Laporan Kinerja Biro Perencanaan Tahun 2016 1Laporan�Kinerja�Biro�Perencanaan�Tahun�2016�� � 1�� �
BAB. I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Laporan Kinerja Biro Perencanaan ini merupakan perwujudan
pertanggungjawaban atas kinerja pencapaian visi, misi, dan program Sekretariat
Jenderal Tahun 2015. Penyusunan Laporan Kinerja Biro Perencanaan ini mengacu
pada Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah, dan Instruksi Presiden Nomor 5 Tahun 2004 tentang Percepatan
Pemberantasan Korupsi, Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang
Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah, Peraturan Presiden Nomor 29
Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, Peraturan
Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik
Indonesia Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja,
Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah,
Rencana Strategis Kementerian Pertanian Tahun 2015-2019 serta Rencana Strategis
Sekretariat Jenderal Tahun 2015-2019.
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2005-2025, bahwa tahun 2015-
2019 merupakan periode Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional
(RPJMN) tahap ketiga. Pada tahap ketiga ini pembangunan pertanian memegang
peran yang strategis dalam perekonomian nasional. Untuk melanjutkan dan
memantapkan program pembangunan pertanian periode 2015-2019, Kementerian
Pertanian telah menetapkan 11 sasaran strategis Pembangunan Pertanian yaitu: 1)
Meningkatnya produksi padi, jagung, kedelai, daging dan gula; 2) Terjaminnya
distribusi pangan; 3) Meningkatnya akses dan pemanfaatan pangan dan gizi; 4)
Meningkatnya konsumsi pangan lokal; 5) Stabilnya produksi cabai dan bawang
merah; 6) Berkembangnya komoditas bernilai tambah dan berdaya saing; 7)
Tersedianya bahan baku bioindustri dan bioenergi; 8) Meningkatnya kualitas
sumberdaya insani petani; 9) Meningkatnya pendapatan keluarga petani; 10)
Laporan Kinerja Biro Perencanaan Tahun 20162 Laporan�Kinerja�Biro�Perencanaan�Tahun�2016�� � 3�� �
1.2. Maksud dan Tujuan
Laporan Kinerja ini juga dimaksudkan sebagai salah satu wujud akuntabilitas
pelaksanaan tugas dan fungsi Biro Perencanaan dalam rangka mewujudkan (good
governance), transparansi, dan akuntabilitas sekaligus sebagai alat kendali dan
pemacu peningkatan kinerja unit organisasi di lingkungan Biro Perencanaan.
Laporan Kinerja ini secara umum menginformasikan capaian kinerja Biro
Perencanaan dalam Tahun 2016. Membandingkan antara capaian kinerja
(performance results) Tahun 2016 dengan rencana kinerja (performance plan)
Tahun 2016 sebagai tolok ukur keberhasilan Tahunan, kemudian membandingkan
capaian kinerja Tahun 2016 dengan Tahun 2015 dan juga terhadap target capaian
pada Tahun 2019, maka akan teridentifikasi sejumlah celah kinerja (performance
gap). Dari hasil analisis terhadap celah kinerja tersebut, dapat diperoleh masukan
bagi perbaikan kinerja di masa yang akan datang.
Dengan pola pikir seperti itu, sistematika penyajian Laporan Akuntabilitas
Kinerja Biro Perencanaan Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian Tahun 2016,
adalah sebagai berikut:
(1) Bab I – PENDAHULUAN, menjelaskan secara ringkas latar belakang, maksud
dan tujuan penulisan dan struktur organisasi serta sumberdaya manusia
sebagai pengelola kinerja program/kegiatan.
(2) Bab II – PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA, menjelaskan rencana
strategis, serta perjanjian kinerja program untuk Tahun 2015.
(3) Bab III – AKUNTABILITAS KINERJA, menjelaskan pengukuran kinerja, analisis
pencapaian kinerja program dan keuangan Biro Perencanaan terhadap target
sasaran untuk Tahun 2014, kendala,dan rekomendasi.
(4) Bab IV – PENUTUP, menjelaskan kesimpulan Laporan Kinerja Biro
Perencanaan Sekretariat Jenderal Tahun 2015 dan menguraikan rencana
tindak lanjut yang diperlukan bagi perbaikan kinerja di masa datang.
Laporan�Kinerja�Biro�Perencanaan�Tahun�2016�� � 2�� �
Meningkatnya kualitas aparatur dan layanan kelembagaan pertanian; dan 11)
Meningkatnya akuntabilitas kinerja Kementerian Pertanian.
Melalui penetapan 11 (sebelas) Sasaran Strategis tersebut diharapkan dapat
mencapai 8 (delapan) tujuan Kementerian Pertanian, yaitu: 1) Terwujudnya
swasembada padi jagung, kedelai serta meningkatnya produksi daging dan gula; 2)
Terpenuhinya akses pangan masyarakat terhadap pangan; 3) Bergesernya budaya
konsumsi pangan; 4) Meningkatnya stabilitas produksi dalam rangka stabilisasi harga; 5)
Berkembangnya komoditas pertanian bernilai ekonomi; 6) Mendorong majunya
agrobioindustri; 7) Meningkatnya kualitas dan pendapatan petani; dan 8) Terwujudnya
reformasi birokrasi Kementerian Pertanian.
Guna mendukung Sasaran Strategis tersebut, pengembangan dan penerapan
sistem pertanggungjawaban yang tepat, jelas, terukur dan legitimate sebagai bagian
dari Good Governance sangat diperlukan. Dengan demikian penyelenggaraan
pemerintahan dan pembangunan dapat berlangsung secara berdayaguna, berhasil
guna, bertanggung-jawab, serta bebas dari korupsi, kolusi dan nepotisme.
Berkenaan dengan penerapan SAKIP, Presiden telah menerbitkan Peraturan Presiden
Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
(SAKIP), dimana pada Bab 2 Pasal 3 disebutkan bahwa penyelenggaraan SAKIP
pada Kementerian Negara/Lembaga dilaksanakan oleh entitas Akuntabilitas Kinerja
secara berjenjang dengan tingkatan Entitas Satuan Kerja, Entitas Unit Organisasi,
dan Entitas Kementerian Negara/Lembaga.
Pedoman Pelaksanaan SAKIP di lingkungan Kementerian Pertanian dipertegas
dengan dikeluarkannya Peraturan Menteri Pertanian Nomor 50 Tahun 2016 tentang
Pedoman Pengelolaan Sistem Akuntabilitas Kinerja Kementerian Pertanian yang
menjadi dasar acuan bagi Kementerian Pertanian, unit kerja Eselon I, unit kerja
Eselon II, dan unit kerja mandiri lingkup Kementerian Pertanian dalam pengelolaan
SAKIP yang meliputi perencanaan kinerja, pengukuran kinerja, pengelolaan data
kinerja, pelaporan kinerja, reviu dan evaluasi kinerja.
Laporan Kinerja Biro Perencanaan Tahun 2016 3Laporan�Kinerja�Biro�Perencanaan�Tahun�2016�� � 3�� �
1.2. Maksud dan Tujuan
Laporan Kinerja ini juga dimaksudkan sebagai salah satu wujud akuntabilitas
pelaksanaan tugas dan fungsi Biro Perencanaan dalam rangka mewujudkan (good
governance), transparansi, dan akuntabilitas sekaligus sebagai alat kendali dan
pemacu peningkatan kinerja unit organisasi di lingkungan Biro Perencanaan.
Laporan Kinerja ini secara umum menginformasikan capaian kinerja Biro
Perencanaan dalam Tahun 2016. Membandingkan antara capaian kinerja
(performance results) Tahun 2016 dengan rencana kinerja (performance plan)
Tahun 2016 sebagai tolok ukur keberhasilan Tahunan, kemudian membandingkan
capaian kinerja Tahun 2016 dengan Tahun 2015 dan juga terhadap target capaian
pada Tahun 2019, maka akan teridentifikasi sejumlah celah kinerja (performance
gap). Dari hasil analisis terhadap celah kinerja tersebut, dapat diperoleh masukan
bagi perbaikan kinerja di masa yang akan datang.
Dengan pola pikir seperti itu, sistematika penyajian Laporan Akuntabilitas
Kinerja Biro Perencanaan Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian Tahun 2016,
adalah sebagai berikut:
(1) Bab I – PENDAHULUAN, menjelaskan secara ringkas latar belakang, maksud
dan tujuan penulisan dan struktur organisasi serta sumberdaya manusia
sebagai pengelola kinerja program/kegiatan.
(2) Bab II – PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA, menjelaskan rencana
strategis, serta perjanjian kinerja program untuk Tahun 2015.
(3) Bab III – AKUNTABILITAS KINERJA, menjelaskan pengukuran kinerja, analisis
pencapaian kinerja program dan keuangan Biro Perencanaan terhadap target
sasaran untuk Tahun 2014, kendala,dan rekomendasi.
(4) Bab IV – PENUTUP, menjelaskan kesimpulan Laporan Kinerja Biro
Perencanaan Sekretariat Jenderal Tahun 2015 dan menguraikan rencana
tindak lanjut yang diperlukan bagi perbaikan kinerja di masa datang.
Laporan�Kinerja�Biro�Perencanaan�Tahun�2016�� � 2�� �
Meningkatnya kualitas aparatur dan layanan kelembagaan pertanian; dan 11)
Meningkatnya akuntabilitas kinerja Kementerian Pertanian.
Melalui penetapan 11 (sebelas) Sasaran Strategis tersebut diharapkan dapat
mencapai 8 (delapan) tujuan Kementerian Pertanian, yaitu: 1) Terwujudnya
swasembada padi jagung, kedelai serta meningkatnya produksi daging dan gula; 2)
Terpenuhinya akses pangan masyarakat terhadap pangan; 3) Bergesernya budaya
konsumsi pangan; 4) Meningkatnya stabilitas produksi dalam rangka stabilisasi harga; 5)
Berkembangnya komoditas pertanian bernilai ekonomi; 6) Mendorong majunya
agrobioindustri; 7) Meningkatnya kualitas dan pendapatan petani; dan 8) Terwujudnya
reformasi birokrasi Kementerian Pertanian.
Guna mendukung Sasaran Strategis tersebut, pengembangan dan penerapan
sistem pertanggungjawaban yang tepat, jelas, terukur dan legitimate sebagai bagian
dari Good Governance sangat diperlukan. Dengan demikian penyelenggaraan
pemerintahan dan pembangunan dapat berlangsung secara berdayaguna, berhasil
guna, bertanggung-jawab, serta bebas dari korupsi, kolusi dan nepotisme.
Berkenaan dengan penerapan SAKIP, Presiden telah menerbitkan Peraturan Presiden
Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
(SAKIP), dimana pada Bab 2 Pasal 3 disebutkan bahwa penyelenggaraan SAKIP
pada Kementerian Negara/Lembaga dilaksanakan oleh entitas Akuntabilitas Kinerja
secara berjenjang dengan tingkatan Entitas Satuan Kerja, Entitas Unit Organisasi,
dan Entitas Kementerian Negara/Lembaga.
Pedoman Pelaksanaan SAKIP di lingkungan Kementerian Pertanian dipertegas
dengan dikeluarkannya Peraturan Menteri Pertanian Nomor 50 Tahun 2016 tentang
Pedoman Pengelolaan Sistem Akuntabilitas Kinerja Kementerian Pertanian yang
menjadi dasar acuan bagi Kementerian Pertanian, unit kerja Eselon I, unit kerja
Eselon II, dan unit kerja mandiri lingkup Kementerian Pertanian dalam pengelolaan
SAKIP yang meliputi perencanaan kinerja, pengukuran kinerja, pengelolaan data
kinerja, pelaporan kinerja, reviu dan evaluasi kinerja.
Laporan Kinerja Biro Perencanaan Tahun 20164 Laporan�Kinerja�Biro�Perencanaan�Tahun�2016�� � 5�� �
1.4. Tugas dan Fungsi Biro Perencanaan
Biro Perencanaan mempunyai tugas melaksanakan koordinasi, dan
penyusunan rencana, kebijakan, program, anggaran serta pemantauan, evaluasi dan
pelaporan Kementerian Pertanian. Dalam melaksanakan tugas Biro Perencanaan
menyelenggarakan fungsi: a) penyiapan koordinasi dan penyusunan rencana
pengembangan wilayah pertanian; b) penyiapan koordinasi dan penyusunan
kebijakan dan program pembangunan pertanian; c) penyiapan koordinasi dan
penyusunan anggaran pembangunan pertanian; d) pemantauan, evaluasi, dan
pelaporan pelaksanaan program pembangunan pertanian; dan e) pelaksanaan
urusan tata usaha dan rumah tangga Biro Perencanaan.
1.4.1. Bagian Perencanaan Wilayah
Bagian Perencanaan Wilayah mempunyai tugas melaksanakan penyiapan
koordinasi, dan penyusunan rencana pengembangan wilayah pertanian. Dalam
melaksanakan tugas Bagian Perencanaan Wilayah menyelenggarakan fungsi: a)
penyiapan bahan koordinasi dan penyusunan rencana pengembangan wilayah
berbasis tanaman pangan dan hortikultura; b) penyiapan bahan koordinasi dan
penyusunan rencana pengembangan wilayah berbasis perkebunan dan sistem bio-
industri; c) penyiapan bahan koordinasi dan penyusunan rencana pembangunan
pertanian di wilayah perbatasan, daerah tertinggal, kawasan ekonomi khusus dan
daerah pembangunan prioritas lainnya; dan d) penyiapan bahan koordinasi dan
penyusunan rencana pengembangan wilayah berbasis peternakan dan
pembangunan pertanian terpadu (pola integrasi).
Bagian Perencanaan Wilayah terdiri atas: 1) Subbagian Wilayah I mempunyai
tugas melakukan penyiapan bahan koordinasi dan penyusunan rencana
pengembangan wilayah berbasis tanaman pangan dan hortikultura; 2) Subbagian
Wilayah II mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan koordinasi dan
penyusunan rencana pengembangan wilayah berbasis perkebunan dan sistem bio-
industri serta pembangunan pertanian di wilayah perbatasan, daerah tertinggal,
Laporan�Kinerja�Biro�Perencanaan�Tahun�2016�� � 4�� �
BIRO PERENCANAAN
BAGIAN PERENCANAAN WILAYAH
Subbagian Wilayah I
Subbagian Wilayah II
Subbagian Wilayah III
BAGIANKEBIJAKAN DAN
PROGRAM
SubbagianKebijakan
SubbagianProgram
SubbagianAnalisis Data
BAGIANANGGARAN
�
Subbagian Anggaran I
�
SubbagianAnggaran II
�
SubbagianTata Usaha Biro
BAGIANEVALUASI DAN
PELAPORAN
Subbagian Evaluasi dan Pelaporan I
Subbagian Evaluasi dan Pelaporan II
Subbagian Bahan Koordinasi
Kelompok Jabatan Fungsional
Adapun tujuannya adalah: 1) memberikan kebenaran informasi kinerja yang
terukur atas kinerja yang telah dan seharusnya dicapai, dan 2) Sebagai upaya
perbaikan berkesinambungan untuk meningkatkan kinerja di tahun yang akan
datang.
1.3. Struktur Organisasi
Berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian Nomor: 43/Permentan/OT.010/8/
2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pertanian, disebutkan Biro
Perencanaan merupakan satu unsur pelaksana di Sekretariat Jenderal, dengan
struktur organisasi terdiri atas: a) Bagian Perencanaan Wilayah; b) Bagian Kebijakan
dan Program; c) Bagian Anggaran; dan d) Bagian Evaluasi dan Pelaporan; dan e)
Kelompok Jabatan Fungsional.
Struktur Organisasi Biro Perencanaan 2016
Laporan Kinerja Biro Perencanaan Tahun 2016 5Laporan�Kinerja�Biro�Perencanaan�Tahun�2016�� � 5�� �
1.4. Tugas dan Fungsi Biro Perencanaan
Biro Perencanaan mempunyai tugas melaksanakan koordinasi, dan
penyusunan rencana, kebijakan, program, anggaran serta pemantauan, evaluasi dan
pelaporan Kementerian Pertanian. Dalam melaksanakan tugas Biro Perencanaan
menyelenggarakan fungsi: a) penyiapan koordinasi dan penyusunan rencana
pengembangan wilayah pertanian; b) penyiapan koordinasi dan penyusunan
kebijakan dan program pembangunan pertanian; c) penyiapan koordinasi dan
penyusunan anggaran pembangunan pertanian; d) pemantauan, evaluasi, dan
pelaporan pelaksanaan program pembangunan pertanian; dan e) pelaksanaan
urusan tata usaha dan rumah tangga Biro Perencanaan.
1.4.1. Bagian Perencanaan Wilayah
Bagian Perencanaan Wilayah mempunyai tugas melaksanakan penyiapan
koordinasi, dan penyusunan rencana pengembangan wilayah pertanian. Dalam
melaksanakan tugas Bagian Perencanaan Wilayah menyelenggarakan fungsi: a)
penyiapan bahan koordinasi dan penyusunan rencana pengembangan wilayah
berbasis tanaman pangan dan hortikultura; b) penyiapan bahan koordinasi dan
penyusunan rencana pengembangan wilayah berbasis perkebunan dan sistem bio-
industri; c) penyiapan bahan koordinasi dan penyusunan rencana pembangunan
pertanian di wilayah perbatasan, daerah tertinggal, kawasan ekonomi khusus dan
daerah pembangunan prioritas lainnya; dan d) penyiapan bahan koordinasi dan
penyusunan rencana pengembangan wilayah berbasis peternakan dan
pembangunan pertanian terpadu (pola integrasi).
Bagian Perencanaan Wilayah terdiri atas: 1) Subbagian Wilayah I mempunyai
tugas melakukan penyiapan bahan koordinasi dan penyusunan rencana
pengembangan wilayah berbasis tanaman pangan dan hortikultura; 2) Subbagian
Wilayah II mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan koordinasi dan
penyusunan rencana pengembangan wilayah berbasis perkebunan dan sistem bio-
industri serta pembangunan pertanian di wilayah perbatasan, daerah tertinggal,
Laporan�Kinerja�Biro�Perencanaan�Tahun�2016�� � 4�� �
BIRO PERENCANAAN
BAGIAN PERENCANAAN WILAYAH
Subbagian Wilayah I
Subbagian Wilayah II
Subbagian Wilayah III
BAGIANKEBIJAKAN DAN
PROGRAM
SubbagianKebijakan
SubbagianProgram
SubbagianAnalisis Data
BAGIANANGGARAN
�
Subbagian Anggaran I
�
SubbagianAnggaran II
�
SubbagianTata Usaha Biro
BAGIANEVALUASI DAN
PELAPORAN
Subbagian Evaluasi dan Pelaporan I
Subbagian Evaluasi dan Pelaporan II
Subbagian Bahan Koordinasi
Kelompok Jabatan Fungsional
Adapun tujuannya adalah: 1) memberikan kebenaran informasi kinerja yang
terukur atas kinerja yang telah dan seharusnya dicapai, dan 2) Sebagai upaya
perbaikan berkesinambungan untuk meningkatkan kinerja di tahun yang akan
datang.
1.3. Struktur Organisasi
Berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian Nomor: 43/Permentan/OT.010/8/
2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pertanian, disebutkan Biro
Perencanaan merupakan satu unsur pelaksana di Sekretariat Jenderal, dengan
struktur organisasi terdiri atas: a) Bagian Perencanaan Wilayah; b) Bagian Kebijakan
dan Program; c) Bagian Anggaran; dan d) Bagian Evaluasi dan Pelaporan; dan e)
Kelompok Jabatan Fungsional.
Struktur Organisasi Biro Perencanaan 2016
Laporan Kinerja Biro Perencanaan Tahun 20166 Laporan�Kinerja�Biro�Perencanaan�Tahun�2016�� � 7�� �
dana tugas pembantuan; b) penyiapan bahan koordinasi dan penyusunan
anggaran Kementerian Pertanian yang bersumber dari non-Bagian Anggaran 18
meliputi dana alokasi khusus (DAK), subsidi, tugas pelayanan publik (PSO), kredit
program, dan sumber daya anggaran lain diluar bagian anggaran 18; dan c)
pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga Biro Perencanaan.
Bagian Anggaran terdiri atas: 1) Subbagian Anggaran I mempunyai tugas
melakukan penyiapan bahan koordinasi dan penyusunan anggaran Kementerian
Pertanian yang bersumber dari Bagian Anggaran 18 meliputi anggaran pendapatan
dan belanja negara, dan dana dekonsentrasi serta dana tugas pembantuan; 2)
Subbagian Anggaran II mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan koordinasi
dan penyusunan anggaran Kementerian Pertanian yang bersumber dari non-Bagian
Anggaran 18 meliputi Dana Alokasi Khusus (DAK), subsidi, tugas pelayanan publik
(PSO), kredit program, dan sumber daya anggaran lain diluar bagian anggaran 18;
dan 3) Subbagian Tata Usaha Biro mempunyai tugas melakukan pelaksanaan urusan
tata usaha dan rumah tangga Biro Perencanaan.
