1
LAPORAN AKHIR
PROGRAM IPTEKS BAGI MASYARAKAT (IbM)
IbM KELOMPOK PENGERAJIN RAJUTAN DI DESA KEMENUH
GIANYAR
Oleh:
Gede Widayana,S.T.,M.T. NIDN. 0010017304 Ketua Tim Pengusul
Made Diah Angendari,S.Pd.,M.Pd. NIDN : 0016037404 Anggota Tim Pengusul
UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA
NOPEMBER 2015
2
HALAMAN PENGESAHAN
LAPORAN IPTEKS BAGI MASYARAKAT (IbM)
Judul IbM : IbM Pengerajin Rajutan Di Desa Kemenuh
Gianyar
NamaMitra Program IbM (1)&(2) : Kelompok Pengerajin Merajut
KetuaPenelitiPengusul :
a. Nama : Gede Widayana,S.T.,M.T.
b. NIDN : 0010017304
c. Jabatan/Golongan/Prodi : Lektor/ IIIa/ Pendidikan Teknik Mesin
d. PerguruanTinggi/ Keahlian : Undiksha/ Teknik Mesin
e. Alamat Kantor/Telp/Faks/surel : Jln. Udayana No. 67
Anggota Tim Pengusul :
a. JumlahAnggota : Dosen 1 orang
b. NamaAnggota 1/BidangKeahlian : Made Diah Angendari,S.Pd.,M.Pd./PKK
c. Mahasiswa yang Terlibat : 3 orang
LokasiKegiatan/Mitra (1) :
a. Wilayah Mitra (Desa/Kecamatan) : Desa Kemenuh / Kecamatan Sukawati
b. Kabupaten/Kota/Provinsi : Gianyar / Bali
d. Jarak PT kelokasimitra (Km) : 100 Km
LokasiKegiatan/Mitra (2) :
a. Wilayah Mitra (Desa/Kecamatan) : Desa Kemenuh / Kecamatan Sukawati
b. Kabupaten/Kota/Provinsi : Gianyar / Bali
d. Jarak PT kelokasimitra (Km) : 100 Km
Luaran yang Dihasilkan : Desain Motif baru rajutan
JangkaWaktuPelaksanaan : 8 Bulan
Biaya Total : Rp 37.500.000
- Dikti : Rp 37.500.000
Mengetahui Singaraja, 2 Nopember 2015
DekanFakultasIlmuSoial, Ketua Tim Pengusul,
(I Gede Sudirtha, S.Pd.,M.Pd.) (Gede Widayana,S.T.,M.T.)
NIP. 197106161996021001 NIP. 19730110 200604 1 002
Menyetujui,
KetuaLembagaPengabdian
(Prof. Dr. Ketut Suma, MS)
NIP. 195901011984031003
3
RINGKASAN
Salah satu pengrajin yang ada di desa Kemenuh adalah pengerajin rajutan yaitu
merajut benang untuk dijadikan berbagai macam bentuk seperti baju, tas, dompet, slayer,
tamplak, dsb. Pengerajin ini biasanya dilakukan oleh ibu-ibu rumah tangga atau juga remaja
putri yang ada di desa ini.
Tujuan program IbM pengerajin Rajutan di desa Kemenuh Gianyar ini adalah untuk
memberdayakan kelompok pengerajin rajutan dalam mengembangkan usahanya secara
mandiri dan juga memberdayakan perekonomian lokal yang sudah ada. Pengembangan ini
berupa bidang produksi dan manajemen.
Target luaran yang ingin dicapai pada pengerajin rajutan ini tersusun menjadi dua
bagian yaitu yang (1) luaran bidang produksi (a) Pemanfaatan bahan baku benang yang ada
yang sesuai dengan yang dibutuhkan pengerajin secara optimal sehingga kelancaran proses
produksi pengerajin dapat maksimal dan desain yang diinginkan sesuai dengan harapan.(b)
Pengerajin rajutan mampu mengembangkan satu atau lebih desain jenis baru yang ada di
pasar sehingga ragam model rajutan akan bertambah yang akan memperbanyak hasil
penjualan.(c) Produksi pengerajin akan semakin meningkat.(2) luaran bidang manajemen (a)
Setiap pengerajin memiliki pembukuan untuk mencatat jumlah produk yang dihasilkan ,
banyaknya bahan yang dihabiskan dan banyaknya penjualan atau upah yang didapat
sehingga diketahui besarnya penghasilan atau keuntungan yang mereka dapat selama ini.(b)
Pengerajin mampu mempromosikan produk yang dihasilkan baik melalui media cetak
ataupun elektronik.
