LAPORAN KINERJA
DIREKTORAT JENDERAL
PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL
TAHUN 2016
KEMENTERIAN DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN
TRANSMIGRASI
DIREKTORAT JENDERAL PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL
Jakarta, Desember 2016
LAPORAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL TAHUN 2016
Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Pembangunan Daerah Tertinggal 2016 i
Dalam rangka melaksanakan amanah Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019 khususnya agenda pembangunan
nasional ketiga, yaitu membangun Indonesia dari pinggiran dengan
memperkuat daerah-daerah dan desa dalam kerangka negara kesatuan
Republik Indonesia, Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal,
dan Transmigrasi, melalui Direktorat Jenderal Pembangunan Daerah
Tertinggal, telah menyusun empat sasaran utama yang menjadi target
capaian sampai tahun 2019, yaitu: a) rata-rata pertumbuhan ekonomi di
daerah tertinggal sebesar 7,24 persen pada tahun 2019; b) persentase
penduduk miskin di daerah tertinggal menjadi 14 persen pada akhir tahun
2019; c) Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di daerah 69,59 pada tahun
2019; dan d) minimal terdapat 80 kabupaten dapat ditingkatkan menjadi
kategori daerah maju.
Tujuan penyusunan laporan kinerja adalah: a) memperoleh gambaran
perkembangan dan capaian program dan kegiatan percepatan
pembangunan daerah tertinggal pada Direktorat Jenderal Pembangunan
Daerah Tertinggal dan lima direktorat di lingkungan Direktorat Jenderal
Pembangunan Daerah Tertinggal, yang meliputi Direktorat Perencanaan
dan Identifikasi Daerah Tertinggal, Direktorat Pengembangan Sumber Daya
Manusia di Daerah Tertinggal, Direktorat Pengembangan Sumber Daya dan
Lingkungan Hidup di Daerah Tertinggal, Direktorat Peningkatan Sarana
dan Prasarana di Daerah Tertinggal, dan Direktorat Pengembangan
Ekonomi Lokal di Daerah Tertinggal serta sebagai pendukung layanan b)
mengidentifikasi masalah dan tantangan dalam proses pelaksanaan
pembangunan daerah tertinggal, c) mendapatkan saran dan masukan serta
rekomendasi untuk pemantapan program Direktorat Jenderal
Pembangunan Daerah Tertinggal pada tahun 2017 serta sebagai referensi
untuk penyusunan program dan kegiatan untuk tahun 2017.
Ringkasan Eksekutif
LAPORAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL TAHUN 2016
Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Pembangunan Daerah Tertinggal 2016 ii
Kata Pengantar
Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Pembangunan Daerah Tertinggal
tahun anggaran 2016 ini disusun sebagai wujud pertanggungjawaban pelaksanaan program dan kegiatan dilingkungan Direktorat Jenderal
Pembangunan Daerah Tertinggal, Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi.
Sesuai dengan Peraturan Presiden no 131 tahun 2015 Tentang Penetapan Daerah Tertinggal Tahun 2015-2019, bahwa suatu daerah
(kabupaten) ditetapkan sebagai Daerah Tertinggal berdasarkan kriteria (a) Perekonomian masyarakat (b) Sumber daya manusia (c) Sarana dan
prasarana (d) Kemampuan keuangan daerah (e) Aksesibilitas (f) Karakteristik daerah. Namun di sisi lain, kabupaten daerah tertinggal menyimpan potensi sumber daya alam yang dapat dikembangkan, sehingga
bisa dijadikan basis usaha masyarakat dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi daerah/kabupatennya.
Dalam melaksanakan prioritas pembangunan nasional untuk daerah
tertinggal, maka ditetapkan beberapa sasaran pembangunan daerah tertinggal hingga tahun 2019 sebagai berikut : pertama, rata-rata pertumbuhan ekonomi di daerah tertinggal sebesar 7,24% (persen) pada
tahun 2019; kedua persentase penduduk miskin di daerah tertinggal menjadi 14% (persen) pada akhir tahun 2019; ketiga, Indeks Pembangunan
Manusia (IPM) di daerah tertinggal 69,59 pada tahun 2019; keempat minimal terdapat 80 kabupaten dapat ditingkatkan menjadi kategori daerah
maju. Akhirnya kami berharap bahwa Laporan Kinerja Direktorat Jenderal
Pembangunan Daerah Tertinggal tahun anggaran 2016 ini dapat memberikan manfaat dan masukan, serta rencana kerja tahun 2017. Tidak
lupa kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu sehingga tersusunya laporan ini.
Jakarta, Desember 2016
Direktur Jenderal Pembangunan Daerah Tertinggal
Singgih Wiranto, SH M.Hum
LAPORAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL TAHUN 2016
Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Pembangunan Daerah Tertinggal 2016 iii
RINGKASAN EKSEKUTIF ............................................................................................................ i
KATA PENGANTAR.................................................................................................................... ii
DAFTAR ISI................................................................................................................................ iii
BAB I PENDAHULUAN ………………………………………………….…………………………………………………... 1
1.1. Latar Belakang ………………………………………………...................................................... 1
1.2 Tugas Pokok dan Fungsi ………………………………….……………………………………………..... 2
1.3 Struktur Organisasi ……………………………………………………………………………………….... 7
1.4 Sistematika Penyajian……………………………………………………………………………………….. 10
BAB II PERENCANAAN KINERJA …….............…………………..………………………………………………….... 12
2.1 Renstra 2015 – 2019 ..............………………………….………………………………………........... 12
2.2 Indikator Kinerja Utama 2016 – 2019.....………….………………………………………………… 15
2.3 Perjanjian Kinerja Tahun 2016 .. ………………………………………………………………………… 18
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA ............................................................................................. 20
3.1 Capaian Kinerja ……................................................................................................. 20 3.1.1 Realisasi Kinerja Tahun Anggaran/Triwulan Berjalan.....................................
3.1.2 Perbandingan Realisasi Kinerja Tahun Anggaran/Triwulan Berjalan ............
3.1.3 Analisis Atas Penyebab Keberhasilan dan Kegagalan Atau Peningkatan dan
Penurunan Kinerja .........................................................................................
3.1.4 Analisis atas Efisiensi Penggunaan Sumber Daya .........................................
20 30 31
32 3.2 Realisasi Anggaran ....………………………........................................................................ 32
BAB IV PENUTUP …...............………………..................................................................................... 37
4.1 Kesimpulan .....................................................….....……………………………………………..... 37
LAPORAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL TAHUN 2016
Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Pembangunan Daerah Tertinggal 2016 iv
Daftar Gambar
Kerangka Evaluasi Pengukuran Kinerja Ditjen PDT tahun 2016 Hal. 20
Pola pelaksanaan dan Penanganan Daerah Tertinggal Hal. 27
Bagan Realisasi Anggaran Hal. 35
Daftar Tabel
Struktur Organisasi Hal. 7
Matrik IKU Direktorat Jenderal PDT Hal. 17
Perjanjian Kinerja tahun 2016 Hal. 18
Pengukuran Kinerja Hal. 21
Realisasi tahun 2016 Hal. 35
LAPORAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL TAHUN 2016
Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Pembangunan Daerah Tertinggal 2016 1
BAB I PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Sesuai dengan Peraturan Presiden no 131 tahun 2015 Tentang
Penetapan Daerah Tertinggal Tahun 2015-2019, bahwa suatu daerah
(Kabupaten) ditetapkan sebagai Daerah Tertinggal berdasarkan Kriteria
(a). Perekonomian masyarakat; (b). Sumber Daya Manusia; (c). sarana
dan Prasarana (d). kemampuan keuangan daerah (e). aksesibilitas; (f)
karakteristik daerah namum di sisi lain, kabupaten tertinggal
menyimpan potensi sumber daya alam yang dapat dikembangkan,
sehingga bisa dijadikan basis usaha masyarakat dalam meningkatkan
pertumbuhan ekonomi daerah/kabupatennya.
Pada hakekatnya kedua fakta tersebut di atas dapat saling
mengisi, karena merupakan gambaran tentang kendala dan potensi
sekaligus mengenai cara penanggulangannya. Permasalahannya
sekarang adalah bagaimana cara untuk mengidentifikasi dan
mengembangkan kedua fakta dimaksud secara sistematis dan
terstruktur sehingga dapat mengembangkan daerah/kebupaten dari
ketertingggalannya sejajar dengan kabupaten yang sudah maju
lainnya.
Pembangunan daerah tertinggal merupakan upaya terencana
untuk mengubah suatu daerah yang dihuni oleh masyarakat dengan
berbagai permasalahan sosial ekonomi dan keterbatasan fisik, menjadi
daerah yang maju dengan masyarakat yang kualitas hidupnya sama
atau tidak jauh tertinggal dibandingkan dengan masyarakat Indonesia
yang lebih maju. Dengan demikian, pembangunan daerah tertinggal
tidak hanya meliputi pembangunan aspek ekonomi masyarakat dan
daerah semata, akan tetapi juga meliputi pembangunan aspek sosial,
budaya, teknologi, dan pertahanan dan keamanan.
LAPORAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL TAHUN 2016
Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Pembangunan Daerah Tertinggal 2016 2
Pelaksanaan pembangunan nasional yang telah dilaksanakan
selama ini telah menimbulkan kesenjangan baik pertumbuhan
ekonomi maupun perkembangan wilayah seperti terjadinya
kesenjangan antara wilayah barat dan timur Indonesia, wilayah
perkotaan dan pedesaan, dan wilayah yang kaya sumber daya dan
miskin sumber daya. Terjadinya kesenjangan antara daerah ini
menunjukan bahwa kinerja pembangunan nasional belum
memberikan pemerataan pembangunan di seluruh wilayah Indonesia
padahal kita sama mengetahui bahwa hakekat dilaksanakannya
pembangunan adalah untuk mensejahterakan seluruh masyarakat
baik secara sosial maupun ekonomi baik yang hidup di perkotaan dan
pedesaan, maupun yang hidup di wilayah pesisir dan pedalaman.
Oleh karena itu, Kementerian Desa, Pembangunan Daerah
Tertinggal dan Transmigrasi melalui Direktorat Jenderal Pembangunan
Daerah Tertinggal sebagai lembaga pemerintah yang diberikan tugas
menyelenggarakan perumusan, penetapan, dan pelaksanaan kebijakan
di bidang Pembangunan Daerah Tertinggal sebagai upaya untuk
mempersempit kesenjangan antar daerah yang terjadi agar tidak
semakin melebar dan menimbulkan permasalahan yang semakin
kompleks.
1.2 TUGAS POKOK DAN FUNGSI ORGANISASI
1.2.1 Tugas Pokok Dan Fungsi
Berdasarkan Peraturan Menteri Desa, Pembangunan
Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Nomor 6 Tahun 2015 ,
tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Desa,
Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi, merupakan
unsur pelaksana Kementerian Desa, Pembangunan Daerah
Tertinggal, dan Transmigrasi yang berada di bawah dan
bertanggung jawab kepada Menteri Desa, Pembangunan Daerah
Tertinggal, dan Transmigrasi.
LAPORAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL TAHUN 2016
Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Pembangunan Daerah Tertinggal 2016 3
Direktorat Jenderal Pembangunan Daerah Tertinggal
mempunyai tugas menyelenggarakan perumusan dan
pelaksanaan kebijakan di bidang percepatan pembangunan
daerah tertinggal sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan, Dalam melaksanakan tugasnya, Direktorat Jenderal
Pembangunan Daerah Tertinggal menyelenggarakan fungsi:
a. perumusan kebijakan di bidang indikator dan subindikator
daerah tertinggal, identifikasi daerah tertinggal dan skema
pendanaan percepatan pembangunan daerah tertinggal sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;
b. pelaksanaan kebijakan di bidang perencanaan, koordinasi
penatalaksanaan, dan pengusulan alokasi anggaran
percepatan pembangunan daerah tertinggal;
c. pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang
percepatan pembangunan daerah tertinggal;
d. pelaksanaan evaluasi dan pelaporan di bidang percepatan
pembangunan daerah tertinggal;
e. pelaksanaan administrasi Direktorat Jenderal Pembangunan
Daerah Tertinggal.
Direktorat Jenderal Pembangunan Daerah Tertinggal, terdiri atas
:
a. Sekretariat Direktorat Jenderal;
b. Direktorat Perencanaan dan Identifikasi Daerah Tertinggal;
c. Direktorat Pengembangan Sumber Daya Manusia;
d. Direktorat Pengembangan Sumber Daya Alam dan Lingkungan
Hidup;
e. Direktorat Peningkatan Sarana dan Prasarana;
f. Direktorat Pengembangan Ekonomi Lokal;
Sekretariat Direktorat Jenderal, mempunyai tugas
memberikan pelayanan teknis dan administratif kepada semua
LAPORAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL TAHUN 2016
Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Pembangunan Daerah Tertinggal 2016 4
unsur satuan organisasi di lingkungan Direktorat Jenderal
Pembangunan Daerah Tertinggal.
Sekretariat Direktorat Jenderal dalam melaksanakan tugas dan
fungsinya yaitu;
a. koordinasi dan pelaksanaan penyusunan rencana, program,
dan anggaran, data dan informasi, serta evaluasi dan
penyusunan laporan;
b. pelaksanaan urusan keuangan dan aset;
c. penyiapan penyusunan peraturan perundang-undangan;
d. Pelaksanaan urusan kepegawaian, tata usaha, rumah tangga,
dan perlengkapan dilingkungan direktorat jenderal
Direktorat Perencanaan dan Identifikasi Daerah
Tertinggal mempunyai tugas melaksanakan, menyiapkan,
merumuskan dan pelaksanaan kebijakan serta koordinasi
penatalaksanaan di bidang penyusunan indikator daerah
tertinggal, identifikasi daerah tertinggal, penyusunan rencana
dan skema pendanaan, serta evaluasi dan pelaporan.
Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya:
a. penyiapan perumusan kebijakan di bidang penyusunan
indikator daerah tertinggal, identifikasi daerah
tertinggal,penyusunan rencana dan skema pendanaan
kementerian / lembaga dan skema pendanaan daerah;
b. penyiapan pelaksanaan kebijakan di bidang penyusunan
indikator daerah tertinggal, identifikasi daerah tertinggal,
penyusunan rencana dan skema pendanaan kementerian /
lembaga dan skema pendanaan daerah;
c. pelaksanaan koordinasi penatalaksanaan, dan pengusulan
alokasi anggaran percepatan pembangunan daerah tertinggal;
d. pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang
penyusunan indikator daerah tertinggal, identifikasi daerah
tertinggal, penyusunan rencana dan skema pendanaan;
LAPORAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL TAHUN 2016
Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Pembangunan Daerah Tertinggal 2016 5
e. kementerian / lembaga dan skema pendanaan daerah;
f. pelaksanaan evaluasi dan pelaporan di bidang penyusunan
indikator daerah tertinggal, identifikasi daerah tertinggal,
penyusunan rencana dan skema pendanaan
kementerian/lembaga dan skema pendanaan daerah;
g. pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga Direktorat
Perencanaan dan Identifikasi Daerah Tertinggal; dan
h. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Direktur Jenderal
PDT
Direktorat Pengembangan Sumber Daya Manusia
mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas Direktorat
Jenderal Pembangunan Daerah Tertinggal di bidang
Pengembangan Sumber Daya Manusia.
Direktorat Pengembangan Sumber Daya dalam melaksanakan
tugas dan fungsinya:
a. Penyiapan perumusan kebijakan di bidang Pengembangan
Sumber Daya Manusia;
b. Penyiapan pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di
Pengembangan Sumber Daya Manusia; dan
c. Pelaksanaan urusan tata usaha direktorat Pengembangan
Sumber Daya Manusia.
Direktorat Pengembangan Sumber Daya Alam dan
Lingkungan Hidup mempunyai tugas melaksanakan sebagian
tugas Direktorat Jenderal Pembangunan Daerah Tertinggal di
Pengembangan Sumber Daya Alama dan Lingkungan Hidup
Daerah Tertinggal.
Direktorat Pengembangan Sumber Daya Alama dan Lingkungan
Hidup dalam melaksanakan tugas dan fungsinya:
a. penyiapan perumusan kebijakan dan penyiapan pelaksanaan
kebijakan di bidang Pengembangan Sumber Daya Alama dan
Lingkungan Hidup Daerah Tertinggal;
LAPORAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL TAHUN 2016
Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Pembangunan Daerah Tertinggal 2016 6
b. penyiapan penyusunan norma, standart, prosedur dan kriteria
(NSPK) dan penyiapan pemberian bimbingan teknis dan
evaluasi di bidang Pengembangan Sumber Daya Alama dan
Lingkungan HidupDaerah Tertinggal; dan
c. pelaksanaan urusan tata usaha direktorat Pengembangan
Sumber Daya Alama dan Lingkungan Hidup Daerah
Tertinggal.
Direktorat Peningkatan Sarana dan Prasarana
mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas Direktorat
Jenderal Pembangunan Daerah Tertinggal di bidang peningkatan
sarana dan prasarana daerah tertinggal.
Direktorat Peningkatan Sarana dan Prasarana dalam
melaksanakan tugas dan fungsinya:
a. penyiapan perumusan kebijakan dan penyiapan pelaksanaan
kebijakan dibidang peningkatan sarana dan prasarana
daerah tertinggal;
b. pelaksanaan urusan tata usaha direktorat peningkatan sarana
dan prasarana daerah tertinggal.
