1
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT
REPUBLIK INDONESIA
LAPORAN
KUNJUNGAN KERJA KOMISI IV DPR RI
RESES MASA PERSIDANGAN IV TAHUN SIDANG 2017 - 2018
PROVINSI SUMATERA SELATAN
28 APRIL - 2 MEI 2018
*
***
*****
***
*
JAKARTA 2018
2
LAPORAN KUNJUNGAN KERJA KOMISI IV DPR RI
RESES MASA PERSIDANGAN IV TAHUN SIDANG 2017 - 2018 PROVINSI SUMATERA SELATAN
28 APRIL - 2 MEI 2018
A. DASAR HUKUM
Dasar hukum yang dipergunakan dalam melaksanakan Kunjungan Kerja Komisi IV
DPR RI Reses Masa Persidangan IV Tahun Sidang 2017-2018 di Provinsi Sumatera
Selatan ini adalah:
1. Peraturan Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2014
tentang Tata Tertib:
a. Pasal 58 ayat 3.d. : Tugas komisi dalam bidang pengawasan adalah
melakukan pengawasan terhadap kebijakan pemerintah.
b. Pasal 58 ayat 4 : Komisi dalam melaksanakan tugas sebagaimana ayat 3
dapat mengadakan kunjungan kerja.
2. Rapat Konsultasi Pengganti Rapat Badan Musyawarah DPR RI tanggal
12 Februari 2018.
3. Rapat Intern Komisi IV DPR RI tanggal 8 Maret 2018.
B. MAKSUD DAN TUJUAN
Maksud dan tujuan Kunjungan Kerja Komisi IV DPR RI Reses Masa Persidangan IV
Tahun Sidang 2017 - 2018 di Provinsi Sumatera Selatan adalah dalam rangka
melaksanakan fungsi di bidang pengawasan, yang merupakan salah satu dari 3
(tiga) fungsi Dewan yaitu fungsi pegawasan, anggaran dan legislasi, yaitu sebagai
berikut:
1. Mendengarkan penjelasan, berdialog dan mendapatkan masukan langsung
dari Pemerintah Daerah, instansi terkait, masyarakat serta stake holder di
bidang pertanian, kehutanan, dan perikanan, sehubungan dengan fungsi
pengawasan Komisi IV DPR RI di Provinsi Sulawesi Tengah.
2. Melihat langsung di lapangan manfaat dari realisasi dan pelaksanaan
pembangunan bidang kerja Komisi IV DPR RI di Provinsi Sulawesi Tengah.
3
3. Menyerap aspirasi daerah dalam rangka meningkatkan program-program
pemerintah terkait bidang kerja Komisi IV DPR RI pada tahun anggaran yang
akan datang.
C. TIM KUNJUNGAN KERJA
Susunan Tim Kunjungan Kerja Komisi IV DPR RI Reses Masa Persidangan IV Tahun
Sidang 2017 - 2018 di Provinsi Sumatera Selatan adalah sebagai berikut :
NO. NO.
ANGG. NAMA FRAKSI
1. A-335 EDHY PRABOWO, MM, MBA KETUA KOMISI IV/F.P GERINDRA
2. A-493 VIVA YOGA MAULADI, M.Si WK.KOMISI IV/F.PAN 3. A-131 IR. EFFENDI SIANIPAR ANGGOTA/F.PDI P 4. A-139 SUDIN ANGGOTA/F.PDI P 5. A-163 ONO SURONO, ST ANGGOTA/F.PDI P 6. A-209 DRS. I MADE URIP, M.Si ANGGOTA/F.PDI P 7. A-391 AGUSTINA WILUJENG PRAMESTUTI, SS ANGGOTA/F.PDI P 8. A-233 H.M. SALIM FAKHRY, SE, MM ANGGOTA/F.PG 9. A-281 SITI HEDIATI SOEHARTO, SE ANGGOTA/F.PG 10. A-369 IR. ENDO HERMONO, MBA ANGGOTA/F.P GERINDRA 11. A-436 DRS. H. GUNTUR SASONO, M.Si ANGGOTA/F.PD 12. A-439 VIVI SUMANTARI JAYABAYA, S.SOS ANGGOTA/F.PD 13. A-451 IR. H. MUHAMMAD NASYIT UMAR, SP ANGGOTA/F.PD 14. A-44 H. CUCUN AHMAD SYAMSURIJAL, S.Ag ANGGOTA/F.PKB 15. A-71 DRS. H. IBNU MULTAZAM ANGGOTA/F.PKB 16. A-88 DR. HERMANTO, SE, MM ANGGOTA/F.PKS 17. A-122 DR. H. ANDI AKMAL PASLUDDIN, SP, MM ANGGOTA/F.PKS 18. A-527 DRS. H. ZAINUT TAUHID SA’ADI,M.Si ANGGOTA/F.PPP 19. A-520 KH. ASEP AHMAD MOUSHUL AFFANDY ANGGOTA/F.PPP 20. A-13 DRS. FADHOLI ANGGOTA/F.P. NASDEM 21. A-548 FAUZIH AMRO, M.Si. ANGGOTA/F.P. HANURA
D. WAKTU DAN LOKASI KUNJUNGAN KERJA
Kunjungan Kerja Komisi IV DPR RI Reses Masa Persidangan IV Tahun Sidang 2017 - 2018 dilaksanakan pada tanggal 28 April - 2 Mei 2018 dan bertempat di Provinsi Sumatera Selatan.
