Download - LAPORAN KEUANGAN UNIT AKUNTANSI PEMBANTU …
LAPORAN KEUANGAN UNIT AKUNTANSI PEMBANTU PENGGUNA ANGGARAN BA.018
SEMESTER II TAHUN ANGGARAN 2017 (AUDITED)
Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian Untuk Periode Yang Berakhir 31 Desember 2017
Kantor Pusat Kementerian Pertanian JL. Harsono RM No.3 Ragunan Pasar Minggu Jakarta Selatan
KATA PENGANTAR
Sebagaimana diamanatkan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara bahwa Menteri/Pimpinan Lembaga sebagai Pengguna Anggaran/Barang mempunyai tugas antara lain menyusun dan menyampaikan laporan keuangan Kementerian Negara/Lembaga yang dipimpinnya.
Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian adalah salah satu entitas akuntansi di bawah Kementerian Pertanian yang berkewajiban menyelenggarakan akuntansi dan laporan pertanggungjawaban atas pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara. Salah satu pelaksanaannya adalah dengan menyusun laporan keuangan berupa Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, Laporan Operasi, Laporan Perubahan Ekuitas dan Catatan atas Laporan Keuangan.
Penyusunan Laporan Keuangan Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian mengacu pada Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan dan kaidah-kaidah pengelolaan keuangan yang sehat dalam pemerintahan. Laporan Keuangan ini telah disusun dan disajikan dengan basis akrual sehingga akan mampu menyajikan informasi keuangan yang lebih transparan, akurat, dan akuntabel.
Laporan Keuangan ini diharapkan dapat memberikan informasi yang berguna kepada para pengguna laporan khususnya sebagai sarana untuk meningkatkan akuntabilitas/pertanggungjawaban dan transparansi pengelolaan keuangan negara pada Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian. Disamping itu, laporan keuangan ini juga dimaksudkan untuk memberikan informasi kepada manajemen dalam pengambilan keputusan dalam usaha untuk mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik (good governance).
Jakarta, April 2018 Kuasa Pengguna Anggaran,
Ir. Pending Dadih Permana, M.Ec. Dev NIP. 19600508 198603 1 026
DAFTAR ISI
Kata Pengantar
Daftar Isi
Pernyataan Telah Direviu
Pernyataan Tanggung Jawab
Ringkasan
I Laporan Realisasi Anggaran
II Neraca
III Laporan Operasional
IV Laporan Perubahan Ekuitas
V Catatan atas Laporan Keuangan
A Penjelasan Umum
B Penjelasan atas Pos-pos Laporan Realisasi Anggaran
B.1 Penerimaan Negara Bukan Pajak
B.2 Belanja Pegawai
B.3 Belanja Barang
B.4 Belanja Modal
B.4.1 Belanja Modal Peralatan dan Mesin
B.4.2 Belanja Modal Lainnya
C Penjelasan atas Pos-pos Neraca
C.1 Aset Lancar
C.1.1 Kas di Bendahara Pengeluaran
C.1.2 Kas Lainnya dan Setara Kas
C.1.3 Bagian Lancar Tagihan Tuntutan Perbendaharaan/Tuntutan Ganti Rugi
C.1.4 Penyisihan Piutang Tidak Tertagih - Bagian Lancar Tagihan Tuntutan Perbendaharaan/Tuntutan Ganti Rugi
C.1.5 Persediaan
C.2 Aset Tetap
C.2.1 Peralatan dan Mesin
C.2.2 Gedung dan Bangunan
C.2.3 Jalan, Irigasi dan Jaringan
C.2.4 Aset Tetap Lainnya
C.2.5 Akumulasi Penyusutan Aset Tetap
C.3 Piutang Jangka Panjang
C.4 Aset Lainnya
C.4.1 Aset Tak Berwujud
C.4.2 Aset Lain-lain
C.4.3 Akumulasi Penyusutan Aset Lainnya
C.5 Kewajiban Jangka Pendek
C.5.1 Utang kepada Pihak Ketiga
C.5.2 Uang Muka dari KPPN
C.6 Ekuitas
C.6.1 Ekuitas
D Penjelasan atas Pos-pos Laporan Operasional
D.1 Pendapatan Negara Bukan Pajak Lainnya
D.2 Beban Pegawai
D.3 Beban Persediaan
D.4 Beban Barang dan Jasa
D.5 Beban Pemeliharaan
D.6 Beban Perjalanan Dinas
D.7 Beban Barang Untuk Diserahkan Kepada Masyarakat
D.8 Beban Penyusutan dan Amortisasi
D.9 Beban Penyisihan Piutang Tak Tertagih
D.10 Surplus/Defisit dari Kegiatan Non Operasional
E Penjelasan atas Pos-pos Laporan Perubahan Ekuitas
E.1 Ekuitas Awal
E.2 Surplus/Defisit-LO
E.3 Dampak Kumulatif Perubahan Kebijakan Akuntansi/Kesalahan Mendasar
E.4 Koreksi Yang Menambah/Mengurangi Ekuitas
E.4.1 Koreksi Lain-lain
E.4.2 Koreksi Nilai Aset Tetap Non Revaluasi
E.4.3 Penyesuaian Nilai Aset
E.4.4 Selisih Revaluasi Aset Tetap
E.5 Transaksi Antar Entitas
E.5.1 Diterima Dari Entitas Lain (DDEL)/Ditagihkan Ke Entitas Lain (DKEL)
E.5.2 Transfer Masuk/Transfer Keluar
E.6 Ekuitas Akhir
F Pengungkapan-pengungkapan Lainnya
F.1 Kejadian-kejadian Penting Setelah Tanggal Neraca
F.2 Pengungkapan Lain-lain
PERNYATAAN TANGGUNG JAWAB
Penggabungan Laporan Keuangan Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian tingkat Eselon I selaku UAPPA-E1 yang terdiri dari: (a) Laporan Realisasi Anggaran, (b) Neraca, (c) Laporan Operasional, (d) Laporan Perubahan Ekuitas, dan (e) Catatan atas Laporan Keuangan Tahun Anggaran 2017 sebagaimana terlampir adalah merupakan tanggung jawab kami, sedangkan substansi Laporan Keuangan dari masing-masing Satuan Kerja merupakan tanggungjawab UAKPA.
Laporan Keuangan tersebut telah disusun berdasarkan sistem pengendalian intern yang memadai, dan isinya telah menyajikan informasi pelaksanaan anggaran dan posisi keuangan secara layak sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintahan.
Jakarta, 31 Desember 2017 Kuasa Pengguna Anggaran,
Ir. Pending Dadih Permana, M.Ec NIP. 19600508 198603 1 026
Laporan Keuangan semester II Audited Tahun Anggaran 2017
Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian 6
RINGKASAN LAPORAN KEUANGAN
Laporan Keuangan Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian Tahun 2017 ini telah disusun dan disajikan sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) dan berdasarkan kaidah-kaidah pengelolaan keuangan yang sehat di lingkungan pemerintahan. Laporan Keuangan ini meliputi:
I Laporan Realisasi Anggaran
Laporan Realisasi Anggaran menggambarkan perbandingan antara anggaran dengan realisasinya, yang mencakup unsur-unsur Pendapatan-LRA dan Belanja selama periode 1 Januari sampai dengan 31 Desember 2017.
Realisasi Pendapatan Negara pada TA 2017 adalah berupa Pendapatan Negara Bukan Pajak sebesar Rp16.520.267.066,00 atau mencapai 16.520,27% dari estimasi Pendapatan-LRA sebesar Rp100.000.000,00
Realisasi Belanja Negara pada TA 2017 adalah sebesar Rp6.362.277.025.467,00 atau mencapai 91,86% dari alokasi anggaran sebesar Rp6.926.098.850.000,00
II Neraca
Neraca menggambarkan posisi keuangan entitas mengenai aset, kewajiban, dan ekuitas pada 31 Desember 2017.
Nilai Aset per 31 Desember 2017 dicatat dan disajikan sebesar Rp868.372.764.119,00 yang terdiri dari: Aset Lancar sebesar Rp324.453.183.019,00; Aset Tetap (neto) sebesar Rp498.739.608.858,00; Piutang Jangka Panjang (neto) sebesar Rp0,00; dan Aset Lainnya (neto) sebesar Rp45.179.972.242,00.
Nilai Kewajiban dan Ekuitas masing-masing sebesar Rp5.403.865.400,00 dan Rp862.968.898.719,00.
III Laporan Operasional
Laporan Operasional menyajikan berbagai unsur pendapatan-LO, beban, surplus/defisit dari operasi, surplus/defisit dari kegiatan non operasional, surplus/defisit sebelum pos luar biasa, pos luar biasa, dan surplus/defisit-LO, yang diperlukan untuk penyajian yang wajar. Pendapatan-LO untuk periode sampai dengan 31 Desember 2017 adalah sebesar Rp2.345.623.329,00, sedangkan jumlah beban adalah sebesar Rp5.548.249.026.591,00 sehingga terdapat Defisit Kegiatan Operasional senilai Rp-5.545.903.403.262,00. Kegiatan Non Operasional dan Pos-Pos Luar Biasa masing-masing sebesar Defisit Rp-124.655.699.048,00 dan Defisit Rp0,00 sehingga entitas mengalami Defisit-LO sebesar Rp-5.670.559.102.310,00.
IV Laporan Perubahan Ekuitas
Laporan Perubahan Ekuitas menyajikan informasi kenaikan atau penurunan ekuitas tahun pelaporan dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Ekuitas pada tanggal 01 Januari 2017 adalah sebesar Rp78.577.533.138,00 ditambah Defisit-LO sebesar Rp-5.670.559.102.310,00 kemudian ditambah/dikurangi dengan koreksi-koreksi senilai Rp109.587.057.924,00 dan
Laporan Keuangan semester II Audited Tahun Anggaran 2017
Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian 7
ditambah Transaksi Antar Entitas sebesar Rp6.345.363.409.967,00 sehingga Ekuitas entitas pada tanggal 31 Desember 2017 adalah senilai Rp862.968.898.719,00.
V Catatan atas Laporan Keuangan
Catatan atas Laporan Keuangan (CaLK) menyajikan informasi tentang penjelasan atau daftar terinci atau analisis atas nilai suatu pos yang disajikan dalam Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, Laporan Operasional, dan Laporan Perubahan Ekuitas. Termasuk pula dalam CaLK adalah penyajian informasi yang diharuskan dan dianjurkan oleh Standar Akuntansi Pemerintahan serta pengungkapan-pengungkapan lainnya yang diperlukan untuk penyajian yang wajar atas laporan keuangan.
Dalam penyajian Laporan Realisasi Anggaran untuk periode yang berakhir sampai dengan tanggal 31 Desember 2017 disusun dan disajikan berdasarkan basis kas. Sedangkan Neraca, Laporan Operasional, dan Laporan Perubahan Ekuitas untuk Tahun 2017 disusun dan disajikan dengan menggunakan basis akrual.
Laporan Keuangan semester II Audited Tahun Anggaran 2017
Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian 8
I. LAPORAN REALISASI ANGGARAN
DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN LAPORAN REALISASI ANGGARAN
UNTUK PERIODE YANG BERKAHIR 31 DESEMBER 2017 dan 31 DESEMBER 2016
Uraian Catatan 31 Desember 2017 31 Desember 2016
Anggaran Realisasi %. Realisasi
PENDAPATAN
Penerimaan Negara Bukan Pajak
B.1 100.000.000,00 16.520.267.066,00 16.520,27 39.348.492.275,00
Jumlah Pendapatan 100.000.000,00 16.520.267.066,00 16.520,27 39.348.492.275,00
BELANJA
Belanja Pegawai B.2 24.318.282.000,00 23.179.898.791,00 95,32 24.054.095.468,00
Belanja Barang B.3 6.894.643.879.000,00 6.333.114.425.931,00 91,86 6.842.084.944.934,00
Belanja Modal B.4 7.136.689.000,00 5.982.700.745,00 83,83 3.559.180.167,00
Jumlah Belanja 6.926.098.850.000,00 6.362.277.025.467,00 91,86 6.869.698.220.569,00
Laporan Keuangan semester II Audited Tahun Anggaran 2017
Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian 9
II. NERACA
DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN NERACA
PER 31 DESEMBER 2017 dan 31 DESEMBER 2016
Uraian Catatan 31 Desember 2017 31 Desember 2016
ASET
Aset Lancar Kas di Bendahara Pengeluaran C.1.1 5.403.865.400,00 8.565.922.036,00 Kas Lainnya dan Setara Kas C.1.2 0,00 5.745.474,00 Bagian Lancar Tagihan Tuntutan Perbendaharaan/Tuntutan Ganti Rugi
C.1.3 0,00 534.509.057,00
Penyisihan Piutang Tidak Tertagih - Bagian Lancar Tagihan Tuntutan Perbendaharaan/Tuntutan Ganti Rugi
C.1.4 0,00 -534.509.057,00
Persediaan C.1.5 319.049.317.619,00 246.114.322.444,00 Jumlah Aset Lancar 324.453.183.019,00 254.685.989.954,00
Aset Tetap Peralatan dan Mesin C.2.1 874.657.153.433,00 776.703.867.565,00 Gedung dan Bangunan C.2.2 10.151.496.209,00 15.223.584.572,00 Jalan, Irigasi dan Jaringan C.2.3 154.692.000,00 273.438.650,00 Aset Tetap Lainnya C.2.4 693.876.760,00 2.407.696.760,00 Akumulasi Penyusutan Peralatan dan Mesin C.2.5 -385.658.696.829,00 -258.776.086.090,00 Akumulasi Penyusutan Gedung dan Bangunan C.2.5 -1.188.751.300,00 -1.869.651.369,00 Akumulasi Penyusutan Jalan, Irigasi dan Jaringan C.2.5 -61.061.415,00 -82.467.340,00 Akumulasi Penyusutan Aset Tetap Lainnya C.2.5 -9.100.000,00 -9.100.000,00 Jumlah Aset Tetap 498.739.608.858,00 533.871.282.748,00
Aset Lainnya Aset Tak Berwujud C.4.1 33.352.358.660,00 32.948.262.585,00 Aset Lain-lain C.4.2 18.315.857.623,00 45.543.741.739,00 Akumulasi Penyusutan Aset Lainnya C.4.3 -5.655.762.679,00 -12.427.021.214,00 Akumulasi Amortisasi Aset Lainnya -832.481.362,00 -765.840.412,00 Jumlah Aset Lainnya 45.179.972.242,00 65.299.142.698,00 Jumlah Aset 868.372.764.119,00 853.856.415.400,00
Kewajiban Jangka Pendek Utang kepada Pihak Ketiga C.5.1 0,00 766.712.960.226,00 Uang Muka dari KPPN C.5.2 5.403.865.400,00 8.565.922.036,00 Jumlah Kewajiban Jangka Pendek 5.403.865.400,00 775.278.882.262,00 Jumlah Kewajiban 5.403.865.400,00 775.278.882.262,00
Ekuitas Ekuitas C.6.1 862.968.898.719,00 78.577.533.138,00 Jumlah Ekuitas 862.968.898.719,00 78.577.533.138,00 Jumlah Kewajiban dan Ekuitas 868.372.764.119,00 853.856.415.400,00
Laporan Keuangan semester II Audited Tahun Anggaran 2017
Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian 10
III. LAPORAN OPERASIONAL
DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN LAPORAN OPERASIONAL
UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2017 dan 31 DESEMBER 2016
Uraian Catatan 31 Desember 2017 31 Desember 2016
KEGIATAN OPERASIONAL
PENDAPATAN Pendapatan Negara Bukan Pajak Lainnya D.1 2.345.623.329,00 1.306.403.212,00
JUMLAH PENDAPATAN 2.345.623.329,00 1.306.403.212,00 BEBAN
Beban Pegawai D.2 23.179.898.791,00 24.032.609.668,00 Beban Persediaan D.3 2.220.857.259,00 3.104.523.245,00 Beban Barang dan Jasa D.4 632.726.592.536,00 581.646.657.205,00 Beban Pemeliharaan D.5 3.612.734.783,00 3.150.083.637,00 Beban Perjalanan Dinas D.6 242.024.036.608,00 272.599.974.225,00 Beban Barang Untuk Diserahkan Kepada Masyarakat D.7 4.500.641.278.189,00 7.904.543.609.454,00 Beban Penyusutan dan Amortisasi D.8 143.843.628.425,00 81.802.936.139,00 Beban Penyisihan Piutang Tak Tertagih D.9 0,00 502.197.104,00
JUMLAH BEBAN 5.548.249.026.591,00 8.871.382.590.677,00 SURPLUS/DEFISIT DARI KEGIATAN OPERASIONAL -5.545.903.403.262,00 -8.870.076.187.465,00
KEGIATAN NON OPERASIONAL
Pendapatan Pelepasan Aset Non Lancar D.10 48.550.000,00 8.640.000,00 Beban Pelepasan Aset Non Lancar D.10 26.583.129.367,00 7.077.675.242,00 Pendapatan dari Kegiatan Non Operasional Lainnya D.10 1.714.141.074.928,00 2.770.040.051.999,00 Beban dari Kegiatan Non Operasional Lainnya D.10 1.812.262.194.609,00 3.283.804.774.539,00
SURPLUS/DEFISIT DARI KEGIATAN NON OPERASIONAL
-124.655.699.048,00 -520.833.757.782,00
SURPLUS/DEFISIT - LO -5.670.559.102.310,00 -9.390.909.945.247,00
Laporan Keuangan semester II Audited Tahun Anggaran 2017
Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian 11
IV. LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS
DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS
UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2017 dan 31 DESEMBER 2016
Uraian Catatan 31 Desember 2017 31 Desember 2016
EKUITAS AWAL E.1 78.577.533.138,00 2.151.315.899.691,00
SURPLUS/DEFISIT-LO E.2 -5.670.559.102.310,00 -9.390.909.945.247,00
DAMPAK KUMULATIF PERUBAHAN KEBIJAKAN AKUNTANSI/KESALAHAN MENDASAR
E.3 0,00 0,00
KOREKSI YANG MENAMBAH/MENGURANGI EKUITAS E.4
Koreksi Lain-lain E.4.1 -23.211,00 -347.462.579,00
Koreksi Nilai Aset Tetap Non Revaluasi E.4.2 109.377.513.011,00 553.017.950.673,00
Penyesuaian Nilai Aset E.4.3 0,00 0,00
Selisih Revaluasi Aset Tetap E.4.4 209.568.124,00 0,00
TRANSAKSI ANTAR ENTITAS E.5 6.345.363.409.967,00 6.765.501.090.600,00
EKUITAS AKHIR 862.968.898.719,00 78.577.533.138,00
Laporan Keuangan semester II Audited Tahun Anggaran 2017
Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian 12
V. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
A PENJELASAN UMUM
A.1. Profil dan Kebijakan Teknis Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian
Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian didirikan sebagai salah satu upaya Kementerian Pertanian dari aspek prasarana dan sarana pertanian adalah bagaimana memperbaiki dan membangun infrastruktur lahan dan air; meningkatkan akses pembiayaan pertanian dengan suku bunga rendah yang terjangkau bagi petani kecil; bagaimana membudayakan petani menggunakan pupuk kimiawi dan organik secara berimbang untuk memperbaiki meningkatkan kesuburan tanah; bagaimana mengupayakan adaptasi terhadap perubahan iklim dan pelestarian lingkungan hidup; mengupayakan dukungan alat dan mesin pertanian untuk meningkatkan produksi, nilai tambah serta menekan susut hasil pertanian yang pada gilirannya dapat meningkatkan kesejahteraan petani.
Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian telah menetapkan satu program pada periode tahun 2013 yaitu Program Penyediaan dan Pengembangan Prasarana dan Sarana Pertanian. Dengan telah ditetapkan program tersebut diharapkan kebijakan teknis Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian dalam rangka mencapai sasaran pembangunan pertanian mampu menjadi motor penggerak tersedianya prasarana dan sarana pertanian yang optimal untuk pembangunan pertanian berkelanjutan dengan diteguhkan pada RENSTRA 2015-2019.
Dengan Rencana Strategis Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian Periode 2015–2019, maka diharapkan pelaksanaan program pembangunan infrastruktur lahan dan air, penyediaan pembiayaan petani, penyediaan pupuk dan pestisida, serta dukungan alat dan mesin pertanian, selama lima tahun ke depan dapat berjalan lebih terarah dan terkoordinasi dan menjadi komitmen bersama antara Pusat dan Daerah serta terpadu antar subsektor maupun sektor.
Dengan berkembangnya infrastruktur lahan dan air, ketersediaan pembiayaan petani, penyediaan pupuk dan pestisida, dukungan alat dan mesin pertanian di lapangan, diharapkan mampu memberikan dukungan yang kuat bagi berkembangnya kegiatan usaha tani, peningkatan produksi dan nilai tambah, sehingga terwujudnya masyarakat petani yang sejahtera sebagai salah satu target utama Kementerian Pertanian 2015 - 2019.
Dimana agenda prioritas Kabinet Kerja mengarahkan pembangunan pertanian ke depan untuk mewujudkan kedaulatan pangan, agar Indonesia sebagai bangsa dapat mengatur dan memenuhi kebutuhan pangan rakyatnya secara berdaulat
Kedaulatan pangan diterjemahkan dalam bentuk kemampuan bangsa dalam hal:
Laporan Keuangan semester II Audited Tahun Anggaran 2017
Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian 13
(1) mencukupi kebutuhan pangan dari produksi dalam negeri, (2) mengatur kebijakan pangan secara mandiri, serta (3) melindungi dan menyejahterakan petani sebagai pelaku utama usaha pertanian
pangan. Dengan kata lain, kedaulatan pangan harus dimulai dari swasembada pangan yang secara bertahap diikuti dengan peningkatan nilai tambah usaha pertanian secara luas untuk meningkatkan kesejahteraan petani.
Infrastruktur dan sarana merupakan salah satu aspek dasar yang sangat penting dalam mencapai prioritas pembangunan yang menjadi tanggung jawab Kementerian Pertanian yaitu Ketahanan Pangan.
TUGAS POKOK DAN FUNGSI
Berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian Nomor 43/Permentan/OT.010/8/2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pertanian dengan susunan organisasi yang terdiri dari 1 unit Sekretariat Direktorat Jenderal, 5 unit Direktorat, 21 unit kerja Eselon III, dan 51 unit kerja Eselon IV, dengan ditetapkan tugas pokok dan fungsi Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian yaitu mendorong upaya penyediaan infrastruktur pada aspek perluasan dan perlindungan lahan pertanian, pengembangan dan rehabilitasi irigasi tersier, fasilitasi pembiayaan, penyediaan pupuk dan pestisida, serta alat mesin pertanian pra panen. Dalam pelaksanaan tugas dimaksud, Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian didukung oleh 6 unit kerja Eselon II yaitu Direktorat Perluasan dan Pengelolaan Lahan, Direktorat Irigasi Pertanian, Direktorat Alat dan Mesin Pertanian, Direktorat Pembiayaan Pertanian, Direktorat Pupuk dan Pestisida serta Sekretariat Direktorat Jenderal. Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian mempunyai tugas merumuskan serta melaksanakan kebijakan dan standardisasi teknis di bidang prasarana dan sarana pertanian sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian mempunyai tugas merumuskan serta melaksanakan kebijakan dan standardisasi teknis di bidang prasarana dan sarana pertanian sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Laporan Keuangan semester II Audited Tahun Anggaran 2017
Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian 14
Struktur organisasi Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian sebagai berikut :
Berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian No 43/Permentan/OT.010/8/2015 tersebut,
maka tugas dan fungsi dari masing-masing unit kerja adalah sebagai berikut:
1. SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL Struktur Organisasi Sekretariat Direktorat Jenderal sebagai berikut :
Laporan Keuangan semester II Audited Tahun Anggaran 2017
Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian 15
Mempunyai tugas memberikan pelayanan teknis dan administrasi kepada seluruh
unit organisasi di lingkungan Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian,
Sekretariat Direktorat Jenderal Prasarana dan sarana Pertanian menyelenggarakan
fungsi :
a) Koordinasi penyusunan rencana dan program, anggaran, serta kerja sama di
bidang prasarana dan sarana pertanian;
b) Pengelolaan urusan keuangan dan perlengkapan;
c) Evaluasi dan penyempurnaan organisasi, tata laksana, pengelolaan urusan
kepegawaian, dan penyusunan rancangan peraturan perundang-undangan, dan
pelaksanaan hubungan masyarakat serta informasi publik;
d) Evaluasi dan pelaporan pelaksanaan kegiatan, serta pemberian layanan
rekomendasi di bidang prasarana dan sarana pertanian; dan
e) Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga Direktorat Jenderal Prasarana
dan Sarana Pertanian.
Berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian tersebut, maka tugas dan fungsi dari
masing-masing unit kerja adalah sebagai berikut :
1) Bagian Perencanaan mempunyai tugas melaksanakan penyusunan rencana
dan program, anggaran, dan kerja sama di bidang prasarana dan sarana
pertanian, Bagian Perencanaan menyelenggarakan fungsi :
a) Penyiapan bahan koordinasi dan penyusunan rencana dan program di
bidang prasarana dan sarana pertanian;
b) Penyiapan bahan koordinasi penyusunan anggaran di bidang prasarana
dan sarana pertanian; dan
c) Penyiapan penyusunan kerjasama di bidang prasarana dan sarana
pertanian.
Bagian perencanaan terdiri dari :
a) Subbagian Program mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan
koordinasi dan penyusunan rencana dan program di bidang prasarana dan
sarana pertanian.
b) Subbagian Anggaran mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan
koordinasi dan penyusunan anggaran di bidang prasarana dan sarana
pertanian.
Laporan Keuangan semester II Audited Tahun Anggaran 2017
Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian 16
c) Subbagian Kerja Sama mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan
penyusunan kerja sama di bidang prasarana dan sarana pertanian.
2) Bagian Keuangan dan Perlengkapan mempunyai tugas melaksanakan
urusan keuangan dan perlengkapan.
Dalam melaksanakan tugas bagian Keuangan dan Perlengkapan
menyelenggarakan fungsi:
a) Pelaksanaan urusan perbendaharaan, penerimaan negara bukan pajak,
dan penyiapan pengujian dan penerbitan surat perintah membayar;
b) Pelaksanaan urusan akuntansi dan verifikasi keuangan serta tindak lanjut
hasil pengawasan; dan
c) Pelaksanaan urusan perlengkapan.
Bagian Keuangan dan Perlengkapan terdiri dari :
(1) Subbagian Perbendaharaan mempunyai tugas melakukan urusan
perbendaharaan, penerimaan negara bukan pajak, dan penyiapan bahan
pengujian surat perintah membayar.
(2) Subbagian Akuntansi, Verifikasi, dan Tindak Lanjut Hasil Pengawasan
mempunyai tugas melakukan urusan akuntansi dan verifikasi keuangan
serta tindak lanjut hasil pengawasan.
(3) Subbagian Perlengkapan mempunyai tugas melakukan urusan
perlengkapan.
3) Bagian Umum mempunyai tugas melaksanakan evaluasi dan
penyempurnaan organisasi, tata laksana, reformasi birokrasi, urusan
kepegawaian, penyusunan rancangan peraturan perundang-undangan dan
pelaksanaan hubungan masyarakat dan informasi publik, serta urusan tata
usaha dan rumah tangga. Bagian umum menyelenggarakan fungsi:
a) penyiapan evaluasi dan penyusunan organisasi, tata laksana dan
reformasi birokrasi serta pelaksanaan urusan kepegawaian;
b) penyiapan penyusunan rancangan peraturan perundang-undangan,
litigasi hukum, pelaksanaan hubungan masyarakat dan informasi publik,
serta urusan perpustakaan; dan
c) pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga.
Bagian Umum terdiri atas :
Laporan Keuangan semester II Audited Tahun Anggaran 2017
Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian 17
(1) Subbagian Organisasi dan Kepegawaian mempunyai tugas melakukan
penyiapan bahan evaluasi, penyusunan organisasi, tata laksana, dan
reformasi birokrasi serta pelaksanaan urusan kepegawaian.
(2) Subbagian Hukum dan Hubungan Masyarakat mempunyai tugas
melakukan penyiapan bahan penyusunan rancangan peraturan
perundang-undangan, litigasi hukum, dan pelaksanaan hubungan
masyarakat serta informasi publik dan urusan perpustakaan.
(3) Subbagian Tata Usaha dan Rumah Tangga mempunyai tugas
melakukan urusan tata usaha dan rumah tangga. Bagian Evaluasi dan
Pelaporan mempunyai tugas melaksanakan evaluasi dan pelaporan
pelaksanan kegiatan.
4) Bagian Evaluasi dan Layanan Rekomendasi mempunyai tugas
melaksanakan evaluasi dan pelaporan pelaksanaan program dan kegiatan,
serta pemberian layanan rekomendasi di bidang prasarana dan sarana
pertanian. Bagian Evaluasi dan Layanan Rekomendasi menyelenggarakan
fungsi :
a) pengumpulan, pengolahan dan penyajian data dan informasi di bidang
prasarana dan sarana pertanian;
b) Pelaksanaan analisis, penyiapan pemantauan dan evaluasi serta laporan
pelaksanaan program dan kegiatan di bidang prasarana dan sarana
pertanian; dan
c) Pemberian layanan rekomendasi di bidang prasarana dan sarana
pertanian.
2. DIREKTORAT PERLUASAN DAN PERLINDUNGAN LAHAN
Struktur Organisasi Direktorat Perluasan dan Perlindungan Lahan sebagai berikut :
Laporan Keuangan semester II Audited Tahun Anggaran 2017
Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian 18
Mempunyai tugas melaksanakan penyiapan perumusan dan pelaksanaan kebijakan
di bidang perluasan dan perlindungan lahan. Dalam melaksanakan tugas tersebut,
Direktorat Perluasan dan Perlindungan Lahan menyelenggarakan fungsi :
a) Penyiapan perumusan kebijakan di bidang basis data lahan, perluasan areal,
optimasi dan rehabilitasi lahan serta perlindungan lahan;
b) Pelaksanaan kebijakan di bidang basis data lahan, perluasan areal, optimasi dan
rehabilitasi lahan serta perlindungan lahan;
c) Penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang basis data lahan,
perluasan areal, optimasi dan rehabilitasi lahan serta perlindungan lahan;
d) Pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang basis data lahan, perluasan
areal, optimasi dan rehabilitasi lahan serta perlindungan lahan;
e) Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan kegiatan di bidang basis data lahan,
perluasan areal, optimasi dan rehabilitasi lahan serta perlindungan lahan; dan
f) Pelaksanaan urusan tata usaha Direktorat Perluasan dan Perlindungan Lahan.
Berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian No.43/Permentan/OT.010/08/2015, maka
tugas dan fungsi masing-masing unit kerja adalah sebagai berikut :
1) Subdirektorat Basis Data Lahan mempunyai tugas melaksanakan penyiapan
penyusunan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur,
dan kriteria, pemberian bimibingan teknis dan evaluasi, serta analisis dan penyajian
Laporan Keuangan semester II Audited Tahun Anggaran 2017
Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian 19
di bidang basis data lahan. Dalam melaksanakan tugasnya Subdirektorat Basis
Data Lahan menyelenggarakan fungsi:
a) penyiapan penyusunan kebijakan di bidang basis data lahan;
b) penyiapan penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang basis
data lahan;
c) pelaksanaan identifikasi lahan;
d) penyiapan pelaksanaan kebijakan di bidang basis data lahan;
e) penyiapan pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang basis data
lahan; dan
f) pelaksanaan analisis dan penyajian data lahan.
2) Subdirektorat Perlindungan Lahan mempunyai tugas melaksanakan penyiapan
penyusunan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur,
dan kriteria, serta pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang pengendalian
lahan. Dalam melaksanakan tugasnya Subdirektorat Perlindungan Lahan
menyelenggarakan fungsi:
a) penyiapan penyusunan kebijakan di bidang pengendalian alih fungsi lahan dan konservasi lahan
b) penyiapan pelaksanaan kebijakan di bidang pengendalian alih fungsi lahan dan konservasi lahan
c) penyiapan penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang pengendalian alih fungsi lahan dan konservasi lahan
d) pemberian bimbingan teknis dan supervisi di pengendalian alih fungsi lahan dan konservasi lahan ; dan
e) pelaksanaan evaluasi dan pelaporan kegiatan di bidang pengendalian alih fungsi lahan dan konservasi lahan
3) Subdirektorat Optimasi dan Rehabilitasi Lahan mempunyai tugas melaksanakan
penyiapan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar,
prosedur, dan kriteria, serta pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang
optimasi dan rehabilitasi lahan. Dalam melaksanakan tugasnya Subdirektorat
Optimasi dan Rehabilitasi Lahan menyelenggarakan fungsi:
a) penyiapan penyusunan kebijakan di bidang optimasi dan rehabilitasi lahan;
b) penyiapan pelaksanaan kebijakan di bidang optimasi dan rehabilitasi lahan;
c) penyiapan penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang optimasi
dan rehabilitasi lahan;
d) pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang optimasi dan rehabilitasi
lahan
e) pelaksanaan evaluasi dan pelaporan kegiatan di bidang optimasi dan rehabilitasi
lahan
Laporan Keuangan semester II Audited Tahun Anggaran 2017
Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian 20
4) Subdirektorat Perluasan Areal mempunyai tugas melaksanakan penyiapan
penyusunan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur,
dan kriteria, serta pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang perluasan
Areal. Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud Subdirektorat
Perluasan Areal menyelenggarakan fungsi:
a) penyiapan penyusunan kebijakan di bidang penyiapan lahan , prasarana dan
sarana perluasan areal;
b) penyiapan pelaksanaan kebijakan di bidang penyiapan lahan dan prasarana
dan sarana perluasan areal;
c) penyiapan penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang
penyiapan lahan dan prasarana dan sarana perluasan areal;
d) pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang penyiapan lahan dan
prasarana dan sarana perluasan areal; dan
e) pelaksanaan evaluasi dan pelaporan penyiapan lahan dan prasarana dan
sarana perluasan areal.
5) Subbagian Tata Usaha mempunyai tugas melakukan urusan kepegawaian,
keuangan, perlengkapan, rumah tangga, dan surat menyurat, serta kearsipan
Direktorat Perluasan dan Perlindungan Lahan.
3. DIREKTORAT IRIGASI PERTANIAN
Struktur Organisasi Irigasi Pertanian sebagai berikut :
Laporan Keuangan semester II Audited Tahun Anggaran 2017
Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian 21
Mempunyai tugas melaksanakan penyiapan perumusan dan pelaksanaan kebijakan
di bidang pengembangan dan rehabilitasi irigasi tersier. Dalam melaksanakan tugas
tersebut, Direktorat Irigasi Pertanian menyelenggarakan fungsi :
a) Penyiapan perumusan kebijakan di bidang pengembangan sumber air,
pengembangan jaringan irigasi dan perkumpulan petani pemakai air serta iklim,
konservasi air dan lingkungan hidup;
b) Pelaksanaan kebijakan di bidang pengembangan sumber air, pengembangan
jaringan irigasi dan perkumpulan petani pemakai air serta iklim, konservasi air dan
lingkungan hidup;
c) Penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang pengembangan
sumber air, pengembangan jaringan irigasi dan perkumpulan petani pemakai air
serta iklim, konservasi air dan lingkungan hidup;
d) Pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang pengembangan sumber air,
pengembangan jaringan irigasi dan perkumpulan petani pemakai air serta iklim,
konservasi air dan lingkungan hidup;
e) Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan kegiatan di bidang pengembangan sumber
air, pengembangan jaringan irigasi dan perkumpulan petani pemakai air serta
iklim, konservasi air dan lingkungan hidup; dan
f) Pelaksanaan urusan tata usaha Direktorat Irigasi Pertanian.
Direktorat Irigasi Pertanian mengemban Misi sebagai berikut :
Mendorong partisipasi para pemangku kepentingan dalam pengembangan dan
pengelolaan sumber-sumber air dan teknologi irigasi secara efisien, efektif, dan
berkelanjutan.
Meningkatkan dan mengoptimalkan fungsi sarana dan prasarana jaringan irigasi
tingkat usaha tani yang terintegrasi/terkoneksi dengan jaringan irigasi primer dan
sekunder/DI serta pengembangan tata air mikro.
Meningkatkan fungsi sarana dan prasarana irigasi di daerah lahan rawa lebak
maupun pasang surut.
Mendorong upaya-upaya konservasi air dan pengelolaan lingkungan usaha
pertanian serta melaksanakan upaya adaptasi dan mitigasi sebagai antisipasi
perubahan iklim global.
Mendorong pemberdayaan dan penguatan masyarakat/petani pemakai air melalui
penerapan pola irigasi partisipatif, upaya pemberdayaan kelembagaan petani, dan
pengarusutamaan gender.
Laporan Keuangan semester II Audited Tahun Anggaran 2017
Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian 22
Menyelenggarakan manajemen dan administrasi pembangunan pengelolaan air
irigasi berdasarkan prinsip transparansi dan akuntabilitas.
Program kerja Direktorat Irigasi Pertanian TA. 2017 adalah sebagai berikut :
Terlaksananya kegiatan Rehabilitasi jaringan Irigasi seluas 100.000 Ha yang
dimanfaatkan petani/kelompok tani untuk kegiatan usahatani di 29 Provinsi pada
203 kabupaten/kota.
Terlaksananya kegiatan Pengembangan jaringan Irigasi Rawa seluas 10.000 Ha
yang dimanfaatkan petani/kelompok tani untuk kegiatan usahatani di 5 Provinsi
pada 10 kabupaten/kota.
Tersedianya sumber air sebanyak 500 unit yang dimanfaatkan petani/kelompok tani
untuk kegiatan usahatani di 32 Provinsi pada 213 Kabupaten/Kota.
Terlaksananya pengembangan konservasi air/antisipasi anomali iklim sebanyak
500 unit di 22 provinsi pada 214 kabupaten/kota.
4. DIREKTORAT PEMBIAYAAN PERTANIAN
Struktur Organisasi Pembiayaan Pertanian
Laporan Keuangan semester II Audited Tahun Anggaran 2017
Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian 23
Mempunyai tugas melaksanakan penyiapan perumusan dan pelaksanaan kebijakan
di bidang fasilitasi pembiayaan pertanian.Dalam melaksanakan tugas tersebut,
Direktorat Pembiayaan Pertanian menyelenggarakan fungsi :
a) penyiapan perumusan kebijakan di bidang kredit program dan fasilitasi
pembiayaan, kelembagaan pembiayaan serta pemberdayaan permodalan dan
asuransi pertanian;
b) Pelaksanaan kebijakan di bidang kredit program dan fasilitasi pembiayaan,
kelembagaan pembiayaan serta pemberdayaan permodalan dan asuransi
pertanian;
c) Penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang kredit program dan
fasilitasi pembiayaan, kelembagaan pembiayaan serta pemberdayaan
permodalan dan asuransi pertanian;
d) Pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang kredit program dan fasilitasi
pembiayaan, kelembagaan pembiayaan serta pemberdayaan permodalan dan
asuransi pertanian;
e) Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan kegiatan di bidang kredit program dan
fasilitasi pembiayaan, kelembagaan pembiayaan serta pemberdayaan
permodalan dan asuransi pertanian; dan
f) Pelaksanaan urusan tata usaha Direktorat Pembiayaan Pertanian.
Uraian tugas dan fungsi masing-masing unit kerja dilingkup Direktorat Pembiayaan,
sebagai berikut:
1) Subdirektorat Kredit Program dan Fasilitasi Pembiayaan Mempunyai tugas melaksanakan penyiapan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria, serta pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang kredit program dan fasilitasi pembiayaan. Fungsi yang dijalankan adalah melakukan: penyiapan penyusunan kebijakan di bidang kredit program dan fasilitasi
pembiayaan, penyiapan pelaksanaan kebijakan di bidang kredit program dan fasilitasi
pembiayaan, penyiapan penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang kredit
program dan fasilitasi pembiayaan, pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang kredit program dan fasilitasi
pembiayaan, dan pelaksanaan evaluasi dan pelaporan kegiatan di bidang kredit program dan
fasilitasi pembiayaan.
Laporan Keuangan semester II Audited Tahun Anggaran 2017
Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian 24
2) Subdirektorat Kelembagaan Pembiayaan
Mempunyai tugas melaksanakan penyiapan penyusunan dan pelaksanaan
kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria, serta pemberian
bimbingan teknis dan evaluasi di bidang kelembagaan pembiayaan.
Fungsi yang dijalankan adalah melakukan : penyiapan penyusunan kebijakan di bidang lembaga keuangan mikro agribisnis
dan koperasi pertanian, penyiapan pelaksanaan kebijakan di bidang lembaga keuangan mikro agribisnis
dan koperasi pertanian, penyiapan penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang lembaga
keuangan mikro agribisnis dan koperasi pertanian, pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang lembaga keuangan mikro
agribisnis dan koperasi pertanian, dan pelaksanaan evaluasi dan pelaporan kegiatan di bidang lembaga keuangan
mikro agribisnis dan koperasi pertanian.
3) Subdirektorat Pemberdayaan Permodalan dan Asuransi Pertanian
Mempunyai tugas melaksanakan penyiapan penyusunan dan pelaksanaan
kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria, serta pemberian
bimbingan teknis dan evaluasi di bidang pemberdayaan permodalan dan asuransi
pertanian.
Fungsi yang dijalankan adalah melakukan:
penyiapan penyusunan kebijakan di bidang pemberdayaan permodalan dan asuransi pertanian,
penyiapan pelaksanaan kebijakan di bidang pemberdayaan permodalan dan asuransi pertanian,
penyiapan penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang pemberdayaan permodalan dan asuransi pertanian,
pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang pemberdayaan permodalan dan asuransi pertanian,
Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan kegiatan di bidang pemberdayaan permodalan dan asuransi pertanian.
4) Subbagian Tata Usaha
Mempunyai tugas melakukan urusan kepegawaian, keuangan, perlengkapan, rumah tangga dan surat menyurat serta kearsipan Direktorat Pembiayaan dan Pertanian.
Laporan Keuangan semester II Audited Tahun Anggaran 2017
Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian 25
5. DIREKTORAT PUPUK DAN PESTISIDA Struktur Organisasi Direktorat Pupuk dan Pestisida
Mempunyai tugas melaksanakan penyiapan perumusan dan pelaksanaan kebijakan
di bidang penyediaan pupuk dan pestisida.Dalam melaksanakan tugas tersebut,
Direktorat pupuk dan pestisida menyelenggarakan fungsi :
a) Penyiapan perumusan kebijakan di bidang penyediaan pupuk organik dan
pembenah tanah, pupuk anorganik, dan pestisida, serta pengawasan pupuk dan
pestisida;
b) Pelaksanaan kebijakan di bidang penyediaan pupuk organik dan pembenah
tanah, pupuk anorganik, dan pestisida, serta pengawasan pupuk dan pestisida;
c) Penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang penyediaan pupuk
organik dan pembenah tanah, pupuk anorganik, dan pestisida, serta
pengawasan pupuk dan pestisida;
d) Pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang penyediaan pupuk organik
dan pembenah tanah, pupuk anorganik, dan pestisida, serta pengawasan pupuk
dan pestisida; dan
Susunan organisasi Direktorat Pupuk dan Pestisida terdiri atas
1). Subdirektorat Pupuk dan Pembenah Tanah
Laporan Keuangan semester II Audited Tahun Anggaran 2017
Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian 26
Mempunyai tugas melaksanakan penyiapan penyusunan dan pelaksanaan
kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria serta pemberian
bimbingan teknis dan evaluasi di bidang pupuk dan pembenah tanah.