1.4.4. Bagian Evaluasi dan Pelaporan
Bagian Evaluasi dan Pelaporan mempunyai tugas melaksanakan pemantauan,
evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan program pembangunan pertanian. Dalam
melaksanakan tugas Bagian Evaluasi dan Pelaporan menyelenggarakan fungsi: a)
penyiapan pemantauan, evaluasi dan penyusunan laporan pelaksanaan program
yang bersumber dari Bagian Anggaran 18 meliputi anggaran pendapatan dan
belanja negara (APBN), dana dekonsentrasi dan dana tugas pembantuan serta
penyusunan laporan kinerja Kementerian Pertanian, laporan kegiatan Sekretariat
Jenderal dan Biro Perencanaan; b) penyiapan pemantauan, evaluasi dan
penyusunan laporan pelaksanaan program yang bersumber dari non-Bagian
Anggaran 18 meliputi dana alokasi khusus (DAK), subsidi, tugas pelayanan publik
(PSO), kredit program dan sumber anggaran lainnya; dan c) pengumpulan dan
penyusunan bahan untuk rapat pimpinan, rapat kerja/dengar pendapat Menteri
Laporan�Kinerja�Biro�Perencanaan�Tahun�2016�� � 6�� �
kawasan ekonomi khusus dan daerah pembangunan prioritas lainnya; dan 3)
Subbagian Wilayah III mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan koordinasi
dan penyusunan rencana pengembangan wilayah berbasis peternakan dan
pembangunan pertanian terpadu (pola integrasi).
1.4.2. Bagian Kebijakan dan Program
Bagian Kebijakan dan Program mempunyai tugas melaksanakan penyiapan
koordinasi, dan penyusunan kebijakan dan penyusunan program pembangunan
Kementerian Pertanian. Dalam melaksanakan tugas Bagian Kebijakan dan Program
menyelenggarakan fungsi: a) penyiapan bahan koordinasi dan penyusunan
kebijakan pembangunan pertanian jangka panjang, jangka menengah, dan terpadu,
serta lintas sektoral; b) penyiapan bahan koordinasi dan penyusunan rencana dan
program pembangunan pertanian tahunan; dan c) pengumpulan, pengolahan,
analisis dan penyajian data perencanaan dan pelaksanaan pembangunan pertanian.
Bagian Kebijakan dan Program terdiri atas: 1) Subbagian Kebijakan
mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan koordinasi dan penyusunan
kebijakan pembangunan pertanian jangka panjang, jangka menengah, dan terpadu,
serta lintas sektoral. 2) Subbagian Program mempunyai tugas melakukan penyiapan
bahan koordinasi dan penyusunan rencana dan program pembangunan pertanian
tahunan; dan 3) Subbagian Analisis Data mempunyai tugas melakukan
pengumpulan, pengolahan, analisis dan penyajian data perencanaan dan
pelaksanaan pembangunan pertanian.
1.4.3. Bagian Anggaran
Bagian Anggaran mempunyai tugas melaksanakan penyiapan koordinasi dan
penyusunan anggaran pembangunan pertanian. Dalam melaksanakan tugas Bagian
Anggaran menyelenggarakan fungsi: a) penyiapan bahan koordinasi dan
penyusunan anggaran Kementerian Pertanian yang bersumber dari Bagian Anggaran
18 meliputi anggaran pendapatan dan belanja negara, dana dekonsentrasi serta
Laporan Kinerja Biro Perencanaan Tahun 2016 7Laporan�Kinerja�Biro�Perencanaan�Tahun�2016�� � 7�� �
dana tugas pembantuan; b) penyiapan bahan koordinasi dan penyusunan
anggaran Kementerian Pertanian yang bersumber dari non-Bagian Anggaran 18
meliputi dana alokasi khusus (DAK), subsidi, tugas pelayanan publik (PSO), kredit
program, dan sumber daya anggaran lain diluar bagian anggaran 18; dan c)
pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga Biro Perencanaan.
Bagian Anggaran terdiri atas: 1) Subbagian Anggaran I mempunyai tugas
melakukan penyiapan bahan koordinasi dan penyusunan anggaran Kementerian
Pertanian yang bersumber dari Bagian Anggaran 18 meliputi anggaran pendapatan
dan belanja negara, dan dana dekonsentrasi serta dana tugas pembantuan; 2)
Subbagian Anggaran II mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan koordinasi
dan penyusunan anggaran Kementerian Pertanian yang bersumber dari non-Bagian
Anggaran 18 meliputi Dana Alokasi Khusus (DAK), subsidi, tugas pelayanan publik
(PSO), kredit program, dan sumber daya anggaran lain diluar bagian anggaran 18;
dan 3) Subbagian Tata Usaha Biro mempunyai tugas melakukan pelaksanaan urusan
tata usaha dan rumah tangga Biro Perencanaan.
1.4.4. Bagian Evaluasi dan Pelaporan
Bagian Evaluasi dan Pelaporan mempunyai tugas melaksanakan pemantauan,
evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan program pembangunan pertanian. Dalam
melaksanakan tugas Bagian Evaluasi dan Pelaporan menyelenggarakan fungsi: a)
penyiapan pemantauan, evaluasi dan penyusunan laporan pelaksanaan program
yang bersumber dari Bagian Anggaran 18 meliputi anggaran pendapatan dan
belanja negara (APBN), dana dekonsentrasi dan dana tugas pembantuan serta
penyusunan laporan kinerja Kementerian Pertanian, laporan kegiatan Sekretariat
Jenderal dan Biro Perencanaan; b) penyiapan pemantauan, evaluasi dan
penyusunan laporan pelaksanaan program yang bersumber dari non-Bagian
Anggaran 18 meliputi dana alokasi khusus (DAK), subsidi, tugas pelayanan publik
(PSO), kredit program dan sumber anggaran lainnya; dan c) pengumpulan dan
penyusunan bahan untuk rapat pimpinan, rapat kerja/dengar pendapat Menteri
Laporan�Kinerja�Biro�Perencanaan�Tahun�2016�� � 6�� �
kawasan ekonomi khusus dan daerah pembangunan prioritas lainnya; dan 3)
Subbagian Wilayah III mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan koordinasi
dan penyusunan rencana pengembangan wilayah berbasis peternakan dan
pembangunan pertanian terpadu (pola integrasi).
1.4.2. Bagian Kebijakan dan Program
Bagian Kebijakan dan Program mempunyai tugas melaksanakan penyiapan
koordinasi, dan penyusunan kebijakan dan penyusunan program pembangunan
Kementerian Pertanian. Dalam melaksanakan tugas Bagian Kebijakan dan Program
menyelenggarakan fungsi: a) penyiapan bahan koordinasi dan penyusunan
kebijakan pembangunan pertanian jangka panjang, jangka menengah, dan terpadu,
serta lintas sektoral; b) penyiapan bahan koordinasi dan penyusunan rencana dan
program pembangunan pertanian tahunan; dan c) pengumpulan, pengolahan,
analisis dan penyajian data perencanaan dan pelaksanaan pembangunan pertanian.
Bagian Kebijakan dan Program terdiri atas: 1) Subbagian Kebijakan
mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan koordinasi dan penyusunan
kebijakan pembangunan pertanian jangka panjang, jangka menengah, dan terpadu,
serta lintas sektoral. 2) Subbagian Program mempunyai tugas melakukan penyiapan
bahan koordinasi dan penyusunan rencana dan program pembangunan pertanian
tahunan; dan 3) Subbagian Analisis Data mempunyai tugas melakukan
pengumpulan, pengolahan, analisis dan penyajian data perencanaan dan
pelaksanaan pembangunan pertanian.
1.4.3. Bagian Anggaran
Bagian Anggaran mempunyai tugas melaksanakan penyiapan koordinasi dan
penyusunan anggaran pembangunan pertanian. Dalam melaksanakan tugas Bagian
Anggaran menyelenggarakan fungsi: a) penyiapan bahan koordinasi dan
penyusunan anggaran Kementerian Pertanian yang bersumber dari Bagian Anggaran
18 meliputi anggaran pendapatan dan belanja negara, dana dekonsentrasi serta
Laporan Kinerja Biro Perencanaan Tahun 20168 Laporan�Kinerja�Biro�Perencanaan�Tahun�2016�� � 9�� �
1.5. Sumberdaya Manusia Biro Perencanaan
Berdasarkan data kepegawaian menurut golongan, pendidikan akhir dan jenis
kelamin, pegawai di Biro Perencanaan pada Tahun 2016 mengalami penambahan
pegawai sebanyak 2 orang menjadi 109, dimana pada Tahun 2015 hanya 107 orang.
Tabel 1: Rekapitulasi Sumberdaya Manusia Menurut Golongan, Pendidikan Akhir,
dan Jenis Kelamin, Biro Perencanaan Tahun 2016
No� Gol�
Pendidikan�Akhir�dan�Jenis�Kelamin�
Jumlah�S3� S2� S1� D4� SM� D3� D2� D1� SLTA� SLTP� SD�
L� P� L� P� L� P� L P L P L P L P L P L� P� L� P� L� P�1� Gol.�I� 0� 0� 0� 0� 0� 0� 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0� 0� 1� 0� 0� 0� 1�2� Gol.�II� 0� 0� 0� 0� 0� 0� 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 3� 0� 0� 0� 0� 0� 4�3� Gol.�III� 1� 0� 8� 2� 22� 21� 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 9� 7� 0� 0� 0� 0� 72�4� Gol.�IV� 1� 0� 11� 11� 4� 5� 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0� 0� 0� 0� 0� 0� 32�
�� Jumlah� 2� 0� 19� 13� 26� 26� 0 0 0 0 0 2 0 0 1 0 12� 7� 1� 0� 0� 0� 109�Sumber: Biro Perencanaan, Tahun 2016
Dari Tabel 1, dapat diketahui bahwa berdasarkan golongan yang ada di Biro
Perencanaan pada Tahun 2016, golongan III masih tertinggi dibanding golongan I,
II dan IV yakni sebanyak 72 orang (66,0%), dan terendah adalah golongan I yang
hanya 1 orang saja (0,91%). Meskipun pendidikan terakhir pegawai di Biro
Perencanaan hampir semuanya, sudah berstrata sarjana namun demikian masih
terdapat lulusan SLTP. Untuk pendidikan terakhir S1, masih mendominasi yakni
sejumlah 52 orang, pendidikan S2 sejumlah 32 orang dan tingkat pendidikan SLTP
sejumlah 1 orang.
Laporan�Kinerja�Biro�Perencanaan�Tahun�2016�� � 8�� �
Pertanian dengan DPR, dan DPD, rapat koordinasi dan terbatas, sidang Kabinet dan
Wakil Presiden, dan rapat lainnya.
Bagian Evaluasi dan Pelaporan terdiri atas: 1) Subbagian Evaluasi dan
Pelaporan I mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan pemantauan, evaluasi
dan penyusunan laporan pelaksanaan program yang bersumber dari Bagian
Anggaran 18 meliputi anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN), dana
dekonsentrasi dan dana tugas pembantuan serta penyusunan laporan kinerja
Kementerian Pertanian, laporan kegiatan Sekretariat Jenderal dan Biro Perencanaan;
2) Subbagian Evaluasi dan Pelaporan II mempunyai tugas melakukan penyiapan
bahan pemantauan, evaluasi dan penyusunan laporan pelaksanaan program yang
bersumber dari non-Bagian Anggaran 18 meliputi Dana Alokasi Khusus (DAK),
subsidi, tugas pelayanan publik (PSO), kredit program dan sumber anggaran
lainnya; dan 3) Subbagian Bahan Koordinasi mempunyai tugas melakukan
pengumpulan dan penyiapan bahan rapat pimpinan, rapat kerja/rapat dengar
pendapat Menteri Pertanian dengan DPR, DPD, rapat koordinasi terbatas, sidang
Kabinet dan Wakil Presiden, dan rapat lainnya.
1.4.5. Kelompok Jabatan Fungsional
Kelompok Jabatan Fungsional mempunyai tugas melakukan kegiatan sesuai
dengan jabatan fungsional masing-masing berdasarkan peraturan perundang-
undangan. Kelompok jabatan Fungsional terdiri atas jabatan fungsional Perencana
dan jabatan fungsional lainnya, masing-masing dikoordinasikan oleh pejabat
fungsional senior yang ditunjuk Kepala Biro Perencanaan. Kepala Biro Perencanaan
menempatkan pejabat fungsional Perencana dan jabatan fungsional lainnya pada
unit kerja eselon III sesuai tugas masing-masing jabatan fungsional. Jumlah tenaga
fungsional ditentukan berdasarkan kebutuhan dan beban kerja. Jenis dan jenjang
jabatan fungsional diatur sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Laporan Kinerja Biro Perencanaan Tahun 2016 9Laporan�Kinerja�Biro�Perencanaan�Tahun�2016�� � 9�� �
1.5. Sumberdaya Manusia Biro Perencanaan
Berdasarkan data kepegawaian menurut golongan, pendidikan akhir dan jenis
kelamin, pegawai di Biro Perencanaan pada Tahun 2016 mengalami penambahan
pegawai sebanyak 2 orang menjadi 109, dimana pada Tahun 2015 hanya 107 orang.
Tabel 1: Rekapitulasi Sumberdaya Manusia Menurut Golongan, Pendidikan Akhir,
dan Jenis Kelamin, Biro Perencanaan Tahun 2016
No� Gol�
Pendidikan�Akhir�dan�Jenis�Kelamin�
Jumlah�S3� S2� S1� D4� SM� D3� D2� D1� SLTA� SLTP� SD�
L� P� L� P� L� P� L P L P L P L P L P L� P� L� P� L� P�1� Gol.�I� 0� 0� 0� 0� 0� 0� 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0� 0� 1� 0� 0� 0� 1�2� Gol.�II� 0� 0� 0� 0� 0� 0� 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 3� 0� 0� 0� 0� 0� 4�3� Gol.�III� 1� 0� 8� 2� 22� 21� 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 9� 7� 0� 0� 0� 0� 72�4� Gol.�IV� 1� 0� 11� 11� 4� 5� 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0� 0� 0� 0� 0� 0� 32�
�� Jumlah� 2� 0� 19� 13� 26� 26� 0 0 0 0 0 2 0 0 1 0 12� 7� 1� 0� 0� 0� 109�Sumber: Biro Perencanaan, Tahun 2016
Dari Tabel 1, dapat diketahui bahwa berdasarkan golongan yang ada di Biro
Perencanaan pada Tahun 2016, golongan III masih tertinggi dibanding golongan I,
II dan IV yakni sebanyak 72 orang (66,0%), dan terendah adalah golongan I yang
hanya 1 orang saja (0,91%). Meskipun pendidikan terakhir pegawai di Biro
Perencanaan hampir semuanya, sudah berstrata sarjana namun demikian masih
terdapat lulusan SLTP. Untuk pendidikan terakhir S1, masih mendominasi yakni
sejumlah 52 orang, pendidikan S2 sejumlah 32 orang dan tingkat pendidikan SLTP
sejumlah 1 orang.
Laporan�Kinerja�Biro�Perencanaan�Tahun�2016�� � 8�� �
Pertanian dengan DPR, dan DPD, rapat koordinasi dan terbatas, sidang Kabinet dan
Wakil Presiden, dan rapat lainnya.
Bagian Evaluasi dan Pelaporan terdiri atas: 1) Subbagian Evaluasi dan
Pelaporan I mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan pemantauan, evaluasi
dan penyusunan laporan pelaksanaan program yang bersumber dari Bagian
Anggaran 18 meliputi anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN), dana
dekonsentrasi dan dana tugas pembantuan serta penyusunan laporan kinerja
Kementerian Pertanian, laporan kegiatan Sekretariat Jenderal dan Biro Perencanaan;
2) Subbagian Evaluasi dan Pelaporan II mempunyai tugas melakukan penyiapan
bahan pemantauan, evaluasi dan penyusunan laporan pelaksanaan program yang
bersumber dari non-Bagian Anggaran 18 meliputi Dana Alokasi Khusus (DAK),
subsidi, tugas pelayanan publik (PSO), kredit program dan sumber anggaran
lainnya; dan 3) Subbagian Bahan Koordinasi mempunyai tugas melakukan
pengumpulan dan penyiapan bahan rapat pimpinan, rapat kerja/rapat dengar
pendapat Menteri Pertanian dengan DPR, DPD, rapat koordinasi terbatas, sidang
Kabinet dan Wakil Presiden, dan rapat lainnya.
1.4.5. Kelompok Jabatan Fungsional
Kelompok Jabatan Fungsional mempunyai tugas melakukan kegiatan sesuai
dengan jabatan fungsional masing-masing berdasarkan peraturan perundang-
undangan. Kelompok jabatan Fungsional terdiri atas jabatan fungsional Perencana
dan jabatan fungsional lainnya, masing-masing dikoordinasikan oleh pejabat
fungsional senior yang ditunjuk Kepala Biro Perencanaan. Kepala Biro Perencanaan
menempatkan pejabat fungsional Perencana dan jabatan fungsional lainnya pada
unit kerja eselon III sesuai tugas masing-masing jabatan fungsional. Jumlah tenaga
fungsional ditentukan berdasarkan kebutuhan dan beban kerja. Jenis dan jenjang
jabatan fungsional diatur sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Laporan Kinerja Biro Perencanaan Tahun 201610 Laporan�Kinerja�Biro�Perencanaan�Tahun�2016�� � 11�� �
1.6. Dukungan Anggaran
Sesuai dengan tugas dan fungsinya, Biro Perencanaan tugas melaksanakan
koordinasi, dan penyusunan rencana, kebijakan, program, anggaran serta
pemantauan, evaluasi dan pelaporan Kementerian Pertanian. Maka, dalam
pencapaian sasaran dengan sejumlah target indikator yang telah ditetapkan, Biro
Perencanaan pada Tahun Anggaran 2016 mengelola anggaran sebesar
Rp 51.228.518.000,- (lima puluh satu milyar dua ratus dua puluh delapan juta lima
ratus delapan belas ribu rupiah) yang selanjutnya dikelola oleh empat (4) bagian
dengan rincian sebagai berikut :
1) Bagian Perencanaan Wilayah, dengan pagu anggaran sebesar Rp.
8.454.508.000,- (delapan milyar empat ratus lima puluh empat juta lima ratus
delapan ribu rupiah);
2) Bagian Kebijakan dan Program, dengan pagu anggaran sebesar
Rp. 11.268.660.000,- (sebelas milyar dua ratus enam puluh delapan juta
enam ratus enam puluh ribu rupiah);
3) Bagian Anggaran, dengan pagu anggaran sebesar Rp. 19.874.630.000,-
(sembilan belas milyar delapan ratus tujuh puluh empat juta enam ratus tiga
puluh ribu rupiah); dan
4) Bagian Evaluasi dan Pelaporan, dengan pagu anggaran sebesar
Rp. 11.630.720.000,- (sebelas milyar enam ratus tiga puluh juta tujuh ratus
dua puluh ribu rupiah).
Laporan�Kinerja�Biro�Perencanaan�Tahun�2016�� � 10�� �
0
20
40
60
80
Go l.�I Go l.�II G o l.�I II Go l.�IVjumlah � 1 4 72 32
Jumlah�
Keragaan �PNS �Biro�PerencanaanBerdasarkan �Go longan �Kepangkatan�
Sumber: Biro Perencanaan, Tahun 2016
0
10
20
30
40
50
60
70
Laki�Laki PerempuanJumlah 68 41
Jumlah
Keragaan�Pegawai�Biro�Perencanaan��Berdasarkan�Jenis�Kelamin
Sumber: Biro Perencanaan, Tahun 2016
Laporan Kinerja Biro Perencanaan Tahun 2016 11Laporan�Kinerja�Biro�Perencanaan�Tahun�2016�� � 11�� �
1.6. Dukungan Anggaran
Sesuai dengan tugas dan fungsinya, Biro Perencanaan tugas melaksanakan
koordinasi, dan penyusunan rencana, kebijakan, program, anggaran serta
pemantauan, evaluasi dan pelaporan Kementerian Pertanian. Maka, dalam
pencapaian sasaran dengan sejumlah target indikator yang telah ditetapkan, Biro
Perencanaan pada Tahun Anggaran 2016 mengelola anggaran sebesar
Rp 51.228.518.000,- (lima puluh satu milyar dua ratus dua puluh delapan juta lima
ratus delapan belas ribu rupiah) yang selanjutnya dikelola oleh empat (4) bagian
dengan rincian sebagai berikut :
1) Bagian Perencanaan Wilayah, dengan pagu anggaran sebesar Rp.
