Download - Laporan Praktikum Biokimia 3 (Lp)
LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA
Nama Percobaan : Penentuan Kualitatif Lemak dan Protein (LP)
Hari / Tanggal Percobaan : 26 Agustus 2014
Kelompok : 2
Nama Mahasiswa / NRP : 1. Manda Wahyuningtyas (2443013012)
2. Ellisa Widjanarko (2443013014)
3. Florensia Retha (2443013016)
4. Ellyana Jannet P. M. (2443013022)
5. Debora Agustina (2443013024)
I. Tujuan Percobaan
- Mengetahui dan memahami sifat, jenis, dan fungsi lemak serta protein
- Mengetahui dan memahami prinsip reaksi untuk menentukan lemak dan protein secara
kualitatif
II. Dasar Teori
Lipid adalah suatu kelompok senyawa heterogen yang berhubungan dengan asam
lemak, baik secara aktual maupun potensial. Mereka memiliki sifat yang sama, yaitu (1)
relatif tidak larut dalam air, (2) larut dalam pelarut nonpolar seperti eter, kloroform dan
benzene. Dengan demikian lipid mencakup lemak, minyak, lilin, dan senyawa yang
sejenis (Martin et al, 1983).
Berdasarkan definisinya, lipid tidak dapat larut dalam air. Tetapi, lipid dapat
bertahan dalam lingkungan berair, dan dengan demikian perilakunya dalam air secara
biologis merupakan hal penting yang perlu dicermati. Beberapa jenis lipid termasuk
amfifilik (disebut juga amfifatik), yang berarti terdiri dari dua bagian – bagian
hidrokarbon nonpolar dan bagian yang polar, ionik, atau keduanya (Kuchel dan Ralston,
2006).
Menurut struktur kimianya, lemak terdiri dar lemak netral (triglyceride),
phospholipida, lecithine dan sphyngomyelineb. Menurut sumbernya (bahan makanannya)
lemak hewani dan lemak nabati, menurut konsistennya lemak padat (lemak atau gaji) dan
lemak cair (minyak). Menurut wujudnya lemak tak terlihat (invisible fat) dan lemak
terlihat (visible fat) (Riawan, 1990).
Laporan Praktikum Biokimia – Penentuan Kualitatif Lemak dan Protein 1
Ketika molekul amfifilik terdispersi di dalam air, bagian hidrofobiknya
menjauhkan diri dari pelarut melalui agregasi mandiri. Produknya disebut lapisan tunggal
jika agregasinya di batas antara air – udara, dan disebut misel jika agregasinya terdispersi
di dalam air (Kuchel dan Ralston, 2006).
Kecenderungan rantai hidrokarbon untuk menjauh dari pelarut polar, seperti air,
dikenal dengan efek hidrofobik. Hidrokarbon tidak lagi membentuk ikatan hidrogen
dengan air, dan hidrokarbon yang dikelilingi oleh air mempermudah pembentukan ikatan
hidrogen diantara molekul – molekul air itu sendiri (Kuchel dan Ralston, 2006).
Protein merupakan suatu zat makanan yang sangat penting bagi tubuh karena zat
ini berfungsi sebagai sumber energi dalam tubuh serta sebagai zat pembangun
dan pengatur. Protein ialah polimer alami yang terdiri atas sejumlah unit asam amino
yang berikatan satu dengan lainnya melalui ikatan amida
atau peptida. Protein juga dapat diartikan sebagai senyawa organik kompleks
dengan bobot molekul tinggi yang merupakan polimer dari monomer-monomer asam
amino yang dihubungkan satu sama lain dengan ikatan peptida. Protein dapat
digolongkan berdasarkan bentuk dan sifat-sifat fisik tertentu, yaitu protein globular dan
protein serat. Protein serat merupakan material struktural hewan dan bersifat tidak larut
air. Protein globular cenderung larut air dan bentuknya hampir
bulat. Protein globular memainkan peranan penting dalam aktivitas biologis. Protein
globular lebih kompleks dan reaktif seperti hemoglobin, mioglobin, atau sitokrom
sedangkan protein serat digunakan untuk pertahanan luar seperti keratin, kolagen, miosin,
dan aktin (Hart et al., 2003).