E. GAMBARAN UMUM LOKASI KUNJUNGAN KERJA
1. Provinsi Sumatera Selatan
Sumatera Selatan adalah salah satu provinsi di Indonesia yang terletak di bagian
selatan Pulau Sumatera. Provinsi ini beribukota di Palembang, yang saat ini
memiliki jumlah penduduk sebanyak 8 juta jiwa dan tersebar di 13 kabupaten
dan 4 kota.
4
Provinsi Sumatera Selatan secara geografis terletak antara 1° - 4° LS dan 102° -
106° BT dengan luas areal seluruhnya 87.421,17 km².
Batas batas wilayah Provinsi Sumatera Selatan adalah sebelah utara berbatasan
dengan Provinsi Jambi, sebelah Selatan berbatasan dengan Provinsi Lampung,
sebelah Timur berbatasan dengan Provinsi Bangka Belitung, sebelah Barat
berbatasan dengan Provinsi Bengkulu.
Secara topografi, wilayah Provinsi Sumatera Selatan di pantai Timur tanahnya
terdiri dari rawa-rawa dan payau yang dipengaruhi oleh pasang surut. Vegetasinya
berupa tumbuhan palmase dan kayu rawa (bakau). Sedikit makin ke barat
merupakan dataran rendah yang luas. Lebih masuk kedalam wilayahnya semakin
bergunung-gunung. Disana terdapat bukti barisan yang membelah Sumatera
Selatan dan merupakan daerah pegunungan dengan ketinggian 900 - 1.200 meter
dari permukaan laut. Bukit barisan terdiri atas puncak Gunung Seminung
(1.964 m), Gunung Dempo (3.159 m), Gunung Patah (1.107 m) dan Gunung
Bengkuk (2.125m). Disebelah Barat Bukit Barisan merupakan lereng. Provinsi
Sumatera Selatan mempunyai beberapa sungai besar. Kebanyakan sungai-sungai
itu bermata air dari Bukit Barisan, kecuali Sungai Mesuji, Sungai Lalan dan Sungai
Banyuasin. Sungai yang bermata air dari Bukit Barisan dan bermuara ke Selat
Bangka adalah Sungai Musi, sedangkan Sungai Ogan, Sungai Komering, Sungai
Lematang, Sungai Kelingi, Sunga Lakitan, Sungai Rupit dan Sungai Rawas
merupakan anak Sungai Musi.
Sebagai salah satu provinsi tujuan investasi, Provinsi Sumatera Selatan memiliki
berbagai sarana dan prasarana penunjang diantaranya adalah Bandara Sultan
Mahmud Badaruddin II yang terdapat di Kota Palembang, Bandara Tanjung Enim
di Kabupaten Muara Enim, Bandara Banding Agung yang terletak di Kabupaten
Ogan Komering Ulu Selatan, Pelabuhan Palembang yang terketak di Kota
Palembang juga Pelabuhan Khusus Kerta Pati di Kabupaten Muara Enim.
Provinsi Sumatera Selatan memiliiki potensi sumber daya alam yang melimpah,
dimana sektor pertanian merupakan salah satu sumber daya unggulan setelah
pertambangan dan penggalian, yang menjadikan Sumatera Selatan sebagai
salah satu provinsi pengasil padi secara nasional.
Provinsi ini memiliki lahan sawah seluas 774.802 hektar yang terdiri dari lahan
sawah irigasi, tadah hujan, pasang surut dan lebah. Adapun lahan adalah seluas
6 juta hektar, terdiri dari tegal/kebun, lading, perkebunanan, hutan rakyat dan
padang rumput.