8.454.508.000,- (delapan milyar empat ratus lima puluh empat juta lima ratus
delapan ribu rupiah);
2) Bagian Kebijakan dan Program, dengan pagu anggaran sebesar
Rp. 11.268.660.000,- (sebelas milyar dua ratus enam puluh delapan juta
enam ratus enam puluh ribu rupiah);
3) Bagian Anggaran, dengan pagu anggaran sebesar Rp. 19.874.630.000,-
(sembilan belas milyar delapan ratus tujuh puluh empat juta enam ratus tiga
puluh ribu rupiah); dan
4) Bagian Evaluasi dan Pelaporan, dengan pagu anggaran sebesar
Rp. 11.630.720.000,- (sebelas milyar enam ratus tiga puluh juta tujuh ratus
dua puluh ribu rupiah).
Laporan�Kinerja�Biro�Perencanaan�Tahun�2016�� � 10�� �
0
20
40
60
80
Go l.�I Go l.�II G o l.�I II Go l.�IVjumlah � 1 4 72 32
Jumlah�
Keragaan �PNS �Biro�PerencanaanBerdasarkan �Go longan �Kepangkatan�
Sumber: Biro Perencanaan, Tahun 2016
0
10
20
30
40
50
60
70
Laki�Laki PerempuanJumlah 68 41
Jumlah
Keragaan�Pegawai�Biro�Perencanaan��Berdasarkan�Jenis�Kelamin
Sumber: Biro Perencanaan, Tahun 2016
Laporan Kinerja Biro Perencanaan Tahun 201612 Laporan�Kinerja�Biro�Perencanaan�Tahun�2016�� � 12�� �
BAB. II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA
BIRO PERENCANAAN 2016
2.1. Perencanaan
2.1.1. Visi dan Misi
Dalam rangka menyatukan persepsi dan memperkuat komitmen seluruh
jajaran Biro Perencanaan dalam menjalankan tugas dan fungsinya, maka ditetapkan
visi dan misi. Adapun visi Biro Perencanaan yang diharapkan mampu memberi arah
ke masa depan yaitu:
Misi Biro Perencanaan telah disusun secara jelas dan sesuai dengan tugas dan
fungsinya, juga terkait dengan kewenangan yang dimilikinya sesuai peraturan
perundang-undangan. Perumusan misi ini telah memperhatikan masukan pihak-
pihak yang berkepentingan (stakeholders), dan memberikan peluang untuk
perubahan/penyesuaian sesuai dengan tuntutan perkembangan lingkungan
strategis.
Kriteria dalam penentuan misi Biro Perencanaan lain adalah (1) sejalan
dengan upaya pencapaian visi Sekretariat Jenderal, (2) sebagai penjabaran dari
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Naional (RPJMN) Tahun 2015-2019 serta
tugas yang dibebankan oleh undang-undang, (3) menggambarkan tindakan sesuai
dengan tugas dan fungsi Biro Perencanaan.
Terwujudnya Sistem Perencanaan Yang Berkualitas dan Handal Guna Mendukung Pencapaian Target Pembangunan Pertanian
Laporan Kinerja Biro Perencanaan Tahun 2016 13Laporan�Kinerja�Biro�Perencanaan�Tahun�2016�� � 12�� �
BAB. II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA
BIRO PERENCANAAN 2016
2.1. Perencanaan
2.1.1. Visi dan Misi
Dalam rangka menyatukan persepsi dan memperkuat komitmen seluruh
jajaran Biro Perencanaan dalam menjalankan tugas dan fungsinya, maka ditetapkan
visi dan misi. Adapun visi Biro Perencanaan yang diharapkan mampu memberi arah
ke masa depan yaitu:
Misi Biro Perencanaan telah disusun secara jelas dan sesuai dengan tugas dan
fungsinya, juga terkait dengan kewenangan yang dimilikinya sesuai peraturan
perundang-undangan. Perumusan misi ini telah memperhatikan masukan pihak-
pihak yang berkepentingan (stakeholders), dan memberikan peluang untuk
perubahan/penyesuaian sesuai dengan tuntutan perkembangan lingkungan
strategis.
Kriteria dalam penentuan misi Biro Perencanaan lain adalah (1) sejalan
dengan upaya pencapaian visi Sekretariat Jenderal, (2) sebagai penjabaran dari
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Naional (RPJMN) Tahun 2015-2019 serta
tugas yang dibebankan oleh undang-undang, (3) menggambarkan tindakan sesuai
dengan tugas dan fungsi Biro Perencanaan.
Terwujudnya Sistem Perencanaan Yang Berkualitas dan Handal Guna Mendukung Pencapaian Target Pembangunan Pertanian
Laporan Kinerja Biro Perencanaan Tahun 201614 Laporan�Kinerja�Biro�Perencanaan�Tahun�2016�� � 14�� �
b. Sasaran
Sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai, maka sasaran yang akan dicapai
adalah:
(1) meningkatnya kualitas penyusunan dokumen rumusan kebijakan, program
dan wilayah.
(2) meningkatnya kualitas penyusunan dokumen anggaran.
(3) meningkatnya kualitas pelaksanaan dan penyediaan dokumen pemantauan
dan evaluasi.
(4) meningkatnya kualitas dan penyusunan dokumen kinerja Kementerian
Pertanian.
2.1.3. Arah Kebijakan
Kebijakan yang dibutuhkan dalam rangka melaksanakan koordinasi dan
kebijakan teknis, antara lain: 1) perencanaan program dan anggaran kementerian;
2) penyiapan bahan perencanaan program dan anggaran kementerian;
3) pelaksanaan, pengendalian dan evaluasi kementerian; 4) laporan akuntabilitas
kinerja kementerian; serta 5) kelembagaan, kepegawaian dan ketatalaksanaan Biro
Perencanaan.
2.1.4. Strategi
(1) Mengembangkan sistem dan prosedur manajemen perencanaan,
pemantauan, evaluasi dan pelaporan yang mudah diterapkan oleh Pusat dan
Daerah;
(2) Mengembangkan instrumen dan metode perencanaan, pemantauan, evaluasi
dan pelaporan yang sesuai dengan kaidah teknis, sosial ekonomi dan
peraturan perundangan;
(3) Mengefektifkan berfungsinya forum perencanaan, pemantauan, evaluasi dan
pelaporan pembangunan pertanian di Pusat dan Daerah;
Laporan�Kinerja�Biro�Perencanaan�Tahun�2016�� � 13�� �
1) Mengkoordinasikan penyusunan rumusan rencana, kebijakan, program, anggaran dan perencanaan wilayah.
2) Mengkoordinasikan pemantauan, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan program dan kegiatan pembangunan pertanian.
3) Mendorong terwujudnya sistem perencanaan pertanian berbasis kawasan dan pertanian terpadu berkelanjutan.
Berdasarkan acuan tersebut di atas, misi Biro Perencanaan, adalah:
2.1.2. Tujuan dan Sasaran
Untuk mewujudkan Visi dan Misi Unit Kerja Biro Perencanaan, maka
ditetapkan tujuan dan sasaran, sebagai berikut:
a. Tujuan
(1) Menyusun rumusan kebijakan, program dan perencanaan wilayah
pembangunan pertanian yang selaras dengan perencanaan pembangunan
nasional.
(2) Menyusun anggaran Kementerian Pertanian dengan menerapkan asas disiplin
anggaran.
(3) Memantau dan mengevaluasi pelaksanaan kegiatan pembangunan pertanian
agar sejalan dengan pencapaian target yang telah ditetapkan.
(4) Menyediakan data dan analisis yang mendukung perencanaan pembangunan
pertanian, menyusun laporan kinerja dan menyiapkan bahan laporan
pimpinan Kementerian Pertanian untuk memenuhi kebutuhan audit kinerja
birokrasi.
Laporan Kinerja Biro Perencanaan Tahun 2016 15Laporan�Kinerja�Biro�Perencanaan�Tahun�2016�� � 14�� �
b. Sasaran
Sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai, maka sasaran yang akan dicapai
adalah:
(1) meningkatnya kualitas penyusunan dokumen rumusan kebijakan, program
dan wilayah.
(2) meningkatnya kualitas penyusunan dokumen anggaran.
(3) meningkatnya kualitas pelaksanaan dan penyediaan dokumen pemantauan
dan evaluasi.
(4) meningkatnya kualitas dan penyusunan dokumen kinerja Kementerian
Pertanian.
2.1.3. Arah Kebijakan
Kebijakan yang dibutuhkan dalam rangka melaksanakan koordinasi dan
kebijakan teknis, antara lain: 1) perencanaan program dan anggaran kementerian;
2) penyiapan bahan perencanaan program dan anggaran kementerian;
3) pelaksanaan, pengendalian dan evaluasi kementerian; 4) laporan akuntabilitas
kinerja kementerian; serta 5) kelembagaan, kepegawaian dan ketatalaksanaan Biro
Perencanaan.
2.1.4. Strategi
(1) Mengembangkan sistem dan prosedur manajemen perencanaan,
pemantauan, evaluasi dan pelaporan yang mudah diterapkan oleh Pusat dan
Daerah;
(2) Mengembangkan instrumen dan metode perencanaan, pemantauan, evaluasi
dan pelaporan yang sesuai dengan kaidah teknis, sosial ekonomi dan
peraturan perundangan;
(3) Mengefektifkan berfungsinya forum perencanaan, pemantauan, evaluasi dan
pelaporan pembangunan pertanian di Pusat dan Daerah;
Laporan�Kinerja�Biro�Perencanaan�Tahun�2016�� � 13�� �
1) Mengkoordinasikan penyusunan rumusan rencana, kebijakan, program, anggaran dan perencanaan wilayah.
2) Mengkoordinasikan pemantauan, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan program dan kegiatan pembangunan pertanian.
3) Mendorong terwujudnya sistem perencanaan pertanian berbasis kawasan dan pertanian terpadu berkelanjutan.
Berdasarkan acuan tersebut di atas, misi Biro Perencanaan, adalah:
2.1.2. Tujuan dan Sasaran
Untuk mewujudkan Visi dan Misi Unit Kerja Biro Perencanaan, maka
ditetapkan tujuan dan sasaran, sebagai berikut:
a. Tujuan
(1) Menyusun rumusan kebijakan, program dan perencanaan wilayah
pembangunan pertanian yang selaras dengan perencanaan pembangunan
nasional.
(2) Menyusun anggaran Kementerian Pertanian dengan menerapkan asas disiplin
anggaran.
(3) Memantau dan mengevaluasi pelaksanaan kegiatan pembangunan pertanian
agar sejalan dengan pencapaian target yang telah ditetapkan.
(4) Menyediakan data dan analisis yang mendukung perencanaan pembangunan
pertanian, menyusun laporan kinerja dan menyiapkan bahan laporan
pimpinan Kementerian Pertanian untuk memenuhi kebutuhan audit kinerja
birokrasi.
Laporan Kinerja Biro Perencanaan Tahun 201616 Laporan�Kinerja�Biro�Perencanaan�Tahun�2016�� � 16�� �
Tabel 2. Perjanjian Kinerja Biro Perencanaan (Awal), Tahun 2016
Sasaran Kegiatan Indikator KinerjaSasaran Kegiatan Target
Peningkatan Koordinasi dan Pembinaan Penyusunan Dokumen Perencanaan, Anggaran, Perwilayahan, Evaluasi dan Pelaporan Sesuai Siklus Perencanan
1. Nilai AKIP Sekretariat Jenderal (Nilai) 76
2. Jumlah Revisi Anggaran yang dilakukan (Kali) 5
3. Jumlah Rekomendasi Hasil Evaluasi yang ditindaklanjuti (Rekomendasi)
6
4. Penyusunan Peta Pengembangan Kawasan dan Fasilitasi Penguatan UPSUS
-
Sumber: Biro Perencanaan, Tahun 2016
Namun demikian, seiring dengan telah diselesaikannya revisi Renstra Sekretariat
Jenderal 2015-2019 dan Renstra Biro Perencanaan 2015-2019, serta dinamika
aktivitas organisasi, baik yang berkaitan langsung dengan adanya proses
penyesuaian/revisi pagu anggaran kegiatan dan/atau ragam masukan dalam rangka
semangat perbaikan terhadap penyesuaian substansi indikator kinerja PK Biro
Perencanaan tahun 2016, pada bulan Desember tahun 2016 PK Biro Perencanaan
mengalami proses revisi, dari semula terdiri dari 1 (satu) sasaran kegiatan dan 4
(empat) indikator kinerja sasaran kegiatan, menjadi terdiri dari 1 (satu) sasaran
kegiatan dan 3 (tiga) indikator kinerja sasaran kegiatan. Secara lebih jelas, PK
Revisi Biro Perencanaan dapat dilihat pada Tabel 3 berikut :
Laporan�Kinerja�Biro�Perencanaan�Tahun�2016�� � 15�� �
(4) Meningkatkan kapasitas perencana dan evaluator bidang pertanian di Pusat
dan Daerah;
(5) Memanfaatkan sarana, teknologi, data dan informasi pembangunan
pertanian;
(6) Meningkatkan tatakelola manajemen administrasi yang baik.
2.2. Perjanjian Kinerja Tahun 2016
Perjanjian kinerja (PK) merupakan lembar/dokumen yang berisikan
penugasan dari pimpinan instansi yang lebih tinggi kepada pimpinan instansi yang
lebih rendah untuk melaksanakan program/kegiatan yang disertai dengan indikator
kinerja. Melalui PK, terwujudlah komitmen penerima amanah dan kesepakatan
antara penerima dan pemberi amanah atas kinerja terukur tertentu berdasarkan
tugas, fungsi dan wewenang serta sumber daya yang tersedia. Kinerja yang
disepakati tidak dibatasi pada kinerja yang dihasilkan atas kegiatan Tahun
bersangkutan, tetapi termasuk kinerja (outcome) yang seharusnya terwujud akibat
kegiatan tahun-tahun sebelumnya. Dengan demikian target kinerja yang
diperjanjikan juga mencakup outcome yang dihasilkan dari kegiatan tahun-tahun
sebelumnya, sehingga terwujud kesinambungan kinerja setiap tahunnya.
Pada Tahun 2016, Biro Perencanaan telah menyusun dokumen PK sebanyak 2
(dua) kali, PK pertama (PK awal) ditandatangani pada bulan Januari 2016, dan PK
kedua (PK revisi) ditandatangani pada bulan Desember 2016.
Pada PK awal, Biro Perencanaan telah menetapkan target kinerja program
dan kegiatan yang telah ditandatangani oleh pejabat Eselon II dengan pejabat
Eselon I. Perjanjian Kinerja awal Biro Perencanaan pada bulan Januari Tahun 2016
adalah sebagaimana Tabel 2 berikut:
Laporan Kinerja Biro Perencanaan Tahun 2016 17Laporan�Kinerja�Biro�Perencanaan�Tahun�2016�� � 16�� �
Tabel 2. Perjanjian Kinerja Biro Perencanaan (Awal), Tahun 2016
Sasaran Kegiatan Indikator KinerjaSasaran Kegiatan Target
Peningkatan Koordinasi dan Pembinaan Penyusunan Dokumen Perencanaan, Anggaran, Perwilayahan, Evaluasi dan Pelaporan Sesuai Siklus Perencanan
1. Nilai AKIP Sekretariat Jenderal (Nilai) 76
2. Jumlah Revisi Anggaran yang dilakukan (Kali) 5
3. Jumlah Rekomendasi Hasil Evaluasi yang ditindaklanjuti (Rekomendasi)
6
4. Penyusunan Peta Pengembangan Kawasan dan Fasilitasi Penguatan UPSUS
-
Sumber: Biro Perencanaan, Tahun 2016
Namun demikian, seiring dengan telah diselesaikannya revisi Renstra Sekretariat
Jenderal 2015-2019 dan Renstra Biro Perencanaan 2015-2019, serta dinamika
aktivitas organisasi, baik yang berkaitan langsung dengan adanya proses
penyesuaian/revisi pagu anggaran kegiatan dan/atau ragam masukan dalam rangka
semangat perbaikan terhadap penyesuaian substansi indikator kinerja PK Biro
Perencanaan tahun 2016, pada bulan Desember tahun 2016 PK Biro Perencanaan
mengalami proses revisi, dari semula terdiri dari 1 (satu) sasaran kegiatan dan 4
(empat) indikator kinerja sasaran kegiatan, menjadi terdiri dari 1 (satu) sasaran
kegiatan dan 3 (tiga) indikator kinerja sasaran kegiatan. Secara lebih jelas, PK
Revisi Biro Perencanaan dapat dilihat pada Tabel 3 berikut :
Laporan�Kinerja�Biro�Perencanaan�Tahun�2016�� � 15�� �
(4) Meningkatkan kapasitas perencana dan evaluator bidang pertanian di Pusat
dan Daerah;
(5) Memanfaatkan sarana, teknologi, data dan informasi pembangunan
pertanian;
(6) Meningkatkan tatakelola manajemen administrasi yang baik.
2.2. Perjanjian Kinerja Tahun 2016
Perjanjian kinerja (PK) merupakan lembar/dokumen yang berisikan
penugasan dari pimpinan instansi yang lebih tinggi kepada pimpinan instansi yang
lebih rendah untuk melaksanakan program/kegiatan yang disertai dengan indikator
kinerja. Melalui PK, terwujudlah komitmen penerima amanah dan kesepakatan
antara penerima dan pemberi amanah atas kinerja terukur tertentu berdasarkan
tugas, fungsi dan wewenang serta sumber daya yang tersedia. Kinerja yang
disepakati tidak dibatasi pada kinerja yang dihasilkan atas kegiatan Tahun
bersangkutan, tetapi termasuk kinerja (outcome) yang seharusnya terwujud akibat
kegiatan tahun-tahun sebelumnya. Dengan demikian target kinerja yang
diperjanjikan juga mencakup outcome yang dihasilkan dari kegiatan tahun-tahun
sebelumnya, sehingga terwujud kesinambungan kinerja setiap tahunnya.
Pada Tahun 2016, Biro Perencanaan telah menyusun dokumen PK sebanyak 2
(dua) kali, PK pertama (PK awal) ditandatangani pada bulan Januari 2016, dan PK
kedua (PK revisi) ditandatangani pada bulan Desember 2016.
Pada PK awal, Biro Perencanaan telah menetapkan target kinerja program
dan kegiatan yang telah ditandatangani oleh pejabat Eselon II dengan pejabat
Eselon I. Perjanjian Kinerja awal Biro Perencanaan pada bulan Januari Tahun 2016
adalah sebagaimana Tabel 2 berikut:
Laporan Kinerja Biro Perencanaan Tahun 201618 Laporan�Kinerja�Biro�Perencanaan�Tahun�2016�� � 18�� �
BAB III ANALISIS KINERJA
BIRO PERENCANAAN 2016
3.1. Metode Pengukuran Kinerja
Manajemen kinerja merupakan proses organisasi untuk membangun
kesepakatan bersama tentang apa yang ingin dicapai, apa ukuran pencapaiannya
dan bagaimana cara mencapainya. Manajemen kinerja organisasi akan selaras
dengan strategi organisasi di setiap tingkat jabatan di dalam organisasi.
Biro Perencanaan telah menetapkan kriteria ukuran keberhasilan pencapaian
sasaran keberhasilan kegiatan-kegiatan Biro Perencanaan pada Tahun 2016,
berdasarkan penilaian capaian melalui metode scoring, seperti berikut: (1) sangat
berhasil (capaian>100%), (2) berhasil (capaian 80-100%), (3) cukup berhasil
(capaian 60-79%), dan (4) kurang berhasil (capaian <60%) terhadap sasaran yang
telah ditetapkan.
Tabel 4. Kriteria Capaian Berdasarkan Metode Scoring
No Nilai Scoring Keterangan
1 > 100% Sangat Berhasil
2 80 – 100% Berhasil
3 60 – 79% Cukup Berhasil
4 < 60% Kurang Berhasil
3.2. Pencapaian Kinerja
Biro Perencanaan telah menetapkan standar kinerja yang terdiri dari sasaran
kegiatan, indikator sasaran kegiatan serta target yang ingin dicapai Tahun 2016.
Standar kinerja tersebut telah diselaraskan dengan standar kinerja jangka menengah
seperti yang diamanatkan dalam Rencana Strategis Sekretariat Jenderal Tahun
Laporan�Kinerja�Biro�Perencanaan�Tahun�2016�� � 17�� �
Tabel 3. Perjanjian Kinerja Biro Perencanaan (Revisi), Tahun 2016
Sasaran Kegiatan Indikator Kinerja Sasaran Kegiatan Target
Peningkatan Koordinasi dan Pembinaan Penyusunan Dokumen Perencanaan, Anggaran, Perwilayahan, Evaluasi dan Pelaporan Sesuai Siklus Perencanan
1. Nilai AKIP Sekretariat Jenderal (Nilai) 76
2. Nilai Penguatan Akuntabilitas Kinerja Kementan (Nilai) 3
3. Tingkat Kepuasan Unit Eselon I terhadap layanan perencanaan, anggaran, perwilayahan, evaluasi dan pelaporan sesuai siklus perencanaan (skala likert 1-5)
3
Sumber: Biro Perencanaan, Tahun 2016
Selanjutnya, dalam PK Revisi Biro Perencanaan Tahun 2016, Biro
Perencanaan hanya menggunakan indikator kinerja sasaran kegiatan dengan 1
(satu) jenis sasaran target yaitu maximize target. Yang dimaksud maximize target
adalah semakin tinggi pencapaian dari target maka kinerja akan semakin baik.
