Download - Lap Kkl Kelompok 1
1PENDAHULUAN
Arsitektur TradisonalArsitektur tradisional adalah suatu bangunan yang bentuk, struktur, fungsi, ragam hias
dan cara pembuatannya diwariskan secara turun temurun serta dapat di pakai untuk melakukan
aktivitas kehidupan dengan sebaik-baiknya. Rumusan arsitektur menampilkan sebagai suatu
bangunan, yang selanjutnya dapat berarti sebagai suatu yang aman dari pengaruh alam seperti
hujan, panas dan lain sebagainya. Bangunan sebagai suatu hasil ciptaan manusia agar terlindung
dari pengaruh alam, dapatlah dilihat beberapa komponen yang menjadikan bangunan itu sebagai
tempat untuk dapat melakukan aktivitas kehidupan dengan sebaik-baiknya. Komponen-
komponen tersebut adalah : bentuk, struktur , fungsi, ragam hias serta cara pembuatan yang
diwariskan secara turun temurun. Komponen tersebut yang merupakan faktor utama untuk
melihat suatu arsitektur tradisional, maka dalam inventarisasi dan dokumentasi ini hendaknya
setiap bangunan itu harus merupakan tempat yang dapat dipakai untuk melakukan aktivitas
kehidupan dengan sebaik-baiknya. Arsitektur tradisional dapat pula dikategorikan berdasarkan
kepada aktivitas yang ditampungnya.
Arsitektur tradisional adalah suatu bangunan atau tempat tinggal ciptaan manusia yang
pembuatannya diwariskan secara turun temurun untuk melakukan aktivitas mereka, jadi sudah
menjadi hal yang pasti bahwa dalam hal ini pengamatannya dalam beberapa segi perlu
melepaskan diri dari arsitektur modern.
Bangunan tradisional yang kita lihat sekarang ini perkembangannya melalui suatu proses
yang panjang. Bangunan tradisional berfungsi sebagai suatu tempat berlindung manusia dari
gangguan binatang buas dan gangguan alam seperti panas, dingin, hujan dan angin.
Perkembangan selanjutnya bersamaan dengan cara hidup mereka, yaitu dari hidup berpindah-
pindah atau “nomad” sampai hidup secara menetap. Sistem hidup manusia yang berpindah-
pindah menghasilkan bangunan yang hanya berupa tempat yang berpindah-pindah, bangunan
tersebut hanya berupa tempat berlindung untuk sementara, tetapi pada suatu saat bangunan itu
1
akan merupakan suatu tempat tinggal atau rumah, manakala manusia itu sudah hidup secara
mentap.
Arsitektur Tradisional Suku BayanArsitektur tradisional merupakan bagian dari kebijakan dan kearifan pembangunan ruang
hidup masyarakatnya. Keberadaannya lekat dengan hidup keseharian masyarakat tradisional
yang masih menganut tata kehidupan kolektif. Ada keserasian dan keselarasan antara makro
kosmos (alam semesta)dan mikro kosmos (bangunan) yang harus selalu dipelihara. Keharusan
berkomunikasi dengan bangsa dan budaya asing telah membawa perubahan mendasar dalam
desain arsitektur tradisional yang otentik. Kedatangan tamu asing membutuhkan ruang
tambahan, karena rumah adat hanya diperuntukkan bagi kehidupan pribadi penghuninya, serta
sanak keluarga sekaum. Proses pembaharuan berlanjut hingga kini, dalamupaya mencari bentuk
yang selaras dengan polakehidupan masyarakatnya.
Datu Pangeran Mas Mutering Langit sebagai yang tertua berkedudukan di Bayan Timur
diberikan mandat untuk menjalankan pelaksanaan adat gama. Sementara Datu Pangeran Mas
Mutering Jagat berkedudukan di Bayan Barat diberikan tugas untuk menjalankan Pelaksanaan
Adat Luir Gama. Kedua Datu Pangeran Mas tersebut dalam menjalankan tugas-tugasnya dalam
bidang sosial kemasyarakatan dan dalam menjaga alam lingkungan dibantu oleh Titi mas
rempung berasal dari Loloan, Titi Mas Puncan Surya yang berasal dari Karang Bajo dan Titi Mas
Pakel yang berasal dari Karang Salah, sedangkan dalam menjalankan bidang keagamaan dibantu
oleh Titi Mas Pengulu dan Lebe Antasalam.
Nama Bayan diberikan ketika Islam berkembang pesat sekitar abad ke 16, dibawa oleh
para ulama dan pedagang yang singgah di pelabuhan Carik . Nama Bayan sendiri di berikan
setelah Raja Bayan menerima Islam sebagai Agama kerajaan Bayan. Kata Bayan berasal dari
bahasa Arab berarti penerang sedangkan bagi Raja dan keluarganya yang masuk Islam oleh para
mubalig saat itu dinobatkan dan diberikan gelar raden kepada seorang laki-laki dan Denda
kepada seorang perempuan. Hal ini dimaksudkan untuk menghargai keturunan kerajaan.
Daerah Babad suwung yang sering disebut kerajaan suwung atau kerajaan sepi, konon lebih
banyak ditinggalkan penghuninya. Bayan sering disebut daerah tertua di Pulau Lombok
merupakan pusat berkembangnya budaya yang menyebar ke se antero pulau Lombok. Adat
2
saking gumi Bayan kutipan dalam salah satu yang tertulis di naskah lontar kuno berarti bahwa
Adat masyarakat Lombok berpusat dari Gumi Bayan.
Masa penguasaan Raja Karang Asem atas beberapa bagian dari daerah Lombok yang
bertahta di Cakra mataram dan pedudukan Hindia Belanda selama satu setengah abad atas
wilayah nusantara ditambah dengan 2,5 tahun pedudukan tentara Jepang juga telah menjadi
pengalaman berharga mempengaruhi corak atas keyakinan,sistem pemerintahan, sosial, politik
dan Budaya yang berkembang di Bayan membentuk sebuah tatanan yang kuat mengatur segala
aspek kehidupan masyarakat Bayan kala itu.
Desa Adat Bayan terletak di Kabupaten Lombok Utara, merupakan salah satu desa
diPulau Lombok yang masih memegang adatistiadat asli Suku Sasak-Bayan dalam
kehidupankemasyarakatannya dan pola permukimannya. Desa Adat Bayan terdapat beberapa
kompleksbangunan tradisional sebagai tempat tinggal rajadan keluarganya (kampu).
Pembentukan pola permukiman berdasarkan aturan adat Bayan yang diwariskan secara turun
temurun menjadi suatu hal yang menarik perhatian masyarakat luar. Perumahan ini elemen
permukimannya meliputi rumah/bale, berugaq, dapur/paon, lumbung, KM/WC, dan kandang.
