-
UNIVERSITAS GUNADARMA
PENULISAN ILMIAH / KERJA PRAKTEK
PROYEK PEMBANGUNAN IZZARA APARTMENT GTUMasalah Khusus : Metode Pelaksanaan Dan Estimasi Biaya Pelaksanaan
Pekerjaan Pelat Lantai 11 Tower 2
Diajukan Guna Melengkapi Syarat untuk Mencapai GelarSetara Sarjana Muda pada Program Studi Teknik Sipil
Fakultas Teknik Sipil dan PerencanaanUniversitas Gunadarma
2015
Nama : Ari Muhamad Abdul Ajis F. B.NPM : 11312064Jurusan : Teknik SipilPembimbing : Irmina Setyaningrum, ST., MT.
-
LEMBAR PENGESAHAN
Judul Kerja Praktek : Metode Pelaksanaan dan Estimasi Biaya PelaksanaanPekerjaan Pelat Lantai 11 Tower 2
Nama : Ari Muhamad Abdul Ajis Firmando BarkahNPM : 11312064
Fakultas / Jenjang : Teknik Sipil dan Perencanaan / S1Tanggal Sidang : 15 Januari 2015
Tanggal Lulus : 15 Januari 2015
Depok, 15 Januari 2015
Menyetujui,Dosen Pembimbing Pembimbing Proyek
(Irmina Setyaningrum, ST., MT.) (Rudy Jakaria, ST.)
Koordinator Kerja Praktek Ketua Jurusan Teknik Sipil
(Diyanti, ST., MT.) (Dr. Heri Suprapto, MT.)
-
PERNYATAAN ORIGINALITAS DAN PUBLIKASI
Saya yang bertanda tangan di bawah ini,
Nama : Ari Muhamad Abdul Ajis Firmando Barkah
NPM : 11312064
Judul Kerja Praktek : Proyek Pembangunan Izzara Apartment GTU
Masalah Khusus : Metode Pelaksanaan dan Estimasi Biaya Pelaksanaan
Pekerjaan Pelat Lantai 11 Tower 2
Tanggal Sidang : 15 Januari 2015
Tanggal Lulus : 15 Januari 2015
Menyatakan bahwa tulisan ini adalah merupakan hasil karya saya sendiri dan
dapat dipublikasikan sepenuhnya oleh Universitas Gunadarma. Segala kutipan
dalam bentuk apapun telah mengikuti kaidah dan etika yang berlaku. Mengenai isi
dan tulisan didalamnya merupakan tanggung jawab penulis, bukan Universitas
Gunadarma.
Demikian pernyataan ini dibuat dengan sebenarnya dan dengan penuh kesadaran.
Depok, 15 Januari 2015
(Ari Muhamad Abdul Ajis F.B.)
-
iv
ABSTRACT
Name : Ari Muhamad Abdul Ajis Firmando BarkahNPM : 11312064Title : Izzara Apartment GTU Build Project
Specific Problem: Implementation Method and Estimated Cost ofWork Implementation Slab Floor 11th Second Tower
Level : Bachelors Degree (S1) Majoring in Civil Engineering,Gunadarma University
Keywords : Implementation Method, Slab, Estimated Cost
(xix + 104 + Attachment)
Izzara Apartment GTU project is located at Jalan TB Simatupang Kav. 16-17Cilandak, South Jakarta. It was build on an area of 6,041 m2, has 2nd towers with26th floors for the first tower and 29th floors to the second tower. The contractvalue of this project is Rp 345.000.000.000,-. The Development Project of IzzaraApartment GTU is started on 1st October 2013 and it is planned to be completedat 25th October 2015. Discussion of the specific problems in this report about theimplementation method and estimated cost of work implementation slab floor 11thsecond tower at Izzara Apartment GTU Project. In the 11th floor it has 1383.28m
2, at the implementation of the 11th floor is divided into three zones.
Implementation Method of the 11th floor using a combination betweenconventional method and metal deck method. Based on the calculation, therequirement for reinforce steel is 13.457 kg, ready mix concrete volumerequirement is 189 m3, plywood requirement is 205 sheet, smartdek requirementis 526.61 m2 and estimated cost total of work implementation slab floor 11thsecond tower at Izzara Apartment GTU Project is Rp. 424.352.250, -.
Literature 7 (2010-2014)
-
vABSTRAK
Nama : Ari Muhamad Abdul Ajis Firmando BarkahNPM : 11312064Judul : Proyek Pembangunan Izzara Apartment GTU
Masalah khusus: Metode Pelaksanaan dan Estimasi BiayaPelaksanaan Pekerjaan Pelat Lantai 11 Tower 2
Jenjang : Strata Satu (S1) Jurusan Teknik Sipil, Universitas GunadarmaKata Kunci : Metode Pelaksanaan, Pelat Lantai, Estimasi Biaya
(xix + 104 + Lampiran)
Proyek Izzara Apartment GTU berlokasi di Jalan TB Simatupang Kav. 16-17Cilandak, Jakarta Selatan. Apartemen ini didirikan di atas lahan seluas 6.041 m2,memiliki 2 tower dengan 26 lantai untuk tower pertama dan 29 lantai untuk towerkedua. Nilai kontrak proyek ini yaitu sebesar Rp 345.000.000.000,-.Pembangunan Proyek Izzara Apartment GTU dimulai sejak tanggal 1 oktober2013 dan direncanakan akan selesai pada tanggal 25 oktober 2015. Pembahasanmasalah khusus pada laporan ini mengenai metode pelaksanaan dan estimasibiaya pelaksanaan pekerjaan pelat lantai 11 tower 2 pada Proyek IzzaraApartment GTU. Pelat lantai 11 mempunyai luas 1.383,28 m2, dalampelaksanaannya pelat lantai 11 ini dibagi menjadi 3 zona. Metode pelaksanaanpelat lantai 11 menggunakan gabungan metode konvensional dan metode metaldeck. Berdasarkan hasil perhitungan, kebutuhan baja tulangan adalah 13.457 kg,Kebutuhan volume beton ready mix adalah 189 m3, Kebutuhan plywood adalah205 lembar, Kebutuhan smartdek adalah 526,61 m2 dan didapat total estimasibiaya pelaksanaan pekerjaan pelat lantai 11 tower 2 pada proyek Izzara ApartmentGTU adalah sebesar Rp. 424.352.250,-.
Daftar Pustaka 7 (2010-2014)
-
vi
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas
segala rahmat, taufik dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan laporan kerja
praktek dengan baik. Penulisan laporan Kerja Praktek ini diajukan guna
memenuhi salah satu persyaratan akademis dalam menyelesaikan jenjang
pendidikan setara sarjana muda pada jurusan Teknik Sipil, Universitas
Gunadarma. Dalam penulisan laporan ini penulis banyak mendapatkan pelajaran
dan pengetahuan baru serta dapat memahami lebih mendalam mengenai dunia
Teknik Sipil.
Penulis menyadari banyak kesulitan dalam melaksanakan dan menyusun
laporan Kerja Praktek ini. Oleh karena itu, pada kesempatan kali ini penulis ingin
mengucapkan terima kasih kepada:
1. Ibu Prof. Dr. E. S. Margianti, SE., MM. selaku Rektor Universitas
Gunadarma.
2. Bapak Dr. Raziq Hasan, ST., MTArs. selaku Dekan Fakultas Teknik Sipil
dan Perencanaan Universitas Gunadarma.
3. Bapak Dr. Heri Suprapto, MT. selaku Ketua Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma.
4. Ibu Ir. Relly Andayani, ST., MM., MT. selaku Sekretaris Jurusan Teknik
Sipil Universitas Gunadarma.
-
vii
5. Ibu Diyanti ST., MT. selaku Koordinator Penulisan Laporan Kerja Praktek
Jurusan Teknik Sipil Universitas Gunadarma.
6. Ibu Irmina Setyaningrum, ST., MT. selaku Dosen Pembimbing yang selalu
memberikan arahan, informasi, saran dan bantuan yang sangat bermanfaat
dalam penulisan laporan ini.
7. Keluarga Besar PT. PP (Persero), Tbk yang telah banyak membantu dan
membimbing penulis.
8. Keluarga besar Teknik Sipil khususnya angkatan 2012 Universitas
Gunadarma.
9. Orang Tua beserta Keluarga Besar yang telah memberikan doa serta
dukungan secara moril dan materil.
10. Seluruh pihak yang membantu selama kerja praktek.
Penulis menyadari masih banyak kekurangan pada penulisan laporan ini
dikarenakan keterbatasan penulis dan referensi yang didapat, namun hal tersebut
tidak mengurangi usaha penulis untuk menyelesaikan laporan ini semaksimal
mungkin. Semoga Laporan Kerja Praktek ini dapat bermanfaat bagi masyarakat
umum dan mahasiswa Teknik Sipil khususnya.
