Download - Laporan Akhir Bp 2012 Kopkar Husada
Kami yang bertandatangan di bawah ini: Nama-nama sebagai Badan Pengawas
(BP) Koperasi Karyawan RSD KOL. ABUNDJANI Kab Merangin (selanjutnya ditulis dan
dibaca “KOPKAR”) telah melakukan pemeriksaan terhadap ADMINISTRASI dan
KEUANGAN “KOPKAR”, sedangkan Kegiatan Pengawasan mulai dilakukan sehari
setelah pelaksanaan RAT tahun usaha 2012 dan pada bulan Februari - Maret dan April
2013 dilakukan pemeriksaan penatabukuannya dengan naskah laporan sebagai berikut.
Ruang lingkup pemeriksaan BP seperti yang diamanatkan dalam AD KOPKAR
diantaranya adalah:
1. mengawasi penterapan pelaksanaan keputusan RAT, dalam hal ini RAT tahun
sebelumnya,
2. memeriksa dan meneliti buku-buku dan catatan yang berhubungan dengan kegiatan
KOPKAR dan atau unit usahanya.
Tahapan objek pemeriksaan adalah:
1. Pemeriksaan Aliran Kas unit usaha (Apotek) Husada
a. Kas Masuk Tunai, Bon, Kas Masuk Klaim
b. Kas Keluar Belanja Modal
c. Kas Keluar Operasional
d. Nilai Barang Modal
e. Catatan lain-lain.
2. Pemeriksaan Aliran Kas unit usaha (Simpan Pinjam) Husada
a. Kas Masuk Tagihan Pinjaman
b. Kas Masuk Modal
c. Kas Keluar Membayar Pinjaman
d. Bunga Usaha
e. Catatan lain-lain.
3. Pemeriksaan Aliran Kas unit usaha (Parkir) Husada
a. Setor Pemda
b. Kas Penerimaan
c. Catatan lain-lain.
4. Pemeriksaan aliran kas unit usaha (Waserda) Husada
a. Nilai modal
b. kas
c. Catatan-catatan lain
5. Pemeriksaan Koperasi
a. 16 buku pokok koperasi
b. Simpanan Anggota
c. Aliran Kas
d. Neraca
e. SHU
f. Daftar Inventaris
g. Catatan Lain-lain.
Berdasarkan perihal ruang lingkup di atas, maka laporan BP akan berisikan hasil
pengawasan terhadap pelaksanaan Keputusan RAT tahun buku 2011. Adapun
Keputusan RAT tahun buku 2011 adalah rencana kerja dan rencana anggaran 2012,
diantaranya:
1. Pembuatan Kartu Anggota
2. Penyediaan mesin fhoto copy
3. Pengembangan Unit Usaha
4. Penyediaan mesin kasir pada apotek
Hasil dari memeriksa dan meneliti buku-buku dan catatan yang berhubungan
dengan kegiatan KOPKAR dan atau unit usahanya maka hasilnya adalah:
A. UNIT USAHA APOTEK
Buku pertama yang diperiksa adalah beberapa buku harian penjualan umum,
HAL-HAL YANG DITEMUKAN:
1. adanya bon tanpa penanggung jawab yang jumlahnya: Rp. 9.045.000,oo. (Sembilan
juta 4mpat puluh lima ribu rupiah) buku yang diperiksa adalah buku aliran kas harian
yang ada di apotek (yang tidak disediakan pengurus saat pemeriksaan) dan jumlah
buku yang diperiksakan adalah juga belum seluruh buku yang ada; keadaan ini
adalah kerugian dan menjadi tanggung jawab bersama antara pengurus dan
karyawan.
2. pengembalian uang yang telah diterima tanpa 30% potongan kepada pelanggan dari
Januari – Desember 2012 yang jumlahnya: Rp. 156.389.500,oo sehingga koperasi
dirugikan Rp. 46.916.850,oo; keadaan ini adalah kerugian dan menjadi tanggung
jawab bersama antara pengurus dan karyawan.
3. adanya oknum yang mungkin anggota yang mengembalikan obat, padahal obat
tidak keluar dari apotek yang jumlahnya: Rp. 502.000,oo; keadaan ini adalah
kerugian dan menjadi tanggung jawab bersama antara pengurus dan
karyawan.
4. belanja modal KE APOTEK LAIN secara tunai yang jumlahnya: Rp 15. 569.042,oo;
arus barang apotek sebaiknya berasal dari PBF yang sudang menjalin kerjasama
kongsi dagang, karena pembelian dengan cara kredit 15 hari; 30 hari dan
sebagainya; pembelian tunai ke apotek berakibat pada pembayaran harga eceran
terakhir tertinggi ditambah rupiah beban operasional mereka; kegiatan ini merugikan
Apotek Husada senilai persentase keuntungan apotek lain tersebut lebih kurang Rp.
1.696.710,oo
5. uang makan tidak sesuai jumlah jaga yang jumlahnya: Rp. 20.000,oo; yang jaga 3
orang tetapii uang makannya Rp. 20.000,oo; yang jaga 4 orangg tetapi uang
makannya Rp. 25.000,oo
6. nilai bon dengan penanggung jawab yang jumlahnya:
7. kerugian akibat kesalahan peneraan sebesar Rp. 271.000,oo dan Rp. 55.000,oo;
keadaan ini adalah kerugian dan menjadi tanggung jawab bersama antara
pengurus dan karyawan.
8. diterakan kemudian dihapus dan tanpa keterangan, dalam penjumlahan harian
diterakan sebagai penerimaan fee PBF;
9. peneraan jumlah yang salah; seharusnya berjumlah Rp. 2.594.000,oo diterakan Rp.
2.424.000,oo; koperasi dirugikan Rp. 170.000,oo; keadaan ini adalah kerugian
dan menjadi tanggung jawab bersama antara pengurus dan karyawan.
10. pengembalian uang oleh karyawan Rp 92.000,oo dari 30% x Rp. 664.000,oo;
seharusnya Rp. 199.200,oo; unit usaha mendapat keuntungan dari kesalahan
dalam peneraan. Modus yang tidak dimengerti apa maksudnya. Keadaan ini
memberikan nilai tambah kas harian sejumlah Rp. 107.200,oo
11. tidak dijalankannya pengisian kartu stok obat; merupakan tanggung jawab tugas
apoteker, karyawan dan menejer. pembayaran gaji dimaksudkan untuk pelaksanaan
tugas pokok sesuai dengan profesi dan tanggung jawabnya sebagai pengelolaan
unit usaha. Tidak dilakukannya kegiatan ini menghambat proses penilaian stok akhir,
dalam pelaksanaannya dapat dianggap tidak disiplin dengan kebijakan
penyelenggaraan apotek.
12. tidak di returnnya dengan segera sejumlah obat yang peredarannya lambat; yang
akan mendekati expire date dan lain sebagainya yang jika dirupiahkan akan
memberikan kerugian bagi koperasi; Jumlah ini bervariasi sehubungan dengan
bervariasinya order obat berdasarkan kebutuhan terapi dan kepentingan dokter
13. ditemukannya pengembalian uang obat pasien pada sore hari, diterakan dengan
identitas yang tidak jelas; yang berjumlah Rp. 163.450,oo. Nama pasiennya tidak
ada dan obat yang dimaksud bukan keluar dari apotek Husada.