Rumah danelemen lain memiliki pola berjajar, dalam artibale semua berjajar dalam satu garis
lurus, demikian juga dengan berugaq dan lumbung ataukandang. Keseluruhan dari
bangunanperumahan memiliki arah hadap yang sama, yakni menghadap Timur/Barat (Sasongko,
2005). Pengenalan Desa Adat Bayan ke dunia luar banyak mendatangkan para wisatawan
untukdatang berkunjung dengan membawa tata carakehidupannya. Pengaruh dari luar membawa
perubahan-perubahan di Desa Adat Bayan. Perubahan fisik dan non fisik pada polapermukiman
dan sosial budaya masyarakatnya, selain itu belum adanya kebijakan pemerintah mengenai upaya
pelestarian permukiman tradisional di Pulau Lombok.
Sejarah BayanZaman sekitar 1150 M Bayan dipimpin oleh seorang Raja atau disebut Datu Bayan
bergelar Susuhunan Ratu Mas Bayan Agung, silsilah menyebut bahwa Raja Bayan bersaudara
dengan tidak kurang dari 18 orang dari hasil perkawinan Raja sebelumnya dengan beberapa istri
dan selir, saudara-saudara Raja Bayan kemudian menyebar ke seluruh pulau Lombok dan hingga
kini beranak pinak. Sejarah mencatat dari hasil perkawinan Raja Bayan dengan istri pertamanya
mempunyai dua orang putra bergelar Pangeran Mas mutering langit dan Pangeran Mas mutering
3
gumi kedua pangeran inilah yang kemudian meneruskan memerintah dan berkuasa di kerajaan
Bayan.
Datu Pangeran Mas Mutering Langit sebagai saudara tertua berkedudukan di Bayan
Timur diberikan mandat menjalankan pelaksanaan adat gama yaitu kelembagaan adat yang
mengatur hubungan vertikal dengan sang pencipta Allah Swt, sementara Datu Pangeran Mas
Mutering Jagat berkedudukan di Bayan Barat diberikan tugas untuk menjalankan Pelaksanaan
Adat Luir Gama atau kelembagaan adat yang berhubungan dengan sosial
kemasyarakatan,lingkungan dan adat istiadat lainya.
Datu Pangeran Mas tersebut dalam menjalankan tugas-tugasnya dibantu oleh keluarga
kerajaan lainya antara lain Titi mas rempung bertempat tinggal di loloan,Titi Mas Puncan Surya
yang betempat tinggal di karang bajo dan Titi Mas Pakel yang bertempat tinggal di karang salah
sedangkan dalam menjalankan bidang keagamaan dibantu oleh antara lain Titi Mas Pengulu,
Ketip, Mudim dan Lebe Antasalam.
Nama Bayan diberikan ketika Islam berkembang pesat sekitar abad ke 16, dibawa oleh
para ulama dan pedagang yang singgah di pelabuhan Carik, menurut sejarah yang berkembang
labuhan carik adalah pelabuhan yang sangat strategis dan menjadi bagian wilayah yang dikelola
kerajaan, lokaq sahbandar adalah gelar tetua adat yang mengelola pelabuhan carik.
Islam diterima sebagai Agama kerajaan kemudian daerah ini diberikan nama Bayan,
Bayan berasal dari bahasa Arab berarti penerang dan bersamaan dengan itu bagi Raja dan
keluarga kerajaan yang saat itu masuk islam oleh para mubalig diberikan gelar raden kepada
laki-laki sedangkan bagi perempuan tetap dengan sebutan denda yang merupakan panggilan
wanita keturunan kerajaan saat itu, pemberian gelar ini dimaksudkan untuk menghargai
keturunan keturunan kerajaan yang telah menganut ajaran islam sama seperti di Jawadwipa
karena pembawa siar islam ke Bayan adalah Berasal dari Pulau Jawa.
Keluarga kerajaan dan pengikutnya kala itu tidak menerima keberadaan Islam sebagai
keyakinan mengantikan keyakinan leluhur, saudara Raja Bayan dan kerabat mereka inilah yang
keluar dari kerajaan pergi ke pegunung-pegunungan untuk mengasingkan diri jauh dari kerajaan.
Oleh sebagian kalangan beranggapan bahwa mereka adalah masyarakat boda yang tersebar
dipegunung-pegunungan wilayah utara sampai didaerah sekotong lombok barat yang saat ini
beragama budha.
4
Naskah lontar kuno daerah ini sering disebut kerajaan suwung atau kerajaan sepi, konon
sebuah kerajaan yang lebih banyak ditinggalkan penghuninya. Bayan sering disebut daerah tertua
di Pulau Lombok merupakan pusat berkembangnya budaya yang menyebar ke se antero pulau
Lombok. Adat saking gumi Bayan kutipan dalam salah satu yang tertulis di naskah lontar kuno
berarti bahwa Adat masyarakat Lombok berpusat dari Gumi Bayan.
Bumi atau Gumi Bayan sebutan bagi daerah ini sering disebut Gumi Nina atau Bumi
Perempuan bermakna Gumi dengan Kasih Sayang mencerminkan Watak Prilaku dan
harmonisasi Penghuninya dalam membina hubungan antara manusia dengan alamnya,manusia
dengan lingkungan dan manusia dengan sang pencipta
Kerajaan Bayan terbentang sepanjang pantai utara pulau Lombok dengan batas-batas
kerajaan Bayan sebelah timur Tal Baluk saat ini berbatasan dengan kecamatan pringga Lombok
timur dan batas sebelah barat Menanga reduh yang saat ini berada di Desa Malaka kecamatan
Pemenang kabupaten lombok utara.
Mesjid Kuno Bayan,dan Mesjid Kuno Lainya yang terdapat di pulau lombok dengan
arsitektur yang sama mencoba menunjukkan bukti perkembangan islam di lombok didukung
dengan cerita-cerita para tetua tentang warisan islam lainya seperti kitab,kitab,jungkat, naskah
lontar kuno, naskah khotbah makam-makam leluhur memperkuat keberadaan peradaban islam di
Bayan disamping itu terdapatnya bekas kerajaan Bayan yang berpusat di Dusun Bayan timur dan
Bayan barat serta rumah adat,loloan,karang bajo, karang salah, Anyar,sukadana,
semokan,sembagek,sesait,salut, desa beleq gumantar sedangkan ditimur barung
birak,sajang,sembalun dan lainya saat ini masih dijaga dan dipelihara oleh para prusa atau
keturunan-keturunan mereka.
