Download - Lampiran 1 Panduan Peer Training
-
Panduan Peer Training | 1
PANDUAN PELAKSANAAN PEER TRAINING
Pembelajaran Saintifik dalam Pelajaran Matematika
Disusun oleh:
Eko Adinuryadin NIM. 0102512063
PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN KONSENTRASI KEPENGAWASAN SEKOLAH
TAHUN 2014
-
Panduan Peer Training | 2
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyusun buku Panduan Peer Training Pembelajaran Saintifik dalam Pelajaran Matematika di SMA ini.
Penyusunan panduan ini dapat diselesaikan berkat adanya bantuan dari semua pihak yang terkait. Oleh karena itu, kami mengucapkan banyak terima kasih kepada : 1. Prof. Dr. Fathur Rokhman, M.Hum, Rektor Universitas Negeri Semarang.
2. Prof. Dr. Samsudi, M.Pd, Direktur Pascasarjana Universitas Negeri Semarang
sekaligus dosen pembimbing I tesis.
3. Prof. Dr. Sugiyo, M.Si, Ketua Program Studi Manajemen Pendidikan Program
Pascasarjana Universitas Negeri Semarang.
4. Dr. Masrukan, M.Si, dosen pembimbing II tesis.
5. Direktorat Pembinaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan (P2TK) Pendidikan
Menengah Kemendikbud.
6. Hj. Kastri Wahyuni, S.Pd., M.M., Kepala SMA 1 Semarang.
7. Para dosen dan karyawan di PPs Universitas Negeri Semarang.
8. Teman-teman Mahasiswa S2 Prodi Kepengawasan Sekolah yang memberikan
saran dan masukan dalam penulisan buku pedoman ini.
9. Semua pihak yang telah membantu terselesaikannya buku panduan ini yang
tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa buku panduan ini masih jauh dari sempurna, oleh sebab itu penulis mengharapkan kritik dan saran demi perbaikan selanjutnya. Semoga buku Panduan Peer Training ini bermanfaat bagi pembaca umumnya dan khususnya bagi penulis sendiri.
Semarang, 19 Maret 2014
Penulis
Eko Adinuryadin
NIM. 0102512063
-
Panduan Peer Training | 3
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 1 KATA PENGANTAR . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 2 DAFTAR ISI . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 3 DAFTAR LAMPIRAN . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 4 I. PENDAHULUAN . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 5
1.1. Tujuan Peer Training . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 5 1.2. Indikator Keberhasilan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 5 1.3. Kompetensi Inti yang Harus Dicapai Peserta . . . . . . . . . . . . . . . . . . 6 1.4. Peserta Peer Training . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 6 1.5. Trainer . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 6 1.6. Waktu . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 8 1.7. Tempat . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 9 1.8. Hasil Kerja Peserta Selama Peer Training . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 9 1.9. Jadwal Peer Training . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 9 1.10. Sistematika Panduan Peer Training . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 9 1.11. Desain Peer Training . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 10
II. SILABUS PEER TRAINING . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 11 III. MATERI PEER TRAINING . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 14
3.1. Konsep Pendekatan Ilmiah dan Pembelajaran Saintifik . . . . . . . . . . 14 3.2. Perencanaan Pembelajaran Saintifik . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 17 3.3. Micro Teaching Pembelajaran Saintifik . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 18
DAFTAR PUSTAKA . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 20 LAMPIRAN-LAMPIRAN . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 22
-
Panduan Peer Training | 4
DAFTAR LAMPIRAN
1. Handout dan Bahan Tayang Peer Training . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
2. Format RPP . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
3. Lembar Pengamatan Peer Training . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
4. Instrumen Penilaian Kemampuan Guru (IPKG 1) . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
5. Instrumen Penilaian Kemampuan Guru (IPKG 2) . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
23
51
54
66
86
-
Panduan Peer Training | 5
BAB I
PENDAHULUAN
Peer training ini menggunakan model pembelajaran partisipatif yang menekankan
pada proses pembelajaran. Kegiatan belajar dibangun atas dasar partisipasi aktif
peserta dalam kegiatan pelatihan, yaitu dari merencanakan, melaksanakan, sampai
pada tahap menilai kegiatan pembelajaran dalam pelatihan. Upaya yang dilakukan
pelatih (peer trainer) pada prinsipnya adalah membangun motivasi dan melibatkan
peserta untuk aktif dalam seluruh kegiatan pelatihan.
Peer training ini merupakan kegiatan sharing yang melibatkan guru melalui MGMP
sekolah, kepala sekolah, serta trainer untuk mencari solusi dari permasalahan
dalam pelaksanaan pembelajaran. Dengan kegiatan ini diharapkan guru mampu
menyusun perangkat pembelajaran dengan lebih baik dan selanjutnya kemampuan
guru dalam melaksanakan pembelajaran saintifik di kelas akan meningkat.
Buku Pedoman ini disiapkan untuk digunakan pada pelaksanaan kegiatan Peer
Training dengan tema Pelaksanaan Pembelajaran Saintifik dalam Pelajaran
Matematika.
1.1. Tujuan Peer Training
Kegiatan peer training ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan guru
matematika dalam melaksanakan pembelajaran saintifik.
1.2. Indikator Keberhasilan
Hasil evaluasi setelah melaksanakan kegiatan peer training:
1. tercapainya kualitas pelaksanaan peer training dengan persentase skor
pengamatan minimal 75%;
2. terdapat 100% guru berhasil membuat RPP kurikulum 2013 dengan hasil
penilaian RPP pada peringkat B (Baik) atau persentase minimal 75%;
-
Panduan Peer Training | 6
3. terdapat 100% guru berhasil melaksanakan pembelajaran saintifik dengan
hasil penilaian pelaksanaan pembelajaran pada peringkat B (Baik) atau
persentase minimal 75%.
1.3. Kompetensi Inti yang Harus Dicapai Peserta
Kompetensi inti yang harus dicapai peserta setelah mengikuti peer training ini
adalah:
1. memiliki pemahaman yang mendalam tentang Kurikulum 2013 (rasional,
elemen perubahan, SKL, KI dan KD, serta strategi implementasi).
2. memiliki keterampilan analisis keterkaitan antara Standar Kompetensi
Kelulusan (SKL), Kompetensi Inti (KI), dan Kompetensi Dasar (KD)
3. memiliki keterampilan menyusun Rencana Program Pembelajaran (RPP)
dengan pendekatan ilmiah.
4. memiliki keterampilan menerapkan pendekatan ilmiah secara benar
dalam pembelajaran.
5. memiliki keterampilan mengajar dengan menerapkan model
pembelajaran saintifik secara benar.
1.4. Peserta
Peserta peer training adalah guru-guru Matematika di SMA 1 Semarang.
1.5. Trainer
Trainer adalah pelatih kegiatan peer training yang dilakukan oleh salah satu
guru matematika yang ditunjuk dan dianggap lebih memiliki pengalaman
mengenai pembelajaran saintifik.
Trainer memainkan peran yang sangat penting untuk menjadikan suatu
pelatihan yang menarik dan menyenangkan. Beberapa hal penting yang harus
diperhatikan oleh seorang trainer adalah sebagai berikut.
1. Memahami isi buku panduan peer training.
-
Panduan Peer Training | 7
2. Melaksanakan pelatihan sesuai dengan modul dan mematuhi urutan
dalam skenario pelatihan yang telah disusun.
3. Memberikan contoh panutan bagi peserta, baik dalam hal disiplin,
berperilaku, cara memberikan pertanyaan, cara memberikan umpan balik,
memberikan motivasi, maupun penguasaan materi pelatihan.
4. Mengurangi penjelasan definisi, menjawab pertanyaan, dan memberikan
konfirmasi, tetapi wajib melibatkan peserta secara aktif dalam mencari,
menggali data, menganalisis alternatif temuan, memecahkan masalah,
mengambil keputusan atau simpulan.
5. Memotivasi peserta untuk mengambil kesimpulan sendiri, menanyakan
argumentasinya mengapa peserta mengambil simpulan itu, menguatkan
dan menekankan simpulan itu.
6. Memberikan kesempatan yang sama kepada semua peserta baik laki-laki
maupun perempuan yang memiliki keterbatasan berbicara, yang
minoritas, yang pendiam, yang tua, dan sebagainya.
7. Mengaktifkan peserta untuk menjawab pertanyaan peserta lain.
8. Menghindari hal-hal berikut ini.
a. Menjawab pertanyaan yang tidak dipahami maksudnya.
b. Menjawab pertanyaan yang tidak perlu dijawab.
c. Terpancing dalam perdebatan dengan peserta yang dapat
mengakibatkan habisnya waktu.
d. Berperan sebagai orang yang serba tahu.
9. Mengajukan pertanyaan yang dapat dijawab peserta sesering mungkin
(bukan pertanyaan yang sulit dijawab atau terlalu mudah dijawab).
Adapun bentuk interaksi antarpeserta dan triner dapat dilihat pada Gambar 1
berikut ini.
-
Panduan Peer Training | 8
Gambar 1. Interaksi antarpeserta dan trainer dalam Peer Training.
1.6. Waktu Peer Training
Pelaksanaan peer traning dilakukan pada hari MGMP Matematika yaitu hari
Rabu dengan alokasi waktu selama 210 menit. Peer training dilaksanakan
tanpa mengganggu jam mengajar guru sehingga tidak mengganggu jam
pelajaran siswa.
1.7. Tempat Pelaksanaan Peer Training
Peer training dilaksanakan di lingkungan SMA 1 Semarang yang bertempat di
ruang TRRC (Teacher Resources and Reference Centre).
-
Panduan Peer Training | 9
1.8. Hasil Kerja Peserta Selama Peer Training
Setelah selesai mengikuti peer training ini, guru mampu mewujudkan hasil
kerja secara kolektif berikut ini.
1. RPP untuk Mata Pelajaran Matematika sesuai dengan materi yang sedang
diampunya.
2. Melaksanakan kegiatan pembelajaran Matematika sesuai dengan RPP
yang disusun.
1.9. Jadwal Peer Training
Tabel 1: Jadwal Peer Training
No. Materi Peer Training Alokasi Waktu
(Menit) Pukul
1. Pembelajaran Matematika di SMA pada Kurikulum 2013
60 08.00 09.00
Istirahat 15 09.00 09.15
2. Perencanaan Pembelajaran Saintifik
60 09.15 10.15
Istirahat 15 10.15 10.30
3. Simulasi dan Penilaian Micro Teaching
60 10.30 11.30
Total Waktu 210
1.10. Sistematika Panduan Peer Training
Pedoman peer training ini dibagi dalam 3 (tiga) bab berikut ini.
Bab I : Pendahuluan
Bab II : Silabus Pelatihan
Bab III : Materi Pelatihan
-
Panduan Peer Training | 10
1.11. Desain Peer Training
Gambar 2. Alur pelaksanaan Peer Training
-
Panduan Peer Training | 11
BAB II
SILABUS PEER TRAINING
MATERI PELATIHAN : 1. PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI SMA PADA KURIKULUM 2013
ALOKASI WAKTU : 60 MENIT
MATA PELAJARAN : MATEMATIKA
No Sub Materi Kompetensi Peserta Indikator Kegiatan Bahan Waktu
(Menit) Jenis Deskripsi
1.1 Konsep Pembelajaran Matematika di SMA pada Kurikulum 2013
Peserta dapat: 1. Mendeskripsikan
konsep Pembelajaran Matematika di SMA pada Kurikulum 2013;
1. Menjelaskan konsep Pembelajaran Matematika di SMA pada Kurikulum 2013.
2. Menjelaskan pola deduktif dan induktif dalam pembelajaran
1. Mendiskusikan konsep Pembelajaran Matematika di SMA pada Kurikulum 2013.
2. Mendiskusikan pola deduktif dan induktif dalam pembelajaran
3. Mempresentasikan hasil diskusi.
1. Bahan Tayang
2. Handout
a. Konsep Pembelajaran Matematika di SMA pada Kurikulum 2013
b. Pola deduktif dan induktif dalam pembelajaran
30
1.2 Pembelajaran Saintifik dalam Pelajaran Matematika
Peserta dapat: 1. Mendeskripsikan
konsep Pembelajaran Saintifik dalam Pelajaran Matematika;
1. Menjelaskan konsep Pembelajaran Saintifik dalam Pelajaran Matematika.
2. Menganalisis kesesuaian proses, pendekatan belajar, serta strategi evaluasi pembelajaran.
1. Mendiskusikan Konsep Pembelajaran Saintifik dalam Pelajaran Matematika.
2. Mempresentasikan hasil diskusi.
1. Bahan Tayang
2. Handout
a. Konsep Pembelajaran Saintifik dalam Pelajaran Matematika
30
-
Panduan Peer Training | 12
No Sub Materi Kompetensi Peserta Indikator Kegiatan Bahan Waktu
(Menit) Jenis Deskripsi
2. Menguasai secara utuh materi, struktur, dan pola pikir keilmuan materi pelajaran; menguasai penerapan materi pelajaran pada bidang/ilmu lain serta kehidupan sehari-hari.
