir Model
C3-KWK.
t. Pada Pukul 12.00 waktu setempat, Ketua KPPS mengumumkan bahwa
yang diperbolehkan memberikan suara hanya pemilih yang telah hadir
dan telah terdaftar atau tercatat kehadirannya dalam formulir C7-KWK
oleh anggota KPPS Kelima di TPS yang sedang menunggu giliran untuk
memberikan suara.
u. Setelah seluruh pemilih selesai memberikan suara sebagaimana
dimaksud pada huruf t, ketua KPPS mengumumkan kepada yang hadir di
TPS bahwa pemungutan Suara telah selesai dan akan segera dilanjutkan
dengan rapat Penghitungan suara di TPS.
- 25 -
BAB IV
PENGHITUNGAN SUARA
A. KEGIATAN PERSIAPAN
1. Penyiapan Sarana dan Prasarana
a. Rapat Penghitungan Suara dimulai pada pukul 13.00 waktu setempat
setelah waktu Pemungutan Suara selesai.
b. Dalam hal Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur dilaksanakan
secara bersamaan dengan Pemilihan Wali Kota dan Wakil Wali Kota,
KPPS terlebih dahulu melakukan Penghitungan Suara Pemilihan
Gubernur dan Wakil Gubernur.
c. Sarana dan prasarana sebagaimana dimaksud pada huruf b meliputi:
1) pengaturan tempat rapat Penghitungan Suara di TPS, termasuk
menentukan papan atau tempat untuk memasang formulir rincian
penghitungan perolehan suara di TPS ukuran plano;
2) Papan atau tempat untuk menempel Formulir Model C-KWK dan
Formulir Model C1-KWK;
3) tempat duduk Saksi, PPL atau Pengawas TPS, Pemilih, Pemantau
Pemilihan, dan masyarakat;
4) alat keperluan administrasi;
5) formulir Pemungutan dan Penghitungan Suara di TPS;
6) sampul kertas/kantong plastik pembungkus;
7) segel;
8) kotak suara yang ditempatkan di dekat meja Ketua KPPS serta
menyiapkan kuncinya; dan
9) peralatan TPS lainnya.
d. Penempatan Saksi, PPL atau Pengawas TPS, Pemilih, Pemantau
Pemilihan, dan masyarakat sebagaimana dimaksud huruf c angka 3,
diatur sebagai berikut:
1) Saksi dan PPL atau Pengawas TPS ditempatkan di dalam TPS; dan
2) Pemilih, Pemantau Pemilihan dan masyarakat ditempatkan di luar
TPS.
e. Sarana dan prasarana sebagaimana dimaksud pada huruf c diatur
dengan baik agar mudah digunakan dan rapat Penghitungan Suara
dapat diikuti oleh semua yang hadir dengan jelas.
2. Pencatatan surat suara
- 26 -
a. Setelah menyiapkan sarana dan prasarana sebagaimana dimaksud
pada huruf c, KPPS melakukan pencatatan ke dalam formulir Model C-
KWK terhadap data sebagai berikut:
1) jumlah Pemilih yang terdaftar dalam salinan DPT dan yang
menggunakan hak pilihnya;
2) jumlah Pemilih yang terdaftar dalam salinan DPPh dan yang
menggunakan hak pilihnya;
3) jumlah Pemilih yang terdaftar dalam salinan DPTb dan yang
menggunakan hak pilihnya;
4) jumlah Pemilih disabilitas yang terdaftar dan yang menggunakan
hak pilihnya;
5) jumlah Surat Suara yang diterima termasuk Surat Suara
cadangan;
6) jumlah Surat Suara yang dikembalikan oleh Pemilih karena rusak
atau keliru dicoblos;
7) jumlah Surat Suara yang tidak digunakan; dan
8) jumlah surat suara yang digunakan
b. Penjumlahan terhadap Surat Suara yang digunakan, Surat Suara yang
rusak atau keliru dicoblos, dan Surat Suara yang tidak digunakan
termasuk sisa Surat Suara cadangan harus sama dengan jumlah Surat
Suara yang diterima termasuk Surat Suara Cadangan oleh KPPS.
c. Surat Suara yang tidak digunakan dan Surat Suara yang rusak atau
keliru dicoblos sebagaimana dimaksud pada huruf b diberi tanda silang
pada bagian luar Surat Suara yang memuat tempat nomor, alamat TPS
dan tanda tangan Ketua KPPS dalam keadaan terlipat dengan
menggunakan spidol/ballpoint.
3. Pembagian tugas
a. Ketua KPPS mengatur pembagian tugas pada rapat Penghitungan Suara,
sebagai berikut:
1) Ketua KPPS dibantu Anggota KPPS Kedua bertugas:
a) memimpin pelaksanaan Penghitungan Suara di TPS; dan
b) membuka Surat Suara lembar demi lembar untuk diteliti dan
diumumkan kepada yang hadir tentang perolehan suara.
2) Anggota KPPS Ketiga dan Keempat bertugas mencatat hasil
penelitian terhadap tiap lembar Surat Suara yang diumumkan oleh
Ketua KPPS pada formulir Model C1.Plano-KWK berhologram;
3) Anggota KPPS Kelima bertugas melipat Surat Suara yang telah
diteliti oleh Ketua KPPS;
4) Anggota KPPS Keenam dan Ketujuh bertugas menyusun Surat
Suara sesuai suara yang diperoleh masing-masing Pasangan Calon
dan mengikat setiap 25 (dua puluh lima) Surat Suara;
- 27 -
5) Petugas ketertiban TPS bertugas menjaga ketenteraman, ketertiban
dan keamanan di TPS yang dalam melaksanakan tugasnya 1 (satu)
orang berada di depan pintu masuk TPS dan 1 (satu) orang didepan
pintu keluar TPS.
b. Apabila jumlah Anggota KPPS sebagaimana dimaksud huruf a kurang
dari 7 (tujuh) orang, pembagian tugas Anggota KPPS ditetapkan oleh
Ketua KPPS.
B. PENGHITUNGAN SUARA
1. Penghitungan Suara di TPS dilaksanakan segera setelah persiapan rapat
Penghitungan Suara selesai dilakukan.
2. Ketua KPPS mengumumkan bahwa rapat Penghitungan Suara dimulai.
3. Ketua KPPS dibantu oleh Anggota KPPS melakukan Penghitungan Suara
dengan cara :
a. membuka kunci dan tutup kotak suara dengan disaksikan oleh
semua yang hadir;
b. mengeluarkan Surat Suara dari kotak suara dan diletakkan di meja
Ketua KPPS;
c. menghitung jumlah Surat Suara dan memberitahukan jumlah
tersebut kepada yang hadir dan mencatat jumlahnya;
d. mencocokkan jumlah Surat Suara yang terdapat di dalam kotak suara
dengan jumlah total Pemilih dari DPT, DPPh, dan DPTb yang
menggunakan hak pilih; dan
e. mencatat hasil Penghitungan jumlah Surat Suara yang diumumkan
sebagaimana dimaksud dalam huruf d dengan menggunakan formulir
Model C- KWK.
4. Anggota KPPS Kedua membuka Surat Suara, dan memberikan kepada
Ketua KPPS.
5. Ketua KPPS bertugas:
a. memeriksa tanda coblos pada Surat Suara dan menunjukkan kepada
Saksi, PPL atau Pengawas TPS, Anggota KPPS atau
Pemilih/masyarakat yang hadir dengan ketentuan 1 (satu) Surat
Suara dihitung 1 (satu) suara dan dinyatakan sah atau tidak sah; dan
b. mengumumkan hasil pencoblosan pada Surat Suara dan perolehan
suara Pasangan Calon dengan suara yang terdengar jelas .
6. Penghitungan Suara dilakukan secara terbuka, di tempat yang terang
atau yang mendapat penerangan cahaya cukup, dicatat dengan tulisan
yang jelas dan terbaca pada formulir Model C1.Plano-KWK berhologram
yang ditempelkan pada papan yang telah disediakan.
7. Saksi, PPL atau Pengawas TPS, atau Pemantau Pemilihan yang hadir
pada rapat Pemungutan dan Penghitungan Suara diberi kesempatan
- 28 -
untuk mendokumentasikan formulir Model C-KWK berhologram, model
C1.Plano – KWK berhologram, dan Model C7-KWK setelah ditanda tangani
oleh KPPS dan saksi yang hadir, serta formulir Model A4-KWK, Model A3-
KWK dan Model A.Tb-KWK setelah rapat pemungutan dan penghitungan
suara berakhir.
8. Dokumentasi sebagaimana dimaksud angka 7 dapat berupa foto atau
video.
9. Anggota KPPS Ketiga dan Keempat mencatat hasil Penghitungan Suara ke
dalam formulir Model C1.Plano-KWK berhologram yang ditempel pada
papan atau tempat tertentu dengan cara tally, yaitu:
a. memberikan tanda berupa 1 (satu) garis tegak setiap hitungan suara
sah dan setiap hitungan kelima diberi garis datar memotong 4 (empat)
garis tegak tersebut ( I I I I );
b. memberikan tanda berupa 1 (satu) garis tegak setiap hitungan suara
tidak sah pada kolom jumlah suara tidak sah, dan setiap hitungan
kelima diberi garis datar memotong 4 (empat) garis tegak tersebut
( I I I I );
c. menghitung perolehan suara sah masing-masing Pasangan calon;
d. menjumlahkan seluruh suara sah;
e. menjumlahkan seluruh suara tidak sah; dan
f. menjumlahkan suara sah dan tidak sah.
10. Ketua KPPS dibantu Anggota KPPS mengisi formulir Model C-KWK
berhologram dan Model C1-KWK berhologram, serta salinan Model C-KWK
dan Model C1-KWK, berdasarkan Formulir Model C1.Plano-KWK
berhologram yang telah diisi sebagaimana dimaksud pada angka 9.
