LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH
(LKjIP) DINAS PERTANIAN DAN PANGAN
TAHUN 2018
PEMERINTAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL DINAS PERTANIAN DAN PANGAN
TAHUN 2019
Laporan Kinerja
Dinas Pertanian dan Pangan Tahun 2018
ii
KATA PENGANTAR
Segala Puji bagi Allah, Tuhan Yang Maha Esa karena atas
Rahmat dan Karunia-Nya, Laporan Kinerja Dinas Pertanian dan
Pangan Tahun 2018 dapat diselesaikan untuk memenuhi
ketentuan Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang
Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP).
Kepemerintahan yang baik dan bersih (good and clean
governance) yang didukung manajemen kinerja yang akuntabel
sudah merupakan tekad pimpinan instansi pemerintah baik di
tingkat pusat maupun di daerah. Sejalan dengan era globalisasi
yang banyak membawa perubahan yang strategis, memberi
pengaruh kepada masyarakat yang semakin kritis dengan berbagai tuntutan, terutama
kepada para pengelola negara untuk menjalankan tugasnya secara bertanggung jawab,
bersih transparan, dan akuntabel.
Akuntabilitas kinerja merupakan instrumen untuk kegiatan kontrol terutama
dalam pencapaian hasil pada pelayanan publik. Dalam hubungan ini, diperlukan evaluasi
kinerja yang baik untuk mengetahui sejauh mana pencapaian hasil bisa optimal serta
cara-cara yang digunakan untuk mencapainya.
Akuntabilitas dalam bentuk laporan dapat mengekspresikan pencapaian tujuan
melalui pengelolaan sumber daya suatu organisasi karena pencapaian suatu tujuan
merupakan salah satu ukuran kinerja individu maupun unit organisasi yang akan terlihat
jelas pada pencapaian sasaran.
Tujuan dan sasaran tersebut dapat dilihat dalam rencana stratejik organisasi,
rencana kinerja, dan program kerja tahunan, dengan tetap berpegang pada Rencana
Strategis (Renstra) dan Rencana Kerja (Renja).
Laporan Kinerja Dinas Pertanian dan Pangan merupakan wujud
pertanggungjawaban pelaksanaan tugas pokok dan fungsi PD dalam pengelolaan sumber
daya dan kebijakan yang telah digariskan, dan kebijakan operasional dalam rangka
pencapaian tujuan Dinas Pertanian dan Pangan, yaitu Meningkatkan produksi tanaman
pangan, peternakan, hortikultura dan perkebunan; peningkatan ketahanan pangan;
menngkatkan nilai tambah produk pertanian, dan pengelolaan kualitas sumber daya
pertanian yang tertuang dalam dokumen perencanaan strategis PD Tahun 2016 - 2021.
Laporan kinerja ini juga sebagai umpan balik untuk melakukan perbaikan dalam
perencanaan, terutama sebagai input bagi pengelolaan dan penataan serta peningkatan
penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan, dan pelayanan prima kepada masyarakat.
Laporan ini diharapkan juga dapat dipergunakan sebagai salah satu bahan
evaluasi yang objektif atas penyelenggaraan pemerintahan oleh stakeholders yang berhak
dan berkepentingan dalam menilai kinerja dan pertanggungjawaban Kepala PD.
Wonosari, Februari 2019
KEPALA DINAS PERTANIAN DAN PANGAN,
Ttd.
Ir. BAMBANG WISNU BROTO
Laporan Kinerja
Dinas Pertanian dan Pangan Tahun 2018
iii
RINGKASAN EKSEKUTIF
Kinerja Dinas Pertanian dan Pangan Tahun 2018 merupakan bentuk
pertanggungjawaban atas pengelolaan sumberdaya sesuai dengan tugas pokok dan fungsi
sebagai konsekuensi pelaksanaan manajemen kinerja dalam rangka penyelenggaraan
pemerintahan.
LKjIP ini merupakan capaian kinerja (performance results) sesuai dengan rencana
kinerja (performance plan) yang merupakan penjabaran tahunan dari renstra Dinas
Pertanian dan Pangan tahun 2016 – 2021 yang telah ditetapkan dengan Peraturan Bupati
Gunungkidul Nomor 132 Tahun 2017 tentang Perubahan Atas Peraturan Bupati
Gunungkidul Nomor 34 Tahun 2016 tentang Rencana Strategis Perangkat Daerah Tahun
2016-2021
LKjIP ini disusun dengan melakukan analisis dan mengumpulkan bukti untuk
menjawab pertanyaan, sejauhmana sasaran pembangunan yang ditunjukkan dengan
keberhasilan pencapaian indikator kinerja utama (IKU) Dinas Pertanian dan Pangan yang
telah dicanangkan pada tahun 2018 telah berhasil dicapai.
Dari 8 (delapan) IKU PD tahun 2018, kinerja yang dicapai menunjukkan bahwa, 8
(delapan) IKU dapat tercapai dengan kategori sangat berhasil. Keberhasilan capaian IKU
PD Dinas Pertanian dan Pangan merupakan hasil dari upaya-upaya Dinas Pertanian dan
Pangan, juga berkat dukungan dan partisipasi seluruh komponen masyarakat baik swasta
maupun masyarakat pada umumnya yang berkepentingan secara integral dan sinergi
dalam memenuhi program-program Dinas Pertanian dan Pangan pada tahun 2018.
Beberapa indikator sasaran yang belum dapat memenuhi target kinerja, karena ada
beberapa hambatan kendala yang apabila tidak segera diantisipasi dapat berpengaruh
pada capaian sasaran yang akan datang.
Untuk mengoptimalkan capaian sasaran dan mengantisipasi perubahan yang akan
terjadi pada masa mendatang perlu ada langkah kebijakan teknis/operasional untuk
memantapkan kebijakan agar tujuan dapat terlaksana sehingga misi Dinas Pertanian dan
Pangan dapat dilaksanakan/dicapai sebagai upaya untuk mewujudkan tujuan yang telah
ditetapkan, yaitu :
1. Meningkatkan produksi tanaman pangan, peternakan, hortikultura dan
perkebunan
2. Peningkatan ketahanan pangan
3. Meningkatkan nilai tambah produk pertanian
4. Pengelolaan kualitas sumber daya pertanian
Laporan Kinerja
Dinas Pertanian dan Pangan Tahun 2018
iv
Adapun langkah-langkah kebijakan teknis/operasional yang diupayakan yaitu:
1. Peningkatan produksi tanaman padi, palawija, sayuran, buah-buahan,
tanaman hias, tanaman obat dan tanaman perkebunan.
2. Peningkatan populasi sapi potong, kambing dan ayam buras
3. Pengembangan lumbung cadangan pangan dan desa mandiri pangan
4. Distribusi dan harga bahan pangan.
5. Peningkatan nilai tambah produk pangan, peternakan, hortikultura dan
perkebunan.
6. Mewujudkan sentra agribisnis komoditas unggulan
7. Tersedianya akses permodalan bagi petani
8. Penumbuhan, pengembangan dan evaluasi klasifikasi kelompok usaha
pertanian
9. Pengembangan kompetensi kerja penyuluh pertanian
Prasyarat keberhasilan implementasi kebijakan, program, dan kegiatan masa
depan adalah meningkatkan aparatur yang profesional serta dapat dipercaya masyarakat
melalui penataan SDM aparatur yang berkesinambungan berdasarkan kualifikasi dan
kompetensi jabatan sesuai dengan beban kerja masing-masing Perangkat Daerah serta
adanya perilaku kinerja aparatur yang dapat bekerja ”tuntas” berdasarkan norma hukum,
etika birokrasi pemerintah, dan berbasiskan manajemen kinerja sehingga bebas dari
KKN (Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme). Hal ini akan memantapkan dan memperkuat
modal sosial dengan ciri adanya kepercayaan (trust) masyarakat pada pemerintah.
Laporan Kinerja
Dinas Pertanian dan Pangan Tahun 2018
v
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ………………………………………………………….. i
KATA PENGANTAR ………………………………………………………… ii
RINGKASAN EKSEKUTIF …………………………………………………. iii
DAFTAR ISI …………………………………………………………………… v
BAB I : PENDAHULUAN ……………………………………………. 1
A. Latar Belakang ……………………………..………………
B. Tugas Pokok dan Struktur Organisasi ……..……………..
C. Permasalahan Utama (Strategic Issued).................................
1
2
5
BAB II : PERENCANAAN KINERJA …..........................................… 7
A. Rencana Strategis PD Tahun 2016 – 2021 ...........................
B. Rencana Kinerja 2018 ...................………………………..
C. Perjanjian Kinerja 2018 ..................………………………
7
14
15
BAB III : AKUNTABILITAS KINERJA ……………………………… 19
A. Capaian Kinerja Organisasi ………………………………..
B. Capaian Indikator Kinerja Utama Tahun 2018..................
C. Evaluasi dan Analisis Capaian Kinerja................................
D. Realisasi Anggaran ......................................………………..
19
20
23
57
BAB IV : PENUTUP ……………………………………………………… 59
LAMPIRAN 61
Laporan Kinerja Dinas Pertanian dan Pangan Tahun 2018
1
A. Latar Belakang
Untuk menjamin penyelenggaraan pemerintahan yang demokratis,
transparan, akuntabel, efisien, dan efektif, penilaian dan pelaporan kinerja instansi
pemerintah menjadi kunci dalam proses penyelenggaraan pemerintahan yang baik.
Upaya ini juga selaras dengan tujuan perbaikan pelayanan publik sebagaimana
dimaksud dalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan
Daerah sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun
2015.
Sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang
Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah, Peraturan Presiden Nomor
29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, dan
Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja,
Pelaporan Kinerja, dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah,
setiap PD wajib menyampaikan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP)
kepada Bupati sebagai perwujudan kewajiban suatu Instansi Pemerintah untuk
mempertanggungjawabkan keberhasilan atau kegagalan pelaksanaan misi
organisasi dalam mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan melalui alat
pertanggungjawaban secara periodik setiap akhir tahun anggaran.
LKj IP dibuat dalam rangka perwujudan pertanggungjawaban pelaksanaan
tugas pokok dan fungsi serta pengelolaan sumber daya dan pelaksanaan yang
dipercayakan kepada setiap Instansi Pemerintah berdasarkan perencanaan strategis
yang ditetapkan. LKj IP juga berperan sebagai alat kendali, alat penilai kinerja, dan
alat pendorong terwujudnya good governance serta berfungsi sebagai media
pertanggungjawaban kepada publik.
Bertitik tolak dari Renstra Dinas Pertanian dan Pangan Tahun 2016-2021
dan Rencana Kinerja Tahun 2018, maka LKj IP Dinas Pertanian dan Pangan yang
disusun merupakan realisasi hasil kegiatan tahun 2018 dan menyajikan laporan
kemajuan penyelenggaraan pemerintahan oleh Kepala Dinas Pertanian dan Pangan
kepada Bupati Gunungkidul.
BAB
I
PENDAHULUAN
Laporan Kinerja Dinas Pertanian dan Pangan Tahun 2018
2
B. Tugas Pokok dan Struktur Organisasi
Dinas Pertanian dan Pangan dibentukan berdasarkan Peraturan Daerah
Kabupaten Gunungkidul Nomor 7 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan
Perangkat Daerah Kabupaten Gunungkidul yang ditindaklanjuti dengan Peraturan
Bupati Gunungkidul Nomor 60 Tahun 2016 tentang Kedudukan, Susunan
Organisasi, Tugas, Fungsi, dan Tata Kerja Dinas Pertanian dan Pangan.
1. Tugas Pokok
1. Tugas Pokok
Dinas Pertanian dan Pangan mempunyai tugas pokok melaksanakan urusan
rumah tangga Pemerintah Daerah di bidang pertanian dan pangan
2. Fungsi
Untuk melaksanakan tugas sebagaimana di atas Dinas Pertanian dan Pangan
membunyai fungsi :
a. perumusan kebijakan umum di bidang pertanian dan pangan;
b. perumusan kebijakan teknis di bidang pertanian dan pangan;
c. penyusunan rencana kinerja dan perjanjian kinerja di bidang pertanian dan
pangan;
d. pembinaan di bidang pertanian dan pangan
e. pembinaan peningkatan produksi dan produktivitas tanaman pangan,
hortikultura, perkebunan, dan peternakan;
f. pembinaan dan fasilitasi pascapanen, pengolahan, mutu, dan pemasaran
hasil pertanian;
g. pembinaan dan pengembangan usaha tanaman pangan, hortikultura,
perkebunan, dan peternakan;
h. pemberian rekomendasi teknis usaha di bidang pertanian dan pangan;
i. penataan prasarana pertanian;
j. pelaksanaan perlindungan tanaman;
k. pembinaan perbibitan dan perbenihan pertanian;
l. pengawasan mutu dan peredaran benih tanaman, benih/bibit ternak dan
hijauan pakan ternak;
m. pengelolaan sarana dan prasarana pertanian dan pangan;
n. pengawasan standar mutu alat, mesin, pupuk, dan pestisida pertanian;
o. penyelenggaraan penyuluhan pertanian;
p. koordinasi penyediaan infrastruktur dan pendukung di bidang ketahanan
pangan;
q. pembinaan peningkatan kualitas sumber daya manusia di bidang
ketahanan pangan;
Laporan Kinerja Dinas Pertanian dan Pangan Tahun 2018
3
r. pengelolaan dan pengembangan statistik dan sistem informasi pertanian
dan pangan;
s. pengelolaan sistem informasi penyuluhan pertanian dan pangan;
t. pengembangan kerja sama dan kemitraan penyuluhan pertanian dan
pangan;
u. penyelenggaraan sistem pengendalian intern di bidang pertanian dan
pangan;
v. penyusunan dan penerapan norma, standar, pedoman, dan petunjuk
operasional di bidang tanaman pangan, hortikultura, perkebunan,
peternakan dan ketahanan pangan;
w. pengelolaan Unit Pelaksana Teknis;
2. Struktur Organisasi
Organisasi Dinas Pertanian dan Pangan terdiri dari :
1. Unsur Pimpinan : Kepala Dinas
2. Unsur Pembantu Pimpinan : Sekretariat yang terdiri dari:
A. Sub Bagian Umum
B. Sub Bagian Keuangan
C. Sub Bagian Perencanaan
3. Unsur Pelaksana, yakni:
A. Bidang Tanaman Pangan, terdiri dari:
1. Seksi Sarana dan Prasarana Tanaman Pangan;
2. Seksi Produksi Tanaman Pangan;
3. Seksi Perlindungan Tanaman Pangan;
B. Bidang Perkebunan dan Hortikultura, terdiri dari:
1. Seksi Sarana dan Prasarana Perkebunan dan Hortikultura;
2. Seksi Produksi Perkebunan dan Hortikultura;
3. Seksi Perlindungan Perkebunan dan Hortikultura;
C. Bidang Peternakan terdiri dari:
1. Seksi Sarana dan Prasarana Peternakan;
2. Seksi Perbibitan dan Produksi Ternak;
3. Seksi Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner;
D. Bidang Pengolahan dan Pemasaran Hasil, terdiri dari:
1. Seksi Pengolahan;
2. Seksi Bina Mutu;
3. Seksi Pemasaran;
E. Bidang Penyuluhan, terdiri dari:
1. Seksi Kelembagaan;
2. Seksi Ketenagaan;
3. Seksi Programa;
Laporan Kinerja Dinas Pertanian dan Pangan Tahun 2018
4
F. Bidang Ketahanan Pangan, terdiri dari:
1. Seksi Ketersediaan dan Distribusi Pangan;
2. Seksi Penganekaragaman Konsumsi Pangan;
3. Seksi Keamanan Pangan;
G. Unit Pelaksana Teknis; dan
H. Kelompok Jabatan fungsional.
Untuk menyelenggarakan tugas pokok dan fungsi tersebut, didukung
sumberdaya manusia yang memadai dengan jumlah pegawai sebanyak 208 orang
pada Tahun 2018. Adapun jabatan struktural di lingkungan Dinas Pertanian dan
Pangan sebanyak 45 jabatan, terdiri dari eselon II.b = 1 jabatan, eselon III = 7
jabatan, eselon IV = 37 jabatan. Sedangkan jumlah Pegawai Negeri Sipil non
eselon sebanyak 171 orang.
Gambar 1.1
Sumber : Subbagian Umum Dinas Pertanian dan Pangan, 2018
Sedangkan komposisi pegawai Dinas Pertanian dan Pangan berdasarkan
Golongan Ruang adalah sebagai berikut:
Tabel 1.1
Komposisi Pegawai
No. Golongan/Ruang Tahun 2018
1 I/a – I/d 2
2 II/a – II/d 39
3 III/a – III/d 133
4 IV/a – IV/e 34
Jumlah 208
Sumber : Subbagian Umum Dinas Pertanian dan Pangan, 2018
Jumlah Pegawai Berdasarkan Jenjang Eselon Akhir Tahun 2018
Laporan Kinerja Dinas Pertanian dan Pangan Tahun 2018
5
Gambar 1.2
Sumber : Subbagian Umum Dinas Pertanian dan Pangan, 2018
C. Permasalahan Utama (Strategic Issued)
Tinjauan dan identifikasi permasalahan bertujuan untuk memahami
kondisi Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Gunungkidul dengan memetakan
kekuatan dan kelemahan yang dimiliki untuk diterjemahkan menjadi potensi modal
pembangunan serta mengenali dan memahami kelemahan/kekurangan agar dapat
dieliminir dampaknya. Permasalahan pembangunan di Dinas Pertanian dan Pangan
dengan 2 kewenangan yang dimiliki meliputi permasalahan ketahanan pangan dan
pertanian.
Ketahanan Pangan
a. Ketersediaan dan cadangan pangan dalam rangka mewujudkan ketahanan pangan
di tingkat perseorangan/individu masih kurang;
b. Belum optimalnya pemantauan distribusi, harga, dan akses pangan masyarakat;
c. Keamanan dan keanekaragaman konsumsi pangan melalui pengembangan pangan
lokal masih kurang;
d. Masih adanya desa rawan pangan;
e. Kuantitas dan kualitas tenaga penyuluh pertanian belum maksimal
Pertanian
a. Belum terwujudnya penyaluran dan pemenuhan kebutuhan pupuk bagi petani
secara optimal;
b. Belum efektifnya kebijakan pengendalian alih fungsi lahan pertanian;
Jumlah Pegawai Berdasarkan Jenjang Pangkat dan Golongan
Pada Akhir Tahun 2018
Laporan Kinerja Dinas Pertanian dan Pangan Tahun 2018
6
c. Agribisnis pertanian yang didukung pemanfaatan teknologi untuk meningkatkan
nilai tambah dan daya saing produk pertanian melalui pola pertanian
berkelanjutan dan ramah lingkungan masih kurang optimal;
d. Kualitas sumber daya manusia dan kelembagaan pertanian untuk meningkatkan
kesejahteraan petani masih kurang;
e. Produksi, produktifitas dan mutu tanaman pangan, hortikultura, perkebunan dan
peternakan dalam rangka berkontribusi pada pencapaian swasembada pangan
nasional belum mengalami peningkatan yang signifikan.
Laporan Kinerja Dinas Pertanian dan Pangan Tahun 2018
7
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten
Gunungkidul merupakan alat perencanaan pembangunan jangka menengah yang menjadi
tolok ukur kinerja daerah dalam melaksanakan amanat yang telah diberikan oleh
masyarakat Kabupaten Gunungkidul. Selanjutnya RPJMD tersebut dijabarkan dalam
Rencana Strategis Perangkat Daerah (Renstra PD) sebagai dokumen teknis operasional.
