Download - Laporan PKL II Nius Kedoa STPP Gowa
-
1
I.PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembangunan sumberdaya manusia pertanian, merupakan satu
kesatuan yang tak dapat dipisahkan dalam membangun sektor pertanian
Indonesia. Sebagaimana diketahui bahwa pokok utama dalam pembangunan
pertanian yang mencurahkan waktunya dalam kegiatan berusahatani. Untuk
itulah sehingga sektor ini sangat membutuhkan sumberdaya manusia yang
handal, yaitu sumberdaya manusia yang menguasai ilmu pengetahuan dan
teknologi, serta mampu menerapkannya secara optimal, profesional dan dapat
dipercaya dalam melaksanakan kegiatan penyuluhan.
Pembangunan pertanian, perikanan, dan kehutanan yang berkelanjutan
adalah suatu keharusan untuk memenuhi kebutuhan pangan, papan, dan bahan
baku industri memperluas lapangan kerja dan lapangan berusaha, meningkatkan
kesejahteraan rakyat khususnya petani, pekebun, peternak, nelayan,
pembudidaya ikan, pengolah ikan, dan masyarakat di dalam dan di sekitar
kawasan hutan, mengentaskan masyarakat dari kemiskinan khususnya di
perdesaan, meningkatkan pendapatan nasional, serta menjaga kelestarian
lingkungan.
Pelaksanakan pembangunan pertanian diperlukan sumberdaya manusia
yang professional, kreatif, inovatif, kredibel dan berwawasan global terutama
sumberdaya manusia pelaku (actor) dalam pembangunan pertanian tersebut.
Tersedianya sumberdaya yang berkualitas melalui upaya pengembangan
sumberdaya manusia merupakan faktor penentu keberhasilan pembangunan
pertanian. Penyuluh pertanian adalah salah satu sumber daya manusia pertanian
yang berkorelasi langsung dengan keberhasilan pembangunan pertanian. oleh
karena itu pengembangan sumberdaya manusia dalam pembangunan pertanian
mutlak perlu dilaksanakan dalam upaya menyediakan sumberdaya manusia yang
berkualitas terutama sumberdaya manusia pelaku pembangunan pertanian.
Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian (STPP) sebagai lembaga
Pendidikan Tinggi Kedinasan di Kementerian Pertanian yang berperan dalam
pembangunan pertanian khususnya dalam mendukung upaya revitalisasi
pertanian. Melalui STPP dapat dihasilkan penyuluh pertanian yang memiliki
integritas moral, professional, kreatif, inovatif, kredibel dan berwawasan global
-
2
serta memiliki etos kerja yang tinggi dalam membangun sistem penyuluhan
pertanian. Untuk mendukung harapan tersebut diperlukan suatu proses
pembelajaran yang secara optimal mendukung percapaian kompetensi
dimaksud.
Penyelenggaraan pendidikan kedinasan bagi Penyuluh Pertanian
merupakan salah satu bentuk upaya Kementerian Pertanian dalam
meningkatkan kompetensi Penyuluh Pertanian. Dengan meningkatnya
kompetensi Penyuluh Pertanian, diharapkan program pemberdayaan petani dan
keluarganya dapat terlaksana lebih optimal. Dengan demikian, tujuan program
Revitalisasi Penyuluhan Pertanian dapat tercapai.
Penyuluh pertanian yang mengikuti pendidikan di STPP diharapkan dapat
memiliki kompetensi yang memadai. Untuk itu, pada tujuan tersebut, proses
pembelajaran dilakukan dengan pola pembelajaran In and Out Campus
Learning system. Melalui pola pembelajaran ini setiap tingkatan mahasiswa
mengikuti uji kompetensi jenjang penyuluhan. Untuk mahasiswa dapat
menempuh proses pendidikan di dalam kampus (In Campus) dan pada situasi
nyata di luar kampus (Out Campus). Untuk memenuhi proses pembelajaran
tersebut di atas maka dilaksanakan melalui Praktik Kerja Lapangan (PKL) II. Uji
kompetensi ini dilakukan dalam bentuk tugas kerja nyata penyuluhan partisipatif
di tingkat kecamatan sesuai dengan tugas penyuluh pertanian pelaksana lanjutan
yang tertera dalam Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara
NOMOR : PER/02/MENPAN/2/2008 Tentang Jabatan Fungsional Penyuluh
Pertanian dan Angka Kreditnya.
B. Tujuan
Tujuan yang ingin dicapai dalam Praktik Kerja Lapangan (PKL) II
penyuluh pertanian pelaksana lanjutan adalah:
1. Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dalam menyelenggarakan
pola penyuluhan partisipatif mulai dari penyusunan rencana kegiatan
penyuluhan pertanian dilokasi praktik sampai pelaksanaan penyuluhan dan
melaksanakan tugas-tugas rutin penyuluhan pertanian.
2. Meningkatkan kemampuannya dalam menyuluh dan berkomunikasi sebagai
seorang fasilitator dan dinamisator.
-
3
C. Manfaat
1. Manfaat Praktik Kerja Lapangan (PKL) II bagi mahasiwa adalah:
a). Mahasiswa dapat berlatih melakukan tugas kerja penyuluhan dalam
pemberdayaan masyarakat petani untuk pengembangan agribisnis.
b). Mahasiswa dapat melakukan kerjasama dengan instansi pemerintah atau
swasta, pengusaha tani atau petani dan stakeholder lain dalam memfasilitasi
pengembangan agribisnis.
c). Mahasiswa dapat berlatih bermasyarakat dengan kondisi sosiokultur yang
berbeda.
2. Manfaat bagi pihak terkait seperti instansi pemerintah atau swasta, petani
dan stakeholder lain adalah:
a). Mengenal Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian sebagai penyelenggara
pendidikan program Diploma IV penyuluhan pertanian.
b). Membantu menyelesaikan tugas atau pekerjaan rutin yang dilakukan
instansi, pengusaha dan petani.
c). Menciptakan kegiatan kerjasama yang baik dibidang penelitian maupun
pemberdayaan Sumber Daya Manusia pertanian yang menguntungkan.
3. Manfaat bagi masyarakat atau petani
a). Meningkatnya kemampuan masyarakat dalam kegiatan memahami desa
secara partispatif.
b). Meningkatnya hubungan kerjasama diantara sesama anggota kelompok
masyarakat dan antara kelompok masyarakat yang satu dengan kelompok
yang lain dalam penyusunan perencanaan usaha tani.
-
4
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Aspek Penyuluhan
1. Definisi Penyuluhan Pertanian
Anonim (2008), Penyuluhan pertanian adalah proses pembelajaran bagi
pelaku utama serta pelaku usaha agar mereka mau dan mampu menolong dan
mengorganisasikan dirinya dalam mengakses informasi pasar, teknologi,
permodalan dan sumberdaya lainnya sebagai upaya untuk meningkatkan
produktivitas, efisiensi usaha, pendapatan, kesejahteraannya serta meningkatkan
kesadaran dalam pelestarian fungsi lingkungan hidup.
2. Tujuan Penyuluhan Pertanian
Mardikanto (2009), upaya perbaikan pada mutu hidup manusia, baik
secara fisik, mental, ekonomi maupun sosial budaya. Terkait dengan
pemahaman tersebut, tujuan penyuluhan pertanian diarakan pada terwujudnya
perbaikan teknis bertani, perbaikan usahatani dengan perbaikan kehidupan
petani dan masyarakat.
3. Materi Penyuluhan Pertanian
Penyampaian informasi dan teknologi pertanian kepada penggunanya
adalah salah satu kegiatan dalam penyelenggaraan penyuluhan pertanian.
Informasi dan teknologi pertanian tersebut sering kita sebut sebagai pesan
penyuluhan atau materi penyuluhan pertanian. Materi penyuluhan pertanian yang
akan disampaikan penyuluh kepada pelaku utama dan pelaku usaha pertanian
diharapkan dapat memberikan dampak yang positif kepada peningkatan
kesejahteraan masyarakat.
Anonim (2006) materi penyuluhan pertanian didefinisikan sebagai bahan
penyuluhan yang akan disampaikan oleh para penyuluh kepada pelaku utama
dan pelaku usaha dalam berbagai bentuk yang meliputi informasi, teknologi,
rekayasa sosial, manajemen, ekonomi, hukum, dan kelestarian lingkungan.
4. Metode Penyuluhan Pertanian
Metode penyuluhan pertanian adalah cara atau tehnik menyampaikan
materi penyuluhan pertanian oleh penyuluh pertanian kepada pelaku utama dan
pelaku usaha agar mereka tahu, mau, dan mampu menolong dan
mengorganisasikan dirinya dalam mengakses informasi pasar, teknologi,
permodalan, sumberdaya lainnya sebagai upaya untuk meningkatkan
-
5
produktivitas, efisiensi usaha, pendapatan, dan kesejahteraannya, serta
meningkatkan kesadaran dalam pelestarian fungsi lingkungan hidup (Anonim,
2009).
Padmowiharjo (2002) metode penyuluhan pertanian adalah cara atau
teknik penyampaian materi penyuluhan kepada para petani beserta kelompoknya
agar mereka tau dan mampu menerapkan inovasi yang diberikan sehingga
tujuan penyuluhan pertanian efektif dan efesien.
5. Media Penyuluhan Pertanian
Media penyuluhan pertanian adalah segala sesuatu yang dapat
digunakan untuk menyalurkan pesan kepada petani dan keluarganya serta
masyarakat pertanian dan dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan
kemauannya untuk meningkatkan kesejahteraan keluarga dan masyarakatnya
serta meningkatkan peran sertanya dalam pembangunan pertanian (Anonim,
2007). Peranan media dalam penyuluhan pertanian adalah sebagai saluran
komunikasi, sebagai media belajar dan sebagai media peragaan. Media
penyuluhan pertanian dapat diklasifikasi berdasarkan rangsangan
penerima/indera penerima, daya liput/jumlah sasaran, pengalaman belajar dan
bentuk/karakteristik. Berbagai media penyuluhan dapat digunakan untuk
mengemas informasi dan teknologi yang akan disampaikan pada petani sebagai
pengguna teknologi seperti : media cetak, media audio, media audio visual,
media berupa obyek fisik atau benda nyata (Anonim 2009).
6. Sasaran Penyuluhan Pertanian
Anonim (2006), mengatakan bahwa sasaran penyuluhan pertanian
adalah : pihak yang paling berhak memperoleh manfaat penyuluhan meliputi
sasaran utama dan sasaran antara. Sasaran utama penyuluhan yaitu pelaku
utama dan pelaku usaha. Sasaran antara penyuluhan yaitu pemangku
kepentingan lainnya yang meliputi kelompok atau lembaga pemerhati pertanian,
perikanan, dan kehutanan serta generasi muda dan tokoh masyarakat.
7. Seri Foto dan Poster
Seri foto adalah materi penyuluhan pertanian berupa rangkaian foto-foto
yang disusun secara berurutan sehingga menjadi suatu cerita atau proses
kegiatan di bidang pertanian, (Anonim, 2009)a. Sedangkan menurut Mardikanto
(2009), seri foto adalah alat peraga yang digunakan untuk mengenalkan inovasi
atau menunjukkan bukti-bukti keberhasilan atau keunggulan satu inovasi yang
-
6
ditawarkan. Seri foto dimaksudkan untuk mempengaruhi sikap dan pengetahuan
sasaran pada tahapan sadar, minat, menilai. Sedangkan menurut Mardikanto
(2009), poster merupakan barang cetakan yang berisikan gambar dengan ukuran
yang relatif besar untuk ditempel, ditembok, dipohon dan direntangkan dipinggir
jalan. Poster lebih banyak berisikan gambar yang dimaksudkan untuk
mempengaruhi perasaan atau sikap sasaran.
