KEI'y'IENTERIANKESEHATJ,\NREPUBLIKINDONESIA
BIRO KEUANGAN DAN BMN
LAPORAN I(INER]A INSTANSIPEMERINTAH TAHUN 2017
Laporan Akuntabilitas Kinerja 2017 Biro Keuangan dan BMN Kementerian Kesehatan
ii
IKHTISAR EKSEKUTIF
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Biro Keuangan dan BMN
Tahun 2017, merupakan sarana untuk menyampaikan pertanggungjawaban kinerja Kepala
Biro Keuangan dan BMN beserta jajarannya kepada Sekretariat Jenderal Kementerian
Kesehatan RI, dan seluruh pemangku kepentingan baik yang terkait langsung maupun tidak
langsung sekaligus menyampaikan proses pencapaian hasil, permasalahan utama, upaya
pemecahan masalah dan strategi keberhasilan untuk kurun waktu 2015 - 2019 yang dapat
dijadikan lesson learn pada perencanaan strategis di tahun-tahun berikutnya. Selain itu
LAKIP Biro Keuangan dan BMN merupakan wujud dari pertanggungjawaban atas kinerja
pencapaian visi dan misi yang dijabarkan dalam tujuan/sasaran strategis. Tujuan/sasaran
strategis tersebut mengacu pada Rencana Startegis Kementerian Kesehatan Tahun 2015 –
2019.
Visi Biro Keuangan dan BMN adalah Peningkatan Pengelolaan Administrasi Keuangan
dan Barang Milik Negara di Lingkungan Kementerian Kesehatan yang mendukung
terwujudnya Masyarakat Sehat yang Mandiri dan Berkeadilan. Dalam mencapai visi tersebut,
Biro Keuangan dan BMN sebagai satuan kerja yang mempunyai tugas meneyelenggarakan
urusan di bidang pengelolaan administrasi keuangan dan barang milik negara dalam
pemerintahan di lingkungan Kementerian Kesehatan mempunyai tiga misi yaitu (1)
Meningkatkan kualitas pengelolaan administrasi keuangan dan barang milik negara
Kementerian Kesehatan; (2) Meningkatkan kualitas Layanan Pengadaan Secara Elektronik
(LPSE); (3) Meningkatkan koordinasi penyusunan laporan keuangan menuju terwujudnya
Laporan Keuangan Kementerian Kesehatan dengan Opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP).
Dalam mencapai visi dan misi, Biro Keuangan dan BMN menetapkan sasaran strategis
yang akan dicapai dalam tahun 2015-2019, yaitu meningkatnya kualitas pengelolaan
Anggaran dan Barang Milik Negara (BMN) Kementerian Kesehatan secara efektif, efisien
dan dilaporkan sesuai ketentuan.
Guna mencapai sasaran strategis tersebut di atas, diperlukan dukungan sasaran program
dan kegiatan, antara lain sebagai berikut :
a) Peningkatan jumlah dan kualitas tenaga pengelola keuangan dan barang milik negara
Satuan Kerja dan Unit Akuntansi Kementerian Kesehatan
Laporan Akuntabilitas Kinerja 2017 Biro Keuangan dan BMN Kementerian Kesehatan
iii
b) Peningkatan kualitas penerapan peraturan perundang-undangan dalam pengelolaan
administrasi keuangan dan barang milik negara oleh semua Satker dan Unit Akuntansi
Kementerian Kesehatan
c) Peningkatan kualitas dan proporsi belanja pengadaan barang/jasa melalui Layanan
Pengadaan Secara Elektronik (LPSE)
d) Peningkatan koordinasi pelaksanaan tindak lanjut laporan hasil pemeriksaan
e) Peningkatan pembimbingan, konsultasi, pemantauan dan evaluasi pelaksanaan pengelolaan
administrasi keuangan dan barang milik negara kepada seluruh Satker dan Unit Akuntansi
bekerja sama dengan Eselon I dan Biro/Pusat Setjen
Untuk menilai pencapaian sasaran strategis, Biro Keuangan dan BMN telah
menetapkan IKU Biro Keuangan dan BMN tahun 2015 – 2019 melalui Keputusan Menteri
Kesehatan Nomor HK.02.02/MENKES/52/2015 tentang Rencana Strategis Kementerian
Kesehatan Tahun 2015-2019 yang telah direvisi menjadi Kepmenkes
No.HK.01.07/Menkes/422/2017 tanggal 29 Agustus 2017 Tentang Revisi Rencana Strategis
Kementerian Kesehatan Tahun 2015-2019 . Adapun revisi dari Renstra tersebut tidak
merubah tiga indikator Biro Keuangan dan BMN. Perubahan yang dilakukan hanya
penajaman kalimat baik pada cara perhitungan maupun definisi operasionalnya serta
perbaikan pada pencapaian target. Dengan keputusan tersebut, terdapat tiga indikator sebagai
alat pengukuran kinerja, yaitu :
1. Persentase Satker yang menyampaikan laporan keuangan tepat waktu dan berkualitas
sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintah (SAP) untuk mempertahankan Wajar Tanpa
Pengecualian (WTP)
2. Persentase nilai aset tetap yang telah mendapatkan Penetapan Status Penggunaan (PSP)
sesuai ketentuan
3. Persentase pengadaan barang/jasa (e-procurementI) sesuai ketentuan
Capaian kinerja dari ketiga indikator tersebut pada tahun 2017 berhasil melebihi target
dari yang telah ditetapkan, yaitu indikator Presentase nilai aset tetap yang telah mendapatkan
Penetapan Status Penggunaan (PSP) sesuai ketentuan dan Persentase pengadaan
menggunakan e-procurement. Dan untuk Indikator penyusunan laporan keuangan Kemenkes
sendiri untuk empat kali periode yaitu tahun 2012, 2013, 2014, 2015 dan 2016 mampu
memperoleh Opini Wajar Tanpa Pengecualian dari BPK.
Pada tahun 2017, pencapaian indikator kinerja “Persentase Satker yang menyampaikan
laporan keuangan tepat waktu dan berkualitas sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintah
(SAP) untuk mempertahankan Wajar Tanpa Pengecualian (WTP)” dapat terealisasi dengan
Laporan Akuntabilitas Kinerja 2017 Biro Keuangan dan BMN Kementerian Kesehatan
iv
baik yaitu mencapai 100 % dari target yang ditetapkan. Artinya bahwa penyusunan laporan
keuangan yang sesuai standar akuntansi pemerintah dapat disusun dan dicapai sesuai dengan
rencana yang telah ditetapkan.
Pencapaian indikator “Presentase nilai aset tetap yang telah mendapatkan Penetapan
Status Penggunaan (PSP) sesuai ketentuan” dapat terealisasi dengan baik yaitu mencapai 85%,
melebihi dari target yang ditetapkan yaitu 70%. Artinya bahwa penetapan status penggunaan
terhadap aset tetap dapat tercapai sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan.
Adapun pencapaian indikator “Presentase Pengadaan Barang/Jasa (e-procurement)
sesuai ketentuan” dapat terealisasi dengan baik yaitu mencapai 98%, melebihi dari target yang
ditetapkan yaitu 90%. Artinya bahwa persentase pengadaan menggunakan e-procurement
dapat tercapai sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan. Target yang ditetapkan adalah
target pertahun sehingga jika di rata-rata setiap tahunnya dari kurun waktu 2015-2017 capaian
kinerja telah dapat melebihi target atau selalu diatas 100%. Faktor-faktor yang berkontribusi
terhadap pencapaian kinerja PBJ melalui e procurement yang asangat baik antara lain adalah
komitmen yang tinggi dari tingkat pimpinan sampai dengan pengelola PBJ, peningkatan
kompetensi SDM PBJ dan koordinasi yang optimal antara unit kerja Biro Keuangan dan BMN
serta sektor lain yang terkait
Keberhasilan lain yang dicapai Biro Keuangan dan BMN tahun 2017, antara lain :
1. Opini dari BPK untuk laporan keuangan Kementerian Kesehatan periode tahun anggaran
2016;
2. Penghargaan dari Kementerian Keuangan sebagai Pembina Teknis Kinerja Pengelolaan
Badan Layanan Umum Terbaik
3. Penghargaan dari Kementerian Keuangan sebagai Pengelola Penerimaan Negara Bukan
Pajak Terbaik
4. Penghargaan dari Kementerian Keuangan Bidang Pengelolaan Barang Milik Negara pada
kategori Peningkatan Tata Kelola BMN Berkelanjutan.
Laporan Akuntabilitas Kinerja 2017 Biro Keuangan dan BMN Kementerian Kesehatan
v
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ………………………….………………………..... i
IKHTISAR EKSEKUTIF .………………….…………………………... ii
DAFTAR ISI ……………………………………………………………... v
DAFTAR TABEL …………………………….…………………………... vi
DAFTAR GAMBAR ………………………....…………………………... vii
DAFTAR GRAFIK ……………………...………………………………... viii
DAFTAR LAMPIRAN ……………………...………………………………... ix
BAB I PENDAHULUAN …………………………………………..... 1
A. LATAR BELAKANG .....………………………………...... 1
B. MAKSUD DAN TUJUAN .………………………………... 1
C. TUGAS DAN FUNGSI .………………………................. 2
D. SISTEMATIKA .…………………………………………... 4
BAB II PERENCANAAN KINERJA................................................... 6
A. RENCANA STRATEGIS ORGANISASI.......……………....... 6
B. RENCANA AKSI KEGIATAN BIRO KEUANGAN DAN
BMN...........................................................................…………... 7
C. VISI DAN MISI............................................................................ 8
D. TUJUAN DAN SASARAN .................................................. 8
E. CARA PENCAPAIAN TUJUAN DAN SASARAN.................. 10
F. RENCANA ANGGARAN .................................................. 12
G. PERJANJIAN KINERJA .................................................. 12
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA ................………………..…... 14
A. CAPAIAN KINERJA ORGANISASI..……………...……... 14
B. INDIKATOR PENUNJANG ............................................ 23
C. REALISASI ANGGARAN ............................................... 24
D. PERBANDINGAN TARGET DAN CAPAIAN INDIKATOR
KINERJA BIRO KEUANGAN DAN BMN TAHUN 2015 ........ 26
E. SUMBER DAYA MANUSIA ...…..…………………......... 26
F. SUMBER DAYA ANGGARAN......................................... 30
G. SUMBER DAYA SARANA DAN PRASARANA .............. 31
BAB IV SIMPULAN ..…………………………………………………….. 32
Laporan Akuntabilitas Kinerja 2017 Biro Keuangan dan BMN Kementerian Kesehatan
vi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Struktur Organisasi Biro Keuangan dan BMN 3
Gambar 2 Penghargaan kepada Kementerian Kesehatan Pencapaian Standar
Tertinggi dari Kementerian Keuangan atas Laporan Keuangan TA
2016 16
Gambar 3 Penyerahan Penghargaan Opini WTP Oleh BPK 16
Gambar 4 Penyerahan Penghargaan Kepada Satker dengan Pengelolaan
Anggaran Terbaik 17
Gambar 5 Penghargaan Kepada Kementerian Kesehatan terkait Peningkatan
Tata Kelola BMN Berkelanjutan 19
Gambar 6 Capacity Building Biro Keuangan dan BMN 28
Gambar 7 Sertifikat Reward Kepada Pegawai dengan Kinerja Terbaik 29
Laporan Akuntabilitas Kinerja 2017 Biro Keuangan dan BMN Kementerian Kesehatan
vii
DAFTAR GRAFIK
Grafik 1 Target dan Realisasi Indikator Kedua 19
Grafik 2 Target dan Realisasi Indikator Ketiga 21
Grafik 3 Perbandingan Alokasi dan Realisasi Anggaran 2016 dan 2017 25
Laporan Akuntabilitas Kinerja 2017 Biro Keuangan dan BMN Kementerian Kesehatan
viii
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Kondisi IKK Saat Awal Renstra 6
Tabel 2 Kondisi IKK Saat Revisi Renstra 7
Tabel 3 Matriks Kinerja Biro Keuangan dan BMN 10
Tabel 4 Rencana Anggaran Tahun 2017 12
Tabel 5 Perjanjian Kinerja Biro Keuangan dan BMN Tahun 2017 13
Tabel 6 Target dan Realisasi IKK Biro Keuangan dan BMN Tahun 2017 15
Tabel 7 Target dan Realisasi Indikator Pertama 16
Tabel 8 Alokasi dan Realisasi Anggaran Indikator Penunjang 24
Tabel 9 Perbandingan Target Dan Capaian Indikator Kinerja Biro Keuangan
Dan BMN Tahun 2017 26
Tabel 10 Komposisi Pegawai Berdasarkan Usia 27
Tabel 11 Komposisi Pegawai Berdasarkan Golongan 27
Tabel 12 Komposisi Pegawai Berdasarkan Pendidikan 27
Tabel 13 Komposisi Pegawai Berdasarkan Jenis Kelamin 28
Tabel 14 Komposisi Pegawai Berdasarkan Jabatan 28
Tabel 15 Optimalisasi dan Efisiensi Anggaran Per Output 30
Tabel 16 Barang Milik Negara yang Menjadi Aset Biro Keuangan dan BMN 31
Laporan Akuntabilitas Kinerja 2017 Biro Keuangan dan BMN Kementerian Kesehatan
ix
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Perjanjian Kinerja TA 2017
Lampiran 2 Rencana Kerja Tahunan 2017
Lampiran 3 Matriks IKK Tahun 2017
Laporan Akuntabilitas Kinerja 2017 Biro Keuangan dan BMN Kementerian Kesehatan
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Perpres No. 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
mengamanatkan bahwa Setiap entitas Akuntabilitas Kinerja menyusun dan menyajikan
Laporan Kinerja atas prestasi kerja yang dicapai berdasarkan Penggunaan Anggaran yang
telah dialokasikan. Adapun salah satu entitas Akuntabilitas Kinerja yang disebutkan dalam
perpres tersebut adalah Entitas Akuntabilitas Kinerja Satuan Kerja dalam hal ini Biro
Keuangan dan BMN. Dalam Permen-PAN dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 tahun 2014
tentang Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja
Instansi Pemerintah dijelaskan bahwa laporan kinerja rnerupakan bentuk akuntabilitas dari
pelaksanaan tugas dan fungsi yang dipercayakan kepada setiap instansi pemerintah atas
penggunaan anggaran. Hal terpenting yang diperlukan dalam penyusunan laporan kinerja
adalah pengukuran kinerja dan evaluasi serta pengungkapan (disclosure) secara memadai
hasil analisis terhadap pengukuran kinerja.
