KRONOLOGI PERKEMBANGAN PEMIKIRAN AKUNTANSI DALAM ISLAM
Perkembangan selanjutnya dilukiskan dalam buku “Teori Akuntansi Syariah: Sebuah
Pengantar” yang menjelaskan mengenai ilmu akuntansi syariah perkembangan dari masa awal
hingga kini. Secara kronologis perkembangan akuntansi di dunia islam dapat diawali dengan
pandangan Vangermeersch bahwa tempat tumbuhnya sistem pencatatan berpasangan masih
diperdebatkan. Dia beralasan bahwa sistem pencatatan berpasangan dalam buku – buku
akuntansi merupakan suatu metode untuk memilah – milah data sesuai dengan kaidah – kaidah
khusus yang telah dikenal secara umum.
Keraguan ini pada kenyataannya beralasan. Alasan pertama, yaitu kosongnya masa
sejarah dari sejarah akuntansi, yaitu masa yang terjadi antara lenyapnya negeri antara dua sungai
dan negeri Mesir di dunia Arab sampai abad XV secara umum. Alasan kedua, yaitu penggunaan
sistem pencatatan berpasangan secara luas tidak diragukan lagi mengharuskan adanya suatu
praktik kerja dan pusat – pusat pelatihan yang mampu mencetak pribadi – pribadi yang ahli dan
mampu menggunakan sistem ini secara luas.
Diantara yang patut diperhatikan adalah Paciolo menyebutkan di dalam bukunya bahwa
sistem pencatatan berpasangan telah ada sejak lama, tetapi ia tidak menyebutkan sejak kapan dan
di mana sistem ini telah ada sejak lama. Seorang peneliti, De Rover, berpendapat bahwa bab
yang terdapat di dalam buku Pacioli tentang akuntansi hanyalah suatu bentuk nukilan dari apa
yang ada pada saat itu beredar di antara para murid dan guru di sekolah aritmatika dan
perdagangan (Venetian Schole) atau dalam bahasa Inggris Schools of Commerce and Arithmatic.
Dengan demikian, Pacioli hanyalah penukil (transcriber) atau pencatat terhadap apa yang
beredar pada saat itu.
Mungkin dapat dikatakan bahwa pada saat Eropa hidup pada masa kegelapan, kaum
muslimin telah menggunakan akuntansi dan ikut andil dalam mengembangkannya. Sementara
itu, peradaban islam, dalam pertumbuhan dan perkembangannya, berdiri di atas asas kebahagiaan
manusia melalui hal-hal yang sesuai dengan syari’at Islam dan hal-hal yang dapat merealisasikan
bagi manusia integrasi antara tuntunan-tuntunan spiritual dan tuntunan-tuntunan material. Orang-
orang Arab, terutama di Makkah, kemudian kaum muslimin setelah itu, menggunakan akuntansi
untuk menentukan keuntungan dengan mengukur kelebihan yang ada pada aset mereka.
Peradaban Islam selamanya telah dianggap sebagai peradaban Arab. Pada hakikatnya, peradaban
yang dikenal oleh masa Islam adalah bersumber dari Islam, dan pembangunannya adalah kaum
muslimin. Peradaban islam ini, dengan segala karakter, arah pandang, dan sumbernya.berbeda
dengan seluruh peradaban Islam sebelumnya dan yang sesudahnya.
Demikian pula, banyak orang-orang Eropa yang mengunjungi dunia Islam terpengaruh
dengan apa yang mereka rasakan di negeri Islam. Banyak diantara mereka yang masuk Islam
ketika mereka rasakan kekuatan pendorong yang mengubah orang-orang Badui yang memeluk
Islam menjadi ulama dan pemimpin. Di samping itu, sebagian penulis memandang bahwa sistem
pencatatan berpasangan yang dikenal dengan sistem pembukuan ganda telah dikenal oleh
penduduk dahulu, dan sistem ini tersebar di Italia melalui perdagangan.