3. Menjelaskan secara utuh materi, struktur, dan pola pikir keilmuan materi pelajaran.
4. Menerapkan materi pelajaran pada bidang/ilmu lain serta kehidupan sehari-hari.
b. Contoh Pembelajaran Saintifik dalam Pelajaran Matematika
-
Panduan Peer Training | 13
MATERI PELATIHAN : 2. PERENCANAAN PEMBELAJARAN SAINTIFIK
ALOKASI WAKTU : 60 MENIT
MATA PELAJARAN : MATEMATIKA
No NO Sub Materi Kompetensi
Peserta Indikator Kegiatan
Bahan Waktu (Menit) Jenis Deskripsi
2.1 Perencanaan Pembelajaran Saintifik
Peserta dapat menyusun RPP yang menerapkan pendekatan ilmiah sesuai model belajar yang relevan dengan mempertimbangkan karakteristik peserta didik baik dari aspek fisik, moral, sosial, kultural, emosional, maupun intelektual.
1. Menunjukkan sikap tanggung jawab dan kreatif dalam menyusun RPP
2. Mengidentifikasi rambu-rambu penyusunan RPP
3. Menyusun RPP yang sesuai dengan SKL, KI dan KD; Standar Proses; dan pendekatan ilmiah
4. Menilai RPP dengan Instrumen Penilaian Kemampuan Guru (IPKG 1)
5. Merevisi RPP yang telah disusun
1. Peserta menilai RPP yang disusun peserta lain.
2. Mendiskusikan rambu-rambu penyusunan RPP yang mengacu pada Standar Proses dan pendekatan ilmiah.
3. Menyusun RPP yang sesuai dengan SKL, KI, dan KD; Standar Proses; dan pendekatan ilmiah
4. Menilai RPP yang disusun peserta lain menggunakan IPKG 1.
5. Merevisi RPP berdasarkan hasil telaah.
6. Mempresentasikan hasil RPP yang sudah direvisi (sampel)
1. Bahan Tayang
2. Handout 3. Lembar
Penilaian RPP
a. Rambu-rambu penyusunan RPP mengacu pada Standar Proses dan pendekatan scientific
b. Panduan tugas telaah RPP
c. SKL, KI, dan KD d. Rambu-rambu
penyusunan RPP mengacu pada Standar Proses dan pendekatan ilmiah
e. Contoh RPP Matematika
f. Lembar Penilaian RPP (IPKG 1)
60
-
Panduan Peer Training | 14
MATERI PELATIHAN : 3. MICRO TEACHING
ALOKASI WAKTU : 60 MENIT
MATA PELAJARAN : MATEMATIKA
No Sub Materi Kompetensi
Peserta Indikator Kegiatan
Bahan Waktu (Menit) Jenis Deskripsi
3.1 Micro Teaching
Melaksanakan micro teaching pembelajaran saintifik (mengamati, menanya, mencoba, menalar, mengkomunikasi-kan) dengan tetap memperhatikan karakteristik peserta didik baik dari aspek fisik, moral, sosial, kultural, emosional, maupun, intelektual.
1. Kreatif dan komunikatif dalam melaksanakan Micro Teaching
pembelajaran saintifik. 2. Menilai pelaksanaan
Micro Teaching peserta lain menggunakan Instrumen Penilaian Kemampuan Guru (IPKG 2).
1. Mengamati pelaksanaan micro teaching dari salah satu peserta
2. Melalui diskusi, menganalisis micro teaching dengan fokus pada penerapan pendekatan scientific.
3. Mengkonfirmasi penerapan pendekatan scientific mengacu pada micro teaching.
4. Menilai kegiatan micro teaching menggunakan instrumen penilaian kemampuan guru dalam pembelajaran (IPKG 2)
5. Melakukan refleksi terhadap pelaksanaan micro teaching
1. Bahan Tayang
2. Lembar Penilaian Micro Teaching
a. Pembelajaran Matematika
b. Strategi pengamatan micro teaching
c. Pengamatan micro teaching
d. Instrumen Penilaian Kemampuan Guru dalam pembelajaran (IPKG 2)
60
-
Panduan Peer Training | 15
BAB III
MATERI PEER TRAINING
3.1. Pembelajaran Matematika di SMA pada Kurikulum 2013
3.1.1 Kompetensi
Peserta peer training dapat:
1. Mendeskripsikan konsep Pembelajaran Matematika di SMA pada
Kurikulum 2013;
2. Mendeskripsikan konsep pembelajaran saintifik dalam Pelajaran
Matematika.
3. Menguasai secara utuh materi, struktur, dan pola pikir keilmuan materi
pelajaran; menguasai penerapan materi pelajaran pada bidang/ilmu lain
serta kehidupan sehari-hari.
3.1.2 Lingkup Materi
1. Pembelajaran Matematika di SMA pada Kurikulum 2013
2. Pola Induktif dan Pola Deduktif dalam Pembelajaran Matematika
3. Pembelajaran Saintifik dalam Pelajaran Matematika
3.1.3 Indikator
1. Menjelaskan konsep Pembelajaran Matematika di SMA pada Kurikulum
2013.
2. Menjelaskan pola induktif dan pola deduktif dalam pembelajaran
matematika
3. Menjelaskan konsep pembelajaran saintifik dalam Pelajaran
Matematika.
4. Menganalisis kesesuaian proses, pendekatan belajar, serta strategi
evaluasi pembelajaran.
5. Menjelaskan secara utuh materi, struktur, dan pola pikir keilmuan
materi pelajaran.
-
Panduan Peer Training | 16
6. Menerapkan materi pelajaran pada bidang/ilmu lain serta kehidupan
sehari-hari.
3.1.4 Skenario Kegiatan
Tahapan Deskripsi kegiatan Waktu (Menit)
Persiapan Dilakukan dengan mengecek kelengkapan kegiatan, seperti LCD Projector, Laptop, File, Sound system, atau media lainnya.
1
Kegiatan pendahuluan
Pengkondisian Peserta 4
Trainer menjelaskan nama, tujuan, kompetensi, indikator, alokasi waktu, dan skenario kegiatan
Trainer memotivasi peserta agar serius, antusias, teliti, dan bekerja sama saat proses pembelajaran berlangsung.
Kegiatan inti 1.1 Konsep Pembelajaran Matematika di SMA pada Kurikulum 2013 Pemaparan materi oleh trainer tentang : 1. konsep Pembelajaran Matematika di SMA pada
Kurikulum 2013.
2. Pola Induktif dan Pola Deduktif dalam Pembelajaran Matematika
15
1.2 Pembelajaran Saintifik dalam Pelajaran Matematika Trainer memaparkan tentang pembelajaran saintifik dalam Pelajaran Matematika.
15
1. Diskusi dan presentasi tentang konsep Pembelajaran Matematika di SMA pada Kurikulum
2013. (Menerapkan Focus Group Discussion untuk mengidentifikasi karakteristik pola induktif dan pola deduktif dalam Pembelajaran Matematika)
2. Diskusi tentang Pembelajaran saintifik dalam Pelajaran Matematika
20
Kegiatan penutup
Membuat rangkuman materi 5
Refleksi dan umpan balik pelaksanaan kegiatan
Trainer mengingatkan peserta agar membaca referensi yang relevan.
Trainer menutup kegiatan
-
Panduan Peer Training | 17
3.2. Perencanaan Pembelajaran Saintifik
3.2.1 Kompetensi
Peserta dapat menyusun RPP yang menerapkan pendekatan ilmiah sesuai
model belajar yang relevan dengan mempertimbangkan karakteristik
peserta didik baik dari aspek fisik, moral, sosial, kultural, emosional,
maupun intelektual.
3.2.2 Lingkup Materi
1. Penyusunan RPP untuk Pembelajaran Saintifik
2. Penilaian RPP
3.2.3 Indikator
1. Menunjukkan sikap tanggung jawab dan kreatif dalam menyusun RPP
2. Mengidentifikasi rambu-rambu penyusunan RPP
3. Menyusun RPP yang sesuai dengan SKL, KI dan KD; Standar Proses; dan
pendekatan ilmiah
4. Menilai RPP dengan Instrumen Penilaian Kemampuan Guru (IPKG 1)
5. Merevisi RPP yang telah disusun
3.2.4 Skenario Kegiatan
Tahapan Deskripsi Kegiatan Waktu (Menit)
Persiapan Dilakukan dengan mengecek kelengkapan kegiatan, seperti LCD Projector, Laptop, File, Sound system, atau media lainnya.
1
Kegiatan pendahuluan
Pengkondisian peserta 4
Trainer menjelaskan nama, tujuan, kompetensi, indikator, alokasi waktu, dan skenario kegiatan Trainer memotivasi peserta agar serius, antusias, teliti, dan bekerja sama saat kegiatan berlangsung.
Kegiatan inti 2.1 Penyusunan RPP Peserta saling menilai RPP yang dibawa setiap peserta menggunakan IPKG 1.
10
-
Panduan Peer Training | 18
Menyimpulkan hasil penilaian RPP dengan dipandu oleh trainer.
5
Diskusi rambu-rambu penyusunan RPP yang mengacu pada Standar Proses dan pendekatan ilmiah, dilanjutkan dengan paparan materi tentang Rambu-rambu Penyusunan RPP mengacu pada Standar Proses dan Pendekatan ilmiah.
10
Peserta memperbaiki RPP sesuai dengan SKL, KI, dan KD; Standar Proses; dan pendekatan ilmiah.
15
Presentasi hasil perbaikan RPP oleh salah satu peserta kegiatan
10
Kegiatan penutup
Membuat rangkuman materi 5
Refleksi dan umpan balik pelaksanaan kegiatan.
Trainer mengingatkan peserta agar membaca referensi yang relevan.
Trainer menutup kegiatan
3.3. Pelaksanaan Micro Teaching Pembelajaran Saintifik
3.3.1 Kompetensi
Peserta dapat:
1. melaksanakan pembelajaran saintifik (mengamati, menanya, mencoba,
mengolah, menyaji, menalar, mencipta) dengan tetap memperhatikan
karakteristik peserta didik baik dari aspek fisik, moral, sosial, kultural,
emosional, maupun, intelektual; dan
2. mengkaji pelaksanaan pembelajaran saintifik (mengamati, menanya,
mencoba, mengolah, menyaji, menalar, mencipta)
3.3.2 Lingkup Materi
1. Micro Teaching Pembelajaran Saintifik
2. Penilaian Micro Teaching
3.3.3 Indikator
1. Kreatif dan komunikatif dalam melaksanakan Micro Teaching
pembelajaran saintifik.
2. Menilai pelaksanaan Micro Teaching peserta lain.
-
Panduan Peer Training | 19
3.3.4 Skenario Kegiatan
Tahapan Deskripsi Kegiatan Waktu (Menit)
Persiapan Mengecek kelengkapan kegiatan (LCD Projector, Laptop, File, Sound system, atau media lainnya).
1
Kegiatan pendahuluan
Pengkondisian peserta 4
Trainer menjelaskan nama, tujuan, kompetensi, indikator, alokasi waktu, dan skenario kegiatan Trainer memotivasi peserta agar serius, antusias, teliti, dan bekerja sama saat kegiatan berlangsung.
