Download - Lbm 2 Jiwa Bimo
-
7/31/2019 Lbm 2 Jiwa Bimo
1/30
STEP 1
Sindroma depresi: mengalami suasana perasaan yang depresif,kehilangan minat dan kegembiraan, mudah lelah dan berkurangnyaaktivitas. Kumpulan dari gejala fisik, yaitu gangguan ekspresi, gangguan
fungsional (motorik, insomnia, cepat lelah), gangguan psikis (murung,hilang minat dan kegembiraan, gangguan konsentrasi, dll).
Gangguan suasana perasaan (mood afektif):suatu kelompok kondisiklinis yang ditandai oleh hilangnya perasaan, kendali dan pengalamansubjektif akibat adanya penderitaan yang berat, sifatnya menetap ataukonstan, berlangsung dalam waktu yang lama, bisa berupa depresi atauelasi (contoh seperti euforia).
Amitriptilin:salah satu obat anti depresi golongan trisiklik. Mekanismekerjanya adalah menghambat re-uptake dari aminergik neurotransmitter.
STEP 2
1. Mengapa pasien merasa sedih, kehilangan minat dan kegembiraan,kurang semangat, tidur terganggu, mencoba bunuh diri, pendiam,malas mengerjakan tugas, menangis sendiri?
2. Apa hubungannya PHK dengan gangguan yang dialami pasien?
3. Apa etiologi dari gangguan suasana perasaan?
4. Hubungan sindroma depresi dengan gangguan mood afektif?
Depresi merupakan salah satu gangguan mood
5. Mengapa dokter menyimpulkan bahwa wanita ini termasuk kelompokgangguan suasana perasaan?
6. Apa yang dimaksud mood dan afek? Hubungan keduanya apa?
7. Mengapa dokter memberikan amitriptilin? Dan bagaimanamekanisme kerjanya?
Sindroma Depresi
Definisi
Etiologi
Faktor resiko
Klasifikasi
Diagnosis
-
7/31/2019 Lbm 2 Jiwa Bimo
2/30
Pengobatan
Gangguan suasana perasaan (mood afektif)
Definisi
Etiologi
Faktor resiko
Klasifikasi
Diagnosis
Pengobatan
- Jenis gangguan mood yang utama
STEP 3
1) Mengapa pasien merasa sedih, kehilangan minat dan kegembiraan,kurang semangat, tidur terganggu, mencoba bunuh diri, pendiam,malas mengerjakan tugas, menangis sendiri?
Karena terdapat defisiensi dari aminergik neurotransmitter (serotonin,nor adrenalin) di SSP. Jika terkena di sistem limbic maka emosi
meningkat. Di hipothalamus anoreksia, insomnia.
Defisiensi dopamin dan gangguan dari jalur mesolimbic, gangguan
regulasi neuro endokrin (thyroid, hormon pertumbuhan, adrenal mempengaruhi ACTH, penurunan sekresi nokturnal melatonin)
NE (pengatur serotonin) terdapat reseptor adrenergik alfa aktivasi
reseptor penurunan NE serotonin menurun konsentrasi
metabolik serotonin di LCS dan trombosit menurun pada pasien adakeinginan bunuh diri
2) Apa hubungannya PHK dengan gangguan yang dialami pasien?
PHK sebagai stressor dari psiko sosial yang cukup lama (+ 1 bulan)memicu timbulnya gangguan pada pasien.
Stressor mekanisme pertahanan jiwa (MPJ) kuat/lemah jika lemahdapat menimbulkan gangguan jiwa.
3) Hubungan sindroma depresi dengan gangguan mood afektif?
-
7/31/2019 Lbm 2 Jiwa Bimo
3/30
Depresi merupakan salah satu gangguan mood
Mood berasal dari ekspresi internal, sedangkan afek berasal dariekspresi eksternal
Gangguan mood ditandai oleh perasaan abnormal yaitu euforia(elasi)/depresi dengan gambaran psikotik yang terkait denganbeberapa kasus berat.
4) Mengapa dokter menyimpulkan bahwa wanita ini termasuk kelompokgangguan suasana perasaan?
Pada wanita tersebut terdapat sindroma depresi gangguan fisik,fungsional, psikis
Jika sudah berjalan minimal 2 minggu dan ditemukan perubahan fungsisebelumnya termasuk sindroma depresi berat.
5) Apa yang dimaksud mood dan afek? Hubungan keduanya apa?
- Mood adalah tonus emosional yang bertahan yang dapat dilihatsebagai suatu kesinambungan dari sedih hingga gembira. Gangguanmood ditandai oleh perasaan abnormal yaitu euforia (elasi)/depresidengan gambaran psikotik yang terkait dengan beberapa kasusberat.
- Afek adalah ekspresi eksternal emosi saat itu.
Jika dari mood misal sedih afeknya pendiam
6)Mengapa dokter memberikan amitriptilin? Dan bagaimanamekanisme kerjanya?
Sebagai anti depresan meningkatkan serotonin (mengatur mood dan
memberikan ketenangan).Terdapat 2 mekanisme:
Menghambat re-uptake aminergik neurotransmitter
Menghambat dari menghancuran aminergik neurotransmitter
Sindroma Depresi
Definisi
-
7/31/2019 Lbm 2 Jiwa Bimo
4/30
mengalami suasana perasaan yang depresif, kehilangan minat dankegembiraan, mudah lelah dan berkurangnya aktivitas. Kumpulan darigejala fisik, yaitu gangguan ekspresi, gangguan fungsional (motorik,insomnia, cepat lelah), gangguan psikis (murung, hilang minat dankegembiraan, gangguan konsentrasi, dll).
Etiologi
- Organik : obat2an yaitu kortikosteroid mempengaruhineurotransmitter, endokrin (hiperparatiroid, hiperadrenalisme). Obat-
obatan kortikosteroid mempengaruhi HPA axis cortisol dapatmeningkat. Korteks adrenal akan mengecil (atrofi) karena pemberiankortikosteroid berlebih
Contoh kortikosteroid?
Faktor pencetus
- PHK dari pekerjaan
- Kehilangan orang terdekat
- Obat-obatan
Faktor resiko
- Jenis kelamin (wanita)
- Umur (20-30 tahun)
- Pekerjaan
- Penderita penyakit kronis
Klasifikasi
1. Psikis : gangguan afektif bipolar
Fase depresi hilangnya minat
Fase manik kebalikan dari depresi misal meluap-luap
2. Organik : depresi karena trauma kepala
3. Situasional : adanya gangguan penyesuaian terhadap lingkungan
sekitar4. Penyerta : terdapat demensia, obsesif kompulsif
-
7/31/2019 Lbm 2 Jiwa Bimo
5/30
Berdasarkan derajat:
Depresi ringan
Depresi sedang
Depresi berat dengan psikotik
Depresi berat tanpa psikotik
Berdasarkan gejala klinis:
Sindroma depresi melankolis
Sindroma depresi vegetatif
Sindroma depresi psikogenik
Sindroma depresi involusi
Gambaran Klinis
Secara umum: gangguan fisik (), fungsional, psikis
Gejala utama: afek depresif, kehilangan minat dan kegembiraan,berkurangnya energi (mudah lelah)
Gejala lain: konsentrasi berkurang, tidak memiliki harga diri,membahayakan diri, insomnia, anoreksia.
Diagnosis
Pengobatan
Gangguan suasana perasaan (mood afektif)
Definisi
suatu kelompok kondisi klinis yang ditandai oleh hilangnya perasaan,kendali dan pengalaman subjektif akibat adanya penderitaan yang berat,sifatnya menetap atau konstan, berlangsung dalam waktu yang lama, bisaberupa depresi atau elasi (contoh seperti euforia).
Etiologi
-
7/31/2019 Lbm 2 Jiwa Bimo
6/30
Faktor resiko
Klasifikasi
Gangguan depresi berat dan gangguan bipolar
Gangguan distimik dan psiklotimik
Gangguan mood lain : akibat kondisi medis dan akibat zat/obat-obatan
Diagnosis
Pengobatan
- Jenis gangguan mood yang utama
-
STEP 4
-
7/31/2019 Lbm 2 Jiwa Bimo
7/30
www.e-psikologi.com oleh :Drs. H. Zainuddin Sri Kuntjoro, MPsi
GANGGUAN BIPOLAR
Gangguan bipolar harus diobati secara kontinu, tidak boleh putus. Adanya fase normal pada gangguan
bipolar sering mengakibatkan buruknya compliance untuk berobat karena dikira sudah sembuh
EPIDEMIOLOGI
Boleh dibilang, insiden gangguan bipolar tidak tinggi, berkisar antara 0,3-1,5%. Namun, angka itu
belum termasuk yang misdiagnosis. Risiko kematian terus membayangi penderita bipolar. Biasanya kematian
itu dikarenakan mereka mengambil jalan pintas alias bunuh diri. Risiko bunuh diri meningkat pada penderita
bipolar yang tidak diterapi yaitu 5,5 per 1000 pasien. Sementara yang diterapi hanya 1,3 per 1000 pasien.
Dua Kutub
Layaknya sebuah magnet, gangguan bipolar memiliki dua kutub yaitu manik dan depresi. Dari situ
pulalah nama bipolar itu berasal. Berdasarkan Pedoman Penggolongan dan Diagnosis Gangguan
Jiwa(PPDGJ) III, gangguan ini bersifat episode berulang yang menunjukkan suasana perasaan pasien dan
tingkat aktivitasnya jelas terganggu, dan gangguan ini pada waktu tertentu terdiri dari peninggian suasana
perasaan serta peningkatan energi dan aktivitas (mania atau hipomania), dan pada waktu lain berupa
penurunan suasana perasaan serta pengurangan energi dan aktivitas (depresi). Yang khas adalah terdapat
penyembuhan sempurna antar episode. Episode manik biasanya mulai dengan tiba-tiba dan berlangsung
antara 2 minggu sampai 4-5 bulan, sedangkan depresi cenderung berlangsung lebih lama.
Episode pertama bisa timbul pada setiap usia dari masa kanak-kanak sampai tua. Kebanyakan kasus
terjadi pada dewasa muda berusia 20-30 tahun. Semakin dini seseorang menderita bipolar maka risiko
penyakit akan lebih berat, kronik bahkan refrakter.