8. Uji Coba/Pengkajian/Pengujian Paket Teknologi/ Metode Penyuluhan
Pertanian
Uji coba lapang paket teknologi spesifikasi lokasi adalah percobaan
teknologi pertanian yang dilaksanakan oleh petani, sebagai tindak lanjut dari
hasil pengkajian atau pengujian teknologi anjuran, teknologi hasil galian petani
atau dari berbagai sumber teknologi lainnya untuk mendapatkan teknologi yang
sesuai dengan kebutuhan petani. Pengkajian atau pengujian teknologi anjuran
adalah kegiatan pengembangan penelitian sebelum dilakukan uji coba lapang
(kaji terap) dari suatu teknologi hasil penelitian yang dilakukan dilahan
percontohan, (Anonim, 2009)a. Menurut Rokhman (2008), kaji terap adalah
metode penyuluhan pertanian untuk meningkatkan kemampuan petani dalam
memilih paket teknologi yang akan direkomendasikan sebelum
didemonstrasikan, pelaksanaannya dilakukan oleh kontak tani dilahannya
dengan bimbingan penyuluh pertanian.
9. Demonstrasi Usaha Tani Melalui Demonstrasi Farm
Demonstrasi suatu metode penyuluhan dilapangan yaitu peragaan suatu
teknologi (bahan,alat, atau cara) dan atau hasil penerapan secara nyata yang
dilakukan oleh demonstrator kepada pelaku utama dan pelaku usaha, (Anonim,
2009)b. Demfarm adalah demonstrasi usaha tani dalam kelompok tani dengan
menerapkan teknologi pertanian pada usaha tani yang dilakukan secara bersama
antara kelompok dalam satu gabungan kelompok tani, (Anonim, 2012). Menurut
Rokhman (2008), demonstrasi farm merupakan demonstrasi yang dilakukan
secara kerjasama oleh petani-nelayan dalam suatu kelompok taninelayan
dengan areal 1-5 hektar untuk komoditi yang memerlukannya.
10. Demonstrasi Usaha Tani Melalui Demonstrasi Area
Demonstrasi area dilaksanakan oleh gabungan kelompok tani, tujuannya
meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan anggota kelompok tani melalui
kerjasama antar kelompok tani untuk menerapkan inovasi baru dibidang
-
7
pertanian serta memberikan contoh bagi petani sekitarnya. Demonstrasi area
adalah peragaan penerapan teknologi secara bersama oleh gabungan kelompok
tani dalam hamparan usahatani anggotanya, (Anonjm, 2009)b.
11. Temu Lapang/Temu Tugas/Temu Teknis/Temu Karya
Temu lapang, temu tugas, temu teknis dan temu karya masing-masing
memiliki pengertian sendiri.Temu tugas yaitu pertemuan berkala antara
pengembang fungsi penyuluhan, penelitian, pengaturan dan pelayanan dalam
rangka pemberdayaan petani beserta keluarganya, (Anonim, 2009)b. Menurut
Anonim (2009)a, Temu Lapang adalah kegiatan pertemuan antara peneliti,
penyuluh dan para petani untuk saling tukar menukar teknologi/informasi
sehingga didapatkan teknologi yang akan dikembangkan sesuai potensi wilayah.
Temu Teknis antar Wilayah/fungsi disebut juga temu tugas adalah kegiatan
pertemuan berkala antar penyuluh pertanian, atau antara penyuluh pertanian,
peneliti dan aparat pengaturan dan pelayanan untuk meningkatkan pelayanan
kepada petani dalam mengembangkan usahataninya, (Anonim, 2009)a. Temu
karya adalah pertemuan antara pelaku utama untuk bertukar pikiran dan
pengalaman serta belajar atau saling mengajarkan sesuatu pengetahuan dan
ketrampilan untuk diterapkan. Bentuk kegiatannya merupakan ungkapan
pengalaman seseorang yang telah berhasil menerapkan suatu teknologi baru di
bidang usahataninya, (Anonim, 2009)b.
12. Forum Penyuluhan Pedesaan/Magang/Widyawisata/Karyawisata atau
Widyakarya
Magang di bidang pertanian adalah suatu proses belajar mengajar antar
pelaku utama dengan bekerja di lahan dan/atau tempat usahatani pelaku utama
yang berhasil, (Anonim, 2009)b. Sering dikenal dengan istilah petani belajar dari
petani. Menurut Anonim (2009)b Widyawisata adalah suatu perjalanan bersama
yang dilakukan oleh kelompok tani, untuk belajar dengan melihat suatu
penerapan teknologi dalam keadaan yang sesungguhnya, atau melihat suatu
akibat tidak diterapkannya teknologi di suatu tempat. Widyakarya atau
karyawisata adalah kegiatan perjalanan bersama yang dilakukan oleh kelompok
tani dan penyuluh pertanian untuk mempraktekkan hasil suatu pengajaran atau
melakukan suatu karya bermanfaat ditempat yang dituju, (Anonim, 2009)a.
-
8
13. Kelembagaan Petani
Gabungan kelompok tani adalah gabungan dari beberapa kelompok tani
yang melakukan usaha agribisnis dengan prinsip kebersamaan dan kemitraan
sehingga mencapai peningkatan produksi, pendapatan usahatani bagi
anggotanya dan petani lainnya. Gapoktan merupakan Wadah Kerjasama Antar
Kelompok tani-nelayan (WKAK), yaitu kumpulan dari beberapa kelompok tani-
nelayan yang mempunyai kepentingan yang sama dalam pengembangan
komoditas usaha tani tertentu untuk menggalang kepentingan bersama,
(Syahyuti, 2007). Gabungan kelompok tani adalah kumpulan beberapa kelompok
tani yang bergabung dan bekerja sama untuk meningkatkan skala ekonomi dan
efisiensi usaha, (Anonim, 2007).
Anonim (2007), kelompok tani adalah kumpulan petani yang tumbuh
berdasarkan kesamaan kepentingan, kesamaan kondisi lingkungan (sosial,
ekonomi, sumber daya) dan keakraban untuk bekerja sama dalam
meningkatkan, mengembangkan produktivitas usahatani, memanfaatkan sumber
daya pertanian, mendistribusikan hasil produksinya dan meningkatkan
kesejahteraan anggotanya. Sedangkan kelompok tani lanjut memilik ciri-ciri
antara lain: Anggaran Dasar (AD) atau Anggaran Rumah Tangga (ART) telah
dijalankan semestinya, pertemuan rutin dilakukan minimal sebulan sekali dan
hasil pertemuan didokumentasi dengan baik, kelompok mampu mengidentifikasi
masalah dan menyusun perencanaan, telah memiliki kegiatan usaha produktif
dan kelompok mempunyai akses pinjaman kredit karena modal yang dimiliki
kelompok layak mendapatkan kredit. (Abdullah, 2008).
14. Evaluasi Penyuluhan Pertanian
Evaluasi penyuluhan pertanian merupakan sebuah proses yang
sistematis untuk memperoleh informasi yang relevan tentang sejauhmana tujuan
program penyuluhan pertanian disuatu wilayah dapat dicapai dan penapsiran
data untuk mengambil keputusan dan pertimbangan. Evaluasi penyuluhan
mementukan sejauh mana tujuan penyuluhan pertanian dapat dicapai yaitu
bertani lebih baik, berusahatani lebih menguntungkan, hidup lebih sejahtera dan
bermasyarakat lebih baik ( Padmowihardjo, 2002). Evaluasi penyuluhan
pertanian dapat digunakan untuk memperbaiki perencanaan kegiatan atau
program penyuluhan dan kinerja penyuluh, mempertanggung jawabkan kegiatan
-
9
yang dilaksanakan, membandingkan antara kegiatan dengan tujuan yang telah
ditetapkan, (Padmowihardjo, 2002).
B. Aspek Teknis
1. Pembuatan Silase Untuk Pakan Ternak Sapi
BPTU Sembawa (2007). Silase adalah hijauan makanan ternak ataupun
limbah pertanian yang diawetkan dalam keadaan segar (dengan kandungan air
60-70 %) melalui proses fermentasi dalam silo. Silo dapat dibuat diatas tanah
yang bahannya berasal dari: tanah, beton, baja, anyaman bambu, tong plastik,
drum bekas dan lain sebagainya.
Tujuan Pembuatan Silase
a. Untuk mengatasi kekurangan makanan ternak dimusim kemarau panjang,
atau musim paceklik.
b. Untuk menampung kelebihan produksi hijauan makanan ternak atau
memanfaatkan hijauan pada saat pertumbuhan terbaik, tetapi belum
dipergunakan.
c. Mendayagunakan hasil sisa pertanian atau hasil ikutan pertanian.
Ciri-ciri Silase yang baik adalah rasa dan bau asam, warna masih hijau,
bukan coklat, tekstur hijauan masih jelas seperti alamnya, tak berjamur,
berlendir, tak bergumpal dan pH rendah, 3 4.
3. Penanaman Padi Dengan Cara Jajar Legowo 2 : 1 (20 x 10 x 40 cm) di
Lahan Sawah
BPTP (2009), legowo adalah cara tanam padi sawah yang memiliki
beberapa barisan tanaman kemudian diselingi oleh 1 baris kosong dimana jarak
tanam pada barisan pinggir kali jarak tanaman pada baris tengah.
Pengertian jajar legowo 2 : 1 adalah cara tanam yang memiliki 2 barisan
kemudian diselingi oleh 1 barisan kosong dimana pada setiap baris pinggir
mempunyai jarak tanam 1/2 kali jarak tanam antar barisan. Dengan demikian,
jarak tanam pada tipe legowo 2 : 1 adalah 20 cm (antar barisan) x 10 cm (barisan
pinggir) x 40 cm (barisan kosong). Modifikasi jarak tanam pada cara tanam
legowo bisa dilakukan dengan berbagai pertimbangan. Secara umum, jarak
tanam yang dipakai adalah 20 cm dan bisa dimodifikasi menjadi 22,5 cm atau 25
cm sesuai pertimbangan varietas padi yang akan ditanam atau tingkat kesuburan
tanahnya.
-
10
Tujuan cara tanam legowo adalah:
a. Memanfaatkan sinar matahari bagi tanaman yang berada pada bagian
pinggir barisan. Semakin banyak sinar matahari yang mengenai tanaman,
maka proses fotosintesis oleh daun tanaman akan semakin tinggi sehingga
akan mendapatkan bobot buah yang lebih berat,
b. Mengurangi kemungkinan serangan hama, terutama tikus. Pada lahan yang
relatif terbuka, hama tikus kurang suka tinggal di dalamnya,
c. Menekan serangan penyakit. Pada lahan yang relatif terbuka, kelembaban
akan semakin berkurang, sehingga serangan penyakit juga akan berkurang,
d. Mempermudah pelaksanaan pemupukan dan pengendalian hama/penyakit.
Posisi orang yang melaksanakan pemupukan dan pengendalian
hama/penyakit bisa leluasa pada barisan kosong di antara 2 barisan legowo,
e. Menambah populasi tanaman. Misal pada legowo 2 : 1, populasi tanaman
akan bertambah sekitar 30%. Bertambahnya populasi tanaman akan
memberikan harapan peningkatan produktivitas hasil.
4. Tanaman Tomat
Margiyanto (2008), tanaman tomat merupakan tanaman yang berasal dari
amerika latin, seperti peru, ekuador, dan meksiko. Selanjutnya, tomat menyebar
keseluruh amerika, terutama ke wilayah yang beriklim tropis. Ketika itu
penyebarannya dilakukan oleh burung pemakan buah . Sayangnya pada saat itu
tomat masi dianggap tanaman penggangu atau gulma. Namun pada tahun 700
SM tomat mulai dibudidayakan suku Inca dan Aztec yang mendiami benua
tersebut. Bahkan dari mereka pula, kata tomat berasal, yakni Xitomate. Kedua
suku tersebut membudidayakan tomat yang buahnya relatif kecil atau dari jenis
Lycopersikon esculentum var. Cerasiforme. Jenis inilah yang kemudian dianggap
sebagai nenek moyang tomat.
Buah tomat merupakan bahan makanan yang mempunyai kandungan
dan komposisi gizi sebagai bahan makanan. Selain mempunyai rasa yang unik,
yakni manis dan agak asam, tomat juga memiliki kandungan dan komposisi gizi
yang tergolong lengkap. Kandungan vitamin, terutama A, B dan C, relatif tinggi,
denikian juga kandungan mineralnya. Bukan rahasia lagi vitamin-vitamin tersebut
sangat diperlukan tubuh untuk pertumbuhan dan kesehatan. Vitamin A misalnya,
untuk mencegah dan megatasi xeroptalmia pada mata. Vitamin B untuk
mencegah dan mengobati beri-beri, radang saraf, darmatitis, lemah oto, dan
-
11
penyakit lain yang ditimbulkan karena kekurangan vitamin B. Vitamin C untuk
mencegah sariawan, memelihara kesehatan gigi dan gusi dan melindungi dari
penyakit lain yang disebabkan oleh kekurangan vitamin C.
