Download - Laporan Kasus Anemia SOS
-
8/17/2019 Laporan Kasus Anemia SOS
1/25
1
BAB 1
TINJAUAN PUSTAKA
1.1. Latar Belakang
Sepsis adalah penyakit sistemik yang dicetuskan oleh infeksi bakteri atau jamur ditandai dengan beberapa hal meliputi bukti infeksi pada pasien, demam
atau hipertermi, leukositosis atau leukopenia, takikardia dan takipnea. Berbagai
definisi tentang sepsis, namun definisi yang digunakan saat ini di klinik adalah
definisi yang ditetapkan dalam consensus American College of Chest Physiciandan Society of Critical Care Medicine pada tahun 1! yang mendefnisikan
sepsis sebagai sindrom respons inflamasi sistemik "systemic inflammatory
response syndrome#S$%S&, sepsis berat dan syok#renjatan sepsis.1
Sepsis masih merupakan penyebab kematian utama pada kasus kritis di
berbagai penjuru dunia.'ingginya kejadian dan problema infeksi yang biasanyadikaitkan dengan keadaan negara berkembang atau tempat dengan higienitaskurang, ternyata tidak seluruhnya benar. (ata dari Center for (isease Control
"C(C& menunjukkan bah)a insiden sepsis meningkat *+,- setiap tahun, dari
1/.000 kasus "+ per 100.000 populasi& pada tahun 1 menjadi 0.000 kasus"!/0 kasus per 100.000 populasi& pada tahun !000. Sepsis merupakan penyebab
kematian nomor 11 dari seluruh penyebab kematian.!
2eadaan sepsis berat sering terjadi dan bisa berakibat fatal. Seperti penelitian
yang dilakukan di Amerika Serikat jumlah penderita sepsis berat yang dira)atmeningkat dari 1/ dari 100.000 pasien pada tahun !000 menjadi / dari
100.000 pasien pada tahun !00 dengan peningkatan ratarata 1,3- setiap tahun.
Sepanjang tahun !0004!00 peningkatan kejadian sepsis berat cukup konsistendan angka kematian tidak berbeda pada penderita laki4laki dan perempuan oleh
karena itu dapat disimpulkan kematian akibat sepsis berat tidak bergantung
dengan jenis kelamin penderita. Peningkatan kejadian sepsis berat terjadi pada pasien berumur tua "53 tahun&. 'etapi data epidemologi sepsis berat masih
sangat terbatas di negara berkembang.
1.2. Definisi dan Etiologi
Sepsis merupakan respon sistemik pejamu terhadap infeksi dimana patogenatau toksin dilepaskan ke dalam sirkulasi darah sehingga terjadi akti6asi proses
inflamasi. Berbagai definisi sepsis telah diajukan, namun definisi yang saat ini
digunakan di klinik adalah definisi yang ditetapkan dalam consensus American
College of Chest Physician dan Society of Critical Care Medicine pada tahun 1!yang mendefinisikan sepsis, sindroma respon inflamasi sistemik " systemic
inflammatory response syndrome # S$%S&, sepsis berat, dan syok#renjatan septik.1
Pada tahun 1!, menurut The American College of Chest Physician (ACCP)
and The Society for Critical Care Medicine (SCCM) Consensus Conference on
Standardized Definitions of Sepsis, telah mempublikasikan suatu konsensus dengan
-
8/17/2019 Laporan Kasus Anemia SOS
2/25
2
definisi baru dan kriteria diagnosis untuk sepsis dan keadaan4 keadaan yang berkaitan
dan menetapkan kriteria Systemic Inflammatory Response Syndrome "S$%S&, sepsis
berat dan syok sepsis diba)ah ini74 Bakteremia 7 adanya bakteri dalam darah, yang dibuktikan dengan kultur darah
positif.
4 SIS 7 respon tubuh terhadap inflamasi sistemik, ditandai dua atau lebih keadaan berikut 7
1. Suhu 5 +8C atau 9 8C
!. Taiardia ":% 5 0 kali#menit&
. Taipneu "%% 5 !0 kali#menit& atau PaC;! 9 ! mm:g/.
