Download - LAPORAN PRAKTIKUM 1.docx
-
5/25/2018 LAPORAN PRAKTIKUM 1.docx
1/23
LAPORAN PRAKTIKUM
TEKNIK PENGOLAHAN LIMBAH
Oleh:
Yarsitri
A1H012066
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS PERTANIAN
PURWOKERTO
2014
-
5/25/2018 LAPORAN PRAKTIKUM 1.docx
2/23
LAPORAN PRAKTIKUM
TEKNIK PENGOLAHAN LIMBAH
PERHITUNGAN BPM DAN BPA PADA SUATU INDUATRI
Oleh:
Yarsitri
A1H012066
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS PERTANIAN
PURWOKERTO
2014
-
5/25/2018 LAPORAN PRAKTIKUM 1.docx
3/23
I. PENDAHULUAN
A. Latar BelakangAir merupakan senyawa yang bersifat pelarut universal, karena
sifatnyatersebut, maka tidak ada air dan perairan alami yang murni. Tetapi
didalamnyaterdapat unsur dan senyawa yang lain. Dengan terlarutnya unsur dan
senyawatersebut, terutama hara mineral, maka air merupakan faktor ekologi bagi
makhluk hidup. Walaupun demikian ternyata tidak semua air dapat secara
langsungdigunakan memenuhi kebutuhan makhluk hidup, tetapi harus memenuhi
kriteriadalam setiap parameternya masing-masing. Kualitas air adalah kondisi
kualitatif air yang diukur dan atau yang diuji berdasarkan perameter parameter
tertentu berdasarkan peraturan perundang undangan yang berlaku (Pasal 1
Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup : 115 Tahun 2003). Kualitas air
dapat dinyatakan dengan parameter kualitas air.
Parameter ini meliputi parameter fisik, kimia, dan mikrobiologis. Parameter
fisik menyatakan kondisi fisik air atau keberadaan bahan yang diamati secara
visual/kasat mata. Yang termasuk dalam parameter dalam parameter fisik adalah
kekeruhan, kandungan partikel/padatan, warna, rasa, bau, suhu, dansebagainya.
Parameter kimia menyatakan kandungan unsur/senyawa kimia dalam air,seperti
kandungan oksigen, bahan organik (dinyatakan dengan BOD, COD, TOC),
mineral atau logam, derajat keasaman, nutrient/hara, kesadahan, dan sebagainya.
-
5/25/2018 LAPORAN PRAKTIKUM 1.docx
4/23
B. Tujuan
1. Menentukan besar Beban Pencemaran Maksimum (BPM) suatu limbahindustri
2. Menentukan besar Beban Pencemaran Sebenarnya (BPA) suatu limbahindustri
3. Menyimpulkan apakah industri tersebut memenuhi baku mutulimbah cair
-
5/25/2018 LAPORAN PRAKTIKUM 1.docx
5/23
II.TINJAUAN PUSTAKA
Air merupakan sumber daya alam yang memenuhi hajat hidup
orang banyak sehingga perlu dilindungi agar dapat tetap bermanfaat bagi hidup da
nkehidupan manusia serta makhluk hidup lainnya. Untuk menjaga atau mencapai
kualitas air sehingga dapat dimanfaatkan secara berkelanjutan sesuai dengan
tingkat mutu air yang diinginkan, maka perlu upaya pelestarian dan
atau pengendalian.
Pelestarian kualitas air merupakan upaya untuk memelihara fungsi air agar
kualitasnya tetap pada kondisi alamiahnya. Pelestarian kualitas air dilakukan pada
sumber air yang terdapat di hutan lindung. Sedangkan pengelolaan kualitas air
pada sumber air di luar hutan lindung dilakukan dengan upaya pengendalian
pencemaran air, yaitu upaya memelihara fungsi air sehingga kualitas air
memenuhi baku mutu air.
