Download - Laporan Pengukuran Debit Aliran Sungai
Laboratorium Geologi Teknik dan Hidrogeologi 2015
BAB I
PENDAHULUAN
I.I Latar Belakang
Dalam pertemuan praktikum Hidrogeologi kita membahas tentang pengukuran debit aliran
sungai, yang dimana kita ketahui ada dua metode. Dalam laboratorium kita telah mengetahui
teori-teori dari pengukuran debit aliran sungan dan juga kita telah mengetahui bagaimana cara
mengolah data-data seperti keceatan, waktu, jumlah putaran, lebar sungai, dan kedalaman
dengan menghitung menggunakan rumus kemudian mendapatkian data kecepatan dan debitnya.
Kali ini kita berkesempatan untuk melakukan acara lapangan bab ini pada sungai Babarsari, jadi
kita mengetahui bagaimana cara pengambilan datanya.
I.II Maksud dan Tujuan
Maksud dan tujuan dari acara lapangan pengukuran debit aliran tidak langsung adalah
untuk mengetahui bagaimana cara menggunakan alat dan mengukur debit aliran Sungai Babrsari.
I.III Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang dibutuhkan dalam pengukuran:
1. Satu set alat Current meter
2. Meteran
3. Penggaris 100 cm
4. Stopwatch
5. Bola pingpong
6. Clipboard
7. Tabel form pengerjaan
8. Millimeter block A3
Nama :wirajaya kusuma Page 1NIM : 111130082Plug : 2
Laboratorium Geologi Teknik dan Hidrogeologi 2015
Gambar 1. Alat current meter model 6500
I.IV Dasar Teori
Teori yang mendasari pengukuran debit ini adalah percobaan Darcy, yaitu Hukum Darcy,
bahwa banyaknya volume air yang mengalir dari suatu tubuh sungai adalah hasil kali antara
kecepatan aliran dengan luas penampang media yang dialirinya atau luas penampang bangun alur
yang dialirinya.
Dapat ditulis dengan rumus : Q = v. A
Keterangan :
Q
v
A
=
=
=
debit aliran
kecepatan aliran
luas penampang
Pada umumnya pengukuran debit aliran air sungai dilakukan pada waktu-waktu tertentu.
Pengukuran ini biasanya berkaitan erat dengan maksud untuk mencari rating curve. Semakin
banyak lokasi pengukuran debit maka semakin akurat hasil analisis datanya. Jumlah pengukuran
debit pada waktu periode tertentu, tergantung dari :
- Tujuan pengukuran
- Tingkat ketelitian yang ingin dicapai
Nama :wirajaya kusuma Page 2NIM : 111130082Plug : 2
Laboratorium Geologi Teknik dan Hidrogeologi 2015
Pada dasarnya pengukuran debit dapat dilakukan dengan dua cara :
1. Pengukuran debit secara langsung
2. Pengukuran debit secara tidak langsung
Pengukuran Debit Secara Langsung
Pengukuran debit sungai/saluran secara langsung, dapat dilakukan melalui dua metode, yakni
1. Volumetric method
Pengukuran debit dengan cara ini dilakukan pada sungai kecil (debitnya kecil), memakai
bejana yang volumenya sudah diketahui/tertentu (misal = V), kemudian mengukur waktu
(dengan memakai stop watch) yang diperlukan untuk memenuhi persamaan :
Q = V/t,
Dimana :
Q = debit aliran sungai/saluran
V = volume bejana,
t = waktu yang diperlukan untuk memenuhi bejana.
2. Ambang / pintu-ukur
Bangunan pintu-ukur ini dibuat menurut konstruksi sedemikian, sehingga ada hubungan
langsung antara debit aliran (Q) dengan tinggi muka air (H).
Masih ada beberapa metode pengukuran debit sungai/saluran secara langsung, misal
dengan menggunakan cairan perunut/ tracer.
