Download - LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM TF kelompok 3.pdf
-
7/26/2019 LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM TF kelompok 3.pdf
1/32
LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM
TEKNOLOGI FORMULASI SOLIDPEMBUATAN TABLET DENGAN BAHAN AKTIF TUNGGAL
MENGGUNAKAN METODA GRANULASI BASAH
Disusun Oleh :
Kelompok III
Nama NPM
Ani Hanifah 260110130101
Hendita Faradina 260110130102
Qisty Ahla Dzikry 260110130103Angelika Rianti 260110130104
M. Nur Iqbal 260110130105
Yulina Saragih 260110130106
Cyntia Gracesella 260110130107
Meivana Esther 260110130108
Fenadya Rahayu 260110130109
Guntur Astawa 260110130110
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS PADJADJARAN
JATINANGOR
2016
-
7/26/2019 LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM TF kelompok 3.pdf
2/32
I. TUJUAN
Praktikan diharapkan dapat mengetahui dan menguasai seluruh seluk beluk
pembuatan tablet. Penguasaan yang dimaksud diatas yaitu keahlian dan teknik
penimbangan, pencampuran, penggilingan dan granulasi, pengenalan peralatan yang
digunakan dalam pembuatan tablet : spesifikasi-spesifikasi tablet dan test fisiknya,
evaluasi in vivo dan bioavaibilitas obat dari tablet.
II. TEORI DASAR
Tablet merupakan sediaan padat yang mengandung bahan obat dengan atau
tanpa bahan pengisi. Berdasarkan metode pembuatannya, tablet dapat digolongkan
menjadi 2, yaitu tablet cetak dan tablet kempa (Depkes RI, 1994).
Tablet dibuat terutama dengan cara kompresi. Tablet yang dibuat secara
kompresi menggunakan mesin yang mampu menekan bahan bentuk serbuk atau
granul dengan menggunakan berbagai bentuk punch dan die. Alat kompresi tablet
merupakan alat berat dari berbagai kapasitas dipilih sesuai dengan dasar dari jenis
tablet yang akan dibuat serta produksi rata-rata yang diinginkan. Beberapa tablet
dibuat dengan dicetak. Tablet yang dicetak dibuat dengan tangan atau dengan mesin
tangan, dengan cara menekan bahan tablet ke dalam cetakan, kemudian bahan tablet
yang telah terbentuk dikeluarkan dari cetakan dan dibiarkan hingga kering. (Wade,
1994).
Berdasarkan cara pemberian atau fungsinya, sistem penyampaian obat dan
bentuk serta metode pembuatannya, tablet dapat digolongkan sebagai berikut:
a. Tablet Oral untuk Dimakan
Tablet Kempa (Compressed Tablets/CT)
Tablet Kempa Lapis Ganda (Multiple Compressed Tablet/MCT)
Tablet Berlapis
Tablet kempa yang bersalut
Tablet dengan reaksi berulang-ulang
Tablet salut gula dan tablet salut coklat
-
7/26/2019 LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM TF kelompok 3.pdf
3/32
Tablet salut lapisan tipis
Tablet Kunyah
b. Tablet yang Digunakan dalam Rongga Mulut
Tablet Buccal
Tablet Sublingual
Troche atau Lozenges
c. Tablet yang Diberikan dengan Rute Lain
Tablet Implantasi
Tablet Vaginal
d.
Tablet yang Digunakan Untuk Membuat Larutan
Tablet Effervescent
Tablet Hipodermik
Tablet Triturat (tablet yang diremukan)
(Wade,1994).
Sediaan tablet harus memenuhi beberapa kriteria, yaitu:
a. Harus mengandung zat aktif dan non aktif yang memenuhi persyaratan
b.
Harus mengandung zat aktif yang homogen dan stabil
c. Keadaan fisik harus cukup kuat terhadap gangguan fisik/mekanik
d. Keseragaman bobot dan penampilan harus memenuhi persyaratan
e. Waktu hancur dan laju disolusi harus memenuhi persyaratan
f. Harus stabil terhadap udara dan suhu lingkungan
g. Bebas dari kerusakan fisik
h. Stabilitas kimiawi dan fisik cukup lama selama penyimpanan
i.
Zat aktif harus dapat dilepaskan secara homogen dalam waktu tertentu(Wade,1994).
Sediaan tablet memiliki kelebihan dibandingkan sediaan lain, yaitu:
a. Tablet memberikan ketepatan yang tinggi dalam dosis
-
7/26/2019 LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM TF kelompok 3.pdf
4/32
b. Tablet dapat mengandung dosis zat aktif dengan volume yang kecil
sehingga memudahkan proses pembuatan, pengemasan, pengangkutan,
dan penyimpanan
c. Bebas dari air, sehingga potensi adanya hidrolisis dapat
dicegah/diperkecil.
(Wade,1994).
Namun, sediaan tablet juga memiliki kekurangan, yaitu:
a. Ada orang tertentu yang tidak dapat menelan tablet (dalam keadaan tidak
sadar/pingsan)
b.
Formulasi tablet cukup rumit, antara lain :
Beberapa zat aktif sulit dikempa menjadi kompak padat, karena sifat
amorfnya, flokulasi, atau rendahnya berat jenis
Zat aktif yang sulit terbasahi (hidrofob), lambat melarut, dosisnya cukup
besar atau tinggi, absorbsi optimumnya tinggi melalui saluran cerna,
atau kombinasi dari sifat tersebut, akan sulit untuk diformulasi (harus
diformulasi sedemikian rupa)
Zat aktif yang rasanya tidak enak, bau yang tidak disenangi, atau zataktif yang peka terhadap oksigen, atmosfer, dan kelembaban udara,
memerlukan enkapsulasi sebelum dikempa. Dalam hal ini sediaan
kapsul menjadi lebih baik daripada tablet.
(Wade,1994).