Rencana dan pelaksanaan program IbM di desa Kemenuh (1) Persiapan, meliputi
Sosialisasi Program IbM kepada mitra, Penyusunan indikator dan instrument, Pembentukan
tim pelaksana program IbM, Pembagian tugas tim pelaksana dan pengarahan/diskusi,
Mengadakan koordinasi dengan mitra IbM, Mengadakan koordinasi dengan pihak-pihak yang
terkait.(2) Pelaksanaan, meliputi Pengadaan bahan baku benang untuk memperlancar proses
produksi merajut, Membuat buku koleksi jenis- jenis desain merajut sebagai bahan acuan
untuk diperlihatkan kepada pelanggan, Pelatihan membuat pembukuan hasil usaha merajut,
Pelatihan menggunakan internet untuk mempromosikan hasil karya merajut, Membuatkan
brosur sebagai media promosi yang nantinya akan diberikan kepada pelanggan yang
datang.(3) Pemantauan meliputi, Pemantauan pengadaan bahan baku merajut seperti benang
dan warna-warna benang yang diperlukan, Pemantauan pelaksanaan pelatihan pembuatan
pembukuan hasil usaha, Pemantauan pelatihan menggunakan internet sebagai media promosi,
Pemantauan pembuatan brosur untuk media promosi internal.(4) Evaluasi meliputi, Evaluasi
pengadaan bahan baku benang dan warna-warna benang, Evaluasi pelaksanaan pelatihan
pembukuan hasil usaha, Evaluasi pelatihan menggunakan internet untuk media promosi,
Evaluasi pelaksanaan pembuatan brosur internal, Pembuatan laporan program IbM.
Dari pelaksanaan IbM pengerajin rajutan di desa Kemenuh Gianyar dapat kami
berikan kesimpulan adalah (1) Pelatihan dan pendampingan pembuatan koleksi desain dan
mengumpulkan desain-desain yang ada diberikan oleh Made Diah Angendari,S.Pd.,M.Pd
dari jurusan PKK tata busana, berjalan dengan baik dan lancar serta antusias sekali diikuti
oleh pengerajin rajutan di desa Kemenuh Gianyar. (2) Pelatihan dan pendampingan
pembuatan pembukuan yang diberikan pada pengerajin rajutan adalah pembukuan sederhana
4
yaitu membuat pembukuan untuk menentukan besarnya bahan baku dan harga jual rajutan
pada para pengerajin. (3) Pelatihan dan pendampingan pemasaran produk rajutan adalah
pelatihan menggunakan internet, cara menggunakan internet dan cara memasarkan hasil
rajutan lewat sistem online diaman tujuan dari pelatihan ini adalah untuk memperkenalkan
secara lebih luas produk hasil rajutan pengerajin dari desa Kemenuh ini sehingga diharapkan
dapat meningkatkan penjualan dan laba yang didapat pengerajin.
Kata Kunci : Merajut, pengerajin,desa Kemenuh.
5
PRAKATA
Puji syukur dan segala hormat dihaturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas kasih
dan karunia-Nya sehingga laporan kemajuan program pengabdian kepada masyarakat dengan
judul “IbM Pengerajin Rajutan Di Desa Kemenuh Gianyar ” dapat terselesaikan dengan baik
dan tepat waktu.
Pada kesempatan yang berbahagia ini ijinkan kami mengucapkan terimakasih yang
sebesar-besarnya terhadap Direktorat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat
Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi
yang telah mempercayai program ini untuk dibiayai dan Kelompok Pengerajin Rajutan Di
Desa Kemenuh yang telah menjadi mitra yang sangat baik bagi terlaksananya program ini,
dan semua pihak yang telah membantu pelaksanaan program ini.
Adapun laporan ini belum sempurna secara tata penulisan yang kemungkinan besar
belum dapat mewakili apa yang telah kami lakukan dalam pelaksanaan program pengabdian
kepada masyarakat di Kelompok Pengerajin Rajutan, besar harapan kami adanya saran dan
masukan membangun bagi kesempurnaan laporan ini .
Tim Penyusun
6
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL ………………………………………………i
HALAMAN PENGESAHAN ………………………………………ii
RINGKASAN ………………………………………………………………iii
PRAKATA …………………………………………………………………iv
DAFTAR ISI ……………………………………………………………….v
BAB 1. PENDAHULUAN ……………………………………………….1
1.1 Analisa Situasi ……………………………………………….1
1.2 Permasalahan Mitra ……………………………………….6
BAB 2. METODE PELAKSANAAN ……………………………….7
3.1 Solusi yang ditawarkan ……………………………………….7
3.2 Rencana dan pelaksanaan program IbM ……………………….7
BAB 3. HASIL DAN PEMBAHASAN………………………..……………9
3.1 Pelatihan dan Pendampingan pembuatan koleksi desain dan
mengumpulkan desain-desain yang ada.…………………..…..10
3.2 Pelatihan dan Pendampingan pembuatan pembukuan…………..11
3.3 Pelatihan dan Pendampingan Pemasaran ……………………….13
BAB 4. PENUTUP …………………………………………………………14
4.1 Kesimpulan …………………….……………………………….14
4.2 Saran ………………………………..…………………………..15
DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………15
LAMPIRAN ………………………………………………………………..16
7
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1.Analisa Situasi
Desa Kemenuh di Kabupaten Gianyar merupakan salah satu desa yang cukup dekat
dengan Ubud . Jarak nya sekitar 3 KM dari Ubud dan dapat ditempuh kurang lebih 10 menit
perjalanan dengan kendaraan bermotor. Desa Kemenuh merupakan desa wisata juga dengan
banyaknya terdapat objek-objek wisata seperti air terjun Tegenungan, jalur traking
menyusuri sawah, villa , artshop dsb. Suasana desa Kemenuh yang alami menjadi daya tarik
wisatawan datang ke sini. Di Desa ini banyak terdapat artshop yang menjual patung-patung
dari kayu berbentuk binatang dan juga baju/pakaian bermotif budaya bali , kerajinan sandal
dengan motif dan desain yang unik, dan juga pernak-pernik kerajinan lainnya.
