1
BAB I
PEDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Batasan allelopaty diungkapkan pertama kali oleh Molish (1937). Dan istilah yang
sama digunakan untuk semua jenis interaksi biokimia, termasuk antara tumbuhan tingkat
tinggi dan mikroorganisme yang diberikan oleh Rice (1984). Tetapi Muller (1920), yang
merupakan seorang pionir dalam allelopati, lebih mmeembatasi penggunaan istilah alelopatu
untuk interaksi antar tumbuhan antar tingkat tinggi saja.
Allelopaty berasal dari bahasa Yunani, allelon yang berarti "satu sama lain" dan
pathos yang berarti "menderita". Sehingga dapat diartikan bahwa allelopaty merupakan
suatu peristiwa individu tumbuhan dimana dapat menghasilkan zat kimia yang dapat
menghambat pertumbuhan individu tumbuhan jenis lain yang bersaing dengan tumbuhan
tersebut dan merupakan bentuk interaksi antara makhluk hidup yang saru dengan makhluk
hidup yang lainnya melalui senyawa kimia. Sumber senyawa kimia yang bersifat allelopaty
bisa berasal dari bagian tumbuhan seperti daun, batang, cabang atau bagian akar. Allelopaty
dapat diartikan sebagai pengaruh negative dari sauatu tumbuhan tingkat tinggi terhadap
perkecambahan. Allelopaty menguntungkan bagi tanaman yang menghasilkannya tepi
merugikan bagi tanaman disekitarnya.
Bais et al (2004), menyatakan bahwa Allelokimia (senyawa penyebab allelopati)
berasal dari bagian yang berbeda pada tumbuhan penghasilnya; akan tetapi, bagian
terpenting sebagai sumber allelokimia adalah akar dan daun. Eksudat akar berperan aktif
dalam pengaturan sismbiosis dan proteksi tumbuhan terhadap mikroorganisme. Dalam
interaksi allelopati, tumbuhan donor menggunakan metabolit sekunder yang dikeluarkan
akar ke rizosfir untuk mengganggu pertumbuhan tumbuhan lain di sekitarnya.
Muller (2008), menyatakan proses pembentukan senyawa allelopaty merupakan proses
interaksi antar spesies atau antar poplasi yang menunjukkan suatu kemampuan organism
untuk mempertahankan kelangsungan hidup dengan berkompetisi organisme lain.
Adapun pengaruh alelopat pada tanaman yaitu : menghambat penyerapan hara dengan
menurunkan kecepatan penyerapan ion-ion oleh tumbuhan, menghambat pembelahan sel-sel
2
akar tumbuhan, mempengaruhi pembesaran sel tumbuhan, menghambat respirasi akar,
menghambat sintesis protein, menurunkan daya permeabilitas membran sel tumbuhan, dan
menghambat aktivitas enzim.
Pada latihan praktikum III ini tentang “Pengaruh Allelopaty Jenis Tanaman Terhadap
Perkecambahan” menggunakan Imperata cyliandrica (alang-alang) dan Crotalaria striata
(orok-orok) sebagai penghasil zat allelopaty. Untuk mengetahui pengaruh zat allelopaty
yang terdapat pada Imperata cyliandrica (alang-alang) dan Crotalaria striata (orok-orok)
terhadap perkecambahan maka dilaksankan latihan praktikum III tentang “Pengaruh
Allelopaty Jenis Tanaman Terhadap Perkecambahan”.
B. PERMASALAHAN
a. Apakah pengertian allelopaty itu sendiri ?
b. Pengaruh apa saja yang disebabakan oleh allelopaty terhadap perkecambahan ?
C. TUJUAN
a. Praktikan mampu memahami pengertian dari allelopaty itu sendiri.
b. Praktikan mampu memahami pengaruh allelopaty jenis tanaman terhadap
perkecambahan.
D. MANFAAT
a. Praktikan dapat memahami pengertian allelopaty.
b. Praktikan dapat mempelajari pengaruh allelopaty jenis tanaman terhadap
perkecambahan.
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Indrianto (2006), menyatakan bahwa zat-zat kimia atau bahan organik yang bersifat
allelopathy dapat dibagi menjadi dua golongan berdasarkan pengaruhnya terhadap tumbuhan
atau tanaman lain, yaitu autotoxin, yaitu zat kimia bersifat allelopathy dari suatu tumbuhan yang
dapat mematikan atau menghambat pertumbuhan anaknya sendiri atau individu lain yang sama
jenisnya dan antitoxic, yaitu zat kimia bersifat allelopathy dari suatu tumbuhan yang dapat
mematikan atau menghambat pertumbuhan tumbuhan lain yang berbeda jenisnya.