Salah satu metode pembuatan tablet adalah granulasi basah. Granulasi Basah
merupakan metode yang memproses campuran partikel zat aktif dan eksipien menjadi
partikel yang lebih besar dengan menambahkan cairan pengikat dalam jumlah yang
tepat sehingga terjadi massa lembab yang dapat digranulasi. Metode ini biasanya
digunakan apabila zat aktif tahan terhadap lembab dan panas. Umumnya untuk zat
-
7/26/2019 LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM TF kelompok 3.pdf
5/32
aktif yang sulit dicetak langsung karena sifat aliran dan kompresibilitasnya tidak
baik (Ansel,1989).
Prinsip metode granulasi basah adalah membasahi masa tablet dengan larutan
pengikat teretentu sampai mendapat tingkat kebasahan tertentu, kemudian massa
basah tersebut digranulasi. Metode ini membentuk granul dengan cara mengikat
serbuk dengan suatu perekat sebagai pengganti pengompakan, tehnik ini
membutuhkan larutan, suspensi atau bubur yang mengandung pengikat yang
biasanya ditambahkan ke campuran serbuk atau dapat juga bahan tersebut dimasukan
kering ke dalam campuran serbuk dan cairan dimasukan terpisah. Cairan yang
ditambahkan memiliki peranan yang cukup penting dimana jembatan cair yang
terbentuk di antara partikel dan kekuatan ikatannya akan meningkat bila jumlah
cairan yang ditambahkan meningkat, gaya tegangan permukaan dan tekanan kapiler
paling penting pada awal pembentukan granul, bila cairan sudah ditambahkan
pencampuran dilanjutkan sampai tercapai dispersi yang merata dan semua bahan
pengikat sudah bekerja, jika sudah diperoleh massa basah atau lembab maka massa
dilewatkan pada ayakan dan diberi tekanan dengan alat penggiling atau oscillating
granulator tujuannya agar terbentuk granul sehingga luas permukaan meningkat dan
proses pengeringan menjadi lebih cepat, setelah pengeringan granul diayak kembali
ukuran ayakan tergantung pada alat penghancur yang digunakan dan ukuran tablet
yang akan dibuat. (Ansel,1989).
Keuntungan metode granulasi basah dalam pembuatan tablet adalah sebagai
berikut:
a. Terbentuknya granul memperbaiki sifat alir dan kompresibilitas, proses
kompaksasi lebih mudah karena pecahnya granul membentuk permukaan
baru yang lebih aktif
b. Obat-obat dosis tinggi yg mempunyai sifat alir dan kompresibilitas jelek
maka dengan proses granulasi basah hanya perlu sedikit bahan pengikat
c. Untuk bahan dengan dosis rendah dengan pewarna, maka distribusi lebih
baik dan menjamin keseragaman isi zat aktif
-
7/26/2019 LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM TF kelompok 3.pdf
6/32
d. Granulasi basah mencegah segregasi komponen-komponen campuran yang
sudah homogen
e. Memperbaiki dissolusi obat yang bersifat hidrofob
(Wade,1994).
Sedangkan kelemahan metode granulasi basah antara lain:
a. Proses lebih panjang dibandingkan metode granulasi kering dan cetak
langsung sehingga biayanya lebih mahal
b. Peralatan yang digunakan lebih banyak sehingga secara otomatis lebih
banyak pula personel yang diperlukan
c.
Tidak bisa digunakan untuk obat-obat yang sensitif terhadap kelembaban
dan pemanasan
d. Pada tablet berwarna dapat terjadi peristiwa migrasi dan ketidak omogenan
sehingga tablet berbintik-bintik
e. Inkompabilitas antar komponen di dalam formulasi akan diperbesar,
terutama untuk obat-obat campuran (multivitamin, dll)
(Wade,1994).
Dalam pembuatan tablet, ditambahkan pula bahan-bahan tambahan agar tablet
dapat terbentuk. Bahan tambahan tablet digolongkan sebagai berikut:
a. Bahan Pengisi
Tujuan Penggunaan :
Bahan pengisi diperlukan apabila dosis obat tidak cukup untuk
membuat bulk. Berat tablet berkisar 120700 mg.
Memperbaiki sifat alir dan berfungsi sebagai bahan pengikat sehingga
dapat dikempa atau memacu aliran (Martindale,1982).
Syarat-syarat bahan pengisi :
Harus Non Toksik
Secara fisiologis harus inert/netral
-
7/26/2019 LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM TF kelompok 3.pdf
7/32
Stabil secara fisik dan kimia, baik dalam kombinasi dengan berbagai
obat atau komponen tablet lain
Color compatible(tidak mengganggu warna)
Tidak mengganggu bioavailabilitas obat
(Martindale,1982).
Bahan Pengisi dibedakan :
Bahan pengisi yang tidak larut
Contoh : Calcium sulfat, Calcium carbonat, Dibasic calcium phosphat,
Tribasic calcium phosphat, Amylum, dll
Bahan pengisi yang larut
Contoh : Lactose, Sucrose, Manitol, Sorbitol, dll
(Martindale,1982).
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pemilihan bahan pengisi
Beberapa bahan pengisi dapat mengurangi bioavailabilitas obatnya.
Contoh : Produk Tetrasiklin dengan garam kalsium sebagai pengisi,
bioavailabilitasnya berkurang hingga separuh dari produk standart
Bahan pengisi juga dapat menyebabkan tak tersatukan secara kimia.
Contoh : interaksi antara gugus amin tertentu dengan pengisi laktosa
menyebabkan brown effect(tablet menjadi coklat/memucat)
Bahan pengisi yang bersifat absorbent, misalnya bentonit dan kaolin,
tidak boleh digunakan untuk produk-produk dengan dosis kecil seperti
glikosida jantung, alkaloid dan produk-produk estrogen sintetik.
