Download - Laporan Farmasetika 2A
LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM FARMASETIKA II A
“ KEMPA LANGSUNG ”
Disusun Oleh :
Devianti (10060308082)
Sri Eli Lestari (10060308083)
Ina Amalia (10060308084)
Iin Indrayani (10060308085)
Shift/Kelompok : 1/D
Hari/Tanggal Praktikum : Selasa, Oktober 2011
Asisten : Methalini, S.Farm
LABORATORIUM FARMASETIKA E
PROGRAM STUDI FARMASI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG
2011
KEMPA LANGSUNG
I. Nama Sediaan
Tablet Vitamin C
II. Kekuatan Sediaan
Kekuatan sediaan : 50 mg / 200 mg
III. Preformulasi Zat Aktif
Vitamin C (Asam askorbat)
1. Pemerian
- Warna : putih atau agak kuning
- Rasa : asam
- Bau : tidak berbau
- Bentuk : serbuk hablur
2. Kelarutan
Mudah larut dalam air; agak sukar larut dalam etanol (95%) P; praktis tidak larut
dalam kloroform P, dalam eter P, dan dalam benzen P.
3. Titik lebur : 190° C
4. pH larutan : 2,1 – 2,6
5. Bobot jenis : 1,688 g/cm3
6. Stabilitas
Dalam bentuk bubuk asam askorbat relatif stabil di udara. Asam askorbat tidak stabil
dalam larutan, terutama dalam larutan alkali, mudah mengalami oksidasi apabila
terkena udara. Proses oksidasi dapat dipercepat dengan adanya cahaya dan panas,
dapat dikatalisis oleh tembaga dan besi. Asam askorbat memiliki stabilitas maksimum
pada pH 5,4. Asam askorbat harus disimpan dalam wadah tertutup, dan terlindungi
cahaya.
7. Inkompatibilitas
Tidak kompatibel dengan alkali, ion logam berat (khususnya tembaga dan besi),
methenamine, fenilefrin hidroklorida, salisilamid, natrium nitrit, natrium salisilat,
salisilat theobromine, dan picotamide.
Sumber : Farmakope Indonesia edisi IV hal 43 dan HOPE edisi V hal 48-50.
IV. Preformulasi Eksipien
Primogel (Carboxymethyl starch/Sodium starch glycolate)
1. Pemerian
- Warna : putih
- Rasa : tidak berasa
- Bau : tidak berbau
- Bentuk : serbuk
2. Kelarutan
Mudah larut dalam etanol (95%) dan praktis tidak larut dalam air..
3. Titik lebur : tidak ada titik leburnya, tetapi dapat hangus pada 200° C
4. pH : 3,0 – 5,0
5. Massa jenis : 1,443 g/cm3
6. Stabilitas
Primojel stabil dan harus disimpan dalam wadah tertutup baik untuk melindungi dari
kelembaban dan temperatur yang dapat menyebabkan caking.
7. Inkompatibilitas
Primojel inkompatibel dengan asam askorbat.
Sumber : Farmakope Indonesia edisi III hal 510, HOPE edisi IV hal 508-512, dan HOPE
edisi V hal 701-703.
Amprotab (Starch/Amilum manihot)
1. Pemerian
- Warna : putih
- Rasa : -
- Bau : -
- Bentuk : serbuk sangat halus
2. Kelarutan
Ppraktis tidak larut dalam air dingin dan dalam etanol.
3. Titik lebur : -
4. pH : -
5. Massa jenis : -
6. Stabilitas
Amprotab kering tanpa pemanasan. Stabil jika terlindungi dari kelembaban, ketika
digunakan sebagai eluent atau penghancur dalam formula dosis padat starch
dipertimbangkan inert pada kondisi penimpanan normal..
7. Wadah dan Penyimpanan
Starch harus disimpan pada wadah kedap udara dalam tempat yang sejuk dan kering.
Sumber : Farmakope Indonesia edisi III hal 510, HOPE edisi IV hal 508-512, dan
HOPE edisi V hal 701-703.