2). Subdirektorat Pupuk Bersubsidi
Mempunyai tugas melaksanakan penyiapan penyusunan dan pelaksanaan
kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria serta pemberian
bimbingan teknis dan evaluasi di bidang pupuk bersubsidi
3). Subdirektorat Pestisida
Mempunyai tugas melaksanakan penyiapan penyusunan dan pelaksanaan
kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria, serta pemberian
bimbingan teknis dan evaluasi di bidang pestisida pertanian
4). Subdirektorat Pengawasan Pupuk dan Pestisida
Mempunyai tugas melaksanakan penyiapan penyusunan dan pelaksanaan
kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria serta pemberian
bimbingan teknis dan evaluasi di bidang pengawasan pupuk dan pestisida.
5). Subbagian Tata Usaha
Mempunyai tugas melakukan urusan kepegawaian, keuangan, perlengkapan,
rumah tangga dan surat menyurat serta kearsipan Direktorat Pupuk dan Pestisida.
6. DIREKTORAT ALAT DAN MESIN PERTANIAN Struktur Organisasi Direktorat Alat dan Mesin Pertanian
Direktorat Alat dan Mesin Pertanian mempunyai tugas melaksanakan penyiapan
perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang penyediaan alat dan mesin pertanian
Laporan Keuangan semester II Audited Tahun Anggaran 2017
Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian 27
prapanen. Dalam melaksanakan tugas tersebut, Direktorat Alat dan Mesin Pertanian
menyelenggarakan fungsi :
a) Penyiapan perumusan kebijakan di bidang penyediaan, pendaftaran,
pengawasan dan peredaran serta kelembagaan alat dan mesin pertanian
prapanen;
b) Penyiapan pelaksanaan kebijakan di bidang penyediaan, pendaftaran,
pengawasan dan peredaran serta kelembagaan alat dan mesin pertanian
prapanen;
c) Penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang penyediaan,
pendaftaran, pengawasan dan peredaran serta kelembagaan alat dan mesin
pertanian prapanen;
d) Pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang penyediaan, pendaftaran,
pengawasan dan peredaran serta kelembagaan alat dan mesin pertanian
prapanen;
e) Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan kegiatan di bidang penyediaan,
pendaftaran, pengawasan dan peredaran serta kelembagaan alat dan mesin
pertanian prapanen; dan
f) Pelaksanaan urusan tata usaha Direktorat Alat dan Mesin Pertanian.
Tugas dan fungsi dari masing-masing unit kerja adalah sebagai berikut: 1) Subdirektorat Penyediaan Alat dan Mesin Pertanian mempunyai tugas
melaksanakan penyiapan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria, serta pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang penyediaan alat dan mesin pertanian prapanen, Subdirektorat Penyediaan Alat dan Mesin Pertanian menyelenggarakan fungsi :
2) Subdirektorat Pendaftaran, Pengawasan dan Peredaran Alat dan Mesin Pertanian
mempunyai tugas melaksanakan penyiapan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria, serta pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang pendaftaran, pengawasan dan peredaran alat dan mesin pertanian. Dalam melaksanakan tugas tersebut, Subdirektorat Pendaftaran, Pengawasan dan Peredaran Alat dan Mesin Pertanian
3) Subdirektorat Kelembagaan Alat dan Mesin Pertanian mempunyai tugas melaksanakan penyiapan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria, serta pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang kelembagaan alat dan mesin pertanian. Dalam melaksanakan tugas tersebut, Subdirektorat Kelembagaan Alat dan Mesin Pertanian
4) Subbagian Tata Usaha mempunyai tugas melakukan urusan kepegawaian, keuangan, perlengkapan, rumah tangga dan surat menyurat, serta kearsipan Direktorat Alat dan Mesin Pertanian
Laporan Keuangan semester II Audited Tahun Anggaran 2017
Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian 28
5) LS Pro Alsintan mempunyai tugas melakukan sertifikasi produk terhadap alat dan mesin pertanian (alsintan) yang diproduksi oleh produsen alsintan yang sudah menerapkan sistem Managamen ISO 9001
Dalam melaksanakan tugasnya, Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian menyelenggarakan Fungsi sebagai berikut :
a. perumusan kebijakan di bidang pengelolaan lahan, air irigasi, pembiayaan, pupuk, pestisida, dan alat mesin pertanian sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku;
b. pelaksanaan kebijakan dibidang pengelolaan lahan dan pengelolaan, air irigasi, pembiayaan, pupuk, pestisida, dan alat mesin pertanian sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku;
c. penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria di bidang pengelolaan lahan, air irigasi, pembiayaan, pupuk, pestisida, dan alat mesin pertanian sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku;
d. pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang pengelolaan lahan, air irigasi, pembiayaan, pupuk, pestisida, dan alat mesin pertanian sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku; dan
e. pelaksanaan administrasi Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian.
Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian didirikan sebagai salah satu upaya Kementerian Pertanian dari aspek prasarana dan sarana pertanian adalah bagaimana memperbaiki dan membangun infrastruktur lahan dan air; meningkatkan akses pembiayaan pertanian dengan suku bunga rendah yang terjangkau bagi petani kecil; bagaimana membudayakan petani menggunakan pupuk kimiawi dan organik secara berimbang untuk memperbaiki meningkatkan kesuburan tanah; bagaimana mengupayakan adaptasi terhadap perubahan iklim dan pelestarian lingkungan hidup; mengupayakan dukungan alat dan mesin pertanian untuk meningkatkan produksi, nilai tambah serta menekan susut hasil pertanian yang pada gilirannya dapat meningkatkan kesejahteraan petani.
Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian telah menetapkan satu program pada periode tahun 2013 yaitu Program Penyediaan dan Pengembangan Prasarana dan Sarana Pertanian. Dengan telah ditetapkan program tersebut diharapkan kebijakan teknis Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian dalam rangka mencapai sasaran pembangunan pertanian mampu menjadi motor penggerak tersedianya prasarana dan sarana pertanian yang optimal untuk pembangunan pertanian berkelanjutan.
VISI DAN MISI DAN TUJUAN
Visi Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian periode 2015-2019 adalah “Mewujudkan Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian sebagai motor
Laporan Keuangan semester II Audited Tahun Anggaran 2017
Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian 29
penggerak tersedianya prasarana dan sarana pertanian, untuk mendukung pembangunan industri berbasis pertanian (bioindustri) dalam rangka kedaulatan pangan dan kesejahteraan petani ”.
Visi Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian adalah ”Terwujudnya Pembangunan Prasarana dan Sarana Pertanian Mendukung Kedaulatan Pangan dan Kesejahteraan Petani”. Untuk mewujudkan visi tersebut ditetapkan pula misi sebagai berikut : (1) Mewujudkan perluasan dan perlindungan lahan pertanian; (2) Mengembangkan pengelolaan air dan irigasi pertanian; (3) Memfasilitasi penyediaan, penyaluran, dan penggunaan pupuk bersubsidi melalui PSO sesuai azas 6 (enam) tepat jenis, jumlah, tempat, waktu, mutu, dan harga serta meningkatkan pengawasan terhadap pupuk dan pestisida beredar; (4) Mewujudkan dan mengembangkan sistem pembiayaan sektor pertanian serta mendorong perlindungan usaha tani melalui pengembangan asuransi pertanian; (5) Menyelenggarakan sistem mekanisasi pertanian di Indonesia..
Pada tahun 2017, sesuai dengan penetapan kinerja Dirjen Prasarana dan Sarana Pertanian dengan Menteri Pertanian, telah ditetapkan sasaran program yaitu Penambahan luas pertanaman yang diukur melalui 2 indikator kinerja yaitu jumlah penambahan luas baku lahan padi seluas 72.033 Ha dan jumlah penambahan luas tanam padi seluas 37.60 Ha. Dicapai melalui kegiatan : 1) Perluasan dan Pengendalian Lahan Pertanian; 2) Peningkatan ketersediaan air untuk sektor pertanian; 3) Peningkatan fasilitasi penyaluran pupuk dan pengawasan pestisida 4) Peningkatan fasilitasi pembiayaan, pemberdayaan kelembagaan, dan permodalan pertanian, serta peningkatan perlindungan terhadap resiko, 5) Peningkatan pemanfaatan alat dan mesin pertanian dan 6). Dukungan Manajemen dan Teknis kegiatan Prasarana dan Sarana Pertanian.
Misi Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian adalah sebagai berikut :
a. Mendorong partisipasi para pemangku kepentingan dalam pengembangan dan pengelolaan lahan dan air secara efektif dan efisien untuk kegiatan pertanian berkelanjutan.
b. Menyusun kebijakan pengembangan perluasan areal, pengelolaan lahan dan pengelolaan air yang berbasis pada pemberdayaan masyarakat petani di pedesaan
c. Mewujudkan dan mengembangkan sistem pembiayaan usaha pertanian yang fleksibel dan sederhana
d. Memfasilitasi penyediaan, penyaluran, penggunaan , dan pengawasan pupuk dan pestisida sesuai azas 6 (enam) tepat (jenis, jumlah, tempat, waktu, mutu dan harga)
e. Meningkatkan pelayanan pendaftaran pupuk dan pestisida
f. Mengembangkan sistem mekanisasi pertanian dan kelembagaan alat dan mesin pertanian
Laporan Keuangan semester II Audited Tahun Anggaran 2017
Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian 30
g. Mewujudkan sistem manajemen dan administrasi pembangunan prasarana dan sarana pertanian berdasarkan prinsip transparansi dan akuntabilitas
Tujuan
Tujuan strategis Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian adalah “Melaksanakan penyediaan dan pengembangan Prasarana dan Sarana Pertanian yang meliputi aspek pengelolaan lahan, pengelolaan air irigasi,pembiayaan pertanian, pupuk dan pestisida, serta alat dan mesin pertanian”
Tujuan strategis Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian tahun 2015 –2019 dicapai dengan:
1) Mewujudkan suatu kebijakan, norma, standart, pedoman, kriteria dan prosedur di bidang prasarana dan sarana pertanian
2) Mewujudkan pelaksanaan bimbingan teknis dan pengawasan di bidang prasarana dan sarana pertanian
3) Menyediakan lahan dan mengoptimalkan pendayagunaan lahan dan air dalam mendukung pengembangan komoditas tanaman pangan, hortikultura, perkebunan dan peternakan.
4) Mewujudkan sistem pembiayaan usaha pertanian yang fleksibel dan sederhana, serta perlindungan usaha petani dan mitigasi resiko usaha petani melalui Asuransi pertanian.
5) Mewujudkanpenyediaan dan penyaluranserta pengawasan pupuk dan pestisida sesuai azas 6 (enam) tepat (jenis, jumlah, tempat, waktu, mutu dan harga)
6) Mewujudkan sistem mekanisasi pertanian di Indonesia melalui kebijakan pengembangan, pemanfatan, pengawasan dan kelembagaan alat dan mesin pertanian yang sesuai dengan arah pembangunan pertanian.
7) Meningkatkan koordinasi dan sinkronisasi antar sektor dan lembaga dalam mendorong optimalisasi pelaksanaan program dan kegiatan pembangunan prasarana dan sarana pertanian untuk mendukung ketahanan pangan nasional
8) Meningkatkanperan serta masyarakat dan stakeholder dalam pengembangan dan pengelolaan prasarana dan sarana pertanian secara efektif dan efisien untuk kegiatan pertanian berkelanjutan.
9) Menyelenggarakan manajemen dan administrasi pembangunan berdasarkan prinsip profesionalitas, integritas, transparansi dan akuntabilitas
Indikator Kinerja Tujuan dan Target Jangka Menengah:
Untuk mengukur sejauh mana Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian telah mencapai tujuan strategis tersebut diatas maka ditetapkan indikator kinerja dan target kinerja yang harus dicapai pada akhir tahun kelima (2019). Indikator kinerja
Laporan Keuangan semester II Audited Tahun Anggaran 2017
Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian 31
tersebut merupakan indikator kinerja utama Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian sebagaimana tabel berikut:
Sasaran
Sasaran Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian adalah Penambahan Luas Pertanaman seluas 1.850.000 Ha.Terwujudnya penambahan luas pertanaman seluas 1.850.000 Ha dicapai melalui kegiatan :
a. Perluasan areal pertanian pada kawasan tanaman pangan (cetak sawah) seluas 1.000.000Ha
b. Pengembangan jaringan irigasi dan optimasi air seluas 4.600.000 Ha c. Perluasan areal pertanian pada kawasan Peternakan seluas 100.000Ha
ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI
Strategi
Strategi yang dilaksanakan dalam upaya mewujudkan visi dan misi Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian adalah sebagai berikut :
1) Good Governance
Melaksanakan manajemen penyediaan dan pengembangan prasarana dan sarana pertanian yang efisien, bersih, transparan, bebas dari KKN dengan penyelenggaraan disiplin anggaran dan penciptaan kebijakan yang mendorong peran serta stakeholder terkait baik di pusat maupun daerah sesuai dengan peta kewenangannya.
2) Pengembangan dan Pemanfaatan Sumber Daya Lahan dan Air Secara Lestari
Melaksanakan pengembangan lahan melalui penyempurnaan tata aturan pengelolaan lahan dan air, pengendalian alih fungsi lahan, perluasan areal pertanian, optimalisasi lahan terlantar/tidur, konservasi dan rehabilitasi, reklamasi, jalan usahatani dan jalan produksi pertanian (tanaman pangan, hortikultura, perkebunan dan peternakan) dan meningkatkan kesuburan dan produktivitas melalui usahatani padi SRI, serta pengelolaan air yang efisien dan efektif dengan
No. Tujuan Indikator Kinerja Utama Target 2015-2019
1 Melaksanakan penyediaan dan
pengembangan Prasarana dan
Sarana Pertanian yang meliputi
aspek pengelolaan lahan,
pengelolaan air irigasi,
pembiayaan pertanian, pupuk dan
pestisida, serta alat dan mesin
pertanianpertanian
Jumlah penambahan Luas
Areal Pertanaman
Penambahan Luas Areal
Pertanaman seluas 1.850.000
Laporan Keuangan semester II Audited Tahun Anggaran 2017
Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian 32
mengembangkan dan merehabilitasi jaringan irigasi ditingkat usahatani, jaringan irigasi desa, dan Tata Air Mikro (TAM) melalui partisipasi masyarakat.
Sektor pertanian sangat rentan terhadap perubahan iklim terutama kenaikan suhu udara dan ketersediaan air di saat musim kemarau sehingga perlu tersedia sumber irigasi suplementer dengan teknik pemanenan air (water harvesting) seperti embung/dam parit dan sumur resapan.
3) Menetapkan Skala Prioritas Kawasan Pengembangan
Melaksanakan penetapan skala prioritas kawasan pengembangan pertanian yang berbasis komoditas. Perkembangan otonomi daerah yang telah dilaksanakan bisa dipandang positif, kondisi ini dapat membangun sistem pembagian manfaat ekonomi secara lebih adil dan merata antar wilayah, antar pelaku ekonomi (pengentasan kemiskinan) dan antar generasi yang dapat memberikan dampak positif (langsung maupun tidak langsung) terhadap perbaikan ekosistem lokal maupun global. Oleh karena itu penetapan skala prioritas kawasan pengembangan pertanian berbasis komoditas perlu dikaji skala ekonominya dengan baik.
4) Mendorong Pola Partisipatif
Melaksanakan pemberdayaan masyarakat/petani dalam pengelolaan lahan dan air dengan meningkatkan kemampuan SDM melalui pengarusutamaan gender (PUG) agar mandiri dan proaktif melalui kegiatan-kegiatan penyediaan dan pengembangan prasarana dan sarana pertanian dalam suatu wadah organisasi/kelompok petani yang kuat dan mandiri. Fasilitasi pemerintah harus diselenggarakan untuk mendorong kreatifitas dan memberdayakan usaha masyarakat dan memberdayakan usaha masyarakat, antara lain melalui pola Bantuan Sosial.
5) Menggalang Sinergi dan Meningkatkan Mutu Koordinasi
Melaksanakan penggalangan sinergi semua instansi terkait dalam memberdayakan potensi sumber daya pertanian yang ada untuk pengelolaan prasarana dan sarana pertanian.
6) Pemberdayaan Kelembagaan dan SDM Pertanian
Pemberdayaan kelembagaan dan SDM pertanian perlu ditata dan dikelola dengan baik melalui pelatihan dan penerapan inovasi teknologi baru dibidang prasarana dan sarana pertanian.
7) Strategi fasilitasi pembiayaanbagi kelompok usaha tani yang Feasible dan Bankable, adalah mendorong peningkatan portfolio ketersediaan dana dari bank pelaksana KKP-E, KPEN-RP dan KUPS untuk membiayai usaha pertanian.
8) Strategi fasilitasi pembiayaan bagi kelompok usaha tani yang Feasible dan tidak Bankable, adalah mengoptimalkan skim Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang risiko kreditnya sudah ditangani oleh pemerintah melalui pola risk sharing.
Laporan Keuangan semester II Audited Tahun Anggaran 2017
Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian 33
9) Strategi fasilitasi pembiayaan bagi kelompok usaha tani yang tidak Feasible dan tidak Bankable, adalah mengembangkan Lembaga Keuangan Mikro Agribisnis (LKM-A) dari Gapoktan PUAP di pedesaan untuk pembiayaan usaha mikro dan kecil dengan sistem pengelolaan konvesional maupun syariah.
10)Strategi Penerapan pemupukan berimbang spesifik lokasi, dengan mendorong penggunaan pupuk majemuk dan pupuk organik melalui pemberian subsidi harga pupuk dan bantuan langsung pupuk, serta bantuan sarana pengolah pupuk organik ditingkat petani.
11) Strategi dalam meningkatkan pengawasan pupuk dan Pestisida, yaitu dengan mendorong peran pemerintah daerah dalam pengawasan pupuk dan pestisida melalui peningkatan kinerja Komisi Pengawasan Pupuk dan Pestisida (KP3)
12)Strategi pelaksanaan penyediaan alat dan mesin pertanian, yaitu melaksanakan manajemen penyediaan dan pengawasan alat dan mesin pertanian yang efisien, bersih, transparan, bebas dari KKN dengan penyelenggaraan disiplin anggaran dan penciptaan kebijakan yang mendorong peran serta stakeholder terkait baik di pusat maupun daerah sesuai dengan peta kewenangannya.
13) Strategy pengembangan alat dan mesin pertanian secara selektif dan progresif, yaitu dengan melaksanakan pengembangan alsintan melalui optimalisasi penggunaan alsintan dan pemanfaatan teknologi alat dan mesin pertanian yang dapat meningkatkan produktivitas, efisiensi, serta kualitas semua sumber daya termasuk sumber daya tenaga kerja
14) Strategy pengawasan alsintan, yaitu pemberdayaan petugas pengawas melalui peningkatan kompetensi petugas pengawas dan penyediaan sarana pendukung
15) Strategy penumbuhan dan pengembangan UPJA dan bengkel alsintan, yaitu pemberdayaan kelembagaan UPJA dan bengkel Alsintan melalui peningkatan kompetensi SDM, organisasi dan bisnis serta penerapan inovasi teknologi dibidang alat dan mesin pertanian.
Arah Kebijakan
Kebijakan Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian, dalam rangka menunjang pembangunan pertanian-bioindustri berkelanjutan yang menghasilkan beragam pangan sehat dan produk bernilai tambah tinggi berbasis sumberdaya lokal untuk meningkatkan ketahanan pangan dan kesejahteraan petani adalah sebagai berikut:
1) Kebijakan yang terkait dengan pengembangan infrastruktur pertanian aspek lahan adalah adalah pengembangan jalan pertanian pada kawasan tanaman pangan, hortikultura, perkebunan, dan peternakan.
2) Kebijakan yang terkait dengan pencapaian sasaran: meningkatnya luas areal pertanian pada kawasan tanaman pangan, hortikultura, perkebunan dan peternakan, ditempuh melalui: a) Penambahan Baku Lahan (PBL)
Laporan Keuangan semester II Audited Tahun Anggaran 2017
Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian 34
b) Pendekatan kawasan yang berskala ekonomi c) Kesesuaian daya dukung dan agropedoklimat d) Partisipasi dan pemberdayaan petani. e) Peningkatan efektivitas pembelajaran melalui pendampingan.
3) Kebijakan yang terkait dengan pencapaian sasaran: terwujudnya upaya optimasi, konservasi, rehabilitasi dan reklamasi lahan pertanian : a) Kebijakan optimasi lahan dilakukan melalui pemberdayaan masyarakat
petani/peternak pada lahan terlantar, dan lahan yang berpotensi untuk ditingkatkan IP-nya melalui: - Kebijakan pengembangan usahatani dan konservasi DAS hulu yang
dilakukan melalui pemberdayaan masyarakat. - Kebijakan Reklamasi lahan dilakukan melalui pemberdayaan masyarakat/
petani pada lahan rawa, bekas tambang, dan bekas industri. - Kebijakan perbaikan kesuburan lahan sawah melalui pengembangan
rumah kompos dan UPPO untuk pemberian/ penambahan bahan organik/ kompos.
- Peningkatan efektifitas pembelajaran melalui pendampingan. b) Kebijakan peningkatan kesuburan dan produktivitas lahan melalui
pengembangan pertanian ramah lingkungan yang dikenal dengan System of Rice Intensification (SRI).
4) Kebijakan yang terkait dengan pencapaian sasaran: tercapainya pengembangan sumber air alternatif dan skala kecil, adalah : a) Diprioritaskan pada kawasan kekeringan dengan mendayagunakan baik air
permukaan maupun air tanah. b) Pengembangan sumber air alternatif dan skala kecil secara berkelanjutan
dengan cara partisipatif. 5) Kebijakan yang terkait dengan pencapaian sasaran: tercapainya pengembangan
jaringan irigasi danoptimasi pemanfaatan air irigasi, adalah: a) Peningkatan fungsi prasarana irigasi, b) Penerapan teknologi hemat air c) Peningkatan partisipasi masyarakat. d) Pengembangan dan Pemberdayaan Kelembagaan Petani Pemakai Air
(P3A), melalui : - Peningkatan kemampuan P3A dalam Pengelolaan Air Irigasi dan
Produksi Pertanian; - Pengelolaan irigasi secara partisipatif; - Pengembangan jejaring dan kemitraan P3A.
6) Kebijakan yang terkait dengan pengembangan konservasi air dan lingkungan
hidup serta antisipasi perubahan iklim, adalah : a)Pengembangan teknik pemanenan air dengan pembangunan embung. b)Pengembangan teknik penyerapan air ke dalam tanah dengan sumur resapan c) Pengembangan Model Adaptasi Perubahan Iklim (PMAPI)
7) Kebijakan terkait dengan revitalisasi pembiayaan petani dan kelembagaan
petani dalam rangka meningkatkan ketersediaan pembiayaan/kredit bagi petani, fokus pada :
Laporan Keuangan semester II Audited Tahun Anggaran 2017
Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian 35
a) Pembiayaan yang bersumber dari dana perbankan ;
b) Pembiayaan yang bersumber dari dana BUMN/ CSR
c) Pembiayaan yang bersumber dari dana lembaga Keuangan Non Bank;
d) Pembiayaan yang bersumber dari pembiayaan swasta dan masyarakat;
e) Pembiayaan yang bersumber dari dana masyarakat tani dan atau masyarakat yang peduli terhadap pertanian ;
f) Pembiayaan yang bersumber dari dana pemerintah pusat (APBN) dan pemerintah daerah (APBD Propinsi dan APBD Kabupaten/Kota) ;
g) Pembiayaan yang bersumber dari lembaga keuangan mikro dan lembaga adat yang berkembang di masyarakat; serta sumber pembiayaan lainya.
8) Kebijakan terkait pupuk dan pestisida, adalah:
a) Fasilitasi penyediaan pupuk bersubsidi untuk sektor pertanian guna mendorong penerapan pemupukan secara berimbang guna meningkatkan produktivitas dan kualitas hasil komoditas pertanian.
b) Pengawasan peredaran dan penggunaan pupuk dan pestisida ramah lingkungan.
c) Fasilitasi pelayanan pendaftaran pupuk dan pestisida pertanian.
9) Kebijakan pengembangan alsintan, didalamnya memuat beberapa hal sebagai berikut :
a) Kebijakan yang terkait dengan sasaran meningkatnya kepemilikan alsintan pada 33 propinsi sebesar 3 – 5 %, adalah : (a) sosialisasi pelaksanaan kegiatan kepemilikan alsintan, (b) koordinasi dengan Dinas Propinsi dan Kabupaten/Kota guna pemantapan kegiatan kepemilikan alsintan, (c) kebijakan dalam pelaksanaan kegiatan kepemilikan alsintan.
b) Kebijakan yang terkait dengan sasaran terlaksananya penumbuhan dan pengembangan UPJA Pemula, Berkembang dan Profesional, meningkat masing-masing 10%, 10% dan 15% per tahun, adalah : (a) sosialisasi Permentan No.25 Tahun 2008 tentang Pedoman Penumbuhan dan Pengembangan UPJA, (b) Pembentukan Tim UPJA, (c) kebijakan pemberdayaan dalam pengelolaan UPJA , (d) peningkatan peranan UPJA dalam pengembangan alsintan, (e) kebijakan peningkatan integrasi subsistem pengguna, penyedia alsintan, permodalan dan pembinaan dalam keberlanjutan kelembagaan UPJA.
c) Kebijakan yang terkait dengan sasaran terlaksananya pengembangan bengkel alsintan di 33 propinsi, adalah : (a) sinkronisasi dan koordinasi dengan instansi terkait, (b) peningkatan peranan produsen alsintan dalam pengembangan bengkel, (c) peningkatan keahlian pengelola bengkel alsintan.
d) Kebijakan yang terkait dengan sasaran terlaksananya pengawasan pengadaan, peredaran dan penggunaan alat dan mesin pertanian yang berdayaguna dan berhasilguna di 33 provinsi meliputi : (a) sosialisasi
Laporan Keuangan semester II Audited Tahun Anggaran 2017
Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian 36
pengawasan alsintan (b) meningkatkan jumlah dan kompetensi petugas pengawas alsintan dan (c) meningkatkan sarana pengawasan alsintan.
e) Kebijakan yang terkait dengan kualitas koordinasi dan sinkronisasi dalam pengembangan, pengawasan dan kelembagaan alsintan di 33 Provinsi dalam rangka peningkatan forum komunikasi dan informasi pengembangan, pengawasan dan kelembagaan alsintan.
Program Kegiatan Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian.
Program Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian adalah : Program Pengembangan dan Penyediaan Prasarana dan Sarana Pertanian dengan indikator kinerja program adalah :
1) Tersedianya kebijakan, norma, standart, pedoman, kriteria dan prosedur di bidang prasarana dan sarana pertanian
2) Terlaksananya bimbingan teknis dan pengawasan di bidang prasarana dan sarana pertanian
3) Tersedianya dan teroptimalisasinya pendayagunaan lahan dan air dalam mendukung pengembangan komoditas tanaman pangan, hortikultura, perkebunan dan peternakan.
4) Berkembangnya sistem pembiayaan usaha pertanian yang fleksibel dan sederhana serta sistem perlindungan usaha petani dan mitigasi resiko usaha petani melalui Asuransi pertanian.
5) Tersedianya dan Tersalurkannya pupuk dan pestisida sesuai azas 6 (enam) tepat (jenis, jumlah, tempat, waktu, mutu dan harga)
6) Berkembangnya sistem mekanisasi pertanian di Indonesia melalui kebijakan pengembangan, pemanfatan, pengawasan dan kelembagaan alat dan mesin pertanian yang sesuai dengan arah pembangunan pertanian.
7) Meningkatnya koordinasi dan sinkronisasi antar sektor dan lembaga dalam mendorong optimalisasi pelaksanaan program dan kegiatan pembangunan prasarana dan sarana pertanian untuk mendukung ketahanan pangan nasional
8) Meningkatnyaperan serta masyarakat dan stakeholder dalam pengembangan dan pengelolaan prasarana dan sarana pertanian secara efektif dan efisien untuk kegiatan pertanian berkelanjutan.
9) Terselenggaranya manajemen dan administrasi pembangunan berdasarkan prinsip profesionalitas, integritas, transparansi dan akuntabilitas
A.2. Pendekatan Penyusunan Laporan Keuangan
Laporan Keuangan Tahun 2017 ini merupakan laporan yang mencakup seluruh aspek keuangan yang dikelola oleh Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana
Laporan Keuangan semester II Audited Tahun Anggaran 2017
Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian 37
Pertanian. Laporan Keuangan ini dihasilkan melalui Sistem Akuntansi Instansi (SAI) yaitu serangkaian prosedur manual maupun yang terkomputerisasi mulai dari pengumpulan data, pencatatan dan pengikhtisaran sampai dengan pelaporan posisi keuangan dan operasi keuangan pada Kementerian Negara/Lembaga.
SAI terdiri dari Sistem Akuntansi Instansi Berbasis Akrual (SAIBA) dan Sistem Informasi Manajemendan Akuntansi Barang Milik Negara (SIMAK-BMN). SAI dirancang untuk menghasilkan Laporan Keuangan Satuan Kerja yang terdiri dari Laporan Realisasi Anggaran, Laporan Operasional, Laporan Perubahan Ekuitas, dan Neraca. Sedangkan SIMAK-BMN adalah sistem yang menghasilkan informasi aset tetap, persediaan, dan aset lainnya untuk penyusunan neraca dan laporan barang milik negara serta laporan manajerial lainnya.
Laporan Keuangan Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian Tahun 2017 ini merupakan laporan konsolidasi dari seluruh jenjang struktural di bawah Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian yang meliputi wilayah serta satuan kerja yang bertanggung jawab atas anggaran yang diberikan.
Jumlah entitas akuntansi di lingkup Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian adalah 106 satker. Rincian entitas tersebut tersaji sebagai berikut:
Rekapitulasi Jumlah Entitas UAPPA-E1
KP KD DK TP
0199 DKI JAKARTA V - - - 1
0290 JAWA BARAT - - V V 2
0390 JAWA TENGAH - - V V 29
0490 DI YOGYAKARTA - - V V 2
0590 JAWA TIMUR - - V V 2
0690 ACEH - - V V 2
0790 SUMATERA UTARA - - V V 3
0890 SUMATERA BARAT - - V V 2
0990 RIAU - - V V 2
1090 JAMBI - - V V 2
1190 SUMATERA SELATAN - - V V 2
1290 LAMPUNG - - V V 2
1390 KALIMANTAN BARAT - - V V 7
1490 KALIMANTAN TENGAH - - V V 2
1590 KALIMANTAN SELATAN - - V V 2
1690 KALIMANTAN TIMUR - - V V 2
1790 SULAWESI UTARA - - V V 2
1890 SULAWESI TENGAH - - V V 2
1990 SULAWESI SELATAN - - V V 2
2090 SULAWESI TENGGARA - - V V 2
2190 MALUKU - - V V 2
2290 BALI - - V V 2
2390 NUSA TENGGARA BARAT - - V V 2
2490 NUSA TENGGARA TIMUR - - V V 9
2590 PAPUA - - V V 2
2690 BENGKULU - - V V 2
2890 MALUKU UTARA - - V V 2
2990 BANTEN - - V V 2
3090 KEPULAUAN BANGKA BELITUNG - - V V 2
3190 GORONTALO - - V V 2
3290 KEPULAUAN RIAU - - V V 2
3390 PAPUA BARAT - - V V 2
3490 SULAWESI BARAT - - V V 2
3590 KALIMANTAN UTARA - - V V 2
JUMLAH - - - - 107
JUMLAH
SATKERKODE
WILAYAH
NAMA SATKERKEWENANGAN
A.2. A.3. Basis Akuntansi
Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian menerapkan basis akrual dalam penyusunan dan penyajian Neraca, Laporan Operasi dan Laporan Perubahan Ekuitas. Basis akrual adalah basis akuntansi yang mengakui pengaruh transaksi dan
Laporan Keuangan semester II Audited Tahun Anggaran 2017
Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian 38
peristiwa lainnya pada saat transaksi dan peristiwa itu terjadi, tanpa memperhatikan saat kas atau setara kas diterima atau dibayarkan.
Sedangkan Laporan Realisasi Anggaran basis kas untuk disusun dan disajikan dengan basis kas. Basis kas adalah basis akuntansi yang yang mengakui pengaruhi transaksi atau peristiwa lainnya pada saat kas atau setara kas diterima atau dibayar. Hal ini sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) yang ditetapkan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan.
A.4. Dasar Pengukuran
Pengukuran adalah proses penetapan nilai uang untuk mengakui dan memasukkan setiap pos dalam laporan keuangan. Dasar pengukuran yang diterapkan Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian dalam penyusunan dan penyajian Laporan Keuangan adalah dengan menggunakan nilai perolehan historis.
Aset dicatat sebesar pengeluaran/penggunaan sumber daya ekonomi atau sebesar nilai wajar dari imbalan yang diberikan untuk memperoleh aset tersebut. Kewajiban dicatat sebesar nilai wajar sumber daya ekonomi yang digunakan pemerintah untuk memenuhi kewajiban yang bersangkutan.
Pengukuran pos-pos laporan keuangan menggunakan mata uang rupiah. Transaksi yang menggunakan mata uang asing dikonversi terlebih dahulu dan dinyatakan dalam mata uang rupiah.
A.5. Kebijakan Akuntansi
Penyusunan dan penyajian Laporan Keuangan Tahun 2017 telah mengacu pada Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP). Kebijakan akuntansi merupakan prinsip-prinsip, dasar-dasar, konvensi-konvensi, aturan-aturan, dan praktik-praktik spesifik yang dipilih oleh suatu entitas pelaporan dalam penyusunan dan penyajian laporan keuangan. Kebijakan akuntansi yang diterapkan dalam laporan keuangan ini adalah merupakan kebijakan yang ditetapkan oleh Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian yang merupakan entitas pelaporan dari Kementerian Pertanian. Disamping itu, dalam penyusunannya telah diterapkan kaidah-kaidah pengelolaan keuangan yang sehat di lingkungan pemerintahan.
Kebijakan-kebijakan akuntansi yang penting yang digunakan dalam penyusunan Laporan Keuangan Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian adalah sebagai berikut:
(1) Pendapatan - LRA
• Pendapatan-LRA adalah semua penerimaan Rekening Kas Umum Negara yang menambah Saldo Anggaran Lebih dalam periode tahun anggaran yang bersangkutan yang menjadi hak pemerintah dan tidak perlu dibayar kembali oleh pemerintah. • Pendapatan-LRA diakui pada saat kas diterima pada Kas Umum Negara (KUN). • Akuntansi pendapatan-LRA dilaksanakan berdasarkan azas bruto, yaitu dengan membukukan penerimaan bruto, dan tidak mencatat jumlah nettonya (setelah dikompensasikan dengan pengeluaran).
Laporan Keuangan semester II Audited Tahun Anggaran 2017
Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian 39
• Pendapatan-LRA disajikan menurut klasifikasi sumber pendapatan.
(2) Pendapatan - LO
• Pendapatan-LO adalah hak pemerintah pusat yang diakui sebagai penambah ekuitas dalam periode tahun anggaran yang bersangkutan dan tidak perlu dibayar kembali. • Pendapatan-LO diakui pada saat timbulnya hak atas pendapatan dan /atau Pendapatan direalisasi, yaitu adanya aliran masuk sumber daya ekonomi. • Akuntansi pendapatan-LO dilaksanakan berdasarkan azas bruto, yaitu dengan membukukan penerimaan bruto, dan tidak mencatat jumlah nettonya (setelah dikompensasikan dengan pengeluaran). • Pendapatan disajikan menurut klasifikasi sumber pendapatan.
(3) Belanja
• Belanja adalah semua pengeluaran dari Rekening Kas Umum Negara yang mengurangi Saldo Anggaran Lebih dalam peride tahun anggaran yang bersangkutan yang tidak akan diperoleh pembayarannya kembali oleh pemerintah. • Belanja diakui pada saat terjadi pengeluaran kas dari KUN. • Khusus pengeluaran melalui bendahara pengeluaran, pengakuan belanja terjadi pada saat pertanggungjawaban atas pengeluaran tersebut disahkan oleh Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN). • Belanja disajikan menurut klasifikasi ekonomi/jenis belanja dan selanjutnya klasifikasi berdasarkan organisasi dan fungsi akan diungkapkan dalam Catatan atas Laporan Keuangan.
(4) Beban
• Beban adalah penurunan manfaat ekonomi atau potensi jasa dalam periode pelaporan yang menurunkan ekuitas, yang dapat berupa pengeluaran atau konsumsi aset atau timbulnya kewajiban. • Beban diakui pada saat timbulnya kewajiban; terjadinya konsumsi aset; dan terjadinya penurunan manfaat ekonomi atau potensi jasa. • Beban disajikan menurut klasifikasi ekonomi/jenis belanja dan selanjutnya klasifikasi berdasarkan organisasi dan fungsi diungkapkan dalam Catatan atas Laporan Keuangan.
(5) Aset
Aset diklasifikasikan menjadi Aset Lancar, Aset Tetap, Piutang Jangka Panjang dan Aset Lainnya.
a. Aset Lancar
• Kas disajikan di neraca dengan menggunakan nilai nominal. Kas dalam bentuk valuta asing disajikan di neraca dengan menggunakan kurs tengah Bank Indonesia pada tanggal neraca. • Investasi Jangka Pendek BLU dalam bentuk surat berharga disajikan sebesar nilai perolehan sedangkan investasi dalam bentuk deposito dicatat sebesar nilai nominal. • Piutang diakui apabila menenuhi kriteria sebagai berikut:
Laporan Keuangan semester II Audited Tahun Anggaran 2017
Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian 40
a) Piutang yang timbul dari Tuntutan Perbendaharaan/ Ganti Rugi apabila telah timbul hak yang didukung dengan Surat Keterangan Tanggung Jawab Mutlak dan/atau telah dikeluarkannya surat keputusan yang mempunyai kekuatan hukum tetap. b) Piutang yang timbul dari perikatan diakui apabila terdapat peristiwa yang menimbulkan hak tagih dan didukung dengan naskah perjanjian yang menyatakan hak dan kewajiban secara jelas serta jumlahnya bisa diukur dengan andal
• Piutang disajikan dalam neraca pada nilai yang dapat direalisasikan (net realizable value). Hal ini diwujudkan dengan membentuk penyisihan piutang tak tertagih. Penyisihan tersebut didasarkan atas kualitas piutang yang ditentukan berdasarkan jatuh tempo dan upaya penagihan yang dilakukan pemerintah. Perhitungan penyisihannya adalah sebagai berikut:
Kualitas Piutang Uraian Penyisihan
Lancar Belum dilakukan pelunasan s.d. tanggal jatuh tempo
0,5%
Kurang Lancar Satu bulan terhitung sejak tanggal surat tagihan pertama tidak dilakukan pelunasan
10%
Diragukan Satu bulan terhitung sejak tanggal surat tagihan kedua tidak dilakukan pelunasan
50%
Macet 1. Satu bulan terhitung sejak tanggal surat tagihan ketiga tidak dilakukan pelunasan
100%
2. Piutang telah diserahkan kepada Panitia Urusan Piutang Negara/DJKN
• Tagihan Penjualan Angsuran (TPA) dan Tuntutan Perbendaharaan/Ganti Rugi (TP/TGR) yang akan jatuh tempo 12 (dua belas) bulan setelah tanggal neraca disajikan sebagai Bagian Lancar TP/TGR atau Bagian Lancar TPA. • Nilai Persediaan dicatat berdasarkan hasil perhitungan fisik pada tanggal neraca dikalikan dengan:
• harga pembelian terakhir, apabila diperoleh dengan pembelian; • harga standar apabila diperoleh dengan memproduksi sendiri; • harga wajar atau estimasi nilai penjualannya apabila diperoleh dengan cara lainnya.
b. Aset Tetap
• Aset tetap mencakup seluruh aset berwujud yang dimanfaatkan oleh pemerintah maupun untuk kepentingan publik yang mempunyai masa manfaat lebih dari 1 tahun. • Nilai Aset tetap disajikan berdasarkan harga perolehan atau harga wajar. • Pengakuan aset tetap didasarkan pada nilai satuan minimum kapitalisasi sebagai berikut: • Tagihan Penjualan Angsuran (TPA) dan Tuntutan Ganti Rugi (TGR) yang akan jatuh tempo 12 (dua belas) bulan setelah tanggal neraca disajikan sebagai Bagian Lancar TPA/TGR.
a. Pengeluaran untuk per satuan peralatan dan mesin dan peralatan olah raga yang nilainya sama dengan atau lebih dari Rp1.000.000 (satu juta rupiah);
Laporan Keuangan semester II Audited Tahun Anggaran 2017
Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian 41
b. Pengeluaran untuk gedung dan bangunan yang nilainya sama dengan atau lebih dari Rp25.000.000 (dua puluh lima juta rupiah); c. Pengeluaran yang tidak tercakup dalam batasan nilai minimum kapitalisasi tersebut di atas, diperlakukan sebagai biaya kecuali pengeluaran untuk tanah, jalan/irigasi/jaringan, dan aset tetap lainnya berupa koleksi perpustakaan dan barang bercorak kesenian.
• Aset Tetap yang tidak digunakan dalam kegiatan operasional pemerintah yang disebabkan antara lain karena aus , ketinggalan jaman, tidak sesuai dengan kebutuhan organisasi yang makin berkembang, rusak berat, tidak sesuai dengan rencana umum tata ruang (RUTR), atau masa kegunaannya telah berakhir direklasifikasi ke Aset Lain-Lain pada pos Aset Lainnya. • Aset tetap yang secara permanen dihentikan penggunaannya, dikeluarkan dari neraca pada saat ada penetapan dari entitas sesuai dengan ketentuan perundang-undangan di bidang pengelolaan BMN/BMD .
c. Penyusutan Aset Tetap
• Penyusutan aset tetap adalah penyesuaian nilai sehubungan dengan penurunan kapasitas dan manfaat dari suatu aset tetap. Kebijakan penyusutan aset tetap didasarkan pada Peraturan Menteri Keuangan No.01/PMK.06/2013 tentang Penyusutan Barang Milik Negara Berupa Aset Tetap pada Entitas Pemerintah Pusat sebagaimana diubah dengan PMK 90/PMK.06/2014 tentang Penyusutan Barang Milik Negara Berupa Aset Tetap pada Entitas Pemerintah Pusat. • Penyusutan aset tetap tidak dilakukan terhadap:
a. Tanah
b. Konstruksi dalam Pengerjaan (KDP)
c. Aset Tetap yang dinyatakan hilang berdasarkan dokumen sumber sah atau dalam kondisi rusak berat dan/atau usang yang telah diusulkan kepada Pengelola Barang untuk dilakukan penghapusan.