Pertanggungjawaban keberhasilan maupun kegagalan pelaksanaan program dan kegiatan
yang telah ditetapkan suatu unit organisasi diwujudkan dalam Laporan Akuntabilitas Kinerja.
Dengan adanya pertanggungjawaban pelaksanaan program dan kegiatan yang menjadi
kewenangan suatu unit organisasi diharapkan transparansi dan akuntabilitas atau good
governance dapat dilaksanakan sesuai yang diharapkan.
Dasar hukum dan acuan dalam penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah (LAKIP), antara lain Perpres No. 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas
Kinerja Instansi Pemerintah, Permen-PAN dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 tahun 2014
tentang Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja
Instansi Pemerintah dan Permen-PAN dan Reformasi Birokrasi Nomor 20 tahun 2013
tentang Perubahan Lampiran Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi Nomor 25 Tahun 2012 tentang Petunjuk Pelaksanaan Evaluasi
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah.
B. MAKSUD DAN TUJUAN
Laporan Akuntabilitas Kinerja merupakan laporan evaluasi pelaksanaan kegiatan intuk
pencapaian IKK yang telah tercantum dalam Penetapan Kinerja Biro Keuangan dan BMN.
Laporan Akuntabilitas Kinerja 2017 Biro Keuangan dan BMN Kementerian Kesehatan
2
Selain itu, juga memuat keberhasilan maupun kegagalan dalam pencapaian kinerja selama
Tahun Anggaran 2017.
Penyusunan LAKIP Biro Keuangan dan BMN bertujuan untuk:
1. Pertanggungjawaban kinerja satuan kerja Biro Keuangan dan BMN tahun anggaran
2017;
2. Sebagai bahan evaluasi dan pengambilan keputusan dan pelaksanaan perubahan-
perubahan ke arah perbaikan, dalam rangka efisiensi, dan efektifitas pelaksaaan tugas
pokok dan fungsi, ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku,
serta untuk mencapai visi dan misi Biro Keuangan dan BMN;
3. Perbaikan dalam perencanaan, khususnya perencanaan jangka menengah dan jangka
pendek;
4. Sebagai bahan pemantauan dan pengendalian pencapaian kinerja organisasi;
5. Sebagai bahan pelaporan capaian realisasi kinerja untuk Laporan Akuntabilitas
Kinerja Instansi Pemerintah;
6. Sebagai bahan penilaian keberhasilan organisasi.
C. TUGAS DAN FUNGSI
Biro Keuangan dan BMN berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor
64/MENKES/PER/IX/2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kesehatan
mempunyai tugas melaksanakan pengelolaan administrasi keuangan dan barang milik negara
di lingkungan Kementerian Kesehatan.
Untuk melaksanakan tugas tersebut di atas Biro Keuangan dan BMN menyelenggarakan
fungsi sebagai berikut :
1. Koordinasi dan pengelolaan tata laksana keuangan dan urusan perbendaharaan;
2. Koordinasi dan pengelolaan akuntansi dan pelaporan keuangan;
3. Koordinasi dan pengelolaan layanan pengadaan barang/jasa;
4. Koordinasi dan pengelolaan barang milik negara;
5. Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga Biro.
Laporan Akuntabilitas Kinerja 2017 Biro Keuangan dan BMN Kementerian Kesehatan
3
Struktur Organisasi Biro Keuangan dan BMN sebagaimana digambarkan pada bagan
dibawah ini:
Gambar 1. Struktur Organisasi Biro Keuangan dan BMN
Tugas dan fungsi masing-masing bagian dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Bagian Tata Laksana Keuangan dan Perbendaharaan
Bagian Tata Laksana Keuangan dan Perbendaharaan mempunyai tugas melaksanakan
koordinasi dan pengelolaan tata laksana keuangan dan perbendaharaan. Dalam
melaksanakan tugas Bagian Tata Laksana Keuangan dan Perbendaharaan
menyelenggarakan fungsi :
a. Penyiapan bahan koordinasi dan pengelolaan tata laksana keuangan dan hibah
uang/barang/jasa satuan kerja Non Badan Layanan Umum (Non BLU);
b. Penyiapan bahan koordinasi dan pengelolaan tata laksana keuangan satuan kerja
yang menerapkan pengelolaan keuangan Badan Layanan Umum (Non BLU);
c. Penyiapan bahan koordinasi dan pengelolaan tata laksana perbendaharaan,
tuntutan perbendaharaan dan tuntutan ganti rugi.
Laporan Akuntabilitas Kinerja 2017 Biro Keuangan dan BMN Kementerian Kesehatan
4
2. Bagian Akuntansi dan Pelaporan Keuangan
Bagian Penyusunan Laporan Keuangan mempunyai tugas melaksanakan koordinasi
dan pengelolaan akuntansi dan pelaporan keuangan. Dalam melaksanakan tugas Bagian
Akuntansi dan Pelaporan Keuangan menyelenggarakan fungsi :
a. Penyiapan bahan koordinasi dan pengelolaan akuntansi pada satuan kerja Non
BLU;
b. Penyiapan bahan koordinasi dan pengelolaan akuntansi pada satuan kerja yang
menerapkan pengelolaan keuangan BLU;
c. Analisis akuntansi dan pelaporan keuangan.
3. Bagian Pengadaan Barang/Jasa
Bagian Pengadaan Barang/Jasa mempunyai tugas melaksanakan pengelolaan layanan
pengadaan barang/jasa dan urusan tata usaha dan rumah tangga Biro. Dalam
melaksanakan tugas Bagian Pengadaan Barang/Jasa menyelenggarakan fungsi:
a. Koordinasi dan pengelolaan layanan pengadaan barang/jasa lingkup Sekretariat
Jenderal dan Inspektorat Jenderal;
b. Pemantauan dan evaluasi pengadaan barang/jasa;
c. Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga Biro.
4. Bagian Pengelolaan Barang Milik Negara
Bagian Pengelolaan Barang Milik Negara mempunyai tugas melaksanakan koordinasi
dan pengelolaan barang milik negara. Dalam melaksanakan tugas Bagian Pengelolaan
Barang Milik Negara menyelenggarakan fungsi:
a. Penyiapan bahan koordinasi dan pelaksanaan penggunaan/pemanfaatan barang
milik negara;
b. Penyiapan bahan koordinasi dan pelaksanaan penghapusan barang milik negara;
c. Penyiapan bahan koordinasi dan pelaksanaan penatausahaan barang milik negara;
D. SISTEMATIKA
BAB I
Pendahuluan, menjelaskan tentang latar belakang penulisan laporan, maksud dan tujuan
penulisan laporan, tugas pokok dan fungsi Biro Keuangan dan BMN, serta sistematika
penulisan laporan.
BAB II
Perencanaan Kinerja, menjelaskan tentang visi dan misi, tujuan dan sasaran kegiatan
Biro Keuangan dan BMN serta cara mencapai tujuan.
Laporan Akuntabilitas Kinerja 2017 Biro Keuangan dan BMN Kementerian Kesehatan
5
BAB III
Akuntabilitas Kinerja, menjelaskan tentang pengukuran kinerja, evaluasi pencapaian
kinerja, analisis akuntabilitas kinerja dan akuntabilitas keuangan serta sumberdaya
manusia yang digunakan dalam pencapaian kinerja Biro Keuangan dan BMN selama
tahun 2017.
BAB IV
Simpulan
Laporan Akuntabilitas Kinerja 2017 Biro Keuangan dan BMN Kementerian Kesehatan
6
BAB II
PERENCANAAN KINERJA
A. RENCANA STRATEGIS ORGANISASI
Rencana Strategis Kementerian Kesehatan didasarkan pada arah kebijakan dan strategi
nasional sebagaimana tercantum di dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional
(RPJMN) 2015-2019, untuk menjamin dan mendukung pelaksanaan berbagai upaya
kesehatan yang efektif dan efisien dalam rangka pencapaian pembangunan kesehatan.
Dengan diterbitkannya Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 64/MENKES/PER/IX/2015
tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kesehatan menyebabkan adanya reorganisasi
di lingkungan Kementerian Kesehatan. Adanya perubahan organisasi tersebut menyebabkan
perubahan Renstra Kemenkes Tahun 2015-2019. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor
HK.02.02/MENKES/52/2015 tentang Rencana Strategis Kementerian Kesehatan Tahun 2015-
2019 kemudian direvisi menjadi Kepmenkes No.HK.01.07/Menkes/422/2017 tanggal 29
Agustus 2017 Tentang Revisi Rencana Strategis Kementerian Kesehatan Tahun 2015-2019.