Tahun 1202 M adalah tahun dimasukkannya angka-angka Arab dan aritmatika yang
keduanya ditemukan oleh kaum muslimin ke Eropa, yaitu melalui buku yang ditulis oleh
Leonardo of Pisa Bonnaci (Fibonnaci) yang banyak melakukan perjalanan ke dunia Arab. Sebab,
sangat memungkinkan, hubungan dagang dan akibat yang ditimbulkannya seperti adanya
hubungan cinta kasih antara kaum muslimin dan orang-orang orang Italia telah membuka jalan
bagi penggunaan angka-angka Arab dalam skala terbatas, sehingga buku Leonardo of Pisa
mendapatkan sambutan yang baik ketika terbit. Buku Leonardo of Pisa membuat bab-bab
tentang srtimatika yang menjelaskan cara penjumlahan, pengurangan, menentukan harga, barter,
dan persekutuan-persekutuan terutama yang serupa dengan Syirkah Tadlamun. Dengan sistem
ini, masalah-masalah akuntansi yang dihadapi oleh para pedagang pada saat itu berhasil
diselesaikan.
Peradaban Islam telah tumbuh dan berkembang sesuai dengan tuntutan-tuntutan syari’at
Islam yang berasaskan pada Al Quran dan As Sunnah. As Sunnah mengandung seluruh ucapan,
perbuatan, dan ketetapan Rasulullah Muhammad bin Abdillah shallahu ‘alaihi wasallam,
sebagaimana yang dihafal oleh para sahabar ridlwanullah ‘alaihim. Sangat disayangkan, kita
dapati sebagaian penulis dari kalangan non-Islam tidak berusaha memahami Islam secara benar,
dan mengulang-ulang pendapat yang tidak sesuai dengan kedudukan ilmiah mereka tanpa
memikirkan hasil dari apa yang mereka tulis.
Di antara karya-karya tulis yang menegaskan penggunaan akuntansi dan
pengembangannya di negara Islam, sebelum munculnya buku Paciolo, adalah adanya manuskrip
yang ditulis pada tahun 765 H/1363 M. manuskrip ini adalah karya seseorang penulis muslim,
yaitu Abdullah bin Muhammad bin Kayah Al Mazindarani, dan diberi judul “Risalah Falakiyah
Kitab As Siyaqat.” Buku Pacioli termasuk buku yang pertama kali dicetak tentang sistem
pencatatan berpasangan, dan buku Al Mazindarani masih dalam bentuk manuskrip, belum
dicetak dan belum diterbitkan.
Al Mazindarani berkata bahwa ada buku – buku yang dimaksudkan adalah manuskrip –
mnuskrip yang menjelaskan aplikasi – aplikasi akuntansi yang popular pada saat itu, sebelum dia
menulis bukunya yang dikenal dengan judul: “Risalah Falakiyah Kitab As Sayaqat”. Dalam
bukunya yang masih berbentuk manuskrip itu, Al Mazindarani menjelaskan hal – hal berikut ini :
1. Sistem akuntansi yang popular pada saat itu, dan pelaksanaan pembukuan yang khusus
bagi setiap sistem akuntansi.
2. Macam – macam buku akuntansi yang wajib di gunakan untuk mencatat transaksi
keuangan.
3. Cara menangani kekurangan dan kelebihan, yakni penyertaan.
Menurut Al Mazindarani, sistem – sistem akuntansi yang popular pada saat itu, yaitu
pada tahun 765 H/1363 M antara lain:
1. Akuntansi Bangunan
2. Akuntansi Pertanian
3. Akuntansi Pergudangan
4. Akuntansi Pembuatan Uang
5. Akuntansi Pemeliharaan Binatang
Penulis Muslim juga menambahkan pelaksanaan pembukuan yang pernah digunakan di
negara Islam, diantaranya adalah sebagai berikut :
1. Apabila di dalam buku masih ada yang kosong, karena sebab apa pun, maka harus diberi
garis pembatas, sehingga tempat yang kosong itu tidak dapat digunakan. Penggarisan ini
dikenal dengan nama Tarqin.
2. Harus mengeluarkan saldo secara teratur. Saldo dikenal dengan nama Hashil.
3. Harus mencatat transaksi secara berurutan sesuai dengan terjadinya.
4. Pencatatan transaksi harus menggunakan ungkapan yang benar dan hati – hati dalam
menggunakan kata – kata.
5. Tidak boleh mengoreksi transaksi yang telah tercatat dengan coretan atau menghapusnya.
Apabila seorang akuntan kelebihan dalam mencatat jumlah suatu transaksi, maka dia
harus membayar selisih tersebut dari kantongnya pribadi kepada kantor.