Kegiatan inti 3.1 Micro Teaching Persiapan micro teaching.
5
Praktik micro teaching pembelajaran Matematika secara individual oleh salah satu peserta dipandu trainer.
30
Menilai kegiatan micro teaching menggunakan Instrumen Penilaian kemampuan Guru (IPKG 2)
15
Refleksi terhadap pelaksanaan peer teaching.
Kegiatan penutup
Membuat rangkuman materi. 5
Refleksi dan umpan balik pelaksanaan kegiatan..
Trainer mengingatkan peserta agar membaca referensi yang relevan.
Trainer menutup kegiatan.
-
Panduan Peer Training | 20
DAFTAR PUSTAKA
Curty, C.C. M. ED. Tutor Manual. The Academic Services Center High Point University. Diakses di http://pavones.highpoint.edu/academics/asc/ documents/CRLA%20Level%20I%20Training%20Manual.doc (20 Oktober 2012).
Gora, W. dan Sunarto. 2010. Pakematik (Strategi Pembelajaran Inovatif Berbasis
TIK). Jakarta: Elex Media komputindo. Haryono. 2006. Model Pembelajaran Berbasis Peningkatan Keterampilan Proses
Sains. Jurnal Pendidikan Dasar Vol.7. No.1. 2006: 1-13. Diakses di http://dikdas.jurnal.unesa.ac.id/bank/jurnal/Model_Pembelajaran_Berbasis_Peningkatan_Ketrampilan_Proses_Sains.pdf (24 November 2013).
Hudojo, H. 1988. Mengajar Belajar Matematika. Jakarta: Depdikbud Dirjen Dikti. Huston, T. & Weaver, C.L. 2008. Peer Coaching: Professional Development for
Experienced Faculty. Innov High Educ (2008) No. 33:520. Diakses di http://download.springer.com/static/pdf/143/art%253A10.1007%252Fs10755-007-9061-9.pdf?auth66=1379649075c44f6e7404f2a3f80c6717a53209c7 02&ext=.pdf (18 September 2013).
Jaedun, A. dan Nuryadin, E.R. 2009. Penerapan Model Tutor Teman Sejawat
Berbasis Internet Untuk Meningkatkan Kompetensi Mahasiswa Pada Mata Kuliah Fisika di Jurusan PTSP, FT UNY. Jurnal Pendidikan Teknologi dan Kejuruan Vol. 18 No. 1 Mei 2009. Yogyakarta: FT UNY dan APTEKINDO.
English as a Second or Foreign Language (3rd edition, pp. 403-413). Boston: Heinle
& Heinle. Diakses di http://www.princeton.edu/~pia/TEFL.pdf (20 November 2012).
Kemdikbud. 2013. Materi Pelatihan Guru Implementasi Kurikulum 2013 - SMA/MA
dan SMK/MAK Matematika. Jakarta: Kemdikbud. Kemdikbud. 2013a. Pembelajaran Berbasis Kompetensi Mata Pelajaran
Matematika Melalui Pendekatan Saintifik Sekolah Menengah Atas. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan PSMA.
Kemdikbud. 2013b. Pembelajaran Saintifik. Materi Presentasi IHT Pengimbasan
Implementasi Kurikulum 2013. Kemdikbud. 2013c. Materi Pelatihan Guru Pendamping Implementasi Kurikulum
2013 SMA Matematika. Jakarta: Kemdikbud.
-
Panduan Peer Training | 21
Kemdikbud. 2013d. Konsep Pendekatan Scientifik. Bahan Tayang Pelatihan Guru Implementasi Kurikulum 2013 - SMA/MA dan SMK/MAK Matematika. Jakarta: BPSDMPK-PMP Kemdikbud.
LeCorbeiller, S.H. 2013. Peer Tutor Training Manual. Idaho State University.
Diakses di http://www.isu.edu/success/cat/resources/manual.pdf (1 Oktober 2013).
Lin, Y. dan Hsu, A.Y. 2012. Peer Mentoring Among Doctoral Students of Science and
Engineering in Taiwan. Asia Pacific Educ. Rev. (2012) 13:563572. Diakses di http://download.springer.com/static/pdf/958/art%253A10.1007%252Fs12 564-012-9213-1.pdf?auth66=1379649472f7b21c660e78bb998887b82dbe12 ec00&ext=.pdf (18 September 2013).
Milburn, K.B. dan Wilson, S. 2000. Understanding Peer Education: Insights From A
Process Evaluation. Health Educ. Res., Feb 2000; 15: 85 - 96. Diakses di http://her.oxfordjournals.org/cgi/content/full/15/1/85?maxtoshow=&hits=10&RESULTFORMAT=&fulltext=peer+education&searchid=1&FIRSTINDEX=0&resourcetype=HWCIT (31 Januari 2014).
Nath, LR. & Ross, SM. 2001. The Influence of a Peer-Tutoring Training Model for
Implementing Cooperative Groupings with Elementary Students. ETR&D, Vol. 49, No. 2, 2001, pp. 4156. Diakses di. http://download.springer.com/static/pdf/719/art%253A10.1007%252FBF02504927.pdf?auth66=1379648682_55619012d791c6e4d11b9e97ee937397&ext=.pdf (18 September 2013).
NSW Department of Education and Training. 2006. Peer Tutor Program Manual.
Diakses di http://www.curriculumsupport.education.nsw.gov.au /middleyears/assets/pdf/peer_manual.pdf (18 Oktober 2013).
Prawiradilaga, D.S. 2008. Prinsip Disain Pembelajaran (Instructional Design
Prinsiples). Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Purwoko. 2009. Pengembangan Pembelajaran Matematika: Teori Belajar Gagne
(Unit 3). Bahan Ajar Pendidikan Jarak Jauh. Direktorat Pendidikan Tinggi. Depdiknas. Jakarta. Diakses di http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/ PengembanganPembelajaranMatematika_UNIT_3_0.pdf (24 Januari 2014).
Robinson, D.R. et al. 2005. Peer and Cross-Age Tutoring in Math: Outcomes and
Their Design Implications. Educational Psychology Review, Vol. 17, No. 4, December 2005. Diakses di http://download.springer.com/ static/pdf/394/art%253A10.1007%252Fs10648-005-8137-2.pdf?auth66=13 51582135f9079bb5fcdbb8d39864d8e1cc674f6d&ext=.pdf (30 Oktober 2012)
-
Panduan Peer Training | 22
Setiawan, Drs., M.Pd. 2006. Model Pembelajaran Matematika dengan Pendekatan
Investigasi. Yogyakarta: Depdiknas PPPG Matematika. Silberman, M. Ph.D., dan Carol Auerbach. 2013. Active Training: Pedoman Praktis
tentang Teknik, Desain, Contoh Kasus, dan Kiat. Bandung: Nusa Media. Sujono, Drs. 1988. Pengajaran Matematika untuk Sekolah Menengah. Jakarta:
Depdikbud. Sudarwan, Prof. 2013. Pendekatan-pendekatan Ilmiah dalam Pembelajaran.
Makalah. Disampaikan pada Workshop Kurikulum. Jakarta: Tidak diterbitkan.
The Academic Resource Center. Tutor Training Manual Peer Tutoring. Viterbo
University. Diakses di http://www.viterbo.edu/uploadedFiles /services/learncenter/TutorTrainingManual.pdf (20 Oktober 2013).
Uno, H.B. Dr. M.Pd. 2008. Perencanaan Pembelajaran. Jakarta: PT. Bumi Aksara. Uno, H.B. Prof. Dr. M.Pd. 2012. Model Pembelajaran Menciptakan Proses Belajar
Mengajar yang Kreatif dan Efektif. Jakarta: PT. Bumi Aksara. Woods, B. 2013. Tutor Training Manual 2013-2014. Skidmore College Student
Academic Services. Diakses di http://www.skidmore.edu/ academic_services/documents/tutor-manual.pdf (4 Oktober 2013).
Wright, J. 2004. Kids as Reading Helpers: A Peer Tutor Training Manual. Diakses di
http://www.jimwrightonline.com/pdfdocs/prtutor/peerTutorManual.pdf (18 September 2013).
-
Panduan Peer Training | 23
Lampiran 1
HANDOUT PELAKSANAAN PEER TRAINING
Pembelajaran Saintifik dalam Pelajaran Matematika
Disusun oleh:
Eko Adinuryadin NIM. 0102512063
PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN KONSENTRASI KEPENGAWASAN SEKOLAH
TAHUN 2014
-
Panduan Peer Training | 24
HANDOUT 1
Pembelajaran Matematika di SMA pada Kurikulum 2013 Langkah Kegiatan Inti
Pemaparan materi oleh trainer
tentang pembelajaran matematika di
SMA pada Kurikulum 2013
Diskusi tentang konsep
pembelajaran matematika di
SMA pada Kurikulum 2013
10 Menit 15 Menit
Paparan Materi Trainer menyampaikan materi tentang pembelajaran matematika di SMA pada Kurikulum 2013. Materi yang dipaparkan telah disediakan oleh peneliti dengan referensi sebagian besar dari Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pendidikan dan Kebudayaan dan Penjaminan Mutu Pendidikan Kemdikbud. Diskusi 1. Mengkaji pembelajaran matematika di SMA pada Kurikulum 2013. 2. Mengidentifikasi konsep pembelajaran matematika di SMA pada Kurikulum
2013. 3. Mengidentifikasi pola deduktif dan induktif dalam pembelajaran matematika.
Pemaparan Hasil Diskusi 1. Peserta memaparkan hasil diskusinya, peserta lain dapat dijadikan pembahas
dan penanya. 2. Trainer dan peserta lain memberikan masukan terhadap hasil diskusi. 3. Pada akhir diskusi trainer bersama peserta menyimpulkan hasil diskusi.
-
Panduan Peer Training | 25
1. Pembelajaran pada Kurikulum 2013 1.1. Pembelajaran Matematika di SMA pada Kurikulum 2013
Menurut teori dari Jean Piaget perkembangan kognitif bukan hanya hasil kematangan organisme, bukan pula pengaruh lingkungan semata, melainkan hasil interaksi diantara keduanya. Peserta didik menjadi tahu dan memahami lingkungannya melalui jalan berinteraksi dan beradaptasi dengan lingkungannya. Hal itu menjadikan proses belajar ditekankan pada perkembangan berfikir. Lebih lanjut Piaget menjelaskan bahwa perkembangan intelektual terjadi salah satunya karena pengalaman (experience) yang terdiri dari (1) pengalaman fisik, yaitu interaksi dengan objek-objek di lingkungannya, dan (2) pengalaman logiko matematis, yaitu kegiatan-kegiatan pikiran. (Panitia Sertifikasi Guru, 2012: 19). Oleh karena itu dalam pembelajaran matematika di SMA memerlukan pendekatan secara ilmiah dengan memberikan pengalaman-pengalaman secara khusus untuk kemudian ditarik kesimpulan secara umum (induktif).
Sujono (1988: 14) menyebutkan bahwa matematika merupakan bidang studi (mata pelajaran) yang amat berguna dan banyak memberi bantuan dalam mempelajari berbagai keahlian. Perubahan proses pembelajaran pada Kurikulum 2013 (dari siswa diberi tahu menjadi siswa mencari tahu) dan proses penilaian (dari berbasis output menjadi berbasis proses dan output) memerlukan penambahan jam pelajaran. Oleh karena itu di Kurikulum 2013 pelajaran Matematika di kelas X diberi tambahan sebanyak 3 (tiga) jam pelajaran pada program peminatan di samping beban program wajibnya sebanyak 4 (empat) jam pelajaran. Mengenai perubahan pembelajaran matematika pada implementasi Kurikulum 2013 dari kurikulum sebelumnya terpapar dalam Tabel 2.1 berikut ini.
Tabel 2.1. Perubahan proses pembelajaran matematika di sekolah dari Kurikulum 2006 ke Kurikulum 2013. (Kemdikbud, 2013: 97).
