Download - Laporan Tanin
-
5/28/2018 Laporan Tanin
1/22
Laporan Praktikum ke : 8 Hari / Tanggal : kamis, 2 mei 2013
Integrasi Proses Nutrisi Tempat Praktikum : Lab. IPN
Nama Asisten : Aryani
TANINHIRAS F SINAGA
D14110087
DEPARTEMEN ILMU NUTRISI DAN TEKNOLOGI PAKAN
FAKULTAS PETERNAKAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2013
-
5/28/2018 Laporan Tanin
2/22
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Tanin merupakan salah satu senyawa metabolit sekunder yang terdapat
pada tanaman dan disintesis oleh tanaman. Tanin dibagi menjadi dua kelompok
yaitu tanin yang mudah terhidrolisis dan tanin terkondensasi. Tanin dapat
dijumpai pada hampir semua jenis tumbuhan hijau di seluruh dunia baik
tumbuhan tingkat tinggi maupun tingkat rendah dengan kadar dan kualitas yang
berbeda-beda (Jayanegara et al., 2008).
Ikatan tanin dengan protein mempunyai efek negatif terhadap fermentasi
rumen dalam nutrisi ternak ruminansia. Tanin dapat berikatan dengan dinding sel
mikroorganisme rumen dan dapat menghambat pertumbuhan mikroorganisme
atau aktivitas enzim. Keberadaan tanin di sisi positif adalah apabila tanin
berikatan dengan protein yang berkualitas tinggi dapat terlindung oleh tanin dari
degradasi mikroorganisme rumen sehingga lebih tersedia pada saluran
pencernaan. Kompleks ikatan tanin dengan protein dapat dilepas pada pH rendah
di abomasum dan protein dapat didegradasi oleh enzim pepsin sehingga asam-
asam amino yang dikandungnya tersedia bagi ternak (Jayanegara et al., 2008).
Tujuan
Tujuan praktikum ini adalah untuk mendeteksi keberadaan tanin di dalam
hijauan pakan ternak, dan mengetahui senyawa yang mampu berikatan dengan
tanin.
-
5/28/2018 Laporan Tanin
3/22
TINJAUAN PUSTAKA
Tanin
Tanin merupakan suatu senyawa fenol yang memiliki berat molekul besar
yang terdiri dari gugus hidroksi dan beberapa gugus yang bersangkutan seperti
karboksil untuk membentuk kompleks kuat yang efektif dengan protein dan
beberapa makromolekul. Tanin terdiri dari dua jenis yaitu tanin terkondensasi dan
tanin terhidrolisis. Kedua jenis tanin ini terdapat dalam tumbuhan, tetapi yang
paling dominan terdapat dalam tanaman adalah tanin terkondensasi (Hayati et al.,
2010).
Tanin yang mudah terhidrolisis merupakan polimergallicatau ellagic acid
yang berikatan ester dengan sebuah molekul gula, sedangkan tanin terhidrolisis
merupakan polimer senyawa flavonoid dengan ikatan karbon-karbon (Jayanegara
et al., 2008).
Tanin umumnya ditemukan dalam konsentrasi tinggi dalam tumbuhan
yangmengandung protein tinggi. Pada konsentrasi tinggi ini, tannin dapat
mengikat protein atau karbohidrat membentuk suatu ikatan yang sulit dicerna atau
dipecahsehingga menyebabkan protein menjadi tidak tersedia. Sedangkan pada
konsentrasiyang rendah, tanin memberikan perlindungan kepada protein terhadap
degradasi olehmikroba rumen sehingga mengakibatkan bypassing protein dan
meningkatkanketersediaan protein di organ pasca rumen. Tanin memiliki
beberapa sifat, yaitu mempunyai afinitas tinggi dengan protein, karbohidrat, dan
mineral, memiliki rasa pahit (sepat) yang larut dalam air, bisa mengendapkan
protein dari larutan, mengikat mineral sehingga dapat menurunkan ketersediaan
mineral bagi tubuh sehingga dapat menghambat produksi hemoglobin. (Nadjeeb,2009).
Kemampuan tanin untuk membentuk kompleks dengan protein
berpengaruh negatif terhadap fermentasi rumen. Tanin dapat berikatan dengan
dinding sel mikroorganisme rumen dan dapat menghambat pertumbuhan
mikroorganisme atau aktivitas enzim. Ketersediaan tanin di sisi lain berdampak
positif jika ditambahkan pakan yang tinggi akan protein baik secara kuantitas
maupun kualitas. Hal ini disebabkan protein yang berkualitas tinggi dapat
-
5/28/2018 Laporan Tanin
4/22
terlindung oleh tanin dari degradasi mikroorganisme rumen sehingga lebih
tersedia pada saluran pencernaan. Kompleks ikatan tanin dengan protein dapat
dilepas pada pH rendah di abomasum dan protein dapat didegradasi oleh enzim
pepsin sehingga asam-asam amino yang dikandungnya tersedia bagi ternak. Tanin
dapat dipakai sebagai antimikroba (bakteri dan virus). Tanin juga berkhasiat
sebagai astringen yang dapat menciutkan selaput lendir sehingga mempercepat
penyembuhan sariawan (Jayanegara et al., 2008).
