Download - Laporan Praktek Kerja Lapangan Kayu Putih
LAPORAN
PRAKTEK KERJA LAPANGAN
Proses Penyulingan Minyak Kayu Putih
Di PD. Pabrik Gelaran Karangmojo
Gunungkidul Yogyakarta
Disusun Oleh :
ARDITYA TEJA SUKMANA
15320052
FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK MESIN
UNIVERSITAS JANABADRA
2015
i
HALAMAN PENGESAHAN
PRAKTEK KERJA LAPANGAN
Proses Penyulingan Minyak Kayu PutihDi PD Pabrik Gelaran Karangmojo
Gunungkidul Yogyakarta
Oleh :
ARDITYA TEJA SUKMANA15320052
Telah diperiksa dan disetujui oleh:
Kepala Pabrik Dosen Pembimbing
( Ignatius Suranta ) ( Dr. Eng. Mochamad Syamsiro )19710320 200604 1 010
Ketua Jurusan Teknik Mesin
( Ir. Juriah Mulyanti, M. Sc. )
ii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penyusun panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,yang
telahmemberikan rahmat dan hidayah-Nya,sehingga penulis dapat menyelesaikan
“Laporan Praktek Kerja Lapangan” sebagai salah satu syarat progam studi Strata Satu
(S1)Teknik MesinFakultas Teknik Universitas Janabadra Yogyakarta.
Penyusunan ini tidak dapat lepas dari bantuan dan dukungan berbagai
pihak,baiksecara langsung maupun tidak langsung, oleh karena itu pada kesempatan
ini,penulismengucapkan terima kasih kepada:
1. Ibu Ir. Juriah Mulyanti M.Sc selaku Ketua Jurusan Teknik Mesin Universitas
Janabadra Yogyakarta.
2. Dr. Eng. Mochamad Syamsiro selaku Pembimbing Tugas Praktek Kerja
Lapangan
3. Bapak Ignatius Suranta selaku Kepala Pabrik yang telah memberikan ijin
kerja praktek Di Pabrik Penyulingan Minyak Kayu Putih.
4. Kawan-kawan mahasiswa Teknik Mesin Universitas Janabadra Yogyakarta
(HMJTM) dan semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan namanya satu
persatu.
5. Kedua Orang Tua, adik, dan seluruh keluarga besar yang selalu memberi
dukungan moralmaupun material.
Penyusun menyadari bahwa dalam pembuatan laporan ini masih jauh dari
sempurna oleh karena itu penulis mengharapkan saran dari pembaca demi
kesempurnaanlaporan ini.Akhir kata penulis berharap semoga laporan ini bermanfaat
bagi semua pembacakhususnya mahasiswa Teknik Mesin Unversitas Janabadra
Yogyakarta.
Yogyakarta, November 2015
Arditya Teja Sukmana
iii
DAFTAR ISI
Halaman Judul........................................................................................ i
Halaman Pengesahan .............................................................................. ii
Kata Pengantar........................................................................................ iii
Daftar Isi ................................................................................................. iv
Daftar Gambar......................................................................................... vi
Daftar Tabel............................................................................................. vii
BAB I Pendahuluan
A. Sejarah Singkat Pabrik Penyulingan Daun
Kayu Putih Gelaran .................................................................. 1
B. Lokasi Pabrik Penyulingan Minyak Kayu Putih Gelaran ........ 4
C. Sejarah Pohon Kayu Putih dan Fedahnya................................. 5
D. Upah Pegawai Serta Jaminan Sosial......................................... 7
E. Faktor Pengaruh Produksi Minyak Kayu Putih........................ 9
BAB II Pabrik Minyak Kayu Putih Gelaran
A. Cara Budidaya Tanaman Kayu Putih........................................ 10
B. Struktur Organisasi.................................................................... 12
C. Proses Penyulingan Minyak Kayu Putih................................... 13
BAB III Perawatan (Maintenance) Boiler
A. Perawatan Harian (Daily Maintenance)...................................... 42
B. Perawatan Mingguan (Weekly Maintenance)............................. 42
C. Perawatan Bulanan (mounthly Maintenance)............................. 43
D. Pemeliharaan Boiler Selama Masa Operasi............................... 43
iv
E. Pemeliharaan Boiler Selama Setelah Masa Operasi................... 44
F. Pemeriksaan Dan Perbaikan........................................................ 45
G. Hydrostatis test............................................................................ 46
H. Steam test (percobaan dengan tekanan uap)................................ 48
I. Jenis-Jenis Boiler......................................................................... 48
J. Electric........................................................................................ 50
K. Industrial Boiler Steam................................................................ 50
L. Heat Recovery Boiler Steam ..................................................... 52
M. Pengkajian Boiler........................................................................ 53
N. Efisiensi Boiler ............................................................................. 54
BAB IV Komposisi Minyak
A. Tabel I. Komposisi minyak kayu putih....................................... 55
B. Tabel II. Syarat mutu minyak kayu putih.................................... 55
C. Tabel III. Daftar hasil produksi minyak kayu putih
Gelaran Tahun 2014.................................................................. 56
BAB V Penutup
A. Kesimpulan............................................................................... 57
B. Saran ......................................................................................... 57
Daftar Pustaka
Lampiran
v
DAFTAR GAMBAR
1. Lokasi Pabrik Gelaran ............................................................. 4
2. Faktor Pengaruh Produksi Minyak Kayu Putih........................ 10
3. Struktur Organisasi Kegiatan Penyulingan Minyak
Kayu Putih Gelaran .................................................................. 14
4. Proses Penyulingan Minyak Kayu Putih di Pabrik Gelaran..... 18
5. Boiler......................................................................................... 27
6. Water Softener.......................................................................... 28
7. Hider.......................................................................................... 29
8. Sparator..................................................................................... 30
9. Ruang Bakar.............................................................................. 31
10. Condensor................................................................................. 32
11. Cerobong Asap ......................................................................... 33
12. Ketel Daun ............................................................................... 35
13. Keranjang Daun........................................................................ 36
14. Derek......................................................................................... 38
15. Tampungan Minyak.................................................................. 40
vi
DAFTAR TABEL
I. Komposisi Minyak Kayu Putih........................................................ 43
II. Syarat Mutu Minyak Kayu Putih..................................................... 43
III. Daftar Hasil Produksi Minyak Kayu Putih Gelaran Tahun 2012... . 44
vii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Sejarah Singkat Pabrik Penyulingan Daun Kayu Putih Gelaran
Pabrik penyulingan minyak kayu putih didirikan pada tahun 1981
tetapi mulai beroperasi pada tahun 1982 terletak di Desa Gelaran kecamatan
Karangmojo Kabupaten Gunungkidul. Jarak pabrik minyak kayu putih dari
Kecamatan Karang Mojo sekitar ± 6 km.
Didirikan pabrik penyulingan minyak kayu putih disebabkan karena
tanah di Gunungkidul terutama di Karangmojo tanahnya berkapur dan liat.
Dan pohon minyak kayu putih cocok ditanam ditanah yang berkapur tetapi
dengan syarat pohon ditanam pada musim penghujan. Selain itu didirikannya
pabrik penyulingan minyak kayu putih di Gelaran untuk mencegah
pengangguran guna meningkatkan income atau pendapatan masyarakat yang
dekat dengan hutan kayu putih. Misalnya masyarakat disekitarnya menjadi
karyawan atau tenaga kerja dan sebagai tenaga pemetik daun minyak kayu
putih.
Pada tahun 1984 sampai tahun 1993 pabrik minyak kayu putih Gelaran
masih menggunakan alat yang sederhana dalam mengolah daun atau memasak
daun kayu putih. Baru pada tahun 1994 pabrik Gelaran mengganti alat yang
agak modern atau semi modern. Pergantian alat pada pengolahan daun kayu
putih di Gelaran pindahan dari pabrik minyak kayu putih Sendang Mole
Playen Gunungkidul.