Air sebagai komponen lingkungan hidup akan mempengaruhi dan
dipengaruhi oleh komponen lainnya. Air yang kualitasnya buruk akan
mengakibatkan kondisi lingkungan hidup menjadi buruk sehingga akan
mempengaruhi kondisi kesehatan dan keselamatan manusia serta kehidupan
makhluk hidup lainnya. Penurunan kualitas air akan menurunkan daya guna,
hasilguna, produktivitas, daya dukung dan daya tampung dari sumber daya air
yang pada akhirnya akan menurunkan kekayaan sumber daya alam.
BOD adalah suatu analisa empiris yang mencoba mendekati secara
global proses mikrobiologis yang benar benar terjadi dalam air. Pemeriksaan
-
5/25/2018 LAPORAN PRAKTIKUM 1.docx
6/23
BOD diperlukan untuk menentukan beban pencemaran akibat air buangan dan
untuk mendesain sistem pengolahan secara (Agnes Anita, 2005). BOD sebagai
ukuran jumlah oksigen terlarut yang digunakan oleh mikroorganisme untuk
mengurai bahan organik yang terkandung dalam perairan.
Sedangkan COD adalah jumlah oksigen (mg O2) yang dibutuhkan untuk
mengoksidasi zat-zat organis yang ada dalam 1 liter sampel air, dimana
pengoksidasi K2Cr2O7 digunakan sebagai sumber oksigen (oxidizing agent)
(Agnes Anita, 2005). Dengan kata lain COD merupakan jumlah oksigen
terlarutyang digunakan untuk mengurai bahan organik yang terkandung dalam
perairan.
BOD dan COD mempunyai peranan penting dalam perairan, yaitu
sebagai parameter penentuan kualitas suatu perairan, apakah perairan tersebut terc
emaratau tidak. Selain itu, kandungan BOD dan COD dalam air dapat
membantumikroorganisme dalam mengurai bahan-bahan organik di perairan.
Selain itu,Oksigen terlarut berperan dalam proses oksidasi dan reduksi bahan
organik dananorganik (Salmin, 2005).Semakin banyak bahan organic dalam air,
maka semakin besar BODnyasedangkan DO akan semakin rendah. Air yang
bersih adalah jika tingkat DOnyatinggi, sedangkan BOD dan zat padat terlarutnya
rendah. Apabila kadar oksigenterlarut berkurang mengakibatkan hewan-hewan
yang menempati perairantersebut akan mati. Dan jika kadar BOD dan COD
meningkat menyebabkan perairan menjadi tercemar.
Standart Baku Mutu adalah batas kadar yang diperkenankan bagi zat
atau bahan pencemar terdapat di lingkungan dengan tidak menimbulkan gangguan
-
5/25/2018 LAPORAN PRAKTIKUM 1.docx
7/23
terhadap makhluk hidup, tumbuhan atau benda lainnya. Untuk
mencegahterjadinya pencemaran terhadap lingkungan oleh berbagai aktivitas
industri danaktivitas manusia, maka diperlukan pengendalian terhadap
pencemaranlingkungan dengan menetapkan baku mutu lingkungan.Standart baku
mutu berfungsi untuk mengatakan atau menilai bahwa lingkungan telah rusak atau
tercemar.
Berdasarkan definisinya, pencemaran air yang diindikasikan dengan
turunnya kualitas air sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan air tidak dapat
berfungsi sesuai dengan peruntukannya. Yang dimaksud dengan tingkat tertentu
tersebut di atas adalah baku mutu air yang ditetapkan dan berfungsi sebagai
tolokukur untuk menentukan telah terjadinya pencemaran air, juga merupakan
arahan tentang tingkat kualitas air yang akan dicapai atau dipertahankan oleh
setiap program kerja pengendalian pencemaran air.
Penetapan baku mutu air selain didasarkan pada peruntukan
(designated beneficial water uses), juga didasarkan pada kondisi nyata kualitas air
yang mungkin berbeda antara satu daerah dengan daerah lainnya. Oleh karena
itu, penetapan baku mutu air dengan pendekatan golongan peruntukkan perludises
uaikan dengan menerapkan pendekatan klasifikasi kualitas air (kelas air).