Bahasa yang mengunakan bahasa Bayan memiliki beberapa kesamaan dengan ciri khas
kebayanan sehingga mempermudah mayarakat lain mengenal darimana mereka berasal, bukti
sejarah lainya seperti Rumah adat di Karang Bayan narmada,makam-makam di sekitar desa
kebon ayu gerung, peninggalan sejarah di Desa telaga Lebur kecamatan Sekotong dan sekitarnya
seperti Bong,Jungkat dan Naskah Khotbah dapat menjadi bukti sejarah bahwa Bayan pernah
menjadi pusat peradaban Islam masyarakat Lombok. Di sembalun terdapat satu daerah yang
sejarahnya menerima Islam dari Bayan dan mereka para mubaliq yang menyebarkan siar islam
menetap dan beranak pinak didaerah tersebut.
5
Pulau Lombok sering disebut oleh masyarakat Bayan disebut Gumi nina, terinspirasi oleh
legenda-legenda sosok perempuan yang terdapat dipulau Lombok antara lain Dewi Anjani,Putri
Mandalika dan Denda Cilinaya.
Legenda tentang Dewi Anjani merupakan cerita dari mulut ke mulut dapat kita tanyakan
kemasyarakat Bayan dan Lombok pada umumnya bahwa Ratu Jin yang saat ini masih diyakini
berkuasa di Gunung Rinjani ini adalah salah seorang anak dari datu Tawun adalah salah satu
Raja Bayan yang pernah berkuasa di Bayan, Dewi Anjani diangkat menjadi ratu Jin setelah
melakukan pertapaan selama bertahun-tahun lamanya dan rela mengasingkan diri menjauhi
dunia manusia. Gunung Rinjani berada dipusat pulau Lombok dengan ketinggian puncaknya
3.726 Mdpl Gunung Rinjani menyimpan pesona alam yang sangat menakjubkan sehingga
memancing minat kunjungan wisata ke daerah tersebut dan salah satu andalan pariwisata Pulau
Lombok dan bahkan provinsi Nusa tenggara Barat.
Legenda tentang Putri Mandalika dari Pantai selatan ini menjadi terkenal karena
kebesaran hati sang putri, diceritakan bahwa karena banyak sekali para pageran yang ingin
mempersunting sang putri maka, dilakukanlah sayembara untuk memperebutkan sang putri,
dalam sayembara tersebut korbanpun berjatuhan dan melihat banyak jatuh korban sang putri
tidak tega melihat pertumpahan darah karena memperebutkan dirinya dan sang putri tidak dapat
menentukan pilihan akhirnya iapun menceburkan dirinya kelaut dan seketika itu muncullah Yale
berupa cacing laut warna-warni dan menurut legenda cacing-cacing itulah sosok jelmaan dari
Putri Mandalika yang dapat ditangkap dan dinikmati oleh siapa saja yang berkunjung dipantai
selatan. Kebesaran hati Putri mandalika membuat legenda Putri yale atau putri mandalika hingga
saat ini tidak lekang oleh waktu. Pantai Selatan atau yang dikenal dengan pantai kuta adalah
suatu tempat dimana legenda Putri Mandalika itu terjadi tradisi mbau nyale yang di lakukan oleh
masyarakat setempat merupakan satu daya tarik tersediri ditambah dengan pasir putih dan
panorama pantainya yang sangat indah. Pantai kuta merupakan satu resort yang saat ini
dikembangkan oleh pemerintah daerah sebagai salah satu destinasi Pariwisata Nusa Tenggara
Barat.
Naskah Lontar berjudul Cilinaya diceritakan tentang Legenda Cilinaya yang terdapat
dipantai Utara pulau Lombok tepatnya di Desa anyar Kecamatan Bayan kabupaten lombok Utara
dikisahkan bahwa setelah bertahun-tahun lamanya terpisah dari keluarga Denda Cilinaya
dipertemukan dengan Keluarganya,kisah yang memilukan tentang Putri Seorang Raja yaitu Datu
6
Keling dengan seorang pangeran dari Kerajaan Daha ini membuat iba siapapun yang
mendengarnya dan pada akhirnya ia dipertemukan dengan keluaga dan suami tercintanya.
Tanjung menangis menjadi saksi bisu legenda Cilinaya konon pada malam-malam keramat salah
satu tanjung didekat kubur cilinaya terdengar seperti orang yang menangis sehingga tanjung
berupa pantai yang masuk kelaut ini disebut tanjung menangis. Tidak jauh dari tanjung menangis
terdapat makam clinaya yang hingga saat ini masih dipelihara keberadaanya dan tidak jauh dari
tempat ini pula terdapat satu pelabuhan yaitu pelabuhan carik dimana pelabuhan tersebut
merupakan pelabuhan bersejarah karena dari tempat inilah para mubaliq penyebar siar islam
berlabuh dan berdagang.
Gumi nina mangambarkan prilaku masyarakatnya yang menegedepankan sifat-sifat
keibuan, kasih sayang,lemah lembut tingkah laku tutur kata penghuninya dalam bergaul maupun
dalam menyelesaikan setiap persoalan yang ada. Gumi nina adalah merupakan Gumi atau bumi
yang setiap jengkal tanahnya dapat tumbuh subur benih-benih kehidupan. Sosok seorang
perempuan juga digambarkan sebagai sosok yang akan melawan,marah apabila anak-anaknya
terancam atau digangu ketentramannya.
Masa penguasaan Raja Karang Asem atas beberapa bagian dari daerah Lombok yang
bertahta di Cakra mataram dan pedudukan Hindia Belanda selama 1 1/2 abad atas wilayah
nusantara ditambah dengan 2,5 tahun pedudukan tentara Jepang juga telah menjadi pengalaman
berharga mempengaruhi corak atas keyakinan,sistem pemerintahan, sosial, politik dan Budaya
yang berkembang di Bayan membentuk sebuah tatanan yang kuat mengatur segala aspek
kehidupan masyarakat Bayan kala itu.
Perkembangan Pemerintahan Bayan setelah kemerdekaan tidak lagi berbentuk kerajaan
dan sudah menyesuaikan diri dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia sementara waktu
belum disebut sebagai sebuah sistem pemerintahan pada daerah Bayan masih disebut Perbekel
dengan perbekelnya bernama Raden Singasan, dan Desa Bayan sendiri dipimpin oleh seorang
kepala Desa atau disebut Pemusungan dengan pemusungan pertama adalah Raden Bandasari,
Raden Dewaram, Raden Sutasari, Raden Sutagede dari tahun 1966 s/d 1979, Raden
Gondakusuma periode tahun 1979 s/d tahun 1998, Raden Sugeti,s.sos dari tahun 1998 s/d tahun
2012 dan Raden Madikusuma dari tahun 2012 akhir sampai tahun 2017 mendatang, sepanjang
perjalanan pemerintahan Desa Bayan telah mengalami beberapa Pemekaran antara lain
pemekaran atas Desa Anyar,Loloan,Senaru dan Desa Karang Bajo sedangkan wilayah yang kita
7
sebut sekarang dengan sebutan Kecamatan dipimpin oleh seorang Distrik atau camat dengan
distrik pertama adalah Raden Singaderia,Raden Surya Kusuma, Raden Sigeti,Raden
Kertapatidan Raden Gita Kusuma tahun 1980 dan sepanjang berdirinya kecamatan Bayan pernah
satu kali mengalami pemekaran yaitu pemekaran atas Kecamatan Kayangan.