Direktorat Pengembangan Ekonomi Lokal mempunyai
tugas melaksanakan sebagian tugas Direktorat Jenderal
Pembangunan Daerah Tertinggal di bidang pengembangan
ekonomi daerah tertinggal
Direktorat Pengembangan Ekonomi Lokal dalam melaksanakan
tugas dan fungsinya:
a. penyiapan perumusan kebijakan dan penyiapan pelaksanaan
kebijakan di bidang pengembangan ekonomi daerah tertinggal;
dan
b. pelaksanaan urusan tata usaha direktorat pengembangan
ekonomi daerah tertinggal;
Adapun Bagan dari Direktorat Jenderal Pembangunan Daerah
Tertinggal adalah sebagai berikut:
LAPORAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL TAHUN 2016
Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Pembangunan Daerah Tertinggal 2016 7
1.3 STRUKTUR ORGANISASI
Berdasarkan Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah
Tertinggal dan Transmigrasi Republik Indonesia nomor 6 tahun 2015
tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Desa, Pembangunan
Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Direktorat Jenderal Pembangunan
Daerah Tertinggal sebagai berikut :
Tabel 1 : Struktur Organisasi
Struktur Organisasi Sekretariat Direktorat Jenderal Pembangunan Daerah Tertinggal
DIREKTORAT JENDERAL
PEMBANGUNAN
DAERAH TERTINGGAL
SEKRETARIAT
DIREKTORAT
JENDERAL
DIREKTORAT PENGEMBANGAN EKONOMI LOKAL
DIREKTORAT PENGEMBANGAN
SUMBER DAYA ALAM DAN LINGKUNGAN
HIDUP
DIREKTORAT PENINGKATAN SARANA DAN
PRASARANA
DIREKTORAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA
MANUSIA
DIREKTORAT PERENCANAAN
DAN IDENTIFIKASI DAERAH
TERTINGGAL
SEKRETARIAT
DIREKTORAT JENDERAL
SUBBAGIAN
PELAKSANAAN
ANGGARAN
SUBBAGIAN
PERBENDAHARAAN
SUBBAGIAN
AKUNTANSI DAN
BARANG MILIK
NEGARA
BAGIAN KEUANGAN
DAN BARANG MILIK
NEGARA
SUBBAGIAN
KEPEGAWAIAN
SUBBAGIAN
PERSURATAN
SUBBAGIAN
PERLENGKAPAN
DAN RUMAH
TANGGA
BAGIAN
KEPEGAWAIAN DAN
UMUM
BAGIAN
PERENCANAAN
SUBBAGIAN
PENYUSUNAN
PROGRAM DAN
ANGGARAN
SUBBAGIAN
DATA DAN
INFORMASI
SUBBAGIAN
EVALUASI DAN
PELAPORAN
BAGIAN HUKUM,
ORGANISASI DAN
TATA LAKSANA
SUBBAGIAN
PENYUSUNAN
PERATURAN
PERUNDANG-
UNDANGAN
SUBBAGIAN
ADVOKASI HUKUM
SUBBAGIAN
ORGANISASI DAN
TATA LAKSANA
LAPORAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL TAHUN 2016
Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Pembangunan Daerah Tertinggal 2016 8
Struktur Organisasi Direktorat Perencanaan dan Identifikasi Daerah Tertinggal
Struktur Organisasi
Direktorat Pengembangan Sumber Daya Manusia
DIREKTORAT
PERENCANAAN &
IDENTIFIKASI DAERAH
TERTINGGAL
SUBBAGIAN
TATA USAHA
SUBDIREKTORAT
PENYUSUNAN
INDIKATOR
DAERAH
TERTINGGAL
SUBDIREKTORAT
PENYUSUNAN
RENCANA DAN
SKEMA
PENDANAAN
DAERAH
SUBDIREKTORA
T IDENTIFIKASI
DAERAH
TERTINGGAL
SUBDIREKTORAT
PENYUSUNAN
RENCANA DAN SKEMA
PENDANAAN
KEMENTERIAN/LEMBA
GA
SUBDIREKTOR
AT EVALUASI
DAN
PELAPORAN
SEKSI
PENGUMPULAN
DAN ANALIS
SEKSI
PENGOLAHAN
DAN PENYAJIAN
SEKSI
PENGUMPULAN
DAN ANALIS
SEKSI
PENGOLAHAN
DAN
PENYAJIAN
SEKSI
PENYUSUNAN
RENCANA
SEKSI
SKEMA
PENDANAAN
SEKSI
EVALUASI
SEKSI
PELAPORAN
SEKSI
PENYUSUNAN
RENCANA
SEKSI
SKEMA
PENDANAAN
DIREKTORAT
PENGEMBANGAN SUMBER
DAYA MANUSIA
SUBBAGIAN
TATA USAHA
SUBDIREKTORAT
PENDIDIKAN
SUBDIREKTORAT
TENAGA KERJA
SUBDIREKTORAT
KESEHATAN
SUBDIREKTORAT
KETERAMPILAN
SUBDIREKTORA
T
INOVASI DAN
PENERAPAN TEKNOLOGI
SEKSI
PENINGKATAN
SUMBER DAYA
MANUSIA
SEKSI
PENINGKATAN
SARANA DAN
PRASARANA
SEKSI
PENINGKATAN
SUMBER DAYA
MANUSIA
SEKSI
PENINGKATAN
SARANA DAN
PRASARANA
SEKSI
PENINGKATAN
KAPASITAS
TENAGA KERJA
SEKSI
PENINGKATAN
KESEMPATAN
KERJA
SEKSI
INOVASI
SEKSI
PENERAPAN
TEKNOLOGI
SEKSI
PENINGKATAN
KUALITAS
SEKSI
PENINGKATAN
SARANA DAN
PRASARANA
LAPORAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL TAHUN 2016
Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Pembangunan Daerah Tertinggal 2016 9
Struktur Organisasi Direktorat Pengembangan Sumber Daya dan Lingkungan Hidup
Struktur Organisasi Direktorat Peningkatan Sarana dan Prasarana
DIREKTORAT
PENGEMBANGAN
SUMBER DAYA &
LINGKUNGAN HIDUP
SUBBAGIAN
TATA USAHA
SUBDIREKTORAT
SUMBER DAYA
HAYATI
SUBDIREKTORAT
SUMBER DAYA
ENERGI
SUBDIREKTORAT
TATA GUNA
LAHAN
SUBDIREKTORAT
PARIWISATA
SUBDIREKTORA
T
LINGKUNGAN
HIDUP
SEKSI SUMBER
DAYA HAYATI
BERBASIS
DARATAN
SEKSI SUMBER
DAYA HAYATI
BERBASIS MARITIM
SEKSI
PERENCANAAN
TATA GUNA
LAHAN
SEKSI
PENDAYAGUNAA
N TATA GUNA
LAHAN
SEKSI
PEMANFAATAN
ENERGI
TERBARUKAN
SEKSI
PEMANFAATAN
ENERGI NON
TERBARUKAN
SEKSI
PELESTARIAN
LINGKUNGAN
HIDUP
SEKSI
PENINGKATAN
KUALITAS
LINGKUNGAN
HIDUP
SEKSI
PENGEMBANGAN
POTENSI
PARIWISATA
SEKSI
PROMOSI
PARIWISATA
SEKSI
TRANSPORTASI
DARAT
SEKSI
TRANSPORTASI
LAUT DAN
UDARA
SEKSI
AIR BERSIH
SEKSI
PERMUKIMAN
SEKSI
ENERGI BARU
TERBARUKAN
NABATI
SEKSI
ENERGI BARU
TERBARUKAN NON
NABATI
SEKSI JARINGAN
INFORMASI
SEKSI
JARINGAN
KOMUNIKASI
SEKSI
INDUSTRI DAN
ERDAGANGAN
SEKSI
PERTANIAN,
KELAUTAN DAN
PERIKANAN
DIREKTORAT
PENINGKATAN
SARANA DAN
PRASARANA
SUBBAGIAN
TATA USAHA
SUBDIREKTORAT
SARANA DAN
PRASARANA
TRANSPORTASI
SUBDIREKTORAT
SARANA DAN
PRASARANA
ENERGI
SUBDIREKTORA
T SARANA DAN
PRASARANA AIR
BERSIH DAN
PERMUKIMAN
SUBDIREKTORAT
SARANA DAN
PRASARANA
EKONMOMI
SUBDIREKTORAT
SARANA DAN
PRASARANA
INFORMASI DAN
TELEKOMUNIKAS
LAPORAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL TAHUN 2016
Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Pembangunan Daerah Tertinggal 2016 10
Struktur Organisasi Direktorat Pengembangan Ekonomi Lokal
1.4 Sistematika Penyajian
Laporan kinerja ini disusun dengan sistematika penyajian sebagai
berikut :
BAB I PENDAHULUAN
: Dalam bab ini diuraikan mengenai gambaran umum organisasi yang melaporkan dan sekilas pengantar
lainnya. Pada bagian ini menguraikan dan menjelaskan hal-hal yang bersifat umum tentang Latar belakang,
Tugas dan Fungsi Instansi, Struktur Organisasi, dan
Sistematik Penyajian.