-
8/17/2019 Laporan Kasus Anemia SOS
3/25
3
2ejadian sepsis dan angka kematian meningkat pada penderita usia lanjut dan sudah
adanya komorbiditas sebelumnya. Meningkatnya insiden sepsis berat di Amerika
Serikat disebabkan oleh usia penduduk, meningkatnya pasien usia lanjutmenyebabkan meningkatnya pasien dengan penyakit kronis, dan juga akibat
berkembangnya sepsis pada pasien A$(S. Meluasnya penggunaan obat antimikroba,
obat imunosupresif, pemakaian kateter jangka panjang dan 6entilasi mekanik juga berperan. $nfeksi bakteri in6asif adalah penyebab kematian yang paling sering di
seluruh dunia, terutama pada kalangan anak4anak.
Setiap tahunnya sekitar 30.000 kasus sepsis berlanjut menjadi sepsis berat atau
syok septik di Amerika Serikat. Sepsis dapat menyebabkan kematian akibat miokardakut infark, syok septik dan komplikasi sepsis yang paling umum terjadi merupakan
penyebab kematian di unit pera)atan intensif noncoronary. 'erjadinya syok septik
akan meningkat jika dokter melakukan tindakan operasi yang lebih agresif, organisme
yang ada semakin resisten, dan penurunan daya tahan tubuh akibat penyakit dan penggunaan obat imunosuppresan. (istrubusi sepsis proporsional atau sebanding
menurut jenis kelamin. Studi terbaru menunjukkan bah)a Amerika Afrika memilikiinsiden yang lebih tinggi dari sepsis berat dibandingkan kulit putih " banding , per
1000 penduduk& dan angka kematian yang tinggi di ?P$ "!.1-&.
1.*. +aktor isiko
Sepsis tentunya tidak dapat hanya berdiri sendiri tanpa adanya hubungan
dengan kondisi medis lainnya seperti perforasi jaringan, pasien immune
compromised , rupture intraabdominal atau struktur pel6is dan gangguan lainnya yangdapat menyebabkan terbukanya jalan masuk mikroorganisme pathogen ke dalam
pembuluh darah. Sepsis maupun shock sepsis juga dapat dihubungkan denga kontak
mikroba secara langsung ke dalam pembuluh darah melalui infuse intra6ena.Bakterimia juga dapat berasal dari bakteriuria "urosepsis& hasil komplikasi dari
sistitis, sepsis juga dapat disebabkan olehi infeksi pneumococcus pada pasien dengan
gangguan atau tanpa gangguan spleen.+
1.,. Patogenesis
Sepsis umumnya dimulai dengan infeksi lokal, dimana bakteri masuk kedalamaliran darah secara langsung menyebabkan bakteremia atau bisa juga berproliferasi
secara lokal dan melepaskan toksin kedalam aliran darah. 'oksin ini bisa muncul dari
komponen struktur bakteri " contohnya, endotoksin, teichoic acid antigen& atau bisa
juga sebagai eksotoksin dimana protein4protein disintesa dan dilepaskan oleh bakteri.@ndotoksin yang dimaksud adalah lipopolisakarida "
-
8/17/2019 Laporan Kasus Anemia SOS
4/25
4
polimer yang tersusun dari /43 monosakarida, salah satu ujung dari rantainya terpapar
pada permukaaan bakteri, ujung lainnya berikatan dengan core. Core berikatan
dengan lipid A.
-
8/17/2019 Laporan Kasus Anemia SOS
5/25
5
1.-. e/ala Klinis
Manifestasi dari respon sepsis biasanya ditekankan pada gejala dan tanda4
tanda penyakit yang mendasarinya dan infeksi primer. 'ingkat di mana tanda dangejala berkembang mungkin berbeda dari pasien dan pasien lainnya, dan gejala pada
setiap pasien sangat ber6ariasi. Sebagai contoh, beberapa pasien dengan sepsis adalah
normo4atau hipotermia, tidak ada demam paling sering terjadi pada neonatus, pada
pasien lansia, dan pada orang dengan uremia atau alkoholisme.
Pasien dalam fase a)al sepsis sering mengalami cemas, demam, takikardi,
dan takipnea "(asenbrook E Merlo, !00+&. 'anda4tanda dari sepsis sangat ber6ariasi.