Uji kelarutan lipid merupakan analisis kelarutan lipid terhadap berbagai macam
pelarut. Sifat kelarutan yang dimiliki pada lipid dapat dilihat dengan menambahkan
pelarut yang sama sifatnya dengan lipid. Prinsipnya suatu senyawa akan larut dalam
pelarut yang memiliki sifat yang sama. Apabila lipid dilarutkan ke dalam pelarut polar
maka hasilnya lipid tersebut tidak akan larut. Hal tersebut terjadi karena lipid memiliki
sifat non polar sehingga hanya akan larut pada pelarut yang juga memiliki sifat non polar
(Herlina dan Ginting, 2002).
Alkohol panas yang merupakan pelarut polar dapat melarutkan beberapa sampel
lipid nonpolar seperti margarin, gliserol, asam stearat karena alkohol panas dapat merusak
ikatan pada lipid. Alkohol dingin hanya melarutkan lemak hewan, margarin, gliserol,
asam stearat, sedangkan asam encer tidak melarutkan semua sampel lipid. Minyak kelapa
Laporan Praktikum Biokimia – Penentuan Kualitatif Lemak dan Protein 2
dan lemak hewan dapat terdispersi pada pelarut polar menjadi misel yang mengubah asam
lemak penyusunnya menjadi sabun (Girindra, 1986).
Selain itu, pelarut alkali dapat melarutkan mentega, margarin dan gliserol.
Kelarutan lipid juga bergantung pada panjang rantai hidrokarbon yang dikandungnya
selain pada kepolaran pelarut, karena semakin panjang rantai maka kelarutannya juga
semakin berkurang (Lehninger, 1982).
Uji akrolein merupakan salah satu uji lemak yaitu gliserol. Prinsip uji ini yaitu
apabila gliserol dipanaskan dengan kalium bisulfat maka akan terjadi dehidrasi dan
terbentuknya aldehid akrolein yang mempunyai bau khas. Uji ini diperuntukkan bagi
gliserol dalam keadaan bebas atau dalam bentuk ester. Penambahan kristal KHSO4 dalam
percobaan berfungsi untuk mendehidrasi lipid sehingga kandungan senyawa H2O
berkurang. Saat pemanasan terjadi dekomposisi gliserol yang terkandung pada bahan
percobaan menjadi aldehid akrilat pada saat dicapai titik asap. Bila mengalami dehidrasi,
gliserol bebas atau gliserol yang terdapat dalam lipid dapat membentuk aldehid akrilat
atau akrolein (CH2=CHCHO) yang menimbulkan bau ketika dipanaskan (Girindra, 1986).
Pada cara Lieberman-Buncard, sedikit kolesterol dalam 2 ml kloroform ditambah
100 tetes anhidrida asam asetat dan 2 tetes asam sulfat pekat. Warna merah yang
terbentuk segera berubah menjadi biru dan kemudian hijau. Intensitas warna yang
terbentuk bergantung pada jumlah kolesterol yang diperiksa (Sumardjo, 2006).
Reaksi ksantoprotein yaitu protein yang mengandung residu asam amino dengan
radikal fenil dalam struktur kimianya (protein yang mengandung asam amino fenilalanin
atau tirosin) jika ditambahkan dengan asam nitrat pekat akan terbentuk gumpalan warna
putih. Pada pemanasan, warna gumpalan putih tersebut akan berubah warna menjadi
kuning yang akhirnya berubah menjadi jingga jika ditambah dengan larutan basa.
Sebernarnya proses ini adalah proses nitrasi benzena pada asam amino penyusun protein
tersebut (Sumardjo, 2006).
Pada pemanasan zat pengoksidasi ninhidrin (triketohidrinden hidrat) dengan asam
amino akan terbentuk warna ungu sampai biru. Khusus asam amino prolin dan
hidroksiprolin akan terbentuk warna kuning reaksi berjalan sempurna pada pH 5-7.
Reaksi terjadi dalam dua tahap, yaitu reaksi pembentukan hidrindantin (ninhidrin
tereduksi) dan reaksi pembentukan produk yang berwarna. Produk yang berwarna ini
terbentuk dari hidrindantin dan amoniak dengan ninhidrin yang tersisa. Pereaksi ninhidrin
dapat digunakan untuk mengukur kadar asam amino secara kuantitatif. Setelah pemisahan
Laporan Praktikum Biokimia – Penentuan Kualitatif Lemak dan Protein 3
secara kromatografi, asam amino diperlakukan dengan pereaksi ninhidrin dan warna yang
terbentuk diukur dengan spektofotometer (Sumardjo, 2006).