1
Syarat-syarat mendirikan pabrik minyak kayu putih di Gelaran :
1. Dekat Jalan
Agar pengangkutan daun minyak kayu putih lebih mudah bila jalan
menuju pabrik sulit dilalui kendaraan pengangkut daun kayu putih maka
mempengaruhi proses pengolahan atau pemasakan daun menjadi lambat
karena pengiriman daun juga lambat.
2. Dekat dengan Bahan Baku
Lahan bakunya yaitu daun kayu putih, maka mendirikan pabrik ini
harus dekat dengan daun atau pohon kayu putih agar lebih strategis. Letak
yang strategis akan mempermudah pengangkutan sehingga pemasakan
lebih lancar.
3. Angkutan
Dalam pengiriman daun kayu putih dari hutan menuju pabrik
menggunakan kendaraan truk atau colt. Karena sarana transportasi sangat
penting terutama jalan yang akan dilalui truk. Apabila prasarana angkutan
kurang memenuhi syarat maka pengiriman daun akan lebih lama.
4. Dekat air guna pending
Pendirian pabrik di Gelaran dekat dengan sumber air sebagai
pendingin titik-titik air dan titik-titik minyak kayu putih dari ketel daun
menuju separator. Air ditampung dalam suatu bak ini berfungsi sebagai
pendingin dan sebagai penambahan air ke ketel uap. Air dibak diambilkan
dari sungai dan untuk penambahan terlebih dahulu dipindah ke water
softener dengan pompa air.
2
Karena telah memenuhi syarat tersebut diatas maka di Gelaran didirikan
pabrik penyulingan minyak kayu putih. Dinas kehutanan Yogyakarta
mengelola lima (5) pabrik pengolahan daun kayu putih yaitu di Kokap (Kulon
Progo), Dlingo dan Diawung (Bantul), Sendang Mole dan Karangmojo
(Gunungkidul).
Kelima pabrik tersebut pengelolaannya masih merupakan kegiatan rutin
Dinas Kehutanan Daerah Istimewa Yogyakarta. Dan dibiayai dari anggaran
rutin, sehingga pengoperasiannya tergantung dari penyediaan dana yang sangat
terbatas dan belum cepat waktu.
Pabrik penyulingan minyak kayu putih yang telah didirikan ini merupakan
lapangan kerja baru. Sehingga dapat menyerap tenaga kerja, dan dapat
mengurangi pengangguran. Dengan ini maka akan menambah penambahan
pendapatan masyarakat sekitar. Juga untuk memanfaatkan tanaman-tanaman
pioneer, khususnya pohin kayu putih menjadi sumber pendapatan daerah.
Penyulingan minyak kayu putih tersebut mulanya bersifat pemanfaatan
tanaman kayu putih yang berhasil ditanam yaitu di Bagian Derah Hutan (BHD)
Karangmojo yang dipakai masih sederhana dengan bahan baku daun kayu
putih untik bahan bakar minyak tanah dan daun bekas minyak kayu putih yang
diperoleh belum optimal dan biaya produksi cukup tinggi.
Peralatan yang lebih modern pabrik Gelaran ternyata dapat mempengaruhi
perkembangan ekonomi masyarakat sekitar hutan Karangmojo, terutama pada
penyediaan tenaga kerja. Karena kebutuhan bahan baku yaitu daun kayu putih
sangat besar maka dipikirkan juga cara pemungutan daun kayu putih yang
lebih efisien dan efektif yaitu dengan sistim rimbas.
3
B. Lokasi Pabrik Gelaran
Pabrik minyak kayu putih di Gelaran terletak di desa Gelaran, Kecamatan
Karangmojo di Kabupaten Gunungkidul. Jadi pabrik minyak kayu putih dari
kecamatan Karangmojo kurang lebih 6 kilometer.
Agar lebih jelas lokasi pabrik dapat dilihat pada gambar1.
Gambar 1. Lokasi Pabrik
4
LOKASI PABRIK MINYAK KAYU PUTIH
C. Sejarah Pohon Minyak Kayu Putih dan Faedahnya
1. Sejarah pohon kayu putih
Keadaan tanah diwilayah Gunungkidul tandus dan kritis sehingga
tidak menjamin pertumbuhan tanaman maka perlu dipikirkan cara-cara
pemecahannya agar tanah tidak bertambah kritis serta konsentrasi tanah
dan air terjamin. Upaya konservasi tanah dan air pertama kali
dilaksanakan dengan menutup tanah, karena keadaan tanah sudah sangat
kritis, maka dipilih jenis tanaman yang dapat tumbuh dengan cepat agar
tanah segera tertutup.
Pada tahun 1950 tanaman kayu putih mulai ditanam, sedang
dikawasan hutan Gunungkidul dimulai pada tahun 1951. Tanaman kayu
putih yang ditanam dikawasan Daerah Istimewa Yogyakarta berasal dari
usaha yang dibawa oleh orang-orang Australia ke Maluku dengna
memakai perahu-perahu nenek moyang kita.
Berdasarkan banyaknya jenis minyak kayu putih maka ada beberapa
jenis tanaman minyak kayu putih, antara lain :
a. Jenis Buru (seram)
Pohon ini jenis kayu putih yang tinggi.
Ciri-ciri :
- Daun lebar
- Daya tumbuh lebih cepat
- Daun berwarna hijau tua
5
b. Jenis Timor
Pohon ini dengan kandungan minyak lebih banyak bila
disbanding jenis baru. Warna minyak hijau kekuningan.
Ciri-ciri :
- Daun kecil-kecil panjang
- Daun berwarna hijau kekuningan
- Daun lebih tebal
c. Jenis Santibar
Jenis santibar ini kurang baik kwalitasnya ataupun kwantitasnya,
warna minyak keruh kehijauan.
Ciri-ciri :
- Daun lebar dan tebal
- Warna daun hijau muda
Namun jenis santibar ini mempunyai beberapa keuntungan antara lain :
- Dapat ditanam pada lahan tanah kritis atau kurang air
- Dapat ditanam pada semua musim
2. Faedah Minyak Kayu Putih
Minyak kayu putih diperoleh dari proses penyulingan daun kayu putih.
Jenis tanaman kayu putih yang baik yaitu jenis malaleuca Leudondron.
Minyak kayu putih dapat digunakan sebagai obat-obatan dan bahan wangi-
wangian, sebagai bahan campuran kembang gula, untuk menyembuhkan sakit
kejang, sakit kepala, sakit gigi, sakit telinga dan rematik, kejang di kaki
6
dengan cara digosokkan atau diminum. Juga untuk pengobatan orang pingsan
dengan cara dioleskan dibawah hidung.
Penggunaan minyak kayu putih ini ternyata dalam bidang industry
dipakai sebagai bahan atau campuran wangi-wangian dan juga kosmetik.
Untuk obat-obatan yang paling penting harus diketahui adalah kadar sineolnya
yaitu maksimum sebesar 65%.
Maka dari itu minyak kayu putih penggunaannya dapat dibedakan :
a. Secara murni dapat digunakan sebagai obat-obatan
b. Sebagai campuran juga dapat digunakan sebagai obat-obatan
c. Sebagai campuran dapat digunakan sebagai bahan kosmetika
d. Sebagai campuran dalam dosis sangat rendah dapat dipakai sebagai
campuran dalam makanan, contohnya kembang gula
Kepala pabrik minyak kayu putih mempunyai tenaga kerja
pelaksanaan proses atau produksi minyak kayu putih. Sebagai seorang
pemimpin dituntut untuk dapat memimpin organisasi dan tenaga kerja atau
bawahannya. Kepala pabrik tersebut bertanggungjawab kepada Dinas
Kehutanan Daerah Istimewa Yogyakarta sedangkan staf dibawahnya kepala
pabrik.
D. Upah Pegawai Serta Jaminan Sosial
1. Gaji Pegawai
Pegawai dipabrik penyulingan minyak kayu putih merupakan pegawai
sipil, maka gajinya diberikan setiap bulan. Ketentuan gajinya tergantung
pada peraturan pegawai negeri sipil.
