Download - Kti Reni Susmawati
ASUHAN KEBIDANAN BAYI BARU LAHIR DENGAN BERAT
BADAN LAHIR RENDAH PADA BAYI Ny. R DI RUANG
PERINATOLOGI RSUD PADANG PANJANG
TANGGAL 12s/d 17 MEI TAHUN 2013
LAPORAN STUDY KASUS
Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat guna menyelesaikan
Program Studi DIII Kebidanan Fakultas Kesehatan dan MIPA
Universitas Muhammadiyah Sumatera Barat
Disusun Oleh
RENI SUSMAWATI
101000215401042
PROGRAM STUDI D-III KEBIDANAN
FAKULTAS KESEHATAN DAN MIPA
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA BARAT
2013
LEMBAR PERSETUJUAN
Studi kasus dengan judul “ Asuhan Pada Bayi Ny ” R “ Dengan Berat
Badan Lahir Rendah Di Ruangan Perinatologi Rumah Sakit Umum Daerah
Padang Panjang Pada Tanggal 12 Mei Sampai Dengan 16 Mei Tahun 2013”,
ini telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji.
Pembimbing 1 Pembimbing II
( Meilinda Agustin ) ( Etika Mulya Sari S.ST )
Mengetahui
Plt Ketua Prodi D III Kebidanan
Fakultas Kesehatan dan MIPA
Universitas Muhammadiyah Sumatera Barat
Bukittinggi,
( Etika Mulia Sari S.ST )
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama : Reni susmawati
Nim : 101000215401042
Tempat/Tanggal Lahir : Solok,25 April 1990
Nama Ayah : Sabarudin
Nama Ibu : Siti ajir
Anak Ke : Kedua
Alamat : Jln Telaga Biruhun
RIWAYAT PENDIDIKAN
1. SD Negri 03 Kota Solok : Tamatan 2004
2. SMP 5 Kota Solok : Tamatan 2007
3. SMA Muhammadyah : Tamatan 2010
4. Diploma III Kebidanan Fakultas Kesehatan Dan MIPA Universitas
Muhammadiyah Sumatera Barat Bukittinggi Tahun 2012- 2013
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA BARAT
FAKULTAS KESEHATAN DAN MIPA
PROGRAM STUDI DIII - KEBIDANAN
Laporan Studi Kasus, Juni 2013
Reni Susmawati
Asuhan Kebidanan Pada Bayi Baru Lahir Normal Dengan Berat Badan
Lahir Rendah (BBLR) di Ruang Perinatologi Rumah Sakit Umum Daerah
Dari Tanggal 12 Mei Sampai Tanggal 16 Mei 2013.
XIII + 80 Halaman + 3 Tabel + 9 Lampiran
ABSTRAK
Target AKB adalah menurunkan angka kematian bayi, pada tahun 2008
ada 32 orang per 1000 kelahiran hidup, lebih dari tahun 2009 yaitu ada 28 orang
per 1000 kelahiran hidup. Faktor terjadinya BBLR adalah kurangnya nutrisi ibu
saat kehamilannya. Studi kasus pada Bayi Ny.R dengan Berat Badan Lahir
Rendah ini dilakukan dari tanggal 12 Mei sampai 16 Mei 2013 di Rumah Sakit
Umum Daerah Padang Panjang. Studi kasus ini bertujuan agar dapat menerapkan
manajemen asuhan kebidanan pada klien berat badan lahir rendah dengan sebaik-
baiknya.
Metodologi penulisan yang digunakan adalah metode deskriptif dengan
tipe Studi Kasus. Untuk menunjang melengkapi laporan kasus ini penulis
terdahulu melakukan studi kepustakaan dengan mengumpulkan bahan dari
berbagai letaratur dan buku bacaan perpustakaan yang dimulai dari pengumpulan
data dasar, interprestasi data dasar, identifikai diagnose dan masalah potensial,
identifikasi kebutuhan yang memerlukan penanganan segera, rencana asuhan,
pelaksanaan asuhan serta evaluasi.
Dari laporan kasus yang penulis lakukan bayi Ny.R maka penulis tidak
menemui adanya komplikasi karena didalam memberikan asuhan kebidanan
sesuai dengan prosedur yang berlaku yang bedasarkan teori. Evaluasi akhir yang
penulis peroleh setelah melaksanakan asuhan kebidanan pada Ny.R selama 6 hari
maka didapatkan bayi sudah dalam keadaan baik.
Untuk itu disarankan pada bidan supaya dapat lebih meningkatkan
kemampuan dan keterampilan dalam menghadapi klien BBLR yang dapat
menimbulkan komplikasi sehingga apa yang menjadi tujuan pembangunan
nasional terwujud.
Daftar Bacaan : 13 bacaan (2000 – 2010)
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat dan hidanyah-Nya beserta shalawat beriringan salam untuk
Nabi besar Muhammad SAW, sehingga penulis dapat menyelesaikan Kasus
Seminar ini dengan judul “Asuhan Bayi Baru Lahir pada By Ny.R Dengan
Berat Badan Lahir Rendah Di Ruang Perinatologi Rumah Sakit Umum
Padang Panjang” dari tanggal 12 Mei sampai 16 Mei 2013.
Kasus ini disusun dan diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan
menyelesaikan tugas Praktek Klinik Kebidanan III. Dalam penyusunan kasus ini
penulis dapat banyak bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu
penulis menyampaikan terima kasih kepada yang terhormat :
1. Bapak DR.Drs.H.Shofyan Karim Elha, MA selaku Rektor Universitas
Muhammadiyah Sumatera Barat
2. Bapak Mursyid, SKM, M.Kes.(MMR) selaku Dekan Fakultas Kesehatan
dan MIPA Universitas Muhammadiyah Sumatera Barat
3. Bapak selaku Direktur Rumah Sakit Umum Daerah
Padang Panjang yang telah memberikan kesempatan untuk melakukan
studi kasus ini.
4. Ibu Etika Mulia Sari, S.ST selaku Ketua Program Studi D III kebidanan
Fakultas Kesehatan dan MIPA Universitas Muhammadiyah Sumatera
Barat
5. Ibu Meilinda agus dan Ibu Etika Mulia Sari S.ST selaku pembimbing yang
penuh kesabaran dan ketekunan dalam meluangkan waktunya untuk
memberikan dorongan, perhatian, bimbingan, pengarahan serta saran
sehingga selesainya studi kasus ini
6. Ibu selaku CI beserta staff Ruangan Perinatologi Rumah Sakit Umum
Padang Panjang
7. Staf Pendidikan Program D III Kebidanan Fakultas Kesehatan dan MIPA
Universitas Muhammadiyah Sumatera Barat
8. Ny.R dan keluaraga yang telah bersedia membantu penulis dan
meluangkan waktunya dalam pembuatan studi kasus ini
9. TERISTIMEWA untuk Ayah dan Ibunda tercinta dan Adik dan kakak ku
tersayang terimahkasih atas kasih sayang, dukungan, nasehat,
pengorbanan, do’a dan harapan yang sangat berarti bagi penulis dalam
menempuh pendidikan Kebidanan Muhammadiyah.
10. Sahabat – sahabat seperjuangan Angkatan III BP 10 yang telah
memberikan dukungan dan masukan serta kebersamaan yang telah kita
jalani ini menjadi kekuatan yang berarti bagi kita untuk terus maju
11. Semua pihak yang telah membantu penulis dalam penyusunan studi kasus
ini yang tidak dapat disebutkan satu persatu.
Semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan karunia dan hidayah-
Nya serta membalasi seluruh kebaikan yang telah diberikan kepada penulis.
Terakhir penulis berharap semoga kasus ini bermanfaat bagi para pakar,
praktisi, dan pemerhati kebidanan serta para pembaca pada umumnya. Penulis
telah berusaha dengan sekuat hati demi kesempurnaan kasus ini. Apabila ada
kritikan dan saran yang membangun penulis bersedia dengan senang hati agar
kasus ini dapat bermanfaat untuk penelitian selanjutnya.
Bukittinggi, Mei 2013
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman Judul
Halaman Pengesahan
Halaman Pernyataan Penguji
Riwayat Hidup
KATA
PENGANTAR……………………………………………………………………… i
DAFTAR ISI…………………………………………..…………………………... iv
DAFTAR TABEL……………………………………..…………………………... vi
DAFTAR LAMPIRAN………………………………..………………………….. vii
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah…………………………...………………… 1
B. Tujuan Penulisan………………………..…………………………… 4
C. Manfaat…………………………...………………………………….. 5
D. Ruang Lingkup….....……………..……………………………………….. 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Dasar Teori……………………………...…………..….…… 8
B. Konsep Dasar Kasus…………………………………..…..…….…... 19
BAB III METODELOGI PENELITIAN
A. Jenis Metodelogi Penelitian…………………….……………………. 44
B. Waktu dan Tempat Pengambilan Studi Kasus……………………..… 44
C. Responden dalam Studi Kasus……………………..…………………. 44
D. Jenis Data…………………………….……….………………………. 44
E. Teknik Pelaksanaan Asuhan……………………….………………….. 45
BAB IV TINJAUAN KASUS…………………………..…………………………... 46
BAB V PEMBAHASAN…………………...……………………………………….. 75
BAB VI PENUTUP
A. Kesimpulan…………………………………………………………… 79
B. Saran……………………………………………….………………….. 81
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR LAMPIRAN
1. Tabel 2.1 : Suhu incubator yang direkumentasikan menurut berat dan
umur bayi
2. Tabel 2.2 : Volume pemberian Susu menurut umur bayi
3. Tabel 2.3 : Apgar Scor
DAFTAR LAMPIRAN
1. Lampiran 1 : SAP perawatan payudara
2. Lampiran 2 : SAP Nutrisi ibu menyusui
3. Lampiran 3 : SAP tanda-tanda bahaya pada bayi
4. Lampiran 4 : SAP perawatan bayi sehari-hari
5. Lampiran 5 : SAP metode kangguru
6. Surat Rekomendasi dari Kampus Fakultas Kesehatan dan MIPA
Universitas Muhammadiyah Sumatera Barat
7. Surat Rekomendasi Perizinan dan permintaan data dari Rumah Sakit
Umum Daerah Padang Panjang
8. Lembar konsul studi kasus
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Angka kematian Bayi (AKB) merupakan indikator yang lazim digunakan
untuk menentukan derajat kesehatan masyarakat. Selain itu, program
pembangunan kesehatan di Indonesia banyak menitik beratkan pada upaya
penurunan AKB. Angka kematian bayi merujuk kepada jumlah bayi yang
meninggal pada fase antara kelahiran hingga bayi belum mencapai umur 1 tahun
per 1000 kelahiran hidup.
WHO memperkirakan, sebanyak 37 juta kelahiran dikawasan Asia
Tenggara setiap tahun. Sementara itu total kematian ibu dan bayi baru lahir di
kawasan ini diperkirakan berturut – turut 170 ribu dan 1,3 per tahun. Sebanyak
98% dari seluruh kematian ibu dan anak dikawasan ini terjadi di India,
Bangladesh, Indonesia, Nepal dan Myanmar. Dalam hal ini, hampir semua
Negara anggota telah berupaya menurunkan AKI dan AKB dengan
meningkatkan penyediaan pelayanan kelahiran oleh tenaga kesehatan
terampil.(1)
Menurut data survei Demografi dan kesehatan Indonesia tahun 2007
(SDKI 2007). Angka Kematian Neonatal di Indonesia sebesar 19 kematian/1000
kelahiran hidup, Angka Kematian Bayi sebesar 34 kematian/1000 kelahiran
hidup dan Angka Kematian Balita sebesar 44 kematian/1000 kelahiran hidup.
Pada tahun 2009 angka kematian bayi (AKB) 26 per 1000. Angka ini masih
jauh dari target Millennium Development Goals (MDGs) yang sudah harus
dicapai pada tahun 2015 yaitu AKI 102/100.000 KH dan AKB 19/1.000 KH. Ini
tentunya harus ditindak lanjuti dengan upaya percepatan (Akselerasi) Penurunan
Angka Kematian Ibu dan Bayi Baru Lahir (Upaya PP-AKI dan AKB).(2)
Pembanguna sektor kesehatan Sumatera Barat dalam 4 tahun terakhir telah
mengalami perbaikan yang cukup bepararti. Pada tahun 2006 tercatat 230 orang
per 100.000 kelahiran hidup, berkurang menjadi 209 pada tahun 2009 dan pada
tahun 2010 mencapai 47 per 1000 kelahiran hidup.
Dari data Medikal Record Rumah Sakit Umum Daerah Padang Panjang
pada tahun 2012 di dapatkan Angka Kelahiran Bayi mencapai 594 Orang,
angka kematian bayi sebanyak 10 orang pada tahun 2012 dan kasus BBLR
sebanyak 33 orang pada tahun 2012.
Angka kematian Bayi tersebut dapat di sebabkan oleh faktor berat badan
lahir rendah, asfiksia, hipotermi, sianosis, dan juga dapat disebabkan oleh faktor
dari ibu yaitu penyakit- penyakit sistemik yang pernah diderita ibu, usia ibu <
20 - > 35 tahun dan kebiasaan ibu sehari – hari serta faktor ekonomi keluarga.
Dalam upaya menurunkan AKB pemerintah melibatkan Gerakan Sayang
Ibu (GSI). GSI merupakan suatu gerakan yang dilaksanakan masyarakat
bekerjasama dengan pemerintah untuk peningkatan perbaikan kualitas hidup
perempuan melalui berbagai kegiatan yang mempunyai dampak terhadap upaya
menurunkan AKB. Tingginya AKB merupakan tantangan bagi kita dan
merupakan gambaran bahwa kesadaran masyarakat terhadap kesehatan ibu
hamil dan bayi masih rendah.