(Martindale,1982).
b. Bahan Pengikat
Bahan pengikat memegang peranan yang sangat penting dalam
pembuatan granul. Bahan ini akan menentukan :
Keseragaman ukuran granul
Kekerasan tablet
-
7/26/2019 LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM TF kelompok 3.pdf
8/32
Waktu hancur
Dissolusi
Compressibility
Density granul
Kemungkinan terjadinya peristiwa migrasi bahan obat
(Martindale,1982).
Bahan pengikat ditambahkan, baik dalam bentuk kering maupun
cairan dalam proses granulasi basah atau menaikkan kekompakan kohesi
bagi tablet cetak langsung. Namun demikian, bahan pengikat akan lebih
efektif bila digunakan dalam bentuk larutan yang digunakan dalam
granulasi basah.
Contoh komposisi bahan pengikat :
Amylum : 510 % b/v pasta dalam air
Gelatine : 210 % dalam air atau 2% dlm mucilago amyli
PVP (poly vinyl pyrrolidone) : 2 % dalam air atau alkohol
Methyl Celluloce : 210 % dalam air
Starch paste (pasta kanji) : 1020 %
(Martindale,1982).
c. Bahan Penghancur
Bahan penghancur (disintegrants) merupakan bahan atau campuran
bahan yang dapat menyebabkan tablet hancur ketika tablet kontak dengan
cairan saluran pencernaan. Dapat berfungsi menarik air ke dalam tablet,
mengembang dan menyebabkan tablet pecah menjadi bagian-bagian.
Fragmen-fragmen tablet tsb akan sangat menentukan kelarutan selanjutnyadari obat dan tercapainya bioavailabilitas yang diharapkan.
Contoh Bahan-bahan Penghancur :
Kanji (amylum)
-
7/26/2019 LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM TF kelompok 3.pdf
9/32
Merupakan jenis bahan penghancur yang paling umum digunakan, harganya
juga paling murah. Konsentrasi 5 20 % dari berat tablet Amyl jagung
(maize starch), Amyl kentang (corn starch), Amyl beras, Amyl gandum, dll
Modifikasi Amylum (Sta Rx 1500) dpt digunakan sebagai Bhn pengikat,
bahan penghancur, bahan pelincin (lubricant).
Microcrystalin Cellulose
Contoh : Avicel PH 101 dan PH 102
Digunakan dalam keadaan kering (untuk granulasi kering atau cetak
langsung).
Explotab (Sodium Starch Glycolate/SSG)
Merupakan cross-linked starch yang sangat baik digunakan untuk obat-obat
yang tidak larut, misalnya antasida, dicalcium phosphat, dexamethasone, dll
Kombinasi asam
Asam sitrat, asam tartrat maupun asam fumarat, bersama-sama dengan sodium
bicarbonate, apabila kontak dengan air menghasilkan gas CO2 yang dapat
menyebabkan tablet hancur tablet effervescent
d.
Bahan PelincirBahan pelincir (lubricants) merupakan bahan atau campuran bahan
yang berfungsi untuk :
Memudahkan tablet didorong keluar dari die
Mencegah tablet melekat pada punch
Mencegah gesekan antara punch dan die
Memperbaiki kecepatan alir (flow rate) granul
Hal-hal yang harus diperhatikan pada penggunaan lubricant :
Ukuran partikel lubricant (umumnya : 80100 mesh)
Lama waktu pencampuran, karena dapat menyebabkan kenaikan waktu
hancur dan menurunkan kadar dissolusi obat (Max. 5 menit)
Contoh bahanbahan pelincir :
-
7/26/2019 LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM TF kelompok 3.pdf
10/32
Talk kadar sampai dengan 5 %
Metalic (Mg, As, Ca) StearatMax 1%
PEGjarang digunakan
e. Pewarna
Fungsi bahan pewarna :
Sebagai bahan Estetik
Untuk membedakan produk yang satu dengan yang lain selama masa
produksi
Untuk identifikasi obatobat tertentu
Pemakaian pewarna yang larut max. 0,05 % (sesuai dengan Undang
Undang atau peraturan tentang penggunaan pewarna dalam sediaan obat).
Penambahan pewarna, biasanya diberikan pada saat proses granulasi basah.
Problem: migrasi warna pada saat pengeringan granul (warna tidak rata)
Cara pengatasan :
Penambahan 510 % CMC
Pemanasan granul pada temperatur rendah
Pengadukan granul selama proses pengeringan (mesin FBD)
(Martindale,1982).
Untuk memperoleh tablet yang baik dan bermutu maka sebelum,
selama dan setelah proses pentablettan harus dilakukan pemeriksaan (in
process control/IPC), meliputi antara lain :
Pemeriksaan Sebelum tabletting :
Kualitas formulasi bahan yang dipakai
Homogenitas campuran obat dengan bahan tambahan setelah prosespencampuran
Kualitas granul : fluiditas, moisture content (MC), distribusi ukuran
partikel dan kompressibilitas
Pemeriksaan Selama dan setelah tabletting :
-
7/26/2019 LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM TF kelompok 3.pdf
11/32
Penampilan Umum (organoleptis)
Pengukuran sejumlah data teknis tablet, seperti ukuran (panjang, lebar,
diameter), bentuk, warna, bentuk permukaan, konsistensi dan cacat fisik, dan
tanda-tanda pengenal lainnya (logo, break line, dsb), bau, ciri-ciri khas lainnya
Keseragaman kadar zat aktif
Dilakukan pemeriksaan kadar zat aktif sesuai dengan monografi masing-
masing bahan
Keragaman Bobot
Dilakukan pemeriksaan 20 tablet, dihitung rata-rata dan standard deviasi
relatif (RSD).
