Laporan Kinerja Balai Besar POM di Banda Aceh 2018 Page 1
Puji syukur kehadirat Allah SWT Tuhan Yang Maha
Kuasa atas rahmat dan karunia
penyusunan Laporan Kinerja (LAKIN) Balai Besar
Pengawas Obat dan Makanan (BBPOM) di Banda Aceh
tahun 2018 dapat diselesaikan dengan baik dan tepat
waktu. Penyusunan LAKIN tahun 2018
pada Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor
29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja
Instansi Pemerintah.
LAKIN BBPOM di Banda Aceh
visi, misi dan tujuan organisasi yang disusun dalam bentuk pertanggungjawaban kinerja
kepada masyarakat dan para pemangku kepentingan, serta sebagai dasar untuk upaya
peningkatan kinerja di masa mendatang.
Kegiatan yang dilaksanakan pada tahun 20
Strategis tahun 2015-2019 yang telah ditetapkan. Pergeseran keadaan lingkungan
strategis sebagai dampak peningkatan kemampuan perekonomian masyarakat,
berubahnya minat konsumen, kemudahan transportasi d
dapat mempengaruhi arah dan sasaran strategis sehingga mengubah prioritas dalam
menyusun strategi pengawasansetiap tahun, terutama pada penyelenggaraan
peningkatan sarana prasarana
Hasil kegiatan pengawasan Obat dan Makanan yang dilaksanakan oleh Balai Besar POM
di Banda Aceh di wilayah Provinsi Aceh pada tahun 20
efektivitasnya dibanding dengan hasil pengawasan pada tahun
mengetahui manfaat yang dapat
objektif adalah dengan melakukan survey secara kontinyu ke masyarakat.K
Puji syukur kehadirat Allah SWT Tuhan Yang Maha
Kuasa atas rahmat dan karunia-Nya sehingga
penyusunan Laporan Kinerja (LAKIN) Balai Besar
Pengawas Obat dan Makanan (BBPOM) di Banda Aceh
n dengan baik dan tepat
tahun 2018 didasarkan
pada Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor
29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja
LAKIN BBPOM di Banda Aceh tahun 2018 merupakan sarana evaluasi atas pencapaian
visi, misi dan tujuan organisasi yang disusun dalam bentuk pertanggungjawaban kinerja
kepada masyarakat dan para pemangku kepentingan, serta sebagai dasar untuk upaya
peningkatan kinerja di masa mendatang.
n pada tahun 2018 merupakan tahun keempat
yang telah ditetapkan. Pergeseran keadaan lingkungan
strategis sebagai dampak peningkatan kemampuan perekonomian masyarakat,
berubahnya minat konsumen, kemudahan transportasi dan kemajuan teknologi produksi
dapat mempengaruhi arah dan sasaran strategis sehingga mengubah prioritas dalam
menyusun strategi pengawasansetiap tahun, terutama pada penyelenggaraan
prasarana dan sumber daya manusia.
awasan Obat dan Makanan yang dilaksanakan oleh Balai Besar POM
di Banda Aceh di wilayah Provinsi Aceh pada tahun 2018 menunjukkan peningkatan
efektivitasnya dibanding dengan hasil pengawasan pada tahun-tahun sebelumnya.
mengetahui manfaat yang dapat dirasakan oleh masyarakat, maka cara yang lebih
objektif adalah dengan melakukan survey secara kontinyu ke masyarakat.K
aluasi atas pencapaian
visi, misi dan tujuan organisasi yang disusun dalam bentuk pertanggungjawaban kinerja
kepada masyarakat dan para pemangku kepentingan, serta sebagai dasar untuk upaya
empatdari Rencana
yang telah ditetapkan. Pergeseran keadaan lingkungan
strategis sebagai dampak peningkatan kemampuan perekonomian masyarakat,
an kemajuan teknologi produksi
dapat mempengaruhi arah dan sasaran strategis sehingga mengubah prioritas dalam
menyusun strategi pengawasansetiap tahun, terutama pada penyelenggaraan
awasan Obat dan Makanan yang dilaksanakan oleh Balai Besar POM
menunjukkan peningkatan
tahun sebelumnya. Untuk
dirasakan oleh masyarakat, maka cara yang lebih
objektif adalah dengan melakukan survey secara kontinyu ke masyarakat.Keberhasilan
pengawasan Obat dan Makanan tidak hanya menjadi tanggung jawab Balai Besar POM di
Banda Aceh semata, namun sangat
dengan lintas sektor yang memiliki wewenang dan kewajiban melaksanakan
pengawasan dan pembinaan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Akhir kata, semoga Laporan
pertanggungjawaban kinerja Balai
Besar POM di Banda Aceh tahun 20
dan dapat digunakan sebagai bahan
evaluasi bagi peningkatan kinerja di
tahun mendatang.
pengawasan Obat dan Makanan tidak hanya menjadi tanggung jawab Balai Besar POM di
sangat tergantung oleh terbangunnya komitmen yang kuat
yang memiliki wewenang dan kewajiban melaksanakan
pengawasan dan pembinaan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Akhir kata, semoga Laporan Kinerja ini dapat diterima sebagai laporan
pertanggungjawaban kinerja Balai
Besar POM di Banda Aceh tahun 2018
dapat digunakan sebagai bahan
evaluasi bagi peningkatan kinerja di
Banda Aceh, 04 Januari 2019
pengawasan Obat dan Makanan tidak hanya menjadi tanggung jawab Balai Besar POM di
komitmen yang kuat
yang memiliki wewenang dan kewajiban melaksanakan
ini dapat diterima sebagai laporan
Banda Aceh, 04 Januari 2019
HALAMAN JUDUL...............................................................
KATA PENGANTAR........................................................................
DAFTAR ISI............................................
PENETAPAN KINERJA TAHUN 201
TIM PENYUSUN.................................
IKHTISAR EKSEKUTIF.....................................................
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Gambaran Umum Institusi.................................................
1.2 Kondisi wilayah.......................................................
1.3 Kondisi Institusi.........................................................
1.4 Aspek Strategis Balai Besar POM di Banda Aceh............
BAB II RENCANA STRATEGIS DAN REN
2.1 Perencanaan Kinerja........................................................
2.2 Rencana Strategis.............................................................
2.3 Tujuan Strategis, Sasaran Strategis, dan Program 2
2.4 Perjanjian Kinerja Tahun 201
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA
3.1. Pengukuran Pencapaian Sasaran dan Pengukuran Kinerja Kegiatan
Tahun 2018................................................................................................
3.2. Akuntabilitas Keuangan........................................
3.3. Efisiensi dan Efektivitas Kinerja............................
BAB IV PENUTUP..............................................................
............................................................................................................................
...........................................................................................................................
........................................................................................................................
PENETAPAN KINERJA TAHUN 2018.............................................................................................
.................................................................................................................
..................................................................................................
aran Umum Institusi......................................................................
Kondisi wilayah..................................................................................................
nstitusi..................................................................................................
Aspek Strategis Balai Besar POM di Banda Aceh..............................................
BAB II RENCANA STRATEGIS DAN RENCANA KERJA 2018
Perencanaan Kinerja................................................................................
Rencana Strategis................................................................................................
Tujuan Strategis, Sasaran Strategis, dan Program 2015-2019.......
Perjanjian Kinerja Tahun 2018......................................................................
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA
engukuran Pencapaian Sasaran dan Pengukuran Kinerja Kegiatan
....................................................................................................
Akuntabilitas Keuangan............................................................................
Efisiensi dan Efektivitas Kinerja............................................................
....................................................................................................................
........................i
............................ii
.......................iv
.....................v
...................vi
.....................vii
..........................1
..............................................2
.............................................3
..............................15
......................................17
.........................18
.............................21
................................................26
engukuran Pencapaian Sasaran dan Pengukuran Kinerja Kegiatan
.........................29
.........................40
.........................43
..........................45
Laporan Kinerja Balai Besar POM di Banda Aceh 2018 Page 5
Laporan Kinerja Balai Besar POM di Banda Aceh 2018 Page 6
PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2018 (OTK BARU)
NO SASARAN KEGIATAN INDIKATOR KINERJA TARGET
4 Meningkatnya efektivitas pengawasan Obat dan
Makanan berbasis risiko di wilayah kerja
BBPOM di Banda Aceh
Persentase pemenuhan pengujian sesuai
standar di Provinsi Aceh
100
Persentase sarana produksi Obat dan
Makanan yang memenuhi ketentuan di
Provinsi Aceh
60
NO SASARAN KEGIATAN INDIKATOR KINERJA TARGET
RENJA 2018 (OTK Lama)
1 Meningkatnya kualitas sampling dan pengujian
terhadap produk obat dan makanan yang
beredar
Jumlah sampel yang diuji menggunakan
parameter kritis
2700
2 Meningkatnya kualitas sarana produksi yang
memenuhi standar
Persentase cakupan pangawasan sarana
produksi Obat dan Makanan
8.68
3 Meningkatnya kualitas sarana distribusi yang
memenuhi standar
Persentase cakupan pangawasan sarana
distribusi Obat dan Makanan
28.69
4 Meningkatnya tindaklanjut penyidikan terhadap
pelanggaran Obat dan Makanan
Jumlah perkara di bidang Obat dan
Makanan
10
5 Pengadaan Sarana dan Prasarana yang terkait
Pengawasan Obat dan Makanan
Persentase pemenuhan sarana prasarana
sesuai standar
87.0
6 Penyusunan Perencanaan, Penganggaran,
Keuangan dan Evaluasi yang dilaporkan tepat
waktu
Jumlah dokumen perencanaan,
penganggaran dan evaluasi yang
dilaporkan tepat waktu
9
7 Meningkatnya kerjasama, komunikasi, informasi
dan edukasi
Jumlah Layanan Publik BBPOM di Banda
Aceh
580
Jumlah Komunitas yang di berdayakan 31
PETA STRATEGI OTK BARU
1
.
Terwujudnya Obat dan Makanan yang aman dan
bermutu di wilayah kerja BBPOM di Banda Aceh
Indeks Pengawasan Obat dan Makanan di
wilayah kerja BBPOM di Banda Aceh
70.0
Persentase Obat yang Memenuhi Syarat di
Provinsi Aceh
98.5
Persentase Obat Tradisional yang
Memenuhi Syarat di Provinsi Aceh
83.0
Persentase Kosmetik yang Memenuhi
Syarat di Provinsi Aeh
93.0
Persentase Suplemen Kesehatan yang
Memenuhi Syarat di Provinsi Aceh
83.0
Persentase Makanan yang Memenuhi
Syarat di Provinsi Aceh
89.5
2 Meningkatnya kepatuhan pelaku usaha dan
kesadaran masyarakat terhadap keamanan,
manfaat dan mutu Obat dan Makanan dii wilayah
kerja BBPOM di Banda Aceh
Indeks kepatuhan (compliance index)
pelaku usaha di bidang Obat dan Makanan
di masing-masing wilayah kerja BBPOM di
Banda Aceh
60
3 Meningkatnya pengetahuan masyarakat
terhadap Obat dan Makanan aman di wilayah
kerja BBPOM di Banda Aceh
Indeks pengetahuan masyarakat terhadap
Obat dan Makanan aman di masing-
masing wilayah kerja BBPOM di Banda
Aceh
65,09
Laporan Kinerja Balai Besar POM di Banda Aceh 2018 Page 7
Persentase sarana distribusi Obat dan
Makanan yang memenuhi ketentuan di
Provinsi Aceh
43
Persentase keputusan penilaian sertifikasi
yang diselesaikan tepat waktu di Provinsi
Aceh
85
Rasio tindak lanjut hasil pengawasan Obat
dan makanan yang dilaksanakan di
masing-masing wilayah kerja BBPOM di
Banda Aceh
40
5 Menguatnya penegakan hukum di bidang Obat
dan Makanan di wilayah kerja BBPOM di Banda
Aceh
Persentase perkara yang diselesaikan
hingga tahap II di wilayah kerja BBPOM di
Banda Aceh
50
6 Terwujudnya RB BB/BPOM sesuai roadmap RB
BPOM 2015 - 2019
Nilai AKIP BBPOM di Banda Aceh 78
Laporan Kinerja Balai Besar POM di Banda Aceh 2018 Page 8
TIM PENYUSUN
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA TAHUN 2018
BALAI BESAR PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN DI BANDA ACEH
Berdasarkan Surat Keputusan Kepala Balai Besar POM di Banda Aceh
Nomor : HK.06.02.81.01.19.06 tanggal 02 Januari 2019
Menetapkan Kembali Tim Penyusunan Laporan Kinerja (LAKIN) Tahun 2018 Balai Besar
POM di Banda Aceh sebagai berikut :
Pelindung : Kepala Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan di Banda Aceh
Drs. Zulkifli. Apt
Ketua : Hasnidar, ST., MT.
Sekretaris : Marina Kaptriyani, ST., MT
Anggota :
1. Dra. Cut SafrinaIndriawati, Apt., M.Kes
2. Dra. Effiyanti, Apt, M.Si
3. Nurlinda Lubis, Apt., M.Si
4. Muhibuddin, S.TP
5. Desi Ariyanti Ningsih, S.Si., Apt
6. Suryani Fauzi, SKM, M.Si
7. Martantri Dwi Nugrahani, S.TP, M.Biotech
8. Ufaizah Zain, S.Si, Apt, M.P.Kim
9. Ayu Miranda Away, S.Si, Apt
10. Dahliana Effendi, S.Si
11. Liza Tiara, S.Farm.,Apt
12. Yuna Ningsih, S.Si,Apt, M.FoodSt
13. Retno Ayu Kusumaningtyas, S.Farm., Apt
14. Listra Vera Duma Sirait, S.Si,Apt
15. EndangYuliawati, SKM
16. Sri Utaminingsih, S.Si, Apt
17. FitaSarafina, SE
18. NaniYusraini, S.Si
19. Naila, S.Si, Apt
20. Sriwijayanti, A.Md
21. Wardani, SKM
Laporan Kinerja Balai Besar POM di Banda Aceh 2018 Page 9
22. Ririn Azriana,A.Md
IKHTISAR EKSEKUTIF
Laporan Kinerja Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan (Balai Besar POM) di
Banda Aceh merupakan bentuk akuntabilitas dari pelaksanaan tugas dan fungsi
yang berisi informasi capaian kinerja yang terukur kepada pemberi mandate
termasuk aspek penggunaan anggaran. Capaian kinerja diukur dengan
membandingkan realisasi terhadap target dari setiap indikator kinerja yang
ditetapkan dalam Perjanjian Kinerja. Perjanjian Kinerja adalah dokumen yang
berisi penugasan dari pimpinan instansi yang lebih tinggi (Kepala Badan Pengawas
Obat dan Makanan Republik Indonesia) kepada pimpinan instansi yang lebih rendah
(Kepala Balai Besar POM di Banda Aceh untuk melaksanakan program/ kegiatan
yang disertai dengan indikator kinerja yang telah disepakati kedua belah pihak.
Balai Besar POM di Banda Aceh Tahun 2015-2019 telah menetapkan 6
indikator kinerja utama (IKU), dengan capaian untuk Tahun 2018 sebagai berikut:
1. Presentase obat yang memenuhi syarat yaitu 100.90 %.
2. Presentase obat tradisional yang memenuh isyarat yaitu 111.45 %.
3. Presentase Kosmetik yang memenuhi syarat yaitu 107.15 %
4. Presentase Suplemen kesehatan yang memenuhi syarat yaitu 118.81 %.
5. Presentase Makanan yang memenuhi syarat yaitu 94.78 %
6. Tingkat kepuasan masyarakat yaitu 97.45 %
7. Jumlah kabupaten/ kota yang memberikan komitmen untuk pelaksanaan
pengawasan obat dan makanan dengan memberikan alokasi anggaran
pelaksanaan regulasi obat dan makanan yaitu berjumlah 16 kab/ kota
Capaian indikator kinerja tahun 2018 tersebut didukung dengan anggaran yang
bersumber dari DIPA tahun 2018 dimana realisasi anggaran sebesar Rp.
35.687.352.267,-atau 89.02% dari pagu anggaran sebesar Rp 40.090.674.000,-.
Keberhasilan atau kegagalan Balai Besar POM di Banda Aceh dalam mencapai
target kinerja dapat dinilai dari capaian pada indikator kinerja dan tingkat efisiensi
penggunaan anggaran. Evaluasi atas capaian kinerja terhadap rencana kinerja
akan memungkinkan diidentifikasikannya sejumlah celah kinerja (performance
Laporan Kinerja Balai Besar POM di Banda Aceh 2018 Page 10
BAB I
PENDAHULUAN
1. Gambaran Umum Organisasi
Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan (BBPOM) di Banda Aceh merupakan Unit
Pelaksana Teknis dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) di Provinsi Aceh,
berkedudukan di Ibukota Provinsi Aceh yaitu Kota Banda Aceh dengan alamat di Jln.
Tgk.H.Mohd. Daud Beureueh No. 110, Gampong Bandar Baru, Kecamatan Kuta Alam, Kota
Banda Aceh, Provinsi Aceh, Kode Pos 23126, Telp. (0651) 7411698 – 23926, Fax.(0651) 22735,
22845. Sebagai Unit Pelaksana Teknis di lingkungan BPOM, BBPOM di Banda Aceh
mempunyai tugas dan fungsi berdasarkan Peraturan Kepala BPOM Nomor 12 Tahun 2018
tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis (UPT) di Lingkungan Badan
Pengawas Obat dan Makanan.. Balai Besar POM di Banda Aceh, untuk melaksanakan
kebijakan di bidang pengawasan Obat dan Makanan, yang meliputi pengawasan atas
produk terapetik, narkotika, psikotropika, zat adiktif, obat tradisional, kosmetik, produk
komplemen serta pengawasan atas keamanan pangan dan bahan berbahaya.
Balai Besar POM di Banda Aceh menjalankan fungsi sebagai berikut:
Tugas
Melaksanakan kebijakan di bidang pengawasan Obat dan Makanan, yang meliputi
pengawasan atas produk terapetik, narkotika,psikotropika, zat adiktif, obat tradisional,
kosmetik, produk komplemen, serta keamanan pangan dan bahan berbahaya.
Fungsi
1. Penyusunan rencana dan program pengawasan Obat dan Makanan.
2. Pelaksanaan pemeriksaan secara laboratorium, pengujian dan penilaian mutu produk
terapetik, narkotika, psikotropika zat adiktif, obat tradisional, kosmetik, produk
komplemen, pangan dan bahan berbahaya.
3. Pelaksanaan pemeriksaan laboratorium, pengujian dan penilaian mutu produk secara
mikrobiologi.
4. Pelaksanaan pemeriksaan setempat, pengambilan contoh dan pemeriksaan sarana
produksi dan distribusi.
5. Investigasi dan penyidikan pada kasus pelanggaran hukum.
Laporan Kinerja Balai Besar POM di Banda Aceh 2018 Page 11
6. Pelaksanaan sertifikasi produk, sarana produksi dan distribusi tertentu yang
ditetapkan oleh Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan
7. Pelaksanaan kegiatan layanan informasi konsumen
8. Evaluasi dan penyusunan laporan pengujian Obat dan Makanan
9. Pelaksanaan urusan tata usaha dan kerumahtanggaan
10. Pelaksanaan tugas lain yang ditetapkan oleh Kepala Badan Pengawas Obat dan
Makanan, sesuai dengan bidang tugasnya.
Tugas dan fungsi tersebut, melekat pada peran BBPOM di Banda Aceh sebagai lembaga
pemerintah yang merupakan garda terdepan dalam pengawasan Obat dan Makanan
untuk memberikan perlindungan terhadap masyarakat.
1.2. Struktur Organisasi dan Sumber Daya
1.2.1. Struktur Organisasi
Struktur Organisasi Balai Besar POM di Banda Aceh disusun berdasarkan
Peraturan Kepala BPOM Nomor 12 Tahun 2018 tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit
Pelaksana Teknis (UPT) di Lingkungan Badan Pengawas Obat dan Makanan. Struktrur
organisasi tersebut dapat dilihat pada gambar 1.
BAGAN ORGANISASI UPT
BALAI BESAR PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN
1
KEPALA
BBPOM
SUBBAGIAN
PROGRAM DAN
EVALUASI
SUBBAGIAN
UMUM
BAGIAN
TATA USAHA
SEKSI
INSPEKSI
SEKSI
PENGUJIAN
MIKROBIOLOGI
SEKSI
PENGUJIAN KIMIA
BIDANG
PEMERIKSAAN
BIDANG
PENGUJIAN
BIDANG
PENINDAKAN
BIDANG
INFORMASI DAN
KOMUNIKASI
KELOMPOK JABATAN
FUNGSIONAL
SEKSI
SERTIFIKASIKELOMPOK JABATAN
FUNGSIONAL
Gambar 1
Struktur Organisasi Balai Besar POM di Banda Aceh
Laporan Kinerja Balai Besar POM di Banda Aceh 2018 Page 12
Dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsinya, Balai Besar POM di Banda Aceh
didukung struktur organisasi terdiri dari 5 Bidang serta kelompok jabatan fungsional
yang melaksanakan tugas sebagai berikut :
1. Bidang Pengujian, mempunyai tugas dan fungsi :
a. Penyusunan rencana dan program dibidang pengujian kimia dan mikrobiologi Obat
dan Makanan;
b. Pelaksanaan pengujian kimia dan mikrobiologi Obat dan Makanan; dan
c. pelaksanaan pemantauan, evaluasi, dan pelaporan di bidang pengujian kimia dan
mikrobiologi Obat dan Makanan.
Bidang Pengujian terdiri dari :
a. Seksi Pengujian Kimia mempunyai tugas melakukan pengujian kimia Obat dan
Makanan.
b. Seksi Pengujian Mikrobiologi mempunyai tugas melakukan pengujian
mikrobiologi Obatdan Makanan.
2. Bidang Pemeriksaan, mempunyai tugas dan fungsi :
a. Penyusunan rencana dan program dibidang inspeksi dan sertifikasi
sarana/fasilitas produksi dan/atau distribusi Obatdan Makanan dan
sarana/fasilitas pelayanan kefarmasian, sertasertifikasi dan pengambilan
contoh (sampling)produk Obat dan Makanan;
b. pelaksanaan inspeksi sarana/fasilitas produksi dan/atau distribusi Obat dan
Makanan dan sarana/fasilitas pelayanan kefarmasian;
c. pelaksanaan sertifikasi sarana/fasilitas produksi dan/atau distribusi dan produk
Obat dan Makanan;
d. Pelaksanaan pengambilan contoh (sampling) Obat dan Makanan ; dan
e. Pelaksanaan pemantauan, evaluasi dan pelaporan di bidang inspeksi dan
sertifikasi sarana/fasilitas produksi dan/atau distribusi Obat dan Makanan dan
sarana/fasilitas pelayanan kefarmasian, serta sertifikasi dan pengambilan
contoh (sampling) produkObat dan Makanan.
Bidang Pemeriksaan terdiri dari :
Laporan Kinerja Balai Besar POM di Banda Aceh 2018 Page 13
a. Seksi Inspeksimempunyai tugas melakukan inspeksi sarana/fasilitas produksi
dan/atau distribusiObat dan Makanan dan sarana/fasilitaspelayanan kefarmasian,
serta pengambilancontoh(sampling) produk Obatdan Makanan.
b. Seksi Sertifikasi mempunyai tugas melakukan sertifikasi sarana/fasilitas
produksi dan/atau distribusi dan produk Obat dan Makanan.
3. Bidang Penindakan, mempunyai tugas dan fungsi :
a. Penyusunan rencana dan program dibidang intelijendan penyidikan terhadap
pelanggaran ketentuan peraturan perundang-undangandi bidang pengawasan
Obat dan Makanan;
b. pelaksanaan intelijen dan penyidikan terhadap pelanggaran ketentuan
peraturan perundang-undangan di bidang pengawasan Obat dan Makanan; dan
c. pelaksanaan pemantauan, evaluasi dan pelaporan di bidang intelijendan
penyidikan terhadap pelanggaran ketentuan peraturan perundang-undangan di
bidang pengawasan Obat dan Makanan.
4. Bidang Informasi dan Komunikasi, mempunyai tugas dan fungsi :
a. penyusunan rencana dan program dibidang pengelolaan komunikasi, informasi,
edukasi, dan pengaduan masyarakat di bidang pengawasan Obat dan Makanan;
b. pengelolaan komunikasi, informasi, edukasi dan pengaduan masyarakatdi bidang
pengawasanObat dan Makanan;
c. penyiapan koordinasi pelaksanaan kerjasama dibidang pengawasan Obat dan
Makanan; dan
d. pelaksanaan pemantauan, evaluasi, dan pelaporan di bidang pengelolaan
komunikasi, informasi, edukasi dan pengaduan masyarakatdi bidang
pengawasanObat dan Makanan
5. Bagian Tata Usaha, mempunyai tugas dan fungsi :
a. penyusunan rencana, program dan anggaran;
b. pelaksanaan pengelolaan keuangan;
c. pengelolaan persuratan dan kearsipan;
d. pengelolaan penjaminan mutu dan tata laksana;
e. pelaksanan urusan kepegawaian;
Laporan Kinerja Balai Besar POM di Banda Aceh 2018 Page 14
f. pengelolaan teknologi informasi dan komunikasi;
g. pelaksanaan urusan perlengkapan dan kerumahtanggaan; dan
h. pelaksanaan pemantauan, evaluasi dan pelaporan kinerja.
Bagian Tata Usaha terdiri dari :
a. Subbagian Program danEvaluasi mempunyai tugas melakukan penyusunan
rencana, program, anggaran, pengelolaan keuangan, penjaminan mutu,tata
laksana, sertapelaksanaan pemantauan,evaluasi,danpelaporan kinerja.
b. Subbagian Umum mempunyai tugas melakukan pengelolaan persuratan,
kearsipan, kepegawaian, teknologi informasi komunikasi, perlengkapan
dankerumahtanggaan
1.3. Aspek Stretegis Organisasi
Pengawasan Obat dan Makanan merupakan bagian integral dari upaya pembangunan
kesehatan di Indonesia. Dalam melindungi masyarakat dari obat dan makanan yang
beresiko terhadap kesehatan, BPOM melaksanakan system pengawasan full spectrum
mulai dari premarket hingga post market control yang disertai dengan upaya penegakan
hukum dan pemberdayaan masyarakat (community empowerment).Dalam
melaksanakan tugas pokok dan fungsinya, BPOM tidak bertindak sebagai single
player.Kerjasama dengan berbagai lintas sektor terutama pemerintah daerah diperlukan
untuk memperluas cakupan pengawasan obat dan makanan. Memasuki Masyarakat
Ekonomi ASEAN (MEA), BPOM mengubah paradigma pengawasan dari watchdog control
menjadi proaktif control, dengan mendorong penerapan risk manajemen program.
BBPOM di Banda Aceh sebagai UPT BPOM melaksanakan kegiatan Utama berdasarkan
bisnis proses yang telah ditetapkan dalam Dokumen Rencana Strategis periode 2015-
2019 adalah melaksanakan program pengawasan Obat dan Makanan (post-market) di
seluruh wilayah administratif Provinsi Aceh meliputi pengawasan sarana produksi,
sarana distribusi sesuai standar dan peraturan perundang-undangan yang berlaku,
sampling dan pengujian laboratorium terhadap produk Obat dan Makanan
sertapenyidikan dan penegakan hukum.
Kapasitas BBPOM di Banda Aceh sebagai lembaga Pengawas Obat dan Makanan
masih perlu terus dilakukan penataan dan penguatan, baik secara kelembagaan
maupun dukungan regulasi yang dibutuhkan, terutama peraturan perundang-undangan
yang menyangkut peran dan tugasnya agar pencapaian kinerja di masa datang semakin
optimal dan dapat memastikan berjalannya proses pengawasan Obat dan Makanan
yang lebih efektif dalam menjaga keamanan, khasiat/manfaat dan mutu Obat dan
Makanan.