Berdasarkan studi, demam "0-&, syok "/0-&, hipotermia "/-&, ruammakulopapular, petekie, nodular, 6esikular dengan nekrosis sentral "0- dengan
meningococcemia&, dan artritis "+-&. (emam terjadi pada 90- dari bayi diba)ah
bulan dan pada orang de)asa diatas 3 tahun. $nfeksi menjadi keluhan utama pada pasien. Perubahan status mental yang tidak dapat dijelaskan juga merupakan tanda
dan gejala pada sepsis. Adanya tanda dan gejala disseminated intra'ascular
coagulation "($C& meningkatkankan angka mortalitas.11
Pada sepsis berat muncul dampak dari penurunan perfusi mempengaruhi
setidaknya satu organ dengan gangguan kesadaran, hipoksemia "P;! 93 mm:g&,
peningkatan laktat plasma, atau oliguria "F0 ml # jam meskipun sudah diberikan
cairan&. Sekitar satu perempat dari pasien mengalami sindrom gangguan pernapasanakut "A%(S& dengan infiltrat paru bilateral, hipoksemia "P;! 90 mm:g, i;!
50,/&, dan kapiler paru tekanan 91+ mm:g .Pada syok septik terjadi hipoperfusi
organ.1!
1.0. Diagnosa Banding
Ada beberapa penyakit yang dapat dijadikan diagnose banding untuk penyakit dengan
sepsis seperti uraian diba)ah ini 71
• Acute Pancreatitis
• (iabetic 2etoacidosis
•
-
8/17/2019 Laporan Kasus Anemia SOS
6/25
6
• Pulmonary @mbolism
• ?pper astrointestinal Bleeding
1.. Diagnosa
(iagnosa untuk sepsis ditegakkan menurut The American College of Chest
Physician (ACCP) and The Society for Critical Care Medicine (SCCM) Consensus
Conference on Standardized Definitions of Sepsis **+ , yang telah mempublikasikansuatu konsensus dengan definisi baru dan kriteria diagnosis untuk sepsis dan keadaan4
keadaan yang berkaitan dan menetapkan kriteria Systemic Inflammatory Response
Syndrome "S$%S&, sepsis berat dan syok sepsis diba)ah ini7 1,/
4 Bakteremia 7 adanya bakteri dalam darah, yang dibuktikan dengan kultur darah positif.
4 SIS 7 respon tubuh terhadap inflamasi sistemik, ditandai dua atau lebih keadaan berikut 7
1. Suhu 5 +8C atau 9 8C
!. Taiardia ":% 5 0 kali#menit&
. Taipneu "%% 5 !0 kali#menit& atau PaC;! 9 ! mm:g/.
-
8/17/2019 Laporan Kasus Anemia SOS
7/25
7
(isfungsi Sistem Saraf Pusat
agal Hantung
2ematian
1.13Penatalaksanaan
1. Stabilisasi Pasien
-
8/17/2019 Laporan Kasus Anemia SOS
8/25
8
(iperlukan regimen antimikrobial dengan spectrum akti6itas luas sesuai dengan hasil
kultur. :al ini karena terapi antimikrobial hampir selalu diberikan sebelum organisme
yang menyebabkan sepsis diidentifikasi.13
;bat yang digunakan tergantung sumber sepsis
• ?ntuk Pneumonia dapatan komunitas biasanya digunakan ! regimen
obat. Biasanya sefalosporin generasi ketiga "sefriakson& atau keempat "sefepim&
diberikan dengan aminoglikosida "biasanya gentamisin&.
• Pneumonia nosokomial7 sefpim atau iminem4silastatin dan
aminoglikosida
• $nfeksi abdomen7 imipenem4silastatin atau pipersilin4taGobaktam dan
aminoglikosida
• $nfeksi abdomen nasokomial 7 imipenem4silastatin dan aminoglikosida
atau pipersilin4taGobaktam dan amfotesirin B
• 2ulit#jaringan lunak nasokomial7 6ankomisin dan sefipim
• 2ulit#jarigan lunak 7 6ankomisin dan imipenem4silastatin atau
piperasilin4taGobaktam
• $nfeksi traktus urinaris7 siprofloksasin dan aminoglikosida
• $nfeksi traktus urinalis nasokomial7 6ankomisin dan sefipim
• $nfeksi CS7 6ankomisin dan sefalosporin generasi ketiga atau
meropenem
• $nfeksi CS nosokomial7 meropenem dan 6ankomisin
;bat berubah sejalan dengan )aktu. Pilihan obat tersebut hanya untuk menunjukan bah)a bahanantimikrobial yang berbeda dipilih tergantung pada penyebab sepsis.
