-
LAPORAN PRAKTIKUM
Tata cara menangani drosophila, pengamatan siklus
hidup drosophila, determinasi drosophila, &
pengenalan mutan drosophila
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Terstruktur
Pada Mata Kuliah Genetika
Dosen: Milla Listiawati M.Pd
Disusun Oleh:
KELOMPOK 1
AHMAD RAMDANI (1209206002)
DEWI ASTUTI (1209206011)
M. FAISAL ANSORI (1209206034)
MELLAWATI (1209206035)
NISA FAUZIAH (1209206044)
PRODI PENDIDIKAN BIOLOGI/A/VI
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SUNAN GUNUNG DJATI
BANDUNG
2012
-
TANGGAL PRAKTIKUM : 07 Mei dan 14 Mei 2012
JUDUL PRAKTIKUM : Tata Cara Menangani Drosophila,
Pengamatan Siklus Hidup Drosophila,
Determinasi Drosophila, dan Pengenalan
Mutan Drosophila
TUJUAN PRAKTIKUM :
Melakukan pengamatan siklus hidup Drosophila
Membedakan stadia telur-larva-pupa-imago dalam siklus hidup Drosophila
Membuat kesimpulan tentang siklus hidup Drosophila
Membedakan lalat jantan dan betina berdasarkan struktur tubuh dan ciri
morfologinya
Mengidentifikasi tipe-tipe mutan Drosophila berdasarkan pengamatan
fenotip morfologinya
I. TEORI DASAR
Drosophila mudah ditemukan disekitar buah-buahan yang sudah matang
atau makanan yang mengalami fermentasi. Drosophila membutuhkan media
yang tepat supaya dapat hidup dan berkembang biak dengan baik. Untuk
pemeliharaan Drosophila dapat digunakan bermacam-macam medium mulai
dari medium sederhana hingga medium lengkap. (Tim Penyusun, 2012)
Drosophila adalah serangga bersayap yang masuk ke ordo Diptera.
Drosophilia ini merupakan jenis serangga yang satu ordo dengan Drosophila
ananase. Spesies ini umumnya diketahui sebagai lalat buah umum dan
merupakan organisme yang paling banyak digunakan dalam penelitian
genetika. (Borror, 1992).
Drosophila juga diklasifikasikan ke dalam sub ordo Cyclophorpha
(pengelompokan lalat yang pupanya terdapat kulit instar 3, mempunyai jaw
hooks) dan termasuk ke dalam seri Acaliptrata yaitu imago menetas dengan
keluar dari bagian anterior pupa (Wheeler, 1981)
Adapun ciri umum dari Drosophila melanogaster diantaranya:
-
1. Warna tubuh kuning kecoklatan dengan cincin berwarna hitam di tubuh
bagian belakang.
2. Berukuran kecil, antara 3-5 mm.
3. Urat tepi sayap (costal vein) mempunyai dua bagian yang terinteruptus
dekat dengan tubuhnya.
4. Sungut (arista) umumnya berbentuk bulu, memiliki 7-12 percabangan.
5. Crossvein posterior umumnya lurus, tidak melengkung.
6. Mata majemuk berbentuk bulat agak ellips dan berwana merah.
7. Terdapat mata oceli pada bagian atas kepala dengan ukuran lebih kecil
dibanding mata majemuk.
8. Thorax berbulu-bulu dengan warna dasar putih, sedangkan abdomen
bersegmen lima dan bergaris hitam.
9. Sayap panjang, berwarna transparan, dan posisi bermula dari thorax.
Drosophila ini memiliki siklus hidup yang sangat singkat, yaitu kurang
lebih 14 hari. Serangga ini akan kawin setelah berumur 8 jam. Dengan demikian
lalat betina dapat bertelur pada hari berikutnya. Seekor lalat betina
menghasilkan telur berkisar antara 50 57 telur dalam 10 hari telurnya
berbentuk bulat memanjang dengan ukuran 0,5 mm.Telur telur tersebut baru
mengalami perkembangan setelah kurang lebih 2 jam dan menetas menjadi
larva. (Wildan, 1994)
Selanjutnya terjadi 4 kali pergantian sehingga mencapai stadium pupa.
Pupa akan menetas setelah 5-11 hari, tergantung kondisi lingkungan. Lalat
buah jantan mengenali pasangannya selain feromon juga melalui kilatan warna
tubuh dan pita atau bercak pada sayap. Lalat buah pada umumnya jarang di
temui pada pagi hari (saat matahari terbit), tetapi pada siang sampai sore hari
menjelang senja, lalat buah ini dapat di temui.
-
Sumber: http://biology.kenyon.edu/courses/biol114/Chap13/fcycle2.gif
Gambar Siklus Hidup Drosophila
Lalat buah mempunyai empat stadium metamorfosis, yaitu telur, larva,
pupa, dan imago (serangga dewasa).