No. Kurikulum 2006 Kurikulum 2013
1. Langsung masuk ke materi abstrak.
Mulai dari pengamatan permasalahan konkret, kemudian ke semi konkret, dan akhirnya abstraksi permasalahan.
2. Banyak rumus yang harus dihafal untuk menyelesaikan permasalahan (hanya bisa menggunakan).
Rumus diturunkan oleh siswa dan permasalahan yang diajukan harus dapat dikerjakan siswa hanya dengan rumus-rumus dan pengertian dasar (tidak hanya bisa mnggunakan tetapi juga memahami asal-usulnya).
3. Permasalahan matematika selalu diasosiasikan dengan (direduksi menjadi) angka.
Perimbangan antara matematika dengan angka dan tanpa angka (gambar, grafik, pola).
4. Tidak membiasakan siswa untuk berfikir kritis (hanya mekanistis).
Dirancang supaya siswa harus berfikir kritis untuk menyelesaikan permasalahan yang diajukan.
5. Metode penyelesaian masalah yang tidak terstruktur.
Membiasakan siswa berfikir algoritmis.
6. Data dan statistik dikenalkan di kelas IX saja.
Memperluas materi mencakup peluang, pengolahan data, dan statistik sejak kelas VII serta materi lain sesuai dengan standar internasional.
7. Matematika adalah eksak. Mengenalkan konsep pendekatan dan perkiraan.
-
Panduan Peer Training | 26
Proses pembelajaran matematika di SMA dapat dipadankan dengan
suatu proses ilmiah. Karena itu Kurikulum 2013 mengamanatkan esensi pendekatan ilmiah (scientific approach) dalam pembelajaran. Pendekatan ilmiah diyakini sebagai titian emas perkembangan dan pengembangan sikap, keterampilan, dan pengetahuan peserta didik. Dalam pendekatan atau proses kerja yang memenuhi kriteria ilmiah, para ilmuwan lebih mengedepankan penalaran induktif (inductive reasoning) daripada penalaran deduktif (deductive reasoning) yang alurnya kegiatannya dapat dilihat pada Gambar 2.1 berikut ini. (Kemdikbud, 2013: 141).
Gambar 2.1 Perbedaan pendekatan pola induktif dengan pola deduktif
Memperhatikan trend pendidikan matematika yang berkembang saat ini, Shadiq (dalam Setiawan, 2006: 6) mengklasifikasikan pendidikan matematika sebagai berikut. 1. Beralihnya pendidikan matematika dari bentuk formal ke penerapan,
proses (activities), dan pemecahan masalah nyata. 2. Beralihnya assessment (penilaian) ke bentuk penilaian otentik seperti
portofolio, proyek, wawancara, laporan, jurnal, dan penilaian mandiri peserta didik.
3. Pemaduan matematika dengan disiplin lain (dari single discipline ke interdisciplinary)
4. Peralihan dari belajar perorangan (yang bersifat kompetitif) ke belajar bersama (cooperative learning).
5. Peralihan dari belajar menghafal (rote learning) ke belajar pemahaman (mastered learning) dan belajar pemecahan masalah (problem solving).
Pola
Induktif
Pola
Deduktif
Hal-hal Khusus
Hal Umum Hal Umum
Hal-hal Khusus
-
Panduan Peer Training | 27
6. Peralihan dari dasar positivist (behaviorist) ke konstruktivisme, atau dari subject centred ke clearer centred (terbentuk atau terkonstruksinya pengetahuan).
7. Peralihan dari teori pemindahan pengetahuan (transfer of knowledge) ke bentuk interaktif, investigasi, eksploratif, kegiatan terbuka, keterampilan proses, modeling dan pemecahan masalah.
1.2. Pembelajaran Saintifik (Scientific Learning) pada Pelajaran Matematika
Haryono (2006: 2) menyebutkan bahwa pembelajaran saintifik merupakan pembelajaran yang mengadopsi langkah-langkah saintis dalam membangun pengetahuan melalui metode ilmiah. Model pembelajaran yang diperlukan adalah yang memungkinkan terbudayakannya kecakapan berpikir sains, terkembangkannya sense of inquiry dan kemampuan berpikir kreatif peserta didik. (Devito, 1989: 120). Model pembelajaran yang dibutuhkan adalah yang mampu menghasilkan kemampuan untuk belajar, bukan saja diperolehnya sejumlah pengetahuan, keterampilan, dan sikap, tetapi yang lebih penting adalah bagaimana pengetahuan, keterampilan, dan sikap itu diperoleh peserta didik.
Pembelajaran saintifik tidak hanya memandang hasil belajar sebagai muara akhir, namum proses pembelajaran dipandang sangat penting. Oleh karena itu pembelajaran saintifik menekankan pada model pembelajaran berbasis peningkatan keterampilan proses sains. Model ini menekankan pada proses pencarian pengetahuan daripada transfer pengetahuan, peserta didik dipandang sebagai subjek belajar yang perlu dilibatkan secara aktif dalam proses pembelajaran. Guru berperan sebagai seorang fasilitator yang membimbing dan mengkoordinasikan kegiatan belajar. Penguatan proses pembelajaran matematika melalui pendekatan saintifik, mendorong siswa lebih mampu dalam mengamati, menanya, mengeksplorasi atau mencoba, menalar atau mengasosiasi, dan mengomunikasikan atau mempresentasikan. Sebagai instrumen pembelajaran matematika harus merefleksikan kompetensi sikap ilmiah, berfikir ilmiah, dan keterampilan kerja ilmiah. (Kemdikbud, 2013a: 9).
Hudojo (1988: 3) mengatakan bahwa dalam mempelajari matematika harus dipilih prinsip belajar yang cocok. Selanjutnya juga dituliskan bahwa matematika itu berkenaan dengan ide-ide abstrak dan berisi simbol-simbol yang tersusun secara hirarkis. Oleh karena itu pendekatan secara ilmiah lebih sesuai digunakan dalam pembelajaran matematika di SMA.
Penalaran deduktif melihat fenomena umum untuk kemudian menarik simpulan yang spesifik. Sebaliknya, penalaran induktif memandang fenomena atau situasi spesifik untuk kemudian menarik simpulan secara keseluruhan. Pada dasarnya penalaran induktif menempatkan bukti-bukti spesifik ke dalam relasi ide yang lebih luas. Metode ilmiah umumnya menempatkan fenomena unik dengan kajian spesifik dan detail untuk kemudian merumuskan simpulan umum.
-
Panduan Peer Training | 28
Proses pembelajaran dengan berbasis pendekatan ilmiah harus dipandu dengan kaidah-kaidah pendekatan ilmiah. Pendekatan ini bercirikan penonjolan dimensi pengamatan, penalaran, penemuan, pengabsahan, dan penjelasan tentang suatu kebenaran. Proses pembelajaran harus terhindar dari sifat-sifat atau nilai-nilai non-ilmiah yang meliputi intuisi, akal sehat, prasangka, penemuan melalui coba-coba, dan asal berpikir kritis. Dengan demikian, proses pembelajaran harus dilaksanakan dengan dipandu nilai-nilai, prinsip-prinsip, atau kriteria ilmiah. Proses pembelajaran disebut ilmiah jika memenuhi kriteria berikut ini. 1. Substansi atau materi pembelajaran berbasis pada fakta atau fenomena
yang dapat dijelaskan dengan logika atau penalaran tertentu; bukan sebatas kira-kira, khayalan, legenda, atau dongeng semata.
2. Penjelasan guru, respon peserta didik, dan interaksi edukatif guru-peserta didik terbebas dari prasangka yang serta-merta, pemikiran subjektif, atau penalaran yang menyimpang dari alur berpikir logis.
3. Mendorong dan menginspirasi peserta didik berpikir secara kritis, analitis, dan tepat dalam mengidentifikasi, memahami, memecahkan masalah, dan mengaplikasikan substansi atau materi pembelajaran.
4. Mendorong dan menginspirasi peserta didik mampu berpikir hipotetik dalam melihat perbedaan, kesamaan, dan tautan satu dengan yang lain dari substansi atau materi pembelajaran.
5. Mendorong dan menginspirasi peserta didik, mampu memahami, menerapkan, dan mengembangkan pola berpikir yang rasional dan objektif dalam merespon substansi atau materi pembelajaran.
6. Berbasis pada konsep, teori, dan fakta empiris yang dapat dipertanggungjawabkan.
7. Tujuan pembelajaran dirumuskan secara sederhana, jelas, dan menarik sistem penyajiannya. (Kemdikbud, 2013: 142).
Metode ilmiah merujuk pada teknik-teknik investigasi atas suatu atau beberapa fenomena atau gejala, memperoleh pengetahuan baru, atau mengoreksi dan memadukan pengetahuan sebelumnya. Untuk dapat disebut ilmiah, metode pencarian (method of inquiry) harus berbasis pada bukti-bukti dari objek yang dapat diobservasi, empiris, dan terukur dengan prinsip-prinsip penalaran yang spesifik. Karena itu, metode ilmiah umumnya memuat serangkaian aktivitas pengumpulan data melalui observasi atau ekperimen, mengolah informasi atau data, menganalisis, kemudian memformulasi, dan menguji hipotesis. Proses pembelajaran sebaiknya menghindari sifat-sifat atau nilai-nilai non-ilmiah yang meliputi intuisi, akal sehat, prasangka, penemuan melalui coba-coba, dan berpikir kritis yang asal-asalan. (Kemdikbud, 2013: 142).
Untuk dapat disebut ilmiah, metode pencarian harus berbasis pada bukti-bukti dari objek yang dapat diobservasi, empiris, dan terukur dengan prinsip-prinsip penalaran yang spesifik. Karena itu, metode ilmiah umumnya memuat rangkaian kegiatan koleksi data atau fakta melalui observasi dan ekperimen, kemudian memformulasi dan menguji hipotesis. Metode ilmiah
-
Panduan Peer Training | 29
merujuk pada: (1) adanya fakta, (2) sifat bebas prasangka, (3) sifat objektif, dan (4) adanya analisa. Dengan metode ilmiah seperti ini diharapkan peserta didik akan mempunya sifat: kecintaan pada kebenaran yang objektif, tidak gampang percaya pada hal-hal yang tidak rasional (takhayul, ramalan dan sebagainya), rasa ingin tahu yang besar, tidak mudah membuat prasangka, dan selalu optimis.
Secara sederhana pendekatan ilmiah merupakan suatu cara atau mekanisme untuk mendapatkan pengetahuan dengan prosedur yang didasarkan pada suatu metode ilmiah. Ada juga yang mengartikan pendekatan ilmiah sebagai mekanisme untuk memperoleh pengetahuan yang didasarkan pada struktur logis. Pendekatan ilmiah ini memerlukan langkah-langkah pokok yaitu mengamati, menanya, mencoba, mengasosiasi atau menalar, dan mengomunikasikan. Kegiatan mengamati bertujuan agar pembelajaran berkaitan erat dengan konteks situasi nyata yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari. Proses mengamati fakta atau fenomena itu mencakup mencari informasi, melihat, mendengar, membaca, dan atau menyimak.
Kegiatan menanya dilakukan sebagai salah satu proses membangun pengetahuan siswa dalam bentuk konsep, prinsip, prosedur, hukum dan teori, hingga berpikir metakognitif. Tujuannya agar siswa memiliki kemapuan berpikir tingkat tinggi (critical thinking skill) secara kritis, logis, dan sistematis. Proses menanya dilakukan melalui kegiatan diksusi dan kerja kelompok serta diskusi kelas. Praktik diskusi kelompok memberi ruang kebebasan mengemukakan ide atau gagasan dengan bahasa sendiri, termasuk dengan menggunakan bahasa daerah.
Kegiatan mencoba bermanfaat untuk meningkatkan keingintahuan siswa untuk memperkuat pemahaman konsep dan prinsip atau prosedur dengan mengumpulkan data, mengembangkan kreatifitas, dan keterampilan kerja ilmiah. Kegiatan ini mencakup merencanakan, merancang, dan melaksanakan eksperimen, serta memperoleh, menyajikan, dan mengolah data. Pemanfaatan sumber belajar termasuk mesin komputasi dan otomasi sangat disarankan dalam kegiatan ini.