Terdapat 3 (tiga) strategi menghadapi permasalahan pokok BBPOM di Banda Aceh
sesuai dengan peran dan kewenangannya, yaitu :
1. Penguatan sistem dalam pengawasan Obat dan Makanan
2. Peningkatan pembinaan dan bimbingan dalam rangka mendorong kemandirian
pelaku usaha Obat dan Makanan, serta peningkatan kemitraan dengan berbagai
pemangku kepentingan dan partisipasi masyarakat
3. Penguatan kapasitas kelembagaan BBPOM di Banda Aceh.
Pelaksanaan tugas dan fungsi BBPOM di Banda Aceh dalam upaya penguatan
pelaksanaan kebijakan pengawasan Obat dan Makanan perlu didukung dengan
peningkatan kerjasama, komunikasi, informasi dan edukasi dengan pemangku
kepentingan sehingga dapat memberikan kontribusi bagi pembangunan kesehatan
masyarakat dengan memberikan perlindungan terhadap produk-produk Obat dan
Makanan yang berisiko terhadap kesehatan.
1.4. Analisis Lingkungan Strategis
Internal
SUMBER DAYA MANUSIA (SDM)
Untuk mendukung tugas-tugas tersebut diperlukan sejumlah SDM yang memiliki
keahlian dan kompetensi yang baik. Jumlah SDM yang dimiliki BBPOM di Banda Aceh
sampai tahun 2018 adalah sejumlah 65 orang (Profil pegawai sesuai SOTK baru). Adapun
profil pegawai BBPOM berdasarkan bidang tugas dan jenis pendidikan dapat dilihat pada
Gambar Diagram 1 di bawah ini.
Profil Pegawai Berdasarkan Bidang Tugas Dan Jenis Pendidikan
Balai Besar POM Di Banda Aceh Tahun 2018
Diagram1. Profil Pegawai Berdasarkan Jenis Pendidikan
Jumlah pegawai sebanyak yang tertera pa
untuk kinerja Balai Besar POM di Banda Aceh dengan luas daerah 56.770, 81 Km2 dan
jumlah Kabupaten 16 dan jumlah Kota 5 serta jumlah Kecamatan 284. Beberapa tenaga
yang sangat dibutuhkan adalah Sarjana Akutansi, sarjana
memenuhi kebutuhan pada Bidang Pemeriksaan dan Penyidikan. Demikian juga
keperluan di Laboratorium masih memerlukan Sarjana Farmasi / Apoteker.
Untuk mendukung tugas tugas Balai Besar POM Banda Aceh sesuai dengan peran
dan fungsinya sangat diperlukan sejumlah SDM yang memiliki keahlian dan kompetensi
yang baik. Jumlah kebutuhan SDM yang diperlukan oleh Balai Besar POM di Banda Aceh
untuk tahun 2018 cukup memadai. Hal tsb tergambar pada gambar 2 berikut ini
Kebutuhan SDM Balai Besar
berdasarkan Analisis Beban Kerja
Gambar 3. Grafik Kebutuhan SDM Balai Besar POM di Banda Aceh 2015
berdasarkan Analisis Beban Kerja
12
8
3 6
2
. Profil Pegawai Berdasarkan Jenis Pendidikan
Jumlah pegawai sebanyak yang tertera pada diagram 2 diatas belum memadai
untuk kinerja Balai Besar POM di Banda Aceh dengan luas daerah 56.770, 81 Km2 dan
dan jumlah Kota 5 serta jumlah Kecamatan 284. Beberapa tenaga
yang sangat dibutuhkan adalah Sarjana Akutansi, sarjana Hukum dan Apoteker untuk
memenuhi kebutuhan pada Bidang Pemeriksaan dan Penyidikan. Demikian juga
keperluan di Laboratorium masih memerlukan Sarjana Farmasi / Apoteker.
Untuk mendukung tugas tugas Balai Besar POM Banda Aceh sesuai dengan peran
ya sangat diperlukan sejumlah SDM yang memiliki keahlian dan kompetensi
yang baik. Jumlah kebutuhan SDM yang diperlukan oleh Balai Besar POM di Banda Aceh
cukup memadai. Hal tsb tergambar pada gambar 2 berikut ini
Kebutuhan SDM Balai Besar POM di Banda Aceh 2015 – 2019
berdasarkan Analisis Beban Kerja
3. Grafik Kebutuhan SDM Balai Besar POM di Banda Aceh 2015
berdasarkan Analisis Beban Kerja
9
22
12
2 2 1 S2
Apt
S1 Lain
D3 Farm
D3 Lain
SMF
SMAK
SLTA Umum
2 diatas belum memadai
untuk kinerja Balai Besar POM di Banda Aceh dengan luas daerah 56.770, 81 Km2 dan
dan jumlah Kota 5 serta jumlah Kecamatan 284. Beberapa tenaga
Hukum dan Apoteker untuk
memenuhi kebutuhan pada Bidang Pemeriksaan dan Penyidikan. Demikian juga
keperluan di Laboratorium masih memerlukan Sarjana Farmasi / Apoteker.
Untuk mendukung tugas tugas Balai Besar POM Banda Aceh sesuai dengan peran
ya sangat diperlukan sejumlah SDM yang memiliki keahlian dan kompetensi
yang baik. Jumlah kebutuhan SDM yang diperlukan oleh Balai Besar POM di Banda Aceh
cukup memadai. Hal tsb tergambar pada gambar 2 berikut ini
3. Grafik Kebutuhan SDM Balai Besar POM di Banda Aceh 2015 – 2019
Akan terdapat kekurangan SDM di Balai Besar POM di Banda Aceh mulai tahun 2016
berturut turut sebesar 8, 12, 17 dan 23 orang sampai tahun 2019 , kekurangan SDM
tersebut dengan prediksi SDM yang tersedia hingga 2019 adalah 84 orang . Standar
kebutuhan SDM berdasarkan ABK terdapat kenaikan sebesar 5 orang setiap tahunnya
dengan adanya beberapa pegawai yang pensiun / pindah.
Adanya kebijakan pemerintah melakukan moratorium pegawai selama lima tahun mulai
periode tahun 2015 – 2019 dengan demikian tidak akan ada penambahan pegawai selama
kurun waktu tersebut. Sementara jumlah pegawai yang pensiun mulai terlihat nyata
sejak tahun 2016 sampai 2019 dalam jumlah 2 hingga 3 orang. Beban kerja diperkirakan
akan meningkat setiap tahunnya dengan beberapa new inisiatif dan lainnya sehingga
dikhawatirkan tugas dan fungsi pengawasan tidak dapat dilakukan secara optimal.
Sumber Daya Lainnya
Balai Besar POM di Banda Aceh memiliki 3 buah gedung yang terdiri dari 2 gedung kantor
dan 1 gedung laboratorium yang berdiri pada luas lahan Balai Besar POM di Banda Aceh
seluas 3.262 m2 dengan luas lantai Bangunan sebesar 3.169 m2, listrik bersumber dari
PLN dengan daya sebesar 53 KVA dan 41.5 KVA dilengkapi genset 200 KVA, 10 unit
kendaraan dinas. BBPOM di Banda Aceh memilikilaboratorium pengujian kimia, laboratorium
pengujian mikrobiologi,peralatan dan instrumen modern seperti PCR, AAS, Kromatrografi
Cair Kinerja Tinggi, Kromatrografi Gas, GC-MS, Spectrofotometer, ELISA dll. Selain itu
BBPOM di Banda Aceh dalam mewujudkan visi, misi dan tujuannya telah membangun
sistem manajemen mutu yang telah tersertikasi yaitu: ISO 9001:2015, OHSAS 18001:2008
dan akreditasi laboratorium ISO/IEC 17025:2017 untuk seluruh bisnis prosesnya.
Keunggulan BBPOM di Banda Aceh
Laboratorium Rujukan Pengujian DNA Babi
Mempunyai tenaga ahli yg bertugas sebagai evaluator yang aktif membantu proses
pendaftaran pangan melalui e-registration.
Memiliki 3 unit mobil laboratorium keliling yang menjangkau seluruh wilayah
kab/kota di Provinsi Aceh
Anggaran
Anggaran BBPOM di Banda Aceh bersumber dari APBN sesuai DIPA tahun 2018 No. SP
DIPA-063.01.2.432790/2018 yang diterbitkan pada tanggal 5 Desember 2017 dengan
anggaran awal sebesar Rp. 42.323.560.000,- (Empat Puluh Dua Milyar Tiga Ratus Dua
Puluh Tiga Juta Lima Ratus Enam Puluh Ribu Rupiah). Pada bulan April 2018, terjadi
pengurangan anggaran melalui revisi DIPA Pusat menjadi sebesar Rp 40.090.674.000,-
(Empat Puluh Miliar Sembilan Puluh Juta Enam Ratus Tujuh Puluh Empat Ribu Rupiah).
Eksternal
Kondisi Geografis dan Demografis
Wilayah Kerja Balai Besar POM di Banda Aceh adalah di Provinsi Aceh terletak antara
01O58’ 37,2” –06O 04’ 33,6” LU dan 94O0 57’ 57,6” –98O 17’ 13,2” BT dengan ketinggian rata-
rata 125 meter di atas permukaan laut. Batas wilayah : Utara dan Timur berbatasan
dengan Selat Malaka, Selatan dengan Provinsi Sumatera Utara dan Barat dengan
Samudera Indonesia.
4
Meulaboh
Calang
Blangpidie
Jantho
Tapak Tuan
Singkil
Karang Baru
Takengon
Kutacane
Idi RayeukLhoksukon
Simp Tiga
Redolong
Bireuen
Blang KejerenSuka Makmue
Sigli
Meureudu
Sinabang
Banda Aceh
Langsa
Lhokseumawe
Subulussalam
Sabang
Wilayah Kerja
1. Kab Aceh Tengah
2. Kab Benar Meriah
3. Kab Gayo Lues
4. Kab A.Tenggara
1. Kab.A Selatan
2. Kab. A Singkil
3. Kota Subulussalam
Pemerintahan di Provinsi Aceh dibagi kedalam 18 wilayah Kabupaten dan 5 wilayah kota
(23 Kabupaten/Kota) dengan luas wilayah 56.770,81 km². Seiring dengan perkembangan
organisasi, untuk meningkatkan efektifitas pengawasan Obat dan Makanan di Provinsi
Aceh, maka dibentuklah 2 (dua) LOKA POM berdasarkan Peraturan Kepala Badan POM
RI Nomor 12 Tahun2018 tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis di
Lingkungan Badan Pengawas Obat dan Makanan dimana
UnitPelaksanaTeknisdilingkunganBadanPengawas Obat dan Makanan yang selanjutnya
disingkat UPT BPOM adalah satuan kerja yang bersifat mandiri yang melaksanakan
tugas teknis operasional tertentu dan/atau tugas teknis penunjang tertentu di bidang
pengawasan obat dan makanan.
Dengan terbentuknya 2 (dua) LOKA POM tersebut, sehingga luas cakupan wilayah kerja
Balai Besar POM di Banda Aceh menjadi berkurang menjadi 34.843,91 km². Luas cakupan
pengawasan Balai Besar POM di Banda Aceh menjadi 11 Kabupaten dan 5 Kota ( 16
Kab/Kota).
Jumlah Sarana Produksi dan Distribusi yang diawasi
Sarana produksi produk Obat dan Makanan yang diawasi di wilayah Provinsi Aceh
meliputi industri kecil obat tradisional, industri rumah tangga pangan. Sedangkan sarana
distribusi meliputi Pedagang Besar Farmasi, Apotek, Toko Obat, Gudang Farmasi
Kab/Kota, RS pemerintah dan swasta, Puskesmas, Balai Pengobatan, sarana distribusi
obat tradisional, kosmetik, pangan serta bahan berbahaya. Jumlah sarana produksi dan
distribusi yang diawasi di wilayah Provinsi Aceh sebagaimana pada gambar 4.tersebut di
bawah ini :
1.5. Isu Strategis
Beberapa isu strategis yang dapat berpengaruh pada kinerja BBPOM di Banda Aceh antara lain :
1. Belum bebasnya pangan jajanan dari bahan berbahaya (borax dan formalin)
terutama mie basah dan kerupuk tempe.
2. Masih ditemukan produk Kosmetik dan OT yang sudah tercantum dalam public
warning dijual dipasaran.
3. Masih terdapat peredaran Obat,Obat Tradisional dan Kosmetik yang tidak memiliki
izin edar,palsu dan tidak memenuhi persyaratan mutu dan keamanan
4. Masih lemahnya komitmen Pemda dalam menindak lanjuti hasil pengawasan yang
disampaikan.
5. Pelabuhan Krueng Geukuh di Aceh Utara sebagai jalur masuk kedua bagi produk
impor selain Pelabuhan Sabang di Banda Aceh dapat menjadi peluang
meningkatnya peredaran produk obat, obat tradisional, kosmetik, dan makanan
yang ilegal.
6. Dengan diberlakukannya syariat islam di Provinsi Aceh, maka Balai Besar POM di
Banda Aceh diharapkan melakukan pengawasan bersama dengan MPU Aceh
(LPPOM MUI) terkait peredaran makanan yang halal.
637 27
348
595
3401
24
6566
597
0
1120
36
IRTP
PBF
APOTEK
TOKO OBAT
IND. KOS
SARYANKES
GFK
SARDISKOS
2.1. RENCANA STRATEGIS
Rencana Strategis Balai Besar POM di Banda Aceh merupakan rencana kegiatan
jangka menengah dalam kurun waktu 5 tahun yaitu 20
BAB II
PERENCANAAN KINERJA
Rencana Strategis Balai Besar POM di Banda Aceh merupakan rencana kegiatan
jangka menengah dalam kurun waktu 5 tahun yaitu 2015-2019 yang mengacu pada
Rencana Strategis Balai Besar POM di Banda Aceh merupakan rencana kegiatan
2019 yang mengacu pada
Rencana Strategis Badan POM RI 2015
Balai Besar POM di Banda Aceh merupakan penjabaran dari Rencana Strategis Balai
Besar POM di Banda Aceh 2015
dan perjanjian kinerja. Dalam mencapai tujuan strategis, ditetapkan sasaran
strategis. Setiap sasaran strategis Balai Besar POM di Banda Aceh dijabarkan lebih
lanjut ke dalam sejumlah program. Di dalam setiap program terkumpul sejumlah
kegiatan yang memiliki kesamaan perspektif yang dikaitkan dengan pencapaian
tujuan dan sasaran strategis yang memberikan kontribusi bagi pencapaian visi dan
misi organisasi.
Rencana strategis ini disusun berdasarkan visi dan misi yang ingin dicapai Balai Besar
POM di Banda Aceh, dengan mempertimbangkan tantangan masa depan dan sumber
daya serta infrastruktur yang dimiliki Balai Besar POM di Banda Aceh. Dalam periode
waktu 1 tahun ke depan (2015-
merealisasikan rencana strategis tersebut.
Dalam perencanaan strategis untuk kurun waktu 1 (satu
diharapkan Balai Besar POM di Banda Aceh akan dapat mencapai sasaran strategis sebagai
berikut:
Dengan indikator:
Sasaran Strategis 1. Terwujudnya
masing-masing
Rencana Strategis Badan POM RI 2015-2019. Rencana Kinerja Tahunan (RKT) 2017
Balai Besar POM di Banda Aceh merupakan penjabaran dari Rencana Strategis Balai
Besar POM di Banda Aceh 2015–2019. RKT memuat tujuan strategis, sasaran s
dan perjanjian kinerja. Dalam mencapai tujuan strategis, ditetapkan sasaran
strategis. Setiap sasaran strategis Balai Besar POM di Banda Aceh dijabarkan lebih
lanjut ke dalam sejumlah program. Di dalam setiap program terkumpul sejumlah
ang memiliki kesamaan perspektif yang dikaitkan dengan pencapaian
tujuan dan sasaran strategis yang memberikan kontribusi bagi pencapaian visi dan
strategis ini disusun berdasarkan visi dan misi yang ingin dicapai Balai Besar
i Banda Aceh, dengan mempertimbangkan tantangan masa depan dan sumber
daya serta infrastruktur yang dimiliki Balai Besar POM di Banda Aceh. Dalam periode
-2019) diharapkan Balai Besar POM di Banda Aceh dapat
na strategis tersebut.
an strategis untuk kurun waktu 1 (satu) tahun ke depan (2015
diharapkan Balai Besar POM di Banda Aceh akan dapat mencapai sasaran strategis sebagai
Obat dan Makanan AmanMeningkatkan
Kesehatan Masyarakat
dan Daya Saing Bangsa
VISI
MISI
Meningkatkan kapasitas
kelembagaan BPOM
Mendorong kemandirian pelaku
usaha dalam memberikan jaminan keamanan Obat dan
Makanan serta memperkuat
kemitraan dengan pemangku
kepentingan.
Meningkatkan sistem
pengawasan Obat dan Makanan
berbasis risiko untuk
melindungi masyarakat
Sasaran Strategis 1. Terwujudnya Obat dan Makanan yang aman dan bermutu
masing wilayah kerja BBPOM d Banda Aceh
2019. Rencana Kinerja Tahunan (RKT) 2017
Balai Besar POM di Banda Aceh merupakan penjabaran dari Rencana Strategis Balai
2019. RKT memuat tujuan strategis, sasaran strategis,
dan perjanjian kinerja. Dalam mencapai tujuan strategis, ditetapkan sasaran
strategis. Setiap sasaran strategis Balai Besar POM di Banda Aceh dijabarkan lebih
lanjut ke dalam sejumlah program. Di dalam setiap program terkumpul sejumlah
ang memiliki kesamaan perspektif yang dikaitkan dengan pencapaian
tujuan dan sasaran strategis yang memberikan kontribusi bagi pencapaian visi dan
strategis ini disusun berdasarkan visi dan misi yang ingin dicapai Balai Besar
i Banda Aceh, dengan mempertimbangkan tantangan masa depan dan sumber
daya serta infrastruktur yang dimiliki Balai Besar POM di Banda Aceh. Dalam periode
OM di Banda Aceh dapat
) tahun ke depan (2015-2019)
diharapkan Balai Besar POM di Banda Aceh akan dapat mencapai sasaran strategis sebagai
akanan yang aman dan bermutu di
Laporan Kinerja Balai Besar POM di Banda Aceh Tahun 2018 41
Dengan indikator:
Dengan indikator:
Dengan indikator:
1. Indeks Pengawasan Obat dan Makanan dengan target 71 pada akhir tahun 2019
2. Persentase Obat yang memenuhi syarat dengan target 98.5% pada akhir tahun
2019
3. Persentase Obat Tradisional yang memenuhi syarat dengan target 73.0% pada
akhir tahun 2019
4. Persentase Suplemen Kesehatan yang memenuhi syarat dengan target 80.0%
pada akhir tahun 2019
5. Persentase Kosmetik yang memenuhi syarat dengan target 87.0% pada akhir
tahun 2019
6. Persentase Makanan yang memenuhi syarat dengan target 7.0% pada akhir
tahun 2019
Sasaran Strategis 2. Meningkatnya kepatuhan pelaku usaha dan kesadaran
masyarakat terhadap keamanan, manfaat dan mutu Obat dan Makanan
di wilayah kerja BBPOM di Banda Aceh
Sasaran Strategis 3. Meningkatnya pengetahuan masyarakat terhadap Obat dan Makanan
aman di wilayah kerja BBPOM di Banda Aceh
Sasaran Strategis 4. Meningkatnya efektivitas pengawasan Obat dan Makanan berbasis
risiko di wilayah kerja BBPOM di Banda Aceh
1. Indeks kepatuhan (compliance index) pelaku usaha di bidang Obat dan Makanan
dengan target 61 pada akhir 2019
2. Indeks kesadaran masyarakat (awareness index) terhadap Obat dan Makanan
aman dengan target 66 pada akhir 2019
Indeks pengetahuan masyarakat terhadap Obat dan Makanan aman dengan target
65.09 pada akhir 2019
1. Persentase sarana produksi Obat dan Makanan yang memenuhi ketentuan dengan target 61 pada akhir 2019
2. Persentase sarana distribusi Obat yang memenuhi ketentuan dengan target 45 pada
akhir 2019
3. Persentase keputusan penilaian sertifikasi yang diselesaikan tepat waktu dengan target 90 pada akhir 2019
4. Rasio tindak lanjut hasil pengawasan Obat dan makanan yang dilaksanakan di
Laporan Kinerja Balai Besar POM di Banda Aceh Tahun 2018 42
Dengan indikator:
Dengan indikator:
Sumber daya meliputi 5 M (man, material, money, method, and machine) merupakan
modal penggerak organisasi. Sumber daya dalam hal ini terutama terkait dengan
sumber daya manusia dan sarana prasarana penunjang kinerja. Ketersediaan sumber
daya yang terbatas baik jumlah dan kualitasnya, menuntut BPOM untuk mampu
mengelola sumber daya tersebut seoptimal mungkin agar dapat mendukung
terwujudnya sasaran program dan kegiatan yang telah ditetapkan. Pada akhirnya,
pengelolaan sumber daya yang efektif dan efisien menjadi sangat penting untuk
diperhatikan oleh seluruh elemen organisasi.
BPOM sebagai suatu Lembaga Pemerintah Non Kementerian (LPNK) yang dibentuk
Pemerintah untuk melaksanakan tugas tertentu tidak hanya bersifat teknis semata (techno
structure) namun juga melaksanakan fungsi pengaturan (regulating), pelaksana (executing),
dan pemberdayaan (empowering) yang masih memerlukan penguatan
kelembagaan/organisasi. Kelembagaan tersebut meliputi struktur yang kaya dengan fungsi,
proses bisnis yang tertata dan efektif, serta budaya kerja yang sesuai dengan nilai organisasi.
Indikator keberhasilan pencapaian sasaran strategis 3 berupa hasil penilaian SAKIP BBPOM di
Banda Aceh oleh BPOM, dengan target nilai A pada tahun 2019.
Sasaran Strategis 5. Menguatnya penegakan hukum di bidang Obat dan Makanan di
wilayah kerja BBPOM di Banda Aceh
Sasaran Strategis 6. Terwujudnya RB BB/BPOM sesuai roadmap RB BPOM 2015 - 2019
Nilai AKIP BBPOM di Banda Aceh dengan target 81 pada akhir 2019
Persentase perkara yang diselesaikan hingga tahap II dengan target 50% pada akhir 2019
Laporan Kinerja Balai Besar POM di Banda Aceh Tahun 201
2.2. PERJANJIAN KINERJA TAHUN 201
Perjanjian Kinerja Balai Besar POM di Banda Aceh adalah lembar/dokumen
yang berisikan penugasandari pimpinan instansi yang lebih tinggi dalam
Badan POM RI kepada pimpinan instansi yanglebih rendah yaitu Kepala Balai Besar
POM di Banda Aceh untuk melaksanakan program/kegiatan yang disertaidengan
indikator kinerja.Perjanjian Kinerja ini disusun berdasarkan Rencana Strategis
BBPOM di Banda Aceh Tahun 2015
Aceh Tahun 2018 dapat dilihat pada Tabel 2.2.
Tabel 2.2. Perjanjian Kinerja Balai Besar POM di Banda Aceh Tahun 2018
Sasaran Program dan
Kegiatan Tercapai
Bahan
Anggaran yang
tersediaPeralatan
SDM
N
O SASARAN KEGIATAN
RENJA 2018 (OTK Lama)
1 Meningkatnya kualitas sampling dan
pengujian terhadap produk obat dan
makanan yang beredar
2 Meningkatnya kualitas sarana produksi
yang memenuhi standar
3 Meningkatnya kualitas sarana distribusi
yang memenuhi standar
Laporan Kinerja Balai Besar POM di Banda Aceh Tahun 201
PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2018
Perjanjian Kinerja Balai Besar POM di Banda Aceh adalah lembar/dokumen
yang berisikan penugasandari pimpinan instansi yang lebih tinggi dalam hal ini Kepala
Badan POM RI kepada pimpinan instansi yanglebih rendah yaitu Kepala Balai Besar
POM di Banda Aceh untuk melaksanakan program/kegiatan yang disertaidengan
indikator kinerja.Perjanjian Kinerja ini disusun berdasarkan Rencana Strategis
i Banda Aceh Tahun 2015-2019. Perjanjian Kinerja Balai Besar POM di Banda
Aceh Tahun 2018 dapat dilihat pada Tabel 2.2.
Tabel 2.2. Perjanjian Kinerja Balai Besar POM di Banda Aceh Tahun 2018
Acuan/ Metode
Anggaran yang
tersedia
SASARAN KEGIATAN INDIKATOR KINERJA
Meningkatnya kualitas sampling dan
pengujian terhadap produk obat dan
Jumlah sampel yang diuji menggunakan
parameter kritis
Meningkatnya kualitas sarana produksi Persentase cakupan pangawasan sarana
produksi Obat dan Makanan
Meningkatnya kualitas sarana distribusi Persentase cakupan pangawasan sarana
distribusi Obat dan Makanan
Nilai SAKIP
Sesuai Target
Laporan Kinerja Balai Besar POM di Banda Aceh Tahun 2018 43
Perjanjian Kinerja Balai Besar POM di Banda Aceh adalah lembar/dokumen
hal ini Kepala
Badan POM RI kepada pimpinan instansi yanglebih rendah yaitu Kepala Balai Besar
POM di Banda Aceh untuk melaksanakan program/kegiatan yang disertaidengan
indikator kinerja.Perjanjian Kinerja ini disusun berdasarkan Rencana Strategis
2019. Perjanjian Kinerja Balai Besar POM di Banda
TARGET
Jumlah sampel yang diuji menggunakan 2700
rana 8.68
Persentase cakupan pangawasan sarana 28.69
Laporan Kinerja Balai Besar POM di Banda Aceh Tahun 2018 44
4 Meningkatnya tindaklanjut penyidikan
terhadap pelanggaran Obat dan
Makanan
Jumlah perkara di bidang Obat dan
Makanan
10
5 Pengadaan Sarana dan Prasarana yang
terkait Pengawasan Obat dan Makanan
Persentase pemenuhan sarana prasarana
sesuai standar
87.0
6 Penyusunan Perencanaan,
Penganggaran, Keuangan dan Evaluasi
yang dilaporkan tepat waktu
Jumlah dokumen perencanaan,
penganggaran dan evaluasi yang
dilaporkan tepat waktu
9
7 Meningkatnya kerjasama, komunikasi,
informasi dan edukasi
Jumlah Layanan Publik BBPOM di Banda
Aceh
580
Jumlah Komunitas yang di berdayakan 31
PETA STRATEGI OTK BARU
1
.