Bayan merupakan Daerah terpencil di Pulau Lombok, daerah ini terkenal karena masih
menyimpan dan memelihara kekayaan warisan budaya, sementara di tempat-tempat lain jika
diamati sudah tidak ditemukan lagi keunikan budaya yang diwarisi turun temurun, daerah ini
masih polos dengan budaya yang masih perawan. Perkembangan budaya terbangun melalui
bentangan sejarah yang panjang di Bayan membentuk satu tatanan fanatisme masyarakat
terhadap Adat istiadat yang berkembang sehingga dampaknya menjadikan Adat Istiadat di Bayan
kabupaten Lombok Utara Nusa Tenggara Barat masih tetap terjaga kelestariannya.
Bayan adalah nama Desa yang juga di pakai menjadi nama kecamatan, Kecamatan Bayan
adalah salah satu Kecamatan dari lima kecamatan yang ada di kabupaten Lombok
utara,Kecamatan Bayan terdiri dari 9 (Sembilan) Desa yaitu Desa Sambik Elen, Loloan, Bayan,
Senaru, Karang Bajo, Anyar, Suka Dana, Akar-akar Dan Mumbul Sari dengan luas wilayah
291,32 Km2 Dan jumlah penduduk 46.466 Jiwa Terdiri dari laki-laki 22.138 Jiwa Dan penduduk
perempuan sebanyak 24.328 jiwa. Kecamatan Bayan merupakan kecamatan yang terletak di
sebelah timur yang berbatasan dengan kecamatan Sembalun kabupaten Lombok Timur Dan
batas barat yaitu kecamatan Kayangan Utara Laut Jawa Dan sebelah Selatan Hutan Taman
Nasional Gunung Rinjani.
8
LETAK DESA BAYAN
Lokasi Penelitian
Gambar: Peta Pulau Lombok
Sumber: Kebudayaankeseniandiindonesi.blogspot.com
Bayan adalah salah satu kecamatan di Kabupaten Lombok Utara. Kecamatan ini berada di
wilayah ujung timur kabupaten yang baru berdiri pada tahun 2008 tersebut, sekaligus menjadi
wilayah perbatasan dengan Kabupaten Lombok Timur.Bayan terletak sekitar 3 jam perjalanan
dari Mataram, bisa melalui Pusuk ataupun Senggigi menuju arah Senaru. Susuri saja jalan
provinsi di garis pantai utara Lombok sampai bertemu Kecamatan Bayan. Lokasi Desa Bayan
kurang lebih 3 kilometer dari pusat kecamatan dan 2 kilometer dari pintu gerbang menuju
Gunung Rinjani, Desa Senaru.
Geografis
Secara geografis Desa adat bayan terletaka di sebelah utara pulau lombok dan berada di
kaki gunung rinjani.
Astronomi
9
MASJID BELEQ BAYAN
DESA ADAT BAYAN
Secara asrtonomi Desa adat bayan pada 8º15´50.03” lintang selatan 116º29’51,15”
lintang timur
Gambar: Letak Lokasi Desa Adat Bayan
Sumber: Google Earth
Desa adat bayan memiliki luas 356. 92 + KM² dan berjarak ± 200 m menuju mesjid
bayan beleq. Mesjid bayan beleq memiliki luas 10 x 10 m. Kondisi tapak tanah lingkungan desa
adat bayan memiliki kondisi yang berlevel atau memiliki tingkat ketinggian yang berbeda-beda,
kondisi tapak ini disebabkan karena letak desa adat bayan berada di bawah kaki gunung rinjani.
10
2TINJAUAN TEORI
Arsitektur TradisionalArsitektur tradisonal merupakan “indigeneous knowledge” yang menjadi salah satu
kekayaan khasanah arsitektural di Indonesia. arsitektur tradisional dan arsitektur
vernacular merupakan sebuah wacana yang berhubungan dengan kajian dalam arsitektur
kedaerahan. Sampai saat ini kedua istilah ini masih belum ada pendapat pendapat yang
secara tegas memberikan batasan-batasan antar keduanya, Secara gambling kedua istilah
ini sudah lama digunakan didalam keseharian kita, tetapi yang mana merupakan contoh
arsitektur tradisioanal serta yang mana yang merupakan arsitektur vernacular masih
belum terdefinisikan dengan jelas. (Sukarto, 2009)
Hasil produksi rupa-rupanya mempengaruhi pola hidup di suatu tempat, jika hasil
produksi tersebut melimpah, manusia akan mengucapkan terimakasih dan mengadakan
upacara–upacara dan doa bersama-sama, tetapi sebaliknya jika hasil produksi tersebut
gagal, mereka menganggap bahwa mereka tidak mendapat restu dan murka dari tuhan.
Rumah tempat tinggal dari masa ke masa mengalami proses perkembangan bentuk, hal
ini disebabkan adanya kebutuhan hidup yang lebih luas dan yang akhirnya membutuhkan
tempat yang lebih luas pula seiring dengan berkembangnya pula kebudayaan, oleh karena
itu rumah tempat tinggal juga berkembang sesuai dengan proses terbentuknya suatu
kebudayaan, yaitu dari taraf yang sederhana ke taraf yang lebih kompleks. (Sukarto,
2009)
Berdasarkan sejarah perkembangan bentuk, rumah tempat tinggal dibagi menjadi 4
macam yaitu, “panggangpe”, “kampung”, “limasan” dan “joglo”,sedang bentuk
“tajug” tidak dipakai untuk rumah tempat tinggal tetapi untuk rumah ibadah atau rumah
pemujaan, sehubungan dengan itu dalam uraian berikut akan dikemukakan berturut-turut
bentuk rumah “panggangpe”, “kampung”, “limasan” dan “joglo”, nama-nama bentuk
11
tersebut sebenarnya merupakan nama-nama atap rumah tradisional yang menyangkut
sebanyak 5 macam, yaitu :
1. Panggangpe, merupakan bentuk bangunan yang paling sederhana dan bahkan
merupakan bentuk bangunan dasar. Bangunan panggangpe ini merupakan bangunan
yang pertama dipakai orang untuk berlindung dari gangguan angin, dingin, panas
matahari dan hujan.
2. Kampung, bangunan yang setingkat lebih sempurna dari “panggangpe” adalah
bentuk bangunan yang disebut “kampung”. Bangunan pokoknya terdiri atas “saka-
saka” yang berjumlah 4, 6 atau bisa juga 8 dan seterusnya.