Kuinon
Kuinon adalah senyawa berwarna dan mempunyai kromofor dasar seperti
kromofor pada benzokuinon, yang terdiri atas dua gugus karbonil yang
berkonjugasi dengan dua ikatan rangkap karbo-karbon. Untuk tujuan identifikasi
kuinon dapat dibagi atas empat kelompok yaitu : benzokuinon, naftokuinon,
antrakuinon dan kuinon isoprenoid. Tiga kelompok pertama
biasanya terhidroksilasi dan bersifat fenol serta mungkin terdapat dalam bentuk
gabungan dengan gula sebagai glikosida atau dalam bentuk kuinol. Golongan
kuinon alam terbesar terdiri atas antrakuinon dan keluarga tumbuhan yang kaya
akan senyawa jenis ini adalah Rubiaceae, Rhamnaceae, Polygonaceae.
Antrakuinon juga disebut 9,10-dioxo-dihydro-anthracen dengan rumus C14H8O2.
Senyawa ini biasa berwarna merah, tetapi yang lainnya berwarna kuning sampai
coklat, larut dalam larutan basa dengan membentuk warna violet merah
(Harborne, 1996).
Kaliandra
Kaliandra merupakan tanaman leguminosa yang tahan terhadap
kekeringan dan mengandung protein sekitar 22% sehingga dapat dimanfaatkansebagai pakan ternak. Disamping itu kaliandra mengandung tanin sekitar 10%
menyebabkan kecernaan kaliandra menjadi rendah yaitu 35 - 42% dan
diperkirakan dapat melindungi protein dari pemecahan oleh mikroba rumen.
Kandungan tanin dalarn pakan ternak mrnpunyai pengaruh yang rnenguntungkan
dan merugikan. Kaliandra merupakan tanin terkondensasi yang dapat mengikat
protein dan dapat digunakan sebagai pelindung protein dari degragasi mikroba
rumen (Wiryawan et al., 1999).
-
5/28/2018 Laporan Tanin
5/22
Lamtoro
Lamtoro (Leucaena leucocephala) merupakan salah satu leguminosa
pohon yang mengandung protein tinggi dan karotenoid yang sangat potensial
sebagai pakan ternak non ruminansia seperti unggas di daerah tropis. Lamtoro
mengandung senyawa fenolik mimosin dan tanin dengan konsentrasi tinggi.
Mimosin (-N-(3-hydroxy-4-pyrodine) mengandung senyawa polifenol yang
tinggi termasuk tanin akan mengikat protein, sehingga protein menjadi tidak
tersedia untuk ternak dan menyebabkan efek negatif terhadap palatabilitas,
kecernaan, dan pertumbuhan (Laconi et al., 2010). Menurut Helena (1992) yang
dikutip oleh Susanti (2002), kandungan nutrisi daun lamtoro cukup tinggi yaitu
24.77% protein, 1.7% abu, 3.86% lemak, 14.26% SK, 39.53% BETN, 1.57% Ca,
dan 0.285% P.
Daun Singkong
Daun singkong mempunyai kandungan protein yang tinggi berkisar antar
16.7%-39.9% bahan kering dan hampir 85% dari fraksi protein kasar merupakan
protein murni. Dari 2.5-3 ton/ha hasil samping daun singkong dapat menghasilkan
tepung daun singkong sebanyak 600-800 kg/ha. Pemakaian tepung daun singkong
dalam formulasi ransum dapat dijadikan sebagai sumber protein dan konsentrat
pada kambing dan sapi perah. Selain berfungsi sebagai sumber protein, daun
singkong juga berperan sebagai anti cacing (anthelmintic) dan kandungan
taninnya berpotensi meningkatkan daya tahan saluran pencernaan ternak terhadap
mikroorganisme parasit. Ensilase merupakan salah satu cara pengawetan daun
singkong sebagai pakan ternak dan efektif menurunkan kandungan sianida (HCN)
pada ubi kayu setelah 3 bulan ensilase yaitu 289 mg/kg menjadi 20.1 mg/kg
(Pakpahan et al., 1992).
Teh
Teh merupakan salah satu hasil olahan komoditi pertanian yang dibuat dari
daun pucuk tanaman Camellia sinensis. Dengan proses yang berbeda akan
dihasilkan jenis teh yang berbeda, diantaranya yaitu teh hijau (diproses tanpa
fermentasi) dan teh hitam (diproses dengan fermentasi penuh) (Yudana et al.,
1998).
-
5/28/2018 Laporan Tanin
6/22
Teh mengandung zat flavanoid atau tanin yang berfungsi sebagai
penangkal radikal bebas yang mengacaukan keseimbangan tubuh dan menjadi
salah satu pemicu kanker. Daun teh juga mengandung polifenol, theofilin, dan
senyawa lainnya yang membantu menghambat perkembangan virus (Yudana et
al., 1998).
Jenis teh juga berpengaruh terhadap kadar tanin. Hal ini karena menurut
(Sartika, 2006) terdapat perbedaan cara pengolahan pada teh hijau dan teh hitam
dimana perbedaan cara pengolahan ini berpengaruh terhadap kadar tanin pada
masing-masing jenis teh. Sartika (2006) juga mengatakan bahwa dalam daun teh
terdapat enzim yang disebut enzim katekol oksidase dimana enzim ini dapat
mengubah senyawa tanin menjadi senyawa turunan.
