-
PERBEDAAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR ANAK
MENGGUNAKAN LEMBAR KERJA DAN MEDIA
FUN WORKS BERDASARKAN KURIKULUM
PERMENDIKNAS NO. 58 TAHUN 2009
SKRIPSI
di susun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini
Oleh
Titik Khomsatun
1601408037
PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2013
PERBEDAAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR ANAK
MENGGUNAKAN LEMBAR KERJA DAN MEDIA
FUN WORKS BERDASARKAN KURIKULUM
PERMENDIKNAS NO. 58 TAHUN 2009
SKRIPSI
di susun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini
Oleh
Titik Khomsatun
1601408037
PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2013
PERBEDAAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR ANAK
MENGGUNAKAN LEMBAR KERJA DAN MEDIA
FUN WORKS BERDASARKAN KURIKULUM
PERMENDIKNAS NO. 58 TAHUN 2009
SKRIPSI
di susun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini
Oleh
Titik Khomsatun
1601408037
PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2013
-
ii
HALAMAN PENGESAHAN
Skripsi yang berjudul
Perbedaan “Aktivitas dan Hasil Belajar Anak Menggunakan Lembar
Kerja dan Media Fun Works Berdasarkan Kurikulum Permendiknas No. 58 Tahun
2009” disusun oleh
Titik Khomsatun
1601408037
telah dipertahankan di hadapan Sidang Panitia Ujian Skripsi Jurusan Pendidikan Guru
Pendidikan Anak Usia Dini, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Semarang.
Hari : Rabu
Tanggal : 28 Agustus 2013
Panitia Ujian SkripsiKetua Sekretaris
Drs. Budiyono, M.S Amirul Mukminin, S.Pd., M.KesNIP. 1963120919870310 NIP. 19780330 200501 1 001
Penguji I
Amirul Mukminin, S.Pd., M.KesNIP. 19780330 200501 1 001
Penguji II Penguji III
Edi Waluyo, M.Pd Dra. Istyarini, M.PdNIP. 19790425 200501 1 001 NIP. 195911 221 985 032 001
-
iii
PERNYATAAN
Saya menyatakan bahwa yang tertulis di dalam skripsi yang berjudul
“Aktivitas dan Hasil Belajar Anak Menggunakan Lembar Kerja dan Media Fun
Works Berdasarkan Kurikulum Permendiknas No. 58 Tahun 2009” benar–benar
hasil karya saya sendiri, bukan jiplakan dari karya orang lain, baik sebagian atau
keseluruhan. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau
dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.
Semarang, 29 Juli 2013
Penulis
Titik Khomsatun1601408037
-
iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO:
1. “Katakanlah: “Adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang
tidak mengetahui?” “Sesungguhnya orang yang berakallah yang dapat menerima
pelajaran” (QS: Az-Zumar 39: 9)
2. Belajar akan lebih efektif apabila merupakan sebuah proses yang aktif
3. Learning is shown by change in behavior as result of experience (Cronbach)
4. Hasil akhir pendidikan ditentukan oleh keberhasilan proses pembelajaran
5. Bangsa yang besar adalah bangsa yang membudayakan tradisi belajar
PERSEMBAHAN
Skripsi ini penulis persembahkan kepada
1.Ibu dan Bapak
2.Keluargaku
3.Guru, Dosen dan Almamaterku
4.PAUD di Indonesia
5.Ponpes Durrotu Aswaja
-
v
PRAKATA
Segala Puji hanya bagi Allah sumber segala kebaikan, Dzat yang ditaati, yang
memiliki, mendidik dan memelihara alam semesta, Maha pemurah lagi Maha penyayang
dan yang menguasai hari pembalasan. Hanya Engkaulah yang kami sembah dan hanya
Engkaulah kami meminta pertolongan, mengharapkan bantuan untuk dapat
menyelesaikan pekerjaan kami yang kami tidak sanggup mengerjakannya sendiri. Hal ini
dalam menyelesaikan skripsi yang berjudul “Perbedaan Aktivitas dan Hasil. Pekerjaan
Anak Menggunakan Lembar Kerja dan Media Fun Works Berdasarkan Kurikulum
Permendiknas No. 58 Tahun 2009”. Tunjukilah kami jalan yang lurus yaitu jalan orang
telah engkau beri nikmat (jalan kebenaran) kepada mereka.
Shalawat serta salam teruntuk Nabi Muhammad SAW, yang telah
menyampaikan kepada kita semua ajaran rukun iman dan rukun islam yang terbukti
kebenarannya dan semakin terbukti kebenarannya.
Skripsi ini disusun semata-mata untuk memperoleh ridho Allah dalam
menyelesaikan studi Strata 1 yaitu memperoleh gelar Sarjana Pendidikan dan bentuk
pertanggungjawaban kami secara akademik. Selain itu maksud penulisan skripsi ini untuk
mengetahui Perbedaan Aktivitas dan Hasil Pembelajaran Menggunakan lembar Kerja dan
Media Fun Works Berdasarkan Kurikulum Permendiknas No.58 Tahun 2009.
Terselesaikannya Skripsi ini, ada orang bijak yang begitu mendorong saya
untuk menyelesaikannya, Abah Nasihuddin Seorang yang tidak memiliki gelar depan
maupun belakang, gaya bicaranya lembut tetapi tegas, seorang yang mendalami berbagai
-
vi
kitab kuning yang tetap rendah hati. Saya ingin mengucapkan terima kasih yang amat
sangat atas bimbingan dan ilmu yang disampaikan kepada saya.
Khusus kepada kedua orang tua saya, Bapak Rasidi dan Ibu Rusmiyati sebagai
sumber kehidupan saya, pembimbing utama hidup saya, membesarkan dan mendidik saya
untuk menjadi orang yang terbiasa hidup biasa mensyukuri nikmat Allah SWT.
Kebahagiaan itulah yang memberi kuatan motivasi tidak ternilai yaitu memberi saya
pemikiran mendasar dengan menanamkan dalam hati bahwa kecintaan kepada orang tua
akan mengundang kecintaan kepada Allah dan sebaliknya kemurkaan orang tua
mengundang kemurkaan Allah. Ucapan terima kasih tidaklah cukup untuk
menggambarkan wujud penghargaan saya.
Penghargaan dan ucapan terima kasih tak terhingga kepada dermawan ilmu
pengetahuan yaitu para penulis buku referensi skripsi ini yang banyak memberikan
inspirasi baik secara langsung atau tidak langsung. Selama penulisan dan penyusun
skripsi ini banyak pihak-pihak yang membantu penulis, pada kesempatan ini penulis
mengucapkan terima kasih kepada:
1. Prof. Dr. Fathur Rahman, M.Hum., Rektor Universitas Negeri Semarang
2. Drs. Hardjono, M.Pd., Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan
3. Edi waluyo, M. Pd., Ketua jurusan Pendidikan Guru Pendidik Anak Usia Dini
sekaligus Pembimbing pertama.
4. Dra. Istyarini, M.Pd., Pembimbing kedua bagi penulis
5. Segenap keluarga, sebagai pemicu awal dan pendorong semangat saya
-
vii
6. RA Rudlatul Huda Sekaran, RA Al-Iman Banaran, RA Al-Islam 02 Mangunsari, RA
Raudhatussibyan, RA Al Islam Gunungpati, RA Al Islam Sumurrejo yang berkenan
memberikan Izin penelitian
7. Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LP2M) Unnes, yang
berkenan mendanai penelitian ini
8. Abah Masrokhan, Pengasuh Ponpes Durrotu Aswaja
9. Semua pihak yang telah membantu kelancaran skripsi ini yang tidak bisa penulis
sebut satu persatu.
Semoga skripsi ini dapat bermanfaat dan dapat diamalkan bagi penulis pada
khususnya dan pembaca pada umumnya. Amin.
Semarang, 29 Juli 2013
Penulis
-
viii
ABSTRAK
Khomsatun, Titik, 2013. Perbedaan Aktivitas dan Hasil Pembelajaran MenggunakanLembar Kerja dan Media Fun Works Berdasarkan Kurikulum Permendiknas No.58Tahun 2009. Skripsi, Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini. FakultasIlmu Pendidikan. Universitas Negeri Semarang. Dosen Pembimbing I: Edy Waluyo,M.Pd dan Dosen Pembimbing II: Dra. Istyarini, M.Pd
Kata Kunci: Perbedaan, aktivitas, lembar kerja, media fun works, hasil Pembelajaran,Kurikulum Permendiknas No. 58 tahun 2009
Pendidikan anak usia dini pada hakikatnya untuk membantu menstimulasi anak tumbuhdan berkembang sesuai tingkat perkembangannya dengan dilandasi hasil studimultidisiplin. Pembelajaran merupakan proses komunikasi melalui media pembelajaranbaik berupa lembar kerja atau media fun works supaya pesan pendidikan yangdisampaikan dapat diterima dengan baik, efektif dan efisien.
Rumusan masalah penelitian ini yaitu apakah ada perbedaan aktivitas dan hasil belajarmenggunakan lembar kerja dan media fun works berdasarkan kurikulum permendiknasNo. 58 tahun 2009. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui perbedaan aktivitas dan hasilbelajar anak menggunakan lembar kerja dan media fun works berdasarkan kurikulumpermendiknas No.58 tahun 2009.
Metode penelitian ini adalah metode eksperimen dengan True Eksperimental designmelalui Pretest-posttest Control Group Design yaitu mengontrol semua variabel luaryang mempengaruhi jalannya eksperimen sebelum dan sesudah diberi perlakuan.Eksperimen dilakukan pada aktivitas dan hasil belajar menggunakan media fun works
Populasi penelitian ini adalah Lembaga PAUD Kecamatan Gunungpati yangmenggunakan lembar kerja pada proses pembelajarannya. Pengambilan sampelmenggunakan teknik Random sampling, yaitu empat RA di Kecamatan Gunungpati.Metode Pengumpulan data melalui dokumentasi, observasi dan angket. Analisis datamenggunakan t paired sample t-test antara pretest-posttest aktivitas dan hasil belajarkelompok kontrol dan eksperimen.