Namun industri kerajinan yang ada di desa ini tidak semuanya merupakan hasil dari
pengerajin utama yang membuat/menghasilkan kerajinan untuk dijual kepada pembeli, tapi
banyak juga pengerajin rumahan yang menerima pesanan/order dari pengerajin utama ini .
Pengerajin rumahan ini yang sebenarnya merupakan penghasil karya-karya yang banyak di
temui di artshop di desa Kemenuh ini bahkan sampai ke Ubud.
Salah satu pengrajin yang ada di desa ini adalah pengerajin rajutan yaitu merajut benang
untuk dijadikan berbagai macam bentuk seperti baju, tas, dompet, slayer, tamplak, dsb.
Pengerajin ini biasanya dilakukan oleh ibu-ibu rumah tangga atau juga remaja putri yang ada
di desa ini. Pengerajin rajutan ini didapat biasanya dari turun temurun dari orang tua mereka ,
ada juga yang didapat dari belajar pada saudara dekatnya atau tetangganya. Pengerjaannya
pun dilakukan di rumah disaat waktu nya senggang dan banyaknya order yang diterima dari
artshop yang ada. Ibu-ibu pengerajin ini melakukan pekerjaan merajut adalah untuk mendapat
penghasilan tambahan namun tidak berkelanjutan tergantung order/pesanan yang mereka
dapatkan dari pemilik artshop. Jenis maupun desain yang mereka buat juga berdasarkan
contoh yang mereka dapatkan dari pemesan.
Kelompok ibu-ibu pengerajin rajutan ini jumlahnya cukup banyak dan tersebar di beberapa
banjar di desa Kemenuh namun belum terorganisasi dengan baik. Biasanya seorang pemilik
artshop sudah mempunyai pelanggan tetap untuk ibu-ibu pengerajin rajutan ini untuk
diberikan order sesuai dengan yang diminta.
8
Pemilik artshop akan memberikan desain yang diinginkan serta memberikan bahan benang-
benang yang dibutuhkan untuk dikerjakan oleh ibu-ibu pengerajin . Harga nya pun sudah
ditetapkan oleh pemilik sehingga upah yang diterima oleh ibu-ibu pengerajin ini dapat
dikatakan sangat minim kalau jika dilihat dari harga yang dijual di artshop.
Waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan rajutan ini bermacam-macam tergantung jenis
barangnya dan desain yang diminta.Misalnya untuk membuat baju dengan desain yang
mudah dibutuhkan waktu 2 hari untuk menyelesaikannya, tas dibutuhkan waktu 1 hari, bikini
dibutuhkan waktu 1 hari . Jika dikerjakan secara cepat lama waktu pengerjaan bisa 8 sampai
9 jam. Namun membutuhkan ketelitian,konsentrasi , kecermatan yang tinggi serta waktu yang
cukup.
Mengerajut merupakan suatu ketrampilan yang mempunyai nilai seni dan kreatifitas yang
tinggi dalam pengerjaannya disamping ketekunan , kesabaran dan keuletan yang harus
dimiliki.
Produk-produk hasil merajut ini sangat banyak diminati oleh wisatawan-wisatawan yang
datang baik wisatawan domestik maupun mancanegara. Hal yang menjadi ciri khas produk
rajutan ini adalah desain yang unik menciri khas kan budaya Bali yang ditampilkan. Seperti
model bunga, alam dan ornamen-ornamen Bali. Disamping hal itu , ibu-ibu pengerajin
kerajinan merajut ini juga menerima pesanan khusus sesuai dengan yang diminta oleh
pelanggan.
Beberapa produk hasil merajut yang dilakukan oleh ibu-ibu di Banjar Tengkulak desa
Kemenuh ini seperti terlihat pada foto-foto di bawah ini.
9
Gambar 1. Berbagai macam produk hasil rajutan
Di Banjar Tengkulak Desa Kemenuh sampai saat ini ada sejumlah pengerajin merajut yang
dilakukan oleh ibu-ibu maupun remaja putri. Umumnya mereka bukan merupakan kelompok-
kelompok tetapi membentuk sekumpulan/beberapa orang yang masih aktif mengerjakan
merajut untuk memenuhi pesanan atau hanya untuk menambah penghasilan rumah
tangganya.
Beberapa pengerajin merajut yang ada di Banjar Tengkulak desa Kemenuh ini adalah sbb :
Gambar 2. Ni Wayan Sartini Gambar 3. Ni Nyoman Sri Jayanti
10
Gambar 4. Ni Wyn Heny P Gambar 5. Desak Md Rai
Gambar 6. Kadek Ayu Krisna Gambar 7. Putu Ayu Swandewi
Dari sejumlah ibu-ibu maupun remaja putri pengerajin merajut ini , kami dari kelompok IbM
Undiksha menfokuskan perhatian pada beberapa individu untuk kami kelompokkan menjadi
2 kelompok dengan masing-masing kelompok terdiri dari 1- 3 orang pengerajin. Kelompok
ini ada yang masih dalam satu keluarga atau teman-teman sejawatnya. Kelompok pengerajin
ini biasanya sudah mempunyai pelanggan yang meminta mereka untuk mengerjakan pesanan
sesuai dengan contoh yang diberikan. Seperti misalnya pengerajin kelompok A ( Ni Wayan
Sartini, Ni Wayan Heny P, Ni Nyoman Srijayanti ) , mereka bekerja berdasarkan pesanan
yang diberikan dan tidak tentu. Kadang pesanannya banyak , kadang juga sepi. Tapi juga
kadang mereka membuat sendiri produk rajutan sesuai dengan yang banyak ada di pasaran
11
untuk mereka jual sendiri. Kelompok B (Desak Md Rai, Kadek Ayu Krisna, Putu Ayu
Swandewi ) juga tidak jauh berbeda dengan kelompok A namun tempatnya yang berbeda.