Terwujudnya Obat dan Makanan yang
aman dan bermutu di wilayah kerja
BBPOM di Banda Aceh
Indeks Pengawasan Obat dan Makanan di
wilayah kerja BBPOM di Banda Aceh
70.0
Persentase Obat yang Memenuhi Syarat 98.5
Persentase Obat Tradisional yang
Memenuhi Syarat
83.0
Persentase Kosmetik yang Memenuhi
Syarat
93.0
Persentase Suplemen Kesehatan yang
Memenuhi Syarat
83.0
Persentase Makanan yang Memenuhi
Syarat
89.5
2 Meningkatnya kepatuhan pelaku usaha
dan kesadaran masyarakat terhadap
keamanan, manfaat dan mutu Obat dan
Makanan dii wilayah kerja BBPOM di
Banda Aceh
Indeks kepatuhan (compliance index)
pelaku usaha di bidang Obat dan
Makanan di masing-masing wilayah kerja
BBPOM di Banda Aceh
60
3 Meningkatnya pengetahuan masyarakat
terhadap Obat dan Makanan aman di
wilayah kerja BBPOM di Banda Aceh
Indeks pengetahuan masyarakat
terhadap Obat dan Makanan aman di
masing-masing wilayah kerja BBPOM di
Banda Aceh
65,09
Laporan Kinerja Balai Besar POM di Banda Aceh Tahun 2018 45
Sesuai dengan Peraturan Menteri PAN dan RB nomor 53 tahun 2014, maka BBPOM di
Banda Aceh sebagai unit kerja Eselon II wajib menyusun Perjanjian Kinerja sebagai
wujud nyata komitmen antara penerima amanah (Kepala BBPOM di Banda Aceh)
dengan pemberi amanah (Kepala Badan POM RI) untuk meningkatkan integritas,
akuntabilitas, transparansi dan kinerja aparatur.Pengukuran akuntabilitas dengan
melakukan klarifikasi output dan outcome yang akan dan seharusnya dicapai untuk
memudahkan terwujudnya organisasi yang akuntabel.
Perjanjian kinerja akan dimanfaatkan oleh setiap pimpinan untuk memantau dan
mengendalikan pencapaian kinerja organisasi, melaporkan capaian kinerja dalam
laporan kinerja , serta sebagai acuan target dalam menilai keberhasilan organisasi
Dari indikator kinerja tersebut di atas, ditetapkan Indikator Kinerja Utama (IKU)
BBPOM di Banda Aceh adalah :
NO SASARAN KEGIATAN INDIKATOR KINERJA TARGET
4 Meningkatnya efektivitas pengawasan
Obat dan Makanan berbasis risiko di
wilayah kerja BBPOM di Banda Aceh
Persentase sarana produksi Obat dan
Makanan yang memenuhi ketentuan
60
Persentase sarana distribusi Obat yang
memenuhi ketentuan
43
Persentase keputusan penilaian sertifikasi
yang diselesaikan tepat waktu
85
Rasio tindak lanjut hasil pengawasan
Obat dan makanan yang dilaksanakan di
masing-masing wilayah kerja BBPOM di
Banda Aceh
40
Persentase pemenuhan pengujian sesuai
standar
100
5 Menguatnya penegakan hukum di
bidang Obat dan Makanan di wilayah
kerja BBPOM di Banda Aceh
Persentase perkara yang diselesaikan
hingga tahap II di wilayah kerja BBPOM
di Banda Aceh
50
6 Terwujudnya RB BB/BPOM sesuai
roadmap RB BPOM 2015 - 2019
Nilai AKIP BBPOM di Banda Aceh 78
Program Pengawasan Obat dan Makanan Kegiatan Anggaran
1. Pengawasan Obat dan Makanan Rp. 40.090.674.000
Laporan Kinerja Balai Besar POM di Banda Aceh Tahun 2018 46
1. Indeks POM di masing-masing wilayah kerja BBPOM di Banda Aceh
2. Persentase Obat yang memenuhi syarat di masing-masing wilayah kerja
BBPOM di Banda Aceh
3. Persentase Obat Tradisional yang memenuhi syarat di masing-masing wilayah
kerja BBPOM di Banda Aceh
4. Persentase Suplemen Kesehatan yang memenuhi syarat di masing-masing
wilayah kerja BBPOM di Banda Aceh
5. Persentase Kosmetik yang memenuhi syarat di masing-masing wilayah kerja
BBPOM di Banda Aceh
6. Persentase Makanan yang memenuhi syarat di masing-masing wilayah kerja
BBPOM di Banda Aceh
7. Indeks kepatuhan (compliance index) pelaku usaha di bidang Obat dan Makanan
di masing-masing wilayah kerja BBPOM di Banda Aceh
8. Indeks kesadaran masyarakat (awareness index) terhadap Obat dan Makanan
aman di masing-masing wilayah kerja BBPOM di Banda Aceh
9. Indeks pengetahuan masyarakat terhadap Obat dan Makanan aman di masing-
masing wilayah kerja BBPOM di Banda Aceh
10. Persentase sarana produksi Obat dan Makanan yang memenuhi ketentuan
11. Persentase sarana distribusi Obat yang memenuhi ketentuan
12. Persentase keputusan penilaian sertifikasi yang diselesaikan tepat waktu
13. Rasio tindak lanjut hasil pengawasan Obat dan makanan yang dilaksanakan di
masing-masing wilayah kerja BBPOM di Banda Aceh
14. . Persentase pemenuhan pengujian sesuai standar
15. Persentase perkara yang diselesaikan hingga tahap II di wilayah kerja BBPOM
di Banda Aceh
16. Nilai AKIP BBPOM di Banda Aceh
Laporan Kinerja Balai Besar POM di Banda Aceh Tahun 2018 47
2.3. Kriteria Pencapaian Indikator
Kriteria penilaian capaian kinerja yang digunakan dalam laporan kinerja ini adalah
sebagai berikut :
Tabel 3. Kriteria Pencapaian Indikator
Kriteria Capaian Target Indikator
Memuaskan 100% < x≤125%
Baik 100%
Cukup 75% ≤ x ˂100%
Kurang x˂75%
Tidak dapat disimpulkan x ˃ 125%
Laporan Kinerja Balai Besar POM di Banda Aceh Tahun 2018 48
BAB III
AKUNTABILITAS
3.1. Capaian Kinerja Organisasi
Analisis capaian kinerja dilakukan dengan cara membandingkan realisasi kinerja tahun
2018 terhadap target yang telah ditetapkan, membandingkan realisasi kinerja serta capaian
kinerja tahun 2018 dengan tahun lalu, membandingkan realisasi kinerja tahun 2018 dengan
target jangka menengah yang terdapat dalam dokumen perencanaan strategis, analisis atas
efisiensi penggunaan sumber daya serta melakukan analisis penyebab
keberhasilan/kegagalan atau peningkatan/penurunan kinerja serta alternative solusi yang
telah dilakukan.
BBPOM di Banda Aceh hanya berhasil mencapai 1 sasaran strategis yang telah ditetapkan dan
belum berhasil mencapai target 2 sasaran strategis seperti tergambar pada tabel 3 dibawah
ini.
3.2. Tabel 4. Pencapaian Sasaran Strategis
NO. SASARAN STRATEGIS CAPAIAN
(NPS) KRITERIA
1 Terwujudnya Obat dan Makanan yang aman dan
bermutu di wilayah kerja BBPOM di Banda Aceh 103.53%
Memuaskan
2 Meningkatnya kepatuhan pelaku usaha dan
kesadaran masyarakat terhadap keamanan,
manfaat dan mutu Obat dan Makanan dii wilayah
kerja BBPOM di Banda Aceh
96.93% Cukup
3 Meningkatnya pengetahuan masyarakat
terhadap Obat dan Makanan aman di wilayah
kerja BBPOM di Banda Aceh
99.83%
Cukup
4 Meningkatnya efektivitas pengawasan Obat dan
Makanan berbasis risiko di wilayah kerja BBPOM
di Banda Aceh 87.85%
Cukup
5 Menguatnya penegakan hukum di bidang Obat
dan Makanan di wilayah kerja BBPOM di Banda
Aceh 163.64%
Memuaskan
Laporan Kinerja Balai Besar POM di Banda Aceh Tahun 2018 49
NO. SASARAN STRATEGIS CAPAIAN
(NPS) KRITERIA
6 Terwujudnya RB BB/BPOM sesuai roadmap RB
BPOM 2015 - 2019 94,29% Cukup
Hasil pencapaian sasaran strategis BBPOM di Banda Aceh tahun 2018 hampir sama
dengan pencapaian BBPOM di Banjarmasin, Yogyakarta, Pontianak (Balai
Pembanding). Kriteria pencapaian sasaran strategis 1 dan 5 adalah memuaskan,
sedangkan 4 sasaran strategis lainnya dicapai dengan kriteria cukup seperti yang
dijabarkan pada tabel dibawah ini.
3.3. Tabel 5. Perbandingan Pencapaian Sasaran Strategis
NO. SASARAN STRATEGIS CAPAIAN
BBPOM Banda Aceh
CAPAIAN BBPOM
Yogyakarta
CAPAIAN
BBPOM Banjarmasin
CAPAIAN
BBPOM
Pontianak
1. Terwujudnya Obat dan
Makanan yang aman dan
bermutu di wilayah
kerja BBPOM di Banda
Aceh
103.53% 101.07% 105.01% 99.76%
2. Meningkatnya
kepatuhan pelaku usaha
dan kesadaran
masyarakat terhadap
keamanan, manfaat dan
mutu Obat dan Makanan
dii wilayah kerja BBPOM
di Banda Aceh
96.93% 119.41% 126.12% 93.65%
3. Meningkatnya
pengetahuan
masyarakat terhadap
Obat dan Makanan aman
di wilayah kerja BBPOM
di Banda Aceh
99.83%
108.07% 92.05% 119.44%
Laporan Kinerja Balai Besar POM di Banda Aceh Tahun 2018 50
NO. SASARAN STRATEGIS CAPAIAN
BBPOM Banda Aceh
CAPAIAN BBPOM
Yogyakarta
CAPAIAN
BBPOM Banjarmasin
CAPAIAN
BBPOM
Pontianak
4. Meningkatnya
efektivitas pengawasan
Obat dan Makanan
berbasis risiko di
wilayah kerja BBPOM di
Banda Aceh
87.85% 105.89% 96.28% 92.69%
5. Menguatnya penegakan
hukum di bidang Obat
dan Makanan di wilayah
kerja BBPOM di Banda
Aceh
163.64% 107.00% 180.0% 163.64%
6. Terwujudnya RB
BB/BPOM sesuai
roadmap RB BPOM 2015
- 2019
94,29% 94.33% 92.14% 92.38%
Analisis Akuntabilitas Kinerja
Balai Besar POM di Banda Aceh telah melakukan Reviu Rencana Strategis (Renstra) BBPOM di
Banda Aceh telah menetapkan 6 sasaran strategis dengan 16 indikator untuk mengukur
pencapaian sasaran strategis. Dari 16 indikator tersebut, keseluruhanya merupakan Indikator
Kinerja Utama (IKU) dengan pencapaian sebagai berikut :
Tabel 6.Hasil Pencapaian Indikator Kinerja Utama (IKU)
NO. INDIKATOR KINERJA % CAPAIAN KRITERIA
1. Indeks POM di masing-masing wilayah kerja BBPOM di Banda Aceh 86.90%
Cukup
2. Persentase obat yang memenuhi syarat 100.90%
Memuaskan
3. Persentase Obat Tradisional yang memenuhi syarat 111.45%
Memuaskan
4. Persentase kosmetik yang memenuhi syarat 107.53%
Memuaskan
5. Persentase suplemen kesehatan yang memenuhi syarat 118.81%
Memuaskan
Laporan Kinerja Balai Besar POM di Banda Aceh Tahun 2018 51
NO. INDIKATOR KINERJA % CAPAIAN KRITERIA
6. Persentase makanan yang memenuhi syarat 94.78%
Cukup
7. Indeks kepatuhan (compliance index) pelaku usaha di bidang Obat dan Makanan di masing-masing wilayah kerja BBPOM di Banda Aceh 96.93
Cukup
8. Indeks kesadaran masyarakat (awareness index) terhadap Obat dan Makanan aman di masing-masing wilayah kerja BBPOM di Banda Aceh -
9. Indeks pengetahuan masyarakat terhadap Obat dan Makanan aman di masing-masing wilayah kerja BBPOM di Banda Aceh 99.83
Cukup
10. Persentase sarana produksi Obat dan Makanan yang memenuhi ketentuan 108.97
Memuaskan
11. Persentase sarana distribusi Obat yang memenuhi ketentuan 148.26
Memuaskan
12. Persentase keputusan penilaian sertifikasi yang diselesaikan tepat waktu 107.84%
Memuaskan
13. Rasio tindak lanjut hasil pengawasan Obat dan makanan yang dilaksanakan di masing-masing wilayah kerja BBPOM di Banda AceH
63.41% Kurang
14. Persentase pemenuhan pengujian sesuai standar 100% Baik
15. Persentase perkara yang diselesaikan hingga tahap II di wilayah kerja BBPOM di Banda Aceh 118.18%
Memuaskan
16. Nilai AKIP BBPOM di Banda Aceh 94.29 Cukup
Dari 16 (enam belas) Indikator Kinerja Utama (IKU), ada 1 (satu) indikator dengan kriteria
capaian kurang yaitu “Rasio tindak lanjut hasil pengawasan Obat dan makanan yang
dilaksanakan di masing-masing wilayah kerja BBPOM di Banda Aceh” dengan nilai capaian
63.41%. Sedangkan ada 5 (lima) indikator dengan kriteria Cukup (sebagaimana tercantum
dalam tabel diatas). Namun, Balai Besar POM di Banda Aceh juga mampu mencapai target yang
telah ditetapkan, tergambar dengan capaian Baik dan Memuaskan sebanyak 10 (sepuluh)
indikator.
Analisis akuntabilitas kinerja dilakukan terhadap masing-masing sasaran strategis yang telah
ditetapkan oleh BBPOMdi Banda Aceh, sebagai berikut :
Laporan Kinerja Balai Besar POM di Banda Aceh Tahun 2018 52
A.
B. SASARAN STATEGIS I
Indikator Kinerja Sasaran Strategis 1
Indikator kinerja pada Sasaran Strategis 1 seluruhnya adalah Indikator Kinerja Utama (IKU)
yang merupakan ukuran keberhasilan kinerja utama BPOM sesuai dengan tugas fungsi
serta mandat (core business) yang diemban. IKU ditetapkan oleh Kepala BPOM dari
seperangkat indikator kinerja yang berhasil diidentifikasi dengan memperhatikan proses
bisnis organisasi dan kriteria indikator kinerja yang baik. Realisasi capaian kinerja sasaran
strategis 1 tertuang pada tabel 8 di bawah ini.
Tabel 7. Realisasi Capaian Kinerja Sasaran Strategis 1
SASARAN STRATEGIS
INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI % CAPAIAN KRITERIA
Menguatnya sistem pengawasan Obat dan Makanan
Indeks POM di masing-masing wilayah kerja BBPOM di Banda Aceh
71% 61.7% 88.14 Cukup
Persentase obat yang memenuhi syarat
98.5% 99.39% 100.90% Memuaskan
Persentase Obat Tradisional yang memenuhi syarat
81.0% 90.28% 111.45% Memuaskan
Persentase kosmetik yang memenuhi syarat
93.0% 99,65% 107.15% Memuaskan
Persentase suplemen kesehatan yang memenuhi syarat
83.0% 98.61% 118.81% Memuaskan
Persentase makanan yang memenuhi syarat
89.5% 84.82% 94.78% Cukup
1. Indeks POM di masing-masing wilayah kerja BBPOM di Banda Aceh
Sasaran Strategis 1
Terwujudnya Obat dan Makanan yang aman dan
bermutu di masing-masing wilayah kerja BBPOM d
Laporan Kinerja Balai Besar POM di Banda Aceh Tahun 2018 53
Gambar. Indeks Pengawasan Obat dan Makanan (IPOM)
Nilai Indeks Pengawasan Obat dan Makanan (IPOM) adalah suatu ukuran untuk menilai
tingkat efektivitas kinerja pengawasan Obat dan Makanan yang dilakukan oleh BPOM
yang akan diukur menggunakan 3 (tiga) dimensi yaitu pemerintah, masyarakat, dan
pelaku usaha. Penilaian yang dilakukan terhadap kinerja pengawasan Obat dan
Makanan Balai Besar POM di Banda Aceh pada tahun 2018 menghasilkan nilai 61.7% dari
target 70.0% (88.14%) yang ditetapkan secara nasional. Dari gambar yang ditunjukkan
di atas tergambar bahwa Pengawasan Obat dan Makanan di Provinsi Aceh oleh Balai
Besar POM di Banda Aceh sudah dilakukan dengan baik. Untuk semua komoditi Obat
dan Makanan sudah dilakukan pengawasan secara intensif.
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penyusunan Indeks POM sementara
ini dilakukan melalui pengumpulan data sekunder dari Laporan Tahunan, Laporan
Kinerja, serta laporan kinerja hasil pengawasan lain yang relevan.
Cara Perhitungan :
Indeks POM dihitung menggunakan metodologi statistik dan Analitycal hierarchy
process (AHP) untuk pembobotan indikator kinerja pembentuk indeks.
Indeks ini dihitung berdasarkan capaian kinerja BPOM pada tahun n-1
2. Persentase Obat yang Memenuhi Syarat
INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI % CAPAIAN KRITERIA
Indeks Pengawasan Obat oleh BBPOM di Banda Aceh
Indeks Pengawasan Kosmetik oleh BBPOM di Banda Aceh
Indeks Pengawasan Obat Tradisional
oleh BBPOM di Banda Aceh
Indeks Pengawasan Pangan oleh BBPOM di Banda Aceh
Indeks Pengawasan Suplemen
Kesehatan oleh BBPOM di Banda Aceh
Laporan Kinerja Balai Besar POM di Banda Aceh Tahun 2018 54
INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI % CAPAIAN KRITERIA
Persentase obat yang memenuhi syarat
98.5% 99.39% 100.90% Memuaskan
A. Perbandingan Target dan Realisasi Kinerja Tahun 2018
Pada tahun 2018, target yang ditetapkan pada indikator sasaran ini adalah
sebesar 98,50%. Persentase Obat yang memenuhi syarat pada tahun 2018
sebesar 99,39% dengan rincian jumlah sampel yang diuji sebanyak 488 sampel,
yang tidak memenuhi syarat sebanyak 3 sampel dengan rincian : 3 sampel TMS
Mutu.
Dengan demikian persentase capaian target indikator sasaran tersebut diatas
adalah sebesar 100,89% dengan kriteria Memuaskan.
B. Perbandingan Realisasi Kinerja dan Persentase Capaian Kinerja tahun 2018
dengan tahun 2015, 2016 dan tahun 2017
Apabila kita membandingkan realisasi persentase Obat yang memenuhi syarat
di Provinsi Aceh tahun 2018 (99,39%) terhadap tahun 2015 (99,00%), 2016
(107,90%) dan tahun 2017 (99,50%) terlihat adanya sedikit penurunan tapi tidak
signifikan seperti terlihat pada grafik dibawah ini.
99.00%
107.90%
99.50% 99.39%102.06%
110.62%
101.49% 100.90%
Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018
Profil Perbandingan Realisasi dan Capaian Obat
Memenuhi Syarat Tahun 2015 - 2018
Realisasi Peresentase Obat Memenuhi Syarat
Capaian Persentase Obat Memenuhi Syarat
Laporan Kinerja Balai Besar POM di Banda Aceh Tahun 2018 55
Hasil pengujian tahun 2018, dari 488 sampel yang diuji diperoleh hasil yang
tidak memenuhi syarat sebanyak 0.61% (3 sampel TMS mutu dari 488 sampel),
mengalami kenaikan dibandingkan tahun 2017. Pada tahun 2017 jumlah sampel
obat yang tidak memenuhi syarat sebesar 0,36% (2 sampel TMS mutu dari 554
sampel). Jumlah sampel yang di sampling pada tahun 2018 mengalami
penurunan jumlah sampel TMS dibanding tahun 2017, hal ini disebabkan
perubahan prioritas sampling dan metode sampling secara acak/ random
berdasarkan kaidah statistika namun tetap mempertimbangkan justifikasi
profesional dalam rangka menjamin keamanan, mutu, dan khasiat obat yang
beredar di Provinsi Aceh.
C. Perbandingan Realisasi Kinerja Hingga Tahun 2018 Dengan Target Renstra
Periode Tahun 2015-2019
Capaian persentase Obat yang memenuhi syarat tahun 2018 telah melampaui
target akhir tahun Renstra BBPOM di Banda Aceh yaitu sebesar 99,00%. Apabila
kita menghitung nilai pencapaian sasaran ini terhadap target akhir tahun
Renstra tersebut, nilai pencapaiannya telah melebihi 100% yaitu sebesar
100,39%.
100.00%
108.99%
100.51% 100.39%
Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018
Profil Perbandingan Realisasi Obat Memenuhi Syarat
Hingga Tahun 2018 Dengan Target Renstra Periode
Tahun 2015-2019
Laporan Kinerja Balai Besar POM di Banda Aceh Tahun 201
D. Perbandingan Realisasi Kinerja Tahun 201
Badan POM) /Balai Besar POM Lain
Target persentase Obat yang memenuhi syarat tahun 2018 Balai Besar PO
Banda Aceh telah disinkronkan dengan target Renstra Badan POM secara
nasional yaitu 93,50%. Dengan demikian nilai pencapaian sasaran indikator ini
bila dihitung terhadap target nasional memiliki nilai pencapaian sasaran
sebesar 106,30%.
Apabila dibandingkan dengan Balai Besar POM provinsi lain, yaitu BBPOM Di
Yogyakarta, BBPOM di Pontianak dan BBPOM di Banjarmasin,
Balai Besar POM di Banda Aceh tahun 2018 berada diatas BBPOM di Yogyakarta
dan BBPOM di Pontianak namun dibawah BBPOM di B
capaian kinerja Balai Besar POM di Banda Aceh 99,39% sedangkan Balai Besar
POM provinsi lain sebesar 97.52%, 97.54% dan 105,73%. Data lengkapnya dapat
dilihat pada grafik dibawah ini.
E. Analisis Penyebab Keberhasilan/Kegagalan ata
Kinerja serta Alternatif Solusi yang telah dilakukan
Kegagalan dalam pencapaian kinerja sasaran ini disebabkan oleh:
a. Maraknya peredaran obat palsu dipasaran, terutama pada sarana distribusi
Obat yang tidak memiliki izin operasiona
BBPOM Banda
Aceh Yogyakarta
99.39%
Perbandingan Capaian Kinerja Tahun 2018 BBPOM Banda Aceh
Laporan Kinerja Balai Besar POM di Banda Aceh Tahun 201
Perbandingan Realisasi Kinerja Tahun 2018 Dengan Target Nasional (Target
Badan POM) /Balai Besar POM Lain
Target persentase Obat yang memenuhi syarat tahun 2018 Balai Besar PO
Banda Aceh telah disinkronkan dengan target Renstra Badan POM secara
nasional yaitu 93,50%. Dengan demikian nilai pencapaian sasaran indikator ini
bila dihitung terhadap target nasional memiliki nilai pencapaian sasaran
dingkan dengan Balai Besar POM provinsi lain, yaitu BBPOM Di
Yogyakarta, BBPOM di Pontianak dan BBPOM di Banjarmasin, capaian kinerja
Balai Besar POM di Banda Aceh tahun 2018 berada diatas BBPOM di Yogyakarta
dan BBPOM di Pontianak namun dibawah BBPOM di Banjarmasin. Persentase
Balai Besar POM di Banda Aceh 99,39% sedangkan Balai Besar
POM provinsi lain sebesar 97.52%, 97.54% dan 105,73%. Data lengkapnya dapat
dilihat pada grafik dibawah ini.
Analisis Penyebab Keberhasilan/Kegagalan atau Peningkatan/Penurunan
Kinerja serta Alternatif Solusi yang telah dilakukan
Kegagalan dalam pencapaian kinerja sasaran ini disebabkan oleh:
Maraknya peredaran obat palsu dipasaran, terutama pada sarana distribusi
Obat yang tidak memiliki izin operasional.
BBPOM
Yogyakarta
BBPOM
Pontianak
BBPOM
Banjarmasin
97.52% 97.54%
105.73%
Perbandingan Capaian Kinerja Tahun 2018 BBPOM Banda Aceh
Dengan Balai Besar POM Lain
Series1
Laporan Kinerja Balai Besar POM di Banda Aceh Tahun 2018 56
Dengan Target Nasional (Target
Target persentase Obat yang memenuhi syarat tahun 2018 Balai Besar POM di
Banda Aceh telah disinkronkan dengan target Renstra Badan POM secara
nasional yaitu 93,50%. Dengan demikian nilai pencapaian sasaran indikator ini
bila dihitung terhadap target nasional memiliki nilai pencapaian sasaran
dingkan dengan Balai Besar POM provinsi lain, yaitu BBPOM Di
capaian kinerja
Balai Besar POM di Banda Aceh tahun 2018 berada diatas BBPOM di Yogyakarta
anjarmasin. Persentase
Balai Besar POM di Banda Aceh 99,39% sedangkan Balai Besar
POM provinsi lain sebesar 97.52%, 97.54% dan 105,73%. Data lengkapnya dapat
u Peningkatan/Penurunan
Kegagalan dalam pencapaian kinerja sasaran ini disebabkan oleh:
Maraknya peredaran obat palsu dipasaran, terutama pada sarana distribusi
Laporan Kinerja Balai Besar POM di Banda Aceh Tahun 2018 57
a. Intensifikasi pengawasan sarana produksi dan distribusi dalam pemenuhan
CPOB dan CDOB.
b. Meningkatkan koordinasi dengan stakeholder terkait, dalam rangka
pembinaan terhadap sarana distribusi obat.
c. Meningkatkan intensitas dan kualitas sosialisasi pemahaman CDOB untuk
sarana distribusi obat baik yang diadakan oleh Balai Besar/ Balai POM sendiri
maupun bekerjasama dengan stakeholder seperti Dinas Kesehatan, Asosiasi
Pengusaha, maupun Organisasai Profesi
e. Meningkatkan pengetahuan masyarakat melalui kegiatan Komunikasi,
Informasi, dan Edukasi (KIE)
Persentase Obat Tradisional yang Memenuhi Syarat
INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI % CAPAIAN KRITERIA
Persentase obat tradisional yang memenuhi syarat
81.0% 90.28% 111.45% Memuaskan
A. Perbandingan Target dan Realisasi Kinerja Tahun 2018
Pada tahun 2018, target yang ditetapkan pada indikator sasaran ini adalah
sebesar 81,00%. Persentase Obat Tradisional yang memenuhi syarat pada
tahun 2018 sebesar 90,28% dengan rincian jumlah sampel yang diuji sebanyak
432 sampel, yang tidak memenuhi syarat sebanyak 42 sampel dengan rincian :
2 sampel TMS Pelabelan, 14 sampel TMS Sineol, 2 sampel TMS Kadar air, 3
sampel TMS Berat Jenis, 20 sampel TMS ALT, dan 5 sampel TMS AKK.
Dengan demikian persentase capaian target indikator sasaran tersebut diatas
adalah sebesar 111,45% dengan kriteria Memuaskan.
B. Perbandingan Realisasi Kinerja dan Persentase Capaian Kinerja tahun 2018
dengan tahun 2015, 2016 dan tahun 2017
Apabila kita membandingkan realisasi persentase Obat Tradisional yang
memenuhi syarat di Provinsi Aceh tahun 2018 (90,28%) terhadap tahun 2015
(87,30%), 2016 (99,20%) dan tahun 2017 (81.84%) terlihat adanya penurunan
seperti terlihat pada grafik dibawah ini.
Laporan Kinerja Balai Besar POM di Banda Aceh Tahun 2018 58
Hasil pengujian tahun 2018, dari 432 sampel yang diuji diperoleh hasil yang
tidak memenuhi syarat sebanyak 9,72% (42 sampel dengan rincian : 2 sampel
TMS Pelabelan, 14 sampel TMS Sineol, 2 sampel TMS Kadar air, 3 sampel TMS
Berat Jenis, 20 sampel TMS ALT, dan 5 sampel TMS AKK), mengalami
penurunan jumlah sampel TMS dibandingkan tahun 2017. Pada tahun 2017
jumlah sampel obat tradisional yang tidak memenuhi syarat sebesar 18,16% (77
sampel terdiri dari TMS Sineol, TMS Kadar air, TMS Waktu Hancur, TMS
Keseragaman Volume, TMS ALT, TMS AKK dan TMS Bakteri Patogen dari 424
sampel). Jumlah sampel yang di sampling pada tahun 2018 mengalami
kenaikan dibanding tahun 2017, hal ini disebabkan perubahan jumlah target
prioritas sampling dari Badan POM.