A. Rencana Strategis PD Tahun 2016 - 2021
Rencana Strategis Dinas Pertanian dan Pangan ditetapkan dengan Peraturan
Bupati Gunungkidul Nomor 132 Tahun 2017 Tanggal 29 Desember 2017 tentang
Perubahan Atas Peraturan Bupati Gunungkidul Nomor 34 Tahun 2016 Tentang
Rencana Strategis Perangkat Daerah Tahun 2016-2021. Dokumen tersebut
merupakan alat perencanaan pembangunan jangka menengah yang menjadi tolok
ukur kinerja Dinas Pertanian dan Pangan dalam melaksanakan amanat yang telah
diberikan oleh masyarakat.
Tujuan dan Sasaran
Tujuan pembangunan Dinas Pertanian dan Pangan Tahun 2016-2021,
dirumuskan sebagai berikut:
1. Meningkatkan produksi tanaman pangan, peternakan, hortikultura dan
perkebunan
dengan sasaran:
Tercapainya peningkatan produksi tanaman padi, palawija, sayuran, buah-
buahan, tanaman hias, tanaman obat dan tanaman perkebunan.
Tercapainya peningkatan populasi sapi potong, kambing dan ayam buras.
2. Peningkatan ketahanan pangan
dengan sasaran:
Terwujudnya pengembangan lumbung cadangan pangan dan desa mandiri
pangan
Distribusi dan harga bahan pangan.
3. Meningkatkan nilai tambah produk pertanian,
dengan sasaran:
Terwujudnya peningkatan nilai tambah produk pangan, peternakan,
hortikultura dan perkebunan.
Terwujudnya sentra agribisnis komoditas unggulan
BAB
II PERENCANAAN KINERJA
Laporan Kinerja Dinas Pertanian dan Pangan Tahun 2018
8
Tersedianya akses permodalan bagi petani.
4. Pengelolaan kualitas sumber daya pertanian,
dengan sasaran:
Penumbuhan, pengembangan dan evaluasi klasifikasi kelompok usaha
pertanian
Pengembangan kompetensi kerja penyuluh pertanian
Selanjutnya Dinas Pertanian dan Pangan menjabarkan dalam sasaran-
sasaran strategis yang akan dicapai secara tahunan selama periode Renstra. Sasaran
strategis dan indikator kinerja sebagai alat ukur keberhasilan sasaran strategis
selama tahun 2016-2021 adalah sebagai berikut:
Tabel 2.1
Sasaran strategis dan indikator kinerja
No. Sasaran Strategis Indikator Kinerja
1 Produksi Tanaman Pangan
Meningkat
Tingkat produksi komoditas unggulan
tanaman pangan
Padi
Jagung
Kedelai
Ubi Kayu
2 Produksi hasil perkebunan
dan hortikultura unggulan
meningkat
Tingkat produksi hasil perkebunan dan
hortikultura unggulan:
Kakao
Mete
Tembakau
Kelapa (butir)
Bawang Merah
Cabe
3 Produksi komoditas
peternakan ungglan
meningkat
Jumlah Populasi ternak dan Produksi
daging dan telur
Sapi Potong
Kambing
Ayam Buras
Produksi daging
Produksi telur
4 Ketersediaan, distribusi, dan
konsumsi pangan meningkat
Pertumbuhan Ketersediaan, distribusi, dan
konsumsi pangan:
Ketersediaan pangan (beras)
Harga pangan yang terjangkau dan
terkendali
Beras IR I
Beras IR II
Jagung Pipil Kering
Laporan Kinerja Dinas Pertanian dan Pangan Tahun 2018
9
No. Sasaran Strategis Indikator Kinerja
Kedelai Lokal
Nilai PPH (Pola Pangan Harapan)
Nilai NBM (Neraca Bahan Makanan)
5 Kesejahteraan masyarakat
petani meningkat
Pendapatan per capita sektor pertanian
(PDRB sektor pertanian:Jumlah penduduk
di sektor pertanian)
Pendapatan sektor pertanian
padi
jagung
kedelai
kakao
kelapa
mete
tembakau
bawang merah
cabe besar
Hasil pengiriman ternak (sapi, kambing,
DOC)
Hasil ternak daging sapi, kambing, dan
ayam
Jumlah kelompok tani yang telah
menerapkan Agribisnis terpadu
6 Kepuasan masyarakat
terhadap penyelenggaraan
pelayanan publik meningkat
Indeks Kepuasan Masyarakat Perangkat
Daerah
7 Akuntabilitas pengelolaan
keuangan meningkat
Persentase laporan keuangan disusun tepat
waktu:
1. laporan bulanan
2. laporan semesteran
3. laporan tahunan
8 Kesesuaian program dalam
dokumen perencanaan daerah
Persentase kesesuaian Program dalam
Rencana Kerja (Renja) PD terhadap
Program dalam Rencana Kerja
Pembangunan Daerah (RKPD) dan
Program dalam Renstra PD terhadap
Program dalam RPJMD
Dinas Pertanian dan Pangan telah menetapkan Indikator Kinerja Utama
dengan Keputusan Bupati Gunungkidul Nomor 270/KPTS/2017 tentang Indikator
Kinerja Utama Dinas Pertanian dan Pangan. Adapun Indikator Kinerja Utama
Dinas Pertanian dan Pangan adalah sebagai berikut:
Laporan Kinerja Dinas Pertanian dan Pangan Tahun 2018
10
Tabel 2.2
Indikator Kinerja Utama
No. Sasaran Strategis Indikator Kinerja
Utama
Alasan/Penjelasan/
Formulasi
1 Produksi Tanaman
Pangan Meningkat
Tingkat produksi
komoditas unggulan
tanaman pangan
(produktivitas dikalikan luas
panen) terhadap komoditas
unggulan tanaman pangan yaitu
padi, jagung, kedelai dan ubi
kayu
Padi
Jagung
Kedelai
Ubi Kayu
2 Produksi hasil
perkebunan dan
hortikultura unggulan
meningkat
Tingkat produksi hasil
perkebunan dan
hortikultura unggulan:
(produktivitas dikalikan luas
panen) terhadap komoditas
unggulan tanaman perkebunan
dan hortikultra seperti kakao,
mete, tembakau, kelapa, bawang
merah dan cabe
Kakao
Mete
Tembakau
Kelapa (butir)
Bawang Merah
Cabe
3 Produksi komoditas
peternakan ungglan
meningkat
Jumlah Populasi ternak Hasil Pendataan
Sapi Potong
Kambing
Ayam Buras
Produksi daging Rumus Produksi Daging
PD = Ko x St
Ko = berat karkas dengan edible
offal
St = Jumlah pemotongan
Produksi telur Rumus Produksi Telur
PT = Po x p x% Betina produktif
P = parameter produksi telur
% Betina Produktif = ayam
petelur (70%), ayam buras
(34,4%), itik (66,45%)
4 Ketersediaan,
distribusi, dan
konsumsi pangan
meningkat
Pertumbuhan
Ketersediaan, distribusi,
dan konsumsi pangan:
1. Hasil konversi produksi padi
ke beras
Rumus = ∑ produksi padi x
62,7%
Laporan Kinerja Dinas Pertanian dan Pangan Tahun 2018
11
No. Sasaran Strategis Indikator Kinerja
Utama
Alasan/Penjelasan/
Formulasi
2. Ketersediaan pangan beras
dengan melihat konsumsi
beras masyarakat berdasar
PPH tahun 2016 =81,7 yang
diasumsikan turun 3 poit
setiap tahunnya dikalikan
jumlah penduduk
Rumus = ketersediaan beras –
(PPH berlaku) x jumlah
penduduk
Ketersediaan pangan
(beras)
1. Hasil konversi produksi padi
ke beras
Rumus = ∑ produksi padi x
62,7%
2. Ketersediaan pangan beras
dengan melihat konsumsi
beras masyarakat berdasar
PPH tahun 2016 =81,7 yang
diasumsikan turun 3 poit
setiap tahunnya dikalikan
jumlah penduduk
Rumus = ketersediaan beras –
(PPH berlaku) x jumlah
penduduk
Harga pangan yang
terjangkau dan
terkendali
Harga pangan yang terjangkau
terdiri dari IR I, IR II, jagung
pipil kering, kedelai lokal
Beras IR I
Beras IR II
Jagung Pipil Kering
Kedelai Lokal
Nilai PPH (Pola Pangan
Harapan)
Hasil analisis servey konsumsi
pangan
Nilai NBM (Neraca
Bahan Makanan)
Hasil analisis servey peredaran
pangan
5 Kesejahteraan
masyarakat petani
meningkat
Pendapatan per capita
sektor pertanian (PDRB
sektor pertanian:Jumlah
penduduk di sektor
pertanian)
Pendapatan sektor pertanian yang
terdiri dari padi, jagung, kedelai,
kakao, kelapa, mete, tembakau,
bawang merah, cabe besar,
pengiriman ternak keluar, hasil
ternak (daging sapi, kambing,
ayam, dan telur)
Laporan Kinerja Dinas Pertanian dan Pangan Tahun 2018
12
No. Sasaran Strategis Indikator Kinerja
Utama
Alasan/Penjelasan/
Formulasi
Pendapatan sektor
pertanian
padi
jagung
kedelai
kakao
kelapa
mete
tembakau
bawang merah
cabe besar
Hasil pengiriman ternak
(sapi, kambing, DOC)
Hasil ternak daging sapi,
kambing, dan ayam
Jumlah kelompok tani
yang telah menerapkan
Agribisnis terpadu
Menunjukkan jumlah kelompok
tani yang telah menerapkan
Agribisnis terpadu
Berdasarkan IKU Dinas Pertanian dan Pangan tersebut kemudian
ditindaklanjuti dengan menetapkan Indikator Kinerja Program dengan Keputusan
Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Nomor 68/KPTS/2017 tanggal 21 Desember
2017 tentang Indikator Kinerja Program di Lingkungan Dinas Pertanian dan
Pangan. Selain indikator kinerja program yang memuat penjelasan indikator kinerja
utama di atas ditambah dengan indikator kinerja program yaitu sebagai berikut:
Tabel 2.3
Indikator Kinerja Program
No. Sasaran Strategis Indikator Kinerja
Program
Alasan/Penjelasan/
Formulasi
1 Kepuasan masyarakat
terhadap
penyelenggaraan
pelayanan publik
meningkat
Indeks Kepuasan
Masyarakat Perangkat
Daerah
Total dari nilai
persepsi per unsur
Total unsur yang
terisi
x Nilai
penimbang
Dimana bobot nilai rata-rata
tertimbang = Jumlah bobot
dibagi jumlah unsur = 1 dibagi
14 = 0,071
Untuk memudahkan interprestasi
terhadap penilaian IKM antara
25-100, maka hasil penilaian
Laporan Kinerja Dinas Pertanian dan Pangan Tahun 2018
13
No. Sasaran Strategis Indikator Kinerja
Program
Alasan/Penjelasan/
Formulasi tersebut dikonversikan dengan
nilai dasar 25 dengan rumus:
IKM Unit Pelayanan x 25
Tipologi data: Non komulatif
2 Akuntabilitas
pengelolaan
keuangan meningkat
Persentase laporan
keuangan disusun tepat
waktu:
1. laporan bulanan
2. laporan semesteran
3. laporan tahunan
∑ laporan keuangan
disusun tepat waktu
∑ laporan keuangan
disusun
x 100%
Tipologi data: Non komulatif
3 Kesesuaian program
dalam dokumen
perencanaan daerah
Persentase kesesuaian
Program dalam Rencana
Kerja (Renja) PD
terhadap Program dalam
Rencana Kerja
Pembangunan Daerah
(RKPD)
∑ Program dalam
Rencana Kerja (Renja)
PD yang sama dengan
RKPD
∑ Program dalam
Rencana Kerja
Pembangunan Daerah
(RKPD)
x 100%
Persentase kesesuaian
Program dalam Renstra
PD terhadap Program
dalam RPJMD
∑ Program dalam
Renstra PD yang sama
dengan RPJMD
∑ Program dalam
RPJMD
x 100%
Tipologi data: Non komulatif
Persentase pemenuhan
kebutuhan administrasi
perkantoran
∑ realisasi pemenuhan
administrasi
perkantoran
∑ administrasi
perkantoran yang
dibutuhkan
x 100%
Tipologi data: Non komulatif
Persentase pemenuhan
kebutuhan sarana dan
prasarana aparatur
∑ realisasi pemenuhan
sarana dan prasarana
∑ sarana dan prasarana
yang direncanakan
x 100%
Tipologi data: Non komulatif
Laporan Kinerja Dinas Pertanian dan Pangan Tahun 2018
14
No. Sasaran Strategis Indikator Kinerja
Program
Alasan/Penjelasan/
Formulasi
Persentase Aparatur
Sipil Negara taat aturan ∑ ASN PD yang taat
aturan
∑ ASN PD
x 100%
Tipologi data: Non komulatif
3. Program-program
Untuk mencapai sasaran strategis PD dengan melaksanakan program
prioritas yaitu:
1. Program Peningkatan Ketahanan Pangan
2. Program Peningkatan Produksi Tanaman Pangan
3. Program Peningkatan Produksi Perkebunan Dan Hortikultura
4. Program Peningkatan Produksi Peternakan
5. Program Peningkatan Kualitas Penyuluhan
6. Program Peningkatan Agribisnis Pertanian
Sedangkan program-program penunjang atau pendukung pencapaian
sasaran strategis adalah:
1. Program Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik
2. Program Peningkatan Kualitas Pelaporan Keuangan Perangkat Daerah
3. Program Peningkatan Kualitas Perencanaan
4. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran
5. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Perkantoran
6. Program Peningkatan Ketatalaksanaan dan Kapasitas Aparatur
B. RENCANA KINERJA 2018
Perencanaan kinerja adalah aktivitas analisis dan pengambilan keputusan di
depan untuk menetapkan tingkat kinerja yang diinginkan di masa yang akan datang
tentang tingkat capaian kinerja yang diinginkan serta target (quantitative objectives)
apa yang harus dicapai dihubungkan dengan tingkat pelaksanaan program/kegiatan.
Perencanaan Kinerja merupakan bentuk komitmen pencapaian kinerja yang
menjabarkan rencana kegiatan dan target kinerja tahunan organisasi.
Untuk operasionalisasi perencanaan jangka menengah tersebut Dinas
Pertanian dan Pangan menyusun perencanaan kinerja tahunan yang disusun dalam
bentuk Rencana Kerja Dinas Pertanian dan Pangan. Dengan diterbitkannya
Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan
Kinerja, dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah, maka perlu
menyusun Rencana Kinerja Tahunan (RKT) yang secara substantif tidak jauh
berbeda dengan Renja.
Laporan Kinerja Dinas Pertanian dan Pangan Tahun 2018
15
Rencana Kinerja Tahunan 2018 mencerminkan rencana kegiatan, program,
dan sasaran tahunan dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan dalam
Rencana Strategis Dinas Pertanian dan Pangan Tahun 2016-2021. Pada dasarnya
RKT 2018 menguraikan target kinerja yang hendak dicapai Dinas Pertanian dan
Pangan selama tahun 2018. Target kinerja merepresentasikan nilai kuantitatif yang
harus dicapai selama tahun 2018 dari semua indikator kinerja yang melekat pada
tingkat kegiatan maupun sasaran tahunan. Target kinerja pada tingkat sasaran akan
dijadikan tolok ukur dalam mengukur keberhasilan organisasi di dalam upaya
pencapaian tujuannya.
Target sasaran untuk Tahun 2018 merupakan target tahun kedua dari
Renstra PD 2016-2021 dan Rencana Kinerja Tahunan 2018 memuat sasaran
strategis, indikator kinerja, dan target yang akan dicapai, yaitu sebagai berikut:
C. PERJANJIAN KINERJA 2018
Perjanjian Kinerja Tahun 2018 merupakan suatu dokumen kontrak kinerja
antara Kepala PD dengan Bupati Gunungkidul untuk mewujudkan target kinerja
tahun kedua dari Renstra PD Tahun 2016-2021 berdasarkan pada sumber daya yang
dimiliki oleh PD. Perjanjian Kinerja Tahun 2018 mencerminkan rencana kegiatan,
program, dan sasaran tahunan dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan
dalam Rencana Strategis PD Tahun 2016-2021. Pada dasarnya perjanjian kinerja
Tahun 2018 menguraikan target kinerja yang hendak dicapai PD selama Tahun
2018. Target kinerja merepresentasikan nilai kuantitatif yang harus dicapai selama
Tahun 2018 dari semua indikator kinerja yang melekat pada tingkat kegiatan
maupun sasaran tahunan. Target kinerja pada tingkat sasaran akan dijadikan tolok
ukur dalam mengukur keberhasilan organisasi di dalam upaya pencapaian
tujuannya.
Dokumen Perjanjian Kinerja PD Tahun 2018 disusun setelah diterimanya
Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) Nomor 16/DPA/2018 dan diubah seiring
dengan pergeseran DPA atau DPPA Nomor 85/DPPA/2018 Perubahan Perjanjian
Kinerja PD Tahun 2018 sebagai berikut:
Tabel 2.4
Indikator Kinerja Program
No. Sasaran Strategis Indikator Kinerja Satuan Target
1 Produksi Tanaman
Pangan Meningkat
Tingkat produksi
komoditas unggulan
tanaman pangan
Padi ton 290.817
Jagung ton 206.500
Kedelai ton 6.000
Ubi Kayu ton 878.510
Laporan Kinerja Dinas Pertanian dan Pangan Tahun 2018
16
No. Sasaran Strategis Indikator Kinerja Satuan Target
2 Produksi hasil
perkebunan dan
hortikultura unggulan
meningkat
Tingkat produksi hasil
perkebun
an dan hortikultu
ra unggulan:
Kakao Kg 364.000
Mete Kg 548.191
Tembakau Kg 468.157
Kelapa (butir) butir 21.732.480
Bawang Merah ton 463,60
Cabe ton 480,08
3 Produksi komoditas
peternakan unggulan
meningkat
Jumlah Populasi ternak
dan Produksi daging dan
telur
Sapi Potong Ekor 150.361
Kambing Ekor 186.163
Ayam Buras Ekor 1.161.610
Produksi daging Kg 4.604.618
Produksi telur Kg 3.383.837
4 Ketersediaan, distribusi,
dan konsumsi pangan
meningkat
Pertumbuhan
Ketersediaan, distribusi,
dan konsumsi pangan:
Ketersediaan pangan
(beras)
ton 123.169,00
Harga pangan yang
terjangkau dan terkendali
Beras IR I Rp 10.500
Beras IR II Rp 9.550
Jagung Pipil Kering Rp 5.100
Kedelai Lokal Rp 8.100
Nilai PPH (Pola Pangan
Harapan)
indeks 85,8
Nilai NBM (Neraca Bahan
Makanan)
indeks 88
5 Kesejahteraan masyarakat
petani meningkat
Pendapatan per capita
sektor pertanian (PDRB
sektor pertanian:Jumlah
penduduk di sektor
pertanian)
Laporan Kinerja Dinas Pertanian dan Pangan Tahun 2018
17
No. Sasaran Strategis Indikator Kinerja Satuan Target
Pendapat
an sektor pertanian
(dalam
juta)
padi Rp/ha 20,46
jagung Rp/ha 16,52
kedelai Rp/ha 8,37
kakao Rp/ha 24,26
kelapa Rp/ha 63,50
mete Rp/ha 20,00
tembakau Rp/ha 66,15
bawang merah Rp/ha 151,20
cabe besar Rp/ha 63,50
Hasil pengiriman ternak
(sapi, kambing, DOC)
Rp/tahun 32.953
Hasil ternak/ daging sapi,
kambing,ayam dan telur
Rp/tahun 249.569
Jumlah kelompok tani
yang telah menerap
kan Agribisnis terpadu
Kelom
pok
110
6 Kepuasan masyarakat
terhadap penyelenggaraan
pelayanan publik
meningkat
Indeks Kepuasan
Masyarakat Perangkat
Daerah
indeks 77,75
7 Akuntabilitas pengelolaan
keuangan meningkat
Persentase laporan
keuangan disusun tepat
waktu:
1. laporan bulanan
2. laporan semesteran
3. laporan tahunan
persen 100,00
8 Kesesuaian program
dalam dokumen
perencanaan daerah
Persentase kesesuaian
Program dalam Rencana
Kerja (Renja) PD terhadap
Program dalam Rencana
Kerja Pembangunan
Daerah (RKPD) dan
Program dalam Renstra
PD terhadap Program
dalam RPJMD
persen 100,00
Laporan Kinerja Dinas Pertanian dan Pangan Tahun 2018
18
Tabel 2.5
Alokasi Anggaran Per Program
N0. Program Anggaran Keterangan
1. Program Peningkatan Produksi Tanaman
Pangan
3.241.471.500,00 APBD/
DAK
2. Program Peningkatan Kualitas Penyuluhan 2.057.062.500,00 APBD
3. Program Peningkatan Produksi
Perkebunan dan Hortikultura
2.761.509.500,00 APBD
4. Program Peningkatan Produksi Peternakan 1.440.883.260,00 APBD
5. Program Agribisnis Pertanian 416.733.500,00 APBD
6. Program Peningkatan Ketahanan Pangan 927.530.000,00 APBD
/PIWK
Laporan Kinerja Dinas Pertanian dan Pangan Tahun 2018
19
A. Capaian Kinerja Organisasi
Manajemen pembangunan berbasis kinerja mengandaikan bahwa fokus dari
pembangunan bukan hanya sekedar melaksanakan program/kegiatan yang sudah
direncanakan. Esensi dari manajemen pembangunan berbasis kinerja adalah orientasi
untuk mendorong perubahan, di mana program/kegiatan dan sumber daya anggaran
adalah alat yang dipakai untuk mencapai rumusan perubahan, baik pada level keluaran,
hasil maupun dampak.
