Download - LAPORAN PENDAHULUAN GBS
7/17/2019 LAPORAN PENDAHULUAN GBS
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-pendahuluan-gbs-568c0d4ab31dd 1/19
1. Definisi
Guillain – Barre Syndrome adalah suatu kelainan sistem saraf akut dan
difus yang biasanya timbul setelah suatu infeksi atau diakibatkan oleh autoimun,di
mana proses imunologis tersebut langsung mengenai radiks spinalis dan saraf
perifer, dan kadang-kadang juga saraf kranialis. Saraf yang diserang bukan hanya
yang mempersarafi otot, tetapi bisa juga indera peraba sehingga penderita
mengalami baal atau mati rasa. Fase awal dimulai dengan munculnya tanda –
tanda kelemahan dan biasanya tampak secara lengkap dalam 2 – 3 minggu. etika
tidak terlihat penurunan lanjut, kondisi ini tenang. Fase kedua berakhir beberapa
hari sampai 2 minggu. Fase penyembuhan ungkin berakhir ! – " bulan dan
mungkin bisa sampai 2 tahun. #enyembuhan adalah spontan dan komplit pada
kebanyakan pasien, meskipun ada beberapa gejala neurologis, sisa dapat menetap
$%apardi, 2&&2'.
(enurut #arry Sindroma )uillain *arre $S)*' adalah suatu polineuropati
yang bersifat ascending dan akut yang sering terjadi setelah + sampai 3 minggu
setelah infeksi akut. (enurut Bosch, S)* merupakan suatu sindroma klinis yang
ditandai adanya paralisis flasid yang terjadi secara akut berhubungan dengan
proses autoimun dimana targetnya adalah saraf perifer, radiks, dan nerus kranialis
$#arry dalam %apardi, 2&&2'.
Guillain – Barre Syndrome $)*S' adalah sindrom klinis yang penyebabnya
tidak diketahui secara pasti ditunjukkan oleh awitan akut dari gejala-gejala yang
mengenai saraf perifer dan kranial. #roses penyakit mencakup demielinisasi dan
degenerasi selaput myelin dan saraf perifer kranial $Smelter, 2&&2'.
#endapat lain mengatakan bahwa Guillain – Barre Syndrome $)*S' adalah
suatu demielinasi polineuropati akut yang dikenal dengan beberapa nama lain yaitu
polyneuritis idiopatik, paralisis asenden landry, dan polineuropati inflamasi akut.
)ambaran utama )*S adalah paralisis motorik asendens secara primer dengan
segala gangguan fungsi sensorik. )*S adalah gangguan neuron motorik bagian
bawah dalam saraf perifer, final common pathway untuk gerakan motorik juga
$Sylia . #rice, 2&&"'.
Guillain – Barre Syndrome $)*S' adalah salah satu penyakit saraf, juga
merupakan salah satu polineuropati karena hingga sekarang belum dapat
diapstikan penyebabnya. /amun kebanyakan kasus terjadi sesudah proses infeksi
diduga )*S terjadi karena sistem kekebalan tidak berfungsi. )ejalanya adalah
kelemahan otot $parese hingga plegia', biasanya perlahan mulai dari bawah ke
7/17/2019 LAPORAN PENDAHULUAN GBS
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-pendahuluan-gbs-568c0d4ab31dd 2/19
atas. %adi gejala awalnya biasanya tidak bisa berjalan atau gangguan berjalan.
Sebaliknya penyembuhannya diawalai dari bagian atas tubuh ke bawah sehingga
bila ada gejala sisa biasanya gangguan berjalan $Fredericks et all, dalam 0katan
Fisioterapi 0ndonesia, 2&&1'.
ngka kejadian Guillain – Barre Syndrome, di seluruh dunia berkisar antara
+-+, kasus per +&&.&&& penduduk per tahun. i 0ndonesia, kasus )*S masih
belum begitu banyak. #enelitian 4handra menyebutkan bahwa insidensi terbanyak
di 0ndonesia adalah dekade 0, 00, 000 $di bawah usia 3 tahun' dengan jumlah
penderita laki-laki dan wanita hampir sama. 0nsidensi lebih tinggi pada perempuan
dari pada laki-laki dengan perbandingan 2 5 +. Sedangkan penelitian di *andung
menyebutkan bahwa perbandingan laki-laki dan wanita 3 5 + dengan usia rata-rata
23, tahun. #enyakit ini menyerang semua umur, dan lebih banyak terjadi pada
usia dewasa muda yaitu antara + sampai dengan 3 tahun. /amun tidak jarang
juga menyerang pada usia & sampai dengan 1! tahun. %arang sekali )*S
menyerang pada usia di bawah 2 tahun. 6mur termuda yang dilaporkan adalah 3
bulan dan tertua adalah 7 tahun, dan tidak ada hubungan antara frekuensi
penyakit ini dengan suatu musim tertentu. 0nsiden tertinggi pada bulan pril s8d (ei
di mana terjadi pergantian musim hujan dan kemarau $%apardi, 2&&2'
*erdasarkan beberapa pengertian diatas maka dapat diambil kesimpulan
bahwa )*S merupakan suatu sindroma klinis yang ditandai adanya paralisis yang
terjadi secara akut berhubungan dengan proses autoimun dimana targetnya adalah
saraf perifer dan nerus kranialis.