Peningkatan rata-rata aktivitas kelompok kontrol sebesar 7,2 dari rata-rata pretest 86,47menjadi 93,67 nilai posttest yaitu 0,083% sedangkan kelompok eksperimen sebesar21,94 dari rata-rata pretest 88,23 menjadi 110,17 nilai posttest yaitu 0,248%. Peningkatantersebut ditunjukkan dari hasil uji t kelompok kontrol (-3,630
-
ix
Peningkatan tersebut ditunjukkan hasil uji t kelompok kontrol (-4,466
-
x
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ……………………………………………………... i
HALAMAN PENGESAHAN ……………………………………………... . ii
PERNYATAAN ……………………………………………………………… iii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ……………………………………………… iv
PRAKATA ……………………………………………………………………… . v
ABSTRAK ……………………………………………………………………… viii
DAFTAR ISI ……………………………………………………………… .. x
DAFTAR TABEL ……………………………………………………………… ….xv
DAFTAR GAMBAR ……………………………………………………... . xviii
DARTAR LAMPIRAN ……………………………………………………… xix
BAB 1 PENDAHULUAN ……………………………………………… 1
1.1 Latar Belakang ……………………………………………………… 1
1.2 Rumusan Masalah ……………………………………………… 10
1.3 Batasan Masalah ……………………………………………… 11
1.3.1 Lingkup Perkembangan Bahasa ……………………………… 9
1.4 Tujuan Penelitian ……………………………………………… 10
1.5 Manfaat Penelitian ……………………………………………… 12
1.5.1 Bagi Peserta Didik ……………………………………………… 12
1.5.2 Bagi Lembaga dan Guru ……………………………………………… 13
1.5.3 Bagi Peneliti ……………………………………………………… 13
1.5.4 Bagi Pengembang kurikulum ……………………………………… 13
1.5.5 Bagi Orang Tua dan Masyarakat ……………………………………… 14
1.6 Sistematika Penulisan Skripsi ……………………………………… 14
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ……………………………………………… 16
2.1 Aktivitas ……………………………………………………… 16
2.1.1 Pengertian Aktivitas ……………………………………………… 17
2.1.2 Konsep Aktivitas Anak Usia Dini ……………………………… 17
2.2 Pembelajaran ……………………………………………………… 20
-
xi
2.2.1 Pengertian Pembelajaran ……………………………………… 20
2.2.2 Paradigma Pembelajaran ……………………………………… 22
2.2.3 Pembelajaran Untuk Anak Usia Dini ……………………………… 24
2.2.4 Karakteristik Pembelajaran Anak Usia Dini ……………………… 25
2.3 Aktivitas Pembelajaran ……………………………………………… 29
2.3.1 Aktivitas Belajar Anak Usia Dini ……………………………… 30
2.3.2 Teori Pembelajaran ……………………………………………… 31
2.3.3 Asas Pembelajaran Untuk Anak Usia Dini ……………………… 37
2.3.4 Strategi Pembelajaran ……………………………………………… 39
2.3.5 Model Pembelajaran ……………………………………………… 42
2.3.6 Pembelajaran Untuk Mengaktifkan Anak ……………………… 54
2.3.7 Indikator Tingkat Keaktifan Anak ……………………………… 58
2.3.8 Makna Pembelajaran ……………………………………………… 59
2.3.9 Perlengkapan Pembelajaran ……………………………………… 60
2.4 Media Pembelajaran ……………………………………………… 61
2.4.1 Pengertian Media ……………………………………………… 61
2.4.2 Pengertian Media Pembelajaran ……………………………… 62
2.5 Hasil Belajar ……………………………………………………… 63
2.5.1 Faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar Anak ……………… 66
2.5.2 Prinsip dan Syarat Evaluasi Hasil Belajar ……………………… 66
2.5.3 Prosedur Evaluasi Hasil Belajar ……………………………………… 67
2.5.4 Indikator Hasil Belajar Lingkup Perkembangan Bahasa ……………… 68
2.6 Lembar Kerja ……………………………………………………… 69
2.6.1 Pengertian Lembar Kerja ……………………………………… 70
2.6.2 Ciri-Ciri Lembar Kerja ……………………………………………… 71
2.7 Media Fun Works ……………………………………………… 72
2.7.1 Keunggulan dan Kelemahan Media Fun Works ……………………… 74
2.7.2 Landasan Teori Media Fun Works ……………………………… 75
2.8 Implementasi Lembar kerja dan Media Fun works ……………… 80
2.8.1 Implementasi Lembar kerja ……………………………………… 80
2.8.2 Implementasi Media Fun Works ……………………………………… 81
-
xii
2.9 Kurikulum ……………………………………………………… 82
2.9.1 Kurikulum Pendidikan Anak Usia Dini ……………………………… 83
2.9.2 Lingkup Perkembangan Bahasa Untuk Anak Usia 5-6 tahun ……… 83
2.10 Penilaian, Pengukuran atau Evaluasi (Assassment) ……………… 84
2.11 Kerangka Berpikir ……………………………………………… 90
2.11.1 Penjelasan Kerangka Berpikir ……………………………………… 93
2.12 Hipotesis ……………………………………………………………… 94
BAB 3 METODE PENELITIAN ……………………………………… 95
3.1 Populasi dan Sampel ……………………………………………… 95
3.1.1 Populasi ……………………………………………………………… 95
3.2.2 Sampel ……………………………………………………………… 96
3.3 Variabel Penelitian ……………………………………………… 97
3.3.1 Variabel bebas (Independent Variabel) ................................................ 97
3.3.2 Variabel terikat (Dependent Variabel) ................................................ 97
3.3.3 Variabel Kontrol .................................................................................... 98
3.4 Metode Penelitian ……………………………………………… 99
3.4.1 Penyamaan Kondisi Kelas Kontrol dan Eksperimen ……………… 100
3.5 Prosedur Penelitian ……………………………………………… 101
3.5.1 Tahap Pra Lapangan ……………………………………………… 101
3.5.2 Tahap Lapangan ……………………………………………… 101
3.5.3 Tahap Paska Lapangan ……………………………………………… 101
3.6 Metode Pengumpulan Data ……………………………………… 104
3.6.1 Metode Dokumentasi ……………………………………………… 104
3.6.2 Metode Observasi ……………………………………………… 104
3.6.3 Angket (Formatif Test) ……………………………………………… 104
3.7 Instrumen Penelitian ……………………………………………… 106
3.7.1 Lembar Pengamatan Tingkat Keaktifan Anak ……………………… 107
3.7.2 Instrumen Penelitian Hasil Pembelajaran Lingkup Perkembangan Bahasa
Berdasarkan Kurikulum Permendiknas No. 58 Tahun 2009 ……….. 109
3.8 Validitas dan Reliabilitas ……………………………………… 110
3.8.1 Validitas Instrumen ……………………………………………… 110
-
xiii
3.8.2 Reliabilitas Instrumen ……………………………………………… 113
3.9 Analisis Data ……………………………………………………… 115
3.9.1 Analisis Data Awal (Pre test) ……………………………………… 115
3.9.2 Analisis Data Akhir (Posttest) ……………………………………… 115
3.9.3 Uji Kesamaan Dua Varians Data Nilai Pretest-Posttest Kelompok
Kontrol dan Eksperimen ……………………………………………... 115
3.10 Analisis Hasil Angket ……………………………………………… 117
BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ……………………… 119
4.1 Hasil Penelitian ……………………………………………………… 119
4.1.1 Lokasi dan Pelaksanaan Penelitian ……………………………… 119
4.1.2 Jadwal Pelaksanaan Penelitian ……………………………………… 119
4.1.3 Hasil Pengolahan Data ……………………………………………… 120
4.1.4 Hasil Penelitian Aktivitas Anak Menggunakan Lembar Kerja dan
Media Fun Works Pada Lingkup Perkembangan Bahasa ……… 120
4.1.5 Perbedaan Aktivitas Anak Menggunakan Lembar Kerja dan Media Fun
Works Pada Lingkup Perkembangan Bahasa ……………………... 129
4.1.6 Hasil Penelitian Hasil Belajar Anak Menggunakan Lembar Kerja dan
Media Fun Works Pada Lingkup Perkembangan Bahasa ……………... 134
4.1.7 Perbedaan Hasil Belajar Anak Menggunakan Lembar Kerja dan Media
Fun Works pada Lingkup Perkembangan Bahasa ……………… 143
4.1.8 Hasil Penelitian Aktivitas Posttest Menggunakan Lembar Kerja dan
Media Fun Works Pada Kelompok Kontrol-Eksperimen ……… 147
4.1.9 Perbedaan Aktivitas Anak Menggunakan Lembar Kerja dan Media
Fun Works Pada Lingkup Perkembangan Bahasa Kelompok Kontrol-
Eksperimen …………………………………………………….. 151
4.1.10 Hasil Penelitian Hasil belajar Posttest Menggunakan Lembar Kerja dan
Media Fun Works Pada Kelompok Kontrol-Eksperimen ……………… 154
4.1.11 Perbedaan Hasil Belajar Menggunakan Lembar Kerja dan Media Fun
Works Pada Lingkup Perkembangan Bahasa Kelompok Kontrol-
Eksperimen ……………………………………………………… 158
4.2 Pembahasan ……………………………………………………… 161
-
xiv
4.2.1 Pembahasan Lembar Kerja ……………………………………… 163
4.2.2 Pembahasan Media Fun Works ……………………………………… 167
BAB 5 PENUTUP ……………………………………………………… 172
5.1 Simpulan ……………………………………………………… 172
5.2 Saran ……………………………………………………………… 174
DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………… 176
LAMPIRAN
-
xv
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
2.1 Perbedaan Aktivitas Positif dan Negatif ……………………………… 16
2.2 Perubahan Paradigma dari Pengajaran Bergeser Menjadi Pembelajaran
………………………………………………………………………….. 23
2.3 Pembelajaran Aktif dan Pasif Menurut De Poter dan Hernacki ……… 55
3.1 Desain penelitian ……………………………………………………… 99
3.2 Rating Scale Aktivitas dan Hasil Pembelajaran Anak ……………… 105
3.3 Kisi-Kisi Tingkat Keaktifan Anak ……………………………… 107
3.4 Kisi-Kisi Hasil Pembelajaran Lingkup Perkembangan Bahasa
Berdasarkan Kurikulum Permendiknas No. 58 Tahun 2009 ……… 109
3.5 Rekapitulasi Validitas Aktivitas Anak ……………………………… 111
3.6 Rekapitulasi Validitas Hasil belajar Anak ……………………… 112
3.7 Iterpretasi nilai r ……………………………………………………… 113
3.8 Rumus statistik yang digunakan dalam uji normalitas ……………… 116
4.1 Lokasi Penelitian ……………………………………………… 119
4.2 Pelaksanaan Penelitian ……………………………………………… 119
4.3 Data Hasil Pretest Aktivitas Kelompok Kontrol ……………… 120
4.4 Kategorisasi Nilai Pretest Kelompok Kontrol ……………………… 120
4.5 Hasil Posttest Aktivitas Kelompok ……………………………… 121
4.6 Kategorisasi Nilai Posttest Kelompok Kontrol Kontrol ……………… 122
4.7 Perubahan Aktivitas Anak Menggunakan Lembar Kerja Pada Kelas
Kontrol ……………………………………………………………… 123
4.8 Data Hasil Pretest Aktivitas Kelompok Eksperimen ……………… 124
4.9 Kategorisasi Nilai Pretest Kelompok Eksperimen ……………… 125
4.10 Data Hasil Posttest Aktivitas Kelompok Eksperimen ……………… 126
4.11 Kategorisasi Nilai Posttest Kelompok Eksperimen ……………… 126
4.12 Perubahan Aktivitas Anak Menggunakan Media Fun works Pada
Kelompok Eksperimen ……………………………………………… 128
-
xvi
4.13 Uji Normalitas Data Pretest Kelompok Kontrol dan Eksperimen
………………………………………………………………………….. 129