Avicel PH 102 (Microcrystalline cellulose)
1. Pemerian
- Warna : putih
- Rasa : tidak berasa
- Bau : tidak berbau
- Bentuk : serbuk
2. Kelarutan
Mudah larut dalam 5% b/v larutan natrium hidroksida; praktis tidak larut dalam air,
larutan asam, dan beberapa pelarut organik.
3. Massa molekular : 36000 g/mol
4. Massa jenis : 1,512-1,668 g/cm3
5. Titik lebur : 260 – 270° C
6. Stabilitas
Selulosa mikrokristalin stabil meskipun bersifat higroskopik material.
7. Inkompatibilitas.
Selulosa mikrokristalin tidak kompatibel dengan pelarut oksidator kuat..
Sumber : Farmakope Indonesia edisi IV hal 488-489, HOPE edisi IV hal 322-327, dan
HOPE edisi V hal 132-134.
Magnesium Stearate
1. Pemerian
- Warna : putih
- Rasa : berasa khas
- Bau : lemah khas
- Bentuk : serbuk halus
2. Kelarutan
Tidak larut dalam air, dalam etanol, dan dalam eter.
3. Massa molekular : 591,34 g/mol
4. Titik lebur : 117-150° C
5. Massa jenis : 1,092 g/cm3
6. Stabilitas
Mg-stearate stabil pada penyimpanan di tempat kering.
7. Inkompatibilitas
Inkompatibel dengan asam kuat, alkali, dan garam-garam besi. Mg-stearate tidak bisa
digunakan untuk produk-produk seperti aspirin, vitamin, dan garam alkaloida.
Sumber : Farmakope Indonesia edisi III hal 515-516, HOPE edisi IV hal 354-355, dan
HOPE edisi V hal 430-432.
Laktosa
1. Pemerian
- Warna : putih atau putih krem
- Rasa : sedikit manis
- Bau : tidak berbau
- Bentuk : serbuk/massa hablur keras
2. Kelarutan
Mudah (dan pelan-pelan) larut dalam air dan lebih mudah larut dalam air mendidih,
sangat sukar larut dalam etanol, tidak berwarna dan tidak berbau.
3. Titik lebur : -
4. pH : -
5. Massa jenis : -
6. Stabilitas
Laktosa stabil dalam wadah tertutup baik.
7. Inkompatibilitas
Laktosa dengan senyawa gugus amina primer, terjadi reaksi kondensasi.
Sumber : Farmakope Indonesia edisi IV hal 448 dan HOPE edisi V hal 323.
Talcum/Talk
1. Pemerian
- Warna : putih atau putih kelabu
- Rasa : berasa khas
- Bau : tidak berbau
- Bentuk : serbuk hablur sangat halus
2. Kelarutan
Hampir tidak larut dalam semua pelarut terutama dalam alkali dan asam.
3. pH : 7,0-10,0
4. Stabilitas
Talk merupakan bahan yang stabil dan dapat disterilisasi dengan pemanasan pada
160° C selama ± 1 jam. Talk harus disimpan dalam wadah tertutup baik dan tempat
kering.
5. Inkompatibilitas
Inkompatibel dengan ammonium.
Sumber : Farmakope Indonesia edisi III hal 591-592, Farmakope Indonesia edisi IV hal
771-772, HOPE edisi IV hal 641-642, dan HOPE edisi V hal 767-768.
8. Analisis Formula
Vitamin C (Asam askorbat)
Memiliki sifat mudah mengalir yang memungkinkan untuk langsung dikempa dalam
mesin tablet tanpa memerlukan granulasi basah dan granulasi kering.
Primogel
Sebagai bahan pengisi berfungsi untuk menyesuaikan bobot dan ukuran tablet,
memperbaiki daya kohesi sehingga dapat dikempa dengan baik, serta mengatasi masalah
kelembaban yang mempengaruhi kestabilan zat aktif.
Avicel PH 102
Digunakan sebagai bahan pengisi berfungsi untuk mengeluarkan udara dari pengisi pada
serbuk agar menjadi lebih rapat. Konsentrasi yang digunakan yaitu 20-90%.