Reaksi uji Ninhidrin (Bintang , 2010) .
Biuret adalah senyawa dengan dua ikatan peptida yang terbentuk
pada pemanasan dua molekul urea. Uji biuret digunakan untuk mengetahui adanya ikatan
peptida pada sampel protein. Komposisi dari reagen ini adalah senyawa kompleks yang
mengandung unsur karbon (C), hidrogen (H), oksigen (O), dan nitrogen (N) dan
merupakan hasil reaksi antara dua senyawa urea (CO(NH2)2). Dalam suasana basa
(penambahan NaOH), ion Cu2+ yang berasal dari pereaksi biuret (CuSO4) akan bereaksi
dengan gugus –CO dan –NH dari rantai peptida yang menyusun protein membentuk
kompleks berwarna violet (Fessenden dan Fessenden, 1997).
Jika larutan protein encer dibuat basa dengan larutan natrium hidroksida ditambah
dengan beberapa tetes larutan tembaga sulfat encer, larutan tersebut akan terbentuk warna
merah muda sampai violet. Reaksi ini disebut reaksi biuret sebab warna senyawa yang
terbentuk sama dengan warna senyawa biuret bila ditambah larutan natrium hidroksida
dan tembaga sulfat. Reaksi biuret positif untuk semua jenis protein dan hasil-hasilnya
antara hidrolisisnya jika masih mempunyai dua atau lebih ikatan peptida, dan negatif
untuk asam amino (Sumardjo, 2006).
Laporan Praktikum Biokimia – Penentuan Kualitatif Lemak dan Protein 4
Reaksi Uji Biuret (Joshy dan Saraswat , 2002) .
Larutan garam logam seperti larutan perak nitrat, merkuri klorida atau plumbo
asetat dapat menggumpalkan larutan protein encer. Gumpalan perak proteinat, misalnya
dapat terjadi apabila larutan protein encer ditambah dengan larutan perak nitrat
(Sumardjo, 2006).
Pada uji pengendapan, garam logam berat yang umumnya mengandung Hg+2,
Pb+2, Ag+1, Tl+1, Cd+2, Fe+2 dan logam lainnya dengan berat atom yang besar dapat
mendenaturasi protein. Pada penambahan larutan protein dengan HgCl2 dan Pb-asetat,
anion-anion dari HgCl2 dan Pb-asetat akan menyebabkan suasana larutan menjadi sedikit
asam, sehingga protein akan mengkondisikan diri sebagai basa dan sebagian terdapat
sebagai anion. Anion dari protein inilah yang bereaksi dengan ion logam berat
membentuk garam proteinat yang tidak larut dalam air. Logam berat juga merusak ikatan
disulfida karena afinitasnya yang tinggi dan kemampuannya untuk menarik sulfur
sehingga mengakibatkan denaturasi protein serta akan membentuk endapan logam
proteinat. Endapan terjadi karena adanya ikatan antara gugus –COOH dan –NH2 dengan
ion logam. Ikatan yang terbentuk ini sangat kuat dan mampu memutuskan ikatan
disulfida dan ikatan pada jembatan garam (Ophart, 2003).
Pereaksi alkaloid adalah pereaksi yang bisa dipakai untuk mengendapkan larutan
alkaloid. Beberapa pereaksi ini, seperti asam pikrat, asam trikloro asetat, asam tanat, asam
sulfosalisilat, dan asam fosfomolibdat juga dapat dipakai untuk menggumpalkan atau
mengendapkan larutan protein. Protein pikrat yang berwarna kuning, terbentuk dari
larutan protein dengan larutan asam pikrat (trinitifenol) (Sumardjo, 2006).
III.Alat dan Bahan
Alat :
Tabung reaksi dan raknya, penangas air, mikroskop, pipet Pasteur.
Laporan Praktikum Biokimia – Penentuan Kualitatif Lemak dan Protein 5
Bahan :
Minyak Zaitun, larutan kolesterol, larutan protein, eter, kloroform, alkohol, kristal
natrium bisulfat, asam asetat anhidrida, asam sulfat pekat, asam nitrat pekat, larutan
natrium hidroksida 40% dan 15%, larutan ninhidrin 0,1%, larutan kuprisulfat encer,
larutan merkuriklorida, larutan feriklorida, larutan timbal asetat, larutan perak nitrat,
larutan sulfosalisilat 20%/asam trikloroasetat/asam tannat/asam fosfotungsat.