Bais et al (2004), menyatakan bahwa Allelokimia (senyawa penyebab allelopati) berasal
dari bagian yang berbeda pada tumbuhan penghasilnya; akan tetapi, bagian terpenting sebagai
sumber allelokimia adalah akar dan daun. Eksudat akar berperan aktif dalam pengaturan
sismbiosis dan proteksi tumbuhan terhadap mikroorganisme. Dalam interaksi allelopati,
tumbuhan donor menggunakan metabolit sekunder yang dikeluarkan akar ke rizosfir untuk
mengganggu pertumbuhan tumbuhan lain di sekitarnya.
Fitter dan Hay (2000), menyatakan bahwa allelopati adalah produksi substansi (zat) oleh
suatu tanaman yang merugikan tanaman lain atau mikroba. Ini merupakan topik yang kontroversi
(bertentangan). Masalahnya adalah bahwa tanaman mengandung substansi yang sangat luas yang
bersifat toksik dan beberapa percobaan berusaha mendemonstrasikan pengaruh allelopati dengan
memberikan ekstrak suatu tanaman kepada biji-biji ataupun bibit tanaman lain. Terlepas dari
kenyataan bahwa ekstrak suatu tanaman bukanlah material percobaan yang cocok, karena tidak
terdapat di alam, ekstrak tersebut sering kali tidak steril sehingga transformasi bakteri barangkali
telah berlangsung dan biasanya tanaman-tanaman tersebut tidak memiliki hubungan ekologi.
Kurniawan (2006), menyatakan bahwa peristiwa allelopati ialah peristiwa adanya
pengaruh jelek dari zat kimia (allelopat) yang dikeluarkan tumbuhan tertentu yang dapat
merugikan pertumbuhan tumbuhan lain yang tumbuh di sekitarnya.Pertumbuhan jagung banyak
dipengaruhi oleh berbagai faktor genetic dan lingkungan, diantara faktor lingkungan adalah
adanya persaingan dengan gulma. Pertumbuhan gulma disekitar tanaman jagung perlu
dikendalikan karena menurunkan kualitas dan kuantitas hasil panen.
4
Muller (2008), menyatakan bahwa proses pembentukan senyawa allelopaty merupakan
proses interaksi antar spesies atau antar populasi yang menunjukkan suatu kemampuan organism
untuk mempertahankan kelangsungan hidup dengan berkompetisi organisme lain.
Hairiah et al. (2001), menyatakan bahwa alang-alang bukan hanya sebagai pesaing bagi
tanaman lain terutama tanaman pangan dalam mendapatkan air, unsur hara dan cahaya tetapi
juga menghasilkan zat allelopaty yang menyebabkan pengaruh negatif pada tanaman lain.
Rohman (2001), menyatakan bahwa Allelopaty merupakan suatu peristiwa dimana
suatu individu tumbuhan yang menghasilkan zat kimia dan dapat menghambat pertumbuhan
jenis yang lain yang tumbuh bersaing dengan tumbuhan tersebut. Istilah ini mulai digunakan oleh
Molisch pada tahun 1937 yang diartikan sebagai pengaruh negatif dari suatu jenis tumbuhan
tingkat tinggi terhadap perkecambahan, pertumbuhan, dan pembuahan jenis-jenis lainnya.
Kemampuan untuk menghambat pertumbuhan tumbuhan lain merupakan akibat adanya suatu
senyawa kimia tertentu yang terdapat pada suatu jenis tumbuhan. Senyawa-senyawa kimia
tersebut dapat ditemukan pada jaringan tumbuhan (daun, batang, akar, rhizoma, bunga, buah, dan
biji)
5
BAB III
METODE PELAKSANAAN PRAKTIKUM
A. ALAT DAN BAHAN
a. Alat
1) 1 buah pisau atau gunting
2) 5 buah otol air mineral bekas
3) 2 buah baker glass
4) 2 buah pipet
5) 1 buah nampan
6) 1 set kapas
b. Bahan
1) Radix Imperata cyliandrica (alang-alang)
2) Folium Imperata cyliandrica (alang-alang)
3) Caulis Imperata cyliandrica (alang-alang)
4) Biji Kacang Tolo
5) Biji Jagung
B. CARA KERJA
Pada praktikum latihan III tentang “Pengaruh Allelopaty Jenis Tanaman Terhadap
Perkecambahan” dilaksanakan :
