Download - Laporan Kp Pt Semen Baturaja
-
8/10/2019 Laporan Kp Pt Semen Baturaja
1/49
-
8/10/2019 Laporan Kp Pt Semen Baturaja
2/49
seluruhnya menjadi milik negara RI terhitung dari tanggal 4 Januari 1991 berdasarkan PP No.3
tahun 1991.
Mulai tanggal 11 Juni 1992 sampai dengan akhir Maret 1994, PT. Semen Baturaja
mengadakan proyek optimalisasi untuk meningkatkan kapasitas produksi semen dari 450.000 ton
menjadi 550.000 per tahun. Saat ini sejak 1 Oktober 1996 sampai dengan 2010 dilaksanakan proyekoptimalisasi untuk meningkatkan kapasitas produksi semen menjadi 1.250.000 ton per tahun.
Untuk lebih jelasnya, sejarah dan perkembangan pabrik dapat dilihat pada diagram blok di
bawah ini.
PT.SEMEN BATURAJA
Didirikan tanggal 14 November 1974
Perusahaan Patungan antara PT. Semen Padang dan PT.Semen Gresik
Gresik
PP. No. 10 Th. 1978, Pemerintah RI menberikan penyertaan modal, sehingga Status
Hukum berubah dari PT swasta biasa menjadi BUMN di bawah Binaan Departemen
Perindustrian dengan Komposisi Pemegang Saham sbb :
Pemerintah RI 88%
PT. Semen Padang 7%
PT. Semen Gresik 5%
Pembangunan fisik dimulai tahun 1978 di tiga lokasi, yaitu Baturaja, Palembang, danPanjang dan selesai akhir tahun 1980
RUPS luar biasa pada September 1991 dan PP No.3/1991. PT. Semen Padang dan PT.
Semen Gresik menyerahkan seluruh sahamnya kepada Pemerintah
Presiden RI meresmikan pengoperasian pabrik PT. Semen Baturaja tanggal 29 April 1981
Produksi Komersil mulai tanggal 1 Juni 1981
Mulai 11 Juli 1992 s.d akhir Maret 1994 Proyek Optimalisasi I untuk meningkatkan
kapasitas produksi semen dari 450.000 ton menjadi 550.000 ton per tahun
-
8/10/2019 Laporan Kp Pt Semen Baturaja
3/49
-
8/10/2019 Laporan Kp Pt Semen Baturaja
4/49
menunjukkan bahwa PT. Semen Baturaja (Persero) mempunyai tiga lokasi pabrik, yaitu di Baturaja
(OKU), Kertapati (Palembang) dan Panjang (Bandar Lampung).
2. Warna dasar hijau
Menunjukkan pemerataan pembangunan untuk mencapai kemakmuran
3.
Warna tulisan merah
Menunjukkan kesiapan para karyawan untuk bekerja keras untuk menghadapi setiap tantangan atau
hambatan.
4. Warna putih
Menunjukkan kesucian hati dari keseluruhan karyawan PT.Semen Baturaja (Persero).
1.2 Lokasi dan Tata Letak Pabrik
1.2.1 Lokasi Pabrik
Lokasi Pabrik Baturaja
Lokasi pabrik di Baturaja terletak di daerah Sukajadi, Kecamatan Baturaja Timur, Kabupaten
Ogan Komering Ulu, Provinsi Sumatera Selatan. Jarak antara pabrik Panjang ke pabrik Baturaja
dapat ditempuh melalui jarak sepanjang lebih kurang 270 Km, sedangkan dari pabrik Baturaja ke
pabrik Palembang sepanjang lebih kurang 198 Km. Untuk mempermudah komunikasi antara
pemerintah pusat dengan pihak perusahaan, maka PT. Semen Baturaja (Persero) membuka kantor
perwakilan di Jakarta.
Topografi
Secara umum, wilayah Kabupaten Komering Ulu memiliki daerah yang berbukit-bukit
dengan ketinggian yang berbeda, umumnya berbukit rendah dengan ketinggian yang bervariasiantara 40 m sampai 60 m di atas permukaan air laut. Wilayah kuasa penambangan batu kapur yang
dikelola oleh PT. Semen Baturaja (Persero), merupakan bekas ladang pertanian yang ditumbuhi
semak belukar, terletak di Desa Pusar.
Bagian Selatan mengalir Sungai Ogan yang memiliki ketinggian 30 m diatas permukaan air
laut. Lokasi penambangan batu kapur dan tanah liat untuk kebutuhan pabrik terletak lebih kurang
1.500 meter dari lokasi pabrik PT. Semen Baturaja (Persero). Sedangkan lokasi Pabrik Baturaja
terletak sekitar 2,5 Km dari pusat kota Baturaja dan berjarak 198 Km dari ibukota propinsi Sumatera
Selatan (Palembang).
Pemilihan tempat tersebut berdasarkan pertimbangan pertimbangan sebagai berikut :
A. Pertimbangan Ekonomi
Lokasi pembuatan klinker di pabrik Baturaja yang dekat dengan lokasi penambangan bahan
mentah, sedangkan Cement Mill Plantsekarang digunakan untuk pemerataan produksi dan
pemasaran. Lokasi Grinding Plant dipilih di Panjang dan Palembang dengan pertimbangan sebagai
berikut :
- Dekat dengan daerah pemasaran
-
8/10/2019 Laporan Kp Pt Semen Baturaja
5/49
- Memudahkan pemantauan konsumsi semen di pasaran sehingga produksi dapat dikontrol
- Dekat dengan pusat sarana transportasi, baik transportasi hasil produksi maupun untuk bahan
baku
B. Pertimbangan Sosial
-
Meningkatkan taraf hidup masyarakat di sekitarnya.
- Memperluas lapangan kerja di sekitarnya dan mengembangkan industri lapangan kerja di
sekitarnya dan mengembangkan industri angkutan dan perdagangan bahan bangunan.
1.2.2 Tata Letak Pabrik
PT. Semen Baturaja terletak di kabupaten OKU dan berjarak 90 km dari kota
Tanjung Enim, tempat terdapatnya tambang batubara, Bukit asam (PTBA). Bahan baku berupa batu
kapur banyak tersedia dan terdapat cadangan batu kapur sebanyak 38.250.000 metrik ton dan
tanah liat 2.650.000 metrik ton dilokasi Desa Pusar, yang terletak lebih kurang 3 km dari pusat
kota Baturaja, sehingga diperkirakan dengan kapasitas produksi 550.000 ton semen per tahun bisa
beroperasi selama 50 tahun.
Lokasi unit-unit pabrik semen untuk pembuatan terak di Baturaja dengan kapasitas produksi
1.250.000 ton per tahun, penggilingan dan pengantongan semen di Baturaja dengen kapasitas
produksi 550 ribu ton per tahun, penggilingan dan pengantongan semen di Kertapati, Palembang
dengan kapasitas produksi 350 ribu ton semen per tahun. Selain di Baturaja dan Kertapati,
penggilingan dan pengantongan juga dilakukan di Panjang, Bandar Lampung dengan kapasitas
produksi 350 ribu ton per tahun.
Untuk lebih jelas, peta lokasi pabrik PT. Semen Baturaja (Persero) dapat dilihat pada gambar
dibawah ini.
Gambar 2. Peta Lokasi Pabrik PT. Semen Baturaja (Persero)
1.3 Struktur Organisasi dan Manajemen Perusahaan
1.3.1 Struktur Organisasi
Salah satu tujuan utama didirikannya sebuah pabrik adalah untuk memperoleh keuntungan
yang maksimal. Untuk mencapai tujuan tersebut harus ada sistem yang mengatur dan mengarahkan
kerja dan operasional seluruh pihak yang berkompeten dalam segala hal yang berkenaan dengan
proses dan operasi pabrik. Oleh karena itu, harus ada wadah dan tempat yang jelas bagi pihak-pihak
tersebut untuk melakukan aktivitas yang sesuai dengan kapabilitas dan tingkat intelejensinya.
Wadah yang dimaksud diatas adalah sebuah organisasi atau lembaga proses perorganisasian dalah
upaya untuk menyeimbangkan kebutuhan pabrik akan stabilitas dan perusahaan.
Sebagai suatu Badan Umum Milik Negara,PT. Semen Baturaja (Persero) memiliki suatu
struktur organisasi yang merupakan bagian yang sangat pentinguntuk perusahaan, sehingga
nantinya masingmasing mempunyai peran dan tanggung jawab yang jelas. PT. Semen
-
8/10/2019 Laporan Kp Pt Semen Baturaja
6/49
Baturaja (Persero) memiliki bentuk organisasi linedanstaff, dimana pimpinan tertinggi dalah
Dewan Direksi yang terdiri dari Direksi Utama.
Direksi Utama membawahi Direktur Teknik, Direktur Produksi, Direktur Umum/SDM
dan Direktur Komersial. Tugas dan tanggung jawab direktur PT. Semen Baturaja (persero) terdiri
atas :
1. Direktur Utama, bertanggung jawab atas kegiatan perusahaan.
2. Direktur Teknik, Bertanggung jawab atas kegiatan perecanaan penelitian dan pengembangan
bidang engineering, pengembangan usaha system manajemen dari logistik.
3. Direktur Produksi, bertanggung jawab atas keseluruhan kegiatan perencanaan dan pengendalian
seluruh operasional produksi semen diketiga site, yaitu Palembang,Baturaja,Panjang.
4. Direktur Umum / SDM, bertanggung jawab atas kegiatan perencanaan pengembangan Sumber
Daya Manusia dan Umum.
5. Direktur Komersial, bertanggung jawab atas perencanaan dan pelaksanaan dan juga
pengendalian bidang keuangan,pemasaran.
Pembagian manajemen organisasi antara lain:
1. Direktur Utama membawahi,antara lain :
a. Direktur Teknik
b. Direktur Produksi
c. Direktur Umum/SDM
d. Direktur Komersial
2. Direktur Teknik membawahi, antara lain :
Departeman Penelitian dan Pengembangan, yaitu meliputi :
a. Penelitian BBPPO dan Jaminan Mutu (QA)
b. Penembangan Usaha dan Sistem Manajemenc. K - 3
d. Rancang Bangun dan Perekayasaan
e. Perencanaan dan Penyediaan Material
3. Direktur Produksi membawahi, antara lain :
Departemen operasi, meliputi :
a. Produksi PBR
b. PBM PBR
c. Pemeliharan PBR
d. Pabrik Palembang
e. Pabrik Panjang
4. Direktur Umum/SDM membawahi, antara lain :
a. Umum dan Personalia
b. Perencanaan dan Pengembangan Personil (P-3)
c. Keamanan
d. Perwakilan Jakarta
-
8/10/2019 Laporan Kp Pt Semen Baturaja
7/49
5. Direktur Komersial membawahi, antara lain :
a. Departemen Keuangan, meliputi :
- Akuntansi
- Pembendaharaan, Pajak dan Asuransi
-
Anggaran dan Analisa Keuangan
- Pengembangan system Komputerisasi
- Keungan PBR
- Keungan PPJ
b. Departemen Niaga, meliputi :
- Pengadaan
- Pemasaran
c. KBL (Kemitraan Bina Lingkungan)
Kelompok jabatan dalam struktur PT. Semen Baturaja (Persero) dibagi dalam delapan
tingkatan,yaitu :
1. Departemen
2. Biro
3. Bagian
4. Seksi
5. Regu
6. Pelaksana I
7. Pelaksana II
8. Pelaksana III
Tingkatan seksi sampai dengan tingkat Departemen dinamakan Karyawan Staff, sedangkanuntuk tingktan regu, Pelaksana I, Pelasana II, Pelaksana III,dinamakan Karyawan non Staff. Setiap
tingkatan dipimpin oleh seorang kepala,dimana masing-masing kepala dalam setiap tingkatan
mempunyai tugas dan mempunyai wewenang masing-masing, atau yang disebut dengan uraian
tugas jabatan (Job Discription).
Untuk lebih jelasnya, struktur organisai PT. Semen Baturaja (Persero) dapat dilihat pada
gambar 2.
-
8/10/2019 Laporan Kp Pt Semen Baturaja
8/49
1.3.2 Manajemen Perusahaan
Jumlah pegawai PT.Semen Baturaja (Persero) ini berjumlah sebanyak 750 orang yang
terdiri 394 orang di Pabrik Baturaja, 155 orang di Pabrik Panjang, 201 orang di Pabrik
Palembang.