11. Dalam hal terjadi kesalahan penulisan pada formulir sebagaimana
dimaksud pada angka 10, Ketua KPPS melakukan pembetulan.
12. Pembetulan sebagaimana dimaksud pada angka 11, dilakukan dengan
cara mencoret angka atau kata yang salah dengan 2 (dua) garis
horizontal.
13. Pada angka atau kata yang dicoret sebagaimana dimaksud pada angka
12, dituliskan angka atau kata hasil pembetulan.
14. Ketua KPPS membubuhkan paraf pada angka atau kata pembetulan
sebagaimana dimaksud pada angka 13.
15. Pengisian formulir hanya dilakukan oleh Anggota KPPS.
16. Surat Suara untuk Pemilihan dinyatakan sah, jika:
a. ditandatangani oleh Ketua KPPS; dan
b. diberi tanda coblos pada nomor urut, foto, atau nama salah 1 (satu)
Pasangan Calon dalam Surat Suara.
17. Tanda coblos sebagaimana dimaksud angka 16 huruf b diatur sebagai
berikut:
- 29 -
a. tanda coblos pada 1 (satu) kolom Pasangan Calon yang memuat
nomor urut atau nama Pasangan Calon atau foto Pasangan Calon,
dinyatakan sah untuk Pasangan Calon yang bersangkutan;
b. tanda coblos lebih dari satu kali pada 1 (satu) kolom Pasangan Calon
yang memuat nomor urut, nama Pasangan Calon dan foto Pasangan
Calon, dinyatakan sah untuk Pasangan Calon yang bersangkutan;
atau
c. tanda coblos tepat pada garis 1 (satu) kolom Pasangan Calon yang
memuat nomor urut, nama Pasangan Calon dan foto Pasangan Calon,
dinyatakan sah untuk Pasangan Calon yang bersangkutan.
18. Dalam hal terdapat tanda coblos pada 1 (satu) kolom pasangan calon yang
tembus secara garis lurus sehingga terdapat dua atau lebih hasil
pencoblosan yang simetris dari lipatan Surat Suara, dan tidak mengenai
kolom pasangan calon lain, dinyatakan sah.
19. Setelah rapat Penghitungan Suara, Ketua KPPS dibantu oleh Anggota
KPPS Keenam dan Ketujuh menyusun, menghitung dan memisahkan:
a. Surat Suara yang sudah diperiksa dan suaranya dinyatakan sah
untuk masing-masing Pasangan Calon, diikat dengan karet dan
dimasukkan ke dalam sampul kertas; dan
b. Surat Suara yang sudah diperiksa dan suaranya dinyatakan tidak
sah, diikat dengan karet dan dimasukkan ke dalam sampul kertas.
20. Formulir Model C-KWK berhologram, Model C1-KWK berhologram dan
Model C2-KWK dimasukkan ke dalam sampul dan disegel.
21. Sampul yang berisi formulir sebagaimana dimaksud pada angka 20
dimasukan ke dalam kotak suara sebagai bahan untuk rekapitulasi
Penghitungan Suara di PPK.
22. Sampul yang berisi salinan formulir Model C-KWK dan Model C1- KWK
untuk disampaikan kepada PPS, PPK, dan KPU Kota Kediri tidak
dimasukan kedalam Kotak Suara.
23. Formulir Model C-KWK berhologram dan Model C1-KWK berhologram
sebagaimana dimaksud dalam angka 20 dan angka 22, ditandatangani
oleh Ketua KPPS dan paling sedikit 2 (dua) orang Anggota KPPS dan dapat
ditandatangani oleh Saksi yang hadir.
24. Dalam hal Saksi yang hadir tidak bersedia menandatangani formulir
sebagaimana dimaksud angka 23, cukup ditandatangani oleh Saksi yang
bersedia menandatangani.
25. Penandatanganan formulir sebagaimana dimaksud angka 23 dan angka
24, dilakukan setelah rapat Penghitungan Suara selesai.
C. PENYELESAIAN KEBERATAN
- 30 -
1. Saksi dan PPL atau Pengawas TPS dapat mengajukan keberatan terhadap
prosedur dan/atau selisih penghitungan perolehan suara kepada KPPS
apabila terdapat hal yang tidak sesuai dengan ketentuan Peraturan
Perundang-undangan.
2. Dalam hal terdapat keberatan Saksi, atau PPL atau Pengawas TPS, KPPS
wajib menjelaskan prosedur dan/atau mencocokkan selisih perolehan
suara formulir Model C1-KWK berhologram dengan Model C1.Plano-KWK
berhologram.
3. Dalam hal keberatan yang diajukan Saksi, atau PPL atau Pengawas TPS
sebagaimana dimaksud pada angka 1 dapat diterima, KPPS seketika
melakukan pembetulan .
4. Pembetulan sebagaimana dimaksud pada angka 3, dilakukan dengan cara
mencoret angka yang salah dan menuliskan angka yang benar
5. Ketua KPPS dan Saksi yang hadir membubuhkan paraf pada angka hasil
pembetulan sebagaimana yang dimaksud pada angka 4.
6. Dalam hal Saksi masih keberatan terhadap hasil pembetulan
sebagaimana yang dimaksud pada angka 4, KPPS meminta pendapat dan
rekomendasi PPL atau Pengawas TPS yang hadir.
7. KPPS wajib menindaklanjuti rekomendasi PPL atau Pengawas TPS.
8. KPPS wajib mencatat keberatan Saksi yang diterima sebagai kejadian
khusus pada formulir Model C2-KWK dan ditandatangani oleh Ketua
KPPS.
9. Keberatan Saksi yang belum atau tidak dapat diterima, dicatat pada
Model C2-KWK sebagai keberatan Saksi dan ditandatangani oleh Saksi.
10. KPPS wajib mencatat seluruh kejadian dalam rapat Penghitungan Suara
pada formulir Model C2-KWK.
11. Keberatan yang diajukan oleh Pasangan Calon, Saksi, PPL atau Pengawas
TPS, Pemantau Pemilihan atau masyarakat/Pemilih melalui Saksi, PPL
atau Pengawas TPS terhadap pelaksanaan Penghitungan Suara di TPS
sebagaiman dimaksud pada angka 1 sampai dengan angka 10, tidak
menghalangi pelaksanaan rapat Penghitungan Suara di TPS.
D. PENGUMUMAN PERHITUNGAN SUARA
1. KPPS mengumumkan salinan formulir Model C-KWK dan Model C1-KWK di
lingkungan TPS yang mudah diakses oleh publik selama 7 (tujuh) hari.
2. KPPS wajib menyampaikan 1 (satu) rangkap salinan formulir Model C-KWK
dan Model C1-KWK kepada PPS untuk diumumkan di kelurahan pada hari
Pemungutan Suara.
3. KPPS wajib menyampaikan 1 (satu) rangkap salinan formulir Model C-KWK
dan Model C1-KWK dan salinan Model A.Tb-KWK dalam satu sampul
- 31 -
kertas yang berisi label dan disegel KPU Kota melalui PPS dan PPK pada
hari Pemungutan Suara.
4. KPPS wajib menyampaikan 1 (satu) rangkap salinan formulir Model C-KWK
dan Model C1-KWK kepada Saksi, dan PPL atau Pengawas TPS pada hari
Pemungutan Suara.
5. Dalam hal Saksi tidak hadir dalam Pemungutan dan Penghitungan Suara
di TPS, salinan formulir Model C-KWK dan Model C1-KWK diserahkan
kepada PPS untuk disampaikan kepada Saksi paling lambat 1 (satu) hari
sebelum rekapitulasi Penghitungan Suara di PPK untuk kelurahan yang
bersangkutan.
6. Saksi dan PPL/Pengawas TPS wajib memeriksa kebenaran angka yang
tertera pada formulir Model C1-KWK dengan mencocokkan pada formulir
Model C1.Plano -KWK berhologram.
7. Dalam hal KPPS tidak menyampaikan 1 (satu) rangkap salinan formulir
Model C-KWK dan Model C1-KWK sebagaimana dimaksud pada angka 3
sampai batas waktu yang ditetapkan, akan dikenakan sanksi sebagaimana
diatur dalam Peraturan Perundang- undangan.
8. KPU Kota memindai (scan) salinan formulir Model C-KWK dan Model C1-
KWK sebagaimana dimaksud pada angka 3 untuk diumumkan di laman
KPU mealui Situng pada hari Pemungutan Suara.
9. KPPS wajib menyegel, menjaga, mengamankan keutuhan kotak suara
setelah rapat Penghitungan Suara di TPS.
10. KPPS wajib menyerahkan kotak suara sebagaimana dimaksud pada
angka 9 kepada PPK melalui PPS pada hari Pemungutan Suara dengan
menggunakan surat pengantar, yang berisi:
a. formulir Model C-KWK berhologram dan Model C1-KWK berhologram,
serta Model C1.Plano-KWK berhologram yang telah diisi;
b. salinan DPT (Model A3-KWK), DPPh (Model A4-KWK), dan DPTb (Model
A.Tb-KWK)
c. formulir Model C2-KWK;
d. formulir Model C3-KWK;
e. formulir Model C5-KWK;
f. formulir Model C6-KWK;
g. formulir Model C7-KWK; dan
h. Surat Suara sah dan tidak sah, Surat Suara yang tidak digunakan, dan
Surat Suara yang rusak atau keliru dicoblos.
11. Penyerahan kotak suara kepada PPS sebagaimana dimaksud pada angka
10 diawasi oleh Saksi, dan PPL atau Pengawas TPS.
- 32 -
12. KPU Kota mengirimkan hasil pemindaian salinan formulir Model C-KWK
dan Model C1-KWK sebagaimana dimaksud dalam angka 3, kepada KPU
untuk diumumkan di laman KPU melalui Situng.