14. tidak ada penutupan buku pada setiap akhir bulan; penutupan buku secara bulanan
akan mempertegas aliran kas dan beban dagang, dan tujuan akhirnya adalah
mempermudah upaya rekapitulasi dalam penatabukuan penerimaan, pengeluaran
dan saldo.
15. pengurangan Rp. 36.000,oo tanpa bukti pada total setoran harian; keadaan ini
adalah kerugian dan menjadi tanggung jawab bersama antara pengurus dan
karyawan.
16. pengelolaan apotek tidak berkesesuaian dengan kebijakan pengelolaan apotek
Depkes RI
17. tidak diketahui dengan nyata nilai obat yang terjual terhadap pelanggan yang berasal
dari perusahaan, diketahui penerimaan rupiah dari perusahaan belum menjadikan
penjelasan berapa kwantitas obat yang diperuntukkan bagi pelanggan dari
perusahaan, hal ini diketahui dari adanya informasi pengembalian obat dibayarkan,
sedangkan pengajuan sesuai pelayanan tetap diajukan ke perusahaan;
18. tidak diketahuinya DATA perhitungan riel uang keluar resep untuk dokter dan untuk
asal ruangan, DALAM LAPORAN PENGURUS DITERAKAN
a. JASA POLI Rp. 18.507.916,oo
b. JASA DOKTER Rp. 92.538.580.oo
c. JIKA INI PERSENTASE DARI HARGA PENJUALAN MAKA BERAPA
BESARANNYA; JIKA DARI KEUNTUNGAN APA DASARNYA.
19. masih ditemukan agunan berupa barang seperti hp, ktp, emas dan lain sebagainya.
20. masih ditemukan penanggungjawab bon yang belum sesungguhnya bertanggung
jawab terhadap permodalan koperasi.
21. Terputusnya aliran kas tunai dari menejer Bambang Irmawan ke dr Adhitya dan dari
dr Adhitya ke Bambang Irmawan; Bambang Irmawan tidak menyerahkan Saldo
kasnya Rp. 4.904.248,oo dan dr Adhitya menyerahkan uang tunai yang dalam
kolom kas tidak sama dengan kas akhir dalam laporan pengurus. Saldo tanggal
penyerahan kembali dr Adhitya Rp 99.576.806,oo sedangkan saldo Bambang
Irmawan pada akhir bulan Mei Rp. 7.679.295,oo; bulan Juni Rp. 4.219.230,oo;
bulan Juli Rp. 35.502.544,oo yang menjadi saldo awal pada bulan Agustus, tetapi
diterakan Rp. 34.101.036,oo; saldo ini terputus pada tanggal 16 Agustus 2012 dan
muncul kembali pada bulan September 2012 dengan jumlah berkurang tanpa
penjelasan transaksi dengan jumlah akhir adalah Rp. 19.611.036.
Pada tanggal serah terima saldo dari dr Adhitya tertulis Rp. 103.671.034,oo dan
saldo Bambang tertulis Rp. 45.779.561,oo. terdapat selisih Rp. 57.896.473,oo.
Keadaan ini membutuhkan penelitian dan investigasi lanjutan dengan lebih
seksama, karena keadaan stok peralihan tidak diketahui dengan pasti karena
tidak dilakukan dan tidak dijalankannya serah terima diantaranya.
22. Adanya penatabukuan unit usaha di penatabukuan koperasi, yang seharus
tidak terjadi karena akan mempengaruhi debet dan kredit koperasi dan unit
usaha itu sendiri. Sebagai contoh Apotek mengambil uang parkir yang ada di
Koperasi untuk membayar Apoteker, padahal apoteker adalah beban
operasional Apotek.
Buku ke dua yang diperiksa adalah buku pengeluaran obat askes, jamkesmas,
jamkesda, SKTM, ditemukan:
1. tidak adanya peneraan nilai nominal obat dalam rupiah
2. tidak ada bukti fisik identitas pasien yang menjelaskan status jamkesmas dsbnya
3. penyediaan kebutuhan obat tidak dilakukan maksimal, sehingga penggantian
biaya obat yang telah dikeluarkan oleh pasien menjadi sering dilakukan, yang
akhirnya meningkatkan pembayaran tunai yang pada akhirnya mengurangi
penerimaan dan memperkecil keuntungan,
Buku ke tiga yang diperiksa adalah buku pengeluaran obat PT; ditemukan:
1. tidak adanya peneraan nilai nominal obat dalam rupiah
2. tidak ada bukti fisik identitas pasien yang menjelaskan status jamkesmas dsbnya
3. penyediaan kebutuhan obat tidak dilakukan maksimal
Dari data belanja modal ditemukan:
Total belanja 2012 adalah Rp 3.273.624.606,oo dengan bukti fisik berupa kwitansi/
faktur/nota order dengan keterangan adanya pelunasan hanya dari bulan 9 (September
sampai Desember 2012). Sisa faktur selain bulan yang tersebut belum/tidak ada
keterangan dari pengurus yang dapat menerangkan apa yang terjadi, kewajiban jangka
pendek kepada penyedia barang modal per Desember 2012: Rp. 801.165.829 yang
menunjukkan piutang KOPKAR terhadap penyedia barang. piutang ini meningkat dari
piutang tahun usaha 2011, Rp. 520.053.961
Informasi yang didapat bahwa: pengurus telah kehilangan data dan laptop
koperasi beserta beberapa rupiah uang tunai yang menurut pengurus sudah
dilaporkan ke Polisi.
data belanja modal CATATAN VERSI BAMBANG IRMAWAN ADALAH Rp:
4.159.881.844,oo dan dalam laporan pengurus ditemukan Rp. 5.688.458.298,oo
Perbedaan ini dikarenakan tidak akuratnya penatabukuan aliran kas dan bukti
fisik berupa kesediaan dokumen pendukung. Asumsi dari nilai pembelian ini
adalah total modal dalam bentuk barang siap jual pada tahun usaha yang
bersangkutan yang jika dipersentasekan dengan persentase keuntungan akan
memberikan hasil rupiah yang seharusnya sama dengan laba kotor. Perbedaan
pangsa pasar menyebabkan perbedaan persentase, karena harga jual umum tidak
sama dengan harga jual PT, maka hasilnya bervariasi dan tidak riel.
Tabel simulasi dibawah ini membantu menjelaskannya:
belanja setahun minus juni juli dan agustus VERSI BP > Rp 3,273,624,606
LAPORAN PENGURUS TABULASI KREDIT ALIRAN KAS
$ 5,688,458,298 Rp 4,159,881,696 Rp 886,257,090
$ 415,988,170 10% Rp 327,362,461 10%
$ 831,976,339 20% Rp 654,724,921 40%
$ 1,247,964,509 30% Rp 982,087,382 20%
$ 1,663,952,678 40% Rp 1,309,449,842 30%
KEUNTUNGAN DARI PERKIRAAN TOTAL PENJUALAN DENGAN PANGSA PASAR
Rp 32,736,246
PREDIKSI SHU BERSIH Rp 261,889,968
Rp 196,417,476
Rp 392,834,953
prediksi shu kotor Rp 883,878,644
Dari Data penerimaan Piutang diketahui:
1. SUHARDI
januari – februari Rp 85,646,000
Maret Rp 24,787,200
April Rp 54,213,750
Mei Rp 75,173,100
Juni Rp 69,088,800
Juli Rp 46,614,400
Agustus Rp 60,782,200
September – Oktober Rp 194,887,545
November - Desember Rp 110,896,000
Total Rp 722,088,995 .