Peraturan kerja yang berlaku di PT. Semen Baturaja (Persero) berdasarkan kesepakatan
kerja bersama antara serikat karyawan semen Baturaja dengan pihak manajemen PT. Semen
Baturaja (Persero) yang disahkan oleh Menteri Tenaga Kerja dengan surat keputusan
No.Kep.357/BW/PKPP/2002. Adapun peraturan kerja yang berlaku PT. Semen Baturaja
(Persero) antara lain :
1. Untuk Kerja non Shift
- Menggunakan sistem kerja yaitu dari senin sampai jumat
-
8/10/2019 Laporan Kp Pt Semen Baturaja
9/49
- Jam kerja : 07.30-16.30
- Jam istirahat hari senin sampai hari kamis : 12.00- 12.45
- Jam istirahat hari jumat : 11.30-13.30
2. Untuk jam kerja shift
-
Hari minggu dan hari besar lainnya adalah hari kerja
- Shift I : 07.30-15.30
- Shift II : 15.30-23.30
- Shift III : 23.30-07.30
Sistem kerja yang digunakan oleh PT. Semen Baturaja (Persero) adalah sistem kerja non
shiftdanshift. Pekerja non shiftmeliputi para karyawan administrasi perusahaan kepala bagian,
kepala seksi serta para manajer, sedangkan karyawan shift meliputi operator, satpam dan karyawan
pembantu.
Sistem penggajian karyawan meliputi dua jenis, yaitufix salaryatau gaji tetap dan variable
salarymeliputi lembur, shiftdan pegawai call out.
Selain gaji yang diberikan oleh perusahaan, karyawan juga diberi tunjangan, berupa
tunjangan shift,tunjangan proporsional, tunjangan cuti, tunjangan tahunan dan tunjangan
pengobatan.
Faktor-faktor yang mempengaruhi system penggajian antara lain :
1. Indeks yaitu ketetapan berdasarkan golongan karyawan
2. Gradasi atau grade yaitu tingkatan golongan
3. Senioritas yaitu lamanya kerja
4. Performance meliputi kepatuhan, keefektifitasan dan kreativitas.
Adapun fasilitas yang disedakan untuk para karyawan PT. Semen Baturaja (Persero) antara
lain :1. Rumah Dinas
2. Rumah Sakit
3. Tempat Peribadatan
4. Sarana Olahraga (tennis dan kolam renang)
5. Transportasi
6. Rekreasi
1.3.3 Peraturan Perusahaan
Peraturan perusahaan adalah sesuatu yang memuat berbagai kebijaksanaan, prosedur, serta
pelaksanaan yang ditertibkan oleh perusahaan yang kemudian disahkan oleh Departemen Tenaga
Kerja yang berlaku di RI.
Beberapa peraturan umum yang ditetapkan oleh PT. Semen Baturaja (Persero)adalah :
1. Dalam memasuki area pabrik, karyawan harus menunjukan tanda pangenal dan menggunakan
helm.
2. Memakai seragam yang disediakan oleh PT. Semen Baturaja.
-
8/10/2019 Laporan Kp Pt Semen Baturaja
10/49
3. Jumlah cuti tahuhan adalah 12 hari bagi setiap karyawan.
4. Setiap orang berkewajiban melaksanakan tugas dengan baik dan membersikan tempat pekerjaan.
5. Dilarang membawa obat-obatan terlarang ke dalam wilayah perusahaan dan dilarang meminum
minuman yang mengandung alkohol selama jam kerja.
6.
Setiap karyawan wajib masuk dan pulang kerja tepat pada waktunya.
1.3.4 Pelayanan dan Kesejahteraan Sosial
Manajemen berkeyakinan bahwa untuk mendapatkan kerja yang bermutu dan mempunyai
tingkat produktivitas yang tinggi, maka jaminan kesejahteraan dan kebutuhan sosial mereka perlu
diperhatikan. Disamping memberikan imbalan kerja yang memadai kebutuhan-kebutuhan sosial
dan aspirasi lainnya juga mendapatkan perhatian dengan disediakannya fasilitas saran penunjang
berupa :
1. Balai pengobatan untuk karyawan dan fasilitas dan rawat inap dirumah sakit yang ditunjuk
perusahaan.
2. Perpustakaan yang dapat digunakan waktu istirahat/waktu senggang oleh karyawan untuk
membaca.
3. Perumahan karyawan yang disediakan bagi karyawan tingkatstaff dan non staff.
4. Mess/wisma untuk karyawan yang sedang berdinas dimasingmasing lokasi pabrik untuk tamu
perusahaan yang berkunjung ke pabrik.
5. Sarana olah raga seperti lapangan tenis, sepakbola, bulutangkis, basket,kolam renang, meja
billiard, sarana kesenian dan alat musik.
1.3.5 Kepersonaliaan
Biro Personalia PT. Semen Baturaja (Persero) mempunyai tanggung jawab yang besarterhadap kelancaran, kelangsungan serta maju mundurnya perusahaan. Tugas dan tanggung jawab
Biro Personalia mengenai :
a. Penerimaan tenaga kerja untuk mendapatkan tenaga kerja yang baik juga berkualitas.
b. Penempatan tenaga kerja sesuai skill dan keahlian.
c. Melakukan pemutusan hubungan kerja.
d. Memberikan nilai terhadap prestasi karyawan.
e. Mengeluarkan peraturan kepegawaian bagai karyawan.
Untuk mendapatkan tenaga kerja yang baik dan berkualitas, maka dalam melakukan
penerimaan tenaga kerja harus sesuai dngan spesifikasi jabatan (latar belakang pendidikan dan usia)
serta melalui serangkaian tes.
1.3.6 Sistem Penggajian
Sistem penggajian yang diberikan oleh perusahaan terhadap seluruh karyawan terdiri dari:
1. Gaji Tetap
-
8/10/2019 Laporan Kp Pt Semen Baturaja
11/49
Gaji tetap tergantung pada standar golongan dan merupakan fungsi daripada jabatan, yang
termasuk gaji tetap adalah gaji pokok dan gaji pengabdian
2. Gaji Variabel
Gaji variabel ditentukan kepada prestasi kerja karyawan dan prestasi dari perusahaan.
Berdasarkan pembagian karyawan staffdan non staffmaka sistem pengajiannya sebagaiberikut:
Tabel 1. Sistem Penggajian Karyawan
Karyawan staff Karyawan non staff
Gaji tetap
Gaji Pokok
Tunjangan-tunjangan
Pengabdian
JabatanKeluarga
Lokasi
Sewa Rumah
Pengobatan
Gaji Variabel
-
Call out
Bonus
Gaji tetap
Gaji Pokok
Tunjangan-tunjangan
Pengabdian
JabatanKeluarga
Lokasi
Sewa Rumah
-
Gaji Variabel
Tunjangan shiff
-
Bonus
Tunjangan kehadiranLembur
Sumber : Bagian PersonaliaPT. Semen Baturaja (Persero) (2010)
1.4 Pemasaran
Pemasaran semen tidak secara langsung dilakukan oleh PT. Semen Baturaja (Persero),
melainkan melalui distributor distributor atau penyalur penyalur yang tersebar diwilayah
pemasaran PT. Semen Baturaja (Persero).
PT. Semen Baturaja (Persero) mempunyai wilayah pemasaran antara lain :
1. Banten
2. Bengkulu
3. Jawa Barat/DKI Jakarta
4. Jambi
-
8/10/2019 Laporan Kp Pt Semen Baturaja
12/49
5. Lampung
6. Sumatera Selatan
Untuk meningkatkan kegiatan usaha dan niaga PT. Semen Baturaja (Persero) membentuk
distribusi dan transportasi yang bertujuan diantaranya untuk memperluas daerah pemasaran,
dalam hal ini diatur oleh Asosiasi Semen Indonesia sesuai pembagian daerah masing-masing,yaitu :
A. Berdasarkan Distributor
1. Untuk daerah banten-Jabar/DKI Jakarta terdiri dari 6 distributor
2. Untuk wilayah Sumatera Selatan
- Daerah Palembang terdiri dari 8 distributor
- Daerah Tanjung Enim dan Lahat terdiri dari 1 distributor
- Daerah Baturaja terdiri dari 2 distributor
- Daerah Lubuk Linggau terdiri dari 2 distributor
3. Untuk daerah Jambi terdiri dari 2 distributor
4. Untuk daerah Bengkulu terdiri dari 1 distributor
5. Untuk daerah Bandar Lampung terdiri dari 5 distributor
B. Berdasarkan Transportir
Penunjukkan distributor ditentukan oleh kebutuhan daerah dan kapasitas pabrik.
Distributor-distributor membeli semen pada PT. Semen Baturaja (Persero), kemudian semen
dijual kepada konsumen.
BAB II
URAIAN PROSES
2.1 Bahan Baku
Bahan baku yang digunakan untuk pembuatan semen adalah batuan alam yang mengandung oksida
oksida kalsium, alumina, silika dan besi. Bahan baku tersebut terdiri dari tiga kelompok yaitu
bahan baku utama, bahan baku penunjang (korektif) dan bahan baku tambahan.
2.1.1 Bahan Baku Utama
Bahan baku utama merupakan bahan baku yang mengandung komposisi kimia oksida oksida
kalsium, silika dan alumina. Bahan baku utama yang digunakan yaitu batu kapur (Lime Stone) dan
tanah liat (Clay).
a. Batu kapur (Lime Stone)
Calsium carbonat (CaCO3) berasal dari pembentukan geologis yang pada umumnya dapat
dipakai untuk pembuatan semen portlad sebagai sumber senyawa kapur (CaO).
b. Tanah liat (Clay)
-
8/10/2019 Laporan Kp Pt Semen Baturaja
13/49
Tanah liat (Al2O3.K2O.6SiO2.2H2O) merupakan bahan baku semen yang mempunyai smber utama
senyawa silika, senyawa alumina, dan senyawa besi.
1. Sifat Fisika Bahan Baku Utama
Bahan baku utama memiliki sifat fisik seperti pada tabel 2 di bawah ini.
Tabel 2. SifatSifat Fisika Bahan Baku Utama
No SifatSifat BahanKomponen Bahan Baku
Batu Kapur Tanah Liat
1
2
3
4
5
6
Rumus kimia
Berat molekul
Densitas
Titik leleh
Warna
Kelarutan
CaCO3
100,09 g/gmol
2,71 g/ml
1339oC
Putih keabuabuan
Larut dalam air, asam
NH4Cl
Al2O3.K2O.6SiO2.2H2O
796,40 g/gmol
2,9 g/ml
Terurai pada 1450oC
Coklat kemerahmerahan
Tidak larut dalam air, asam,
pelarut lainSumber : Perry, R. H, tahun 1989
2. Sifat Kimia Bahan Baku Utama
Semua senyawa utama untuk semen terdapat dalam batu kapur dan tanah liat, tetapi tidak
semua batu kapur dan tanah liat memiliki proporsi kimia yang memenuhi untuk membuat semen
dengan kualitas semen yang diinginkan. Oleh karena itu, pada proses pembuatan semen bahan
baku utama tersebut biasanya ditambah bahan lain sebagai koreksi unsur kimia yang kurang,
yaitu berupa pasir besi dan pasir silika.
Senyawa kimia yang terdapat dalam bahan baku dan yang diperlukan adalah Oksida
Kalsium (CaO), Oksida Silisium (SiO2), Oksida Alumunium (Al2O3) dan Oksida Besi (Fe2O3).
Disamping senyawa-senyawa tersebut, terdapat juga senyawa-senyawa lain yang keberadaannya
tidak diinginkan dan harus dibatasi, sepeti Magnesium Oksida (MgO), Alkali, Klorida, Sulfur,
dan Fosfor.
a. Oksida Kalsium (CaO)
-
8/10/2019 Laporan Kp Pt Semen Baturaja
14/49
Dalam proses pembuatan semen, Oksida Kalsium merupakan komponen yang terbesar
jumlahnya, dan akan bereaksi dengan Oksida Silikat, Alumunium Silikat, Alumina, dan Oksida
Besi dan membentuk senyawa mineral potensial penyusun kekuatan dalam semen.
b. Oksida Silikat/ Silium (SiO2)
Oksida Silikat merupakan oksida komponen terbesar kedua setelah Oksida Kalsium.Oksida ini juga sangat menentukan dalam pembentukan mineral potensial. Oksida Silikat
diperoleh dari penguraian dan dekomposisi mineral-mineral Montmorilnit, Kaolinit, ataupun
yang berasal dari tanah liat. Disamping itu, Oksida Silikat dapat juga diperoleh dari batuan Pasir
Silika (Silica Sand).
c. Oksida Alumunium/Alumina (Al2O3)
Oksida Alumunium bersama Oksida Kalsium membentuk Oksida Kalsium Aluminta (C3A).