Daun Jambu Biji
Menurut teori warna, struktur tanin dengan ikatan rangkap dua yang
terkonjugasi pada polifenol sebagai kromofor (pengemban warna) dan adanya
gugus (OH) sebagai auksokrom (pengikat warna) dapat menyebabkan warna
coklat. Sementara itu, zat warna tanin yang terkandung dalam daun jambu biji,
dapat dianalogkan sebagai zat warna naftol (pewarna sintetis).
Hasil analisis daun tua tanaman jambu biji biasa adalah sebagai berikut:
kadar air 10,79%, dan kadar tanin 11,50%. Sedangkan hasil analisis daun tua
tanaman jambu biji bangkok adalah sebagai berikut: kadar air 10,95%, dan kadar
tanin 13,85%. Dan hasil penelitian menunjukkan bahwa pada kondisi optimum
dari daun tua tanaman jambu biji biasa dengan berat bahan 50 gram, waktu
ekstraksi 120 menit, volume pelarut 700 ml, didapat kadar tanin 17,50% dengankadar air 21,67%. Sedangkan daun tua tanaman jambu biji bangkok dengan berat
bahan 50 gram, waktu ekstraksi 150 menit, volume pelarut 800 ml, didapat kadar
tanin 18,22% dengan kadar air 26,27%. Kemudian tanin dari daun tua tanaman
jambu biji biasa 37,59% dan dari daun tua tanaman jambu biji bangkok 39,15%.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kadar tanin dalam daun tua tanaman jambu
biji bangkok lebih banyak daripada kadar tanin dalam daun tua tanaman jambu
biji biasa (Hastutiningrum dkk, 2003).
-
5/28/2018 Laporan Tanin
7/22
Gamal
Gamal (G. maculata) merupakan salah satu tanaman yang memiliki
senyawa yang dapat digunakan sebagai insektisida nabati. Tanaman ini banyak
mengandung senyawa yang bersifat toksik seperti dicoumerol, asam sianida
(HCN), tanin, dan nitrat (NO3) (Nismah, 2009).
Daun gamal digunakan sebagai bahan makanan ternak ruminansia karena
mempunyai protein kasar 25.2% dan energi yang lebih tinggi 5.3 Mkal/kg BK.
Kadar ADF yang rendah (25.95%) juga menyebabkan koefisien cerna bahan
kering ransum gamal lebih tinggi daripada ransum lamtoro dan kaliandra yang
mengandung ADF sekitar 26.8% dan 36.5% (Rahmawati, 2001). Selain itu
kandungan tanin sekitar 0,07% dapat memberikan efek melindungi protein pakan
dari degradasi mikroba rumen. Daun gamal juga mempunyai palatabilitas yang
rendah karena baunya yang spesifik (Mathius et al., 1981).
Protein Putih Telur
Telur merupakan sumber protein yang baik, kadarnya sekitar 14%,
sehingga dari tiap butir telur akan diperoleh sekitar 8 gram protein. Kandungan
asam amino proteinnya sangat lengkap, sehingga protein telur (campuran putih
dan kuning telur) seringkali dijadikan sebagai protein referensi. Kadar lipidanya
terdiri dari trigliserida (lemak) dan fosfolipid (termasuk kolesterol). Kadar airnya
menyamai kadar air daging, yaitu sekitar 73%.
Telur kaya fosfor dan besi, tetapi kandungan kalsiumnya rendah. Keadaan
sepeerti ini sama seperti yang dijumpai pada daging. Selain itu telur juga
mengandung vitamin B kompleks, serta vitamin A dan D (dalam kuning telur).
Telur sama sekali tidak mengandung vitaminC. Satu butir telur berukuran
sedangakan memberikan energi sekitar 80 kilokalori. (Muchtadi, 2005).
Protein Susu
Protein dalam susu mencapai 3,25%. Beberapa protein spesifik menyusun
protein susu. Kasein merupakan komponen protein yang terbesar dalam susu dan
sisanya berupa whey protein. Kadar kasein pada protein susu mencapai 80%.
Protein susu juga mengandung lysin dengan jumlah yang relatif sangat
tinggi. Karena itu penggunaan susu dalam breakfast cereal sangat cocok dan
-
5/28/2018 Laporan Tanin
8/22
harmonis, karena dengan kelebihan lysin pada susu akan menutupi kekurangan
lysin daam biji-bijian yang digunakan dalam breakfast cereal. Protein susu
mewakili salah satu mutu protein yang nilainya sepadan dengan daging yang
hanya diwakili oleh telur. Dibandingkan dengan protein standar, protein telur
yang berdasarkan asam amino yang kurang adalah asam amino yang mengandung
sulfur yaitu sistin, sistein, dan metionin. Sebaliknya protein lisin dengan jumlah
yang reatif tinggi. Namun demikian dalam susu kental dan susu kering, sebagian
asam amino lisin tersebut tidak dapat digunakan karena telah mengalami interaksi
dengan susu laktosa dan senyawa lain. Breakfast cereal dengan menggabungkan
susu pasteurisasi dengan sereal yang kekurangan lisin adalah kombinasi yang
sangat baik (Winarno, 2007).
Karbohidrat
Secara biokimia, karbohidrat adalah polihidroksil-aldehida atau
polihidroksil-keton. Karbohidrat mengandung gugus fungsi karbonil (sebagai
aldehida atau keton) dan banyak gugus hidroksil. Pada awalnya, istilah
karbohidrat digunakan untuk golongan senyawa yang mempunyai rumus
(CH2O)n, yaitu senyawa-senyawa yang natom karbonnya tampak terhidrasi oleh n
molekul air. Namun demikian, terdapat pula karbohidrat yang tidak memiliki
rumus demikian dan ada pula yang mengandungnitrogen,fosforus,atausulfur.
