Download - Laporan Keuangan Fiskal Dan Komersial Ppt
Laporan Keuangan Fiskal dan Komersial
Kelompok 2 :
Ikfini Asich SM (13080304006)
Mareta Jurike I (13080304018)
Devika Ayu Arisanti (13080304024)
Ratih Masoctavia (13080304028)
Cornelia Kusuma W (13080304044)
Laporan Keuangan Komersial
Akuntansi komersial mengenal adanya konsep dasar entitas sehingga jelas unit kegiatan manakah yang merupakan sasaran tujuan pelaporan. Ketentuan perpajakan mempunyai kriteria tentang pengukuran dan pengakuan komponen yang terdapat pada laporan keuangan
Laporan Keuangan Fiskal
Rekonsiliasi fiskal adalah proses
penyesuaian atas laba akuntansi yang berbeda
dengan ketentuan fiskal untuk menghasilkan
penghasilan neto atau laba yang sesuai
dengan ketentuan perpajakan.
PENYEBAB PERBEDAAN LAPORAN KEUANGAN KOMERSIAL DAN LAPORAN KEUANGAN FISKAL
1. Perbedaan Prinsip AkuntansiBeberapa prinsip SAK yang
telah diakui secara umum tetapi tidak diakui dalam fiskal, diantaranya adalah :
• Prinsip konversatisme• Prinsip harga perolehan• Prinsip pemadanan (matching)
2. Perbedaan metode dan prosedur
akuntansi
• Metode penilaian persediaan
• Metode penyusutan dan amortisasi
• Metode penghapusan piutang
3. Perbedaan Perlakuan dan Pengakuan Penghasilan dan Biaya
a. Penghasilan tertentu diakui dalam akuntansi komersial tetapi bukan
merupakan objek pajak penghasilan. Dalam rekonsiliasi fiskal,
penghasilan tersebut harus dikeluarkan dari total PKP atau
dikurangkan dari laba menurut akuntansi komersial.
b. Penghasilan tertentu diakui dalam akuntansi komersial tetapi
pengenaan pajaknya bersifat final. Dalam rekonsiliasi fiskal,
penghasilan tersebut harus dikeluarkan dari total PKP atau
dikurangkan dari laba menurut akuntansi komersial.
c. Pengeluaran tertentu diakui dalam akuntansi komersial sebagai
biaya atau pengurang penghasilan bruto, tetapi dalam fiskal
pengeluaran tersebut tidak boleh dikurangkan dari penghasilan
bruto.
JENIS PERBEDAAN PENGAKUAN ANTARA KOMERSIAL DAN FISKAL
1. Beda Tetap
Beda tetap terjadi karena adanya perbedaan
pengakuan penghasilan dan beban menurut akuntansi dengan
fiskal, yaitu adanya penghasilan dan beba yang diakui menurut
akuntansi namun tidak diakui menurut fiskal, ataupun
sebaliknya. Beda tetap mengakibatkan laba atau rugi menurut
akuntansi (laba sebelum pajak/ pre tax income) yang berbeda
secara tetap dengan laba atau rugi menurut fiskal PhKP
(taxable income).
2. Beda Waktu (Time Different)
Beda Waktu merupakan perbedaan pengakuan baik penghasilan maupun biaya antara akuntansi komersial dengan ketentuan Undang-undang PPh yang sifatnya sementara artinya koreksi fiskal yang dilakukan akan diperhitungkan dengan laba kena pajak tahun-tahun pajak berikutnya.
Beberapa perbedaan mendasar antara akuntansi komersial dan akuntansi
pajak, diantaranya:
1. Pengguna Laporan Keuangan2. Sifat informasi3. Pedoman Penyusunan dan
Penyajian4. Mata Uang dalam Penyajian
Laporan5. Dasar Pencatatan Transaksi6. Batas Waktu Penyampaian
JENIS-JENIS BIAYA YANG MASUK DALAM KOMPONEN PENGHITUNGAN PENGHASILAN NETO DAN PPh
TERUTANG.