4.14 Uji Normalitas Data Posttest Kelompok Kontrol dan Eksperimen
………………………………………………………………………….. 130
4.15 Uji Normalitas Data Pretest-Posttest Kelompok Kontrol dan
Eksperimen ……………………………………………………… 130
4.16 Hasil Uji Homogenitas Pretest Kelompok Kontrol dan Eksperimen
………………………………………………………………………….. 131
4.17 Hasil Uji Homogenitas Data Posttest Kelompok Kontrol dan
Eksperimen ……………………………………………………... 131
4.18 Uji Homogenitas Data Pretest-Posttest Kelompok Kontrol dan
Eksperimen …………………………………………………....... 131
4.19 t-test Kelompok Kontrol ……………………………………………... 132
4.20 t-test Kelompok Eksperimen ……………………………………... 133
4.21 Data Hasil Pretest Hasil Belajar Kelompok Kontrol ……………… 134
4.22 Kategorisasi Nilai Pretest Kelompok Kontrol ……………………… 134
4.23 Data Hasil Posttest Hasil Belajar Kelompok Kontrol ……………… 135
4.24 Kategorisasi Nilai Posttest Kelompok Kontrol ……………………… 136
4.25 Perubahan Hasil Belajar Anak Menggunakan Lembar Kerja Pada
Kelompok Kontrol ……………………………………………… 137
4.26 Data Hasil Pretest Hasil Belajar Kelompok Eksperimen ……………… 138
4.27 Kategorisasi Nilai Pretest Kelompok Eksperimen ……………… 139
4.28 Data Hasil Posttest Hasil Belajar Kelompok Eksperimen ……… 140
4.29 Kategorisasi Nilai Posttest Kelompok Eksperimen ……………… 140
4.30 Perubahan Hasil Belajar Anak Menggunakan Media Fun works Pada
Kelompok Eksperimen ........................................................................ 142
4.31 Uji Normalitas Data Pretest Kelompok Kontrol dan Eksperimen
………………………………………………………………………….. 143
4.32 Uji Normalitas Data Posttest Kelompok Kontrol dan Eksperimen
………………………………………………………………………….. 144
4.33 Uji Normalitas Pretest-Posttest Kelompok Kontrol dan Eksperimen
-
xvii
………………………………………………………………………….. 144
4.34 Hasil Uji Homogenitas Pretest Kelompok Kontrol dan Eksperimen
………………………………………………………………………….. 145
4.35 Hasil Uji Homogenitas Posttest Kelompok Kontrol dan Eksperimen
………………………………………………………………………….. 145
4.36 Uji Homogenitas Pretest-Posttest Kelompok Kontrol dan Eksperimen
………………………………………………………………………….. 145
4.37 t-test Kelompok Kontrol ……………………………………… 146
4.38 t-test Kelompok Eksperimen ……………………………………… 147
4.39 Data Hasil Posttest Aktivitas Kelompok Kontrol-Eksperimen ……… 148
4.40 Kategorisasi Nilai Posttest Kelompok Kontrol-Eksperimen ……… 148
4.41 Perubahan Aktivitas Anak Menggunakan Lembar Kerja Pada Kelas
Kontrol-Eksperimen ……………………………………………… 150
4.42 Uji Normalitas Data Posttest Kelompok Kontrol dan Eksperimen
………………………………………………………………………….. 151
4.43 Hasil Uji Homogenitas Data Posttest Kelompok Kontrol dan
Eksperimen ……………………………………………………… 152
4.44 t-test Kelompok Kontrol-Eksperimen ……………………………… 153
4.45 Data Hasil Posttest Hasil Belajar Kelompok Kontrol-Eksperimen
………………………………………………………………………….. 154
4.46 Kategorisasi Nilai Posttest Kelompok Kontrol-Eksperimen ……… 154
4.47 Perubahan Hasil Belajar Anak Menggunakan Lembar Kerja Pada
Kelompok Kontrol-Eksperimen ……………………………………… 157
4.48 Uji Normalitas Data Posttest Kelompok Kontrol dan Eksperimen
………………………………………………………………………….. 158
4.49 Hasil Uji Homogenitas Data Posttest Kelompok Kontrol-Eksperimen
………………………………………………………………………….. 159
4.50 t-test Kelompok Kontrol ……………………………………………… 160
-
xviii
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
2.1 Proses Komunikasi …………………………………………….. 63
2.2 Bagan Kerangka Berpikir Penelitian ………………………………… 92
3.1 Variabel Penelitian ……………………………………………… 98
3.2 Prosedur Penelitian ……………………………………………… 103
3.3 Pengujian Reliabilitas Gabungan ……………………………………… 114
4.1 Kategorosasi Nilai Pretest Kelompok Kontrol ……………………… 121
4.2 Kategorisasi Nilai Posttest Kelompok Kontrol ……………………… 122
4.3 Kategorisasi Nilai Pretest Kelompok Eksperimen ……………… 124
4.4 Kategorisasi Nilai Posttest Kelompok Eksperimen …………….... 127
4.5 Kategorisasi Nilai Pretest Hasil Belajar Kelompok Kontrol ……… 135
4.6 Kategorisasi Nilai Posttest Hasil Belajar Kelompok Kontrol ……… 136
4.7 Kategorisasi Nilai Pretest Hasil Belajar Kelompok Eksperimen ……... 139
4.8 Kategorisasi Nilai Posttest Hasil belajar Kelompok Eksperimen……… 141
4.9 Kategorisasi Nilai Posttest Kelompok Kontrol ……………………… 149
4.10 Kategorisasi Nilai Posttest Kelompok Eksperimen ……………… 149
4.11 Kategorisasi Nilai Posttest Hasil Belajar Kelompok Kontrol ……… 155
4.12 Kategorisasi Nilai Posttest Hasil Belajar Kelompok Eksperimen …….. 156
-
xix
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1 Daftar Peserta Didik ……………………………………………… 179
2 Perhitungan Validitas Item ……………………………………… 181
3 Hasil Analisis Uji Coba Aktivitas ……………………………… 184
4 Hasil Analisi Uji Coba Hasil belajar ……………………………… 188
5 Perhitungan Reliabilitas Instrumen ……………………………… 192
6 Instrumen Penelitian Aktivitas Anak ……………………………… 193
7 Instrumen Penelitian Hasil Belajar ……………………………… 200
8 Rencana Kegiatan Mingguan Menggunakan Lembar Kerja ……… 207
9 Rencana Kegiatan Mingguan Menggunakan Media Fun works ……… 211
10 Rencana Kegiatan Harian Menggunakan Lembar Kerja ……………… 215
11 Rencana Kegiatan Harian Menggunakan Media Fun Works ……… 230
12 Lembar Evaluasi Pembelajaran Menggunakan Lembar Kerja ……… 245
13 Lembar Evaluasi Pembelajarn Menggunakan Media Fun Works……… 249
14 Kurikulum Permendiknas No.58 Tahun 2009 ……………………… 253
15 Permainan Menggunakan Media Fun works ……………………… 256
16 Gambar Media Fun Works ……………………………………… 257
17 Hasil Pretest Aktivitas Kelompok Kontrol dan Eksperimen ……… 258
18 Uji Normalitas Pretest Aktivitas Anak Pada Kelompok Kontrol dan
Eksperimen ……………………………………………………… 260
19 Uji Homogenitas Pretest Aktivitas Anak Pada Kelompok Kontrol dan
Eksperimen ……………………………………………………… 261
20 Hasil Uji Perbedaan Rata-Rata (T-test) Pretest dan Posttest Kelompok
Kontrol ……………………………………………………………… 262
21 Hasil Posttest Aktivitas Kelompok Kontrol dan Eksperimen ……… 263
22 Uji Normalitas Posttest Aktivitas Anak Pada Kelompok Kontrol dan
Eksperimen ……………………………………………………… 265
23 Uji Homogenitas Posttest Aktivitas Anak Pada Kelompok Kontrol dan
-
xx
Eksperimen ……………………………………………………… 266
24 Hasil Uji Perbedaan Rata-Rata (T-test) Pretest-Posttest Kelompok
Eksperimen ……………………………………………………… 267
25 Hasil Pretest Hasil Belajar Kelompok Kontrol dan Eksperimen ……… 268
26 Uji Normalitas Pretest Hasil Belajar Anak Pada Kelompok Kontrol
dan Eksperimen ……………………………………………………… 270
27 Uji Homogenitas Pretest Hasil Belajar Anak Pada Kelompok Kontrol
dan Eksperimen ……………………………………………………… 271
28 Hasil Posttest Hasil Belajar Kelompok Kontrol dan Eksperimen …….. 272
29 Uji Normalitas Posttest Hasil Belajar Anak Pada Kelompok Kontrol
dan Eksperimen ……………………………………………………… 274
30 Uji Homogenitas Posttest Hasil Belajar Anak Pada Kelompok Kontrol
dan Eksperimen ……………………………………………………… 275
31 Uji Perbedaan Hasil Belajar Antara Pretest-Posttest Kelompok
Kontrol ……………………………………………………………… 276
32 Uji Perbedaan Hasil Belajar Antara Pretest-Posttest Kelompok
Eksperimen ……………………………………………………… 277
33 Uji Perbedaan Aktivitas Anak Antara Posttest Kelompok Kontrol
dengan Kelompok Eksperimen ……………………………………… 278
34 Uji Perbedaan Hasil Belajar Antara Posttest Kelompok Kontrol
dengan Eksperimen ……………………………………………… 279
35 R Tabel (Pearson Product Moment) (Level of Satistics Significance
0.05 and 2 Tailed) ……………………………………………………… 280
36 T Table Statistics ……………………………………………………… 281
37 Surat Keputusan Dekan FIP UNNES ……………………………… 282
38 Ijin Penelitian ……………………………………………………… 283
39 Surat Keterangan Penelitian ……………………………………… 287
40 Dokumentasi ……………………………………………………… 291
-
1
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Lembaga PAUD di Semarang yang didirikan semakin banyak akhir-akhir ini,
Lembaga PAUD yang tergabung dengan IGTKI tahun 2012 sebanyak 28 dan tahun 2013
menjadi 29 lembaga (3,6 %), yang tergabung dengan HIMPAUDI tahun 2012 sebanyak
18 dan tahun 2013 menjadi 27 lembaga (66, 7 %), yang tergabung dengan IGRA dari
tahun 2012-2013 sebanyak 12 lembaga. Semakin tinggi tuntutan masyarakat berharap
anak usia dini terpenuhi hak dan kebutuhannya. Pendidikan Anak usia dini saat ini,
dihadapkan pada bagaimana upaya mempersiapkan anak menuju jenjang pendidikan
selanjutnya secara tepat dan aman. Berlakunya Undang-undang No. 20 Tahun 2003
tentang sistem pendidikan nasional Bab I, pasal I, butir 14 menyatakan bahwa
“Pendidikan Anak usia Dini adalah suatu pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak
lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan
pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar
anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut”.
Pro-kontra tuntutan masyarakat di Era-komunikasi sekarang ini, gurupun lebih
memfokuskan pembelajaran yang berorientasi akademik tanpa memikirkan apakah siswa
tertekan atau merasa menikmati kegiatan pembelajaran. Pada hakikatnya pendidikan anak
usia dini, termasuk didalamnya membantu menstimulasi agar tumbuh dan berkembang
sesuai dengan tingkat perkembangannya (Dunn & kontos, 1997). Stimulasi
-
2
tersebut harus dilakukan secara tepat dan aman, oleh karena itu PAUD harus
dilandasi oleh hasil studi multidisiplin.