2. Klasifikasi(enurut 9ewis $2&&7' klasifikasi dari Guillain – Barre Syndrome $)*S'
adalah sebagai berikut 5a. Acute Motor-Sensory Axonal Neuropathy $(S/'
Sering muncul cepat dan mengalami paralisis yang berat denganperbaikan yang lambat dan buruk. Seperti tipe (/ yang berhubungan
dengan infeksi saluran cerna C jejuni . #atologi yang ditemukan adalah
degenerasi akson dari serabut saraf sensorik dan motorik yang berat dengan
sedikir demielinisasi.
b. Acute Motor-Axonal Neuropathy $(/'
*erhubungan dengan infeksi saluran cerna C jejuni dan titer antibody
gangliosid meningkat $seperti, )(+, )+a, )+b'. #enderita tipe ini memiliki
gejala klinis motorik dan secara klinis khas untuk tipe demielinisasi dengan
7/17/2019 LAPORAN PENDAHULUAN GBS
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-pendahuluan-gbs-568c0d4ab31dd 3/19
asending dan paralysis simetris. (/ dibedakan dengan hasil studi
elektrodiagnostik dimana didapatkan adanya aksonopati motorik. #ada biopsy
menunjukkan degenerasi wallerian li!e" tanpa inflamasi limfositik.
#erbaikannya cepat, disabilitas yang dialami penderita selama lebih kurang +
tahun.
c# Miller $isher Syndrome
:ariasi dari S)* yang umum dan merupakan ; dari semua kasus
)*S. Sindroma ini terdiri dari ataksia, optalmoplegia dan arefleksia. taksia
terlihat pada gaya jalan dan pada batang tubuh dan jarang yang meliputi
ekstremitas. (otorik biasanya tidak terkena. #erbaikan sempurna terjadi
dalam hitungan minggu atau bulan.
d. Chronic %nflammatory &emyelinati'e (olyneuropathy $40#'
40# memiliki gambaran klinik seperti 0#, tetapi perkembangan gejala
neurologinya bersifat kronik. #ada sebagian anak, kelainan motorik lebih
dominant dan kelemahan otot lebih berat pada bagian distal
e# Acute pandysautonomia
<anpa sensorik dan motorik merupakan tipe S)* yang jarang terjadi.
isfungsi dari sistem simpatis dan parasimparis yang berat mengakibatkan
terjadinya hipotensi postural, retensi saluran kemih dan saluran cerna,
anhidrosis, penurunan salias dan lakrimasi dan abnormalitas dari pupil.
3. Etiologi
=tiologi Guillain – Barre Syndrome sampai saat ini masih belum dapat
diketahui dengan pasti dan masih menjadi bahan perdebatan. <eori yang dianut
sekarang ialah suatu kelainan imunobiologik, baik secara primary immune
response maupun immune mediated process. #eriode laten antara infeksi dan
gejala polineuritis memberi dugaan bahwa kemungkinan kelainan yang terdapat
disebabkan oleh suatu respons terhadap reaksi alergi saraf perifer. #ada banyak
kasus, infeksi sebelumnya tidak ditemukan namun terdapat gangguan di medula
spinalis dan medula oblongata $%apardi, 2&&2'.
*eberapa keadaan8 penyakit yang mendahului dan mungkin ada
hubungannya dengan terjadinya )*S, antara lain $%apardi, 2&&2' 5
a. 0nfeksi irus atau bakteri
7/17/2019 LAPORAN PENDAHULUAN GBS
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-pendahuluan-gbs-568c0d4ab31dd 4/19
)*S sering sekali berhubungan dengan infeksi akut non spesifik.
0nsidensi kasus )*S yang berkaitan dengan infeksi ini sekitar antara "; -
>&;, yaitu + sampai ! minggu sebelum gejala neurologi timbul seperti infeksi
saluran pernafasan atas atau infeksi gastrointestinal. 0nfeksi akut yang
berhubungan dengan )*S 5
b. :aksinasic. #embedahan, anestesid. #enyakit sistematik, seperti keganasan, Systemic )upus *rythematosus,
tiroiditis, dan penyakit ddisone. ehamilan atau dalam masa nifasf. )angguan endokrin
4. Manifestasi Klinisa. (asa laten
?aktu antara terjadi infeksi atau keadaan prodromal yang mendahuluinya
dan saat timbulnya gejala neurologis. 9amanya masa laten ini berkisar antara
satu sampai 2> hari, rata-rata 7 hari. #ada masa laten ini belum ada gejala
klinis yang timbul.