7
2. Gaji Mitra Kerja
Untuk gaji mitra kerja didasarkan pada volume atau hasil kerja dari
penimbangan, pembongkaran dan pembuangan sisa daun setelah
pemasakan.
3. Jaminan Sosial
Dalam hal ini jeminan sosial dapat berupa uang dan juga dapat berupa
beras. Adapun jaminan sosial yang berupa uang diberikan untuk
membiayai pengobatan bila karyawan sakit ataupun meninggal dunia.
4. Jumlah karyawan
Karyawan yang ada di pabrik penyulingan minyak kayu putih Gelaran
ada dua bagian yaitu :
a. Karyawan tetap
Karyawan ini pegawai yang telah diangkat oleh pemerintah 7 orang.
b. Karyawan tidak tetap
Yaitu karyawan yang belum diangkat oleh pemerintah menjadi
pegawai negeri, jumlah karyawan tidak tetap ada 30 orang.
5. Jam kerja
Tentang jam kerja dipabrik penyulingan minyak kayu putih di
Gelaran :
a. Jam masuk kerja
b. Jam pulang
c. Jam lembur
Untuk jam lembur khusus bagi pemasak yang dibantu oleh mitra kerja.
8
E. Faktor Pengaruh Produksi Minyak Kayu Putih
Gambar.2. Faktor pengaruh produksi minyak kayu putih
9
Volume Produksi Penyimpanan daun Potensi tanaman
Kesiapan pabrik Musim
Rendemen Tenaga
Angkutan
Pabrik Daun Cara Kerja Administrasi
Jenis Keadaan daun
Umur daun
Waktu tersimpan
Musim
Peralatan Pengamatan produksi
Keterampilan Mental
Kesadaran Dedikasi
BAB II
PABRIK MINYAK KAYU PUTIH GELARAN
A. Cara Budidaya Tanaman Kayu Putih
Sebagai bahan baku dalam proses penyulingan daun kayu putih maka
diperlukan persediaan daun yang cukup, untuk menunjang kelangsungan
tersebut maka perlu budidaya tanaman kayu putih. Agar proses penyulingan
daun kayu putih terpenuhi.
Tahap-tahap budidaya tanaman kayu putih meliputi :
1. Pembibitan
Bibit tanaman kayu putih dapat diperoleh dengan dua (2) macam yaitu :
- Dari akar kayu putih
- Dari biji kayu putih
Bibit dari biji biasanya diperoleh dari pohon kayu putih yang telah
berumur 10 tahun. Pemetikan buahnya dilakukan sebelum buahnya retak
agar tidak jatuh bijinya. Pemetikan buah yang akan dijadikan biji
tangkainya diikuti sertakan agar mudah waktu penjemuran.
Setelah penjemuran dilakukan sortasi untuk memisahkan antara biji
yang baik, biji rusak dan kotoran. Bila benih sudah tersedia maka tanah
yang akan ditanami benih diolah dahulu agar gembur. Biji yang akan
ditaburkan dahulu dengan pasir halus. Tujuannya agar pertumbuhannya
merata.
Setelah biji berkecambah dibuatkan atap diatasnya yang berlawanan
arah dengan sinar matahari sesudah berumur 5 bulan bibit dipisahkan
10
kedalam plastik yang telah diberi tanah dan setelah 6-9 bulan tanaman
dipindah kebedengan.
2. Pembuatan Open Spin
Dikerjakan dengan mencangkul tanah dan mencampur dengan pasir halus
dan dibuat petak-petak. Tujuan pembuatan open spin adalah agar bibit
dapat.
a. Tumbuh normal
b. Mudah waktu dilakukan pencabutan
c. Pertumbuhan cepat
3. Pemindahan Bibit ke Open Spint
Pemindahan bibit dari pesemaian ke open spint dapat dilakukan bila bibit
sudah berumur ± 3 bulan dengan terlebih dahulu dimasukkan kekantong
plastik. Bibit disiangi 1-2 kali untuk menghilangkan rumput.
4. Pemupukan
Pupuk disini yang digunakan yaitu pupuk urea dan pupuk kandang.
Fungsi pemupukan dengan urea yaitu untuk merangsang pertumbuhan
daun. Di Gunungkidul tidak perlu pemupukan karena tanahnya sudah
banyak mengandung humus.
5. Pemberantasan Hama dan Penyakit
Hama yang merusak pohon kayu putih adalah :
a. Rayap
Bagian yang diserang oleh rayap adalah akar, maka rayap merupakan
hama yang paling ganas diantara hama lainnya.
11
b. Wereng
Bagian yang diserang oleh wereng adalah pucuk daun yang masih
muda. Pencegahan dari kedua hama tersebut dengan menggunakan
insektiseda.
6. Pemungutan Hasil
Pohon kayu putih yang sudah berumur 3-5 tahun dengan lingkar batang
110 cm dan dari tanah sudah mencapai 45 cm maka sudah dapat
dilakukan pemetikan. Adapun cara pemetikan yang paling baik yaitu
dengan sistem rimbas yaitu potongan yang menghadap sinar matahari atau
miring. Ini bertujuan agar air hujan langsung mengalir tidak tergenang dan
apabila air hujan langsung mengalir maka pohon kayu putih akan
membusuk dan kemudian akan mati.
B. Struktur Organisasi Pabrik Minyak Kayu Putih Gelaran
Gambar. 3. Struktur organisasi
12
Kepala Pabrik
Bp. Ignatius Suranta
AdministrasiBp. Didik
Mitra Kerja
Operator/PemasakBp. Purwanto &Bp. Wagiman
Peralatan/LingkunganBp. Joko Bahan Baku
Bp. Mino
C. Proses Penyulingan Minyak Kayu Putih
1. Bahan
a. Bahan dasar
Di Pabrik penyulingan minyak kayu putih yang ada di Gelaran,
sebagai bahan dasar yang digunakan dalam penyulingan adalah daun
kayu putih. Daun kayu putih sebagai bahan dasar dapat digolongkan 3
kriteria yaitu :
1) Daun yang berwarna hijau layu
Yaitu daun yang dipetik dan mengalami penyimpanan atau
pelayuan sehingga kadar airnya sudah menurun.
2) Daun yang berwarna hijau basah
Yaitu daun yang baru dipetik dari pohon kayu putih
3) Daun coklat kuning
Yaitu daun kayu putih yang sudah dilayukan selama 3-4 hari
didalam ruang penyimpanan.
b. Bahan tambahan
1) Air
Air yang digunakan untuk menghasilkan uap air dalam boiler
kemudian uap dialirkan keketel daun. Air juga digunakan dalam
pendingin dalam kondensor.
2) Bahan bakar
Bahan bakar ini berupa minyak tanah dan juga briket, bekas
pemasakan dari daun kayu putih yang sudah dikeringkan.
13
3) Api
Digunakan untuk pemanasan air yang ada dalam boiler.
2. Tahap-tahap Pengolahan
a. Pemetikan
Tahap pengolahanyang pertama dalam penyulingan minyak
kayu putih ialah pemetikan. Pemetikan daun kayu putih dapat
dilakukan dengan 3 cara yaitu :
1) Pemetikan dengan cara dipangkas
2) Pemetikan dengan cara diurut
3) Pemetikan sistem rimbas
Ketiga cara pemetikan ini yang paling banyak dilakukan oleh
para petani ialah pemetikan dengan cara di pangkas karena cara ini
lebih efektif dan lebih cepat untuk dikerjakan. Pemetikan yang baik
dilakukan pada pagi hari karena belum terjadi proses pemasakan dari
zat-zat yang terjadi didalam daun. Pada waktu sekarang yang
umumnya dilakukan pemangkasan pada pohon kayu putih yang sudah
mencapai umur ± 5 tahun.
Pemangkasan dilaksanakan dengan miring yaitu dengan
kemiringan 500. Setelah pohon berumur 3-4 tahun, setelah
pemangkasan dapat dipetik lagi. Setiap pohon dapat menghasilkan 2,5
kg daun tua.
14
1) Pemetikan daun dengan cara pangkas
Pemetikan ini dilakukan dengan pemotongan atau memangkas
bagian ranting-ranting yang daun lebat. Batang pohon kayu putih
dipangkas setinggi 110 cm dari tanah dengan gergaji.
