Download - Laporan pembuatan kompon
LAPORAN RESMI
PRAKTIKUM TEKNIK PEMBUATAN KOMPON
KELOMPOK : II (DUA)
Disusun Oleh :
Nama : Nursufi
NIM : 110102018
Dosen Pengampu :
Ihda Novia Indrajati, ST, MT
KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN RI
AKADEMI TEKNOLOGI KULIT
YOGYAKARTA
TAHUN 2012
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr.Wb
Puji syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allat SWT karena
atas berkat rahmat dan hidayah-Nya maka penulis dapat menyelesaikan laporan
praktikum mengenai “Praktikum Teknik Pembuatan Kompon”. Laporan yang ini
disusun dari bahan materi yang diambil dari hasil pengamatan praktikum, Tanya
jawab bahkan buku dan situs internet sebagai pelengkapnya.
Atas terselesainya laporan praktikum ini penulis mengucapkan terima
kasih kepada:
1. Ihda Novia Indrajati, ST., M.T selaku dosen pembimbing mata kuliah
Praktikum Teknik Pembuatan Kompon.
2. Bapak dan ibu asisten dosen.
3. Ibunda yang selalu mendo’akan.
4. Teman-teman yang telah membantu terlaksana nya penulisan laporan ini
yang tidak dapat disebutkan satu demi satu.
Akhir kata “tiada gading yang tak retak”, begitu pula dengan laporan ini.
Oleh karena itu kritik dan saran tetap penulis harapkan untuk membantu
penyempurnaan penyusunan makalah dimasa yang akan datang. Semoga laporan
ini bermanfaat bagi penulis pada khususnya dan pembaca pada umumnya.
Waalaikumsalam Wr. Wb.
Yogyakarta, 30 juni 2012
Penyusun
DAFTAR ISI
Halaman
Halaman judul...................................................................................................... i
Kata Pengantar..................................................................................................... ii
Daftar Isi.............................................................................................................. iii
BAB I. PEMBUATAN SOL SEPATU (F-2) ..................................................... 1
1. Pendahuluan............................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang................................................................................... 2
1.2 Tujuan Praktikum.............................................................................. 2
2. Dasar Teori............................................................................................... 2
3. Percobaan................................................................................................. 3
3.1 Alat ................................................................................................... 3
3.2 Bahan................................................................................................. 3
3.3 Cara Kerja......................................................................................... 3
4. Hasil dan Pembahasan............................................................................... 4
4.1 Hasil Praktikum ............................................................................... 6
4.2 Pembahasan....................................................................................... 7
5. Kesimpulan................................................................................................ 7
BAB II. PEMBUATAN SOL SEPATU HARIAN (F-1).................................... 8
1. Pendahuluan............................................................................................... 4
1.1 Latar Belakang.................................................................................. 6
1.2 Tujuan Praktikum.............................................................................. 7
2. Dasar Teori................................................................................................. 7
3. Percobaan................................................................................................... 4
3.1 Alat ................................................................................................... 6
3.2 Bahan................................................................................................ 7
3.3 Cara Kerja......................................................................................... 7
4. Hasil dan Pembahasan............................................................................... 4
4.1 Hasil Praktikum ............................................................................... 6
4.2 Pembahasan....................................................................................... 7
5. Kesimpulan................................................................................................ 7
BAB II. PEMBUATAN SARUNG TANGAN LATEKS................................... 8
1. Pendahuluan............................................................................................... 4
1.1 Latar Belakang.................................................................................. 6
1.2 Tujuan Praktikum.............................................................................. 7
2. Dasar Teori................................................................................................. 7
3. Percobaan................................................................................................... 4
3.1 Alat ................................................................................................... 6
3.2 Bahan................................................................................................ 7
3.3 Cara Kerja......................................................................................... 7
4. Hasil dan Pembahasan............................................................................... 4
4.1 Hasil Praktikum ............................................................................... 6
4.2 Pembahasan....................................................................................... 7
5. Kesimpulan................................................................................................ 7
BAB V KESIMPULAN....................................................................................... 32
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................... 33
LAMPIRAN......................................................................................................... 34
LEMBAR PENGESAHAN................................................................................. 36
BAB I
PEMBUATAN SOL SEPATU ( F1 )
1. Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Bahan olah karet berupa lateks dapat diolah menjadi berbagai
jenis produk barang jadi lateks (latex goods) dan karet padat (RSS,
SIR) dijadikan bahan baku untuk menghasilkan berbagai jenis
barang karet. Barang jadi dari karet terdiri atas ribuan jenis dan
dapat diklasifikasikan atas dasar penggunaan akhir (end use) atau
menurut saluran pemasaran (market channel).
Dengan berkembangnya teknologi perkareten menuntut
mahasiswa Akademi Teknologi Kulit khususnya konsentrasi studi
teknologi Bahan Kulit, Karet, dan Plastik untuk selalu mengikuti
perkembangan tersebut. Maka, harus ada suatu transfer ilmu
pengetahuan dari suatu badan penelitian perkaretan Balai Besar
Kulit Karet dan Plastik kepada mahasiwa ATK Yogyakarta.
Di samping itu, tujuan dari praktikum yang di lakukan di
BBKKP ini adalah untuk menambah pengetahuan yang lebih
dalam mengenai kompon khususnya kompon sol sepatu.
1.2 Tujuan PraktikumTujuan dari praktikum ini adalah mahasiswa dapat :a. Mengetahui proses dalam pembuatan sol sepatub. Mempelajari pembuatan barang karet berupa sol luar sepatu
warna hitam secara press moulding.c. Mengetahui bagaimana cara kerja proses vulcanizing press.d. Mengetahui cara mengoperasikan mesin vulcanizing presse. Mengetahui formulasi bahan yang di gunakan dalam
pembuatan kompon serta komposisinya.f. Mnegetahui cara perhitungan mencari berat masing-masing
bahan dari phr-nya dan berat kompon.
2. Dasar Teori
Pembuatan dan pembentukan kompon karet merupakan tahap awal
dalam produksi barang jadi karet. Pembuatan kompon dilakukan dengan
cara pencampuran karet dengan bahan kimia di dalam mesin pencampur
dan pembentukan dilakukan di dalam mesin pembentuk setelah terlebih
dahulu dilunakkan.
kompon karet adalah campuran karet –karet mentah dengan
bahan – bahan kimia yang belum di vulkanisasi. Pembuatan kompon karet
terdiri dari proses mastikasi dan proses pencampuran (mixing).
(Abednego,1979)
Proses pembuatan kompon adalah proses pencampuran antara karet
mentah dengan bahan-bahan kimia karet (bahan aditif).