1. Telur
Lalat buah betina meletakkan telur ke dalam buah dengan menusukkan
ovipositornya (alat peletak telur). Bekas tusukan itu ditandai adanya noda/titik
hitam yang tidak terlalu jelas dan hal ini merupakan gejala awal serangan lalat
buah. Lalat buah betina mencari buah yang sesuai untuk meletakkan telur
dengan bantuan indera penciuman pada antena dan indera mata. Proses ini
juga dipengaruhi oleh pencernaan dan penglihatan. Telur berwarna putih,
berbentuk bulat panjang, dan diletakkan berkelompok 215 butir. Lalat buah
betina dapat meletakkan telur 140 butir/hari. Satu ekor betina B. Dorsalis
dapat menghasilkan telur 1200-1500 butir. (Sarwono dkk, 1993)
2. Larva
Larva berwarna putih keruh atau putih kekuningan, berbentuk bulat
panjang dengan salah satu ujungnya runcing. Larva lalat buah terdiri atas 3
bagian; yaitu kepala, toraks (3 ruas), dan abdomen (8 ruas). Kepala berbentuk
runcing dengan dua buah bintik hitam yang jelas, mempunyai alat kait
-
mulut.Stadia larva terdiri atas tiga instar. Larva membuat saluran-saluran di
dalam buah dan mengisap cairan buah.
Larva Drosophila berwarna putih, bersegmen, berbentuk seperti cacing,
dan menggali dengan mulut berwarna hitam di dekat kepala. Untuk
pernafasan pada trakea, terdapat sepasang spirakel yang keduanya berada
pada ujung anterior dan posterior (Silvia, 2003).
Saat kutikula tidak lunak lagi, larva muda secara periodik berganti kulit
untuk mencapai ukuran dewasa. Kutikula lama dibuang dan integumen baru
diperluas dengan kecepatan makan yang tinggi. Selama periode pergantian
kulit, larva disebut instar. Instar pertama adalah larva sesudah menetas sampai
pergantian kulit pertama. Dan indikasi instar adalah ukuran larva dan jumlah
gigi pada mulut hitamnya. Sesudah pergantian kulit yang kedua, larva (instar
ketiga) makan hingga siap untuk membentuk pupa. Pada tahap terakhir, larva
instar ketiga merayap ke atas permukaan medium makanan ke tempat yang
kering dan berhenti bergerak.
3. Pupa
Pupa (kepompong) berbentuk oval, warna kecoklatan, dan panjangnya 5
mm. Masa pupa adalah 410 hari dan setelah itu keluarlah serangga dewasa
(imago) lalat buah. Pada Drosophila, destruksi sel-sel larva terjadi pada proses
pergantian kulit (molting) yang berlangsung empat kali dengan tiga stadia
instar : dari larva instar 1 ke instar II, dari larva instar II ke instar III, dari instar
III ke pupa, dan dari pupa ke imago (Ashburner, 1985).
4. Imago
Imago lalat buah rata-rata berukuran 0,7 mm x 0,3 mm dan terdiri atas
menjadi kepala, toraks dada), dan abdomen. Toraks terdiri atas tiga ruas yaitu
berwarna orange, merah kecoklatan, coklat atau hitam, dan memiliki sepasang
sayap. Pada abdomen umumnya terdapat dua pita melintang dan satu pita
membujur warna hitam atau bentuk huruf T dan kadang-kadang tidak jelas.
Ujung abdomen lalat betina lebih runcing dan mempunyai alat pelekat telur
yang cukup kuat untuk menembus kulit buah. (Suryo, 1996)
-
Adapun ciri-ciri Dorsophila antara lain warna tubuh kuning kecoklatan
dengan cincin berwarna hitam di tubuh bagian belakang. Berukuran kecil
antara 3-5 mm. Urat tepi sayap (costal vein) mempunyai dua bagian yang
terputus dekat dengan tubuhnya. Sungut arista umumnya berbentuk bulu,
memiliki 7-12 pecabangan. Crossvein posterior umumnya lurus, tidak
melengkung. Mata majemuk berbentuk bulat agak elips dan berwarna merah.
Terdapat mata oceli pada bagian atas kepala dengan ukuran lebih kecil
dibandinkan dengan mata majemuk. Thoraks berbulu- bulu dengan warna
dasar putih, sedangkan abdomen bersegmen lima dan bergaris hitam. Sayap
panjang, berwarna transparent, dan posisi bermula di thoraks.
Drosophila memiliki ciri morfologi yang berbeda antara jantan dan
betinanya. Pada Drosophila jantan Memiliki ukuran tubuh yang lebih kecil bila
dibandingkan dengan yang betina. Memiliki 3 ruas dibagian abdomennya dan
memiliki sisir kelamin.Sedangkan pada yang betina ukuran relatif lebih besar,
memiliki 6 ruas pada bagian abdomen dan tidak memiliki sisir kelamin.