b. )ejala linis+' elumpuhan
(anifestasi klinis utama adalah kelumpuhan otot-otot ekstremitas tipe
lower motor neurone dari otot-otot ekstremitas, badan dan kadang-kadang
juga muka. #ada sebagian besar penderita, kelumpuhan dimulai dari keduaekstremitas bawah kemudian menyebar secara asenderen ke badan,
anggota gerak atas dan saraf kranialis. adang-kadang juga bisa keempat
anggota gerak dikenai secara serentak, kemudian menyebar ke badan dan
saraf kranialis. elumpuhan otot-otot ini simetris dan diikuti oleh
hiporefleksia atau arefleksia. *iasanya derajat kelumpuhan otot-otot bagian
proksimal lebih berat dari bagian distal, tetapi dapat juga sama beratnya,
atau bagian distal lebih berat dari bagian proksimal.
2' )angguan sensibilitas
7/17/2019 LAPORAN PENDAHULUAN GBS
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-pendahuluan-gbs-568c0d4ab31dd 5/19
#arestesi biasanya lebih jelas pada bagian distal ekstremitas, muka juga
bisa dikenai dengan distribusi sirkumoral. efisit sensoris objektif biasanya
minimal dan sering dengan distribusi seperti pola kaus kaki dan sarung
tangan. Sensibilitas ekstroseptif lebih sering dikenal dari pada sensibilitas
proprioseptif. @asa nyeri otot sering ditemui seperti rasa nyeri setelah suatu
aktifitas fisik.3' Saraf ranialis
Saraf kranialis yang paling sering dikenal adalah /.:00. elumpuhan otot-
otot muka sering dimulai pada satu sisi tapi kemudian segera menjadi
bilateral, sehingga bisa ditemukan berat antara kedua sisi. Semua saraf
kranialis bisa dikenai kecuali /.0 dan /.:000. iplopia bisa terjadi akibat
terkenanya /.0: atau /.000. *ila /.0A dan /.A terkena akan menyebabkan
gangguan berupa sukar menelan, disfonia dan pada kasus yang berat
menyebabkan kegagalan pernafasan karena paralisis nerus laringeus.!' )angguan fungsi otonom
)angguan fungsi otonom dijumpai pada 2 ; penderita )*S. )angguan
tersebut berupa sinus takikardi atau lebih jarang sinus bradikardi, muka jadi
merah $facial flushing ', hipertensi atau hipotensi yang berfluktuasi,
hilangnya keringat atau episodic profuse diaphoresis. @etensi urin atau
inkontinensia urin jarang dijumpai. )angguan otonom ini jarang yang
menetap lebih dari satu atau dua minggu.' egagalan pernafasan
egagalan pernafasan merupakan komplikasi utama yang dapat berakibat
fatal bila tidak ditangani dengan baik. egagalan pernafasan ini disebabkan
oleh paralisis diafragma dan kelumpuhan otot-otot pernafasan, yang
dijumpai pada +&-33 persen penderita."' #apiledema
adang-kadang dijumpai papiledema, penyebabnya belum diketahui
dengan pasti. iduga karena peninggian kadar protein dalam cairan otot
yang menyebabkan penyumbatan 'illi arachoidales sehingga absorbsicairan otak berkurang.
7/17/2019 LAPORAN PENDAHULUAN GBS
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-pendahuluan-gbs-568c0d4ab31dd 6/19
5. Patofisiologi6. =tiologi
7.8. #roses autoimun $merangsang reaksi kekebalan sekunder
9. pada saraf tepi 8 aktiasi limfosit < dan makrofag'10.
11. 0nfiltrasi sel limfosit dari pembuluh darah kecil pada endo dan epinural
12. (akrofag mensekresi protease13. #enimbunan komplek antigen, antibodi pada pembuluh darah saraf tepi
14.15. (enghancurkan myelin yang mengelilingi akson
16.17. #roses demyelinasi akut syaraf perifer
18.19. onduksi salsatori tidak terjadi dan tidak ada transmisi impuls syaraf
20.21. )angguan
fungsi syaraf perifer dan kranial Ansietas22.