Oksida Alumunium bersama dengan Oksida Besi dan Oksida Kalsium dalam pembakaran di kiln
akan membentuk senyawa Kalsium Alumina Ferrit (C4AF). Oksida alumunium sebagian besar
diperoleh dari tanah liat. Oksida Alumina selain ikut bagian dalam reaksi-reaksi pembentukan
mineral potensial juga berperan untuk menurunkan titik leleh (flix) pada proses pembakaran di kiln.
Oksida Alumina ini juga menentukan tingkat kekentalan lelehan hasil pembakaran di kilndengan
nilai berbanding luru.
d. Oksida Besi (ferrit) (Fe2O3)
Oksida besi bersama Oksida Kalsium dan Alumunium pada proses pembakaran
di kiln akan bereaksi membentuk senyawa Kalsium Alumina Ferrit (C4AF). Oksida besi juga
bersifat menurunkan titik leleh pembakaran di kilndan juga menentukan tingkat fase cair dalam
klinkerisasi dengan nilainya berbanding lurus, tetapi viskositasnya lebih rendah dibanding
alumunium.
e. Oksida Magnesium (MgO)Oksida Magnesium tidak berperan dalam membentuk mineral potential, bahkan
keberadaannya dalam semen akan merugikan karena akan menurunkan kualitas semen. Kadar
MgO bebas dalam semen dibatasi paling tinggi 2 % dan akan bereakasi dengan air.
MgO(s)+ H2O(g) Mg(OH)2(s)..(1)
Reaksi ini berlangsung sangat lambat, sedangkan proses pengerasan semen sudah selesai
dan Mg(OH)2 menempati ruangan yang lebih besar dari MgO dan hal ini akan menyebabkan
terpecahnya ikatan pasta semen yang sudah mengeras sehingga akan menimbulkan keretakan
pada hasil penyemanan. Sumber MgO terutama berasal dari dolomite (CaCO3.MgCO3) dan dapat
juga berasal dari blast furnace slagyang mengandung MgO tinggi.
f. Oksida Belerang
Oksida belerang yang sebagian besar berasal dari bahan bakar dan senyawa sulfur dari
bahan mentah, akan sangat mengganggu proses pembakarandi kiln. Oksida belerang pada suhu
tinggi 1450oC akan menguap dan akan bereaksi dengan alkali membentuk senyawa alkali
sulfat yang akan terkondensasi atau mengembun pada suhu 1000oC. SO2berlebih akan bereaksi
dengan CaO membentuk CaSO4yang akan menyebabkan kebuntuan pada daerahpreheateratau
-
8/10/2019 Laporan Kp Pt Semen Baturaja
15/49
dalam istilah operasi bisa disebut dengan build updi inlet kiln, dan bisa menyebabkan
berhentinya operasi kiln.
g. Klorida
Klorida biasanya berasal dari tanah liat. Pada suhu pembakaran di buring zone, klorida
akan menguap dan akan mengembun membentuk coatingyang juga akan menyebabkanterjadinya bulid up. Apabila kandungan klorida dalam bahan semen cukup tinggi dilakukan
antisipasi dengan melengkapi kilndengansystemby pass untuk mengeluarkan secara periodik.
Kandungan klorida dalam semen akan menyebabkan karat pada besi beton.
h. Fluoride
Fluoride dalam bahan baku semen tidak begitu diperhatikan, karena biasanya
persentasenya sangat rendah, antara 0,03 0,08 % dan pada pembakaran mudah menguap
sehingga tidak mengganggu proses pembakaran.
i. Fosfor Oksida
Kandungan Fosfor Oksida dalam bahan baku sangat rendah. Oksida ini dalam jumlah
besar akan merugikan kualitas semen, karena akan menurunkan kuat tekan semen, khususnya
pada kuat tekan awal.
Struktur mineral bahan baku berpengaruh terhadap :
- Kekerasan : - Sifat Abrasi
- Kemampuan untuk dipecah
- Kemampuan untuk digiling
- Kadar Air : - Sifat plastis (plasticy)
- Sifat mudah lengket (stickness)
- Pemilihan proses pembuatan (basah, semi basah, semi kering, kering).
- Reaktifitas : - Sifatsifat pembakaran
Tabel 3. Pengaruh Oksida Utama Pada Pembentukan Klinker dan Sifat Semen
Oksida Pembentukan Klinker Sifat Semen
CaO
SiO2
Al2O3
Fe2O3
-
-
Merendahkan temperatur sintering
Merendahkan temperatur sintering
Mempengaruhi kekuatan semen
Mempengaruhi kekuatan semen
Membantu pada kekuatan awal
Tidak terlalu berpengaruh pada
kekuatan awal
Sumber :PT. Semen Baturaja (Persero) (2010)
Pengaruh komposisi kimia terhadap raw mixdan sifat semen yang dihasilkan antara lain :
A. Pengaruh silica rasio : menunjukkan tinggi rendahnya kandungan silica padaraw mix.
Sumber : PT. Semen Baturaja (Persero) (2010)
-
8/10/2019 Laporan Kp Pt Semen Baturaja
16/49
Silica Rasio tinggi jika kadar SiO2tinggi atau kadar Al2O3dan Fe2O3rendah, maka :
a. Raw mixsulit dibakar dan klinker akan berdebu
b. Jumlah C3S rendah, kekuatan awal semen tinggi.
c. Kekuatan awal rendah, kekuatan awal semen tinggi.
d.
Setting time mudah decontrol(lama), kebutuhan bahan bakar tinggi.
e. Free CaO tinggi, sifat coating jelek dan tidak tahan terhadap thermal shock.
Silica rasio rendah jika kadar SiO2rendah atau kadar Al2O3dan Fe2O3tinggi, maka :
a. Temperatur klinkerisasi dapat lebih rendah, pembentukan kliker lebih mudah terbakar.
b. Kemungkinan terbentuknya ring formationdalam kiln.
c. Jumlah C3S tinggi.
d. Kekuatan awal lebih rendah, kebutuhan bahan bakar rendah.
e. Klinker berbentuk bola, dan sulit digiling,setting timesemen pendek.
B. Pengearuh Alumina Rasio : Menunjukkan tinggi rendahnya kadar Al2O3raw mix.
Sumber : PT. Semen Baturaja (Persero) (2010)
Alumina rasio tinggi jika kadar tinggi atau kadar Fe2O3rendah maka :
a. Setting timesemen sulit dikontrol (pendek), panas hidrasi selama setting tinggi.
b. Kadar C3S tinggi, menurunkan kadar CSF4F, menaikkan kadar C3A.
c. Rendahnya daya tahan terhadap serangan air laut
d.Liquidphasecenderung tinggi dan terlalu viskositas
e. Ketahanan terhadap sulfat rendah.
Alumina rasio tinggi jika kadar Al2O3tinggi atau kadar Fe2O3rendah maka:
a. Liquid phaselebih tinggi, reaksi klinkerisasi lebih cepat, temperaturklinkerisasi lebih rendah.
b. Panas hidrasi rendah
c. Daya tahan terhadap air laut tinggi
d. Setting timelama
e. Kuat tekan awal semen rendah.
C. PengaruhLime Saturation Factor
Menunjukkan perbandingan antara % CaO dalam raw mixdengan CaO yang dibutuhkan
untuk mengikat Oksida lainnya.Lime Saturation Factordidasarkan pada jumlah maksimum dari
kapur yang dapat digabungkan dengan kondisi operasi yang optimum yaitu klinker tidak
mengandung CaO bebas ; pencampuran dan kehalusan raw mixterjamin sempurna / baik ; pada
proses pembakaran dalam kiln, reaksi bisa berlangsung sempurna.
Sumber : PT. Semen Baturaja (Persero) (2010)
-
8/10/2019 Laporan Kp Pt Semen Baturaja
17/49
Lime Saturation Factortinggi maka :
a. Kadar C3S tinggi, kadar C2S
b. Kekuatan awal tinggi
c. Raw mixsulit dibakar
d.
KecenderunganFreeCaO tinggi
e. Settingtime lambat (rendah)
Lime Saturation Factorrendah maka :
a. Kadar C3S rendah, kadar C2S tinggi
b. Raw mixmudah dibakar
Sumber : PT. Semen Baturaja, 2010
2.1.2 Bahan Baku Penunjang (Korektif)
Bahan baku korektif adalah bahan tambahan pada bahan baku utama apabila pada
pencampuran bahan baku utama komposisi oksida oksidanya belum memenuhi persyaratan
secara kualitatif dan kuantitatif.
Pada umumnya, bahan baku korektif yang digunakan mengandung oksida silika, oksida
alumina dan oksida besi yang diperoleh dari pasir silika (silica sand) dan pasir besi (iron sand).
a. Pasir silika (silica sand)
Pasir silika digunakan sebagai pengkoreksi kadar SiO2dalam tanah liat yang rendah.
b. Pasir besi (iron sand)
Pasir besi digunakan sebagai pengkoreksi kadar Fe2O3yang biasanya dalam bahan baku
utama masih kurang.
Bahan baku penunjang memiliki sifat fisik dan kimia sebagai berikut:
Tabel 4. Sifat Sifat Fisik dan Kimia Bahan Baku Penunjang
No SifatSifat BahanKomponen Bahan Baku
Pasir Silika Pasir Besi
1
2
3
4
5
6
7
Rumus kimia
Berat molekul
Densitas
Titik leleh
Titik didih
Warna
Kelarutan
SiO2
60,06 g/gmol
1,32 g/ml
1710oC
2230 oC
Coklat keputihan
Tidak larut dalam air,
alkali tetapi larut dalam
HF
Fe2O3
159,70 g/gmol
5,12 g/ml
Terurai pada 1560oC
-
Hitam
Tidak larut dalam air, tetapi
larut dalam HCl
Sumber : Perry, R. H, tahun 1989
-
8/10/2019 Laporan Kp Pt Semen Baturaja
18/49
2.1.3 Bahan Baku Tambahan
Bahan baku tambahan adalah bahan baku yang ditambahkan pada terak atau klinker untuk
memperbaiki sifat sifat tertentu dari semen yang dihasilkan. Bahan baku tambahan yang biasa
digunakan untuk mengatur waktu pengikatan semen adalah Gypsum. Berikut adalah sifat fisik dankimia dari gypsum.
Tabel 5. Sifat Sifat Fisik dan Kimia Bahan Baku Tambahan
No SifatSifat Bahan Gypsum
12
3
4
5
6
7
Rumus kimiaBerat molekul
Densitas
Titik leleh
Titik didih
Warna
Kelarutan
CaSO4. 2H2O172,17 g/gmol
2,32 g/ml
128oC
163oC
Putih
Larut dalam air, gliseril, Na2S2O3dan garam
NH4
Sumber : Perry, R. H, tahun 1989
2.2 Proses Produksi
Proses pembuatan semen yang dilakukan pada PT. Semen Baturaja ini menggunakan proses
kering (Dry process). Proses produksi ini dimulai dari penyediaan bahan mentah, penggilingan
bahan mentah, pembakaran, pendinginan klinker, penggilingan klinker, dan pengantongan semen.
2.2.1 Peralatan Yang Digunakan
Peralatan yang digunakan dalam proses pembuatan semen di PT. Semen Baturaja (Persero)
dibedakan dalam dua kelompok, yaitu :
A. Peralatan utama proses pembuatan semen
1. Crusher
a. Hammer crusher, digunakan untuk memecah batu kapur dengan kapasitas 600 ton batu
kapur/jam (WB).
b. Roller crusher,digunakan untuk memecah tanah liat dengan kapasitas alat 500 ton tanah liat/jam
(WB).
-
8/10/2019 Laporan Kp Pt Semen Baturaja
19/49
2. Raw mill, digunakan untuk menggiling dan mengeringkan bahan mentah dengan kapasitas 360
ton/jam(DB).
3. Preheater
a. Cyclone preheater, digunakan untuk pemanasan awal dengan kapasitas 1700 ton/hari.
b.
Cyclone preheater denganprecalsiner (secondary burner),digunakan untuk calsinasi rawmealdengan kapasitas 2500 ton/hari.
Tabel 6. Spesifikasi Preheater
Stage Kiln string Precalsiner String
Stage I
Stage II
Stage III
Stage IV
2 x 4,48 m diameter
1 x 6,00 m diameter
1 x 6,40 m diameter
x 6,40 m diameter
1 x 4,11 m diameter
1 x 6,11 m diameter
1 x 6,39 m diameter
x 6,53 m diameter
Sumber : PT. Semen Baturaja (Persero), 2010
4. Rotary kiln, digunakan untuk proses klinkerisasi (pembakaran klinker) dengan kapasitas 4300 ton
klinker/hari.