DALAM LAPORAN PENGURUS PENERIMAAN INI ADALAH PENJUALAN SEPERTI
TERTERA DALAM TABEL PENGHITUNGAN HASIL USAHA.
2. MARINAWATI/NURHASANAH (KASIR)
17-1-2012 dari pt kda plakar Rp 99,066,525
dari pt sal Rp 10,965,750
18-1-2012 dari pt kda langling Rp 84,605,003
19-1-2012 dari pt aip Rp 5,236,000
20-3-2012 dari pt aip dan sal Rp 45,000,000
9/4/2012 dari pt kda plakar Rp 51,000,000
17-4-2012 dari pt kda plakar Rp 20,000,000
dari pt sal Rp 24,116,500
dari pt aip Rp 1,647,000
18-4-2012 dari pt kda langling Rp 29,710,500
16-5-2012 dari pt sal Rp 15,833,000
dari pt aip Rp 422,000
18-6-2012 dari pt kda langling Rp 29,533,500
dari pt sal Rp 9,627,125
16-7-2012 dari pt kda langling Rp 74,648,000
dari pt sal Rp 33,241,000
2/8/2012 dari pt kda langling Rp 14,448,000
19-9-2012 dari pt kda langling Rp 54,228,000
6/10/2012 dari pt sal Rp 38,172,050
22-11-2012 dari pt aip Rp 7,105,000
12/12/2012 dari pt sal Rp 59,202,301
dari pt kda plakar Rp 30,991,875
Rp 738,799,129
DALAM LAPORAN PENGURUS PENERIMAAN INI ADALAH PENJUALAN SEPERTI
TERTERA DALAM TABEL PENGHITUNGAN HASIL USAHA
3. ASKES
KERJASAMA DENGAN PT ASKES BERPEDOMAN DENGAN DPHO PT
ASKES, SAAT OBAT TIDAK TERSEDIA MAKA APOTEK MENGELUARKAN BIAYA
YANG DIKELUARKAN PASIEN SEHARGA OBAT YANG DI DAPAT PASIEN DI
APOTEK LAIN, HARGA INI KARENA HET DAN PAJAK SERTA PERSENTASE
KEUNTUNGAN PENJUALAN MEMBUAT APOTEK TIDAK MEMPEROLEH
KESEMPATAN UNTUK MENDAPATKAN KEUNTUNGAN. SEDANGKAN UANG
PEMBAYARAN KLAIM KARENA ALASAN INTERNAL TIDAK TEPAT WAKTU.
PENERIMAAN PEMBAYARAN DARI KLAIM YANG TIDAK TEPAT WAKTU
MENGURANGI KESEMPATAN APOTEK UNTUK MENDAPATKAN KESEMPATAN
MEMPEROLEH PELUANG KEUNTUNGAN USAHA. KELALAIAN PENGURUS DALAM
MENGEVALUASI MOU DAN MENSIKAPI PENYEDIAAN OBAT DPHO TELAH
MEMBAWA KERUGIAN BAGI USAHA SENILAI: RP 18.081.750,oo
DATA PENERIMAAN YANG DIDAPAT BUKAN DARI PENGURUS KOPKAR.
HARAP MAKLUM JIKA JUMLAHNYA BERBEDA.
DEBIT ASKES 2012
januari Rp 37,902,583
pebruari
maret
april
mei
juni Rp 41,531,491
juli Rp 27,590,719
agustus
september Rp 33,237,753
oktober
november Rp 38,673,474
desember Rp 52,251,090
Rp 231,187,110
DARI TABEL TERSEBUT DI ATAS TIDAK ADA TRANSAKSI PADA BULAN 2-5; 8,
DAN 10 TAHUN USAHA 2012. DARI CATATAN BUKU HARIAN DAN DARI REKAM
MEDIK DIKETAHUI ADANYA PASIEN ASKES YANG DIRAWAT PADA BULAN
TERSEBUT. PERMASALAH YANG MUNCUL ADALAH BAGAIMANA KLAIM JIKA
PASIEN ASKES ADA YANG DIRAWAT, BAIK ITU INAP ATAU RAWAT JALAN.
JIKAPUN DIKETAHUI TIDAK ADA PASIEN ASKES BAGAIMANA PENGEMBALIAN
OBAT YANG DILAKUKAN PADA BULAN 4 DAN 5 DI BUKU CATATAN HARIAN
UMUM.
DALAM LAPORAN PENGURUS PENERIMAAN INI ADALAH PENJUALAN SEPERTI
TERTERA DALAM TABEL PENGHITUNGAN HASIL USAHA
B. UNIT USAHA SIMPAN PINJAM
Buku pertama yang diperiksa adalah buku aliran kas pinjaman dan tagihan ke anggota
TAGIHAN KE BEND TOTAL JAM ANG
1 JAN Rp 33,867,500
Rp 21,447,500 Rp 49,500,000
2 FEB Rp 32,545,000
Rp 21,887,500 Rp 32,000,000
3 MAR Rp 34,040,000
Rp 22,907,000 Rp 28,000,000
4 APR Rp 31,510,000
Rp 22,660,000 Rp 5,000,000
5 MEI Rp 31,280,000
Rp 20,130,000 Rp 54,000,000
6 JUN Rp 31,740,000
Rp 19,055,000 Rp 57,000,000
7 JUL Rp 37,312,000
Rp 19,055,000 Rp 19,000,000
8 AUG Rp 34,307,000
Rp 18,940,000 Rp 33,000,000
9 SEPT Rp 34,575,000
Rp 19,285,000 Rp 44,000,000
10 OKTO Rp 35,400,000
Rp 18,365,000 Rp 26,000,000
11 NOV Rp 32,872,750
Rp 21,585,500 Rp 47,000,000
12 DES Rp 34,137,750
Rp 21,988,000 Rp 54,500,000
Jumlah piutang anggota tahun usaha 2012: Rp. 259.935.000,oo
Kas Tunai Dalam Laporan Manajer (Neraca): Rp. 15.000.000,oo
Kas Tunai Pemeriksaan Aliran Kas: Rp. 17.530.000,oo
Kewajiban Jangka Pendek: Rp.
1. Total Pinjaman Anggota 2012: Rp. 449.817.500.oo
2. SHU menurut menejer: Rp. 78.000.000,oo berasal dari: 1,5% X 10 X TOTAL
PINJAMAN, dan SHU menurut BP adalah Rp. 77.880.823,oo
Dalam pemeriksaan ditemukan adanya saldo dalam setiap bulannya, penatabukuan
yang dilakukan masih belum sesuai dengan PSAK USP. Upaya kehati-hatian yang
dilakukan menejer perlu dipertahankan, tetapi tidak dengan suasana pilih kasih seperti
yang dirasakan oleh beberapa anggota yang mengeluhkan tidak adanya kesempatan
untuk minjam dengan alasan yang kurang dapat diterima, jika dalam laporan menejer
masih ada ditemui saldo dalam puluhan juta.