Bayi berat lahir rendah (BBLR) adalah bayi dengan berat lahir kurang dari
2500 gram tanpa memandang masa gestasi. Berat lahir adalah berat bayi yang
ditimbang dalam 1 (satu) jam setelah lahir. Prevalensi bayi berat lahir rendah
(BBLR) diperkirakan 15% dari seluruh kelahiran di dunia dengan batasan 3,3%-
38% dan lebih sering terjadi di negara-negara berkembang atau sosio-ekonomi
rendah.
BBLR ini merupakan faktor utama dalam peningkatan mortalitas,
morbiditas, dan disabilitas neonatus, bayi dan anak serta memberikan dampak
jangka panjang terhadap kehidupan di masa depan. BBLR terdiri atas BBLR
kurang bulan dan BBLR cukup bulan, atau lebih bulan. BBLR kurang
bulan/premature yang masa kehamilannya <35 minggu, biasanya mengalami
penyulit seperti gangguan nafas, ikterus, infeksi dan lain sebagainya yang apabila
tidak dikelola sesuai dengan standar pelayanan medis akan berakibat fatal.
Sementara BBLR yang cukup/lebih bulan umumnya organ tubuhnya sudah matur
sehingga tidak terlalu bermasalah dalam perrawatannya. Mereka hanya
membutuhkan kehangatan, pemberian nutrisi, dan mencegah infeksi. Ketiga
kebutuhan tersebut, untuk BBLR kini dapat dipenuhi dengan perawatan
tekhnologi tepat guna yang biasa dilakukan di rumah orang tuanya.
Oleh karena itu disinilah dituntut peran bidan dalam memberikan
manajemen asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dengan berat badan lahir
rendah secara komprehensif dan berkesinambungan. Manajemen asuhan
kebidanan ini merupakan salah satu cara agar dapat memberikan pelayanan
kebidanan yang bermutu dan mencakup kebutuhan klien secara bi-psiko-sosial.
Dari uraian diatas penulis mengambil kasus ini untuk menerapkan asuhan
yang berkualitas pada bayi baru lahir dengan berat badan lahir rendah di Ruangan
Perinatologi Rumah Sakit Ibnu Sina Bukittinggi dengan tujuan utama agar
komplikasi pada bayi baru lahir dapat dihindari sehingga berperan dalam
menurunkan angka kesakitan dan angka kematian neonates di Indonesia.
A. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Mampu menerapkan asuhan kebidanan pada Bayi Baru Lahir
dengan Berat Bayi Lahir Rendah ( BBLR ) di Rumah Sakit Umum
Padang Panjang
Tujuan Khusus
a. Mampu melakukan pengkajian terhadap bayi berat badan lahir
rendah.
b. Mampu mengidentifikasi data secara benar dari hasil
pengkajian yang dilakukan terhadap bayi berat badan lahir
rendah.
c. Mampu mengidentifikasi masalah potensial dan diagnose
lainnya terhadap berat badan lahir rendah.
d. Mampu mengidentifikasi masalah yang memerlukan tindakan
segera kolaborasi dan rujukan terhadap bayi berat badan lahir
rendah.
e. Mampu merencanakan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir
denga berat badan lahir rendah.
f. Mampu melaksanakan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir
dengan berat badan lahir rendah dengan tindakan yang telah
dibuat.
g. Mampu mengevaluasi keefektifan dari asuhan kebidanan dari
asuhan yang telah diberikan pada bayi baru lahir dengan berat
badan lahir rendah.
h. Mampu mendokumentasikan asuhan kebidanan yang diberikan
pada bayi baru lahir dengan berat badan lahir rendah
B. Manfaat
1. Bagi Penulis
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi penulis,
terutama untuk menambah wawasan terhadap teori dan praktek.
Penulis dalam memberikan asuhan pada Bayi Baru Lahir dengan
Berat Badan Lahir Rendah. Serta penulis dapat mengaplikasikan
ilmu dan keterampilan yang diperoleh semasa perkuliahan kepada
masyarakat luas.
2. Bagi Institusi Pendidikan
Hasil studi kasus ini dapat digunakan sebagai sarana
kepustakaan dan menambah imformasi mahasiswa dalam
melaksanakan asuhan kebidanan khusunya pada bayi baru lahir
dengan Berat Badan Lahir Rendah.
3. Bagi Tempat Penelitian
Hasil studi kasus ini diharapakan dapat dijadikan bahan
masukan dan sumbangan pemikiran bagi pegawai/bidan di RSUD
Padang Panjang untuk lebih meningkatkan pelayanan kepada
masyarakat khsusunya bayi baru lahir dengan Berat Badan Lahir
Rendah.
C. Ruang lingkup penelitian
Masalah yang diambil dalam studi kasus ini adalah masalah Bayi
Baru Lahir dengan berat badan lahir rendah yang disebabkan oleh gizi
ibu hamil yang kurang. yang dimulai dari pengkajian data dari awal,
interpretasi data, identifikasi masalah dan diagnosa potensial,
identifikasi kebutuhan yang memerlukan tindakan segera, rencana
asuhan, pelaksanaan asuhan, dan evaluasi serta pendokumentasian
dengan SOAP yang mana pemberian asuhannya selama lima hari di
Ruang perinatologI Rumah Sakit Umum Daerah Padang Panjang pada
di mulai dari tanggal 12 mei sampai dengan 16 mei tahun 2013
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A. Konsep Dasar Teoritis
Konsep Dasar Asuhan kebidanan Varney
Menurut helen varney asuhan kebidanan merupakan proses
pemecahan masalah yang digunakan sebagai metode untuk
mengorganisasikan pikiran dan tindakan dengan urutan yang logis dan
menguntungkan, menguraikan prilaku yang diharapkan dari pemberian
asuhan yang berdasarkan teori ilmiah, penemuan, keterampilan dalam
rangkaian atau tahapan yang logis untuk pengambilan keputusan yang
berfokust pada klien. (5)
Proses manajemen terdiri dari tujuh langkah yang berurut. Dimulai
dengan pengumpulan data dasar dan berakhir dengan evaluasi. Ketujuh
langkah tersebut adalah sebagai berikut :
a. Tahap pengumpulan data, dapat di lakukan dengan :
1) Anamnesa
2) Pemeriksaan fisik sesuai dengan kebutuhan dan pemeriksaan
tanda-tanda vital
3) Pemeriksaan khusus
4) Pemeriksaan penunjang
b. Interpretasi data yaitu menetapkan diagnosa, masalah dan kebutuhan
c. Mengidentifikasi diagnosa, langkah ini membutuhkan antisipasi, bila
mungkin di lakukan pencegahan.
d. Menetapkan kebutuhan terhadap tindakan segera, konsultasi,
kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain, serta rujukan berdasarkan
kondisi klien.
e. Menyusun rencana asuhan secara menyeluruh dengan tepat dan
rasional berdasarkan keputusan yang dibuat pada langkah – langkah
sebelumnya.
f. Pelaksanaan langsung asuhan secara efisien dan aman.
g. Mengevaluasi keefektifan asuhan yang diberikan dan mengulang
kembali penatalaksanaan proses asuhan.( 5 )
Untuk penjelasan langkah – langkah diatas, akan dijelaskan secara
terinci setiap langkah yang dirumuskan varney :
1) Tahap pengumpulan data
Pada langkah pertama ini semua informasi yang akurat dan
lengkap dikumpulkan kslien. Untuk memperoleh data dapat
dilakukan melalui anamnesis, pemeriksaan fisik sesuai kebutuhan,
pemeriksaan tanda vital, pemeriksaan khusus, dan pemeriksaan
penunjang.
Tahap ini merupakan langkah awal yang akan menentukan
langkah berikutnya, sehingga kelengkapan data sesuai kasus yang
dihadapi akan menentukan proses interpretasi yang benar atau tidak
pada tahap selanjutnya. Pendekatan ini harus bersifat komprehensif
meliputi data subjektif, objektif dan hasil pemeriksaan yang
menggambarkan kondisi klien yang sebenarnya. Bidan harus
mengkaji ulang data yang sudah dikumpulkan untuk menilai
ketepatan, kelengkapan dan keakuratan.
Pada klien dengan Berat Badan Lahir Rendah didapatkan data
– data sebagai berikut :
Data Subjektif :
a) Riwayat ibu ( kehamilan kembar, jarak kelahiran terlalu dekat,
keadaan gizi kurang baik pada saat hamil,kehamilan preterm dan
mempunyai riwat BBLR)
b) bayi malas minum
c) bayi kelihatan lemah
d) daya hisap bayi kurang
Data Objektif :
a) berat badan bayi kurang dari 2500 gram.
b) suhu tubuh dapat normal, hipotermi dan hipertermi
c) kurang bergerak
2)Interpretasi data
atau masalah berdasarkan interpretasi yang akurat terhadap
data - data yang dikumpulkan. Data dasar yang sudah dikumpulkan
di interpretasikan sehingga dapat dirumuskan diagnosis dan masalah
yang spesifik. Rumusan diagnosa dan masalah keduanya digunakan
karena masalah tidak dapat di defenisikan seperti diagnosa tetapi
tetap membutukan penanganan. Masalah sering berkaitan dengan hal
– hal yang sedang dialami wanita yang di identifikasikan oleh bidan
sesuai dengan hasil pengkajian. Masalah juga sering menyertai
diagnosis.
Diagnosis kebidanan adalah diagnosis yang ditegakkan bidan
dalam lingkup praktik kebidanan dan memenuhi standar
nomenklatur diagnosis kebidanan. Diagnosa pada Berat Badan Lahir
Rendah yaitu bayi baru lahir dengan berat kurang dari normal.
Sedangkan masalah pada Berat Badan Lahir Rendah yaitu hipotermi,
ikterus neonaturum, sindrom gawat nafas dan infeksi neonatus.
3) Identifikasi diagnosis atau masalah potensial
Pada langkah ini kita mengidentifikasi masalah potensial atau
diagnosis potensial berdasarkan diagnosis atau masalah yang sudah
di identifikasi. Langkah ini membutuhkan antisipasi, bila
memungkinkan dilakukan pencegahan. Bidan diharapkan waspada
dan bersiap mencegah diagnosis atau masalah potensial bila terjadi.
Pada langkah ketiga ini, bidan dituntut mampu mengantisipasi
masalah potensial tidak hanya merumuskan masalah potensial yang
akan terjadi tetapi juga merumuskan tindakan antisipasi agar
masalah atau diagnosa potensial tidak terjadi. Diagnosa potensial
pada Berat Badan Lahir Rendah yaitu hipotermi, ikterik, sindrom
gawat nafas, infeksi neonatus.
4) Menetapkan kebutuhan terhadap tindakan segera
Pada langkah ini, bidan mengidentifikasi perlunya bidan atau
dokter segera melakukan konsultasi atau melekukan penanganan
bersama dengan anggota tim kesehatan yang lain sesuai dengan
kondisi klien. Langkah keempat mencerminkan kesinambungan dari
proses penataplaksanaan kebidanaan.
Data baru mungkin saja dikumpulkan dan dievaluasi. Beberapa
data mungkin mengidentifikasi situasi yang gawat yang bidan harus
bertindak segera untuk keselamatan ibu dan anak. Dari data yang di
kumpulkan dapat di tentukan situasi yang memerlukan tindakan
segera sementara kondisi lain mungkin harus menunggu interfensi
dari dokter.
Penjelasan diatas menunjukkan bahwa bidan dalam melakukan
tindakan harus sesuai dengan prioritas masalah atau kebutuhan yang
di hadapi kliennya. Bidan juga harus merumuskan tindakan
kegawatdaruratan atau segera menyelamatkan ibu dan bayi. Dalam
rumusan ini termasuk tindakan segera yang mampu dilakukan
sendiri, kolaborasi, atau bersifat rujukan.Kaji ulang apakah tindakan
ini diperlukan.
Pada Berat Badan Lahir Rendah tindakan segera yang biasanya
dilakukan yaitu memasukan bayi kedalam inkubator karena
kebanyakan bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah mengalami
hipotermi, selain itu kolaborasi dengan dokter spesialis anak juga
harus dilakukan agar bayi segera mendapatkan tindakan sesuai
dengan kebutuhan.
5) Menyusun rencana asuhan yang menyeluruh
Pada langkah ini direncanakan asuhan yang menyeluruh dan
ditentukan oleh langkah-langkahsebelumnya. Langkah ini merupakan
kelanjutan penatapelaksanaan terhadap masalah atau diagnosis yangtelah
diidentifikasi atau diantisipasi. Pada langkah ini, informasi yang tidak
lengkap dapat dilengkapi.
Rencana asuhan yang menyeluruh tidak hanya meliputi apa
yang sudah teridentifikasi dari kondisi klien atau dari setiap masalah
yang berkaitan, tapi juga dari pedoman antisipasi atau perkiraan
yang mungkin terhadap wanita tersebut, apakah dibutuhkan
penyuluhan atau konseling, dan apakah perlu merujuk klien bila ada
masalah yang berkaitan dengan social ekonomi coltural atau masalah
psikologis. Setiap perencanaan asuhan harus disetujui yaitu oleh
bidan dan klien agar dapat dilaksanakan dengan efektif karena klien
juga akan melaksanakan rencana tersebut. Semua keputusan yang di
kembangkandalam asuhan menteluruh ini harus rasional dan benar-
benar valid berdasarkan pengetahuan dan teori yang up to date serta
sesuai dengan asumsi tentang apa yang akan dilakukan klien.
Rencana asuhan yang akan diberikan yaitu pertahankan suhu
bayi tetap hangat, berikan ASI perlahan sedikit – demi sedikit, atur
posisi, beri oksigen jika perlu, kolaborasi dengan dokter spesialis
anak.
6) Pelaksanaan langsung asuhan dengan efesiensi dan aman
Pada langkah keenam ini, rencana asuhan menyeluruh yang
telah di uraikan pada langkah 5 di laksanakan secara efisien dan
aman. Perencanaan ini dilakukan seluruhnya oleh bidan atau
sebagainya oleh klien atau anggota tim kesehatan lainnya. Walaupun
bidan tidak melakukannya sendir, ia tetap memikul tanggung jawab
untuk mengarahkan pelaksanaannya. Dalam kondisi dimana bidan
berkolaborasi dengan dokter untuk menangani klien yang mengalami
komplikasi, maka keterlibatan bidan dalam penata pelaksanaan
asuhan bagi klien adalah tetap bertanggung jawab terhadap
terlaksananya rencana asuhan bersama yang menyeluruh tersebut.