• Penghitungan dan pencatatan Penyusutan Aset Tetap dilakukan setiap akhir semester tanpa memperhitungkan adanya nilai residu. • Penyusutan Aset Tetap dilakukan dengan menggunakan metode garis lurus yaitu dengan mengalokasikan nilai yang dapat disusutkan dari Aset Tetap secara merata setiap semester selama Masa Manfaat. • Masa Manfaat Aset Tetap ditentukan dengan berpedoman Keputusan Menteri Keuangan Nomor: 59/KMK.06/2013 tentang Tabel Masa Manfaat Dalam Rangka Penyusutan Barang Milik Negara berupa Aset Tetap pada Entitas Pemerintah Pusat. Secara umum tabel masa manfaat adalah sebagai berikut:
Kelompok Aset Tetap Masa Manfaat
Peralatan dan Mesin 2 s.d 20 Tahun
Gedung dan Bangunan 10 s.d 50 Tahun
Jalan, Irigasi dan Jaringan 5 s.d 40 Tahun
Aset Tetap Lainnya (Alat musik modern) 4 Tahun
d. Piutang Jangka Panjang
Laporan Keuangan semester II Audited Tahun Anggaran 2017
Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian 42
• Piutang Jangka Panjang adalah piutang yang diharapkan / dijadwalkan akan diterima dalam jangka waktu lebih dari 12 (dua belas) bulan setelah tanggal pelaporan . • Tagihan Penjualan Angsuran (TPA, Tagihan Tuntutan Perbendaharaan/Tuntutan Ganti Rugi (TP/TGR) dinilai berdasarkan nilai nominal dan disaj ikan sebesar nilai yang dapat direalisasikan .
e. Aset Lainnya
• Aset Lainnya adalah aset pemerintah selain aset lancar, aset tetap , dan piutang jangka panjang. Termasuk dalam Aset Lainnya adalah aset tak berwujud, tagihan penjualan angsuran yang jatuh tempo lebih dari 12 (dua belas) bulan , aset kerjasama dengan pihak ketiga (kemitraan), dan kas yang dibatasi penggunaannya. • Aset Tak Berwujud (ATB) disajikan sebesar nilai tercatat netto yaitu sebesar harga perolehan setelah dikurangi akumulasi amortisasi . • Amortisasi ATB dengan masa manfaat terbatas dilakukan dengan metode garis lurus dan nilai sisa nihil. Sedangkan atas ATB dengan masa manfaat tidak terbatas tidak dilakukan amortisasi.
Kelompok Aset Tak Berwujud Masa Manfaat (Tahun)
Software Komputer 04
Franchise 05
Lisensi, Hak Paten Sederhana, Merk, Desain Industri, Rahasia Dagang, Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu
10
Hak Ekonomi Lembaga Penyiaran, Paten Biasa, Perlindungan Varietas Tanaman Semusim
20
Hak Cipta Karya Seni Terapan, Perlindungan Varietas Tanaman Tahunan
25
Hak Ekonomi atas Ciptaan Gol. II, Hak Ekonomi Pelaku Pertunjukan, Hak Ekonomi Produser Fonogram
50
Hak Cipta atas Ciptaan Gol. I 70
• Aset Lain-lain berupa aset tetap pemerintah disajikan sebesar nilai buku yaitu harga perolehan dikurangi akumulasi penyusutan.
(6) Kewajiban
• Kewajiban adalah utang yang timbul dari peristiwa masa lalu yang penyelesaiannya mengakibatkan aliran keluar sumber daya ekonomi pemerintah. • Kewajiban pemerintah diklasifikasikan ke dalam kewajiban jangka pendek dan kewajiban jangka panjang.
a. Kewajiban Jangka Pendek
Suatu kewajiban diklasifikasikan sebagai kewajiban jangka pendek jika diharapkan untuk dibayar atau jatuh tempo dalam waktu dua belas bulan setelah tanggal pelaporan.
Laporan Keuangan semester II Audited Tahun Anggaran 2017
Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian 43
Kewajiban jangka pendek meliputi Utang Kepada Pihak Ketiga, Belanja yang Masih Harus Dibayar, Pendapatan Diterima di Muka, Bagian Lancar Utang Jangka Panjang, dan Utang Jangka Pendek Lainnya.
b. Kewajiban Jangka Panjang
Kewajiban diklasifikasikan sebagai kewajiban jangka panjang jika diharapkan untuk dibayar atau jatuh tempo dalam waktu lebih dari dua belas bulan setelah tanggal pelaporan.
• Kewajiban dicatat sebesar nilai nominal, yaitu sebesar nilai kewajiban pemerintah pada saat pertama kali transaksi berlangsung.
(7) Ekuitas
Ekuitas merupakan merupakan selisih antara aset dengan kewajiban dalam satu periode. Pengungkapan lebih lanjut dari ekuitas disajikan dalam Laporan Perubahan Ekuitas.
Laporan Keuangan semester II Audited Tahun Anggaran 2017
Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian 44
B PENJELASAN ATAS POS-POS LAPORAN REALISASI ANGGARAN
Selama periode berjalan, Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian telah mengadakan revisi Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) dari DIPA awal. Hal ini disebabkan oleh adanya program penghematan belanja pemerintah dan adanya perubahan kegiatan sesuai dengan kebutuhan dan situasi serta kondisi pada saat pelaksanaan. Perubahan tersebut berdasarkan sumber pendapatan dan jenis belanja adalah sebagai berikut:
Uraian Anggaran Awal Anggaran Setelah Revisi
Pendapatan
Pendapatan dari Pengelolaan BMN (Pemanfaatan dan Pemindahtanganan) serta Pendapatan dari Penjualan
100.000.000,00 100.000.000,00
Jumlah Pendapatan 100.000.000,00 100.000.000,00
Belanja
Belanja Pegawai 24.318.282.000,00 24.318.282.000,00
Belanja Barang 7.008.837.736.000,00 6.894.643.879.000,00
Belanja Modal 4.308.800.000,00 7.136.689.000,00
Jumlah Belanja 7.037.464.818.000,00 6.926.098.850.000,00
Realisasi Pendapatan untuk periode yang berakhir pada 31 Desember 2017 adalah sebesar Rp16.520.267.066,00 atau mencapai 16.520,27% dari estimasi pendapatan yang ditetapkan sebesar Rp100.000.000,00. Rincian estimasi pendapatan dan realisasinya adalah sebagai berikut:
Rincian Estimasi dan Realisasi Pendapatan
Uraian 2017
Akun Pendapatan Anggaran Realisasi .%
Pendapatan dari Pengelolaan BMN (Pemanfaatan dan Pemindahtanganan) serta Pendapatan dari Penjualan
100.000.000,00 57.510.000,00 57,51
Pendapatan Jasa 0,00 496.544.164,00 0,00
Pendapatan Gratifikasi dan Uang Sitaan Hasil Korupsi
0,00 186.165.000,00 0,00
Pendapatan Iuran dan Denda 0,00 1.652.825.828,00 0,00
Pendapatan Lain-lain 0,00 14.127.222.074,00 0,00
Jumlah 100.000.000,00 16.520.267.066,00 16.520,27
Realisasi Pendapatan TA 2017 mengalami penurunan sebesar -58,02% dibandingkan TA 2016. Rincian perbandingan realisasi pendapatan pada Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian adalah sebagai berikut:
Laporan Keuangan semester II Audited Tahun Anggaran 2017
Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian 45
Perbandingan Realisasi Pendapatan 31 Desember 2017 dan 31 Desember 2016
Uraian Realisasi 31 Desember 2017
Realisasi 31 Desember 2016
.%
Pendapatan dari Pengelolaan BMN (Pemanfaatan dan Pemindahtanganan) serta Pendapatan dari Penjualan
57.510.000,00 17.495.000,00 228,72
Pendapatan Jasa 496.544.164,00 454.730.451,00 9,20
Pendapatan Gratifikasi dan Uang Sitaan Hasil Korupsi
186.165.000,00 50.000.000,00 272,33
Pendapatan Iuran dan Denda 1.652.825.828,00 698.143.483,00 136,75
Pendapatan Lain-lain 14.127.222.074,00 38.128.123.341,00 -62,95
Jumlah 16.520.267.066,00 39.348.492.275,00 -58,02
Realisasi Belanja pada TA 2017 adalah sebesar Rp6.362.277.025.467,00 atau 91,86% dari anggaran belanja sebesar Rp6.926.098.850.000,00. Rincian anggaran dan realisasi belanja TA 2017 adalah sebagai berikut:
Rincian Pagu dan Realisasi Belanja per 31 Desember 2017
Uraian 2017
Akun Belanja Anggaran Realisasi .%
Belanja Pegawai 24.318.282.000,00 23.185.738.108,00 95,34
Belanja Barang 6.894.643.879.000,00 6.339.534.860.132,00 91,95
Belanja Modal 7.136.689.000,00 5.982.700.745,00 83,83
Total Belanja Kotor 6.926.098.850.000,00 6.368.703.298.985,00 91,95
Pengembalian Belanja -6.426.273.518,00 0.00
Total Belanja 6.926.098.850.000,00 6.362.277.025.467,00 91,86
Dibandingkan dengan Tahun 2016, Realisasi Belanja TA 2017 mengalami penurunan sebesar -7,39% dibandingkan realisasi belanja pada tahun sebelumnya. Hal ini disebabkan antara lain:
1. Untuk belanja pegawai, disebabkan karena adanya beberapa pegawai yang sudah memasuki masa pensiun di tahun 2017 sebanyat 16 Pegawai/PNS;
2. Untuk belanja 52 (belanja barang) pada kegiatan perluasan sawah (85,58%); prasertifikasi lahan pertanian (73,90%); kegiatan optimasi lahan dan kegiatan design perluasan sawah;
3. Untuk belanja 526 (bantuan pemerintah) di pusat pada kegiatan alat dan mesin pertanian (1796) dan kegiatan padat karya pada dukungan manajemen teknis (1797).
Laporan Keuangan semester II Audited Tahun Anggaran 2017
Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian 46
Perbandingan Realisasi Belanja 31 Desember 2017 dan 31 Desember 2016
Uraian Realisasi 31 Desember 2017
Realisasi 31 Desember 2016
.%
Belanja Pegawai 23.179.898.791,00 24.054.095.468,00 -3,63
Belanja Barang 6.333.114.425.931,00 6.842.084.944.934,00 -7,44
Belanja Modal 5.982.700.745,00 3.559.180.167,00 68,09
Total Belanja 6.362.277.025.467,00 6.869.698.220.569,00 -7,39
B.2 BELANJA PEGAWAI
Realisasi Belanja Pegawai per 31 Desember 2017 dan 31 Desember 2016 adalah masing-masing sebesar Rp23.179.898.791,00 dan Rp24.054.095.468,00. Belanja Pegawai adalah belanja atas kompensasi, baik dalam bentuk uang maupun barang yang ditetapkan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang diberikan kepada pejabat negara, Pegawai Negeri Sipil (PNS), dan pegawai yang dipekerjakan oleh pemerintah yang belum berstatus PNS sebagai imbalan atas pekerjaan yang telah dilaksanakan kecuali pekerjaan yang berkaitan dengan pembentukan modal. Realisasi belanja TA 2017 mengalami penurunan sebesar -3,63% dari TA 2016. Hal ini disebabkan antara lain oleh:
1. Disebabkan karena adanya beberapa pegawai yang sudah memasuki masa pensiun di tahun 2017 dengan total 16 pegawai/PNS;
2. Adanya belanja pegawai untuk kegiatan lembur pegawai yang tidak terserap.
Perbandingan Belanja Pegawai per 31 Desember 2017 dan 31 Desember 2016
Uraian Realisasi 31 Desember 2017
Realisasi 31 Desember 2016
Naik (Turun)
%
Belanja Gaji dan Tunjangan PNS 22.799.230.108,00 23.276.770.396,00 -2,05
Belanja Lembur 386.508.000,00 784.418.000,00 -50,73
Jumlah Belanja Kotor 23.185.738.108,00 24.061.188.396,00 -3,64
Pengembalian Belanja Pegawai -5.839.317,00 -7.092.928,00 -17,67
Jumlah Belanja 23.179.898.791,00 24.054.095.468,00 -3,63
B.3 BELANJA BARANG
Realisasi Belanja Barang per 31 Desember 2017 dan 31 Desember 2016 adalah masing-masing sebesar Rp6.333.114.425.931,00 dan Rp6.842.084.944.934,00. Realisasi belanja barang TA 2017 mengalami penurunan sebesar -7,44% dari TA 2016. Hal ini disebabkan antara lain oleh:
1. Untuk belanja 52 (belanja barang) pada kegiatan perluasan sawah (85,58%); prasertifikasi lahan pertanian (73,90%); kegiatan optimasi lahan dan kegiatan design perluasan sawah.
Laporan Keuangan semester II Audited Tahun Anggaran 2017
Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian 47
2. Untuk belanja 526 (bantuan pemerintah) di pusat pada kegiatan alat dan mesin pertanian (1796) dan kegiatan padat karya pada dukungan manajemen teknis (1797).
Perbandingan Belanja Barang per 31 Desember 2017 dan 31 Desember 2016
Uraian Realisasi 31 Desember 2017
Realisasi 31 Desember 2016
Naik (Turun)
%
Belanja Barang Operasional 28.418.070.503,00 47.162.093.427,00 -39,74
Belanja Barang Non Operasional 592.026.800.922,00 441.772.541.577,00 34,01
Belanja Barang Persediaan 2.296.672.479,00 2.852.138.260,00 -19,48
Belanja Jasa 33.397.006.076,00 78.410.842.195,00 -57,41
Belanja Pemeliharaan 3.532.396.083,00 3.000.941.272,00 17,71
Belanja Perjalanan Dalam Negeri 241.802.867.386,00 272.004.071.238,00 -11,10
Belanja Perjalanan Luar Negeri 748.741.216,00 875.737.299,00 -14,50
Belanja Barang untuk diserahkan kepada Masyarakat/ Pemda
3.942.283.352.633,00 3.621.385.353.617,00 8,86
Belanja Barang Penunjang Dana Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan untuk Diserahkan kepada Pemerintah Daerah
584.525.160,00 120.410.514,00 385,44
Belanja Barang Lainnya untuk diserahkan kepada Masyarakat/Pemda
1.494.444.427.674,00 2.385.938.257.348,00 -37,36
Jumlah Belanja Kotor 6.339.534.860.132,00 6.853.522.386.747,00 -7,50
Pengembalian Belanja Barang -6.420.434.201,00 -11.437.441.813,00 -43,86
Jumlah Belanja 6.333.114.425.931,00 6.842.084.944.934,00 -7,44
B.4 BELANJA MODAL
Realisasi Belanja Modal per 31 Desember 2017 dan 31 Desember 2016 adalah masing-masing sebesar Rp5.982.700.745,00 dan Rp3.559.180.167,00. Belanja modal merupakan pengeluaran anggaran untuk perolehan aset tetap dan aset lainnya yang memberi manfaat lebih dari satu periode akuntansi. Realisasi belanja modal pada TA 2017 mengalami kenaikan sebesar 68,09% dibandingkan TA 2016.
Perbandingan Belanja Modal per 31 Desember 2017 dan 31 Desember 2016
Uraian Realisasi 31 Desember 2017
Realisasi 31 Desember 2016
Naik (Turun)
%
Belanja Modal Peralatan dan Mesin 5.579.328.745,00 3.559.180.167,00 56,76
Belanja Modal Lainnya 403.372.000,00 0,00 0,00
Laporan Keuangan semester II Audited Tahun Anggaran 2017
Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian 48
Uraian Realisasi 31 Desember 2017
Realisasi 31 Desember 2016
Naik (Turun)
%
Jumlah Belanja Kotor 5.982.700.745,00 3.559.180.167,00 68,09
Pengembalian Belanja Modal 0,00 0,00 0,00
Jumlah Belanja 5.982.700.745,00 3.559.180.167,00 68,09
B.4.1 BELANJA MODAL PERALATAN DAN MESIN
Realisasi Belanja Modal Peralatan dan Mesin per 31 Desember 2017 dan 31 Desember 2016 adalah masing-masing sebesar Rp5.579.328.745,00 dan Rp3.559.180.167,00. Realisasi Belanja Modal Peralatan dan Mesin TA 2017 mengalami kenaikan sebesar 56,76% dibandingkan TA 2016.
Perbandingan Belanja Modal Peralatan dan Mesin per 31 Desember 2017 dan 31 Desember 2016
Uraian Jenis Belanja Realisasi 31 Desember 2017
Realisasi 31 Desember 2016
Naik (Turun)
%
Belanja Modal Peralatan dan Mesin 5.579.328.745,00 3.559.180.167,00 56,76
Jumlah Belanja Kotor 5.579.328.745,00 3.559.180.167,00 56,76
Pengembalian Belanja 0,00 0,00 0,00
Jumlah Belanja 5.579.328.745,00 3.559.180.167,00 56,76
B.4.2 BELANJA MODAL LAINNYA
Realisasi Belanja Modal Lainnya per 31 Desember 2017 dan 31 Desember 2016 adalah masing-masing sebesar Rp403.372.000,00 dan Rp0,00. Realisasi Belanja Modal Lainnya TA 2017 mengalami kenaikan sebesar 0,00% dibandingkan TA 2016.
Perbandingan Belanja Modal Lainnya per 31 Desember 2017 dan 31 Desember 2016
Uraian Jenis Belanja Realisasi 31 Desember 2017
Realisasi 31 Desember 2016
Naik (Turun) %
Belanja Modal Lainnya 403.372.000,00 0,00 0,00
Jumlah Belanja Kotor 403.372.000,00 0,00 0,00
Pengembalian Belanja 0,00 0,00 0,00
Jumlah Belanja 403.372.000,00 0,00 0,00
Laporan Keuangan semester II Audited Tahun Anggaran 2017
Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian 49
C PENJELASAN ATAS POS-POS NERACA
C.1 ASET LANCAR
C.1.1 KAS DI BENDAHARA PENGELUARAN
Saldo Kas di Bendahara Pengeluaran per 31 Desember 2017 dan 31 Desember 2016 adalah masing-masing sebesar Rp5.403.865.400,00 dan Rp8.565.922.036,00 yang merupakan kas yang dikuasai, dikelola dan di bawah tanggung jawab Bendahara Pengeluaran yang berasal dari sisa UP/TUP yang belum dipertanggungjawabkan atau belum disetorkan ke Kas Negara per tanggal neraca. Rincian Kas di Bendahara Pengeluaran adalah sebagai berikut:
Perbandingan Kas di Bendahara Pengeluaran per 31 Desember 2017 dan 31 Desember 2016
Uraian 31 Desember 2017 31 Desember 2016
Rekening Bank 5.403.865.400.00 8.565.922.036.00
Uang Tunai 0.00 0.00
Jumlah 5.403.865.400.00 8.565.922.036.00
No KODE SATKER RPHREAL Tgl. Setor / NTPN
1 069016 DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA PROP. ACEH 3,030,000,000.
2 069140 DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA PROP. ACEH 1,097,959,000.
3 109125 DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN PROPINSI JAMBI
56,583,000. 9 Jan 2018 / NTPN.D5B0F654NKKVK9UG
4 249033 DINAS PERTANIAN PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR
324,316,200. 8 Jan 2018 / NTPN.9CC0B8MPQNFGA969
5 249165 DINAS PERTANIAN PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR
895,007,200. 8 Jan 2018 / NTPN.D871C8MO987HVF69
5,403,865,400.TOTAL
AKUN : 111613 Kas di Bendahara Pengeluaran TUP
Sehubungan dengan kesalahan penyetoran TUP atas nama Satker Dinas Pertanian dan Perkebunan Aceh (069016) dan (069140) Tahun 2016, dengan ini dijelaskan beberapa hal sebagai berikut :
1. Telah terjadinya kesalahan penyetoran TUP yang seharusnya disetor untuk penyetoran pengembalian Tambahan Uang Persediaan(TUP) Tahun Anggaran 2016 dengan menggunakan SSBP sebesar Rp. 1.097.959.000,00 atas Pengeluaran Distan Aceh. NPWP 00.495.741.1-101.000 dan sebesar Rp. 3.030.000.000. Masa Desember 2016 atas Pengeluarann Distan Aceh, NPWP 00.495.861.7-101.000, akan tetapi terjadi kesalahan pada pembuatan Billing Wajib Pajak menyetorkan dengan menggunakan billing DJP dengan kode Aku/Kode Jenis Setoran 411619/910 masa pajak Desember 2016 senilai Rp. 1.097.959.000 dan Rp. 3.030.000.000
Laporan Keuangan semester II Audited Tahun Anggaran 2017
Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian 50
2. Terkait hal tersebut di atas, telah diupayakan penyelesaian pengembalian setoran TUP 2016 sejak awal tahun 2017 namun belum dapat diselesaikan hingga saat pembuatan laporan keuangan Audited 2017 ini;
3. Pada tanggal 8 Maret 2018 telah dilakukan pertemuan dengan Instansi Terkait (Kepala KPPN Banda Aceh, Kasie Pengawasan dan Konsultasi I Direktorat Pajak Banda Aceh dan Unsur Dinas Pertanian dan Perkebunan Aceh) untuk pembahasan atas permasalahan kesalahan setoran TUP Tahun 2016 pada satker Dinas Pertanian dan Perkebunan Aceh yang disepakati akan ditindaklanjuti oleh Direktorat Jenderal Pajak Banda Aceh;
4. Surat-surat yang telah dilayangkan sebagai berikut :
a. Surat Kepala Kantor KPP Pajak Pratama Banda Aceh hal Penjelasan atas Permohonan Pemindahbukuan kepada Bendahara Dinas Pertanian TPH Hortikultura Provinsi Aceh Nomor : S-19/WPJ.25/KP.0107/2017 tertanggal 8 Pebruari 2017
b. Surat Kepala Kantor KPP Pajak Pratama Banda Aceh hal Penjelasan atas Permohonan Pemindahbukuan kepada Bendahara Dinas Pertanian TPH Hortikultura Provinsi Aceh Nomor : S-20/WPJ.25/KP.0107/2017 tertanggal 8 Pebruari 2017
c. Surat Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan Provinsi Aceh selaku Kuasa Pengguna Anggaran kepada Kepala KPPN Banda Aceh Nomor : 500/079/2017 tertanggal 13 Pebruari 2017
d. Surat Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan Provinsi Aceh selaku Kuasa Pengguna Anggaran kepada Direktur Jenderal Pajak Up. Kepala Kantor Pelayanan Pajak Pratama Banda Aceh perihal Permohonan Pengembalian atas Kelebihan Pembayaran Pajak (Kesalahan Penyetoran TUP) yang seharusnya Tidak Terhutang atas nama Satker Dinas Pertanian dan Perkebunan Provinsi Aceh (069140) Nomor : 520/1241/2017 tertanggal 9 Oktober 2017
e. Surat Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan Provinsi Aceh selaku Kuasa Pengguna Anggaran kepada Direktur Jenderal Pajak Up. Kepala Kantor Pelayanan Pajak Pratama Banda Aceh perihal Permohonan Pengembalian atas Kelebihan Pembayaran Pajak (Kesalahan Penyetoran TUP) yang seharusnya Tidak Terhutang atas nama Satker Dinas Pertanian dan Perkebunan Provinsi Aceh (069016) Nomor : 520/1242/2017 tertanggal 9 Oktober 2017
f. Surat Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan Provinsi Aceh selaku Kuasa Pengguna Anggaran kepada Direktur Jenderal Pajak Up. Kepala Kantor Pelayanan Pajak Pratama Banda Aceh perihal Permohonan Penyelesaian Kesalahan Penyetoran TUP atas nama Satker Dinas Pertanian dan Perkebunan Provinsi Aceh (069140) Nomor : 520/1982/2017 tertanggal 28 Desember 2017
g. Surat Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan Provinsi Aceh selaku Kuasa Pengguna Anggaran kepada Direktur Jenderal Pajak Up. Kepala Kantor
Laporan Keuangan semester II Audited Tahun Anggaran 2017
Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian 51
Pelayanan Pajak Pratama Banda Aceh perihal Permohonan Penyelesaian Kesalahan Penyetoran TUP atas nama Satker Dinas Pertanian dan Perkebunan Provinsi Aceh (069016) Nomor : 520/1981/2017 tertanggal 28 Desember 2017
h. Surat Kanwil Pajak Direktorat Jenderal Pajak Aceh Nomor : S-53/WJP.25/KP.0107/2018 tanggal 23 Maret 2018 (terkait penyelesaian kesalahan penyetoran TUP);
C.1.2 KAS LAINNYA DAN SETARA KAS
Saldo Kas Lainnya dan Setara Kas per 31 Desember 2017 dan 31 Desember 2016 adalah masing-masing sebesar Rp0,00 dan Rp5.745.474,00. Kas Lainnya dan Setara Kas merupakan kas yang berada di bawah tanggung jawab bendahara pengeluaran yang bukan berasal dari UP/TUP, baik saldo rekening di bank maupun uang tunai. Rincian Sumber Kas Lainnya dan Setara Kas adalah sebagai berikut:
Perbandingan Kas Lainnya dan Setara Kas per 31 Desember 2017 dan 31 Desember 2016
Uraian 31 Desember 2017 31 Desember 2016
Jasa Giro yang belum disetor ke kas Negara 0.00 345,474.00
Pajak PPh yang belu disetor 0.00 0.00
Honor Kegiatan yang belum dibagikan 0.00 5,400,000.00
Jumlah 0.00 5,745,474.00
C.1.3 BAGIAN LANCAR TAGIHAN TUNTUTAN PERBENDAHARAAN/TUNTUTAN GANTI RUGI
Saldo Bagian Lancar Tagihan Tuntutan Perbendaharaan/Tuntutan Ganti Rugi per 31 Desember 2017 dan 31 Desember 2016 adalah masing-masing sebesar Rp0,00 dan Rp534.509.057,00. Bagian Lancar Tagihan TP/TGR merupakan Tagihan TP/TGR yang belum diselesaikan pada tanggal neraca yang akan jatuh tempo dalam 12 bulan atau kurang. Rincian Bagian Lancar Tagihan TP/TGR adalah sebagai berikut:
Perbandingan Bagian Lancar Tagihan Tuntutan Perbendaharaan/Tuntutan Ganti Rugi
per 31 Desember 2017 dan 31 Desember 2016
No Nama 31 Desember 2017 31 Desember 2016
1. Distan Provinsi NTB 0.00 21,000,000.00
2. Distannak Prov. Sulawesi Utara 0.00 513,509,057.00
Jumlah 0,00 534.509.057,00
Laporan Keuangan semester II Audited Tahun Anggaran 2017
Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian 52
C.1.4 PENYISIHAN PIUTANG TIDAK TERTAGIH - BAGIAN LANCAR TAGIHAN TUNTUTAN PERBENDAHARAAN/TUNTUTAN GANTI RUGI
Saldo Penyisihan Piutang Bagian Lancar TP/TGR per 31 Desember 2017 dan 31 Desember 2016 adalah masing-masing sebesar Rp0,00 dan Rp-534.509.057,00.
Penyisihan Piutang Bagian Lancar TP/TGR adalah merupakan estimasi atas ketidaktertagihan piutang jangka pendek yang ditentukan oleh kualitas piutang masing-masing debitur. Rincian Penyisihan Piutang Bagian Lancar TP/TGR pada tanggal pelaporan adalah sebagai berikut:
Perbandingan Penyisihan Piutang Bagian Lancar TP/TGR per 31 Desember 2017 dan 31 Desember 2016
Kualitas Piutang Nilai Piutang % Penyisihan Nilai Penyisihan
Lancar 0.00 0.5% 0.00
Kurang Lancar 0.00 10% 0.00
Diragukan 0.00 50% 0.00
Macet 0.00 100% 0.00
C.1.5 PERSEDIAAN
Saldo Persediaan per 31 Desember 2017 dan 31 Desember 2016 adalah masing-masing sebesar Rp319.049.317.619,00 dan Rp246.114.322.444,00. Persediaan merupakan jenis aset dalam bentuk barang atau perlengkapan (supplies) pada tanggal neraca yang diperoleh dengan maksud untuk mendukung kegiatan operasional dan/atau untuk dijual, dan/atau diserahkan dalam rangka pelayanan kepada masyarakat. Rincian Persediaan per 31 Desember 2017 dan 31 Desember 2016 adalah sebagai berikut:
Perbandingan Persediaan per 31 Desember 2017 dan 31 Desember 2016
Uraian Persediaan 31 Desember 2017 31 Desember 2016
Peralatan dan Mesin untuk dijual atau diserahkan kepada Masyarakat
318.430.871.409,00 246.114.322.444,00
Barang Persediaan Lainnya untuk Dijual/Diserahkan ke Masyarakat
618.446.210,00 0,00
Jumlah 319.049.317.619,00 246.114.322.444,00
Laporan Keuangan semester II Audited Tahun Anggaran 2017
Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian 53
REKAPITULASI STOK OPNAME PERSEDIAAN ALSINTAN TA.2017 STOCK OPNAME CADANGAN ALAT DAN MESIN PERTANIAN TA. 2017
I. CADANGAN ALSINTAN TRAKTOR RODA TA. 2017
NO. PENYEDIA JENIS ALSIN UNIT
STOK GUDA
NG (UNIT)
Nilai Satuan Nilai Persediaan Unit Nilai
Satuan Aplikasi
Jumlah Aplikasi
1 CV. Karya Hidup Sentosa
Quick Zena
Rotary + Kubota RD 110 DI-2T
950
57
35.844.000
2.043.108.000
57
37.979.798
2.164.848.486
2 CV. Karya Hidup Sentosa
Quick Impala + Kubota
RD 65 DI-2S
2.495
1.017
18.389.000
18.701.613.000
1.130
18.921.101
21.380.844.130
3
PT. Teknik Agro Lestari Jaya
Yanmar Singkal Model
YST Pro XL
1.569
5
24.000.000
120.000.000
5
25.387.454
126.937.270
JUMLAH 5.014 1.079 78.233.000 20.864.721.000
II. CADANGAN ALSINTAN POMPA AIR TA. 2017
NO. PENYEDIA JENIS ALSIN UNIT
STOK GUDA
NG (UNIT)
Nilai Satuan Nilai Persediaan Unit Nilai
Satuan Aplikasi
Jumlah Aplikasi
1 PT. Rutan
Niagara GTO 3" + Kubota
RD 65 DI-1S
547
7
13.050.000
91.350.000
7
13.205.036
92.435.252
2 PT. Rutan
Niagara GTO 4" + Kubota
RD 85 DI-1S
2.487
285
18.560.000
5.289.600.000
285
20.006.701
5.701.909.785
3 PT. Rutan
Niagara GTO 6" + Diamond DI 1100 H
97
87
24.050.000
2.092.350.000
87
24.988.038
2.173.959.306
4
PT. Honda Power Products Indonesia
Honda Pompa Irigasi
WB30XN
1.100
49
4.100.000
200.900.000
49
4.669.411
228.801.139
5 PT. Mitra Balai Industri
MBI-P 80 + Yanmar
6,5 HP
633
95
14.700.000
1.396.500.000
95
15.637.271
1.485.540.745
JUMLAH 4.864 523 74.460.000 9.070.700.000
Laporan Keuangan semester II Audited Tahun Anggaran 2017
Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian 54
III. CADANGAN ALSINTAN RICE TRANSPLANTER TA. 2017
NO. PENYEDIA JENIS ALSIN UNIT
STOK GUDA
NG (UNIT)
Nilai Satuan Nilai Persediaan Unit Nilai
Satuan Aplikasi
Jumlah Aplikasi
1 PT. Rutan
Crown Jarwo Model Indo
Jarwo
193 30
60.000.000 1.800.000.000
30
61.965.783
1.858.973.490
2 PT. Rutan Iseki PC4 180 13
65.200.000 847.600.000
13
68.222.317
886.890.121
3
PT. Teknik Agro Lestari Jaya
Yanmar AP4
330 2
64.300.000 128.600.000
2
66.000.167
132.000.334
4
PT. Tanikaya Multi Sarana
Tanikaya Rice
Transplanter
87 14
61.000.000 854.000.000
14
63.897.600
894.566.400
5 PT. Lambang Jaya
LJ-RTP 2040 - Jajar
Legowo
57 32
57.915.000 1.853.280.000
32
59.371.370
1.899.883.840
6 PT Adi Setia Utama Jaya
Gunung Biru
Indojarwo TR 2-1
50 32
32 67.708.000
2.166.656.000
JUMLAH 897 123 308.415.000 5.483.480.000
IV. CADANGAN ALSINTAN MINI EXCAVATOR TA. 2017
NO. PENYEDIA JENIS ALSIN UNIT
STOK GUDA
NG (UNIT)
Nilai Satuan Nilai Persediaan Unit Nilai
Satuan Aplikasi
Jumlah Aplikasi
1 PT. Indotruck Utama
Volvo Mini Hydraulic Excavator
Type EC55BPR
O
8 8
770.000.000
6.160.000.000
8
784.438.333
6.275.506.664
2 PT. United Tractors
Komatsu Mini
Hydraulic Excavator
Model PC45MR-
3
22 10
757.059.732
7.570.597.320
10
767.621.846
7.676.218.460
3 PT. Intraco Penta Wana
BOBCAT bobcat
E45 10
10 760.853.808
7.608.538.080
10
631.612.924
6.316.129.240
4 PT. Indotruck Utama
Volvo Mini Hydraulic Excavator
Type EC55BPR
O
3 3
770.000.000
2.310.000.000
3
780.000.000
2.340.000.000
5 PT. Gaya Makmur Tractors
Takeuchi TB250C 4
4 769.000.000
3.076.000.000
4
784.644.444
3.138.577.776
JUMLAH 47 35 3.826.913.540 26.725.135.400
Laporan Keuangan semester II Audited Tahun Anggaran 2017
Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian 55
V. CADANGAN ALSINTAN HAND SPRAYER TA.
2017
NO. PENYEDIA JENIS ALSIN UNIT
STOK GUDA
NG (UNIT)
Nilai Satuan Nilai Persediaan Unit Nilai
Satuan Aplikasi
Jumlah Aplikasi
1 PT. Star Metal Ware Industry
YT-14 BTR/SS
62
62
800.000
49.600.000
62
851.460
52.790.520
JUMLAH 62 62
800.000
49.600.000
VI. CADANGAN ALSINTAN CULTIVATOR TA. 2017
NO. PENYEDIA JENIS ALSIN UNIT
STOK GUDA
NG (UNIT)
Nilai Satuan Nilai Persediaan Unit Nilai
Satuan Aplikasi
Jumlah Aplikasi
1
PT. Honda Power Products Indonesia
Honda Cultivator
FJ500 166 4
12.500.000 50.000.000
4
13.827.483
55.309.932
2
PT. Honda Power Products Indonesia
Honda Cultivator
FJ500 108 28
12.500.000 350.000.000
28
14.855.723
415.960.244
3 PT. Mitra Balai Industri
MBI Cultivator TLC 700
92 6 12.400.000
74.400.000
6
14.579.920
87.479.520
JUMLAH 366
38
37.400.000
474.400.000
VII. CADANGAN ALSINTAN TRAKTOR RODA 4 TA. 2017
NO. PENYEDIA JENIS ALSIN UNIT
STOK GUDA
NG (UNIT)
Nilai Satuan Nilai Persediaan Unit Nilai
Satuan Aplikasi
Jumlah Aplikasi
1 CV. Karya Hidup Sentosa
Quick A 360
65 5
251.500.000 1.257.500.000
8
256.822.680
2.054.581.440
2 PT. Bina Pertiwi
Kubota L4400
40 5
312.640.000 1.563.200.000
5
250.112.000
1.250.560.000
3 PT. Rutan Iseki NT-548F
23 5
312.320.000 1.561.600.000
5
326.019.136
1.630.095.680
4 PT. Satrindo Mitra
Kioti TR4 DK 4510
25 7
282.349.000 1.976.443.000
7
282.349.000
1.976.443.000
5 PT. Altrak 1978
New Holland TT45-4WD
21 11
308.550.000 3.394.050.000
11
308.550.000
3.394.050.000
JUMLAH 174
33
1.467.359.000
9.752.793.000
Laporan Keuangan semester II Audited Tahun Anggaran 2017
Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian 56
VIII. CADANGAN ALSINTAN CORN PLANTER TA. 2017
NO. PENYEDIA JENIS ALSIN UNIT
STOK GUDA
NG (UNIT)
Nilai Satuan Nilai Persediaan Unit Nilai
Satuan Aplikasi
Jumlah Aplikasi
1 PT. Rutan Crown ATJK
82 20
24.350.000 487.000.000
20
27.452.040
549.040.800
2 PT. Rutan Crown ATJK
530 530
24.350.000 12.905.500.000
530
24.350.000
12.905.500.000
JUMLAH 612
550
48.700.000
13.392.500.000
IX. CADANGAN ALSINTAN SEEDLING TRAY TA. 2017
NO. PENYEDIA JENIS ALSIN UNIT
STOK GUDA
NG (UNIT)
Nilai Satuan Nilai Persediaan Unit Nilai
Satuan Aplikasi
Jumlah Aplikasi
1 PT. Rutan
CROWN OEM
JAJAR LEGOWO
36.40
0
12.050
28.000
337.400.000
12.050
33.025
397.951.250
JUMLAH
36.400
12.050
28.000
337.400.000
X. CADANGAN ALSINTAN GRAIN SEEDER TA. 2017
NO. PENYEDIA JENIS ALSIN UNIT
STOK GUDA
NG (UNIT)
Nilai Satuan Nilai Persediaan Unit Nilai
Satuan Aplikasi
Jumlah Aplikasi
1 PT. Garda Nusantara Sejahtera
Dongfeng Gatra GS
808
7 7
227.000.000 1.589.000.000 7
234.237.500 1.639.662.500
JUMLAH 7
7
227.000.000
1.589.000.000
Laporan Keuangan semester II Audited Tahun Anggaran 2017
Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian 57
XI. CADANGAN ALSINTAN BACKHOE LOADER TA. 2017
NO. PENYEDIA JENIS ALSIN
JUMLAH
(UNIT)
STOK GUDA
NG (UNIT)
Nilai Satuan Nilai Persediaan Jumlah Unit
Nilai Satuan Aplikasi
Jumlah Aplikasi
1 PT. Altrak 1978
New Holland Backhoe Loader B90B
3 3
960.080.000 2.880.240.000
3
994.216.667
2.982.650.001
2 PT. Probesco Disatama
Case Backhoe Loader
MS570T
4 4
813.900.000 3.255.600.000
4
813.900.000
3.255.600.000
JUMLAH 7
7
1.773.980.000
6.135.840.000
XII. CADANGAN ALSINTAN EXCAVATOR STANDARD KELAS 20T TA. 2017
NO. PENYEDIA JENIS ALSIN
JUMLAH
(UNIT)
STOK GUDA
NG (UNIT)
Nilai Satuan Nilai Persediaan Jumlah Unit
Nilai Satuan Aplikasi
Jumlah Aplikasi
1 PT. Pindad Pindad Excava
200
20 20
1.497.500.000 29.950.000.000
20
1.512.708.333
30.254.166.660
2 PT. United Equipment Indonesia
Hyundai Excavator Standar R220-9S
15 15 1337081000
20.056.215.000 15
2.710.220.633
40.653.309.500
3 JCB Indonesia
JCB Trackked Excavator
s 20T/JS205
SC
17 17
1.380.000.000 23.460.000.000
17
1.123.961.538
19.107.346.146
4 PT. Trakindo Utama
CAT 320 D2
23 20
1.567.542.700 31.350.854.000
20
1.587.098.616
31.741.972.320
5 PT. United Tractor, Tbk
Komatsu Hydraulic Excavator PC 200-8
MO
8 8
1.653.639.966 13.229.119.728
8
1.668.717.402
13.349.739.216
6 PT. United Tractor, Tbk
Komatsu Hydraulic Excavator PC 200-8
MO
25 25
1.653.639.966 41.340.999.150
25
1.653.639.966
41.340.999.150
JUMLAH 108
105
9.089.403.632
159.387.187.878
Laporan Keuangan semester II Audited Tahun Anggaran 2017
Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian 58
XIII. CADANGAN ALSINTAN TR4 MULTIGUNA TA. 2017
NO. PENYEDIA JENIS ALSIN UNIT
STOK GUDA
NG (UNIT)
Nilai Satuan Nilai Persediaan Unit Nilai
Satuan Aplikasi
Jumlah Aplikasi
1 PT. Pindad Pindad PTM 45
28
28
612.500.000
17.150.000.000
28
616.428.039
17.259.985.092
2 PT. Garuda Nusantara
TR4 Multiguna Donfeng
Gatra (GT3 498)
50
50
411.500.000
20.575.000.000
50
411.500.000
20.575.000.000
JUMLAH 78
78
1.024.000.000
37.725.000.000
XIV. CADANGAN ALSINTAN ROTA TANAM TA. 2017
NO. PENYEDIA JENIS ALSIN UNIT
STOK GUDA
NG (UNIT)
Nilai Satuan Nilai Persediaan Unit Nilai
Satuan Aplikasi
Jumlah Aplikasi
1 CV. Adi Setia Utama Jaya
Rota Tanam
RTM 180
15 15
305.000.000 4.575.000.000 15
304.000.000 4.560.000.000
JUMLAH 15
15
305.000.000
4.575.000.000
Grand Total
14.705 295.562.757.278
14.821
-
318.430.871.409
Laporan Keuangan semester II Audited Tahun Anggaran 2017
Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian 59
C.2 ASET TETAP
C.2.1 PERALATAN DAN MESIN
Nilai Aset Peralatan dan Mesin yang dimiliki Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian per 31 Desember 2017 dan 31 Desember 2016 adalah masing-masing sebesar Rp874.657.153.433,00 dan Rp776.703.867.565,00. Mutasi nilai Peralatan dan Mesin tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:
Saldo Nilai Perolehan per 31 Desember 2016 776.703.867.565,00
Mutasi Tambah
Pembelian 5.574.117.745,00
Transfer Masuk 1.500.996.100,00
Reklasifikasi Masuk 113.339.214.515,00
Reklasifikasi Dari Aset Lainnya Ke Aset Tetap 620.024.800,00
Mutasi Kurang
Penghapusan -765.805.000,00
Transfer Keluar -1.706.765.294,00
Hibah (Keluar) -11.340.872.372,00
Reklasifikasi Keluar -840.000.000,00
Koreksi Pencatatan -292.889.967,00
Usulan Barang Rusak Berat Ke Pengelola -123.050.000,00
Usulan Barang Hibah DK/TP -5.509.820.986,00
Penghentiaan Aset Dari Penggunaan -2.501.863.673,00
Saldo per 31 Desember 2017 874.657.153.433,00
Akumulasi Penyusutan s.d 31 Desember 2017 -385.658.696.829,00
Nilai Buku per 31 Desember 2017 488.998.456.604,00
Nilai saldo Peralatan dan Mesin pada Neraca SAIBA tidak sama dengan nilai yang ada pada tabel mutasi.