Pengukuran Debit Secara Tidak Langsung
Pengukuran debit sungai dengan cara ini dilakukan dengan menghitung kecepatan air
sungai (V). Dengan menggunakan alat tertentu dan berdasarkan rumus-rumus tertentu (termasuk
rumus-rumus dalam hidrolika), kecepatan aliran sungai dapat diketahui. Dengan mengingat
bahwa debit adalah perkalian antara kecepatan aliran dengan luas penampang.
Nama :wirajaya kusuma Page 3NIM : 111130082Plug : 2
Laboratorium Geologi Teknik dan Hidrogeologi 2015
Beberapa jenis alat ukur debit aliran sungai /saluran secara tidak langsung :
1. Velocity head rod
Alat ukur debit jenis ini terdiri dari batang/papan kayu berskala, dilengkapi dengan
pemberat yang dapat diputar.
Dimana persamaan yang digunakan : V = 2.g.h
Keterangan :
V
g
h
=
=
=
kecepatan rata-rata aliran sungai/saluran
percepatan gravitasi
selisih tinggi air akibat pemutaran batang/ papan ukur
sebesar 900
2. Trupp’s ripple meter
Alat jenis ini terdiri dari rangkaian papan ukur dan batang kayu. Kecepatan aliran dapat
ditentukan dengan persamaan : v = C + X . L
3. Pitot
meter
Alat ini biasa dipergunakan untuk pengukuran kecepatan pengaliran di dalam pipa (pipe
flow) di laboratorium.Terdiri dari pipa bengkong yang dimasukkan ke dalam aliran.
Dengan persamaan : v = 2.g.h
Nama :wirajaya kusuma Page 4NIM : 111130082Plug : 2
Dimana :
v
C
X
L
=
=
=
=
kecepatan rerata aliran sungai/saluran
konstanta, biasanya diambil 0,4
nilai yang tergantung pada lebar papan ukur (w)
Luas
Laboratorium Geologi Teknik dan Hidrogeologi 2015
Keterangan :
V
g
h
=
=
=
kecepatan rerata aliran sungai/saluran
percepatan gravitasi
selisih tinggi permukaan air dalam tabung pitot akibat
adanya kecepatan aliran di sungai
4. Pengapungan (Float)
Pengukuran kecepatan aliran dengan cara ini hanya untuk menaksir secara kasar, karena
hanya meliputi kecepatan aliran di permukaan saja. Padahal sesungguhnya kecepatan rerata
aliran di sungai tidak hanya terdiri atas kecepatan aliran bagian zat cair yang ada
dipermukaan saja, tetapi juga kecepatan di setiap kedalaman sungai, padahal besar
kecepatan itu berbeda-beda. Dimana
5. V Nocth
Merupakan seperangkat alat terdiri dari papan yang salah satu sisinya membentuk huruf
V dan disertai alat ukur berskala.
6. Current meter
Prinsip kerja dari alat current meter adalah mengukur besarnya kecepatan arus
berdasarkan jumlah putaran kipas dalam alat.
Setelah dihitung dari persamaan : v = a + b . N
Keterangan :
v
a
b
=
=
=
kecepatan aliran
kecepatan awal yang diperlukan untuk mengatasi gesekan
mekanis
konstanta yang diperoleh dari kalibrasi alat
Nama :wirajaya kusuma Page 5NIM : 111130082Plug : 2
Laboratorium Geologi Teknik dan Hidrogeologi 2015
N = jumlah putaran kipas perdetik
Selain itu dibutuhkan parameter luas penampang sungai (A) untuk menghitung debit,
dimana : Q = v . A
Dalam praktikum pengukuran debit sungai ini kita akan memperagakan salah satu metode
pengukuran debit sungai secara tidak langsung yaitu current meter.
Keunggulan current meter
Alat ini dilengkapi dengan counter, yang menunjukkan jumlah putaran baling-baling.