Kegiatan mengasosiasi bertujuan untuk membangun kemampuan berpikir dan bersikap ilmiah. Data yang diperoleh dibuat klasifikasi, diolah, dan ditemukan hubungan-hubungan yang spesifik. Kegiatan dapat dirancang oleh guru melalui situasi yang direkayasa dalam kegiatan tertentu sehingga siswa melakukan aktifitas antara lain menganalisis data, mengelompokan, membuat kategori, menyimpulkan, dan memprediksi atau mengestimasi dengan memanfaatkan lembar kerja diskusi atau praktik. Hasil kegiatan mencoba dan mengasosiasi memungkinkan siswa berpikir kritis tingkat tinggi (higher order thinking skills) hingga berpikir metakognitif.
Kegiatan mengomunikasikan adalah sarana untuk menyampaikan hasil konseptualisasi dalam bentuk lisan, tulisan, gambar atau sketsa, diagram, atau grafik. Kegiatan ini dilakukan agar siswa mampu mengomunikasikan
-
Panduan Peer Training | 30
pengetahuan, keterampilan, dan penerapannya, serta kreasi siswa melalui presentasi, membuat laporan, dan/atau unjuk karya.
Materi pembelajaran pada dimensi kognitif secara terperinci dapat dibagi menjadi empat jenis, yaitu: fakta, konsep, prinsip dan prosedur (Reigeluth, 1987). Fakta adalah materi berupa nama-nama objek, nama tempat, nama orang, lambang, peristiwa sejarah, nama bagian atau komponen suatu benda, dan lain sebagainya. Materi konsep berupa pengertian, definisi, hakekat, dan inti isi. Materi jenis prinsip berupa dalil, rumus, postulat adagium, paradigma, teorema, sedangkan materi jenis prosedur berupa langkah-langkah mengerjakan sesuatu secara urut. (Ramdhan, 2010: 2).
Robert Gagne (dalam Erman, 2003: 33), dalam belajar matematika ada dua objek yang dapat diperoleh siswa, yaitu objek langsung dan objek tak langsung. Objek langsung terdiri dari fakta, konsep, keterampilan (skill), dan prinsip. Begle (dalam Hudojo, 2005: 36) menyatakan bahwa sasaran atau objek penelaahan matematika adalah fakta, konsep, operasi, dan prinsip. Fakta biasanya meliputi istilah (nama), notasi (lambang atau simbol), dan lain-lainnya. Sedangkan konsep merupakan ide abstrak yang memungkinkan untuk mengelompokkan objek ke dalam contoh dan bukan contoh. Keterampilan berkaitan dengan kemampuan siswa dalam memberikan jawaban dan prinsip dapat berupa gabungan konsep dan beberapa fakta.
Dryden dan Voss (dalam Prawiradilaga, 2008: 24) dikatakan bahwa daya serap seseorang dalam belajar yang baik terjadi dengan: membaca sebanyak 10%, mendengar sebanyak 20%, melihat sebanyak 30%, melihat dan mendengar sebanyak 50%, mengatakan sebanyak 70%, sedangkan mengatakan sambil mengerjakan sebanyak 90%. Selaras dengan itu maka keterkaitan materi dengan kegiatan pembelajaran dalam pembelajaran saintifik dapat dipetakan melalui Tabel 2.2 berikut ini.
Tabel 2.2 Keterkaitan kegiatan pembelajaran dengan dimensi kognitif materi
pelajaran dalam pembelajaran saintifik. (Kemdikbud, 2013b: 10).
Kegiatan Pembelajaran
Dimensi Pengetahuan (Kognitif)
Fakta Konsep Prinsip atau
Prosedur Metakognitif
Mengamati Menanya Menalar Mencoba
Mengkomunikasikan
Selanjutnya penyelarasan langkah-langkah antara setiap kegiatan
pembelajaran saintifik dengan kompetensi yang akan dicapai peserta didik terpapar dalam Tabel 2.3 berikut ini.
-
Panduan Peer Training | 31
Tabel 2.3. Penyelarasan langkah-langkah kegiatan pembelajaran saintifik dengan kompetensi yang akan dicapai peserta didik. (Kemdikbud, 2013b: 1-15).
Langkah
Pembelajaran Kegiatan Belajar
Kompetensi yang Dikembangkan
Mengamati Membaca, mendengar, menyimak, melihat (tanpa atau dengan alat).
Melatih kesungguhan, kesabaran, ketelitian dan kemampuan membedakan informasi yang umum dan khusus, kemampuan berpikir analitis, kritis, deduktif, dan komprehensif.
Menanya Mengajukan pertanyaan tentang informasi yang tidak dipahami dari apa yang diamati atau pertanyaan untuk mendapatkan informasi tambahan tentang apa yang diamati (dimulai dari pertanyaan faktual sampai ke pertanyaan yang bersifat hipotetik).
Mengembangkan kreativitas, rasa ingin tahu, kemampuan merumuskan pertanyaan untuk membentuk critical minds yang perlu untuk hidup cerdas dan belajar sepanjang hayat.
Mengumpulkan informasi dan mencoba
Melakukan eksperimen, membaca sumber lain selain buku teks, mengamati objek/kejadian/ aktivitas, wawancara dengan narasumber
Mengembangkan sikap teliti, jujur, sopan, menghargai pendapat orang lain, kemampuan berkomunikasi, menerapkan kemampuan mengumpulkan informasi melalui berbagai cara yang dipelajari, mengembangkan kebiasaan belajar dan belajar sepanjang hayat.
Mengasosiasi dan mengolah informasi (menalar)
Mengolah informasi yang sudah dikumpulkan baik terbatas dari hasil kegiatan mengumpulkan (eksperimen) maupun hasil dari kegiatan mengamati dan kegiatan mengumpulkan informasi dan pengolahan informasi yang dikumpulkan dari yang bersifat menambah keluasan dan kedalaman sampai kepada pengolahan informasi yang bersifat mencari solusi dari berbagai sumber yang memiliki pendapat yang berbeda sampai pada yang bertentangan.
Mengembangkan sikap jujur, teliti, disiplin, taat aturan, kerja keras, kemampuan menerapkan prosedur dan kemampuan berpikir induktif serta deduktif dalam menyimpulkan
Mengkomunikasikan Menyampaikan hasil pengamatan, kesimpulan berdasarkan hasil analisis secara lisan, tertulis, atau media lainnya .
Mengembangkan sikap jujur, teliti, toleransi, kemampuan berpikir sistematis, mengungkapkan pendapat dengan singkat dan jelas, dan mengembangkan kemampuan berbahasa yang baik dan benar.
-
Panduan Peer Training | 32
Karakter keilmuan dari setiap materi mata pelajaran tidak selalu sama.
Oleh karena itu pendekatan ilmiah dalam mata pelajaran tertentu tidak sama dengan mata pelajaran lainnya. Proses pembelajaran matematika melalui pendekatan saintifik dapat mendorong peserta didik lebih mampu dalam mengamati, menanya, mengeksplorasi atau mencoba, mengasosiasi, dan mengkomunikasikan atau mempresentasikan. Pembelajaran matematika harus merefleksikan kompetensi sikap ilmiah, berfikir ilmiah, dan keterampilan kerja ilmiah.
Langkah-langkah pembelajaran saintifik tersebut diatur melalui pertimbangan-pertimbangan logis dalam matematika dan juga tidak kaku dalam urut-urutan pelaksanaannya. Karena dalam pembelajaran yang dikehendaki adalah jawaban mengenai fakta-fakta dalam matematika maka pendekatan dengan langkah-langkah tersebut sangatlah erat dengan metode ilmiah yang merupakan wujud dari pendekatan ilmiah dalam pembelajaran matematika. (Kemdikbud, 2013: 162).
Agar pembelajaran dapat terus menerus membangkitkan kreativitas dan keingintahuan peserta didik maka garis besar kegiatan pembelajaran matematika dengan tidak kaku dalam urutannya dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut. 1. Mengajak peserta didik mengamati fakta atau fenomena baik secara
langsung atau rekonstruksi sehingga siswa dapat mencari informasi, membaca, melihat, mendengar, atau menyimak fenomena tersebut.
2. Memfasilitasi diskusi dan tanya jawab dalam menemukan fakta, konsep, prinsip, dan teorinya.
3. Mendorong siswa aktif mencoba dengan eksperimen secara mandiri. 4. Memaksimalkan penggunaan teknologi informasi dan komunikasi dalam
mengolah data, mengembangkan penalaran, dan memprediksi fenomena. 5. Memberi kebebasan dan tantangan kreatifitas peserta didik untuk
mengkomunikasikan domain sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang telah dimiliki melalui presentasi atau unjuk karya. (Kemdikbud, 2013a: 11)
-
Panduan Peer Training | 33
BAHAN TAYANG 1 Pembelajaran Matematika di SMA pada Kurikulum 2013
PEMBELAJARAN MATEMATIKA
PADA KURIKULUM 2013
DENGAN KONSEP PENDEKATAN ILMIAH
Kriteria
1. Materi pembelajaran berbasis pada fakta atau fenomena yang
dapat dijelaskan dengan logika atau penalaran tertentu; bukan
sebatas kira-kira, khayalan, legenda, atau dongeng semata.
2. Penjelasan guru, respon peserta didik, dan interaksi edukatif
guru-peserta didik terbebas dari prasangka yang serta-merta,
pemikiran subjektif, atau penalaran yang menyimpang dari
alur berpikir logis.
3. Mendorong dan menginspirasi peserta didik berpikir secara
kritis, analistis, dan tepat dalam mengidentifikasi, memahami,
memecahkan masalah, dan mengaplikasikan materi
pembelajaran.
-
Panduan Peer Training | 34
Kriteria (lanjutan)
4. Mendorong dan menginspirasi peserta didik mampu berpikir
hipotetik dalam melihat perbedaan, kesamaan, dan tautan
satu sama lain dari materi pembelajaran.
5. Mendorong dan menginspirasi peserta didik mampu
memahami, menerapkan, dan mengembangkan pola berpikir
yang rasional dan objektif dalam merespon materi
pembelajaran.
6. Berbasis pada konsep, teori, dan fakta empiris yang dapat
dipertanggungjawabkan.
7. Tujuan pembelajaran dirumuskan secara sederhana dan jelas,
namun menarik sistem penyajiannya.
Dimensi Pengetahuan
Fakta, yaitu kejadian atau peristiwa yang dapatdilihat, didengar, dibaca, disentuh, atau diamati
Konsep, merupakan ide yang mempersatukanfakta-fakta atau dengan kata lain konsepmerupakan suatu penghubung antara fakta-faktayang saling berhubungan
Prinsip, merupakan generalisasi tentang hubunganantara konsep-konsep yang berkaiatan.
Prosedur, merupakan sederatan langkah yang bertahap dan sistematis dalam menerapkanprinsip
-
Panduan Peer Training | 35
Lintasan Perolehan
Sikap Pengetahuan Keterampilan
Menerima Mengingat Mengamati
Menjalankan Memahami Menanya
Menghargai Menerapkan Mencoba
Menghayati, Menganalisis Menalar
Mengamalkan Mengevaluasi Menyaji
- Mencipta Mencipta
Sikap
(Tahu Mengapa)
Keterampilan
(Tahu Bagaimana)
Pengetahuan
(Tahu Apa)
Produktif
Inovatif
Kreatif
Afektif
Hasil belajar melahirkan peserta didik yang produktif, kreatif,
inovatif, dan afektif melalui penguatan sikap, keterampilan, dan
pengetahuan yang terintegrasi.
Langkah-Langkah Pembelajaran
Proses pembelajaran menyentuh tiga ranah, yaitu: sikap, pengetahuan, dan keterampilan.
-
Panduan Peer Training | 36
Langkah-Langkah Pembelajaran (lanjutan)
Ranah sikap mencakup transformasi substansi atau materi
ajar agar peserta didik tahu mengapa.
Ranah keterampilan menggamit transformasi substansi atau
materi ajar agar peserta didik tahu bagaimana.
Ranah pengetahuan menggamit transformasi substansi atau
materi ajar agar peserta didik tahu apa.