Pendekatan ini juga sejalan dengan prinsip good governance di mana salah satu
pilarnya, yaitu akuntabilitas, yang akan menunjukkan sejauhmana sebuah instansi
pemerintahan telah memenuhi tugas dan mandatnya dalam penyediaan layanan publik
yang langsung bisa dirasakan hasilnya oleh masyarakat. Karena itulah, pengendalian dan
pertanggungjawaban program/kegiatan menjadi bagian penting dalam memastikan
akuntabilitas kinerja pemerintah daerah kepada publik telah dicapai. Pijakan yang
dipergunakan adalah sistem akuntabilitas kinerja ini adalah berpedoman kepada
Peraturan Menteri PAN dan RB Nomor 53 Tahun 2014 tentang Pedoman Teknis
Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja, dan Tata Cara Reviu atas Laporan Kinerja Instansi
Pemerintah. Dalam regulasi ini, antara lain juga mengatur tentang kriteria yang
dipergunakan dalam penilaian kinerja organisasi pemerintah.
Pengukuran Kinerja
Kerangka Pengukuran kinerja di Dinas Pertanian dan Pangan dilakukan dengan mengacu
pada Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
Nomor 53 Tahun 2014 tentang Pedoman Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja,
dan Tata Cara Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah. Adapun pengukuran
kinerja tersebut dengan rumus sebagai berikut:
a. Apabila semakin tinggi realisasi menunjukkan semakin tingginya kinerja atau semakin
rendah realisasi menunjukkan semakin rendahnya kinerja, digunakan rumus:
BAB
III
Realisasi
Capaian indikator kinerja = X 100% Rencana
AKUNTABILITAS KINERJA
Laporan Kinerja Dinas Pertanian dan Pangan Tahun 2018
20
b. Apabila semakin tinggi realisasi menunjukkan semakin rendahnya kinerja atau
semakin rendah realisasi menunjukkan semakin tingginya kinerja, digunakan rumus:
Atau
Penilaian capaian kinerja untuk setiap indikator kinerja sasaran menggunakan
interprestasi penilaian dengan pengukuran dengan skala ordinal yaitu:
Tabel 3.1
Pengukuran dengan Skala Ordinal
Skala Ordinal Predikat/Kategori
85 ≤ X Sangat Berhasil
70 ≤ X < 85 Berhasil
55 ≤ X < 70 Cukup Berhasil
X < 55 Tidak Berhasil
Untuk capaian masing-masing indikator kinerja sasaran disimpulkan berdasarkan
“Metode Rata-Rata Data Kelompok”. Penyimpulan capaian sasaran nilai mean setiap
kategori ditetapkan sebagai berikut :
Penyimpulan pada tingkat sasaran dilakukan dengan mengalikan jumlah indikator untuk
setiap kategori (sangat berhasil, berhasil, cukup berhasil dan tidak berhasil) yang ada di
setiap kelompok sasaran dengan nilai mean (rata-rata) skala ordinal dari setiap kategori,
dibagi dengan jumlah indikator yang ada di kelompok sasaran tersebut.
B. Capaian Indikator Kinerja Utama Tahun 2018
Capaian dan Evaluasi Indikator Kinerja Utama Dinas Pertanian dan Pangan
Tahun 2018 tidak hanya menganalisis perbandingan antara target dengan realisasi
kinerja, namun secara sistematis juga mencari akar permasalahan atas pencapaian kinerja
yang belum memenuhi harapan, mengkaitkan satu pencapaian kinerja dengan pencapaian
Rencana - (Realisasi - Rencana) Capaian indikator kinerja = X 100% Rencana
(2x Rencana) – Realisasi
Capaian indikator = X 100%
Rencana
Rencana
Rencana
Jumlah indikator untuk setiap kategori x nilai mean setiap kategori
Capaian sasaran = X 100%
Jumlah indikator kinerja sasaran
Laporan Kinerja Dinas Pertanian dan Pangan Tahun 2018
21
kinerja lainnya serta membandingkan pencapaian kinerja tahun 2018 dengan kinerja
tahun sebelumnya. Hal ini dilakukan sebagai bentuk upaya perbaikan kinerja Dinas
Pertanian dan Pangan sehingga peningkatan kinerja secara berkesinambungan dapat
terwujud.
Pengukuran target dari sasaran strategis yang telah ditetapkan adalah dilakukan
dengan membandingkan antara target kinerja dengan realisasi kinerja, yang selanjutnya
akan dipergunakan untuk mengukur kinerja Dinas Pertanian dan Pangan tahun 2018.
Pencapaian IKU tahun 2018 secara ringkas ditunjukkan sebagai berikut:
Tabel 3.2
Capaian Indikator Kinerja Utama Dinas Pertanian dan Pangan Tahun 2018
No. Sasaran
Strategis Indikator Kinerja
Realisasi
Tahun
2017
Tahun 2018 Target
Akhir
Renstra
(2021)
Capaian
s/d 2018
terhadap
2021 (%) Target Realisasi
Capaian
Kinerja
(%)
1 Kesejahteraan
masyarakat
petani
meningkat
pendapatan per
capita sektor
pertanian (PDRB
sektor pertanian:
Jumlah penduduk di
sektor pertanian)
Pendapatan sektor
pertanian
Padi 21,56 20,46 24,74 120,92 20,77 119,11
Jagung 16,54 16,52 17,24 104,36 16,75 102,93
Kedelai 8,3 8,37 8,1 96,77 8,5 95,29
Kakao 24,00 24,26 22,7 93,57 28,08 80,84
Kelapa 34,41 63,5 37,79 59,51 67,14 56,29
Mete (biji) 22,5 20,00 27,75 138,75 23,15 119,87
Tembakau 45,00 66,15 74,22 112,20 76,58 96,92
Bawang merah 168,98 151,2 79,8 52,78 175,03 45,59
Cabe besar 63,3 63,5 50,14 78,96 67,14 74,68
Hasil pengiriman
ternak (sapi,
kambing, DOC)
85393 32953 77596 235,47 34.667 223,83
Hasil ternak /daging
sapi, kambing ayam
dan telur
243.401 243.267 262.915 108,08 270.683 97,13
Jumlah kelompok
tani yang telah
menerapkan
Agribisnis terpadu
107 110 110 100,00 117 94,02
2
Ketersediaan,
distribusi, dan
konsumsi
pangan
Pertumbuhan
Ketersediaan,
distribusi, dan
konsumsi pangan:
184.761,77
Laporan Kinerja Dinas Pertanian dan Pangan Tahun 2018
22
No. Sasaran
Strategis Indikator Kinerja
Realisasi
Tahun
2017
Tahun 2018 Target
Akhir
Renstra
(2021)
Capaian
s/d 2018
terhadap
2021 (%) Target Realisasi
Capaian
Kinerja
(%)
meningkat
1) Ketersediaan
Pangan (Beras) 124.476 123.169 116.782 94,81 125.111 93,34
2) Harga pangan
yang terjangkau dan
terkendali
Beras IR I 10.765 10.500 11.912 113,45 10.815 110,14
Beras IR II 8.816 9.550 9.770 102,30 9.810 99,59
Jagung Pipil Kering 5.578 5.100 5.496 107,76 5.250 104,69
Kedelai Lokal 10.586 8.100 9.820 121,23 8.400 116,90
3) Nilai PPH (Pola
Pangan Harapan) 81,5 85,8 84,6 98,60 89,2 94,84
4) Nilai NBM
(Neraca Bahan
Makanan)
83,6 88 81,4 92,50 91 89,45
3
Produksi
Tanaman
Pangan
Meningkat
Tingkat produksi
komoditas unggulan
tanaman pangan :
Padi 293.381 290.817 298.454 102,63 291.962 102,22
Jagung 206.208 206.500 225.801 109,35 209.500 107,78
Kedelai 3.947 6.000 5.945 99,08 7.500 79,27
Ubi Kayu 924.751 878.510 788.750 89,78 885.110 89,11
4 Produksi
hasil
perkebunan
dan
hortikultura
unggulan
meningkat
Tingkat produksi
hasil perkebunan
dan hortikultura
unggulan:
Kakao 706.354 364.000 653.059 179,41 520.000 125,59
Mete 525.720 548.191 688.428 125,58 634.600 108,48
Tembakau 775.937 468.157 374.717 80,04 541.950 69,14
Kelapa 64.810.960 21.732.480 57.059.313 262,55 25.158.062 226,80
Bawang Merah 740 463,6 694 149,70 484,78 143,16
Cabe 672,7 480,08 539,1 112,29 502,01 107,39
5 Produksi
komoditas
peternakan
unggulan
meningkat
Jumlah Populasi
ternak dan Produksi
daging dan telur
Sapi Potong 151.573 150.361 152.663 101,53 152.526 100,09
Kambing 182.854 186.163 186.638 100,26 197.557 94,47
Ayam Buras 1.169.676 1.161.610 1.231.568 106,02 1.196.808 102,90
Laporan Kinerja Dinas Pertanian dan Pangan Tahun 2018
23
No. Sasaran
Strategis Indikator Kinerja
Realisasi
Tahun
2017
Tahun 2018 Target
Akhir
Renstra
(2021)
Capaian
s/d 2018
terhadap
2021 (%) Target Realisasi
Capaian
Kinerja
(%)
Produksi daging 4.620.276 4.604.618 5.589.573 121,39 4.618.751 121,02
Produksi telur 2.661.431 3.383.837 3.566.477 105,40 3.385.232 105,35
Dinas Pertanian dan Pangan memiliki 5 (lima) sasaran strategis dengan 11
(sebelas) indikator kinerja sebagai standar kinerja tahun 2018. Untuk mencapai indikator
kinerja tersebut, maka Dinas Pertanian dan Pangan menjabarkan ke dalam 6 (enam)
kegiatan pilihan pertanian dan pangan beserta anggarannya yang dilakukan pada tahun
2018, yaitu:
1 Program Peningkatan Produksi Tanaman Pangan Rp 3.241.471.500
2 Program Peningkatan Kualitas Penyuluhan Rp 2.057.062.500
3 Program Peningkatan Produksi Perkebunan Dan Hortikultura Rp 2.761.509.500
4 Program Peningkatan Produksi Peternakan Rp 1.440.883.260
5 Program Peningkatan Agribisnis Pertanian Rp 416.733.500
6 Program Peningkatan Ketahanan Pangan Rp 927.530.000
C. Evaluasi dan Analisis Capaian Kinerja
Evaluasi akuntabilitas kinerja melihat sejauh mana target kinerja tahun berjalan
dapat direalisasikan melalui pengukuran kinerja dengan membandingkan realisasi
terhadap target kinerja. Evaluasi akuntabilitas kinerja diukur untuk setiap indikator
kinerja sasaran program, membandingkan kinerja tahun 2018 dengan kinerja tahun 2017.
Pengukuran kinerja juga dilakukan terhadap pencapaian kinerja jangka menengah seperti
tertuang dalam Renstra Dinas Pertanian dan Pangan 2016-2021 serta membandingkan
dengan standar propinsi untuk indikator kinerja sasaran program yang memiliki standar
propinsi. Selain itu, evaluasi akuntabilitas kinerja juga menganalisis akar permasalahan
yang menyebabkan kinerja menurun, efisiensi penggunaan sumberdaya serta analisis
program/kegiatan yang menunjang keberhasilan atau berkontribusi terhadap penurunan
kinerja Dinas Pertanian dan Pangan tahun 2018. Hasil evaluasi evaluasi dan analisis
capaian kinerja yang menjelaskan capaian kinerja per sasaran strategis sebagai berikut:
Sasaran 1 “Kesejahteraan masyarakat petani meningkat”
Peranan sektor pertanian sangat penting dalam memberikan kontribusi yang
besar dalam pembangunan pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan petani. Peranan
Laporan Kinerja Dinas Pertanian dan Pangan Tahun 2018
24
sektor pertanian adalah sebagai sumber penghasil bahan kebutuhan pokok, sandang dan
papan, dan menyediakan lapangan kerja. Kesejahteraan petani tergantung pada tingkat
pendapatan petani dan keuntungan yang didapat dari sektor pertanian itu sendiri, karene
sektor pertanian merupakan andalan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat
petani dan juga dapat menjadi basis dalam mengembangkan kegiatan ekonomi melalui
pengembangan usaha berbasis pertanian yaitu agribisnis dan agroindustri.
Kesejahteraan petani merupakan sasaran akhir yang akan dicapai. Hal ini
didasarkan pada fakta bahwa petani merupakan pelaku utama dalam pembangunan
pertanian, sudah seharusnya mendapatkan hak yang sepadan dengan curahan waktu,
tenaga dan pikiran yang telah dicurahkan untuk bekerja di bidang pertanian. Tingkat
kesejahteraan petani salah satunya diukur melalui pendapatan dari sektor pertanian baik
hasil produksi tanaman pangan, perkebunan/hortikultura maupun peternakan serta
kelembagaan petani.
Capaian sasaran tersebut diukur berdasarkan 2 (dua) indikator sasaran yang
dirumuskan dan menunjukkan keadaan sebagai berikut:
Tabel 3.3
Evaluasi Pencapaian Sasaran 1
Pengukuran Kinerja
No. Indikator
Kinerja Satuan
Realisasi
Tahun
2017
Tahun 2018 Target
Akhir
Renstra
(2021)
Capaian
s/d 2018
terhadap
2021 (%) Target
(Rp)
Realisasi
(Rp)
Capaian
Kinerja (%) Kategori
1 pendapatan
per capita
sektor
pertanian
(PDRB sektor
pertanian:
Jumlah
penduduk di
sektor
pertanian)
Pendapatan
sektor
pertanian
(dalam
juta)
Padi Rp/ha 21,56 20,46 24,74 120,92 Sangat berhasil 20,77 119,11
Jagung Rp/ha 16,54 16,52 17,24 104,36 Sangat berhasil 16,75 102,93
Kedelai Rp/ha 8,3 8,37 8,1 96,77 Sangat berhasil 8,5 95,29
Kakao Rp/ha 24 24,26 22,7 93,57 Sangat berhasil 28,08 80,84
Kelapa Rp/ha 34,41 63,5 37,79 59,51 Cukup berhasil 67,14 56,29
Mete Rp/ha 22,5 20 27,75 138,75 Sangat Berhasil 23,15 119,87
Tembakau Rp/ha 45 66,15 74,22 112,20 Sangat Berhasil 76,58 96,92
Bawang
merah Rp/ha 168,98 151,2 79,8 52,78 Tidak berhasil 175,03 45,59
Cabe besar Rp/ha 63,3 63,5 50,14 78,96 Berhasil 67,14 74,68
Hasil
pengiriman
ternak (sapi,
kambing,
Rp (ekor)
85393 32.953 77596 235,47 Sangat berhasil 34.267 226,45
Laporan Kinerja Dinas Pertanian dan Pangan Tahun 2018
25
No. Indikator
Kinerja Satuan
Realisasi
Tahun
2017
Tahun 2018 Target
Akhir
Renstra
(2021)
Capaian
s/d 2018
terhadap
2021 (%) Target
(Rp)
Realisasi
(Rp)
Capaian
Kinerja (%) Kategori
DOC)
Hasil ternak
/daging sapi,
kambing
ayam dan
telur
Rp (kg) 243.401 249.568 262.915 105,35 Sangat berhasil 270.683 97,13
2 Jumlah
kelompok tani
yang telah
menerapkan
Agribisnis
terpadu
Kelomp
ok 107 110 110 100,00 Sangat berhasil 117 94,02
RATA-RATA CAPAIAN INDIKATOR SASARAN 120,45 Sangat berhasil 111,59
Pada tahun 2018, capaian produksi 12 indikator kinerja 120,45%. Jika
dibandingkan dengan target sampai dengan berakhirnya Rencana Strategis (RENSTRA)
target 2021 Dinas Pertanian dan Pangan Tahun 2016-2021, maka capaian sampai dengan
tahun 2018 telah mencapai 111,59%. Capaian indikator pendapatan sektor pertanian yang telah melebihi target RENSTRA adalah komoditi padi (120,92%), jagung
(104,36%), mete (138,75%), Tembakau (112,20%), Hasil pengiriman ternak (235,47%),
dan hasil ternak (daging dan telur) (105,35%). Sedangkan capaian pendapatan sektor
pertanian yang telah mendekati target RENSTRA adalah komoditi kedelai (96,77%),
kakao (93,57%). Lebih lanjut untuk capaian pendapatan sektor pertanian yang masih
kurang dari target adalah bawang merah (52,78%), kelapa (59,51%) dan cabe besar
(78,96%). Dari hasil evaluasi data tersebut di atas terlihat bahwa capaian kinerja
indikator pendapatan sektor pertanian yang telah melebihi target RENSTRA masuk
kategori sangat berhasil, untuk capaian pendapatan sektor pertanian yang telah
mendekati target RENSTRA masuk dalam kategori berhasil dan cukup berhasil,
sedangkan yang masuk dalam kategori tidak berhasil adalah capaian pendapatan sektor
pertanian yang masih jauh dari target.
Indikator kesejahteraan masyarakat petani meningkat tersebut menunjukan ada
realisasi pendapatan yang naik dan ada yang turun bila dibandingkan tahun 2017. Untuk
realisasi pendapatan tahun 2018 yang mengalami peningkatan bila dibandingkan realisasi
pendapatan tahun 2017 terdapat pada indikator : komoditas padi (3,18 juta), jagung (0,7
juta), Kelapa ( 3,38 juta), mete (5,25 juta), tembakau (29,22 juta), dan hasil ternak
(daging dan telur) (19.514 juta). Sedangkan untuk angka realisasi tahun 2018 dengan
realisasi pendapatan menurun terdapat pada indikator komoditas kedelai (-0,2 juta);
kakao (-1,3 juta); bawang merah (-89, 18 juta); cabe besar (-13,16 juta) dan hasil
pengiriman ternak (-77,97 juta).