Seluruh indikator kinerja sasaran kegiatan Biro Perencanaan Tahun 2016 mengacu
pada prinsip maximize target, yaitu Nilai AKIP Sekretariat Jenderal (Nilai) dengan
target 76; Nilai Penguatan Akuntabilitas Kinerja Kementan (Nilai) dengan target 3;
serta tingkat kepuasan unit eselon I terhadap layanan perencanaan, anggaran,
perwilayahan, evaluasi dan pelaporan sesuai siklus perencanaan (skala likert 1-5)
dengan target 3.
Laporan Kinerja Biro Perencanaan Tahun 2016 19Laporan�Kinerja�Biro�Perencanaan�Tahun�2016�� � 18�� �
BAB III ANALISIS KINERJA
BIRO PERENCANAAN 2016
3.1. Metode Pengukuran Kinerja
Manajemen kinerja merupakan proses organisasi untuk membangun
kesepakatan bersama tentang apa yang ingin dicapai, apa ukuran pencapaiannya
dan bagaimana cara mencapainya. Manajemen kinerja organisasi akan selaras
dengan strategi organisasi di setiap tingkat jabatan di dalam organisasi.
Biro Perencanaan telah menetapkan kriteria ukuran keberhasilan pencapaian
sasaran keberhasilan kegiatan-kegiatan Biro Perencanaan pada Tahun 2016,
berdasarkan penilaian capaian melalui metode scoring, seperti berikut: (1) sangat
berhasil (capaian>100%), (2) berhasil (capaian 80-100%), (3) cukup berhasil
(capaian 60-79%), dan (4) kurang berhasil (capaian <60%) terhadap sasaran yang
telah ditetapkan.
Tabel 4. Kriteria Capaian Berdasarkan Metode Scoring
No Nilai Scoring Keterangan
1 > 100% Sangat Berhasil
2 80 – 100% Berhasil
3 60 – 79% Cukup Berhasil
4 < 60% Kurang Berhasil
3.2. Pencapaian Kinerja
Biro Perencanaan telah menetapkan standar kinerja yang terdiri dari sasaran
kegiatan, indikator sasaran kegiatan serta target yang ingin dicapai Tahun 2016.
Standar kinerja tersebut telah diselaraskan dengan standar kinerja jangka menengah
seperti yang diamanatkan dalam Rencana Strategis Sekretariat Jenderal Tahun
Laporan�Kinerja�Biro�Perencanaan�Tahun�2016�� � 17�� �
Tabel 3. Perjanjian Kinerja Biro Perencanaan (Revisi), Tahun 2016
Sasaran Kegiatan Indikator Kinerja Sasaran Kegiatan Target
Peningkatan Koordinasi dan Pembinaan Penyusunan Dokumen Perencanaan, Anggaran, Perwilayahan, Evaluasi dan Pelaporan Sesuai Siklus Perencanan
1. Nilai AKIP Sekretariat Jenderal (Nilai) 76
2. Nilai Penguatan Akuntabilitas Kinerja Kementan (Nilai) 3
3. Tingkat Kepuasan Unit Eselon I terhadap layanan perencanaan, anggaran, perwilayahan, evaluasi dan pelaporan sesuai siklus perencanaan (skala likert 1-5)
3
Sumber: Biro Perencanaan, Tahun 2016
Selanjutnya, dalam PK Revisi Biro Perencanaan Tahun 2016, Biro
Perencanaan hanya menggunakan indikator kinerja sasaran kegiatan dengan 1
(satu) jenis sasaran target yaitu maximize target. Yang dimaksud maximize target
adalah semakin tinggi pencapaian dari target maka kinerja akan semakin baik.
Seluruh indikator kinerja sasaran kegiatan Biro Perencanaan Tahun 2016 mengacu
pada prinsip maximize target, yaitu Nilai AKIP Sekretariat Jenderal (Nilai) dengan
target 76; Nilai Penguatan Akuntabilitas Kinerja Kementan (Nilai) dengan target 3;
serta tingkat kepuasan unit eselon I terhadap layanan perencanaan, anggaran,
perwilayahan, evaluasi dan pelaporan sesuai siklus perencanaan (skala likert 1-5)
dengan target 3.
Laporan Kinerja Biro Perencanaan Tahun 201620 Laporan�Kinerja�Biro�Perencanaan�Tahun�2016�� � 20�� �
Secara umum, pencapaian kinerja Biro Perencanaan dapat dikatakan
berhasil (80-100%), dengan capaian nilai rata-rata kinerja sebesar 98,75%. Detail
pencapaian masing-masing Indikator akan dibahas pada sub bab 3.3.
(Evaluasi dan Analisis Kinerja).
Dari aspek kuantitas dan kualitas indikator kinerja sasaran kegiatan yang
digunakan, jumlah indikator kinerja sasaran kegiatan yang digunakan Biro
Perencanaan dalam 5 (lima) tahun terakhir semakin efisien. Biro Perencanaan
Kementerian Pertanian mampu mempertahankan kualitas indikator kinerja sasaran
kegiatan pada Tahun 2016 dalam rangka peningkatan kinerja secara
berkesinambungan. Kualitas indikator kinerja sasaran kegiatan Biro Perencanaan
juga mengalami peningkatan.
Tentang aspek kualitas indikator kinerja, secara umum kualitas indikator
kinerja dapat dikelompokkan menjadi 2 jenis indikator, yaitu lead indicators dan lag
indicators. Lead indicators adalah indikator kinerja yang relatif mudah, dimana
pencapaiannya cenderung berada dibawah kendali organisasi. Contoh lead indicators
adalah jumlah laporan, jumlah kegiatan dan jumlah sertifikat yang dikeluarkan.
Pencapaian indikator tersebut tergantung kepada kegiatan (process) yang dilakukan
organisasi, bukan kepada hasil (output) maupun dampak (outcome) yang dihasilkan
dari kegiatan tersebut. Sedangkan lag indicators adalah indikator kinerja yang
pencapaiannya berada diluar kendali organisasi, berbentuk hasil (output) atas suatu
aktifitas yang dilakukan atau dampak (outcome) atas hasil (output) yang dihasilkan
organisasi. Contoh lag indicators adalah nilai Evaluasi AKIP Sekretariat Jenderal; Nilai
Penguatan Akuntabilitas Kinerja Kementan; serta Tingkat Kepuasan Unit Eselon I
terhadap layanan perencanaan, anggaran, perwilayahan, evaluasi dan pelaporan
sesuai siklus perencanaan. Berdasarkan tabel perbandingan jumlah dan kualitas
indikator kinerja sasaran kegiatan, seluruh indikator kinerja sasaran kegiatan Tahun
2016 adalah termasuk kedalam jenis Lag indicator. Sedangkan tahun-tahun
sebelumnya, seluruh indikator yang digunakan adalah lead indicator. Sehingga,
dengan jumlah indikator yang semakin sedikit namun dengan kualitas indikator yang
Laporan�Kinerja�Biro�Perencanaan�Tahun�2016�� � 19�� �
2015-2019. Standar kinerja ini juga merupakan Perjanjian Kinerja Kepala Biro
Perencanaan kepada Sekretaris Jenderal Kementerian Pertanian dalam mendukung
pencapaian kinerja Sekretaris Jenderal Kementerian Pertanian Tahun 2016.
Evaluasi kinerja Biro Perencanaan tidak hanya menganalisis perbandingan
antara target dengan realisasi kinerja, namun secara sistematis juga mencari akar
permasalahan atas pencapaian kinerja yang belum memenuhi harapan, serta
membandingkan pencapaian kinerja Tahun 2016 dengan kinerja beberapa tahun
sebelumnya. Hal ini dilakukan sebagai bentuk upaya perbaikan kinerja Biro
Perencanaan sehingga peningkatan kinerja secara berkesinambungan (continuous
improvement) dapat terwujud. Pencapaian kinerja Biro Perencanaan Tahun 2016
dapat dijabarkan pada Tabel 5, berikut ini.
Tabel 5. Capaian Indikator Biro Perencanaan Tahun 2016
Sasaran Kegiatan
Indikator Kinerja Sasaran Kegiatan Target Capaian %
Peningkatan Koordinasi dan PembinaanPenyusunan DokumenPerencanaan,Anggaran,Perwilayahan,Evaluasi dan Pelaporan Sesuai Siklus Perencanan
1. Nilai AKIP Sekretariat Jenderal (Nilai)
76 73,17 96,27
2. Nilai Penguatan Akuntabilitas Kinerja Kementan (Nilai)
3 3* 100
3. Tingkat Kepuasan Unit Eselon I terhadap layanan perencanaan,anggaran, perwilayahan,evaluasi dan pelaporan sesuai siklus perencanaan (skala likert 1-5)
3 3 100
Sumber: Biro Perencanaan, Tahun 2016 *) Nilai Prediksi Sementara dari Tim Evaluator Kemenpan dan RB Untuk Area Akuntabilitas Kementan Pada Saat Paparan Exit Meeting Evaluasi AKIP Kementan 2016, Tanggal 2 Oktober 2016
Laporan Kinerja Biro Perencanaan Tahun 2016 21Laporan�Kinerja�Biro�Perencanaan�Tahun�2016�� � 20�� �
Secara umum, pencapaian kinerja Biro Perencanaan dapat dikatakan
berhasil (80-100%), dengan capaian nilai rata-rata kinerja sebesar 98,75%. Detail
pencapaian masing-masing Indikator akan dibahas pada sub bab 3.3.
(Evaluasi dan Analisis Kinerja).
Dari aspek kuantitas dan kualitas indikator kinerja sasaran kegiatan yang
digunakan, jumlah indikator kinerja sasaran kegiatan yang digunakan Biro
Perencanaan dalam 5 (lima) tahun terakhir semakin efisien. Biro Perencanaan
Kementerian Pertanian mampu mempertahankan kualitas indikator kinerja sasaran
kegiatan pada Tahun 2016 dalam rangka peningkatan kinerja secara
berkesinambungan. Kualitas indikator kinerja sasaran kegiatan Biro Perencanaan
juga mengalami peningkatan.
Tentang aspek kualitas indikator kinerja, secara umum kualitas indikator
kinerja dapat dikelompokkan menjadi 2 jenis indikator, yaitu lead indicators dan lag
indicators. Lead indicators adalah indikator kinerja yang relatif mudah, dimana
pencapaiannya cenderung berada dibawah kendali organisasi. Contoh lead indicators
adalah jumlah laporan, jumlah kegiatan dan jumlah sertifikat yang dikeluarkan.
Pencapaian indikator tersebut tergantung kepada kegiatan (process) yang dilakukan
organisasi, bukan kepada hasil (output) maupun dampak (outcome) yang dihasilkan
dari kegiatan tersebut. Sedangkan lag indicators adalah indikator kinerja yang
pencapaiannya berada diluar kendali organisasi, berbentuk hasil (output) atas suatu
aktifitas yang dilakukan atau dampak (outcome) atas hasil (output) yang dihasilkan
organisasi. Contoh lag indicators adalah nilai Evaluasi AKIP Sekretariat Jenderal; Nilai
Penguatan Akuntabilitas Kinerja Kementan; serta Tingkat Kepuasan Unit Eselon I
terhadap layanan perencanaan, anggaran, perwilayahan, evaluasi dan pelaporan
sesuai siklus perencanaan. Berdasarkan tabel perbandingan jumlah dan kualitas
indikator kinerja sasaran kegiatan, seluruh indikator kinerja sasaran kegiatan Tahun
2016 adalah termasuk kedalam jenis Lag indicator. Sedangkan tahun-tahun
sebelumnya, seluruh indikator yang digunakan adalah lead indicator. Sehingga,
dengan jumlah indikator yang semakin sedikit namun dengan kualitas indikator yang
Laporan�Kinerja�Biro�Perencanaan�Tahun�2016�� � 19�� �
2015-2019. Standar kinerja ini juga merupakan Perjanjian Kinerja Kepala Biro
Perencanaan kepada Sekretaris Jenderal Kementerian Pertanian dalam mendukung
pencapaian kinerja Sekretaris Jenderal Kementerian Pertanian Tahun 2016.
Evaluasi kinerja Biro Perencanaan tidak hanya menganalisis perbandingan
antara target dengan realisasi kinerja, namun secara sistematis juga mencari akar
permasalahan atas pencapaian kinerja yang belum memenuhi harapan, serta
membandingkan pencapaian kinerja Tahun 2016 dengan kinerja beberapa tahun
sebelumnya. Hal ini dilakukan sebagai bentuk upaya perbaikan kinerja Biro
Perencanaan sehingga peningkatan kinerja secara berkesinambungan (continuous
improvement) dapat terwujud. Pencapaian kinerja Biro Perencanaan Tahun 2016
dapat dijabarkan pada Tabel 5, berikut ini.
Tabel 5. Capaian Indikator Biro Perencanaan Tahun 2016
Sasaran Kegiatan
Indikator Kinerja Sasaran Kegiatan Target Capaian %
Peningkatan Koordinasi dan PembinaanPenyusunan DokumenPerencanaan,Anggaran,Perwilayahan,Evaluasi dan Pelaporan Sesuai Siklus Perencanan
1. Nilai AKIP Sekretariat Jenderal (Nilai)
76 73,17 96,27
2. Nilai Penguatan Akuntabilitas Kinerja Kementan (Nilai)
3 3* 100
3. Tingkat Kepuasan Unit Eselon I terhadap layanan perencanaan,anggaran, perwilayahan,evaluasi dan pelaporan sesuai siklus perencanaan (skala likert 1-5)
3 3 100
Sumber: Biro Perencanaan, Tahun 2016 *) Nilai Prediksi Sementara dari Tim Evaluator Kemenpan dan RB Untuk Area Akuntabilitas Kementan Pada Saat Paparan Exit Meeting Evaluasi AKIP Kementan 2016, Tanggal 2 Oktober 2016
Laporan Kinerja Biro Perencanaan Tahun 201622 Laporan�Kinerja�Biro�Perencanaan�Tahun�2016�� � 22�� �
Tabel 6. Capaian Kinerja Nilai AKIP Sekretariat Jenderal Tahun 2016
INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASIPERSENTASE
CAPAIAN(%)
Nilai AKIP Sekretariat Jenderal (Nilai) 76 73,17 96,27
Berdasarkan laporan hasil evaluasi atas implementasi SAKIP Sekretariat
Jenderal Tahun 2016 yang dikeluarkan oleh Tim Evaluator Inspektorat Jenderal
dengan nomor surat R-116/PW.160/G/11/2016 tanggal 10 November 2016, unit
kerja Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian memperoleh nilai AKIP sebesar
73,17. Mengacu pada Peraturan Menteri PAN dan RB Nomor 12 Tahun 2015
tentang Pedoman Evaluasi SAKIP, nilai 73,17 setara dengan BB, yang termasuk
kategori sangat baik, akuntabel, berkinerja baik, memiliki sistem manajemen kinerja
yang handal, sehingga dapat dikatakan pencapaian indikator nilai AKIP Sekretariat
Jenderal ini Berhasil yakni sebesar 96,27%.
Namun demikian, jika dibandingkan dengan capaian nilai AKIP Sekretariat
Jenderal tahun 2015, capaian nilai AKIP Tahun 2016 ini mengalami penurunan
sebesar 13,74 poin atau 15,81% jika dibandingkan dengan perolehan pada Tahun
2015 yang mencapai 86,91 poin.
Jika dibandingkan dengan target akhir periode jangka menengah tahun 2019
sebesar 89, maka capaian tahun 2016 saat ini baru mencapai 82,21%. Maka
diperlukan upaya lebih keras dalam hal perbaikan kinerja agar target tahun 2019
dapat tercapai.
Faktor-faktor penyebab tidak tercapainya target indikator nilai AKIP
Sekretariat Jenderal sebagaimana ringkasan Laporan Hasil Evaluasi (LHE)
Inspektorat Jenderal Kementerian Pertanian dapat dilihat sebagaimana Gambar 1
berikut :
Laporan�Kinerja�Biro�Perencanaan�Tahun�2016�� � 21�� �
semakin tinggi diharapkan dapat meningkatkan efektifitas dan efisiensi pengelolaan
kinerja di lingkungan Biro Perencanaan, Kementerian Pertanian.
3.3. Evaluasi dan Analisis Kinerja
Evaluasi kinerja dilakukan terhadap hasil pengukuran kinerja masing-masing
indikator kinerja yang terdapat dalam sasaran strategis Biro Perencanaan tahun
2016 Hasil evaluasi kinerja dari masing-masing indikator kinerja tersebut dapat
diuraikan sebagai berikut:
3.3.1. Nilai Evaluasi AKIP Sekretariat Jenderal
Dalam rangka mendukung nilai evaluasi AKIP Sekretariat Jenderal agar dapat
mencapai target, Biro Perencanaan bertugas mengawal dan mengkoordinasikan agar
nilai Evaluasi AKIP Sekretariat Jenderal yang akan diraih dapat sesuai dengan target
yang ditetapkan dalam PK, yaitu sebesar 76.
Evaluasi AKIP Tingkat Eselon I dilaksanakan oleh Inspektorat Jenderal yang
bertindak sebagai Aparatur Pengawasan Intern Pemerintah (APIP), yang didasarkan
kepada pencapaian atas lima komponen besar manajemen kinerja yang meliputi:
perencanaan kinerja, pengukuran kinerja, pelaporan kinerja, pemanfaatan hasil
evaluasi, dan pencapaian sasaran kinerja. Hasil evaluasi dituangkan dalam bentuk
nilai dengan kisaran 0 s.d 100.
Nilai tersebut merupakan akumulasi penilaian terhadap seluruh komponen
manajemen kinerja yang dievaluasi di unit kerja lingkup Sekretariat Jenderal, yaitu:
Biro Keuangan dan Perlengkapan, Biro Organisasi dan Kepegawaian, Biro Hukum,
Biro Kerjasama Luar Negeri, Biro Perencanaan, Biro Umum dan Pengadaan, Biro
Humas dan Informasi Publik, Pusat Perlindungan Varietas Tanaman dan Perizinan
Pertanian; serta Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian.
Laporan Kinerja Biro Perencanaan Tahun 2016 23Laporan�Kinerja�Biro�Perencanaan�Tahun�2016�� � 22�� �
Tabel 6. Capaian Kinerja Nilai AKIP Sekretariat Jenderal Tahun 2016
INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASIPERSENTASE
CAPAIAN(%)
Nilai AKIP Sekretariat Jenderal (Nilai) 76 73,17 96,27
Berdasarkan laporan hasil evaluasi atas implementasi SAKIP Sekretariat
Jenderal Tahun 2016 yang dikeluarkan oleh Tim Evaluator Inspektorat Jenderal
dengan nomor surat R-116/PW.160/G/11/2016 tanggal 10 November 2016, unit
kerja Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian memperoleh nilai AKIP sebesar
73,17. Mengacu pada Peraturan Menteri PAN dan RB Nomor 12 Tahun 2015
tentang Pedoman Evaluasi SAKIP, nilai 73,17 setara dengan BB, yang termasuk
kategori sangat baik, akuntabel, berkinerja baik, memiliki sistem manajemen kinerja
yang handal, sehingga dapat dikatakan pencapaian indikator nilai AKIP Sekretariat
Jenderal ini Berhasil yakni sebesar 96,27%.
Namun demikian, jika dibandingkan dengan capaian nilai AKIP Sekretariat
Jenderal tahun 2015, capaian nilai AKIP Tahun 2016 ini mengalami penurunan
sebesar 13,74 poin atau 15,81% jika dibandingkan dengan perolehan pada Tahun
2015 yang mencapai 86,91 poin.
Jika dibandingkan dengan target akhir periode jangka menengah tahun 2019
sebesar 89, maka capaian tahun 2016 saat ini baru mencapai 82,21%. Maka
diperlukan upaya lebih keras dalam hal perbaikan kinerja agar target tahun 2019
dapat tercapai.
Faktor-faktor penyebab tidak tercapainya target indikator nilai AKIP
Sekretariat Jenderal sebagaimana ringkasan Laporan Hasil Evaluasi (LHE)
Inspektorat Jenderal Kementerian Pertanian dapat dilihat sebagaimana Gambar 1
berikut :
Laporan�Kinerja�Biro�Perencanaan�Tahun�2016�� � 21�� �
semakin tinggi diharapkan dapat meningkatkan efektifitas dan efisiensi pengelolaan
kinerja di lingkungan Biro Perencanaan, Kementerian Pertanian.