C. Perbandingan Realisasi Kinerja Hingga Tahun 2018 Dengan Target Renstra
Periode Tahun 2015-2019
Capaian persentase Obat Tradisional yang memenuhi syarat tahun 2018 telah
melampaui target akhir tahun Renstra BBPOM di Banda Aceh yaitu sebesar
82,00%. Apabila kita menghitung nilai pencapaian sasaran ini terhadap target
akhir tahun Renstra tersebut, nilai pencapaiannya telah melebihi 100% yaitu
sebesar 110,10%.
87.30%99.20%
81.84%90.28%
119.92% 125.52%
102.30%111.45%
Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018
Profil Perbandingan Realisasi dan Capaian Obat
Tradisonal Memenuhi Syarat Tahun 2015 - 2018Realisasi OT Memenuhi Syarat Capaian OT Memenuhi Syarat
Laporan Kinerja Balai Besar POM di Banda Aceh Tahun 2018 59
D. Perbandingan Realisasi Kinerja Tahun 2018 Dengan Target Nasional (Target
Badan POM) dan Perbandingan Capaian Kinerja Balai Besar POM Lain
Target persentase Obat Tradisional yang memenuhi syarat tahun 2018 Balai
Besar POM di Banda Aceh telah disinkronkan dengan target Renstra Badan
POM secara nasional yaitu 83,00%. Dengan demikian nilai pencapaian sasaran
indikator ini bila dihitung terhadap target nasional memiliki nilai pencapaian
sasaran sebesar 106,30%.
Apabila dibandingkan dengan Balai Besar POM provinsi lain, yaitu BBPOM Di
Yogyakarta, BBPOM di Pontianak dan BBPOM di Banjarmasin, capaian kinerja
Balai Besar POM di Banda Aceh tahun 2018 berada diatas BBPOM di Yogyakarta
namun dibawah BBPOM di Pontianak dan BBPOM di Banjarmasin. Persentase
capaian kinerja Balai Besar POM di Banda Aceh 111,45% sedangkan Balai Besar
POM provinsi lain sebesar 100,68%, 112,25% dan 111,58%. Data lengkapnya dapat
dilihat pada grafik dibawah ini.
106.46%120.98%
99.80%110.10%
Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018
Profil Perbandingan Capaian Obat Tradisional
Memenuhi Syarat Hingga Tahun 2018 Dengan Target
Renstra Periode Tahun 2015-2019
Laporan Kinerja Balai Besar POM di Banda Aceh Tahun 201
E. Analisis Penyebab Keberhasilan/Kegagalan atau Peningkatan/Penurunan
Kinerja serta Alternatif Solusi yang telah dilakukan
Kenaikan pencapaian kinerja sasaran ini disebabkan oleh:
1. Program sosialisasi pada tahun 2018
Tradisional kepada pelaku usaha meningkat daripada tahun
sebelumnya. Terkait hal tersebut diatas, maka alternatif solusi yang harus
dilakukan dalam rangka mempertahankan atau meningkatkan capaian kinerja
sasaran tersebut antara lain:
a. Intensifikasi pengawasan sarana produksi dalam pemenuhan CPOTB.
b. Peningkatan kegiatan sosialisasi tentang peraturan terkait Obat Tradisonal
kepada pelaku usaha dan masyarakat, termasuk penyebaran informasi kepada
stakeholder dan masyarakat tentang adanya Pu
yang diterbitkan oleh Badan POM.
c. Peningkatan kerjasama dengan stakeholder terkait tindak lanjut hasil
pengawasan sarana produksi dan sarana distribusi Obat Tradisional. d. Perlu
pembahasan lebih lanjut mengenai penetapan
pengujian produk Obat Tradisional surveillance terkait dengan sasaran
strategis persentase produk obat tradisional yang memenuhi syarat.
BBPOM Banda
Aceh
111.45%
Perbandingan Capaian Kinerja Tahun 2018 BBPOM Banda
Laporan Kinerja Balai Besar POM di Banda Aceh Tahun 201
Analisis Penyebab Keberhasilan/Kegagalan atau Peningkatan/Penurunan
Kinerja serta Alternatif Solusi yang telah dilakukan
Kenaikan pencapaian kinerja sasaran ini disebabkan oleh:
gram sosialisasi pada tahun 2018 tentang peraturan terka
Tradisional kepada pelaku usaha meningkat daripada tahun
sebelumnya. Terkait hal tersebut diatas, maka alternatif solusi yang harus
dilakukan dalam rangka mempertahankan atau meningkatkan capaian kinerja
sasaran tersebut antara lain:
nsifikasi pengawasan sarana produksi dalam pemenuhan CPOTB.
b. Peningkatan kegiatan sosialisasi tentang peraturan terkait Obat Tradisonal
kepada pelaku usaha dan masyarakat, termasuk penyebaran informasi kepada
stakeholder dan masyarakat tentang adanya Public Warn ing obat tradisional
yang diterbitkan oleh Badan POM.
Peningkatan kerjasama dengan stakeholder terkait tindak lanjut hasil
pengawasan sarana produksi dan sarana distribusi Obat Tradisional. d. Perlu
pembahasan lebih lanjut mengenai penetapan parameter uji kritis untuk
pengujian produk Obat Tradisional surveillance terkait dengan sasaran
strategis persentase produk obat tradisional yang memenuhi syarat.
BBPOM Banda BBPOM
Yogyakarta
BBPOM
Pontianak
BBPOM
Banjarmasin
100.68%
112.25% 111.58%
Perbandingan Capaian Kinerja Tahun 2018 BBPOM Banda
Aceh Dengan Balai Besar POM Lain
Laporan Kinerja Balai Besar POM di Banda Aceh Tahun 2018 60
Analisis Penyebab Keberhasilan/Kegagalan atau Peningkatan/Penurunan
tentang peraturan terkait Obat
Tradisional kepada pelaku usaha meningkat daripada tahun-tahun
sebelumnya. Terkait hal tersebut diatas, maka alternatif solusi yang harus
dilakukan dalam rangka mempertahankan atau meningkatkan capaian kinerja
nsifikasi pengawasan sarana produksi dalam pemenuhan CPOTB.
b. Peningkatan kegiatan sosialisasi tentang peraturan terkait Obat Tradisonal
kepada pelaku usaha dan masyarakat, termasuk penyebaran informasi kepada
blic Warn ing obat tradisional
Peningkatan kerjasama dengan stakeholder terkait tindak lanjut hasil
pengawasan sarana produksi dan sarana distribusi Obat Tradisional. d. Perlu
parameter uji kritis untuk
pengujian produk Obat Tradisional surveillance terkait dengan sasaran
strategis persentase produk obat tradisional yang memenuhi syarat.
Laporan Kinerja Balai Besar POM di Banda Aceh Tahun 2018 61
3. Persentase Kosmetik yang Memenuhi Syarat
INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI % CAPAIAN KRITERIA
Persentase kosmetik yang memenuhi syarat
93.0% 99,65% 107.15% Memuaskan
A. Perbandingan Target dan Realisasi Kinerja Tahun 2018
Pada tahun 2018, target yang ditetapkan pada indikator sasaran ini adalah
sebesar 93,00%. Persentase Kosmetik yang memenuhi syarat pada tahun 2018
sebesar 99,65% dengan rincian jumlah sampel yang diuji sebanyak 864 sampel,
yang tidak memenuhi syarat sebanyak 4 sampel dengan rincian : 3 sampel TMS
ALT dan 1 sampel TMS Pelabelan.
Dengan demikian persentase capaian target indikator sasaran tersebut diatas
adalah sebesar 107,15% dengan kriteria Memuaskan.
B. Perbandingan Realisasi Kinerja dan Persentase Capaian Kinerja tahun 2018
dengan tahun 2015, 2016 dan tahun 2017
Apabila kita membandingkan realisasi persentase Kosmetik yang memenuhi
syarat di Provinsi Aceh tahun 2018 (99,65%) terhadap tahun 2015 (95,90%), 2016
(147,20%) dan tahun 2017 (99,00%) terlihat adanya penurunan seperti terlihat
pada grafik dibawah ini.
95.90%
147.20%
99.00% 99.65%106.56%
161.81%
107.64% 107.15%
Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018
Profil Perbandingan Realisasi dan Capaian Kosmetik
Memenuhi Syarat Tahun 2015 - 2018
Realiasasi Kosmetik Memenuhi Syarat Capaian Kosmetik Memenuhi Syarat
Laporan Kinerja Balai Besar POM di Banda Aceh Tahun 2018 62
Hasil pengujian tahun 2018, dari 864 sampel yang diuji diperoleh hasil yang
tidak memenuhi syarat sebanyak 0,46% (4 sampel dengan rincian : 3 sampel
TMS ALT dan 1 sampel TMS Pelabelan), mengalami penurunan jumlah sampel
TMS dibandingkan tahun 2017. Pada tahun 2017 jumlah sampel kosmetik yang
tidak memenuhi syarat sebesar 0,98% (8 sampel terdiri dari TMS ALT, TMS AKK
dan TMS Bakteri Patogen dari 820 sampel). Jumlah sampel yang di sampling
pada tahun 2018 mengalami kenaikan dibanding tahun 2017, hal ini disebabkan
perubahan jumlah target prioritas sampling dari Badan POM.
C. Perbandingan Realisasi Kinerja Hingga Tahun 2018 Dengan Target Renstra
Periode Tahun 2015-2019
Capaian persentase Kosmetik yang memenuhi syarat tahun 2018 telah
melampaui target akhir tahun Renstra BBPOM di Banda Aceh yaitu sebesar
94,00%. Apabila kita menghitung nilai pencapaian sasaran ini terhadap target
akhir tahun Renstra tersebut, nilai pencapaiannya telah melebihi 100% yaitu
sebesar 106,01%.
D. Perbandingan Realisasi Kinerja Tahun 2018 Dengan Target Nasional (Target
Badan POM) dan Perbandingan Capaian Kinerja Balai Besar POM Lain
Target persentase Kosmetik yang memenuhi syarat tahun 2018 Balai Besar
POM di Banda Aceh telah disinkronkan dengan target Renstra Badan POM
secara nasional yaitu 92,00%. Dengan demikian nilai pencapaian sasaran
102.02%
156.60%
105.32% 106.01%
Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018
Profil Perbandingan Realisasi Kosmetik Memenuhi
Syarat Hingga Tahun 2018 Dengan Target Renstra
Periode Tahun 2015-2019
Laporan Kinerja Balai Besar POM di Banda Aceh Tahun 201
indikator ini bila dihitung terhadap target nasional memiliki nilai pencapaian
sasaran sebesar 108,31
Apabila dibandingkan dengan Balai Besar POM provinsi lain, yaitu BBPOM Di
Yogyakarta, BBPOM di Pontianak dan BBPOM di Banjarmasin,
Balai Besar POM di Banda Aceh tahun 2018 berada diatas BBPOM di Yogyakarta
dan BBPOM di Pontianak namun dibawah BBPOM di Banjarmasin.
capaian kinerja Balai Besar POM di Banda Aceh
POM provinsi lain sebesar
dilihat pada grafik dibawah ini.
E. Analisis Penyebab Keberhasilan/Kegagalan atau Peningkatan/Penurunan
Kinerja serta Alternatif Solusi yang telah dilakukan
Faktor-faktor yang berdampak terhadap meningkatnya pencapaian kine
sasaran ini disebabkan oleh:
a. Pengawasan terhadap produk Kosmetik yang beredar lebih intensif, antara
lain melalui kegiatan aksi penertiban pasar dalam negeri, operasi gabungan
daerah dan nasional.
Terkait hal tersebut diatas, maka alternatif solus
rangka mempertahankan atau meningkatkan capaian kinerja sasaran tersebut
antara lain:
BBPOM Banda
Aceh
107.15%
Perbandingan Capaian Kinerja Tahun 2018 BBPOM Banda Aceh
Laporan Kinerja Balai Besar POM di Banda Aceh Tahun 201
tor ini bila dihitung terhadap target nasional memiliki nilai pencapaian
31%.
Apabila dibandingkan dengan Balai Besar POM provinsi lain, yaitu BBPOM Di
Yogyakarta, BBPOM di Pontianak dan BBPOM di Banjarmasin, capaian kinerja
r POM di Banda Aceh tahun 2018 berada diatas BBPOM di Yogyakarta
dan BBPOM di Pontianak namun dibawah BBPOM di Banjarmasin.
Balai Besar POM di Banda Aceh 107,15% sedangkan Balai Besar
POM provinsi lain sebesar 100,38%, 93,67% dan 119,96%. Data lengkapnya dapat
dilihat pada grafik dibawah ini.
Penyebab Keberhasilan/Kegagalan atau Peningkatan/Penurunan
Kinerja serta Alternatif Solusi yang telah dilakukan
faktor yang berdampak terhadap meningkatnya pencapaian kine
sasaran ini disebabkan oleh:
a. Pengawasan terhadap produk Kosmetik yang beredar lebih intensif, antara
lain melalui kegiatan aksi penertiban pasar dalam negeri, operasi gabungan
Terkait hal tersebut diatas, maka alternatif solusi yang harus dilakukan dalam
rangka mempertahankan atau meningkatkan capaian kinerja sasaran tersebut
BBPOM Banda BBPOM
Yogyakarta
BBPOM
Pontianak
BBPOM
Banjarmasin
100.38%93.67%
119.96%
Perbandingan Capaian Kinerja Tahun 2018 BBPOM Banda Aceh
Dengan Balai Besar POM Lain
Laporan Kinerja Balai Besar POM di Banda Aceh Tahun 2018 63
tor ini bila dihitung terhadap target nasional memiliki nilai pencapaian
Apabila dibandingkan dengan Balai Besar POM provinsi lain, yaitu BBPOM Di
capaian kinerja
r POM di Banda Aceh tahun 2018 berada diatas BBPOM di Yogyakarta
dan BBPOM di Pontianak namun dibawah BBPOM di Banjarmasin. Persentase
% sedangkan Balai Besar
Data lengkapnya dapat
Penyebab Keberhasilan/Kegagalan atau Peningkatan/Penurunan
faktor yang berdampak terhadap meningkatnya pencapaian kinerja
a. Pengawasan terhadap produk Kosmetik yang beredar lebih intensif, antara
lain melalui kegiatan aksi penertiban pasar dalam negeri, operasi gabungan
i yang harus dilakukan dalam
rangka mempertahankan atau meningkatkan capaian kinerja sasaran tersebut
Perbandingan Capaian Kinerja Tahun 2018 BBPOM Banda Aceh
Laporan Kinerja Balai Besar POM di Banda Aceh Tahun 2018 64
b. Pembinaan dan penyebaran informasi terhadap sarana distribusi Kosmetik
serta masyarakat tentang Kosmetik yang memenuhi ketentuan.
c. Peningkatan kerjasama dengan stakeholder terkait dalam pengawasan
sarana produksi dan distribusi Kosmetik.
d. Penerapan sanksi, baik administratif atau pro justicia , terhadap sarana
produksi dan distribusi yang memproduksi/mendistribusikan Kosmetik Tanpa
Ijin Edar (TIE)/ dilarang beredar.
4. Persentase Suplemen Kesehatan yang Memenuhi Syarat
INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI % CAPAIAN KRITERIA
Persentase suplemen kesehatan yang memenuhi syarat
83.0% 98.61% 118.81% Memuaskan
A. Perbandingan Target dan Realisasi Kinerja Tahun 2018
Pada tahun 2018, target yang ditetapkan pada indikator sasaran ini adalah
sebesar 83,00%. Persentase Suplemen Kesehatan yang memenuhi syarat pada
tahun 2018 sebesar 98,61% dengan rincian jumlah sampel yang diuji sebanyak
144 sampel, yang tidak memenuhi syarat sebanyak 2 sampel dengan TMS
Pelabelan.
Dengan demikian persentase capaian target indikator sasaran tersebut diatas
adalah sebesar 118,81% dengan kriteria Memuaskan.
B. Perbandingan Realisasi Kinerja dan Persentase Capaian Kinerja tahun 2018
dengan tahun 2015, 2016 dan tahun 2017
Apabila kita membandingkan realisasi persentase Suplemen Kesehatan yang
memenuhi syarat di Provinsi Aceh tahun 2018 (98,61%) terhadap tahun 2015
(96.90%), 2016 (126,40%) dan tahun 2017 (98,54%) terlihat adanya sedikit
penurunan tapi tidak signifikan seperti terlihat pada grafik dibawah ini.
Laporan Kinerja Balai Besar POM di Banda Aceh Tahun 2018 65
Hasil pengujian tahun 2018, dari 144 sampel yang diuji diperoleh hasil yang tidak
memenuhi syarat sebanyak 1,39% (2 sampel dengan rincian TMS Pelabelan)
sama dengan jumlah sampel TMS dibandingkan tahun 2017. Pada tahun 2017
jumlah sampel suplemen kesehatan yang tidak memenuhi syarat sebesar
1,46% (2 sampel TMS Pelabelan dari 137 sampel). Jumlah sampel yang di
sampling pada tahun 2018 mengalami kenaikan dibanding tahun 2017, hal ini
disebabkan perubahan jumlah target prioritas sampling dari Badan POM.
C. Perbandingan Realisasi Kinerja Hingga Tahun 2018 Dengan Target Renstra
Periode Tahun 2015-2019
Capaian persentase Suplemen Kesehatan yang memenuhi syarat tahun 2018
telah melampaui target akhir tahun Renstra BBPOM di Banda Aceh yaitu
sebesar 84,00%. Apabila kita menghitung nilai pencapaian sasaran ini terhadap
target akhir tahun Renstra tersebut, nilai pencapaiannya telah melebihi 100%
yaitu sebesar 117,39%.
96.90%
126.40%
98.54% 98.61%121.13%
156.07%
118.72% 118.81%
Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018
Profil Perbandingan Realisasi dan Capaian Suplemen
Kesehatan Memenuhi Syarat Tahun 2015 - 2018
Realisasi Suplemen Kesehatan Memenuhi Syarat
Capaian Suplemen Kesehatan Memenuhi Syarat
Laporan Kinerja Balai Besar POM di Banda Aceh Tahun 2018 66
D. Perbandingan Realisasi Kinerja Tahun 2018 Dengan Target Nasional (Target
Badan POM) dan Perbandingan Capaian Kinerja Balai Besar POM Lain
Target persentase Kosmetik yang memenuhi syarat tahun 2018 Balai Besar
POM di Banda Aceh telah disinkronkan dengan target Renstra Badan POM
secara nasional yaitu 82,00%. Dengan demikian nilai pencapaian sasaran
indikator ini bila dihitung terhadap target nasional memiliki nilai pencapaian
sasaran sebesar 120,26%.
Apabila dibandingkan dengan Balai Besar POM provinsi lain, yaitu BBPOM Di
Yogyakarta, BBPOM di Pontianak dan BBPOM di Banjarmasin, capaian kinerja
Balai Besar POM di Banda Aceh tahun 2018 berada diatas Balai Besar POM
provinsi lain. Persentase capaian kinerja Balai Besar POM di Banda Aceh
118,81% sedangkan Balai Besar POM provinsi lain sebesar 100,52%, 118,31% dan
108,70%. Data lengkapnya dapat dilihat pada grafik dibawah ini.
115.36%
150.48%
117.31% 117.39%
Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018
Profil Perbandingan Realisasi Suplemen Kesehatan
Memenuhi Syarat Hingga Tahun 2018 Dengan Target
Renstra Periode Tahun 2015-2019
Laporan Kinerja Balai Besar POM di Banda Aceh Tahun 201
5. Persentase Makanan yang Memenuhi Syarat
INDIKATOR KINERJA
Persentase makanan yang memenuhi syarat
A. Perbandingan Target dan Realisasi Kinerja Tahun 2018
Pada tahun 2018, target yang ditetapkan pada indikator sasaran ini adalah
sebesar 89,50%. Persentase
sebesar 78,69% dengan rincian jumla
yang tidak memenuhi syarat sebanyak
Pewarna, Siklamat, Boraks, Formalin, Histamin, Sakarin, pH, Kadar Air,
Benzoat, Bilangan Peroksida, Karmoisin, Cemaran Logam Pb, Kadar Gula
Pereduksi, KIO3, Mineral Besi, Propionat, Sulfat, Vitamin A, Vitamin B9, Angka
Enterobacteriaceae, APM
P .aeruginosa, Indentifikasi Koliform
Dengan demikian persentase capaian target indikator sasaran tersebut d
adalah sebesar 87,92% dengan kriteria
B. Perbandingan Realisasi Kinerja dan Persentase Capaian Kinerja tahun 201
dengan tahun 2015, 2016 dan tahun 2017
BBPOM Banda
Aceh
118.81%
Perbandingan Capaian Kinerja Tahun 2018 BBPOM Banda Aceh
Laporan Kinerja Balai Besar POM di Banda Aceh Tahun 201
Persentase Makanan yang Memenuhi Syarat
TARGET REALISASI % CAPAIAN
89.5% 78.69% 87.92%
dan Realisasi Kinerja Tahun 2018
, target yang ditetapkan pada indikator sasaran ini adalah
0%. Persentase Makanan yang memenuhi syarat pada tahun 201
% dengan rincian jumlah sampel yang diuji sebanyak 807
yang tidak memenuhi syarat sebanyak 172 sampel dengan
Pewarna, Siklamat, Boraks, Formalin, Histamin, Sakarin, pH, Kadar Air,
Benzoat, Bilangan Peroksida, Karmoisin, Cemaran Logam Pb, Kadar Gula
, KIO3, Mineral Besi, Propionat, Sulfat, Vitamin A, Vitamin B9, Angka
, APM E. coli, Salmonella, ALT, AKK, Angka Koliform, Angka
, Indentifikasi Koliform.
Dengan demikian persentase capaian target indikator sasaran tersebut d
% dengan kriteria Cukup.
Perbandingan Realisasi Kinerja dan Persentase Capaian Kinerja tahun 201
5, 2016 dan tahun 2017
BBPOM Banda BBPOM
Yogyakarta
BBPOM
Pontianak
BBPOM
Banjarmasin
100.52%
118.31%
108.70%
Perbandingan Capaian Kinerja Tahun 2018 BBPOM Banda Aceh
Dengan Balai Besar POM Lain
Laporan Kinerja Balai Besar POM di Banda Aceh Tahun 2018 67
KRITERIA
Cukup
, target yang ditetapkan pada indikator sasaran ini adalah
yang memenuhi syarat pada tahun 2018
h sampel yang diuji sebanyak 807 sampel,
rincian TMS
Pewarna, Siklamat, Boraks, Formalin, Histamin, Sakarin, pH, Kadar Air,
Benzoat, Bilangan Peroksida, Karmoisin, Cemaran Logam Pb, Kadar Gula
, KIO3, Mineral Besi, Propionat, Sulfat, Vitamin A, Vitamin B9, Angka
, ALT, AKK, Angka Koliform, Angka
Dengan demikian persentase capaian target indikator sasaran tersebut diatas
Perbandingan Realisasi Kinerja dan Persentase Capaian Kinerja tahun 2018
Perbandingan Capaian Kinerja Tahun 2018 BBPOM Banda Aceh
Laporan Kinerja Balai Besar POM di Banda Aceh Tahun 2018 68
Apabila kita membandingkan realisasi persentase Makanan yang memenuhi
syarat di Provinsi Aceh tahun 2018 (78,69%) terhadap tahun 2015 (62,20%), 2016
(78,90%) dan tahun 2017 (86,06%) terlihat adanya penurunan seperti terlihat
pada grafik dibawah ini.
Hasil pengujian tahun 2018, dari 807 sampel yang diuji diperoleh hasil yang
tidak memenuhi syarat sebanyak 21,31% (172 sampel dengan rincian TMS TMS
Pewarna, Siklamat, Boraks, Formalin, Histamin, Sakarin, pH, Kadar Air,
Benzoat, Bilangan Peroksida, Karmoisin, Cemaran Logam Pb, Kadar Gula
Pereduksi, KIO3, Mineral Besi, Propionat, Sulfat, Vitamin A, Vitamin B9, Angka
Enterobacteriaceae, APM E. coli, Salmonella, ALT, AKK, Angka Koliform, Angka
P .aeruginosa, Indentifikasi Koliform) mengalami kenaikan jumlah sampel TMS
dibandingkan tahun 2017. Pada tahun 2017 jumlah sampel makanan yang tidak
memenuhi syarat sebesar 1,46% (82 sampel TMS Pelabelan dari 586 sampel).
Jumlah sampel yang di sampling pada tahun 2018 mengalami kenaikan
dibanding tahun 2017, hal ini disebabkan perubahan jumlah target prioritas
sampling dari Badan POM.
Jenis makanan yang disampling sesuai kategori pada Pedoman Sampling yang
ditetapkan oleh Badan POM adalah produk makanan yang memiliki Nomor Ijin
62.20%
78.90%86.06%
78.69%70.68%
89.19%96.70%
87.92%
Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018
Profil Perbandingan Realisasi dan Capaian Makanan
Memenuhi Syarat Tahun 2015 - 2018
Realisasi Makanan Memenuhi Syarat
Capaian Makanan Memenuhi Syarat
Laporan Kinerja Balai Besar POM di Banda Aceh Tahun 2018 69
Edar (NIE) dan telah diuji semua parameter kritisnya meliputi produk susu dan
analognya; lemak, minyak dan emulsi minyak; es untuk dimakan; buah dan
sayur; kembang gula/permen dan coklat; serealia; produk bakeri; daging dan
produk olahannya; ikan dan produk olahannya; telur dan produk olahannya;
pemanis, madu; garam, rempah, sup, saos, salad; produk pangan untuk
keperluan gizi khusus, minuman; makanan ringan siap santap pangan
campuran (komposit); makanan spesifik daerah dan kemasan pangan.
C. Perbandingan Realisasi Kinerja Hingga Tahun 2018 Dengan Target Renstra
Periode Tahun 2015-2019
Capaian persentase Makanan yang memenuhi syarat tahun 2018 belum
melampaui target akhir tahun Renstra BBPOM di Banda Aceh yaitu sebesar
90,00%. Apabila kita menghitung nilai pencapaian sasaran ini terhadap target
akhir tahun Renstra tersebut, nilai pencapaiannya belum mencapai 100% yaitu
sebesar 87,43%.
D. Perbandingan Realisasi Kinerja Tahun 2018 Dengan Target Nasional (Target
Badan POM) dan Perbandingan Capaian Kinerja Balai Besar POM Lain
Target persentase Makanan yang memenuhi syarat tahun 2018 Balai Besar
POM di Banda Aceh telah disinkronkan dengan target Renstra Badan POM
secara nasional yaitu 89,60%. Dengan demikian nilai pencapaian sasaran
69.11%
87.67%95.62%
87.43%
Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018
Profil Perbandingan Realisasi Makanan Memenuhi Syarat
Hingga Tahun 2018 Dengan Target Renstra Periode
Tahun 2015-2019
Laporan Kinerja Balai Besar POM di Banda Aceh Tahun 201
indikator ini bila dihitung terhadap target nasional memiliki nilai pencapaian
sasaran sebesar 87,82
Apabila dibandingkan dengan Balai Besar POM provinsi lain,
Yogyakarta, BBPOM di Pontianak dan BBPOM di Banjarmasin,
Balai Besar POM di Banda Aceh tahun 2018 berada diatas
dan BBPOM di Banjarmasin namun dibawah BBPOM di Yogyakarta.
capaian kinerja Balai B
POM provinsi lain sebesar
dilihat pada grafik dibawah ini.