6. Pada akhir tahun buku, seorang akuntan harus mengirimkan laporan secara rinci tentang
jumlah (keuangan) yang berada di dalam tanggung jawabnya, dan cara pengaturannya
terhadap jumlah (keuangan) tsb.
7. Harus mengoreksi laporan tahunan yang dikirm oleh akuntan, dan membandingkannya
dengan laporan tahun sebelumnya dari satu sisi, dan dari sisi yang lain dengan jumlah
yang tercatat di kantor.
8. Harus mengelompokkan transaksi – transaksi keuangan dan mencatatnya sesuai dengan
karakternya dalam kelompok – kelompok yang sejenis.
9. Harus mencatat pemasukan di halaman sebelah kanan dengan mencatat sumber – sumber
pemasukan tsb.
10. Harus mencatat pengeluaran di halaman sebelah kiri dan menjelaskan pengeluaran –
pengeluaran tsb.
11. Ketika menutup saldo, harus meletakkan suatu tanda khusus baginya.
12. Setelah mencatat seluruh transaksi keuangan, maka harus memindahkan transaksi –
transaksi sejenis ke dalam buku khusus yang disediakan untuk transaksi – transaksi yang
sejenis itu saja.
13. Harus memindahkan transaksi – transaksi yang sejenis itu oleh orang lain yang berdiri
sendiri, tidak terikat dengan orang yang melakukan pencatatan di buku harian dan buku –
buku lain.
14. Setelah mencatat dan memindahkan transaksi – transaksi keuangan di dalam buku –
buku, maka harus menyiapkan laporan berkala, bulanan, atau tahunan sesuai dengan
kebutuhan.
Kalau kita perhatikan pelaksanaan pembukuan tersebut, seluruhnya atau secara umum
serupa dengan apa yang digunakan sekarang. Terutama point 9 dan 10 sebelumnya telah
disinggung, salah seorang penulis menyatakan bahwa orang – orang terdahulu mencatat
pemasukan dan pengeluaran pada dua halaman yg berhadap – hadapan, dengan sistem debit dan
kredit.
Diantara Laporan keuangan yang dikenal di Negara Islam adalah Al-Khitamah dan Al-
Khitamatul Jami’ah. Al-Khitamah adalah laporan keuangan bulanan yang dibuat pada setiap
akhir bulan. Laporan ini memuat pemasukan dan pengeluaran yang sudah dikelompokan sesuai
dengan jenisnya, disamping memuat saldo bulanan. Sedangkan, Al-Khitamatul Jami’ah adalah
laporan keuangan yang dibuat oleh seorang akuntansi untuk diberikan kepada orang yg lebih
tinggi drajatnya. Apabila Al-Khitamatul Jami’ah disetujui oleh orang yang menerima laporan
tersebut, maka laporan itu dinamakan Al Muwafaqah dan apabila Al-Khitamatul Jami’ah tidak
disetujui karena adanya perbedaan pada data – data yang dimuat oleh Al-Khitamatul Jami’ah
maka ia dinamakan Muhasabah (akuntansi) saja.
Berikut ini adalah contoh – contoh dari Al Khitamah:
Bismillahirrahmaanirahiim
Laporan Keuangan per 1 Muharam sampai 30 Dzulhijjah tahun.. H
Sumber – sumber keuangan:a) Pajak – pajak dari… tanggal… 000b) Pemasukan dari… tanggal… 000
Di samping itu adalah:a) Pindahan dari tahun buku yang lalu 000b) Penjualan – penjualan 000c) Denda – denda 000d) Wesel – wesel 000Jumlah 000
Penggunaan Danaa) Wesel – wesel ke kantor lain 000 b) Pembelian – pembelian kantor 000c) Pengeluaran – pengeluaran lain 000
Saldo
Tanda terima yang berlaku pada masa negara Islam harus memenuhi sejumlah
persyaratan, yaitu memuat data – data pokok, antara lain tanggal pengeluaran, jumlah, tempat
pengeluaran, saksi transaksi, nama, tanda tangan, dan sebab – sebab pembayaran. Ketika
mengeluarkan tanda terima, yang digunakan pada masa negara Islam, tanda terima yang asli
diberikan kepada yang membayar jumlah tersebut. Tanda terima ini dinamakan thiraz.