Pelaksanaan langsung dilakukan berdasarkan dari rencana
yang telah dibuat yaitu bayi di masukkan dalam inkubator,
memberikan ASI sedikit- demi sedikit, mengatur posisi, memberikan
oksigen dan berkolaborasi dengan dokter spesialis anak.
7) Evaluasi
Pada langkah ke tujuh ini dilakukan evaluasi keefektifannya
sudah diberikan, meliputi apakah pemenuhan kebutuhan telah
terpenuhi sesuai diagnosis dan masalah. Rencana dianggap efektif
jika memang benar evektif pelaksanaanya. Langkah-langkah proses
penatalaksanaan umumnya merupakan pengkajian yang memperjelas
proses pemikiran yang mempengaruhi tundakan serta berorientasi
pada proses klimis, karena proses penatapelaksanaan tersebut
berlangsung di dalam situasi klinik dan dua langkah terakhir
tergantung pada klien dan situasi klinik.
Evaluasi akhir dari tindakan yang telah dilakukan, bagaimana
hasil dari asuhan yang sudah diberikan apakah masalah sudah dapat
diatasi atau belum.
2. Pendokumentasian SOAP
a. Pengertian Dokumentasi
Menurut Nursing Documentation oleh Elian Thomas 1994,
yaitu catatan tentang hasil pemeriksaan prosedur, kesehatan pasien,
keluarga pasien dan tim kesehatan yang mencatat tentang hasil
pemeriksaan prosedur pengobatan pasien dan respon pasien terhadap
semua kegiatan yang telah dilakukan.
Merupakan catatan permanen, sumber informasi, Manifestasi
pemberian asuhan yang berkesinambungan, Memudahkan evaluasi
pelaksanaan implementasi asuhan Menjadi sumber data catatan
nasional, riset dan statistic mortalitas/ morbiditas serta Merupakan
sumber untuk meningkatnya mutu pemberian pelayanan, dan
Merupakan sumber dalam penyususnan standar pelayanan
Merupakan sumber belajar.( 6 )
b. Manfaat Dokumentasi
1) Sebagai bukti yang syah
2) Sebagai sarana komunikasi antara tenaga kesehatan
3) Sebagai gambaran/patokan untuk mengikuti perkembangan dan
evaluasi pasien
4) Sebagai sumber daya yang penting untuk penelitian dan
pendidikan
5) Sebagai suatu sarana bagi bidan dalam perannya sebagai
pembela (advokat) pasien
c. Pendokumentasian Asuhan Kebidanan
Metode pendokumentasian yang digunakan dalam asuhan
kebidanan adalah SOAP yang merupaan singkatan dari :
1) S ( Subjektif )
Menggambarkan pendokumentasian hasil pengumpulan data
pasien melalui anamnesa.
2) O ( Objektif )
Menggambarkan pendokumentasian hasil pemeriksaan fisik
klien, hasil laboratorium atau tes diagnostic lain yang
dirumuskan dalam focus untuk mendukung assessment.
3) A ( Assessment )
Menggambarkan pendokumentasian hasil analisa dan
interpretasi data subjektif dan objektif dalam suatu identifikasi
terdapat diagnose, masalah, serta antisipasi diagnose lain/
masalah potensial.
4) P ( Plan )
Menggambarkan pendokumentasian dari perencanaan dan
evaluasi berdasarkan assessment.
Alasan Penggunaan SOAP dalam Pendokumentasian
a) Pendokumentasian metoda SOAP merupakan kemajuan
informasi yang sistematis yang mengorganisir penemuan dan
kesimpulananda menjadi suatu rencana asuhan.
b) Metoda ini merupakan penyaringan intisai dari proses
penatalaksanaan kebidanan untuk tujuan pendokumentasian
asuhan.
c) SOAP merupakan urutan pikiran yang dapat membantu anda
dalam mengorganisir pikiran anda dan memberikan asuhan
yang menyeluruh.
b. Langkah- Langkah Pendokumentasian
1) Tahap I
Pendokumentasian data subjektif dan objektif.
Semua data yang telah dikumpulkan didokumentasikan ke
dalam format penokumentasian sesuai dengan situasi kien
tersebut.
2) Tahap II
Pendokumentasian Hasil Assesment.
Setelah data subjektif dan objektif didokumentasikan, hasil
assessment data yang akurat berupa diagnose atau masalah
yang spesifik didokumnetasikan sesuai dengan nomenklatur
diagnose kebidanan. Hal yang diassesment adalah diagnose
dan masalah, diagnose dan masalah potensial, kebutuhan akan
tindakan segera.
3) Tahap III
Menyusun rencana Asuhan.
Rencana asuhan yang sudah dirumuskan dengan mencangkup
setiap hal yang berkaitan dengan semua aspe asuhan kesehatan
yang disetujui oleh kedua belah pihak yaitu bidn dank lien
didokumentasikan agar dapat dilaksanakan dengan efektif.
4) Tahap IV
Mendokumentasikan evaluasi keefektifan pelaksanaan rencana
asuhan. Bidan perlu mengevaluasi keefektifan pelaksanaan
rencana asuhan meliputi pemenuhan kebutuhan akan bantuan,
apakah benar- benar telah terpenuhi sesuai dengan kebutuhan
yang telah diidentifik.
B. Konsep Dasar Kasus
1. Berat Badan Lahir Rendah (BBLR)
A. Pengertian
1. Bayi berat lahir rendah (BBLR) adalah bayi baru lahir dengan berat
badan kurang dari 2.500 gram tanpa memandang masa kehamilan.( 7 )
2. Bayi Berat lahir rendah(BBLR) ialah bayi baru lahir yang berat
badannya saat lahir kurang dari 2500 gram (sampai dengan 2499
gram( 8)
3. Bayi Berat lahir rendah (low birth weigth) yaitu bayi 2500 gram atau
kurang pada saat lahir.( 4 )
4. Bayi berat lahir rendah (BBLR) adalah bayi yang lahir dengan berat
kurang dari 2500 gram tanpa memandang masa gestasi (berat lahir
adalah berat bayi yang ditimbang dalam 1 jam setelah lahir).( 9 )
5. Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) adalah bayi yang dilahirkan dengan
berat lahir kurang dari 2500 gram tanpa memandang masa gestasi.( 3 )
B. Etiologi Berat Badan Lahir Rendah
Penyebab terjadinya Berat Badan Lahir Rendah secara umum
bersifat multifaktorial, sehingga kadang mengalami kesulitan melakukan
tindakan pencegahan. Namun, penyebab terbanyak terjadinya Berat
Badan Lahir Rendah adalah kelahiran prematur. Semakin muda usia
kehamilan semakin besar resiko jangka pendek dan jangka panjang dapat
terjadi. ( 7 )
Faktor-faktor yang dapat menyebabkan terjadinya persalinan preterm
(prematur) atau berat badan lahir rendah :
1. Faktor ibu
a. Penyakit
Penyakit yang berhubungan dengan kehamilan misalnya
toksenia gravidarum, pendarahan antepartun, terutama fisis dan
fisiokologis. Penyakit lainnya adalah nefritis akut, diabetes
miletus, infeksi akut atau tindakan operatif dapat merupakan
factor etiologi prematuritas.
b. Usia
Angka kejadian prematuritas tertinggi ialah pada ibu
dibawah umur 20 tahun pada multi gravida yang jarak
kelahirannya terlalu dekat. Kejadian terendah ialah pada usia 26 –
35.
c. Keadaan social ekonomi
Keadaan ini sangat berperan terhadap timbulnya
prematuritas. Kejadian tertinggi dapat pada golongan social
ekonomi yang rendah. Hal ini disebabkan oleh keadaan gizi yang
kurang baik dan pengawasan anamental yang kurang. Demikian
pula kejadian prematuritas pada bayi yang lahir dari perkawinan
yang tidak sah ternyata lebih tinggi dari perkawina yang sah.
2) Faktor janin
Seperti hidramion, kehamilan ganda umumnya aka mengakibatkan
lahir bayi berat badan rendah ( BBLR ). Kelainan kromosom
merupakan factor dari janin juga.
3) Faktor lingkungan
Tempat tinggal daratan tinggi, radiasi, dan zat-zat racun.
Dengan diketahui berbagai faktor penyebab persalinan preterm dapat
dipertimbangkan langkah untuk menghindari persalinan preterm dengan
jalan yaitu :
a) Melakukan pengawasan hamil dengan seksama.
b) Melakukan konsultasi terhadap penyakit yang dapat menyebabkan
kehamilan dan persalinan preterm.
c) Memberikan nasehat tentang : gizi saat kehamilan ; meningkatkan
pengertian KB interval ; memperhatikan berbagai kelainan yang
timbul dan segera melakukan konsultasi ; menganjurkan untuk
pemeriksaan tambahan sehingga secara dini penyakit ibu dapat
diketahui dan diawasi/diobati.
d) Meningkatkan keadaan sosial-ekonomi keluarga dan kesehatan
lingkungan. ( 10 )
C. Patofisiologi Berat Badan Lahir Rendah
Neonatus dengan imaturitas pertumbuhan dan perkembangan tidak
dapat menghasilkan kalori melalui peningkatan metabolism. Hal ini
disebabkan karena respon menggigil bayi tidak ada atau kurang sehingga
tidak dapat menambah aktifitas. Sumber utama kalori bila ada stess dingin
atau suhu lingkungan rendah adalah thermogenesis moshiver. Sebagai
respon terhadap rangsangan dingin, tubuh bayi akan mengeluarkan
neropineprin yang menstimulasi metabolismelemak dari cadangan
metabolisme lemak coklat untuk menghsilkan kalori yang kemudian
dibawah oleh darah ke jarinagn. Stess dingin dapat menyebabkan
hipoksia, metabolismeasidosis dan hipogklimia. Peningkatan metabolisme
sebagai respon terhadap stess dingin akan meningkatkan kebutuhan kalori
dan oksigen. Bila oksigen yang tersedia tidak dapat memenuhi kebutuhan,
tekanan oksigen berkurang ( hipoksia ) dan akan menjadi lebih buruk
karena peru menurun akibat berkurangnya oksigen darah dan kelainan
paru ( paru yang imatur ). Keadaan ini dapat tergolong oleh heamoglobin
fetal ( Hbf ) yang dapat mengikat oksigen lebih banyak sehingga bayi
dapat bertahan lebih lama pada kondisi tekanan tenaga oksigen tenaga
oksigen yang kurang.
Stess dingin akan direspon oleh bayi dengan melepas nerepinerin
yang menyebabkan vasokontrikin paru. Akibatnya, menurunkan
keefektifitan ventilasi paru sehingga kadar oksigen darah berkurang.
Keadaan ini menghambat metabolisme glukosa dan menimbulkan glikilisi
anearob yang menyebabkan peningkatan asam laktak, kondisi ini
bersamaan dengan metabolisme lemak coklat yang menghasilkan asam
sehingga meningkatkan konstibusi terjadinya asidosis. Kegiatan
metabolism anaerob menghilangkan glikogen lebih banyak dari pada
metabolisme aerob sehingga mempearcepat terjadinya hipoglikemia.
Kondisi ini terjadi terutama bila cadangan glikogen saat lahir sedikit,
sesudah kelahiran pemasukan kalori rendah atau tdak adekuat.
Termoregulasi bayi premature umumnya relative kurang mampu
untuk bertahan hidup karena struktur anatomi dan fisiologi yang imatur
dan fungsi biokimia belum bekerja seperti bayi yang lebih tua.
Kekurangan tersebut berpengaruh terhadap kesanggupan bayi untuk
mengatur dan mempertahankan suhu badannya dalam batas normal. Bayi
resiko tinggi lain juga dapat mengalami kesulitan yang sama karena
hambatan dan gangguan pada anatomi, fisiologi, dan fungsi biokimia
berhubungan dengan adanya kelainan atau penyakit yang diderita. Bayi
premature dan imature tidak dapat mempertahankan suhu tubuh dalam
batas normal, karena pusat pengaturan suhu pada otak belum matur,
kurangnya cadangan glikogen dan lemak coklat sebagai sumber kalori.
Tidak ada atau kurangnya lemak subkutan dan permukaan tubuh yang
akan menyebabkan kehilangan panas tubuh yang lebih banyak. Respon
menggigil pada bayi kurang atau tidak ada, sehingga bayi tidak dapat
meningkatkan panas tubuh melalui aktivitas. Selain itu control reflek
kapiler kulit juga kurang.
Terdapat banyak penyebab pertumbuhan intera uteri, dan efek
mereka terhadap janin bervariasi sesuai dengan cara dan lama terpapar
serta tahap pertumbuhan janin saat penyebab tersebur terjadi. Walaupun
setiap organ dapat dipengaruhi oleh redertasi pertumbuhan intrauteri,
efeknya pada tiap organ tidak sama. Jika redertasi pertumbuhan terjadi
pada akhir kehamilan, pertumbuhan jantung, otak dan tulang rangka
tampak paling sedikit terpengaruh. Sedangkan ukuran hati, limpa dan
timus sangat berkurang keadaan klinis saat ini disebut rederdasi
pertumbuhan asimetri dan biasa terjadi pada bayi – bayi yang di lahirkan
oleh wanita penderita hipertensi kehamilan ( preeklamsia ) sebaiknya, jika
penggunaan terjadi pada awal kehamilan ( 30% semua bayi KMK )
tampak pertumbuhan otak dan tulang rangka yang kurang seimbang.
Keadaan klinis ini di sebut dengan reterdasi pertmbuhan simetri dan
seringkali berkaitan dengan hasil akhir perkmbangan syaraf yang buruk.
D. Klafikasi Dari Berat Badan lahir Rendah
Ada bebrapa cara mengelompokan bayi BBLR, yaitu :
a. Menurut harapan hidup.
