Laporan Eksekutif
Indeks Tata Kelola Polri Tingkat Polres/Polresta/Polrestabes/Polres Metro
“ Mewujudkan Polri yang Profesional, Modern, dan Terpercaya “
Menuju Birokrasi yang Bersih, Akuntabel, Efektif, Efisien dan
Pelayanan Publik Berkualitas
LAPORAN EKSEKUTIF
Indeks Tata Kelola Kepolisian Negara Republik Indonesia (ITK) Tingkat Polres/Polresta/Polrestabes/Polres Metro Tim Peneliti Kemitraan: M. Gaussyah Inda Loekman Lenny Hidayat Hery Sulistyo Amalia Fubani Arif Nurdiansah Ahmad Fawaiq Muhammad Iqbal Iqbal Muhammad Riana Ekawati Hana Alfahani Tim Peneliti Srena Polri: Meilina D. Irianti Diterbitkan oleh: Biro Reformasi Birokrasi Polri Srena Polri-Jl. Trunojoyo No. 3 Jakarta Selatan Telp: 021-7218788, 021-7218940, Fax: 021-7218788 Website: itk.polri.go.id [email protected]
KATA PENGANTAR
Polri untuk melakukan pengukuran kinerja melalui Indeks Tata Kelola Kepolisian
Negara Republik Indonesia (ITK) semakin tinggi. Setelah tahun 2015 di level Polda, tahun ini,
pengukuran dilakukan di 70 tingkat Polres/Polresta/Polrestabes/Polres Metro di 32 provinsi
seluruh Indonesia. Kapolri baru menjadikan ITK sebagai bagian dari program prioritas dalam
mewujudkan Polri Profesional, Modern dan Terpercaya (PROMOTER).
ITK yang dikembangkan bersama Polri dan Kemitraan bagi Pembaruan Tata
Pemerintahan di Indonesia –Partnership for Governance Reform in Indonesia– mampu
menunjukan sejauh mana reformasi internal di tubuh Polri telah bergulir, sehingga
perubahan demi perubahan yang telah terjadi dapat dilihat secara jelas berdasarkan fakta
yang berbasis data, serta persepsi publik pengguna jasa Polri. ITK level Polres melibatkan
total 2.265 orang dengan latar belakang beragam (anggota DPRD, kejaksaan, Pemda, aktivis,
peneliti, dosen, media dan lain-lain) yang ada di masing-masing wilayah. Tingkat partisipasi
publik terbesar dibandingkan dengan metode pengukuran kinerja internal dalam sejarah
Polri.
Salah satu temuan menarik berdasarkan hasil analisa persepsi publik adalah
bahwasanya Polri dalam membangun trust building, tidak dapat mengandalkan pencitraan.
Hal ini tercermin di dalam penilaian integritas yang berbeda-beda setiap satuan fungsi.
Masyarakat memahami perbedaan satuan tersebut sehingga meskipun satuan fungsi
tertentu dapat berkinerja dengan baik, namun tidak berarti satuan lainnya akan
mendapatkan penilaian yang sama. Masyarakat semakin kritis dan ekspektasi penerapan
nilai-nilai integritas semakin tinggi. Untuk itu, Polri harus segera meningkatkan kerja dan
bersinergi, tidak hanya membangun citra.
Berbeda dengan level Polda, laporan ITK Polres menyajikan sub-indeks dengan isu-
isu yang menjadi perhatian publik, seperti tingkat kerawanan calo pada layanan publik,
tingkat kekerasan, tingkat suap, profesionalisme dan integritas anggota Polri.
Data dan pengetahuan yang dihasilkan melalui pengukuran ITK secara berkala dapat
digunakan oleh para pembuat kebijakan –baik di internal kepolisian maupun tingkat negara–
berdasarkan bukti (evident based policy), sehingga proses reformasi internal serta
peningkatan kualitas kinerja Polri dapat dengan cepat dilaksanakan.
Monica Tanuhandaru Direktur Eksekutif Kemitraan bagi Pembaharuan Tata Pemerintahan
Jakarta, Agustus 2016
ASISTEN KAPOLRI BIDANG PERENCANAAN UMUM DAN ANGGARAN
Drs. ARIF WACHYUNADI INSPEKTUR JENDERAL POLISI
KATA PENGANTAR
ASISTEN KAPOLRI BIDANG PERENCANAAN UMUM DAN ANGGARAN
Assalamu’alaikum Wr .Wb Salam Sejahtera Bagi Kita Sekalian.
Upaya optimalisasi Reformasi Birokrasi (RB) di tubuh Polri pasca Reformasi Nasional tahun 1998 terus digalakkan, diantaranya dalam mewujudkan Polri yang profesional melalui penguatan tatakelola pada fungsi-fungsi yang masih lemah dan menghambat RB. Hal ini sesuai dengan program pemerintah untuk melakukan reformasi di bidang birokrasi seiring dengan perjalanan waktu maka RB bukan lagi merupakan suatu tuntutan masyarakat yang mengharapkan agar
Birokrasi dan terutama aparatur Polri dapat berkualitas lebih baik tetapi benar-benar menjadi kebutuhan organisasi dalam mewujudkan good governance dan clean government yang berbasis kinerja (Performance Based Bureaucracy) yang efektif, efisien dan ekonomis, difokuskan pada upaya untuk mewujudkan outcomes (hasil).
Kementerian PAN dan RB selaku Tim Reformasi Birokrasi Nasional telah menetapkan sistem penilaian mandiri (self assement) pelaksanaan RB terhadap 8 area perubahan yaitu Organisasi, Tata Laksana, Peraturan Perundang-undangan, SDM Aparatur, Pengawasan, Akuntabilitas, Pelayanan Publik dan Mind Set dan Culture Set Aparatur, namun penilaian ini belum menggambarkan pencapaian tugas Polri dalam memberikan perlindungan, pengayoman dan pelayanan masyarakat, memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat serta menegakkan hukum.
Indeks Tatakelola Kepolisian Negara Republik Indonesia (ITK) sebagai instrument untuk
mengukur kinerja dan capaian program Reformasi Birokrasi Polri (RBP) yang dikembangkan bersama-
sama Kemitraan dengan menggunakan 7 prinsip-prinsip tata kelola Kepolisian yang baik yaitu
kompetensi, responsif, perilaku, transparan, keadilan, efektivitas dan akuntabilitas yang bersifat
obyektif dan komprehensif berdasarkan bukti (evident based), yang dapat digunakan sebagai
landasan untuk pengambilan kebijakan sekaligus sebagai tolok ukur kemajuan yang dicapai, dan
sebagai alat untuk memperbandingkan kinerja secara obyektif, fair, dan akurat antar Polda dan saat
ini dilaksanakan pada tingkat Polres, sehingga ITK tidak menghilangkan kewajiban Polri melakukan
secara mandiri pelaksanaan RBP.
Dengan ITK akan diperoleh profil kinerja di 70 Polres pada 9 fungsi yang berkontribusi dalam pencapaian RBP yaitu Sabhara, Reskrim, Reskrim Narkoba, Intelkam, Lantas, SPKT, Propam dan SDM yang divisualisasikan dengan Indeks Tatakelola Polri, Indeks Profesionalitas Aparatur Polri, Indeks e-Government, Indeks Integritas Pelayanan Publik dan Survei Kepuasan Masyarakat sehingga hasil ITK dapat bermanfaat baik secara internal maupun eksternal dalam pengambilan kebijakan, semoga apa yang telah dilakukan selalu mendapat limpahan rahmat dan karunia dari Tuhan Yang Maha Kuasa.
Wassalamu’alaikum Wr .Wb.
Paraf:
1. Konseptor/Kabagsisinfolap: ..... 2. Karo RBP: .....
KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA SAMBUTAN
Assalamu‘alaikum Wr. Wb. Salam Sejahtera Bagi Kita Semua
Seraya memanjatkan puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, saya menyambut baik dan mengapresiasi atas terbitnya buku “LAPORAN EKSEKUTIF INDEKS TATA KELOLA POLRI TINGKAT POLRES”, yang dapat dijadikan referensi serta sumber informasi dan acuan bagi para pembaca, khususnya para Kepala Kesatuan di tingkat Polres dalam menetapkan arah kebijakan dan strategi. Pengukuran Indeks Tata Kelola Kepolisian Negara Republik Indonesia (ITK) ini dilaksanakan sejak tahun 2015, berdasarkan semangat untuk mewujudkan
profesionalisme Polri yang bersih dan bebas dari praktik Korupsi, Kolusi dan Nepotisme melalui penguatan tata kelola dengan menerapkan prinsip tata kelola Kepolisian yang baik, yaitu kompetensi, responsif, perilaku, transparan, keadilan, efektivitas dan akuntabilitas.
ITK merupakan inisiasi Polri dengan mengandeng Kemitraan yang telah memiliki kredibilitas dalam pengukuran kinerja tingkat Propinsi dan Kabupaten, dengan mengukur Satker - Satker baik internal maupun eksternal yang diyakini dapat mempercepat pencapaian Reformasi Birokrasi Polri yaitu fungsi Sabhara, Reskrim, Lantas, Intelkam, Binmas, Polair dan SDM, sedangkan pada tingkat Polres disesuaikan kebutuhan dengan menambah bidang SPKT dan Si Propam.
Melalui penguatan tata kelola, diharapkan dapat mendorong pencapaian sasaran Reformasi Birokrasi Polri dengan indikator meningkatnya kepuasan masyarakat terhadap pelayanan Polri, mempertahankan penilaian Laporan Keuangan oleh BPK dengan predikat WTP, meningkatnya nilai Akuntabilitas Kinerja dan Reformasi Birokrasi, tergelarnya e - government dan penggunaan e-procurement sampai tingkat Polres, serta meningkatnya profesionalisme anggota Polri dan integritas pelayanan publik.
Hal ini sejalan dengan program prioritas saya yang tertuang dalam program “PROMOTER” dalam mewujudkan Polri yang Profesional, Modern dan Terpercaya serta pelaksanaan Reformasi Birokrasi Polri Gelombang III Tahun 2016-2019, yang berorientasi pada sasaran penguatan Birokrasi dalam mewujudkan organisasi Polri yang bersih dan akuntabel, memiliki pelayanan publik berkualitas, efektif dan efisien sesuai dengan semangat Reformasi Birokrasi Nasional.
Selaku pimpinan Polri, saya menyampaikan ucapan terima kasih kepada pimpinan Kemitraan atas kerjasamanya, para peneliti dan Tim Reformasi Birokrasi Polri yang telah bekerja dengan sungguh - sungguh hingga dihasilkan suatu produk ITK tingkat Polres, untuk memotret pelaksanaan Reformasi Birokrasi Polri tingkat Polres, dalam rangka mewujudkan tata kelola Kepolisian yang baik serta Polri yang bersih dan bebas dari praktek KKN.
Akhirnya, semoga buku ini dapat memperkaya wawasan dan pengetahuan serta menjadi bacaan yang bermanfaat dan berdayaguna bagi semua pihak. Demikian sambutan saya, semoga Allah SWT senantiasa memberikan bimbingan dan perlindungan-NYA kepada kita sekalian, dalam melaksanakan tugas pengabdian yang tiada henti kepada masyarakat, Bangsa dan Negara.
Sekian dan terima kasih, Wassalamu'alaikum Wr. Wb.
Jakarta, Agustus 2016
KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA
Drs. M. TITO KARNAVIAN, MA. Ph.D JENDERAL POLISI
DAFTAR SINGKATAN
ADR : Alternatif Dispute Resolution
ALMATSUS : Alat Material Peralatan Khusus
ALPALKAM : Alat Peralatan dan Keamanan
BABEL : Bangka Belitung
BHABINKAMTIBMAS : Bhayangkara Pembina Keamanan dan Ketertiban Masyarakat
BINMAS : Pembinaan Masyarakat
DIKJUR : Pendidikan Kejuruan
DSP : Daftar Susunan Personel
DIRLANTAS : Direktur Lantas
DIY : Daerah Istimewa Yogyakarta
FKPM : Forum Kemitraan Polisi Masyarakat
GAKKUM : Penegakan Hukum
HARKAMTIBMAS : Pemeliharaan Keamanan dan Ketertiban Masyarakat
IKM : Indeks Kepuasan Masyarakat
INTELKAM : Intelijen Keamanan
ITK : Indeks Tata Kelola Kepolisian Negara Republik Indonesia
KAMTIBMAS : Keamanan dan Ketertiban Masyarakat
KEMENPAN-RB : Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara-Reformasi Birokrasi
KEPRI : Kepulauan Riau
KKN : Korupsi, Kolusi , Nepotisme
LINYOMYAN : Perlindungan, Pengayoman, Pelayanan Masyarakat
LKPP : Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang / Jasa Pemerintah
PILUN : Piranti Lunak
PPA : Perlindungan Perempuan dan Anak
PPK : Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi
PNBP : Pendapatan Negara Bukan Pajak
POLRES : Polisi Resor
POLRESTA : Polisi Resor Kota
POLRESTABES : Polisi Resor Kota Besar
POLRI : Kepolisian Negara Republik Indonesia
POLWAN : Polisi Wanita
PROMOTER : Profesional, Modern dan Terpercaya
PROPAM : Profesi Pengamanan
NTB : Nusa Tenggara Barat
RBP : Reformasi Birokrasi Polri
RESNARKOBA : Reserse Narkoba
RESKRIM : Reserse Kriminal
SABHARA : Samapta Bhayangkara
INTELKAM : Intelijen Keamanan
SATFUNG : Satuan Fungsi
SATKER : Satuan Kerja
LANTAS : Lalu Lintas
SARPRAS : Sarana dan Prasarana
SDM : Sumber Daya Manusia
SIM : Surat Izin Mengemudi
SIMAK BMN : Sistem Informasi Manajemen dan Akuntansi Barang Milik Negara
SKCK : Surat Keterangan Catatan Kepolisian
SKM : Survey Kepuasan Masyarakat
SPKT : Sentra Pelayanan Kepolisan Terpadu
SP2HP : Surat Pemberitahuan Perkembangan Hasil Penyidikan
SULSEL : Sulawesi Selatan
SUMDA : Sumber Daya
SUMSEL : Sumatera Selatan
MABES POLRI : Markas Besar Kepolisian Negara Republik Indonesia
WIP : Well Informed Person
DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………………………………………………. 1
1. Umum………………………………………………………………………………………………………………………….. 1
2. Maksud dan Tujuan……………………………………………………………………………………………………… 3
3. Dasar……………………………………………………………………………………………………………………………. 3
4. Definisi Prinsip Tatakelola Polri……………………………………………………………………………………. 4
5. Capaian Kinerja……………………………………………………………………………………………………………. 5
BAB II TEMUAN & ANALISA…………………………………..………………………………………........ 7
6. Kinerja Tupoksi dan Fungsi Polri…………………………………………………………………………………… 7
a. Fungsi Harkamtibmas………………………………………………………………………………………………. 8
b. Fungsi Gakkum………………………………………………………………………………………………………. 13
c. Fungsi Linyomyan………………………………………………………………………………………………….. 14
7. Kinerja Satker Polres Pertipe Polres/Polresta/Polrestabes/Polres Metro.………………….. 16
8. Analisa Kinerja Prinsip Per Satfung…………………………………………………………………………………………. 19
a. Prinsip Kompetensi………………………………………………………………………………………………… 21
b. Prinsip Responsif……………………………………………………………………………………………………. 23
c. Prinsip Keadilan……………………………………………………………………………………………………… 24
d. Prinsip Transparansi………………………………………………………………………………………………. 25
e. Prinsip Akuntabilitas………………………………………………………………………………………………. 26
f. Prinsip Efektifitas…………………………………………………………………………………………………… 27
g. Prinsip Perilaku……………………………………………………………………………………………………… 28
Indeks Integritas Dari Persepsi Masyarakat
Survey Tingkat Kerawanan Praktik Penyimpangan (praktik suap, Pemerasan, calo)
9. Kinerja Profesionalitas capaian prinsip responsif, Kompetensi, Akuntabilitas…………….. 34
10. Upaya Menuju E-Government Penggunaan teknologi, Prosedur Yanlik dan
Perkembangan kasus…………………………………………………………………………………………………. 35
11. Kinerja Kebijakan Kesetaraan Jender………………………………………………………………………….. 38
12. Survey Pelayanan Publik…………………………………………………………………………………………….. 39
BAB III REKOMENDASI…………………………………………………………………………………… 43
13. Prinsip Kompetensi…………………………………………………………………………………………………….. 43
14. Prinsip Keadilan …………………………………………………………………………………………………………. 44
15. Prinsip Transparansi ………………………………………………………………………………………………….. 45
16. Prinsip Responsif ……………………………………………………………………………………………………….. 46
17. Prinsip Perilaku…………………………………………………………………………………………………………… 46
18. Prinsip Akuntabilitas………………………………………………………………………………………………….. 47
19. Prinsip Efektifitas……………………………………………………………………………………………………….. 48
LAMPIRAN…………………………………………………………………………………….. 49
1. Metodologi ITK ………………………………………………………………………………………………………….. 49
2. Daftar Indikator ITK 2016………………………………………………………………………………….……….. 58
3. Hasil Indeks Pada Polres ……………………………………..…………………………………….…..………….. 70
Laporan eksekutif 2016
1
Tahap 1
2005-2009
Trust Building
Tahap 2
2010-2014
Partnership Building
Tahap 3
2015-2019
Strive for Excellence
Tahap 3
2020-2024
Excellence
BAB I PENDAHULUAN
1. Umum
Perjalanan reformasi birokrasi Polri secara konsisten telah menunjukkan komitmen
keberlanjutan dari reformasi internal dalam 3 aspek bidang struktural, instrumental dan
kultural. Dalam perkembangannya program reformasi birokrasi dan program reformasi
internal telah terintegrasi dalam Grand Strategi Polri tahun 2005-2025 yang terbagi dalam
3 tahap. Saat ini Polri telah memasuki tahapan ke 3 Renstra Polri tahun 2015-2019 dengan
strategi strive for excellent.
Dalam rangka pengukuran kinerja pelaksanaan reformasi birokrasi, pada tahun 2015
Polri berinisiatif menggandeng Kemitraan (Kemitraan bagi Pembaharuan Tata
Pemerintahan) sebagai pihak eksternal yang telah berpengalaman dalam pengukuran
kinerja tingkat propinsi dan kabupaten untuk bekerjasama dengan Polri berdasarkan Nota
Kesepahaman Nomor: B/55/XII/2014 – Nomor: 005/MoU/Des/2014 tanggal 16 Desember
2014 yang selanjutnya dilaksanakan pada tingkat Polda di 31 Polda.
Hasil ITK tingkat Polda dirilis bulan Oktober 2015 menggunakan 142 indikator dengan
rata-rata skor kinerja 31 Polda 5,69 (skala 1-10) kategori sedang yang menunjukkan
perlunya perbaikan sistem tata kelola tingkat Mabes Polri sebagai pengambil kebijakan
Politik Strategi Nasional (Polstranas) dan tingkat Polda sebagai pelaksana Kesatuan Induk
Penuh (KIP). Terdapat 1.333 responden internal dan eksternal yang telah berpartisipasi di
dalam penilaian ITK tingkat Polda.
Trust building yang berkelanjutan
Laporan eksekutif 2016
2
Pada pertengahan tahun 2016, inisiatif Polri untuk mengukur kinerja semakin
dipertajam oleh Kapolri Jenderal Polisi Drs. H.M. Tito Karnavian, M.A, Ph.D di dalam
“Tahapan Implementasi Program Prioritas Kapolri” yang bertujuan untuk membentuk
postur Polri yang Profesional, Modern dan Terpercaya (PROMOTER) melalui tahapan
implementasi strategi 8-11-10, yaitu 8 misi, 11 program, dan 10 komitmen.
1. Profesional: Meningkatkan kompetensi SDM Polri yang semakin berkualitas melalui
peningkatan kapasitas pendidikan dan pelatihan, serta melakukan pola-pola pemolisian
berdasarkan prosedur baku yang sudah dipahami, dilaksanakan, dan dapat diukur
keberhasilannya;
2. Modern: Melakukan modernisasi dalam layanan publik yang didukung teknologi
sehingga semakin mudah dan cepat diakses oleh masyarakat, termasuk pemenuhan
kebutuhan Almatsus dan Alpakam yang makin modern;
3. Terpercaya: Melakukan reformasi internal menuju Polri yang bersih dan bebas dari KKN,
guna terwujudnya penegakan hukum yang obyektif, transparan, akuntabel, dan
berkeadilan.
Perkuat Strategi 8-11-10 melalui Evaluasi Kebijakan Mabes Polri
Dengan cara mengukur dua tingkatan di bawah Mabes Polri, dapat diperoleh
gambaran yang lebih komprehensif tentang dampak dari kebijakan Mabes Polri. Karena
itu, kinerja Polda dan Polres tidak semata-mata mencerminkan kinerja hanya di satuan
tertentu tetapi merupakan hasil atau dampak kebijakan Mabes Polri.
Untuk menindaklanjuti hasil pengukuran kinerja tingkat Polda, dilaksanakan
pengukuran ITK tingkat Polres agar memperoleh gambaran secara menyeluruh dampak
kebijakan reformasi birokrasi Polri pada tingkat Mabes Polri, Polda dan Polres sebagai
Kesatuan Operasional Dasar (KOD). Pada tahun 2016 dilaksanakan di 70 Polres yang dipilih
berdasarkan pertimbangan 3 aspek yaitu kategori urban dan rural, jarak tempuh dan
jumlah Polres pada Polda obyek pengukuran.
Dari 176 indikator yang digunakan, sebagian besar indikator dipengaruhi oleh
kebijakan Polda dan Mabes Polri misalnya penentuan jumlah dan penempatan SDM
(DSPP), sarana dan prasarana, anggaran dan banyak aspek lainnya.
Laporan eksekutif 2016
3
Dengan partisipasi aktif perwakilan pejabat Mabes Polri dan kriteria pemilihan
indikator (konsisten dengan Polda) yaitu: signifikansi, relevansi, faktor pembeda, dan
ketersediaan data; terpilihlah 176 indikator untuk mengukur kinerja tingkat Polres sebagai
penjuru pelaksana pelayanan publik.
Keseluruhan indikator telah melalui uji instrumen dan uji lapangan untuk memastikan
ketersediaan data. Terdapat 2.313 responden internal dan 2.265 well informed person
yang terdiri dari perwakilan 20 kategori masyarakat (total 4.578 responden internal dan
eksternal) yang terlibat di dalam penilaian kinerja polres dengan komposisi masing-masing
polres (rata-rata 33 responden internal mewakili 9 satfung dan 30 responden well
informed person dari eksternal Polri) yang diundang Polres sebagai responden data
persepsi.
2. Maksud dan tujuan
Maksud dan tujuan disusunnya laporan eksekutif Indeks Tata Kelola Polri ini, sebagai
berikut:
a. Memberikan gambaran tentang profil kinerja tata kelola dan kinerja Polri secara
umum, profil kinerja tata kelola dan kinerja Polri di 70 Polres, peringkat tata kelola dan
kinerja di 70 Polres;
b. Mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan tata kelola kinerja Polri;
c. Memberikan rekomendasi di 70 Polres secara utuh sehingga dapat mengoptimalkan
performance sesuai dengan tugas dan fungsi yang dimiliki dalam meningkatkan
capaian pelaksanaan RBP;
d. ITK dapat dijadikan sebagai alat pembanding kinerja Polri secara obyektif, fair, dan
akurat antar Polres di jajaran Polri.
3. Dasar
a. Surat Kapolri Nomor : B/1351/III/2016/Srena tanggal 11 Maret 2016 tentang
Pemberitahuan pelaksanaan Pengukuran Kinerja Program Reformasi di Tingkat Polres;
b. Nota Kesepahaman Nomor: B/55/XII/2014 – Nomor: 005/MoU/Des/2014 tanggal 16
Desember 2014 tentang Penyusunan Indeks Tata Kelola Polri dalam rangka
Pengukuran Kinerja Pelaksanaan Reformasi Birokrasi.
Laporan eksekutif 2016
4
4. Definisi Prinsip Tata Kelola Kepolisian Negara Republik Indonesia
Indeks Tata Kelola Kepolisian Negara Republik Indonesia (ITK) adalah instrumen untuk
mengukur kinerja dan capaian program RBP dengan menggunakan 7 prinsip-prinsip tata
kelola Kepolisian yang baik (good governance) yaitu kompetensi, responsif, perilaku,
transparan, keadilan, efektivitas dan akuntabilitas yang bersifat obyektif dan komprehensif
yang dapat digunakan sebagai landasan untuk pengambilan kebijakan berdasarkan bukti
(evident based), sekaligus sebagai tolok ukur kemajuan yang dicapai, dan sebagai alat
untuk memperbandingkan kinerja secara obyektif, fair, dan akurat.
1. Prinsip kompetensi meliputi kapasitas dan kemampuan anggota pada Satfung di tingkat
Polda untuk dapat menjalankan tugasnya dengan baik. Data ini terdapat pada data
obyektif (jumlah personel : DSP dan Riil), Dikjur, sarpras/peralatan, anggaran s.d.
realisasi dan piranti lunak);
2. Prinsip responsif merupakan daya tanggap Satfung di tingkat Polres dalam
menjalankan tugasnya. Data ini terdapat pada data objektif, persepsi well informed
person (WIP) dan uji akses;
3. Prinsip perilaku mencakup sikap dan tindakan yang menjunjung tinggi nilai-nilai
kebenaran Satfung di tingkat Polres dalam menjalankan tugasnya. Data ini terdapat
pada data obyektif pelanggaran kode etik, disipilin, pidana, data persepsi melalui
kuesioner responden ekternal Well informed Person tentang integritas personel setiap
satfung;
4. Prinsip transparan merupakan kondisi di mana informasi Satfung di Polres dapat
diakses oleh publik. Data ini diperoleh dari data akses dokumen, sarana pelayanan
publik ddan pengaduan, uji akses, observasi pelayanan publik;
5. Prinsip fairness (keadilan) merupakan kondisi di mana implementasi tugas oleh Satfung
di tingkat Polres berlaku adil kepada seluruh stakeholder tanpa terkecuali. Data ini
terdapat pada data obyektif (data laki-laki/perempuan, penugasan dan sprin) dan data
persepsi WIP;
Laporan eksekutif 2016
5
6. Prinsip efektivitas merupakan ketercapaian target dan tujuan sesuai dengan
perencanaan Satfung di tingkat Polres. Data ini terdapat pada data yang
membandingkan data-data obyektif misal anggaran penyelesaian kasus dengan
anggota yang ada, persepsi internal dan eksternal serta uji akses;
7. Prinsip akuntabilitas merupakan pertanggungjawaban kinerja dan proses pelaksanaan
tugas oleh Satfung di tingkat Polres terhadap publik. Data ini terdapat pada akses dan
kualitas laporan pertanggungjawaban dan laporan SIMAK BMN.
5. Capaian Kinerja
Hasil pembahasan kerangka metodologi ITK, meliputi temuan sebagai berikut:
1. Kinerja fungsi utama;
2. Kinerja satker Polres/Polresta/Polrestabes/Polres Metro;
3. Sub-indeks isu prioritas Polri: a. Sub-indeks Integritas versi masyarakat; b. Sub-indeks Profesionalitas; c. Sub-indeks Upaya Menuju E-Government; d. Sub-indeks Kesetaraan Jender.
4. Survei Pelayanan Publik Bidang SIM dan SKCK (Permenpan-RB No. 15 tahun 2014);
5. Survei Pelayanan Tingkat Kerawanan Praktik Suap, Pemerasan dan Calo.
Skala Pengukuran pembahasan indeks dan capaian
Catatan khusus:
Proses indeks terpisah dari survei persepsi dan survei pelayanan publik. Khusus untuk
survei pelayanan publik, tim ITK mengacu pada instrumen Permenpan-RB No. 15 tahun
2014 tentang Standar Pelayanan Publik, yang terpisah dari pengukuran indeks. Meskipun
begitu ada beberapa indikator seperti Indeks kepuasan Masyarakat dan transparansi
prosedur yang beririsan dengan indikator layanan publik versi Permenpan-RB.
Laporan eksekutif 2016
6
Survey ini hendaknya dilakukan sesering
mungkin, sehingga bisa memperbaiki
kinerja Polri dan bisa menjadi bahan
evaluasi.
Responden Eksternal Polresta Banda Aceh
Catatan penelitian khusus untuk Satfung
Lantas Polres Metro Jakarta Barat dan
Satfung Resnarkoba Polres Tidore. Satfung
Lantas Polres Metro Jakarta Barat secara
administratif tercatat di Polres namun secara
fungsi dan kewenangan berada di bawah
langsung Ditlantas Polda Metro Jaya sementara Polres Tidore tidak memiliki Satfung
Resnarkoba. Dengan demikian pengukuran tidak dapat dilakukan untuk kedua Satfung
tersebut.
Skala Pengukuran Pelayanan Publik (Gabungan SIM dan SKCK) Berdasarkan Permenpan-RB Nomor 15 Tahun 2014
Skala Pengukuran Pelayanan Publik (SIM/SKCK) Berdasarkan Permenpan-RB Nomor 15 Tahun 2014
Laporan eksekutif 2016
7
BAB II TEMUAN DAN ANALISA
6. Kinerja Tugas Pokok dan Fungsi Polri
Hasil perolehan skor kinerja tugas pokok Polri dan fungsi diperoleh urutan fungsi dari
yang paling tinggi adalah Linyomyan (6.07), Gakkum (6.02) dan Harkamtibmas (5.92).
Temuan ini menunjukkan diperlukannya koordinasi dan sinergi antar satuan fungsi guna
memperkuat fungsi Polri yang lebih utama. Di antara tiga fungsi Polri, fungsi
Harkamtibmas mendapatkan skor indeks terendah, karena itu pembahasan akan dimulai
dari fungsi yang memiliki nilai terendah sehingga menjadi atensi untuk diperbaiki.
1. Fungsi Harkamtibmas Sabhara Intelkam Binmas
2. Fungsi Gakkum Reskrim Resnarkoba
3. Fungsi Linyomyan Lantas SPKT SDM Propam
5,92
6,02
6,07
HARKAMTIBMAS
GAKKUM
LINYOMYAN
Skor Kinerja Tugas Pokok dan Fungsi Polri
Laporan eksekutif 2016
8
5,88 5,75 6,23
Binmas Sabhara Intelkam
a. Fungsi Harkamtibmas: Pencegahan Untuk Menurunkan Kejahatan
Tim ITK menemukan bahwa semakin bagus
fungsi harkamtibmas, semakin rendah jumlah
total kejahatan1. Jika dilihat dari signifikansi
kontribusi maka kontribusi satfung Sabhara
(indikator jumlah patroli) dan Intelkam
(kecepatan laporan informasi) paling
mempengaruhi penurunan tingkat kejahatan
diikuti dengan kontribusi Binmas yang telah berkontribusi di dalam penyelesaian kasus
dengan metode alternatif (ADR).