NO BULAN TAGIHAN & JLH CAIRAN JAM SALDO 1 JAN Rp 33,867,500
Rp 21,447,500
Rp 55,315,000 Rp 49,500,000 Rp 5,815,000
2 FEB Rp 32,545,000
Rp 21,887,500
Rp 60,247,500 Rp 32,000,000 Rp 28,247,500
3 MAR Rp 34,040,000
Rp 22,907,000
Rp 85,194,500 Rp 28,000,000 Rp 57,194,500
4 APR Rp 31,510,000
Rp 22,660,000 Rp 5,000,000
Rp 111,364,500 Rp 74,317,500 Rp 32,047,000
5 MEI Rp 31,280,000
Rp 20,130,000 Rp 5,000,000
Rp 51,410,000
6 JUN Rp 31,740,000
Rp 19,055,000
Rp 50,795,000 Rp 57,000,000 Rp (6,205,000)
7 JUL Rp 37,312,000
Rp 19,055,000
Rp 50,162,000 Rp 19,000,000 Rp 31,162,000
8 AUG Rp 34,307,000
Rp 18,940,000
Rp 84,409,000 Rp 33,000,000 Rp 51,409,000
9 SEPT Rp 34,575,000
Rp 19,285,000
Rp 105,269,000 Rp 44,000,000 Rp 61,269,000
10 OKTO Rp 35,400,000
Rp 18,365,000
Rp 115,034,000 Rp 26,000,000 Rp 89,034,000
11 NOV Rp 32,872,750
Rp 21,585,500
Rp 43,492,250 Rp 47,000,000 Rp 96,492,250
12 DES Rp 34,137,750
Rp 21,988,000
Rp 152,618,000 Rp 54,500,000 Rp
prediksi shu Rp
C. PERPARKIRAN
Kewajiban setor ke pemerintah daerah adalah: Rp.
Dibayarkan oleh koperasi: Rp.
Dijual ke manejer unit usaha: Rp.
Penggunaan biaya dalam operasional: Rp.
Laba bersih: Rp. 5.300.000,oo
Diketahui adanya pemakaian uang Parkir oleh Koperasi Rp. 4.000.000,oo
tidak ditemui adanya catatan keluar dari unit usaha; jika ini pengeluaran maka
saldo dapat berjumlah Rp. 9.300.000,oo
D. WASERDA
MODAL DEBET KREDIT JUMLAH KET
JAN Rp1,300,000
FEB Rp1,300,000
MARET Rp1,300,000
APRIL Rp1,300,000
MEI Rp1,300,000
JUN Rp1,300,000
JUL Rp1,300,000
AUGUST Rp1,300,000
SEPT Rp1,300,000
OKTO Rp1,300,000
NOV Rp1,300,000
DES Rp1,300,000
pulsa Rp1,200,000
buka puasa&thr Rp 500,000
biaya operasional Rp1,434,000
nilai barang Rp 30,293,000
uang kas Rp 13,084,000
bon kopkar Rp 8,960,000
bon minuman thr Rp 9,025,000 UANG TERSEDIA TETAPI DI BAYAR NYICIL OLEH PENGURUS
bon rsd Rp 7,244,500
bon goro Rp 376,000
brg blum d byr Rp 2,900,000
Kekayaan unit usaha Rp. 66.082.500
Dari data ini diketahui jumlah bon pelanggan adalah Rp. 25.605.500,oo
Potensi kerugian terjadi karena dengan penundaan penagihan (manajer unit usaha ke
rekanan)/penundaan membayar (dari koperasi ke unit usaha adalah hilangnya peluang
mendapatkan keuntungan dari total uang bon dikali persentase peluang kesempatan
mendapatkan keuntungan.
Keuntungan usaha dalam laporan pengurus berjumlah : Rp. 9.731.000,oo
E. KOPERASI
1. AD/ART
PENYUSUNAN ART TELAH BERLANGSUNG DAN DOKUMENNYA TELAH ADA
BERSAMA ANGGOTA SAAT INI, MENURUT BP ISINYA PASAL DEMI PASAL PERLU
DIKETAHUI DAN DICERNA BETUL SEKALI LAGI KARENA KEBERLANGSUNGAN
USAHA BERPEDOMAN PADANYA. KITA YANG MEMBUAT PERATURAN DAN KITA
YANG AKAN MELAKSANAKANNYA DENGAN PENUH TANGGUNGJAWAB. Jika
dalam RAT ini adalah Proses Pengesahannya maka pengurus seharusnya
menyediakan DOKUMEN PENGESAHAN ART tersebut. ATAU PEMBAHASANNYA
DILAKUKAN PADA TANGGAL YANG DITETAPKAN KEMUDIAN OLEH PENGURUS
BARU DENGAN SARAN ANGGOTA YANG DITETAPKAN SAAT RAT INI.
2. ADMINISTRASI 16 BUKU POKOK
TIDAK DIMINTAKAN BP UNTUK DIPERLIHATKAN GUNA DILAKUKAN
PEMERIKSAAN PENGISIANNYA, PADA KESEMPATAN INI BP MEMINTA ANGGOTA
MENANYAKAN LANSUNG KEPADA PENGURUS.
3. KEPUTUSAN RAT
Berdasarkan rencana kerja dan rencana anggaran serta keputusan RAT 2009 maka
hasil evaluasi pengurus adalah:
1. Pembuatan Kartu Anggota; Belum dilaksanakan
2. Penyediaan mesin fhoto copy; Belum dilaksanakan
3. Pengembangan Unit Usaha; Belum dilaksanakan
4. Penyediaan mesin kasir pada apotek; Belum dilaksanakan
PADA KESEMPATAN INI BP MEMINTA ANGGOTA MENANYAKAN LANSUNG
KEPADA PENGURUS
4. ADMINISTRASI ANGGOTA
Jumlah anggota baru = 23 orang
Jumlah anggota keluar =
Jumlah anggota = 333
Jumlah anggota aktif =
Jumlah anggota pasiv =
Jumlah anggota pinjam =
5. ADMINISTRASI KEUANGAN
Simpanan pokok menurut BP Rp. 33.200.000,oo tetapi menurut Pengurus adalah Rp.
33.300.000,oo. arti dari pernyataan ini adalah ada anggota yang belum membayar
simpanan pokoknya. dan kepadanya ditarik simpanan wajibnya.
Simpanan wajib Rp. 79.393.000,oo
Belum tersedianya kartu simpanan (kartu transaksi) dan pinjaman anggota
Biaya operasional Rp.
Biaya operasional unit usaha berasal dari Laba Kotor unit usaha, sedangkan biaya
operasional koperasi berasal dari laba bersih unit usaha. Peneraan Laba Bersih SP
pada pos pendapatan adalah peneraan yang salah dalam table perhitungan hasil
usaha.