Sementara itu kandungan mineralnya seperti besi (fe) berguna untuk
membentuk sel darah merah. Mineral lainnya berupa kalsium (ca) bermanfaat
untuk pembentukan tulang dan gigi. Jika dikonsumsi secarah rutin, tomat juga
bisa mencegah pembentukan batu pada saluran kencing, menyembuhkan mual-
mual di pagi hari, sakit kuning, sembelit dan sakit maag. Selain itu bisa
menyembuhkan penyakit liver, encok, tuberkulosis (TBC) dan asma. Khususnya
bagi anak muda, tomat juga bisa megatasi jerawat yakni dengan melulurkan
buah tomat di wajah yang terkena jerawat secara rutin setiap hari. Bahkan
penelitan di Amerika Serikat menunjukan tomat bisa dimanfaatkan sebagai
pencegah kanker prostat asalkan disantap secarah teratur sebanyak lima buah
setiap minggunya. Hal ini bisa terjadi karena tomat mengandung vitamin C yang
tinggi, juga senyawa lain seperti likopen, serat, fosfor, kalium dan betakarotin.
5. Penyakit Rabies
BPTP Sulawesi Utara (2013) Penyakit Rabies atau penyakit anjing gila
adalah penyakit hewan menular yang disebakan oleh virus, dapat menyerang
hewan berdarah panas dan manusia. Pada hewan yang menderita Rabies, virus
ditemukan dengan jumlah banyak pada air liurnya. Virus ini akan ditularkan ke
hewan lain atau ke manusia terutama melalui luka gigitan.
Penyakit rabies merupakan penyakit zoonosa yang sangat berbahaya
dan ditakuti karena bila telah menyerang manusia atau hewan akan selalu
berakhir dengan kematian. Mengingat akan bahaya dan keganasannya terhadap
kesehatan dan ketentraman hidup masyarakat, maka usaha pencegahan dan
pemberantasan penyakit ini perlu dilaksanakan secara intensif. Untuk itu sejak
tahun 2005 pemerintah menetapkan agar Indonesia bebas Rabies, melalui
berbagai upaya pengendalian dan melakukan publikasi-publikasi pengendalian
vektor utama penyakit ini.
Hewan yang rentan dengan rabies adalah semua hewan berdarah panas.
Penyakit Rabies secara alami terdapat pada bangsa anjing, kucing,monyet,
kelelawar, dan karnivora liar. Masa inkubasi (masa inkubasi adalah waktu antara
penggigitan sampai timbulnya gejala penyakit) kurang lebih 2 minggu (10 hari- 14
hari). Pada manusia 2-3 minggu dan paling lama 1 tahun.
-
12
III. METODE PELAKSANAAN
A. Waktu dan Tempat
Pelaksanaan praktek kompetensi II Penyuluh Pertanian Pelaksana
Lanjutan akan dilaksanakan mulai tanggal 29 April sampai dengan 20 Juli 2013
di Kecamatan Pamona Utara, Kabupaten Poso, Provinsi Sulawesi Tengah.
Kecamatan Pamona Utara merupakan lumbung beras, penghasil kakao dan
cengke yang penting peranannya dalam pembangunan pertanian di Kabupaten
Poso. Beberapa kegiatan pemberdayaan masyarakat telah dilakukan di
Kecamatan Pamona Utara seperti Peningkatan Produksi Beras Nasional (P2BN),
Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan (PUAP), Percepatan
Penganekaragaman Konsumsi Pangan (P2KP), Program Nasional
Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri, Dana Stimulan Pemerintah
kabupaten dan Gerakan Nasional Peningkatan Mutu dan Produksi Kakao
(Gernas Kakao).
B. Materi Kegiatan
Praktik Kerja Lapangan (PKL) II dilakukan dalam bentuk pelaksanaan
tugas kerja nyata penyuluhan partisipatif di tingkat kecamatan sesuai dengan
tugas penyuluh pertanian pelaksana lanjutan yang tertera dalam Peraturan
Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor
PER/02/MENPAN/2/2008. Tentang Jabatan Fungsional Penyuluh Pertanian dan
Angka Kreditnya yang terdiri dari :
1. Menyusun instrumen identifikasi potensi wilayah tingkat desa,kecamatan dan
kabupaten.
a. Keadaan wilayah Fisik
b. Keadaan Sosial
c. Keadaan ekonomi
2. Menyusun programa penyuluhan pertanian sebagai anggota
a. Penetapan tujuan
b. Penetapan masalah
c. Penetapan rencana
d. Penyusunan rencana
-
13
3. Menyusun rencana kerja tahunan penyuluh pertanian
a. Koordinasi dengan penyuluh setempat/BPP
b. Mengadakan pertemuan di tingkat BPP
c. Mengkaji data programa penyuluhan di tingkat desa.
d. Merumuskan masalah,tujuan kegiatan, metode, tempat,dan waktu.
4. Menyusun materi penyuluhan pertanian dalam bentuk seri foto
a. Judul seri foto adalah pembuatan silase untuk pakan ternak
b. Susun materi
c. Susun rangkaian foto-foto kegiatan sesuai materi
5. Menyusun materi penyuluhan dalam bentuk poster.
a. Judul poster adalah kenali dan kendalikan rabies.
b. Menggambar poster yang sesungguhnya.
6. Melakukan kunjungan tatap muka/anjangsana pada petani perorangan.
a. Kunjungan rumah.
Materi yang akan disampaikan disesuaikan dengan kebutuhan petani.
b. Kunjungan usaha tani.
Kegiatan dilahan usahatani antara lain vaksinasi, pengobatan dan
kastrasi pada ternak.
c. Melalui telpon.
7. Melakukan kunjungan tatap muka/anjansana pada kelompok tani.
Kunjungan tatap muka pada kelompok tani materi yang akan disampaikan
yaitu Pembuatan Silase Untuk Pakan Ternak dengan langka-langkah
sebagai berikut:
a. Persiapan
b. Perencanaan kegiatan.
c. Waktu dan tempat.
d. Metode dan media yang akan digunakan.
8. Melakukan kunjungan tatap muka/anjangsana pada petani secara massal.
Kegiatan tatap muka pada petani secara massal materi yang akan
sampaikan yaitu tentang Penyakit Rabies dengan langkah-langkah sebagai
berikut:
a. Menentukan waktu/tempat
b. Sosialisasi tentang penyakit rabies
c. Media yang akan digunakan poster.
-
14
9. Melakukan uji coba/pengkajian/pengujian paket teknologi/metode
penyuluhan pertanian. Untuk materi uji coba yang akan disampaikan
tersebut di atas yaitu Fermentasi kulit buah kakao sebagai pakan ternak.
a. Menyiapkan topik.
b. Memberikan alat peraga pada petani.
c. Pengunaan alat peraga.
d. Cara pembuatan.
10. Merencanakan demostrasi usaha tani melalui demonstrasi farm.
Kegiatan yang akan dilaksanakan melalui demonstrasi farm yaitu
penanaman rumput gaja mini.
a. Lokasi pelaksanaan
b. Pelaksana kelompok tani
c. Waktu pelaksanaan.
11. Memandu pelaksanaan demonstrasi usaha tani melalui dem area.
Kegiatan yang akan dilaksanakan adalah Penanaman padi dengan cara
Jajar Legowo 2 : 1
a. Tentukan isi pesan atau kebutuhan belajar
b. Buat jadwal hari-hari kunjungan
c. Hendaknya menggunakan pembanding cara lama dengan cara baru
12. Melaksanakan temu lapang/temu tugas/temu teknis/temu karya
a. Mempersiapkan topik acara dan isi kegiatan
b. Konsultasi dengan kontak tani dan aparat setempat
c. Menyampaikan undangan kepada para peserta sebelumnya topik yang
akan dibahas
13. Merencanakan forum penyuluhan pedesaan / magang / widyawisata /
karyawisata / widyakarya
a. Merencanakan waktu pelaksanaan
b. Penetntuan tempat yang akan dikunjungi
c. Biaya pelaksanaan
14. Menjadi pramu wicara dalam perencanaan dan pelaksanaan pameran.
a. Persiapan atau perencanaan
b. Tujuan pelaksanaan
c. Pelaksanaan kegiatan.
-
15
15. Mengajar kursus tani.
a. Menentukan judul/materi
b. Waktu dan tempat pelaksanaan
c. Pelaksana kelompok tani.
16. Menumbuhkan gabungan kelompok tani
a. Unit Usaha tani
b. Unit Usaha pengolahan
c. Unit sarana dan sarana produksi
d. Unit Usaha pemasaran
17. Mengembangkan kelompok tani dari lanjut ke madya
a. Kemampuan merencanakan kegiatan
b. Kemampuan melaksanakan dan mentaati perjanjian.
c. Kemampuan pemupukan modal dan pemamfaatan
d. Kemampuan meningkatkan hubungan kelembagaan antar kelompok dan
KUD
e. Kemampuan menerapkan teknologi dan informasi serta kerja sama
kelompok.
18. Melakukan evaluasi pelaksanaan penyuluhan pertanian tingkat kecamatan :
a. Evaluasi terhadap perencanaan, pelaksanaan maupun pada hasil serta
dampak suatu kegiatan.
b. Evaluasi sejauhmana program penyuluhan pertanian dapat dicapai.
C. Jadwal Kegiatan
Jadwal pelaksanaan kegiatan Praktek Kerja Lapangan (PKL) II yang
dilaksanakan mulai tanggal 29 April sampai dengan 20 Juli 2013 di Kecamatan
Pamona Utara, Kabupaten Poso, Provinsi Sulawesi Tengah dapat dilihat pada
tabel 1 berikut :
-
16
Tabel 1 : Jadwal Pelaksanaan Kegiatan Praktek Kerja Lapangan II Di
Kecamatan Pamona Utara, Kabupaten Poso, Provinsi Sulawesi
Tengah. Tahun 2013
No Uraian Kegiatan
Jadwal kegiatan Bulan Minggu Ke
April Mei Juni Juli
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Pembuatan Proposal dan Pembekalan
2 Berangkat ke Lokasi melapor ke Instansi terkait
3 Magang mahasiswa di penyuluh pembimbing ekstern
4 Menyusun instrument identifikasi potensi wilayah tingkat desa, kecamatan dan kabupaten
5 Menyusun programa penyuluhan pertanian sebagai anggota.
6 Menyusun rencana kerja tahunan penyuluh pertanian.
7 Menyusun materi penyuluhan pertanian dalam bentuk seri foto.
8 Menyusun materi penyuluhan pertanian dalam bentuk poster
9 Melakukan kunjungan tatap muka/anjangsana kepada perorangan, kelompok dan massal
10 Melaksanakan uji coba/pengkajian/pengujian paket teknokogi/ metoda penyuluhan
pertanian.
11 Merencanakan pelaksanaan demonstrasi farm.
12 Memandu pelaksanaan
demonstrasi area.
13 Melaksanakan temu lapang/temu tugas/temu teknis/temu karya.
14 Merencanakan forum penyuluhan perdesaan, magang, widyawisata, karyawisata/widyakarya.
15 Melaksanakan forum penyuluhan pedesaaan, magang, widyawisata, karyawisata/widyakarya.
16 Merencanakan dan melaksanakan pameran sebagai pramuwicara.
17 Mengajar kursus tani.
18 Menumbuhkan gabungan kelompoktani.
19 Mengembangkan kelompoktani dari Lanjut ke Madya.
20 Mengumpulkan dan mengolah data pelaksanaan penyuluhan pertanian tingkat kecamatan.
-
17
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
1. Keadaan Umum
Kecamatan Pamona Utara merupakan salah satu Kecamatan yang
berada di wilayah Kabupaten Poso, yang merupakan Ibukota Kabupaten dan
200 km dari Ibukota Provinsi. Wilayah Kecamatan Pamona Utara terletak antara
1270 BB serta 30-300 LS. Secara administratif Kecamatan Pamona Utara terbagi
atas 7 desa dan 3 Kelurahan. Adapun batas-batas Kecamatan Pamona Utara
sebagai berikut :
Sebelah Utara : Kacamatan Lage
Sebelah Timur : Kecamatan Pamona Timur
Sebelah Selatan : Kecamatan Pamona Puselemba
Sebelah Barat : Kecamatan Pamona Barat
Kecamatan Pamona Utara pada ketinggian 1100 s.d 1.300 meter di atas
permukaan laut (dpl) dengan topografi bergelombang dan bergunung dengan
kemiringan tanah 15 80%,. Berdasarkan peta tanah yang diterbitkan Lembaga
PenelitianTanah (LPT) Bogor jenis tanah umumnya adalah Podsilid Coklat
Kuning dan Regusol, PH tanah berkisar 5,0 s.d 6,7.