Adapun revisi dari Renstra tersebut tidak merubah tiga indikator Biro Keuangan dan
BMN. Perubahan yang dilakukan hanya penajaman kalimat baik pada cara perhitungan
maupun definisi operasionalnya serta rasionalitas target. Adapun perbedaaan IKK Biro
Keuangan dan BMN sebelum dan setelah perubahan adalah sebagai berikut :
1. Kondisi Awal Renstra
2015 2016 2017 2018 2019
Laporan Keuangan:
1. Laporan Tahunan, menyajikan data hasil olah transaksi
keuangan dan mutasi BMN periode 1 Januari s.d 31
Desember tahun sebelumnya, termasuk data laporan realisasi
anggaran dan neraca tahun-tahun sebelumnya.
2. Laporan Semester I, menyajikan data hasil olah transaksi
keuangan dan mutasi BMN periode 1 Januari s.d 30 Juni
tahun berjalan, termasuk data laporan realisasi anggaran dan
neraca tahun-tahun sebelumnya.
Catatan: Laporan keuangan tersebut disampaikan secara
berjenjang, mulai dari tingkat satker ke Wilayah, Wilayah ke
Eselon I, Eselon I ke tingkat Kementerian Kesehatan (Biro
Keuangan dan BMN) sesuai dengan jadwal yang telah
ditentukan oleh Kementerian Keuangan.
2
Presentase nilai aset tetap
yang telah mendapatkan
Penetapan Status
Penggunaan (PSP) sesuai
ketentuan
Nilai aset tetap yang telah
mendapatkan PSP dibagi dengan
nilai aset tetap Laporan
Keuangan audited.
Semua aset tetap yang dimanfaatkan sesuai tupoksi satker
harus mendapatkan Penetepan Status Penggunaan (PSP)
yang mencakup satker Kantor Pusat dan Kantor Daerah. - 30% 50% 70% 90% 100%
3
Presentase Pengadaan
Barang/Jasa (e-
procurement) sesuai
ketentuan
Perbandingan jumlah satker
Kantor Pusat dan satker Kantor
Daerah yang menggunakan LPSE
dibagi dengan jumlah seluruh
satker KP dan KD.
Semua satker Kantor Pusat dan Kantor Daerah di seluruh
provinsi yang melaksanakan pengadaan barang dan jasa
melalui LPSE Kementerian Kesehatan. Sedangkan untuk tahun
2014 satker yang menggunakan e-procurement baru
mencakup Kantor Pusat dan Kantor Daerah yang ada di
provinsi DKI Jakarta.
90% 65% 80% 90% 100% 100%
No INDIKATOR CARA PERHITUNGAN BASELINE
(2014)
TARGETDEFINISI OPERASIONAL
100% 100%1
Presentase Satker yang
menyampaikan Laporan
Keuangan tepat waktu dan
berkualitas sesuai dengan
Standar Akuntansi
Pemerintah (SAP) untuk
mempertahankan WTP.
Jumlah satker Kantor Pusat dan
Kantor Daerah yang
menyampaikan Laporan
Keuangan dibagi dengan jumlah
seluruh satker KP dan KD
2% 100% 100% 100%
Tabel 1. Kondisi IKK Saat Awal Renstra
Laporan Akuntabilitas Kinerja 2017 Biro Keuangan dan BMN Kementerian Kesehatan
7
2. Kondisi Setelah Revisi
2015 2016 2017 2018 2019
1 Presentase Satker yang
menyampaikan Laporan
Keuangan tepat waktu dan
berkualitas sesuai dengan
Standar Akuntansi
Pemerintah (SAP) untuk
mempertahankan WTP.
Jumlah satker Kantor Pusat,
Kantor Daerah dan
Dekonsentrasi yang
menyampaikan Laporan
Keuangan dibagi dengan
jumlah seluruh satker Kantor
Pusat, Kantor Daerah dan
Dekon dikali 100%
Persentase Jumlah Satker Kantor Pusat, Kantor Daerah,
dan Dekonsentrasi yang melaporkan (ADK & Laporan
Keuangan) semester dan Tahunan tepat waktu secara
berjenjang sesuai Standar Akuntansi Pemerintah (SAP)
serta ketentuan Peraturan Keuangan Negara yang
dibuktikan dengan melakukan rekonsiliasi secara berkala
Dasar Hukum Standar Akuntansi Pemerintah (SAP)
1. Peraturan Pemerintah No.71 Tahun 2010 tentang
Standar Akuntansi Pemerintah.
2. Permenkeu 270/PMK.05/2014 tentang Penerapan
Standar Akuntansi Pemerintah Berbasis Akrual pada
Pemerintah Pusat
3. Permenkeu 177/PMK.05/2015 tentang Pedoman
Penyusunan dan Penyampaian Laporan Keuangan
Kementerian Negara/Lembaga
4. Permenkes Nomor 86 Tahun 2015 tentang Pedoman
Akuntansi Penyusunan Laporan Keuangan Berbasis
Akrual di Lingkungan Kemenkes
2% 100% 100% 100% 100% 100%
2 Presentase nilai aset tetap
yang telah mendapatkan
Penetapan Status
Penggunaan (PSP) sesuai
ketentuan
Nilai aset tetap yang telah
diproses mendapatkan PSP
dibagi dengan nilai aset tetap
Laporan Keuangan audited
dikali 100%.
Presentase Nilai aset tetap yang berproses mendapatkan
Penetapan Status Penggunaan (PSP) yang mencakup
satker Kantor Pusat, Kantor Daerah dan Dekonsentrasi
- 30% 50% 70% 80% 100%
3 Presentase Pengadaan
Barang/Jasa (e-
procurement) sesuai
ketentuan
Jumlah satker Kantor Pusat
dan satker Kantor Daerah
yang menggunakan SPSE
dibagi dengan jumlah seluruh
satker Kantor Pusat dan
Kantor Daerah dikali 100%.
Persentase Jumlah satker Kantor Pusat dan Kantor
Daerah yang proses pengadaannya menggunakan SPSE
90% 65% 80% 90% 100% 100%
No INDIKATOR CARA PERHITUNGAN BASELINE
(2014)
TARGETDEFINISI OPERASIONAL
Tabel 2. Kondisi IKK Saat Revisi Renstra
Perubahan revisi didasarkan pada evaluasi pencapaian kinerja tahun sebelumnya dan
penyesuaian dengan aturan-aturanbaru sehingga dilakukan rasionalisasi target
B. RENCANA AKSI KEGIATAN BIRO KEUANGAN DAN BMN
Penyusunan Rencana Aksi Kegiatan Biro Keuangan dan BMN Tahun 2015-2019 mengacu
pada Renstra Kementerian Kesehatan Tahun 2015-2019 dan Rencana Aksi Program
Sekretariat Jenderal Kemenkes Tahun 2015-2019. Adapun rencana aksi yang akan
dilaksanakan di lingkungan Biro Keuangan dan BMN dalam rangka mendukung tercapainya
3 (tiga) indikator yang tercantum dalam Renstra Kementerian Kesehatan adalah sebagai
berikut:
1. Pengelolaan Penyusunan Laporan Keuangan Akuntansi Berbasis Akrual
2. Pembinaan dan Pemantauan Penyelesaian Kerugian Negara
3. Pengelolaan Keuangan Satker BLU dan Non BLU
4. Pengelolaan Hibah Uang/Barang/Jasa dan rekening Kementerian Kesehatan
5. Pembinaan, Monitoring dan Evaluasi Pengelolaan dan Perbendaharaan
6. Pengelolaan Penyusunan Laporan Barang Milik Negara
7. Pembinaan Administrasi / Teknis Pengelolaan Barang Milik Negara
8. Peningkatan SDM Pengelola Barang Milik Negara
9. Pembinaan dan Fasilitasi, Pemantauan dan Evaluasi Pengadaan Barang / Jasa
10. Penguatan ULP dalam Pengelolaan Barang dan Jasa
Laporan Akuntabilitas Kinerja 2017 Biro Keuangan dan BMN Kementerian Kesehatan
8
11. Penguatan Internal Organisasi Terkait Perencanaan Anggaran Internal, Monev Internal
dan Penguatan SDM di lingkungan Biro Keuangan dan BMN
C. VISI DAN MISI
Rumusan visi dan misi Biro Keuangan dan BMN merujuk kepada Renstra Kementerian
Kesehatan Tahun 2015-2019 yaitu sebagai berikut:
1. Visi
Visi Biro Keuangan dan Barang Milik Negara Sekretariat Jenderal Kementerian
Kesehatan adalah Peningkatan Pengelolaan Administrasi Keuangan dan Barang Milik
Negara di Lingkungan Kementerian Kesehatan untuk mendukung terwujudnya Masyarakat
Sehat yang Mandiri dan Berkeadilan.
2. Misi
Misi Biro Keuangan dan Barang Milik Negara Sekretariat Jenderal Kementerian
Kesehatan adalah :
a. Meningkatkan kualitas pengelolaan administrasi keuangan dan barang milik
negara Kementerian Kesehatan
b. Meningkatkan kualitas Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE)
c. Meningkatkan koordinasi penyusunan laporan keuangan menuju terwujudnya
Laporan Keuangan Kementerian Kesehatan dengan Opini Wajar Tanpa
Pengecualian (WTP)
D. TUJUAN DAN SASARAN
Tujuan merupakan sesuatu yang akan dicapai atau dihasilkan dalam jangka waktu tertentu.
Adapun tujuan dari Biro Keuangan dan BMN yang telah ditetapkan mengacu kepada visi dan
misi organisasi. Tujuan yang telah dirumuskan berfungsi untuk mengukur sejauh mana visi
dan misi Biro Keuangan dan BMN telah berhasil dicapai.
Sedangkan sasaran merupakan sasaran strategis Biro Keuangan dan BMN selaku satuan
kerja yang memberikan layanan pengelolaan administrasi keuangan dan barang milik negara
di lingkungan Kementerian Kesehatan. Adapun untuk tujuan dan sasaran yang telah
ditetapkan yaitu :
1. Tujuan
Umum
Terselenggaranya pembangunan kesehatan secara berhasil guna dan berdaya guna
dalam rangka mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.
Laporan Akuntabilitas Kinerja 2017 Biro Keuangan dan BMN Kementerian Kesehatan
9
Khusus
Terselenggaranya peningkatan kualitas pengelolaan administrasi keuangan dan barang
milik negara Kementerian Kesehatan sesuai peraturan perundangan dalam rangka
mendukung manajemen dan pelaksanaan tugas-tugas Kementerian Kesehatan
mewujudkan Masyarakat Sehat yang Mandiri dan Berkeadilan
2. Sasaran
Meningkatnya kualitas pengelolaan Anggaran dan Barang Milik Negara (BMN)
Kementerian Kesehatan secara efektif, efisien dan dilaporkan sesuai ketentuan.
2.1 Indikator
2.1.1 Persentase satker yang menyampaikan laporan keuangan tepat waktu dan
berkualitas sesuai dengan SAP untuk mempertahankan WTP. Target untuk
indikator ini pada tahun 2017 adalah sebesar 100%.
Definisi Operasional IKK adalah :
Persentase Jumlah Satker Kantor Pusat, Kantor Daerah, dan Dekonsentrasi
yang melaporkan (ADK & Laporan Keuangan) semester dan Tahunan tepat
waktu secara berjenjang sesuai Standar Akuntansi Pemerintah (SAP) serta
ketentuan Peraturan Keuangan Negara yang dibuktikan dengan melakukan
rekonsiliasi secara berkala
2.1.2 Persentase nilai aset tetap yang telah mendapatkan Penetapan Status
Penggunaan (PSP) sesuai ketentuan. Target untuk indikator ini pada tahun 2017
adalah sebesar 70%.