3.3. Evaluasi dan Analisis Kinerja
Evaluasi kinerja dilakukan terhadap hasil pengukuran kinerja masing-masing
indikator kinerja yang terdapat dalam sasaran strategis Biro Perencanaan tahun
2016 Hasil evaluasi kinerja dari masing-masing indikator kinerja tersebut dapat
diuraikan sebagai berikut:
3.3.1. Nilai Evaluasi AKIP Sekretariat Jenderal
Dalam rangka mendukung nilai evaluasi AKIP Sekretariat Jenderal agar dapat
mencapai target, Biro Perencanaan bertugas mengawal dan mengkoordinasikan agar
nilai Evaluasi AKIP Sekretariat Jenderal yang akan diraih dapat sesuai dengan target
yang ditetapkan dalam PK, yaitu sebesar 76.
Evaluasi AKIP Tingkat Eselon I dilaksanakan oleh Inspektorat Jenderal yang
bertindak sebagai Aparatur Pengawasan Intern Pemerintah (APIP), yang didasarkan
kepada pencapaian atas lima komponen besar manajemen kinerja yang meliputi:
perencanaan kinerja, pengukuran kinerja, pelaporan kinerja, pemanfaatan hasil
evaluasi, dan pencapaian sasaran kinerja. Hasil evaluasi dituangkan dalam bentuk
nilai dengan kisaran 0 s.d 100.
Nilai tersebut merupakan akumulasi penilaian terhadap seluruh komponen
manajemen kinerja yang dievaluasi di unit kerja lingkup Sekretariat Jenderal, yaitu:
Biro Keuangan dan Perlengkapan, Biro Organisasi dan Kepegawaian, Biro Hukum,
Biro Kerjasama Luar Negeri, Biro Perencanaan, Biro Umum dan Pengadaan, Biro
Humas dan Informasi Publik, Pusat Perlindungan Varietas Tanaman dan Perizinan
Pertanian; serta Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian.
Laporan Kinerja Biro Perencanaan Tahun 201624 Laporan�Kinerja�Biro�Perencanaan�Tahun�2016�� � 24�� �
Gambar 2. Analisis Fishbone Tidak Tercapainya Nilai AKIP Setjen
Atas hasil evaluasi Inspektorat Jenderal atas AKIP Sekretariat Jenderal
tersebut, Biro Perencanaan telah memberikan tanggapan dan menindaklanjuti
beberapa catatan tersebut sebagaimana Tabel 7 berikut :
Nilai�AKIP�Setjen�Tidak�Tercapai�
Perencanaan�Kinerja�Pengukuran�Kinerja�
Pelaporan�Kinerja Evaluasi��Kinerja Capaian��Kinerja�
� Penetapan�IKU�belum�selaras�dgn�sasaran�strategik��
� RKT�telah�dilengkapi�dgn�renaksi�namun�belum�ditetapkan�target�secara�periodik�
� Penyusunan�PK�belum�selaras�dgn�tusi�Setjen��
� Pengukuran�kinerja�utk�opini�laporan�keuangan,�nilai�AKIP,�dan�nilai�RB�tidak�tepat,�krn�nilai�yg�disajikan�nilai�tahun�sebelumnya.�
� Lakin�belum�menyajikan�informasi�ttg�analisis�efisiensi�penggunaan�sumberdaya.�
� Hanya�2�indikator�yg�sesuai/melebihi�target�:����Nilai�IKM�(100,49%)�dan�%�kerjasama�LN�yg�ditindak�lanjuti�(�102,5%).�
� Indikator�nilai�AKIP�Kementan,�opini�laporan�keuangan�dan�nilai�RB�thn�2015�yg�dilaporkan�adalah�nilai�2014�
� Adanya�perubahan�template�LKE�AKIP�2016��
Laporan�Kinerja�Biro�Perencanaan�Tahun�2016�� � 23�� �
Gambar 1. LHE Inspektorat Jenderal Atas Penilaian AKIP Sekretariat Jenderal 2016
Secara lebih singkat tidak tercapainya target indikator nilai AKIP Sekretariat
Jenderal dapat dijelaskan melalui analisis Fishbone sebagai Gambar 2 berikut :
Laporan Kinerja Biro Perencanaan Tahun 2016 25Laporan�Kinerja�Biro�Perencanaan�Tahun�2016�� � 24�� �
Gambar 2. Analisis Fishbone Tidak Tercapainya Nilai AKIP Setjen
Atas hasil evaluasi Inspektorat Jenderal atas AKIP Sekretariat Jenderal
tersebut, Biro Perencanaan telah memberikan tanggapan dan menindaklanjuti
beberapa catatan tersebut sebagaimana Tabel 7 berikut :
Nilai�AKIP�Setjen�Tidak�Tercapai�
Perencanaan�Kinerja�Pengukuran�Kinerja�
Pelaporan�Kinerja Evaluasi��Kinerja Capaian��Kinerja�
� Penetapan�IKU�belum�selaras�dgn�sasaran�strategik��
� RKT�telah�dilengkapi�dgn�renaksi�namun�belum�ditetapkan�target�secara�periodik�
� Penyusunan�PK�belum�selaras�dgn�tusi�Setjen��
� Pengukuran�kinerja�utk�opini�laporan�keuangan,�nilai�AKIP,�dan�nilai�RB�tidak�tepat,�krn�nilai�yg�disajikan�nilai�tahun�sebelumnya.�
� Lakin�belum�menyajikan�informasi�ttg�analisis�efisiensi�penggunaan�sumberdaya.�
� Hanya�2�indikator�yg�sesuai/melebihi�target�:����Nilai�IKM�(100,49%)�dan�%�kerjasama�LN�yg�ditindak�lanjuti�(�102,5%).�
� Indikator�nilai�AKIP�Kementan,�opini�laporan�keuangan�dan�nilai�RB�thn�2015�yg�dilaporkan�adalah�nilai�2014�
� Adanya�perubahan�template�LKE�AKIP�2016��
Laporan�Kinerja�Biro�Perencanaan�Tahun�2016�� � 23�� �
Gambar 1. LHE Inspektorat Jenderal Atas Penilaian AKIP Sekretariat Jenderal 2016
Secara lebih singkat tidak tercapainya target indikator nilai AKIP Sekretariat
Jenderal dapat dijelaskan melalui analisis Fishbone sebagai Gambar 2 berikut :
Laporan Kinerja Biro Perencanaan Tahun 201626 Laporan�Kinerja�Biro�Perencanaan�Tahun�2016�� � 26�� �
Salah satu area perubahan yang menjadi indikator kinerja sasaran kegiatan
Biro Perencanaan adalah Nilai Penguatan Akuntabilitas Kementan. Biro Perencanaan
bertugas mengawal agar nilai penguatan akuntabilitas kinerja Kementan yang
diperoleh sesuai dengan target yang ditetapkan, yaitu nilai 3. Nilai Penguatan
akuntabilitas kinerja Kementan dievaluasi dan dikeluarkan oleh Kementerian PAN
dan RB.
Tabel 8. Capaian Kinerja Nilai Penguatan Akuntabilitas Kinerja Kementan 2016
INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASIPERSENTASE
CAPAIAN(%)
Nilai Penguatan Akuntabilitas Kinerja Kementan (Nilai) 3 3* 100
Siklus penyampaian nilai evaluasi AKIP Kementerian dan Lembaga oleh
Kementerian PAN dan RB umumnya selalu dikeluarkan dan diumumkan ke publik
pada kisaran akhir Desember atau awal Januari. Namun demikian sampai dengan
pekan ketiga Januari 2017, pihak Kementerian PAN dan RB belum menyampaikan
dan mengumumkan hasil evaluasi AKIP Kementerian dan Lembaga. Sehingga
berdampak terhadap belum diperolehnya Nilai Penguatan Akuntabilitas Kinerja
Kementan.
Namun demikian, pada bulan Oktober 2016, pihak Kementerian PAN dan RB
sudah melakukan pemaparan exit meeting atas hasil sementara evaluasi AKIP
Kementan 2016 dengan seluruh jajaran Kementan yang dipimpin langsung oleh
Sekretaris Jenderal Kementerian Pertanian. Dalam pemaparan exit meeting
tersebut, pihak Kementerian PAN dan RB mengeluarkan angka perkiraan sementara
nilai penguatan akuntabilitas kinerja Kementan 2016, yaitu sebesar 3, atau naik
sebesar 0,28 poin dari nilai penguatan akuntabilitas kinerja Kementan 2015 yang
sebesar 2,72.
Laporan�Kinerja�Biro�Perencanaan�Tahun�2016�� � 25�� �
Tabel 7. Rekomendasi Inspektorat Jenderal dan Tindak Lanjut
No Rekomendasi Itjen Tindak Lanjut
1 Menyelaraskan IKU dengan sasaran strategik yang ditetapkan dalam Renstra 2015 -2019
IKU sudah diselaraskan dengan sasaranstrategik
2 Rencana aksi agar dilengkapi dengan target secara periodik
Rencana aksi sudah disusundan dilengkapidengan target periodik
3 Menyesuaikan penetapan sasaran strategik dan indikator dalam PK dengan sasaran strategik dan indikator yang ditetapkan di dalam Renstra 2015 - 2019 dan RKT TA. 2015
Tidaksemua indikatordalam renstra harusmasukmenjadi indikator dalam PK
4 PK Setjen agar mengacu kepada tugas danfungsi
Indikatordalam PK Setjen sudah tepat, yang merupakan indikator kinerja Kementan yang didelegasikan kepadaSetjen
5 Menyajikan informasi tentanganalisisefisiensipenggunaansumberdaya dalam LaporanKinerja
Sudah dilakukan di Lakin Setjen. Sebagaimana arahan KemenpanRB bahwaanalisis efisiensi cukup dilakukan terhadapsumberdayaanggaran
6 Capaiankinerja yang diukur seharusnyacapaiankinerja tahun pelaporan(TA. 2015) sedangkancapaian tahun sebelumnyahanyadapatdigunakan sebagai pembanding
Penggunaan acapaian2014 dimaksudkanuntukmembandingkandengan tahunsebelumnya
3.3.2. Nilai Penguatan Akuntabilitas Kinerja Kementan
Pemerintah telah menjalankan program reformasi birokrasi nasional sejak
tahun 2010. Hingga saat ini pelaksanaan reformasi birokrasi nasional telah
memasuki tahap kedua yang ditandai dengan disusunnya Road Map Reformasi
Birokrasi 2015-2019 melalui Peraturan Menteri PAN dan RB No. 11 Tahun 2015.
Dalam Road Map tersebut ditetapkan 3 (tiga) sasaran dan 8 (delapan) area
perubahan reformasi birokrasi 2015-2019. Ketiga sasaran Reformasi Birokrasi
adalah: 1.) Birokrasi yang bersih dan akuntabel; 2.) Birokrasi yang efektif dan
efisien; serta 3.) Birokrasi yang memiliki pelayanan publik berkualitas.
Untuk mewujudkan ketiga sasaran reformasi birokrasi tersebut diatas,
ditetapkan 8 (delapan) area perubahan reformasi birokrasi, yaitu: 1.) Mental
Aparatur; 2.) Pengawasan; 3.) Akuntabilitas; 4.) Kelembagaan; 5.) Tata Laksana; 6.)
SDM Aparatur; 7.) Peraturan Perundang-undangan; dan 8.) Pelayanan Publik.
Laporan Kinerja Biro Perencanaan Tahun 2016 27Laporan�Kinerja�Biro�Perencanaan�Tahun�2016�� � 26�� �
Salah satu area perubahan yang menjadi indikator kinerja sasaran kegiatan
Biro Perencanaan adalah Nilai Penguatan Akuntabilitas Kementan. Biro Perencanaan
bertugas mengawal agar nilai penguatan akuntabilitas kinerja Kementan yang
diperoleh sesuai dengan target yang ditetapkan, yaitu nilai 3. Nilai Penguatan
akuntabilitas kinerja Kementan dievaluasi dan dikeluarkan oleh Kementerian PAN
dan RB.
Tabel 8. Capaian Kinerja Nilai Penguatan Akuntabilitas Kinerja Kementan 2016
INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASIPERSENTASE
CAPAIAN(%)
Nilai Penguatan Akuntabilitas Kinerja Kementan (Nilai) 3 3* 100
Siklus penyampaian nilai evaluasi AKIP Kementerian dan Lembaga oleh
Kementerian PAN dan RB umumnya selalu dikeluarkan dan diumumkan ke publik
pada kisaran akhir Desember atau awal Januari. Namun demikian sampai dengan
pekan ketiga Januari 2017, pihak Kementerian PAN dan RB belum menyampaikan
dan mengumumkan hasil evaluasi AKIP Kementerian dan Lembaga. Sehingga
berdampak terhadap belum diperolehnya Nilai Penguatan Akuntabilitas Kinerja
Kementan.
Namun demikian, pada bulan Oktober 2016, pihak Kementerian PAN dan RB
sudah melakukan pemaparan exit meeting atas hasil sementara evaluasi AKIP
Kementan 2016 dengan seluruh jajaran Kementan yang dipimpin langsung oleh
Sekretaris Jenderal Kementerian Pertanian. Dalam pemaparan exit meeting
tersebut, pihak Kementerian PAN dan RB mengeluarkan angka perkiraan sementara
nilai penguatan akuntabilitas kinerja Kementan 2016, yaitu sebesar 3, atau naik
sebesar 0,28 poin dari nilai penguatan akuntabilitas kinerja Kementan 2015 yang
sebesar 2,72.
Laporan�Kinerja�Biro�Perencanaan�Tahun�2016�� � 25�� �
Tabel 7. Rekomendasi Inspektorat Jenderal dan Tindak Lanjut
No Rekomendasi Itjen Tindak Lanjut
1 Menyelaraskan IKU dengan sasaran strategik yang ditetapkan dalam Renstra 2015 -2019
IKU sudah diselaraskan dengan sasaranstrategik
2 Rencana aksi agar dilengkapi dengan target secara periodik
Rencana aksi sudah disusundan dilengkapidengan target periodik
3 Menyesuaikan penetapan sasaran strategik dan indikator dalam PK dengan sasaran strategik dan indikator yang ditetapkan di dalam Renstra 2015 - 2019 dan RKT TA. 2015
Tidaksemua indikatordalam renstra harusmasukmenjadi indikator dalam PK
4 PK Setjen agar mengacu kepada tugas danfungsi
Indikatordalam PK Setjen sudah tepat, yang merupakan indikator kinerja Kementan yang didelegasikan kepadaSetjen
5 Menyajikan informasi tentanganalisisefisiensipenggunaansumberdaya dalam LaporanKinerja
Sudah dilakukan di Lakin Setjen. Sebagaimana arahan KemenpanRB bahwaanalisis efisiensi cukup dilakukan terhadapsumberdayaanggaran
6 Capaiankinerja yang diukur seharusnyacapaiankinerja tahun pelaporan(TA. 2015) sedangkancapaian tahun sebelumnyahanyadapatdigunakan sebagai pembanding
Penggunaan acapaian2014 dimaksudkanuntukmembandingkandengan tahunsebelumnya
3.3.2. Nilai Penguatan Akuntabilitas Kinerja Kementan
Pemerintah telah menjalankan program reformasi birokrasi nasional sejak
tahun 2010. Hingga saat ini pelaksanaan reformasi birokrasi nasional telah
memasuki tahap kedua yang ditandai dengan disusunnya Road Map Reformasi
Birokrasi 2015-2019 melalui Peraturan Menteri PAN dan RB No. 11 Tahun 2015.
Dalam Road Map tersebut ditetapkan 3 (tiga) sasaran dan 8 (delapan) area
perubahan reformasi birokrasi 2015-2019. Ketiga sasaran Reformasi Birokrasi
adalah: 1.) Birokrasi yang bersih dan akuntabel; 2.) Birokrasi yang efektif dan
efisien; serta 3.) Birokrasi yang memiliki pelayanan publik berkualitas.
Untuk mewujudkan ketiga sasaran reformasi birokrasi tersebut diatas,
ditetapkan 8 (delapan) area perubahan reformasi birokrasi, yaitu: 1.) Mental
Aparatur; 2.) Pengawasan; 3.) Akuntabilitas; 4.) Kelembagaan; 5.) Tata Laksana; 6.)
SDM Aparatur; 7.) Peraturan Perundang-undangan; dan 8.) Pelayanan Publik.
Laporan Kinerja Biro Perencanaan Tahun 201628 Laporan�Kinerja�Biro�Perencanaan�Tahun�2016�� � 28�� �
Dalam rangka merespon secara cepat atas catatan dari Kementerian PAN dan RB
tersebut, khususnya pada butir 2 dan butir 3, Kementerian Pertanian
menindaklanjuti dengan membakukan pedoman SAKIP di lingkungan Kementerian
Pertanian melalui Peraturan Menteri Pertanian Nomor
50/Permentan/PW.160/10/2016 tentang Pedoman Pengelolaan Sistem Akuntabilitas
Kinerja Kementerian Pertanian.
Sedangkan atas butir Nomor 3, Kementerian Pertanian sudah melakukan
pengembangan lebih lanjut pada aspek pengukuran kinerja berbasis elektronik,
melalui pengembangan aplikasi pengukuran indikator kinerja pada website SAKIP
Kementan, dengan :
a. Mencantumkan target triwulanan.
b. Menyediakan aplikasi pengukuran kinerja unit kerja Eselon 1.
Gambar��4.�Salinan�Peraturan�Menteri�Pertanian�Tentang�Pengelolaan�SAKIP�
Laporan�Kinerja�Biro�Perencanaan�Tahun�2016�� � 27�� �
Gambar 3. Hasil Evaluasi Sementara Paparan Exit Meeting Kementerian PAN dan RB Atas Evaluasi AKIP Kementerian Pertanian Tahun 2016
Berdasarkan nilai perkiraan dari Kementerian PAN dan RB tersebut, dimana area
Penguatan Akuntabilitas diperkirakan akan mencapai nilai 3, maka target capaian
penguatan akuntabilitas kinerja Kementan bisa dikatakan tercapai 100% atau
berhasil mencapai target sebagaimana yang telah ditetapkan pada target indikator
kinerja sasaran kegiatan Biro Perencanaan 2016.
Terdapat beberapa catatan dari Tim Evaluator Kemenpan dan RB atas hasil
sementara evaluasi AKIP Kementan 2016, khususnya pada Area Penguatan
Akuntabilitas Kementerian Pertanian Tahun 2016 :
1. Sebagian besar pimpinan terlibat pada saat penyusunan renstra, perjanjian
kinerja dan pemantauan kinerja secara berkala.
2. Pedoman SAKIP Kementerian Pertanian dalam rangka penyesuaian dengan
Perpres No.29/2014 dan Permenpan No. 53 dan 12 Tahun 2015 masih
berbentuk draft.
3. Sistem Pengukuran Kinerja yang berbasis elektronik baru diimplementasikan
pada tingkat kementerian. Untuk tingkat unit kerja baru dalam bentuk dokumen
manual yang di-web-kan.
Laporan Kinerja Biro Perencanaan Tahun 2016 29Laporan�Kinerja�Biro�Perencanaan�Tahun�2016�� � 28�� �
Dalam rangka merespon secara cepat atas catatan dari Kementerian PAN dan RB
tersebut, khususnya pada butir 2 dan butir 3, Kementerian Pertanian
menindaklanjuti dengan membakukan pedoman SAKIP di lingkungan Kementerian
Pertanian melalui Peraturan Menteri Pertanian Nomor
50/Permentan/PW.160/10/2016 tentang Pedoman Pengelolaan Sistem Akuntabilitas
Kinerja Kementerian Pertanian.
Sedangkan atas butir Nomor 3, Kementerian Pertanian sudah melakukan
pengembangan lebih lanjut pada aspek pengukuran kinerja berbasis elektronik,
melalui pengembangan aplikasi pengukuran indikator kinerja pada website SAKIP
Kementan, dengan :
a. Mencantumkan target triwulanan.
b. Menyediakan aplikasi pengukuran kinerja unit kerja Eselon 1.
Gambar��4.�Salinan�Peraturan�Menteri�Pertanian�Tentang�Pengelolaan�SAKIP�
Laporan�Kinerja�Biro�Perencanaan�Tahun�2016�� � 27�� �
Gambar 3. Hasil Evaluasi Sementara Paparan Exit Meeting Kementerian PAN dan RB Atas Evaluasi AKIP Kementerian Pertanian Tahun 2016
Berdasarkan nilai perkiraan dari Kementerian PAN dan RB tersebut, dimana area
Penguatan Akuntabilitas diperkirakan akan mencapai nilai 3, maka target capaian
penguatan akuntabilitas kinerja Kementan bisa dikatakan tercapai 100% atau
berhasil mencapai target sebagaimana yang telah ditetapkan pada target indikator
kinerja sasaran kegiatan Biro Perencanaan 2016.
Terdapat beberapa catatan dari Tim Evaluator Kemenpan dan RB atas hasil
sementara evaluasi AKIP Kementan 2016, khususnya pada Area Penguatan
Akuntabilitas Kementerian Pertanian Tahun 2016 :
1. Sebagian besar pimpinan terlibat pada saat penyusunan renstra, perjanjian
kinerja dan pemantauan kinerja secara berkala.