BBPOM Banda
Aceh
87.92%
Perbandingan Capaian Kinerja Tahun 2018 BBPOM Banda Aceh
Dari pencapaian 6 target
strategis 1, maka dapat dihitu
rata-rata dari nilai pencapaian indikatornya (NPI) dikalikan dengan
bobotnya.
NPS = NPI 1 + NPI 2 + NPI 3 + NPI 4 + NPI 5
6
NPS = 88.14% + 100.90% +
NPS = 103.53%
Meningkatnya kepatuhan pelaku usaha
masyarakat terhadap keamanan,
Makanan dii wilayah kerja BBPOM di Banda Aceh
Laporan Kinerja Balai Besar POM di Banda Aceh Tahun 201
indikator ini bila dihitung terhadap target nasional memiliki nilai pencapaian
87,82%.
Apabila dibandingkan dengan Balai Besar POM provinsi lain, yaitu BBPOM Di
Yogyakarta, BBPOM di Pontianak dan BBPOM di Banjarmasin, capaian kinerja
Balai Besar POM di Banda Aceh tahun 2018 berada diatas BBPOM di Pontianak
dan BBPOM di Banjarmasin namun dibawah BBPOM di Yogyakarta.
Balai Besar POM di Banda Aceh 94,78% sedangkan Balai Besar
POM provinsi lain sebesar 103,99%, 91,22% dan 93,27%. Data lengkapnya dapat
dilihat pada grafik dibawah ini.
BBPOM Banda BBPOM
Yogyakarta
BBPOM
Pontianak
BBPOM
Banjarmasin
103.99%
91.22%93.27%
Perbandingan Capaian Kinerja Tahun 2018 BBPOM Banda Aceh
Dengan Balai Besar POM Lain
indikator yang merupakan 6 IKU pada sasaran
strategis 1, maka dapat dihitung nilai pencapaian sasarannya (NPS) sebagai
rata dari nilai pencapaian indikatornya (NPI) dikalikan dengan
= NPI 1 + NPI 2 + NPI 3 + NPI 4 + NPI 5 + NPI 6
6
+ 111.45% + 118.81% + 107.15% + 94.78%
6
Sasaran Strategis 2
Meningkatnya kepatuhan pelaku usaha dan kesadaran
terhadap keamanan, manfaat dan mutu Obat dan
Makanan dii wilayah kerja BBPOM di Banda Aceh
Laporan Kinerja Balai Besar POM di Banda Aceh Tahun 2018 70
indikator ini bila dihitung terhadap target nasional memiliki nilai pencapaian
yaitu BBPOM Di
capaian kinerja
BBPOM di Pontianak
dan BBPOM di Banjarmasin namun dibawah BBPOM di Yogyakarta. Persentase
% sedangkan Balai Besar
Data lengkapnya dapat
Perbandingan Capaian Kinerja Tahun 2018 BBPOM Banda Aceh
IKU pada sasaran
ng nilai pencapaian sasarannya (NPS) sebagai
rata dari nilai pencapaian indikatornya (NPI) dikalikan dengan
Obat dan
Laporan Kinerja Balai Besar POM di Banda Aceh Tahun 2018 71
1. Indeks kepatuhan (compliance index) pelaku usaha di bidang Obat dan Makanan di
masing-masing wilayah kerja BBPOM di Banda Aceh
Kepatuhan merupakan suatu bentuk keberterimaan dalam melaksanakan berbagai
aktivitas yang bersifat profit/non profit sesuai dengan ketentuan dan peraturan
perundangan-undangan yang berlaku terkait dengan Obat dan Makanan.
Pelaku usaha obat dan makanan mencakup produsen, distributor, importir, eksportir,
pemilik sarana produksi dan distribusi, pedagang besar dan kecil yang memproduksi
dan atau memperjualbelikan obat dan makanan
Variabel penyusun indeks antara lain:
1. Hasil pemeriksaan sarana produksi Obat dan Makanan yang memenuhi ketentuan
(GMP)
2. Hasil pemeriksaan sarana distribusi Obat dan Makanan yang memenuhi ketentuan
(GDP)
3. Hasil pemeriksaan sarana pelayanan obat, narkotika, psikotropika dan prekusor
yang memenuhi ketentuan
Sumber data untuk mengetahui tingkat kepatuhan pelaku usaha di bidang Obat dan Makanan berasal dari unit terkait (Deputi 1, 2, 3, 4, dan Balai Besar/BPOM), namun diukur oleh PRKOM Cara Perhitungan
Indeks kepatuhan (compliance index) pelaku usaha di bidang Obat dan Makanan
dihitung menggunakan metodologi statistik dan Analitycal hierarchy process (AHP)
untuk pembobotan indikator kinerja pembentuk indeks.
Indeks ini dihitung berdasarkan capaian kinerja BPOM pada tahun n-1
Dari pencapaian 1 indikator pada sasaran strategis 2, maka nilai pencapaian
sasarannya (NPS) sama dengan nilai pencapaian indikatornya (NPI) yaitu 96,93%
Sasaran Strategis 3
Meningkatnya pengetahuan masyarakat terhadap Obat dan
Makanan aman di wilayah kerja BBPOM di Banda Aceh
Laporan Kinerja Balai Besar POM di Banda Aceh Tahun 2018 72
1. Indeks pengetahuan masyarakat terhadap Obat dan Makanan aman di
masing-masing wilayah kerja BBPOM di Banda Aceh
Indeks pengetahuan masyarakat terhadap Obat dan Makanan aman adalah nilai indeks yang
diperoleh dari hasil surveiterhadadp pelaksanaan KIE yang dilakukan UPT BPOM.
- Pengetahuan (Knowledege) bertujuan untuk menggali sejauh mana pengetahuan dan
pemahaman masyarakat dalam memilih serta mengkonsumsi Obat dan Makanan. Seberapa
baik pemahaman masyarakat dalam memilih serta mengkonsumsi Obat dan Makanan
dengan benar. Dari sini dapat dilihat juga sejauh mana informasi dan atau pengaruh sumber
media informasi terhadap pemahaman masyarakat.
Sumber data diperoleh dari hasil survei indeks kesadaran masyarakat (komponen
pengetahuan) terhadap Obat dan Makanan aman terhadap responden masyarakat.
Pelaksana survei adalah PRKOM (berkoordinasi dengan Biro HDSP)
Cara Perhitungan:
Untuk menghitung indeks pengetahuan masyarakat dilakukan metodologi survei.
Indeks ini dihitung berdasarkan capaian kinerja BPOM pada tahun n
Dalam mendukung pencapaian indeks pengetahuan masyarakat terhadap Obat dan
Makanan aman di wilayah kerja Balai Besar POM di Banda Aceh, maka ada beberapa
kegiatan yang telah dilakukan yaitu:
1. Tingkat Kepuasan Masyarakat
Realisasi tingkat kepuasan masyarakat tahun 2018 adalah sebesar 95.9 %, dari target
tahun 2018 sebesar 98.00%. Dari evaluasi terhadap Survei Kepuasan Masyarakat
diketahui bahwa ketidakpuasan masyarakat disebabkan oleh Kepastian petugas
layanan (menggunakan ID Card yang menunjukkan identitas petugas) dan Kedisiplinan
petugas layanan, hal ini disebabkan belum ada petugas khusus ULPK dimana semua
personil bidang Serlik selain melaksanakan tupoksinya juga memberikan layanan
Dari pencapaian 1 indikator pada sasaran strategis 2, maka nilai pencapaian
sasarannya (NPS) sama dengan nilai pencapaian indikatornya (NPI) yaitu 99.83%
Laporan Kinerja Balai Besar POM di Banda Aceh Tahun 2018 73
kepada konsumen / masyarakat yang memerlukan informasi dan pengaduan,
sehingga saat konsumen datang petugas belum stanby diruangan. Untuk penyampaian
informasi kepada pelanggan (customer) oleh petugas ULPK memberikan pernyataan
puas sampai sangat puas. Sebagai antisipasi ketidakpuasan masyarakat kedepannya
setiap personil yang bertugas tertip menggunakan ID Card.
Indikator Kinerja Sasaran Strategis
Sasaran Strategis
Indikator Target Realisasi % Capaian Kriteria
Meningkatnya kemandirian
pelaku usaha, kemitraan
dengan pemangku
kepentingan, dan partisipasi
balai
Tingkat kepuasan masyarakat *
98.00% 95.9 97,85 % Cukup
Jumlah kabupaten/kota yang memberikan komitmen untuk pelaksanaan pengawasan obat dan makanan dengan memberikan alokasi anggaran pelaksanaan regulasi obat dan makanan tahun 2017 yaitu berjumlah 10 kab/kota.
20 16 80 % Cukup
Laporan Kinerja Balai Besar POM di Banda Aceh Tahun 2018 74
2. Jumlah Kabupaten/ Kota yang memberikan komitmen untuk pelaksanaan pangawasan Obat
dan Makanan dengan memberikan alokasi anggaran pelaksanaan regulasi Obat dan Makanan
Realisasi Jumlah Kabupaten/ Kota yang memberikan komitmen untuk pelaksanaan
pangawasan Obat dan Makanan dengan memberikan alokasi anggaran pelaksanaan
regulasi Obat dan Makanan tahun 2018 adalah sebanyak 16 dari target tahun 2017
sebanyak 15. BBPOM di Banda Aceh telah melakukan penguatan lintas sektor melalui
MoU (Memorandum Of Understanding) dengan 16 Kabupaten /Kota di Wilayah Aceh,
untuk tahun 2018 16 Kab/Kota telah mengalokasikan anggarannya untuk pelaksanaan
regulasi Obat dan Makanan.
Laporan Kinerja Balai Besar POM di Banda Aceh Tahun 2018 75
Indikator Kinerja Kegiatan
Sasaran Strategis
Sasaran Kegiatan
Indikator Target Realisasi % Capaian
Meningkatnya kemandirian pelaku usaha, kemitraan dengan pemangku kepentingan, dan partisipasi balai
Meningkatnya kerjasama, komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE)
Jumlah Layanan Publik
580 645 111 %
Jumlah Komunitas yang Diberdayakan
31 35 100 %
3. Meningkatnya Kerjasama, Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE)
Indikator 1 : Jumlah Layanan Publik
Realisasi jumlah layanan publik Balai Besar POM di Banda Aceh tahun 2018
adalah 645 layanan (sesuai Definisi Operasional), secara keseluruhan jumlah layanan
yang diberikan sudah sesuai dengan perencanaan, peningkatan jumlah layanan selain
banyaknya kegiatan pameran yang diikuti juga karena tingginya permohonan
pendaftaran produk baik Pangan maupun Obat Tradisional.
Laporan Kinerja Balai Besar POM di Banda Aceh Tahun 2018 76
Indikator 2 : Jumlah Komunitas Yang Diberdayakan
Setiap tahun BBPOM di Banda Aceh mempunyai target pemberdayaan 3 desa baru dan
pengawalan desa-desa yang sudah diintervensi di tahun tahun sebelumnya sebanyak
13 Desa antara lain :
Desa di Kabupaten Aceh Besar (Lampaya, Lamlumpu, Lamteungoh, Lampisang,
Lammanyang dan Pantee)
Laporan Kinerja Balai Besar POM di Banda Aceh Tahun 2018 77
Desa di Kota Banda Aceh (Lamprit. Jeulingke, Peurada, Pineung, Rukoh, Lueng Bata
dan Lamteh)
Desa di Kabupaten Aceh Tengah (Kuteni Reje, Blang Kolak dan Paya Tumpi Baru)
Desa di Kabupaten Bireuen (Meunasah Blang, Menasah Dayah dan Cot Batee)
Desa di Kota Langsa (Karang Anyar, Simpang Lhee dan Kuala)
Keberhasilan pencapaian target tahun 2018 didukung oleh hubungan koordinasi yang
baik dengan lintas sektor dan antusias masyarakat desa termasuk perangkat desa
yang diintervensi.
Laporan Kinerja Balai Besar POM di Banda Aceh Tahun 2018 78
Target yang ditetapkan untuk jumlah komunitas yang diberdayakan pada tahun 2018
adalah 31 komunitas dan realisasi capaian sejumlah 35 komunitas, yang terdiri dari:
Komunitas pasar, komunitas PKK, IRTP, Karang Taruna, Pelaku usaha, PKL. Realisasi
yang melampaui target disebabkan adanya kegiatan pengawalan terhadap desa yang
telah di intervensi program Gerakan Keamanan Pangan Desa (GKPD) dari tahun 2014,
sampai dengan 2017 dimana kegiatan tersebut melibatkan komunitas desa yang telah
diberdayakan tahun sebelumnya.
1. Persentase sarana produksi Obat dan Makanan yang memenuhi ketentuan di
Provinsi Aceh
Hasil pengawasan sarana produksi obat dan makanan dengan NIE BPOM dan PIRT
yaitu sebesar 118,18% dengan rincian 104 sarana diperiksa dari target sebanyak 88
sarana.
Hasil pengawasan dari 104 sarana yang diperiksa yaitu 12 sarana Memenuhi Ketentuan
(11,54%) dan 92 sarana Tidak Memenuhi Ketentuan (88,46%). Sarana yang telah
memenuhi ketentuan menurun sebesar 22,06% dari tahun 2017 yaitu sebanyak 33,6%
sarana yang Memenuhi Ketentuan. Hasil pencapaian pengawasan sarana yang
memenuhi ketentuan menurun dikarenakan pengawasan diutamakan pada sarana –
sarana produksi yang belum pernah diperiksa pada tahun – tahun sebelumnya
dikarenakan banyaknya jumlah sarana produksi yang tersebar di wilayah Aceh dan
belum dilakukan pembinaan oleh BBPOM di Banda Aceh.
Sasaran Strategis 4
Meningkatnya efektivitas pengawasan Obat dan Makanan
berbasis risiko di wilayah kerja BBPOM di Banda Aceh
Laporan Kinerja Balai Besar POM di Banda Aceh Tahun 201
Persentase cakupan pengawasan sarana produksi di wilayah Aceh yaitu sebesar
15,36% (104 sarana diperiksa dari total 677 sarana) sedangkan target pada perjanjian
kinerja yaitu sebesar 8,68%. Dengan
pengawasan tahun 2018 jauh melapaui target menjadi sebesar 176,95 %, hal ini
dikarenakan BBPOM Banda Aceh lebih memaksimalkan pengawasan terhadap sarana
produksi PIRT demi perlindungan masyarakat
1. Persentase sarana distribusi Obat
Provinsi Aceh
Persentase hasil pengawasan sarana distribusi Obat dan Sarana pelayanan
kefarmasian yaitu sebesar 137,25% yaitu sebanyak 350 sarana diperiksa dari target
sebanyak 255 sarana. Hasil pengawasan dari 350 sarana distribusi obat dan saryanfa
yaitu sebanyak 148 sarana Memenuhi Ketentuan ( 42,29%) dan 202 sarana Tidak
Memenuhi Ketentuan (57,71%). Hasil pengawasan sarana distribusi obat dan sarana
pelayanan kefarmasian yang memenuhi ketentuan pada tahun 2018 menurun sebesar
1,12% dari tahun 2017 yaitu 43,41% sarana yang memenuhi ketentuan. Hal ini
dikarenakan BBPOM di Banda Aceh selalu mengutamakan pemeriksaan pada sarana
distribusi dan sarana pelayanan kefarmasian yang belum pernah diperiksa
sebelumnya dan sarana baru.
0
20
40
60
80
100
120
CAPAIAN HASIL PENGAWASAN SARANA
88
Laporan Kinerja Balai Besar POM di Banda Aceh Tahun 201
Persentase cakupan pengawasan sarana produksi di wilayah Aceh yaitu sebesar
15,36% (104 sarana diperiksa dari total 677 sarana) sedangkan target pada perjanjian
kinerja yaitu sebesar 8,68%. Dengan demikian persentase capaian cakupan
2018 jauh melapaui target menjadi sebesar 176,95 %, hal ini
dikarenakan BBPOM Banda Aceh lebih memaksimalkan pengawasan terhadap sarana
produksi PIRT demi perlindungan masyarakat
Persentase sarana distribusi Obat dan Makanan yang memenuhi ketentuan
Persentase hasil pengawasan sarana distribusi Obat dan Sarana pelayanan
kefarmasian yaitu sebesar 137,25% yaitu sebanyak 350 sarana diperiksa dari target
sebanyak 255 sarana. Hasil pengawasan dari 350 sarana distribusi obat dan saryanfa
yaitu sebanyak 148 sarana Memenuhi Ketentuan ( 42,29%) dan 202 sarana Tidak
Memenuhi Ketentuan (57,71%). Hasil pengawasan sarana distribusi obat dan sarana
pelayanan kefarmasian yang memenuhi ketentuan pada tahun 2018 menurun sebesar
17 yaitu 43,41% sarana yang memenuhi ketentuan. Hal ini
dikarenakan BBPOM di Banda Aceh selalu mengutamakan pemeriksaan pada sarana
distribusi dan sarana pelayanan kefarmasian yang belum pernah diperiksa
CAPAIAN HASIL PENGAWASAN SARANA
PRODUKSI
104
12
92
Target Sarana
Capaian Sarana
MK
TMK
Laporan Kinerja Balai Besar POM di Banda Aceh Tahun 2018 79
Persentase cakupan pengawasan sarana produksi di wilayah Aceh yaitu sebesar
15,36% (104 sarana diperiksa dari total 677 sarana) sedangkan target pada perjanjian
demikian persentase capaian cakupan
2018 jauh melapaui target menjadi sebesar 176,95 %, hal ini
dikarenakan BBPOM Banda Aceh lebih memaksimalkan pengawasan terhadap sarana
yang memenuhi ketentuan di
Persentase hasil pengawasan sarana distribusi Obat dan Sarana pelayanan
kefarmasian yaitu sebesar 137,25% yaitu sebanyak 350 sarana diperiksa dari target
sebanyak 255 sarana. Hasil pengawasan dari 350 sarana distribusi obat dan saryanfar
yaitu sebanyak 148 sarana Memenuhi Ketentuan ( 42,29%) dan 202 sarana Tidak
Memenuhi Ketentuan (57,71%). Hasil pengawasan sarana distribusi obat dan sarana
pelayanan kefarmasian yang memenuhi ketentuan pada tahun 2018 menurun sebesar
17 yaitu 43,41% sarana yang memenuhi ketentuan. Hal ini
dikarenakan BBPOM di Banda Aceh selalu mengutamakan pemeriksaan pada sarana
distribusi dan sarana pelayanan kefarmasian yang belum pernah diperiksa
Target Sarana
Capaian Sarana
Laporan Kinerja Balai Besar POM di Banda Aceh Tahun 201
Persentase capaian cakupan hasil pengawasan yaitu sebesar 25,09% ( 350 sarana dari
1395 sarana). Sarana distribusi yang diawasi meliputi sarana distribusi obat (PBF, IFK,
PKM, Apotek, TOB, Klinik / Balai pengobatan
Persentase hasil pengawasan
kesehatan, toko kosmetik, salon dan toko pangan
diperiksa dari target 793 sarana
pengawasan dari 995 sarana
toko kosmetik, salon dan toko pangan
Ketentuan ( 70,95%) dan 289 sarana Tidak Memenuhi Ketentuan (29,05%). Hasil
pengawasan sarana distribusi
kosmetik, salon dan toko pangan
dari tahun 2017 yaitu sebesar 59,17% sarana yang memenuhi ketentuan. Peningkatan
persentase sarana yang memenuhi ketentuan meningkat dikarenakan meningkatnya
kepatuhan sarana terhadap pembinaan yang dilakukan oleh BBPOM di tahun
sebelumnya.
0
50
100
150
200
250
300
350
CAPAIAN HASIL PENGAWASAN SARANA DISTRIBUSI
DAN SARYANFAR
255
Laporan Kinerja Balai Besar POM di Banda Aceh Tahun 201
kupan hasil pengawasan yaitu sebesar 25,09% ( 350 sarana dari
Sarana distribusi yang diawasi meliputi sarana distribusi obat (PBF, IFK,
/ Balai pengobatan, dan Rumah Sakit).
Persentase hasil pengawasan sarana distribusi produk obat tradisional, suplemen
kesehatan, toko kosmetik, salon dan toko pangan yaitu sebesar 120,43% (995 sarana
diperiksa dari target 793 sarana OT, Kosmetik, Pangan dan Bahan Berbahaya). Hasil
pengawasan dari 995 sarana distriburi produk obat tradisional, suplemen kesehatan,
toko kosmetik, salon dan toko pangan yang yaitu sebanyak 706 sarana Memenuhi
Ketentuan ( 70,95%) dan 289 sarana Tidak Memenuhi Ketentuan (29,05%). Hasil
pengawasan sarana distribusi produk obat tradisional, suplemen kesehatan,
kosmetik, salon dan toko pangan yang memenuhi ketentuan meningkat sebesar 11,78%
dari tahun 2017 yaitu sebesar 59,17% sarana yang memenuhi ketentuan. Peningkatan
persentase sarana yang memenuhi ketentuan meningkat dikarenakan meningkatnya
rana terhadap pembinaan yang dilakukan oleh BBPOM di tahun
CAPAIAN HASIL PENGAWASAN SARANA DISTRIBUSI
DAN SARYANFAR
350
148 202
Target Sarana
Capaian Sarana
MK
TMK
Laporan Kinerja Balai Besar POM di Banda Aceh Tahun 2018 80
kupan hasil pengawasan yaitu sebesar 25,09% ( 350 sarana dari
Sarana distribusi yang diawasi meliputi sarana distribusi obat (PBF, IFK,
i produk obat tradisional, suplemen
yaitu sebesar 120,43% (995 sarana
OT, Kosmetik, Pangan dan Bahan Berbahaya). Hasil
isional, suplemen kesehatan,
yang yaitu sebanyak 706 sarana Memenuhi
Ketentuan ( 70,95%) dan 289 sarana Tidak Memenuhi Ketentuan (29,05%). Hasil
produk obat tradisional, suplemen kesehatan, toko
yang memenuhi ketentuan meningkat sebesar 11,78%
dari tahun 2017 yaitu sebesar 59,17% sarana yang memenuhi ketentuan. Peningkatan
persentase sarana yang memenuhi ketentuan meningkat dikarenakan meningkatnya
rana terhadap pembinaan yang dilakukan oleh BBPOM di tahun – tahun
Target Sarana
Capaian Sarana
Laporan Kinerja Balai Besar POM di Banda Aceh Tahun 201
Persentase capaian cakupan hasil pengawasan sarana distribusi
tradisional, suplemen kesehatan, toko kosmetik, salon dan toko pangan
41,93% ( 995 sarana diperiksa dari 2373 sarana).
Realisasi pengawasan sarana distribusi tahun 2018 yang
dikarenakan terdapat peningkatan pemeriksaan sarana distribusi yang significant
pada saat rencana aksi kosmetik dan intensifikasi pangan.
Secara keseluruhan, persentase hasil pengawasan sarana distribusi dan sarana
pelayanan kefarmasian serta sarana distribusi
kesehatan, toko kosmetik, salon dan toko pangan
Aceh selama tahun 2018 yaitu se
sebanyak 1048 sarana) dengan rincian hasil pengawasan yaitu sebanyak 854 sarana
Memenuhi Ketentuan (63,49%) dan 491 Tidak Memenuhi Ketentuan (36,51%).
0
200
400
600
800
1000
CAPAIAN HASIL PENGAWASAN SARANA
DISTRIBUSI OT, KOSMETIK DAN PANGAN
793
Laporan Kinerja Balai Besar POM di Banda Aceh Tahun 201
Persentase capaian cakupan hasil pengawasan sarana distribusi
tradisional, suplemen kesehatan, toko kosmetik, salon dan toko pangan yaitu sebesar
rana diperiksa dari 2373 sarana).
pengawasan sarana distribusi tahun 2018 yang melampaui target
terdapat peningkatan pemeriksaan sarana distribusi yang significant
pada saat rencana aksi kosmetik dan intensifikasi pangan.
eluruhan, persentase hasil pengawasan sarana distribusi dan sarana
pelayanan kefarmasian serta sarana distribusi produk obat tradisional, suplemen
kesehatan, toko kosmetik, salon dan toko pangan yang dilakukan BBPOM di Banda
Aceh selama tahun 2018 yaitu sebesar 128,34% ( 1345 sarana diperiksa dari target
sebanyak 1048 sarana) dengan rincian hasil pengawasan yaitu sebanyak 854 sarana
Memenuhi Ketentuan (63,49%) dan 491 Tidak Memenuhi Ketentuan (36,51%).
CAPAIAN HASIL PENGAWASAN SARANA
DISTRIBUSI OT, KOSMETIK DAN PANGAN
995706
289
Target Sarana
Capaian Sarana
MK
TMK
Laporan Kinerja Balai Besar POM di Banda Aceh Tahun 2018 81
Persentase capaian cakupan hasil pengawasan sarana distribusi produk obat
yaitu sebesar
melampaui target
terdapat peningkatan pemeriksaan sarana distribusi yang significant
eluruhan, persentase hasil pengawasan sarana distribusi dan sarana
produk obat tradisional, suplemen
yang dilakukan BBPOM di Banda
besar 128,34% ( 1345 sarana diperiksa dari target
sebanyak 1048 sarana) dengan rincian hasil pengawasan yaitu sebanyak 854 sarana
Memenuhi Ketentuan (63,49%) dan 491 Tidak Memenuhi Ketentuan (36,51%).
Target Sarana
Capaian Sarana
Laporan Kinerja Balai Besar POM di Banda Aceh Tahun 201
Pengawasan sarana distribusi
bersama dengan lintas sector dalam upaya meningkatkan pengawasan bersama
untuk melindungi masyarakat dari obat dan makanan yang berbahaya dan beresiko
bagi kesehatan.
Cakupan hasil pengawasan sarana distribusi Obat dan Sarana pela
yaitu sebesar 103,57% dengan rincian sebesar 34,08% cakupan hasil pengawasan ( 528
sarana dari 1549 sarana distribusi dan pelayanan obat ) yang melebihi dari target
sebesar 32,91%. Hasil pengawasan dari 528 sarana distribusi obat dan sary
sebanyak 244 sarana Memenuhi Ketentuan ( 46,21%) dan 284 sarana Tidak Memenuhi
Ketentuan (53,79%). Hasil pengawasan sarana distribusi obat dan sarana pelayanan
kefarmasian yang memenuhi ketentuan pada tahun 2018 meningkat sebesar 2,8% dari
tahun 2017 yaitu 43,41% sarana yang memenuhi ketentuan.
diawasi meliputi sarana distribusi obat (PBF, IFK, PKM, Apotek, TOB, Klinik
pengobatan, dan Rumah Sakit)
Cakupan hasil pengawasan
kesehatan, toko kosmetik, salon dan toko pangan
rincian sebesar 35,54 % cakupan hasil pengawasan (939 sarana dari 2642 sarana OT,
Kosmetik, Pangan dan Bahan Berbahaya) yang melebihi dari target sebesar 28,69%
cakupan pengawasan. Hasil pengawasan dari 939 sarana
tradisional, suplemen kesehatan, toko kosmetik, salon dan toko pangan
yaitu sebanyak 650 sarana Memenuhi Ketentuan ( 69,22%) dan 289 sarana Tidak
0
200
400
600
800
1000
1200
1400
CAPAIAN HASIL PENGAWASAN SARANA
SARYANFAR, DISTRIBUSI OT, KOSMETIK DAN
1048
Laporan Kinerja Balai Besar POM di Banda Aceh Tahun 201
Pengawasan sarana distribusi maupun sarana pelayanan kefarmasian
bersama dengan lintas sector dalam upaya meningkatkan pengawasan bersama
untuk melindungi masyarakat dari obat dan makanan yang berbahaya dan beresiko
akupan hasil pengawasan sarana distribusi Obat dan Sarana pelayanan kefarmasian
yaitu sebesar 103,57% dengan rincian sebesar 34,08% cakupan hasil pengawasan ( 528
sarana dari 1549 sarana distribusi dan pelayanan obat ) yang melebihi dari target
Hasil pengawasan dari 528 sarana distribusi obat dan sary
sebanyak 244 sarana Memenuhi Ketentuan ( 46,21%) dan 284 sarana Tidak Memenuhi
Ketentuan (53,79%). Hasil pengawasan sarana distribusi obat dan sarana pelayanan
kefarmasian yang memenuhi ketentuan pada tahun 2018 meningkat sebesar 2,8% dari
un 2017 yaitu 43,41% sarana yang memenuhi ketentuan. Sarana distribusi yang
diawasi meliputi sarana distribusi obat (PBF, IFK, PKM, Apotek, TOB, Klinik
, dan Rumah Sakit).