BAB II PERENCANAAN
KINERJA
BAB III
AKUNTABILITAS KINERJA
:
:
Dalam bab ini diikhtisarkan beberapa hal (a) Rencana strategis) (b) Indikator Kinerja Utama (sasaran utama
dalam pencapaian target kinerja) (c) Perjanjian Kinerja (target kinerja yang dicapai dalm 1 tahun)
Dalam bab ini diuraikan pencapaian sasaran-sasaran
organisasi pelapor, dengan pengungkapan dan penyajian dari hasil pengukuran kinerja. Bab ini menguraikan
SUBDIREKTORAT
INVESTASI DAN
PERMODALAN
SUBDIREKTORAT
KEMITRAAN
USAHA
SUBDIREKTORA
T
KOPERASI,
USAHA MIKRO,
KECIL DAN
MENENGAH
SUBDIREKTORAT
POTENSI PRODUK
UNGGULAN
SUBDIREKTORA
T
INDUSTRI,
DISTRIBUSI DAN
PEMASARAN
SEKSI
INVESTASI
SEKSI
PERMODALAN
SEKSI
KOPERASI
SEKSI
USAHA MIKRO,
KECIL DAN
MENENGAH
SEKSI
IDENTIFIKASI
USAHA
SEKSI
EVALUASI DAN
PELAPORAN
SEKSI
INDUSTRI
SEKSI
DISTRIBUSI DAN
PEMASARAN
SEKSI
IDENTIFIKASI DAN
ANALISIS POTENSI
PRODUK
UNGGULAN
SEKSI
PENGEMBANGAN
PRODUK
UNGGULAN
DIREKTORAT
PENGEMBANGAN
EKONOMI
LOKAL
SUBBAGIAN
TATA USAHA
LAPORAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL TAHUN 2016
Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Pembangunan Daerah Tertinggal 2016 11
BAB IV PENUTUP
:
mengenai hasil capaian kinerja yang strategis dari
berbagai output atau outcome yang dihasilkan dari masing-masing satuan kerja. Dalam hal ini realisasi
kinerja tahun anggaran, dimana hasil tersebut dapat mengindikasikan sejauh mana keberhasilan pencapaian
sasaran. Dalam uraian lain disajikan pula akuntabilitas keuangan
yang menggambarkan realisasi anggaran serta kendala yang terjadi serta diuraikan dan dijelaskan hasil
pengukuran kinerja.
Dibagian penutup dikemukakan tentang kesimpulan dari laporan kinerja Direktorat Jenderal Pembangunan Daerah
Tertinggal secara umum.
LAPORAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL TAHUN 2016
Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Pembangunan Daerah Tertinggal 2016 12
BAB II PERENCANAAN KINERJA
2.1 RENCANA STRATEGIS 2015-2019
2.1.1 Arah Kebijakan dan Strategi Pembangunan Daerah Tertinggal
Arah kebijakan pembangunan daerah tertinggal difokuskan
pada: (1) upaya pemenuhan kebutuhan pelayanan dasar publik; (2)
pengembangan perekonomian masyarakat yang didukung dengan
peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) dan infrastruktur
penunjang konektivitas antar daerah tertinggal dan kawasan strategis.
Pada perkembangannya, arah kebijakan ini akan ditempuh melalui
strategi pembangunan yang dapat dilakukan sebagai berikut;
1. Mengembangkan perekonomian masyarakat untuk meningkatkan
nilai tambah masyarakat dengan karakteristik, posisi strategis, dan
konektivitas antar wilayah yang meliputi peningkatan infrastruktur,
manajemen usaha, akses permodalan, inovasi, dan pemasaran.
2. Meningkatkan aksesibilitas yang menghubungkan daerah tertinggal
dengan wilayah pusat pertumbuhan dengan meningkatkan
pembangunan sarana dan prasarana transportasi, seperti
peningkatan akses jalan, jembatan, pelabuhan, dan pelayanan
penerbangan serta pelayaran perintis.
3. Meningkatkan kualitas SDM, ilmu pengetahuan dan teknologi
(IPTEK), dan kapasitas tata kelola kelembagaan pemerintahan
daerah tertinggal meliputi aspek peningkatan kapasitas aparatur
pemerintahan daerah, kelembagaan, dan keuangan daerah.
4. Mempercepat pemenuhan Standar Pelayanan Minimal (SPM) untuk
meningkatkan pelayanan dasar publik di daerah tertinggal, terutama
di bidang pendidikan, kesehatan, transportasi, air bersih, energi /
listrik, telekomunikasi, perumahan dan permukiman.
LAPORAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL TAHUN 2016
Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Pembangunan Daerah Tertinggal 2016 13
5. Memberikan tunjangan khusus kepada tenaga kesehatan,
pendidikan, dan penyuluh pertanian.
6. Penguatan terhadap regulasi daerah tertinggal dan pemberian
insentif kepada pihak swasta dalam pengembangan iklim usaha di
daerah tertinggal.
7. Melakukan pembinaan terhadap daerah tertinggal yang sudah
terentaskan melalui penguatan kapasitas kelembagaan
pemerintahan daerah dan peningkatan kapasitas SDM.
8. Mendukung pengembangan kawasan perdesaan dan transmigrasi
sebagai salah satu upaya dalam mengurangi kesenjangan antar
wilayah. Dalam proses pembangunan ke depan, kawasan
transmigrasi sebagai kawasan baru diharapkan dapat mendorong
percepatan daerah tertinggal dan pengembangan kawasan
perdesaan.
9. Meningkatkan koordinasi dan peran serta lintas sektor dalam upaya
mendukung pembangunan daerah tertinggal melalui pembangunan
kawasan perdesaan dan transmigrasi sebagai program
pembangunan lintas sektor.
10. Mempercepat pembangunan Provinsi Papua dan Papua Barat, yang
difokuskan pada (a) pemberdayaan ekonomi masyarakat lokal, (b)
peningkatan pelayanan pendidikan dan kesehatan terutama di
wilayah terisolir, (c) pembangunan infrastruktur transportasi untuk
membuka keterisolasian, (d) pemihakan terhadap orang asli Papua,
(e) penguatan kapasitas kelembagaan pemerintahan daerah, (f)
pembangunan sentra logistik untuk mengatasi kemahalan, (g)
pengembangan energi baru dan terbarukan terutama di wilayah
terisolir, (h) penguatan kelembagaan percepatan pembangunan
Provinsi Papua dan Papua Barat.
Berdasarkan sasaran dan strategi pembangunan daerah
tertinggal tersebut, maka ditetapkan prioritas pembangunan daerah
tertinggal adalah :
1. menyelenggarakan koordinasi antar kementerian / lembaga dalam
penyusunan dokumen Strategi Nasional Percepatan Pembangunan
LAPORAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL TAHUN 2016
Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Pembangunan Daerah Tertinggal 2016 14
Daerah Tertinggal (STRANAS), dan Rencana Aksi Nasional
Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal (RAN);
2. memberikan asistensi serta supervisi kepada pemerintah daerah
dalam perumusan, pelaksanaan, dan evaluasi percepatan
pembangunan daerah tertinggal yang sinergi, harmoni, sinkron,
dan terpadu;
3. melakukan asistensi bersama kementerian / lembaga terkait
kepada pemerintah daerah dalam pencapaian pemenuhan SPM
untuk pelayanan dasar publik di daerah tertinggal, terutama pada
pemenuhan pendidikan, kesehatan, transportasi, air bersih,
informasi, dan telekomunikasi;
4. mengembangkan rumusan dan implementasi kebijakan percepatan
pembangunan daerah tertinggal yang sesuai dengan potensi dan
karakteristik daerah tertinggal guna meningkatkan efektivitas
pencapaian sasaran pembangunan; dan
5. mendorong kementerian / lembaga terkait dan pemerintah daerah
merumuskan dan melaksanakan kebijakan afirmasi daerah
tertinggal termasuk di Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat.
2.1.2 Kerangka Regulasi
Dalam upaya mendukung percepatan pembangunan daerah
tertinggal, diperlukan adanya harmonisasi antara setiap regulasi
karena masih adanya beberapa peraturan yang perlu dilakukan
evaluasi. Hal tersebut penting agar setiap regulasi yang berlaku akan
lebih nyata dan konkrit. Dalam hal ini, dibutuhkan adanya pedoman
bagi seluruh pemangku kepentingan untuk mendukung pelaksanaan
tersebut yang dapat berupa dokumen strategi nasional dan strategi
daerah percepatan pembangunan daerah tertinggal. Dokumen strategi
nasional dan strategi daerah percepatan pembangunan daerah
tertinggal ini diharapkan bisa menjadi pedoman, baik oleh kementrian
/ lembaga, pemerintah provinsi, dan pemerintah kabupaten.
LAPORAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL TAHUN 2016
Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Pembangunan Daerah Tertinggal 2016 15
Sebagai upaya untuk mendukung percepatan pembangunan
Provinsi Papua dan Papua Barat, perlu adanya revisi terhadap Undang-
Undang No.21 Tahun 2010 yang diamandemen menjadi Undang-
Undang No. 35 Tahun 2008 tentang Otonomi Khusus bagi Provinsi
Papua, serta terkait dengan peningkatan efektifitas pemanfaatan dana
otonomi khusus yang meliputi :
1. Sistem pemantauan dan evaluasi;
2. Pengelolaan dan pemanfaatan tanah ulayat untuk menyelesaikan
permasalahan pembangunan yang sering terjadi karena sengketa
lahan;
3. Kebijakan afirmasi yang diharapkan dapat mendorong percepatan
program pembangunan daerah tertinggal.
2.1.3 Sasaran Strategis Direktorat Jenderal Pembangunan Daerah
Tertinggal
Sasaran strategis Direktorat Jenderal Pembangunan Daerah
Tertinggal berdasarkan RPJMN 2015-2019 adalah 80 kabupaten
tertinggal dapat terentaskan dengan sasaran outcome:
1. meningkatkan rata-rata pertumbuhan ekonomi di daerah tertinggal
sebesar 7,24%;
2. menurunnya persentase penduduk miskin di daerah tertinggal
menjadi 14%; dan
3.meningkatnya Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di daerah
tertinggal sebesar 69,59.