Penetapan baku mutu air yang didasarkan pada peruntukan semata akan
menghadapi kesulitan serta tidak realistis dan sulit dicapai pada air yang
kondisinyata kualitasnya tidak layak untuk semua golongan peruntukan. Dengan
ditetapkannya baku mutu air pada sumber air dan memperhatikan kondisi
airnya,akan dapat dihitung berapa beban zat pencemar yang dapat ditenggang
-
5/25/2018 LAPORAN PRAKTIKUM 1.docx
8/23
adanya oleh air penerima sehingga air dapat tetap berfungsi sesuai dengan
peruntukannya. Beban pencemaran ini merupakan daya tampung beban
pencemaran bagi air penerima yang telah ditetapkan peruntukannya.
-
5/25/2018 LAPORAN PRAKTIKUM 1.docx
9/23
III.METODOLOGI
A. Alat dan Bahan1. Data praktikum BOD dan COD2. Kertas3. Kalkulator
B. Cara Kerja
1. Menghitung besarnya beban pencemaran maksimum dari sampel sesuaiketentuan Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No:
03/MENLH/1998.
2. Menghitung besarnya beban pencemaran sebenarnya dari sampel sesuaiketentuan Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No:
03/MENLH/1998.
3. Menentukan apakah sampel limbah sudah memenuhi standar Baku MutuLimbah Cair.
-
5/25/2018 LAPORAN PRAKTIKUM 1.docx
10/23
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil1. Data dari modul diketahui :
DM = 1 liter / detik / Ha
f = 0,086
Kadar maximum BOD (Cm)j = 50 mg/L
Kadar maximum COD (Cm)j = 100 mg/L
2. Data dari lapangan :Sumber : Wirhayanto O, dkk. 2013. Masterplan Sistem Pengelolaan Air
Limbah Industri BSB City, Mijen-Semarang. Undip: Bandung.
DM = 31,41817 L/detik/Ha
Kadar maximum BOD (Ca)j = 26,397 mg/L
A = 65 Ha
Kadar maximum COD (Ca)j = 82, 952 mg/L
Perhitungan :
a. BOD BPM = (Cm)j x Dm x f
= 50 x 1 x 65 x 0,086
= 279,5 kg/hari
BPA = (Ca)j x DA x f= 29,397 x 31,41817 x 0,086
= 71,3231 kg/hari
-
5/25/2018 LAPORAN PRAKTIKUM 1.docx
11/23
Kesimpulan : BPA < BPM , limbah aman untuk dibuang langsung pada
lingkungan.
b. COD BPM = (Cm)j x Dm x f
= 100 x 1 x 65 x 0,086
= 559 kg/hari
BPA = (Ca)j x DA x f= 82,952 x 31,41817 x 0,086
= 224,1332 kg/hari
Kesimpulan : BPA < BPM, kawasan tersebut memenuhi mutu baku limbah cair.
B. Pembahasan
Praktikum kali ini mengenai perhitungan BPM atau Beban Pencemaran
Maksimum dan BPA atau Beban Pencemaran Aktual suatu industry,
dimanadengan perhitungan seperti ini maka akan mudah untuk menentukan baku
mutulimbah cair tersebut. Baku Mutu Limbah Cair Kawasan Industri adalah
batasmaksimum limbah cair yang diperbolehkan dibuang ke lingkungan hidup
darisuatu Kawasan Industri. Beban pencemaran maksimum adalah beban
pencemarantertinggi yang masih diperbolehkan dibuang ke lingkungan hidup,
sedangkan beban pencemaran sebenarnya adalah beban yang sebenarnya terjadi pi
kawasanindustri tersebut.