%egimen obat tunggal biasanya hanya diindikasikan bila organism penyebab sepsis
telah diidentifikasi dan uji sensiti6itas antibiotic menunjukkan macam antimikrobialyang terhadapnya organism memiliki sensiti6itas.13
.okus infeksi a)al harus dieliminasi
:ilangkan benda asing. Salurkan eksudat purulen, khususnya untuk infeksi anaerobic.
Angkat organ yang terinfeksi, hilangkan atau potong jaringan yang gangrene.13
. Pemberian utrisi yang adekuat
Pemberian nutrisi merupakan terapi tambahan yang sangat penting berupa makro danmikronutrien. Makronutrient terdiri dari omega4 dan golongan nukleotida yaitu
glutamine sedangkan mikronutrien berupa 6itamin dan trace element"13
/. 2ortikosteroid
-
8/17/2019 Laporan Kasus Anemia SOS
9/25
9
Penggunaan kortikosteroid masih banyak kontro6ersial, ada yang menggunakan pada
a)al terjadinya sepsis, ada yang menggunakan terapi steroid sesuai dengan kebutuhan
dan kekurangan yang ada didalam darah dengan memeriksa kadar steroid pada saatitu "pengobatan suplementasi&. Penggunaan steroid ada yang menganjurkan stelah
terjadi septik shock. Penggunaaan yang direkomendasikan adalah dengan lo, doses
corticosteroid 5 00mg hydrocortisone per hari dalam keadaan septic shoc .Penggunaan high dose corticosteroid tidak efektif sama sekali pada keadaan sepsis
dan septic shoc .13
3. 2ontrol lukosa
Pada penderita sepsis sering terjadi peningkatan gula darah yang tidak mengalami dan
mengalami diabetes mellitus. Sebaiknya kadar gula darah dipertahankan sampaidengan 9130 mg#dl. (engan melakukan monitoring gula darah setiap 14! jam dan
dipertahnkan minimal sampai dengan / hari.13
Mencegah terjadinya stress ulcer dapat diberikan profilaksis dengan menggunakan
0 + &locer Proton pump Inhi%itor .Apabila terjadi kesulitan pernafan penderita
memerlukan 6entilator.13
1.11 Pen(ega4an
Ada beberapa hal yang dapat dilakukan untuk menghindari sepsis pada pasien, yaitu 713
• unakan trimetoprim4sulfametoksaGol secara profilaktik pada anak penderita
leukemia• unakan nitrat perak tipikal, sulfadiaGin perak atau sulfamilon secara
profilaktik pada pasien luka bakar
• Sterilisasi flora aerobic lambung dengan polimiksin dan gentamisin dengan
6ankomisin dan nistatin efektif dalam mengurangi sepsis ram4negatif pada
pasien neutropenia
• ?tuk melindungi neonates dari sepsis strep rup B ambil apusan 6agina
pada kehamilan 3 hingga minggu. Hika positif, berikan penisilinintrapartum pada ibu hamil. :al ini akan menurunkan infeksi rup B sebesar
+-
-
8/17/2019 Laporan Kasus Anemia SOS
10/25
10
BAB II
STATUS 'AN SAKIT
omor %M 7 00.3.+.!3
AAM@S$S P%$BA($
ama 7 %eh Malem br 'arigan
?mur 7 3 tahun
Henis 2elamin 7 Perempuan
Status Perka)inan 7 Handa
Pekerjaan 7 Petani
Suku 7 Batak
Agama 7 2risten Protestan
Alamat7 (usun $I (esa %ambung Baru kec
Sibolangit
ANA%NESIS
☐ Autoanamnese ☐ Alloanamnese
AAM@S$S P@NA2$'2eluhan utama 7 Muka pucat
(eskripsi 7 :al ini dialami pasien sejak ! bulan ini namun memberat
dalam 1 minggu ini. %i)ayat mimisan, gusi berdarah , dan
BAB berdarah tidak dijumpai, namun pasien mengatakanBAB coklat kehitaman sejak ! minggu lalu dengan
6olume * 30 cc,konsistensi lunak, satu kali sehari. Muntah
darah, ri)ayat perdarahan dalam keluarga, ri)ayatkonsumsi obat pengencer darah, ri)ayat transfusi
sebelumnya tidak dijumpai. %i)ayat konsumsi 6itamin
tablet )arna merah dari puskesmas "O&. %i)ayat terpapar bahan kimia dan alergi obat4obatan disangkal. %i)ayat
BAB keluar cacing disangkal. %i)ayat bertani "O& selama
hampir 0 tahun. %i)ayat sakit kuning sebelumnyadisangkal. %i)ayat mudah memar ,sakit kepala "4&.