Syarat :
Tablet dengan bobot < 130 mg, max RSD 10 %
Tablet dengan bobot 130324 mg, max RSD 7,5 %
Tablet dengan bobot > 324 mg, max RSD 5%
Kekerasan tablet (Hardness)Diperiksa dengan alat Hardness Tester, yang prinsipnya mengatur
tekanan yang dibutuhkan untuk memecah satu tablet yang diletakkan dalam
alat tersebut Gunanya untuk mengetahui ketahanan tablet bila mengalami
benturan selama proses pengemasan dan transportasi. Tablet yang baik
kekerasan : min 4 kg
Kerapuhan Tablet (friability)
Diperiksa dengan alat Friabilator Tester, prinsipnya dengan mengukur
prosentase susut berat tablet setelah diputar dalam alat tersebut selama 4 menit
(rpm 25) atau 100 putaran.
Waktu Hancur (disintegration time)
-
7/26/2019 LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM TF kelompok 3.pdf
12/32
Ditentukan dengan alat Disintegration tester, prinsipnya sejumlah tablet
(6 tablet) dimasukkan dalam air atau medium lain dengan suhu 37oC, dinaik-
turunkan, diukur waktunya sampai semua tablet hancur. Syarat : jika tidak
disebutkan lain , tidak boleh lebih dari 15 menit
Kecepatan Kelarutan (dissolution)
Diperiksa dengan alat Dissolution tester, pada prinsipnya mengukur laju
pelepasan obat pada media air atau media lain yang sesuai. Digunakan sebagai
dasar menghuji kemanjuran suatu obat secara in vitro (bioavaibilitas). Terdapat
2 metode/alat pengujian disolusi obat.
-
Alat 1
Tablet diletakkan dalam keranjang saringan kawat kecil yg
diikatkan pada bagian bawah suatu tongkat yang dihubungkan pada
sebuah motor yg kecepatannya dapat diatur. Keranjang dicelupkan ke
dalam medium disolusi, suhu labu dipertahankan 37oC + 0,5
oC,
kemudian cairan sampel diambil pada selang waktu tertentu untuk
menentukan jumlah bahan obat yang terlarut
-
Alat 2Sama dengan alat 1, hanya keranjangnya diganti dengan
pedal/dayung (paddle) yang berbentuk pisau dan tongkat sebagai elemen
pengaduk.
(Anief, 2004).
III. FORMULA
a. Kelompok 1
Paracetamol 375 mgSL 100 mg
Amprotab 50 mg
PVP
Mg stearat 1%
-
7/26/2019 LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM TF kelompok 3.pdf
13/32
Talkum 1%
Amprotab 5%
b. Kelompok 2
Paracetamol 375 mg
SL 100 mg
Amprotab 50 mg
PVP
Mg stearat 1%
Talkum 1%Amprotab 5%
c. Kelompok 3
Paracetamol 375 mg
SL 100 mg
Amprotab 50 mg
PVP 7,5%
Mg stearat 1%
Talkum 1%
Amprotab 5%
d. Kelompok 4
Paracetamol 375 mg
SL 100 mg
Amprotab 50 mg
PVP 5%
Mg stearat 1%
-
7/26/2019 LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM TF kelompok 3.pdf
14/32
Talkum 1%
Amprotab 5%
IV. PREFORMULASI ZAT AKTIF DAN EKSIPIEN
Zat Aktif
Struktur kimia
Rumus molekul C8H9NO2
Nama Paracetamol
Nama lain Acetaminofhen
Nama kimia n-acetil-4-aminofenol
Berat molekul 151,16
Pemerian Serbuk hablur,putih,tidak berbau,rasa pahit (Depkes RI,1979)
Suhu lebur 169 C-172 C(Depkes RI,1979)
pH Antara 5,3 dan 6,5 (Depkes RI,1979)
Kelarutan Larut dalam 70 bagian air,7 bagian etanol,13 bagian aceton,40
bagian glicerol,9 bagian propilen glikol,larut dalam larutan
alkali hidroksida
Stabilitas Terhidrolisis pada ph minimal 5-7
Stabil pada temperatur 450C (dalam bentuk serbuk)
Dapat terdegradasi oleh quinominim dan terbentuk
warna pink,coklat dan hitam
Relatif stabil terhadap oksidasi
Menyerap uap air dalam jumlah tidak signifikan pada
suhu 250C dan kelembaban 90%
-
7/26/2019 LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM TF kelompok 3.pdf
15/32
Tablet yang dibuat granulasi basah menggunakan pasta
gelatin tidak dipengaruhi oleh kelembaban tinggi
dibandingkan menggunakan povidon
Inkompatibilitas Inkompatibilitas terhadap permukaan nilon dan rayon
(WHO,1999).
Penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat,tidak tembus cahaya (Depkes
RI,1979)
Alasan Zat aktif parasetamol sangat stabil dalam air sehingga
penambahan bahan pengikat dengan kandungan air (pasta kanji)
tidak mengganggu stabilitas zat aktif, zat aktif juga bersifat
cukup tahan panas hingga suhu 45oC , tingkat keberhasilan
pembuatan tablet dengan metode granulasi basah juga tinggi
dibanding metode lain, dan menghasilkan tablet dengan kualitas
lebih baik dan dapat disimpan lebih lama dibanding cara
granulasi kering
Kegunaan Analgetik, Antipiretik (Depkes RI,1979)
Zat Tambahan
Amilum
Struktur kimia
-
7/26/2019 LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM TF kelompok 3.pdf
16/32
Rumus molekul (C6H10O5)n, n = 3001000
Nama Amido; amidon; amilo; amylum; C*PharmGel; Eurylon; fecule;
Hylon; maydis amylum; Melojel; Meritena; oryzae amylum;
Pearl; Perfectamyl; pisi amylum; Pure-Dent; Purity 21; Purity
826; solani amylum; tritici amylum; Uni-Pure.
Pemerian Serbuk putih hingga putih kekuningan ; tidak berbau ; tidak
memiliki rasa
Kelarutan Praktis tidak larut dalam etanol (96%) dan air dingin ;
mengembang dalam 5-10% air dengan suhu 37oC ; larut dalam
air panas di atas suhu gelatinisasi ; larut sebagian dalam
dimetilsulfoksida dan dimetilfornamide
Stabilitas Amilum kering stabil jika dijaga dari kelembapan tinggi.