Karet yang digunakan untuk kompon terdiri dari 2 jenis,yaitu:
Karet alam dan karet sintetis.karet alam adalah sumber karet yang berasal
dari getah pohon karet yang di peroleh dengan menyadap atau melukai
kulit kambium pohon karet.
Karet alam memiliki beberapa karakteristik, yaitu:
a. Viskositas rendah
b. Ketahanan oksidasi tinggi
c. Impurity rendah
Dengan memperhatikan karakterstik karet alam tersebut, maka dapat
diatur pula sifat-sifat hasil produksinya. Pada dasarnya ada 2 metode untuk
mengatur sifat pematangan hasil produksi, yaitu:
a. Dengan memilih kondisi koagulasi atau kondisi pengolahan lainya
yang lebih tepat.
b. Dengan menggunakan bahan-bahan kimia pengolahan tertentu.
Dengan mengetahui sifat-sifat pematangan tersebut, maka
kesulitan untuk memenuhi karakteristik tertentu bisa di minimalisir.
Dari pengertian kompon, diketahui bahwa dalam proses
pembuatannya di gunakan bahan-bahan kimia yang di tambahkan pada
bahan baku karet untuk memperoleh sifat fisik dan kimiawi dari kompon
karet yang lebih baik. Bahan kimia kompon dapat di bagi menjadi 2 jenis
yaitu bahan kimia utama dan bahan kimia pembantu.
Bahan kimia utama adalah bahan kimia yang digunakan untuk
meningkatkan sifat-sifat fisis karet, sehingga produk karet yang dihasilkan
akan memiliki sifat fisis dan kimia yang lebih stabil. Bahan kimia utama
terdiri dari: actifator, accelerator, filler, bahan pemvulkanisasi, dan
antioksidan.
Adapun fungsi dan kegunaan dari bahan-bahan kimia tersebut
adalah sebagai berikut:
a. Bahan penggiat (Actifator)
Bahan ini digunakan untuk menggiatkan kerja dari bahan
percepat. Bahan penggiat yang umum dipakai adalah kombinasi dari
ZnO dan asan stearat.
b. Bahan pengisi (filler)
Dalam komponen karet, bahan pengisi ditambahkan dalam
jumlah besar. Bahan pengisi dibagi antar dua golongan yaitu:
o Bahan pengisi aktif atau bahan pengisi Penguat
o Bahan pengisi tidak aktif.
c. Bahan penggiat (Accelerator)
Bahan pencepat adalah senyawa-senyawa kimia yang
ditambahkan pada kompon karet guna mempercepat proses
vulkanisasi.
d. Bahan Pemvulkanisasi
Bahan Vulkanisasi adalah bahan yang dipergunakan untuk
mematangkan kompon karet pada proses vulkanisasi,produknya
disebut vulkanisat.Vulkanisasi disebut juga “Cure” adalah proses
pengaplikasikan tekanan yang panas pada campuran elastomer dan
bahan kimia untuk menurunkan plastisitas dan meningkatkan
elastisitas dan kekuatan.
e. Bahan anti degradasi
Anti degradasi digunakn di dalam kompon untuk melindungi
kompon karet terhadap kerusakan yang ditimbulkan oleh
oksigen,ozon,cahaya matahari,katalis logamyaitu melindungi terhadap
karet terhadap ion-ion pro-oksidan(ion logam,ion besi) dan juga
terhadap lenturan mekanis.Anti degradan dapat melindungi barang jadi
karet dari pengusangan dan peningkatan usia penggunaanya
Sedangkan bahan kimia pembantu proses adalah bahan kimia yang
di gunakan dengan tujuan untuk meningkatkan performansi/tampilan
dari produk karet. Bahan-bahan ini di tambahkan pada kompon sesuai
dengan kebutuhan atau tujuan. Contoh dari bahan pembantu ini seperti
berikut:
f. Bahan-bahan pewarna (Colour Pigments)
Bahan ini dicampurkan untuk memberikan warna pada barang
karet yang bukan hitam.Pada industri umumnya dipakai bahan
pewarna organik,yaitu bahan pewarna yang tidak larut dalam air.Serta
bahan pewarna un-organik yaitu bahan pewarna mineral,seperti Red
Iron Oxide(RIO) Yellow Iron Oxide(YIO) serta titan.
g. Bahan Penghambat “scorch retarder”
Bahan ini ditambahkan bila suatu kompon terlalu”scorchy”atau
“over cure”atau komponen yang harus melalui proses suhu tinggi
seperti komponen untuk acuan injeksi (Injektion moulding).Contohnya
:Santogard PVI,Vulkalent A.Bonzoid acid.
h. Bahan Pengembang (Blowing Agent)
Terutama digunakan untuk membuat karet mikroseluler.Bahan
pengembang pada saat vulkanisasi akan terurai menghasilkan gas
antara lain gas nitrogen membentuk pori-pori halus dalam barang
karetnya,sehingga menjadi ringan dan empuk.
i. Bahan Bantu Pengolahan (Processing Aids)
Bahan pembantu pengolahan adalah bahan yang bila
dicampurkan ke dalam kompon karet akan mempermudah proses
pencampuran(Mixing) atau memperlancar pengolahan (Processing)
tanpa mempengaruhi sifat fisik barang jadi karetnya.Dengan demikian
waktu energi pengolahan dapat dihemat
Proses pembuatan sol sepatu dilakukan melalui beberapa tahapan proses yaitu:
Proses komponding;proses pencampuran bahan baku karet dengan bahan kimia karet menjadi barang setengah jadi menggunakan alat pencampur secara terbuka menggunakan mesin giling terbuka (two roll mill).
Proses vulkanisasi;Proses vulkanisasi adalah membuat bahan (karet mentah) menjadi
elastis. Pada umumnya terjadi pembentukan jaringan molekul
secara kimia dan rantai molekul yang bebas. Molekul karet akan
bereaksi dengan zat kimia yang di tambahkan membentuk jaringan
yang stabil sehinggga tidak mudah berubah bentuknya.
(Eurich,1978)
Proses forming Salah satu cara proses pemberian bentuk terhadap kompon
karet.