Hasil akhirnya adalah peningkatan dan keseimbangan antara
kemampuan untuk menjadi manusia yang baik (soft skills) dan
manusia yang memiliki kecakapan dan pengetahuan untuk
hidup secara layak (hard skills) dari peserta didik yang
meliputi aspek kompetensi sikap, pengetahuan, dan
keterampilan.
Langkah-Langkah Pembelajaran (lanjutan)
Kurikulum 2013 menekankan pada dimensi pedagogik
modern dalam pembelajaran, yaitu menggunakan pendekatan
ilmiah.
Pendekatan ilmiah (scientific approach) dalam pembelajaran
sebagaimana dimaksud meliputi mengamati, menanya,
menalar, mencoba, membentuk jejaring untuk semua mata
pelajaran.
-
Panduan Peer Training | 37
Pendekatan Ilmiah
Mengamati fakta (matematika)
Menanya
Menalar
Mencoba
Menyimpulkan
Mengamati (observing)
Menanya
(Questioning)
Menalar
(Assosiating)
Mencoba
(Experimenting)
Membentuk jaring
(Networking)
Umum Spesifik Matematis
PEMBELAJARAN
10
KEGIATAN AKTIVITAS BELAJAR
MENGAMATI
(OBSERVING)
MELIHAT, MENGAMATI, MEMBACA, MENDENGAR, MENYIMAK
(TANPA DAN DENGAN ALAT)
MENANYA
(QUESTIONING)
-MENGAJUKAN PERTANYAAN DARI YANG FAKTUAL SAMPAI
KE YANG BERSIAT HIPOTESIS
-DIAWALI DENGAN BIMBINGAN GURU SAMPAI DENGAN
MANDIRI (MENJADI SUATU KEBIASAAN)
PENGUMPULAN DATA
(EXPERIMENTING)
-MENENTUKAN DATAYANG DIPERLUKAN DARI
PERTANYAAN YANG DIAJUKAN
-MENENTUKAN SUMBER DATA (BENDA, DOKUMEN, BUKU,
EKPERIMEN)
-MENGUMPULKAN DATA
MENGASOSIASI
(ASSOCIATING)
-MENGANALISIS DATA DALAM BENTUK MEMBUAT
KATEGORI, MENENTUKAN HUBUNGAN DATA/KATEGORI
-MENYIMPULKAN DARI HASIL ANALISIS DATA
-DIMULAI DARI UNSTRUCTURED-UNI STRUCTURE-MULTI
STRUCTURE-COMPLICATED STRUCTURE
MENGKOMUNIKASIKAN
(COMMUNICATING)
-MENYAMPAIKAN HASIL KONSEPTUALISASI
-DALAM BENTUK LISAN, TULISAN, DIAGRAM, BAGAN,
GAMBAR ATAU MEDIA LAINNYA
-
Panduan Peer Training | 38
Keterkaitan Materi dan Kegiatan
Dimensi Peng./
Kegiatan PembFakta Konsep
Prinsip/
Prosedur
Metakog-
nitif
Mengamati
Menanya
Mencoba/Mengum
pulkan Informasi
Mengasosiasi
Mengomunikasikan
Langkah Pembelajaran
LANGKAH
PEMBELAJARANKEGIATAN BELAJAR
KOMPETENSI YANG
DIKEMBANGKAN
MENGAMATI Membaca, mendengar,
menyimak, melihat (tanpa
atau dengan alat)
Melatih kesungguhan,
kesabaran, ketelitian
dan kemampuan
membedakan
informasi yang umum
dan khusus,
kemampuan berpikir
analitis, kritis, dan
komprehensif
-
Panduan Peer Training | 39
Langkah Pembelajaran
LANGKAH
PEMBELAJARANKEGIATAN BELAJAR
KOMPETENSI YANG
DIKEMBANGKAN
MENANYA Mengajukan pertanyaan tentang
informasi yang tidak dipahami
dari apa yang diamati atau
pertanyaan untuk mendapatkan
informasi tambahan tentang apa
yang diamati.
(Dimulai dari pertanyaan faktual
sampai ke pertanyaan yang
bersifat hipotetik).
Mengembangkan
kreativitas, rasa ingin tahu,
kemampuan merumuskan
pertanyaan untuk
membentuk critical minds
yang perlu untuk hidup
cerdas dan belajar
sepanjang hayat.
Langkah Pembelajaran
LANGKAH
PEMBELAJARANKEGIATAN BELAJAR
KOMPETENSI YANG
DIKEMBANGKAN
MENGUMPULKAN
INFORMASI/
EKSPERIMEN
Melakukan eksperimen:
membaca sumber lain selain buku teks
mengamati objek/kejadian
Aktivitas:
wawancara dengan nara sumber
Mengembangkan sikap teliti,
jujur, sopan, menghargai
pendapat orang lain,
kemampuan berkomunikasi,
menerapkan kemampuan
mengumpulkan informasi
melalui berbagai cara yang
dipelajari, mengembangkan
kebiasaan belajar dan belajar
sepanjang hayat.
-
Panduan Peer Training | 40
Langkah Pembelajaran
LANGKAH
PEMBELAJARANKEGIATAN BELAJAR
KOMPETENSI YANG
DIKEMBANGKAN
MENGASOSIASI/
MENGOLAH
INFORMASI
Mengolah informasi yang sudah
dikumpulkan baik terbatas dari
hasil kegiatan mengumpulkan/
eksperimen mau pun hasil dari
kegiatan mengamati dan kegiatan
mengumpulkan informasi/
pengolahan informasi yang
dikumpulkan dari yang bersifat
menambah keluasan dan
kedalaman sampai kepada
pengolahan informasi yang bersifat
mencari solusi dari berbagai
sumber yang memiliki pendapat
yang berbeda sampai kepada yang
bertentangan.
Mengembangkan sikap jujur,
teliti, disiplin, taat aturan,
kerja keras, kemampuan
menerapkan prosedur dan
kemampuan berpikir induktif
serta deduktif dalam
menyimpulkan
Langkah Pembelajaran
LANGKAH
PEMBELAJARAN
KEGIATAN BELAJAR KOMPETENSI YANG
DIKEMBANGKAN
MENGOMUNIKASIKAN Menyampaikan hasil
pengamatan, kesimpulan
berdasarkan hasil analisis
secara lisan, tertulis, atau
media lainnya.
Mengembangkan sikap
jujur, teliti, toleransi,
kemampuan berpikir
sistematis, mengungkapkan
pendapat dengan singkat
dan jelas, dan
mengembangkan
kemampuan berbahasa yang
baik dan benar.
-
Panduan Peer Training | 41
Mengamati Objek nyata
(kontekstual)
Mengamati objek
matematika
Fakta matematis
Fakta matematis
1. Mengamati Fakta
(Matematika)
Lanjutan
Peserta didik mengamati perbandingan panjang antara ruas pada lengan dan jaritangan manusia. Fakta yang diperoleh misalkan perbandingannya sama.
1. Objek nyata
Peserta didik melihat bentuk reflektor lampu depan mobil atau senter. Selanjutnyamengamati bentuknya. Fakta matematika yang diperoleh misalkan bentuknya
simetris dan posisi lampu berada pada perbandingannya sama.
-
Panduan Peer Training | 42
Lanjutan2. Objek matematika
Peserta didik mengamati (dengan menggambar) sudut yang besarnya misalnya 1200.Fakta matematika yang diperoleh misalnya nilai sinus suatu sudut adalah
perbandingan panjang sisi di depan sudut dengan sisi miringnya, padahal sisi di
depan sudut tidak ada untuk sudut tersebut.
?
Nantinya memunculkan pertanyaan
2. Menanya
Pertanyaan Pertanyaan
Berfikir
divergen
?
Bagaimana jika seperti ini
-
Panduan Peer Training | 43
3. Menalar
Induktif Deduktif
Sudut yang berada di kuadran II
mempunyai nilai sinus positif
Berarti sinus sudut 120o nilainya
positif
Pola Induktif
Hal-hal Khusus
Hal Umum Hal Umum
Hal-hal Khusus
Pola Deduktif
Perbedaan Pendekatan Pola Induktif Dengan Pola Deduktif
-
Panduan Peer Training | 44
4. Mencoba
5. Menyimpulkan
Terima Kasih
-
Panduan Peer Training | 45
HANDOUT 2 Perencanaan Pembelajaran Saintifik
Langkah Kegiatan Inti
Saling Menilai
RPP
Menyimpulkan Hasil Penilaian
RPP
Diskusi
Pemaparan Hasil Diskusi
10 Menit 10 Menit 15 Menit 10 Menit
Aktivitas 1: Menilai RPP (Saling menilai RPP peserta lain menggunakan IPKG 1) a. Setiap peserta diwajibkan membawa satu RPP yang telah digunakan dalam
proses pembelajaran sesuai materi pelajaran yang akan diampu. b. RPP tersebut dikumpulkan kepada trainer yang akan dibagikan kembali ke
peserta untuk dinilai oleh peserta lainnya dengan menggunakan acuan pengetahuan masing-masing peserta.
c. Hasil penilaian dituliskan langsung pada halaman depan RPP. d. Hasil penilaian dipresentasikan oleh peserta yang ditunjuk trainer. Peserta
lainnya menyampaikan hasil penilaian yang tidak sama dengan peserta lainnya. Trainer mencatat hasil penilaian yang dilaporkan peserta.
e. Peserta menyimpulkan hasil penilaian RPP dengan dipandu oleh trainer. f. Diskusi rambu-rambu penyusunan RPP yang mengacu pada Standar Proses dan
Pendekatan Ilmiah dalam pelajaran Matematika. g. Paparan materi tentang Rambu-rambu Penyusunan RPP mengacu pada
Standar Proses dan Pendekatan Ilmiah dalam pelajaran Matematika oleh trainer sambil disisipkan dalam kegiatan diskusi.
Aktivitas 2: Diskusi Para peserta berdiskusi untuk menyusun RPP yang sesuai dengan SKL, KI, dan KD; Standar Proses; dan Pendekatan Ilmiah dalam pelajaran Matematika. Pemaparan Hasil Diskusi 1. Peserta memaparkan hasil diskusinya, peserta lain dapat dijadikan pembahas
dan penanya. 2. Trainer dan peserta lain memberikan masukan terhadap hasil diskusi. 3. Pada akhir diskusi trainer bersama peserta menyimpulkan hasil diskusi.
-
Panduan Peer Training | 46
BAHAN TAYANG 2 Perencanaan Pembelajaran Saintifik
PERENCANAAN
PEMBELAJARAN SAINTIFIK
Dalam proses perancangan RPP dan pelaksanaan
pembelajaran di kelas, sikap diintegrasikan dalam
aktivitas keterampilan dan pengetahuan.
Sikap yang dimaksud meliputi sikap spiritual dan
sikap sosial.
Perencanaan Pembelajaran Saintifik
Pada Kurikulum 2013
-
Panduan Peer Training | 47
KURIKULUM 2013
SKL
Sikap
&perilaku
Ketrampilan
Pengetahuan
menerima, menjalankan,
menghargai, menghayati,
mengamalkan
mengamati, menanya,
mencoba, mengolah,
menyaji, menalar, mencipta
mengetahui, memahami,
menerapkan, menganalisis,
mengevaluasi
KI 1: Spiritual
KI 2: Sosial
KD 1
KD 2
KI 3:
KetrampilanKD 3
KI 4:
KetrampilanKD 4
Dalam penyusunan RPP hendaknya dalam proses perolehan pengetahuan danketerampilan, sikap diintegrasikan sehingga seluruh mata pelajaran diorientasikan
memiliki kontribusi terhadap pembentukan sikap
Diawali KD
KI-3
KD
KI-4
KD
KI-2
Alur penyusunan
RPP &
Pelaksanaan
Pembelajaran
KD
KI-1Menuju Dampak &
Dom
ain
Menyusun RPP LANGKAH 1:
Menyusun indikator dari rangkaian KD dari KI 3, 4, 2, 1Berdasarkan KD dari KI 3 tersebut, dikaitkan dengan keterampilan apa yang harus dicapai oleh peserta didik dengan melihat KD dari KI 4 yang sesuai, selanjutnya melalui KD dari KI 3 dan KD dari KI4 dikaitkan sikap apa yang dapatdibentuk melalui pembelajaran (lihat KI 2 dan KI 1). Agar lebih mudah dilihat dulu KD dari KI 2 (sikap sosial), lalu dipilih KD dari KI 2 tersebut yang sesuai. Jikapembelajaran tersebut mengandung atau dapat dikaitkan dengan sikapspiritual, maka perlu diambil KD dari KI 1 untuk dapat dicapai oleh peserta didik (jika dari KD KI 3 dan KI 4 tidak dapat dikaitkan dengan sikap spiritual, makatidak perlu dipaksakan ada KI 1). Selanjutnya, diurutkan sesuai dengan urutanKI dalam penulisan di RPP, yaitu dimulai dengan KD dari KI 1 (jika ada), KD dariKI 2, KD dari KI 3, lalu KD dari KI 4. Selanjutnya dari KD-KD tersebut diturunkan ke dalam indikator2 ketercapaian kompetensi.