23. Guillain Barre Syndrome +GBS,
#rognosis penyakit kurang baik24.25.26. )angguan fungsi )angguan syaraf perifer
dan neuromuskular isfungsi otonom27. Syaraf kranial 528.29. / 000, 0:, :0 / :00, 0A, A0 #arastesia $kesemutan' dan #aralise lengkap, otot
perna- urang beraksinya sistem
7/17/2019 LAPORAN PENDAHULUAN GBS
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-pendahuluan-gbs-568c0d4ab31dd 7/19
30. kelemahan otot kaki, yang nafasan terkena mengakibat-
syaraf simpatis dan parasimpatis31. iplopia )g. @efleks gag8 dapat berkembang ke kan insufisiensi
pernafasan perubahan sensori32. (enelan ekstremitas atas, batang33. )g. #englihatan tubuh, dan otot wajah #enurunan kemampuan batuk
Bipotensi erusakan34. 0ntake nutrisi kurang peningkatan sekresi mukus
8hipertensi rangsang35. Risiko jat! " elemahan fisik umum, berkemih36. #i$e%a &g. 't%isi K%ang paralisis otot wajah Keti$akefektifan <akikardi8
37. $a%i Ke(t!an Pola 'afas *radikardi @etensi 6rin
38. )(! #enurunan tonus otot Keti$akefektifan erusakan
39. seluruh tubuh, perubahan *e%si!an +alan 'afas rangsang defekasi
40. estetika wajah
41. Bipoksemia Sekresi mukus &g. Eli,inasi -ekal
42. a,(atan Mo(ilitas -isik/ masuk lebih ke Kontiasi"$ia%e
43. Defisit Pe%aatan Di%i sidosis bawah jalan napas
44. respiratorik
45. resiko tinggi infeksi saluran #neumonia
46. ematian oma )agal nafas napas bawah dan parenkim paru
7/17/2019 LAPORAN PENDAHULUAN GBS
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-pendahuluan-gbs-568c0d4ab31dd 8/19
47. Pe,e%iksaan Pennjanga. #emeriksaan Fisik
48. #ada pemeriksaan neurologis ditemukan adanya
kelemahan otot yang bersifat difus dan paralisis. @efleks tendon akan
menurun atau bahkan menghilang. *atuk yang lemah dan aspirasi
mengindikasikan adanya kelemahan pada otot-otot intercostal. <anda
rangsang meningeal seperti perasat kernig dan kaku kuduk mungkin
ditemukan. @efleks patologis seperti refleks *abinsky tidak ditemukan.
b. #emeriksaan laboratorium
49. )ambaran laboratorium yang menonjol adalah peninggian
kadar protein dalam cairan otak $C &, mg;' tanpa diikuti oleh
peninggian jumlah sel dalam cairan otak, hal ini disebut disosiasi sito-albuminik. #eninggian kadar protein dalam cairan otak ini dimulai pada
minggu +-2 dari onset penyakit dan mencapai puncaknya setelah 3-"
minggu. %umlah sel mononuklear D +& sel8mm3. ?alaupun demikian
pada sebagian kecil penderita tidak ditemukan peninggian kadar protein
dalam cairan otak. 0munoglobulin serum bisa meningkat. *isa timbul
hiponatremia pada beberapa penderita yang disebabkan oleh S0B
$Sindroma %napproriate Antidiureti! ormone'.
c. #emeriksaan elektrofisiologi $=()'50. )ambaran elektrodiagnostik yang mendukung diagnosis
)*S adalah kecepatan hantaran saraf motorik dan sensorik melambat.
istal motor retensi memanjang kecepatan hantaran gelombang-f
melambat, menunjukkan perlambatan pada segmen proksimal dan
radiks saraf. i samping itu untuk mendukung diagnosis pemeriksaan
elektrofisiologis juga berguna untuk menentukan prognosis penyakit 5 bila
ditemukan potensial denerasi menunjukkan bahwa penyembuhan
penyakit lebih lama dan tidak sembuh sempurna.d. #emeriksaan 94S
51. ari pemeriksaan 94S didapatkan adanya kenaikan kadar
protein $ + – +, g8dl ' tanpa diikuti kenaikan jumlah sel. eadaan ini oleh
)uillain $+7"+' disebut sebagai disosiasi albumin sitologis. #emeriksaan
cairan cerebrospinal pada !> jam pertama penyakit tidak memberikan
hasil apapun juga. enaikan kadar protein biasanya terjadi pada minggu
pertama atau kedua. ebanyakan pemeriksaan 94S pada pasien akan
7/17/2019 LAPORAN PENDAHULUAN GBS
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-pendahuluan-gbs-568c0d4ab31dd 9/19
menunjukkan jumlah sel yang kurang dari +&8mm3 $al.uminocytologic
dissociation'.
e. #emeriksaan (@0
52. #emeriksaan (@0 akan memberikan hasil yang bermakna
jika dilakukan kira-kira pada hari ke-+3 setelah timbulnya gejala. (@0
akan memperlihatkan gambaran cauda eEuina yang bertambah besar.
Bal ini dapat terlihat pada 7; kasus S)*.
+' #emeriksaan serum 4 biasanya normal atau meningkat sedikit.2' *iopsi otot tidak diperlukan dan biasanya normal pada stadium awal.
#ada stadium lanjut terlihat adanya dener'ation atrophy#53.
54. Penatalaksanaan
55. #ada sebagian besar penderita dapat sembuh sendiri.