Depok, 15 Januari 2015
Penulis
-
viii
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................. ii
PERNYATAAN ORIGINALITAS DAN PUBLIKASI ................................ iii
ABSTRACT ........................................................................................................ iv
ABSTRAK ......................................................................................................... v
KATA PENGANTAR ...................................................................................... vi
DAFTAR ISI ..................................................................................................... viii
DAFTAR TABEL ............................................................................................ xiv
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ xv
DAFTAR LAMPIRAN .....................................................................................xviii
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG KERJA PRAKTEK............................................ 1
1.2 TUJUAN KERJA PRAKTEK ................................................................ 2
1.3 BATASAN MASALAH ......................................................................... 3
1.4 LOKASI KERJA PRAKTEK ................................................................ 3
1.5 SISTEMATIKA PENULISAN ............................................................... 4
BAB 2 TINJAUAN UMUM PROYEK
2.1 LATAR BELAKANG PROYEK ........................................................... 6
-
ix
2.2 TUJUAN PROYEK ............................................................................... 7
2.3 DATA UMUM PROYEK ...................................................................... 8
2.4 DATA TEKNIS PROYEK...................................................................... 9
2.5 DATA ADMINISTRASI PROYEK ...................................................... 12
BAB 3 TINJAUAN PERANCANGAN MANAJEMEN PROYEK
3.1 MANAJEMEN PROYEK....................................................................... 13
3.1.1 Pekerjaan Persiapan..................................................................... 16
3.1.2 Pekerjaan Struktur ....................................................................... 16
3.1.3 Manajemen Kualitas .................................................................... 19
3.1.4 Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) ................. 20
3.2 PERENCANAAN PROYEK ................................................................. 21
3.3 STRUKTUR ORGANISASI PROYEK ................................................. 21
3.3.1 Pemberi Tugas/ Pemilik (Owner)................................................ 23
3.3.2 Konsultan .................................................................................... 24
3.3.3 Kontraktor ................................................................................... 25
3.4 MANAJEMEN PELAKSANAAN PROYEK ....................................... 33
3.4.1 Laporan Harian............................................................................ 33
3.4.2 Laporan Mingguan ..................................................................... 34
3.4.3 Laporan Bulanan ........................................................................ 34
3.5 PENGENDALIAN MUTU, WAKTU DAN BIAYA............................. 35
3.5.1 Pengendalian Mutu Proyek ......................................................... 35
3.5.2 Pengendalian Waktu Proyek ....................................................... 40
-
x3.5.3 Pengendalian Biaya Proyek ........................................................ 41
3.6 KONTRAK KERJA ............................................................................... 42
3.6.1 Tipe Kontrak yang Digunakan ................................................... 44
BAB 4 PELAKSANAAN PEKERJAAN DI LAPANGAN
4.1 KONDISI EKSISTING DI LAPANGAN............................................... 45
4.2 PERALATAN YANG DIGUNAKAN .................................................. 45
4.2.1 Theodolite ................................................................................... 46
4.2.2 Waterpass ................................................................................... 47
4.2.3 Excavator..................................................................................... 48
4.2.4 Tower Crane (TC) ...................................................................... 49
4.2.5 Passenger Hoist........................................................................... 50
4.2.6 Bar Bender................................................................................... 51
4.2.7 Bar Cutter .................................................................................... 52
4.2.8 Air Compressor ........................................................................... 53
4.2.9 Concrete Bucket........................................................................... 54
4.2.10 Mixer Truck ................................................................................. 55
4.2.11 Scaffolding ................................................................................... 56
4.2.12 Vibrator ....................................................................................... 57
4.2.13 Concrete Pump ............................................................................ 58
4.2.14 Placing Boom .............................................................................. 59
4.2.15 Dump Truck ................................................................................. 59
-
xi
4.3 MATERIAL YANG DIGUNAKAN DI LAPANGAN .......................... 60
4.3.1 Beton Ready Mix ......................................................................... 60
4.3.2 Baja Tulangan.............................................................................. 61
4.3.3 Tulangan Kaki Ayam .................................................................. 62
4.3.4 Beton Decking ............................................................................. 63
4.3.5 Smartdek ...................................................................................... 63
4.3.6 Plywood ....................................................................................... 64
4.3.7 Bata Powerblock.......................................................................... 65
4.3.8 Kawat Bendrat ............................................................................. 65
4.3 METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN.......................................... 66
4.3.1 Pekerjaan Struktur Atas (Upperstructure)................................... 67
4.3.1.1 Pekerjaan Kolom......................................................... 67
4.3.1.2 Pekerjaan Balok dan Pelat lantai................................. 72
BAB 5 MASALAH KHUSUS METODE PELAKSANAAN DAN ESTIMASI
BIAYA PELAKSANAAN PEKERJAAN PELAT LANTAI 11
TOWER 2 PADA PROYEK IZZARA APARTMENT GTU
5.1 URAIAN UMUM .................................................................................. 79
5.2 TUJUAN MASALAH KHUSUS............................................................ 80
5.3 BATASAN MASALAH KHUSUS ........................................................ 80
5.4 TEORI PENUNJANG............................................................................. 81
5.4.1 Beton............................................................................................ 81
5.4.2 Baja Tulangan.............................................................................. 81
-
xii
5.4.3 Pelat Beton Bertulang.................................................................. 82
5.4.4 Bekisting...................................................................................... 83
5.4.5 Plywood ....................................................................................... 84
5.4.6 Smartdek ...................................................................................... 84
5.5 METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN PELAT LANTAI 11 TOWER
2 PADA PROYEK IZZARA APARTMENT GTU ................................ 85
5.5.1 Material dan Alat yang Digunakan.............................................. 86
5.5.2 Tahapan Pelaksanaan Pekerjaan Pelat Lantai 11 Tower 2 Proyek
Izzara Apartment GTU ................................................................ 86
5.5.3 Pengukuran (Marking)................................................................. 88
5.5.4 Pemasangan Scaffolding .............................................................. 88
5.5.5 Pekerjaan Bekisting ..................................................................... 89
5.5.5.1 Pekerjaan Bekisting Balok.......................................... 90
5.5.5.2 Pekerjaan Bekisting Pelat ........................................... 91
5.5.6 Pekerjaan Pembesian ................................................................... 92
5.5.6.1 Pembesian Balok............................................................. 92
5.5.6.2 Pembesian Pelat............................................................... 93
5.5.7 Checklist Tulangan ...................................................................... 94
5.5.8 Pembersihan Area Pengecoran .................................................... 94
5.5.9 Pengecoran .................................................................................. 95
5.5.10 Perawatan (Curing) ..................................................................... 96
5.5.11 Pembongkaran Bekisting............................................................. 97
-
xiii
5.6 PERHITUNGAN KEBUTUHAN DAN ESTIMASI BIAYA TOTAL
PELAKSANAAN PEKERJAAN PELAT LANTAI 11 PADA PROYEK
IZZARA APARTMENT GTU ................................................................. 97
5.6.1 Menghitung Kebutuhan dan Estimasi Biaya Baja Tulangan....... 97
5.6.2 Menghitung Kebutuhan dan Estimasi Biaya Beton Ready mix... 99
5.6.3 Menghitung Kebutuhan dan Estimasi Biaya Plywood ................ 100
5.6.4 Menghitung Kebutuhan dan Estimasi Biaya Smartdek ............... 101
BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 KESIMPULAN ....................................................................................... 103
6.2 SARAN ................................................................................................... 104
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... xix
-
xiv
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1 Data Elevasi, Luas, dan Fungsi Bangunan Tower 1 ................... 10
Tabel 2.2 Data Elevasi, Luas, dan Fungsi Bangunan Tower 2 ................... 11
Tabel 4.1 Tipe dan Ukuran Kolom.............................................................. 68
Tabel 4.2 Tipe dan Ukuran Balok ............................................................... 73
Tabel 4.3 Tipe dan Tebal Pelat.................................................................... 73
-
xv
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1.1 Lokasi Proyek Izzara Apartment .............................................. 4
Gambar 3.1 Skema Pekerjaan Pembangunan Gedung ................................. 14
Gambar 3.2 Skema Hubungan Kerja Proyek................................................ 23
Gambar 4.1 Theodolite ................................................................................. 47
Gambar 4.2 Waterpass ................................................................................. 48
Gambar 4.3 Excavator .................................................................................. 49
Gambar 4.4 Tower Crane ............................................................................. 50
Gambar 4.5 Passenger Hoist ........................................................................ 51
Gambar 4.6 Bar Bender ................................................................................ 52
Gambar 4.7 Bar Cutter ................................................................................. 53
Gambar 4.8 Air Compressor......................................................................... 54
Gambar 4.9 Concrete Bucket ........................................................................ 55
Gambar 4.10 Mixer Truck .............................................................................. 56
Gambar 4.11 Scaffolding ................................................................................ 57
Gambar 4.12 Vibrator..................................................................................... 58
Gambar 4.13 Concrete Pump ......................................................................... 58
Gambar 4.14 Placing Boom............................................................................ 59
Gambar 4.15 Dump Truck .............................................................................. 60
Gambar 4.16 Beton Ready mix ....................................................................... 61
-
xvi
Gambar 4.17 Baja Tulangan ........................................................................... 62
Gambar 4.18 Kaki Ayam................................................................................ 62
Gambar 4.19 Beton Decking ......................................................................... 62
Gambar 4.20 Smartdek ................................................................................... 63
Gambar 4.21 Plywood .................................................................................... 64
Gambar 4.22 Bata Powerblock ....................................................................... 65
Gambar 4.23 Kawat Bendrat .......................................................................... 66
Gambar 4.24 Penulangan Kolom.................................................................... 69
Gambar 4.25 Pemasangan Beton Decking ..................................................... 69
Gambar 4.26 Pemasangan Bekisting Kolom.................................................. 70
Gambar 4.27 Pengecoran Kolom.................................................................... 71
Gambar 4.28 Pelepasan Bekisting Kolom...................................................... 72
Gambar 4.29 Pemasangan Scaffolding ........................................................... 74
Gambar 4.30 Pemasangan Bekisting Balok dan Pelat.................................... 75
Gambar 4.31 Pemasangan Tulangan Balok dan Pelat .................................... 75
Gambar 4.32 Pemasangan Beton Decking ..................................................... 76
Gambar 4.33 Pembersihan Area Pengecoran ................................................. 77
Gambar 4.34 Proses Pengecoran Balok dan Pelat .......................................... 77
Gambar 5.1 Denah Pelat Lantai 11 dan Pembagian Zona ............................ 84
Gambar 5.2 Skema Pekerjaan Pelat Lantai .................................................. 85
Gambar 5.3 Pemasangan Scaaffolding ......................................................... 89
Gambar 5.4 Pekerjaan Bekisting Balok........................................................ 90
Gambar 5.5 Pekerjaan Bekisting Pelat ......................................................... 91
-
xvii
Gambar 5.6 Pekerjaan Pembesian Balok...................................................... 92
Gambar 5.7 Pekerjaan Pembesian Pelat ....................................................... 93
Gambar 5.8 Checklist Tulangan ................................................................... 94
Gambar 5.9 Pembersihan Area Pengecoran ................................................. 95
Gambar 5.10 Proses Pengecoran .................................................................... 96
Gambar 5.11 Tulangan Pelat Lantai ............................................................... 97
-
xviii
DAFTAR LAMPIRAN
Surat Persetujuan Kerja Praktek
Surat Pernyataan Selesai Kerja Praktek
Lembar Asistensi Kerja Praktek
Daftar Hadir Kerja Praktek
Tabel 2 Ukuran Baja Tulangan Beton Sirip
Denah Pelat Lantai 11 Tower 2 Proyek Izzara Apartment GTU
-
1BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG KERJA PRAKTEK
Dewasa ini perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang
sangat pesat, khususnya dalam bidang konstruksi dan infrastruktur. Dengan
meningkatnya ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin canggih maka
diperlukan sumber daya manusia yang berkualitas agar dapat bersinergi
menghasilkan suatu konstruksi atau infrastruktur yang mempunyai kualitas yang
baik.
Dalam pemenuhan dan peningkatan sumber daya manusia yang
berkualitas diperlukan suatu usaha untuk dapat mencapainya. Oleh karena itu,
mahasiswa yang notabenenya calon sarjana dituntut memiliki keahlian yang
mumpuni agar bisa menjadi sumber daya manusia yang berkualitas. Berdasarkan
latar belakang tersebut, mahasiswa diharapkan bisa menguasai teori yang sudah
dipelajari di bangku perkuliahan dan dapat mengaplikasikannya di lapangan.
Salah satu cara untuk mencapainya yaitu dengan melakukan praktek kerja
lapangan atau kerja praktek.
Kerja Praktek merupakan kegiatan observasi yang dilakukan oleh
mahasiswa yang bertujuan untuk menerapkan teori yang didapat semasa
perkuliahan dengan praktek di lapangan. Oleh karena itu, ilmu yang didapatkan
dari kerja praktek ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bekal di dunia kerja.
-
2Selain melakukan kerja praktek, mahasiswa juga diwajibkan untuk
menyusun tulisan ilmiah berupa laporan kerja praktek, sebagai salah satu syarat
akademik mencapai gelar Sarjana Muda Teknik Sipil. Laporan kerja praktek ini
disusun berdasarkan data serta pengamatan langsung yang dilakukan di PT. PP
(Persero), Tbk selaku kontraktor utama pada pembangunan proyek Izzara
Apartment GTU di Jalan TB Simatupang Kav. 16-17 Cilandak, Jakarta Selatan
selama 30 kali pertemuan (30 hari kerja).
1.2 TUJUAN KERJA PRAKTEK
Adapun tujuan dilaksanakannya kegiatan kerja praktek di proyek
pembangunan Izzara Apartment GTU, yaitu :
a. Mengimplementasikan ilmu teknik sipil di lapangan, serta mengenal dunia
kerja bidang teknik sipil dengan mempraktekkan segala aspek dan cara kerja
secara nyata di lapangan dengan didasari ilmu rekasaya teknik sipil yang
didapat selama perkuliahan.
b. Memberikan wawasan dan pengalaman baru kepada mahasiswa mengenai
kehidupan di luar kelas berkaitan dengan bidang pekerjaan yang akan
menjadi profesinya dimasa yang akan datang.
c. Mengetahui metode-metode pekerjaan di lapangan, serta mengetahui fungsi
dan cara kerja alat-alat yang dipakai selama proses konstruksi.
d. Mengetahui urutan kerja (sequence) dalam suatu pekerjaan.
e. Dapat menyusun laporan kerja praktek sebagai salah satu syarat akademik
mencapai gelar Sarjana Muda Teknik Sipil.