Keadaan iklim di Kecamatan Pamona Utara adalah iklim subtropis,
dimana curah hujan lebih banyak dalam setahun dari pada musim kemarau.
Menurut Ferguson iklim di Kecamatan Pamona Utara iklim A dan B dimana pada
bulan April s.d September adalah Bulan Kering dan Oktober s/d Maret adalah
Bulan Basah (Lembab).
Suhu rata-rata 200 C siang hari antara 16 250 C dan malam hari
berkisar 19,9 0C dengan kelembaban udara antara 60 -88%, kecepatan angin
berkisar 1,7 m/s, penguapan rata-rata 2,9 mm/hari, radiasi dan penyinaran rata-
rata 56 %.Untuk lebih jelasnya data curah hujan dapat dilihat pada lampiran 2.
2. Potensi Sumber Daya Alam.
1. Luas wilayah dan penggunaan lahan.
Luas wilayah Kecamatan Pamona Utara adalah 254,03 Km2. Secara umum luas
wilayah ini digunakan untuk berbagai keperluan. Adapun rincian penggunaannya
dapat dilihat pada Tabel 1.
-
18
Tabel 2. Potensi Sumber Daya Alam di Kecamatan Pamona Utara Kabupaten
Poso.
No Jenis Lahan Luas (Ha) Persentase (%)
1.
2.
3.
4 .
5.
6.
7.
8.
Pekarangan/Perumahan
Sawah
Perkebunan
Padang rumput
Tegalan
Hutan
Kolam
Tanah lainnya
220
750
1.500
900
500
4.300
5
1100
2.37
8,09
16,2
9,70
5,39
46,36
0,05
11,86
Jumlah 9.275 100
Sumber Data :Kecamatan Pamona Utara Angka Tahun 2013.
Tabel 2 menunjukkan bahwa luas lahan terbesar adalah
hutan(46,36%),dan terkecil kolam (0,05%). Walaupun demikian luas lahan
perkebunan cukup dominan, pada umumnya tanaman perkebunan yang ditanami
adalah tanaman cingke, dan kakao yang dapat tumbuh dan berkembang dengan
baik. Dilihat dari aspek ekonomi, perkebunan merupakan lahan yang menunjang
kebutuhan kehidupan petani sehari-hari, sehingga bagi petani perkebunan
mempunyai nilai ekonomi yang penting diluar usaha sampingan lainnya. Dilihat
dari aspek sosial, perkebunan merupakan lapangan kerja penduduk yang
potensial.
3. Potensi Sumber Daya Manusia.
1) Keadaan penduduk.
Jumlah penduduk Kecamatan Pamona Utara 10.261 jiwa dengan 1821
Kepala Keluarga (KK) yang terdiri dari 5306 jiwa berjenis kelamin laki-laki dan
4955 berjenis kelamin perempuan yang terbagi didalam 7 desa dan 3 kelurahan.
Adapun rinciannya dapat dilihat pada Tabel 3
-
19
Tabel 3. Keadaan Penduduk di Kecamatan Pamona Utara Kabupaten
No Nama Desa /
Kelurahan Jumlah KK
Jumlah Penduduk (Jiwa)
1200
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Tendeadongi
Sawidago
Saojo
Sulewana
Sangira
Lena
Kuku
Petirodongi
Panjoka
Ue Lincu
230
280
143
275
135
163
120
350
115
120
1342
750
1245
757
824
658
2100
627
758
10.261
Jumlah 1.821
Sumber Data : Kantor Kecamatan Pamona Utara tahun 2013.
Berdasarkan Tabel 3 menunjukkan bahwa Kelurahan Petirodongi
mempunyai jumlah penduduk paling banyak. Golongan penduduk menurut umur
dapat dilihat pada Tabel 4.
2). Keadaan Penduduk Menurut Umur
Tabel 4. Penggolongan Penduduk Menurut Umur di Kecamatan Pamona Utara
Kabupaten Poso.
No Golongan Umur
(Thn) Jumlah (Jiwa) Persentase (%)
1.
2.
3.
4.
5.
0 6
7 12
13 15
16 50
51 Keatas
1.821
1.121
2.778
2.920
1.981
17,14
10,6
26,15
11,8
27,49
Jumlah 10.621 100,00
Sumber : Kecamatan Pamona Utara Angka, Tahun 2013.
Tabel 4 di atas menunjukkan bahwa umur produktif (16 - 50 tahun) yang ada
di Kecamatan Pamona Utara berjumlah 2.920 Jiwa (15,8 %) dari jumlah
-
20
penduduk yang ada. Ini menandakan bahwa penduduk Kecamatan Pamona
Utara sangat berpotensi dalam pencapaian program pembangunan baik dalam
pembangunan sarana dan prasarana penunjang kesejahteraan ekonomi
masyarakat dan proses kegiatan penyuluhan, dimana lebih cepat untuk
menyerap inovasi baru yang berkembang terus menerus.
4. Pertanian dan Peternakan
a. Pertanian
Tabel 5. Tanah Sawah Yang Diusahakan Menurut Jenisnya Di Kecamatan
Pamona Utara
NO Desa Luas Sawah (Ha)
Irigasi tehnis Tadah hujan Irigasi
Sederhana 1 2 3 4 5 6 7 8 9
10
Kuku Sangira Sulewana Saojo Tendeadongi Sawidago Petirodongi Lena Uelincu Panjoka
7,80 - -
43,10 384
173,58 98
32,05 37
12,90
8,36 40 - 2 - - - - -
25,33
1,50 -
1,80 - - - - -
1,65 -
Total 788,43 87,69 4,95
Sumber: BPS Kab. Poso
Dari Tabel 5 menunjukan bahwa yang paling luas adalah lahan sawah
Irigasi tehknis 788,43 ha, disusul sawah tadah hujan 87,69 dan irigasi
sederhana 4,95 ha. Keadaan ini menunjukan bahwa lahan sawah di kecamatan
Pamona Utara perlu perbaikan irigasi yang lebih baik.
b. Peternakan.
Jenis ternak yang diusahakan di Kecamatan Pamona Utara sangat
beragam mulai dari ternak unggas sampai ternak besar yang sebagian besar
diusahakan secara pribadi dengan sistem pemeliharaan yang masih sederhana.
Untuk lebih jelasnya mengenai populasi ternak dapat dilihat pada Tabel 6.
-
21
Tabel 6. Populasi Ternak di Kecamatan Pamona Utara Kabupaten Poso
No Jenis Ternak Jumlah Presentase (%)
1. Sapi 100 0,68
2 Kerbau 37 0,25
3 Kuda 13 0.08
4 Ayam buras 8.584 58,50
5 Anjing 854 5,82
6 Kambing 37 0,25
7 Ayam ras pedaging 2.105 14,35
8 Ayam ras 2.529 17,23
9 Itik 416 2,83
Jumlah 14.673 100,00
Sumber Data : Kantor BP3K Kecamatan Pamona UtaraTahun 2013.
Tabel 5 terlihat bahwa jenis ternak yan paling banyak diusahakan di
Kecamatan Pamona Utara adalah ayam buras (58,50%),dan paling sedikit ternak
kuda(0,08%). Kebanyakan petani mengusahakanya sebagai usaha sampingan
dan cara pemeliharaannya masih sangat sederhana.
5. Sarana Dan Prasarana Pertanian.
Sarana dan prasarana pertanian merupakan salah satu unsur utama
dalam menunjang kegiatan usahatani, utamanya dalam melayani masyarakat
tani. Adapun sarana dan prasarana pertanian yang ada di Kecamatan Pamona
Utara antara lain : hand traktor, hand sprayer, mesin parut kelapa, penggilingan
kopi bubuk, pompa air, mesin tetas, penggilingan padi. Sebahagian besar kondisi
sarana dan prasarana alat dan mesin pertanian masih dalam keadaan baik, ini
disebabkan karna disamping digunakan sebagai keperluan pribadi atau keluarga
juga digunakan sebagai penghasilan sampingan atau disewakan kepada
masyarakat disekitarnya. Selanjutnya sarana dan prasarana pertanian yang ada
di Kecamatan Pamona Utara dapat dilihat pada lampiran.
6. Potensi Kelembagaan.
Dalam setiap masyarakat, terdapat berbagi lembaga, baik lembaga adat,
agama, pemerintah maupun swasta yang tumbuh dan berkembang dalam
masyarakat itu sendiri. Salah satu hal yang penting dipertimbangkan dalam
usaha pengembangan masyarakat adalah pemanfaatan potensi lembaga-
-
22
lembaga tersebut. Selanjutnya lembaga-lembaga yang ada di Kecamatan
Pamona Utara, dapat dilihat pada Tabel 7.
Tabel 7. Potensi Kelembagaan di Kecamatan Pamona Utara Kabupaten Poso
No Jenis kelembagaan Jumlah (buah)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
Badan Perwakilan Desa (BPD)
Pasar
Bank
Posyandu
Puskesmas
Kantor Desa / Kelurahan
Kantor kecamatan
Kantor BPP
TK
SD
SLTP
SLTA
Perguruan Tinggi
Mesjid
KUD
Kios Sarana Pertanian
Gereja
10
1
1
10
1
10
1
1
10
12
3
2
1
1
1
2
15
Jumlah 82
Sumber : Data Monografi Kecamatan Pamona UtaraTahun 2013
Berdasarkan Tabel 7 menunjukkan bahwa di Kecamatan Pamona Utara
terdapat 17 jenis kelembagaan yang sangat penting untuk mendukung dan
memberikan pelayanan kepada masyarakat untuk meningkatkan dan
mengembangkan ilmu dan perekonomian.
7. Kelompok Tani dan kedudukannya
Kelembagaan petani yang ada di Kecamatan Pamona Utara, adalah
kelembagaan yang terbentuk atas kepentingan bersama yang berfungsi untuk
saling kerja sama sehingga sangat menunjang dalam kegiatan aktivitas
masyarakat terutama kelompok tani. Kelompok tani yang ada di Kecamatan
Pamona Utara yakni kelompok tani dewasa dengan jumlah 66 kelompok dan
-
23
kelompok wanita tani 5 kelompok dengan jumlah anggota 1963 orang. Jenis
usaha tani pokok Padi Sawah. Selanjutnya data kelompok tani dapat di lihat pada
lampiran 2.
8. Nama Gabungan Kelompok Tani (GAPOKTAN) dan kedudukannya.
Gabungan kelompoktani (GAPOKTAN) adalah kumpulan beberapa kelompok
tani yang bergabung dan bekerja sama untuk meningkatkan skala ekonomi dan
efisiensi usaha. Gabungan Kelompok Tani (GAPOKTAN) di Kecamatan Pamona
Utara berjumlah 10 GAPOKTAN dengan susunan pengurus yang lengkap yaitu :
Ketua, Sekertaris, Bendahara dengan jumlah anggota 1963 orang dengan
bidang usaha tani padi sawah dan perkebunan dengan luas lahan untuk padi
sawah 37,50 Ha, perkebunan 160 Ha. Memiliki modal kelompok dari dana PUAP
sebesar Rp 100.000.000. Selanjutnya data GAPOKTAN di Kecamatan Pamona
Utara dapat dilihat pada lampiran 2.
9. Peta Kecamatan.
Peta adalah salah satu sumber informasi dan alat perencanaan
pembangunan yang umum dikenal. Proses pembuatan peta adalah merangkum
lingkungan dalam suatu gambar yang bias dan membantu kita untuk memahami
lingkungan yang dipetakan. Peta dibuat untuk melihat keadaan umum wilayah
kecamatan dan lingkungan lainnya yang menyangkut sumberdaya dan
sarana/prasarana yang ada di kecamatan, keadaan fisik kecamatan, luas dan
tata letak lahan pertanian, penyebara daerah permukiman, dan sebagainya.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 1.