13. Dalam hal KPU Kota tidak dapat mengirimkan hasil pemindaian salinan
formulir Model C-KWK dan Model C1-KWK sebagaimana dimaksud pada
angka 12, KPU Kota dapat mengirimkan secara manual dengan
menggunakan compact disk atau flashdisk kepada KPU Provinsi untuk
diunggah ke dalam Situng pada hari Pemungutan Suara.
14. KPU Kota dapat melakukan tabulasi penghitungan suara sementara
dengan menggunakan Situng.
15. KPPS dilarang memberikan salinan Formulir Model C-KWK dan Model C1-
KWK kepada siapapun dan/atau pihak manapun, kecuali kepada pihak
sebagaimana dimaksud dalam angka 1 sampai dengan angka 8.
BAB VI
PEMUNGUTAN SUARA ULANG DAN PENGHITUNGAN SUARA ULANG
A. PEMUNGUTAN SUARA ULANG DI TPS
1. Pemungutan Suara di TPS dapat diulang apabila terjadi gangguan
keamanan yang mengakibatkan hasil pemungutan suara tidak dapat
digunakan atau Penghitungan Suara tidak dapat dilakukan.
2. Pemungutan Suara di TPS dapat diulang apabila dari hasil penelitian dan
pemeriksaan Panwas Kecamatan terbukti terdapat 1 (satu) atau lebih
keadaan sebagai berikut:
a. pembukaan kotak suara dan/atau berkas pemungutan dan
Penghitungan Suara tidak dilakukan menurut tata cara yang
ditetapkan dalam peraturan perundang-undangan;
b. petugas KPPS meminta Pemilih memberi tanda khusus,
menandatangani, atau menulis nama atau alamatnya pada Surat
Suara yang sudah digunakan;
c. petugas KPPS merusak lebih dari satu Surat Suara yang sudah
digunakan oleh Pemilih sehingga Surat Suara tersebut menjadi tidak
sah;
d. lebih dari 1 (satu) orang Pemilih menggunakan hak pilih lebih dari 1
(satu) kali pada TPS yang sama atau TPS yang berbeda; dan/atau
e. lebih dari 1 (satu) orang Pemilih yang tidak terdaftar sebagai Pemilih,
mendapat kesempatan memberikan suara pada TPS.
3. Hasil Penelitian dan Pemeriksaan Panwas Kecamatan sebagaimana
dimaksud disampaikan kepada PPK paling lambat 2 (dua) hari setelah
Pemungutan Suara.
- 33 -
4. PPK menyampaikan hasil penelitian dan pemeriksaan sebagaimana
dimaksud pada angka 3 kepada KPU Kota.
5. KPU Kota memutuskan hasil penelitian dan pemeriksaan Panwas
Kecamatan sebagaimana dimaksud pada angka 3 dalam rapat pleno KPU
Kota.
6. Hasil rapat pleno sebagaimana dimaksud pada angka 5 ditetapkan dalam
Keputusan KPU Kota.
7. KPU Kota menyampaikan Keputusan sebagaimana dimaksud pada angka
6 kepada KPPS melalui PPK dan PPS.
8. KPPS segera melaksanakan Pemungutan Suara Ulang di TPS paling
lambat 4 (empat) hari setelah hari Pemungutan Suara.
9. KPU Kota menyampaikan permintaan Saksi kepada Pasangan Calon
untuk hadir dan menyaksikan Pemungutan Suara ulang di TPS.
10. Pemungutan Suara ulang di TPS sebagaimana dimaksud dalam angka 8,
dapat dilaksanakan pada hari kerja atau hari libur.
11. KPPS menyampaikan formulir Model C6.Ulang-KWK kepada pemilih
yang terdaftar dalam DPT, DPPh, dan yang tercatat dalam DPTb paling
lambat 1 (satu) hari sebelum Pemungutan Suara Ulang di TPS.
12. Pemilih yang tidak terdaftar dalam DPT, DPPh, dan DPTb pada
Pemungutan Suara sebelumnya sebagaimana dimaksud pada angka 11
tidak dapat menggunakan hak pilihnya.
13. KPU Kota memberitahukan kepada pimpinan instansi, lembaga,
perusahaan atau kepala satuan pendidikan agar memberikan kesempatan
kepada Pemilih untuk menggunakan hak pilihnya dalam Pemungutan
Suara Ulang.
14. Dalam Pemungutan Suara Ulang di TPS, tidak dilakukan pemutakhiran
data pemilih.
15. Pemilih yang terdaftar dalam salinan DPT, DPPh, dan DPTb di TPS yang
melaksanakan Pemungutan Suara ulang, karena keadaan tertentu tidak
dapat menggunakan hak pilihnya di TPS tersebut, dapat menggunakan
hak pilihnya di TPS lain yang juga melaksanakan Pemungutan Suara
ulang.
16. Keadaan tertentu sebagaimana dimaksud angka 15, meliputi :
a. Menjalankan tugas ditempat lain pada hari Pemungutan Suara;
b. Menjalani rawat inap di rumah sakit atau puskesmas dan keluarga
yang mendampingi;
c. Menjadi tahanan di rumah tahanan atau lembaga pemasyarakatan;
d. Tugas belajar;
e. Pindah domisili; dan
f. Tertimpa bencana alam.
- 34 -
17. Pemilih sebagaimana dimaksud angka 15 meminta formulir Model A5-
KWK kepada PPS setempat dan melaporkan kepindahannya kepada PPS
yang wilayah kerjanya meliputi TPS lain yang juga melaksanakan
Pemungutan Suara ulang.
18. Surat Suara untuk Pemungutan Suara ulang, disediakan sebanyak 2.000
(dua ribu) lembar yang diberi tanda khusus, disimpan di KPU Provinsi
untuk Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur dan di KPU Kota untuk
Pemilihan Walikota danWakil Walikota.
19. Penggunaan Surat Suara untuk Pemungutan Suara ulang sebagaimana
dimaksud angka 18 diatur lebih lanjut dengan Keputusan KPU Provinsi
atau Keputusan KPU Kota.
20. Dalam hal Surat Suara sebagaimana dimaksud angka 18 dan angka 19,
tidak mencukupi untuk melaksanakan Pemungutan Suara ulang di TPS,
KPU Kota menetapkan jumlah kekurangan Surat Suara.
21. Dalam Pemilihan gubernur dan Wakil Gubernur, KPU Kota
menyampaikan usulan penambahan jumlah surat suara sebagaimana
dimaksud pada angka 20 kepada KPU Provinsi.
22. Dalam Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur, KPU Provinsi mencetak
dan mendistribusikan penambahan surat suara sebagaimana dimaksud
pada angka 21.
23. Dalam Pemilihan Walikota dan Wakil Walikota, KPU Kota mencetak dan
mendistribusikan penambahan surat suara sebagaimana dimaksud pada
angka 20.
24. Formulir Model C-KWK berhologram dan Model C1-KWK berhologram
yang digunakan dalam pemungutan suara ulang dimasukkan kedalam
kotak suara.
25. Sampul sebagaimana dimaksud pada angka 20 harus disegel dan
dimasukkan kedalam kotak suara.
26. Ketentuan mengenai pemungutan suara di TPS berlaku mutandis untuk
pemungutan suara ulang.
B. PENGHITUNGAN SUARA ULANG
1. Penghitungan Suara ulang meliputi:
a. penghitungan ulang Surat Suara di TPS; atau
b. penghitungan ulang Surat Suara di PPK.
2. Penghitungan Suara ulang di TPS dilakukan seketika apabila:
a. Penghitungan Suara dilakukan secara tertutup;
b. Penghitungan Suara dilakukan di tempat yang kurang terang atau
yang kurang mendapat penerangan cahaya;
c. Penghitungan Suara dilakukan dengan suara yang kurang jelas;
d. Penghitungan Suara dicatat dengan tulisan yang kurang jelas;
- 35 -
e. Saksi Pasangan Calon, PPL atau Pengawas TPS, dan masyarakat tidak
dapat menyaksikan proses Penghitungan Suara secara jelas;
f. Penghitungan Suara dilakukan di tempat lain atau waktu lain dari
yang telah ditentukan; dan/atau
g. terjadi ketidakkonsistenan dalam menentukan Surat Suara yang sah
dan Surat Suara yang tidak sah.
3. Dalam hal terjadi keadaan sebagaimana dimaksud angka 2, Saksi,
PPLatau Pengawas TPS dapat mengusulkan penghitungan ulang Surat
Suara di TPS yang bersangkutan.
4. Dalam hal tidak dapat dilakukan Penghitungan Suara ulang di TPS
sebagaimana dimaksud pada angka 3, Saksi atau PPL atau Pengawas TPS
dapat mengusulkan penghitungan ulang Surat Suara di PPK.
5. Penghitungan ulang Surat Suara di TPS atau PPK harus dilaksanakan
dan selesai pada hari yang sama dengan hari pemungutan suara.
6. Ketentuan mengenai Penghitungan Suara di TPS berlaku mutatis
mutandis untuk Penghitungan Suara ulang di TPS.