Definisi Operasional IKK adalah :
Presentase Nilai aset tetap yang berproses mendapatkan Penetapan Status
Penggunaan (PSP) yang mencakup satker Kantor Pusat, Kantor Daerah dan
Dekonsentrasi
2.1.3 Presentase Pengadaan Barang/Jasa (e-procurement) sesuai ketentuan. Target
untuk indikator ini pada tahun 2017 adalah sebesar 90%
Definisi Operasional IKK adalah :
Persentase Jumlah satker Kantor Pusat dan Kantor Daerah yang proses
pengadaannya menggunakan SPSE
Laporan Akuntabilitas Kinerja 2017 Biro Keuangan dan BMN Kementerian Kesehatan
10
2015 2016 2017 2018 2019
1
Presentase Satker yang menyampaikan Laporan
Keuangan tepat waktu dan berkualitas sesuai
dengan Standar Akuntansi Pemerintah (SAP)
untuk mempertahankan WTP.
Persentase Jumlah Satker Kantor Pusat, Kantor
Daerah, dan Dekonsentrasi yang melaporkan (ADK
& Laporan Keuangan) semester dan Tahunan tepat
waktu secara berjenjang sesuai Standar Akuntansi
Pemerintah (SAP) serta ketentuan Peraturan
Keuangan Negara yang dibuktikan dengan
melakukan rekonsiliasi secara berkala
Dasar Hukum Standar Akuntansi Pemerintah (SAP)
1. Peraturan Pemerintah No.71 Tahun 2010 tentang
Standar Akuntansi Pemerintah.
2. Permenkeu 270/PMK.05/2014 tentang Penerapan
Standar Akuntansi Pemerintah Berbasis Akrual pada
Pemerintah Pusat
3. Permenkeu 177/PMK.05/2015 tentang Pedoman
Penyusunan dan Penyampaian Laporan Keuangan
Kementerian Negara/Lembaga
4. Permenkes Nomor 86 Tahun 2015 tentang
Pedoman Akuntansi Penyusunan Laporan Keuangan
Berbasis Akrual di Lingkungan Kemenkes
100% 100% 100% 100% 100%
2
Presentase nilai aset tetap yang telah
mendapatkan Penetapan Status Penggunaan
(PSP) sesuai ketentuan
Presentase Nilai aset tetap yang berproses
mendapatkan Penetapan Status Penggunaan (PSP)
yang mencakup satker Kantor Pusat, Kantor Daerah
dan Dekonsentrasi
30% 50% 70% 80% 100%
3Presentase Pengadaan Barang/Jasa (e-
procurement) sesuai ketentuan
Persentase Jumlah satker Kantor Pusat dan Kantor
Daerah yang proses pengadaannya menggunakan
SPSE
65% 80% 90% 100% 100%
TARGETDEFINISI OPERASIONALNO INDIKATOR
Tabel 3. Matriks Kinerja Biro Keuangan dan BMN
E. CARA PENCAPAIAN TUJUAN DAN SASARAN
Untuk mencapai tujuan dan sasaran dalam hal ini pencapaian Indikator Kinerja Kegiatan,
maka diperlukan kebijakan dan strategi pelaksanaan program kegiatan. Adapun kebijakan dan
strategi yang dijalankan antara lain sebagai berikut:
1. Kebijakan
a. Peningkatan jumlah dan kualitas tenaga pengelola keuangan dan barang milik
negara satuan kerja dan Unit Akuntansi Kementerian Kesehatan melalui
peningkaatan jumlah SDM pengelola keuangan yang tersertifikasi
b. Peningkatan kualitas penerapan peraturan perundang-undangan pengelolaan
administrasi keuangan dan barang milik negara oleh semua satker dan Unit
Akuntansi Kementerian Kesehatan
c. Peningkatan kualitas dan proporsi belanja pengadaan barang/jasa melalui Layanan
Pengadaan Secara Elektronik (LPSE) utamanya dengan mendorong penggunaan dan
penyusunan e catalogue
d. Peningkatan koordinasi pelaksanaan tindak lanjut laporan hasil pemeriksaaan
Laporan Akuntabilitas Kinerja 2017 Biro Keuangan dan BMN Kementerian Kesehatan
11
e. Peningkatan pembimbingan, konsultasi, pemantauan dan evaluasi pelaksanaan
pengelolaan administrasi keuangan dan barang milik negara kepada seluruh satker
dan Unit Akuntansi bekerja sama dengan Eselon I dan Biro/Pusat Setjen
2. Strategi
Seperti halnya pada tahun 2012 dengan roadmap WTP 2012, pada tahun 2017 strategi
pelaksanaan kegiatan Biro Keuangan dan BMN mengacu kepada 14 strategi. Inti dari
strategi tersebut adalah penguatan di berbagai bidang, yaitu: penguatan komitmen,
penguatan regulasi, penguatan sistem dan prosedur, penguatan sumber daya manusia,
penguatan monitoring dan evaluasi, serta penguatan pengawasan dan pengendalian. Empat
belas strategi yang telah ditetapkan adalah sebagai berikut:
a. Membangun Komitmen dan Integritas Pimpinan, Para Pengelola dan Para Pelaksana
Kegiatan;
b. Penguatan Perencanaan dan Penganggaran;
c. Pembenahan Pengelolaan Kas / Sistem Pembukuan / Akuntansi;
d. Perbaikan Penatausahaan PNBP;
e. Perbaikan Pengelolaan Hibah Langsung;
f. Penataan Rekening;
g. Peningkatan Kualitas Proses Pengadaan Barang/Jasa;
h. Pembenahan Penatausahaan BMN;
i. Penguatan Kapasitas SDM;
j. Penguatan Sistem Pengendalian Internal Pemerintah (SPIP);
k. Penguatan Monitoring dan Evaluasi;
l. Perbaikan Penyusunan dan Penyampaian Laporan Keuangan;
m. Peningkatan Kualitas Reviu dan Audit;
n. Percepatan Penyelesaian Tindak Lanjut Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP).
Disamping itu Biro Keuangan dan BMN melakukan upaya perubahan (Budaya Kerja
Statis, Comfort Zone menjadi Budaya Kerja Yang Dinamis, Melayani dan Peduli). Upaya
perubahan yang dilaksanakan di lingkungan Biro Keuangan dan BMN antara lain:
a. Menata pegawai dengan pendekatan kompetensi (keluar dari zona nyaman);
b. Meningkatkan peran AOC dalam pemantauan SPIP menuju terbentuknya Unit
Kepatuhan Internal;
c. Memotivasi pegawai agar berkinerja tinggi dan berintegritas;
d. Pemanfaatan teknologi informasi dalam komunikasi internal dan eksternal Biro
Keuangan dan BMN;
Laporan Akuntabilitas Kinerja 2017 Biro Keuangan dan BMN Kementerian Kesehatan
12
e. Peningkatan pelayanan sistem akuntansi keuangan dan BMN;
f. Terbentuknya ULP Kementerian Kesehatan yang mandiri merupakan perwujudan
dari budaya kerja melayani dalam pengadaan barang/jasa yang transparan, tidak
diskriminatif, profesional dan akuntabel;
g. Transformasi dalam pengelolaan keuangan dan perbendaharaan, aset dan PBJ dari
semi manual menuju digital (SAIBA, SIMAK BMN, SIMAN, SIMPONI,
SIMONAS, E HIBAH UANG DAN BARANG, SIMON PERBEN, SIBAJA);
h. Memotivasi kinerja laporan keuangan dan BMN satuan kerja dengan pemberian
penghargaan/apresiasi;
i. Evaluasi secara terus menerus proses perubahan oleh AOC.
F. RENCANA ANGGARAN
Sesuai dengan DIPA Tahun Anggaran 2017, program yang dilaksanakan oleh Sekretariat
Jenderal adalah “Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya
Kementerian Kesehatan”, sedangkan kegiatan untuk mendukung program Sekretariat Jenderal
tersebut salah satunya adalah kegiatan milik Biro Keuangan danBMN yaitu “Pembinaan
Pengelolaan Administrasi Keuangan dan Barang Milik Negara”. Anggaran yang digunakan
untuk melaksanakan kegiatan Biro Keuangan dan BMN tersebut yaitu sebagai berikut:
Output Kegiatan PAGU AWAL PAGU REVISI
Layanan Manajemen Keuangan
Bidang Kesehatan Rp6.200.000.000,- Rp5.560.660.000,-
Layanan Manajemen BMN
Bidang Kesehatan Rp5.132.000.000,- Rp4.503.675.000,-
Layanan Internal Rp3.000.351.000,- Rp2.968.026.000,-
Layanan Perkantoran Rp1.602.632.000,- Rp1.371.112.000,-
TOTAL PAGU Rp15.934.983.000,- Rp14.403.473.000,-
Tabel 4. Rencana Anggaran Tahun 2017
G. PERJANJIAN KINERJA
Penjabaran dari sasaran dan program Biro Keuangan dan BMN dituangkan dalam rencana
kinerja tahun 2017. Dalam rencana kinerja tahun 2017 ditetapkan target kinerja untuk seluruh
indikator kinerja yang ada pada tingkat sasaran dan kegiatan.
Laporan Akuntabilitas Kinerja 2017 Biro Keuangan dan BMN Kementerian Kesehatan
13
Berikut indikator kinerja kegiatan beserta target yang telah ditandatangani oleh Sekretaris
Jenderal dan Biro Keuangan dan BMN.
NO SASARAN INDIKATOR KINERJA TARGET 2017
1 Meningkatnya Kualitas
Pengelolaan Keuangan
dan Barang Milik
Negara (BMN) Kementerian Kesehatan
Secara Efektif dan
Efisien dan dipertanggungjawabkan
Sesuai Ketentuan
1 Persentase satker yang
menyampaikan laporan
keuangan tepat waktu dan
berkualitas sesuai dengan SAP untuk mempertahankan WTP
100%
2 Persentase nilai aset tetap yang
telah mendapatkan Penetapan Status Penggunaan (PSP) sesuai
ketentuan
70%
3 Presentase Pengadaan Barang/Jasa (e-procurement)
sesuai ketentuan
90%
Tabel 5. Perjanjian Kinerja Biro Keuangan dan BMN Tahun 2017
Laporan Akuntabilitas Kinerja 2017
Biro Keuangan dan BMN Kementerian Kesehatan 14
SASARAN
Meningkatnya Kualitas Pengelolaan Keuangan Dan Barang
Milik Negara (BMN) Kementerian Kesehatan Secara Efektif,
Efisien Dan Dilaporkan Sesuai Ketentuan
BAB III
AKUNTABILITAS KINERJA
A. CAPAIAN KINERJA ORGANISASI
Capaian kinerja organisasi merupakan pernyataan kinerja sasaran strategis suatu organisasi
yang dilihat dari hasil pengukuran kinerja organisasi tersebut. Pengukuran kinerja adalah
kegiatan manajemen membandingkan tingkat kinerja yang dicapai dengan target melalui
indikator kinerja yang telah ditetapkan. Pengukuran kinerja ini diperlukan untuk mengetahui
sampai sejauh mana realisasi atau capaian kinerja yang dilakukan oleh Biro Keuangan dan
BMN dalam kurun waktu Januari – Desember 2017.