B. Kegiatan
1. Menyusun instrumen identifikasi potensi wilayah tingkat kecamatan
Menyusun instrumen identifikasi potensi wilayah tingkat kecamatan dapat
dilaksanakan yaitu pada tanggal 27 Mei 3 Juni 2013, yang bertempat di kantor
BPP Kecamatan Pamona Utara bersama pembimbing ekstern. Data-data yang
digunakan dalam penyusunan instrumen bersumber dari data-data sekunder,
yang diperoleh dari data Monografi Kecamatan Pamona Utara tahun 2012 dan
data Programa Penyuluhan Pertanian Kecamatan tahun 2013. Instrumen yang
disusun, terdiri dari, curah hujan (mm) dari hari hujan (jumlah hari) rata-rata 5
tahun terakhir, kalender musim, luas wilayah dan kepadatan penduduk, luas
wilayah dan jenis tanah, luas wilayah sektor pertanian, jumlah penduduk,
kelembagaan petani, fasilitas usaha tani dan potensi agroekosistem.
-
24
Dilakukannya identifikasi potensi wilayah adalah agar tersedianya data dan
informasi yang memberikan gambaran akurat mengenai potensi wilayah. Bagi
penyuluh identifikasi potensi wilayah membantu dalam proses perencanaan
kegiatan-kegiatannya, serta bagi pihak-pihak lain identifikasi potensi wilayah
bermanfaat dalam meraih peluang-peluang lain yang terkandung pada suatu
wilayah tersebut. Sesuai dengan pengertian instrumen dalam kamus ilmiah
bahwa instrumen berarti alat, Sedangkan Identifikasi Potensi Wilayah adalah
kegiatan penggalian data dan informasi potensi wilayah (data sekunder dan data
primer) yang dilakukan secara partisipatif, sehingga dapat diartikan bahwa
instrumen identifikasi potensi wilayah adalah semua alat yang digunakan untuk
mengumpulkan, memeriksa, menyelidiki suatu masalah, atau mengumpulkan,
mengolah, menganalisa dan menyajikan data-data secara sistematis serta
objektif dengan tujuan memecahkan suatu persoalan atau menguji suatu
hipotesis potensi suatu wilayah (Victor, 2008). Untuk lebih jelasnya, format
instrumen identifikasi potensi wilayah tingkat kecamatan yang disusun dan
dapat dipergunakan di Kecamatan Pamona Utara dapat dilihat pada Lampiran 2.
2. Menyusun programa penyuluhan pertanian sebagai anggota.
Programa Penyuluhan adalah rencana tertulis yang disusun secara
sistematis untuk memberikan arah dan pedoman sebagai alat pengendali
pencapaian penyuluhan.
a. Maksud dan Tujuan Programa Penyuluhan yaitu :
1) Menyediakan acuan dalam penyelenggaraan penyuluhan pertanian bagi para
penyelenggara
2) Memberikan acuan bagi penyuluh pertanian dalam menyusun rencana
kegiatan penyuluhan pertanian.
3) Menyediakan bahan penyusunan perencanaan penyuluhan untuk
disampaikan dalam forum musrembangtan tahun berikutnya.
b. Prinsip Penyusunan Programa Penyuluhan Pertanian.
Penyusunan programa penyuluhan tersebut harus memenuhi syarat terukur yaitu
realitas bermanfaat,dapat dilaksanakan serta dilakukan secara, demokratis,
terpadu, transparan dan bertanggung gugat(Anonim, 2006).
c. Mekanisme Penyusunan Programa Penyuluhan Pertanian Tingkat
Kecamatan
-
25
1) Kepala Balai Penyuluhan di kecamatan memfasilitasi penyusunan programa
penyuluhan pertanian tingkat kecamatan yang dilakukan oleh penyuluh
bersama perwakilan pelaku utama dan pelaku usaha.
2) Penyuluh bersama perwakilan pelaku utama dan pelaku usaha melakukan
rekapitulasi programa desa/kelurahan yang ada di wilayah kerjanya sebagai
bahan penyusunan programa penyuluhan kecamatan.
3) Proses penyusunan programa penyuluhan kecamatan dimulai dari
perumusan keadaan, masalah, tujuan dan cara mencapai tujuan. Dalam
proses ini dilakukan pemeringkatan masalah masalah yang dihadapi oleh
pelaku utama dan pelaku usaha sesuai dengan skala prioritas kebutuhan
pelaku utama dan pelaku usaha dan fokus pembangunan di wilayah
kecamatan.
4) Penyusunan programa penyuluhan pertanian kecamatan ini dilakukan oleh
para penyuluh pertanian di kecamatan dan perwakilan kelembagaan pelaku
utama dan pelaku usaha melalui serangkaian pertemuan-pertemuan untuk
menghasilkan draf programa penyuluhan kecamatan.
5) Selanjutnya draf programa penyuluhan pertanian kecamatan disajikan dalam
pertemuan yang dihadiri oleh pejabat yang membidangi perencanaan dari
dinas/ instansi terkait dan perwakilan kelembagaan pelaku utama dan pelaku
usaha dalam rangka sintesa kegiatan penyuluhan.
6) Programa penyuluhan pertanian kecamatan yang sudah final ditandatangani
oleh para penyusunnya (perwakilan pelaku utama dan pelaku usaha serta
penyuluh pertanian), kemudian disahkan oleh kepala Balai Penyuluhan, dan
diketahui pimpinan dinas/instansi terkait;
7) Programa penyuluhan pertanian kecamatan diharapkan telah disahkan paling
lambat bulan Oktober tahun berjalan, untuk dilaksanakan pada tahun
berikutnya.
8) Programa penyuluhan pertanian kecamatan yang sudah disahkan
disampaikan ke kelembagaan penyuluhan kabupaten sebagai bahan
penyusunan programapenyuluhan pertanian kabupaten, dan untuk
disampaikan di dalam Forum Musrenbang Kecamatan sebagai bahan
penyusunan perencanaan pembangunan kecamatan.
-
26
9) Programa penyuluhan pertanian kecamatan selanjutnya dijabarkan oleh
masing-masing penyuluh pertanian ke dalam Rencana Kerja Tahunan
Penyuluh (RKTP) di kecamatan.
Pelaksanaan penyusunan programa penyuluhan pertanian tingkat
kecamatan sebagai anggota dilaksanakan pada tanggal 15 Mei 2013 di kantor
BPPPK Kecamatan Pamona Utara yang dihadiri oleh seluruh penyuluh dan
perwakilan pelaku utama dan pelaku usaha yang ada di kecamatan pamona
utara. Selanjutnya surat keterangan dan bukti matriks programa penyuluhan
pertanian dapat dilihat pada Lampiran 7 dan Tabel 16.
3. Menyusun rencana kerja tahunan penyuluh pertanian.
Rencana Kerja Penyuluhan Pertanian merupakan jadwal kegiatan yang
disusun oleh para Penyuluh Pertanian berdasarkan Programa Penyuluhan
Pertanian setempat yang menentukan hal-hal yang perlu disiapkan dalam
berinteraksi dengan Petani dengan tujuan sebagai berikut:
a. Sebagai landasan dan pedoman dalam melaksakan tugas seorang
Penyuluhan Pertanian.
b. Sebagai bahan informasi untuk dijadikan acuan dalam pengambilan
kebijakan pembangunan pertania di tingkat desa/WKPP
c. Keluarannya adalah tersusunnya Rencana Kerja Penyuluhan Pertanian
selama satu tahun.
Adapun langkah-langkah Penyusunan Rencana Kerja Penyuluhan Pertanian
adalah sebagai berikut:
a. Menjabarkan Programa Penyuluhan Pertanian dalam bentuk Rencana
Kegiatan (kerja) Penyuluhan Pertanian selama 1 tahun
b. Rencana kegiatan Penyuluh Pertanian tersebut disusun dengan
mempertimbagkan ketersediaan waktu yang ada dan karakteristik suatu
wilayah bagi penyuluh pertanian yang bersangkutan, kesepakatan dengan
Petani / Kelompok Tani binaannya .
Rencana kerja tersebut kemudian dijabarkan dalam kegiatan satu tahun. Matriks
rencana kerja tahunan penyuluh pertanian, dan surat keterangan pelaksanaan
kegiatan dapat dilihat pada Lampiran 8 dan Tabel 17.
4. Menyusun materi penyuluhan dalam bentuk seri foto
Kegiatan yang dilakukan adalah menyusun seri foto dengan judul
Pengawetan Hijauan Makanan Ternak Melalui Pembuatan Sillase. Tahapan
-
27
kegiatan yang dilakukan yaitu: 1) bahan yang digunakan adalah kertas banner
(ukuran 60 cm x 90 cm) sedangkan alat yang digunakan adalah kamera digital
dan printer serta laptop, 2) dokumentasi menggunakan kamera digital
berdasarkan urutan kegiatan pembuatan sillase (dari bahan sampai proses
pembuatan), 3) foto yang digunakan sebanyak 9 lembar dengan ukuran 4 R, 4)
menyusun foto sesuai dengan urutannya, 5) hasil seri foto.
Hasil menyusun seri foto dengan susunan foto sebanyak 9 lembar meliputi: 1)
foto hijauan makanan ternak, 2) molasses dan EM4, 3) foto dedak, 4) foto HMT
dipotong-potong 5 cm, 5) foto HMT dicampur molasses, 6) foto HMT dicampur
dengan dedak, 7) foto HMT, molasses dan EM4 dicampur sampai homogen, 8)
foto HMT difermentasi (an aerob) selama 7 hari, 9) foto sillase yang sudah
difermentasikan diberikan kepada ternak sapi. Manfaat dari seri foto yang
disusun adalah untuk membantu proses penyampaian pesan, sehingga dapat
mendorong daya adopsi dan menimbulkan motivasi untuk mengikuti. Untuk lebih
jelasnya, bentuk dan contoh seri foto yang telah disusun dapat dilihat pada
Lampiran 9 dan Gambar 2.
5. Menyusun materi penyuluhan dalam bentuk Poster
Kegiatan dalam pembuatan poster menggunakan bahan yaitu kertas
HVS dan alat yang digunakan yaitu, komputer untuk menggambar dan printer
untuk mencetak. Tahap kegiatan yang akan dilaksanakan: a) menetapkan judul
poster, b) membuat konsep poster menggunakan komputer, c) membuat poster
dengan teknologi komputer, di print out menggunakan kertas HVS size A4
sebanyak 4 lembar kemudian disambung menjadi satuan kesatuan utuh, yang
berbentuk poster dengan ukuran 60 X 60 cm. Tulisan yang dimuat dalam poster
tersebut adalah AWAS RABIES ADALAH PENYAKIT ZOONOSIS YANG
DAPAT MEMATIKAN DAN MENGANCAM MANUSIA. Manfaat yang dapat
diambil dari pemasangan poster antara lain adalah mampu menimbulkan daya
tarik dan motivasi untuk mengikuti anjuran pesan yang disampaikan, untuk
menyokong, mengingat dan menyadari sehingga akan berbuat dan mengikuti ide
dalam poster tersebut. Untuk lebih jelasnya, bentuk poster yang dibuat dan surat
keterangan pelaksanaan kegiatan dapat dilihat pada Lampiran 10 dan Gambar 3.
6. Melakukan kunjungan tatap muka/anjangsana secara perorangan.
Pelaksanaan kegiatan penyuluhan selama pelaksanaan PKL II yang
dilaksanakan di Desa Uelincu telah diterapkan berbagai metode penyuluhan
-
28
pertanian, salah satunya adalah pelaksanaan kunjungan tatap muka secara
perorangan. Kunjungan tatap muka secara perorangan dilaksanakan di rumah
petani (anjangsana) dan lahan usaha tani (anjang karya), agar mereka mengerti
mau dan mampu menerapkan inovasi baru. Selanjudnya kegiatan tatap
muka/anjangsana pada petani perorangan dapat dilihat pada Tabel 8.