Pemangkasan dengan gergaji agar air tidak tergenang pada bekas
pangkasan.
2) Pemetikan daun dengan cara diurut
Pemetikan dengan cara diurut harus dilakukan dengan hati-hati
maka akan lama. Bila tidak hati-hati maka akan merusak daun
(misalnya rusak atau sobek) sehingga menyebabkan daun cepat
busuk. Daun yang diurut daun yang sudah tua dari pucuk smpai
pangkal ranting. Tapi kuncup tidak dipetik untuk pertumbuhan
selanjutnya.
3) Pemetikan daun dengan cara sistem rimbas
Daun yang dapat dirimbas setelah habis pangkasan setelah
berumur 1-2 tahun. Sistem rimbas tersebut mengikutsertakan
ranting dengan paling besar ranting tersebut berdiameter 5 mm.
b. Pengangkutan Daun
Pabrik minyak kayu putih menerima daun hasil pemetikan dari
bagian daerah hutan. Maka perlu pengangkutan, pengangkutan
dilakukan dengan dua cara yaitu :
1) Apabila jaraknya jauh dari pabrik maka pengangkutan
menggunakan truk atau colt. Pabrik minyak kayu putih Gelaran
15
memperoleh bahan baku dari empat resort polisi hutan yaitu Candi,
Nglipar, Kernet, dan Gelaran.
2) Apabila jaraknya dekat dengan pabrik maka pengangkutan bahan
baku dilakukan dengan tenaga manusia yaitu dengan dipikul atau
digendong.
c. Penimbangan
Penimbangan ada dua tahap yaitu penimbangan pertama
setelah dilakukan pemetikan. Dengan tujuan untuk mengetahui berapa
banyaknya daun yang sudah terkumpul dan siap dibawa ke pabrik.
Penimbangan kedua yaitu penimbangan dilakukan setelah
pengangkutan dan sebelum pemasakan dengan tujuan :
1) Untuk menentukan banyaknya daun yang dimasukkan dalam bak
daun.
2) Untuk menentukan rendemen minyak kayu putih yang dihasilkan
Dalam melakukan penimbangan alat yang digunakan adalah jenis
timbangan “BAZAKUL FAGANI/SISTEM DIGITAL” kapasitas
timbangan tersebut adalah 300 kg.
d. Penyulingan Daun Kayu Putih
Dalam pengolahan daun kayu putih dilakukan pertama-tama
didalam bak daun diletakkan sarangan setelah itu daun dimasukkan
ditata dalam bak daun tersebut. Penataan daun kedalam sarangan ini
harus padat jangan sampai ada tempat yang kosong hal ini
16
dimaksudkan agar uap air tidak masuk kedalam ruang yang kosong
tersebut. Proses penyulingan daun kayu putih di Gelaran dapat dilihat
pada gambar 3.
Gambar.. 4 Proses Penyulingan Daun Kayu Putih di Pabrik Gelaran
17
Daun kayu putih Penimbangan II
Daun bekas Pelayuan
Penjemuran Pemasakan
Briket Uap air dan minyak
Pendinginan
Pemisahan
Minyak kayu putih
Penyaringan
Minyak Jernih
Pembotolan
Penyetoran
Air
Untuk menghasilkan minyak kayu putih dilakukan langkah-
langkahsebagai berikut :
1. Mengisi bak air (kolam) dari sumber air sampai penuh
2. Air dari bak air dimasukkan kedalam water softener dan setelah
dilakukan pelunakan kemudian dimasukkan ke feed tank
3. Dari feed tank dimasukkan keboiler
4. Bersamaan dengan pengisian air kedalam boiler, daun kayu putih
dimasukkan kedalam bak daun yang sebelumnya serangan sudah
dimasukkan
5. Tutup bak ditutup
6. Bila air dalam boiler cukup, kemudian briket dimasukkan kedalam
ruang bakar dan dinyalakan
7. Bila tekanan uap dalam boiler 4,5 atmosfer maka uap akan
dibuang melalui pipa pembuang uap
8. Uap air terus dialirkan kedalam bak daun
9. Uap dalam boler dapat dilihat pada gelas duga, apabila air dalam
boiler turun maka perlu ditambah air lagi dari feed tank. Dan api
selalu diatur dengan menambah briket, sehingga tekanan tidak
kurang dari 2,5 atm
10. Uap yang mengalir punya tekanan yang kuat untuk mengeluarkan
minyak kayu putih yang berupa uap. Jadi uap yang keluar dari bak
daun mengandung air dan minyak kayu putih. Ini berlangsung
setelah daun di uapi 1-1,5 jam
18
11. Uap minyak dan air tersebut kemudian menuju kebak pendingin
melalui pipa, pipa tersebut berputar-putar dalam bak pendingin
sehingga uap air dan uap minyak betul-betul dingin
12. Setelah uap air dan minyak dingin dialirkan ke separator. Minyak
kayu putih berada diatas dan air berada dibawah karena Berat
Jenis air lebih besar dibandingkan Berat Jenis minyak
13. Minyak kayu putih diambil melalui kran dan airnya diruang
14. Apabila pemasakan sudah selesai kurang lebih 4 jam bak daun
dibuka dan daun bekas masakan dikeluarkan bersama sarangannya
dengan menggunakan katrol atau Derek
15. Setelah agak dingin daun diangkat ketempat penjemuran dengan
menggunakan keser
e. Hasil limbah dan pengolahan limbah
Hasil samping dari proses penyulingan daun kayu putih berupa
bekas hasil masakan untuk bahan bakar yaitu briket. Briket diperoleh
dengan cara sebagai berikut :
1. Daun bekas dijemur sampai kering
2. Kemudian dicetak dalam bentuk persegi panjang
3. Sebelum dicetak dipasang tali pengikat dulu
4. Daun dimasukkan dalam cetakan dan ditekan agar padat kemudian
diikat
5. Setelah jadi briket kemudian ditumpuk digudang.
19
Permasalahan yang sering dihadapi dalam pengolahan limbah (briket)
yaitu pada musim penghujan karena akan menyulitkan dalam
pengeringan daun.
Gambar 5 proses penjemuran
20
Gambar 6 briket
f. Persiapan Pengolahan
1. Bahan dasar atau daun kayu putih
Daun kayu putih merupakan bahan dasar dalam pengolahan
minyak kayu putih. Daun kayu putih yang dimasak pada pabrik
Gelaran diperoleh dari 4 daerah hutan yaitu Candi, Gelaran, Kenet,
Nglipar. Pengolahan daun kayu putih yang akan dimasak dibagi
menjadi 3 yaitu :
a. Daun basah yaitu daun yang baru dipetik dari pohon kayu
putih.
b. Daun kayu putih hijau layu yaitu daun yang telah mengalami
pelayuan selama 3 hari hal ini menyebabkan kadar air pada
daun menurun.
c. Daun coklat kering yaitu daun yang telah mengalami pelayuan
lebih dahulu kurang lebih satu minggu atau tertumpuk terlalu
tebal selama 3 hari sehingga warna menjadi coklat
21
2. Bahan tambahan
Pada proses pengolahan minyak kayu putih bahan yang
ditambahkan yaitu air. Air ini diperoleh dari bak penampung yang
dialirkan ke water softener dengan pompa air. Kemudian
digunakan untuk menambah pada boiler apabila air pada boiler
sudah menurun. Air berfungsi sebagai sumber uap air panas.
3. Bahan bakar
Untuk proses pengolahan minyak kayu putih menggunakan
bahan bakar, bahan bakar yang digunakan ialah briket. Pembakaran
ini akan memanasi ketel uap. Sehingga akan menghasilkan uap
untuk mengeluarkan minyak dari daun kayu putih.
Briket adalah bekas masakan daun kayu putih yang sudah
dijemur, kemudian dicetak persegi panjang. Berat briket kurang
lebih 4 kilo setiap briket. Dalam sekali masakan dengan 1 bak
selama kurang lebih 4 jam memerlukan 500 kg (100 briket). Sehari
semalam dapat masak 4 kali masakan sehingga menghasilkan 400
briket.