3. Limasan, bentuk bangunan ini merupakan perkembangan kelanjutan bentuk bangunan
yang ada sebelumnya. Kata “limasan” ini diambil dari kata “lima-lasan” yakni
pehitungan sederhana penggunaan ukuran-ukuran : ” molo” 3 m dan “blandar” 5m.
4. Joglo, lebih sempurna dari bangunan-bangunan sebelumnya. Bentuk bangunan ini
mempunyai ukuran lebih besar bila dibandingkan dengan bentuk bangunann lainnya
seperti “panggangpe”, “kampung” dan “limasan”. (Tjahjono, ed. 1998).
Susunan ruangan yang terdapat dalam rumah tradisional bergantung kepada besar
kecilnya rumah itu dan bergantung kepada kebutuhan keluarga, semakin ertambahnya
anggota keluarga itu semakin banyak ruangan yang dibutuhkan. (Tjahjono, ed. 1998).
Tema-tema dan prinsip-prinsip umum arsitektur tradisional dapat terlihat antara lain
pada konstruksi rumah panggung dengan kemiringan atap yang tinggi seperti bentuk
pegunungan, yang merupakan warisan dari nenek moyang Austronesia. Istilah
Austronesia merujuk pada kelompok atau rumpun bahasa yang digunakan di sebagian
besar pulau-pulau di Asia Tenggara, sebagian dari daratan utama (mainland), Taiwan,
kepulauan Pacific dan Madagaskar.(Tjahjono, ed, 1998).Sebagian besar kepulauan
Indonesia termasuk di dalamnya. Semua bangsa Indonesia tiak termasuk dalam kelompok
Austronesia, terutama wilayah Indonesia bagian Timur seperti Papua (Irian), sebagian
dari Halmahera dan bagian Timur Pulau Timor (sekarang Timor Leste) memiliki bahasa
dan kebudayaan yang berbeda. Perbedaan tersebut terekspresi pada arsitekturnya.
(Tjahjono, ed. 1998).
masyarakat Austronesia rumah tidak hanya dianggap sebagai tempat tinggal, tetapi
juga merupakan symbol dari makna-makna budaya dan kepercayaan yang diyakini
12
sehingga rumah Austronesia secara beragam dapat dipandang sebagai representasi sakral
dari para leluhur, perwujudan fisik dari identitas masyarakatnya, model kosmologi dari
alam semesta, dan juga mengekspresikan tingkat sosial dan stastus symbol. (Tjahjono, ed.
1998).
Arsitektur tradisional dikatakan “Tradisional” dengan beberapa alasan
1. Membedakan jenis arsitektur yang timbul, berkembang dan merupakan karakteristik
masing masing suku
2. Merupakan suatu bentuk yang diwarisi dari gennerasi kegenerasi
3. Dikaitkan dalam kerangka waktu yang terbatas. (Tjahjono, ed. 1998).
Arsitektur Tradisional Bayan
Pola Tata Massa dan Lingkungan Sekitar
Perencanaan tapak (site planning) adalah seni menata lingkungan buatan manusia
danlingkungan alamiah guna menunjang kegiatan manusia. Pengkajian perencanaan
tapak (siteplanning) sering tersusun dalam dua komponen yang berhubungan, yaitu faktor
lingkungan alamdan factor lingkungan buatan manusia.Faktor lingkungan alam
merupakan suatu sistem ekologi dari air, udara, energi, tanah,tumbuhan (vegetasi), dan
bentuk-bentuk kehidupan yang saling mempengaruhi danmembentuksuatu komunitas
yang saling menyesuaikan diri dan berkembang bila lingkungan berubah.
Kegiatan manusia merupakan bagian penting dari sistem ekologi ini. Karena itu
dalampembangunan yang menjadi persoalan ialah bagaimana mempertahankan
keselarasan dan tidakmelampaui kapasitas alam dari sistem tersebut guna menunjang
kegiatan manusia. Suaturancangan tapak yang baik akan meningkatkan kegiatan manusia
di samping menonjolkan potensitapak yang alami.
Faktor lingkungan buatan manusia terdiri dari bentuk elemen dan struktur kota
yangdibangun, meliputi struktur fisik dan pengaturan ruang serta pola-pola perilaku
sosial, politik, danekonomi yang membentuk lingkungan fisik. Dalam perencanaan dan
perancangan tapak dikajibagaimana kesesuaian suatu tapak dengan berbagai sistem
lingkungan binaan manusia ini. Jadiperencanaan dan perancangan tapak meliputi
13
hubungan dengan sistem alam maupun dengansistem buatan manusia, di perkotaan
maupun di area yang jauh dari perkotaan.
a. Tatanan Massa
Tatanan massa adalah perletakan massa bangunan majemuk pada suatu
site,yang ditataberdasarkan zona dan tuntutan lain yang menunjang Tata letak massa
bangunan ini disampingberdasarkan zonasi, juga harus dibuat berdasarkan alur
sirkulasi yang saling terkait. Massa sebagaielemen site dapat tersusun dari massa
berbentuk bangunan dan vegetasi; kedua – duanya baiksecara individual maupun
kelompok menjadi unsur pembentuk ruang out door.
b. Konfigurasi Massa
Berikut ini mengkategorikan bentuk-bentuk dengan penambahan menurut
sifat hubunganyang muncul diantara bentuk-bentuk komponennya sebaik konfigurasi
keseluruhannya.
1) Bentuk Terpusat
Terdiri dari sejumlah bentuk sekunder yang mengelilingi satu bentuk dominan
yang berada tepat di pusatnya. Bentuk-bentuk terpusat menuntut adanaya
dominasi secaravisual dalam keteratuan geometris, bentuk yang harus
ditempatkan terpusat, misalnyaseperti bola, kerucut, ataupun silinder. Oleh karena
sifatnya yang terpusat, bentuk-bentuktersebut sangat ideal sebagai struktur yang
berdiri sendiri, dikelilingi oleh lingkunganya,mendominasi sebuah titik didalam
ruang, atau menempati pusat suatu bidang tertentu.Bentuk ini dapat menjadi
symbol tempat-tempat yang suci atau penuh penghormatan, atauuntuk mengenang
kebesaran seseorang atau suatu peristiwa.
2) Bentuk Linier
Terdiri atas bentuk-bentuk yang diatur berangkaian pada sebuah baris. Bentuk
garislurus atau linier dapat diperoleh dari perubahan secara proposional dalam
dimensi suatubentuk atau melalui pengaturan sederet bentuk-bentuk sepanjang
garis. Dalam kasustersebut deretan bentuk dapat berupa pengulangan atau
memiliki sifat serupa dandiorganisir oleh unsur lain yang terpisah dan lain sama
sekali seperti sebuah dinding ataujalan.