2.2 INDIKATOR KINERJA UTAMA 2015-2019
Direktorat jenderal pembangunan daerah tertinggal mempunyai
tugas pokok Menyelenggarakan perumusan dan pelaksanaan
kebijakan di bidang percepatan pembangunan daerah tertinggal
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
LAPORAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL TAHUN 2016
Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Pembangunan Daerah Tertinggal 2016 16
Dan menjalankan fungsi sebagai berikut :
a. Perumusan kebijakan di bidang penyusunan indikator dan
subindikator daerah tertinggal, identifikasi daerah tertinggal dan
skema pendanaan percepatan pembangunan daerah tertinggal;
b. Pelaksanaan kebijakan di bidang perencanaan, koordinasi
penatalaksanaan, dan pengusulan alokasi anggaran percepatan
pembangunan daerah tertinggal;
c. Pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang percepatan
pembangunan daerah tertinggal;
d. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan di bidang percepatan
pembangunan daerah tertinggal;
e. Pelaksanaan administrasi Direktorat Jenderal Pembangunan
Daerah Tertinggal; dan
f. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Menteri.
Berikut matrik indikator kinerja utama Direktorat jenderal
pembanguan daerah tertinggal.
LAPORAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL TAHUN 2016
Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Pembangunan Daerah Tertinggal 2016 17
Tabel 2 MATRIK INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU)
DIREKTORAT JENDERAL PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL
TUJUAN/ SASARAN
INDIKATOR FORMULASI SUMBER
DATA PENANGGUNGJAWAB
Terentaskannya
80 daerah tertinggal
% Daerah tertinggal
dengan laju pertumbuhan
ekonomi meningkat
Podes
Susenas BPS
- Direktorat Peningkatan Sarana dan Prasarana
- Direktorat Perencanaan dan Identifikasi Daerah Tertinggal
% Daerah tertinggal dengan IPM
meningkat
Podes Susenas
BPS
- Direktorat Pengembangan Sumber Daya Manusia (PSDM)
- Direktorat Perencanaan dan Identifikasi Daerah
Tertinggal
% Daerah tertinggal dengan Angka
Kemiskinan
menurun
Podes Susenas
BPS
- Direktorat Pengembangan Sumber Daya dan Lingkungan Hidup
- Direktorat Pengembangan Ekonomi Lokal
- Direktorat Perencanaan dan Identifikasi Daerah Tertinggal
LAPORAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL TAHUN 2016
Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Pembangunan Daerah Tertinggal 2016 18
2.3 PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016
Perjanjian kinerja merupakan salah satu tahapan dalam sistem
akuntabilitas kinerja instansi pemerintah yang termuat dalam Perpres
nomor 29 tahun 2014 tentang sistem akuntabilitas kinerja instansi
pemerintah
Perjanjian kinerja merupakan dokumen yang berisikan
penugasan dari pimpinan instansi yang lebih tinggi kepada instansi
pimpinan yang lebih rendah untuk melaksanakan program/kegiatan
yang disertai dengan indikator kinerja. Kinerja yang di sepakati tidak
dibatasi pada kinerja yang dihasilkan atas kegiatan tahun
bersangkutan, tetapi termasuk kinerja (outcome) yang seharusnya
terwujud akibat kegiatan tahun-tahun sebelumnya. Dengan demikian
target kinerja yang diperjanjikan juga mencakup outcome yang
dihasilkan dari kegiatan tahun-tahun sebelumnya sehingga terwujud
kesinambungan kinerja setiap tahunnya.
Dalam perjanjian kinerja perlu penetapan sasaran dan
indikator. Perjanjian kinerja meyajikan Indikator Kinerja Utama yang
menggambarkan hasil-hasil yang utama dan kondisi yang seharusnya.
Dalam rangka penyelenggaraan akuntabilitas kinerja dan mewujudkan
manajemen pemerintahan yang efektif, transparan dan akuntabel serta
berorientasi pada hasil serta mewujudkan target kinerja yang
seharusnya berikut tabel Perjajian Kinerja tahun 2016 :
Tabel 3 PERJANJIAN KINERJA 2016
DIREKTORAT JENDERAL PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL
No.
Sasaran Program/Kegiat
an
Indikator Kinerja
Target
Angka (%)
1.
Meningkatnya 80
kabupaten menjadi kategori
daerah maju
% Daerah
tertinggal dengan laju pertumbuhan
ekonomi meningkat
Jumlah peningkatan
sarana dan prasarana bidang
transportasi, permukiman,
ekonomi, energi, dan
75 Kabup
aten
61,5
%
LAPORAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL TAHUN 2016
Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Pembangunan Daerah Tertinggal 2016 19
telekomunikasi di daerah tertinggal
2.
% Daerah tertinggal dengan
angka kemiskinan menurun
Jumlah pengembangan
ekonomi lokal di daerah tertinggal
75
Kabupaten
61,5
%
Jumlah peningkatan
sumber daya alam
dan lingkungan hidup
10 Kabup
aten
8,2
%
3.
% Daerah
tertinggal dengan
IPM meningkat
Jumlah peningkatan
sarana dan
prasarana dasar sumber daya
manusia bidang pendidikan dan
kesehatan di daerah tertinggal
50 Kabup
aten
41%
Direktorat Jenderal Pembangunan Daerah Tertinggal Program
Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal tahun 2016 pagu
anggaran sebesar Rp. 887.855.245.000,- (Delapan Ratus Delapan Puluh
Tujuh Milyar Delapan Ratus Lima Puluh Lima Juta Dua Ratus Empat
Puluh Lima Ribu Rupiah).
LAPORAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL TAHUN 2016
Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Pembangunan Daerah Tertinggal 2016 20
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA
3.1 CAPAIAN KINERJA
3.1.1 Realisasi Kinerja Tahun Anggaran/Triwulan Berjalan
Direktorat Jenderal Pembangunan Daerah Tertinggal Tahun
2016
Hasil Pengukuran Kinerja dari seluruh kegiatan yang telah
dilakukan oleh Direktorat Jenderal Pembangunan Daerah
Tertinggal Tahun 2016, secara lengkap disajikan dalam tabel
sebagai berikut :
Penting dalam hal perencanaan, merupakan gambaran
suatu proses yang berorientasi pada hasil yang ingin dicapai
selama kurun waktu satu sampai dengan lima tahun secara
sistematis dan berkesinambungan dengan memperhitungkan
potensi, peluang dan kendala yang ada atau yang mungkin
timbul
Gambar 1. Posisi Pengukuran Kinerja
LAPORAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL TAHUN 2016
Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Pembangunan Daerah Tertinggal 2016 21
Tabel 4.