Tahun 2017 merupakan tahun ketiga pelaksanaan dari Rencana Strategis Kementerian
Kesehatan Tahun 2015–2019. Adapun pengukuran kinerja yang dilakukan adalah dengan
membandingkan realisasi target pada setiap indikator, sehingga diperoleh gambaran tingkat
keberhasilan pencapaian masing-masing indikator (serta membandingkan capaian tahun
sebelumnya (2016)). Berdasarkan pengukuran kinerja tersebut diperoleh informasi capaian
masing-masing indikator, sehingga dapat ditindaklanjuti dalam perencanaan program di tahun
berikutnya agar setiap program yang direncanakan dapat lebih berhasil guna dan berdaya guna.
Selain untuk mendapat informasi mengenai masing-masing indikator, pengukuran kinerja
ini juga dimaksudkan untuk mengetahui kinerja Biro Keuangan dan BMN khususnya di tahun
2017 sehingga dapat menjadi bahan evaluasi, dan menetapkan strategi perencanaan untuk
mencapai target yang diharapkan nantinya pada akhir tahun Renstra di 2019.
Manfaat pengukuran kinerja antara lain untuk memberikan gambaran kepada pihak-pihak
internal dan eksternal tentang pelaksanaan misi organisasi dalam rangka mewujudkan tujuan
dan sasaran yang telah ditetapkan dalam dokumen Renstra dan Penetapan Kinerja.
Laporan Akuntabilitas Kinerja 2017
Biro Keuangan dan BMN Kementerian Kesehatan 15
Pencapaian kinerja Biro Keuangan dan BMN pada tahun 2017 dapat digambarkan pada
tabel dibawah ini:
Sasaran Indikator Kinerja Target
2017
Realisasi
2017
%
Capaian
Meningkatnya kualitas
pengelolaan Keuangan
dan Barang Milik
Negara Kementerian
Kesehatan secara
efektif, efisien dan
dilaporkan sesuai
ketentuan
a. Persentase Satker yang
menyampaikan Laporan Keuangan
tepat waktu dan berkualitas sesuai
dengan Standar Akuntansi
Pemerintah (SAP) untuk
mempertahankan WTP
100% 100% 100%
b. Persentase nilai aset tetap yang telah
mendapatkan Penetapan Status
Penggunaan (PSP) sesuai ketentuan
70% 85% 121%
c. Persentase Pengadaan Barang/Jasa
(e-procurement) sesuai ketentuan 90% 98% 109%
Tabel 6. Target dan Realisasi IKK Biro Keuangan dan BMN Tahun 2017
Uraian kinerja dari masing-masing indikator adalah sebagai berikut:
1. Indikator Pertama
Indikator Kinerja Kegiatan “Presentase Satker yang menyampaikan Laporan
Keuangan tepat waktu dan berkualitas sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintah
(SAP) untuk mempertahankan WTP” memiliki definisi operasional yaitu “Persentase
Jumlah Satker Kantor Pusat, Kantor Daerah, dan Dekonsentrasi yang melaporkan
(ADK & Laporan Keuangan) semester dan Tahunan tepat waktu secara berjenjang
sesuai Standar Akuntansi Pemerintah (SAP) serta ketentuan Peraturan Keuangan
Negara yang dibuktikan dengan melakukan rekonsiliasi secara berkala”. Adapun formulasi pengukuran pada Indikator Pertama Biro Keuangan dan BMN yaitu :
Jumlah satker Kantor Pusat, Kantor Daerah dan
Dekonsentrasi yang menyampaikan Laporan Keuangan
Jumlah seluruh satker Kantor Pusat, Kantor Daerah dan
Dekonsentrasi
X 100%
Laporan Akuntabilitas Kinerja 2017
Biro Keuangan dan BMN Kementerian Kesehatan 16
Gambar 2. Penghargaan kepada Kementerian Kesehatan terkait Pencapaian Standar
Tertingggi dari Kementerian Keuangan atas Laporan Keuangan TA 2016
Dari Indikator Pertama pada tahun 2017 telah mencapai target yang ditetapkan, yaitu
dari sejumlah 418 Satker seluruhnya menyampaikan laporan keuangan tepat waktu dan
berkualitas. Dengan rincian 48 satker Kantor Pusat, 166 satker Kantor Daerah dan 204
Dekonsentrasi.
Tahun 2016 Tahun 2017
Total Satker 418 Satker 418 Satker
Target IKK 100% 100%
Persentase Capaian IKK 100% 100%
Tabel 7. Target dan Realisasi Indikator Pertama
Indikator Kinerja Kegiatan (IKK) ini
setiap tahunnya selalu mampu mencapai
target yang telah ditetapkan dalam
Renstra. Baik pada tahun 2016 maupun
tahun 2017, realisasi capaian target
adalah sebesar 100%. Artinya pada kedua
tahun anggaran tersebut, sebanyak 418
satker selalu menyampaiakan laporan
keuangannya secara tepat waktu. Bila
dipantau sepanjang tahun anggaran, rekon laporan keuangan tidak selalu tepat waktu,
sehingga dalam triwulan II dan III capaian rekon belum 100%. Hal ini disebabkan karena
updating aplikasi terlalu sering dan lambatnya proses feedback dari Kemenkeu. Namun
Gambar 3 Penyerahan Penghargaan Opini WTP Oleh BPK
Laporan Akuntabilitas Kinerja 2017
Biro Keuangan dan BMN Kementerian Kesehatan 17
dalam akhir tahun seluruh satker dapat rekon dengan optimal dengan menyelesaikan
laporan keuangan sesuai standar.
a. Hal-hal yang Mempengaruhi Pencapaian Target
1) Pelaksanaan proses likuidasi aset di lingkungan Kementerian Kesehatan dengan
mengoptimalkan dasar hukum yaitu Surat Edaran Sekretariat Jenderal Nomor
HK.03.03/II/345/2016 tanggal 18 Februari 2016 tentang Pelaksanaan Likuidasi di
lingkungan Kementerian Kesehatan
2) Sosialisasi kebijakan-kebijakan terkait tata laksana keuangan, perbendaharaan
dan penyusunan laporan keuangan baik BLU maupun Non BLU yang
berkesinambungan
3) Adanya aplikasi e rekon sehingga dapat mengidentifikasi ketidaksesuaian lebih
dini.
4) Koordinasi dengan unit organisasi yang memiliki kewenangan untuk
menyelenggarakan pelatihan dalam rangka meningkatkan kompetensi SDM
bidang pengelolaan keuangan dan anggaran
5) Memberikan reward kepada satker untuk kategori satker dengan pengelolaan
anggaran terbaik di lingkungan Kementerian Kesehatan
Gambar 4. Penyerahan Penghargaan Kepada Satker dengan
Pengelolaan Anggaran Terbaik
b. Permasalahan
Walaupun target kinerja Indikator Pertama tercapai namun masih ada permasalahan
yang muncul sebagai berikut:
1) Kurangnya kualitas SDM dalam bidang akuntansi
2) Sistem aplikasi yang sering berubah dan perubahan sangat dekat waktunya
dengan jadwal rekon.
3) Rotasi pengelola keuangan yang terlalu sering
Laporan Akuntabilitas Kinerja 2017
Biro Keuangan dan BMN Kementerian Kesehatan 18
4) Kesalahan Penggunaan akun dalam perencanaan dan pelaksanaan anggaran
c. Upaya/Usul Pemecahan Masalah
1) Peningkatan kemampuan SDM melalui pelatihan/penyuluhan kepada petugas
penyusun laporan keungan
2) Meningkatkan koordinasi dengan KPPN dan DAPK Kementerian Keuangan
3) Mengoptimalkan peranan APIP dalam melakukan review mulai dari
perencanaan, pelaksanaan sampai dengan pelaporan
d. Rencana Tindak Lanjut
1) Memaksimalkan ketersediaan anggaran pada DIPA Biro Keuangan dan BMN
untuk kegiatan peningkatan kemampuan penyusun Laporan Keuangan
2) Pelaksanaan review RKAKL dan LK mulai dari level satker sampai dengan
Kementerian pada setiap periode pelaporan keuangan
3) Penyusunan dan sosialisasi Pedoman Akuntansi dan Penyusunan Laporan
Keuangan
4) Rapat koordinasi dengan APIP, DAPK Kementerian Keuangan setiap triwulan
2. Indikator Kedua
Indikator Kinerja Kegiatan “Presentase nilai aset tetap yang telah mendapatkan
Penetapan Status Penggunaan (PSP) sesuai ketentuan” memiliki definisi operasional
yaitu “Presentase Nilai aset tetap yang berproses mendapatkan Penetapan Status
Penggunaan (PSP) yang mencakup satker Kantor Pusat, Kantor Daerah dan
Dekonsentrasi”. Adapun formulasi pengukuran pada Indikator Pertama Biro Keuangan dan BMN yaitu :
Nilai aset tetap yang telah diproses mendapatkan PSP
Nilai aset tetap Laporan Keuangan audited
X 100%
Laporan Akuntabilitas Kinerja 2017
Biro Keuangan dan BMN Kementerian Kesehatan 19
Capaian kinerja Indikator ini tahun 2017 melampaui target yang ditetapkan, dari total
nilai aset yang harus ditetapkan status penggunaannya yaitu Rp39.727.025.395.104,-,
presentase nilai aset tetap yang telah mendapatkan penetapan status penggunaan sesuai
ketentuan adalah sebesar Rp 33.633.495.966.468,- (85%), melampaui target di tahun 2017
sebesar Rp27.808.917.776.573,- (70%).
30%
50%
70%
80%
100%
54%
66%
85%
0%
20%
40%
60%
80%
100%
120%
TAHUN 2015 TAHUN 2016 TAHUN 2017 TAHUN 2018 TAHUN 2019
TARGET RENSTRA CAPAIAN
Grafik 1. Target dan Realisasi Indikator Kedua
Terjadi peningkatan sebesar 21% untuk capaian pada indikator kedua, jika pada tahun
2016 sebesar 54% maka pada tahun 2017 berhasil ditingkatkan menjadi sebesar 85% .
Peningkatan terlihat dari naiknya jumlah aset yang ditetapkan status penggunaannya yaitu
sebesar Rp7.597.740.266.572,-. Dalam waktu 3 (tiga) tahun pengekuran indikator kedua
ini selalu melebihi target yang telah ditetapkan, namun gap selisih persentase capaian
semakin mengecil. Hal ini dikarenakan aset yang sudah selesai di PSP kan memang sudah
sesuai dengan rencana dan prediksi Biro Keuangan dan BMN sedangkan aset tersisa yang
harus diselesaikan dalam proses PSP memiliki kendala yang lebih kompleks dan
memerlukan effort yang lebih dalam penyelesaiannya.
Gambar 5. Penghargaan kepada Kementerian Kesehatan terkait Peningkatan
Tata Kelola BMN Berkelanjutan
Laporan Akuntabilitas Kinerja 2017
Biro Keuangan dan BMN Kementerian Kesehatan 20
a. Hal-hal yang mempengaruhi pencapaian target kinerja
1) Sosialisasi Keputusan Menteri Kesehatan Nomor HK.02.02/MENKES/558/2016
tentang Pelimpahan sebagian wewenang Menteri Kesehatan selaku Pengguna
Barang dalam Pengelolaan Barang Milik Negara di lingkungan Kementerian
Kesehatan
2) Sosialisasi Surat Edaran Sekretaris Jenderal Nomor HK.03.03/II/2037/2016
tanggal 13 September 2016 tentang Petunjuk Pelaksanaan Inventarisasi Barang
Milik Negara di lingkungan Kementerian Kesehatan
3) Sosialisasi Surat Edaran Sekretaris Jenderal Nomor HK.03.03/III/2016 tanggal
28 September 2016 tentang Rencana Kebutuhan BMN di lingkungan
Kementerian Kesehatan
4) Sosialisasi kepada satker di lingkungan Kementerian Kesehatan dalam
percepatan proses revaluasi aset BMN
5) Komitmen pimpinan dalam pengelolaan BMN termasuk dalam hal ini usul dan
proses PSP
6) Koordinasi yang intensif dan optimal dengan Unit Utama dan Kementerian
Keuangan
b. Permasalahan
Walaupun capaian kinerja Indikator Kedua melampaui target, masih ada
permasalahan yang terjadi, yaitu:
1) Pendelegasian wewenang yang memungkinkan Satker melakukan Penetapan
Status Penggunaan di KPKNL Setempat.