Untuk lebih memudahkan dalam merumuskan indikator apakah sesuai denganKD yang telah ditetapkan atau tidak, sebaiknya setelah menetapkan KD maka merumuskan indikatornya.
-
Panduan Peer Training | 48
LANGKAH 2:
Setelah menetapkan KD dan indikator untuk KI 3, KI 4, lalu KI 2, dan KI 1, kemudian dituliskan di RPP dengan mengurutkandimulai dari KI 1 sampai KI 4.
Merumuskan tujuan pembelajaran berdasarkan indikator di atas (utamakan dulu indikator dari KD pada KI 3). Berdasarkanindikator dari KD pada KI 3 kita dapat mengintegrasikanindikator dari KI yang lain dalam merumuskan tujuanpembelajaran. Perlu diperhatikan dalam merumuskan tujuanpembelajaran, hendaknya menggunakan kaidah a (audien), b (behavior), c (condition), dan d (degree), bukan hanyamenambahkan kata peserta didik dapat pada indikator.
Menyusun RPP (lanjutan)
Menyusun RPP (lanjutan)
LANGKAH 3:
Menetapkan materi pembelajaran, pendekatan/metode pembelajaran, media, dan sumber pembelajaran.Dalam menetapkan metode pembelajaran, pada Kurikulum 2013 menekankan penerapan pendekatan scientific (meliputi: mengamati, menanya, mencoba, mengolah, menyajikan, menyimpulkan, danmencipta untuk semua mata pelajaran) (Sudarwan, 2013).
Komponen-komponen penting dalam mengajar melalui penggunaanpendekatan scientific adalah: Menyajikan pembelajaran yang dapat meningkatkan rasa keingintahuan
(Foster a sense of wonder),
Meningkatkan keterampilan mengamati (Encourage observation),
Melakukan analisis (Push for analysis) dan
Berkomunikasi (Require communication)
-
Panduan Peer Training | 49
LANGKAH 4:
Menetapkan langkah-langkah pembelajaran (skenariopembelajaran) sesuai dengan pendekatan, strategi, danmetode yang dipilih.Misalnya dalam RPP yang dicontohkan berikut:Pendekatan : scientificModel : SiMaYang (Berbasis Multipel Representasi)Strategi : Kolaboratif & KooperatifMetode : demonstrasi, diskusi, latihan, dan penugasan.
(Pada langkah ke empat inilah, guru dapat berimprovisasisesuai dengan kaidah pembelajaran abad 21).
Menyusun RPP (lanjutan)
LANGKAH 5 (TERAKHIR):
Menetapkan langkah-langkah pembelajaran (skenario pembelajaran)
sesuai dengan pendekatan, strategi, dan metode yang dipilih.
Merumuskan penilaian terhadap hasil pembelajaran yang meliputi
penilaian sikap, keterampilan, dan pengetahuan.
Menyusun RPP (lanjutan)
Terima Kasih
-
Panduan Peer Training | 50
HANDOUT 3 Pelaksanaan Micro Teaching Pembelajaran Saintifik
Langkah Kegiatan Inti
Persiapan Micro Teaching
Praktik Micro Teaching
Refleksi
10 Menit 30 Menit 20 Menit
Persiapan micro teaching
Praktik micro teaching pembelajaran secara individual, untuk setiap peserta 30 menit dipandu trainer.
Menilai kegiatan micro teaching oleh trainer dengan menggunakan IPKG2.
Refleksi terhadap pelaksanaan micro teaching.
-
Panduan Peer Training | 51
BAHAN TAYANG 3 Pelaksanaan Micro Teaching Pembelajaran Saintifik
PELAKSANAAN
MICRO TEACHINGPEMBELAJARAN SAINTIFIK
Langkah Kegiatan Micro Teaching
Peserta mendapatkan instrumen Penilaian Pelaksanaan Pembelajaran (IPKG-2), mencermati, dan mendiskusikan
cara penggunaannya.
Trainer memberikan informasi strategi penyajian micro teaching.
-
Panduan Peer Training | 52
1. Peserta yang telah ditunjuk melakukan micro teaching
menggunakan RPP yang telah disusun.
2. Pelaksanaan micro teaching sesuai waktu yang ditentukan
yaitu 30 menit.
3. Pada saat salah seorang peserta menjadi guru, peserta
lain menempatkan diri sebagai peserta didik sambil
menilai pelaksanaannya menggunakan IPKG-2.
4. Setelah micro teaching, dilakukan refleksi yang dipandu
oleh trainer terhadap kegiatan pembelajaran.
Penyajian Micro Teaching
Terima Kasih
-
Panduan Peer Training | 53
Lampiran 2
FORMAT RPP TERBARU KURIKULUM 2013
(Berdasarkan Permendikbud No.81A Tahun 2013)
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
No: ....
Sekolah : .....
Mata Pelajaran : ......
Kelas/Semester : .....
Materi Pokok : ..... (Bagian dari unit materi)
Alokasi Waktu : ..... (Bagian dari unit waktu di silabus)
A. Kompetensi Inti (KI) (lihat silabus) B. Kompetensi Dasar dan Indikator
1. ---------------- (KD pada KI 1) 2. ---------------- (KD pada KI 2) 3. ---------------- (KD pada KI 3)
Indikator: (KKO, perhatikan tingkat kompetensinya)
4. ---------------- (KD pada KI 4) Indikator: (KKO, perhatikan tingkat kompetensinya)
Catatan:
KD dari KI-1 dan KI-2 tidak harus dikembangkan dalam indikator karena
keduanya dicapai melalui proses pembelajaran tidak langsung. Indikator
dikembangkan hanya untuk KI-3 dan KI-4 yang dicapai melalui proses
pembelajaran langsung.
C. Tujuan Pembelajaran (KKO, menggambarkan proses dan hasil) D. Materi Pembelajaran (lihat silabus) E. Metode Pembelajaran F. Media, Alat, dan Sumber Pembelajaran
1. Media 2. Alat/Bahan 3. Sumber Belajar
G. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran 1. Pertemuan Kesatu
a. Pendahuluan/Kegiatan Awal (...menit) b. Kegiatan Inti (...menit)
PESERTA DIDIK GURU WAKTU
Mengamati (Observing)
Mempertanyakan (Questioning)
Mengeksplorasi/Bereksperimen/Mengumpulkan
Informasi (Exploring/Experimenting)
Mengasosiasi (Associating)
Mengkomunikasikan/(Communicating/Networking)
c. Penutup (...menit)
-
Panduan Peer Training | 54
2. Pertemuan Kedua a. Pendahuluan/Kegiatan Awal (...menit) b. Kegiatan Inti (...menit) c. Penutup (...menit), dan seterusnya.
H. Penilaian a. Aspek Pengetahuan
1. Jenis/Teknik Penilaian 2. Bentuk Instrumen dan Instrumen 3. Pedoman Penskoran
b. Aspek Keterampilan c. Aspek Sikap
Catatan:
Pembelajaran tidak langsung adalah proses pendidikan yang terjadi selama proses
pembelajaran langsung tetapi tidak dirancang dalam kegiatan khusus. Pembelajaran
tidak langsung berkenaan dengan pengembangan nilai dan sikap. Pembelajaran tidak
langsung berkenaan dengan pembelajaran yang menyangkut KD yang
dikembangkan dari KI-1 dan KI-2.
Pembelajaran langsung adalah proses pendidikan yang dalam pelaksanaannya
peserta didik mengembangkan pengetahuan, kemampuan berpikir dan keterampilan
psikomotorik melalui interaksi langsung dengan sumber belajar yang dirancang
dalam silabus dan RPP berupa kegiatan-kegiatan pembelajaran. Dalam
pembelajaran langsung peserta didik melakukan kegiatan belajar mengamati,
menanya, mengumpulkan informasi, mengasosiasi atau menganalisis, dan
mengkomunikasikan apa yang sudah ditemukannya dalam kegiatan analisis. Proses
pembelajaran langsung menghasilkan pengetahuan dan keterampilan langsung atau
yang disebut dengan instructional effect. Pembelajaran langsung berkenaan dengan
pembelajaran yang menyangkut Kompetensi dasar (KD) yang dikembangkan dari
KI-3 dan KI-4.
-
Panduan Peer Training | 55
Lampiran 3
LEMBAR PENILAIAN PELAKSANAAN PEER TRAINING
Pembelajaran Saintifik Dalam Pelajaran Matematika
Disusun oleh: Eko Adinuryadin
NIM. 0102512063
PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN KONSENTRASI KEPENGAWASAN SEKOLAH
TAHUN 2014
-
Panduan Peer Training | 56
KISI-KISI Lembar Penilaian Pelaksanaan Peer Training
No. Indikator Banyaknya
Item No. Item Responden
I. KEGIATAN AWAL
Guru Trainer
A. Persiapan Fisik Ruangan 4 1, 2, 3, 4
B. Introduksi Kegiatan Peer Training 4 5, 6, 7, 8
II. KEGIATAN INTI
C. Penyampaian Materi oleh Trainer 8 9, 10, 11, 12,
13, 14, 15, 16
D. Keterlibatan Peserta dalam
Kegiatan
5 17, 18, 19,
20, 21
E. Penggunaan Media dalam Kegiatan
Peer Training
4 22, 23, 24, 25
F. Pelaksanaan Peer Training 2 26, 27
III. KEGIATAN AKHIR
G. Penutupan Peer Training 3 28, 29, 30
-
Panduan Peer Training | 57
LEMBAR PENILAIAN PELAKSANAAN PEER TRAINING
Nama Guru Trainer : _______________________________________________ Hari, Tanggal : _______________________________________________ Materi Pokok : _______________________________________________ Waktu : _______________________________________________ Tempat : _______________________________________________ Berilah tanda cek () pada kolom Skala Skor ( 1, 2, 3, 4) sesuai dengan kriteria yang tertera pada kolom tersebut! Berikan komentar atau saran untuk perbaikan pelaksanaan Peer Training sesuai dengan penilaian Anda pada bagian akhir!