Kedua kelompok ini mempunyai permasalahan yang sama yaitu masalah produksi dan
manajemen.
Permasalahan produksi yang mereka alami selama ini dalam merajut adalah ketersediaan
benang sesuai dengan yang mereka butuhkan dan keberlangsungannya sangatlah minim.
Kadang benang tersebut tersedia cukup banyak tetapi sering susah di dapatkan dipasaran.
Sehingga mereka mengganti dengan benang lainnya yang tentunya akan berpengaruh pada
kualitas dan kuantitas yang dihasilkan. Begitu juga dengan warna-warna benang yang
terbatas sehingga desain yang mereka harapkan sering tidak tercapai. Permasalahan
manajemen adalah bahwa pengerajin ini tidak memiliki pembukuan , dimana begitu hasil
produk diserahkan upah mereka terima. Tidak ada catatan baik berupa jumlah yang telah
dibuat, desain ,maupun keuntungan yang didapatkan. Penjualannya pun dilakukan oleh
pengepul yang memberi mereka order . Kalaupun mereka menjual langsung , biasanya
dititipkan lewat pedagang-pedagang di pasar .Sehingga harga ditentukan oleh pedagang
bukan pengerajin . Ketergantungan pengerajin ini sangat ditentukan oleh pengepul maupun
pedagang.
Pengerajin merajut ini mempunyai keinginan untuk mengembangkan usahanya namun
kendala yang mereka hadapi cukup banyak. Seperti masalah produksi yang sering dihadapi
yaitu jika pesanan banyak dan waktu yang diminta cepat, mereka tidak bisa melayaninya
karena keterbatasan peralatan dan tenaga yang membantu untuk mengerjakannya. Disamping
itu juga masalah dana dimana untuk menyediakan bermacam-macam benang dengan warna
yang berbeda-beda membutuhkan biaya yang cukup besar yang tidak bisa dilakukan oleh
pengerajin ini.Masalah yang lain ada juga seperti desain produk tidak mereka miliki. Jika
mereka mempunyai desain sendiri atau membuat desain baru tentunya akan memperbanyak
konsumen yang tertarik untuk membelinya. Pembuatan desain hendaknya juga melihat
pangsa pasar yang ada dengan memadukan ciri khas yang ingin ditampilkan. Sehingga akan
menimbulkan trend terbaru dikalangan konsumen. Disamping itu juga pengerajin bisa
mengkolaborasikan desain lama yang dulunya laris dengan desain-desain baru yang ada. Hal
ini akan menghasilkan produk-produk yang unik yang memiliki ciri khas asal pembuatnya.
Tentunya ini akan menarik konsumen untuk membelinya sehingga kesejahteraan pengerajin
akan semakin meningkat.
12
Perlu juga pengerajin diperkenalkan dalam bidang pemasaran. Dimana dengan kemajuan
teknologi sekarang ini konsumen yang ada tidak hanya dari wisatawan yang datang langsung
ke lokasi tetapi banyak konsumen yang memanfaatkan internet untuk mendapatkan barang-
barang yang diinginkannya. Dengan memberikan pengetahuan masalah pemasaran melalui
internet diharapkan konsumen yang dimiliki pengerajin akan semakin banyak sehingga akan
bisa meningkatkan produksi yang ada. Tentunya ini bisa dilakukan dengan menambah jumlah
pengerajin yang ada. Hal ini akan membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat
dilingkungan desa tersebut dan juga bisa mengurangi pengangguran yang ada. Kesejahteraan
masyarakat sekitarnya tentunya akan semakin meningkat dan devisa yang bisa dihasilkan
baik ditingkat kabupaten, propinsi maupun Negara akan bertambah.
1.2. Permasalahan Mitra
Dari hasil diskusi dengan pengerajin sebagai mitra kami menyimpulkan beberapa hal yang
menjadi permasalahan yang dihadapi pengerajin.
1. Di bidang produksi, permasalah yang dihadapi adalah :
Ketersediaan bahan baku benang yang memadai yang sulit didapatkan
pengerajin untuk menghasilkan produk-produk yang diinginkan pasar dan kualitas
yang diharapkan. Ini tentunya menghambat proses produksi yang ada.
Tidak dimilikinya desain-desain yang ada sehingga akan mempengaruhi
pangsa pasar yang dimiliki pengerajin.
2. Di bidang manajemen, permasalahan yang dihadapi adalah :
Belum dimilikinya kemampuan manajemen usaha oleh para pengerajin seperti
pembukuan menyebabkan mereka tidak mengetahui besarnya untung rugi dalam
merajut ini. Dari hasil diskusi kami dengan pengerajin, mereka hanya memproduksi
barang kemudian akan diberikan upah oleh pengepul jika barang pesanannya sudah
selesai. Begitu juga jika mereka menjual hasil kerajinan ke pasar, para pedagang di
pasar yang menentukan harga produk hasil kerajinannya.