Kondisi PAUD di Kecamatan Gungungpati saat ini masih jauh dari target
pencapaian ideal. Diantara permasalahan pokok PAUD yang sangat dilematis yang
disebabkan tuntutan masyarakat terhadap uotput PAUD masih berorientasi akademik,
bukan developmental. Media pembelajaran siap pakai masih sedikit jumlahnya terutama
yang dapat digunakan oleh pendidik dalam “membelajarkan anak”. Stimulasi persiapan
anak menuju jenjang pendidikan lebih lanjut masih menjadi sorotan utama bagi praktik
PAUD di Indonesia. Pertentangan dua kepentingan, yakni kepentingan untuk melejitkan
“prestasi” anak dan kepentingan untuk melindungi anak dari praktik pengajaran yang
merugikan anak.
Fakta riil dilapangan menunjukkan bahwa sebagian pendidik atau lembaga
PAUD masih terus melakukan praktik-praktik semacam itu, padahal sebagaimana
dinyatakan Vygotsky (Bodrova & leong, 1996) cara-cara pemaksaan dalam pembelajaran
tidak akan membuat anak memperoleh ilmu dan pengalaman, tetapi justru akan
kehilangan masa-masa emas proses pemerolehan pembelajaran yang menyenangkan.
Proses pembelajaran merupakan proses komunikasi antara guru (communicator) yang
bertugas menyampaikan pesan pendidikan (massage) kepada anak (Communican).
Menurut Heinich, Molenda, dan Russell (1993) Media adalah alat saluran komunikasi.
Agar pesan pendidikan yang disampaikan guru dapat diterima dengan baik oleh anak
secara efektif dan efisien.
Proses komunikasi diperlukan penyalur pesan yaitu media pembelajaran yang
bermanfaat. Media pembelajaran akan menarik perhatian anak sehingga terasa
-
3
menyenangkan dan membangkitkan minat belajar. Media pembelajaran adalah segala
sesuatu yang digunakan atau disediakan oleh guru dimana penggunanya diintegrasikan
kedalam tujuan dan isi pembelajaran, sehingga dapat membantu meningkatkan kualitas
kegiatan pembelajaran serta mencapai kompetensi pembelajarannya. Sedangkan media
dalam pembelajaran adalah segala bentuk alat komunikasi yang dapat digunakan untuk
meyampaikan pesan/informasi dari sumber kepada anak didik yang bertujuan agar dapat
merangsang pikiran, perasaan, minat dan perhatian anak didik mengikuti kegiatan
pembelajaran. Jika pada pendidikan orang dewasa mengenal istilah learning by doing
(belajar sambil bekerja), pada anak usia dini sewajarnya menerapkan istilah learning by
playing (belajar sambil bermain). Anak akan menganggap kegiatan belajar itu
menyenangkan seperti bermain yang berbentuk permainan yang mudah dipahami.
Permainan di Lembaga PAUD tidak terlepas dari media yang dapat digunakan untuk
menyampaikan pesan dari pengirim pesan kepada penerima pesan sehingga dapat
merangsang pikiran, perasaan dan perhatian anak didik untuk tercapainya tujuan
pendidikan.
Anak usia 5-7 tahun telah memasuki masa prasekolah, yakni masa taman
kanak-kanak/masa persiapan untuk memasuki usia sekolah dasar. Meskipun berada pada
masa prasekolah namun dunianya tetap dunia bermain, maka anak usia prasekolah masih
senang bermain. Piaget menyatakan bahwa permainan adalah proses berpikir (Carol &
Barbara 2008: 23) permainan adalah jalan bagi anak mengembangkan kemampun
menggunakan lambang dan memahami lingkungan mereka. Pembelajaran sebaiknya
menerapkan learning by playing secara maksimal dengan media yang tepat. Hasil
-
4
pembelajaran anak akan sesuai dengan tahap usia perkembangannya yang diperoleh dari
kegiatan pembelajaran yang menyenangkan.
Lembaga PAUD di Kecamatan Gunungpati Semarang sebagian besar
memberikan PR (pekerjaan rumah) dan menggunakan lembar kerja dalam hal ini
termasuk majalah yang merupakan media pembelajaran berupa pemberian tugas. Lembar
kerja yang beredar di Semarang banyak digunakan di Lembaga PAUD di Gunungpati
pada rentang waktu tertentu. Lembar kerja adalah lembaran yang dibuat atau disusun oleh
guru dan diberikan kepada siswa untuk melakukan kegiatan pembelajaran. Bentuk
Lembar kerja sangat bervariasi, baik yang berwarna maupun tidak berwarna,
harganyapun bervariasi dari yang murah hingga yang mahal. Menurut poerwodarminto,
lembar kerja (Majalah) adalah surat kabar berkala yang diterbitkan secara mingguan,
bulanan dan sebagainya. Majalah memiliki andil yang sangat besar sebagai sarana
peningkatan ilmu pengetahuan bagi pembacanya. Selain itu majalah merupakan media
belajar yang mudah dijangkau oleh sekolah dan dapat diperoleh dimana-mana. Namun
demikian, sampai saat ini belum diketahui model majalah yang tepat sehingga dapat
difungsikan guru sebagai pembelajaran.
Perkembangan yang terjadi saat ini, beberapa penerbit swasta bekerjasama
dengan Lembaga PAUD sebagai media penunjang kegiatan pembelajaran. Peredaran
lembar kerja (majalah) tidak hanya lewat toko buku saja melainkan mengedarkan
langsung ke Lembaga PAUD dengan bekerjasama dengan kepala sekolah, yang tentunya
dengan berbagai penawaran yang menarik. Lembar kerja yang digunakan dijadikan
sebagai media pengajaran yang menunjang pelaksanaan pembelajaran di Lembaga PAUD
di Kecamatan Gunungpati Semarang. Stimulasi dengan menggunakan lembar kerja yang
-
5
mengharuskan anak duduk menyimak penjelasan guru, melaksanakan perintah guru, dan
tidak terlibat aktif dalam proses pencarian makna melalui pembelajaran yang
menyenangkan.
Sampul majalah yang beredar di Kota Semarang seringkali bertuliskan
“Sesuai Standar Pendidikan Anak Usia Dini” atau “Sesuai Kurikulum Terbaru
PAUD/KB-TK”. Tulisan tersebut sebagai salah satu jaminan lembar kerja tersebut layak
sebagai media pembelajaran anak di Sekolah. Meskipun majalah dianggap media praktis,
namun isi lembar kerja pada pemberian tugas dari tahun ketahun bersifat monoton dan
belum sesuai dengan pendekatan kurikulum permendiknas No.58 tahun 2009.
Kompetensi dasar yang dituliskan pada bagian atas majalah biasanya dikembangkan
menjadi indikator yang hanya terdapat sedikit perbedaan antara majalah yang
diperuntukkan anak TK A (usia 4-5 tahun) dengan anak TK B (usia 5-6 tahun) bahkan
ada kegiatan pemberian tugas yang sama. Kegiatan pembelajaran dengan menggunakan
lembar kerja, anak belum sepenuhnya terlibat aktif dalam kegiatan pembelajaran.
Proses pembelajaran menggunakan lembar kerja bersifat sementara, yaitu
hanya digunakan pada rentang satu bulan atau sesuai dengan terbitan lembar kerja
tersebut. Apabila terjadi keterlambatan dalam penerbitan atau pendistribusian lembar
kerja di lembaga PAUD, maka tema yang berlangsung sudah berganti sehingga
pembelajaran tematik pada lembar kerja tersebut sudah tidak dapat digunakan. Dilihat
dari cara menyelesaikan lembar kerja pada lingkup perkembangan bahasa lebih baik
dipraktikkan secara langsung untuk memperjelas pembelajaran. Pada indikator
memahami hubungan bunyi dan bentuk huruf, suku kata, kata, tulisan dan yang
melambangkannya tidak akan efektif apabila pembelajarannya menggunakan lembar
-
6
kerja. Bunyi atau suara akan lebih baik apabila dilafalkan dengan lisan atau media yang
menimbulkan bunyi/suara.
Pelaksanaaan pembelajaran aktif di lembaga PAUD menjadi harapan
mempersiapkan anak menuju jenjang pendidikan lebih lanjut sesuai dengan
perkembangan usianya. Hasil penelitian Musfiroh, (2006) menunjukkan bahwa para guru
belum memperoleh cukup bekal untuk membuat kegiatan-kegiatan bermain, serta belum
memiliki kematangan bekal. Prinsip “bermain sambil belajar” atau “belajar melalui
bermain” belum sepenuhnya dilaksanakan sebagai landasan pembelajaran. Sebagian guru
masih memilah antara belajar dan bermain, sehingga ada pengaturan waktu belajar dan
bermain. Belajar diartikan sebagai aktivitas produktif dan bermain sebagai aktivitas tidak
produktif. Padahal, baik belajar maupun bermain merupakan aktivitas yang
komplementer dan integralistik dalam kehidupan anak. Melalui proses pembelajaran
dengan kegiatan yang menyenangkan bagi anak-anak yaitu melalui bermain, diharapkan
dapat merangsang dan memupuk kreativitas anak sesuai dengan potensi yang dimilikinya
untuk pengembangan diri sejak usia dini. Hal ini sejalan dengan apa yang dikemukakan
oleh (Mulyasa, 2005:164) bahwa “Proses pembelajaran pada hakekatnya untuk
mengembangkan aktivitas dan kreativitas peserta didik, melalui berbagai interaksi dan
pengalaman belajar”.
Berdasarkan pemaparan diatas penulis mencoba membedakan dari aktivitas
dan hasil pembelajaran anak dengan menggunakan lembar kerja dan Media fun works
berdasarkan kurikulum permendiknas No.58 tahun 2009. Kurikulum permendiknas yang
dijadikan fokus penelitian adalah pada lingkup perkembangan bahasa, karena pada usia
5-6 tahun bahasa anak terus berkebang. Perbendaharaan kata mereka meluas mencapai
-
7
5000 ke 8000 kata, jumlah kata dalam kalimat bertambah dan struktur kalimat menjadi
lebih rumit. Mereka semakin pandai mengkomunikasikan gagasan dan perasaan mereka
dengan kata-kata (Ninio & Snow, 1996). Anak usia 5-6 tahun juga senang bicara,
bercakap-cakap dan senang menggunakan bahasa untuk meragakan permainan dan cerita.
Apabila pembelajaran lingkup perkembangan bahasa pada anak dikembangkan
menggunakan lembar kerja yang terbatas beberapa lembar saja pada tiap majalah, maka
perkembangan bahasa anak akan terbatasi kesempatannya. Selain itu perkembangan
bahasa anak usia 5-6 tahun dapat belajar kata-kata sulit terkait dengan hal yang mereka
minati (misalnya Tyrannosaurus, Stegosaurus dan Tarantula).