Bersifat inert secara kimia dan mikrobiologi di bawah kondisi
penyimpanan normal. Larutan atau pasta amilum tidak stabil
secara fisika dan mudah dimetabolisme oleh mikroorganisme
(harus dibuat baru untuk granulasi basah). Amilum disimpan
dalam wadah tertutup rapat pada tempat yang sejuk dan keringInkompatibilitas Inkompatibel dengan oksidator kuat. Terbentuk kompleks
berwarna dengan iodine
Kegunaan Pengikat tablet
Alasan Cocok digunakan sebagai pengikat pada pembuatan tablet
dengan metode granulasi basah dengan konsentrasi 3-20%.
Stabil terhadap pembasahan sehingga dapat dibuat menjadi
bentuk pasta kanji. Pasta kanji juga mudah dibuat karena
amilum dapat mengembang dalam 5-10% air dengan suhu 37oC.
Sifat-sifatnya juga memenuhi persyaratan sebagai eksipien,
yaitu inert dan non-toksik.
-
7/26/2019 LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM TF kelompok 3.pdf
17/32
(Rowe et al., 2009).
Amprotab
Struktur kimia
Rumus molekul (C6H10O5)n, n = 3001000
Nama Tapioca starch
Pemerian Tidak berbau dan tidak berasa, halus,putih, putih kecoklatan.
Amilum terdiri dari bola yang sangat kecil atau butiran
butiran , yang ukuran dan bentuk tergantung karakteristik
tanamannya
Kelarutan Praktis tidak larut pada etanol 96 % dingin dan pada air dingin.
Pati langsung mengembang dalam air panas pada temperatur
diatas suhu gelatinisasi. Pati sebagian larut dalam
dimetilsulfoksida dan dimetilformamida
Stabilitas Stabil jika terhindar dari kelembapan tinggi. Ketika digunakan
sebagai penghancur atau pengisi tablet, pati dianggap inert pada
penyimpanan. Namun larutan pati yg dipanaskan atau pasta
tidak stabil secara fisik dan mudah ditumbuhi mikroba. Pati
disimpan dalam wadah tertutup rapat di tempat yang kering dan
sejuk
-
7/26/2019 LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM TF kelompok 3.pdf
18/32
Inkompatibilitas -
Kegunaan Penghancur tablet , Glidan
Alasan Memiliki sifat mengembang jika terkena air sehingga tablet
akan pecah menjadi partikel kecil, sifatnya inert, stabil, tahan
terhadap pemanasan
(Rowe et al., 2006).
Magnesium Stearat
Struktur kimia
Rumus molekul C36H70MgO4
Nama Dibasic magnesium stearate; magnesium distearate; magnesia
stearas; magnesium octadecanoate; octadecanoic acid,
magnesium salt; stearic acid, magnesium salt; Synpro 90.
Pemerian Sangat halus ; putih terang ; menggumpal atau serbuk halus ;
densitas ruah rendah ; bau khas lemah dari asam stearate ; rasa
khas
Kelarutan Praktis tidak larut dalam etanol, etanol (95%) P, eter, dan air ;
sedikit larut dalam benzena hangat dan etanol (95%) hangat
Stabilitas Stabil dan harus disimpan dalam wadah tertutup baik pada
tempat yang sejuk dan kering
Inkompatibilitas Inkompatibel dengan asam kuat, alkali, dan garam logam.
Hindari mencampur dengan oksidator kuat. Mg stearate tidak
-
7/26/2019 LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM TF kelompok 3.pdf
19/32
dapat digunakan dalam produk mengandung aspirin, beberapa
vitamin, dan banyak garam basa koloidal
Kegunaan Lubrikan tablet
Alasan Untuk mengurangi gesekan yang terjadi selama proses
pencetakan tablet dan mencegah penempelan zat pada alat cetak.
Mg stearate bersifat stabil.
(Rowe et al., 2009).
Saccharum Lactis
Struktur kimia
Rumus molekul C12H22O11
Nama Laktosa
Pemerian Serbuk hablur ; putih ; tidak berbau ; rasa agak manis
Kelarutan Larut dalam 6 bagian air, 1 bagian air mendidih ; sukar larut
dalam etanol (95%) P ; praktis tidak larut dalam kloroform P
dan eter P
Stabilitas Pertumbuhan jamur dapat terjadi pada konsisi lembab (80% RH
dan di atas). Laktosa dapat mengembangkan warna cokelat pada
penyimpanan, reaksi dipercepat oleh kondisi hangat yang
lembab
Inkompatibilitas Reaksi kondensasi Maillard sering terjadi antara lakotsa dengan
senyawa amin primer membentuk produk dengan warna coklat
-
7/26/2019 LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM TF kelompok 3.pdf
20/32
atau kuning coklat. Interaksi Maillard juga terjadi antara laktosa
dan amin sekunder. Namun rangkaian reaksi berhenti dengan
pembentukan imin dan tidak terbentuk warna kuning coklat.
Laktosa juga inkompatibel dengan asam amino, amfetamin, dan
lisinopril
Kegunaan Bahan pengisi tablet
Alasan Membantu memperbaiki daya kohesi, zat inert, netral,
kompatibel dengan zat aktif dan eksipien lain, termostabil, tidak
higroskopis, merupakan pengisi yang bersifat larut air sehingga
dapat digunakan dalam pembuatan tablet menggunakan metode
granulasi basah
(Rowe et al., 2009).