Cakupan hasil pengawasan sarana distriburi produk obat tradisiona
kesehatan, toko kosmetik, salon dan toko pangan yaitu sebesar 123,88% dengan
rincian sebesar 35,54 % cakupan hasil pengawasan (939 sarana dari 2642 sarana OT,
Kosmetik, Pangan dan Bahan Berbahaya) yang melebihi dari target sebesar 28,69%
Hasil pengawasan dari 939 sarana distriburi produk obat
tradisional, suplemen kesehatan, toko kosmetik, salon dan toko pangan yang diperiksa
yaitu sebanyak 650 sarana Memenuhi Ketentuan ( 69,22%) dan 289 sarana Tidak
CAPAIAN HASIL PENGAWASAN SARANA
SARYANFAR, DISTRIBUSI OT, KOSMETIK DAN
PANGAN
1345854
491
Target Sarana
Capaian Sarana
MK
TMK
Laporan Kinerja Balai Besar POM di Banda Aceh Tahun 2018 82
nan kefarmasian dilakukan
bersama dengan lintas sector dalam upaya meningkatkan pengawasan bersama
untuk melindungi masyarakat dari obat dan makanan yang berbahaya dan beresiko
yanan kefarmasian
yaitu sebesar 103,57% dengan rincian sebesar 34,08% cakupan hasil pengawasan ( 528
sarana dari 1549 sarana distribusi dan pelayanan obat ) yang melebihi dari target
Hasil pengawasan dari 528 sarana distribusi obat dan saryanfar yaitu
sebanyak 244 sarana Memenuhi Ketentuan ( 46,21%) dan 284 sarana Tidak Memenuhi
Ketentuan (53,79%). Hasil pengawasan sarana distribusi obat dan sarana pelayanan
kefarmasian yang memenuhi ketentuan pada tahun 2018 meningkat sebesar 2,8% dari
Sarana distribusi yang
diawasi meliputi sarana distribusi obat (PBF, IFK, PKM, Apotek, TOB, Klinik / Balai
sarana distriburi produk obat tradisional, suplemen
yaitu sebesar 123,88% dengan
rincian sebesar 35,54 % cakupan hasil pengawasan (939 sarana dari 2642 sarana OT,
Kosmetik, Pangan dan Bahan Berbahaya) yang melebihi dari target sebesar 28,69%
distriburi produk obat
yang diperiksa
yaitu sebanyak 650 sarana Memenuhi Ketentuan ( 69,22%) dan 289 sarana Tidak
Target Sarana
Capaian Sarana
Laporan Kinerja Balai Besar POM di Banda Aceh Tahun 2018 83
Memenuhi Ketentuan (30,88%). Hasil pengawasan sarana distribusi produk obat
tradisional, suplemen kesehatan, toko kosmetik, salon dan toko pangan yang
memenuhi ketentuan meningkat sebesar 10,05% dari tahun 2017 yaitu sebesar 59,17%
sarana yang memenuhi ketentuan. Realisasi pengawasan sarana distribusi tahun 2018
melampaui target karena terdapat peningkatan pemeriksaan sarana distribusi yang
significant pada saat rencana aksi kosmetik dan intensifikasi pangan.
Pengawasan sarana distribusi dilakukan bersama dengan lintas sector dalam upaya
meningkatkan pengawasan bersama untuk melindungi masyarakat dari obat dan
makanan yang berbahaya dan beresiko bagi kesehatan.
1. Persentase keputusan penilaian sertifikasi yang diselesaikan tepat waktu di
wilayah kerja BBPOM di Banda Aceh
Balai Besar POM Di Banda Aceh telah menerbitkan 23 keputusan dengan tepat waktu,
Pelaksanaan penerbitan keputusan periode Januari – September (OTK) lama
berjumlah 7 surat keputusan, dan pada periode Oktober – Desember (OTK) baru, telah
diterbitkan 16;
surat keputusan. Penyebab sedikitnya surat keputusan diantaranya :
a. rendahnya iklim investasi di aceh dimana pengusaha masih menyoroti isu
keamanan
b. Distribusi produk ke provinsi lain memerlukan cost yang tinggi
2. Rasio tindak lanjut hasil pengawasan Obat dan makanan yang dilaksanakan
di masing-masing wilayah kerja BBPOM di Banda Aceh
Rasio tindaklanjut yang diharapkan masih jauh dari yang diharapkan yaitu target yang
diharapkan 100%, tetapi rekomendasi yang ditindaklanjuti hasilnya hanya 35 (25,36%)
dari 138 rekomandasi hasil pengawasan yang di kirimkan BBPOM di Banda Aceh ke
pemerintah Daerah Kabupaten Kota. Dari hasil koordnasi dengan lintas sekor selama
ini diketahui bahwa rendahnya tindaklanjut oleh pemerintah daerah disebabkan
keterbatasan anggaran dalam melakukan pengawasan obat dan makanan serta
Laporan Kinerja Balai Besar POM di Banda Aceh Tahun 2018 84
kurangnya SDM yang memiliki kompetensi dalam melakukan pengawasan terkait
rekomendasi yang dikirimkan.
Kegiatan – Kegiatan yang telah dilaksanakan oleh Balai Besar POM di Banda Aceh yang
mendukung tercapainya Sasaran Strategis ke 4 yaitu Meningkatnya Pengawasan Obat
dan Makanan berbasis resiko di wilayah kerja Balai Besar POM di Banda Aceh antara
lain :
1. Pengawasan terhadap penandaan/label kemasan produk Obat dan Makanan
yang beredar di Provinsi Aceh
2. Melakukan monitoring terhadap iklan yang dipajang di wilayah kerja Balai Besar
POM di Banda Aceh untuk menghindari munculnya iklan-iklan yang
menyesatkan masyarakat.
3. Persentase cakupan pengawasan Iklan serta Label Obat dan Makanan
Hasil pengawasan iklan yang dilakukan BBPOM di Banda Aceh yaitu sebanyak
887 iklan, yang mana mencakup iklan obat, Obat Tradisional, Suplemen
Kesehatan, Kosmetik, Pangan dan Rokok. Dari hasil pengawasan iklan
tersebut sebanyak 497 iklan ( 56,03%) Memenuhi Ketentuan dan 390 iklan
(43,97%) Tidak Memenuhi Ketentuan. Iklan yang banyak tidak memenuhi
ketentuan didominasi oleh iklan rokok luar ruang dan juga iklan produk obat
tradisional yang mencantumkan klaim kesehatan.
Hasil pengawasan label yang dilakukan BBPOM di Banda Aceh yaitu sebanyak
852 label, yang mana mencakup label produk obat, Obat Tradisional,
Suplemen Kesehatan, Kosmetik, Pangan dan Rokok. Dari hasil pengawasan
label tersebut sebanyak 792 label ( 92,96 %) Memenuhi Ketentuan dan 60 label
(7,04%) Tidak Memenuhi Ketentuan. Label produk yang banyak tidak
memenuhi ketentuan didominasi oleh label rokok yang sering tidak
mencantumkan kode dan tanggal produksi maupun ukuran Peringatan
Kesehatan Bergambar yang tidak sesuai ketentuan.
Laporan Kinerja Balai Besar POM di Banda Aceh Tahun 201
BBPOM Banda Aceh akan lebih memaksimalkan pen
– iklan produk obat dan makanan serta meningkatkan pengawasan terhadap
label produk obat dan makanan yang beredar agar sesuai dengan ketentuan
yang telah ditetapkan demi perlindungan konsumen.
Kantor BPOM di Kabupaten/Kota
Sejak diterbitkannya Peraturan Kepala BPOM Nomor 12 Tahun 2018 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis (UPT) di Lingkungan B
Obat dan Makanan. Balai Besar POM di Banda Aceh
(dua) kantor BPOM baru di Kabup
menjalankan operasionalnya pada bulan September 2018 dengan wilayah cakupan
kerja masing-masing mewakili 3 kabupaten.
dilakukan oleh 2 (dua) Kantor BPOM di kabupaten tersebu
1. Kantor BPOM Kabupaten Aceh Tengah
HASIL KEGIATAN PENGAWASAN OBAT DAN MAKANAN
Dalam rangka pelaksanaan fungsi
Tengah melakukan pengawasan terhadap produk obat dan NAPZA, obat tradisional,
pangan dan bahan berbahaya, serta kosmetik dan produk komplemen. Pengawasan
dilakukan dengan cara pemeriksaan sarana produksi dan distribusi OMKABA serta
sampling dan pengujian setempat terhadap pangan jajanan. Pemeriksaan
0
200
400
600
800
1000
CAPAIAN HASIL
PENGAWASAN IKLAN
887
497
Laporan Kinerja Balai Besar POM di Banda Aceh Tahun 201
BBPOM Banda Aceh akan lebih memaksimalkan pengawasan terhadap iklan
iklan produk obat dan makanan serta meningkatkan pengawasan terhadap
label produk obat dan makanan yang beredar agar sesuai dengan ketentuan
yang telah ditetapkan demi perlindungan konsumen.
Kantor BPOM di Kabupaten/Kota
Peraturan Kepala BPOM Nomor 12 Tahun 2018 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis (UPT) di Lingkungan Badan Pengawas
Balai Besar POM di Banda Aceh telah mendapatkan penambahan 2
(dua) kantor BPOM baru di Kabupaten Aceh Tengah dan Aceh Selatan, yang mulai
menjalankan operasionalnya pada bulan September 2018 dengan wilayah cakupan
masing mewakili 3 kabupaten. Adapun kegiatan- kegiatan yang
ilakukan oleh 2 (dua) Kantor BPOM di kabupaten tersebut adalah :
Kantor BPOM Kabupaten Aceh Tengah
HASIL KEGIATAN PENGAWASAN OBAT DAN MAKANAN
Dalam rangka pelaksanaan fungsi postmarket control, Kantor POM di Kabupaten Aceh
Tengah melakukan pengawasan terhadap produk obat dan NAPZA, obat tradisional,
dan bahan berbahaya, serta kosmetik dan produk komplemen. Pengawasan
dilakukan dengan cara pemeriksaan sarana produksi dan distribusi OMKABA serta
sampling dan pengujian setempat terhadap pangan jajanan. Pemeriksaan
CAPAIAN HASIL
PENGAWASAN IKLAN
CAPAIAN HASIL
PENGAWASAN LABEL
852 792
390
60
Capaian
MK
TMK
Laporan Kinerja Balai Besar POM di Banda Aceh Tahun 2018 85
gawasan terhadap iklan
iklan produk obat dan makanan serta meningkatkan pengawasan terhadap
label produk obat dan makanan yang beredar agar sesuai dengan ketentuan
Peraturan Kepala BPOM Nomor 12 Tahun 2018 tentang
adan Pengawas
mendapatkan penambahan 2
aten Aceh Tengah dan Aceh Selatan, yang mulai
menjalankan operasionalnya pada bulan September 2018 dengan wilayah cakupan
kegiatan yang telah
Kantor POM di Kabupaten Aceh
Tengah melakukan pengawasan terhadap produk obat dan NAPZA, obat tradisional,
dan bahan berbahaya, serta kosmetik dan produk komplemen. Pengawasan
dilakukan dengan cara pemeriksaan sarana produksi dan distribusi OMKABA serta
sampling dan pengujian setempat terhadap pangan jajanan. Pemeriksaan
Capaian
Laporan Kinerja Balai Besar POM di Banda Aceh Tahun 2018 86
dilaksanakan berkoordinasi dengan instansi pemerintah daerah yang terkait seperti
Dinas Kesehatan, Dinas Pangan, Dinas Perdagangan dan UKM.
Pengawasan Mutu, Keamanan dan Kemanfaatan Produk Obat dan Napza
Pengawasan terhadap produk obat dilakukan dengan cara pemeriksaan rutin terhadap
sarana pelayanan kesehatan dan sarana distribusi obat. Pemeriksaan sarana produksi
obat tidak dilakukan karena tidak terdapat sarana produksi obat di empat wilayah kerja
Kantor POM di Kabupaten Aceh Tengah. Berikut tabel hasil pemeriksaan per bulan
terhadap sarana pelayanan dan distribusi di wilayah kerja Kantor POM di Kabupaten
Aceh Tengah.
No Kabupaten / Bener
Meriah Aceh
Tengah Aceh
Tenggara Gayo Lues
Total MK TMK Sarana
1 Apotek 3 5 3 4 15 1 14
2 Toko Obat 13 13 1 5 32 3 29
3 PBF 0 0 0 0 0 0 0
4 GFK 0 0 0 0 0 0 0
5 IFRS 0 1 0 0 1 0 1
6 Puskesmas 9 13 2 2 26 8 18
JUMLAH 25 32 6 11 74 12 62
3.1 Tabel Hasil Pemeriksaan Sarana Pelayanan dan Distribusi Obat tahun 2018
Pemeriksaan selama Bulan September – Desember tahun 2018 pada 74 sarana
diperoleh hasil 12 MK (16%) dan 62 TMK (84%). Adapun rincian pemeriksaan yang terdiri
atas 15 sarana apotek dengan hasil temuan 14 apotek TMK dan satu apotek MK. Temuan
pada sarana apotek adalah temuan administratif, perizinan, obat kadaluarsa, temuan
berupa pelayanan obat dilakukan oleh tenaga non farmasi/apoteker. Pada
pemeriksaan sarana puskesmas pada 26 sarana ditemukan sebanyak 18 sarana TMK
dan delapan sarana MK. Temuan pada sarana puskesmas adalah temuan administratif,
produk kadaluwarsa, penyimpanan obat Narkotika Psikotropika yang tidak sesuai.
Pada pemeriksaan sarana toko obat pada 32 sarana ditemukan sebanyak 29 sarana
TMK dan tiga sarana MK. Temuan pada sarana toko obat adalah temuan administratif,
perizinan, produk kadaluwarsa, kosmetik TIE, temuan berupa pelayanan obat
dilakukan oleh tenaga non farmasi/apoteker serta mengedarkan obat keras.
Laporan Kinerja Balai Besar POM di Banda Aceh Tahun 2018 87
Temuan administratitif dapat dirincikan sebagai berikut: ketentuan berupa
administrasi tidak tertib (kartu stok tidak lengkap dan tidak rutin diisi, surat pesanan
tidak diarsipkan, faktur pembelian tidak ditandatangani dan distempel apotek); faktur
ditandatangani tenaga non kefarmasian; tidak ada tenaga farmasi pada jam buka
apotek; pelayanan resep oleh tenaga non kefarmasian; sarana tidak menyiapkan alat
pemadam; izin apoteker belum disesuaikan dengan peraturan terbaru; penempatan
obat kadaluarsa yang bercampur dengan obat yang masih layak, tidak ada lemari
khusus penyimpanan narkotik/psikotropik.
Tindak lanjut berupa rekomendasi hasil pemeriksaan ke Dinas Kesehatan Kabupaten
Aceh Tengah, Dinas Kesehatan Kabupaten Bener Meriah, Dinas Kesehatan Gayo Lues,
dan Dinas Kesehatan Kabupaten Aceh Tenggara.
Pengawasan Mutu, Keamanan dan Kemanfaatan Produk Obat Tradisional (OT) dan
Produk Suplemen Kesehatan
Pengawasan terhadap produk obat tradisional dan suplemen kesehatan dilakukan
dengan cara pemeriksaan rutin terhadap sarana distribusi obat tradisional dan
suplemen kesehatan. Pemeriksaan sarana produksi obat tradisional tidak dilakukan
karena tidak terdapat sarana produksi obat tradisional di empat wilayah kerja Kantor
POM di Kabupaten Aceh Tengah.
No Kabupaten / Bener
Meriah Aceh
Tengah Aceh
Tenggara Gayo Lues
Total MK TMK Sarana
1 OT 9 0 0 0 9 0 9
Tabel 3.2 Hasil Pemeriksaan Sarana Distribusi Obat Tradisional tahun 2018
Pelaksanaan pengawasan terhadap peredaran obat tradisional dan suplemen
kesehatan dilakukan terhadap sembilan sarana yang terdiri atas sarana toko obat dan
kios. Hasil pemeriksaan terhadap sarana distribusi obat tradisional dan suplemen
kesehatan ditemukan sembilan sarana Tidak Memenuhi Ketentuan. Kategori TMK
sarana yaitu temuan administratif dan temuan menjual produk obat Tanpa Izin Edar
(TIE). Tindak lanjut berupa
Laporan Kinerja Balai Besar POM di Banda Aceh Tahun 2018 88
surat peringatan dengan tembusan kepada instansi terkait seperti Dinas Kesehatan
dan Dinas Perdagangan UKM di Kabupaten. Temuan obat tradisional TIE dimusnahkan
oleh pemilik dengan disaksikan petugas sesuai ketentuan.
Pengawasan Mutu, Keamanan dan Kemanfaatan Produk Kosmetik
Pengawasan produk kosmetik dilakukan dengan pemeriksaan sarana produksi dan
distribusi kosmetik. Berikut di bawah tabel pemeriksaan sarana distribusi kosmetik
selama tahun 2018 yang telah dilakukan oleh Kantor POM di Kabupaten Aceh Tengah.
No Kabupaten / Bener
Meriah Aceh
Tengah Aceh
Tenggara Gayo Lues
Total MK TMK Sarana
1 Kosmetik 0 3 0 3 6 3 3
2 Aksi Penertiban Kosmetika Ilegal TIE
19 8 7 9 43 10 33
Jumlah 19 11 7 12 49 13 36
Tabel 3.3 Hasil Pemeriksaan Sarana Distribusi Kosmetik tahun 2018
Pemeriksaan telah dilakukan terhadap 49 sarana distribusi kosmetik ditemukan 13
sarana MK dan 36 sarana TMK. Pemeriksaan sarana produksi kosmetik tidak dilakukan
karena tidak terdapat sarana produksi kosmetik di empat wilayah kerja. Pada sarana
TMK ditemukan Kosmetik TIE, Kosmetik Rusak dan Kosmetik Kedaluwarsa di sarana.
Hasil pemeriksaan termasuk kegiatan Aksi Penertiban Kosmetik Ilegal dan TIE
ditemukan produk TIE, kadaluarsa dan mengandung bahan berbahaya senilai Rp.
128.603.000.
Pengawasan Mutu, Keamanan dan Kemanfaatan PKRT dan Alkes
Selama operasionalisasi tahun 2018, Kantor POM di Kabupaten Aceh Tengah tidak
melakukan pemeriksaan rutin terhadap perbekalan kesehatan rumah tangga (PKRT).
Pengawasan Mutu Dan Keamanan Produk Pangan
Kegiatan yang dilakukan oleh Kantor POM di Kabupaten Aceh Tengah dalam
melaksanakan fungsinya di bidang pengawasan mutu dan keamanan produk pangan
dan bahan berbahaya seperti sampling dan pengujian setempat terhadap pangan
jajanan, serta pemeriksaan terhadap sarana produksi pangan dan sarana distribusi
Laporan Kinerja Balai Besar POM di Banda Aceh Tahun 2018 89
pangan. Berikut di bawah tabel rekap hasil pemeriksaan yang telah dilakukan Kantor
POM di Kabupaten Aceh Tengah selama tahun 2018:
No Kabupaten / Bener
Meriah Aceh
Tengah Aceh
Tenggara Gayo Lues
Total MK TMK Sarana
1 AMDK & MD 0 0 2 0 2 0 2
2 IRTP 5 7 0 1 13 1 12
3 Distribusi Pangan 0 7 0 0 7 4 3
4 Pangan PK 0 2 0 0 2 1 1
5 Aksi pangan 27 25 11 0 63 36 27
JUMLAH 32 41 13 1 87 42 45
Tabel 3.4 Hasil Pemeriksaan Sarana Pangan tahun 2018
Pangan Jajanan Anak Sekolah
Selama periode kerja September sampai dengan Desember 2018, Kantor POM di
Kabupaten Aceh Tengah melakukan sampling pangan jajanan dan pengujian setempat
di kantin sekolah, pasar, produsen mie dan acara keramaian (Pameran Gayo Alas
Mountain International Festival). Jumlah sampel sebanyak 500 sampel, ditemukan
pangan jajanan mengandung boraks sebanyak 17 sampel. Tindak lanjut diberikan
berupa pemusnahan mie mengandung boraks serta pemberian peringatan dan
pembinaan bersama Dinas Kesehatan.
Sarana Industri Rumah Tangga Pangan
Sarana industri rumah tangga pangan yang periksa sebanyak 13 sarana yang tersebar
di seluruh kabupaten dan di wilayah kerja Kantor POM di Kabupaten Aceh Tengah
ditemukan satu sarana MK dan 12 sarana TMK. Kategori TMK sarana yaitu temuan
administratif, registrasi P-IRT produk, dan sanitasi higienitas sarana yang buruk, dan
kemasan produk yang tidak sesuai ketentuan.
Industri Air Minum dalam Kemasan
Terdapat tujuh sarana AMDK yang tersebar di seluruh kabupaten dan di wilayah kerja
Kantor POM di Kabupaten Aceh Tengah. Telah dilakukan pemeriksaan pada dua sarana
AMDK dengan hasil dua TMK. Temuan hasil pemeriksaan terkait sanitasi higienitas
yang buruk, kondisi bangunan dan prasarana pabrik yang tidak memenuhi standar,
Laporan Kinerja Balai Besar POM di Banda Aceh Tahun 2018 90
tidak ada jaminan mutu produk, laboratorium tidak beroperasi secara aktif, dan
kemasan produk yang tidak sesuai ketentuan.
Penyebaran Informasi
Penyebaran infromasi telah dilakukan oleh Kantor POM di Kabupaten Aceh Tengah
sebanyak lima kali di tiga kabupaten yaitu Aceh Tengah, Bener Meriah dan Gayo Lues.
Materi yang disampaikan meliputi Keamanan Pangan, Cara Memilih Kosmetik Yang
Aman dan Bahaya Kosmetika Mengandung Bahan Berbahaya, Penggunaan Obat Yang
Benar dan Dampak Buruk Penyalahgunaan Obat. Peserta penyebaran informasi terdiri
dari komponen sekolah yang bertanggung jawab terhadap mutu jajanan sekolah
seperti Guru UKS, pengelola kantin dan para siswa, serta masyarakat yang terdiri dari
ibu rumah tangga, anggota PKK dan tokoh masyarakat. Pelaksanaan penyebaran
informasi diharapkan mampu meningkatkan kesadaran para pelaku usaha dan
masyarakat luas khususnya yang ada di wilayah kerja agar lebih peduli tentang mutu,
keamanan dan kemanfaatan produk pangan, obat serta kosmetik.
Penertiban Pasar dari Kosmetik Ilegal dan Mengandung Bahan Berbahaya
Sebagai upaya untuk menurunkan tingkat peredaran kosmetika ilegal dan
menunjukkan kinerja Badan POM dalam hal ini Kantor POM di Kabupaten Aceh Tengah
dalam melindungi kesehatan masyarakat dari risiko kesehatan akibat penggunaan
kosmetika yang mengandung bahan berbahaya dan illegal. Kantor POM di Kabupaten
Aceh Tengah telah melaksanakan kegiatan penertiban pasar dari kosmestik yang
mengandung bahan berbahaya pada tanggal 26 November sampai dengan 07
Desember 2018. Dalam kegiatan tersebut, ditemukan kosmetik TIE, mengandung bahan
berbahaya serta kosmetik rusak dan kedaluwarsa. Adapun rincian temuan hasil
kegiatan sebagai berikut:
No Kegiatan Total
Sarana MK TMK
Uraian Temuan Kosmetik Ilegal dan atau Mengandung Bahan Berbahaya
Jumlah Item Jumlah
Pcs Jumlah
Harga (Rp)
1 Aksi Kosmetika 43 10 33 607 7,198 128.603.000
Tabel …. Rekapitulasi Hasil Pemeriksaan Kegiatan Aksi Penertiban Pasar
Laporan Kinerja Balai Besar POM di Banda Aceh Tahun 2018 91
Uraian Temuan Kosmetik Kegiatan Aksi Penertiban Pasar Dari Kosmetik TIE dan Ilegal
1. Tanpa Izin Edar
Lokal Impor
Item pcs Nilai Temuan Item Pcs Nilai Temuan
187 2.112 Rp41.404.000 290 3.606 Rp67.883.000
2. Mengandung Bahan Berbahaya
Lokal Impor
Item pcs Nilai Temuan Item Pcs Nilai Temuan
52 1.038 Rp12.910.000 0 0 0
3. Kosmetik Rusak dan Kadaluarsa
Lokal Impor
Item pcs Rp (ribu) Item Pcs Nilai Temuan
57 205 Rp3.988.000 1 6 Rp540.000
Tabel ….. Uraian Jenis Temuan Kegiatan Aksi Penertiban Pasar
Kegiatan dilaksanakan berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan, Dinas Perindustrian
dan UKM, dan Petugas Polres setempat. Sebagai tindak lanjut dilakukan pemusnahan
temuan produk oleh pemilik sesuai ketentuan serta peringatan dan pembinaan yang
dilakukan oleh instansi terkait.
Intensifikasi Pangan
Menjelang hari raya Natal 2018 dan Tahun Baru 2019, Kantor POM di Kabupaten Aceh
Tengah juga melakukan pemeriksaan intens terhadap sarana distribusi pangan guna
mencegah beredarnya bahan pangan yang tidak terjamin mutu, manfaat/khasiat, dan
keamanannya.
Dalam kegiatan tersebut ditemukan pangan rusak dan kadaluarsa dengan nilai Rp.
5.027.000. Adapun rincian temuan hasil kegiatan sebagai berikut:
No Kegiatan Total
Sarana MK TMK
Uraian Temuan Intensifikasi Pangan Natal dan Tahun Baru
Rusak Kadaluarsa TIE TMK Label
1 Aksi Pangan 63 36 27 20 13 1 0
Tabel. Rekapitulasi Hasil Pemeriksaan Kegiatan Intensifikasi Pangan Natal dan Tahun Baru
Hasil Pemeriksaan
Selama operasional di tahun 2018 September sampai dengan Desember 2018, Kantor
POM di Kabupaten Aceh Tengah telah melakukan pemeriksaan sarana sebanyak 219
Laporan Kinerja Balai Besar POM di Banda Aceh Tahun 2018 92
sarana dengan hasil 67 sarana MK dan 152 sarana TMK. Berikut di bawah adalah rincian
hasil pemeriksaan bulanan.