4. Tenaga
Tenaga penggerak peralatan masih dilakukan dengan tenaga
manusia, misalnya mengeluarkan daun yang sudah dimasak dengan
katrol dan ditarik oleh tenaga manusia dan dalam menambah air
kedalam boiler juga dilakukan oleh pekerja.
g. Peralatan
22
Menurut proses yang berlangsung peralatan dipabrik Gelaran
terbagi menjadi 3 bagian :
- Pembuatan uap
- Alat pemasak daun
- Pemisahan air dengan minyak kayu putih
1. Alat pembuatan uap
a) Boiler
1) Fungsi
Memproduksi uap yang digunakan untuk mendastilasi
minyak kayu putih dari daun kayu putih pada bak daun.
2) Konstruksi
Pembakaran yang dilakukan diruang bakar dengan bahan
bakar briket yang didalamnya banyak terdapat pipa api
untuk lewat api dan memanasi air dalam boiler. Agar
efisiensi dan meningkatkan kapasitas maka digunakan
ruang bakar dengan melalui pipa api di boiler yang
horizontal untuk memansakan boiler.
3) Bentuk
Tinggi : 2,5 m
Lebar : 3 m
Panjang : 7 m
23
Kapasitas : 10 atm
4) Bahan bakar
Yaitu sisa daun pemasakan daun kayu putih (briket)
5) Jumlah
Satu buah
6) Perlengkapan
Satu level control, fungsi pengontrolan ketinggian air
dalam boiler. Dua gelas duga (kaca pengamat air) bahan
dari kaca pyrek, fungsi untuk melihat ketinggian air dalam
boiler. Satu buah steam outlet (kran keluar pipa)
berdiameter “4” bahan besi tuang berfungsi untuk
mengeluarkan uap untuk menuju bak daun. Satu buah
manometer bahan dari kuningan berfungsi sebagai
penunjuk tekanan dalam boiler. Satu buah water ini (kran
masuk air) berdiameter “1” berfungsi untuk memasukkan
air kedalam bolier. Satu buah kran untuk keluar endapan
bahan dari besi tuang, berfungsi untuk mengeluarkan
endapan bila ada endapan (kerak) didalam boiler.
7) Pemasangan
Diatas fondasi beton dengan ketinggian kurang lebih 5 cm
dari lantai. Boiler dapat dilihat pada gambar 5.
b) Water Softener
Fungsi untuk melunakkan air yang masuk kedalam boiler dari
kadar kapur yang tinggi supaya tidak mudah membentuk
24
lapisan kapur yang menempel pada dalam boiler. Terbuat dari
tabung besi yang dicat agar anti karat.
Bentuk silindris tegak dan dihubungkan dengan pipa. Jumlah
satu buah.
Tinggi : 6 m
Diameter : 1,5 m
Water softener dapat dilihat pada gambar 6.
c) Hider
Fungsi : menampung uap air yang dihasilkan dari
boiler karena pemanasan
Terbuat dari : baja dan berbentuk silindris
Kapasitas : bertekanan 10 atmosfer
Jumlah : satu buah
Hider dapat dilihat pada gambar 7
d) Separator
Fungsi : untuk memisahkan minyak dan air setelah
mengalami pendinginan
Bahan : alumunium
Jumlah : Satu buah
Separator dapat dilihat pada gambar 8.
e) Ruang Bakar
Fungsi : tempat pembakaran bahan dan bahan bakar
25
dari daun bekas masakan kayu putih.
Bentuk : persegi dan bagian atas melengkung
Jumlah : satu buah
Ruang bakar dapat dilihat pada gambar 9.
f) Kondensor
Fungsi : Mengembunkan uap minyak kayu putih dan
uap air yang keluar dari ketel uap untuk dijadikan cairan
dengan cara didinginkan pada kolam/bak air.
Jumlah : tiga buah
Kondensor / pendinginan dapat dilihat pada gambar 10.
g) Cerobong asap
Fungsi : mengeluarkan asap pembakaran dari ruang bakar.
Jumlah : satu buah
Bahan : Standlistil
Tinggi : 12 m
Diameter : 80 cm
Cerobong asap dapat dilihat pada gambar 11.
26
Gambar..7. Boiler
1. Ruang pengontrol pembakaran2. Ruang pemasukan bahan bakar3. Pipa pemasukan air4. Pengeluaran Endapan (Rolldown)5. Kalor skala6. Pompa pemasukan air7. Pipa penyalur uap panas (Value Pengaman)8. Pipa penyalur uap menuju ke hider
27
1
2
4
5
78
3
6
Gambar. 8. Water Softener
1. air masuk dari bak pendingin
2. water softener
3. kaca pengamat
4. pipa ke feed tank
5. feed tank
6. pipa ke boiler
7. Genset
28
1
2
3
4
5
6
7
Gambar. 9 Hider
1. Manometer
2. Kran pengatur uap
3. Kran pengatur uap masuk
4. Kran pengatur uap keluar
5. Pengeluaran Sisa Uap
29
1
3
24
5
Gambar.10. Separator
1. Pemasukan kondensat
2. Tutup aparator
3. Air
4. Minyak kayu putih
5. Pembuangan
30
1
2
3
4
5
Gambar. 11. Ruang Bakar
31
Gambar. 12. Kondensor
1. Proses pendinginan
32
1
Gambar. 13. Cerobong asap
1. Asap
2. Cerobong asap
33
1
2
2. Alat pemasak daun
a. Bak daun
1) Fungsi
Untuk menguapkan minyak kayu putih dari daun kayu
putih dengan menggunakan uap yang dihasilkan ketel uap.
2) Kapasitas
1250 kg daun kayu putih
3) Jumlah
tiga buah
4) Bentuk
Silinder tegak yang terdiri dari tutup atas, badan tangki,
tutup tangki dan kaki penyangga.
5) Tutup atas
Berbentuk tempurung
6) Badan tangki
Berbentuk silindir diameter kurang lebih 2 m dilapisi
aluminium. Pipa pengeluaran uap diameter 4”.
34
Gambar. 14.1. Ketel daun
1. Tutup Ketel
2. Pengeluaran uap minyak dan air
3. Bak daun
4. Pipa saluran uap panas
5. Tiang penyangga ketel
6. Pembuangan air
35
1
23
4
5
6
Gambar. 14.2. Bak daun
1. Keranjang daun
36
1
b. Keranjang daun/sarangan
- Fungsi tempat daun yang dimasak dalam bak daun
sehingga mudah untuk dikeluarkan dan tidak memakan
waktu untuk mengeluarkannya.
- Terbuat dari anyaman plat stainless steel dan sangat kuat
untuk menahan berat dari beban daun kayu putih yang
dimasak dan rantai besar sebanyak enam buah yang terbuat
dari stainless steel untuk menarik keatas dengan
menggunakan Derek
- Kapasitas 1.250 kg daun kayu putih
- Berjumlah satu buah
- Pemasangan didalam bak daun selama masak
c. Derek
- Fungsi untuk mengangkat keranjang atau sarangan yang
tertumpuk daun yang telah selesai dimasakdan juga
memasukkan kerangjang daun yang akan di isi sebelum
memasak.
37
Gambar. 15. Derek
38
3. Alat pemisah minyak
a. Saparator
1) Fungsi
Memisahkan kayu putih dari air yang keluar bersama dari
bak daun dengan sistem gravitasi dan air keluar dari bagian
bawah sedang minyak kayu putih akan keluar dari bagian
atas.
2) Bentuk
Bulat silinder dan berdiri diatas tanah.
3) Pemasangan
Dipasang dalam rumah kecil dan tempat agak rendah.
4) Jumlah
Satu buah.
b. Tangki penampungan minyak kayu putih
1) Fungsi
Menampung minyak kayu putih dari separator.
2) Konstruksi
Plat stainless steel berbentuk bulat dengan pipa masuk
keatas.