Berdasarkan Diagnostic and Statistical Manual(DSM) IV, gangguan bipolar dibedakan menjadi 2
yaitu gangguan bipolar I dan II. Gangguan bipolar I atau tipe klasik ditandai dengan adanya 2 episode yaitu
manik dan depresi, sedangkan gangguan bipolar II ditandai dengan hipomanik dan depresi. PPDGJ III
membaginya dalam klasifikasi yang berbeda yaitu menurut episode kini yang dialami penderita [Tabel 1].
Tabel 1. Pembagian Gangguan Afektif Bipolar Berdasarkan PPDGJ III (F31)
F31.0 Gangguan afektif bipolar, episode kini hipomanik
F31.1 Gangguan afektif bipolar, episode kini manik tanpa gejala psikotik
F31.2 Gangguan afektif bipolar, episode kini manik dengan gejala psikotik
F31.3 Gangguan afektif bipolar, episode kini depresif ringan atau sedang
F31.4 Gangguan afektif bipolar, episode kini depresif berat tanpa gejala psikotik
F31.5 Gangguan afektif bipolar, episode kini depresif berat dengan gejala psikotik
F31.6 Gangguan afektif bipolar, episode kini campuran
F31.7 Gangguan afektif bipolar, kini dalam remisi
GANGGUAN JIWA AFEKTIF
DEFINISI
Gangguan jiwa afektif adalah gangguan jiwa yang ditandai dengan adanya gangguan emosi (afektif) sehinggasegala perilaku diwarnai oleh ketergangguan keadan emosi. Gangguan afektif ini antara lain:
KLASIFIKASI
1. Gangguan Afektif tipe Depresif
Gangguan ini terjadi relatif cepat dalam beberapa bulan. Faktor penyebabnya dapat disebabkan oleh
kehilangan atau kematian pasangan hidup atau seseorang yang sangat dekat atau oleh sebab penyakit fisikyang berat atau lama mengalami penderitaan.
Gangguan ini paling banyak dijumpai pada usia pertengahan, pada umur 40 50 tahun dan kondisinyamakin buruk pada lanjut usia (lansia). Pada usia perttangahan tersebut prosentase wanita lebih banyak dari
laki-laki, akan tetapi diatas umur 60 tahun keadaan menjadi seimbang. Pada wanita mungkin ada kaitannya
dengan masa menopause, yang berarti fungsi seksual mengalami penurunan karena sudah tidak produktiflagi, walaupun sebenarnya tidak harus begitu, karena kebutuhan biologis sebenarnya selama orang masihsehat dan masih memerlukan tidak ada salahnya bila dijalankan terus secara wajar dan teratur tanpa
menggangu kesehatannya.
Gejala gangguan afektif tipe depresif adalah sedih, sukar tidur, sulit berkonsentrasi, merasa dirinya tak
berharga, bosan hidup dan kadang-kadang ingin bunuh diri. Beberapa pandangan menganggap bahwaterdapat 2 jenis depresi yaitu Depresi tipe Neurotik dan Psikotik. Pada tipe neurotik kesadaran pasien tetap
baik, namun memiliki dorongan yang kuat untuk sedih dan tersisih. Pada depresi psikotik, kesadarannyaterganggu sehingga kemampuan uji realitas (reality testing ability) ikut terganggu dan berakibat bahwa
kadang-kadang pasien tidak dapat mengenali orang, tempat, maupun waktu atau menjadi seseorang yang
tak tahu malu, tak ada rasa takut, dsb.
2. Gangguan Afektif tipe Manik
Gangguan ini sering timbul secara bergantian pada pasien yang mengalami gangguan afektif tipe depresisehingga terjadi suatu siklus yang disebut gangguan afektif tipe Manik Depresif. Dalam keadaan Manik,
pasien menunjukkan keadaan gembira yang tinggi, cenderung berlebihan sehingga mendorong pasienberbuat sesuatu yang melampaui batas kemampuannya, pembicaraan menjadi tidak sopan dan membuat
orang lain menjadi tidak enak. Kondisi ini lebih jarang terjadi dari pada tipe depresi. Kondisi semacam inikadang-kadang silih berganti, suatu ketika pasien menjadi eforia, aktif, riang gembira, pidato berapi-api,
marah-marah, namun tak lama kemudia menjadi sedih, murung, menangis tersedu-sedu yang sulitdimengerti.
http://www.e-psikologi.com/http://www.e-psikologi.com/lain-lain/zainuddin.htmhttp://www.e-psikologi.com/lain-lain/zainuddin.htmhttp://www.e-psikologi.com/http://www.e-psikologi.com/lain-lain/zainuddin.htm -
7/31/2019 Lbm 2 Jiwa Bimo
8/30
F31.8 Gangguan afektif bipolar lainnya
F31.9 Gangguan afektif bipolar yang tidak tergolongkan
Dari tabel 1, dapat terlihat bahwa episode manik dibagi menjadi 3 menurut derajat keparahannya
yaitu hipomanik, manik tanpa gejala psikotik, dan manik dengan gejala psikotik.
Hipomanik dapat diidentikkan dengan seorang perempuan yang sedang dalam masa ovulasi (estrus) atau
seorang laki-laki yang dimabuk cinta. Perasaan senang, sangat bersemangat untuk beraktivitas, dan
dorongan seksual yang meningkat adalah beberapa contoh gejala hipomanik. Derajat hipomanik lebih
ringan daripada manik karena gejala-gejala tersebut tidak mengakibatkan disfungsi sosial.
Pada manik, gejala-gejalanya sudah cukup berat hingga mengacaukan hampir seluruh pekerjaan
dan aktivitas sosial. Harga diri membumbung tinggi dan terlalu optimis. Perasaan mudah tersinggung dan
curiga lebih banyak daripada elasi. Bila gejala tersebut sudah berkembang menjadi waham maka diagnosis
mania dengan gejala psikotik perlu ditegakkan.
Bertolakbelakang dengan hipomanik/manik, gejala pada depresi terjadi sebaliknya. Suasana hati
diliputi perasaan depresif, tiada minat dan semangat, aktivitas berkurang, pesimis, dan timbul perasaan
bersalah dan tidak berguna. Episode depresi tersebut harus berlangsung minimal selama 2 minggu baru
diagnosis dapat ditegakkan. Bila perasaan depresi sudah menimbulkan keinginan untuk bunuh diri berarti
sudah masuk dalam depresif derajat berat.
FAKTOR RISIKO
Virus-Genetik
Hingga saat ini, etiologi dan patofisiologi gangguan bipolar masih belum dapat dijelaskan. Virus
pun sempat dituding sebagai biang kerok. Serangan virus pada otak berlangsung pada masa janin dalam
kandungan atau tahun pertama sesudah kelahiran. Namun, gangguan bipolar bermanifestasi 15-20 tahun
kemudian. Telatnya manifestasi itu timbul karena diduga pada usia 15 tahun kelenjar timus dan pineal yang
memproduksi hormon yang mampu mencegah gangguan psikiatrik sudah berkurang 50%.
Akhir-akhir ini, penelitian mengarah pada keterlibatan genetik. Pemikiran tersebut muncul berawal
dari ditemukannya 50% penderita bipolar yang memiliki riwayat penyakit yang sama dalam keluarga.
Keturunan pertama dari seseorang yang menderita gangguan bipolar berisiko menderita gangguan serupa
sebesar 7 kali. Bahkan risiko pada anak kembar sangat tinggi terutama pada kembar monozigot (40-80%),
sedangkan kembar dizigot lebih rendah, yakni 10-20%. Pola penurunan tersebut tidak mengikuti hukumMendel.
Beberapa studi berhasil membuktikan keterkaitan antara gangguan bipolar dengan kromosom 18
dan 22, namun masih belum dapat diselidiki lokus mana dari kromosom tersebut yang benar-benar terlibat.
Beberapa diantaranya yang telah diselidiki adalah 4p16, 12q23-q24, 18 sentromer, 18q22, 18q22-q23, dan
21q22. Yang menarik dari studi kromosom ini, ternyata penderita sindrom Down (trisomi 21) berisiko
rendah menderita gangguan bipolar.
Sejak ditemukannya beberapa obat yang berhasil meringankan gejala bipolar, peneliti mulai
menduga adanya hubungan neurotransmiter dengan gangguan bipolar. Neurotransmiter tersebut adalah
dopamine, serotonin, dan noradrenalin. Kandidat gen yang berhubungan dengan neurotransmiter tersebut
pun mulai diteliti seperti gen yang mengkode monoamine oksidase A (MAOA), tirosin hidroksilase,catechol-O-metiltransferase (COMT), dan serotonin transporter (5HTT).
-
7/31/2019 Lbm 2 Jiwa Bimo
9/30
Tak berhenti sampai disitu, peneliti juga mempunyai tersangka baru yaitu gen yang mengekspresi
brain derived neurotrophic factor (BDNF). BDNF adalah neurotropin yang berperan dalam regulasi
plastisitas sinaps, neurogenesis dan perlindungan neuron otak. BDNF diduga ikut terlibat dalam mood. Gen
yang mengatur BDNF terletak pada kromosom 11p13. Terdapat 3 penelitian yang mencari tahu hubungan
antara BDNF dengan gangguan bipolar. Dan hasilnya, positif.
Komorbid
Sebagian besar penderita bipolar tidak hanya menderita bipolar saja tetapi juga menderita gangguan
jiwa yang lain (komorbid). Penelitian oleh Goldstein BI dkk, seperti dilansir dari Am J Psychiatry 2006,
menyebutkan bahwa dari 4 penderita bipolar berusia diatas 65 tahun ternyata sebanyak 38,1% terlibat dalam
penyalahgunaan alkohol, 15,5% distimia, 20,5% gangguan cemas menyeluruh, dan 19% gangguan panik.
Sementara itu, attention deficit hyperactivity disorder(ADHD) menjadi komorbid yang paling sering
didapatkan pada 90% anak-anak dan 30% remaja yang bipolar.
Kelainan Otak
Terdapat perbedaan gambaran otak antara kelompok sehat dengan penderita bipolar. Melalui
pencitraan magnetic resonance imaging(MRI) dan positron-emission tomography (PET), didapatkanjumlah
substansia nigra dan aliran darah yang berkurang pada korteks prefrontal subgenual. Tak hanya itu,
Blumberg dkk dalam Arch Gen Psychiatry 2003 pun menemukan volume yang kecil pada amygdala dan
hipokampus. Korteks prefrontal, amygdala dan hipokampus merupakan bagian dari otak yang terlibat dalam
respon emosi (mood dan afek).
Penelitian lain menunjukkan ekspresi oligodendrosit-myelin berkurang pada otak penderita bipolar.