3. Percobaan
3.1 AlatPeralatan yang digunakan dalam praktikum ini adalah:a. Timbangan digital
b. Mesin mixing millc. Mesin Vulcanizing pressd. Plastike. Kuasf. Cutterg. Cetakkan sol sepatuh. Tangi. Obengj. Lap Basahk. Gunting
3.2 BahanBahan-bahan yang di pergunakan dalam praktikum ini adalah:a. Pale crepeb. HAF blackc. SRF blackd. As. Stearate. ZnOf. Minarex oilg. TMQh. Parafin waxi. Pilflex IPj. CBSk. TMTDl. Sulfur
3.3 Cara Kerja
Penimbangan Menyiapkan masing-masing bahan yang di perlukan,
kemudian menimbang bahan-bahan tersebut sesuai dengan
komposisi yang di perlukan menggunakan neraca analitik.
Pembuatan kompon
Menyiapkan bahan untuk komponding yang sudah di
timbang sebelumnya lalu menghidupkan mesin two roll
mill dan mengatur jarak antara 2 roll.
Melakukan mastikasi dengan cara memasukan potongan
pale crepe ke dalam mesin mixing mill (diantara 2 roll)
selama + 5,10 menit,sampai karet menjadi lunak dan
mengkilap.
Memasukan ZnO, dengan cara menaburkan ZnO kedalam
kompon yang masih di giling di dalam mesin, tunggu
beberapa menit sampai homogen.
Memasukan asam stearat, tunggu beberapa menit sampai
homogen.
Memasukan HAF black dan di lakukan selang-seling
dengan SRF black dan Minarex oil kedalam kompon dan
tunggu sampai homogen.
Selanjutnya memasukan Parafin wax hingga bahan
homogen.
Memasukan TMQ, menunggu sampai bahan homogen.
Memasukan Pilflex IP, menunggu sampai homogen.
Memasukan CBS, menunggu sampai bahan homogen.
Memasukan TMTD, menunggu sampai homogen.
Setelah kompon homogen, kemudian kompon diangkat lalu
didinginkan sebentar selama +1,39 menit, kemudian
menaburkan sulfur pada kompon yang telah didinginkan
secara merata dan dilipat
Memasukan kembali kompon yang telah ditaburi sulfur ke
dalam two roll mill untuk menghomogenkan sulfur dengan
kompon, kemudian angkat
Menimbang plastic untuk tempat kompon, kemudian
meletakkan kompon pada plastic dan menimbang kompon
yang telah di bungkus plastic yang telah ditimbang tadi.
Mengurangi berat kompon yang sudah terbungkus plastik
dengan berat plastik untuk mengetahui berat kompon.
Vulcanizing press (pencetakan sol)
Menghidupkan mesin hidrolik press kemudian mengatur
suhu 150ºC, waktu 1200 sec serta tekanan 150 kg/cm2
Sambil menunggu suhu pada mesin stabil, memotong
kompon sesuai dengan cetakan dan mengisi/meletakannya
pada cetakan.
Setelah kompon diisi kedalam cetakan, selanjutnya tutup
cetakan dan memasukannya ke dalam mesin hidrolik press.
Naikan plat pada mesin hingga batasnya,dan menunggu
sampai suhu stabil.
Setelah suhu stabil, menaikan kembali plat hingga
tekanannya naik sesuai pengaturan tekanan.
Menunggu pengepresan dengan waktu tertentu (20 menit)
hingga alarm berbunyi.
Setelah alarm berbunyi,tekan tombol emergency kemudian
turunkan plat pemanas perlahan-lahan.
Mengangkat cetakan keluar kemudian mendinginkan
menggunakan kain lap yang sudah dibasahi dengan air
sebelumnya.
Setelah dingin, keluarkan sol dari cetakan.
Menimbang sol.
4. Hasil dan Pembahasan
4.1 Hasil Praktikum
Membuat kompon 400 gram/total Phr = 160, dengan perhitungan sebagai berikut:
Komponen bahan ¿Phr
Total Phr×berat kompon
Tabel 1. Bahan-bahan F-1
Sol sepatu hitam sebelah kanan,bagus dan padat.
4.2 Hasil Pembahasan
Pada praktikum ini, kami membuat kompon karet dan juga mencetak kompon karet tersebut menjadi sol sepatu. Dalam praktikum pembuatan sol sepatu ini, kami menggunakan bahan dasar pale Crepe.
Dalam membuat suatu produk dari sol sepatu melewati beberapa tahapan dalam pembuatan barang jadi karet yaitu:
1) Desain kompon (perencanaan formulasi kompon)
2) Mastikasi
No. Bahan Phr Berat (gr)
1.Pale
Crepe 100 2502. HAF black 30 753. SRF bl;ack 40 100
4.As.
stearat 1 2,55. ZnO 3 7,5
6.Minarex
Oil 10 257. TMQ 1 2,5
8.Parafin
Wax 1 2,59. Pilfex IP 1 2,5
10. CBS 1 2,511. TMTD 0,5 1,2512. Sulfur 1,5 3,75
Total 190 475
3) Pencampuran (mixing)
4) Pemberian bentuk
5) Pemasakan (vulkanisasi)
Berikut ini adalah fungsi masing - masing bahan pada formulasi kompon:
Pale crepe = Sebagai bahan dasar kompon
HAF black = Sebagai bahan pengisi penguat
SRF black = Sebagai bahan pengisi (filler)
ZnO = Sebagai bahan pengaktif
Minarex oil = Sebagai bahan pengisi
TMQ = Sebagai bahan anti degradan
Parafin wax = Sebagai bahan anti degradan
Asam stearet = Sebagai bahan pengaktif (kombinasi ZnO)
Pilflex IP = Sebagai bahan anti oksidan
CBS = Sebagai bahan pencepat
TMTD = Sebagai bahan pencepat primer
Sulfur = Sebagai bahan pemvulkanisasi
Untuk perhitungan formulasi kompon kita menggunakan
patokan ∑ Phr, yaitu untuk menentukan jumlah bahan dasar dalam
pembuatan kompon serta bahan-bahan aditive lainnya.misalnya
Phr pale crepe yaitu 100 dan ∑ Phr adalah 242,25 untuk membuat
kompon sebanyak 400 gram. Dengan menggunakan formula
massa bahan = Phr bahanPhr total
X massa basis,
maka diperoleh berat pale crepe yang digunakan 165,11
gram. Namun, dalam praktiknya dalam penimbangan bahan perlu
dilakukan penimbangan bahan melebihi formula yang sudah
ditentukan sesuai dengan perhitungan, hal ini dilakukan untuk
mengantisipasi hilangnya bahan pada proses penggilingan. Dalam
hal ini, kita dapat mencari loss weight-nya menggunakan berat
bahan yang hilang atau yang dapat terabsorbsi ke dalam karet yang
akan dibuat kompon. Dengan rumus:
Lost weight (%) =W 0−W 1
W 0X 100 %
keterangan:W0: jumlah berat bahan sebelum komponding
W1: berat kompon setelah jadi
Pembuatan kompon karet padat
Sebelum komponding dilakukan rol dipanaskan terlebih dulu. Setelah panas dilakukan mastikasi. Tujuan mastikasi adalah untuk menurunkan berat molekul karet dan membentuk radikal bebas. Berat molekul karet berkurang karena adanya pemutusan rantai molekul karet. Radikal bebas yang tebentuk akan bereaksi dengan zat pemvulkanisasi. Tujuan dari mastikasi adalah untuk melunakkan karet mentah agar nanti bahan kimia yang akan dicampurkan menjadi merata.