Mg-stearate
Sebagai pelincir (lubrican) untuk mengurangi gesekan antara granul dengan dinding
cetakan selama pengempaan dan pengeluaran tablet. Lubrikan juga berfungsi sebagai
antiadherent dan glidan. Pemakaian lubrikan dan waktu pencampurannya yang tidak
tepat dapat menurunkan efektivitas disintegran. Lubrikan hidrofobik seperti magnesium
stearat akan membentuk film hidrofobik yang tipis di sekeliling eksipien tablet sehingga
mencegah penetrasi air melewati pori tablet dan menunda disintegrasi tablet, dan
biasanya hal ini dapat berpengaruh pada kecepatan disolusi zat aktifnya (Ansel, 1989).
Karena itu pemakaian lubrikan harus dalam jumlah yang tepat dan waktu
pencampurannya dengan seluruh eksipien (serta zat aktif) harus dalam waktu yang tepat
agar tidak berpengaruh terhadap waktu hancur dan disolusi zat aktifnya. Biasanya
konsentrasi yang digunakan yaitu 0,25-5%.
Talcum/talk
Sebagai anti lengket (antiadherent) untuk mencegah menempelnya masa tablet pada
punch dan untuk mengurangi penempelan pada dinding cetakan. Biasanya konsentrasi
yang digunakan yaitu 1-10%.
9. Perhitungan dan Penimbangan
a. Perhitungan Bahan
Formula B
(pengisi Lactose spray dried)
Untuk 300 tablet
Vitamin C 50 mg
Amprotab 30 mg
Lactose spray dried 211 mg
Mg-stearate 3 mg
Talk 6 mg
50 mg x 300 = 15000 mg = 15 g
30 mg x 300 = 9000 mg = 9 g
211 mg x 300 = 63300 = 63,3 g
3 mg x 300 = 900 mg = 0,9 g
6 mg x 300 = 1800 mg = 1,8 g
b. Penimbangan Bahan
1. Vitamin C = 15 g
2. Amprotab = 9 g
3. Lactose spray dried = 63,3 g
4. Mg stearate = 0,9 g
5. Talk = 1,8 g
10. Prosedur Pembuatan
Ditimbang semua bahan sesuai dengan kebutuhan.
Dicampurkan bahan-bahan sesuai dengan aturan pencampuran (kecuali Mg-stearate dan
Talk).
Dicampurkan selama 15 menit hingga homogen, kemudian Mg-stearate dan Talk
dicampur selama 2 menit.
Dilakukan evaluasi terhadap massa kempa, seperti evaluasi pada granul.
Massa kempa ditabletasi dengan menggunakan punch diameter 6-8 mm sesuai dengan
bobot tablet yang telah ditentukan.
Dilakukan evaluasi terhadap tablet yang diperoleh.
11. Hasil Evaluasi Sediaan
A. Hasil Evaluasi Granul
1. Kecepatan Alir
Metode yang digunakan dalam penetapan kecepatan alir granul yaitu metode corong.
Hasil yang didapat yaitu:
Waktu yang dibutuhkan semua formula untuk mengalirkan 100 g granul > 10
detik.
Dapat disimpulkan bahwa kecepatan aliran massa kempa kurang baik karena
waktu yang diperlukan > 10 detik (untuk 1000 g granul).
2. Bobot Jenis/Kerapatan
a. BJ nyata
W = 89,56 g dan V = 112 ml
P = W/V
= (89,56 g / 112 ml)
= 0,76 g/ml
b. BJ mampat
W = 89,56 g, V10 = 96 ml, dan V500 = ml
P10 = (89,56 g / 96 ml)
= 0,93 g/ml
P500 = (89,56 g / 92 ml)
= 0,97 g/ml
c. Bj Sejati
BJ Sejati=(b−a ) x BJ Cairan Pendispersi
(b+d )−(a+c )
Ket : a = bobot piknometer kosong
b = bobot piknometer + 1 g granul
c = bobot piknometer + 1 g granul + cairan pendispersi (paraffin
cair)
d = bobot piknometer + cairan pendispersi
BJ cairan pendispersi = 0,88 g/ml
Hasil praktikum :
Formula B : BJ=(12,378−11,373 ) x 0,88
(12,378+19,649 )−(11,373+20,247) = 2,172 g/ ml
d. Kadar Pemampatan
V0 = 120 ml dan V500 = 96 ml
Kp = { (V0 – V500) / V0 } x 100%
= {( 112 ml - 92 ml ) / 112 ml } x 100%
= 17,86 %
Massa kempa memenuhi syarat karena Kp yang didapat < 20%.