HASIL KEGIATAN PEMERIKSAAN SEPTEMBER - DESEMBER 2018
No Kabupaten / Bener
Meriah Aceh
Tengah Aceh
Tenggara Gayo Lues
Total MK TMK Sarana
1 Apotek 3 5 3 4 15 1 14
2 Toko Obat 13 13 1 5 32 3 29
3 PBF 0 0 0 0 0 0 0
4 GFK 0 0 0 0 0 0 0
5 IFRS 0 1 0 0 1 0 1
6 Puskesmas 9 13 2 2 26 8 18
7 AMDK & MD 0 0 2 0 2 0 2
8 IRTP 5 7 0 1 13 1 12
9 Kosmetik 0 3 0 3 6 3 3
10 Distribusi Pangan 0 7 0 0 7 4 3
11 OT 9 0 0 0 9 0 9
12 Pangan PK 0 2 0 0 2 1 1
13 Aksi Kosmetika 19 8 7 9 43 10 33
14 Aksi pangan 27 25 11 0 63 36 27
JUMLAH 85 84 26 24 219 67 152
2. Kantor BPOM Kabupaten Aceh Selatan
HASIL KEGIATAN PENGAWASAN OBAT DAN MAKANAN
Kantor Badan (Loka) POM di Kabupaten Aceh Selatan berdiri berdasarkan
Peraturan Badan POM RI nomor 12 tahun 2018 tentang Organisasi dan Tata Unit
Pelaksana Teknis di Lingkungan Badan POM .Cakupan wilayah pengawasannya mulai
Kabupaten Aceh Selatan, Kota Subulussalam hingga Kabupaten Aceh Singkil. Bila
dilihat secara Topografi, total luas wilayah ketiga Kabupaten/Kota tersebut adalah
8.035,16 Km2, dengan kondisi medan berbukit-bukit. Secara umum waktu tempuh dari
ibukota Kabupaten Aceh Selatan, Tapaktuan, keperbatasan Kabupaten terdekat
mencapai dua hingga dua setengah jam. Kabupaten Aceh Selatan terdiridari 18
Kecamatan. Kota Subulussalam terdiri dari 5 kecamatan dan Kabupaten Aceh Singkil
terdiri 11 kecamatan, dimana 2 kecamatan berada di kepulauan, yang jika akan menuju
kesana harus menggunakan alat transportasi laut berupa Kapal boat dan kapal Feri.
Laporan Kinerja Balai Besar POM di Banda Aceh Tahun 2018 93
Secara demografi, jumlah penduduk ketiga Kabupaten/Kota tersebut sebanyak 421.221
orang. Mata pencaharian rata-rata penduduknya adalah petani, nelayan, dan
pedagang.
Pengawasan Sarana Produksi
Data yang diperoleh dari Balai Besar POM di Banda Aceh, total jumlah sarana produksi
yang terdapat di ketiga Kabupaten/Kota sebanyak 135 sarana, terdiri dari sarana
produksi pangan dengan registrasi MD dan sarana produksi industry rumah tangga
dan sarana produksi obat tradisional. Sepanjang tahun 2018, sejak awal bulan
September, sebagai mulai beroperasinya Kantor Badan (Loka) POM di Kabupaten Aceh
Selatan hingga akhir tahunnya, telah melakukan pengawasan secara optimal,
meskipun target sarana yang diawasi belum ditetapkan pada tahun ini. Sarana
Produksi yang diawasi sebanyak 18 sarana, dengan rincian 4 sarana produk pangan
dengan registrasi MD dan 14 sarana dari sarana produksi industry rumah tangga.
Hasilnya seluruh Sarana produk pangan dengan registrasi MD tidak memenuhi syarat.
Umumnya temuan yang ada terkait dengan pengujian produk, tidak ada program
hygiene-sanitasi. Sedangkan sarana produksi pangan industry rumah tangga dari 14
sarana yang diawasi, hasilnya2 sarana memenuhi syarat dan 12 sarana tidak
memenuhi syarat. Umumnya temuan yang ada terkait dengan hygiene-sanitasi dan
dokumentasi .
Pengawasan Sarana Kefarmasian
Sarana pelayanan kefarmasian yang diawasi sebanyak 31 sarana, dengan rincian 10
sarana Apotek, 1 sarana memenuhi syarat dan 9 sarana tidak memenuhi syarat.
Temuan yang ada umumnya terkait dengan dokumentasi dan penyaluran .Sedangkan
sarana Toko Obat yang diawasi sebanyak 8 sarana, 5 sarana memenuhi syarat dan 3
sarana tidak memenuhi syarat. Temuan yang ada umumnya tekait dengan produk
ilegal. Sarana Rumah sakit yang diawasi sebanyak 1 sarana, seluruhnya memenuhi
syarat. Sarana Puskesmas yang diawasi sebanyak 11 sarana, 5 sarana memenuhi
syarat dan 6 sarana tidak memenuhi syarat. Temuan yang ada umumnya tekait dengan
dokumentasi. Sarana Gudang Farmasi yang diawasi sebanyak 1 sarana dan memenuhi
syarat.
Laporan Kinerja Balai Besar POM di Banda Aceh Tahun 2018 94
Pengawasan Sarana Distribusi Obat dan Makanan
Sedangkan sarana distribusi dan pelayanan terdapat 506 sarana, yang terdiri dari
sarana distribusi pangan, sarana Gudang Farmasi, sarana pelayanan kefarmasian
seperti Apotek, Toko Obat, Rumah Sakit, Puskesmas, Klinik, sarana pelayanan produk
kosmetik, obat tradisional, supplemen kesehatan dan panganseperti Supermarket,
Mini market, toko dan lain sebagainya.
Sarana distribusi dan pelayanan kosmetik, obat tradisional, supplemen kesehatan dan
pangan yang diawasi sebanyak 92 sarana, dengan rincian sarana Supermarket yang
diawasi sebanyak 54 sarana, 41 sarana memenuhi syarat dan 13 sarana tidak
memenuhi syarat. Temuan yang ada umumnya tekait dengan produk illegal dan
mengandung bahan berbahaya. Sarana Toko yang diawasi sebanyak 26 sarana, , dan 22
sarana tidak memenuhi syarat. Temuan yang ada umumnya tekait dengan produk
illegal dan atau mengandung bahan berbahaya.
Pangan Jajanan Anak Sekolah
Selain itu dilakukan juga pengawasan produk jajanan sekolah dan pangan pasar.
Pengawasan tersebut dilakukan 6 kali. Dari 220 sampel yang diuji ditemukan 2 sampel
positif boraks, yaitu produk krupuk jangek dan krupuk .
Penyebaran Informasi
Untuk kegiatan Penyebaran Informasi, Kantor Badan (Loka) POM di Kabupaten Aceh
Selatan juga telah melakukan pada tahun 2018 sebanyak delapan kali. Peserta pada
masing-masing penyelenggaraan sebanyak lima puluh orang yang berasal dari tokoh-
tokoh masyarakat, tokoh wanita dan tokoh pemuda. Diharapkan informasi ini akan
kembali disebarkan kepada masyarakat yang ada disekeliling mereka.
Hubungan baik antara Badan POM melalui Balai Besar POM di Banda Aceh dengan
Pemerintah Daerah Kabupaten Aceh Selatan telah memudahkan Kantor Badan (Loka)
POM di Kabupaten Aceh Selatan dalam melaksanakan aktivitasnya. Pemda Kabupaten
Aceh Selatan telah memberikan pinjaman bangunan asset daerah sebagai Kantor
Laporan Kinerja Balai Besar POM di Banda Aceh Tahun 2018 95
sementara bagi Kantor Badan (Loka) POM di Kabupaten Aceh Selatan. Saat ini juga
sedang berproses hibah dari Pemda Aceh Selatan kepada Badan POM berupa sebidang
tanah yang akan di bangun kantor permanen bagi Kantor Badan (Loka) POM di
Kabupaten Aceh Selatan.
3. Persentase pemenuhan pengujian sesuai standar
INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI % CAPAIAN KRITERIA
Persentase pemenuhan pengujian sesuai standar
2.700 2.735 101,30% Memuaskan
Indikator tersebut diukur berdasarkan jumlah sampel yang diuji dengan parameter uji
kriitis (wajib) yang tercantum dalam standar terhadap sampel yang harus diuji.
Parameter kritis adalah parameter uji yang bersifat sebagai penentu terhadap jaminan
keamanan, manfaat, dan mutu produk yang diuji. Parameter kritis tahun 2018
ditetapkan dalam Pedoman Sampling dan Pengujian Obat dan Makanan Tahun
Anggaran 2018. Pada tahun 2018, target yang ditetapkan adalah sebanyak 2.700
sampel, sedangkan jumlah sampel yang disampling dan diuji sebanyak 2.735 sampel.
Dengan demikian pencapaiannya sebesar 101,30%.
Apabila dibandingkan dengan Balai Besar POM provinsi lain, yaitu BBPOM Di
Yogyakarta, BBPOM di Pontianak dan BBPOM di Banjarmasin, capaian kinerja Balai
Besar POM di Banda Aceh tahun 2018 sama dengan BBPOM di ketiga Provinsi tersebut
yaitu sebesar 100%.
Sasaran Kegiatan : Meningkatnya kualitas sampling dan pengujian terhadap produk Obat dan
Makanan yang beredar.
Indikator :
Laporan Kinerja Balai Besar POM di Banda Aceh Tahun 2018 96
Jumlah sampel yang uji dengan menggunakan parameter kritis
Dalam rangka melindungi masyarakat Aceh dari Obat dan Makanan yang
beresiko terhadap kesehatan, BBPOM di Banda Aceh melaksanakan kegiatan
sampling dan pengujian laboratorium terhadap produk Obat dan Makanan yang
beredar.
Pada tahun 2018 dilakukan sampling sebanyak 2700 sampel dari target 2700
sampel dengan persentase capaian sebesar 100%. Seluruh sampel dilakukan
pengujian menggunakan parameter kritis, terdapat 6 sampel yang dilakukan uji
rujuk ke PPOMN yaitu 3 sampel vaksin dan 3 sampel rokok. Hasil uji dari 2700
sampel yang disampling yaitu sebanyak 2490 sampel memenuhi syarat dan 210
sampel tidak memenuhi syarat.
Sampling dilakukan diseluruh wilayah propinsi Aceh yaitu sebanyak 23
kabupaten kota. Sampling telah dilakukan secara merata mencakup seluruh sarana
distribusi seperti PBF maupun sarana retail. Produk kosmetik dan obat tradisional
yang disampling mencakup berbagai macam kategori dengan mengutamakan
produk – produk yang sering digunakan masyarakat dan rawan penggunaan bahan
kimia berbahaya.
Sampling produk pangan meliputi produk – produk yang sering dikonsumsi
masyarakat, produk yang diduga rawan menggunakan bahan kimia berbahaya untuk
pangan seperti boraks dan formalin, sampling produk pangan juga dilakukan untuk
produk lokal UMKM dalam rangka membantu pengusaha dalam pengurusan izin
produk BPOM MD.
Untuk pemenuhan sampel obat, meliputi produk obat JKN dan Non
JKN.Sampling obat JKN dilakukan di sektor publik milik pemerintah seperti Instalsi
Farmasi Kabupaten Kota (IFK), Puskesmas, Rumah Sakit serta Apotek yang
melayani obat JKN.Sampling pemenuhan obat JKN dilaksanakan di tiap Kabupaten
Kota pada saat petugas melakukan perjalanan dinas untuk pemeriksaan di
Kabupaten setempat. Demikian juga terhadap satu gudang milik pemerintah Aceh.
Sedangkan sampling obat Non JKN dilakukan secara acak pada 5 kabupaten kota.
Pemenuhan target sampling produk obat di sektor publik (IFK dan PKM) di
dukung koordinasi yang baik antara petugas yang melakukan sampling dan
Laporan Kinerja Balai Besar POM di Banda Aceh Tahun 2018 97
pemerintah daerah terutama Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota setempat. Capaian
ini diharapkan tetap berlanjut untuk beberapa tahun ke depan selama renstra
berjalan.
BBPOM di Banda Aceh masih perlu terus meningkatkan kompetensi personel
melalui pelatihan terstruktur serta kredibilitas laboratoium antara lain dengan
berpartisipasi dalam uji kolaborasi dan uji profisiensi.
1. Persentase perkara yang diselesaikan hingga tahap II di wilayah kerja
BBPOM di Banda Aceh
Selama tahun 2018 telah dilakukan investigasi awal ke seluruh kab/kota untuk
mengumpulkan, menelusuri, serta memverifikasi informasi terkait peredaran obat
dan makanan yang tidak memenuhi ketentuan. Hasil investigasi tersebut dievaluasi
dan jika sudah memenuhi unsur pelanggaran maka dilanjutkan ke tahap penindakan.
Dari kegiatan penindakan yang dilakukan ditemukan 31 kasus dengan kasus
terbanyak adalah kasus mengedarkan kosmetika TIE. Kasus yang ditangani oleh PPNS
BBPOM di Banda Aceh dapat di lihat pada diagram di bawah ini :
Dari pencapaian 5 target indikator yang merupakan 5 IKU pada sasaran
strategis 4, maka dapat dihitung nilai pencapaian sasarannya (NPS) sebagai
rata-rata dari nilai pencapaian indikatornya (NPI) dikalikan dengan
bobotnya.
NPS = NPI 1 + NPI 2 + NPI 3 + NPI 4 + NPI 5
5
NPS = 19.23% + 146.80% + 107.84% + 63.41% + 100%
5
NPS = 87.45%
Sasaran Strategis 5
Menguatnya penegakan hukum di bidang Obat dan Makanan di
wilayah kerja BBPOM di Banda Aceh
Laporan Kinerja Balai Besar POM di Banda Aceh Tahun 201
Kegiatan penindakan dilakukan dalam bentuk operasi gabungan daerah dengan
kepolisian dan lintas sektor seperti BNNP Aceh, Bea dan Cukai Aceh, dan Kejaksaan
Tinggi Aceh. Selain Operasi Gabungan Daerah, juga d
Nasional dan Operasi Internasional (Operasi Opson dan Pangea).
Dari kegiatan penindakan dihasilkan 31 kasus dimana 11 kasusu diberikan sanksi
pidana dan selainnya diberikan sanksi administratif.
obat dan makanan terhadap target tahun 2018 adalah 110%, bila dibandingkan
target tahun 2019 maka capaiannya adalah 100%, karena target tahun 2019 adalah 11
perkara. Capaian tahun 2018 meningkat bila dibandingkan tahun 2017 dengan selisih 3
perkara. Pada Tahun 2018 telah dilakukan penyidikan bersama dengan subdit I/ Indagsi
Dit Reskrimsus Polda Aceh terhadap I (satu) perkara dengan modus penjualan
kosmetika tanpa izin edar dan mengandung bahan berbahaya secara online.
Perkara
Carry over 2017 0
2018 11
Total 11
Dari 11 perkara yang ditangani ada 9 perkara yang sudah dilaksanakan penyerahan
tersangka dan barang bukti (Tahap II) ke Kejaksaan, 1perkara pada Tahap P21
perkara pada Tahap SPDP. Sehingga realisasi
adalah 81,82% dari target 50 %
163,64 % diperoleh dari perbandingan realisasi (81,82%) dengan target (50%).
9.7%
32.3%
12.9%
Gambar 1. Grafik Hasil Penyidikan Kasus Tahun 2018
Gambar 17. Profil hasil penyidikan kasus tindak pidana di bidang Obat dan Makanan
Laporan Kinerja Balai Besar POM di Banda Aceh Tahun 201
Kegiatan penindakan dilakukan dalam bentuk operasi gabungan daerah dengan
kepolisian dan lintas sektor seperti BNNP Aceh, Bea dan Cukai Aceh, dan Kejaksaan
Tinggi Aceh. Selain Operasi Gabungan Daerah, juga dilaksanakan Operasi Gabungan
Nasional dan Operasi Internasional (Operasi Opson dan Pangea).
Dari kegiatan penindakan dihasilkan 31 kasus dimana 11 kasusu diberikan sanksi
pidana dan selainnya diberikan sanksi administratif. Capaian jumlah perkara dibidang
obat dan makanan terhadap target tahun 2018 adalah 110%, bila dibandingkan
target tahun 2019 maka capaiannya adalah 100%, karena target tahun 2019 adalah 11
perkara. Capaian tahun 2018 meningkat bila dibandingkan tahun 2017 dengan selisih 3
ra. Pada Tahun 2018 telah dilakukan penyidikan bersama dengan subdit I/ Indagsi
Dit Reskrimsus Polda Aceh terhadap I (satu) perkara dengan modus penjualan
kosmetika tanpa izin edar dan mengandung bahan berbahaya secara online.
Perkara Diselesaikan tahap II Tidak selesai & menjadi
carry over tahun 2019
0 0 0
11 9 2
11 9 2
Dari 11 perkara yang ditangani ada 9 perkara yang sudah dilaksanakan penyerahan
tersangka dan barang bukti (Tahap II) ke Kejaksaan, 1perkara pada Tahap P21
Sehingga realisasi penyelesaian perkara sampai Tahap II
dari target 50 % Capaian penyelesaian perkara sampai Tahap II adalah
163,64 % diperoleh dari perbandingan realisasi (81,82%) dengan target (50%).
45.2%
9.7%
12.9%
Gambar 1. Grafik Hasil Penyidikan Kasus Tahun 2018
Kosmetika TIE
Obat Keras Daftar G
Pangan TIE
OT TIE
. Profil hasil penyidikan kasus tindak pidana di bidang Obat dan Makanan
Laporan Kinerja Balai Besar POM di Banda Aceh Tahun 2018 98
Kegiatan penindakan dilakukan dalam bentuk operasi gabungan daerah dengan
kepolisian dan lintas sektor seperti BNNP Aceh, Bea dan Cukai Aceh, dan Kejaksaan
ilaksanakan Operasi Gabungan
Dari kegiatan penindakan dihasilkan 31 kasus dimana 11 kasusu diberikan sanksi
Capaian jumlah perkara dibidang
obat dan makanan terhadap target tahun 2018 adalah 110%, bila dibandingkan terhadap
target tahun 2019 maka capaiannya adalah 100%, karena target tahun 2019 adalah 11
perkara. Capaian tahun 2018 meningkat bila dibandingkan tahun 2017 dengan selisih 3
ra. Pada Tahun 2018 telah dilakukan penyidikan bersama dengan subdit I/ Indagsi
Dit Reskrimsus Polda Aceh terhadap I (satu) perkara dengan modus penjualan
kosmetika tanpa izin edar dan mengandung bahan berbahaya secara online.
Tidak selesai & menjadi carry over tahun 2019
Dari 11 perkara yang ditangani ada 9 perkara yang sudah dilaksanakan penyerahan
tersangka dan barang bukti (Tahap II) ke Kejaksaan, 1perkara pada Tahap P21 dan 1
penyelesaian perkara sampai Tahap II
penyelesaian perkara sampai Tahap II adalah
163,64 % diperoleh dari perbandingan realisasi (81,82%) dengan target (50%). Capaian
. Profil hasil penyidikan kasus tindak pidana di bidang Obat dan Makanan
Laporan Kinerja Balai Besar POM di Banda Aceh Tahun 2018 99
penyelesaian perkara sampai tahap II telah melebihi target. Target 50% tersebut
ditetapkan bersadarkan kesepakatan seluruh Balai pada Musyawarah Nasional pada
Bulan April 2018. Capaian tersebut dinilai sangat memuaskan. Keberhasilan
pencapaian target ini didukung oleh SDM yang kompeten, solidnya kerjasama tim
dalam melakukan serangkaian kegiatan, mulai dari pengumpulan bahan keterangan
sampai dilakukannya penindakan, serta kerjasama yang sinergis dan koordinasi yang
baik dengan Criminal Justice Systemterutama Kejaksaan dan Kepolisian.
1. Nilai AKIP BBPOM di Banda Aceh
Indikator Kinerja Sasaran :
Tabel 12. Realisasi Capaian Kinerja Sasaran Strategis 6
SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI %
CAPAIAN KRITERIA
TerwujudnyaRB
BB/BPOM sesuai
roadmap RB BPOM 2015
- 2019
Nilai AKIP BBPOM di
Banda Aceh
BB
(75)
BB
(70.72)
94.29% Cukup
1. Nilai SAKIP BBPOM di Banda Aceh oleh Badan POM
Dari pencapaian 1 indikator pada sasaran strategis 5, maka nilai pencapaian
sasarannya (NPS) sama dengan nilai pencapaian indikatornya (NPI) yaitu
163.64%
Sasaran Strategis 6
Terwujudnya RB BBPOM di Banda Aceh sesuai roadmap RB
BPOM 2015 - 2019
Laporan Kinerja Balai Besar POM di Banda Aceh Tahun 2018 100
Gambar 21. Grafik Realisasi dan Capaian Nilai SAKIP BBPOM di Banda Aceh oleh
Pada tahun 2018, pencapaian indikator Nilai AKIP BBPOM di Banda Aceh adalah cukup,
dengan nilai pencapaian indikator sebesar 94,29%.
Indikator kinerja sasaran strategis 6 adalah Nilai AKIP BBPOM di Banda Aceh, dengan
kategori hasil penilaian SAKIP sebagai berikut :
Tabel 13. Kategori Penilaian SAKIP
No. Nilai Pemenuhan Terhadap
Kinerja Kategori Keterangan
1. > 90 AA Sangat memuaskan
2. > 80 s.d. 90 A Memuaskan
3. > 70 s.d 80 BB Sangat baik
4. > 60 s.d. 70 B Baik
5. > 50 s.d. 60 CC Cukup baik
6. > 30 s.d 50 C Agak kurang
7. < 30 D Kurang
Realisasi Nilai AKIP dari Badan POM tahun 2018 adalah 70.72, terdapat peningkatan
nilai bila dibandingkan tahun 2017 sebesar 2,74 poin. Namun jikan dibandingkan dengan
balai-balai setipe lainnya maka Nilai AKIP BBPOM di Banda Aceh masih tertinggal jauh.
Hal ini disebabkan antara lain :
Data- data yang ditampilkan tidak sikron dengan pembahasan atau narasi yang ada
di Bab III, sehingga membingungkan tim penilai pada saat melakukan penilaian
terhadap LAKIN BBPOM di Banda Aceh.
Penyampaian capaian kinerja BBPOM di Banda Aceh masih kurang pada
pembahasannya, sehingga kinerja yang telah dilakukan di sepanjang tahun kurang
tergambar. Pembahasan kinerja hendaknya lebih di pertajam dan lebih di perluas.
Laporan Kinerja Balai Besar POM di Banda Aceh Tahun 2018 101
Jika dibandingkan dengan target tahun 2019 maka capaian nilai AKIP belum mencapai
100%. Namun BBPOM di Banda Aceh tetap optimis dan akan terus melakukan perbaikan
untuk bisa mencapai nilai A pada akhir periode Rencana Strategis tahun 2019.
Beberapa hal yang akan dilakukan untuk mencapai target nilai A adalah :
Melakukan reviu Renstra dengan mengkaji ulang indikator kinerja utama yang
telah ditetapkan agar kinerja BBPOM di Banda Aceh lebih dapat diukur dengan
indikator yang tepat. Rumusan perhitungan indikator kinerja utama yang
digunakan selama ini belum mewakili kondisi pengawasan Obat dan Makanan yang
sesungguhnya di wilayah Provinsi Aceh, kenyataan masih banyak peredaran obat
illegal, Obat Tradisional yang mengandung BKO dan illegal, kosmetik yang
mengandung bahan berbahaya dan illegal, dan makanan yang tidak aman
dikonsumsi.
Menyusun SKP secara cascading dari eselon 2, eselon 3, eselon 4 hingga ke
individu
Memanfaatkan sistem pengukuran kinerja berbasis IT yang dapat mengolah data
input dari individu hingga dapat menampilkan capaian kinerja sasaran strategis
BBPOM di Banda Aceh.
Indikator Kinerja Kegiatan
Tabel 14. Realisasi dan Capaian Indikator Kinerja Kegiatan Sasaran Strategis 6
SASARAN STRATEGIS
SASARAN KEGIATAN
INDIKATOR TARGET REALISASI % CAPAIAN
Meningkatnya Kualitas Kapasitas Kelembagaa
Pengadaan
Sarana dan
Prasarana
yang Terkait
Persentase
Pemenuhan
Sarana Prasarana
87%
81.67% 96.08%
Dari pencapaian 1 indikator pada sasaran strategis 6, maka nilai pencapaian
sasarannya (NPS) sama dengan nilai pencapaian indikatornya (NPI) yaitu 94,29%
Laporan Kinerja Balai Besar POM di Banda Aceh Tahun 2018 102
SASARAN STRATEGIS
SASARAN KEGIATAN
INDIKATOR TARGET REALISASI % CAPAIAN
n BPOM Pengawasan
Obat dan
Makanan
sesuai Standar
Penyusunan
Perencanaan,
Penganggara
n, Keuangan,
dan Evaluasi
yang
Dilaporkan
Tepat Waktu
Jumlah Dokumen
Perencanaan,
Penganggaran,
Keuangan, dan
Evaluasi yang
Dilaporkan Tepat
Waktu
9 9 100%
Sasaran Kegiatan: Pengadaan Sarana dan Prasarana yang Terkait Pengawasan Obat
dan Makanan
Indikator:
Persentase Pemenuhan Sarana Prasarana Sesuai Standar
Realisasi pemenuhan sarana prasarana (sarpras) tahun 2018 sebesar 81.67% (96.08%)
dari target 87%. Dengan total sarpras yang dimiliki sebanyak 184 unit (sarpras kerja 115
unit dan sarpras alat laboratorium 69 unit) dari target 539 unit ( sarpras kerja 469 unit
dan alat laboratorium 70 unit).Target pemenuhan sarpras tahun 2019 adalah 89.00%.
Persentase capaian terhadap target tersebut sebesar 84.77%.
Perhitungan indikator ini berdasarkan pada persentase pemenuhan sarana prasarana
danpersentase pemenuhan alat laboratorium sesuai standar. Standar yang dimaksud
adalah standar sarana prasarana yang ditetapkan dalam Peraturan Kepala Badan POM
nomor 20 tahun 2015 dan standar minimum peralatan laboratorium UPT di lingkungan
Badan POM yang ditetapkan dalam SK Kepala Badan POM RI nomor
HK.04.1.71.07.14.4437 tahun 2014.
Realisasi tahun 2018 mengalami kenaikan dibandingkan tahun 2017 yaitu dari 77,4%
menjadi 82,6%.. BBPOM di Banda Aceh telah berhasil menyelesaikan semua
pengadaan alat laboratorium, alat pengolah data, dan meubelair sehingga bisa
meningkatkan presentase pemenuhan sarana dan prasarana.
Beberapa kendala yang harus dapat diatasi untuk pencapaian target 2019 adalah :
Laporan Kinerja Balai Besar POM di Banda Aceh Tahun 2018 103
Karena terbatasnya anggaran, maka alat laboratorium yang diadakan adalah alat
laboratorium yang benar-benar diperlukan untuk pengujian parameter kritis,
namun ternyata alat tersebut tidak masuk dalam standar minimum peralatan
laboratorium sehingga tidak dapat menambah presentase pemenuhan sarana dan
prasarana.
BBPOM di Surabaya telah merencanakan kebutuhan alat laboratorium secara
seksama, namun beberapa alat laboratorium yang benar-benar dibutuhkan untuk
segera diadakan tidak mendapat persetujuan dari pusat
Upaya yang harus dilakukan untuk memenuhi target tahun 2019 adalah merenovasi
ruangan dan memenuhi kebutuhan alat pengolah data untuk memenuhi standar
sarana dan prasarana yang telah ditetapkan.