Penjelasan mutasi penambahan dan pengurangan atas nilai Peralatan dan Mesin adalah sebagai berikut:
Mutasi tambah atas nilai Peralatan dan Mesin senilai Rp121.653.410.460 (Seratus Dua Puluh Satu Milyar Enam Ratus Lima Puluh Tiga Juta Empat Ratus Sepuluh Ribu Empat Ratus Enam Puluh Rupiah), berasal dari:
1. Direktorat Jenderal Prasarana Dan Sarana Pertanian sebesar Rp.119,397,158,560
2. Dinas Peternakan Provinsi Jawa Barat sebesar Rp. 618,574,800 3. Dinas Pertanian Tph Propinsi Jawa Tengah sebesar Rp. 561,881,600 4. Dinas Pertanian Tanaman Pangan Dan Hortikultura Prop. Aceh sebesar
Rp.95,170,000 5. Dinas Pertanian Tanaman Pangan Prov Sumatera Barat sebesar
Rp.141,677,000 6. Dinas Tanaman Pangan Dan Hortikultura Provinsi Riau sebesar Rp.58,310,000 7. Dinas Pertanian Tanaman Pangan Propinsi Jambi sebesar Rp.116,780,000
Laporan Keuangan semester II Audited Tahun Anggaran 2017
Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian 60
8. Distan Tp Dan Perkebunan Kab. Hulu Sungai Tengah sebesar Rp.222,111,000 9. Dinas Peternakan Provinsi Kalimantan Timur sebesar Rp.1,450,000 10. Dinas Pertanian Tph Prov Nusa Tenggara Barat sebesar Rp.338,900,000 11. Dinas Pertanian Propinsi Bengkulu sebesar Rp. 21,697,500
Dinas Pertanian Dan Peternakan Provinsi Banten sebesar Rp.79,700,000
Mutasi kurang atas nilai Peralatan dan Mesin senilai Rp23.163.035.677 (Dua Puluh Tiga Milyar Seratus Enam Puluh Tiga Juta Tiga Puluh Lima Ribu Enam Ratus Tujuh Puluh Tujuh Rupiah), berasal dari:
1. Dinas Kelautan Dan Pertanian Provinsi Dki Jakarta sebesar Rp. 134,923,198 2. Direktorat Jenderal Prasarana Dan Sarana Pertanian sebesar
Rp.6,270,637,888 3. Distan, Perkebunan Dan Kehutanan Kab Bekasi sebesar Rp.27,621,000 4. Distan, Perkebunan, Nak Dan Kehutanan Kab. Cirebon sebesar
Rp.251,610,000 5. Dinas Peternakan Provinsi Jawa Barat sebesar Rp.5,297,879,800 6. Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat sebesar Rp.213,260,096 7. Distan Dan Kehutanan Kab Bogor sebesar Rp.14,872,000 8. Distan Dan Kehutanan Kabupaten Karawang sebesar Rp.22,220,000 9. Dinas Pertanian Tph Propinsi Jawa Tengah sebesar Rp.457,700,700 10. Dinas Perkebunan Propinsi Jawa Tengah sebesar Rp.104,180,900 11. Dinas Peternakan Dan Kesehatan Hewan Prov Jawa Tengah sebesar
Rp.200,742,779 12. Dinas Kehutanan Dan Perkebunan Prov D.I.Yogyakarta sebesar
Rp.196,893,000 13. Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur sebesar Rp.329,950,000 14. Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Timur sebesar Rp.75,658,000 15. Distan Kab. Pidie sebesar Rp.19,625,000 16. Dinas Kesehatan Hewan Dan Peternakan Provinsi Aceh sebesar
Rp.126,600,000 17. Dinas Perkebunan Aceh sebesar Rp.95,170,000 18. Dinas Peternakan Dan Kesehatan Hewan Prov Sumatera Utara sebesar
Rp.99,865,000 19. Dinas Pertanian Provinsi Sumatera Utara sebesar Rp.766,370,945 20. Dinas Perkebunan Prov Sumatera Utara sebesar Rp.97,750,000 21. Distan Tanaman Pangan Dan Hortikultura Kabupaten Agam sebesar
Rp.22,875,000 22. Distan Tph, Peternakan Dan Perkebunan Kab Pesisir Selatan sebesar
Rp.10,286,800 23. Dinas Pertanian Tanaman Pangan Prov Sumatera Barat sebesar
Rp.141,677,000 24. Dinas Peternakan Provinsi Sumatera Barat sebesar Rp.310,420,799 25. Dinas Perkebunan Prov Sumatera Barat sebesar Rp.141,677,000 26. Dinas Peternakan Provinsi Sumatera Barat sebesar Rp.74,688,350 27. Dinas Peternakan Dan Perikanan Kab. Indragiri Hulu sebesar Rp.288,399,998 28. Dinas Perkebunan Provinsi Riau sebesar Rp.58,310,000 29. Dinas Tanaman Pangan Dan Hortikultura Provinsi Riau sebesar Rp.19,470,000 30. Dinas Pertanian Tanaman Pangan Propinsi Jambi sebesar Rp.239,855,000
Laporan Keuangan semester II Audited Tahun Anggaran 2017
Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian 61
31. Dinas Perkebunan Propinsi Jambi sebesar Rp.88,692,790 32. Dinas Peternakan Dan Kesehatan Hewan Provinsi Jambi sebesar
Rp.116,780,000 33. Dinas Perkebunan Propinsi Jambi sebesar Rp.31,875,000 34. Dinas Perkebunan Kabupaten Batanghari sebesar Rp.99,460,000 35. Dinas Pertanian Tph Propinsi Sumatera Selatan sebesar Rp.15,200,000 36. Dinas Peternakan Provinsi Sumatera Selatan sebesar Rp.86,880,000 37. Dinas Pertanian Tph Prov. Lampung sebesar Rp.119,790,909 38. Dinas Peternakan Dan Kesehatan Hewan Provinsi Lampung sebesar
Rp.136,957,000 39. Dinas Perkebunan Provinsi Lampung sebesar Rp.204,911,000 40. Dinas Pertanian Tph Prov. Lampung sebesar Rp.148,322,522 41. Disnak Dan Kesehatan Hewan Prov Kalimantan Barat sebesar Rp.130,595,000 42. Dinas Perkebunan Provinsi Kalimantan Barat sebesar Rp.64,425,000 43. Dinas Pertanian Tph Provinsi Kalimantan Barat sebesar Rp.684,355,473 44. Dinas Pertanian Dan Peternakan Provinsi Kalimantan Tengah sebesar
Rp.147,700,000 45. Dinas Perkebunan Provinsi Kalimantan Tengah sebesar Rp.23,540,000 46. Distan Tp Dan Perkebunan Kab. Hulu Sungai Tengah sebesar Rp.222,111,000 47. Dinas Peternakan Provinsi Kalimantan Selatan sebesar Rp.73,750,000 48. Dinas Perkebunan Provinsi Kalimantan Timur sebesar Rp.75,475,000 49. Dinas Peternakan Provinsi Kalimantan Timur sebesar Rp.100,540,000 50. Dinas Pertanian dan Perkebunan Kota Samarinda sebesar Rp.99,800,000 51. Dinas Perkebunan Propinsi Sulawesi Utara sebesar Rp.76,000,000 52. Dinas Pertanian Dan Peternakan Provinsi Sulawesi Utara sebesar
Rp.728,500,000 53. Distan Dan Peternakan Kab. Minahasa Utara sebesar Rp.99,495,000 54. Dinas Perkebunan Provinsi Sulawesi Tengah sebesar Rp.51,650,000 55. Distan Dan Peternakan Kab. Bantaeng sebesar Rp.335,180,000 56. Dinas Pertanian Tph Provinsi Sulawesi Selatan sebesar Rp.133,670,000 57. Dinas Perkebunan Propinsi Sulawesi Selatan sebesar Rp.543,755,000 58. Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Bali sebesar Rp.50,980,000 59. Dinas Peternakan Kabupaten Dompu sebesar Rp.5,000,000 60. Dinas Perkebunan Prov. Nusa Tenggara Barat sebesar Rp.338,900,000 61. Dinas Peternakan Dan Kesehatan Hewan Provinsi Nusa Tenggara Barat
sebesar Rp.54,400,000 62. Distan Tanaman Pangan Kabupaten Dompu sebesar Rp.28,000,000 63. Dinas Peternakan Prov. Nusa Tenggara Timur sebesar Rp.89,272,000 64. Dinas Pertanian Dan Ketahanan Pangan Kab. Timor Tengah Selatan sebesar
Rp.217,480,002 65. Dinas Perkebunan Provinsi Papua sebesar Rp.348,002,500 66. Dinas Tanaman Pangan Dan Hortikultura Provinsi Papua sebesar
Rp.714,825,000 67. Dinas Pertanian Propinsi Bengkulu sebesar Rp.21,697,500 68. Dinas Peternakan Dan Kesehatan Hewan Provinsi Bengkulu sebesar
Rp.39,950,000 69. Dinas Pertanian Dan Peternakan Provinsi Banten sebesar Rp.274,227,728 70. Dinas Kehutanan Dan Perkebunan Prop. Banten sebesar Rp.79,700,000
Laporan Keuangan semester II Audited Tahun Anggaran 2017
Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian 62
71. Dinas Perkebunan Provinsi Sulawesi Barat sebesar Rp.150,000,000
C.2.2 GEDUNG DAN BANGUNAN
Nilai Aset Gedung dan Bangunan yang dimiliki Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian per 31 Desember 2017 dan 31 Desember 2016 adalah masing-masing sebesar Rp10.151.496.209,00 dan Rp15.223.584.572,00. Mutasi nilai Gedung dan Bangunan tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:
Saldo Nilai Perolehan per 31 Desember 2016 15.223.584.572,00
Mutasi Tambah
Reklasifikasi Dari Aset Lainnya Ke Aset Tetap 1.301.649.200,00
Koreksi Nilai Tim Penertiban Aset 209.568.124,00
Mutasi Kurang
Koreksi Semu Hasil Penilaian Kembali -366.873.947,00
Penghapusan -73.530.000,00
Hibah (Keluar) -2.074.530.000,00
Usulan Barang Hibah DK/TP -3.968.871.740,00
Penghentiaan Aset Dari Penggunaan -99.500.000,00
Saldo per 31 Desember 2017 10.151.496.209,00
Akumulasi Penyusutan s.d 31 Desember 2017 -1.188.751.300,00
Nilai Buku per 31 Desember 2017 8.962.744.909,00
Penjelasan mutasi penambahan dan pengurangan atas nilai Bangunan Gedung adalah sebagai berikut:
Mutasi tambah atas nilai Bangunan Gedung senilai Rp. 1.806.421.758 (Satu Milyar Delapan Ratus Enam Juta Empat Ratus Dua Puluh Satu Ribu Tujuh Ratus Lima Puluh Delapan Rupiah), berasal dari:
1. Direktorat Jenderal Prasarana Dan Sarana Pertanian sebesar Rp.124,168,239 2. Dinas Peternakan Provinsi Jawa Barat sebesar Rp. 1,301,649,200 3. Dinas Pertanian Tph Propinsi Jawa Tengah sebesar Rp. 43,188,065 4. Dinas Pertanian Provinsi D.I. Yogyakarta sebesar Rp. 95,761,640 5. Dinas Pertanian Dan Peternakan Provinsi Banten sebesar Rp. 230,117,398
Mutasi kurang atas nilai Bangunan Gedung senilai Rp.-6.695.001.121 (Enam Milyar Enam Ratus Sembilan Puluh Lima Juta Rupiah), berasal dari:
1. Direktorat Jenderal Prasarana Dan Sarana Pertanian sebesar Rp.2,321,749,252
2. Dinas Peternakan Provinsi Jawa Barat sebesar Rp.1,750,559,200 3. Dinas Pertanian Tph Propinsi Jawa Tengah sebesar Rp.12,625,065 4. Dinas Kehutanan Dan Perkebunan Prov D.I.Yogyakarta sebesar
Rp.256,144,000 5. Dinas Pertanian Provinsi D.I. Yogyakarta sebesar Rp.167,272,590 6. Dinas Peternakan Dan Perikanan Kab. Indragiri Hulu sebesar Rp.506,684,000 7. Disnak Dan Kesehatan Hewan Prov Kalimantan Barat sebesar
Rp.273,629,250
Laporan Keuangan semester II Audited Tahun Anggaran 2017
Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian 63
8. Dinas Pertanian Dan Peternakan Provinsi Sulawesi Utara sebesar Rp.99,500,000
9. Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Bali sebesar Rp.73,530,000 10. Dinas Pertanian Dan Ketahanan Pangan Kab. Timor Tengah Selatan sebesar
Rp. 154,404,950 11. Dinas Pertanian Dan Peternakan Kabupaten Flores Timur sebesar
Rp.49,900,000 12. Dinas Perkebunan Provinsi Papua sebesar Rp.570,107,000 13. Dinas Pertanian Dan Peternakan Provinsi Banten sebesar Rp.390,653,598 14. Dinas Pertanian Provinsi Kalimantan Barat sebesar Rp.56.705.000
C.2.3 JALAN, IRIGASI DAN JARINGAN
Nilai Aset Jalan, Irigasi dan Jaringan yang dimiliki Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian per 31 Desember 2017 dan 31 Desember 2016 adalah masing-masing sebesar Rp154.692.000,00 dan Rp273.438.650,00. Mutasi nilai Jalan, Irigasi dan Jaringan tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:
Saldo Nilai Perolehan per 31 Desember 2016 273.438.650,00
Mutasi Tambah
Transfer Masuk 1.167.127.100,00
Reklasifikasi Dari Aset Lainnya Ke Aset Tetap 21.395.522.583,00
Mutasi Kurang
Hibah (Keluar) -1.211.368.000,00
Reklasifikasi Keluar -118.746.650,00
Usulan Barang Hibah DK/TP -18.785.834.248,00
Penghentiaan Aset Dari Penggunaan -2.565.447.435,00
Saldo per 31 Desember 2017 154.692.000,00
Akumulasi Penyusutan s.d 31 Desember 2017 -61.061.415,00
Nilai Buku per 31 Desember 2017 93.630.585,00
Mutasi transaksi penambahan dan pengurangan Jalan, Irigasi dan Jaringan adalah berupa:
Penjelasan mutasi penambahan dan pengurangan atas nilai Irigasi adalah sebagai berikut:
Mutasi tambah atas nilai Irigasi senilai Rp18.272.609.035 (Delapan Belas Milyar Dua Ratus Tujuh Puluh Dua Juta Enam Ratus Sembilan Ribu Tiga Puluh Lima Rupiah), berasal dari:
1. Distan, Perkebunan, Nak Dan Kehutanan Kab. Cirebon sebesar Rp.487,266,000
2. Dinas Pertanian Propinsi Jawa Timur sebesar Rp. 1,228,520,335 3. Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Timur sebesar Rp. 898,900,000 4. Dinas Pertanian Provinsi Sumatera Utara sebesar Rp. 6,182,325,670 5. Dinas Peternakan Dan Perikanan Kab. Indragiri Hulu sebesar Rp.192,427,000 6. Dinas Peternakan Dan Kesehatan Hewan Provinsi Lampung sebesar
Rp.156,666,000
Laporan Keuangan semester II Audited Tahun Anggaran 2017
Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian 64
7. Dinas Perkebunan Provinsi Lampung sebesar Rp. 281,820,000 8. Dinas Pertanian dan Perkebunan Kota Samarinda sebesar Rp. 99,800,000 9. Dinas Perkebunan Dan Kebutanan Kab. Sinjai sebesar Rp. 84,329,100 10. Distan Dan Peternakan Kab. Bantaeng sebesar Rp. 1,200,195,274 11. Dinas Pertanian Tph Provinsi Sulawesi Selatan sebesar Rp.6,663,009,656 12. Dinas Pertanian Tph Prov Nusa Tenggara Barat sebesar Rp. 549,400,000 13. Dinas Pertanian Dan Peternakan Provinsi Banten sebesar Rp.247,950,000
Mutasi kurang atas nilai Irigasi senilai Rp18.391.355.685 (Delapan Belas Milyar Tiga Ratus Sembilan Puluh Satu Juta Tiga Ratus Lima Puluh Lima Ribu Enam Ratus Delapan Puluh Lima Rupiah), berasal dari:
1. Direktorat Jenderal Prasarana Dan Sarana Pertanian sebesar Rp.118,746,650 2. Distan, Perkebunan, Nak Dan Kehutanan Kab. Cirebon sebesar
Rp.487,266,000 3. Dinas Pertanian Propinsi Jawa Timur sebesar Rp. 1,228,520,335 4. Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Timur sebesar Rp.898,900,000 5. Dinas Pertanian Provinsi Sumatera Utara sebesar Rp.6,182,325,670 6. Dinas Peternakan Dan Perikanan Kab. Indragiri Hulu sebesar Rp.192,427,000 7. Dinas Peternakan Dan Kesehatan Hewan Provinsi Lampung sebesar
Rp.156,666,000 8. Dinas Perkebunan Provinsi Lampung sebesar Rp.281,820,000 9. Dinas Pertanian dan Perkebunan Kota Samarinda sebesar Rp.99,800,000 10. Dinas Perkebunan Dan Kebutanan Kab. Sinjai sebesar Rp.84,329,100 11. Distan Dan Peternakan Kab. Bantaeng sebesar Rp.1,200,195,274 12. Dinas Pertanian Tph Provinsi Sulawesi Selatan sebesar Rp.6,663,009,656 13. Dinas Pertanian Tph Prov Nusa Tenggara Barat sebesar Rp .549,400,000 14. Dinas Pertanian Dan Peternakan Provinsi Banten sebesar Rp.247,950,000
Penjelasan mutasi penambahan dan pengurangan atas nilai Jaringan adalah sebagai berikut:
Mutasi tambah atas nilai Jaringan senilai Rp1.824.202.200 (Satu Milyar Delapan Ratus Dua Puluh Empat Juta Dua Ratus Dua Ribu Dua Ratus Rupiah), berasal dari:
1. Direktorat Jenderal Prasarana Dan Sarana Pertanian sebesar Rp.449,260,200 2. Dinas Pertanian Propinsi Jawa Timur sebesar Rp. 169,800,000 3. Dinas Pertanian Provinsi Sumatera Utara sebesar Rp. 646,507,000 4. Dinas Kehutanan Dan Perkebunan Kabupaten Tapin sebesar Rp.236,500,000 5. Dinas Pertanian dan Perkebunan Kota Samarinda sebesar Rp. 247,135,000 6. Distan Dan Peternakan Kab. Minahasa Utara sebesar Rp. 30,000,000 7. Dinas Pertanian Tph Provinsi Sulawesi Selatan sebesar Rp. 30,000,000 8. Distan Kab. Sumba Barat Daya sebesar Rp. 15,000,000
Mutasi kurang atas nilai Jaringan senilai Rp1.824.202.200 (Satu Milyar Delapan Ratus Dua Puluh Empat Juta Dua Ratus Dua Ribu Dua Ratus Rupiah), berasal dari:
1. Direktorat Jenderal Prasarana Dan Sarana Pertanian sebesar Rp.449,260,200 2. Dinas Pertanian Propinsi Jawa Timur sebesar Rp.169,800,000 3. Dinas Pertanian Provinsi Sumatera Utara sebesar Rp.646,507,000 4. Dinas Kehutanan Dan Perkebunan Kabupaten Tapin sebesar Rp.236,500,000 5. Dinas Pertanian dan Perkebunan Kota Samarinda sebesar Rp.247,135,000
Laporan Keuangan semester II Audited Tahun Anggaran 2017
Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian 65
6. Distan Dan Peternakan Kab. Minahasa Utara sebesar Rp.30,000,000 7. Dinas Pertanian Tph Provinsi Sulawesi Selatan sebesar Rp.30,000,000 8. Distan Kab. Sumba Barat Daya sebesar Rp.15,000,000
Penjelasan mutasi penambahan dan pengurangan atas nilai Instalasi adalah sebagai berikut:
Mutasi tambah atas nilai Instalasi senilai Rp1.281.480.800 (Satu Milyar Dua Ratus Delapan Puluh Satu Juta Empat Ratus Delapan Puluh Ribu Delapan Ratus Rupiah), berasal dari:
1. Direktorat Jenderal Prasarana Dan Sarana Pertanian sebesar Rp.143,038,800 2. Dinas Pertanian Propinsi Jawa Timur sebesar Rp. 169,800,000 3. Dinas Pertanian Provinsi Sumatera Utara sebesar Rp. 646,507,000 4. Dinas Pertanian dan Perkebunan Kota Samarinda sebesar Rp. 247,135,000 5. Distan Dan Peternakan Kab. Minahasa Utara sebesar Rp. 30,000,000 6. Dinas Pertanian Tph Provinsi Sulawesi Selatan sebesar Rp. 30,000,000 7. Distan Kab. Sumba Barat Daya sebesar Rp. 15,000,000
Mutasi kurang atas nilai Instalasi senilai Rp1.281.480.800 (Satu Milyar Dua Ratus Delapan Puluh Satu Juta Empat Ratus Delapan Puluh Ribu Delapan Ratus Rupiah), berasal dari:
1. Direktorat Jenderal Prasarana Dan Sarana Pertanian sebesar Rp.143,038,800 2. Dinas Pertanian Propinsi Jawa Timur sebesar Rp.169,800,000 3. Dinas Pertanian Provinsi Sumatera Utara sebesar Rp.646,507,000 4. Dinas Pertanian dan Perkebunan Kota Samarinda sebesar Rp.247,135,000 5. Distan Dan Peternakan Kab. Minahasa Utara sebesar Rp.30,000,000 6. Dinas Pertanian Tph Provinsi Sulawesi Selatan sebesar Rp.30,000,000 7. Distan Kab. Sumba Barat Daya sebesar Rp.15,000,000
C.2.4 ASET TETAP LAINNYA
Nilai Aset Tetap Lainnya yang dimiliki Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian per 31 Desember 2017 dan 31 Desember 2016 adalah masing-masing sebesar Rp693.876.760,00 dan Rp2.407.696.760,00. Mutasi nilai Aset Tetap Lainnya tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:
Saldo Nilai Perolehan per 31 Desember 2016 2.407.696.760,00
Mutasi Kurang
Penghapusan -1.639.300.000,00
Usulan Barang Hibah DK/TP -74.520.000,00
Saldo per 31 Desember 2017 693.876.760,00
Akumulasi Penyusutan s.d 31 Desember 2017 -9.100.000,00
Nilai Buku per 31 Desember 2017 684.776.760,00
Mutasi transaksi penambahan dan pengurangan Aset Tetap Lainnya adalah berupa:
Laporan Keuangan semester II Audited Tahun Anggaran 2017
Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian 66
Mutasi kurang atas nilai Aset Tetap Lainnya senilai Rp1.911.356.000 (Satu Milyar Sembilan Ratus Sebelas Juta Tiga Ratus Lima Puluh Enam Ribu Rupiah), berasal dari:
1. Dinas Pertanian dan Perkebunan Kab. Gunung Mas sebesar Rp.71,740,000
2. Dinas Pertanian dan Perkebunan Kota Samarinda sebesar Rp.74,520,000 3. Dinas Peternakan Kabupaten Dompu sebesar Rp. 125,796,000 4. Dinas TPH Provinsi Papua sebesar Rp.1,639,300,000
C.2.5 AKUMULASI PENYUSUTAN ASET TETAP
Nilai saldo Akumulasi Penyusutan Aset Tetap yang dimiliki Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian per 31 Desember 2017 dan 31 Desember 2016 adalah masing-masing sebesar Rp-386.917.609.544,00 dan Rp-260.737.304.799,00.Akumulasi Penyusutan Aset Tetap merupakan kontra akun Aset Tetap yang disajikan berdasarkan pengakumulasian atas penyesuaian nilai sehubungan dengan penurunan kapasitas dan manfaat Aset Tetap selain untuk Tanah dan Konstruksi dalam Pengerjaan (KDP). Rincian Akumulasi Penyusutan Aset Tetap per 31 Desember 2017 adalah sebagai berikut:
Rincian Akumulasi Penyusutan Aset Tetap
No Aset Tetap Nilai Perolehan Akm. Penyusutan Nilai Buku
1. Peralatan dan Mesin 874.657.153.433,00 -385.658.696.829,00 488.998.456.604,00
2. GB 10.151.496.209,00 -1.188.751.300,00 8.962.744.909,00
3. JIJ 154.692.000,00 -61.061.415,00 93.630.585,00
4. Aset Tetap Lainnya 693.876.760,00 -9.100.000,00 684.776.760,00
Akumulasi Penyusutan 885.780.293.402,00 -387.040.684.544,00 498.739.608.858,00
C.4 ASET LAINNYA
C.4.1 ASET TAK BERWUJUD Saldo Aset Tak Berwujud per 31 Desember 2017 dan 31 Desember 2016 adalah masing-masing sebesar Rp33.352.358.660,00 dan Rp32.948.262.585,00. Aset Tak Berwujud merupakan aset yang dapat diidentifikasi dan dimiliki, tetapi secara umum tidak mempunyai wujud fisik. Mutasi nilai Aset Tak Berwujud tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:
Perbandingan Aset Tak Berwujud per 31 Desember 2017 dan 31 Desember 2016
Saldo Nilai Perolehan per 31 Desember 2016 32.948.262.585,00 Mutasi Tambah
Pembelian 408.063.000,00 Mutasi Kurang
Transfer Keluar -2.246.701,00 Usulan Barang Hibah DK/TP -1.720.224,00
Saldo per 31 Desember 2017 33.352.358.660,00 Akumulasi Penyusutan s.d 31 Desember 2017 -832.481.362,00 Nilai Buku per 31 Desember 2017 32.519.877.298,00
Laporan Keuangan semester II Audited Tahun Anggaran 2017
Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian 67
Mutasi transaksi penambahan dan pengurangan Aset Tak Berwujud adalah sebagai berikut:
Mutasi tambah atas nilai Aset Tak Berwujud senilai Rp408.063.000 (Empat Ratus Delapan Juta Enam Puluh Tiga Ribu Rupiah), berasal dari:
1. Direktorat Jenderal Prasarana Dan Sarana Pertanian sebesar Rp.408,063,000
Mutasi kurang atas nilai Aset Tetap Lainnya senilai Rp3.966.925 (Tiga Juta Sembilan Ratus Enam Puluh Enam Ribu Sembilan Ratus Dua Puluh Lima Rupiah), berasal dari:
1. Dinas Pertanian Tph Propinsi Jawa Tengah sebesar Rp.2,246,701 2. Dinas Peternakan Provinsi Kalimantan Selatan sebesar Rp.1,720,224
Rincian Saldo Aset Tak Berwujud per 31 Desember 2017 adalah sebagai berikut:
Uraian Nilai
Aset Tak Berwujud Lainnya 32.155.249.500,00
Software 1.197.109.160,00
Jumlah 33.352.358.660,00
Jenis Aset Tak Berwujud (ATB) terdapat pada Satker Pusat dalam bentuk :
- upgrade computer - Software MS Office 2010 - Software Anti Virus - Software Remote sensing mendukung format geotic - Web Base MPO - Microsoft Office 2016 - Terintegrasi data RKAKL - Aplikasi Sistem Revisi Anggaran - Microsoft Office Home - Aplikasi Cermat - Pembuatan Aplikasi Sistem Revisi Anggaran - Kasperky End Point - MS Office 365 2016 - Microsoft Office - Citra Satellite - Windows XP 2 Pro Edition
C.4.2 ASET LAIN-LAIN
Nilai Aset Lain-lain yang dimiliki Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian per 31 Desember 2017 dan 31 Desember 2016 adalah masing-masing sebesar Rp18.315.857.623,00 dan Rp45.543.741.739,00. Aset Lain-lain merupakan Barang Milik Negara (BMN) yang berada dalam kondisi rusak berat dan tidak lagi digunakan dalam operasional Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian serta dalam proses penghapusan dari BMN. Mutasi nilai Aset Lain-lain tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:
Laporan Keuangan semester II Audited Tahun Anggaran 2017
Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian 68
Saldo Nilai Perolehan per 31 Desember 2016 45.543.741.739,00 Mutasi Tambah
Reklasifikasi Dari Aset Tetap ke Aset Lainnya 5.166.811.108,00
Mutasi Kurang Penghapusan (BMN yang dihentikan) -3.501.801.000,00
Transfer Keluar -2.217.329.300,00
Reklasifikasi Keluar -222.111.000,00
Usulan Barang Rusak Berat ke Pengelola -3.136.257.341,00
Usulan Barang Hilang Ke Pengelola
Penggunaan Kembali BMN Yang Sudah Dihentikan -23.317.196.583,00
Saldo per 31 Desember 2017 18.315.857.623,00 Akumulasi Penyusutan s.d 31 Desember 2017 -5.655.762.679,00
Nilai Buku per 31 Desember 2017 12.660.094.944,00
C.4.3 AKUMULASI PENYUSUTAN ASET LAINNYA
Nilai saldo Akumulasi Penyusutan Aset Lainnya yang dimiliki Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian per 31 Desember 2017 dan 31 Desember 2016 adalah masing-masing sebesar Rp-6.488.244.041,00 dan Rp-13.192.861.626,00.
Akumulasi Penyusutan Aset Lainnya merupakan kontra akun Aset Lainnya yang disajikan berdasarkan pengakumulasian atas penyesuaian nilai sehubungan dengan penurunan kapasitas dan manfaat Aset Lainnya.
Berikut disajikan rangkuman Akumulasi Penyusutan Aset Lainnya per 31 Desember 2017, sedangkan rincian akumulasi penyusutan aset lainnya disajikan pada Lampiran Laporan Keuangan ini.
Rincian Akumulasi Penyusutan Aset Lainnya
No Aset Tetap Nilai Perolehan Akm. Penyusutan Nilai Buku
1. Aset Tak Berwujud 33.352.358.660,00 -832.481.362,00 32.519.877.298,00
2. Aset Lain-lain 18.315.857.623,00 -5.655.762.679,00 12.660.094.944,00
Akumulasi Penyusutan 51.668.216.283,00 -6.488.244.041,00 45.179.972.242,00
C.5 KEWAJIBAN JANGKA PENDEK
C.5.1 UTANG KEPADA PIHAK KETIGA
Saldo Utang kepada Pihak Ketiga per 31 Desember 2017 dan 31 Desember 2016 adalah masing-masing sebesar Rp0,00 dan Rp766.712.960.226,00. Utang kepada Pihak Ketiga merupakan belanja yang masih harus dibayar dan merupakan kewajiban yang harus segera diselesaikan kepada pihak ketiga lainnya dalam waktu kurang dari 12 (dua belas bulan). Adapun rincian Utang kepada Pihak Ketiga pada Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian per tanggal pelaporan adalah sebagai berikut:
Laporan Keuangan semester II Audited Tahun Anggaran 2017
Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian 69
Perbandingan Utang kepada Pihak Ketiga per 31 Desember 2017 dan 31 Desember 2016
Uraian 31 Desember 2017
31 Desember 2016
Belanja Barang yang Masih Harus Dibayar 0,00 766.707.560.226,00
Utang kepada Pihak Ketiga Lainnya 0,00 5.400.000,00
Jumlah 0,00 766.712.960.226,00
C.5.2 UANG MUKA DARI KPPN
Saldo Uang Muka dari KPPN per 31 Desember 2017 dan 31 Desember 2016 adalah masing-masing sebesar Rp5.403.865.400,00 dan Rp8.565.922.036,00. Uang Muka dari KPPN merupakan Uang Persediaan (UP) atau Tambahan Uang Persediaan (TUP) yang diberikan KPPN sebagai uang muka kerja dan masih berada pada atau dikuasai oleh Bendahara Pengeluaran pada tanggal pelaporan. Uang Muka dari KPPN adalah akun pasangan dari Kas di Bendahara Pengeluaran yang ada di kelompok akun Aset Lancar.
C.6 EKUITAS
C.6.1 EKUITAS
Saldo Ekuitas per 31 Desember 2017 dan 31 Desember 2016 adalah masing-masing sebesar Rp941.546.431.857,00 dan Rp78.577.533.138,00. Ekuitas adalah merupakan kekayaan bersih entitas yang merupakan selisih antara aset dan kewajiban. Rincian lebih lanjut tentang ekuitas disajikan dalam Laporan Perubahan Ekuitas.
Laporan Keuangan semester II Audited Tahun Anggaran 2017
Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian 70
D PENJELASAN ATAS POS-POS LAPORAN OPERASIONAL
D.1 PENDAPATAN NEGARA BUKAN PAJAK LAINNYA
Jumlah Pendapatan untuk periode yang berakhir pada 31 Desember 2017 dan 31 Desember 2016 adalah masing-masing sebesar Rp2.345.623.329,00 dan Rp1.306.403.212,00. Pendapatan tersebut terdiri dari:
Perbandingan PNBP Lainnya per 31 Desember 2017 dan 31 Desember 2016
Uraian 31 Desember 2017 31 Desember 2016 % Naik / Turun
Pendapatan Anggaran Lain-lain 1.450.600,00 28.790.000,00 -94,96
Pendapatan Denda Keterlambatan Penyelesaian Pekerjaan Pemerintah
1.652.825.828,00 671.415.233,00 146,17
Pendapatan Denda Lainnya 0,00 26.728.250,00 -100,00
Pendapatan Hasil Pengembalian Uang Negara 186.165.000,00 0,00 0,00
Pendapatan Jasa Lainnya 348.768.672,00 0,00 0,00
Pendapatan Jasa Lembaga Keuangan (Jasa Giro)
70.675.229,00 454.972.970,00 -84,47
Pendapatan Jasa Tenaga, Pekerjaan, Informasi, Pelatihan dan Teknologi Sesuai Dengan Tugas dan Fungsi Masing-Masing Kementerian Negara/Lembaga
76.778.000,00 0,00 0,00
Pendapatan Penjualan Hasil Pertanian, Kehutanan, dan Perkebunan
8.960.000,00 8.714.000,00 2,82
Pendapatan Sewa Tanah, Gedung, dan Bangunan
0,00 141.000,00 -100,00
Pendapatan Uang Sitaan Hasil Korupsi yang Telah Ditetapkan Pengadilan
0,00 50.000.000,00 -100,00
Pendapatan dari Penutupan Rekening 0,00 16.846.929,00 -100,00
Penerimaan Kembali Persekot/Uang Muka Gaji
0,00 48.794.830,00 -100,00
Jumlah 2.345.623.329,00 1.306.403.212,00 79,55
Laporan Keuangan semester II Audited Tahun Anggaran 2017
Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian 71
No Akun Jumlah
1 423111 -8,960,000.
2 423216 -76,778,000.
3 423221 -70,675,229.
4 423291 -348,768,672.
5 423615 -186,165,000.
6 423752 -1,652,825,828.
7 423999 -1,450,600.
-2,345,623,329.
calk_lo_akun_es1 --rekon17
Uraian
Pendapatan Penjualan Hasil Pertanian, Kehutanan, dan PerkebunanPendapatan Jasa Tenaga, Pekerjaan, Informasi, Pelatihan dan
RINCIAN PENDAPATAN DARI PENGELOLAAN BMN (PEMANFAATAN DAN PEMINDAHTANGANAN) SERTA
SAMPAI DENGAN DESEMBER 2017
Pendapatan Jasa Lembaga Keuangan (Jasa Giro)Pendapatan Jasa LainnyaPendapatan Hasil Pengembalian Uang NegaraPendapatan Denda Keterlambatan Penyelesaian Pekerjaan Pendapatan Anggaran Lain-lain
JUMLAH
D.2 BEBAN PEGAWAI
Jumlah Beban Pegawai untuk periode yang berakhir pada 31 Desember 2017 dan 31 Desember 2016 adalah masing-masing sebesar Rp23.179.898.791,00 dan Rp23.179.898.791,00. Beban Pegawai adalah beban atas kompensasi, baik dalam bentuk uang maupun barang yang ditetapkan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang diberikan kepada pejabat negara, Pegawai Negeri Sipil (PNS), dan pegawai yang dipekerjakan oleh pemerintah yang belum berstatus PNS sebagai imbalan atas pekerjaan yang telah dilaksanakan kecuali pekerjaan yang berkaitan dengan pembentukan modal. Penurunan beban pegawai Tahun 2017 disebabkan ada 17 pegawai pensiun, 1 mutasi dan 1 meninggal dunia.
Perbandingan Beban Pegawai per 31 Desember 2017 dan 31 Desember 2016
Uraian 31 Desember 2017 31 Desember 2016 % Naik / Turun
Beban Gaji Pokok PNS 16.975.375.443,00 17.477.427.506,00 -2,87
Beban Pembulatan Gaji PNS 209.630,00 203.534,00 3,00
Beban Tunj. Anak PNS 341.612.962,00 322.982.436,00 5,77
Beban Tunj. Beras PNS 891.490.200,00 900.408.760,00 -0,99
Beban Tunj. Fungsional PNS 127.032.000,00 63.290.000,00 100,71
Beban Tunj. PPh PNS 60.216.046,00 157.962.898,00 -61,88
Beban Tunj. Struktural PNS 1.008.230.000,00 960.805.000,00 4,94
Beban Tunj. Suami/Istri PNS 1.237.643.510,00 1.133.138.534,00 9,22
Beban Tunjangan Umum PNS 597.980.000,00 566.745.000,00 5,51
Beban Uang Lembur 386.508.000,00 784.418.000,00 -50,73
Beban Uang Makan PNS 1.553.601.000,00 1.665.228.000,00 -6,70
Jumlah 23.179.898.791,00 24.032.609.668,00 -3,55
Laporan Keuangan semester II Audited Tahun Anggaran 2017
Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian 72
Akun Jumlah
511111 -190,457.511111 16,975,565,900.511119 209,630.511121 1,238,152,370.511121 -508,860.511122 341,612,962.511123 1,008,230,000.511124 131,617,000.511124 -4,585,000.511125 60,216,046.511126 891,490,200.511129 1,553,601,000.511151 598,535,000.511151 -555,000.512211 386,508,000.
23,179,898,791.
Beban Pembulatan Gaji PNSBeban Tunj. Suami/Istri PNS
Pengembalian Beban Tunj. Fungsional PNSBeban Tunj. PPh PNSBeban Tunj. Beras PNSBeban Uang Makan PNS
Pengembalian Beban Tunj. Suami/Istri PNSBeban Tunj. Anak PNSBeban Tunj. Struktural PNSBeban Tunj. Fungsional PNS
Beban Tunjangan Umum PNSPengembalian Beban Tunjangan Umum PNSBeban Uang Lembur
JUMLAH
RINCIAN BEBAN GAJI DAN TUNJANGAN PNS MENURUT AKUN
SAMPAI DENGAN DESEMBER 2017calk_lo_akun_es1 --rekon17
Uraian
Pengembalian Beban Gaji Pokok PNSBeban Gaji Pokok PNS
D.3 BEBAN PERSEDIAAN
Jumlah Beban Persediaan untuk periode yang berakhir pada 31 Desember 2017 dan 31 Desember 2016 adalah masing-masing sebesar Rp2.220.857.259,00 dan Rp3.104.523.245,00. Beban Persediaan merupakan beban untuk mencatat konsumsi atas barang-barang yang habis pakai, termasuk barang-barang hasil produksi baik yang dipasarkan maupun tidak dipasarkan. Rincian Beban Persediaan untuk 31 Desember 2017 dan 31 Desember 2016 adalah sebagai berikut:
Perbandingan Beban Persediaan per 31 Desember 2017 dan 31 Desember 2016
Uraian 31 Desember 2017 31 Desember 2016 % Naik / Turun
Beban Persediaan bahan baku 8.082.750,00 204.937.125,00 -96,06
Beban Persediaan konsumsi 2.201.429.509,00 2.898.728.870,00 -24,06
Beban Persediaan pita cukai, materai dan leges
70.000,00 233.000,00 -69,96
Beban persediaan lainnya 11.275.000,00 624.250,00 1.706,17
Jumlah 2.220.857.259,00 3.104.523.245,00 -28,46
Laporan Keuangan semester II Audited Tahun Anggaran 2017
Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian 73
Akun Jumlah
593111 2,201,429,509.593121 70,000.593131 8,082,750.593149 11,275,000.
2,220,857,259.