Bahasa menjadi sarana untuk perkembangan baca tulis, salah satu pertanda
paling penting untuk baca tulis adalah perkembangan bahasa (Snow & Tabors, 1998;
Woodward, Haskins, & Schaefer, 2004). Bahasa menjadi sarana akses pengalaman,
perkembangan pengetahuan tentang huruf, dan kemampuan penting lainnya yang perlu
dicapai agar mereka siap menerima manfaat dari instruksi membaca dan berinteraksi
dengan orang lain. Selain itu bahasa bagi anak akan memberi kesempatan menyelidiki
lingkungan mereka dan membangun dasar-dasar untuk belajar baca tulis, mulai terlibat
dan bereksperimen dengan membaca dan menulis. Baca tulis dapat dikembangkan
menggunakan pendekatan seluruh bahasa dan penggunaan metode ilmu bunyi bahasa
(orang baru belajar membaca), apabila jenis bacaan berupa lembar kerja yang mendekati
teks pada kenyataannya sebatas penyelesaian tugas saja.
Media fun works digunakan sebagai media pembelajaran yang dapat
digunakan sebagai media untuk mengembangkan perkembangan bahasa dengan
mempersiapkan sendiri media yang dibutuhkan masing-masing sekolah atau guru/orang
-
8
tua. Media Fun works dapat digunakan di dalam kelas dengan meminimalkan
penggunaan lembar kerja yang bersifat sementara dan kurang bervariasi. Media fun works
dibuat dari gambar, kertas HVS yang sudah tidak digunakan lagi (masih dapat
dimanfaatkan) yang dirancang sedemikian rupa untuk media pembelajaran. Media fun
works disesuaikan dengan tema yang dikembangkan Lembaga PAUD berdasarkan
kurikulum permendiknas No.58 tahun 2009. Media fun works yang dikembangkan
diharapkan dapat membantu Lembaga PAUD atau guru agar anak terlibat aktif dalam
kegiatan pembelajaran.
Prinsip media fun works pada dasarnya mengacu pada alat permainan edukatif
yaitu sesuatu yang dapat digunakan sebagai sarana atau alat permainan yang mengandung
nilai pendidikan dan dapat mengembangkan seluruh aspek kemampuan anak. Media fun
works disini adalah sarana yang dibuat peneliti yang dapat merangsang aktivitas anak
untuk mempelajari sesuatu dengan prinsip learning by playing tanpa anak menyadarinya,
yang bersifat sederhana. Menurut Hughes seorang ahli perkembangan anak dalam
bukunya Children, play, and development (Andang Ismail, 2006: 14), menyatakan bahwa
bermain merupakan hal yang berbeda dengan belajar dan bekerja. Suatu kegiatan yang
disebut bermain harus ada lima unsur didalamnya, yaitu mempunyai tujuan, memilih
dengan bebas, menyenangkan, imajinatif dan anak melakukan secara aktif dan sadar.
Setiap aktivitas bermain selalu didasarkan pada perolehan kesenangan dan kepuasan.
Sebab, fungsi utama bermain adalah untuk relaksasi dan menyegarkan kembali
(Refreshing) kondisi fisik dan mental yang berada diambang ketegangan.
Proses pembelajaran dengan menggunakan media fun works diharapkan anak
ingin bermain dan tampak dorongan keinginan yang demikian besar dalam dirinya. Anak
-
9
melakukannya dengan sukarela, tanpa paksaan, atau mengharapkan penghargaan.
Keinginan anak untuk bermain dengan media fun works, anak akan menemukan sesuatu
yang baru merupakan cermin kerja seorang ilmuwan. Bermain merupakan potensi terbaik
dalam diri anak untuk menumbuhkembangkan minat belajar dan kreativitasnya, maka
anak akan siap mempelajari segala sesuatu untuk mempersiapkan diri menuju jenjang
pendidikan lebih lanjut.
Media fun works akan disusun sedemikian rupa supaya menyenangkan,
gembira dan demokratis sehingga menarik anak untuk terlibat dalam setiap kegiatan
pembelajaran. Hasil pembelajaran anak dengan menggunakan media fun works akan
diperoleh dengan memberikan kesempatan menyenangkan yang dilakukan tanpa beban,
sukarela dan secara spontan. Bermain dengan menggunakan media fun works diharapkan
menjadi cara efektif untuk mempersiapkan anak usia 5-6 tahun untuk menuju jenjang
pendidikan lebih lanjut. Variasi bentuk media fun works memberikan ragam dalam
penggunaannya. Penggunaan media fun works yang digunakan dengan mengacu pada
totalitas, komunikasi, sesuatu yang baru, kognitif, percaya diri, imajinasi, kreatif,
sosialisasi, toleransi dan bekerjasama, motorik kasar dan motorik halus.
Berdasarkan pemaparan tersebut diatas, peneliti berharap pembelajaran
dikelas tidak lagi menjadi pembelajaran pasif dan membosankan bagi anak. Anak lebih
aktif dan menikmati kegiatan pembelajaran di sekolah. Apabila media fun works yang
digunakan di sekolah lebih efektif sebagai media pembelajaran, diharapkan guru dapat
mengembangkan sesuai prinsip “belajar sambil bermain atau belajar dengan bermain”.
Atas dasar tersebut, maka keberadaan lembar kerja dalam bentuk cetakan terutama
majalah yang beredar di Kecamatan Gunungpati perlu dipilah-pilah terlebih dahulu.
-
10
Penelitian ini dilaksanakan untuk mengetahui perbedaan hasil belajar anak menggunakan
lembar kerja dan fun works berdasarkan kurikulum Permendiknas No.58 tahun 2009,
Indeks keaktifan siswa pada kegiatan pembelajaran.
Hasil belajar anak akan menjadi motivasi untuk meningkatkan pembelajaran,
selain mengembangkan ekspresi, fantasi dan imajinasi juga dapat meningkatkan
pemahaman anak terhadap sesuatu. Hasil belajar anak merupakan sesuatu yang terjadi
oleh suatu kerja atau peolehan/output. Hasil pembelajaran anak yang didokumentasi
sebagai bahan evaluasi lembaga PAUD dapat menjadi bahan pertimbangan untuk
mempersiapkan anak menuju pendidikan lebih lanjut.
Penelitian ini bermaksud untuk membantu menerapkan pembelajaran dengan
prinsip learning by playing atau belajar sambil bermain dan belajar dengan bermain
dengan judul penelitian “Perbedaan Aktivitas dan Hasil Pembelajaran Anak
Menggunakan Lembar Kerja dan Media Fun Works Berdasarkan Kurikulum
Permendiknas No.58 Tahun 2009”. Berdasarkan pemaparan tersebut peneliti berharap
bahwa pembelajaran pada Anak Usia Dini dapat meningkatkan keaktifan anak agar siap
menuju jenjang pendidikan lebih lanjut.
1.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah Perbedaan aktivitas dan hasil pembelajaran anak
menggunakan lembar kerja dan fun works berdasarkan kurikulum Permendiknas No.58
tahun 2009 adalah sebagai berikut:
1) Apakah ada perbedaan tingkat keaktifan anak pada pembelajaran yang menggunakan
lembar kerja dan media fun works?
-
11
2) Apakah ada perbedaan hasil pembelajaran anak dengan menggunakan lembar kerja
dan media fun works?
1.3 Batasan Masalah
Luasnya pembelajaran di lembaga PAUD maka peneliti memberikan
pembatasan masalah pada tingkat pencapaian perkembangan lingkup perkembangan
bahasa berdasarkan kurikulum permendiknas No.58 tahun 2009. Indikator yang
dikembangkan adalah sebagai berikut:
1.3.1 Lingkup perkembangan Bahasa
1.3.1.1 Menerima Bahasa
1) Mengerti beberapa perintah secara bersamaan.
2) Mengulang kalimat yang lebih kompleks.
3) Memahami aturan dalam suatu permainan.
1.3.1.2 Mengungkapkan Bahasa
1) Menjawab pertanyaan yang lebih kompleks.
2) Menyebutkan kelompok gambar yang memiliki bunyi yang sama.
3) Berkomunikasi secara lisan, memiliki perbendaharaan kata, serta
mengenal simbol-simbol untuk persiapan membaca, menulis dan
berhitung.
4) Menyusun kalimat sederhana dalam struktur lengkap (pokok kalimat-
predikat-keterangan).
5) Memiliki lebih banyak kata-kata untuk mengekpresikan ide pada orang
lain.
-
12
6) Melanjutkan sebagian cerita/dongeng yang telah diperdengarkan.
1.3.1.3 Keaksaraan
1) Menyebutkan simbol-simbol huruf yang dikenal.
2) Mengenal suara huruf awal dari nama benda-benda yang ada disekitarnya.
3) Menyebutkan kelompok gambar yang memiliki bunyi/huruf awal yang
sama.
4) Memahami hubungan antara bunyi dan bentuk huruf.
5) Membaca nama sendiri.
6) Menuliskan nama sendiri.
1.4 Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1) Mengetahui perbedaan tingkat keaktifan anak pada pembelajaran dengan
menggunakan lembar kerja dan media fun works
2) Mengetahui perbedaan hasil pembelajaran anak dengan menggunakan
lembar kerja media fun works.
1.5 Manfaat Penelitian
Hasil penelitian perbedaan aktivitas dan hasil pembelajaran anak menggunakan
lembar kerja dan dengan fun works berdasarkan kurikulum Permendiknas No.58 tahun
2009 yang digunakan Lembaga PAUD diharapkan memberi kontribusi sebagai berikut:
-
13
1.5.1 Bagi Peserta Didik
1) Anak memiliki kesempatan untuk menggali potensi dirinya secara aktif
serta dapat tumbuh dan berkembang secara optimal
2) Anak benar-benar siap menuju jenjang pendidikan lebih lanjut tanpa
merasa terbebani dan terpaksa.
3) Hasil pembelajaran anak dapat mencapai tingkat pencapaian
perkembangan berdasarkan kurikulum permendiknas No.58 tahun 2009
1.5.2 Bagi Lembaga dan Guru
1) Sebagai masukan bagi guru agar dapat memanfatkan media pembelajaran
yang menunjang untuk mempersiapkan anak menuju jenjang pendidikan
lebih lanjut
2) Sebagai bahan pertimbangan dalam memilih dan menentukan lembar
Kerja yang akan digunakan oleh siswa sebagai penunjang pembelajaran.
3) Diharapkan guru dapat mengimplementasikan pembelajaran “bermain
sambil belajar dan belajar dengan bermain” dengan media fun works
4) Guru dapat menggunakan variasi media yang disertai permainan
menyenangkan berdasarkan kurikulum permendiknas No.58 tahun 2009.
1.5.3 Bagi Peneliti
1) Peneliti memperoleh pengalaman langsung pelaksanaan pembelajaran
yaitu mengetahui perbedaan aktivitas dan hasil pembelajaran anak
menggunakan lembar kerja dan media fun works berdasarkan kurikulum
Permendiknas no.58 tahun 2009
-
14
2) Peneliti dapat mengembangkan kurikulum Permendiknas No.58 tahun
2009 untuk membentuk generasi berkualitas dan mengembangkan potensi
luar biasa pada diri masing-masing anak.
1.5.4 Bagi Pengembang kurikulum
1) Sebagai bahan pertimbangan untuk menyeleksi dan menentukan kelayakan
lembar kerja (majalah) yang ditinjau dari beberapa aspek berdasarkan
kurikulum Permendiknas No.58 tahun 2009
2) Para pemegang kebijakan sepenuhnya memihak pada kepentingan anak
1.5.5 Bagi Orang Tua dan Masyarakat
1) Masyarakat tidak lagi menuntut terhadap Lembaga PAUD dengan uotput
yang berorientasi akademik, tetapi berorientasi developmental.