Drosophila sp merupakan hewan yang bersayap, dan berukuran kecil. Maka
dari itu pengamatan morfologi hewan ini bisa dengan menggunakan alat Bantu
seperti LUV ataupun kaca pembesar (Soemartomo, 1979)
Determinasi di Indonesia tercatat sekitar 500 jenis Drosophila dari family
Drosophilidae, dan dipulau jawa terdapat sekitar 120 jenis Drosophila (wheeler,
1981), sedangkan dibandung terdapat sekitar : 150 jenis Drosophila, beberapa
diantaranya belum dipertelakkan (Djoko T. Iskandar, 1987).
Drosophila yang sering ditemukan di Indonesia dan Asia Tengara adalah
jenis Drosophila annassae, D. kikkiwai, D. Malerkotliana, D. Repleta, D. Hypocausta,
D imigrans. Drosophila termasuk phylum Arthropoda, kelas insect, ordo
dipteral, sub ordo cyclorrharpa (pengelompokan lalat yang pupanya terdapat
pada kulit instar ketiga, mempunyai jaw hooks, seri Acalyptra yaitu imago
menetas keluar dari bagian anterior pupa). Ciri umum Drosophila sp. Adalah
sebagai berikut :
1. Berukuran kecil, antara 3-5 mm
-
2. Urat tepi sayap (costal vein) mempunyai dua bagian yang terinteruptus
3. Sungut dan arista umumnya berbentuk bulu, mempunyai 7-12
percabangan
4. Posterior cross vein umumnya lurus, tidak melengkung
5. Mata berwarna merah
Pada drosophila ditemukan 4 pasang kromosom.Pada lalat jantan dan
lalat betina umumnya adalah sama, tetapi ada sedikit perbedaan yaitu pada
salah satu kromosom jantan terdapat lengkungan seperti mata pancing.
(Sepoetro.D, 1975)
Pada Drosophila jantan dan betina dapat mudah dipisahkan dalam
bentuk segmen-segmen abdomen. Abdomen betina mempunyai ujung
meruncing dan pola garis-garis yang berbeda dari pada abdomen
jantan.Kelamin lalat ditentukan sebagian oleh kromosom X yang dimiliki
individu. Normalnya lalat betina akan memiliki 2 kromosom X.Sedangkan lalat
jantan hanya memiliki 1 kromosom X ditambah 1 Y heterokromatik.Pada lalat
buah kromosom Y tidak memiliki peranan penting dalam penentuan jenis
kelamin. Pada kromosom Drosophilla hanya sedikit gen aktif. (Goodenough
1984)
Penampakan morfologis dari mutan tersebut antara lain adalah dalam hal
mata, sayap, warna tubuh, dan rambut-rambut pada tubuh. Fenotip mutan
yang mudah diamati melalui mata drosophila adalah dalam hal warna dan
ukuran dibandingkan tipe liar. Fenotip mutan yang mudah diamati melalui
sayap adalah dalam hal ukuran, posisi waktu istirahat, pola venasi dan
warnanya. (Tim Penyusun, 2012)
II. ALAT DAN BAHAN
No. Alat Bahan
1 Mikroskop Drosophila liar
2 Botol Kultur Pisang Ambon
-
III.
IV.
V.
VI.
VII.
III. CARA KERJA
Cara Pembuatan Medium Pisang-Tape
Cara Membius Drosophila
Menumbuk Pisang Ambon dan Tape dengan perbandingan 6:1
Memasukkan hasil tumbukkan tersebut ke dalam botol kultur
Memasangkan kertas saring dengan posisi miring
Menutup botol kultur dengan kasa
Botol kultur disentakan pelan-pelan pada bantalan karet atau styrofoam agar semua lalat yang ada dalam ruangan botol sebelah atas akan jatuh ke bawah
Memasukan beberapa Drosophila ke dalam botol yang akan ditetesi eter tunggu hingga drosophilanya pingsan (sekitar 30-60 detik)
Mengeluarkan lalat yang sudah pingsan dan mengamatinya dibawah mikroskop
Dalam melakukan pemisahan mutan atau perhitungan gunakan kuas kecil.