Alat ini banyak dipergunakan karena mudah dioperasikan untuk pengukuran kecepatan aliran
sungai untuk berbagai kedalaman. Selain itu untuk berbagai kondisi lapangan, dapat
dioperasikan langsung dengan memegang stangnya atau untuk kondisi yang tidak
memungkinkan alat dapat diturunkan dengan kabel/batang, pada dasarnya cara kerjanya sama
hanya untuk cara kalibrasinya berbeda (kalibrasi stang dan kalibrasi bandul).
Langkah Kerja :
Metode Current Meter :
1. Mengukur kecepatan aliran air
1) Menyiapkan current meter.
2) Melakukan pengukuran kecepatan aliran air menggunakan current meter pada jarak dan
kedalaman yang telah ditentukan, dengan cara membaca jumlah putaran baling-baling
pada counter.
3) Mengukur waktu putaran, disarankan 10 detik.
4) Menghitung harga N untuk mendapatkan nilai V .
2. Mengukur penampang sungai
Nama :wirajaya kusuma Page 6NIM : 111130082Plug : 2
Laboratorium Geologi Teknik dan Hidrogeologi 2015
1) Mengukur lebar penampang sungai dengan menggunakan meteran.
2) Mengukur kedalaman dasar sungai dari muka air sungai dengan menggunakan alat ukur
penggaris.
3) Menghitung luas penampang sungai (A).
3. Menghitung debit sungai (Q), dengan rumus Q = V.A
Metode Floating
1) Mengukur lebar penampang sungai dengan menggunakan meteran.
2) Bentangkan meteran sepanjang 20 m , bola pingpong yang dilepaskan di arus sungai dan
dibiarkan mengikuti arus sepanjang 20 m
3) Lepaskan bola pingpong.
4) Hitung waktu bola pingpong tersebut yang sudah dilepaskan dengan stopwatch.
5) Lakukan pada 3 titik yang berbeda.
BAB II
Nama :wirajaya kusuma Page 7NIM : 111130082Plug : 2
Laboratorium Geologi Teknik dan Hidrogeologi 2015
ISI
II.I Pembahasan
Pada acara lapangan kali ini kita melakukan tiga kali pengukuran debit aliran yaitu
dengan menggunakan metode current meter, yang pertama lebar sungainya kemudian dalamnya
sungai per bagian-bagian lalu kecepatan dari debit, karena kita menggunakan alat current meter
jadi kita langsung mengetahui kecepatannya. Cara menggunakannya adalah dengan
menenggalamkan kincir current meter selama 10 detik.
Setelah selesai melakukan 3 kali pengukuran di 3 titik berbeda dengan metode current
meter, kemudian kita melakukan metode pengapungan (floating). Dengan menggunakan bola
pingpong dan meteran. Pertama bentangkan metaran sepanjang 20 m kemudian lepaskan bola
pingpong tersebut. Hitung lamanya bola pingpong berjalan dari meter pertama hingga meter
terakhir menggunakan stopwatch.