#engobatan secara umum bersifat simtomik. (eskipun dikatakan bahwa
penyakit ini dapat sembuh sendiri, perlu dipikirkan waktu perawatan yang
cukup lama dan angka kecacatan $gejala sisa' cukup tinggi sehingga
pengobatan tetap harus diberikan. <ujuan terapi khusus adalah mengurangi
beratnya penyakit dan mempercepat penyembuhan melalui sistem imunitas
$imunoterapi' $%apardi, 2&&2'.
a. Sindrom, )uillain *arre dipertimbangkan sebagai kedaruratan medis
dan pasien diatasi di unit perawatan intensif $%apardi, 2&&2'+' #engaturan jalan napas
56. @espirasi diawasi secara ketat terhadap perubahan
kapasitas ital dan gas darah yang menunjukkan permulaan
kegagalan pernafasan. Setiap ada tanda kegagalan pernafasan
maka penderita harus segera dibantu dengan oksigenasi dan
pernafasan buatan. <rakheotomi harus dikerjakan atau intubasi
penggunaan entilator jika pernafasan buatan diperlukan untuk
waktu yang lama atau resiko terjadinya aspirasi. ?alaupun pasienmasih bernafas spontan, monitoring fungsi respirasi dengan
mengukur kapasitas ital secara regular sangat penting untuk
mengetahui progresiitas penyakit.2' #emantauan =) dan tekanan darah
57. (onitoring yang ketat terhadap tekanan darah dan =)
sangat penting karena gangguan fungsi otonom dapat
mengakibatkan timbulnya hipotensi atau hipertensi yang mendadak
serta gangguan irama jantung. 6ntuk mencegah takikardia dan
7/17/2019 LAPORAN PENDAHULUAN GBS
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-pendahuluan-gbs-568c0d4ab31dd 10/19
hipertensi, sebaiknya diobati dengan obat-obatan yang waktu
kerjanya pendek $short-acting', seperti 5 penghambat beta atau
nitroprusid, propanolol. Bipotensi yang disebabkan disotonomi
biasanya membaik dengan pemberian cairan i dan posisi
terlentang $supine'. tropin dapat diberikan untuk menghindari
episode brakikardia selama pengisapan endotrakeal dan terapi fisik.
adang diperlukan pacemaker sementara pada pasien dengan blok
jantung derajat 2 atau 3.
3' #lasmaparesis
58. #ertukaran plasma $ plasma exchange' yang menyebabkan
reduksi antibiotik ke dalam sirkulasi sementara, dapat digunakan
pada serangan berat dan dapat membatasi keadaan yang
memburuk pada pasien demielinasi. *ermanfaat bila dikerjakan
dalam waktu 3 minggu pertama dari onset penyakit. %umlah plasma
yang dikeluarkan per echange adalah !&-& ml8kg. alam waktu 1-
+! hari dilakukan tiga sampai lima kali echange. #lasmaparesis
atau plasma echange bertujuan untuk mengeluarkan faktor
autoantibodi yang beredar. lbumin 5 dipakai pada plasmaferesis,
karena #lasma pasien harus diganti dengan suatu substitusi
plasma.
!' #erlu diperhatikan pemberian cairan dan elektrolit terutama natrium
karena penderita sering mengalami retensi airan dan hiponatremi
disebabkan sekresi hormone B berlebihan.' 0leus paralitik terkadang ditemukan terutama pada fase akut
sehingga parenteral nutrisi perlu diberikan pada keadaan ini.b. #erawatan umum
+' (encegah timbulnya luka baring8bed sores dengan perubahan
posisi tidur.
2' Fisioterapi yang teratur dan baik juga penting. Fisioterapi dada
secara teratur untuk mencegah retensi sputum dan kolaps aru.
Segera setelah penyembuhan mulai fase rekonalesen' maka
fisioterapi aktif dimulai untuk melatih dan meningkatkan kekuatan
otot.3' Spint mungkin diperlukan untuk mempertahakan posisi anggota
gerak yang lumpuh,!' ekakuan sendi dicegah dengan gerakan pasif. )erakan pasti pada
kaki yang lumpuh mencegah deep oin thrombosis.
7/17/2019 LAPORAN PENDAHULUAN GBS
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-pendahuluan-gbs-568c0d4ab31dd 11/19
' #erawatan kulit, kandung kemih, saluran pencernaan, mulut, faring
dan trakhea."' 0nfeksi paru dan saluran kencing harus segera diobati.1' *ila ada nyeri otot dapat dapat diberikan analgetik.
c. #engobatan+' ortikosteroid
59. Seperti 5 aathioprine, cyclophosphamid
60. ebanyakan penelitian mengatakan bahwa penggunaan
preparat steroid tidak mempunyai nilai8tidak bermanfaat untuk terapi
)*S. #eter melaporkan kemungkinan efek steroid dosis tinggi
intraenous menguntungkan. ilaporkan 3 dari penderita memberi
respon dengan methyl prednisolon sodium succinate intraenous
dan diulang tiap " jam diikuti pemberian prednisone oral 3& mgsetiap " jam setelah !> jam pengobatan intraenous. =fek samping
dari obat-obat ini adalah5 alopecia, muntah, mual dan sakit kepala.