Sasaran Kegiatan: Penyusunan Perencanaan, Penganggaran dan Evaluasi yang
Dilaporkan Tepat Waktu
Indikator:
Jumlah Dokumen Perencanaan, Penganggaran dan Evaluasi yang Dilaporkan Tepat
Waktu
Realisasi indikator target tahun 2018 sebanyak 9 dokumen dapat dicapai sebesar 100%.
Capain tahun 2018 sama dengan capaian tahun 2017 yaitu 100%. Indikator jumlah
dokumen perencanaan, penganggaran dan evaluasi yang dilaporkan tepat waktu tidak
bisa dibandingkan dengan target tahun 2019, karena target tiap tahun sudah ditetapkan
berbeda beda sesuai kondisi jumlah dokumen yang harus ada pada tahun tersebut
bukan kumulatif. Dokumen yang harus dilaporkan tepat waktu pada tahun 2018
meliputi dokumen Perjanjian Kinerja tahun 2018 OTK lama dan baru, dokumen
RKAKL/DIPA tahun 2019, Laporan Kinerja tahun 2017, Laporan triwulanan I, Laporan
Triwulanan II, Laporan Triwulanan III, Laporan Tahunan tahun 2017, Laporan Keuangan
tahun 2017, Laporan Keuangan Semester 1 tahun 2018 .
Keberhasilan capaian jumlah dokumen perencanaan, penganggaran dan evaluasi yang
dilaporkan tepat waktu dipengaruhi oleh :
Komitmen yang tinggi oleh pimpinan dan staf BBPOM di Banda Aceh
Laporan Kinerja Balai Besar POM di Banda Aceh Tahun 2018 104
Ketersediaan data dan informasi yang memadai dengan adanya tim evaluasi dan
monitoring yang anggotanya terdiri dari perwakilan dari masing-masing bidang
Kualitas dan kuantitas SDM terkait perencanaan, penganggaran, keuangan, dan
evaluasi sudah sesuai dengan standar kompetensi yang telah ditetapkan.
B. Realisasi Anggaran
Anggaran BBPOM di Banda Aceh bersumber dari APBN sesuai DIPA tahun 2018 No. SP
DIPA-063.01.2.432790/2018 yang diterbitkan pada tanggal 5 Desember 2017dengan
anggaran awal sebesar Rp. 42.323.560.000,- (Empat Puluh Dua Milyar Tiga Ratus Dua
Puluh Tiga Juta Lima Ratus Enam Puluh Ribu Rupiah). Pada bulan April 2018, terjadi
pengurangan anggaran melalui revisi DIPA Pusat menjadi sebesar Rp
40.090.674.000,- (Empat Puluh Miliar Sembilan Puluh Juta Enam Ratus Tujuh Puluh
Empat Ribu Rupiah).
Langkah-langkah yang dilakukan BBPOM Banda Aceh dalam upaya meningkatkan
efisiensi anggaran, antara lain :
Menjaga komitmen yang tinggi pimpinan dan staf BBPOM di Banda Aceh
Menguatkan pengendalian internal melalui pembentukan Tim Penyusunan
Program/Kegiatan dan Monev sehingga tersedia informasi data yang memadai
untuk antisipasi dan mengatasi kendala yang dihadapi pada saat itu.
Realisasi anggaran yang telah digunakan untuk mewujudkan kinerja organisasi sesuai
dengan dokumen penetapan kinerja/perjanjian kinerja adalah sebagai berikut :
Tabel 15. Realisasi anggaran per sasaran strategis
Sasaran Strategis Target
Anggaran Realisasi Anggaran
% Capaian
1. Menguatnya sistem pengawasan Obat dan Makanan 9,925,433,000 9,477,395,927 95.49
2. Meningkatnya kemandirian pelaku usaha, kemitraan dengan pemangku kepentingan, dan partisipasi masyarakat
18,302,809,000 14,570,564,952 79.61
3. Meningkatnya kualitas kapasitas kelembagaan BPOM
11,862,432,000 11,698,204,631 98.62
Laporan Kinerja Balai Besar POM di Banda Aceh Tahun 2018 105
Pengelolaan anggaran BBPOM di Banda Aceh senantiasa sesuai dengan prinsip-
prinsip akuntabilitas dan berpedoman pada ketentuan peraturan perundangan yang
berlaku dengan mengutamakan penggunaan anggaran secara efektif dan efisien.
Upaya yang telah dilakukan BBPOM di Banda Aceh dalam pengelolaan anggaran dan
percepatan penyerapan anggaran adalah :
Pelaksanaan monitoring dan evaluasi anggaran secara berkala
Revisi anggaran untuk meningkatkan efisiensi pelaksanaan
C. Pengukuran Efisiensi dan Efektifitas Kinerja
Fokus pengukuran efisiensi adalah indikator input dan output dari suatu kegiatan,
maksudnya adalah mengukur kemampuan suatu kegiatan dengan menggunakan input
yang lebih sedikit tetapi menghasilkan output yang sama/lebih besar, atau
penggunaan input yang sama dapat menghasilkan output yang sama/lebih besar, atau
persentase capaian outputlebih tinggi daripada persentase capaian input. Efisiensi
suatu kegiatan diukur dengan membandingkan indeks efisiensi (IE) terhadap standar
efisiensi (SE). Indeks Efisiensi (IE) diperoleh dengan membagi % capaian output
terhadap % capaian input, sesuai rumus berikut :
Sedangkan standar efisiensi (SE) merupakan angka pembanding yang dijadikan dasar
dalam menilai efisiensi. Nilai maksimum dari SE adalah 1, dan digunakan sebagai
indeks efisiensi, dihitung menggunakan rumus :
Indeks efisiensi (IE) diperoleh dengan membagi % capaian output terhadap % capaian
input (dalam laporan ini, capaian input yaitu realisasi anggaran):
Laporan Kinerja Balai Besar POM di Banda Aceh Tahun 2018 106
Untuk mengukur apakah suatu kegiatan dinyatakan efisien atau tidak efisien,
digunakan formula logika sebagai berikut:
Derajat efisiensi atau disebut Tingkat Efisiensi (TE) merupakan pernyataan seberapa
jauh/ tinggi tingkat efisiensi kegiatan yang dinyatakan tidak efisien. Rumus untuk
menghitung tingkat efisiensi setiap kegiatan dihitung menggunakan persamaan
sebagai berikut :
Efektivitas kegiatan adalah derajat/tingkat kemampuan suatu kegiatan mencapai hasil
yang diinginkan. Untuk mengetahui derajat efektivitas perlu diketahui pencapaian
indikator outcome. Efektivitas kegiatan tidak dapat diukur seketika setelah kegiatan
tersebut selesai dilaksanakan, namun baru dapat diukur beberapa waktu (dalam
satuan tahun) setelahnya. Pengukuran tingkat efektivitas sifatnya masih berdasarkan
angka bukan realisasi yang dirasakan oleh masyarakat luas.
Kemudian, terhadap kegiatan yang efisien atau tidak efisien tersebut diukur tingkat
efisiensi (TE), yang menggambarkan seberapa besar efisiensi/ketidakefisienan yang
terjadi pada masing-masing kegiatan, dengan menggunakan rumus berikut:
Efisiensi suatu kegiatan ditentukan dengan membandingkan IE terhadap SE, mengikuti
formula logika berikut:
Jika IE > SE, maka kegiatan dianggap efisien
Jika IE < SE, maka kegiatan dianggap tidak efisien
Standar efisiensi (SE) merupakan angka pembanding yang dijadikan dasar dalam
menilai efisiensi. Dalam hal ini, SE yang digunakan adalah indeks efisiensi sesuai
rencana capaian, yaitu 1, yang diperoleh dengan menggunakan rumus:
Laporan Kinerja Balai Besar POM di Banda Aceh Tahun 2018 107
Laporan Kinerja Balai Besar POM di Banda Aceh Tahun 2018 40
Laporan Kinerja Balai Besar POM di Banda Aceh Tahun 2018 40
3.3.1 Pendapatan Negara Bukan Pajak
Target Penerimaan Negara Bukan Pajak tahun 2018 adalah Rp 215.000.000,-.
Realisasi Penerimaan Negara Bukan Pajak Rp 171.763.403, -terdiri dari pendapatan
denda keterlambatan penyelesaian pekerjaan pemerintah adalah Rp 54.423.403,-.
dan PNBP Fungsional yang diperoleh dari pengujian sampel pihak ke-3 sebesar Rp.
117.340.000,. Realisasi Penerimaan Negara Bukan Pajak tahun 2018 meningkat drastis
jika dibandingkan dengan tahun 2017, dari target sebesar Rp. 200.000.000, realisasi
Rp. 35.697.265,-. Terjadi kenaikan realisasi sebesar 62.05 %.
NO Uraian Target Pendapatan
(Rp) Realisasi (Rp) Persen
1 Pendapatan denda
keterlambatan pekerjaan
pemerintah 215.000.000
54.423.403 21.68
2 Pendapatan dari pengujian
sampel pihak ke 3 117.340.000 54.57
Jumlah 215.000.000 171.763.403 76.25
3.4. ANALISIS EFISISENSI KEGIATAN
3.4.1. Efisiensi Dan Efektivitas Kinerja
Pengukuran tingkat efektivitas dan efisiensi kinerja yang dilakukan oleh Balai
Besar POM di Banda Aceh sifatnya masih berdasarkan angka bukan realisasi yang
dirasakan oleh masyarakat luas. Dalam hal tingkat efisiensi anggaran berdasarkan
capaian output kegiatan utama, maka berdasarkan hasil perhitungan Indeks Efisiensi
(IE) dan Tingkat Efisiensi (TE) diperoleh data sebagaimana tercantum pada tabel
berikut :
Tabel 3.7. Capaian Output Kegiatan Utama Balai Besar POM di Banda Aceh Tahun 2018
Laporan Kinerja Balai Besar POM di Banda Aceh Tahun 2018 40
TOOLS REVIEW INDIKATOR RENSTRA 2015-2019
NO SASARAN
SEMULA USULAN PERUBAHAN
INDIKATOR
TARGET REALISASI CAPAIAN (%) IDENTI
FIKASI
MASAL
AH DAN
KENDA
LA
PELAKS
ANAAN
SOLUSI INDIKATOR
TARGET
ASUMSI RISIKO 20
15
20
16
20
17
20
18
20
19
20
15
20
16
20
17
201
5
201
6
201
7
20
15
20
16
20
17
20
18
20
19
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12)
1 Menguatnya
Sistem
pengawasan
Obat dan
Makanan
Persentase Obat yang
Memenuhi Syarat
97.
00
97.
50
98.
00
98.
50
99.
00
99.
00
10
7.9
0
99.
50
102.
06
110.
67
101.
50
Persentase Obat yang
Memenuhi Syarat
97.
00
97.
50
98.
00
98.
50
99.
00
Persentase Obat
Tradisional yang
memenuhi Syarat
78.
00
79.
00
80.
00
81.
00
82.
00
87.
30
99.
20
81.
80
111.
91
125.
57
102.
30
Persentase Obat
Tradisional yang
memenuhi Syarat
78.
00
79.
00
80.
00
81.
00
82.
00
Persentase Kosmetik yang
memenuhi syarat
90.
00
91.
00
92.
00
93.
00
94.
00
95.
90
14
7.2
0
99.
00
106.
61
161.
76
107.
60
Persentase Kosmetik
yang memenuhi syarat
90.
00
91.
00
92.
00
93.
00
94.
00
Persentase Suplemen
Kesehatan yang
memenuhi syarat
80.
00
81.
00
82.
00
83.
00
84.
00
96.
90
12
6.4
0
98.
50
121.
15
156.
05
120.
10
Persentase Suplemen
Kesehatan yang
memenuhi syarat
80.
00
81.
00
82.
00
83.
00
84.
00
Persentase makanan yang
memenuhi syarat
88.
00
88.
50
89.
00
89.
50
90.
00
62.
20
78.
90
86.
60
70.6
4
89.1
5
97.3
0
Persentase makanan
yang memenuhi syarat
88.
00
88.
50
89.
00
89.
50
90.
00
2 Meningkatnya
Kemandirian
Pelaku Usaha,
Kemitraan
dengan
Pemangku
Kepentingan
dan Partisipasi
Masyarakat
Tingkat Kepuasan
Masyarakat
98.
00
98.
00
98.
00
98.
00
98.
00
87.
16
82.
35
82.
35
88.9
3
84.0
3
84.0
0
Tingkat Kepuasan
Masyarakat
98.
00
98.
00
98.
00
85.
75
86.
00
Jumlah Kabupaten/Kota
yang memberikan
komitmen untuk
pelaksanaan pengawasan
Obat dan Makanan
dengan memberikan
alokasi anggaran
pelaksanaan regulasi Obat
dan Makanan
6 10 15 20 23 6 15 16 100.
00
100.
00
106.
70
Jumlah
Kabupaten/Kota yang
memberikan komitmen
untuk pelaksanaan
pengawasan Obat dan
Makanan dengan
memberikan alokasi
anggaran pelaksanaan
regulasi Obat dan
Makanan
6 10 15 18 20
3 Meningkatnya
Kualitas
Kapasitas
Kelembagaan
Nilai SAKIP dari Badan
POM
A A A A A 72.
44
69.
10
67.
66
85.2
2
81.2
9
79.6
0
Nilai SAKIP dari Badan
POM
A A B B B
Laporan Kinerja Balai Besar POM di Banda Aceh Tahun 2018 41
BBPOM di
Banda Aceh
Menguatnya Sistem Pengawasan Obat dan Makanan di Balai
Besar POM di Banda Aceh
Menguatnya Sistem Pengawasan Obat dan Makanan di Balai Besar POM di Banda
Aceh
1 Meningkatnya
kualitas
sampling dan
pengujian
terhadap
produk obat
dan makanan
yang beredar
Jumlah sampel yang diuji
menggunakan parameter
kritis
25
00
25
00
25
00
25
00
25
00
16
10
20
45
27
52
64.4
0
81.8
0
101.
90
Jumlah sampel yang
diuji menggunakan
parameter kritis
27
00
27
00
27
00
27
00
27
00
Pemenuhan target
sampling produk obat di
sektor publik (IFK)
10
0
10
0
10
0
10
0
10
0
10
0
16
2.5
10
0
100.
00
162.
58
100.
00
Pemenuhan target
sampling produk obat
di sektor publik (IFK)
2 Meningkatnya
kualitas sarana
produksi yang
memenuhi
standar
Presentase cakupan
pengawasan sarana
produksi obat dan
makanan
63 63 63 63 63 11.
38
13
9.7
0
14
3.1
0
18.0
6
86.8
1
227.
14
Cakupan pengawasan
sarana produksi obat
dan makanan
88 88 88 88 88
Meningkatnya
kualitas sarana
distribusi yang
memenuhi
standar
Presentase cakupan
pengawasan sarana
distribusi obat dan
makanan
43 43 43 43 43 37.
76
12
4.3
0
13
1.5
0
87.8
1
39.6
3
305.
8
Cakupan pengawasan
sarana distribusi obat
dan makanan
12
42
12
42
12
42
16
50
16
50
3 Meningkatnya
hasil tindak
lanjut
penyidikan
terhadap
Pelanggaran
Obat dan
Makanan
Jumlah perkara di bidang
obat dan makanan
8 9 10 11 12 8 9 8 100.
00
100.
00
80.0
0
Jumlah perkara di
bidang obat dan
makanan
8 9 10 11 12
Meningkatnya kemandirian pelaku usaha, kemitraan dengan pemangku kepentingan, dan partisipasi masyarakat
1 Meningkatnya
kerjasama,
kominikasi,
informasi dan
edukasi
Jumlah layanan publik
BBPOM di Banda Aceh
50
0
53
0
55
5
58
0
61
0
48
0
46
2
86
6
96.0
0
87.1
7
156.
0
Jumlah layanan publik
BBPOM di Banda Aceh
50
0
53
0
55
5
58
0
61
0
Jumlah komunitas yang
diberdayakan
16 21 26 31 36 22 26 26 137.
50
123.
81
100.
0
Jumlah komunitas
yang diberdayakan
16 21 26 31 36
Meningkatnya kualitas kapasitas kelembagaan Balai POM
Laporan Kinerja Balai Besar POM di Banda Aceh Tahun 2018 42
Pengadaan
Sarana dan
Prasarana yang
terkait
Pengawasan
Obat dan
Makanan
Persentase pemenuhan
sarana prasarana sesuai
standar
79 83 85 87 89 79.
4
75.
45
10
0
100.
50
90.9
0
117.
60
Persentase
pemenuhan sarana
prasarana sesuai
standar
79 83 85 87 89
Penyusunan
Perencanaan,
Penganggaran,
Keuangan dan
Evaluasi yang
dilaporkan
tepat waktu
Jumlah dokumen
perencanaan,
penganggaran, dan
evaluasi yang dilaporkan
tepat waktu
10 9 10 9 10 10 9 10 100.
00
100.
0
100.
00
Jumlah dokumen
perencanaan,
penganggaran, dan
evaluasi yang
dilaporkan tepat waktu
10 9 10 9 10
Laporan Kinerja Balai Besar POM di Banda Aceh Tahun 2018 43
PENGUKURAN EFISIENSI KEGIATAN
UNIT ORGANISASI : BALAI BESAR POM DI BANDA ACEH TAHUN ANGGARAN : 2018
No. SASARAN KEGIATAN
KEGIATAN INDIKATOR
KINERJA TARGET REALISASI %
INDEKS
EFISIEN
SI (IE)
STAN
DAR
EFISI
ENSI
(SE)
TINGKA
T
EFISIEN
SI (TE)
KATAGORI
1 Menguatnya Sistem pengawasan Obat dan Makanan
3165.002
Perkara di bidang Penyidikan Obat dan Makanan
Input Dana 883,000,000 757,242,630 85.76 1.28 1 0.28 Efisien
Output perkara 10 11 110
3165.003
Sampel makanan yang diuji dengan parameter kritis
Input Dana 557,016,000 461,531,421 82.86 1.21 1 0.21 Efisien
Output sampel 771 771 100
3165.004
Cakupan pengawasan sarana produksi obat dan makanan
Input Dana 70,000,000 68,335,030 97.62 1.21 1 0.21 Efisien
Output sarana 88 104 118.18
3165.005
Cakupan pengawasan sarana distribusi obat dan makanan
Input Dana 1,312,762,000 1,138,753,866 86.74 2.08 1 1.08 Efisien
Output sarana 745 1345 180.54
3165.011
Laporan dukungan teknis investigasi awal dan penyidikan di bidang obat dan makanan yang ditangani
Input Dana 128,262,000 88,763,610 69.20
1.44 1 0.44 Efisien Output laporan 1 1 100
3165.012
Dokumen dukungan teknis dan manajemen laboratorium yang dilaksanakan
Input Dana 1,825,276,000 1,665,351,623 91.24
1.10 1 0.10 Efisien Output dokumen 1 1 100
3165.084
Pengawasan sarana distribusi obat dan sarana
Input Dana 954,197,000 713,430,260 74.77 1.47 1 0.47 Efisien
Laporan Kinerja Balai Besar POM di Banda Aceh Tahun 2018 44
pelayanan kefarmasian (saryanfar) [Base Line]
Output Sarana 497 547 110.06
3165.081
Sampel obat, obat bahan alam, kosmetik dan suplemen kesehatan yang diuji dengan parameter kritis [Base Line]
Input Dana 954,197,000 780,310,755 81.78
1.22 1 0.22 Efisien Output sampel 1929 1929 100
2 Meningkatnya
Kapasitas dan
Komitmen Pelaku
Usaha, Kemitraan
dengan Pemangku
Kepentingan dan
Partisipasi
Masyarakat.
3165.
007
Layanan Publik BB/BBPOM Input Dana 1,590,915,000 1,443,679,700 90.75 1.23 1 0.23 Efisien
Output layanan 580 645 111.21
3165.
008
Komunitas yang di
berdayakan Input Dana 1,511,216,000 1,302,030,448 86.16 1.31 1 0.31 Efisien
Output komunitas 31 35 112.903226
3165.
085
Sekolah yang diintervensi
keamanan Pangan Jajanan
Anak Sekolah (PJAS)
[Base Line]
Input Dana 947,587,000 771,897,452 81.46
1.23 1 0.23 Efisien Output Sekolah 215 215 100
3 Meningkatnya
Kualitas
Kapasitas
Kelembagaan
BBPOM di Banda
Aceh
3165.
009
Sarana prasarana sesuai
standar Input Dana 105,774,000 96,311,940 91.05
1.10 1 0.10 Efisien Output paket 1 1 100
3165.
010
Dokumen perencanaan,
penganggaran, dan evaluasi
yang di laporkan tepat waktu
Input Dana 1,141,254,000 1,031,985,606 90.43
1.11 1 0.11 Efisien Output dokumen 9 9 100
3165.
013
Bangunan/gedung
[Base Line] Input Dana 104,876,000 81,697,767 77.90
1.28 1 0.28 Efisien Output m2 100 100 100
3165.
082
Alat laboratorium yang
diadakan Input Dana 11,114,100,000 10,985,683,430 98.84
1.01 1 0.01 Efisien Output unit 22 22 100
3165.
083
Penguatan kelembagaan
pengawasan obat dan Input Dana 4,437,057,000 2,583,477,570 58.23 1.00 1 0.00 Efisien
Laporan Kinerja Balai Besar POM di Banda Aceh Tahun 2018 45
makanan di Kabupaten/Kota
[Base Line] Output Kabupate
n/Kota 2 1.16 58.0
3165.
951
Layanan internal (Overhead) Input Dana 43,456,000 42,256,640 97.24 1.03 1 0.03 Efisien
Output layanan 1 1 100
3165.
994
Layanan perkantoran Input Dana 12,409,729,000 11,733,425,762 94.55 1.06 1 0.06 Efisien
Output layanan 12 12 100
Jumlah Dana 40,090,674,00
0 35,746,165,510
89.16 4.36
Catatan IE = % Realisasi Output / % Realisasi Input
SE = 1
Laporan Kinerja Balai Besar POM di Banda Aceh Tahun 2018 46
Laporan Kinerja Balai Besar POM di Banda Aceh Tahun 2017 40
Dengan kriteria yang mengatakan bahwa suatu kegiatan dinyatakan efisiensi
apabila nilai IE ≤ 1.00, maka berdasarkan tabel diatas, dapat dilihat bahwa, dari 15
kegiatan Balai Besar POM di Banda Aceh Tahun 2017, diperoleh seluruh kegiatan telah
dilakukan secara efisien. Hal ini perlu dipertahankan guna menjaga konsistensi
pencapaian anggaran tahun berikutnya.
Laporan Kinerja Balai Besar POM di Banda Aceh Tahun 2017 41
BAB IV
PENUTUP 4.1 Kesimpulan
Tahun 2018 merupakan tahun keempat dari Rencana Strategis 2015-2019.
Berdasarkan reviu yang telah dilakukan pada Rencana Strategis 2015-2019 maka
telah ditetapkan 6 sasaran strategis dengan 16 indikator kinerja yang akan dicapai
dengan melaksanakan program pengawasan Obat dan Makanan melalui 9 kegiatan
yang telah ditetapkan.
a. BBPOM di Banda Aceh telah berhasil mencapai target 2 sasaran strategis yang
telah ditetapkan dengan criteria MEMUASKAN dan 4 sasaran strategis dengan
criteria CUKUP.
b. Capaian Indikator Kinerja Utama pada sasaran strategis pertama sebesar
103.53% dengan kriteria MEMUASKAN, menunjukkan keberhasilan BBPOM di
Banda Aceh dalam mencapai target sasaran Terwujudnya Obat dan Makanan
yang aman dan bermutu wilayah kerja BBPOM di Banda Aceh.
c. Capaian indikator sasaran strategis kedua sebesar 96.93%dengan kriteria
CUKUP sehingga perlu dilakukan upaya-upaya agar target sasaran
Meningkatnya kepatuhan pelaku usaha dan kesadaran masyarakat terhadap
keamanan, manfaat dan mutu Obat dan Makanan dii wilayah kerja BBPOM di
Banda Aceh dapat terpenuhi.
d. Capaian indikator sasaran strategis ketiga sebesar 99.83% dengan kriteria
CUKUP sehingga diperlukan upaya peningkatan jumlah intensitas KIE dan
penyebaran informasi kepada masyarakat baik melalui media cetak maupun
elektronik serta media sosial untuk mencapai target sasaran Meningkatnya
pengetahuan masyarakat terhadap Obat dan Makanan aman di wilayah kerja
BBPOM di Banda Aceh.
e. Capaian indikator sasaran strategis keempat sebesar 87.85% dengan kriteria
CUKUP sehingga diperlukan upaya untuk mencapai target sasaran
Meningkatnya efektivitas pengawasan Obat dan Makanan berbasis risiko di
wilayah kerja BBPOM di Banda Aceh . Masih kurangnya tindak lanjut atas
rekomendasi yang disampaikan oleh BBPOM di Banda Aceh menjadi salah satu
Laporan Kinerja Balai Besar POM di Banda Aceh Tahun 2017 42
penyebab rendahnya capaian pada sasaran strategis 3 ini, masih banyaknya
sarana produksi yang belum memenuhi syarat juga memberikan kontribusi yang
besar terhadap pencapaian target pada SS 4 ini.
f. Capaian Indikator Kinerja Utama pada sasaran strategis kelima sebesar 163.64%
dengan kriteria MEMUASKAN, menunjukkan keberhasilan BBPOM di Banda Aceh
dalam mencapai target sasaran Menguatnya penegakan hukum di bidang Obat
dan Makanan di wilayah kerja BBPOM di Banda Aceh, dimana dari target 10
perkara dapat direalisasikan 11 perkara (target 50%, realisasi 118.18%)
g. Capaian indikator sasaran strategis ketiga sebesar 94.29% dengan kriteria
CUKUP sehingga diperlukan upaya peningkatan dan perbaikan dalam tata kelola
dan pelaksanaan kegiatan di Balai Besar POM di Banda Aceh untuk mencapai
target sasaran Terwujudnya RB BBPOM di Banda Aceh sesuai roadmap RB BPOM
2015 – 2019.
h. Dari keseluruhan kegiatan utama yang dilaksanakan untuk mendukung
pencapaian sasaran, tidak ada kegiatan yang tidak efisien.(sesuai tabel
terlampir)
i. Meningkatnya kegiatan Layanan Informasi Obat dan Makanan merupakan
outcome yang diperoleh dari kinerja BBPOM di Banda Aceh dalam membangun
kemitraan dengan pemangku kepentingan, layanan publik kepada pelaku usaha
dan masyarakat serta ekspektasi masyarakat dalam perlindungan kesehatan
dari produk-produk Obat dan Makanan yang tidak memenuhi persyaratan
keamanan, kemanfaatan/khasiat dan mutu.
j. Berdasarkan analisis tingkat efisiensi kegiatan di atas, maka seluruh
pelaksanaan kegiatan pengawasan Obat dan Makanan Tahun 2016 di Provinsi
Aceh dinyatakan efisien.
4.2 Saran
1. Survei kepuasan masyarakat dilakukan tidak hanya kepada customer yang
datang, tapi diperluas kepada pemangku kepentingan, pelaku usaha dan
masyarakat luas di Provinsi Aceh. Untuk itu perlu dipersiapkan kuesioner
Laporan Kinerja Balai Besar POM di Banda Aceh Tahun 2017 43
layanan publik yang valid dan dapat mengakomodir responden yang bervariasi
tersebut.
Laporan Kinerja Balai Besar POM di Banda Aceh Tahun 2017 44