Reaksi yang terjadi saat mastikasi adalah
CH3 CH3
CH2 – C= CH – CH2 CH – C= CH -– CH2
CH3 CH3
CH2 – C = CH - CH2 + CH2 – C=CH – CH2
Mastikasi sangat dipengaruhi oleh oksigen baik pada suhu rendah maupun suhu tinggi
Setelah proses mastikasi slanjutnya masuk pada proses komponding atau proses pencampuran karet dengan bahan-bahan kimia. Dalam praktik pembuatan kompon sol sepatu ini urutan bahan kimia yang ditambahkan pada karet adalah: HAF black, asam stearat dan minarex oil yang di masukan secara selang seling dengan tujuan supaya bahan tercampur dengan rata dan mendapatkan hasil akhir yang sesuai dengan yang diinginkan.
Setelah itu memasukan parafin wax, TMQ, pilfex IP, CBS, TMTD. Setiap akan memasukan bahan ditunggu sampai homogen. Terakhir memasukkan Sulfur.
Pada saat menambahkan sulfur perlu dilakukan
pendinginan terlebih dahulu yaitu dengan cara kompon dikeluarkan
dari mesin mixing milll selama beberapa menit dan dalam
penambahan sulfur pada saat kompon tersebut berada diluar. Dan
setelah itu, kompon yang sudah dibubuhi sulfur tadi selanjutnya
dimasukkan lagi kedalam mesin mixing mill untuk melanjutkan
proses pencampuran atau penggilingan.dalam penggilingannya.
Setelah kompon tersebut selesai dicampur maka selanjutnya
dibungkus dengan menggunakan plastic transparan lalu disimpan
di dalam ruangan yang dingin atau ber- AC selama beberapa hari.
Hal ini agar kompon yang terbentuk tidak rusak oleh adanya
pengaruh radiasi panas dan juga sinar ultraviolet. Berbeda apabila
kompon yang disimpan ditempat yang tidak dingin. Hasil yang
didapat akan sebaliknya.
Dalam proses pencampuran bahan-bahan
pembuatan kompon urutan bahan harus sesuai untuk menjaga
kualitas kompon yang akan di hasilkan serta penghitungan jumlah
kebutuhan kompon harus teliti untuk mencegah terjadinya
kerusakan, misalnya : kompon yang di hasilkan terlalu lembek
karena jumlah minyak yang banyak atau tidak sesuai. Segala
prosedur pencampuran bahan hendaknya diikuti karena dapat
membantu proses pembentukan dispersi yang baik dan
memeperkecil resiko pravulkanisasi (scorch).
Sangat tidak dianjurkan memasukkan karet terlalu banyak pada permulaan dan mastikasi karet terlalau lama. Bahan-bahan pencampur yang berbentuk serbuk sedapat mungkin dalam keadaan kering, agar terhindar dari cracking atau flaking. Suhu pada rol-rol gilingan atau rotor-rotor banbury sebaiknya selalu dikontrol. Serta dalam praktikum harus berhati-hati untuk menghindari terjadinya kecelakaan kerja atau hal-hal yang tidak diinginkan.
Pencetakan sol sepatu
Dalam pembuatan sol sepatu ini kami menggunakan mesin Vulcanizing press, adapun kompon yang kami gunakan bukan merupakan kompon yang kami buat, disini kami menggunakan kompon yang telah dibuat sebelumnya
Sebelum melakukan pencetakan sebaiknya menyiapkan pencetak atau mold yang akan dipakai dalam hal ini yaitu berbentuk sol sepatu dengan ukuran 40 untuk sebelah kanan. mold tersebut sebaiknya diolesi dengan menggunakan minyak agar dalam pencetakan produk dapat dengan mudah dikeluarkan dari cetakan. Selain itu, mesin harus distel dengan suhu 1500C dan tekanan sebesar 150 Kg / cm2. Dalam pengaturan suhu sebaik diatur agak kurang dari 1500C. Karena apabila suhu tersebut di atur 1500C nantinya dapat naik secara perlahan yang dapat mengakibatkan kompon yang dicetak tidak sesuai yang kita inginkan atau rusak akibat suhu yang terlalu tinggi.
Setelah itu waktu untuk Vulkanisasi diatur, dalam
praktikum kami menggunakan waktu 20 menit. Dalam
pencetakannya kompon dipotong dan Dalam pencetakannya
seharusnya kompon dilebihi. Karena apabila dilakukan pencetakan
produk yang dihasilkan tercetak dengan baik. Setelah suhu dan
tekanan sudah mencapai yang diinginkan, tekan tombol start.
Waktu untuk vulkanisasi akan berjalan secara otomatis
selama 20 menit.i ketika alarm berbunyi, proses dihentikan dengan
menekan tombol Emerg stop. Tekanan diturunkan dan plat mesin
dibuka dengan menggerakan setir / handle. Cetakan dikeluarkan
dari mesin dan kemudian dilakukan proses pendinginan dengan
cara mengoleskan air pada cetakan dengan menggunakan kain
basah. Setelah cukup dingin cetakan dibuka dan sol sepatu
dikeluarkan dari cetakan dengan hati-hati agar sol tidak pecah dan
dilakukan trimming atau merapikan sol dari sisa-sisa
pencetakan/scrap.
Proses vulkanisasi ini pada dasarnya adalah proses
pembentukan jembatan sulfur pada rantai-rantai karet disamping
itu proses ini dapat didefinisikan sebagai proses terjadinya ikatan 3
dimensi pada kompon karet. Proses ini bertujuan mengubah karet
yang mulanya bersifat termoplastis menjadi termoset. Dengan kata
lain proses vulkanisasi bisa disebut dengan proses pematangan
kompon.
Menurut prins yang disitasi oleh baron ( 1947 ) bahwa
proses vulkanisasi dengan menggunakan bahan pemvulkanisasi
belerang akan terjadi reaksi :
CH
CH3C+ S + C CH
C CH3HC
H3C1.
2.