Panjang dengan bentuk sudut inklinasi 4oke arah outlet, di mana bagianoutletlebih rendah dari
bagian inlet. Komponenkomponen kiln terdiri dari :
a. Shell ki ln,
Berbentuk silinder yang berbuat dari plat baja yang dilapisi dengan lining yang berupa batu tahan
api (fire brick).b. Supporti ng Rollers,
Berfungsi untuk menumpushell kiln yang duduk pada tyre, dimanasuporting roller ini dapat
berputar sesuai dengan putaran kiln.
c. Thr ust Rollers,
Merupakan sistem mekanis yang berfungsi untuk mengatur gerak maju atau mundur kiln
sepanjang sumbunya.
d. Kiln Dr ive,
Menggerakan kiln dengan electro motor dengan system transmisi daya dan roda gigi pinion
sebagai penggerak kiln.e. Cooli ng Sistem,
Terpasang di sekeliling kiln, untuk mendinginkan dinding luar kiln.
f . Outlet Ki ln,
Merupakan suatu bagian dari kiln untuk tempat keluarnya klinker hasil proses pembakaran
padashell kiln.
-
8/10/2019 Laporan Kp Pt Semen Baturaja
20/49
Spesifikasi Kiln PT. Semen baturaja (persero)
Kiln
Panjang : 75 m
Diameter : 4,5 m
Kapasitas : 4300 ton/hariHeat consumption : 800 kcal/kg clinker
Ketebalan shell kiln : 35,45 mm
Ketebalan Refractory : 200 mm
Kiln Slope : 0,03
Kecepatan putar kiln : 3rpm
Kemiringan kiln :150
5. Clinker cooler, digunakan untuk mendinginkan klinker dari hasil pembakaran di kiln dengan
kapasitas 4300 ton klinker/hari.
6. Coal mill, digunakan untuk menggiling dan mengeringkan batubara dengan kapasitas 30 ton fine
coal/jam.
7. Tube mill,digunakan untuk penggilingan terak dengan kapasitas 50 dan 75 ton semen/jam.
8. Cement mill,digunakan untuk penggilingan klinker dengan kapasitas 50 dan 75 to semen/jam.
9. Packer, digunakan untuk proses pengantongan semen yang akan di pasarkan.
B. Peralatan bantu proses pembuatan semen
1. Alat Penangkap Debu
a. Electrostatic precipitator, untuk menyaring debu secara elektrostatik pada proses penggilingan
bahan mentah dan proses pembakaran di pabrik Baturaja.
b. Dust collector, untuk menangkap atau menyaring debu pada proses pembuatan semen.
C. Peralatan Transportasi Proses Pembuatan Semen
1. Dump truck, untuk transportasi pada hasil penambangan dengan kapasitas 20-35 ton.
2. Belt conveyor, untuk transportasi bahan mentah, semen, terak dan lainnya.
3. Air slide, untuk transportasi bahan kering dan halus seperti raw mealdan semen.
4. Chain conveyor/steel palte conveyor / drag chain, untuk transportasi material yang panas atau
material yang mudah lengket (clinker, rawmeal, batubara, tanah liat, batu kapur, dll).
5. Screw conveyor, untuk material halus dari hopper.
6. Pneumatic lift, untuk transportasi raw meal atau semen dari bawah keatas, misal raw mealatau
semen akan dimasukkan kedalam silo.
7. Bucket elevator,untuk membawa material dengan arah vertikal. Alat ini untuk mengangkut material
yang berupa bubuk atau bulkdengan ukuran sampai dengan 50 mm dan temperatur sampai dengan
350 oC ke arah vertikal, kapasitasnya bisa mencapai 1300 m3/jam dengan isian maksimal 75% dan
ketinggian 60 m.
-
8/10/2019 Laporan Kp Pt Semen Baturaja
21/49
8. Drag Chain Conveyor, untuk mengangkut material bulk secara mendatar atau sedikit miring
(maksimal 20o). Alat ini bisa tahan sampai dengan temperatur 500
oC karena semua bagiannya
terdiri dari logam dengan kapasitas 500 ton/jam, digunakan untuk mengangkut material klinker
kecement mill.
D. Peralatan Penyimpanan Produk
1. Lime stone storage (blending storage lime stone),merupakan tempat penyimpanan tertutup batu
kapur produk crusher dengan kapasitas 2 x 17000 ton batu kapur.
2. Clay storage, tempat tertutup yang digunakan untuk menyimpan atau menampung tanah liat
produk crucherdengan kapasitas 2 x 5000 ton tanah liat.
3. Cover storage clinker, merupakan tempat tertutup untuk menyimpan terak produk dengan
kapasitas 1 x 40000 ton terak.
4. Raw meal silo, untuk menyimpan atau menampung raw mealproduk penggilingan dan
pengeringan bahan mentah dengan kapasitas 1 x 20000 ton raw meal.
5. Clinker silo, digunakan untuk menyimpan terak produksi kiln dengan kapasitas 2 x 8500 ton dan 1 x
40000 ton terak di PBR dan 1 x 5000 ton di PPG dan di PPJ.
E. Peralatan Bantu Lainnya pada Proses Pembuatan Semen
1. Kompresoradalah peralatan yang menghasilkan udara dengan tekanan tinggi .
2. Blower adalah peralatan yang menghasilkan udara yang bertekanan sedang.
3. Fan adalah peralatan yang menghasilkan udara dengan tekanan rendah dan mempunyai volume
yang tinggi.4. Power stasionadalah unit pembangkit listrik yang disalurkan untuk menggerakkan
mesin/peralatan listrik, dan alat lainnya.
5. Water treatmentadalah unit pengolah atau penjernih untuk keperluan pendinginan mesin pabrik
dan untuk keperluan rumah tangga.
2.2.2 Uraian Proses
1. Penyediaan Bahan Mentah
Bahan mentah yang dibutuhkan dalam pembuatan semen antara lain batu kapur, tanah liat ,
pasir silica dan pasir besi .
a. Penambangan Batu Kapur (L ime Stone)
Batu kapur dapat diperoleh dengan cara penambangan. Metode penambangan yang
dilakukan di PT. Semen Baturaja (Persero) bersifat tambang terbuka. Metode ini dipakai karena
-
8/10/2019 Laporan Kp Pt Semen Baturaja
22/49
deposit batu kapur di PT. Semen Baturaja (Persero) terletak pada daerah yang mendatar,
sehingga tempat kerjanya (front) digali kearah bawah sehingga membuat cekungan (pit). Metode
penambangan seperti ini disebut Pit Type Quarry. Penambangan batu kapur berlokasi di
daerah Pusar yang terletak lebih kurang 1200 m kearah barat daya dari arah pabrik. Area
penambangan dengan luas lebih kurang 51,5 ha ini memiliki ketebalan tanah penutup (OverBurden) ratarata 4 meter.
Aktivasi penambangan batu kapur meliputi clearing, stripping, drilling,
blasiting, loading, hauling dan crushing.
Alat-alat perlengkapan penambangan batu kapur adalah sebagai berikut :
- Bor tipeRotary Drill dengan diameter 4 in
- Mobil kompresor
- Hydraulic Exavator
- Rear Dump Truck HD 200 dan HD 300
Alat-alat bantu antara lain :
- Buldozer
- Pompa listrik
- Greader
- Wheel loader
Kegiatan penambangan batu kapur meliputi :
1. Clearing
Clearing adalah kegiatan pembersihan semak belukar maupun bongkahan bongkahan
batu yang berada di atas lokasi dan menghalangi penambangan. Tanah humus di bagian atas
lokasi dan menghalangi penambangan. Tanah humus di bagian atas harus ditimbun pada tempattertentu dan ditanami rumput agar tidak terjadi erosi, sehingga kelak dapat dipakai sebagai
reklamasi bekasbekas penambangan.
2. Stripping of Over Burden (Pengupasan Tanah Penutup).
Stripping of Over Burden adalah kegiatan pengupas tanah penutup yang mempunyai
ketebalan lebih kurang 4 meter dengan menggunakan alat galiBack HoeUH 20. Lapisan tanah
selanjutnya digali dan dimuat ke dalamDump TruckHD 200 kemudian dibuang ke tempat
pembuangan di sebelah tenggarafront.
3. Drilling (Pengeboran)
Untuk penambangan batu kapur terlebih dahulu dilakukan pengeboran guna pembuatan
lubang ledak (Blast Hole). Jenis alat yang digunakan padafrontpenambangan batu kapur ada tiga
jenis yaitu :
- Jack Hammer
Digunakan untuk bongkahan-bongkahan (Boulder) yang terdapat pada bagian atas dari batu
kapur untuk memudahkan operasi.
- Wagon Drill dan Rotary Drill
-
8/10/2019 Laporan Kp Pt Semen Baturaja
23/49
Wagon Drill dan Rotary Drill digunakan bila permukaan batu kapur sudah cukup rata dan
dioperasikan untuk pembuatan lubang ledak. Geometri lubang ledak produksi PT. Semen Baturaja
(Persero) terdiri dari burden 2,5 meter, kedalaman lubang ledak bor rata-rata 7 meter, posisi
kemiringan lubang 80odan spacing3 meter. Jika pengeboran telah selesai, dilanjutkan dengan
pengisian lubang ledak dengan bahan peledak.4. Blasting(Peledakan)
Perlengkapan peledakan secara umum terbagi antara lain :
- Penggalak awal (Detonator listrik, sumbu ledak)
- Penggalak utama (primer,Booster)
- Penggalak nyala panas atau arus listrik (kabel listrik, sumbu bakar).
- Sumber nyala atau arus listrik (Blasting Machine).
Bahan peledak yang dipakai :
- Damotion 805
Bahan peledak dengan bentuk seperti dodol yang pekat dengan melarutkan Nitro Catton dalam
Nitro.
- ANFO
Campuran Ammonium Nitrat dengan bahan bakar solar dengan perbandingan berat 94 % - 6 %.
Standar penggunaan bahan peledak adalah 130 gram/ton. Sedangkan urutan pekerjaan
yang dilakukan selama pengisian bahan peledak adalah sebagai berikut :
- Mempersiapkan bahan peledak, detonator, listrik dan peralatan lain.
- Pengecekan kedalaman lubang.
- Mengontrol detonator dengan Ohm Meter.
- Memasukkan detonator ke dalam Damotin.- Memasukkan primer bahan peledak ke dalam lubang.
- Memasukkan pekerjaanstemming(pemadatan lubang tambang).
- Menghubungkan detonator listrik sehingga menjadi rangkaian yang tersusun baik.
- Menguji rangkaian dengan alatBlasting Ohm Meteruntuk mengetahui apakah sudah sempurna.
- Memberikan tanda sirine sebagai awal dimulainya peledakan.
5. Loading(Pemuatan)
Merupakan rangakaian kegiatan yang dilakukan untuk mengambil dan memuat material
ke dalam alat angkut. Alat muat yang dipakai antara lain :Hydraullic Shovel, Back Hoe, Whell
Loader.Setelah batu kapur digali dengan alat muat lalu dimasukkan keDump Truck.
6. Hauling(Pengangkutan)
Merupakan serangkaian pekerjaan yang dilakukan untuk mengangkut batu kapur ke
peralatan pemecah batu kapur. Alat angkut yang digunakan adalahDumpTruck.
7. Crushing(Pemecahan)
Batu kapur yang diangkut dari tambang denganDump Truckdituangkan ke
dalam lime stone hopper. Selanjutnya batu kapur dimasukkan ke dalam alat pemecah (single
-
8/10/2019 Laporan Kp Pt Semen Baturaja
24/49
shaft hammer crusher) oleh appron feeder. Prinsip kerja dari alat pemecah yaitu berdasarkan
putaran (rotation) dan pukulan (impact) dari hammeryang membentuk impact wall lining.
Produk yang lolos dari saringan (grate basket) masuk discharge steel conveyor, sedangkan
material jatuhan dari appron feederditampung oleh drag chaindan masuk discharge steel
conveyor. Selanjutnya batu kapur tersebut diangkut dengan melalui rangkaian seri belt conveyordicurahkan dengan membentuk layerlayer ke tempat penumpukan yang dibagi dua bagian
yaitustock pile I dan II.
b. Penambangan Tanah Liat (Clay)
Penambangan tanah liat yang berlokasi di Air Gading terletak lebih kurang 400 meter
arah barat daya dari pabrik. Lapisan over burdenberkisar antara 0,2 0,5 meter, Luas lokasi
penambangan lebih kurang 27,4 ha dengan system penggalian dari atas bench.
Alatalat yang digunakan :
a. Hydraullic Exavator / Back HoeHitachi dengan kapasitas 2,4 m3
b. Rear Dump Truck
Alat bantu yang digunakan :
Buldozer untuk pengupasan tanah penutup
Kegiatan penambangan tanah liat meliputi clearing, stripping, loading,
hauling dan crushing.