Beban Persediaan bahan bakuBeban Persediaan Lainnya
JUMLAH
RINCIAN BEBAN PERSEDIAAN MENURUT AKUN
SAMPAI DENGAN DESEMBER 2017calk_lo_akun_es1 --rekon17
Uraian
Beban Persediaan konsumsiBeban Persediaan pita cukai, materai dan leges
D.4 BEBAN BARANG DAN JASA
Jumlah Beban Barang dan Jasa untuk periode yang berakhir pada 31 Desember 2017 dan 31 Desember 2016 adalah masing-masing sebesar Rp632.726.592.536,00 dan Rp581.646.657.205,00. Beban Barang dan Jasa adalah konsumsi atas jasa-jasa dalam rangka penyelenggaraan kegiatan entitas. Rincian Beban Barang dan Jasa untuk 31 Desember 2017 dan 31 Desember 2016 adalah sebagai berikut:
Perbandingan Beban Barang dan Jasa per 31 Desember 2017 dan 31 Desember 2016
Uraian 31 Desember 2017 31 Desember 2016 % Naik / Turun
Beban Aset Ekstrakomtabel Peralatan dan Mesin
520.000,00 6.250.000,00 -91,68
Beban Bahan 31.998.613.912,00 60.872.531.051,00 -47,43
Beban Barang Non Operasional Lainnya
224.407.349.960,00 132.121.253.844,00 69,85
Beban Barang Operasional Lainnya 1.204.892.000,00 14.154.689.800,00 -91,49
Beban Honor Operasional Satuan Kerja 22.629.950.000,00 28.665.258.000,00 -21,05
Beban Honor Output Kegiatan 314.577.522.050,00 262.751.266.950,00 19,72
Beban Jasa Konsultan 339.019.000,00 6.978.152.036,00 -95,14
Beban Jasa Lainnya 21.497.766.395,00 58.173.749.326,00 -63,05
Beban Jasa Pos dan Giro 0,00 700.000,00 -100,00
Beban Jasa Profesi 6.797.896.500,00 4.143.765.000,00 64,05
Beban Keperluan Perkantoran 4.361.878.038,00 3.941.693.900,00 10,66
Beban Langganan Daya dan Jasa Lainnya
37.600.000,00 15.500.000,00 142,58
Beban Langganan Listrik 362.723.190,00 393.509.398,00 -7,82
Beban Langganan Telepon 157.047.726,00 180.971.191,00 -13,22
Beban Penambah Daya Tahan Tubuh 0,00 1.500.000,00 -100,00
Laporan Keuangan semester II Audited Tahun Anggaran 2017
Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian 74
Uraian 31 Desember 2017 31 Desember 2016 % Naik / Turun
Beban Pengiriman Surat Dinas Pos Pusat
219.300.465,00 398.951.727,00 -45,03
Beban Sewa 4.134.513.300,00 8.518.263.500,00 -51,46
Beban dalam Rangka Refund Dana PHLN
0,00 328.651.482,00 -100,00
Jumlah 632.726.592.536,00 581.646.657.205,00 8,78
D.5 BEBAN PEMELIHARAAN
Jumlah Beban Pemeliharaan untuk periode yang berakhir pada 31 Desember 2017 dan 31 Desember 2016 adalah masing-masing sebesar Rp3.612.734.783,00 dan Rp3.150.083.637,00. Beban pemeliharaan merupakan beban yang dimaksudkan untuk mempertahankan aset tetap atau aset lainnya yang sudah ada ke dalam kondisi normal. Rincian Beban Pemeliharaan untuk 31 Desember 2017 dan 31 Desember 2016 adalah sebagai berikut:
Perbandingan Beban Pemeliharaan per 31 Desember 2017 dan 31 Desember 2016
Uraian 31 Desember 2017 31 Desember 2016 % Naik / Turun
Beban Pemeliharaan Gedung dan Bangunan
1.339.029.000,00 956.969.000,00 39,92
Beban Pemeliharaan Peralatan dan Mesin
2.185.367.083,00 2.039.972.272,00 7,13
Beban Pemeliharaan Peralatan dan Mesin Lainnya
8.000.000,00 4.000.000,00 100,00
Beban Persediaan bahan untuk pemeliharaan
80.338.700,00 149.142.365,00 -46,13
Jumlah 3.612.734.783,00 3.150.083.637,00 14,69
D.6 BEBAN PERJALANAN DINAS
Jumlah Beban Perjalanan Dinas untuk periode yang berakhir pada 31 Desember 2017 dan 31 Desember 2016 adalah masing-masing sebesar Rp242.024.036.608,00 dan Rp272.599.974.225,00. Beban tersebut adalah merupakan beban yang terjadi untuk perjalanan dinas dalam rangka pelaksanaan tugas, fungsi, dan jabatan. Rincian Beban Perjalanan Dinas untuk 31 Desember 2017 dan 31 Desember 2016 adalah sebagai berikut:
Laporan Keuangan semester II Audited Tahun Anggaran 2017
Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian 75
Perbandingan Beban Perjalanan Dinas per 31 Desember 2017 dan 31 Desember 2016
Uraian 31 Desember 2017 31 Desember 2016 % Naik / Turun
Beban Perjalanan Biasa 181.342.477.711,00 178.420.335.400,00 1,64
Beban Perjalanan Dinas Dalam Kota 5.931.704.580,00 7.432.622.900,00 -20,19
Beban Perjalanan Dinas Paket Meeting Dalam Kota
16.613.742.137,00 17.677.703.855,00 -6,02
Beban Perjalanan Dinas Paket Meeting Luar Kota
36.237.140.964,00 29.855.695.599,00 21,37
Beban Perjalanan Lainnya - Luar Negeri
748.741.216,00 875.737.299,00 -14,50
Beban Perjalanan Tetap 1.150.230.000,00 38.337.879.172,00 -97,00
Jumlah 242.024.036.608,00 272.599.974.225,00 -11,22
D.7 BEBAN BARANG UNTUK DISERAHKAN KEPADA MASYARAKAT
Jumlah Beban Barang Untuk Diserahkan Kepada Masyarakat untuk periode yang berakhir pada 31 Desember 2017 dan 31 Desember 2016 adalah masing-masing sebesar Rp4.500.641.278.189,00 dan Rp7.904.543.609.454,00. Beban Barang untuk Diserahkan kepada Masyarakat merupakan beban pemerintah dalam bentuk barang yang diserahkan kepada masyarakat dalam rangka pelayanan kepada masyarakat. Rincian Beban Barang Untuk Diserahkan Kepada Masyarakat untuk 31 Desember 2017 dan 31 Desember 2016 adalah sebagai berikut:
Perbandingan Beban Barang Untuk Diserahkan Kepada Masyarakat per 31 Desember 2017 dan 31 Desember 2016
Uraian 31 Desember 2017 31 Desember 2016 % Naik / Turun
Beban Barang Fisik Lainnya Untuk Diserahkan kepada Masyarakat/Pemda
95.938.100,00 26.613.461.950,00 -99,64
Beban Barang Lainnya Untuk Diserahkan Kepada Masyarakat/Pemda
9.796.098.810,00 1.030.623.280.797,00 -99,05
Beban Barang untuk Bantuan Lainnya yang Memiliki Karakteristik Bantuan Pemerintah
1.644.876.839.613,00 2.538.025.182.200,00 -35,19
Beban Jalan, Irigasi Dan Jaringan Untuk Diserahkan kepada Masyarakat/Pemda
957.500.000,00 105.425.016.000,00 -99,09
Laporan Keuangan semester II Audited Tahun Anggaran 2017
Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian 76
Uraian 31 Desember 2017 31 Desember 2016 % Naik / Turun
Beban Jalan, Irigasi dan Jaringan Untuk Diserahkan kepada Masyarakat/Pemda dalam bentuk uang
224.647.458.374,00 0,00 0,00
Beban Peralatan Dan Mesin Untuk Diserahkan kepada Masyarakat/Pemda
2.620.224.943.292,00 3.990.956.668.507,00 -34,35
Beban Peralatan dan Mesin Untuk Diserahkan kepada Masyarakat/Pemda dalam bentuk uang
42.500.000,00 0,00 0,00
Beban Tanah Untuk Diserahkan kepada Masyarakat/Pemda
0,00 212.900.000.000,00 -100,00
Jumlah 4.500.641.278.189,00 7.904.543.609.454,00 -43,06
D.8 BEBAN PENYUSUTAN DAN AMORTISASI
Jumlah Beban Penyusutan dan Amortisasi untuk periode yang berakhir pada 31 Desember 2017 dan 31 Desember 2016 adalah masing-masing sebesar Rp143.843.628.425,00 dan Rp81.802.936.139,00. Beban penyusutan adalah merupakan beban untuk mencatat alokasi sistematis atas nilai suatu aset tetap yang dapat disusutkan (depreciable assets) selama masa manfaat aset yang bersangkutan. Sedangkan Beban Amortisasi digunakan untuk mencatat alokasi penurunan manfaat ekonomi untuk Aset Tak berwujud. Rincian Beban Penyusutan dan Amortisasi untuk 31 Desember 2017 dan 31 Desember 2016 adalah sebagai berikut:
Perbandingan Beban Penyusutan dan Amortisasi per 31 Desember 2017 dan 31 Desember 2016
Uraian 31 Desember 2017 31 Desember 2016 % Naik / Turun
Beban Amortisasi Software 70.607.875,00 104.107.119,00 -32,18
Beban Penyusutan Gedung dan Bangunan
249.864.432,00 316.184.520,00 -20,98
Beban Penyusutan Irigasi 1.309.260,00 4.616.090,00 -71,64
Beban Penyusutan Jalan dan Jembatan 0,00 2.475.900,00 -100,00
Beban Penyusutan Jaringan 8.125.760,00 6.557.718,00 23,91
Beban Penyusutan Penyusutan Aset Tetap yang Tidak Digunakan dalam Operasional Pemerintah
662.423.279,00 1.245.871.151,00 -46,83
Beban Penyusutan Peralatan dan Mesin 142.851.297.819,00 80.123.123.641,00 78,29
Jumlah 143.843.628.425,00 81.802.936.139,00 75,84
Laporan Keuangan semester II Audited Tahun Anggaran 2017
Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian 77
D.9 BEBAN PENYISIHAN PIUTANG TAK TERTAGIH
Beban Penyisihan Piutang Tak Tertagih merupakan beban untuk mencatat estimasi ketidaktertagihan piutang dalam suatu periode. Jumlah Beban Penyisihan Piutang Tak Tertagih untuk periode yang berakhir pada 31 Desember 2017 dan 31 Desember 2016 adalah masing-masing sebesar Rp0,00 dan Rp502.197.104,00. Rincian Beban Penyisihan Piutang Tak Tertagih untuk 31 Desember 2017 dan 31 Desember 2016 adalah sebagai berikut:
Perbandingan Beban Penyisihan Piutang Tak Tertagih per 31 Desember 2017 dan 31 Desember 2016
Uraian 31 Desember 2017
31 Desember 2016 % Naik / Turun
Beban Penyisihan Piutang Tidak Tertagih - Bagian Lancar Tagihan Tuntutan Perbendaharaan/Tuntutan Ganti Rugi
0,00 502.197.104,00 -100,00
Jumlah 0,00 502.197.104,00 -100,00
D.10 SURPLUS/DEFISIT DARI KEGIATAN NON OPERASIONAL
Pos Surplus/Defisit Dari Kegiatan Non Operasional terdiri dari pendapatan dan beban yang sifatnya tidak rutin dan bukan merupakan tugas pokok dan fungsi entitas. Surplus/Defisit Dari Kegiatan Non Operasional Tahun 2017 dan 2016 adalah sebagai berikut:
Perbandingan Pos Surplus/Defisit dari Kegiatan Non Operasional per 31 Desember 2017 dan 31 Desember 2016
Uraian 31 Desember 2017 31 Desember 2016 % Naik / Turun
Beban Kerugian Pelepasan Aset -26.583.129.367,00 -7.077.675.242,00 275,59
Beban Penyesuaian Nilai Persediaan -1.812.262.194.609,00 -3.283.804.774.539,00 -44,81
Pendapatan Pelunasan Ganti Rugi atas Kerugian yang Diderita Oleh Negara (Masuk TP/TGR) Bendahara
21.903.400,00 837.686.067,00 -97,39
Pendapatan Pelunasan Piutang Non Bendahara
0,00 33.881.307,00 -100,00
Pendapatan Penyesuaian Nilai Persediaan
1.700.015.302.854,00 2.731.504.163.313,00 -37,76
Pendapatan dari Pemindahtanganan BMN Lainnya
48.550.000,00 7.000.000,00 593,57
Pendapatan dari Penjualan Tanah, Gedung, dan Bangunan
0,00 1.640.000,00 -100,00
Penerimaan Kembali Belanja Bantuan Sosial Tahun Anggaran Yang Lalu
3.589.779.973,00 32.371.256.473,00 -88,91
Laporan Keuangan semester II Audited Tahun Anggaran 2017
Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian 78
Uraian 31 Desember 2017 31 Desember 2016 % Naik / Turun
Penerimaan Kembali Belanja Barang Tahun Anggaran Yang Lalu
10.454.529.501,00 5.034.799.267,00 107,65
Penerimaan Kembali Belanja Hibah Tahun Anggaran Yang Lalu
0,00 51.125.000,00 -100,00
Penerimaan Kembali Belanja Lain-lain Tahun Anggaran Yang Lalu
0,00 145.650.000,00 -100,00
Penerimaan Kembali Belanja Modal Tahun Anggaran Yang Lalu
3.795.000,00 1.100.000,00 245,00
Penerimaan Kembali Belanja Pegawai Tahun Anggaran Yang Lalu
55.764.200,00 60.390.572,00 -7,66
Jumlah -124.655.699.048,00 -520.833.757.782,00 -76,07
Akun Jumlah
511111 -190,457.511111 16,975,565,900.511119 209,630.511121 1,238,152,370.511121 -508,860.511122 341,612,962.511123 1,008,230,000.511124 131,617,000.511124 -4,585,000.511125 60,216,046.511126 891,490,200.511129 1,553,601,000.511151 598,535,000.511151 -555,000.512211 386,508,000.
23,179,898,791.
Beban Pembulatan Gaji PNSBeban Tunj. Suami/Istri PNS
Pengembalian Beban Tunj. Fungsional PNSBeban Tunj. PPh PNSBeban Tunj. Beras PNSBeban Uang Makan PNS
Pengembalian Beban Tunj. Suami/Istri PNSBeban Tunj. Anak PNSBeban Tunj. Struktural PNSBeban Tunj. Fungsional PNS
Beban Tunjangan Umum PNSPengembalian Beban Tunjangan Umum PNSBeban Uang Lembur
JUMLAH
RINCIAN BEBAN GAJI DAN TUNJANGAN PNS MENURUT AKUN
SAMPAI DENGAN DESEMBER 2017calk_lo_akun_es1 --rekon17
Uraian
Pengembalian Beban Gaji Pokok PNSBeban Gaji Pokok PNS
Laporan Keuangan semester II Audited Tahun Anggaran 2017
Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian 79
E PENJELASAN ATAS POS-POS LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS
E.1 EKUITAS AWAL
Nilai ekuitas pada tanggal 31 Desember 2017 dan 31 Desember 2016 adalah masing-masing sebesar Rp78.577.533.138,00 dan Rp2.151.315.899.691,00.
E.2 SURPLUS/DEFISIT-LO
Jumlah Defisit LO untuk periode yang berakhir pada 31 Desember 2017 dan 31 Desember 2016 adalah sebesar Rp-5.670.559.102.310,00 dan Rp-9.390.909.945.247,00. Defisit LO merupakan selisih kurang antara surplus/defisit kegiatan operasional, surplus/defisit kegiatan non operasional, dan pos luar biasa.
E.3 DAMPAK KUMULATIF PERUBAHAN KEBIJAKAN AKUNTANSI/KESALAHAN MENDASAR
Tidak terdapat transaksi Dampak Kumulatif Perubahan Kebijakan Akuntansi/Kesalahan Mendasar untuk periode yang berakhir pada 31 Desember 2017 dan 31 Desember 2016.
E.4 KOREKSI YANG MENAMBAH/MENGURANGI EKUITAS
Saldo Koreksi Yang Menambah/Mengurangi Ekuitas untuk periode yang berakhir pada 31 Desember 2017 dan 31 Desember 2016 adalah masing-masing sebesar Rp109.587.057.924,00 dan Rp552.670.488.094,00.
E.4.1 KOREKSI LAIN-LAIN
Koreksi Lain-lain untuk periode yang berakhir pada 31 Desember 2017 dan 31 Desember 2016 adalah masing-masing sebesar Rp-23.211,00 dan Rp-347.462.579,00. Koreksi ini merupakan koreksi selain yang terkait Barang Milik Negara, antara lain koreksi atas pendapatan, koreksi atas beban, koreksi atas hibah, piutang dan utang. Koreksi Lain-lain terdiri dari:
Rincian Koreksi Lain-lain per 31 Desember 2017.
Jenis Koreksi Nilai Koreksi
Koreksi Kas Lainnya di Bendahara Pengeluaran -23.211,00
Jumlah -23.211,00
E.4.2 KOREKSI NILAI ASET TETAP NON REVALUASI
Koreksi Aset Tetap Non Revaluasi untuk periode yang berakhir pada 31 Desember 2017 dan 31 Desember 2016 adalah masing-masing sebesar Rp109.377.513.011,00 dan Rp553.017.950.673,00. Koreksi ini berasal dari transaksi koreksi nilai aset tetap dan aset lainnya yang bukan karena revaluasi nilai Rincian Koreksi Aset Tetap Non Revaluasi untuk periode yang berakhir pada 31 Desember 2017 adalah sebagai berikut:
Laporan Keuangan semester II Audited Tahun Anggaran 2017
Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian 80
Rincian Koreksi Aset Tetap Non Revaluasi per 31 Desember 2017.
Jenis Aset Tetap Nilai Koreksi
Akumulasi Amortisasi Software 1.720.224,00
Akumulasi Penyusutan Aset Tetap yang Tidak Digunakan dalam Operasi Pemerintahan
77.738.850,00
Akumulasi Penyusutan Irigasi 29.272.903,00
Akumulasi Penyusutan Peralatan dan Mesin -2.596.685.864,00
Aset Tetap yang tidak digunakan dalam Operasi Pemerintahan
-222.111.000,00
Irigasi -118.746.650,00
Peralatan dan Mesin 112.206.324.548,00
Jumlah 109.377.513.011,00
E.4.3 PENYESUAIAN NILAI ASET
Penyesuaian Nilai Aset untuk periode yang berakhir pada 31 Desember 2017 dan 31 Desember 2016 adalah masing-masing sebesar Rp0,00 dan Rp0,00. Penyesuaian Nilai Aset merupakan hasil penyesuaian nilai persediaan akibat penerapan kebijakan harga perolehan terakhir
E.4.4 SELISIH REVALUASI ASET TETAP
Selisih Revaluasi Aset Tetap merupakan selisih yang muncul pada saat dilakukan penilaian ulang aset tetap. Selisih Revaluasi Aset Tetap untuk periode yang berakhir pada 31 Desember 2017 dan 31 Desember 2016 adalah masing-masing sebesar Rp209.568.124,00 dan Rp0,00. Rincian Selisih Revaluasi Aset Tetap untuk periode yang berakhir pada 31 Desember 2017 adalah sebagai berikut:
Rincian Selisih Revaluasi Aset Tetap per 31 Desember 2017.
Jenis Aset Tetap Nilai Koreksi
Gedung dan Bangunan -157.305.823,00
Jumlah 209.568.124,00
E.5 TRANSAKSI ANTAR ENTITAS
Nilai Transaksi Antar Entitas untuk periode yang berakhir pada 31 Desember 2017 dan 31 Desember 2016 adalah masing-masing sebesar Rp6.345.363.409.967,00 dan Rp6.765.501.090.600,00. Transaksi Antar Entitas adalah transaksi yang melibatkan dua atau lebih entitas yang berbeda baik internal KL, antar KL, antar BUN maupun KL dengan BUN. Rincian Transaksi Antar Entitas terdiri dari:
Rincian Transaksi Antar Entitas per 31 Desember 2017
Transaksi Antar Entitas Nilai
Ditagihkan ke Entitas Lain 6.362.277.025.467,00
Laporan Keuangan semester II Audited Tahun Anggaran 2017
Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian 81
Transaksi Antar Entitas Nilai
Diterima dari Entitas Lain -16.520.267.066,00
Transfer Keluar -1.121.769.135,00
Transfer Masuk 728.420.701,00
Jumlah 6.345.363.409.967,00
E.5.1 DITERIMA DARI ENTITAS LAIN (DDEL)/DITAGIHKAN KE ENTITAS LAIN (DKEL)
Diterima dari Entitas Lain/Ditagihkan ke Entitas Lain merupakan transaksi antar entitas atas pendapatan dan belanja pada KL yang melibatkan kas negara (BUN). Pada periode sampai dengan 31 Desember 2017 saldo DDEL adalah sebesar Rp-16.520.267.066,00 sedangkan DKEL sebesar Rp6.362.277.025.467,00.
E.5.2 TRANSFER MASUK/TRANSFER KELUAR
Transfer Masuk/Transfer Keluar merupakan perpindahan aset/kewajiban dari satu entitas ke entitas lain pada internal KL, antar KL dan antara KL dengan BA-BUN. Transfer Masuk sampai dengan 31 Desember 2017 adalah sebesar Rp728.420.701,00 yang terdiri dari:
Transfer Masuk sampai dengan 31 Desember 2017 adalah sebesar Rp728.420.701,00 yang terdiri dari:
Rincian Transfer Masuk per 31 Desember 2017.
No Jenis Entitas Asal Nilai
1. Peralatan dan Mesin
1.384.216.100,00
2. Jalan dan Jembatan
393.097.000,00
3. Irigasi 549.400.000,00
4. Jaringan 224.630.100,00
5. Akumulasi Penyusutan Peralatan dan Mesin
-780.586.468,00
6. Akumulasi Penyusutan Aset Tetap yang Tidak Digunakan dalam Operasi Pemerintahan
-1.042.336.031,00
Jumlah 728.420.701,00
Sedangkan Transfer Keluar sampai dengan 31 Desember 2017 adalah sebesar Rp-1.121.769.135,00 yang terdiri dari:
Laporan Keuangan semester II Audited Tahun Anggaran 2017
Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian 82
Rincian Transfer Keluar per 31 Desember 2017.
No Jenis Entitas Tujuan Nilai
1. Peralatan dan Mesin
-1.706.765.294,00
2. Akumulasi Penyusutan Peralatan dan Mesin
1.680.343.862,00
3. Software -2.246.701,00
4. Aset Tetap yang tidak digunakan dalam Operasi Pemerintahan
-2.217.329.300,00
5. Akumulasi Penyusutan Aset Tetap yang Tidak Digunakan dalam Operasi Pemerintahan
1.121.981.597,00
6. Akumulasi Amortisasi Software
2.246.701,00
Jumlah 728.420.701,00
E.6 EKUITAS AKHIR
Saldo Ekuitas Akhir untuk periode 31 Desember 2017 dan 31 Desember 2016 adalah masing-masing sebesar Rp862.968.898.719,00 dan Rp78.577.533.138,00.
Laporan Keuangan semester II Audited Tahun Anggaran 2017
Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian 83
PROGRAM PAGU (Rp)
Penyediaan Prasarana dan Sarana Pertanian 6,926,098,850,000
Per Jenis Kewenangan :
- Pusat 3,838,796,616,000
- Dekonsentrasi 693,263,824,000
- Tugas Pembantuan 2,394,038,410,000
Per Jenis Kegiatan :
- Pengelolaan Irigasi pertanian 352,076,836,000
- Perluasan dan Perlindungan lahan 1,788,005,840,000
- Alat dan Mesin Pertanian 3,719,570,697,000
- Dukungan manajemen dan dukungan teknis lainnya Ditjen PSP 796,463,057,000
- Fasilitasi Pupuk dan Pestisida 82,028,460,000
- Pelayanan Pembiayaan Pertanian dan Pengembangan Usaha 187,953,960,000
Agribisnis Perdesaan (PUAP)
F PENGUNGKAPAN-PENGUNGKAPAN LAINNYA
F.1 KEJADIAN-KEJADIAN PENTING SETELAH TANGGAL NERACA
Tidak ada kejadian-kejadian penting setelah tanggal Neraca
F.2 PENGUNGKAPAN LAIN-LAIN
I. DUKUNGAN ANGGARAN
Pada TA 2017, dukungan anggaran pelaksanaan program Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian yaitu sebesar Rp6.926.098.850.000,00. Anggaran tersebut terbagi atas Dana Tugas Pembantuan sebesar Rp. 2.394.038.410.000,00 Dana Dekonsentrasi sebesar Rp. 693.263.824.000,00 dan dana Pusat sebesar Rp. 3.838.796.616.000.00. Rincian alokasi anggaran per kegiatan seperti pada Tabel 1 berikut :
Tabel 1. Dukungan Anggaran Kegiatan Prasarana dan Sarana Pertanian TA. 2017
Sumber data: Bagian Perencanaan TA. 2017 Ditjen PSP
Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya, Ditjen PSP mendapatkan alokasi awal pagu angggaran TA. 2017 sebesar Rp. 7.091.397.278.000,00. Namun seiring dengan adanya perubahan kebijakan, diantaranya diterbitkannya INPRES No. 4 Tahun 2017 tentang Efisiensi Belanja Barang Kementerian/lembaga Dalam pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) TA. 2017, terjadi beberapa kali perubahan dan penyesuaian (6 kali revisi DIPA) seperti pada Tabel 2 berikut:
Laporan Keuangan semester II Audited Tahun Anggaran 2017
Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian 84
Tabel 2. Perubahan Pagu Anggaran Kegiatan Prasarana dan Sarana Pertanian TA. 2017
Sumber Bagian Perencanaan Ditjen PSP
AWAL REVISI I REVISI II REVISI III REVISI IV REVISI V REVISI VI7 Desember 2016 2 Maret 2017 3 April 2017 15 Mei 2017 21 Juli 2017 14 Agustus 2017 3 Oktober 2017
ANGGARAN ANGGARAN ANGGARAN ANGGARAN ANGGARAN ANGGARAN ANGGARAN7,091,397,278 7,091,397,278 7,091,397,278 7,091,397,278 7,091,397,278 6,926,098,850 6,926,098,850
1794 Pengelolaan Air Irigasi Untuk Pertanian 417,048,493 417,048,493 352,076,836 352,076,836 352,076,836 352,076,836 352,076,836 1795 Perluasan Areal dan Pengelolaan Lahan
Pertanian 1,864,438,149 1,864,438,149 1,934,741,977 1,932,045,860 1,933,370,620 1,786,723,360 1,788,005,840 1796 Pengelolaan Sistem Penyediaan dan
Pengawasan Alat Mesin Pertanian 3,681,432,723 3,681,432,723 3,686,473,278 3,686,466,820 3,686,460,970 3,719,190,597 3,719,570,697 1797 Dukungan Manajemen dan Dukungan
Teknis Lainnya Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian 872,170,763 872,170,763 848,347,127 850,960,702 849,506,432 798,125,637 796,463,057
3993 Fasilitas Pupuk dan Pestisida 81,641,800 81,641,800 81,804,100 81,893,100 82,028,460 82,028,460 82,028,460 3994 Pelayanan Pembiayaan Pertanian dan
Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan (PUAP) 174,665,350 174,665,350 187,953,960 187,953,960 187,953,960 187,953,960 187,953,960
SUMBER DANA 7,091,397,278 7,091,397,278 7,091,397,278 7,091,397,278 7,091,397,278 6,926,098,850 6,926,098,850 RM 7,082,397,278 7,082,397,278 7,082,397,278 7,082,397,278 7,082,397,278 6,917,098,850 6,917,098,850 KLN 9,000,000 9,000,000 9,000,000 9,000,000 9,000,000 9,000,000 9,000,000 RMP - - - - - - -
BELANJA 7,091,397,278 7,091,397,278 7,091,397,278 7,091,397,278 7,091,397,278 6,926,098,850 6,926,098,850 Belanja Pegawai 24,318,282 24,318,282 24,318,282 24,318,282 24,318,282 24,318,282 24,318,282 Belanja Barang 7,062,770,196 7,062,770,196 7,061,102,866 7,061,102,866 7,060,157,257 6,894,708,829 6,894,643,879 Belanja Modal 4,308,800 4,308,800 5,976,130 5,976,130 6,921,739 7,071,739 7,136,689
URAIAN
KEGIATAN
Sumber Bagian Perencanaan Ditjen PSP
Dari pagu awal Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian TA. 2017 sebesar Rp. 7.091.397.278.000,00, terdapat pemblokiran anggaran di Pusat sebesar
BLOKIR (Rp) BUKA BLOKIR PEMOTONGANPagu Awal 7 Des 2016 1,061,268,000,000 0 0 7,091,397,278,000REVISI 1 2 Mrt 2017 286,606,448,000 775,661,552,000 0 7,091,397,278,000REVISI 2 03 April 2017 2,982,968,000 282,623,480,000 0 7,091,397,278,000REVISI 3 15 Mei 2017 8,217,101,000 0 0 7,091,397,278,000REVISI 4 21 Juli 2017 165,298,428,000 0 0 7,091,397,278,000REVISI 5 14 Agt 2017 0 0 165,298,428,000 6,926,098,850,000REVISI 6 3 Okt 2017 0 0 0 6,926,098,850,000
PERUBAHAN PAGU (Rp)REVISI DIPA TANGGAL
PERUBAHAN (Rp)
Laporan Keuangan semester II Audited Tahun Anggaran 2017
Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian 85
Rp 1.061.268.000.000,00. Per tanggal 2 Maret 2017 dilakukan Revisi DIPA ke I dengan melakukan buka blokir sebesar Rp. 775.661.552.000,00. Pada tanggal 03 April 2017 kembali dilakukan Revisi ke II dimana dilakukan realokasi anggaran dari Pusat yang dialihkan ke Daerah dimana Pusat masih terblokir sebesar Rp. 11.200.069.000,00. Per tanggal 15 Mei 2017 Revisi DIPA ke III buka blokir sebesar Rp 8.217.101.000,00. Pada tanggal 21 Juli 2017 Revisi IV dilakukan self Blocking sebesar Rp 165.298.428.000,00 sesuai INPRES No. 4 tahun 2017 tentang efisiensi belanja barang kementerian/lembaga dalam pelaksanaan anggaran pendapatan dan belanja Negara TA 2017. Pada Revisi V tanggal 14 Agustus 2017 dilakukan revisi DIPA APBN-P pemotongan sebesar Rp 165.298.428.000,00 sehingga pagu akhir Ditjen PSP menjadi sebesar Rp 6.926.098.850.000,00. Dan pada tanggal 3 Oktober 2017 dilakukan Revisi VI dimana terjadi pergeseran antar Satker antar kegiatan namun tidak merubah pagu Ditjen PSP.
II. ONGKOS KIRIM DARI ALAT DAN MESIN PERTANIAN CADANGAN Pengadaan alat dan mesin pertanian di Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian dibedakan menjadi 2 (dua) jenis yaitu alsintan regular (alsintan yang sudah diketahui alokasi/peruntukannya) dan alsintan cadangan (alsintan yang dialokasikan untuk cadangan/belum diketahui alokasi/peruntukannya). Nilai alsintan regular dalam kontrak ditetapkan sebagai harga satuan alsintan ditambah biaya kirim sampai ke lokasi titik bagi, sedangkan nilai alsintan cadangan ditetapkan sebesar harga satuan alsintan tanpa biaya kirim.
KRONOLOGIS ADANYA TAGIHAN ONGKOS KIRIM BANTUAN ALSINTAN 1. Penyaluran bantuan alsintan Direktorat Alat dan Mesin Pertanian Ditjen PSP,
dilaksanakan melalui : a. Berdasarkan usulan daerah melalui E-Proposal b. Usulan kelompok masyarakat melalui aspirasi Komisi IV DPR RI c. Usulan/permintaan Dinas Pertanian untuk penanganan kegiatan yang
bersifat mendesak (kekeringan, banjir, tanam serempak, dll) d. Tindak lanjut kunjungan kerja Pimpinan (Presiden, Menteri, Pejabat
Eselon I dan Pimpinan lainnya untuk menunjang peningkatan produksi pertanian)
2. Untuk mengakomodir penyaluran bantuan poin 1.b s/d 1.d tersebut di atas membutuhkan penanganan segera, sehingga diperlukan alsintan dalam bentuk cadangan yang sewaktu-waktu siap untuk disalurkan kepada penerima bantuan.
3. Dengan adanya alsintan cadangan, maka dibutuhkan anggaran pengiriman (ongkir) dari gudang penyedia ke titik bagi (Dinas Pertanian Prov/Kab/Kota), dimana biaya pengiriman (ongkir) tersebut terpisah dari nilai kontrak pengadaan alsintan.
4. Untuk mengakomodir permintaan yang bersifat mendesak (poin 1.b s/d 1.d), penyaluran alsintan cadangan dari gudang penyedia alsintan dilaksanakan berdasarkan surat perintah pengiriman Direktur Alat dan Mesin Pertanian kepada pihak penyedia. Sedangkan pemberitahuan pengiriman alsintan cadangan disampaikan kepada Dinas Pertanian Prov/Kab/Kota penerima bantuan dengan surat Direktur Alat dan Mesin Pertanian.
Laporan Keuangan semester II Audited Tahun Anggaran 2017
Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian 86
5. Pembayaran biaya pengiriman (ongkir) alsintan cadangan tahun 2016 disampaikan hal sebagai berikut : a. Pembayaran biaya pengiriman (ongkir) alsintan cadangan oleh Direktorat
Alat dan Mesin Pertanian dilaksanakan setelah adanya bukti penyerahan alsintan cadangan sampai ke titik bagi (Dinas Pertanian Prov/Kab/Kota) yang dibuktikan dengan adanya dokumen BAP-STHP.
b. Penyampaian BAP-STHP dari pihak penyedia kepada Direktorat Alat dan Mesin Pertanian terlambat, sehingga menyebabkan proses penagihan oleh penyedia menjadi tertunda.
c. Pada TA. 2016 biaya pengiriman (ongkir) alsintan cadangan yang belum ditagihkan oleh pihak penyedia sebesar Rp. 38.502.372.182,- yang terdiri dari 272 SPK (Kontrak ongkir) dari 14 penyedia dengan jumlah alsintan cadangan sebanyak 43.555 unit.
d. Adanya kebijakan penghematan anggaran tahun 2016 menyebabkan terjadinya self blocking anggaran kegiatan Direktorat Jenderal PSP sehingga Direktorat Alat dan Mesin Pertanian terkena penghematan sebesar Rp. 1.435.143.787.000,- terdiri dari kegiatan pengadaan bantuan alsintan dan biaya pengiriman (ongkir) alsintan cadangan.
e. Untuk self blocking (tunda bayar) kegiatan pengadaan bantuan alsintan telah diusulkan menjadi luncuran pembayaran pada TA. 2017, namun demikian untuk biaya pengiriman (ongkir) alsintan cadangan karena dokumen pendukung (BAP-STHP) dari pihak penyedia belum semua disampaikan kepada Direktorat Alat dan Mesin Pertanian sehingga tagihan ongkir 2016 tidak dapat didaftarkan menjadi luncuran pembayaran TA. 2017.
6. Upaya yang telah dilakukan terkait dengan pembayaran biaya pengiriman (ongkir) alsintan cadangan TA. 2016 sebesar Rp. 38.502.372.182,- : a. Pada TA. 2017 Direktorat Alat dan Mesin Pertanian telah melakukan
inventarisasi dan verifikasi tagihan biaya pengiriman (ongkir) alsintan cadangan TA. 2016 sebesar Rp. 38.502.372.182,-.
b. Ditjen PSP mengajukan usulan reviu kepada BPKP melalui surat nomor : B-446/RC.110/B/10/2017 tanggal 30 Oktober 2017 perihal Permohonan Reviu Kontrak Ongkos Kirim TA. 2016 sebesar Rp. 38.502.372.182,-.
c. Balasan Surat BPKP kepada Dirjen PSP nomor : S-962/D/2/2017 tanggal 13 November 2017 perihal reviu Kontrak Ongkos Kirim TA. 2016, BPKP menyatakan bahwa mengingat terbatasnya waktu yang tersedia maka BPKP meminta penanggungjawab kegiatan dan Inspektorat Jenderal untuk melakukan verifikasi atas kebenaran data dukung sebelum reviu dilakukan oleh BPKP.
d. Hasil Verifikasi Inspektorat Jenderal Kementerian Pertanian bahwa TA. 2016 nilai ongkos kirim yang dinyatakan layak bayar sebanyak 264 SPK (52.220 unit) senilai Rp. 37.237.163.163,-. Berdasarkan surat Dirjen PSP kepada Inspektur Jenderal nomor : B-49/RC.210/B/01/2018 tanggal 19 Januari 2018, Tim Reviu Inspektorat Jenderal juga melakukan verifikasi terhadap tagihan ongkir TA. 2017 dan dinyatakan layak bayar sebanyak 105 SPK (27.379 unit) senilai Rp. 4.237.525.709,-.
e. Dalam proses verifikasi oleh Tim Reviu Inspektorat Jenderal ditemukan adanya tagihan ongkos kirim yang belum diverifikasi untuk TA. 2016
Laporan Keuangan semester II Audited Tahun Anggaran 2017
Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian 87
sebanyak 12 SPK (261 Unit) senilai Rp. 2.015.343.921,- dan TA. 2017 sebanyak 58 SPK (16.797 unit) senilai Rp. 9.546.548.829,-.
f. Ongkos kirim yang telah diverifikasi senilai Rp. 41.474.688.872,- terdiri dari TA. 2016 senilai Rp. 37.237.163.163,- dan TA. 2017 senilai Rp. 4.237.525.709,-. Ongkos kirim yang belum diverifikasi senilai Rp. 11.561.892.750,- terdiri dari TA. 2016 senilai Rp. 2.015.343.921,- dan TA. 2017 senilai Rp. 9.546.548.829,-.
g. Hasil verifikasi oleh Tim Inspektorat Jenderal akan segera disampaikan kepada BPKP guna dilakukan reviu terkait keabsahan tagihan ongkos kirim tersebut di atas.
7. Terdapat penagihan biaya pengiriman alsintan cadangan tahun 2017 yang belum terbayar senilai Rp. 13.784.074.085,00 dan biaya pengiriman ongkos kirim alsintan cadangan tahun 2016 belum terbayar senilai Rp. 39.252.507.084,00 sehingga total yang belum terbayar senilai Rp. 53.036.581.169,00.
8. Anggaran untuk membiayai ongkos kirim hasil reviu BPKP sudah dialokasikan pada Satker Ditjen PSP TA. 2018 senilai Rp. 41.258.628.000,- (posisi masih dalam blokir Kementerian Keuangan). Pengguguran bintang/blokir akan dilaksanakan setelah hasil reviu BPKP resmi diterbitkan. Untuk sisa tagihan yang belum di reviu Itjen dan BPKP, maka Ditjen PSP akan merevisi anggaran untuk kekurangan tagihan ongkos kirim alsintan cadangan senilai 11.777.953.169,00. Sehingga total tagihan ongkos kirim alsintan cadangan tahun 2016 dan tahun 2017 sebesar Rp. 53.036.581.169,00 dapat terbayar di Tahun 2018.
9. Mengantisipasi tidak berulangnya permasalahan tagihan ongkos kirim yang tertunda ini, maka untuk TA. 2018 dilakukan pola kontrak jangka panjang, dimana nilai kontrak pengadaan alsintan didalamnya sudah termasuk ongkos kirim.
III. ALIH STATUS PENGGUNAAN DARI KEMENTERIAN PERTANIAN
KRONOLOGIS ALIH STATUS PENGGUNAAN DARI KEMENTERIAN PERTANIAN Cq. DITJEN PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN DENGAN KEMENTERIAN PERTAHANAN Cq. TENTARA NASIONAL INDONESIA MARKAS BESAR ANGKATAN DARAT
1. Didasari dengan keinginan bersama untuk mewujudkan Kedaulatan Pangan Nasional maka Menteri Pertanian Republik Indonesia dan Kepala Staf Angkatan Darat menandatangani Nota Kesepahaman nomor : 01/MoU/RC.120/M/1/2015 nomor : 1/I/2015 tanggal 8 Januari 2015.
2. Kedua belah fihak sepakat untuk bekerja sama dalam program pembangunan pertanian dengan mensinergikan potensi tugas, kewenangan dan program yang ada pada masing-masing institusi.
3. Pada hari Kamis tanggal 8 Januari 2015 dilakukan penandatanganan Perjanjian Kerja Sama antara Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian Kementerian Pertanian Republik Indonesia dengan Asisten Teritorial Kepala Staf Angkatan Darat tentang Program Kerjasama dalam mendukung peningkatan
Laporan Keuangan semester II Audited Tahun Anggaran 2017
Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian 88
produksi Padi, Jagung dan Kedelai melalui program perbaikan jaringan irigasi dan sarana pendukungnya nomor ; 06/SR.120/B.1/01/2015 dan nomor : 2/1/2015.
4. Tanggal 13 November 2015 Tentara Nasional Indonesia Markas Besar Angkatan Darat berkirim surat kepada Dirjen PSP Kementerian Pertanian nomor : B/3431/XI/2015 perihal Pendistribusian Alsintan, dalam surat tersebut disampaikan beberapa hal antara lain : a. Rencana pendistribusian Alih Status Alsintan kepada Kodim dalam rangka
pembentukan brigade Alsintan. b. Rencana penyerahan Alih Status Alsintan dari Ditjen PSP Kementan RI
kepada Kodim-kodim, mohon kiranya untuk pendistribusianya diserahkan kepada Sterad untuk memilih Kodim yang akan menerima Alih Status Alsintan.
5. Tanggal 18 November 2015 diadakan rapat di ruang rapat Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian dipimpin oleh Ditjen PSP dihadiri oleh : Wakil dari Direktorat Pengawasan Produksi dan sumber daya alam BPKP, Inspektur II Itjentan, Karo K&P Kementan, Direktur Alsintan, Kabag K&P Ditjen PSP, Hasil rapat antara lain a. Pengadaan alsintan menggunakan MAK 5261, apabila dipandang sebagian
persedian tersebut akan digunakan sendiri oleh Kementan maka cukup menggunakan surat pernyataan dari pimpinan satker untuk selanjutnya dilakukan reklasifikasi ke asset tetap.
b. Mekanisme penyerahan alsintan dari Kementan ke Kemhan menggunakan Alih Status Penggunaan (PMK no.246/PMK.06/2014 ).
6. Tanggal 4 Desember 2015 Tentara Nasional Indonesia Markas Besar Angkatan Darat berkirim surat kepada Dirjen PSP Kementerian Pertanian nomor : B/3703/XII/2015 perihal Permohonan Alih Status Penggunaan BMN milik Kementerian Pertanian RI Cq. Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian ke Kementerian Pertahanan Cq. Tentara Nasional Indonesia Markas Besar Angkatan Darat ( Mabesad).
7. Jumlah alat dan mesin pertanian yang akan di alih statuskan dari Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian Kementerian Pertanian kepada Kementerian Pertahanan Cq.Tentara Nasional Indonesia Markas Besar Angkatan Darat dari tahun 2015 – 2017 sbb :
REKAP ALIH STATUS ALSINTAN DARI DITJEN PSP KE TNI AD
DARI TAHUN 2015 - 2017
NO TH DIT. ALSIN Aplikasi SIMAK BMN SELISIH
UNIT Rp UNIT Rp UNIT Rp
1 2015 1,450 65,362,660,000 1,450 65,366,771,400 0 -4,111,400
2 2016 104,260 534,689,211,896 104,260 535,300,982,861 0 -611,270,965
3 2017 12,330
92,885,671,527 12,330
94,370,274,323 0
-1,484,602,796
TOTAL
118,040 692,937,543,423 118,040 695,038,028,584 0
-2,100,485,161
Laporan Keuangan semester II Audited Tahun Anggaran 2017
Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian 89
8. Peralatan kantor yang akan di Alih Statuskan dari Ditjen PSP ke TNI AD berjumlah
64 unit senilai Rp. 671.805.900.
9. Kelebihan usul penetapan status penggunaan BMN 1 unit Drone senilai Rp.
170.000.000.
10. Terdapat kesalahan pencatatan pada traktor roda 4 TA.2015 senilai Rp.4.071.400
(lebih catat).
11. Progres alih Status Penggunaan dari Kementerian Pertanian Cq. Ditjen Prasarana
dan Sarana Pertanian kepada Kementerian Pertahanan Cq. Tentara Nasional
Indonesia Markas Besar Angkatan Darat ( Mabesad ) sbb:
PROGRESS ALIH STATUS TNI DITJEN PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN
TA 2015 - 2017
THN NILAI UNIT PROGRESS NOMOR Tanggal KET
2015 21.577.335.000 286 SK Penghapusan Alih Status
TNI 270/Kpts/PL.320/4/2017 25 April 2017 Dicatat oleh Kemenhan
2015 12.444.360.000 25 Pesetujuan Alih Status TNI S-11/MK.6/WKN.07/2018 13 Februari 2018
2015 32.182.810.900 1.204 Usulan Persetujuan Alih
Status Penggunaan BMN B-84/PL.310/B/02/2018 28 Februari 2018
Drone 1 unit double
usul Rp.170.000.000
(sudah keluar
persetujuannya pada S-
11/MK.6/WKN.07/ 2018
tgl 13 Februari 2018)
2016 535.300.982.861 104.260 Usulan Penetapan Status
Penggunaan BMN B-129/PL.130/B/03/2018 13 Maret 2018
2017 94.370.274.323 12.330 Usulan Penetapan Status
Penggunaan BMN B-129/PL.130/B/03/2018 13 Maret 2018
695.875.763.084 118.105
Laporan Keuangan semester II Audited Tahun Anggaran 2017
Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian 90
REKAPITULASI ALOKASI ALSINTAN UNTUK BRIGADE TNI-AD TAHUN ANGGARAN 2015
NO Jenis Alsintan
Jumlah Kodim
Jumlah
Unit Jumlah Nilai
Perolehan (Rp) Jml Kodi
m Sudah SK Penghapusan Belum selesai alih status
Unit Rp. Unit Rp.