Seperti diketahui, oligodendrosit menghasilkan membran myelin yang membungkus akson sehingga mampu
mempercepat hantaran konduksi antar saraf. Bila jumlah oligodendrosit berkurang, maka dapat dipastikan
komunikasi antar saraf tidak berjalan lancar.
Wawancara Psikiatrik
Sama seperti kebanyakan gangguan jiwa yang lain, pemeriksaan laboratorium tidak terlalu
diperlukan. Cukup dengan wawancara psikiatri yang runut dan pemeriksaan fisik yang lengkap, diagnosis
gangguan bipolar dapat ditegakkan. Pertama-tama, hendaknya menilai dulu kondisi medik umum guna
menyingkirkan adanya gangguan mental organic (F00-F09). Selanjutnya, mencari tahu apakah gangguan
mental yang dialami pasien merupakan akibat dari penggunaan zat psikoaktif (F10-19). Dan terakhir,
menyingkirkan kemungkinan skizofrenia, gangguan skizotipal dan gangguan waham lainnya (F20-29).
Medikamentosa
Sudah lebih dari 50 tahun lithium digunakan sebagai terapi gangguan bipolar. Keefektivitasannya
telah terbukti dalam mengobati 60-80% pasien. Pamornya semakin berkibar karena dapat menekan ongkos
perawatan dan angka kematian akibat bunuh diri.
Tapi bukan berarti lithium tanpa cela. Terdapat segelintir orang yang kurang memberi respon
terhadap lithium di antaranya penderita dengan riwayat cedera kepala, mania derajat berat (dengan gejala
psikotik), dan yang disertai dengan komorbid. Bila penggunaanya dihentikan tiba-tiba, penderita cepat
mengalami relaps. Selain itu, indeks terapinya sempit dan perlu monitor ketat kadar lithium dalam darah.
Gangguan ginjal menjadi kontraindikasi penggunaan lithium karena akan menghambat proses eliminasi
sehingga menghasilkan kadar toksik. Di samping itu, pernah juga dilaporkan lithium dapat merusak ginjalbila digunakan dalam jangka lama. Karena keterbatasan itulah, penggunaan lithium mulai ditinggalkan.
-
7/31/2019 Lbm 2 Jiwa Bimo
10/30
Antipsikotik mulai digunakan sebagai antimanik sejak tahun 1950-an. Antipsikotik lebih baik
daripada lithium pada penderita bipolar dengan agitasi psikomotor. Perhatian ekstra harus dilakukan bila
hendak merencanakan pemberian antipsikotik jangka panjang terutama generasi pertama (golongan tipikal)
sebab dapat menimbulkan beberapa efek samping seperti ekstrapiramidal, neuroleptic malignant syndrome,
dan tardive dyskinesia.
Valproat menjadi pilihan ketika penderita bipolar tidak memberi respon terhadap lithium. Bahkan
valproat mulai menggeser dominasi lithium sebagai regimen lini pertama. Salah satu kelebihan valproat
adalah memberikan respon yang baik pada kelompok rapid cycler. Penderita bipolar digolongkan rapid
cyclerbila dalam 1 tahun mengalami 4 atau lebih episode manik atau depresi. Efek terapeutik tercapai pada
kadar optimal dalam darah yaitu 60-90 mg/L. Efek samping dapat timbul ketika kadar melebihi 125 mg/L, di
antaranya mual, berat badan meningkat, gangguan fungsi hati, tremor, sedasi, dan rambut rontok. Dosis
akselerasi valproat yang dianjurkan adalah loading dose 30 mg/kg pada 2 hari pertama dilanjutkan dengan 20
mg/kg pada 7 hari selanjutnya.
Pencarian obat alternatif terus diupayakan. Salah satunya adalah lamotrigine. Lamotrigine
merupakan antikonvulsan yang digunakan untuk mengobati epilepsi. Beberapa studi acak, buta ganda telah
menyimpulkan, lamotrigine efektif sebagai terapi akut pada gangguan bipolar episode kini depresi dankelompokrapid cycler. Sayangnya, lamotrigine kurang baik pada episode manik.
Tabel 2. Panduan Obat-Obatan Bipolar BerdasarkanBritish Association of Psychopharmacology
(Sumber:Journal of Psychopharmacology 2003)
Obat Dosis Monitoring Efek samping
Lithium Dosis tunggal 800 mg, malam
hari.
Dosis direndahkan pada pasien
diatas 65 tahun dan yang
mempunyai gangguan ginjal.
Kadar lithium dalam
serum harus dipantau
setiap 3-6 bulan,sedangkan tes fungsi
ginjal dan tiroid
diperiksa setiap 12
bulan.
Tremor, poliuria,
polidipsi, peningkatan
berat badan, gangguankognitif, gangguan
saluran cerna, rambut
rontok, leukositosis,
jerawat, dan edema
Valproate
(divalproate
semisodium)
Rawat inap: dosis inisial 20-30
mg/kg/hari.
Rawat jalan: dosis inisial 500
mg, titrasi 250-500 mg/hari.
Dosis maksimum 60
mg/kg/hari.
Tes fungsi hati pada 6
bulan pertama.
Nyeri pada saluran
cerna, peningkatan
ringan enzim hati,
tremor, dan sedasi
Karbamazepin Dosis inisial 400 mg.
Dosis maintenance 200-1600
mg/hari.
Darah rutin, dan tes
fungsi hati dilakukan
pada 2 bulan pertama.
Lelah, mual, diplopia,
pandangan kabur, dan
ataxia
Lamotrigine Dosis inisial 25 mg/hari pada 2
minggu pertama, lalu 50 mg
pada minggu kedua dan ketiga.
Dosis diturunkan setengahnya
bila pasien juga mendapat
? Rash kulit,
hipersensitifitas, sindrom
Steven Johnson, toksik
epidermal nekrolisis
-
7/31/2019 Lbm 2 Jiwa Bimo
11/30
valproate.
Gangguan bipolar harus diobati secara kontinu, tidak boleh putus. Bila putus, fase normal akan memendek
sehingga kekambuhan semakin sering. Adanya fase normal pada gangguan bipolar sering mengakibatkan
buruknya compliance untuk berobat karena dikira sudah sembuh. Oleh karena itu, edukasi sangat penting
agar penderita dapat ditangani lebih dini.
www.majalah-farmacia.com
RACIKAN UTAMA- Edisi Oktober 2006(Vol.6 No.3), olehandra
GANGGUAN AFEKTIF BIPOLAR
LATAR BELAKANG
Gangguan bipolar atau Manic-Depressive Illness (MDI) merupakan salah satu gangguan jiwa tersering yangberat dan persisten. Gangguan bipolar ditandai oleh suatu periode depresi yang dalam dan lama, serta dapat
berubah menjadi suatu periode yang meningkat secara cepat dan/atau dapat menimbulkan amarah yang dikenal
sebagai mania. Gejala-gejala mania meliputi kurangnya tidur, nada suara tinggi, peningkatan libido, perilaku
yang cenderung kacau tanpa mempertimbangkan konsekuensinya, dan gangguan pikiran berat yang
mungkin/tidak termasuk psikosis. Di antara kedua periode tersebut, penderita gangguan bipolar memasuki
periode yang baik dan dapat hidup secara produktif. Gangguan bipolar merupakan suatu gangguan yang lama
dan jangka panjang. Gangguan bipolar mendasari satu spektrum kutub dari gangguan mood/suasana perasaan
meliputi Bipolar I (BP I), Bipolar II (BP II), Siklotimia (periode manic dan depresif yang bergantian/naik-
turun), dan depresi yang hebat.
EPIDEMIOLOGI
Di dunia, tingkat prevalensi gangguan bipolar sebagai gangguan yang lama dan menetap sebesar 0,3
1,5 %. Di Amerika Serikat, tingkat prevalensi ini dapat mencapai 1 1,6 %, dimana dua jenis gangguan bipolarini berbeda pada populasi dewasa, yaitu sekitar 0,8 % populasi mengalami BP I dan 0,5 % populasi mengalami
BP II. Morbiditas dan Mortalitas dari gangguan bipolar sangat signifikan. Banyaknya angka kehilanganpekerjaan, kerugian yang ditimbulkan sebagai akibat dari gangguan tingkat produktivitas yang disebabkan
gangguan ini di Amerika serikat sepanjang periode awal tahun 1990an diperkirakan sebesar 15,5 miliar dolarAmerika. Perkiraan lainnya, sekitar 25 50 % individu dengan gangguan bipolar melakukan percobaan bunuh
diri dan 11 % benar-benar tewas karena bunuh diri.
ETIOLOGI
Etiologi dari gangguan bipolar memang belum dapat diketahui secara pasti, dan tidak ada penanda
biologis (biological marker) yang objektif yang berhubungan secara pasti dengan keadaan penyakit ini.
FAKTOR RESIKO
1. Ras
Tidak ada kelompok ras tertentu yang memiliki predileksi kecenderungan terjadinya gangguan ini.
Namun, berdasarkan sejarah kejadian yang ada, para klinisi menyatakan bahwa kecenderungan terseringdari gangguan ini terjadi pada populasi Afrika-Amerika.
2. Jenis Kelamin
http://www.majalah-farmacia.com/http://www.majalah-farmacia.com/rubrik/category_news.asp?IDCategory=8http://www.majalah-farmacia.com/rubrik/mag_detail.asp?mid=34http://www.majalah-farmacia.com/rubrik/mag_detail.asp?mid=34http://www.majalah-farmacia.com/rubrik/author_profile.asp?aid=55http://www.majalah-farmacia.com/rubrik/author_profile.asp?aid=55http://www.majalah-farmacia.com/http://www.majalah-farmacia.com/rubrik/category_news.asp?IDCategory=8http://www.majalah-farmacia.com/rubrik/mag_detail.asp?mid=34http://www.majalah-farmacia.com/rubrik/author_profile.asp?aid=55 -
7/31/2019 Lbm 2 Jiwa Bimo
12/30
Angka kejadian dari BP I, sama pada kedua jenis kelamin, namun rapid-cycling bipolar disorder
(gangguan bipolar dengan 4 atau lebih episode dalam setahun) lebih sering terjadi pada wanita
dibandingkan pria. Insiden BP II lebih tinggi pada wanita daripada pria.
