Download - KROMATOGRAFI KERTAS
![Page 1: KROMATOGRAFI KERTAS](https://reader035.vdocuments.pub/reader035/viewer/2022072106/55cf91f0550346f57b91f35a/html5/thumbnails/1.jpg)
KROMATOGRAFI KERTAS
1. Dasar Teori
Kromatografi kertas adalah suatu metode pemisahan campuran dari substansinya
menjadi komponen-komponennya berdasarkan distribusi suatu senyawa pada dua
fase, yaitu fase diam dan fase gerak. Fasa diam dalam kromatografi berupa air yang
terikat pada selulosa kertas sedangkan fasa geraknya berupa pelarut organik non
polar (pelarut yang sesuai). Fase gerak dapat bergerak naik, mendatar maupun
menurun.
Pemisahan pada kromatografi kertas terjadi kerena perbedaan kelarutan zat-zat
dalam pelarut serta perbedaan penyerapan (adsorbsi) kertas terhadap zat-zat yang
akan dipisahkan. Zat yang lebih larut dalam pelarut dan kurang teradsorbsi pada
kertas akan bergerak lebih cepat. Sedangkan zat yang kurang larut dalam pelarut dan
lebih teradsorbsi pada kertas akan tertinggal atau bergerak lebih lama. (Hilda, 2012)
Suatu hal yang perlu diperhatikan di sini adalah tentang peralatan. Pada
kromatografi kertas peralatan yang dipakai tidak perlu alat-alat yang teliti atau
mahal. Hasil-hasil yang baik dapat diperoleh dengan peralatan dan materi-materi
yang sangat sederhana. Senyawa-senyawa yang terpisahkan dapat dideteksi pada
kertas dan dapat segera diidentifikasikan. Bahkan jika dikehendaki, komponen-
komponen yang terpisahkan dapat diambil dari kertas dengan cara memotong-
motongnya yang kemudian dilarutkan secara terpisah. (Hardjono, 1985)
2. Cara Kerja Kromatografi Kertas
2.1 Tahap Penotolan Cuplikan
Setetes dari larutan cuplikan yang mengandung campuran yang akan dipisahkan
diteteskan pada daerah yang diberi tanda di atas sepotong kertas yang memiliki
susunan serat kertas membentuk medium berpori yang bertindak sebagai tempat untuk
mengalirnya fase bergerak. Kertas yang telah ditetesi akan meluas membentuk noda yang
bulat. Bila noda telah kering, kertas dimasukkan dalam bejana tertutup yang sesuai dengan
1
![Page 2: KROMATOGRAFI KERTAS](https://reader035.vdocuments.pub/reader035/viewer/2022072106/55cf91f0550346f57b91f35a/html5/thumbnails/2.jpg)
satu ujung, dimana tetesan cuplikan ditempatkan, tercelup dalam pelarut yang dipilih sebagai
fase bergerak ( jangan sampai noda tercelup karena berarti senyawa yang akan dipisahkan
akan terlarut dari kertas).
2.2 Tahap Pengembangan
Pelarut bergerak melalui serat-serat dari kertas oleh gaya kapiler dan menggerakkan
komponen-komponen dari campuran cuplikan pada perbedaan jarak dalam arah aliran
pelarut. Perlu diperhatikan bahwa permukaan dari kertas jangan sampai terlalu basah dengan
pelarut karena hal ini tak akan memisahkan sama sekali atau daerah-daerah noda akan
menjadi kabur. Bila permukaan pelarut telah bergerak sampai jarak yang cukup jauhnya atau
setelah waktu yang telah ditentukan, maka kertas di ambil dari bejana dan kedudukan dari
permukaan pelarut diberi tanda dan lembaran kertas dibiarkan kering.
Gambar 2.1 Kromatografi noda
2.3 Tahap Identifikasi atau Penampakan Noda
Jika senyawa-senyawa tak berwarna maka harus dideteksi dengan cara kimia atau fisika.
