Download - LAPORAN PRAKTIKUM PINDAH PANAS ACARA 2
LAPORAN PRAKTIKUMPINDAH PANAS
ACARA IIMEMPELAJARI PRINSIP KERJA ALAT DESTILASI UNTUK
ASAP CAIR CANGKANG KEMIRI
OLEHKELOMPOK X
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTANIANFAKULTAS TEKNOGI PANGAN DAN AGROINDUSTRI
UNIVERSITAS MATARAM2015
HALAMAN PENGESAHAN
Laporan praktikum Pindah Panas ini disusun dan disyahkan sebagai salah
satu syarat untuk membuat laporan tetap.
Mataram, 16 Desember 2015
Mengetahui,
Co. Assisten Praktikum Pindah Panas
Ahmad Widi ArismanNIM. J1B 012 2007
M. Munandar Prayuda NIM. J1B 012 074
Praktikan :
Siti NurhidayahNim. J1B 013 102
Sri EriyantiNIM. J1B 013 104
SudirmanNIM. J1B 013 106
Titian FatimahNIM. J1B 013 114
Titin IndrawatiNIM. J1B 013 116
Ulul AzmiNIM. J1B 13 118
Wardi SofianNIM.J1B 013 120
Winda PuspitasariNIM.J1B 013 122
Wiwin Oktaria UlfaNIM. J1B 013 124
ZahraNIM. J1B 013 126
BAB IPENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perpindahan panas merupakan perpindahan kalor atau energi yang dapat
terjadi secara konduksi, konveksi, dan radiasi. Ketiga cara perpindahan panas
tersebut banyak diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, misalnya saja pada
proses penyulingan cangkang kemiri menggunakan alat destilasi atau destilator.
Selama proses penyulingan tersebut terjadi perpindahan panas mulai dari proses
pembakaran di ruang pembakaran sampai terjadi kondensasi dan menghasilkan
cairan atau destilat. Proses penyulingan tersebut tidak terlepas dari peristiwa
konduksi, konveksi, dan radiasi yang terjadi di dalam destilator.
Secara umum, destilasi merupakan teknik pemisahan yang didasari atas
perbedaan perbedaan titik didik atau titik cair dari masing-masing zat penyusun
dari campuran homogen. Dalam proses destilasi terdapat dua tahap proses yaitu
tahap penguapan dan dilanjutkan dengan tahap pengembangan kembali uap
menjadi cair atau padatan. Atas dasar ini maka perangkat peralatan destilasi
menggunakan alat pemanas dan alat pendingin. Untuk mengetahui lebih rinci dan
lebih jelasnya tentang rancangan alat destilasi untuk asap cair cangkang kemiri,
maka diperlukan tambahan informasi mengenai alat tersebut. Salah satunya adalah
dilakukan pengamatan langsung di lapangan. Oleh karena itu dilakukanlah
praktikum ini agar mahasiswa dapat mengetahui proses, prinsip kerja dan bagian-
bagian dari destilasi asap cair cangkang kemiri ini.
1.2 Tujuan Praktikum
Praktikum ini dilaksanakan dengan tujuan untuk mempelajari prinsip
kerja alat destilator dari proses pindah panas untuk asap cair cangkang kemiri.
BAB IITINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tanaman Kemiri
Tanaman kemiri (Aleurites moluccana) termasuk suku euphorbiaceae.
Tanaman ini tidak begitu banyak menuntut persyaratan tumbuh, sebab dapat
tumbuhdi tanah-tanah kapur, tanah berpasir dan jenis-jenis tanah lainnya.
Tanaman kemiri, Buah kemiri termasuk buah batu, berbentuk bulat telur dan ada
bagian yang menonjol kesamping. Daging buahnya kaku dan mengandung 1-2 biji
yang diselimuti oleh kulit biji yang keras.Tanaman kemiri merupakan tanaman
industry, sebab produk yang dihasilkannya dapat dipakai untuk bahan pembuatan
perabot (peralatan) rumah tangga atau bahan berbagi industry. Biji buah kemiri
digunakan sebagai bumbu masak, bahancat, pernis, sabun, obat-obatan dan
kosmetik. Obat nyamuk bakar dan arang untuk bahan bakar. (Anonimb, 2010).