1) Bayi berat lahir rendah (BBLR) berat lahir 1500-2500 gram.
2) Bayi berat lahir sangat rendah (BBLSR)berat 100-1500 gram.
3) Bayi berat lahit ekstrem rendah (BBLER) berat lahir kurang dari
1000 gram.( 8 )
b. Menurut masa gestasinya :
1) Prematuritas murni
Masa gestasi kurang dari 37 minggu dan berat badannya sesuai
dengan berat badan untuk masa gestasi berat atau biasa disebut
neonatuskurang bulan sesuai dengan untuk masa kehamilan (NKB-
SMK).
2) Dismaturitas
Bayi lahir dengan berat badan kurang dari berat badan seharusnya
untuk masa gestasi itu. Berat bayi mengalami retardasi
pertumbuhan intrauteri dan merupakan bayi yang kecil untuk masa
kehamilan (KMK).( 7 )
E. Gambaran Klinik Berat Badan Lahir Rendah
Secara umum, gambaran klinik dari bayi BBLR adalah sbb :
a. Berat kurang dari 2500 gram.
b. Panjang kurang dari 45 cm.
c. Lingkar dada kurang dari 30 cm.
d. Lingkar kepala kurang dari 33 cm.
e. Umur kehamilan kurang dari 37 minggu.
f. Kepala lebih besar.
g. Kulit tipis, transparan, rambut lanugo banyak, lemak kurang.
h. Otot hipotonik lemah.
i. Pernafasan tidak teratur dapa terjadi apnea.
j. Ekstremitas : paha abduksi, sendi lutut / kaki fleksi-lurus.
k. Kepala tidak mampu tegak.
l. Pernafasan40-50 kali / menit.
m. Nadi 100-140 kali/ menit. . (10 )
BBLR menunjukan belum sempurnanya fungsi organ tubuh
dengan keadaannya lemah, yaitu sebagai berikut :
1) Tanda bayi kecil untuk masa kehamilan (KMK).
a) Umur bayi dapat cukup, kurang atau lebih bulan, tetapi
beratnya kurang dari 2500 gram.
b) Gerakannya cukup aktif, tangis cukup kuat.
c) Kulit keriput. Lemak bawah kulit tipis.
d) Bila kurang bulan, jaringan payudara kecil, putting kecil. Bila
cukup bulan, payudara dan putting sesui dengan masa
kehamilan.
e) Bayi permpuan bila cukup bulan labia mayra menutupi labio
minora.
f) Bayi laki-laki mungkin testis telah turun.
g) Rajah telapak kaki labih dari 1/3.
h) Mengisap cukup kuat.( 7 )
F. Komplikasi Berat Badan Lahir Rendah
Pada umumnya maturitas fisiologik bayi ini sesuai dengan masa
genetesinya dan sedikit dipengaruhi oleh gangguan pertumbuhan didalam
uterus sehingga dengan kata lain alat – alat dalam tubuhnya sudah tumbuh
lebih baik bila dibandingkan dengan bayi prematur dengan berat yang
sama. Walaupun demikian harus waspada akan terjadi beberapa
komplikasi yang harus ditanggulangi dengan baik, diantarany :
1) Aspirasi mekonium yang sering diikuti pneumotoraks, disebabkan oleh
distress yang sering dialami oleh bayi pada persalinan
2) Hipoksia kronik didalam uerus menyebabkan hemoglobin yang tinggi
3) Hipoglikemia, disebabkann oleh kurangnya cadangan glikogen hati
dan meningginya metabolisme bayi
4) Keadaan lain yang mungkin terjadi : asfiksis, pendarahan paru yang
massif, hipoteria, cacat bawaan akibat kelainan kromosom ( sindrom
Down’s, Tuner dan lain – lain ), cacat bawaan Karenna infeksi intra
uterin dan sebagainya.
G. Penatalaksanaan Berat Badan Lahir Rendah
Mengingat belum sempurnanya kerja alat-alat tubuh yang perlu
untuk pertumbuhan dan perkembagan dan penyusuaian diri dengan
lingkungan hidup diluar uterus maka perlu diperhatikan pengaturan suhu
lingkungan, pemberian makanan dan bila perlu pemberian oksigen,
mencegah infeksi serta mencegah kekurangan vitamin dan zat besi. ( 11 )
a. Pengaturan suhu
Bayi prematur mudah dan cepat sekali menderita hipotermi bila
berada dilingkungan yang dingin. Kehilangan panas disebabkan oleh
permukaan tubuh bayi yang relatif lebih luas bila dibandingkan
dengan berat badan ,kurangnya jaringan lemak dibawah kulit dan
kekurangan lemak coklat, untuk mencegah hipotermi perlu diusahakan
lingkungan yang cukup hangat untuk bayi dan dalam keadaan istirahat
komsumsi oksigen oksigen paling sedikit, sehingga suhu tubuh bayi
tetap normal.
Bila bayi dirawat dalam inkubator, maka suhunya untuk bayi
dengan berat badan kurang dari 2000 gram adalah 350C dan untuk
bayi dan untuk bayi dengan badan 2000- 2500 gram 340C, agar ia
dapat mempertahankan suhu tubuh sekitar 370C.kelembaban inkubator
berkisar antara 50-60 persen. Kelembaban yang lebih tinggi
diperlukan pada bayi sindrom gangguan pernapasan. Suhu inkubator
dapat diturunkan 10C
per minggu untuk bayi dengan berat badan 2000
gram dan berangsur-angsur ia dapt diletakan didalam tempat tidur
bayi dengan suhu lingkungan 270C-29
0C.
Bayi dalam inkubator hanya dipakaikan popok. Hal ini penting
untuk memudahkan pengawasan mengenai keadaan umum, perubahan
tingkah laku, warna kulit, pernapasan, kejang dan sebaginya sehingga
penyakit yang diderita dapat dikenal sedini-dininya dan tindakan serta
pengobatan dapt dilaksanakan secepat-cepatnya. ( 11 )
b. Makan bayi
Pada bayi prematur reflek isap. Telan dan batuk belum
sempurna, kapsitas lambung masih sedikit, daya enzim pencernaan
terutama lipase masih kurang disamping itu kebutuhanprotein 3-5
g/hari dan kalori (110 kal/hari), agar berta badan bertambah seabaik-
baiknya. ( 11 )
Sebelum pemberian munim pertama harus dilakuan pengisapan
cairan lambung. Hal ini dilakukan untuk mencegah muntah pada
umumnya bayi dengan berat lahir lebih dari 2000 gram dapt menyusu
pada ibunya. Untuk bayi berat lahir rendah sesuai masa kehamilan
yang sehat volume susu yang diberikan adalah :
TABEL 2.1
Pemberian Susu Menurut Umur Bayi
Umur Volume susu
1 hari 60 ml/kg
2 hari 90 ml/kg
3 hari 120 ml/kg
4 hari 150 ml/kg
10 hari 180 ml/kg
Pemberian minum pada bayi berat bdan lahir rendah diberikan
setiap 3 jam, sesuai dengan takaran yang ditentukan, sebaiknya
diberikan ASI supaya berat bdan bayi cepat bertambah. Pemberian
cairan sangat penting bagi bayi prematur karena kadar ekstrasel pada
bayi prematur lebih tinggi dari pada bayi normal. Kebutuhan cairan
sesuai dengan kehilangan insensible, pemberian cairan juga
diperlukan untuk mengeluarkan zat yang larut dalamair kemih seperti
ureni, rlrktrolin fosfat. Jumlah cairan yang dianjurkan untuk neonatus
yang memerlukan susu botol/ PASI adalah:
TABEL 2.2
Pemberian PASI menurut umur bayi
Usia ( hari) Kebutuhan (cc/kg BB/ Hari)
1 60-70
2-3 100-120
4-5 150
Selanjutnya 160-80
Bayi berat badan lahir rendah juga memerlukan nutrisi selain untuk
memenuhi kebutuhsn sehari-hari juga untuk memenuhi kebutuhan
pertumbuhan dan perkembangan. Pemberian yang dianjurkan adalah
kalori 140-150 kal/kg BB/hari, karbohidarat 8-22 g/kg BB/hari,
protein 3-4g/kg BB/hari, lemak 4-9 g/kg BB/hari, air untuk bayi yang
kurang bulan dapat menerima cairan 150-200 cc/kg, sedangkan yang
sakit diberikan 120-130cc/kg BB/hari.( 12 )
Apabila pemberian makanan pertama bayi tidak mengalami
kesulitan, pemberian ASI/PASI dapat dilanjutkan dalam waktu 24-48
jam. Jumlah minim dapat dinaikan sedikit demi sedikit hingga pada
usia 2 minggu mencapai 150 cc/kg BB/hari. Setiap selesai minum bayi
disendawakan dan ditidurkan dengan kepala miring kesatu sisi. Setiap
pemberian minum dicatat jumlahnya dan respon bayi selam pemberian
minum. Data-dat tersebut merupakan informasi yang penting untuk
mengevalusi kemajuan bayi.( 13 )
c. Pencegahan infeksi
Infeksi adalah masuknya bibit penyakit atau kuman kedalam
tubuh,khususnya mikroba. Bayi BBLR sangat mudah mendapatkan
infeksi. Infeksi terutama disebabkan oleh infeksi nosokimia \.rentang
terhadap onfeksi ini disebabkan oleh immunoglobulin serum pada
BBLR masih renah, aktivatas bakterisidal neotrofil, efek sitotoksik
limfosit juga masih rendah dan fungsi imun belum berpengalaman.
Infeksi lokal bayi cepat menjalar menjadi infeksi umum. Tetepi
diagnosa dini dapat ditegakan jika cukup waspada terhadap perubahan
(kelaina) tingkah laku bayi sering merupakan tanda infeksi umum.
Perubahan tersebut antara lain : malas menetek, gelisah latergi, suhu
tubuh meningkat, frekuensi pernafasan meningkat, muntah, diare,dan
berat badan mendadak menurun. ( 7 )
Oleh karna itu perlu melakukan pencegahan yang dimulai pada
masa perinatal : memperbaiki keadaan sosial-ekonomi, program
pendidikan ( nutrisi, kebersihan serta kesehatan ;mencegah tuna-
aksara ; keluarga berencara : keperawatan antenatal, natal dan
posrnatal) screening ( TORCH, hepatitis, AIDS), vaksinasi tetanus,
tempat kelahiran dan keperawatan yang terjamin kebersihannya dan
masa postnatal. ( 11 )
d. Penimbangan berat badan
Perubahan berat badan mencerminkan kondisi gizi atau nutrisi
bayi dan erat kaitannya dengan daya tubuh bayi. Oleh sebab itu
penimbanga berat badan bayi harus dilakukan dengan ketat. ( 7 )
e. Pemberian oksigen
Ekspansi paru yang buruk merupakan masalah serius bagi bayi
preterm BBLR, akibat tidak adanya alveoli dan surfaktan, konsentrasi
O2 yang diberikan sekitar 30-35% dengan menggunakan head box,
konsentrasi O2 yang tinggi dalam masa yang panjang akan
menyebabkan kerusakan pada jaringan retina bayi yang dapat
menimbulkan kebutaan ( 7 )
f. Pengawasan jalan nafas
Bayi BBLR beresiko mengalami apneu dan defesiensi surfaktan,
sehingga tidak dapat memperoleh oksigen yang cukup sebelum
diperoleh dari plasenta. Dalam kondisi ini diperlukan pembersihan
jalan nafas segera setelah lahir (aspirasi lendir), dibaringkan pada
posiis miring, merangsang pernafasan dengan menepuk atau
menjentik tumit. Bila tindakan ini gagal dilakukan ventilasi, intubasi
endotrakheal, pijatan jantung dan pemberian oksigen dan selam
oemberian intake dicegah terjadinya aspirasi. Dengan tindakan ini
dapat dicegah sekaligus mengatasi asfiksia sehingga memperkecil
kematian bayi BBLR.
g. Melakukan metode kangguru (PMK) untuk Berat Badan Lahir rendah
PMK adalah peraawatan bayi baru lahirdengan meletakan bayi
didada ibu (kontak kulit bayi dengan kulit ibu) sehingga tubuh bayi
tetap hangat.
Keuntungan dan manfaat perawatan metode kangguru (PMK)
1. Suhu bayi tetap normal.
2. Mempercepat pengeluaran air susu ibu(ASI) dan meningkatkan
keberhasilan menyusu.
3. Perlindungan bayi dari infeksi.
1. Beart badan bayi cepat naik.
2. Stimulasi dini dan kasih sayang.
3. Mengurangi biaya rumah sakit karena waktu perawatan yang
pendek.
4. Tidak memerlukan inkubator dan efesiensi mtenaga kesehatan.
Tahap perawatan metode kangguru
1. Cuci tangan, keringkan dan gunakan gel hand rub.
2. Ukur suhu bayi denga termometer.
3. Pakikan baju kangguru pada ibu.
4. Bayi dimasukan dalam posisi kangguru, meengunkan topik,
popok, dan kaus kaki yang telah dihangatkan lebih dahulu.
5. Letakkan bayi didada ibu, dengan posisi tegak langsung kekulit
ibu dan pastikan kepala bayi sduah terfiksasi pada dada ibu.
Posisikan bayi dengan sikudan tungkai terketuk. Kepala dan dada
bayi terletak didada ibu dengan kepal agak sedikit mendongak.
6. Dapt pula ibu memakia baju dengan ukuran besar dan bayi
letakkan diantara bayi ibu, bajun ditangkupkan, kemudian ibu
memakai selendang dililitan diperut ibu agar sedikit mendongak.
7. Setelah posisi bayi baik, baju kangguru diikat untuk menyangga
bayi. Selanjutnya ibu bayi dapat beraktifitas seperti biasa sambil
mmembawa bayinya dalam tegak lurus didada ibu (skin to skin
contact)seperti kangguru.