-
31.3 BATASAN MASALAH
Pada pelaksanaan kerja praktek ini, proyek telah berjalan terlebih dahulu
sebelum waktu pelaksanaan kerja praktek dimulai. Adapun pelaksanaan pekerjaan
yang sedang berlangsung pada waktu pengamatan yang dilakukan saat tugas kerja
praktek di Tower 2 Proyek Izzara Apartment GTU, adalah sedang berlangsungnya
pembangunan struktur atas pada lantai 5.
Untuk lebih fokus dalam mengikuti kerja praktek ini, penulis hanya
mengamati bidang-bidang pekerjaan sebagai berikut :
a. Pekerjaan kolom
b. Pekerjaan pelat lantai
c. Pekerjaan balok
d. Pekerjaan pengecoran beton.
Untuk masalah khusus yang akan dibahas pada BAB 5, penulis akan fokus
membahas mengenai metode pelaksanaan dan estimasi biaya pelaksanaan
pekerjaan pelat lantai 11 Tower 2 pada Proyek Izzara Apartment GTU.
1.4 LOKASI KERJA PRAKTEK
Lokasi tempat penulis melakukan kerja praktek yaitu di Jalan TB
Simatupang Kav. 16-17 Cilandak, Jakarta Selatan. Adapun batas-batas dari lokasi
Proyek Pembangunan Izzara Apartment GTU adalah sebagai berikut :
-
4a. Sebelah utara : Jl. TB Simatupang
b. Sebelah selatan : Pemukiman
c. Sebelah timur : Pemukiman
d. Sebelah barat : High scope
Gambar 1.1 Lokasi Proyek Izzara ApartmentSumber : http://maps.google.co.id, 2014
1.5 SISTEMATIKA PENULISAN
Sistematika penulisan pada laporan kerja praktek ini adalah sebagai
berikut :
BAB 1 PENDAHULUAN
Mejelaskan tentang latar belakang pelaksanaan kerja praktek, maksud
dan tujuan kerja praktek, batasan masalah, lokasi kerja praktek, dan
sistematika penulisan laporan kerja praktek.
4
a. Sebelah utara : Jl. TB Simatupang
b. Sebelah selatan : Pemukiman
c. Sebelah timur : Pemukiman
d. Sebelah barat : High scope
Gambar 1.1 Lokasi Proyek Izzara ApartmentSumber : http://maps.google.co.id, 2014
1.5 SISTEMATIKA PENULISAN
Sistematika penulisan pada laporan kerja praktek ini adalah sebagai
berikut :
BAB 1 PENDAHULUAN
Mejelaskan tentang latar belakang pelaksanaan kerja praktek, maksud
dan tujuan kerja praktek, batasan masalah, lokasi kerja praktek, dan
sistematika penulisan laporan kerja praktek.
4
a. Sebelah utara : Jl. TB Simatupang
b. Sebelah selatan : Pemukiman
c. Sebelah timur : Pemukiman
d. Sebelah barat : High scope
Gambar 1.1 Lokasi Proyek Izzara ApartmentSumber : http://maps.google.co.id, 2014
1.5 SISTEMATIKA PENULISAN
Sistematika penulisan pada laporan kerja praktek ini adalah sebagai
berikut :
BAB 1 PENDAHULUAN
Mejelaskan tentang latar belakang pelaksanaan kerja praktek, maksud
dan tujuan kerja praktek, batasan masalah, lokasi kerja praktek, dan
sistematika penulisan laporan kerja praktek.
-
5BAB 2 TINJAUAN UMUM PROYEK
Pada bab ini berisi mengenai latar belakang proyek, maksud dan tujuan
proyek, data umum proyek, data teknis dan data administrasi proyek
yang akan didirikan.
BAB 3 TINJAUAN PERANCANGAN MANAJEMEN PROYEK
Membahas mengenai manajemen proyek, perencanaan proyek, organisasi
proyek, manajemen pelaksanaan proyek, serta pengendalian mutu, waktu
dan biaya.
BAB 4 PELAKSANAAN PEKERJAAN DI LAPANGAN
Bab ini berisi tentang peralatan dan material yang digunakan serta
metode pelaksanaan pekerjaan yang meliputi pekerjaan persiapan,
pekerjaan struktur bawah dan pekerjaan struktur atas.
BAB 5 MASALAH KHUSUS
Pada bab ini akan diuraikan mengenai metode pelaksanaan pelat lantai
dan estimasi biaya pengecoran lantai 11 Tower 2 Proyek Izzara
Apartment GTU.
BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN
Berisi kesimpulan dan saran penulis tentang apa yang telah dilakukan
selama melaksanakan kerja praktek di lapangan dan masalah khusus yang
dianalisis.
-
6BAB 2
TINJAUAN UMUM PROYEK
2.1 LATAR BELAKANG PROYEK
Sejalan dengan perkembangan zaman yang semakin canggih dan modern,
kebutuhan masyarakat mengalami peningkatan di berbagai aspek kehidupan, salah
satunya adalah kebutuhan lahan untuk hunian demi peningkatan kesejahteraan
hidup. Jakarta merupakan pusat perekonomian dan pendidikan di Indonesia,
karena Jakarta merupakan ibukota Negara Indonesia. Hal ini memicu warga
diberbagai daerah migrasi ke Jakarta. Akibatnya, Jakarta pun mengalami
peningkatan jumlah penduduk setiap tahunnya. Salah satunya adalah daerah
Jakarta Selatan.
Jakarta Selatan merupakan salah satu wilayah Kotamadya yang memiliki
tingkat kepadatan penduduk cukup tinggi. Berdasarkan data yang dikeluarkan
oleh Badan Pusat Statistik pada tahun 2010, Jakarta Selatan menempati
urutan ketiga sebagai kota dengan tingkat kepadatan penduduk terbanyak di
Indonesia. Luas Wilayah Jakarta Selatan sesuai dengan Keputusan Gubernur
KDKI Nomor 1815 tahun 1989 adalah 145,37 km2 atau 22,41% dari luas DKI
Jakarta. Jakarta Selatan terdiri dari 10 kecamatan dengan jumlah penduduk
1.893.705 jiwa. Jumlah penduduk terpadat berada di Kecamatan Tebet dan yang
terjarang adalah Kecamatan Cilandak. Kepadatan penduduk per km2 di Jakarta
Selatan mencapai 12.994 jiwa.
-
7Tingginya tingkat pertumbuhan penduduk menyebabkan meningkatnya
kebutuhan akan tempat tinggal sebagai salah satu kebutuhan primer manusia,
yang tidak diimbangi dengan luas lahan pemukiman. Hal ini menjadi masalah
yang harus diselesaikan oleh pemerintah kota Jakarta Selatan. Keterbatasan
jumlah lahan untuk hunian dapat diatasi salah satunya dengan membangunan
rumah susun atau apartemen guna meningkatkan kualitas hidup para penghuninya.
Dengan lahan yang tidak terlalu besar rumah susun atau apartemen dapat
menampung banyak penduduk sehingga kebutuhan akan tempat tinggal yang
layak huni pun terpenuhi.
Berdasarkan latar belakang tersebut, PT. PP (Persero), Tbk melaksanakan
pembangunan Izzara Apartment GTU yang berlokasi di Jalan TB Simatupang
Kav. 16-17 Cilandak, Jakarta Selatan. Proyek pembangunan Izzara Apartment
ini dimulai pada tanggal 1 Oktober 2013 dan direncanakan akan selesai pada
tanggal 25 Oktober 2015.
2.2 TUJUAN PROYEK
Adapun tujuan didirikannya proyek Izzara Apartment GTU adalah sebagai
berikut :
a. Membangun suatu hunian yang menyediakan berbagai fasilitas untuk
penunjang secara lengkap.
b. Menyediakan hunian dalam jumlah banyak pada lahan yang terbatas di lokasi
yang memiliki tingkat kepadatan penduduk cukup tinggi.
-
8c. Turut berperan dalam mengembangkan jaringan perekonomian di suatu
wilayah dan meningkatkan kualitas hidup para penghuninya.
2.3 DATA UMUM PROYEK
1. Nama Proyek : Izzara Apartment GTU
2. Jenis Proyek/ Pekerjaan : Gedung Apartemen
3. Lokasi Proyek : Jalan TB Simatupang Kav. 16-17
Cilandak, Jakarta Selatan
4. Pemilik Proyek : PT. Grage Trimitra Usaha
5. Konsultan Perencana Struktur : PT. Atelier 6 Struktur
6. Konsultan Perencana Arsitek : PT. Quadratura Indonesia
7. Konsultan Perencana ME : PT. Meltech Consultindo Nusa
8. Konsultan Manajemen Konstruksi : PT. Kandu
9. Konsultan Quantity Surveyor : PT. Rekagriya Mitra Buana
10. Kontraktor Utama : PT. PP (Persero), Tbk
11. Sub Kontraktor Struktur
a. Beton Ready Mix : PT. Pionir Beton Industri
b. Tower Crane : PT. PJA
PT. Berkat
c. Wiremesh : PT. Union Metal
d. Bata Ringan : PT. Powerblock Indonesia
e. Plumbing : PT. Clarindo
-
912. Waktu Pelaksanaan : 1 Oktober 2013 25 Oktober 2015
(24 bulan)
13. Masa Pemeliharaan : 6 Bulan
14. Lingkup Pekerjaan Proyek : Persiapan, Struktur, Arsitek dan
Plumbing
2.4 DATA TEKNIS PROYEK
Adapun data teknis proyek pembangunan Izzara Apartment GTU ini
adalah sebagai berikut :
1. Luas Tanah : 6.041 m2
2. Luas Bangunan
Tower 1 : 1.539 m2
Tower 2 : 1.632 m2
3. Tinggi Bangunan
Tower 1 : 100 m
Tower 2 : 115 m
4. Jumlah Lantai
Tower 1 : 5 Basement, 1 Ground Floor, 26 lantai, 1 lantai
atap.
Tower 2 : 5 Basement, 1 Ground Floor, 29 lantai, 1 lantai
atap.