C. PEMUNGUTAN SUARA ULANG DAN PENGHITUNGAN SUARA ULANG
PASCA PUTUSAN MAHKAMAH KONSTITUSI
1. Pemungutan Suara Ulang di TPS Pasca Putusan Mahkamah Konstitusi
a. Dalam pelaksanaan Pemungutan Suara ulang pasca Putusan
Mahkamah Konstitusi, KPU Kota:
1) menyusun dan menetapkan Keputusan KPU Kota tentang tahapan,
program dan jadwal pelaksanaan Pemungutan Suara ulang, dengan
tetap memperhatikan tenggat waktu sebagaimana dimaksud dalam
putusan Mahkamah Konstitusi; dan
2) merencanakan kebutuhan anggaran untuk pelaksanaan
Pemungutan Suara ulang.
b. Keputusan KPU Kota sebagaimana dimaksud pada angka 1 huruf a,
paling kurang menetapkan jadwal:
1) pembentukan, pengangkatan kembali atau pendaftaran/seleksi
baru, dan pelantikan anggota KPPS, PPS dan PPK untuk
melaksanakan Pemungutan Suara ulang di TPS dan rekapitulasi
Penghitungan Suara di PPK;
2) Penyampaian formulir Model C6. Ulang-KWK kepada Pemilih
yang terdaftar dalam DPT, DPPh dan yang tercatat dalam DPTb
untuk TPS yang bersangkutan;
3) Pendistribusian Surat Suara dan perlengkapan Pemungutan
Suara ulang dan Penghitungan Suara di TPS, formulir rekapitulasi
Penghitungan Suara di PPS, PPK dan KPU Kota;
4) Pelaksanaan hari Pemungutan Suara ulang;
- 36 -
5) Pelaksanaan rekapitulasi Penghitungan Suara di PPK, dan KPU
Kota;
6) Penyampaian laporan pelaksanaan Pemungutan Suara ulang
kepada Mahkamah Konstitusi dan KPU;
c. Dalam hal KPU Kota melaksanakan pemungutan suara ulang, KPU
Kota menyampaikan keputusan sebagaimana dimaksud pada angka
2, kepada :
1) KPU;
2) KPU Provinsi
3) Mahkamah Konstitusi
4) Bawaslu Provinsi; dan/atau
5) Panwas Kota
d. KPU Kota dalam menyampaikan keputusan kepada KPU sebagaimana
dimaksud pada angka 3 huruf a dan angka 4 huruf a, dilampiri
dengan keputusan Mahkamah Konstitusi yang memerintahkan
kepada KPU Kota untuk melaksanakan Pemungutan Suara ulang di
TPS.
e. Pemungutan suara ulang di TPS sebagaimana dimaksud pada
angka 1 dilaksanakan pada hari kerja atau hari libur.
f. KPU Kota memberitahukan kepada pimpinan instansi, lembaga,
perusahaan, atau kepala satuan pendidikan agar memberikan
kesempatan kepada Pemilih untuk menggunakan hak pilihnya dalam
Pemungutan Suara ulang.
g. KPU Kota menyampaikan permintaan Saksi kepada Pasangan
Calon untuk hadir dan menyaksikan Pemungutan Suara ulang pasca
Putusan Mahkamah Konstitusi di KPU Kota.
h. KPPS menyampaikan formulir Model C6.Ulang-KWK kepada pemilih
yang terdaftar dalam DPT, DPPh, dan DPTb paling lambat 1 (satu) hari
sebelum Pemungutan Suara ulang di TPS.
i. Dalam pelaksanaan Pemungutan Suara ulang di TPS pasca Putusan
Mahkamah Konstitusi, tidak dilakukan kampanye.
j. Formulir Model C KWK berhologram dan Model C1-KWK berologram
yang digunakan dalam Pemungutan Suara ulang pasca putusan
Mahkamah Konstitusi, dimasukkan ke dalam kotak suara.
k. Pada bagian luar kotak suara sebagaimana dimaksud pada angka 11,
ditempel label dengan tulisan ”Pemungutan Suara Ulang Pasca
Putusan Mahkamah Konstitusi” dan disegel.
2. Penghitungan Suara Ulang di TPS Pasca Putusan Mahkamah Konstitusi
a. Dalam pelaksanaan Penghitungan Suara ulang di TPS pasca Putusan
Mahkamah Konstitusi, KPU Kota:
- 37 -
1) menyusun dan menetapkan Keputusan KPU Kota tentang jadwal
pelaksanaan Penghitungan Suara ulang di TPS pasca putusan
Mahkamah Konstitusi, dengan tetap memerhatikan tenggat waktu
sebagaimana dimaksud dalam amar/putusan Mahkamah
Konstitusi;
2) merencanakan kebutuhan anggaran untuk pelaksanaan
Penghitungan Suara ulang di TPS pasca putusan Mahkamah
Konstitusi, dan menyampaikan kepada KPU.
b. Keputusan KPU Kota sebagaimana dimaksud pada huruf a angka 1,
paling kurang menetapkan jadwal:
1) pembentukan, pengangkatan kembali atau pendaftaran/seleksi
baru, dan pelantikan anggota KPPS untuk melaksanakan
Penghitungan Suara ulang di TPS pasca putusan Mahkamah
Konstitusi;
2) pengangkatan kembali anggota PPK untuk melaksanakan
rekapitulasi hasil Penghitungan Suara ulang pasca putusan
Mahkamah Konstitusi dengan Keputusan KPU Kota;
3) pengadaan perlengkapan Penghitungan Suara ulang pasca
Putusan Mahkamah Konstitusi oleh KPPS, rekapitulasi hasil
Penghitungan Suara ulang pasca Putusan Mahkamah Konstitusi
oleh PPK dan KPU Kota;
4) pelaksanaan hari Penghitungan Suara ulang pasca Putusan
Mahkamah Konstitusi yang dilakukan oleh KPPS, rekapitulasi
hasil Penghitungan Suara ulang pasca Putusan Mahkamah
Konstitusi oleh PPK, dan KPU Kota;
5) penyampaian laporan pelaksanaan Penghitungan Suara ulang
kepada Mahkamah Konstitusi, KPU Provinsi dan KPU.
c. KPU Provinsi dan KPU Kota dalam menyampaikan Keputusan kepada
KPU sebagaimana dimaksud pada huruf c angka 1 dan huruf d angka
1 dilampiri dengan putusan Mahkamah Konstitusi yang
memerintahkan kepada KPU Kota untuk melaksanakan Penghitungan
Suara ulang di TPS.
d. KPU Kota mengumumkan hari, tanggal, waktu dan tempat
Penghitungan Suara ulang pasca Putusan Mahkamah Konstitusi di
KPU Kota.
e. KPU Kota menyampaikan permintaan Saksi kepada Pasangan Calon
untuk hadir dan menyaksikan Penghitungan Suara ulang pasca
Putusan Mahkamah Konstitusi di KPU Kota.
f. Ketentuan mengenai Penghitungan Suara di TPS berlaku mutatis
mutandis untuk Penghitungan Suara Ulang pasca Putusan
Mahkamah Konstitusi.
- 38 -
BAB VII
PEMUNGUTAN SUARA LANJUTAN ATAU SUSULAN
1. Dalam hal di sebagian atau seluruh wilayah daerah pemilihan Gubernur dan
Wakil Gubernur, serta Walikota dan Wakil Walikota terjadi kerusuhan atau
gangguan keamanan, bencana alam, atau gangguan lainnya yang
mengakibatkan sebagian tahapan Pemungutan dan/atau Penghitungan Suara
tidak dapat dilaksanakan, dilakukan Pemungutan dan/atau Penghitungan
Suara lanjutan.
2. Pelaksanaan Pemungutan dan/atau Penghitungan suara lanjutan sebagaimana
dimaksud pada angka 1 dimulai dari tahap Pemungutan dan/atau
Penghitungan suara yang terhenti.
3. Dalam hal di sebagian atau seluruh wilayah daerah pemilihan Gubernur dan
Wakil Gubernur serta Walikota dan Wakil Walikota terjadi kerusuhan,
gangguan keamanan, bencana alam, atau gangguan lainnya yang
mengakibatkan seluruh tahapan Pemungutan dan/atau Penghitungan Suara
tidak dapat dilaksanakan, dilakukan Pemungutan dan/atau Penghitungan
Suara susulan.
4. Pelaksanaan Pemungutan dan/atau Penghitungan Suara susulan sebagaimana
dimaksud pada angka 3 dilakukan untuk seluruh tahapan pemungutan
dan/atau Penghitungan Suara.
5. Pemungutan dan/atau Penghitungan Suara lanjutan atau susulan
sebagaimana dimaksud dalam angka 1 dan dalam angka 3 dilaksanakan
setelah ada penetapan penundaan.
6. Penetapan penundaan pelaksanaan Pemungutan dan/atau Penghitungan
Suara dilakukan oleh:
a. KPU Kota atas usul PPK apabila penundaan pelaksanaan Pemungutan
dan/atau Penghitungan Suara meliputi 1 (satu) atau beberapa desa atau
/kelurahan atau sebutan lain;
b. KPU Kota atas usul PPK apabila penundaan pelaksanaan Pemungutan
dan/atau Penghitungan Suara meliputi 1 (satu) atau beberapa kecamatan;
atau
7. Pemungutan dan/atau Penghitungan Suara lanjutan sebagaimana dimaksud
dalam angka 5 dilaksanakan paling lambat 10 (sepuluh) hari setelah hari
Pemungutan dan/atau Penghitungan Suara.