Selain padi, komoditas lain yang juga cukup menonjol di Sumatera Selatan
adalah komoditi palawija (sayuran dan buah-buahan), peternakan (sapi,
kerbau, dan unggas), perkebunan (karet, kelapa sawit, dan kopi) serta
perikanan (ikan tangkap dan budi daya).
5
Provinsi Sumatera Selatan merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang
telah menunjukkan secara nyata kemajuan dan keberhasilan pembangunan di
sektor pertanian, baik dalam rangka memenuhi kebutuhan pangan lokal
maupun nasional.
Pembangunan pertanian Sumatera Selatan yang selama ini hanya berorientasi
kepada usaha tani dengan sasaran utama peningkatan produksi, dirasa belum
menunjukkan hasil yang optimal dan belum sesuai dengan potensi yang
dimiliki, baik bahhi perekonomian wilayah (lokal), maupun terutama bagi para
petani sebagai pelaku usaha terbesar di sektor ini.
Untuk itu bentuk-bentuk kemitraan dalam sistem agribisnis, dengan melibatkan
partisipasi swasta dalam kerangka memperkuat organisasi dan ekonomi rakyat,
ke depan sangat perlu untuk dikembangkan.
2. Hasil Kunker Reses Masa Persidangan II Tahun 2016-2017 Tanggal 16-19
Desember 2016
Pada tanggal 16-19 Desember 2016, Komisi IV DPR RI telah melaksanakan
Kunjungan Kerja Reses dengan hasil antara lain:
a. Komisi IV DPR RI memberikan apresiasi yang setinggi-tingginya kepada
Provinsi Sumatera Selatan yang telah berhasil dalam melaksanakan program
ketahanan pangan, yang dapat merealisasikan produksi produksi beras
melebihi target yang diberikan Pemerintah Pusat, yaitu sebanyak 2,8 juta
ton dari target sebesar 2,5 juta ton.
b. Lebih lanjut Komisi IV DPR RI memberikan dukungan Pemerintah Provinsi
Sumatera Selatan atas permohonan tambahan anggaran kegiatan untuk
dapat lebih meningkatkan pembangunan di bidang pertanian, dengan
memanfaatkan potensi dan peluang yang ada.
c. Komisi IV mendorong agar Badan Restorasi Gambut (BRG) dapat
memberikan dukungan maksimal atas upaya pencegahan dan
penanggulangan kebakaran lahan dan hutan dalam rangka pengamanan
pelaksanaan ASEAN GAMES XVIII Tahun 2018 di Palembang.
d. Dalam rangka mengatasi permasalahan di PT. Pupuk Sriwidjaja, Komisi IV
DPR RI menyampaikan rekomendasi sebagai berikut:
1) Komisi IV DPR RI mendorong realisasi kurang bayar pupuk bersubsidi
yang belum diterima oleh PT. Pupuk Sriwidjaja adalah sebesar Rp. 4,9
Triliun, yang akan dipergunakan untuk kegiatan operasional perusahaan.
2) Komisi IV DPR RI mendukung usulan PT. Pupuk Sriwidjaja agar harga
bahan bakar gas yang dikenakan dalam pengadaan gas dari BUMN
Produsen Gas dapat disesuaikan dengan yang berlaku di pasaran.
6
F. HASIL KUNJUNGAN
1. Peninjauan Stasiun Karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan Keamanan
Hasil Perikanan (BKIPM) Kelas II Palembang, di Kota Palembang
a. Pembentukan BKIPM dilatarbelakangi oleh masih terdapatnya
permasalahan dalam kegiatan ekspor hasil perikanan yang menyangkut
aspek persyaratan negara tujuan ekspor dalam hal mutu, lemahnya
pengawasan dan pengendalian mutu produk perikanan tujuan ekspor yang
berdampak masih terdapatnya penolakan produk perikanan asal Indonesia
oleh negara tujuan, diperlukan langkah dan strategi untuk menciptakan
sinergitas dua institusi yang mempunyai tugas pokok dan fungsi yang
masing-masing berorientasi kepada keamanan pangan, perlindungan
sumberdaya, pelayanan kepada masyarakat dan merupakan bagian dari
sistem perdagangan, menjadi satu organisasi sebagai bentuk yang dianggap
ideal guna mengemban misi dan tugas yang semakin berkembang.
b. Adanya isu strategis yang bersifat nasional maupun global juga menjadikan
bahan pemikiran terhadap pembentukan badan karantina ikan dan
pengawasan mutu hasil perikanan, antara lain:
1) Luas pantai Indonesia yang sangat panjang dengan ribuan kepulauan
dapat dijadikan sebagai pintu pemasukan dan pengeluaran komoditas
wajib periksa karantina ikan.