PENGUKURAN KINERJA TAHUN 2016
Tujuan Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target
Realisasi/Persentase
Per Triwulan Realisasi
Keterangan Triwulan
I
Triwulan
II
Triwulan
III
Triwulan
IV
Dukungan
Manajemen
dan
Dukungan
Teknis
Lainnya
Ditjen PDT
1. Terselenggaranya
dukungan manajemen
dan tugas teknis di
Ditjen PDT
2. Tersusunnya data
dan indikator DT
serta rencana
strategis dan skema
pendanaan
percepatan
pembangunan
daeerah tertinggal
Meningkatnya indeks
pembangunan
manusia di daerah
tertinggal
1. Jumlah laporan
ketersediaan data
dan informasi
2. Jumlah laporan
pemantauan dan
evaluasi
3. Jumlah laporan
pelaksanaan
anggaran
4. Jumlah laporan
pengelolaan barang
milik negara
5. Jumlah laporan
keuangan dan
perbendaharaan
6. Jumlah laporan
pelaksanaan
ketatausahaan dan
layanan
perkantoran
7. Jumlah laporan
pengelolaan sumber
daya manusia
8. Jumlah laporan
pengelolaan
perlengkapan dan
kerumahtanggaan
4 laporan
2 laporan
5 laporan
4 laporan
5 Laporan
2 Laporan
4 Laporan
2 Laporan
2,14%
18%
43,78%
95,71%
4 laporan
2 laporan
5 laporan
4 laporan
5 Laporan
2 Laporan
4 Laporan
2 Laporan
LAPORAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL TAHUN 2016
Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Pembangunan Daerah Tertinggal 2016 22
9. Jumlah laporan
penyusunan
perundang –
undangan
10. Jumlah laporan
advokasi hukum
11. Jumlah laporan
penyusunan dan
pelaksanaan SOP
12. Jumlah laporan
penyusunan
rencana kerja
program, kegiatan
dan anggaran
Pembangunan
Daerah tertinggal
13. Layanan
Perkantoran
14. Kendaraan
Bermotor
4 Laporan
1 Laporan
2 Laporan
4 Laporan
12 Bulan
Layanan
6 unit
3 Laporan
1 Laporan
2 Laporan
4 Laporan
12 Bulan
Layanan
6 unit
Perencanaa
n dan
Identifikasi
Daerah
Tertinggal
Tersusunnya data
dan indikator daerah
tertinggal serta
rencana strategis dan
skema pendanaan
percepatan
pembangunan
daerah tertinggal
1. Jumlah rumusan
kebijakan
perencanaan dan
identifikasi
2. Jumlah koordinasi
dan sosialisasi
perencanaan dan
identifikasi daerah
tertinggal
3. Jumlah pelaksanaan
kebijakan
perencanaan dan
identifikasi daerah
tertinggal
4. Jumlah laporan
evaluasi
5 laporan
6 kali
122 kab
1,2%
36,6%
34,4%
100%
5 Laporan
6 Kali
122 Kab
1 Laporan
LAPORAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL TAHUN 2016
Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Pembangunan Daerah Tertinggal 2016 23
perencanaan dan
identifikasi daerah
tertinggal
5. Layanan
Perkantoran
1 laporan
12 Bulan
Layanan
12 Bulan
Layanan
Pengemban
gan sumber
daya
manusia di
daerah
tertinggal
Meningkatnya indeks
pembangunan
manusia di daerah
tertinggal
1. Jumlah rumusan
kebijakan
pembangunan
sumberdaya
manusia daerah
tertinggal
2. Jumlah pelaksanan
koordinasi
kebijakan
pembangunan
sumberdaya
manusia daerah
tertinggal
3. Jumlah
pelaksanaan
kebijakan kebijakan
pembangunan
sumberdaya
manusia daerah
tertinggal
4. Jumlah bimbingan
teknis dan supervisi
kebijakan
pembangunan
sumberdaya
manusia daerah
tertinggal
5. Jumlah laporan
evaluasi kebijakan
pembangunan
sumberdaya
1 laporan
5 kali
95 kab
95 kab
5 laporan
2,33%
22,17%
12,5%
100%
1 Laporan
5 Laporan
93
Kabupaten
93
Kabupaten
5 Laporan
LAPORAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL TAHUN 2016
Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Pembangunan Daerah Tertinggal 2016 24
manusia daerah
tertinggal
6. Layanan
perkantoran
12 Bulan
layanan
12 Bulan
layanan
Pengemban
gan sumber
daya alam
dan
lingkungan
hidup di
daerah
tertinggal
Meningkatnya
pengelolaan sumber
daya alam dan
lingkungan hidup di
daerah tertinggal
1. Jumlah rumusan
kebijakan
Pengembangan
sumber daya alam
dan lingkungan
hidup di daerah
tertinggal
2. Jumlah
pelaksanaan
koordinasi
Pengembangan
sumber daya alam
dan lingkungan
hidup di daerah
tertinggal
3. Jumlah
pelaksanaan
kebijakan
Pengembangan
sumber daya alam
dan lingkungan
hidup di daerah
tertinggal
4. Jumlah bimbingan
teknis
Pengembangan
sumber daya alam
dan lingkungan
hidup di daerah
tertinggal
5. Jumlah laporan
evaluasi
5 laporan
5 kali
60 kab
10 kab
5 laporan
0,20%
13,67%
33,46%
88,40%
5 Laporan
5 Kali
42
Kabupaten
5 Laporan
Sehubungan
dengan
Pemotongan
anggaran,
kegiatan
Bimtek
dihilangkan
LAPORAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL TAHUN 2016
Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Pembangunan Daerah Tertinggal 2016 25
Pengembangan
sumber daya alam
dan lingkungan
hidup di daerah
tertinggal
6. Layanan
perkantoran
12 Bulan
layanan
12 Bulan
Layanan
Peningkata
n sarana
dan
prasarana
di daerah
tertinggal
Meningkatnya sarana
dan prasarana di
daerah tertinggal
1. Jumlah rumusan
kebijakan
peningkatan sarana
dan prasarana di
daerah tertinggal
2. Jumlah koordinasi
peningkatan sarana
dan prasarana di
daerah tertinggal
3. Jumlah
pelaksanaan
kebijakan
peningkatan sarana
dan prasarana di
daerah tertinggal
4. Jumlah bimbingan
teknis peningkatan
sarana dan
prasarana di daerah
tertinggal
5. Jumlah laporan
evaluasi
peningkatan sarana
dan prasarana di
daerah tertinggal
6. Layanan
Perkantoran
5 laporan
3 kali
75 Kab
75 Kab
5 laporan
12 Bulan
Layanan
0,02%
21,17%
41,83%
90,22%
5 Laporan
3 Kali
53 Kab
53 Kab
5 Laporan
12 Bulan
Layanan
LAPORAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL TAHUN 2016
Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Pembangunan Daerah Tertinggal 2016 26
Pengemban
gan
ekonomi
lokal di
daerah
tertinggal
Berkembangannya
ekonomi lokal di
daerah tertinggal
1. Jumlah rumusan
kebijakan
pengembangan
ekonomi lokal di
daerah tertinggal
2. Jumlah koordinasi
pengembangan
ekonomi lokal di
daerah tertinggal
3. Jumlah
pelaksanaan
kebijakan
pengembangan
ekonomi lokal di
daerah tertinggal
4. Jumlah bimbingan
teknis dan supervisi
pengembangan
ekonomi lokal di
daerah tertinggal
5. Jumlah laporan
evaluasi
pengembangan
ekonomi lokal di
daerah tertinggal
6. Layanan
Perkantoran
5 laporan
3 kali
75 kab
75 kab
5 laporan
12 Bulan
layanan
0,40%
25%
53,41%
98,33%
5 Laporan
3 Kali
44 Kab
44 Kab
5 Laporan
12 Bulan
layanan
Sumber: Formulir Pengukuran Kinerja yang disesuaikan berdasarkan IKU dan emonev Ditjen PDT 2016.
LAPORAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL TAHUN 2016
Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Pembangunan Daerah Tertinggal 2016 27
Sesuai dengan RPJMN 2015-2019 serta sasaran program Direktorat Jenderal Pembangunan Daerah Tertinggal
bahwa target 80 kabupaten akan terentaskan sampai tahun 2019, namun capaian sampai tahun 2016 yaitu 35
kabupaten berpotensi terentaskan. Penetapan 80 kabupaten daerah tertinggal yang terentaskan tidak bisa
ditetapkan setiap tahunnya (2016,2017,2018,2019) akan tetapi ditetapkan pada akhir RPJMN yaitu tahun 2019
sesuai dengan amanat PP 78 pasal 31 ayat 2 tentang Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal.
Progres yang bisa dilaporkan setiap tahunnya adalah hanya berupa potensi entas kabupaten daerah tertinggal
dan penetapan kabupaten yang terentaskan akan ditetapkan melalui peraturan presiden diakhir RPJMN tahun 2019.
Adapaun pola pelaksanaan dan penanganan daerah tertinggal dapat dilihat pada gambar berikut :
Gambar 2.
Pola Pelaksanaan dan Penanganan Daerah Tertinggal
• Berdasarkan Peraturan Presiden No. 131 Tahun 2015 tentang Penetapan Daerah Tertinggal Tahun 2015-2019 terdapat 122 Daerah Tertinggal;
• Berdasarkan perhitungan kriteria dan indikator daerah tertinggal sesuai Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No.78 Tahun 2014 tentang Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal, sampai akhir Tahun 2016 terdapat 35 Daerah Tertinggal Berpotensi Terentaskan;
• Dari 122 daerah tertinggal, ditargetkan akan terentaskan 80 kabupaten di akhir tahun 2019 sesuai target Rencana Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019.
1. Pasaman Barat 2. Solok Selatan
3. Konawe
4. Sumbawa Barat 5. Bengkayang
6 Kayong Utara
7. Konawe Kepulauan
8. Sambas
9. Mamuju Tengah
10. Merauke
11. Musi Rawas Utara
12. Bombana
13. Morowali Utara
14. Musi Rawas
15. Lombok Barat 16. Biak Numfor 17. Kepulauan Yapen
18. Banggai Laut
19. Mahakam Ulu
20. Lampung Barat 21. Situbondo
22. Bondowoso
23. Hulu Sungai Utara
24. Buol 25. Aceh Singkil 26. Banggai Kepulauan
27. Nagekeo
28. Keerom
29. Landak
30. Bangkalan
31. Pulau Morotai 32. Sumbawa
33. Melawi 34. Lebak
35. Halmahera Timur
LAPORAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL TAHUN 2016
Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Pembangunan Daerah Tertinggal 2016 28
Tabel 5
Sesuai dengan data dan penghitungan berdasarkan proyeksi, dapat ditampilkan capaian Perjanjian
Kinerja tahun 2016 sebagai berikut :
No
.
Sasaran
Program/Kegiatan Indikator Kinerja
Target
Capaian Tahun 2016
Angka (%) Angka (%)
1.
Meningkatnya 80
kabupaten menjadi
kategori daerah maju
Persentase Daerah
tertinggal dengan laju
pertumbuhan ekonomi meningkat
Jumlah peningkatan
sarana dan prasarana
bidang transportasi, permukiman,
ekonomi, energi, dan
telekomunikasi di daerah tertinggal
75 Kabup
aten
61,5%
53 Kabupaten
70%
2.
Persentase Daerah tertinggal dengan
angka kemiskinan
menurun
Jumlah pengembangan
ekonomi lokal di
daerah tertinggal
75
Kabupaten
61,5%
44
Kabupaten
58%
Jumlah peningkatan
sumber daya dan lingkungan hidup
10
Kabup
aten
8,2%
42 Kabupaten
420%
3.