CH C
CH3
CH
CH3C
CH
CH3C+ S +
+ S(free sulphur)
CH
HC
C
CH
CH3
S
3.CH
CH3C + S
HC
CH3CS
Fragment organic dari bahan pencepat
Ac – Sx – Ac
Karet – Sx – Ac
Karet – Sx – karet molekul karet
Jembatan sulfida
Gambar . Mekanisme vulkanisasi
Berdasarkan hasil praktikum, sol sepatu yang diperoleh
yaitu sol sepatu berwarna hitam sebelah kiri.
Karet alam merupakan jenis karet yang memiliki sifat yang baik untuk pengolahan kompon. Hanya saja sebelum dicampurkan
dengan bahan- bahan lain karet alam harus dimastikasi hingga benar- benar lumat dan siap untuk dicampur dengan bahan – bahan kimia lainnya. Untuk kombinasi pengolahan karet alam dengan karet sintetis dapat dilakukan dengan cara mastikasi karet alam terlebih dahulu baru kemudian dapat dicampur dengan karet sintetis.
5. Kesimpulan
Berdasarkan hasil praktikum yang telah dilakukan dapat ditarik
kesimpulan sebagai berikut :
Jika formulasi bahan yang digunakan dan urutan memasukan
bahan tepat, maka hasil sol yang di peroleh akan baik.
Pembuatan kompon utntuk sol sepatu menggunakan bahan dasar
karet alam, yaitu pale crepe.
Berat akhir kompon kelompok kami yaitu 391,9 gram, sedangkan
total berat bahan yang digunakan untuk pembuatan kompon
sebesar 400,31 gram, sehingga Loss weight yang terjadi pada hasil
kami sebesar 2,1% atau 8,41 gram
BAB II
PEMBUATAN SOL SEPATU HAWAIAN STRAPS ( F-2 )
1. Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Karet alam adalah jenis karet pertama yang dibuat sepatu.
Sesudah penemuan proses vulkanisasi yang membuat karet
menjadi tahan terhadap cuaca dan tidak larut dalam minyak, maka
karet mulai digemari sebagai bahan dasar dalam pembuatan
berbagai macam alat untuk keperluan dalam rumah ataupun
pemakaian di luar rumah seperti sol sepatu dan bahkan sepatu yang
semuanya terbuat dari bahan karet.
Sebelum itu usaha-usaha menggunakan karet untuk sepatu
selalu gagal karena karet manjadi kaku di musim hujan dan lengket
serta berbau di musim panas seperti yang pernah dilakukan oleh
Roxbury Indian Rubber Company pada tahun 1833 dengan cara
melarutkan karet alam terpentin dan mencampurnya dengan hitam
karbon untuk menghasilkan karet keras yang tahan air.
Pembuatan dan pembentukan kompon karet merupakan
tahap awal dalam produksi barang jadi karet.
1.2 Tujuan PraktikumTujuan dari praktikum ini adalah mahasiswa dapat : Mengetahui proses dalam pembuatan sol sepatu Mempelajari pembuatan barang karet berupa sol luar sepatu
warna hitam secara press moulding. Mengetahui bagaimana cara kerja proses vulcanizing press. Mengetahui cara mengoperasikan mesin vulcanizing press Mengetahui formulasi bahan yang di gunakan dalam
pembuatan kompon serta komposisinya. Mnegetahui cara perhitungan mencari berat masing-masing
bahan dari phr-nya dan berat kompon.
2. Dasar Teori
Karet alam mempunyai struktur rantai linear unit isoprene (C5H8)
yang berat molekul rata-ratanya tersebar antara 10.000 – 400.000. Sifat-
sifat mekanik yang baik dari karet alam menyebabkannya dapat digunakan
untuk berbagai keperluan umum seperti sol sepatu dan telapak ban
kendaraan. Pada suhu kamar, karet tidak berbentuk kristal padat dan juga
tidak berbentuk cairan. Perbedaan karet dengan benda-benda lain, tampak
nyata pada sifat karet yang lembut, fleksibel dan elastis. Sifat-sifat ini
memberi kesan bahwa karet alam adalah suatu bahan semi cairan alamiah
atau suatu cairan dengan kekentalan yang sangat tinggi.Namun begitu,
sifat-sifat mekaniknya menyerupai kulit binatang sehingga harus
dimastikasi untuk memutus rantai molekulnya agar menjadi lebih pendek.
Proses mastikasi ini mengurangi keliatan atau viskositas karet alam
sehingga akan memudahkan proses selanjutnya saat bahan-bahan lain
ditambahkan. Banyak sifat-sifat karet alam ini yang dapat memberikan
keuntungan atau kemudahan dalam proses pengerjaan dan pemakaiannya,
baik dalam bentuk karet atau kompon maupun dalam bentuk vulkanisat.
Karet alam sangat disukai karena mudah menggulung pada roll
sewaktu diproses dengan open mill/penggiling terbuka dan dapat mudah
bercampur dengan berbagai bahan-bahan yang diperlukan di dalam
pembuatan kompon.
Dalam bentuk kompon, karet alam sangat mudah dilengketkan satu
sama lain sehingga sangat disukai dalam pembuatan barang-barang yang
perlu dilapis-lapiskan sebelum vulkanisasi dilakukan. Keunggulan daya
lengket inilah yang menyebabkan karet alam sulit disaingi oleh karet
sintetik dalam pembuatan karkas untuk ban radial ataupun dalam
pembuatan sol karet yang sepatunya diproduksi dengan cara vulkanisasi
langsung.
Pembuatan kompon dilakukan dengan cara pencampuran karet dengan
bahan kimia di dalam mesin pencampur dan pembentukan dilakukan di
dalam mesin pembentuk setelah terlebih dahulu dilunakkan.
Peranan mesin pencampur dalam proses pembuatan kompon adalah
mampu menghasilkan kompon yang homogen dengan cara memasukkan
dan mendispersikan bahan-bahan pencampur ke dalam karet sehingga
mudah diolah pada pengolahan selanjutnya dan diperoleh hasil akhir yang
memenuhi persyaratan, antara lain mutu yang baik, biaya dan energi
rendah. Sedangkan peranan mesin pembentuk dalam proses pembentukan
adalah mampu melunakkan kompon dengan cara menggesek dan
memanaskannya di dalam silinder, lalu membentuknya di dalam cetakan.
Dalam proses pencampuran dan pembentukan kompon diperlukan
gaya geser yang cukup besar untuk melunakkan bahan dan ditambah lagi
dengan energi panas.