1 Traktor Roda 2 21 110 2.339.070.000 13 65 1.436.045.000 45 903.025.000
2 Pompa Air 87 860 10.285.380.000 13 130 2.460.900.000 730 7.824.480.000
3 Rice Transplanter
86 430 26.618.500.000 13 65 3.835.000.000 365 22.783.500.000
4 Excavator 24 24 18.007.440.000 13 13 9.754.030.000 11 8.253.410.000
5 Traktor Roda 4 26 26 8.112.270.000 13 13 4.091.360.000 13 4.020.910.000
6 Peralatan Kantor 64 671.805.900 64 671.805.900
TOTAL 1.514 66.034.465.900 286 21.577.335.000 1.228 44.457.130.900
13 Kodim sudah SK Penghapusan dari Setjen Kementan
43.785.325.000
REKAPITULASI ALOKASI ALSINTAN UNTUK BRIGADE TNI-AD
TAHUN ANGGARAN 2016
NO Jenis Alsintan Jumlah Kodim
Jumlah Unit
Jumlah Nilai Perolehan (Rp)
Jml Kodi
m Proses PSP
Unit Rp.
1 Traktor Roda 2 292 4.799 123.142.265.645 292 4.799 123.142.265.645
2 Pompa Air 191 1.803 34.980.216.500 191 1.803 34.980.216.500
3 Rice Transplanter 175 1.626 107.735.984.620 175 1.626 107.735.984.620
4 Excavator 127 133 98.654.600.632 127 133 98.654.600.632
5 Traktor Roda 4 220 489 164.040.823.499 220 489 164.040.823.499
6 Hansprayer 111 7.160 3.614.606.000 111 7.160 3.614.606.000
7 Tray 137 88.250 2.520.715.000 137 88.250 2.520.715.000
TOTAL 1.253 104.260 534.689.211.896 1.253 104.260 534.689.211.896
Laporan Keuangan semester II Audited Tahun Anggaran 2017
Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian 91
REKAPITULASI ALOKASI ALSINTAN UNTUK BRIGADE TNI-AD
TAHUN ANGGARAN 2017
NO Jenis Alsintan Jumlah Kodim
Jumlah Unit
Jumlah Nilai Perolehan (Rp) Ket Jml Kodim Proses PSP
Unit Rp.
1 Corn Planter 75 134
3.554.889.040 kodim 75 134 3.554.889.040
2 Cultivator 5 17
201.250.723 kodim 5 17 201.250.723
3 Rice Transplanter 16 74 6.476.587.500 kodim 16 74 6.476.587.500
4 Excavator 15 22 16.552.259.384 kodim 15 22 16.552.259.384
5 Grain Seeder 10 10 2.419.150.000 kodim 10 10 2.419.150.000
6 Hansprayer 3 215 110.187.500 kodim 3 215 110.187.500
7 Pompa Air 7 74 1.616.895.380 kodim 7 74 1.616.895.380
8 Traktor Roda 4 96 199 59.676.737.000 kodim 96 199 59.676.737.000
9 Traktor Roda 2 7 85 1.938.815.000 kodim 7
10 Tray 11 11.500 338.900.000 kodim 11 11.500 338.900.000
TOTAL 12.330 92.885.671.527 12.245 90.946.856.527
Untuk Alokasi Alat dan Mesin Pertanian yang dialokasikan ke TNI sudah dilakukan pemeriksaan kondisi fisik di Kodim- Kodim tahun pengadaan 2015-2016 di enam propinsi yaitu Jawa Timur, Jawa Barat, Jawa Tengah, Lampung, Sulawesi Selatan dan Sumatera Selatan
REKAP BA PEMERIKSAAN ALSINTAN KODIM KOREM TA.2015-2016 DITJEN PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN
NO NAMA
BARANG TAHUN
PEROLEHAN
JUMLAH KONDISI
LOKASI NOMOR BA TANGGAL BA ADMINITRASI
FISIK B RR RB
1 Traktor Roda 2
2015 5 5 √ Kodim 0703/Cilacap
516/IX/2017 14 September 2017
2 Pompa Air 2015 10 10 √ Kodim 0703/Cilacap
516/IX/2017 14 September 2017
3
Rice Transplanter + Tray 150 pcs
2015 5 5 √ Kodim 0703/Cilacap
516/IX/2017 14 September 2017
4 Traktor Roda 4
2015 1 1 √ Kodim 0703/Cilacap
516/IX/2017 14 September 2017
5 Excavator 2015 1 1 √ Kodim 0703/Cilacap
516/IX/2017 14 September 2017
6 Traktor Roda 4
2016 1 1 √ Kodim 0703/Cilacap
516/IX/2017 14 September 2017
7 Traktor Roda 2
2016 5 5 √ Kodim 0703/Cilacap
516/IX/2017 14 September 2017
Laporan Keuangan semester II Audited Tahun Anggaran 2017
Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian 92
8
Rice Transplanter + Tray 150 pcs
2016 5 5 √ Kodim 0703/Cilacap
516/IX/2017 14 September 2017
9 Tray 2016 500 500 √ Kodim 0703/Cilacap
516/IX/2017 14 September 2017
10 Traktor Roda 2
2015 5 5 √ Kodim 0726/Sukoharjo
490/VIII/2017 04 Agustus 2017
11 Rice Transplanter
2015 5 5 √ Kodim 0726/Sukoharjo
490/VIII/2017 04 Agustus 2017
12 Traktor Roda 4
2015 1 1 √ Kodim 0726/Sukoharjo
490/VIII/2017 04 Agustus 2017
13 Excavator 2015 1 1 √ Kodim 0726/Sukoharjo
490/VIII/2017 04 Agustus 2017
14 Pompa Air 2015 10 10 √ Kodim 0726/Sukoharjo
490/VIII/2017 04 Agustus 2017
15 Traktor Roda 4
2016 1 1 √ Kodim 0726/Sukoharjo
490/VIII/2017 04 Agustus 2017
16 Traktor Roda 2
2016 5 5 √ Kodim 0726/Sukoharjo
490/VIII/2017 04 Agustus 2017
17 Tray 2016 500 500 √ Kodim 0726/Sukoharjo
490/VIII/2017 04 Agustus 2017
18 Rice Transplanter
2016 5 5 √ Kodim 0726/Sukoharjo
490/VIII/2017 04 Agustus 2017
19 Traktor Roda 2
2015 5 5 √ Kodim 0719/Pati
491/VIII/2017 04 Agustus 2017
20 Pompa Air 2015 10 10 √ Kodim 0719/Pati
491/VIII/2017 04 Agustus 2017
21 Rice Transplanter
2015 5 5 √ Kodim 0719/Pati
491/VIII/2017 04 Agustus 2017
22 Traktor Roda 4
2015 1 1 √ Kodim 0719/Pati
491/VIII/2017 04 Agustus 2017
23 Excavator 2015 1 1 √ Kodim 0719/Pati
491/VIII/2017 04 Agustus 2017
24 Excavator Mini
2015 1 1 √ Kodim 0616/Indramayu
B-02/SR.400/B.1/09/2017
13 September 2017
25 Traktor Roda 4
2015 1 1 √ Kodim 0616/Indramayu
B-02/SR.400/B.1/09/2017
13 September 2017
26 Traktor Roda 4
2016 1 1 √ Kodim 0616/Indramayu
B-02/SR.400/B.1/09/2017
13 September 2017
27 Traktor Roda 2
2015 5 5 √ Kodim 0616/Indramayu
B-02/SR.400/B.1/09/2017
13 September 2017
28 Traktor Roda 2
2016 5 5 √ Kodim 0616/Indramayu
B-02/SR.400/B.1/09/2017
13 September 2017
29 Rice Transplanter
2015 5 5 √ Kodim 0616/Indramayu
B-02/SR.400/B.1/09/2017
13 September 2017
30 Rice Transplanter
2016 5 5 √ Kodim 0616/Indramayu
B-02/SR.400/B.1/09/2017
13 September 2017
31 Mesin Pompa Air 3"
2015 5 5 √ Kodim 0616/Indramayu
B-02/SR.400/B.1/09/2017
13 September 2017
Laporan Keuangan semester II Audited Tahun Anggaran 2017
Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian 93
32 Mesin Pompa Air 3"
2016 5 5 √ Kodim 0616/Indramayu
B-02/SR.400/B.1/09/2017
13 September 2017
33 Traktor Roda 2
2015 5 5 √ Kodim 06509/Kab.Bekasi
B-01/SR.400/B.1/09/2017
12 September 2017
34 Traktor Roda 4
2015 1 1 √ Kodim 0509/Kab.Bekasi
B-01/SR.400/B.1/09/2017
12 September 2017
35 Excavator 2015 1 1 √ Kodim 0509/Kab.Bekasi
B-01/SR.400/B.1/09/2017
12 September 2017
36 Rice Transplanter
2015 5 5 √ Kodim 0509/Kab.Bekasi
B-01/SR.400/B.1/09/2017
12 September 2017
37 Pompa Air 2015 10 10 √ Kodim 0509/Kab.Bekasi
B-01/SR.400/B.1/09/2017
12 September 2017
38 Traktor Roda 2
2016 20 20 √ Kodim 0509/Kab.Bekasi
B-01/SR.400/B.1/09/2017
12 September 2017
39 Pompa Air 2016 20 20 √ Kodim 0509/Kab.Bekasi
B-01/SR.400/B.1/09/2017
12 September 2017
40 Pompa Air 2016 30 30 √ Kodim 0509/Kab.Bekasi
B-01/SR.400/B.1/09/2017
12 September 2017
41 Excavator 2016 1 1 √ Kodim 0509/Kab.Bekasi
B-01/SR.400/B.1/09/2017
12 September 2017
42 Traktor Roda 2
2015 5 5 √ Kodim 0622/Sukabumi
B-03/SR.400/B.1/09/2017
14 September 2017
43 Rice Transplanter
2015 5 5 √ Kodim 0622/Sukabumi
B-03/SR.400/B.1/09/2017
14 September 2017
44 Traktor Roda 4
2015 1 1 √ Kodim 0622/Sukabumi
B-03/SR.400/B.1/09/2017
14 September 2017
45 Excavator 2015 1 1 √ Kodim 0622/Sukabumi
B-03/SR.400/B.1/09/2017
14 September 2017
46 Excavator 2017 2 2 √ Kodim 0622/Sukabumi
B-03/SR.400/B.1/09/2017
14 September 2017
47 Pompa Air 2015 10 10 √ Kodim 0622/Sukabumi
B-03/SR.400/B.1/09/2017
14 September 2017
48 Pompa Air 2016 15 15 √ Kodim 0622/Sukabumi
B-03/SR.400/B.1/09/2017
14 September 2017
49 Traktor Roda 2
2015 5 5 √ Kodim 0816/Sidoarjo
502/IX/2017 06 September 2017
50 Pompa Air 2015 10 10 √ Kodim 0816/Sidoarjo
502/IX/2017 06 September 2017
51 Rice Transplanter
2015 5 5 √ Kodim 0816/Sidoarjo
502/IX/2017 06 September 2017
52 Traktor Roda 4
2015 1 1 √ Kodim 0816/Sidoarjo
502/IX/2017 06 September 2017
53 Excavator 2015 1 1 √ Kodim 0816/Sidoarjo
502/IX/2017 06 September 2017
54 Traktor Roda 2
2016 15 15 √ Kodim 0816/Sidoarjo
502/IX/2017 06 September 2017
55 Traktor Roda 2
2015 5 5 √ Kodim 0815/Mojokerto
505/1/IX/2017 06 September 2017
Laporan Keuangan semester II Audited Tahun Anggaran 2017
Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian 94
56 Pompa Air 2015 20 20 √ Kodim 0815/Mojokerto
505/1/IX/2017 06 September 2017
57 Rice Transplanter
2015 5 5 √ Kodim 0815/Mojokerto
505/1/IX/2017 06 September 2017
58 Traktor Roda 4
2015 1 1 √ Kodim 0815/Mojokerto
505/1/IX/2017 06 September 2017
59 Excavator 2015 1 1 √ Kodim 0815/Mojokerto
505/1/IX/2017 06 September 2017
60 Traktor Roda 2
2016 7 7 √ Kodim 0815/Mojokerto
505/1/IX/2017 06 September 2017
61 Traktor Roda 4
2016 2 2 √ Kodim 0815/Mojokerto
505/1/IX/2017 06 September 2017
62 Pompa Air 2016 2 2 √ Kodim 0815/Mojokerto
505/1/IX/2017 06 September 2017
63 Rice Transplanter
2016 6 6 √ Kodim 0815/Mojokerto
505/1/IX/2017 06 September 2017
64 Traktor Roda 2
2015 5 5 √ Kodim 0805/Ngawi
512/IX/2017 08 Agustus 2017
65 Pompa Air 2015 10 10 √ Kodim 0805/Ngawi
512/IX/2017 08 Agustus 2017
66 Rice Transplanter
2015 5 5 √ Kodim 0805/Ngawi
512/IX/2017 08 Agustus 2017
67 Traktor Roda 4
2015 2 2 √ Kodim 0805/Ngawi
512/IX/2017 08 Agustus 2017
68 Excavator 2016 1 1 √ Kodim 0805/Ngawi
512/IX/2017 08 Agustus 2017
69 Rice Transplanter
2016 5 5 √ Kodim 0805/Ngawi
512/IX/2017 08 Agustus 2017
70 Rice Transplanter
2016 5 5 √ Kodim 0805/Ngawi
512/IX/2017 08 Agustus 2017
71 Traktor Roda 4
2016 1 1 √ Kodim 0805/Ngawi
512/IX/2017 08 Agustus 2017
72 Tray 2016 500 500 √ Kodim 0805/Ngawi
512/IX/2017 08 Agustus 2017
73 Traktor Roda 2
2016 5 5 √ Kodim 0805/Ngawi
512/IX/2017 08 Agustus 2017
74 Traktor Roda 2
2016 5 5 √ Kodim 0805/Ngawi
512/IX/2017 08 Agustus 2017
75 Traktor Roda 2
2015 5 5 √ Kodim 0813/Bojonegoro
509/IX/2017 07 September 2017
76 Pompa Air 2015 10 10 √ Kodim 0813/Bojonegoro
509/IX/2017 07 September 2017
77 Rice Transplanter
2015 5 5 √ Kodim 0813/Bojonegoro
509/IX/2017 07 September 2017
78 Traktor Roda 4
2015 1 1 √ Kodim 0813/Bojonegoro
509/IX/2017 07 September 2017
79 Excavator 2015 1 1 √ Kodim 0813/Bojonegoro
509/IX/2017 07 September 2017
80 Traktor Roda 2
2016 5 12 √ Kodim 0813/Bojonegoro
509/IX/2017 07 September 2017
Laporan Keuangan semester II Audited Tahun Anggaran 2017
Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian 95
81 Traktor Roda 4
2016 1 1 √ Kodim 0813/Bojonegoro
509/IX/2017 07 September 2017
82 Rice Transplanter
2016 1 1 √ Kodim 0813/Bojonegoro
509/IX/2017 07 September 2017
83 Tray 2016 500 500 √ Kodim 0813/Bojonegoro
509/IX/2017 07 September 2017
84 Rice Transplanter
2016 5 5 √ Kodim 0813/Bojonegoro
509/IX/2017 07 September 2017
85 Traktor Roda 4
2016 2 2 √ Kodim 0813/Bojonegoro
509/IX/2017 07 September 2017
86 Traktor Roda 2
2015 5 5 √ Kodim 0825/Kab.Banyuwangi
500/IX/2017 05 September 2017
87 Pompa Air 2015 10 10 √ Kodim 0825/Kab.Banyuwangi
500/IX/2017 05 September 2017
88 Rice Transplanter
2015 5 5 √ Kodim 0825/Kab.Banyuwangi
500/IX/2017 05 September 2017
89 Traktor Roda 4
2015 1 1 √ Kodim 0825/Kab.Banyuwangi
500/IX/2017 05 September 2017
90 Excavator 2016 1 1 √ Kodim 0825/Kab.Banyuwangi
500/IX/2017 05 September 2017
91 Traktor Roda 2
2015 5 5 √ Kodim 0421/Lampung Selatan
B-637.1/PL.230/B.1/09/2017
07 September 2017
92 Pompa Air 2015 10 10 √ Kodim 0421/Lampung Selatan
B-637.1/PL.230/B.1/09/2017
07 September 2017
93 Hand Sprayer
2015 65 65 √ Kodim 0421/Lampung Selatan
B-637.1/PL.230/B.1/09/2017
07 September 2017
94 Traktor Roda 4
2015 1 1 √ Kodim 0421/Lampung Selatan
B-637.1/PL.230/B.1/09/2017
07 September 2017
95 Excavator 2015 1 1 √ Kodim 0421/Lampung Selatan
B-637.1/PL.230/B.1/09/2017
07 September 2017
96 Seeding Tray
2015 500 500 √ Kodim 0421/Lampung Selatan
B-637.1/PL.230/B.1/09/2017
07 September 2017
97 Traktor Roda 2
2015 5 5 √ Kodim 0411/Lampung Tengah
B-637.2/PL.230/B.1/09/2017
06 September 2017
98 Pompa Air 2015 10 10 √ Kodim 0411/Lampung Tengah
B-637.2/PL.230/B.1/09/2017
06 September 2017
99 Rice Transplanter
2015 5 5 √ Kodim 0411/Lampung Tengah
B-637.2/PL.230/B.1/09/2017
06 September 2017
100 Traktor Roda 4
2015 1 1 √ Kodim 0411/Lampung Tengah
B-637.2/PL.230/B.1/09/2017
06 September 2017
101 Excavator 2015 1 1 √ Kodim 0411/Lampung Tengah
B-637.2/PL.230/B.1/09/2017
06 September 2017
102 Seeding Tray
2015 750 750 √ Kodim 0411/Lampung Tengah
B-637.2/PL.230/B.1/09/2017
06 September 2017
103 Traktor Roda 2
2015 5 5 √ Korem 043/Gatam Lampung
B-637.3/PL.230/B.1/09/2017
06 September 2017
104 Pompa Air 2015 10 10 √ Korem 043/Gatam Lampung
B-637.3/PL.230/B.1/09/2017
06 September 2017
Laporan Keuangan semester II Audited Tahun Anggaran 2017
Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian 96
105 Rice Transplanter
2015 5 5 √ Korem 043/Gatam Lampung
B-637.3/PL.230/B.1/09/2017
06 September 2017
106 Traktor Roda 4
2015 1 1 √ Korem 043/Gatam Lampung
B-637.3/PL.230/B.1/09/2017
06 September 2017
107 Excavator 2015 1 1 √ Korem 043/Gatam Lampung
B-637.3/PL.230/B.1/09/2017
06 September 2017
108 Seeding Tray
2015 750 750 √ Korem 043/Gatam Lampung
B-637.3/PL.230/B.1/09/2017
06 September 2017
109 Rice Transplanter
2015 5 5 √ Kodim 0421/Lampung Selatan
B-637.4/PL.230/B.1/09/2017
07 September 2017
110 Seeding Tray
2015 750 750 √ Kodim 0421/Lampung Selatan
B-637.4/PL.230/B.1/09/2017
07 September 2017
111 Pompa Air 2015 10 10 √ Kodim 0406/Musi Rawas
B-637.6/PL.230/B.1/09/2017
13 September 2017
112 Rice Transplanter
2015 5 5 √ Kodim 0406/Musi Rawas
B-637.6/PL.230/B.1/09/2017
13 September 2017
113 Traktor Roda 2
2016 5 5 √ Kodim 0406/Musi Rawas
B-637.6/PL.230/B.1/09/2017
13 September 2017
114 Traktor Roda 2
2016 5 5 √ Kodim 0406/Musi Rawas
B-637.6/PL.230/B.1/09/2017
13 September 2017
115 Traktor Roda 2
2016 10 10 √ Kodim 0406/Musi Rawas
B-637.6/PL.230/B.1/09/2017
13 September 2017
116 Traktor Roda 4
2016 1 1 √ Kodim 0406/Musi Rawas
B-637.6/PL.230/B.1/09/2017
13 September 2017
117 Traktor Roda 4
2016 1 1 √ Kodim 0406/Musi Rawas
B-637.6/PL.230/B.1/09/2017
13 September 2017
118 Excavator 2016 1 1 √ Kodim 0406/Musi Rawas
B-637.6/PL.230/B.1/09/2017
13 September 2017
119 Pompa Air 2016 1 1 √ Kodim 0406/Musi Rawas
B-637.6/PL.230/B.1/09/2017
13 September 2017
120 Rice Transplanter
2015 6 6 √ Kodim 0406/Musi Rawas
B-637.6/PL.230/B.1/09/2017
13 September 2017
121 Rice Transplanter
2015 5 5 √ Kodim 0406/Musi Rawas
B-637.6/PL.230/B.1/09/2017
13 September 2017
122 Hand Sprayer
2016 65 65 √ Kodim 0406/Musi Rawas
B-637.6/PL.230/B.1/09/2017
13 September 2017
123 Tray 2016 500 500 √ Kodim 0406/Musi Rawas
B-637.6/PL.230/B.1/09/2017
13 September 2017
124 Tray 2016 500 500 √ Kodim 0406/Musi Rawas
B-637.6/PL.230/B.1/09/2017
13 September 2017
125 Pompa Air 2015 10 10 √ Kodim 0405/Lahat
B-637.7/PL.230/B.1/09/2017
14 September 2017
126 Rice Transplanter
2015 5 5 √ Kodim 0405/Lahat
B-637.7/PL.230/B.1/09/2017
14 September 2017
127 Traktor Roda 2
2016 5 5 √ Kodim 0405/Lahat
B-637.7/PL.230/B.1/09/2017
14 September 2017
Laporan Keuangan semester II Audited Tahun Anggaran 2017
Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian 97
128 Traktor Roda 4
2016 1 1 √ Kodim 0405/Lahat
B-637.7/PL.230/B.1/09/2017
14 September 2017
129 Excavator 2016 1 1 √ Kodim 0405/Lahat
B-637.7/PL.230/B.1/09/2017
14 September 2017
130 Hand Sprayer
2016 65 65 √ Kodim 0405/Lahat
B-637.7/PL.230/B.1/09/2017
14 September 2017
131 Tray 2016 500 500 √ Kodim 0405/Lahat
B-637.7/PL.230/B.1/09/2017
14 September 2017
132 Traktor Roda 2
2015 5 5 √ Kodim 0401/MUBA
B-637.5/PL.230/B.1/09/2017
13 September 2017
133 Pompa Air 2015 10 10 √ Kodim 0401/MUBA
B-637.5/PL.230/B.1/09/2017
13 September 2017
134 Rice Transplanter
2015 5 5 √ Kodim 0401/MUBA
B-637.5/PL.230/B.1/09/2017
13 September 2017
135 Traktor Roda 4
2015 1 1 √ Kodim 0401/MUBA
B-637.5/PL.230/B.1/09/2017
13 September 2017
136 Excavator 2015 1 1 √ Kodim 0401/MUBA
B-637.5/PL.230/B.1/09/2017
13 September 2017
137 Pompa Air 2015 10 10 √ Kodim 0403/OKU
B-637.9/PL.230/B.1/09/2017
14 September 2017
138 Rice Transplanter
2015 5 5 √ Kodim 0403/OKU
B-637.9/PL.230/B.1/09/2017
14 September 2017
139 Traktor Roda 2
2016 5 5 √ Kodim 0403/OKU
B-637.9/PL.230/B.1/09/2017
14 September 2017
140 Traktor Roda 2
2016 100 100 √ Kodim 0403/OKU
B-637.9/PL.230/B.1/09/2017
14 September 2017
141 Traktor Roda 4
2016 1 1 √ Kodim 0403/OKU
B-637.9/PL.230/B.1/09/2017
14 September 2017
142 Traktor Roda 4
2016 28 28 √ Kodim 0403/OKU
B-637.9/PL.230/B.1/09/2017
14 September 2017
143 Excavator 2015 1 1 √ Kodim 0403/OKU
B-637.9/PL.230/B.1/09/2017
14 September 2017
144 Hand Sprayer
2016 65 65 √ Kodim 0403/OKU
B-637.9/PL.230/B.1/09/2017
14 September 2017
145 Tray 2016 500 500 √ Kodim 0403/OKU
B-637.9/PL.230/B.1/09/2017
14 September 2017
146 Pompa Air 2016 31 31 √ Kodim 0403/OKU
B-637.9/PL.230/B.1/09/2017
14 September 2017
147 Rice Transplanter
2015 63 63 √ Kodim 0403/OKU
B-637.9/PL.230/B.1/09/2017
14 September 2017
148 Pompa Air 2015 10 10 √ Kodim 0402/OKI
B-637.8/PL.230/B.1/09/2017
14 September 2017
149 Rice Transplanter
2015 5 5 √ Kodim 0402/OKI
B-637.8/PL.230/B.1/09/2017
14 September 2017
150 Traktor Roda 2
2016 5 5 √ Kodim 0402/OKI
B-637.8/PL.230/B.1/09/2017
14 September 2017
151 Traktor Roda 4
2016 1 1 √ Kodim 0402/OKI
B-637.8/PL.230/B.1/09/2017
14 September 2017
Laporan Keuangan semester II Audited Tahun Anggaran 2017
Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian 98
152 Excavator 2015 1 1 √ Kodim 0402/OKI
B-637.8/PL.230/B.1/09/2017
14 September 2017
153 Hand Sprayer
2016 65 65 √ Kodim 0402/OKI
B-637.8/PL.230/B.1/09/2017
14 September 2017
154 Tray 2016 500 500 √ Kodim 0402/OKI
B-637.8/PL.230/B.1/09/2017
14 September 2017
155 Traktor Roda 4
2015 1 1 √ Kodim 1422/Maros
505/IX/2017 06 September 2017
156 Traktor Roda 2
2015 5 5 √ Kodim 1422/Maros
505/IX/2017 06 September 2017
157 Rice Transplanter
2015 5 5 √ Kodim 1422/Maros
505/IX/2017 06 September 2017
158 Excavator 2015 1 1 √ Kodim 1422/Maros
505/IX/2017 06 September 2017
159 Pompa Air 2015 10 10 √ Kodim 1422/Maros
505/IX/2017 06 September 2017
160 Traktor Roda 4
2016 7 7 √ Kodim 1406/Wajo
504/IX/2017 06 September 2017
161 Traktor Roda 2
2016 5 5 √ Kodim 1406/Wajo
504/IX/2017 06 September 2017
162 Traktor Roda 2
2016 60 60 √ Kodim 1406/Wajo
504/IX/2017 06 September 2017
163 Rice Transplanter
2016 5 5 √ Kodim 1406/Wajo
504/IX/2017 06 September 2017
164 Pompa Air 2016 7 7 √ Kodim 1406/Wajo
504/IX/2017 06 September 2017
165 Tray 2016 500 500 √ Kodim 1406/Wajo
504/IX/2017 06 September 2017
166 Traktor Roda 4
2015 1 1 √ Kodim 1406/Wajo
503/IX/2017 06 September 2017
167 Traktor Roda 2
2015 5 5 √ Kodim 1406/Wajo
503/IX/2017 06 September 2017
168 Rice Transplanter
2015 5 5 √ Kodim 1406/Wajo
503/IX/2017 06 September 2017
169 Excavator 2015 1 1 √ Kodim 1406/Wajo
503/IX/2017 06 September 2017
170 Pompa Air 2015 10 10 √ Kodim 1406/Wajo
503/IX/2017 06 September 2017
171 Traktor Roda 4
2016 5 5 √
Kodim 1403/Sawerigading Palopo
29/IX/2017 05 September 2017
172 Traktor Roda 2
2016 68 68 √
Kodim 1403/Sawerigading Palopo
29/IX/2017 05 September 2017
173 Rice Transplanter
2016 40 40 √
Kodim 1403/Sawerigading Palopo
29/IX/2017 05 September 2017
174 Pompa Air 2016 7 7 √
Kodim 1403/Sawerigading Palopo
29/IX/2017 05 September 2017
175 Traktor Roda 4
2015 1 1 √
Kodim 1403/Sawerigading Palopo
28/IX/2017 05 September 2017
176 Traktor Roda 2
2015 5 5 √
Kodim 1403/Sawerigading Palopo
28/IX/2017 05 September 2017
Laporan Keuangan semester II Audited Tahun Anggaran 2017
Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian 99
177 Rice Transplanter
2015 5 5 √
Kodim 1403/Sawerigading Palopo
28/IX/2017 05 September 2017
178 Excavator 2015 1 1 √
Kodim 1403/Sawerigading Palopo
28/IX/2017 05 September 2017
179 Pompa Air 2015 10 10 √
Kodim 1403/Sawerigading Palopo
28/IX/2017 05 September 2017
IV. PROGRAM KEGIATAN ASURANSI
Sasaran utama program Ditjen PSP dalam rangka mewujudkan Kedaulatan Pangan, namun sesuai tugas pokok dan fungsinya Ditjen PSP melaksanakan penyediaan dan pengembangan Prasarana dan Sarana Pertanian yang meliputi aspek pengelolaan dan perlindungan lahan, pengelolaan air irigasi, pembiayaan pertanian, pupuk dan pestisida serta alat dan mesin pertanian, dalam mendukung pengembangan komoditas tanaman pangan, hortikultura, perkebunan dan peternakan maka pada TA 2017 selain mendukung tanaman pangan, Ditjen PSP juga memberikan dukungan kepada komoditas lainnya, melalui kegiatan diantaranya :
1) Asuransi Usaha Ternak Sapi (AUTS) Saat ini Pemerintah melakukan upaya mencapai kedaulatan pangan sebagai bagian integral dari kedaulatan nasional. Hal ini dilatarbelakangi fakta bahwa pangan, termasuk didalamnya produk pangan asal ternak merupakan kebutuhan dasar warga negara yang harus dijamin ketersediaanya oleh Pemerintah. Dalam rangka penguatan skala ekonomi dan kelembagaan peternak, Pemerintah mengupayakan serangkaian kebijakan, antara lain melalui Ditjen PSP yaitu memfasilitasi Asuransi Ternak Sapi (AUTS) yang diharapkan dapat menjamin keberlangsungan usaha dan memungkinkan sapi dapat digunakan sebagai agunan bila memerlukan pinjaman uang untuk modal. Bantuan AUTS adalah melalui pembayaran bantuan premi dari pemerintah 80% dari premi yang harus dibayar sebesar Rp 200.000,-, sehingga peternak hanya membayar 20% atau Rp. 40.000,- untuk masa pertanggungan satu tahun dengan uang pertanggungan sebesar Rp 10.000.000/ekor. Pada tahun 2017, capaian jumlah asuransi ternak sapi (AUTS) adalah sebanyak 92,176 ekor atau sebesar 76,81% dari target sejumlah 120.000 ekor. Sedangkan capaian realisasi keuangan adalah senilai Rp14.748.160.000,- atau 76,81% dari target senilai Rp19.200.000.000,00. Kegiatan asuransi ternak sapi ini mulai dilaksanakan sebagai program kegiatan prasarana dan sarana pertanian pada tahun 2016.
Laporan Keuangan semester II Audited Tahun Anggaran 2017
Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian 100
Tabel 12. Capaian Asuransi Ternak Sapi (AUTS) Tahun 2017
Sumber Direktorat Pembiayaan
2) Asuransi Usaha Tani Padi (AUTP)
AUTP merupakan salah satu program yang dikembangkan untuk mewujudkan peranan pemerintah dalam aspek perlindungan dan pemberdayaan petani. Tahun 2017, capaian pelaksanaan program AUTP dapat dilihat pada Tabel 12 berikut.
Tabel 12. Capaian Kegiatan Asuransi Pertanian TA. 2017
Sumber data: Direktorat Pembiayaan, 2017
Pada tahun 2017, capaian jumlah asuransi pertanian (AUTP) sesuai target kinerja tercapai seluas 997.960,54 Ha dari target seluas 1.000.000 Ha (99,80%). Sedangkan capaian realisasi keuangan adalah senilai Rp143.706.317.760 dari target senilai Rp144.000.000.000,00 (99,80%)
Kontribusi dari kegiatan asuransi pertanian dalam mendukung program swasembada pangan adalah melakukan mitigasi gagal panen dari usaha tani padi seluas 997.960,54 Ha, melalui pemberian bantuan premi dari pemerintah 80% senilai Rp. 143.706.317.760,- untuk usahatani padi seluas 997.960,54 Ha. Dari alokasi AUTP pada tahun 2017, total klaim yang dilakukan oleh kelompok tani adalah sebesar Rp. 96.115.945.190,86 yang selanjutkan digunakan oleh kelompok tani untuk melakukan budidaya padi pada musim tanam berikutnya.
V. KEGIATAN DANA LUNCURAN
Pada tahun 2016, Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian ada beberapa kegiatan yang tidak dapat dibayarkan karena terjadi penghematan sedangkan pelaksanakaan fisiknya telah dilaksanakan. Berdasarkan reviu BPKP terhadap pelaksanaan kontrak-
KEGIATAN TARGET (Ekor) REALISASI (Ekor) % REALISASI
Asuransi Ternak Sapi 120.000 92.176,00 76,81%
KEGIATAN TARGET (Rp) REALISASI (Rp) % REALISASI
Asuransi Pertanian 19.200.000.000 14.748.160.000 76,81%
REALISASI FISIK
REALISASI ANGGARAN
KEGIATAN TARGET (Ha) REALISASI (Ha) % REALISASI
Asuransi Pertanian 1,000,000 997,960.54 99.80%
KEGIATAN TARGET (Rp) REALISASI (Rp) % REALISASI
Asuransi Pertanian 144,000,000,000 143,706,317,760 99.80%
REALISASI FISIK
REALISASI ANGGARAN
Laporan Keuangan semester II Audited Tahun Anggaran 2017
Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian 101
kontrak yang dibiayai dengan DIPA Nomor : SPDIPA-018.08.1.633656/2016 tanggal 7 Desember 2015 pada Satker Pusat Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian Kementerian Pertanian RI, dapat disimpulkan bahwa:
1) Proses pelaksanaan tunda bayar kontrak-kontrak yang ditandatangani pada TA. 2016 menjadi beban TA.2017 telah dilaksanakan sesuai dengan ketentuan yang berlaku, yaitu Surat Menteri Keuangan RI Nomor : S-851/MK.02/2016 tanggal 30 September 2016 tentang Luncuran Kegiatan dalam APBN-P TA.2016 ke TA.2017 dan Surat Direktur Jenderal Perbendaharaan Negara Nomor : S.8782/PB/2016 tanggal 2 Nopember 2016 perihal Petunjuk Teknis terkait Pelaksanaan Anggaran atas Kegiatan/Kontrak yang Mengalami Perubahan Pagu akibat Revisi Penghematan (Self Blocking);
2) Terdapat 51 kontrak/perjanjian kerjasama senilai Rp 1.062.439.295.688,00 yang telah selesai (100%) dilaksanakan sampai dengan akhir TA.2016 tetapi baru dibayarkan sebesar Rp295.777.744.257,00 pada TA.2016 sehingga masih terdapat sebesar Rp766.661.551.431,00 yang belum dibayarkan padaTA.2016.
3) Terdapat ketidaksesuaian pelaksanaan beberapa kontrak tersebut diatas, yaitu: - Keterlambatan penyelesaian pekerjaan atas 5 kontrak,sehingga kepada
penyedia barang harus dikenakan denda keterlambatan sebesar Rp.54.096.239,00.
- Adanya perbedaan luas lahan antara rekapitulasi dengan rinciannya atas kontrak/perjanjian kerjasama pembayaran bantuan premi asuransi usahatani padi seluas 37,75 Ha dengan nilai bantuan premi sebesar Rp.5.436.00,00 yang harus diperhitungkan dalam pembayaran tahap VI.
Hasil reviu sebagai bahan pertimbangan dalam penyelesaian pembayaran tunggakan sisa nilai pekerjaan atas kontrak-kontrak yang belum dilakukan pembayaran padaTA.2016.
Berdasarkan hasil reviu BPKP dan hutang yang harus dibayar untuk kegiatan rutin satker dengan rincian kegiatan sebagai berikut :
1. Belanja 526 terkait tagihan tunda bayar kegiatan Direktorat Alat dan Mesin Pertanian sebesar Rp. 752.261.541.261, (atas hasil Reviu BPKP hal Pembayaran Kontrak Tunda Bayar dan Pembayaran Tunggakan akibat selfblocking DIPA Tahun Anggaran 2016)
2. Belanja 521 kegiatan Bantuan Premi Asuransi Usaha Tani Padi sebesar Rp. 14.394.564.000,00 (atas hasil Reviu BPKP hal Pembayaran Kontrak Tunda Bayar Pembayaran Tunggakan akibat selfblocking DIPA Tahun Anggaran 2016)
3. Belanja kegiatan Irigasi Pertanian sebesar Rp. 76.683.699.997 (atas hasil Reviu BPKP hal Pembayaran Kontrak Tunda Bayar Pembayaran Tunggakan akibat selfblocking DIPA Tahun Anggaran 2016)
4. Belanja kegiatan Cetak Sawah (konstruksi dan pendukungnya) sebesar Rp. 142.857.778.638,-(atas hasil Reviu BPKP hal Pembayaran Kontrak Tunda Bayar Pembayaran Tunggakan akibat selfblocking DIPA Tahun Anggaran 2016)
Laporan Keuangan semester II Audited Tahun Anggaran 2017
Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian 102
Berdasarkan surat dari Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian Nomor B.351/RC.010/B/2/2017 tanggal 8 Pebruari 2017 hal usulan revisi DIPA satker lingkup Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian, Direktur Jenderal Anggaran Direktur Anggaran Bidang Perekonomian Direktorat Jenderal Anggaran Kementerian Keuangan Republik Indonesia telah menyetujui Revisi Anggaran Satker Lingkup Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian. Surat dan lampirannya sebagaimana tercantum dalam lampiran laporan keuangan.
VI. BELANJA 526 DALAM BENTUK BARANG DAN UANG LINGKUP DITJEN PARASARANA DAN SARANA PERTANIAN
Realisasi belanja dan pagu MAK 526 yang dilaksanakan oleh Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian Tahun 2017 sebesar Rp5.422.522.084.860,00 atau 92,71% dari pagu anggaran sebesar Rp5.849.110.527.000,00. Dari realisasi tersebut, yang berbentuk bantuan berupa barang sebesar Rp3.512.892.193.030,00 atau 97,66%, sedangkan yang berupa uang sebesar Rp1.903.899.667.623,00 atau 84,54%
a. Belanja 526 berbentuk barang senilai Rp 3.512.892.193.030,00 untuk kegiatan Bantuan Alat dan mesin pertanian (alsintan)
Alat dan mesin pertanian (alsintan) memiliki peranan penting dalam kegiatan usahatani untuk memberikan mutu hasil yang lebih baik dan dilakukan dengan lebih efisien dan efektif. Dalam kegiatan pengolahan tanah, traktor roda 2, pompa air, transplanter yang merupakan Unit Pelayanan Jasa Alsintan dapat berkontribusi dalam upaya peningkatan intensitas pertanaman di berbagai ekologi lahan. Selain itu melalui pemanfaatan alsintan akan mendukung upaya pemecahan masalah kelangkaan tenaga kerja di sektor pertanian yang banyak terjadi di daerah.
Untuk mendukung pelaksanaan penyediaan ketiga jenis alsintan tersebut di daerah agar tidak terjadi permasalahan yang dapat menghambat terealisasinya bantuan tersebut, diperlukan pedoman teknis bagi petugas di daerah maupun penerima bantuan. Untuk kegiatan Unit Pelayanan Jasa Alsintan Mandiri (UPJA Mandiri) telah dilaksanakan di beberapa propinsi yang antara lain adalah Propinsi Sulawesi Selatan, Jawa Tengah, Sumatera Selatan, Jawa Barat, Jawa Timur, Sulawesi Tenggara, Riau, Nusa Tenggara Timur, dan Lampung. Jenis bantuan UPJA Mandiri per Kelompok sebesar Rp250.000.000,00 antara lain adalah hand traktor (roda 2), Rice Transplanter, alat bengkel, gudang dan bangunan. Alat dan Mesin Pertanian merupakan salah satu faktor produksi yang sangat penting peranannya saat ini dalam pengembangan sektor pertanian, terutama dengan semakin terbatasnya lahan dan sumber daya manusia yang terlibat dalam proses produksi di bidang pertanian sehingga membutuhkan penyediaan dan pemanfaatan alat dan mesin pertanian yang lebih intensif dan optimal. Pada tahun 2017, untuk penyediaan alat dan mesin pertanian dialokasikan anggaran melalui dana Pusat dan Dana Dekonsentrasi/Tugas Pembantuan sebesar Rp. 2.883.166.300.200,- dengan realisasi sebesar Rp 2.789.876.168.732 atau 96,76%. Realisasi penyediaan alsintan tahun 2017 dapat dilihat pada Tabel 11 sebagaimana berikut:
Laporan Keuangan semester II Audited Tahun Anggaran 2017
Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian 103
Tabel Capaian Penyediaan Alat Mesin Pertanian TA. 2017
Sumber Data : Direktorat Alat dan Mesin Pertanian, 2017
Kegiatan Bantuan Alsin Hadiah bagi UPJA/Kelompok, GP3A, P3A bagi kelompok yang berprestasi diantaranya adalah bantuan alsin antara lain berupa alat mesin pertanian antara lain yang berupa hand traktor, hand sprayer, traktor roda 2 (dua), Cornplanter dan roda 4 (empat)
Tabel 5. Perkembangan Realisasi Fisik Penyediaan Bantuan Alsintan Satker Pusat TA. 2017
Sumber Direktorat Alsintan Tahun 2017
PAGU(Unit)
REALISASI (Unit)
% REALISASI
PAGU (Rp)
REALISASI (Rp)
% REALISASI
1 T raktor Roda 2 26,035 26,035 100.00% 670,126,809,000 652,856,188,500 97.42%
2 T raktor Roda 4 TP 2,878 2,878 100.00% 961,707,000,000 947,630,651,300 98.54%
3 Pompa Air 19,567 19,567 100.00% 385,045,592,000 363,502,993,172 94.41%
4 Rice Transplanter Walking dan Riding 3,043 3,043 100.00% 210,712,141,200 201,826,621,814 95.78%
5 Seeding Tray 200,000 200,000 100.00% 7,000,000,000 6,534,399,000 93.35%
6 Cultivator 3,819 3,805 99.63% 54,540,475,000 53,806,240,900 98.65%
7 Excavator Mini dan Standard 384 374 97.40% 468,000,000,000 445,134,773,556 95.11%
8 Hand Sprayer 24,108 23,967 99.42% 14,344,613,000 12,552,235,500 87.50%
9 Alat Tanam Benih Jagung (Implement TR4) 1,800 1,800 100.00% 51,300,000,000 50,479,149,700 98.40%
10 Alat Tanam Benih Jagung Dorong 2,641 2,358 89.28% 5,127,500,000 4,229,237,290 82.48%
11 Mist Blower 100 100 100.00% 187,170,000 179,250,000 95.77%
12 Grain Seeder 50 50 100.00% 12,500,000,000 11,788,475,000 94.31%
13 Rotatanam 35 35 100.00% 15,750,000,000 12,836,253,000 81.50%
14 Backhoe Loader/TR4 Multiguna 29 29 100.00% 26,825,000,000 26,519,700,000 98.86%
284,489 284,041 99.84% 2,883,166,300,200 2,789,876,168,732 96.76%TOTAL
REALISASI ANGGARANREALISASI FISIK
PENYEDIAAN ALSINTANNo.