8. Pemungutan dan/atau Penghitungan Suara lanjutan sebagaimana dimaksud
pada angka 7 dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut:
- 39 -
a. PPS asal berkoordinasi dengan PPK asal terkait wilayah yang terkena
dampak bencana;
b. PPK asal menyusun daftar wilayah yang terkena dampak bencana
berdasarkan hasil koordinasi oleh PPS asal, dan mengusulkan kepada KPU
Kota yang wilayahnya terkena dampak bencana;
c. KPU Kota menunda pelaksanaan Pemilihan dan menetapkan wilayah yang
terkena dampak bencana dengan Keputusan KPU Kota serta menetapkan
tanggal dan hari Pemungutan dan/atau Penghitungan Suara lanjutan;
d. KPU Kota yang wilayahnya terkena dampak bencana menyampaikan daftar
wilayah yang terkena dampak bencana sebagaimana dimaksud dalam
huruf c kepada PPS asal melalui PPK asal untuk dilakukan pendataan
Pemilih;
e. PPS asal merelokasi dan menetapkan TPS yang terkena dampak bencana
ke TPS tempat wilayah Pemilih mengungsi;
f. PPS asal dibantu oleh KPPS asal mendata jumlah Pemilih yang mengungsi
ke wilayah pengungsian berdasarkan kelurahan atau sebutan lain
berdasarkan alamat pada KTP-el Pemilih;
g. PPS asal dibantu oleh KPPS asal meneliti kebenaran identitas Pemilih yang
bersangkutan pada DPT;
h. PPS asal dibantu oleh KPPS asal memberikan surat pemberitahuan
memilih, formulir Model C6-KWK kepada Pemilih paling lambat 1 (satu)
hari sebelum hari Pemungutan Suara lanjutan;
i. dalam hal Pemilih belum terdaftar dalam DPT, KPPS asal mencatat Pemilih
dalam formulir Model A.TbKWK berdasarkan kelurahan atau sebutan lain
yang tercantum pada alamat KTP-el; dan
j. pendataan sebagaimana dimaksud dalam huruf e dan huruf h,
dilaksanakan paling lambat 1 (satu) hari sebelum hari Pemungutan Suara
lanjutan.
9. Dalam hal Pemungutan dan/atau Penghitungan Suara Pemilihan Wali Kota
dan Wakil Wali Kota tidak dapat dilaksanakan di 40% (empat puluh persen)
jumlah kecamatan atau 50% (lima puluh persen) dari jumlah Pemilih terdaftar
tidak dapat menggunakan haknya untuk memilih, penetapan penundaan
Pemungutan dan/atau Penghitungan Suara lanjutan atau susulan dilakukan
oleh Gubernur atas usul KPU Kota.
10. Dalam hal dilakukan penundaan Pemungutan dan/atau Penghitungan Suara
sebagaimana dimaksud pada angka 9, KPU Kota menjadwalkan kembali
Pemungutan dan/atau Penghitungan Suara Pemilihan.
BAB VIII
- 40 -
PEDOMAN TEKNIS
KPU Kota menetapkan Keputusan KPU Kota tentang pedoman teknis Pemungutan
dan Penghitungan Suara Pemilihan Wali Kota dan Wakil Wali Kota dengan
berpedoman pada Peraturan Komisi Pemilihan Umum Republik Indonesia Nomor 8
Tahun 2018.
BAB IX
KETENTUAN LAIN
1. Pemilih yang menjalani rawat inap di rumah sakit atau Puskesmas, keluarga
pasien rawat inap dan tenaga medis atau karyawan rumah sakit atau
Puskesmas yang karena tugas dan pekerjaannya tidak dapat memberikan
suara di TPS asal, dapat memberikan suara di TPS yang berdekatan dengan
rumah sakit atau Puskesmas.
2. Pemilih sebagaimana dimaksud angka 1 menggunakan hak Pilihnya dengan
menggunakan Formulir Model A5-KWK.
3. Dalam hal Pemilih yang menjalani rawat inap tidak dapat menggunakan hak
pilih di TPS terdekat, pelayanan Pemungutan Suara diatur dengan ketentuan
sebagai berikut:
a. KPU Kota Kediri dibantu oleh PPK dan/atau PPS bekerja sama dengan
pihak rumah sakit atau puskesmas untuk melakukan pendataan pemilih
yang akan menggunakan hak pilih di rumah sakit atau puskesmas paling
lambat 1 (satu) hari sebelum hari pemungutan suara;
b. KPU Kota Kediri menugaskan PPK/PPS untuk menyiapkan TPS yang akan
melayani pemilih sebagaimana dimaksud dalam huruf a dengan
mempertimbangkan jumlah pemilih yang akan menggunakan hak pilih dan
ketersediaan Surat Suara; dan
c. KPU Kota Kediri memberikan formulir Model A.5-KWK kepada pemilih
sebagaimana dimaksud dalam huruf a paling lambat 1 (satu) hari sebelum
hari pemungutan suara.
4. Bagi TPS yang ditunjuk sebagaimana dimaksud pada angka 3 huruf b, Ketua
KPPS menugaskan Anggota KPPS paling banyak 2 (dua) orang dan dapat
didampingi oleh PPL atau Pengawas TPS dan Saksi dengan membawa
perlengkapan pemungutan suara mendatangi tempat Pemilih yang
bersangkutan di rumah sakit atau Puskesmas, dengan ketentuan:
a. pelayanan penggunaan hak pilih bagi pasien dilaksanakan mulai pukul
12.00 sampai dengan selesai;
b. petugas KPPS mencatat pemilih yang menggunakan hak pilih dan
menerima model A.5-KWK dari pemilih;
- 41 -
c. Anggota KPPS yang membantu pasien menggunakan hak pilihnya wajib
merahasiakan pilihan Pemilih yang bersangkutan; dan
d. dalam hal terdapat pasien baru yang belum terdata sebagaimana dimaksud
pada angka 3 huruf a, pemilih dapat menggunakan hak pilihnya sepanjang
Surat Suara masih tersedia.
5. Bagi Pemilih yang sakit di rumah dan dipastikan tidak dapat mendatangi TPS
untuk memberikan hak pilihnya, KPPS dapat melayani hak pilihnya dengan
cara mendatangi Pemilih tersebut dengan persetujuan para Saksi dan PPL atau
Pengawas TPS, dengan tetap mengutamakan kerahasiaan Pemilih.
6. Pelayanan hak pilih sebagaimana dimaksud pada angka 5 dilakukan oleh 2
(dua) orang KPPS bersama dengan PPL atau Pengawas TPS dan Saksi.
7. Dalam memberikan pelayanan kepada Pemilih sebagaimana dimaksud pada
angka 5, KPPS tetap mengutamakan pelayanan Pemilih di TPS.
8. Pelayanan penggunaan hak pilih sebagaimana dimaksud pada angka 5
dilaksanakan mulai pukul 12.00 sampai dengan selesai;
9. dalam hal terdapat pasien baru yang belum terdata sebagaimana dimaksud
pada angka 5, Pemilih dapat menggunakan hak pilihnya sepanjang Surat
Suara masih tersedia.
10. Pelayanan hak pilih bagi penderita gangguan jiwa dilakukan dengan:
a. pengelola rumah sakit jiwa menyiapkan data pemilih dan menerbitkan
surat keterangan dokter bagi pasien rumah sakit jiwa yang tidak memiliki
kemampuan untuk memilih sebagai dasar untuk dilakukan pendataan
sebagai Pemilih paling lambat 3 (tiga) hari sebelum hari Pemungutan
Suara;
b. PPS melakukan pendataan Pemilih yang menggunakan hak pilih di rumah
sakit jiwa setelah mendapatkan surat keterangan dokter sebagaimana
dimaksud dalam huruf a, paling lambat 1 (satu) hari sebelum hari
Pemungutan Suara;
c. PPS memberikan formulir Model A5-KWK kepada Pemilih di rumah sakit
jiwa berdasarkan hasil pendataan sebagaimana dimaksud dalam huruf b di
rumah sakit jiwa; dan
d. KPPS pada TPS terdekat dengan rumah sakit jiwa sebagaimana dimaksud
dalam huruf a, melaksanakan kegiatan Pemungutan Suara di rumah sakit
jiwa tersebut.
11. KPU Kota Kediri dapat membentuk TPS pada lembaga pemasyarakatan atau
rumah tahanan negara untuk melayani Pemilih yang sedang menjalani pidana
penjara di lembaga pemasyarakatan atau rumah tahanan negara, dan petugas
atau karyawan lembaga pemasyarakatan atau rumah tahanan negara.
12. Untuk melayani Pemilih yang sedang menjalani penahanan di Polisi Resort
Kota Kediri dan Kejaksaan, 2 (dua) orang Anggota KPPS bersama dengan PPL
atau Pengawas TPS yang terdekat dengan tempat penahanan Pemilih tersebut
- 42 -
mendatangi tempat penahanan setelah memperoleh izin dari Kepala Resor Kota
Kediri dan Kepala Kejaksaan.
13. Pemilih tunanetra dalam memberikan suara di TPS dapat menggunakan alat
bantu tunanetra yang disediakan oleh KPU Kota.
14. Alat bantu tunanetra sebagaimana dimaksud pada angka 13, berupa template
Surat Suara.
15. Surat Suara cadangan di setiap TPS digunakan untuk mengganti Surat Suara
pemilih yang keliru dicoblos, mengganti Surat Suara yang rusak dan untuk
pemilih tambahan.
16. Dalam hal Surat Suara cadangan tidak mencukupi dapat menggunakan Surat
Suara yang masih tersedia.
17. Penggunaan Surat Suara cadangan sebagaimana dimaksud angka 15 dan
angka 16 dicatat dalam berita acara.
18. Dalam hal terdapat kekurangan surat suara pada TPS yang hanya berjumlah 1
(satu) TPS dalam 1 (satu) kelurahan, dilakukan prosedur sebagai berikut:
a. KPPS segera melaporkan kekurangan surat suara kepada PPS;
b. PPS setempat berkordinasi dengan PPS terdekat berkaitan dengan
ketersediaan surat suara;
c. apabila PPS terdekat memiliki ketersediaan surat suara sebagaimana
dimaksud dalam huruf b, PPS berkoordinasi dengan PPL atau Pengawas
TPS untuk mengambil surat suara dari TPS di kelurahan atau sebutan lain
yang berdekatan dengan TPS yang kekurangan surat suara, dengan tetap
mempertimbangkan kecukupan surat suara di TPS terdekat tersebut;
e. pengambilan surat suara sebagaimana dimaksud dalam huruf c, dicatat ke
dalam formulir Model C2-KWK dan formulir Model C1-KWK oleh KPPS di
TPS terdekat yang surat suaranya diambil, sejumlah yang diterima di awal
dalam kotak suara dikurangi dengan surat suara yang diambil oleh PPS;
f. PPS memberikan surat suara yang telah diambil sebagaimana dimaksud
dalam huruf c kepada KPPS di TPS yang kekurangan surat suara; dan
g. KPPS di TPS yang kekurangan surat suara mencatat penerimaan surat
suara dari PPS sebagaimana dimaksud dalam huruf e ke dalam formulir
Model C2-KWK, sejumlah surat suara yang diterima ditambah dengan
surat suara tambahan dari PPS.