2) Petugas SIMAK BMN baru dan belum berpengalaman sehingga terhambat dan
atau salah kewenangan pengajuan usulan PSP
3) Data dukung yang tidak lengkap
4) Anggaran untuk monitoring terhadap Satker yang capaian PSP nya rendah sangat
terbatas sehingga tidak semua Satker terpapar regulasi-regulasi baru mengenai
PSP
c. Upaya/Usul Pemecahan Masalah
1) Akan melakukan koordinasi instensif dengan satker terutama yang capaian PSP
nya masih rendah dibawah 50% dan petugas simak yang masih baru
2) Pendampingan satker yang capaian nya masih rendah
d. Rencana Tindak Lanjut
1) Melakukan pertemuan tingkat satker dan sosialisasi regulasi-regulasi serta
kebijakan menyangkut proses usulan PSP
Laporan Akuntabilitas Kinerja 2017
Biro Keuangan dan BMN Kementerian Kesehatan 21
2) Melakukan pendampingan kepada satker yang tingkat capaian realisasi PSP nya
masih rendah
3) Membuat aplikasi yang berisi template PSP sehingga memudahkan Petugas
SIMAK untuk mengusulkan PSP serta mengurangi tingkat kesalahan usulan PSP
3. Indikator Ketiga
Indikator Kinerja Kegiatan “Presentase Pengadaan Barang/Jasa (e-procurement)
sesuai ketentuan” memiliki definisi operasional yaitu “Persentase Jumlah satker
Kantor Pusat dan Kantor Daerah yang proses pengadaannya menggunakan SPSE”.
Adapun formulasi pengukuran pada Indikator Pertama Biro Keuangan dan BMN yaitu :
Capaian kinerja Indikator Ketiga tahun 2017 melampaui target yang ditetapkan, dari
214 Satker Kantor Pusat dan Kantor Daerah ditargetkan 193 Satker (80%) melakukan
pengadaan melalui e-procurement, hasilnya sebanyak 210 Satker (98%) sudah melakukan
pengadaan melalui e-procurement.
Dengan demikian pencapaian kinerja melebihi target. Dasar penetapan target dan
realisasi ini adalah perhitungan jumlah Satker Kantor Pusat dan Kantor Daerah yang
melaksanakan pengadaan dengan menggunakan e-procurement.
65%
80%
90%
100% 100%
73%
91%98%
0%
20%
40%
60%
80%
100%
120%
TAHUN 2015 TAHUN 2016 TAHUN 2017 TAHUN 2018 TAHUN 2019
TARGET RENSTRA CAPAIAN
Grafik 2. Target dan Realisasi Indikator Ketiga
Jumlah Satker Kantor Pusat dan Satker Kantor Daerah
yang menggunakan SPSE
Jumlah seluruh Satker Kantor Pusat dan Kantor Daerah
X 100%
Laporan Akuntabilitas Kinerja 2017
Biro Keuangan dan BMN Kementerian Kesehatan 22
Terjadi peningkatan sebesar 7% untuk capaian pada indikator ketiga tahun 2017 (98%)
jika dibandingkan dengan capaian pada tahun 2016 (91%). Peningkatan terlihat dari
naiknya jumlah satker yang menggunakan LPSE Kementerian Kesehatan dalam
melakukan pengadaan barang/jasa yaitu sebanyak 15 satker.
a. Hal-hal yang mempengaruhi pencapaian target kinerja
Tercapainya target kinerja Indikator Ketiga tidak lepas dari terobosan yang
dilakukan oleh Biro Keuangan dan BMN yaitu sebagai berikut:
1) Pelatihan dan sertifikasi PBJ yang secara simultan dilaksanakan setiap tahunnya
untuk meningkatkan kualitas SDM pelaksana PBJ;
2) Dilaksanakannya workshop monitoring dan evaluasi pengadaan barang dan jasa;
3) Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa Pra DIPA 2017
4) Pelaksanaan pengadaan barang/jasa melalui e katalog
5) Sosialisasi pelaksanaan pengadaan barang/jasa melalui mekanisme lelang cepat
kepada satker di lingkungan Kementerian Kesehatan
Melalui kegiatan pengadaan menggunakan LPSE Kementerian Kesehatan telah
menyelesaikan 1.964 paket dengan pagu selesai sebesar Rp4.647.070.222.774,- dengan
hasil lelang sebesar Rp4.040.553.645.850,- dan mampu menghemat keuangan negara
sebesar Rp606.516.576.924,- dari nilai pagu selesai yang dilelangkan di LPSE
Kementerian Kesehatan. Nilai tersebut lebih kecil jika dibandingkan dengan yang dicapai
pada tahun 2016. Pada tahun 2016 pengadaan menggunakan LPSE Kementerian Kesehatan
telah menyelesaikan 10.056 paket dengan pagu selesai sebesar Rp7.381.249.364.062,-
dengan hasil lelang sebesar Rp6.731.139.280.750,- dan mampu menghemat keuangan
negara sebesar Rp650.110.083.312,-. Hal tersebut dikarenakan pada tahun 2017 terdapat
pengadaan melalui e Purchasing dengan paket selesai sebanyak 20.862 paket dan nilai
hasil lelang sebesar Rp6.437.425.775.494,-.
Hasil yang melebihi target tersebut seharusnya dapat lebih maksimal dengan inovasi-
inovasi dari para pengelola PBJ seperti pelaksanaan Kontrak Payung dan optimalisasi
pengadaan melalui e catalogue.
b. Permasalahan :
1) Pembaharuan aplikasi RUP oleh LKPP yang menghambat pengisian RUP oleh
satker pada Triwulan I tahun 2017
2) Adanya kebijakan efisiensi anggaran berdampak pada terjadinya lelang ulang dan
tidak terlaksana
3) Terlambatnya pelaksanaan PBJ yang disebabkan oleh terlambatnya penyiapan
dokumen PBJ dan kualitas dokumen PBJ
Laporan Akuntabilitas Kinerja 2017
Biro Keuangan dan BMN Kementerian Kesehatan 23
4) Perencanaan dan pelaksanaan PBJ Pra DIPA masih belum optimal
5) Pembahasan e catalogue bidang kesehatan di LKPP memakan waktu yang cukup
lama dikarenakan LKPP memerlukan bantuan teknis dari kementerian terkait.
c. Usul Pemecahan Masalah
1) Berkoordinasi dengan LKPP terkait kebijakan updating aplikasi agar tidak
menghambat proses pelaksanaan PBJ.
2) Optimalisasi pelaksanaan pengadaan barang/jasa Pra DIPA tahun 2018.
3) Peningkatan kualitas SDM terkait pemahaman dan penyusunan dokumen PBJ
4) Membuat rancangan pembuatan aplikasi PBJ dengan melibatkan tenaga IT di
lingkungan Biro Keuangan dan BMN dan Narasumber dari LKPP.
5) Sosialisasi dan koordinasi dengan para pelaku PBJ di lingkungan Kemenkes
untuk mengurangi lelang ulang dan proses gagal lelang.
6) Penyusunan e catalogue sectoral di delegasikan ke Kementerian terkait
(Kemnterian Kesehatan) sehingga tidak perlu menunggu dari LKPP
7) Melakukan advokasi kepada pimpinan untuk mendorong pengelola PBJ
melakukan inovasi dalam proses PBJ seperti kontrak payung, pengadaan melalui
e catalogue dan/atau e purchasing
d. Rencana Tindak Lanjut
1) Koordinasi dan bersurat kepada LKPP untuk mengurangi updating aplikasi
SIRUP di awal tahun anggaran
2) Membuat surat edaran dan koordinasi mengenai pengadaan barang/jasa melalui
proses lelang Pra DIPA kepada seluruh satuan kerja dan Unit Organisasi di
lingkungan Kemenkes
3) Membuat atau mengembangkan aplikasi PBJ untuk pemantauan dan evaluasi
pelaksanaan PBJ
4) Melaksanakan Sosialisasi dan koordinasi dengan para pelaku PBJ (KPA, PPK,
PP dan Pokja ULP) di lingkungan Kemenkes untuk mengurangi lelang ulang dan
proses gagal lelang.
B. INDIKATOR PENUNJANG
Sebagaimana disebutkan sebelumnya maka dalam pencapaian sasaran strategis Biro
Keuangan dan BMN diperlukan kegiatan penunjang berupa dukungan manajemen, operasional
perkantoran dan pemeliharaan kantor. Adapun alokasi dana untuk kegiatan tersebut yaitu:
Laporan Akuntabilitas Kinerja 2017
Biro Keuangan dan BMN Kementerian Kesehatan 24
1. Layanan Internal
Alokasi dana dalam pelaksanaan kegiatan berupa dukungan manajemen kegiatan
pembinaan pengelolaan administrasi keuangan dan barang milik negara sebesar
Rp2.968.026.000 dengan realisasi anggaran sebesar Rp2.955.155.496 (99,57%).
2. Layanan Perkantoran
Kagiatan ini didalamnya mencakup kegiatan operasinal dan pemeliharaan kantor.
Alokasi dalam kegiatan ini sebesar Rp1.371.112.000 dengan realisasi sebesar
Rp1.371.022.442 (99,99%)
Adapun Indikator Penunjang dan pencapaiannya di Biro Keuangan dan BMN Tahun
Anggaran 2017 adalah sebagai berikut:
INDIKATOR PENUNJANG TARGET OUTPUT CAPAIAN %
Layanan Internal 6 Layanan 6 Layanan 100%
Layanan Operasional Perkantoran 12 Bulan Layanan 12 Bulan Layanan 100%
Tabel 8. Alokasi dan Realisasi Anggaran Indikator Penunjang
C. REALISASI ANGGARAN
Biro Keuangan dan BMN dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi didukung oleh
anggaran DIPA Biro Keuangan dan BMN Nomor : SP DIPA-024.01.1.465921/2017 tanggal 7
Desember 2016 sebesar Rp15.934.983.000,-. Namun dalam pelaksanaan kegiatan tahun
berjalan 2017 terutama pada semester II tahun 2017 anggaran yang digunakan dalam
pelaksanaan kegiatan adalah sebesar Rp14.403.473.000. sebagaimana tercantum dala dokumen
Revisi DIPA ke-2 Nomor SP DIPA-024.01.1.465921/2017 tanggal 14 Agustus 2017.
Adanya revisi tersebut didasarkan kepada Surat Edaran Sekretaris Jenderal Nomor
PR.04.02/I/1979/2017 tentang Efisiensi Belanja Barang Kementerian Kesehatan TA 2017.
Revisi sebesar Rp906.775.000,- ditekankan kepada alokasi kegiatan belanja barang yang bukan
prioritas. Adapun realisasi keuangan pada tahun anggaran 2017 adalah sebesar
Rp14.280.126.662,- (99,14%). Sedangkan Alokasi anggaran pada tahun 2016 sebesar
Rp22.186.237.000,- dengan realisasinya sebesar Rp21.487.127.991 (96,85%). Realisasi pada
tahun 2017 ini mengalami kenaikan dibandingkan dengan realisasi pada tahun 2016 walaupun
dari sisi alokasi ada penurunan yang cukup signifikan yaitu sebesar Rp6.251.254.000,-.