Metode identifikasi yang paling mudah adalah berdasarkan pada kedudukan dari noda relatif
terhadap permukaan pelarut, mengunakan harga Rf. Terkadang, pada gugus-gugus yang
besar dari senyawa-senyawa yang susunan kimianya serupa, seperti asam-asam amino,
harga-harga Rf sangat berdekatan satu sama lain. Dalam hal ini perlu dilakukan teknik dua
arah. Pada prosesnya menggunakan pelarut yang berbeda. Kertas yang berbentuk persegi
digunakan dan cuplikan ditempatkan pada satu sudut. Pengembangan dengan campuran
pelarut 1, dengan ujung kertas AB dicelupkan, memberikan pemisahan sebagian seperti
ditunjukkan dalam Gambar 2.2a. lembaran kertas di ambil dan dikeringkan dan kemudian
2
![Page 3: KROMATOGRAFI KERTAS](https://reader035.vdocuments.pub/reader035/viewer/2022072106/55cf91f0550346f57b91f35a/html5/thumbnails/3.jpg)
dimasukkan dalam bejana kedua dengan ujung AC dicelupkan dalam pelarut 2.
Pengembangan dengan pelarut ini, diikuti dengan pengeringan dan pemberian pereaksi
tertentu akan memberikan noda-noda seperti Gambar 2.2b. (Hardjono, 1985)
A B A B
C D permukaan C D permukaan pelarut Pelarut
pelarut 2
(a) (b)
Gambar 2.2 Kromatografi dua arah
3. Teknik Elusi
3.1 Metode Penaikkan (Ascending)
Pada metode ini, eluen diletakkan di bagian bawah bejana, dan kertas dicelupkan
di atasnya. Eluen akan merambat ke atas dengan gaya kapiler dengan laju
perambatan yang pelan, dan makin lama menurun karena pengaruh dari gaya berat.
Namun demikian perambatan yang pelan memperbesar kemungkinan untuk
tercapainya kondisi kesetimbangan sehingga menghasilkan pemisahan yang baik.
Gambar 3.1 Metode penaikkan
3
![Page 4: KROMATOGRAFI KERTAS](https://reader035.vdocuments.pub/reader035/viewer/2022072106/55cf91f0550346f57b91f35a/html5/thumbnails/4.jpg)
Gambar (a) menunjukkan kertas diletakkan pada penggantung yang dikaitkan
dengan tutup bejana. Gambar (b) menunjukkan kertas berbentuk silinder dengan spot
sampel ditotolkan melingkar dekat ujung bawah kertas. Ujung pertemuan kertas
dikaitkan dari atas ke bawah, dan silinder didirikan dengan ujung bawah tercelup di
dalam eluen. Gambar (c) menunjukkan bentuk bejana berbentuk silinder, dimana
gabus dengan lubang untuk batang pengait digunakan sebagai tutup.
3.2 Metode Penurunan (Descending)
Pada metode ini di dalam bejana yang dapat terbuat dari gelas, platina, atau
logam tahan karat dilengkapi dengan lubang untuk memasukkan eluen, bak eluen,
dan batang gelas yang berfungsi untuk menyangga agar kertas tidak lepas. Meskipun
desain bejana yang digunakan lebih rumit, namun cara ini lebih cepat karena eluen
mengalir dari atas ke bawah. Pada menit-menit awal, eluen mengalir oleh gaya
kapiler, dan akan mengalir oleh gaya gravitasi setelah eluen melintasi batang gelas
Gambar 3.2 Metode Penurunan
3.3 Metode Mendatar/Melingkar (Circular)
Pada metode ini, kertas berbentuk lingkaran dan di bagian tengahnya diberi
lubang sebagai tempat untuk meletakkan sumbu yang terbuat dari gulungan kertas
ataupun benang. Cawan petri dapat digunakan sebagai tempat eluen.
4
![Page 5: KROMATOGRAFI KERTAS](https://reader035.vdocuments.pub/reader035/viewer/2022072106/55cf91f0550346f57b91f35a/html5/thumbnails/5.jpg)
Sampel diteteskan di sekitar pusat kertas, kemudian kertas diletakkan horisontal
sehingga sumbu tercelup dalam eluen. Melalui sumbu tersebut eluen akan naik yang
kemudian membasahi kertas, dan oleh daya kapiler eluen akan mengembang
melingkar ke arah tepi kertas sambil membawa komponen-komponen sampel.