2) Terciptanya sumber belajar siap pakai berupa media fun works yang dapat
digunakan oleh pendidik dan orang tua dalam “membelajarkan anak”.
1.6 Sistematika Penulisan Skripsi
Skripsi ini terdiri atas beberapa bagian yang masing-masing diuraikan sebagai
berikut:
1. Bagian awal skripsi, terdiri dari halaman judul, halaman pengesahan, pernyataan,
motto, persembahan, kata pengantar, abstrak, daftar isi, daftar gambar dan daftar
tabel.
2. Bagian isi, merupakan bagian yang pokok dalam skripsi yang terdiri dari lima bab
sebagai berikut:
-
15
BAB I : Pendahuluan berisi tentang latar belakang masalah, rumusan masalah,
batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika
penulisan.
BAB II :Tinjauan Pustaka berisi tentang teori-teori yang mendukung dan
berkaitan dengan permasalahan skripsi sehingga dapat dijadikan sebagai
teori penunjang yang menjadi dasar-dasar disusunnya skripsi.
BAB III : Metode penelitian berisi tentang langkah atau proses penelitian. Bab ini
meliputi identifikasi masalah, perumusan masalah, studi pustaka,
pemecahan masalah, dan penarikan simpulan.
BAB IV : Hasil dan pembahasan berisi tentang hasil penelitian dan Pembahasan
yang mengkaji perbedaan aktivitas dan hasil Pekerjaan anak dengan
menggunakan majalah dan media fun works berdasarkan kurikulum
permendiknas No. 58 tahun 2009.
BAB V : Penutup berisi tentang simpulan dari pembahasan dan saran-saran yang
berkaitan dengan simpulan sehingga bermanfaat bagi penulis dan
pembaca.
3. Bagian akhir, merupakan bagian yang terdiri atas daftar pustaka yang bertujuan
untuk memberikan informasi tentang semua buku, sumber, jurnal dan literatur
lainnya yang digunakan dalam penulisan skripsi ini yang dijadikan penulis sebagai
acuan penulisan skripsi.
-
16
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Aktivitas
Setiap individu memiliki aktivitas untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
Aktivitas adalah suatu kegiatan. Aktivitas ada dua macam yakni aktivitas positif dan
aktivitas negatif. Aktivitas positif adalah suatu kegiatan yang dilakukan atas dirinya
sendiri maupun kehendak orang lain yang bersifat serius/sungguh-sungguh,
menggunakan waktu secara efektif yang dilakukan untuk sesuatu yang
berguna/bermanfaat. Aktivitas negatif adalah kegiatan yang dilakukan atas diri sendiri,
bebas, apabila atas kehendak orang lain akan dilakukan tanpa paksaan dengan tujuan
untuk memperoleh kesenangan pada waktu mengadakan kegiatan tersebut. Berikut adalah
tabel perbedaan aktivitas positif dan negatif (Dani, 2009:20)
Tabel. 2.1 Perbedaan Aktivitas Positif dan Negatif
NoPerbedaan Aktivitas
Positif Negatif1 Serius/Sungguh-sungguh Keasyikan/remeh-temeh2 Kadang-kadang dipaksa Tanpa paksaan sama sekali3 Berarti/berguna: bekerja Tidak berarti/tidak berguna:
bermain4 Waktu efektif Waktu tidak efektif5 Terikat oleh syarat tertentu Bebas/tidak terikat6 Pokok/Utama Sebagai penunjang/pelengkap7 Berorientasi hasil/materi Kesenangan/hiburan8 Ditujukan orang dewasa Ditujukan untuk anak-anak9 Terkadang mengeluarkan biaya Tidak mengeluarkan biaya
-
17
Aktivitas adalah bagaimana mengubah sesuatu yang kita pikirkan dari suara hatimenjadi sesuatu yang kita jalani baik kegiatan positif atau negatif.Aktivitas positif adalah suatu kegiatan yang bersifat serius, dilakukan denganpaksaan, berguna, penggunaan waktu efektif, terikat syarat tertentu, bersifat utama,berorientasi pada hasil yang ditujukan orang dewasa dengan mengeluarkan biaya.Aktivitas negatif adalah suatu kegiatan yang bersifat remeh, dilakukan atas kehendaksendiri dengan bebas pada waktu yang tidak efektif, bersifat sebagai pelengkap untukkesenangan, ditujukan untuk anak-anak yang tidak mengeluarkan biaya
2.1.1 Pengertian Aktivitas
Pengertian aktivitas menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia berarti kegiatan,
usaha, kekuatan, ketangkasan serta kegairahan. Aktivitas adalah suatu energi atau
keadaan bergerak di mana manusia memerlukannya untuk memenuhi kebutuhan
hidupnya (2011). Sedangkan menurut Syaifudin (2010) kegiatan adalah upaya yang
dilakukan dalam jangka waktu tertentu. Aktivitas anak usia dini adalah kegiatan yang
dilakukan anak pada proses belajar anak usia dini yang menitikberatkan pada usaha
belajar sambil beraktivitas. Aktivitas anak usia dini merupakan aktivitas yang sesuai
dengan karakteristik anak usia dini yaitu bermain/aktivitas negatif.
2.1.2 Konsep Aktivitas Anak Usia Dini
Setiap bentuk aktivitas hidup yang mengarah pada tujuan peningkatan kualitas
diri dengan cara tertentu, terutama memberdayakan seluruh atau sebagian panca indra
secara sadar dan sengaja dapat dinamakan belajar. Begitu pula dengan konsep aktivitas
anak usia dini tujuannya untuk mengoptimalkan kinerja panca indra supaya menghasilkan
keahlian, pengetahuan dan ketrampilan baru sesuai karakteristik anak.
Aktivitas anak usia dini adalah kegiatan yang dilakukan anak usia 0-6 tahun atas
kehendak sendiri maupun orang lain sesuai dengan karakteristiknya (bermain) untuk
memenuhi kebutuhannya dalam jangka waktu tertentu.
-
18
Montessori (Seldin 2011: 18) mengatakan bahwa: “Anak yang diperlakukan
dengan hormat untuk mencoba aktivitas baru akan lebih siap belajar untuk melakukan
hal-hal bagi dirinya sendiri. Anak lebih percaya bahwa dirinya mampu dan mandiri
apabila diberi kebebasan belajar untuk memilih aktivitas yang mereka inginkan, dan
berkreasi selama yang mereka mau, menarik minatnya, mencoba eksplorasi baru,
mengatur komunitasnya sendiri dan mengembangkan ketrampilan kepemimpinan” .
Anak usia dini beraktivitas dengan caranya sendiri yaitu melalui bermain.
Bermain merupakan cara belajar yang sangat penting bagi anak usia dini. Guru dan orang
tua sering mengajarkan anak sesuai jalan pikiran orang
dewasa, seperti melarang anak untuk bermain. Akibatnya apa yang diajarkan orang tua
sulit diterima anak dan banyak hal yang disukai anak dilarang oleh
orangtua; sebaliknya banyak hal yang disukai orangtua tidak disukai anak. Untuk itu
orang tua dan guru perlu memahami hakikat perkembangan
anak dan hakikat PAUD agar dapat memberi pendidikan yang sesuai dengan jalan
pikiran anak.
Proses pendidikan yang bersifat holistik pada aktivitas anak usia dini, proses
sama pentingnya dengan hasil. Aktivitas anak usia dini akan berdaya guna apabila
indikator dibawah ini dapat tercapai secara maksimal. Adapun indikator komponen
aktivitas adalah sebagai berikut:
1) Totalitas, yaitu perilaku serius, asyik dan menikmati dengan permainan media yang
sedang ia mainkan.
-
19
2) Komunikasi (Oral activities), yaitu anak dapat merkomunikasi dari ide-ide dan
imajinasi yang ada dalam pikirannya, dengan bertanya/menjawab pertanyaan,
bercakap-cakap, berdialog atau bercerita sederhana.
3) Inovatif/sesuatu yang baru, yaitu media yang baru, permainan baru yang akan tercipta
sikap yang baru pula dari anak.
4) Kognitif (Mental activities), yaitu anak dilatih untuk merealisasikan ide-ide dan
imajinasi dalam pikirannya untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi dalam
permainannya
5) Percaya diri (Emotional activities), yaitu anak akan merasa nyaman ketika bermain
dengan teman-temannya, menunjukan hasil karyanya dan tidak merasa minder ketika
melakukan kesalahan
6) Imajinasi, yaitu anak dapat melakukan apa saja sesuai imajinasinya dengan sarana
media yang disediakan
7) Kreatif, yaitu media dapat dikreasikan dengan permainan yang dapat dilakukan oleh
anak.
8) Sosialisasi, yaitu anak dapat menghargai orang lain, tidak memaksakan kehendak,
toleransi dan bekerjasama baik dengan teman maupun guru
9) Motorik kasar dan motorik halus yaitu media dapat digunakan dengan berbagai variasi
yang dapat mendukung perkembangan motorik kasar dan motorik halus anak.
10) Pengamatan (Visual activities) yaitu anak mampu membaca, memperhatikan dan
mengamati pembelajaran
Konsep aktivitas anak usia dini adalah kegiatan anak yang dapat mengaktifkanunsur totalitas, komunikasi, inovatif, kognitif, percaya diri, imajinasi, sosialisasi,motorik kasar dan motorik halus serta pengamatan
-
20
2.2 Pembelajaran
2.2.1 Pengertian Pembelajaran
Pembelajaran untuk anak usia dini akan lebih bermakna apabila pembelajaran
dilakukan dengan menggabungkan suatu tema pada kehidupan nyata, karena akan lebih
menarik dan lebih cepat dipahami oleh anak. Pembelajaran dilakukan dengan melihat
keseluruhan materi yang akan disampaikan dan mengkombinasikan seluruh aspek
kemampuan anak usia dini. Menurut Feuestein (Gunawan 218: 2004) mengatakan bahwa:
”Kecerdasan anak dapat dimodifikasi (Modifiable Intelligence) antara kemampuan
kognitif dengan dasar pengalaman yang dialami anak”
Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
pasal 1 menyatakan bahwa, pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan
pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Menurut Dimyati dan
Mudjiono (Sagala, 2003) “Pembelajaran adalah kegiatan guru secara terprogram dalam
desain instruksional, untuk membuat siswa belajar secara aktif, yang menekankan pada
penyediaan sumber belajar”
Menurut Nana Sujana 1990 dalam Purwati 2011 didalam Tinjauan Pustaka
mengatakan bahwa proses belajar mengajar yang optimal mempunyai ciri-ciri (1)
Kepuasan dan kebanggaan yang dapat menumbuhkan motivasi belajar pada diri anak, (2)
Menambah keyakinan akan kemampuan diri anak, (3) Hasil belajar anak bermakna bagi
anak, (4) hasil belajar anak diperoleh siswa secara menyeluruh, (5) kemampuan siswa
untuk mengontrol dan menilai kemampuannya.