Menurut Hendra dan Darmawan (2007), pohon kemiri (Aleurites
mollucana L.) merupakan jenis pohon serbaguna, hampir seluruh bagiannya dapat
dimanfaatkan dengan produk utama isi kemiri. Berdasarkan pengelompokannya
kemiri termasuk dalam lemak minyak. Dari proses pemecahan, biji kemiri
menghasilkan limbah berupa tempurung atau cangkang yang selama ini belum
termanfaatkan secara optimal. Limbah ini tentunya akan sangat berpotensi bagi
masyarakat apabila dimanfaatkan menjadi produk yang mempunyai bilih jual.
Produk tersebut diantaranya berupa asap cair (Ketaren, 2010).
2.2 Asap Cair dan Komponen yang Terkandung
Asap cair merupakan campuran larutan dari dispersi asap kayu dalam air
yang dibuat dengan mengkondensasikan asap cair hasil pirolisis. Asap cair hasil
pirolisis ini tergantung pada bahan dasar dan suhu pirolisis (Darmaji dkk, 1998)
Pirolisis adalah dekomposisi kimia bahan organik melalui proses pemanasan
tanpa atau sedikit oksigen atau reagen lainnya, di mana material mentah akan
mengalami pemecahan struktur kimia menjadi fase gas. Pirolisis adalah kasus
khusus termolisis. Pirolisis ekstrim, yang hanya meninggalkan karbon sebagai
residu, disebut karbonisasi. Golongan-golongan senyawa penyusun asap cair
adalah air (11-92 %), fenol (0,2-2,9 %), asam (2,8-9,5 %), karbonil (2,6-4,0 %)
dan tar (1-7 %) (Erla, 2012).
Komponen-komponen dominan yang mendukung sifat-sifat fungsional
dari asap cair adalah senyawa fenolat, karbonil dan asam. Dalam pembuatan asap
cair, distilasi bertujuan untuk memisahkan tar yang bersifat karsinogenik. Suhu
yang dibutuhkan pada destilasi tidak setinggi pada pirolisis. Suhu sekitar 150oC –
200oC sudah cukup untuk menghasilkan asap cair yang bagus. Destilasi sederhana
dilakukan secara bertahap, sejumlah campuran dimasukkan ke dalam sebuah
reaktor destilasi, dipanaskan bertahap dan dipertahankan selalu berada dalam
tahap pendidihan kemudian uap yang terbentuk dikondensasikan dan ditampung
dalam dergen plastik. Produk destilat yang pertama kali tertampung mempunyai
kadar komponen yang lebih ringan dibandingkan destilat yang lain (Anonima,
2010).
2.3 Alat Destilator.
Destilator adalah alat yang berfungsi sebagai proses destilasi dengan
tujuan memisahkan komponen dalam campuran berdasarkan perbedaan titik
didihnya, atau pemisahan campuran berbentuk cairan atas komponennya dengan
proses penguapan dan pengembunan sehingga diperoleh destilat dengan
komponen-komponen yang hampir murni (sutanso, 2009).
2.4 Proses Destilasi
Destilasi adalah suatu proses pemisahan suatu komponen dari suatu
campuran dengan menggunakan dasar bahwa beberapa komponen dapat menguap
lebih cepat daripada komponen yang lainnya. Ketika uap diproduksi dari
campuran, uap tersebut lebih banyak berisi komponen-komponen yang bersifat
lebih volatil, sehingga proses pemisahan komponen-komponen dari campuran
dapat terjadi (Darmaji,2009)
Distilasi atau penyulingan adalah suatu metode pemisahan bahan kimia
berdasarkan perbedaan kecepatan atau kemudahan menguap (volatilitas) bahan
atau didefinisikan juga teknik pemisahan kimia yang berdasarkan perbedaan titik
didih. Dalam penyulingan, campuran zat dididihkan sehingga menguap, dan uap
ini kemudian didinginkan kembali ke dalam bentuk cairan. Destilasi sederhana
atau destilasi biasa adalah teknik pemisahan kimia untuk memisahkan dua atau
lebih komponen yang memiliki perbedaan titik didih yang jauh. Suatu campuran
dapat dipisahkan dengan destilasi biasa ini untuk memperoleh senyawa murninya.