2. Pedoman SAKIP Kementerian Pertanian dalam rangka penyesuaian dengan
Perpres No.29/2014 dan Permenpan No. 53 dan 12 Tahun 2015 masih
berbentuk draft.
3. Sistem Pengukuran Kinerja yang berbasis elektronik baru diimplementasikan
pada tingkat kementerian. Untuk tingkat unit kerja baru dalam bentuk dokumen
manual yang di-web-kan.
Laporan Kinerja Biro Perencanaan Tahun 201630 Laporan�Kinerja�Biro�Perencanaan�Tahun�2016�� � 30�� �
3.3.3. Tingkat Kepuasan Unit Eselon I Terhadap Layanan Perencanaan, Anggaran, Perwilayahan, Evaluasi dan Pelaporan Sesuai Siklus Perencanaan (skala likert 1-5)
Biro Perencanaan dituntut untuk mewujudkan peningkatan kualitas terhadap
layanan perencanaan, anggaran, perwilayahan, evaluasi dan pelaporan yang cepat,
tepat, transparan, dan akuntabel. Sebagai unit kerja yang melakukan
pengoordinasian perencanaan serta memastikan pelaksanaan kegiatan sesuai
dengan peraturan perundang-undangan, Biro Perencanaan membutuhkan SDM
yang memadai dan kompeten serta membutuhkan dukungan dari seluruh unit kerja
di lingkungan Sekretariat Jenderal karena Biro Perencanaan dan Keuangan
bertanggung jawab terhadap pencapaian opini Wajar Tanpa Pengecualian dari
Badan Pemeriksa Keuangan.
Indikator kedua ini mulai diterapkan pada Tahun 2016 pada saat revisi PK
Biro Perencanaan, namun pengukuran capaian atas indikator tersebut baru dapat
direalisasikan pada persentase tingkat kepuasan kualitas terhadap layanan
perencanaan, anggaran, perwilayahan, evaluasi dan pelaporan. Target kepuasan
yang ditetapkan adalah 3 poin. Survei dilakukan dengan menyebarkan kuisioner ke
seluruh unit kerja tingkat Eselon I di lingkungan Kementerian Pertanian. Kuisioner
yang diajukan terdiri dari 29 (dua puluh sembilan) pertanyaan dengan metode
penilaian menggunakan skala likert yang terdiri dari 5 (lima) kategori, antara lain:
Kualitas pelayanan perencanaan program/kebijakan; perencanaan anggaran;
perencanaan wilayah; serta evaluasi pelaporan.
Laporan�Kinerja�Biro�Perencanaan�Tahun�2016�� � 29�� �
Gambar 5. Pengembangan Pengukuran Kinerja Kementan Berbasis Elektronik
Gambar 6. Suasana Pemaparan Exit Meeting Evaluasi AKIP Kementan oleh Kementerian PAN dan RB , tanggal 11 Oktober 2016.
Laporan Kinerja Biro Perencanaan Tahun 2016 31Laporan�Kinerja�Biro�Perencanaan�Tahun�2016�� � 30�� �
3.3.3. Tingkat Kepuasan Unit Eselon I Terhadap Layanan Perencanaan, Anggaran, Perwilayahan, Evaluasi dan Pelaporan Sesuai Siklus Perencanaan (skala likert 1-5)
Biro Perencanaan dituntut untuk mewujudkan peningkatan kualitas terhadap
layanan perencanaan, anggaran, perwilayahan, evaluasi dan pelaporan yang cepat,
tepat, transparan, dan akuntabel. Sebagai unit kerja yang melakukan
pengoordinasian perencanaan serta memastikan pelaksanaan kegiatan sesuai
dengan peraturan perundang-undangan, Biro Perencanaan membutuhkan SDM
yang memadai dan kompeten serta membutuhkan dukungan dari seluruh unit kerja
di lingkungan Sekretariat Jenderal karena Biro Perencanaan dan Keuangan
bertanggung jawab terhadap pencapaian opini Wajar Tanpa Pengecualian dari
Badan Pemeriksa Keuangan.
Indikator kedua ini mulai diterapkan pada Tahun 2016 pada saat revisi PK
Biro Perencanaan, namun pengukuran capaian atas indikator tersebut baru dapat
direalisasikan pada persentase tingkat kepuasan kualitas terhadap layanan
perencanaan, anggaran, perwilayahan, evaluasi dan pelaporan. Target kepuasan
yang ditetapkan adalah 3 poin. Survei dilakukan dengan menyebarkan kuisioner ke
seluruh unit kerja tingkat Eselon I di lingkungan Kementerian Pertanian. Kuisioner
yang diajukan terdiri dari 29 (dua puluh sembilan) pertanyaan dengan metode
penilaian menggunakan skala likert yang terdiri dari 5 (lima) kategori, antara lain:
Kualitas pelayanan perencanaan program/kebijakan; perencanaan anggaran;
perencanaan wilayah; serta evaluasi pelaporan.
Laporan�Kinerja�Biro�Perencanaan�Tahun�2016�� � 29�� �
Gambar 5. Pengembangan Pengukuran Kinerja Kementan Berbasis Elektronik
Gambar 6. Suasana Pemaparan Exit Meeting Evaluasi AKIP Kementan oleh Kementerian PAN dan RB , tanggal 11 Oktober 2016.
Laporan Kinerja Biro Perencanaan Tahun 201632 Laporan�Kinerja�Biro�Perencanaan�Tahun�2016�� � 32�� �
Berdasarkan hasil pengolahan data dengan metode penghitungan average,
tingkat Kepuasan Unit Eselon I terhadap layanan perencanaan, anggaran,
perwilayahan, evaluasi dan pelaporan Tahun 2016, dari target indikator kinerja 3
poin memperoleh nilai sebesar 3 poin. Artinya persentase capaian indikator kinerja
ini dapat mencapai target yang telah ditetapkan. Hasil dari survei dapat menjadi
dasar evaluasi bagi Biro Perencanaan untuk dapat melakukan perbaikan sekaligus
peningkatan kualitas layanan pada tahun berikutnya.
3.4. Pengelolaan Anggaran
Dalam rangka pengelolaan anggaran Biro Perencanaan Tahun 2016, telah
dilakukan pembinaan dan sosialisasi pelaksanaan anggaran mengacu pada
peraturan-peraturan yang berlaku.
Tabel 10. Realisasi Anggaran Biro Perencanaan TA. 2016 Sampai Dengan Tanggal 31 Desember 2016 Sesuai SPM
BlokirP H TOTAL BARANG MODAL BARANG MODAL Rp. % Rp Rp % Rp. %
1 2 4 5 6�=�(4+5) 7 8 9�=�(7+8) 10 11 12�=�(9+11) 13 14�=�(6�12) 15
1 KP 23 2 25������� 11,163,160,000����� 105,500,000����� 11,268,660,000����� 9,775,138,854�������� 97,795,000������� 9,872,933,854�������� 87.61 750,000,000 10,622,933,854 94.27 645,726,146����������� 5.73�����
2 Anggaran 43 6 49������� 19,719,230,000����� 155,400,000����� 19,874,630,000����� 18,659,962,216����� 155,300,000����� 18,815,262,216����� 94.67 750,000,000 19,565,262,216 98.44 309,367,784����������� 1.56�����
3 EP 23 2 25������� 11,510,620,000����� 120,100,000����� 11,630,720,000����� 10,386,367,761����� 97,860,000������� 10,484,227,761����� 90.14 750,000,000 11,234,227,761 96.59 396,492,239����������� 3.41�����
4 P.�Wilayah 22 2 24������� 8,361,508,000�������� 93,000,000������� 8,454,508,000�������� 7,270,869,328�������� 84,249,000������� 7,355,118,328�������� 87.00 750,000,000 8,105,118,328 95.87 349,389,672����������� 4.13�����
111�� 12�� 123����� 50,754,518,000����� 474,000,000����� 51,228,518,000����� 46,092,338,159����� 435,204,000����� 46,527,542,159����� 90.82 3,000,000,000����� 49,527,542,159 96.68 1,700,975,841�������� 3.32�����
NO BAGIAN�JUMLAH�PEGAWAI PAGU�BELANJA TOTAL�+�BLOKIR
TOTAL�PAGUREALISASI�BELANJA TOTAL�REALISASI� SISA�ANGGARAN
3
JUMLAH
Dari anggaran sebesar Rp. 51.228.518.000,- dengan realisasi sampai dengan
posisi 31 Desember 2016 mencapai sebesar Rp. 46.527.542.159,- atau sebesar
90,82% dengan rincian anggaran per bagian sebagai berikut:
1) Bagian Perencanaan Wilayah, dengan pagu anggaran sebesar Rp.
8.454.508.000,- dengan realisasi Rp. 7.355.118.328,- (87%);
2) Bagian Kebijakan Program, dengan pagu anggaran sebesar Rp.
11.268.660.000,- dengan realisasi Rp. 9.872.933.854,- (87,61%);
Laporan�Kinerja�Biro�Perencanaan�Tahun�2016�� � 31�� �
Tabel 9. Capaian Kinerja Tingkat Kepuasan Unit Eselon I Terhadap Layanan Perencanaan, Anggaran, Perwilayahan, Evaluasi dan Pelaporan
INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASIPERSENTASE
CAPAIAN(%)
Tingkat Kepuasan Unit Eselon I terhadap layanan perencanaan, anggaran, perwilayahan, evaluasi dan pelaporan sesuai siklus perencanaan (skala likert 1-5)
3 3 100
Pada akhir tahun 2016, Biro Perencanaan menyusun kuesioner untuk
mengukur tingkat kepuasan terhadap layanan Biro Perencanaan. Kuesioner tersebut
disebar ke seluruh stakeholder lingkup Eselon I Kementan, untuk mengetahui
bagaimana respon dan tanggapan seluruh stakeholder terkait terhadap layanan yang
diberikan oleh Biro Perencanaan selama ini. Isian kuesioner dari seluruh stakeholder
selanjutnya direkapitulasi dan diolah dengan metode penghitungan average.
Gambar 7. Rekapitulasi Kuesioner Kepuasan Stakeholder Terhadap Layanan Biro Perencanaan 2016
Responden 1 2 3 4 5 6 7 8 BAG�PKP 1 2 3 4 5 6 7 BAG�PW 1 2 3 4 5 6 7 BAG�PA 1 2 3 4 5 6 7 BAG�EP1 4 4 4 4 4 4 4 4 32 3 3 3 2 2 2 2 17 3 3 4 4 4 4 3 25 3 3 4 4 4 4 3 252 4 4 4 4 4 4 4 4 32 3 3 3 3 3 3 4 22 4 4 4 4 4 4 4 28 4 4 4 4 4 4 4 283 4 4 4 4 4 4 4 4 32 4 4 4 4 4 4 4 28 4 4 4 4 4 4 4 28 4 4 4 4 4 4 4 284 3 3 3 3 2 3 3 3 23 3 3 3 3 3 3 3 21 4 4 3 3 3 4 21 3 3 3 3 3 3 3 215 4 4 4 4 4 5 5 4 34 4 4 5 4 3 3 4 27 3 3 4 4 4 5 4 27 4 4 4 4 4 4 4 286 3 3 4 3 4 4 4 4 29 3 3 3 3 5 5 3 25 3 3 3 4 3 3 3 22 3 3 3 3 3 3 3 217 4 3 3 4 5 3 4 5 31 3 3 4 3 3 4 5 25 4 4 4 3 4 4 5 28 4 4 3 4 4 3 4 268 3 3 3 3 3 3 3 4 25 3 3 3 3 3 3 4 22 3 3 3 3 4 4 4 24 3 3 3 3 3 3 3 219 3 3 3 3 4 4 4 4 28 3 3 3 3 3 3 4 22 4 4 4 4 4 4 4 28 4 4 4 4 3 3 4 2610 3 3 3 3 3 3 3 4 25 3 3 4 3 3 3 3 22 3 4 4 3 3 3 20 3 3 3 4 3 3 3 2211 4 4 3 4 5 4 5 5 34 4 4 4 4 4 4 4 28 5 5 4 4 4 4 5 31 3 3 3 4 4 4 5 2612 4 4 4 4 4 3 4 27 3 3 3 4 4 3 4 24 3 3 3 3 4 4 20 4 4 4 3 3 4 4 2613 4 4 3 4 3 3 3 2 26 3 3 2 3 3 3 3 20 4 4 3 4 3 4 4 26 4 4 4 4 4 4 4 2814 4 4 4 4 4 4 4 5 33 4 4 3 4 4 4 4 27 4 4 4 4 4 4 5 29 4 4 4 4 4 4 5 2915 3 5 4 4 3 3 3 5 30 4 3 3 3 3 3 5 24 5 5 5 5 4 4 5 33 5 5 5 5 4 4 5 3316 4 4 4 4 2 4 2 4 28 0 4 4 4 4 3 4 4 27 4 4 4 4 3 3 4 2617 3 2 3 3 4 4 3 3 25 3 2 2 3 2 3 3 18 3 4 4 4 2 3 3 23 4 4 4 4 4 3 3 2618 2 4 4 3 3 3 2 3 24 3 4 3 3 3 3 4 23 3 4 4 4 3 3 4 25 4 4 3 4 3 4 2219 3 4 3 3 3 3 3 3 25 3 3 3 3 3 3 3 21 3 3 3 3 3 3 3 21 3 3 3 3 3 3 3 2120 3 3 3 3 3 3 3 21 0 3 4 4 4 4 4 4 27 4 4 4 4 3 3 4 2621 3 3 3 3 3 3 3 2 23 4 4 3 3 3 4 4 25 4 3 3 3 3 3 3 2222 3 3 3 3 3 3 3 4 25 3 3 3 3 3 3 4 22 3 3 3 3 3 4 4 23 3 3 3 3 3 3 3 2123 3 3 2 2 2 1 1 4 18 1 2 3 1 4 11 3 3 3 3 2 1 4 19 2 2 3 3 2 2 4 1824 2 3 4 4 4 4 2125 4 4 3 3 3 3 4 4 28 4 3 4 4 4 4 4 27 4 4 4 4 4 4 4 28 4 4 4 4 4 4 4 2826 3 4 2 3 3 3 3 3 24 2 2 3 3 3 3 3 19 4 4 4 4 3 3 3 25 4 4 4 4 4 4 4 28
3 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4
Sumber : Data Primer, diolah
Laporan Kinerja Biro Perencanaan Tahun 2016 33Laporan�Kinerja�Biro�Perencanaan�Tahun�2016�� � 32�� �
Berdasarkan hasil pengolahan data dengan metode penghitungan average,
tingkat Kepuasan Unit Eselon I terhadap layanan perencanaan, anggaran,
perwilayahan, evaluasi dan pelaporan Tahun 2016, dari target indikator kinerja 3
poin memperoleh nilai sebesar 3 poin. Artinya persentase capaian indikator kinerja
ini dapat mencapai target yang telah ditetapkan. Hasil dari survei dapat menjadi
dasar evaluasi bagi Biro Perencanaan untuk dapat melakukan perbaikan sekaligus
peningkatan kualitas layanan pada tahun berikutnya.
3.4. Pengelolaan Anggaran
Dalam rangka pengelolaan anggaran Biro Perencanaan Tahun 2016, telah
dilakukan pembinaan dan sosialisasi pelaksanaan anggaran mengacu pada
peraturan-peraturan yang berlaku.
Tabel 10. Realisasi Anggaran Biro Perencanaan TA. 2016 Sampai Dengan Tanggal 31 Desember 2016 Sesuai SPM
BlokirP H TOTAL BARANG MODAL BARANG MODAL Rp. % Rp Rp % Rp. %
1 2 4 5 6�=�(4+5) 7 8 9�=�(7+8) 10 11 12�=�(9+11) 13 14�=�(6�12) 15
1 KP 23 2 25������� 11,163,160,000����� 105,500,000����� 11,268,660,000����� 9,775,138,854�������� 97,795,000������� 9,872,933,854�������� 87.61 750,000,000 10,622,933,854 94.27 645,726,146����������� 5.73�����
2 Anggaran 43 6 49������� 19,719,230,000����� 155,400,000����� 19,874,630,000����� 18,659,962,216����� 155,300,000����� 18,815,262,216����� 94.67 750,000,000 19,565,262,216 98.44 309,367,784����������� 1.56�����
3 EP 23 2 25������� 11,510,620,000����� 120,100,000����� 11,630,720,000����� 10,386,367,761����� 97,860,000������� 10,484,227,761����� 90.14 750,000,000 11,234,227,761 96.59 396,492,239����������� 3.41�����
4 P.�Wilayah 22 2 24������� 8,361,508,000�������� 93,000,000������� 8,454,508,000�������� 7,270,869,328�������� 84,249,000������� 7,355,118,328�������� 87.00 750,000,000 8,105,118,328 95.87 349,389,672����������� 4.13�����
111�� 12�� 123����� 50,754,518,000����� 474,000,000����� 51,228,518,000����� 46,092,338,159����� 435,204,000����� 46,527,542,159����� 90.82 3,000,000,000����� 49,527,542,159 96.68 1,700,975,841�������� 3.32�����
NO BAGIAN�JUMLAH�PEGAWAI PAGU�BELANJA TOTAL�+�BLOKIR
TOTAL�PAGUREALISASI�BELANJA TOTAL�REALISASI� SISA�ANGGARAN
3
JUMLAH
Dari anggaran sebesar Rp. 51.228.518.000,- dengan realisasi sampai dengan
posisi 31 Desember 2016 mencapai sebesar Rp. 46.527.542.159,- atau sebesar
90,82% dengan rincian anggaran per bagian sebagai berikut:
1) Bagian Perencanaan Wilayah, dengan pagu anggaran sebesar Rp.
8.454.508.000,- dengan realisasi Rp. 7.355.118.328,- (87%);
2) Bagian Kebijakan Program, dengan pagu anggaran sebesar Rp.
11.268.660.000,- dengan realisasi Rp. 9.872.933.854,- (87,61%);
Laporan�Kinerja�Biro�Perencanaan�Tahun�2016�� � 31�� �
Tabel 9. Capaian Kinerja Tingkat Kepuasan Unit Eselon I Terhadap Layanan Perencanaan, Anggaran, Perwilayahan, Evaluasi dan Pelaporan
INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASIPERSENTASE
CAPAIAN(%)
Tingkat Kepuasan Unit Eselon I terhadap layanan perencanaan, anggaran, perwilayahan, evaluasi dan pelaporan sesuai siklus perencanaan (skala likert 1-5)
3 3 100
Pada akhir tahun 2016, Biro Perencanaan menyusun kuesioner untuk
mengukur tingkat kepuasan terhadap layanan Biro Perencanaan. Kuesioner tersebut
disebar ke seluruh stakeholder lingkup Eselon I Kementan, untuk mengetahui
bagaimana respon dan tanggapan seluruh stakeholder terkait terhadap layanan yang
diberikan oleh Biro Perencanaan selama ini. Isian kuesioner dari seluruh stakeholder
selanjutnya direkapitulasi dan diolah dengan metode penghitungan average.