3) Bentuk Radial
14
Merupakan suatu komposisi dari bentuk-bentuk linier yang berkembang
kearah luardari bentuk terpusat dalam arah radial. Suatu bentuk radial terdiri dari
atas bentuk-bentuklinier yang berkembang dari suatu unsure inti terpusat kearah
luar menurut jari-jarinya.Bentuk ini menggabungkan aspek-aspek pusat dan linier
menjadi satu komposisi.Inti tersebut dapat dipergunakan baik sebagai symbol
ataupun sebagai pusatfungsional seluruh organisasi. Posisinya yang terpusat dapat
dipertegas dengan suatubentuk visual dominant, atau dapat digabungkan dan
menjadi bagian dari lengan –lenganradialnya.Lengan-lengan radial memiliki sifat-
sifat dasar yang serupa dengan bentuk linier,yaitu sifat ekstrovertnya. Lengan-
lengan radial dapat menjangkau ke luar dan berhubunganatau meningkatkan diri
dengan sesuatu yang khusus di suatu tapak. Lengan-lengan radialdapat membuka
permukaanya yang diperpanjang untuk mencapai kondisi sinar matahari,angin,
pemandangan atau ruang yang diinginkan.Organisasi bentuk radial dapat dilihat
dan dipahami dengan sempurna dari suatutitik pandang di udara. Bila dilihat dari
muka tanah, kemungkinan besar unsure pusatnyatidak akan dengan jelas, dan pola
penyeberan lengan -lengan linier menjadi kabur ataumenyimpang akibat
pandangan perspektif.
4) Bentuk Cluster.
Sekumpulan bentuk-bentuk yang tergabung bersama-sama karena saling
berdekatanatau saling memberikan kesamaan sifat visual. Jika organisasi terpusat
memiliki dasargeometric yang kuat dalam penataan bentuk-bentunya, maka
organisasi kelompok dibentukberdasarkan persyaratan fungsional seperti ukuran,
wujud ataupun jarak letak. Walaupuntidak memiliki aturan deometrik dan sifat
introvert bentuk perpusat organisasi kelompokcukup fleksibel dalam memadukan
bermacam-macam wujud, ukuran, dan orientasi kedalam strukturnya.Berdasarkan
fleksibilitasnya, organisasi kelompok bentuk-bentuk dapat diorganisir dengan
berbagai cara sebagai berikut:
a) Dapat dikaitkan sebagai anggota tambahan terhadap suatu bentuk atau ruang
indukyang lebih besar
b) Dapat dihubungkan dengan mendekatkan diri untuk menegaskan
danmengekspresikan volumenya sebagai suatu kesatuan individu.
15
c) Dapat menghubungkan volume-volumenya dan bergabung menjadi suatu
bentuktunggal yang memiliki suatu variasi tampak.
Suatu organisasi kelompok dapat juga terdiri dari bentuk-bentuk yang
umumnya setaradalam ukuran, wujud dan fungsi. Bentuk-bentuk ini secara visual
disusun menjadi sesuatuyang koheren, organisasi nonhirarki, tidak hanya melalui
jarak yang saling berdekatannamun juga melalui kesamaan sifat visual yang
dimilikinya.Sejumlah bentuk perumahan kelompok dapat dijumpai dalam
berbagai bentukarsitektur tradisional dari berbagai kebudayaan. Meskipun tiap
kebudayaan melahirkansuatu jenis yang unik sebagai tanggapan terhadap faktor
kemampuan teknis, iklim dansosial budaya, pengorganisasian perumahan
kelompok ini pada umumnya mempertahankanindividualitasnya masing-masing
unitnya serta suatu tingkat keragaman moderat dalamkonteks keseluruhan
penataan.
5) Bentuk Grid
Merupakan bentuk-bentuk modular yang dihubungkan dan diatur oleh grid-
grid tigadimensi. Grid adalah suatu system perpotongan dua garis-garis sejajar
atau lebih yangberjarak teratur. Grid membentuk suatu pola geometric dari titik-
titik yang berjarak teraturpada perpotongan garis-garis grid dan bidang-bidang
beraturan yang dibentuk oleh garisgarisgrid itu sendiri.Grid yang paling umum
adalah yang berdasarkan bentuk geometri bujur sangkar.Karena kesamaan
dimensi dan sifat semetris dua arah, grid bujur sangkar pada prinsipnya,tak
berjenjang dan tak berarah. Grid bujur sangkar dapat diguna kan sebagai skala
yangmembagi suatu permukaan menjadi unit-unit yang dapat dihitung dan
memberikannyasuatu tekstur tertentu. Grid bujur sangkar juga dapat digunakan
untuk menutup beberapapermukaan suatu bentuk dan menyatukannya dengan
bentuk geometri yang berulang danmendalam.Bujur sangkar, bila diproyeksikan
kepada dimensi ketiga, akan menimbulkan suatujaringan ruang dari titik-titik dan
garis-garis referensi. Di dalam kerangka kerja modularini, beberapa bentuk dan
ruang dapat diorganisir secara visual.
16
3PEMBAHASAN
Pola Tata Massa dan LingkunganLombok Utara, merupakan salah satu desa diPulau Lombok yang masih memegang
adatistiadat asli Suku Sasak-Bayan dalam kehidupankemasyarakatannya dan pola
permukimannya. DiDesa Adat Bayan terdapat beberapa kompleksbangunan tradisional
sebagai tempat tinggal rajadan keluarganya (kampu).Pembentukan pola
permukimanberdasarkan aturan adat Bayan yang diwariskansecara turun temurun menjadi
suatu hal yangmenarik perhatian masyarakat luar. Padaperumahan ini elemen
permukimannya meliputirumah/bale, berugaq, dapur/paon, lumbung,KM/WC, dan kandang.
Dalam menata rumah danelemen lain memiliki pola berjajar, dalam artibale semua berjajar
dalam satu garis lurus,demikian juga dengan berugaq dan lumbung ataukandang. Secara
keseluruhan bangunanperumahan memiliki arah hadap yang sama,yakni menghadap
Timur/Barat (Sasongko, 2005).
Pengenalan Desa Adat Bayan ke dunia luarbanyak mendatangkan para wisatawan
untukdatang berkunjung dengan membawa tata carakehidupannya. Pengaruh dari luar
membawaperubahan-perubahan di Desa Adat Bayan.Perubahan fisik dan non fisik pada
polapermukiman dan sosial budaya masyarakatnya.