1. Clearing / Stripping
Untuk pembersihan/pengupasan over burdentersebut cukup dengan
menggunakan bulldozer.
2. Loading / Hauling
Alat yang dipakai adalah back hoe dengan kapasitas 2,4 m3
, sedangkan alatangkutnya adalahRear Dump Truck dengan kapasitas 20 ton.
3. Crushing
Dengan alat angkutDump Truck, tanah liat dari tambang diangkut dan dituangkan
ke dalam clay hopper.Appron feeder yang dilengkapi dengan I speed mentransfer tanah liat
keDouble Roller Crusher. Prinsip kerjaDouble Roller Crusheradalah dengan cara ditekan oleh
dua buah rolleryang putarannya berlawanan arah. Pada rollertersebut dilengkapi dengan kuku
baja (teeth) untuk membantu memecah tanah liat yang keras. Untuk menampung jatuhan
material dari appron feederdipasang drag chain. Material yang telah dihancurkan selanjutnya
dimasukkan ke dalamstock piletanah liat dengan alat transport belt conveyor.
c. Penyediaan Pasir Silika
Pasir silika digunakan sebagai bahan koreksi pada bahan mentah utama yang kekurangan
SiO2. Jumlah yang dibutuhkan didasakan pada perhitungan otomatis oleh program QCX di
bagian pengendalian mutu. Pasir silika tersebut diperoleh dengan cara membeli dari tambang
rakyat. Sifat fisik pasir silika antara lain ada yang berwarna kuning putih, hingga coklat
-
8/10/2019 Laporan Kp Pt Semen Baturaja
25/49
kemerah-merahan tergantung dari lokasi tambang rakyat tersebut. Bentuknya seperti pasir biasa,
namun yag membedakan adalah warnanya yang khas dan berkilat, serta ada juga yang masih
dalam bentuk bongkahan atau gumpalan-gumpalan sebesar kepalan tangan.
d.
Penyediaan Pasir Besi / Bijih BesiBerfungsi sebagai bahan koreksi adanya kekurangan komposisi Fe2O3. Di dapat dengan cara
membeli dari Larmpung dan rekanan - rekanan yang di tunjuk. Warnanya kebanyakan hitam, warna
gelap, kemerahan dan kecoklatan. Kekerasan 5,5 6,5 skala Mohs. Bentuk butiran halus seperti
pasir.
2. Penggilingan Bahan Mentah
Penggilingan bahan mentah adalah cara untuk memperkecil ukuran bahan mentah menjadi
lebih kecil atau membuat luas permukaan material menjadi lebih besar. Tujuan dari penggilingan
bahan mentah ini adalah untuk mendapatkan campuran bahan mentah yang homogenik dan untuk
mempermudah terjadinya reaksi kimia pada saat klinkerisasi.Selain penggilingan , material juga
mengalami pengeringan dengan media pengeringanya berupa gas panas yang dapat berasal dari hot
gas generatorataupun dari kiln exchaust gas.
Bahan mentah utama yang terdiri dari batu kapur dan tanah liat di garuk dengan
menggunakan reclaimerdari stock pilemasing masing , kemudian bahan koreksi yang berupa
pasir silika dan pasir besi di campur dengan bahan mentah uatama dalam sebuah belt
conveyoruntuk di umpankan ke dalamvertical mill. Di dalam vertical millkeempat bahan mentah
yang telah bercampur dengan proporsi tertentu itu mengalami proses penggilingan dan
pengeringan. selanjunya, material yang telah halus di hisap dengan sebuahfan. Untuk mendapatkan
produk vertical mill tepung baku atau raw mealyang memiliki kehalusan sesuai dengan standard ,maka material yang terhisap harus melewati separator terlebih dahulu dan selanjutnya di pisahkan
dari gas panas dengan menggunakan 4 buah cyclone.
Tepung baku yang telah terpisah dari gas panas selanjutnya di masukkan ke CF Silo (
Continous Flow Silo ) dengan menggunakan alat transport berupafluxoslidedan belt bucket
elevator. Di dalam CF Silo raw meal akan dihomogenisasi dan di simpan serta siap di umpan ke kiln
. produk atas dari Cyclone separator adalah uap air , gas panas dan sebagian debu yang terikat pada
waktu pemisahan ini di transportasikan keElectric Precipitator. Di dalam Electric Precipitatorini
debu ditangkap oleh elektroda elektoroda yang bertegangan tinggi . Debu yang terkumpul ini di
kembalikan lagi ke CF Silo . Sedangkan gas panas dari kiln , uap air dan sebagian debu yang tidak
tertangkap oleh elektrode elektrodaElectric Precipitatordi transportastikan ke cerobong (stack)
dengan bantuan sebuahfanadalahIDF fan.
a. Penggilingan Batubara
Raw coalyang diperoleh dari PT. Bukit Asam (Persero) ditumpuk dalamdomestorage,
selanjutnya reclaimerakan menggaruk batubara untuk dijatuhkan dalam belt conveyor.
Kemudian oleh bucket elevatormaterial dibawa ke raw coal silo.
-
8/10/2019 Laporan Kp Pt Semen Baturaja
26/49
b. Penggilingan Raw Coal
Proses diawali dengan pemanasan sistem (heating up), yang bertujuan untuk
mempersiapkan kondisi operasi coal milldengan cara memasukkan gas panas dari kilnhinggamencapai temperatur tertentu dan harus dilakukan dengan benar hingga tidak membahayakan
system sebelum dimasuki batubara.
Setelah kondisi panas memenuhi persyaratan segera raw coaldimasukkan ke dalamcoal
millmelalui twin paddle. Di dalam coal mill,raw coalmasuk di antara tabledan rollermembentuk
ketebalan tertentu bed contactdengan gas panas mengalami proses pengeringan. Selain hasil
penggilingan dihisap olehjet pulse filteruntuk dipisahkan antara coalhalus dari gas
panas. Coal halus ditangkap oleh filter kemudian disimpan dalam bin sebagai produk coal millyang
siap untuk digunakan pada proses pembakaran, sedangkan gas panasnya dibuang
melalui stack(prinsip kerjanya sama dengan raw materialsemen pada vertical mill).
Keberhasilan proses penggilingan batubara selain dari segi kuantitas juga ditinjau dari
kualitasnya, yaitu kadar air dan kehalusanfine coalproduk coal millstandar air maksimal 9 %, agar
tidak merugikan proses pembakaran, sedangkan kehalusan batubara dibatasi maksimum 20 % yang
lolos ayakan 90 . Tingkat kehalusan yang berlebihan akan merugikan dalam proses pembakran.
Agar sistem tetap bertekanan negative dan tidak adanya batubara yang berhamburan, maka
digunakanjet pulsedengan ukuran kecil.
c. Pengumpanan coal ke kiln dan kalsiner
Kebutuhan batubara yang dialirkan ke kilnmaupun calsiner diatur dengan control
system.Fine coaldari bin akan turun kepfisterdengan bantuan udara dari aerasiuntukditimbang sesuai dengan kebutuhan. Selanjutnya keluar melalui pipa`kemudian dihembuskan
oleh udara bertekanan tinggi dari blowermenuju kiln burneratau calsiner burneruntuk proses
pembakaran. Prinsip utama yang paling penting adalah stabilitas supply batubara
daripfitserkeburnersangat berpengaruh terhadap proses pembakaran di kiln dan calsiner.
3. Proses Pemanasan Awal dan Proses Klinkeriasi
a. Proses pemanasan awal
Proses pemanasan awal adalah proses penguapan air dan prosescalsinasi pada umpan kiln
raw meal pada temperatur 600 800 0C.
Proses ini terjadi pada Preheater , yang terdiri dari 2 unit (2 string), masing-masing string
terdiri dari 4 cyclone, salah satu stringdilengkapi dengan burner precalsiner (secondary Burner).
Dengan adanyaPreheater2 string dan dilengkapi denganBurner Precalsiner, maka akan terjadi
peningkatan / percepatan proses kalsinasi (sebagian besar proses kalsinasi sudah terjadi
dipreheater) dan beban kalsinasi didalam kiln menjadi lebih ringan atau berkurang.
Tabel 7. Reaksi Pada Proses Pembuatan Semen
-
8/10/2019 Laporan Kp Pt Semen Baturaja
27/49
Sumber :PT. Semen Baturaja (Persero) (2010)
Menurut teori atau neraca panas pada pembakaran, bahwa panas yang dibangkitkan dari
bahan baker sebagian besar dipakai untuk proses calsinasi di preheater dan sebagian kecil dipakai
dalam proses klinkerisasi di kiln.
4. Pembakaran
Tepung baku (raw meal) yang telah dihomogenisasi di dalam CF Silo dikeluarkan dan
dengan menggunakan serangkaian peralatan transport, tepung baku di umpankan ke kiln. Tepung
baku yang di umpankan ke Kiln di sebut umpan baku atau umpan kiln (kiln feed) . proses
pembakaran yang terjadi meliputi pemanasan awal umpan baku
dipreheater (pengeringan, dehidrasi dan dekomposisi) , pembakaran di kiln (klinkerisasi) dan
pendinginan di Grate cooler(quenching).
a. Pengeringan
Pengeringan di sini adalah proses penguapan air yang masih terkandung dalam umpan
baku. Terjadi pada saat umpan baku kontak dengan gas panas pada temperature sampai 200 C.b. Dehidrasi
Dehidrasi adalah proses terjadinya pelepasan air kristal (combined water) yang terikat
secara molekuler di dalam mineral mineral umpan baku . Proses ini terjadi temperatur 100
400 C . Kondisi ini menyebabkan struktur mineral menjadi tidak stabil dan akan terurai menjadi
pada temperature 400900 C.
c. Dekomposisi dan kalsinasi
Temperatur (0C) Reaksi yang terjadi (perubahan) Reaksi
0-100
100-600
600-800
700-900
1100-1200
1200-1450
Penguapan air dalam Roller Mill
Penguapan air hidrat dari tanah Liat
Penguraian senyawa karbonat (proses
Calsinasi) terutama jenis magnesiumkarbonat sedangkan karbonat dari
senyawa kalsium akan terurai pada
suhu 9000C.
Mulai terbentuknya senyawa C3A,
C2S, C2AF
Pembentukan senyawa C2S, C4AF,
C3A maksimum
Pembentukan C3S dan pengurangan
CaO bebas pada temperatur 12600C,
terbentuk fase cair (Liquid Phase)
yang apabila didinginkan menjadi
terak (klinker)
CaCO3 CaO(s) + CO2
Al2O3+ 3CaO 3CaO.Al2O3
Al2O3+ 4CaO + Fe2O3
4CaO.Al2O3.Fe2O3
SiO2+ 2CaO 2CaO.SiO2
3CaO + SiO2 3CaO.SiO2
-
8/10/2019 Laporan Kp Pt Semen Baturaja
28/49
Dekomposisi adalah proses penguraian atau pemecahan mineral mineral umpan baku
menjadi oksidaoksida yang relatif terjadi pada temperature 400900 C .
d. Klinkerisasi
Klinkerisasi adalah proses pembentukan senyawa senyawa penyusun semen Portland
baik dalam fasa padat maupun dalam fasa cair. Pada temperature1260 - 1310 C mulai terjadilelehan terutama terdiri dari komponen Al203dan Fe2O3. Pada temperatur 1450 C, jumlah fasa
cair dapat mencapai 20 -30 %.Dalam fasa cair terjadi pembentukan ( C3S ) 3 CaO.SiO2dengan
persamaan reaksi sebagai berikut :
2 CaO.SiO2+ CaO 3 CaO.SiO2
Apabila dalam proses klinkerisasi masih terdapat CaO yang belum bereaksi dengan
oksida lainnya, maka akan terbentuk CaO bebas (free lime) yang bersifat merugikan terhadap ,
mutu semen . Banyaknya CaO bebas pada klinker dapat di jadikan salah satu indikator apakah
proses pembakaran klinker berjalan dengan baik atau tidak. Semakin banyak CaO berarti proses
pembakaran tidak berjalan dengan baik.
Peralatan utama untuk pembakaran P.T Semen Baturaja (Persero) adalahRotary kilnyang
dilengkapi dengan Suspension Preheater.
Kecepatan pembakaran bahan baku dalam rotary kiln( tanur putar ) bergantung pada :
- Kecepatan putar kiln = 3 rpm
- Panjang kiln = 75 m
- Diameter kiln = 4,5 m
- Kemiringan kiln = 150
e. Quenching
Quenchingadalah proses pendinginan klinker scara mendadak setelah reaksi klinkerisasi
selesai.Quenchingdilakukan di dalam Grate Cooler dengan media pendingnnya berupa udaraluar yang dihembuskan ke dalam Grate Coolerdengan menggunakanfan.
