![Page 1: Laporan Singkat Bencana Gerakan Tanah Pada Jalur Kereta API Di Kecamatan Kadipaten](https://reader036.vdocuments.pub/reader036/viewer/2022081809/55cf97a9550346d03392d7f5/html5/thumbnails/1.jpg)
Laporan Singkat Bencana Gerakan Tanah Pada Jalur Kereta Api Di
Kecamatan Kadipaten, Kabupaten Tasikmalaya, Provinsi Jawa Barat
Gerakan Tanah / 07 April 2014
Bersama ini kami sampaikan laporan singkat bencana gerakan tanah pada Jalur Kereta Api di
Kecamatan, Kadipaten, Kabupaten Tasikmalaya, Provinsi Jawa Barat, berdasarkan pemeriksaan
lapangan Tim Tanggap Darurat Gerakan Tanah, sebagai berikut :
1. Lokasi dan waktu kejadian :
Gerakan tanah terjadi pada jalur Rel Kereta Api daerah Kp. Babakan Terung, Desa Mekarsari,
Kec. Kadipaten, Kabupaten Tasikmalaya, Provinsi Jawa Barat dengan koordinat 108° 07’ 18”
dan 07° 08’ 33”. Bencana tersebut terjadi pada hari Jumat, 4 April 2014.
2. Dampak bencana gerakan tanah:
3 (tiga) orang meninggal
Jalur Bandung – Yogyakarta – Surabaya yang melewati Jalur Selatan untuk sementara
dialihkan.
Rel kereta api sepanjang 26 meter putus dan Kereta Api Malabar Jurusan Bandung-
Malang terguling ke lembah.
3. Kondisi daerah bencana :
a. Morfologi
Morfologi sekitar lokasi bencana merupakan lereng perbukitan dengan ketinggian 600 meter
diatas muka air laut, kemiringan dilokasi bencana berkisar 25° - 30°. Lokasi bencana terletak
pada lembah perbukitan dan pada rel kereta api yang menikung.
b. Geologi
Batuan penyusun dilokasi bencana berdasarkan Peta Geologi Lembar Tasikmalaya, Jawa
(Budhitrisna, 1986) berupa breksi gunung api, breksi aliran, tufa, dan lava bersusunan andesit –
basal produk Gunungapi Sadakeling (QTvd). Tanah pelapukan dominan lempung lanauan
dengan ketebalan tanah pelapukan 5 – 6 meter.
![Page 2: Laporan Singkat Bencana Gerakan Tanah Pada Jalur Kereta API Di Kecamatan Kadipaten](https://reader036.vdocuments.pub/reader036/viewer/2022081809/55cf97a9550346d03392d7f5/html5/thumbnails/2.jpg)
c. Keairan
Pada lokasi bencana ketersediaan air tanah cukup, dengan kedalaman muka air tanah pada saat
musim hujan sangat dangkal hal ini terlihat dari material yang agak jenuh, sedangkan pada jalur
area dekat rel kereta api terdapat aliran air yang mengalir dan tergenang.
d. Tata guna lahan
Lahan di daerah bencana gerakan tanah pada bagian atas dan bawah lereng umumnya berupa
kebun campuran dengan setempat-setempat pemukiman.
e. Kerentanan Gerakan Tanah
Berdasarkan Peta Prakiraan Wilayah Potensi Terjadi Gerakan Tanah pada Bulan April 2014 di
Jawa Barat (Badan Geologi, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi), daerah bencana
termasuk zona potensi gerakan tanah menengah – tinggi artinya pada daerah ini dapat terjadi
gerakan tanah jika curah hujan di atas normal, terutama pada daerah yang berbatasan dengan
lembah sungai, gawir, tebing jalan atau jika lereng mengalami gangguan dan gerakan tanah lama
dapat aktif kembali.
4. Kondisi dan Jenis Gerakan Tanah
Jenis gerakan tanah merupakan tanah longsor dengan lebar mahkota 26 meter, panjang lereng 72
meter dan kelerengan 26,5°. Akibatnya rel kereta api sepanjang 26 meter putus atau terbawa ke
bawah.
5. Faktor penyebab terjadinya gerakan tanah:
Curah hujan dengan intensitas tinggi terjadi sebelum dan pada saat terjadinya gerakan
tanah.
Kemiringan lereng yang terjal.
Tanah pelapukan yang tebal dan gembur sehingga jika jenuh air mudah mengalami
longsoran.
Penggerusan lereng oleh air hujan.
Sistem drainase yang kurang baik
Lokasi kejadian terletak pada tikungan sehingga ada gaya yang ikut mendorong ke bawah
lembah.
![Page 3: Laporan Singkat Bencana Gerakan Tanah Pada Jalur Kereta API Di Kecamatan Kadipaten](https://reader036.vdocuments.pub/reader036/viewer/2022081809/55cf97a9550346d03392d7f5/html5/thumbnails/3.jpg)
6. Mekanisme Terjadinya Gerakan Tanah
Curah hujan yang tinggi mengakibatkan kandungan air dan tekanan pori dalam tanah meningkat,
sehingga tanah menjadi jenuh air, bobot massa tanah bertambah, ikatan antar butir tanah
mengecil, erosi pada bagian bawah lereng akibat aliran air hujan juga meningkat
akibatnya lereng menjadi tidak stabil. Kemiringan lereng yang agak terjal – terjal
mengakibatkan lereng mudah bergerak mencari keseimbangan baru. Kondisi di atas
mengakibatkan terjadinya gerakan tanah tipe longsoran. Saat melintasi rel yang longsor,
lokomotif dan dua gerbong Kereta Malabar kemudian terguling.
7. Rekomendasi
Untuk menghindari longsoran susulan, maka direkomendasikan beberapa upaya
penanggulangan sebagai berikut :
Membuat dinding penahan lereng pada lereng bagian bawah jalur kereta api.
Memperbaiki sistem drainase lereng disekitar jalur kereta api dengan membuat saluran
kedap air.
Perlu ditingkatkan pemantauan/inspeksi jalur kereta api yang berada pada daerah rentan
gerakan tanah.
Masyarakat dan PT KAI agar memantau munculnya retakan untuk antisipasi terjadinya
longsoran baru.
Masyarakat disekitar lokasi bencana harus meningkatkan kewaspadaan terhadap bencana
longsor karena curah hujan yang masih tinggi
![Page 4: Laporan Singkat Bencana Gerakan Tanah Pada Jalur Kereta API Di Kecamatan Kadipaten](https://reader036.vdocuments.pub/reader036/viewer/2022081809/55cf97a9550346d03392d7f5/html5/thumbnails/4.jpg)
![Page 5: Laporan Singkat Bencana Gerakan Tanah Pada Jalur Kereta API Di Kecamatan Kadipaten](https://reader036.vdocuments.pub/reader036/viewer/2022081809/55cf97a9550346d03392d7f5/html5/thumbnails/5.jpg)
![Page 6: Laporan Singkat Bencana Gerakan Tanah Pada Jalur Kereta API Di Kecamatan Kadipaten](https://reader036.vdocuments.pub/reader036/viewer/2022081809/55cf97a9550346d03392d7f5/html5/thumbnails/6.jpg)
Sumber: http://vsi.esdm.go.id/index.php/gerakan-tanah/kejadian-gerakan-tanah/423-lapsing-bencana-
gerakan-tanah-pada-jalur-kereta-api-di-kecamatan-kadipaten-kabupaten-tasikmalaya-provinsi-jawa-
barat