Bentukmolekul karbohidrat paling sederhana terdiri dari satu molekulgula
sederhana yang disebutmonosakarida,misalnya glukosa,galaktosa,danfruktosa.
Banyak karbohidrat merupakan polimer yang tersusun dari molekul gula yang
terangkai menjadi rantai yang panjang serta dapat pula bercabang-cabang, disebutpolisakarida, misalnya pati, kitin, dan selulosa. Selain monosakarida dan
polisakarida, terdapat pula disakarida (rangkaian dua monosakarida) dan
oligosakarida (rangkaian beberapa monosakarida). Beberapa molekul karbohidrat
antara lain:
CMC (Carboxymethylcellulose)
CMC berwarna putih sampai putih kekuning-kuningan, higroskopik dan
halus. Pada konsentrasi kritik misel terjadi penggumpalan atau agregasi dari
http://id.wikipedia.org/wiki/Biokimiahttp://id.wikipedia.org/wiki/Gugus_fungsihttp://id.wikipedia.org/wiki/Karbonilhttp://id.wikipedia.org/wiki/Aldehidahttp://id.wikipedia.org/wiki/Ketonhttp://id.wikipedia.org/wiki/Hidroksilhttp://id.wikipedia.org/wiki/Nitrogenhttp://id.wikipedia.org/wiki/Fosforushttp://id.wikipedia.org/wiki/Sulfurhttp://id.wikipedia.org/wiki/Molekulhttp://id.wikipedia.org/wiki/Gulahttp://id.wikipedia.org/wiki/Monosakaridahttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Galaktosa&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Fruktosahttp://id.wikipedia.org/wiki/Polimerhttp://id.wikipedia.org/wiki/Polisakaridahttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Oligosakarida&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Oligosakarida&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Polisakaridahttp://id.wikipedia.org/wiki/Polimerhttp://id.wikipedia.org/wiki/Fruktosahttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Galaktosa&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Monosakaridahttp://id.wikipedia.org/wiki/Gulahttp://id.wikipedia.org/wiki/Molekulhttp://id.wikipedia.org/wiki/Sulfurhttp://id.wikipedia.org/wiki/Fosforushttp://id.wikipedia.org/wiki/Nitrogenhttp://id.wikipedia.org/wiki/Hidroksilhttp://id.wikipedia.org/wiki/Ketonhttp://id.wikipedia.org/wiki/Aldehidahttp://id.wikipedia.org/wiki/Karbonilhttp://id.wikipedia.org/wiki/Gugus_fungsihttp://id.wikipedia.org/wiki/Biokimia -
5/28/2018 Laporan Tanin
9/22
molekul-molekul surfaktan membentuk misel. Misel biasanya terdiri dari 50
sampai 100 molekul asam lemak dari sabun Sifat-sifat koloid dari larutan
elektrolit sodium dedosil sulfat. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi nilai
CMC, untuk deret homolog surfaktan rantai hidrokarbon, nilai CMC bertambah
2x dengan berkurangnya satu atom C dalam rantai. Gugus aromatik dalam rantai
hidrokarbon akan memperbesar nilai CMC dan juga memperbesar kelarutan.
Adanya garam menurunkan nilai CMC surfaktan ion. Penurunan CMC hanya
bergantung pada konsentrasi ion lawan, yaitu makin besar konsentrasinya makin
turun CMC-nya.Secara umum misel dibedakan menjadi dua, yaitu: struktur
lamelar dan sterik (Martin, 1993).
Pati
Pati merupakan polisakarida, polisakarida terdiri dari pati dan selulosa
bedanya pati dengan selulosa, pati merupakan polimer dari alfa-D-glukosa,
sedangkan selulosa unit 2-beta-glukosa. Hal ini menujukan bahwa pati lebih
mudah dicerna dibandingkan dengan selulosa (McDonald, 1995). Pati merupakan
homopolimer glukosa yang tersusun oleh paling sedikit tiga komponen utama
yaitu amilosa, amilopektin, dan bahan antara seperti lipid dan protein. Umumnya
pati mengandung 15-30 % amilosa, 70-85 % amilopektin, dan 5-10 % bahan
antara. Pati juga merupakan salah satu jenis polisakarida terpenting dan tersebar
luas di alam. Pati disimpan sebagai cadangan ranmakanan bagi tumbuh-tumbuhan,
antara lain dalam biji buah (padi, jagung, gandum), di dalam umbi (ubi kayu, ubi
jalar, talas, ganyong, kentang) dan pada batang (aren dan sagu) (Fennema, 1976).Fruktosa
Fruktosa, dinamakan juga levulosa atau gula buah, adalah gula paling
manis. Fruktosa mempunyai rumus kimia yang sama dengan glukosa, C6H12O6,
namun strukturnya berbeda. Susunan atom dalam fruktosda merangsang jonjot
kecapan pada lidah sehingga menimbulkan rasa manis. Fruktosa alami terdapat
sekitar 5% -10% dari berat semua jenis buah. Penggunaannya dalam makanan
olahan berasal dari sebuah penemuan pada 1971 yang disintesis dari
-
5/28/2018 Laporan Tanin
10/22
55% fruktosa dan 45% glukosa dari jagung, membuat bahan lebih murah dan
enam kali lebih manis daripada gula tebu (McDonald, 1995).