Aspek yang Diamati Skala Skor
1 2 3 4
I. KEGIATAN AWAL
A. Persiapan Fisik Ruangan
1. Kursi dan meja tertata dengan baik
2. Media (LCD/laptop/papan tulis/sound system) siap pakai
3. Ruangan bersih dan representatif
4. Pencahayaan ruang cukup memadai
B. Introduksi Kegiatan Peer Training
5. Persiapan peserta dan trainer telah dilakukan
6. Trainer mengemukakan rencana dan tujuan kegiatan
7. Trainer melakukan apersepsi dan motivasi
8. Peserta memperhatikan dengan baik
II. KEGIATAN INTI
C. Penyampaian Materi oleh Trainer
9. Materi disampaikan dengan lancar, jelas, dan sistematis
10. Penyampaian materi menggunakan bahasa lisan dan tata tulis yang baku
11. Trainer memberi kesempatan peserta untuk aktif bertanya atau bertukar pendapat
12. Trainer melakukan bimbingan individual secara adil
13. Hubungan trainer dan peserta dilakukan dengan komunikasi yang baik dan sopan
14. Materi disampaikan sesuai dengan alokasi waktu
15. Materi disampaikan sesuai dengan tujuan
16. Trainer memberikan kesan yang menarik
D. Keterlibatan Peserta dalam Kegiatan
17. Peserta aktif bertanya/menjawab pertanyaan
18. Peserta aktif mengemukakan pendapat
19. Peserta aktif memberikan saran dan kritik kepada trainer atau peserta lain
20. Peserta aktif melaksanakan tugas dalam kegiatan peer training
-
Panduan Peer Training | 58
21. Peserta memberikan kesan yang baik
E. Penggunaan Media dalam Kegiatan Peer Training
22. Trainer memanfaatkan media TIK tanpa kesulitan
23. Penggunaan media sesuai tujuan
24. Penggunaan media memperjelas penyampaian materi
25. Bahan presentasi sesuai dengan materi
F. Pelaksanaan Peer Training
26. Peer training dilaksanakan sesuai pedoman
27. Peer training dilaksanakan sesuai jadwal
III. KEGIATAN AKHIR
G. Penutupan Peer Training
28. Trainer bersama peserta membuat kesimpulan materi
29. Trainer bersama peserta membuat refleksi kegiatan
30. Trainer bersama peserta merencanakan kegiatan tindak lanjut
JUMLAH SKOR
TOTAL SKOR MAKSIMAL 120
Komentar pengamat terhadap pelaksanaan Peer Training secara umum: ......................................................................................................................................
......................................................................................................................................
......................................................................................................................................
......................................................................................................................................
......................................................................................................................................
......................................................................................................................................
......................................................................................................................................
......................................................................................................................................
Nilai Akhir: 100120
100MaksimalSkor Total
SkorJumlah NA
Semarang, ________________ Pengamat _________________________
-
Panduan Peer Training | 59
RUBRIK PENILAIAN PELAKSANAAN PEER TRAINING
Rubrik Penilaian Pelaksanaan Peer Training ini digunakan pengamat untuk mengetahui keberhasilan kegiatan Peer Training. Langkah Kegiatan 1. Memberikan tanda cek () pada kolom Skala Skor (1, 2, 3, 4) sesuai dengan
penilaian terhadap pelaksanaan kegiatan peer training. 2. Memberikan komentar atau saran perbaikan terhadapat pelaksanaan kegiatan
peer training. 3. Menghitung jumlah skor. 4. Menentukan Nilai Akhir menggunakan rumus:
100MaksimalSkor Total
SkorJumlah NA
Keterangan:
Kategori Interval Nilai
Amat Baik ( A) 90 < Nilai 100
Baik (B) 75 Nilai < 90
Cukup (C) 60 Nilai < 75
Kurang (K) Nilai < 60
I. KEGIATAN AWAL
A. Persiapan Fisik Ruangan 1. Kursi dan meja tertata dengan baik
Untuk menilai butir ini diperhatikan deskriptor berikut. a. Jumlah kursi lebih dari cukup. b. Jumlah meja lebih dari cukup. c. Kursi-kursi tertata baris dengan rapi. d. Meja-meja tertata baris dengan rapi.
Skala Penjelasan
1 2 3 4
Satu deskriptor tampak Dua deskriptor tampak Tiga deskriptor tampak Empat deskriptor tampak
2. Media (LCD/laptop/papan tulis/sound system) siap pakai Untuk menilai butir ini diperhatikan deskriptor berikut. a. LCD telah terpasang dan siap pakai b. Laptop telah terpasang dan siap pakai c. Papan tulis dan spidol telah siap pakai d. Sound system telah terpasang dan siap pakai
-
Panduan Peer Training | 60
Skala Penjelasan
1 2 3 4
Satu deskriptor tampak Dua deskriptor tampak Tiga deskriptor tampak Empat deskriptor tampak
3. Ruangan bersih dan representatif Untuk menilai butir ini diperhatikan deskriptor berikut. a. Tidak ada sampah yang berserakan b. Pencahayaan cukup memadai c. Tidak ada suara bising d. Udara bersih dan segar
Skala Penjelasan
1 2 3 4
Satu deskriptor tampak Dua deskriptor tampak Tiga deskriptor tampak Empat deskriptor tampak
4. Pencahayaan ruang cukup memadai Untuk menilai butir ini diperhatikan deskriptor berikut. a. Tampilan LCD cukup jelas b. Tulisan di papan tulis cukup jelas c. Wajah setiap peserta dapat dikenali dengan jelas d. Peragaan/gerakan trainer dapat dilihat peserta dengan jelas
Skala Penjelasan
1 2 3 4
Satu deskriptor tampak Dua deskriptor tampak Tiga deskriptor tampak Empat deskriptor tampak
B. Introduksi Kegiatan Peer Training
5. Persiapan peserta dan trainer Untuk menilai butir ini diperhatikan deskriptor berikut. a. Adanya panduan kegiatan peer training b. Peserta telah membawa materi dan perlengkapan c. Peserta menempati ruangan dengan rapi d. Trainer telah membawa materi dan perlengkapan
Skala Penjelasan
1 2 3 4
Satu deskriptor tampak Dua deskriptor tampak Tiga deskriptor tampak Empat deskriptor tampak
6. Trainer mengemukakan rencana dan tujuan kegiatan Untuk menilai butir ini diperhatikan deskriptor berikut. a. Trainer mengemukakan rencana kegiatan secara implisit/tidak jelas b. Trainer mengemukakan rencana kegiatan secara eksplisit/jelas c. Trainer mengemukakan tujuan kegiatan secara implisit/tidak jelas d. Trainer mengemukakan tujuan kegiatan secara eksplisit/jelas
-
Panduan Peer Training | 61
Skala Penjelasan
1 2 3 4
Satu deskriptor tampak Dua deskriptor tampak Tiga deskriptor tampak Empat deskriptor tampak
7. Trainer melakukan apersepsi dan motivasi Untuk menilai butir ini diperhatikan deskriptor berikut. a. Trainer mengaitkan materi yang disampaikan dengan pengalaman
mengajar b. Trainer mengajukan pertanyaan yang memacu semangat peserta c. Trainer menyampaikan manfaat dari materi yang akan disampaikan d. Trainer mengajak peserta untuk mengemukakan pengalaman mengajarnya
Skala Penjelasan
1 2 3 4
Satu deskriptor tampak Dua deskriptor tampak Tiga deskriptor tampak Empat deskriptor tampak
8. Peserta memperhatikan dengan baik Untuk menilai butir ini diperhatikan deskriptor berikut. a. Peserta memperhatikan penjelasan trainer dengan seksama b. Peserta menjawab pertanyaan yang disampaikan c. Peserta mengemukakan ide/gagasannya d. Peserta berdiskusi tentang materi yang disampaikan trainer
Skala Penjelasan
1 2 3 4
Satu deskriptor tampak Dua deskriptor tampak Tiga deskriptor tampak Empat deskriptor tampak
II. KEGIATAN INTI
C. Penyampaian Materi oleh Trainer 9. Materi disampaikan dengan lancar, jelas, dan sistematis
Untuk menilai butir ini diperhatikan deskriptor berikut. a. Trainer menjelaskan materi secara runtut b. Trainer menyampaikan materi dengan intonasi yang jelas c. Peserta mengikuti pengarahan yang disampaikan trainer d. Peserta secara jelas dapat menangkap maksud penjelasan trainer
Skala Penjelasan
1 2 3 4
Satu deskriptor tampak Dua deskriptor tampak Tiga deskriptor tampak Empat deskriptor tampak
10. Penyampaian materi menggunakan bahasa lisan dan tata tulis yang baku
Untuk menilai butir ini diperhatikan deskriptor berikut. a. Presentasi yang ditayangkan trainer menggunakan tata tulis baku
-
Panduan Peer Training | 62
b. Bahasa yang digunakan trainer dapat dimengerti peserta c. Peserta berkomunikasi dengan bahasa yang baku d. Kata-kata yang disampaikan peserta dapat dimengerti oleh trainer
Skala Penjelasan
1 2 3 4
Satu deskriptor tampak Dua deskriptor tampak Tiga deskriptor tampak Empat deskriptor tampak
11. Trainer memberi kesempatan peserta untuk aktif bertanya atau bertukar pendapat Untuk menilai butir ini diperhatikan deskriptor berikut.
a. Membangkitkan rasa ingin tahu, minat, dan perhatian peserta tentang suatu tema atau topik materi.
b. Mendorong dan menginspirasi peserta untuk aktif dan mengembangkan pertanyaan.
c. Mendiagnosis kesulitan belajar peserta dan menyampaikan ancangan untuk mencari solusinya.
d. Membangkitkan keterampilan peserta dalam berbicara, mengajukan pertanyaan, dan memberi jawaban secara logis, sistematis, dan menggunakan bahasa yang baik dan benar.
e. Melatih kesantunan dalam berbicara dan membangkitkan kemampuan berempati satu sama lain.
Skala Penjelasan
1 2 3 4
Deskriptor a dan e tampak Deskriptor a, b, dan e tampak Deskriptor a, b, c dan e tampak Deskriptor a, b, c, d, dan e tampak
12. Trainer melakukan bimbingan individual secara adil terhadap setiap peserta Untuk menilai butir ini diperhatikan deskriptor berikut.
Skala Penjelasan
1
2 3 4
Trainer selalu membantu salah satu peserta saja secara individual Trainer secara sesekali membantu peserta secara individual Trainer sering membantu peserta secara individual Trainer selalu membantu setiap peserta yang membutuhkan bantuan secara individual
13. Hubungan trainer dan peserta dilakukan dengan komunikasi yang baik dan sopan Untuk menilai butir ini diperhatikan deskriptor berikut. a. Tidak muncul kata-kata kasar dalam komunikasi b. Komunikasi dilakukan dalam suasana ceria c. Komunikasi dilakukan dengan senyuman d. Komunikasi berjalan dengan akrab sebagai rekan sejawat
Skala Penjelasan
1 Satu deskriptor tampak
-
Panduan Peer Training | 63
2 3 4
Dua deskriptor tampak Tiga deskriptor tampak Empat deskriptor tampak
14. Materi disampaikan sesuai dengan alokasi waktu Untuk menilai butir ini diperhatikan deskriptor berikut.
Skala Penjelasan
1
2
3
4
Penyampaian materi lebih lambat dari alokasi waktu tetapi materi belum tersampaikan semua Penyampaian materi lebih lambat dari alokasi waktu tetapi materi telah tersampaikan semua Penyampaian materi lebih cepat dari alokasi waktu tetapi materi belum tersampaikan semua Penyampaian materi sesuai dengan alokasi waktu
15. Materi disampaikan sesuai dengan tujuan Untuk menilai butir ini diperhatikan deskriptor berikut.
Skala Penjelasan
1 2 3 4
Penyampaian materi sangat tidak sesuai tujuan kegiatan Penyampaian materi melenceng jauh dari tujuan kegiatan Penyampaian materi sedikit melenceng dari tujuan Penyampaian materi sesuai dengan tujuan kegiatan
16. Trainer memberikan kesan yang menarik Untuk menilai butir ini diperhatikan deskriptor berikut.
Skala Penjelasan
1
2 3 4
Cara berpakaian trainer tidak mencerminkan seorang pendidik Penampilan secara fisik trainier cukup menarik Tingkah laku dan gaya bicara trainer menyenangkan Penyampaian materi trainer sangat mengesankan
D. Keterlibatan Peserta dalam Kegiatan
17. Peserta aktif bertanya/menjawab pertanyaan Untuk menilai butir ini diperhatikan deskriptor berikut.
Skala Penjelasan
1
2
3
4
Hanya peserta tertentu yang aktif bertanya/menjawab pertanyaan Tidak lebih dari 3 peserta peserta yang aktif bertanya/menjawab pertanyaan Tidak lebih dari 4 peserta yang aktif bertanya/menjawab pertanyaan Lebih dari 4 peserta yang aktif bertanya/menjawab pertanyaan
-
Panduan Peer Training | 64
18. Peserta aktif mengemukakan pendapat Untuk menilai butir in