Download - Laporan Biokimia Modul 3
LAPORAN STRUKTUR DAN FUNGSI BIOMOLEKUL KI3161
Percobaan 3
Penentuan Kadar Protein Secara Lowry
Nama : Imana Mamizar
NIM : 10511066
Kelompok : 5
Nama Asisten : Tina(30513004)Tanggal Percobaan : 1 Oktober 2013Tanggal Pengumpulan : 8 Oktober 2013
LABORATORIUM BIOKIMIA
PROGRAM STUDI KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
2013
PENENTUAN KADAR PROTEIN SECARA LOWRY
I. Tujuan
Menentukan kadar protein dalam suatu sampel dengan menggunakan metode Lowry
II. Teori Dasar
Protein merupakan suatu biomolekul yang terdiri dari residu-residu asam amino
yang satu sama lain dihubungkan melalui ikatan peptide sehingga terbentuk banyak
ikatan peptida atau disebut juga ikatan polipeptida. Reaksi protein dengan reagen
biuret mengakibatkan terbentuknya kompleks Cu-protein yang berwarna ungu biru
karena terdapat ikatan peptida. Kompleks Cu-protein ini akan mereduksi
fosfomolibdat dan fosfotungstat yang merupakan komponen utama penyusun reagen
Folin-ciocalteu pada saat reagen tersebut ditambahkan, berubah menjadi molybdenum
dan tungsten yang berwarna biru. Hanya protein yang memiliki gugus fenolik yang
mampu menjadi agen pereduksi, sehingga penambahan reagen ini dijadikan dasar
pemikiran untuk penentuan kadar protein dalam suatu sampel.
III. Data Pengamatan
Tabung Konsentrasi (ppm) Absorbansi
1 0 0
2 40 0.265
3 80 0.214
4 120 0.368
5 160 0.422
6 200 0.409
7 Sampel 0.202
Data kadar protein semua kelompok
I (ppm) II (ppm)
166.36 59.47
79.92 29.2
60.65 85.33
50.9 61.68
131.827 35.9
131.827 49.8
37.5 30.29
30.75 101.21
IV. Pengolahan Data
a. Penentuan kadar protein di dalam sampel
Konsentrasi standar BSA di dalam tabung ditentukan dengan cara sebagai berikut:
Tabung 1 volume BSA yang ditambahkan = 0.1 mL ; V total= 0.5 mL
[standar] dalam tabung 1 = 0.1mL0.5mL
×200µ g /mL=40µg /mL
Dengan cara yang sama, diperoleh konsentrasi standar BSA dalam masing-masing
tabung adalah sebagai berikut :
[standar] (µg/mL) A40 0.26580 0.214
120 0.368160 0.422200 0.409
Penentuan kadar protein ditentukan dengan mengalurkan konsentrasi larutan
standar terhadap Absorbansi :
20 40 60 80 100 120 140 160 180 200 2200
0.050.1
0.150.2
0.250.3
0.350.4
0.45f(x) = 0.00124 x + 0.1868R² = 0.730598814487486
Kurva Absorbansi terhadap konsentrasi larutan standar
[Standar] (µg/mL)
A
Dari kurva diperoleh persamaan regresi
y=0.0012x+0.1868
Sampel memberikan absorbansi sebesar 0.202 yang kemudian disubstitusikan ke
dalam persamaan dengan mengganti nilai y
y=0.0012x+0.1868
0.202=0.0012x+0.1868
x=12.67
Jadi kadar protein dalam sampel adalah 12.67 µg/mL
b. Analisis data ANOVA
Anova: Single Factor
SUMMARYGroups Count Sum Average Variance
Column 1 8 675.464 84.433 2737.159
Column 2 8 473.98 59.2475 1655.211
ANOVASource of Variation SS df MS F P-value F critBetween Groups 2537.23764 1 2537.238 1.155293 0.30062 4.60011Within Groups 30746.5922 14 2196.185
Total 33283.8298 15
V. Pembahasan
Pada awalnya, protein standar BSA direaksikan terlebih dahulu dengan reagen
biuret dengan tujuan agar terbentuk kompleks Cu-protein yang diakibatkan adanya
ikatan peptida dan terlihat warna larutan berubah menjad ungu biru. Dibuat berbagai
konsentrasi larutan standar BSA dengan tujuan untuk pembuatan kurva kalibrasi
larutan standar, sehingga kita bisa dengan mudah menentukan berapa kadar protein
dalam sampel yang akan diuji nanti. Reaksi yang terjadi pada saat penambahan
reagen biuret adalah :
Karena kompleks Cu-protein ini berwarna, dan intensitas warnanya berabanding
lurus dengan konsentrasi protein di dalamnya, oleh karena itu dilakukan pengukuran
absorbansi pada masing-masing konsentrasi sehingga didapatkan kurva kalibrasi.
Dapat dilihat pada kurva yang didapat, seharusnya kurva berbentuk linier, karena
semakin tinggi konsentrasi BSA di dalam larutan, maka absorbansi yang dihasilkan
juga semakin tinggi karena jumlah kompleks yang terbentuk semakin banyak.
Namun ternyata ada data yang tidak sesuai dengan teori. Hal ini mungkin diakibatkan
oleh waktu pengukuran yang tidak sesuai, sera respon alat yang tidak stabil atau
larutan yang dibuat komposisinya tidak tepat. Waktu pengukuran yang tidak pada
waktunya ini, diakibatkan oleh absorbansi yang dihasilkan dari beberapa larutan pada
pengukuran awal bernilai negatif. Sehingga dilakukan pengkuran beberapa kali
sehingga didapatkan hasil yang tidak negative meskipun tetap saja ada data yang
tidak linier.
Absorbansi yang terukur oleh sampel pun tidak masuk range kurva kalibrasi
larutan standar, sehingga konsentrasi yang didapat sangat kecil dan sangat jauh dari
referensi yaitu 100 ppm.
Dari seluruh sub kelompok, hasil pengukuran kadar protein ini kemudian
dianalisis menggunakan ANOVA. Dari hasil analisis ini, didapatkan nilai F hitung
tidak lebih atau sama dengan Fkritik, yang artinya Ho bisa diterima dan data masih
bisa diterima.
The reaction of BCA with cuprous ion. Two molecules of BCA bind to each molecule of copper that had been reduced by a peptide-mediated biuret reaction
VI. Kesimpulan
Kadar protein dalam sampel yaitu 12.67 µg/mL
VII. Daftar Pustaka
http://www.jbc.org/content/280/28/e25.full diakses tanggal 7 Oktober 2013
http://www.biotek.com/resources/docs/
ELx808_Determining_Total_Protein_Lowry_Method.pdf diakses tanggal 7 Oktober 2013
http://www.piercenet.com/method/chemistry-protein-assays diakses tanggal 7 Oktober
2013