Hasil produk yang dihasilkan dari merajut ini juga tidak pernah dipromosikan oleh
pengerajin, baik melalui media atau pameran. Pengerajin juga belum menguasai
internet sebagai media untuk mempromosikan hasi karyanya.
13
BAB 2
METODE PELAKSANAAN
2.1. Solusi yang ditawarkan
Dari hasil pengamatan masalah yang dihadapi oleh pengerajin rajutan di Banjar
Tengkulak desa Kemenuh seperti dijelaskan diatas maka kami menawarkan solusi
yang bisa dilaksanakan adalah sebagai berikut :
1. Membantu memberikan kemudahan dalam penyediaan bahan baku benang dengan
berbagai macam cara . Misalnya dengan memberikan sumbangan benang yang
dibutuhkan atau dengan mengenalkan suplayer-suplayer benang kepada
pengerajin. Dari sini diharapkan kendala yang dialami oleh pengerajin dalam
kelancaran proses produksinya dapat teratasi.
2. Membantu pengerajin dalam membuat koleksi jenis-jenis desain yang telah
dihasilkan dan desain-desain lain yang ada dipasaran sehingga pengerajin
mempunyai daftar data desain yang nantinya bisa dipakai untuk media promosi
atau bahan acuan oleh pelanggan.
3. Memberikan pelatihan cara pembukuan yang baik kepada pengerajin sehingga
nantinya pengerajin bisa mengetahui keuntungan yang didapat dari usaha merajut
ini.
4. Memberikan pelatihan cara menggunakan internet atau media sosial yang ada
untuk membantu mempromosikan hasil-hasil karya yang dihasilkan sehingga
diharapkan nantinya akan menambah jumlah pesanan yang datang.
5. Membantu dalam membuatkan brosur sebagai media promosi hasil karya
pengerajin.
2.2. Rencana dan Pelaksanaan Program IbM
1. Persiapan
a. Sosialisasi Program IbM kepada mitra.
b. Penyusunan indikator dan instrumen .
c. Pembentukan tim pelaksana program IbM.
d. Pembagian tugas tim pelaksana dan pengarahan/diskusi.
e. Mengadakan koordinasi dengan mitra IbM.
f. Mengadakan koordinasi dengan pihak-pihak yang terkait.
14
2. Pelaksanaan
a. Pengadaan bahan baku benang untuk memperlancar proses produksi merajut.
b. Membuat buku koleksi jenis- jenis desain merajut sebagai bahan acuan untuk
diperlihatkan kepada pelanggan.
c. Pelatihan membuat pembukuan hasil usaha merajut.
d. Pelatihan menggunakan internet untuk mempromosikan hasil karya merajut.
e. Membuatkan brosur sebagai media promosi yang nantinya akan diberikan
kepada pelanggan yang datang.
3. Pemantauan
a. Pemantauan pengadaan bahan baku merajut seperti benang dan warna-warna
benang yang diperlukan.
b. Pemantauan pelaksanaan pelatihan pembuatan pembukuan hasil usaha.
c. Pemantauan pelatihan menggunakan internet sebagai media promosi.
d. Pemantauan pembuatan brosur untuk media promosi internal.
4. Evaluasi
a. Evaluasi pengadaan bahan baku benang dan warna-warna benang.
b. Evaluasi pelaksanaan pelatihan pembukuan hasil usaha.
c. Evaluasi pelatihan menggunakan internet untuk media promosi .
d. Evaluasi pelaksanaan pembuatan brosur internal.
e. Pembuatan laporan program IbM.
15
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
Dari rencana program pelaksanaan pengabdian masyarakat IbM Pengerajin Rajutan di
Desa Kemenuh seperti termuat dalam proposal , maka kegiatan pengabdian masyarakat ini
dimulai dari kegiatan identifikasi masalah, perumusan permasalahan, negosiasi pelaksanaan
program, pelaksanaan program, evaluasi kegiatan dan pelaporan. Pada tahap pelaksanaan
kegiatan pengabdian kepada masyarakat “IbM Pengerajin Rajutan di Desa Kemenuh”
dilaksanakan dari bulan April sampai pada bulan Oktober 2015 yang telah dilaksanakan.
Awal kegiatan yang dilakukan adalah melakukan pedampingan pembuatan koleksi desain
dan pengumpulan desain pengerajin. Kemudian dilanjutkan dengan memberikan pelatihan
cara pembuatan pembukuan kepada pengerajin rajutan , selanjutnya memberikan pelatihan
cara memasarkan atau mempromosikan hasil rajutannya lewat internet.
Tahap awal untuk pelaksanaan program IbM yaitu melakukan koordinasi ke kantor
kepala desa Kemenuh mengenai ijin untuk melaksanakan kegiatan di wilayah tersebut dan
juga berkoordinasi dengan pengerajin tentang sarana prasarana serta bahan-bahan yang
digunakan untuk kegiatan pelatihan dan pendampingan pembuatan dan koleksi desain-desain
yang dihasilkan dan desain yang ada di pasaran. Kegiatan pembuatan koleksi desain dan
mengumpulkan desain-desain yang ada mulai dilakukan pada tanggal 9 Mei sampai dengan
bulan Oktober 2015 yang juga disi dengan memberikan bantuan bahan baku benang dan alat
kepada pengerajin pada tanggal 9 Mei 2015.Kegiatan pelatihan dan pembuatan koleksi desain
dilaksanakan bersama antara tim pengusul dengan para pengerajin rajutan yang didasarkan
pada permasalahan yang dihadapi oleh kelompok pengerajin rajutan. Kegiatan ini melibatkan
peran serta aktif peserta program pengabdian kepada masyarakat untuk membuat skala
prioritas program yang dilaksanakan. Kegiatan ini berjalan dengan sangat baik berkat
peranan aktif tim pelaksana dan peserta yang menjadi mitra program IbM.