Persentase Daerah
tertinggal dengan IPM meningkat
Jumlah peningkatan
sarana dan prasarana dasar sumber daya
manusia bidang
pendidikan dan
kesehatan di daerah tertinggal
50
Kabup
aten
41%
93
Kabupaten
186%
LAPORAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL TAHUN 2016
Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Pembangunan Daerah Tertinggal 2016 29
Capaian kinerja digunakan sebagai dasar untuk menilai
kinerja pelaksanaan kegiatan sesuai dengan sasaran dan tujuan
yang telah ditetapkan oleh Direktorat Jenderal Pembangunan
Daerah Tertinggal, Kementerian Desa, Pembangunan Daerah
Tertinggal dan Transmigrasi.
Adapun posisi realisasi keuangan sampai bulan
Desember 2016 dari pagu anggaran sebesar
Rp.887.855.245.000,- (Delapan ratus delapan puluh tujuh milyar
delapan ratus lima puluh lima juta dua ratus empat puluh lima ribu
rupiah) self blocking Rp. 326.001.932.000 (Tiga ratus dua puluh
enam milyar satu juta sembilan ratus tiga puluh dua ribu rupiah)
jumlah pagu setelah self blocking Rp.561.853.313.000,- (Lima
ratus enam puluh satu milyar delapan ratus lima puluh tiga juta
tiga ratus tiga belas ribu rupiah) realisasi serapan mencapai
sebesar Rp. 524.998.898.741,- (Lima ratus dua puluh empat
milyar sembilan ratus sembilan puluh delapan juta delapan ratus
sembilan puluh delapan ribu tujuh ratus empat puluh satu rupiah)
atau sebesar 93,44%. Dengan demikian sisa anggaran yang tidak
terserap sebesar Rp. 36.854.414.259,- (Tiga puluh enam milyar
delapan lima puluh empat juta empat ratus empat ribu dua ratus
lima puluh sembilan rupiah) atau sebesar 6,56%.
Hasil evaluasi kinerja kegiatan yang tertuang dalam table tersebut
di atas menunjukkan bahwa keberhasilan yang dicapai
memuaskan walaupun belum sesuai dengan yang target yang
ingin dicapai. Hal itu disebabkan karena adanya beberapa kendala
yang di antaranya:
Kegiatan tahun 2016 baru dimulai pada Triwulan I, disebabkan
karena adanya pengangkatan pejabat Satuan Kerja Direktorat
Jenderal Pembangunan Daerah Tertinggal yang baru
Lamanya buka blokir kegiatan tunggakan tahun anggaran 2015
yang harus diverifikasi, menghabiskan waktu sampai beberapa
LAPORAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL TAHUN 2016
Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Pembangunan Daerah Tertinggal 2016 30
bulan, mengakibatkan blokir bisa dibuka pada bulan oktober
2016 sehingga berdampak terhambatnya penyerapan.
Satker tidak memanfaatkan dana TUP secara maksimal
sehingga dana untuk menjalankan kegiatan masih terhambat
Penataan ruang dilakukan pada saat beban kerja sedang tinggi
sehingga mempengaruhi capaian kinerja (pindah ruang).
Adanya keterbatasan sarana dan prasarana kerja adalah
merupakan hambatan yang tidak dapat dielakkan.
Dengan kendala-kendala yang ada baik yang berhubungan
dengan kebijakan maupun keterbatasan sarana dan prasarana
Direktorat Jenderal Pembanguan Daerah Tertinggal tetap
berusaha secara masksimal untuk meningkatkan target kinerja.
3.1.2 Perbandingan Realisasi Kinerja Tahun Anggaran Berjalan dengan Tahun Lalu
Direktorat Jenderal Pembangunan Daerah Tertinggal
merupakan sebagai unit kerja eselon I telah melaksanakan
kegiatan pada tahun 2016 sesuai dengan tugas dan fungsinya
sehingga pada tahun berjalan telah mencapai target kinerja yang
telah terealisasi sebagai pengukur dalam pencapaian target
kinerja.
Perbandingan realisasi kinerja Direktorat Jenderal
Pembangunan Daerah Tertinggal tahun anggaran 2015 dengan
tahun anggaran 2016.
Capaian kinerja Direktorat Direktorat Jenderal Pembangunan
Daerah Tertinggal pada tahun anggaran 2015 kegiatan dapat
dinilai cukup dengan serapan penggunaan anggaran mencapai
sebesar Rp. 635.207.017.076,- atau (75,29%) dari pagu
anggaran yang direncanakan sebasar Rp. 843.642.000.000,-.
Ada pun capaian kinerja Direktorat Direktorat Jenderal
Pembangunan Daerah Tertinggal pada tahun 2016 dari sisi
fisik berdarkan target realisasi output sebesar 84,53%
LAPORAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL TAHUN 2016
Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Pembangunan Daerah Tertinggal 2016 31
dengan serapan anggaran mencapai Rp. 524.998.898.741,-
atau sebesar 93,44% dari pagu anggaran tersedia (setelah self
blocking) sebesar Rp. 561.853.313.000,- Capaian kinerja apa
bila hanya dilihat dari serapan anggaran
Realisasi kinerja fisik berdasar realisasi kinerja output pada
Direktorat Jenderal Pembangunan Daerah Tertinggal
mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya. Ini
ditunjukkan dengan meningkatnya capaian realisasi kinerja
output.
3.1.3 Analisis atas Penyebab Keberhasilan dan Kegagalan atau Peningkatan dan Penurunan Kinerja
Analisa Keberhasilan
Menjaga Keselarasan Rencana Penyerapan Dan Capaian
Target Ouput Kinerja.
Mengoptimalkan semua sumberdaya yang ada untuk
mencapai tujuan sesuai rencana
Mengoptimalkan koordinasi dengan semua pihak
(stakeholder terkait untuk pencapaian output)
Analisa Kegagalan
Kondisi angka penyerapan anggaran saat ini dipengaruhi
berbagai faktor : (i) pengangkatan pejabat satuan kerja
Direktorat Jenderal Pembangunan Daerah Tertinggal
sehingga waktu efektif penyerapan baru dimulai di akhir
triwulan pertama (ii) pemotongan/penghematan anggaran
(self blocking) sesuai dengan Inpres (iii) buka blokir
anggaran untuk kegiatan tahun 2015 yang masih
menunggak baru efektif di triwulan IV
Proses Evaluasi pada masing-masing Direktorat teknis
mengalami hambatan yang diakibatkan adanya refocusing
yang dilakukan pada saat anggaran sedang berjalan,
LAPORAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL TAHUN 2016
Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Pembangunan Daerah Tertinggal 2016 32
sehingga mengakibatkan jadwal kegiatan menjadi mundur
yang berakibat kegiatan mengalami perubahan dari jadwal
yang telah direncakanan.
Sarana dan prasarana yang masih kurang seperti PC atau
pun Laptop yang jumlahnya masih sangat terbatas tidak
sesuai dengan jumlah personil yang ada sehingga
mengakibatkan terhambatnya penyelesaian pekerjaan yang
akan diselesaikan.
3.1.4 Analisis atas Efisiensi Penggunaan Sumber Daya
Prinsip efisien adalah menggunakan sumberdaya (terbatas)
yang ada untuk mendapatkan hasil yang sebesar-besarnya
atau pencapaian hasil yang telah ditetapkan dengan
penggunaan sumberdaya yang sekecil-kecilnya. Efisiensi
dapat dilakukan dengan asumsi bahwa semua sumberdaya
terbatas yang ada dapat dipergunakan dan dimanfaatkan
secara optimal, baik dari sisi sumberdaya manusia,
sumberdaya keuangan maupun sarana dan prasarana
pendukung yang ada dalam menjalankan misi untuk
mencapai tujuan organisasi.
Kinerja personil Direktorat Jenderal Pembangunan Daerah
Tertinggal sudah optimal karena dalam penyelesaian kegiatan
selama tahun 2016 dengan didukung oleh Aparatur Sipil
Negara dan Tenaga Non PNS seperti Tenaga ahli, asisten
tenaga ahli, dan tenaga pendukung
3.2. Realisasi Anggaran Direktorat Jenderal Pembangunan Daerah
Tertinggal Tahun 2016
Untuk dapat menghasilkan keluaran (output) guna mendukung
menyelenggarakan tugas pokok dan fungsi serta operasionalisasi
kebijakan diperlukan anggaran.
LAPORAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL TAHUN 2016
Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Pembangunan Daerah Tertinggal 2016 33
Pagu anggaran 2016 untuk Direktorat Jenderal Pembangunan
Daerah Tertinggal adalah Rp.887.855.245.000,- (Delapan ratus
delapan puluh tujuh milyar delapan ratus lima puluh lima juta dua ratus
empat puluh lima ribu rupiah) self blocking Rp. 326.001.932.000 (Tiga
ratus dua puluh enam milyar satu juta sembilan ratus tiga puluh dua
ribu rupiah) jumlah pagu setelah self blocking Rp.561.853.313.000,-
(Lima ratus enam puluh satu milyar delapan ratus lima puluh tiga juta
tiga ratus tiga belas ribu rupiah). Adapun posisi realisasi keuangan
sampai bulan Desember 2016 realisasi serapan mencapai sebesar Rp.