Sama halnya juga dengan temuan semakin sering Intelkam berkoordinasi dengan fungsi
lain akan mempengaruhi penurunan total kejahatan2. Dikarenakan dengan bersinergi
dengan satuan lainnya serta berjejaring maka satuan intelkam lebih responsif terhadap
dinamika masyarakat sehingga produksi Laporan Informasi ke pimpinan lebih cepat dan
tanggap.
Temuan lainnya, semakin tinggi keaktifan Forum Kemitraan Kepolisian dan Masyarakat
(FKPM) maka semakin turun tingkat kejahatan3 sehingga semakin banyak inisiatif
berjejaring dengan masyarakat dalam usaha pencegahan, maka kinerja polres semakin
optimal. Temuan ini juga sejalan dengan kebijakan Kapolri yang baru yaitu dengan
merangkul ormas-ormas nasional yang kiranya dapat diikuti oleh seluruh jajaran Polri
hingga tingkat Polres melalui pembuatan MoU, jejaring, satgas atau penguatan FKPM.
1 Tingkat signifikansi r: -0,13 2 Tingkat signifikansi r: -0.07 3 Tingkat signifikansi r: -0,20
Laporan eksekutif 2016
9
Evaluasi Kebijakan Mabes Polri untuk Satfung Sabhara
Tim ITK menemukan hubungan yang kuat antara fungsi Sabhara khususnya volume
patroli dengan penurunan tingkat kejahatan. Fungsi Sabhara dapat dioptimalkan melalui
peningkatan kompetensi dan manajemen SDM Sabhara yang berorientasi pada pendidikan
karakter.
Jika dilihat dari kinerja prinsip tata kelola, satfung Sabhara mendapatkan nilai rata-rata
cukup dalam hal responsif (6.30), efektivitas (6.33) dan akuntabilitas (6.84). Prinsip yang
paling rendah adalah prinsip kompetensi (4.10). Untuk tingkat pendidikan kejuruan,
satfung ini memperoleh nilai yang terendah (Tim ITK menemukan bahwa di antara 9
satfung lainnya, Sabhara memiliki tingkat pelanggaran personel (Kode etik, disiplin dan
pidana) yang paling menonjol dengan rata-rata 5 personel per polres yang melanggar
khususnya pelanggaran disiplin.
Selain karakteristik pekerjaan yang cenderung berat di lapangan, tim ITK juga
menemukan adanya persepsi internal bahwa satfung Sabhara adalah “tempat
penampungan” anggota satfung lain yang melakukan pelanggaran. Pembentukan karakter
pasukan Sabhara perlu diperbaiki karena jika personel yang berfungsi menjaga ketertiban
masyarakat, memiliki banyak kasus pelanggaran maka hal ini menjawab mengapa persepsi
masyarakat melihat satfung Sabhara rawan kekerasan.
Laporan eksekutif 2016
10
Evaluasi Kebijakan Mabes Polri untuk Binmas
1 Desa: 1 Bhabinkamtibmas
Minimal 1 Desa 1 Bhabinkamtibmas adalah upaya Polri untuk mengoptimalkan fungsi
pencegahan dengan menjaga Keamanan dan ketertiban masyarakat (Kamtibmas). Jumlah
Desa dan Kelurahan di Indonesia (Permendagri No 56 Tahun 2015) sebanyak 83.184.
Jumlah Bhabinkamtibmas (Desember 2015) tercatat sebanyak 52.899 personel. Namun,
anggota Definitif (1 Desa 1 Bhabinkamtibmas) sebanyak 36.981 personel, sementara
15.918 personel Bhabinkamtibmas ditempatkan pada lebih dari 2 desa/Kelurahan. Untuk
memenuhi target minimal 1 desa 1 bhabinkamtibmas masih kurang 30.285 personel
Bhabinkamtibmas (termasuk rangkap).
Jika dilihat lebih jauh diantara sampel 70 Polres, ditemukan 6 polres yang telah
memiliki bhabinkamtibmas definitif, namun masih terdapat kekurangan jumlah
bhabinkamtibmas dan sarana. Dari data ini, dapat dilihat bahwa setiap daerah menghadapi
luas wilayah dan juga karakter masyarakat yang berbeda sehingga membutuhkan sarana
yang memadai untuk menjangkau hingga ke pelosok.
Polres Desa/
Kel
Personel Bhabin
kamtibmas R2
Luas (KM2)
Jumlah Penduduk
Wilayah/ Bhabin
kamtibmas Status
Kota DIY 45 46 46 32,50 407.904 0,77 km2 Memadai
Bantul 75 75 75 508,13 913.407 6,77 km2 Memadai
Denpasar 43 56 56 127,78 632.460 2,26 km2 Sangat Memadai
Badung 62 51 51 418,62 461.384 8,19 km2 Kurang anggota
Mataram 102 102 20 61,30 411.745 0.59 km2 Kurang sarana
Lotim 254 254 18 1,230 1.280.446 4,84 km2 Kurang sarana
Laporan eksekutif 2016
11
Tambahan personil bhabinkamtibmas
bagi yang wilayah sangat luas.
Responden Eksternal Kota Surabaya
Di sisi lain, terdapat 6 Polres yang memiliki kekurangan bhabinkamtibmas terbesar
antara lain:
Polres Desa/Kel
Anggota Bhabin
Kamtibmas
R2 Luas (KM2)
Jumlah Penduduk
Wilayah Bhabin
kamtibmas (Km2)
Status
Makassar 143 123 46 199,26 1.651.146 1,61 Kurang anggota & sarana
Pangkep 103 38 0 1.132 358.294 29,78 Kurang anggota & sarana
Palembang 107 107 107 369,22 1.549.147 3,44 Memadai
Ogan Ilir 238 77 4 2.666 428.382 34,62 Kurang anggota & sarana
Bengkulu 67 67 3 151,70 360.747 2,25 Kurang anggota & sarana
Kepahiang 117 35 10 665 145.286 19 Kurang anggota & sarana
Diantara 70 polres, contoh ekstrim ditemukan di Polres Jayapura dimana hanya
memiliki 1 bhabinkamtibmas definitif dan 125 bhabinkamtibmas rangkap, dengan luas
wilayah binaan 935,9 km2 dan 144 desa yang berarti per bhabinkamtibmas (jika
bhabinkamtibmas rangkap dihitung juga) menyusuri 7 – 14 km2 per hari dengan jalan kaki
karena sarana kurang memadai.
Beban kerja (wilayah patroli, jumlah masyarakat) di atas masih ditambah dengan
minimnya dukungan anggaran untuk setiap
bhabinkamtibmas yang hanya Rp.
1.100.000/bulan atau Rp. 45.000/hari untuk
operasional (bensin, komunikasi dan makan).
Hal ini dirasa jauh dari memadai, terutama bagi
mereka yang menangani desa dengan kondisi geografis dan wilayah yang sulit dan luas (hal
ini seperti terjadi di desa/kelurahan di wilayah timur).
Laporan eksekutif 2016
12
Evaluasi Kebijakan Mabes Polri untuk Satfung Intelkam
Intelkam memiliki skor tertinggi dibandingkan dengan dua satfung lainnya yaitu Binmas
dan Sabhara. Dengan skor 6.23 (kategori cukup), intelkam dianggap berperilaku baik,
cukup responsif dan efektif. Namun untuk prinsip kompetensi, akuntabilitas dan keadilan,
masih harus lebih ditingkatkan. Dikarenakan fungsi Intelkam adalah pencegahan maka
kompetensi dalam mendektesi potensi ancaman dan kejabatan menjadi sangat penting
bagi satuan ini. Namun tim ITK menemukan bahwa rata-rata hanya 11 personel dari 50-70
anggota yang telah menjalani pendidikan kejuruan. Sebagian besar personel intelkam
mendapatkan program pelatihan.
Sarana Intelkam juga perlu mendapatkan perhatian guna memastikan satuan ini dapat
mengikuti perkembangan jaman khususnya peralatan teknologi yang dapat membantu
pelaksanaan tugas di lapangan. Contoh yang dapat diambil adalah pemuktahiran peta
kerawanan yang masih manual berupa peta di dinding, pigura atau papan putih yang
cenderung kurang diperbaharui. Jika sistem pembuatan peta kerawanan ini dapat
dimuktakhirkan maka fungsi pencegahan dapat menjadi lebih efisien dan efektif. Contoh
jika peta kerawanan dapat diakses oleh Sabhara dan satuan penegak hukum lainnya maka
dua tugas pokok Polri dapat lebih optimal.
Khusus untuk fungsi pelayanan publik, pelayanan SKCK masih belum menjadi prioritas
jika dibandingkan dengan Layanan SIM. Dari sisi fasilitas, layanan SKCK masih lebih
terbatas dan informasi pembuatan SKCK belum dapat diakses secara online. Satker
Intelkam di tingkat Mabes dapat membuat standar survei kepuasan pelayanan publik yang
diadopsi oleh seluruh layanan SKCK di seluruh polres di Indonesia.
Laporan eksekutif 2016
13
Banyak penyidik tidak menguasai
secara kompershentif pasal-pasal
dalam KUHP sehingga seringkali
keegoan/arogan yang dikedepankan
dan berakibat perselisihan.
Responden Eksternal
Kabupaten Asahan
b. Fungsi Gakkum: Koordinasi Meningkatkan Efektivitas
Dari sampel Polres/ Polrestata/ Polrestabes/ Polres Metro terdapat kesenjangan antara jumlah kasus yang dianggarkan dengan total kasus yang ditangani yang menyebabkan persepsi integritas menjadi lebih buruk.
Tim ITK juga menemukan hubungan yang kuat
antara indikator koordinasi reskrim dan
intelkam dengan indikator efektivitas reskrim
khususnya penyelesaian kasus4. Hal ini
menunjukkan bahwa dengan berkoordinasi
dengan Intelkam, maka Reskrim dapat lebih
efektif di dalam penyelesaian kasus.
Tim ITK juga menemukan pola kesenjangan penanganan kasus baik di tingkat Polda dan
Polres terutama dalam hal kesenjangan jumlah kasus yang dianggarkan dan jumlah kasus
yang ditangani per tahun. Seringkali satfung reserse dihadapkan dengan kenyataan bahwa
mereka harus menerima penanganan kasus yang tidak dianggarkan. Untuk tingkat Polda,
hanya 36% kasus yang dianggarkan sedangkan di tingkat Polres, hanya rata-rata 51% kasus
yang dapat dianggarkan.
* Polda dan Polres dapat melimpahkan kasus antar tingkatan
** Data yang diberikan Polda dan Polres yang menjadi sampel ITK
4 Tingkat signifikansi (r: 0,26).
Satuan Fungsi
Tipe Kejahatan Tingkat* Total Kasus kejahatan tingkat Polda **
Total kasus ditangani per tahun
Kasus yang dianggarkan
Reskrimum Kejahatan Umum
Polda ±130,264 ± 19,670 36%
Polres ±57,489 ±36,150 51%
Reskrimsus
Kejahatan Khusus (Korupsi, cyber crime, dll)
Polda ±5,599 ± 4,239 36%
Polres Tidak ada Reskrimsus di Polres, kasus kriminal khusus digabung dengan Reskrimum
Reskrim Narkoba
Kejahatan Narkoba
Polda ±14,563 ± 4,135 36%
Polres ±6,934 ±7,464 72%
6,15
5,89
Reskrim Resnarkoba
Laporan eksekutif 2016
14
Akibatnya, ITK menemukan bahwa terpaksa mereka harus swadaya baik dengan cara
menggunakan biaya dukungan operasional Kapolres, sumber lainnya atau dengan cara
meminta biaya baik ke terlapor dan pelapor. Sayangnya, kesenjangan ini menciptakan
efek domino negatif terhadap keseluruhan integritas penegakan hukum di Polri terutama
Satuan Reserse. Hal ini terbukti dengan temuan survei integritas terpisah dari indeks yang
menaruh dua satuan penegak hukum ini ke posisi tiga teratas di dalam kerawanan
terhadap penyuapan dan pemerasan Karenanya komposisi anggaran, terutama terhadap
penanganan kasus harus diperhatikan dan diprioritaskan agar persepsi publik terhadap
integritas penegakan hukum Polri semakin baik.
c. Fungsi Linyomyan: Tingkatkan Kualitas Pelayanan bukan Pencitraan.
Untuk pelayanan internal, oleh fungsi Sumda
dirasakan oleh kalangan internal sudah cukup
akomodatif di dalam pelayanan personil,
namun masih dirasa perlu meningkatkan
jumlah pelatihan peningkatan kompetensi
personil polres dan mengusulkan anggota
untuk mengikuti Dikjur.
Sebagai tolak ukur kinerja pengawasan tindak tanduk personil oleh Propam, total kasus
yang ditangani oleh 70 Polres dalam setahun terakhir berjumlah 6,008, dimana 88% atau
5,298 kasus dapat diselesaikan. Tingkat penanganan terhadap aduan masyarakat juga
mencapai 86% dari total aduan.
Namun demikian, ITK menemukan tingkat kepatuhan fungsi Propam dalam
mengeluarkan surat rehabilitasi terhadap anggota yang telah selesai melaksanakan
hukuman dan pengawasan. Hal ini tentu merugikan, karena dengan belum keluarnya surat
rehabilitasi maka anggota tersebut belum dapat diusulkan untuk mendapatkan kenaikan
pangkat atau mengikuti dikjur/pelatihan oleh Sumda. Sama halnya dengan penerbitan
Surat Pemberitahuan Hasil Perkembangan Pengawasan (SPHP2) yang rata-rata tidak
dibuat atau dibuat namun tidak dikirimkan. SPHP2 seharusnya dikirimkan kepada terlapor
dan pelapor dengan cara dikirimkan melalui email, pos atau pengiriman langsung jika
memungkinkan.
6,47 5,89
4,44
6,55
SumdaPropam Lantas SPKT
Laporan eksekutif 2016
15
Masih banyak warga yang bingung
untuk melapor kasus atau masalah
yang terjadi, sebaiknya polisi lebih
banyak mensosialisasikan akes
pelaporan kepada polisi.
Responden Eksternal
Kota Waringin Timur
Sementara itu, untuk kualitas pelayanan Polri ke publik, temuan ITK menunjukkan
bahwa kinerja tata kelola dan integritas Lantas mendapatkan skor rata-rata terendah di
antara seluruh satfung. Hal ini dikarenakan survei integritas masyarakat terhadap personel
Lantas menunjukkan tingginya kerawanan suap dan pemerasan yang dilakukan di jalan
raya, hal ini tidak lepas dari persepsi pengalaman masyarakat yang kerap kali terkena
imbas operasi-operasi yang jarang dilaporkan dan dipublikasikan tujuannya (grafik tingkat
kerawanan dapat dilihat di bagian Capaian Integritas).
SPKT mendapatkan nilai indeks tertinggi di antara tiga satfung lain, namun perlu
dicatat bahwa fungsinya belum maksimal seperti yang seharusnya, misalnya banyak
ditemukan di lapangan ruangan SPKT hanya seluas satu ruangan untuk 2 orang, hal ini jauh
dari kata memenuhi standar pelayanan kepada publik. Fakta ini jelas jauh dari tujuan
utama fungsi SPKT yakni menjadi sentra pelayanan publik. Akibatnya indikator penilaian
kinerja SPKT hanya berkisar pada fungsi administrasi kasus.
Fungsi utama yang dirasakan cukup baik oleh masyarakat adalah terakomodirnya
laporan kasus dan ditindaklanjutinya berkas ke satfung yang terkait. Namun, sayangnya
tim ITK menemukan bahwa mayoritas SPKT
masih memiliki sistem pencatatan manual,
hanya berupa buku tamu yang jarang
direkapitulasi berdasarkan kategori kasus,
profil pelapor dan sebagainya.
Khusus untuk fungsi Lantas, terdapat 3
prinsip yang masuk ke dalam kategori cukup yaitu perilaku, transparansi dan akuntabilitas.
Namun keempat prinsip lainnya, kompetensi, responsif, keadilan dan efektivitas
mendapatkan nilai merah. Dalam hal responsif, Lantas dinilai keadilan, temuan ITK
menunjukkan bahwa masih terjadi kesenjangan pelayanan khususnya pelaksanaan
pengaturan, pengawalan dan patrol (turjawali) dan layanan SIM.
Laporan eksekutif 2016
16
7. Kinerja Satker Polres Per Tipe Polres/ Polresta/ Polrestabes/ Polres Metro
Dari perolehan indeks, skor rata-rata kinerja polres/Polresta/Polrestabes/Polres Metro
adalah 6,01 yang menunjukkan peningkatan 0,31 dari rata-rata kinerja Polda 5,69 tahun
lalu. Peningkatan skor indeks ini menunjukkan dampak langsung dari perbaikan di tingkat
Polda terhadap tingkat Polres.
Rangking Kinerja ITK Polrestabes
Untuk level Polrestabes, rata-rata
kinerja mencapai skor indeks 6,289
yang masuk ke dalam kategori
cukup. Dengan beban kerja yang
tinggi, skor pencapaian ini cukup
memadai untuk menjadi indikasi
awal bahwa Polrestabes berusaha
menyeimbangkan antara beban
internal dan eksternal.
Rangking Kinerja ITK Polresta
Demikian juga dengan 16 Polresta yang
juga cenderung memiliki beban kerja tinggi
di ibukota provinsi, capaian rata-rata 5.881
masuk ke dalam kategori cukup dan masih
perlu banyak perbaikan terutama di dalam
menjaga keseimbangan antara lapangan
dan tata kelola internal.
Rata-Rata 6,289
Rata – Rata 5,881
5,850
6,216
6,385
6,706
0 2 4 6 8 10
Polrestabes Surabaya
Polrestabes Bandung
Polrestabes Makasar
Polrestabes Semarang
5,184
5,200
5,421
5,561
5,580
5,759
5,788
5,954
6,036
6,042
6,045
6,091
6,287
6,338
6,341
6,462
0 2 4 6 8 10
Polresta Padang (16)
Polresta Banjarmasin (15)
Polresta Manado (14)
Polresta Barelang (13)
Polresta Bandar Lampung (12)
Polresta Medan (11)
Polresta Pekanbaru (10)
Polresta Denpasar (9)
Polresta Jambi (8)
Polresta Yogyakarta (7)
Polresta Banda Aceh (6)
Polresta Depok (5)
Polresta Samarinda (4)
Polresta Bekasi Kota (3)
Polresta Pontianak Kota (2)
Polresta Palembang (1)
Laporan eksekutif 2016
17
5,953
6,000
6,039
6,145
6,150
6,162
6,170
6,192
6,208
6,244
6,275
6,287
6,290
6,302
6,390
6,399
6,427
6,457
6,476
6,476
6,512
6,519
6,566
6,589
6,815
0 2 4 6 8 10
Polres Lebak (25)
Polres Mamuju (24)
Polres Kendal (23)
Polres Parigi Moutong…
Polres Kendari (21)
Polres Bandung (20)
Polres Garut (19)
Polres Gorontalo (18)
Polres Pangkep (17)
Polres Konawe (16)
Polres Kotawaringin…
Polres Palu (14)
Polres Tanah Laut (13)
Polres Sidoarjo (12)
Polres Dumai (11)
Polres Lombok Timur…
Polres Asahan (9)
Polres Bantul (8)
Polres Balikpapan (7)
Polres Deli Serdang (6)
Polres Semarang (5)
Polres Sorong Kota (4)
Polres Sorong/Aimas (3)
Polres Mataram (2)
Polres Ogan Ilir (1)
Rata -Rata6,023
5,202
5,381
5,628
5,632
5,654
5,656
5,662
5,670
5,697
5,713
5,717
5,758
5,761
5,762
5,764
5,768
5,772
5,772
5,813
5,813
5,857
5,889
5,906
5,921
5,951
0 2 4 6 8 10
Polres Kupang (50)
Polres Tanjung Pinang (49)
Polres Bukit Tinggi (48)
Polres P. Ambon & PP.…
Polres Kupang Kota (46)
Polres Lampung Tengah…
Polres Jayapura Kota (44)
Polres Maluku Tengah (43)
Polres Batang Hari (42)
Polres Pangkal Pinang (41)
Polres Kepahiang (40)
Polres Bangka Barat (39)
Polres Minahasa (38)
Polres Ternate (37)
Polres Gresik (36)
Polres Jayapura (35)
Polres Metro Jakarta…
Polres Badung (33)
Polres Serang (32)
Polres Sambas (31)
Polres Aceh Besar (30)
Polres Palangka Raya (29)
Polres Tidore (28)
Polres Bengkulu (27)
Polres Gorontalo Kota (26)
Rangking Kinerja ITK Polres
Khusus untuk tipe Polres, nilai rata-rata kinerja Polres adalah 6,023 yang masuk ke
dalam ketegori cukup. Jika dibandingkan dengan beban kerja Polresta/Polrestabes, maka
Polres bisa jadi setara atau lebih rendah.
Perkembangan cukup signifikan dialami oleh Polres Sorong, Polres Sorong Kota dan
Polres Lombok Timur sebagai polres dari daerah Timur yang mampu menduduki papan
atas telah membuktikan bahwa ITK murni soal tata kelola dan kinerja Polresnya, bukan
hanya soal fasilitas, sarana dan prasarana. Namun demikian, terdapat beberapa catatan
khusus pada prinsip kompetensi, responsif dan akuntabilitas, dimana perlu diperbaiki
khususnya oleh polres-polres di bagian timur.
Posisi atas ini diikuti pula oleh Polres Ogan Ilir (6,815) dan Polres Mataram (6,589).
Sedangkan skor terendah diperoleh oleh Polres Bukit Tinggi (5,628), Polres Tanjung Pinang
(5.381) dan Polres Kupang dengan (5,202).
Laporan eksekutif 2016
18
6,0006,0366,0396,0426,0456,0916,1456,1506,1626,1706,1926,2086,2166,2446,2756,2876,2876,2906,3026,3386,3416,3856,3906,3996,4276,4576,4626,4766,4766,5126,5196,5666,5896,7066,815
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Polres Mamuju (35)Polresta Jambi (34)Polres Kendal (33)
Polresta Yogyakarta (32)Polresta Banda Aceh (31)
Polresta Depok (30)Polres Parigi Moutong (29)
Polres Kendari (28)Polres Bandung (27)
Polres Garut (26)Polres Gorontalo (25)
Polres Pangkep (24)Polrestabes Bandung (23)
Polres Konawe (22)Polres Kotawaringin Timur (21)
Polres Palu (20)Polresta Samarinda (19)
Polres Tanah Laut (18)Polres Sidoarjo (17)
Polresta Bekasi Kota (16)Polresta Pontianak Kota (15)
Polrestabes Makassar (14)Polres Dumai (13)
Polres Lombok Timur (12)Polres Asahan (11)Polres Bantul (10)
Polresta Palembang (9)Polres Balikpapan (8)
Polres Deli Serdang (7)Polres Semarang (6)
Polres Sorong Kota (5)Polres Sorong/Aimas (4)
Polres Mataram (3)Polrestabes Semarang (2)
Polres Ogan Ilir (1)
5,1845,2005,2025,3815,4215,5615,5805,6285,6325,6545,6565,6625,6705,6975,7135,7175,7585,7595,7615,7625,7645,7685,7725,7725,7885,8135,8135,8505,8575,8895,9065,9215,9515,9535,954
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Polresta Padang (70)Polresta Banjarmasin (69)
Polres Kupang (68)Polres Tanjung Pinang (67)
Polresta Manado (66)Polresta Barelang (65)
Polresta Bandar Lampung (64)Polres Bukit Tinggi (63)
Polres P. Ambon & PP. Lease…Polres Kupang Kota (61)
Polres Lampung Tengah (60)Polres Jayapura Kota (59)
Polres Maluku Tengah (58)Polres Batang Hari (57)
Polres Pangkal Pinang (56)Polres Kepahiang (55)
Polres Bangka Barat (54)Polresta Medan (53)
Polres Minahasa (52)Polres Ternate (51)
Polres Gresik (50)Polres Jayapura (49)
Polres Metro Jakarta Barat…Polres Badung (47)
Polresta Pekanbaru (46)Polres Serang (45)
Polres Sambas (44)Polrestabes Surabaya (43)
Polres Aceh Besar (42)Polres Palangka Raya (41)
Polres Tidore (40)Polres Bengkulu (39)
Polres Gorontalo Kota (38)Polres Lebak (37)
Polresta Denpasar (36)
Rangking Umum ITK 70 Polres
Ketika ketiga tipe Polres/Polresta/Polrestabes/Polres Metro digabungkan maka
didapatkan rangking umum ITK dimana semua tipe polres berusaha diperbandingkan
dengan menggunakan kerangka dan indikator yang sama. Tim ITK menemukan tren
polresta dengan beban kerja yang tinggi, memiliki kesulitan guna menjaga keseimbangan
lapangan dan tata kelola. Sebagai evaluasi kebijakan Mabes Polri, terbukti kunci dari
peningkatan reformasi birokrasi terletak pada kesinambungan sistem, bukan hanya faktor
pemimpin. Karenanya tren Polres yang memiliki indeks tata kelola (ITK) lebih baik
disumbang oleh fokus terhadap kesinambungan sistem yang bekerja pada sebuah institusi.
Tentunya rangking umum ini akan diuji oleh waktu terutama kesinambungan sistem yang
sedang atau telah dibangun.
Rata - Rata 6,01
Laporan eksekutif 2016
19
8. Analisa Kinerja Prinsip per Satfung
Tabel Kinerja Prinsip Per Satfung
Prinsip SPKT Sumda Intelkam Reskrim Propam Binmas Res
narkoba Sabhara Lantas
Kompetensi 4.48 3.84 4.56 4.65 3.74 3.80 4.04 4.10 4.06
Responsif 7.60 6.37 6.41 4.19 4.76 5.38 3.94 6.30 5.77
Perilaku 8.61 8.42 7.93 7.61 7.16 8.46 7.95 5.78 6.76
Transparansi 7.02 6.80 6.30 5.84 5.49 5.39 6.50 5.78 6.48
Keadilan 5.40 7.19 5.70 5.90 4.09 4.17 5.42 5.08 4.37
Efektivitas 8.30 6.29 7.26 7.02 8.41 7.82 6.44 6.33 5.39
Akuntabilitas 4.34 6.14 5.47 7.84 7.60 5.73 6.38 6.84 6.08
Skor Kinerja Satfung
6.53 6.43 6.23 6.15 5.89 5.82 5.81 5.74 5.55
Tabel rata-rata nilai per Prinsip
Prinsip Rata-rata Prinsip Rata-rata
Perilaku 7,61 Responsif 5,59
Efektivitas 6,90 Keadilan 5,24
Akuntabilitas 6,21 Kompetensi 4,14
Transparansi 6,14
Tabel di atas menunjukkan bahwa prinsip yang paling lemah secara berurutan adalah
kompetensi, diikuti dengan keadilan, responsif, transparansi, akuntabilitas, efektivitas, dan
perilaku. Khusus untuk perilaku yang merupakan bagian dari integritas, tim ITK
memverifikasi data tersebut dengan survei persepsi masyarakat tentang praktik-praktik riil
di lapangan dengan menanyakan tingkat kerawanan praktik suap, pemerasan, kekerasan
dan keberadaan calo di layanan publik.
Program prioritas Kapolri telah sejalan dengan temuan ITK dimana peningkatan
kompetensi personil Polri melalui pendidikan kejuruan dan pelatihan guna meningkatkan
profesionalisme untuk memastikan personil paham dan dapat mengatasi permasalahan
yang ditemukan di lapangan, serta menyeimbangkan kapasitas lapangan dengan
manajerial seperti pelaporan dan pengawasan yang dibutuhkan untuk mencapai world
class organization pada tahun 2025.
Laporan eksekutif 2016
20
-
1,00
2,00
3,00
4,00
5,00
6,00
7,00
8,00
9,00
10,00
Sko
r P
rin
sip
Tren Skor Tata Kelola
Kompetensi
Responsif
Perilaku
Transparansi
Keadilan(Fairness)
Efektivitas
Akuntabilitas
Jika dilihat dari grafik garis diatas, maka terlihat bahwa prinsip yang paling bawah
adalah prinsip kompetensi, diikuti dengan responsif dan keadilan. Ketiga prinsip ini paling
mempengaruhi kualitas pelayanan publik. Sedangkan untuk prinsip yang berada di posisi
tengah adalah efektivitas. Prinsip yang teratas adalah perilaku, akuntabilitas dan
efektivitas.
Dari analisa grafik ini dapat disimpulkan bahwa Polri telah memenuhi tugas pokok
fungsi namun tugas-tugas yang berkaitan dengan kualitas pelayanan publik masih perlu
ditingkatkan. Hal ini menjadi sangat penting, sebab menjadi salah satu prioritas yang di
amanatkan Presiden Joko Widodo terhadap program Reformasi institusi Polri.
Laporan eksekutif 2016
21
a. Kompetensi: Ketimpangan Jumlah SDM dan Pendidikan Kejuruan
Terdapat tiga aspek yang diukur didalam prinsip ini yaitu kapasitas, sarana dan
prasarana serta pendidikan kejuruan. Dari sebaran data yang dikompilasi, terlihat pola
yang sama antara penentuan DSP untuk Polda Tipe A dan Tipe B yang jumlahnya
ditentukan berdasarkan jumlah populasi dan jumlah personel. Prinsip satu standar untuk
semua tipe Polda (one size fits all) dicoba dikaitkan oleh tim ITK dengan tingkat efektivitas
dari satfung untuk melihat apakah DSP yang lebih relevan atau angka riil. Ternyata yang
lebih efektif berorientasi pada angka riil daripada DSP. Selain itu, tim juga melihat sebaran
kelebihan dan kekurangan personel di setiap satfung.
Temuan:
Analisa korelasi menunjukkan bahwa jumlah anggota rill lebih sensitif terhadap
efektivitas dibandingkan dengan Daftar Susunan Personel (DSP). Contoh yang dianalisa
disini adalah satfung Sumda, Lantas, Reskrim, dan Resnarkoba5;
Diperlukan analisa beban kerja lebih lanjut guna membuktikan temuan ini, terutama di
polres-polres yang memiliki personel melebihi jumlah DSP terutama apakah angka riil
dapat dijadikan acuan untuk penyesuaian DSP kedepannya;
Sebaran personel yang melebihi DSP cenderung berada di Pulau Jawa, sementara di
luar pulau Jawa, hanya cenderung berada di Polres yang terletak di kota-kota besar.
5 Untuk fungsi Linyomyan, korelasi antara jumlah personel Lantas sesuai DSP dan Rill dengan PNBP, riil lebih
menjawab kebutuhan dan beban layanan ketimbang DSP. (Korelasi DSP terhadap PNBP (r=0.43), rill terhadap
PNBP (r=0,82). Hal ini dilihat dari angka korelasi rill terhadap PNBP lebih besar daripada DSP dengan PNBP.