Talkum
Struktur kimia
Rumus molekul Mg6(Si2O5)4(OH)4
Nama Altalc; E553b; hydrous magnesium calcium silicate; hydrous
magnesium silicate; Imperial; Luzenac Pharma; magnesium
hydrogen metasilicate; Magsil Osmanthus; Magsil Star;
powdered talc; purified French chalk; Purtalc ; soapstone;
steatite; Superiore; talcum
Pemerian Sangat halus,warna putih sampai putih ke abu-an,tidak berbau
-
7/26/2019 LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM TF kelompok 3.pdf
21/32
,berkilat mudah melekat pada kulit dan bebas dr butiran
Kelarutan Praktis tidak larut dalam larutan asam dan basa, larutan organik,
dan air
Stabilitas Stabil dan dapat disterilisasi dengan pemanasan 160oC dalam
waktu tidak lebih dari 1 jam. Dapat juga disterilkan dengan
paparan etilen oksida atau radiasi gamma.
Inkompatibilitas Inkompatibel dengan senyawa ammonium kuartener
Kegunaan Lubrikan/glidan tablet
Alasan Dapat memperbaiki aliran granul saat pencetakan, sifat inert dan
stabil, dapat mencegah friksi dan penempelan zat pada lata cetak
(Rowe et al., 2009).
V. PERHITUNGAN
Diketahui :
a. Perhitungan Teoritis
1. Fasa Dalam Teoritis (FDT)
FTD = WPCT+Wlaktosa+Wamprotab+Wpvp
= 112,5+30+15+2,475
= 159,975 gram
2. Fasa Luar Teoritis (FLT)
FL : %eksipien x FDT
%FD
o WAmprotab : 5/93 % x 159,975 gram = 8,60 gram
-
7/26/2019 LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM TF kelompok 3.pdf
22/32
o WTalkum: 1/93 % x 159,975 gram = 1,720 gram
o WMgStearat: 1/93 % x 159,975 gram = 1,720 gram
Total Fasa Luar Teoritis = 12,04 gram
3. Berat Total Teoritis (BTT)
BTT = FDT + FLT
= 159,975 + 12,04 gram
= 172,015 gram
b. Perhitungan Nyata
1. Fasa Dalam Nyata (FDN)
FDN = Berat Penimbangan granul kering
= 99,11 gram diambil 10,04 untuk evaluasi granul menjadi 89,07 gram
2.Fasa Luar Nyata (FLN)
FL : %eksipien x FDN
%FD
o WAmprotab: 5/93 % x 89,07 gram = 4,8 gram
o WTalkum
: 1/93 % x 89,07 gram = 0,96 gram
o WMgStearat: 1/93 % x 89,07 gram = 0,96 gram
Total Fasa Luar Nyata = 6,72 gram
3.Berat Total Nyata (BTN)
BTN = FDN + FLN
= 89,07 + 6,72
= 95,79 gram
BTN- evaluasi granul = 95,79 - 30 = 65,79 gram
c. Jumlah Tablet = BTN / BTT X 300
-
7/26/2019 LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM TF kelompok 3.pdf
23/32
= 65,79 gram / 172,015 gram x 300
= 114 tablet
Berat Per Tablet = BTN /Jumlah Tablet Nyata
= 65,79 gram / 114 = 0,577 gr/tablet
= 577 mg/tablet
d. Jumlah Tablet Hasil Cetak = 159
Berat Per Tablet Hasil Cetak = 65,79 gram /159
= 0,413 gram
e. Recovery Granul = BTN / BTT x 100%
= 95,79/ 172,015 x 100% = 56%
f. Recovery Tablet = Jumlah Tablet / 300 x 100%
= 159 / 300 x 100% = 53%
VI. EVALUASI
Nama Produk :PARAMOL Diperiksa Oleh :
No. Batch :031601001 Disahkan Oleh :
EVALUASI PRODUK RUAHAN (MASSA CETAK)
Kadar
Kelembaban
Timbang
Awal
Timbang
Akhir
Uji Daya Alir
Cara :Diameter
-
7/26/2019 LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM TF kelompok 3.pdf
24/32
Cara :
-
Masukkan 10gram granul
ke dalam alat
LOD
- Alat
dihidupkan,
tunggu selama
10 menit
- Lihat nilai
LOD
10,004 gram 9,9 gram
-
Masukkan 30gram granul
sampel ke dalam
corong yang
bagian bawahnya
telah ditutup
- Buka bagian
bawah corong dan
hidupkan
stopwatch secara
bersamaan- Matikan
stopwatch saat
semua granul
sudah jatuh ke
atas permukaan
kertas
- Ukur diameter
dan tinggi granul
1. 8,45 cm
2. 8,8 cm
3.
4.
5.
Kadar Kelembaban :
1,29 cm %
Tinggi :
1. 2,5 cm
2. 2,6 cm
Waktu Alir :
1. 2,71 detik
2. 2.41 detik
Sudut
Istirahat:
1. Tan =
2,5/4,225=
30,613o
2. Tan =
2,6/ 8,8=
30,379o
Uji Kompresibi-
litas Cara :
- Sampel
ditimbang 30
Berat Sampel :
30 gram
App. Density :
30 gram/ 54 ml= 0,555 gr/ml
Volume Awal : Tap. Density :
-
7/26/2019 LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM TF kelompok 3.pdf
25/32
gram
- Masukkan ke
dalam gelasukur, ukur
volume awal
- Nyalakan tap
density selama
4 menit
- Ukur volume
setelah
ketukan
1. 54 ml
2.
3.
4.
5.