3 Lup Tape Singkong
4 Lumpang dan Alu Kertas saring
5 Timbangan Kasa
6 Pengaduk Stock mutan Drosophila
7 Kaca objek+penutup Eter
8 Jarum serangga Larutan Detergen
-
Cara Pengamatan Siklus Hidup Drosophila
Cara Pengamatan Determinasi Drosophila
Cara Pengamatan Determinasi spesies Drosophila
Memasukkan Drosophila hasil tangkapan ke dalam botol kultur
Mengamati perubahan yang terjadi pada medium dan mencatat saat terjadinya telur, larva, pupa, dan imago
Melakukan pengamatan secara periodik sekitar 4-6 jam sekali setiap hari
Menyediakan Drosophila hasil tangkapan ke dalam botol kultur
Melakukan pembiusan lalat dengan meneteskan eter melalui tutup botol bius
Melakukan pengamatan menggunakan lup atau mikroskop dan mengamati ciri morfologinya
-
Cara Pengamatan Pengenalan Mutan Drosophila
Menyediakan Drosophila jantan yang baru dimatikan pada kaca obyek yang berisi alkohol 70%
Mengamati di bawah mikroskop kemudian memisahkan sepasang sayap, kaki depan dan ujung abdomen dengan menggunakan jarum serangga
Menempatkan bagian-bagian tersebut pada gelas obyek tepat di atas tetesan alkohol
Mengatur sayap agar tidak melipat, kaki depan satu terlihat pada bagian luar dan yang satu lagi terlihat bagian dalam
Kemudian ditetesi alkohol dan tutup dengan kaca objek
Mengamati di bawah mikroskop
Melakukan determinasi dengan kunci determinasi (pada lampiran) untuk setiap kultur
Menyediakan Drosophila mutan hasil tangkapan ke dalam botol kultur
Melakukan pembiusan lalat dengan meneteskan eter melalui tutup botol bius
Melakukan pengamatan menggunakan lup atau mikroskop dan mengamati ciri morfologinya dan membandingkan dengan tipe liar
Mendeskripsikan setiap tipe mutan berdasarkan hasil pengamatan
Mutan yang telah diamati dimasukan ke dalam larutan detergen
-
IV. HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Pengamatan Penanganan Drosophila
Foto Hasil Pengamatan Foto Literatur
Botol Kultur dengan Medium
Pisang+Tape Singkong yang
ditumbuk
Sumber:
http://01.educdn.com/files/static/wiley/DROSOP
HILA_METAMORPHOSIS_01.GIF
Botol kultur dengan medium
pisang
PEMBAHASAN:
Drosophila mudah ditemukan disekitar buah-buahan yang sudah
matang atau makanan yang sudah mengalami fermentasi. Namun untuk
pembiakan dan pemeliharaan Drosophila membutuhkan media yang
tepat supaya Drosophila tersebut dapat hidup dan berkembangbiak
dengan baik. Pada praktikum ini kelompok kami menggunakan medium
pisang dan tape dengan perbandingan 6:1 (dalam berat), pisang 6 gram
dan tape 1 gram, kemudian keduanya ditumbuk hingga halus dan
dimasukan ke dalam botol kultur yang telah disediakan. Selanjutnya
diberi kertas saring di dalamnya diberdirikan atau dimiringkan. Botol
kultur dibuka tutupnya supaya Drosophilanya pada masuk. Setelah
beberapa drosophila masuk dalam medium kemudian botolnya ditutup
dengan kain kasa. Dan terakhir kita bisa mengamati perkembangannya.
-
B. Tabel Siklus Hidup Lalat Buah
TANGGAL WAKTU STADIUM
PERKEMBANGAN FOTO
14 MEI 2012 13.00 Lalat masuk ke
dalam botol kultul
15 MEI 2012 19.00 Telur
16 MEI 2012 13.00 Larva Instar 1
17 MEI 2012 19.00 Larva Instar 2
18 MEI 2012 13.00 Larva Instar 3
-
19 MEI 2012 13.00 Pupa
22 MEI 2012 19.00 Imago
PEMBAHASAN:
Pada praktikum siklus hidup Drosophila ini, kami mengambil beberapa
lalat buah yang ada disekitar rumah. Sebelumnya kami membuat botol kultul
yang diisi oleh medium pisang ambon dan tape dengan perbandingan 6:1 yang
sudah ditumbuk halus menggunakan lumpang dan alu. Selanjutnya
memasukkan kertas saring ke dalam botol kultur tersebut dan menyimpan
botol kultul tersebut di rumah dengan membiarkan botol kulturnya terbuka
supaya lalat buah dapat masuk ke dalam botol kultul tersebut. Setelah banyak
lalat buah yang masuk botol tersebut ditutup menggunakan kasa. Yang
nantinya akan diamati siklus hidupnya.
Menurut Ashburner (1985), lama fase telur sekitar 19 jam, larva instar I
sekitar 1 hari, larva instar 2 sekitar 1 hari, larva instar III sekitar 1 hari, prepupa
sekitar 2 hari, dan pupa selama 3 hari. Sehingga lama siklus hidup drosophila
dari telur hingga menjadi imago ialah sekitar 10-11 hari.
Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan pada siklus hidup
Drosophila diantaranya sebagai berikut:
1. Suhu Lingkungan
Drosophila mengalami siklus selama 8-11 hari dalam kondisi ideal. Kondisi
ideal yang dimaksud adalah suhu sekitar 25-28C. Pada suhu ini lalat
-
akan mengalami satu putaran siklus secara optimal. Sedangkan pada suhu
rendah atau sekitar 180C, waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan
siklus hidupnya relatif lebih lama dan lambat yaitu sekitar 18-20 hari.
Pada suhu 30C, lalat dewasa yang tumbuh akan steril.
2. Ketersediaan Media Makanan
Jumlah telur Drosophila yang dikeluarkan akan menurun bila kekurangan
makanan. Lalat buah dewasa yang kekurangan makanan akan
menghasilkan larva berukuran kecil. Larva ini mampu membentuk pupa
berukuran kecil, namun sering kali gagal berkembang menjadi individu
dewasa. Beberapa dapat menjadi dewasa yang hanya dapat menghasilkan
sedikit telur. Viabilitas dari telur-telur ini juga dipengaruhi oleh jenis dan
jumlah makanan yang dimakan oleh larva betina (Shorrocks,1972).