Tujuan quenching adalah untuk mendapatkan klinker dengan mutu yang baik ,
diantaranya :
- Mencegahnya terjadinya reaksi inversi terjadi pada pendinginan lambat pada temperatur 1200
C.
- Mencegahnya terjadinya pembentukan struktur Kristal beta 2 CaO.SiO2yangbersifat hidraulis
menjadi Kristal alfa 2 CaO.SiO2 yang bersifat kurang atau tidak hidraulis. Klinker yang
dihasilkan kemudian disimpan di dalam klinker silo.
- Dengan adanya pendinginan yang mendadak dari temperatur tinggi (1000C) menjadi temperatur
yang rendah (100C) akan dihasilkan terak yang rapuh (berpori-pori tinggi) sehingga memudahkan
dalam proses penggilingan terak.
- Untuk melindungi peralatan transportasi terak dari temperatur tinggi.
- Panas terak dikembalikan ke dalam kiln sebagai udara sekunder pada pembakaran.
5. Penggilingan semen
-
8/10/2019 Laporan Kp Pt Semen Baturaja
29/49
Klinker yang disimpan dalam klinker silodikeluarkan dan di angkut dengan chain
conveyor masuk ke dalam bin klinker. Sementara gypsum dari gerbong dibongkar dan disimpan
dalam bingypsum. Dengan perbandingan tertentu, klinker dan gypsum dikeluarkan dari bin
masing masing dan akan bercampur di belt conveyor. Dari belt conveyorcampuran ini
kemudian dihancurkan dengan roller presssehingga memiliki ukuran tertentu yang selanjutnyadigiling dengan menggunakan alat penggiling berupa tube mill yang berisi bola bola besi
sehingga media penghancurnya.
Dengan menggunakan sebuahfan, material yang telah halus dihisap dan dipisahkan dari
udara pembawanya dengan menggunakan beberapa perangkat pemisah debu. Hasil penggilingan
ini disimpan dalan semen silo yang kedap udara. Semen yang dihasilkan harus memenuhi syarat
mutu fisik semen dengan kehalusan minimal 3000 cm2/g (SNI mempersyaratkan min. 2800
cm2/g).
6. Pengantongan Semen
Semen dikeluarkan dari semen silo dan diangkut dengan menggunakanbelt
conveyormasuk kesteel silo. Dengan alat pengantongan berupaRotary Packer, semen
dikantongi dengan setiap 1 sak berisi 50 kg semen , kemudian di bawa ke truk untuk dipasarkan.
Untuk lebih jelasnya, proses pembuatan semen Baturaja dapat dilihat diagram alirnya pada
gambar berikut.
-
8/10/2019 Laporan Kp Pt Semen Baturaja
30/49
-
8/10/2019 Laporan Kp Pt Semen Baturaja
31/49
2.3 Produk
Produk yang dihasilkan dari proses pembuatan semen di PT. Semen Baturaja
(Persero) adalah SemenPortland TypeI menurut standar Nasional Indonesia. SemenPortland
Type I adalah semenPortlanduntuk penggunaan umum yang tidak memerlukan persyaratan
khusus seperti yang disyaratkan pada jenis-jenis lain. Penggunaan semen Portland typeI dapat
dipakai untuk seluruh bangunan seperti untuk jalan, jembatan, bangunan gedung dan lain-lain jenis
konstruksi, terutama yang tidak ada kemungkinan mendapat serangan sulfat dari tanah dan
timbulnya panas hidrasi yang tinggi.
2.3.1 Sifat
Sifat Fisik Produk PT. Semen Baturaja (Persero)
Sifat sifat fisik dari produk semenPortland type Iyang dihasilkan oleh PT. Semen Baturaja
(Persero) dapat dilihat pada tabel 8 di bawah ini.
Tabel 8. Sifat Sifat Fisik SemenPortland TypeI
No Uraian SatuanSyarat SNI Semen
Portland Tipe I
Standar PT.
Semen Baturaja
(Persero)
1
2
3
4
5
Kahalusan : uji
permeabilitas udaradengan alat blaine
Waktu pengikatandengan alat vicat :
Awal
Akhir
Kekekalan :pemuaian dengan
Autoclave
Kuat tekan :
3 hari
7 hari28 hari
Pengikatan semupenetrasi akhir
m2
/kg
menit
%
kg/cm2
%
min 280
min 45
maks 375
maks 0,8
min 125
min 200min 280
maks 50
maks 320
min 110
maks 320
maks 0,1
min 180
min 260min 350
maks 70
Sumber :PT, Semen Baturaja (2010)
2.3.2 SifatSifat Kimia Produk Semen PT. Semen Baturaja (Persero)
-
8/10/2019 Laporan Kp Pt Semen Baturaja
32/49
Sifat sifat kimia dari produk semenPortland type Iyang dihasilkan oleh PT. Semen
Baturaja (Persero) dapat dilihat pada tabel 9 di bawah ini.
Tabel 9. Sifat Sifat Kimia SemenPortland TypeI
Uraian Semen Portland Tipe I
SiO2, % minimum
Al2O3, % maksimum
Fe2O3,% maksimum
MgO, % maksimum
SO3, % maksimum
Jika C3Ao 8,0 %
Jika C3Ao> 8,0 %
Bagian tak larut,% maksimum
Hilang pijar, % maksimum
Tidak ada syarat
Tidak ada syarat
Tidak ada syarat
6,0 %, maksimum
Tidak ada sarat
3,0 % maksimum
3,5 % maksimum
3,0 % maksimum
5,0 % maksimum
Sumber :PT, Semen Baturaja (2010)
2.4 Utilitas
Sarana-sarana air bersih dan tenaga listrik sangat diperlukan sebagai pendukung
berlangsungnya operasi pabrik. Sarana ini disediakan oleh bagian utilitas yang ada dalam naungan
biro pemeliharaan.
2.4.1 Pembagkit Tenaga Listrik
Sejak tahun 2006 PT. Semen Baturaja (Persero) menggunakan pembangkit tenaga
listrik sepenuhnya dari PLN dengan kapasitas 18,5 MW. PT. Semen Baturaja (Persero)
juga mempunyai empat buah generator yang digerakkan oleh dieselEnginedengan kapasitas 550
HP dan menghasilkan tenaga 4500 KVA (3600 KW), 6300 Volt dari frekuensi 5 Hz. Jika
keadaan darurat digunakan dua unit generator dengan kapasitas masingmasing 250 KVA.
2.4.2 Penyediaan Air Bersih
Tugas bagian ini adalah untuk mengolah dan menyediakan kebutuhan air yang memenuhi
standar industri air minum yang sumbernya berasal dari sungai Ogan di daerah pusar yangterletak 1 km dari pabrik.
Berdasarkan tempatnya, pengolahan air dibagi dua bagian, yaitu :
A. Pengolahan Air di Pusar
1. Air dari sungai Ogan dihisap dengan pompa sentrifugal. Pompa yang disediakan ada 2, tapi satu
untuk cadangan.
-
8/10/2019 Laporan Kp Pt Semen Baturaja
33/49
2. Air akan dialirkan keRotostainer yang berguna untuk menyaring kotoran-kotoran kasar seperti
ranting kayu dan kerikil.
3. Proses aerasi setelah adanya injeksi udara dari aerator. Sebelum masuk ke bak pengadukan, air
ditambah bahanbahan kimia, yaitu :
-
Alumunium sulfat ( Al2(SO4)3), berguna sebagai koagulan, pengumpul lumpur, danmengendapkannya sehingga air menjadi bersih
- Caustic soda (NaOH), sebagi pengatur pH, pH yang dibutuhkan sekitar 79
- Sodium hipoklorit (NaClO), untuk membunuh bakteri yang terkandung dalam air
4. Dalam bak pengaduk, lumpur dan kotoran dari proses di atas dialirkan kembali ke sungai Ogan
melalui bakslurry. Air yang jernih akan masuk kesettling basinmelalui lubang overflow.
5. Padasettling basininti terdapat drag chainyang berfungsi untuk mengumpulkan debu yang
ada. Lumpur yang kemudian dimasukkan ke dalampocket settling basin, yaitu penampungan
lumpur dibuang ke sungai.
B. Pengolahan Air di Pabrik
1. Pada plant site ditampung dalamprecleaningwater basin yang dilengkapi dengan lima pompa.
Dua pompa akan dialirkan ke iron dan manganese remolvale filter yang didalamnya terdapat
lapisan pasir untuk menyaring kotoran yag masih terdapat dalam air, air kemudian dipakai untuk
keperluan :
- Pendinginsystem bearing(HE)
- Laboratorium
- Conditioning tower, dan lain-lain
- Tiga pompaa yang lain digunakan untuk memompa air kegreevel bedfilter.
2. Air dipompakan ke wash basinyaitu sebagai tempat pencucianfilter3. Air dipompakan ke cold water basin power stationdan cold water bearing cooling
4. Air dari cold water bearingdiinjeksikan tri sodium fosfat sebagai anti korosi. Lalu air ini
dipompakan dengan dua pompa ke high level tankkemidian secara gravitasi menuju
ke milldan kilnuntuk pendinginan bearing-bearing.Setelah dipakai untuk
pendingin bearing,air ditampung dalamwarm water basin.
2.5 Pengolahan Lingkungan
PT. Semen Baturaja (Persero) sedang menyusun Sistem Manajemen Lingkungan karena
Sistem Manjemen Lingkungan merupakan suatu indicatorbahwa perusahaan mematuhi peraturan
lingkungan. Untuk itu perusahaan melalukan beberapa upaya untuk meminimalkan dampak negatif
khususnya terhadap pencemaran lingkungan sekitar pabrik diantaranya mengganti electro filterlain
yang mempunyai daya kapasitas yang lebih dan lebih modern sesuai dengan kapasitas produksi yang
baru dan memenuhi persyaratan lingkungan.
Pengolahan lingkungan ini dilakukan dengan cara :
1. Pembangunan Fisik
-
8/10/2019 Laporan Kp Pt Semen Baturaja
34/49
-
8/10/2019 Laporan Kp Pt Semen Baturaja
35/49
Pencemaran Lingkungan merupakan peristiwa penyebaran suatu zat dengan kadar tertentu
yang dapat mengganggu kesejahteraan hidup manusia, hewan, dan tumbuhan. Salah satu
pencemaran lingkungan yang sedang bergejolak pada masa sekarang ini adalah pencemaran
udara. Dengan bertambah dan berkembangnya kegiatan ekonomi, industri,transportasi, kegiatan
komersial dan pemukiman serta sektor penunjang lainnya, menyebabkan peningkatan partikulatpada udara ambien.
Industri semen merupakan salah satu kegiatan yang kontribusinya terhadap pencemaran
udara cukup besar. Batu kapur atau limestone, adalah sedimen yang banyak mengandung
organisme laut yang telah mati yang berubah menjadi kalsium karbonat. Batuan ini merupakan
hasil penumpukan dan sedimentasi ribuan tahun yang lalu, membentuk bebatuanmasifberwarna
putih kekuningan sampai kecoklatan. Mineral murni batu kapur mengandung CaCO3 sebagai
kalsit (calcite).
Kebanyakan batu kapur komersial mengandung oksida besi, alumina,magnesia, silika dan
belerang, dengan CaO (22 56 %) dan MgO (sekitar 21 %) sebagai komponen utamanya. Di
masa dahulu batu kapur dipakai sebagai pengeras tembok, namun dalam industri modern dipakai
sebagai bahan pembuat semen. Kapur dipakai dalam sektor pertanian dan perkebunan untuk
mengurangi keasaman tanah (menaikkan pH). Agar dapat digunakan sebagai campuran pupuk,
batu kapur harus dibakar sehingga dihasilkan kapur tohor (CaO). Secara teoritis, pada proses ini
diemisikan gasgas hasil pembakaran seperti NOx, SOx dan CO yang menambah pencemaran
udara.
Partikel partikel kapur bersifat iritan namun tidak tergolong karsinogen. Industri batu
kapur telah mencemari udara dengan debu dan gas gas hasil pembakaran batu kapur menjadikapur tohor. Debu dan gas gas yang disebabkan oleh proses pengolahan batu kapur akan
berada di lingkungan kerja, hal ini akan berakibat tenaga kerja terpapar debu kapur dan gasgas
pada konsentrasi maupun ukuran yang berbedabeda.
Salah satu langkah untuk mengatasi pencemaran udara pada industri semen tersebut adalah
dengan mengetahui kualitas udara yang ada pada sekitar industry semen.