2. Pengumpulan Data Dasar
a. Data Subyektif
Data Subyektif adalah persepsi dan sansi klien tentang
masalah kesehatan. Data subyektif terdiri dari:
1) Biodata atau identitas bayi
Bayi meliputi nama, tempat tanggal lahir, jenis kelamin
orang tua meliputi: nama (ayah, ibu, umur, agama, suku
atau kebangsaan, penghasilan pekerjaan, dan alamat)
2) Riwayat Kesehatan
Riwayat antenatal yang perlu dikaji atau diketahui dari
riwayat antenatal pada kasus BBLR yaitu :
(a) Keadaan ibu hanil debgan anemia, hipertensi, gizi
buruk, merokok, ketergantungan obat obatan atau
dengan penyakit diabetes militus, kardiovaskuler
dan paru.
(b) Persalinan dengan resiko persalinan preterm,
misalnya kelahiran multiple, kelainan congetal,
riwayat pesalian preterm.
(c) Pemeriksaan kehamilan yang tidak kontinyuitas
atau periksa tapi tidak teraturndan periksa
kehamilan tidak pada tugas kesehatan.
(d) Hari pertama haid terakhir tidak sesuai dengan
kehamilan (kehamilan postade atau preterm)
3) Riwayat Natal
Komplikasi persalinan juga mempunyai kaitan yang sangat
erat dengan permasalahan pada bayi baru lahir. Yang perlu dikaji :
Kala 1 : pendarahan anteparum baik solusio plasenta maupun
plasenta previa
Kala II : Persalinan dengan cara beda Caesar, karna pemakaian
obat penenang (narkose) yang dapat menekan pusat
pernapasan.
4) Riwayat Post Natal
Yang pelu dikaji antara lain
(a) Agar score bayi baru lahir 1 menit pertama dan 5 menit
kedua AS (0-3) asfiksia berat, AS (4-6) asfiksia sedang,
AS (7-10) asfiksia ringan.
(b) Berat bayi lahir : Preterm/BBLR > 2500 gram lingkar
kepala kurang atau lebih dari normal.
(c) Adanya kelainan congenital : anenchepal, hidrocepalus
anetrecial aesofagal
5) Pola Nutrisi
Yang pelu dikaji pada bayi dengan BBLR gangguan aborsi
gastrointentinal, muntah aspirasi, kelemahan menghisap sehingga pelu
diberikan cairan parental atau personde seusia dengan kondisi bayi
untuk mencukupi kebutuhan elektrolit, cairan, kalori dan juga untuk
mengkoreksi dehidrasi, asidosis metabolic, hipoglikemi disamping
untuk pemberian obat intra vena.
(a) Kebutuhan Parental
1. Bayi BBLR < 1500 gram menggunakan D5%
2. Bayi BBLR > 1500 gram menggunakan D10%
(b) Kebutuhan nutrisi anteral
1. BB = 24 kali per 24 jam
2. BB 1250- + 12 kali per 24 jam
3. BB 2000 gram _8 kali per 24 jam
(c) Kebutuhan minum pada neonates
1. Hari ke 1 = 50-60cc/kg BB/ hari
2. Hari ke 2 = 90cc/kg BB/hari
3. Hari ke 3 = 120cc/kg BB/ hari
4. Hari ke 4 =150cc/kg BB/ hari. Daan untuk tiap harinya sampai
mencapai 180-200 cc/kgBB/ hari
6) Pola Eliminasi
Yang perlu dikaji pada neonates addalah
(a) BAB : frekuensi, jumlah, konsistensi
(b) BAK : frekuensi, jumlah
7) Latar Belakang Sosial Budaya
(a) Kebudayaan yang berpengaruh terhadap BBLR kebiasaan ibu
merokok, ketergantungan obat obatan tertentu jenis psikotropika
(b) Kebiasaan ibu mengkonsumsi minuman beralkohol, kebiasaan ibu
melakukan diet ketat atau pantang makanan tertentu.
8) Hubungan Psikologis
a. Sebaiknya setelah bayi baru lahir dilakukan rawat kabung dengan
ibu jika kondisi bayi memungkinkan. Hal ini berguna sekali
dimana bayi akan mendapatkan kasih saying dan perhatian serta
dapat mempererat hubungan psikologis antara bayi dan ibu. Lain
halnya dengan BBLR karna memerlukan perawatan yang intensif.
b. Data obyektif
Data obyektif adalah data yang diperoleh melalui pengukuran dan
pemeriksaan dengan menggunakan standar yang diakui atau
berlaku.
1) Keadaan umum
Pada neonatus pada BBLR, keadaan lemah dan hanya merintih.
Keadaan akan membaik bila menunjukkan gerakan yang aktif dan
menangis keras. Kesadaran neonatus dapat dilihat dari responnya terhadap
rangsangan, adanya BB yang stabil, panjang badan sesuai dengan usia,
tidak ada pembesaran pada lingkaran kepala dapat menunjukkan kondisi
neonatus yang baik.
2) Tanda tanda fital
Neonatus post asfiksia barat kondisi akan membaik apabila
penanganan asfiksia benar, tepat dan cepat. Untuk bayi preterm beresiko
terjadinya hipotermi bila suhu < 36,5 oc. Sedangkan suhu normal tubuh
antara 36,5 oc – 37,5 oc, nadi normal antara 120 – 140 kali permenit,
respirasi normal antara 40-60 kali permenit, sering pada bayi asfiksia berat
pernafasan belum teratur.
3) Pemeriksaan fisik
Adalah melakukan pemeriksaan fisik pasien untuk menentukan kesehatan
pasien :
(a) Kepala
Kemungkinan di temukan caput succedenum atau cephal heamatom,
ubun- ubun besar cekung atau cembung kemungkinan adanya
peningkatan tekanan intracranial.
(b) Mata
Warna konjungtiva, anemis atau tidak anemis, tidak ada bleeding
konjungtiva, warna sclera tidak kuning, pupil menunjukkan refleksi
terhadap cahaya
(c) Hidung
Terdapat pernafasan cuping hidung dan terdapat penumpukan lendir
(d) Mulut
Bibir berwarna pucat ataupun merah, ada lender atau tidak
(e) Telinga
Perhatikan kebersihannyadan adanya kelainan
(f) Leher
Perhatikan kebersihannya karena leher neonatus pendek
(g) Thorak
Bentuk simetris, terdapat tarikan intercostals, perhatikan suara
wheezing dan ronci, frekuensi bunyi jantung dari 100 kali permenit
(h) Abdomen
Bentuk silindris, hepar bayi terletak pada 1- 2 cm dibawah arcus costae
pada garis papilla mamae,lien tidak teraba, perut buncit berarti adanya
asites atau tumor, perut cekung adanya hernia diafragma, bising usus
timbul 1 sampai 2jam setelah masa kelahiran bayi, sering terdapat
retensi karena GI Tract belum sempurna.
(i) Umbilicus
Tali pusat layu perhatikan ada pendarahan atau tidak, adanya tanda –
tanda infeksi pada tali pusat
(j) Genetalia
Pada neonatus aterm testis harus turun, lihat adakah kelainan letak
muara uretra pada neonatus laki – laki, neonatus perempuan lihat pada
labia mayor dan labia minor, adanya sekresi mucus keputihan, kadang
pendarahan.
(k) Anus
Perhatikan adanya darah dalam tinja, frekuensi buang air besar serta
warna dari feses.
(l) Ekstremitas
Warna biru, gerakan lemah, akral dingin, adanya patah tulang atau
adanya kelumpuhan syaraf atau keadaan jari-jari tangan serta
jumlahnya
(m) Reflek
Pada neonatus preterm post asfiksia berat reflek moro sucking lemah.
Reflek moro dapat member keterangan mengenai keadaan susunan
syaraf pusat atau adanya patah tulang.
4) Data penunjang
Data penunjang pemeriksaan laboratorium penting artinya dalam
menengakkan diagnose atau kausal yang terdapat sehingga kita dapat
memberikan obat yang tepat pula.
Pemeriksaan yang diperlukan adalah :
(a) Darah :GDA. 20 mg/dl
(b) Test kematangan paru
(c) CRP
(d) Hb dan bilirubin: 10 mg/dl
2. Interprestasi Data Dasar
Data dasar yang dikumpulkan diinterprestasikan sehingga dapat dirumuskan
diagnose dan masalah spesifik
a. Diagnose
Adalah diagnose yang ditegakkan bidan dalam ringkup praktek
kebidanan dan memenuhi standar nomenklatur standar nomenklatur.
Standar nomenklatur diagnose kebidanan :
1) Diakui dan disahkan oleh profesi
2) Berhubungan langsung dengan praktek kebidanan
3) Memiliki cirri kas kebidanan
4) Didukung oleh klinikal judgment dalam praktek kebidanan
5) Dapat diselesaikan dengan pendekatan manajemen
b. Masalah
Hal yang berkaitan dengan pengalaman klien yang ditemukan dari hasil
pengkajian atau yang mengerti diagnose.
c. Kebutuhan
Hal hal yang dibutuhkan oleh klien dan belum teridentifikasi dalam
diagnose dan masalah yang didapat dengan melakukan analisa data.
3. Identifikasi diagnose atau masalah potensial dan mengantifasi penanganannya
Langkah ini membutuhkan antisipasi bila memungkinkan dilakukan
pencegahan. Bidan diharapkan dapat waspada dan siap – siap mencengah atau
masalah potensial ini benar banar terjadi.
4. Menetapkan kebutuhan terhadap tindakan segera
Untuk melakukan konsultasi, kolaborasi dengan tenanga kesehatan lain
berdasarkan kondisi klien. Langkan ini mencerminkan senambungan dari
proses manajemen kebidanan.
5. Menyusun rencana asuhan yang menyeluruh
Langkah ini merupakan kelanjutan terhadap masalah atau diagnose yang
telah diidentifikasi / diantisipasi, dan pada langkah ini informasi data yang
tidak lengkap dapat lengkap.
6. Pelaksanaan langsung asuhan dengan efisiensi dan aman
Rencana asuhan dilaksanakan secara efisiensi dan aman dapat dilakukan
oleh bidan dab sebagian oleh klien. Manajemen yang efisiensi akan
menyangkut waktu dan biaya serta meningkatkan mutu dan asuhan klien.
7. Mengevaluasi
Pada langkah ini dilakukan evaluasi dan asuhan yang sudah diberikan
meliputi pemenuhan pada kebutuhan akan bantuan apakah benar-benar telah
terpenuhi sesuai dengan kebutuhan sebagaimanatelah diidentifikasi didalam
diagnose dan masalah. Rencana dapat dikatakan efektif jika benar efektif
dalam pelaksanaannya.
BAB III
METODELOGI PENELITIAN
A. Jenis Metodelogi Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam pembuatan studi kasus
ini adalah metode deskriptif dengan menggambarkan asuhan yang
diberikan pada bayi baru lahir dengan berat badan lahir rendah.
Berdasarkan tujuh langkah varney dan pendokementasian metode SOAP.
B. Waktu dan Tempat Pengambilan Studi Kasus
Asuhan pada bayi baru lahir dengan berat badan lahir rendah
dilakukan di Rumah Sakit Umum Daerah Padang Panjang, waktu
penelitian dilakukan dari tanggal 12 Mei sampai dengan 16 Mei 2013
C. Responden Dalam Studi Kasus
Responden dalam studi kasus ini adalah By .Ny R dengan Berat
Badan Lahir Rendah.
D. Jenis Data
Teknik pengambilan data dalam penulisan studi kasus ini adalah
melalui data primer yang didapat dari keluarga pasien saat melakukan
asuhan dan data sekunder yang didapat dari hasil pencatatan dan
pendokumentasian yang ada pada rekam medis.
E. Teknik Pelaksanaan Asuhan
Pelaksanaan asuhan kebidanan dilakukan pada pasien dengan berat
badan lahir rendah selama 5 hari dari tanggal 12 Mei Sampai 16 Mei 2013
yang dilakukan di ruangan perinatologi Rumah Sakit Umum Daerah
Padang Panjang kepada pasien By. Ny “R” dan melihatkan keluarga.
Asuhan kebidanan dilakukan secara mandiri dan kalaborasi berdasarkan
data yang dikumpulkan mulai dari pengkajian data sampai ke evaluasi dan
kemudian didokumentasikan secara SOAP.
BAB IV
TINJAUAN KASUS
ASUHAN PADA BAYI NY.R DENGAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH
RUANGAN PERINATOLOGI DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PADANG
PANJANG PADA TANGGAL 12 MAI SAMPAI DENGAN 16 MAI
TAHUN 2013
Hari/tanggal : 12-05-2013 No register :
Jam : 08.00 WIB
A. SUBJEKTIF
1. Biodata
Nama bayi : Bayi Ny “R”
Umur : 2 jam
Tanggal /jam lahir : 12 Mei 2013/pukul 08.00wib
Jenis kelamin : laki-laki
BB/PB : 2000 gram/ 48 cm
Nama ibu : Ny R Nama suami : Tn A
Umur : 26 tahun Smur : 26 tahun
Suku : Minang Suku : Minang
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Tani
Alamat : Panyalaian Alamat : Panyalaia
2. Alasan dirawat
Bayi baru lahir dengan berat badan lahir rendah yaitu 2300 gram
3. Riwayat Keluarga
a. Riwayat Kesehatan Keluarga
Penyakit keturunan : tidak ada penyakit keturunan
Penyakit menular : tidak ada penyakit menular
Riwayat keturunan kembar : tidak ada
b. Riwayat kehamilan
Pemeriksaan ANC : ada 5 kali
Pemeriksaan kehamilan dengan : bidan
Imunisasi TT : ada
c. Riwayat penyakit dalam kehamilan
Perdarahan : Tidak ada
Hipertensi : Tidak ada
Pre-eklamsi : tidak ada
Eklamsi : tidak ada
Penyakit lainnya : tidak ada
d. Kebiasaan saat hamil
Makan : 2-3 kali sehari
Obat – obatan : tidak ada
Merokok : tidak ada
Alkohol : tidak ada
Jamu – jamuan : tidak ada
f. Riwayat persalinan sekarang
HPHT : 01-08-2013
TP : 08-05-2013
Usia kehamilan : Aterm
Tanggal/jam persalinan : 12- 05- 2013/08.00 wib
Jenis persalinan : Persalinan Normal
Penolong : Bidan
Tempat : RSUD Padang Panjang
Keadaan bayi baru lahir :
Bayi lahir pukul 08.00 wib dengan penilaian awal warna kulit merah,tonus
otot lemah, menangis spontan, A/S : 7/8, denyut jantung 120 x/i, pernafasan 40
x/i, suhu 36 c
Tabel 23 Penilaian Apgar scor.