Gambar 7. Rekapitulasi Kuesioner Kepuasan Stakeholder Terhadap Layanan Biro Perencanaan 2016
Responden 1 2 3 4 5 6 7 8 BAG�PKP 1 2 3 4 5 6 7 BAG�PW 1 2 3 4 5 6 7 BAG�PA 1 2 3 4 5 6 7 BAG�EP1 4 4 4 4 4 4 4 4 32 3 3 3 2 2 2 2 17 3 3 4 4 4 4 3 25 3 3 4 4 4 4 3 252 4 4 4 4 4 4 4 4 32 3 3 3 3 3 3 4 22 4 4 4 4 4 4 4 28 4 4 4 4 4 4 4 283 4 4 4 4 4 4 4 4 32 4 4 4 4 4 4 4 28 4 4 4 4 4 4 4 28 4 4 4 4 4 4 4 284 3 3 3 3 2 3 3 3 23 3 3 3 3 3 3 3 21 4 4 3 3 3 4 21 3 3 3 3 3 3 3 215 4 4 4 4 4 5 5 4 34 4 4 5 4 3 3 4 27 3 3 4 4 4 5 4 27 4 4 4 4 4 4 4 286 3 3 4 3 4 4 4 4 29 3 3 3 3 5 5 3 25 3 3 3 4 3 3 3 22 3 3 3 3 3 3 3 217 4 3 3 4 5 3 4 5 31 3 3 4 3 3 4 5 25 4 4 4 3 4 4 5 28 4 4 3 4 4 3 4 268 3 3 3 3 3 3 3 4 25 3 3 3 3 3 3 4 22 3 3 3 3 4 4 4 24 3 3 3 3 3 3 3 219 3 3 3 3 4 4 4 4 28 3 3 3 3 3 3 4 22 4 4 4 4 4 4 4 28 4 4 4 4 3 3 4 2610 3 3 3 3 3 3 3 4 25 3 3 4 3 3 3 3 22 3 4 4 3 3 3 20 3 3 3 4 3 3 3 2211 4 4 3 4 5 4 5 5 34 4 4 4 4 4 4 4 28 5 5 4 4 4 4 5 31 3 3 3 4 4 4 5 2612 4 4 4 4 4 3 4 27 3 3 3 4 4 3 4 24 3 3 3 3 4 4 20 4 4 4 3 3 4 4 2613 4 4 3 4 3 3 3 2 26 3 3 2 3 3 3 3 20 4 4 3 4 3 4 4 26 4 4 4 4 4 4 4 2814 4 4 4 4 4 4 4 5 33 4 4 3 4 4 4 4 27 4 4 4 4 4 4 5 29 4 4 4 4 4 4 5 2915 3 5 4 4 3 3 3 5 30 4 3 3 3 3 3 5 24 5 5 5 5 4 4 5 33 5 5 5 5 4 4 5 3316 4 4 4 4 2 4 2 4 28 0 4 4 4 4 3 4 4 27 4 4 4 4 3 3 4 2617 3 2 3 3 4 4 3 3 25 3 2 2 3 2 3 3 18 3 4 4 4 2 3 3 23 4 4 4 4 4 3 3 2618 2 4 4 3 3 3 2 3 24 3 4 3 3 3 3 4 23 3 4 4 4 3 3 4 25 4 4 3 4 3 4 2219 3 4 3 3 3 3 3 3 25 3 3 3 3 3 3 3 21 3 3 3 3 3 3 3 21 3 3 3 3 3 3 3 2120 3 3 3 3 3 3 3 21 0 3 4 4 4 4 4 4 27 4 4 4 4 3 3 4 2621 3 3 3 3 3 3 3 2 23 4 4 3 3 3 4 4 25 4 3 3 3 3 3 3 2222 3 3 3 3 3 3 3 4 25 3 3 3 3 3 3 4 22 3 3 3 3 3 4 4 23 3 3 3 3 3 3 3 2123 3 3 2 2 2 1 1 4 18 1 2 3 1 4 11 3 3 3 3 2 1 4 19 2 2 3 3 2 2 4 1824 2 3 4 4 4 4 2125 4 4 3 3 3 3 4 4 28 4 3 4 4 4 4 4 27 4 4 4 4 4 4 4 28 4 4 4 4 4 4 4 2826 3 4 2 3 3 3 3 3 24 2 2 3 3 3 3 3 19 4 4 4 4 3 3 3 25 4 4 4 4 4 4 4 28
3 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4
Sumber : Data Primer, diolah
Laporan Kinerja Biro Perencanaan Tahun 201634 Laporan�Kinerja�Biro�Perencanaan�Tahun�2016�� � 34�� �
Berdasarkan Gambar 8 diatas, capaian nilai kinerja Biro Perencanaan pada
tahun 2016 adalah sebesar 89,40 atau termasuk kedalam kategori baik.
Persentase capaian kinerja anggaran Biro Perencanaan tahun 2016
berdasarkan aplikasi monev kinerja anggaran PMK 249/2011 diatas, secara singkat
dapat dijelaskan sebagai berikut :
1. Persentase capaian kinerja dalam hal penyerapan anggaran adalah 90,68%.
2. Persentase capaian kinerja dalam hal konsistensi atas Rencana Penarikan Dana
(RPD) Awal adalah 88,76%.
3. Persentase capaian kinerja dalam hal konsistensi atas Rencana Penarikan Dana
(RPD) Revisi adalah 88,68%.
4. Persentase capaian kinerja dalam hal pencapaian keluaran adalah 100,00%.
5. Persentase capaian kinerja dalam hal efisiensi adalah 9,32%.
Selanjutnya untuk analisis efisiensi sumberdaya anggaran berdasarkan PMK
249/2011 maka dilakukan penghitungan nilai efisiensi anggaran dengan
menggunakan rumus penghitungan sebagaimana berikut :
NE = 50% + (E/20 x 50)
Dimana :
NE = Nilai Efisiensi
E = Efisiensi
Persentase capaian kinerja Biro Perencanaan tahun 2016 dalam hal efisiensi adalah
mencapai 9,32%. Maka penghitungan koefisien Nilai Efisiensinya adalah :
NE = 50% + (9,32%/20 x 50)
= 0,5 + (0,00466 x 50)
= 0,5 + 0,233
= 0,733 atau 73,3%
Berdasarkan penghitungan tersebut, koefisien nilai efisiensi sumberdaya anggaran
Biro Perencanaan pada tahun 2016 adalah 73,3% atau cukup berhasil.
* Catatan :
Rumus nilai efisiensi diperoleh dengan asumsi bahwa nilai minimal yang dicapai K/L dalam formula efisiensi sebesar -20% dan nilai maksimalnya sebesar 20%. Oleh karena itu, perlu dilakukan transformasi skala efisiensi agar diperoleh range nilai yang berkisar 0% sampai dengan 100%.
Laporan�Kinerja�Biro�Perencanaan�Tahun�2016�� � 33�� �
3) Bagian Anggaran, dengan pagu anggaran sebesar Rp. 19.874.630.000,-
dengan realisasi anggaran Rp. 18.815.262.216,- (94,67%); dan
4) Bagian Evaluasi dan Pelaporan, dengan pagu anggaran sebesar Rp.
11.630.720.000,- dengan realisasi Rp. 10.484.227.761,- (90,14%)
Apabila dibandingkan dengan Tahun 2015, dimana alokasi anggaran sebesar
Rp 59.587.600.000,- dengan realisasi sampai dengan posisi 31 Desember 2015
mencapai sebesar Rp 56.587.600.000,- (95,21%), maka kinerja realisasi keuangan
Tahun 2016 mengalami penurunan. Namun demikian apabila dilakukan
penambahan dari "BLOKIR", maka realisasi anggaran mencapai
Rp. 49.527.542.159,- (96,68%), sehingga kinerja realisasi keuangan menjadikan
Tahun 2016 mengalami kenaikan dari tahun sebelumnya.
3.4. Analisis Efisiensi Pemanfaatan Sumberdaya Anggaran
Capaian realisasi anggaran Kementerian Pertanian pada tahun 2016 tersebut, jika
dikaitkan dengan analisis efisiensi sumberdaya anggaran, yang mengacu
kepada Peraturan Menteri Keuangan Nomor 249 Tahun 2011 Tentang Pengukuran
dan Evaluasi Kinerja Atas Pelaksanaan Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian
Negara/Lembaga (PMK 249/2011), Capaian Kinerja Pelaksanaan Anggaran Biro
Perencanaan tahun 2016 dapat dilihat sebagaimana Gambar 8 berikut :
Gambar 8. Analisis Efisiensi Sumberdaya Anggaran Biro Perencanaan 2016 Berdasarkan Aplikasi Monev Kinerja Anggaran PMK 249/2011
Laporan Kinerja Biro Perencanaan Tahun 2016 35Laporan�Kinerja�Biro�Perencanaan�Tahun�2016�� � 34�� �
Berdasarkan Gambar 8 diatas, capaian nilai kinerja Biro Perencanaan pada
tahun 2016 adalah sebesar 89,40 atau termasuk kedalam kategori baik.
Persentase capaian kinerja anggaran Biro Perencanaan tahun 2016
berdasarkan aplikasi monev kinerja anggaran PMK 249/2011 diatas, secara singkat
dapat dijelaskan sebagai berikut :
1. Persentase capaian kinerja dalam hal penyerapan anggaran adalah 90,68%.
2. Persentase capaian kinerja dalam hal konsistensi atas Rencana Penarikan Dana
(RPD) Awal adalah 88,76%.
3. Persentase capaian kinerja dalam hal konsistensi atas Rencana Penarikan Dana
(RPD) Revisi adalah 88,68%.
4. Persentase capaian kinerja dalam hal pencapaian keluaran adalah 100,00%.
5. Persentase capaian kinerja dalam hal efisiensi adalah 9,32%.
Selanjutnya untuk analisis efisiensi sumberdaya anggaran berdasarkan PMK
249/2011 maka dilakukan penghitungan nilai efisiensi anggaran dengan
menggunakan rumus penghitungan sebagaimana berikut :
NE = 50% + (E/20 x 50)
Dimana :
NE = Nilai Efisiensi
E = Efisiensi
Persentase capaian kinerja Biro Perencanaan tahun 2016 dalam hal efisiensi adalah
mencapai 9,32%. Maka penghitungan koefisien Nilai Efisiensinya adalah :
NE = 50% + (9,32%/20 x 50)
= 0,5 + (0,00466 x 50)
= 0,5 + 0,233
= 0,733 atau 73,3%
Berdasarkan penghitungan tersebut, koefisien nilai efisiensi sumberdaya anggaran
Biro Perencanaan pada tahun 2016 adalah 73,3% atau cukup berhasil.
* Catatan :
Rumus nilai efisiensi diperoleh dengan asumsi bahwa nilai minimal yang dicapai K/L dalam formula efisiensi sebesar -20% dan nilai maksimalnya sebesar 20%. Oleh karena itu, perlu dilakukan transformasi skala efisiensi agar diperoleh range nilai yang berkisar 0% sampai dengan 100%.
Laporan�Kinerja�Biro�Perencanaan�Tahun�2016�� � 33�� �
3) Bagian Anggaran, dengan pagu anggaran sebesar Rp. 19.874.630.000,-
dengan realisasi anggaran Rp. 18.815.262.216,- (94,67%); dan
4) Bagian Evaluasi dan Pelaporan, dengan pagu anggaran sebesar Rp.
11.630.720.000,- dengan realisasi Rp. 10.484.227.761,- (90,14%)
Apabila dibandingkan dengan Tahun 2015, dimana alokasi anggaran sebesar
Rp 59.587.600.000,- dengan realisasi sampai dengan posisi 31 Desember 2015
mencapai sebesar Rp 56.587.600.000,- (95,21%), maka kinerja realisasi keuangan
Tahun 2016 mengalami penurunan. Namun demikian apabila dilakukan
penambahan dari "BLOKIR", maka realisasi anggaran mencapai
Rp. 49.527.542.159,- (96,68%), sehingga kinerja realisasi keuangan menjadikan
Tahun 2016 mengalami kenaikan dari tahun sebelumnya.
3.4. Analisis Efisiensi Pemanfaatan Sumberdaya Anggaran
Capaian realisasi anggaran Kementerian Pertanian pada tahun 2016 tersebut, jika
dikaitkan dengan analisis efisiensi sumberdaya anggaran, yang mengacu
kepada Peraturan Menteri Keuangan Nomor 249 Tahun 2011 Tentang Pengukuran
dan Evaluasi Kinerja Atas Pelaksanaan Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian
Negara/Lembaga (PMK 249/2011), Capaian Kinerja Pelaksanaan Anggaran Biro
Perencanaan tahun 2016 dapat dilihat sebagaimana Gambar 8 berikut :
Gambar 8. Analisis Efisiensi Sumberdaya Anggaran Biro Perencanaan 2016 Berdasarkan Aplikasi Monev Kinerja Anggaran PMK 249/2011
Laporan Kinerja Biro Perencanaan Tahun 201636 Laporan�Kinerja�Biro�Perencanaan�Tahun�2016�� � 36�� �
BAB V PENUTUP
Dari hasil analisis terhadap capaian kinerja Biro Perencanaan Tahun 2016,
beberapa hal yang dapat disimpulkan antara lain bahwa dari beberapa indikator
kinerja, target yang ditetapkan sudah dapat dicapai seluruhnya, dengan rata-rata
pencapaian mencapai 96,27% ini menggambarkan bahwa kinerja Tahun 2016
menunjukan hasil kinerja Biro Perencanaan dapat dikatakan berhasil. Alokasi
anggaran yang tersedia untuk mendukung kelancaran pelaksanaan di Biro
Perencanaan adalah sebesar Rp 59.587.600.000,- dengan realisasi sampai dengan
posisi 31 Desember 2015 mencapai sebesar Rp 56.587.600.000,- (95,21%), maka
kinerja realisasi keuangan Tahun 2016 mengalami penurunan. Namun demikian
apabila dilakukan penambahan dari "BLOKIR", maka realisasi anggaran mencapai
Rp. 49.527.542.159,- (96,68%), sehingga kinerja realisasi keuangan menjadikan
Tahun 2016 mengalami kenaikan dari tahun sebelumnya.
Dari hasil analisis efisiensi pemanfaatan sumberdaya anggaran,
berdasarkan aplikasi monev kinerja anggaran PMK 249/2011, nilai efisiensi Biro
Perencanaan mencapai 73,3% atau cukup berhasil, dengan nilai kinerja mencapai
89,40% yang termasuk kedalam kategori baik.
Memperhatikan kendala yang dihadapi dan rekomendasi sebagaimana
diuraikan pada Bab III, serta dalam rangka meningkatkan capaian kinerja Biro
Perencanaan Tahun 2016, rencana tindak lanjut yang akan dilakukan antara lain
mengembangkan dan menyempurnakan Sistem SAKIP Berbasis Elektronik yang
terintegrasi untuk perencanaan kebijakan program kegiatan maupun dalam
pemantauan pelaporan dan evaluasinya yang melibatkan seluruh unit kerja lingkup
Kementerian Pertanian.
< oo0oo >
Laporan�Kinerja�Biro�Perencanaan�Tahun�2016�� � 35�� �
4.5. Permasalahan
Meskipun capaian Indikator Kinerja sudah banyak yang telah memenuhi
target yang ditetapkan, namun masih terdapat beberapa kendala yang dihadapi,
diantaranya :
1. Belum terbangunnya sistem SAKIP berbasis elektronik yang komprehensif dan
terintegrasi di lingkup Kementerian Pertanian, mulai dari perencanaan kinerja,
pengelolaan data kinerja, pengukuran kinerja, evaluasi kinerja dan capaian
kinerja. Website SAKIP Kementerian Pertanian yang ada saat ini masih memiliki
keterbatasan.
2. Dalam pelaksanaan fungsi koordinasi anggaran, kebijakan dan program, kinerja
Biro Perencanaan sangat tergantung koordinasi dengan seluruh unit kerja lain di
lingkup Sekretariat Jenderal ataupun lingkup Kementerian Pertanian. Namun
demikian dalam pelaksanaannya koordinasi ini masih belum seperti yang
diharapkan.
4.6. Rekomendasi
Memperhatikan capaian dan kendala yang dihadapi saat ini, rekomendasi
untuk perbaikan ke depan agar dilakukan antara lain :
1. Pengembangan lebih lanjut website SAKIP Kementerian Pertanian, menjadi
suatu sistem SAKIP Kementerian Pertanian berbasis elektronik terintegrasi.
2. Lebih meningkatkan koordinasi dengan unit kerja lainnya di lingkup
Sekretariat Jenderal maupun di lingkup Kementerian Pertanian.
Laporan Kinerja Biro Perencanaan Tahun 2016 37Laporan�Kinerja�Biro�Perencanaan�Tahun�2016�� � 36�� �
BAB V PENUTUP
Dari hasil analisis terhadap capaian kinerja Biro Perencanaan Tahun 2016,
beberapa hal yang dapat disimpulkan antara lain bahwa dari beberapa indikator
kinerja, target yang ditetapkan sudah dapat dicapai seluruhnya, dengan rata-rata
pencapaian mencapai 96,27% ini menggambarkan bahwa kinerja Tahun 2016
menunjukan hasil kinerja Biro Perencanaan dapat dikatakan berhasil. Alokasi
anggaran yang tersedia untuk mendukung kelancaran pelaksanaan di Biro
Perencanaan adalah sebesar Rp 59.587.600.000,- dengan realisasi sampai dengan
posisi 31 Desember 2015 mencapai sebesar Rp 56.587.600.000,- (95,21%), maka
kinerja realisasi keuangan Tahun 2016 mengalami penurunan. Namun demikian
apabila dilakukan penambahan dari "BLOKIR", maka realisasi anggaran mencapai
Rp. 49.527.542.159,- (96,68%), sehingga kinerja realisasi keuangan menjadikan
Tahun 2016 mengalami kenaikan dari tahun sebelumnya.
Dari hasil analisis efisiensi pemanfaatan sumberdaya anggaran,
berdasarkan aplikasi monev kinerja anggaran PMK 249/2011, nilai efisiensi Biro
Perencanaan mencapai 73,3% atau cukup berhasil, dengan nilai kinerja mencapai
89,40% yang termasuk kedalam kategori baik.
Memperhatikan kendala yang dihadapi dan rekomendasi sebagaimana
diuraikan pada Bab III, serta dalam rangka meningkatkan capaian kinerja Biro
Perencanaan Tahun 2016, rencana tindak lanjut yang akan dilakukan antara lain
mengembangkan dan menyempurnakan Sistem SAKIP Berbasis Elektronik yang
terintegrasi untuk perencanaan kebijakan program kegiatan maupun dalam
pemantauan pelaporan dan evaluasinya yang melibatkan seluruh unit kerja lingkup
Kementerian Pertanian.
< oo0oo >
Laporan�Kinerja�Biro�Perencanaan�Tahun�2016�� � 35�� �
4.5. Permasalahan
Meskipun capaian Indikator Kinerja sudah banyak yang telah memenuhi
target yang ditetapkan, namun masih terdapat beberapa kendala yang dihadapi,
diantaranya :
1. Belum terbangunnya sistem SAKIP berbasis elektronik yang komprehensif dan
terintegrasi di lingkup Kementerian Pertanian, mulai dari perencanaan kinerja,
pengelolaan data kinerja, pengukuran kinerja, evaluasi kinerja dan capaian
kinerja. Website SAKIP Kementerian Pertanian yang ada saat ini masih memiliki
keterbatasan.
2. Dalam pelaksanaan fungsi koordinasi anggaran, kebijakan dan program, kinerja
Biro Perencanaan sangat tergantung koordinasi dengan seluruh unit kerja lain di
lingkup Sekretariat Jenderal ataupun lingkup Kementerian Pertanian. Namun
demikian dalam pelaksanaannya koordinasi ini masih belum seperti yang
diharapkan.
4.6. Rekomendasi
Memperhatikan capaian dan kendala yang dihadapi saat ini, rekomendasi
untuk perbaikan ke depan agar dilakukan antara lain :
1. Pengembangan lebih lanjut website SAKIP Kementerian Pertanian, menjadi
suatu sistem SAKIP Kementerian Pertanian berbasis elektronik terintegrasi.
2. Lebih meningkatkan koordinasi dengan unit kerja lainnya di lingkup
Sekretariat Jenderal maupun di lingkup Kementerian Pertanian.
Laporan Kinerja Biro Perencanaan Tahun 201638
KATA PENGANTAR
Laporan kinerja merupakan bentuk akuntabilitas dari pelaksanaan tugas dan fungsi
yang dipercayakan kepada setiap instansi pemerintah atas penggunaan anggaran
yang dikelola. Penyusunan laporan kinerja bertujuan untuk memberikan informasi
kinerja yang terukur kepada pemberi mandat atas kinerja yang telah dan seharusnya
dicapai serta sebagai upaya perbaikan berkesinambungan bagi instansi pemerintah
untuk meningkatkan kinerjanya.
Laporan Kinerja Biro Perencanaan Tahun 2016 disusun dengan mengacu kepada
Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dan Peraturan Menteri Pendayagunaan
Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk
Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu atas Laporan
Kinerja Instansi Pemerintah.
Secara umum materi yang termuat dalam laporan ini memberikan penjelasan
mengenai pencapaian kinerja Biro Perencanaan selama Tahun 2016. Capaian kinerja
Tahun 2016 tersebut diperbandingkan dengan Perjanjian Kinerja (PK) Tahun 2016
sebagai tolak ukur keberhasilan pencapaian kinerja Biro Perencanaan. Analisis atas
capaian kinerja terhadap target kinerja ini akan digunakan sebagai umpan balik
perbaikan dan peningkatan kinerja Biro Perencanaan secara berkelanjutan.
Jakarta, Januari 2017 Kepala Biro Perencanaan,
NIP. 19640521 199003 1 001Dr. Ir. Kasdi Subagyono, M.Sc
Laporan Kinerja Biro Perencanaan Tahun 2016 i
KATA PENGANTAR
Laporan kinerja merupakan bentuk akuntabilitas dari pelaksanaan tugas dan fungsi
yang dipercayakan kepada setiap instansi pemerintah atas penggunaan anggaran
yang dikelola. Penyusunan laporan kinerja bertujuan untuk memberikan informasi
kinerja yang terukur kepada pemberi mandat atas kinerja yang telah dan seharusnya
dicapai serta sebagai upaya perbaikan berkesinambungan bagi instansi pemerintah
untuk meningkatkan kinerjanya.
Laporan Kinerja Biro Perencanaan Tahun 2016 disusun dengan mengacu kepada
Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dan Peraturan Menteri Pendayagunaan
Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk
Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu atas Laporan
Kinerja Instansi Pemerintah.
Secara umum materi yang termuat dalam laporan ini memberikan penjelasan
mengenai pencapaian kinerja Biro Perencanaan selama Tahun 2016. Capaian kinerja
Tahun 2016 tersebut diperbandingkan dengan Perjanjian Kinerja (PK) Tahun 2016
sebagai tolak ukur keberhasilan pencapaian kinerja Biro Perencanaan. Analisis atas
capaian kinerja terhadap target kinerja ini akan digunakan sebagai umpan balik
perbaikan dan peningkatan kinerja Biro Perencanaan secara berkelanjutan.