e. Perbandingan Haussner
Angka Haussner = BJsetelah pemampatan / BJsebelum pemampatan
= 0,93 / 0,799
= 1,16 ≈ 1 (pada 10 ketukan).
Angka Haussner = BJsetelah pemampatan / BJsebelum pemampatan
= 0,97 / 0,799
= 1,21 ≈ 1 (pada 500 ketukan).
Massa kempa memenuhi syarat karena sama dengan 1.
f. Persen Kompresibilitas (% K)
% K = {(BJmampat – BJnyata) / BJmampat } x 100%
= {(0\0,93 – 0,799) / 0,93 } x 100%
= 14,08 % (pada 10 ketukan)
% K = {(BJmampat – BJnyata) / BJmampat } x 100%
= {(0 – 0) / 0 } x 100%
= % (pada 500 ketukan)
Massa kempa pada 10 ketukan memenuhi syarat persen kompresibilitas memiliki
aliran yang sangat baik, sedangkan pada saat 500 ketukan memenuhi syarat
persen kompresibilitas yang menunjukkan bahwa aliran baik.
B. Hasil Evaluasi Tablet
1. Visual / Organoleptik
a. Rupa
Bentuk tablet bagian permukaan tidak rata.
b. Bau
Tablet vitamin C tidak berbau.
c. Rasa
Tablet vitamin C berasa asam dan pahit.
2. Sifat fisika-kimia
a. Keseragaman ukuran
Tablet Tebal (mm) Diameter (mm)
1 0,42 0,81
2 0,42 0,81
3 0, 42 0,81
4 0, 51 0,81
5 0, 54 0,81
6 0, 55 0,81
7 0, 54 0,81
8 0, 55 0,81
9 0, 54 0,81
10 0, 41 0,81
11 0, 41 0,81
12 0, 41 0,81
13 0, 41 0,81
14 0, 51 0,81
15 0, 57 0,81
16 0, 51 0,81
17 0, 56 0,81
18 0, 54 0,81
19 0, 51 0,81
20 0, 56 0,81
Rata-rata diameter = 0,81
Rata-rata tebal = 0,289
Diameter = 0,81 3 x 0,096
Tebal = 0, 1 ⅓ x 0,216
Range untuk diameter tablet - . Jadi, diameter tablet tidak memenuhi syarat
yang ditetapkan.
b. Friabilitas (kekerasan/kerapuhan)
a = g dan b = g
f = {(a – b) / a} x 100%
= {( – ) / } x 100%
= %
Jadi tablet memiliki friabilitas yang kurang baik karena > 1%.
c. Keragaman bobot
Tablet Bobot tablet (mg) Tablet Bobot tablet (mg)
1 11
2 12
3 13
4 14
5 15
6 16
7 17
8 18
9 19
10 20
Bobot rata-rata = ( mg / 20)
= mg
12. Pembahasan
Kempa langsung adalah pembuatan tablet tanpa adanya proses granulasi yang
memerlukan eksipien yang cocok sehingga dapat mudah untuk dikempa secara langsung.
Kempa langsung dapat menghindari banyak masalah yang timbul pada granulasi basah
maupun kering. Walaupun demikian perubahan sifat fisik bahan pengisi dapat merubah sifat
alir sehingga tidak sesuai untuk dikempa secara langsung. Metode ini digunakan untuk zat
aktif yang mempunyai sifat aliran dan kompresibilitas baik. Selain itu, kempa langsung
dapat dilakukan untuk zat aktif yang tidak mungkin dilakukan dengan metode granulasi
basah (tidak tahan lembab dan panas) dan granulasi kering (yang melibatkan kompresi
tinggi) (Ansel, 1989). Keuntungan pembuatan tablet dengan metode kempa langsung
adalah:
1. Efisiensi ruangan, proses, tenaga, tahap manufaktur, mesin, proses validasi, dan
konsumsi energi.