Laporan Akuntabilitas Kinerja 2017
Biro Keuangan dan BMN Kementerian Kesehatan 25
22,186,237,000
14,403,473,000
21,487,127,991
14,280,126,662
TAHUN 2016 TAHUN 2017
ALOKASI REALISASI
Grafik 3. Perbandingan Alokasi dan Realisasi Anggaran 2016 dan 2017
Efisiensi anggaran sebesar 6% pada tahun 2017 tersebut tidak membuat kebijakan
penyerapan anggaran di lingkungan Biro Keuangan dan BMN menjadi terhambat. Karena
antisipasi dari setiap stakeholder seperti identifikasi kegiatan yang tidak perlu dan tidak dapat
dilaksanakan menjadi kunci dalam rangka peningkatan daya serap dan pelaksanaan kegiatan
prioritas yang terlaksana secara optimal.
Adapun rincian revisi-revisi DIPA yang dilakukan pada pelaksanaan anggaran TA 2017
adalah sebagai berikut:
1. Revisi I pada tanggal 23 Januari 2017 dengan anggaran yang tercantum dalam DIPA
masih tetap yaitu sebesar Rp15.934.983.000,-
2. Revisi II tanggal 14 Agustus 2017 merubah anggaran menjadi sebesar
Rp14.280.126.662,-
Laporan Akuntabilitas Kinerja 2017
Biro Keuangan dan BMN Kementerian Kesehatan 26
D. PERBANDINGAN TARGET DAN CAPAIAN INDIKATOR KINERJA BIRO
KEUANGAN DAN BMN TAHUN 2017
% Pagu Awal Pagu Efisiensi Realisasi %
1 Layanan Manajemen Keuangan Bidang Kesehatan
Persentase satker yang menyampaikan laporan
keuangan tepat waktu dan berkualitas sesuai
dengan SAP untuk mempertahankan WTP
(100%)
100%
Persentase pengadaan menggunakan e-
procurement (90%)98%
Persentase nilai aset tetap yang telah
mendapatkan Penetapan Status Penggunaan
(PSP) sesuai ketentuan (70%)85% 8 Layanan 8 Layanan 100% 5,132,000,000 4,503,675,000 4,441,751,200 98.63%
3 Layanan Internal Tersedianya Dukungan Layanan Manajemen 6 Layanan 6 Layanan 100% 3,000,351,000 2,968,026,000 2,955,155,496 99.57%
4 Layanan PerkantoranTersedianya Layanan Operasional Perkantoran
dan Pemeliharaan Perkantoran12 Bulan Layanan 12 Bulan Layanan 100% 1,602,632,000 1,371,022,442 1,371,022,442 99.99%
15,934,983,000 14,403,383,442 14,280,126,662 99.14%
99.13%
Anggaran 2017
RKAKL
10 Layanan 10 Layanan 100% 6,200,000,000 5,560,660,000 5,512,197,524
Target Capaian
Total Pagu
NO KEGIATAN
RENSTRA
TARGET REALISASI output 2017
2 Layanan Manajemen BMN Bidang Kesehatan
Tabel 9. Perbandingan Target Dan Capaian Indikator Kinerja
Biro Keuangan Dan BMN Tahun 2017
Dari tabel diatas terlihat beberapa program cukup efektif dalam hal pencapaian hasil dan
serapan. Pencapaian kinerja melampaui target walaupun menggunakan anggaran lebih kecil
dengan pagu alokasi pada tahun 2016 sebesar Rp14.280.126.662. Selain itu adanya kebijakan
Surat Edaran Sekretaris Jenderal Nomor PR.04.02/I/1979/2017 tentang Efisiensi Belanja
Barang Kementerian Kesehatan TA 2017 tidak menurunkan pencapaian kinerja dibandingkan
tahun sebelumnya. Efisiensi anggaran yang ada membuat para stake holder pengelola anggaran
di Biro Keuangan dan BMN mengalihkan penyerapan anggaran tersebut ke kegiatan-kegiatan
prioritas yang mendukung peningkatan indikator kinerja biro. Namun demikian di tahun-tahun
mendatang perlu dievaluasi efektifitas perencanaan anggaran tiap-tiap program yang
mendukung indikator kinerja agar lebih meningkat lagi.
Dapat disimpulkan bahwa penggunaan anggaran tahun 2017 sangat efektif untuk
mendukung pencapaian kinerja, terbukti dengan capaian kinerja dapat memnuhi/ melebihi
target dengan penggunaan dana/anggaran yang relatif kecil.
E. SUMBER DAYA MANUSIA
Jumlah Pegawai Biro Keuangan dan BMN Sekretariat Jenderal sampai dengan Tanggal 31
Desember 2017 sebanyak 112 (seratus dua belas) pegawai dengan rincian sebagai berikut:
Laporan Akuntabilitas Kinerja 2017
Biro Keuangan dan BMN Kementerian Kesehatan 27
a. Komposisi SDM Biro Keuangan dan BMN Berdasarkan Usia
Tabel 10. Komposisi Pegawai Berdasarkan Usia
No Usia Jumlah
1 21 – 30 10
2 31 – 40 28
3 41 – 50 23
4 51 - 60 51
Total 112
b. Komposisi SDM Biro Keuangan dan BMN Berdasarkan Golongan
Tabel 11. Komposisi Pegawai Berdasarkan Golongan
No Golongan Jumlah
1 Pengatur Muda Tk I / IId 3
2 Penata Muda / IIIa 18
3 Penata Muda Tk I / IIIb 56
4 Penata / IIIc 5
5 Penata Tk I / IIId 21
6 Pembina / IVa 6
7 Pembina Tk I / IVb 3
Total 112
c. Komposisi SDM Biro Keuangan dan BMN Berdasarkan Pendidikan
Tabel 12. Komposisi Pegawai Berdasarkan Pendidikan
No Pendidikan Jumlah
1 SLTP 1
2 SLTA 36
3 DIPLOMA III 7
4 S1 48
5 S2 20
Total 112
Laporan Akuntabilitas Kinerja 2017
Biro Keuangan dan BMN Kementerian Kesehatan 28
d. Komposisi SDM Biro Keuangan dan BMN Berdasarkan Jenis Kelamin
Tabel 13. Komposisi Pegawai Berdasarkan Jenis Kelamin
No Jenis Kelamin Jumlah
1 Laki – Laki 51
2 Perempuan 61
Total 112
e. Komposisi SDM Biro Keuangan dan BMN Berdasarkan Jabatan
Tabel 14. Komposisi Pegawai Berdasarkan Jabatan
Proses peningkatan kapasitas (capacity
building) dan pembangunan
karakter (caracter building) SDM
menjadi hal yang mutlak dilakukan
karena berkembang tidaknya suatu
organisasi sangat dipengaruhi adanya
kepedulian dan kualitas SDM dalam
menggerakkan organisasi. Dalam
proses ini tentu dapat dilakukan dengan beragam cara, baik melalui pendidikan dan pelatihan
(diklat) berbasis kompetensi, tugas belajar, dan outbond atau pola permainan, yang kesemuanya
itu untuk meningkatkan performa SDM organisasi dalam menjalankan tugasnya.
Adapun proses peningkatan kapasitas dan pembangunan karakter yang telah dilakukan
oleh Biro Keuangan dan BMN yaitu :
1. Melaksanakan capacity building dengan melibatkan seluruh pegawai Biro Keuangan
dan BMN di Bandung Jawa Barat
2. Mengirimkan sebanyak 2 orang pegawai untuk mengikuti Pelatihan Tim Pelatih
Program Kesehatan (TPPK)
No Jabatan Jumlah
1 Struktural 16
2 Staf Pelaksana 89
3 Fungsional 7
Total 112
Gambar 6 Capacity Building Biro Keuangan dan BMN
Laporan Akuntabilitas Kinerja 2017
Biro Keuangan dan BMN Kementerian Kesehatan 29
3. Mengirimkan sebanyak 2 orang pegawai untuk mengikuti Australia Awards
Scholarship for Strengthening E-Procurement In Indonesia Short Term Awards di
Australia
4. Mengirimkan sebanyak 5 orang pegawai untuk mengikuti Pendidikan dan Pelatihan
Bendahara Pengeluaran APBN Angkatan I Tahun 2017
5. Mengirimkan sebanyak 4 orang pegawai untuk mengikuti Pelatihan dan Sertifikasi
Peningkatan SDM dalam rangka Pengadaan Barang/Jasa
Selain itu, dalam rangka meningkatkan motivasi pegawai di lingkungan Biro Keuangan
dan BMN dalam hal kinerja dan gaya hidup sehat untuk mendukung Germas. Satker Biro
Keuangan dan BMN memberikan reward kepada beberapa orang pegawai dengan 2 (dua)
kategori :
1. Diberikannya penghargaan Most Dedicated Employee 2017 kepada 1 (satu) orang
pegawai Biro Keuangan dan BMN dengan kriteria penilaian didasarkan pada nilai SKP
terbesar, kinerja dan integritas yang tinggi
Gambar 7. Sertifikat Reward kepada Pegawai dengan Kinerja Terbaik
2. Diberikannya penghargaan Most Healthy and Sporty Employee 2017 kepada 3 (tiga)
orang pegawai sebagai bentuk keterlibatan dalam penerapan pola hidup sehat,
penerapan K3 dan penerapan 5S.
Adapun progress aksi perubahan nyata Agent of Change Biro Keuangan dan BMN antara
lain sebagai berikut :
1. Pembinaan pengelolaan keuangan dalam hal tingkat kepatuhan terhadap penerbitan
kartu pengawasan pada kontrak yang dilakukan
2. Ajakan perilaku hidup sehat salah satunya dengan mendorong para pegawai untuk
melakukan peregangan setiap pukul 10.00 dan 14.00
Laporan Akuntabilitas Kinerja 2017
Biro Keuangan dan BMN Kementerian Kesehatan 30
3. Internalisasi salam sehat, revolusi mental bidang kesehatan dan aksi perubahan harian
pada pertemuan rakorstaf di lingkungan Biro Keuangan dan BMN
F. SUMBER DAYA ANGGARAN
Seluruh Kegiatan Biro Keuangan dan BMN ini dibiayai dari DIPA Biro Keuangan dan
BMN Nomor : SP DIPA-024.01.1.465921/2017 tanggal 7 Desember 2015 sebesar
Rp15.934.983.000,-. Namun dalam pelaksanaan tahun berjalan terjadi beberapa kali Revisi
DIPA, yaitu :
1. Revisi I pada tanggal 23 Januari 2017 dengan anggaran yang tercantum dalam DIPA
masih tetap yaitu sebesar Rp15.934.983.000,-
2. Revisi II tanggal 14 Agustus 2017 merubah anggaran menjadi sebesar
Rp14.280.126.662,-
Revisi ke-2 dilakukan karena dikeluarkannya Surat Edaran Sekretaris Jenderal Nomor
PR.04.02/I/1979/2017 tentang Efisiensi Belanja Barang Kementerian Kesehatan TA 2017.
Revisi yang dilakukan menekankan pada pengurangan belanja barang yang dirasa tidak efektif
dan tidak dapat dilakukan.