Program selanjutnya adalah mempersiapkan instruktur yang menguasai bidang-bidang yang
akan dilatihkan kepada para peserta. Persiapan instruktur dilaksanakan pada awal kegiatan
untuk mematangkan kembali program – program yang akan dilaksanakan kepada mitra,
sehingga terjadi sinergi yang baik dalam kegiatan ini. Persiapan instruktur ini meliputi:
pembuatan materi pelatihan secara terstruktur, baik dalam bentuk bahan cetak mapun media
powerpoin, mempersiapkan materi pelatihan untuk pelatihan dan pendampingan pembuatan
16
pembukuan sederhana, pelatihan dan pendampingan pembuatan vareasi motif, desain rajutan
yang ada sesuai kebutuhan yang ada di pasar dan pelatihan dan pendampingan menggunakan
internet untuk pemasaran hasil rajutan.
Pada tahap selanjutnya adalah melakukan musyawarah untuk menentukan waktu kegiatan
yang dalam hal ini melibatkan para pengerajin rajutan. Hal ini dilaksanakan untuk
mendapatkan waktu yang tepat dalam pelaksanaan program tidak mengganggu kegiatan adat
anggota kelompok pengerajin rajutan di desa Kemenuh Gianyar. Koordinasi juga dilakukan
kepada Kelian desa Kemenuh untuk mendapatkan ijin kegiatan dan mendapatkan legitimasi
dari pemerintahan desa, sehingga kegiatan dan pendampingan dapat berlangsung dengan
lancar.
3.1. Pelatihan dan Pendampingan pembuatan koleksi desain dan mengumpulkan
desain-desain yang ada.
Kegiatan ini dilaksanakan mulai dari tanggal 9 Mei sampai pada tanggal 17 Mei 2015,
dengan peserta anggota kelompok pengerajin rajutan yang diberikan oleh yang diberikan oleh
Made Diah Angendari,S.Pd.,M.Pd dari jurusan PKK tata busana. Kegiatan berjalan dengan
baik dan lancar karena respon yang bagus dari peserta terhadap materi yang diberikan. Hal
positif adalah antusias peserta yang ikut dalam pelatihan ini, sehingga diharapkan dengan
materi yang didapatkan ini mampu meningkatkan kreativitas para pengerajin rajutan dalam
mengembangkan desain, motif dan bentuk rajutan sesuai dengan kebutuhan pasar yang ada.
Pelatihan desain, motif dan bentuk rajutan ini dimulai dari pemberikan materi tentang
motif rajutan, jenis-jenis motif rajutan , dan pengembangan motif rajutan sesuai dengan
kebutuhan pasar. Motif-motif dalam merajut ada bermacam-macam seperti: (1) motif
geometris produsen daerah/negara asalnya. Motif ini lebih banyak memanfaatkan unsur-unsur
dalam ilmu ukur seperti garis-garis lengkung dan lurus, lingkaran, segitiga, segiempat, bentuk
meander, swastika, dan bentuk pilin, patra mesir “L/T” dan lain-lain. Ragam hias ini pada
mulanya dibuat dengan guratan-guratan mengikuti bentuk benda yang dihias, dalam
perkembangannya motif ini bisa diterapkan pada berbagai tempat dan berbagai teknik, (2)
motif tumbuh-tumbuhan.Penggambaran motif tumbuh-tumbuhan dalam seni dilakukan
dengan berbagai cara baik natural maupun stilirisasi sesuai dengan keinginan senimannya,
demikian juga dengan jenis tumbuhan yang dijadikan obyek/inspirasi juga berbeda
tergantung dari lingkungan (alam, sosial, dan kepercayaan pada waktu tertentu) tempat motif
tersebut diciptakan. Motif tumbuhan yang merupakan hasil gubahan sedemikian rupa jarang
17
dapat dikenali dari jenis dan bentuk tumbuhan apa sebenarnya yang digubah/distilisasi,
karena telah diubah dan jauh dari bentuk aslinya, (3) motif binatang.Penggambaran binatang
dalam seni sebagian besar merupakan hasil gubahan/stilirisasi, jarang berupa binatang secara
natural, tapi hasil gubahan tersebut masih mudah dikenali bentuk dan jenis binatang yang
digubah, dalam visualisasinya bentuk binatang terkadang hanya diambil pada bagian tertentu
(tidak sepenuhnya) dan dikombinasikan dengan motif lain. Jenis binatang yang dijadikan
obyek gubahan antara lain, burung, singa, ular, kera, gajah dll, (4) motif manusia.Manusia
sebagai salah satu obyek dalam penciptaan motif ornamen mempunyai beberapa unsur, baik
secara terpisah seperti kedok atau topeng, dan secara utuh seperti bentuk-bentuk dalam
pewayangan, (5) motif gunung, air, awan, batu-batuan dan lain-lain. Motif benda-benda
alami seperti batu, air, awan dll, dalam penciptaannya biasanya digubah sedemikian rupa
sehingga menjadi suatu motif dengan karakter tertentu sesuai dengan sifat benda yang
diekspresikan dengan pertimbangan unsur dan asas estetika.misalnya motif bebatuan
biasanya ditempatkan pada bagian bawah suatu benda atau bidang yang akan dihias dengan
motif tersebut, (6) motif kreasi/ khayalan yaitu bentuk-bentuk ciptaan yang tidak terdapat
pada alam nyata seperti motif makhluk ajaib, raksasa, dewa dan lain-lain.Bentuk ragam hias
khayali adalah merupakan hasil daya dan imajinasi manusia atas persepsinya, motif
mengambil sumber ide diluar dunia nyata. Contoh motif ini adalah : motif kala, motif ikan
duyung, raksasa, dan motif makhluk-makhluk gaib lainnya.