Glukosa
Glukosa adalah salah satu karbohidrat terpenting yang digunakan sebagai
sumber tenaga bagi hewan dan tumbuhan. Proses respirasi memerlukan glukosa,
sedangkan fotosintesis menghasilkan glukosa. Glukosa berwujud padatan
berwarna putih dan meleleh pada suhu 146oC. Struktur glukosa umumnya
berbentuk kursi siklik dan hanya 0,02% berbentuk rantai lurus. Hal ini
dikarenakan karbohidrat memiliki gugus fungsi alkohol dan aldehida atau keton
sehingga struktur rantai lurus mudah berkonversi menjadi bentuk kursi siklik atau
struktur cincin hemiasetal (Ophardt, 2003).
Sukrosa
Sukrosa merupakan pemanis yang banyak dikonsumsi dalam kehidupan
manusia. Salah satu sumber sukrosa terpenting adalah tebu karena mengandung
sukrosa hingga 20%. Sukrosa dikenal sebagai gula meja (table sugar), merupakan
disakarida yang terbentuk dari satu molekul -D-glukosa dan satu molekul -D-
Fruktosa yang dihubungkan ole ikatan -1, 2-glikosidik (Rahman et al., 2004).
Sukrosa memiliki sifat mudah larut dalam air dan kelarutannya akan meningkat
dengan adanya pemanasan. Titik leleh sukrosa adalah pada suhu 1600C dengan
membentuk cairan yang jernih, namun pada pemanasan selanjutnya akan
berwarna coklat atau dikenal dengan proses browning (Buckle, 1987).
Mineral
Mineral dapat didefinisikan sebagai suatu ikatan kimia padat yang terbentuksecara alamiah dan termasuk di dalamnya materi geologi padat yang menjadi
penyusun terkecil dari batuan. Tanin dapat menghambat penyerapan mineral zat
besi dan mengganggu kerja enzim akibat terbentuknya ikatan kompleks protein-
tanin. Leguminosa dan butir-butiran umumnya mengandung kalsium (Ca) dan
magnesium (Mg) lebih banyak dibanding tanaman lain. Banyak perubahan
komposisi mineral terjadi dalam masa pertumbuhan tanaman. Perbedaan
lingkungan juga sangat mempengaruhi kandungan mineral tanaman seperti jenis
-
5/28/2018 Laporan Tanin
11/22
dan kondisi tanah, pengaruh pemupukan, komposit tanaman yang di tanam, serta
cuaca dan iklim. Kebutuhan mineral pada ternak sangat bervariasi tergantung pada
umur ternak, ukuran ternak, jenis kelamin, tipe produksi dan fase produksinya
(McDowell, 1992).
KCl
Kalium klorida senyawa kimia (KCl) adalah garam logam halida terdiri
darikalium dan klor. Dalam keadaan murni itu tidak berbau. Memiliki
vi tr eous kr is ta l putih atau berwarna, dengan struktur kristal yang memotong
mudah dalam tiga arah.Kalium klorida kristal adalah kubik berpusat muka.
Kalium klorida kadang-kadangdisebut sebagai "muriate dari potasium," terutama
ketika digunakan sebagai pupuk yang. Potash bervariasi dalam warna dari
merah muda atau merah menjadi putihtergantung pada proses
pert ambangan dan pemul ihan digunakan. Po tas Put ih, kadang-kadang
disebut sebagai potas larut, biasanya lebih tinggi pada analisis dandigunakan
terutama untuk membuat pupuk starter cair. KCl yang digunakan
dalamkedokteran, aplikasi ilmiah, pengolahan makanan dan dalam pelaksanaan
peradilan melalui suntikan mematikan. Hal ini terjadi secara alami sebagai silvit
pertambanganmineral dan dalam kombinasi dengan natrium klorida sylvinite.
(Gunadi, 2009)
CuSO4
Tembaga(II) sulfat, juga dikenal dengan cupri sulfat, adalah sebuah
senyawa kimia denganrumus molekulCuSO4. Sen y awa g aram in i ek s i s
di bumi dengan kederajatan hidrasi yang berbeda-beda.