19. Dalam hal Pemilih belum mempunyai KTP-el, Pemilih dapat memilih dengan
menggunakan Surat Keterangan paling lambat bulan Desember 2018.
20. Terhitung sejak bulan Januari 2019, syarat terdaftar sebagai Pemilih hanya
menggunakan KTP-el.
- 43 -
BAB IX
PENUTUP
Pedoman pemungutan dan penghitungan suara ini merupakan panduan
bagi penyelenggara pemilihan pada semua tingkatan dan pihak terkait yang
berkepentingan di berbagai tingkatan di seluruh Kota Kediri.
Ditetapkan di Kediri
Pada tanggal 2 April 2018
KETUA KOMISI PEMILIHAN UMUM KOTA KEDIRI
ttd
AGUS ROFIQ
Salinan sesuai dengan aslinya
SEKRETARIAT KPU KOTA KEDIRI Kepala Sub Bagian Hukum
HENNY NURDIANY
JENIS FORMULIR PEMUNGUTAN DAN PENGHITUNGAN SUARA PEMILIHAN
WALIKOTA DAN WAKIL WALIKOTA KEDIRI TAHUN 2018
1. MODEL C-KWK : Berita Acara Pemungutan dan Penghitungan Suara di
Tempat Pemungutan Suara dalam Pemilihan Walikota
dan Wakil Walikota.
2. MODEL C1-KWK : Sertifikat Hasil Penghitungan Perolehan Suara di Tempat
PemungutanSuara dalam Pemilihan Walikota dan Wakil
Walikota.
3. MODEL C1.Plano-KWK : Catatan Hasil Penghitungan Perolehan Suara di Tempat
Pemungutan Suara dalam Pemilihan Walikota dan Wakil
Walikota.
4. MODEL C2-KWK : Catatan Kejadian Khusus dan/atau Keberatan Saksi
dalam Pelaksanaan Pemungutan dan Penghitungan Suara
di Tempat Pemungutan Suara dalam Pemilihan Walikota
dan Wakil Walikota.
5. MODEL C3-KWK : Surat Pernyataan Pendamping Pemilih.
6. MODEL C4-KWK : Surat Pengantar Penyampaian Berita Acara Pemungutan
Suara dan Penghitungan Suara di TPS.
7. MODEL C5-KWK : Tanda Terima Penyampaian Salinan Berita Acara
Pemungutan dan Penghitungan Suara di TPS Dalam
Pemilihan Walikota dan Wakil Walikota.
8. MODEL C6-KWK : Surat Pemberitahuan Pemungutan Suara Kepada Pemilih.
9. MODEL C6.Ulang-KWK : Surat Pemberitahuan Pemungutan Suara Ulang Kepada
Pemilih.
10. MODEL C7-KWK : Daftar Hadir Pemilih di TPS Dalam Pemilihan Walikota
dan Wakil Walikota
Lampiran II
Keputusan Komisi Pemilihan Umum Kota Kediri
Nomor : 51/HK.03.1-Kpt/3571/KPU-Kot/IV/2018 Tentang Pedoman Teknis Pemungutan dan Penghitungan Suara dalam Pemilihan walikota dan Wakil Walikota Kediri Tahun 2018
- 45 -
- 2 -
BERITA ACARA
PEMUNGUTAN DAN PENGHITUNGAN SUARA
DI TEMPAT PEMUNGUTAN SUARA DALAM
PEMILIHAN WALIKOTA DAN WAKIL
WALIKOTA KEDIRI TAHUN 2018
Pada hari ini ……………………. tanggal ……………………. bulan ……………. Tahun …………………..
Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) mengadakan Rapat Pemungutan dan Penghitungan Suara
dalam Pemilihan Walikota dan Wakil Walikota, yang dihadiri oleh Saksi dan/atau Pengawas Pemilihan Lapangan
(PPL)/Pengawas TPS *), bertempat di:
Tempat Pemungutan Suara (TPS) : Nomor.................. Kelurahan : .........................................................................
Kecamatan : ...........................................................................................................................
Kota : .................................................. Provinsi :........................................................
Kegiatan KPPS dalam Rapat Pemungutan Suara yang dipimpin oleh Ketua KPPS dimulai pukul 07.00 s.d 13.00
waktu setempat dan Rapat Penghitungan Suara dimulai pukul 13.00 waktu setempat, dengan hasil rapat sebagai
berikut:
I. DATA PEMILIH DAN PENGGUNAAN HAK PILIH URAIAN LAKI-LAKI PEREMPUAN JUMLAH
(1) (2) (3) (4)
A. DATA PEMILIH
1. Pemilih dalam DPT (Model A3-KWK)
2. Pemilih dalam DPPh (Model A4-KWK)
3. Pemilih dalam DPTb/KTP-el/Surat
Keterangan (Model A.Tb-KWK)
4. Jumlah Pemilih(1+2+3)
B. PENGGUNA HAK PILIH
1. Pengguna hak pilih dalam DPT
2. Pengguna hak pilih dalam DPPh
3. Pengguna hak pilih dalam DPTb/KTP
atau Surat Keterangan
4. Jumlah seluruh pengguna Hak Pilih
(1+2+3)
II. DATA PEMILIH DAN PENGGUNAAN HAK PILIH DISABILITAS/PENYANDANG CACAT
URAIAN LAKI-LAKI PEREMPUAN JUMLAH
(1) (2) (3) (4) 1. Jumlah Pemilih disabilitas
/penyandang cacat
2. Jumlah Pemilih disabilitas
/penyandang cacat yang
menggunakan hak pilih
NAMA DAN TANDA TANGAN KELOMPOK PENYELENGGARA PEMUNGUTAN SUARA
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
………......... ………......... ………......... ………......... ………......... ………......... ……….........
NAMA DAN TANDA TANGAN SAKSI PASANGAN CALON
1. 2. 3. Nama Saksi: ……………….... Nama Saksi: ……………........ Nama Saksi: ………………...
*) Coret yang tidak perlu III. DATA...........
MODEL C-KWK
Halaman 1
LOGO HOLOGRAM
- 3 -
III. DATA PENGGUNAAN SURAT SUARA
URAIAN JUMLAH
(1) (2)
1. Jumlah surat suara yang diterima termasuk cadangan 2,5 % (2 + 3 + 4)
2. Jumlah surat suara dikembalikan oleh pemilih karena rusak/keliru coblos
3. Jumlah surat suara yang tidak digunakan termasuk sisa surat suara cadangan
4. Jumlah surat suara yang digunakan
IV. DATA JUMLAH SUARA SAH DAN TIDAK SAH
URAIAN JUMLAH
(1) (2)
1. Jumlah Suara Sah Seluruh Calon
2. Jumlah Suara Tidak Sah
3. Jumlah Suara Sah dan Tidak Sah (1+2)
Demikian Berita Acara di buat dalam ................... (..................................) rangkap dan masing-masing
ditandatangani oleh Ketua dan anggota KPPS serta saksi pasangan calon.
Berita Acara ini disampaikan kepada:
1. 1 (satu) rangkap berhologram didalam kotak untuk PPK;
2. 1 (satu) rangkap diluar kotak suara untuk KPU Kabupaten/Kota melalui PPS dan PPK pada
hari yang sama;
3. 1 (satu) rangkap untuk PPS;
4. 1 (satu) rangkap untuk PPL/Pengawas TPS
5. 3 (tiga) rangkap untuk Saksi Pasangan Calon;
6. 1 (satu) rangkap untuk di TPS.
NAMA DAN TANDA TANGAN KELOMPOK PENYELENGGARA PEMUNGUTAN SUARA
No. Nama Jabatan Tanda Tangan
1. Ketua 1..................................
2. Anggota 2........................................
3. Anggota 3..................................
4. Anggota 4........................................
5. Anggota 5..................................
6. Anggota 6........................................
7. Anggota 7...................................
NAMA DAN TANDA TANGAN SAKSI PASANGAN CALON
NAMA DAN TANDA TANGAN SAKSI PASANGAN CALON 1. 2. 3.
Nama Saksi: ……………….... Nama Saksi: ……………........ Nama Saksi: ………………...
*) Coret yang tidak perlu
MODEL C-KWK
Halaman 2
- 4 -
SERTIFIKAT HASIL PENGHITUNGAN PEROLEHAN SUARA DI TEMPAT PEMUNGUTAN SUARA
DALAM PEMILIHAN WALIKOTA DAN WAKIL WALIKOTA KEDIRI TAHUN 2018
(diisi berdasarkan data MODEL C1.PLANO-KWK)
TPS : Nomor…....…………………….... Kelurahan : ………….........…....…………………
Kecamatan : …………………………………… Kota : ……………….............………………
Provinsi : ……………………………………
A. PEROLEHAN SUARA PASANGAN CALON
NOMOR URUT DAN NAMA CALON SUARA SAH
1
NAMA PASANGAN CALON
(ditulis dengan huruf)
2
NAMA PASANGAN CALON
(ditulis dengan huruf)
3
NAMA PASANGAN CALON
(ditulis dengan huruf)
B. JUMLAH SELURUH SUARA SAH
(ditulis dengan huruf)
C. JUMLAH SUARA TIDAK SAH
(ditulis dengan huruf)
D. JUMLAH SELURUH SUARA SAH
DAN SUARA TIDAK SAH (B+C)
(ditulis dengan huruf)
NAMA DAN TANDA TANGAN KELOMPOK PENYELENGGARA PEMUNGUTAN SUARA
No. Nama Jabatan Tanda Tangan
1. Ketua 1..................................
2. Anggota 2........................................
3. Anggota 3..................................
4. Anggota 4........................................
5. Anggota 5..................................
6. Anggota 6........................................
7. Anggota 7...................................
NAMA DAN TANDA TANGAN SAKSI PASANGAN CALON
1. 2. 3. Nama Saksi: ……………….... Nama Saksi: ……………........ Nama Saksi: ………………...