524.998.898.741,- (Lima ratus dua puluh empat milyar sembilan ratus
sembilan puluh delapan juta delapan ratus sembilan puluh delapan ribu
tujuh ratus empat puluh satu rupiah) atau sebesar 93,44%. Adapun
rincian untuk masing-masing Direktorat Jenderal Pembangunan
Daerah Tertinggal adalah:
1. Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya Ditjen PDT
memiliki anggaran sebesar Rp. 66.783.825.000,- (enam puluh enam
milyar tujuh ratus delapan puluh tiga juta delapan ratus dua pulu
lima ribu rupiah), pagu self blocking Rp. 65.826.443.000,- (enam
puluh lima milyar delapan ratus dua puluh enam juta empat ratus
empat puluh tiga ribu rupiah) dengan realisasi Rp. 44.239.298.477,-
(empat puluh empat milyar dua ratus tiga puluh sembilan juta dua
ratus sembilan puluh delapan ribu empat ratus rupiah), atau
67,21%
2. Perencanaan dan Identifikasi Daerah Tertinggal memiliki anggaran
sebesar Rp. 23.545.100.000,- (Dua puluh tiga milyar lima ratus
empat puluh lima juta seratus ribu rupiah), dengan realisasi Rp. 23.
423.040.225,- (dua puluh tiga milyar empat ratus dua puluh tiga
juta empat puluh ribu dua ratus dua puluh lima rupiah, atau
99,48%.
3. Pengembangan Sumber Daya Manusia di Daerah Tertinggal memiliki
anggaran sebesar Rp. 117.510.000.000,- (seratus tujuh belas milyar
lima ratus sepuluh juta rupiah) pagu self blocking Rp.
82.615.536.000,- (delapan puluh dua milyar enam ratus lima belas
LAPORAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL TAHUN 2016
Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Pembangunan Daerah Tertinggal 2016 34
juta lima ratus tiga puluh enam ribu rupiah) dengan realisasi
sebesar Rp. 79.415.153.819,- (tujuh puluh sembilan milyar empat
ratus lima belas juta seratus lima puluh tiga ribu delapan ratus
rupiah), atau 96,13%.
4. Pengembangan Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup di
Daerah Tertinggal memiliki anggaran sebesar Rp. (lima puluh
sembilan milyar enam ratus empat puluh delapan juta dua ratus
enam puluh lima ribu rupiah), pagu setelah self blocking Rp.
34.856.734.000,- (tiga puluh empat milyar delapan ratus lima puluh
enam juta tujuh ratus tiga puluh empat ribu rupiah) dengan relisasi
sebesar Rp. 34.235.617.648,- (tiga puluh empat milyar dua ratus
tiga puluh lima juta enam ratus tujuh belas ribu enam ratus rupiah)
atau 98,22%.
5. Peningkatan Sarana dan Prasarana di Daerah Tertinggal memiliki
anggaran sebesar Rp. 492.400.424.000,- (empat ratus sembilan
puluh dua milya empat ratus juta empat ratus dua puluh empat
ribu rupiah), pagu setelah self blocking Rp. 259.461.624.000,- ( dua
ratus lima puluh sembilan milyar empat ratus enam puluh satu juta
enam ratus dua puluh empat ribu rupiah) dengan realisasi sebesar
Rp. 248.823.396.092,- (dua ratus empat puluh delapan milyar
delapan ratus dua puluh tiga juta tiga ratus sembilan puluh enam
ribu rupiah), atau 95,90%.
6. Pengembangan Ekonomi Lokal di Daerah Tertinggal memiliki
anggaran sebesar 127.967. 631. 000,- (seratus dua puluh tujuh
milyar sembilan ratus enam puluh tujuh juta enam ratus tiga puluh
satu ribu rupiah) pagu setelah self blocking Rp. 95.547.876.000,-
(sembilan puluh lima milyar lima ratus empat puluh tujuh juta
delapan ratus tujuh puluh enam ribu rupiah) dengan relisasi
sebesar Rp. 94.862.392.480,- (sembilan puluh empat milyar delapan
ratus enam puluh dua juta tiga ratus sembilan puluh dua ribu
empat ratus lima puluh rupiah), atau 99,28%
LAPORAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL TAHUN 2016
Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Pembangunan Daerah Tertinggal 2016 35
Tabel 6.
Realisasi Tahun 2016
PaguPersentase
Realisasi
15499| Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya Ditjen
Pembangunan Daerah Tertinggal66.783.825.000 44.239.298.477 957.382.000 65.826.443.000 67,21%
2 5500| Perencanaan dan Identifikasi Daerah Tertinggal 23.545.100.000 23.423.040.225 0 23.545.100.000 99,48%
3 5501| Pengembangan Sumber Daya Manusia di Daerah Tertinggal 117.510.000.000 79.453.553.819 34.894.464.000 82.615.536.000 96,17%
45502| Pengembangan Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup di
Daerah Tertinggal59.648.265.000 34.197.217.648 24.791.531.000 34.856.734.000 98,11%
5 5503| Peningkatan Sarana dan Prasarana di Daerah Tertinggal 492.400.424.000 248.823.396.092 232.938.800.000 259.461.624.000 95,90%
6 5504| Pengembangan Ekonomi Lokal di Daerah Tertinggal 127.967.631.000 94.862.392.480 32.419.755.000 95.547.876.000 99,28%
GRAND TOTAL 887.855.245.000 524.998.898.741 326.001.932.000 561.853.313.000 93,44%
Self Blocking
No Kode | Nama Kegiatan Pagu Realisasi Block Amount
LAPORAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL TAHUN 2016
Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Pembangunan Daerah Tertinggal 2016 36
Gambar 3
Persentase Realisasi Tahun 2016
Penetapan anggaran diatas dibuat dan ditetapkan dengan mengacu
kepada Rencana Kerja Pemerintah 2016.
Penyusunan Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Pembangunan
Daerah Tertinggal Tahun 2016 ini dilakukan mengacu terhadap sasaran,
indikator dan target yang fokus sesuai dengan sasaran, indikator dan target
yang termuat dalam dokumen RPJMN Tahun 2015-2019.
LAPORAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL TAHUN 2016
Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Pembangunan Daerah Tertinggal 2016 37
BAB IV KESIMPULAN
4.1 KESIMPULAN
Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Pembangunan Daerah
Tertinggal Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan
Transmigrasi Republik Indonesia ini merupakan laporan
pertanggungjawaban dari keseluruhan pelaksanaan program dan
kegiatan Tahun Anggaran 2016, sekaligus menyampaikan berbagai hal
yang menyangkut kinerja dan pengukurannya.
Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Pembangunan Daerah
Tertinggal, memuat evaluasi kinerja program yang dilaksanakan
berdasarkan alokasi anggaran pada Tahun Anggaran 2016 serta
beberapa kegiatan dengan pendekatan yang bersifat rutin, koordinatif,
dan mediasi dan fasilitasi.
Secara keseluruhan hasil capaian Kinerja Direktorat Jenderal
Pembangunan Daerah Tertinggal pada Tahun 2016 sudah maksimal
dalam mencapai Sasaran Strategis dari target yang direncanakan dan
masih ada kegiatan yang belum di cairkan sehingga capaian kinerjanya
belum optimal.
Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Pembangunan Daerah
Tertinggal, dapat dijadikan sebagai dasar penyusunan dan
pelaksanaan program/kegiatan untuk tahun mendatang sehingga
semua kelemahan dan kekurangan yang ada paling tidak dapat
diminimalkan.
Selanjutnya laporan ini diharapkan dapat memupuk budaya
transparansi pertanggungjawaban penyelenggaraan kegiatan dan
LAPORAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL TAHUN 2016
Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Pembangunan Daerah Tertinggal 2016 38
dapat memacu seluruh personel Direktorat Jenderal Pembangunan
Daerah Tertinggal untuk bekerja lebih optimal dalam upaya
memperbaiki serta meningkatkan kinerja baik pribadi maupun
kelembagaan.
Keberhasilan pelaksanaan tugas dari Direktorat Jenderal
Pembangunan Daerah Tertinggal memerlukan kesiapan organisasi
dan kemampuan manajemen oleh aparat satuan kerja untuk :
(i) menjaga konsistensi antara tujuan dan sasaran pelaksanaan
kebijakan, lingkup kegiatan dan sasaran lokasi kegiatan,
penyediaan masukan (in-put), proses kegiatan, keluaran (out-put)
kegiatan, dan dampak hasil (out-comes) kegiatan;
(ii) mengendalikan tahapan pelaksanaan kegiatan, melalui penyiapan
paket kegiatan (kontraktual dan swekelola), perencanaan
penggunaaan anggaran, proses pengadaan, pencairan anggaran,
dan pelaksanaan kegiatan, sesuai dengan mekanisme kerja dan
prosedur pelaksanaan kegiatan;
(iii) menjamin ketepatan dan kecepatan realisasi pelaksanaan fisik dan
penyerapan keuangan, sesuai dengan jadwal kerja yang ditetapkan.
Direktur Jenderal Pembangunan Daerah Tertinggal
Singgih Wiranto, SH, M.Hum