2' #rofilaksis terhadap :< $deep ein thrombosis'
61. #emberian heparin dengan berat molekuler yang rendah
secara subkutan $fractioned 9ow (olecular ?eight Beparin8
fractioned 9(?B' seperti 5 enoaparin, loeno dapat mengurangi
insidens terjadinya tromboembolisme ena secara dramatik, yang
merupakan salah satu keluhan utama dari paralisis ekstremitas.
:< juga dapat dicegah dengan pemakaian kaus kaki tertentu +true
gradient compression hose/ anti em.olic stoc!ings/ anti-
throm.oem.olic disease +0*&, hose'.
3' #engobatan imunosupresan5a' 0munoglobulin 0:
62. *eberapa peneliti pada tahun +7>> melaporkan pemberian
immunoglobulin atau gamaglobulin pada penderita )*S yang
parah ternyata dapat mempercepat penyembuhannya seperti
halnya plasmapharesis. )amaglobulin $:einoglobulin' diberikan
perintraena dosis tinggi. #engobatan dengan gamma globulin
interena lebih menguntungkan dibandingkan plasmaparesis
karena efek samping8komplikasi lebih ringan tetapi harganya
mahal. osis maintenance &.! gr8kg **8hari selama 3 hari
dilanjutkan dengan dosis maintenance &.! gr8kg **8hari tiap +
hari sampai sembuh. imunoglobulin intraena $0:0) 1s' 5
dipakai untuk memperbaiki aspek klinis dan imunologis dari
7/17/2019 LAPORAN PENDAHULUAN GBS
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-pendahuluan-gbs-568c0d4ab31dd 12/19
)*S dan osis dewasa adalah &,! g8kg8hari selama hari
$total 2 g selama hari' dan bila perlu diulang setelah !
minggu. ontraindikasi 0:0g 5 adalah hipersensitiitas terhadap
regimen ini dan defisiensi 0g, antibodi anti 0g=8 0g). <idak ada
interaksi dng obat ini dan sebaiknya tidak diberikan pd
kehamilan.b' Gbat sitotoksik
63. #emberian obat sitoksik yang dianjurkan adalah "
merkaptopurin $"-(#'.64.
65. Ko,likasia. #aralysis yang persistenb. egagalan pernafasan
c. Bipotensi atau hipertensid. <romboembolismee. #neumoniaf. ritmia kardialg. spirasih. @etensi urinaei. #roblem psikiatrik $seperti 5 depresi dan ansietas'.
66.67. As!an Kee%aatan
a. #engkajian+' ktiitas80stirahat
68. )ejala 5 adanya kelemahan dan paralysis secara simetris yang
biasanya dimulai dari ekstremitas bawah dan selanjutnya berkembang
dengan cepat ke arah atas, hilangnya kontrol motorik halus tangan.
<anda 5 kelemahan otot, paralysis plaksid $simetris', cara berjalan tidak
mantap.
2' Sirkulasi
69. <anda 5 perubahan tekanan darah $hipertensi8hipotensi', disritmia,
takikardia8brakikardia, wajah kemerahan, diaforesis.
3' 0ntegritas =go70. )ejala 5 perasaan cemas dan terlalu berkonsentrasi pada masalah
yang dihadapi. <anda 5 tampak takut dan bingung.
!' =liminasi
71. )ejala 5 adanya perubahan pola eliminasi. <anda 5 kelemahan
pada otot-otot abdomen, hilangnya sensasi anal $anus' atau berkemih
dan refleks sfingter.
' (akanan8cairan
7/17/2019 LAPORAN PENDAHULUAN GBS
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-pendahuluan-gbs-568c0d4ab31dd 13/19
72. )ejala 5 kesulitan dalam mengunyah dan menelan. <anda 5
gangguan pada refleks menelan atau refleks gag.
"' /eurosensori
73. )ejala5 kebas, kesemutan dimulai dari kaki atau jari-jari kaki dan
terus naik, perubahan rasa terhadap posisi tubuh, ibrasi, sensasi
nyeri, sensasi suhu, perubahan dalam ketajaman penglihatan. <anda 5
hilangnya8menurunnya refleks tendon dalam, hilangnya tonus otot,
adanya masalah dengan keseimbangan, adanya kelemahan pada otot-
otot wajah, terjadi ptoris kelopak mata, kehilangan kemampuan untuk
berbicara.
1' /yeri8kenyamanan
74. )ejala 5 nyeri tekan otot, seperti terbakar, mengganggu, sakit,
nyeri $terutama pada bahu, pelis, pinggang, punggung dan bokong'.