Sudjana dalam Ramli (2010) menjelaskan bahwa pembelajaran adalah fungsi
pendidik untuk membelajarkan peserta didik terhadap materi pelajaran untuk mencapai
-
21
hasil belajar yang menimbulkan pengaruh belajar. Definisi pembelajaran tersebut
mengandung berbagai fungsi seperti membantu, membimbing, melatih, memelihara,
merawat, menumbuhkan, mendorong, membentuk, meluruskan, menilai, dan
mengembangkan.
Peraturan Pemerintah RI No. 19/2005 pasal 19 (2010) bahwa: “Proses
pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif,
menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta
memberikan ruang yang cukup untuk berprakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai
dengan bakat, minat dan perkembangan fisik serta psikologi peserta didik”
Alan Roger (2003) menyatakan “Pembelajaran sebagai sebuah produk dan
sebuah proses tentang pembelajaran tugas-sadar atau kemahiran, serta pembelajaran sadar
atau terformalisasikan”. Pembelajaran sebagai sebuah produk didefinisikan sebagai
perubahan dalam perilaku atau adanya sebuah hasil yang bisa diakui dan dilihat yang
menyoroti pembelajaran yang krusial (perubahan). Pembelajaran sebagai sebuah proses
yakni ada sebuah perhatian dengan apa yang terjadi ketika pembelajaran berlangsung,
pembelajaran bisa diajarkan sebagai sebuah proses yang dengannya perubahan perilaku
terjadi sebagai hasil dari pengalaman.
Pembelajaran menurut Saljo (1979) adalah sebagai berikut:
1. Pembelajaran sebagai sebuah peningkatan pengetahuan kuantitatif yaitu
mendapatkan informasi atau mengetahui banyak hal.
2. Pembelajaran sebagai proses mengingat yaitu menyimpan informasi yang bisa
direproduksi
-
22
3. Pembelajaran sebagai proses memperoleh fakta-fakta, ketrampilan, dan metode yang
dapat dikuasai dan digunakan sesuai kebutuhan
4. Pembelajaran sebagai proses memahami atau mengabstraksikan makna yaitu
melibatkan satu sama lain antara subyek permasalahan dengan dunia nyata
5. Pembelajaran sebagai proses penafsiran dan pemahaman akan realitas dalam sebuah
cara yang berbeda yaitu dengan menafsirkan kembali pengetahuan (Mark, 2010: 30).
2.2.2 Paradigma Pembelajaran
Pembelajaran pada UU Sisdiknas No.20/2003 menunjuk peranan siswa aktif
sekaligus mengoreksi peranan dominan guru. Perubahan paradigma pendidikan dari
pengajaran bergeser menjadi pembelajaran. Perubahan paradigma dari pengajaran
bergeser menjadi pembelajaran dapat dibandingkan dalam tabel berikut:
Pembelajaran adalah kegiatan yang dilakukan berdasarkan rencana yangterorganisir secara sistematis yang mencakup tujuan pembelajaran, materipembelajaran melalui kegiatan pembelajaran yang mencakup metode, mediapembelajaran, evaluasi pembelajaran, dan umpan balik evaluasi pembelajaran.
-
23
Tabel 2.2 Perubahan Paradigma dari Pengajaran Bergeser Menjadi Pembelajaran
No Pengajaran Pembelajaran1 Berpusat pada guru Berpusat pada anak/pembelajar2 Guru dominan dalam aktor kelas Guru sebagai fasilitator (penulis skenario)
3Suasana “tertib”, tenang, kaku danmembosankan
Suasana “Hidup”, menyenangkan, daninteraktif
4Anak terlibat dalam kompetensidengan siswa lain, dengan motivasimengalahkan teman
Siswa didorong bekerjasama mencapaitujuan. Tolong-menolong dalammemecahkan masalah dan bertukar pikiran
5
Anak adalah tempat gurumencurahkan pengetahuan(banking system). Prestasinyaadalah sejumlah hapalan/reproduksipengetahuan
Anak adalah pelaku proses pengalamanmengambil keputusan, memecahkanmasalah, menganalisis dan mengevaluasi.Kegiatan intelektual memproduksipengetahuan
6Evaluasi oleh guru bersifatmenyeleksi dan merangkingkuantitas hapalan
Evaluasi oleh anak bersifat refleksi danberperan memperbaiki proses untukmeningkatkan prestasi
7Sumber belajar buku teks dan guru
Sumber belajar adalah pengalamaneksplorasi mandiri dan pengalamankeberhasilan temannya dalammemecahkan masalah
8 Tempat belajar sebatas ruang kelas Tempat belajar seluas jagat raya
Pengajaran merupakan kegiatan yang dilakukan didalam kelas, kegiatan berpusatpada guru (guru sebagai aktor kelas), suasana tertib, tenang, kaku dan membosankan.Anak terlibat dalam kompetensi dengan motivasi mengalahkan teman, anak adalahtempat mencurahkan pengetahuan berupa reproduksi pengetahuan dengan sumberbelajar berupa buku teks dan guru.Pembelajaran merupakan kegiatan yang dilakukan baik didalam/luar kalas, kegiatanberpusat pada anak, guru sebagai fasilitator dengan suasana hidup, menyenangkan,interaktif. Siswa didorong bekerjasama mencapai tujuan, tolong menolong dalammemecahkan masalah, menganalisis, mengevaluasi kegiatan intelektual,memproduksi pengetahuan, evaluasi bersifat refleksi yang memperbaharui prosesmeningkatkan prestasi dan sumber belajar merupakan pengalaman eksplorasi mandiridan pengalaman keberhasilan temannya dalam memecahkan masalah
-
24
2.2.3 Pembelajaran Untuk Anak Usia Dini
Pembelajaran anak usia dini/TK pada hakikatnya adalah pembelajaran yang
berorientasi bermain (belajar sambil bermain dan bermain sambil belajar), pembelajaran
yang berorientasi perkembangan yang lebih banyak memberi kesempatan kepada anak
untuk dapat belajar dengan cara-cara yang tepat. Setiap kegiatan harus mencerminkan
jiwa bermain, yaitu senang, merdeka, volunter, dan demokratis. Setiap permainan yang
diberikan harus diberi muatan pendidikan sehingga anak dapat belajar. Bermain adalah
sebuah kegiatan yang berulang-ulang yang menimbulkan rasa senang dan puas bagi anak.
Bermain sebagai sarana bersosial, kesempatan bereksplorasi, mengekspresikan perasaan,
berkreasi dan menemukan sarana pembelajaran yang menyenangkan sekaligus sebagai
wahana pengenalan diri dan lingkungan sekitar anak mendapati kehidupannya (Trianto,
2011: 28).
Pembelajaran menurut Sudjana (2000) adalah upaya pendidik untuk
membantu peserta didik melakukan kegiatan belajar. Surya (2004) menyatakan bahwa,
pembelajaran ialah suatu proses yang dilakukan oleh individu untuk memperoleh suatu
perubahan perilaku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil dari pengalaman individu
itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Definisi tersebut menunjukan bahwa
pembelajaran sebagai usaha memperoleh perubahan perilaku dalam diri individunya.
Proses pembelajaran merupakan aktivitas yang menghubungkan anak dengan subyek dan
berkaitan dengan dunia nyata (Utomo, 2010: 28).
Beberapa pengertian pembelajaran adalah sebagai berikut:
1. Menurut teori behavioristik pembelajaran adalah suatu usaha guru membentuk
tingkah laku yang diinginkan dengan menyediakan lingkungan, agar terjadi
-
25
hubungan dengan subjek belajar serta perlu diberikan reinforcement untuk
meningkatkan motivasi kegiatan belajar.
2. Menurut teori kognitif pembelajaran adalah cara guru memberikan kesempatan
kepada siswa untuk berpikir agar memahami apa yang dipelajari.
3. Menurut teori Gestalt, pembelajaran adalah usaha guru memberikan mata pelajaran
sedemikian rupa sehingga siswa lebih mudah mengaturnya menjadi suatu yang
bermakna (pola bermakna). Bantuan guru diperlukan untuk mengaktualkan potensi
yang terdapat pada diri siswa.
4. Menurut teori Humanistik, pembelajaran adalah memberikan kebebasan kepada si
belajar untuk memilih bahan pelajaran dan cara mempelajarinya sesuai dengan minat
dan kemampuannya (Haryanto 2003:8).
2.2.4 Karakteristik Pembelajaran Anak Usia Dini
Anak memiliki karakteristik yang berbeda dengan orang dewasa dalam hal
belajar. Karakteristik cara belajar anak merupakan fenomena yang harus dipahami dan
dijadikan acuan dalam merencanakan dan melaksanakan pembelajaran untuk anak usia
dini. Adapun karakterisktik cara belajar anak menurut Masitoh dkk. (2009: 6.9 – 6.12)
adalah :
1. Anak belajar melalui bermain.
Pembelajaran untuk anak usia dini adalah mempersiapkan anak untuk siapbelajar (ready to learn), yaitu siap belajar berhitung, membaca dan menulis yangmengembangkan aspek moral agama, emosional, sosial, fisik-motorik,kemampuan berbahasa, seni, dan intelektual, membimbing anak yang premoralagar berkembang ke arah moral realism dan moral relativism, dari yang bersifategosentris-individual ke arah prososial dan sosial-komunal, melatih anakmengenal jati diri (Self-identity), menghargai dirinya (self-esteem), dankemampuan akan dirinya (self-efficacy).
-
26
2. Anak belajar dengan cara membangun pengetahuannya.
3. Anak belajar secara alamiah
Anak belajar paling baik jika apa yang dipelajarinya mempertimbangkan
keseluruhan aspek pengembangan, bermakna, menarik, dan fungsional. Kegiatan
pembelajaran pada anak usia dini, menurut Sujiono dan Sujiono (Yuliani Nurani Sujiono,
2009: 138), pada dasarnya adalah pengembangan kurikulum secara konkret berupa
seperangkat rencana yang berisi sejumlah pengalaman belajar melalui bermain yang
diberikan pada anak usia dini berdasarkan potensi dan tugas perkembangan yang harus
dikuasainya dalam rangka pencapaian kompetensi yang harus dimiliki oleh anak.
Atas dasar pendapat di atas dapat dinyatakan bahwa pembelajaran untuk anak
usia dini memiliki karakteristik sebagai berikut:
1. Belajar, bermain, dan bernyanyi
Pembelajaran untuk anak usia dini menggunakan prinsip belajar, bermain, dan
bernyanyi (Slamet Suyanto, 2005: 133). Pembelajaran untuk anak usia dini diwujudkan
sedemikian rupa sehingga dapat membuat anak aktif, senang, bebas memilih. Anak-anak
belajar melalui interaksi dengan alat-alat permainan dan perlengkapan serta manusia.
Anak belajar dengan bermain dalam suasana yang menyenangkan. Hasil belajar anak
menjadi lebih baik jika kegiatan belajar dilakukan dengan teman sebayanya. Dalam
belajar, anak menggunakan seluruh alat inderanya.
2. Pembelajaran yang berorientasi pada perkembangan
Pembelajaran yang berorientasi pada perkembangan mengacu pada tiga hal
penting, yaitu : 1) berorientasi pada usia yang tepat, 2) berorientasi pada individu yang
tepat, dan 3) berorientasi pada konteks sosial budaya (Masitoh dkk., 2005: 3.12).