Berdasarkan data baku mutu limbah cair yang ada di modul praktikum
dengan data yang didapatkan dari sumber lain diperoleh hasil BPM untuk BOD
-
5/25/2018 LAPORAN PRAKTIKUM 1.docx
12/23
sebesar 279,5 kg/hari. Sedangkan BPM untuk COD sebesar 559 kg/hari. Hasil
tersebut didapatkan dengan menggunakan rumus perhitungan :
BPM = (Cm)j x DM x f x A. Adapun rumus perhitungan untuk mencari
nilai BPA yaitu : BPA = (Ca)j x DM x f. Nilai BPA untuk BOD didapatkan
sebesar 71,32371 kg/hari. Sedangkan BPA untuk COD sebesar 224,1332 kg/hari.
Berdasarkan hasil yang didapatkan tersebut menunjukkan bahwa nilai BPA lebih
kecil dari nilai BPM , sehingga dapat disimpulkan bahwa industri tersebut
memenuhi baku mutu limbah cair dan limbah yang dihasilkan dapat dibuang
langsung ke lingkungan.
Kualitas air yaitu sifat air dan kandungan makhluk hidup, zat energi atau
komponen lain di dalam air. Kualitas air dinyatakan dengan beberapa parameter
yaitu parameter fisika (suhu, kekeruhan, padatan terlarut dan sebagainya),
parameter kimia (pH, oksigen terlarut, BOD, kadar logam dan sebagainya), dan
parameter biologi (keberadaan plankton, bakteri, dan sebagainya).
1. Parameter Fisikaa. Suhu
Pola temperatur ekosistem air dipengaruhi oleh berbagai faktor
seperti intensitas cahaya matahari, pertukaran panas antara air dengan
udara sekelilingnya, ketinggihan geografis dan juga oleh faktor kanopi
(penutupan oleh vegetasi) dari pepohonan yang tumbuh di tepi. Di
samping itu pola temperatur perairan dapat di pengaruhi oleh faktor-faktor
anthropogen (faktor yang di akibatkan oleh aktivitas manusia) seperti
limbah panas yang berasal dari air pendingin pabrik, penggundulan DAS
-
5/25/2018 LAPORAN PRAKTIKUM 1.docx
13/23
yang menyebabkan hilangnya perlindungan, sehingga badan air terkena
cahaya matahari secara langsung.
Suhu tinggi tidak selalu berakibat mematikan tetapi dapat
menyebabkan gangguan kesehatan untuk jangka panjang, misalnya stres
yang ditandai dengan tubuh lemah, kurus, dan tingkah laku abnormal.
Pada suhu rendah, akibat yang ditimbulkan antara lain ikan menjadi lebih
rentan terhadap infeksi fungi dan bakteri patogen akibat melemahnya
sistem imun. Pada dasarnya suhu rendah memungkinkan air mengandung
oksigen lebih tinggi, tetapi suhu rendah menyebabkan menurunnya laju
pernafasan dan denyut jantung sehingga dapat berlanjut dengan
pingsannya ikan-ikan akibat kekurangan oksigen.
b. KecerahanKecerahan merupakan ciri penentu untuk pencerahan, penglihatan
yang mana suatu sumber dilihat memancarkan sejumlah kandungan
cahaya.dalam kata lain kecerahan adalah pencerahan yang terhasil dari
pada kekilauan sasaran penglihatan, kecerahan merupakan suatu ukuran
dimana cahaya didalam air yang disebabkan oleh adanya partikel-partikel
kaloid dan suspensi dari suatu bahan pencemaran, antara lain bahan
organik dari buangan-buangan industri, rumah tangga, pertanian yang
terkandung di perairan.
c. KedalamanKedalaman disuatu perairan saangat penting untuk diperahatikan, hal
ini diakrenakan kedalaman suatu perairan dapat mempengaruhi jumlah
-
5/25/2018 LAPORAN PRAKTIKUM 1.docx
14/23
cahaya yang akan masuk ke perairan dan ketersediaan oksigen diperairan
tersebut, jika disuatu perairan kekurangan cahaya masuk kedalamnya
maka ikan tersebut akan stress. Begitu juga halnya dengan kandungan
oksigen, biasanya diperairan dalam ketersediaan oksigen lebih sedikit
dibandingkan dengan perairan dangkal.
