Download - Laporan Praktikum Uji Molisch
LAPORAN PRAKTIKUM
biokimia
uji molisch
Di Susun Oleh :
Nama praktikan : Ainutajriani
Nim : 14 3145 453 048
Kelas : 1B
Kelompok : IV
Dosen Pembimbing : Sulfiani, S.Si
PROGRAM STUDI DIII ANALIS KESEHATAN
STIKes MEGA REZKY MAKASSAR
2014–2015
LEMBAR PENGESAHAN
Judul percobaan : Uji Molisch
Nama praktikan : Ainutajriani
NIM : 14 3145 453 048
Hari, tanggal percobaan : Jum’at, 25 Maret 2015
Kelompok : IV
Kelas : 1B
Rekan kerja :
1) Devi Purnama Ningsih
2) Helidianto
3) Jabariah Z. Abdul Hakim
4) Wahyuni Iya
5) Ikram
6) Nurhasanah
Penilaian :
Makassar, 27 Maret 2015
Disetujui oleh
Dosen pembimbing Praktikan
( Sulfiani, S.Si ) ( Ainutajriani )
A. JUDUL PERCOBAAN : Uji Molisch
B. TUJUAN : Untuk mengetahui adanya karbohidrat pada suatu
sampel makanan
C. LATAR BELAKANG TEORI
Karbohidrat merupakan senyawa karbon, hydrogen dan oksigen yang terdapat
dalam alam. Banyak karbohidrat mempunyai rumus empiris CH2O. Karbohidrat
sebenarnya adalah polisakarida aldehida dan keton atau turunan mereka. Salah satu
perbedaan utama antara berbagai tipe karbohidrat ialah ukurannya. Monosakarida adalah
satuan karbohidrat yang tersederhana, mereka tidak dapat dihidrolisis enjadi molekul
karbohidrat yang lebih kecil. Monosakarida dapat diikat bersama-sama membentuk dimer,
trimer dan sebagainya dan akhirnya polimer. Dimer - dimer disebut disakarida.
Sedangkan monosakarida yang mengandung gugus aldehid disebut aldosa.
Glukosa, galaktosa, ribose, dan deoksiribosa semuanya adalah aldosa.
Monosakarida seperti fruktosa dengan gugus keton disebut ketosa. Karbohidrat tersusun
dari dua atau delapan satuan monosakarida dirujuk sebagai oligosakarida. Jika diperoleh dari
hidrolisis maka karbohidrat iti disebut polisakarida.
Uji Molisch ini adalah uji untuk karbohidrat. Uji ini sangat efektif untuk senyawa –
senyawa yang dapat dihidrasi oleh asam pekat menjadi senyawa furful atau senyawa furfural
yang tersubtitusi, seperti hidroksi metil fulfural. Warna yang terjadi disebabkan oleh
kondensai fulfural atau derivatnya dengan alfanfton. Thymolm dapat dipakai sebagai
pengganti alfa-neftol. Ia juga lebih stabil dari pada alfa-nefton dan pada penyimpanan yang
lama tidak berubah warna.
D. ALAT DAN BAHAN
1. Alat : 2. Bahan :
a. Lumpang dan alu a. Aquades
b. Rak tabung reaksi b. Asam sulfat
c. Labu takar c. Sampel mie
d. Pipet tetes d. Garam dapur
e. Batang pengaduk e. Glukosa
f. Tabung reaksi f. Amilum
g. Maktosa
h. Pereaksi molisch
E. PROSEDUR KERJA
1. Siapkan alat dan bahan
2. Haluskan mie dengan tumpang dan alu
3. Larutkan sampel mie dengan aquades secukupnya, aduk menggunakan batang
pengaduk
4. Masukkan sampel mie yang sudah dilarutkan kedalam tabung reaksi
5. Kemudian masukkan garam dapur, glukosa, amilum, maktosa dalam masing –
masing tabung reaksi sebanyak 1 ml
6. Tambahkan pereaksi molisch dalam masing – masing tabung sebanyak 15
tetes dan homogenkan
7. Setelah homogen, tambahkan asam sulfat pekat sebanyak 1 ml kedalam
masing – masing tabung
8. Amati perubahan warna yang terjadi
F. HASIL PENGAMATAN
No Zat Uji Hasil uji molisch + H2SO4 Karbohidrat ( +/- )
1 Mie Warna ungu sangat pekat ++
2 Garam dapur Tidak terjadi warna ungu -
3 Glukosa Warna ungu muda +
4 Amilum Warna ungu sangat pekat ++
5 Maktosa Terbentuk cincin ungu +
G. PEMBAHASAN
Larutan Molisch mengandung 10 gram α-naftol dalam 100 mL alkohol. Fungsi
dari alkohol dalam larutan adalah untuk melindungi partikel - partikel karbohidrat dari
kontak langsung asam sulfat pekat sehingga tidak terjadi kerusakan langsung senyawa
karbohidrat dalam sampel. Juga berfungsi sebagai pelarut α-naftol. α-naftol
merupakan pewarna spesifik karbohidrat sehingga akan memberikan warna ungu jika
bereaksi dengan senyawa furfural. α-naftol bersifat tak larut air, maka dari itu, selain
untuk perlindungan senyawa karbohidrat, alkohol berfungsi untuk melarutkan α-
naftol.