2. Menjamin stabilita yang kurang baik untuk zat aktif yang yidak tahan panas dan lembab,
karena tidak melibatkan pelarut dan pemanasan.
3. Tablet dapat langsung hancur menjadi partikel-partikel kecil karena tidak adanya proses
granulasi jika dimasukkan ke dalam media disolusi, sehingga dapat diharapkan
memberikan hasil yang lebih tinggi.
Kerugian pembuatan tablet dengan metode kempa langsung adalah :
1. Harga eksipien yang dibutuhkan cukup mahal karena dibutuhkan eksipien yang memiliki
aliran, kompresibilitas, serta ikatan antar partikel yang baik.
2. Eksipien dan zat aktif harus memiliki ukuran partikel yang mirip agar tablet dihasilkan
mempunyai keseragaman kandungan yang baik.
3. Kemungkinan terjadi kesulitan dalam mendistribusi zat aktif berdosis kecil serta sulit
dilakukan untuk zat aktif yang berdosis tinggi dengan kompressibilitas buruk.
Pada proses kempa langsung ini zat aktif dan zat tambahan di campur hingga
homogen, kemudian setelah homogen semua campuran dilakukan uji evaluasi terhadap
massa kempa. Tujuannya adalah agar mengetahui apakah massa kempa tersebut telah sesuai
dengan ketetapan yang berlaku, penjelasannya sbb:
Uji Kecepatan Alir
Massa cetak diletakkan dalam corong alat uji kecepatan alir yang bagian bawahnya
ditutup. Massa cetak yang keluar dari alat tersebut dihitung kecepatan alirannya dengan
menghitung waktu yang diperlukan oleh sejumlah serbuk untuk turun melalui corong alat
penguji dengan menggunakan stopwatch dari mulai dibukanya tutup bagian bawah
hingga semua massa kempa mengalir keluar dari alat uji. Kecepatan alir yang dibutuhkan
oleh massa kempa yaitu g/detik. Dapat disimpulkan bahwa kecepatan aliran massa
kempa kurang baik karena waktu yang diperlukan > 10 detik (untuk 100 gr granul). Hal
ini mungkin disebabkan karena massa yang dihasilkan yang dihasilkan kurang baik.
BJ Nyata
Massa cetak ditimbang (89,56 g), kemudian dimasukkan ke dalam gelas ukur seratus
milliliter. Volume awal granul dicatat. Kerapatan nyata adalah berat serbuk dibagi
dengan volume awal massa kempa. Bj nyata yang diperoleh yaitu 0,76 g/ml.
BJ mampat
Massa cetak ditimbang (89,56 g), kemudian dimasukkan ke dalam gelas ukur seratus
mililiter. Setelah dilakukan penentuan kerapatan nyata di atas kemudian ketuk-ketukan
gelas ukur tersebut dengan menggunakan alat uji kompresibilitas hingga volume massa
kempa konstan. Kerapatan mampat yang diperoleh yaitu 0,93 g/ml ( P10 ) dan 0,97 g/ml
( P500 ).
Kadar Pemampatan
Kadar pemampatan massa kempa yang didapat yaitu 17,86 %, dapat disimpulkan bahwa
massa kempa ini memenuhi syarat karena Kp yang didapat sama < 20%.
Perbandingan Haussner
Perbandingan haussner granul yang didapat 1,16 ≈ 1 (pada 10 ketukan) dan 1,21 ≈ 1
(pada 500 ketukan).maka dapat disimpulkan bahwa massa kempa ini memenuhi syarat
karena sama dengan 1.
Kompresibilitas
Penentuan kompresibilitas digunakan untuk menghasilkan tablet yang baik.