Untuk fungsi Gakkum, korelasi antara DSP Reksrim dengan Total crime (0,31), dengan rill (0,42). Sekali lagi
angka rill lebih sensitif terhadap kenaikan jumlah penanganan kasus. Sama halnya dengan Resnarkoba, DSP
dengan total crime (0,68), kalau rill (0,82). Untuk fungsi Harkamtibmas, korelasi tidak dapat dilakukan untuk
Binmas karena ITK tidak menghitung jumlah kasus ADR yang dilakukan oleh Bhabinkamtibmas. Hendaknya
temuan ini bisa menjadi indikator ITK tahun depan.
Laporan eksekutif 2016
22
Prosentase Jumlah Personel Berdasarkan Daftar Sebaran Personel Vs
Jumlah Personel Sebenarnya (Rill)
Jumlah Polres Sumda Binmas Lantas Intelkam Reskrim Res
narkoba Sabhara Propam
SPKT
Prosentase Rata-rata
Anggota Rill terhadap DSP 70
Polres*
96% 60% 102% 74% 77% 79% 74% 101% 89%
Catatan: Prosentase rata-rata diambil dari jumlah total riil dibagi dengan jumlah personel sesuai DSP.
Untuk sebaran personel, satfung yang sudah cukup memadai adalah Lantas, SPKT dan
Sumda dengan prosentase mencapai atau mendekati 100% dari DSP, sedangkan yang
paling kurang adalah satfung Binmas, Sabhara dan Intelkam yang memiliki prosentase
kurang dari 80%. Analisa lebih mendalam tentang jumlah polres yang melampaui dan
kurang dari DSP dapat dilihat di tabel bawah ini.
Prosentase Polres/Polresta/Polrestabes/Polres Metro
Melampaui dan Kurang dari DSP
Jumlah Polres SDM Binmas Lantas Intelkam Reskrim Res
narkoba Sabhara
Pro pam
SPKT
Jumlah
Polres/Polresta/Polrestabes/Polres Metro
yang MELEBIHI DSP**
(30%)
21 satker
(4%)
3 Satker
(36%)
25 Satker
(14%)
10
Satker
(11%)
8
Satker
(11%)
8 Satker
(14%)
10
Satker
(36%)
25
Satker
(14%)
10 Satker
Jumlah Polres/Polresta/Polrestabes/Polres Metro yang KURANG dari
DSP*
32 57 32 44 43 39 48 19 27
*Definisi “Kurang dari DSP” mengacu pada kriteria jumlah personel dibawah 80% dari DSP. **Definisi “Lebih dari DSP” mengacu pada kriteria jumlah personel diatas 100% dari DSP.
Dari analisa jumlah polres yang melampaui dan kurang dari DSP, ditemukan beberapa
kasus ekstrim seperti contohnya Satfung Lantas Soreang (Bandung) yang kelebihannya
mencapai 303%, sedangkan di ekstrim lainnya, satfung Lantas Tidore hanya 30% dari
total DSP. Beberapa kasus >200% juga ditemukan di satfung SUMDA Polrestabes
Makasar (240%) dan Poltabes Semarang (266%);
Laporan eksekutif 2016
23
Dalam hal pendidikan kejuruan, pendidikan personel yang memiliki pendidikan
kejuruan juga belum merata. Rata-rata jumlah personel dari seluruh satfung di 70
Polres/Polresta/Polrestabes/Polres Metro hanya berkisar 29.5% dari total keseluruhan
personel. Temuan tim ITK juga menunjukkan jarang sekali adanya pendidikan kejuruan
atau pelatihan dengan topik tata kelola, penggunaan teknologi informasi dan standar
pelayanan publik, sedangkan kedua pengetahuan dan skill haruslah dimiliki satfung
yang memiliki mandat pelayanan publik.
No Satfung Rata% Dikjur & Prolat
No Satfung Rata% Dikjur & Prolat
1. Sumda 22% 5. Reskrim 35%
2. Binmas 27% 6. Resnarkoba 29%
3. Lantas 31% 7. Sabhara 12%
4. Intelkam 52% 8. Propam 28%
Catatan:SPKT tidak memiliki pendidikan kejuruan khusus karena piket fungsi SPKT diisi oleh personil masing-masing satfung lainnya.
b. Responsif: Peningkatan Kualitas Pelayanan Internal dan Publik.
Analisa terhadap responsifitas baik yang berkenaan dengan fungsi internal (pelayanan
terhadap personil) dan fungsi eksternal (pelayanan ke publik) menggunakan penilaian
berdasarkan persepsi baik internal untuk menilai Satfung seperti Sumda dan Propam
maupun persepsi eksternal untuk menilai fungsi Lantas, Binmas, Intelkam dan lain-lain.
Temuan:
Indikator yang paling baik kinerjanya pada fungsi pelayanan internal adalah inisiatif bag
Sumda dalam menyelesaikan masalah kepegawaian, tersedianya dan berjalannya
sistem mutasi serta penilaian kinerja yang dilakukan rutin per semester. Namun
ditemukan juga bahwa sistem yang sudah berjalan ini tidak selalu menjadi bahan
pertimbangan dari para pengambil keputusan di dalam mutasi personel, sehingga
budaya penilaian yang berlaku masih sarat subyektifitas;
Dua indikator yang menarik turun kinerja Sumda adalah jumlah terbatasnya SOP
Inisiatif dan kerjasama (MoU) dengan lembaga eksternal untuk menunjang tugas
Laporan eksekutif 2016
24
pokok dan fungsinya. Sedangkan fungsi Propam adalah belum tertibnya pemberian
surat rehabilitasi bagi personel yang telah selesai menjalani hukuman dan masa
pengawasan;
Untuk satfung-satfung yang memberikan pelayanan kepada publik, kinerja baik
ditunjukan oleh Binmas dalam hal merespon permasalahan masyarakat serta
memberikan penyuluhan. Sedangkan untuk Lantas ada pada tingginya inisiatif
pengaturan, patroli dan kecepatan dalam pelayanan SIM. Intelkam paling menonjol
adalah kinerja pembuatan peta kerawanan, sementara Sabhara adalah kecepatan
pasukan Dalmas dalam mendatangi lokasi unjuk rasa, SPKT untuk kecepatan pelayanan
laporan polisi;
Namun kinerja satfung Reskrim dan Resnarkoba yang kualitas pelayanannya menjadi
perhatian publik, perlu meningkatkan kinerja penanganan kasus terutama dalam hal
pemberian informasi perkembangan kasus (SP2HP); jumlah SOP inisiatif dan kerjasama
(MoU) untuk meningkatkan kinerja tiap satfung.
c. Keadilan: Pemerataan Akses Layanan
Khusus untuk prinsip keadilan, konteks yang dimaksud disini adalah keadilan dalam
memberikan kesempatan yang sama kepada setiap anggota untuk menduduki jabatan-
jabatan strategis sesuai kepangkatan tanpa memandang jender dan kedekatan dengan
pimpinan, serta pemberian layanan kepada publik ataupun penanganan kasus tanpa
melihat unsur SARA, jender, kepentingan kelompok dan golongan. Di sisi lain, pada
dasarnya UU Pelayanan Publik juga menekankan pentingnya kemudahan terhadap akses
layanan dari awal (pemberian informasi mengenai mekanisme dan prosedur) hingga akhir
(pengaduan dan survei kepuasan).
Temuan:
Proporsi Polwan di dalam tubuh Polri perlu mendapatkan perhatian khusus. ITK
menemukan prosentase rata-rata jumlah pejabat struktural dan penyidik perempuan
di level Polres adalah 12%. Hal ini mengakibatkan dampak yang cukup
memprihatinkan, dimana di banyak Polres ditemukan penyidik unit Perlindungan
Perempuan dan Anak (PPA) yang notabene dikhususkan untuk menangani tindak
pidana perempuan dan anak dipimpin oleh laki-laki. Proses investigasi khusus untuk
Laporan eksekutif 2016
25
kasus perempuan dan anak memerlukan polwan dan penyidik perempuan yang dapat
lebih memahami kondisi korban;
Jumlah penyidik Polwan di Polres lebih baik jika dibandingkan dengan tingkat Polda,
dimana jumlah rata-rata penyidik perempuan jauh lebih sedikit. Sementara itu, rata-
rata prosentase polwan yang menduduki jabatan struktural adalah sebagai berikut:
Prosentase Pejabat Polwan atau Penyidik Perempuan Tingkat Polres
No Satfung Prosentase Perempuan
No Satfung Prosentase Perempuan
1. Sumda 22% 5. Reskrim* 13%
2. Binmas 17% 6. Resnarkoba* 10%
3. Lantas 11% 7. Sabhara 4%
4. Intelkam 7% 8. Propam** 12%
*Jumlah Penyidik Perempuan **Tingginya prosentase disebabkan rendahnya jumlah pejabat struktural dibandingkan dengan satfung lainnya.
d. Transparansi: Kebutuhan Skill Teknologi Informasi
Pada dasarnya ITK berusaha mendorong transparansi anggaran, informasi dan aduan
layanan publik dari aspek sarana dan prasarana. Dari indikator-indikator transparansi,
terdapat empat satfung yaitu Binmas, Reskrim, Sabhara dan Propam yang meraih skor
dibawah 6. Sedangkan satfung lainnya meraih nilai rata-rata dibawah 7.
Skor ini menunjukkan bahwa upaya menuju e-government harus disertai dengan
peningkatan SDM yang memahami dan mampu menjalankan sistem teknologi informasi
khususnya dalam memberikan pelayanan publik karena bisa saja semua informasi
diunggah namun tidak ada yang memperbaharui atau menambahkan informasi baru. Rata-
rata blogspot dibuat sekitar bulan Oktober-Desember 2015 pasca diseminasi ITK tingkat
Polda. Hal ini menandakan dampak langsung dari ITK Polda.
Temuan:
Rata-rata perolehan transparansi dokumen dan laporan berkisar di skor 6 yang mana
berarti kinerjanya dapat diperbaiki lagi;
Laporan eksekutif 2016
26
Terdapat 19 dari 70 (27%) Satuan Lantas yang telah menggunakan website (sebagian
besar Tribrata News) dan media massa untuk mempublikasikan prosedur pelayanan
publik;
Namun, pada umumnya di satfung lainnya, penggunaan Teknologi Informasi rata-rata
masih minim. Hal ini terindikasi dari hanya sekitar 16 dari 70 (22%) Satfung Binmas
yang mengunggah anggaran dan laporan ke sosial media (blogspot) serta 11 dari 70
(15%) Satfung Binmas yang membuka informasi bhabinkamtibmas di sosial media;
Penggunaan website formal tingkat polres masih minim, ditemukan hanya Polres
Pontianak yang memiliki website resmi tingkat Polres;
Terdapat 39 dari 70 (55%) Satfung Propam tingkat Polres yang membuka akses
keuangan dengan cara menempel anggaran di kantor masing-masing satfung. Sisa 31
tidak memiliki akses atau dapat diakses dengan prosedur tertentu dan seijin Kepala
Satfung;
Terdapat 26 dari 70 (37%) Satfung Reskrim tingkat Polres yang tidak mengirimkan
Surat Pemberitahuan Perkembangan Hasil Penyidikan (SP2HP) ke pelapor;
Terdapat 12 dari 70 (17%) Satfung Propam yang menerbitkan Surat Pemberitahuan
Hasil Perkembangan Pengawasan (SPHP2) kepada pelapor masyarakat dan 24
dikirimkan dan 19 tidak dikirimkan dan tunggu diambil pelaporan serta tidak terdapat
data di 15 Polres;
Temuan di lapangan juga mengkonfirmasi bahwa tidak adanya petugas khusus untuk
menangani penggunaan teknologi dan belum ada pelatihan untuk cara penggunaan TI.
e. Akuntabilitas: Peningkatan Kualitas Pelaporan
Pada prinsip ini, ITK berusaha mengukur kinerja Satker dari aspek kualitas pelaporan
baik pelaporan internal dan eksternal. Tim ITK menemukan ketersediaan laporan sudah
baik namun kualitas produk masih bersifat prosedural, pada umumnya belum mencapai
kualitas laporan yang berisi analisa tren yang dapat dibandingkan tahun demi tahun.
Akibatnya, pertimbangan penyerapan anggaran belum didasarkan pada kebutuhan dan
strategi pencegahan belum berbasis data.
Laporan eksekutif 2016
27
Layani masyarakat tanpa pemerasan dan pungli. Jangan mendahulukan masyarakat dengan status ekonomi dan sosial tinggi. Melayani tanpa memandang status. Berantas korupsi dan oknum pelakunya.
Responden Eksternal Kota Manado
Khusus untuk satuan-satuan yang berhubungan langsung dengan publik, pelaporannya
tidak dilaporkan kembali ke publik. Sederhananya, Polri belum memiliki laporan tahunan
kinerja yang dapat diakses oleh publik. Kesenjangan
informasi inilah yang menyebabkan publik lebih
memilih untuk mempercayai pemberitaan di luar
Polri yang lebih kaya dengan analisa dan fakta.
Contoh satuan Lantas, Binmas dan SPKT yang tugas
fungsi utamanya adalah pelayanan publik, namun
jarang sekali melaporkan kembali hasil operasi-
operasi penertiban dan kinerja pelayanan ke publik
sehingga masyarakat tidak memiliki rekam jejak dampak atau efek dari kegiatan atau
program padahal begitu banyak hal yang telah Polri lakukan dan capai. Yang lebih
dipahami oleh publik adalah pengalaman interaksi keseharian dengan personel Polri.
Pengalaman pribadi ini yang cenderung lebih mewarnai persepsi publik terhadap Polri.
Temuan:
Terdapat 21 Polres yang membuka saluran pengaduan langsung ke Kapolres, 12 yang
menerima pengaduan melalui website atau sosial media dan sisanya melalui call
center atau datang fisik ke kantor;
Terdapat 25 Sat Lantas yang sudah berusaha mengunggah laporannya ke sosial media
atau website (tribrata news). Namun sisanya masih diunggah di sosial media pribadi
atau dipampang di depan kantor. Sisa 30 Sat Lantas hanya dapat diakses dengan
prosedur tertentu;
Terdapat 46 SPKT yang sudah merekapitulasi laporan polisi yang mereka terima,
sedangkan 24 SPKT lainnya tidak secara lengkap atau bahkan tidak membuat
rekapitulasi laporan polisi yang mereka terima, mayoritas rata-rata hanya
menggunakan buku tamu.
f. Prinsip Efektivitas: Tunjukkan Kinerja, bukan Pencitraan
Kinerja prinsip efektivitas Polri tingkat Polres mendapatkan skor rata-rata 7.02 yang
termasuk ke dalam kategori baik. Hal ini membuktikan bahwa Polri telah cukup efektif di
dalam melaksanakan tugas a.l. persentase penyelesaian kasus s.d. P21, volume patroli,
Laporan eksekutif 2016
28
Dalam penyelidikan kiranya tidak
dengan kekerasan. Perlakukan
terpidana sebagaimana mestinya,
jangan selalu uang.
Responden Eksternal Kota Soreang
persentase serapan anggaran, dll. Namun, permasalahannya terletak pada proses dan cara
mencapai hasil. Meskipun indeks akan mencapai skor yang tinggi, jika Polri tidak
memperbaiki cara dan budaya bekerja maka target mencapai status dan kualitas World
Class Organization tahun 2025 akan menjadi impian semata. Hal ini terkonfirmasi dengan
temuan tim ITK dengan survei terhadap integritas pada prinsip perilaku personel Polri.
Hasil di atas dapat dijelaskan melalui temuan tim ITK di dalam data persepsi responden
eksternal yang mewakili masyarakat per daerah. Jika gambaran di atas menemukan bahwa
kesenjangan antara praktik lapangan dengan ekspektasi masyarakat cukup besar, survei
tentang praktik suap, pemerasan, kekerasan dan calo di bawah ini akan menjadi jawaban
kesenjangan tersebut.
Indeks ini membuktikan bahwa jika strategi trust building hanya menggunakan metode
pencitraan tanpa mengubah praktik-praktik lapangan, maka integritas Polri akan tetap
dipertanyakan. Karena pencitraan yang selama ini dilakukan, tidak memberikan pengaruh
signifikan terhadap persepsi masyarakat tentang
integritas Polri. Hasil data persepsi ini disajikan untuk
menampilkan perspektif murni dari masyarakat
terhadap Polri agar dapat menjadi masukan dan
pertimbangan di dalam perbaikan nilai-nilai dan
praktik integritas.
g. Prinsip Perilaku: Indeks Integritas Versi Masyarakat
Melalui metode terpisah, tim ITK membangun Indeks Intergritas dengan cara
mengukur perbedaan antara nilai-nilai kebenaran masyarakat dengan praktik integritas
personil polri di lapangan. Dalam pengukuran ini ditemukan bahwa variasi norma
masyarakat mencerminkan variasi karakter masyarakat di 70 wilayah Polres di Indonesia.
Namun, tim ITK juga menemukan bahwa norma-norma masyarakat cenderung menyatu
seiring dengan tingkat pendidikan dan terpaan media. Jika dibandingkan, variasi praktik
integritas personil polri di lapangan cenderung tertinggal dibandingkan dengan kemajuan
kesamaan norma-norma di masyarakat. Faktor ini yang menyebabkan skor rata-rata 70
polres hanya mencapai 5,925 (dari skala 10), sehingga masih terdapat Pekerjaan Rumah
Laporan eksekutif 2016
29
4,9865,0285,0885,2345,3295,4885,4885,4975,4985,5335,5415,5705,5995,6105,6285,6535,6555,7185,7225,7515,7595,7605,7725,7735,7745,7845,7865,7895,7955,8015,8305,8515,8685,8825,929
0 2 4 6 8 10
Polresta Barelang (70)
Polresta Pekanbaru (69)
Polresta Medan (68)
Polres Deli Serdang (67)
Polresta Bekasi Kota (66)
Polres Ternate (65)
Polres Sorong Kota (64)
Polresta Padang (63)
Polresta Bandar Lampung (62)
Polresta Pontianak Kota (61)
Polres Bukit Tinggi (60)
Polres P. Ambon dan PP. Lease (59)
Polres Lampung Tengah (58)
Polres Tanjung Pinang (57)
Polresta Manado (56)
Polres Bengkulu (55)
Polres Maluku Tengah (54)
Polresta Banda Aceh (53)
Polres Aceh Besar (52)
Polres Palu (51)
Polrestabes Semarang (50)
Polres Bangka Barat (49)
Polres Jayapura Kota (48)
Polrestabes Bandung (47)
Polres Jayapura (46)
Polres Lebak (45)
Polrestabes Surabaya (44)
Polresta Palembang (43)
Polres Metro Jakarta Barat (42)
Polrestabes Makasar (41)
Polres Mataram (40)
Polres Balikpapan (39)
Polres Semarang (38)
Polres Pangkal Pinang (37)
Polres Gorontalo Kota (36)
5,9365,9375,9425,9495,9736,0026,0216,0306,0626,0766,1116,1186,1196,1276,1516,1876,1936,1936,2146,2406,2516,2566,2866,3136,3176,3226,3496,3736,3846,4286,4396,4846,5806,6607,012
0 2 4 6 8 10
Polres Kupang (35)
Polres Kendari (34)
Polres Gorontalo Kota (33)
Polres Kepahiang (32)
Polres Badung (31)
Polres Serang (30)
Polresta Banjarmasin (29)
Polres Tidore (28)
Polres Kupang Kota (27)
Polresta Denpasar (26)
Polresta Jambi (25)
Polres Mamuju (24)
Polres Bantul (23)
Polres Bandung (22)
Polres Dumai (21)
Polres Minahasa (20)
Polres Tanah Laut (19)
Polres Palangka Raya (18)
Polres Pangkep (17)
Polres Sambas (16)
Polresta Samarinda (15)
Polres Asahan (14)
Polres Konawe (13)
Polres Gresik (12)
Polresta Yogyakarta (11)
Polres Lombok Timur (10)
Polres Kotawaringin Timur (9)
Polres Ogan Ilir (8)
Polres Garut (7)
Polres Batang hari (6)
Polres Sidoarjo (5)
Polres Kendal (4)
Polres Sorong/Aimas (3)
Polres Parigi Moutong (2)
Polresta Depok (1)
besar di dalam proses trust building antara personil Polri dan masyarakat. Data yang
dipergunakan dalam menyusun indeks ini adalah data persepsi dari 2.265 WIP yang ada di
70 kabupaten/kota. Semakin tinggi skor integritas, maka personil Polri semakin memenuhi
ekspektasi norma masyarakat.
Indeks Integritas dari Persepsi Masyarakat Setempat
Rata-rata
5,925
Survei Tingkat Kerawanan Praktik Penyimpangan
Tingkat kerawanan praktik penyimpangan yang dibuat disini adalah berdasarkan data
persepsi masyarakat setempat yang diwakili oleh 20 kategori masyarakat (termasuk
anggota DPRD, tokoh agama, adat, ormas, media, akademisi, SKPD terkait, organisasi
pemuda, sekolah dan lainnya) yang sudah tinggal menetap dan pernah menggunakan jasa
pelayanan publik Polres setempat. Perlu diingat bahwa data ini baru merupakan indikasi
kerawanan, bukan kenyataan sebenar-benarnya karena persepsi masyarakat juga
dipengaruhi banyak faktor lainnya.
Laporan eksekutif 2016
30
1,03
1,04
1,13
1,26
1,28
1,40
2,21
0,00 0,50 1,00 1,50 2,00 2,50
SPKT (1)
Propam (2)
Intelkam (3)
Reskrim (4)
Binmas (5)
Res Narkoba (6)
Lantas (7)
0,75
0,99
1,19
1,35
0,00 0,50 1,00 1,50
SPKT (4)
Propam (3)
Reskrim (2)
Res Narkoba (1)
Dikarenakan volume data yang besar, di laporan eksekutif ini kami hanya dapat
menampilkan hasil penghitungan rata-rata 4 pertanyaan integritas setiap satfung yang
berhubungan dengan praktik penyuapan, dan pemerasan di dalam konteks penanganan
kasus dan kerawanan calo di pelayanan publik terutama SIM dan SKCK.
Terdapat 5 satfung yang dinilai masyarakat di dalam survei ini antara lain; Satfung
Reskrimum, Resnarkoba, SPKT untuk penanganan laporan dan kasus kriminal dan
pelayanan publik oleh Lantas (SIM) dan Intelkam (SKCK). Data persepsi ini termasuk
dengan kerawanan praktik calo terutama pelayanan SIM di setiap
Polres/Polresta/Porestabes/Polres Metro.
Satfung Rawan Praktik Suap
Persepsi masyarakat setempat menunjukkan bahwa untuk tiga satfung teratas yang
dianggap rawan praktik suap adalah satfung Lantas, Res Narkoba, Binmas dan Reskrim dan
diikuti dengan intelkam, Propam dan SPKT. Tidak ada satuan yang cenderung aman
(dibawah 0.5).
Satfung Rawan Praktik Pemerasan
WARNA SKALA Rawan Sekali
> 1.5 Rawan Sekali
1.1 – 1.5 Rawan
0.5 – 1 Cenderung Rawan
< 0.5 Cenderung Aman
WARNA SKALA Rawan Sekali
> 1.5 Rawan Sekali
1.1 – 1.5 Rawan
0.5 – 1 Cenderung Rawan
< 0.5 Cenderung Aman
Laporan eksekutif 2016
31
Rata-rata
1,53
1,521,501,501,471,461,391,381,361,361,351,341,331,301,281,251,231,231,221,211,211,191,141,131,131,121,111,101,101,061,020,940,940,930,850,83
0 5
Polres Bandung (35)
Polres Serang (34)
Polrestabes Surabaya (33)
Polrestabes Semarang (32)
Polresta Denpasar (31)
Polrestabes Bandung (30)
Polres Tidore (29)
Polres Palu (28)
Polres Badung (27)
Polres Asahan (26)
Polres Balikpapan (25)
Polres Kendari (24)
Polres Kendal (23)
Polres Jayapura (22)
Polres Lebak (21)
Polres Dumai (20)
Polres Sidoarjo (19)
Polresta Depok (18)
Polres Minahasa (17)
Polres Parigi Moutong (16)
Polres Batang Hari (15)
Polres Pangkep (14)
Polresta Samarinda (13)
Polres Sambas (12)
Polres Tanah Laut (11)
Polres Bantul (10)
Polres Ogan Ilir (9)
Polres Mataram (8)
Polres Gresik (7)
Polresta Yogyakarta (6)
Polres Sorong/Aimas (5)
Polres Lombok Timur (4)
Polres Kotawaringin Timur (3)
Polres Garut (2)
Polres Konawe (1)
2,542,462,452,42
2,252,162,152,092,041,991,971,861,831,821,811,781,771,761,741,731,731,721,711,661,651,651,621,621,611,581,561,551,531,531,52
0 5
Polresta Bandar Lampung (70)
Polresta Medan (69)
Polresta Barelang (68)
Polresta Pekanbaru (67)
Polres Sorong Kota (66)
Polresta Padang (65)
Polres Deli Serdang (64)
Polres Kupang (63)
Polresta Banda Aceh (62)
Polres Tanjung Pinang (61)
Polres Lampung Tengah (60)
Polresta Manado (59)
Polresta Palembang (58)
Polresta Bekasi Kota (57)
Polres Bukit Tinggi (56)
Polres Gorontalo Kota (55)
Polresta Banjarmasin (54)
Polres Semarang (53)
Polres Aceh Besar (52)
Polres Pangkal Pinang (51)
Polres Ternate (50)
Polres Kepahiang (49)
Polres Metro Jakarta Barat (48)
Polresta Pontianak Kota (47)
Polres Maluku Tengah (46)
Polres Kupang Kota (45)
Polrestabes Makasar (44)
Polres Palangka Raya (43)
Polres Jayapura Kota (42)
Polresta Jambi (41)
Polres P. Ambon&PP.Lease (40)
Polres Gorontalo (39)
Polres Bangka Barat (38)
Polres Mamuju (37)
Polres Bengkulu (36)
Rata-rata
1,53
Untuk kerawanan praktik pemerasan, masih terdapat persepsi negatif terhadap satuan
penegak hukum yaitu Reskrim dan Resnarkoba yang konsisten di dua praktik
penyimpangan yaitu praktik suap dan pemerasan.