2) Keamanan pangan (food safety) dan keamanan hayati (biodiversity)
sebagai isu global yang sangat strategis untuk menghambat masuknya
pangan dan sumber daya alam hayati ke suatu negara.
3) Akses pasar produk perikanan tidak dapat ditembus apabila tidak adanya
jaminan kualitas (Quality Assurance).
4) Dengan jumlah penduduk yang kurang lebih 220 juta jiwa, Indonesia
merupakan pasar potensial bagi negara-negara produsen produk
perikanan.
c. Stasiun Karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan
(SKIPM) Kelas II Palembang adalah Unit Pelaksana Teknis dibawah Badan
Karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan (BKIPM)
yang mempunyai tugas pokok dan fungsi untuk mencegah masuk dan
tersebarnya hama dan penyakit ikan karantina (HPIK) dari luar negeri dan
dari suatu area ke area lain didalam negeri atau keluar dari wilayah negara
Republik Indonesia.
SKIPM Kelas II Palembang juga menyelenggarakan fungsi sebagai pengendali
mutu dan keamanan hasil perikanan yang masuk dan keluar wilayah
Republik Indonesia.
7
d. Selama tahun 2017, nilai ekspor hasil perikanan yang berasal dari Provinsi
Sumatera Selatan adalah sebesar 12,8 juta USD, dengan komoditas utama
udang (66,8%), paha kodok (18,4%), dan ikan sidat (12,4%), dengan egara
tujuan ekspor utama Jepang (43,0%), Uni Eropa (20,3%), dan Amerika
Serikat (18,3%).
Adapun ada periode Janurai-Februari 2018, ekspor hasil perikanan Provinsi
Sumatera Selatan mencapai 1,83 juta USD (mengalami peningkatan sebesar
64,3%) dengan volume sebesar 450 ton (meningkat sebesar 87,6%).
e. Komisi IV DPR RI mengapresiasi Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan yang
sudah menyiapkan 9,7 hektar lahan sebagai lokasi baru kantor SKIPM Kelas
II Palembang, yang terletak di Jl. Soekarno Hatta.
Namun mengingat rencana lokasi kantor SKIPM II Kelas Palembag dimaksud
dinilai cukup jauh dari kawasan Bandara Sultan Mahmud Badaruddin (SMB)
II Palembang, Komisi IV DPR RI meminta agar Kementerian Kelautan dan
Perikanan dapat tetap menempatkan satuan unit SKIPM Kelas II Palembang
di Bandara SMB II untuk kegiatan pelayanan dalam rangka pelaksanaan
fungsi di bidang karantina ikan serta sebagai pengendali mutu dan
keamanan hasil perikanan yang masuk dan keluar wilayah Republik
Indonesia.
f. Komisi IV DPR RI kembali mendorong Kementerian Kelautan dan Perikanan
untuk segera menyelesaikan permasalahan dalam pembangunan Pelabuhan
Pendaratan Ikan (PPI) Sungsang yang belum dapat beroperasi secara
optimal.
Selanjutnya Komisi IV DPR RI meminta agar kepada Kementerian Kelautan
dan Perikanan dapat melakukan koordinasi dengan Kementerian Pekerjaan
Umum dan Perumahan Rakyat dalam penyediaan sarana jalan untuk
kendaraan roda roda empat yang akan mengangkut hasi perikanan tangkap
dari PPI Sungsang ke daerah lain di Provinsi Sumatera Selatan.
g. Dalam rangka memenuhi kebutuhan pasokan beberapa jenis ikan di Provinsi
Sumatera Selatan, Komisi IV DPR RI meminta Pemerintah c.q. Kementerian
Kelautan dan Perikanan dapat berkoordinasi dengan Pemerintah Daerah
(baik Pemerintah Provinsi maupun Pemerintah Kabupaten) dalam
memberikan pembinaan kepada pembudi daya ikan dalam meningkatkan
produksi hasil perikanan dengan melakukan studi banding ke
daerah/provinsi lain di Indonesia yang telah berhasil melaksanakan
peningkatan produksi/budidaya ikan, seperti misalnya Kabupaten Merauke
di Papua Barat yang telah berhasil melaksanakan budi daya ikan gabus.