Biposensitif terhadap sentuhan.
>' #ernafasan
75. )ejala 5 kesulitan dalam bernafas. <anda 5 pernafasan perut,
menggunakan otot bantu nafas, apnea, penurunan bunyi nafas,
menurunnya kapasitas ital paru, pucat8sianosis, gangaun refleks
gag8menelan8batuk.
7' eamanan
76. )ejala 5 infeksi irus nonspesifik $seperti 0S#' kira-kira dua
minggu sebelum munculnya tanda serangan, adanya riwayat terkena
herpes oster, sitomegaloirus. <anda 5 suhu tubuh yang berfluktuasi,
penurunan kekuatan8tonus otot, paralysis8parestesia.
7/17/2019 LAPORAN PENDAHULUAN GBS
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-pendahuluan-gbs-568c0d4ab31dd 14/19
b. iagnosa eperawatan
c.
/o
d. iagnosa
eperawatan
e. <ujuan dan
riteria Basil
f. 0nterensi g. @asional
h.
+.
i. etidakefe
ktifan bersihan
nafas
berhubungan
dengan
kelemahan8
paralisis otot
pernafasan
j. Setelah
dilakukan tindakan
keperawatan selama
32! jam diharapkan
jalan nafas klien
adekuat dengan kriteria
hasil 5
• <idak ada distress
pernafasan
• @@ klien normal
$+"-2! 8menit'
• ) normal
k.
l. (andiri 5+. #antau frekuensi, kedalaman, dan
kesimetrisan pernafasan. 4atat kerja nafas
dan obserasi warna kulit dan membran
mukosa.2. 4atat adanya kelemahan pernapasan selama
berbicara
m.
3. <inggikan kepala tempat tidur $semifowler'
n.
!. =aluasi refleks batuk, refleks gag8menelan
secara periodiko.
. 9akukan penghisapan sekret, catat warna dan
jumlah sekret
p.
E.
r. olaborasi
". 9akukan pemeriksaan laboratoriums.
u.+. #eningkatan distress pernapasan
menandakan adanya kelelahan pada otot
pernapasan.
.2. 0ndikator yang baik terhadap gangguan
fungsi nafas8 menurunnya kapasitas ital
paru3. (eningkatkan ekspansi paru dan usaha
batuk, menurunkan kerja pernapasan!. =aluasi dilakukan untuk mencegah
aspirasi, infeksi pulmonia, dan gagal
napas. ehilangan kekuatan dan fungsi otot
mengakibatkan ketidakmampuan klien
untuk mempertahankan dan8atau
membersihkan jalan nafas
". (enentukan keefektifan dari entilasi
sekarang dan kebutuhan klien1. (engatasi hipoksia
w.
7/17/2019 LAPORAN PENDAHULUAN GBS
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-pendahuluan-gbs-568c0d4ab31dd 15/19
1. *erikan terapi oksigen sesuai indikasi $nasal
kanul, masker oksigen, atau entilator
mekanik'>. Siapkan untuk mempertahankan inkubasi
entilator mekanik sesuai kebutuhan
t.
7. 9akukan perawatan trakheostomi
.
>. +&-2&; klien yang mengalami gangguan
pernapasan berart i memerlukan
monitoring terus –menerus7. (engcegah infeksi
y.
2.
. Bambatan
mobilitas fisik
berhubungan
dengan
kerusakan
neuromuskular
aa. Setelah
dilakukan tindakan
keperawatan selama
32! jam diharapkan
klien mampu
mempertahankan
mobilitas fisik tanpa
ada komplikasi dengan
kriteria hasil 5
• <idak ada laporan
kontraktur,
dekubitus• (eningkatkan
kekuatan oto dan
fungsi bagian yang
ab. (andiri+. aji kekuatan motorik dengan menggunakan
skala &-. 9akukan pengkajian secara teratur 2. *erikan posisi yang memberikan kenyamanan
pada klien dan lakukan perubahan posisi
dengan jadwal yang teratur sesuai kebutuhan
indiidu3. Sokong ekstremitas dan persendian dengan
bantal8papan kakiac.
!. 9akukan lat ihan gerak positif. Bindari
latihanaktif selama fase akut
ad.
. *erikan waktu istirahat saat latihan gerak
ae.
af.
aj.+. (enentukan perkembangan8 interensi
selanjutnya2. (enurunkan kelelahan, meningkatkan
relaksasi, menurunkan resiko terjadinya
iskemia8 kerusakan pada kulitak.
3. (empertahankan ekstremitas dalam
posisi fisiologis, mencegah kontraktur, dan
kehilangan fungsi sendi!. (enstimulasi sirkulasi, meningkatkan
tonus otot, dan meningkatkan mobilisasi
sendi
. #enggunaan otot secara berlebihan dapat
meningkatkan waktu yang diperlukan
untuk remielinisasi karena dapat
7/17/2019 LAPORAN PENDAHULUAN GBS
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-pendahuluan-gbs-568c0d4ab31dd 16/19
sakit
• (endemonstrasikan
teknik8perilaku yang
diinginkan sesuai
kemampuannya
ag.