Jakarta, Januari 2017 Kepala Biro Perencanaan,
NIP. 19640521 199003 1 001Dr. Ir. Kasdi Subagyono, M.Sc
Laporan Kinerja Biro Perencanaan Tahun 2016ii
RINGKASAN EKSEKUTIF
Laporan Kinerja Biro Perencanaan Tahun 2016 merupakan wujud akuntabilitas pencapaian kinerja dari pelaksanaan Rencana Strategis Biro Perencanaan Tahun 2015-2019 dan Rencana Kinerja Tahunan 2016 yang telah ditetapkan melalui Penetapan Kinerja Tahun 2016. Penyusunan Laporan Kinerja Biro Perencanaan Tahun 2015 ini pada hakekatnya merupakan kewajiban dan upaya untuk memberikan penjelasan mengenai akuntabilitas kinerja yang telah dilakukan selama tahun 2015.
Laporan Kinerja Biro Perencanaan Tahun 2016 disusun dengan mengacu pada Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah, sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor: 53 Tahun 2014. Laporan ini memuat pencapaian kinerja pelaksanaan program/kegiatan sesuai dengan tugas dan fungsi Biro Perencanaan serta Rencana Strategis Biro Perencanaan Tahun 2015-2019. Pada Laporan Kinerja Biro Perencanaan ini dijelaskan upaya pertanggungjawaban keberhasilan maupun kegagalan dalam pelaksanaan program/kegiatan Biro Perencanaan pada tahun 2016.
Dalam upaya merealisasikan good governance, Biro Perencanaan telah melaksanakan berbagai kegiatan, dalam rangka mencapai tujuan dan sasaran, untuk mewujudkan visi dan misi yang telah dituangkan dalam Rencana Strategis BiroPerencanaan Tahun 2015-2019.
Visi Biro Perencanaan adalah Terwujudnya sistem perencanaan yang berkualitas dan handal guna mendukung pencapaian target pembangunan pertanian. Untuk mewujudkan visi tersebut diatas, Misi yang harus dilaksanakan adalah: (1) Mengkoordinasikan penyusunan rumusan kebijakan, program, anggaran dan perencanaan wilayah; (2) Mengkoordinasikan pemantauan, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan program dan kegiatan pembangunan pertanian; serta (3) Mendorong terwujudnya sistem perencanaan pertanian berbasis kawasan dan pertanian terpadu berkelanjutan.
Sesuai dengan visi dan misi Biro Perencanaan, maka tujuan yang akan dilaksanakan adalah menyelenggarakan manajemen pembangunan pertanian sejalan dengan prinsip-prinsip tata kelola, tata penyelenggaraan, dan tata kewenangan untuk mewujudkan Biro Perencanaan sebagai organisasi yang efektif, efisien, dan akuntabel. Tujuan umum Biro Perencanaan tersebut akan diselenggarakan melalui: (1) Penyusunan rumusan kebijakan, program dan perencanaan wilayah pembangunan pertanian yang selaras dengan perencanaan pembangunan nasional;
Laporan Kinerja Biro Perencanaan Tahun 2016 iii
RINGKASAN EKSEKUTIF
Laporan Kinerja Biro Perencanaan Tahun 2016 merupakan wujud akuntabilitas pencapaian kinerja dari pelaksanaan Rencana Strategis Biro Perencanaan Tahun 2015-2019 dan Rencana Kinerja Tahunan 2016 yang telah ditetapkan melalui Penetapan Kinerja Tahun 2016. Penyusunan Laporan Kinerja Biro Perencanaan Tahun 2015 ini pada hakekatnya merupakan kewajiban dan upaya untuk memberikan penjelasan mengenai akuntabilitas kinerja yang telah dilakukan selama tahun 2015.
Laporan Kinerja Biro Perencanaan Tahun 2016 disusun dengan mengacu pada Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah, sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor: 53 Tahun 2014. Laporan ini memuat pencapaian kinerja pelaksanaan program/kegiatan sesuai dengan tugas dan fungsi Biro Perencanaan serta Rencana Strategis Biro Perencanaan Tahun 2015-2019. Pada Laporan Kinerja Biro Perencanaan ini dijelaskan upaya pertanggungjawaban keberhasilan maupun kegagalan dalam pelaksanaan program/kegiatan Biro Perencanaan pada tahun 2016.
Dalam upaya merealisasikan good governance, Biro Perencanaan telah melaksanakan berbagai kegiatan, dalam rangka mencapai tujuan dan sasaran, untuk mewujudkan visi dan misi yang telah dituangkan dalam Rencana Strategis BiroPerencanaan Tahun 2015-2019.
Visi Biro Perencanaan adalah Terwujudnya sistem perencanaan yang berkualitas dan handal guna mendukung pencapaian target pembangunan pertanian. Untuk mewujudkan visi tersebut diatas, Misi yang harus dilaksanakan adalah: (1) Mengkoordinasikan penyusunan rumusan kebijakan, program, anggaran dan perencanaan wilayah; (2) Mengkoordinasikan pemantauan, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan program dan kegiatan pembangunan pertanian; serta (3) Mendorong terwujudnya sistem perencanaan pertanian berbasis kawasan dan pertanian terpadu berkelanjutan.
Sesuai dengan visi dan misi Biro Perencanaan, maka tujuan yang akan dilaksanakan adalah menyelenggarakan manajemen pembangunan pertanian sejalan dengan prinsip-prinsip tata kelola, tata penyelenggaraan, dan tata kewenangan untuk mewujudkan Biro Perencanaan sebagai organisasi yang efektif, efisien, dan akuntabel. Tujuan umum Biro Perencanaan tersebut akan diselenggarakan melalui: (1) Penyusunan rumusan kebijakan, program dan perencanaan wilayah pembangunan pertanian yang selaras dengan perencanaan pembangunan nasional;
Laporan Kinerja Biro Perencanaan Tahun 2016iv
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................. i
RINGKASAN EKSEKUTIF ........................................................................ iii
DAFTAR ISI ............................................................................................ v
I. PENDAHULUAN............................................................................... 11.1 Latar Belakang........................................................................... 11.2 Maksud dan Tujuan ................................................................... 31.3 Struktur Organisasi..................................................................... 41.4 Tugas dan Fungsi Biro Perencanaan............................................. 51.5 Sumberdaya Manusia Biro Perencanaan ....................................... 91.6 Dukungan Anggaran................................................................... 11
II. PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA ................................. 132.1 Perencanaan.............................................................................. 13
2.1.1. Visi dan Misi .................................................................... 132.1.2. Tujuan dan Sasaran .......................................................... 142.1.3. Arah dan Kebijakan........................................................... 152.1.4. Strategi ......................................................................... .. 15
2.2. Perjanjian Kinerja Tahun 2016................................................... . 16
III. ANALISIS KINERJA BIRO PERENCANAAN 2016 ........................... 193.1 Metode Pengukuran Kinerja ........................................................ 193.2 Pencapaian Kinerja..................................................................... 193.3 Evaluasi dan Analisis Kinerja ....................................................... 22
3.3.1 AKIP Sekretariat Jenderal .................................................. 223.3.2 Nilai Penguatan Akuntabilitas Kinerja Kementan .................. 263.3.3 Tingkat Kepuasan Unit Eselon I Terhadap Layanan
Perencanaan, Anggaran, Perwilayahan, Evaluasidan Pelaporan Sesuai Siklus Perencanaan........................... 31
3.4 Pengelolaan Keuangan ............................................................... 333.5 Analisis Efisiensi Pemanfaatan Sumberdaya Anggaran .................. 343.6 Permasalahan ............................................................................ 363.7 Rekomendasi ............................................................................. 36
IV. PENUTUP ........................................................................................ 37LAMPIRAN
(2) Penyusunan anggaran Kementerian Pertanian dengan menerapkan asas disiplin anggaran; (3) Pemantauan dan mengevaluasi pelaksanaan kegiatan pembangunan pertanian agar sejalan dengan pencapaian target yang telah ditetapkan; serta (4) Menyediakan data dan analisis yang mendukung perencanaan pembangunan pertanian, menyusun laporan kinerja dan menyiapkan bahan laporan pimpinan Kementerian Pertanian untuk memenuhi kebutuhan audit kinerja birokrasi.
Sasaran Biro Perencanaan adalah: (1) Meningkatnya kualitas penyusunan dokumen rumusan kebijakan, program dan wilayah; (2) Meningkatnya kualitas penyusunan dokumen anggaran; (3) Meningkatnya kualitas pelaksanaan dan penyediaan dokumen pemantauan dan evaluasi; serta (4) Meningkatnya kualitas dan penyusunan dokumen kinerja Kementerian Pertanian.
Dalam dokumen Penetapan Kinerja (PK) Biro Perencanaan Tahun 2016 menetapkan 1 sasaran kegiatan dengan 3 indikator kinerja. Sasaran kegiatan yang dimaksud adalah Dokumen perencanaan, anggaran, perwilayahan, evaluasi dan pelaporan Kementerian Pertanian yang berkualitas baik, dengan 3 (tiga) indikator kinerja, antara lain: (1) Nilai AKIP Sekretariat Jenderal dengan target nilai 76; (2) Nilai Penguatan Akuntabilitas Kinerja Kementan dengan target nilai 3; serta (3) Tingkat Kepuasan Unit Eselon I terhadap layanan perencanaan, anggaran, perwilayahan, evaluasi dan pelaporan sesuai siklus perencanaan (skala likert 1-5) dengan target nilai 3.
Secara umum pencapaian sasaran strategis yang telah ditetapkan dalam tahun 2016telah sesuai dengan target yang telah ditetapkan. Pencapaian indikator kinerja Biro Perencaaan Tahun 2016 dengan kriteria berhasil pada semua indikator kinerja sasaran kegiatan.
Pada tahun 2015, Biro Perencanaan mendapatkan total alokasi anggaran sebesar 51.228.518.000,- yang bersumber dari Anggaran Pembangunan Belanja Negara (APBN) dengan realisasi anggaran mencapai Rp 46.527.542.159,- atau 90,82%(tanpa memperhitungkan pagu blokir) dan Rp 49.527.542.159 atau 96,68% (dengan memperhitungkan pagu blokir).
Biro Perencanaan akan senantiasa berupaya dan bekerja lebih keras lagi, serta menyempurnakan kebijakan yang ada untuk lebih mengoptimalkan pencapaian sasaran kegiatan, sehingga diharapkan di masa yang akan datang capaian semua sasaran kegiatan dapat lebih optimal. Melalui Laporan Kinerja Biro Perencanaan Tahun 2016 ini diharapkan dapat menjadi bahan perbaikan kinerja kegiatan untuk tahun selanjutnya.
Laporan Kinerja Biro Perencanaan Tahun 2016 v
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................. i
RINGKASAN EKSEKUTIF ........................................................................ iii
DAFTAR ISI ............................................................................................ v
I. PENDAHULUAN............................................................................... 11.1 Latar Belakang........................................................................... 11.2 Maksud dan Tujuan ................................................................... 31.3 Struktur Organisasi..................................................................... 41.4 Tugas dan Fungsi Biro Perencanaan............................................. 51.5 Sumberdaya Manusia Biro Perencanaan ....................................... 91.6 Dukungan Anggaran................................................................... 11
II. PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA ................................. 132.1 Perencanaan.............................................................................. 13
2.1.1. Visi dan Misi .................................................................... 132.1.2. Tujuan dan Sasaran .......................................................... 142.1.3. Arah dan Kebijakan........................................................... 152.1.4. Strategi ......................................................................... .. 15
2.2. Perjanjian Kinerja Tahun 2016................................................... . 16
III. ANALISIS KINERJA BIRO PERENCANAAN 2016 ........................... 193.1 Metode Pengukuran Kinerja ........................................................ 193.2 Pencapaian Kinerja..................................................................... 193.3 Evaluasi dan Analisis Kinerja ....................................................... 22
3.3.1 AKIP Sekretariat Jenderal .................................................. 223.3.2 Nilai Penguatan Akuntabilitas Kinerja Kementan .................. 263.3.3 Tingkat Kepuasan Unit Eselon I Terhadap Layanan
Perencanaan, Anggaran, Perwilayahan, Evaluasidan Pelaporan Sesuai Siklus Perencanaan........................... 31
3.4 Pengelolaan Keuangan ............................................................... 333.5 Analisis Efisiensi Pemanfaatan Sumberdaya Anggaran .................. 343.6 Permasalahan ............................................................................ 363.7 Rekomendasi ............................................................................. 36
IV. PENUTUP ........................................................................................ 37LAMPIRAN
(2) Penyusunan anggaran Kementerian Pertanian dengan menerapkan asas disiplin anggaran; (3) Pemantauan dan mengevaluasi pelaksanaan kegiatan pembangunan pertanian agar sejalan dengan pencapaian target yang telah ditetapkan; serta (4) Menyediakan data dan analisis yang mendukung perencanaan pembangunan pertanian, menyusun laporan kinerja dan menyiapkan bahan laporan pimpinan Kementerian Pertanian untuk memenuhi kebutuhan audit kinerja birokrasi.
Sasaran Biro Perencanaan adalah: (1) Meningkatnya kualitas penyusunan dokumen rumusan kebijakan, program dan wilayah; (2) Meningkatnya kualitas penyusunan dokumen anggaran; (3) Meningkatnya kualitas pelaksanaan dan penyediaan dokumen pemantauan dan evaluasi; serta (4) Meningkatnya kualitas dan penyusunan dokumen kinerja Kementerian Pertanian.
Dalam dokumen Penetapan Kinerja (PK) Biro Perencanaan Tahun 2016 menetapkan 1 sasaran kegiatan dengan 3 indikator kinerja. Sasaran kegiatan yang dimaksud adalah Dokumen perencanaan, anggaran, perwilayahan, evaluasi dan pelaporan Kementerian Pertanian yang berkualitas baik, dengan 3 (tiga) indikator kinerja, antara lain: (1) Nilai AKIP Sekretariat Jenderal dengan target nilai 76; (2) Nilai Penguatan Akuntabilitas Kinerja Kementan dengan target nilai 3; serta (3) Tingkat Kepuasan Unit Eselon I terhadap layanan perencanaan, anggaran, perwilayahan, evaluasi dan pelaporan sesuai siklus perencanaan (skala likert 1-5) dengan target nilai 3.
Secara umum pencapaian sasaran strategis yang telah ditetapkan dalam tahun 2016telah sesuai dengan target yang telah ditetapkan. Pencapaian indikator kinerja Biro Perencaaan Tahun 2016 dengan kriteria berhasil pada semua indikator kinerja sasaran kegiatan.
Pada tahun 2015, Biro Perencanaan mendapatkan total alokasi anggaran sebesar 51.228.518.000,- yang bersumber dari Anggaran Pembangunan Belanja Negara (APBN) dengan realisasi anggaran mencapai Rp 46.527.542.159,- atau 90,82%(tanpa memperhitungkan pagu blokir) dan Rp 49.527.542.159 atau 96,68% (dengan memperhitungkan pagu blokir).
Biro Perencanaan akan senantiasa berupaya dan bekerja lebih keras lagi, serta menyempurnakan kebijakan yang ada untuk lebih mengoptimalkan pencapaian sasaran kegiatan, sehingga diharapkan di masa yang akan datang capaian semua sasaran kegiatan dapat lebih optimal. Melalui Laporan Kinerja Biro Perencanaan Tahun 2016 ini diharapkan dapat menjadi bahan perbaikan kinerja kegiatan untuk tahun selanjutnya.
Laporan Kinerja Biro Perencanaan Tahun 2016vi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.LHE Inspektorat Jenderal Atas Penilaian AKIP Sekretariat Jenderal ................................................................................... 24
Gambar 2.Analisis Fishbone Tidak Tercapainya Nilai AKIP Setjen .................. 25
Gambar 3.Hasil Evaluasi Sementara Paparan Exit Meeting Kementerian PAN dan RB Atas Evaluasi AKIP Kementerian Pertanian Tahun 2016...... 28
Gambar 4.Salinan Peraturan Menteri Pertanian Tentang Pengelolaan SAKIP ....................................................................................... 29
Gambar 5. Pengembangan Pengukuran Kinerja Kementan Berbasis Elektronik ................................................................................. 30
Gambar 6. Suasana Pemaparan Exit Meeting Evaluasi AKIP Kementan oleh Kementerian PAN dan RB, Tanggal 11 Oktober 2016 .................... 30
Gambar 7. Rekapitulasi Kepuasan Stakeholder Terhadap Layanan Biro Perencanaan Tahun 2016 .......................................................... 32
Gambar 8. Analisis Efisiensi Sumberdaya Anggaran Biro Perencanaan 2016 Berdasarkan Aplikasi Monev Kinerja Anggaran PMK 249/2011 ....... 34
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Rekapitulasi Sumberdaya Manusia Menurut Golongan, Pendidikan Akhir, dan Jenis Kelamin, Biro Perencanaan Tahun 2016 ................. 9
Tabel 2. Perjanjian Kinerja Biro Perencanaan (Awal) Tahun 2016.................. 17
Tabel 3. Perjanjian Kinerja Biro Perencanaan (Revisi) Tahun 2016 ............... 18
Tabel 4. Kriteria Capaian Berdasarkan Metode Scoring ................................ 19
Tabel 5. Capaian Indikator Biro Perencanaan Tahun 2016 ........................... 20
Tabel 6. Capaian Kinerja Nilai AKIP Sekretariat Jenderal Tahun 2015 ............ 23
Tabel 7. Rekomendasi Inspektorat Jenderal dan Tindak Lanjut .................... 26
Tabel 8. Capaian Kinerja Nilai Penguatan Akuntabilitas Kinerja Kementan Tahun 2016 ................................................................................ 27
Tabel 9. Capaian Kinerja Tingkat Kepuaan Unit Eselon I Terhadap Layanan Perencanaan, Anggaran, Perwilayahan, Evaluasi dan Pelaporan ...... 32
Tabel 10.Realisasi Anggaran Biro Perencanaan TA 2016 Sampai Dengan Tanggal 31 Desember 2016 Sesuai SPM ........................................ 33
Laporan Kinerja Biro Perencanaan Tahun 2016 vii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.LHE Inspektorat Jenderal Atas Penilaian AKIP Sekretariat Jenderal ................................................................................... 24
Gambar 2.Analisis Fishbone Tidak Tercapainya Nilai AKIP Setjen .................. 25
Gambar 3.Hasil Evaluasi Sementara Paparan Exit Meeting Kementerian PAN dan RB Atas Evaluasi AKIP Kementerian Pertanian Tahun 2016...... 28
Gambar 4.Salinan Peraturan Menteri Pertanian Tentang Pengelolaan SAKIP ....................................................................................... 29
Gambar 5. Pengembangan Pengukuran Kinerja Kementan Berbasis Elektronik ................................................................................. 30
Gambar 6. Suasana Pemaparan Exit Meeting Evaluasi AKIP Kementan oleh Kementerian PAN dan RB, Tanggal 11 Oktober 2016 .................... 30
Gambar 7. Rekapitulasi Kepuasan Stakeholder Terhadap Layanan Biro Perencanaan Tahun 2016 .......................................................... 32
Gambar 8. Analisis Efisiensi Sumberdaya Anggaran Biro Perencanaan 2016 Berdasarkan Aplikasi Monev Kinerja Anggaran PMK 249/2011 ....... 34
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Rekapitulasi Sumberdaya Manusia Menurut Golongan, Pendidikan Akhir, dan Jenis Kelamin, Biro Perencanaan Tahun 2016 ................. 9
Tabel 2. Perjanjian Kinerja Biro Perencanaan (Awal) Tahun 2016.................. 17
Tabel 3. Perjanjian Kinerja Biro Perencanaan (Revisi) Tahun 2016 ............... 18
Tabel 4. Kriteria Capaian Berdasarkan Metode Scoring ................................ 19
Tabel 5. Capaian Indikator Biro Perencanaan Tahun 2016 ........................... 20
Tabel 6. Capaian Kinerja Nilai AKIP Sekretariat Jenderal Tahun 2015 ............ 23
Tabel 7. Rekomendasi Inspektorat Jenderal dan Tindak Lanjut .................... 26
Tabel 8. Capaian Kinerja Nilai Penguatan Akuntabilitas Kinerja Kementan Tahun 2016 ................................................................................ 27
Tabel 9. Capaian Kinerja Tingkat Kepuaan Unit Eselon I Terhadap Layanan Perencanaan, Anggaran, Perwilayahan, Evaluasi dan Pelaporan ...... 32
Tabel 10.Realisasi Anggaran Biro Perencanaan TA 2016 Sampai Dengan Tanggal 31 Desember 2016 Sesuai SPM ........................................ 33
Laporan Kinerja Biro Perencanaan Tahun 2016viii