8
2. Peninjauan Gudang PT. Pupuk Sriwidjaja di Tanjung Api-Api, Kabupaten
Banyuasin
a. Sebagaimana disampaikan sebelumnya, maka dalam rangka mengatasi
permasalahan di PT. Pupuk Sriwidjaja, Komisi IV DPR RI menyampaikan
rekomendasi dalam Kunjungan Kerja Reses sebelumnya, yaitu sebagai
berikut:
1) Komisi IV DPR RI mendorong realisasi kurang bayar pupuk bersubsidi
yang belum diterima oleh PT. Pupuk Sriwidjaja adalah sebesar Rp. 4,9
Triliun, yang akan dipergunakan untuk kegiatan operasional perusahaan.
2) Komisi IV DPR RI mendukung usulan PT. Pupuk Sriwidjaja agar harga
bahan bakar gas yang dikenakan dalam pengadaan gas dari BUMN
Produsen Gas dapat disesuaikan dengan yang berlaku di pasaran.
b. Dalam Kunjungan Kerja Reses kali ini, Komisi IV kembali memberikan
apresiasi kepada PT. Pupuk Sriwidjaja atas capaian kinerja dan prestasi
dalam mendukung program swasembada pangan nasional dengan
memprioritaskan produksi dan pendistribusian pupuk bagi petani di seluruh
wilayah Provinsi Sumatera Selatan, disamping penjualan pupuk urea non
subsidi sebagai pemenuhan kebutuhan pupuk sektor perkebunan.
Apresiasi yang tinggi diberikan mengingat kurangnya dukungan yang
diberikan oleh Pemerintah dalam hal pembiayaan dan pembayaran atas
pupuk bersubsidi secara tepat waktu, yang menyebabkan adanya
konsekuensi beban bunga yang cukup tinggi, yang pada akhirnya menjadi
beban Pemerintah.
c. Komisi IV DPR RI terus mendorong realisasi kurang bayar pupuk bersubsidi
yang belum diterima oleh PT. Pupuk Sriwidjaja, terutama untuk rencana
pembayaran dalam RAPBN Tahun 2019, yang akan dipergunakan untuk
melaksanakan kegiatan operasional perusahaan, sehingga kinerja dan
prestasi PT. Pupuk Sriwidjaja dapat lebih ditingkatkan lagi.
Sebagai catatan, pada tahun 2018 realisasi kurang bayar pupuk bersubsidi
yang diterima oleh PT. Pupuk Sriwidjaja baru ± Rp. 2,8 Triliun dari
± Rp. 17,5 Triliun sisa tunggakan.
d. Komisi IV DPR RI meminta PT. Pupuk Sriwidjaja terus dapat memperbaiki
sistem distrubusi dan mengantisipasi seluruh kendala di lapangan terkait
penyaluran pupuk bersubsi bagi petani di seluruh wilayah/kabupaten di
Provinsi Sumatera Selatan, sehingga permasalahan kelangkaan pupuk
bersubsidi tidak lagi terjadi, disamping permasalahan menurunnya kualitas
pupuk dan jumlah/kuantitas pupuk bersubsidi dalam kemasaan/karung saat
sampai di tangan petani yang seringkali terjadi.
9
3. Peninjauaan Lokasi Panen Padi di Lahan Pasang Surut (IP 100) dan Lokasi
Persiapan Tanam Jagung IP di Desa Banyuurip, Kecamatab Tanjung Lago,
Kabupaten Banyuasin
a. Desa Banyu Urip, Kecamatan Tanjung Lago terletak ± 76 km dari ibu kota
Kabupaten Banyuasin, dan ± 45 km dari ibu kota Provinsi Sumatera Selatan
yaitu Palembang. Jalur transportasi yang digunakan dengan menggunakan
transportasi darat. Desa Banyu Urip secara adminitratif mempunyai batas-
batas wilayah yaitu sebelah utara berbatasan dengan Desa Karang Baru,
sebelah selatan berbatasan dengan Desa Sukadamai, sebelah timur
berbatasan dengan Desa Mulya Sari, serta sebelah barat berbatasan dengan
Desa Bangun Sari.
Seperti kondisi lahan di hampir seluruh wilayah Kecamatan Tanjung Lago,
Desa Banyu Urip merupakan lahan rawa pasang surut yang memiliki potensi
untuk dikembangkan sebagai lahan produksi pertanian untuk mendukung
program swasembada pangan di Provinsi Sumatera Selatan, sebagaimana
daerah lain di Kabupaten Banyuasin.
b. Komisi IV DPR RI memberikan apresiasi kepada Badan Penelitian dan
Pengembangan Pertanian Kementerian Pertanian atas inisiasi dan
dukungannya dalam membangun model bioindustri padi yang di Provinsi
Sumatera Selatan melalui pengembangan unit produksi pupuk biosilika cair
dari sekam padi yang dapat meningkatkan ketahanan tanaman terhadap
serangan hama penyakit dan kerebahan pada jenis tanaman padi, jagung dan
tebu, serta membantu pengisian bulir yang lebih sempurna khusus pada
tanaman padi.