4 Badan lemas dialami pasien * 1 minggu ini, lemasdirasakan seperti cepat lelah, dan disertai mata terasa
berkunang4kunang. 'elinga berdenging disangkal.%i)ayat susah menelan dan ri)ayat pasien mengonsumsi
bahan tak laGim seperti tanah, kaca disangkal.
4 yeri ulu hati "O& dialami pasien dalam 1 bulan ini danmemberat dalam 1 minggu ini. yeri terasa seperti
-
8/17/2019 Laporan Kasus Anemia SOS
11/25
11
terbakar dan tidak hilang )alaupun pasien telah makan.
Mual "O& dalam 1 bulan ini, muntah "4&. %i)ayat konsumsi
obat penghilang rasa sakit "O& selama dua tahun ini untuk mengatasi nyeri ulu hati ketika kambuh. %i)ayat minum
jamu4jamuan, alkohol "4&.
4 Penurunan berat badan "O& sebanyak 3 kg dalam )aktu bulan ini. Penurunan nafsu makan "O& dialami dalam 1
bulan ini. Sesak nafas "O& dialami pasien dalam 1 minggu
ini, sesak napas tidak berhubungan dengan akti6itas dan
cuaca. %i)ayat terbangun pada malam hari karena sesak "4&. Batuk "4&. (emam "O& dalam 1 minggu ini, demam
tidak terlalu tinggi, pasien tidak minum obat penurun
panas.. BA2 ber)arna kuning jernih,6olume urin per !/
jam sebanyak * 0 cc, ri)ayat nyeri BA2 "4&, ri)ayatBA2 berpasir "4&. %i)ayat penyakit gula dan hipertensi
disangkal.%P' 7 'idak jelas
%P; 7 Iitamin penambah darah
ANA%NESIS U%U% 'AN
Hantung Sesak apas 7 O @dema 7 4
Angina
Pectoris7 4 Palpitasi 7 4
-
8/17/2019 Laporan Kasus Anemia SOS
12/25
-
8/17/2019 Laporan Kasus Anemia SOS
13/25
13
2@PA
-
8/17/2019 Laporan Kasus Anemia SOS
14/25
-
8/17/2019 Laporan Kasus Anemia SOS
15/25
15
P@M@%$2SAA C;
-
8/17/2019 Laporan Kasus Anemia SOS
16/25
16
'elaah 7 :al ini dialami pasien sejak ! bulan ininamun memberat dalam 1 minggu ini. Melena
sejak ! minggu lalu sebanyak * 30 cc,konsistensilunak, sekali sehari. %i)ayat konsumsi 6itamintambah darah dari puskesmas "O&.%i)ayat
bertani "O& selama hampir 0 tahun. atigue #
malaise dialami pasien * 1 minggu ini, lemas
dirasakan seperti cepat lelah, dan disertai mataterasa berkunang4kunang. (ispepsia "O& dalam 1
bulan ini namun memberat dalam 1 minggu ini.
yeri terasa seperti terbakar dan tidak hilang)alaupun pasien telah makan. Mual "O& dalam 1
bulan ini. %i)ayat konsumsi obat penghilang
rasa sakit "O& selama dua tahun ini untukmengatasi nyeri ulu hati ketika kambuh.
Penurunan berat badan "O& sebanyak 3 kg dalam
)aktu bulan ini. Penurunan nafsu makan "O&dialami dalam 1 bulan ini. (ypsnea "O& dialami
pasien dalam 1 minggu ini. (emam "O& dalam 1
minggu ini, demam tidak terlalu tinggi.