-
10
Tabel 2.1. Data Elevasi, Luas, dan Fungsi Bangunan Tower 1
TOWER 1 (NORTH TOWER)Nama Lantai Elevasi (m) Luas (m2) Fungsi
B5 -17,50 7.082,513 Area ParkirB4 -14,00 7.082,513 Area ParkirB3 -10,50 7.082,513 Area ParkirB2 -7,00 7.082,513 Area ParkirB1 -3,50 9.086,595 Area ParkirGF 0,00 9.086,595 Lobi1 5,00 1.190,05 Unit Apartemen2 8,60 1.190,05 Unit Apartemen3 12,20 1.190,05 Unit Apartemen4 15,80 1.190,05 Unit Apartemen5 19,40 1.190,05 Unit Apartemen6 23,00 1.190,05 Unit Apartemen7 26,60 1.190,05 Unit Apartemen8 30,20 1.190,05 Unit Apartemen9 33,80 1.190,05 Unit Apartemen10 37,40 1.190,05 Unit Apartemen11 41,00 1.190,05 Unit Apartemen12 44,60 1.190,05 Unit Apartemen13 48,20 1.190,05 Unit Apartemen14 51,80 1.190,05 Unit Apartemen15 55,40 1.190,05 Unit Apartemen16 59,00 1.190,05 Unit Apartemen17 62,60 1.190,05 Unit Apartemen18 66,20 1.190,05 Unit Apartemen19 69,80 1.190,05 Unit Apartemen20 73,40 1.190,05 Unit Apartemen21 77,00 1.190,05 Unit Apartemen22 80,60 1.190,05 Unit Apartemen23 84,20 1.190,05 Unit Apartemen24 87,80 1.190,05 Unit Apartemen25 91,40 1.190,05 Unit Apartemen26 96,40 1.190,05 Unit Apartemen
Lantai Atap 101,40 1.190,05 Lantai AtapSumber : PT. PP (Persero) Tbk, 2014
-
11
Tabel 2.2. Data Elevasi, Luas, dan Fungsi Bangunan Tower 2
TOWER 2 (SOUTH TOWER)Nama Lantai Elevasi (m) Luas (m2) Fungsi
B5 -17,50 1.383,28 Area ParkirB4 -14,00 1.383,28 Area ParkirB3 -10,50 1.383,28 Area ParkirB2 -7,00 1.383,28 Area ParkirB1 -3,50 1.383,28 Area ParkirGF 0,00 1.383,28 Lobi1 5,00 1.383,28 Unit Apartemen2 8,60 1.383,28 Unit Apartemen3 12,20 1.383,28 Unit Apartemen4 15,80 1.383,28 Unit Apartemen5 19,40 1.383,28 Unit Apartemen6 23,00 1.383,28 Unit Apartemen7 26,60 1.383,28 Unit Apartemen8 30,20 1.383,28 Unit Apartemen9 33,80 1.383,28 Unit Apartemen10 37,40 1.383,28 Unit Apartemen11 41,00 1.383,28 Unit Apartemen12 44,60 1.383,28 Unit Apartemen13 48,20 1.383,28 Unit Apartemen14 51,80 1.383,28 Unit Apartemen15 55,40 1.383,28 Unit Apartemen16 59,00 1.383,28 Unit Apartemen17 62,60 1.383,28 Unit Apartemen18 66,20 1.383,28 Unit Apartemen19 69,80 1.383,28 Unit Apartemen20 73,40 1.383,28 Unit Apartemen21 77,00 1.383,28 Unit Apartemen22 80,60 1.383,28 Unit Apartemen23 84,20 1.383,28 Unit Apartemen24 87,80 1.383,28 Unit Apartemen25 91,40 1.383,28 Unit Apartemen26 96,40 1.383,28 Unit Apartemen27 101,40 1.383,28 Unit Apartemen28 106,40 1.383,28 Unit Apartemen29 111,40 1.493,45 Unit Apartemen
Lantai Atap 115,00 1.493,45 Lantai AtapSumber : PT. PP (Persero) Tbk, 2014
-
12
5. Pondasi
Jenis pondasi yang digunakan pada proyek pembangunan Izzara
Apartment GTU yaitu Raft Pondation atau pondasi rakit.
2.5 DATA ADMINISTRASI PROYEK
Data administrasi proyek pembangunan Izzara Apartment GTU adalah
sebagai berikut:
a. Total Kontrak : Rp 345.000.000.000,-
b. Jenis Kontrak : Lump Sump Fixed Price
c. Cara Pembayaran : Monthly Progress
-
13
BAB 3
TINJAUAN PERENCANAAN MANAJEMEN PROYEK
3.1 MANAJEMEN PROYEK
Terry dalam bukunya yang berjudul Principles of Management
berpendapat bahwa manajemen adalah suatu proses yang terdiri dari perencanaan
(planning), pengorganisasian (organizing), pelaksanaan (actuating) dan
pengawasan (controlling) yang memanfaatkan ilmu pengetahuan (science) dan
seni (art) untuk mencapai tujuan atau sasaran yang telah ditetapkan. Kemudian
yang dimaksud dengan proyek adalah sebuah kegiatan yang bersifat sementara
yang telah ditetapkan awal pekerjaannya dan waktu selesainya (dan biasanya
selalu dibatasi oleh waktu, dan seringkali juga dibatasi oleh sumber pendanaan),
untuk mencapai tujuan dan hasil yang spesifik dan unik, dan pada umumnya
untuk menghasilkan sebuah perubahan yang bermanfaat atau yang mempunyai
nilai tambah.
Dapat disimpulkan bahwa manajemen proyek dapat diartikan sebagai
suatu proses kegiatan untuk melakukan perencanaan, pengorganisasian,
pelaksanaan dan pengawasan serta pengendalian atas sumber daya organisasi yang
bertujuan untuk mencapai tujuan tertentu dalam waktu dan sumber daya yang
telah ditentukan.
-
14
Dengan adanya manajemen proyek maka akan terlihat batasan mengenai
tugas, wewenang, dan tanggung jawab dari pihak-pihak yang terlibat dalam
proyek baik langsung maupun tidak langsung, sehingga tidak akan terjadi adanya
tugas dan tangung jawab yang dilakukan secara bersamaan. Apabila fungsi
manajemen proyek dapat direalisasikan dengan jelas dan terstruktur, maka tujuan
akhir dari sebuah proyek akan mudah terwujud, yaitu :
1. Tepat waktu
2. Tepat kuantitas
3. Tepat kualitas
4. Tepat biaya sesuai dengan biaya rencana
5. Tidak ada gejolak sosial dengan masyarakat sekitar
6. Tercapainya K3 dengan baik
Urutan pekerjaan umum berdasarkan lingkup pekerjaan dan hubungan
timbal balik pekerjaan proyek gedung bertingkat dapat dilihat pada skema berikut:
Gambar 3.1 Skema Pekerjaan Pembangunan GedungSumber: PT. PP (Persero) Tbk, 2014
14
Dengan adanya manajemen proyek maka akan terlihat batasan mengenai
tugas, wewenang, dan tanggung jawab dari pihak-pihak yang terlibat dalam
proyek baik langsung maupun tidak langsung, sehingga tidak akan terjadi adanya
tugas dan tangung jawab yang dilakukan secara bersamaan. Apabila fungsi
manajemen proyek dapat direalisasikan dengan jelas dan terstruktur, maka tujuan
akhir dari sebuah proyek akan mudah terwujud, yaitu :
1. Tepat waktu
2. Tepat kuantitas
3. Tepat kualitas
4. Tepat biaya sesuai dengan biaya rencana
5. Tidak ada gejolak sosial dengan masyarakat sekitar
6. Tercapainya K3 dengan baik
Urutan pekerjaan umum berdasarkan lingkup pekerjaan dan hubungan
timbal balik pekerjaan proyek gedung bertingkat dapat dilihat pada skema berikut:
Gambar 3.1 Skema Pekerjaan Pembangunan GedungSumber: PT. PP (Persero) Tbk, 2014
14
Dengan adanya manajemen proyek maka akan terlihat batasan mengenai
tugas, wewenang, dan tanggung jawab dari pihak-pihak yang terlibat dalam
proyek baik langsung maupun tidak langsung, sehingga tidak akan terjadi adanya
tugas dan tangung jawab yang dilakukan secara bersamaan. Apabila fungsi
manajemen proyek dapat direalisasikan dengan jelas dan terstruktur, maka tujuan
akhir dari sebuah proyek akan mudah terwujud, yaitu :
1. Tepat waktu
2. Tepat kuantitas
3. Tepat kualitas
4. Tepat biaya sesuai dengan biaya rencana
5. Tidak ada gejolak sosial dengan masyarakat sekitar
6. Tercapainya K3 dengan baik
Urutan pekerjaan umum berdasarkan lingkup pekerjaan dan hubungan
timbal balik pekerjaan proyek gedung bertingkat dapat dilihat pada skema berikut:
Gambar 3.1 Skema Pekerjaan Pembangunan GedungSumber: PT. PP (Persero) Tbk, 2014
-
15
Dalam metode pelaksanaan ini, akan dibagi ke beberapa bagian atau
kelompok, yaitu :
1. Pekerjaan Persiapan
2. Pekerjaan Struktur
3. Pekerjaan Arsitektur
4. Pekerjaan Plumbing
Pada Proyek Izzara Apartment GTU ini paket pekerjaan mulai dari
pekerjaan persiapan, struktur, arsitektur, dan ME. Dalam pelaksanaannya
diperlukan beberapa manajemen pelaksanaan sebagai penunjang dalam rangka
mencapai target pelaksanaan proyek diantaranya yaitu:
1. Manajemen Koordinasi Pekerjaan
2. Manajemen Kualitas
3. Manajemen K3
4. Manajemen Lingkungan
5. Manajemen Housekeeping
6. Manajemen Tim Pelaksana Proyek
7. Manajemen Masa Pemeliharaan.
Penjelasan ringkas mengenai metode pelaksanaan pada kelompok
pekerjaan dan manajemen pengelolaannya dijelaskan dalam bagian-bagian
selanjutnya.
-
16
3.1.1 Pekerjaan Persiapan
Mobilisasi personil, peralatan dan material ke lokasi Proyek Izzara
Apartment GTU akan diatur sesuai dengan rencana dalam jadwal waktu
pelaksanaan yang disepakati dan metode pelaksanaan yang disetujui. Pada bagian
awal akan didatangkan peralatan untuk pekerjaan pembersihan lapangan,
pembuatan instalasi pekerjaan sementara dan pekerjaan struktur bawah (pondasi
dan galian tanah). Selanjutnya pendatangan peralatan disesuaikan dengan
kebutuhan di lapangan dan peralatan yang tidak dipergunakan lagi akan
dikeluarkan dari lapangan. Hal ini dibutuhkan untuk mengatur mobilitas alat
dilapangan yang efisien. Bahan yang didatangkan juga disesuaikan dengan
kebutuhan penggunaannya agar kerusakan bahan karena penyimpanan di lapangan
yang terlalu lama dapat dihindari. Hal ini juga disebabkan karena terbatasnya
lahan pekerjaan.
Pada pekerjaan bangunan temporary facility seperti bangunan untuk kantor
kontraktor, los kerja, dan gudang, PT.PP (Persero) Tbk, telah memiliki desian
khusus yang praktis. Di samping itu, pengaturan tata letak bangunan tersebut
harus memperhatikan aspek kelancaran pekerjaan sehingga menjadi efektif dan
efisien.
3.1.2 Pekerjaan Struktur
Pekerjaan struktur gedung bertingkat merupakan pekerjaan yang
memerlukan perencanaan metode pelaksanaan yang lebih detil. Pekerjaan ini
menentukan lintasan kritis yang terjadi karena bentuknya yang bertingkat.
-
17
Sehingga diperlukan perencanaan konsep metode, zoning dan arah pekerjaan yang
tepat. Dalam bagian metode struktur akan disampaikan secara rinci mengenai
konsep metode, zoning dan arah pekerjaan yang digunakan hingga urutan
pekerjaannya. Pekerjaan struktur dapat dikelompokkan berdasarkan material,
elemen strukturnya maupun posisinya terhadap elevasi tanah. Pengelompokan
pekerjaan struktur berdasarkan materialnya adalah :
a. Pekerjaan Pembesian
b. Pekerjaan Pengecoran
c. Pekerjaan Bekisting
Sedangkan berdasarkan elemen struktur yang dikerjakan, pekerjaan
struktur dikelompokkan adalah sebagai berikut:
a. Pekerjaan Pile Cap, tie beam dan pelat lantai basement
b. Pekerjaan Kolom
c. Pekerjaan dinding penahan tanah
d. Pekerjaan dinding shearwall/ Corewall
e. Pekerjaan balok dan pelat lantai
f. Pekerjaan tangga
g. Pekerjaan ramp
h. Pekerjaan baja atap atau kanopi
Pengelompokkan pekerjaan struktur berdasarkan posisinya terhadap
elevasi tanah yaitu :
a. Pekerjaan substructure
b. Pekerjaan upperstructure
-
18
Di samping pekerjaan di atas, terdapat pula pekerjaan yang terkait
langsung dengan pekerjaan struktur (sering disebut sebagai pekerjaan siteworks),
dikerjakan sebelum dan atau selama pekerjaan struktur dimulai yaitu :
a. Pekerjaan dewatering
b. Pekerjaan tanah
Metode pelaksanaan pekerjaan struktur terdiri atas banyak macam.