Sedangkan salinan dari tanda terima tersebut tidak dapat digunakan sebagai dasar pencatatan di
dalam buku akuntansi. Sebab, pencatatan di dalam buku – buku akuntansi bersandar pada
dokumen – dokumen lain, yang dikenal dengan nama syahid. Syahid ini menggambarkan tentang
journal voucher.
Apabila transaksi keuangan terjadi di luar ibu kota wilayah islam, maka pelaksanaan
seperti di atas harus diikuti juga dengan mengirimkan salinan syahid, ke ibu kota wilayah Islam.
Ketika menerima salinan syahid, maka sulthan (penguasa), memberikan stempel pada salinan
syahid tersebut, atau disimpan sebagai dasar untuk pelaksanaan pembukuan kantor pusat. Hal ini
menunjukkan bahwa di sana terdapat kegandaan dalam pencatatan transaksi keuangan yang
terjadi di luar tempat tinggal sulthan, di ibu kota wilayah.
Diantara perkara lain yang memiliki pengaruh terhadap sistem akuntansi dan
mendapatkan perhatian besar di negara Islam adalah Sistem Pengawasan Intern yang merupakan
bagian penyempurna bagi sistem akuntansi. Sejak awal, negara Islam memiliki sistem
pengawasan yang ketat terhadap pemasukan – pemasukan dan pengeluaran – pengeluaran,
karena pemasukan negara Islam tidak saja berasal dari berbagai sumber, tetapi juga memiliki
jumlah yang besar sekali.
Adapun cara pengungkapan pembukuan berpasangan, sebagaimana terlihat jelas pada
contoh – contoh berikut ini :
Contoh No. 1
Penulisan ulang (terjemahan) bagian – bagian tersebut mungkin penting bagi kita, yaitu
sebagai berikut:
Upah – upah Atas Jaminan Al Fanar
Tanggal 10 Jumadil Akhir 841 H.Dibayarkan kepada Abdullah, pegawai pencetakan uangUang tunai yang dibayarkan 500 dinar
Gandum Kapas15 ember kecil × 3 dinar = 45 dinar 22 mann × 2,5 dinar = 55 dinarJumlah nilai barang dan uang tunai 600 dinar
Upah yang dibayarkan secara tunai: 500 dinarUpah yang dibayarkan dalam bentuk barang: 100 dinar
Gandum 15 ember kecil @ 3 dinar 45Kapas 22 mann @ 2,5 dinar 55
Total upah yang dibayar 600 dinar
Hal ini mungkin dapat diungkapkan dengan cara sekarang, sesuai dengan sistem
akuntansi, yaitu sebagai berikut :
Dinar Dinar
Upah 500 600Kas 100Gudang
Gandum 15 ember kecil @ 3 dinar 45 dinarKapas 22 mann @ 2,5 dinar 55 dinar
600 600(Dibayarkan kepada Abdullah secara tunai di samping gandum dan kapas)
Contoh No. 2
a. Bentuknya yang asli ini dapat dijelaskan sebagai berikut :
Alasan-alasan pengeluaran atas jaminanTuan Najibuddin Al Balhi, kewajiban satu tahun penuhPada awal Rabi’ul Akhir 842 H
Stok barang 300.000 dinarPada neraca 280.000 dinarDi antara hal itu dari wilayah 140.000 dinar
Beasiswa Biaya pembantu Biaya hidup pembantu lama60.000 dinar 20.000 dinar 20.000 dinar
Biaya untuk pemasukan dan pengeluaran Derma - derma20.000 dinar 20.000 dinar
Ithlaqiyyah 140.000 dinar
Biaya kertas 80.000 Pembayaran pegawai gudang 60.000 dinar
Sisanya sesuai dengan susunan ini 20.000 dinarDisamping itu, dari pemasukan pertanian 30.000 dinar
Dari anggur kering Dari buah badam200 wiqr × 100 dinar = 20.000 dinar 50 wiqr × 200 dinar = 10.000 dinar
Jumlah yang ada pada konsultan dari sisa dan tambahan 50.000 dinar