2. Parameter Kimiaa. pH (Derajat Keasaman)
pH adalah suatu ukuran keasaman dan kadar alkali dari sebuah
contoh cairan. Kadar pH dinilai dengan ukuran antara 0-14. Sebagian
besar persediaan air memiliki pH antara 7,0-8,2 namun beberapa air
memiliki pH di bawah 6,5 atau diatas 9,5. Air dengan kadar pH yang
tinggi pada umumnya mempunyai konsentrasi alkali karbonat yang lebih
tinggi. Alkali karbonat menimbulkan noda alkali dan meningkatkan
farmasi pengapuran pada permukaan yang keras.
b. DO (Disolved Oxigent)Oksigen adalah unsur vital yang di perlukan oleh semua organisme
untuk respirasi dan sebagai zat pembakar dalm proses metabolisme.
Sumber utama oksigen terlarut dalam air adalah penyerapan oksigen dari
udara melalui kontak antara permukaan air dengan udara, dan dari proses
fotosintesis. Selanjutnya daur kehilangan oksigen melalui pelepasan dari
permukaan ke atmosfer dan melalui kegiatan respirasi dari semua
organisme.
-
5/25/2018 LAPORAN PRAKTIKUM 1.docx
15/23
Kadar oksigen terlarut juga berfluktuasi secara harian (diurnal) dan
musiman, tergantung pada pencampuran (mixing) dan pergerakan
(turbulence) massa air, aktivitas fotosintesis, respirasi, dan limbah
(effluent) yang masuk ke dalam air.
3. Parameter BiologiIkan adalah makhluk hidup yang hidupnya diperairan dan juga ikan
merupakan parameter biologi yang dapat digunakan untuk meneliti parameter
kualitas air disuatu perairan. Jika disuatu perairan memiliki jenis ikan tertentu
dalam jumlah yang sedikit ini menunjukkan bahwa perairan itu tercemar atau
kurang baik untuk dilakukannya budidaya ikan, begitu pula sebaliknya, jika
suatu perairan jumlahnya yang terdapat didalamnya jumlah yang banyak dan
beragam jenisnya, maka hal ini menunjukkan bahwa perairan tersebut tidak
mengalami pencemaran dan cocok untuk pembudidayaan.
Teknologi pengolahan air limbah adalah kunci dalam memelihara
kelestarian lingkungan. Apapun macam teknologi pengolahan air limbah domestik
maupun industri yang dibangun harus dapat dioperasikan dan dipelihara oleh
masyarakat setempat. Jadi teknologi pengolahan yang dipilih harus sesuai dengan
kemampuan teknologi masyarakat yang bersangkutan.
Berbagai teknik pengolahan air buangan untuk menyisihkan bahan
polutannya telah dicoba dan dikembangkan selama ini. Teknik-teknik pengolahan
air buangan yang telah dikembangkan tersebut secara umum terbagi menjadi 3
metode pengolahan:
1. Pengolahan secara fisika
-
5/25/2018 LAPORAN PRAKTIKUM 1.docx
16/23
Pada umumnya, sebelum dilakukan pengolahan lanjutan terhadap air
buangan, diinginkan agar bahan-bahan tersuspensi berukuran besar dan yang
mudah mengendap atau bahan-bahan yang terapung disisihkan terlebih
dahulu. Penyaringan (screening) merupakan cara yang efisien dan murah
untuk menyisihkan bahan tersuspensi yang berukuran besar. Bahan
tersuspensi yang mudah mengendap dapat disisihkan secara mudah dengan
proses pengendapan. Parameter desain yang utama untuk proses
pengendapan ini adalah kecepatan mengendap partikel dan waktu detensi
hidrolis di dalam bak pengendap.