c. Sejak tiga dekade terakhir, masalah utama yang dihadapi sektor pertanian
adalah semakin berkurangnya lahan pertanian produktif karena adanya
konversi lahan untuk keperluan non-pertanian dan non-pangan, degradasi
kualitas lahan, serta fragmentasi lahan yang menyebabkan semakin
sempitnya penguasaan lahan petani. Masalah tersebut masih ditambah
dengan perubahan iklim yang kian mengancam produksi pangan. Lahan
rawa pasang surut dan non-pasang surut (lebak) merupakan salah satu
sumber daya lahan sub optimal yang cukup besar dan tersebar di Indonesia,
terutama di pulau-pulau besar seperti Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Irian
Jaya, dan berpotensi untuk dijadikan lahan pertanian.
Untuk itu Komisi IV DPR RI mendorong pengembangan pertanian lahan
rawa pasang surut yang merupakan langkah strategis dalam upaya mencari
alternatif untuk peningkatan produksi pangan dan mengimbangi semakin
berkurangnya lahan pertanian, dengan tetap memperhatikan prinsip
10
kelestarian lingkungan, dan dengan target lahan-lahan pasang surut terbuka
yang mempunyai tingkat produktivitas yang cukup baik.
d. Komisi IV DPR RI meminta Kementerian Pertanian untuk terus melakukan
koordinasi dan sinkronisasi dengan Kementerian Pekerjaan Umum dan
Prumahan Rakyat serta Pemerintah Daerah (baik Pemerintah Provinsi
maupun Pemerintah Kabupaten), terkait pengelolaan lahan dan tata air
dalam rangka peningkatan ptoduktivitas lahan pertanian.
e. Komisi IV DPR RI Komisi IV DPR RI meminta Kementerian Pertanian untuk
terus mengembangkan teknologi pasca panen, termasuk diantaranya inovasi
kemasan produk pertanian, sehingga petani dapat memperoleh nilai tambah
atas hasil usaha tani yang dilakukannya.
4. Presentase Manggala Agni Daops II Banyuasin di Kabupaten Banyuasin
a. Manggala Agni (MA) adalah Brigade Pengendalian Kebakaran Hutan
Indonesia yang dibentuk oleh Departemen Kehutanan pada tahun 2003.
Manggala Agni (manggala = panglima, agni = api) mengandung pengertian
bahwa sebagai panglima api, Manggala Agni mampu mengendalikan api.
Kata kunci “mengendalikan” mengandung arti bahwa Manggala Agni
melakukan langkah-langkah manajemen yang mencakup perencanaan,
pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan, tidak hanya pemadaman,
tetapi juga pencegahan dan penanganan pasca-kebakaran hutan.
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor: 45 Tahun 2004 tentang
perlindungan hutan, Brigade Manggala Agni dibentuk dalam rangka
melaksanakan tugas pengendalian kebakaran hutan yang kegiatannya
meliputi pencegahan, pemadaman dan penanganan pasca-kebakaran hutan.
Dalam perkembangannya, manggala agni tidak hanya mengendalikan
kebakaran di dalam kawasan hutan, khususnya kawasan konservasi,
melainkan juga di lahan. Disamping itu, Manggala Agni juga melaksanakan
tugas-tugas kemanusiaan seperti bantuan pertolongan pertama pada
kecelakaan (P3K) dan penyelamatan (SAR).
b. Pengendalian kebakaran hutan dan lahan di Wilayah Sumatera ditingkat
tapak Berdasarkan SK Dirjen PPI Nomer SK.4/PPI/Set/Kum.1/3/2018
dilaksanakan oleh 16 Daops Manggala Agni di 4 (empat) provinsi rawan
karhutla. Manggala Agni wilayah sumatera diperkuat oleh 874 personil yang
dibagi menjadi 62 regu. Setiap Daops Manggala Agni diperkuat oleh 2 (dua)
sampai 4 (empat) regu manggala agni dimana setiap regu berjumlah ± 15
orang. Daops MA wilayah sumatera dilengkapi sarana dan prasarana yang
memadai dalam pengendalian kebakaran hutan dan lahan. Anggota
Manggala Agni merupakan personil yang terlatih dan berpengalaman dalam
pengendalian kebakaran hutan dan lahan.