Catatan:
WARNA SKALA Rawan Sekali
> 1.5 Rawan Sekali
1.1 – 1.5 Rawan
0.5 – 1 Cenderung Rawan
< 0.5 Cenderung Aman
Tingkat Kerawanan Praktik Suap di Pelayanan Publik 70 Polres
Laporan eksekutif 2016
32
2,12
1,95
1,90
1,85
1,85
1,79
1,78
1,77
1,59
1,46
1,40
1,36
1,36
1,35
1,35
1,35
1,28
1,27
1,26
1,25
1,22
1,20
1,19
1,19
1,17
1,15
1,12
1,12
1,11
1,11
1,10
1,08
1,07
1,06
1,05
0 5
Polresta Bandar Lampung (70)
Polres Deli Serdang (69)
Polresta Banda Aceh (68)
Polres Lampung Tengah (67)
Polresta Pekanbaru (66)
Polres Sorong Kota (65)
Polresta Barelang (64)
Polresta Medan (63)
Polres Kupang (62)
Polresta Padang (61)
Polresta Bekasi Kota (60)
Polres Bukit Tinggi (59)
Polres Tanjung Pinang (58)
Polres Gorontalo Kota (57)
Polres Jayapura Kota (56)
Polresta Banjarmasin (55)
Polres Badung (54)
Polresta Palembang (53)
Polres Bengkulu (52)
Polres Semarang (51)
Polres Palangka Raya (50)
Polrestabes Makasar (49)
Polres Balikpapan (48)
Polresta Jambi (47)
Polres Bandung (46)
Polres Maluku Tengah (45)
Polres Aceh Besar (44)
Polres Metro Jakarta Barat (43)
Polres Sidoarjo (42)
Polresta Manado (41)
Polres Ternate (40)
Polres Kupang Kota (39)
Polres Pangkal Pinang (38)
Polres Mamuju (37)
Polrestabes Semarang (36)
1,04
1,04
1,03
1,03
1,03
1,01
1,00
0,99
0,98
0,98
0,94
0,94
0,93
0,92
0,88
0,88
0,85
0,84
0,82
0,80
0,68
0,65
0,64
0,63
0,61
0,60
0,60
0,58
0,55
0,46
0,42
0,41
0,36
0,35
0,18
0 1 2 3 4 5
Polres Serang (35)
Polrestabes Surabaya (34)
Polresta Denpasar (33)
Polres Tidore (32)
Polrestabes Bandung (31)
Polresta Pontianak (30)
Polres Kepahiang (29)
Polres Lebak (28)
Polres Gorontalo (27)
Polres P. Ambon&PP.…
Polres Bangka Barat (25)
Polres Batang hari (24)
Polres Kendal (23)
Polres Minahasa (22)
Polres Tanah Laut (21)
Polres Jayapura (20)
Polres Pangkep (19)
Polres Ogan Ilir (18)
Polres Asahan (17)
Polres Gresik (16)
Polres Dumai (15)
Polres Kendari (14)
Polresta Yogyakarta (13)
Polres Parigi Moutong (12)
Polres Bantul (11)
Polresta Samarinda (10)
Polres Mataram (9)
Polresta Depok (8)
Polres Palu (7)
Polres Lombok Timur (6)
Polres Konawe (5)
Polres Kotawaringin…
Polres Sorong/Aimas (3)
Polres Garut (2)
Polres Sambas (1)
Catatan:
WARNA SKALA Rawan Sekali
> 1.5 Rawan Sekali
1.1 – 1.5 Rawan
0.5 – 1 Cenderung Rawan
< 0.5 Cenderung Aman
Tingkat Kerawanan Praktik Pemerasan Penanganan Kasus dan Pelayanan Publik 70 Polres
Rata-rata
1,07
Laporan eksekutif 2016
33
1,61
1,60
1,59
1,58
1,57
1,54
1,54
1,50
1,41
1,39
1,39
1,39
1,37
1,33
1,33
1,29
1,27
1,26
1,24
1,24
1,23
1,22
1,21
1,20
1,19
1,16
1,15
1,13
1,06
0,97
0,97
0,91
0,91
0,71
0,67
0 1 2 3 4 5
Polres Aceh Besar (35)
Polres Maluku Tengah (34)
Polres Pangkal Pinang (33)
Polres Gorontalo (32)
Polres Sidoarjo (31)
Polres Lombok Timur (30)
Polresta Depok (29)
Polresta Pontianak (28)
Polres Lebak (27)
Polres Bantul (26)
Polrestabes Bandung (25)
Polres Bangka Barat (24)
Polres Asahan (23)
Polresta Palembang (22)
Polres Sambas (21)
Polres Dumai (20)
Polres Mamuju (19)
Polresta Jambi (18)
Polres Parigi Moutong (17)
Polres Minahasa (16)
Polres Kupang Kota (15)
Polres Kepahiang (14)
Polres Bengkulu (13)
Polresta Samarinda (12)
Polres Pangkep (11)
Polresta Banda Aceh (10)
Polrestabes Makasar (9)
Polres Kendari (8)
Polres Sorong/Aimas (7)
Polres Palu (6)
Polres Kotawaringin Timur (5)
Polres Tidore (4)
Polres Ogan Ilir (3)
Polres Batang hari (2)
Polres Konawe (1)
2,67
2,65
2,54
2,52
2,31
2,28
2,28
2,22
2,22
2,21
2,18
2,16
2,08
2,07
2,03
1,97
1,97
1,91
1,90
1,84
1,84
1,83
1,82
1,79
1,77
1,76
1,74
1,74
1,73
1,70
1,67
1,67
1,66
1,65
1,63
0 1 2 3 4 5
Polres Tanjung Pinang…
Polresta Pekanbaru (69)
Polres Metro Jakarta…
Polresta Bekasi Kota…
Polrestabes Surabaya…
Polresta Padang (65)
Polres Mataram (64)
Polres Sorong Kota (63)
Polres Jayapura Kota…
Polresta Bandar…
Polres Kupang (60)
Polresta Banjarmasin…
Polresta Denpasar (58)
Polres Lampung…
Polresta Medan (56)
Polresta Barelang (55)
Polres Deli Serdang (54)
Polres Bukit Tinggi (53)
Polresta Manado (52)
Polres Palangka Raya…
Polres Garut (50)
Polres Gorontalo Kota…
Polres Bandung (48)
Polres Gresik (47)
Polresta Yogyakarta…
Polres P. Ambon&PP.…
Polres Serang (44)
Polres Semarang (43)
Polres Kendal (42)
Polrestabes Semarang…
Polres Balikpapan (40)
Polres Tanah Laut (39)
Polres Ternate (38)
Polres Badung (37)
Polres Jayapura (36)
Catatan:
WARNA SKALA Rawan Sekali
> 1.5 Rawan Sekali
1.1 – 1.5 Rawan
0.5 – 1 Cenderung Rawan
< 0.5 Cenderung Aman
Tingkat Kerawanan Calo di Pelayanan Publik 70 Polres
Rata-rata
1,06
Laporan eksekutif 2016
34
5,34
5,34
5,38
5,40
5,42
5,42
5,42
5,45
5,47
5,47
5,48
5,52
5,52
5,54
5,54
5,58
5,59
5,64
5,69
5,72
5,76
5,84
5,88
5,91
5,94
6,05
6,07
6,09
6,09
6,10
6,16
6,26
6,30
6,34
6,56
0 2 4 6 8 10
Polres Aceh Besar (35)
Polres Garut (34)
Polres Tanah Laut (33)
Polres Sambas (32)
Polres Bandung (31)
Polres Kendari (30)
Polresta Bekasi Kota (29)
Polres Sidoarjo (28)
Polres Deli Serdang (27)
Polres Bengkulu (26)
Polres Gresik (25)
Polresta Yogyakarta (24)
Polres Konawe (23)
Polresta Pontianak Kota (22)
Polres Palangka Raya (21)
Polres Dumai (20)
Polres Asahan (19)
Polresta Banda Aceh (18)
Polres Kendal (17)
Polres Kotawaringin Timur (16)
Polres Lombok Timur (15)
Polres Mamuju (14)
Polres Parigi Moutong (13)
Polres Mataram (12)
Polrestabes Semarang (11)
Polres Sorong Kota (10)
Polresta Palembang (9)
Polres Balikpapan (8)
Polres Semarang (7)
Polres Palu (6)
Polres Sorong/Aimas (5)
Polres Pangkep (4)
Polrestabes Makasar (3)
Polresta Samarinda (2)
Polres Ogan Ilir (1)
4,46
4,52
4,53
4,55
4,60
4,62
4,63
4,81
4,81
4,87
4,88
4,89
4,90
4,98
4,98
4,98
4,99
5,02
5,03
5,03
5,05
5,06
5,07
5,08
5,08
5,08
5,15
5,16
5,18
5,20
5,21
5,28
5,29
5,30
5,30
0 2 4 6 8 10
Polres P. Ambon dan PP. Lease (70)
Polresta Denpasar (69)
Polres Kupang (68)
Polresta Banjarmasin (67)
Polresta Padang (66)
Polresta Medan (65)
Polres Minahasa (64)
Polresta Manado (63)
Polresta Barelang (62)
Polres Bangka Barat (61)
Polres Bukit Tinggi (60)
Polres Lampung Tengah (59)
Polres Jayapura Kota (58)
Polres Maluku Tengah (57)
Polres Bantul (56)
Polres Badung (55)
Polres Pangkal Pinang (54)
Polres Kepahiang (53)
Polrestabes Bandung (52)
Polres Batang hari (51)
Polres Metro Jakarta Barat (50)
Polresta Bandar Lampung (49)
Polresta Pekanbaru (48)
Polres Tanjung Pinang (47)
Polres Ternate (46)
Polres Serang (45)
Polres Kupang Kota (44)
Polresta Depok (43)
Polres Lebak (42)
Polres Tidore (41)
Polres Jayapura (40)
Polres Gorontalo Kota (39)
Polrestabes Surabaya (38)
Polresta Jambi (37)
Polres Gorontalo (36)
9. Kinerja Profesionalitas Capaian Prinsip Responsivitas, Kompetensi, dan Akuntabilitas
Seringkali standar profesionalisme berbeda-beda antar satuan dan dipersepsikan
secara berbeda pula. Namun ITK mencoba memberikan standar minimal yang dapat
menjadi acuan awal untuk mengukur profesionalitas dengan menggunakan beberapa
prinsip tata kelola.
Rata-rata
5,35
Laporan eksekutif 2016
35
10. Upaya Menuju E-Government Penggunaan Teknologi untuk Anggaran, Prosedur Pelayanan
Publik dan Perkembangan Kasus
Upaya Menuju E-government dilakukan salah satunya untuk melihat sejauh mana
komitmen Polri terhadap Inpres No. 7 tahun 2015 yang berusaha mengukur Aksi
Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi terutama di bagian penggunaan IT-based
platform untuk semua database yang menghubungkan antar lembaga penegak hukum dan
publik.
Pencapaian Kinerja Transparansi Anggaran
5,95 5,95 6,18 6,18 6,40 6,40 6,40 6,40 6,40 6,40 6,40 6,40 6,40 6,40 6,40 6,40 6,40 6,40 6,63 6,63 6,85
7,53 7,75
8,20 8,20 8,20 8,20 8,20 8,20 8,20 8,20 8,20 8,20 8,20 8,20
0 2 4 6 8 10
Polres Bandung
Polres Gorontalo Kota
Polresta Medan
Polres Dumai
Polresta Palembang
Polres Ogan Ilir
Polresta Jambi
Polresta Depok
Polrestabes Semarang
Polres Semarang
Polresta Denpasar
Polres Badung
Polres Palu
Polres Parigi Moutong
Polres Mamuju
Polres Pangkep
Polres Ternate
Polres Tidore
Polresta Samarinda
Polres Balikpapan
Polrestabes Makasar
Polresta Bekasi Kota
Polres Asahan
Polres Sorong/Aimas
Polres Sorong Kota
Polres Mataram
Polres Lombok Timur
Polres Kendari
Polres Gorontalo
Polres Tanah Laut
Polres Aceh Besar
Polres Deli Serdang
Polresta Banda Aceh
Polres Bantul
Polres Kendal
2,80 3,03 3,03 3,03 3,25 3,25 3,25
3,70 3,70 3,93 3,93 3,93
4,38 4,38 4,38 4,60 4,60 4,60 4,60 4,83 5,05 5,05 5,28 5,50 5,50 5,50 5,50 5,50 5,50 5,63 5,73 5,95 5,95 5,95 5,95
0 2 4 6 8 10
Polresta Padang
Polres Gresik
Polres Kupang Kota
Polresta Manado
Polres Tanjung Pinang
Polres Pangkal Pinang
Polrestabes Surabaya
Polres Sidoarjo
Polres Minahasa
Polresta Bandar Lampung
Polresta Banjarmasin
Polres Bukit Tinggi
Polresta Pontianak Kota
Polres Jayapura Kota
Polres Jayapura
Polresta Barelang
Polres Lampung Tengah
Polres Kupang
Polres Sambas
Polres Garut
Polrestabes Bandung
Polresta Pekanbaru
Polres Kepahiang
Polresta Yogyakarta
Polres Palangka Raya
Polres Bengkulu
Polres Bangka Barat
Polres P. Ambon dan PP. Lease
Polres Maluku Tengah
Polres Metro Jakarta Barat
Polres Serang
Polres Lebak
Polres Kotawaringin Timur
Polres Konawe
Polres Batang hari
Rata-rata
5,83
Laporan eksekutif 2016
36
Dalam keterbukan informasi publik polisi harus memanfatkan media eletronik.
Responden Eksternal Kota Mataram
Penggunaan TI
Untuk prinsip transparansi, tingkat keterbukaan anggaran telah meningkat cukup
signifikan. Berbeda dengan ITK tingkat Polda, lebih banyak inisiatif telah dilakukan oleh
Polres dalam membuka akses informasi anggaran dengan menggunakan standing banner,
bingkai foto, whiteboard atau menempel hasil print out dari anggaran. Sementara untuk
Polres yang sudah menggunakan internet untuk membuka realisasi anggaran sejauh ini
belum banyak.
Penggunaan TI dalam Pelayanan Publik
Penggunaan Teknologi Informasi (TI) di pelayanan publik masih berkisar seputar
sosialisasi prosedur, biaya dan waktu. Polres cenderung menggunakan sosial media seperti
facebook, twitter, blogspot, ataupun penggabungan dengan Tribratanews.com khususnya
untuk prosedur pelayanan publik SIM dan SKCK. Hal ini terlihat dari skor rata-rata indeks
transparansi yang berkisar di angka 6,15. Hal ini perlu dipertahankan dan ditingkatkan agar
menjadi budaya bagi satfung yang memiliki fungsi layanan publik. Untuk daerah-daerah
yang belum terjamah dengan akses internet, penggunaan sosial media tetap menjadi
relevan karena pertambahan generasi muda yang cenderung lebih melek teknologi
dibandingkan generasi sebelumnya.
Sementara itu, Mabes Polri sebagai pembuat kebijakan nasional perlu mendukung apa
yang telah dilakukan oleh wilayah, salah satunya
dengan memfasilitasi pembuatan website resmi
baik Polda maupun Polres. Hasil ITK
menunjukkan bahwa belum semua Polda dan
Polres di Indonesia telah memiliki website resmi. Ironisnya Polda dan Polres di wilayah
yang memiliki kemudahan akses internet seperti di Pulau Jawa dan Sumatera juga banyak
yang belum memiliki website resmi. Untuk institusi pemerintah sebesar Polri, website
resmi menjadi sebuah keniscayaan sebagai bagian dari mendekatkan diri kepada
masyarakat dan trust building.
Laporan eksekutif 2016
37
Penggunaan TI dalam Penanganan Kasus
Penggunaan TI dalam mempublikasikan Surat Pemberitahuan Pengembangan Hasil
Penyidikan (SP2HP) masih dirasakan sangat kurang. Pada umumnya, pemberitahuan
SP2HP dilakukan secara manual dengan cara di print dan dikirimkan kepada yang
berkepentingan. Salah satu contoh praktik baik dilakukan oleh Polres Pontianak yang telah
menginformasikan SP2HP melalui website resmi mereka (polrespontianak.org), meskipun
tindakan ini belum sepenuhnya benar jika melihat pada ketentuan yang berlaku terkait
dengan publikasi SP2HP, dimana yang berhak mendapatkan informasi adalah mereka yang
berkaitan langsung dengan perkara tersebut, baik pengacara, keluarga tersangka, maupun
keluarga korban. Idealnya adalah SP2HP bisa diakses melalui internet hanya oleh mereka
yang berkepentingan.
Penggunaan TI dalam Lelang Barang dan Jasa di Lingkungan Polri
Untuk analisa penggunaan lelang elektronik, temuan tim ITK menunjukkan bahwa
sangat jarang petugas yang dapat melakukan lelang elektronik dikarenakan ujian LKPP
dianggap sulit sekali. Dari sampel 70 polres, hanya terdapat 50% yang telah melakukan
lelang elektronik dan memiliki rata-rata 1 petugas yang telah tersertifikasi oleh LKPP.
Laporan eksekutif 2016
38
11. Kinerja Kebijakan Kesetaraan Jender Tingkat Polres
Untuk mengukur capaian kinerja ini, tim
menganalisa tiga indikator yang bertujuan untuk
melihat sejauh mana kesetaraan jender di dalam
kebijakan SDM Polri. Adapun 6 indikator
pembentuk sub-indeks jender ini antara lain:
1. Jumlah pejabat polwan struktural di 6 satfung
dengan total 6 indikator;
2. Jumlah penyidik perempuan dibanding total
penyidik di fungsi Reskrim dan Res Narkoba;
total 2 indikator dan;
3. Prosentase penanganan kasus Perlindungan
Perempuan dan Anak (PPA) di Reskrim tingkat
Polres; total 1 indikator.
Skor perolehan rata-rata untuk kesetaraan
jender masih sangat minim yaitu 4,03 yang
tergolong kategori buruk. Hanya terdapat 4
Polres/Polresta/Polresbes yang memiliki skor rata-
rata diatas 6 yaitu Poltabes Semarang, Poltabes
Bandung, Polresta Denpasar dan Polres Bantul,
sedangkan 5 polres dengan skor rata-rata
terendah (dibawah 2) yaitu Polres Lombok Timur,
Polres Kendal, Polres Mamuju, Polres Badung, dan
Polres Aceh Besar yang menduduki peringkat
terakhir di dalam capaian jender ini.
1,57 1,67 1,71 1,81 1,91 2,19 2,21 2,25 2,28
2,67 2,79 2,96 3,01 3,02 3,12 3,12 3,15 3,18 3,20 3,23 3,27 3,27 3,28 3,40 3,47 3,52 3,55 3,57 3,58 3,59 3,60 3,68 3,69 3,70 3,70 3,71 3,85 3,90 3,90 4,00 4,20 4,31 4,31 4,38 4,44 4,47 4,55 4,57 4,59 4,71 4,88 4,88 5,01 5,06 5,19 5,34 5,37 5,49 5,59 5,60 5,75 5,80 5,83 5,85 5,94 5,95 6,09
6,48 7,06 7,30
0 2 4 6 8 10
Polres Aceh Besar (70)Polres Badung (69)
Polres Mamuju (68)Polres Kendal (67)
Polres Lombok Timur (66)Polresta Banjarmasin (65)
Polres Bukit Tinggi (64)Polres Kepahiang (63)
Polres Bangka Barat (62)Polresta Samarinda (61)
Polres Gorontalo (60)Polres Pangkep (59)
Polres Gorontalo Kota (58)Polres Palangka Raya (57)
Polres Kupang (56)Polres Tanjung Pinang (55)Polres Maluku Tengah (54)
Polres Tanah Laut (53)Polres Semarang (52)
Polres Kendari (51)Polres Tidore (50)
Polres Jayapura (49)Polres Mataram (48)
Polresta Bandar Lampung (47)Polresta Manado (46)
Polres Bandung (45)Polres Asahan (44)
Polres Ogan Ilir (43)Polres Ternate (42)
Polres P. Ambon dan PP. Lease…Polres Lampung Tengah (40)
Polres Garut (39)Polres Gresik (38)
Polres Kupang Kota (37)Polresta Banda Aceh (36)
Polres Parigi Moutong (35)Polresta Jambi (34)
Polres Batang hari (33)Polres Balikpapan (32)
Polres Bengkulu (31)Polres Sorong/Aimas (30)
Polres Sambas (29)Polresta Padang (28)
Polres Deli Serdang (27)Polres Metro Jakarta Barat (26)
Polres Sorong Kota (25)Polresta Depok (24)
Polrestabes Makasar (23)Polres Konawe (22)
Polres Minahasa (21)Polres Pangkal Pinang (20)
Polres Kotawaringin Timur (19)Polres Jayapura Kota (18)Polresta Yogyakarta (17)
Polrestabes Surabaya (16)Polres Dumai (15)
Polresta Barelang (14)Polresta Pontianak Kota (13)
Polresta Medan (12)Polresta Palembang (11)
Polres Palu (10)Polres Sidoarjo (9)
Polres Serang (8)Polresta Pekanbaru (7)
Polresta Bekasi Kota (6)Polres Lebak (5)
Polres Bantul (4)Polresta Denpasar (3)
Polrestabes Bandung (2)Polrestabes Semarang (1)
Rata –Rata
4,03
Laporan eksekutif 2016
39
Tingkatkan pelayanan terhadap tindak kekerasan terhadap perempuan. Lebih banyak memberikan ruang kepada polwan untuk jabatan di kepolisian.
Responden Eksternal Tidore
Untuk prosentase efektivitas penanganan
kasus Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA),
dari sampel 64 PPA, rata-rata jumlah kasus yang
dapat diselesaikan (termasuk kasus yang
ditindaklanjuti kejaksaan, dicabut atau
didamaikan), baru berkisar 68% dari total 8.100
kasus yang tercatat di tahun 2015. Sedangkan
prosentase penyidik perempuan juga masih berkisar rata-rata 1-2 penyidik per polres.
Dengan meningkatkan jumlah penyidik perempuan guna, akan dapat meningkatkan
efektivitas PPA untuk menyelesaikan penanganan kasus-kasus yang berhubungan dengan
perempuan dan anak.
12. Survei Pelayanan Publik SIM dan SKCK Tingkat Polres Versi Instrumen Permenpan-RB-RB
Nomor 15 Tahun 2014
Survei layanan publik dilaksanakan pula berbarengan dengan pengukuran Indeks Tata
Kelola Kepolisian Negara Republik Indonesia (ITK Polri) tingkat Kepolisian Resor (Polres)
dengan mengadopsi instrumen Permenpan-RB-RB No.15 tahun 2014 dan peraturan
Polri6. Survey layanan publik ITK tingkat Polres menyasar layanan publik Satuan
Penyelenggaran Administrasi Surat Izin Mengemudi (Satpas SIM) pada satuan fungsi lalu
lintas dan layanan publik pembuatan Surat Keterangan Catatan Kepolisian (SKCK) pada
Satuan Fungsi Intelijen Keamanan (Sat Intelkam).
Terdapat 25 (dua puluh lima) indikator penilaian pada survei layanan publik di Satpas
SIM dan SKCK yang menyentuh kapasitas SDM, fasilitas sarana dan prasarana, kualitas
layanan, transparansi prosedur, dan sistem pengaduan7.
6 Penyusunan indikator survey layanan publik Satpas SIM dan SKCK mengacu pada Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik, Peraturan Pemerintah Nomor 50 Tahun 2010 tentang Jenis dan Tarif Atas Jenis Pendapatan Negara Bukan Pajak yang Berlaku pada Kepolisian Negara Republik Indonesia, Peraturan Menteri Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 15 Tahun 2014 tentang Standar Pelayanan Publik, Peraturan Menteri Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 16 Tahun 2014 tentang Survey Kepuasan Masyarakat, Peraturan Menteri Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 24 Tahun 2014 tentan g Pengelolaan Pengaduan Pelayanan Publik Nasional, Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia Nom or 9 Tahun 2012 tentang Surat Izin Mengemudi, dan Keputusan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia Nomor Kep/64/X/2014, serta Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2014 tentang Surat Keterangan Catatan Kepolisian
7 Ketersediaan regulasi standar pelayanan penyelenggaraan pelayanan publik, syarat-syarat pelayanan, prosedur pelayanan, waktu pelayanan, biaya pelayanan, sarana/prasarana di area pelayanan, sistem antrian, kenyamanan ruang tunggu layanan, kebersihan raung tunggu layanan, maklumat layanan, sarana/prasarana survey kepuasan masyarakat, pelaksanaan survey kepuasan masyarakat, skor Indeks Kepuasan Masyarakat, tindak lanjut hasil survey kepuasan masyarakat, ketersediaan sistem pengaduan, ketersediaan kotak saran da n tindak lanjutnya,
Laporan eksekutif 2016
40
1510152015301540154015501550155015701570158015801580159016101610161016201630164016401650166016601660167016701680168017001720173017401810
0 500 1000 1500 2000
Polres Lebak (34)
Polres Aceh Besar (33)
Polres Ogan Ilir (32)
Polres Mamuju (31)
Polres P. Ambon dan PP. Lease (30)
Polrestabes Bandung (29)
Polrestabes Semarang (28)
Polres Tidore (27)
Polres kendal (26)
Polres Kotawaringin Timur (25)
Polres Semarang/Unggaran (24)
Polres Maluku Tengah (23)
Polres Ternate (22)
Polres Balikpapan (21)
Polresta Palembang (20)
Polres pangkep (19)
Polres Kendari (18)
Polresta Samarinda (17)
Polresta Jambi (16)
Polresta Banjarmasin (15)
Polres Lombok Timur (14)
Polres Tanah Laut (13)
Polres Deli Serdang (12)
Polres Asahan (11)
Polres Konawe (10)
Polresta Yogyakarta (9)
Polres Gorontalo/Limboto (8)
Polres Bengkulu (7)
Polres Sorong Kota (6)
Polres Sorong/Aimas (5)
Polrestabes Makasar (4)
Polres Bandung/Sorean (3)
Polres Bantul (2)
Polresta Banda Aceh (1)
1010
1020
1140
1160
1260
1280
1290
1290
1310
1310
1310
1310
1320
1320
1330
1350
1350
1360
1370
1370
1370
1390
1390
1400
1400
1410
1420
1440
1450
1450
1450
1480
1480
1490
1500
0 500 1000 1500 2000
Polres Pangkal Pinang (69)
Polresta Depok (68)
Polres Lampung Tengah (67)
Polres Kupang (66)
Polresta Padang (65)
Polresta Bandar Lampung (64)
Polresta Manado (63)
Polres Jayapura (62)
Polres Sambas (61)
Polres Palu (60)
Polres Kepahiang (59)
Polres Bukit Tinggi (58)
Polresta Medan (57)
Polres Bangka Barat (56)
Polres Gresik (55)
Polres Marigi Moutong (54)
Polres Tj. Pinang (53)
Polres Palangka Raya (52)
Polres Minahasa (51)
Polresta Bekasi Kota (50)
Polrestabes Surabaya (49)
Polresta Barelang (48)
Polres Kupang Kota (47)
Polresta Denpasar (46)
Polres Jayapura Kota (45)
Polres Badung (44)
Polres Serang (43)
Polresta Pontianak Kota (42)
Polresta Pekanbaru (41)
Polres Gorontatol Kota (40)
Polres Sidoarjo (39)
Polres Garut (38)
Polres Batang hari (37)
Polres Dumai (36)
Polres Mataram (35)
Metode yang digunakan adalah melalui observasi dan wawancara pengguna
layanan publik yang dilakukan oleh peneliti ITK baik dari Mabes Polri maupun
Kemitraan. Atribusi nilai dari masing-masing indikator baik pada Satpas SIM maupun
layanan publik SKCK minimal 0 (nol) dan maksimal 40 (empat puluh) dengan nilai total
maksimal dari 25 indikator tersebut adalah 1000 (seribu) sesuai dengan panduan
instrumen Permenpan-RB No.14 tahun 2014 yang telah digunakan di tingkat Polda.
Capaian Gabungan Survei Layanan Publik SIM dan SKCK
pengelolaan pengaduan yang terintegrasi dengan sistem LAPOR/SP4N, jumlah petugas layanan, kedisiplinan petugas, uraian tugas, jumlah petugas layanan yang sesuai dengan latar belakang kompetensinya, ketersediaan tempat foto kopi, ketersediaan petugas informasi, ketersediaan petugas keamanan pelayanan, tempat pemeriksaan kesehatan.
Rata-rata 1480
Laporan eksekutif 2016
41
740
750
750
750
760
760
760
770
770
770
770
780
780
790
800
810
810
810
810
810
810
810
810
820
820
830
850
860
860
870
880
880
880
910
910
0 200 400 600 8001000
Polres P. Ambon & PP. Lease
Polresta Bekasi Kota
Polres Batang Hari
Polres Lombok Timur
Polresta Banjarmasin
Polres Ogan Ilir
Polres Tidore
Polrestabes Surabaya
Polresta Denpasar
Polres Mamuju
Polres Balikpapan
Polres Maluku Tengah
Polres Kendari
Polresta Yogyakarta
Polres Konawe
Polrestabes Bandung
Polrestabes Semarang
Polresta Pontianak Kota
Polresta Pekanbaru
Polresta Jambi
Polres kendal
Polres Semarang
Polres Bengkulu
Polresta Palembang
Polres Asahan
Polres Gorontalo
Polres Tanah Laut
Polresta Samarinda
Polres Sorong Kota
Polrestabes Makasar
Polres Bandung
Polres Bantul
Polres Sorong/Aimas
Polresta Banda Aceh
Polres Deli Serdang
Berdasarkan hasil survei layanan publik di 70 Polres (meliputi 1 Polres Metro, 4
Polrestabes, 16 Polresta, dan 49 Polres). Survey layanan publik Satpas SIM dilakukan di 69
Polres/Ta/Tabes/Polres Metro dari 70 Polres/Ta/Tabes/Metro yang diukur Indeks tata
Kelolanya. Satu Polres, yakni Polres Metro Jakarta Barat tidak dilakukan survey layanan
publik Satpas SIM, karena tidak adanya Satpas SIM di Polres Metro Jakarta Barat.
Sedangkan layanan publik SKCK dilakukan di seluruh Polres/Ta/Tabes/Metro yang diukur
Indeks Tata Kelola Kepolisiannya.
Capaian Layanan SIM 70 Polres/ta/bes/Metro Sesuai Standar Pelayanan Publik Instrumen Permenpan-RB-RB No 15 tahun 2014
510
510
510
520
550
560
580
580
590
620
620
620
630
640
650
660
660
660
660
690
690
690
690
710
710
710
720
720
720
730
730
740
740
740
0 200 400 600 800 1000
Polres Pangkal Pinang
Polres Palu
Polres Lampung Tengah
Polres Kepahiang
Polresta Depok
Polres Kupang
Polresta Bandar Lampung
Polres Badung
Polres Palangka Raya
Polres Minahasa
Polres Jayapura Kota
Polres Jayapura
Polresta Barelang
Polres Tanjung Pinang
Polres Gorontatol Kota
Polres Sambas
Polres Parigi Moutong
Polres Bukit Tinggi
Polres Bangka Barat
Polres Garut
Polres Serang
Polres Lebak
Polres Kupang Kota
Polresta Manado
Polresta Padang
Polres Dumai
Polres Sidoarjo
Polres Gresik
Polres Ternate
Polresta Medan
Polres Mataram
Polres Aceh Besar
Polres pangkep
Polres Kotawaringin Timur
Laporan eksekutif 2016
42
730
740
740
740
740
740
740
750
750
760
760
760
760
770
770
780
780
790
800
810
810
810
820
820
830
850
850
860
880
880
880
880
880
900
910
0 500 1000
Polres Mataram
Polrestabes Bandung
Polrestabes Semarang
Polres Aceh Besar
Polres Pangkep
Polres Kotawaringin Timur
Polres P. Ambon & PP.…
Polres Batang Hari
Polres Lombok Timur
Polresta Barelang
Polresta Samarinda
Polres Ogan Ilir
Polres Tidore
Polres Mamuju
Polres Balikpapan
Polres Maluku Tengah
Polres Kendari
Polresta Palembang
Polres Konawe
Polres kendal
Polres Semarang
Polres Bengkulu
Polresta Jambi
Polres Asahan
Polres Gorontalo Limboto
Polrestabes Makasar
Polres Tanah Laut
Polres Sorong Kota
Polresta Banjarmasin
Polresta Yogyakarta
Polres Bandung
Polres Bantul
Polres Sorong/Aimas
Polresta Banda Aceh
Polres Deli Serdang
470
500
510
510
520
550
560
580
580
590
590
600
620
620
620
620
630
630
640
640
650
660
660
660
660
690
690
690
690
700
710
720
720
720
720
0 400 800
Polresta Depok
Polres Pangkal Pinang
Polres Palu
Polres Lampung Tengah
Polres Kepahiang
Polresta Padang
Polres Kupang
Polresta Manado
Polres Badung
Polresta Medan
Polres Palangka Raya
Polrestabes Surabaya
Polresta Bekasi Kota
Polres Minahasa
Polres Jayapura Kota
Polres Jayapura
Polresta Pontianak Kota
Polresta Denpasar
Polresta Pekanbaru
Polres Tanjung Pinang
Polres Gorontalo Kota
Polres Sambas
Polres Parigi Moutong
Polres Bukit Tinggi
Polres Bangka Barat
Polres Garut
Polres Serang
Polres Lebak
Polres Kupang Kota
Polresta Bandar Lampung
Polres Dumai
Polres Metro Jakarta Barat
Polres Sidoarjo
Polres Gresik
Polres Ternate
Capaian Layanan SKCK 70 Polres/ta/bes/Metro Sesuai Standar Pelayanan Publik Instrumen Permenpan-RB-RB No 15 tahun 2014
Laporan eksekutif 2016
43
BAB III REKOMENDASI
Untuk meningkatkan implementasi Reformasi Birokrasi Polri, diperlukan sinergi
pembuatan dan pelaksanaan kebijakan yang memerlukan koordinasi terpadu dari Mabes Polri
ke jajaran di tingkat Polda dan Polres. Sinergi dibutuhkan dalam perencanaan, implementasi,
pengawasan dan evaluasi kebijakan ataupun program. Karenanya, rekomendasi ITK akan
ditujukan untuk tiga tingkatan tersebut. Adapun urutan rekomendasi akan disesuaikan dengan
tingkatan dan urutan prinsip yang memiliki skor terendah ke yang paling baik. Pendekatan ini
dilakukan agar kebijakan dapat langsung memperbaiki prinsip yang paling membutuhkan
perhatian sebagai prioritas utama.
13. Prinsip Kompetensi
a. Tingkat Mabes Polri
1) Peninjauan ulang DSP saat ini berdasarkan proyeksi kebutuhan 5 tahun kedepan
yang berorientasi pada sebaran pelayanan dan gangguan Kamtibmas. Berdasarkan
fungsi, fungsi Gakkum berdasarkan jumlah total crime umum dan jumlah kasus
total PPA serta data kekerasan versi Komnas HAM, Harkamtibmas berdasarkan
populasi, dan Linyomyan berdasarkan beban layanan publik;
2) Pemetaan kebutuhan riil Sarana dan Prasarana berdasarkan beban kerja setiap
satfung;
3) Perbaikan sistem SIMAK BMN menjadi pencatatan real-time;
4) Mengubah kultur promosi/mutasi SDM berdasarkan preferensi dan subyektivitas,
menjadi kultur yang menghargai kinerja dan kompetensi;
5) Peninjauan ulang kurikulum lembaga pendidikan kepolisian dengan menambahkan
materi pelayanan publik dan tata kelola kepolisian yang baik (Good Policing
Governance) agar kader-kader baru dapat menjadi lebih profesional, modern dan
terpercaya.