3) Jumlah
Satu buah.
4) Pemasangan
Disebelah tangki separator.
39
Gambar. 16. Tampungan Minyak
1. Tempat hasil akhir minyak
2. Pipa laju aliran minyak
3. Cadangan tempat hasil akhir minyak
4. Kran pengeluaran minyak
40
1
23
4
BAB III
PERAWATAN (MAINTENANCE) BOILER
Perawatan yang baik pada boiler dapat menjamin umur teknis dan umur
ekonomis yang relatif panjang. Dibawah ini di jelaskan cara-cara perawatan boiler,
bila mana dilakukan lebih sering lebih menjamin amannya pengoperasian boiler
tersebut.
Setiap 1 s/d 2 minggu :
- Memeriksa dan membersihkan strainer (saringan), air maupun steam.
- Memerika dan membersihkan pipa dan dinding batu api dari semua abu dan
kerak pembakaran yang melekat di dinding.
- Memeriksa rotor (impeller) blower terutama impeller blower ID Fan atas
kemungkinan abu yang melekat.
Setiap 1 s/d 3 bulan.
- Memeriksa dan membersihkan bagian luar dan dalam boiler.
- Membersihkan bagian dalam semua water tube (pipa) dan semua header serta
drum dari scale (kerak).
- Memeriksa roster dan menggantinya jika ada yang patah/rusak
- Membersihkan semuam abu dari dalam chimney.
Diatas 1 tahun :
- Periksa dan perawatan pada casing (dinding)
- Periksa dan perawatan pada gas duct dan dust collector.
- Periksa dan perawatan pada collector, peralatan dan instrument.
- Periksa dan perawatan pada kerangan, cock dan piping.
41
Setiap 2 tahun :
- Setiap 2 tahun di lakukan pemeriksaan berkala yang disaksikan oleh depnaker
setempat
A. Perawatan Harian (daily maintenance)
Hal-hal yang perlu diperhatikan pada tiap 1 jam
1. Water level dari tanki condensate
2. Fuel oil level dari dari service tank dan strong tank
3. Cooling Water
4. Suhu dan tekanan minyak pelumas dari seluruh peralatan katel
Hal-hal yang perlu diperhatikan pada tiap 4 jam
1. Buka drain valve tanki penampungan udara, pemanas udara dan tank
compressor
2. Analisa boiler feed Water dan boiler Water tiap 2 jam sekali
3. Gantu Burner dan bersihkan Burner tip (bila menggunakan Burner)
4. Lakukan damping stocker
5. Lakukan Soot blowing.
Hal-hal yang perlu diperhatikan pada tiap 8 jam
1. Lakukan Blow Down lower drum
2. Lakukan pembersihan total diseluruh area boiler
3. Penggantian/pemberian chemical baru untuk boiler Water
B. Perawatan Mingguan (weekly Maintenance)
1. Pembersihan saringan (screen) pada masing-masing bagian atau alat
2. Chack kekencanan rantai dan belt
42
3. Lakukan blow pada bagian bawah
4. Lakukan pelumasan-pelumasan pada bearing
C. Perawatan bulanan (mounthly Maintenance)
1. Lakukan blow pada header
2. Keluarkan abu dari dalam ketel
3. Chack pelumasan pada coupling-coupling
4. Chack I.D.F impeller dan Dust collector.
D. Pemeliharaan Boiler Selama Masa Operasi
Ketel uap tidak akan dapat berumur panjang apabila tidak dilaksanakan
pemeliharaan secara seksama (intensif), baik dalam masa operasi maupun dalam
masa penyimpanan. Pemeliharaan secara seksama dalam masa operasi dimaksud
adalah bagaimana cara mengoprasikan ketel uap tersebut sesuai dengan petunjuk
yang berlaku atau yang sesuai dengan design pembuat boiler tersebut.
Disamping itu pula, maka penggunaan air umpan juga harus sesuai atau
memenuhi syarat sebagai air pengisi ketel. Yang jelas bahwa air pengisi boiler
harus bebeas dari zat-zat yang dapt merusak boiler, baik korosi maupun kerak.
Untuk mencegah hal demikian, maka dilakukan perlakuan external treatment dan
internal treatment, misalnya di pasang PH control pada condensate line, atau
dilakukan Water treatment untuk raw Water, juga penginjeksian chemical pada
feed Water dan boiler Water.
Untuk mengetahui bahwa sifat-sifat air sudah memenuhi syarat, maka
dilakukan penelitian air pengisi dan air boiler secara intensif di laboratorium.
43
Denga menjaga angka-angka yang disajikan sebagai air pengisi dari air boiler
berarti juga membantu penggunaan boiler berumur panjang. Standar limit untuk
boiler Water adalah :
Tabel 3.5 Standar limit untuk boiler Water
PH 10,8-11,3
Conduktifity (mhs) 3000
Dissolved solid (ppm) 2250
Total hardness (ppm) tracess
O alkalinity (ppm) 200
Phosphate (ppm) 30-70
Sulphite (ppm) 20-40
Silica as SiO2 (ppm) 0,25 x O Alk
E. Pemeliharaan Boiler Selama Setelah Masa Operasi
Tidak kalah pentingnya pemeliharaan boiler selama setelah masa operasi
disbanding dengan masa selama operasi. Sebab bagaimanapun logam itu akan
dengan mudah dirusak oleh zat-zat perusak logam , misalnya oksigen dsb.
Apalagi katel uap yang akan disimpan dalam jangka waktu yang cukup
lama, hal tersebut harus mendapatkan perawatan yang betul baik. Langkah
pertama yang diambil setelah boiler mengalami operasi beberapa bulan dan akan
disimpan cukup lama adalah chemical Cleaning dan mechanical Cleaning,
adapun penginjeksian chemical kedalam boiler untuk proses chemical Cleaning
yaitu:
44
1. Dua hari sebelum boiler dimatikan, maka jenis chemical yang telah
ditentukan serta dosisnya mulai diinjeksikan dengan memonitor PH air boiler
tidak boleh lebih dari 13.
2. Secara rutin dilakukan Blow Down lower drum, untuk membuang kotoran-
kotoran yang mengendap.
3. Setelah dua hari di injeksikan chemical, maka boiler dimatiakn dan
selanjutnya dilakukan sirkulasi air/penggantian air pengisi.
4. Setelah boiler dalam keadaan dingin, maka air boiler di blow (dikosongkan)
5. Diadakan pemeriksaan oleh pihak depnaker, untuk menentukan hal-hal yang
perlu dilaksanakan pada langkah selanjutnya contohnya pada perlakuan
mechanical Cleaning dalam dan luar pada bagian boiler.
6. Setelah diadakan pembersihan baik bagian luar maupun dalam yang mana hal
tersebut dilakukan dengan dengan memerlukan waktu, maka akan dilakukan
ulang oleh pihak depnaker, untuk menentukan apakah masih perlu dilakukan
pembersihan ulang atau tidak
F. Pemeriksaan Dan Perbaikan
Pemeriksaan katel uap dilakukan dengan dua cara yaitu:
1. Pemeriksaan yang dilakukan oleh depnaker yaitu steam drum, Water drum,
superheater Tube, kebersihan, kekuatan material, kondisi material dan Water
Tube. Bagian-bagian tersebut tentunya dikaitkan dengan bagian-bagian yang
bertekanan tinggi yang sangat membahayakan bagi keselamatan manusia.
2. Pemeriksaan yang dilakukan oleh pihak perusahaan yaitu bagian yang tidak
bertekanan tinggi, yang mana bagian tersebut dikaitkan dengan produktivitas
45
dan hal-hal yang mengganggu efisiensi boiler misalnya pada rangka bakar,
dinding boiler casing, impeller, damper, isolasi dsb.
Setelah kedua belah pihak menentukan bagian-bagian mana yang perlu
diadakan perbaikan dan penggantian, maka dimulailah repair missal nya pada
a. Penggantian pipa – pipa air.
b. Penggantian pipa – pipa uap
c. Penggantian pipa – pipe gas
d. Perbaikan batu-batu dinding
e. Perbaikan casing
f. Perbaikan impeller
g. Isolasi
Apabila pekerjaan repair dinyatan sudah selesai, maka selanjutnya akan
diadakan periksaan yang ketiga oleh pihak depnaker dan perusahaan.