Beberapa diantaranya adalah sebagai berikut :
a. Metode konvensional
b. Metode precast
c. Metode Topdown
d. Metode Semi Top Down, dll.
Pada Proyek Izzara Apartment GTU metode pekerjaan yang digunakan
metode konvensional. Pemilihan metode sangat tergantung pada kondisi proyek
yang akan dikerjakan. Dapat dimungkinkan untuk melakukan kombinasi atas
beberapa metode pelaksanaan pekerjaan struktur di atas. Banyaknya keterkaitan
antara suatu pekerjaan struktur dengan pekerjaan struktur yang lain dan antara
pekerjaan struktur dengan pekerjaan arsitektur maupun Mekanikal dan Elektrikal,
menuntut perencanaan dan pelaksanaan yang baik. Suatu pekerjaan struktur
tersebut harus dikerjakan berdasarkan urutan yang benar dan dihubungkan dengan
pekerjaan struktur lain juga dengan benar. Rincian suatu pekerjaan dan disusun
dengan urutan tertentu dinamakan work breakdown structure (WBS). Setiap
pekerjaan struktur dapat dibuat WBS berdasarkan elemen dan urutan
pekerjaannya.
-
19
3.1.3 Manajemen Kualitas
Untuk garansi kualitas, PT.PP (Persero), Tbk menggunakan standar
internasional sistem menajemen kualitas dengan aplikasi dari ISO 9001-2008.
Komitmen PT.PP (Persero), Tbk untuk kualitas ditunjukkan dalam kebijakan
perusahaan. Dalam proyek konstruksi, kontrol dasar dari kualitas mengacu pada
beberapa standar, yaitu :
a. ISO 9001-2008
b. Spesifikasi teknik dari proyek
c. Target kualitas PT. PP (Persero), Tbk
d. Quality Management
ISO 9001-2008 adalah standar internasional untuk kualitas sistem
manajemen dari perusahaan. Sistem ini menjadi benchmark dalam hasil kontrol
kualitas dari konstruksi. Spesifikasi teknik dari proyek adalah dokumen yang
menjadi kualitas standar dari material, metode konstruksi, tes dan hasil konstruksi
yang harus dilaksanakan oleh kontraktor yang dibutuhkan oleh owner dari proyek.
Target kualitas PT.PP (Persero), Tbk, adalah hasil standar kualitas
pekerjaan dari tipe pekerjaan yang bervariasi yang ditetapkan oleh PT.PP
(Persero), Tbk, dengan tujuan untuk membuat hasil standar dari pekerjaan dan
meningkatkan kualitas dan menyeragamkan benchmark kualitas yang diinginkan.
Manajemen dari kualitas (quality management) adalah pengaturan dari
kualitas yang harus dilakukan oleh tim proyek berdasarkan dari rencana kualitas,
terget kualitas, papan penilaian, spesifikasi teknik dan ISO 9001-2008.
-
20
Manajemen dari kualitas terdiri dari rencana kualitas, jaminan kualitas dan kontrol
kualitas. Penjelasan detail tentang rencana kualitas dijelaskan terlampir.
3.1.4 Manajemen Keselamatan & Kesehatan Kerja (K3)
Untuk menjamin konstruksi berjalan dengan lancar dan meminimalisir
terjadinya kecelakaan, PT.PP (Persero), Tbk menggunakan standar sistem
managemen kualitas internasional ISO 18001-2007. PT.PP (Persero), Tbk
menunjukkan komitmen keselamatan kerja dalam kebijakan perusahaan. Adapun
dalam pelaksanaan pekerjaan, kontrol dasar dari K3 mengacu pada beberapa
standar, yaitu :
a. OHSAS 18001-2007
b. Technical Specification of The Project
c. Safety Target of PT. PP ( Persero), Tbk.
d. Safety Management
OHSAS 18001- 2007 adalah standar internasional untuk sistem
menagemen keselamatan. Sistem ini menjadi benchmark dalam kontrol
keselamatan dalam konstruksi.
Spesifikasi teknik proyek adalah dokumen yang menjadi standar
keselamatan dari konstruksi yang harus dilakukan oleh kontraktor yang
dibutuhkan oleh pemilik proyek. Target keselamatan dari PT. PP (Persero), Tbk
adalah standar keselamatan konstruksi yang ditetapkan oleh PT. PP (Persero), Tbk
dengan tujuan untuk standarisasi keselamatan dan meningkatkan kondisi
keselamatan dan menyeragamkan benchmark keselamatan yang diinginkan.
-
21
Manajemen keselamatan adalah pengaturan dari keselamatan yang harus
dilakukan oleh tim proyek berdasarkan dari rencana keselamatan, terget
keselamatan, papan penilaian, spesifikasi teknik dan OHSAS 18001-2007.
Managemen keselamatan terdiri dari rencana keselamatan, pelaksanaan,
administrasi dan laporan rencana keselamatan. Penjelasan detail tentang rencana
keselamatan dijelaskan dalam bagian lain dalam metode pelaksanaan ini.
3.2 PERENCANAAN PROYEK
Perencanaan merupakan salah satu bagian terpenting dalam sebuah
manajemen proyek. Secara umum, perencanaan adalah suatu tahapan dalam
sebuah proyek yang di dalamnya terdapat proses desain proyek yang akan
dibangun, baik dalam hal bentuk fisik, sruktur organisasi, teknis pekerjaan, waktu
maupun biaya, agar proyek tersebut berjalan sesuai apa yang diharapkan. Sebuah
manajemen proyek harus membuat langkah-langkah proaktif dalam melakukan
perencanaan yang baik agar sasaran dan tujuan dapat dicapai. Adapaun tujuan dari
perencaan proyek adalah untuk memenuhi persyaratan spesifikasi proyek yang
ditentukan dalam batasan biaya, mutu dan waktu ditambah dengan terjaminnya
faktor keamanan (safety).
3.3 STRUKTUR ORGANISASI PROYEK
Salah satu bagian dari manajemen proyek yang memegang peranan cukup
penting adalah organisasi proyek. Sebuah proyek akan berjalan baik dan berhasil
jika di dalamnya terdapat sebuah organisasi proyek yang baik. Pengorganisasian
-
22
dalam proyek bertujuan untuk melakukan pengelolaan proyek dengan tujuan
mengatur tahap-tahap pelaksanaan pekerjaan dalam mencapai tujuan proyek
tersebut. Sedangkan organisasi dalam proyek merupakan sebuah sistem yang
melibatkan banyak pihak yang saling bekerja sama dan melengkapi dalam
melaksanakan serangkaian kegiatan. Oleh karena itu unsur-unsur yang terlibat
dalam organisasi proyek tersebut harus saling bekerja sama dan bersinergi dan
juga memiliki rasa tanggung jawab terhadap tugas, kewajiban serta wewenang
yang telah diberikan sesuai dengan keahlian dan bidang masing-masing.
Secara garis besar pihak-pihak yang terlibat dalam proyek pembangunan
mulai dari tahap perencanaan sampai dengan tahap pelaksanaan dapat dibagi
menjadi tiga pihak :
1. Pemilik proyek (owner)
2. Pihak konsultan (perencana/ pengawas)
3. Pihak kontraktor (pelaksana)
-
23
Keterangan:
Garis Instruksi :
Garis Koordinasi :
Gambar 3.2 Skema Hubungan Kerja ProyekSumber: PT. PP (Persero) Tbk, 2014
3.3.1 Pemberi Tugas/ Pemilik (Owner)
Pemilik (owner) dapat berupa perorangan, perusahaan atau pemerintah
yang mempunyai ide atau gagasan untuk membangun suatu bangunan konstruksi
dan akan mewujudkan ide atau gagasannya tersebut menjadi suatu bangunan.
KONTRAKTOR PELAKSANA
PT. PP (PERSERO) TBK
SUB KONTRAKTOR SUB KONTRAKTOR SUB KONTRAKTOR
KONSULTAN PERENCANA
PT. ATELIER 6 STRUKTUR
KONSULTAN MK
PT. KANDU
OWNER
PT. GRADE TRAMITRA USAHA
-
24
Tugas dan wewenang pemilik antara lain :
1. Menyediakan biaya untuk seluruh proses pembangunan yang akan
dikerjakan pada proyek tersebut.
2. Menunjuk konsultan perencana, pengawas, dan kontraktor utama.
3. Menentukan jumlah pembayaran dan waktu pembayaran.
4. Memiliki kedudukan tertinggi untuk memberikan keputusan mengenai
proyek.
3.3.2 Konsultan
a. Konsultan Pengawas
Dalam pelaksanaan pekerjaan, pemilik proyek menunjuk suatu perusahaan
yang berbadan hukum untuk mengawasi kegiatan yang dilakukan atau
dilaksanakan oleh kontraktor agar segala pekerjaan yang dilakukan oleh pihak
kontraktor sesuai dengan rancangan yang telah dibuat sebelumnya serta mutu dari
pekerjaan dapat sesuai rencana secara maksimal. Pemilihan pihak konsultan
manajemen konstruksi didasarkan atas akreditasinya dan pengalamannya.
Konsultan manajemen konstruksi akan memberikan laporan harian, mingguan dan
bulanan tentang perkembangan pelaksanaan proyek kepada pemilik proyek dan
pimpinan proyek.
Tugas dan tanggung jawab konsultan manajemen konstruksi yaitu :
1. Membantu pengelolaan proyek dalam mengembangkan sasaran yang akan
dicapai dari aspek biaya, waktu, dan mutu pekerjaan.
-
25
2. Mengkoordinasikan, mengarahkan dan mengendalikan pelaksanaan
kontraktor dalam aspek mutu, biaya, waktu, dan keselamatan dalam
pekerjaan.
3. Memeriksa gambar detail pelaksanaan (shop drawing).
4. Memeriksa laporan dan hasil pekerjaan kontraktor.
b. Konsultan Perencana
Konsultan perencana adalah suatu perusahaan (Badan Usaha) yang
ditunjuk oleh pemilik (owner) untuk mewujudkan ide atau gagasannya kedalam
suatu gambar perencanaan yang lengkap termasuk spesifikasi serta anggaran
biayanya.
Tugas dan wewenang konsultan perencana adalah :
1. Melakukan perhitungan konstruksi, perhitungan taksiran anggaran biaya
dan rencana kerja.
2. Membuat rancangan bangunan yang meliputi gambar arsitektur, gambar
struktural serta gambar kelengkapan lainnya sesuai dengan keinginan
pemilik (owner) yang disesuaikan menurut peraturan daerah yang berlaku.
3. Melakukan pengawasan pelaksanaan konstruksi secara berkala.
3.3.3 Kontraktor
Kontraktor adalah badan yang menerima pekerjaan dan menyelenggarakan
suatu pekerjaan sesuai dengan tugas dan biaya yang telah ditetapkan berdasarkan
gambar rencana dan peraturan serta syarat yang telah ditetapkan.
-
26
Hak dan kewajiban kontraktor :
1. Melaksanakan suatu pekerjaan sesuai dengan perencanaan, peraturan dan
syarat-syarat, risalah penjelasan pekerjaan, dan yang telah ditentukan.