Produksi padi mengalami peningkatan dari target karena adanya program Upsus
padi dari program pemerintah untuk mencapai swasembada pangan sehingga pada tahun
2018 banyak digelontorkan bantuan benih padi (baik hibrida maupun non hibrida),
Laporan Kinerja Dinas Pertanian dan Pangan Tahun 2018
26
bantuan alsintan, dan pembinaan rutin dikelompok. Hal inilah yang menyebabkan
terjadinya peningkatan produktivitas secara signifikan, sehingga meningkatkan nilai
sektor pendapatan pertanian pada komoditas padi sebesar 3,18 juta.
Tanaman jagung masih menjadi pilihan petani karena lebih tahan serangan hama
dan tidak terlalu butuh pengairan tinggi dibanding padi. Peningkatan provitas dari
komoditas jagung tahun 2018 dibandingkan tahun 2017 sebesar 3,52 juga mempengaruhi
nilai pendapatan petani. Selain itu adanya bantuan benih jagung bermutu tinggi sehingga
meningkatkan produksi jagung, dan meningkatkan nilai sektor pendapatan pertanian
pada komoditas jagung sebesar 0,7 juta bila dibandingkan tahun 2017.
Peningkatan pendapatan petani dari komoditas kelapa tahun 2018 dalam kategori
cukup berhasil. Tidak tercapainya target karena bila dibandingkan tahun 2017 jumlah
luas tanaman menghasilkan dari komoditas kelapa menurun 2.825,45 ha. Untuk
mendukung peningkatan produksi dilakukan kegiatan seperti penggunaan benih unggul
bermutu, peremajaan pada kelapa, rehabilitasi pada kelapa, pengendalian OPT dan SL-
PHT dan pemberdayaan petani yang secara tidak langsung membina petani untuk secara
swadaya mengimplementasikan teknik-teknik budidaya tanaman yang benar untuk
meningkatkan produktivitas tanaman.
Mete merupakan salah satu komoditas yang dikembangkan yang merupakan
spesifik lokasi dan sesuai agrosistem di wilayah Kabupaten Gunungkidul. Dengan luasan
tanaman menghasilkan yang menurun dibandingkan dengan tahun 2017 dimana hanya
ada 4.452,4 ha tetapi provitas dari komoditas mete meningkat dari 0,19 kw/ha menjadi
4,83 kw/ha sehingga peningkatan pendapatan untuk komoditas mete juga naik 5,25 juta
dibandingkan tahun 2017.
Peningkatan nilai sektor pendapatan pertanian pada komoditas tembakau sebesar
22,92 juta. Dengan jumlah produksi yang lebih rendah di tahun 2017, tetapi harga di
tahun 2018 lebih baik sehingga peningkatan pendapatan petani juga meningkat.
Kenaikan produksi tembakau tidak terlepas dari keberhasilan dalam memilih kegiatan-
kegiatan prioritas yang dapat menstimulasi peningkatan produksi tembakau melalui
penerapan IPTEK yang didukung dengan sistem penyuluhan, pengawalan,
pendampingan yang intensif dan keterkaitan dengan pengembangan sehingga teknologi
mudah diakses. Dengan adanya dukungan tersebut, kwalitas dari tembakau juga baik dan
harga juga tinggi.
Untuk komoditas seperti kedelai, bawang merah dan cabe besar penurunan nilai
sektor pendapatan dikarenakan penurunan harga jual. Selain karena adanya panen raya
juga karena panjangnya rantai penjualan. Terjadinya puncak panen menyebabkan
produksi bawang merah semakin bertambah. Hal ini merugikan petani karena bawang
merah tidak semuanya terserap di pasar. Turunnya hanga cabai merah di luar perkiraan,
karena terjadi ketika musim hujan, tetapi stok melimpah karena panen raya.
Jumlah permintaan akan daging sapi setiap tahun berfluktuasi karena adanya hari-
hari besar keagamaan dan adat. Jumlah permintaan meningkat drastis pada hari-hari
besar seperti idulfitri, natal, tahun baru, pesta adat dan lain-lain. Menjelang hari-hari
besar tersebut, utamanya idul-fitri dan idul-adha, para pedagang ternak sudah
Laporan Kinerja Dinas Pertanian dan Pangan Tahun 2018
27
mengumpulkan stok sapi dalam jumlah besar. Jumlah pemotongan sapi menjelang hari
besar keagamaan meningkat dari hari-hari biasa. Pengiriman ternak keluar antar
kabupaten ataupun antar propinsi dalam jumlah besar juga sudah terjadi 1-3 bulan
sebelumnya. Harga daging sapi selalu naik pada hari raya idul-ftri, dan tidak pernah
turun setelah itu walaupun permintaan sudah kembali normal. Penurunan jumlah
pendapatan sektor pertanian pada indikator pengiriman ternak keluar daerah di
karenakan adanya penurunan jumlah ternak yang dikirim keluar daerah. Sesuai hasil
SKKH selama tahun 2018, jumlah pengiriman unggas komersil tahun 2018, 6.074.845
ekor, turun 202.945 ekor bila dibandingkan tahun 2017 yang mencapai 6.277.790 ekor.
Untuk pengiriman ternak besar tahun 2018 2.451 ekor meningkat 169 ekor bila
dinadingkan tahun 2017. Sedangkan untuk pengiriman ternak kecil (kambing/domba)
juga turun sebesar 4.702 ekor di tahun 2018 dibandingkan pengiriman ternak kecil tahun
2017 yang sebanyak 11.449 ekor. Dari SKKH tersebut diperoleh bahwa dengan target
pengiriman ternak keluar yang sebesar 32.953 ekor untuk unggas komersil, ternak besar
dan ternak kecil dapat dicapai realisasi sebesar 77.595 ekor. Walaupun bila dibandingkan
tahun 2017 ada penurunan pendapatan pertanian dari pengiriman ternak sebesar 7.797
juta.
Dalam rangka meningkatkan produksi, berbagai fasilitasi untuk kelompok binaan
diberikan mulai dari sarana pra panen sampai pascapanen. Hal ini sebagai langkah untuk
mengoptimalkan produksi yang dapat dicapai. Sarana pascapanen sangat diperlukan
untuk menekan susut hasil pada saat panen sampai penyimpanan dan juga menjaga agar
hasil produksi tidak tercecer secara signifikan sampai ke konsumen dengan tetap
memastikan kualitas produk yang sesuai aturan standar. Untuk mendorong nilai tambah
produksi hasil pertanian, kelompok terus didorong untuk mengembangkan unit
pengolahan hasil (UPH) terutama untuk komoditi strategis pertanian. Proses pengolahan
ini sangat penting dilakukan sehingga tercipta peningkatan pendapatan bagi petani
(poktan/gapoktan). Alokasi unit pengolahan yang dialokasikan selama tahun 2018
sebanyak 6 unit. Alokasi unit pengolahan hasil ini diharapkan dapat menyediakan
kebutuhan dalam bentuk yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Dalam hal ini,
pengembangan UPH memerlukan proses bertahap secara konsisten dengan
memperhatikan standar yang lebih baik dan pola pemasaran yang intensif dengan
berbagai kalangan termasuk konsumen langsung.
Tabel 3.4
Alokasi Sarana Unit Pengolahan Hasil Pertanian Tahun 2018
No Nama Kelompok Alamat Jenis sarana UPH Produk Yang
Dihasilkan 1 KT. Mount Vera Jeruk legi, katongan,
nglipar
Press cup, hand sealer,
alat pengolah makanan
Minuman aloe vera
2 KT. Barokah Saban, karangwuni,
rongkop
Mesin pengaduk
dodol, penepung,
pemarut kelapa
Jenang dodol
Laporan Kinerja Dinas Pertanian dan Pangan Tahun 2018
28
No Nama Kelompok Alamat Jenis sarana UPH Produk Yang
Dihasilkan 3 KT. Tembakau Sido
Dadi
Banyumeneng II,
Giriharjo, panggang
Mesin perajang
tembakau
Tembakau rajangan
4 KT. Tembakau Sinar
Harapan
Nglegok. Giritirto,
purwosari
Mesin perajang
tembakau
Tembakau rajangan
5 KT. Melati Indah Karang, gedangsari Spiner, mesin
pencampur bumbu
Criping pisang salut
6 TTP Nglanggeran Nglanggeran, patuk Alat cetak permen
coklat
Permen coklat
Peningkatan pendapatan petani dipengaruhi oleh peningkatan produksi komoditas
pertanian dan kestabilan harga dari komoditas pertanian tersebut. Semakin tinggi
produksi yang dihasilkan dan didukung dengan harga tinggi yang diterima petani, maka
pendapatan petani akan semakin tinggi pula. Pembinaan kelompok yang secara langsung
ditujukan dalam rangka pemberdayaan petani melalui pembinaan kelompok agar dapat
berkembang menjadi kelompok yang menerapkan agribisnis terpadu serta dapat
meningkatkan pendapatan juga dilaksanakan melalui beberapa kegiatan antara lain : a. Promosi atas hasil produksi pertanian/perkebunan/peternakan unggul daerah
b. Peningkatan Mutu dan Penanganan Pasca Panen Hasil Produksi Pertanian Perkebunan
dan Peternakan c. Fasilitasi Temu Usaha Pelaku Pasar Produk Pertanian
Realisasi kegiatan berupa keikutsertaan kelompok-kelompok binaan maupun
produknya dalam even-even promosi, penyelenggaraan lomba produk unggulan,
pelatihan peningkatan kualitas pascapanen produk pertanian, serta diselenggarakanya
pertemuan pelaku usaha komoditas pertanian unggulan
Gambar 3.1 Koperasi dan UMKM Expo 15-19 Agustus 2018, Grand City Surabaya
Beberapa faktor yang mendorong peningkatan pemasaran hasil pertanian
diantaranya adalah meningkatnya kualitas produk pertanian yang dihasilkan dengan
adanya pelatihan pelatihan dan pengolahan hasil berdasarkan SOP pengolahan yang baik,
serta semakin banyak kelompok tani/ gapoktan dan lain-lain yang mengikuti pameran,
lomba-lomba dan promosi pemasaran hasil pertanian di lokal Kabupaten Gunungkidul
maupun di luar Gunungkidul sehingga produk pertanian Kabupaten Gunungkidul
semakin dikenal. Selain itu dilaksanakan juga target sukses dengan melakukan kegiatan
peningkatan produksi pangan utama, diversifikasi pangan, meningkatkan akses
Laporan Kinerja Dinas Pertanian dan Pangan Tahun 2018
29
pemanfaatan pangan dan gizi, konsumsi pangan lokal, dan meningkatkan kualitas
sumberdaya insani petani.
Dalam memberikan jaminan mutu pangan, upaya fasilitasi register atau
pendaftaran P-IRT terhadap produk pertanian yang dihasilkan juga dilakukan. Jumlah
pelaku usaha di seluruh Kabupaten Gunungkidul sekitar 1.000 orang, dan mereka masih
memproses produknya dengan sederhana. Agar hasil nyata dari sosialisasi dan pelatihan
P-IRT signifikan, fasilitasi dan bimtek secara intensif perlu untuk memperoleh serifikat
P-IRT. Selama Tahun 2018 jumlah pelatihan P-IRT dilakukan pada 30 orang pelaku
usaha olahan terpilih se Kabupaten Gunungkidul. 16 orang dinyatakan lulus dan
mendapat sertifikat (No. Reg) P-IRT dan 14 orang tidak lulus dengan catatan harus
memperbaiki sanitasi serta kebersihan lingkungan kerjanya.
Capaian kinerja program kualitas penyuluhan sebesar rata-rata 100% yang masuk
ketegori sangat berhasil. Selama tahun 2018, keberhasilan penambahan kelompok yang
menerapkan agribisnis terpadu mencapai target 100% yang ditetapkan sebanyak 110
kelompok. Kelompok yang telah berada di kelas kelompok utama ini diharapkan dapat
menerapkan kegiatan agribisnisnya untuk meningkatkan kesejahteraam seluruh anggota
kelompoknya dan masyarakat di sekitarnya.
Materi penyuluhan dipublikasikan melalui berbagai bentuk, diataranya melalui
media audio visual seperti radio, dan melalui video penyuluhan. Jumlah peningkatan
kapasitas SDM penyuluh diukur melalui peningkatan kompetensi SDM penyuluh
pertanian. Pada thun 2018 terdapat 14 orang penyuluh pertanian yang diangkat dari
THL-TBPP menjadi CPNS Penyuluh pertanian. Peningkatan kapasitas SDM Petani
dilaksanakan melalui pelatihan – pelatihan,
magang, dan kunjungan lapang guna
meningktakan kompetensi anggota kelompok
tani.
Penghargaan Abdibaktitani UKPP (Unit
Kerja Pelayanan Publik) berprestasi Bidang
Pertanian Tahun 2017 diterima Dinas Pertanian
dan Pangan di Auditorium Gedung D, Kementerian Pertanian pada tanggal 23 Februari
2018.
Terkait penghargaan Adhibaktitani,
Kementerian Pertanian melakukan penilaian
berdasarkan 14 indikator seperti: moto layanan,
standar layanan, pengakuan kemanfaatan dari
masyarakat, serta dukungan terhadap
pembangunan sektor petanian. Sesuai
mekanisme yang berlaku selama ini, Dinas
Pertanian dan Pangan melalui Bidang
Penyuluhan sudah dinilai secara berjenjang oleh unit kerja pembina, dan terakhir bagi
unit kerja yang memenuhi syarat melakukan ekspose dihadapan Tim Penilai
Laporan Kinerja Dinas Pertanian dan Pangan Tahun 2018
30
Kementerian Pertanian. Penghargaan Abdibaktitani yang diterima Dinas Pertanian dan
Pangan Kabupaten Gunungkidul berupa 1 (satu) Plakat.
Untuk mencapai target sasaran tersebut dilaksanakan program prioritas yaitu
Program Peningkatan Kualitas Penyuluhan dan Program Peningkatan Agribisnis
Pertanian pada kegiatan Pembinaan Mutu Hasil Pertanian dan kegiatan Pengolahan Hasil
Pertanian, yang menunjukkan keadaan sebagai berikut:
Tabel 3.5
Anggaran dan Realisasi Program Sasaran 1
No. Nama Program Anggaran (Rp.) Realisasi (Rp.) Capaian
(%) Selisih (Rp.)
Efisiensi
(%)
1. Program kualitas
penyuluhan
2.057.062.500 1.995.005.100 96,98 62.057.400 3,02
2. Program peningkatan
agribisnis pertanian
265.600.000 259.161.000 97,58 6.439.000 2,42
Jumlah 2.322.662.500,00 2.254.166.100,00 97,05 68.496.400,00 2,95
Dalam melaksanakan program kualitas penyuluhan tersebut dianggarkan
sebesar Rp2.057.062.500,00 dalam realisasinya menyerap anggaran sebesar
Rp1.995.005.100,00 (96,98%) sehingga terdapat efisiensi anggaran sebesar
Rp62.057.400,00 (3,02%). Sedangkan untuk program kedua yang mendukung
pencapaian indikator pendapatan sektor pertanian didukung oleh program peningkatan
agribisnis pertanian pada kegiatan penanganan pasca panen dan pengolahan hasil
pertanian dengan anggaran sebesar Rp265.600.000,00 dalam realisasinya menyerap
anggaran sebesar Rp 259.161.000,00 (97,05%) sehingga terdapat efisiensi anggaran
sebesar Rp6.439.000,00 (2,95%).
Permasalahan:
1. Produk pertanian memiliki sifat dan karakteristik tidak tahan lama, bulky,
perishable, mudah rusak
2. Nilai ekonomis produknya tergantung pada tingkat kesegarannya sehingga perlu
penanganan panen dan pascapanen yang baik
3. Penumbuhan dan pengembangan kelompok tani
4. Penanganan proses produksi relatif kurang berkembang terutama di area penanganan
panen dan proses berikutnya
5. Pelaku usaha hasil pertanian belum terintegrasi dengan proses usaha yang
memberikan nilai tambah bagi pelaku usaha tersebut dan kurang memanfaatkan
kekuatan pola kelembagaan kelompok tani/gabungan kelompok tani
6. Pelaku usaha hasil pertanian masih banyak yang belum memiliki ketertarikan untuk
mengembangkan produk dengan jati diri sendiri atau sering menjual tanpa identitas
mereka sendiri.
7. Rantai pemasaran yang cukup panjangan dari lahan produksi ke konsumen
menjadikan ketidakefisienan. Harga yang tinggi di tingkat konsumen cenderung
tidak mendorong peningkatan harga di tingkat petani.
Laporan Kinerja Dinas Pertanian dan Pangan Tahun 2018
31
Solusi:
1. Pengolahan produk segar juga merupakan upaya untuk menjaga kualitas poduk agar
dapat bertahan lebih lama dan menambah nilai tambah dan daya saing
2. Dalam upaya peningkatan nilai tambah dan daya saing produk pertanian, pada tahun
2018 melakukan upaya dalam bentuk bantuan fasilitasi dan bimtek pengolahan
hasil pertanian
3. Pengawalan dan pendampingan oleh penyuluh di lokasi sentra produksi pangan
berupa pendampingan proses pembelajaran dalam bentuk kursus tani dalam rangka
meningkatkan kemampuan kelompok tani menerapkan teknologi
4. Penguatan kelembagaan usaha, kemitraan serta kewirausahaan agribisnis
Sasaran 2 “Ketersediaan, Distribusi dan Konsumsi Pangan Meningkat”
Untuk mewujudkan ketahanan pangan yang kuat dan berkesinambungan,
berdasarkan Undang-Undang Pangan Nomor 18 tahun 2012 tentang pangan, maka
implementasi pembangunan ketahanan pangan dilaksanakan dengan memperhatikan 3
(tiga) komponen utama yang harus dipenuhi, yaitu: (1) Ketersediaan pangan yang cukup
dan merata; (2) Keterjangkauan pangan yang efektif dan efisien; serta (3) Konsumsi
pangan yang beragam dan bergizi seimbang. Ketiga komponen tersebut dapat
diwujudkan sampai tingkat rumah tangga, apabila: (1) Memanfaatkan potensi
sumberdaya lokal yang beragam untuk peningkatan ketersediaan pangan; (2)
Melaksanakan diversifikasi pangan untuk mendorong konsumsi pangan masyarakat yang
beragam, bergizi seimbang, dan aman; (3) Menjamin pasokan pangan ke seluruh wilayah
dan terjangkau oleh masyarakat; (4) Memanfaatkan pasar pangan internasional secara
bijaksana bagi pemenuhan konsumen yang beragam; serta (5) Memberikan jaminan bagi
masyarakat miskin di perkotaan dan perdesaan dalam mengakses pangan yang bersifat
pokok.
Target dari sasaran strategis ini adalah kestabilan harga dan distribusi pangan.
Rasio yang digunakan disini adalah jumlah produksi padi, ketersediaan beras, PPH serta
jumlah penduduk dengan kurun waktu 1 tahun yaitu 2018. Perkembangan harga
komoditas pertanian ditingkat produsen maupun konsumen perlu dimonitor setiap saat
mengingat komoditas tersebut sangat strategis.