Neraca seimbang dengan penambahan asset dan beban hutang dagang dari tahun
sebelumnya yang menandakan bahwa kekayaan koperasi sebagian besar terdiri dari
kewajiban jangka pendek terhadap rekanan..
Laporan kas awalnya masih belum menjelaskan, sehubungan dengan adanya rapat pra
RAT semoga saja laporan pada RAT hari ini memberikan penjelasan.
Penjelasan atas laporan kas
SHU dibagikan menurut BP seharusnya Rp. 264.152.153 + Rp. 46.818.000.
6. Terhadap saran BP RAT 2012 Tahun Buku 2011
A. Segera menunjuk atau mengangkat menejer unit usaha APOTEK dengan cara:
a. Ketua Koperasi meletakkan jabatan sebagai ketua pada RAT ini dan menjadi
menejer APOTEK, atau
b. Merekrut tenaga profesional dengan perjanjian kerjasama untuk menjadi menejer
APOTEK atau
c. Pemilihan dan pengangkatan menejer APOTEK melalui seleksi ketat dari
anggota koperasi
Sudah berlangsung, tetapi kemudian karena adanya kondisi yang mengharuskan
terjadinya pemberhentian kembali, dan pengurus kembali mengelola apotek.
B. Segera menunjuk dan atau mengangkat 2 (dua) juru kasir unit usaha atau kasir
koperasi yang dapat bekerja di unit usaha secara bergantian dan di koperasi dengan
perjanjian kerjasama. Belum dilaksanakan
C. Menetapkan peraturan dan atau kebijakan tentang pelayanan apotek sesuai
kebijakan RSD dan Menteri Kesehatan. Belum dilaksanakan
D. Menetapkan kebijakan keuangan khusus unit usaha APOTEK; seperti:
a. Pegawai RSD tidak menjadi penanggung jawab yang tidak bertanggung jawab
terhadap penyelesaiannya. Belum dilaksanakan
b. Tidak berlaku bon. Belum dilaksanakan
c. Tidak berlaku agunan. Belum dilaksanakan
E. Mengadakan mesin kasir khusus kasir di unit usaha APOTEK. Belum dilaksanakan
F. Menetapkan nomenklatur yang jelas sebagai isi dari setiap catatan di unit usaha
APOTEK. Belum dilaksanakan
G. Memberlakukan PSAK 17 (revisi 1998) untuk unit usaha simpan pinjam. Belum
maksimal dilaksanakan
7. LAPORAN PENGURUS (DOKUMEN LAPORAN PENGURUS)
D:\FOLDER WORD\OFFICE EXECLL\ALL MY PURPOSES.xls
SARAN BADAN PENGAWAS:
Dari hasil temuan dan klarifikasi, maka saran BP diantaranya adalah:
1. Anggota KOPKAR wajib memintakan pertanggungan jawaban pengurus terhadap
kerugian-kerugian yang telah ditimbulkan dan menambahkan jumlah-jumlah tersebut
sebagai SHU yang akan dibagikan.
2. Kerugian-kerugian tersebut diantaranya adalah:
a. persentase nilai obat return
b. persentase saldo pada simpan pinjam setiap bulannya
c. belanja modal dengan cara tunai
d. kehilangan stok karena tak dijalankannya manajemen kartu stok
e. pembiaran pembayaran hutang pelanggan dalam waktu yang lama
f. nilai BON tanpa penanggung jawab
g. nilai pengembalian obat tanpa 30% potongan; potongan ini kalau tidak keliru
merupakan rekomendasi rapat pengurus dan BP serta beberapa perwakilan
anggota sebelum tahun usaha
h. penggantian kehilangan asset KOPKAR; (LAPTOP) artinya aktiva bertambah
inventarisnya.
3. Kepengurusan Baru menerima beban tugas yang baru, serah terima harus
dipublikasikan kepada anggota.
4. Menganalisis ART yang telah disyahkan pada RAT tahun ini dan memahaminya
untuk dimanfaatkan dalam perbaikan kinerja pengurus mada masa mendatang
Semua bukti (kwitansi) pembelian/penerimaan obat dan penjualan/ pengeluaran obat
dicatat dalam buku harian berdasarkan urutan tanggal kejadian. Semua kejadian yang
terekam dalam buku harian itu kemudian secara periodic dikelompokkan dalam buku
besar masing-masing. Dan bukti transaksi yang sama dibuat juga buku tambahan, yang
fungsinya sebagai pengontrol kebenaran buku besar.
Setelah buku besar itu bisa dipastikan benar, maka saldo yang ada di dalam masing-
masing buku besar bisa dipindahkan ke neraca lajur. Penyelenggaraan kartu stok yang
bertujuan mengontrol jumlah awal barang modal, mutasi barang kurang dan bertambah.
Menjalankan manajemen stokkis, berupa:
Penyusunan Stok Obat.
Obat disusun menurut bentuk sediaan dan alfabetis, apabila tidak
memungkinkan obat yang sejenis dapat dikelompokkan menjadi satu. Untuk
memudahkan pengendalian stok maka dilakukan langkah-langkah sebagai berikut :
1. Gunakan prinsip FIFO dalam penyusunan obat yaitu obat yang pertama diterima
harus pertama juga digunakan sebab umumnya obat yang datang pertama
biasanya juga diproduksi lebih awal dan akan kadaluwarsa lebih awal pula.
2. Susun obat yang berjumlah besar di atas pallet atau diganjal dengan kayu secara
rapi dan teratur.
3. Gunakan lemari khusus untuk menyimpan narkotika dan obat-obatan yang
berjumlah sedikit tetapi mahal harganya.
4. Susun obat yang dapat dipengaruhi oleh temperatur, udara, cahaya dan
kontaminasi bakteri pada tempat yang sesuai.
5. Susun obat dalam rak dan berikan nomor kode, pisahkan obat dalam dengan obat-
obatan untuk pemakaian luar.
6. Cantumkan nama masing-masing obat pada rak dengan rapi
7. Apabila gudang tidak mempunyai rak maka dus-dus bekas dapat dimanfaatkan
sebagai tempat penyimpanan.
8. Barang-barang yang memakan tempat seperti kapas dapat disimpan dalam dus
besar, sedangkan dus kecil dapat digunakan untuk menyimpan obat-obatan dalam
kaleng atau botol.
9. Apabila persediaan obat cukup banyak, maka biarkan obat tetap dalam box masing-
masing, ambil seperlunya dan susun dalam satu dus bersama obat-obatan lainnya.
Pada bagian luar dus dapat dibuat daftar obat yang disimpan dalam dus tersebut.
10. Obat-obatan yang mempunyai batas waktu pemakaian maka perlu dilakukan rotasi
stok agar obat tersebut tidak selalu berada dibelakang yang dapat menyebabkan
kadaluwarsa.
Pencatatan Stok Obat
Pencatatan dan Kartu Stok
Fungsi :
1). Kartu stok digunakan untuk mencatat mutasi obat (penerimaan, pengeluaran,
hilang, rusak atau kadaluwarsa)
2). Tiap lembar kartu stok hanya diperuntukkan mencatat data mutasi 1 (satu) jenis
obat yang berasal dari 1 (satu) sumber dana
3). Tiap baris data hanya diperuntukkan mencatat 1 (satu) kejadian mutasi obat
4). Data pada kartu stok digunakan untuk menyusun laporan, perencanaan pengadaan-
distribusi dan sebagai pembanding terhadap keadaan fisik obat dalam tempat
penyimpanannya.