Hari dan Tanggal : 19 Oktober 2013
Waktu : 10.20 - selesai
Tempat : Green House Universitas Muhammadiyah Surakarta
1. Memilih biji yang mudah berkecambah. Seperti biji kacang tolo dan biji jagung
2. Menyediakan beberapa cawan petri yang diberi tisu.
3. Membuat ekstrak alang-alang dengan cara sebagai berikut :
a. Menghaluskan bagian tumbuhan masing-masing tumbuhan dengan mengkuk
penggerus atau dipotong-potong dengan gunting.
4. Membuat ekstrak atau hasil rendaman bagian tumbuhan tersebut dengan (air aquades)
dengan perbandingan sebagai berikut :
6
a. Bagian tumbuhan dan air (1 : 14) dan membiarkannya selama satu hari.
b. Setelah 24 jam menyaring ekstrak yang diperoleh dengan menggunakan alat
penyaring.
c. Ekstrak di dalam botol.
5. Meletakan masing-masing 5 biji kacang tolo dan biji jagung kedalam cawan petri yang
berada dan sudah diberi tisu.
6. Menyiram 5 ml ekstrak allelopaty tumbuhan yang diamati kedalam cawan petri yang
sudah diberi biji-biji tadi, dan selanjutnya membasahi dengan air.
7. Mengamati perkecambahan biji-biji tersebut setiap hari, selama 7 hari dan mengamati
perkecambahannya.
8. Menentukan presentase perkecambahan dan diukur panjang kecambahnya dari akar
sampai ujung batang.
9. Membandingkan hasil percobaan tersebut dengan perkecambahan yang hanya diberi
perlakuan disiram dengan air (kontrol).
C. PENGUMPULAN DAN ANALISIS DATA
Pada praktikum latihan III tentang “Pengaruh Allelopaty Jenis Tanaman Terhadap
Perkecambahan” pengumpulan data dilakukan dengan metode eksperimen dan metode
observasi.
1. Metode eskperimen adalah cara memperoleh data dengan cara uji coba atau
percobaan secara langsung terhadap tanaman yang diujikan dengan begitu
adanya keakuratan penelitian. Dengan melakukan penanaman langsung tanaman
kacang tolo dan tanaman jagung di media tanam dengan penambahan senyawa
allelopaty ekstrak alang-alang.
2. Dan motode obeservasi adalah cara memperoleh data dengan cara pengamatan
langsung ke obyek percobaan yang dilakuan pada obyek survei. Dengan
melakukan pengamatan langsung terhadap tanaman yang sudah ditanam dengan
penambahan senyawa allelopaty ekstrak alang-alang.
.
7
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
1. Tabel
Nama Tanaman Perlakuan Hari Ke-
1 2 3 4 5 6
Jagung
40% (2) (3) (3) (3) (3) (4)
60% (2) (3) (2) (3) (3) (3)
Kontrol (3) (3) (4) (4) (4) (4)
Kacang Tolo
40% (1) (3) (3) (3) (3) (2)
60% - (1) (4) (2) (1) (2)
Kontrol (2) (2) (2) (2) (2) (2)
Keterangan
(jumlah tanaman) = Ada yang hidup
- = Belum ada yang hidup
Dimana pada praktikum Latihan IV tentang “Pengaruh Allelopaty Jenis Tanaman
Terhadap Perkecambahan” menggunkan suatu konsep eksperimen senyawa allelopaty
dari ekstrak alang-alang, mengunakan rumus konsentrasi seperti berikut :
M1.V1 = M2.V2
1. Senyawa allelopaty dari ekstrak alang-alang 40%
Diketahui : M1= 80
M2 = 40
V2 = 5
Ditanyakan : V1 = ?
Jawab : M1.V1 = M2.V2
80.V1 = 40.5
V1 = 2,5 mL
2. Senyawa allelopaty dari ekstrak alang-alang 60%
8
Diketahui : M1= 80
M2 = 60
V2 = 5
Ditanyakan : V1 = ?
Jawab : M1.V1 = M2.V2
80.V1 = 60.5
V1= 3,75
Masing-masing ditambahkan 2,5 air.
2. Hasil Diskusi
a. Pengaruh senyawa allelopaty terhadap pertumbuhan tanaman.