Laporan eksekutif 2016
44
b. Tingkat Polda
1) Pemerataan penempatan anggota Bhabinkamtibmas tingkat desa dan kelurahan di
seluruh Indonesia;
2) Penyediaan tenaga atau tim yang dapat mengoperasikan teknologi informasi
untuk memastikan penggunaan TI khususnya dalam pelayanan publik dapat
merata di tingkat Polda dan Polres.
c. Tingkat Polres
1) Mengefektifkan assessment center dalam pelaksanaan seleksi jabatan secara
terbuka untuk menjamin akuntabilitas promosi dan mutasi dilakukan secara
akuntabel tanpa diskriminasi SARA dan Gender;
2) Menginisiasi kerjasama antara lembaga dalam hal menunjang tugas pokok dan
fungsi SUMDA.
14. Prinsip Keadilan
a. Tingkat Mabes Polri
1) Peniadaan praktik diskriminasi layanan publik di lapangan, setarakan semua
pengguna sesuai dengan nilai-nilai profesionalitas;
2) Meningkatkan jumlah pejabat struktural perempuan 5% setiap tahun di satuan-
satuan yang relevan agar dapat mencapai kuota 30% pada tahun 2019;
3) Meningkatkan jumlah penyidik perempuan sebesar 5% di tingkat kewilayahan
untuk menangani kasus-kasus yang berkaitan dengan perempuan dan anak yang
jumlahnya semakin banyak;
4) Membangun sistem reward dan punishment bagi Polres yang memiliki pelayanan
publik baik dan buruk.
b. Tingkat Polda
Mendukung dan menempatkan polwan pada posisi yang strategis terutama penyidik
perempuan yang dibutuhkan di PPA tingkat Polres.
c. Tingkat Polres
Meningkatkan kinerja Perlindungan Perempuan dan Anak lebih efektif dan efisien.
Laporan eksekutif 2016
45
15. Prinsip Transparansi
a. Tingkat Mabes Polri
1) Membangun sistem pengelolaan dan layanan informasi publik melalui portal
(website) dan aplikasi, sehingga keluhan masyarakat dapat cepat direspon;
2) Khusus untuk pelayanan publik, pembaharuan regulasi tentang biaya dan
sebagainya dan publikasi prosedur melalui website dan sosial media;
3) Tinjau ulang pengadaan “badan diklat” Kakorlantas yang mengeluarkan sertifikat
mengemudi yang dapat memberikan efek jangka panjang pada proses trust
building. Jika tetap dilanjutkan, maka pengelolaan badan diklat ini seyogyanya
selaras dengan prinsip tata kelola baik dan profesionalitas;
4) Melaksanakan Survey Kepuasan Masyarakat (SKM) secara berkala dan
menindaklanjuti hasil sesuai amanat UU Pelayanan Publik;
5) Membangun sistem pengaduan layanan yang terintegrasi SP4N di seluruh
Indonesia.
b. Tingkat Polda
Mengoptimalkan penggunaan Tribrata News dan menyediakan tenaga ahli TI untuk
mendukung polres-polres menerapkan sistem TI.
c. Tingkat Polres
1) Mendekatkan pelayanan kepada masyarakat melalui SIM dan SKCK keliling di
seluruh Indonesia;
2) Mengoptimalkan peran SPKT di masing-masing wilayah sebagai sentra pelayanan
publik terpadu dengan merekapitulasi laporan masuk dan laporan yang diteruskan
sehingga dapat diperbandingkan per bulan, per kategori, dan per pelapor;
3) Memastikan berjalankannya prosedur pelaporan SP2HP untuk publik oleh Reskrim
dan Resnarkoba dan SPHP2 oleh Propam untuk personel yang telah selesai
direhabilitasi.
Laporan eksekutif 2016
46
16. Prinsip Responsif
a. Tingkat Mabes Polri
1) Menyusun anggaran berdasarkan jumlah riil kasus kriminal pada masing-masing
Polres dan Polsek;
2) Adopsi regulasi HAM dan gender pada regulasi setiap satfung;
3) Budayakan koordinasi dan pertukaran informasi antara Reskrim, Resnarkoba,
Intelkam, dan Sabhara terutama yang jika bersatu padu, fungsi Gakkum dan
Harkamtibmas akan lebih optimal.
b. Tingkat Polda
1) Membuat SOP inisiatif guna mengakomodir regulasi HAM dan gender pada
regulasi setiap satfung;
2) Peningkatan responsifitas layanan satuan dan layanan publik
c. Tingkat Polres
1) Membuat SOP inisiatif guna mengakomodir regulasi HAM dan gender pada
regulasi setiap satfung;
2) Meningkatkan kerjasama antar lembaga terkait sesuai dengan fungsi dengan pihak
eksternal yang relevan, seperti kerjasama Reskrim dengan Rumah Sakit dalam hal
penggunaan laboratorium atau saksi ahli.
17. Prinsip Perilaku
Tingkat Mabes Polri
1) Peniadaan praktik-praktik penyimpangan di lapangan, sinkronisasi perilaku dengan
nilai-nilai profesionalitas;
2) Menganalisa perbedaan budaya perilaku internal dan eksternal dengan
memanfaatkan partisipasi publik sehingga terciptanya sistem pengawasan Internal
Mengawasi Eksternal (IME) dan Eksternal mengawasi Internal (EMI);
Tingkat Polda
Memonitor dan menganalisa perubahan persepsi publik sesuai dengan lini layanan
publik Polri melalui semua saluran aduan dan sesuaikan layanan aduan berdasarkan
kriteria pengguna layanan publik;
Laporan eksekutif 2016
47
Tingkat Polres
Pertahankan dan tingkatkan integritas perilaku personil pada saat pelayanan kepada
masyarakat.
18. Prinsip Akuntabilitas
a. Tingkat Mabes Polri
1) Membuat laporan kinerja tahunan yang menunjukkan kompilasi kinerja seluruh
satuan khususnya yang berhubungan dengan publik;
2) Membangun kembali sistem e-case management untuk satuan penegakan hukum;
3) Membangun sistem e-monev dan reporting antar satuan;
4) Memperbaiki sistem SIMAK BMN agar menjadi real-time serta otomasi
penghitungan manajemen aset;
5) Mengintegrasikan sistem pengawasan kinerja penanganan perkara melalui
pemanfaatan teknologi informasi (e-government) antar instansi penegak hukum
(Kejaksaan dan Mahkamah Agung).
b. Tingkat Polda
1) Memberikan standar pelaporan yang berkualitas yang dapat diperbandingkan
hasilnya dari tahun ke tahun;
2) Menyediakan SDM yang dapat membantu setiap Polda dan Polres untuk membuat
sistem pelaporan berbasis teknologi informasi;
3) Menyelenggarakan pelatihan pelaporan bagi tim Humas dan Bagian Operasi
tingkat Polda dan Polres.
c. Tingkat Polres
1) Menyiapkan SDM atau tim yang berdedikasi untuk penggunaan teknologi;
2) Meningkatkan kesejahteraan SDM Polri berbasis analisis beban kerja yang terukur
dan dihubungkan dari hasil evaluasi kinerja.
Laporan eksekutif 2016
48
19. Prinsip Efektivitas
a. Tingkat Mabes Polri
1) Peningkatan kinerja terutama Satuan Lantas, Sabhara, ResNarkoba dan Sumda
yang memiliki skor rata-rata paling rendah;
2) Penurunan tingkat kecelakaan dan kriminalitas yang cenderung meningkat.
b. Tingkat Polda
1) Untuk Sumda, peningkatan Prosentase paket yang dilelang secara elektronik
terhadap total paket yang dilelang selama Setahun;
2) Peningkatan prosentase keberhasilan ungkap kasus;
3) Perkuat kerjasama dengan sinergi penanganan kasus dengan tingkat Polres;
4) Berikan bimbingan dan pelatihan khusus bagi Resnarkoba yang baru dibangun.
c. Tingkat Polres
1) Berikan bimbingan dan pelatihan khusus bagi Resnarkoba yang baru dibangun;
2) Ketersediaan data realisasi penggunaan dana PNBP tahunan;
3) Peningkatan prosentase keberhasilan ungkap kasus;
4) Meningkatkan kerjasama dengan pihak luar.
Jakarta, Agustus 2016
Laporan eksekutif 2016
49
70
LAMPIRAN
Polri sebagai salah satu institusi penegak hukum berusaha menjawab tantangan
tersebut melalui tiga fungsi utamanya yaitu: (1) Perlindungan, pengayoman pelayanan
kepada masyarakat (Linyomyan): (2) Pemeliharaan keamanan dan ketertiban masyarakat
(Kamtibmas); dan (3) penegakan hukum (Gakkum) seperti yang tertuang dalam Undang-
undang Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia.
176
Laporan eksekutif 2016
50
Guna mengoptimalkan fungsi utamanya, Polri menerjemahkannya kedalam program
Reformasi Birokrasi Polri (RBP) dengan tiga fokus utama, yakni (1) Aspek struktural; (2) Aspek
instrumental; dan (3) Aspek kultural. Adapun penjelasan dari tiga fokus pembenahan Polri
antara lain:
1. Aspek struktural secara internal maupun eksternal, terkait dengan revisi atas posisi
serta tata hubungan Polri dengan lembaga-lembaga lain dalam pemerintahan.
Internal, berarti pembenahan struktur keorganisasian, wewenang dan fungsi
sebagai satuan yang terdapat dalam Polri sendiri;
2. Aspek Instrumental, yakni revisi terhadap segala bentuk kurikulum, etik, aturan,
prosedur, simbol dan tata cara yang dianggap tidak sesuai lagi (umumnya karena
berbau militeristik) dengan situasi yang dihadapi Polri pasca pemisahan dari ABRI;
3. Aspek kultural, yakni segala upaya guna mengubah kebiasaan, anggapan, persepsi,
pola perilaku, motif bekerja ataupun keyakinan yang salah, yang dianggap tidak
lagi sesuai atau tidak patut lagi muncul saat Polri berupaya menjadi lembaga yang
reformis.
Tiga aspek tersebut juga bertujuan untuk menciptakan personel Polri yang humanis,
anti Korupsi Kolusi dan Nepotisme (KKN), serta professional.8
Namun hingga saat ini, Polri belum memiliki sebuah instrument pengukuran yang
melibatkan baik internal maupun eksternal guna mengevaluasi kinerja Satuan-satuan kerja
(Satker) yang secara kolektif berkontribusi menyumbang kualitas kinerja institusi Polri. Polri
sadar bahwa mekanisme evaluasi yang komperehensif akan mempercepat proses reformasi
birokrasi terutama dalam aspek kultural. Karena itu, Polri mengambil inisiatif untuk pertama
kalinya dalam sejarah tata kelola kepolisian, untuk menggalakkan mekanisme evaluasi
sebagai bagian dari reformasi internal Polri.
8 Berdasarkan dokumen Road Map Reformasi Birokrasi Polri (RBP) tahun 2009-2014
Laporan eksekutif 2016
51
Kenapa Indeks?
Dikarenakan karateristik Polri yang memiliki sistem komando terpusat, hierarkis dan
berjenjang; dibutuhkan instrumen yang dapat menangkap tren setiap jenjang dengan
karakteristik dan kewenangan yang berbeda secara cepat sebagai rekomendasi dalam
pengambilan kebijakan berbasis bukti atau data (evidence based policy).
Indeks dapat menjawab kebutuhan tersebut, dan mampu memberikan gambaran
indikasi awal sejauh mana Polri menerapkan prinsip-prinsip tata kelola dalam proses
menjalankan mandatnya. Dengan kombinasi data objektif dan persepsi para ahli, sebuah
indeks dapat menjadi batu pijakan perubahan mind-set, budaya kerja dan budaya institusi.
Dengan pendekatan imparsial, objektif dan berbasis data, diharapkan proses pengukuran ini
dapat menangkap pencapaian fokus reformasi Polri.
Apabila dilaksanakan pengukuran secara konsisten, disertai dengan inisiatif kuat dari
dalam Polri sendiri, indeks ini akan dapat mengubah proses yang selama ini dipersepsikan
oleh publik sebagai tata kelola yang cenderung prosedural, tertutup dan tidak termonitor.
Indeks Tata Kelola (ITK) Polri diharapkan mampu menjawab kebutuhan masing-masing
jenjang dengan tetap memasukkan pertimbangan kebijakan Pusat. Dalam hal ini Polri
mengikuti struktur tata pemerintahan daerah yaitu Pusat (Mabes Polri), Polda (Provinsi),
Polres (Kabupaten) dan Polsek (Kecamatan).
ITK sebagai Pelengkap Sistem Evaluasi Internal
Selama ini, Polri mengawasi jalannya tata kelola kepolisian menggunakan metode self-
assessment dimana cenderung satu arah dan tidak melibatkan proses crosscheck. Pada
umumnya, evaluasi internal hanya melihat sisi prosedural, dan hasilnya hanya diberikan
kepada para pengambil keputusan serta belum menyentuh kinerja layanan Polri ke publik.
Polri sadar bahwa dibutuhkan pendekatan lain untuk melengkapi metode evaluasi
internal yang selama ini telah dilakukan, untuk itu dilakukan pengukuran yang tidak hanya
melibatkan internal, melainkan juga masyarakat sebagai eksternal. Hasil ITK diharapkan
mampu melengkapi sistem evaluasi internal tersebut.
Laporan eksekutif 2016
52
Cakupan Indeks
Struktur organisasi Polri mencerminkan struktur pemerintahan administratif. Polri
memiliki perwakilan disetiap provinsi, yakni Kepolisian Daerah (Polda) yang dikepalai oleh
Kapolda. Setiap Polda memiliki kewenangan untuk menyusun perwakilan di tingkat sub-
provinsi sesuai dengan kebutuhan daerah. Pada umumnya, kantor-kantor kepolisian
berlokasi di tingkat kabupaten atau kotamadya (Polres) dan di tingkat kecamatan (Polsek).9
Sebagai baseline atau pengukuran indeks perdana di tahun 2015, unit analisa ITK
adalah Polda (Provinsi) dan di tahun 2016, unit analisa ITK adalah Polres. Polres diberi
kewenangan untuk melaksanakan kebijakan Mabes Polri dan Polda. Selain itu, Polres dapat
melakukan terobosan, meksipun terbatas, terkait dengan pelayanan kepada masyarakat,
serta menjadi wakil Polda di tingkat kabupaten.
Struktur Polres terdiri dari puluhan Satker yang masing-masing berujung pada tiga
fungsi utama Polri. ITK memilih 9 Satfung yang dianggap langsung bersinggungan dengan
kebutuhan dan kepentingan masyarakat, antara lain: Pembinaan Masyarakat (Binmas), Lalu
Lintas (Lantas), Polisi Intelijen Keamanan (Intelkam), Samapta Bhayangkara (Sabhara),
Sumber Daya Manusia (SDM), Reserse Kriminal Umum (Reskrimum), Reserse Narkoba (Res
Narkoba), Propam dan SPKT.
Kerangka Pengukuran
Penyusunan ITK dilakukan dengan terlebih dahulu mempelajari berbagai instrumen
evaluasi di berbagai negara di dunia, diantaranya Inggris, Wales, New Zealand, dan Afrika
Selatan (Eupolsa Index). Hasil studi literatur di beberapa negara tersebut menunjukkan
bahwa pengukuran kinerja kepolisian didasarkan pada ruang lingkup tugas, pokok dan fungsi
yang diatur di masing-masing negara dengan penerapan prinsip tata kelola pemerintahan
yang baik (good governance).
9 Cohen, David. 2011. Rule of Law Untuk Hak Asasi Manusia di Kawasan ASEAN: Studi Data Awal
Laporan eksekutif 2016
53
Studi literatur di negara-negara tersebut juga menemukan acuan pengukuran yang dapat
diterapkan untuk mengukur tata kelola Polri. Mastrofski (1999)10 menyebut ada 6 prinsip tata
kelola yang dapat digunakan untuk mengukur kinerja polisi, yaitu:
• Attentiveness: tingkat kehadiran polisi di tengah masyarakat;
• Reliability: tingkat kecepatan/cepat tanggap;
• Responsiveness: upaya untuk memenuhi permintaan masyarakat dan memberikan
penjelasan terhadap alasan tindakan dan keputusan;
• Manner: memperlakukan masyarakat dengan penuh penghargaan;
• Competence: kompetensi/kecakapan anggota Polri;
• Fairness: perlakuan yang adil terhadap semua tanpa terkecuali.
Selain studi literatur, penyusunan ITK juga didasarkan hasil pemetaan terhadap hasil studi
yang pernah dilakukan terhadap Polri oleh beberapa lembaga, diantaranya; MenPAN RB,
KPK, BPK, UNODC dan Kemitraan. Berdasarkan hasil temuan beberapa penelitian
sebelumnya, ditemukan bahwa salah satu isu krusial dalam pengukuran tata kelola Polri
adalah untuk melihat sejauh mana capaian program Reformasi Birokrasi yang memiliki tujuan
terhadap pembenahan 3 bidang sasaran, yakni; struktural, instrumental dan kultural.
Namun berdasarkan kenyataannya, sejak dicetuskan hingga saat ini aspek kultural
menjadi satu-satunya aspek yang paling lamban perubahannya. Jika aspek struktural dan
instrumental dapat dilaksanakan melalui instruksi, surat perintah dari atasan, berbeda halnya
dengan kultural. Mengingat aspek ini menekankan pada budaya institusi dan perilaku
anggota, oleh karenanya dilakukan perubahan culture set dan mind set yang seringkali
membutuhkan keinginan, dan usaha keras untuk berubah, serta waktu yang relatif lama.
Dalam konteks ini, sangat penting dalam pengukuran ini tidak hanya mampu
menggambarkan aspek struktural dan instrumental saja, melainkan juga dapat
menggambarkan perubahan secara kultural secara reguler.
10Mastrofski, Stephen D., “Policing for People,” Ideas in American Policing, Washington, D.C.: Police Foundation, March 1999. As of March 27, 2012:http://www.policefoundation.org/pdf/Mastrofski.pdf
Laporan eksekutif 2016
54
Untuk itu, diperlukan pengukuran yang mampu menggambarkan 4 hal penting terkait Polri,
sebagai berikut:
• Tugas pokok Polri berdasarkan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002;
• Target program Reformasi Birokrasi Polri (RBP);
• Menggambarkan tata kelola Polri;
• Performa Satuan Kerja (Satker) Polri;
Untuk itu, Polri berinisiatif melakukan pengukuran terhadap capaian-capaian tersebut
dengan nama Indeks Tata Kelola Kepolisian Negara Republik Indonesia (ITK).
Pengukuran dilakukan pada level kewilayahan (Polda) dan (Polres), karena kualitas RBP di
level tersebut secara signifikan menyumbang keberhasilan program secara institusional. Polri
berinisiatif melakukan pengukuran program RBP. Pengukuran tahun 2016, dilaksanakan di
level Polres.
Selain itu, penyusunan ITK juga didasarkan pada hasil penelitian Indonesia Governance
Index (IGI) yang dilaksanakan oleh Kemitraan (Partnership for Governance Reform), dimana
dengan actionable indicatornya mampu secara cepat menunjukkan kelebihan serta
kekurangan tata kelola pemerintahan di sebuah daerah. Sehingga dengan demikian, daerah
dapat secara cepat meningkatkan kinerjanya berdasarkan indikator tersebut.
Dengan berbagai pertimbangan, dilakukan beberapa perubahan mendasar terhadap
prinsip-prinsip dan pengertian yang ada di Mastrofski, agar dapat menggambarkan kinerja
tata kelola kepolisian di Indonesia. Diantaranya prinsip Atentivitas dan Realiabilitas yang
dilebur kedalam prinsip Responsivitas dengan definisi yang lebih luas. Sementara prinsip
Manner diganti menjadi Perilaku, dengan pengertian mencakup manners, feelings, emosi
dan lain-lain. Selain perubahan, ditambahkan juga 3 prinsip tata kelola pemerintahan yang
dianggap secara krusial mampu mendorong performa Polri, yakni Transparansi, Efektivitas
and Akuntabilitas. Berikut 7 prinsip ITK yang digunakan untuk mengukur tata kelola Polisi:
• Kompetensi merupakan kapasitas dan kemampuan Satker di tingkat Polda untuk
dapat menjalankan tugasnya dengan baik;
• Responsivitas merupakan daya tanggap Satker di tingkat Polda dalam menjalankan
tugasnya;
Laporan eksekutif 2016
55
• Perilaku mencakup sikap dan tindakan yang menjunjung tinggi nilai-nilai kebenaran
Satker di tingkat Polda dalam menjalankan tugasnya;
• Transparansi merupakan kondisi dimana informasi Satker di tingkat Polda dapat
diakses oleh publik;
• Keadilan merupakan kondisi dimana implementasi tugas oleh Satker di tingkat Polda
berlaku adil kepada seluruh stakeholder tanpa terkecuali;
• Efektivitas merupakan ketercapaian target dan tujuan sesuai dengan perencanaan
Satker di tingkat Polda;
• Akuntabilitas merupakan pertanggungjawaban kinerja dan proses pelaksanaan tugas
oleh Satker di tingkat Polda terhadap publik.
Adapun penentuan Satuan Fungsi (Satfung) Polres yang akan dinilai di dasarkan pada unit
yang secara universal diyakini dapat berkontribusi dalam mencapai sasaran RB dan tugas
pokok Polri, serta memberikan pelayanan prima sesuai tugas pokok Polri/bidang linyomyan,
Harkamtibmas dan Gakkum sebagaimana amanat Undang-undang Nomor 2 tahun 2002
tentang Polri.
Formulasi ITK pada tingkat Polres/Polresta/Polrestabes/Polres Metro:
Arena
Prinsip ITK
Kompetensi Responsivitas Perilaku Transparansi Keadilan Efektivitas Akuntabilitas
SDM
Binmas
Lantas
Intelkam
Reskrim Um
Res Narkoba
Sabhara
Propam
SPKT
176 Indikator Pengukur Isu : SDM, Sarpras, Anggaran,
Pengawasan, Sistem Metoda, Inovasi
Laporan eksekutif 2016
56
Pemilihan Indikator
Selain mengandung sasaran program RBP, penyusunan indikator ITK juga didasarkan
pada prinsip utama Kepolisian, diantaranya sumber daya manusia, sarana prasarana,
anggaran, pengawasan, sistem metoda dan inovasi. Hal ini dilakukan untuk meminimalisasi
timbulnya pertanyaan mengapa indikator tertentu yang digunakan sementara yang lain
tidak.
Terdapat 3 jenis data yaitu 1) obyektif, terdiri dari data-data satfung Polres yang diukur,
seperti anggaran, data jumlah personel, dan-lain-lain; 2) Persepsi dari internal Polda dan
masyarakat terkait kinerja Polda; dan 3) Observasi terhadap unit layanan publik (SIM dan
SKCK) menggunakan instrumen yang ada pada Permenpan-RB - RB Nomor 15 Tahun 2014
tentang Pedoman penilaian kinerja unit pelayanan publik. Masing-masing jenis data memiliki
kontribusi terhadap penilaian ITK dengan bobot berbeda, diantaranya data obyektif (53%),
data persepsi (31%) dan data observasi (16%).
Dalam prosesnya, pemilihan indikator dilakukan dengan menempatkan indikator-
indikator yang relevan ke dalam hierarchy of significance, sehingga pada akhirnya akan
didapat sejumlah kecil indikator yang memiliki kemampuan penjelas yang kuat dan kekuatan
pembeda (discriminating power) sehingga tidak ada tumpang tindih antar satu indikator
dengan indikator lain, atau terjadi repetisi maupun triangulasi yang tidak perlu.
Indikator-indikator tersebut dibangun berdasarkan fungsi-fungsi dan otoritas Polda serta
relevansi terhadap isu-isu maupun proses tata kelola. Setiap indikator disertai justifikasi yang
rinci melalui pertimbangan signifikan, relevansi, ketersediaan data, kekuatan pembeda,
serta persamaan.
Sumber dan Jenis Data
ITK dihasilkan dari kompulasi dua jenis data, yaitu data obyektif (sekunder) dan data
persepsi/subyektif (primer). Data obyektif terdiri dari berbagai dokumen yang dikeluarkan
oleh setiap Satker Polda yang diukur. Data persepsi diperoleh dari narasumber yang terdiri
dari pihak internal dan eksternal Polres melalui instrumen kuesioner. Pihak internal
mencakup seluruh perwakilan jajaran dan satker di setiap Polres. Sedangkan pihak eksternal
terdiri dari perwakilan LSM, akademisi, pengamat dan aktivis lain-lain. Data persepsi ini
Laporan eksekutif 2016
57
khususnya untuk mengukur indikator-indikator yang tidak dapat diperoleh melalui data
obyektif terutama yang terkait prinsip perilaku dan integritas.
Selain itu, data persepsi melalui instrumen kuesioner diperkaya dengan observasi
langsung yang dilakukan oleh tim peneliti terhadap beberapa indikator yang terkait dengan
pelayanan publik dengan menggunakan acuan instrumen PERMENPAN-RB. Uji akses juga
dilakukan oleh tim peneliti untuk mengukur tingkat kemudahan setiap dokumen obyektif
yang diperlukan. Semua tipe data tersebut saling melengkapi guna menghasilkan ITK yang
cukup komprehensif.
Dalam pengumpulan data, tim peneliti yang terdiri dari tim gabungan Mabes Polri dan
Kemitraan diturunkan ke setiap Polres. Setiap tim peneliti terlibat secara aktif dalam
pengumpulan data primer dan sekunder serta berperan aktif sebagai fasilitator dalam diskusi
terbatas (FGD) serta penulisan laporan hasil ITK di setiap Polres.
Proses Data Menjadi Indeks
Dalam menghitung indeks, 3 sumber data dalam ITK terlebih dahulu dikompilasi
untuk kemudian diberi atribut, dan di bobot, sebelum di transformasi menjadi angka-angka
indeks. Proses pengolahan data dapat dilihat dalam gambar di bawah ini:
Laporan eksekutif 2016
58
LAMPIRAN
DAFTAR INDIKATOR ITK 2016
Daftar Indikator SUMDA
No Kode Indikator Bobot
Jenis Data
Objektif Uji Akses/ Observasi
Persepsi
Kompetensi 0.140
1 MK1 Persentase jumlah personel riil BAG SUMDA terhadap DSP
0.195 √
2 MK2 Persentase jumlah personel yang memiliki kompetensi SUMDA berbanding personel riil BAG SUMDA
0.215 √
3 MK3 Dokumentasi Piranti Lunak (Pilun) BAG SUMDA yang bersumber dari Mabes Polri, Polda dan Polres
0.205 √
4 MK4 Rasio personel BAG SUMDA yang bertugas untuk memberikan nasehat hukum berbanding personel riil Polres
0.195 √
5 MK5 Jumlah personel BAG SUMDA yang memiliki sertifikasi pengadaan barang dan jasa
0.190 √
Responsif 0.138
6 MR1 Tingkat inisiatif BAG SUMDA untuk menyelesaikan masalah/pengaduan personalia
0.208
√
7 MR2 Jumlah SOP inisiatif yang dimiliki SUMDA 0.184 √
8 MR3 Tersedianya dAftar usulan mutasi di lingkungan Polres secara periodik 6 bulan sekali (Perkap No. 16 tahun 2012)
0.211
√
9 MR4 Implementasi sistem penilaian kinerja (performance evaluation) personel Polres per semester
0.226
√
10 MR5 Jumlah MoU Kemitraan dengan pihak luar (universitas/pihak swasta/pemda dan sejenisnya)
0.171 √
Perilaku 0.152
11 MP1
Jumlah personel yang terbukti melakukan pelanggaran kode etik, disiplin, pidana (tempat asal satfung personel melakukan pelanggaran)
0.485 √
12 MP2 Integritas sebagai anggota BAG SUMDA 0.515
√
Laporan eksekutif 2016
59
Transparansi 0.144
13 MT1 Tingkat Keterbukaan anggaran BAG SUMDA
0.493
√
14 MT2 Tingkat keterbukaan informasi rekrutmen jabatan di polres
0.507
√
Keadilan (Fairness) 0.152
15 MF1 Persentase Polwan yang menduduki jabatan struktural di fungsi BAG SUMDA
0.437 √
16 MF2 Keadilan dalam memberikan kesempatan pendidikan dan pelatihan
0.563
√
Efektivitas 0.133
17 ME1 Tingkat serapan anggaran BAG SUMDA per tahun
0.330 √
18 ME2 Kualitas pendampingan personel yang ditangani BAG SUMDA
0.339
√
19 ME3 Prosentase paket yang dilelang secara elektronik terhadap total paket yang dilelang selama Setahun
0.331 √
Akuntabilitas 0.141
20 MA1 Tersedianya laporan SIMAK BMN dan Penyalurannya
1.000
√
Daftar Indikator Binmas
No Kode Indikator Bobot
Jenis Data
Objektif Uji Akses/ Observasi
Persepsi
Kompetensi 0.148
21 BK1 Persentase jumlah personel SAT BINMAS terhadap DSPP personel SAT BINMAS
0.203 √
22 BK2
Persentase jumlah personel yang memiliki kompetensi SAT BINMAS (Dikjur SAT BINMAS) berbanding personil riil SAT BINMAS
0.232 √
23 BK3 Rasio jumlah kendaraan Roda 4 dan Roda 2 dibandingkan dengan Personel SAT BINMAS
0.174 √
24 BK4 Rasio jumlah kendaraan Roda 2 dibandingkan dengan Personel BHABINKAMTIBMAS
0.203 √
25 BK5 Kepatuhan pengarsipan Piranti Lunak (Pilun) SAT BINMAS yang bersumber dari Mabes Polri dan Polda
0.188 √
Laporan eksekutif 2016
60
Responsif 0.151
26 BR1 Tingkat inisiatif Bhabinkamtibmas untuk melaksanakan penyuluhan SAT BINMAS
0.278
√
27 BR2 Kecepatan anggota Bhabinkamtibmas mendatangi masyarakat dalam rangka penyelesaian permasalahan atau sengketa
0.291
√
28 BR3 Jumlah SOP inisiatif yang dimiliki BINMAS 0.231 √
29 BR4 Jumlah MoU Kemitraan dengan pihak luar 0.199 √
Perilaku 0.163
30 BP1 Jumlah personel SAT BINMAS yang terbukti melakukan pelanggaran kode etik, disiplin, pidana terhadap jumlah personel yang ada
0.500 √
31 BP2 Integritas sebagai anggota Bhabinkamtibmas
0.500
√
Transparansi 0.132
32 BT1 Tingkat keterbukaan anggaran SAT BINMAS 0.507
√
33 BT2 Tingkat keterbukaan informasi jumlah Bhabinkamtibmas yang ada di wilayah Polres
0.493
√
Keadilan (Fairness) 0.129
34 BF1 Keadilan dalam pelaksanaan penyuluhan oleh Bhabinkamtibmas
0.539
√
35 BF2 Persentase Polwan yang menduduki jabatan struktural di fungsi SAT BINMAS
0.461 √
Efektivitas 0.138
36 BE1 Rasio Bhabinkamtibmas definitif di wilayah Polres (Polsek, Sub Sektor) terhadap jumlah desa
0.256 √
37 BE2 Efektivitas keberadaan FKPM (Forum Komunikasi Perpolisian Masyarakat)
0.248
√
38 BE3 Persentase serapan anggaran SAT BINMAS (versi tahunan per tiga bulan)
0.230 √
39 BE4
Bantuan personil bhabin dalam menyelesaikan masalah di tengah masyarakat Perkap 37/2008
0.266
√
Akuntabilitas 0.139
40 BA1 Kualitas laporan pelaksanaan tugas Bhabinkamtibmas
1.000
√
Laporan eksekutif 2016
61
Daftar Indikator Intelkam
No Kode Indikator Bobot
Jenis Data
Objektif Uji Akses/ Observasi
Persepsi
Kompetensi 0.149
67 IK1 Persentase jumlah personel SAT INTELKAM terhadap DSPP personel SAT INTELKAM
0.258 √
68 IK2 Persentase jumlah personel yang memiliki kompetensi SAT INTELKAM berbanding personil riil SAT LANTAS
0.265 √
69 IK3 Rasio jumlah kendaraan Roda 4 dan Roda 2 dibandingkan dengan Personel SAT INTELKAM
0.225 √
70 IK4
Dokumentasi Piranti Lunak (Pilun) SAT INTELKAM yang dimiliki terhadap total Pilun yang harus dimiliki dari Mabes Polri & Polda.