S'A'?S P%@S@S2eadaan ?mum 7 Sedang2eadaan Penyakit 7 Sedang
2eadaan iGi 7 2urang
P@M@%$2SAA $S$2 7ital sign'( 7 110#/0 mm:g:% 7 100Q#i
%% 7 !0Q#i
' 7 ,10c
Ke!ala8
Mata7 2onjungti6a palpebrae pucat "O#O&
Mulut7 Stomatitis angularis "O&
A"domen8
Palpasi 7 (inding abdomen soepelJ nyeri tekanepigastrium
Pemeriksaan (olok d&"&r 5T68
Sarung tangan7 feses ")arna hitam&
Anggota gerak atas8
-
8/17/2019 Laporan Kasus Anemia SOS
17/25
17
2oilonychia7 "O&
-
8/17/2019 Laporan Kasus Anemia SOS
18/25
18
%encana Penjajakan (iagnostik # 'indakan
-
8/17/2019 Laporan Kasus Anemia SOS
19/25
19
N'
%
- , 1 2 *
Nama Penderita 8 %isranto
Tan
ggal
S ' A P
Tera!i Diagnostik
10#1
0#!0
13
Sesak
nafas"
O&
Sens 7
compos
mentis'( 7
110#0
mm:g:% 7 11Q#
i
%% 7 !+Q# i
'emp 7+,oC
:asil lab74
:b71!,
@ritrosit7
/,1!Rbc7 !!,1/
Platelet7!3+.000
:t7+,
MCI7,0
MC:71,MC:C7,
%(R7!0,3MPI7,/
PC'70,!/P(R710,3neutrofil73
,1
limfosit7!,
monosit71,eosinofil70,
1
basophil70neutrofil
absolut7!1,
0/limfosit
absolut70,
3monosit
absolut70,/
!
eosinofilabsolut70,0
!
basofil
absolut70,01
4 Sepsis ec
pneumon
ia4 C: $4$$
ec ::(
dd CA(4 :ipoalbu
minemia4 Asidosis
metabolik
4 'irah baring4 (iet jantung $$$4 $I( aCl 0,-
1 gtt#i "makro&,
;! ! > /4 $nj. CeftriaQone !
gr# !/ jam# i6# S'
":1&4 (rip
ciprofloQacin/00#1!jam $I
4 $nj. %anitidin
30mg#1!jam $I4 $nj. urosemid
!0mg#+jam $I
4 2ultur
Sputum#S' B'A
(S Q
4 lipid
profile4 echocard
iografi4 procalcio
nin4 A(A
-
8/17/2019 Laporan Kasus Anemia SOS
20/25
20
:asil Pemeriksaan oto 'horaQ "tanggal 10 ;ktober !013&
-
8/17/2019 Laporan Kasus Anemia SOS
21/25
21
BAB *
DISKUSI
Teori Kas&s
Kriteria Diagnosis Se!sis
Menurut The American College of Chest
Physician (ACCP) and The Society for
Critical Care Medicine (SCCM)
Consensus Conference on Standardized
Definitions of Sepsis, Se!sis adalah S$%Syang dibuktikan atau diduga penyebabnya
kuman. Sementara SIS 5 Systemic
Inflamatory Response Syndrome6 adalah
respon tubuh terhadap inflamasi sistemik,
ditandai d&a ata& le"i4 keadaan berikut
1. Suhu 5 +8C atau 9 8C
2. Taiardia ":% 5 0 kali#menit&
). Taipneu "%% 5 !0 kali#menit& atau
PaC;! 9 ! mm:g
*.
-
8/17/2019 Laporan Kasus Anemia SOS
22/25
22
Pemeriksaan +isik
'emuan pemeriksaan fisik dada tergantungdari luas lesi di paru. Pada inspeksi dapat
terlihat bagian yang sakit tertinggal )aktu
bernapas,pasa palpasi fremitus dapat
mengeras, pada perkusi redup, pada
auskultasi terdengar suara napas
bronko6esikuler sampai bronkial yang
mungkin disertai ronki basah halus, yang
kemudian menjadi ronki basah kasar pada
stadium resolusi.