Rp. dalam (.000)
VOLUME SATUAN NILAI (Rp.) VOLUME SATUAN NILAI (Rp.) SP2D (Rp.) %
1 Traktor Roda 2 16.405 Unit 407.664.250,00 16.405 Unit 406.820.670,50 406.820.670,50 99,79
2 Traktor Roda 4 TP 2.873 Unit 959.582.000,00 2.873 Unit 952.582.826,30 945.524.101,30 98,53
3 Pompa Air 13.798 Unit 258.712.500,00 13.798 Unit 257.497.480,90 257.497.480,90 99,53
4 A Rice Transplanter Walking 1.980 Unit 128.700.000,00 1.980 Unit 127.866.136,80 127.866.136,80 99,35
B Rice Transplanter Riding 20 Unit 7.837.600,00 20 5.725.750,00 5.725.750,00 73,05
5 Seeding Tray 200.000 Unit 7.000.000,00 200.000 Unit 6.534.399,00 6.534.399,00 93,35
6 Cultivator 3.300 Unit 46.200.000,00 3.300 Unit 46.182.500,00 46.182.500,00 99,96
7 A Excavator Mini 159 Unit 119.250.000,00 159 Unit 117.608.067,04 117.608.067,04 98,62
B Excavator Standart 225 348.750.000,00 215 327.526.706,52 327.526.706,52 93,91
8 Hand Sprayer 10.637 Unit 5.850.350,00 10.637 Unit 5.729.235,00 5.729.235,00 97,93
9 Alat Tanam Benih Jagung (Implement TR4) 1.800 Unit 51.300.000,00 1.800 Unit 50.479.149,70 50.479.149,70 98,40
10 Alat Tanam Benih Jagung Dorong 100 Unit 200.000,00 100 Unit 169.962,50 169.962,50 84,98
11 Mist Blower 100 Unit 187.170,00 100 Unit 179.250,00 179.250,00 95,77
12 Grain Seeder 50 Unit 12.500.000,00 50 Unit 11.788.650,00 11.788.475,00 94,31
13 Rotatanam 35 Unit 15.750.000,00 35 Unit 12.836.253,00 12.836.253,00 81,50
14 Backhoe Loader/TR4 Multiguna 29 Unit 26.825.000,00 29 Unit 26.519.700,00 26.519.700,00 98,86
JUMLAH 251.511 - 2.396.308.870 251.501 - 2.356.046.737 2.348.987.837 98,03
NO. NAMA KEGIATANPAGU REALISASI KONTRAK
Laporan Keuangan semester II Audited Tahun Anggaran 2017
Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian 104
1) Penyediaan traktor roda 2 dengan target 16.405 unit terealisasi sebanyak 16.405 unit (100.00%)
2) Penyediaan traktor roda 4 dengan target 2.873 unit terelisasi 2.873 unit (100.00%)
3) Penyediaan pompa air dengan target 13.798 unit terealisasi sebanyak 13.798 unit (100.00%)
4) Penyediaan rice transplanter walking dengan target 1.980 unit terealisasi sebanyak 1.980 unit (100.00%) dan rice transplanter riding dengan target 20 unit terealisasi sebanyak 20 unit (100.00%)
5) Penyediaan Seeding Tray dengan target 200.000 unit terealisasi sebanyak 200.000 unit (100.00%)
6) Penyediaan Cultivator dengan target 3.300 unit terealisasi sebanyak 3.300 unit (100.00%)
7) Penyediaan Exavator mini dengan target 159 unit terealisasi sebanyak 159 unit (100.00%) dan Exavator standar dengan target 225 unit terealisasi sebanyak 215 unit (95.56%)
8) Penyediaan Handsprayer dengan target 10.637 unit terealisasi sebanyak 10.637 unit (100.00%)
9) Penyediaan alat tanam benih jagung (Implement TR4) dengan target 1.800 unit terealisasi sebanyak 1.800 unit (100.00%)
10) Penyediaan alat tanam benih jagung dorong dengan target 100 unit terealisasi sebanyak 100 unit (100.00%)
11) Penyediaan mist blower dengan target 100 unit terealisasi sebanyak 100 unit (100.00%)
12) Penyediaan grain seeder dengan target 50 unit terealisasi sebanyak 50 unit (100.00%)
13) Penyediaan rotatanam dengan target 35 unit terealisasi sebanyak 35 unit (100.00%)
14) Penyediaan backhoe loader/TR4 multiguna dengan target 29 unit terealisasi sebanyak 29 unit (100.00%)
Realisasi Anggaran Tugas Pembantuan
Realisasi fisik Direktorat Alat dan Mesin Pertanian dana satker TP Provinsi khususnya penyediaan bantuan alat dan mesin pertanian adalah sebesar 90,59% dan Pencapaian kinerja realisasi keuangan adalah sebesar 90,56%.Berdasarkan penilaian scoring berarti telah berhasil. Realisasi pencapaian kinerja penyediaan bantuan alat dan mesin pertanian dana satker TP Provinsi tahun 2017. Adapun realisasi anggaran dan fisik perjenis alsintan (Data Direktorat ALsintan) pada masing-masing provinsi secara rinci dapat dilihat pada tabel berikut :
Laporan Keuangan semester II Audited Tahun Anggaran 2017
Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian 105
Tabel 6.Realisasi Fisik dan Anggaran APBNP-TP Provinsi Tahun 2017
UNIT RP. UNIT RP. % RP. %1 Aceh 1.337 29.384.441.000 1.337 25.201.773.200 85,77 25.201.773.200 85,77
1 Traktor Roda 2 478 19.076.925.000 478 15.735.450.000 82,48 15.735.450.000 82,48 2 Pompa Air 268 6.472.200.000 268 5.727.650.000 88,50 5.727.650.000 88,50 3 Rice Transplanter 43 3.070.200.000 43 3.058.371.000 99,61 3.058.371.000 99,61 4 Cultivator 22 341.000.000 22 340.374.200 99,82 340.374.200 99,82 5 Hand Sprayer 446 288.116.000 446 204.328.000 70,92 204.328.000 70,92 6 Alat Tanam Jagung Semi Manual 80 136.000.000 80 135.600.000 99,71 135.600.000 99,71
2 Bali 419 7.112.022.000 419 5.079.509.120 71,42 5.007.395.120 70,41 1 Traktor Roda 2 162 3.912.300.000 162 3.090.529.000 79,00 3.090.529.000 79,00 2 Pompa Air 80 1.839.600.000 80 701.566.720 38,14 701.566.720 38,14 3 Rice Transplanter 15 1.039.500.000 15 1.002.300.000 96,42 1.002.300.000 96,42 4 Cultivator 13 193.700.000 13 162.299.400 83,79 162.299.400 83,79 5 Hand Sprayer 119 75.922.000 119 72.114.000 94,98 - - 6 Alat Tanam Jagung Semi Manual 30 51.000.000 30 50.700.000 99,41 50.700.000 99,41
3 Bangka Belitung 222 3.442.625.000 207 3.188.598.000 92,62 3.188.598.000 92,62 1 Traktor Roda 2 65 1.876.875.000 65 1.794.285.000 95,60 1.794.285.000 95,60 2 Pompa Air 36 929.880.000 36 811.563.000 87,28 811.563.000 87,28 3 Rice Transplanter 6 456.000.000 6 414.450.000 90,89 414.450.000 90,89 4 Cultivator - - - - - - - 5 Hand Sprayer 15 9.870.000 - - - - - 6 Alat Tanam Jagung Semi Manual 100 170.000.000 100 168.300.000 99,00 168.300.000 99,00
4 Banten 796 10.424.541.000 796 9.705.910.000 93,11 9.705.910.000 93,11 1 Traktor Roda 2 237 5.847.975.000 237 5.555.630.000 95,00 5.555.630.000 95,00 2 Pompa Air 126 2.857.680.000 126 2.507.400.000 87,74 2.507.400.000 87,74 3 Rice Transplanter 20 1.360.000.000 20 1.356.790.000 99,76 1.356.790.000 99,76 4 Cultivator 6 86.100.000 6 82.500.000 95,82 82.500.000 95,82 5 Hand Sprayer 367 204.786.000 367 135.790.000 66,31 135.790.000 66,31 6 Alat Tanam Jagung Semi Manual 40 68.000.000 40 67.800.000 99,71 67.800.000 99,71
5 Bengkulu 30 51.000.000 - - - - - 1 Alat Tanam Jagung Semi Manual 30 51.000.000 - - - - -
6 DIY 100 170.000.000 100 168.000.000 98,82 168.000.000 98,82 1 Alat Tanam Jagung Semi Manual 100 170.000.000 100 168.000.000 98,82 168.000.000 98,82
7 Kalimantan Barat 100 170.000.000 100 165.000.000 97,06 165.000.000 97,06 1 Alat Tanam Jagung Semi Manual 100 170.000.000 100 165.000.000 97,06 165.000.000 97,06
8 Kalimantan Timur 25 42.500.000 - - - - - 1 Alat Tanam Jagung Semi Manual 25 42.500.000 - - - - -
9 Kalimantan Utara 100 170.000.000 100 170.000.000 100,00 170.000.000 100,00 1 Alat Tanam Jagung Semi Manual 100 170.000.000 100 170.000.000 100,00 170.000.000 100,00
10 Kepulauan Riau 20 34.000.000 - - - 1 Alat Tanam Jagung Semi Manual 20 34.000.000 - - - - -
11 Gorontalo 452 9.066.871.000 452 9.031.911.000 99,61 9.031.911.000 99,61 1 Traktor Roda 2 127 5.156.200.000 127 5.155.109.000 99,98 5.155.109.000 99,98 2 Pompa Air 121 3.112.725.000 121 3.112.434.000 99,99 3.112.434.000 99,99 3 Rice Transplanter 6 442.800.000 6 413.894.000 93,47 413.894.000 93,47 4 Cultivator 6 102.000.000 6 99.200.000 97,25 99.200.000 97,25 5 Hand Sprayer 87 74.646.000 87 74.559.000 99,88 74.559.000 99,88 6 Alat Tanam Jagung Semi Manual 105 178.500.000 105 176.715.000 99,00 176.715.000 99,00
REALISASI KEUANGANNO PROVINSI JENIS ALSINTAN
PAGU KONTRAK
Laporan Keuangan semester II Audited Tahun Anggaran 2017
Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian 106
UNIT RP. UNIT RP. % RP. %12 Jambi 502 10.456.970.000 398 9.731.413.500 93,06 9.731.413.500 93,06
1 Traktor Roda 2 245 6.571.950.000 245 6.522.910.000 99,25 6.522.910.000 99,25 2 Pompa Air 110 2.633.400.000 110 2.331.000.000 88,52 2.331.000.000 88,52 3 Rice Transplanter 13 928.200.000 13 826.700.000 89,06 826.700.000 89,06 4 Cultivator 14 217.700.000 - - - - - 5 Hand Sprayer 90 54.720.000 - - - - - 6 Alat Tanam Jagung Semi Manual 30 51.000.000 30 50.803.500 99,61 50.803.500 99,61
13 Jawa Barat 3.392 40.102.907.000 3.287 32.813.153.630 81,82 32.813.153.630 81,82 1 Traktor Roda 2 869 20.986.350.000 869 19.121.330.000 91,11 19.121.330.000 91,11 2 Pompa Air 593 13.324.710.000 593 8.799.595.830 66,04 8.799.595.830 66,04 3 Rice Transplanter 63 4.290.300.000 63 3.923.850.000 91,46 3.923.850.000 91,46 4 Cultivator 23 326.600.000 23 302.256.800 92,55 302.256.800 92,55 5 Hand Sprayer 1.739 996.447.000 1.739 666.121.000 66,85 666.121.000 66,85 6 Alat Tanam Jagung Semi Manual 105 178.500.000 - - - -
14 Jawa Tengah 4.322 54.344.050.000 4.322 52.001.408.000 95,69 52.001.408.000 95,69 1 Traktor Roda 2 1.342 32.220.250.000 1.342 30.803.499.000 95,60 30.803.499.000 95,60 2 Pompa Air 876 11.584.150.000 876 10.886.968.000 93,98 10.886.968.000 93,98 3 Rice Transplanter 135 8.861.400.000 135 8.785.953.000 99,15 8.785.953.000 99,15 4 Cultivator 48 688.800.000 48 614.425.000 89,20 614.425.000 89,20 5 Hand Sprayer 1.821 819.450.000 1.821 745.563.000 90,98 745.563.000 90,98 6 Alat Tanam Jagung Semi Manual 100 170.000.000 100 165.000.000 97,06 165.000.000 97,06
15 Jawa Timur 6.032 65.212.450.000 6.026 52.829.693.180 81,01 52.829.693.180 81,01 1 Traktor Roda 2 971 24.814.200.000 971 22.901.024.000 92,29 22.901.024.000 92,29 2 Pompa Air 861 19.165.860.000 861 12.898.439.700 67,30 12.898.439.700 67,30 3 Rice Transplanter 242 16.670.200.000 242 13.011.472.340 78,05 13.011.472.340 78,05 4 Cultivator 121 1.676.350.000 121 1.648.933.200 98,36 1.648.933.200 98,36 5 Hand Sprayer 3.577 2.164.840.000 3.576 1.884.508.400 87,05 1.884.508.400 87,05 6 Alat Tanam Jagung Semi Manual 260 721.000.000 255 485.315.540 67,31 485.315.540 67,31
16 Kalimantan Tengah 757 15.110.486.000 757 13.918.862.000 92,11 13.918.862.000 92,11 1 Traktor Roda 2 312 8.732.220.000 312 8.157.044.000 93,41 8.157.044.000 93,41 2 Pompa Air 149 3.848.670.000 149 3.410.017.000 88,60 3.410.017.000 88,60 3 Rice Transplanter 29 2.148.900.000 29 1.992.977.000 92,74 1.992.977.000 92,74 4 Cultivator 10 163.500.000 10 145.858.000 89,21 145.858.000 89,21 5 Hand Sprayer 232 174.696.000 232 171.216.000 98,01 171.216.000 98,01 6 Alat Tanam Jagung Semi Manual 25 42.500.000 25 41.750.000 98,24 41.750.000 98,24
17 Lampung 1.583 21.732.421.200 1.583 21.547.903.950 99,15 21.547.903.950 99,15 1 Traktor Roda 2 387 10.214.790.000 387 10.060.539.000 98,49 10.060.539.000 98,49 2 Pompa Air 319 7.018.000.000 319 6.996.224.000 99,69 6.996.224.000 99,69 3 Rice Transplanter 52 3.630.059.200 52 3.630.059.200 100,00 3.630.059.200 100,00 4 Cultivator 16 238.400.000 16 233.565.000 97,97 233.565.000 97,97 5 Hand Sprayer 704 452.672.000 704 450.282.000 99,47 450.282.000 99,47 6 Alat Tanam Jagung Semi Manual 105 178.500.000 105 177.234.750 99,29 177.234.750 99,29
18 Maluku 341 9.909.782.000 322 8.729.708.000 88,09 8.729.708.000 88,09 1 Traktor Roda 2 150 5.551.500.000 150 4.894.900.000 88,17 4.894.900.000 88,17 2 Pompa Air 71 2.265.900.000 71 1.902.300.000 83,95 1.902.300.000 83,95 3 Rice Transplanter 20 1.726.000.000 20 1.601.308.000 92,78 1.601.308.000 92,78 4 Cultivator 11 228.800.000 11 217.100.000 94,89 217.100.000 94,89 5 Hand Sprayer 19 18.582.000 - - - - - 6 Alat Tanam Jagung Semi Manual 70 119.000.000 70 114.100.000 95,88 114.100.000 95,88
NO PROVINSI JENIS ALSINTANPAGU KONTRAK REALISASI KEUANGAN
Laporan Keuangan semester II Audited Tahun Anggaran 2017
Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian 107
UNIT RP. UNIT RP. % RP. %19 Maluku Utara 274 7.238.758.000 258 6.938.545.000 95,85 6.938.545.000 95,85
1 Traktor Roda 2 130 4.772.500.000 130 4.730.200.000 99,11 4.730.200.000 99,11 2 Pompa Air 59 1.870.890.000 59 1.709.905.000 91,40 1.709.905.000 91,40 3 Rice Transplanter 4 368.400.000 4 318.700.000 86,51 318.700.000 86,51 4 Cultivator 5 109.000.000 5 99.000.000 90,83 99.000.000 90,83 5 Hand Sprayer 16 15.968.000 - - - - - 6 Alat Tanam Jagung Semi Manual 60 102.000.000 60 80.740.000 79,16 80.740.000 79,16
20 Nusa Tenggara Barat 1.104 16.176.473.000 1.104 14.906.832.222 92,15 14.906.832.222 92,15 1 Traktor Roda 2 304 7.970.400.000 304 7.618.838.000 95,59 7.618.838.000 95,59 2 Pompa Air 219 5.256.000.000 219 4.526.611.500 86,12 4.526.611.500 86,12 3 Rice Transplanter 35 2.439.500.000 35 2.309.787.722 94,68 2.309.787.722 94,68 4 Cultivator - - - - - - - 5 Hand Sprayer 441 332.073.000 441 273.935.000 82,49 273.935.000 82,49 6 Alat Tanam Jagung Semi Manual 105 178.500.000 105 177.660.000 99,53 177.660.000 99,53
21 Nusa Tenggara Timur 105 178.500.000 105 178.447.000 99,97 178.447.000 99,97 1 Alat Tanam Jagung Semi Manual 105 178.500.000 105 178.447.000 99,97 178.447.000 99,97
22 Papua 277 9.542.570.000 277 8.658.161.601 90,73 8.658.161.601 90,73 1 Traktor Roda 2 126 4.890.900.000 126 4.469.610.000 91,39 4.469.610.000 91,39 2 Pompa Air 78 2.891.070.000 78 2.430.205.000 84,06 2.430.205.000 84,06 3 Rice Transplanter 17 1.553.800.000 17 1.553.346.601 99,97 1.553.346.601 99,97 4 Cultivator 6 132.600.000 6 132.000.000 99,55 132.000.000 99,55 5 Hand Sprayer 25 31.700.000 25 31.000.000 97,79 31.000.000 97,79 6 Alat Tanam Jagung Semi Manual 25 42.500.000 25 42.000.000 98,82 42.000.000 98,82
23 Papua Barat 287 6.156.017.000 264 6.100.304.800 99,09 6.070.304.800 98,61 1 Traktor Roda 2 79 2.455.978.000 79 2.455.946.000 100,00 2.455.946.000 100,00 2 Pompa Air 23 684.447.000 23 684.450.000 100,00 684.450.000 100,00 3 Rice Transplanter 17 1.414.366.000 17 1.363.365.000 96,39 1.363.365.000 96,39 4 Cultivator 58 1.247.226.000 58 1.242.543.800 99,62 1.212.543.800 97,22 5 Hand Sprayer 62 186.000.000 62 186.000.000 100,00 186.000.000 100,00 6 Alat Tanam Jagung Semi Manual 48 168.000.000 25 168.000.000 100,00 168.000.000 100,00
24 Riau 40 68.000.000 40 67.320.000 99,00 67.320.000 99,00 1 Alat Tanam Jagung Semi Manual 40 68.000.000 40 67.320.000 99,00 67.320.000 99,00
25 Sulawesi Barat 329 5.105.160.000 254 4.384.539.296 85,88 4.384.539.296 85,88 1 Traktor Roda 2 104 2.675.400.000 104 2.316.364.000 86,58 2.316.364.000 86,58 2 Pompa Air 54 1.338.120.000 54 1.192.734.500 89,14 1.192.734.500 89,14 3 Rice Transplanter 11 817.300.000 11 746.881.696 91,38 746.881.696 91,38 4 Cultivator 5 83.000.000 5 65.748.000 79,21 65.748.000 79,21 5 Hand Sprayer 80 63.840.000 80 62.811.100 98,39 62.811.100 98,39 6 Alat Tanam Jagung Semi Manual 75 127.500.000 - - - - -
26 Sulawesi Selatan 3.231 53.716.003.000 3.231 50.070.156.940 93,21 50.070.156.940 93,21 1 Traktor Roda 2 1.209 32.385.675.000 1.209 30.740.311.000 94,92 30.740.311.000 94,92 2 Pompa Air 552 13.388.760.000 552 12.197.214.940 91,10 12.197.214.940 91,10 3 Rice Transplanter 82 5.904.000.000 82 5.388.886.000 91,28 5.388.886.000 91,28 4 Cultivator 52 839.800.000 52 780.392.000 92,93 780.392.000 92,93 5 Hand Sprayer 1.231 1.019.268.000 1.231 785.378.000 77,05 785.378.000 77,05 6 Alat Tanam Jagung Semi Manual 105 178.500.000 105 177.975.000 99,71 177.975.000 99,71
27 Sulawesi Tengah 655 12.235.770.000 655 11.250.507.620 91,95 11.250.507.620 91,95 1 Traktor Roda 2 213 6.376.125.000 213 5.892.640.000 92,42 5.892.640.000 92,42 2 Pompa Air 109 3.010.035.000 109 2.700.541.500 89,72 2.700.541.500 89,72 3 Rice Transplanter 30 2.373.000.000 30 2.255.530.120 95,05 2.255.530.120 95,05 4 Cultivator 8 143.200.000 8 105.756.000 73,85 105.756.000 73,85 5 Hand Sprayer 195 163.410.000 195 126.750.000 77,57 126.750.000 77,57 6 Alat Tanam Jagung Semi Manual 100 170.000.000 100 169.290.000 99,58 169.290.000 99,58
NO PROVINSI JENIS ALSINTANPAGU KONTRAK REALISASI KEUANGAN
Laporan Keuangan semester II Audited Tahun Anggaran 2017
Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian 108
Sumber Direktorat Alat dan Mesin Pertanian Tahun 2017
UNIT RP. UNIT RP. % RP. %28 Sulawesi Tenggara 643 15.188.005.000 643 14.012.925.000 92,26 13.946.925.000 91,83
1 Traktor Roda 2 317 9.137.625.000 317 8.638.260.000 94,54 8.638.260.000 94,54 2 Pompa Air 114 2.968.560.000 114 2.582.667.500 87,00 2.582.667.500 87,00 3 Rice Transplanter 34 2.509.200.000 34 2.317.017.500 92,34 2.317.017.500 92,34 4 Cultivator 23 407.100.000 23 335.380.000 82,38 335.380.000 82,38 5 Hand Sprayer 115 97.520.000 115 73.600.000 75,47 73.600.000 75,47 6 Alat Tanam Jagung Semi Manual 40 68.000.000 40 66.000.000 97,06 - -
29 Sulawesi Utara 620 12.808.601.000 620 11.962.787.000 93,40 11.962.787.000 93,40 1 Traktor Roda 2 243 7.173.600.000 243 7.067.655.000 98,52 7.067.655.000 98,52 2 Pompa Air 123 3.396.645.000 123 2.902.800.000 85,46 2.902.800.000 85,46 3 Rice Transplanter 22 1.705.000.000 22 1.533.400.000 89,94 1.533.400.000 89,94 4 Cultivator 15 261.000.000 15 219.211.000 83,99 219.211.000 83,99 5 Hand Sprayer 112 93.856.000 112 72.576.000 77,33 72.576.000 77,33 6 Alat Tanam Jagung Semi Manual 105 178.500.000 105 167.145.000 93,64 167.145.000 93,64
30 Sumatera Barat 1.215 14.409.898.000 1.215 13.741.015.587 95,36 11.634.465.587 80,74 1 Traktor Roda 2 350 7.087.846.000 350 6.518.995.000 91,97 6.518.995.000 91,97 2 Pompa Air 205 2.473.130.000 205 2.413.476.832 97,59 2.413.476.832 97,59 3 Rice Transplanter 28 1.897.716.000 28 1.897.356.755 99,98 1.897.356.755 99,98 4 Cultivator 13 178.799.000 13 178.278.000 99,71 178.278.000 99,71 5 Hand Sprayer 511 229.907.000 511 229.875.000 99,99 229.875.000 99,99 6 Alat Tanam Jagung Semi Manual 103 417.500.000 103 396.484.000 94,97 396.484.000 94,97 7 Traktor Roda 4 5 2.125.000.000 5 2.106.550.000 99,13 2.106.550.000 99,13
31 Sumatera Selatan 1.758 23.566.353.000 1.758 22.316.900.000 94,70 22.316.900.000 94,70 1 Traktor Roda 2 503 13.291.775.000 503 12.963.920.000 97,53 12.963.920.000 97,53 2 Pompa Air 266 5.934.460.000 266 5.466.300.000 92,11 5.466.300.000 92,11 3 Rice Transplanter 49 3.493.700.000 49 3.218.075.000 92,11 3.218.075.000 92,11 4 Cultivator 9 136.800.000 9 120.337.000 87,97 120.337.000 87,97 5 Hand Sprayer 826 531.118.000 826 374.178.000 70,45 374.178.000 70,45 6 Alat Tanam Jagung Semi Manual 105 178.500.000 105 174.090.000 97,53 174.090.000 97,53
32 Sumatera Utara 1.910 33.530.256.000 1.910 31.669.039.750 94,45 31.669.039.750 94,45 1 Traktor Roda 2 707 19.283.200.000 707 18.830.530.000 97,65 18.830.530.000 97,65 2 Pompa Air 357 8.068.200.000 357 7.113.447.250 88,17 7.113.447.250 88,17 3 Rice Transplanter 70 5.075.000.000 70 4.798.144.000 94,54 4.798.144.000 94,54 4 Cultivator 35 539.000.000 35 528.583.500 98,07 528.583.500 98,07 5 Hand Sprayer 641 394.856.000 641 274.530.000 69,53 274.530.000 69,53 6 Alat Tanam Jagung Semi Manual 100 170.000.000 100 123.805.000 72,83 123.805.000 72,83
- - TOTAL NASIONAL 32.978 486.857.430.200 32.540 440.540.325.396 90,49 440.372.211.396 90,45
1 Traktor Roda 2 9.630 262.462.559.000 9.630 246.035.518.000 93,74 246.035.518.000 93,74 2 Pompa Air 5.769 126.333.092.000 5.769 106.005.512.272 83,91 106.005.512.272 83,91 3 Rice Transplanter 1.043 74.174.541.200 1.043 67.718.614.934 91,30 67.718.614.934 2.248 4 Cultivator 519 8.340.475.000 505 7.653.740.900 91,77 7.623.740.900 91,41 5 Hand Sprayer 13.471 8.494.263.000 13.330 6.895.114.500 81,17 6.823.000.500 80,32 6 Alat Tanam Jagung Semi Manual 2.541 4.927.500.000 2.258 4.125.274.790 83,72 4.059.274.790 82,38 7 Traktor Roda 4 5 2.125.000.000 5 2.106.550.000 99,13 2.106.550.000 99,13
REALISASI KEUANGANNO PROVINSI JENIS ALSINTAN
PAGU KONTRAK
Laporan Keuangan semester II Audited Tahun Anggaran 2017
Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian 109
1) Penyediaan traktor roda 2 dari target 9.630 unit terealisasi sebanyak 9.630 unit (100%)
2) Penyediaan pompa air dari target 5.769 unit terealisasi sebanyak 5.769 unit (100%)
3) Penyediaan rice transplanter dari target 1.043 unit terealisasi sebanyak 1.043 unit (100%)
4) Penyediaan cultivator dari target 519 unit terealisasi sebanyak 505 unit (97,30%) 5) Penyediaan hand sprayer dari target 13.471 unit terealisasi sebanyak 13.330 unit
(98,95%) 6) Penyediaan alat tanam jagung semi manual dari target 2.541 unit terealisasi
sebanyak 2.258 unit (88,86%) 7) Penyediaan traktor roda 4 dari target 5 unit terealisasi sebanyak 5 unit (100%)
b. Belanja 526 berbentuk uang sebesar Rp.1.903.899.667.623,00 terdiri dari kegiatan-
kegiatan sebagai berikut: 1) Pengembangan Jaringan Irigasi
Beberapa kegiatan 526 untuk jaringan irigasi yaitu :
a) Rehabilitasi Jaringan Irigasi Tersier Rehabilitasi jaringan irigasi merupakan kegiatan perbaikan/penyempurnaan jaringan irigasi guna mengembalikan/meningkatkan fungsi dan pelayanan irigasi seperti semula sehingga menambah luas areal tanam dan/atau meningkatkan intensitas pertanaman (IP). Selain itu kegiatan ini dapat dilaksanakan untuk peningkatan jaringan irigasi yaitu kegiatan meningkatkan fungsi dan kondisi jaringan irigasi yang sudah ada atau kegiatan menambah luas areal pelayanan pada jaringan irigasi yang sudah ada dengan mempertimbangkan perubahan kondisi lingkungan daerah irigasi.
Sasarannya adalah : Terehabilitasi dan/atau meningkatnya fungsi jaringan irigasi tersier di 29
(dua puluh sembilan) provinsi pada 203 kabupaten/kota Meningkatnya produksi padi melalui penambahan intensitas pertanaman
(IP) Meningkatnya partisipasi petani terhadap pelaksanaan kegiatan
rehabilitasi jaringan irigasi. Alokasi kegiatan Rehabilitasi Jaringan Irigasi dengan dana Tugas Pembantuan di kabupaten pada TA. 2017 adalah seluas 100.000 ha dengan jumlah anggaran sebesar Rp. 117.215.000.000,-. Capaian realisasi fisik adalah seluas 99.995 ha (99,96%) dan realisasi keuangan sebesar Rp. 117.209.000.000,- atau 99,99% (sumber Direktorat Irigasi Pertanian)
Pengembangan Irigasi Rawa dilaksanakan pada daerah rawa yang jaringan tata air makronya telah dibangun. Konstruksi di lahan rawa dititikberatkan pada pengaturan air dengan teknologi sederhana yaitu Tata Air Mikro (TAM). Kegiatan TAM bermanfaat untuk menjamin kecukupan air, membuang air yang berlebih (drainage), mengurangi pirit, mencegah gulma dan meningkatkan IP maupun produktivitas usahatani. Sedangkan pekerjaan konstruksinya antara lain: pembangunan/ normalisasi/ peningkatan saluran tersier, sub tersier maupun kuarter yang mengalami kerusakan atau sedimentasi. Selain itu juga membuat
Laporan Keuangan semester II Audited Tahun Anggaran 2017
Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian 110
saluran drainase, gorong-gorong, polder (pada irigasi lebak) dan bangunan pelengkap lainnya.Pada tahun 2017, hanya 5 Propinsi dan 10 Kabupaten yang mendapat alokasi kegiatan pengembangan irigasi rawa. Alokasi kegiatan Pengembangan Irigasi rawa seluas 10.000 Ha dengan jumlah anggaran Rp. 30.000.000.000,-. Realisasi kegiatan Pengembangan irigasi rawa yaitu 99,41 % seluas 9.941 Ha dengan realisasi keuangan 99,41% sebesar Rp. 29.823.700.000,-. (sumber Direktorat Irigasi Pertanian)
b) Pengembangan Embung/DamParit/LongStorage
Pengembangan Embung/DamParit/LongStorage bertujuan untuk meningkatkan dan mempertahankan ketersediaan sumber air ditingkat usaha tani sebagai suplesiair irigasi untuk komoditasTanaman Pangan dan mengurangi resiko terjadinya kegagalan panen akibat kekeringan pada lahan usaha tani dimusim kemarau.
Target pengembangan Embung/DamParit/LongStorage sebanyak 500 unit dengan realisasi Anggaran tahun Kegiatan pengembangan Embung/DamParit/LongStorage pertanian adalah sebesar Rp 49.000.000.000,00 atau 9 8 , 0 0 % dari target anggaran Rp50.000.000.000,00 (sumber Direktorat Irigasi Pertanian)
c) Pengembangan Sumber Air (Irigasi Perpipaan/Perpompaan) Maksud Kegiatan Pengembangan Irigasi Perpompaan/perpipaan adalah kegiatan pemanfaatan sumber air permukaan setempat sebagai suplesi air irigasi, melalui sistem gravitasi (menggunakan pipa) dan/atau pengambilan air (menggunakan pompa). Sasaran dari kegiatan ini adalah: Terbangunnya sistem irigasi perpompaan/ perpipaan sebanyak 517 unit di
32 propinsi untuk mendukung komoditas tanaman pangan. Meningkatnya Intensitas Pertanaman sebesar 0,5 pada lahan sawah. Meningkatnya ketersediaan air sebagai suplesi pada lahan tanaman pangan. Target Irigasi Perpipaan/Perpompaan tahun 2017 sebanyak 500 unit dengan Realisasi Anggaran T a h u n 2 0 1 7 Kegiatan Pengembangan irigasi perpipaan/perpompaan adalah sebesar Rp39.680.000.000,00 atau 99,20% dari target anggaran R p 4 0 . 0 0 0 . 0 0 0 . 0 0 0 ,00. Dengan realisasi fisik sebesar 99,39% (sumber Direktorat Irigasi Pertanian)
d) Rehabilitasi / Pembangunan Irigasi Rawa Kegiatan pengembangan irigasi rawa Tahun Anggaran 2017 dialokasikan melalui Tugas Pembantuan pada mata anggaran bantuan pemerintah kepada masyarakat dengan transfer uang kepada kelompok tani/Gapoktan/P3A. Salah satu peluang untuk peningkatan produksi pangan antara lain pemanfaatan lahan rawa, baik rawa pasang surut maupun rawa lebak. Potensi lahan rawa cukup besar, yaitu sekitar 33,4 juta hektar, dimana yang potensial untuk pengembangan pertanian sebesar 11,04 juta hektar. Sampai saat ini telah diusahakan lebih kurang seluas 1.676.786 hektar, terdiri dari lahan rawa pasang surut seluas 801.322 hektar, rawa lebak seluas 757.072 hektar dan tambak seluas Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Rawa TA. 2016 2 118.392 hektar (Sumber data : Badan Litbang Pertanian dan Kementerian PUPR, 2014).
Laporan Keuangan semester II Audited Tahun Anggaran 2017
Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian 111
Alokasi anggaran Pengembangan Pemanfaatan Lahan Rawa/Gambut Terpadu yang mendukung pencapaian sasaran strategis Direktorat Perluasan dan Perlindungan Lahan TA 2017 yaitu tercapainya Jumlah Pengembangan Pemanfaatan Lahan Rawa/Gambut Terpadu seluas 1 0 . 0 0 0 H A sebesar Rp90.459.600.000,00. Anggaran tersebut dialokasikan untuk pelaksanaan kegiatan fisik Pengembangan Pemanfaatan Lahan Rawa/Gambut Terpadu melalui Dana Bantuan Pemerintah. Dari total anggaran kegiatan Pengembangan Lahan Rawa/Gambut Terpadu sebesar Rp90.459.600.000,00 tersebut terealisasi R p 75.884.100.000,00 atau 83,89%. (sumber Direktorat Irigasi Pertanian)
2) Perluasan Sawah Kegiatan perluasan sawah meliputi : a) Perluasan Areal Sawah
Perluasan Areal Sawah adalah suatu usaha penambahan luasan/baku lahan sawah pada berbagai tipologi lahan dengan kondisi yang belum dan atau lahan terlantar yang dapat diusahakan untuk usahatani sawah. Upaya penambahan baku lahan tanaman pangan melalui perluasan sawah sangat penting dalam upaya mempercepat pencapaian surplus beras dan swasembada beras berkelanjutan. Pada TA. 2017, pembangunan fisik perluasan sawah dilaksanakan dengan pola swakelola dengan instansi pemerintah lainnya yaitu Direktorat Zeni dan Komando Daerah Militer TNI Angkatan Darat dengan target Sasaran kegiatan ini adalah terelisasinya kegiatan perluasan sawah seluas 80.000 Ha .
Unit cost per hektar pekerjaan cetak sawah sebesar Rp19.000.000,00 untuk kabupaten di lingkup Propinsi Papua, Papua Barat, Maluku dan Maluku Utara, dan sebesar Rp.16.000.000,00 untuk Kabupaten diluar Propinsi Papua, Papua Barat, Maluku dan Maluku Utara.
Komponen kegiatan perluasan sawah yang dibiayai terdiri : Pelaksanaan Kegiatan Perluasan Sawah; Operasional Kegiatan Perluasan Sawah Dokumen Lingkungan Pengawasan Kegiatan Perluasan Sawah Bantuan saprodi Mendukung Kegiatan Perluasan Sawah.
Tahapan pelaksanaan kegiatan perluasan sawah sebagai berikut: Penyusunan Tim Swakelola (Tim Perencana, Pelaksana, Pengawas dan
Penerima Hasil Pekerjaan). Menerbitkan Petunjuk Pelaksanaan dan Petunjuk Teknis Pedoman teknis
kegiatan perluasan sawah pola swakelola dijabarkan lebih lanjut dalam Petunjuk Pelaksanaan yang dibuat oleh Dinas lingkup Pertanian Provinsi dan Petunjuk Teknis yang dibuat oleh Dinas lingkup pertanian yang menangani perluasan perluasan sawah di Kabupaten/Kota.
Laporan Keuangan semester II Audited Tahun Anggaran 2017
Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian 112
Sosialisasi Kegiatan Sosialisasi bertujuan agar kelompok tani calon penerima manfaat mengetahui dengan jelas tentang rencana kegiatan yang akan dilaksanakan, sehingga mereka dapat berpartisipasi dalam kegiatan tersebut.
Penetapan Petani dan Lokasi Hasil identifikasi calon petani dan calon lokasi yang memenuhi syarat dan kriteria yang telah ditentukan, selanjutnya ditetapkan dengan Surat Keputusan (SK) Kepala Dinas lingkup pertanian kabupaten/kota.
Pembuatan Kerangka Acuan Kerja (jadwal, RAB, desain/gambar rencana kerja dan atau spesifikasi teknis)
Penyampaian surat penawaran pekerjaan perluasan sawah oleh KPA kepada IPL dilampiri KAK dan dokumen perencanaan.
Penandatanganan naskah kerja sama antara Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) dengan Kepala Pelaksana Swakelola (Direktur Zeni TNI-AD atau Kasdam di masing-masing KODAM)
Penandatanganan kontrak pelaksanaan antara PPK dengan Pelaksana Swakelola
Penyusunan dokumen lingkungan Koordinasi, dilakukan dengan instansi terkait antara lain instansi lingkup
pertanian, Badan Pertanahan Nasional, Dinas Kehutanan, Badan Lingkungan Hidup, Dinas Pekerjaan Umum dan Pemerintah Daerah serta masyarakat luas untuk memperoleh dukungan dan kemudahan dalam pelaksanaan kegiatan.
Pelaksanaan kegiatan (konstruksi) Pelaksanaan kegiatan perluasan sawah dilakukan melalui pola swakelola dengan TNI AD. Konstruksi perluasan sawah dilaksanakan pada lokasi-lokasi yang telah ditetapkan CPCL dan telah mempunyai desain atau minimal telah memiliki gambar kerja. Pekerjaan dimulai dari pembersihan lahan (land clearing), perataan (land leveling) dan olah tanah.
Sawah yang telah selesai dicetak harus segera dimanfaatkan atau ditanami dengan komoditas tanaman pangan utamanya padi. Sawah yang telah selesai dicetak dilarang dialihfungsikan untuk fungsi-fungsi yang lain.
Perluasan Sawah dengan total anggaran Rp. 1.407.841.530.000,- dengan rincian yaitu konstruksi cetak sawah Rp. 1.178.397.000.000,- dan non konstruksi cetak sawah Rp. 229.444.530.000,-. Pemanfaatan Lahan Rawa gambut Terpadu dengan total anggaran sebesar Rp. 53.100.000.000,- dengan rincian yaitu pengembangan pemanfaatan lahan rawa/gambut terpadu reguler Rp 15.600.000.000,- dan penanganan lahan suboptimal Rp 37.500.000.000,-, pra sertipikasi dengan total anggaran sebesar Rp. 16.000.000.000,-, Desain cetak sawah dengan total anggaran sebesar Rp. 83.319.819.000,- dan Penanaman Padi Pasca Cetak Sawah dengan total anggaran sebesar Rp. 203.992.500.000,-. (sumber Direktorat Perluasan Perlindungan Lahan)
b) SID Perluasan Sawah
SID Perluasan sawah merupakan rangkaian kegiatan perencanaan perluasan sawah dimulai dari kompilasi usulan, identifikasi Calon Petani dan Calon Lokasi
Laporan Keuangan semester II Audited Tahun Anggaran 2017
Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian 113
(CP/CL) dan kemudian disempurnakan melalui kegiatan survei dan investigasi calon lokasi serta pembuatan desain terhadap lokasi yang layak untuk dijadikan sawah baru. Total pagu anggaran kegiatan SI CPCL dan pemetaan desain beserta pendukungnya sebesar Rp83.319.819.000,00 dengan realisasi Rp64.380.541.000,00 dan tersebar di 26 propinsi. (sumber Direktorat Perluasan
Perlindungan Lahan)
Pelaksanaan kegiatan SI-CPCL dan Pemetaan Desain dapat dilakukan dengan jasa konsultan, swakelola dengan Instansi Pemerintah Lain (IPL) maupun swakelola dilaksanakan sendiri oleh Penanggung Jawab Anggaran dalam hal ini Dinas Pertanian (swakelola mandiri). Jika pekerjaan swakelola dengan instansi lain atau swakelola mandiri menggunakan tenaga ahli non PNS, maka pengadaannya berpedoman kepada tata cara pengadaan konsultan pada Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010, Peraturan Presiden Nomor 70 Tahun 2012 dan Peraturan Presiden Nomor 4 Semester I TA 2016. Tahapan pelaksanaan kegiatan SID perluasan sawah sebagai berikut : Persiapan Sosialisasi dan koordinasi Pengumpulan data primer dan sekunder Tabulasi dan pengolahan data Penentuan kelayakan calon lokasi Survey dan Pengukuran lokasi secara terestris dan pembuatan desain,
meliputi pengukuran lapangan, penyediaan peta dasar teknis, pembuatan peta situasi lokasi skala 1 : 1000, Pembuatan peta topografi skala 1 : 1000 dan Pembuatan peta rancangan/desain skala 1 : 1000
Pembuatan daftar petani pemilik/penggarap Analisis harga satuan dan perhitungan biaya konstruksi perluasan sawah
3) Pembinaan, Pendampingan dan Evaluasi Program
Alokasi anggaran belanja mak 526 untuk kegiatan tersebut Tahun 2017 Kegiatan Padat Karya Produktif Infrastruktur sebesar Rp. 127.228.677.000,00; Kegiatan Fasilitasi Kegiatan Mendukung UPSUS Swasembada Pangan sebesar Rp. 34.821.130,00; Kegiatan Pendampingan TNI Mendukung Kegiatan Ditjen PSP sebesar Rp. 41.732.560.000,00 ; dan Kegiatan Pengembangan Embung/Dam Parit/Long storage sebesar Rp. 17.834.000.000,00. Namun adanya kebijakan penghematan anggaran dan self blocking selama Tahun 2017 menyebabkan alokasi anggaran berkurang menjadi sebesar Rp. 187.611.815.000,00. Realisasi anggaran yang dicapai selama TA. 2017 mencapai Rp. 150.684.447.606 (80,32 %) dimana hal ini merupakan upaya Pemerintah untuk menjaga dan memastikan distribusi bantuan pemerintah terlaksana secara efektif, efisien dan tepat sasaran.