0.252 √
Responsif 0.150
71 IR1 Kecepatan personel Intelkam dalam melakukan deteksi Intelijen
0.189
√
72 IR2 Kecepatan personel Intelkam dalam melayani pembuatan SKCK
0.177
√
73 IR3 Kecepatan membuat laporan informasi (LI) 0.165 √
74 IR4 Peta Kerawanan yang dibuat dibandingkan dengan jumlah gangguan Kamtibmas yang ada
0.179
√
75 IR5 Dokumentasi SOP inisiatif yang dimiliki 0.159 √
76 IR6 Jumlah MoU Kemitraan dengan pihak luar 0.131 √
Perilaku 0.148
77 IP1
Jumlah personel SAT INTELKAM yang terbukti melakukan pelanggaran kode etik, disiplin, pidana terhadap jumlah personel yang ada
0.469 √
78 IP2 Integritas sebagai anggota SAT INTELKAM 0.531 √
Transparansi 0.135
79 IT1 Tingkat keterbukaan anggaran Intelkam 0.470 √
80 IT2
Tingkat keterbukaan prosedur dan Biaya pelayanan publik (SKCK)
0.530
√
Laporan eksekutif 2016
62
Keadilan (Fairness) 0.136
81 IF1 Keadilan dalam pelaksanaan fungsi SAT INTELKAM
0.510
√
82 IF3 Persentase Polwan yang menduduki jabatan struktural di fungsi SAT INTELKAM
0.490 √
Efektivitas 0.140
83 IE1 Tingkat realisasi terhadap target Pendapatan Negara Bukan Pajak (PNBP) tahun 2014 dan 2015 (SKCK)
0.154 √
84 IE2 Efektivitas sarana pengaduan layanan SKCK 0.174 √
85 IE3 Rata-rata skor Survei Kepuasan Masyarakat (SKM) layanan SKCK
0.170 √
86 IE4 Persentase serapan anggaran SAT INTELKAM
0.161 √
87 IE5 Koordinasi data sidik jari antara Intelkam dan reskrim dalam hal pelayanan SKCK
0.168 √
88 IE6 Efektivitas tingkat koordinasi antara anggota Intelkam dengan Satfung Reserse, Binmas, Sabhara, Lantas, Humas
0.173 √
Akuntabilitas 0.141
89 IA1 Laporan terhadap penerimaaan dan penggunaan dana PNBP (SKCK)
1.000 √
Daftar Indikator Reskrim
No Kode Indikator Bobot
Jenis Data
Objektif Uji Akses/ Observasi
Persepsi
Kompetensi 0.147
90 RK1 Persentase jumlah personel SAT RESKRIM terhadap DSPP personel SAT RESKRIM.
0.324 √
91 RK2 Persentase jumlah personel SAT RESKRIM yang memiliki kompetensi SAT RESKRIM berbanding personel riil RESKRIM
0.353 √
92 RK3 Dokumentasi Piranti Lunak (Pilun) SAT RESKRIM yang dimiliki dari Mabes Polri & Polda.
0.324 √
Responsif 0.144
93 RR1 Kecepatan penanganan perkara terhadap jangka waktu yang ditentukan
0.393
√
94 RR2 Dokumentasi SOP inisiatif yang dimiliki 0.336 √
95 RR3 Jumlah MoU Kemitraan dengan pihak luar 0.271 √
Laporan eksekutif 2016
63
Perilaku 0.156
96 RP1 Jumlah personel Unit yang terbukti melakukan pelanggaran kode etik, disiplin, pidana terhadap jumlah personel yang ada
0.483 √
97 RP2 Integritas sebagai anggota SAT RESKRIM 0.517 √
Transparansi 0.142
98 RT1 Tingkat Keterbukaan anggaran Reskrim 0.474 √
99
RT2
Tingkat keterbukaan status penanganan perkara Surat Pemberitahuan Perkembangan Hasil Penyidikan (SP2HP)
0.526
√
Keadilan (Fairness) 0.138
100 RF1 Perlakuan yang sama terhadap pelapor tanpa memandang faktor SARA dan status sosial ekonomi
0.559
√
101 RF2 Persentase penyidik Polwan di fungsi SAT RESKRIM
0.441 √
Efektivitas 0.134
102 RE1 Jumlah Kasus Terselesaikan (P-21, SP3 dan ADR) Terhadap total jumlah kasus yang ada
0.214 √
103 RE2 Persentase serapan anggaran Reskrim 0.187 √
104 RE3 Koordinasi data sidik jari antara Intelkam dan Reskrim dalam hal pelayanan SKCK
0.188 √
105 RE4 Prosentase kasus penyidikan yang dianggarkan terhadap jumlah kasus yang ditangani
0.202 √
106 RE5 Efektivitas Unit Pelayanan Perempuan dan Anak (PPA)
0.210 √
Akuntabilitas 0.139
107 RA1
Prosedur penanganan perkara Surat Pemberitahuan Pengembangan Hasil Penyidikan (SP2HP) dan Surat Pemberitahuan Penghentian Penyidikan (SP3)
0.528 √
108 RA2 Laporan analisa Kategorisasi kasus yang ditangani sesuai kategori anggaran dan kejahatan
0.472 √
Laporan eksekutif 2016
64
Daftar Indikator Resnarkoba
No Kode Indikator Bobot
Jenis Data
Objektif Uji Akses/ Observasi
Persepsi
Kompetensi 0.146
109 NK1 Prosentase jumlah personel SATRES NARKOBA terhadap DSPP personel SATRES NARKOBA
0.335 √
110 NK2
Prosentase jumlah personel SATRES NARKOBA yang memiliki kompetensi SATRES NARKOBA berbanding jumlah personil riil
0.348 √
111 NK3 Prosentase jumlah Piranti Lunak (Pilun) SATRES NARKOBA yang dimiliki dari Mabes Polri & Polda.
0.316 √
Responsif 0.143
112 NR1 Kecepatan penanganan perkara terhadap jangka waktu yang ditentukan
0.376
√
113 NR2 Dokumentasi SOP inisiatif yang dimiliki 0.328 √
114 NR3 Jumlah MoU Kemitraan dengan pihak luar (universitas/pihak swasta/pemda dan sejenisnya)
0.296 √
Perilaku 0.153
115 NP1 Jumlah personel yang terbukti melakukan pelanggaran kode etik, disiplin, pidana terhadap jumlah personel yang ada
0.469 √
116 NP2 Integritas sebagai anggota SATRES NARKOBA
0.531
√
Transparansi 0.144
117 NT1 Tingkat Keterbukaan anggaran SAT NARKOBA
0.478
√
118 NT2
Tingkat keterbukaan status penanganan perkara Surat Pemberitahuan Pengembangan Hasil Penyidikan (SP2HP) dan Surat Pemberitahuan Penghentian Penyidikan (SP3)
0.522
√
Keadilan (Fairness) 0.138
119 NF1 Perlakuan yang sama terhadap pelapor tanpa memandang faktor SARA dan status sosial ekonomi
0.554
√
120 NF2 Prosentase penyidik perempuan di fungsi SAT RESKRIM
0.446 √
Laporan eksekutif 2016
65
Efektivitas 0.136
121 NE1 Jumlah Kasus P21 (P21 dan SP3) Terhadap total jumlah kasus yang ada
0.260 √
122 NE2 Prosentase serapan anggaran Reskrim 0.236 √
123 NE3 Prosentase kasus penyidikan yang dianggarkan terhadap jumlah kasus yang ditangani
0.256 √
124 NE4 Koordinasi dan pertukaran informasi antara Intelkam dan reskrim
0.251 √
Akuntabilitas 0.141
125 NA1
Prosedur penanganan perkara Surat Pemberitahuan Pengembangan Hasil Penyidikan (SP2HP) dan Surat Pemberitahuan Penghentian Penyidikan (SP3) selama 3 bulan terakhir
0.535 √
126 NA2 Laporan analisa Kategorisasi kasus yang ditangani sesuai kategori anggaran dan kejahatan
0.465 √
Daftar indikator Sabhara
No Kode Indikator Bobot
Jenis Data
Objektif Uji Akses/ Observasi
Persepsi
Kompetensi 0.138
127 SK1 Persentase jumlah personel SAT SABHARA terhadap DSPP personel SAT SABHARA
0.259 √
128 SK2 Persentase jumlah personel yang memiliki kompetensi SAT SABHARA terhadap jumlah personil riil SAT SABHARA
0.257 √
129 SK3 Persentase jumlah kendaraan Roda 4 dan Roda 2 dibandingkan dengan Personel SAT SABHARA
0.241 √
130 SK4 Persentase jumlah Piranti Lunak (Pilun) SAT SABHARA yang bersumber dari Mabes Polri dan Polda
0.244 √
Responsif 0.154
131 SR1 Tingkat inisiatif SAT SABHARA untuk melaksanakan Turjawali
0.172
√
132 SR2 Kecepatan mendatangi TKP 0.183 √
133 SR3 Kecepatan pasukan Dalmas dalam mendatangi TKP unras (unjuk rasa)
0.185 √
134 SR4 Jumlah SOP inisiatif yang dimiliki 0.156 √
Laporan eksekutif 2016
66
No Kode Indikator Bobot
Jenis Data
Objektif Uji Akses/ Observasi
Persepsi
135 SR5
Kecepatan personel Tipiring dalam berkoordinasi dengan instansi terkait (Dinas Sosial, dan Pengadilan Negeri, Pemerintah Daerah)
0.163 √
136 SR6 Jumlah MoU Kemitraan dengan pihak luar (universitas/pihak swasta/pemda dan sejenisnya)
0.140 √
Perilaku 0.161
137 SP1
Jumlah personel SAT SABHARA yang terbukti melakukan pelanggaran kode etik, disiplin, pidana terhadap jumlah personel yang ada
0.469 √
138 SP2 Integritas sebagai anggota SAT SABHARA 0.531 √
Transparansi 0.132
139 ST1 Tingkat Keterbukaan anggaran SAT SABHARA
1.000
√
Keadilan (Fairness) 0.140
140 SF1 Keadilan dalam pelaksanaan turjawali 0.565 √
141 SF2 Persentase Polwan yang menduduki jabatan struktural di fungsi SAT SABHARA
0.435 √
Efektivitas 0.140
142 SE1 Persentase serapan anggaran SAT SABHARA
0.231 √
143 SE2 Rasio Volume Patroli terhadap Tingkat Kejahatan Terjadi (Crime Total)
0.254 √
144 SE3 Koordinasi antara Sabhara dengan Reskrim, soal peta kerawanan
0.248 √
145 SE4 Kualitas patroli dialogis 0.266 √
Akuntabilitas 0.135
146 SA1 Kualitas laporan pelaksanaan kegiatan sabhara (Turjawali, Dalmas, SAR, TPTKP, Tipiring dll)
1.000 √
Laporan eksekutif 2016
67
Daftar Indikator Propam
No Kode Indikator Bobot
Jenis Data
Objektif Uji Akses/ Observasi
Persepsi
Kompetensi 0.141
147 PK1 Persentase jumlah personel riil SI PROPAM terhadap DSPP personel SI PROPAM
0.326 √
148 PK2
Persentase jumlah personel SI PROPAM yang memiliki kompetensi SI PROPAM (dikjur/dikbangspes provos, paminal/ peraturan internal Polri) terhadap jumlah personel rill SI PROPAM
0.353 √
149 PK3 Jumlah Piranti Lunak (Pilun) SI PROPAM yang bersumber dari Mabes Polri dan Polda
0.321 √
Responsif 0.144
150 PR1 Tingkat inisiatif yang dilakukan oleh SI PROPAM untuk melakukan penegakkan disiplin
0.528
√
151 PR2 Jumlah SOP inisiatif yang dimiliki (yang ditandatangani oleh kapolres/kasi propam)
0.472 √
Perilaku 0.155
152 PP1 Jumlah personel SI PROPAM yang terbukti melakukan pelanggaran kode etik, disiplin, pidana terhadap jumlah personel yang ada
0.328 √
153 PP2 Keadilan dalam pelayanan pengaduan masyarakat
0.324 √
154 PP3 Integritas sebagai anggota SI PROPAM 0.349 √
Transparansi 0.138
155 PT1 Tingkat Keterbukaan anggaran SI PROPAM 0.474 √
156 PT2
Tersedianya informasi mengenai perkembangan penanganan pengaduan masyarakat (SPHP2-Surat Pemberitahuan Hasil Perkembangan Pengawasan)
0.526
√
Keadilan (Fairness) 0.141
157 PF1 Prosentase penerbitan surat keterangan rehabilitasi dibandingkan jumlah orang yang sudah selesai masa pengawasan
0.548 √
158 PF2 Persentase Polwan yang menduduki jabatan struktural di fungsi SI PROPAM
0.452 √
Laporan eksekutif 2016
68
Efektivitas 0.135
159 PE1 Prosentase kasus selesai dengan jumlah kasus pelanggaran personil selama 3 tahun terakhir
0.247 √
160 PE2 Prosentase jumlah pengaduan yang dapat diselesaikan
0.255 √
161 PE3 Kecepatan waktu dalam menangani pengaduan masyarakat
0.262 √
162 PE4 Persentase serapan anggaran SI PROPAM per tahun
0.236 √
Akuntabilitas 0.145
163 PA2 Praktik menyimpang dari SI Propam secara internal dan eksternal
1.000 √
Daftar indikator SPKT
No Kode Indikator Bobot
Jenis Data
Objektif Uji Akses/ Observasi
Persepsi
Kompetensi 0.138
164 KK1 Persentase jumlah personel riil Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu (SPKT) terhadap DSP
0.500 √
165 KK2 Jumlah Piranti Lunak (Pilun) SPKT yang bersumber dari Mabes Polri dan Polda
0.500 √
Responsif 0.156
166 KR1 Kecepatan personel SPKT dalam melayani aduan dari internal maupun eksternal Polres
1.000
√
Perilaku 0.153
167 KP1 Jumlah personel SPKT yang terbukti melakukan pelanggaran kode etik, disiplin, pidana terhadap jumlah personel yang ada
0.476 √
168 KP2 Integritas sebagai anggota SPKT 0.524 √
Transparansi 0.135
169 KT1 Praktik penyimpangan layanan publik 0.319 √
170 KT2 Kemudahan akses pelaporan saran, kritik dan pengaduan melalui media Polres
0.342
√
171 KT3 Tingkat keterbukaan prosedur layanan SPKT Perkap 23/2010
0.339
√
Laporan eksekutif 2016
69
Keadilan (Fairness) 0.143
172 KF1 Perlakuan yang sama terhadap pelapor tanpa memandang faktor SARA dan status sosial ekonomi
0.563
√
173 KF2 Prosentase personel Polwan di SPKT terhadap total personel struktural SPKT
0.437 √
Efektivitas 0.132
174 KE1 Keaktifan personel SPKT dalam menindaklanjuti laporan ke satfung lain
0.507 √
175 KE2 Prosentase jumlah tanda terima yang diberikan ke pelapor atau pemohon
0.493 √
Akuntabilitas 0.142
176 KA1 Tersedianya dokumentasi rekapitulasi aduan masyarakat yang disalurkan ke masing-masing fungsi
1.000 √
Laporan eksekutif 2016
70
HASIL INDEKS PER POLRES
1. Polres Banda Aceh
Peringkat : 31 Skor : 6,045
2. Polres Aceh Besar
Peringkat : 42 Skor : 5,857
3. Polres Medan
Peringkat : 53 Skor : 5,759
Sumda 6,88 5,78 8,00 8,83 7,57 8,65 4,29 4,60
Binmas 5,58 4,44 5,02 9,08 8,20 1,86 5,23 4,60
Lalu Lintas 5,17 3,05 6,20 3,97 7,16 3,60 4,81 7,27
Intelkam 6,84 7,77 6,16 3,99 7,25 9,16 7,45 6,40
Reskrim 6,40 7,93 3,82 4,95 7,57 4,86 6,71 9,15
Resnarkoba 5,30 7,20 3,57 5,77 4,44 5,13 6,60 4,35
Sabhara 6,01 4,44 6,10 4,34 8,20 4,89 6,29 8,20
Propam 5,80 3,14 4,75 7,06 9,15 2,64 7,68 6,28
SPKT 6,43 1,32 7,15 9,42 7,77 4,55 9,15 5,50
Satfung
Indeks
Total Per
Satfung
Kompetensi Responsif Perilaku Transparansi Keadilan
(Fairness) Efektivitas Akuntabilitas
Sumda 6,66 3,14 7,10 9,11 7,76 5,32 9,59 4,60
Binmas 5,51 2,63 5,26 8,58 8,20 1,94 6,94 4,60
Lalu Lintas 4,99 3,08 6,33 3,87 5,19 3,78 5,47 7,27
Intelkam 6,07 4,61 6,36 8,41 6,29 4,49 7,70 4,60
Reskrim 6,05 5,52 3,83 3,97 7,57 4,70 8,04 9,15
Resnarkoba 5,28 3,79 3,51 7,95 4,44 4,57 8,25 4,35
Sabhara 6,02 3,28 6,12 5,04 8,20 4,88 6,74 8,20
Propam 6,52 5,70 4,72 8,11 9,15 1,00 8,52 8,48
SPKT 5,61 4,99 7,33 4,57 6,59 4,73 5,53 5,50
Satfung
Indeks
Total Per
Satfung
Kompetensi Responsif Perilaku Transparansi Keadilan
(Fairness) Efektivitas Akuntabilitas
Sumda 4,80 2,23 4,37 9,18 4,78 4,73 3,24 4,60
Binmas 6,55 5,18 5,19 8,31 8,20 6,74 7,65 4,60
Lalu Lintas 5,10 1,62 5,10 7,27 4,61 4,63 5,83 6,34
Intelkam 6,04 3,03 6,32 7,92 5,45 9,02 6,13 4,60
Reskrim 5,63 1,52 4,27 6,19 6,72 6,42 5,34 9,15
Resnarkoba 5,67 1,16 3,31 7,73 6,71 5,39 7,21 8,20
Sabhara 5,76 1,31 6,10 7,79 6,40 3,63 6,63 8,20
Propam 5,55 1,77 5,52 7,58 6,72 1,51 9,51 6,22
SPKT 6,72 1,41 7,86 8,37 6,49 8,61 8,60 5,50
Transparansi Keadilan
(Fairness) Efektivitas AkuntabilitasSatfung
Indeks
Total Per
Satfung
Kompetensi Responsif Perilaku
Laporan eksekutif 2016
71
4. Polres Deli Serdang
Peringkat : 7 Skor : 6,476
5. Polres Asahan
Peringkat : 11 Skor : 6,427
6. Polresta Padang
Peringkat : 70 Skor : 5,184
Sumda 7,46 4,11 7,07 9,41 7,80 8,70 6,57 8,20
Binmas 6,46 2,17 5,06 8,66 8,20 6,18 8,67 6,40
Lalu Lintas 6,20 3,31 5,57 7,73 9,42 3,23 6,25 7,33
Intelkam 6,96 4,92 6,27 8,13 9,15 4,49 7,70 8,20
Reskrim 6,24 5,05 3,55 5,11 7,57 6,88 6,63 9,15
Resnarkoba 5,76 1,55 3,96 8,07 7,57 4,99 5,86 8,20
Sabhara 6,57 4,59 6,79 8,17 8,20 6,91 4,71 6,40
Propam 5,90 1,34 4,18 4,14 9,15 5,93 9,80 7,24
SPKT 6,74 4,12 7,33 8,53 7,65 4,73 9,36 5,50
Satfung
Indeks
Total Per
Satfung
Kompetensi Responsif Perilaku Transparansi Keadilan
(Fairness) Efektivitas Akuntabilitas
Sumda 6,91 5,24 6,76 6,03 7,87 8,04 6,15 8,20
Binmas 5,90 3,29 4,96 6,66 8,20 5,02 6,97 6,40
Lalu Lintas 6,22 3,95 5,23 8,06 8,86 3,36 6,26 7,33
Intelkam 7,02 4,42 6,03 8,69 9,15 4,55 8,29 8,20
Reskrim 6,44 1,99 4,27 9,12 8,29 5,83 6,41 9,15
Resnarkoba 6,26 4,31 3,77 8,99 7,57 4,28 6,50 8,20
Sabhara 5,52 3,78 6,63 4,84 6,40 3,81 6,86 6,40
Propam 6,72 1,40 4,78 8,00 9,15 5,93 9,25 8,56
SPKT 7,06 4,12 8,11 9,47 7,68 5,24 9,18 5,50
Satfung
Indeks
Total Per
Satfung
Kompetensi Responsif Perilaku Transparansi Keadilan
(Fairness) Efektivitas Akuntabilitas
Sumda 5,43 3,82 5,75 5,67 5,58 4,97 5,82 6,40
Binmas 5,63 4,09 4,40 8,34 2,80 6,43 8,40 4,60
Lalu Lintas 4,50 3,69 5,76 4,95 3,46 4,21 5,72 3,73
Intelkam 5,40 4,81 5,92 8,01 3,75 4,34 6,14 4,60
Reskrim 5,19 3,49 3,86 4,08 5,01 8,27 5,67 6,26
Resnarkoba 5,20 3,72 3,29 5,36 4,99 7,66 5,95 5,56
Sabhara 5,12 3,94 5,49 4,80 2,80 6,28 6,06 6,40
Propam 4,38 1,29 4,25 6,84 1,85 1,00 8,89 6,40
SPKT 5,81 5,24 6,47 8,87 5,95 4,16 8,95 1,00
Satfung
Indeks
Total Per
Satfung
Kompetensi Responsif Perilaku Transparansi Keadilan
(Fairness) Efektivitas Akuntabilitas
Laporan eksekutif 2016
72
7. Polres Bukit Tinggi
Peringkat : 63 Skor : 5,628
8. Polres Palembang
Peringkat : 9 Skor : 6,462
9. Polres Ogan Ilir
Peringkat : 1 Skor : 6,815
Sumda 6,16 4,45 5,97 9,07 6,03 4,88 6,20 6,40
Binmas 5,78 3,88 6,44 8,71 2,80 4,49 8,86 4,60
Lalu Lintas 4,77 4,67 4,82 7,84 3,46 3,66 3,13 5,47
Intelkam 5,40 3,06 5,95 8,27 5,66 4,24 5,99 4,60
Reskrim 5,75 3,04 3,36 8,64 5,86 4,74 8,31 6,26
Resnarkoba 6,10 3,59 3,74 8,33 5,85 8,63 7,00 5,56
Sabhara 5,27 4,88 6,13 5,16 4,60 4,99 6,40 4,60
Propam 5,10 4,14 4,26 7,22 2,71 1,00 9,67 6,64
SPKT 6,32 4,90 7,02 8,98 6,56 4,55 8,89 3,25
Satfung
Indeks
Total Per
Satfung
Kompetensi Responsif Perilaku Transparansi Keadilan
(Fairness) Efektivitas Akuntabilitas
Sumda 6,60 3,52 6,47 6,10 6,61 8,31 6,93 8,20
Binmas 7,02 5,57 5,56 8,95 5,51 6,47 8,63 8,20
Lalu Lintas 6,43 5,05 6,48 7,70 8,28 3,98 4,93 8,20
Intelkam 5,82 3,28 6,55 4,23 5,45 7,28 7,84 6,40
Reskrim 6,78 7,50 5,73 6,21 5,14 7,10 6,77 9,15
Resnarkoba 6,65 2,68 4,03 8,48 8,28 8,57 6,27 8,20
Sabhara 6,11 4,73 6,80 4,06 6,40 5,71 7,18 8,20
Propam 5,44 1,91 5,20 4,30 6,72 5,85 7,19 7,12
SPKT 7,30 5,32 8,26 9,12 8,52 5,15 9,18 5,50
Keadilan
(Fairness) Efektivitas AkuntabilitasSatfung
Indeks
Total Per
Satfung
Kompetensi Responsif Perilaku Transparansi
Sumda 6,84 4,99 6,05 8,86 7,01 8,56 3,73 8,20
Binmas 5,55 4,24 5,47 6,54 4,63 1,94 7,50 8,20
Lalu Lintas 6,48 4,23 6,43 8,65 7,06 3,81 6,54 8,20
Intelkam 6,92 5,91 6,20 9,03 7,35 5,22 8,36 6,40
Reskrim 6,89 6,91 4,37 9,24 5,14 6,54 6,69 9,15
Resnarkoba 6,85 5,71 4,79 8,97 8,28 4,71 7,04 8,20
Sabhara 6,85 6,08 6,79 6,59 6,40 6,95 6,97 8,20
Propam 7,02 5,63 5,68 7,50 6,72 5,93 9,69 8,08
SPKT 7,94 8,96 8,65 9,31 8,62 5,40 9,19 5,50
Efektivitas AkuntabilitasSatfung
Indeks
Total Per
Satfung
Kompetensi Responsif Perilaku Transparansi Keadilan
(Fairness)
Laporan eksekutif 2016
73
10. Polresta Pekan Baru
Peringkat : 46 Skor : 5.788
11. Polres Dumai
Peringkat : 13 Skor : 6.390
12. Polresta Jambi
Peringkat : 34 Skor : 6.036
Sumda 6,60 4,62 5,38 9,28 5,29 8,57 6,26 6,40
Binmas 5,93 3,40 4,15 8,49 4,60 6,28 8,06 6,40
Lalu Lintas 5,85 6,76 5,12 6,91 7,54 5,34 4,49 4,54
Intelkam 5,53 4,45 5,64 5,31 4,60 6,77 7,45 4,60
Reskrim 6,04 5,92 3,66 8,06 5,86 6,56 6,68 5,41
Resnarkoba 5,04 3,65 3,07 4,99 5,85 6,74 6,21 4,85
Sabhara 5,72 4,47 5,12 3,62 4,60 8,44 5,95 8,20
Propam 5,23 4,47 3,56 4,50 4,28 4,29 9,14 6,65
SPKT 6,15 4,54 6,23 8,71 5,24 3,88 8,93 5,50
Satfung
Indeks
Total Per
Satfung
Kompetensi Responsif Perilaku Transparansi Keadilan
(Fairness) Efektivitas Akuntabilitas
Sumda 6,58 4,49 6,42 9,41 7,22 8,06 3,50 6,40
Binmas 6,90 4,84 6,21 9,16 8,20 4,06 9,13 6,40
Lalu Lintas 5,87 6,29 4,90 5,31 8,20 3,56 6,48 6,34
Intelkam 6,28 5,27 6,84 4,41 8,20 8,64 6,30 4,60
Reskrim 6,57 4,57 4,42 9,29 5,86 8,33 6,29 7,11
Resnarkoba 5,87 3,59 4,11 9,10 6,71 5,05 7,65 4,73
Sabhara 6,03 3,92 6,30 7,76 4,60 6,78 6,09 6,40
Propam 6,44 5,53 5,24 7,85 5,01 4,29 9,20 7,96
SPKT 6,95 4,43 7,91 9,60 6,88 4,96 9,24 5,50
Satfung
Indeks
Total Per
Satfung
Kompetensi Responsif Perilaku Transparansi Keadilan
(Fairness) Efektivitas Akuntabilitas
Sumda 5,49 3,54 6,04 8,81 6,78 4,99 3,32 4,60
Binmas 5,86 3,82 5,34 8,78 4,63 4,57 8,81 4,60
Lalu Lintas 5,33 5,49 6,15 4,19 6,58 3,75 4,79 6,34