Kegiatan yang harus dilakukan :
1). Kartu stok diletakkan bersamaan/berdekatan dengan obat bersangkutan
2). Pencatatan dilakukan secara rutin dari hari ke hari
3). Setiap terjadi mutasi obat (penerimaan, pengeluaran, hilang, rusak/ daluwarsa)
langsung dicatat di dalam kartu stok
4). Penerimaan dan pengeluaran dijumlahkan pada setiap akhir bulan.
Informasi yang didapat :
1) Jumlah obat yang tersedia (sisa stok)
2) Jumlah obat yang diterima
3) Jumlah obat yang keluar
4) Jumlah obat yang hilang/rusak/daluwarsa
5) Jangka waktu kekosongan obat
Manfaat informasi yang didapat :
1) Untuk mengetahui dengan cepat jumlah persediaan obat.
2) Perencanaan pengadaan dan penggunaan
3) Pengendalian persediaan
a. Obat disusun menurut ketentuan-ketentuan berikut :
(i) Obat dalam jumlah besar ( bulk ) disimpan diatas pallet atau ganjal kayu
secara rapi, teratur dengan memperhatikan tanda-tanda khusus (tidak boleh
terbalik, berat, bulat, segi empat dan lain-lain).
(ii) Penyimpanan antara kelompok/jenis satu dengan yang lain harus jelas
sehingga memudahkan pengeluaran dan perhitungan.
(iii) Penyimpanan bersusun dapat dilaksanakan dengan adanya forklift untuk
obat-obat berat.
(iv) Obat-obat dalam jumlah kecil dan mahal harganya disimpan dalam lemari
terkunci dipegang oleh petugas Penyimpanan.
(v) Satu jenis obat disimpan dalam satu lokasi ( rak, lemari dan lain-lain ).
(vi) Obat dan alat kesehatan yang mempunyai sifat khusus disimpan dalam
tempat khusus. Contoh : Eter, Film dan lain-lain.
b. Obat-obat disimpan menurut sistem FIFO ( First In First Out ).
c. Kartu stok memuat nama obat, satuan, asal (sumber) dan diletakkan bersama
obat pada lokasi penyimpanan.
d. Bagian judul pada kartu Stok diisi dengan dengan :
· Nama obat.
· Kemasan
· Isi kemasan
e. Kolom-kolom pada Kartu Stok diisi sebagai berikut :
(i) Tanggal penerimaan atau pengeluaran.
(ii) Nomor dokumen penerimaan atau pengeluaran.
(iii) Sumber asal obat atau kepada siapa obat dikirim.
(iv) No. Batch/No. Lot.
(v) Tanggal kadaluwarsa
(vi) Jumlah penerimaan
(vii) Jumlah pengeluaran
(viii) Sisa stok
(ix) Paraf petugas yang mengerjakan
Catatan :
Pada akhir bulan sedapat mungkin kartu stok ditutup, sekaligus untuk
memeriksa kesesuaian antara catatan dengan keadaan fisik. Untuk melakukan hal ini
maka pada setiap akhir bulan beri tanda atau garis dengan warna yang berbeda dengan
yang biasa digunakan, misalnya warna merah.
KARTU STOK
Nama Barang : …………………………….. Kemasan : …………………………….. Isi Kemasan : …………………………….. Satuan : …………………………….. Lokasi : …………………………….
Harga/kemasan : Rp. ………………….
Tanggal Dokumen Dari/Kepada No. Batch/ No. Lot
Kadalu warsa
Penerimaan Pengeluaran Sisa Stok Paraf
PENGURUS SEBAIKNYA DALAM KEGIATAN PENATABUKUAN
BERPEDOMAN KEPADA STANDAR AKUNTANSI PERKOPERASIAN
YANG TELAH DIAMANATKAN OLEH UNDANG-UNDANG. DAN DALAM
MENGELOLA APOTEK BERPEDOMAN PADA KEBIJAKAN DEPKES.
DEMIKIAN UNTUK MENJADI MAKLUM, YANG PERLU
DIPERHATIKAN ADALAH BAHWA SIMPANAN ANGGOTA TERTERA
DALAM JUMLAH MODAL SIAP JUAL DAN ADANYA PIUTANG
ANGGOTA KEPADA KOPKAR. PEMERIKSAAN DILAKUKAN OLEH
MANUSIA YANG BUKAN MENCARI KESALAHAN DALAM
PENGELOLAAN; TETAPI ADALAH MENEMUKAN KESALAHAN DALAM
PENERAAN DAN KESALAHAN MENJALANKAN AMANAT ANGGOTA.
MOHON MAAF, TERIMA KASIH
JONI RASMANTO
NURHASANAH
H. Z ARIFIN
INFO UNTUK PENGURUS, BADAN PENGAWAS DAN ANGGOTA
Laporan laba rugi ialah catatan yang menyajikan sumber pendapatan dan beban
perusahaan dalam hal ini perusahaan dagang dalam satu periode tertentu. Rumus untuk
menghitung Laba Rugi perusahaan dagang:
Laba Bersih = Laba Kotor – Beban Usaha
Beban usaha dalam perusahaan Dagang terdiri dari Beban Penjualan yakni pembelian
barang dagangan. Dan Beban Administrasi/umum seperti, listrik, telepon, dll. Rumus
untuk menghitung laba kotor usaha:
Laba Kotor = Penjualan Bersih – Harga Pokok
Rumus untuk menghitung Penjualan Bersih Perusahaan dagang:
Penjualan Bersih = penjualan – retur penjualan dan pengurangan harga – potongan
penjualan.
Contoh Laporan Laba Rugi Usaha Dagang
UD ANGIN RIBUT
Per 31 Nopember 2011
Pendapatan Penjualan 10.000.000
Harga Pokok Penjualan Persediaan Awal 2.000.000
Pembelian 7.000.000
Persediaan Untuk Dijual 9.000.000
Persediaan Akhir 3.000.000
Harga Pokok Penjualan 6.000.000
Laba Kotor 4.000.000
Biaya Operasional Biaya Komisi 500.000
Biaya Transportasi 100.000
Biaya Listrik, Telepon, Air 600.000
Biaya Gaji Pegawai 1.200.000
Biaya Penyusutan Bangunan 300.000
Biaya Penyusutan Inventaris 200.000
Total 2.900.000
Laba Operasi 1.100.000 Biaya Bunga 100.000
Laba Sebelum Pajak 1.000.000
Biaya Pajak 200.000
Laba/Rugi Bersih 800.000
Rumus harga pokok penjualan
Rumus harga pokok penjualan –Rumushitung kali ini akan memberikan bagaimana Rumus harga
pokok penjualan ( HPP ). Harga Pokok Penjualan adalah adalah seluruh biaya yang dikeluarkan
untuk memperoleh barang yang dijual atau harga perolehan dari barang yang dijual. Nah untuk
yang belajar, simak Rumus harga pokok penjualan di bawah ini.