Usia
Usia individu yang mengalami gangguan bipolar ini bervariasi cukup besar. Rentang usia dari keduanya,
BP I dan BP II adalah antara anak-anak hingga 50 tahun, dengan perkiraan rata-rata usia 21 tahun. Kasus
ini terbanyak pada usia 15 19 tahun, dan rentang usia terbanyak kedua adalah pada usia 20 24 tahun.
Sebagian penderita yang didiagnosa dengan depresi hebat berulang mungkin saja juga mengalami
gangguan bipolar dan baru berkembang mengalami episode manic yang pertama saat usia mereka lebih
dari 50 tahun. Mereka mungkin memiliki riwayat keluarga yang juga menderita gangguan bipolar.
Sebagian besar penderita dengan onset manic pada usia lebih dari 50 tahun harus dilakukan penelusuran
terhadap adanya gangguan neurologis seperti penyakit serebrovaskular. Gangguan bipolar juga
dipengaruhi oleh beberapa faktor, meliputi genetik, biokimiawi, psikodinamik dan lingkungan.
3. Genetik
Gangguan bipolar, terutama BP I, memiliki komponen genetik utama. Bukti yang mengindikasikan
adanya peran dari faktor genetik dari gangguan bipolar terdapat beberapa bentuk, antara lain :
Hubungan keluarga inti dengan orang yang menderita BP I diperkirakan 7 kali lebih sering mengalami
BP I dibandingkan populasi umum. Perlu digaris-bawahi, keturunan dari orang tua yang menderitagangguan bipolar memiliki kemungkinan 50 % menderita gangguan psikiatrik lain.
Penelitian pada orang yang kembar menunjukkan hubungan 33 90 % menderita BP I dari saudara
kembar yang identik.
Penelitian pada keluarga adopsi, membuktikan bahwa lingkungan umum bukanlah satu-satunya faktor
yang membuat gangguan bipolar terjadi dalam keluarga. Anak dengan hubungan biologis pada orangtua yang menderita BP I atau gangguan depresif hebat memiliki resiko yang lebih tinggi dari
perkembangan gangguanafektif, bahkan meskipun mereka bertempat tinggal dan dibesarkan olehorang tua yang mengadopsi dan tidak menderita gangguan.
Cardno dan kawan-kawan di London menunjukkan bahwa skizofrenia, skizoafektif, dan sindrom manic
berbagi faktor resiko genetik dan genetik yang bertanggung jawab terhadapgangguan skizoafektif
seluruhnya secara umum juga terdapat pada dua sindrom yang lain tadi. Penemuan ini menimbulkan
dugaan suatu genetik tersendiri bertanggungjawab pada psikosis berbagi dengangangguan mood dan
skizofrenia. Tsuang dan kawan-kawan mengindikasikan adanya kontribusi genetik pada MDI dengan
gambaran psikotik, serta menunjukkan adanya hubungan antara skizofrenia dangangguan bipolar.
Studi tentang ekspresi gen juga menunjukkan orang dengangangguan bipolar, depresif berat, dan
skizofrenia mengalami penurunan yang sama dalam ekspresi dari gen hubungan oligodendrosit-myelin
dan abnormalitas substansia nigra pada bermacam daerah otak.
4. Biokimiawi
Multipel jalur biokimiawi mungkin berperan pada gangguan bipolar, hal ini yang menyebabkan
sulitnya mendeteksi suatu abnormalitas tertentu.
Beberapa neurotransmitter berhubungan dengan gangguan ini, sebagian besar didasrkan pada respon
pasien terhadap agen-agen psikoaktif.
Sejumlah bukti menunjukkan bahwa terdapat kaitan antara glutamat dengan gangguan bipolar dan
depresi berat. Studi postmortem dari lobus frontal dengan kedua gangguan menunjukkan peningkatan
level glutamat.
Obat tekanan darah reserpin, yang menghabiskan/mendeplesikan katekolamin pada saraf terminal telah
tercatat menyebabkan depresi. Ini berpedoman pada hipotesis katekolamin yang berpegang pada
-
7/31/2019 Lbm 2 Jiwa Bimo
13/30
peningkatan epinefrin dan norepinefrin menyebabkan manic dan penurunan epinefrin dan norepinefrin
menyebabkan depresi.
Obat-obatan seperti kokain, yang juga bekerja pada sistem neurotransmitter ini mengeksaserbasi
terjadinya manic. Agen lain yang dapat mengeksaserbasi manic termasuk L-dopa, yang menginhibisi
reuptake dopamin dan serotonin.
Gangguan dan ketidakseimbangan hormonal dari aksis hipotalamus-pituitari-adrenal, mengganguhomeostasis dan menimbulkan respon stres yang juga berperan pada gambaran klinis gangguan
bipolar.
Antidepresan trisiklik dapat memicu terjadinya manic.
5. Psikodinamik
Banyak praktisi melihat dinamika MDI sebagai suatu hal yang berhubungan melalui suatu jalur.
Mereka melihat depresi sebagai manifestasi dari suatu kehilangan, contohnya hilangnya pegertian
terhadap diri dan adanya perasaan harga diri rendah. Oleh karena itu, manik timbul sebagai
mekanisme defens dalam melawan rasa depresi (Melanie Klein)
6. Lingkungan
Pada beberapa kejadian, suatu siklus hidup mungkin berkaitan langsung dengan stres eksternal atau
tekanan eksternal yang dapat memperburuk berulangnya gangguan pada beberapa kasus yang
memang sudah memiliki predisposisi genetik atau biokimiawi.
Kehamilan merupakan stres tertentu bagi wanita dengan riwayat MDI dan meningkatkan kemungkinan
psikosis postpartum. Contoh lain, oleh karena sifat pekerjaan, beberapa orang memiliki periode
permintaan yang tinggi diikuti periode kebutuhan yang sedikit. Hal ini didapati pada seorang petani,
dimana ia akan sangat sibuk pada musim semi, panas, dan gugur, namun selama musim dingin akan
relatif inaktif kecuali membersihkan salju, sehingga ia akan tampak manic pada hampir sepanjang
tahun dan tenang selama musim dingin. Hal ini menunjukkan lingkungan juga dapat berpengaruh
terhadap keadaan psikiatri seseorang.
TANDA DAN GEJALA
Diagnosis dari BP I ditegakkan dengan setidaknya terdapat episode manic paling tidak dengan durasi 1 minggu
yang mengindikasikan penderita untuk dirawat inap atau kelainan lain yang signifikan dalam fungsi okupasi dan
sosial. Episode manic bukan disebabkan oleh penyakit medis lain atau penyalahgunaan zat. Kriteria iniberdasarkan spesifikasi dariDiagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders, Fourth Edition, TextRevision (DSM-IV-TR).
Episode manic ditandai oleh gejala-gejala berikut ini :
a. Setidaknya terdapat 1 minggu gangguan mood yang dalam, yang ditandai dengan suasana perasaan yangmeningkat (elasi), mudah marah (iritabel), atau adanya keinginan untuk keluar rumah.
b. Gejala lain yang menyertai antara lain (paling tidak 3 atau lebih): Perasaan kebesaran; gangguan tidur; nadasuara yang tinggi dan bicara berlebihan; flight of ideas; menghilangkan bukti kekacauan pikiran;meningkatnya tingkat fokus kerja di rumah, tempat kerja atau seksual; meningkatnya aktivitas yang
menyenangkan dan bahkan yang memiliki konsekuensi menyakitkan.
c. Gangguan mood cukup untuk membuat kerusakan di tempat kerja, membahayakan pasien atau orang lain.
-
7/31/2019 Lbm 2 Jiwa Bimo
14/30
d. Gangguan suasana perasaan tersebut bukan disebabkan oleh penyalahgunaan zat atau karena gangguanmedis lain.
Episode hipomanic ditandai oleh gejala-gejala berikut :
a. Penderita mengalami suasana perasaan yang meningkat (elasi), adanya keinginan untuk keluar rumah, ataumudah marah (iritabel) setidaknya selama 4 hari.
b. Paling tidak terdapat 3 atau lebih gejala-gejala berikut ini : Perasaan kebesaran atau mengagumi diri sendiri;gangguan tidur; nada suara tinggi; flight of ideas; menghilangkan bukti kekacauan pikiran; agitasipsikomotor di rumah, tempat kerja atau seksual; mulai melakukan aktivitas dengan resiko tinggi terhadap
konsekuensi yang menyakitkan.
c. Gangguan mood tampak oleh orang lain.
d. Gangguan suasana perasaan tersebut bukan disebabkan oleh penyalahgunaan zat atau karena gangguan
medis lain.
Episode depresif ditandai dengan gejala-gejala berikut :
a. Karena sebab yang sama selama 2 minggu, dengan paling tidak terdapat gejala perasaan depresi atau
ditandai dengan kehilangan kesenangan atau perhatian, setidaknya pada seseorang terdapat 5 atau lebih
gejala berikut ini : Perasaan depresi/tertekan; penurunan perasaan senang dan minat pada hampir semua
aktivitas; penurunan berat badan yang signifikan dan selera; hipersomnia atau insomnia; retardasi
psikomotor atau agitasi; kehilangan energi atau kelemahan; penurunan daya konsentrasi; preokupasi dengan
kematian atau bunuh diri, penderita memiliki rencana untuk bunuh diri atau telah melakukan bunuh diri
tersebut.
b. Gejala-gejala tersebut menyebabkan kerusakan dan distress.
c. Gangguan suasana perasaan tersebut bukan disebabkan oleh penyalahgunaan zat atau karena gangguan
medis lain.
Episode campuran ditandai dengan gejala-gejala berikut ini :
a. Pada penderita harus terdapat kedua kriteria baik manic maupun depresi, dengan gejala depresi hanya
terjadi selama 1 minggu.
b. Gangguan mood mengakibatkan terjadinya gangguan fungsi sosial dan kerja.
c. Gangguan suasana perasaan tersebut bukan disebabkan oleh penyalahgunaan zat atau karena gangguan
medis lain.
Pemeriksaan Fisik
Menggunakan Mental Status Examination (MSE) untuk mendiagnosis adanya gangguan bipolar. Status mental
penderita tergantung pada keadaan depresi, hipomanic, manic, atau campuran, dengan variasi area MSE ditandai
sesuai dengan fase tertentu dari penderita.