Proses flotasi banyak digunakan untuk menyisihkan bahan-bahan yang
mengapung seperti minyak dan lemak agar tidak mengganggu proses
pengolahan berikutnya. Flotasi juga dapat digunakan sebagai cara penyisihan
bahan-bahan tersuspensi (clarification) atau pemekatan lumpur endapan
(sludge thickening) dengan memberikan aliran udara ke atas (air flotation).
Proses filtrasi di dalam pengolahan air buangan, biasanya dilakukan
untuk mendahului proses adsorbsi atau proses reverse osmosis-nya, akan
dilaksanakan untuk menyisihkan sebanyak mungkin partikel tersuspensi dari
dalam air agar tidak mengganggu proses adsorbsi atau menyumbat membran
yang dipergunakan dalam proses osmosa.
Proses adsorbsi, biasanya dengan karbon aktif, dilakukan untuk
menyisihkan senyawa aromatik (misalnya: fenol) dan senyawa organik
terlarut lainnya, terutama jika diinginkan untuk menggunakan kembali air
buangan tersebut.
-
5/25/2018 LAPORAN PRAKTIKUM 1.docx
17/23
Teknologi membran (reverse osmosis) biasanya diaplikasikan untuk
unit-unit pengolahan kecil, terutama jika pengolahan ditujukan untuk
menggunakan kembali air yang diolah. Biaya instalasi dan operasinya sangat
mahal.
2. Pengolahan secara kimiaPengolahan air buangan secara kimia biasanya dilakukan untuk
menghilangkan partikel-partikel yang tidak mudah mengendap (koloid),
logam-logam berat, senyawa fosfor, dan zat organik beracun; dengan
membubuhkan bahan kimia tertentu yang diperlukan. Penyisihan bahan-
bahan tersebut pada prinsipnya berlangsung melalui perubahan sifat bahan-
bahan tersebut, yaitu dari tak dapat diendapkan menjadi mudah diendapkan
(flokulasi-koagulasi), baik dengan atau tanpa reaksi oksidasi-reduksi, dan
juga berlangsung sebagai hasil reaksi oksidasi.
Pengendapan bahan tersuspensi yang tak mudah larut dilakukan dengan
membubuhkan elektrolit yang mempunyai muatan yang berlawanan dengan
muatan koloidnya agar terjadi netralisasi muatan koloid tersebut, sehingga
akhirnya dapat diendapkan. Penyisihan logam berat dan senyawa fosfor
dilakukan dengan membubuhkan larutan alkali (air kapur misalnya) sehingga
terbentuk endapan hidroksida logam-logam tersebut atau endapan
hidroksiapatit. Endapan logam tersebut akan lebih stabil jika pH air > 10,5
dan untuk hidroksiapatit pada pH > 9,5. Khusus untuk krom heksavalen,
sebelum diendapkan sebagai krom hidroksida [Cr(OH)3], terlebih dahulu
direduksi menjadi krom trivalent dengan membubuhkan reduktor (FeSO4,
-
5/25/2018 LAPORAN PRAKTIKUM 1.docx
18/23
SO2, atau Na2S2O5). Penyisihan bahan-bahan organik beracun seperti fenol
dan sianida pada konsentrasi rendah dapat dilakukan dengan
mengoksidasinya dengan klor (Cl2), kalsium permanganat, aerasi, ozon
hidrogen peroksida.
3. Pengolahan secara biologiSemua air buangan yang biodegradable dapat diolah secara biologi.
Sebagai pengolahan sekunder, pengolahan secara biologi dipandang sebagai
pengolahan yang paling murah dan efisien. Dalam beberapa dasawarsa telah
berkembang berbagai metode pengolahan biologi dengan segala
modifikasinya.
Pada dasarnya, reaktor pengolahan secara biologi dapat dibedakan atas
dua jenis, yaitu:
a. Reaktor pertumbuhan tersuspensi (suspended growth reaktor)b. Reaktor pertumbuhan lekat (attached growth reaktor).