Pembentukan pola permukiman di DesaAdat Bayan dipengaruhi oleh dua hal,
yaituberdasarkan bentuk topografi dan system kekerabatan masyarakatnya. Berdasarkan
bentuktopografi, Desa Adat Bayan termasuk ke dalamjenis desa sekitar hutan dengan
bentang wilayahyang berbukit-bukit. Pola permukiman yangterbentuk di Desa Adat Bayan
adalah bentuk polapermukiman terpusat. Sejarah terbentuknya polapermukiman di Desa Adat
Bayan dipengaruhioleh sistem kekerabatan dimana adanyakesamaan golongan dan asal
muasal dalammasyarakatnya. Pada mulanya Desa Adat Bayanmerupakan salah satu kerajaan
yang bernamaKerajaan Bayan. Pusat pemerintahan darikerajaan disebut Bayan Beleq.
Pemerintahan adatBayan berpusat di Kampu Bayan Agung atauKampu Bayan Timur. Pada
lapisan kedua diwilayah Bayan Beleq (Dusun Bayan Timur danDusun Bayan Barat)
17
merupakan tempat tinggalpara bangsawan, dan lapisan ketiga (di luarwilayah Bayan Beleq)
ditempati oleh masyarakat.
RUMAH MANGKU ADAT DESA ADAT BAYAN
Rumah Mangku Adat Desa Bayan memiliki lingkungan yang tidak bebas di masuki oleh wisatawan/pendatang, lingkungan rumah mangku adat desa bayan dapat dimasuki dengan sayarat menggunankan pakaian adat desa setempat.
Pada simbol (A) adalah rumah adat yang tempati oleh kyai lebeh Pada simbol (B) adalah beruga tempat pertemuan/rapat untuk pemangku adat setempat.
18
Pada simbol (B1) adalah beruga untuk merapatkan hal-hal khusus atau acara adat desa setempat.
Pada simbol (C) adalah tempat penyimpanan masakan yang telah siap disajikan/disantap tetapi sebelumnya masakan tersebut di tempatkan di tempat untuk mendoakan makanan.
Pada simbol (D) adalah tempat pemnyimpanan hasil masyarakat adat untuk menuggu diolah.
Pada simbol (E) adalah tempat untuk mendoakan makanan, makanan yang telah selesai di masak di tempat ini di doakan lalu setelah itu di bawah ke tempat penyajiannya.
Pada simbol (F) adalah dapur, tempat memasak makanan untuk kyai lebeh dan keluarga Pada pintu yang berada di sebelah timur lingkungan rumah mangku adat desa adat bayan,
pintu ini diperuntuhkan untuk pintu keluar masuknya pembantu rumah keluarga kyai lebeh dan juga digunakan untuk keluarnya kyai lebeh pada saat kondisi sakit.
Pada pintu yang berada di sebelah selatan lingkungan rumah mangku adat desa adat bayan merupakan satu-satunya pintu utama untuk mamasuki wilayah lingkungan rumah mangku adat desa adat bayan.
Dan Pada pintu yang berada pada sebelah utara merupakan pintu akses untuk menuju ke lingkungan masjid bayan beleq yang berjarak ± 200 m dari lingkungan rumah mangku adat desa adat bayan.
19
AREA MESJID BAYAN BELEQ
Gambar : Mesjid Bayan Beleq
Sumber : Dokumentasi Pribadi
20
Area mesjid bayan beleq yang berada di sebelah utara dari lingkungan desa adat bayan, yang dapat diakses dengan bejalan kaki yang dilalui dari lingkungan rumah mangku adat desa adat bayan beleq. Mesjid bayan beleq juga dapat diakses dari arah belakang area mesjid yang dapat dilalui dengan berjalan kaki dari jalan raya. Area mesjid bayan beleq dikelilingi oleh pepohonan/hutan adat.
Simbol (G) adalah makam bagi sesepuh desa adat bayan. Simbol (H) adalah mesjid bayan beleq, mesjid yang memiliki luas 10 x 10 m dengan
pintu utama mesjid menghadap ke arah timur. Simbol (I) adalah hutan adat yang mengelilingi area mesjid bayan beleq
AREA PERMUKIMAN PENDUDUK
Sumber : Dokumentasi
Area pemukiman penduduk desa adat bayan memiliki bentuk pola grid dengan rumah-rumah yang tersusun sejajar dan menghadap ke arah timur dan barat, beruga yang berada pada bagian depan antara rumah-rumah penduduk. Jarak dari rumah kerumah dari sisi samping 2 M sementara dari sisi depan rumah antara beruga berjarak 2-3 M. Kondisi tapak tanah pada area pemukiman penduduk memiliki struktur tanah yang belevel atau berbeda ketinggian. Pada
21
Rumah ke Rumah(sisi samping)
2 MeterRumah ke Beruga
(Teras Rumah ke Beruga)2 - 3 Meter
bagian tengah area pemukiman penduduk desa adat bayan terdapat sebuah pohon berngin yang telah berumur dan berada di sekitar tempat pelaksanaan upacara adat desa bayan.
Simbol (A) adalah rumah penduduk atau rumah bagi beberpa pemangku adat desa bayan dengan luas rumah 5 x 3 m.
Simbol (B) adalah beruga tempat pertemuan bagi penerimaan tamu dan pemangku adat desa bayan, beruga yang berada di bagian depan rumah penduduk dan berjarak 2 m dari bagian depan rumah penduduk. Beruga memiliki luas 3 x 1,5 m
Simbol (C) adalah tempat penyimpanan lumbung padi yang memiliki luas 1 x 1.5 m. Simbol (D) adalah tempat berdiri pohon beringin yang telah tua dan berada di tengah area
pemukiman penduduk desa adat bayan.
ARAH ANGIN
Desa Bayan ( Desa Adat Bayan) memiliki arah angin yang berbeda-beda pada bulan-bulan tertentu, seperti pada bulan april – oktober arah angin berasal dari arah barat dan pada bulan oktober – april arah angin berasal dari arah timur.
22
Pola permukiman berdasarkan polaperumahan
Pola permukiman tradisional masyarakatSasak di Desa Adat Bayan didasari atas
warisanturun-temurun dari nenek moyang mereka.Kebiasaan ini tercantum juga di dalam
awig-awigDesa Adat Bayan yang dipegang oleh para tetuaadat Bayan. Demikian pula
dengan masyarakatBayan yang terus mengikuti adat istiadat yangdiwariskan dalam
pembentukan permukimansebagai lingkungan tempat bermukim. Berikutelemen-elemen
pembentuk pola perumahan yangditerapkan oleh masyarakat di Desa Adat Bayan.
23
a. Bale
Bale merupakan tempat tinggal atau tempatuntuk berlindung. Bale sangat identik
dengansosok ibu (inaq) sehingga segala sesuatuberkaitan dengan rumah diidentikkan
dengan ibu.Berdasarkan filosofi tersebut, masyarakat Sasakmengembangkan konsep
tata ruang yangmemberikan penghormatan kepada perempuan,sehingga ruang
tertutup disediakan bagi ibu dananak perempuan (Saptaningtyas, 2009).