Kompresibilitas sangat bergantung pada kerapatan nyata maupun kerapatan mampat dari
granul. Kompresibilitas massa kempa yang dihasilkan yaitu 14,08 % (pada 10 ketukan)
dan ….. % (pada 500 ketukan). Dapat disimpulkan, bahwa massa kempa pada 10
ketukan memenuhi syarat persen kompresibilitas memiliki aliran yang sangat baik,
sedangkan pada saat 500 ketukan juga memenuhi syarat karena memiliki aliran yang
baik yaitu %.
Setelah dilakukan evaluasi terhadap massa kempa, maka dibuat tablet dengan cara
pengempaaan. Penjelasan hasil evaluasi tablet sebagai berikut:
Visual/Organoleptik
Tujuan dari evalusi ini adalah untuk melihat tablet bebas dari kerusakkan, dari
kontaminasi bahan baku atau dari pengotoran saat proses pembuatan. Dari evaluasi tablet
didapatkan bahwa tablet Vitamin C ini berbentuk bundar namun permukaan tidak rata,
tidak berbau, dan berasa asam dan pahit.
Keseragaman ukuran
Pada evaluasi keseragaman ukuran ini bertujuan untuk menentukkan tebal dan diameter
tablet masing-masing dalam satu formulasi tablet tersebut sama. Ketebalan tablet yang
diinginkan harus diperhitungkan terhadap volume dari bahan yang diisikan ke dalam
cetakan, garis tengah cetakan dan besarnya tekanan yang dipakai punch untuk menekan
bahan isian. Oleh karena itu, untuk mendapatkan tablet yang seragam tebalnya harus
dilakukan pengawasan supaya volume bahan yang diisikan dan tekanan yang diberikan
tetap sama. Dari hasil yang diperoleh dalam pengujian 20 sample tablet ini menunjukkan
hasil nilai rata-rata diameter dan tebal tablet memiliki nilai sama, tetapi menurut FI III
diameter tidak lebih dari 3 kali dan tidak kurang 1⅓ tebal tablet. Seharusnya range untuk
diameter tablet mm, jadi diameter tablet tidak memenuhi syarat yang ditetapkan.
Friabilitas (kerapuhan)
Pada uji evaluasi tablet Vitamin C ini dilakukan pengujian friablilitas tablet pengujian ini
bertujuan untuk mengukur ketahanan permukaan tablet terhadap gesekan yang
dialaminya sewaktu pengemasan dan pengiriman. Friabilitas diukur dengan friabilator,
prinsipnya adalah menetapkan bobot yang hilang dari sejumlah tablet selama diputar
dalam friabilator selama waktu tertentu. Pada proses pengukuran friabilitas, alat diputar
dengan kecepatan 25 putaran per menit dan waktu yang digunakan adalah 4 menit. Jadi
ada 100 putaran. Hal yang harus diperhatikan dalam pengujian friabilitas adalah jika
dalam proses pengukuran friabilitas ada tablet yang pecah atau terbelah, maka tablet
tersebut tidak diikutsertakan dalam perhitungan. Jika hasil pengukuran meragukan (bobot
yang hilang terlalu besar), maka pengujian harus diulang sebanyak dua kali. Selanjutnya
tentukan nilai rata-rata dari ketiga uji yang telah dilakukan (Ansel, 1989). Dari hasil
pengamatan diatas memperoleh nilai f= %, sedangkan pada syarat tablet yang baik
memiliki friabilitas < 1%. Dilihat dari hasil friabilitasnya menunjukkan bahwa tablet
tidak memenuhi syarat dan bukan merupakan tablet yang baik. Hal ini mungkin
disebabkan oleh ketidaktahanan tablet terhadap gesekkan karena tablet tersebut terlalu
rapuh atau mudah rapuh pada saat pemutaran alat.