Penilaian 1 menit pertama 5 menit pertama
Appearance ( warna kulit ) 2 2
Pulse ( denyut Jantung ) 1 2
Grimace ( Tangisan ) 1 1
Aktivitif ( Tonus Otot ) 1 1
Respiration ( Pernafasan ) 2 2
Total 7 8
B. OBJEKTIF
1. Pemeriksaan Umum
KU : sedang
Denyut jantung : 120 x/i
Pernafasan : 40 x/i
Suhu : 36 C
BB : 2000 gram
TB : 48 cm
2. Pemeriksaan khusus
a. Kepala
Ubun – ubun : tidak cekung
Sutura : tidak ada kelainan
Caputsuccedenum : tidak ada
Chepalhematoma : tidak ada
b. Mata
Simetris/tidak : simetris ka/ki
Kelopak mata : tidak ada kelainan
Perdarahan konjungtiva : tidak ada
Tanda infeksi : tidak ada
c. Telinga
Daun telinga : tidak ada kelainan
Lubang telinga : ada
Tanda-tanda infeksi : tidak ada
d. Hidung
Lubang hidung : simetris
Sekret hidung : ada
e. Mulut
Bibir dan langit-langit : ada
Labio schizis : tidak ada
Labio plato schizis : tidak ada
Labio plato naso scizis : tidak ada
f. Leher
Pembengkakan kelenjer tiroid : Tidak ada
Pembengkakan kelenjer limfe : Tidak ada
g. Dada
Bentuk dada : simetris
Putting susu : ada
h. Perut
Bentuk : membucit
Penonjolan tali pusat saat menangis : tidak ada
Pendarahan tali pusat : tidak ada
i. Ekstremitas
Atas
Bentuk : simetris ki/ka
Gerakan : lemah
Jumlah jari : lengkap
Warna kuku : tidak pucat
Bawah
Bentuk : simetris
Gerakan : lemah
Jumlah jari : lengkap
Warna kuku : tidak pucat
j. Punggung dan anus
Pembengkakan : tidak ada
Cekungan : tidak ada
k. Kulit
Warna : merah
Vernik : ada
Lanugo : ada
Tanda mongol : tidak ada
l. Genitalia
Jenis kelamin : perempuan
Labia mayora menutupi labia minora
m. Antropometri
BB : 2000 gram
PB : 48 cm
Lingkar kepala : 30 cm
Lingkar dada : 28 cm
Lila : 8 cm
n. Reflek
Reflek morro : lemah
Reflek rooting : lemah
Reflek sucking : lemah
Reflek grasping : lemah
o. Eliminasi
Miksi : belum ada
Mekonium : ada
C. ASSESMENT
1. Diagnosa
Bayi baru lahir usia 2 jam berat badan lahir rendah.
Data dasar
a. Bayi lahir jam 08.00 wib pada tanggal 12 Mei 2013
b. Berat badan 2000 gram, panjang badan 48 cm, jenis kelamin laki-
laki, lingkar lengan atas : 8 cm, lingkar kepala 30 cm, lingkar dada
28 cm.
c. Tanda – tanda vital
- Suhu : 36 c
- Nadi : 120 x/i
- Pernafasan : 40 x/i
d. Bayi dirawat dalam inkubator
2. Masalah
- Bayi kelihatan lemas
3. Kebutuhan
- Pemenuhan kebutuhan nutrisi bayi
- Perlindungan thermal pada bayi
- Perawatan bayi
D. PLAN
1. Informasikan hasil pemeriksaan bayi pada ibu
2. Berikan asupan nutrisi ASI/PASI yang adekuat
3. Penuhi kebutuhan personal hygiene
4. Pantau penambahan berat badan bayi setiap hari
5. Lakukan perawatan tali pusat
6. Observasi vital sign secara teratur
7. Observasi eliminasi BAK dan BAB bayi
9. Berikan injeksi cefotaxime 2 x 115 mg dan injeksi gentamicin 2 x 5.75 mg
melaui injek pump.
No Hari/Tanggal Catatan Pelaksanaan
Jam Kegiatan Evaluasi
VI. PELAKSANAAN
1. Mengimformasikan hasil pemeriksaan bayi pada ibu dan keluarga bahwa
bayi lahir dengan berat badan lahir rendah yaitu 2000 gram.
2. Pada jam 23.00 WIB
Memberikan PASI 15 cc setiap kali pemberian dengan sendok saban 3
jam.
3. Pada jam 23.30 WIB
Membersihkan tubuh bayi dan mengganti pakaian bayi setiap kali BAK
dan BAB
4. Pada jam 05.00 WIB
Mengukur vital signt bayi
Jam 05.00 wib suhu bayi 36,2 0C
5. Pada jam 07.30 WIB
Melakukan perawatan tali pusat dengan perawatan terbuka
6. Pada jam 08.00 WIB
Mengobservasi eliminasi BAK dan BAB bayi
7. Pada jam 10.00 WIB
Memberikan injeksi cefotaxime 2 x 115 mg, dan gentamicin 2 x 5.75 mg
melalui injek pump sesuai dengan advis dokter.
VII. EVALUASI
1. Ibu telah mengetauhi keadaan bayinya
2. Pada jam 23.00 wib bayi mendapat PASI 15 cc setiap 3 jam dengan
sendok, dan PASI dapat di habiskan setiap kali pemberian
3. Tubuh bayi dalam keadaaan bersih
4. Vital sign, suhu : 36 c, pernafasan 40 x/i, nadi 120 x/i.
5. Tali pusat terawat dengan baik dan tidak ada tanda-tanda infeksi pada
bayi
6. BAK dan BAB bayi lancar
7. Bayi telah mendapatkan injeksi cefotaxime dan gentamicin melalui injek
pump.
Hari ke 2
Hari / Tanggal : Jum’at / 13 Mei l 2013
N
O
S O A P CATATAN ASUHAN PELAKSANAAN PARAF
MHS
PARAF
CI JAM PELAKSANAAN EVALUASI
1
2
3
4
Bayi
berusia
2 hari
produk
si ASI
masih
sedikit
perger
akan
bayi
masih
lambat
dan
bayi
menan
gis
lemah
1. KU
bayi
:
Sed
ang
2. TT
V
N :
124
x/i
S :
36,5
o C
P :
48
x/i
BB
:
200
0 gr
3. Bay
i
dira
wat
dala
Dia
gnos
a
Bayi
baru
lahir
2
hari
den
gan
bera
t
bada
n
lahir
rend
ah
(dis
mat
ur)
Mas
alah
Perg
erak
an
bayi
a. Inf
or
ma
sik
an
pad
a
ibu
dan
kel
uar
ga
tent
ang
kea
daa
n
bay
i
b. Pen
uhi
keb
utu
han
per
son
08.00
WIB
08.30
WIB
a. Mengimformas
ikan kepada ibu
dan keluarga
tentang
keadaan
bayinya
b. Membersihakn
tubuh bayi
dengan air
hangat kuku
dengan handuk
bersih dan
mengganti
a. Ibu mengerti
tentang
keadaan
bayinya saat
ini dan
menyerahkan
sepenuhnya
pada petugas
b. Tubuh bayi
dalam keadaan
bersih
m
incu
bato
r
den
gan
suh
u 33
oC
4. Refl
ek
suc
king
bayi
ada
5. Refl
ek
mor
row
bayi
ada
6. Refl
ek
root
ing
bayi
ada
7. Refl
ek
gras
ping
bayi
masi
h
lam
bat
Keb
utuh
an
a. I
n
f
o
r
m
a
si
t
e
n
t
a
n
g
k
e
a
d
a
a
n
b
a
al
hyg
ien
e
bay
i
c. Pan
tau
bar
at
bad
an
bay
i
d. Pen
uhi
keb
utu
han
nut
risi
bay
i
e. Per
tah
ank
an
suh
u
08.45
WIB
09.00
WIB
09.45
WIB
pakaian bayi
setiap kali bayi
BAK dan BAB
c. Memantau
penambahan
berat badan
bayi setiap hari
sesudah mandi
d. Memberikan
bayi ASI 1 cc
melalui oral
.
e. Mempertahank
an dan
memberikan
perlindungan
thermal pada
bayi dengan
c. Berat badan
bayi 2000
gram
d. ASI telah
diberikan pada
bayi 1 cc
saban 3 jam
e. Bayi telah
dirawat dalam
inkubator
dengan suhu
33°C
ada y
i
b. P
e
r
s
o
n
a
l
h
y
g
i
e
n
e
c. P
a
n
t
a
u
B
e
r
a
t
b
a
d
a
tub
uh
bay
i
f. La
kuk
an
per
aw
ata
n
tali
pus
at
g. Ob
ser
vas
i
eli
mi
nas
i
BA
K
dan
BA
B
bay
i
10.00
WIB
11.00
WIB
tetap
menempatkan
bayi dalam
incubator
f. Lakukan
perawatan tali
pusat dengan
perwatan
terbuka
g. Mengobservasi
eliminasi BAK
dan BAB bayi
f. Tali pusat
terawat
dengan baik
g. BAK bayi
lancar dan
BAB bayi
lancar
n
b
a
y
i
d. P
e
n
u
h
i
n
u
tr
is
i
b
a
y
i
e. J
a
g
a
s
u
h
u
t
u
b
u
h. Ob
ser
vas
i
vita
l
sig
nt
bay
i
11.30
WIB
h. Mengobservasi
vital signt bayi
h. Keadaan bayi
mulai
membaik
Nadi 124
x/menit,suhu
36’5
°C,pernafasan
48 x/menit
h
b
a
y
i
f. O
b
s
e
r
v
a
si
K
U
,
v
it
a
l
si
g
n
t
d
a
n
e
li
m
i
n
a
si
b
a
y
i.
A.
Iden
tifik
asi
diag
nosa
dan
mas
alah
pote
nsial
infek
si
B. Iden
tifik
asi
mas
alah
yan
g
me
merl
uka
n
tind
akan
sege
ra
dan
kala
bora
si
Hasil
nya :
Beri
kan
ASI
1 cc
per 3
jam
Beri
kan
injek
si
vicci
llin 1
x
150
Dan
injek
si
genta
1
x15
pada
puku
l
06.0
0
dan
18.0
0
WIB
Hari ke 3
Hari / tanggal : Sabtu /14 Mei 2013
N
O
S O A P CATATAN ASUHAN PELAKSANAAN PARAF
MHS
PARAF
CI JAM PELAKSANAAN EVALUASI
1
2
3
4
Bayi
berusi
a 3
hari
Produ
ksi
ASI
masih
sediki
t
Perge
rakan
bayi
lamba
t
Bayi
mena
ngis
lemah
1. K
U
ba
yi
ba
ik
2. T
T
V
ba
yi
N
:
12
8
x/i
S :
36
,6
oC
P :
50
x/i
B
B
Di
ag
no
sa
Ba
yi
ba
ru
la
hir
3
ha
ri
de
ng
an
be
rat
ba
da
n
la
hir
re
nd
ah
a. Infor
masik
an
pada
ibu
dan
keluar
ga
tentan
g
keada
an
bayi
b. Pertah
ankan
suhu
tubuh
bayi
08.00
WIB
08.15
WIB
a. Mengimformasi
kan pada ibu
dan keluarga
tentang keadaan
bayinya
b. Mempertahanka
n dan
memberikan
perlindungan
thermal pada
bayi dengan
tetap
menmpatkan
bayi dalam
incubator serta
menyelimuti
a. Ibu
mengerti
tentang
keadaan
bayinya
saat ini dan
menyerahka
n semuanya
kepada
petugas
b. Bayi telah
diselumuti
dan
ditempatka
n dalam
incubator
dengan
suhu 3 cc
:
20
50
gr
a
m
3. Ba
yi
m
asi
h
di
ra
w
at
di
in
cu
ba
tor
de
ng
an
su
hu
3
C
4. Se
lur
uh
tu
M
as
ala
h
Ba
yi
m
en
an
gis
le
m
ah
Pe
rg
er
ak
an
ba
yi
la
m
ba
t
K
eb
ut
uh
an
c. Penuh
i
kebut
uhan
perso
nal
hygie
ne
bayi
d. Penuh
i
kebut
uhan
nutrisi
AS/
PASI
bayi
e. Panta
u
pena
mbah
an
berat
badan
badan
bayi
setiap
hari
f. Melak
08.30
WIB
09.00
WIB
09.15
WIB
09.30
bayi
c. Mengganti
pakaian bayi
setiap kali bayi
BAK dan BAB
d. Melanjutkan
pemberian
PASI/ASI
sebanyak 18 cc
setiap 3 jam
dengan sendok
e. Menimbang
berat badan bayi
setiap pagi hari
habis mandi
f. Melakukan
c. Tubuh bayi
dalam
keadaan
bersih
d. Setiap
pemberian
PASI dapat
dihabiskan
e. Berat badan
bayi 2050
gram
f. Tali pusat
bu
h
ba
yi
ke
m
er
ah
an
5. Re
fle
k
su
ck
in
g
ba
yi
ad
a
a. Inf
or
m
asi
ka
n
te
nt
an
g
ke
ad
aa
n
ba
yi
b. Ja
ga
su
hu
tu
bu
h
ba
yi
c. Pe
rs
on
al
hy
gi
en
ukan
peraw
atan
tali
pusat
g. Mego
bserva
si KU,
vital
signt
bayi,
keada
an
umum
bayi
serta
elimin
asi
bayi
h. Berik
an
bayi
pada
ibu
untuk
disusu
i
sehing
ga
produ
ksi
WIB
11.30
WIB
12.00
WIB
perawatan tali
pusat dengan
perawatan
terbuka
g. Mengobservasi
vital sign
bayi,keadaan
umum bayi dan
eliminasi bayi
h. Memberikan
bayi kepada
ibunya untuk
disusui sehingga
prodksi ASI
semakin lancar
layu dan
mulai
kering
Tali pusat
terawat
dengan baik
g. Nadi
128x/menit,
suhu tubuh
36,6 0
C,
pernafasan
50
x/menit,kea
daan umum
bayi mulai
baik dan
BAK dan
BAB bayi
lancar
h. Bayi telah
disusui
ibunya
e
d. Pe
en
uh
i
nu
tri
si
ba
yi
e. Pa
nt
au
pe
na
m
ba
ha
n
be
rat
ba
da
n
ba
yi
f. Ja
ga
su
hu
tu
bu
ASI
semak
in
lancer
i. Bimbi
ng ibu
untuk
melak
ukan
peraw
atan
payud
ara
post
partu
m dan
jelask
an
nutrisi
bagi
ibu
meny
usui
12.30
WIB
i. Memberikan
pendidikan
kesehatan pada
ibu tentang
perawatan
payudara pots
partum dan
nutrisi ibu
menyusui
i. Ibu
mengerti
dengan
penjelasan
yang telah
diberikan
( SAP
terlampir )
.