Penampilan
Periode depresi : Orang yang menunjukkan suatu periode depresi mungkin menunjukkan sedikit sampai
tidak ada kontak mata. Pakaian mereka mungkin tidak terawat, kotor, berlubang, kumal, serta tidak cocok
dengan ukuran badan. Bila seseorang kehilangan berat badan secara signifikan, ukuran pakaiannya tidakakan cocok. Kebersihan diri tercermin dari mood mereka yang rendah, yang ditunjukkan dengan badan
-
7/31/2019 Lbm 2 Jiwa Bimo
15/30
yang kurus, tidak bercukur, dan tidak membersihkan diri. Pada wanita, kuku jari tangannya mungkin
terdapat lapisan warna yang berbeda atau sebagian warna yang rusak pada kuku mereka, bahkan cenderung
kotor juga pada tangannya. Rambut mereka juga tidak terurus. Bila orang ini bergerak, afek depresi jelas
terlihat. Mereka bergerak dengan lambat dan sangat sedikit yang menunjukkan retardasi psikomotor.
Mereka juga berbicara dengan suara yang pelan atau suara yang monoton.
Episode hipomanic : Penderita ini sangat sibuk dan aktif. Mereka memiliki energi dan selalu kemana-mana.Mereka selalu berencana melakukan sesuatu, sebagian mengalami perubahan tingakat energi dan suasana
hati (Keck, 2003).
Episode manic : Pada banyak kasus, perilaku penderita dengan fase manic menunjukkan perilaku yang
berlawanan dengan penderita dengan fase depresi. Penderita fase manic menunjukkan keadaan hiperaktif
dan hipervigilasi. Mereka kurang istirahat, bertenaga, aktif, serta berbicara dan bertindak cepat. Pakaian
mereka mencerminkan keadaan itu, dimana terlihat dikenakan dengan tergesa-gesa dan kacau. Pakaian
mereka biasanya terlalu terang, penuh warna, serta mencolok. Mereka berdiri di keramaian dan menjadi
menonjol karena pakaian mereka yang sering menarik perhatian.
Afek/Suasana Hati
Episode depresi: Kesedihan mendominasi suasana hati seseorang dalam episode depresi. Penderita merasa
sedih, tertekan, kehilangan, kosong dan terisolasi. 2 Hs sering menyertai suasana hati penderita, tanpa
pengahrapan dan semua terasa sia-sia.
Episode hipomanic: Suasana hati penderita meningkat, meluas dan peka.
Episode manic: Suasana hati penderita tampak menggembirakan, dan bahkan berlebihan. Euphoria.
Penderita sangat mudah marah.
Episode campuran: penderita menunjukkan gejala kedua episode (depresi dan manic) dalam suatu periode
singkat (1 minggu atau kurang).
Pikiran
Episode Depresi: Penderita mempunyai pemikiran yang mencerminkan kesedihan mereka. Gagasan yang
negatif, perhatian nihilistik, dan mereka mempunyai suatu istilah bahwa mereka bagaikan gelas yang
separuh kosong. Pemikiran mereka lebih berfokus tentang kematian dan tentang bunuh diri.
pisode Hipomanic: Penderita mempunyai pemikiran yang optimis, berpikir ke depan dan mempunyai sikap
yang positif.
Episode Manic: Penderita mempunyai pemikiran yang sangat opimis dan luas. Percaya diri yang
berlebihan. Mereka dapat dengan cepat membuat pemikiran/gagasan. Mereka merasa pemikiran mereka
sangat aktif dan aktif.
Episode Campuran: Penderita dapat berubah secara cepat antara depresi dan euforia dan meraka juga
mudah marah.
Persepsi
Episode Depresi: Terdapat 2 format dari tipe depresi yang dijelaskan. Dengan psikotik dan tanpa psikotik.
Dengan psikotik, penderita mempunyai khayalan dan halusinasi yang sesuai atau tidak dengan suasana hati.
Penderita merasa telah berdosa, bersalah, dan merasakan penyesalan yang snagat dalam.
Episode Hipomanic: Penderita tidak mengalami gangguan persepsi.
Episode Manic: 3 dari 4 penderita dalam tahap ini mengalami halusinasi. Khayalan manic menunjukkan
persepsi gengsi dan kemuliaan.
Episode Campuran: Penderita menunjukkan khayalan dan halusinasi yang konsisten dengan depresi atau
manic atau keduanya.
-
7/31/2019 Lbm 2 Jiwa Bimo
16/30
Bunuh Diri
Episode Depresi: Angka kejadian bunuh diri banyak terjadi pada penderita depresi. Mereka adalah individu
yang mencoba dan berhasil dalam usaha bunuh diri.
Episode Hipomanic: Angka bunuh diri rendah.
Episode Manic: Angka bunuh diri rendah. Episode Campuran: Pada tahap depresi pasien memiliki resiko untuk bunuh diri.
Pembunuhan/Kekerasan
Episode Depresi: Pembunuhan yang dilakukan oleh penderita biasanya diikuti dengan bunuh diri. Pada
beberapa penderita depresi biasanya merasa dunia sudah tidak berguna lagi untuknya dan untuk orang
terdekatnya/orang lain.
Episode Hipomanic: Penderita menunjukkan sifat mudah marah dan agresif. Mereka dapat menjadi tidak
sabar terhadap orang lain.
Episode Manic: Penderita agresif. Mereka tidak memiliki sifat sabar atau toleransi dengan orang lain tidak
ada. Mereka dapat menjadi sangat menuntut, kasar, sangat mudah marah. Pembunuhan terjadi jika penderita
mempunyai suatu khayalan terhadap kesenangan penderita.
Episode Campuran: Penderita dapat menjadi sangat agresif terutama dalam tahap manic.
Pengertian Diri/Insight
Episode Depresi: Depresi dapat mempengaruhi penilaian seseorang mengenai dirinya sendiri. Penderita
biasanya gagal dalam melakukan tindakan yang penting sebab mereka sangat jatuh dan menurun dalam
mengenali diri mereka sendiri. Meraka memeiliki sedikit pengertian terhadap diri mereka sendiri.
Episode Hipomanic: Biasanya penderita memiliki penegrtian yang baik mengenai diri mereka. Namun
sangat luas. Mereka menilai diri mereka sangat produktif dan teliti, bukan sebagai hipomanic.
Episode Manic: Dalam tahap ini pengertian diri/insight sangat lemah. Penderita tidak mempunyai
pengertian yang jelas mengenai kebutuhan, rencana dan perilaku mereka.
Episode Campuran: Pergeseran/perubahan dalam afek dapat merusak pengertian pasien tentang dirinya dan
bertentangan dengan insight mereka.
Kognitif :
Kemunduran/kelemahan dalam orientasi dan daya ingat sangat jarang diamati pada pasien dengan gangguan
afek bipolar kecuali mereka psikotik. Mereka mengetahui waktu dan temapt mereka berada.mereka dapat
mengingat kejadian yang lampau dan terbaru. Pada beberapa kasus hipomanic dan kadang hipomanic,
kemampuan penderita untuk mengingat informasi dapat sangat luas. Pada dpresi dan manic yang berat,
penderita dapat mengalami kesulutan dalam berkonsentrasi dan memusatkan perhatiannya.
PENATALAKSANAAN
1. Penentuan Kegawatdaruratan Penderita
Pengobatan dari gangguan bipolar secara langsung terkait pada fase dari episodenya, seperti depresi ataumanic, dan derajat keparahan fase tersebut. Contoh, seseorang dengan depresi yang ekstrim dan
menunjukkan perilaku bunuh diri memerlukan/mengindikasikan pengobatan rawat inap. Sebaliknya,seseorang dengan depresi moderat yang masih dapat bekerja, diobati sebagai pasien rawat jalan.
Pengobatan pasien rawat inap : indikasi seseorang dengan gangguan bipolar untuk dirawat inap adalah sebagaiberikut :
-
7/31/2019 Lbm 2 Jiwa Bimo
17/30
Berbahaya untuk diri sendiri : Pasien yang terutama dengan episode depresif, dapat terlihat dengan
resiko yang signifikan untuk bunuh diri. Percobaan bunuh diri yang serius dan ideasi spesifik denganrencana menghilangkan bukti, memerlukan observasi yang ketat dan perlindungan pencegahan.
Namun, bahaya bagi penderita bisa datang dari aspek lain dari penyakit, contohnya seorang penderitadepresi yang tidak cukup makan beresiko kematian, sejalan dengan itu, penderita dengan manic yang
ekstrim yang tidak mau tidur atau makan mungkin mengalami kelelahan yang hebat.
Berbahaya bagi orang lain : Penderita gangguan bipolar dapat mengancam nyawa ornag lain,contohnya seorang penderita yang mengalami depresi yang berat meyakini bahwa dunia itu sangatsuram/gelap, sehingga ia berencana untuk membunuh anaknya untuk membebaskan mereka dari
kesengsaraan dunia.
Ketidakmampuan total dari fungsi : Adakalanya depresi yang dialami terlalu dalam, sehingga orangtidak dapat melakukan fungsinya sama sekali, meninggalkan orang seperti ini sendirian sanagt
berbahaya dan tidak menyembuhkannya.
Tidak dapat diarahkan sama sekali : Hal ini benar-benar terjadi selama episode manic. Dalam situasiini, perilaku penderita sangat di luar batas, mereka menghancurkan karir dan berbahaya bagi orang di
sekitarnya.
Kondisi medis yang harus dimonitor : Contohnya penderita gangguan jiwa yang disertai gangguan
jantung harus berada di lingkungan medi, dimana obat psikotropik dapat dimonitor dan diobservasi.
Rawat inap parsial atau program perawatan sehari
Secara umum, penderita ini memiliki gejala yang berat namun memiliki tingkat pengendalian dan
lingkungan hidup yang stabil.
Contohnya, penderita dengan depresi berat yang berpikir akan bunuh diri tapi tidak berencana untukmelakukannya dan dapat memiliki tingkat motivasi yang tinggi bila diberi banyak dukungan
interpersonal, terutama sepanjang hari dan dengan bantuan dan keterlibatan dari keluarga. Keluargaharus selalu berada di rumah setiap malamdan harus peduli terhadap penderita. Rawat inap parsial juga
menjembatani untuk bisa segera kembali bekerja. Kembali secara langsung ke pekerjaan seringkalisulit bagi penderita dengan gejala yang berat, dan rawat inap parsial memberi dukungan dan hubungan
interpersonal.
Pengobatan rawat jalan : Pengobatan rawat jalan memiliki 4 tujuan utama.
Pertama, lihat stresornya dan cari cara untuk menanganinya. Stres ini bisa berasal dari keluarga ataupekerjaan, namun bila terakumulasi, mereka mendorong penderita menjadi manic atau depresi. Hal ini
merupakan bagian dari psikoterapi.