Bentukanhidratnya be rb en tuk bubuk hi jau pucat atau abu-abu putih,
sedangkan bentuk pentahidratnya (CuSO45H2O), berwarna biru terang. Tembagasulfat juga digunakan dalamsintesis organik .Tembaga sulfatanhidrat ini akan
mengkatalis transasetilasi pada sintesis organik. Tembaga sulfat
terhidrasi yang direaksikan dengankalium permanganatakan menjadi oksidan
untuk mengkonversi alkohol primer. (Maron, 1974)
http://id.wikipedia.org/wiki/Senyawa_kimiahttp://id.wikipedia.org/wiki/Rumus_molekulhttp://id.wikipedia.org/wiki/Tembagahttp://id.wikipedia.org/wiki/Sulfathttp://id.wikipedia.org/wiki/Anhidrathttp://id.wikipedia.org/wiki/Sintesis_organikhttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Kalium_permanganat&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Kalium_permanganat&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Sintesis_organikhttp://id.wikipedia.org/wiki/Anhidrathttp://id.wikipedia.org/wiki/Sulfathttp://id.wikipedia.org/wiki/Tembagahttp://id.wikipedia.org/wiki/Tembagahttp://id.wikipedia.org/wiki/Rumus_molekulhttp://id.wikipedia.org/wiki/Senyawa_kimiahttp://id.wikipedia.org/wiki/Senyawa_kimia -
5/28/2018 Laporan Tanin
12/22
MATERI DAN METODE
Materi
Alat-alat yang digunakan pada praktikum ini adalah tabung reaksi, rak
tabung reaksi, mortar, corong, kapas, botol selai, kompor, spoit 1 ml, timbangan,
label, dan sendok plastik. Bahan-bahan yang digunakan adalah daun (gamal,
lamtoro, kaliandra, singkong, jambu biji), teh, putih telur, susu, larutan FeCl 3,
larutan NaOH 1 N, mineral CuSO4 dan KCl, glukosa, fruktosa, sukrosa, CMC,
selobiosa, dan aquadest.
Metode
Persiapan sampel
Semua daun (daun gamal, daun kaliandra, daun singkong, daun kembang
sepatu, daun lamtoro) digerus menggunakan mortar dan pestel. Sebanyak 6 gram
sampel gerusan dimasukkan ke dalam botol selai, ditambahkan 100 ml air panas
kemudian diaduk sampai dingin. Sampel disaring menggunakan corong dan
kapas. Filtrat diambil dan ampasnya dibuang.
Uji Tanin
Filtrat dimasukkan kedalam tabung reaksi sebanyak 5 ml, ditambahkan
larutan FeCl3, dan diamati timbulnya warna kehijauan sebagai tanda keberadaan
tanin. Prosedur yang sama dilakukan untuk semua filtrat hijauan lainnya.
Bandingkan hasil antar filtrat baik daun maupun teh.
Uji Kuinon
Filtrat daun gamal, daun kaliandra, daun singkong, daun kembang sepatu,
daun lamtoro, dan teh sebanyak 5 ml dimasukkan ke dalam tabung reaksi,
kemudian ditetesi larutan NaOH 1 N dan diamati adanya warna merah sebagaitanda adanya senyawa kuinon.
Uji ikatan tanin dengan dengan protein telur dan susu
Filtrat daun gamal, daun kaliandra, daun singkong, daun kembang sepatu,
daun lamtoro, dan teh sebanyak 5 ml dimasukkan ke dalam tabung reaksi,
ditambahkan sampel susu (susu skim, susu murni, sari kedelai) dan putih telur,
kemudian diamati apa yang terjadi. Amati perbedaan antar tanin hijauan dan
sumber hiajuan.
-
5/28/2018 Laporan Tanin
13/22
Uji ikatan tanin dengan karbohidrat
Filtrat daun gamal, daun kaliandra, daun singkong, daun kembang sepatu,
daun lamtoro, dan teh sebanyak 5 ml dimasukkan ke dalam tabung reaksi,
ditambahkan larutan glukosa 1% sebanyak 1 ml, dan diamati apa yang terjadi.
Prosedur yang sama dilakukan untuk sumber karbohidrat lainnya. Amati
perbedaan antar tanin hijauan dan sumber karbohidrat.
Uji ikatan tanin dengan mineral
Filtrat daun gamal, daun kaliandra, daun singkong, daun kembang sepatu,
daun lamtoro, dan teh sebanyak 5 ml dimasukkan ke dalam tabung reaksi, larutan
CuSO4 1%, dan diamati perubahan yang terjadi. Prosedur yang sama dilakukan
menggunakan larutan KCl 1%.
-
5/28/2018 Laporan Tanin
14/22
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
praktikum tannin yang dilakukan memperoleh data yang kemudian dimuat
ke dalam beberapa tabel menurut percobaan yang dilakukan.