2. Membuat laporan hasil pekerjaan yaitu laporan harian, mingguan, bulanan.
3. Membuat gambar pelaksanaan yang disahkan oleh konsultan pengawas.
4. Menyediakan alat keselamatan kerja untuk menjaga keselamatan pekerja.
5. Menyerahkan pekerjaan yang telah diselesaikan sesuai dengan ketetapan.
Selain pihak-pihak tersebut, masih ada pihak lain yang membantu
Pelaksanaan Proyek Izzara Apartment GTU, yaitu :
1. Project Manager
Project Manager adalah pemimpin tertinggi dalam proyek yang
mempunyai tugas dan tanggung jawab langsung memimpin pelaksanaan
kegiatan proyek sesuai kontrak. Project Manager dituntut untuk
memahami dan menguasai rencana kerja proyek secara keseluruhan dari
segi mutu, waktu dan biaya. Tugas dan wewenang dari Project Manager
adalah sebagai berikut :
a. Kepemimpinan seorang Project Manager harus ditunjukkan dalam
semua tahapan proyek.
b. Project Manager memiliki kebebasan dalam mengatur proyek.
c. Project Manager bersama dengan tim manajemen proyek harus
mengkoordinir berbagai organisasi yang ada dalam proyek.
d. Project Manager bersama dengan tim manajemen proyek bertanggung
jawab menentukan kualitas dan nilai proyek.
-
27
e. Project Manager wajib mengetahui proyek dan seluk-beluknya.
Project Manager harus selalu ditugaskan sebelum dimulai
perencanaan proyek dilaksanakan.
f. Project Manager juga mempunyai tanggung jawab kepada sumber
daya manusia untuk menerima dan melepas bawahannya.
g. Project Manager wajib membuat pelaporan rangkap kepada manajer
fungsional dan timnya sendiri.
h. Project Manager dan tim manajemen risiko memberi tanggapan
kepada pemilik proyek terhadap resiko yang dilaporkan.
i. Project Manager yang diusulkan harus bersertifikat Project
Management Profesional (PMP) atau memiliki dokumentasi
pengalaman kerja sebelumnya.
2. Site Manager
Site Manager mempunyai tanggung jawab langsung kepada Project
Manager maupun bertindak atas nama Project Manager dalam
melaksanakan pekerjaan proyek jika Project Manager berhalangan hadir.
Tugas dan wewenang Site Manager adalah sebagai berikut :
a. Membantu Project Manager menangani Technical Planning di
lapangan juga menaati Project Quality Plan.
b. Mengevaluasi kemajuan proyek secara berkala bersama seluruh tim
proyek.
c. Mengadakan surat menyurat dengan wakil owner dan konsultan
pengawas berkaitan dengan kegiatan di lapangan.
-
28
d. Memeriksa dan mengevaluasi biaya subkontraktor bersama Project
Manager.
e. Membahas hasil rapat dengan owner dan konsultan pengawas.
f. Membuat dan mengontrol Rencana Anggaran Biaya (RAB) bersama
Project Manager.
g. Menyelenggarakan rapat-rapat intern.
h. Memeriksa laporan biaya proyek.
3. Quality Control Staff
Quality Control Staff adalah sekelompok orang yang bertugas menjaga
standarisasi kualitas produk mulai dari persiapan, penyimpanan, produksi,
sampai tahap pemakaian. Tugas dan wewenang Quality Control Staff
adalah sebagai berikut :
a. Melaksanakan dan mengendalikan prosedur proyek dengan baik.
b. Mengarsipkan catatan-catatan untuk dokumen.
c. Mengawasi perbaikan atas prosedur kegiatan yang tidak sesuai.
d. Mempersiapkan informasi kebutuhan material serta dana kepada sub
kontraktor yang diperlukan untuk menyelesaikan proyek, baik dalam
bentuk volume, jenis dan Shop Drawing.
e. Menjamin pelaksanaan inspeksi dan pengujian secara berkala dengan
akurat sesuai tahapan pekerjaan proyek.
f. Memastikan bahwa tahapan pekerjaan dapat dilanjutkan jika telah
memenuhi standar mutu yang telah disyaratkan.
-
29
4. Quantity Surveyor Staff
Quantity Surveyor Staff adalah orang yang bertugas menangani kontrak
yang dibuat demi kelancaran suatu proyek. Quantity Surveyor Staff
biasanya bekerja pada tahapan perencanaan. Tugas dan wewenang
Quantity Surveyor Staff adalah sebagai berikut :
a. Melakukan market survey untuk mendapatkan harga material bahan
bangunan yang akan digunakan dengan mengacu pada Techincal
Spesification dan dokumen bestek.
b. Menentukan kisaran harga bahan bangunan yang digunakan
sebelumnya.
c. Melaporkan hasil penerapan sistem ke kantor pusat/ cabang serta
menjamin laporan tersebut sesuai ketentuan prosedur.
d. Mengendalikan semua dokumen sistem manajemen mutu dan K3 yang
dipakai sebagai acuan kerja proyek.
e. Melakukan perhitungan terhadap analisa harga satuan (AHS) berikut
harga satuan pekerjaan (HSP) sesuai dengan kebijakan manajemen
proyek.
5. Safety Supervisor
Bertanggung jawab atas terselenggaranya program Kesehatan dan
Keselamatan Kerja (K3) di suatu proyek. Berikut adalah tugas dan
wewenang dari Safety Supervisor :
a. Memantau dan menyelenggarakan system K3 dengan baik.
b. Mempersiapkan rambu-rambu K3 yang diperlukan pada tempatnya.
-
30
c. Mempersiapkan lingkungan kerja yang aman dan nyaman.
d. Memberikan briefing pada pembantu pelaksana, mandor, dan sub
kontraktor.
e. Mengambil tindakan terhadap kecelakaan kerja yang terjadi.
f. Menyelenggarakan apel safety dan kampanye K3.
6. Engineering Team
Engineering Team adalah sebuah kelompok kerja yang tugasnya
berhubungan dengan gambar kerja. Berikut adalah tugas dan wewenang
Engineering Team :
a. Berkoordinasi dengan Site Manager dan MEP Coordinator.
b. Mengantisipasi masalah yang timbul selama kegiatan engineering
berlangsung terhadap hasil pekerjaan di lapangan.
c. Mengendalikan pembuatan shop drawing yang meliputi struktural,
arsitektur dan landscape sesuai jadwal.
d. Mengevaluasi data teknis supplier/ sub kontraktor dalam rangka
proses persetujuan manajemen konstruksi/ owner.
e. Memonitor proses kegiatan pelaksanaan pekerjaan di lapangan dan
segera mengusulkan adanya langkah koreksi bila terjadi
penyimpangan kepada Chief Engineer.
7. Drafter
Drafter adalah orang yang bertugas membuat, memperbarui, dan
mendistribusikan gambar kerja (shop drawing), gambar terpasang (as built
drawing) untuk di lapangan dan di kantor pusat sebagai laporan akhir.
-
31
Gambar yang dihasilkan harus mendapat persetujuan dari konsultan.
Berikut tugas dan wewenang Drafter :
a. Membuat gambar-gambar kerja sesusi pengarahan Engineer proyek
dan jadwal yang ditetapkan.
b. Memeriksa kelengkapan dan sistem gambar sesuai standar yang telah
ditetapkan.
c. Memeriksa kesesuaian gambar untuk construction dari konsultan/
owner terkait dengan bidang kerja lainnya (MEP, sipil, arsitek,
landscape dan lain-lain).
d. Membuat dan menyiapkan dokumen As Built Drawing.
8. Supervisor
Supervisor adalah seseorang yang mengawasi pekerjaan di lapangan agar
sesuai dengan gambar kerja serta kualitas yang telah ditetapkan. Ada 2
jenis supervisor yaitu supervisor struktur dan finishing.
9. Surveyor
Tugas dan tanggung jawab surveyor adalah sebagai berikut :
a. Melaksanakan pemeriksaan/ pemeliharaan rutin terhadap alat ukur
yang digunakan.
b. Menentukan titik referensi awal proyek.
c. Mengkalibrasi secara berkala dan pemeriksaan alat ukur selama
pelaksanaan proyek.
d. Menetapkan asumsi-asumsi yang diperlukan pada saat pengukuran.
e. Menjamin keakuratan hasil pengukuran.
-
32
f. Melaksanakan marking untuk keperluan pelaksanaan proyek.
g. Menjamin segala arsip-arsip baik mengenai alat ukur dan hasil
pengukuran agar terdokumentasi.
10. SEM (Site Engineer Manager)
Tugas dan wewenang Site Engineer Manager yaitu :
a. Bertanggung jawab atas urusan teknis yang ada dilapangan.
b. Memberikan cara-cara penyelesaian atas usul-usul perubahan desain
dari lapangan berdasarkan persetujuan pihak pemberi perintah kerja,
sedemikian rupa sehingga tidak menghambat kemajuan pelaksanaan
di lapangan.
c. Melakukan pengawasan terhadap hasil kerja apakah sesuai dengan
dokumen kontrak.
11. SAM (Site Administration Manager)
Tugas Site Administration Manager yaitu :
a. Bertanggung jawab atas penyelenggaraan administrasi di lapangan.
b. Mebuat laporan keungan mengenai seluruh pengeluaran proyek.
c. Membuat secara rinci pembukuan keungan proyek.
d. Memeriksa pembukuan arsip-arsip selama pelaksanaan proyek.
12. SOM (Site Operation Manager)
Tugas Site Operation Manager yaitu :
a. Mengkoordinir pelaksanaan pekerjaan di lapangan.
b. Melaksanakan kegiatan sesuai dokumen kontrak.
-
33
c. Menetapkan rencana dan petunjuk pelaksanaan untuk keperluan
pengendalian dari pelaksanaan pekerjaan.
3.4 MANAJEMEN PELAKSANAAN PROYEK
Pada manajemen pelaksanaan proyek membahas mengenai progress
pekerjaan yang digambarkan melalui laporan harian, mingguan, dan bulanan.
Pada proyek ini, laporan harian, mingguan, dan bulanan dibuat oleh kontraktor.
Setelah itu dilaporkan kepada pengawas dan disesuaikan dengan laporan
pengawas.
3.4.1 Laporan Harian
Laporan harian dibuat oleh kontraktor pelaksana. Kontraktor pelaksana
mempunyai kewajiban untuk membuat dan menyimpan laporan harian yang berisi
hal-hal sebagai berikut :
1. Kuantitas dan macam bahan yang ada dilapangan.
2. Penempatan tenaga kerja untuk setiap macam tugas dan keterampilannya.
3. Jumlah, jenis dan kondisi peralatan yag tersedia.
4. Taksiran kuantitas pekerjaan yang dilaksanakan.
5. Jenis dan uraian pekerjaan yang dilaksanakan.
6. Catatan-catatan lain yang berkenaan dengan pelaksanaan, perubahan
desain, gambar kerja, spesifikasi teknis dan kelambatan pekerjaan
dibanding dengan rencana serta upaya pemecahannya.
-
34
3.4.2 Laporan Mingguan
Laporan mingguan dibuat setiap minggu yang berisikan rangkuman dari
laporan harian dan berintikan jenis dan kemajuan fisik kumulatif pekerjaan dalam
periode satu minggu, serta hal-hal atau kejadian-kejadian penting. Laporan
mingguan ini dibuat oleh Kontraktor.
3.4.3 Laporan Bulanan
Laporan bulanan merupakan hasil rekapitulasi dan monitoring dari laporan
harian dan mingguan yang menunjukkan gambaran mengenai kemajuan dan
prestasi kerja selama kurun waktu satu bulan. Sehingga dengan begitu pemilik
proyek dapat mengontrol kegiatan proyek tersebut.
Isi laporan bulanan mencakup hal-hal sabagai berikut :
1. Rangkuman pekerjaan selama satu bulan dan perbandingannya terhadap
rencana yang telah ditentukan.
2. Status gambar yang telah selesai dikerjakan.
3. Pengaturan biaya anggaran proyek dan biaya pengeluran proyek.
4. Pengeluaran biaya dan progress pelaksanaan selama satu bulan yang
disesuaikan dengan kurva s.
5. Penjelasan mengenai usaha yang dilakukan untuk meminimalisir
ketidaksesuaian agar realisasi dapat tercapai sesuai dengan rencana.