Capaian sasaran tersebut diukur berdasarkan 4 (empat) indikator sasaran yang
dirumuskan dan menunjukkan keadaan sebagai berikut:
Laporan Kinerja Dinas Pertanian dan Pangan Tahun 2018
32
Tabel 3.6
Evaluasi Pencapaian Sasaran 2
Pengukuran Kinerja
No. Indikator
Kinerja Satuan
Realisasi
Tahun
2017
Tahun 2018 Target
Akhir
Renstra
(2021)
Capaian
s/d 2018
terhadap
2021 (%) Target Realisasi
Capaia
n
Kinerj
a (%)
Kategori
1 Pertumbuhan
Ketersediaan,
distribusi, dan
konsumsi
pangan:
184.761,77
Ketersediaan
Pangan
(Beras)
Ton 124.476 123.169 116.782 94,81 Sangat berhasil 125.111 93,34
2 Harga pangan
yang
terjangkau
dan terkendali
Beras IR I Rp 10.765 10.500 11.912 113,45 Sangat berhasil 10.815 110,14
Beras IR II Rp 8.816 9.550 9.770 102,30 Sangat berhasil 9.810 99,59
Jagung Pipil
Kering Rp 5.578 5.100 5.496 107,76 Sangat berhasil 5.250 104,69
Kedelai Lokal Rp 10.586 8.100 9.820 121,23 Sangat berhasil 8.400 116,90
3 Nilai PPH
(Pola Pangan
Harapan)
Indeks 81,5 85,8 84,6 98,60 Sangat berhasil 89,2 94,84
4 Nilai NBM
(Neraca
Bahan
Makanan)
Indeks 83,6 88 81,4 92,50 Sangat berhasil 91 89,45
RATA-RATA CAPAIAN INDIKATOR SASARAN 98,31 Sangat berhasil 96,48
Dari hasil evaluasi data tersebut di atas terlihat bahwa capaian kinerja sebesar
rata-rata 98,31% yang masuk kategori sangat berhasil. Sasaran kedua ketersediaan,
distribusi, dan konsumsi pangan pada indikator pertama ketersediaan pangan (beras)
meningkat 3.484 ton dibandingkan realisasi tahun 2017, yang berarti konsumsi energi
yang ideal telah mulai diimbangi dengan peningkatan konsumsi umbi-umbian dan
sumber karbohidrat lainnya. Sedangkan untuk indikator kedua berupa harga pangan yang
terjangkau dan terkendali menunjukkan peningkatan harga pada beras IR I (Rp1.147)
maupun IR II (Rp954). Sedangkan penurunan terjadi pada komoditas jagung pipil kering
(Rp82) dan kedelai lokal (Rp766). Angka realisasi pada indikator ketiga dan keempat
bila dibandingkan tahun 2017 ini dengan realisasi pada tahun 2018 menurun pada
capaian indeks PPH (0,10) dan NBM (2).
Meskipun tren konsumsi umbi-umbian mengalami peningkatan, namun
konsumsi beras masih mendominasi kontribusi energi dari pangan sumber karbohidrat.
Hal ini menyebabkan jumlah agregat kebutuhan konsumsi beras masyarakat masih
tinggi. Kondisi ini menunjukkan konsumsi energi penduduk masih belum memenuhi
Laporan Kinerja Dinas Pertanian dan Pangan Tahun 2018
33
kaidah gizi seimbang yang dianjurkan. Untuk itu, di masa mendatang pola konsumsi
pangan masyarakat diarahkan pada pola konsumsi pangan Beragam, Bergizi, Seimbang,
dan Aman. Pemenuhan pangan yang cukup dan berkualitas secara terus menerus
diupayakan, antara lain melalui peningkatan produksi pangan, menjaga stabilitas pasokan
dan harga pangan pokok, mengembangkan pemanfaatan lahan pekarangan dan
diversifikasi pangan, serta peningkatan pengetahuan tentang pangan dan gizi kepada
masyarakat.
Tingkat ketersediaan pangan selain dilihat dari kecukupan gizinya, baik energi
dan protein, juga dinilai dari sisi keberagaman ketersediaan gizi berdasarkan Pola
Pangan Harapan (PPH). PPH tingkat ketersediaan dihitung berdasarkan ketersediaan
energi Neraca Bahan Makanan (NBM). Keberagaman ketersediaan pangan akan
mendukung pencapaian keberagaman konsumsi pangan sehingga dapat dicapai sasaran
konsumsi pangan yang diharapkan.
Gambar 3.2. Kegiatan Peningkatan Diversifikasi dan Ketahanan Pangan
Beras sebagai salah satu komoditas pangan strategis ketersediaan pangannya
sangat penting terutama untuk memenuhi kebutuhan konsumsi penduduk dan kebutuhan
lainnya seperti seperti untuk industri. Penghitungan ketersediaan beras ini berkaitan
dengan : jumlah penduduk, jumlah produksi beras (hasil konversi dari padi ke beras), dan
tingkat konsumsi.
Selain ketersediaan pangan (beras) kegiatan untuk menguatkan indikator
Pertumbuhan Ketersediaan, distribusi, dan konsumsi pangan adalah dengan melakukan
penguatan cadangan pangan. Cadangan Pangan Masyarakat adalah cadangan pangan
yang dikelola masyarakat atau rumah tangga, termasuk petani, koperasi, pedagang, dan
industri rumah tangga, dan lumbung pangan masyarakat yang merupakan lembaga yang
dibentuk oleh masyarakat desa/kota yang bertujuan untuk pengembangan penyediaan
cadangan pangan dengan sistem tunda jual, penyimpanan, pendistribusian, pengolahan
dan perdagangan bahan pangan yang dikelola secara kelompok.
Pada tahun 2018 disediakan dana sebesar Rp 50.000.000,- atau sekitar 5,5 Ton
untuk cadangan pangan masyarakat. Beras tersebut disimpan di UD Tani Asih, Siyono,
Logandeng, Playen. Pengadaan dilakukan dengan pihak ke 3 menggunakan MoU yang
diperbaharui untuk jumlah cadangan berasnya. Cadangan pangan Kabupaten
Gunungkidul dimanfaatkan untuk tiga aspek kebutuhan yaitu pada saat darurat,
kerawanan pasca bencana, dan stabilitas harga.
Laporan Kinerja Dinas Pertanian dan Pangan Tahun 2018
34
Pola pangan harapan adalah susunan beragam pangan yang didasarkan pada
sumbangan energi dari kelompok pangan utama baik secara absolut maupun dari suatu
pola ketersediaan atau konsumsi pangan. Skor PPh menunjukkan keberagaman konsumsi
pangan masyarakat, dimana semakin beragam, semakin tinggi pula skor PPH nya. Nilai
maksimal untuk skor PPH ideal adalah 100.
Tabel 3.7
Skor Pola Pangan Harapan (PPH) Kabupaten Gunungkidul Tahun 2018
No. Kelompok Bahan Pangan Energi
(Kalori)* % AKG Bobot
Skor
Riil
Skor
PPH**
Skor
Maks
1. Padi-padian 907 42,2 0,5 21,1 21,1 25,0
2. Umbi-umbian 116 5,4 0,5 2,7 2,5 2,5
3. Pangan Hewani 178 8,3 2,0 16,5 16,5 24,0
4. Minyak dan Lemak 186 8,6 0,5 4,3 4,3 5,0
5. Buah/biji berminyak 77 3,6 0,5 1,8 1,0 1,0
6. Kacang-kacangan 173 8,0 2,0 16,0 10,0 10,0
7. Gula 85 3,9 0,5 2,0 2,0 2,5
8. Sayuran dan buah 104 4,8 5,0 24,2 24,2 30,0
9. Lain-lain 7 0,3 - - - -
Jumlah 1.833 85,2 81,7 100,0
Dari hasil penghitungan skor Pola Pangan Harapan (PPH) di Kabupaten
Gunungkidul tahun 2018 ini dapat dilihat bahwa ada beberapa komponen pangan yang
tingkat konsumsinya masih berada di bawah skor ideal (maksimal), utamanya untuk
kelompok padi-padian, pangan hewani, minyak dan lemak, gula serta sayuran dan buah.
Kelompok pangan hewani dikonsumsi masyarakat utamanya sebagai komponen
lauk. Dengan harga yang relatif mahal dibandingkan dengan kelompok pangan yang lain,
dan belum seluruhnya mampu untuk mengakses kelompok pangan ini dalam jumlah
yang cukup, maka capaian skor untuk kelompok pangan ini hanya tercapai 16,5 dari skor
maksimal yang ideal yaitu 24 atau hanya sekitar 66.75% dari capaian skor ideal.
Cakupan ketersediaan energi per kapita mencerminkan jumlah energi dalam
satuan kkal yang tersedia setiap hari bagi setiap penduduk di Kabupaten Gunungkidul.
Ketersediaan energi ini diperoleh sebagai hasil atas analisa Neraca Bahan Makanan
(NBM), yang merupakan jumlah seluruh bahan pangan sumber kalori, hasil produksi
domestik, dikurangi jumlah yang dikeluarkan dari Kabupaten Gunungkidul, ditambah
jumlah pasokan dari luar Kabupaten Gunungkidul. Berdasarkan perhitungan NBM,
diperoleh bahwa ketersediaan energi untuk tahun 2018 adalah sebesar 3.093
kkal/kap/hari dan ketersediaan protein sebesar 91,50 gram/kap/hari.
Target sempel bahan pangan yang diuji sebanyak 23 sampel dan berhasil
dilakukan pengujian terhadap seluruh target. Setelah dilakukan uji terhadap sampel,
sempel yang aman untuk dikonsumsi sebanyak 19 sampel. Katagori sempel aman adalah
sempel yang tidak kadaluarsa dan tidak mengandung bahan kimia yang berbahaya.
Laporan Kinerja Dinas Pertanian dan Pangan Tahun 2018
35
Pengambilan sample bahan pangan segar berupa sayuran dan buah-buahan di pasar
tradisional dan ditingkat produsan/petani. Uji laboratorium bahan pangan segar
dilakukan di Laboratorium Kesehatan DIY untuk mengetahui cemaran kandungan
pestisida yang ada sayuran dan buah-buahan.sampel yang diambil dalam keadaan aman
untuk di konsumsi, menunjukkan bahwa kesadaran masyarakat akan isu keamanan
pangan telah makin baik. Usaha lain yang telah dilakukan selain dengan sosialisasi ke
sekolah – sekolah tentang keamanan pangan adalah dengan leaflet-leaflet keamanan
pangan sebagai sumber informasi mengenai kemanan pangan.
Hasil pemetaan kerawanan pangan di Kabupaten Gunungkidul tahun 2018
terdapat 2 (dua) desa rawan pangan yang disebabkan karena ketersediaan dan akses
pangan (= nihil), yaitu Desa Tegalrejo dan Desa Watugajah Kecamatan Gedangsari.
Dalam kegiatan penanganan kerawanan pangan Dinas Pertanian dan Pangan
Kabupaten Gunungkidul memberikan fasilitasi pembangunan fisik lumbung,pengisian
cadangan pangan dan penguatan kelembagaan Lumbung Pangan Masyarakat. Upaya
kelembagaan pangan pedesaan melalui pendekatan pemberdayaan kelembagaan lumbung
pangan masyarakat dilakukan karena dipandang cukup efektif dalam mendukung
ketahanan pangan di daerah khususnya pedesaan.
Melalui kelembagaan lumbung pangan diharapkan beberapa kegiatan pasca
panen dapat dilakukan, tidak hanya menampung hasil pertanian sebagai cadangan
pangan, tetapi juga untuk meningkatkan kwalitas bahan pangan dan mengolah serta
memasarkan produk pada saat dikehendaki (fungsi tunda jual), sehingga lembaga yang
bersangkutan bisa memperoleh nilai tambah bagi anggotanya.
Pada Tahun 2018 ini ada 3 kelompok Lumbung Pangan Masyarakat yang
dibantu pembangunan gudang lumbung yaitu di kelompok LPM Moro Jodo, Grogol,
Paliyan; LPM Ngudi Mulyo, Kenteng, Paliyan dan LPM Tani Manunggal, Melikan,
Rongkop.
Dari hasil evaluasi sasaran 2 terlihat bahwa capaian kinerja program
peningkatan ketahanan pangan sebesar rata-rata 109,52% yang masuk ketegori sangat
berhasil. Di Kabupaten Gunungkidul, pemantauan telah secara rutin dilaksanakan,
terutama pada komoditas beras (sebagai makanan pokok sebagian besar penduduk
Gunungkidul), jagung pipilan, kedelai, minyak goreng, bawang merah, telur ayam ras,
gula pasir, daging ayam, daging sapi, dan cabai. Pantauan dilaksanakan oleh enumerator
harga di tingkat produsen sampai dengan tingkat konsumen di beberapa titik pantau.
Dengan pola produksi yang mengikuti musim, maka harga produk pertanian
akan berfluktuasi. Pada saat panen raya, khususnya di daerah-daerah sentra, produksi
melimpah melebihi kebutuhan konsumsi sehingga harga cenderung turun sampai tingkat
yang kurang menguntungkan petani. Sebaliknya pada saat pasokan berkurang harga
cenderung meningkat sehingga dapat memberatkan konsumen. Berbagai upaya telah
dilaksanakan oleh pemerintah dalam upaya stabilisasi harga di tingkat petani sebagai
salah satu upaya perlindungan petani melalui kebijakan penetapan Harga Pembelian
Pemerintah (HPP).
Laporan Kinerja Dinas Pertanian dan Pangan Tahun 2018
36
Dalam melaksanakan program peningkatan ketahanan pangan tersebut
dianggarkan sebesar Rp927.530.000,00 dalam realisasinya menyerap anggaran sebesar
Rp913.884.400,00 (98,53%) sehingga terdapat efisiensi anggaran sebesar
Rp13.645.600,00 (1,47%). Sedangkan untuk program kedua yang mendukung
pencapaian indikator pendapatan sektor pertanian didukung oleh program peningkatan
agribisnis pertanian pada kegiatan pemasaran hasil produksi pertanian dengan anggaran
sebesar Rp151.133.500,00 dalam realisasinya menyerap anggaran sebesar
Rp144.733.000,00,00 (95,77%) sehingga terdapat efisiensi anggaran sebesar
Rp6.400.000,00 (4,23%), yang dirinci sebagai berikut: yang dirinci sebagai berikut:
Tabel 3.8
Anggaran dan Realisasi Program Sasaran 2
No. Nama Program Anggaran
(Rp.)
Realisasi
(Rp.)
Capaian
(%) Selisih (Rp.)
Efisiensi
(%)
1. Program peningkatan
ketahanan pangan
927.530.000 913.884.400 98,53 13.645.600 1,47
2. Program peningkatan
agribisnis pertanian
151.133.500 144.733.000 95,77 6.400.500 4,23
Jumlah 1.078.663.500 1.058.617.400 98,14 20.046.100 1,86
Permasalahan:
1. Masih rendahnya daya beli masyarakat
2. Masih rendahnya pengetahuan dan kesadaran masyarakat akan pola pangan beragam
dan bergizi seimbang
Solusi:
1. Pemberdayaan pemanfaatan pekarangan
2. kampanye dan sosialisasi kepada masyarakat mengenai penganekaragaman pangan
Sasaran 3
“Produksi Tanaman Pangan Meningkat”
Dalam mewujudkan kedaulatan pangan saat ini difokuskan pada pencapaian
swasembada pangan Komoditas tanaman pangan yang menjaddi fokus adalah, yaitu
padi, jagung, kedelai dan ubi kayu. Padi (beras) masih dianggap sebagai komoditas
strategis yang dominan disebabkan beras merupakan makanan pokok sebagian besar
masyarakat. Jagung dan ubi kayu merupakan pangan alternatif bagi masyarakat dan
dimanfaatkan untuk bahan olahan beberapa produk pangan lokal. Selain itu jagung juga
merupakan bahan baku pakan ternak. Kedelai merupakan produk pertanian strategis yang
digunakan untuk berbagai produk pangan maupun olahan (tahu/tempe).
Laporan Kinerja Dinas Pertanian dan Pangan Tahun 2018
37
Capaian sasaran 3 tersebut diukur berdasarkan 1 (satu) indikator sasaran yang
dirumuskan dan menunjukkan keadaan sebagai berikut:
Tabel 3.9
Evaluasi Pencapaian Sasaran 3
Pengukuran Kinerja
No. Indikator
Kinerja Satuan
Realisasi
Tahun
2017
Tahun 2018 Target
Akhir
Renstr
a
(2021)
Capaian
s/d 2018
terhadap
2021 (%) Target Realisasi
Capaian
Kinerja
(%)
Kategori
1 Tingkat produksi komoditas
unggulan tanaman pangan
184.761,77
Padi Ton 293.381 290.817 298.454 102,63 Sangat berhasil 291.962 102,22
Jagung Ton 206.208 206.500 225.801 109,35 Sangat berhasil 209.500 107,78
Kedelai Ton 3.947 6.000 5.945 99,08 Sangat berhasil 7.500 79,27
Ubi Kayu Ton 924.751 878.510 788.750 89,78 Sangat berhasil 885.110 89,11
RATA-RATA CAPAIAN INDIKATOR SASARAN 95,45 Sangat berhasil 94,61
Dari hasil evaluasi data tersebut di atas terlihat bahwa capaian kinerja sebesar rata-
rata 95,45% yang masuk kategori sangat berhasil. Sasaran ketiga tingkat produksi
komoditas unggulan tanaman pangan pada indikator memuat capaian produksi dari padi
yang meningkat sebesar 5.073 ton, jagung 19.593 ton dan kedelai 1.998 ton. Sedangkan
untuk capaian target ubi kayu mengalami penurunan produksi sebesar 136.001 ton bila
dibandingkan capaian tahun 2017.
Peningkatan produksi padi tahun 2018 ini disebabkan meningkatnya luas panen
dibanding tahun 2017, akibat dari upaya khusus yang dilakukan Kementerian Pertanian
dan pengawalan yang intensif sampai tingkat lapang. Peningkatan produksi padi tidak
terlepas dari peran produktivitas dan luas panen.
Kebijakan pengadaan dengan pola penunjukan langsung telah berdampak pada
penyaluran benih dan pupuk dapat tepat waktu/musim. Kebijakan bantuan benih tidak di
lokasi existing telah berdampak pada luas tambah tanam. Perbaikan jaringan irigasi
pertanian telah berhasil meningkatkan Indek Pertanaman (IP). Penggunaan alsintan oleh
petani telah mempercepat waktu olah tanam, tanam, panen dan pasca panen,
meningkatkan efisiensi biaya serta mengurangi kehilangan hasil (losses).
Laporan Kinerja Dinas Pertanian dan Pangan Tahun 2018
38
Gambar 3.3. Kegiatan Peningkatan Produksi Tanaman Pangan
Padi (beras) masih dianggap sebagai komoditas strategis yang dominan karena
beras merupakan makanan pokok bagi masyarakat. Jagung merupakan pangan alternatif
bagi masyarakat. Selain itu jagung juga merupakan bahan baku pakan ternak. Kedelai
merupakan produk pertanian strategis yang digunakan untuk berbagai produk pangan
maupun olahan (tahu/tempe). Begitu juga ubi kayu, selain merupakan pangan alternatife
juga digunakan untuk berbagai produk pangan olahan seperti patilo, gaplek, tiwul. Bila
dilihat dari aspek ketahanan pangan, kondisi pangan strategis adalah sangat baik. Hal ini
ditunjukan dari capaian kinerja pangan strategis yang meningkat signifikan dibandingkan
tahun 2017. Keragaan capaian produksi komoditas pangan strategis disampaikan sebagai
berikut :
Kenaikan produksi padi terjadi karena kenaikan luas
tanam/luas panen dan produktivitas. Dalam kurun
waktu 5 tahun produksi padi menunjukkan
peningkatan yang signifikan. Produksi padi
mengalami peningkatan dari target karena adanya
program Upsus Pajale.