3. Tingkat Kepadatan Botol Pemeliharaan
Botol medium sebaiknya diisi dengan medium buah yang cukup dan
tidak terlalu padat. Selain itu, lalat buah yang dikembangbiakan di dalam
botol pun sebaiknya tidak terlalu banyak, cukup beberapa pasang
saja. Pada Drosophila dengan kondisi ideal dimana tersedia cukup ruang
(tidak terlalu padat) individu dewasa dapat hidup sampai kurang lebih 40
hari. Namun apabila kondisi botol medium terlalu padat akan
menyebabkan menurunnya produksi telur dan meningkatnya jumlah
kematian pada individu dewasa.
4. Intensitas Cahaya
Drosophila lebih menyukai cahaya remang-remang dan akan mengalami
pertumbuhan yang lambat selama berada di tempat yang gelap.
C. Tabel Pengamatan Determinasi Drosophila
NO. PENGAMATAN HASIL PENGAMATAN
1 Mata Majemuk
a. Bentuk
Bulat, Elips
-
b. Ukuran
c. Warna
Sedang
Merah
2 Mata Ocelli 3 buah kecil
3 Antena
Arista
Antena 2 panjang, lurus,
Arista (Kanan: 10, kiri: 9),
lurus, ada yang melengkung
4 Kepala Bulat
5 Thorax (warna dasar) Coklat
6 Abdomen (garis hitam) 4 garis hitam
7 Jenis Kelamin Betina
8 Sayap
a. Bentuk
b. Ukuran tubuh
Lonjong
Lebih panjang melebihi tubuh
Morfologi Bentuk Mata dan Kepala
Foto Hasil Pengamatan Foto Literatur
Bentuk mata bulat elips, berwarna
merah, memiliki 3 buah mata
ocelli, antena, arista dan bentuk
kepalanya bulat.
Sumber.
http://www.unjabisnis.net/morfo
logi-drosophila.html
Morfologi Abdomen
Foto Hasil Pengamatan Foto Literatur
-
Abdomennya terdiri dari 4 garis
hitam dan berjenis kelamin
jantan karena ujung
abdomennya tumpul
Sumber. http://dc428.4shared.com/doc/-
FoPOHcl/preview.html
Morfologi Sayap
Foto Hasil Pengamatan Foto Literatur
Bentuk sayap lonjong dan lebih
panjang melebihi tubuhnya
Sumber.
http://www.unjabisnis.net/morfologi
-drosophila.html
Perbedaan Jantan dan Betina pada Drosophila
NO. JANTAN BETINA
1 Ukuran tubuh lebih kecil dari
betina
Ukuran tubuh lebih besar dari
jantan
-
2 Sayap lebih pendek dari sayap
betina
Sayap lebih panjang dari sayap
jantan
3 Terdapat sisir kelamin (sex comb)
Tidak terdapat sisir kelamin (sex
comb)
4 Ujung abdomen tumpul dan lebih
hitam
Ujung abdomen lebih runcing
PEMBAHASAN:
Berdasarkan hasil pengamatan kelompok kami Drosophila yang kami
amati yaitu termasuk kedalam spesies Drosophila melanogaster. Drosophila
melanogaster adalah jenis serangga bersayap yang masuk ke dalam ordo
Diptera, (bangsa lalat).
-
Karena yang kita amati itu semuanya betina dilihat dari ciri-cirinya yaitu
yang memiliki ukuran tubuh betinanya lebih besar bila dibandingkan dengan
lalat jantannya, Ujung abdomen betina agak runcing, Pada lalat betina dewasa
abdomen menjadi lebih besar karena berisi telur-telur yang siap dikeluarkan,
garis-garis gelap dan terang yang berjumlah tujuh segmen dapat terlihat pada
abdomen lalat betina.
Drosophila jantan dan betina umumnya berukuran kurang dari 3 mm,
berwarna cokelat atau cokelat tua. Warna matanya merah. Terdapat antenna
dan arista. Sayap umunya lurus. Abdomen terlihat bersegmen-segmen, dan
terlihat abdomen lalat betina agak runcing sedangkan lalat jantan ujung
abdomennya agak membulat dan terlihat ujung abdomen beberapa
segemennya berwarna hitam.
D. Tabel Pengamatan Pengenalan Mutan Drosophila
No. Sex Warna
Tubuh
Warna
Mata
Kondisi
Sayap
Tipe
Mutan
1. Jantan Coklat
kekuningan
Merah Panjang
lebar
-
Keterangan : Berdasarkan hasil pengamatan pada Drosophila melanogaster
yang kita isolasi tidak terdapat ciri-ciri Drosophila mutan. Semua
Drosophila yang diamati memiliki ciri-ciri mata berwarna merah cerah dan
sayapnya yang normal yaitu panjangnya melebihi tubuh serta tubuhnya
yang berwarna kecoklatan. Yang kami amati hanya Drosophila liar biasa.