Senyawa alelopaty dapat menggangu pertumbuhan tanaman jagung dan
tanaman kacang tolo, sebab allelopaty dapat menghabat penyerapan unsur hara di
dalam media tanam dengan cara menurunkan kecepatan penurunan ion-ion oleh
tanaman. Beberapa alelopat menghambat pembelahan sel-sel akar tumbuhan,
memperlambat respirasi akar, menghambat sintesis protein, menurunkan daya
permeabilitas membran pada sel tumbuhan, menghambat aktifitas enzim,
memperlambat proses perkecambahan biji, penahan pertumbuhan tanaman,
mengakibatkan gangguan pada sistem perakaran, klorosis, menyebabkan kelayuan
pada tanaman, bahkan kematian pada tanaman yang terkena allelopaty. Senyawa
allelopaty yang terkandung pada ekstrak alang-alang berkerja dengan cara
menggangu proses fotosintesis dan pembelahan sel yang menyebabkan terganggunya
segala aktifitas metabolism dalam tubuh tanaman kacang tolo dan tanaman jagung.
b. Hasil pertumbuhan tanaman yang diberi senyawa alelopaty dari tanaman yang
berbeda.
Tanaman jagung yang diberi senyawa allelopaty (ekstrak alang-alang) 40%
lebih lebih baik pertumbuhannya dibandingkan dengan tanaman yang diberikan
senyawa allelopaty (ekstrak alang-alang) 60%. Hal ini terjadi karena kandungan
senyawa zat kimia bersifat allelopathy lebih banyak kandungannya pada senyawa
allelopaty (ekstrak alang-alang) 60% dibandingkan senyawa allelopaty (ekstrak
alang-alang) 40%. Dilihat dari struktur tubuh tanaman, yang diberikan senyawa
9
allelopaty (ekstrak alang-alang) dibandingkan dengan tanaman kontrol, lebih sehat
dan segar tanaman kontrol dibandingkan dengan tanaman yang diberika senyawa
allelopaty (ekstrak alang-alang). Jumlah total yang hidup sampai akhir pengamatan,
yaitu : 40% hanya 4 tanaman yang hidup sedangkan 60% hanya 3 tanaman yang
hidup. Jadi total semua yang hidup ada 7 tanaman.
Sedangkan pada tanaman kacang tolo, tanaman yang diberikan senyawa
allelopaty (ekstrak alang-alang) 40% dan 60% pertumbuhannya lebih baik pada
perlakukan yang diberikan allelopaty (ekstrak alang-alang) 40%. Sama halnya
dengan tanaman jagung, dilihat dari struktur tubuh tanaman yang diberikan senyawa
allelopaty (ekstrak alang-alang) dibandingkan dengan tanaman kontrol, lebih sehat
dan segar tanaman kontrol dibandingkan dengan tanaman yang diberika senyawa
allelopaty (ekstrak alang-alang). Jumlah total yang hidup sampai akhir pengamatan,
yaitu : 40% hanya 2 tanaman yang hidup sedangkan 60% hanya 2 tanaman yang
hidup. Jadi total semua yang hidup ada 4 tanaman.
Dapat disimpulkan bahwa tanaman jagung lebih toleran terhadap senyawa
allelopaty (ekstrak alang-alang). Karena dilihat dari jumlah total yang hidup dari
kedua jenis tanaman, lebih banyak tanaman jagung dibandingkan tanaman kacang
tolo.
3. Pembahasan
Allelopaty Allelopaty berasal dari bahasa Yunani, allelon yang berarti "satu
sama lain" dan pathos yang berarti "menderita". Sehingga dapat diartikan bahwa
allelopaty merupakan suatu peristiwa individu tumbuhan dimana dapat menghasilkan
zat kimia yang dapat menghambat pertumbuhan individu tumbuhan jenis lain yang
bersaing dengan tumbuhan tersebut dan merupakan bentuk interaksi antara makhluk
hidup yang satu dengan makhluk hidup yang lainnya melalui senyawa kimia.
Bahan organik yang bersifat allelopaty dapat dibagi menjadi dua golongan,
berdasarkan pengaruhnya terhadap tumbuhan atau tanaman lain, yaitu
autotoxin yang dapat mematikan atau menghambat pertumbuhan anaknya sendiri
atau individu dari jenis yang sama dan antitoxic yang berasal dari suatu tumbuhan
yang dapat mematikan atau menghambat pertumbuhan tumbuhan lain yang berbeda
jenisnya. Pada praktikum ini allelopaty merupakan golongan dari antitoxic, karena
10
senyawa allelopaty yang berasal dari ekstrak alang-alang yang memberikan pengaruh
terhadap pertumbuhan tanaman jagung dan tanaman kacang tolo.
Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan terhadap tanaman yang
diberikan senyawa allelopaty dari ekstrak alang-alang adanya perbedaan diantara
ketiga tanaman, antara tanaman yang diberikan 40% ekstrak alang-alang, 60%
ekstrak alang-alang, dan tanaman kontrol. Pada tanaman yang diberikan ekstrak
alang-alang 40% mengalami perkecambahan meski hanya sedikit tanaman yang
mengalami perkecambahan. Sedangkan pada tanaman yang diberikan ekstrak alang-
alang 60% sebagian tanaman ada yang mengalami pembusukan di daerah akar, meski
sebagian mengalami perkecambahan namun tanamannya terlihat tidak sehat.
Sementara pada tanaman kontrol tanaman kacang tolo dan tanaman jagung dilihat
dari morfologinya tampak sehat, warna daun hijau cerah dan batangnya terlihat
kokoh. Ini membuktikan bahwa ekstrak alang-alang mengandung senyawa
allelokimia. Terdapat beberapa zat kimia yang dapat bertindak sebagai allelopaty
adalah gas-gas beracun. Yaitu Sianogenesis merupakan suatu reaksi hidrolisis yang
membebaskan gugusan HCN, amonia, Ally-lisothio cyanat dan β-fenil isitio sianat
sejenis gas diuapkan dari minyak yang berasal dari familia Crusiferae dapat
menghambat perkecambahan. Selain gas, asam organik, aldehida, asam aromatik,
lakton tak jenuh seserhana, fumarin, kinon,flavanioda, tanin, alkaloida ,terpenoida
dan streroida juga dapat mengeluarkan zat alelopati.
Senyawa allelopaty ini menyebabkan penghambatan dalam proses
perkecambahan dan proses pertumbuhan tanaman jagung dan tanaman kacang tolo.
Hal ini terlihat ketika pengamatan, yaitu biji yang diberikan ekstrak alang-alang yang
merupakan senyawa allelopaty belum mengalami proses perkecambahan sedangkan
pada biji yang tidak diberikan ektrak alang-alang atau sebagai kontrol mengalami
proses perkecambahan. Hal ini terjadi karena adanya pengahambatan terhadap biji
yang diberi ekstrak alang-alang, berupa : penghambat penyerapan hara, pembelahan
sel-sel akar, pertumbuhan tanaman, fotosintesis, respirasi, sitesis protein,
menurunkan daya permeabilitas membran sel dan menghambat aktivitas enzim, dan
menyebakan kematian pada tanaman. Sedangkan pada tanaman kontrol proses
perkecambahan berjalan dengan baik, tanaman yang tumbuh dengan baik, dilihat dari
11
morfologi warna daun segar dan batang segar. Selain itu pada tanaman yang
diberikan senyawa allelopaty dari ekstrak alang-alang memiliki morfologi daun yang
mengkerut dan batangnya sebagian ada yang kerdil, adapun tanaman mengalami
kematian karena pada akar terjadi pembusukan.
Pada ekstrak alang-alang mengandung senyawa allelokimia atau senyawa
kimia fenolik (asam fenolik) yang dapat menggangu proses fotosintesis dan
pembelahan sel, sehingga terganggunya aktivitas metabolisme dalam tubuh tanaman
jagung dan tanaman kacang tolo tersebut. Penghambatan terhadap pertumbuhan dan
perkembangan tanaman terjadi melalui proses yang kompleks, dengan diawali pada
membrane plasma dengan terjadinya kekacauan struktur, modifikasi saluran
membrane, atau hilangnya fungsi enzim ATP-ase Proses inilah yang menyebabkan
adanya pengaruh terhadap penyerapan dan konsentrasi ion dan air yang akhirnya
mempengaruhi bukaan stomata dan proses fotosintesis. Selanjutnya dapat
mempengaruhi sintesis protein, pigmen, dan senyawa karbon lain, serta berpengaruh
pada aktifita beberapa fitohormon.