Mekanisme terbentuknya cincin ungu adalah karbohidrat oleh asam sulfat
pekat akan dihidrolisa menjadi monosakarida, lalu monosakarida tersebut mengalami
dehidrasi oleh asam sulfat menjadi furfural. Jika senyawanya berupa heksosa -
heksosa maka senyawa yang terbentuk berupa hidroksimetil furfural. Furfural tersebut
dengan adanya α-naftol akan berkondensasi membentuk senyawa kompleks berwarna
ungu. Dehidrasi pentose akan menghasilkan furfural, dehidrasi heksosa akan
menghasilkan hidroksimetil furfural sedangkan dehidrasi ramnosa membentuk metil
furfural.
Perlu diingat bahwa karbohidrat dalam asam encer walaupun dipanaskan akan
tetap stabil, tetapi apabila dengan asam pekat maka senyawa furfural akan dihasilkan.
Pentosa - pentosa hampir secara kuantitatif semua terdehidrasi menjadi furfural. Maka
dari itu asam sulfat pekat digunakan dalam uji molisch ini. Penggunaan asam sulfat
pekat berfungsi untuk men-dehidrasi karbohidrat menjadi senyawa furfural.
Pada saat melaksanakan uji molisch, sangatlah penting memperhatikan urutan
penambahan reagen dan asam sulfat pekat. Penambahan reagen molisch sebelum
penambahan asam pekat sangatlah penting. Hal ini berdasarkan kepada rusaknya
karbohidrat dengan asam pekat. Selain itu jika mengingat fungsi alkohol dalam
larutan molisch maka tahapan penambahan reagen molisch sebelum penambahan
asam pekat sangat perlu diperhatikan.
Apa bila asam pekat ditambahkan pada larutan sampel secara hati - hati
melalui dinding tabung reaksi, akan terbentuk dua lapisan zat cair. Pada batas kedua
larutan cair ini akan terbentuk cincin ungu karena kondensasi furfural dengan α-
naftol. Jika langsung ke larutan maka akan merusak langsung karbohidrat dan yang
terbentuk adalah warna ungu pada larutan. Selain itu, pemberian melalui dinding akan
memberikan bentuk cincin yang sempurna.
Pada uji Molisch, cincin ungu yang sudah terbentuk harus dihindari dari
guncangan karena bila terkena guncangan maka partikel alkohol yang melindungi
karbohidrat akan terurai dan asam pekat akan masuk lalu merusak karbohidrat yang
ada. Pemanasan tidak dilakukan karena asam pekat sudah bersifat panas (eksoterm)
sehingga apabila dilakukan pemanasan, reaksi kondensasi cincin ungu akan terlalu
cepat sehingga tak dapat terlihat dan karbohidrat akan rusak terlebih dahulu.
Berdasarkan hasil uji karbohidrat pada larutan 1 ml garam dapur, glukosa,
amilum dan maktosa dengan penambahan 15 tetes reagen molisch serta 1 ml tetes
H2SO4 diperoleh hasil bahwa glukosa mengandung sedikit karbohidrat, amilum
sedikit lebih banyak daripada glukosa dan sampel mie dan maktosa mengandung
paling banyak karbohidrat. Hal tersebut dapat dilihat dari perubahan warna pada
cairan campuran glukosa, reagen molisch dan H2SO4 menjadi ungu muda, cairan
amilum, reagen molisch dan H2SO4 yang menghasilkan gumpalan ungu yang pekat
serta cairan maktosa dan sampel mie, reagen molisch dan H2SO4 yang menghasilkan
cincin berwarna ungu sangat pekat. Sedangkan pada garam dapur tidak terjadi
pembentukan warna ungu, oleh sebab itu tidak mengandung karbohidrat.
H. KESIMPULAN
Uji Molisch pada karbohidrat merupakan uji pendahuluan terhadap karbohidrat secara
umum pada bahan pangan. Uji ini merupakan uji kualitatif yang menunjukan adanya
cincin ungu jika ada karbohidrat dalam bahan pangan.
I. SARAN
Uji Molisch adalah uji pendahuluan karbohidrat umum yang sangat sederhana.
Meskipun sederhana tetapi sangat perlu diperhatikan tahapan-tahapan dalam
penambahan reagen, asam pekat dan perlakuan mekanis lainnya seperti guncangan
yang akan mengganggu hasil analisis.
DAFTAR ISI
Holme, J. David.1998. Analytical Biochemistry 3rd Edition. England; Pearson Education
Limited
Lehninger, Albert L.1970. Biochemistry 2nd Edition. New York; Worth Publisher, INC
Poedjiadi, Anna.1994. Dasar-dasar Biokimia. Jakarta; Penerbit UI-Press
Sudarmadji, Slamet.2010. Analisis Bahan Makanan dan Pertanian. Yogyakarta; Yogyakarta
Lib
LAMPIRAN
Sebelum dimasukkan asam sulfat pekat
Sesudah dimasukkan asam sulfat pekat
Hasil akhir