IV. Skema Kerja
A. Sifat kelarutan
B. Uji pembentukan akrolein
Laporan Praktikum Biokimia – Penentuan Kualitatif Lemak dan Protein 6
0,5 ml minyak zaitundalam tabung reaksi kering
+ Kristal Natrium bisulfat secukupnya
dipanaskan diatas api spiritus
diperhatikan baunya
4 tabung reaksi (A, B, C dan D)
A: 5 ml airB: 5 ml eterC: 5 ml kloroformD: 5 ml alkohol
+ 3 tetes minyak zaitun tiap tabung
diamati
C. Uji Lieberman-Burchard
D. Uji Ksantoprotein
Laporan Praktikum Biokimia – Penentuan Kualitatif Lemak dan Protein 7
2 tabung reaksi kering (A dan B)
A : 2 ml larutan kolesterol dalam kloroformB : 2 ml kloroform
dikocok
+ 1 ml asam asetat anhidrida tiap tabung
+ 2ml H2SO4
(lewat dinding tabung)
diamati cincin pada kedua lapisan
dikocok
diamati
3ml lar. protein
didinginkan
+ lar NaOH 40% secukupnya
+ 1 tetes HNO3 pekat
dididihkan
Diamati
E. Uji Ninhidrin
F. Uji Biuret
Laporan Praktikum Biokimia – Penentuan Kualitatif Lemak dan Protein 8
+ 5 ml larutan NaOH 15 %
5 ml lar protein
dikocok
+ 5 tetes lar. CuSO4 encer
diamati warna yang terjadi
dicampur
4 tetes lar. ninhidrin 0,1%
1ml lar. protein
dipanaskan hingga mendidih
diamati
G. Uji pengendapan
1. Dengan logam – logam berat
2. Dengan larutan alkaloida
V. Data Hasil Pengamatan
NO UJI LARUTANHASIL
Gambar Keterangan
1. Sifat kelarutan
A. Air
Tidak larut
(minyak di
atas, air di
bawah)
B. Eter Larut
Laporan Praktikum Biokimia – Penentuan Kualitatif Lemak dan Protein 9
3 ml lar. Protein di tabung reaksi (A, B, C, D)
diamati timbulnya kekeruhan
FeCl3HgCl2 PbCH3COO AgNO3
3 ml lar. protein di tabung reaksi
+ beberapa tetes larutan sulfosalisilat 20 %
Diamati timbulnya endapan
A B
C. Kloroform Larut
D. Alkohol
Sedikit larut,
sebagian tidak
larut (minyak
di bawah, air di
atas)
2.Pembentukan
Akrolein
Minyak zaitun
+
Na Bisulfat
Bau agak
sangit
3.Lieberman-
Burchard
A. Kolesterol - TIDAK
DILAKUKANB. Kloroform -
4. Ksantoprotein
Protein +
HNO3 +
NaOH
-TIDAK
DILAKUKAN
5. NinhidrinProtein +
Ninhidrin
Biru keunguan( terdapat asam
amino)
6. Biuret
Protein
+
NaOH
+
CuSO4
Ungu(terdapat
ikatan peptida)
7. Pengendapan
a. Dengan A. Protein +
PbCH3COO
Keruh,
mengendap
Laporan Praktikum Biokimia – Penentuan Kualitatif Lemak dan Protein 10
C
D
logan berat
(2 tetes) (kuat)
B. Protein + HgCl2
(2 tetes)
Keruh,
mengendap
(kuat)
C. Protein + FeCl3
(5 tetes)
Keruh,
mengendap
(lemah)
D. Protein + AgNO3 -TIDAK
DILAKUKAN
b. Dengan
larutan
alkaloida
Larutan alkaloida +
as. sulfosalisilat-
TIDAK
DILAKUKAN
Larutan alkaloida +
as. trikloroasetat-
Larutan alkaloida +
as. tannat-
Larutan alkaloida +
as. fosfotungstat-
VI. Pembahasan
a. Jawaban Pertanyaan pada Buku Praktikum
1. Sebutkan dan jelaskan dengan singkat tentang macam-macam lemak!
o Lemak sederhana : asam lemak bebas / ester dari asam lemak dengan alcohol.
Contoh:
- Asam lemak lipid paling sederhana
- Lemak ester dari asam lemak dengan gliserol. Bila lemak cair
minyak
- Lilin ester dari asam lemak dengan alcohol kecuali gliserol.