-
27
Pembelajaran yang berorientasi pada perkembangan harus sesuai dengan
tingkat usia anak, artinya pembelajaran harus diminati, kemampuan yang diharapkan
dapat dicapai, serta kegiatan belajar tersebut menantang untuk dilakukan anak di usia
tersebut.
Praktik pembelajaran yang berorientasi perkembangan menekankan pada hal-
hal sebagai berikut: (1) anak secara holistik, (2) program pendidikan yang bersifat
individual, (3) pentingnya kegiatan yang diprakarsai anak, (4) fleksibel, lingkungan kelas
menstimulasi anak, (5) pentingnya bermain sebagai wahana belajar, (6) kurikulum
terpadu, (7) belajar melalui bekerja, (8) memberikan pilihan kepada anak tentang apa dan
bagaimana caranya belajar, (9) penilaian bersifat kontinu, dan (10) bermitra dengan orang
tua untuk mendukung perkembangan dan belajar anak.
Prinisp-prinsip pembelajaran yang berorientasi perkembangan dapat
diidentifikasi dari beberapa dimensi, sebagai berikut:
1. Menciptakan iklim yang positif dan kondusif untuk belajar.
2. Membantu keeratan kelompok dan memenuhi kebutuhan individu.
3. Lingkungan dan jadwal hendaknya memberi kesempatan kepada anak untuk
berpartisipasi aktif, mengambil inisiatif, melakukan eksplorasi terhadap objek dan
lingkungannya.
4. Pengalaman belajar hendaknya dirancang secara konkret dan memberi kesempatan
kepada anak untuk memilih kegiatannya sendiri.
5. Mendorong anak-anak untuk mengembangkan keterampilan berkomunikasi dan
berbahasa secara menyeluruh yang meliputi kemampuan berbicara, mendengarkan,
membaca dan menulis dini.
-
28
6. Strategi pembelajaran dirancang agar anak dapat berinteraksi dengan anak lainnya
secara individual dan dalam kelompok kecil.
7. Motivasi dan bimbingan diberikan agar anak mengenal lingkungannya,
mengembangkan keterampilan sosial, pengendalian dan disiplin diri.
8. Kurikulum diorganisasikan secara terpadu untuk mengembangkan seluruh aspek
perkembangan anak yang meliputi aspek fisik motorik, sosial emosi, kognitif,
bahasa, dan seni.
9. Penilaian terhadap anak dilakukan secara kontinu, melalui observasi.
10. Mencatat dan mendokumentasikan hal-hal yang telah dilakukan anak dan cara
melakukan kegiatan tersebut.
Manusia merupakan makhluk individu. Perbedaan individual juga harus
manjadi pertimbangan guru dalam merancang, menerapkan, mengevaluasi kegiatan,
berinteraksi, dan memenuhi harapan anak. Selain berorientasi pada usia dan individu
yang tepat, pembelajaran berorientasi perkembangan harus mempertimbangkan konteks
sosial budaya anak. Untuk dapat mengembangkan program pembelajaran yang bermakna,
guru hendaknya melihat anak dalam konteks keluarga, masyarakat, faktor budaya yang
melingkupinya.
Karakteristik pembelajaran PAUD merupakan pembelajaran menggunakanprinsip belajar, bermain, dan bernyanyi sehingga dapat membuat anak aktif,senang, bebas memilih Pembelajaran yang berorientasi pada perkembangan yangsesuai dengan tingkat usia anak, artinya pembelajaran harus diminati, kemampuanyang diharapkan dapat dicapai, serta kegiatan belajar tersebut menantang untukdilakukan anak secara alamiah
-
29
2.3 Aktivitas Pembelajaran
Proses aktivitas belajar harus melibatkan seluruh aspek psikofisis peserta
didik, baik jasmani maupun rohani sehingga akselerasi perubahan perilakunya dapat
terjadi secara cepat, tepat, mudah dan benar, baik berkaitan dengan aspek kognitif, afektif
dan psikomotor. Kegiatan pembelajaran memerlukan sebuah perencanaan agar
pencapaian tujuan pendidikan dapat terselenggara dengan efektif dan efisien. Aktivitas
dalam belajar dapat memberikan nilai tambah (added value) bagi peserta didik berupa:
1) Peserta didik memiliki kesadaran (awareness) untuk belajar sebagai wujud adanya
motivasi internal (driving force) untuk belajar sejati
2) Peserta didik mencari pengalaman dan langsung mengalami sendiri, yang dapat
memberikan dampak terhadap pembentukan pribadi yang integral.
3) Peserta didik belajar berdasarkan minat dan kemampuannya
4) Menumbuhkembangkan sikap disipin dan suasana belajar yang demokratis
dikalangan peserta didik
5) Pembelajaran dilaksanakan secara kongkret sehingga dapat menumbuhkembangkan
pemahaman dan berpikir kritis serta menghindarkan terjadinya verbalisme
6) Menumbuhkembangkan sikap kooperatif dikalangan peserta didik sehingga sekolah
menjadi hidup, sejalan, serasi dengan kehidupan masyarakat disekitarnya.
Aktivitas pembelajaran merupakan kegiatan yang direncanakan agar pencapaian tujuanpendidikan dapat terselenggara dengan efektif dan efisien yang melibatkan seluruhaspek psikofisis peserta didik, baik jasmani maupun rohani sehingga akselerasiperubahan perilakunya dapat terjadi secara cepat, tepat, mudah dan benar, baikberkaitan dengan aspek kognitif, afektif dan psikomotor.
-
30
2.3.1 Aktivitas Belajar Anak Usia Dini
Dierich yang dikutip Hamalik (1980: 288-209) menyatakan, aktivitas belajar
anak usia dini dibagi dalam delapan kelompok yaitu:
1) Kegiatan visual yaitu membaca, melihat gambar, mengamati eksperimen,
demonstrasi, pameran, mengamati orang lain bekerja atau bermain.
2) Kegiatan lisan (oral) yaitu, mengemukakan suatu fakta atau prinsip, menghubungkan
suatu kejadian, mengajukan pertanyaan, memberi saran, mengemukakan pendapat,
berwawancara, diskusi dan interupsi.
3) Kegiatan mendengarkan, yaitu mendengarkan penyajian bahan, mendengarkan
percakapan atau diskusi kelompok, mendengarkan suatu permainan, dan
mendengarkan radio.
4) Kegiatan menulis, yaitu menulis cerita, menulis laporan, memeriksa karangan,
membuat out line atau rangkuman, mengerjakan tes, serta mengisi angket
5) Kegiatan menggambar yaitu menggambar, membuat chart, diagram, pola, dan peta.
6) Kegiatan metrik yaitu melakukan percobaan, memilih alat-alat, melaksanakan
pameran, membuat model, menyelenggarakan permainan, menari dan berkebun.
7) Kegiatan mental yaitu merenungkan, mengingat, memecahkan masalah, menganalisa
faktor-faktor, melihat hubungan, dan membuat keputusan.
8) Kegiatan emosional yaitu minat, membedakan, berani, tenang dan lain-lain
Aktivitas Pembelajaran anak usia dini merupakan kegiatan yang direncanakanagar pencapaian tujuan pendidikan dapat terselenggara dengan efektif dan efisienyang melibatkan kegiatan visual, lisan, mendengarkan, menulis, menggambar,metrik/percobaan, mental dan emosional
-
31
2.3.2 Teori Pembelajaran
Pengikut perspektif pembelajaran (learning perspective) memberikan
perhatian kepada perilaku yang dapat diobservasi. Teoritisi aliran ini mempertahankan
pendapat bahwa perkembangan merupakan hasil pembelajaran (learning), perubahan
didasari oleh pengalaman atau adaptasi kepada lingkungan. Teori aliran pembelajaran
adalah behaviorisme (behaviorism) dan teori pembelajaran sosial (social learning
theory). Behaviorisme adalah teori mekanistik yang mendeskripsikan perilaku yang dapat
diobservasi sebagai respon terhadap pengalaman yang dapat diprediksi. Penelitian
behavioral fokus kepada pembelajaran asosiatif (assosiatif learning), dimana hubungan
mental antara dua peristiwa terbentuk.
Pembelajaran asosiatif adalah classical conditioning (pengkondisian klasik)
dipelopori oleh Ivan Pavlov, John B Watson dan operant conditioning (pengkondisian
operant) dipelopori oleh B. F. Skinner. Teori Pembelajaran sosial dipelopori Albert
Bandura yang menyatakan bahwa dorongan utama perkembangan bersumber dari orang.
Teori ini ada dua macam yaitu (1) pembelajaran sosial klasik menyatakan bahwa orang
belajar perilaku sosial dengan mengobservasi dengan mengimitasi model disebut
pembelajaran observasional (2) Teori kognitif Bandura yaitu proses kognitif terjadi saat
seseorang mengamati model dan secara mental menyatukan pola kepingan kedalam
sebuah pola perilaku baru yang kompleks (Diane 44: 2008).
Teori Pembelajaran merupakan landasan yang mendasari hasil pembelajaran yaituperkembangan dengan perubahan yang didasari oleh pengalaman atau adaptasiterhadap lingkungan yang dapat diprediksi melalui observasi respon terhadapperilaku.
-
32
2.3.2.1 Teori Pembelajaran Aktif
2.3.2.1.1 Teori Organimistik
Jaques Rousseau seorang filsuf Perancis percaya bahwa anak dilahirkan
sebagai “makhluk liar yang bersifat luhur” yang akan berkembang sesuai dengan
kecenderungan alamiah positif kecuali kecenderungan tersebut dikorupsi oleh masyarakat
yang reseptif. Rousseau merupakan pelopor model organismik perkembangan yang
menyatakan bahwa anak sebagai organism yang aktif dan tumbuh yang kemudian dalam
perjalanannya mempengaruhi perkembangan mereka, dorongan perubahan berasal dari
dirinya sendiri. Perilaku manusia adalah sebuah keutuhan organik karena tidak dapat
diprediksi dengan hanya memecah-mecahnya kedalam respon sederhana terhadap
stimulus lingkungan (Diane 35:2008).
2.3.2.1.2 Teori Sosiokultural
Teori Sosiokultural Lev Vygotsky (1896-1934), ia berpendapat untuk
memahami perkembangan kognitif, seseorang harus melihat kepada proses sosial yang
menjadi sumber pikiran anak. Vygotsky menekankan keterlibatan aktif anak dengan
lingkungan mereka, anak belajar melalui interaksi sosial. Aktivitas bersama membantu
anak untuk menanamkan cara berpikir dan bersikap masyarakat mereka serta menjadikan
semua itu sebagai caranya sendiri. Orang dewasa seharusnya membantu mengarahkan
dan mengorganisasi proses pembelajaran sebelum anak mampu menguasai dan
menginternalisanya. Bimbingan ini sangat efektif dalam membantu anak untuk melewati
Zone of proximal development (zona perkembangan antara), kesenjangan antara apa yang
telah dapat mereka lakukan sendiri dan apa yang belum dapat dilakukan seorang dari
mereka (Diane, 2008:56)
-
33
2.3.2.1.3 Teori Active Learning
Menurut Melvin Silberman, belajar bukan konsekuensi ot