Warna Mata Drosophila
Foto Hasil Pengamatan Foto Literatur
-
Warna matanya berwarna merah
berarti Drosophila ini normal tidak
mutan
Sumber. http://microscopy4kids.org/webpage/pages/ideasfruitflies.html Drosophila yang mutan memiliki warna putih dan merah mata yang normal.
Foto Hasil Pengamatan Foto Literatur
Drosophila melanogaster Drosophila melanogaster normal
Sumber.http://www.exploratorium.edu/imaging_
station/gal_media/drosophila/fly_wildtype/fly_wild
type_800.jpg
Tipe-Tipe Mutan Drosophila Melanogaster pada Literatur
-
Gambar Drosophila apricot Gambar Drosophila ebony
Gambar Drosophila white Gambar Drosophila curly
Gambar Drosophila eyeless Gambar Drosophila vestigial
Gambar Drosophila yellow
PEMBAHASAN:
Mutasi merupakan perubahan turun-temurun pada susunan basa
nukloetida dari genom DNA (deoxyribonucleic acid) atau pada urutan angka dari
gen atau kromosom pada sebuah sel, dapat terjadi secara spontan atau dengan
-
melalui media lain. Mutasi disebabkan oleh agen-agen tertentu. Satu agen yang
menyebabkan satu permanen turun temurun perubahan ke dalam DNA dari
satu organisme disebut mutagen. (Rittner & Timothy, 2004)
Individu yang memperlihatkan perubahan sifat (fenotipe) akibat mutasi
disebut mutan. Dalam kajian genetik, mutan biasa dibandingkan dengan
individu yang tidak mengalami perubahan sifat.
(http://id.wikipedia.org/wiki/Mutasi).
Mutasi pada Drosophila melanogaster dapat menyebabkan perbedaan
fenotipe pada organisme tersebut atau disebut juga sebagai mutan. Beberapa
jenis mutasi pada Drosophila melanogaster yang dapat terlihat dari fenotipenya
adalah mutasi warna mata, bentuk mata, bentuk sayap dan warna tubuh.
Lalat buah normal (wild type) memiliki warna mata merah. Namun, pada
mutasi warna mata, telah diamati warna mata lalat yang tidak merah (tidak
normal). Beberapa warna mata mutan yang teramati yaitu white, clot, claret
dan sepia. Pada mutan tipe white (w) mengalami mutasi pada kromosom
nomor 1, lokus 1,5. Pigmen merah yang seharusnya dihasilkan sebagai warna
pada faset mata lalat tidak dihasilkan. Sehingga yang terjadi adalah
penyimpangan gen white yang memberikan warna putih pada faset matanya.
Sementara pada mutan tipe clot (cl) warna mata yang teramati adalah cokelat
akibat mutasi pada kromosom nomor 2, lokus 16,5. Mutasi pada kromosom
nomor 3, lokus 100,7 pada lalat buah mengakibatkan mata berwarna merah
terang atau disebut juga sebagai tipe claret (ca). Warna matanya lebih terang
bila dibandingkan dengan warna merah pada lalat normal. Mutan tipe sepia
(se) mengalami kecacatan pada kromosom no 3, lokus 26,0 dan menyebabkan
lalat kekurangan enzim sintase PDA yang disebabkan adanya mutasi pada
struktur gen dari DNA sintase. Mutasi ini dapat diturunkan pada keturunan-
keturunan dari lalat sepia itu sendiri. Kecacatan ini menyebabkan lalat bermata
cokelat tua kehitaman.
Mutasi juga dapat terjadi pada fenotipe atau penampakan bentuk mata.
Pada pengamatan bentuk mata, ditemukan lalat buah yang tidak memiliki mata
-
atau hanya berupa titik yang disebut juga dengan eyemissing (eym).
Kromosom lalat nomor 3, lokus 67,9 mengalami kerusakan yang berakibat pada
keabnormalan gen mata absen yang memberikan perintah pada sel yang ada
di larva untuk memunculkan mata. Mutasi ini menyebabkan mutan lalat buah
terganggu penglihatannya bahkan mungkin tidak dapat melihat.
Sayap pada lalat wild type panjang dan lurus sehingga lalat dapat terbang
dengan normal atau tanpa mengalami kesulitan. Perubahan yang terjadi pada
materi genetis lalat buah dapat menyebabkan perbedaan bentuk sayap, yaitu
dumpy, miniature, curled dan taxi. Mutasi tipe curled (cu) terjadi karena
adanya kecacatan pada kromosom nomer 3, lokus 50,0. Pada tipe ini gen
curled merupakan gen dominan yang memunculkan bentuk sayap
melengkung ke atas. Mutan bentuk sayap lainya adalah taxi (tx), sayapnya
membentang 75 dari sumbu tubuh. Hal ini diakibatkan oleh kecacatan pada
kromosom nomor 3, lokus 91,0. Mutan miniature (m) terjadi karena adanya
kecacatan pada kromosom nomor 1, lokus 36,0 yang memunculkan fenotipe
bentuk sayap hanya mencapai ujung abdomen dan menjadi pendek. Selain itu,
ukuran tubuh lalat miniature lebih kecil dibadingkan dengan lalat normal.