". njurkan untuk melatih gerak secara bertahapah.
1. *erikan lubrikasi8minyak artifisial sesuai
kebutuhan
ai. olaborasi
>. onfirmasikan dengan bagian terapi
fisik8fisioterapi
memperpanjang waktu penyembuhan". (eningkatkan fungsi organ normal dan
memiliki efek psikologis positif 1. (encegah kekeringan dari jaringan tubuh
yang halusal.
>. *ermanffat dalam menciptakan kekuatan
otot
am.
3.
an. nsietas
berhubungan
dengan
perubahan dalam
status kesehatan
dan kurang
informasi
ao. Setelah
dilakukan tindakan
keperawatan selama
22! jam diharapkan
kecemasan klien dan
keluarga tentang
penyakit berkurang
dengan kriteria hasil 5
• (enerima dan
mendiskusikan rasa
takut
• (engungkapkan
pengetahuan yang
akurat tentang
ap. (andiri+. <empatkan pasien dekat dengan ruang
perawat, periksa pasien secara teratur.2. *erikan bentuk komunikasi alternatif jika
diperlukan3. iskusikan adanya perubahan citra diri,
ketakutan akan hilangnya kemampuan yang
menetap, kehilangan fungsi, kematian
masalah mengenai kebutuhan penyembuhan.!. *erikan penjelasan singkat mengenai
perawatan, rencana perawatan dengan orang
terdekat.
aE.
ar.+. (emberikan keyakinan bahwa bantuan
segera dapat diberikan.2. (enurunkan perasaan tidak berdaya dan
perasaan terisolasi.3. (embawa perasaan takut secara terbuka,
memberikan kesempatan untuk mengkaji
persepsi8informasi yang salah dari pasien
dan memberikan pemecahan masalah.!. #emahaman yang baik dapat
meningkatkan kerja sama pasien dalam
kebutuhan akan melakukan aktiitas.
#elibatan pasien dan orang terdekat
dapat mempertahankan beberapa
perasaan kontrol yang akan
7/17/2019 LAPORAN PENDAHULUAN GBS
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-pendahuluan-gbs-568c0d4ab31dd 17/19
situasi.
• <ampak rileks dan
melaporkan
ansietas berkurang
sampai tingkat
dapat diatasi.
meningkatkan harga diri
as.
at.au.a.
7/17/2019 LAPORAN PENDAHULUAN GBS
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-pendahuluan-gbs-568c0d4ab31dd 18/19
a.Dafta% Pstaka
a.
1# oengoes, (arilynn =. +777. 2encana Asuhan 3eperawatan4 (edoman
untu! (erencanaan dan (endo!umentasian (erawatan (asien# =d. 3.
%akarta5 =)4.2. 0srar, Hayan khyar, %uraita, dan @ahmat *.S. 2&&7. Sindroma Guillain
Barre. Fakultas edokteran 6nersitas @iau #ekanbaru.3. %apardi, 0skandar. 2&&2. Sindrom Guillain Barre. Fakultas edokteran *agian
*edah 6niersitas Sumatera 6tara.!. %urnal 0katan Fisioterapi 0ndonesia. 2&&1. $isioterapi Guillain Barre
Syndrome. %akarta 5 0katan Fisioterapi 0ndonesia.. 9ewis @. Chronic %nflammatory &emyelinating (olyradiculoneuropathy .
A'aila.le from 5 6@9 5 http588emedicine.medscape.com8article8++127"-oeriew. Idiakses tanggal 3 %uni 2&+!J. )ast update K 2&&7.
". #rice, . Sylia. 2&&". (atofisiologi 3onsep 5ol 6 . %akarta 5 =)4.1. Smelter, Suanne 4. 2&&2. Bu!u Ajar 3eperawatan Medi!al Bedah Brunner
7 Suddarth# =d. >. %akarta5 =)4.ay.a.ba.bb.bc.bd.
be.bf.bg.bh.bi.bj.bk.bl.bm.bn.bo.bp.
(.
(%. APRA' PE'DAA'
bs. GUILLAIN BARRE SYNDROME
(GBS)”
(t.
7/17/2019 LAPORAN PENDAHULUAN GBS
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-pendahuluan-gbs-568c0d4ab31dd 19/19
bu.
b.
bw.
b.
by.
b.
ca.
cb.
cc.
cd.
ce.
cf.
cg.
#!.le! :
#i. A'&&; <=;)A
#j. 105070203111003
#k.
#l.
#,.
#n.
#o. +R>A' ;M KEPERA=A)A'
#. -AK)A> KEDK)ERA' '?ER>;)A>
*RA=;+A<A MAA'&
cq. 2014