G. Hydrostatis test
Untuk menetukan bahwa boiler tersebut sudah memenuhi syarat untuk di
operasikan maka dilakukan hydrostatis test. hydrostatis test yaitu perlakuan
pemadatan boiler dengan menggunakan air dingin dan bersih untuk mengetahui
dan meyakinkan bahwa boiler tersebut dalam keadaan tidak bocor baik pada
valve, packing dan pipa. Cara pemadatan yang benar adalah:
1. Boiler dalam keadaan kosong, drain-drain valve di tutup rapat, safty valve
difrange mati, steam valve uap induk ditutup rapa, vent valve steam drum dan
superheater dibuka penuh.
46
2. Jalankan pompa feed Water dengan bukaan kecil, dengan kondisi air pengisi
yang memenuhi syarat.
3. Setelah air boiler penuh sehingga air tumpah melalui vent valve, dan
yakinkan bahwa udara sudah tidak ada, matikan pompa dan tutup vent valve.
4. Jalankan pompa khusu pemadatan, dengan kapasitas yang kecil (ditentukan),
untuk mendapatkan kenaikan tekanan secara perlahan
5. Kenaikan tekanan pada pemadata adalah 10% dari tekanan kerja yang di
izinkan. Tekanan pengujian (pemadatan) yang di izinkan adalah:
a. Tekanan kerja kurang atau sama dengan 5 kg/cm2, maka tekanan
pemadatan = 2 kali tekanan kerja.
b. Tekanan kerja lebih besar dari 5 kg/cm2, lebih kecil dari 10 kg/cm2, maka
tekanan pemadatan = 5 + tekanan kerja
c. Tekanan kerja lebih besar dari 10 kg/cm2, maka tekanan pemadatan = 1,5
kali tekanan kerja.
Sedangkan untuk boiler yang sudah digunakan, tekanan pemadatan = tekanan
kerja maksimum + 3 kg/cm2,
6. Penekanan pada tekanan pengujian dilakukan tidak terlau lama, maka
sesudah nya tekanan diturunkan pelan-pelan dengan kecepatan 5
kg/cm2/menit maksimum.
47
H. Steam test (percobaan dengan tekanan uap)
1. Percobaan ini dilakukan untuk mengetahui kemampuan kerja dari tingkat
pengamanan (safety valve) disesuaikan dengan maksud pemakayan. Dengan
tidak melebihi tekanan yang di izinkan. Percobaan ini dilakukan pada tiap:
a. Penggantian tiap-tiap pengaman
b. Pemakayan tingkat pengaman dengan menggunakan pegas.
c. Tingkat-tingkat pengaman yang bekerjanya diragukan.
d. Penggantian jenis bahan bakar
e. Setiap boiler yang dilengkapi dengan alat otomatis
I. Jenis-Jenis Boiler
Boiler dibagi menjadi 2, yaitu:
1. Fire Tube Boiler
Terdiri dari tangki air yang dilubangi dan dilalui pipa-pipa, dimana gas panas yangmengalir
pada tanki tersebut digunakan untuk memanaskan air di tanki. Air yangdipanaskan
menghasilkan uap panas yang dapat digunakan untuk memanaskan air dikamar mandi
ataupun laundry. Fire tube boilers biasanya digunakan untuk kapasitas steam yang
relative kecil dengan tekanan steam rendah sampai sedang. Sebagaipedoman, fire tube
boilerskompetitif untuk kecepatan steam sampai 12.000 kg/jamdengan tekanan sampai
18 kg/cm. Fire tube boilers dapat menggunakan bahan bakarminyak bakar, gas dalam
operasinya.
Gambar. 17. Diambil dari internet
48
2. Water Tube Boiler
Air mengalir melalui susunan pipa yang terletak di dalam gas panas yang
dihasilkandari pembakaran. Pada boiler water tube, air panas tidak berubah menjadi
uap,sehingga bisa langsung digunakan untuk keperluan seperti air panas di kamar
mandi,laundry. Ketika air dalam pipa-pipa didih mendapat pemanasan, air dalam
pipamendidih sehingga air mengandung uap dan berat jenis air berkurang, air dan
uapmengalir ke atas. Air yang berat jenisnya lebih besar akan turun dan menggantikanposisi
air yang menuju ke atas. Pada drum atas air dan uap berpisah menjadi uap jenuh,
kemudian uap jenuh disalurkan ke superheater untuk diubah menjadi uappanas
lanjut. Uap panas lanjut yang keluar dari superheater inilah yang akandimanfaatkan
sebagai penggerak mesin uap. Karakteristik water tube boiler sebagai berikut :
Forced , induced dan balanced draft membantu untuk meningkatkan
efisiensipembakaran· Kurang toleran terhadap kualitas air yang dihasilkan dari plant
pengolahan air. Memungkinkan untuk tingkat efisiensi panas yang lebih tinggi.
Gambar. 18. Diambil dari internet
49
J. Electric
Pemanasan yang terjadi akibat sumber listrik yang menyuplai sumber panas. Berdasarkan
kegunaannya boiler dibagi menjadi 2, yaitu:
1. Power Boiler Steam yang dihasilkan boiler ini menggunakan tipe water tube boiler,
hasil steam yang dihasilkan memiliki tekanan dan kapasitas yang besar, sehingga
mampumemutar turbin dan menghasilkan listrik dari generator. Kegunaan utamanya
sebagai penghasil steam untuk menghasilkan listrik dari generator.
2. Industrial Boiler Steam yang dihasilkan boiler ini menggunakan watertube boiler
atau firetube boiler.Kegunaannya untuk menjalankan proses industri dan sebagai
tambahan panas.Steam memiliki tekanan yang sedang dan kapasitas yang besar.
Gambar. 19. Diambil dari internet
K. Industrial Boiler Steam
yang dihasilkan boiler ini menggunakan watertube boiler atau firetube boiler.
Kegunaannya untuk menjalankan proses industri dan sebagai tambahan panas.
Steam memiliki tekanan yang sedang dan kapasitas yang besar. Commercial Boiler Steam
yang dihasilkan boiler ini menggunakanwatertube boiler atau firetube boiler.
Kegunaannya untuk menjalankan proses operasi komersial. Tekanan yang dimiliki rendah.
Residential Boiler Steam yang dihasilkan boiler ini menggunakan boiler tipe firetube
50
boiler. Boiler ini memiliki tekanan dan kapasitas yang rendah, biasanya digunakan pada
perumahan.
Gambar 20. Diambil dari internet
51
L. Heat Recovery Boiler Steam
Yang dihasilkan boiler ini menggunakan boiler tipe watertube
boiler atau firetube boiler. Steam yang dihasilkan memiliki kapasitas dan tekanan yang
besar,kegunaan utamanya sebagai penghasil steam dari uap panas yang tidak terpakai.
Hasilsteam ini digunakan untuk menjalankan proses industri. Berdasarkan Tekanan kerjanya,
boiler dibagi menjadi 2 yaitu:
1. Low Pressure Boiler
Tipe ini memiliki steam operasi kurang dari 15 psi, menghasilkan air dengan
tekanandibawah 160 psi dan temperature dibawah 250 F.
Gambar. 21. Diambil dari internet
2. High Pressure Boiler
Tipe ini memiliki steam operasi lebih dari 15 psi, menghasilkan air dengan tekanan diatas
160 psi dan temperature di atas 250 F.