Mutasi yang terjadi pada kromosom nomor 2, lokus 13,0 memunculkan
fenotipe lalat dumpy (dp) yang terlahir dengan sayap pendek (2/3 dari ukuran
sayap normal) mutan ini adalah mutasi yang resesif yang dibawa oleh kedua
lalat parental. Mutasi-mutasi yang terjadi dapat menyebabkan lalat tidak bisa
terbang dengan sempurna, bahkan beberapa tipe mutan miniature tidak dapat
terbang.
Perbedaan warna tubuh juga merupakan salah satu akibat dari mutasi
pada lalat buah. Warna tubuh lalat normal adalah cokelat muda. Pada
pengamatan, ditemukan tipe warna tubuh ebony dan black. Warna tubuh tipe
ebony (e) muncul karena adanya kelainan pada gen eboni, gen yang secara
memberikan pigmen warna cokelat pada lalat Drosophila melanogaster wild type
mengakibatkan lalat memiliki warna tubuh warna tubuhnya hitam mengkilat.
Mutan black (b) pada Drosophila melanogaster diakibatkan oleh kerusakan pada
-
kromosom nomor 2, lokus 48,5 yang menyebabkan keabnormalan warna
badan, kaki, dan urat sayap yang hitam namun tidak mengkilat.
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan tidak ditemukan mutan
Drosophila melanogaster pada beberapa Drosophila yang kita isolasi. Semua
Drosophila yang diamati memiliki ciri-ciri mata berwarna merah cerah dan
sayapnya yang normal yaitu panjangnya melebihi tubuh serta tubuhnya yang
berwarna kecoklatan.
V. PERTANYAAN DAN JAWABAN
Pertanyaan Diskusi Siklus Hidup
1. Bandingkan stadium perkembangan hasil pengamatan anda dengan hasil
pengamatan teman dalam satu kelompok. Adakah persamaan dan
perbedaannya?
Jawab: Ada. Persamaannya stadium perkembangannya rata-rata dalam
waktu kurang lebih 9 hari. Dan perbedaannya dari waktu dan tanggal
memasukkan drosophila dan melakukan pengamatannya yang berbeda.
2. Berapa harikah rata-rata siklus hidup Drosophila berdasarkan tabel
pengamatan semua anggota kelompok anda?
Jawab: Rata-rata siklus hidup lalat buah sekitar 9 hari.
Pertanyaan Diskusi Determinasi
1. Apakah persamaan dan perbedaan yang menonjol antara lalat buah betina
dan lalat buah jantan?
Jawab:
Persamaan Betina dan Jantan Perbedaan Betina dan Jantan
Warna tubuh kecoklatan atau coklat
tua dengan cincin berwarna hitam di
tubuh bagian belakang.
Berukuran kecil, antara 3mm.
Ukuran tubuh: Secara umum betina
berukuran lebih besar daripada lalat
jantan
Abdomen: Ujung abdomen betina
-
Urat tepi sayap (costal vein)
mempunyai dua bagian yang
terinteruptus dekat dengan
tubuhnya.
Sungut (arista) umumnya berbentuk
bulu, memiliki 7-12 percabangan.
Crossvein posterior umumnya lurus,
tidak melengkung.
Mata majemuk berbentuk bulat agak
ellips dan berwana merah.
Terdapat mata oceli pada bagian atas
kepala dengan ukuran lebih kecil
dibanding mata majemuk.
Thorax berbulu-bulu dengan warna
dasar putih, sedangkan abdomen
bersegmen lima dan bergaris hitam
Sayap panjang, berwarna transparan,
dan posisi bermula dari thorax.
agak runcing, sedangkan ujung
abdomen lalat jantan agak
membulat. Pada lalat betina dewasa
abdomen menjadi lebih besar karena
berisi telur-telur yang siap
dikeluarkan.
Tanda pada abdomen: Haris-garis
gelap dan terang yang berjumlah
tujuh segmen dapat terlihat pada
abdomen lalat betina, sementara
pada lalat jantan, beberapa segmen
terakhir berfusi sehingga terlihat
warna hitam.
Sex comb: Lalat jantan mempunyai
sisir kelamin, yaitu serabut-serabut
bristle pada permukaan distal dari
sendi tarsal depan, dan pada lalat
betina tidak memiliki sisir kelamin.
2. Bandingkan hasil determinasi saudara dengan anggota kelompok saudara!
Jenis mana saja yang ditemukan berdasarkan hasil determinasi tersebut?
Jawab: Dari hasil determinasi yang diamati jenis Drosophila yang
ditemukan hanya satu jenis yaitu Drosophila melaogaster dengan kunci
determinasi yaitu 1b-7b-8a-9b-10a.