Senyawa – senyawa yang terdapat dalam campuran akan menguap pada saat
mencapai titik didih masing – masing (Astuti, 2009)
2.5 Pemisahan dengan Destilasi
Pemisahan senyawa dengan destilasi bergantung pada perbedaan tekanan
uap senyawa dalam campuran. Tekanan uap campuran diukur sebagai
kecenderungan molekul dalam permukaan cairan untuk berubah menjadi uap. Jika
suhu dinaikkan, tekanan uap cairan akan naik sampai tekanan uap cairan sama
dengan tekanan uap atmosfer. Pada keadaan itu cairan akan mendidih. Suhu pada
saat tekanan uap cairan sama dengan tekanan uap atmosfer disebut titik didih.
Cairan yang mempunyai tekanan uap yang lebih tinggi pada suhu kamar akan
mempnyai titik didih lebih rendah dari pada cairan yang tekanan uapnya rendah
pada suhu kamar (Darmaji, 2009).
BAB IIIPELAKSANAAN PRAKTIKUM
3.1. Waktu dan Tempat Praktikum
Praktikum ini dilaksanakan pada hari sabtu, 12 Desember 2015 di
Laboratorium Daya dan Mesin Pertanian Fakultas Teknologi Pangan dan
Agroindustri Universitas Mataram.
3.2. Alat dan Bahan Praktikum
1. Alat Praktikum
Adapun alat-alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah satu set alat
destilasi (destilator).
2. Bahan Praktikum
Adapun bahan-bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah cangkak
kemiri.
3.3. Prosedur Kerja
1. Diisi dengan cangkak kemiri kedalam ruang pembakar.
2. Dicangkak kemiri dengan kadar oksigen yang relatif rendah dalam
keadaan ruang tertutup.
3. Dihubungkan ruang pembakaran dengan pendingin dan dihubungkan
dengan generator air.
4. Diasap terdorong ke pipa penyalur asap. Asap terus dialirkan menuju pipa
spiral sebagaikondensor yangada dalam ember yang telah diisi air, asap
dalam bentuk gas berubah wujud dalam bentuk cair.
5. Diasap cair diperoleh masih mengandung tar yang berbahaya bagi
kesehatan, sehingga tar dari asap cair dengan proses kondensasi.
6. Sebelum dilakukan proses kondensasi, asap cair disimpan selama dua
minggu untuk mengendapkan tar yang ada dalam asap cair.
BAB IVHASIL PENGAMATAN
4.1 Hasil Pengamatan
Gambar alat destilator asap cair cangkang kemiri
Keterangan :
1. Atap
2. Leher pipa penyalur uap
3. Saluran pembuangan gas
4. Saluran keluaran asap cair
5. Selang pemasukan air
6. Ruang pembakaran
7. Kerangka
8. Tabung pembakaran
9. Pintu penutup ruang pembakaran
10. Kondensor
11. Hopper
12. Wadah
BAB VPEMBAHASAN
Proses kerja distilasi didahului dengan penguapan senyawa cair dengan
pemanasan, dilanjutkan dengan pengembunan uap yang terbentuk dan ditampung
dalam wadah yang terpisah untuk mendapatkan distilat. Dasar proses destilasi
adalah kesetimbangan senyawa volatil antara fasa cair dan fasa uap. Bila zat non
volatil dilarutkan kedalam suatu zat cair, maka tekanan uap zat cair tersebut akan
turun. Pada larutan yang mengandung dua komponen volatil yang dapat
bercampur sempurna, maka tekanan uap masing-masing komponen akan turun.
Hukum Raoult menyatakan bahwa tekanan uap masing-masing komponen
berbanding langsung dengan fraksi molnya.
Praktikum ini mengunakan alat destilator untuk asap cair cangkang kemiri,
yang dapat dejelaskan fungsi dari bagain-bagian alat tersebut diantaranya yaitu
atap berfungsi untuk melindungi panas dari hujan, leher pipa penyalur uap
berfungsi sebagai penyalur uap yang dihasilkan, tabung pembakaran berfungsi
sebagai tempat pembakaran cangkang kemiri, pintu penutup ruang pembakar
berfungsi untuk menutup ruang pembakaran agar api yang dihasilkan maksimal,
kondensor berfungsi sebagai pipa penyalur antara cair ke gas, saluran keluar
berfungsi sebagai saluran pembuanganan, saluran keluar berfungsi sebagai saluran
penghasil cair, wadah berfungsi untuk menampung cairan dari uap asapcair
cangkang kemiri.