Intelkam 6,14 5,51 6,42 8,95 6,40 4,58 6,38 4,60
Reskrim 6,66 3,57 3,61 8,95 8,29 6,23 6,81 9,15
Resnarkoba 6,37 4,24 3,70 8,51 8,28 5,03 6,44 8,20
Sabhara 6,42 3,83 5,81 7,93 6,40 6,01 6,62 8,20
Propam 5,21 2,23 4,85 7,87 5,14 1,00 7,31 7,85
SPKT 6,85 4,84 7,45 9,19 7,42 6,71 9,06 3,25
Satfung
Indeks
Total Per
Satfung
Kompetensi Responsif Perilaku Transparansi Keadilan
(Fairness) Efektivitas Akuntabilitas
Laporan eksekutif 2016
74
13. Polres Batang Hari
Peringkat : 57 Skor : 5.697
14. Polres Bengkulu
Peringkat : 39 Skor : 5.921
15. Polres Kepahiang
Peringkat : 55 Skor : 5.717
Sumda 6,47 2,65 6,74 8,54 7,65 8,65 6,03 4,60
Binmas 5,17 4,41 5,26 8,84 4,63 2,50 6,98 2,80
Lalu Lintas 4,69 2,86 5,13 5,18 4,61 3,50 5,07 6,34
Intelkam 6,68 3,65 6,50 8,70 5,45 8,71 9,30 4,60
Reskrim 5,30 3,62 4,55 9,22 3,43 5,41 4,99 5,59
Resnarkoba 5,36 3,97 5,13 9,13 5,15 3,99 4,48 5,31
Sabhara 5,65 2,29 6,57 5,25 6,40 3,93 6,97 8,20
Propam 5,40 3,85 4,72 7,85 5,14 1,00 7,40 7,69
SPKT 6,56 4,69 8,56 9,38 7,14 5,31 4,80 5,50
Satfung
Indeks
Total Per
Satfung
Kompetensi Responsif Perilaku Transparansi Keadilan
(Fairness) Efektivitas Akuntabilitas
Sumda 6,75 3,87 7,33 9,14 7,68 5,63 7,08 6,40
Binmas 6,21 3,22 5,19 8,47 6,40 6,56 8,99 4,60
Lalu Lintas 6,20 4,40 5,99 8,27 6,97 4,82 6,25 6,34
Intelkam 6,56 4,00 6,75 8,54 4,60 8,10 9,38 4,60
Reskrim 6,21 3,86 5,31 8,80 5,86 4,72 6,45 8,30
Resnarkoba 5,91 4,20 4,64 8,53 6,71 4,32 6,36 6,40
Sabhara 4,96 4,55 6,65 4,16 4,60 4,65 5,38 4,60
Propam 5,99 3,61 4,63 8,22 5,86 1,00 8,92 9,58
SPKT 7,23 5,50 7,76 9,11 8,30 4,93 9,54 5,50
Satfung
Indeks
Total Per
Satfung
Kompetensi Responsif Perilaku Transparansi Keadilan
(Fairness) Efektivitas Akuntabilitas
Sumda 6,24 5,05 5,56 8,90 6,12 5,19 6,33 6,40
Binmas 5,18 2,93 5,46 6,54 6,40 2,81 7,28 4,60
Lalu Lintas 5,19 3,27 4,86 4,92 8,20 4,98 4,33 5,47
Intelkam 5,49 2,45 6,67 8,10 4,60 4,96 7,00 4,60
Reskrim 5,85 3,74 4,71 9,11 5,86 4,04 7,02 6,26
Resnarkoba 5,62 4,13 3,93 8,93 5,85 3,82 5,97 6,40
Sabhara 5,62 4,13 3,93 8,93 5,85 3,82 5,97 6,40
Propam 5,54 3,06 7,00 6,66 4,60 4,25 4,66 8,20
SPKT 5,56 3,18 4,56 7,81 5,86 1,00 9,34 7,12
Satfung
Indeks
Total Per
Satfung
Kompetensi Responsif Perilaku Transparansi Keadilan
(Fairness) Efektivitas Akuntabilitas
Laporan eksekutif 2016
75
16. Polresta Bandar Lampung
Peringkat : 64 Skor : 5.580
17. Polres Lampung Tengah
Peringkat : 60 Skor : 5.656
18. Polresta Barelang
Peringkat : 65 Skor : 5.561
Sumda 6,54 3,52 5,70 8,43 6,24 8,89 6,23 6,40
Binmas 5,32 4,34 4,53 7,80 3,71 4,88 8,83 2,80
Lalu Lintas 5,81 5,16 6,06 7,04 5,73 3,33 5,88 7,27
Intelkam 5,50 5,24 6,45 7,69 4,60 4,29 7,27 2,80
Reskrim 5,80 5,83 3,19 8,13 5,01 4,02 7,72 6,60
Resnarkoba 4,54 4,16 3,04 7,64 3,43 3,99 6,57 2,80
Sabhara 5,49 4,44 6,17 6,63 2,80 5,49 6,14 6,40
Propam 5,33 4,75 4,52 7,18 4,28 1,57 8,54 6,40
SPKT 5,88 5,28 7,33 4,31 5,95 4,39 8,60 5,50
Satfung
Indeks
Total Per
Satfung
Kompetensi Responsif Perilaku Transparansi Keadilan
(Fairness) Efektivitas Akuntabilitas
Sumda 6,30 4,23 5,52 9,12 5,20 4,75 6,99 8,20
Binmas 5,52 3,27 4,89 8,08 4,60 5,18 7,73 4,60
Lalu Lintas 5,70 4,21 4,44 7,85 6,89 4,58 6,00 5,53
Intelkam 5,66 3,47 6,55 8,58 4,60 4,34 7,38 4,60
Reskrim 5,48 5,27 3,42 8,12 5,01 3,75 5,96 6,60
Resnarkoba 4,68 3,77 3,23 7,95 2,72 7,87 5,10 1,96
Sabhara 5,20 4,82 5,87 4,59 4,60 3,73 6,41 6,40
Propam 6,40 5,37 4,46 7,39 4,28 6,81 9,45 7,06
SPKT 5,98 4,55 6,58 8,51 5,58 4,45 8,84 3,25
Efektivitas Akuntabilitas
Indeks
Total Per
Satfung
Kompetensi Perilaku Transparansi Keadilan
(Fairness) Satfung Responsif
Sumda 6,12 2,33 5,43 9,23 5,32 8,23 5,41 6,40
Binmas 5,14 3,04 4,26 8,37 4,63 4,64 6,01 4,60
Lalu Lintas 5,58 5,52 5,69 7,53 6,58 4,25 4,56 4,60
Intelkam 5,33 4,13 6,06 4,80 3,75 6,81 7,27 4,60
Reskrim 5,86 4,80 3,45 7,89 6,72 7,59 4,12 6,26
Resnarkoba 6,08 5,44 3,78 7,87 4,99 7,59 6,32 6,53
Sabhara 5,49 3,80 6,00 3,64 6,40 6,20 6,31 6,40
Propam 4,56 3,68 4,18 7,51 1,85 1,00 6,44 7,00
SPKT 5,88 4,66 6,23 8,36 5,61 6,18 9,12 1,00
Satfung
Indeks
Total Per
Satfung
Kompetensi Responsif Perilaku Transparansi Keadilan
(Fairness) Efektivitas Akuntabilitas
Laporan eksekutif 2016
76
19. Polres Tanjung Pinang
Peringkat : 67 Skor : 5.381
20. Polres Bangka Barat
Peringkat : 54 Skor : 5.758
21. Polres Pangkal Pinang
Peringkat : 56 Skor : 5.713
Sumda 5,72 2,73 6,07 8,96 4,84 4,61 6,29 6,40
Binmas 5,62 3,74 5,55 8,66 2,80 5,27 8,19 4,60
Lalu Lintas 5,33 4,88 5,99 7,41 6,58 3,79 4,53 3,73
Intelkam 5,89 5,17 6,05 8,02 6,62 4,23 6,46 4,60
Reskrim 5,88 5,55 4,18 8,45 5,01 4,11 7,42 6,26
Resnarkoba 5,38 4,31 3,53 8,17 4,99 4,05 5,85 6,53
Sabhara 5,00 3,14 5,95 4,46 2,80 5,57 6,58 6,40
Propam 6,00 4,34 4,65 7,44 5,01 5,93 8,31 6,34
SPKT 5,87 4,46 6,51 8,91 6,08 4,47 4,80 5,50
Satfung
Indeks
Total Per
Satfung
Kompetensi Responsif Perilaku Transparansi Keadilan
(Fairness) Efektivitas Akuntabilitas
Sumda 5,39 3,23 6,00 9,06 4,87 4,51 3,34 6,40
Binmas 5,98 3,59 4,98 9,16 6,40 4,46 8,29 4,60
Lalu Lintas 5,09 2,32 5,38 8,16 4,61 3,85 5,34 5,53
Intelkam 6,04 3,21 6,05 8,06 5,45 4,76 8,39 6,40
Reskrim 5,67 3,02 4,65 9,07 5,01 4,83 6,70 6,26
Resnarkoba 5,69 2,43 3,82 8,69 6,71 5,21 7,24 5,56
Sabhara 5,50 2,12 6,25 4,66 6,40 4,85 6,16 8,20
Propam 5,89 3,44 5,07 7,28 3,56 5,44 9,57 6,86
SPKT 6,58 3,42 7,21 9,05 6,56 5,09 9,09 5,50
Satfung
Indeks
Total Per
Satfung
Kompetensi Responsif Perilaku Transparansi Keadilan
(Fairness) Efektivitas Akuntabilitas
Sumda 6,20 4,24 6,08 8,91 5,20 8,50 3,53 6,40
Binmas 5,67 3,39 4,88 8,59 2,80 6,97 8,15 4,60
Lalu Lintas 4,56 3,43 5,08 7,95 2,88 3,74 4,80 3,73
Intelkam 5,74 3,65 6,40 8,01 3,75 8,26 5,48 4,60
Reskrim 5,66 3,54 4,94 8,92 5,01 4,68 6,04 6,26
Resnarkoba 5,68 3,70 4,93 8,57 4,99 4,43 7,43 5,56
Sabhara 5,17 4,10 6,15 4,32 6,40 4,40 4,55 6,40
Propam 5,90 4,41 4,35 7,87 2,71 5,93 8,44 7,46
SPKT 6,84 5,55 7,64 9,16 6,45 6,69 9,06 3,25
Satfung
Indeks
Total Per
Satfung
Kompetensi Responsif Perilaku Transparansi Keadilan
(Fairness) Efektivitas Akuntabilitas
Laporan eksekutif 2016
77
22. Polresta Depok
Peringkat : 30 Skor : 6.091
23. Polresta Bekasi Kota
Peringkat : 16 Skor : 6.338
24. Polres Metro Jakarta Barat
Peringkat : 48 Skor : 5.772
Sumda 6,16 1,50 7,96 8,52 7,34 8,95 3,68 4,60
Binmas 5,39 3,14 5,79 9,34 6,40 2,49 7,02 2,80
Lalu Lintas 5,47 1,45 6,42 8,36 4,61 5,18 5,34 6,46
Intelkam 6,58 4,51 6,67 8,49 5,45 4,95 7,75 8,20
Reskrim 6,08 4,21 4,13 5,71 6,72 5,14 7,79 9,15
Resnarkoba 5,67 3,82 3,51 6,35 6,71 6,91 6,75 5,69
Sabhara 5,57 2,29 6,59 6,51 6,40 4,11 6,45 6,40
Propam 5,97 1,68 5,13 8,24 8,29 1,00 9,59 7,83
SPKT 7,94 5,55 8,41 9,44 7,85 9,26 9,47 5,50
Satfung
Indeks
Total Per
Satfung
Kompetensi Responsif Perilaku Transparansi Keadilan
(Fairness) Efektivitas Akuntabilitas
Sumda 6,50 4,16 6,46 9,17 7,93 9,16 3,42 4,60
Binmas 6,68 2,84 5,70 8,49 6,40 6,40 8,71 8,20
Lalu Lintas 5,49 3,40 6,03 3,75 7,16 5,73 5,96 6,40
Intelkam 6,76 5,32 6,06 8,24 9,15 4,35 6,13 8,20
Reskrim 6,54 4,61 3,87 7,60 7,57 6,65 6,39 9,15
Resnarkoba 6,72 5,60 3,61 8,50 7,57 6,35 7,06 8,20
Sabhara 5,76 4,76 5,75 5,46 6,40 5,01 6,65 6,40
Propam 6,48 1,57 4,59 4,88 8,29 10,00 8,96 7,42
SPKT 6,10 1,00 7,04 9,04 6,10 4,53 9,33 5,50
Satfung
Indeks
Total Per
Satfung
Kompetensi Responsif Perilaku Transparansi Keadilan
(Fairness) Efektivitas Akuntabilitas
Sumda 6,42 3,99 6,31 7,82 7,25 9,16 5,40 4,60
Binmas 6,70 3,56 5,34 9,07 6,40 5,00 9,10 8,20
Lalu Lintas
Intelkam 6,32 3,68 6,44 5,57 5,45 7,40 7,76 8,20
Reskrim 5,82 3,81 3,54 4,97 5,14 6,13 8,41 9,15
Resnarkoba 5,56 4,57 4,24 5,73 6,71 5,99 5,96 5,69
Sabhara 4,59 4,64 5,85 7,09 1,00 4,71 7,04 1,00
Propam 5,09 3,93 4,70 7,54 3,56 1,00 7,23 7,48
SPKT 5,67 4,07 7,23 9,13 8,09 4,94 4,89 1,00
Dibawah koordinasi Dirlantas Polda Metro
Satfung
Indeks
Total Per
Satfung
Kompetensi Responsif Perilaku Transparansi Keadilan
(Fairness) Efektivitas Akuntabilitas
Laporan eksekutif 2016
78
25. Polres Garut
Peringkat : 26 Skor : 6.170
26. Polrestabes Bandung
Peringkat : 23 Skor : 6.216
27. Polres Bandung
Peringkat : 27 Skor : 6.162
Sumda 7,42 3,39 6,63 9,08 8,05 9,12 9,07 6,40
Binmas 6,16 4,08 5,79 9,36 2,80 4,34 7,86 8,20
Lalu Lintas 5,50 2,16 5,04 9,14 5,73 3,47 6,08 6,34
Intelkam 5,55 2,33 7,72 8,61 4,60 4,70 6,16 4,60
Reskrim 6,26 6,30 4,13 9,58 4,28 4,93 6,91 7,45
Resnarkoba 5,95 4,37 4,02 9,53 5,85 4,76 7,30 5,56
Sabhara 5,35 4,42 6,62 5,49 4,60 4,85 6,62 4,60
Propam 6,30 3,11 5,06 7,77 5,86 5,93 8,66 7,67
SPKT 7,04 5,03 7,56 9,83 6,31 5,73 9,15 5,50
Satfung
Indeks
Total Per
Satfung
Kompetensi Responsif Perilaku Transparansi Keadilan
(Fairness) Efektivitas Akuntabilitas
Sumda 7,03 3,55 6,60 9,21 6,09 8,23 8,97 6,40
Binmas 6,33 4,46 5,20 8,78 5,49 5,08 8,56 6,40
Lalu Lintas 6,05 2,07 6,46 8,27 7,71 5,50 5,42 6,34
Intelkam 6,56 3,02 6,35 8,91 6,51 9,25 7,55 4,60
Reskrim 6,11 5,07 4,32 5,59 7,57 7,01 5,96 7,45
Resnarkoba 5,63 2,38 3,76 8,84 5,85 6,86 6,01 5,56
Sabhara 4,66 2,05 6,09 5,04 4,60 5,42 4,58 4,60
Propam 6,68 2,25 5,50 7,39 5,86 10,00 9,22 6,66
SPKT 6,89 5,31 7,75 9,30 6,54 4,87 8,81 5,50
Satfung
Indeks
Total Per
Satfung
Kompetensi Responsif Perilaku Transparansi Keadilan
(Fairness) Efektivitas Akuntabilitas
Sumda 7,15 3,13 7,71 8,94 7,93 8,37 7,34 6,40
Binmas 5,58 3,49 7,04 4,22 5,54 2,15 8,44 8,20
Lalu Lintas 6,60 3,66 6,11 8,35 8,86 6,37 6,00 6,34
Intelkam 6,37 5,93 6,34 8,41 7,46 4,39 7,38 4,60
Reskrim 5,70 2,66 3,96 8,86 5,86 4,57 6,39 7,45
Resnarkoba 5,60 3,03 4,07 8,74 5,85 4,63 7,14 5,56
Sabhara 5,27 5,07 6,44 4,73 4,60 4,55 6,82 4,60
Propam 6,25 3,71 5,56 7,53 5,86 5,93 8,40 6,73
SPKT 6,94 5,24 7,71 9,04 6,76 4,96 9,32 5,50
Satfung
Indeks
Total Per
Satfung
Kompetensi Responsif Perilaku Transparansi Keadilan
(Fairness) Efektivitas Akuntabilitas
Laporan eksekutif 2016
79
28. Polrestabes Semarang
Peringkat : 2 Skor : 6.706
29. Polres Kendal
Peringkat : 33 Skor : 6.039
30. Polres Semarang
Peringkat : 6 Skor : 6.512
Sumda 7,57 4,39 7,29 9,32 7,34 8,50 7,73 8,20
Binmas 6,79 3,78 5,80 8,86 5,51 6,25 8,97 8,20
Lalu Lintas 6,37 1,77 6,33 8,06 7,62 5,88 6,21 8,20
Intelkam 6,76 6,85 6,48 7,03 5,45 7,46 7,71 6,40
Reskrim 7,22 7,27 4,14 8,98 5,14 7,91 7,95 9,15
Resnarkoba 6,12 4,49 3,98 4,77 8,28 6,56 6,72 8,20
Sabhara 6,28 5,00 6,33 4,79 6,40 6,35 7,17 8,20
Propam 7,01 2,55 5,05 7,52 6,72 10,00 9,67 7,72
SPKT 6,22 1,18 7,96 9,08 8,05 5,69 5,61 5,50
Satfung
Indeks
Total Per
Satfung
Kompetensi Responsif Perilaku Transparansi Keadilan
(Fairness) Efektivitas Akuntabilitas
Sumda 6,85 5,48 6,89 8,87 8,35 5,63 4,29 8,20
Binmas 5,41 3,12 5,67 9,01 7,31 2,07 5,47 4,60
Lalu Lintas 5,40 2,40 5,22 8,30 8,20 3,18 4,33 5,47
Intelkam 6,37 4,26 6,38 8,98 7,25 4,30 6,98 6,40
Reskrim 6,86 6,34 4,94 8,87 7,57 4,79 7,05 8,30
Resnarkoba 6,60 4,15 4,29 9,08 7,57 7,20 7,42 6,40
Sabhara 5,83 4,78 6,20 4,69 8,20 4,49 4,59 8,20
Propam 6,57 4,54 4,32 8,32 7,57 5,93 6,55 8,62
SPKT 7,22 5,68 7,18 9,35 8,25 4,95 9,70 5,50
Satfung
Indeks
Total Per
Satfung
Kompetensi Responsif Perilaku Transparansi Keadilan
(Fairness) Efektivitas Akuntabilitas
Sumda 6,98 4,28 6,55 9,06 7,62 5,56 7,56 8,20
Binmas 6,53 4,70 5,36 8,81 4,63 5,98 7,70 8,20
Lalu Lintas 6,30 2,92 6,29 8,17 7,06 5,03 5,94 8,20
Intelkam 6,83 7,41 6,01 8,20 7,35 4,83 7,53 6,40
Reskrim 6,20 3,00 4,07 8,89 5,14 5,02 8,11 9,15
Resnarkoba 6,63 5,41 3,80 8,70 8,28 5,05 6,79 8,20
Sabhara 6,14 6,91 6,34 3,85 6,40 4,78 6,95 8,20
Propam 5,92 3,23 5,06 8,04 6,72 2,52 7,46 8,33
SPKT 7,08 4,81 7,99 9,14 7,78 4,87 9,40 5,50
Satfung
Indeks
Total Per
Satfung
Kompetensi Responsif Perilaku Transparansi Keadilan
(Fairness) Efektivitas Akuntabilitas
Laporan eksekutif 2016
80
31. Polresta Yogyakarta
Peringkat : 32 Skor : 6.042
32. Polresta Bantul
Peringkat : 10 Skor : 6.457
33. Polrestabes Surabaya
Peringkat : 43 Skor : 5.850
Sumda 7,28 3,72 6,69 9,19 7,83 9,80 6,93 6,40
Binmas 5,82 2,97 5,20 9,22 2,80 6,24 9,30 4,60
Lalu Lintas 5,40 5,14 6,13 4,56 6,58 4,13 5,83 5,47
Intelkam 6,03 3,00 6,49 8,97 6,62 4,61 7,93 4,60
Reskrim 6,07 5,97 3,58 9,31 5,01 6,61 5,45 6,26
Resnarkoba 6,31 6,11 4,16 9,15 7,57 6,93 4,38 5,56
Sabhara 6,33 5,73 6,65 5,98 8,20 4,48 6,99 6,40
Propam 6,60 5,19 4,58 8,52 5,14 5,93 7,29 9,34
SPKT 7,38 5,62 7,85 9,62 6,54 6,74 9,70 5,50
Satfung
Indeks
Total Per
Satfung
Kompetensi Responsif Perilaku Transparansi Keadilan
(Fairness) Efektivitas Akuntabilitas
Sumda 6,70 2,58 5,98 9,27 7,38 8,60 6,22 6,40
Binmas 6,46 5,14 5,56 9,07 5,54 6,03 8,96 4,60
Lalu Lintas 5,19 1,90 6,57 8,73 5,19 4,17 4,58 4,60
Intelkam 6,92 2,83 6,63 8,71 9,15 8,76 8,10 4,60
Reskrim 6,56 4,84 4,40 9,34 7,57 6,47 6,83 6,26
Resnarkoba 6,64 5,38 3,94 9,26 7,57 7,51 7,05 5,56
Sabhara 6,70 5,12 6,53 8,86 8,20 4,74 6,82 6,40
Propam 6,72 3,13 5,48 7,69 5,99 10,00 7,28 7,46
SPKT 6,23 1,05 8,20 9,38 7,12 5,27 9,06 3,25
Satfung
Indeks
Total Per
Satfung
Kompetensi Responsif Perilaku Transparansi Keadilan
(Fairness) Efektivitas Akuntabilitas
Sumda 6,72 3,58 5,92 9,24 5,24 8,91 9,35 4,60
Binmas 6,35 4,90 5,63 9,31 2,80 3,91 8,99 8,20
Lalu Lintas 5,21 4,22 7,70 5,02 4,61 6,37 5,72 2,86
Intelkam 5,64 3,46 6,73 7,38 3,75 4,74 8,73 4,60
Reskrim 5,34 1,72 4,95 4,65 3,43 5,70 8,27 9,15
Resnarkoba 6,57 4,35 5,19 8,86 6,56 4,72 7,95 8,20
Sabhara 5,30 1,60 6,23 6,54 2,80 4,67 6,69 8,20
Propam 5,52 2,28 4,67 4,07 6,59 5,07 9,59 6,71
SPKT 6,01 4,60 7,02 8,96 6,19 4,82 4,55 5,50
Satfung
Indeks
Total Per
Satfung
Kompetensi Responsif Perilaku Transparansi Keadilan
(Fairness) Efektivitas Akuntabilitas
Laporan eksekutif 2016
81
34. Polres Gresik
Peringkat : 50 Skor : 5.764
35. Polres Sidoarjo
Peringkat : 17 Skor : 6.302
36. Polres Serang
Peringkat : 45 Skor : 5.813
Sumda 6,02 2,33 6,49 4,81 5,23 9,17 9,53 4,60
Binmas 4,16 1,84 5,25 6,59 2,80 2,35 6,91 2,80
Lalu Lintas 5,48 3,47 6,28 8,71 3,46 3,92 4,92 7,27
Intelkam 6,46 4,78 6,56 9,21 3,75 8,58 7,70 4,60
Reskrim 5,61 2,95 5,47 5,60 4,28 4,56 7,50 9,15
Resnarkoba 6,22 4,35 4,26 9,32 6,56 4,56 6,00 8,20
Sabhara 5,80 5,04 6,58 8,08 2,80 4,41 4,95 8,20
Propam 5,03 4,57 5,41 5,14 3,43 1,00 7,38 8,27
SPKT 7,11 5,24 8,52 9,37 6,67 5,02 9,27 5,50
Satfung
Indeks
Total Per
Satfung
Kompetensi Responsif Perilaku Transparansi Keadilan
(Fairness) Efektivitas Akuntabilitas
Sumda 6,37 3,35 5,85 8,81 5,42 8,53 9,65 2,80
Binmas 6,31 2,51 6,35 8,74 2,80 6,44 8,84 8,20
Lalu Lintas 7,04 4,47 7,05 8,26 10,00 5,76 6,03 7,21
Intelkam 6,89 4,72 6,55 9,36 6,62 8,84 7,67 4,60
Reskrim 5,79 2,33 4,19 8,73 3,43 4,09 8,62 9,15
Resnarkoba 6,07 4,88 3,37 8,61 6,56 4,32 6,32 8,20
Sabhara 5,51 2,81 6,94 4,50 2,80 6,25 6,99 8,20
Propam 5,67 2,83 4,65 7,75 3,43 5,93 7,24 7,66
SPKT 7,06 4,64 8,20 9,13 7,17 5,22 9,45 5,50
Satfung
Indeks
Total Per
Satfung
Kompetensi Responsif Perilaku Transparansi Keadilan
(Fairness) Efektivitas Akuntabilitas
Sumda 6,34 4,98 6,76 6,19 6,98 8,13 4,70 6,40
Binmas 5,47 4,67 5,19 8,53 3,71 4,22 6,73 4,60
Lalu Lintas 5,02 1,62 6,30 4,48 6,58 6,44 4,90 4,60
Intelkam 6,18 4,29 6,48 8,65 8,31 4,99 5,98 4,60
Reskrim 5,45 3,99 4,69 5,17 6,72 5,10 6,41 6,26
Resnarkoba 5,94 4,43 4,57 8,73 6,71 5,09 6,26 5,56
Sabhara 5,87 4,88 6,18 5,66 6,40 7,23 4,36 6,40
Propam 5,27 2,47 4,76 4,31 1,85 10,00 6,92 6,66
SPKT 6,78 5,20 7,49 9,17 7,20 6,25 8,78 3,25
Satfung
Indeks
Total Per
Satfung
Kompetensi Responsif Perilaku Transparansi Keadilan
(Fairness) Efektivitas Akuntabilitas
Laporan eksekutif 2016
82
37. Polres Lebak
Peringkat : 37 Skor : 5.953
38. Polresta Denpasar
Peringkat : 36 Skor : 5.954
39. Polres Badung
Peringkat : 47 Skor : 5.772
Sumda 6,71 3,23 6,45 9,18 5,74 8,82 6,78 6,40
Binmas 5,37 3,06 4,99 6,59 4,63 6,20 7,55 4,60
Lalu Lintas 5,09 3,73 5,37 4,99 4,61 5,86 6,52 4,60
Intelkam 5,83 3,67 6,40 8,40 5,45 4,43 7,81 4,60
Reskrim 6,44 4,84 4,18 9,01 6,72 6,56 7,41 6,26
Resnarkoba 5,46 3,96 4,35 6,00 6,71 4,61 7,04 5,56
Sabhara 5,50 5,06 6,00 5,27 6,40 4,81 4,61 6,40
Propam 6,18 4,56 4,72 7,66 3,56 5,07 9,47 8,14
SPKT 7,00 5,68 7,62 9,38 6,38 4,84 9,54 5,50
Satfung
Indeks
Total Per
Satfung
Kompetensi Responsif Perilaku Transparansi Keadilan
(Fairness) Efektivitas Akuntabilitas
Sumda 5,29 1,19 5,36 8,75 6,83 4,34 5,74 4,60
Binmas 6,55 3,52 5,43 8,91 6,40 4,31 8,80 8,20
Lalu Lintas 5,73 1,18 6,75 8,01 6,97 5,84 6,21 4,60
Intelkam 6,04 3,33 6,14 8,35 5,45 7,08 7,44 4,60
Reskrim 7,27 4,78 3,69 9,13 6,72 8,53 9,04 9,15
Resnarkoba 5,47 1,80 3,87 9,02 6,71 6,84 6,28 3,64
Sabhara 6,22 2,39 6,01 8,92 6,40 6,43 6,58 6,40
Propam 5,88 4,59 4,38 7,55 5,14 5,07 7,36 7,00
SPKT 5,12 1,18 7,23 4,88 6,14 6,52 8,97 1,00
Satfung
Indeks
Total Per
Satfung
Kompetensi Responsif Perilaku Transparansi Keadilan
(Fairness) Efektivitas Akuntabilitas
Sumda 5,87 2,75 6,20 6,00 7,65 5,43 6,72 6,40
Binmas 6,05 3,04 5,22 9,15 6,40 2,50 9,15 6,40
Lalu Lintas 4,29 1,77 6,65 4,50 5,18 3,77 3,27 4,60
Intelkam 5,76 3,97 6,54 9,07 5,45 4,53 6,00 4,60
Reskrim 4,88 3,85 3,65 8,68 3,56 4,62 6,79 2,70
Resnarkoba 5,49 5,64 4,11 8,42 6,71 4,79 4,81 3,64
Sabhara 6,37 5,63 6,31 8,52 6,40 4,01 6,99 6,40
Propam 6,61 4,59 5,27 8,42 5,14 5,93 8,59 8,20
SPKT 6,64 5,50 7,66 9,28 6,64 4,75 9,30 3,25
Satfung
Indeks
Total Per
Satfung
Kompetensi Responsif Perilaku Transparansi Keadilan
(Fairness) Efektivitas Akuntabilitas
Laporan eksekutif 2016
83
40. Polres Kupang
Peringkat : 68 Skor : 5.202
41. Polres Kupang Kota
Peringkat : 61 Skor : 5.654
42. Polres Mataram
Peringkat : 3 Skor : 6.589
Sumda 5,81 2,59 5,57 8,45 6,27 5,02 6,22 6,40
Binmas 4,55 4,28 4,17 8,88 3,71 2,46 4,66 2,80
Lalu Lintas 5,26 5,70 5,14 7,11 4,60 4,60 4,93 4,60
Intelkam 5,04 4,64 5,45 8,33 4,60 4,67 4,62 2,80
Reskrim 5,74 3,87 4,60 8,32 5,86 4,81 5,99 6,60
Resnarkoba 3,73 2,65 3,04 8,30 2,72 4,13 3,91 1,00
Sabhara 5,46 5,56 5,71 4,91 4,60 4,93 4,43 8,20
Propam 5,44 2,70 3,95 8,01 2,71 5,07 8,11 7,36
SPKT 5,79 5,15 6,85 8,72 5,10 4,51 9,06 1,00
Satfung
Indeks
Total Per
Satfung
Kompetensi Responsif Perilaku Transparansi Keadilan
(Fairness) Efektivitas Akuntabilitas
Sumda 5,87 3,18 5,97 8,84 4,87 5,29 6,41 6,40
Binmas 5,09 3,58 4,83 9,01 3,69 2,29 6,83 4,60
Lalu Lintas 5,55 3,21 6,07 7,84 4,77 6,00 5,17 5,47
Intelkam 5,76 5,27 6,37 8,39 4,60 4,55 6,36 4,60
Reskrim 6,72 5,50 4,24 8,71 5,01 8,49 6,75 8,30
Resnarkoba 4,68 4,45 4,14 8,78 1,86 4,46 7,01 1,84
Sabhara 5,00 3,92 7,40 4,72 2,80 4,53 6,69 4,60