- Ester kolesterol ester dari asam lemak dengan kolesterol.
o Lipid senyawa : mengandung asam lemak, alcohol dan senyawa lain.
a. Fosfolipida : asam lemak, alcohol, asam fosfat, gugus nitrogenus atau non-
nitrogenus.
Laporan Praktikum Biokimia – Penentuan Kualitatif Lemak dan Protein 11
A B C
- Gliserofosfolipid fosfolipida dengan gliserol. Contoh :
plasmalogen.
- Sfingofosfolipid fosfolipida + alcohol sfingosin. Contoh :
sfingomyelin.
b. Glikosfingolipid : alcohol diganti dengan sfingosin.
- Serebrosida asam lemak + sfingosin + gula heksosa
- Globosida asam lemak + sfingosin + oligosakarida
- Sulfolipid asam lemak + sfingosin + heksosa tersulfatasi
- Gangkosida asam lemak + sfingosin + gula + asam sialat
o Turunan lipid : prekursor dari lipid sederhana dan lipid senyawa.
Contoh : gliserol, asam lemak.
o Isoprenoid : kelas lipid khusus, mengandung isoprena 5-C. Contoh : streroid,
terpen.
o Kompleks lipid : lipid + biomolekul. Contoh : lipoprotein, lipopolisakarida.
2. Berdasarkan hasil percobaan, tuliskan sifat-sifat lemak!
- Tidak larut air (hidrofobik)
- Larut dalam pelarut nonpolar
3. Berdasarkan pustaka, tuliskan sifat-sifat lemak lainnya yang belum disebutkan di
no 2!
Sifat-sifat lemak:
- Sumber energi bagi tubuh (1 gram lemak = 9 kalori)
- Umumnya cair (minyak), bila padat (lemak)
(Suhardjo dan C. M. Kusharto. 1992. Prinsip-Prinsip Ilmu Gizi. Yogyakarta:
Kanisius)
4. Tuliskan struktur senyawa penyusun protein!
Protein tersusun atas asam amino ɑ yang dihubungkan oleh ikatan peptide.
- Asam amino
Laporan Praktikum Biokimia – Penentuan Kualitatif Lemak dan Protein 12
- Ikatan peptida
5. Apakah asam amino esensial? Apa saja yang tergolong sebagai asam amino
esensial?
Asam amino esensial adalah asam amino yang tidak bisa dibiosintesis dalam
tubuh, sehingga diperoleh dari luar.
Contoh: Arginin, Histidin, Isoleusin, Leusin, Lysin, Metionin, Fenilalanin,
Threonin, Triptotan, Valin.
6. Setelah menyelesaikan praktikum ini, secara singkat deskripsikan pemahaman
akan fungsi dilakukannya penetapan kadar lemak dan protein dalam ranah farmasi
klinis?
Penentuan kadar lemak dan protein sangat penting untuk mendeteksi ada
tidaknya protein pada makanan. Karena ada sebagian orang yang memiliki alergi
terhadap protein sehingga protein dalam makanan harus terdeteksi dan dihindari
oleh orang tersebut. Kadar lemak juga penting untuk diketahui, sebagian orang
harus melakukan diet lemak dan kolesterol. Sehingga makanan yang mereka
makan setidaknya diketahui apakah sangat berlemak atau masih dapat ditoleransi
kadar lemaknya.
b. Pembahasan
Uji sifat kelarutan
Hasil praktikum yang kami dapatkan dari air, eter, kloroform, dan alkohol
menunjukkan bahwa lipid tidak dapat larut dalam larut dalam air dan sedikit larut
dalam alkohol karena air dan alkohol merupakan pelarut polar dan semi polar. Hal
ini membuktikan bahwa lipid hanya dapat larut dalam pelarut yang sama jenisnya
(like dissolve like) yakni dalam pelarut non polar seperti eter dan kloroform.
Dalam air, lipid yang tidak larut berada pada bagian atas sementara air
terdapat di bagian bawah. Hal ini dikarenakan berat jenis lipid (0,82 g/ml) < berat
jenis air (1 g/ml). Dalam alkohol, bagian lipid yang tidak larut berada pada bagian
bawah sementara alkohol terdapat di bagian atas. Hal ini dikarenakan berat jenis
Laporan Praktikum Biokimia – Penentuan Kualitatif Lemak dan Protein 13
lipid (0,82 g/ml) > berat jenis alkohol (0,8 g/ml). Bila alcohol dipanaskan, maka
akan meningkatkan kelarutan dari lipid.