Kedua, memonitor dan mendukung pengobatan. Pengobatan membuat perubahan yang luar biasa.
Kuncinya adalah mendapatkan keuntungan dan mencegah efek samping. Penderita memiliki rasa yangbertentangan dengan pengobatan mereka. Mereka mengetahui bahwa obat membantu dan mencegah
mereka untuk dirawat inap, namun mereka juga menyangkal memerlukannya. Oleh karena itu, harus
dibantu untuk mengarahkan perasaan mereka dan membantu mereka untuk mau melanjutkanpengobatan
Ketiga, membangun dan memelihara sekumpulan orang yang peduli. Hal ini merupakan satu daribanyak alasan bagi para praktisi setuju dengan ambivalensi penderita tentang pengobatan. Seiring
perjalanan waktu, kekuatan sekumpulan orang yang peduli membantu mempertahnkan gejala penderitadalam keadaan minimum dan membantu penderita tinggal dan diterima di masyarakat.
Keempat, aspek yang melibatkan edukasi. Klinisi harus membantu edukasi bagi penderita dan keluarga
tentang penyakit bipolar. Mereka harus sadar dan waspada terhadap bahaya penyalahgunaan zat, situasiyang mungkin memicu kekambuhan, dan peran pengobatan yang penting. Dukungan kelompok bagi
penderita dan keluarga memiliki arti penting yang sangat luar biasa.
Keadaan kesehatan tubuh penderita gangguan bipolar juga harus diperhatikan oleh para praktisi,
termasuk keadaan kardiovaskular, diabetes, masalah endokrin, infeksi, komplikasi sistem urinari, dangangguan keseimbangan elektrolit.
2. Terapi
Terapi Farmakologi
-
7/31/2019 Lbm 2 Jiwa Bimo
18/30
Pengobatan yang tepat tergantung pada stadium gangguan bipolar yang dialami penderita. Pilihan obat
tergantung pada gejala yang tampak, seperti gejala psikotik, agitasi, agresi, dan gangguan tidur. Antipsikosis
atipikal meningkat penggunaannya untuk kedua hal yaitu manic akut dan mood stabilization. Rentang yang luas
dari antidepresan dan ECT digunakan untuk episode depresi akut (contoh, depresi berat). Selanjutnya, suatu
medikasi lain dipilih untuk terapi pemeliharaan/maintenance dan pencegahan.
Pengalaman klinik menunjukkan bahwa bila diterapi dengan obat mood stabilizer, penderita gangguan bipolar
akan mengalami lebih sedikit periode manic dan depresi. Medikasi ini bekerja menstabilkan mood penderita
sesuai namanya, juga menstabilakn manic dan depresi yang ekstrim. Antipsikosis atipikal kini juga sering
digunakan untuk menstabilkan manic akut, bahkan untuk mengobati beberapa kasus depresi bipolar
untukmenstabilkan mood, seperti ziprasidone, quetiapine, risperidone, aripiprazole and olanzapine. Berdasarkan
konsensus yang sekarang, pengobatan yang paling efektif untuk manic akut adalah kombinasi dari generasi
kedua antipsikosis dan medikasi mood stabilizing. Tabel berikut menunjukkan FDA-approved bipolar treatment
regimens.
Tabel FDA-Approved Bipolar Treatment Regimens
Nama Generik Nama Dagang Manic Mixed Maintenance Depresi
Valproate Depakote X
Carbamazepine extended release Equestro X X
Lamotrigine Lamictal X
Lithium X X
Aripiprazole Abilify X X X
Ziprasidone Geodon X X
Risperidone Risperdal X X
Quetiapine Seroquel X X
Chlorpromazine Thorazine X
Olanzapine Zyprexa X X X
Olanzapine/fluoxetine Combination Symbyax X
Tabel dari Medscape.
Terapi Non Farmakologi
Konsultasi
Suatu konsultasi dengan seorang psikiater atau psikofarmakologis selalu sesuai bila penderita tidak
menunjukkan respon terhadap terapi konvensional dan medikasi.
Diet
Terkecuali pada penderita dengan monoamine oxidase inhibitors (MAOIs), tidak ada diet khusus yang
dianjurkan. Penderita dianjurkan untuk tidak merubah asupan garam, karena peningkatan asupan garam
membuat kadar litium serum menurun dan menurunkan efikasinya, sedangkan mengurangi asupan garam dapat
meningkatkan kadar litium serum dan menyebabkan toksisitas.
Aktivitas
Penderita dengan fase depresi harus didukung untuk melakukan olahraga/aktivitas fisik. Jadwal aktivitas fisik
yang reguler harus dibuat. Baik aktivitas fisik dan jadwal yang reguler meupakan kunci untuk bertahan dari
-
7/31/2019 Lbm 2 Jiwa Bimo
19/30
penyakit ini. Namun, bila aktivitas fisik ini berlebihan dengan peningkatan perspirasi dapat meningkatkan kadarlitium serum dan menyebabkan toksisitas litium.
Edukasi Penderita
Pengobatan penderita gangguan bipolar melibatkan edukasi penderita awal dan lanjutan. Tujuan edukasi harus
diarahkan tidak hanya langsung pada penderita, namun juga melalui keluarga dan sistem disekitarnya. Lagipula,fakta menunjukkan peningkatan dari tujuan edukasi ini, tidak hanya meningkatkan ketahanan dan pengetahuan
mereka tentang penyakit, namun juga kualitas hidupnya.
Pertama, penjelasan biologis tentang penyakit harus jelas dan benar. Hal ini mengurangi perasaanbersalah dan mempromosikan pengobatan yang adekuat.
Kedua, memberi informasi tentang bagaimana cara memonitor penyakit terkait apresiasi tanda awal,
pemunculan kembali, dan gejala. Pengenalan terhadap adanya perubahan memudahkan langkah-langkah pencegahan yang baik.
Kelompok pengobatan yang adekuat tinggal suatu bagian yang penting dari perawatan dan edukasi.
Edukasi juga harus memperhatikan bahaya dari stresor. Membantu identifikasi individu dan bekerja
dengan stresor yang ada menyediakan aspek kritis penderita dan kewaspadaan keluarga.
Akhirnya, informasikan kepada penderita tentang kekambuhan dalam konteks gangguan.
Cerita-cerita tentang individu membantu penderita dan keluarga, terutama cerita tentang individu
dengan MDI dapat membantu penderita untuk berusaha menghadapi tantangan dari perspektif lain.
PENCEGAHAN
Prevensi merupakan kunci dari terapi jangka panjang dari gangguan bipolar. Hal ini mencakup beberapa halsebagai berikut :
Pertama, medikasi seperti litium bertindak sebagai mood stabilizers.
Kedua, psikoedukasi dimulai dari penderita dan keluarga penderita. Keduanya harus memahami dan
mengetahui pentingnya pengobatan adekuat dan tanda-tanda awal dari manic dan depresi, inimerupakan hal yang penting.
KOMPLIKASI
Komplikasi dari gangguan ini antara lain bunuh diri, pembunuhan, dan adiksi.
PROGNOSA
Penderita dengan BP I lebih buruk daripada penderita depresi berat. Dalam 2 tahun pertama setelah
episode awal, 40 50 % penderita mengalami serangan manic lain.
Hanya 50 60 % penderita BP I dapat dikontrol dengan litium terhadap gejalanya. Pada 7 % penderita,gejala tidak kembali/mengalami penyembuhan, 45 % penderita mengalami episode berulang, dan 40 %
mengalami gangguan yang menetap.
Seringkali perputaran episode depresif dan manic berhubungan dengan usia.
Faktor-faktor yang membuat prognosis menjadi lebih buruk antara lain : Riwayat kerja yang buruk;
penyalahgunaan alkohol; gambaran psikotik; gambaran depresif diantara episode manic dan depresi;
adanya bukti keadaan depresif, jenis kelamin laki-laki.
-
7/31/2019 Lbm 2 Jiwa Bimo
20/30
Indikator prognosis yang baik adalah sebagai berikut : fase manic (dalam durasi pendek); Onset terjadi
pada usia yang lanjut; pemikiran untuk bunuh diri yang rendah; gambaran psikotik yang rendah; masalah
kesehatan (organik) yang rendah.
1. EPISODE DEPRESIF F32.1-9
a. DefinisiDepresi adalah suatu perasaan sedih yang sangat mendalam, yang
bisa terjadi setelah kehilangan seseorang atau peristiwa
menyedihkan lainnya, tetapi tidak sebanding dengan peristiwa
tersebut dan terus menerus dirasakan melebihi waktu yang normal.
Sekitar 10% orang yang mengunjungi dokter untuk keluhan psikisnya
sesungguhnya menderita depresi.
Depresi mulai timbul pada usia 20, 30 atau 40 tahun.
Suatu episode depresi biasanya berlangsung selama 6-9 bulan, tetapi
pada 15-20% penderita bisa berlangsung sampai 2 tahun atau lebih.
Episode depresi cenderung berulang sebanyak beberapa kali.
Depresi situasional adalah depresi yang terjadi setelah suatu
peristiwa traumatik, seperti kematian orang yang dicintai.
Holiday blues adalah depresi yang terjadi ketika sedang berlibur atau
merayakan sesuatu, bersifat sementara.
Depresi endogenous adalah depresi tanpa penyebab yang pasti.
b. Klasifikasi
Depresi dibagi beberapa tipe;
(1) DepresiBerat -- Padadepresiberat paling tidakterdapat 5 simtom (gejala)lebih (lihathalamansebelumnya) dalamwaktu minimal 2 minggu yangberkelanjutansampai 6 bulanatau 1 tahunsesudahnya.
Depresiringanbiasanyaterdiridari 2 sampai 4 gejala yangadadanwaktunyahanyaberkisardalam 2 minggusaja.Selengkapnya
(2) Dysthymia -- Gejalandepresi yang berkepanjangandiatas 2 tahunlebih.(3) Atypical depression -- depresi yang tidakterdefinisidarigejala-gejaladepresisecaraumum yang ada,sepertikemunculanhalusinasidandelusi.
MACAM-MACAM DEPRESI:
01. Agitated Depression
http://www.pikirdong.org/psikologi/psi15debe.phphttp://www.pikirdong.org/psikologi/psi10depr.php#Gejala%20depresihttp://www.pikirdong.org/psikologi/psi14dist.phphttp://www.pikirdong.org/psikologi/psi15debe.phphttp://www.pikirdong.org/psikologi/psi10depr.php#Gejala%20depresihttp://www.pikirdong.org/psikologi/psi14dist.php -
7/31/2019 Lbm 2 Jiwa Bimo
21/30
adalah gangguan depresi mayor dengan agitasi psikomotorik.