Pemeriksaan Pen&n/ang
oto toraks "PA#lateral& merupakan
pemeriksaan !en&n/ang &tama5gold
standard& untuk menegakkan diagnosis.
ambaran radiologis dapat berupa
infiltrat sam!ai konsolidasi dengan Uair
broncogramU, penyebab bronkogenik dan
interstisial serta gambaran ka6iti. oto
toraks saja tidak dapat secara khasmenentukan penyebab pneumonia, hanya
merupakan petunjuk ke arah diagnosis
etiologi, misalnya gambaran pneumonia
lobaris tersering disebabkan oleh
Steptococcus pneumoniae- Pseudomonas
aeruginosa sering memperlihatkan infiltrat
bilateral atau gambaran bronkopneumonia
sedangkan 2lebsiela pneumonia sering
menunjukkan konsolidasi yang terjadi
pada lobus atas kanan meskipun dapat
mengenai beberapa lobus.
auskultasi thoraks, ditemukan suara
pernapasan bronchial, dan suara
tambahan berupa ronki basah dilapangan tengah sampai ba)ah paru.
oto thoraks pasien "10#10#!013&
menunjukkan adanya infiltrat perihilar
bilateral dan parakardial kanan yang
mendukung diagnose pneumonia.
Kriteria Diagnosis Congestive Heart
Failure 5
-
8/17/2019 Laporan Kasus Anemia SOS
23/25
23
mendiagnosis gagal jantung yaitu dengan
terpenuhinya 2 kriteria ma$or atau 1
kriteria ma$or dan 2 kriteria minor.Adapun kriteria ramingham sebagai
berikut7
1. 2riteria mayor "Paroksismal
nocturnal dypsnea, distensi 6ena
leher, ronkhi paru, kardiomegali,
edema paru akut, gallop S,
peninggian tekanan 6ena jugularis,
refleQ hepatojugular&
2. 2riteria minor "edema ekstremitas,
batuk malam hari, dypsnea
dVeffort, hepatomegali, efusi
pleura, penurunan kapasitas 6ital
1# dari normal, takikardi,
ramingham&
Pemeriksaan Pen&n/ang
5teori "el&m ada ttg P
-
8/17/2019 Laporan Kasus Anemia SOS
24/25
24
darah 0 sampai 3 mm :g tidak
dapat dipertahankan oleh hidrasi
saja, Memperbaiki keadaanasidosis dengan memperbaiki
perfusi jaringan dilakukan 6entilasi
mekanik ,bukan dengan
memberikan bikarbonat,
Antibiotik, Pengobatan biologi
(rotrecogin alfa "igris& &
. Pada sepsis kronis,'erapi
antibiotik berdasarkan hasil kultur
dan umumnya terapi dilanjutkan
minimal selama ! minggu.
DA+TA PUSTAKA
1. Chen, 2., and Pohan, :.'., !00. Penatalaksanaan Syok Septik. In7 Sudoyo,
A.R., Setiyohadi, B., Al)i, $., Simadibrata, M., Setiati, S., ed. &uu A1ar Ilmu
Penyait Dalam. 3th ed. Hakarta7 $nterna Publishing, !3!4!3.!. Suharto, asronudin, 2untaman, !00. Penyait Infesi di Indonesia Solusi
$ini dan Mendatang . Surabaya7 Airlangga ?ni6ersity Press.
. Shen, :..,
-
8/17/2019 Laporan Kasus Anemia SOS
25/25
25
3. Bloch 2C. $nfectious (iseases $n 7 Mc Phee SH, anong R. Pathophysiology
of (isease. ifth @dition. e) Nork. P7+4+/.
. Munford, %.S., !00+. Se6ere Sepsis and Septic Shock. In7 auci et al., ed. 0arrison-s Principles of Internal Medicine. 1th ed. ?SA7 Mc ra) :ill,
13410!.
. Ridodo, (., !00/. 'he clinical, laboratory, and microbiological profile of patients )ith sepsis at the $nternal Medicine $npatient ?nit of (r. Cipto
Mangunkusumo ational eneral :ospital, Hakarta. Med 2 Indones 17 043.
+. @4medicine medscape. &acterial Sepsis Clinical Presentation. rom
http7##emedicine.medscape.com#article#!/3+4clinical. Asseced 13 ;ctober!013.
. Appelmelk Bj,