*) Coret yang tidak perlu
MODEL C1-KWK
LOGO HOLOGRAM
- 5 -
CATATAN HASIL PENGHITUNGAN PEROLEHAN SUARA DI TEMPAT PEMUNGUTAN SUARA
DALAM PEMILIHAN WALIKOTA DAN WAKIL WALIKOTA KEDIRI TAHUN 2018
Tempat Pemungutan Suara (TPS) : Nomor..................... Kelurahan : ....................................................
Kecamatan : ......…………………… Kota : …...…………………………….
Provinsi : ..………………………………………………………………………......................
A. RINCIAN PEROLEHAN SUARA PASANGAN CALON
NAMA PASANGAN CALON Rincian Perolehan Suara
Jumlah
Tiap
Baris
Jumlah
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
1. NAMA PASANGAN CALON
(ditulis dengan huruf)
2. NAMA PASANGAN CALON
(ditulis dengan huruf)
3. NAMA PASANGAN CALON
(ditulis dengan huruf)
B. JUMLAH SELURUH SUARA SAH
(ditulis dengan huruf)
C. JUMLAH SUARA TIDAK SAH
(ditulis dengan huruf)
D. JUMLAH SELURUH SUARA SAH DAN TIDAK SAH (B+C)
(ditulis dengan huruf)
.............., ....................................
NAMA DAN TANDA TANGAN KELOMPOK PENYELENGGARA PEMUNGUTAN SUARA
No. Jabatan Nama Lengkap Tanda Tangan
1. Ketua 1.........................
2. Anggota 2.........................
3. Anggota 3.........................
4. Anggota 4.........................
5. Anggota 5.........................
6. Anggota 6.........................
7. Anggota 7.........................
NAMA DAN TANDA TANGAN SAKSI PASANGAN CALON
Nama Lengkap CALON WALIKOTA DAN WAKIL
WALIKOTA KEDIRI TAHUN 2018 Tanda Tangan
Nama Pasangan Calon
Nama Pasangan Calon
Nama Pasangan Calon
LOGO HOLOGRAM
MODEL
C1.Plano-KWK
- 6 -
CATATAN KEJADIAN KHUSUS
DAN/ATAU KEBERATAN SAKSI DALAM PELAKSANAAN
PEMUNGUTAN DAN PENGHITUNGAN SUARA
DI TEMPAT PEMUNGUTAN SUARA DALAM PEMILIHAN
WALIKOTA DAN WAKIL WALIKOTA KEDIRI
Tempat Pemungutan Suara (TPS) : Nomor..................... Kelurahan : ....................................................
Kecamatan : ......…………………… Kota : …...…………………………….
Provinsi : ..……………………………………………………………………………......
Kejadian khusus / pernyataan keberatan oleh Saksi*) sebagai berikut :
…………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………….........................................................
.................................................................................
..............................................................................................................................................
…………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………...........................................................................................………
…………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………….....
......................................................................................................................
...................., ................................
YANG MENGAJUKAN KEBERATAN
SAKSI,
..................................................................
KELOMPOK PENYELENGGARA
PEMUNGUTAN SUARA
KETUA,
...........................................................
*) Coret yang tidak perlu
Keterangan :
1. Apabila terdapat Kejadian Khusus, dicatat dan ditandatangani oleh Ketua KPPS; 2. Apabila terdapat pernyataan Keberatan Saksi, dicatat oleh Saksi dan ditandatangani bersama oleh Saksi
dan Ketua KPPS pada hari pemungutan suara; 3. Apabila tidak terdapat Kejadian Khusus dan/atau pernyataan Keberatan Saksi, dicatat dengan kalimat
‘NIHIL dan ditandatangani oleh Ketua KPPS
MODEL C2-KWK
- 7 -
SURAT PERNYATAAN PENDAMPING PEMILIH
Yang bertanda tangan di bawah ini :
N a m a : …………………………………………………..………...........................
Tanggal/Bulan/Tahun Lahir : …………………………………………………..………...........................
A l a m a t : ………………………………………………………..…...........................
Atas permintaan Pemilih
N a m a : ….……………...........................................................................................
Nomor Urut DPT/DPPh/DPTb *) : ........................ TPS : Nomor ....................................................................
Kelurahan : ....................................................................................................................
Menyatakan bersedia membantu mendampingi Pemilih tersebut dalam memberikan suara pada Pemilihan Walikota
dan Wakil Walikota Kediri Tahun 2018 dan bersedia menjaga kerahasiaan pilihan Pemilih yang bersangkutan.
Demikian surat pernyataan ini dibuat dengan sesungguhnya dan apabila dikemudian hari
terbukti melanggar pernyataan ini, saya bersedia menerima segala tuntutan hukum.
Kediri, ........................ ……..….
Mengetahui
Kelompok Penyelenggara
Pemungutan Suara
Ketua,
(.......................................)
Yang Membuat Pernyataan,
(………………………………..)
Keterangan:
*) Coret yang tidak perlu
MODEL C3-KWK
- 8 -
SURAT PENGANTAR
Perihal : Penyampaian Berita Acara ....................., ............................ ...........
Pemungutan Suara dan
Penghitungan Suara di TPS.
Yth. Ketua PPS ..............................
di-
........................................................
Bersama ini disampaikan dokumen dalam pelaksanaan pemungutan suara dan penghitungan suara di:
Tempat Pemungutan Suara (TPS): Nomor ..……....... …… Kelurahan: ..….........................….............….…........
Kecamatan : ……………….……………......… Kota : ….......................................................................................
Provinsi : …………………………….……………......……………………………............……….............…...…
Dokumen dalam pelaksanaan pemungutan suara dan penghitungan suara di tempat pemungutan suara, terdiri dari :
A. Formulir Berita Acara Pemungutan dan Penghitungan Suara di TPS, meliputi:
No Formulir Keterangan
1.
Model C-KWK
Berhologram Berita Acara Pemungutan dan Penghitungan Suara di TPS.
Model C1-KWK
Berhologram Sertifikat Hasil Penghitungan Perolehan Suara di TPS.
2.
Model C1.Plano-
KWK
Berhologram
Catatan Hasil Penghitungan Perolehan Suara di TPS.
3. Model C2-KWK Catatan Kejadian Khusus dan/atau Keberatan Saksi dalam
Pelaksanaan Pemungutan dan Penghitungan Suara di TPS.
4. Model C3-KWK Surat Pernyataan Pendamping Pemilih.
5. Model C5-KWK
Tanda Terima Penyampaian Salinan Berita Acara, meliputi:
Model C-KWK, dan Model C1-KWK kepada Saksi dan PPL/Pengawas
TPS.
6. Model C6-KWK Surat Pemberitahuan Pemungutan Suara kepada Pemilih.
7. Model C7-KWK Daftar Hadir Pemilih di TPS.
8. Model A3-KWK Salinan Daftar Pemilih Tetap (DPT).
9. Model A4-KWK Salinan Daftar Pemilih Pindahan (DPPh).
10. Model A5-KWK Surat Keterangan Pindah Memilih di TPS lain.
11. Model A.Tb-KWK
Daftar Pemilih Tambahan (DPTb) bagi pemilih yang memberikan
hak pilih di TPS menggunakan KTP Elektronik atau Surat
Keterangan.
B. Surat suara yang digunakan, surat suara tidak terpakai, dan surat suara rusak/salah coblos.
Dokumen sebagaimana dimaksud diatas beserta alat kelengkapan TPS lainnya dimasukkan ke
dalam kotak suara dalam keadaan tersegel.
Demikian untuk disampaikan, atas perhatiannya diucapkan terimakasih.
YANG MENYERAHKAN,
KELOMPOK PENYELENGGARA
PEMUNGUTAN SUARA
………………………………………
Nama Lengkap
YANG MENERIMA,
PANITIA PEMUNGUTAN SUARA
………………………………………
Nama Lengkap
MODEL C4-KWK
- 9 -
*) Coret yang tidak perlu;
Keterangan :
Formulir C4-KWK dibuat sebanyak 2 (dua) rangkap, 1 (satu) rangkap untuk arsip KPPS
TANDA TERIMA PENYAMPAIAN SALINAN
BERITA ACARA PEMUNGUTAN DAN PENGHITUNGAN SUARA DI TPS
DALAM PEMILIHAN WALIKOTA DAN WAKIL WALIKOTA KEDIRI TAHUN 2018
TPS : Nomor .......................................
KELURAHAN : ...................................................
KECAMATAN : ...................................................
KOTA : ...................................................
PROVINSI : ...................................................
No N a m a Saksi Pasangan Calon /
PPL/Pengawas TPS Tanda tangan
1 ………………... Nama Pasangan Calon ………………………...
2 ………………... Nama Pasangan Calon ………………………...
3 ………………... Nama Pasangan Calon ………………………...
4 ………………... PPL / Pengawas TPS ………………………...
Kediri, ...............................
Yang Menyerahkan,
Ketua KPPS
(……………………………..)
*) Coret yang tidak perlu
Keterangan :
Salinan Berita Acara Pemungutan dan Penghitungan Suara di TPS, meliputi: Model C-KWK,
dan Model C1-KWK.