Tabel 1. Pengujian Keberadaan Tanin dalam Sampel (+FeCl3)
No. Sampel Warna Asal Warna Akhir
1. Teh Coklat +++
2. Daun Gamal Hijaun Bening +
3. Daun Kaliandra Hijau Sangat Keruh ++
4. Daun Lamtoro Hijaun Sedikit Keruh ++++
5. Daun Jambu Biji Coklat Muda Keruh ++
6. Daun Singkong Hijau Keruh ++
Keterangan:
1. - : jernih2. + : keruh3. ++ : agak keruh4. +++ : agak pekat5. ++++ : sangat pekat
Tabel 2. Pengujian Keberadaan Tanin dalam Sampel (+NaOH 1 N)
No. Sampel Warna Asal Warna Akhir
1. Teh Coklat ++++
2. Daun Gamal Hijaun Bening +
3. Daun Kaliandra Hijau Sangat Keruh ++
4. Daun Lamtoro Hijaun Sedikit Keruh ++
-
5/28/2018 Laporan Tanin
15/22
5. Daun Jambu Biji Coklat Muda Keruh +++
6. Daun Singkong Hijau Keruh ++
Keterangan:
1. - : jernih2. + : keruh3. ++ : agak keruh4. +++ : agak pekat5. ++++ : sangat pekat
Tabel 3. Pengujian Pengikatan atau Pengendapan Senyawa Protein oleh Tanin
No. Sampel Endapan yang Terbentuk
Susu Sapi Putih Telur
1. Teh ++++ ++++
2. Daun Gamal ++ +
3. Daun Kaliandra +++ +++
4. Daun Lamtoro +++ +++
5. Daun Jambu Biji ++++ ++++
6. Daun Singkong ++ ++
Keterangan banyaknya endapan :
1. - : tidak ada2. + : sedikit3. ++ : agak banyak4. +++ : banyak5. ++++ : sangat banyak
-
5/28/2018 Laporan Tanin
16/22
Tabel 4. Pengujian Pengikatan Senyawa Karbohidrat oleh Tanin
No. Sampel Urutan Kelarutan
Glukosa Fruktosa Sukrosa Selobiosa CMC Pati
1. Teh 1 1 1 1 1 1
2. Daun Gamal 2 2 2 2 2 2
3. Daun
Kaliandra
5 5 5 5 5 5
4. DaunLamtoro
4 3 4 3 3 3
5. Daun
Jambu Biji
6 6 6 6 6 6
6. Daun
Singkong
3 4 3 4 4 4
Keterangan Kelarutan
1. 1 : sangat larut2. 2 : larut3. 3 : agak larut4. 4 : sedikit larut5. 5 : tidak larut6. 6 : sangat tidak larut
-
5/28/2018 Laporan Tanin
17/22
Tabel 5. Pengujian Pengikatan Senyawa Mineral oleh Tanin
No. Sampel Urutan Kelarutan
CuSO4 KCl
1. Teh - -
2. Daun Gamal - -
3. Daun Kaliandra - -
4. Daun Lamtoro - -
5. Daun Jambu Biji - -
6. Daun Singkong - -
Keterangan Kelarutan :
- : tidak larut
Pembahasan
Tanin merupakan suatu senyawa fenol yang memiliki berat molekul besar
yang terdiri dari gugus hidroksi dan beberapa gugus yang bersangkutan seperti
karboksil untuk membentuk kompleks kuat yang efektif dengan protein dan
beberapa makromolekul. Tanin terdiri dari dua jenis yaitu tanin terkondensasi dan
tanin terhidrolisis. Kedua jenis tanin ini terdapat dalam tumbuhan, tetapi yang
paling dominan terdapat dalam tanaman adalah tanin terkondensasi (Hayati et al.,
2010).Percobaan yang dilakukan dalam mengidentifikasi keberadaan tannin
dalam beberapa hijauan makanan ternak ditambah dengan larutan FeCl3dimana
konsentrasi tannin dalam hijauan ternak tersebut berbanding lurus dengan warna
pekat yang dihasilkan. Dalam praktikum yang dilakukan diperoleh hasil bahwa
lamtoro memiliki kadar tannin lebih besar dibanding keseluruhan dan daun gamal
memiliki kadar tannin yang paling sedikit. Hal ini didukung dengan pendapat
Laconi ( 2010 ) dimana lamtoro memiliki kadar tannin yang tinggi. Dan pendapat
-
5/28/2018 Laporan Tanin
18/22
Rahmawati (2001) yang menyatakan bahwa gamal memiliki kadar tannin yang
rendah yaitu sekitar 0,07%.
Perbedaan penambahan larutan yaitu antara FeCl3dan NaOH memberikan
perbedaan hasil juga dimana pada penambahan NaOH diperoleh hasil kekeruhan
yang berbeda dengan FeCl3. Pada penambahan NaOH diperoleh hasil bahwa teh
memiliki tingkat kekeruhan paling tinggi dibanding keseluruhan sampel daun
hijauan makanan ternak. Perbedaan kekeruhan ini terjadi karena perbedaan reaksi
yang terjadi antara NaOH dan hijauan makanan ternak, dengan FeCL3dan hijauan
makanan ternak.
Percobaan pengujian pengikatan atau pengendapan protein oleh tannin
menunjukkan bahwa teh dan daun jambu biji mengikat protein lebih banyak
daripada yang lainnya. Sementara gamal mengikat protein paling sedikit. Hal ini
terjadi karena kadar tannin yang terdapat pada sampel akan menunjukkan
seberapa banyak sampel mengikat protein. Semakin tinggi kadar tannin maka
semakin banyak protein yang dapat diikat oleh sampel tersebut, dan sebaliknya.
Berdasarkan hasil uji ikatan tanin dengan mineral menunjukkan bahwa
senyawa tanin tidak berikatan dengan mineral. Hasil praktikum berbeda dengan
literature yang menyatakan bahwa tanin memiliki beberapa sifat, yaitu
mempunyai afinitas tinggi dengan protein, karbohidrat, dan mineral, memiliki
rasa pahit (sepat) yang larut dalam air, bisa mengendapkan protein dari larutan,
mengikat mineral sehingga dapat menurunkan ketersediaan mineral bagi tubuh
sehingga dapat menghambat produksi hemoglobin. (Nadjeeb, 2009).
Tannin dapat berikatan pada karbohidrat. Dalam percobaan pengujian
pengikatan senyawa karbohidrat oleh tannin menunjukkan bahwa senyawa
karbohidrat baik monosakarida, disakarida, atau polisakarida sangat larut pada thedan sangat tidak larut dalam daun jambu biji.