Gambar. 22. Diambil dari internet
52
M. Pengkajian Boiler
1. Evaluasi Kinerja Boiler
Parameter kinerja boiler, seperti efisiensi dan rasio penguapan, berkurangterhadap
waktu disebabkan buruknya pembakaran, kotornya permukaan penukarpanas dan
buruknya operasi dan pemeliharaan. Bahkan untuk boiler yang baru sekalipun, alasan
seperti buruknya kualitas bahan bakar dan kualitas air dapat mengakibatkan buruknya
kinerja boiler. Neraca panas dapat membantu dalam mengidentifikasi kehilangan panas
yang dapat atau tidak dapat dihindari. Uji efisiensi boiler dapat membantu dalam
menemukan penyimpangan efisiensiboiler dari efisiensi terbaik dan target area
permasalahan untuk tindakanperbaikan.a) Neraca panasProses pembakaran dalam
boiler dapat digambarkan dalam bentuk diagram alirenergi. Diagram ini menggambarkan
secara grafis tentang bagaimana energimasuk dari bahan bakar diubah menjadi aliran energi
dengan berbagai kegunaandan menjadi aliran kehilangan panas dan energi. Panah tebal
menunjukan jumlahenergi yang dikandung dalam aliran masing-masing.
Neraca panas merupakan keseimbangan energi total yang masuk boiler terhadap
yang meninggalkan boiler dalam bentuk yang berbeda. Berikut memberikan gambaran
berbagai kehilangan yang terjadi untuk pembangkitan steam kehilangan
pada Boiler yang Berbahan Bakar Batubara Kehilangan energi dapat dibagi
kedalam kehilangan yang tidak atau dapat dihindarkan. Tujuan dari Produksi Bersih
dan/atau pengkajian energi harus mengurangi kehilangan yang dapat dihindari, dengan
meningkatkan efisiensienergi. Kehilangan berikut dapat dihindari atau dikurangi:
a. Kehilangan gas cerobong:- Udara berlebih (diturunkan hingga ke nilai minimum yang
tergantung dari teknologi burner, operasi (kontrol), dan pemeliharaan)- Suhu gas
cerobong (diturunkan dengan mengoptimalkan perawatan(pembersihan), beban;
burner yang lebih baik dan teknologi boiler )
b. Kehilangan karena bahan bakar yang tidak terbakar dalam cerobong danabu
(mengoptimalkan operasi dan pemeliharaan; teknologi burner yang lebih baik)
c. Kehilangan dari blowdown (pengolahan air umpan segar, daur ulang kondensat)
d. Kehilangan kondensat (manfaatkan sebanyak mungkin kondensat)
e. Kehilangan konveksi dan radiasi (dikurangi dengan isolasi boiler yang lebih baik)
53
Gambar. 22. Diambil dari internet
f. Kehilangan energi dapat dibagi kedalam kehilangan yang tidak atau dapat dihindarkan.
Tujuan dari Produksi Bersih dan/atau pengkajian energi harus mengurangi kehilangan
yang dapat dihindari, dengan meningkatkan efisiensi energi.
g. Kehilangan gas cerobong:- Udara berlebih (diturunkan hingga ke nilai minimum yang
tergantung dariteknologi burner, operasi (kontrol), dan pemeliharaan)- Suhu gas
cerobong (diturunkan dengan mengoptimalkan perawatan(pembersihan), beban;
burner yang lebih baik dan teknologi boiler )
h. Kehilangan karena bahan bakar yang tidak terbakar dalam cerobong danabu
(mengoptimalkan operasi dan pemeliharaan; teknologi burner yang lebihbaik)
i. Kehilangan dari blowdown (pengolahan air umpan segar, daur ulangkondensat)
j. Kehilangan kondensat (manfaatkan sebanyak mungkin kondensat)
k. Kehilangan konveksi dan radiasi (dikurangi dengan isolasi boiler yang lebihbaik)
N. Efisiensi Boiler
Efisiensi termis boiler didefinisikan sebagai persen energi (panas) masuk yang
digunakan secara efektif pada steam yang dihasilkan.Terdapat dua metode pengkajian efisiensi
boiler : Metode Langsung: energi yang didapat dari fluida kerja (air dansteam) dibandingkan
dengan energi yang terkandung dalam bahan bakar boiler. Metode Tidak Langsung: efisiensi
merupakan perbedaan antara kehilangan danenergi yang masuk Metodologi Dikenal juga
sebagai ‘metode input-output’ karena kenyataan bahwa metode inihanya memerlukan
keluaran/ output (steam) dan panas masuk/ input (bahan bakar) untuk evaluasi efisiensi.
Efisiensi ini dapat dievaluasi dengan menggunakan rumus: Efisiensi Boiler (h) = Panas Keluar
x 100Panas Masuk Efisiensi Boiler (h) = Q x (hg – hf) x 100q x GCVParameter yang
dipantau untuk perhitungan efisiensi boiler dengan metode langsung.
54
BAB IV
KOMPOSISI MINYAK
A. Tabel I. Komposisi minyak kayu putih
Komposisi Rumus Molekul Titik Didih
Sineol
Terpincal
Pienine
Benlydikide
Limoline
Leskui terpesh
C10H180
C10H170H
C10H180
C6H50H
C10H16
C15H24
174-177
218
158-160
179-180
173-176
230
Sumber : Kantor atau pabrik penyulingan minyak kayu putih Gelaran.
B. Tabel II. Syarat mutu minyak kayu putih
Karakteristik Syarat mutu
- Warna
- Bobot jenis 250/270
- Indek bias (nd 25)
- Putaran optic
- Kelarutan dalam etanol
- Zat tambahan/lain
Minyak lemak
Minyak pelican
Minyak terpenting
- Putih kekuningan
- 0,868 – 0, 921
- 1,64 – 1, 482
- 00-(-4)
- 1 : 1 (volume) jernih sterusnya jernih
- Negatif
- Negatif
- Negatif
Sumber : Standart mutu barang-barang perdagangan departemen perdagangan.
55
C. Tabel III. Daftar hasil produksi minyak kayu putih Gelaran Tahun 2014
BulanDaun Kayu
putih/Ton
Minyak kayu
putih/liter
Penggunaan
briketKeterangan
April
Mei
Juni
Juli
Agustus
September
Oktober
November
Desember
Januari
Februari
Maret
173,75
261,25
350
252,5
337,5
411,25
416,25
302,5
72,5
1.314
2.190
3.168
2.440
3.334
4.116
4.186
3.038
648
69,5
104,5
140
101
135
164,5
166,5
121
29
Jumlah 2.577,5 24.434 1.031
Sumber : daftar hasil produksi minyak kayu putih di pabrik Gelaran
56
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan di PD. Minyak Kayu Putih
dapat disimpulkan bahwa :
1. Proses perawatan mesin produksi tidak mungkin dihindari oleh suatu
perusahaan, karena hal ini berkaitan erat dengan kelancaran proses produksi.
2. Perawatan yang dilakukan di PD. Minyak Kayu Putih berupa ” corrective
maintenance “ yaitu menganti komponen jika terjadi kerusakan
3. Pelumasan pada mesin produksi harus diperhatikan keamananya apalagi pada
bagian-bagian tertentu
B. Saran
1. Perlu adanya perawatan yang bersifat preventif, karena akan menjaga
perawatan itu sebelum mesin rusak dan juga memperpanjang umur atau
operasional mesin.
2. Setiap penambahan mesin produksi atau perancangan mesin produksi baru
harus bener-bener terencana dan melalui perhitungan serta gambar sehingga
akan lebih mudah menganalisa dan mengerjakan sehinnga akan menghemat
banyak waktu dan hasil yang maksimal.
57
DAFTAR PUSTAKA
Bambang Djatmiko , Foutoro (1979), Petunjuk Praktek Pengolahan Hasil Pertanian I,
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Pendidikan Menengah
Kejuruan, Jakarta.
Hidayat Syarief , Adiati S Drajat (1977), Pengetahuan Bahan Hasil Pertanian I,
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Pendidikan Menengah
Kejuruan, Jakarta.
Murjianto Pratomo (1979), Pengolahan Bahan Hasil Pertanian I, Direktorat
Pendidikan Menengah Kejuruan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan,
Jakarta.
https://ivanemmoy.wordpress.com/2012/08/10/perawatan-maintenance-boiler/
http://www.d-p-y.com/2013/05/perawatan-maintenance-pada-boiler-water.html
58
LAMPIRAN
59