11
c. Wilayah kerja Daops MA di wilayah sumatera berada di 4 (empat) provinsi
rawan karhutla yaitu Provinsi Sumatera Utara (3 Daops), Provinsi Riau (4
Daops), Provinsi Jambi (5 Daops) dan Provinsi Sumatera Selatan (4 Daops).
Berdasarkan peta gambut dari Dirjen Planologi Kehutanan dan Tata
Lingkungan, Kementerian LHK, 20 % wilayah kerja daops di wilayah
sumatera merupakan lahan gambut yang rawan terbakar dan apabila
terbakar sangat sulit dipadamkan. Sebagian besar wilayah gambut berada di
Daops Provinsi Sumatera Selatan, Provinsi Riau dan Provinsi Jambi. Wilayah
kerja Daops MA di Provinsi Sumatera Selatan dapat dilihat pada peta di
bawah ini.
Peta Wilayah Kerja Daops Provinsi Sumatera Selatan
d. Daops Manggala Agni Sumatera pada tahun 2018 telah dan akan
melaksanakan kegiatan pengendalian kebakaran hutan dan lahan sebagai
berikut:
1) Patroli Terpadu pencegahan kebakaran hutan dan lahan.
2) Patroli Mandiri pencegahan kebakaran hutan dan lahan.
3) Sosialisasi/kampanye pencegahan kebakaran hutan dan lahan.
4) Deteksi dini kejadian kebakaran hutan dan lahan dengan monitoring dan
ground cek hot spot.
5) Pemadaman melalui darat kebakaran hutan dan lahan.
6) Pembinaan Kelompok MPA.
12
e. Komisi IV DPR RI memberikan apresiasi kepada seluruh jajaran Manggala
Agni Daops II Banyuasin serta Daops lainya di Wilayah Sumatera dan
wilayah lain di Indonesia atas jerih payah dan loyalitasnya yang sangat baik
dalam rangka melaksanakan tugas pengamanan dan perlindungan hutan
dalam hal pencegahan dan penanggulangan kebakaran hutan dan lahan,
yang salah satunya merupakan bukti dukungan atas suksesnya pelaksanaan
ASEAN GAMES di Palembang dan Jakarta yang akan dibuka pada tanggal
18 Agustus 2018 yang akan datang.
f. Komisi IV DPR RI mendorong peningkatan anggaran untuk pelaksanaan
Program Pencegahan dan Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan oleh
Kementerian Lingkunan Hidup dan Kehutanan, yang diantaranya akan
digunakan untuk melakukan revitalisasi sarana dan prasarana penunjang
serta peningkatan kualias dan kuantitas sumber daya manusia pelaksana
kegiatan pencegahan dan pengendalian kebakaran hutan dan lahan.
g. Sesuai Kesimpulan/Keputusan Rapat Dengar Pendapat (RDP) yang
dilaksanakan pada tanggal 24 Januari 2018, maka:
a. Komisi IV DPR RI mendorong Kementerian Lingkungan Hidup dan
Kehutanan untuk segera mengusulkan formasi CPNS/ASN untuk Petugas
Manggala Agni serta Tenaga Penyuluh Kehutanan dan Tenaga Fungsional
lainnya di lingkup Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan
kepada Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi.
b. Komisi IV DPR RI mendorong Kementerian Lingkungan Hidup dan
Kehutanan agar proses rekrutmen (perpanjangan kontrak) terhadap
Petugas Manggala Agni serta Tenaga Penyuluh Kehutanan dan Tenaga
Fungsional lainnya di lingkup Kementerian Lingkungan Hidup dan
Kehutanan daoapt dilakukan ecara berkelanjutan setiap tahunnya, tanpa
mengurangi jumlah yang ada, sambal menunggu formasi CPNS/ASN.
G. KESIMPULAN
1. Komisi IV DPR RI meminta agar Kementerian Kelautan dan Perikanan dapat
tetap menempatkan satuan unit SKIPM Kelas II Palembang di Bandara SMB II
untuk kegiatan pelayanan dalam rangka pelaksanaan fungsi di bidang karantina
ikan serta sebagai pengendali mutu dan keamanan hasil perikanan yang masuk
dan keluar wilayah Republik Indonesia.
2. Komisi IV DPR RI meminta agar kepada Kementerian Kelautan dan Perikanan
dapat melakukan koordinasi dengan Kementerian Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat dalam penyediaan sarana jalan untuk kendaraan roda roda
13
empat yang akan mengangkut hasi perikanan tangkap dari PPI Sungsang ke
daerah lain di Provinsi Sumatera Selatan.