6. Rangkuman ijin pelaksanaan.
7. Foto-foto dokumentasi bangunan.
8. Rencana kerja untuk bulan selanjutnya.
-
35
3.5 PENGENDALIAN MUTU, WAKTU DAN BIAYA
Pengendalian proyek merupakan suatu kegiatan pengawasan atau
monitoring suatu proyek seperti penggunaan biaya dan waktu serta evaluasi atau
pengambilan langkah-langkah yang diperlukan pada saat pelaksanaan agar proyek
tersebut dapat berjalan dengan lancar, mendapatkan mutu yang baik dan dapat
selesai sesuai dengan yang direncanakan. Tujuan dari kegiatan pengendalian
proyek ini adalah:
1. Memperoleh kualitas bangunan yang sesuai dengan perencanaan
(pengendalian mutu).
2. Waktu pelaksanaan sesuai dengan time schedule sehingga pihak owner
maupun kontraktor pelaksana tidak merasa dirugikan karena adanya
keterlambatan (pengendalian waktu).
3. Meningkatkan efisiensi pekerjaan sehingga dapat meminimalisir
pengeluaran proyek (pengendalian biaya).
3.5.1 Pengendalian Mutu Proyek
Pengendalian mutu proyek adalah mengendalikan jalannya pelaksanaan
proyek agar mendapatkan mutu yang baik dan sesuai dengan syarat yang
ditentukan dalam kontrak. Pengendalian mutu dilaksanakan dengan dua macam
cara, yaitu pengawasan pekerjaan dan uji mutu dari setiap pekerjaan yang
dilakukan. Pengendalian mutu ini mutlak diperlukan untuk memperoleh hasil
yang diinginkan sesuai dengan spesifikasi dan kualitas mutu yang telah
disepakati. Kegiatan pengawasan dilakukan untuk memperoleh mutu pekerjaan
-
36
dan bahan material yang berkualitas sesuai dengan sistem pengujian dan
persyaratan mutu yang telah disepakati, seperti berikut :
1. Mutu Beton
Pelaksanaan pengendalian mutu beton dilakukan dengan semua
bahan beton yang akan digunakan harus bahan-bahan yang terbaik dan
sudah teruji kualitasnya serta harus memenuhi persyaratan SNI 03-2847-
2002. Beton yang digunakan adalah ready mix dengan mutu beton fc 30
Mpa, fc 35 Mpa, fc 40 Mpa, fc 45 Mpa, dan fc 50 Mpa. Beton harus
mencapai lima tepat logistik, yaitu :
a. Tiba di tempat
b. Jumlah yang tepat
c. Harga yang tepat
d. Kualitas yang tepat
e. Pada saat yang tepat.
Menyediakan tenaga kerja, bahan material, tempat kerja, peralatan,
dan alat pendukung lain yang digunakan mengacu dari spesifikasi dan
gambar yang telah ditentukan dengan memperhatikan waktu, biaya,
kualitas dan keamanan pekerjaan.
2. Mutu Baja Tulangan
Semua bahan dan konstruksi yang akan digunakan harus memenuhi
standar umum yang dipakai di Indonesia, yaitu SNI 03-1729-2002 tentang
Tata Cara Perencanaan Struktur Baja untuk Bangunan Gedung. Untuk
-
37
mengetahui syarat mutu baja terpenuhi atau tidak, maka terlebih dahulu
diadakan pengujian, yaitu :
a. Pengujian sample baja tulangan yang dilakukan di laboratorium
penguji yang berwenang terdiri dari tes tarik dan tes tekuk.
b. Semua baja tulangan harus bersih dan sesuai dengan ukuran pabrik.
c. Tidak boleh melakukan pengecoran jika besi yang terpasang belum
ada persetujuan dari pengawas.
d. Mutu Air, Air yang digunakan harus bersih, tidak mengandung
minyak. Bebas dari bahan organik, asam, alkali, garam, dan kotoran
lain dalam jumlah yang besar karena dapat mempengaruhi kualitas
beton dan besi tulangan. Jika terdapat keraguan, maka harus dilakukan
pengujian di laboratorium untuk memastikan kelayakan air.
3. Pembesian
Besi beton yang digunakan adalah besi beton ulir (deformamed
bar) tegangan leleh 4000 kg/cm2 (BJTD-40). Persyaratan besi tersebut
sesuai dengan SII 0136-84.
4. Pengujian Kekuatan Beton
Pengujian kekuatan beton ini bertujuan untuk mengetahui nilai kuat
tekan karakteristik suatu campuran beton pada umur tertentu. Selain itu
untuk mengetahui nilai perbandingan campuran yang akan menghasilkan
beton sesuai dengan mutu yang telah direncanakan.
Penetapan kekuatan beton dalam satuan MPa dilakukan dengan uji
kekuatan beton (crushing test) pada benda uji silinder berukuran 15 x 30
-
38
cm. Cara pembuatan dan jumlah benda uji silinder tersebut harus
berdasarkan syarat dan sesuai dengan SNI 03-2847-2002. Setiap
pengiriman beton ready mixed dari suatu batch yang dipilih secara acak
harus diambil :
Truk pertama : 1 x 4 benda uji
Truk ke-2 sampai ke-5 : 2 x 4 benda uji
Truk ke-6 sampai ke-10 : 3 x 4 benda uji
Truk ke 10 sampai berikutnya : 1 x 4 benda uji
Pada Proyek Izzara Apartment GTU, dari setiap set benda uji (4
silinder), satu benda uji digunakan untuk percobaan kekuatan beton umur
7 hari, dua benda uji untuk percobaan kekuatan beton umur 28 hari, dan
satu benda uji disimpan untuk test cadangan jika diperlukan. Pengujian
beton dengan crushing test memiliki beberapa prosedur, yaitu :
a. Menyiapkan cetakan beton silinder dengan diameter 15 cm dan tinggi
30 cm.
b. Memasukkan sebagian dari adukan beton yang telah diuji slump ke
dalam cetakan yang dibagi menjadi 3 bagian yang sama. Kemudian
ditusuk-tusuk sebanyak 25 kali pada tiap bagian.
c. Meratakan bagian atasnya dan memberi kode pengecoran tiap silinder
beton.
d. Setelah didiamkan dan direndam sesuai dengan waktu yang telah
ditentukan, beton tersebut dibawa ke laboratorium untuk uji kuat tekan
beton.
-
39
e. Berdasarkan data yang diperoleh, maka dapat ditentukan nilai kuat
tekan rata-rata dari benda uji.
f. Menghitung standar deviasi dan kuat tekan karakteristik.
5. Pengujian Slump Test
Pengujian Slump Test dimaksudkan untuk mengukur kekentalan
dari beton dengan tujuan mempermudah dalam pengerjaannya
(workability). Pengujian Slump Test dilakukan pada setiap truck mixer
yang datang sebelum pengecoran dilakukan. Pengujian Slump Test dengan
menggunakan Kerucut Abrams (Abrams Cone) dengan diameter atas 10
cm, diameter bawah 20 cm, dan tinggi 30 cm. Prosedur pengujian Slump
Test adalah sebagai berikut:
a. Mengambil adukan beton yang baru dikeluarkan dari truck mixer.
b. Meletakkan Kerucut Abrams di atas alas yang rata dan tidak menyerap
air.
c. Memasukkan adukan beton ke dalam kerucut secara bertahap
sebanyak 3 lapis dengan ketebalan yang sama.
d. Setiap lapisan ditusuk-tusuk sebanyak 25 kali dengan batang pemadat.
Kemudian meratakan bagian atas.
e. Membersihkan adukan beton yang berada di sekitar kerucut.
f. Menarik kerucut ke arah vertikal secara perlahan-lahan.
g. Mengukur segera penurunan puncak kerucut terhadap tingginya. Hasil
pengukuran ini yang disebut sebagai slump dan merupakan ukuran
kekentalan adukan beton.
-
40
h. Adukan beton dengan hasil slump yang tidak memenuhi syarat maka
tidak boleh digunakan.
6. Perawatan Beton
Tujuan perawatan beton adalah untuk mencegah penguapan yang
berlebihan, karena dapat mengakibatkan terjadinya hambatan dan
gangguan dalam proses hidrasi. Perawatan ini dimulai sejak bekisting
mulai dibuka. Pelaksanaan perawatan beton (curing) dapat dilakukan
dengan berbagai cara, yaitu dengan menggunakan karung yang basah,
penyiraman beton, dan penambahan zat adiktif pada saat pengecoran. Pada
Proyek Izzara Appartment GTU, untuk area parkir, area hunian
menggunakan floor hardener agar memperkuat permukaan lantai beton
terhadap gesekan, khususnya beban berat dan benturan.
3.5.2 Pengendalian Waktu Proyek
Pengendalian waktu pada suatu proyek biasanya dilakukan dengan sistem
penjadwalan dengan pembuatan time schedule. Time schedule merupakan sistem
pengendalian waktu dengan menetapkan pembagian waktu untuk masing-masing
tahap pekerjaan yang disesuaikan dengan urutan logika pekerjaan. Pengendalian
waktu dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut :
1. Pengendalian jumlah tenaga kerja sesuai dengan kebutuhan. Apabila ada
keterlambatan maka perlu penambahan tenaga kerja atau jam kerja
tambahan (kerja lembur).
-
41
2. Pengecekan pengadaan material dan peralatan yang selalu siap jika suatu
pekerjaan akan berlangsung.
3. Menempatkan tenaga ahli pada setiap pekerjaan dengan keahlian masing-
masing.
Sebelum melaksanakan suatu pekerjaan, maka pihak kontraktor pelaksana
harus membuat rencana kerja (master schedule) sebagai pengontrol dan
pengendali. Fungsi master schedule adalah:
1. Sebagai pedoman bagi kontraktor agar dapat memperkirakan segala hal
yang berkaitan dengan pelaksanaan pekerjaan.
2. Sebagai kontrol terhadap durasi waktu pelaksanaan proyek.
3.5.3 Pengendalian Biaya Proyek
Pengendalian biaya pada suatu proyek dimaksudkan agar biaya yang
dikeluarkan oleh proyek tidak melebihi anggaran yang sudah direncanakan.
Pengendalian biaya di proyek dilakukan oleh bagian Cost Control dengan cara
membuat rekapitulasi biaya yang telah dikeluarkan. Besarnya biaya yang
dikeluarkan selanjutnya akan dibandingkan dengan Rencana Anggaran Biaya
(RAB). Pengendalian biaya dilakukan secara rutin selama pelaksanaan proyek.
Pengendalian biaya proyek sangat erat dan dipengaruhi oleh hal-hal sebagai
berikut :
1. Pengendalian waktu pelaksanaan proyek.
2. Pengendalian mutu dan hasil pelaksanaan proyek.
-
42
3. Pengendalian sistem manajemen operasional proyek yang bersangkutan,
yang tidak konsisten dalam pelaksanaannya.
3.6 KONTRAK KERJA
Kontrak kerja konstruksi dibuat sebagai dasar hukum dan pedoman
pelaksanaan bagi kontraktor yang diberikan oleh pemilik proyek. Kontrak kerja
juga berfungsi sebagai rambu-rambu bagi kontraktor maupun pemilik proyek
mengenai hal-hal yang menjadi kewajiban dan haknya dalam sebuah hubungan
kerja pelaksanaan kontrak kerja konstruksi. Kontrak kerja dalam bidang
konstruksi dapat diklasifikasikan berdasarkan beberapa hal, yaitu :
1. Berdasarkan cara penunjukannya, kontrak kerja dibedakan menjadi dua
jenis, yaitu :
a. Kontrak kerja langsung (penunjukan langsung).
b. Kontrak kerja tender (penunjukan melalui lelang).