Sehingga berdasarkan uraian di atas penulis tertarik untuk melakukan study kasus yang
berjudul : Pemetaan Kualitas Udara Dengan Parameter Kadar debu Di Lingkungan PT. Semen
Baturaja.
3.3 Tujuan
Tugas khusus ini bertujuan untuk :
1. Mempelajari kondisi nyata lingkungan PT. Semen Baturaja (Persero).
2. Mengamati kadar debu di lingkungan PT Semen Baturaja (Persero).
-
8/10/2019 Laporan Kp Pt Semen Baturaja
36/49
3. Mengukur kadar debu di lingkungan PT Semen Baturaja (Persero).
3.4 Manfaat
Adapun manfaat yang didapatkan dari hasil pengamatan yaitu:
1. Memberikan informasi kepada masyarakat tentang tingkat pencemaran suatu daerah tertentu.
2. Diharapkan dapat menjadi sumbangsih guna keperluan penelitian selanjutnya di Jurusan Teknik
Kimia Politeknik Negeri Sriwijaya dan PT. Semen Baturaja (persero)
3.5 Rumusan Masalah
Adanya pencemaran udara pada lingkungan Industri Semen baturaja mengakibatkan dampak
negative pada lingkungan sehingga perlu di lakukan pengukuran untuk mengetahui kualitas udarastandar yang di perbolehkan dengan parameter kadar debu.
3.6 Tinjauan Pustaka
3.6.1 Udara
Udara merupakan campuran beberapa macam gas yang perbandingannya tidak tetap. Komposisi
campuran gas tersebut tidak selalu konstan dan selalu berubah dari waktu ke waktu. Komponen
yang konsentrasinya paling bervariasi adalah air yang berupa uap air. Jumlah air yang terdapat di
udara bervariasi tergantung dari cuaca dan suhu. Udara dalam istilah meteorologi disebut juga
atmosfir yang berada di sekeliling bumi yang fungsinya sangat penting bagi kehidupan di dunia ini.Atmosfir merupakan campuran gas-gas yang tidak bereaksi satu dengan lainnya (innert). atmosfir
terdiri dari selapis campuran gas-gas, sehingga sering tidak tertangkap oleh indera manusia kecuali
apabila berbentuk cairan (uap air) dan padatan (awan dan debu). Lapisan atmosfir mempunyai
ketinggian sekitar 110 km dari permukaan tanah dan bagian terbesar berada di bawah ketinggian 25
km, karena tertahan oleh gaya gravitasi bumi.
Udara mengandung sejumlah oksigen, merupakan komponen esensial bagi kehidupan, baik
manusia maupun makhluk hidup lainnya. Udara yang normal merupakan campuran gas-gas
meliputi 78 % N2; 20 % O2; 0,93 % Ar ; 0,03 % CO2 dan sisanya terdiri
dari neon (Ne), helium (He), metan (CH4) dan hidrogen(H2). Sebaliknya, apabila terjadi
penambahan gas-gas lain yang menimbulkan gangguan serta perubahan komposisi tersebut, maka
dikatakan udara sudah tercemar/terpolusi. Giddings (1973) mengemukakan bahwa atmosfir pada
keadaan bersih dan kering akan didominasi oleh 4 gas penyusun atmosfir, yaitu 78,09% N2; 20,95%
O2; 0,93% Ar; dan 0,032% CO2; sedangkan gas-gas lainnya sangat kecil konsentrasinya. Komposisi
udara kering , yaitu semua uap air telah dihilangkan dan relatif konstan. Komposisi udara kering
yang bersih, dapat dilihat pada Tabel 2.1 di bawah ini.
-
8/10/2019 Laporan Kp Pt Semen Baturaja
37/49
Table 2.1. Komposisi udara
bersihkomoponen
konsentrasi dalam volume
(Ppm) (%)
Nitrogen (N2) 780.900 78.09Oksigen (O2) 209.500 20.95Argon (Ar) 9.300 0.93
Karbon diosida (CO2) 320 0.032
Neon (Ne) 18 1.8 x 10-3Helium (He) 5.2 5.2 x 10-4
Metana (CH4) 1.5 1.5 x 10-4
Krypton (Kr) 1.0 1.0 x 10-4
H2 0.5 5.0 x 10-5H2O 0.2 2.0 x 10-5
CO 0.1 1.0 x 10-5
Xe 0.08 8.0 x 10-6O3 0.02 2.0 x 10-6NH3 0.006 6.0 x 10-7
NO2 0.001 1.0 x 10-7
NO 0.0006 6.0 x 10-8SO2 0.0002 2.0 x 10-8
H2S 0.0002 x 10-8
3.6.2 Debu
1. Menurut summamur dalambukunya Hygiene perusahaan dan kesehatan kerja, debu ;
Partikel partikel zat padat yang disebabkan oleh kekuatan kekuatan atau mekanis seperti
pengolahan, penghancuran , pelembutan, pengepakan yang cepat, peledakan dan lain-lain dari
bahan-bahan baik organic maupun anorganik seperti batu, kayu, bih logam, arang,butir butir
zat padat dan sebagainya.
2. Menurut Abdul Rahman dalam bukunya Hygiene perusahaan dan kesehatan kerja, Partikel Debu
melayang (suspende particular matter) adalah:
Suatu kumpulan senyawa dalam bentuk padatan, maupun cairan yang tersebar di udara
dengan diameter yang kecil, kurang dari satu micron sampai maksimal 500 mikron. Ukuran
partikel debu yang membahayakan kesehatan umumnya berkisar antara 0,1 mikron sampai 10
mikron. Partikel debu tersebut akan di ydara dalam waktu relative lama dalam keadaan melayang
-
8/10/2019 Laporan Kp Pt Semen Baturaja
38/49
layang, dan dapat masuk ke dalam tubuh manusia melalui saluran pernafasan. Selain
berpengaruh negative terhadap kesehatan, partikel debu juga dapat mengganggu daya tembus
pandangan mata dan juga dapat mengadakan berbagai reaksi kimia di udara.
3. Menurut Kamus Bahasa Indonesia, debu adalah serbuk halus ( dari tanah dan sebagainya),
abu, debu, angin bertiup dan beterbangan di udara.
(departemen P & K, 1993,h.190)
Partikulat debu melayang (Suspended Particulate Matter / SPM) merupakan campuran yang
sangat rumit dari berbagai senyawa organik dan anorganik yang terbesar di udara dengan diameter
yang sangat kecil, mulai dari < 1 mikron sampai dengan maksimal 500 mikron.
Partikulat debu dapat dihasilkan dari debu tanah kering yang terbawa oleh angin. Pembakaran
yang tidak sempurna dari bahan bakar yang mengandung senyawa karbon akan murni atau
bercampur dengan gas-gas organik seperti halnya penggunaan mesin disel yang tidak terpelihara
dengan baik.Demikian juga pembakaran sampah domestik dan sampah komersial bisa merupakan sumber
SPM yang cukup penting. Dampak yang ditimbulkan oleh partikulat debu pada Konsentrasi tinggi
terhadap kesehatan manusia terutama berupa gangguan pernapasan fibrosis, abstraksi paru-paru,
pengaruh terhadap kesehatan manusia tergantung kepada komposisi kimia, ukuran partikel,
Konsentrasi dan lama pemaparannya.
Partikulat debu dengan ukuran 0,2 - 2 mikron merupakan penyaring sinar matahari yang efisien,
sehingga akan menyebabkan berkurangnya sinar matahari dipermukaan bumi, kemudian ini akan
mempengaruhi kehidupan dipermukaan bumi, karena kekurangan sinar ultraviolet yang dibutuhkan
untuk proses fotosintesis tumbuh-tumbuhan dan juga sebagai salah satu faktor antirachitis. Selain
itu sinar ultraviolet dibutuhkan untuk membunuh mikroorganisme patogen di udara.
Pengaruh partikulat debu terhadap lingkungan diantaranya dapat mengurangi jarak
pandang/penglihatan yaitu apabila konsentrasinya tinggi dapat menimbulkan gangguan penglihatan
dan tertutupnya permukaan benda, bangunan dan lain-lain.
3.6.3 Sifatsifat debu
Dalam usaha untuk mengurangi polusi udara oleh debu diperlukan pengetahuan tentang sifat
sifat debu. Menurut Fardiaz (1992), sifatsifat debu adalah :
a. Dapat mengendap
Umumnya debu yang memiliki ukuran dan berat lebih besar akan mudah mengendap.
b. Sifat Optik
-
8/10/2019 Laporan Kp Pt Semen Baturaja
39/49
Partikel yang memiliki diameter kurang dari 0,1 mikron berukuran sedemikian kecilnya, di
banding dengan panjang gelombang sinar dan menyebabkan Refraksi. Partikel yang berukuran
lebih dari satu micron jauh lebih besar dari panjang gelombang dan merupakan objek
makroskopik yang menyebarkan sinar sesuai dengan penampang melintang partikel tersebut.
Sifat optic ini penting dalam menentukan pengaruh partikel atmosfir terhadap variasi dan
visibilitas solar energy.
c. Sifat Adsorpsi
Yaitu sorbsi secara fisik atau kimisorbsi ( sorbsi disertai dengan reaksi kimia). Sifat ini
merupakan fungsi dari luas permukaan partikel.
d. Sifat Absorbsi
Yaitu jika molekul yang tersorbsi tersebut larut di dalam partikel.
3.6.4 Halhal yang perlu diperhatikan
1. Arah angin
Angin merupakan udara yang bergerak sebagai akaibat perbedaan tekanan udara antara
daerah yang satu dengan lainnya. Perbedaan pemanasan udara menyebabkan naiknya gradien
tekanan horizontal, sehingga terjadi gerakan udara horizontal di atmosfer. Oleh karena itu
perbedaan temperatur antara atmosfer di kutub dan di equator (khatulistiwa) serta antara atmosfer
di atas benua dengan di atas lautan menyebabkan gerakan udara dalam skala yang sangat besar.
Angin lokal terjadi akibat perbedaan temperatur setempat. Pada skala makro, Pergerakan angin
sangat dipengaruhi oleh temperatur atmosfer, tekanan pada permukaan tanah dan gerakan rotasi
bumi. Angin bergerak dari tekanan tinggi ke tekanan rendah, tetapi dengan adanya gaya Coriollis
maka angin akan bergerak tidak sesuai dengan yang seharusnya. Fenomena ini terjadi sampai jarak
ribuan kilometer. Pada skala meso dan mikro keadaan topografi sangat berpengaruh pada
pergerakan angin. Perbedaan ketinggian permukaan tanah mempunyai efek pada kecepatan angin
dan arah pergerakan angin. Fenomena skala meso akan terjadi sampai ratusan kilometer dan skala
mikro mencapai 10 kilometer.Untuk sebuah daerah, efek sirkulasi angin terjadi tiap jam, tiap hari dan dengan arah dan
kecepatan yang berbeda-beda. Distribusi frekuensi dari arah angin menunjukan daerah mana yang
paling tercemar oleh polutan. Salah satu hal penting dalam meramalkan penyebaran zat pencemar
adalah mengetahui arah dan penyebaran zat pencemar. (Nurmala, S.D, 2004).
2. Kelembapan
-
8/10/2019 Laporan Kp Pt Semen Baturaja
40/49
Kelembaban udara ditentukan oleh jumlah uap air yang terkandung di dalam udara. Di
dalam atmosfer terdapat H2O dalam bentuk uap atau gas, cairan atau air dan salju atau es dalam
bentuk padat. Banyaknya uap air yang dikandung udara tidak sama di berbagai tempat. Setiap saat
ada uap air yang masuk dan dilepas oleh atmosfer. Uap air ditransfer ke udara melalui proses
penguapan karena panas matahari. Air yang menguap dari permukaan bumi berasal dari lautan,sungai, hutan dan lain-lain. Bervariasinya jumlah uap air ini dikarenakan adanya proses penguapan,
pengembunan, pembekuan dan lain-lain. Walaupun jumlah air di atmosfer sangat
sedikit dibandingkan dengan gas-gas lainnya yang ada di atmosfer, tetapi uap air yang ada di
atmosfer memegang peranan penting dalam proses cuaca.
Ditinjau dari segi cuaca dan iklim uap air ini merupakan komponen udara yang sangat penting.
Sebagian gas-gas penyusun atmosfer yang dekat permukaan laut relatif konstan dari tempat satu
ketempat lain. sedangkan uap air merupakan bagian yang konstan, bervariasi dari 0 sampai 3 %.