Bercak-bercak yang terjadi berupa garis lengkung dengan diameter makin panjang
bila bercak makin ke tepi. (Nia, 2010)
Gambar 3.3 Metode mendatar
4. Kertas
Pekerjaan mula-mula dalam kromatografi kertas dilakukan dengan menggunakan
kertas saring whatmann no.1 dan hingga sekarang masih dipakai. Meskipun
demikian jenis kertas whatman n dengan berbagai nomer banyak juga digunakan di
mana semuanya dibuat dengan kemurnian yang tinggi dan yang tebal sama.
Sedangkan fungsi dari kertas sendiri sangat kompleks. Efek–efek serapan disebabkan
oleh sifat polar dari gugus hidroksil di mana ini kemungginan sangat penting dan
jumlah kecil dari gugus karboksil dalam selulosa dapat menaikkan terhadap efek -
efek pertukaran ion. Kertas disediakan dalam bermacam-macam standard lembaran,
bulatan dan gulungan dalam bentuk tertentu. Ia harus disimpan di tempat jauh dari
setiap sumber dari uap-uap dan jangan ditempatkan pada tempat-tempat yang
mempunyai perubahan kelembapan yang tinggi.
Kertas dibuat dari serat selulosa. Selulosa merupakan polimer dari gula sederhana,
yaitu glukosa.
5
![Page 6: KROMATOGRAFI KERTAS](https://reader035.vdocuments.pub/reader035/viewer/2022072106/55cf91f0550346f57b91f35a/html5/thumbnails/6.jpg)
5. Pelarut-pelarut
Fasa gerak biasanya campuran yang terdiri atas satu komponen organik yang
utama, air dan berbagai tambahan separti asam-asam ,basa atau pereaksi yang
kompleks .Anti oksida sering digunakan juga. Ia harus dapat diperoleh dalam
keadaan yang kemurniannya yang sangat tinggi. Pelarut harus muddah
menguap ,karena terlampau cepat mengadakan kesetimbangan, pada keadaan lain
volatilitas yang tinggi mengakibatkan lebih cepat hilang meninggalkan lembaran
kertas setelah bergerak. Kecepatan bergeraknya harus tidak cepat dipengaruhi oleh
perubahan-perubahan suhu.
6. Cara Penempatan Cuplikan pada Kertas
Larutan campuran yang akan dipisahkan ditempatkan pada kertas yang berupa
noda. Ia biasanya dibiarkan untuk bekembang membentuk suatu bulatan. Bagian dari
kertas yang ditetesi dibiarkan dalam keadaan mendatar, sehingga larutan tetap dalam
keadaan kompak dalam bentuk bulatan. Kertas jangan sampai tersentuh oleh zat-zat
yang tak dikehendaki. Dalam penempatan cuplikan dalam kertas yang penting bukan
jumlah volume tetapi banyaknya campuran yang tertinggal bila pelarut teruapkan.
Jika larutan terlalu encer, sampel dapat diteteskan berkali-kali denagn jarak waktu
setelah tetesan pertama telah kering. Namun penempatan cuplikan jangan berlebihan
karena dapat menyebabkan lokasi totolan yang menyebar (kabur).
7. Deteksi Daerah-daerah Noda
Keberhasilan dari pemisahan kromatografi tergantung pada proses deteksi.
Senyawa-senyawa yang berwarna tentu saja terlihat sebagai noda-noda berwarna
yang terpisah pada akhir pengembangan. Untuk senyawa-senyawa tak berwarna
memerlukan deteksi secara kimia dan fisika. Sering menjadi pekerjaan rutin bahwa
kromatogram-kromatogram diuji dibawah sinar ultra ungu sebelum dan dan sesudah
setiapmetodepengerjaan.
Panjang gelombang yang digunakan biasanya 370 μm dan 254 μm. Beberapa
senyawa terlihat sebagai bintik florosence. Metode-metode kimia adalah merupakan
6
![Page 7: KROMATOGRAFI KERTAS](https://reader035.vdocuments.pub/reader035/viewer/2022072106/55cf91f0550346f57b91f35a/html5/thumbnails/7.jpg)
deteksi yang paling penting. Cara yang digunakan untuk mendeteksi noda yaitu
dengan jalan penyemprotan.