3. Jenis drosophila manakah yang paling banyak ditemukan dalam kelas
saudara?
Jawab: Jenis Drosophila jantan yang ditandai dengan ujung abdomen yang
runcing dan terdapat sex comb pada tangkai kaki depannya, ukurannya
pun relatif kecil.
Pertanyaan Diskusi Mutan
1. Apakah setiap tipe mutan dapat diamati fenotipnya secara morfologis ?
-
Jawab : Setiap tipe mutan dapat diamati secara morfologis, karena
Drosophila dapat dikatakan berjenis mutan apabila memiliki warna tubuh,
warna mata, dan kondisi sayap yang berbeda dengan tipe liar.
2. Mutan manakah menurut saudara yang fenotipnya sangat mudah
dibedakan dengan fenotip tipe liar ?
Jawab : Mutan yang fenotipnya sangat mudah dibedakan dengan tipe liar
adalah mutan tipe white (w) karena memiliki mata berwarna putih yang
jauh berbeda dengan tipe liar yaitu merah cerah.
VI. KESIMPULAN
1) Berdasarkan praktikum Siklus Hidup Drosophila dapat disimpulkan sebagai
berikut:
Tahapan-tahapan fase pertumbuhan Drosophila adalah telur larva
instar Ilarva instar IIlarva instar IIIpupaimago.
Waktu yang dibutuhkan pada fase pertumbuhan Drosophila kurang
lebih 9 hari.
Lingkungan mempengaruhi dalam siklus pertumbuhan Drosophila
tersebut seperti suhu, ketersediaan media makanan, tingkat kepadatan
botol pemeliharaan, dan intensitas paparan cahaya.
2) Berdasarkan praktikum Determinasi Drosophila dapat disimpulkan sebagai
berikut:
Drosophila yang diamati termasuk kedalam spesies Drosophila
melanogaster. Drosophila melanogaster adalah jenis serangga bersayap yang
masuk ke dalam ordo Dipteria, (bangsa lalat).
Determinasi seks adalah penentuan jenis kelamin suatu organisme yang
ditentukan oleh kromosom seks (gonosom). Untuk lalat buah dikenal 1
pasang kromosom seks yaitu kromosom X dan kromosom Y. Individu
jantan terjadi jika terdapat komposisi kromosom seks XY sedang betina
jika komposisinya XX.
-
Dari hasil pengamatan Drosophila yang telah dilakukan bahwa
kebanyakan lalat buah yang diamati adalah betina dengan ciri-cirinya
yaitu abdomennya runcing, ukurannya lebih besar dari jantan, memiliki
tujuh segmen segmen, dan tidak memiliki sex comb.
3) Berdasarkan praktikum pengenalan mutan Drosophila dapat disimpulkan
bahwa pengamatan terhadap Drosophila yang diisolasi tidak didapatkan
Drosophila mutan karena semuanya menunjukkan warna mata merah cerah,
sayap lebih panjang dari tubuh, dan warna tubuh kecoklatan. Yang
merupakan ciri dari Drosophila normal seperti pada umumnya.
VII. DAFTAR PUSTAKA
Ashburner, Michael. 1989. Drosophila, A Laboratory Handbook. USA:
Coldspring Harbor Laboratory Press.
Borror. J. D, Triplehorn. 1992. Pengenalan Pengajaran Serangga.
Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada Press.
Campbell, et. Al. 2002. Biologi Jilid 1. Jakarta: Erlangga.
Goodenough. 1984. Genetika Edisi ketiga Jilid Satu. Jakarta: Erlangga
Isiayati. 2004. Pengaruh Suhu Terhadap Reproduksi Lalat Buah.
Bandung: ITB.
Lindsley, Dan. 1992. The Genome of Drosophila melanogaster.
California: Academic Press Inc.
Nio.T.K. 1990. Genetika Dasar. Bandung: Institut Teknologi Bandung
Sepoetro. 1975. Pengantar Genetika Dasar. Jakarta: Universitas
Indonesia Press
Silvia, Triana. 2003. Pengaruh Pemberian Konsenterasi Formaldehida
Terhadap Perkembangan Larva Drosophila. Bandung: Jurusan
Biologi Universitas Padjadjaran.
Soemartono. 1979. Pedoman Praktikum Biologi Umum 3. Jakarta:
Djambatan
Stricberger. 1985. Genetics. New York: Macmillan Publishing
-
Company.
Suryo, 1996. GENETIKA. Yogyakarta: Universitas Gadjah Madah
Tim penyusun. 2012. Pedoman praktikum Genetika. Bandung: Prodi
Pendidikan Biologi UIN SGD.
Wheeler, MR. 1981. The Drosophilidae: a taxonomic overview. In: The
genetics and biology of Drosophila.
Yatim, Wildan. 1994. Genetika. Bandung: Tarsito.
http://supportme5.wordpress.com/2009/12/08/siklus-hidup-dan-
determinasi-lalat-buah-drodophila-sp/
http://zarzen.wordpress.com/pengenalan-mutan-drosophila-melanogaster/