3. Percobaan
3.1 Alat
Peralatan yang digunakan dalam praktikum ini adalah:
Timbangan digital Mesin mixing mill Mesin Vulcanizing press Plastik Kuas Cutter Cetakkan sol sepatu Tang Obeng Lap Basah Gunting
3.2 Bahan
Bahan-bahan yang di pergunakan dalam praktikum ini adalah:
Pale crepe Naphtenic oil Asam stearat ZnO PBN CaCO3
SRF black (N-774) NaHCO3 (Soda kue) Sulfur MBTS TMTD
3.3 Cara Kerja
a) Penimbangan
Menimbang bahan yang akan di pergunakan ( di buat kompon) menggunakan neraca analitik.
b) Pembuatan Kompon
Menyiapkan bahan untuk membuat kompon F-2 yang telah di timbang sebelumnya.
Menghidupkan mesin two roll mill dan mengatur jarak roll.
Melakukan mastikasi, yaitu: pale crepe di masukkan kedalam pada mesin sampai lunak.
Memasukkan Asam stearat dan ZnO secara bergantian. Setelah homogen memasukkan CaCO3, SRF blak,
Napthenic awal secara berselang-seling smapai homogen Kemudian memasukkan PBN,dan menunggu smapai
homogen. Memasukan NaHCO3, menunggu sampai homogen. Memasukan MBTS, menunggu sampai homogen. Memasukan TMTD, menunggu sampai homogen. Setelah kompon homogen, lalu kompon diangkat,lalu
didinginkan dengan posisi diatas meja, kemudian menaburkan sulfur secara merata,dan melipatnya kembali.
Setelah kompon homogen. Memasukkan kembali kompom yang telah di taburi sulfur
kedalam mesin two roll
c) Pencetakan/press sol sepatu dengan mesin Vulcanizing press.
memotong kompon yang akan dipress sesuai dengan
cetakan sol sepatu.
Memasukkan kompon kedalam cetakan yang telah
dipanaskan sebelum.
menghidupkan mesin Vulcanizing press dengan menekan
tombol “ ON “
meletakan cetakan pada plat yang telah diberikan plat
pengaman bawah dan atas.
mengatur suhu 150° C, tekanan 150 Kg/cm2 dan waktu 30
menit.
apabila suhu dan tekanan sudah mencapai yang diinginkan,
maka menekan tombol START.
waktu akan berjalan secara otomatis, kemudian menunggu
sampai selesai.
setelah selesai, maka alarm akan berbunyi setelah itu mesin
dimatikan dengan menekan tombol Emerg Stop .
setelah itu plat diangkat dengan menggerakan Setir /
Handle.
mengambil cetakan sol sepatu dari mesin, dinginkan
cetakan dengan kain basah.
mengambil sol sepatu dari cetakan dan setelah itu
dirapikan.
4. Hasil dan Pembahasan
4.1 Hasil Praktikum
a. Hasil berat bahan – bahan yang ditimbang untuk membuat
kompon F
No
.Bahan Phr Berat
1. Pale Crepe 100 165,11 gram
2 Napthenic oil 20 33,02 gram
3 Asam stearat 8 13,2 gram
4 ZnO 5 8,2 gram
5 PBN 1 1,86 gram
6 CaCO3 65 107,32 gram
7SRF Black
( N-774 )25 41,27 gram
8 NaHCO3 15 24,76 gram
9 Sulfur ( S ) 2 3,3 gram
10 MBTS 1 1,86 gram
11 TMTD 0,25 0,41 gram
NB : Basis kompon sebanyak 400 gram
b. Hasil pembuatan kompon karet F2.
Kompon padat bewarna hitam dan elastis. Berat kompon yang di dapatkan dari perhitungan yaitu
391,9 gram.Wo = Berat kompon + plastik = 400,31 gram
Berat plastik = 13,1 gramBerat kompon (W1) = Wo – Berat plastik
= 400,31 – 13,1= 391,9 gram
Lose weight (% )=Wo−W 1
W o
×100 %
¿400,31−391,9
400,31×100 %
¿2,1 %
c. Hasil pembuatan sol sepatu
pada pembuatan sol sepatu dari kompon F2, Kompon yang kami gunakan adalah kompon kelompok lain yang sudah ada sebelumnya. dengan cetakan sol sepatu menggunakan mesin vulcanizing press dimana suhu dipakai 150°C, tekanan 150 Kg / Cm2 dan waktu 30 menit diperoleh hasil berupa sol sepatu sebelah kiri berwarna hitam dan padat merata.
4.2 Pembahasan
Pada praktikum ini kami membuat Kompon karet padat dan
mencetak sol sepatu dari kompon karet dengan menggunakan
mesin Vulcanizing press.
Pembuatan Kompon karet padat
Pada praktikum pembuatan kompon ini, kami membuat
kompon padat dengan menggunakan bahan dasar karet alam yaitu
jenis pale crepe, dan ditambahakan bahan – bahan additive
misalnya seperti bahan pemvulkanisasi, bahan pencepat, bahan
penggiat, bahan anti degradant, bahan pengisi dll. Sebelum
membuat suatu produk dari sol sepatu seharusnya melewati
beberapa tahapan dalam pembuatan barang jadi karet adalah
sebagai berikut :
1. Desain kompon (perencanaan formulasi kompon)
2. Mastikasi
3. Pencampuran (mixing)
4. Pemberian bentuk
5. Pemasakan (vulkanisasi)
Dalam mendesain kompon harus merencanakan formulasi
kompon terlebih dahulu.
Tabel 4. Daftar bahan dan kegunaannya dalam komponding
No. Bahan Phr Berat
1. Pale Crepe 100 165,11 gram
2 Napthenic oil 20 33,02 gram
3 Asam stearat 8 13,2 gram
4 ZnO 5 8,2 gram
5 PBN 1 1,86 gram
6 CaCO3 65 107,32 gram
7SRF Black
( N-774 )25 41,27 gram
8 NaHCO3 15 24,76 gram
9 Sulfur ( S ) 2 3,3 gram
10 MBTS 1 1,86 gram
11 TMTD 0,25 0,41 gram
N
NoBahan Fungsi / Kegunaan
1 Pale Crepe Sebagai bahan dasar kompon
2 Napthenic oil Sebagai bahan pelunak
3 Asam stearatSebagai bahan pengaktif /
aktivator (kombinasi ZnO)
4 ZnOSebagai bahan pengaktif /
aktivator
5 PBN Sebagai bahan anti oksidan
6 CaCO3 Sebagai bahan pengisi
7 SRF Black ( N-774 ) Sebagai bahan pengisi penguat
8 NaHCO3
9 Sulfur ( S ) Sebagai bahan pemvulkanisasi
1
0MBTS Sebagai bahan pencepat primer
1
1TMTD
Sebagai bahan pencepat
sekunder
Untuk perhitungan formulasi kompon kita menggunakan patokan ∑ Phr,
dimana untuk menentukan jumlah bahan dasar untuk pembuatan kompon serta
bahan-bahan aditive lainnya.misalkan contoh diatas Phr pale crepe yaitu 100 dan
∑ Phr adalah 242,25 untuk membuat kompon sebanyak 400 gram. Dengan
menggunakan formula massa bahan = Phr bahanPhr total
X massa basis, diperoleh berat
pale crepe yang digunakan 165,11 gram.Namun, dalam praktiknya dalam
penimbangan bahan perlu dilakukan penimbangan bahan melebihi formulasi yang
telah ditentukan, hal ini dilakukan guna mengantisipasi hilangnya bahan pada
proses penggilingan.