Biaya-biaya tersebut dibagi mejadi 2, yaitu :
1. Deductible Expense, adalah istilah untuk biaya-
biaya usaha yang menerut ketentuan UU PPh boleh
dibiayakan atau dikurangkan dari penghasilan bruto
saat menghitung penghasilan neto dan PPh
terutang.secara umum biaya-biaya ini disebutkan
dalam pasal 6 UU PPh.
2. Non deductible expense, adalah istilah yang
menurut ketentuan UU PPh tidak boleh
dibiayakan atau tidak boleh
dikurangkan dari penghasilan bruto
pada saat Wajib Pajak menghitung
penghasilan neto dan PPh terutang.
Secara umum jenis-jenis biaya ini
disebutkan dalam pasal 9 UU PPh.
Format Rekonsiliasi FiskalBerikutnya akan disampaikan contoh format Rekonsiliasi Fiskal.
Laba menurut Laporan Keuangan komersial …………….. Rp xxx
Koreksi Positif (Ditambah)
Pengeluaran yg tdk dpt dikurangkan……………….. Rp xxx
Pengeluaran berkaitan penghasilan yang bukan objek pajak Rp xxx
Pengel. berkaitan pengh. yg telah dikenakan pjk brsfat final Rp xxx
Beda penghitungan antara PSAK dan PPh …………. Rp xxx
Total koreksi positif Rp xxx
Koreksi Negatif (Dikurangi)
Penghasilan yang bukan objek pajak …………………… Rp xxx
Penghasilan yang telah dikenakan pajak bersifat final…. Rp xxx
Beda penghitungan antara PSAK dan PPh……………… Rp xxx
Total koreksi negatif Rp. xxx
Penghasilan Kena Pajak menurut fiskal………………………. Rp xxx
PPh terutang…………………………………………………… Rp xxx
Laba setelah PPh……………………………………….……. Rp. xxx
KOREKSI POSITIF DAN NEGATIF DARI REKONSILIASI FISKAL
1. Koreksi fiskal positif: yaitu koreksi atau penyesuaian
yang akan menyebabkan bertambahanya laba kena
pajak yang pada akhirnya pajak terutang badan akan
bertambah besar
2. Koreksi fiskal negatif: yaitu penyesuaian yang akan
menyebabkan berkurangnya laba kena pajak, sehingga
pajak terutang badan akan lebih kecil, diantaranya:
Perhitungan Pajak Penghasilan
1. Penghasilan Kena Pajak (PhKP)PhKP yang digunakan sebagai dasar menghitung PPh tersebut
dihitung dengan cara yang berbeda-beda tergantung pada jenis WP.
WP Badan
PhKP = Penghasilan Neto
WP Orang pribadi yang menyelenggarakan pembukuan
PhKP = Penghasilan Neto - PTKP
WP orang pribadi menggunakan Norma Perhitungan Penghasilan Neto
PhKP = (% Norma Penghitungan Penghasilan Neto x Peredaran
Usaha) - PTKP
Bentuk Usaha Tetap (BUT)
PhKP = Penghasilan Neto (berdasarkan pasal 5 UU PPh)
PPh Terutang = PhKP x Tarif PPh
2. Tarif Pajak
Sistem penerapan tarif PPh sesuai dengan pasal 17 UU PPh
Nomor 36 tahun 2008 adalah sebagai berikut.
• Tarif PPh untuk WP orang pribadi dalam negeri
• Tarif PPh 17 untuk WP badan dalam negeri dan BUT adalah sebesar
28% untuk tahun 2009dan menjadi 25% yang mulai berlaku sejak
tahun pajak 2010
• Tarif PPh pasal 31E untuk WP badan dalam negeri dengan peredaran
bruto sampai dengan Rp.50.000.000.000 mendapatkan fasilitas
pengurangan tarif 50% dari tarif PPh 17 yang dikenakan atas PhKP
dari bagian bruto sampai dengan Rp4.800.000.000 (SE-66/PJ/2010)