Sesuai dengan pernyataan dari Rohman (2001) yang menyatakan bahwa
Allelopaty merupakan suatu peristiwa dimana suatu individu tumbuhan yang
menghasilkan zat kimia dan dapat menghambat pertumbuhan jenis yang lain yang
tumbuh bersaing dengan tumbuhan tersebut. Dan Hairiah et al. (2001) yang
menyatakan bahwa alang-alang bukan hanya sebagai pesaing bagi tanaman lain
terutama tanaman pangan dalam mendapatkan air, unsur hara dan cahaya tetapi juga
menghasilkan zat allelopaty yang menyebabkan pengaruh negatif pada tanaman lain.
Perbedaan antara tanaman jagung dengan tanaman kacang tolo yaitu tanaman
jagung lebih toleran terhadap senyawa allelopaty dibandingkan dengan tanaman
kacang tolo, ini terlihat dari jumlah individu yang tetap hidup sampai akhir
pengamatan, namun dalam proses perkecambahan tanaman kacang tolo yang lebih
dulu mengalami proses perkecambahan dibandingkan dengan tanaman jagung. Hal
ini terjadi karena lapisan yang dimiliki kacang tolo lebih tipis dibandingkan lapisan
yang dimiliki jagung.
.
12
BAB V
SIMPULAN
1. Allelopaty dapat diartikan sebagai suatu fenomena alam dimana dapat mengelurkan suatu
zat biomolekul (alelokimia) yang dihasilkan suatu organisme dan senyawa tersebut dapat
mempengaruhi perkembangan dan pertumbuhan organisme lain di sekitarnya.
2. Zat-zat kimia yang bersifat allelopaty dapat dibedakan menjadi dua berdasarkan
pengaruhnya terhadap pertumbuhan tanaman, yaitu : autotoxic dan antitoxic.
3. Kebanyakan allelopaty berasal dalam jaringan tanaman, seperti daun, akar, aroma, bunga,
buah maupun biji, dan dikeluarkan dengan cara residu tanaman.
4. Allelopaty dari eksrtak alang-alang dapat mempengaruhi pertumbuhan batang, khususnya
tinggi batang, keadaan daun dan bentuk daun, panjang akar dan juga perkembangan akar
pada tumbuhan.
5. Dilihat dari jumlah tanaman yang hidup, tanaman jangung lebih toleran terhadap allelopaty
dari ekstrak alang-alang dibandingkan tanaman kacang tolo.
6. Allelopaty dari ekstrak alang-alang dapat menyebabkan kematian pada tanaman yang berada
di sekitarnya.
7. Allelopaty dapat mengakibatkan menghambat penyerapan hara, pembelahan sel-sel akar,
pertumbuhan tanaman, fotosintesis, respirasi, sitesis protein, menurunkan daya permeabilitas
membran sel dan menghambat aktivitas enzim, dan menyebakan kematian pada tanaman.
13
DAFTAR PUSTAKA
Bais, H. P., S. W. Park, T. L. Weir, R. M. Callaway dan J. M. Vivanco. 2004. 'How Plants
Communicate Using The Underground Information Superhighway'.
Fitter, A.H dan R.K.M.Hay. 2000. Fisiologi Lingkungan Tanaman. Gadjah Mada University
Press. Yogyakarta
Hairiah K et al. 2000. Reclamation of Imperata Grassland using Agroforestry. Lecture Note 5.
ICRAF.
Indrianto. 2006. Ekologi Hutan. Bumi Aksara. Jakarta.
Kurniawan. 2006. Pengaruh Allelopaty Gulma Teki (Ciperus Rotundus) dan Alang-Alang(
Imperata cylindrica) Terhadap Kadar Proteind Serat Kasar Hijau Jagung (Zea Mays L.).
PS. September 2006. Jakarta
Muller. 2008. Principles of Ecology in Plant Production. CAB Int. Pub.
Rohman, Fatchur. 2001. Petunjuk Praktikum Ekologi Tumbuhan. Malang: Universitas Negeri
Malang
14
LAMPIRAN LATIHAN III
PENGARUH ALLELOPATY JENIS TANAMAN
TERHADAP PERKECAMBHAN
Kelompok VI
1. Nurul Kqomariah A420120023
2. Dewi Dianing Tyas A420120024
3. Erviyan Tri Ambarwati A420120032
4. Ina Royani A420120038
5. Anna Argiyanti A420120039
a. Bahan
Biji Kacang Tolo dan Jagung Aquades Ekstrak alang-alang
b. Hasil Perkecambahan
Hari penanaman Hari pertama Hari ke-2
15
Hari ke-3 Hari ke-4 Hari ke-5
Hari ke-6 Hari ke-7