Adapun optmalisasi dan efisiensi anggaran seperti tergambar dalam tabel berikut :
Output Alokasi Awal
(Rp)
Alokasi
Efisiensi (Rp)
Realisasi
Anggaran (Rp)
%
Layanan Internal 3.000.351.000 2.968.026.000 2.955.155.496 99,57
Layanan Manajemen
Keuangan Bidang
Kesehatan
6.200.000.000 5.560.660.000 5.512.197.524 99,13
Layanan Manajemen
BMN Bidang Kesehatan 5.132.000.000 4.503.675.000 4.441.751.200 98,63
Layanan Perkantoran 1.602.632.000 1.371.112.000 1.371.022.442 99,99
Total Pagu 15.934.983.000 14.403.473.000 14.280.126.662 99,14
Tabel 15. Optimalisasi dan Efisiensi Anggaran per output
Laporan Akuntabilitas Kinerja 2017
Biro Keuangan dan BMN Kementerian Kesehatan 31
G. SUMBER DAYA SARANA DAN PRASARANA
Berdasarkan Neraca Barang Milik Negara (BMN) Tahun Anggaran 2017, tampak bahwa
sumber daya sarana dan prasarana di Biro Keuangan dan BMN adalah sebagai berikut :
AKUN NERACA SALDO PER 31 DESEMBER 2017
Barang Konsumsi 35.714.250
Tanah 14.694.375.000
Peralatan dan Mesin 8.750.280.385
Gedung dan Bangunan 4.338.060.839
Jalan, Irigasi dan Jaringan 632.784.666
Aset Tetap dalam Renovasi -
Aset Tetap Lainnya 213.525.000
Akumulasi Penyusutan Aset Tetap (8.099.884.104)
Aset Tak Berwujud 2.556.732.405
Akumulasi Amortisasi (1.909.221.155 110)
Aset Lain-lain 427.730.366
Akumulasi Penyusutan atas Aset Lainnya (405.981.566)
BMN Ekstrakomptabel 11.640.561
Akumulasi Penyusutan Ekstrakomptabel (10.500.752)
TOTAL ASET 21.245.255.895
Tabel 16. Barang Milik Negara yang menjadi Aset Biro Keuangan dan BMN
Laporan Akuntabilitas Kinerja 2017 Biro Keuangan dan BMN Kementerian Kesehatan
32
BAB IV
SIMPULAN
Penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Biro Keuangan dan BMN Tahun 2017
merupakan perwujudan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas pokok dan fungsi, kebijakan,
program dan kegiatan Biro Keuangan dan BMN kepada pimpinan (Sekretaris Jenderal) dan
seluruh stakeholders yang terlibat baik langsung maupun tidak langsung dalam pelaksanaan
pembangunan kesehatan khususnya di bidang Keuangan dan BMN.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa kinerja Biro Keuangan dan BMN cukup baik
dan efektif. Seluruh indikator mencapai target, bahkan melampaui target yang ditetapkan di TA
2017. Adapun hal-hal yang mendukung dan upaya Biro Keuangan dan BMN dalam pencapaian
target adalah:
1. Pelaksanaan proses likuidasi aset di lingkungan Kementerian Kesehatan dengan
mengoptimalkan dasar hukum yaitu Surat Edaran Sekretariat Jenderal Nomor
HK.03.03/II/345/2016 tanggal 18 Februari 2016 tentang Pelaksanaan Likuidasi di
lingkungan Kementerian Kesehatan;
2. Sosialisasi kebijakan-kebijakan terkait tata laksana keuangan, perbendaharaan dan
penyusunan laporan keuangan baik BLU maupun Non BLU yang berkesinambungan;
3. Koordinasi dengan unit organisasi yang memiliki kewenangan untuk
menyelenggarakan pelatihan dalam rangka meningkatkan kompetensi SDM bidang
pengelolaan keuangan dan anggaran;
4. Memberikan reward kepada satker untuk kategori satker dengan pengelolaan anggaran
terbaik di lingkungan Kementerian Kesehatan;
5. Sosialisasi intensif beberapa peraturan terkait pengelolaan BMN kepada satker di
lingkungan Kementerian Kesehatan baik tentang pelimpahan wewenang pengguna
barang, inventarisasi BMN ataupun RKBMN. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor
HK.02.02/MENKES/558/2016 tentang Pelimpahan sebagian wewenang Menteri
Kesehatan selaku Pengguna Barang dalam Pengelolaan Barang Milik Negara di
lingkungan Kementerian Kesehatan;
6. Sosialisasi kepada satker di lingkungan Kementerian Kesehatan dalam percepatan
proses revaluasi aset BMN
7. Pelatihan dan sertifikasi PBJ yang secara simultan dilaksanakan setiap tahunnya untuk
meningkatkan kualitas SDM pelaksana PBJ
8. Dilaksanakannya workshop monitoring dan evaluasi pengadaan barang dan jasa
9. Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa Pra DIPA 2017, e katalog dan lelang cepat
Laporan Akuntabilitas Kinerja 2017 Biro Keuangan dan BMN Kementerian Kesehatan
33
Namun demikian masih ada permasalahan yang terjadi yaitu :
1. Indikator Pertama
a. Kurangnya kualitas SDM dalam bidang akuntansi
b. Sistem aplikasi yang sering berubah dan perubahan sangat dekat waktunya dengan
jadwal rekon.
c. Adanya rotasi pengelola keuangan yang terlalu sering di beberapa satuan kerja
d. Kesalahan Penggunaan akun dalam perencanaan dan pelaksanaan anggaran
2. Indikator Kedua
a. Pendelegasian wewenang yang memungkinkan Satker melakukan Penetapan Status
Penggunaan di KPKNL Setempat.
b. Petugas SIMAK BMN baru dan belum berpengalaman sehingga terhambat dan atau
salah kewenangan pengajuan usulan PSP
c. Data dukung yang tidak lengkap
d. Anggaran untuk monitoring terhadap Satker yang capaian PSP nya rendah sangat
terbatas sehingga tidak semua Satker terpapar regulasi-regulasi baru mengenai PSP
3. Indikator Ketiga
a. Perencanaan dan pelaksanaan PBJ Pra DIPA masih belum optimal
b. Pembaharuan aplikasi RUP oleh LKPP yang menghambat pengisian RUP oleh
satker pada Triwulan I tahun 2017
c. Terlambatnya pelaksanaan PBJ yang disebabkan oleh terlambatnya penyiapan
dokumen PBJ dan kualitas dokumen PBJ
d. Pembahasan e catalogue bidang kesehatan di LKPP memakan waktu yang cukup
lama dikarenakan LKPP memerlukan bantuan teknis dari kementerian terkait
Saran atau usulan kedepan untuk mengatasi permasalahan tersebut yaitu:
1. Indikator Pertama
a. Memaksimalkan ketersediaan anggaran pada DIPA Biro Keuangan dan BMN untuk
kegiatan peningkatan kemampuan penyusun Laporan Keuangan
b. Pelaksanaan review RKAKL dan LK mulai dari level satker sampai dengan
Kementerian pada setiap periode pelaporan keuangan
c. Penyusunan dan sosialisasi Pedoman Akuntansi dan Penyusunan Laporan Keuangan
d. Rapat koordinasi dengan APIP, DAPK Kementerian Keuangan setiap triwulan
2. Indikator Kedua
a. Melakukan pertemuan tingkat satker dan sosialisasi regulasi-regulasi serta kebijakan
menyangkut proses usulan PSP
Laporan Akuntabilitas Kinerja 2017 Biro Keuangan dan BMN Kementerian Kesehatan
34
b. Melakukan pendampingan kepada satker yang tingkat capaian realisasi PSP nya
masih rendah
c. Membuat aplikasi yang berisi template PSP sehingga memudahkan Petugas SIMAK
untuk mengusulkan PSP serta mengurangi tingkat kesalahan usulan PSP
3. Indikator Ketiga
a. Berkoordinasi dengan LKPP untuk mengurangi updating aplikasi SIRUP di awal
tahun anggaran;
b. Membuat surat edaran dan koordinasi mengenai pengadaan barang/jasa melalui
proses lelang Pra DIPA kepada seluruh satuan kerja dan Unit Organisasi di
lingkungan Kemenkes;
c. Melaksanakan Sosialisasi dan koordinasi dengan para pelaku PBJ (KPA, PPK, PP
dan Pokja ULP) di lingkungan Kemenkes untuk mengurangi lelang ulang dan proses
gagal lelang.
NO INDIKATOR CAPAIAN PERMASALAHAN REKOMENDASI
Kurangnya kualitas SDM dalam bidang akuntansi Memaksimalkan ketersediaan anggaran pada DIPA Biro Keuangan dan BMNuntuk kegiatan peningkatan kemampuan penyusun Laporan Keuangan
Sistem aplikasi yang sering berubah dan perubahan sangat dekat waktunya dengan jadwal rekon.
Pelaksanaan review RKAKL dan LK mulai dari level satker sampai dengan Kementerian pada setiap periode pelaporan keuangan
Rotasi pengelola keuangan yang terlalu sering Penyusunan dan Sosialisasi Pedoman Akuntansi dan Penyusunan Laporan Keuangan
Kesalahan Penggunaan akun dalam perencanaan dan pelaksanaan anggaran Rapat koordinasi dengan APIP, DAPK Kementerian Keuangan setiap triwulan
Pendelegasian wewenang yang memungkinkan Satker melakukan Penetapan Status Penggunaan di KPKNL Setempat
Melakukan pertemuan tingkat satker dan sosialisasi regulasi-regulasi sertakebijakan menyangkut proses usulan PSP
Petugas SIMAK BMN baru dan belum berpengalaman sehingga terhambat dan atau salah kewenangan pengajuan usulan PSP
Melakukan pendampingan kepada satker yang tingkat capaian realisasi PSP nyamasih rendah
Data dukung yang tidak lengkap
Anggaran untuk monitoring terhadap Satker yang capaian PSP nya rendah sangat terbatas sehingga tidak semua Satker terpapar regulasi-regulasi baru mengenai PSPPembaharuan aplikasi RUP oleh LKPP yangmenghambat pengisian RUP oleh satker pada Triwulan Itahun 2017
Koordinasi dan bersurat kepada LKPP untuk mengurangi updating aplikasiSIRUP di awal tahun anggaran
Adanya kebijakan efisiensi anggaran berdampak padaterjadinya lelang ulang dan tidak terlaksana
Membuat surat edaran dan koordinasi mengenai pengadaan barang/jasa melaluiproses lelang Pra DIPA kepada seluruh satuan kerja dan Unit Organisasi dilingkungan Kemenkes
Terlambatnya pelaksanaan PBJ yang disebabkan olehterlambatnya penyiapan dokumen PBJ dan kualitasdokumen PBJ
Membuat atau mengembangkan aplikasi PBJ untuk pemantauan dan evaluasipelaksanaan PBJ
Perencanaan dan pelaksanaan PBJ Pra DIPA masihbelum optimal
Melaksanakan Sosialisasi dan koordinasi dengan para pelaku PBJ (KPA, PPK,PP dan Pokja ULP) di lingkungan Kemenkes untuk mengurangi lelang ulang danproses gagal lelang.
Pembahasan e catalogue bidang kesehatan di LKPPmemakan waktu yang cukup lama dikarenakan LKPPmemerlukan bantuan teknis dari kementerian terkait.
3 Persentase Pengadaan Barang/Jasa (e-procurement) sesuai ketentuan 98%
MATRIKS INDIKATOR KINERJA KEGIATAN TAHUN 2017BIRO KEUANGAN DAN BMN
1
Presentase Satker yang menyampaikan Laporan Keuangan tepat waktu dan berkualitas sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintah (SAP) untuk mempertahankan WTP
100%
2Persentase nilai aset tetap yang telah mendapatkan Penetapan Status Penggunaan (PSP) sesuai ketentuan
85%Membuat aplikasi yang berisi template PSP sehingga memudahkan Petugas SIMAK untuk mengusulkan PSP serta mengurangi tingkat kesalahan usulan PSP