Rumus harga pokok penjualan
Manfaat harga pokok penjualan :
1. Sebagai patokan untuk menentukan harga jual.
2. Untuk mengetahui laba yang diinginkan perusahaan. Apabila harga jual lebih besar dari
harga pokok penjualan maka akan diperoleh laba, dan sebaliknya apabila harga jual lebih
rendah dari harga pokok penjualan akan diperoleh kerugian.
Rumus Menghitung Penjualan Bersih
Penjualan dalam perusahaan dagang sebagai salah satu unsur dari pendapatan Perusahaan. Unsur-
unsur dalam penjualan bersih terdiri dari:
penjualan kotor
retur penjualan
potongan penjualan
penjualan bersih
Untuk mencari penjualan besih adalah sebagai berikut:
Penjualan bersih = penjualan kotor – retur penjualan – potongan penjualan.
Contoh Soal:
Diketahui penjualan Rp. 25.000.000,-
Retur penjualan Rp. 125.000,-
Potongan penjualan Rp. 150.000,-
Hitunglah penjualan bersih!
Penjulan bersih = Rp. 25.000.000 – Rp. 125.000 – Rp. 150.000 = Rp. 24.725.000
Rumus Menghitung Pembelian Bersih
Pembelian bersih adalah sebagai salah satu unsur dalam menghitung harga pokok penjualan.
Unsur-unsur untuk menghitung pembelian bersih terdiri dari:
pembelian kotor
biaya angkut pembelian
retur pembelian dan pengurangan harga
retur pembelian
potongan pembelian
Untuk menghitung pembelian bersih dapat dirumuskan sebagai berikut:
Pembelian bersih = pembelian + biaya angkut pembelian – retur pembelian – potongan
pembelian
Rumus Menghitung Harga Pokok Penjualan
Untuk menghitung harga pokok penjualan harus diperhatikan terlebih dahulu unsur-unsur yang
berhubungan dengan harga pokok penjualan.
Unsur-unsur itu antara lain:
persediaan awal barang dagangan
pembelian
biaya angkut pembelian
retur pembelian dan pengurangan harga
potongan pembelian
Rumus harga pokok penjualan:
HPP = Persediaan awal barang dagangan + pembelian bersih – persediaan akhir
HPP = Barang yang tersedia untuk dijual – persediaan akhir
Keterangan :
Barang yang tersedia untuk dijual = Persediaan awal barang dagangan + pembelian
bersih.
Pembelian bersih = Pembelian + biaya angkut pembelian – retur pembelian – potongan
pembelian.
Atau
Barang yang tersedia untuk dijual = Persediaan awal + pembelian + beban angkut
Pembelian – retur pembelian – potongan pembelian
Pengertian Laporan Laba Rugi
Laporan laba rugi adalah laporan yang menyajikan sumber pendapatan dan beban suatu
perusahaan (dagang) selama periode akuntansi.
Untuk Menghitung laba rugi perusahaan adalah:
Laba bersih = laba kotor – beban usaha
Beban uasaha dalam perusahaan dagang ada dua kelompok.
Beban penjualan ialah biaya yang langsung dengan penjualan.
Beban administrasi/umum ialah biaya-biaya yang tidak langsung dengan penjualan.
Untuk menghitung laba kotor adalah:
Laba kotor = penjualan bersih – harga pokok penjualan.
Sedangkan untuk menghitung penjualan bersih adalah :
Penjualan bersih = penjualan – retur penjualan dan pengurangan harga – potongan penjualan
Demikian artikel tentang Rumus harga pokok penjualan, semoga bermanfaat bagi pengetahuan
Anda. Artikel yang berkaitan dengan Rumus harga pokok penjualan, rumus menghitung harga
pokok penjualan, harga pokok penjualan, rumus hpp, pengertian hpp, contoh harga pokok
penjualan, akuntansi
JENIS-JENIS TRANSAKSI PADA KSP/ USP Terdapat 3 (tiga) jenis transaksi yang sering terjadi di KSP USP, yaitu transaksi penerimaan kas, transaksi pengeluaran kas dan transaksi yang tidak termasuk ke dalam ke-2 jenis transaksi tersebut. Transaksi penerimaan kas dapat berupa:
Penerimaan pengembalian pinjaman;
Penerimaan pendapatan operasional dari anggota berupa partisipasi bruto anggota, partisipasi jasa provisi, dan partisipasi jasa administrasi, serta pendapatan operasional dari non anggota berupa pendapatan bunga, pendapatan provisi dan pendapatan administrasi;
Penerimaan simpanan pokok dan simpanan wajib (untuk KSP);
Penerimaan simpanan;
Penerimaan dana dari bank/kreditur lain berupa pinjaman, pendapatan bunga atas simpanan di bank/lembaga keuangan lain.
Sedangkan transaksi pengeluaran kas di KSP/USP dapat berupa:
1. Pemberian pinjaman; 2. Pembayaran kembali simpanan pokok dan wajib (untuk anggota yang keluar); 3. Pembayaran simpanan atau simpanan berjangka; 4. Penyetoran ke bank; 5. Pembayaran biaya-biaya usaha dan organisasi.
Adapun transaksi-transaksi (atau lebih tepat disebut kejadian) yang tidak termasuk ke dalam penerimaan dan pengeluaran kas di KSP/USP adalah:
Piutang pendapatan;
Hutang biaya; Pendapatan diterima di muka;
Biaya dibayar dimuka;
Penyusutan aktiva tetap;
Penyisihan piutang tak tertagih; dan
Pemakaian perlengkapan. Atas dasar ketiga jenis transaksi tersebut, dibuat bukti-bukti transaksi yang terdiri dari bukti transaksi penerimaan kas, bukti transaksi pengeluaran kas, dan bukti umum (memorial). BUKU HARIAN/JURNAL Buku Harian/Jurnal adalah alat untuk mencatat transaksi KSP/USP yang dilakukan secara kronologis (berdasarkan urutan waktu terjadinya) dengan menunjukkan rekening yang harus di debet dan di kredit beserta jumlahnya masing-masing. Atas dasar bukti-bukti transaksi di atas, maka buku harian/ jurnal di KSP/USP pun terdiri dari:
Buku Harian/Jurnal Penerimaan Kas;
Buku Harian/Jurnal Pengeluaran Kas; dan
Buku Harian/Jurnal Umum.
BUKU HARIAN KAS
BULAN …………………………………………………… TAHUN …………..
KAS MASUK KAS KELUAR
TGL NO BUKTI URAIAN PERKIRAAN JUMLAH TGL NO BUKTI URAIAN PERKIRAAN JUMLAH SALDO
1 1
2 2
3 3
4 4
31 31
JUMLAH JUMLAH
BUKU HARIAN UMUM
BULAN ……………………………… TAHUN …………………..
TGL NO BUKTI URAIAN
DEBET KREDIT
PERKIRAAN JUMLAH PERKIRAAN JUMLAH
1
2
3
4
5
31
J U M L A H BUKU PEMBANTU Buku Pembantu adalah buku yang digunakan untuk membantu rekening-rekening Buku Besar yang membutuhkan perincian, bentuknya dapat berupa buku pembantu simpanan dan simpanan berjangka serta buku pinjaman, baik untuk anggota maupun non anggota, daftar simpanan pokok dan daftar simpanan wajib anggota.