3. Komisi IV DPR RI terus mendorong realisasi kurang bayar pupuk bersubsidi
yang belum diterima oleh PT. Pupuk Sriwidjaja, terutama untuk rencana
pembayaran dalam RAPBN Tahun 2019, yang akan dipergunakan untuk
melaksanakan kegiatan operasional perusahaan, sehingga kinerja dan prestasi
PT. Pupuk Sriwidjaja dapat lebih ditingkatkan lagi.
4. Komisi IV DPR RI meminta PT. Pupuk Sriwidjaja terus dapat memperbaiki
sistem distrubusi dan mengantisipasi seluruh kendala di lapangan terkait
penyaluran pupuk bersubsi bagi petani di seluruh wilayah/kabupaten di
Provinsi Sumatera Selatan, sehingga permasalahan kelangkaan pupuk
bersubsidi tidak lagi terjadi, disamping permasalahan menurunnya kualitas
pupuk dan jumlah/kuantitas pupuk bersubsidi dalam kemasaan/karung saat
sampai di tangan petani yang seringkali terjadi.
5. Komisi IV DPR RI mendorong pengembangan pertanian lahan rawa pasang
surut yang merupakan langkah strategis dalam upaya mencari alternatif untuk
peningkatan produksi pangan dan mengimbangi semakin berkurangnya lahan
pertanian, dengan tetap memperhatikan prinsip kelestarian lingkungan, dan
dengan target lahan-lahan pasang surut terbuka yang mempunyai tingkat
produktivitas yang cukup baik.
6. Komisi IV DPR RI meminta Pemerintah c.q. Kementerian Pertanian untuk terus
melakukan koordinasi dan sinkronisasi dengan instansi terkat (Kementerian
Pekerjaan Umum dan Prumahan Rakyat) dan Pemerintah Daerah (Pemerintah
Provinsi dan Pemerintah Kabupaten), terutama dalam hal pengelolaan lahan
dan tata air dalam rangka peningkatan ptoduktivitas lahan pertanian.
7. Komisi IV DPR RI Komisi IV DPR RI meminta Pemerintah c.q. Kementerian
Pertanian untuk terus mengembangkan teknologi pasca panen, termasuk
diantaranya inovasi kemasan produk pertanian, sehingga petani dapat
memperoleh nilai tambah atas hasil usaha tani yang dilakukannya.
8. Komisi IV DPR RI mendorong peningkatan anggaran untuk pelaksanaan
Program Pencegahan dan Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan oleh
Kementerian Lingkunan Hidup dan Kehutanan, yang diantaranya akan
digunakan untuk melakukan revitalisasi sarana dan prasarana penunjang serta
peningkatan kualias dan kuantitas sumber daya manusia pelaksana kegiatan
pencegahan dan pengendalian kebakaran hutan dan lahan.
9. Sesuai Kesimpulan/Keputusan Rapat Dengar Pendapat (RDP) yang
dilaksanakan pada tanggal 24 Januari 2018, maka:
14
a. Komisi IV DPR RI mendorong Kementerian Lingkungan Hidup dan
Kehutanan untuk segera mengusulkan formasi CPNS/ASN untuk Petugas
Manggala Agni serta Tenaga Penyuluh Kehutanan dan Tenaga Fungsional
lainnya di lingkup Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan kepada
Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi.
b. Komisi IV DPR RI mendorong Kementerian Lingkungan Hidup dan
Kehutanan agar proses rekrutmen (perpanjangan kontrak) terhadap
Petugas Manggala Agni serta Tenaga Penyuluh Kehutanan dan Tenaga
Fungsional lainnya di lingkup Kementerian Lingkungan Hidup dan
Kehutanan daoapt dilakukan ecara berkelanjutan setiap tahunnya, tanpa
mengurngani jmlah yang ada, sambal menunggu formasi CPNS/ASN.
H. PENUTUP
Demikian Hasil melaksanakan Kunjungan Kerja Komisi IV DPR RI Reses Masa
Persidangan IV Tahun Sidang 2017-2018 di Provinsi Sumatera Selatan. Komisi IV
DPR RI akan menindaklanjuti permasalahan, usulan dan aspirasi yang telah
disampaikan, dalam Rapat-rapat Kerja dengan Kementerian Lingkungan Hidup dan
Kehutanan, Kementerian Pertanian serta Kementerian Kelauatan dan Perikanan.
Semoga kunjungan ini membawa manfaat bagi kedaulatan negara dan
kesejahteraan masyarakat.
Jakarta, 7 Mei 2018
KETUA KOMISI IV DPR RI
Ttd.
EDHY PRABOWO, MM, MBA
A-335