Beberapa kegiatan telah dilaksanakan dalam rangka
meningkatkan kualitas produksi padi, diantaranya dengan : 1) pangadaan obat – obatan /
pestisida untuk mengendalikan serangan hama dan penyakit tanaman,2) Penggunaan
benih unggul dan pengelolaan budidaya tanaman yang baik, 3) Adanya pelatihan dan
bintek bagi petani untuk meningkatkan budidaya yang baik, 4) Peningkatan sarana irigasi
pertanian, 5) Fasilitasi PSP, 6) Peningkatan Sarana dan Prasarana Usaha Pertanian (DAK
Pertanian) dan 7) Fasilitasi verifikasi LP2B.
Laporan Kinerja Dinas Pertanian dan Pangan Tahun 2018
39
Prosentase peningkatan produksi jagung
dapat dicapai melebihi target. Target produksi
jagung tahun 2018 sebesar 225.801 ton
dengan realisasi sebesar 109,35% atau
225,801 ton Hal ini disebabkan karena : Petani
lebih memilih menanam jagung karena lebih
tahan serangan hama dan memandang bahwa
tahun 2018 musim / iklim lebih tepat untuk
jagung. Selain itu jagung tidak terlalu butuh
pengairan tinggi dibanding padi dan bantuan benih jagung bermutu tinggi sehingga
meningkatkan produksi jagung. Seperti program pemerintah terhadap padi, untuk jagung,
peningkatan produksi yang sangat signifikan tersebut juga merupakan dampak dari
program UPSUS melalui pengembangan jagung.
Produksi kedelai memiliki pola yang sama
dengan luas panen, yang menunjukkan bahwa
penurunan produksi dipengaruhi oleh
penurunan luas panen. Penyebab utama
penurunan luas panen ini adalah penurunan
areal tanam yang disebabkan oleh kurangnya
gairah petani menanam kedelai karena harga
kedelai ditingkat petani relatif rendah dan
meningkatnya volume impor kedelai dengan harga yang murah. Petani juga tidak berani
menanggung resiko menanam kedelai di musim penghujan karena kelembaban yang
tinggi kurang mendukung untuk tanaman kedelei selain itu juga kurang memberikan
keuntungan sehingga menyebabkan petani enggan menanam kedelai. Rekomendasi
sebagai rencana aksi tindak lanjut perbaikan kinerja peningkatan produksi kedelai yang
ditawarkan tahun yang akan datang antara lain : mengalokasikan bantuan saprodi
budidaya kedelai, peningkatan perlindungan dari serangan OPT, peningkatan fasilitasi
sarana pasca panen kedelai serta penguatan agroekosistem oleh para penyuluh dan
diharapkan petani melakukan monitoring dan evaluasi pertanaman sejak dini guna
mengantisipasi gangguan dan kerusakan akibat hama dan penyakit.
Penurunan produksi ubikayu
disebabkan karena majunya musim kemarau
pada 2018 ini. Sejak Mei 2018 lalu hujan sudah
menghilang, sehingga berdampak pada proses
produksi ubikayu. Apalagi fisik tanaman dinilai
kecil-kecil sehingga buahnya juga tidak
maksimal. Dampak dari penurunan produksi
ubikayu, maka penjualan gaplek di pasaran juga
lesu. Harganya pada saat ini bisa mencapai Rp 2.000/kilogram (kg) yang tahun lalu
hanya Rp 1.000/kg.
Laporan Kinerja Dinas Pertanian dan Pangan Tahun 2018
40
Upaya untuk peningkatan produktifitas ubi kayu sebagai upaya tindak lanjut diantaranya
dengan penggunaan benih unggul, ubikayu diusahakan secara tumpang sari dengan
komoditas lain, umur panen ubi kayu tergantung harga pasar jika harga murah maka
umur panen panjang, pemanenan menunggu harga tinggi untuk meningkatkan daya saing
daerah.
Kegiatan pendukung lainnya yang telah dilakukan adalah dengan memberikan
bantuan premi asuransi usaha tanaman padi sesuai dengan Keputusan Menteri Pertanian
Republik Indonesia Nomor 56/Kpts/SR.230/B/06/2016. Adanya Keputusan Gubernur DI
Yogyakarta Nomor 88/Kep/2017 tentang pengembangan kawasan tanaman pangan,
hortikultura dan peternakan Daerah Istimewa Yogyakarta memberikan banyak dukungan
kegiatan dari DI Yogyakarta dan Pusat untuk tanaman pangan padi, jagung, kedelai dan
ubi kayu. Maka diharapkan untuk tahun kedepan peningkatan produksi dan produktivitas
pertanian dapat tercapai sesuai target yang ditetapkan.
Berdasar data yang ada, peningkatan produksi, jumlah sarana prasaranan,
alokasi pupuk dan benih dapat dilihat pada tabel-tabel dibawah ini:
Tabel 3.10
Produksi Padi dan Palawija Kabupaten Gunungkidul Tahun 2017 – 2018
No Komoditas Produksi (ton)
2017 2018* Naik/Turun (%)
1. Padi 293.381 298.454 1,73
2. Jagung 206.208 230.206 11,64
3. Kedelai 3.947 6.053 53,36
4. Kacang tanah 71.496 71.857 0,50
5. Kacang hijau 109 139 27,53
6. Ubikayu 924.751 784.750 -15,14
7. Ubijalar 683 149 -78,81
8. Sorghum 31 23 -25,81
Dalam rangka peningkatan produksi dan produktifitas tanaman pangan pada
tahun 2018 juga telah dilaksanakan penyaluran pupuk bersubsidi. Sasaran kegiatan
adalah diterapkannya pemupukan berimbang spesifik lokasi di tingkat petani, untuk
mendukung peningkatan produktivitas dan produksi serta memperbaiki kualitas hasil
komoditas pertanian. Pupuk yang disubsidi adalah Urea, ZA, SP-36, NPK dan pupuk
organik. Untuk alokasi pupuk bersubsidi dan alokasi sarana dan prasarana untuk sektor
pertanian tahun anggaran 2018 juga telah ditetapkan dengan Surat Keputusan Kepala
Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Gunungkidul Nomor 70/KPTS/2018, seperti
yang tertera pada table di bawah ini:
Laporan Kinerja Dinas Pertanian dan Pangan Tahun 2018
41
Tabel 3.11
Alokasi Pupuk Kabupaten Gunungkidul Tahun 2018
No kecamatan urea NPK SP-36 ZA Pupuk Organik
1 Panggang 364,00 187,00 19,00 19,00 -
2 Purwosari 255,00 162,00 32,00 62,00 9,00
3 Paliyan 532,00 365,00 22,00 33,00 15,00
4 Saptosari 701,00 231,00 3,00 2,00 -
5 Tepus 656,00 182,00 29,00 1,00 -
6 Tanjungsari 505,00 196,00 16,00 9,00 7,00
7 Rongkop 523,00 202,00 54,00 - -
8 Girisubo 566,00 197,00 73,00 - -
9 Semanu 784,00 532,90 69,00 27,00 16,00
10 Ponjong 1.032,00 625,00 104,00 61,00 21,00
11 Karangmojo 604,00 523,00 72,00 61,00 53,00
12 Wonosari 579,00 476,00 66,00 73,00 4,00
13 Playen 558,00 491,00 17,00 20,00 9,00
14 Patuk 193,00 426,00 33,00 113,00 42,00
15 Gedangsari 603,00 302,00 63,00 93,00 11,00
16 Nglipar 619,00 395,00 73,00 49,00 49,00
17 Ngawen 748,00 464,00 58,15 178,00 17,00
18 Semin 1.048,00 469,00 80,00 189,00 24,00
Jumlah 10.870,00 6.425,90 883,15 990,00 277,00
Pelaksanaan kegiatan DAK tahun 2018 masih fokus pada pembangunan
infrastruktur pemanfaatan sumber sumber air, pembangunan/perbaikan jalan pertanian
serta pembangunan/perbaikan Balai Penyuluh Pertanian (BPP) dan penyediaan sarana
pendukung BPP, sehingga kegiatan DAK bidang pertanian dapat mendorong
peningkatan produksi pertanian.
Gambar 3.4. Kegiatan DAK Untuk Peningkatan Produksi Tanaman Pangan
Pada Tahun 2018 Pemerintah Kabupaten Gunungkidul mendapatkan alokasi
Dana Alokasi Khusus (DAK) Bidang Pertanian sebesar Rp. 3.912.000.000,- (tiga milyar
sembilan ratus dua belas juta rupiah). Realisasi penyaluran DAK Bidang Pertanian tahun
2018 di Kabupaten Gunungkidul sebesar Rp 3.882.756.000,- (tiga milyar delapan ratus
Laporan Kinerja Dinas Pertanian dan Pangan Tahun 2018
42
delapan puluh dua juta tujuh ratus lima puluh enam ribu rupiah) atau 97,15 % dari pagu
anggaran. Pekerjaaan tersebut telah dilaksanakan dan diserah terimakan.
Untuk pembangunan DAK Pertanian yang menyangkut masyarakat digunakan
model Swakelola. Swakelola adalah kegiatan pengadaan barang/jasa dimana
pekerjaannya direncanakan, dikerjakan dan diawasi sendiri oleh K/L/D/I sebagai
penanggung jawab anggaran, instansi pemerintah lain, dan atau kelompok masyarakat.
Tabel 3.12
Alokasi Sarana dan Prasarana Sumber Daya Air Tahun 2018
NO NAMA PENERIMA ALAMAT PENERIMA BANTUAN/ HIBAH
1. KT Hargo Busono Sidorejo, Beji,Ngawen Pembanguan Dam Parit
2. KT Sri Makmur Slingi, Umbulrejo, Ponjong Pembanguan Dam Parit
3. KT Ngupadi Koyo Sawur, Sawahan, Ponjong Pembanguan Dam Parit
4. KT Karya Tani II Wareng I, Wareng, Wonosari Pembanguan Dam Parit
5. KT Eko Martani Praon, Pulutan, Wonosari Pembanguan Dam Parit
6. KT Argodadi Glampong, Pengkol, Nglipar Pembanguan Dam Parit
7. KT Slamet Manunggal Kembang Nglegi, Patuk Pembanguan Dam Parit
8. KT Rukun Santosa Semoyo, Patuk Pembanguan Dam Parit
9. KT Sido Makmur Kranggan, Ngeposari, Semanu Pembanguan Dam Parit
10. KT Ngudi Lestari Salam, Salam, Patuk Pembanguan Dam Parit
11. KT Ngudi Rejeki Blembeman I, Natah, Nglipar Pembanguan Dam Parit
12. KT Gembuk Kernen, Ngunul, Playen Pembanguan Dam Parit
13. KT Rukun Ngipak, Ngipak, Karangmojo Pembanguan Dam Parit
14. P3A Tirto Guna Karangtengah, Wonosari Pembanguan Dam Parit
15. KT Sido Mulyo Karangasem, Bulurejo, Semin Pembangunan Sumur Dangkal
16. KT Amrih Makmur Tahunan, Bulurejo, Semin Pembangunan Sumur Dangkal
Dalam melaksanakan program peningkatan produksi tanaman pangan tersebut
dianggarkan sebesar Rp3.241.471.500,00 dalam realisasinya menyerap anggaran sebesar
Rp3.199.462.500,00 (98,70%) sehingga terdapat efisiensi anggaran sebesar
Rp42.009.000,00 (1,30%).
Tabel 3.13
Anggaran dan Realisasi Program Sasaran 3
No. Nama Program Anggaran (Rp.) Realisasi (Rp.) Capaian
(%)
Selisih
(Rp.)
Efisiensi
(%)
1. Program peningkatan
produksi tanaman
pangan
3.241.471.500 3.199.462.500 98,70 42.009.000 1,30
Jumlah 3.241.471.500 3.199.462.500 98,70 42.009.000 1,30
Permasalahan:
1. Kondisi lahan pertanian di Kabupaten Gunugkidul yang umumnya marginal dengan
produktivitas yang rendah
Laporan Kinerja Dinas Pertanian dan Pangan Tahun 2018
43
2. SDM petani yang umumnya berusia lanjut sehingga menghambat dalam adopsi
tekhnologi untuk peningkatan produksi dan produktivitas pertanian
3. Adanya organisme pengganggu tanaman yang menyerang tanaman pangan dan
hortikultura
4. Infrastruktur di bidang pertanian yang perlu ditingkatkan
Solusi :
1. Pendampingan secara intensif kepada kelompok tani untuk menerapkan tekhnologi
tepat guna untuk meningkatkan produksi pertanian
2. Mengubah sistem pertanian tradisional menjadi pertanian yang modern berbasis
mekanisasi pertanian agar sistem usaha tani lebih efisien
3. Menerapkan sistem pemupukan berimbang dan optimalisasi tumpangsari
Sasaran 4 “Produksi hasil perkebunan dan hortikultura unggulan meningkat”
Pembangunan perkebunan pada dasarnya dilaksanakan oleh masyarakat dan dunia
usaha sedangkan fungsi pemerintah lebih bersifat fasilitator, pembinaan dan
pendampingan. Terwujudnya peran masyarakat pekebun dan dunia usaha pada
pembangunan perkebunan yang sinergis di semua tingkatan perlu didorong maksimal.
Untuk itu ditempuh upaya terencana melalui konsultasi, koordinasi dan pengembangan
kerja sama. Selain lahan dan air, dalam aspek budidaya ketersediaan benih unggul dan
sarana produksi bermutu merupakan sautu hal yang sangat fundamental.
Capaian sasaran tersebut diukur berdasarkan 1 (satu) indikator sasaran yang
dirumuskan dan menunjukkan keadaan sebagai berikut:
Tabel 3.14
Evaluasi Pencapaian Sasaran 4
Pengukuran Kinerja
No Indikator
Kinerja Satuan
Realisasi
Tahun
2017
Tahun 2018 Target
Akhir
Renstra
(2021)
Capaian
s/d 2018
terhadap
2021 (%) Target Realisasi
Capaian
Kinerja
(%)
Kategori
1 Tingkat
produksi hasil perkebunan dan
hortikultura
unggulan:
Kakao Kg 318.000 364.000 653.059 179,41 Sangat berhasil 520.000 125,59
Mete Kg 522.087 548.191 688.428 125,58 Sangat berhasil 634.600 108,48
Tembakau Kg 445.864 468.157 374.717 80,04 Berhasil 541.950 69,14
Laporan Kinerja Dinas Pertanian dan Pangan Tahun 2018
44
No Indikator
Kinerja Satuan
Realisasi
Tahun
2017
Tahun 2018 Target
Akhir
Renstra
(2021)
Capaian
s/d 2018
terhadap
2021 (%) Target Realisasi
Capaian
Kinerja
(%)
Kategori
Kelapa Butir 20.697.600 21.732.480 57.059.313 262,55 Sangat berhasil 25.158.062 226,80
Bawang
Merah Ton 740 463,6 694 149,70 Sangat berhasil 484,75 143,17
Cabe Ton 673 480,08 539,1 112,29 Sangat berhasil 502,01 107,39
RATA-RATA CAPAIAN INDIKATOR SASARAN 254,29 Sangat berhasil 218,86
Dari hasil evaluasi data tersebut di atas terlihat bahwa capaian kinerja sebesar rata-
rata 254,29% yang masuk kategori sangat berhasil. Sasaran keempat produksi hasil
perkebunan dan hortikultura unggulan meningkat menunjukkan semua komoditas
unggulan dari kakao, mete, tembakau, kelapa, bawang merah, dan cabe melampaui dari
target yang telah ditetapkan untuk tahun 2018 kecuali untuk tembakau hanya 80,04%.
Pengembangan komoditas yang memiliki manfaat dan fungsi strategis seperti
pada kelapa, kakao, jambu mete, dan tembakau untuk komoditas perkebunan. Lahan
yang menjadi sasaran adalah lahan eksisting dan bukaan baru yang sesuai dengan
potensi, kebutuhan dan kesiapan daerah. Persyaratan dapat dikembangkan adalah
memiliki kelayakan secara ekonomi, bio-fisik/agro-ekosistem, sosial, pasar, dan
dikembangkan secara berkelanjutan.
Upaya-upaya yang ditempuh dalam pengembangan komoditas unggulan
melalui peningkatan produksi dan produktivitas dengan kegiatan rehabilitasi,
intensifikasi, ekstensifikasi dan diversifikasi yang didukung oleh penyediaan benih
bermutu, pemberdayaan petani dan penguatan kelembagaan, pembangunan dan
pemeliharaan kebun sumber benih, penanganan pasca panen, pembinaan usaha dan
perlindungan perkebunan serta pemberian pelayanan berkualitas. Pada akhirnya
dihasilkan budidaya perkebu akselera perkebunan yang baik seperti yang
ditetapkan yaitu 1) kondisi peningkatan produktivitas tanaman, 2) penerapan budidaya
yang baik 3) penerapan budidaya yang berkelanjutan dan ramah lingkungan, 4)
mewujudkan 7 (tujuh) Gema Revitalisasi (lahan, perbenihan/perbibitan, infrastruktur
pertanian, SDM petani, permodalan petani, kelembagaan petani, dan teknologi serta
industri hilir), 5) mendorong sistem pertanian polikultur, terpadu dan terintegrasi.
Upaya-upaya yang ditempuh dalam pengembangan komoditas unggulan
melalui peningkatan produksi dan produktivitas dengan kegiatan rehabilitasi,
intensifikasi, ekstensifikasi dan diversifikasi yang didukung oleh penyediaan benih
bermutu, pemberdayaan petani dan penguatan kelembagaan, pembangunan dan
pemeliharaan kebun sumber benih, penanganan pasca panen, pembinaan usaha dan
perlindungan perkebunan serta pemberian pelayanan berkualitas. Pada akhirnya
dihasilkan budidaya Hingga saat ini produksi kakao mencapai 653.059 kg yang menurun
53.295 kg dibanding produksi tahun 2017. Penurunan ini juga terjadi karena
berkurangnya luasan tanaman menghasilkan dari 8.485,94 ha menjadi 5660,45 ha.
Tanaman perkebunan mete meningkat produksinya di tahun 2018 sebesar 162.708 kg
Laporan Kinerja Dinas Pertanian dan Pangan Tahun 2018
45
dibandingkan produksi di tahun 2017. Penurunan beberapa komoditas di perkebunan dan
hortikultura terjadi pada komoditas tembakau sebesar dibanding tahun 2017 sebesar -
401.220 kg, bawang merah -46 ton (7%) dan cabe – 134 ton (25%) dibandingkan tahun
2017.
Produksi kakao dalam lima tahun terakhir ini mengalami fluktuasi. Luas areal
kakao menjadi faktor utama produksi kakao. Meskipun dengan adanya kegiatan
pengembangan kawasan kakao dan teknologi yang dikembangkan bila tidak didukung
dengan luasan areal tanaman menghasilkan untuk kakao, maka peningkatan produksi
tidak bisa stabil.
Produksi tembakau juga mengalami fluktuasi selama lima tahun terakhir.
keterbatasan modal, teknik pertanian tradisional yang tidak efisien, kurangnya dukungan
teknis dan infrastruktur pertanian, serta minimnya akses pasar secara langsung oleh
petani sehingga keuntungan berkurang. Kunci utama meningkatkan produktivitas
tembakau adalah meningkatkan sumber daya manusia, jaringan kemitraan bisnis, dan
peningkatan daya saing. Salah satunya melalui program kemitraan dengan petani
tembakau. Kerjasama yang telah dibangun dengan mitra didukung dana DBHCHT (Dana
Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau) yang telah mendukung kegiatan baik dari segi
budidaya, pelatihan sampai dengan proses pengolahannya.