Penyemprotan dilakukan perlahan-lahan dari samping ke samping dan dari atas
ke bawah. Pelarut yang digunakan untuk penyemprotan harus tidak menguap. Tetapi
di lain pihak, penguapan yang cepat dari kertas diperlukan untuk mencegah difusi
dari noda-noda yang terpisah. Pelarut yang digunakan adalah etanol, propanol, n –
butanol atau klorofom atau campuran daripadanya. Campuran berair dapat
digunakan, tetapi terlalu banyak air harus dicegah jika mungkin, karena dapat
memberikan efek melemahkan kertas. Penyemprotan kertas harus dilakukan dalam
lemari asam.
Metode identifikasi yang lain yaitu dengan menggunakan harga Rf. Senyawa
dengan susunan kimia yang mirip memiliki harga Rf yang sangat berdekatan satu
sama lain. Cara perhitungan Rf sama dengan penghitungan secara KLT. Faktor-
faktor yang menentukan harga Rf yaitu:
7.1Pelarut
Perubahan-perubahan yang sangat yang kecil dalam komposisi pelarut dapat
menyebabkan perubahn nilai Rf. Hal ini berkaitan dengan koefisien partisi.
7.2Suhu
Perubahan dalam suhu merubah koefisien partisi dan juga kecepatan aliran.
7.3.Ukurandaribejana
Volume bejana mempengaruhi homogenitas dari atmosfer dan mempengaruhi
kecepatan penguapan dari komponen pelarut dari kertas.Jika bejana besar digunakan
perambatan menjadi lebih lambat.
7.4. Kertas
Pengaruh utama pada harga-harga Rf timbul dari perubahan ion dan serapan, yang
berbeda untuk macam-macam kertas. Kertas mempengaruhi kecepatan aliran, ia akan
juga mempengaruhi pada kesetimbangan partisi.
7.5. Sifat dari campuran
Berbagai senyawa mengalami partisi di antara volume-volume yang sama dari fasa
tetap dan bergerak. Mereka hampir selalu mempengaruhi karakteristik dari kelarutan
7
![Page 8: KROMATOGRAFI KERTAS](https://reader035.vdocuments.pub/reader035/viewer/2022072106/55cf91f0550346f57b91f35a/html5/thumbnails/8.jpg)
satu terhadap lainnya hingga terhadap lainnya hingga terhadap harga-harga Rf
mereka.
Kertas saring dapat diletakan sehingga pelarut dapat bergerak keatas, kebawah atau
mendatar. Dalam metode penaikan kertas dicelupkan hingga ujung dimana pelarut
akan bergerak naik melalui serat-serat kertas dan membawa senyawa yang terlarut
dalam sampel. Dalam metode penurunan, ujung atas kertas dicelupkan dalam pelarut
dan mengalir karena pengaruh gaya kapiler dan gravitasi.
8. Pemakaian dari Kromatografi Kertas
Seperti diketahui bahwa kromatografi kertas digunakan sebagai alat dalam
penelitian. Beberapa lapangan yang selalu menggunakannya sebagai pekerjaan rutin
dan penelitian adalah:
8.1 Klinik dan biokimia
Pemisahan asam-asam amino da peptide-peptida dalam usaha-usaha untuk
menentukan struktur-struktur dari protein. Pengujian rutin tentang urine dan cairan -
cairan lainya yang mengandung asam-asam amino dan gula (sangat penting karena
dapat digunakan untuk diagnosa suatu penyakit).
8.2 Bidang analiti umum
Analisa dari polimer-polimer. Deteksi dan pengiraan adanya logam-logam
dalam tanah. Penemuan senyawa-senyawa penolat dalam ekstrak tanaman. Emisahan
alkaloida dan pemisahan senyawa-senyawa yang mengandung radioisotop.
(Hardjono, 1985)
8
![Page 9: KROMATOGRAFI KERTAS](https://reader035.vdocuments.pub/reader035/viewer/2022072106/55cf91f0550346f57b91f35a/html5/thumbnails/9.jpg)
DAFTAR PUSTAKA
S. Hardjono. “Kromatografi” hal 13-25. Liberty Yogyakarta. 1985.
Jurnan Hilda, 2012, Kromatografi Kertas, dapat di akses pada
https://hildajunandaharahap.wordpress.com/2012/05/31/bab-ipendahulua/
Nia, 2010, Pengantar Kromatografi, dapat di akses pada
niaakfarnas.files.wordpress.com/2014/05/rangkuman-materi.doc
9