Tabel 8. Kegiatan Anjangsana Peroranagn(kunjungan rumah/Lahan Usaha Tani)
Pelaksanaan Metode Materi Lokasi Waktu ( jam )
Kamis, 16-05-2013 Peragaan
Cara pemberian pakan pada ternak sapi
B. Koroka (lahan usaha
tani) 1
Senin, 10-06-2013
Peragaan Pemberian vitamin pada ternak babi
R. Sope (lahan usaha
tani 1
Jumat 21-06-2013
Peragaan Sanitasi kandang O. Tadanugi (lahan usaha
tani) 1
Berdasarkan Tabel 8 menunjukkan bahwa metode yang digunakan
adalah obrolan sore dan peragaan selama melakukan anjangsana
kerumah/lahan usaha petani. Metode ini dipilih karena disesuaikan dengan waktu
yang dimiliki oleh petani, sedangkan materi yang disampaikan disesuaikan
dengan kebutuhan petani/kondisi usaha tani saat itu. Waktu yang digunakan
pada saat melakukan anjangsana adalah 1 jam. Laporan pelaksanaan dan surat
keterangan dapat dilihat pada Lampiran 11, 12, dan Gambar 4.
7. Melakukan kunjungan tatap muka/anjangsana secara kelompoktani.
Metode ini petani diajak, dibimbing oleh penyuluh dan diarahkana secara
produktif dan dapat bekerja sama. Melakukan kunjungan pada kelompok tani
tidak jauh beda dengan kunjungan pada tatap muka perorangan, yang
membedakan pada metode ini adalah penyuluh melaksanakan kegiatan
penyuluhan dalam bentuk kelompok, yang mana dalam hal ini seorang penyuluh
biasanya menerapkan suatu teknologi baru yang akan diperkenalkan pada
kelompok tani yang dibina, misalnya dalam penyuluhan ini penyuluh melakukan
demonstrasi cara,dengan memperlihatkan kepada petani tentang hal yang baru
agar petani dapat memahami apa yang disampaikan, sehingga apa yang telah di
suluhkan ke petani dapat dipraktekkan dalam usaha taninya, didalam melakukan
kunjungan ini sebaiknya materi yang disampaikan disesuaikan dengan
-
29
karakteristik petani dengan mudah menerima apa yang kita suluhkan.
Selanjutnya kunjungan tatap muka/Anjangsana Kelompok dapat dilihat pada
tabel berikut.
Tabel 9. Kunjungan Tatap Muka /Anjangsana Kelompok(Kunjungan ke Poktan).
Pelaksanaan Metode Materi Poktan Peserta (Org)
Waktu (jam)
H SH Kamis, 23-05-2013
Cerama Demcara
Pembuatan Silase
Tarongan 8 12 2
Senin, 17-06-2013
Cerama Demcara
Tanam Jajar Legowo pada Padi Sawah
Moence 10 13 2
Berdasarkan Tabel 9 menunjukkan bahwa metode yang digunakan
adalah cerama dan demonstrasi cara, selama melakukan anjangsana ke
kelompok tani.Metode ini dipilih agar petani lebih muda menerima materi
penyuluhan, sedangkan materi yang disampaikan disesuaikan dengan
kebutuhan petani/kondisi usaha tani saat itu. Laporan pelaksanaan, surat
keterangan, daftar hadir dapat dilihat pada Lampiran 13, 14, 15 dan gambar 5.
8. Melakukan kunjungan tatap muka/anjangsana secara massal.
Pelaksanaan kegiatan praktek kerja lapangan II kunjungan tatap muka
secara massal pelaksanaannya disesuai dengan jadwal kegiatan Penyuluh
Pertanian Desa Uelincu seperti tabel berikut.
Tabel 10 : Kegiatan Anjangsana Massal
Pelaksanaan Metode Materi Hadir (Org)
Lokasi Waktu (jam)
Kamis, 09-08-2012
Cerama Sosialisasi Virus Rabies
26 BPPPK Tendea
2
Senin, 13-08-2012
Pemasangan Poster
Penanggulangan Virus Rabies
- Desa
Uelincu 2
Berdasarkan Tabel 10 di atas menunjukkan bahwa dalam kegitan
kunjungan secara massal, materi yang disampaikan adalah tentang akibat virus
rabies dan metode penyuluihan yang dipilih adalah metode cerama dan
pemasangan spanduk. Hal ini dilakukan agar menjangkau banyak sasaran
sehingga masyarakat mengetahui adanya virus yang mematikan. Sedangkan
waktu yang digunakan dari setiap materi adalah 2 jam. Laporan pelaksanaan,
-
30
surat keterangan, daftar hadir dapat dilihat pada Lampiran 16, 17, 18 dan gambar
6.
9. Melaksanakan ujicoba/pengkajian/pengujian paket teknologi/metode
penyuluhan pertanian
Ujicoba dapat dilaksanakan yaitu Uji coba tentang aplikasi pupuk kompos
pada tanaman tomat, dalam uji coba tersebut dilakukan dengan 3 perlakuan
yaitu; 1) perlakuan pertama dengan menggunakan pupuk pupuk kompos, 2)
perlakuan kedua dengan menggunakan anorganik (Urea, dan KCl), dan 3 Tidak
menggunakan pupuk baik anorganik maupun kompos. Masing-masing perlakuan
menggunakan 10 polybag. Campuran tanah dan pupuk kompos dengan
perbandingan 2 : 1, kemudian masukkan dalam polibag, sedangkan dosis pupuk
anorganik dengan takaran 1-2 gram/tanaman diberikan pada umur tanaman 2
minggu HST. Pengamatan yang dilakukan terhadap pertumbuhan tanaman tomat
yang meliputi; tinggi tanaman, diameter batang , jumlah tajuk daun. Adapun hasil
dari uji coba tersebut sebagai berikut:
a. Tinggi Tanaman (cm)
Tabel 11. Pengaruh Perlakuan Terhadap Tinggi Tanaman
Minggu Ke- Perlakuan
I (cm) II (cm) III (cm)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
4
8
12
21
40
57
65,5
90
98
4
6
11
19
35
48
58
67
79
4
5
8,5
13
23
28
35
42
50
Sumber : Data yang diolah tahun 2013
Table 11 di atas terlihat bahwa pada perlakuan pertama terjadi rata-rata
pertumbuhan tanaman yang paling baik atau tertinggi (43,94 cm) apabila
dibandingkan dengan perlakuan kedua (36,33 cm) dan perlakuan ketiga hanya
(23,16 cm).
c. Jumlah Daun (Tajuk)
-
31
Table 12 dibawah terlihat bahwa pada perlakuan pertama terjadi rata-rata
pertumbuhan jumlah daun yang paling baik atau paling banyak (11 tajuk) apabila
dibandingkan dengan perlakuan kedua yang hanya (9 tajuk) dan perlakuan
ketiga (10 tajuk). Pada saat umur tanaman 8 minggu tumbuh cabang baru atau
tangkai buah 5 tajuk pertanaman.
Tabel 12. Pengaruh Perlakuan Terhadap Jumlah Tajuk Daun
Minggu Ke- Perlakuan
I II III
1
2
3
4
5
6
7
8
9
2
6
6
7
10
10
14
23
26
2
4
6
7
8
8
11
19
21
2
4
4
5
5
6
7
7
9
Sumber : Data yang diolah tahun 2013
d. Diameter Batang (cm)
Tabel 13. Pengaruh Perlakuan Terhadap Diameter Batang Tanaman
Minggu Ke- Perlakuan
I (cm) II (cm) III (cm)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
0,1
0,3
0,5
1,3
1,4
1,5
1,6
1,8
2
0,1
0,3
0,4
0,8
0,9
1
1,2
1,4
1,8
0,1
0,3
0,3
0,4
0,5
0,6
0,8
1
1
Sumber : Data yang diolah tahun 2013
Tabel 13 di atas terlihat bahwa pada perlakuan pertama terjadi rata-rata
perkembangan diameter batang tanaman yang paling baik atau paling besar
-
32
(1,16 cm) apabila dibandingkan dengan perlakuan kedua (0,87 cm) dan
perlakuan ketiga (0,55 cm).
Berdasarkan analisis keragaman terhadap parameter yang diukur atau
diamati, maka pemberian pupuk Kompos (kotoran sapi) berpengaruh sangat
nyata terhadap tinggi, jumlah tajuk daun, diameter batang dan berproduksi.
Secara visual menunjukan bahwa pupuk kompos dari kotoran sapi memberi efek
yang baik terhadap pertumbuhan tanaman tomat pupuk kompos telah
memperbaiki sifat kimia, fisik dan biologi tanah yang sangat penting bagi
pertumbuhan tanaman tomat. Aplikasi kompos yang dilakukan sesuai petunjuk
dari Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan oleh (Prihandini dan
Teguh, 2007). Laporan dan surat keterangan pelaksanaan kegiatan dapat dilihat
pada Lampiran 19 dan 20.
10. Merencanakan Demonstrasi Usaha Tani melalui Demonstrasi Farm
Perencanaan kegiatan demonstrasi usaha tani melalui kegiatan
demonstrasi farm dilakukan bersama Dinas Pertanian dan Perkebunan
Kabupaten Poso. Demonstrasi Farm yang direncanakan adalah menanam
komoditi padi varietas Inpara 3 dengan pola tanam jajar legowo 2 : 1 pada musim
tanam berikutnya (November Desember 2013) di wilayah Desa Uelincu
Kecamatan Pamona Utara pada kelompok tani Moence dilahan milik petani
seluas 1,5 ha. Dalam merencanakan kegiatan demonstrasi farm, dilaksanakan
pada tanggal 12 Juni 2013 penyusunanya berdasarkan petunjuk dari Dinas
Pertanian Kabupaten Poso sebagai penanggung jawab melalui program READ
(Rural Empowerment and Agricultural Development) yang akan bekerjasama
dengan kelompok tani terpilih yaitu kelompok tani Moence. Perencanaan
demonstrasi farm yang dibuat dengan musyawarah oleh Penyuluh Pertanian
Lapangan (PPL) bersama anggota kelompok tani di Desa Uelincu Kecamatan
Pamona Utara antara lain: a) komoditas yang dijadikan demonstrasi farm adalah
padi sawah dengan kebutuhan benih 25 kg/ha, varietas INPARI-13 dengan
sistem tanam jajar legowo 2:1, penanaman padi yang direncanakan pada tanggal
18 November 2013. Pupuk yang digunakan adalah pupuk organik sebanyak
3.000 kg (luasan 1,5 hektar), pupuk urea sebanyak 150 kg (luasan 1,5 hektar)
dan pupuk ponska sebanyak 450 kg (luasan 1,5 hektar), b) lokasi bertempat di
Desa Uelincu, Kecamatan Pamona Utara, c) pendamping kegiatan adalah
Penyuluh Pertanian Lapangan (Elfis Metungku) di BPPPK Kecamatan Pamona
-
33
Utara dan pelaksananya adalah kelompok tani Moencedengan jumlah petani
yang menjadi peserta sebanyak 15 orang, d) penanggung jawab kegiatan adalah
Dinas Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Poso, e) jadwal kegiatan terbagi 5
antara lain: (1) pertemuan teknis sebanyak 2 kali pertemuan, (2) penyusunan
rencana kerja dalam rangka pemberdayaan petani sebanyak 1 kali pertemuan,
(3) fasilitasi forum petani tingkat desa sebanyak 4 kali pertemuan, (4) kursus tani
sebanyak 6 kali pertemuan dan (5) Farmer Fild Day (FFD) sebanyak 1 kali
pertemuan, f) sumber dana dari dana DIPA Satker Dinas Pertanian dan
Perkebunan Kabupaten Poso pada kegiatan READ tahun anggaran 2013. Daftar
hadir dan dokumentasi merencanakan demonstrasi farm tersaji pada lampiran.
Daftar hadir kegiatan dapat dilihat pada Lampiran 21.