02. Analitic Depression
adalah gangguan perkembangan fisik, sosial, dan perkembangan
intelektual
seorang bayi yang merupakan akibat dari tidak adanya ibu.
03. Congennital Chondrosternal Depression
adalah cekungan yang dalam, berbentuk corong pada bagian anterior
dinding dada.
04. Doble Depression
adalah episode depresive mayor yang menonjol untuk suatu waktu
pada gangguan
distimik kronik, biasanya setelah gangguan tersebut berakhir pasien
kembali dalamkondisi distimik biasa.
05. Endogenous Depression (Major Depression)
adalah suatu jenis depressi yang disebabkan oleh faktor somatik atau
biologi
daripada pengaruh lingkungan (berkebalikan dengan suatu depressi
reaktif).
Ditandai dengan: retardasi psikomotorik, terjaga pada dini hari, berat
badan turundrastis, rasa bersalah yang berat, dan kurangnya reaktivitas
lingkungan.
06. Freezing Point Depression
adalah depressi dari titik beku dari suatu cairan dibawah pelarut
murni tersebut,
perbandingan terhadap konsentarsi dari cairan pelarut Osmolality.
07. Leao's Spreading Depression Spreading Depression
adalah depressi dari ritme elektris normal yang terekam dari korteksserebri
menyebar keluar dari suatu daerah rangsangan atau keruskan
kortikal.
08. Major Depression
adalah gangguan depressi mayor.
09. Neurotic Depression
adalah adanya dep[ressi yang bukan suatu depressi psikotik
digunakan kadang-kadang secara luas untuk menunjukkan adanya depresssitanpa
-
7/31/2019 Lbm 2 Jiwa Bimo
22/30
gambaran psikotik
dan kadang-kadang lebih sempit untuk menunjukkan hanya bentuk
yang lebih
ringan dari Depression yang akan didiagnosis sebagai gangguan
dismitik menurut
kriteria DSM-IV atau sebagai depressi aktif.
10. Otic Depression
adalah gangguan pada lubang pendengaran.
11. Pacchionian d's
adalah gangguan pada foveola granularis.
12. Postactivation Depression
adalah suatu pengurangan amplitudo darah dari gelombang M pada
rangsangan tambahan beberapa menit setelahsuatu kontraksi yang sangta keras atau setelah gerakan tetap yang
disebabkan oleh rangsangan saraf secara berulang.
13. Precordial Depression
adalah gangguan pada fossa epigastrica def. 1.
14. Psychotic Depression
adalah suatu perasaan keras, gangguan depresive mayor dengan
gambaran psikotik, seperti halusinasi, delusi,
mutisme, atau stupor. Namun demikian, istilah secara umumdigunakan pada perasaan yang lebih luas untuk
meliputiseluruh depresi berat yang menyebabkan gangguan sosial
atau fungsi okupasi yang mencolok, seperti
suatu ekivalen kasar dari gangguan depressivemayor atau
Endogenous Depression.
15. Pterygoid Depression
adalah gangguan pada fovea pterigoidalis.
16. Radial Depressionadalah gangguan pada fossa radialis humeri.
17. Reactive Depression
adalah depressi yang disebabkan oleh keadaan luar dan beberapa
faktor lingkungan lain, berlawanan dengan Endogen
Depression dengan suatu ketidak hadiran gangguan vegetatif yang
mencolok.
18. Retarded Depression
adalah gangguan Major Depression dengan retardasi psikomotorik.
-
7/31/2019 Lbm 2 Jiwa Bimo
23/30
19. Situasional Depression Reactive Depression
20. Supratrochlear Depression
adalah suatu cekungan ringan pada permukaan anterior femur di
atas trochlea.
21. Unipolar Depression
adalah depressi yang tidak diikuti oleh episode mania atau hipomania
seperti pada gangguan depresive mayor atau
gangguan distimik.
22. Ventricular Depression
adalah gangguan pada bagian pengukuran tekanan vena yang
terletak diantara gelombang ventricular dan gelombang
atriol.
c. Etiologi
ebenarnya penyebab depresi bisa dilihat dari faktor biologis (sepertimisalnya karena sakit, pengaruh hormonal, depresi pasca-melahirkan, penurunan berat yang drastis) dan faktor psikososial(misalnya konflik individual atau interpersonal, masalah eksistensi,masalah kepribadian, masalah keluarga) . Ada pendapat yangmenyatakan bahwa masalah keturunan punya pengaruh terhadapkecenderungan munculnya depresi.
d. Pedoman diagnostic
Episode depresif ditandai dengan gejala-gejala berikut :
Karena sebab yang sama selama 2 minggu, dengan paling tidak terdapat
gejala perasaan depresi atau ditandai dengan kehilangan kesenangan atau
perhatian, setidaknya pada seseorang terdapat 5 atau lebih gejala berikut ini :
Perasaan depresi/tertekan; penurunan perasaan senang dan minat pada hampir
semua aktivitas; penurunan berat badan yang signifikan dan selera; hipersomnia
atau insomnia; retardasi psikomotor atau agitasi; kehilangan energi atau
kelemahan; penurunan daya konsentrasi; preokupasi dengan kematian atau
bunuh diri, penderita memiliki rencana untuk bunuh diri atau telah melakukan
bunuh diri tersebut.
Gejala-gejala tersebut menyebabkan kerusakan dan distress.
Gangguan suasana perasaan tersebut bukan disebabkan oleh
penyalahgunaan zat atau karena gangguan medis lain.
Gejala
-
7/31/2019 Lbm 2 Jiwa Bimo
24/30
Individu yang terkena depresi pada umumnya menunjukkan gejalapsikis, gejala fisik & sosial yang khas, seperti murung, sedihberkepanjangan, sensitif, mudah marah dan tersinggung, hilangsemangat kerja, hilangnya rasa percaya diri, hilangnya konsentrasi danmenurunnya daya tahan. Sebelum kita menjelajah lebih lanjut untuk
mengenali gejala depresi, ada baiknya jika kita mengenal apakah artinyagejala. Gejala adalah sekumpulan peristiwa, perilaku atau perasaan yangsering (namun tidak selalu) muncul pada waktu yang bersamaan. Gejaladepresi adalah kumpulan dari perilaku dan perasaan yang secaraspesifik dapat dikelompokkan sebagai depresi. Namun yang perludiingat, setiap orang mempunyai perbedaan yang mendasar, yangmemungkinkan suatu peristiwa atau perilaku dihadapi secara berbedadan memunculkan reaksi yang berbeda antara satu orang dengan yanglain. Gejala-gejala depresi ini bisa kita lihat dari tiga segi, yaitu gejaladilihat dari segi fisik, psikis dan sosial. Secara lebih jelasnya, kita lihaturaian di bawah ini.
Gejala Fisik
Menurut beberapa ahli, gejala depresi yang kelihatan ini mempunyairentangan dan variasi yang luas sesuai dengan berat ringannya depresiyang dialami. Namun secara garis besar ada beberapa gejala fisik umumyang relatif mudah dideteksi. Gejalaituseperti :
Gangguanpolatidur(sulittidur, terlalubanyakatauterlalusedikit) Menurunnyatingkataktivitas.Padaumumnya, orang yang
mengalamidepresimenunjukkanperilaku yang pasif, menyukaikegiatanyang tidakmelibatkan orang lain sepertinonton TV, makan, tidur Menurunnyaefisiensikerja.Penyebabnyajelas, orang yangterkenadepresiakansulitmemfokuskanperhatianataupikiranpadasuatuhal,ataupekerjaan. Sehingga, mereka juga akan sulit memfokuskan energipada hal-hal prioritas. Kebanyakan yang dilakukan justru hal-hal yangtidak efisien dan tidak berguna, seperti misalnya ngemil, melamun,merokok terus menerus, sering menelpon yang tak perlu. Yang jelas,orang yang terkena depresi akan terlihat dari metode kerjanya yangmenjadi kurang terstruktur, sistematika kerjanya jadi kacau ataukerjanya jadi lamban. Menurunnya produktivitas kerja. Orang yang terkena depresi akankehilangan sebagian atau seluruh motivasi kerjanya. Sebabnya, ia tidaklagi bisa menikmati dan merasakan kepuasan atas apa yangdilakukannya. Ia sudah kehilangan minat dan motivasi untuk melakukankegiatannya seperti semula. Oleh karena itu, keharusan untuk tetapberaktivitas membuatnya semakin kehilangan energi karena energi yangada sudah banyak terpakai untuk mempertahankan diri agar tetap dapatberfungsi seperti biasanya. Mereka mudah sekali lelah, capai padahalbelum melakukan aktivitas yang berarti ! Mudah merasa letih dan sakit. Jelas saja, depresi itu sendiri adalah
perasaan negatif. Jika seseorang menyimpan perasaan negatif maka
-
7/31/2019 Lbm 2 Jiwa Bimo
25/30
jelas akan membuat letih karena membebani pikiran dan perasaan ! ;dan ia harus memikulnya di mana saja dan kapan saja, suka tidak suka !
Gejala Psikis
Perhatikan baik-baik gejala psikis di bawah ini, apakah Anda atau rekanAnda ada yang mempunyai tanda-tanda seperti di bawah ini :
Kehilangan rasa percaya diri. Penyebabnya, orang yangmengalami depresi cenderung memandang segala sesuatu dari sisinegatif, termasuk menilai diri sendiri. Pasti mereka senang sekalimembandingkan antara dirinya dengan orang lain. Orang lain dinilailebih sukses, pandai, beruntung, kaya, lebih berpendidikan, lebihberpengalaman, lebih diperhatikan oleh atasan, dan pikiran negatiflainnya. Sensitif. Orang yang mengalami depresi senang sekalimengkaitkan segala sesuatu dengan dirinya. Perasaannya sensitif sekali,sehingga sering peristiwa yang netral jadi dipandang dari sudut pandangyang berbeda oleh mereka, bahkan disalahartikan. Akibatnya, merekamudah tersinggung, mudah marah, perasa, curiga akan maksud oranglain (yang sebenarnya tidak ada apa-apa), mudah sedih, murung, danlebih suka menyendiri. Merasa diri tidak berguna. Perasaan tidak berguna ini munculkarena mereka merasa menjadi orang yang gagal terutama di bidangatau lingkungan yang seharusnya mereka kuasai. Misalnya, seorangmanajer mengalami depresi karena ia dimutasikan ke bagian lain. Dalam
persepsinya, pemutasian itu disebabkan ketidakmampuannya dalambekerja dan pimpinan menilai dirinya tidak cukup memberikan kontribusisesuai dengan yang diharapkan. Perasaan bersalah.Perasaan bersalah terkadang timbul dalampemikiran orang yang mengalami depresi. Mereka memandang suatukejadian yang menimpa dirinya sebagai suatu hukuman atau akibat darikegagalan mereka melaksanakan tanggung jawab yang seharusnyadikerjakan. Banyak pula yang merasa dirinya menjadi beban bagi oranglain dan menyalahkan diri mereka atas situasi tersebut. Perasaan terbebani.Banyak orang yang menyalahkan orang lainatas kesusahan yang dialaminya. Mereka merasa terbeban berat karena
merasa terlalu dibebani tanggung jawab yang berat.