Pindah panas yang terjadi pada proses destilasi adalah pindah panas secara
konveksi, yaitu perpindahan panas dari satu tempat ke tempat lain karena adanya
perpindahan fluida, proses perpindahan panas melalui perpindahan massa. Gerak
serempak fluida menambah perpindahan panas pada banyak kondisi, seperti
misalnya antara permukaan solid dan permukaan fluida. Konveksi adalah
perpindahan panas yang umum pada cairan dan gas.
Asap cair merupakan suatu hasil kondensasi atau pengembunan dari uap
hasil pembakaran secara langsung maupun tidak langsung dari bahan-bahan yang
banyak mengandung lignin, selulosa, hemiselulosa serta senyawa karbon lainnya.
Pengertian umum liquid smoke (asap cair) merupakan suatu hasil destilasi atau
pengembunan dari uap hasil pembakaran tidak langsung maupun langsung dari
bahan yang banyak mengandung karbon dan senyawa-senyawa lain. Bahan baku
yang banyak digunakan untuk membuat asap cair adalah kayu, bongkol kelapa
sawit, ampas hasil penggergajian kayu, dan lain-lain. Asap cair bisa juga berarti
hasil pendinginan dan pencairan asap dari Cangkang Kemiri yang dibakar dalam
tabung tertutup. Asap yang semula partikel padat didinginkan dan kemudian
menjadi cair itu disebut dengan nama asap cair.
Prinsip Kerja asap cair menurut Wikipedia bahasa Inggris, asap cair terdiri
atas pembakaran terkontrol dari potongan-potongan kayu atau serbuk gergaji
sehingga menghasilkan asap yang mengembun menjadi cairan dan memerangkap
asap yang belum mencair di dalam larutan atau cairan tersebut. Bentuk atau zat ini
dapat terbentuk melalui banyak metode untuk menghasilkan asap cair dalam
cakupan yang luas. Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa asap
cair adalah hasil destilasi atau pengembunan dari uap hasil pembakaran langsung
ataupun tidak langsung dari bahan–bahan yang mengandung karbon.
BAB VPENUTUP
5.1 KesimpulanBerdasarkan hasil pengamatan dan pembahasan dapat ditarik beberapa
kesimpulan yaitu:
1. Perpindahan panas yang terjadi pada proses penyulingan cangkang kemiri
menggunakan alat destilasi yaitu perpindahan panas secara konduksi,
konveksi, dan radiasi.
2. Destilator memiliki tiga bagian utama yaitu ruang pembakaran, tabung
pembakaran, dan kondensor.
3. Bahan bakar yang bisa digunakan dalam proses destilasi yaitu minyak tanah,
kompor gas, batu bara, kayu bakar dan sebagainya.
4. Semakin tinggi suhu dalam tabung pembakaran maka semakin banyak asap
yang dihasilkan.
5. Asap Cair ini dapat digunakan untuk pengawetan bahan pangan.
5.2 Saran`Pada saat melakukan praktikum dianjurkan pada setiap kelompok agar
saling bekerja sama, sehingga pengerjaannya tidak memakai waktu yang lama.
DAFTAR PUSTAKA
Anonima. 2010. Asap Cair Pengawet Makanan. http://lordbroken.wordpress. com/2010/01/14/ asap-cair-pengawet-makanan/ html (Diakses pada hari Kamis, 17 Desember 2012).
Anonimb, 2010. Tanaman Kemiri. http://id.wikipedia.org/wiki/Kemiri. diakses pada hari kamis 17 Desember 2015
Astuti, 2009. Teknik Laboratorium Kimia.Yogyakarta : Pustaka Pelajar
Darmadji dan Triyudiana.2006. Proses Pemurnian Asap Cair dan Simulasi Akumulasi Kadar Benzopyren pada Proses Perendaman Ikan. Majalah Ilmu dan Teknologi Pertanian. Vol.XXVI, No.2 Th. 2006.
Erla, 2012.Penggunaan Asap Cair Terhadap Penggunaan Bahan Segar. Jurnal Pendidikan. Fakultas Perikanan UGM Vol(28)1 hal 57. http://e-jurnal pendidikan. blogspot.co.id.//contoh-penelitian-bahan-segar.html diakses pada hari sabtu 12 Desember 2015.
Ketaren, 2010. Efisiensi Kolom Sieve Tray Pada Destilasi Yang Mengandung Tiga Komponen (Aceton-Alkohol-Air)”.Seminar Nasional TEKNOIN.(2007) :h. 59-64.
Sutanso, 2009). Buku Dasar Kimia Analitik. Makassar : Alauddin Press