Di dalam reaktor pertumbuhan tersuspensi, mikroorganisme tumbuh
dan berkembang dalam keadaan tersuspensi. Proses lumpur aktif yang banyak
dikenal berlangsung dalam reaktor jenis ini. Proses lumpur aktif terus
berkembang dengan berbagai modifikasinya, antara lain: oxidation ditchdan
kontak-stabilisasi. Dibandingkan dengan proses lumpur aktif konvensional,
oxidation ditch mempunyai beberapa kelebihan, yaitu efisiensi penurunan
BOD dapat mencapai 85%-90% (dibandingkan 80%-85%) dan lumpur yang
dihasilkan lebih sedikit. Selain efisiensi yang lebih tinggi (90%-95%), kontak
stabilisasi mempunyai kelebihan yang lain, yaitu waktu detensi hidrolis total
-
5/25/2018 LAPORAN PRAKTIKUM 1.docx
19/23
lebih pendek (4-6 jam). Proses kontak-stabilisasi dapat pula menyisihkan
BOD tersuspensi melalui proses absorbsi di dalam tangki kontak sehingga
tidak diperlukan penyisihan BOD tersuspensi dengan pengolahan
pendahuluan.
Kolam oksidasi dan lagoon, baik yang diaerasi maupun yang tidak, juga
termasuk dalam jenis reaktor pertumbuhan tersuspensi. Untuk iklim tropis
seperti Indonesia, waktu detensi hidrolis selama 12-18 hari di dalam kolam
oksidasi maupun dalam lagoon yang tidak diaerasi, cukup untuk mencapai
kualitas efluen yang dapat memenuhi standar yang ditetapkan. Di dalam
lagoonyang diaerasi cukup dengan waktu detensi 3-5 hari saja.
Di dalam reaktor pertumbuhan lekat, mikroorganisme tumbuh di atas
media pendukung dengan membentuk lapisan film untuk melekatkan dirinya.
Berbagai modifikasi telah banyak dikembangkan selama ini, antara lain:
a. trickling filterb. cakram biologic. filter terendamd. reaktor fludisasiSeluruh modifikasi ini dapat menghasilkan efisiensi penurunan BOD sekitar
80%-90%.
Ditinjau dari segi lingkungan dimana berlangsung proses penguraian
secara biologi, proses ini dapat dibedakan menjadi dua jenis:
a. Proses aerob, yang berlangsung dengan hadirnya oksigenb. Proses anaerob, yang berlangsung tanpa adanya oksigen.
-
5/25/2018 LAPORAN PRAKTIKUM 1.docx
20/23
Apabila BOD air buangan tidak melebihi 400 mg/l, proses aerob masih
dapat dianggap lebih ekonomis dari anaerob. Pada BOD lebih tinggi dari 4000
mg/l, proses anaerob menjadi lebih ekonomis.
Untuk suatu jenis air buangan tertentu, ketiga metode pengolahan tersebut
dapat diaplikasikan secara sendiri-sendiri atau secara kombinasi.
BOD atau Biochemical Oxygen Demand adalah suatu karakteristik yang
menunjukkan jumlah oksigen terlarut yang diperlukan oleh mikroorganisme
(biasanya bakteri) untuk mengurai atau mendekomposisi bahan organik dalam
kondisi aerobik. Ditegaskan lagi oleh Boyd (1990), bahwa bahan organik yang
terdekomposisi dalam BOD adalah bahan organik yang siap terdekomposisi
(readily decomposable organic matter). Mays (1996) mengartikan BOD sebagai
suatu ukuran jumlah oksigen yang digunakan oleh populasi mikroba yang
terkandung dalam perairan sebagai respon terhadap masuknya bahan organik yang
dapat diurai. Dari pengertian ini dapat dikatakan bahwa walaupun nilai BOD
menyatakan jumlah oksigen, tetapi untuk mudahnya dapat juga diartikan sebagai
gambaran jumlah bahan organik mudah urai (biodegradable organics) yang ada di
perairan.