Sedangkan kegiatan mengumpulkan desain-desain yang ada dilakukan adalah untuk
koleksi desain yang nantinya bisa dipakai atau ditunjukkan kepada konsumen dalam memilih
dan memasarkan produk hasil rajutan yang ada. Kegiatan ini sudah dimulai sejak tanggal 9
Mei 2015 .
3.2. Pelatihan dan Pendampingan pembuatan pembukuan
Pada dasarnya pelatihan dan pendampingan pembuatan pembukuan yang diberikan
pada pengerajin rajutan adalah pembukuan sederhana yang merupakan sharing tentang
bagaimana cara membuat pembukuan yang baik bagi setiap usaha, termasuk usaha kecil
rumah tangga seperti merajut ini . Selama ini pengerajin rajutan masih mencampur hasil
usaha rajutannya dengan keuangan rumah tangga sehingga tidak jelas besarnya keuntungan
dari hasil usaha merajut yang dilakukan pengerajin. Berdasarkan pada kondisi tersebut, maka
tim pelaksanaan IbM kami memberikan pelatihan secara detail kepada semua pengerajin
rajutan , sehingga mampu membuat pembukuan sederhana dengan baik. Pelatihan dan
18
pendampingan pembuatan pembukuan sederhana mulai dilaksanakan mulai tanggal 17 Mei
sampai 24 Mei 2015.
Pada pelatihan membuat pembukuan sederhana adalah untuk menentukan besarnya bahan
baku dan harga hasul rajutan pada para pengerajin sehingga akan terlihat nantinya besarnya
laba/keuntungan dalam melaksanakan usaha merajut ini.
Selama ini para pengerajin rajutan tidak menggunakan pembukuan untuk
menjalankan usahanya karena menurut persepsi mereka (1) pembukuan bukan merupakan hal
yang penting dan tidak diketahuinya cara membuat pembukuan yang baik, (2) hampir semua
pengerajin rajutan menjadikan keuangan keluarga dengan keuangan usaha menjadi satu,
sehingga tidak mungkin bisa mengetahui mana keuntungan dari usaha merajutnya (3)
menurut mereka pembuatan pembukuan, akan menyebabkan banyaknya waktu terbuang.
Hal ini yang menyebabkan pengerajin menjadi tidak membuat pembukuan yang baik bagi
usahanya. Ini berdampak pada seringnya pengerajin rajutan mengalami kerugian karena
kesalahan modal dasar yang mengakibatkan penurunan pada penjualan.
Setelah diberikan pelatihan pembukuan pengerajin memiliki kemampuan dan keterampilan
yang memadai dalam membuat pembukuan yang digunakan untuk menghitung aliran masuk
dan keluarnya dana. Adapun hasil dari kegiatan pelatihan pembukuan sederhana yang telah
dirasakan oleh para pengerajin rajutan, adalah: (1) sebagian besar pengerajin rajutan sudah
bisa membuat pembukuan sederhana yang digunakan sebagai dasar dalam menentukan modal
dan harga jual barang hasil rajutan yang dibuat, (2) pengerajin rajutan sudah bisa menentukan
harga jual hasil kerajinan merajutnya dan (3) keuangan hasil usaha merajut sudah tidak
bercampur lagi dengan keuangan rumah tangga setelah ada pembukuan sederhana ini.
Produk yang dihasilkan dalam pelatihan ini adalah berupa pembukuan sederhana yang
didalamnya memuat tentang uang masuk, pengeluaran dan saldo. Berdasarkan pada pelatihan
dan pendampingan pembuatan pembukuan sederhana tersebut hampir semua pengerajin
mampu memahaminya dengan baik. Dengan demikian Pelatihan dan Pendampingan
pembuatan pembukuan sederhana pada kelompok pengerajin rajutan ini tidak mengalami
kendala apapun, dan para pengerajin sangat kooperatif dalam pelaksanaan pelatihan dari awal
sampai akhir.