11. Memandu pelaksanaan demonstrasi usahatani melalui demonstrasi area
Kegiatan memandu demonstrasi usaha tani melalui demonstrasi area
dilaksanakan melalui program Kegiatan Sekolah Lapang Pengelolaan Tanaman
Terpadu (SL-PTT) Padi Non Hibrida dengan sistem tanam jajar legowo 2:1 atau
20 cm (antar barisan) x 10 cm (barisan pinggir) x 40 cm (barisan kosong). Lokasi
bertempat di Desa Panjoka Kecamatan Pamona Utara dengan luasan 25 hektar
(24 hektar SL-PTT dan 1 hektar Laboratorium Lapang), sumber dana DIPA
Satker Dinas Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Poso pada kegiatan READ
tahun anggaran 2013. Pelaksana demonstrasi area ini adalah Dinas Pertanian
dan Perkebunan Kabupaten Poso melalui program READ dan dibantu dalam
kegiatan Laboratorium Lapang oleh Penyuluh Pertanian Lapangan (Elfis
Metungku). Memandu pelaksanaan demonstrasi area ini mulai dari: a)
penyemaian benih padi sebanyak 25kg/ha dengan varietas INPARI-9, b)
pengolahan lahan mengunakan hand traktor, c) pembuatan baris tanam
menggunakan alat (prototipe atajale 2:1) sehingga pembentukan baris tanam
bisa lurus dan jelas untuk memudahkan penanaman, d) penanaman padi pada
tanggal 05 Juli 2012, umur bibit < 21 HSS dan 1-2 bibit per-lubang tanam pada
perpotongan garis yang sudah terbentuk, e) pemupukan terbagi: 1) pemupukan
dasar dilakukan 3 hari sesudah tanam menggunakan pupuk organik 100 kg/ha,
2) pemupukan susulan I, pada umur 15-18 hari menggunakan pupuk urea 50
kg/ha dan ponska 100 kg/ha, 3) pemupukan susulan II, pada umur 28-35 hari
menggunakan pupuk urea 50 kg/ha, ponska 100 kg/ha dan KCL 50 kg/ha.
Pemupukan dilakukan dengan cara ditabur, f) penyiangan dilakukan dengan
-
34
menggunakan gasrok atau landak pada umur 30 hari dan diulang dengan interval
10-15 hari, g) pengendalian hama dan penyakit secara terpadu.
Kegiatan memandu pelaksanaan demonstrasi area ini hanya sampai pada
tanggal 10 Juli 2013 (umur padi 55 hari) dan tidak dapat dilaksanakan sampai
panen, karena kegiatan Praktik Kerja Lapangan II berakhir pada tanggal 20 Juli
2013 dan mahasiswa yang melaksanakan Praktik Kerja Lapangan II harus
kembali ke kampus untuk melaksanakan kegiatan perkuliahan.
BPTP (2009), tujuan jajar legowo adalah: a) memanfaatkan sinar
matahari bagi tanaman yang berada pada bagian pinggir barisan. Semakin
banyak sinar matahari yang mengenai tanaman, maka proses fotosintesis oleh
daun tanaman akan semakin tinggi sehingga akan mendapatkan bobot buah
yang lebih berat, b) mengurangi kemungkinan serangan hama, terutama tikus.
Pada lahan yang relatif terbuka, hama tikus kurang suka tinggal di dalamnya, c)
menekan serangan penyakit. Pada lahan yang relatif terbuka, kelembaban akan
semakin berkurang, sehingga serangan penyakit juga akan berkurang, d)
mempermudah pelaksanaan pemupukan dan pengendalian hama atau penyakit.
Adapun surat keterangan pelaksanaan kegiatan, laporan pelaksanaan kegiatan,
daftar hadir dan dokumentasi kegiatan dapat dilihat pada lampiran 22, 23, 24 dan
Gambar 8.
12. Melaksanakan Temu Lapang/Temu Tugas/Temu Teknis/Temu Karya
Kegiatan yang dapat dilaksanakan yaitu temu lapang yang merupakan
kegiatan dari Dinas Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Poso melalui program
READ dalam rangka menginformasikan berbagai kebijakan penyuluh dan
penerapan teknologi tepat guna serta menggali berbagai permasalahan yang
ada dilapangan. Temu lapang dilaksanakan pada tanggal 26 28 Juni 2013 di
BPP Kecamtan Pamona Selatan Kabupaten Poso. Fasilitator temu lapang
tersebut adalah penyuluh Dinas Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Poso dan
fasilitator PT. MARS yang dihadiri oleh para penyuluh pertanian lapangan serta
petani desa binaan READ se kabupaten Poso. Dalam temu lapang ini materi
yang disampaikan adalah TOT SL Kakao dan peningkatan kapasitas motivasi
petani sehingga dapat meningkatkan pengetahuan, ketrampilan serta sikap
penyuluh pertanian dan petani dalam peningkatan produksi lahan kakao
sehingga usaha tani kakao bisa lestari. Dalam temu lapang ini fasilitator
menjelaskan secara rinci cara budidaya tanaman kakao. Adapun materi temu
-
35
lapang, daftar hadir, dokumentasi kegiatan, surat keterangan pelaksanaan
kegiatan dan laporan pelaksanaan kegiatan dapat dilihat pada Lampiran 25
sampai dengan 28 dan Gambar 9.
13. Merencanakan Forum Penyuluhan Pedesaan/ Magang/ Widyawisata/
Karyawisata/Widyakarya
Perencanaan dapat dilakukan adalah Widyawisata, Langkah awal yang
ditempuh pada pelaksanaan kegiatan ini adalah konsultasi dan koordinasi
dengan Kepala Balai Penyuluhan Pertanian Kecamatan Pamona Utara dan
rekan penyuluh Kecamatan Pamona Utara. Kemudian dibantu oleh penyuluh
THL melakukan koordinasi dengan ketua dan anggota kelompok tani, dan
diperoleh informasi dari petugas penyuluh dan kelompok tani bahwa pada bulan
September 2013 kelompok tani Topaku yang berada di Desa Uelincu Kecamatan
Pamona Utara berencana akan melaksanakan widyawisata di Perkebunan Karet
yang berada di kecamatan Mori Bawah Kabupaten Morowali. Selanjutnya
dilakukan penyusunan proposal dan perencanaan secara bersama yang
memuat:
a. Peserta
Peserta widyawisata sebanyak 35 orang terdiri dari : (1) Kelompok tani Topaku
sebanyak 30 orang, 2) Panitia pelaksana 4 orang, 3) tim Penyuluh Pertanian
Lapangan 2 orang.
b. Waktu dan tempat kegiatan
Waktu kegiatan widyawisata yang dilaksanakan pada tanggal 15 Juli 2012, jam
7.30 sampai 17.00 WIB. Tempat atau lokasi yang di kunjungi yaitu PT.
Perkebunan Karet di Kecamatan Mori Bawah, Kabupaten Morowali.
c. Materi dan Metode
Materi yang disampaikan dalam widyawisata yaitu cara budidaya tanaman karet
sedangkan metodenya antara lain: 1) pemaparan materi dilaksanakan oleh
narasumber dari PT Perkebunan Karet, 2) pengamatan dan diskusi secara
langsung dilokasi.
d. Narasumber Kegiatan Widyawisata
Narasumber kegiatan dari fasilitator PT. Perkebunan Karet yang ada di
Kecamatan Mori Bawah sebanyak 2 orang.
e. Panitia Pelaksana Kegiatan Widyawisata
-
36
Panitia pelaksana kegiatan widyawisata terdiri dari: 1) ketua (A.Pusuloka), 2)
sekretaris (B.Dombo), 3) bendahara (K.Sarema), 4) anggota (Y.Koroka).
f. Sumber dana dan Biaya.
Sumber dana berasal dari: 1) Kas kelompok : Rp 1.000.000,00, 2) swadaya
petani sebesar: Rp. 1000.000,00, 3), pihak lain sebesar: Rp. 500.000,00 jadi
jumlah keseluruhan sebesar: Rp. 2.500.000,00.
Biaya pengeluaran selama perjalanan widyawisata: 1) biaya transportasi
sebesar: Rp. 1.000.000,00, 2) biaya snack (35 orang x @ Rp. 5.000,00) sebesar:
Rp.175.000,00, 3) biaya makan dan minum (35 orang x @ Rp. 25.000,00)
sebesar: Rp. 875.000,00, 4) biaya dokumentasi sebesar: Rp. 50.000,00, 5) biaya
ATK sebesar: Rp. 50.000,00, 6) biaya kostum sebesar : Rp. 250.000,00, 6) biaya
P3K sebesar: Rp. 50.000,00, 7) biaya tak terduga sebesar: Rp. 50.000,00, 8)
total biaya keseluruhan sebesar: Rp. 2.500.000,00.
g. Jadwal Rencana Kegiatan Widyawisata
Jadwal rencana kegiatan widyawisata antara lain: 1) jam 07.00 - 07.30 berangkat
ke PT. Perkebunan Karet Kecamatan Mori Bawah, 2) jam 07.30 - 08.30 tiba
dilokasi tujuan, 3) jam 08.30 - 09.30 ramah tamah dengan fasilitator dan anggota
PT. Perkebunan Karet, 4) jam 09.30 - 10.00 pembagian snack terhadap peserta,
5) jam 10.00 - 11.30 pemaparan materi dilaksanakan oleh narasumber dari PT.
Perkebunan Karet, 6) jam 11.30 - 13.00 makan siang bersama, 7) jam 13.00 -
15.00 pengamatan secara langsung dilokasi, 8) jam 15.00 - 16.00 diskusi dengan
narasumber langsung dilokasi perkebunan karet secara interaktif, 9) jam 16.00 -
17.00 peserta widyawisata berangkat pulang.
Pelaksanaan dalam merencanakan widyawisata disesuaikan menurut
Deptan (2009), yang mengatakan bahwa widyawisata adalah kegiatan perjalanan
bersama yang dilakukan oleh kelompok tani dan penyuluh pertanian untuk
belajar dengan melihat suatu penerapan teknologi dalam keadaan
sesungguhnya.
14. Menjadi Pramuwicara dalam perencanaan dan Pelaksanaan Pameran
a. Pengertian
Pameran adalah usaha untuk memperlihatkan atau menunjukan model,
contoh, barang, peta, grafik, gambar, poster, benda hidup dan sebagainya
secara sistimatis pada suatu tempat tertentu. Suatu pameran meliputi tiga tahap
-
37
yaitu menarik perhatian, menggugah hati dan membangkitkan keingina, serta bila
mungkin tahap meyakinkan diharapkan juga.
b. Tujuan
1) Membiasakan orang-orang dengan norma-norma yang lebih baik
2) Menarik perhatian orang
3) Meningkatkan pengertian dan minat
4) Menyadarkan para petani
5) Memperlihatkan teknologi baru
6) Menumbuhkan apresiasi terhadap pembangunan pertanian
c. Teknis Pelaksanaan
1) Sebaiknya dilaksanakan bersamaan dengan peristiwa-peristiwa khusus
2) Mempunyai tema dan pusat perhatian
3) Harus ada susunan yang sistimatis dan berkelanjutan
4) Pergunakan jumlah objek secukupnya atau tidak berlebihan
5) Tata ruang diatur sedemikian rupa agar menarik perhatian pengunjung
6) Gunakan dekorasi dari bahan yang erat hubungannya dengan yang di
pamerkan
7) Para penjaga pameran harus dibekali dengan informasi yang cukup
mengenai objek yang di pamerkan
8) Materi/barang yang di pamerkan harus jelas, sederhana dan mudah dipahami
d. Manfaat
1) Dapat menjangkau sasaran yang buta huruf
2) Mempunyai efek yang publisitas
3) Menarik perhatian macam-macam golongan masyarakat
e. Sumber Dana dan Jumlah Dana
Sumber dana berasal dari APBD dengan jumlah dana Rp 5.000.000,-
f. Waktu Pelaksanaan
Pelaksanaan pada tanggal 16 Agustus 2013 yang dirangkaikan dengan hari
KRIDA Pertanian di Lapangan Sintuwu Maroso Kabupaten Poso.
g. Penanggung Jawab
1) Kepala Badan Pelaksana Penyuluhan Pertanian Perikanan dan Kehutanan
Kabupaten Poso
2) Kepala Balai Penyuluhan Pertanian Perikanan dan Kehutanan se
Kabupataten poso.
-
38
3) PPL se Kabupaten Poso
Surat keterangan menjadi pramuwicara dan laporan pelaksanaan dalam
kegiatan perencanaan pameran dapat dilihat pada Lampiran 29 dan 30.