Sedangkan COD atau Chemical Oxygen Demand adalah jumlah oksigen
yang diperlukan untuk mengurai seluruh bahan organik yang terkandung dalam
air. Hal ini karena bahan organik yang ada sengaja diurai secara kimia dengan
menggunakan oksidator kuat kalium bikromat pada kondisi asam dan panas
dengan katalisator perak sulfat, sehingga segala macam bahan organik, baik yang
mudah urai maupun yang kompleks dan sulit urai, akan teroksidasi. Dengan
-
5/25/2018 LAPORAN PRAKTIKUM 1.docx
21/23
demikian, selisih nilai antara COD dan BOD memberikan gambaran besarnya
bahan organik yang sulit urai yang ada di perairan. Bisa saja nilai BOD sama
dengan COD, tetapi BOD tidak bisa lebih besar dari COD. Jadi COD
menggambarkan jumlah total bahan organik yang ada.
BOD5 ( Biochemical Oxygen Demand, 5 days ). Parameter BOD5
sebenarnya menunjukan jumlah oksigen ( mg O2 ) yang dikonsumsi mikroba
aerobik saat menguraikan organik terurai dalam waktu 5 hari pada 1 liter limbah
cair. Contoh : BOD5 = 100 mg/l berarti dalam 1 liter limbah cair terdapat
sejumlah organik terurai yang membutuhkan O2 sebanyak 100 mg agar mikroba
aerobic dapat menguraikannya dalam 5 hari. Organik terurai ( biodegradable
organics ) : terdiri dari berbagai senyawa organik yang dapat diuraikan oleh
mikroba, seperti karbohidrat, protein, sukrosa, glukosa dan lemak.
-
5/25/2018 LAPORAN PRAKTIKUM 1.docx
22/23
4. SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan1. BPM untuk BOD sebesar 279,5 kg/hari. Sedangkan BPM untuk COD sebesar
559 kg/hari.
2. BPA untuk BOD sebesar 71,32371 kg/hari. Sedangkan BPA untuk CODsebesar 224,1332 kg/hari.
3. Industri tersebut memenuhi mutu baku limbah cair.B. Saran
Praktikum acara 3 ini sebaiknya dilaksanakan pada ruangan yang luas,
karena jumlah praktikan yang lumayan banyak sehingga praktikum dapat berjalan
dengan lancar dan kondusif.
-
5/25/2018 LAPORAN PRAKTIKUM 1.docx
23/23
DAFTAR PUSTAKA
Anita, Agnes. 2005.Perbedaan Kadar BOD, COD, TSS, dan MPN ColiformPada Air Limbah, Sebelum dan Sesudah Pengolahan Di RSUDNganjuk.Jurnal Kesehatan Lingkungan. 2(1): 97-110.
Dosen Pengampu dan Tim Asisten. 2013. Modul Praktikum Teknik Pengolahan
Limbah. UNSOED : Purwokerto.
Purwanti. 2009. Alat dan Bahan Kimia dalam Laboratorium IPA. Yogyakarta:SMPN 3 Gamping.
Salmin. 2005. Oksigen Terlarut (DO) Dan Kebutuhan Oksigen Biologi (BOD)Sebagai Salah Satu Indikator Untuk Menentukan
Kualitas Perairan. Oseana. 30(3): 21-26.
Sutimin. 2006. Model Matematika Konsentrasi Oksigen Terlarut PadaEkosistem Perairan Danau. Jurnal Lingkungan . 1(1):1-5.
Welasih, Tjatoer. 2008. Penurunan Bod Dan Cod Limbah Industri KertasDengan Air Laut Sebagai Koagulan. Jurnal Rekayasa Perencanaan.
4(2): 1-13.
Wirhayanto O, dkk. 2013.Masterplan Sistem Pengelolaan Air Limbah Industri diKawasan Industri BSB City, Mijen-Semarang.Undip : Bandung.