II.II Perhitungan
a. Metode Current meter
Penampang 1
Lebar
sungai
Lebar
(m)
Dalamnya
Kincir
Jumlah
Putaran
Waktu Kecepatan Luas
penampang
sungai (m2)
Debit
(Q)
Dalam
Sungai
V V rata2
8m 2 11 cm - 10
detik
0,4 1,075 98m2 105,35 -
2 15 cm - 0,4
2 23 cm - 2,6
2 0 - 0,9
Perhitungan
Nama :wirajaya kusuma Page 8NIM : 111130082Plug : 2
Laboratorium Geologi Teknik dan Hidrogeologi 2015
Luas
o I => (11x200) ÷ 2 = 1100 cm2 => 11m2
o II => (4x200) ÷ 2 + (11x200) = 400 + 2200 = 2600cm2 => 26m2
o III=> (8x200) ÷ 2 + (15x200) = 800 + 3000 = 3800 cm2 => 38m2
o IV=> (23x200) ÷2 = 2300 cm2 = 23m2
Total Luas (A) : 98 m2
Q = V.A = 1,075 m/s x 98m2 =105,35 m3/s
Penampang 2
Lebar
sungai
Lebar
(m)
Dalamnya
Kincir
Jumlah
Putaran
Waktu Kecepatan Luas
penampang
sungai (m2)
Debit
(Q)
Dalam
Sungai
V V rata2
12m 3 48 cm - 10
detik
0,5 0,575 249m2 143,175 -
3 15 cm - 0,6
3 20 cm - 0,6
3 0 - 0,6
Perhitungan
Luas
o I => (48x300) ÷ 2 = 7200 cm2 => 72m2
o II => (33x300) ÷ 2 + (15x300) = 4950 + 4500 = 9450cm2 => 94,5m2
o III => (5x300) ÷ 2 + (15x300) = 750 + 4500 = 5250 cm2 => 52,5m2
o IV => (20x300) ÷2 = 3000 cm2 = 30 m2
Total Luas (A) : 249m2
Nama :wirajaya kusuma Page 9NIM : 111130082Plug : 2
Laboratorium Geologi Teknik dan Hidrogeologi 2015
Q = V.A = 0,575 m/s x 249m2 =143,175 m3/s
Penampang 3
Lebar
sungai
Lebar
(m)
Dalamnya
Kincir
Jumlah
Putaran
Waktu Kecepatan Luas
penampang
sungai (m2)
Debit
(Q)
Dalam
Sungai
V V rata2
6m 2 36 cm - 10 detik 1,5 0,96666
66667
126m2 121,8 -
2 27 cm - 0,7
2 0 - 0,7
Perhitungan
Luas
o I => (36x200) ÷ 2 = 3600 cm2 => 36m2
o II => (9x200) ÷ 2 + (27x200) = 6300cm2 => 63m2
o III => (27x200) ÷ 2 = 2700 cm2 => 27 m2
Total Luas (A) : 126 m2
Q = V.A = 0,9666666667 m/s x 126m2 =121,8 m3/s
b. Metode Pengapungan (float)
1. v=s/t = 20/35,5 = 0,5633802817
A=s.l = 20.9,1 =182
Q= v.A = 182.0,5633802817 =102,5352113
2. v=s/t= 20/51,04=0,3918495298
Nama :wirajaya kusuma Page 10NIM : 111130082Plug : 2
Laboratorium Geologi Teknik dan Hidrogeologi 2015
A=s.l = 20.6,4 =128
Q= v.A = 0,3918495298.128=50,15673981
3. v=s/t= 20/26,48=0,7552870091
A=s.l = 20.9,8 =196
Q= v.A = 0,7552870091.196=148,0362538
BAB III
Nama :wirajaya kusuma Page 11NIM : 111130082Plug : 2
Laboratorium Geologi Teknik dan Hidrogeologi 2015
KESIMPULAN
Dalam pertemuan ketiga praktikum Hidrogeologi kita membahas tentang pengukuran debit
aliran sungai, yang dimana kita ketahui ada dua metode. Laporan ini dibuat untuk menjelaskan
cara melakukan acara lapangan bab ini pada sungai Babarsari, jadi kita mengetahui bagaimana
cara pengambilan datanya. Pengukuran kecepatan aliran dengan cara ini hanya untuk menaksir
secara kasar, karena hanya meliputi kecepatan aliran di permukaan saja. Padahal sesungguhnya
kecepatan rerata aliran di sungai tidak hanya terdiri atas kecepatan aliran bagian zat cair yang
ada dipermukaan saja, tetapi juga kecepatan di setiap kedalaman sungai, padahal besar kecepatan
itu berbeda-beda. Dimana
Alat dan bahan yang dibutuhkan dalam pengukuran:
1. Satu set alat Current meter
2. Meteran
3. Penggaris 100 cm
4. Stopwatch
5. Bola pingpong
6. Clipboard
7. Tabel pengerjaan
8. Millimeter block A3
Nama :wirajaya kusuma Page 12NIM : 111130082Plug : 2