Jambu mete merupakan tanaman yang mempunyai nilai ekonomi yang cukup
tinggi, harganya cukup stabil dan prospek pasarnya baik. Penyebab fluktuasi produksi
jambu mete disebabkan oleh ketidakterpaduan dan tidak adanya pola sinergisme dalam
pengelolaan tanaman dan lahan serta keberadaan dan kinerja usahatani tidak didukung
oleh keberadaan dan kinerja usaha-usaha terkait, baik di segmen rantai hulu yakni bidang
usaha pengadaan dan penyaluran sarana dan prasaran usahatani; atau di segmen rantai
hilir, yakni bidang usaha pengolahan dan pemasaran hasil usahatani; maupun di segmen
rantai sisi, yakni bidang usaha jasa fasilitator, misalnya usaha pembiayaan dan
infrastruktur penunjang.
Fluktuasi produksi kelapa sangat dimungkinkan mendapat pengaruh dari luas areal
kelapa yang berkurang/bertambah atau dari jumlah tanaman yang menghasilkan.
Pengembangan kawasan kelapa yang dilakukan diharapkan dapat meningkatkan
produksi kelapa di tahun-tahun mendatang. Kegiatan untuk meningkatkan produksi
kelapa antara lain: Peremajaan Tanaman Kelapa, pendampingan, dan pengawalan,
pelatihan penumbuhan kelompok petani kelapa, serta pemberdayaan kelembagaan.
Luas perkebunan kelapa di Kabupaten Gunungkidul di akhir tahun 2017 mencapai
8.552,23 Ha. Dari segi produksi, capaian tahun 2018 ini sebesar 57.059.313 butir
meningkat bila dibandingkan tahun 2017 sebanyak 64.815.560 butir kelapa atau
meningkat sebesar 36.361.713 butir (64%). Berikut data peningkatan produksi, jumlah
sarana prasarana, alokasi pupuk dan benih pada tabel-tabel di bawah ini:
Laporan Kinerja Dinas Pertanian dan Pangan Tahun 2018
46
Tabel 3.15
Produksi Tanaman Perkebunan dan hortikultura
No Komoditas Produksi (ton)
keterangan 2017 2018
1. Jambu Mete 525,72 688,43 Biji Kering
2. Kakao 706,35 653,059 Glondong
3. Tembakau 337,187 374,717 Rajangan kering
4. Kelapa 162.038,91 114.118,62 Butir
5. Kapas - 5,003 Serat Berbiji
Tabel 3.16
Produksi Tanaman Buah dan Sayur
No Komoditas Panen (Ha) Produktivitas
(ku/ha)
Jumlah
Produksi (Ku)
1. Bawang Merah 116 59,74 6.930
2. Bawang Putih 0 0 0
3. Bawang Daun 0 0 0
4. Kentang 0 0 0
5. Kubis 0 0 0
6. Kembang Kol 0 0 0
7. Petsai/Sawi 57 14,81 844
8. Wortel 0 0 0
9. Lobak 0 0 0
10. Kacang Merah 2 5,5 11
11. Kacang Panjang 25 14,40 360
12. Cabai Besar 135 23,32 3.148
13. Cabai Rawit 93 19,97 1.857
14. Paprika 0 0 0
15. Jamur*)
100 3,00 300
16. Tomat 7 24,00 168
17. Terung 44 28,11 1.237
18. Buncis 0 0 0
19. Ketimun 12 42,67 512
20. Kangkung 51 12,04 614
21. Bayam 38 7,11 270
22. Melon 15 35,87 538
23. Semangka 3 17,67 53
Tabel 3.17
Alokasi Sarana dan Prasarana Sumber Daya Air, Pupuk, OPT Tahun 2018
NO NAMA PENERIMA ALAMAT PENERIMA BANTUAN/ HIBAH
1 Maju Lancar Karangmojo 2 Karangmojo Karangmojo Cultivator Tembakau
2 Sido Makmur Kalangan II Ngipak Karangmojo Cultivator Hortikultura
3 Tunas Tani Mandiri Karangduwet I Karangmojo Karangmojo Cultivator Hortikultura
4 Timbul Makmur Munggur Ngawis Karangmojo Cultivator Tembakau
5 Rukun II Ngipak Ngipak Karangmojo Cultivator Hortikultura
Laporan Kinerja Dinas Pertanian dan Pangan Tahun 2018
47
NO NAMA PENERIMA ALAMAT PENERIMA BANTUAN/ HIBAH
6 Sari Tirto Mulyo B2 Simo II Genjahan Ponjong Cultivator Hortikultura
7 Sido Dadi Sawahan Sawahan Ponjong Cultivator Hortikultura
8 Sri Rejeki Bedil Kulon Rejosari Semin Cultivator Hortikultura
9 Amrih Makmur Tahunan Bulurejo Semin Cultivator Hortikultura
10 Ngudi Rejeki Pabregan Sumberejo Semin Cultivator Tembakau
11 Ngudi Makmur Randusari Watusigar Ngawen Cultivator Tembakau
12 Manunggal Tekat Sabrang Watusigar Ngawen Cultivator Tembakau
13 Podomoro Gojo Kedungpoh Nglipar Cultivator Hortikultura
14 Redjo Mulyo Karangsari Nglanggeran Patuk Cultivator Hortikultura
15 Rukun Agawe Makmur Beji Beji Patuk Cultivator Hortikultura
16 Ngudi Rejeki Bandung Bandung Playen Cultivator Hortikultura
17 Ngudi Lestari II Wiyoko Tengah Plembutan Playen Cultivator Hortikultura
18 Margo Subur Kedungdowo Wetan Pampang Paliyan Cultivator Tembakau
19 Sumbersari Jamburejo Sodo Paliyan Cultivator Tembakau
20 Seneng Makmur Seneng Siraman Wonosari Cultivator Hortikultura
21 Guyub Blimbing Karangrejek Wonosari Cultivator Hortikultura
22 Mudho Widodo Wareng IV Wareng Wonosari Cultivator Tembakau
23 Handini Subur Wareng III Wareng Wonosari Cultivator Hortikultura
24 Guyub Rukun Wareng II Wareng Wonosari Cultivator Hortikultura
25 Karso Tani Ngelak Pacarejo Semanu Cultivator Hortikultura
26 Boga Tani Dengok Lor Pacarejo Semanu Cultivator Hortikultura
27 Dadi Subur Tunggaknonggo Ngeposari Semanu Cultivator Hortikultura
28 Tukul Pambudi Watubelah Kemadang Tanjungsari Cultivator Hortikultura
29 Sido Makmur Susukan Giritirto Purwosari Cultivator Tembakau
30 Sinar Harapan Nglegok Giritirto Purwosari Cultivator Tembakau
31 Ngudi Makmur Petoyan Giritirto Purwosari Cultivator Tembakau
32 Sido Maju Sumur Giripurwo Purwosari Cultivator Tembakau
33 Klp Ngudi Raharjo Dawung Bunder, Patuk Bibit Lada, Pupuk NPK
34 Klp Sari Mulyo Pijenan, Tambakromo, Ponjong Bibit Lada, Pupuk NPK
35 Klp Subur Makmur Gedangan II, Karangmojo Bibit Lada, Pupuk NPK
36 Klp Pamor Kepil,Putat,Patuk Pupuk Organik, NPK
(intensifikasi kakao)
37 Klp Murih Agung Karangwetan II Karangmojo Pupuk Organik, NPK
(intensifikasi kakao)
38 Klp Subur Kenteng, Ngalang, Gedangsari Pupuk Organik, NPK
(intensifikasi kakao)
39 Klp Ngudi Lestari Banaran 9 Banaran Playen Pupuk Organik, NPK
(intensifikasi kakao)
40 Klp Hargo Mulyo Karangsari Nglanggeran, Patuk Pupuk Organik, NPK
(intensifikasi kakao)
41 Klp Mugo Dadi Nglanggeran Wetan, Patuk Pupuk Organik, NPK
(intensifikasi kakao)
42 Klp Sido Muncul Nglanggeran Kulon, Patuk Pupuk Organik, NPK
(intensifikasi kakao)
43 Klp Ngudi Makmur Gunung Butak Nglanggeran, Patuk Pupuk Organik, NPK
(intensifikasi kakao)
44 Klp Margo Dadi Doga, Nglanggeran, Patuk Pupuk Organik, NPK
(intensifikasi kakao)
Laporan Kinerja Dinas Pertanian dan Pangan Tahun 2018
48
NO NAMA PENERIMA ALAMAT PENERIMA BANTUAN/ HIBAH
45 Klp SAE Kalilalang, Kalitekuk,semin Pupuk Organik, NPK
(intensifikasi mete)
46 Klp Tebu Asri Sambirejo, Ngawen Jalan Produksi
47 Klp Tebu Wungu
Makmur Sumber Wungu, Tepus Jalan Produksi
48 Klp Budi Makmur Giritirto, Purwosari Pengembangan Sumber Air
49 Sido Mulyo I Monggol, Saptosari Pompa Air
50 Sido Makmur I Kepek Saptosari Pompa Air
51 Sido Makmur 2 Planjan, Saptosari Pompa Air
52 KT Marsudi Tani Blimbing, Umbulrejo, Ponjong Metabolit sekunder
53 KT Hargo Mulyo Karangsari, Nglanggeran, Patuk Metabolit sekunder
54 KT Ngudi Makmur Gunung Butak,Nglanggeran, Patuk Metabolit sekunder
55 KT Sido Muncul Nglanggeran Kulon, Nglanggeran, Patuk Metabolit sekunder
Dari hasil evaluasi data tersebut di atas terlihat bahwa capaian kinerja program
peningkatan produksi perrkebunan telah masuk ketegori sangat berhasil. Dalam
melaksanakan program peningkatan ketahanan pangan tersebut dianggarkan sebesar
Rp2.761.509.500,00 dalam realisasinya menyerap anggaran sebesar Rp2.504.346.948,00
(90,69%) sehingga terdapat efisiensi anggaran sebesar Rp257.162.522,00 (7,02%), yang
dirinci sebagai berikut: yang dirinci sebagai berikut:
Tabel 3.18
Anggaran dan Realisasi Program Sasaran 4
No. Nama Program Anggaran
(Rp.) Realisasi (Rp.)
Capaian
(%) Selisih (Rp.)
Efisiensi
(%)
1. Program peningkatan
produksi perkebunan
dan hortikultura
2.761.509.500 2.504.346.948 90,69 257.162.552 9,31
Jumlah 2.761.509.500 2.504.346.948 90,69 257.162.552 9,31
Permasalahan:
1. Belum adanya kontinyuitas produksi perkebunan
2. Masih terbatasnya penggunaan bibit unggul
3. Makin berkurangnya areal tanam
4. Pelaku usaha di bidang perrkebunan masih kurang memahami jaminan mutu dan
keamanan pangan
5. Terbatasnya penyuluh perkebunan.
Solusi:
1. Melakukan penataan pola tanam
2. Mendorong petani menggunakan bibit unggul,
3. Mendorong pemberdayaan kelembagaan petani
Laporan Kinerja Dinas Pertanian dan Pangan Tahun 2018
49
4. Pelayanan teknis (pembinaan/pendampingan) dalam budidaya dan pengolahan hasil
industry kehutanan dan perkebunan
5. Meningkatkan kemitraan dengan dunia usaha dalam rangka pemassaran hasil
perkebunan/hortikultura
6. Meningkatkan dukungan penyuluh perkebunan.
Sasaran 5
“Produksi Komoditas Peternakan Meningkat”
Pengembangan peternakan berbasis pada potensi sumberdaya terutama
sumberdaya pakan ternak dengan pengarustamaan pada upaya pengintegrasian antara
komoditas pertanian dan peternakan. Sektor usaha pertanian diharapkan mampu
menyediakan sumber pakan bagi ternak dan sebaliknya sektor usaha peternakan mampu
menjadi faktor pendukung usahatani tanaman yang lebih efisien dan ramah lingkungan
Pembangunan sub sektor peternakan pada dasarnya diarahkan untuk meningkatkan
populasi maupun produksi ternak dan hasil ikutannya, yang pada gilirannya diharapkan
dapat mendongkrak pendapatan petani ternak, mendorong diversifikasi pangan dan
perbaikan mutu gizi masyarakat serta mengembangkan pasar untuk mencapai kedaulatan
pangan. Pengembangan peternakan ini meliputi efisiensi dan efektivitas pelayanan teknis
seperti Inseminasi Buatan (IB), Kesehatan Hewan, Kesehatan Massyarakat Veteriner
(Kesmavet) pakan, bibit dan pelayanan ekonomis seperti pasar, tempat pemotongan
hewan (TPH), tempat pemotongan unggas (TPU), perkreditan/permodalan, sarana dan
tenaga.
Target meningkatnya produksi komoditas unggulan peternakan merupakan
kegiatan peningkatan produksi ternak terutama produksi daging dan telur. Produksi
daging terutama diperoleh dari hasil pemotongan ternak besar, ternak kecil dan unggas.
Sedangkan produksi telur dihitung dari jumlah populasi ternak unggas dan jumlah
persentase betina produktif.
Capaian sasaran 5 tersebut diukur berdasarkan 1 (satu) indikator sasaran yang
dirumuskan dan menunjukkan keadaan sebagai berikut:
Laporan Kinerja Dinas Pertanian dan Pangan Tahun 2018
50
Tabel 3.19
Evaluasi Pencapaian Sasaran 5
Pengukuran Kinerja
No Indikator
Kinerja Satuan
Realisasi
Tahun
2017
Tahun 2018 Target
Akhir
Renstra
(2021)
Capaian
s/d 2018
terhadap
2021 (%) Target Realisasi
Capaian
Kinerja
(%)
Kategori
1
Jumlah Populasi
ternak dan
Produksi telur dan daging
Sapi Potong Ekor 151.573 150.361 152.663 101,53 Sangat berhasil 152.526 100,09
Kambing Ekor 182.854 186.163 186.638 100,26 Sangat berhasil 197.557 94,47
Ayam Buras Ekor 1.169.676 1.161.610 1.231.568 106,02 Sangat berhasil 1.196.808 102,90
Produksi daging Kg 4.620.276 4.664.211 5.589.573 119,84 Sangat berhasil 4.618.751 121,02
Produksi telur Kg 2.661.431 3.451.487 3.566.477 103,33 Sangat berhasil 3.385.232 105,35
RATA-RATA CAPAIAN INDIKATOR SASARAN 113,07 Sangat berhasil 112,31
Dari hasil evaluasi data tersebut di atas terlihat bahwa capaian kinerja sebesar
rata-rata 113,07% yang masuk kategori sangat berhasil. Sasaran kelima tingkat
produksi komoditas peternakan unggulan meningkat pada indikator memuat capaian
target populasi dari sapi potong 152.663 ekor atau naik sebesar 1.090 ekor. Capaian
kambing 182.854 ekor dan ayam buras 1.169,676 ekor.
Meningkatnya produksi ternak tentunya juga dipengaruhi jumlah populasi
ternak yang ada di Kabupaten Gunungkidul. Naik turunnya populasi ternak seperti sapi
potong, kambing, domba, dan unggas juga
dipengaruhi beberapa faktor, seperti jumlah
kelahiran ternak, kematian ternak, pemotongan
ternak , serta jumlah ternak masuk dan ternak
keluar. Sedangkan kegiatan yang berhubungan
langsung dengan tingkat populasi ini adalah
pemotongan ternak dan Inseminasi Buatan.
Tahun 2018, program pemerintah
UPSUS SIWAB juga dilaksanakan. Upaya
Khusus sapi indukan wajib bunting adalah salah
satu program yang dicanangkan Kementerian
Pertanian untuk mengakselerasi percepatan target
pemenuhan populasi sapi potong dalam negeri.
Program tersebut dituangkan dalam peraturan
Menteri Pertanian No. 48/ Permentan/ PK. 210/
10/2016 tentang Upaya Khusus Percepatan
Laporan Kinerja Dinas Pertanian dan Pangan Tahun 2018
51
Peningkatan Populasi Sapi dan Kerbau Bunting yang ditanda tangani Menteri Pertanian
pada tanggal 3 Oktober 2016. Oleh karena itu, UPSUS SIWAB akan memaksimalkan
potensi sapi indukan di dalam negeri untuk dapat terus menghasilkan pedet.
Program utama dalam program UPSUS SIWAB ini yaitu peningkatan populasi
melalui Inseminasi Buatan (IB). Program utama tersebut merupakan upaya penerapan
sistem manjemen reproduksi yang baik meliputi: pemeriksaan status reproduksi dan
gangrep (gangguan reproduksi), pelayanan IB dan kawin alam, pemenuhan semen beku
dan N2 Cair, pengendalian betina produktif, dan pemenuhan hijauan pakan ternak dan
konsentrat. Kegiatan ini terintegrasi menggunakan pendekatan peran aktif masyarakat
dengan mengoptimalkan pemanfaatan sumberdaya peternakan untuk mencapai
kebuntingan 3 juta ekor dari 4 juta akseptor sapi/kerbau pada tahun 2018.
Tabel 3.20
Capaian UPSUS SIWAB 2018
Target Realisasi
Inseminasi
Buatan
(Akseptor)
Kebuntingan
(ekor)
Kelahiran
(ekor)
Inseminasi
Buatan
(Akseptor)
Kebuntingan
(ekor)
Kelahiran
(ekor)
45.000 31.500 26.000 53.281 8.686 11.986
Program Upsus Siwab ini memiliki tujuan mewujudkan komitmen pemerintah
dalam mengejar swasembada daging sapi yang ditargetkan tercapai pada 2026 dan
mewujudkan Indonesia yang mandiri dalam pemenuhan pangan asal hewan, dan
sekaligus meningkatkan kesejahteraan peternak rakyat.
Untuk produksi daging kenaikan 1.09 ton. Dan produksi telur menurun dari
capaian 2017 sebesar 905 ton. Untuk produksi telur yang cenderung menurun
dikarenakan kecenderungan pemeliharaan unggas petelur menurun beralih ke unggas
pedaging, karena pakan lebih murah bila dibandingkan dengan pakan unggas petelur.
Sedangkan kegiatan lainnya untuk mendukung peningkatan populasi adalah
dengan melaksanakan kegiatan penanganan gangguan reproduksi dan kegiatan perbibitan
sapi. Untuk kegiatan perbibitan, pelaksanaan kegiatan berdasakan Keputusan menteri
Pertanian Republik Indonesia Nomor 43/Kpts/PD.410/1/2015 yang telah menetapkan
Kabupaten Gunungkidul sebagai salah satu kawasan sapi potong nasional. Kegiatan
pendukung lainnya adalah dengan memberikan bantuan premi asuransi usaha ternak sapi
sesuai dengan Keputusan Menteri Pertanian Republik Indonesia Nomor
56/Kpts/SR.230/B/06/2016. Populasi di Kabupaten Gunungkidul, yang mendukung
jumlah produksi daging dan telur di sajikan dalam tabel di bawah ini:
Laporan Kinerja Dinas Pertanian dan Pangan Tahun 2018
52
Tabel 3.21
Produksi Peternakan Tahun 2018
No. Uraian Populasi (ekor)
Naik/Turun (%) 2017 2018
1. Sapi Potong 151.573 152.663 0,72
2. Sapi Perah 2 3 50
3. Kerbau 3 0 -100
4. Kuda 16 12 -25
5. Kambing 182.479 186.638 2,28
6. Domba 11.989 11.617 -3,10
7. Babi 62 375 504,84
8. Ayam Buras 1.169.676 1.231.568 5,29
9. Ayam Ras Petelur 299.452 298.100 -0,45
10. Ayam Ras Pedaging 1.562.700 1.626.260 4,07
11. Itik 6.461 6.096 -5,65
12. Burung Puyuh 382.389 376.780 -1,47
Data pemotongan sapi potong tahun 2018 untuk pemotongan tercatat yang
diperoleh adalah sebesar 6.311 ekor dan pemotongan di luar TPH sebesar 446 ekor.