15. Mengajar Kursus Tani
Kursus tani adalah metode penyuluhan pertanian berupa kegiatan proses
belajar mengajar terstruktur yang khusus diperuntukkan bagi petani dan
keluarganya yang diselengarakan secara sistematis dan teratur dan dalam
jangka waktu tertentu dengan prinsip belajar sambil berbuat (learning by
doing). Tujuan dari pelaksanaan kursus tani adalah meningkatkan pengetahuan,
sikap dan keterampilan petani dalam memecahkan masalah usahatani yang
dihadapi keluarganya, menerapkan teknologi yang lebih menguntungkan,
menumbuhkan sikap positif dan mengembangkan sifat kepemimpinan. Kegiatan
kursus tani dilakukan pada tanggal 27 Juni 2013. Bertepatan pada kegiatan TOT
SL Kakao dan peningkatan kapasitas motivasi petani dengan materi pembuatan
pupuk bokasi dari kotoran ternak. Adapun Surat keterangan, laporan
pelaksanaan kegiatan mengajar pada kursus tani, daftar hadir dan dokumentasi
dapat dilihat pada Lampiran 31, 32, 33 dan Gambar 10.
16. Menumbuhkan Gabungan Kelompok
Menumbuhkan gapoktan tidak dilakukan, dari kelompok tani yang berada
di wilayah Kecamatan Pamona Utara terdiri dari 71 kelompok tani yang tersebar
di 10 desa yang ada, kelompok tani tersebut telah tergabung dalam Gabungan
Kelompok Tani (Gapoktan) yang berjumlah 10 gapoktan setiap desa terdiri dari 1
Gapoktan. Melalui koordinasi dengan koordinator penyuluh dan pembimbing
eksternal di lapangan, materi usaha penumbuhan gabungan kelompok ini tidak
dilakukan, sesuai kebjakan pemerintah yang menyatakan bahwa dalam 1 desa
terdapat 1 gapoktan dan 1 penyuluh dan hal ini telah sesuai dengan yang ada
dilokasi pelaksanaan PKL II, sehingga penumbuhan gapoktan tidak
dilaksanakan, namun usaha untuk meningkatkan eksistensi dan dinamika
gapoktan tetap dilakukan, yaitu dengan melakukan penyuluhan dan bimbingan
menuju kearah perbaikan yang berorientasi kepada peningkatan keterampilan
dan kesejahteraan anggota khususnya. Penumbuhan kesadaran melalui motivasi
terus dilakukan, bahwa usaha yang dilakukan secara bersama akan menjadi
semakin mudah serta senantiasa memotivasi mereka untuk berusaha tani secara
konsisten, efisien dalam usaha dan modal, kekompakan dalam segala aspek
-
39
;antara pengurus dan anggota serta sesama kelompok, kompeten dalam
managemen, guna menuju kearah perbaikan kualitas maupun kuantitas produk
usaha tani yang mereka usahakan. Langkah yang dilakukan untuk melaksanakan
kegiatan tersebut adalah ikut melibatkan diri kedalam setiap pertemuan
kelompok maupun pertemuan gapoktan, surat keterangan pelaksanaan kegiatan,
daftar hadir dan laporan pelaksanaan kegiatan dapat dilihat pada Lampiran 34,
35, dan 36.
17. Mengembangkan Kelompok Tani Dari Lanjut Ke Madya
Pengembangan kelompok tani dapat dilakukan dan kegiatan yang
dilakukan pada pelaksanaan materi ini adalah mengusahakan untuk
meningkatkan kegairahan dan memotivasi para anggota kelompok tani dalam
menumbuhkan adanya rasa kebanggaan bersama, dalam hal ini langkah yang
ditempuh dalam menggerakkan kelompok kearah peningkatan kemampuan
individu maupun kelompok dan peningkatan kelas kelompok adalah penyuluhan
dengan metode anjangsana yang dalam hal ini, mengidentifikasi penilaian yang
telah ada, dan melakukan penilaian terhadap kelompok tani kelas lanjut.
Asumsinya adalah, jika hasil penilaian yang dilakukan mencapai jumlah nilai 501
750, maka kelompok tersebut sudak layak ditingkatkan kelas kelompoknya ke
Kelas Madya. Penilaian yang dilakukan, berdasarkan instrumen penilaian
kemampuan kelompok tani, yaitu: (1). Kemampuan merencanakan kegiatan, (2).
Kemampuan mengorganisasikan kegiatan, (3). Kemampuan melaksanakan
kegiatan, (4). Kemampuan melakukan pengendalian dan pelaporan kegiatan,
dan (5) Kemampua mengembangkan kepemimpinan kelompok. Pedoman
penilaian ini mengacu pada Peraturan Kepala Badan Penyuluhan dan
Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian Nomor :
168/Per/SM.170/J/11/11. Sedangkan yang melaksanakan penilaian adalah tim
pelaksana penilaian tingkat kecamatan.
Hasil penilaian selanjutnya disampaikan kepada Kepala Badan
Penyuluhan Pertanian Perikanan Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Poso.
Untuk selanjutnya akan ditindak lanjuti dan dilakukan proses melalui mekanisme
yang berlaku. Laporan dan surat keterangan pelaksanaan kegiatan dapat dilihat
pada lampiran 37, 38, dan 39.
-
40
18. Melakukan Evaluasi Pelaksanaan Penyuluhan Pertanian Tingkat
Kecamatan
Berdasarkan koordinasi dengan pembimbing eksternal, koordinator
penyuluh dan juga PPL setempat menyatakan bahwa belum pernah diadakannya
evaluasi pelaksanaan penyuluhan di Kecamatan Pamona Utara sebelumnya oleh
pihak atau instansi terkait oleh karena itu pada pelaksanaan materi ini, langkah
yang dilakukan adalah mengidentifikasi Programa Penyuluhan Pertanian tingkat
kecamatan tahun 2012, sehingga kegiatan evaluasi penyuluhan ini tidak dapat
dilaksanakan secara keseluruhan. Yang dapat kami laksanakan adalah evaluasi
pelaksanaan program terhadap kegiatan SL-PTT padi sawah pada kelompok tani
Moence di Desa Uelincu, Kecamatan Pamona Utara, Kabupaten Poso. Kegiatan
SL-PTT telah dilaksanakan di Kecamatan Pamona Utara pada bulan April-
Agustus 2012, tujuan dilaksanakan SL-PTT untuk meningkatkan produksi padi
dari rata-rata 26,2 kwt/ha menjadi rata-rata 49,2 kwt/ha, permasalahan yang
dihadapi petani padi yaitu petani belum mampu menerapkan sapta usaha
secara lengkap. Melalui kegiatan SL-PTT materi yang disampaikan yaitu tentang
teknologi budaya tanam padi sawah. Sumber biaya berasal dari dana APBD dan
Swadana, penanggung jawabnya oleh Kepala BPP Kecamatan Pamona Utara
dan pelaksana kelompok tani, penyuluh pertanian lapangan. Dalam kegiatan
SL-PTT materi-materi yang disampaikan antara lain; Rembug Tani yaitu
membahas persiapan Sekolah Lapang PTT Padi, pengolahan lahan pasang
surut dengan rotary, persemaian padi pada lahan pasang surut, perlakuan benih
dengan penggunaan air garam, penanaman padi sistem Legowo 4:1 dan 2:1
pada lahan pasang surut, pemupukan padi spesifik lokasi berdasarkan hasil
analisa tanah dengan perangkat uji tanah sawah, pemupukan susulan
berdasarkan hasil pengukuran Bagan Warna Daun (BWD), pengendalian hama
dan penyakit secara terpadu (PHT), panen padi dengan alat sabit bergerigi dan
pasca panen padi perontokan menggunakan power thresher.
Hasil yang didapat oleh petani dalam pelaksanaan SL-PTT petani sudah
mulai mengenal penggunaan varietas unggul baru untuk padi lahan pasang surut
seperti Inpari 9 untuk menggantikan varietas lokal yang berumur panjang dan
produktivitas rendah, petani sudah mulai menanam padi dua kali setahun dan
terus bertambah luas tanam pada musim gadu, petani mulai mengenal
penggunaan pupuk secara tepat terutama dosis pemupukan sudah mengikuti
-
41
hasil analisa tanah dengan Perangkat Uji Tanah Sawah (PUTS), pengendalian
hama dan penyakit sudah mulai dilakukan secara terpadu terutama dengan
didasarkan pada nilai ambang ekonomi. Hasil evaluasi ini untuk menilai
relevansi, efektifitas dan efisiensi, pencapaian hasil suatu kegiatan untuk
selanjutnya digunakan sebagai pertimbangan dalam pengambilan kebijakan
pada perencanaan dan pengembangan kegiatan selanjutnya dan digunakan
untuk pengambilan keputusan dalam mengatasi permasalahan, dan tindakan
penyesuaian atau perbaikan atas pelaksanaan kegiatan. Laporan dan surat
keterangan pelaksanaan kegiatan dapat dilihat pada lampiran 40 dan 41.
-
42
V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Kecamatan Pamona Utara memiliki potensi sumberdaya yang banyak,
baik itu sumber daya alam, sumber daya manusia maupun sumber daya sarana
dan prasarana. Sumberdaya tersebut belum dapat dikelola dengan baik karena
banyak faktor antara lain sumber daya manusia yang belum terampil dalam
pengelolaan.
Pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan II di Kecamatan Pamona Utara ini
berdampak positif dan meningkatnya pengetahuan dan keterampilan mahasiswa
dalam menyelenggarakan pola penyuluhan mulai dari penyusunan rencana
kegiatan penyuluhan pertanian di lokasi praktik sampai pelaksanaan penyuluhan
dalam melaksanakan tugas-tugas rutin sebagai penyuluh pertanian pelaksana
dan meningkatnya kemampuan mahasiswa dalam menyuluh dan berkomunikasi
sebagai seorang fasilitator dan dinamisator. Selain itu, meningkatnya
pengetahuan dan keterampilan juga didukung oleh pengalaman nyata yang
dialami selama di lapangan.
Pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan II di Kecamatan Pamona Utara juga
berdampak pada Meningkatkan dinamika pada gabungan kelompok tani serta
penyebaran ilmu pengetahuan melalui kegiatan memandu pelaksanaan
demonstrasi area dan temu lapang.
B. Saran-saran
1. Untuk mencapai hasil yang optimal dalam pembangunan disektor pertanian,
proses penyuluhan ditingkat kecamatan dan Pelaksanaan Evaluasi
Penyuluhan Pertanian hendaknya dilakukan secara konsisten dan
berkelanjutan.
2. Kegiatan penyuluhan pertanian agar lebih diintensifkan lagi, guna menunjang
keberhasilan program pembangunan dibidang pertanian. Penerapan metode
yang tepat, efektif dan efisien sangat menentukan keberhasilan dalam proses
penyuluhan, karena cara menerima suatu inovasi yang di sampaikan kepada
sasaran sangat berbeda.
-
43
VI. DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, A.2008. Identifikasi Kelas Kemampuan Kelompok Tani Ternak Di
Kecamatan Herlang Kabupaten Bulukumba. Jurusan Sosial Ekonomi
Peternakan, Fakultas Peternakan Universitas Hasanuddin. Diakses
pada tanggal 8 April 2012. http://inaabdullah.blogspot.com/identifikasi-
kelas-kemampuan-kelompok.html.
Angga. 2009. Bermacam Cara Membuat Pupuk. Diakses pada tanggal 9 April
2013 .http://perdanaangga.wordpress.com/membuat-pupuk-organik-
ramah-lingkungan/
Anonim, 2007. Peraturan Mentri Pertanian Nomor 273/Kpts/OT.160/4/2007
tentang Pembinaan Kelembagaan Petani. Departemen Pertanian
Anonim, 2008 Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara
Nomor : PER/02/MENPAN/2/2008 tentang Jabatan Fungsional
Penyuluh Pertanian dan Angka Kreditnya. Departemen Pertanian
Anonima,2009. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 35/Permentan/OT.140/
7/2009 tanggal 24 Juli 2009, Tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan
Jabatan Fungsional Penyuluh Pertanian dan Angka Kreditnya. Jakarta.
Anonimb,2009. Peraturan Menteri Pertanian Nomor : 52/Permentan/OT.140/
12/2009 tanggal 11 desember 2009 Tentang Metode Penyuluhan
Pertanian. Departemen Pertanian
Anonimc,2009. Identifikasi Potensi