MODEL C5-KWK
- 10 -
SURAT PEMBERITAHUAN
PEMUNGUTAN SUARA
KEPADA PEMILIH
Bersama ini diberitahukan bahwa Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) mengundang
Saudara/i …................................................ (L/P *) No. Urut dalam DPT : ………., NIK/Identitas la in
………………………………… untuk memberikan suara pada Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur serta Walikota dan
Wakil Walikota Kediri Tahun 2018 yang akan dilaksanakan pada :
H a r i/Tanggal : …………/ ……………………………………………
Pukul : 07.00 s/d 13.00
Tempat Pemungutan Suara (TPS) : Nomor .............. Kelurahan ………...…….................
Alamat : …….……………........................................................
……………………., ………………… ............
KELOMPOK PENYELENGGARA
PEMUNGUTAN SUARA
K E T U A
(………………………………..) Catatan :
- Pemilih wajib membawa dan menunjukkan KTP Elektronik atau Surat Keterangan Disdukcapil kepada Petugas KPPS
pada saat hadir ke TPS.
- Pemilih penyandang disabilitas diberi kemudahan dalam memberikan suara.
-------------------------------------------------------- gunting disini--------------------------------------------------------
Yang menyerahkan
(………………………………….)
Nama Jelas
Yang Menerima
(……………………………….)
Nama Jelas
Nama Pemilih
No. DPT
Diterima Tgl.
: ....................(L/P *)
: ....................
…….……………………
SURAT PEMBERITAHUAN
PEMUNGUTAN SUARA
KEPADA PEMILIH
Bersama ini diberitahukan bahwa Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) mengundang
Saudara/i …................................................ (L/P *) No. Urut dalam DPT : ………., NIK/Identitas lain
………………………………… untuk memberikan suara pada Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur serta Walikota dan
Wakil Walikota Kediri Tahun 2018 yang akan dilaksanakan pada :
H a r i/Tanggal : …………/ ……………………………………………
Pukul : 07.00 s/d 13.00
Tempat Pemungutan Suara (TPS) : Nomor .............. Kelurahan ………...…….................
Alamat : …….……………........................................................
……………………., ………………… ............
KELOMPOK PENYELENGGARA
PEMUNGUTAN SUARA
K E T U A
(………………………………..) Catatan :
- Pemilih wajib membawa dan menunjukkan KTP Elektronik atau Surat Keterangan Disdukcapil kepada Petugas KPPS
pada saat hadir ke TPS.
- Pemilih penyandang disabilitas diberi kemudahan dalam memberikan suara.
-------------------------------------------------------- gunting disini--------------------------------------------------------
Yang menyerahkan
(………………………………….)
Nama Jelas
Yang Menerima
(……………………………….)
Nama Jelas
Nama Pemilih
No. DPT
Diterima Tgl.
: ....................(L/P *)
: ....................
…….……………………
MODEL C6-KWK
Tata cara pemberian suara :
Coblos pada nomor urut atau foto atau nama Calon.
Peringatan:
Setiap orang dengan sengaja mengaku dirinya sebagai
orang lain untuk menggunakan hak pilihnya, atau
memberikan suaranya lebih dari 1 kali, dipidana
dengan pidana sesuai Pasal 178A dan pasal 178B
Undang-Undang 10 Tahun 2016
MODEL C6-KWK
Tata cara pemberian suara :
Coblos pada nomor urut atau foto atau nama Calon.
Peringatan:
Setiap orang dengan sengaja mengaku dirinya sebagai
orang lain untuk menggunakan hak pilihnya, atau
memberikan suaranya lebih dari 1 kali, dipidana
dengan pidana sesuai Pasal 178A dan pasal 178B
Undang-Undang 10 Tahun 2016
- 11 -
SURAT PEMBERITAHUAN
PEMUNGUTAN SUARA ULANG
KEPADA PEMILIH
Bersama ini diberitahukan bahwa Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) mengundang
Saudara/i …................................................ (L/P *) No. Urut dalam DPT : ………., NIK/Identitas lain
………………………………… untuk memberikan suara ulang pada Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur serta Walikota
dan Wakil Walikota Kediri Tahun 2018 yang akan dilaksanakan pada :
H a r i/Tanggal : …………/ ……………………………………………
Pukul : 07.00 s/d 13.00
Tempat Pemungutan Suara (TPS) : Nomor .............. Kelurahan ………...…….................
Alamat : …….……………........................................................
……………………., ………………… ............
KELOMPOK PENYELENGGARA
PEMUNGUTAN SUARA
K E T U A
(………………………………..) Catatan :
- Pemilih wajib membawa dan menunjukkan KTP Elektronik atau Surat Keterangan Disdukcapil kepada Petugas KPPS
pada saat hadir ke TPS.
- Pemilih penyandang disabilitas diberi kemudahan dalam memberikan suara.
-------------------------------------------------------- gunting disini--------------------------------------------------------
Yang menyerahkan
(………………………………….)
Nama Jelas
Yang Menerima
(……………………………….)
Nama Jelas
Nama Pemilih
No. DPT
Diterima Tgl.
: ....................(L/P *)
: ....................
…….……………………
SURAT PEMBERITAHUAN
PEMUNGUTAN SUARA ULANG
KEPADA PEMILIH
Bersama ini diberitahukan bahwa Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) mengundang
Saudara/i …................................................ (L/P *) No. Urut dalam DPT : ………., NIK/Identitas lain
………………………………… untuk memberikan suara pada Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur serta Walikota dan
Wakil Walikota Kediri Tahun 2018 yang akan dilaksanakan pada :
H a r i/Tanggal : …………/ ……………………………………………
Pukul : 07.00 s/d 13.00
Tempat Pemungutan Suara (TPS) : Nomor .............. Kelurahan ………...…….................
Alamat : …….……………........................................................
……………………., ………………… ............
KELOMPOK PENYELENGGARA
PEMUNGUTAN SUARA
K E T U A
(………………………………..) Catatan :
- Pemilih wajib membawa dan menunjukkan KTP Elektronik atau Surat Keterangan Disdukcapil kepada Petugas KPPS
pada saat hadir ke TPS.
- Pemilih penyandang disabilitas diberi kemudahan dalam memberikan suara.
-------------------------------------------------------- gunting disini--------------------------------------------------------
Yang menyerahkan
(………………………………….)
Nama Jelas
Yang Menerima
(……………………………….)
Nama Jelas
Nama Pemilih
No. DPT
Diterima Tgl.
: ....................(L/P *)
: ....................
…….……………………
MODEL C6.Ulang-KWK
Tata cara pemberian suara :
Coblos pada nomor urut atau foto atau nama Calon.
Peringatan:
Setiap orang dengan sengaja mengaku dirinya sebagai
orang lain untuk menggunakan hak pilihnya, atau
memberikan suaranya lebih dari 1 kali, dipidana
dengan pidana sesuai Pasal 178A dan pasal 178B
Undang-Undang 10 Tahun 2016
MODEL C6.Ulang-KWK
Tata cara pemberian suara :
Coblos pada nomor urut atau foto atau nama Calon.
Peringatan:
Setiap orang dengan sengaja mengaku dirinya sebagai
orang lain untuk menggunakan hak pilihnya, atau
memberikan suaranya lebih dari 1 kali, dipidana
dengan pidana sesuai Pasal 178A dan pasal 178B
Undang-Undang 10 Tahun 2016
- 12 -
DAFTAR HADIR PEMILIH DI TPS
DALAM PEMILIHAN WALIKOTA DAN WAKIL WALIKOTA KEDIRI TAHUN 2018
Nomor TPS : .............................
Kelurahan : .............................
Kecamatan : .............................
Kota : .............................
Provinsi : .............................
No
No. Urut DPT
(A.3-KWK)/ DPPh
(A.4-KWK)/ DPTb
(A.Tb-KWK)
Pemilih dalam DPT/DPPh/DPTb Jenis
kelamin Keterangan
Tanda Tangan/
Cap Jempol Nama L P
DPT DPPh DPTb (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
JUMLAH
*) coret salah satu
MODEL C7-KWK Halaman 1
- 13 -
No
No. Urut DPT
(A.3-KWK)/ DPPh
(A.4-KWK)/ DPTb
(A.Tb-KWK)
Pemilih dalam DPT/DPPh/DPTb Jenis
kelamin
Keterangan Tanda Tangan/
Cap Jempol Nama L P
DPT DPPh DPTb (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
JUMLAH
*) coret salah satu
MODEL C7-KWK Halaman 2
- 14 -
No
No. Urut DPT
(A.3-KWK)/ DPPh
(A.4-KWK)/ DPTb
(A.Tb-KWK)
Pemilih dalam DPT/DPPh/DPTb Jenis
kelamin
Keterangan Tanda Tangan/
Cap Jempol Nama L P
DPT DPPh DPTb (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
25.
26.
27.
dst...
JUMLAH
*) coret salah satu
Keterangan:
1. Apabila pemilih yang hadir, terdaftar dalam DPT, Anggota KPPS cukup menuliskan
pada kolom nomor urut DPT, Jenis Kelamin, dan Keterangan.
2. Apabila pemilih yang hadir, terdaftar dalam DPPh/DPTb, Anggota KPPS menuliskan
pada kolom nomor urut DPPh/DPTb, Jenis Kelamin dan Keterangan
3. Kolom keterangan diisi jenis disabilitas, apabila pemilih disabilitas tidak terdaftar
dalam DPT (Model A.3-KWK), DPPh (Model A,4-KWK) dan DPTb (Model A.Tb-KWK).
4. Pemilih yang hadir menandatangani atau membubuhkan cap jempol pada kolom
tanda tangan.
MODEL C7-KWK Halaman .......
Kediri, ..........................................
KELOMPOK PENYELENGGARA PEMUNGUTAN SUARA
KETUA,
(.........................................)