Sedangkan untuk ternak kambing ada sekitar 23.567 ekor yang dipotong di TPH dan
29.400 ekor yang dipotong di luar TPH. Tempat pemotongan hewan yang ada di
Kabupaten Gunungkidul untuk TPH ternak besar khususnya sapi ada 15 TPH.
Sedangkan untuk tempat pemotongan ternak kecil khususnya kambing ada 38
TPH. Untuk unggas tempat pemotongan yang beroperasi di Kabupaten Gunungkidul ada
sekitar 151 TPU. Pemotongan unggas meliputi pemotongan ayam buras, ayam petelur,
ayam pedaging dan itik. Untuk tahun 2018 hanya 4 komoditas unggas yang di
unggulkan.
Hasil pemotongan selama tahun 2018 diperoleh bahwa pemotongan buras
sebesar 2.919.357 ekor, ayam petelur 440.471 ekor, ayam pedaging 2.154.225 ekor dan
itik 6.106 ekor.
Pemotongan ternak selain yang dilakukan di TPH dan luar TPH juga termasuk
pemotongan hewan qurban. Untuk pemotongan hewan qurban pada tahun 2018 tercatat
sapi sebesar 3.415 ekor, kambing 16.243 ekor , dan domba 239 ekor.
Pencapaian dan realisasi dari produksi ternak tahun 2018 dihitung dari realisasi
pemotongan dan menunjukkan hasil yang positif. Angka produksi ternak daging dan
telur sudah melebihi target yang ditetapkan, dengan pencapaian sebesar 119,84%%
untuk produksi daging dan 103,336% untuk produksi telur. Pencapaian ini menunjukkan
kinerja yang sangat baik untuk sasaran kelima ini. Sedangkan bila dilihat dalam
kaitannya dengan target kinerja yang ditetapkan oleh provinsi DI Yogyakarta,
pencapaian jumlah produksi daging telah mencapai 104,26% dan pencapaian jumlah
produksi telur baru mencapai 97,66%.
Laporan Kinerja Dinas Pertanian dan Pangan Tahun 2018
53
Pengiriman ternak keluar baik ternak besar dan ternak kecil telah dilengkapi
dengan SKKH. Hasil pendataan diperoleh bahwa selama tahun 2017, terjadi pengiriman
ternak sapi sebesar 2.283 ekor dan kambing sebesar 11.449 ekor.
Kondisi pencapaian angka produksi ternak yang positif menunjukkan hasil dari
program/kegiatan yang telah dilakukan, yang menggambarkan bukan hanya peran dari
pemerintah. Capaian ini juga menunjukkan kontribusi penting dari pihak non pemerintah
seperti swasta dan kontribusi dari kelompok ternak yang ada di Kabupaten Gunungkidul.
Pencapaian target sasaran tersebut didukung selain oleh masih banyaknya
masyarakat yang mengandalkan sektor pertanian dan peternakan sebagai mata
pencaharian utama, juga didukung oleh masih tersedianya lahan untuk bertani dan
beternak. Kebutuhan kelompok ternak atau masyarakat yang memang mengharapkan
adanya tekhnologi baru untuk kelancaran usaha peternakan mereka serta sudah
terbukanya peluang kerja sama dengan pihak swasta sebagai plasma semakin membuka
peluang usaha peternakan yang lebih luas di Kabupaten Gunungkidul.
Peran petugas di tingkat kecamatan melalui UPT Puskeswan juga sangat besar.
Mulai dari kegiatan pemeriksaan kesehatan ternak, pelayanan IB, kegiatan sosialisasi
hingga praktek pembuatan pakan dan pupuk.
Dalam melaksanakan program peningkatan produksi peternakan tersebut dianggarkan
sebesar Rp1.440.883.260,00 dalam realisasinya menyerap anggaran sebesar
Rp1.386.078.993,00 (96,20%) sehingga terdapat efisiensi anggaran sebesar
Rp54.804.267,00 (3,80%), yang dirinci sebagai berikut:
Tabel 3.22
Anggaran dan Realisasi Program Sasaran 5
No. Nama Program Anggaran
(Rp.) Realisasi (Rp.)
Capaian
(%) Selisih (Rp.)
Efisiensi
(%)
1. Program peningkatan
produksi peternakan 1.440.883.260 1.386.078.993 96,20 54.804.267 3,80
Jumlah 1.440.883.260 1.386.078.993 96,20 54.804.267 3,80
Permasalahan:
1. Pola usaha peternakan masih dengan pola tradisional;
2. Sumber permodalan yang tersedia tidak dapat dimanfaatkan secara maksimal oleh
peternak
3. Penerapan tekhnologi peternakan masih terbatas
Solusi :
1. Pendampingan secara intensif kepada kelompok ternak untuk menerapkan tekhnologi
tepat guna untuk meningkatkan produksi peternakannya
2. Optimalisasi permodalan
3. Menumbuhkembangkan minat pemuda untuk bekerja dan berwirausaha di bidang
peternakan
Laporan Kinerja Dinas Pertanian dan Pangan Tahun 2018
54
Disamping mencapai indikator kinerja utama yang didukung oleh program
prioritas, di setiap Perangkat Daerah juga melaksanakan program-program penunjang
atau pendukung untuk mencapai sasaran strategis yang dilaksanakan oleh setiap
Perangkat Daerah yaitu:
Sasaran 6 “Kepuasan masyarakat terhadap penyelenggaraan pelayanan publik meningkat”
Untuk mencapai target sasaran kepuasan masyarakat terhadap penyelenggaraan
pelayanan publik meningkat dilaksanakan program Peningkatan Kualitas Pelayanan
Publik. Indeks kepuasan masyarakat terhadap kinerja Perangkat Daerah tahun 2017
menjadi capaian tahun dasar, karena Dinas Pertanian dan Pangan mulai dibentuk
berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Gunungkidul Nomor 7 Tahun 2016 tentang
Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Kabupaten Gunungkidul yang
ditindaklanjuti dengan Peraturan Bupati Gunungkidul Nomor 60 Tahun 2016 tentang
Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas, Fungsi, dan Tata Kerja Dinas Pertanian dan
Pangan. Sehingga capaian untuk indikator Indeks Kepuasan Masyarakat diperolah
capaian yaitu dari 80,58 Indeks kepuasan masyarakat tahun 2018 ditargetkan sebesar
77,75 sehingga realisasi kinerjanya mencapai 103,64% masuk kategori sangat berhasil.
Untuk mengetahui capaian program selengkapnya dapat dilihat dari tabel berikut:
Tabel 3.23
Rencana dan Realisasi Capaian Program Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik
No Indikator Kinerja
Program
Realisasi
Tahun
2017
Tahun 2018 Target
Akhir
Renstra
(2021)
Capaian
s/d 2018
terhadap
2021 (%)
Target Realisasi
Capaian
Kinerja
(%)
Kategori
1 Indeks Kepuasan
Masyarakat
Perangkat Daerah
79,10 77,75 80,58 103,64 Sangat
berhasil 80 100,75
RATA-RATA CAPAIAN INDIKATOR SASARAN 103,64
Laporan Kinerja Dinas Pertanian dan Pangan Tahun 2018
55
Sasaran 7
“Akuntabilitas pengelolaan keuangan meningkat”
Untuk mencapai target sasaran Akuntabilitas pengelolaan keuangan meningkat
dilaksanakan program Peningkatan Kualitas Pelaporan Keuangan Perangkat Daerah.
Persentase laporan keuangan disusun tepat waktu baik bulanan, semesteran, dan tahunan
tahun 2018 sama dengan tahun 2017 yaitu dari 100,00. Persentase laporan keuangan
disusun tepat waktu baik bulanan, semesteran, dan tahunan tahun 2018 ditargetkan
sebesar 100,00% terealisasi sebesar 100,00% sehingga realisasi kinerjanya mencapai
100,00% masuk kategori sangat berhasil. Untuk mengetahui capaian program
selengkapnya dapat dilihat dari tabel berikut:
Tabel 3.24
Rencana dan Realisasi Capaian Program Peningkatan Kualitas Pelaporan
Keuangan Perangkat Daerah
No. Indikator Kinerja
Program
Realisasi
Tahun
2017
Tahun 2018 Target
Akhir
Renstra
(2021)
Capaian
s/d 2018
terhadap
2021 (%) Target Realisasi
Capaian
Kinerja
(%)
Kategori
1 Persentase laporan
keuangan disusun tepat
waktu:
1. laporan bulanan
2. laporan semesteran
3. laporan tahunan
100,00 100,00 100,00 100,00 Sangat
berhasil
100,00 100,00
RATA-RATA CAPAIAN INDIKATOR SASARAN 100,00
Sasaran 8
“Kesesuaian program dalam dokumen perencanaan daerah”
Untuk mencapai target sasaran Kesesuaian program dalam dokumen perencanaan
daerah dilaksanakan program Peningkatan kualitas perencanaan. Persentase kesesuaian
Program dalam Rencana Kerja (Renja) PD terhadap Program dalam Rencana Kerja
Pembangunan Daerah (RKPD) dan Renstra PD terhadap Program dalam RPJMD tahun
Laporan Kinerja Dinas Pertanian dan Pangan Tahun 2018
56
2018 sama dengan tahun 2017 yaitu dari 100,00. Persentase kesesuaian Program dalam
Rencana Kerja (Renja) PD terhadap Program dalam Rencana Kerja Pembangunan
Daerah (RKPD) dan Renstra PD terhadap Program dalam RPJMD tahun 2018
ditargetkan sebesar 100,00% terealisasi sebesar 100,00% sehingga realisasi kinerjanya
mencapai 100,00% masuk kategori sangat berhasil. Untuk mengetahui capaian program
selengkapnya dapat dilihat dari tabel berikut:
Tabel 3.25
Rencana dan Realisasi Capaian Program Peningkatan Kualitas Perencanaan
No. Indikator Kinerja
Program
Realisasi
Tahun
2017
Tahun 2018 Target
Akhir
Renstra
(2021)
Capaian
s/d 2018
terhadap
2021 (%) Target Realisasi
Capaian
Kinerja
(%)
Kategori
1 Persentase
kesesuaian Program
dalam Rencana
Kerja (Renja) PD
terhadap Program
dalam Rencana
Kerja Pembangunan
Daerah (RKPD) dan
Renstra PD
terhadap Program
dalam RPJMD
100,00 100,00 100,00 100,00 Sangat
berhasil
100,00 100,00
RATA-RATA CAPAIAN INDIKATOR SASARAN 100,00
Selain ketiga program di atas, juga dilaksanakan program yang mendukung
pencapaian seluruh sasaran yaitu Program Pelayanan Administrasi Perkantoran, Program
Peningkatan Sarana dan Prasarana Perkantoran, dan Program Peningkatan
Ketatalaksanaan dan Kapasitas Aparatur.
Dalam melaksanakan keenam program tersebut dianggarkan sebesar
Rp3.223.574.400,00 dalam realisasinya hanya menyerap anggaran sebesar
Rp3.105.942.944,00 (96,35%) sehingga terdapat efisiensi anggaran sebesar
Rp117.631.456,00 (3,65%), yang dirinci sebagai berikut:
Tabel 3.26
Anggaran dan Realisasi Program Sasaran 8
No. Nama Program Anggaran (Rp.) Realisasi (Rp.) Capaian
(%) Selisih (Rp.)
Efisiensi
(%) 1. Program Pelayanan
Administrasi
Perkantoran
1.677.469.400 1.570.404.969 93,62 107.064.431 6,38
2. Program Peningkatan
Sarana dan Prasarana
Perkantoran
1.241.255.000 1.235.451.375 99,53 5.803.625 0,47
Laporan Kinerja Dinas Pertanian dan Pangan Tahun 2018
57
No. Nama Program Anggaran (Rp.) Realisasi (Rp.) Capaian
(%) Selisih (Rp.)
Efisiensi
(%) 3. Program Peningkatan
Ketatalaksanaan dan
Kapasitas Aparatur
62.750.000 60.401.900 96,26 2.348.100 3,74
4. Program Peningkatan
Kualitas Pelaporan
Keuangan Perangkat
Daerah
80.725.000 80.590.800 99,83 134.200 0,17
5. Program Peningkatan
Kualitas Perencanaan 157.875.000 155.593.900 98,56 2.281.100 1,44
6. Program Peningkatan
Kualitas Pelayanan
Publik
3.500.000 3.500.000 100 0 0
Jumlah 3.223.574.400 3.105.942.944 96,35 117.631.456 3,65
Permasalahan:
1. Berkurangnya pegawai /personil karena adanya mutasi/alih tugas/pensiun,
2. Ketersediaan, pengolahan, dan penyajian arsip belum maksimal
Solusi:
1. Pemutakhiran database kepegawaian
2. Pelatihan kearsipan
D. Realisasi Anggaran
Penyerapan anggaran belanja langsung pada tahun 2018 sebesar 96,02% dari
total anggaran yang dialokasikan. Realisasi anggaran untuk program/kegiatan utama
sebesar 95,92%, sedangkan realisasi untuk program/kegiatan pendukung sebesar
96,35%. Jika dilihat dari realisasi anggaran per sasaran, penyerapan anggaran terbesar
pada program/kegiatan di sasaran akuntabilitas pengelolaan keuangan meningkat
(99,83%). Sedangkan penyerapan terendah pada program/kegiatan di sasaran keempat,
pada indikator produksi hasil perkebunan dan hortikultura unggulan meningkat
(90,69%).
Anggaran dan realisasi belanja langsung tahun 2018 yang dialokasikan untuk
membiayai program/kegiatan dalam pencapaian sasaran pembangunan disajikan tabel
3.22 di bawah ini.
Laporan Kinerja Dinas Pertanian dan Pangan Tahun 2018
58
Tabel 3.27
Pencapaian Kinerja dan Anggaran Tahun 2018
No. Nama Program Anggaran (Rp.) Realisasi (Rp.) Capaian
(%)
Selisih
(Rp.)
Efisiensi
(%) 1 Kesejahteraan
masyarakat petani
meningkat
2.322.662.500 2.254.166.100 97,05 68.496.400 2,95
2 Ketersediaan,
Distribusi, dan
Konsumsi Pangan
Meningkat
1.078.663.500 1.058.617.400 98,14 20.046.100 1,86
3 Produksi
Tanaman Pangan
Meningkat
3.241.471.500 3.199.462.500 98,70 42.009.000 1,30
4 Produksi hasil
perkebunan dan
hortikultura
unggulan
meningkat
2.761.509.500 2.504.346.948 90,69 257.162.552 9,31
5 Produksi
Komoditas
Peternakan
Meningkat
1.440.883.260 1.386.078.993 96,20 54.804.267 3,80
6 Kepuasan
masyarakat
terhadap
penyelenggaraan
pelayanan publik
meningkat
2.984.974.400 2.869.758.244 96,14 115.216.156 3,86
7 Akuntabilitas
pengelolaan
keuangan
meningkat
80.725.000 80.590.800 99,83 134.200 0,17
8 Kesesuaian
program dalam
dokumen
perencanaan
daerah
157.875.000 155.593.900 98,56 2.281.100 1,44
Jumlah belanja langsung
urusan 10.845.190.260 10.402.671.941 95,92 442.518.319 4,08
Jumlah belanja
pendukung 3.223.574.400 3.105.942.944 96,35 117.631.456 3,65
total belanja langsung 14.068.764.660 13.508.614.885 96,02 560.149.775 3,98
Sumber data Laporan Keuangan Subbagian Perencanaan dan Keuangan, Tahun 2018
Laporan Kinerja
Dinas Pertanian dan Pangan Tahun 2018
59
LKj IP menggambarkan penekanan pada manajemen pembangunan berbasis
kinerja dan perbaikan pelayanan publik, dimana setiap PD melakukan pengukuran dan
pelaporan atas kinerja institusi dengan menggunakan indikator yang jelas dan terukur.
Bagi PD, LKj IP menjadi bagian dari upaya pertanggungjawaban dan mendorong
akuntabilitas publik. Sedangkan bagi publik sendiri, LKj IP akan menjadi ukuran akan
penilaian dan juga keterlibatan publik untuk menilai kualitas kinerja pelayanan dan
mendorong tata kelola pemerintahan yang baik.
LKj IP PD sebagai konsekuensi pelaksanaan manajemen kinerja merupakan wujud
dukungan pertanggungjawaban sistem administrasi yang menunjukkan kemampuan
menjamin kelancaran dan keterpaduan pelaksanaan tugas dan fungsi yang makin andal,
profesional, efisien, efektif, dan tanggap terhadap aspirasi rakyat serta dinamika
perubahan lingkungan strategis.
Pengukuran-pengukuran kinerja telah dilakukan dan dikuatkan dengan data
pendukung yang mengurai bukan hanya pencapaian tahun 2018, namun juga melihat
trend pencapaiannya dari tahun ke tahun, dan kontribusinya untuk pencapaian target
akhir Renstra. Secara umum, nampak bahwa kinerja Dinas Pertanian dan Pangan pada
tahun 2018 adalah sangat baik, karena dari 8 (delapan) sasaran yang ditetapkan dapat
tercapai dengan kategori sangat berhasil.
Dari evaluasi dan analisis atas pencapaian sasaran dan IKU yang sudah diuraikan
dalam Bab III, terlihat bahwa kerja keras telah dilakukan Dinas Pertanian dan Pangan
untuk memastikan pencapaian kinerja sebagai prioritas dalam pembangunan. Namun
demikian, beberapa tantangan perlu menjadi fokus bagi perbaikan kinerja ke depan.
Pertama, walaupun beberapa IKU telah mencapai target yang sangat baik, persoalan-
persoalan di masyarakat belum sepenuhnya bisa dijawab dengan baik pula. Tantangan-
tantangan ini terutama nampak dalam kondisi terkait dengan persoalan dimana petani
seringkali dalam posisi tawar yang lemah dan harus berhadapan dengan industri
pangan skala besar yang lebih bersifat padat modal dan padat teknologi Kedua, pentingnya koordinasi dan sinergi antar pemangku kepentingan dalam
pencapaian sasaran, tanpa koordinasi dan sinergi yang dibangun dengan sungguh-
sungguh dan berpijak pada pengakuan dan penghargaan akan kontribusi berbagai pihak
ini, upaya-upaya mencapai sasaran dan indikator kinerja akan menjadi lebih sulit untuk
dicapai.
Ketiga, sebagai bagian dari perbaikan kinerja PD yang menjadi tujuan dari
penyusunan LKj IP, hasil evaluasi capaian kinerja ini juga penting dipergunakan oleh
instansi di lingkungan Pemerintah Kabupaten Gunungkidul untuk perbaikan perencanaan
dan pelaksanaan program/kegiatan di tahun yang akan datang. Beberapa permasalahan
PENUTUP BAB
IV
Laporan Kinerja
Dinas Pertanian dan Pangan Tahun 2018
60
dan solusi yang sudah dirumuskan akan menjadi tidak punya makna jika hanya berhenti
menjadi laporan saja, namun harus ada rencana dan upaya konkret untuk menerapkannya
dalam siklus perencanaan dan pelaksanaan pembangunan. Hal ini akan menjadikan LKj
IP benar-benar menjadi bagian dari sistem monitoring dan evaluasi untuk pijakan
peningkatan kinerja pemerintahan dan perbaikan layanan publik yang semakin baik.
Lampiran