Kuinon adalah senyawa berwarna dan mempunyai kromofor dasar seperti
kromofor pada benzokuinon, yang terdiri atas dua gugus karbonil yang
berkonjugasi dengan dua ikatan rangkap karbo-karbon. Untuk tujuan identifikasi
kuinon dapat dibagi atas empat kelompok yaitu : benzokuinon, naftokuinon,
antrakuinon dan kuinon isoprenoid. Tiga kelompok pertama
biasanya terhidroksilasi dan bersifat fenol serta mungkin terdapat dalam bentuk
-
5/28/2018 Laporan Tanin
19/22
gabungan dengan gula sebagai glikosida atau dalam bentuk kuinol. Golongan
kuinon alam terbesar terdiri atas antrakuinon dan keluarga tumbuhan yang kaya
akan senyawa jenis ini adalah Rubiaceae, Rhamnaceae, Polygonaceae.
Antrakuinon juga disebut 9,10-dioxo-dihydro-anthracen dengan rumus C14H8O2.
Senyawa ini biasa berwarna merah, tetapi yang lainnya berwarna kuning sampai
coklat, larut dalam larutan basa dengan membentuk warna violet merah
(Harborne, 1996).
-
5/28/2018 Laporan Tanin
20/22
KESIMPULAN
Tanin merupakan senyawa polifenol yang banyak terdapat di dalam
hijauan pakan ternak khususnya tanaman leguminosa yang mengandung protein
tinggi karena tanin melindungi protein pakan dari degradasi mikroba rumen. Pada
percobaan ini, semua bahan yang diuji mengandung senyawa tanin yaitu gamal,
lamtoro, kaliandra, daun singkong, daun jambu biji, dan teh hitam. Selain itu,
tanin berikatan dengan protein, karbohidrat, dan mineral.
-
5/28/2018 Laporan Tanin
21/22
DAFTAR PUSTAKA
Buckle, K. A., R. A. Edwards, G. H. Fleet dan M. Wootton. 1987. Ilmu Pangan.
Universitas Indonesia Press: Jakarta.
Fennema, O.R. 1996. Food Chemistry. 2nd. Ed. Marcel Dekker Inc: New York.
Hastutiningrum, Sri dan Sri Luwihana, Arinta. 2003. Pengambilan tanin dari daun jambu
biji dengan pelarut aquadest dalamjurnal iptek material Vol:2 No:1(40-51). Pusat
Teknologi Dirgantara Terapan Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional:
TangerangHarborne JB. 1996.Metode Fitokimia: Cara Menganalisis Tanaman.
Terjemahan K. Padmawinata & I Sudiro. Bandung: ITB Pr.
Hayati, Elok Kamilah, A. Ghanaim Fasyah, dan Lailis Saadah. 2010. Fraksinasi dan
identifikasi senyawa tanin pada daun belimbing wuluh (Averrohoa bilimbiL.).
Jurnal Kimia. 4 (2) : 193-200.
Jayanegara A., A. Sofyan. 2008. Penentuan aktivitas biologis tanin beberapa hijauan
secara in vitromenggunakan Hohenheim Gas Test dengan polietilen glikol
sebagai determinan. Media Peternakan. 31 (1) : 44-52.
Laconi, E. B., dan T. Widiyastuti. 2010. Kandungan xantofil daun lamtoro (Leucaena
leucocephala) hasil detoksikasi mimosin secara fisik dan kimia. Media
Peternakan.
Martin, Alfred.1993. Farmasi Fisik:Dasar-dasar Farmasi Fisik Dalam Ilmu Farmasetik
Edisi 3. UI Press: Jakarta
McDonald, P., R. A. Edwards, and J. F. D. Greenhalgh. 1995. Animal Nutrition. 5thEd ,
L o n g man . Sc ien t i f i c an d t ech n ica l Jo h n wi l l ey an d So n s . In c ,Ne wYork.Nadjeeb. 2009. Tanin
[terhubungberkala].http://nadjeeb.wordpress.com. (27 April2013)
McDowell, LR. 1992. Minerals in Animal and Human Nutrition. Academic Press, Inc:
New YorkOphardt, C. E. 2003. Virtual chembook. (terhubung
berkala)http://www.elmhurst.edu. (22 April 2011).
http://nadjeeb.wordpress.com/http://nadjeeb.wordpress.com/ -
5/28/2018 Laporan Tanin
22/22
Nismah. 2009. Uji toksisitas ekstrak daun gamal (Gliricidia maculata) terhadap imago
hama bisul dadap (Quadrastichus erythrinae KIM.). Seminar Hasil Penelitian dan
Pengabdian Kepada Masyarakat. Universitas Lampung. Bandar Lampung.
Pakpahan, A., M. Gunawan, A. Djauhari., S.M. Pasaribu, A. Nasution dan S. Friyatno.
1992. Cassava Marketing in Indonesia. Center for Agro Socioeconomic Research
and Development. Caser Publishing. Bogor.
Winarno F.G., dan Ivone E. F. 2007. Susu dan Produk Fernmentasinya. Bogor. E-Mbrio
Pres
Wiryawan, Wina, K.G.E., Ernawati, R. 1999. Pemanfaatan tanin kaliandra (Calliandra
calothyrsus) sebagai agen pelindung beberapa sumber protein pakan (In Vitro).
Bogor. Institut Pertanian Bogor.
Yudana dan Luize. 1998. Mengenal Ragam Dan Manfaat Teh
(http://www.indomedia.com/intisari/1998/mei/teh.htm ). Diakses tanggal [1 Mei
2012].