30 gr/ 48 ml= 0,625 gr/ml
Compresibility :
Carrs Index :
11,2 %
Nama Produk : PARAMOL
No Batch :031601001
Evaluasi tablet
Tabel Kontrol Kekerasan
Waktu Kekerasan
(N)
Min Max
1 86 85 115
2 67
3 82
4 85
5 91
6 90
7 79
8 81
9 104
10 42
-
7/26/2019 LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM TF kelompok 3.pdf
26/32
Tabel Kontrol Bobot
Waktu Bobot(gram) Tebal(mm) Diameter(mm) Bobot(gram) Tebal(mm) Diameter(mm)
1 0,55 5,56 12,23 1 0,56 6,48 12,18
2 0,55 5,35 12,05 2 0,59 6,53 12,28
3 0,59 5,40 12,25 3 0,57 6,50 12,10
4 0,55 5,53 12,08 4 0,56 6,50 12,22
5 0,58 6,73 12,17 5 0,54 6,55 12,05
6 0,55 6,80 12,25 6 0,56 6,52 12,28
7 0,53 5,49 12,11 7 0,58 6,40 12,17
8 0,56 6,67 12,09 8 0,56 6,40 12,21
9 0,58 6,59 12,18 9 0,52 6,60 12,24
10 0,56 6,79 12,08 10 0,56 6,44 12,28Rata-rata
0,54435 601,65
Uji Friabilitas (Kerapuhan)
Berat awal 6,20 gram
Berat akhir 6,20 gram
% kerapuhan:
Waktu hancur tablet= 12 menit 23 detik
VII. PROSEDUR
Sebelum memulai praktikum, dilakukan pemeriksaan kebersihan kondisi
ruangan dan alat-alat yang akan digunakan pada praktikum ini. Kemudian, praktikum
dimulai dengan menimbang seluruh bahan-bahan yang digunakan, sepertiparasetamol, PVP, saccharum lactis, dan amprotab. Mula-mula, dilakukan
pembuatan mucilago PVP 7,5%. Namun sebelum itu, gelas piala kosong dan batang
pengaduk yang akan dipakai ditimbang terlebih dahulu. Kemudian, mucilago PVP
dibuat dengan cara mensuspensikan PVP sebanyak 15 g dalam 200 ml aquadest
-
7/26/2019 LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM TF kelompok 3.pdf
27/32
menggunakan gelas piala ukuran 250 ml dan diaduk dengan batang pengaduk yang
telah ditimbang hingga homogen. Kemudian, keseluruhan isi gelas piala yang berisi
mucilago PVP ditimbang kembali untuk mengetahui berat utuh dari PVP 7,5%
tersebut. Selanjutnya, parasetamol, saccharum lactis, dan amprotab diayak dengan
menggunakan ayakan mesh 34. Ketiga bahan yang telah diayak tersebut dicampur
pada baskom dengan diameter 21 cm. Lalu, mucilago PVP ditambahkan sedikit demi
sedikit ke dalam baskom yang berisi campuran parasetamol, saccharum lactis, dan
amprotab sambil diaduk dengan cara meremas keseluruhan campuran hingga
terbentuk massa yang dapat dikepal. Sisa PVP dalam gelas piala ditimbang lagi untuk
mendapatkan jumlah PVP yang telah digunakan. Kemudian, massa yang dapat
dikepal tersebut dilewatkan pada mesh 10 dan ditampung pada trayoven yang telah
dilapisi kertas roti. Granul basah dalam trayoven disebarkan lalu dikeringkan dalam
oven pada suhu 60 70oC selama 24 jam. Kemudian, granul yang telah terbentuk
dimasukan ke dalam granulator. Granul-granul tersebut ditimbang berat totalnya,
diambil sebanyak 10 gram untuk evaluasi kelembaban dan sisanya ditambahkan fase
luar, yaitu Mg stearat 1%, talkum 1% dan amprotab 5%. Selanjutnya, dilakukan
evaluasi, yang meliputi uji kelembaban, daya alir dan kompresibilitas.
Uji kelembaban dilakukan dengan cara sebanyak 10 gram granul yang telah
dikeringkan ditimbang dan disimpan pada alat uji kelembaban. Lampu pemanas
dinyalakan pada suhu berkisar antara 70 80OC. Penurunan bobot granul
diperhatikan, bila bobot granul telah stabil selama + 1 menit berarti peengujian telah
selesai. Pengujian daya alir granul dilakukan dengan cara sebanyak 25 gram granul
yang telah ditambahkan fase luar ditimbang dan dimasukkan ke dalam corong
bertutup. Kemudian, tempat jatuh granul dengan dialasi dengan kertas putih untukmenandai tempat jatuhnya. Bersamaan dengan membuka tutup corong, penghitungan
waktu jatuhnya granul dimulai denganstopwatch. Tinggi puncak dan diameter granul
yang terbentuk dicatat dan dihitung daya alir dan sudut istirahat granul. Sedangkan,
uji kompresibilitas dilakukan dengan cara sebanyak 25 gram granul yang telah
-
7/26/2019 LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM TF kelompok 3.pdf
28/32
ditambahkan fase luar ditimbang dan dimasukkan ke dalam gelas ukur 100 ml, tanda
batas dilihat dan dicatat. Alat dinyalakan dan gelas ukur berisi granul diketukkan.
Tanda batas di gelas ukur diperhatikan, bila granul tidak mengalami penurunan
volume lagi, maka pengujian dinyatakan selesai dan dicatat volume akhirnya.
Selanjutnya, granul dicetak menggunakan mesin pencetak tablet. Setelah tablet
dicetak 2 tablet ditimbang umtuk memastikan bobot tiap tablet sudah sesuai atau
tidak. Setelah semua tablet di cetak sebanyak 300 tablet , kemudian dilakukan
evaluasi tablet yang terdiri dari :
Evaluasi Tablet
1. Uji keseragaman Bobot
Tujuan :
untuk menjamin keseragaman bobot tiap tablet yang dibuat. Tablet yang
bobotnya seragam diharapkan akan memiliki kandungan bahan obat yang
sama, sehingga akan mempunyai efek terapi yang sama (Dirjen POM, 1995).
Prosedur :
Timbang 20 tablet, lalu dihitung bobot rata-rata tiap tablet. Kemudian timbang tablet satu persatu, tidak boleh lebih dari 2 tablet
bobotnya menyimpang dari bobot rata-rata lebih besar dari yang ditetapkan
pada kolom A dan tidak boleh satu tablet pun bobotnya menyimpang dari
bobot ratarata lebih besar dari yang ditetapkan pada kolom B.