4) Program Padat Karya Embung/Dam Parit/Long Storage
Dampak perubahan iklim sangat dirasakan oleh sektor pertanian karena usaha di sektor pertanian merupakan sektor paling rentan (vulnerable) terhadap perubahan
Laporan Keuangan semester II Audited Tahun Anggaran 2017
Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian 114
iklim. Perubahan iklim secara langsung akan berpengaruh terhadap capaian ketahanan pangan nasional.
Antisipasi dan mitigasi dampak perubahan iklim yang terkait dengan kelangkaan air pada musim kemarau dan atau kelebihan air pada musim hujan di tingkat usaha tani merupakan kondisi yang sangat berpengaruh dalam usaha pertanian tanaman pangan. Untuk itu konservasi air sebagai langkah adaptasi terhadap dampak perubahan iklim dilakukan melalui pemanenan air hujan dan aliran permukaan (rain
fall and run off harvesting) pada musim hujan untuk dimanfaatkan pada saat terjadi krisis air terutama pada musim kemarau. Pemanenan dilakukan dengan menampung air hujan dan run off antara lain melalui pembuatan Embung/Dam Parit//Long Storage.
Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk peningkatan serta mempertahankan kondisi ketersediaan sumber air di tingkat usaha tani sebagai suplesi irigasi dalam pengelolaan lahan pertanian.
Aloksi kegiatan fisik pengembangan embung / dam parit / long storage untuk diserahkan kepada Masyarakat/Pemda. Dari anggaran fisik sebesar Rp. 50.000.000.000,- (lima puluh milyar rupiah) telah terealisasi sebesar Rp. 35.754.847.000,- atau prosentase penyerapan sebesar 71,5%. Kegiatan ini diberikan kepada sebanyak 341 kelompok tani penerima manfaat, yang tersebar di 53 kabupaten yang meliputi 14 propinsi.
5) Pilot Project Optimalisasi Lahan Responsif Gender yang mendukung Sub sector Peternakan dan Hortikultura.
Pada TA 2017, telah dialokasikan anggaran untuk Pilot Project Optimalisasi Lahan Responsif Gender melalui integrasi ternak kambing, kelinci atau itik sebesar Rp 1,7 milyar dengan realisasi capaian sebesar 100%, kegiatan dilaksanakan di 3 Propinsi yaitu Jawa Barat (Kabupaten Bandung), Jawa Tengah (Banyumas, Bajnarnegara, Purbalingga dan Wonosobo) dan Jawa Timur (Malang). Konsep pengembangan pilot project ini diutamakan mendorong peran aktif petani laki-laki dan perempuan secara optimal dan proporsional dalam memaksimalkan hasil pembangunan pertanian khususnya dalam optimalisasi lahan. Adanya integrasi ternak diharapkan petani mendapat nilai tambah tidak hanya dari produksi pertaniannya tetapi hasil dari pengembangan ternaknya. Adapun pemanfaatan kotoran untuk meningkatkan kesuburan lahan diharapkan dapat mengurangi ketergantungan petani terhadap pupuk an organik dan meningkatkan nilai tambah dari pengembangan produk pertanian organik yang lebih sehat dan harga yang menguntungkan.
Dasar Hukum Terbentuknya
Dasar Hukum : Inpres No.9 tahun 2000 tentang PUG dalam Pembangunan Nasional yang mengamanahkan agar program pembangunan pada umumnya dapat merespon potensi, permasalahan, kebutuhan, dan kepentingan sumberdaya manusia yang menjadi subyek pembangunan, yang terdiri dari laki-laki dan perempuan
Laporan Keuangan semester II Audited Tahun Anggaran 2017
Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian 115
Hakekat Pengarusutamaan Gender ; pemberian kesempatan yang sama antara laki-laki dan perempuan untuk berpartisipasi dalam kegiatan pembangunan, dan manfaatnya dapat dirasakan oleh semua pihak.
Peran Ditjen PSP cukup besar dalam perolehan penghargaan Anugerah Parahita Ekapraya (APE) 2016 menjadi Tingkat Mentor dari Tingkat Madya (2014) sehingga peran Ditjen PSP harus ditingkatkan
Implementasi PUG pada Kegiatan PSP
TA 2012-2014 ; Pengelolaan irigasi partisipatif (PIP) responsif gender dan pilot project optimasi lahan responsive gender.
Tahun 2015, kegiatan PSP responsive gender adalah PUAP. Tahun 2016, kegiatan PSP Responsif Gender adalah : UPPO. Tahun 2017 kegiatan PSP responsif gender adalah Bantuan Alsin (Rice
Transplanter)
Pelaksana PUG lingkup Ditjen PSP oleh Kelompok Kerja PUG dengan kegiatan ; Penyusunan data terpilah, monitoring dan evaluasi kegiatan PUG responsive gender, pembinaan kegiatan pilot project optimasi lahan responsive gender, workshop, sosialisasi, evaluasi serta koordinasi dalam pelaksanaan kegiatan PUG Kementan.
Disamping melakukan analisis Data Terpilah, penerapan Anggaran Responsif Gender (ARG), Ditjen PSP telah mengembangkan implementasi PUG melalui pilot project yang dimulai sejak tahun 2012, sebagai berikut : Ditjen PSP telah mengembangkan implementasi PUG melalui pilot project yang dimulai sejak tahun 2012, sebagai berikut :
No Kegiatan Lokasi Waktu Anggaran (Rp./paket)
1 Konservasi Lahan Bogor, Banjarnegara 2012 40.000.000
2 Pemanfaatan Lahan
Pekarangan
Bogor, Semarang, Sleman,
Jombang, Serang
2013 28.000.000
3 Integrasi ternak itik Subang, Cirebon, Banyumas,
Cilacap
2014-
2015
35.000.000
4 Integrasi ternak Kelinci Banyumas, Banjarnegara,
Bojonegoro, Malang,
2016 50.000.000
5 Integrasi ternak kelinci,
itik, kambing
Tanah Karo, Bukittinggi, Banyumas,
Banjarnegara, Wonosobo,
Purbalingga, Malang
2017 50.000.000
(Itik,kelinci)
75.000.000
(kambing)
Laporan Keuangan semester II Audited Tahun Anggaran 2017
Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian 116
Sosialisasi Optimalisasi Lahan Responsive Gender Tahun 2017
Tujuan : Menyamakan persepsi antar pelaksana kegiatan (Pusat, Dinas Pertanian Propinsi/Kabupaten/Kota, dan Kelompok Tani Penerima manfaat) terkait kegiatan optimalisasi lahan responsive gender TA. 2017 melalui integrasi ternak kambing, itik, atau kelinci.
Inti workshop :
- Pemaparan arah kebijakan implementasi PUG dalam optimalisasi lahan dari aspek kebijakan oleh KemenPPA dan aspek penganggaran oleh Kepala Biro Perencanaan,
- Pembekalan Budidaya dan Peluang Pasar Kambing PE oleh Kepala BBPTU dan HPT dan
- Pemaparan dan Fieldtrif pada lokasi sukses story oleh salah satu kelompok penerima bantuan Pilot PUG TA 2017.
- Verifikasi dokumen pemberkasan Banpem Pilot PUG 2017
Pelaksanaan Pilot Project Optimalisasi Lahan Responsif Gender Tahun 2017
Tujuan kegiatan Pilot Project Optimalisasi Lahan Responsive Gender sebagai berikut:
a. Optimalisasi lahan pertanian melalui integrasi ternak itik, kelinci, kambing dan pemanfatan kotoran serta urinenya sebagai pupuk organik;
b. Menerapkan kegiatan responsive gender (partisipasi petani laki-laki dan perempuan) dalam pilot percontohan optimalisasi lahan mendukung Ketahanan Pangan;
Cara Pelaksanaan Pola pelaksanaan Pilot Project Optimalisasi Lahan Responsive Gender dilakukan sebesar-besarnya melibatkan partisipasi masyarakat/petani setempat baik laki-laki maupun perempuan mulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan maupun pemanfaatan.
Seluruh komponen dalam kegiatan ini dilaksanakan sepenuhnya melalui mekanisme bantuan belanja barang untuk diserahkan kepada masyarakat atau Pemda dengan mendorong swadaya petani.
Adapun kegiatan berupa pengadaan ternak, pembuatan kandang, pemeliharaan ternak, pengelolaan pupuk organik melalui pemanfaatan kotoran dan urin ternak dan optimalisasi lahan pertanian dengan pemanfaatan pupuk organic
Monitoring dan Evaluasi Monitoring dan evaluasi dilakukan oleh Tim PUG Ditjen PSP dana tau oleh Tim Teknis yang ada di Kabupaten setempat. Monitoring lebih diarahkan pada upaya pendampingan kelompok untuk mendorong partisipasi aktif anggota kelompok baik laki-laki maupun perempuan sehingga manfaat program ini dapat dirasakan secara maksimal
Laporan Keuangan semester II Audited Tahun Anggaran 2017
Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian 117
Mekanisme Pelaksanaan Pilot Project Optimalisasi Lahan Responsif Gender 1. Sosialisasi
Proses penyampaian informasi konsep Kegiatan Optimalisasi Lahan Responsive Gender dari Tim PUG Pusat ke Daerah. Informasi yang disampaikan meliputi konsep kegiatan, ruang lingkup kegiatan, dan mekanisme pelaksanaan.
2. Identifikasi, Verifikasi dan Penetapan CPCL Proses mengidentifikasi dan memverifikasi usulan calon petani dan calon lokasi penerima manfaat kegiatan Pilot Project Optimalisasi Lahan Responsif Gender. Identifikasi dan Verifikasi dilakukan oleh Tim PUG Ditjen PSP. Penetapan CPCL oleh PPK berdasarkan usulan dari Dinas.
3. Verifikasi administrrasi penerima manfaat Proses verifikasi berkas-berkas administrasi Kegiatan Pilot Project Optimalisasi Lahan Responsif Gender. Berkas administrasi yang diverifikasi meliputi SPK, RAB, SK Pembentukan Tim, KTP, Buku rekening, dll dilakukan oleh Tim PUG Ditjen PSP dan Bagian Keuangan Ditjen PSP.
4. Transfer dana Proses transfer dana kegiatan PUG dari KPPN ke rekening kelompok.
5. Pelaksanaan a. Pembangunan Kandang Komunal sebagai sarana pemeliharaan ternak. b. Pembelian ternak (kelinci, itik, dan kambing) c. Pemeliharaan Kelompok tani penerima manfaat berkewajiban memelihara
dan mengelola usaha ternak yang telah dibeli, termasuk pengelolaan keuangan dan manajemen hasil ternak.
6. Monitoring dan Evaluasi Monitoring dan evaluasi dilakukan oleh Tim Pusat, Tim Teknis Dinas Pertanian Kabupaten/Kota
VII. REALISASI KEGIATAN TUNDA BAYAR
A. Tunda Bayar Kegiatan RJIT Tahun 2016 Pada Tahun 2017 telah dilakukan tunda bayar kegiatan RJIT TA. 2016 dikarenakan adanya kebijakan penghematan di Tahun 2016. Realisasi tunda bayar kegiatan RJIT tahun 2016 sebesar Rp. 29.991.180.000,- atau 99,94% dari pagu Rp. 30.010.380.000 untuk pembayaran 30% dana RJIT seluas 57.241 Ha. Tunda bayar kegiatan RJIT 2016 yang tidak direalisasikan yaitu seluas 40 ha di Kabupaten Konawe. Realisasi dana Tunda Bayar kegiatan RJIT TA. 2016 per propinsi dapat dilihat pada tabel berikut :
Laporan Keuangan semester II Audited Tahun Anggaran 2017
Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian 118
Realisasi Tunda Bayar (Luncuran) Kegiatan RJIT TA. 2016
(RP) (%)1 Aceh 7,404 3,553,920,000 3,553,920,000 100.00
2 Sumatera Barat 9,070 4,353,760,000 4,353,760,000 100.00
3 Lampung 300 144,000,000 144,000,000 100.00
4 Jawa Tengah 4,164 1,998,720,000 1,998,720,000 100.00
5 Jawa Timur 2,236 3,531,500,000 3,531,500,000 100.00
6 Banten 275 188,000,000 188,000,000 100.00
7 Bali 1,059 508,320,000 508,320,000 100.00
8 Nusa Tenggara Timur 532 255,200,000 255,200,000 100.00
9 Sulawesi Tengah 767 368,040,000 368,040,000 100.00
10 Sulawesi Selatan 26,520 12,730,520,000 12,730,520,000 100.00
11 Sulawesi Tenggara 3,805 1,826,400,000 1,807,200,000 98.95
12 Sulawesi Barat 1,000 480,000,000 480,000,000 100.00
13 Papua Barat 150 72,000,000 72,000,000 100.00
57,281 30,010,380,000 29,991,180,000 99.94
NO PROVINSI LUAS (HA)
LUNCURAN (RP)
REALISASI
TOTAL LUNCURAN
Sumber : Direktorat Irigasi Pertanian Tahun 2017
B. Tunda Bayar Kegiatan Pengembangan Irigasi Rawa Tahun 2016
Pada Tahun 2017 telah dilakukan tunda bayar kegiatan Pengembangan Irigasi rawa TA. 2016 yang terlambat maupun belum dibayarkan pada Tahun 2016. Pada tahun 2017 telah dibayarkan seluruhnya untuk pembayaran 30% dana Pengembangan Irigasi rawa tunda bayar seluas 67.092 Ha sebesar Rp. 60.459.600.000,- (100%). Realisasi dana Tunda Bayar kegiatan Pengembangan Irigasi Rawa TA. 2016 per propinsi dapat dilihat pada tabel berikut ini: Realisasi Tunda Bayar (Luncuran) Kegiatan Pengembangan Irigasi Rawa TA. 2016.
(RP) (%)1 Jambi 260 234,000,000 234,000,000 100.00
2 Sumatera Selatan 66,832 60,225,600,000 60,225,600,000 100.00
67,092 60,459,600,000 60,459,600,000 100.00
REALISASI
TOTAL LUNCURAN
NO PROVINSI LUAS (HA)
LUNCURAN (RP)
Sumber : Direktorat Irigasi Pertanian Tahun 2017
C. Tunda Bayar Kegiatan Pengembangan Irigasi Perpompaan/Perpipaan
Tahun Anggaran 2016 Pada Tahun 2017 telah dilakukan tunda bayar kegiatan pengembangan irigasi Perpipaan/perpompaan TA. 2016 dikarenakan adanya kebijakan penghematan di Tahun 2016. Realisasi keuangan tunda bayar kegiatan pengembangan irigasi Perpipaan/perpompaan tahun 2016 sebesar Rp. 8.160.000.000,- atau 99.71% dari pagu Rp. 8.184.000.000,- untuk pembayaran 30% dana perpipaan sebanyak 328 unit. Sedangkan realisasi fisiknya sebanyak 328 unit (100%) Tunda bayar kegiatan perpipaan TA 2016 yang tidak direalisasikan yaitu sebanyak 1 (satu) unit di Kota Sungai Penuh
Laporan Keuangan semester II Audited Tahun Anggaran 2017
Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian 119
Propinsi Jambi. Namun konstruksi/realisasi fisik dikerjakan dengan realisasi 100%. Petani penerima melaksanakan pekerjaan sisa sebesar 30% tanpa mencairkan uang (dilaksanakan secara swadaya). Untuk Realisasi dana Tunda Bayar kegiatan embung TA. 2016 per propinsi dapat dilihat pada tabeldi bawah ini:
Realisasi Dana Tunda Bayar Kegiatan Irigasi Perpipaan/Perpompaan TA.
2016 per Propinsi
UNIT (Rp) UNIT (Rp) (%) UNIT (%)NASIONAL 328 8,280,000,000 327 8,256,000,000 99.71 328 100.00
1 JAMBI 14 336,000,000 13 312,000,000 92.86 14 100.00
2 LAMPUNG 1 24,000,000 1 24,000,000 100.00 1 100.00
3 JAWA TENGAH 6 144,000,000 6 144,000,000 100.00 6 100.00
4 BANTEN 9 216,000,000 9 216,000,000 100.00 9 100.00
5 NTB 5 120,000,000 5 120,000,000 100.00 5 100.00
6 KALIMANTAN TIMUR 5 120,000,000 5 120,000,000 100.00 5 100.00
7 SULAWESI UTARA 30 720,000,000 30 720,000,000 100.00 30 100.00
8 SULAWESI TENGAH 21 504,000,000 21 504,000,000 100.00 21 100.00
9 SULAWESI SELATAN 218 5,640,000,000 218 5,640,000,000 100.00 218 100.00
10 SULAWESI TENGGARA 5 120,000,000 5 120,000,000 100.00 5 100.00
11 PAPUA BARAT 14 336,000,000 14 336,000,000 100.00 14 100.00
No Kabupaten / KotaLuncuran
Pagu Realisasi Keuangan Realisasi Fisik
Sumber : Direktorat Irigasi Pertanian Tahun 2017
D. Tunda Bayar Kegiatan Pengembangan Embung Tahun 2016
Pada Tahun 2017 telah dilakukan tunda bayar kegiatan pengembangan embung TA. 2016 dikarenakan adanya kebijakan penghematan di Tahun 2016. Realisasi keuangan tunda bayar kegiatan Embung tahun 2016 sebesar Rp. 8.334.000.000,- atau 99,29% dari pagu Rp. 8.394.000.000,- untuk pembayaran 30% dana embung sebanyak 280 unit. Sedangkan realisasi fisiknya sebanyak 278 unit (99.29) Tunda bayar kegiatan embung 2016 yang tidak direalisasikan yaitu sebanyak 2 (dua) unit di Kabupaten Kupang Propinsi NTT. Berdasarkan monitoring dan evaluasi ke lokasi, Kondisi 2 unit dari 10 unit, bangunan fisiknya rusak kena banjir, sehingga untuk tahap 2 (30%) tidak akan direalisasikan . Realisasi dana Tunda Bayar kegiatan embung TA. 2016 per propinsi dapat dilihat pada table berikut ini : Realisasi Tunda Bayar (Luncuran) Kegiatan Pengembangan Embung / Dam Parit/ Long Storage TA. 2016.
Laporan Keuangan semester II Audited Tahun Anggaran 2017
Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian 120
(Unit) (Rp) (Unit) (Rp) (%) Unit (%)
281 8,364,000,000 278 8,274,000,000 98.92 278 98.93
1 37 1,110,000,000 37 1,110,000,000 100.00 37 100.00
2 14 400,000,000 14 400,000,000 100.00 14 100.00
3 17 510,000,000 17 510,000,000 100.00 17 100.00
4 21 630,000,000 21 630,000,000 100.00 21 100.00
5 13 390,000,000 13 390,000,000 100.00 13 100.00
6 30 900,000,000 28 840,000,000 93.33 28 93.33
7 8 240,000,000 8 240,000,000 100.00 8 100.00
8 8 240,000,000 7 210,000,000 87.50 7 83.33
9 13 404,000,000 13 404,000,000 100.00 13 100.00
10 92 2,700,000,000 92 2,700,000,000 100.00 92 100.00
11 7 210,000,000 7 210,000,000 100.00 7 100.00
12 8 240,000,000 8 240,000,000 100.00 8 100.00
13 13 390,000,000 13 390,000,000 100.00 13 100.00
BALI
NO PROPINSI/KABUPATEN
LUNCURAN
TARGET REALISASI KEUANGAN REALISASI FISIK
INDONESIA
ACEH
SUMATERA BARAT
JAMBI
JAWA TENGAH
SULAWESI BARAT
PAPUA BARAT
NTT
KALIMANTAN TIMUR
SULAWESI UTARA
SULAWESI TENGAH
SULAWESI SELATAN
SULAWESI TENGGARA
Sumber : Direktorat Irigasi Pertanian Tahun 2017
VIII. PERMASALAHAN PELAKSANAAN PENATAUSAHAAN BARANG MILIK NEGARA Permasalahan-permasalahan yang perlu disampaikan terkait dengan pelaksanaan Penatausahaan Barang Milik Negara adalah untuk Jumlah satker in aktif tahun 2017 sebanyak 56 satker, dengan rincian sebagai berikut : SATKER IN AKTIF SESUAI NERACA TA. 2017
NO KODE SATKER NAMA DINAS JUMLAH PROGRES PENYELESAIAN
1 018080100010091000DK
Dinas Kelautan Dan Pertanian Provinsi Dki Jakarta
134,923,198
diusulkan untuk dihapuskan PMK 104 459/PL.130/B.1/11/2016 TGL. 7-11-2016
2 018080200021714000TP
Distan, Perkebunan, Nak Dan Kehutanan Kab. Cirebon
904,112,000
usulan PMK 104 dengan sebab lain no. usulan 567/PL.130/B.1/12/2016 tgl 27 -12-2016 senilai Rp. 904.112.000
3 018080200029008000DK Dinas Peternakan Provinsi Jawa Barat
7,097,957,000
SK Penghapusan no. 277/Kpts/PL.320/4/2017 tgl. 25 April 2017 senilai 6.656.405.800 Usulan PSP ke Biro KP senilai 195.415.000 dg no. Usulan: B-201/PL.320/B/06/2017 tanggal 02 Juni 2017
4 018080200029026000DK Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat
213,260,096
PSP no. 416/Kpts/PL.310/7/2017 tgl 7 Juli 2017 Dan sdh proses usulan Hibah ke Biro KP No.B-260/PL.130/B/07/2017 tanggal 24 Juli 2017
Laporan Keuangan semester II Audited Tahun Anggaran 2017
Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian 121
5 018080205020534000TP Distan Dan Kehutanan Kab Bogor
14,872,000
Usulan Hibah No 028/1945-Sekret tanggal 20 November 2017
6 018080400049024000DK
Dinas Kehutanan Dan Perkebunan Prov D.I.Yogyakarta
422,299,000
Usulan Hibah No.028/459/Perenc/2017 tanggal 27 Maret 2017
7 018080500059024000DK Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur
329,950,000
USUL PSP no.B-201/PL.320/B/06/2017 tanggal 02 Juni 2017
8 018080500059038000DK Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Timur
75,658,000
SK Penghapusan no.457/KPTS/PL.320/7/2017 TGL 24 JULI 2017
9 018080500059018700TP Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Timur
898,900,000
SK PENGHAPUSAN NO.no.273/KPTS/PL.320/4/2017 TGL 25 aPRI 2017
10 018080600069014000DK
Dinas Kesehatan Hewan Dan Peternakan Provinsi Aceh
126,600,000
Usul PSP no. B-250/PL.130/B/07/2017 TGL. 17 Juli 2017
11 018080600069033000DK Dinas Perkebunan Aceh
95,170,000
BAST no. 031/PSP/7/2017 TGL 31-07-2017 Psp no. 730/kpts/Pl.310/10/2017
12 018080700079012000DK
Dinas Peternakan Dan Kesehatan Hewan Prov Sumatera Utara
99,865,000
Usul Penghapusn No.020/14568/Sker/XI/2017 tanggal 07 November 2017
13 018080700079029000DK Dinas Perkebunan Prov Sumatera Utara
97,750,000
Usul Hibah No. 028/856/B tanggal 07 November 2017
14 018080800080222000TP
Dinas Tanaman Pangan Dan Hortikultura Kabupaten Pasaman
22,460,000
SK Penetapan Status No.672/Kpts/PL.130/10/2016 tgl 12 Oktober 2016
15 018080800080631000TP
Distan Tph, Peternakan Dan Perkebunan Kab Pesisir Selatan
10,286,800
SK Penetapan Status No.670/Kpts/PL.130/10/2016 tgl 12 Oktober 2016
16 018080800089028000DK Dinas Peternakan Provinsi Sumatera Barat
3,645,243,999
usulan psp B.201/PL.320/B/06/2017 tgl 2 Juni 2017 untuk yg alsin senilai Rp. 310.420.799 dan sisanya di PROSES PSP DI KPKNL berupa gedung dan bangunan
17 018080800089041000DK Dinas Perkebunan Prov Sumatera Barat
141,677,000 BAST KE DISTAN
18 018080800089138000TP Dinas Peternakan Provinsi Sumatera Barat
74,688,350
usulan psp senilai 74.688.350 No.B-201/PL.320/B/06/2017 tanggal 02 Juni 2017
Laporan Keuangan semester II Audited Tahun Anggaran 2017
Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian 122
19 018080900090450000TP Dinas Peternakan Dan Perikanan Kab. Indragiri Hulu
986,310,998
usulan hibah PMK No. 104 ke Setjen no. 437/PL.130/B.1.2/10/2016 TGL 25-10-2016, untuk bangunan sedang proses di KPKNL Riau
20 018080900099032000DK Dinas Perkebunan Provinsi Riau
58,310,000
BAST 029/DISTPHBUN-PSP/3764 TGL.18 JULI 2017
21 018081000109027000DK
Dinas Peternakan Dan Kesehatan Hewan Provinsi Jambi
116,780,000
BAST NO. 2790/DTPHP/VIII/2017 TGL. 04-08-2017
22 018081200129005000DK
Dinas Peternakan Dan Kesehatan Hewan Provinsi Lampung
293,623,000
Usul hibah524/2686/V.22/A2/2017 tgl. 24 Oktober 2017
23 018081200129028000DK Dinas Perkebunan Provinsi Lampung
486,731,000
PSP no. 415/Kpts/PL.310/7/2017 tgl 7 Juli 2017
24 018081300139020000DK
Disnak Dan Kesehatan Hewan Prov Kalimantan Barat
404,224,250 usul hibah
25 018081300139029000DK Dinas Perkebunan Provinsi Kalimantan Barat
64,425,000
PSP Nomer : 731/Kpts/PL.310/10/2017 tgl 25 oktober 2017
26 018081400140705000TP Dinas Kehutanan Dan Perkebunan Kab. Seruyan
225,000,000 belum usul
27 018081400141106000TP Dinas Perkebunan Dan Kehutanan Pulang Pisau
198,415,000
usul penghapusan PMK No. 104 no. usulan 565/PL.130/B.1/12/2016 tgl. 28-12-2016
28 018081500150504000TP
Distan Tp Dan Perkebunan Kab. Hulu Sungai Tengah
222,111,000
Usulan No 028/439/DISTAN/IX/2017 tanggal 27 September 2017
29 018081500159007000DK Dinas Perkebunan Prop.Kalimantan Selatan
98,866,200
USUL PENGHAPUSAN No. B-232/PL.130/B/06/2017 tanggal 22 Juni 2017
30 018081500159021000DK
Dinas Peternakan Provinsi Kalimantan Selatan
75,470,224
USUL PSP no. Usulan: B-201/PL.320/B/06/2017 tanggal 02 Juni 2017
31 018081500159210000TP Dinas Kehutanan Dan Perkebunan Kabupaten Tapin
236,500,000
usul hibah PMK No. 104 NO. 119/PL.320/B.1.2/12/2016
32 018081600169004000DK Dinas Perkebunan Provinsi Kalimantan Timur
75,475,000
PSP nomer :699/Kpts/PL.310/10/2017 tgl 23 oktober 2017
33 018081600169006000DK Dinas Peternakan Provinsi Kalimantan Timur
284,049,000
SK PENGHAPUSAN 849/KPTS/PL.320/12/2017 TGL 22 DESEMBER 2017
Laporan Keuangan semester II Audited Tahun Anggaran 2017
Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian 123
34 018081600169229000TP Dinas Pertanian dan Perkebunan Kota Samarinda
521,255,000
Usulan No 521.2/02/BMN/PSP/DPPHUT/X/2016 tanggal 26 Oktober 2016
35 018081700179006000DK Dinas Perkebunan Propinsi Sulawesi Utara
76,000,000
surat usulan hibah 032/4789/VI/DISBUN TGL. 14 NOP 2017
36 018081707170706000TP Distan Dan Peternakan Kab. Minahasa Utara
129,495,000
Usul Hibah No.682/DP/520/901/X/2017 tanggal 31 Oktober 2017
37 018081800189028000DK Dinas Perkebunan Provinsi Sulawesi Tengah
51,650,000
Usulan No. 028/70.71/B.SPHP/Disbunnak2017 tanggal 29 November 2017
38 018081900191017000TP Dinas Perkebunan Dan Kebutanan Kab. Sinjai
84,329,100
PSP Nomor 655/Kpts/PL.310/10/2017 tgl.17 Oktober 2017 usul hibah ke Biro KP
39 018081900191223000TP Distan Dan Peternakan Kab. Bantaeng
1,200,195,274
usulan sebab2 lain dengan usulan no.455/PL.130/B.1/11/2016 TGL 7-11-2016 senilai RP. 1.200.195.278
40 018081900199016000DK
Dinas Peternakan Dan Kesehatan Hewan Prov Sulawesi Selatan
24,910,000
PSP 654/Kpts/Pl.310/10/2017 tgl 17 Oktober 2017
41 018081900199030000DK Dinas Perkebunan Propinsi Sulawesi Selatan
1,015,389,000
BAST ke 05 Nomor 028/1276/PSP tanggal 28 Juli 2017
42 018082000209010000DK
Dinas Perkebunan & Hortikultura Prop. Sulawesi Tenggara
74,236,000 belum usul
43 018082200229010000DK
Dinas Peternakan Dan Kesehatan Hewan Provinsi Bali
297,744,750 belum usul
44 018082300239013000DK Dinas Perkebunan Prov. Nusa Tenggara Barat
1,281,397,000
BAST 033/PSP.1679/Disbun/2016 Tgl 30 Des 2016
45 018082300239025000DK
Dinas Peternakan Dan Kesehatan Hewan Provinsi NTB
54,400,000
PSP no. 653/Kpts/PL.310/10/2017 tgl 17 oktober 2017
46 018082300239057000TP Distan Tanaman Pangan Kabupaten Dompu
12,000,000
SK Penghapusan no.454/KPTS/PL.320/7/2017 TGL 24 JULI 2017
47 018082400249004000DK Dinas Peternakan Prov. Nusa Tenggara Timur
89,272,000
Usul Penghapusan No.524,050/132/Satker.Disnak-NTT/XI/2017 tanggal 20 November 2017
48 018082400249064000TP DISBUN MANGGARAI
374,232,000
usul penghapusan 521.1.050/TU/XI/1687/2017 tgl. 28 November 2017
Laporan Keuangan semester II Audited Tahun Anggaran 2017
Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian 124
49 018082400249346000TP Dinas Pertanian dan Pertanian Flores Timur
49,900,000
usul hibah ke KPKNL no. Distan.521.3/755/PS/2017 tgl. 15 nop 2017
50 018082500259012000DK Dinas Perkebunan Provinsi Papua
123,549,000
Usul PSP No.B-279/PL.130/B/07/2017 tanggal 24 Juli 2017
51 018082600269004000DK Dinas Perkebunan Provinsi Bengkulu
21,697,500
BAST No.3608/XI/2017 tanggal 09 November 2017
52 018082600269006000DK
Dinas Peternakan Dan Kesehatan Hewan Provinsi Bengkulu
39,950,000
BAST 524/2177/NAKESWAN-I/XI/2017 TGL. 09-11-2017
53 018083100319021000DK Dinas Peternakan Dan Perkebunan Provinsi Gorontalo
396,049,000 belum usul
54 018083300330506000TP
Dinas Pertanian Dan Peternakan Kabupaten Raja Ampat
152,600,000 belum usul
55 018083300339027000DK Dinas Kehutanan Dan Perkebunan Prov. Papua Barat
1,911,815,000 belum usul
56 018083400340061000DK Dinas Perkebunan Provinsi Sulawesi Barat
150,000,000
Usulan Hibah No. 520/4691.b/XI/2017/Distan tanggal 07 November 2017
T O T A L 26,364,028,739
Masih terdapat 12 satker lingkup Ditjen PSP yang mengajukan usulan penghapusan Barang Milik Negara (BMN) dengan nilai perolehan senilai Rp35.545.890.850,00 yang sejak tahun 2016 belum diproses oleh Sekretaris Jenderal Kementerian Pertanian Cq. Biro Keuangan dan Perlengkapan, yaitu sesuai tabel berikut:
NO NAMA SATKER PERIHAL NOMOR/TGL USULAN NILAI PEROLEHAN
1 Dinas Pertanian Provinsi Sumatera Utara Usulan Penghapusan
429/PL.320/B.1/10/2016
Tgl 11 Oktober 2016 8,673,974,063
2 Dinas Pertanian TPH Provinsi Jawa Tengah Usulan Penghapusan
498/PL.320/B1/11/2016
Tgl 25 November 2016 5,475,882,000
3
Dinas Pertanian Perkebunan dan Kehutanan
Kota Samarinda Usulan Penghapusan
418.1/PL.320/B.1/10/201
6 tgl 11 Oktober 2016 521,255,000
4 Dinas Pertanian dan Pekbunan Kab. BantaengUsulan Penghapusan
455/PL.320/B.1/11/2016
tgl 7 November 2016 1,200,195,274
5
Dinas Pertanian TP dan Perkebunan Kab.
Pesisir Selatan Usulan Penghapusan
459/PL.130/B.1/11/2016
tgl 7 November 2016 10,286,800
6 Dinas Pertanian Provinsi Jawa Timur Usulan Penghapusan
453/PL.320/B.1/11/2016
tgl 7 November 2016 1,744,492,335
7 Dinas Kehutanan dan Perkebunan Prov. DIY Usulan Penghapusan
551/PL.320/B.1/12/2016
tgl 27 DEsember 2016 440,937,000
8
Dinas Peterenakan dan Perikanan Kab
Indragiri Hulu Usulan Penghapusan
437/PL.320/B.1.2/10/201
6 tgl 25 Oktober 2016 111,307,384
9 Dinas Pertanian TPH Provv. Sulawesi Selatan Usulan Penghapusan
570/PL.320/B.1./12/2016
tgl 27 DEsember 2016 6,866,269,656
10 Dinas pertanian TPH Prov. NTB Usulan Penghapusan
565/PL.320/B.1/12/2016
tgl 27 Desember 2016 9,261,813,138
11 Dinas Perkebunan Prov. Kalimantan Selatan Usulan Penghapusan
1199/PL.320/B.1/12/201
6 tgl 30 Desember 2016 335,366,200
12
Dinas Pertanian Perkebunan Peternakan
Kab. Cirebon Usulan Penghapusan
567/PL.320/B.1/12/2016
tgl 27 Desember 2016 904,112,000
35,545,890,850 Total
Laporan Keuangan semester II Audited Tahun Anggaran 2017
Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian 125
1. Temuan BPK terkait dengan BMN pada satker in aktif Ditjen PSP TA.2017 terdapat pada satker : a. Dinas Pertanian Provinsi Jawa Timur b. Dinas Pertanian Provinsi Nusa Tenggara Barat c. Dinas Pertanian Provinsi Sulawesi Selatan. Progress Penyelesaian : a. Dinas Pertanian Provinsi Jawa Timur sudah selesai dilakukan inventarisasi,
untuk usulan hibah dan penghapusan dokumennya sedang dalam proses tanda tangan kepala dinas.
b. Dinas Pertanian Provinsi Nusa Tenggara Barat sudah diajukan usul hibah dan penghapusan ke Sekertariat Jenderal Kementerian Pertanian.
c. Dinas Pertanian Provinsi Sulawesi Selatan sudah dilakukan rekonsiliasi dan koreksi neraca dengan BPTP Provinsi Sulawesi Selatan pada neraca semester II TA.2017.
d. Untuk penghapusan aset dari neraca akan dilakukan pada semester I TA.2018.
IX. LAPORAN HASIL AUDIT KINERJA PADA SATKER DINAS PERTANIAN,
PETERNAKAN DAN PERIKANAN KABUPATEN MALINAU TA. 2009 DAN TA. 2010
Dari hasil Audit Tim Inspektorat Jenderal Kementerian Pertanian atas kinerja Satker Dinas Pertanian, Peternakan dan Perikanan Kabupaten Malinau TA. 2009 dan 2010 yang tertuang dalam LHA No. 146/RC.230/H/6/2010 tanggal 17 Juni 2010 ditemukan adanya pertanggungjawaban pengeluaran dana yang fiktif sebesar Rp. 701.380.000,00 yaitu biaya cetak sawah di desa Batu Cidung Kecamatan Malinau Kab Malinau TA. 2009. Dana tersebut diakui telah dipergunakan untuk keperluan pribadi Sdr. Edy Isbandi (PPK TA. 2009) sebesar Rp. 648.380.000,00 dan untuk kepentingan lain. Sudah disetor ke kas negara sebesar Rp. 40.000.000,00. Sehingga masih ada sisa sebesar Rp. 661.380.000,00. Kasus ini telah menjadi kasus pidana dan menjadi kasus aparat hukum Pengadilan Tinggi Kalimantan Timur. Dalam hal ini, Sdr, Edy Isbandi telah diputuskan Pengadilan Tinggi Kalimantan Timur dengan pidana penjara selama 4 (empat) tahun 6 (enam) bulan dan denda sebesar Rp. 50.000.000,00 dengan ketentuan apabila denda tidak dibayar diganti dengan pidana kurungan selama 2 (dua) bulan. Serta menjatuhkan pidana tambahan terhadap Edy Isbandi Bin Harun berupa membayar uang pengganti sebesar Rp. 441.272.000,00 dan jika terpidana tidak membayar uang pengganti tersebut paling lama dalam kurun waktu 1 bulan sesudah putusan pengadilan mempunyai kekuatan hokum tetap, maka harta benda terpidana dapat disita oleh jaksa dan dilelang untuk menutupi uang pengganti tersbut. Dalam hal ini terpidana tidak mempunyai harta benda yang mencukupi untuk membayar uang pengganti maka diganti dengan pidana penjara selama 1 (satu) tahun 6 (enam) bulan. Sampai dengan saat ini, Sdr. Edy Isbandi Bin Harun telah menjalani hukuman, sedangkan denda kerugian negara yang harus disetor atas kerugian negara yang disebabkan olehnya masih tetap harus dibayarkan. Dalam hal ini, Ditjen PSP akan bersurat ke Sekjen Kementerian Pertanian untuk dapat mendapatkan kepastian
Laporan Keuangan semester II Audited Tahun Anggaran 2017
Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian 126
tentang KN yang dikenakan oleh Sdr. Isbandi Bin Harun, apakah di catat oleh Ditjen PSP ataukah Kejaksaan Negeri Malinau.
X. KEWAJIBAN KONTIJENSI
Adalah pengungkapan mengenai kewajiban untuk mengakui adanya kemungkinan terjadinya utang kepada pihak ketiga yang disebabkan adanya tuntutan hukum kepada Kementerian Pertanian yaitu pada Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian dengan nilai tuntutan material.
Dalam hal ini adalah gugatan yang dilakukan oleh pemenang lelang pengadaan dan penyaluran BLP Paket B Dekomposer Padat dan Pupuk Hayati Padat (Luar Pulau Jawa) TA. 2012. Dapat diuraikan sebagai berikut :
No. Gugatan : 440/Pdt.G/2013/PN.Jkt.Sel
Penggugat : Maman Rukmana, bertindak a.n. PT Lestari Cipta Anugerah
Tergugat : 1. PPK Direktorat Pupuk dan Pestisida pada Satker Lingkup Direktorat PSP Kementan TA 2012
2. Menteri Pertanian
Nilai : Rp51.917.600.000,00 terdiri dari Rp50.917.600.000,00 kerugian materiil dan Rp1.000.000.000,00 kerugian immateriil
Ringkasan Kasus : PT Lestari Cipta Anugerah merupakan pemenang lelang pengadaan dan penyaluran BLP Paket B Dekomposer Padat dan Pupuk Hayati Padat (Luar Pulau Jawa) TA 2012 yang telah diikat dalam kontrak kerja sama dengan pihak Tergugat yang termuat dalam Surat Kontrak No.07/PPK/PSP/VII/2012/181 LCA-Kontrak/PSP/7/2012 tanggal 02 Juli 2012
Kontrak berlaku 77 hari kalender dan berakhir tanggal 16 Sept 2012. Namun tanggal 16 Agustus 2012 pihak Tergugat membatalkan kontrak kerja sama.
Alasan pembatalan lelang adalah adanya dugaan Sertifikat Uji Mutu yang dikeluarkan Unpad Fak.MIPA, Jur.Biologi Laboratorium Mikrobiologi diragukan keabsahannya. Alasan lainnya karena persyaratan stok 40%. Perkara ini masih berproses di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan dan telah melalui Putusan Sela jenis putusan interlukotoir adalah putusan sela yang dijatuhkan oleh hakim dengan amar yang berisikan perintah pembuktian dan dapat mempengaruhi pokok perkara, seperti putusan yang berisi perintah untuk memberikan keterangan ahli, putusan tentang beban pembuktian kepada salah satu pihak agar membuktikan suatu putusan dengan amar memerintahkan dilakukan pemeriksaan setempat (descente) Berdasarkan putusan Majelis Hakim Pengadilan Negeri Jakarta Selatan yang mengabulkan gugatan pihak penguggat, maka pihak Tergugat I dan Tergugat II
Laporan Keuangan semester II Audited Tahun Anggaran 2017
Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian 127
melakukan upaya hukum dengan mengajukan upaya hukum banding atas putusan A-quo pada tanggal 4 Mei 2015 d Pengadilan Negeri Jakarta Selatan Oleh karena lamanya salinan putusan dari Pengadilan Negeri Jakarta Selatan yang baru diterima 6 bulan setelah putusan di bacakan tepatnya tanggal 28 Oktober 2015, sehingga penyampaian Memori Banding menjadi lama/tertunda dan baru pada tanggal 12 Nopember 2015 mengajukan memori banding atas permohonan banding tanggal 4 Mei 2015, terhadap putusan pengadilan negeri Jakarta Selatan tertanggal 23 April 2015 nomor :440/Pdt.G/2013/PN.JKT.Sel. Resume perkara sebagaimana terlampir.