19
3.3. Pelatihan dan Pendampingan Pemasaran
Proses pelatihan dan pendampingan pemasaran produk rajutan ini yaitu dengan pemberian
pelatihan menggunakan internet, cara menggunakan internet dan cara memasarkan hasil
rajutan lewat sistem online . Pelatihan pemasaran ini dilaksanakan mulai tanggal 24 Mei
sampai 25 Mei 2015 dilanjutkan dengan pendampingan cara menggunakan internet untuk
pemasaran dan promosi hasil rajutan sampai dengan tanggal 13 Juni 2015. Pada pelatihan
pemasaran menggunakan internet ini tim pelaksana dibantu oleh adik-adik mahasiswa-
mahasiswi dari undiksha dimana sangat antusias diikuti oleh pengerajin rajutan sehingga
pelatihan dapat berjalan dengan lancar, meskipun kendala yang dihadapi yaitu lambatnya
jaringan internet di lokasi pengerajin.
Awal proses pemasaran hasil rajutan ini dimulai dengan melakukan dokumentasi motif, dan
hasil rajutan yang nantinya akan di tampilkan lewat sistem online.Disamping itu juga
pemasaran dilakukan dengan membuat brosur dan katalog yang nantinya
diberikan/diperlihatkan kepada konsumen.
Tujuan dari pelatihan ini adalah untuk memperkenalkan secara lebih luas produk hasil rajutan
pengerajin dari desa Kemenuh ini sehingga diharapkan dapat meningkatkan penjualan dan
laba yang didapat pengerajin.
Hasil dari pelatihan dan pendampingan ini sangat membantu pengerajin rajutan di Desa
Kemenuh dengan menambah wawasan dan ilmu pengetahuan mereka khususnya dibidang
teknologi internet.
20
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Dari pelaksanaan IbM pengerajin rajutan di desa Kemenuh Gianyar dapat kami beikan
kesimpulan sebagai berikut :
1. Pelatihan dan pendampingan pembuatan koleksi desain dan mengumpulkan desain-desain
yang ada dilaksanakan mulai dari tanggal 9 Mei sampai pada tanggal 17 Mei 2015, yang
diberikan oleh Made Diah Angendari,S.Pd.,M.Pd dari jurusan PKK tata busana. Kegiatan
ini berjalan dengan baik dan lancar serta antusias sekali diikuti oleh pengerajin rajutan di
desa Kemenuh Gianyar. Materi-materi yang diberikan sangat membantu pengerajin dalam
menambah pengetahuan dan kreativitas tentang desain merajut.
2. Pelatihan dan pendampingan pembuatan pembukuan yang diberikan pada pengerajin
rajutan adalah pembukuan sederhana yaitu bagaimana cara membuat pembukuan yang
baik bagi setiap usaha. Pelatihan ini dapat membantu pengerajin untuk merubah
kebiasaan sebelumnya yaitu membedakan keuangan hasil usaha merajut dengan keuangan
rumah tangga sehari-hari . Dimana hasilnya nanti akan diketahui besarnya
keuntungan/laba yang didapatkan pengerajin dari hasil usaha merajutnya. Pelatihan
dan pendampingan pembuatan pembukuan sederhana mulai dilaksanakan mulai tanggal
17 Mei sampai 24 Mei 2015. Pada pelatihan membuat pembukuan sederhana ini untuk
menentukan besarnya bahan baku dan harga jual rajutan pada para pengerajin.
3. Pelatihan dan pendampingan pemasaran produk rajutan adalah pelatihan menggunakan
internet, cara menggunakan internet dan cara memasarkan hasil rajutan lewat sistem online
.Pelatihan pemasaran ini dilaksanakan mulai tanggal 24 Mei sampai 25 Mei 2015
dilanjutkan dengan pendampingan cara menggunakan internet untuk pemasaran dan
promosi hasil rajutan sampai dengan tanggal 13 Juni 2015. Pada pelatihan pemasaran
menggunakan internet ini sangat antusias diikuti oleh pengerajin rajutan sehingga
pelatihan dapat berjalan dengan lancar, meskipun adanya kendala yang dihadapi yaitu
lambatnya jaringan internet di lokasi pengerajin. Tujuan dari pelatihan ini adalah untuk
memperkenalkan secara lebih luas produk hasil rajutan pengerajin dari desa Kemenuh ini
sehingga diharapkan dapat meningkatkan penjualan dan laba yang didapat pengerajin.
21
4.2 Saran
1. Berdasarkan pada pelatihan dan pendampingan yang dilakukan terhadap kelompok
pengerajin rajutan di Desa Kemenuh Gianyar yang sangat antusias dalam mengikuti
pelatihan, perlu dibutuhkan pelatihan dan pendampingan yang bersifat kontinyu untuk
lebih membantu pengerajin meningkatkan usahanya.
2. Perlu diberikan pembinaan secara berkala oleh pemerintah Kabupaten Gianyar kepada
para pengerajin, sehingga produks-produk yang dihasilkan lebih berkualitas, dikenal
masyarakat luas dan menjadi salah satu cirri khas hasil kerajinan Kabupaten Gianyar
yang memberikan nilai sosial-budaya dan ekonomis pada masyarakat, khususnya
masyarakat Desa Kemenuh Gianyar.
DAFTAR PUSTAKA
1. Noe Idris.2008. “Teknik Merajut Untuk Pemula”. Kawan Pustaka, Surabaya.
2. Putri Kirana.2010. “3 Hari Terampil Merajut”. Demedia Pustaka.
3. Yenny Sidharta.2011. “29 Kreasi Merajut Dompet Cantik”.Kawan Pustaka, Surabaya.
24
2. Foto Penyerahan bantuan alat dan bahan baku benang
3. Foto Pelatihan Pembuatan Pembukuan hasil usaha merajut