h
ba
yi
g. Pe
ra
wa
ta
n
tal
i
pu
sat
h. O
bs
er
va
si
K
U,
vit
al
sig
nt
da
n
ke
ad
aa
n
u
m
u
m
ba
yi
ser
ta
eli
mi
m
na
si
ba
yi
A. D
ia
g
n
os
e
p
ot
e
ns
ia
l
In
fe
ks
i
B. Id
e
nt
ifi
k
as
i
M
as
al
a
h
y
a
n
g
m
e
m
b
ut
u
h
k
a
n
ti
n
d
a
k
a
n
se
g
er
a,
k
al
a
or
as
i
d
a
n
ru
ju
k
a
n
K
al
a
b
or
as
i
d
e
n
g
a
n
S
p.
A
B
er
ik
a
n
A
SI
2
C
C
p
er
ja
m
B
er
ik
a
n
in
je
ks
i
vi
cc
ill
in
1
x
1
1
5
m
g
d
a
n
in
je
ks
i
g
e
nt
a
m
ic
in
1
x
1
6,
5
m
g
p
u
k
ul
0
6.
0
0
w
ib
d
a
n
1
8.
0
0
w
ib
Hari ke 4
Hari/tanggal : Minggu / 15 Mei 2013
N
O
S O A P CATATAN ASUHAN PELAKSANAAN PARAF
MHS
PARAF
CI JAM PELAKSANAAN EVALUASI
1
2
3
Bayi
berus
ia 4
hari
Ibu
men
gatak
an
Prod
uksi
ASI
ibu
mula
i
lanca
r
Perg
eraka
n
bayi
aktif
.
1. KU
bay
i
Bai
k
2. TT
V
bay
i :
N :
128
x/i
S :
36,
7 o
C
P :
50
x/i
BB
:
205
0
gra
m
3. Ba
yi
ma
sih
dir
aw
at
Dia
gnos
a
Bayi
beru
sia 4
hari
den
gan
bera
t
bada
n
lahir
rend
ah
Mas
alah
Tida
k
ada
1. Keb
utuh
an
a. Inf
or
ma
si
tent
ang
a. Inf
or
ma
sik
an
pad
a
ibu
dan
kel
uar
ga
tent
ang
kea
daa
n
bay
iny
a
b. Per
tah
ank
an
suh
u
tub
uh
bay
i
08.00
WIB
08.15
WIB
a.
Mengimformas
ikan pada ibu
dan keluarga
tentang
keadaan
bayinya
b. Pertahankan
dan
memberiakn
perlindungan
thermal pada
bayi dengan
tetap
menempatkan
bayi dalam
incubator srta
menyelimuti
a. Ibu mengerti
tentang
keadaan
bayinya saat
ini
b. Bayi telah
diselimti dan
dirawat dalam
incubator suhu
33 oC
dal
am
inc
uba
tor
den
gan
suh
u
330
C
kea
daa
n
bay
i
b. Jag
a
suh
u
tub
uh
bay
i
c. Pan
tau
ber
at
bad
an
bay
i
d. Ber
ika
n
bay
i
pad
a
ibu
unt
uk
dis
c. Pan
tau
pen
am
bah
an
ber
at
bad
an
bay
i
d. Ber
ika
n
bay
i
pad
a
ibu
unt
uk
dis
usu
i
ses
eri
ng
08.30
WIB
10.00
WIB
bayi
c. Memantau
penambahan
berat badan
bayi setiap hari
d. Memberikan
bayi pada ibu
untuk disusui
sehingga
produksi ASI
makin lancar
c. Berat badan
bayi 2050
gram
d. Bayi telah
disusui ibu
tapi masih
belum
mencukupi
usu
i
se2
rin
g
mu
ngk
in
e. Pen
uhi
keb
utu
han
nut
risi
AS
I/P
AS
I
bay
i
f. Ke
but
uha
n
per
son
al
hyg
ien
bay
i
mu
ngk
in
e. Pen
uhi
keb
utu
han
nut
risi
AS
I /
PA
SI
f. Pen
uhi
keb
utu
han
per
son
al
hyg
ien
e
bay
i
g. La
kuk
an
10.30
WIB
10.45
WIB
11.00
WIB
e. Melanjutkan
pemberian
PASI sebanyak
2 cc setiap 3
jam
f. Mengganti
pakaian bayi
setiap bayi
BAK dan BAB
g. Melakukan
perawatan
tali pusat
dengan
e. Setiap PASI
yang diberikan
dapat
dihabiskan
f. Tubuh bayi
dalam keadaan
bersih
g. Tali pusat
sudah layu dan
mulai kering
dan tali pusat
seti
ap
hari
g. Lak
uka
n
per
aw
ata
n
tali
pus
at
h. Ob
ser
vas
i
KU
,
vita
l
sig
nt,s
erta
eli
min
asi
bay
i
A. Dia
gnos
per
aw
ata
n
tali
pus
at
pad
a
bay
i
h. Ob
ser
vas
i
KU
,
vita
l
sig
n,s
erta
eli
mi
nas
i
bay
i
i. Ber
ika
11.30
WIB
12.00
WIB
perawatan
terbuka
h. Mengobservasi
KU, vital sign
bayi,serta
eliminasi bayi
i. Memberikan
pendidikan
kesehatan pada
terawat
dengan baik
h. KU byi baik,
Nadi 128
x/menit,suhu
36,7 0
C,
pernafasan 50
x/menit, BAB
dan BAK bayi
lancar
i. Ibu mengerti
dengan
penjelasan
a
pote
nsial
Tida
k
ada
B. Iden
tifik
asi
mas
alah
yan
g
me
mbu
tuhk
an
tind
akan
sege
ra,
kala
bora
si
dan
ruju
kan
Kala
bora
si
n
ibu
pen
did
ika
n
kes
eha
tan
tent
ang
tan
da-
tan
da
bah
aya
pad
a
bay
i
den
gan
BB
LR
j.
Berika
n
penkes
pada
ibu
13.00
WIB
ibu tentang
tanda-tanda
bahaya pada
bayi dengan
BBLR
j. Memberikan
penkes pada
ibu tentang
metode
melindungi
panas pada bayi
dan metode
yang diberikan
( SAP
terlampir)
j. Ibu sudah
mengerti
dengan
penjelasan
yang telah
diberikan
(SAP
den
gan
Sp.
A
Hasi
lnya
:
Beri
kan
ASI
2 cc
per
1
jam
tentan
g
metod
e
melind
ungi
panas
pada
bayi
dan
metod
e
kangg
uru
kangguru
terlampir)
Hari ke 5
Hari / Tanggal : Jum’at / 16 Mei 2013
S O A P CATATAN ASUHAN PELAKSANAAN PARAF
MHS
PARAF
CI JAM PELAKSANAAN EVALUASI
Bayi
berusi
a 5
hari
-
produ
ksi
ASI
sudah
banya
k
-bayi
kuat
meny
usu
1. KU
bayi
Baik
2. TTV
bayi
N :
128 x/i
S :
37,2 oc
P : 52
x/i
BB :
2200
gram
3. Bayi
menyu
su
denga
n kuat
Diag
nosa
Bayi
baru
lahir
6
hari
deng
an
berat
bada
n
lahir
rend
ah
Mas
alah
Tida
k
ada
a. Infor
masik
an
pada
ibu
dan
keluar
ga
tentan
g
keada
an
bayi
b. Pertah
ankan
suhu
tubuh
bayi
c.Penuhi
kebutuha
n
personal
hygiene
08.00
WIB
08.15
WIB
08.30
WIB
a. Mengimformasi
kan kepada ibu
dan keluarga
tentang keadaan
bayinya
b. Mempertahanka
n dan
memberikan
perlindungan
thermal pada
bayi
c. Membersihkan
bayi setiap
BAK dan BAB
a. Ibu
mengerti
tentang
keadaan
bayinya
saat ini
b. Bayi telah
ditempatka
n dalam
incubator
dengan
suhu 33c
c. Tubuh
bayi dalam
keadaan
bersih
bayi
d.Pantau
penamba
han berat
badan
bayi
e.Penuhi
nutrisi /
ASI bayi
f.Observa
si KU,
vital sign
bayi
g.berikan
penkes
pada ibu
tentang
imunisasi
08.45
WIB
09.00
WIB
11.00
WIB
12.00
d. Memantau
penambahan
barat badan
bayi setiap hari
e. Ibu sedang
menyusui bayi
nya
f. Mengobservasi
KU dan vital
signt bayi,serta
eliminasi bayi
g. Memberika
n
pendidikan
kesehatan
pada ibu
tentang
Imunisasi
(SAP terlampir)
d. Berat
badan bayi
2200 gram
e. Bayi telah
disusui
ibunya
f. N:128 x /i
S:37,oC
P: 52 x/menit,
KU:baik
BAK dan
BAB bayi
Lancar
g. Ibu
mengert
i dan
akan
memba
wa bayi
nya ke
tenaga
kesehat
an
untuk
h.Lakuka
n
persiapan
untuk
kepulang
an bayi
14.00
WIB
h. Mengeluarkan
bayi dari dalam
incubator
Memakai
pakaian
bayi,membedun
g bayi dan
memberikan
bayi kepada
ibunya
di
imunisa
si
Ibu dan bayi
sudah boleh
pulang
Hari ke 6
Hari / Tanggal : Jum’at / 16 Mei 2013
N
O
S O A P CATATAN ASUHAN PELAKSANAAN PARAF
MHS
PARAF
CI JAM PELAKSANAAN EVALUASI
1
2
3
Bayi
berusi
a 6
hari
Ibu
meng
ataka
n
produ
ksi
ASI
sudah
banya
k
Ibu
meng
ataka
n bayi
kuat
meny
usu
4. K
U
ba
yi
Ba
ik
5. TT
V
ba
yi
N :
12
8
x/i
S :
37,
2
oc
P :
52
x/i
BB
:
21
50
gra
m
A. Inter
prest
asi
data
1. Diag
nosa
Bayi
baru
lahir
6
hari
deng
an
berat
bada
n
lahir
rend
ah
2. Mas
alah
Tida
k
ada
3. Keb
a.
Informa
sikan
pada
ibu dan
keluarg
a
tentang
keadaa
n bayi
b.Perta
hankan
suhu
tubuh
bayi
08.00
WIB
08.15
WIB
a. Mengimfor
masikan
kepada ibu
dan
keluarga
tentang
keadaan
bayinya
b. Mempertah
ankan dan
memberika
n
perlindung
an thermal
pada bayi
dengan
tetap
menempatk
an bayi
dalam
incubator
serta
menyelimu
ti bayi
a. Ibu
mengerti
tentang
keadaan
bayinya
saat ini
b.Bayi telah
diselimuti dan
ditempatkan
dalam
incubator suhu
33 0 C
c.Tubuh bayi
6. Ba
yi
dir
aw
at
di
inc
ub
ato
r
de
ng
an
su
hu
33
0C
7. Ba
yi
me
ny
us
u
de
ng
an
ku
at
utuh
an
a. I
n
f
o
r
m
a
s
i
k
a
n
t
e
n
t
a
n
g
k
e
a
d
a
a
n
b
a
y
i
c. Pen
uhi
keb
utuh
an
pers
onal
hygi
ene
bayi
d. Pant
au
pena
mba
han
bera
t
bada
n
bayi
e. Pen
uhi
nutri
si /
ASI
bayi
f. Obs
erva
si
KU,
08.30
WIB
08.45
WIB
09.00
WIB
11.00
WIB
c. Membersihkan
tubuh bayi
setiap siap
BAK dan BAB
bayi
d. Memantau
penambahan
barat badan
bayi setiap hari
e. Memberikan
nutrisi yang
adekuat pada
bayi secara on
demand
f. Mengobservasi
KU dan vital
signt bayi,serta
eliminasi bayi
dalam keadaan
bersih
d.Berat badan
bayi 2150
gram
e.Bayi telah
disusui ibunya
f.Nadi 128 x /
menit,suhu
37,oC,
pernafasan 52
b. J
a
g
a
s
u
h
u
t
u
b
u
b
a
y
i
c. K
e
b
u
t
u
h
a
n
p
e
r
s
o
n
a
vital
sign
bayi
g. Lak
uka
n
pers
iapa
n
untu
k
kep
ulan
gan
bayi
h. Pasi
en
dire
ncan
akan
pula
ng
hari
ini
14.00
WIB
14.15
WIB
g. Mengeluarkan
bayi dari
dalam
incubator
Memakai
pakaian
bayi,membedu
ng bayi dan
memberikan
bayi kepada
ibunya
h. Memulangkan
bayi
x/menit,
keadaan umum
bayi baik,dan
BAK dan BAB
bayi Lancar
g. Ibu dan
bayi sudah
boleh
pulang
h. Pasien
pulang
dengan
keadaan
baik
l
h
y
g
i
e
n
e
b
a
y
i
d. P
e
n
i
m
b
a
n
g
a
n
b
e
r
a
t
b
a
d
a
n
b
a
y
i
e. N
u
t
r
i
s
i
/
A
S
I
f. O
b
s
e
r
v
a
s
i
K
U
,
v
it
a
l
s
i
g
n
d
a
n
e
li
m
i
n
a
s
i
b
a
y
i
B. Dia
gno
sa
pote
nsia
l
Tid
ak
ada
C. Ide
ntifi
kasi
mas
alah
yan
g
me
mb
utu
hka
n
tind
aka
n
seg
era,
kala
bor
asi
dan
ruju
kan
Tidak
ada
BAB V
PEMBAHASAN
Setelah melakukan asuhan kebidanan pada bayi Berat Badan Lahir Rendah
di Rumah Sakit Umum Daerah Padang Panjang dari tanggal 12 Meil sampai
tanggal 16 Mei 2013, penulis menemukan adanya kesamaan antara teori dan
prakteknya, tetapi kesenjangan tetap ada dalam studi kasus ini
Untuk lebih jelasnya pembahasan ini penulis akan menjelaskan
kesenjangan antara teori dan prakteknya yang penulis temukan dalam
menjalankan asuhan pada bayi Berat Badan Lahir Rendah.