2. Berdasarkan cara penentuan harga, kontrak kerja dibedakan menjadi
beberapa jenis, antara lain :
a. Lump Sump Fixed Price Contract
Kontrak kerja sistem lump sump adalah kontrak pengadaan
barang atau jasa atas penyelesaian seluruh pekerjaan dalam batas
waktu tertentu dengan jumlah harga yang pasti dan tetap serta semua
resiko yang mungkin terjadi dalam proses penyelesaian pekerjaan
sepenuhnya ditanggung oleh penyedia barang atau jasa.
-
43
b. Fixed Unit Price Contract
Fixed unit price contract adalah pengadaan barang atau jasa atas
penyelesaian seluruh pekerjaan dalam batas waktu tertentu
berdasarkan harga satuan yang pasti dan tetap untuk setiap satuan
pekerjaan dengan spesifikasi teknis tertentu yang volume
pekerjaannya masih bersifat sementara. Sedangkan pembayarannya
didasarkan pada hasil perhitungan bersama atas volume pekerjaan
yang benar-benar telah dilaksanakan oleh penyedia barang atau jasa.
c. Cost Plus Fee Contract
Cost plus fee contract adalah kontrak kerja dimana kontraktor
mendapat fee yang telah disepakati jumlahnya sebelum pekerjaan
dilakukan selain mendapat penggantian dana yang telah dikeluarkan.
d. Target Estimate with Penalty and Incentive Fee Contract
Kontrak dengan sistem ini kontraktor dimungkinkan untuk
mendapatkan sejumlah tambahan fee atau incentive jika bisa
menyelesaikan pekerjaan dengan jumlah biaya kurang dari biaya
rencana. Akan tetapi jika biaya lebih dari biaya rencana makan
kontraktor bisa saja dikenakan sejumlah sanksi.
3. Berdasarkan cara penyediaan dana setiap tahun anggaran, kontrak kerja
dibedakan menjadi dua jenis, yaitu :
a. Kontrak konstruksi dalam satu tahun anggaran.
b. Kontrak konstruksi lebih dari satu tahun anggaran (multi years
contract).
-
44
3.6.1 Tipe Kontrak yang Digunakan
Proyek Izzara Apartment GTU, dalam perjanjian kontrak kerjanya
menggunakan kontrak kerja Lump Sump Fixed-Price (Lump Sump Contract)
antara owner (PT. Grage Trimitra Usaha) dan kontraktor pelaksana (PT.PP
(persero), Tbk) yaitu kontraktor menawarkan untuk menyelesaikan seluruh
pekerjaan dalam batas waktu tertentu dengan biaya tetap meskipun terjadi
perubahan volume pekerjaan dan semua resiko yang terjadi dalam proses
penyelesaian pekerjaan ditanggung oleh kontraktor.
Pembayaran yang dilakukan oleh pemilik proyek dilakukan dengan
mengukur hasil kerja yang sudah dilaksanakan dalam proyek, tidak ada batasan
berapa kali dan berapa persen yang akan dibayar. Penagihan harus memiliki izin
dan persetujuan dari pemilik proyek, setelah adanya kemajuan fisik proyek baik di
lapangan maupun dilihat dari laporan progress.
Progress tersebut dilihat dari laporan mingguan dan bulanan yang
diajukan oleh kontraktor dan konsultan pengawas setelah adanya pengecekan
terlebih dahulu. Jika progress yang telah diajukan sesuai dengan keadaan yang
ada di lapangan, maka proses penagihan bisa dilanjutkan setelah mendapat
persetujuan dari owner.
-
45
BAB 4
PELAKSANAAN PEKERJAAN DI LAPANGAN
4.1 KONDISI EKSISTING DI LAPANGAN
Pelaksanaan pekerjaan yang sedang berlangsung pada waktu pengamatan
yang dilakukan saat tugas kerja praktek di Tower 2 Izzara Apartment GTU, adalah
sedang berlangsungnya pembangunan struktur atas di lantai 5. Adapun
pelaksanaan pekerjaan yang sedang berlangsung meliputi pekerjaan struktur
kolom, pekrjaan balok, pekerjaan pelat, dan pekerjaan pengecoran. Pembangunan
Tower 2 Izzara Apartment GTU direncanakan akan dibangun 30 lantai dan
direncanakan akan selesai pada bulan oktober 2015.
4.2 PERALATAN YANG DIGUNAKAN
Saat ini proyek konstruksi bangunan bertingkat semakin berkembang,
dalam pelaksanaannya segala sesuatu harus direncanakan dengan tepat dan
cermat. Salah satunya adalah perencanaan penggunaan peralatan konstruksi yang
tepat agar dapat menunjang kelancaran pelaksanaan pekerjaan di lapangan. Dalam
pemilihan alat konstruksi yang terpenting adalah mengidentifikasi alat untuk
mengetahui fungsi serta dapat memperkirakan produktifitas suatu alat.
Pemilihan jenis dan jumlah peralatan yang akan digunakan pada suatu
proyek diperlukan beberapa pertimbangan, diantaranya adalah sebagai berikut :
-
46
1. Biaya yang tersedia
2. Jenis pekerjaan yang dilaksanakan
3. Jangka waktu pelaksanaan
4. Kondisi lapangan
5. Spesifikasi dan kapasitas alat
6. Kondisi alat
7. Kemampuan sumber daya yang ada
Adapun alat-alat yang digunakan pada proyek pembangunan Izzara
Apartment GTU adalah sebagai berikut :
4.2.1 Theodolite
Melakukan survei tanah adalah hal yang harus dilakukan pada tahap awal
pembangunan proyek gedung. Dalam proyek pembangunan Izzara Apartment
GTU theodolite digunakan untuk menentukan titik as bangunan, ketegaklurusan
bangunan, menentukan elevasi bangunan, dan membuat sudut-sudut bangunan.
Dalam penggunaannya, theodolite didirikan pada tripod.
-
47
Gambar 4.1 Theodolite
4.2.2 Waterpass
Waterpass digunakan untuk menentukan elevasi untuk lantai, balok, dan
lain-lain yang membutuhkan elevasi berdasarkan ketinggian titik yang diketahui.
Alat ini digunakan untuk mengecek ketinggian penulangan agar tidak melebihi
tinggi rencana dan mengecek ketebalan lantai saat pengecoran, sehingga lantai
yang dihasilkan datar. Selain itu juga dapat digunakan untuk pembuatan tanda/
marking pada kolom atau dinding sebagai acuan pekerjaan lain, seperti acuan
untuk pekerjaan dinding panel precast, serta dapat digunakan dalam pengecekan
settlement bangunan.
-
48
Gambar 4.2 Waterpass
4.2.3 Excavator
Exavator berfungsi untuk menggali tanah (digging), memuat material ke
dump truck (loading), mengangkat material (lifting), meratakan (grading) dan lain
- lain. Tujuannya adalah untuk membantu dalam melakukan pekerjaan yang sulit
dikerjakan dengan tangan manusia, sehingga pekerjaan konstruksi menjadi lebih
ringan dan dapat mempercepat waktu pengerjaan serta dapat menghemat waktu.
Excavator yang digunakan pada proyek Izzara Apartment adalah jenis backhoe.
-
49
Gambar 4.3 Excavator
4.2.4 Tower Crane (TC)
Hampir semua proyek gedung bertingkat tinggi menggunakan alat ini,
fungsi utamanya adalah sebagai alat lalu lintas material dari bawah menuju atas
atau sebaliknya. Misalnya digunakan saat melakukan pekerjaan pengecoran beton
dengan cara mengangkat beton dengan bucket dari truck mixer menuju area
pengecoran, fungsi lainya misalnya untuk mobilisasi besi tulangan ke area
pekerjaan. Penggunaan TC ini perlu direncanakan dengan baik dari sisi
penempatan, pondasi TC dan pengaturan jadwal penggunaan alat sehingga tower
crane dapat terpakai secara maksimal. Dalam proyek pembangunan Izzara
Apartment GTU menggunakan 2 tower crane dengan kapasitas 2,5 ton di ujung
lengan.
-
50
Gambar 4.4 Tower Crane
4.2.5 Passenger Hoist
Passenger hoist banyak dibutuhkan pada proyek bangunan bertingkat
tinggi. Selain digunakan untuk mengangkut pekerja proyek, juga dapat digunakan
untuk mengangkut bahan/ material kebutuhan lapangan, seperti bahan untuk
pekerjaan MEP dan alat bantu (travo las, concrete vibrator, alat ukur, dll).
Passenger hoist memakai sistem modular dan konstruksinya sederhana, sehingga
sangat praktis bongkar pasangnya. Passenger hoist yang digunakan pada proyek
Izzara Apartment adalah tipe double cage (dua cabin/ ruangan) yang memiliki
kapasitas 2 ton dan mampu menampung hingga 20 orang.
-
51
Gambar 4.5 Passenger Hoist
4.2.6 Bar Bender
Bar Bender adalah alat yang digunakan untuk membengkokkan baja
tulangan dalam berbagai macam sudut sesuai dengan perencanaan. Cara kerja alat
ini adalah baja yang akan dibengkokkan dimasukkan di antara poros tekan dan
poros pembengkok kemudian diatur sudutnya sesuai dengan sudut bengkok yang
diinginkan dan panjang pembengkokkannya. Ujung tulangan pada poros
pembengkok dipegang dengan kunci pembengkok. Kemudian pedal ditekan
sehingga roda pembengkok akan berputar sesuai dengan sudut dan
pembengkokkan yang diinginkan. Bar bender dapat mengatur sudut
pembengkokan tulangan dengan mudah dan rapi.
-
52
Gambar 4.6 Bar Bender
4.2.7 Bar Cutter
Bar cutter yaitu alat pemotong baja tulangan sesuai ukuran yang
diinginkan. Pada proyek ini digunakan bar cutter listrik. Keuntungan dari bar
cutter listrik dibandingkan bar cutter manual adalah bar cutter listrik dapat
memotong besi tulangan dengan diameter besar dan dengan mutu baja cukup
tinggi, disamping itu juga dapat mempersingkat waktu pengerjaan.
Cara kerja dari alat ini yaitu baja yang akan dipotong dimasukkan ke
dalam gigi bar cutter, kemudian pedal pengendali dipijak, dan dalam hitungan
detik baja tulangan akan terpotong. Pemotongan untuk baja tulangan yang
mempunyai diameter besar dilakukan satu persatu. Sedangkan untuk baja yang
diameternya lebih kecil, pemotongan dapat dilakukan beberapa buah sekaligus
sesuai dengan kapasitas dari alat.
-
53
Gambar 4.7 Bar Cutter
4.2.8 Air Compressor
Air compressor adalah alat penghasil atau penghembus udara bertekanan
tinggi yang digunakan untuk membersihkan kotoran-kotoran yang dapat
mengurangi mutu dan daya lekatan tulangan pada beton seperti: debu-debu,
potongan-potongan kawat bendrat, dan serbuk-serbuk kayu. Alat ini digunakan
setelah proses pekerjaan pembesian selesai. Berikut adalah gambar air
compressor pada proyek Izzara Apartment yang terlampir pada Gambar 4.8.
-
54
Gambar 4.8 Air Compressor
4.2.9 Concrete Bucket
Concrete bucket adalah tempat pengangkutan beton dari mixer truck
sampai ke tempat pengecoran. Setelah dilakukan pengetesan slump dan telah
memenuhi persyaratan yang ditetapkan, maka beton dari mixer truck dituangkan
kedalam concrete bucket, kemudian pengangkutan dilakukan dengan bantuan
tower crane. Dalam pengerjaannya dibutuhkan satu orang sebagai operator
concrete bucket yang bertugas untuk membuka atau mengunci agar coran beton
tidak tumpah pada saat dibawa ke area pengecoran dengan tower crane. Concrete
bucket ya