T
24
b. Berugaq
25
Berugaq merupakan suatu bangunanberupa gazebo. Segala bentuk kegiatan
yangberkaitan dengan orang luar dari anggotakeluarga inti dilakukan di berugaq
sepertimenerima tamu dan semua kegiatan adat lainnya.Setiap bale tidak harus
memiliki berugaq. Letakberugaq pun tidak lagi harus berada di depanbale.
c. Dapur
26
Desa Adat Bayan, kegiatan memasakdilakukan di luar rumah. Biasanya
tempatmemasak dibangun menempel pada salah satusisi berugaq (Dewi, 2005).
Adanya pengaruh dariperkembangan zaman, dapur ada yang dibangunmenyatu
dengan rumah.
27
d. Lumbung
Lumbung berfungsi untuk menyimpan hasilpanen. Bangunan lumbung biasanya
terpisah daribale dan terletak di belakang atau di sampingbale.
e. Kandang
28
Kandang biasanya terletak di bagianbelakang atau samping bale dan
berdekatandengan lumbung.
Pola perumahan di Desa Adat Bayan
Pola permukiman berdasarkan system kekerabatan
Permukiman di Desa Adat Bayan terbentukkarena adanya keterikatan secara
keturunan.Sama seperti di wilayah lainnya di PulauLombok, masyarakatnya hidup
secaramengelompok. Masyarakat di Desa Adat Bayantinggal bersama atau
berkelompok mengikutigaris keturunan ayah (patrilineal). Keturunanlaki-laki yang
baru menikah biasanya akanmembangun rumah baru di lahan yang samadengan orang
tuanya.Kepercayaan masyarakat terhadap susunanletak rumah dalam satu rumpun
keluargaberdasarkan senioritas terus diturunkan kepadaanak cucu mereka.
Upacara adat terkait dengan hubunganmanusia dengan Tuhan:
1) Rowah Wulan dan Sampet Jum’at
Upacara adat Rowah Wulan dan SampetJum’atdilaksanakan untuk
menyambut tibanyabulan puasa. Rowah Wulan dilaksanakan padahari pertama
bulan Saban, sedangkan SampetJum’at dilaksanakan pada hari Jum’at terakhir
dibulan Saban. Upacara adat ini dilaksanakan olehpara tokoh adat di tiap-tiap
kampu.
29
2) Selametan Qunut, Selametan Likuran, danSedekah Maleman
Upacara adat Selametan Qunut, Selametanb Likuran, dan Sedekah
Maleman dilaksanakanuntuk merayakan keberhasilan dalammenjalankan ibadah
puasa selama separuh bulanpuasa. Upacara adat Selametan Qunutdilaksanakan
pada malam pelaksanaan NuzululAl-Qur’an. Upacara adat Selametan
Likurandilaksanakan pada malam-malam ganjil dipertengahan akhir bulan puasa.
Upacara adatSedekah Maleman dilaksanakan pada malammalamgenap di
pertengahan akhir bulan puasa.Upacara adat ini hanya dilaksanakan oleh paraKiai
di Masjid Kuno Bayan.
3) Maleman Pitrah dan Lebaran Tinggi
Upacara adat Maleman Pitrah dilaksanakansehari sebelum perayaan
Lebaran Tinggi.Upacara adat Lebaran Tinggi dilaksanakan untukmemperingati
Hari Raya Idul Fitri. Pelaksanaanupacara adat Maleman Pitrah
berupapengumpulan zakat fitrah oleh masyarakatBayan. Masyarakat
mengumpulkan zakat fitrahdi masing-masing kampu yang berdekatandengan
tempat tinggal mereka. Setelah semuazakat fitrah terkumpul, masing-masing
kampung akan mengirim utusannya untuk membawasemua zakat fitrah tersebut
ke Masjid KunoBayan. Pada keesokan hari setelah pengumpulanzakat fitrah,
dilaksanakan upacara adat Lebarantinggi
4) Lebaran Pendek
Upacara adat lebaran pendek dilaksanakanuntuk merayakan Hari Raya
Idul Adha. Lebaranpendek diadakan berdasarkan penanggalan adatBayan yang
ditetapkan dalam begundem olehpara pemuka adat (Gambar 7 dan Gambar 8).
5) Selametan Bubur Petaq dan SelametanBubur Abang
Upacara adat Selametan Bubur Petaq danSelametan Bubur Abang
dilaksanakan untukmemperingati munculnya umat manusia danberanak-pinak
melalui ikatan perkawinan.Upacara adat ini dilaksanakan pada tanggal
10Muharam dan delapan Sapar dalam penanggalanadat Bayan. Upacara adat ini
dilaksanakan olehmasyarakat Bayan di masing-masing rumah,sedangkan para
tokoh adat melaksanakan di tiaptiapkampu.
6) Mulud
30
Upacara adat mulud dilaksanakan untukmemperingati perkawinan antara
Adam danHawa. Upacara adat ini dirayakan pada HariRaya Maulid Nabi
Muhammad SAW.berdasarkan penanggalan adat Bayan yangditetapkan dalam
begundem oleh para pemukaadat di Kampu Bayan Timur.
4PENUTUP
KesimpulanBerdasarkan hasil temuan dan pembahasan, pola permukiman di Desa Adat Bayan
membentuk pola mengelompok. Hal ini disebabkan oleh bentuk wilayah Desa Adat Bayan
yang berbukit dan juga kebiasaan masyarakat Sasak pada umumnya untuk membangun
rumah berdekatan dengan keluarga inti.
Pola permukiman di Desa Adat Bayan memiliki pembagian wilayah berdasarkan
stratifikasi sosial kemasyarakatannya dan danya hukum adat (awig-awig adat Bayan) yang
mengatur pembentukan pola perumahan sebagai bagian dari pola bermukim masyarakat
Selain itu terdapat pembagian ruang dalam lingkungan tempat tinggal, dan terbentuknya pola
ruang berdasarkan kegiatan adat yang masih dilaksanakan masyarakat Desa Adat Bayan.
31
DAFTAR PUSTAKADrs. H.J. Wibow.1998, 2011, kebudayaan dan kesenian Indonesia.http://kebudayaankesenian indonesia.co.id
Data data Hasil KKL Lombok 2015
Tjahjono (ed), 1998, Architecture, Indonesian Heritage, Archipelago Press, Editions Didier
Millet. Singapore.
Farchan Noor Rachman.2014.Berkenalan dengan masyarakat adat bayan. http://efenerr.com/2014/03/10/bayan-republika/
https://id.wikipedia.org/wiki/Bayan,_Lombok_Utara
Soekarto, 2011; http://kebudayaankesenianindonesia.blogspot.co.id/2011/04/perkembangan-arsitektur-tradisional-di.html
32