Gejala Sosial
Jangan heran jika masalah depresi yang berawal dari diri sendiri padaakhirnya mempengaruhi lingkungan dan pekerjaan (atau aktivitas rutinlainnya). Bagaimana tidak, lingkungan tentu akan bereaksi terhadapperilaku orang yang depresi tersebut yang pada umumnya negatif(mudah marah, tersinggung, menyendiri, sensitif, mudah letih, mudahsakit). Problem sosial yang terjadi biasanya berkisar pada masalah
interaksi dengan rekan kerja, atasan atau bawahan. Masalah ini tidakhanya berbentuk konflik, namun masalah lainnya juga seperti perasaan
-
7/31/2019 Lbm 2 Jiwa Bimo
26/30
minder, malu, cemas jika berada di antara kelompok dan merasa tidaknyaman untuk berkomunikasi secara normal. Mereka merasa tidakmampu untuk bersikap terbuka dan secara aktif menjalin hubungandengan lingkungan sekalipun ada kesempatan.
Kriteria Diagnostik
1. Selama dua tahun terakhir (satu tahun untuk anak remaja)
terganggu hampir seluruh waktunya oleh gejala khas sindroma
depresi, tapi tidak termasuk klasifikasi depresi berat
(psikosis/gangguan afektif berat).
2. Manifestasi gejala depresi dapat menetap atau muncul-hilang yang
diselingi suasana alam perasaan normal untuk individu yang hanyaberlangsung beberapa hari sampai beberapa minggu saja. Lama
episode kambuh tidak lebih dari satu bulan.
3. Selama episode depresi terdapat gejala alam perasaan (mood)
yang sedih, murung, merasa kehilangan semangat, merasa seperti
jatuh dalam kesedihan, merasa amat rendah diri. Hilangnya minat
dan rasa senang & gembira secara nyata dalam semua kegiatan
hidupnya, dan yang biasanya dengan dilakukan dengan gembira
mengisi waktu senggangnya.
4. Selama periode depresif terdapat sekurang-kurangnya 3 (tiga)
gejala dari 13 gejala berikut:
1) Insomnia / tidak bisa tidur atau bahkan hypersomnia / tidur
berlebihan
2) Perasaan letih lesu atau mengeluhkan rasa gangguan dan nyeri
fisik secara menahun dan beraneka ragam
3) Perasaan kurang/tidak mampu melakukan kegiatan apa saja,merasa rendah diri, mencela diri sendiri
4) Aktivitas dan produktivitas menurun ditempat bekerja, disekolah,
dirumah
5) Konsentrasi pemikiran menurun, daya simpan memory merosot,
perhatian tidak tajam, kemampuan berpikir jernih lenyap
6) Menarik diri dari pergaulan sosial kemasyarakatan
7) Hilang minat dan kemampuan memanfaatkan waktu senggang
-
7/31/2019 Lbm 2 Jiwa Bimo
27/30
untuk menikmati hal-hal yang biasanya disenanginya
8) Irritabilitas / mudah meledak rasa marah yang berlebihan dengan
faktor pencetus yang kecil saja, yang biasanya dilampiaskan kepada
orang tua atau pengasuh (kasus anak), /orang terdekat disekitarnya
9) Tidak mampu menghayati pujian, penghargaan dengan perasaan
senang yang sewajarnya
10) Merosot dorongan berbicara, membicarakan masalah dirinya atau
masalah lain, merasa diri lamban atau malah disertai rasa
kegelisahan
11) Sikap jiwa pesimis terhadap masa depannya, menyesali berulang
ulang peristiwa/kegiatan masa lampau yang telah dikerjakannya,
merasa kasihan berlebihan terhadap diri sendiri atau orang lain
12) Mudah sekali menangis, air mata berlinang ketika sedang
membicarakan sesuatu hal/kejadian/kegiatan/pengalaman-nya
dimasa lampau
13) Pikiran berulang tentang kematian dirinya dengan segala akibat
terhadap keluarga yang ditinggalkan, atau muncul gagasan bunuh
diri (suicide) dengan alasan dirinya hanya menjadi beban orang lain,
atau bahkan muncul ide membunuh keluarga dekatnya sebelum
bunuh diri sendiri dengan alasan agar keluarga dekat itu tidakmengalami kesulitan hidup kelak jika dirinya sudah tak ada lagi
(homicide).
5. Tidak terdapat ciri psikotik seperti waham, hallusinasi, inkoherensi,
atau assosiasi longgar
6. Jika gangguan itu bertumpang tindih dengan gangguan mental
sudah ada sebelumnya seperti gangguan Obsesif Kompulsif (Obsessif
Compulsif Disorder/OCD) atau ketergantungan Alkohol, manifestasi
gejala depresi itu dapat dibedakan dengan jelas dari gambaran afek /alam perasaan sebelumnya, berdasar pada intensitas manifestasi
depresi dan pengaruhnya pada kemampuan menjalankan fungsi
sehari-hari.
Gejala Gangguan Fase Depresif
- Perasaan murung atau sedih.- Mudah menangis.- Hilangnya minat dan kegembiraan.
- Kelelahan.- Gangguan tidur (insomnia dan hipersomnia).
-
7/31/2019 Lbm 2 Jiwa Bimo
28/30
- Gangguan nafsu makan.- Rasa putus asa.- Pesimistis, merasa tidak berguna.- Sulit konsentrasi. Berat badan naik-turun secara signifikan.- Perasaan bersalah.
- Pikiran bunuh diri. ****
Diagnosis biasanya ditegakkan berdasarkan tanda-tanda dan
gejalanya.
Riwayat depresi sebelumnya atau riwayat keluarga dengan depresi
bisa memperkuat diagnosis.
Untuk membantu menentukan beratnya depresi kadang digunakan
pertanyaan standar berikut:
- Skala Penilaian Depresi Hamilton, pertanyaan diarahkan secara
verbal oleh penanya- Kuosioner Depresi Beck, pertanyaan diisi sendiri oleh penderita.
Pemeriksaan darah bisa membantu menentukan penyebab depresi.
Hal ini terutama dilakukan pada penderita wanita, dimana faktor
hormonal bisa menyebabkan terjadinya depresi.
Pada kasus-kasus yang sulit, bisa dilakukan pemeriksaan lainnya
untuk memperkuat diagnosa.
Gangguan tidur adalah gejala depresi yang khusus. Ensefalogram
tidurbisa dilakukan guna mengukur waktu yang diperlukan penderitauntuk sampai pada tahap tidur REM (periode tidur selama terjadinya
mimpi).
Dalam keadaan normal diperlukan waktu sekitar 90 menit, pada
penderita depresi biasanya hanya diperlukan waktu 70 menit atau
kurang.
e. DD
Sejumlah kelainan jiwa bisa menyebabkan penderitanya mengalami depresi(misalnya penyakit kecemasan, alkoholisme dan penyalahgunaan zat-zat lainnya,
skizofrenia dan stadium awal demensia).
Kelainan Fisik yang Dapat Menyebabkan Depresi
1. Efek samping obat-obatan- Amfetamin- Obat anti-psikosa- Beta bloker
- Simetidin- Pil KB
-
7/31/2019 Lbm 2 Jiwa Bimo
29/30
- Sikloserin- Indometasin- Air raksa- Metildopa- Reserpin- Talium- Vinblastin- Vinkristin
2. Infeksi- AIDS- Influenza- Mononukleosis- Sifilis (stadium lanjut)- Tuberkulosis- Hepatitis virus- Pneumonia virus
3. Kelainan hormonal
- Penyakit Addison- Penyakit Cushing- Hiperparatiroidisme- Hipotiroidisme dan hipertiroidisme- Hipopituitarisme
4. Penyakit jaringan ikat- Artritis rematoid- Lupus eritematosus sistemik
5. Kelainan neurologis- Tumor otak- Cedera kepala- Sklerosis multipel
- Penyakit Parkinson- Tidur apneu- Stroke- Epilepsi lobus temporalis
6. Kelainan gizi- Pellagra (kekurangan vitamin B6)- Anemia pernisiosa (kekurangan vitamin B12)
7. Kanker- Kanker perut (indung telur, usus besar)- Kanker yang menyebar ke seluruh tubuh.
Psikoterapi
Manajemen klinis dilakukan dengan mempertimbangkan faktor dominan
kausa gangguan. Jika menonjol dampak aspek ledakan psikososial yang
mengacaukan psikodinamik pasien, dilakukan psikoterapi. Jika tak yakin
akan bermanfaat penanganan tunggal psikoterapi, dapat disertai pemberian
farmakoterapi anti depresant.
Banyak laporan menegaskan bahwa penanganan kombinasi dua tehnik
psikoterapi dan farmakoterapi memberikan hasil lebih baik.
Pada saat ini pengobatan depresi tidak memerlukan perawatan di rumah
sakit.
-
7/31/2019 Lbm 2 Jiwa Bimo
30/30
Penderita yang harus dirawat di rumah sakit adalah penderita yang:
- memiliki kecenderungan bunuh diri atau merencanakan tindakan bunuh
diri
- terlalu lemah karena berat badannya turun
- memiliki resiko terjadinya kelainan jantung karena penderita sangat
gelisah.
Pemberian obat-obatan merupakan langkah utama dalam mengobati
depresi sekarang ini.
Pengobatan lainnya adalahpsikoterapi dan terapi elektrokonvulsif.
Kadang digunakan kombinasi dari ketiga terapi tersebut.