Jika perlu gunakan 10 tablet yang lain dan tidak satu tablet yang
bobotnya menyimpang lebih besar dari bobot rata-rata yang ditetapkan dalam
kolom A maupun kolom B
(Dirjen POM, 1995)
Syarat:
-
7/26/2019 LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM TF kelompok 3.pdf
29/32
(Dirjen POM, 1995).
2. Uji keseragaman Ukuran
Tujuan :
Ketebalan berhubungan dengan kekerasan tablet. Selam percetakan,
perubahan ketebalan merupakan indikasi adanya masalah pada aliran massa
cetak atau pada pengisian granul ke dalam die.
Prosedur :
Diambil 10 tablet
Ukur diameter dan tinggi tablet dengan jangka sorong.
Syarat :
Diameter tablet tidak lebih dari 3 kali dan tidak kurang dari 1 tebal tablet
(Anief, 1996).
3. Friabilitas
Tujuan :
untuk menentukan kekuatan tablet ialah dengan mengukur keregasannya.
Gesekan dan goncangan merupakan penyebab tablet menjadi hancur. Untuk
menguji keregasan tablet digunakan alat roche friabilator (Ansel, H.C., 1989).
-
7/26/2019 LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM TF kelompok 3.pdf
30/32
Prosedur :
Sebelum tablet dimasukkan kedalam alat friabilator, tablet ditimbang
terlebih dahulu.
Kemudiann tablet dimasukkan kedalam alat
Lalu alat dioperasikan selama 4 menit atau 100 kali putaran.
Tablet ditimbang kembali dan dibandingkan dengan berat mula-mula.
Selisih berat dihitung sebagai keregasan tablet.
(Ansel, H.C., 1989).
Syarat :
Persyaratan keregasan harus lebih kecil dari 0,8% (Ansel, H.C., 1989).
4. Uji Kekerasan Tablet
Tujuan :
Menjamin agar tablet tidak hancur pada saat pengemasan,
pengankutan, penyimpanan dan sampai ke tangan pasien
Menjamin agar tablet hancur pada saat pemakaian.
(Dirjen POM, 1995).
Prosedur :
Alat yang digunakan untuk uji ini adalah hardness tester, alat ini diharapkan
dapat mengukur berat yang diperlukan untuk memecahkan tablet. Tablet
diletakkan pada alat, lalu dilihat berapa besar gaya yang dibutuhkan untuk
memecahkan tablet.
Syarat :
Persyaratan kekerasan tablet umumnya berkisar 4-8 kg, bobot tersebut
dianggap sebagai batas minimum untuk menghasilkan tablet yang memuaskan
(Soekemi, A. R., 1987).
-
7/26/2019 LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM TF kelompok 3.pdf
31/32
5. Uji Waktu Hancur Tablet
Tujuan :
Agar bahan obat dapat secara utuh diserap pada sistem pencernaan, maka
tablet harus hancur dan melepaskan bahan obat kecairan tubuh. Waktu hancur
adalah waktu yang dibutuhkan oleh tablet untuk menjadi partikel-partikel kecil.
Tablet biasanya diformulasikan dengan bahan pengembang yang menyebabkan
tablet hancur didalam air atau cairan lambung (Soekemi, A. R., 1987).
Prosedur :
Peralatan uji waktu hancur terdiri dari rak keranjang yang mempunyai
enam lubang yang terletak vertikal diatas ayakan mesh nomor 16.
Selama percobaan tablet diletakkan pada tiap lubang keranjang
kemudian keranjang tersebut bergerak naik turun dalam larutan
transparan dengan kecepatan 29-32 putaran permenit.
(Ansel, H.C., 1989).
Syarat :
Interval waktu hancur adalah 5-30 menit (Ansel, H.C., 1989).
VIII. KESIMPULAN
Praktikan dapat mengetahui dan menguasai seluruh seluk beluk pembuatan
tablet, yaitu keahlian dan teknik penimbangan, pencampuran, penggilingan dan
granulasi, pengenalan peralatan yang digunakan dalam pembuatan tablet : spesifikasi-
spesifikasi tablet dan test fisiknya.
Evaluasi tablet menunjukkan rata-rata bobot 0,54 gram, diameter rata-rata 6,5
cm, uji friabilitas 0%, uji kekerasan tablet antara 42 hingga 104 N, dan uji waktu
hancur yaitu 12 menit 23 detik. Berdasarkan hasil evaluasi tersebut, tablet paramol
yang dibuat cukup baik dan memenuhi persyaratan.
-
7/26/2019 LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM TF kelompok 3.pdf
32/32
DAFTAR PUSTAKA
Anief, Moh. 2004.Ilmu Meracik Obat. Gadjah Mada University Press. YogyakartaAnsel,H.C., 1989. Pengatar Bentuk sediaan Farmasi. Edisi 4. UI Press. Jakarta.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 1979. Farmakope Indonesia Ed III.
Jakarta : Depkes RI.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 1995. Farmakope Indonesia edisi IV.
Jakarta: Departemen Kesehatan
Martindale. 1982. The Extra Pharmacopoeia, Twenty-Eight Edition. London : The
Pharmaceutical Press.
Rowe, C.R et al. 2006. Handbook of Pharmaceutical Excipients Fifth Edition. USA:
Pharmaceutical Press.
Rowe, C.R et al. 2009. Handbook of Pharmaceutical Excipients Sixth Edition. USA:
Pharmaceutical Press.
Soekemi,R.A,Yuanita,T, Fat Aminah, Salim Usman. 1987. Tablet. Mayang
Kencana
Wade, Ainley and Paul J Weller. 1994.Handbook of Pharmaceutical excipients,
Ed II. The Pharmaceutical Press Department of Pharmaceutical Sciences.
London.
WHO. 1990.IARC Monographs On the Evaluation of Carcinogenic Risks to Human
Volume 50 Pharmaceutical Drugs. United Kingdom: WHO.