Pembahasan ini penulis lakukan sesuai dengan langkah – langkah asuhan
kebidanan mulai dari pengumpulan data sampai, interprestasi data, diagnosa
potensial, identifikasi masalah yang memerlukan tindakan segera,kalaborasi dan
rujukan, pelaksanaan dan evaluasi.
1. Pengumpulan Data Dasar
Pada dasarnya pengumpulan data yang penulis lakukan sama
dengan teori semua data, gejala di kumpulkan sesuai dengan konsep dasar
asuhan kebidanan pada bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah ( BBLR ).
Sedangkan kesenjangan yang ditemukan adalah tidak dilakukannya
pemeriksaan labor yang seharusnya dilakukan untuk menentukan obat
yang tepat untuk bayi tersebut.
2. Interprestasi Data
Setelah semua data dikumpulkan, kemudian di identifikasi secara
spesifik sehingga di dapatkan diagnosa masalah dan kebutuhan,semua
diagnosa masalah dan kebutuhan yang ditemukan sesuai dengan data dasar
yang dikaji pada tahap awal yaitu : bayi lahir dengan berat badan lahir
rendah dan asfiksia ringan. Dengan kebutuhan informasikan hasil
pemeriksaan, bersihkan jalan nafas, lakukan rangsangan taktil, hangatkan
bayi dan berikan ASI.
3. Identifikasi Diagnosa Dan Masalah Potensial
Ditemukan adanya diagnosa potensial yaitu,potensi terjadinya
hipotermi. Hal ini didukung dengan adanya data dasar yang menunjang
terjadinya diagnosa dan masalah potensial. Data yang menunjang yaitu
suhu 36 oC
4. Identifikasi Kebutuhan yang Memerlukan Tindakan Segera
Pada kasus ini ditemukan adanya kebutuhan yang memerlukan
tindakan segera yaitu berkalaborasi dengan dokter untuk mengetahui apa
tindakan yang akan dilakukan untuk menangani bayi baru lahir dengan
berat badan lahir rendah agar tidak terjadi hipotermi. Tindakan yang
dilakukan yaitu tidurkan bayi dalam incubator.
Tindakan yang dilakukan sesuai dengan konsep dan teori
5. Rencana Asuhan
Tahap perncanaan ini merupakan tahap mengatasi masalah yaitu
mengantisipasi dari diagnosa potensial, serta menjawab kebutuhan klien
yang disusun berdasarkan prioritas masalah. Rencana yang dilakukan
adalah :
a. Informasikan pada ibu hasil pemeriksaan
b. Membersihkan jalan nafas
c. Lakukan rangsangan taktil
d. Mengangatkan tubuh bayi
e. Memberi ASI
Dalam rencana ini tidak ditemukan kesenjangan yang berarti.
6. Pelaksanaan
Tahap pelaksanaan merupakan terapan dalam tindakan yang nyata
untuk mendapatkan hasil yang di inginkan. Bila di bandingkan dengan
kenyataan hamper semua tersusun dalam rencana aasuhan yang dapat di
aplikasikan dengan nyata dan sesuai dengan teori. Pelaksanaan yang
dilakukan pada kasus ini adalah :
a. Mengimformasikan kepada ibu bahwa berat badan bayinya 2300 gram
b. Membersihkan jalan nafas bayi dengan menggunakan suction dan
memberikan rangsangan taktil agar bayi bergerak aktif
c. Menghangatkan tubuh bayi dengan member selimut dan ditidurkan
dalam incubator
d. Memberikan ASI 15 cc minimal 3 jam sekali dan secukupnya pada
bayi dengan menggunakan sendok.
7. Evaluasi
Pada kasus ini hasil yang di dapat adalah keadaan bayi baik, berat
badan bayi sudah bertambah,ibu sudah memberikan ASI sesering mungkin
pada bayinya, daya hisap bayi sudah baik, keadaan umum bayi sudah baik
sehingga bayi sudah di perbolehkan pulang.
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari hasil pemeriksaan penerapan asuhan kebidanan pada bayi
baru lahir dengan berat badan lahir rendah di Ruang Perinatologi Rumah
Sakit Umum Daerah Padang Panjang Dapat penulis simpulkan bahwa
perawatan bayi baru lahir dengan berat badan lahir rendah dari tanggal 12
Mei sampai 16 Mei 2013. pengkajian data subjektif dan objektif penulis
dapat mengumpulkan data yang ditemukan pada tinjauan kasus ini dalam
menegakkan diagnose pada Bayi Ny.R berdasarkan data dasar yang
mendukung masalah yang ditemukan berdasarkan keadaan Bayi tersebut.
Dalam kasus ini di temukan ada nya kebutuhan segera yaitu berkonsultasi
dengan dokter spesialis Anak dalam pemberian terapi perencanaan dan
pelaksanan tindakan yang dilakukan sesuai dengan rencana yang telah
disiapkan untuk memenuhi kebutuhan pasien sehingga tercapai
kembalinya kesehatan pasien sesegera mungkin untuk mewujudkan hasil
yang di inginkan di harapkan adanya kerja sama antara petugas kesehatan
dengan klien berdasarkan penelitian yang dilakukan pada asuhan
kebidanan yang telah dilakukan dengan evektif sehingga diagnose
masalalah dan kebutuhan dapat diatasi dan KU Bayi menjadi baik setelah
mendapatkan perawatan 7 hari. Bayi diperbolehkan pulang karena
keadaan ibu sudah semakin membaik.
B. Saran
1. Bagi lahan penulis
Diharapkan mampu mengaplikasikan ilmu yang didapat dari institusi
pendidikan dalam memberikan asuhan kebidanan secara menyeluruh
serta mampu bertindak dan berpikir secara sistematis.
2. Bagi Institusi pendidikan
Diharapkan studi kasus ini dapat dijadikan sebagai bahan bacaan dan
acuan untuk penyusunan studi kasus selanjutnya dan menjadi bahan
perpustakaan untuk menambah pengetahuan mahasiswa serta
akademik, terutama yang berkaitan dengan asuhan pada bayi baru lahir
dengan berat badan lahir rendah.
3. Bagi lahan penelitian
Diharapkan dapat memberikan pelayanan asuhan kebidanan yang
berkualitas dengan senantiasa memandang klien sebagai bio-psiko-
sosial yang unik, sehingga pasien merasa dihargai dalam pelayanan
kesehatan.
Lampiran I
SATUAN ACARA PENYULUHAN
Judul : Teknik Menyusui
Sasaran : Ny. R
Waktu : 15 menit
1. Tujuan instruksional umum
Setelah mendapatkan pendidikan kesehatan tentang teknik menyusui yang
benar, ibu mengerti dan paham tentang Teknik Menyusui Yang Benar.
2. Tujuan instruksional khusus
Setelah 15 menit pendidikan kesehatan, ibu mampu menjelaskan dan
mempraktekkan:
a. Teknik Menyusui Yang Benar.
3. Pokok bahasan
Teknik Menyusui Yang Benar
4. Sub. Pokok bahasan
Menjelaskan tentang :
a. Tanda tanda bayi menyusu dengan benar
b. Teknik menyusui yang benar
5. Metode
Ceramah setting : keterangan : : mahasiswa
: klien/
6. Materi :
Terlampir
7. Kegiatan :
Tahap Kegiatan penyajian Kegiatan Audien Waktu
Pembukaan
1. Mengucapkan salam
2. Menjelaskan tujuan
pendidikan kesehatan
yang akan diberikan
1. Menjawab
salam
2. Mendengarkan 2 menit
Isi
1. Menggali pengetahuan
ibu
2. Memberikan informasi
3. Menjelaskan teknik
yang benar untuk
menyusui
1. Mengemukaka
n pendapat
2. Mendengarkan
3. Mendengarkan 10 menit
Penutup
1. Memberikan
kesempatan ibu bertanya
2. Evaluasi
3. Mengucapkan salam
1. Mengajukan
pertanyaan
2. Menjawab
pertanyaan
3. Menjawab
salam
3 menit
8. Evaluasi :
Sebutkan langkah langkah menyusui yang benar.
Minta ibu untuk memperagakan cara- cara menyusui bayi yang benar.
9. Reverensi :
Teknik menyusui yang benar
Teknik Menyusui Yang Benar adalah cara memberikan ASI kepada bayi
dengan perlekatan dan posisi ibu dan bayi dengan benar.
Tanda-tanda bayi telah menyusui dengan benar:
1. Bayi tampak tenang.
2. Badan bayi menempel pada perut ibu.
3. Mulut bayi terbuka lebar.
4. Dagu bayi menmpel pada payudara ibu.
5. Sebagian areola masuk kedalam mulut bayi, areola bawah lebih banyak
yang masuk.
6. Bayi nampak menghisap kuat dengan irama perlahan.
7. Puting susu tidak terasa nyeri.
8. Telinga dan lengan bayi terletak pada satu garis lurus.
9. Kepala bayi agak menengadah.
Langkah-langkah menyusui yang benar
Cuci tangan yang bersih dengan sabun, perah sedikit ASI dan oleskan
disekitar putting, duduk dan berbaring dengan santai.
Gambar 1. Cara meletakan bayi Gambar 2. Cara memegang payudara
Bayi diletakkan menghadap ke ibu dengan posisi sanggah seluruh tubuh
bayi, jangan hanya leher dan bahunya saja, kepala dan tubuh bayi lurus, hadapkan
bayi ke dada ibu, sehingga hidung bayi berhadapan dengan puting susu, dekatkan
badan bayi ke badan ibu, menyetuh bibir bayi ke puting susunya dan menunggu
sampai mulut bayi terbuka lebar.
Gambar 3. Cara merangsang mulut bayi
Segera dekatkan bayi ke payudara sedemikian rupa sehingga bibir bawah
bayi terletak di bawah puting susu.Cara melekatkan mulut bayi dengan benar
yaitu dagu menempel pada payudara ibu, mulut bayi terbuka lebar dan bibir
bawah bayi membuka lebar.
Gambar 4. Perlekatan benar Gambar 5. Perlekatan salah
Lampiran II
SATUAN ACARA PENYULUHAN
Judul : ASI Ekslusif
Sasaran : Ny. R
Waktu : 15 menit
1. Tujuan instruksional umum
Setelah mendapatkan penyuluhan, ibu mengerti tentang ASI Ekslusif dan
mau menerapkannya.
2. Tujuan instruksional khusus
a. Menjelaskan pengertian ASI Ekslusif
b. Menjelaskan manfaat ASI Ekslusif
3. Pokok bahasan
ASI Ekslusif
4. Sub. Pokok bahasan
a. Pengertian ASI Ekslusif
b. Manfaat ASI Ekslusif
5. Metode
Ceramah setting : keterangan : : mahasiswa
: klien
6. Materi :
Terlampir
7. Kegiatan :
Tahap Kegiatan penyajian Kegiatan Audien Waktu
Pembukaan
1. Mengucapkan salam
2. Menjelaskan tujuan
pendidikan kesehatan
yang akan diberikan
1. Menjawab salam
2. Mendengarkan 2 menit
Isi
1. Menggali pengetahuan ibu
2. Memberikan informasi
3. Menjelaskan pengertian
1. Mengemukakan
pendapat
2. Mendengarkan
3. Mendengarkan
10 menit
Penutup
1. Memberikan kesempatan
ibu bertanya
2. Evaluasi
3. Mengucapkan salam
1. Mengajukan
pertanyaan
2. Menjawab
pertanyaan
3. Menjawab salam
3menit
8. Evaluasi :
a. Jelaskan pengertian ASI Ekslusif
b. Sebutkan manfaat ASI Ekslusif
9. Reverensi :
ASI EKSLUSIF
1. Pengertian
ASI Ekslusif adalah air susu ibu yang diberikan kepada bayi baru
lahir sampai usia 6 bulan tampa diberi makanan atau minuman
pendamping selain ASI.
2. Manfaan ASI Ekslusif
a. ASI Ekslusif sebagai nutrisi
b. ASI Ekslusif meningkatkan daya tahan tubuh
c. ASI Ekslusif meningkatkan kecerdasan
d. ASI Ekslusif meningkatkan jalinan kasih ibu dan anak
e. Bayi yang diberi ASI akan mempunyai bentuk rahang yang bagus
f. Dengan member ASI dapat mengirit pengeluaran biaya
g. Dengan menyusui dapat menunda kesuburan ibu selama menyusui
intensif.