Propam 5,32 4,82 4,51 7,45 3,43 2,64 6,99 7,24
SPKT 6,88 5,55 7,60 8,91 6,47 4,72 9,36 5,50
Satfung
Indeks
Total Per
Satfung
Kompetensi Responsif Perilaku Transparansi Keadilan
(Fairness) Efektivitas Akuntabilitas
Sumda 6,68 4,66 6,00 9,49 8,05 5,39 6,55 6,40
Binmas 6,99 4,86 7,33 9,20 8,20 1,97 8,63 8,20
Lalu Lintas 5,73 4,94 5,61 4,34 8,20 4,55 6,07 6,34
Intelkam 6,85 6,91 6,48 8,95 8,20 4,85 7,91 4,60
Reskrim 6,67 6,23 3,71 9,32 7,57 6,78 5,41 7,45
Resnarkoba 6,60 6,68 5,41 9,31 7,57 5,16 6,19 5,56
Sabhara 5,93 3,50 6,39 4,05 8,20 6,64 6,69 6,40
Propam 6,76 4,27 4,88 7,80 7,57 5,93 9,13 7,84
SPKT 7,09 5,73 7,70 9,40 7,00 4,94 9,30 5,50
Satfung
Indeks
Total Per
Satfung
Kompetensi Responsif Perilaku Transparansi Keadilan
(Fairness) Efektivitas Akuntabilitas
Laporan eksekutif 2016
84
43. Polres Lombok Timur
Peringkat : 12 Skor : 6.399
44. Polresta Pontianak Kota
Peringkat : 15 Skor : 6.341
45. Polres Sambas
Peringkat : 44 Skor : 5.813
Sumda 7,10 5,83 6,55 9,10 8,20 5,15 8,48 6,40
Binmas 6,64 4,60 5,10 9,12 8,20 2,26 8,62 8,20
Lalu Lintas 6,24 5,30 5,19 8,58 8,20 3,43 6,23 6,34
Intelkam 6,34 6,45 6,40 6,18 8,20 4,92 7,70 4,60
Reskrim 6,74 6,06 4,02 9,61 7,57 4,56 7,68 7,45
Resnarkoba 5,77 4,48 3,74 6,76 7,57 4,83 7,37 5,56
Sabhara 6,18 5,56 6,18 5,69 8,20 4,64 6,75 6,40
Propam 6,28 4,77 4,59 4,81 7,57 5,32 9,21 8,02
SPKT 6,31 4,60 7,62 5,27 7,14 4,92 9,33 5,50
Satfung
Indeks
Total Per
Satfung
Kompetensi Responsif Perilaku Transparansi Keadilan
(Fairness) Efektivitas Akuntabilitas
Sumda 7,46 5,94 6,72 8,72 5,66 9,12 9,55 6,40
Binmas 6,45 5,39 5,99 8,75 5,51 5,68 8,83 4,60
Lalu Lintas 5,81 7,17 6,68 7,77 5,91 3,47 4,98 4,48
Intelkam 7,13 5,57 6,38 8,46 8,20 8,92 8,04 4,60
Reskrim 6,28 5,25 3,87 8,99 5,01 5,53 8,63 6,60
Resnarkoba 6,64 4,48 3,95 8,71 7,42 7,59 5,97 8,20
Sabhara 5,41 4,79 6,16 4,55 2,80 4,74 6,64 8,20
Propam 6,53 5,45 4,77 8,01 4,28 5,35 9,21 8,57
SPKT 5,36 1,05 7,36 4,54 7,47 6,79 9,51 1,00
Satfung
Indeks
Total Per
Satfung
Kompetensi Responsif Perilaku Transparansi Keadilan
(Fairness) Efektivitas Akuntabilitas
Sumda 7,10 4,81 7,89 9,21 6,16 8,55 6,36 6,40
Binmas 5,75 2,54 6,06 9,25 4,60 4,18 8,46 4,60
Lalu Lintas 5,42 6,60 5,49 4,57 5,73 3,61 5,72 6,34
Intelkam 5,70 5,62 6,34 8,18 5,55 4,89 6,36 2,80
Reskrim 6,33 4,12 3,95 5,82 5,86 8,83 7,78 8,30
Resnarkoba 4,96 1,62 3,69 6,81 5,85 4,86 4,45 7,36
Sabhara 5,68 4,15 6,82 5,86 4,60 5,15 6,57 6,40
Propam 5,45 5,80 4,85 4,58 2,71 4,88 8,49 7,02
SPKT 5,93 5,35 7,72 5,50 5,70 5,43 8,63 3,25
Satfung
Indeks
Total Per
Satfung
Kompetensi Responsif Perilaku Transparansi Keadilan
(Fairness) Efektivitas Akuntabilitas
Laporan eksekutif 2016
85
46. Polres Palangka Raya
Peringkat : 41 Skor : 5.889
47. Polres Kotawaringin Timur
Peringkat : 21 Skor : 6.275
48. Polresta Samarinda
Peringkat : 19 Skor : 6.287
Sumda 5,23 2,55 6,01 5,99 5,26 8,33 3,44 4,60
Binmas 4,69 3,68 5,70 6,50 4,63 2,01 6,96 2,80
Lalu Lintas 5,61 3,41 6,47 8,29 5,92 3,76 4,55 6,34
Intelkam 5,73 4,34 6,43 8,38 3,75 4,84 7,62 4,60
Reskrim 5,99 4,23 6,10 4,96 5,14 4,64 8,02 9,15
Resnarkoba 7,12 5,55 6,29 8,64 8,28 4,65 8,06 8,20
Sabhara 6,00 3,99 6,01 4,53 6,40 6,49 6,64 8,20
Propam 5,89 3,69 5,23 8,15 5,14 1,00 9,61 8,32
SPKT 6,76 4,55 7,71 8,99 6,76 5,12 8,53 5,50
Satfung
Indeks
Total Per
Satfung
Kompetensi Responsif Perilaku Transparansi Keadilan
(Fairness) Efektivitas Akuntabilitas
Sumda 6,15 5,15 6,24 8,67 6,86 4,91 6,51 4,60
Binmas 6,40 3,10 6,28 9,13 4,57 6,80 6,40 8,20
Lalu Lintas 5,68 4,41 7,00 4,71 8,85 6,16 4,63 3,73
Intelkam 6,17 4,77 6,48 9,03 5,45 4,98 7,82 4,60
Reskrim 7,24 4,17 4,61 9,62 5,14 8,69 9,45 9,15
Resnarkoba 5,89 4,35 4,10 5,21 8,28 4,42 6,74 8,20
Sabhara 6,77 6,02 6,63 9,08 6,40 4,01 6,74 8,20
Propam 5,23 4,22 4,69 7,55 3,56 1,00 9,11 6,40
SPKT 6,94 5,82 7,96 9,54 8,24 4,95 6,33 5,50
Satfung
Indeks
Total Per
Satfung
Kompetensi Responsif Perilaku Transparansi Keadilan
(Fairness) Efektivitas Akuntabilitas
Sumda 7,19 5,23 7,00 9,24 8,73 5,33 6,52 8,20
Binmas 6,23 4,11 6,41 6,97 6,40 2,10 9,15 8,20
Lalu Lintas 7,19 7,33 6,87 8,41 8,28 4,50 6,54 8,20
Intelkam 7,46 5,86 6,52 8,90 7,35 7,31 8,23 8,20
Reskrim 6,12 3,52 3,99 9,20 5,14 4,96 6,78 9,15
Resnarkoba 6,70 5,60 4,34 9,22 8,28 5,09 5,86 8,20
Sabhara 5,19 2,22 6,53 3,98 6,40 4,39 4,80 8,20
Propam 5,93 4,46 4,89 5,39 6,72 2,17 9,74 8,39
SPKT 7,26 5,50 8,56 9,46 6,85 5,26 9,54 5,50
Satfung
Indeks
Total Per
Satfung
Kompetensi Responsif Perilaku Transparansi Keadilan
(Fairness) Efektivitas Akuntabilitas
Laporan eksekutif 2016
86
49. Polres Balikpapan
Peringkat : 8 Skor : 6.476
50. Polres Tanah Laut
Peringkat : 18 Skor : 6.290
51. Polresta Banjarmasin
Peringkat : 69 Skor : 5.200
Sumda 7,11 5,07 6,61 9,18 8,48 5,40 6,73 8,20
Binmas 6,14 3,35 5,09 8,89 6,40 1,61 8,95 8,20
Lalu Lintas 6,33 5,33 6,55 5,11 7,06 5,22 6,89 8,20
Intelkam 6,66 4,51 6,31 8,85 7,35 4,61 6,85 8,20
Reskrim 6,12 5,94 3,62 4,96 5,14 7,93 6,37 9,15
Resnarkoba 6,87 5,37 3,60 8,74 8,28 7,93 5,84 8,20
Sabhara 5,76 1,99 6,22 4,20 6,40 6,70 6,88 8,20
Propam 6,31 6,49 4,32 7,54 6,72 1,00 9,71 8,44
SPKT 6,98 4,23 7,48 9,13 6,39 6,83 9,18 5,50
Keadilan
(Fairness) Satfung
Indeks
Total Per
Satfung
Kompetensi Responsif Perilaku Transparansi Efektivitas Akuntabilitas
Sumda 5,64 2,76 6,52 7,64 8,20 5,31 4,16 4,60
Binmas 6,73 3,68 5,63 9,04 8,20 4,34 7,82 8,20
Lalu Lintas 6,11 2,47 5,16 8,99 8,77 4,37 5,95 6,34
Intelkam 6,38 4,06 6,75 8,53 8,20 4,67 7,92 4,60
Reskrim 7,02 4,53 4,15 9,18 5,99 8,27 7,93 9,15
Resnarkoba 6,60 2,99 4,58 8,99 9,14 5,19 6,94 8,20
Sabhara 6,43 4,35 5,96 7,05 8,20 4,77 6,58 8,20
Propam 5,28 3,61 4,57 7,96 4,41 1,00 7,28 7,90
SPKT 6,43 3,69 7,24 9,56 8,31 4,92 5,43 5,50
Satfung
Indeks
Total Per
Satfung
Kompetensi Responsif Perilaku Transparansi Keadilan
(Fairness) Efektivitas Akuntabilitas
Sumda 5,27 3,20 5,87 4,61 6,59 4,81 9,33 2,80
Binmas 4,53 2,36 5,86 6,56 2,80 4,04 6,86 2,80
Lalu Lintas 5,32 2,85 5,64 7,92 4,77 3,48 5,91 6,34
Intelkam 5,81 3,75 6,18 8,32 5,45 4,58 7,78 4,60
Reskrim 5,27 3,68 4,00 4,67 3,43 5,01 7,29 9,15
Resnarkoba 5,38 4,08 4,41 8,35 6,56 4,51 4,57 4,85
Sabhara 3,92 1,71 6,25 4,01 2,80 4,68 6,53 1,00
Propam 5,00 2,39 5,00 7,43 4,28 1,00 8,00 6,76
SPKT 6,29 4,59 7,15 9,07 6,29 4,82 6,33 5,50
Satfung
Indeks
Total Per
Satfung
Kompetensi Responsif Perilaku Transparansi Keadilan
(Fairness) Efektivitas Akuntabilitas
Laporan eksekutif 2016
87
52. Polresta Manado
Peringkat : 66 Skor : 5.421
53. Polres Minahasa
Peringkat : 52 Skor : 5.761
54. Polres Palu
Peringkat : 20 Skor : 6.287
Sumda 6,82 3,99 5,74 9,10 5,73 5,58 9,45 8,20
Binmas 5,05 3,62 4,63 8,29 2,80 3,80 6,98 4,60
Lalu Lintas 4,83 4,38 4,72 4,08 5,35 4,46 4,45 6,34
Intelkam 5,46 3,66 6,37 8,47 5,66 4,81 6,38 2,80
Reskrim 4,74 2,77 3,83 4,86 5,01 4,85 4,54 7,45
Resnarkoba 5,12 1,41 3,58 5,82 4,99 4,54 7,43 8,20
Sabhara 5,22 4,01 6,77 8,24 2,80 4,73 4,62 4,60
Propam 5,24 2,13 4,90 7,50 3,43 7,04 4,29 7,08
SPKT 6,30 1,00 7,57 9,10 7,47 4,80 8,46 5,50
Satfung
Indeks
Total Per
Satfung
Kompetensi Responsif Perilaku Transparansi Keadilan
(Fairness) Efektivitas Akuntabilitas
Sumda 6,06 2,82 6,65 9,25 5,66 9,27 3,50 4,60
Binmas 5,34 4,24 4,87 8,91 3,71 4,37 7,84 2,80
Lalu Lintas 5,26 4,52 5,28 8,66 5,82 3,44 4,03 4,54
Intelkam 5,57 4,27 6,33 8,52 5,66 4,89 6,42 2,80
Reskrim 5,65 4,34 3,74 9,00 5,01 5,05 7,16 5,08
Resnarkoba 5,18 3,38 3,65 9,25 4,29 4,78 6,95 3,76
Sabhara 6,14 3,32 6,19 8,38 4,60 6,67 6,95 6,40
Propam 5,49 3,27 4,68 8,00 3,43 3,47 7,22 8,14
SPKT 7,16 4,46 7,64 9,42 7,47 8,43 9,33 3,25
Satfung
Indeks
Total Per
Satfung
Kompetensi Responsif Perilaku Transparansi Keadilan
(Fairness) Efektivitas Akuntabilitas
Sumda 7,05 3,51 6,87 6,48 7,65 9,63 6,78 8,20
Binmas 5,95 4,28 5,79 9,18 6,40 1,73 8,96 4,60
Lalu Lintas 6,50 3,46 6,91 8,44 6,49 6,52 5,02 8,20
Intelkam 6,69 4,91 6,87 6,80 7,35 5,04 7,75 8,20
Reskrim 6,34 6,03 4,25 7,04 5,14 5,37 7,49 9,15
Resnarkoba 6,25 5,27 4,04 6,22 6,71 5,43 7,94 8,20
Sabhara 6,35 5,27 7,48 5,17 6,40 5,12 6,95 8,20
Propam 6,26 3,74 4,80 7,41 6,72 5,07 7,89 8,20
SPKT 7,83 4,64 8,09 9,67 8,27 9,08 9,48 5,50
Satfung
Indeks
Total Per
Satfung
Kompetensi Responsif Perilaku Transparansi Keadilan
(Fairness) Efektivitas Akuntabilitas
Laporan eksekutif 2016
88
55. Polres Parigi Moutong
Peringkat : 29 Skor : 6.145
56. Polrestabes Makassar
Peringkat : 14 Skor : 6.385
57. Polres Mamuju
Peringkat : 35 Skor : 6.000
Sumda 6,95 4,89 6,93 6,08 7,40 8,57 6,49 8,20
Binmas 6,09 4,28 5,81 9,24 6,40 3,92 7,86 4,60
Lalu Lintas 6,20 5,59 6,48 8,25 5,83 3,87 4,89 8,20
Intelkam 5,94 3,41 6,81 6,16 5,45 5,12 6,50 8,20
Reskrim 5,74 4,77 3,82 5,28 5,14 5,18 7,08 9,15
Resnarkoba 6,28 2,68 3,58 6,42 6,71 8,99 7,57 8,20
Sabhara 6,38 3,83 6,89 6,94 6,40 5,18 7,09 8,20
Propam 5,52 4,30 5,26 4,66 8,29 1,00 7,88 7,48
SPKT 6,20 3,60 8,04 5,33 8,60 7,20 5,03 5,50
Satfung
Indeks
Total Per
Satfung
Kompetensi Responsif Perilaku Transparansi Keadilan
(Fairness) Efektivitas Akuntabilitas
Sumda 6,65 3,67 7,37 4,83 8,13 7,43 7,01 8,20
Binmas 6,90 4,05 5,56 8,80 6,40 6,09 9,14 8,20
Lalu Lintas 6,65 6,65 6,61 4,20 8,86 5,12 6,14 9,07
Intelkam 7,57 5,44 7,45 8,45 8,31 7,34 7,96 8,20
Reskrim 5,99 4,00 4,64 4,78 5,99 6,28 7,49 9,15
Resnarkoba 6,18 4,42 3,70 8,33 8,28 4,29 5,81 8,20
Sabhara 6,37 6,34 6,64 5,41 6,40 4,87 6,96 8,20
Propam 6,73 1,61 5,00 7,83 8,29 5,93 9,35 9,16
SPKT 7,33 5,01 8,09 9,27 8,39 5,12 9,94 5,50
Satfung
Indeks
Total Per
Satfung
Kompetensi Responsif Perilaku Transparansi Keadilan
(Fairness) Efektivitas Akuntabilitas
Sumda 6,78 4,36 6,98 9,27 8,19 5,97 6,10 6,40
Binmas 6,06 4,02 4,98 8,80 5,51 1,78 8,56 8,20
Lalu Lintas 6,04 4,02 6,04 8,28 7,71 3,51 5,86 6,40
Intelkam 6,62 4,79 6,73 5,90 8,31 4,79 7,81 8,20
Reskrim 5,89 4,64 4,52 5,29 5,14 4,96 7,81 9,15
Resnarkoba 6,00 2,98 3,79 8,63 8,28 5,09 4,79 8,20
Sabhara 6,18 2,42 6,73 7,49 6,40 4,98 6,81 8,20
Propam 6,45 4,17 4,72 8,29 6,72 1,71 9,89 9,64
SPKT 6,97 4,55 7,48 8,91 7,74 4,99 9,67 5,50
Satfung
Indeks
Total Per
Satfung
Kompetensi Responsif Perilaku Transparansi Keadilan
(Fairness) Efektivitas Akuntabilitas
Laporan eksekutif 2016
89
58. Polres Pangkep
Peringkat : 24 Skor : 6.208
59. Polres Kendari
Peringkat : 28 Skor : 6.150
60. Polres Konawe
Peringkat : 22 Skor : 6.244
Sumda 6,55 4,45 6,93 9,03 7,46 5,51 3,95 8,20
Binmas 5,88 2,68 5,24 8,78 5,51 2,47 7,78 8,20
Lalu Lintas 6,24 6,62 6,82 4,65 7,71 4,50 6,22 7,27
Intelkam 7,02 3,81 7,39 8,78 8,31 4,91 7,87 8,20
Reskrim 5,84 5,51 5,47 5,26 5,14 4,28 6,23 9,15
Resnarkoba 6,55 4,48 4,07 9,13 8,28 4,22 7,28 8,20
Sabhara 5,95 4,99 6,69 4,41 6,40 4,31 6,88 8,20
Propam 6,91 4,10 4,88 8,22 6,72 5,93 9,78 8,80
SPKT 7,62 4,87 8,20 9,39 8,16 7,54 9,65 5,50
Satfung
Indeks
Total Per
Satfung
Kompetensi Responsif Perilaku Transparansi Keadilan
(Fairness) Efektivitas Akuntabilitas
Sumda 7,34 4,67 7,16 9,06 8,11 8,69 8,87 4,60
Binmas 5,67 4,49 5,52 9,07 7,31 2,47 5,61 4,60
Lalu Lintas 5,39 4,23 4,90 8,25 6,50 3,49 6,23 3,73
Intelkam 6,15 5,44 6,59 8,61 6,29 4,91 6,48 4,60
Reskrim 5,76 7,00 3,73 5,37 5,99 6,45 6,28 5,59
Resnarkoba 6,72 5,83 3,54 6,45 7,57 8,17 7,40 8,20
Sabhara 6,32 4,68 6,49 5,64 8,20 4,58 6,64 8,20
Propam 6,17 5,36 5,06 7,77 5,99 3,11 7,31 8,49
SPKT 5,83 4,90 7,79 9,40 7,21 5,05 5,00 1,00
Satfung
Indeks
Total Per
Satfung
Kompetensi Responsif Perilaku Transparansi Keadilan
(Fairness) Efektivitas Akuntabilitas
Sumda 6,82 5,21 6,92 9,27 6,33 8,53 6,51 4,60
Binmas 6,51 4,14 6,45 9,52 6,40 5,02 7,16 6,40
Lalu Lintas 5,29 4,86 5,84 5,68 5,27 5,27 6,39 3,73
Intelkam 6,56 3,93 6,65 8,73 5,45 8,84 7,83 4,60
Reskrim 7,07 5,67 4,84 9,58 7,57 4,32 8,24 9,15
Resnarkoba 6,53 3,82 4,74 9,50 6,71 4,29 8,29 8,20
Sabhara 6,38 5,03 7,18 6,34 6,40 4,53 6,95 8,20
Propam 5,03 2,84 5,15 7,89 3,43 1,00 7,16 7,50
SPKT 6,00 4,08 8,44 9,63 8,13 5,46 4,77 1,00
Satfung
Indeks
Total Per
Satfung
Kompetensi Responsif Perilaku Transparansi Keadilan
(Fairness) Efektivitas Akuntabilitas
Laporan eksekutif 2016
90
61. Polres Gorontalo Kota
Peringkat : 38 Skor : 5.951
62. Polres Gorontalo
Peringkat : 25 Skor : 6.192
63. Polres P. Ambon dan PP Lease
Peringkat : 62 Skor : 5.632
Sumda 7,08 4,73 6,35 9,28 7,58 8,36 6,53 6,40
Binmas 5,67 3,71 5,07 9,13 5,49 2,14 8,90 4,60
Lalu Lintas 5,16 3,89 4,57 3,63 7,63 4,64 6,27 5,47
Intelkam 5,73 4,69 6,60 8,57 6,40 4,51 4,64 4,60
Reskrim 6,15 3,85 4,10 8,72 6,72 4,43 6,81 8,30
Resnarkoba 5,96 3,49 4,70 8,55 5,85 4,58 8,06 6,40
Sabhara 5,55 3,99 5,99 4,89 6,40 4,61 6,65 6,40
Propam 5,17 4,10 4,68 4,95 5,86 1,00 8,16 7,58
SPKT 7,09 4,94 7,89 8,99 8,19 5,05 9,06 5,50
Satfung
Indeks
Total Per
Satfung
Kompetensi Responsif Perilaku Transparansi Keadilan
(Fairness) Efektivitas Akuntabilitas
Sumda 6,23 3,00 5,59 8,97 7,96 5,09 6,41 6,40
Binmas 5,86 3,66 5,21 8,92 7,31 3,18 7,73 4,60
Lalu Lintas 5,86 5,33 5,09 8,01 8,20 2,93 4,63 6,34
Intelkam 6,40 4,42 6,65 8,34 8,20 4,75 7,89 4,60
Reskrim 7,19 5,62 4,29 8,81 7,57 7,81 7,97 8,30
Resnarkoba 5,72 3,90 4,10 8,99 7,57 3,93 4,80 6,40
Sabhara 5,44 4,35 6,29 4,45 8,20 3,86 4,78 6,40
Propam 6,92 4,39 5,10 8,13 7,57 5,93 9,29 8,08
SPKT 6,10 1,36 8,24 9,21 8,22 4,90 4,74 5,50
Satfung
Indeks
Total Per
Satfung
Kompetensi Responsif Perilaku Transparansi Keadilan
(Fairness) Efektivitas Akuntabilitas
Sumda 5,88 1,31 5,58 9,20 5,19 8,37 6,49 4,60
Binmas 5,38 4,29 4,25 8,49 4,63 2,05 8,76 4,60
Lalu Lintas 5,56 2,26 4,69 8,52 4,61 6,30 5,82 6,34
Intelkam 6,10 4,95 6,14 7,78 7,35 4,45 7,48 4,60
Reskrim 6,27 4,38 3,37 9,08 5,14 5,13 7,56 9,15
Resnarkoba 5,74 4,30 2,98 8,82 3,58 7,77 7,33 5,31
Sabhara 5,93 2,05 5,62 7,86 6,40 4,87 6,33 8,20
Propam 4,46 2,31 3,85 7,36 1,85 1,00 8,18 6,46
SPKT 5,36 1,23 6,69 9,44 5,20 4,59 9,09 1,00
Satfung
Indeks
Total Per
Satfung
Kompetensi Responsif Perilaku Transparansi Keadilan
(Fairness) Efektivitas Akuntabilitas
Laporan eksekutif 2016
91
64. Polres Maluku Tengah
Peringkat : 58 Skor : 5.670
65. Polres Ternate
Peringkat : 51 Skor : 5.762
66. Polres Tidore
Peringkat : 40 Skor : 5.916
Sumda 6,28 3,83 6,18 9,34 5,02 8,30 6,33 4,60
Binmas 5,55 5,14 4,16 8,67 6,40 5,17 4,30 4,60
Lalu Lintas 5,35 4,74 4,68 7,77 4,61 3,58 5,51 6,34
Intelkam 5,81 5,16 5,81 8,55 5,45 3,96 7,01 4,60
Reskrim 6,38 3,96 3,54 8,62 6,72 4,14 8,56 9,15
Resnarkoba 4,83 3,19 3,22 6,02 3,58 4,12 8,47 5,31
Sabhara 6,03 3,20 5,50 8,22 6,40 4,09 6,39 8,20
Propam 4,96 4,61 3,94 7,82 1,85 1,00 7,27 7,98
SPKT 5,83 4,46 7,26 8,95 5,89 4,47 8,59 1,00
Satfung
Indeks
Total Per
Satfung
Kompetensi Responsif Perilaku Transparansi Keadilan
(Fairness) Efektivitas Akuntabilitas
Sumda 5,39 2,30 6,26 4,84 6,90 8,37 6,10 2,80
Binmas 6,17 3,56 6,16 8,99 4,63 3,21 7,86 8,20
Lalu Lintas 5,56 6,55 6,59 3,91 5,92 3,59 7,04 5,59
Intelkam 6,42 3,20 6,22 8,10 7,35 4,64 7,35 8,20
Reskrim 6,09 4,44 3,29 8,74 6,72 7,39 6,48 5,41
Resnarkoba 6,54 5,02 3,45 8,79 8,28 7,41 7,12 5,56
Sabhara 5,33 4,47 5,86 4,13 6,40 3,88 6,35 6,40
Propam 5,61 3,29 4,62 7,77 3,56 5,93 6,99 6,92
SPKT 4,75 4,21 7,58 4,73 6,40 4,83 4,32 1,00
Satfung
Indeks
Total Per
Satfung
Kompetensi Responsif Perilaku Transparansi Keadilan
(Fairness) Efektivitas Akuntabilitas
Sumda 5,36 3,36 4,03 9,24 6,72 4,82 6,25 2,80
Binmas 5,65 4,97 5,12 6,88 4,63 1,83 7,50 8,20
Lalu Lintas 5,66 3,01 4,97 7,91 4,61 4,73 6,82 7,33
Intelkam 6,46 5,74 6,15 7,54 5,45 4,46 7,61 8,20
Reskrim 6,28 3,93 4,20 5,69 6,72 9,02 8,13 6,60
Resnarkoba
Sabhara 5,98 3,29 5,61 6,63 6,40 4,67 8,80 6,40
Propam 6,16 5,30 4,32 7,61 8,29 1,00 9,01 7,67
SPKT 5,70 5,12 7,58 8,95 7,79 4,91 4,13 1,00
Tidak Terdapat Satfung Resnarkoba
Satfung
Indeks
Total Per
Satfung
Kompetensi Responsif Perilaku Transparansi Keadilan
(Fairness) Efektivitas Akuntabilitas
Laporan eksekutif 2016
92
67. Polres Jayapura Kota
Peringkat : 59 Skor : 5.662
68. Polres Jayapura
Peringkat : 49 Skor : 5.768
69. Polres Sorong Kota
Peringkat : 5 Skor : 6.519
Sumda 6,51 3,66 5,37 8,81 5,88 8,57 6,47 6,40
Binmas 4,58 3,70 5,04 6,54 2,80 1,94 6,83 4,60
Lalu Lintas 4,69 4,03 4,94 4,39 6,00 3,63 4,27 5,47
Intelkam 6,19 5,30 6,14 8,58 4,60 8,20 5,88 4,60
Reskrim 6,28 5,49 4,01 6,30 4,28 8,65 8,05 7,45
Resnarkoba 5,22 3,31 4,56 5,76 5,85 4,40 7,17 5,56
Sabhara 5,50 3,56 5,57 6,79 4,60 6,62 6,42 4,60
Propam 6,08 4,26 4,94 7,19 5,86 5,93 8,18 6,20
SPKT 5,91 4,99 7,64 8,73 5,10 4,67 9,03 1,00
Satfung
Indeks
Total Per
Satfung
Kompetensi Responsif Perilaku Transparansi Keadilan
(Fairness) Efektivitas Akuntabilitas
Sumda 5,72 3,92 5,73 9,07 6,24 4,92 3,44 6,40
Binmas 5,30 3,00 5,38 8,28 2,80 6,36 4,44 6,40
Lalu Lintas 5,16 3,91 4,43 8,51 4,03 5,09 4,28 5,47
Intelkam 5,64 5,18 6,34 5,98 4,60 5,02 7,69 4,60
Reskrim 6,28 5,80 4,05 9,06 4,28 4,71 8,49 7,45
Resnarkoba 5,70 3,70 4,79 9,03 5,85 4,46 6,27 5,56
Sabhara 4,77 2,81 5,88 4,51 4,60 4,37 6,53 4,60
Propam 6,62 5,47 4,53 7,56 5,86 5,93 9,58 7,48
SPKT 6,72 5,17 7,13 8,89 6,30 4,93 9,06 5,50
Satfung
Indeks
Total Per
Satfung
Kompetensi Responsif Perilaku Transparansi Keadilan
(Fairness) Efektivitas Akuntabilitas
Sumda 7,56 4,50 7,35 9,11 8,36 8,66 6,40 8,20
Binmas 6,65 5,11 4,99 8,00 8,20 6,82 8,91 4,60
Lalu Lintas 6,31 7,27 4,07 7,20 8,86 3,36 5,86 7,33
Intelkam 6,36 5,26 5,95 5,41 9,15 4,39 6,40 8,20
Reskrim 6,89 6,29 4,53 7,91 7,57 7,96 5,64 8,30
Resnarkoba 6,26 5,37 4,19 8,26 7,57 4,27 5,75 8,20
Sabhara 6,23 6,01 5,78 6,48 8,20 4,20 6,63 6,40
Propam 6,29 3,75 3,99 4,60 9,15 5,93 9,79 7,26
SPKT 6,36 8,33 6,75 4,17 6,63 4,58 8,99 5,50
Satfung
Indeks
Total Per
Satfung
Kompetensi Responsif Perilaku Transparansi Keadilan
(Fairness) Efektivitas Akuntabilitas
Laporan eksekutif 2016
93
70. Polres Sorong
Peringkat : 4 Skor : 6.566
Jakarta, Agustus 2016
Sumda 7,85 6,03 7,35 8,78 8,51 9,10 6,72 8,20
Binmas 6,53 3,26 5,67 9,56 8,20 6,62 7,63 4,60
Lalu Lintas 6,58 5,80 5,37 8,57 8,86 4,51 5,16 7,33
Intelkam 7,12 4,78 6,12 8,89 9,15 4,96 7,91 8,20
Reskrim 6,57 4,86 5,40 9,49 7,57 4,68 5,41 8,30
Resnarkoba 6,50 4,17 3,85 9,47 7,57 5,82 6,16 8,20
Sabhara 6,29 6,07 6,82 5,56 8,20 4,35 6,79 6,40
Propam 6,89 4,12 5,28 7,94 9,15 5,52 7,78 8,50
SPKT 7,70 7,57 8,61 9,69 7,44 5,34 9,67 5,50
Satfung
Indeks
Total Per
Satfung
Kompetensi Responsif Perilaku Transparansi Keadilan
(Fairness) Efektivitas Akuntabilitas