Dalam hal ini, kita dapat mencari loss weight-nya nanti dengan
menggunakan berat bahan yang hilang atau yang dapat terabsorbsi ke dalam karet
yang akan dibuat kompon. Dengan formula sebagai berikut :
Lost weight (%) =W 0−W 1
W 0X 100 %
Dengan:
W0 : jumlah berat bahan sebelum komponding
W1 : berat kompon setelah jadi
Pada pembuatan kompon ini kami menggunakan mesin mixing mill.
Pembuatan kompon diawali dengan menghidupkan mesin mixing mill , kemudian
dilanjutkan proses mastikasi, yaitu proses awal dari pembuatan barang jadi karet.
Proses ini merupakan proses penurunan berat molekul karet yang ditunjukkan
oleh penurunan viskositas karet sehingga pencampuran bahan kompon, yang
sebahagian besar adalah serbuk padat dengan karet dapat berlangsung dengan
mudah dan merata.
Berat molekul karet berkurang karena adanya pemutusan rantai molekul
karet. Radikal bebas yang terbentuk akan bereaksi dengan zat pemvulkanisasi.
Indikasi bahwa karet sudah mastikasi yaitu dengan bentuknya yang lumer tidak
seperti awalnya yang keras. Tujuan dari mastikasi adalah untuk melunakkan karet
mentah agar nanti bahan kimia yang akan dicampurkan menjadi merata. Selain
itu juga pada keadaan yang panas akan mempercepat reaksi antara karet dengan
bahan – bahan additive. Akan tetapi dalam mastikasi tidak perlu membutuhkan
waktu yang lama dan hanya cukup melihat keadaan karet yang sudah lumer.
Reaksi yang terjadi pada saat mastikasi adalah :
CH3 CH3
CH2 – C=CH – CH2 CH – C=CH – CH2
CH3 CH3
CH2 – C = CH - CH2 + CH2 – C=CH – CH2
Setelah proses mastikasi slanjutnya masuk pada proses komponding atau
proses pencampuran karet dengan bahan-bahan kimia. Dalam praktik pembuatan
kompon sol sepatu ini urutan bahan kimia yang ditambahkan pada karet adalah:
Asam stearat ( sebagai bahan penggiat ) ,ZnO ( sebagai bahan penggiat ) setiap
akan menambahkan bahan ditunggu sampai homogen ( bercampur rata ) , setelah
itu dimasukan CaCO3 ( sebagai bahan pengisi ) + SRF Black ( sebagai bahan
pengisi penguat ) + Napthenic oil ( sebagai bahan pelunak ) dilakukan secara
selang seling dengan tujuan supaya bahan tercampur dengan rata dan untuk
menghindari terjadinya debu yang berterbangan pada carbon black dan CaCO3.
Setelah itu memasukan PBN ( sebagai bahan anti oksidan ) , NaHCO3, MBTS
( sebagai bahan pencepat primer ) dan TMTD ( sebagai bahan pencepat
sekunder ). Setiap akan memasukan bahan ditunggu sampai homogen. Terakhir
memasukkan Sulfur.
Pada saat penambahan sulfur atau belerang perlu pendinginan terlebih
dahulu yaitu dengan cara kompon dikeluarkan dari mesin mixing milll selama
kurang lebih 3 menit dan dalam penambahan sulfur atau belerang pada saat
kompon tersebut berada diluar. Dan setelah itu, kompon yang sudah dibubuhi
sulfur tadi selanjutnya dimasukkan lagi kedalam mesin mixing mill untuk
melanjutkan proses pencampuran atau penggilingan.dalam penggilingannya.
Setelah kompon tersebut selesai dicampur maka selanjutnya dibungkus
dengan menggunakan plastic transparan dan selanjutnya disimpan di dalam
ruangan yang dingin atau ber- AC selama beberapa hari. Hal ini agar kompon
yang terbentuk tidak rusak oleh adanya pengaruh radiasi panas dan juga sinar
ultraviolet. Berbeda apabila kompon yang disimpan ditempat yang tidak dingin.
Hasil yang didapat akan sebaliknya.
Dalam proses pencampuran bahan-bahan pembuatan kompon urutan bahan
harus sesuai untuk menjaga kualitas kompon yang akan di hasilkan serta
penghitungan jumlah kebutuhan kompon harus teliti untuk mencegah terjadinya
kerusakan, misalnya : kompon yang di hasilkan terlalu lembek karena jumlah
minyak yang banyak atau tidak sesuai. Segala prosedur pencampuran bahan
hendaknya diikuti karena dapat membantu proses pembentukan dispersi yang baik
dan memeperkecil resiko pravulkanisasi (scorch).
Sangat tidak dianjurkan memasukkan karet terlalu banyak pada permulaan
dan mastikasi karet terlalau lama. Bahan-bahan pencampur yang berbentuk serbuk
sedapat mungkin dalam keadaan kering, agar terhindar dari cracking atau flaking.
Suhu pada rol-rol gilingan atau rotor-rotor banbury sebaiknya selalu dikontrol.
Serta dalam praktikum harus berhati-hati untuk menghindari terjadinya
kecelakaan kerja atau hal-hal yang tidak diinginkan.