Uji pembentukan akrolein
Hasil percobaan menunjukkan hasil positif karena minyak zaitun (diganti
dengan minyak goreng) menghasilkan bau khas yang menyengat ketika
ditambahkan kristal Na2SO4 saat dipanaskan di atas api. Ketika lemak dipanaskan
setelah ditambahkan agen pendehidrasi (Na2SO4) yang akan menarik air, maka
bagian gliserol akan terdehidrasi ke dalam bentuk aldehid tidak jenuh atau dikenal
sebagai akrolein (CH2=CHCHO) yang memiliki bau seperti lemak terbakar dan
ditandai dengan asap putih.
Uji ninhidrin
Hasil praktikum menunjukkan bahwa sampel protein yang diuji bereaksi
positif yakni mengandung gugus amino bebas karena menunjukkan warna biru
keunguan. Perubahan warna tersebut karena adanya kandungan gugus karboksil
(COOH) dan amino bebas (NH3) pada sampel protein tersebut. Semakin banyak
ninhidrin pada zat uji yang dapat bereaksi, semakin pekat warnanya.
Uji biuret
Hasil praktikum menunjukkan hasil yang positif, ditandai dengan
timbulnya warna ungu. Hal ini menunjukkan bahwa di dalam sampel larutan
protein dan NaOH 15% tersebut terdapat ikatan peptida yang menggabungkan
asam amino yang satu dengan yang lainnya.
Uji pengendapan dengan logam – logam berat
Hasil praktikum yang didapatkan, menunjukkan bahwa larutan yang
dicampur dengan logam Pb2+ berwarna keruh dan langsung mengendap pada
tetesan ke – 2, dengan logam Hg2+ berwarna keruh pada tetesan ke – 2 dan lama –
kelamaan mengendap, sedangkan dengan logam Fe3+ berubah warna menjadi
orange tetapi masih tidak keruh pada tetesan ke – 5. Hal ini membuktikan adanya
gugus karboksil dan amino (dalam posisi zwitter ion) yang berikatan dengan ion
logam berat membentuk endapan garam yang tidak larut air. Protein dapat
bermuatan ketika pHnya diubah.
VII.Kesimpulan
Laporan Praktikum Biokimia – Penentuan Kualitatif Lemak dan Protein 14
Pada uji sifat kelarutan didapatkan hasil bahwa lipid tidak larut dalam air, sedikit larut
dalam alkohol, larut dalam eter dan kloroform.
Pada uji akrolein didapat bau khas yang menyengat seperti lemak dibakar,
menandakan adanya gliserol.
Pada uji ninhidrin didapatkan larutan bewarna biru keunguan, menandakan adanya
asam amino bebas.
Pada uji biuret didapatkan larutan bewarna ungu, menandakan adanya ikatan peptida.
Pada uji pengendapan dengan logam-logam berat didapatkan endapan garam,
menandakan bahwa protein berada dalam kondisi zwitter ion, bertindak sebagai anion
yang bereaksi dengan ion logam berat membentuk endapan.
VIII. Daftar Pustaka
Laporan Praktikum Biokimia – Penentuan Kualitatif Lemak dan Protein 15
Fessenden, R. J. dan J. S. Fessenden. 1997. Dasar-Dasar Kimia Organik.
Jakarta: Binarupa Aksara.
Girindra, A. 1986. Biokimia I. Jakarta: Gramedia.
Hart H., et al . 2003. Kimia Organik. Jakarta: Erlangga.
Herlina, N. dan Ginting. 2002. Lemak dan Minyak. USU Digital Library.
Kuchel, P. dan G. B. Ralston. 2006. Biokimia. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Lehninger. 1982. Dasar-Dasar Biokimia Jilid I. Jakarta: Erlangga.
Martin, D. W., et al. 1983. Biokimia (Harpers Review of Biochemistry).
Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Riawan, S. 1990. Kimia Organik. Jakarta: Binarupa Aksara.
Sumardjo, D. 2006. Pengantar Kimia: Buku Panduan Kuliah Mahasiswa
Kedokteran dan Program Strata 1 Fakultas Bioeksakta. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC.
Laporan Praktikum Biokimia – Penentuan Kualitatif Lemak dan Protein 16