BUKU HARIAN KAS (transaksi tunai) BULAN:
TANGGAL URAIAN TRANSAKSI JUMLAH 1
2
3
4
30
DIKETAHUI OLEH: JURU BUKU
MANAJER UNIT USAHA
BUKU HARIAN UMUM (transaksi non tunai) BULAN:
TANGGAL URAIAN TRANSAKSI JUMLAH 1
2
3
4
30
DIKETAHUI OLEH: JURU BUKU
MANAJER UNIT USAHA
BUKU BESAR Buku Besar adalah kumpulan rekening yang digunakan pada KSP/USP. Berikut ini adalah contoh rekening-rekening beserta nomor kodenya yang dapat digunakan di KSP/USP
NERACA SALDO Neraca Saldo adalah daftar yang berisi saldo-saldo dari seluruh rekening yang ada di dalam Buku Besar pada suatu saat tertentu. JURNAL PENYESUAIAN Saldo-saldo rekening di dalam Neraca Saldo biasanya memerlukan penyesuaian untuk mengakui hal-hal sebagai berikut:
Piutang pendapatan;
Hutang biaya;
Pendapatan diterima di muka;
Biaya dibayar di muka;
Penyusutan aktiva tetap;
Penyisihan piutang tak tertagih; dan
Pemakaian perlengkapan. Alasan dilakukannya penyesuaian-penyesuaian melalui jurnal penyesuaian tersebut adalah:
Agar setiap rekening riil, khususnya rekening aktiva dan rekening kewajiban menunjukkan Jumlah yang sebenarnya pada akhir periode.
Agar setiap rekening nominal (rekening pendapatan dan biaya) menunjukkan pendapatan dan Biaya yang seharusnya diakui dalam suatu periode.
NERACA LAJUR Neraca Lajur adalah alat bantu yang digunakan untuk menggolongkan dan meringkas informasi dari Neraca Saldo dan data penyesuaian, sehingga siap untuk disusun menjadi Laporan Keuangan.
AKTIVA PASSIVA 2010 2009 2008 2010 2009 2008
I HARTA II HUTANG/KEWAJIBAN
1.1. KAS 2.1. SIMPANAN ANGGOTA
1.2. BANK 2.2. BEBAN YANG MASIH HARUS DIBAYAR
1.3.PINJAMAN DIBERIKAN 2.3. DANA JASA ANGGOTA
1.4. PENDAPATAN YANG MASIH HARUS DITERIMA 2.4. DANA PENDIDIKAN
2.5. DANA AUDIT
1.5. HARTA TETAP 2.6. DANA CADANGAN
1.6. HARTA BERGERAK
1.7. PENYUSUTAN III
1.8. NILAI JUAL MODAL
1.9.
1.10.
LAPORAN KEUANGAN Menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.27, Laporan Kepuangan Koperasi meliputi Neraca, Perhitungan Hasil Usaha, Laporan Arus Kas, Laporan Promosi Ekonomi Anggota, dan Catatan Atas Laporan Keuangan.
1. Neraca. Neraca menyajikan informasi mengenai aktiva, kewajiban, dan ekuitas
koperasi pada waktu tertentu. 2. Perhitungan Hasil Usaha. Perhitungan Hasil Usaha menyajikan informasi mengenai
Pendapatan dan beban-beban usaha serta beban perkoperasian selama periode tertentu. Perhitungan Hasil Usaha menyajikan hasil akhir yang disebut Sisa Hasil Usaha, mencakup hasil usaha dengan anggota dan laba atau rugi kotor dengan non anggota.
3. Laporan Arus Kas. Laporan Arus Kas menyajikan informasi mengenai perubahan kas yang meliputi saldo awal kas, sumber penerimaan kas, pengeluaran kas dan saldo akhir kas pada periode tertentu.
4. Laporan Promosi Ekonomi Anggota. Laporan Promosi Ekonomi Anggota adalah laporan yang memperlihatkan manfaat ekonomi yang diperoleh anggota koperasi selama satu tahun tertentu.
5. Catatan Atas Laporan Keuangan. Catatan Atas Laporan Keuangan menyajikan Pengungkapan (disclosures) yang memuat:
Perlakuan akuntansi, antara lain mengenai:
Pengakuan pendapatan dan beban sehubungan dengan transaksi koperasi dengan anggota dan non anggota. Kebijakan akuntansi tentang aktiva tetap, penilaian piutang, dan sebagainya.
Dasar penetapan harga pelayanan kepada anggota dan non anggota.
Pengungkapan informasi antara lain: o Kegiatan atau pelayanan utama koperasi kepada anggota, baik yang tercantum
dalam AD/ART maupun di dalam praktek, atau yang telah dicapai koperasi. o Aktivitas koperasi didalam pengembangan sumber daya dan mempromosikan
usaha ekonomi anggota, pendidikan dan pelatihan perkoperasian, usaha, manajemen yang diselenggarakan untuk anggota dan penciptaan lapangan usaha baru untuk anggota.
o Ikatan atau kewajiban bersyarat yang timbul dari transaksi koperasi dengan anggota dan non anggota.
o Pengklasifikasian piutang dan hutang yang timbul dari transaksi koperasi dengan Anggota dan non anggota.
o Pembatasan penggunaan dan risiko atas aktiva tetap yang diperoleh atas dasar hibah atau sumbangan.
o Aktiva yang dioperasikan oleh koperasi tetapi bukan milik koperasi. o Aktiva yang diperoleh secara hibah dalam bentuk pengalihan saham dari
perusahaan swasta. o Pembagian Sisa Hasil Usaha dan penggunaan Cadangan. o Hak dan tanggungan pemodal untuk modal penyertaan. o Penyelenggaraan rapat anggota, dan keputusan-keputusan penting yang
berpengaruh terhadap perlakuan akuntansi dan penyajian Laporan Keuangan. JURNAL PENUTUP Jurnal Penutup adalah jurnal untuk memindahkan saldo-saldo rekening nominal (rekening-rekening yang terdapat dalam perhitungan hasil usaha) ke rekening Cadangan. NERACA SALDO SETELAH PENUTUPAN BUKU Neraca Saldo Setelah Penutupan Buku adalah suatu daftar yang berisi saldo-saldo rekening Buku Besar setelah koperasi melakukan penutupan buku. Oleh karena itu,
rekening-rekening yang terdapat di dalam Neraca Saldo Setelah Penutupan Buku hanya berupa rekening-rekening riil (neraca). JURNAL PEMBALIK (JURNAL PENYESUAIAN KEMBALI) Jurnal Pembalik adalah jurnal yang dibuat dengan membalik jurnal penyesuaian yang merupakan:
Piutang Pendapatan,dan
Hutang Biaya. Tujuan pembuatan jurnal balik adalah untuk menyederhanakan pembuatan jurnal lanjutan dari jurnal penyesuaian tersebut pada periode berikutnya. Jurnal balik bersifat opsional, artinya boleh dibuat boleh tidak dengan konsekuensinya masing-masing.