1. pembuatan sol sepatu
Dalam pembuatan sol sepatu ini kami menggunakan mesin Vulcanizing
press, adapun kompon yang kami gunakan bukan merupakan kompon yang kami
buat, disini kami menggunakan kompon yang telah dibuat sebelumnya. Sebelum
melakukan pencetakan sebaiknya menyiapkan pencetak atau mold yang akan
dipakai dalam hal ini yaitu berbentuk sol sepatu dengan ukuran 40 untuk
disebelah kiri. mold tersebut sebaiknya diolesi dengan menggunakan minyak agar
dalam pencetakan produk dapat dengan mudah dikeluarkan dari cetakan. Selain
itu, mesin kempa harus distel dahulu dengan suhu 1500C dan tekanan sebesar 150
Kg / cm2. Dalam pengaturan suhu sebaik diatur agak kurang dari 1500C. Karena
apabila suhu tersebut di atur 1500C nantinya dapat naik secara perlahan yang
dapat mengakibatkan kompon yang dicetak tidak sesuai yang kita inginkan atau
dengan kata lain rusak akibat suhu yang terlalu tinggi.
Setelah itu waktu untuk Vulkanisasi diatur, dalam praktikum kami
menggunakan waktu 30 menit. Dalam pencetakannya kompon dipotong dan
Dalam pencetakannya seharusnya kompon dilebihi. Karena apabila dilakukan
pencetakan produk yang dihasilkan tercetak dengan baik. Setelah suhu dan
tekanan sudah mencapai yang diinginkan, tekan tombol start.
Waktu untuk vulkanisasi akan berjalan secara otomatis selama 30 menit.
Setelah selesai alarm akan berbunyi setelah itu proses dihentikan dengan menekan
tombol Emerg stop.tekanan diturunkan dan plat mesin kempa dibuka dengan
menggerakan setir / handle. Cetakan dikeluarkan dari mesin dan kemudian
dilakukan proses pendinginan dengan cara mengoleskan air pada cetakan dengan
menggunakan kain basah. Setelah dirasa sudah cukup dingin cetakan dibuka dan
sol sepatu dikeluarkan dari cetakan dengan hati-hati agar sol tidak pecah dan
dilakukan trimming atau merapikan sol dari sisa-sisa pencetakan/scrap.
Proses vulkanisasi ini pada dasarnya adalah proses pembentukan jembatan
sulfur pada rantai-rantai karet disamping itu proses ini dapat didefinisikan sebagai
proses terjadinya ikatan 3 dimensi pada kompon karet. Proses ini bertujuan
mengubah karet yang mulanya bersifat termoplastis menjadi termoset. Dengan
kata lain proses vulkanisasi bisa disebut dengan proses pematangan kompon.
Menurut prins yang disitasi oleh baron ( 1947 ) bahwa proses vulkanisasi dengan
menggunakan bahan pemvulkanisasi belerang akan terjadi reaksi :
CH
CH3C+ S + C CH
C CH3HC
H3C1.
2.
CH C
CH3
CH
CH3C
CH
CH3C+ S +
+ S(free sulphur)
CH
HC
C
CH
CH3
S
3.CH
CH3C + S
HC
CH3CS
Berdasarkan hasil praktikum, sol sepatu yang diperoleh yaitu sol sepatu berwarna
hitam sebelah kiri.
5. Kesimpulan
BAB III
PEMBUATAN SARUNG TANGAN LATEKS
1. Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
1.2 Tujuan Praktikum
2. Dasar Teori
3. Percobaan
3.1 AlatPeralatan yang di pergunakan dalam praktikum ini adalah:
a. Mixing ballb. Pengadukc. Cetakand. Panci kukuse. Kipas anginf. Botol dispersig. Spatulah. Peluru Porselini. Wadah plastikj. Gelas ukur 25 ml dan 100 ml
3.2 BahanBahan yang di pergunakan dalm praktikum ini adalah:
a. Lateks cairb. Bedakc. ZnOd. MBTe. PBNf. Darvang. Akuadesh. CaCO3
i. Sulfur
Formulasi Dispersi :
Table 2. Formulasi Dispersi L1
No. Bahan Bagian Jumlah
I. Dispersi I (D1), 50%
ZnO 0,5 phr
MBT 1,0 phr
PBN 1,5 phr
Darvan
Akuades
50 bagian
4 bagian
46 bagian
50 gram
II. Dispersi II (DII), 50%
CaCO3
Darvan
Akuades
50 bagian
4 bagian
46 bagian
100 gram
III. Dispersi III (DIII), 50%
Sulfur
Darvan
Akuades
50 bagian
6 bagian
44 bagian
50 gram
4. Cara Kerja
Dispersi L1 :
Menimbang bahan-bahan yang diperlukan untuk dispersi,
Memberi label pada botol dispersi, Dispersi I, Dispersi II,
dan Dispersi III,
Memasukkan bahan-bahan dalam botol dispersi sesuai
dengan formulasi masing-masing dispersi serta
memasukkan peluru porselin dalam botol,
Menghidupkan mesin ballmill dan memasukkan botol
dispersi dengan posisi baring sesuai dengan posisi dalam
mesin,
Melakukan dispersi dengan menggunakan ball mill pada
selama 9 jam putaran.
Membuat kompon cair (L-1)
Menimbang lateks cair Memasukkan lateks cair ke dalam tabung dispersi D1 dan aduk
selama 15 menit. Menambahkan dispersi D2, aduk selama 15 menit Menambahkan dispersi D3, aduk selama 30 menit Di dalam pengadukan di usahakan jangan sampai menimbulkn
gelembung.
Dipping L-1 (Pembuatan sarung tangan
Membersihkan cetakan, kemudian cetakan di olesi bedak tabur secara merata .
Setelah itu cetakan dicelupkan ke dalam kompn L-1 sampai merata kemudian di kering anginkan lakukan sebanyak 3 kali
Lanjutkan dengan proses pengukusan dengan cara cetakan di masukan kedalam panci kukus yang sudah dipanaskan. Menunggu selama 20 menit.
Setelah itu,cetakan yang sudah di keluarkan dari panci di lap dengan tisu, kemudian beri bedak tabur
Setelah itu lepaskan sarung tangan dari cetakan. Ukur ketebalan film
5. Hasil dan Pembahasan
4.1 Hasil PraktikumSarung tangan latek dengan ketebalan film 0,1 cm dan sobek.
4.2 Pembahasan
6. Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
Santopo,Himawan.H, dkk. 1984. Teknologi Barang Karet. Akademi
Teknologi Kulit. Yogyakarta.
Abednego,J.G, dkk. 1990. Kursus Teknologi Barang jadi karet. Pusat
Penelitian Perkebunan. Bogor
Setyowati, Penny. 2004. “Petunjuk Praktikum Teknologi Pembuatan
Barang Karet dan Plastik”. Balai Besar Kulit, Karet, dan Plastik.
Yogyakarta.
LEMBAR PENGESAHAN
Yogyakarta, 30 juni 2012
Dosen Pengampu Praktikan
(Ihda Novia Indrajati, ST., M.T) ( Nursufi )