Keragaman bobot
Pada evaluasi keragaman bobot ini bertujuan untuk menentukkan berat tablet masing-
masing dalam satu formulasi tablet tersebut sama. Prinsip kerjanya: jumlah bahan yang
diisikan dalam cetakan akan dimasukan kemudian ditekan untuk menentukan berat tablet
yang dihasilkan. Volume bahan yang diisikan (massa kempa) yang mungkin masuk
dalam cetakan harus disesuaikan dengan beberapa tablet yang diharapkan.Sebenarnya
ukuran tablet yang diproduksi tidak hanya tergantung volume dan berat bahan yang
diisikan, tetapi tergantung pada garis tengah (diameter) cetakan dan tekanan pada bahan
yang diisikan waktu ditekan(Voigt R, 1995). Dari hasil yang diperoleh dalam pengujian
20 sample tablet ini menunjukkan hasil nilai rata-rata tablet yaitu mg tidak termasuk ke
dalam nilai penyimpangan yang sesuai yaitu penyimpangan A (10%) dan nilai
penyimpangan yang sesuai dengan B (20%). Hal ini mungkin disebabkan karena
kesalahan pada saat proses penimbangan, kecepatan aliran massa kempa yang kurang
baik, distribusi ukuran massa kempa yang tidak tepat, sebab dengan demikian mungkin
saja timbul porositas tinggi, yang tidak dapat menjamin keseragaman bobot karena
adanya distribusi baru pada saat pencetakan (Andayana, 2010). Maka penyelesaiannya
yaitu:
Perbaiki atau ulangi proses pembuatan massa kempa, perbaikan ukuran massa kempa,
pengikat, dan perbaikan pencampuran massa cetak.
Perbaikan mesin tablet yaitu validasi mesin tablet.
Seharusnya dalam formulasi pembuatan Vitamin C tidak ditambahkan bahan pengisi
Avicel, karena dapat mempercepat oksidasi Vitamin C. Yang baik gunakan Avicel adalah
selama tidak OTT dengan zat aktif. Avicel dapat digunakan untuk cetak langsung, atau juga
granulasi basah tetapi sebagai pengisi.
Tablet yang sudah dicetak harus disimpan dalam wadah tertutup rapat, di tempat sejuk
dan terlindung dari cahaya. Tablet khusus yang cenderung hancur bila kena lembab dapat
disertai pengering dalam kemasannya. Tablet yang dirusak oleh cahaya disimpan dalam
wadah yang dapat menahan masuknya tablet yang disimpan secara tepat dapat stabil dalam
beberapa tahun, dengan sedikit pengecualian. Wadah yang digunakan harus diberi etiket dan
tertulis:
a. Nama tablet atau nama zat berkhasiat
b. Jumlah zat-zat yang berkhasiat dalam setiap tabl
13. Kesimpulan
Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa:
Granulasi kering adalah metode yang dilakukan dengan cara mengempa langsung zat
aktif dan eksipien tanpa penanganan granulasi basah atau kering.
Digunakan untuk zat aktif yang mempunyai kompresibilitas dan aliran yang baik,dan zat
aktif dosis tinggi.
Dalam formulasi yang dibuat seharusnya jangan dikombinasikan dengan avicel, karena
dapat mempercepat oksidasi vitamin C.
Dari hasil evaluasi massa kempa dan tablet disimpulkan bahwa tablet yang didapat tidak
memenuhi syarat yang ditetapkan.
14. Daftar Pustaka
Ansel, Howard C. 1989. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi Edisi Keempat. Penerbit
Universitas Indonesia. Jakarta: 259; 298-299.
Anonim I. 1979. Farmakope Indonesia Edisi III. Departemen Kesehatan RI. Jakarta: 47; 591-
592.
Anonim II. 1995. Farmakope Indonesia Edisi IV. Departemen Kesehatan RI. Jakarta: 39;
515-516; 771-772.
Anonim III. Handbook of Pharmaceutical Excipients Fourth Edition. The Pharmaceutical
Press. London: 108-109; 354-355; 581-583; dan 641-642.
Lund, Walter. 1994. The Pharmaceutical Codex Twelfth Edition. The Pharmaceutical Press.
London.
Voigt,Rudolf. 1995. Buku Pelajaran Teknologi Farmasi Industri. Universitas Indonesia
Press. Jakarta