Adanya variabillitas uap air ini baik berdasarkan tempat maupun waktu adalah karena :
a. Besarnya jumlah uap air dalam udara merupakan indikator kapasitas potensial atmosfer tentang
terjadinya presipitasi.
b. Uap air merupakan sifat menyerap radiasi bumi sehingga uap air akan menentukan cepatnya
kehilangan panas dari bumi dan dengan sendirinya juga ikut mengatur temperatur.
c. Makin besar jumlah uap air dalam udara, makin besar jumlah energi potensial yang laten tersedia
dalam atmosfer dan merupakan sumber/asal terjadinya hujan angin (strom).
Kelembaban udara bergantung kepada suhu udara. Kelembaban udara mempengaruhi tekanan
udara. Itu sendiri, yang pertambahannya sesuai dengan naiknya suhu udara. Pada ruangan tertutup
semakin rendah suhu udara maka tekanan udara semakin tinggi dan pada ruangan terbuka semakin
tinggi suhu udara maka tekanan udara semakin rendah.
3.6.5 Faktor-faktor yang mempengaruhi kelembaban udara
a. Sinar matahari
Sumber panas utama untuk bumi dan atmosfer adalah matahari, dalam bentuk gelombang
elektromagnetik. Energi radiasi dari matahari yang sampai kepermukaan bumi disebut insolation
(incoming solar radiation). Insolation terdiri atas sinar-sinar dengan panjang gelombang lebih
pendek dalam spektrum matahari dan paling efektif memanasi bumi. Jika sinar dari spektrum
matahari mencapai bumi sebagian diserap dan dirubah dari gelombang panjang yang dikenal
sebagai panas.
b. Kabut
Kabut dapat terjadi diwaktu malam yang cerah, ketika udara yang dingin yang mengalir melalui
permukaan air yang masih panas hal seperti itu yang terjadi didaerah kutub yang disebut asap laut
dan juga terdapat diatas selokan-selokan pada pagi hari. Kabut dapat terjadi pada cuaca tanpa angin
sebagai akibat dari temperatur yang turun terus. Kabut terdiri dari tetes-tetes air yang sangat kecil
yang melayang-layang di udara dan mengakibatkan berkurangnya penglihatan mendatar pada pada
-
8/10/2019 Laporan Kp Pt Semen Baturaja
41/49
permukaan bumi hingga kurang dari 1 km. Tetes-tetes kecil ini dapat dilihat dengan mata biasa, jika
berada pada suatu tempat yang cukup penerangan. Mereka bergerak mengikuti gerakan udara yang
ada. Udara dalam keadaan kabut akan terasa lembab, sejuk dan basah dengan kelembaban udara
disekitar 100%.
c. HujanHujan adalah jatuhan titik air yang mencapai tanah. Hujan yang tidak dapat mencapai tanah
disebut verga. Hujan yang mencapai tanah dapat diukur dengan jalan mengukur tinggi air dengan
cara-cara tertentu. Hasil pengukuran ini kemudian disebut curah hujan dengan tanpa mengingat
macam atau bentuk hujan pada saat mencapai tanah. Intensitas hujan ditentukan dari tingkat
berakumulasinya curah hujan diatas suatu permukaan yang datar, jika air hujan tersebut tidak
mengalir.
Fluktuasi kandungan uap air di udara lebih besar pada lapisan udara dekat permukaan dan semakin
kecil dengan bertambahnya ketinggian. Hal ini terjadi karena uap air bersumber dari permukaan
dan proses kondensasi berlangsung juga pada permukaan. Pada siang hari kelembaban lebih tinggi
pada udara dekat permukaan disebabkan penambahan uap air hasil evepotranspirasi dari
permukaan. Proses ini berlangsung karena permukaan tanah menyerap radiasi matahari selama
siang hari tersebut. Sebaliknya pada malam hari kelembaban lebih rendah pada udara dekat
permukaan. Pada malam hari akan berlangsung proses kondensasi atau pengembunan yang
memanfaatkan uap air yang berasal dari udara. Oleh sebab itu, Kandungan uap air di udara dekat
permukaan tersebut akan berkurang.
Kelembaban udara pada ketinggian lebih dari 2 meter dari permukaan tidak menunjukan
perbedaan yang nyata antara malam dan siang hari. Pada lapisan udara yang lebih tinggi tersebut,
pengaruh angin menjadi lebih besar. Udara lembab dan udara kering dapat tercampur lebih cepat.
(Lakitan, 2002). Tinggi rendahnya kelembaban udara dapat menentukan besar kecilnya kandunganbahan pencemar baik di ruang tertutup maupun ruang terbuka akibat adanya pelarut bahan
pencemar yang menyebabkan terjadinya pencemaran.
d. Suhu Udara
Suhu merupakan karateristik inherent, dimiliki oleh suatu benda yang berhubungan dengan
panas dan energi. suhu udara akan berubah dengan nyata selama periode 24 jam. Perubahan suhu
udara berkaitan erat dengan proses pertukaran energi yang berlangsung di atmosfer. Serapan energi
sinar matahari akan mengakibatkan suhu udara meningkat. Suhu udara harian maksimum tercapai
beberapa saat setelah intensitas cahaya maksimum pada saat berkas cahaya jatuh tegak lurus yakni
pada waktu tengah hari.
Sebagian radiasi pantulan dari permukaan bumi juga akan diserap oleh gas-gas dan partikel-
partikel atmosfer. Karena kerapatan udara dekat permukaan lebih tinggi dan lebih berkesempatan
untuk menyerap radiasi pantulan dari permukaan bumi, maka pada siang hari suhu udara dekat
permukaan akan lebih tinggi dibandingkan pada lapisan udara yang lebih tinggi, sebaliknya pada
malam hari terutama saat menjelang subuh, suhu udara dekat permukaan akan menjadi lebih
-
8/10/2019 Laporan Kp Pt Semen Baturaja
42/49
rendah dibandingkan dengan suhu udara pada lapisan udara yang lebih tinggi. (Lakitan, 2002).
Pada siang hari dengan kondisi cuaca cerah suhu udara akan tinggi akibat sinar matahari yang
diterima sehingga akan mengakibatkan pemuaian udara. Pemuaian udara mengakibatkan
pengenceran konsentrasi gas pencemar.
Perubahan suhu pada setiap ketinggian mempunyai pengaruh yang besar pada pergerakan zatpencemar udara di atmosfer. Perubahan suhu ini disebut lapse rate. Turbulensi yang terjadi
tergantung pada suhu. Di atmosfer sendiri diharapkan akan terjadi penurunan suhu dan tekanan
sesuai dengan pertambahan tinggi. Udara ambien dan adiabatic lapse rates mempengaruhi
terbentuknya stabilitas atmosfer. Dalam keadaan dimana suhu sekumpulan udara lebih tinggi dari
sekitarnya, maka kerapatan dari udara yang bergerak naik dengan kecepatan rendah lebih kecil
daripada kerapatan udara lingkungannya dan udara berhembus secara kontinu. Pada saat udara
bergerak turun akan terbentuk aliran udara vertikal dan turbulensi terbentuk. Keadaan atmosfer
dalam kondisi di atas dikatakan tidak stabil (unstable). Ketika sekumpulan udara menjadi lebih
dingin dibandingkan dengan udara sekitarnya, sekumpulan udara itu akan kembali ke elevasinya
semula. Gerakan ke bawah akan menghasilkan sekumpulan udara yang lebih hangat dan akan
kembali ke elevasi semula. Dalam kondisi atmosfer seperti ini, gerakan vertikal akan diabaikan oleh
proses pendinginan adiabatik atau pemanasan, dan atmosfer akan menjadi stabil (stable). Jika
sekumpulan udara terbawa ke atas akan melalui bagian yang mengalami penurunan tekanan dan
akibatnya kumpulanan udara itu akan menyebar. Ekspansi tadi memerlukan kerja untuk melawan
lingkungannya dan terjadi penurunan temperatur. Biasanya proses ini berlangsung singkat karena
itu untuk menganalisanya dilakukan anggapan tidak terjadi transfer panas pada sekumpulan udara
yang ditinjau serta sekumpulan udara mempunyai kerapatan dan suhu sama. Kondisi atmosfer
seperti ini dikatakan netral (neutral) dan dikenal dengan lapse rate adiabatic.
3.7 Pemecahan Masalah
Adapun langkah-langkah dalam pemecahan masalah dalam tugas khusus ini yaitu;
a. Melakukan pemantauan debu di lingkungan PT. Semen Baturaja (Persero)
b. Memasukkan data pada peta lokasi pengambilan sampel yang telah di buat
c. Analisa Data yang di dapat dari pemantauan debu
3.7.1 Persiapan Sampel / Contoh
o BAHAN
Filter
Aquadest
Bensin (Genset)
Oven
Desikator
-
8/10/2019 Laporan Kp Pt Semen Baturaja
43/49
Neraca Analitik
Pinset
o ALAT
Genset + Kabel rol HVS
Pinset
Desikator lapangan
Trifoot
Anemometer
Psychrometer
Kompas
3.8 Prosedur Kerja
1. Siapkan alat dan bahan
2. Pasang filter HVAS menggunakan pinset Sisi kasar filter menghadap ke dalam
3. Tempatkan HVAS di atas trifoot
4.
Hidupkan genset5. Hidupkan HVAS
6. Atur/catat flowrate awal
7. Hidupkan HVAS selama waktu yang diperlukan
8. Ukur parameter lapangan (cuaca, arah dan kecepatan angin, temperatur dan kelembaban) saat
pengukuran berlangsung
9. Sebelum mengakhiri pengukuran, catat flow rate akhir kemudian matikan HVS & genset.
10. Ambil filter menggunakan pinset, lipat kemudian masukkan dalam amplop tertutup
11. Masukkan amplop ke dalam desikator lapangan.
3.8.1 Prosedur Pengukuran Parameter Lapangan
1. Cuaca Visual (cerah, berawan, mendung).
2. Arah angin
-
8/10/2019 Laporan Kp Pt Semen Baturaja
44/49
Gunakan kompas dan benda-benda yang bergerak seperti bendera, asap dll.
3. Kecepatan angin
Ukur dengan anemometer atau dengan mengamati gerakan benda-benda di sekitar
titik ukur seperti ranting pohon, daun-daun dan terpaan angin di kulit kemudian konversikan
dalam tabel4. Temperatur dan kelembaban
Diamkan slang psychrometer beberapa saat kemudian basahi thermometer basah dengan
aquadest. Putar selama 12 menit kemudian baca segera temperatur pada kedua thermometer.
Nilai pada thermometer kering menunjukkan suhu udara.
Selisih kedua nilai dikonversi ke dalam tabel untuk menentukan kelembaban udara.
Perhitungan Kadar Debu Terukur
Setelah pengambilan sampel debu dilaksanakan, filter diperlakukan seperti perlakuan awal.
Sehingga didapatkan berat filter sebelum pengukuran (A gram) dan sesudah pengukuran (B
gram).
Berat debu dlm gr/m3dihitung dengan rumus :
Konsentrasi Debu = ( Berat Filter Berat Filter Kosong ) x
3.9 Pembahasan
3.9.1 Analisa data konsentrasi debu di lingkungan PT. Semen baturaja (Persero).
Dari hasil pengukuran yang dilaksanakan dalam menghitung konsentrasi debu dan kebisingan
yang berada di lingkungan dalam pabrik atau kawasan pabrik di peroleh berupa tabel kualitas udara
dan kebisingan dengan titik sampling yang berbeda beda. muali dari Titik koordinat di area
Limestone Crusher , Quarry batu kapur , Tapak Helipad. Pada koordinat S : 04 , 06 50,4 E : 104 06
42,5 dan E : 104 09 25,6 ( Limestone Crusher ) didapatkan konsentrasi debu yang cukup tinggi
adalah 0,178 mg/m3. Hal tersebut dikarenakan pada area Limestone Crusher merupakan tempat
penghancuran bongkahan batu kapur yang tak lain sebagai bahan baku utama dalam pembuatan
semen yang apabila sedang beroperasi akan meningkatkan konsentrasi debu.
Berdasarkan data data pengukuran yang sudah dilakukan di area tersebut di dapat fakta bahwa
ada factor lain yang menyebabkan hasil pengukuran akan lebih pekat atau lebih tinggi dari hasilyang normal yaitu arah dan kecepatan angin pada saat kita melakukan pengukuran yaitu S : 04 , 06
50,4 E : 1040642,5 dan E : 1040925,6. Pada area Quarry batu kapur di dapatkan konsentrasi
debu yaitu : 0,165 mg/m3. Di daerah penambangan batu kapur yang di lihat dari hasil pengamatan
didapatkan konsentrasi rendah yang kemungkinan dikarenakan pada saat