Ilustrasi Contoh No. 2 dengan bahasa yang sederhana sebagaimana yang digunakan sekarang ini sebagai berikut :
Dinar Dinar
Barang di gudang 60.000 dinarBeasiswa 20.000Gaji para pembantu 20.000
Pensiun para pembantu 20.000Biaya transport 20.000Derma – derma 20.000Dari pemasukan wilayah 140.000Kertas – kertas dan keperluan kantor 80.000Dibayarkan kepada pegawai gudang 60.000Ithlaqiyyah (neraca) 140.000Dibayarkan kepada Najibuddin Al Balhi 50.000Anggur kering 200 wiqr @100 dinar 20.000Buah badam 50 wiqr @200 dinar 10.000Pemasukan pertanian 30.000
330.000 330.000
Hal ini dapat diilustrasikan ulang dengan cara sekarang dari segi akuntansi sebagai berikut :
Dinar Dinar
Beasiswa 60.000Gaji Pembantu 20.000Gaji pensiunan pembantu 20.000Biaya transportasi 20.000Derma – derma 20.000Kertas – kertas dan kebutuhan kantor 80.000Gaji pegawai gudang 60.000Untuk Jaminan Najibuddin Al Balhi 50.000Barang di Gudang 300.000Pemasukan penghasilan pertanian 30.000Anggur kering200 wiqr × 100 dinar 20.000 dinarBuah badam50 wiqr × 200 dinar 10.000 dinar
330.000 330.000
Adapun Contoh No. 3 menunjukkan data – data sebagai berikut:
Stok barangNeracaDiantara hal itu pada wilayah
Bea kuburan Gaji Pembantu Sulthan Pensiun para pembantuAmirul mu’minin Husain60.000 dinar 50.000 dinar 40.000 dinar
Ithlaqiyyah darinya 170.000 dinar
Tuan Karkir Akji Amir Ali Bakawul120.000 dinar 50.000 dinar
Tambahan pada pokok 20.000 dinar
Barang di gudang 300.000 dinarDerma untuk perbaikan kuburan Amirul mu’minin Husain 40.000 dinarGaji pembantu Sulthan 60.000 dinarPensiun para pembantu 50.000 dinarTuan Imad direktur pengelola gudang
(dari dalam neraca) 120.000 dinarAmir Ali, kasir (dari luar neraca) 50.000 dinarTambahan pada pemasukan (kekurangan)
20.000320.000 320.000
Sistem sekarang dari sisi akuntansi, ilustrasi No. 3 sebagai berikut :
Dinar DinarDerma perbaikan kuburan Amirul mu’minin Husain 40.000Gaji pembantu Sulthan 60.000Pensiun para pembantu 50.000Tuan Imad, pengelola gudang 120.000Amir Ali, kasir 50.000
Barang di gudang 300.000Kekurangan neraca 20.000
320.000 320.000Adapun contoh No. 4 semisal dengan contoh No. 3 dari segi topic, sehingga tidak perlu
dijelaskan. Contoh No. 4 berisi hal – hal berikut ini
Stok barang 300.000 dinarDari jumlah itu dikeluarkan 240.000 dinarNeraca 150.000 dinar
Bea siswa Gaji pembantu Pensiun para pembantu40.000 70.000 dinar 40.000 dinar
Ithlaqiyyah darinya 90.000 dinar
Tuan Imaduddin Karkir Akji Ali Bakawul60.000 30.000 dinar
Sisa pada pekerja 60.000 dinar
Ilustrasi Contoh No.4 dengan bahasa yang sederhana, yaitu sebagai berikut:
Dinar Dinar
Barang di gudang 300.000Beasiswa 40.000Gaji pembantu 70.000Pensiun para pembantu 40.000Imaduddin, pengelola gudang 60.000Ali, kasir 30.000Sisanya pada pekerja 60.000
300.000 300.000
Adapun sistem sekarang dari sisi akuntansi, sebagai berikut:
Beasiswa 40.000 dinarGaji pembantu 70.000 Pensiun para pembantu 40.000 Imaduddin, pengelola gudang 60.000 Ali, kasir 30.000 Barang di gudang 240.000 dinar
240.000 240.000
H/ Barang di Gudang
Beasiswa 40.000 Saldo 300.000Gaji pembantu 70.000Pensiun para pembantu 40.000Imaduddin, pengelola
Gudang 60.000Ali, kasir 30.000
240.000 300.000Saldo 60.000